Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS

Dosen Pengampu :

Mika Mediawati, M.Keb

Oleh :

Anjely Dewi Tetania

NIM.P17321193048

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG KAMPUS IV

2021/2022
Masa nifas fase khusus dalam kehidupan ibu dan bayi. Bagi ibu yang bersalin untuk pertama
kalinya, ia akan menyadari perubahan dalam hidupnya yang mencakup perubahan emosi dan
fisik. Terjadi penyesuaian yang bersifat sosial karena perempuan yang bersalin untuk pertama
kali akan memikul tanggung jawab sebagai seorang ibu. Masa nifas dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Keberhasilan ibu
dalam melalui masa nifas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor fisik,
psikologis, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi. Berikut ini merupakan contoh faktor
yang mempengaruhi masa nifas :

1. Faktor budaya (adat dan istiadat)


Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga memiliki banyak ada dan istiadat
yang berbeda-beda disetiap wilayah. Salah satunya yaitu budaya masyarakat Aceh
pada Ibu Nifas. Pada masyarakat Aceh, ibu nifas menjalani sale, yaitu ibu nifas harus
tidur diatas bambu yang bercelah-celah dan dibawah dipan diletakkan tungku berisi
air panas. Tradisi masyarakat Aceh tersebut dianggap mempercepat proses
pengempisan perut dan rahim, merapatkan kemaluan, dan menghangatkan badan.
Tentu saja hal tersebut membawa pengaruh negative pada ibu nifas, karena faktanya
panas tersebut justru akan menyebabkan vasodilatasi, yaitu pelebaran lumen
pembuluh darah. Selain itu juga dapat menyebabkan tekanan darah menurun,
merangsang perdarahan dan dehidrasi pada ibu nifas. Setelah melalui proses
persalinan yang cukup menguras tenaga, sebaiknya ibu nifas istirahat ditempat yang
nyaman dan memenuhi kebutuhan nutrisi agar kondisinya cepat pulih. Faktor budaya
yang tidak berlandaskan dengan penelitian dan ilmu atau evidence based dapat
menyebabkan kegagalan pada masa nifas yang pada akhirnya meningkatkan angka
kematian baik ibu maupun bayi.
2. Faktor Psikologis (dukungan suami)
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ibu nifas baik dalam proses pemulihan
maupun pemberian ASI eksklusif dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada masa
nifas dukungan suami merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi baik
tidaknya kondisi psikologis ibu. Suami merupakan kepala keluarga sekaligus partner
istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka. Seorang laki-laki yang menjadi
ayah baru dituntut dapat membantu istrinya yang baru saja melewati pengalaman
persalinan. Dukungan yang diberikan suami terhadap ibu nifas dapat berupa
dukungan emosional yaitu, melalui ungkapan empati, simpati, perhatian dan
kepedulian. Sehingga ibu nifas akan merasa nyaman dan dikasihi. Dukungan
emosional dapat memberikan rasa aman dan nyaman, perasaan dimilki dan dicintai
dalam situasi-situasi stress yang dirasakan. Apabila kesejahteraan ibu nifas telah
tercapai maka angka kejadian postpartum blues akan menurun. Sehingga dukungan
suami merupakan hal penting yang dapat memberikan pengaruh positif pada ibu nifas.

Anda mungkin juga menyukai