· Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh eksternal dan internal embrio,
yang berasal dari lapisan-lapisan lembaga ektoderm, mesoderm dan endoderm.
· Organogenesis merupakan tahapan perkembangan embrio yang paling sensitif dan
memerlukan waktu paling lama.
· Suatu organ dikatakan turunan/ derivat dari suatu lapisan lembaga, bukan berarti seluruh
bagian organ itu terbentuk dari lapisan lembaga tersebut, tetapi karena bagian yang terbentuk
pertama kali dari organ itu dibentuk pada lapisan lembaga tersebut.
Misalnya: usus dikatakan sebagai turunan endoderm, karena bagian dari usus yang pertama
kali terbentuk, yaitu epitelnya, terbentuk pada lapisan/ bumbung endoderm. Jaringan lain
penyusun usus berasal dari mesoderm atau mesenkim.
· Periode organogenesis:
- Pertumbuhan antara (transisi): embrio bentuk primitif mengalami transformasi dan
diferensiasi → bentuk definitif (mempunyai ciri spesifik spesies)
- Pertumbuhan akhir: embrio bentuk definitif mengalami penyelesaian secara halus →
embrio dengan ciri individu.
· Pada embrio manusia organogenesis kebanyakan organ (kecuali yang termasuk sistem saraf,
sistem reproduksi, gigi dan langit-langit) telah selesai pada akhir minggu ke-8 kehamilan, dan
mulai minggu ke-9 kehamilan embrio disebut fetus.
· Perubahan pada embrio vertebrata selama organogenesis:
- pemanjangan tubuh
- pembentukan ekor
- pembagian tubuh menjadi bagian kepala dan badan
- perkembangan anggota badan
- pemisahan embrio dari bagian ekstra embrio (pada amniota)
· Organogenesis melibatkan peristiwa induksi embrionik.
Induksi embrionik = peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan pada embrio yang
menyebabkan berdiferensasinya jaringan yang mendapat rangsangan menjadi suatu struktur
yang baru.
- jaringan yang memberi rangsangan pada jaringan lain untuk bereaksi dan berdiferensiasi
disebut jaringan induktor
- jaringan yang tanggap terhadap rangsangan induktor disebut jaringan kompeten
- Induksi primer
Contoh: korda mesoderm ==> ektoderm endoderm ==> epiblas
Bumbung neural akan berkembang menjadi sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang
belakang.
Bagian bumbung neural yang tersisa akan menjadi medula spinalis.
2. Pembentukan mata
Gambar 4. Irisan vertikal mata embrio manusia yang sedang berkembang. A. tahap awal; B.
tahap lanjut. Ch= koroid; N. ret.= retina sensoris; Pig. ret = retina berpigmen; S.c. = sklera.
(Sumber: Majumdar, 1985)
3. Pembentukan kulit
Gambar 8. Pembentukan asini pankreas dan sebuah pulau Langerhans. A. Tahap awal; B.
Tahap
lanjut. (Sumber: Majumdar, 1985)
4. Pembentukan trakea dan paru-paru
Pembentukan trakea dan paru-paru berkaitan dengan saluran pencernaan.
· Pada usus depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi evaginasi endoderm ke arah
ventral membentuk lekuk laringotrakea (lihat gambar 6).
· Lekuk laringotrakea memanjang, kemudian memisahkan diri dari usus depan dan akan
tumbuh ke arah posterior sebagai trakea yang terletak di sisi ventral esofagus. Endoderm yang
berasal dari usus depan membentuk bagian epitel trakea, sedangkan tulang rawan, jaringan
ikat dan ototnya berasal dari mesenkim disekitarnya.
· Sementara memanjang, kedua ujung trakea menggelembung → menjadi tunas paru-paru.
· Mesoderm akan menginduksi tunas paru-paru untuk terus tumbuh dan membentuk
percabangan bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis dan
terbentuklah alveolus.
· Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari endoderm, demikian pula dengan
kelenjar-kelenjarnya; sedangkan jaringan ikat dan otot pada paru-paru terbentuk dari
mesenkim. Pleura yang membungkus paru-paru berasal dari mesoderm splanknik.
