CJR Inggris
CJR Inggris
REVIEW
MK.ENGLISH
CRITICAL JOURNAL REVIEW BUSINESS
SKOR
NILAI
Oleh :
NIM : 7203144008
C. Identitas Jurnal
Jurnal 1
- Judul : Listening Comprehension Difficulties Encountered By Students in Second
Language Learning Class
- Nama Jurnal : Educational and Instructional Studies
- Edisi Terbit : vol.4 No.4
- Penulis Artikel: Mustafa Azmi Binglo, MA
- Penerbit : WJEIS
- Kota Terbit : -
- No ISSN : 2146-7463
- Alamat Link : https://journals.equinoxpub.com/index.php/.../19359
Jurnal 2
- Judul : Speaking A Critical Skill and Challenge
- Nama Jurnal : Federal Language Learning Laboratory
- Edisi Terbit : 16
- Penulis Artikel: Kathleen B. Egan
- Penerbit : Calio Jurnal
- Kota Terbit : Madison
- No ISSN : -
- Alamat Link : http://www.wjeis.org/FileUpload/ds217232/File/2012.4._complete.pdf
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Pendahuluan
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu
pendididkan pada setiap jenjang pendidikan. Berbagai pengamatan dan analisis ada beberapa
faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. Pada
penelitian ini akan difokuskan pada pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses atau
aktivitas yang dilakukan pendidik dan peserta didik baik berada di dalam maupun luar kelas.
Suatu pembelajaran dikatakan sukses apabila peserta didik mampu merespon suatu materi yang
disampaikan pendidik atau guru.
Diera globalisasi bahasa Inggris bukanlah hal yang asing dalam dunia pendidikan. Seperti
kita ketahui bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan disemua negara.
Menurut saya hampir semua pekerjaan dan lowongan pekerjaan membutuhkan keahlian dalam
berbahasa Inggris, dalam berbisnis dan berwirausaha pun bahasa Inggris dibutuhkan. Bahkan
Bisa kita lihat bahasa Inggris juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari seperti bersosial
media, mencari dan mendapatkan informasi dari berbagai negara. Maka dari itu bahasa Inggris
penting diajarkan kepada peserta didik guna mendukung kesuksesan dalam mencapai suatu
pembelajaran. Bukan hanya mendukung kesuksesan dalam mencapai suatu pembelajaran, namun
peserta didik juga diharapkan mampu bersaing dengan negara lain mengingat yang semakin
pesatnya dunia diera Globalisasi ini. Mempelajari bahasa Inggris ini juga bisa membanggakan
dan mengharumkan nama negara Indonesia dengan cara membawa nama negara Indonesia untuk
mengikuti ajang atau perlombaan, seperti lomba pidato, debate bahasa Inggris tingkat Nasional
maupun Internasional.
Mendengarkan dan berbicara adalah faktor penting yang harus dikuasai peserta didik
dalam pembelajaran bahasa Inggris, seperti yang tertera dalam kedua jurnal yang akan dibahas
lebih jelas dan lebih rinci pada bagian isi dan pembahasan.
B. Deskripsi Isi
Jurnal 1
Pada jurnal pertama yaitu yang berjudul “ Listening Comprehension Difficulties Encoutered
By Students in Second Language Learning Class”. Memaparkan tentang pemahaman
mendengarkan, kesulitan mendengarkan, dan strategi mendengarkan. Mendengarkan adalah
salah satu keterampilan yang paling penting diposisi kedua setelah penguasaan bahasa. Namun
saat mendengarkan bahasa kedua yaitu bahasa Inggris peserta didik atau siswa masih banyak
yang menghadapi kesulitan, kesulitan itu terjadi dikarenakan bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu
mereka atau bahasa nasional di Indonesia bahkan sebagian orang maupun peserta didik
menyebut bahasa Inggris ini menjadi bahasa asing bagi mereka. Oleh karena itu tidak heran
pemahaman mendengarkan bahasa Inggris ini menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi peserta
didik.
Pembelajaran bahasa kedua yaitu bahasa Inggris ternyata memiliki masalah yang cukup
signifikan. Karena kenyataannya bahwa dalam pemahaman mendengarkan sekolah lebih
memperhatikan struktur, menulis, membaca dan kosa kata. Mendengarkan bukanlah bagian
penting dari banyak orang, buku pembelajaran atau silabus, dan kebanyakan guru tidak
mementingkan sambil mempersiapkan pembelajaran yang mereka rencanakan. Sejumlah besar
guru percaya bahwa hal itu akan berkembang secara alami dalam proses belajar bahasa dan
mereka akan belajar tanpa disadari.
