Anda di halaman 1dari 11

Seorang laki-laki berusia 50 tahun dengan keluhan demam dan telapak

kaki kanan bernanah akibat tertusuk paku 2 minggu yang lalu. Luka
meluas ke punggung kaki dan berbau busuk tetapi tidak nyeri. Riwayat
penyakit sebelumnya adalah DM tipe 2, dan tidak berobat teratur, pada
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 150/80 mmHg, HR 110 x/mnt, suhu 38
C dan RR 22 x/mnt. Pada pemeriksaan lab gula darah sewaktu 450
mg/dL. Apakah obat anti DM yang paling tepat diberikan?
A. Sulfonil urea
B. Biguanida
C. Akarbose
D. Thiazolidinediones
E. Insulin

Pasien diatas kemungkinan mengalami kaki DM yang terinfeksi karena


ditemukan adanya luka pada kaki kanan yang bernanah, busuk dan tidak
nyeri. • Pada pasien dengan kaki DM terinfeksi tatalaksana kontrol
glikemik yang tepat adalah dengan menggunakan insulin. • Piihan A,B,C,
dan D dapat digunakan pada pasien DM tipe 2 tanpa penyulit

Seorang wanita dengan keluhan kesadaran menurun yang dialami 1 hari


yang lalu. Keluhan disertai Iuka pada kaki sejak 1 buIan yang lalu.
Riwayat DM sejak 10 tahun dan tidak teratur minum obat. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan GDS 450 mg/dl. Pemeriksaan Analisa gas darah
didapatkan hasil pH 6,3;HCO3 rendah dan pemeriksaan elektrolit
didapatkan anion gap yang tinggi. Apakah diagnosis yang mungkin?
B. Ketoasidosis diabetic
Pasien diatas k mengalami KAD karena ditemukan adanya penurunan
kesadaran dengan peningkatan kadar gula darah, asidosis metabolic
dengan high anion gap. • Kemungkinan pemicu KAD pada pasien ini
adalah kaki DM terinfeksi dan adanya riwayat minum obat yang tidak
teratur. • Piihan A, perlu dilakukan pemeriksaan SOFA score terlebih
dahulu. • Pilihan C, merupakan komplikasi dari KAD. • Pilihan D, biasanya
pH darah dalam rentang normal. • Pilihan E, tidak ada riwayat minum
obat-obatan yang menyebabkan lonjakan gula darah yang tinggi pada
pasien.

Laki-laki usia 81 tahun dengan penurunan kesadaran. Pasien mempunyai


riwayat DM dan teratur minum obat. Pada pemeriksaan didapatkan
kesadaran somnolen. Pada pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital TD
120/80 mmHg, HR 80x/mnt, RR 20x/mnt dan suhu 37C. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS 40 mg/dl. Mana obat yang
dapat menimbulkan keluhan tersebut?
B. Glibenklamid
• Pasien diatas kemungkinan mengalami hipoglikemia karena ditemukan
adanya penurunan kesadaran dan GDS yang rendah.
• Hipoglikemia merupakan salah satu efek tersering dari pemakaian OHO
terutama golongan sulfonylurea.Glibenklamid
• Piihan A, efek samping berupa flatulens.
• Pilihan C, obat ini biasanya diberikan melalui suntikan.
• Pilihan D, efek samping berupa mual dan muntah.
• Pilihan E, efek samping berupa retensi cairan.