Gambar 9. Perkembangan sistem respirasi manusia. A, tahap tunas paru-paru pada embrio 4
minggu; B, tahap lanjut; C, paru-paru kecil yang terbentuk melalui percabangan yang
berulang-ulang dari bumbung endoderm untuk membentuk cabang-cabang bronkial dan
alveoli, pada embrio 7 minggu. D, sekelompok alveoli dari paru-paru dewasa. E, dinding
alveolus ari paru-paru dewasa (Sumber: Majumdar, 1985)
TURUNAN MESODERM
1. Pembentukan ginjal
Ginjal merupakan turunan dari mesoderm intermedier (mesomer). Pembentukan ginjal
embrio vertebrata ditandai dengan adanya penonjolan pada mesoderm intermedier di daerah
anterior embrio, yang disebut nefrotom. Selanjutnya perkembangan ginjal berlangsung dari
anterior ke posterior, dimulai dengan pembentukan ginjal tipe pronefros, kemudian
mesonefros, dan terakhir metanefros. Semua tahapan terjadi pada pembentukan ginjal hewan
amniota. Perkembangan ginjal hewan anamniota hanya sampai tahap mesonefros.
Tahap-tahap perkembangan ginjal embrio vertebrata adalah sebagai berikut:
· Nefrotom membentuk pronefros, yang terdiri dari nefrostom yang berhubungan dengan
coelom, tubulus pronefros, dan duktus pronefros yang berjalan ke arah posterior. Bagian
anterior mesoderm intermedier bersegmen, tetapi bagian posteriornya bersatu membentuk
jaringan nefrogenik. Pada embrio amniota pronefros sangat vestigial dan segera
berdegenerasi.
· Pada umur embrio yang lebih tua, jaringan nefrogenik di sebelah posterior pronefros akan
membentuk mesonefros yang terdiri dari: tubulus-tubulus mesonefros yang akan bermuara
di dalam duktus pronefros bagian posterior yang disebut duktus mesonefros (saluran
Wolff), dan kapsula yang akan diisi oleh glomerulus.
Mesonefros merupakan ginjal definitif pada hewan anamniota, sedangkan pada amniota hanya
berfungsi sebelum terbentuknya ginjal metanefros.
· Pada umur embrio yang lebih lanjut, dari bagian posterior saluran Wollf timbul tunas
mesonefros yang akan memanjang menjadi ureter, bagian ujungnya melebar dalam jaringan
nefrogenik yang tersisa untuk menginduksi pembentukan metanefros, yang merupakan ginjal
definitif pada amniota.
Metanefros merupakan ginjal yang paling sempurna, masing-masing ginjal mengandung
ribuan nefron.
Catatan: pada embrio amniota jantan, ketika ginjal mesonefros berdegenerasi, tubulus-
tubulus mesonefros dan saluran mesonefros akan berkembang menjadi saluran reproduksi
(epididimis dan duktus deferen), sedangkan pada embrio amniota betina seluruh bagian
mesonefros akan berdegenerasi.
Gambar 11. Giagram perkembangan gonad. (A) pematang genital, BSK tertanam di epitel
germinal dan sebagian di mesenkim. (B) gonad indiferen, BSK di korteks dan pita-pita seks
primitif. (C) gonad yang berdiferensiasi menjadi testis, korteks tereduksi, BSK di pita-pita
seks primitif. (D) gonad yang berdiferensiasi menjadi ovarium, pita seks primitif tereduksi,
korteks berproliferasi terisi BSK (Sumber: Balinsky, 1981).
DAFTAR RUJUKAN
Carlson, B.M. 1988. Patten’s Foundation of Embryology. Ed. 5. New York: McGraw Hill
Gilbert, S.F. 2006. Developmental Biology. Ed. 8, Sunderland: Sinauer
Majumdar, N.N. 1983. Textbook of Vertebrates Embryology. Ed. 5. New Delhi: Tata
McGraw Hill
Moore, K.L. 1989. Before We are Born. Philadelphia: W.B. Saunders.
Oppenheimer, S.B. 1980. Introduction to Embryonic Development. Boston: Allyn an
Bacon.
Saddler, T.W. 1997. Embriologi Kedokteran Langman. (Alih Bahasa: Suyono). Jakarta:
EGC
Surjono, T.W. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Yatim, W. (1990). Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.