Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351548129

Kajian Balaghah mengenai "AL-I'JAZ, AL-ITHNAB, dan AL-MUSAWAH"


('ILM AL-MA'ANI) oleh Adib Muhammad 'Ulwan

Presentation · May 2021

CITATIONS READS

0 1,034

1 author:

Adib Muhammad
UIN Antasari Banjarmasin
5 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kajian Ilmiah 'ULUM AL-QUR'AN mengenai QAWA'ID AL-TAFSIR View project

‫ اﻟﺒﺤﺚ اﻟﻌﻠﻤﻲ‬View project

All content following this page was uploaded by Adib Muhammad on 13 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Tugas Terstruktur Dosen Pengampu
BALAGHAH dan STILISTIKA PROF. Dr. AHMAD FAHMY ARIEF, MA

Dr. WAHYUDDIN, M.Pd,I

“IJAZ, ITHNAB, DAN MUSAWAH”

DISUSUN OLEH:

ADIB MUHAMMAD ‘ULWAN

200211060126

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang dengan limpahan rahmat
serta karunia-Nya pulalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertema
“Ijaz,Ithnab,dan Musawah” ini.

Tak lupa pula shalawat serta salam tertujukan kepada baginda kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita ke zaman yang diterangi oleh Iman,
Islam serta Ihsan. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini tidak lain ialah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Balaghah dan Stilistika. Ucapan terimakasih
juga penulis tujukan kepada Bapa Prof. Dr. Ahmad Fahmy Arief, MA dan Dr.
Wahyuddin, M.Pd.I Selaku Dosen pengampu mata kuliah ini yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

Penulis juga menyadari bahwa pada makalah yang sederhana ini sangatlah
banyak kekurangannya, dan penulis berharap agar kawan-kawan sekalian
memberikan komentar dan masukannya agar ke depannya karya tulis yang akan
penulis buat lebih berbobot serta banyak bermanfaat bagi kita semua. Semoga
makalah sederhana ini dapat menjadi pemicu terciptanya diskusi yang ilmiah dan
hangat serta menarik dan bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Gambut, Maret 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Balaghah pada zaman Jahiliyah belumlah dikenal sebagai sebuah disiplin
ilmu yang sudah matang dan mempunyai mustholahat yang terdefenisi dengan jelas.
Dalam karya-karya mereka sangat banyak ditemukan aka indah dan tingginya
ungkapan mereka, secara teoritis al-Balaghah belum dikenal, tetapi sudah dipraktekkan
dan diterapkan dalam karya-karya mereka baik berupa syi’ir maupun natsr. Setelah
Islam datang, maka perhatian masyarakat Arab akan ilmu Balaghah semakin tumbuh
dan terus berkembang, hal ini tidak lain karena al-Qur’an sebagai kitab suci Umat Islam
sangatlah sempurna dari segi keestetikaan lafaz serta gaya bahasanya yang membuat
masyarakat Arab tercengang dan kagum akan kedalaman makna dan eloknya gaya
bahasanya. Di samping al-Qur’an, terdapat juga hadist-hadist Nabi Muhammad SAW
yang sangat berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
perhatian masyarakat Arab terhadap kajian ilmu Balaghah.1

Balaghah secara etimologi adalah alwusul wa al-intiha’ yang berarti sampai


dan berakhir. Adapun Balaghah secara terminologi adalah sifat yang melekat pada
kalam (balaghat al-kalam) dan sifat yang melekat pada mutakallim (balaghat al-
mutakallim). Balaghat al-kalam, berarti mencari kalimat yang sesuai dengan maksud
yang dikehendaki, dengan kata-kata yang fasih baik ketika mufrad maupun murakkab.
Sedangkan kalimat yang baligh (al-kalam al-baligh) adalah kalimat yang mampu
menyampaikan ide si pembicara (mutakallim) untuk disampaikan kepada lawan bicara
(mukhatab) dengan gambaran ide yang tidak berubah pada keduanya. Sedangkan
balaghat al-mutakallim, berarti kemampuan diri untuk mengungkapkan kalimat dengan
baligh dan fasih serta mengenai sasaran.2