Seorang wanita 58 tahun dengan keluhan peningkatan berat badan 6 kg


dalam satu tahun. Pasien juga mengeluhkan adanya bengkak-bengkak di
sekitar leher dan muka. Vital sign TD 135/80 N 88 RR 22 T 36,5. Pemfis:
di dapatkan full moon face dan juga gambaran seperti punuk pada leher
bagian belakang. Pemeriksaan laboratorium kadar kortisol serum dalam
urin adalah 205 mcg/24 jam (normal 20 mcg/24jam). Kadar kortisol
serum pagi 29 mcg/dl didapatkan turun menjadi 22 mcq/dl setelah di tes
supresi deksamethason 1 gram pada malam hari. Kadar ACTH basal 59
pg/dl (normal 10-60 lg/dl). Apakah kemungkinan diagnosis pasien
tersebut?
E. Cushing syndrome
Pasien diatas kemungkinan mengalami cushing syndrome karena
ditemukan adanya BB naik, moon face dan buffalo hump.
• Adanya hasil low dose dexametason yang menunjukkan bahwa tidak
terjadi penurunan kadar kortisol plasma > 50% pada pagi hari nya
mengkonfirmasi diagnosis cushing syndrome pada pasien ini.
• Piihan A, akan ditemukan adanya benjolan pada leher.
• Pilihan B, akan ditemukan adanya hipotensi, badan lemas dan kulit
hiperpigmentasi.
• Pilihan C, akan ditemukan adanya penurunan kesadaran dan hipotensi
pada pasien dengan riwayat hipertiroidisme.
• Pilihan D, akan ditemukan tanda-tanda hipertiroid seperti penurunan
BB, berdebar-debar dan tidak tahan panas.

Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke puskesmas untuk


melakukan pemeriksaan rutin. Dari pemeriksaan didapatkan BB 92 kg
dengan TB 165 cm, lingkar pinggang 110 cm. Tekanan darah 115/80
mmHg. Hasil pemeriksaan darah didapatkan: Gula darah puasa 118
mg/dl (normal< 100 mg/dl), Gula darah2 jam PP 108 mg/dl (normal <
5,6%), Kolesterol total 230 mg/dl (optimal< 200 mg/dl), LDL-C: 130 mg/dl
(optimal 50 mg/dl), Trigliserida: 206 mg/dl (optimal < 150 mg/dl), Asam
urat: 7,2 mg/dl (normal < 7 mg/dl). Apakah penanganan yang tepat
diberikan?
B. Disarankan untuk menurunkan berat badan dengan diet dan
olahraga
• Pasien diatas kemungkinan mengalami syndrome metabolic yang
ditandai dengan lingkar perut > 90 Cm, GDP > 100 mg/dL, trigliserida >
150 mg/dL dan kadar HDL < 50 mg/dL. • Tatalaksana awal pada pasien
sindrom metabolic adalah dengan diet dan olahraga terlebih dahulu. •
Piihan A,C,D ,dapat diberikan setelah intervensi non farmakologis
terlebih dahulu. • Pilihan E, tidak benar karena intervensi perlu segera
dilakukan namun diutamakan terapi non farmakologis terlebih dahulu\
Seorang laki laki usia 30 tahun datang dengan keluhan kesemutan di
kedua tangannya. Pasien tidak memiliki riwayat HT, DM maupun
penyakit jantung. Pasien merupakan seorang guru olahraga dan selalu
menjaga kesehatannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB 67 kg TB
172cm, TD 110/70 mmHg. Pemeriksaan lab didapatkan kolesterol total
230 mg/dL, HDL 35 mg/dL, LDL 160 mg/dL, TG 142 mg/dL, GDS 150
mg/dL. Apakah pengobatan yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Golongan statin
Pasien diatas kemungkinan mengalami dyslipidemia karena
ditemukan adanya keluhan kesemutan dan pada pemeriksaan lab
ditemukan peningkatan kadar kolesterol, penurunan HDL,
peningkatan LDL dan TG. • Pada pengobatan dyslipidemia maka
tatalaksana awal farmakologi adalah dengan pemberian obat statin.

Seorang laki laki datang dengan keluhan sering lemas, berat badan naik dan
sering merasa dingin. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD:
130/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,7. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan benjolan ikut bergerak saat menelan, tremor (-), berdebar2 (-). Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil pemeriksaan penunjang ditemukan
FT4 0,1 TSH 56 anti TPOab (+). Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?

