Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FLUIDA RESERVOIR
PENENTUAN OIL SPECIFIC GRAVITY
DAN GAS SPECIFIC GRAVITY

Disusun Oleh :

Nama Praktikan : Faroucki Seven Mahendra


NIM : 191910801037
Kelompok :9

LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul : Penentuan Oil Specific Gravity Dan Gas Specific Gravity

II. Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Menentukan specific gravity dari crude oil
b. Mengetahui pengaruh temperature terhadap specific gravity dan crude oil

III. Tinjauan Pustaka


3.1 Specific Gravity Minyak
Spesific gravity suatu minyak bumi (crude oil) merupakan perbandingan
antara densitas suatu minyak bumi dengan densitas air suling (pada suhu tertentu)
yang diukur pada temperatur dan tekanan standar (60oF dan 14,7 psia). Specific
gravity crude oil dapat ditentukan dengan menggunakan hidrometer, SG Balance,
atau Picnometer, tergantung dari ketelitian yang dikehendaki.

3.2 Alat Untuk Mengukur Specific Gravity Minyak


3.2.1 Picnometer
Picnometer merupakan alat yang digunakan untuk menetukan SG suatu
fluida (crude oil) dengan cara mencari densitasnya terlebih dahulu. Jadi massa
picnometer kosong ditimbang, massa picnometer terisi crude oil ditimbang, dan
volume crude oil di picnometer juga diukur. Ketika data tersebut sudah
diketahui, maka dimasukan ke persamaan:

(3.1)

Keterangan :
d = densitas (gr/ml)
m = massa (gr)
V = volume (ml).

Penggunaan picnometer dalam penentuan specific gravity membutuhkan


volume picnometer dan selisih berat picnometer yang berisi sampel dengan berat
picnometer kosong. Hasil perhitungan dengan picnometer ini langsung
menunjukkan densitas dari sampel tersebut.

3.2.2 Specific Gravity Balance


Specific gravity balance atau SG Balance adalah neraca yang digunakan
untuk mengukur SG suatu fluida dengan prinsip Gaya Archimides.
Gambar 3.1 Digital specific gravity balance

3.2.3 Hidrometer
Hidrometer merupakan alat untuk menentukan oAPI/SG dengan prinsip
Archimedes. Cara penggunaan alat ini adalah dengan diletakkan/dibenamkan ke
alam sampel (crude oil) yang akan diukur hingga pembacaan hidrometer stabil.
Terkadang Hidrometer dilengkapi dengan termometer sehingga koreksi terhadap
temperatur dapat dilakukan jika diperlukan. Metode hidrometer sangat baik
untuk menentukan densitas, SG (relative density) atau API Gravity dari liquid
transparan dan mobile.
Hidrometer tidak seteliti SG Balance dan Picnometer, namun alat ini
praktis dan dengan ketelitian yang cukup dapat diterima. Sedangkan SG Balance
lebih cepat dari Picnometer tetapi hasilnya perlu dikoreksi terhadap temperatur.
Ada dua jenis Hidrometer:
 Plain type
 Thermo-hydrometer

3.3 Derajat API


Derajat API (API Gravity) merupakan satuan yang digunakan untuk
menyatakan berat jenis minyak dan digunakan sebagai dasar klasifikasi minyak
bumi yang paling sederhana. Berdasarkan derajat API, minyak mentah dibagi
kedalam lima jenis minyak mentah yaitu: minyak mentah ringan, minyak mentah
ringan sedang, minyak mentah berat sedang, minyak mentah berat, minyak
mentah sangat berat.
Dalam dunia perdagangan terutama yang dikuasai oleh perusahaan
Amerika, Gravitasi jenis atau lebih sering disingkat dengan SG ini dinyatakan
dalam API gravity dan juga API ( American Petroleum Institute ) yang sangat
mirip dengan Baume gravity. Baume gravity adalah suatu besaran yang
merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat dinyatakan dengan persamaan :