Dari terminologi di atas nampak jelas bagaimana balaghah mempunyai peran


komunikatif stimulus dan respon dengan kalimat yang tidak ambigu serta mampu
mewakili ide si pembicara (al-mutakallim). Dari pengertian balaghah dan fashahah

1
Faisal Mubarak, "Selayang Pandang Perkembangan Balaghah", T.T, h. 7.
2
Yuli Irsyadul Ibad, "USLUB DIALOGIS KISAH NABI MUSA AS. DALAM AL-QUR’AN", Jurnal Al-Fathim, JANUARI ،
0202, h. 52.
diatas nampak jelas bagaimana balaghah mensyaratkan aspek eksternal bahasa, yakni
sampai dan mengenanya ide dari kalimat yang disampaikan oleh pembicara (al-
mutakallim) kepada lawan bicara (al-mukhatab). Balaghah mempunyai tiga cabang
ilmu yaitu (1) Ilm al-Ma’ani (2) Ilm al-Bayan, dan (3) Ilm al-Badi’ ketiganya
mempunyai obyek kajian yang masing-masing saling melengkapi. Dan dalam makalah
sederhana ini, penulis akan membahas 3 bahasan yang merupakan cabang dari pada ilm
al-Ma’ani, yaitu Ijaz, Ithnab, dan Musawah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ijaz, Ithnab, dan Musawah?
2. Apa saja macam-macam Ijaz, Ithnab, dan Musawah beserta contohnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengertian Ijaz, Ithnab, dan Musawah
2. Untuk mengetahui macam-macam Ijaz, Ithnab, dan Musawah beserta contohnya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ijaz
1. Pengertian Ijaz
Ijaz secara etimologi adalah mashdar dari pada fi’il ‫ أوجز‬‫ إيجاز‬yang berarti
meringkas. Para ahli balaghah berbeda beda dalam mengemukakan pengertian ijaz
secara terminologi, meskipun istilah-istilah yang mereka kemukakan tidak sama namun
apa yang dimaksudkan tetap semakna.

Ali al-Jarim dan Mushtafa Amin mendefinisikan ijaz sebagai berikut:

" ‫" اإليجاز جمع المعاني المتكاثرة تحت اللفظ القليل مع اإلبانة واإلفصاح‬
Ijaz adalah mengumpulkan banyak makna pada lafazh yang sedikit beserta
kejelasan dan kefasihan.3

Hifni Nashif dan kawan-kawan mendefinisikan ijaz sebagai berikut:

" ‫" اإليجاز وهو تأدية المعنى بعبارة ناقصة عنه مع وفائها بالغرض‬
Ijaz adalah menyampaikan suatu makna (maksud) dengan ungkapan yang
singkat namun maksud yang dituju tersampaikan.4

Ar-Razi mengemukakan ijaz dengan istilah berikut:

" ‫" العبارة عن الغرض بأقل ما يكمن من الحروف من غير إخالل‬

Ijaz adalah mengungkapkan suatu maksud mengunakan huruf (lafaz) sesingkat


mungkin tanpa adanya kekurangan (maksud yang disampaikan).5

Sedang Ibnu Sinan mengemukakan ijaz sebagai berikut:

" ‫" هو أن يكون المعنى زائدا على اللفظ بأنه لفظ موجز يدل على معنى طويل على وجه اإلشارة واللمحة‬

3
٢٤٢ .‫ ص‬,)٩١١١ ,‫ دار المعارف‬:‫ البالغة الواضحة (لندن‬,‫علي الجارم ومصطفى أمين‬.
4
,‫ وزارة المعارف العمومية‬:‫ كتاب قواعد اللغة العربية لتالميذ المدارس الثانوية (القاهرة‬,‫حفني ناصف بك واألصحاب‬
٩٩١ .‫ ص‬,)٩١١١.
5
٢٠١ .‫ ص‬,)٩١٩٠ ,‫ جامعة بغداد‬:‫ أساليب بالغية (الكويت‬,‫أحمد مطلوب‬.
Ijaz adalah makna yang melebihi lafaz, yaitu lafaz ringkas yang mengandung
banyak makna dengan sekilas isyarat.6

Berdasarkan seluruh definisi para ahli balaghah di atas mengenai ijaz penulis
meyimpulkan bahwa ijaz adalah mengutarakan maksud tertentu kepada lawan bicara
menggunakan ungkapan singkat namun mengandung banyak makna tanpa mengurangi
makna yang dimaksud.

