Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN CAIRAN PLEURA

NAMA PRAKTIKAN : NADA SITI NABILAH


NIM : 061711075
KELOMPOK :5

PROGRAM DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
2019
A. Judul Acara Praktikum : Pemeriksaan Cairan Pleura
B. Tujuan : Untuk mengetahui transudat dan eksudat pada sampel
cairan pleura
C. Metode pemeriksaan : Tes Rivalta
D. Prinsip pemeriksaan : Seromucin dengan asam asetat akan terbentuk
kekeruhan
E. Dasar Teori :
Dalam keadaan normal, pembentukan lapisan tipis cairan antara pleura
pariental dan pleura viseral (disebut cairan pleura) merupakan ultrafiltrasi plasma.
Kedua pleura bekerja seperti membran semi permiabel, sehingga kadar molekul besar
(seperti albumin) kadarnya sangat rendah bila dibandingkan dengan kadar dalam
plasma. Cairan pleura normal tampak seperti air jernih dan tidak berbau. Cairan
normal ini mengandung sekitar 1000 sel per mililiter, sebagian besar sel mesodetial
kemudian sel-sel lainnya adalah monosit dan limfosit. Abnormalitas cairan pleura,
dengan dukungan pemeriksaan lain, biasanya berhasil untuk menentukan atau
konfirmasi penyebab efusi pleura.
Rongga serosa dalam tubuh mengandung sejumlah kecil cairan yang mengalir
diantara ruang intravakuler dan ruangan ekstraseluler. Cairan ini dipelihara dalam
keadaan seimbang oleh tekanan osmose dalam kapiler membrane serosa tersebut.
Cairan tersebut berfungsi sebagai pelumas agar membran-membran yang dilapisi
mesotel dapat bergerak tanpa gesekan. Jumlah cairan tersebut pada keadaan tertentu
dapat bertambah jumlahnya, dan dapat berupa transudat dan eksudat. Faktor-faktor
yang menaikkan kumpulan cairan ini dalam jumlah yang berlebihan :
 Turunnya tekanan osmotic koloid dalam darah
 Naiknya tekanan hidrostatik intrakapiler
 Kerusakan endotel kapiler atau permeabilitas kapiler

Cairan pleura adalah cairan dalam rongga pleura dalam paru-paru. Fungsinya
sebagai pelumas. Normalnya cairan pleura sangat sedikit jumlahnya hampir tidak bisa
diukur volumenya. Karena kondisi patologis, cairan jumlahnya menigkat sehingga
dapat dianalisa dan akan berupa transudat atau eksudat.

Transudat adalah penimbunan cairan dalam rongga serosa sebagai akibat


karena gangguan keseimbangan cairan dan bukan merupakan proses radang(tekanan
osmosis koloid, stasis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakan endotel, dsb),
sedangkan eksudat adalah cairan patologis yang berasal dari proses radang. Bila
radang terjadi pada pleura, maka cairan radang juga dapat mengisi jaringan sehingga
terjadi gelembung, hal ini misalnya terjadi pada kebakaran. Cairan yang terjadi akibat
radang mengandung banyak protein sehingga berat jenisnya lebih tinggi daripada
plasma normal. Begitu pula cairan radang ini dapat membeku karena mengandung
fibrinogen. Cairan yang terjadi akibat radang ini disebut eksudat. Jadi sifat-sifat
eksudat ialah mengandung lebih banyak protein daripada cairan jaringan normal,
berat jenisnya lebih tinggi dan dapat membeku. Cairan jaringan yang terjadi karena
hal lain daripada radang, misalnya karena gangguan sirkulasi, mengandung sedikit
protein, berat jenisnya rendah dan tidak membeku, cairan ini disebut transudat.
Transudat misalnya terjadi pada penderita penyakit jantung. Pada penderita payah
jantung , tekanan dalam pembuluh dapat meninggi sehingga cairan keluar dari
pembuluh dan masuk ke dalam jaringan.

Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas
1.020) dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang
melakukan emigrasi. Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang
memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya
tekanan hidrostatik intravascular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan
serentetan peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya.

F. Alat dan Reagen :


Alat yang digunakan dalam percobaan praktikum pemeriksaan cairan pleura
adalah gelas ukur dan batang pengaduk
Reagen yang digunakan dalam percobaan praktikum pemeriksaan cairan
pleura adalah asam asetat glacial
G. Bahan pemeriksaan :
Bahan yang digunakan dalam percobaan praktikum pemeriksaan cairan pleura
adalah cairan pleura
H. Cara kerja :
Prosedur pemeriksan dilakukan dengan memasukkan 100 mL aquadest dalam
gelas ukur dan ditambahkan 1 tetes asam asetat pekat ke dalam gelas ukur dan diaduk
dengan batang pengaduk. Kemudian, diteteskan cairan pleura yang akan diperiksa
diatas permukaan cairan. Diamati dengan latar belakang hitam.
Interpretasi Hasil :
 Cairan normal : (-) cairan bercampur dan bereaksi tanpa membentuk
kekeruhan
 Transudat : (+) lemah : cairan bercampur dan bereaksi membentuk kekeruhan
ringan/kabut tipis
 Eksudat : (+) kuat : cairan bercampur dan berekasi membentuk kekeruhan
berat
I. Hasil pemeriksaan dan
Pembahasan :
1. Hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Cairan Pleura (Tes Rivalta)
Data Pengamatan
Hasil
Makroskopis
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Bekuan Negatif
Test Rivalta Terdapat kekeruhan ringan seperti kabut halus

