Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 4 BLOK 7

Kelompok : 7 (K7)

Tutor : dr. Dedianto Hidajat, Sp.KK

Ketua : Hasan Waliyurrahim Almuwaffaq (H1A020044)

Sekretaris : Gaida Gita Savitiri (H1A020039)

Anggota :

1. Adinda Ilsa Maulida (H1A020002)


2. Dinda Salsabila (H1A020029)
3. Dira Kurnia Rizki (H1A020030)
4. Elviena Shaffiranisa (H1A020034)
5. Ghina Syafinatunnajah (H1A020041)
6. Jaini Rahma (H1A020054)
7. M.Farras Abiyyu F ( H1A020067)
8. Nurma'rifatullah (H1A020084)
9. Putu Diwyandaani Priyahita (H1A020090)
10. Restia (H1A020098)
STEP 1 : Mengidentifikasi dan Mengartikan Kata Sulit
Kata sulit:
STEP 2 : Merumuskan Masalah
1. Apa saja organ dan sistem yang terlibat dalam proses berjalan? (Dinda)
Farras: Sistem Saraf
Tubuh memiliki tiga sistem saraf utama: sistem saraf otonom, sistem saraf pusat, dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf otonom mengontrol kelenjar dan otot polos tubuh. Sistem
ini sering dibagi menjadi sistem parasimpetik (bagian kranial dan sakral) dan sistem
simpatis (bagian toraks dan lumbar). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. Otak dibagi menjadi otak besar (cerebrum) batang otak, dan otak kecil.
Sistem saraf tepi terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf tulang belakang.
Saraf kranial bersifat sensorik dan motorik dan biasanya menerima stimulus sensorik
tertentu (eksternal seperti bau, penglihatan, suhu, rasa sakit, atau tekanan dan secara
internal seperti rasa lapar, haus, kelelahan, atau keseimbangan) dan mengubahnya
menjadi saraf impuls, yang dapat menghasilkan efek (respons) yang tepat. Saraf tulang
belakang, dibagi dalam pleksus (jaringan saraf tepi), mempersarafi (merangsang) otot
untuk membuat gerakan. Pleksus utama adalah serviks, brakialis, lumbar, sakral, dan,
sampai batas tertentu, pudendal (coccygeal)
Saraf, atau neuron, terdiri dari tubuh sel saraf dan projeksi dari itu, yang dikenal respek
secara aktif sebagai akson dan dendrit. Dalam saraf motorikdan dendrit menerima
informasi dari jaringan di sekitarnya dan melakukan impuls saraf ke tubuh sel saraf
(bertanggung jawab untuk nutrisi neuron), dan akson melakukan impuls saraf dari tubuh
sel ke serat otot. Saraf yang menginervasi otot disebut sebagai neuron motorik, dan
neuron motorik ditambah semua serat otot yang dipersarafi dikenal sebagai unit motorik.
Komponen struktural lain dari saraf motorik adalah selubung mielin yang mengisolasi
akson.
Pada ujung akson adalah struktur yang dikenal sebagai pelat ujung motor, yang terdiri
dari ujung sikat (cabang terminal) yang berada sangat dekat denganserabut otot.
Sistem Pembuluh Darah
Pembuluh darah membawa nutrisi ke jaringan otot dan membawa produk limbah yang
diproduksi saat jaringan otot mengeluarkan energi. Ketika jantung memompa, darah
bergerak keluar dari jantung ke pohon vaskular besar yang terdiri dari arteri, arteriol
(arteri kecil), kapiler, vena dan venula (vena kecil).
Ada tiga lapisan jaringan (tunik) dari dinding arteri, vena, dan kapiler (tunica intima,
tunica media, dan tunica adventitia). Lapisan tengah (media tunika) mengandung
berbagai jumlah serat otot polos tergantung pada jenis pembuluh. Arteri dan arteriol
terdistribusi darah ke jaringan, di mana kapiler memberikan darah langsung ke sel. Vena
dan venula mengumpulkan darah dari kapiler dan mengembalikannya ke jantung.

OTOT
Dalam siklus berjalan, otot-otot tungkai dibagi dalam beberapa kelompok antara lain
kelompok otot pretibial, kelompok otot betis (calf), kelompok kuadriseps, kelompok
hamstring, kelompok abduktor, kelompok aduktor.
Kelompok otot pretibial paling aktif pada fase heel strike. Pada fase stance terdapat
sedikit aktifitas otot ini karena otot otot dorsikfleksor juga merupakan invertor evertor.
Pada fase swing terdapat sedikit aktifitas kelompok ini yaitu dalam mengangkat jari dari
lantai.
Kelompok otot betis (calf), terutama gastrocnemius dan soleus, mempunyai aktivitas
maksimal selama push off untuk memindahkan pusat gravitasi kedepan. Kelompko
kuadriseps mempunyai aktivitas maksimal sesaat setelah heel strike, bekerja sebagai
peredam kejut pada saat lutut menekuk. Otot rektus femoris kembali atif pada bagian
akhir fase stance ketika panggul fleksi dan tungkai maju kedepan. Kelompok ini juga
aktif dalam menghasilkan ayunan kedepan pada tungkai bawah ketika panggul fleksi, isi
adalah suatu usaha agar segmen tungkai bawah mengikuti segmen tungkai atas.
Kelompok hamstring mempunyai sktivitas dengan dua puncak pada saat sebelum dan
sesudah heel strike. Saat kaki belum menapak dengan kuat pada lantai, aktivitas
kelompok ini mengurangi ayunan kaki. Saat kaki telah menapak kuat pada lantai aktivitas
kelompok ini membuat lutut menekuk. Kelompok ini bekerja sebagai peredam kejut.
Pasien akhir fase stance terdapat aktivitas kedua, kemungkinan bekerja terhadap panggul
dan ekstensi lutut untuk push off.