B. Hipotiroid
• Pasien diatas kemungkinan mengalami hipotirodisme yang
ditandai dengan adanya BB naik, lemas, sering dingin. Adanya
benjolan pada leher dan peningkatan kadar TSH dan turunnya kadar
FT4 dan anti TPO (+) menunjukkan bahwa pasien kemungkinan
mengalami tiroiditis hashimoto. • Piihan A, biasanya tidak
memberikan gejala. • Pilihan C, akan memberikan gejala seperti BB
turun, tidak tahan panas dan berdebar-debar. • Pilihan D, biasanya
tidak memberikan gejala. • Pilihan E, akan didapatkan penurunan
kesadaran, hipotensi pada pasien dengan riwayat hipertiroid
Seorang pasien perempuan berusia 48 tahun dengan keluhan nyeri perut disertai
mual muntah sejak 1 bulan srmrs. Pada pemeriksaan didapatkan tanda-tanda
vital TD 120/80 mmHg, HR 80x/mnt, RR 20x/mnt dan suhu 37C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri perut kanan bawah. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Kadar kalsium dan hormon paratiroid tinggi dan kadar
fosfat rendah. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan batu ginjal. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut?

A. Adenoma paratiroid
• Pasien diatas kemungkinan mengalami hiperpatiroid primer
akibat adenoma tiroid yang ditandai dengan peningkatan kadar
hormone paratiroid dan kalsium darah yang mengakibatkan
adanya nyeri abdomen dan batu ginjal. • Piihan B, jarang terjadi
dan biasanya diikuti dengan adanya gejala-gejala keganasan
seperti BB turun dan benjolan yang membesar dengan cepat. •
Pilihan C, dapat disertai dengan gejala hipertiroid. • Pilihan D,
ditandai dengan benjolan pada leher yang cepat membesar. •
Pilihan E, ditandai dengan peningkatan kadar prolactin, pada
wanita dapat diitandai dengan amenorrhea dan pada laki-laki
dapat ditandai dengan adanya ginekomastia dan penurunan
libido.

Seorang perempuan, 55 tahun, dengan keluhan nyeri perut disenai muntah-


muntah 3 hari yang lalu. Sudah berobat ke dokter dan mendapat terapi antasida
dan omeprazol namun keluhan nyeri tidak berkurang dan semakin meningkat
serta menjalar ke punggung kanan. Pemeriksaan fisik: konjungtiva tidak anemis,
sklera ikterik. Pada abdomen ditemukan nyeri tekan di epigastrium. Pada
pemeriksaan laboratorium diperolch SGOT 64 U/L, SGPT 42 U/L, Gamma GT 240
mg/dL, bilirubin indirek 2,3 mg/dL, bilirubin direk 9,6 mg/dL. Pada pemeriksaan
USG abdomen diperoleh gambaran batu multiple di kandung empedu. Apakah
penyebab ikterik pada pasien tersebut
B. Gangguan ekskresi bilirubin
• Pasien diatas kemungkinan mengalami koledokolitiasis yang
ditandai dengan nyeri perut dan icterus. Adanya peningkatan
kadar bilirubin direk menunjukkan sumbatan pada pasien ini
terjadi post hepatic yang diakibatkan adanya batu dari kantong
empedu yang turun dan menyumbat ductus koledokus. • Piihan
A, akan ditemukan peningkatan kadar bilirubin indirek. • Pilihan
C, tidak spesifik. • Pilihan D, akan ditemukan peningkatan kadar
bilirubin direk dan indirek yang seimbang. • Pilihan E,
menyebabkan peningkatan bilirubin indirek.

