Malam Seribu Bulan
Malam Seribu Bulan
Marilah kita senantiasa meningkatkan rasa syukur kita dengan dibuktikan dengan
ketakwaan pada Allah. Karena Allah telah memberikan kita berbagai nikmat. Terutama tiga
nikmat yang besar yang disebutkan oleh Wahb bin Munabbih sebagai tiga nikmat utama
yaitu Islam, sehat dan kecukupan.
Shalawat dan salam atas junjungan kita, suri tauladan kita, Nabi akhir zaman, Nabi besar
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula kepada para sahabatnya dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Rasulullah SAW masih menggabungkan antara shalat dan tidur pada dua puluh malam pertama.
Tapi, pada sepuluh malam terakhir, beliau bersiap siaga dan menjauh dari tempat tidurnya.
Bahkan, beliau mengetuk pintu untuk menemui Fatimah dan Ali sembari berkata “tidakkah
kalian bangun dan shalat?”. Lalu beliau membacakan:
()وأمر اهلك بالصالة واصطبر عليها ﻻ نسالك رزقا نحن نرزقك و العاقبة للتقوى
Wa’mur ahlaka bissolati wastobir alayha la nas aluka rizkon nahnu narzukuka wal
aqibatu littaqwa
“Dan perintahkan kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki padamu. Kamilah yang memberimu rizki. Dan akibat
(yang baik adalah bagi orang yang bertaqwa)(thaha:132). Maasyiral muslimin rahimakumullah
Hadist tadi menunjukan betapa pentingnya dan mulianya sepuluh malam terakhir. Tapi, ada
beberapa kaum muslimin yang mengacuhkannya dan berkata”Shalat Lail itu hukumnya sunnah
hanya sebagai pelengkap”. Tapi, siapa yang bisa memastikan bahwa shalat wajibnya diterima?.
Diriwayatkan dari Abu Dawud dan lainnya Allah SWT berfirman:”lihatlah oleh kalian shalat-
shalat hambaku. Apakah ia menyempurnakannya atau menguranginya. Jika shalatnya sempurna
akan kutulis sempurna”. Namun jika dalam shalatnya ada kekurangan (Allah)
berfirman:”Periksalah hamba-hambaku, jika ia memiliki shalat sunnah,penuhilah kekurangan
shalat wajibnya kemudian amal-amal yang lain juga disamakan”.
Lailatul qadar adalah salah satu dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Menurut
pendapat yang Rajih, Allah merahasiakan Lailatul Qadar agar hambanya mengisinya dengan
shalat, dzikir, dan amalan sunnah lainnya. Lailatul Qadar juga memiliki tanda. Antara lain,
matahari pada pagi harinya cerah dan tidak menyilaukan. Rasulullah SAW bersabda:”Dan tanda
Lailatul Qadar adalah matahari terbit pada pagi harinya dengan cerah dan tidak menyilaukan”.
Tapi, sangat disayangkan. Mayoritas kaum muslim hanya semangat di awal Ramadhan saja.
Namun, keika datang waktu yang seharusnya ia bersungguh-sungguh ia meninggalkan shalat
malam dan menghabiskan malamnya dengan perkara sia-sia. Bahkan, ia berpaling dari dzat yang
maha pemurah dan pemberi karunia.
Maka kita harus mawajibkan diri dengan memperbanyak dzikir dan ibadah di sepuluh malam
terakhir. Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,”jika aku mendapati malam Lailatul
Qadar apa yang harus kuucapkan?”. Beliau bersabda:”Katakanlah, ya Allah sesungguhnya
engkau dzat yang memberi maaf dan suka memaafkan. Maka maafkanlah aku”.
Semoga kita bisa beristiqomah dalam menjalankan ibadah dan bisa mendapatkan malam yang
lebih baik dari seribu bulan.