Kelompok abduktor, gluteus medius dan minimus terutama aktif selama fase heel strike
dan awal fase stance untuk menstabilisasi pelvic tilt. Kelompok aduktor mempunyai
puncak aktivitas pertama sesaat setelah heel strike, hal ini dilakukan oleh sebagian dari
aduktor magnsu yang mengatur rotasi interna saat kaki menempel pada lantai. Puncak
aktivitas kedua terjadi pada akhir fase stance, bekerja sama dengan otot-otot fleksor
panggul lainnya mempercepat tungkai kedepan sebagai pesiapan untyuk mengayun. Pada
saat ini juga berperan dalam rotasi eksterna.
Otot gluteus maksimus paling aktif selama fase heel strike dan bekerja sebagai peredam
kejut. Aktivitas lainnya terjadi saat push off. Juga membantu rotasi eksterna pada
tungkai. Otot erektor spinal aktif pada saat heel strike dari masing-masing kaki, yang
mencegah tubuh menekuk kedepan saat heel strike.
Seluruh kerja kelompok otot ini dalam siklus berjalan hanya berfungsi dalam suatu
periode yang pendek dan terbatas.
Ifa: Sistem pernapasan
Sistem pernapasan bekerja sama dengan sistem kardiovaskular. Sirkuit pulmonal
menerima hampir semua curah jantung. Sebagai respons terhadap peningkatan curah
jantung, perfusi meningkat di apeks setiap paru, meningkatkan area permukaan yang
tersedia untuk pertukaran gas (penurunan ruang mati alveolar).
Dengan lebih banyak luas permukaan alveolus yang tersedia untuk pertukaran gas, dan
peningkatan ventilasi alveolus karena peningkatan frekuensi dan volume pernapasan,
keseimbangan gas darah dan pH dapat dipertahankan.
CO2 adalah salah satu produk metabolisme dari aktivitas otot. CO2 dibawa dari jaringan
aktif perifer dalam berbagai bentuk. Sebagian besar diangkut dalam bentuk bikarbonat,
tetapi sebagian juga bergerak sebagai CO2 terlarut dalam plasma dan sebagai
karbaminohemoglobin pada sel darah merah. CO2 mudah larut ke dalam sitosol eritrosit,
di mana ia ditindaklanjuti oleh karbonat anhidrase untuk membentuk asam karbonat.
Asam karbonat kemudian secara spontan akan berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan
bikarbonat.
Setelah diangkut ke paru-paru, lingkungan oksigen tinggi (efek Haldane), reaksi ini
dikatalisis dalam arah yang berlawanan untuk membalikkan dirinya sendiri dan
menghasilkan CO2, yang dihembuskan dan dikeluarkan dari tubuh.
Dalam latihan dengan intensitas yang lebih tinggi, volume karbon dioksida (VCO2) yang
dieliminasi per unit waktu ditopang oleh efek dari penurunan ruang mati alveolar dan
peningkatan volume tidal.

Sistem endokrin
• Tingkat plasma kortisol, epinefrin, norepinefrin, dan dopamin meningkat dengan
latihan maksimal dan kembali ke garis dasar setelah istirahat. Peningkatan kadar ini
sejalan dengan peningkatan aktivasi sistem saraf simpatis tubuh.
• Hormon pertumbuhan dilepaskan oleh kelenjar pituitari untuk meningkatkan
pertumbuhan tulang dan jaringan.
• Sensitivitas insulin meningkat setelah latihan jangka panjang.
• Tingkat testosteron juga meningkat, yang mengarah pada peningkatan
pertumbuhan, libido, dan suasana hati.
Jaini: Dalam proses berjalan terdapat gerakan yang disebut dengan refleks medula
spinalis. Reflekssemacam ini menggambarkan bahwa secara relatif beberapa refleks
kompleks yang berhubungan dengan sikap tubuh diintegrasikan dalam medula spinalis.
Dalam melakukan gerakan melangkah, gerakan fleksi ke depan akan diikuti dengan
gerakan ekstensi ke belakang dalam waktu 1 detik atau lebih. Selanjutnya terjadi gerakan
fleksi lagi dan siklus ini akan berulang terus-menerus.
Sinyal sensorik yang berasal dari telapak kaki dan sensor posisi yang terletak di
sekeliling sendi sangat berperan dalam pengaturan tekanan kaki dan frekuensi saat kaki
berjalan melewati suatu permukaan. Ternyata mekanisme medula spinalis yang dipakai
untuk mengatur gerakan langkah ini sangat kompleks. Contohnya, bila ujung kaki
tersandung selama melakukan gerakan maju, untuk sementara gerakan maju terhenti
kemudian dalam urutan yang cepat, kaki akan terangkat lebih tinggi dan kaki akan terus
maju agar dapat ditempatkan didepan hambatan. ni adalah refleks sandung. Jadi, medula
spinalis merupakan pengatur gerakan melangkah yang cerdas.
2. Bagaimana fase-fase berjalan normal? (farras)
Restia: Gait cycle (berjalan) adalah keadaan saat satu kaki menyentuh tanah dan berakhir
saat kaki yang sama menyentuh tanah kembali disebut dengan siklus berjalan. Siklus ini
dibagi menjadi dua periode, yaitu menopang (stance) dan mengayun (swing). Periode
menopang digunakan untuk mendeskripsikan periode saat kaki
1. Siklus awal dalam berjalan adalan fase Intial Contact / Heel Strike, dimana posisi
engkel berada pada posisi normal, lutut pada posisi lurus, dan tumit menyentuh lantai.
fase initial contact terjadi pada persentase waktu sekitar 0 sampai dengan 5% dari gait
cycle. Kaki kanan pada fase ini berperan terlebih dahulu. Fase initial contact merupakan
titik di mana pusat gravitasi tubuh berada pada posisi terendah
2. Fase kedua adalah fase Loading Response atau Foot Flat, pada fase ini terjadi
dimana kaki pelantar (kaki kanan) menyentuh tanah. Berat badan secara penuh pindah ke
kaki depan, dan kaki lainnya melakukan fase pre-swing. Interval persentase pada fase ini
yaitu antara 0% sampai dengan 10% dari total keseluruhan gait cycle
3. Fase ketiga adalah fase Midstance, pada fase ini terjadi ketika berayun
(kontralateral), kaki kiri melewati kaki depan dan pusat gravitasi tubuh berada pada
posisi tertinggi. Perpindahan berat dari kaki kanan ke kaki kiri terjadi pada fase ini. Fase
midstance adalah akhir dari periode double support dan awal dari periode single support.
