Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ILMU AL MA'ANI

MATA KULIAH : ILMU BALAGHAH

Dosen Pengampu : M.Akbar Rosyidi Datmi

Disusun Oleh Kelompok II

Ahmad syahroni : 0403182095

Hurul Aini Al Azizah : 0403182123

M.Imam Fahmi : 0403193140

PRODI ILMU ALQUR'AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pemakalah
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengertian Ilmu Al Ma'ani" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen pada Mata
Kuliah ILMU BALAGHAH. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang "Ilmu
Al Ma'ani" bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Pemakalah mengucapkan terima kasih kepada Dosen, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni.

Pemakalah juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini.

Pemakalah menyadari, makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 22 April 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada awalnya struktur ilmu balaghah belumlah lengkap seperti yang kita kenal sekarang. Setelah
mengalami berbagai fase perkembangan dan penyempurnaan akhirnya disepakati bahwa ilmu ini
membahas tiga kajian utama, yaitu ilmu bayan, ma’ani dan badi’.Dalam hal ini pemakalah lebih
menjelaskan ilmu al ma’ani karena ilmu tersebutlah yang menjadi fokus kami di perkuliahan semester
sekarang ini. Secara umum, sebenarnya tujuan ketiga cabang dari Ilmu Balaghah ini sama, yaitu
bagamana cara mengungkapkan sesuatu yang indah dengan cara yang indah pula. Untuk itu, perlu
pemahaman lebih lanjut mengenai keilmuan ini (ilmu ma’ani). Adapun fokus kajian ilmu ma’ani adalah
membahas bagaimana kita mengungkapkan sesuatu ide fikiran atau perasaan ke dalam bahasa yang
sesuai dengan konteksnya. Ilmu ini disusun untuk menjelaskan keistimewaan dan keindahan susunan
bahasa Alquran dan segi kemukjizatannya dan juga disusun setelah muncul dan berkembangnya ilmu
nahwu dan sharaf.

B.Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian ilmu al ma'ani?


2. Apa saja Ruang Lingkup ilmu al ma'ani?
3. Apa saja unsur-unsur yang harus di perhatikan dalam ilmu al ma'ani?

C.Tujuan Penulisan

• Untuk mengetahui secara detail tentang pengertian,ruang lingkup dan unsur-unsur dalam
mempelajari ilmu al ma'ani.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Ilmu Al Ma'ani

Dalam buku “Terjemah Jauharul Maknun” dijelaskan bahwa ilmu ma’ani adalah :
‫ و حافظ تأدية المعانى‬Ilmu yang menjaga agar para mutakallim tidak salah didalam
menerangkan makna yang diluar makna yang di kehendaki. Sedangkan menurut Ahmad
Al Hasyimiy dalam buku “Menyingkap Rahasia Ilmu Balaghah dalam Karya Al
Barzanjiy”, dijelaskan bahwa ilmu ma’ani adalah :
‫اصول و قواعد يعرف بها أحوال الكالم العربي التى يكون بها مطا بقا لمقتضى الحال‬

Ilmu yang mempelajari tentang bentuk perkataan Bahasa Arab yang sesuai dengan
tuntutan situasi dan kondisi.1

Secara bahasa lafadz ‫ المعانى‬merupakan bentuk jamak dari lafadz ‫ المعنى‬yang berarti
"Maksud atau Tujuan".Sedangkan menurut istilah ialah ilmu yang mempelajari
kesesuaian antara konteks pembicaraan dengan situasi dan kondisi sehingga maksud dan
tujuan bisa tersampaikan secara jelas dan gamblang.

1. Pengertian ilmu ma'ani menurut beberapa pendapat.


• Menurut Syekh Abdurrahman Akhdori

‫وحافظ تأدية المعانى عن خطاء يعرف المعانى‬

“ Ilmu yang menjaga dari kesalahan makna dalam suatu pembicaran”.

• Menurut Syekh Ahmad Ad Damanhuri

‫إيراد المعانى الواحد بطرق مختلفة‬

"Ilmu yang menjelaskan bagaimana mendatang suatu pengertian dengan cara


yang berbeda- beda”2

1
Abdurrahman Al-Adhori. 2009. Terjemah Jauharul Maknun. Surabaya:Mutiara Ilmu.

2
Ali Al Jarim dan Mustafa Amin. 2009 Terjemah Al-Balaghaatul Waadhihah. Bandung: Sinar Baru Algensido.
B.Ruang Lingkup Ilmu Al Ma'ani

Adapun ruang lingkup dan pembahasan ilmu ma’aniy sebagai berikut:

Khabar (kalimat berita)


Menurut Al- Jarimi dan Mustafa Amin, khobar yaitu:

Perkataan yang biasa dikatakan, benar atau dusta, jika perkataan itu sesuai dengan kenyataan
maka penuturnya adalah benar dan jika tidak sesuai maka penuturnya dusta.3

Dalam sumber lain dinyatakan bahwa khabar, yaitu:

‫لذته والكذب الصدق يحتمل كالم‬

“ Perkataan yang mungkin benar atau mungkin dusta dilihat dari perkataan itu sendiri”.[4]

Contoh: ‫العالمين رب الحمد هللا‬

Insya’ (kalimat bukan berita)


Perkataan yang tidak bisa dikatakan, bagi penuturnya, benar atu dusta.[5]

Sedangkan sumber lain dinyatakan bahwa:


Setiap lafal yang tidak dapat dinyatakan sebagai mengandung kebenaran atau dusta adalah
dinamakan Insya

Contoh: ‫الصالة أقيموا‬

Al-qasr ( penghanyaan )
Menurut Ahmad al-Hasyimi qasr adalah :
Qosr adalah menghususkan sesuatu terhadap yang lainnya dengan cara tertentu.

