Anda di halaman 1dari 9

TA’RIF

Makalah:
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Ilmu Mantiq

Oleh:
RINI ANGGRIANI PRATAMA PUTRI
NIM: E73218065

Dosen Pengampu:
DR. HJ. MUZAIYYANAH MUTASIM HASAN, MA.

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SURABAYA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya, sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Ta’rif. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Ilmu
Mantiq

Untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Muzaiyannah Mutasim Hasan, MA, selaku dosen pengampu yang
telah memberikan ilmu kepada saya.

2. Teman-teman mahasiswa mahasiswi program studi Ilmu AlQuran dan Tafsir


kelas C1 yang telah memberikan dukungan serta masukan kepada saya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun dengan maksimal penulis menyadari bahwa makalah


ini masih terdapat banyak kekurangan serta kekeliruan baik dalam penyusunan
kalimat maupun penggunaan tanda baca maka dari itu penulis dengan secara
terbuka menerima kritikan serta saran dari dosen mata kuliah Ilmu Mantiq serta
pembaca sebagai pembelajaran bagi penulis untuk kedepannya.

Surabaya, Maret 2020

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan tabiatnya manusia diarahkan untuk berpikir dan
menggunakan pikirannya untuk mencapai hal-hal yang belum diketahui. Namun
pemikiran-pemikiran yang muncul tidak hanya menghasilkan kesimpulan-
kesimpulan yang bersifat positif saja, ada kalanya kesimpulan dari pemikiran
tersebur bersifat negatif. Maka agar manusia tidak mengalami kekeliruan antara
yang benar dan salah, diperlukan adanya pedoman dalam berpikir, pedoman
tersebut adalah Ilmu1 . Ilmu merupakan suatu lafadz yang memiliki makna ganda,
makna yang pertama dapat berarti gambaran pada akal. Kedua dapat berarti apa
yang diketahui (al-Ma’rifah), yakni dalil yang dipercayai berdasarkan dengan
kenyataan yang muncul dari suatu argumentasi.
Adapun dalil yang mempelajari sesuatu berdasarkan dengan kenyataan
atau tidak dapat disebut sebagai Ilmu Mantiq 2 . Ilmu mantiq merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kaidah-kaidah yang mampu mengarahkan manusia untuk
berpikir yang dapat menghasilkan kesimpulan yang benar sehingga dapat
terhindar dari kekeliruan antara yang benar dan salah (Baihaqi, 2012: 1). Dengan
demikian untuk mengihindari kekeliruan tersebut diperlukannya pemahaman
mengenai hakikat sesuatu beserta dengan penjelasannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari al-Ta’rif?
2. Bagaimana macam-macam dari al-Ta’rif?
3. Bagaimana syarat-syarat dari al-Ta’rif?

1
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq Undang-undang Berpikir
Valid (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 3.
2
Basiq Djalil, Logika Ilmu Mantiq (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 1.

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari al-Ta’rif.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari al-Ta’rif.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat dari al-Ta’rif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ta’rif
Ta’rif secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang berarti,
memperkenalkan, memberi tahu. Ta’rif juga dapat dikatakan sebagai pengertian
atau definisi dalam bahasa Indonesia3 . Ta’rif dapat diartikan juga sebagau suatu
ungkapan yang menjelaskan.

‫َق ْوٌل َد ٌال َعَلى َما ِهَي ِة الشَّْي ِئ‬


Kalimat yang menunjukkan hakikat sesuatu4 .
Ta’rif secara istilah adalah menerangkan, memperkenalkan,
memberitahukan mengenai sesuatu hingga jelas. Secara mantiki, ta’rif merupakan
metode ataupun teknik dalam menerangkan sesuatu baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai sesuatu
yang diperkenalkan5 . Chaerudji Abdulchalik dalam bukunya yang bejudul ilmu
mantiq undang-undang berpikir valid mengatakan bahwa ta’rif dapat disebut pula
sebagai qaul syarih, yakni perkataan yang menjelaskan arti mufrad sebagai hasil
gambaran dalam pikiran atau untuk membedakan mufrad yang satu dengan yang
lainnya6 .

B. Pembagian Ta’rif
Ta’rif dibagi menjadi 4 macam:
1. Ta’rif Lafdzi

3
Basiq Djalil, Logika Ilmu..., 18.
4
Syukriadi.Sambas, Mantiq Kadiah Berpikir Logis (Bandung : PT. Remaja Rosyada,
2000), 65.
5
Baihaqi A.K, Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berpikir Logik a,(Jakarta : Darul Ulum Press,
2007), 47.
6
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq..., 40.