Periode persentase waktu gait cycle pada 10% sampai dengan 30%
4. Fase ke empat, fase terminal stance atau disebut juga heel rise atau heel off.
Disebut heel off karena ketika tumit (heel) kaki kanan pada periode lepas kontak dengan
tanah, sedangkan kaki kiri sudah menempel pada tanah. Untuk melakukan satu gait cycle
pada fase ini membutuhkan persentase 30 sampai dengan 50%. Pada fase ini pusat
grafitasi berada di depan kaki yang menapak.
5. Fase berikutnya pre-swing merupakan fase akhir dari fase stance, dimana kaki
meninggalkan tanah. Periode waktu pre-swing terjadi pada presentase waktu gait cycle
50% sampai dengan 60%. Fase ini berawal dari telapak kaki kiri bertumpu sepenuhnya
terhadap tanah, dan kaki kanan bertumpu pada tanah hanya pada ujung jarinya saja, pada
posisi seperti ini berat badan dari satu bagian sisi akan berpindah ke sisi tubuh lainnya.
6. Fase ke enam adalah fase initial swing, fase ini dimulai pada saat telapak kaki
kanan mulai melakukan ayuanan yaitu diangkat dari tanah, sedangkan kaki kiri berada
pada posisi midstance. Pada fase initial swing subjek mengaktifkan otot-otot pinggul
fleksor untuk mempercepat kaki ke depan. Pusat grafitasi berpindah ke kaki kiri. 60
sampai dengan 70% adalah presentase waktu yang dibutuhkan untuk fase ini untuk
melakukan satu gait cycle
7. Fase selanjutnya adalah fase mid-swing, fase ini terjadi pada waktu gait cycle
70% sampai dengan 85%. Dimulai pada akhir initial swing dan dilanjutkan sampai kaki
kiri mengayun maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai tanah. Pada fase
ini juga terjadi persiapan melakukan fase heel strike
8. Fase ke delapan Terminal Swing merupakan fase akhir dari gait cycle, Pada
periode ini kaki kanan berada di depan anggota badan, kembali seperti pada posisi awal
gait cycle. Fase Decceleration menggambarkan tindakan pada otot karena otot
memperlambat kaki dan menstabilkan kaki untuk persiapan bertumpunya tumit kaki pada
tanah. Fase Terminal Swing terjadi pada periode waktu gait cycle 85% sampai dengan
100%
Hita: Siklus berjalan terbagi menjadi dua fase yaitu fase menapak/Stance dan fase
mengayun/swing
I. Fase Menapak (The stance phase)
Fase ini menyumbang sekitar 60% dari siklus berjalan (gait cycle) yang dimulai saat kaki
menginjak tanah, sering juga disebut heel strike atau initial contact. Selanjutnya, respon
terhadap gaya tersebut muncul sebagai plantar fleksi pada kaki. pada saat midstance
tulang tibia maju kedepan dan akhirnya tumit terangkat pada saat- saat terakhir dari fase
ini.
II. Fase Berayun (Swing phase)
Fase ini menyumbang sekitar 40% dari siklus berjalan (gait cycle) dan terdiri dari tiga
subfase yang berbeda yaitu, initial swing, midswing, dan terminal swing. Initial swing
dimulai saat jari- jari kaki terangkat dan selanjutnya kaki terangkat dari tanah sehingga
anggota tubuh maju kedepan. Midswing dimulai saat kaki yang berayun melewati kaki
sebelahnya yang bertumpu, lutut ekstensi atau menjulur dan kaki bergera maju sesuai
arah Swing arc. Terminal swing muncul di akhir fase ini sebagai gerakan otot yang
menghentikan gerakan mengayun dari kaki yang berayun kedepan, dan mempersiapkan
kontak awal dengan tanah, akhirnya satu siklus berjalan sudah lengkap.
Elviena: Siklus gait (Gait Cycle) atau fase berjalan terdiri dari fase menapak (fase
stance) dan fase mengayun (fase swing).
Fase berjalan dibagi menjadi 3 bagian yang meliputi (1) initial double stance (kedua kaki
menyentuh lantai) yang berlangsung singkat, (2) single limb stance, dan (3) terminal
double limb stance. Fase double support ini akan semakin singkat waktunya jika
kecepatan jalan bertambah, bahkan pada aktivitas berlari fase double support ini sama
sekali hilang, dan justru terjadi fase di mana kedua kaki tidak menginjak permukaan.
Fase menapak (60%) dimulai dari heel strike atau heel on, foot flat, mid stance, heel off
dan diakhiri dengan toe off atau ball off. Fase gait pertama yang terdiri 0% - 10% dari
GC, terjadi selama initial double stance (kedua kaki menyentuh lantai). Fase ini meliputi
kontak awal dan respon beban. Kontak awal disebut sebagai toe off. Gerak sendi selama
fase ini memungkinkan transfer berat tubuh ke kaki sampai fase stance selanjutnya,
sementara terjadi pengurangan redaman pada otot, menjaga kecepatan gait, dan menjaga
stabilitas.
Sedangkan fase mengayun (40%) terdiri dari tiga subfase yang berbeda yaitu, initial
swing, midswing, dan terminal swing. Initial swing dimulai saat jari- jari kaki terangkat
dan selanjutnya kaki terangkat dari tanah sehingga anggota tubuh maju kedepan.