2. Macam-Macam Ijaz Beserta Contohnya


Ijaz terbagi menjadi dua: 1) Ijaz Qishar 2) Ijaz Hadzf
1) Ijaz Qishar

‫إيجاز قصر يكون بتضمين العبارات القصيرة معاني قصيرة من غير حذف‬

Ijaz Qishar adalah ungkapan-ungkapan singkat yang mengandung


banyak makna tanpa ada yang disembunyikan (isim, huruf, jumlah).

Contoh:

:‫قال تعالى‬

‫ولكم في القصاص حياة‬

“ Dan pada Qishash itu terdapat kehidupan bagi kalian “

Contoh pada ayat di atas adalah ungkapan yang ringkas namun serat
makna, maknanya melebihi lafaz. Dan maksud pada ayat tersebut adalah jika
seseorang yang ingin membunuh mengetahui bahwa setelah membunuh orang
lain ia juga akan dibunuh balasan atas perbuatannya, maka ia enggan untuk
membunuh orang lain yang ingin ia bunuh, sehingga kedua-duanya selamat dari
pada pembunuhan.7

Dalam hal ini penulis berpandangan bahwa apabila qishash


dilaksanakan, maka orang-orang yang melihat dan mengetahui akan balasan
yang diterima oleh si pembunuh adalah hukuman mati, maka orang-orang akan
berpikir ratusan kali jika ingin melampiaskan niantnya untuk membunuh
seseorang, sehingga dengan adanya qishash ini maka amanlah banyak nyawa.

6
٢٠١ .‫ ص‬,‫أحمد مطلوب‬.
7
٩٤١ .‫ ص‬,)٢٠٠١ ,‫ دار الكتب العلمية‬:‫ اإليضاح في علوم البالغة (بيروت‬,‫الخطيب القزويني‬.
Dan tentramlah kehidupan pada masyarakat. Maka ketentraman inilah yang
dimaksud dengan kehidupan dari ayat yang ringkas tersebut.

2) Ijaz Hadzf

‫إيجاز حذف يكون بحذف كلمة أو جملة أو أكثر مع قرينة تعين المحذوف‬

Ijaz Hadzf adalah disembunyikannya sebuah kata ataupun kalimat atau bahkan
dalam jumlah yang lebih banyak bersamaan dengan qarinah yang menjelaskan dari
pada suatu kata ataupun kalimat yang disembunyikan tadi.

Contoh ijaz yang menyembunyikan suatu huruf:

:‫قال تعالى‬
‫قالوا تالله تفتؤا تذكر يوسف حتى تكون حرضا أو تكون من الهالكين‬

Menurut para ahli balaghah pada ayat tesebut terdapat suatu huruf yang dibuang
yaitu huruf nafi laa “ ‫ ” ال‬yang mana asal ayat tersebut adalah:

‫قالوا ال تالله تفتؤا تذكر يوسف حتى تكون حرضا أو تكون من الهالكين‬
Contoh ijaz yang menyembunyikan suatu kata:
:‫قال تعالى‬
‫واسأل القرية‬
Menurut para ahli balaghah pada ayat tersebut terdapat suatu kata yang
disembunyikan yaitu ‫ أهل‬yang mana ia adalah mudhof dari pada mudhaf ilaihnya

yaitu ‫ القرية‬yang mana asal ayatnya adalah:


8
‫واسأل أهل القرية‬

Contoh ijaz yang menyembunyikan kalimat:

‫وإن يكذبوك فقد كذبت رسل من قبلك‬

8
١١٩ .‫ ص‬,)٢٠٠١ ,‫ المكتبة العصرية‬:‫ عروس األفراح في شرح تلخيص المفتاح (بيروت‬,‫بهاء الدين السبكي‬.
Berdasarkan pendapat para ahli balaghah pada ayat tersebut terdapat sebuah
kalimat yang disembunyikan, yaitu ‫ فتأس واصبر‬yang mana asal ayat tersbut adalah:

‫وإن يكذبوك فقد كذبت رسل من قبلك فتأس واصبر‬


Contoh ijaz yang menyembunyikan banyak kalimat:

‫فسقى لهما ثم تولى إلى الظل فقال رب إني لمآ أنزلت إلي من خير فقير‬

‫فجآءته إحداهما تمشي على استحيآء قالت إن أبي يدعوك ليجزيك أجر ماسقيت لنا‬

Menurut para ahli balaghah dalam ayat tersebut terdapat banyak kalimat yang
disembunyikan, yaitu ‫ فذهبتا إلى أبيهما وقصتا عليه ما كان من أمر موسى‬yang mana
pada asalnya bunyi ayat tersebut adalah:

‫فسقى لهما ثم تولى إلى الظل فقال رب إني لمآ أنزلت إلي من خير فقير‬

‫فذهبتا إلى أبيهما وقصتا عليه ما كان من أمر موسى‬


9
‫فجآءته إحداهما تمشي على استحيآء قالت إن أبي يدعوك ليجزيك أجر ماسقيت لنا‬

B. Ithnab
1. Pengertian Ithnab

Ithnab secara etimologi adalah mashdar yang barasal dari fi’il ‫أطنب‬
yang berarti memanjangkan atau memperbanyak. Sedangkan pengertian ithnab
secara terminologi para ahli balaghah berbeda-beda dalam mendefinisikannya,
meski demikian maksud mereka tetap sama.

Ali al-Jarim dan Mushtafa Amin mendefinisikan ithnab dengan istilah


berikut:

10
‫اإلطناب زيادة اللفظ على المعنى لفائدة‬

Adapun Hifni Nashif dan kawan-kawan mendefinisikan ithnab sebagai


berikut:

9
Rumadani Sagala, Balaghah (Bandarlampung, 2016), h. 126.
10
٢٤١ .‫ ص‬,‫ البالغة الواضحة‬,‫علي الجارم ومصطفى أمين‬.
11
‫اإلطناب هو تأدية المعنى بعبارة زائدة عنه مع الفائدة‬

As-Sakaki mendefinisikan ithnab dengan istilah berikut:

12
‫اإلطناب أداء المقصود بأكثر من عبارة المتعارف‬

Sedang Al-Quzwaini mengemukakan definisi ithnab sebagai berikut:


13
‫اإلطناب تأدية أصل المراد بلفظ زائد عليه لفائدة‬

Berdasarkan banyak definisi mengenai ithnab di atas penulis


berkesimpulan bahwa ithnab adalah menyampaikan suatu makna atau pesan
dengan menggunakan ibarat atau ungkapan yang lebih panjang ataupun lebih
banyak dari pada makna aslinya dengan tujuan tertentu.

2. Macam-Macam Ithnab beserta contohnya


Ithnab sebenarnya memiliki banyak macam, namun di sini penulis
hanya membawakan beberapa saja, berikut macam-macam ithnab beserta
contohnya:
1) Dzikr al-Khas Ba’da al’Am
Dzikr al-Khas Ba’da al’Am adalah menyampaikan suatu pesan atau
gagasan dengan menyebutkan sesuatu yang dikhususkan sesudah
menyebutkan hal yang umum. Contoh:

:‫قال تعالى‬

‫تنزل المآلئكة والروح فيها‬

Artinya: Pada Malam itu (Lailatul Qadr) turun para Malaikat dan ar-
ruh (Malaikat Jibril).