(3.2)
3.4 Specific Gravity Gas
Specific gravity gas adalah rasio densitas gas dan densitas udara pada
suhu dan tekanan tertentu.Untuk menentukan spesific gravity gas, alat yang
digunakan adalah effusiometer, dengan memasukkan gas ke dalam alat tersebut
dan menghitung waktunya saat menekan air keluar dalam alat tersebut setelah
sampai batas yang ditentukan, gas dihentikan sedangkan perhitungan waktunya
juga dilakukan untuk kembalinya air didalam alat tersebut. Kemudian melihat
temperatur yang tertera di termometer. Untuk waktu yang tercatat T 1 dan
T2 dimasukkan rumus T1 / T2 = T ( true ) dan temperatur ºAPI. Kemudian
mengkoreksi hingga menemukan SG-nya. Penentuan SG gas sangat diperlukan
mengingat gas yang terkandung dalam minyak berbeda-beda.
Pada penentuan gas specific gravity, ada dua hukum dasar, yaitu hukum
efusi/difusi Graham dan hukum Avogadro. Hukum efusi/difusi Graham
menyatakan bahwa laju efusi dan difusi dua gas pada temperatur dan tekanan
yang sama, berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa jenisnya. Hukum
Avogadro menyatakan bahwa pada kondisi tekanan, temperatur dan volume
tertentu, massa jenis gas berbanding lurus dengan berat molekulnya. Kedua
hukum tersebut menunjukkan perbandingan waktu alir gas sampel dengan udara
kering yang digunakan untuk menentukan specific gravity gas. Gabungan dari
hukum Graham dan hukum Avogadro diperoleh:

(3.3)
Difusi merupakan proses penyamaan keadaan fisik secara spontan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, sedangkan efusi merupakan proses
difusi yang terjadi melalui celah/pori-pori sempit Pada penentuan gas specific
gravity, digunakan effusiometer. Namun, harga SG yang diperoleh perlu
dikoreksi terhadap tekanan uap kering (W), tekanan ruang (P) dan tekanan rata-
rata (p).

(3.4)

3.5 Effusiometer
Effusiometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan Specific
Gravity gas dengan prinsip efusi/difusi Graham dan hukum Avogadro. Alat ini
terdiri atas 2 tabung, dimana tabung yang lebih kecil berada di dalam tabung
yang lebih besar. Pada alat ini terdapat valve yang bisa diatur untuk
memasukkan gas ke dalam tabung, mengeluarkan gas dari tabung, dan menutup
tabung. Effusiometer tersebut juga terhubung dengan tabung gas melalui selang.
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Hidrometer
- Picnometer
- Gelas kimia 1L dan 100 mL
- Gelas ukur
- Corong gelas
- Pemanas
- Penjepit kayu
- Termometer 2 buah
- Batang pengaduk
- Timbangan
- Effusiometer
- Stopwatch
- Termometer
- Tabung gas CO2 dan N2
- Kompressor

4.1.2 Bahan
- Sampel crude oil
- Air
- Udara
- Gas CO2 dan N2
4.2 Skema Kerja
4.2.1 Penentuan Crude Oil SG dengan Hidrometer

Sampel

Masukkan sampel ke dalam gelas ukur

Benamkan Hidrometer ke dalam sampel, usahakan agar seluruh badan


dari hidrometer terbenam dalam sampel.

Biarkan Hidrometer mengapung di dalam sampel sampai Hidrometer


benar-benar konstan dan vertikal.

Baca skala oAPI dan temperatur.

Ulangi pembacaan skala sebanyak tiga kali dalam jeda waktu tiga menit.

Ulangi percobaan untuk sampel yang lain.

Hasil

4.2.2 Penentuan Crude Oil SG dengan Picnometer

Air

Masukkan 300 ml air ke dalam gelas kimia 1 L.

Letakkan gelas kimia tersebut di atas pemanas.

Masukkan 50 mL sampel (crude oil) ke dalam gelas kimia 100 mL.