Midswing dimulai saat kaki yang berayun melewati kaki sebelahnya yang bertumpu, lutut
ekstensi atau menjulur dan kaki bergera maju sesuai arah Swing arc. Terminal swing
muncul di akhir fase ini sebagai gerakan otot yang menghentikan gerakan mengayun dari
kaki yang berayun kedepan, dan mempersiapkan kontak awal dengan tanah, akhirnya
satu siklus berjalan sudah lengkap.
3. Apa saja dasar-dasar struktural dari sikap berdiri? (Restia)
Dira: Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat
massa tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu
tidak berubah kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah).
Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu
sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan
efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan
bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai
kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan.
Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke
susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan
gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi,
tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur
keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap,
serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi
sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si
pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta
stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang
memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri
tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan
ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung
gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of
pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi
kaki dan lebar dari bidang tumpu.
Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi
pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat
dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena
seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.
Dinda: Kerangka manusia dalam posisi berdiri dapat dianggap berfungsi seperti
'pendulum terbalik', dimulai dari kedua kaki sebagai poligon penyangga, berlanjut ke
sendi ekstremitas bawah (pergelangan kaki, lutut, sendi pinggul, dan panggul), kemudian
ke segmen tulang belakang, dan akhirnya ke vertebra cephalic (cranium), yang bertindak
sebagai pendulum untuk mencapai visual dan keseimbangan horizontal. Semua elemen
ini bekerja sama untuk mempertahankan sikap berdiri manusia.
Kemudian, posisi berdiri manusia dipertahankan oleh mekanisme kompensasi yang
melibatkan setiap bagian dari seluruh tubuh. Terdapat tiga tahap kompensasi untuk postur
berdiri.
• Tahap normal: Rentang normal panggul retroversi sesuai dengan Pelvic Incidence
(PI), dengan garis tegak lurus C7 (C7 Plumb Line-C7PL) di atas pelat ujung sakral, atau
pusat tengkorak sejajar pada sumbu pinggul.
• Tahap kompensasi: Ada pemeliharaan orientasi C7PL atau pusat tengkorak
dengan meningkatkan retroversi panggul, membutuhkan sedikit fleksi lutut, dan disertai
dengan lordosis serviks.
• Tahap dekompensasi: Ada orientasi ke depan dari C7PL dan pusat tengkorak ke
sumbu pinggul, (meskipun fenomena kompensasi seperti dijelaskan di atas), ada
hiperekstensi pinggul maksimum, retroversi panggul yang lebih besar, dan peningkatan
fleksi lutut.

4. Apa saja komponen dari sistem saraf pusat yang berperan dalam control motoric?
(Jaini)
Hita: Komponen SSP yang berperan dalam control motorik adalah sebagai berikut.
Korteks Serebri berperan dalam pencetus sinyal motorik yang terbagi menjadi beberapa
area yaitu area korteks motorik primer, area premotorik, dan area motorik supplementer.
Area korteks motoik primer yang terletak pada lipatan pertama bagian frontal lobus
anterior sampai ke sulcus sentralis. Area ini melingkupi pengendalian motorik pada
kelompok otot mulut, wajah, tangan, lengan, badan, kaki dan tungkai. Area premotorik
terletak 1-3 cm di anterior korteks primer. Sinyal-sinyal dari area ini menyebabkan
adanya variasi pola pergerakan yang lebih kompleks daripada pola khusus yang terbentuk
dalam area korteks motorik primer. Bagian anterior dari area ini akan memberikan
gambaran motorik atau planning pergerakan yang akan dilakukan. Yang mana pada
bagian posteriornya, gambaran tersebut akan dikirimkan ke korteks motorik primer untuk
merangsang setiap otot yang diperlukan untuk memenuhi gambaran tersebut. Dengan
ganglia basalis, thalamus, dan korteks motorik primer, area ini membentuk suatu system
kompleks dan menyeluruh untuk mengatur pola aktivitas otot yang terkoordinasi. Lalu
pada area motorik supplementer, yang terletak pada fisura longitudinalis yang meluas
kearah korteks frontalis superior ini, pada umumnya memiliki fungsi yang berkaitan
dengan area premotorik untuk menghasilkan gerakan sikap tubuh yang luas, fiksasi
gerakan dari berbagai segmen tubuh, gerakan posisional tangan dan mata, dan
sebagainya, sebagai pendukung untuk mengatur gerakan motorik halus pada lengan dan
tangan oleh area premotorik dan korteks motorik primer.
Restia: Sistem Saraf Pusat Susunan saraf pusat (SSP) terdiri dari otak (ensefalon) dan
medula spinalis, bagian yang berwarna abu-abu menyimpan serat saraf yang tidak
terdapat mielinnya. Bagian tersebut dibedakan menjadi dua yakni pangkal dorsal ataupun
pangkal posterior dan pangkal ventral ataupun pangkal anterior. Pangkal dorsal
menyimpan neuron sensorik dan pangkal ventral menyimpan neuron motoric atau sebagai
fungsi motoric. Medulla spinalis atau Sumsum tulang belakang terbagi menjadi sebagian
irisan, tiap-tiap irisan mempunyai selaras pangkal saraf di kanan dan kiri. Pangkal saraf
depan ataupun pangkal saraf eferen bekerja sebagai motorik, Medula Spinalis atau
Sumsum Tulang Belakang ialah saraf pipih yang menjadi ekstensi dari sistem saraf inti
dari otak dan melingkupi serta dibentengi oleh tulang belakang.