Pasien laki-laki 28 tahun dengan keluhan gusi berdarah sejak 1 jam yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan badan lemas dan terdapat memar di tubuh sejak 5 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg, HR
80x/mnt, RR 20x/mnt dan suhu 37C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan purpura
di beberapa bagian tubuh. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9,
leukosit 1.000, trombosit 50.000.Apakah kemungkinan diagnosis pasien
tersebut? B. Anemia aplastic

• Pasien diatas kemungkinan mengalami anemia aplastic karena


ditemukan adanya gejala-gejala berupa gusi berdarah, memar
pada tubuh, purpura dan pada laboratorium ditemukan adanya
pansitopenia tanpa organomegali. • Piihan A, akan ditemukan
peningkatan kadar leukosit. • Pilihan C, akan ditemukan
peningkatabb kadar leukosit matur. • Pilihan D, akan ditemukan
anemia dengan peningkatan kadar bilirubin. • Pilihan E, akan
ditemukan gambaran anemia mikrositik hipokrom.

Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan wajah kasar dan jari kuku
berbuku-buku. Keluhan ini sudah dirasakan lama sebelumnya. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan hipertensi dengan TD 160/90 dan pada pemeriksaan
penunjang CT Scan didapatkan tumor hipofisis. Apa yang mendasari proses di
atas?

Penurunan IGF-1 D
• Pada pasien didapatkan gejala wajah kasar dan jari kuku yang
berbuku-buku, hal ini merupakan gejala pertumbuhan
penebalan kulit pada akromegali, yang juga disertai dengan
peningkatan tekanan darah. • Gejala ini dibuktikan pula dengan
adanya tumor hipofisis. Akromegali adalah akibat kelebihan GH
atau growth hormone • IGF-1 adalah insulin like growth factor
yang berperan dalam pertumbuhan masa kanak • ACTH
menyebabkan peningkatan/penurunan produksi kortisol

Seorang pasien perempuan, 27 tahun datang dengan keluhan lemas, pasien juga
cepat sekali merasa kedinginan meski di daerah tropis, nafsu makan menurunan,
dan BB turun dalam 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan didapatkan penurunan
kadar T4 dan kadar TSH meningkat, marker anti TPO (+). Kemungkinan diagnosis
penyebab pada pasien ini adalah?

A. Hashimoto tiroiditis
Analisis Soal • Pada pasien didapatkan gejala hipotiroid
dengan gejala lemas, mudah kedinginan dan BB menurun •
Hal ini dikonfirmasi dengan adanya T4 yang menurun dan
TSH yang meningkat serta Anti TPO positif. Kemungkinan
paling banyak penyebab hipotiroid adalah Hashimoto
thyroiditis • Anti TPO juga berkorelasi dengan Graves,
namun seharusnya terdapat gejala hipertiroidisme •
Diagnosis B dan C tidak menyebabkan hipotiroid • Penyakit
huntington bukan penyakit endokrin, tetapi saraf, dengan
keluhan utama chorea atau gerakan involunter
Pasien perempuan G1P0A0 hamil 25 minggu datang dengan keluhan badan
lemah. Pasien merasa mudah lelah saat beraktivitas. Pasien mengeluhkan kepala
pusing dan pandangan berkunang-kunang. Pasien pernah dirawat sebelumnya
karena muntah berlebihan pada awal kehamilan. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
8,6 Ferritin 5 TIBC 150. Apa terapi yang tepat?

A. Tablet tambah darah besi elemental 200 mg


• Adanya keluhan badan lemah, kepala pusing, pandangan berkunang-
kunang, temuan fisik konjungtiva anemis, dan didukung oleh
pemeriksaan Hb 8.6 Feritin 5 TIBC 150 menunjukkan bahwa pasien
mengalami anemia defisiensi besi pada kehamilan. • Untuk kondisi ini,
perlu diberikan terapi besi elemental 180 mg per hari dan yang paling
tepat adalah pilihan A. • Pilihan B dan E juga merupakan pilihan sediaan
tablet besi tetapi tidak dipilih karena dosisnya yang tidak tepat.