Saya pribadi tidak sependapat dengan pernyataan diatas, karena menurut saya pihak sekolah
tidak boleh hanya memperhatikan struktur menulis, membaca dan kosa kata tetapi juga harus
memperhatikan dari segi pemahaman mendengarkan. Suatu tujuan pembelajaran tidak akan
sampai pada apa yang diinginkan apabila semua aspek tidak diperhatikan dengan baik dan benar.
Mendengarkan juga merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran karena jika peserta
didik tidak mampu mendengarkan dengan baik bagaimana ia akan memahami apa yang
dikatakan atau apa yang dijelaskan oleh pendidik ketika menyampaikan suatu materi
pembelajaran dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu jika peserta didik tidak mampu
dalam pemahaman mendengarkan bagaimana mereka bisa berinteraksi dan berkomunikasi
menggunakan bahasa Inggris dengan baik dan benar bila apa yang mereka dengarkan tidak
mampu dipahami.
Maka dari itu salah besar jika pihak sekolah hanya memperhatikan struktur menulis,
membaca dan kosa kata namun tidak memperdulikan pemahaman mendengarkan dan bahkan
dianggap tidak penting. Kenyataan yang terjadi pada peserta didik saat ini masih banyak sekali
peserta didik yang kesulitan dalam pemahaman mendengarkan bahasa Inggris. Karena yang kita
ketahui bahasa Inggris ini adalah bahasa kedua dan bukan bahasa nasional yang mereka gunakan
keseharian seperti bahasa Indonesia yang mereka gunakan saat berkomunikasi sehari-hari,
belajar, maupun bermain. Kesulitan yang dihadapi peserta didik saat memahami mendengarkan
pelajaran bahasa Inggris ini adalah adanya perbedaan antara tulisan dan ucapan dalam bahasa
Inggris yang membuat peserta didik bingung ketika mendengarkannya. Seperti contohnya pada
tulisan “Apple” dalam bahasa Inggris dan dibaca “epel” dalam bahasa Indonesia yang artinya
apel, contoh lainnya yaitu pada penulisan “book” dalam bahasa Inggris dan dibaca “buk” dalam
bahasa Indonesia yang artinya buku.
Peserta didik tidak akan bisa memahami apa yang mereka dengarkan sendiri tanpa adanya
arahan dan bimbingan dari para pendidik. Oleh karena itu peserta didik mendengarkan dan
memahami ceramah. Guru atau pendidik harus mengajarkan strategi mendengarkan yang sesuai
kepada peserta didik. Tidak ada metode khusus untuk semua jenis kelas. Tapi kita harus
menemukan batas peserta didik kita, mendiagnosis kapasitas mereka, dan mengetahui faktor-
faktor yang mungkin mempengaruhi pendengaran mereka. Kemudian para pendidik dapat
memberikan peserta didik menyelesaikan berbagai jenis kegiatan. Tugas mendengarkan harus
melibatkan kemajuan dari yang fundamental menjadi yang lebih kompleks seperti yang didapat
peserta didik dalam kemampuan berbahasa.
Jurnal 2
Pada jurnal kedua yang berjudul “ Speaking A Critical Skill and Challenge” memaparkan
tentang pembahasan mengenai berbicara, Automatic Speech Recognition (ASR), Speech
Interactive (pidato-interaktif), dan standard bahasa Asing atau bahasa kedua. Berbicara adalah
inti pembelajaran bahasa kedua yaitu bahasa Inggris tapi sedikit diabaikan dalam pengajaran dan
pengujian untuk sejumlah alasan logistik. Automatic Speech Recognition (ASR) dapat
memberikan peran sentral dalam pembelajaran instruksi bahasa. Artikel ini menjelaskan upaya
untuk membentuk program pembelajaran berbahasa berbicara dengan bantuan langsung
pembelajaran CALL (Computer-Assisted Language Learning).