Fungsi utama sumsum tulang belakang ialah pengangkutan penghasilan rangsangan
antara periferi dan otak. Fungsi lain sumsum tulang belakang yakni mengatur gerakan
spontan, tergolong gerakan spontan pada mata, hidung dan sebagainya. Dan juga
berfungsi Mengontrol gerak (motorik) dan kerja organ, Selain ke otak, medula spinalis
juga berfungsi membawa sinyal atau informasi dari otak ke otot atau organ tubuh
tertentu. Informasi ini bisa disampaikan ke otot tangan, lengan, jari, tungkai, kaki, atau
bagian tubuh lainnya untuk mengontrol gerak (motorik).
Hasan: serebelum membantu mengurutkan aktivitas motorik dan juga memonitor dan
memperbaiki penyesuaian aktivitas motorik tubuh ketika aktivitas tersebut sedang
dijalankan sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap sinyal-sinyal motorik yang
dicetuskan oleh korteks motorik serebri dan bagian otak lainnya.
1. Vestibuloserebelum.
Bagian ini pada prinsipnya terdiri atas lobus flokulonodularis serebelum kecil (yang
terletak di
bawah serebelum posterior) dan bagian vermis yang berdekatan. Bagian ini menyediakan
sirkuit neuron untuk sebagian besar gerakan keseimbangan tubuh.
2. Spinoserebelum.
Bagian ini sebagian besar terdiri atas vermis serebelum posterior dan anterior ditambah
zona intermedia yang berdekatan pada kedua sisi vermis. Bagian ini terutama merupakan
sirkuit untuk mengoordinasikan gerakan gerakan bagian distal anggota tubuh, khususnya
tangan dan jari.
3. Serebroserebelum.
Bagian ini terdiri atas zona lateral besar hemisfer serebelum, di sebelah lateral zona
intermedia. Bagian ini sebenarnya menerima semua inputnya dari korteks serebri motorik
dan korteks premotorik serta korteks serebri somatosensorik yang berdekatan. Bagian ini
mengirimkan informasi outputnya ke arah atas, kembali ke otak, berfungsi sebagai alat
umpan balik bersama dengan seluruh sistem sensorimotorik korteks serebri untuk
merencanakan gerakan volunter tubuh dan anggota tubuh yang berurutan, merencanakan
semua ini secepat sepersepuluh detik sebelum gerakan terjadi. Hal ini disebut
pengembangan "gambaran motorik" gerakan yang akan dilakukan.
5. Bagaimana proses bergerak dengan seimbang dapat terjadi? (Gita)
Jaini: Proses bergerak dapat dilakukan oleh rangsangan medula spinalis. Medula spinalis
dapat mengeluarkan pola refleks tertentu yang khas sebagai respons terhadap rangsangan
saraf sensorik. Banyak pola yang sama, ini juga penting ketika neuron motorik anterior
medula spinalis terangsang oleh sinyal-sinyal dari otak. Contohnya, refleks regang yang
selalu berfungsi setiap waktu, membantu meredam setiap osilasi dan gerakan-gerakan
motorik yang dimulai dari otak, dan mungkin paling sedikit juga akan menghasilkan
kekuatan yang dibutuhkan agar timbul kontraksi otot bila serat-serat intrafusal kumparan
otot berkontraksi lebih kuat daripada yang dilakukan oleh serat-serat otot rangka yang
besar, dengan demikian akan menimbulkan stimulasi refleks (sistem kontrol umpan balik
otomatis) pada otot, selain perangsangan langsung oleh serat-serat kortikospinal.
Saat sinyal otak merangsang otot, biasanya pada saat yang sama tak perlu ada pengiriman
sinyal balik untuk merelaksasi otot antagonis. Akhirnya, mekanisme refleks lainnya pada
medula spinalis seperti mekanisme menarik diri, melangkah dan berjalan, menggaruk dan
sikap tubuh, dapat diaktifkan sendiri-sendiri oleh sinyal perintah dari otak. Jadi sinyal
perintah sederhana dari otak dapat memicu banyak aktivitas motorik normal, terutama
fungsi berjalan dan melakukan bermacam-macam sikap tubuh.
Kemudiam Proses keseimbangan dapat terjadi di karenakam terdapat sensasi aparatus
vestibularis. Aparatus vestibularis merupakan organ sensorik untuk mendeteksi sensasi
keseimbangan. Alat ini terbungkus dalam suatu sistem tabung tulang dan ruangan-
ruangan yang terletak dalam bagian petrosa (bagian seperti batu, bagian keras) tulang
temporal, yang disebut labirin tulang.Di dalam sistem ini terdapat tabung membran dan
ruangan yang disebut labirin membranosa, yang merupakan bagian fungsional aparatus
vestibuler. Labirin ini terutama terdiri atas koklea (duktus koklearis), 3 kanalis
semisirkularis, dan 2 ruangan besar yang dikenal sebagai utrikulus dan sakulus.
Koklea merupakan organ sensorik utama untuk pendengaran dan hampir tidak
berhubungan dengan keseimbangan. Biarpun begitu, kanalis semisirkularis dan 2 ruangan
besar yang dikenal sebagai utrikulus dan sakulus, semuanya merupakan bagian integral
mekanisme keseimbangan.
Hita: Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem
sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan
muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak
(kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon
terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Untuk bergerak dengan seimbang
dibutuhkan komunikasi antar komponen komponen tersebut.
Sistem sensorik yang berperan adalah sebagai berikut.
a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969)
menyatakan bahwa mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk
mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak
statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang
lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk
mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada.
Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak
pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap
perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang
sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada
di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis,
utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan
perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata,
terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf
kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus
tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan
korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi,
dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron
melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot
proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem
vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan
tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis.
Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang
menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada
impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah
ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat
indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks
menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
Ghina: Mekanisme fisiologi terjadinya keseimbangan dimulai ketika reseptor di mata
menerima masukan penglihatan, reseptor di kulit menerima masukan kulit, reseptor di
sendi dan otot menerima masukan proprioseptif dan reseptor di kanalis semikularis dan
organ otolith (yaitu organ yang mengandung sel rambut dan sel penyangga yang ditutupi
oleh suatu membran yang pada permukaannya tertanam kristal-kristal kalsium karbonat
atau otolith) menerima masukan vestibular. Seluruh masukan atau input sensoris yang
diterima disalurkan ke nukleus vestibularis yang ada di batang otak, kemudian terjadi
proses di cerebellum dan dari cerebellum informasi disalurkan kembali ke nukleus
vestibularis. Terjadilah output atau keluaran ke neuron motorik otot ekstremitas dan
badan berupa pemeliharaan keseimbangan dan postur yang diinginkan. Keluaran ke
neuron motorik otot mata eksternal berupa kontrol gerakan mata dan keluaran ke sistem
saraf pusat (SSP) berupa persepsi gerakan dan orientasi. Mekanisme tersebut jika
berlangsung dengan optimal akan menghasilkan keseimbangan yang optimal.
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi keseimbangan mobilitas tubuh? (Ghina)
Dinda: Faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan tubuh sebagai berikut.
a. Pusat gravitasi (Central of Gravity-COG)
Pusat gravitasi merupakan titik utama pada tubuh yang mendistribusikan massa tubuh
secara merata yang dapat mempengaruhi tubuh dalam keadaan seimbang karena tubuh
ditopang pada titik ini.
b. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi adalah garis khayal yang berjalan vertikal melalui pusat gravitasi dengan
pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, titik berat dan titik tumpu adalah untuk
menentukan kestabilan tubuh.
c. Titik tumpu (Base of Support-BOS)
Titik tumpu adalah bagian tubuh yang terhubung dengan permukaan tumpuan atau
tumpuan, jika garis gravitasi tepat berada di belakang tumit, maka tubuh dalam keadaan
seimbang.
Adinda: Faktor yang mempengaruhi keseimbangan mobilitas tubuh:
1. Penyakit
• Penyebab sebagian besar kasus vertigo diduga karena ketidakseimbangan sensorik
impuls yang berkaitan dengan gerakan yang mencapai otak melalui tiga sistem persepsi
yang berbeda—visual, vestibular, dan somatosensori (proprioseptif). Ini adalah
dikenal sebagai hipotesis konflik sensorik atau mismat polisensori.
Contoh
Vertigo proprioseptif (atau, lebih tepatnya, ketidakstabilan proprioseptif) disebabkan oleh
kelainan impuls proprioseptif yang timbul di medula spinalis servikal. Bisa juga
disebabkan oleh neuropati perifer atau oleh lesi pada kolumna posterior, baik
yang dapat mengganggu transmisi sentral impuls proprioseptif dari
tungkai bawah.
2. Kekuatan otot
Penurunan kekuatan otot ekstrimitas bawah dapat mengakibatkan kelambanan gerak,
langkah yang pendek, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan lebih gampang goyah
Penurunan kekuatan otot juga menyebabkan terjadinya penurunan mobilitas contohnya
adalah pada lansia. Kekuatan otot merupakan komponen utama dari kemampuan
melangkah, berjalan dan keseimbangan sehingga berkurangnya kekuatan ini dapat
berdampak pada keseimbangan.
7. Bagaimana peram dari koreteks pre-motor dalam perencanaan gerak motoric?
(Dira)
Gita: Sinyal-sinyal saraf yang dibentuk di area premotorik menyebabkan lebih banyak
"pola" pergerakan yang lebih kompleks daripada pola khusus yang terbentuk di dalam
korteks motorik primer. Contohnya, pola tersebut mengatur posisi bahu dan lengan
sehingga tangan terarah secara benar untuk menjalankan tugas spesifik. Untuk mencapai
tujuan ini, area premotorik yang letaknya paling anterior pertama membuat suatu
"gambar motorik" gerakan seluruh otot yang akan dikerjakan. Kemudian, pada korteks
premotorik posterior, gambar tersebut merangsang setiap pola aktivitas otot berurutan
yang dibutuhkan untuk mendapatkan gambar motorik tersebut. Korteks premotorik
bagian posterior tersebut mengirimkan sinyal-sinyalnya langsung ke korteks motorik
primer untuk merangsang otot spesifik, atau, lebih sering, merambat ke ganglia basalis
dan thalamus untuk kembali ke korteks motorik primer.
Adinda: Peran dari korteks pre-motor dalam perencanaan gerakan motorik
Korteks premotor (area 6) adalah pusat untuk perencanaan dan pemilihan Gerakan
motorik, yang kemudian dijalankan oleh korteks motorik primer. Korteks premotor
dianggap menyimpan proses motorik yang dipelajari, kemudian bekerja sama dengan
serebelum dan ganglia basalis. Motor engram yang tersimpan dapat dipanggil kembali
untuk digunakan sesuai kebutuhan. Bahkan tugas yang dilakukan dengan satu tangan
mengaktifkan korteks premotor kedua hemisphere . Fungsi penting lain dari korteks
premotor adalah perencanaan dan inisiasi gerakan mata oleh bidang mata frontal.
8. Jelaskan patofisologi terjadinya gangguan berjalan! (elviena)
Ghina: Parkisonian Gait
Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus)
merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat
penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus
palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency).
Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar
dopamin akibat kematian neuron di pars kompakta substansia nigra sebesar 40 – 50%
yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies). Lesi primer pada
penyakit Parkinson adalah degenerasi sel saraf yang mengandung neuromelanin di dalam
batang otak, khususnya di substansia nigra pars kompakta,yang menjadi terlihat pucat
dengan mata telanjang. Dalam kondisi normal (fisiologik), pelepasan dopamin dari ujung
saraf nigrostriatum akan merangsang reseptor D1 (eksitatorik) dan reseptor D2
(inhibitorik) yang berada di dendrit output neuron striatum. Output striatum disalurkan ke
globus palidus segmen interna atau substansia nigra pars retikularis lewat 2 jalur yaitu
jalur direk reseptor D1 dan jalur indirek berkaitan dengan reseptor D2 . Maka bila
masukan direk dan indirek seimbang, maka tidak ada kelainan gerakan.
