Anda di halaman 1dari 3

Nama : Raisya Rayeni

NIM : 113200054
Kelas : KFFR D

1. Carilah proses” laju reaksi yang terjadi di perminyakan dan atau panas bumi!
Jawab :
a.) Pembuatan Asam sulfat, asam sulfat berperan penting dalam proses
penyulingan minyak bumi, di mana asam sulfat dapat menghilangkan zat-zat
pengotor yang terkandung dalam minyak mentah. Asam sulfat juga digunakan untuk
menyeimbangkan Ph dan juga pengolahan limbah. Pembuatan asam sulfat
menggunakan proses kontak. Proses kontak adalah pembuatan asam sulfat yang
dilakukan dalam reaktor suhu tinggi dengan penambahan katalis. Katalis yang
digunakan adalah logam platina atau vanadium yang bertujuan untuk mempercepat
laju reaksi dan membentuk asam sulfat yang pekat.

b.) Fluid Catalytic Cracking, proses perekahan atas bantuan katalis dan panas.
Proses ini merupakan sesuatu yang penting pada pengilangan minyak. Banyak
digunakan untuk mengonversi fraksi hidrokarbon dengan titik didih dan berat
molekul yang tinggi dari minyak mentah menjadi sesuatu yang lebih berguna.
Tujuannya juga dapat untuk menaikkan hasil gasoline.

c.) Hydrotreating/Hydroprocessing, untuk mengurangi kadar sulfur dan aromat


dalam HGO. Heavy Gas Oil (HGO) merupakan salah satu fraksi hasil pengolahan
minyak bumi yang digunakan sebagai bahan dasar diesel. Tingginya kadar sulfur
dalam diesel dapat menghasilkan emisi partikulat SOx yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan diesel dengan kadar sulfur dan
aromat yang rendah memenuhi spesifikasi Euro V, yakni kadar sulfur <10 ppm dan
aromatisitas <11% yang dikenal dengan istilah Ultra Low Sulfur Diesel (ULSD).

Minyak diesel dengan kadar sulfur dan aromat yang rendah dapat dihasilkan
dari katalis dengan aktivitas yang tinggi. Bahan bakar ini dapat diperoleh melalui
reaksi hidrodesulfurisasi (HDS) dan hidrodearomatisasi (HDA). Katalis yang
umumnya digunakan untuk HDS adalah NiMo/ -Al2O3 atau CoMo/ -Al2O3 (Steiner,
2002) sedangkan untuk HDA adalah katalis NiW/ -Al2O3 (Chakka et al.,1995).
Dalam industri katalis hydrotreating, γ-Al2O3 merupakan tipe alumina yang cukup
banyak digunakan karena memiliki luas permukaan yang besar sekitar 250-350
m2/g (Satterfield, 1991). Ada tiga metode yang digunakan untuk meningkatkan
aktivitas hydrotreating katalis. Metode pertama adalah dengan menambahkan
senyawa aditif (boron, fosfat, magnesium, zeolit dan lain-lain) dalam formulasi
katalis. Metode kedua adalah dengan mengubah sifat penyangga katalis, dan metode
ketiga adalah memodifikasi prosedur impregnasi (Bing et al., 2018). Metode” ini
dapat memperbesar laju reaksi. Semakin besar laju reaksi maka semakin besar pula
tumbukan dan interaksi reaktan dengan situs aktif sehingga akan semakin banyak
molekul reaktan yang bisa dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil pada
proses HDA dan semakin banyak sulfur yang dapat dikurangi pada proses HDS.
d.) Analisa Swelling Clay untuk lumpur pemboran. (Methylene Blue Test), Dalam
operasi pemboran, sering terjadi ketidakstabilan lubang yang disebabkan dua fakor.
Pertama adalah terjadi nya pengembangan batuan shale/clay reaktif karena bereaksi
dengan filtrate lupur yang di sebut dengan swelling clay/shale, dan kedua adalah
adanya zona overpressure yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Dalam hal swelling clay/shale, terjadi proses kimiawi antara ion-ion yang ada pada
batuan clay/shale dengan ion dalam filtrate lumpur, maka solusi nya adalah dengan
membuat formulasi kimia lumpur yang cocok,sehingga proses kimia pada batuan
yang menyebabkan terjadinta pengembangan shale dapat dihindari.sedangkan
dalam hal adanya zona overpressure maka salah satu solusinya adalah dengan
menaikkan densitas lumpur.

Methylene Blue Test digunakan untuk mengukur total kapasitas pertukaran kation
dari suatu sistem clay, dimana pertukaran kation 101 tersebut tergantung dari jenis
dan kristal salinitasi mineral, pH larutan, jenis kation yang dipertukarkan dan
konsentrasi kandungan mineral yang terdapat dalam clay (Burrato, 1993).
Kemampuan pertukaran kation didasarkan atas urutan dari kekuatan ikatan-ikatan
ion-ion berikut ini: Li+ < Na+ < NH4+ < K+ < Mg2+ < Ca2+ < Al3+ < H+ Harga
pertukaran kation yang paling besar dimiliki oleh mineral allogenic (pecahan batuan
induk), sedangkan yang paling kecil dimiliki oleh mineral authogenic (proses kimia),
sedangkan laju reaksi pergantian kation tergantung pada jenis kation yang
dipertukarkan dan jenis serta kadar mineral clay (konsentrasi kation). Pembagian
shale didasarkan pada angka Cation Exchange Capasity (CEC) yang diperoleh dari Uji
Methylene Blue Test mengklasifikasikan shale dari tekstur. Klasifikasi shale dari hasil
analisa Methylene Blue Test (MBT), baik nonreactive shale (inert) maupun reactive
clay telah diklasifikasi. Harga MBT dinyatakan dalam meq/100 gr clay dan dari (Tabel
V-6.) diketahui tingkat klasifikasi sifat dari shale berdasarkan dengan pengujian
menggunakan metode uji laboratorium Methylene Blue Test (MBT) untuk
menentukan potensi problem yang akan terjadi pada sampel yang dianalisa. Laju
reaksi ini diaplikasikan kedalam proses pemboran yaitu untuk mendesain atau
memperkirakan tekanan lumpur pemboran di bawah permukaan bumi agar tidak
terjadi blowout.

Anda mungkin juga menyukai