3
4

Yakni mendefinisikan suatu lafadz dengan menggunakan lafadz yang lain


yang memiliki arti yang sama7 yang bertujuan untuk pemperjelas pemahaman
si pendengar8 .
Contoh: Sapi dan Lembu.
2. Ta’rif Mitsal
Yakni mendefinisikan sesuatu dengan memberikan contoh (mitsal) 9 .
Contoh: Lafadz kulli adalah seperti insan, Lafadz juz’i adalah seperti
muhammad, Kalimat bahasa Indonesia adalah seperti guru datang.
3. Ta’rif Had
Yakni ta’rif yang menggunakan kulli dzati10 . Ta’rif bil had ini dibagi menjadi
dua macam:
a. Had Tam, merupakan ta’rif yang menggunakan semua kulli dzati. Seperti
manta’rifkan manusia dengan hewan yang berpikir11 .
b. Had Naqish, merupakan ta’rif yang menggunakan sebagian kulli dzati
yang dekat dan sebagian kulli dzati yang jauh atau yang hanya
menggunakan sebagian dari kulli yang dekat saja. Seperti menta’rifkan
manusia ialah yang berpikir12 .
4. Ta’rif Rasm
Yakni ta’rif yang menggunakan lafadz kulli aradhi/jins dan irdhi khas13 .
Ta’rif bil rasm ini dibagi menjadi dua macam yakni:
a. Rasm Tam, merupakan ta’rif yang tersusun dengan menggunakan
kekhususan dan jenis yang dekat14 . Seperti manusia adalah hewan yang
tertawa.

7
M. Ali Hasan, Ilmu Mantiq (Logika) (Jakarta : Pedomon ilmu Jaya, 1995), 4.
8
Basiq Djalil, Logika Ilmu..., 22.
9
Baihaqi A.K, Ilmu Mantiq..., 48-51.
10
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq..., 40.
11
Ibid., 40.
12
Ibid., 40.
13
Basiq Djalil, Logika Ilmu..., 23.
14
Ibid., 24.
5

b. Rasm Naqis, merupakan ta’rif yang semata dengan sifat, khusus yang
menggunakan jenis yang jauh dan khusus15 . Seperti manusia adalah yang
tertawa.

C. Syarat-syarat Ta’rif
Ta’rif dapat diterima jika memenuhi beberapa syarat, yakni sebagai berikut:
1. Harus Jamik, yakni harus meliputi seluruh cakupan dari ta’rif16 . Seperti,
manusia adalah hewan yang berakal.
2. Hendaklah ta’rif itu lebih jelas dari yang dita’rifi sehingga sesuai dengan
tujuan yang dimaksudkan17 . Seperti Api adalah materi yang menyerupai ruh.
Ta’rif ini tidak memenuhi syarat, karena ruh dinilai lebih samar dibandingkan
api, karena ruh banyak di perdebatkan. Sehingga yang terjadi, ta’rif bukan
memberikan penjelasan, namun justru menambah ketidakjelasan bagi
pendengar.
3. Tidak boleh mengakibatkan kemustahilan18 . Seperti si A anak si B, si B anak
si C dan si C anak si A.
4. Ta’rif tidak boleh berbentuk majaz19 . Seperti para kiyai adalah bulan purnama
yang menyinari kegelapan malam. Kata bulan purnama dalam definisi ini
adalah kiasan dari seorang ulama yang mengayomi semua masayarakat.

15
Ibid., 25.
16
Ibid., 25.
17
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq..., 42.
18
Basiq Djalil, Logika Ilmu..., 26.
19
Chaerudji Abdulchalik dan Oom Mukarrimah, Ilmu Mantiq..., 43.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ta’rif secara bahasa berarti pengertian atau batasan sesuatu. Ta’rif disebut
juga al qaul al-syarih (ungkapan yang menjelaskan) atau al-had, yaitu:

‫َق ْوٌل َد ٌال َعلَى َما ِهَي ِة الشَّْي ِئ‬

Kalimat yang menunjukkan hakikat sesuatu.


Sedangkan ta’rif secara mantiki adalah teknik menerangkan baik dengan
tulisan maupun lisan, yang dengannya diperoleh yang jelas tentang sesuatu yang
diterangkan / diperkenalkan.
2. Ta’rif dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
a. Ta’rif lafadzi.
b. Ta’rif mitsal,
c. Ta’rif had (tam dan naqish),
d. Ta’rif rasm (tam dan naqish).
3. Syarat-syarat ta’rif, yaitu harus jami’ mani’, harus lebih jelas tidak boleh lebih
samar, tidak boleh berbentuk kemmustahilan, tidak boleh berbentuk majaz.

6
DAFTAR PUSTAKA

A.K, Baihaqi. 2007. Ilmu Mantiq Teknik Dasar Berpikir Logik a. Jakarta : Darul Ulum
Press.
Abdulchalik, Chaerudji dan Oom Mukarrimah. 2013. Ilmu Mantiq Undang-undang
Berpikir Valid. Jakarta: Rajawali Pers.

Djalil, Basiq. 2009. Logika Ilmu Mantiq. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hasan, M. Ali. 1995. Ilmu Mantiq (Logika). Jakarta : Pedomon Ilmu Jaya.
Sambas, Syukriadi. 2000. Mantiq Kadiah Berpikir Logis. Bandung : PT. Remaja
Rosyada.

Anda mungkin juga menyukai