Ukur temperatur crude oil dan temperatur crude oil dan temperatur
air, hingga selisih temperatur antara air dan crude oil tidak lebih dari
1°C (gunakan batang pengaduk untuk mempercepat proses perataan
temperatur).

Timbang berat kosong Picnometer.

Masukkan sampel ke dalam Picnometer hingga penuh.


Timbang berat Picnometer berisi sampel.

Ulangi percobaan untuk temperatur yang lain dengan mengatur


pemanas.

Hasil

4.2.3 Persiapan Effusiometer


Air

Isi tabung dengan air hingga kurang lebih 1 cm di bawah batas.

Buka sekrup D sehingga air dalam tabung A dapat bersentuhan dengan


udara (atmosferik).

Buka sekrup E.

(Langkah persiapan ini tidak diperlukan apabila peralatan telah


memenuhi kondisi 1-3 dan telah siap dipergunakan).

4.2.4 Percobaan Dengan Udara Kering

Kompressor

Hubungkan kompresor dengan pipa F.

Putar katup C pada posisi 3.

Buka pada sumber gas dan atur agar kecepatan penurunan air pada tabung
B tidak terlalu besar, biarkan gas memasuki air dalam tabung A untuk
beberapa saat, hingga tabung A terisi oleh udara kering

Tutup katup pada sumber gas.

Putar katup C pada posisi 1, diamkan kurang lebih 2 menit.

Putar katup C pada posisi 2, catat waktu alir antara dua garis acuan.
Ulangi percobaan beberapa kali sampai diperoleh waktu yang stabil.

Hasil

4.2.5 Percobaan Dengan Gas N2 dan CO2

Sumber Gas

Hubungkan sumber gas dengan pipa F.

Putar katup C pada posisi 3.

Buka pada sumber gas dan atur agar kecepatan penurunan air pada tabung
B tidak terlalu besar, biarkan gas memasuki air dalam tabung A untuk
beberapa saat, hingga tabung A terisi oleh gas

Tutup katup pada sumber gas.

Putar katup C pada posisi 1, diamkan kurang lebih 2 menit.

Putar katup C pada posisi 2, catat waktu alir antara dua garis acuan.

Ulangi percobaan beberapa kali sampai diperoleh waktu yang stabil.

Hasil
V. Hasil Percobaan
5.1 Pengukuran SG oil menggunakan hidrometer

Tabel 5.1 Hasil percobaan pengukuran SG oil menggunakan hidrometer

5.2 Pengukuran SG oil menggunakan picnometer

Tabel 5.2 Hasil percobaan pengukuran SG oil menggunakan picnometer


Dengan beberapa variasi suhu

5.3 Pengukuran SG gas menggunakan effusiometer

Tabel 5.3 Hasil percobaan pengukuran SG gas menggunakan effusiometer


VI. Pembahasan
6.1 Pengukuran SG oil menggunakan hidrometer
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran specific gravity crude oil yang
bervariasi, yakni A, B, dan C. Percobaan dilakukan menggunakan hidrometer
dengan suhu 78 oC. Hidrometer merupakan alat untuk menentukan nilai ⁰API dari
oil dengan menggunakan prinsip Archimedes. Dalam percobaan ini, setiap variasi
diulangi sebanyak 5 kali. Cara menggunakan hidrometer ini adalah dengan cara
meletakkannya pada crude oil yang dimasukkan dalam suatu wadah seperti gelas
ukur, kemudian tunggu hingga hidrometer stabil, lalu baca skala API dan
temperatur pada hidrometer. Pada percobaan ini dilakukan analisis menghitung
nilai SG dan Densitas setiap crude oilnya, didapatkan hasil bahwa crude oil A
paling besar nilai densitasnya, kemudian crude oil B, dan yang paling kecil
densitas crude oil C. Semakin besar densitas, semakin besar viskositasnya, jadi
crude oil A memiliki sifat yang paling kental, dan crude oil C yang paling encer.
Sedangkan berdasarkan SG kita dapat menganalisis jenis minyak yang digunakan,
dimana crude oil A berjenis minyak berat karena nilai SG diantara 0,934-1, hal ini
selaras dengan viskositasnya, yang mana crude oil A paling kental. Sedangkan
crude oil B berjenis minyak ringan karena SG nya kecil atau <0,934. Hal ini juga
berlaku untuk crude oil C yang mana nilai SG <0,934, tetapi crude oil C memiliki
SG lebih kecil dari B, artinya crude oil C lebih ringan dari crude oil B. Pada
percobaan ini juga dilakukan analisis nilai kerapatan data (standar deviasi) karena
setiap perlakuan dilakukan hingga 5 kali. Berdasar analisis kerapatan data
didapatkan bahwa kesalahan pengukuran sangat minim, karena paling besar nilai
kerapatan data hanya 0,12.