Keterampilan yang paling penting untuk berbisnis dan pegawai pemerintah yang bekarja di
Indonesia, anmun tampaknya sangat rentan terhadap persaingan di era globalisasi ini. Meskipun
demikian pentingnya dan kerapuhannya, baru-baru ini berbicara sampai diabaikan sekolah dan
universitas, terutama untuk alasan logistik dan programatik, seperti penekanan pada tata bahasa
dan budaya dan guru yang kurang baik. Selain itu berbicara juga absen bisa juga dikatakan
hilang dari pengujian karena kesulitan dalam mengevaluasi secara objektif dan membutuhkan
waktu yang tidak sedikit di untuk melakukan tes pembicaraan. Akhirnya, pembicaraan telah
terbengkalai dan sampai saat ini perogram sekolah lebih melibatkan siswa dalam mendengarkan,
membaca, tapi tidak dalam memproduksi bahasa lisan.
Banyak sekolah yang tidak terlalu memperhatikan dan bahkan menganggap berbicara
menjadi suatu pembelajaran yang kurang penting dalam mempelajari bahasa Inggris. Pihak
sekolah lebih mementingkan dan mengutamakan mendengarkan, dan membaca, dalam
mempelajari bahasa Inggris. Menurut mereka berbicara menghabiskan waktu yang banyak
sehingga materi pembelajaran lainnya seperti mendengarkan dan membaca tidak dapat
tersampaikan karena waktu pembelajaran sudah habis hanya untuk berbicara mengenai
pembelajaran bahasa Inggris ini. Mempelajari berbicara bisa dilakukan individu karena seperti
pepatah katakan ala bisa karena biasa. Jika peserta didik terbiasa latihan berbicara mereka akan
bisa lancar berbicara bahasa Inggris dengan sendirinya tanpa harus mempelajarnya.
Namun semua itu tidak lah sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada kebanyakan dan
bahkan hampir semua peserta didik di Indonesia. Kenyataan yang terjadi adalah peserta didik di
Indonesia tidak bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar meskipun pelajaran bahasa Inggris
ini ada dalam kurikulum mereka. Pelajaran bahasa Inggris ini ada dalam setiap jenjang
pendidikan mulai dari tingkat dasar SD dan bahkan juga sudah dimulai pada tingkat Taman
Kanak-kanak TK sampai pada perguruan tinggi. Meskipun peserta didik telah belajar bahasa
Inggris ini sejak SD bahkan ada yang sejak TK namun merak masih juga tidak bisa berbicara
bahasa Inggris dengan baik dan lancar.
Kenapa bisa terjadi seperti itu ? Semua bisa terjadi dikarenakan peserta didik selalu
menggunakan bahasa nasional Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, untuk belajar,
berkomunikasi, bermain dan lain-lain, mereka tidak dibiasakan praktek untuk berbicara dengan
bahasa Inggris maka dari itu meskipun peserta didik belajar bahasa Inggirs sejak SD namun
tidak adanya latihan berbicara dengan orang tua, teman atau orang lain dalam kehidupan sehari-
hari mereka tidak akan pernah bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar. Peserta didik hanya
diajarkan bagaimana menulis dan membaca namun dalam praktek tidak begitu diperhatikan.
Padahal praktek ini lah yang sangat dibutuhkan dalam kesuksesan peserta didik dapat berbicara
bahasa Inggris dengan lancar.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari peserta didik jika mereka bisa berbicara bahasa
Inggris dengan lancar. Seperti mereka bisa mengikuti lomba pidato bahasa Inggris tingkat
nasional maupun Internasional membawa dan mengharumkan nama Indonesia, selain itu
memudahkan mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik jika mereka memilki skill
berbicara bahasa Inggris dengan baik dan benar karena saat ini diera globalisasi dokumen tidak
terlalu diperhatikan dibanding skill yang bagus.
Maka dari itu dalam jurnal kedua ini dikatakan sistem CALL (Computer-Assisted Language
Learning) yang meliputi ASR dapat membantu mengembangkan kemampuan peserta didik
terpapar dengan sejumlah bedar ucapan dari penutur asli atau pembicara asli yang berbeda
memiliki telinga yang terlatih untuk membedakan suara dan konstruksi dengan lebih baik.
