Gilligan berpendapat bahwa perempuan mendapatkan nilai yang rendah dalam tes
Kohlberg sebab desainnya yang belum sempurna. Menurutnya itu adalah sebuah tes yang
dikonstruksikan untuk mengukur laki-laki. Hasilnya, perempuan yang tidak beralasan moral
seperti laki-laki menghasilkan nilai yang buruk. Menurutnya solusi atas masalah ini adalah
dengan mengembangkan sebuah tes yang bisa secara akurat mengukur perkembangan
perempuan dan laki-laki.
Menurut Noddings, perempuan dan laki-laki memiliki “bahasa moral” yang berbeda
dan budaya kita cenderung mendukung etika keadilan maskulin daripada etika kepedulian
feminin. Gaya moral reasoning perempuan lebih konkrit daripada moral reasoning laki-laki;
perempuan akan mengonsultasikan perasaannya, idealismenya, impresi, dan pengetahuan
yang dimilikinya untuk mencapai solusi dari suatu permasalahan tertentu.
Bagi perempuan, sebuah peristiwa yang evil adalah peristiwa yang merugikan
(harmful), sesuatu yang melukai seseorang tertentu. Menghapuskan evil bukan tentang
menghukum pendosa, melainkan tentang mengurangi rasa sakit, pemisahan dan keadaan
tidak berdaya.
Menurut Noddings, evil bukanlah fenomena abstrak, ialah kenyataan yang konjrit
yang mengambil bentuk salah satu atau lebih dari lima bentuk di bawah ini:
Kritik terhadap Gilligan mengatakan bahwa data empiris Gilligan terlalu sedikit untuk
mendukung generalisasi berat yang ia buat tentang perbedaan “bahasa moral” perempuan dan
laki-laki. Menurut para kritikus, apabila ia memilih untuk mewawancarai laki-laki yang
menjadi populasi latar belakang kajiannya, Giligan mungkin akan menghasilkan kajian yang
lebih meyakinkan mengenai perbedaan gaya moral reasoning perempuan dan laki-laki.
Noddings dikritik karena impresi yang ia berikan yaitu pihak yang memperdulikan
selalu memberi dan pihak yang diperdulikan selalu mengambil. Menurut Sarah L. Hoagland,
Nodding beberapa kali mengimplikasikan bahwa pihak yang diperdulikan tidak memiliki
kewajiban kepada pihak yang memperdulikan. Hoagland juga mengkritik klaim Noddings
bahwa “ethical diminishment” hampir selalu menjadi konsekuensi pemutusan suatu
hubungan, meskipun hubungan tersebut kejam.
Virginia Held
Held menjelaskan bahwa ada beberapa pendekatan moral yang dirancang agar sesuai
dengan bentuk hubungan tertentu dan aktivitas publik. Beberapa dari pendekatan moral ini,
terkait dengan keadilan, biasanya sering dipakai di dunia ekonomi dan hukum. Setidaknya di
dunia Barat, pendekatan moral yang dihasilkan dalam, dari, dan untuk hubungan pribadi
belum biasa sepenuhnya diakui sebagai pendekatan moral.
Held mengakui bahwa meskipun banyak wanita menghabiskan banyak waktu di ranah
publik seperti yang mereka lakukan dalam ranah pribadi dan bahwa kodrat tidak menentukan
moralitas perempuan, ia tetap mengaku bahwa kesenjangan yang signifikan masih ada dalam
pengalaman moral perempuan dengan laki-laki. Held mengatakan bahwa walaupun etika
tradisional berupaya untuk netral, hal tersebut tidak akan benar-benar netral karena lebih
banyak membicarakan pengalaman laki-laki.
Held percaya bahwa laki-laki maupun perempuan dapat berperan sebagai pengasuh.
Laki-laki memang tidak melahirkan, namun hal itu bukan berarti mereka tidak dapat
mengasuh anak. Budaya tradisional yang seringkali berhadapan dengan peristiwa bahwa laki-
laki lebih sering berseteru membuat munculnya anggapan bahwa laki-laki lebih tidak
berperasaan dibandingkan dengan perempuan. Namun hal tersebut tidak berarti bahwa laki-
laki tidak bisa menjadi pengasuh. Held berpendapat dari sudut pandang anak, bahwa tidak
peduli siapa yang memberikan perhatian atau memenuhi kebutuhan anak tersebut selama
masih ada orang yang memenuhinya. Walaupun Held beranggapan demikian, namun ia
percaya bahwa ada perbedaan kualiatif terkait asuhan laki-laki dengan perempuan. Hal ini
dapat dilihat dari fakta bahwa perempuan melahirkan serta membesarkan anak-anak, hal itu
merupakan sinyal bahwa perempuan lebih merasa bertanggung jawab atas mengasuh anak
dibanding dengan laki-laki.
Kesimpulan
Walaupun para care-focused feminist telah disalahkan karena terlalu fokus pada
tingkat personal, kenyatannya para care-focused feminist memperhatikan perhatian publik
dan professional. Gilligan dan Nodding membuat usaha yang kuat untuk mendemonstrasikan
hubungan care-focused feminism untuk pendidikan di tingkat primer,sekunder dan
professional. Menurut mereka berdua, pendidikan menyajikan saluran dari ranah pribadi ke
ranah publik. Artinya, etika perawatan akan dikeluarkan ke dunia publik. Menurut mereka,
etika perawatan harus menjadi etika utama yang digunakan di dunia professional dan publik.
Penjelasan mereka cocok dengan penjelasan Ruddick. Mereka bertiga berhipotesis bahwa
alasan mengapa banyak kekerasa terjadi di dunia adalah karena amat sedikit kepedulian di
dunia. Seperti menurut Ruddick, pemikir yang bersifat keibuan memiliki kewajiban untuk
menjadi aktivis perdamaian. Untuk menspesifikasikan lebih jauh pemikiran Ruddick,
Gilligan dan Nodding, Held berpendapat bahwa norma pasar-yaitu norma atas efisiensi dan
produktifitas- tidak boleh menjadi prioritas dalam pendidikan,chilcare,perawatan kesehatan
dan perlindungan lingkungan. Menurut Held,tugas pertama para care thinkers adalah untuk
menahan perluasan nilai pasar ke dunia dimana, sampai saat ini, nilai-nilai tersebut dianggap
sebagai sesuatu yang tidak pantas. Contohnya, care thinkers harus menahan pasar organ
tubuh manusia dan gamet manusia (sel telur dan sperma), seakan bagian tubuh yang mampu
menyimpan atau meningkatkan kehidupan manusia hanyalah komoditas yang hanya bernilai
seharga pasar siap untuk membayar mereka. Kittany lebih berani dalam menyuarakan etika
perawatan, mengatakan bahwa masyarakat harus menyadari ketergantungan itu, kebutuhan
untuk merawat orang lain dan kebutuhan untuk perawatan untuk diri sendiri adalah bagian
tak terhindarkan dari kondisi manusia.
Fiona Robinson berpendapat bahwa bila kita berfokus membuat kepedulian muncul di
dunia publik, tidak ada alasan mengapa etika perawatan tidak bisa di globalisasikan. Ia
mengklaim bahwa kita membutuhkan seorang feminist ethics of care, lengkap dan cukup
spesifik untuk membantu orang yang istimewa melihat bagaimana kekayaan mereka
membuat diri mereka menjadi pembohong jika mereka terlibat dalam pembicaraan mengenai
hak tanpa melibatkan tindakan perawatan yang sesungguhnya.