6.2 Pengukuran SG oil menggunakan picnometer


Pada percobaan ini dilakukan pengukuran dengan 3 variasi crude oil dan 2
variasi suhu. Crude oil yang digunakan ialah crude oil A, B dan C. Untuk
suhunya digunakan 29 oC dan 32 oC. Pada percobaan iini didapatkan nilai massa
crude oil dan volume crude oil.
Perlakuan pertama dilakukan dengan suhu 32 oC, dan didapatkan hasil
seperti pada tabel 5.2. Dari data tersebut kami melakukan analisis menentukan
Densitas, SG, dan nila derajat API. Untuk mencari densitas dilakukan perhitungan
massa crude oil dibagi volume oil, dan didapatkan hasil crude oil A densitas
paling tinggi, kemudian crude oil B, dan crude oil C paling rendah. Berarti bahwa
crude oil B memiliki berat dan tingkat kekentalan paling tinggi, begitu sebaliknya.
Selanjutnya adalah analisis SG dan derajat API, dari analisis tersebut kita bisa
menentukan jenis masing-masing crude oil dengan menggunakan parameter
beriku:

Setelah kami cocokkan antara data analisis dengan parameter, didapatkan


hasil bahwa crude oil A berjenis minyak berat karena derajat API sekitar 10-20
atau SG sekitar 0,934-1, sedangkan crude oil B dan C tergolong minyak ringan,
dimana nilai SG <0,934 ataupun nilai derajat API lebih dari 20.
Perlakuan kedua dilakukan sama seperti perlakuan pertama, namun
perlakuan kedua menggunakan suhu 29 oC. Hasil dari perlakuan kedua sedikit
berbeda pada hasil pengukuran massa crude oil, dimana massa crude oil rata-rata
mengalami kenaikan dikarenakan penurunan suhu. Hal ini juga berpengaruh
terhadap nilai densitas, SG, dan derajat API. Terjadi sedikit peningkatan pada
hasil analisa. Tetapi penurunan suhu tidak berpengaruh terhadap jenis minyak,
karena hasil analisa jenis minyak masih dalam range yang sama. Penurunan suhu
yang meningkatkan massa crude oil pada perlakuan ini sudah sesuai teori, dimana
ketika crude oil ditempatkan pada suhu yang rendah maka akan terjadi
kondensasi, gas yang ada akan termampatkan, sehingga akan menambah massa
dari crude oil.
Selanjutnya kami melakukan analisis kerapatan data, karena pada setiap
pecobaan dilakukan sebanyak 5 kali. Berdasarkan hasil perhitungan nilai
kerapatan data (standar deviasi) kami dapatkan nilai yang cukup rendah, dimana
maksimal nilai adalah 0,011. Dapat disimpulkan bahwa kesalahan pengukuran
sangat minim.