Pada penderita penyakit parkinson, terjadi degenerasi kerusakan substansia nigra pars
kompakta dan saraf dopaminergik nigrostriatum sehingga tidak ada rangsangan terhadap
reseptor D1 maupun D2. Gejala Penyakit Parkinson belum muncul sampai lebih dari 50%
sel saraf dopaminergik rusak dan dopamin berkurang 80%. Reseptor D1 yang eksitatorik
tidak terangsang sehingga jalur direk dengan neurotransmiter GABA (inhibitorik) tidak
teraktifasi. Reseptor D2 yang inhibitorik tidak terangsang, sehingga jalur indirek dari
putamen ke globus palidus segmen eksterna yang GABAergik tidak ada yang
menghambat sehingga fungsi inhibitorik terhadap globus palidus segmen eksterna
berlebihan. Fungsi inhibisi dari saraf GABAergik dari globus palidus segmen ekstena ke
nucleus subtalamikus melemah dan kegiatan neuron nukleus subtalamikus meningkat
akibat inhibisi.
Saraf eferen dari globus palidus segmen interna ke talamus adalah GABAnergik sehingga
kegiatan talamus akan tertekan dan selanjutnya rangsangan dari talamus ke korteks lewat
saraf glutamatergik akan menurun dan output korteks motorik ke neuron motorik medulla
spinalis melemah terjadi hipokinesia.
Farras: Gait spastik
Terdapat 2 jenis spastik, yaitu yang berhubungan dengan gangguan jaras kortikospinalis
unilateral dan bilateral.
• Gait pada hemiplegi spastik
Paling sering akibat penyakit serebrovaskuler, namun dapat juga oleh berbagai lesi yang
menyebabkan terputusnya inervasi piramidal pada separuh tubuh. Terdapat hemiparese
spastik kontralateral terhadap lesi, disertai dengan tonus dan refleks yang meningkat.
Anggota badan atas berada dalam keadaan fleksi dan aduksi pada bahu, fleksi pada siku,
fleksi pada pergelangan tangan dan sendi interfalang. Anggota badan bawah berada
dalam keadaan ekstensi pada pinggul dan lutut, dengan plantar fleksi pada kaki dan jari-
jari. Terdapat deformitas ekuinus pada kaki. Pada saat berjalan, lengan pada sisi yang
terkena dalam keadaan fleksi dan kaku dan tidak mengayun secara normal. Tungkai
dalam keadaan ekstensi dankaku sehingga pasen menyeret kakinya dan jari-jarinya
menggores lantai. Pada setiap langkah pelvis dimiringkan kedepan untuk membantu
mengangkat jari dan lantai, dan mengayunkan tungkainya kedepan berbentuk setengah
lingkaran (sirkumduksi). Terdapat suara khas yang dihasilkan akibat goresan jari-jari di
lantai. Berputas pada sisi yang lumpuh lebih mudah daripada ke sisi yang sehat. Pada
hemiparese ringan dapat dijumpai hilangnya ayunan lengan pada sisi yang terkena, bisa
merupakan tanda diagnostik yang bermakna.
• Gait pada paraplegia spastik
Terdapat parese spastik pada kedua ekstremitas bawah, bisa dijumpai posisi kaki
ekuinus,pemendekan tendon achilles, spasme obturator, aduktor. Pasen berjalan dengan
kedua kaki kaku dan diseret, dengan jari- jari menggores lantai. Bisa juga terdapat aduksi
dari paha sehingga kedua lutut bersilangan satu sam alain pada setiap melangkah.
Inimenghasilkan langkah gunting (scissors gait). Langkahnya pendek dan lambat,kaki
tampaknya lengket ke lantai.
Dinda: Berdasarkan pola kelainannya, patofisiologi gangguan gait dapat dibedakan
menjadi beberapa kelompok.
 Musculoskeletal gait disorders
Osteoarthritis dan deformitas skeletal pada ekstremitas bawah merupakan alasan paling
umum untuk gangguan gaya berjalan non-neurologis. Gangguan gaya berjalan yang
dihasilkan dapat ditandai dengan rentang gerak yang terbatas, menghindari menahan
beban dan asimetri atau pincang.
a. Antalgic gait
Pada umumnya disebabkan oleh kondisi nyeri pada ekstremitas bawah, seperti
osteoarthritis lutut, keseleo pergelangan kaki dan fraktur stres pada kaki. Untuk
menghindari rasa sakit, beban diletakkan pada kaki yang sakit dalam waktu sesingkat
mungkin, sehingga menyebabkan pincang. Penderita tampak berjalan seolah-olah ada
duri di telapak kaki. Untuk mengurangi beban pada kaki yang terkena, penderita
mengangkat dan menurunkan kaki mereka dalam posisi pergelangan kaki tetap.
b. Coxalgic gait
Pada pasien dengan nyeri pinggul, batang tubuh bagian atas biasanya digeser ke arah sisi
yang sakit selama fase berdiri pada kaki yang sakit. Ini adalah manuver adaptif bawah
sadar yang mengurangi kekuatan yang diberikan pada pinggul yang terkena selama fase
berdiri. Berbeda dengan kelemahan otot gluteus medius, hemipelvis kontralateral tidak
turun tetapi tetap rata selama fase berdiri dari sisi yang terkena.
c. Knee Hyperextension Gait
Terjadi kelemahan otot quadriceps yang menyebabkan ketegangan hipereks lutut selama
fase awal berdiri. Kontak awal dapat terjadi dengan kaki datar. Lutut distabilkan oleh
ligamen posterior. Peningkatan fleksi plantar pergelangan kaki dan ekstensi pinggul
berfungsi untuk memperpanjang dan memajukan kaki yang terkena selama fase berdiri.
