Anda di halaman 1dari 11

MUHASSINAT AL-LAFZHIYAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Balaghah

Dosen Pengampu:
Dr. H Edi Komarudin, M.Ag

Disusun oleh:

Ayi Ulfatul Hasanah (1215020035)


Daeng Dullah (1215020045)
Qurrotu Aini (1215020163)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puja dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam kita kirimkan kepada junjunan kita
Nabi Muhammad SAW dna para sahabatnya. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga Kami
kelompok 11 mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu
Balaghah dengan judul “Muhassinat Al-Lafzhiyyah.”

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan kami dalam pengetahuan, pengalaman serta kemampuan yang
kami miliki, baik dalam penulisan maupun materi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
tambahan pengetahuan untuk pembaca.

Bandung, 23 Maret 2023

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

A. Pendahuluan..........................................................................................................................4

B. Pembahasan..........................................................................................................................5

C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6

A. Pengertian Muhassinat al-Lafdziyyah (‫)محسنة الفظية‬.............................................................6

B. Pembagian Muhassinat al-Lafdziyyah..................................................................................6

BAB III PENUTUP......................................................................................................................10

A. Kesimpulan.........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Ilmu Balaghah adalah ilmu yang mempelajari bahagaimana mengelola kata atau
susunan kalimat dalam bahasa arab yang indah tetapi tetap menjaga kejelasan makna dan
juga memperhatikan situasi dan kondisi saat ungkapan tersebutu terjadi. Ilmu Balaghah
sendiri terbagi menjadi 3 bagian cabang ilmu besar, yaitu : ilmu bayan, ilmu ma’ani, dan
ilmu badi’ (Ali Jarim dan Musthafa:1998).1
Ibn Mu’tazz adalah tokoh sastra arab yang pertama kali memiliki metodologi
dalam analisis teks sastra oleh kalangan ulama bahasa. Beliau juga merupakan salah satu
tokoh yang berkontribusi dalam ilmu Balaghah sekaligus sebagai peletak dasar ilmu
badi’. Dalam bukunya Hifny bin Nashif “Qowaidu Al-Lughahal-Arabiyah” memberikan
definisi mengenai ilmu badi’, yaitu ilmu untuk mengetahui aspek aspek keindahan dalam
sebuah kalimat yang sesuai keadaan, jika aspek-aspek keindahan itu ada pada makna,
maka dinamakan Muhassinat al-Maknawiyyah. Tetapi jika aspek-aspek keindahan itu ada
pada lafadz, maka dinamakan dengan Muhassinat al-Lafdziyah.2
Dalam makalah ini pembahasan yang akan dibahas bukan ilmu badi’nya tetapi
salah satu aspek yang terdapat dalam ilmu badi’ yaitu aspek-aspek keindahan yang
terdapat pada suatu lafadz bahasa arab yang dinamakan dengan Muhassinat al-Lafdzyiah,
berikut dengan contoh-contoh yang diambil dari beberapa sumber dan juga Al-Quran
sebagai pokok pembahasan ilmu Balaghah tersebut.

1
Jarim, Ali dan Musthafa, Al-Balaghah al-Wadhihah, maktabah al-Mishriyah, Cairo, Egypt, 1989
2
Mardjoko Idris, Ilmu Badi’ Kajian Keindahan Berbahasa, Karya Media, Yogyakarta, 2007, hlm. 2

4
B. Pembahasan
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, rumusan masalah dari
makalah ini adalah:

1. Apa pengertian Muhassinat al-Lafdziyyah?


2. Apa saja pembagiaan yang ada pada Muhassinat al-Lafdziyyah?
3. Bagaimana contoh-contoh Muhassinat al-Lafdziyyah?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan pada pembahasaan di atas, tujuan utama penyususnan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Muhassinat al-Lafdziyyah


2. Untuk mengetahui pembagian Muhassinat al-Lafdziyyah
3. Untuk mengetahui contoh-contoh dari Muhassinat al-Lafdziyyah

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Muhassinat al-Lafdziyyah (‫)محسنة الفظية‬


Muhassinat al-Lafdziyyah adalah gaya bahasa yang menjadikan sebuah kata-kata
lebih indah dan enak didengar baik itu dari segi kata ataupun artikulasi bunyinya (Yuyun
wahyudin, 2007: 09).
Muhassinat al-Lafdziyyah yaitu subjek yang berfungsi mengindahkan lafaz
ungkapan.3
B. Pembagian Muhassinat al-Lafdziyyah
Muhassinat al-Lafdziyyah sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu, Al-Jinas,
Iqtibas dan Saja (sajak),
1. Jinas
Jinas adalah kemiripan pengungkapan dua lafadz yang berbeda artinya, dalam
satu bait syi’ir atau dalam suatu kalimat. 4Jinas juga dapat berarti gaya bahasa yang
memadukan keserupaan bunyi dari dua lafadz yang memiliki makna berbeda. Para
ulama Balaghah juga memberikan pengertian Jinas dengan redaksi yang berbeda-
beda, tetapi maknanya sama, antara lain dari definisi tersebut adalah Jinas merupakan
salah satu kategori muhassinat al-Lafdziyyah yang mengkaji tentang dua lafadz kata
yang mempunyai kemiripan atau kesamaan dalam pelafalan sementara pada artinya
berbeda5.
Contoh :
‫ لم يلف غير منعم بشقاء‬.......‫هال نَهَاَك نُهَاك عن لوم أمرئ‬
‫اك‬ii‫ نَه‬yang pertama tidak bermakna ‫اك‬iiَ‫ نُه‬yang kedua begitupun dengan harkat
keduanya, meskipun secara bentuk katanya mirip tetapi keduanya berbeda harkat dan

3
Abdul Wahid Salleh, dkk. ‫ البالغة الوافية‬Ilmu Balaghah Lengkap. 2016. Cetakan pertama. Bandar Baru Bangi.
Hlm.354
4
Abu al-‘Abbas Abdullah bin Mu’taz, Kitab al-Badi’, (Beirut: Mussasat al-Kutub ats-Tsaqafiyyah, 2012) hal.
36
5
Nurul ‘Aini Pakaya, Uslub Al-Jinas dalam Puisi Qalbiy ‘alaika Habibatiy Karya Aiman al-OtoomI,

6
maknanya. Jinas sendiri terbagi menjadi 2 macam, yaitu jinas tam ( ‫ )جناس تام‬dan
yang kedua jinas ghairu tam (‫)جناس غير تام‬
a. Al-Jinas at-Tam ( ‫)جناس تام‬
Yaitu dua lafaz atau kata yang persis sama dalam hal pengucapannya dilihat dari
empat segi yaitu: jenis huruf, baris (harkata), jumlahnua, dan urutan hurufnya.
‫ ِإلَى َر ِّد اَ ْم ِر هللاِ فِ ْي ِه َسبِ ْي ٌل‬، ‫َس َّم ْيتُهُ يَحْ يَى لِيَحْ يَا فَلَ ْم يَ ُك ْن‬
“Aku menamakan anak itu Yahya supaya ia hidup terus tetapi, tidak ada jalan untuk
menolak urusan Allah (kematian).”
Pada syiir diatas terdapat kata ‫ يَحْ يَى‬yang terdapat di dua tempat. Yang pertama
bermakna “Yahya (nama orang) dan pada tempat yang kedua bermakna hidup. Kata
ini yang disebut dengan jinas tam yaitu terdapat kemiripan pada jenis hurufnya,
syakalnya, jumlah dan urutannya.
b. Al-Jinas ghair at-Tam
Al jinas ghair at Tam adalah lafaz yang mirip pengucapannya tetapi tidak sama pada
salah satu dari empat segi, yaitu jenis huruf, baris huruf, jumlah huruf dan tertib
urutan huruf.
Contoh dalam al-Qur’an:
ْ‫﴿﴾ َواَ َّما السَّاِئ َل فَاَل تَ ْنهَر‬   ْ‫فََأ َّما ْاليَتِ ْي َم فَاَل تَ ْقهَر‬  ﴿﴾
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang, dan
terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.” (QS. Adh-
Dhuha (93): 9-10)
Pada contoh diatas, lafadz ‫ تقهر‬dan ‫ تنهر‬yang sama persis dalam baris hurufnya,
jumlah hurufnya, tata tertib urutan hurufnya, tetapi yang berbeda adalah dalam jenis
hurufnya.
2. Al- Iqtibas (‫)األقتباس‬
ِ ‫ريف ِم ْن‬
‫غير‬ ِ ‫ث ال َش‬
ِ ‫او الحدي‬
ِ ,‫القرا~ن الكريم‬
ِ َ‫عر شيَأ ِمن‬ِ ‫اال ْقتِبَاسُ تَضْ ِمينُ النَّ ْث ِر او ال ِش‬
ِ
‫س قَليالز‬ ِ ‫أن يُ َغيَ َر في اَأل‬
ِ َ‫ثر الُ ْقتَب‬ ْ ‫ ويجو ُز‬,‫ِداللَ ٍة على أنهُ منهما‬

Al- Iqtibas ialah pengutipan sebagian ayat al-Qur’an atau hadits Nabi, lalu
disematkan baik dalam kalimat yang berbentuk prosa atau syair tanpa memberi
petunjuk atau kejelasan bahwa kutipan itu adalah Al-Qur’an atau hadits.

7
Contoh pengutipan dari Al-Qur’an
Abu Al-Mu’min Al-Ashfahani berkata:
َ ‫ص في ِه اَأل ْب‬
‫صا ُر‬ ُ ‫ ِأنَّ َما يَُؤ ِّخ ُر ُه ْم لِيَ ْو ٍم تَش َْخ‬,‫ار‬
ٍ ‫ص‬َ ‫ش واَأل ْن‬
ِ ْ‫ك منَ الظَّلَ َم ِة َك ْث َرةُ ال ُجيُو‬
َ َّ‫الَ تَ ُغ َّرن‬

“Jangan sekali-kali kamu terbujuk oleh banyaknya pasukan dan pembantu orang-
orang penganiaya. Sesungguhnya Kami menangguhkan mereka sampai suatu hari
yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.
َ ‫ص في ِه اَأل ْب‬
Yang perlu diperhatikan adalah pada kalimat ‫صا ُر‬ ُ ‫ ِأنَّ َما يَُؤ ِّخ ُر ُه ْم لِيَ ْو ٍم تَش َْخ‬yaitu
kalimat yang merupakan potongan Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 42, yang dimasukan
kedalam prosa untuk meminjam kekuatan ayat Al-Qur’an yang merupakan kalam
Allah.
Contoh Pengutipan dari Hadits:

Abu Ja’far Al-Andalusi berkata:


‫الوطَ ِن‬
َ ُ‫َريْب‬ ِ ‫اس فِي َأوْ طَانِ ِه ْم * قَلَّ َما يُرْ عَى غ‬
َ َّ‫اَل تُ َعا ِد الن‬
ُ ِ ِ‫خَ ال‬ * ‫وَِإ َذا َما ِشْئتَ َع ْي ًشا بينَهم‬
َ َّ‫ق الن‬
ٍ ‫اس بِ ُخل‬
‫ق َح َس ٍن‬
Janganlah kau memusuhi orang-orang di negeri mereka sendiri, sedikit sekali
pengembara di suatu negeri itu mendapat perhatian baik.
Jika kau ingin hidup di tengah-tengah mereka, maka berakhlaklah kepada manusia
dengan akhlak yang baik.

Penjelasan:
ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬
Yang perlu kita perhatikan dalam contoh di atas adalah kalimat ‫ق َح َس ٍن‬ َ َّ‫ق الن‬
ِ ِ‫خَال‬,
kalimat tersebut merupakan potongan Hadits.

Penyair di atas memasukkan potongan Hadits dalam sya’irnya tersebut dengan tidak
menjelaskan bahwa kutipan yang dimasukkannya tersebut berasal dari Hadits.

Maksud dari Penyair memasukkan potongan Hadits dalam sya’irnya tersebut untuk
meminjam kekuatan Hadits tersebut yang mulia, disamping juga untuk menunjukkan
kelihaian penyair dalam menghubungkan kalimat dalam sya’irnya dengan kalimat
yang dipetiknya secara selaras.

3. As-Saja’
As-Saja’ ialah kesamaan huruf akhir pada dua susunan kalimat atau lebih
sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah dan juga berirama.
.ُ‫ت فَ ْق َره‬
ْ ‫ وأ ْفضلُهُ َما تَ َسا َو‬.‫األخير‬
ِ َ ‫صلَتَ ْي ِن في‬
ِ ْ‫الحر‬
‫ف‬ ُ ُ‫الس ََّج ُع ت ََواف‬
ِ ‫ق الفَا‬

8
Saja adalah kenyamanan huruf akhir dalam dua fashilah atau lebih. Saja’ yang paling
bagus adalah yang dalam bagian-bagian kalimatnya seimbang.
Contohnya:
‫الَلهُ َّم َأ ْع ِط ُم ْنفِقٍا َخلَفًا َوَأ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا تَلَفًا‬
Ya Allah berilah pengganti kepada orang yang berinfak, dan berilah kerusakan
kepada orang yang tidak mau berinfak.
Yang perlu diperhatikan adalah dalam kalimat ‫ َخلَفًا‬,‫ ُم ْنفِقٍا‬,‫ َأ ْع ِط‬dan ‫َوَأ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا‬
‫تَلَفٍا‬ dalam kedua bagian kalimat tersebut terdapat dua fashilah yang kedua huruf
akhirnya sama, maksud dari fasilah ini adalah kata terakhir dari setiap bagian
kalimat, contohnya diatas adalah kata ‫ خَ لَفًا‬dan ‫ تَلَفًا‬dengan huruf akhiran sama yakni
‫فًا‬, dan inilah yang dinamakan dengan saja’ (sajak).
Perlu diketahui bahwa saja’ yang paling bagus adalah saja yang didalam
bagian-bagian dalam kalimatnya seimabng baik dalam panjang pendeknya, dan
saja’ tidak akan bisa indah kecuali rangkaian dalam kalimatnya bagus dan indah
dari pengulangan yang tidak berfaedah. Huruf akhir dalam setiap fasilah-fasilah
harus dimatikan dalam kalam natsar (prosa) karena waqaf (berhenti membaca),
khusus dalam contoh diatas pengucapan ‫ فًا‬menjadi ‫فَا‬.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita ketahui bahwa muhassinat lafdziyyah adalah bagian dari
ilmu badi’yang fungsi utamanya adalah untuk memperindah suatu kalam dalam segi
lafadznya supaya lebih enak.
Dalam muhassinat lafdziyyah sebagaimana dijelaskan di atas terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu Al-Jinnas yang merupakan dua lafadz atau kata yang sama persis dalam
ucapannya tetapi memiliki makna yang berbeda. kemudian yang terdapat dalam
muhassinat lafdziyyah yaitu iqtibas, pengutipan ayat al- Qur’an atau hadits Nabi, baik
dalam kalimat prosa maupun syiir tanpa memberikan petunjuk bahwa itu adalah ayat al-
Qur’an atau hadits Nabi. Dan yang terakhir As-Saja’ ialah kesamaan huruf akhir pada dua
susunan kalimat atau lebih sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah dan
berirama, yang lafaz atau kata akhir pada suatu kalimat tersebut dinamakan fasilah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jarim, Ali dan Amin, Musthafa Amin, 2015, Al-Balaghah al-Wadhihah, Kairo: Dae al-
Ma’arif
Idris Mardjoko. 2015. Ilmu Ma’ani Kajian Stuktur dan Makna. Yogyakarta. PT. Karya
Media.
Ibnu, Mu’taz, 1982, Kitab al-Badi’, Bairut: Dar al-Masirah.

11

Anda mungkin juga menyukai