Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

HIDROGEN SULFIDA DAN


FERMENTASI KARBOHIDRAT

Nama : Hardjuno Naraya Sukarno


Kelas : XI Kimia Analisis
Pelajaran : Mikrobiologi

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


CARAKA NUSANTARA
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Hidrogen Sulfida
Hidrogen Sulfida (H2S), adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar
dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas
anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas Hidrogen
Sulfida (H2S) juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan
gas alam. H2S dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan manusia,
terutama jika terpapar melalui udara. Paru-paru dapat dengan cepat menyerap
gas H2S ini. Oleh karena itu, sistem pernapasan merupakan organ yang paling
sensitif bila terkena paparan H2S (US EPA, 2003)

1.1.2 Fermentasi Karbohidrat

Salmonella spp. masih merupakan salah satu penyebab utama keracunan makanan
di seluruh dunia. Tidak hanya makanan mentah, makanan siap saji juga tidak
dibenarkan mengandung bakteri dari genus Salmonella. Alasan ”zero tolerance” ini
adalah karena Salmonella spp. dapat menyebabkan penyakit seperti gastroenteritis,
bacteremia, enteric ataupun paratyphoid fever, dan infeksi lokal (abses) (Lindquist,
J. 1998; Baeumler dkk., 2000). Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia
biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-
reagen kimia. Uji lain dapat dilakukan dengan cara melihat kemampuannya
menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi. Uji-uji
biokimia ditujukan untuk memastikan bakteri yang dianalisa benar-benar bakteri
yang kita harapkan. Uji biokimia bertujuan untuk memperkecil kesalahan, karena
beberapa spesies memiliki sifat-sifat yang hampir sama (MacFaddin, 1980).
Berbagai teknik dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi
prevalensi Salmonella spp. pada suatu sampel seperti Enzyme Linked Immuno
Sorbent Assay (ELISA), imunokromatografi, aglutinasi lateks, dan Polymerase
Chain Reaction (PCR) (Peng and Shelef, 1999). Salmonella spp. mampu
memfermentasi glukosa, mannitol, xylosa, ramnosa, dan arabinosa, beberapa strain
memfermentasi laktosa, namun tidak memfermentasi sukrosa. Karakteristik lain
yang dapat diujikan secara biokimia bagi bakteri penyebab salmonellosis ini adalah
kemampuannya dalam mendekarboksilasi lisin dan ornitin, menghasilkan gas
hidrogen sulfida, dan menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon
(Bell and Kyriakides, 2002). Pada penelitian ini dilakukan identifikasi kemampuan
Salmonella spp. dalam memfermentasi karbohidrat

1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian dari uji Hidrogen Sulfida?
2. Bagaimana carauji Hidrogen Sulfida?
3. Apa tujuan uji Hidrogen Sulfida?
4. Apa pengertian fermentasi karbohidrat?
5. Metode apa yang digunakan dalam fermentasi karbohidrat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari uji Hidrogen Sulfida
2. Untuk mengetahui cara uji Hidrogen Sulfida
3. Untuk mengetahui tujuan uji Hidrogen Sulfida
4. Untuk mengetahui pengertian fermentasi karbohidrat
5. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam fermentasi karbohidrat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar teori


2.1.1 Hidrogen Sulfida
Hidrogen Sulfida (H2S), adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen
(aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas
Hidrogen Sulfida (H2S) juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung
berapi dan gas alam Tujuan dari pengujian hidrogen sulfida adalah untuk
mengetahui kemampuan dari mikroorganisme dalam memproduksi Hidrogen
Sulfida seperti sulfur, yang mengandung asam-asam amino atau senyawa sulfur
anorganik.
2.1.2 Fermentasi Karbohidrat
Uji fermentasi dilakukan pada tabung Durham. Gula yang digunakan adalah
glukosa, sukrosa, dan laktosa. Media untuk uji fermentasi karbohidrat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 mL. Isolat khamir sebanyak 1 ose
dari media padat yang telah berumur 48 jam diambil lalu diinokulasikan ke dalam
media uji fermentasi. Setelah itu dilakukan inkubasi selama 7 hari pada suhu
ruang ±28ºC (Sari et al. 2016). Khamir yang melakukan fermentasi dapat
menghasilkan gelembung, ). Apabila tidakdinyatakan tanda ( menghasilkan
gelembung, maka khamir dinilai tidak mampu melakukan fermentasi )yang
dinyatakan dengan tanda ( (Rahmansyah dan Kanti 1999). Uji fermentasi yang
positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna media menjadi kekuningan
(Widiastutik dan Alami 2014).