Pada ayat tersebut disebutkan seluruh para Malaikat di awal, dan


kemudian barulah disebutkan Malakat Jibril. Apakah di golongan seluruh
Malaikat yang disebutkan pertama kali itu Malaikat Jibril termasuk di
dalamnya? Jawabannya adalah ia, benar Malaikat Jibril termasuk di dalamnya,
namun mengapa Malaikat Jibril disebutkan kemudian, setelah seluruh

11
٩٩٩ .‫ ص‬,‫ كتاب قواعد اللغة العربية لتالميذ المدارس الثانوية‬,‫حفني ناصف بك واألصحاب‬.
12
٩٩٩ .‫ ص‬,)٢٠٠١ ,‫ دار النهضة العربية‬:‫ علم المعاني في البالغة العربية (بيروت‬,‫عبد العزيز عتيرة‬.
13
٩٩٩ .‫ ص‬,‫عبد العزيز عتيرة‬.
Malaikat yang mana Malaikat Jibril juga termasuk di dalamnya? Karena Allah
SWT ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa Malaikat Jibril memiliki
kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah SWT, bahkan yang paling tinggi di
antara para Malaikat. Dengan demikian, maka seluruh Malaikat pada ayat di
atas adalah al’am yaitu sesuatu yang bersifat umum yang disebutkan terlebih
dahulu, sedangkan ar-ruh yaitu Malaikat Jibril, adalah sesuatu yang
dikhususkan.

2) Dzikr al ‘Am Ba’da al-Khas

Dzikr al ‘Am Ba’da al-Khas adalah menyampaikan suatu pesan atau


gagasan dengan menyebutkan hal yang umum sesudah menyebutkan hal yang
dikhususkan. Contoh:

:‫قال تعالى‬
14
‫رب اغفرلي ولوالدي ولمن دخل بيتي مؤمنا وللمؤمنين والمؤمنات‬

Artinya: Ya Tuhanku, ampunilah diriku, kedua orang tuaku, siapapun


yang masuk ke rumahku dengan beriman, serta ampunilah seluruh orang-
orang yang beriman laki-laki dan perempuan.

Pada ayat tersebut lafaz waliwaaliday disebutkan di awal dan


kemudian diikuti oleh lafaz sesudahnya hingga lafaz walilmu’miniina
walmu’minaat. Ayat tersebut mengandung lafaz doa yang mana di dalamnya
mendoakan diri sendiri, orang tua, hingga seluruh orang yang beriman laki-
laki dan perempuan. Yang menjadi pertanyaan, kenapa kedua orang tua berada
di awal sebelum seluruh orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun
perempuan disebutkan, apakah kedua orang tua tidak termasuk dalam
golongan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan? Jawabannya
adalah tidak, mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang beriman
baik laki-laki maupun perempuan, namun pada ayat itu Allah SWT ingin
menunjukkan kepada kita bahwa kedua orang tua memiliki kedudukan yang
sangat mulia bagi kita dibandingkan orang-orang beriman lainnya secara
keseluruhan. Dengan demikan maka pada ayat tersebut Kedua orang tua

14
١١ .‫ ص‬,)٢٠٠٤ ,‫ مكتبة أهل األثر‬:‫ دروس البالغة (الكويت‬,‫حفني ناصف بك واألصحاب‬.
adalah lafaz yang khash yang didahulukan, dan lafaz orang-orang yang
beriman laki-laki dan perempuan adalah lafaz ‘am yang diakhirkan.15

3) Al-Idhah ba’da al-Ibham


Al-Idhah ba’da al-Ibham adalah memperjelas sesuatu yang samar-
samar. Contoh:

:‫قال تعالى‬

‫أمدكم بما تعلمون أمدكم بأنعام و بنين‬

Artinya: Allah telah menganugerahkan kepadamu (orang-orang yang


beriman) apa yang kamu ketahui, Dia (Allah) telah menganugerahkan
kepadamu hewan ternak dan anak-anak.