Seorang laki-laki berusia 40 tahun dengan keluhan nyeri kepala yang bertambah
berat sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan disertai demam hilang timbul dan
pandangan ganda. Sejak 2 hari ini pasien juga mengeluh bicaranya menjadi pelo
disertai kelemahan anggota gerak bagian kiri. Riwayat pemakaian putauw
bergantian jarum suntik dengan teman-temannya sejak 3 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik: suhu 37.6C, needle track (+), GCS 15, kaku kuduk (-), parese
N. VII sinistra sentral, hemiparesis sinistra dengan kekuatan otot 4.
Laboratorium: CD4 < 200/ul Pasien memiliki riwayat HIV (+), belum memulai
pengobatan. CT scan dengan kontras tampak adanya lesi hipodens multiple
tanpa kalsifikasi dengan ring enhancing lesion. Apa diagnosis yang paling
mungkin?

B. Ensefalitis toxoplasma
• Pada pasien dengan kondisi deficit neurologis berupa paresis N VII
sentral dan hemiparesis, disertai adanya demam, nyeri kepala memberat
serta diplopia, dapat mengarahkan pada adanya kondisi infeksi sistem
saraf pusat yang membentuk adanya SOL. Lebih mengarahkan pada
kondisi ensefalitis dibandingkan meningitis mengingat adanya deficit
neurologis termasuk paralisis dan paresis nervus kranial. • Dalam hal ini,
pasien dengan kondisi immunodefisiensi (CD4 < 200/ul) memiliki
kemungkinan alami infeksi oportunistik termasuk infeksi SSP. CT scan
kontras yang menunjukkan adanya lesi hipodens multiple tanpa
kalsifikasi dengan ring enhancing lesion mengarahkan pada adanya
kondisi ensefalitis toksoplasma. • Pada kondisi ini, abses otak memang
juga bisa sebabkan demam dan deficit neurologis, bahkan peningkatan
TIK. Namun biasanya akan ada focus infeksi lain misalnya kompikasi otitis
media atau sinusitis atau endocarditis, serta CT scan kepala dengan
kontras akan memperlihatkan massa hipodens sentral tanpa kalsifikasi
dengan penyangatan cincin, serta umumnya single

Seorang pria berusia 60 tahun mengeluh gerakan gemetar pada kedua tangan.
Gemetar dirasakan saat tidak digerakkan. Keluhan pada kedua tangan, awalnya
ringan pada tangan kanan dan tidak mengganggu tetapi memberat pada kedua
tangan bahkan pada saat keadaan tidur. Pasien mengalami keterlambatan dalam
bergerak dan gangguan keseimbangan pada saat berjalan. Apa stadium menurut
Hoehn and Yahr stage pada kasus? C. Stadium III

• Pada pasien kasus diatas tampak mengarah pada parkinson dimana ditemukan
adanya tremor serta bradykinesia (keterlambatan saat bergerak), dan gangguan
keseimbangan pada saat berjalan. Progresi gejala Parkinson ini dapat dinilai
menggunakan Hoehn and Yahr stage. • Pada kasus diatas, mengingat pasien
sudah ada tremor bilateral bahkan saat istirahat atau tidur (moderate bilateral
disease), dan instabilitas postural (gangguan keseimbangan saat berjalan),
namun tidak disebutkan apakah pasien bergantung atau tidak, pasien
digolongkan dalam stadium 3. • Pada stadium 4 biasanya akan disebutkan
adanya kondisi disabilitas berat pada pasien, pada beberapa centre
mendefinisikan juga disabilitas berat namun masih bisa berjalan tanpa alat
bantu. Berbeda dengan stadium 5 dimana pasien membutuhkan alat bantu
seperti kursi roda.
Anak laki-laki dengan keluhan keterlambatan perkembangan. Saat ini, an. Daud
sudah berusia 2 tahun tetapi belum dapat tengkurap dan bicara. Pemeriksaan
fisik anak tampak normal. Dokter memperkirakan pasien mengalami gangguan
hormon. Apa yang sebaiknya diperiksa? A. TSH