2. Pembahasan
Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil
cairan. Cairan ini terdapat umpama dalam rongga picardium, rongga, pleura,
rongga perut dan berfungsi sebagai pelumas agar membran-membran yang
dilapisi mesotel dapat bergerak tanpa geseran. Jumlah cairan itu dalam keadaan
normal hampir tidak dapat diukur karena sangat sedikit. Jumlah itu mungkin
bertambah pada beberapa keadaan dan akan berupa transudat atau eksudat. Fungsi
dari transudat dan eksudat adalah sebagai respon tubuh terhadap adanya gangguan
sirkulasi dengan kongesti pasif dan oedema (transudat), serta adanya inflamasi
akibat infeksi bakteri (eksudat). Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan
radang oleh gangguan kesetimbangan cairan badan (tekanan osmosis koloid, stasis
dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakan endotel, dan sebagainya),
sedangkan eksudat bertalian dengan salah satu proses peradangan. Bila radang
terjadi pada pleura, maka cairan radang juga dapat mengisi jaringan sehingga
terjadi gelembung. Cairan yang terjadi akibat radang mengandung banyak protein
sehingga berat jenisnya lebih tinggi dari pada plasma normal. Begitu pula cairan
radang ini dapat membeku karena mengandung fibrinogen. Cairan yang terjadi
akibat radang ini disebut eksudat. Jadi sifat-sifat eksudat ialah mengandung lebih
banyak protein daripada cairan jaringan normal, berat jenisnya lebih tinggi dan
dapat membeku. Cairan yang terjadi karena hal lain dari pada radang, misalnya
karena gangguan sirkulasi, mengandung sedikit protein, berat jenisnya rendah dan
tidak membeku, cairan ini disebut transudat. Transudat misalnya terjadi pada
penderita penyakit jantung. Pada penderita penyakit jantung, tekanan dalam
pembuluh dapat meninggi sehingga cairan keluar dari pembuluh dan masuk ke
dalam jaringan.
Pemeriksaan cairan badan yang tersangka transudat atau eksudat bermaksud
untuk menentukan jenisnya dan sedapat-dapatnya untuk mendapatkan keterangan
tentang causanya.
Ciri-ciri transudat spesifik ; cairan jernih, encer, kuning muda, berat jenis
mendekati 1010 atau setidak-tidaknya kurang dari 1018, tidak menyusun bekuuan
(tak ada fibrinogen), kadar protein kurang dari 2,5 g/dl, kadar glukosa kira-kira
sama seperti dalam plasma darah, jumlah sel kecil dan bersifat steril.
Ciri-ciri eksudat spesifik ; keruh (mungkin berkeping-keping, purulent,
mengandung darah, chyloid,dsb.), lebih kental, warna bermacam-macam, berat
jenis lebih dari 1018, sering ada bekuan (oleh fibrinogen), kadar protein lebih dari
4,0 g/dl, kadar glukosa jauh kurang dari kadar dalam plasma darah, mengandung
banyak sel dan sering ada bakteri. Dalam praktek sering dijumpai cairan yang
sifat-sifatnya sebagian sifat transudat dan s bagian eksudat lagi sifat eksudat,
sehingga usaha untuk membedakan antara transudat dan eksudat menjadi sukar.
Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan kimia, ketika sampel di teteskan
pada campuran aquadest dan asam asetat glasial terjadi reaksi dan menimbulkan
kekeruhan ringan atau seperti kabut tipis, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari
pemeriksaan kimia sampel tersebut adalah
J. Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum dapat di simpulkan bahwa :
1. Hasil pemeriksaan makroskopik yaitu warna kuning jernih tidak terdapat
kekeruhan dan tidak ada bekuan
2. Hasil pemeriksaan kimia (tes rivalta) diperoleh hasil positif adanya kekeruhan
ringan seperti kabut halus
K. Daftar Pustaka :
1. Amaria, dkk. Transudat Eksudat. Surabaya : Jurusan Kimia FMIPA Unesa.
2014
2. Anonim. Analisis Transudat. Penerbit Erlangga : Surabaya. 2014
3. Ansori, A.K. Pemeriksaan Transudat Eksudat. III Kimia Analis. Universitas
Sumatera Utara. Medan. 2008
4. Depkes RI. Pedoman Kimia Klinik. Erlangga : Jakarta. 2006
LAMPIRAN GAMBAR

Sampel cairan pleura Test Rivalta

Anda mungkin juga menyukai