Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

‫تعريف علم المعاني ومباحثه‬


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Ilmu Ma’ani

Dosen Pengampu : Maman Dzul’iman S.Ag MA

Disusun Oleh :

ALISA (2108102093)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Al-Quran merupakan mu’jizat terbesar Nabi Muhammad SAW, kemu’jizatannya terkandung


pada aspek bahasa dan isinya. Di aspek bahasa Al-Qur’an mempunyai tingkat fasohah dan
balagoh yang tinggi. Sedangkan dari aspek isi pesan dan kandungan maknanya melampaui batas-
batas kemampuan manusia. Banyak dari ulama-ulama kemudian mulai menyusun ilmu Nahwu,
Shorof dan Balaghoh untuk mengetahui kesusastraan dan keindahan dalam Al-Quran.

Ilmu Balaghoh sebagaimana ilmu lain berangkat dari sebuah proses penalaran untuk
menemukan pengetahuan yang di anggap benar kemudian disatukan menjadi kumpulan teori.
Setelah teori itu terkumpul dengan pembagian-pembagian yang spesifik, maka ada
kecenderungan untuk mempelajari bagian-bagian tersebut secara parsial. Ilmu Balaghoh
kemudian disusun oleh pakar bahasa dengan di kelompokan menjadi tiga bagian yaitu
bayan,ma’ani dan badi’. Dalam makalah ini kami hanya akan membahas tentang Ilmu
Ma’ani dan Ruang Lingkupnya.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ilmu ma’aniy?


2. Apa sajakah pembahasan ruang lingkup ilmu ma’aniy?

3. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian ilmu ma’aniy.


2. Mengidentifikasi topic-topik ilmu ma’aniy.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ilmu Ma’ani

Sebagai cabang dari ilmu balaghah, ilmu ma’ani dimaknai sebagai salah satu bagian dari ilmu
balaghah yang mengkaji susunan kalimat agar terhindar dari ketidaksesuaian antara maksud
pembicara dengan pemahamam pendengar (Ahmad, 1960:4). Ilmu ini memandang bahwa
kalimat yang tepat tidak hanya berdasarkan ketepatan kalimat secara gramatika, namun juga
berdasarkan kesesuaian kalimat itu dengan kondisi yang melingkupinya (muqtadh al-hal).
Dengan kata lain, ilmu ma’ani dipahami sebagai ilmu yang mengandung kaidah-kaidah yang
dapat dijadikan dasar untuk menentukan kualitas kalimat dari sisi kesesuaian kalimat itu dengan
konteksnya.

Dalam pengertiannya lafadz ‫ المعانى‬merupakan bentuk jamak dari lafadz ‫ المعنى‬adapun menurut
bahasa adalah maksud. Sedangkan menurut istilah banyak sekali pendapat ulama yang
mendefinisikannya, diantaranya:

Ahmad Al- Hasyimiy, yaitu:

‫اصول وقواعد يعرف بها احوال الكالم العربى التى يكون بها مطابقا‬

“Pokok-pokok dan kaidah-kaidah yang mempelajari tentang perkataan Bahasa arab


sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi”.

Sedangkan menurut Syekh Abdurrahman Akhdhori ilmu ma’ani yaitu:

‫وحافظ تأدية المعانى عن خطاء يعرف المعانى‬

“ Ilmu yang menjaga dari kesalahan makna dalam suatu pembicaran”.

Sedangkan menurut Syekh Ahmad Ad-Damanhuri:

‫إيراد المعانى الواحد بطرق مختلفة‬


Ilmu yang menjelaskan bagaimana mendatang suatu pengertian dengan cara yang
berbeda- beda”.

Jadi dari beberapa pengertian diatas, kami penyimpulkan bahwa ilmu ma’aniy ialah ilmu yang
mempelajari tentang perkataan bahasa arab yang sesuai situasi dan kondisi.

2. Ruang Lingkup Ilmu Ma’aniy

Adapun ruang lingkup dan pembahasan ilmu ma’aniy sebagai berikut :

1. Khabar (kalimat berita)

Khabar diartikan sebagai ungkapan yang mengandung nilai kebenaran dan kebohongan. khabar
dinilai benar jika ada kesesuaian dengan kenyataan dan dinilai bohong jika tidak sesuai dengan
kenyataan.

Menurut para ahli sendiri seperti Al- Jarimi dan Mustafa Amin, khobar yaitu:

‫ما يصل أن يقال لقائله إنه صادق فيه أو كاذب فإن كان الكالم مطابقا للواقع كان قائله صادقا وإن كان غير مطابقا له كان قئله‬
‫كاذبا‬

Perkataan yang biasa dikatakan, benar atau dusta, jika perkataan itu sesuai
dengan kenyataan maka penuturnya adalah benar dan jika tidak sesuai maka
penuturnya dusta.