Analisis Soal • Pada pasien anak 2 tahun dengan keterlambatan perkembangan,


yang dicurigai gangguan hormone bisa salah satunya gangguan hormone tiroid
seperti kondisi hipotiroidisme yang sebabkan gangguan perkembangan anak. •
Pada kasus ini, evaluasi inisial disfungsi tiroid bisa melakukan pemeriksaan TSH
dan fT4 secara simultan. Namun bila hanya satu pemeriksaan awal saja yang bisa
dilakukan, maka disarankan memeriksa TSH terlebih dahulu. • Ini dikarenakan
adanya hubungan negative log-linear antara serum fT4 dan konsentrasi TSH.
Sehingga perubahan kecil pada serum fT4 akan sebabkan perubahan besar pada
konsentrasi TSH. Maka berbagai guidelines sarankan pemeriksaan serum TSH
diawal dengan anggapan kondisi steady-state dan tidak ada penyakit
hipotalamus atau hipofisis

Seorang anak berusia 8 tahun datang ke poliklinik anak di RS bersama ibunya.


Sang ibu ingin berkonsultasi mengenai berat badan anaknya yang lebih dari
normal. Anak jauh lebih gemuk dibandingkan teman sebayanya. Saat dilakukan
pengukuran antropometri, didapatkan IMT >150% dari nilai normal, dan oleh
dokter anak didagnosis sebagai obesitas morbid. Tatalaksana untuk anak
tersebut adalah….

C. Modifikasi perilaku dengan food rules


Analisis Soal • Pada pasien anak berusia 8 tahun dengan obese morbid
(IMT >150% nilai normal), maka diperlukan tatalaksana yang utamanya
dengan modifikasi kebiasaan asupan energi berlebih serta keluaran
energi sedikit, yakni dengan modifikasi perilaku dan food rules, yakni
mengubah pola hidup berupa meningkatkan aktivitas fisik, serta
mengurangi kalori dan lemak serta meningkatkan konsumsi serat (pilar
utama). Sehingga dipilih opsi D. • Selain penanganan obesitas dengan
pilar utama pada anak mengurangi kalori dan lemak sambil
meningkatkan asupan serat + aktivitas fisik, anak dengan obese morbid
diatas usia 12 tahun bisa diberikan orlistat (maka pada anak 8 tahun
diatas tidak dipilih opsi ini)

Bayi laki-laki usia 10 bulan datang diantar ibunya dengan keluhan belum bisa
duduk. Riwayat anak lahir SC cukup bulan, riwayat KPD 24 jam, APGAR score 2/5.
Dirawat di NICU karena mengalami asfiksia selama 1 minggu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan lingkar kepala kecil, kelemahan pada keempat ekstremitas,
refleks fisiologis meningkat, ektremitas menggunting, tidak didapatkan bentuk
dismorfik. Apa kemungkinan diagnosis pasien?

B. Cerebral palsy
• Bayi dengan gangguan perkembangan motorik + riwayat
asfiksia neonatal + + lingkar kepala kecil (menandakan
kemungkinan kelainan pada pada pertumbuhan otak) + PF
ditemukan tanda-tanda gangguan Upper Motor Neuron
berupa reflex fisiologis meningkat + kelemahan keempat
ekstrimitas + posisi kaki menggunting  gambaran cerebral
palsy tipe tetraparesis • Pilihan lain: – Hipotiroid kongenital
 tidak terdapat gejala klinis yang mendukung ke arah
hipotiroid kongenital seperti macroglossia, perut buncit,
hernia umbilical, dll – Sindrom down  gejala klinis di soal
tidak sesuai – Retardasi mental  tidak ada gambaran klinis
RM di soal – Muscular dystrofi  gejala biasanya berupa
kelemahan otot bersifat flaksid

Anda mungkin juga menyukai