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT menganugerahkan


kepada orang-orang yang beriman hal-hal yang mereka ketahui, yang mana
anugerah berupa hal-hal yang diketahui orang-orang beriman tersebut masih
belum jelas dan samar-samar. Maka lafaz amaddakum bi an’amin wa baniin
menjelaskan bahwa hal-hal yang diketahui orang-orang beriman itu adalah
berupa hewan ternak dan anak-anak. Maka pada ayat tersebut lafaz
amaddakum bima ta’maluun adalah sesuatu yang al-ibham, masih samar-
samar, sedangkan lafaz amaddakum bi an’amin wa baniin adalah sebagai al-
idhah atau penjelasan akan kesamaran dari lafaz amaddakum bima
ta’maluun.

4) Al-Takrir Lighardin
Al-Takrir Lighardin termasuk dari pada bagian ithnab yaitu mengulang
lafaz dengan tujuan tertentu, diantaranya adalah: Ziyadat targhib fi al-‘afw
dan Ta’kid al-Indzar.
a) Ziyadat targhib fi al-‘afw
Contohnya seperti:

:‫قال تعالى‬

‫إن من أزواجكم وأولدكم عدوا لكم فاحذروهم وإ ن تعفوا وتصفحوا‬

15
١١ .‫ ص‬,‫حفني ناصف بك واألصحاب‬.
‫وتغفروا فإن الله غفور رحيم‬

Pada contoh tersebut Allah SWT berfirman yang artinya:

Bahwa sesungguhnya di antara istri dan anak-anak kalian ada yang


menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika
kamu memaafkan dan menyantuni serta mengampuni mereka maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Pada ayat
tersebut terdapat tiga kata yang lafaznya berbeda-beda akan tetapi maknanya
serupa namun antara satu dan lainnya memiliki tingkatan tersendiri. Maksud
dari pada keberadaan tiga lafaz tersebut adalah menguatkan kesan bahwa Allah
SWT sangat menekankan akan makna dalam tiga lafaz tersebut agar orang-
orang yang beriman melaksanakannya yaitu memaafkan dengan segenap maaf,
tidak hanya sebatas memaafkan, melainkain berbuat santun terhadap orang yang
berbuat jahat kepada kita, dan mengampuni segala kesalahannya. Jika sesorang
hanya melakukan al-‘afw, yakni memaafkan orang yang berbuat buruk
kepadanya, terkadang ia tidak bersikap santun kepada orang yang telah berbuat
buruk tersebut, dan apabila ia melakasanakan al-shafh yakni tidak hanya
memaafkan namun juga menyantuni orang yang berbuat buruk kepadanya,
maka hal itu lebih diutamakan dari hanya sekedar memaafkan, namun jika kita
melakukan al-maghfirah maka kita tidak hanya memaafkan, dan menyantuni
orang yang berbuat salah kepada kita melainkan juga menutupi kesalahannya
maka hal inilah yang sangat ditekankan oleh Allah SWT pada ayat tersebut
kepada orang-orang yang beriman.16

b) Ta’kid al-Indzar

Contoh dari Ta’kid al-Indzar adalah sebagai berikut:

:‫قال تعالى‬

‫كال سوف تعلمون ثم كال سوف تعلمون‬

Pada ayat tersebut bunyi lafaz kallaa saufa ta’lamuun sebanyak 2 kali yang
mana hal tersebut menandakan bahwa lafaz yang terulang sangatlah ditekankan,
adapun pesan dari lafaz tersebut berupa al-indzar atau peringatan yang

16
١٤ .‫ ص‬,‫حفني ناصف بك واألصحاب‬.
bermakna bahwasanya Allah SWT memastikan bahwa sekalian manusia akan
melihat seluruh amal perbuatannya pada saat ia telah memasuki alam kubur.
Maka ta’kid al-indzar atau penekanan atas peringatan dari ayat tersebut terdapat
pada pengulangan lafaz kallaa saufa ta’lamuun.17

5) Al-i’tiradh
Al-i’tiradh adalah menengahkan suatu lafaz di antar bagian-bagian dari
pada suatu kalimat ataupun lebih yang maknanya saling berkaitan dengan
tujuan membantah suatu hal atau persangkaan terhadap mukhathab.
Contoh:

:‫قال تعالى‬

‫ويجعلون لله البنات سبحانه ولهم مايشتهون‬

Pada ayat-ayat tersebut, orang-orang musyrik menetapkan bahwa Allah


SWT memiliki anak-anak perempuan, dan mereka beranggapan bahwa anak-
anak perempuan tersebut adalah para malaikat, lalu mereka beranggapan
bahwa Allah SWT dapat memiliki anak. Sedangkan mereka (kafir Quraisy)
memilih bagi diri mereka sendiri apa yang mereka sukai yaitu anak laki-laki.
Pada ayat tersebut terdapat lafaz Subhaanah yang mana kata tersebut tepat
berada di tengah kalimat yang saling berkaitan yaitu anggapan kaum kafir
Quraisy bahwa Allah SWT memiliki anak-anak perempuan pada awal ayat
dan akhir ayat yang menerangkan bahwa mereka memilih apa yang mereka
sukai yaitu anak laki-laki. Dengan demikian, maka lafaz Subhaanah pada ayat
tersebut adalah al-i’tiradh atau bantahan Allah SWT terhadap penetapan sesat
mereka bahwa Allah SWT dapat beranak pinak.18

C. Musawah
1. Pengertian Musawah

Secara etimologi, musawah adalah mashdar dari pada kata kerja ‫ ساوى‬yang
berarti setara atau sama. Adapun para ahli balaghah berbeda-beda dalam
mendefinisikan musawah ini namun semua yang mereka kemukakan masih satu makna.

17
١٤ .‫ ص‬,‫حفني ناصف بك واألصحاب‬.
18
١١ .‫ ص‬,‫حفني ناصف بك واألصحاب‬.
Hifni Nashif dan kawan-kawan mendefinisikan sebagai berikut:

‫المساواة هي تأدية المعنى بعبارلة مساوية له بأن يكون على الحد الذي جرى‬

‫به عرف أوساط الناس وهم الذين لم يرتقوا إلى درجة البالغة ولم ينحطوا إلى درجة الفهامة‬

Ali al-Jarim dan Mushtafa Amin mendefinisikan dengan istilah berikut:

‫المساواة أن تكون المعاني بقدر األلفاظ واأللفاظ بقدر المعاني اليزيد بعضها على بعض‬

Sedangkan Ahmad Qasim dan Muhyiddin Dayb mengemukakan sebagai berikut:

19
‫تأدية معنى المراد بعبارة مساوية له بحيث يتساوى اللفظ والمعنى فال يزيد أحدهما على اآلخر‬

Berdasarkan istilah para ahli balaghah di atas, maka penulis berkesimpulan


bahwa musawah adalah mengungkapkan suatu maksud dengan makna yang setara atau
seimbang, yang berarti kandungan makna dan lafaz yang dibawakan seimbang, tidak
ada yang melebih antara satu dan yang lainnya. Dan diantara kelebihan musawah ini
adalah memudahkan untuk memahami pesan bagi mukhatab yang belum sampai
kepada tingkatan ahli sastra yang mana pemahaman mereka mengenai keindahan sastra
masih sedikit.

2. Contoh al-Musawah

:‫قال تعالى‬

‫واليحيق المكر السيء إال بأهله‬

:‫وقال أيضا‬

‫وماتقدموا ألنفسكم من خير تجدوه عند الله‬

Jika kita perhatikan 2 contoh ayat di atas maka kita mendapati bahwa makna
yang terkandung pada ayat dan lafaz yang nampak adalah sama, masing-masing tidak
melebihi yang lainnya. Tidak ada makna lebih yang terkandung, begitupun lafaznya,
tidak melebihi makna. Oleh karenanya musawah ini adalah cara yang paling mudah
dalam memberitahukan suatu pesan atau maksud kepada mukhatab yang masih belum
sampai kepada tingkatan ahli sastra.

19
١٣٣ .‫ ص‬,)٢٠٠١ ,‫ المؤسسة الحديثة‬:‫ علوم البالغة (لبنان‬,‫محمد أحمد قاسم ومحي الدين ديب‬.
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Ijaz secara etimologi adalah mashdar dari pada fi’il ‫ أوجز‬‫ إيجاز‬yang berarti
meringkas, adapun secara terminologi ijaz adalah mengutarakan maksud tertentu
kepada lawan bicara menggunakan ungkapan singkat namun mengandung banyak
makna tanpa mengurangi makna yang dimaksud, Ijaz terbagi menjadi dua: 1) Ijaz
Qishar 2) Ijaz Hadzf.

Ithnab secara etimologi adalah mashdar yang barasal dari fi’il ‫ أطنب‬yang berarti
memanjangkan atau memperbanyak. Sedangkan pengertian ithnab secara terminologi
adalah menyampaikan suatu makna atau pesan dengan menggunakan ibarat atau
ungkapan yang lebih panjang ataupun lebih banyak dari pada makna aslinya dengan
tujuan tertentu. Macam-macam ithnab: 1) Dzikr al-Khas Ba’da al’Am 2) Dzikr al ‘Am
Ba’da al-Khas 3) Al-Idhah ba’da al-Ibham 4) Al-Takrir Lighardin 5) Al-i’tiradh

Secara etimologi, musawah adalah mashdar dari pada kata kerja ‫ ساوى‬yang
berarti setara atau sama. Adapun secara terminologi musawah adalah mengungkapkan
suatu maksud dengan makna yang setara atau seimbang, yang berarti kandungan makna
dan lafaz yang dibawakan seimbang, tidak ada yang melebih antara satu dan yang
lainnya. Dan diantara kelebihan musawah ini adalah memudahkan untuk memahami
pesan bagi mukhatab yang belum sampai kepada tingkatan ahli sastra yang mana
pemahaman mereka mengenai keindahan sastra masih sedikit.
‫‪DAFTAR PUSTAKA‬‬

‫أحمد مطلوب‪ .‬أساليب بالغية الفصاحة والبالغة والمعاني‪.‬الطبعة األولى‪ .‬الكويت‪ :‬جامعة‬
‫‪.‬بغداد‪٠٨٩١ ,‬‬
‫الخطيب القزويني‪ .‬اإليضاح في علوم البالغة المعاني والبيان والبديع‪ .‬بيروت‪ :‬دار الكتب‬
‫‪.‬العلمية‪٣١١٢ ,‬‬
‫بهاء الدين السبكي‪ .‬عروس األفراح في شرح تلخيص المفتاح ‪ .‬بيروت‪ :‬المكتبة العصرية‪,‬‬
‫‪٣١١٢.‬‬
‫‪.‬حفني ناصف بك واألصحاب‪ .‬دروس البالغة‪ .‬الكويت‪ :‬مكتبة أهل األثر‪٣١١٢ ,‬‬
‫حفني ناصف بك واألصحاب‪ .‬كتاب قواعد اللغة العربية لتالميذ المدارس الثانوية‪ .‬القاهرة‪:‬‬
‫‪.‬وزارة المعارف العمومية‪٠٨٨١ ,‬‬
‫عبد العزيز عتيرة‪ .‬علم المعاني في البالغة العربية‪ .‬بيروت لبنان‪ :‬دار النهضة العربية‪,‬‬
‫‪٣١١٨.‬‬
‫علي الجارم ومصطفى أمين‪ .‬البالغة الواضحة المعاني والبيان والبديع‪ .‬لندن‪ :‬دار المعارف‪,‬‬
‫‪٠٨٨٨.‬‬
‫محمد أحمد قاسم ومحي الدين ديب‪ .‬علوم البالغة البديع والبيان والمعاني‪ .‬لبنان‪ :‬المؤسسة‬
‫‪.‬الحديثة‪٣١١٢ ,‬‬
‫‪Faisal Mubarak. "Selayang Pandang Perkembangan Balaghah", t.t‬‬
‫‪Sagala, Rumadani. Balaghah. Bandarlampung, 2016.‬‬
‫‪Yuli Irsyadul Ibad. "Uslub Dialogis Kisah Nabi Musa AS. Dalam AL-‬‬
‫‪QUR’AN". Jurnal Al-Fathim, Januari 0202 ،.‬‬

‫‪View publication stats‬‬

Anda mungkin juga menyukai