6.3 Pengukuran SG gas menggunakan effusiometer


Percobaan ketiga adalah pengukuran SG gas menggunakan effusiometer,
pada percobaan ini digunakan 3 variasi gas yaitu dry gas, N2, dan CO2. Dari
pengukuran ini didapatkan waktu alir antara dua garis acuan. Setiap variasi
dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali.
Dari data-data yang telah kita dapat dan olah diatas (tabel 5.3), kita
mendapatkan nilai specific gravity dari gas N2 sebesar 0.945 melalui percobaan
penentuan gas specific gravity dengan effusiometer. Menurut referensi, specific
gravity dari gas N2 adalah 0.972. Artinya, nilai yang didapat dari percobaan cukup
jauh dari nilai referensi, dimana galatnya 3%. Hal ini kemungkinan terdapat
sedikit kurang teliti dalam pengambilan data.
Selanjutnya adalah pengukuran specific gravity gas CO2 menggunakan
effusiometer, didapatkan nilai gravity gas CO2 percobaaan sebesar 0,680. Menurut
referensi nilai SG dari CO2 adalah 1,528. Hal ini berarti terjadi selisih yang
banyak antara nilai percobaan dengan nilai referensi, dengan kita melihat galat
dari perhitungan sebesar 55%, galat yang cukup besar dalam sebuah praktikum,
hal ini kemungkinan disebabkan kesalahan praktikan dalam mengamati stopwatch
(kurang teliti).
VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
Dari Praktikum ini dapat diambil kesimpulan :
1. Berdasarkan nilai SG dan derajat API pada pengukuran SG oil
menggunakan hidrometer, didapatkan jenis minyak dari sampel yang
digunakan. Untuk sampel crude oil A merupakan golongan minyak
berat dengan API rata-rata 14,2, crude oil B merupakan minyak ringan
dengan API rata-rata 22,3, dan crude oil C merupakan minyak ringan
dengan API rata-rata 37,2.
2. Berdasarkan hasil analisis pengukuran SG oil menggunakan
picnometer tinggi rendahnya suhu berpengaruh terhadap nilai SG
sampel. Semakin rendah suhu maka semakin bertambah SG sampel.
hal ini dikarenakan adanya peristiwa kondensasi sehingga dapat
menambah massa dari sampel, semakin bertambah massa sampel.
semakin tinggi nilai SG sampel.
3. Pengukuran SG oil antara menggunakan hidrometer dan menggunakan
picnometer hasil yang lebih teliti adalah dengan menggunakan
picnometer. Karena ketika menggunakan picnometer kita
mengukurnya satu-persatu dari massa, densitas, dan SG sehingga data
yang didapat bisa lebih akurat. Hidrometer memang tidak seteliti
Picnometer, namun penggunaannya lebih praktis dan ketelitiannya
masih dapat diterima.
4. Penguikuran SG gas menggunakan effusiometer pada praktikum ini
galat nya cukup besar, bahkan sangat besar. Dimana galat pengukuran
SG dari N2 sebesar 3% dan galat pengukuran SG dari CO2 sebesar
55%. Hal ini dikarenakan kurang teliti dalam pengambilan data. Dan
untuk setiap jenis gas memiliki SG yang berbeda-beda.

7.2.Saran
Ketika praktikum, diperhatikan waktu pengerjaan. Apabila alat dan langkah
percobaan membutuhkan waktu yang cukup lama, harus dilakukan step-step yang
cermat dalam melakukan pengambilan data dan lebih baik lagi diberi sedikit
waktu tambahan.
DAFTAR PUSTAKA

McCain, William D. Jr., “The Properties of Petroleum Fluids”, 2nd Edition,


PennWell Publishing Co., 1990, Tulsa, Oklahoma.

Siagian, Ucok. 2002. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Bandung : TM ITB.


LAMPIRAN

LEMBAR PERHITUNGAN

Untuk perhitungan laporan praktikum Penentuan Oil Spesific Gravity Dan


Gas Specific Gravity terlampir pada file excel (Faroucki SM_Perhitungan M1).
Adapun rumus-rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut :
-Rumus Densitas Minyak

-Rumus Specific Gravity Minyak

-Rumus Derajat API

-Rumus Rata-Rata ( )

-Rumus Varian (S2)

-Rumus Standar Deviasi

-Rumus Specific Gravity Gas


Specific Gravity Specific Gravity Koreksi

-Galat Specific Gravity

Anda mungkin juga menyukai