Laporan Praktikum Cairan Pleuranada Siti Nabilah PDF Free
Laporan Praktikum Cairan Pleuranada Siti Nabilah PDF Free
Cairan pleura adalah cairan dalam rongga pleura dalam paru-paru. Fungsinya
sebagai pelumas. Normalnya cairan pleura sangat sedikit jumlahnya hampir tidak bisa
diukur volumenya. Karena kondisi patologis, cairan jumlahnya menigkat sehingga
dapat dianalisa dan akan berupa transudat atau eksudat.
Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas
1.020) dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang
melakukan emigrasi. Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang
memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya
tekanan hidrostatik intravascular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan
serentetan peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya.
2. Pembahasan
Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil
cairan. Cairan ini terdapat umpama dalam rongga picardium, rongga, pleura,
rongga perut dan berfungsi sebagai pelumas agar membran-membran yang
dilapisi mesotel dapat bergerak tanpa geseran. Jumlah cairan itu dalam keadaan
normal hampir tidak dapat diukur karena sangat sedikit. Jumlah itu mungkin
bertambah pada beberapa keadaan dan akan berupa transudat atau eksudat. Fungsi
dari transudat dan eksudat adalah sebagai respon tubuh terhadap adanya gangguan
sirkulasi dengan kongesti pasif dan oedema (transudat), serta adanya inflamasi
akibat infeksi bakteri (eksudat). Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan
radang oleh gangguan kesetimbangan cairan badan (tekanan osmosis koloid, stasis
dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakan endotel, dan sebagainya),
sedangkan eksudat bertalian dengan salah satu proses peradangan. Bila radang
terjadi pada pleura, maka cairan radang juga dapat mengisi jaringan sehingga
terjadi gelembung. Cairan yang terjadi akibat radang mengandung banyak protein
sehingga berat jenisnya lebih tinggi dari pada plasma normal. Begitu pula cairan
radang ini dapat membeku karena mengandung fibrinogen. Cairan yang terjadi
akibat radang ini disebut eksudat. Jadi sifat-sifat eksudat ialah mengandung lebih
banyak protein daripada cairan jaringan normal, berat jenisnya lebih tinggi dan
dapat membeku. Cairan yang terjadi karena hal lain dari pada radang, misalnya
karena gangguan sirkulasi, mengandung sedikit protein, berat jenisnya rendah dan
tidak membeku, cairan ini disebut transudat. Transudat misalnya terjadi pada
penderita penyakit jantung. Pada penderita penyakit jantung, tekanan dalam
pembuluh dapat meninggi sehingga cairan keluar dari pembuluh dan masuk ke
dalam jaringan.
Pemeriksaan cairan badan yang tersangka transudat atau eksudat bermaksud
untuk menentukan jenisnya dan sedapat-dapatnya untuk mendapatkan keterangan
tentang causanya.
Ciri-ciri transudat spesifik ; cairan jernih, encer, kuning muda, berat jenis
mendekati 1010 atau setidak-tidaknya kurang dari 1018, tidak menyusun bekuuan
(tak ada fibrinogen), kadar protein kurang dari 2,5 g/dl, kadar glukosa kira-kira
sama seperti dalam plasma darah, jumlah sel kecil dan bersifat steril.
Ciri-ciri eksudat spesifik ; keruh (mungkin berkeping-keping, purulent,
mengandung darah, chyloid,dsb.), lebih kental, warna bermacam-macam, berat
jenis lebih dari 1018, sering ada bekuan (oleh fibrinogen), kadar protein lebih dari
4,0 g/dl, kadar glukosa jauh kurang dari kadar dalam plasma darah, mengandung
banyak sel dan sering ada bakteri. Dalam praktek sering dijumpai cairan yang
sifat-sifatnya sebagian sifat transudat dan s bagian eksudat lagi sifat eksudat,
sehingga usaha untuk membedakan antara transudat dan eksudat menjadi sukar.
Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan kimia, ketika sampel di teteskan
pada campuran aquadest dan asam asetat glasial terjadi reaksi dan menimbulkan
kekeruhan ringan atau seperti kabut tipis, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari
pemeriksaan kimia sampel tersebut adalah
J. Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum dapat di simpulkan bahwa :
1. Hasil pemeriksaan makroskopik yaitu warna kuning jernih tidak terdapat
kekeruhan dan tidak ada bekuan
2. Hasil pemeriksaan kimia (tes rivalta) diperoleh hasil positif adanya kekeruhan
ringan seperti kabut halus
K. Daftar Pustaka :
1. Amaria, dkk. Transudat Eksudat. Surabaya : Jurusan Kimia FMIPA Unesa.
2014
2. Anonim. Analisis Transudat. Penerbit Erlangga : Surabaya. 2014
3. Ansori, A.K. Pemeriksaan Transudat Eksudat. III Kimia Analis. Universitas
Sumatera Utara. Medan. 2008
4. Depkes RI. Pedoman Kimia Klinik. Erlangga : Jakarta. 2006
LAMPIRAN GAMBAR