Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Alzheimer merupakan gangguan neurodegeneratif progresif
kronik yang terbanyak diderita penduduk di dunia (Alzheimer’s Statistic, 2015). Berdasarkan data
statistik Alzheimer tahun 2015, terdapat sekitar 44 juta penduduk dunia mengalami Alzheimer.
Angka ini diperkirakan meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun 2050 (AAIC, 2015). Saat ini, satu
dari sepuluh orang di dunia berusia di atas 65 tahun dan mayoritas penderita Alzheimer merupakan
kategori usia ini (Alzheimer’s Association, 2015). Indonesia menduduki peringkat keempat untuk
jumlah lansia terbanyak di dunia setelah Republik Rakyat Cina, India dan Amerika Serikat dengan
peningkatan jumlah lansia jauh lebih pesat dibanding negara lain, yakni dari 7,18% pada tahun 2000
menjadi 9,77% di tahun 2010.Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 11,34% (±28,8 juta
jiwa) pada tahun 2020. Meskipun prevalensi Alzheimer di Indonesia belum diketahui, dengan
peningkatan ini, diperkirakan jumlah penderita Alzheimer akan meningkat ± 3,4% - 4% setiap tahun
(Kemenkes RI, 2012). Data Kemenkes menyebutkan, penyakit alzheimer paling banyak diderita
oleh lansia berumur 65 tahun ke atas. Namun, penyakit ini pun rentan menyerang individu
berusia 40-an tahun. Dokter spesialis syaraf RS Borromeus, Yustiani Dikot, mengatakan
dimensia merupakan kumpulan gejala yang menimbulkan gangguan kognitif yaitu memori,
atensi, memori, bahasa/komunikasi hingga perilaku atau kepribadian.
Disisi lain, beberapa penelitian mengatakan bahwa banyak pasien yg tidak patuh dalam
meminum obat. menurut sarafino kepatuhan adalah sebagai suatu tingkat pasien dengan
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter nya atau tim
medis lainnya. kepatuhan minum obat merupakan tingkat partisipasi individu dalam
mengikuti
instruksi terkait resep dan larangan yang telah disepakati bersama prescriber (dokter atau
konselor) dengan tepat dan dilakukan atas kesediaan pribadi. Pada pasien lanjut usia lupa
minum obat adalah salah satu problem utama dalam penggunaan obat .. untuk menghindrai
lupa minum obat hendaknya membawa obat sewaktu berpergian, beberapa cara untuk
mengatasi masalah minum obat ini, salah satu nya dengan menggunakan kotak
obat,menggunakan check list penggunaan obat atau menggunakan alarm sebagai
pengingat. Maka dari itu, diperlukannya suata alat sebagai pengingat kepatuhan minum
obat.salah satu nya menggunakan teknologi Arduino.
Arduino merupakan program mikrokontroler yang sedang naik daun dalam dunia
pemrograman elektro. Arduino lebih mudah diterima karena kesederhanaan tampilan
program dan penulisan source code yang sederhana sehingga pemograman dengan
Arduino sangat mudah dipelajari oleh pemula. Selain itu juga ditambah kan RTC DS1307
untuk mengatur waktu menggunakan Real Time Clock (RTC)yang berkerja pada waktu
umumnya,setelah RTC mendeteksi hasil penekanan dan pengaturan pada tombol, maka
LCD akan menampilkan hasil eksekusi RTC sebagai data yg dapat yang dapat dibaca
langsung oleh mikrokontroler.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
berikut ini :
1. Bagaimana cara membuat Arduino sebagai alarm pengingat minum obat?
2. Apa saja bahan dan alat yang digunakan dalam proses perakit Arduino?
3. Bagaimana proses kerja Arduino sebagai alarm pengingat minum obat?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengikuti lomba inovasi dan penelitian tingkat Sekolah Menegah Pertama
2. Mengembangkan teknologi sederhana yang berdaya guna

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dengan tehnologi sederhana bisa membuat alarm yang dapat digunakan oleh
penderita alzeimer.
2. Mengasah kemampuan untuk berfikir kreaatif dan inovatif dengan membuat hal-
hal baru yang lebih bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai