Makalah Fitri Meliniasari - Air (Padat, Cair, Gas)
Makalah Fitri Meliniasari - Air (Padat, Cair, Gas)
NPM : 211810301089
Universitas Lampung
Air adalah senyawa yang paling melimpah di permukaan bumi. Di alam, air ada dalam bentuk
cair, padat, dan gas. Pada suhu kamar (sekitar 25ºC), Air adalah cairan yang tidak berasa, tidak
berbau, dan tidak berwarna.
• Tekanan 1 atm, suhu dibawah 0°C → Padat
• Tekanan 1 atm, suhu "normal" (antara 0°C dan 100°C ) → Cair
• Tekanan 1 atm, suhu di atas 100°C → Gas (Uap air)
Perubahan suhu atau tekanan menyebabkan air mungkin mengalami perubahan fase. Setiap
keadaan (padat, cair, dan gas) memiliki sifat fisiknya sendiri yang unik.
tekanan udara
Pada kondisi standar (1 atm): titik beku (0ºC),
titik didih (100oC)
Pada kondisi tidak standar:
P < 1 atm: Td < 100ºC; Tb > 0ºC
P > 1 atm: Td > 100ºC, Tb < 0ºC
Air mempunyai sifat fisik yang unik dibandingkan dengan senyawa lain. Apabila air
dibandingkan dengan senyawa lain yang mempunyai berat molekul hampir sama, ternyata air
mempunyai titik cair paling tinggi yaitu 0ºC dan titik didih juga paling tinggi yaitu 100ºC,
sehingga kisaran suhunya paling panjang yaitu 0ºC-100ºC, akibatnya air akan berada pada fase
cair dalam berbagai macam suhu.
Berikut sifat fisik air pada berbagai suhu dalam tekanan 1atm :
0,92
Catatan :
Penyebab rendahnya tetapan dielektrik air saat suhu air semakin tinggi.
Konstanta dielektrik atau juga dikenal dengan istilah permitivitas listrik, adalah sebuah konstanta
yang menunjukkan rapatnya garis-garis gaya elektrostatik suatu material, jika material tersebut
diberi potensial listrik. Molekul-molekul material yang sifatnya polar, memiliki nilai konstanta
dielektrik yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, molekul material non-polar memiliki nilai
konstanta dielktrik rendah.
Air menjadi salah satu material yang sifatnya sangat polar, karena kutub positif dan negatif dari
atom-atom penyusun molekul H2O berada dalam jarak yang jauh. Sifat polar sebuah material
identik dengan nilai konstanta dielektriknya, semakin polar material tersebut akan semakin tinggi
pula nilai konstanta dielektriknya. Air memiliki nilai konstanta dielektrik 80,10 pada temperatur
20oC dan menjadi hanya 7 pada temperatur kritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan
temperatur air akan menurunkan nilai konstanta dielektriknya sekaligus turunnya sifat polar air.
Sifat-sifat Air
Di bawah ini adalah ikhtisar sifat umum dari tiga fase materi yang berbeda.
Sifat Gas
Sifat Cairan
Gaya tarik menarik antarmolekul cukup kuat untuk menahan molekul agar saling
berdekatan
Cairan lebih padat dan kurang kompresibel daripada gas
Zat cair memiliki volume tetap, tidak tergantung pada ukuran dan bentuk wadahnya
Namun, gaya tarik menarik tidak cukup kuat untuk menjaga molekul tetangga dalam
posisi tetap dan molekul bebas bergerak melewati atau meluncur satu sama lain.
Dengan demikian, cairan dapat dituangkan dan mengambil bentuk wadahnya.
Sifat padatan
Gaya antarmolekul antara molekul tetangga cukup kuat untuk membuat mereka terkunci
pada posisinya
Padatan (seperti cairan) tidak terlalu kompresibel karena kurangnya ruang antar molekul
Jika molekul dalam padatan mengadopsi pengaturan pengemasan yang sangat teratur,
strukturnya dikatakan kristal
Karena gaya antarmolekul yang kuat antara molekul tetangga, padatan bersifat kaku.
Air mempunyai karakteristik yang unik, karena mampu berada dalam berbagai bentuk. Molekul-
molekul air dapat berada dalam bentuk kristal atau es, dalam bentuk cair atau air, dan dalam
bentuk gas yaitu berupa uap air.
Air (Padat)
Fase padat air dikenal sebagai es dan umumnya strukturnya ialah kristal keras yang menyatu dan
teratur, molekulnya sulit bergerak, tidak bisa mengalir, dan sulit berubah bentuk (keras).
Es adalah air yang dibekukan menjadi bentuk padat. Pembekuan ini umumnya terjadi bila air
didinginkan di bawah 0 °C (273.15 K, 32 °F) pada tekanan atmosfer standar. Es dapat terbentuk
pada suhu yang lebih tinggi dengan tekanan yang lebih tinggi juga, dan air akan tetap sebagai
cairan atau gas sampai -30 °C pada tekanan yang lebih rendah.
Sifat Fisik Es
• Struktur: Hexagonal (1 molekul H2O dapat mengikat 4 molekul H2O yang berdekatan)
• Densitas: 0.92 g/ml (mengapung dalam air)
• Volume: 1/11 kali lebih besar dibandingkan air
Air (Cair)
Banyak sifat fisik dan kimia air (termasuk kapasitasnya sebagai pelarut) sebagian disebabkan
oleh reaksi asam-basa. Air dapat digambarkan sebagai molekul amfoter, artinya dapat bereaksi
baik sebagai asam atau basa Brønsted-Lowry.
Catatan :
Perbedaan densitas air dan es adalah akibat dari ikatan hidrogen yang ada dalam senyawa air.
Ikatan hidrogen yang terjadi dalam air adalah antara atom H dengan atom O antara molekul-
molekul H2O. Dalam kebanyakan senyawa, bentuk padatan memiliki molekul-molekul yang
lebih rapat daripada cair. Akan tetapi, air memiliki keunikan ketika dibekukan atau dalam
keadaan padat (pada suhu 0 °C), karena massa jenis atau densitasnya lebih rendah (0,917 g/mL)
dari pada air dalam bentuk cair (1,00 g/mL), inilah penyebab mengapa es mengapung dalam air.
Dalam es, molekul H2O dapat membentuk susunan yang teratur berbentuk heksagonal dan
terbuka seperti gambar di bawah ini
Ikatan-ikatan hidrogen tersebut kemudian membentuk rongga-rongga dalam strukturnya.
Struktur tiga dimensi es yang sangat teratur mencegah molekul-molekul agar tidak terlalu dekat
satu sama lain.
Sementara ketika es meleleh, molekul air memiliki energi kinetik yang cukup untuk melepaskan
ikatan hidrogen antarmolekul. Gerakan molekul-molekul air menyebabkan struktur tersebut
menjadi rusak sehingga ikatan hidrogen antar molekul air menjadi acak. Molekul-molekul ini
terperangkap di rongga struktur tiga dimensi, yang dipecah menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil. Akibatnya, ada lebih banyak molekul per satuan volume di air cair daripada di es.
Jadi, karena massa jenis = massa/volume, massa jenis air lebih besar daripada massa jenis es.
Dengan pemanasan lebih lanjut, lebih banyak molekul air yang dilepaskan dari ikatan hidrogen
antarmolekul, sehingga massa jenis air cenderung meningkat dengan kenaikan suhu tepat di atas
titik leleh. Tentunya pada saat yang sama air mengembang saat dipanaskan sehingga massa
jenisnya menurun.
Air (Gas)
Atom dan molekul dalam gas jauh lebih tersebar daripada dalam padatan atau cairan. Mereka
bergetar dan bergerak bebas dengan kecepatan tinggi. Gas akan mengisi wadah apa pun, tetapi
jika wadah tidak disegel, gas akan keluar. Gas dapat dikompresi jauh lebih mudah daripada
cairan atau padat.
Uap air adalah bentuk air dalam keadaan gas. Umumnya, air mendidih pada suhu 100 ° C atau
212 ° F, membentuk uap air. Ketika panas dinaikkan saat air direbus, energi kinetik molekul air
yang lebih tinggi menyebabkan ikatan hidrogen putus sepenuhnya dan memungkinkan molekul
air lepas ke udara sebagai gas (uap atau uap air). Kurangnya gaya tarik menarik yang signifikan
antara molekul inilah yang memungkinkan gas mengembang untuk mengisi wadahnya
Strukturnya tidak teratur, molekulnya dapat bergerak sangat bebas, bisa mengalir ke ruang
bertekanan rendah, bentuknya mengikuti ruang