Contoh: ‫مثلكم شر إل انا ما‬

“tidaklah aku ini, kecuali manusia seperti kamu semua”.

Yakni : saya ini bukan jin dan juga bukan malaikat.

Fashal dan Washal


Fashal menurut bahasa ialah putus atau pisah, sedangkan menurut istilah ialah:

“Tidak mengatofkan atau memisahkan suatu jumlah dengan yang lainnya”.

Contoh : ‫فيه الريب الكتاب ذالك‬

3
Al-Hasyimi, Ahmad, al-sayid. 1960. Jawahir al-balaghah fi al-ma’aniy wa al-bayan wa al-badi’.Surabaya: Dar Ihya
al-kutub al-Arabiyyah.
Washol menurut bahasa ialah bersambung atau berhimpun sedangkan menurut istilah
yaitu ‫الوصل هو عطف بعض الجمل على بعض‬

“Mengatofkan atau menghubungkan sebagian kalimat jumlah pada lainnya”.

Contoh ‫عابد وبكر عالم محمد‬

Ijaz, musawat dan ihtnab


Ijaz adalah rangkaian perkataan yang kandungan lafadznya lebih sedikit dari makna yang
dikehendaki (singkat,padat tanpa mengurangi maksudnya)
Contoh dalam firman Allah : ‫القرية واسأل‬

“Tanyakan kepada suatu desa”.

Pada rangkaian kalimat di atas terdapat lafadz yang dibuang yaitu lafadz ‫أهل‬

Jadi lengkapnya ‫ أ القرية هل واسأل‬: tanyakan kepada penduduk desa.

Musawat adalah rangkaian perkataan yang kandungan lafadznya setara dengan makna
yang dikehendaki.

Contoh : Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu tentu kamu akan mendapatkan
pahalanya di sisi Allah.
Ithnab adalah berekspresi dengan perkataan yang lebih banyak dari makna aslinya
yang dimaksud karena ada tujuan tertentu.

C. Unsur- unsur yang harus diperhatikan dalam Ilmu Al-ma’ani

Dalam ilmu ma’ani terdapat dua unsur yang perlu diperhatikan, yaitu kondisi audien
(pendengar) dan obyek (topik pembicaraan).

1. Kondisi Audien (pendengar)


Pembicaraan harus disesuaikan dengan kapasitas intelektual audien. Bahasa yang digunakan
ketika berbicara dengan orang yang tingkat intelektualnya tinggi, tentu berbeda dengan orang
yang tingkat intelektualnya rendah. Misalnya penggunaan cara berbahasa dengan seorang
mahasiswa di perguruan tinggi berbeda dengan seorang murid Sekolah Dasar atau orang yang
pernah mengenyam pendidikan dengan orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan.
Kalau berbicara dengan orang terdidik kita cukup menggunakan kalimat yang singkat dan padat
bukan bertele-tele. Dengan cara itu mereka sudah bisa memahami dan menangkap maksud dan
tujuan sang pembicara, tetapi sebaliknya kalau kita berbicara di hadapan orang yang tidak
terdidik maka dibutuhkan penggunaan kata-kata yang panjang dan bertele-tele sekalipun maksud
dan tujuan yang ingin disampaikan hanya sedikit.
Selain itu, kondisi audiens ketika menanggapi suatu pembicaraan ada yang yakin, ragu, dan juga
ingkar. Tentunya uslub yang digunakan ketika menyampaikan suatu informasi kepada orang
yang yakin, orang yang ragu, dan orang yang ingkar akan berbeda. Biasanya tambahkan huruf
taukid pada suatu kalimat apabila menyampaikan informasi kepada orang yang ragu, bahkan
taukidnya lebih dari satu apabila audiensnya membantah informasi tersebut.

2. Obyek/Topik Pembicaraan
Obyek pembicaraan memegang peranan penting dan substansial dalam ilmu ma’ani. Obyek
pembicaraan juga harus disesuaikan dengan kadar intelektual audien. Karena ada obyek
pembicaraan yang bisa dijangkau oleh audien dan sebaliknya ada obyek-obyek pembicaraan
yang tidak bisa terjangkau oleh akal dan kadar keilmuannya. Kemampuan menganalisa dan
problem solving (memecahkan masalah) tentu tidak akan mampu dilakukan oleh anak-anak yang
masih belajar di bangku sekolah tingkat dasar.

BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

kami penyimpulkan bahwa ilmu ma’aniy ialah ilmu yang pempelajari tentang perkataan bahasa
arab yang sesuai situasi dan kondisi dan juga dengan macam-macam ruang lingkup pembahasan
di dalamnya seperti halnya kalam khabar,insya, al-qasr, al-fashl wa al-washl, dan ijaz,
musawat dan ithnab.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al-Adhori. 2009. Terjemah Jauharul Maknun. Surabaya:Mutiara Ilmu.

Ali Al Jarim dan Mustafa Amin. 2009 Terjemah Al-Balaghaatul Waadhihah. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Al-Hasyimi, Ahmad, al-sayid. 1960. Jawahir al-balaghah fi al-ma’aniy wa al-bayan wa al-badi’.Surabaya: Dar Ihya al-
kutub al-Arabiyyah.

Bana, Hadam. 2006. Al-balaghah fi ilmi ma’aniy. Ponorogo: kuliah al-mualimin al-islamiyah.

Dzul Iman, Maman, 2003 menyingkap rahasia balaghah dalam karya al-Barzanjiy. Yogyakarta: Depublish

Hamied, Abdul Qodir. Tth. Terjemah jauharul maknun Ilmu balaghah. Surabaya: Al-Hidayah.

Anda mungkin juga menyukai