Dalam sumber lain dinyatakan bahwa khabar, yaitu:

‫كالم يحتمل الصدق والكذب لذته‬

“ Perkataan yang mungkin benar atau mungkin dusta dilihat dari perkataan itu
sendiri”.

Contoh:

‫الحمدهلل رب العلمين‬
Khabar sendiri menurut al-Jahizh membagi khabar menjadi tiga macam, yaitu shaadiq (benar),
kaadzib (bohong), dan ghairu shaadiq wa laa kaadzib (tidak benar dan tidak bohong).

2. Insya’ (kalimat bukan berita)

Insya' dimaknai sebagai sebuah ungkapan yang tidak mengandung kebenaran dan kebohongan.

‫م اال يصح أن يقال لقائله إنه صادقا أو كاذب‬

“Perkataan yang tidak bisa dikatakan, bagi penuturnya, benar atu dusta”.

Sedangkan sumber lain dinyatakan bahwa:

‫مر ّكب اليحتمل الصدق والكذب‬

“Setiap lafal yang tidak dapat dinyatakan sebagai mengandung kebenaran atau
dusta adalah dinamakan Insya”.

Contoh: ‫أقيموا الصالة‬

3. Al-qasr ( penghanyaan )

Menurut Ahmad al-Hasyimi qasr adalah :

‫تحصيص شيء بطريق مخصوص‬

Qosr adalah menghususkan sesuatu terhadap yang lainnya dengan cara tertentu.

Contoh:

‫ما انا إال بشر مثلكم‬

“tidaklah aku ini, kecuali manusia seperti kamu semua”.

4. Fashal dan Washal


Fashal menurut bahasa ialah putus atau pisah, sedangkan menurut istilah ialah:
‫ترك عطف جملة على أخرى‬

“Tidak mengatofkan atau memisahkan suatu jumlah dengan yang lainnya”.

Contoh:

‫ذالك الكتاب الريب فيه‬

Washol menurut bahasa ialah bersambung atau berhimpun sedangkan menurut


istilah yaitu

‫الوصل هو عطف بعض الجمل على بعض‬

“Mengatofkan atau menghubungkan sebagian kalimat jumlah pada lainnya”.

Contoh:

‫محمد عالم وبكر عابد‬

5. Ijaz, musawat dan ihtnab

al-iijaaz (kalimat singkat-padat) yang dipahami sebagai sebuah kalimat yang memenuhi batas
minimalnya tanpa mengurangi makna yang sesungguhnya. Menurut al-Baaqilaniy, sebagaimana
dikutip al-Raaziy (1317 H), al-iijaaz merupakan ungkapan singkat yang komprehensif (syaamil)
dan mampu menampung pokok pikiran yang panjang atau disederhanakan bahwa Ijaz adalah
rangkaian perkataan yang kandungan lafadznya lebih sedikit dari makna yang dikehendaki
(singkat,padat tanpa mengurangi maksudnya)

Contoh dalam firman Allah :

‫واسأل القرية‬

“Tanyakan kepada suatu desa”.

Pada rangkaian kalimat di atas terdapat lafadz yang dibuang yaitu lafadz ‫أهل‬

Jadi lengkapnya ‫ واسأل أهل القرية‬: tanyakan kepada penduduk desa.


Musawat adalah rangkaian perkataan yang kandungan lafadznya setara dengan makna yang
dikehendaki.

Contoh:

‫و ما تقدموا ألنفسكم من خير تجدوه عند هلال‬

Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu tentu kamu akan
mendapatkan pahalanya di sisi Allah.

Ithnab adalah berekspresi dengan perkataan yang lebih banyak dari makna aslinya yang
dimaksud karena ada tujuan tertentu.

Contoh:

‫قل جاء الحق وزهق الباطل إن الباطل كان زهوقا‬


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kami menyimpulkan bahwa ilmu ma’aniy ialah ilmu yang pempelajari tentang perkataan
bahasa arab yang sesuai situasi dan kondisi dan juga dengan macam-macam ruang lingkup
pembahasan di dalamnya seperti halnya; kalam khabar, insya, al-qasr, al-fashl wa al-
washl, dan ijaz, musawat dan ithnab.

B. Saran

Kami menyadari bahwa tugas terstruktur yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna dan
belum sepenuhnya berhasil maupun dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga tugas
ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasyimi, Ahmad, al-sayid. 1960. Jawahir al-balaghah fi al-ma’aniy wa al-bayan wa al-


badi’.Surabaya: Dar Ihya al-kutub al-Arabiyyah.

Bana, Hadam. 2006. Al-balaghah fi ilmi ma’aniy. Ponorogo: kuliah al-mualimin al-islamiyah.

Dzul Iman, Maman, 2003 menyingkap rahasia balaghah dalam karya al-Barzanjiy. Yogyakarta:
Depublish

Hamied, Abdul Qodir. Tth. Terjemah jauharul maknun Ilmu balaghah. Surabaya: Al-Hidayah.

Anda mungkin juga menyukai