Peserta didik yang juga bisa menghasilkan pidato akan meningkatkan kemampuan berbicara
mereka. Meskipun belum diketahui apakah perbaikan ini mempengaruhi kelancaran,
kepercayaan diri, atau kemapuan komunikatif yang berfungsi penuh, sangat penting CALL tidak
membuat peserta didik bisu. Dengan berkembang dan menguji lebih banyak CALL berbasis
ASR, akan lebih baik diposisikan untuk mengetahui secara wmpiris apa yang berhasil dan mana
yang tidak.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Jurnal
A.I Pembahasan Abstrak
Jurnal 1
Menurut Castain dalam artikel yang direview pada jurnal yang berjudul “Listening
Comprehension Difficulties Encountered By Students in Second Language Learning Class”.
Tujuan pemahaman mendengarkan adalah memahami percakapan asli pada tingkat normal dalam
kondisi spontan. Pemahaman mendengarkan adalah sebuah fenomena rasional dimana pendengar
mencoba untuk membangun makna saat mereka memperoleh informasi dari sumber
pendengaran. Artinya setiap pendengar yang mendengarkan berusaha memahami makna dari
setiap kata maupun kalimat saat mereka mendengarkan bahasa kedua yaitu bahasa Inggris.
Jurnal 2
Artikel ini membahas inti pembelajaran bahasa kedua yaitu bahasa Inggris, namun agak
diabaikan dalam pengajaran nya dikarenakan berbagai alasan logistik. Sehingga daibaikan oleh
sekolah dan universitas. Mereka lebih menekankan pada tatabahasa dan budaya. Berbicara
dianggap kurang penting karena menurut mereka peserta didik bisa belajar secara individu. Pihak
sekolah hanya memperhatikan cara menulis, membaca dalam pembelajaran bahasa kedua ini.
Jurnal 1
Dalam beberapa kasus ini lebih penting dari pada membaca, berbicara dan menulis.
Kenyataannya tanpa mendengarkan secara efektif, belajar adalah masalah kebetulan. Strategi
mendengarkan yang mengembangkan pemahaman siswa, starategi mengajarkan mendengarkan
kepada siswa sangat membantu dan itu semua adalah tugas dari guru/pendidik. Tapi tidak cukup
kecuali para guru meningkatkan kosakata siswa, tata bahasa, danpengetahuan fonologi. Strategi
pengembangan juga penting untuk mendengarkan pelatihan karena strategi adalah sarana sadar
dimana pembelajaran dapat membimbing dan mengevaluasi pemahaman dan tanggapan mereka
sendiri. Ada banyak strategi kognitif, metakognitif dan sosio-afektif. Strategi bisa berubah sesuai
tingkat pelajar. Strategi kognitif adalah strategi yang digunakan untukmemahami masukan
linguistik dan memperoleh data. Peserta didik terkadang tidak tahu arti kata-kata dan mereka
encoba menebak makna dari konteksnya. Strategi kognitif tehubung untuk memahami dan
mengumpulkan masukan dalmlmemori jangka pendek atau memori jangka panjang untuk akses
selanjutnya. Strategi metakognitif dalam strategi ini peserta didik sadar saat mendengarkan teks
denganhati-hati. Metode ini berhubungan dengan pebelajaran bagaimana merencanakan,
memantau dan menilai informasi yang dikumpulkan dari bagian pendengaran sama seperti
kegiatan mendengarkan sebelumnya.
Jurnal 2
Berbicara adalah inti pembelajaran bahasa kedua yaitu bahsa Inggris yang bisa dibilang
keterampilan berbicara ini yang paling penting untuk bisnis dan pegawai pemerintah yang
bekerja di Indonesia. Meskipun demikian pentingnya skill berbicara bahasa Inggris dalam dunia
diera globalisasi ini baru-baru ini berbicara bahsa kedua diabaikan sekolah dan universitas
karena berbagai alasan seperti alasan logistik dan programataik seperti penekanan pada tata
bahasa dan budaya. Selain itu berbicara jua absen dari pengujian artinya berbicara tidak lagi fi
ujikan dalam ujian-ujian disekolah karena kesulitan mengevaluasi secara obyektif dan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian tes pembicaran. Akhirnya pembicaraan telah
terbengkalai. Sistem CALL yang meliputi ASR dapat membantu mengembangakan kemampuan
peserta didik terpapar dengan sejumlah besar ucapan dari penutur asli. Pesserta didik juga bisa
menghasilkan pidato yang lebih baik dan bisa meningkatkan kemampuan berbicara mereka.
DAFTAR PUSTAKA