2.2 Cara fermentasi


Mikroorganisme yang dapat menghasilkan hidrogen sulfida yaitu :
a. Gas H2S mungkin dihasilkan oleh reduksi (hidrogenasi) dari asam amino sistein
yang merupakan komponen pepton yang terdapat pada media. Pepton didegradasi
oleh enzim mikroba menjadi asam-asam amino termasuk sistein. Asam amino ini
dirubah oleh enzim desulfur asesistein sehingga sulfurnya lepas, kemudian direduksi
dengan penambahan hidrogen dari air yang membentuk gas Hidrogen Sulfida.
b. Gas H2S dapat juga dihasilkan dari reduksi senyawa-senyawa belerang anorganik
seperti tiosulfat (S2O3), sulfat (SO4), atausulfit (SO3). Media yang dipakai
mengandung sodium tiosulfat, dimana mikroorganisme mampumereduksi sulfit
dengan membebaskan gas H2S. Atom-atom sulfur bertindak sebagaia septor
hidrogen selama proses oksidasi dans enyawa anorganik.

Dalam uji ini digunakan media SIM yang mengandung pepton dan natrium thiosulfat
sebagai substrat sulfur. Fero-ammonium-sulfat Fe(NH4)SO4 berperan sebagai indikator
H2S dan agar yang membentuk media semisolid sehingga mempertinggi respirasi
anaerob. Gas H2S tidak berwarna dan tidak nampak. Ferro-ammonium-sulfatdalam
media bertindak sebagai indikator yang bereaksidengan gas membentuk suatu endapan
hitam yang tidak larut dan terlihat sebagai garis pada bagian bawah inokulasi. Tidak
adanya endapan hitam ini menunjukkan hasil uji negatif. SIM agar juga bisa digunakan
untuk uji motilita sorganisme

2.3 Karakteristik dari Gas Hidrogen Sulfida (H2S)

1. Sangat beracun dan mematikan


2. Tidak Berwarna
3. Lebih Berat Dari udara sehingga cendrung berkumpul dan diam pada daerah yang
rendah
4. Dapat terbakardengan nyala api berwarna biru dan hasil pembakarannya gas sulfur
Dioksida (SO2) yang juga merupakan gas beracun
5. Sangat Korosif mengakibatkan berkarat pada logam tertentu
6. Pada konsentrasi yang rendah berbau seperti telurbusuk dandapat melumpuhkan
indera penciuman manusia

2.4 Cara Kerja Uji Hidrogen Sulfida


a. Beri label tiap tabung SIM agar dengan nama bakteri yang akand inokulasi
b. Dengan teknik aseptik, inokulasi kan bakteri kedalam tiap tabung yang sudah diberi
label nama bakteri dengan cara tusuk memakai sengkelit jarum.
c. Inkubasikan semua tabung pada suhu 37°C selama 24-48 jam

2.5 Pengamatan Uji Hidrogen Sulfida


1. Amati ada tidaknya warna hitam disepanjang tusukan sengkelit jarum pada tabung
media SIM. Catathasilnya
2. Berdasarkan pengamatan, dicatat apakah organisme mampu mengasilkan gas H2S
3. Amati dan catat apakah organisme memiliki motilita spositif atau negatif

2.6 Cara Kerja Fermentasi Karbohidrat


Kebanyakan mikroorganisme mendapatkan energi melalui proses enzimatik yang
terus menerus dan terintegrasi untuk bioksida dari suatu subsrat terutama
karbohidrat. Mikroorganisme menggunakan karbohidrat yang berbeda tergantung
dari enzim komplemen yang dimilikinya. Beberapa mikroorganisme mampu
memfermentasi gula seperti glukosa.
Cara Kerja :
a) Sebanyak 1 g dari masing-masing sampel dimasukkan ke dalam kantung plastik
yang berisi 9 ml Buffered Peptone Water (BPW) steril.
b) Dikocok selama 2 menit, dan kemudian didiamkan agar cairan kembali ke dasar
plastik.
c) Suspensi sampel (5 ml) dalam BPW diinkubasikan selama 18-24 jam pada
37oC.
d) Sebanyak 0,1 ml pre-enriched sampel tersebut kemudian diinokulasikan ke
dalam Rappaport Vassiliadis (RV) dan diinkubasi pada 37oC.
e) Setelah 24 jam inkubasi, 0.1 ml selective enrichment broth tersebut ditransfer
dan digoreskan (streak plated) di atas Xylose Lysine Deoxycholate (XLD)
Agar.
Diinkubasi pada 37oC selama 24 jam, dan kemudian dianalisa koloni khas Salmonella
spp.
BAB III

SIMPULAN
3.1 Simpulan
Pada pengujian hidrogen sulfida pada bakteri enterobacter aerogenes memiliki
motilitas negatif, pada bakteri bacillus subtilis memiliki motilitas negatif, dan pada bakteri
Staphylococcus aureus memiliki motilitas positif
DAFTAR PUSTAKA

https://oilandgasmanagement.net/hidrogen-sulfida-h2s/
https://ejournal.unair.ac.id/JKL/article/download/10186/5808#:~:text=Hidrogen%20Sulfida
%20(H2S)%20merupakan%20hasil,menimbulkan%20bau%20di%20area%20sekitar.
https://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI/article/download/3276/pdf/9494
https://www.e-jurnal.com/2013/11/uji-fermentasi-karbohidrat.html

Anda mungkin juga menyukai