Makalah:
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Ilmu Mantiq
Oleh:
RINI ANGGRIANI PRATAMA PUTRI
NIM: E73218065
Dosen Pengampu:
DR. HJ. MUZAIYYANAH MUTASIM HASAN, MA.
SURABAYA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya, sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Ta’rif. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Ilmu
Mantiq
1. Ibu Dr. Hj. Muzaiyannah Mutasim Hasan, MA, selaku dosen pengampu yang
telah memberikan ilmu kepada saya.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan tabiatnya manusia diarahkan untuk berpikir dan
menggunakan pikirannya untuk mencapai hal-hal yang belum diketahui. Namun
pemikiran-pemikiran yang muncul tidak hanya menghasilkan kesimpulan-
kesimpulan yang bersifat positif saja, ada kalanya kesimpulan dari pemikiran
tersebur bersifat negatif. Maka agar manusia tidak mengalami kekeliruan antara
yang benar dan salah, diperlukan adanya pedoman dalam berpikir, pedoman
tersebut adalah Ilmu1 . Ilmu merupakan suatu lafadz yang memiliki makna ganda,
makna yang pertama dapat berarti gambaran pada akal. Kedua dapat berarti apa
yang diketahui (al-Ma’rifah), yakni dalil yang dipercayai berdasarkan dengan
kenyataan yang muncul dari suatu argumentasi.
Adapun dalil yang mempelajari sesuatu berdasarkan dengan kenyataan
atau tidak dapat disebut sebagai Ilmu Mantiq 2 . Ilmu mantiq merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kaidah-kaidah yang mampu mengarahkan manusia untuk
berpikir yang dapat menghasilkan kesimpulan yang benar sehingga dapat
terhindar dari kekeliruan antara yang benar dan salah (Baihaqi, 2012: 1). Dengan
demikian untuk mengihindari kekeliruan tersebut diperlukannya pemahaman
mengenai hakikat sesuatu beserta dengan penjelasannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari al-Ta’rif?
2. Bagaimana macam-macam dari al-Ta’rif?
3. Bagaimana syarat-syarat dari al-Ta’rif?
1
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq Undang-undang Berpikir
Valid (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 3.
2
Basiq Djalil, Logika Ilmu Mantiq (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 1.
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari al-Ta’rif.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari al-Ta’rif.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat dari al-Ta’rif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ta’rif
Ta’rif secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang berarti,
memperkenalkan, memberi tahu. Ta’rif juga dapat dikatakan sebagai pengertian
atau definisi dalam bahasa Indonesia3 . Ta’rif dapat diartikan juga sebagau suatu
ungkapan yang menjelaskan.
B. Pembagian Ta’rif
Ta’rif dibagi menjadi 4 macam:
1. Ta’rif Lafdzi
3
Basiq Djalil, Logika Ilmu..., 18.
4
Syukriadi.Sambas, Mantiq Kadiah Berpikir Logis (Bandung : PT. Remaja Rosyada,
2000), 65.
5
Baihaqi A.K, Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berpikir Logik a,(Jakarta : Darul Ulum Press,
2007), 47.
6
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq..., 40.
3
4
7
M. Ali Hasan, Ilmu Mantiq (Logika) (Jakarta : Pedomon ilmu Jaya, 1995), 4.
8
Basiq Djalil, Logika Ilmu..., 22.
9
Baihaqi A.K, Ilmu Mantiq..., 48-51.
10
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq..., 40.
11
Ibid., 40.
12
Ibid., 40.
13
Basiq Djalil, Logika Ilmu..., 23.
14
Ibid., 24.
5
b. Rasm Naqis, merupakan ta’rif yang semata dengan sifat, khusus yang
menggunakan jenis yang jauh dan khusus15 . Seperti manusia adalah yang
tertawa.
C. Syarat-syarat Ta’rif
Ta’rif dapat diterima jika memenuhi beberapa syarat, yakni sebagai berikut:
1. Harus Jamik, yakni harus meliputi seluruh cakupan dari ta’rif16 . Seperti,
manusia adalah hewan yang berakal.
2. Hendaklah ta’rif itu lebih jelas dari yang dita’rifi sehingga sesuai dengan
tujuan yang dimaksudkan17 . Seperti Api adalah materi yang menyerupai ruh.
Ta’rif ini tidak memenuhi syarat, karena ruh dinilai lebih samar dibandingkan
api, karena ruh banyak di perdebatkan. Sehingga yang terjadi, ta’rif bukan
memberikan penjelasan, namun justru menambah ketidakjelasan bagi
pendengar.
3. Tidak boleh mengakibatkan kemustahilan18 . Seperti si A anak si B, si B anak
si C dan si C anak si A.
4. Ta’rif tidak boleh berbentuk majaz19 . Seperti para kiyai adalah bulan purnama
yang menyinari kegelapan malam. Kata bulan purnama dalam definisi ini
adalah kiasan dari seorang ulama yang mengayomi semua masayarakat.
15
Ibid., 25.
16
Ibid., 25.
17
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq..., 42.
18
Basiq Djalil, Logika Ilmu..., 26.
19
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq..., 43.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ta’rif secara bahasa berarti pengertian atau batasan sesuatu. Ta’rif disebut
juga al qaul al-syarih (ungkapan yang menjelaskan) atau al-had, yaitu:
6
DAFTAR PUSTAKA
A.K, Baihaqi. 2007. Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berpikir Logik a. Jakarta : Darul Ulum
Press.
Abdulchalik, Chaerudji dan Oom Mukarrimah. 2013. Ilmu Mantiq Undang-undang
Berpikir Valid. Jakarta: Rajawali Pers.
Djalil, Basiq. 2009. Logika Ilmu Mantiq. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hasan, M. Ali. 1995. Ilmu Mantiq (Logika). Jakarta : Pedomon Ilmu Jaya.
Sambas, Syukriadi. 2000. Mantiq Kadiah Berpikir Logis. Bandung : PT. Remaja
Rosyada.