9. Bagaimana peran dari utikulus dan sakulus dalam menjaga keseimbangan?
(Adinda)

Gita: Reseptor dari sakulus dan utrikulus disebut makula yang di atasnya terdapat sel
rambut. Adanya beracam macam sel rambut pada bermacam-macam arah dalam makula
merupakan hal penting agar pada berbagai posisi kepala, akan terangsang bermacam-
macam sel rambut. Pola perangsangan bermacam-macam sel rambut akan
menggambarkan tentang posisi kepala sehubungan engan gaya gravitasi. Sistem utrikulus
dan sakulus tersebut berperan efektif dalam menjaga keseimbangan saat kepala dalam
posisi hampir vertical.
Ifa: organ keseimbangan (sistem vestibular) ditemukan di dalam telinga bagian dalam.
Ini terdiri dari tiga kanal setengah lingkaran dan dua organ otolit, yang dikenal sebagai
utrikulus dan sakulus.
Sistem vestibular berfungsi untuk mendeteksi posisi dan pergerakan kepala kita di luar
angkasa. Ini memungkinkan koordinasi gerakan mata, postur, dan keseimbangan.
Aparatus vestibular yang ditemukan di telinga bagian dalam membantu menyelesaikan
tugas ini dengan mengirimkan sinyal saraf aferen dari masing-masing komponennya.
Utrikulus dan sakulus bertanggung jawab untuk merasakan percepatan linier, gaya
gravitasi, dan kemiringan kepala. Neuroepitel yang ditemukan di utrikulus dan sakulus
adalah makula yang memberikan umpan balik saraf tentang gerakan horizontal dari
utrikulus dan gerakan vertikal dari sakulus. Tertanam di dalam membran otolitik makula
adalah kristal kalsium karbonat kecil yang dikenal sebagai otolit yang membantu respons
sel rambut terhadap hambatan inersia endolimfe. Percepatan sudut dan rotasi kepala di
berbagai bidang dirasakan oleh tiga saluran setengah lingkaran yang berorientasi tegak
lurus satu sama lain. Setiap duktus semisirkularis memiliki pelebaran di dekat muara
utrikulus. Pelebaran ini disebut ampula yang berisi struktur neuroepitel yang disebut
"crista ampullar." Crista ampullary dilapisi oleh zat protein-polisakarida yang dikenal
sebagai cupula yang menahan sel-sel rambut pada tempatnya. Berbeda dengan makula,
crista ampullary tidak mengandung otolit. Selain fungsi yang terkait dengan sistem
vestibular perifer, sistem vestibular sentral memungkinkan pemrosesan dan interpretasi
sinyal aferen dan keluaran sinyal eferen. Sinyal eferen termasuk refleks vestibulo-okular,
yang memungkinkan mata untuk tetap terpaku pada suatu objek saat kepala bergerak. Hal
ini dicapai dengan mengkoordinasikan gerakan antara kedua mata yang melibatkan
formasio retikuler parapontin dan output ke berbagai otot mata ekstraokular yang
melibatkan saraf okulomotor dan abdusen. Refleks vestibulospinal mempertahankan
keseimbangan dan postur melalui koordinasi otot-otot tulang belakang dengan gerakan
kepala. Fungsi kognitif yang melibatkan sistem vestibular sentral didasarkan pada jalur
saraf yang sudah mapan, meskipun banyak jalur yang masih belum diketahui. Hubungan
vestibular sentral yang diketahui meliputi traktus vestibulo-talamo-kortikal, nukleus
tegmental dorsal ke traktus korteks entorhinal, dan nukleus reticularis pontis oralis ke
traktus hipokampus. Traktat ini membentuk serangkaian koneksi kompleks yang
memainkan peran fungsional dalam persepsi gerak diri, navigasi spasial, memori spasial,
dan memori pengenalan objek.
Jaini: Peran utrikulus dan sakulus dalam menjaga keseimbangan statik yaitu berfungsi
dalam menjaga keseimbangan saat kepala pada posisi hampir vertikal. Memang,
seseorang dapat menentukan atau merasakan keadaan tidak seimbang hingga sekecil
setengah derajat bila tubuh berubah condong dari posisi sebelumnya yang tepat tegak.
Bila tubuh tiba-tiba didorong ke depan yakni, saat tubuh mengalami percepatan--
statokonia yang mempunyai kelembaman (inersia) massa yang lebih besar dari cairan
sekelilingnya, jatuh ke belakang bersama dengan silia sel-sel rambut, dan informasi
mengenai ketidakseimbangan akan diteruskan ke pusat-pusat saraf, sehingga orang
merasa seperti jatuh ke belakang. Sensasi ini akan menyebabkan orang secara otomatis
mencondongkan badannya ke depan sampai pergeseran statokonia ke anterior tepat
menyamai kecenderungan statokonia untuk jatuh ke belakang akibat akselerasi tersebut.
Pada titik ini, sistem saraf akan dapat merasakan keadaan keseimbangan yang tepat dan
tidak lebih jauh lagi dalam mencondongkan badannya ke depan sampai pergeseran
statokonia ke anterior tepat menyamai kecenderungan statokonia untuk jatuh ke belakang
akibat akselerasi tersebut. Pada titik ini, sistem saraf akan dapat merasakan keadaan
keseimbangan yang tepat dan tidak lebih jauh lagi dalam mencondongkan tubuh ke
depan. Jadi, makula bertugas untuk menjaga keseimbangan selama terjadi percepatan
linear dengan pola yang tepat sama seperti ketika makula bekerja pada keseimbangan
statik.
Dira: Fungsi sakulus serupa dengan utrikulus, kecuali bahwa bagian ini berespons
selektif terhadap gerakan miring kepala yang menjauhi posisi horizontal (misalnya,
bangun dari tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi linier ke vertikal
(misalnya, meloncat naik-turun atau dalam lif). Bersama-sama, organ otolit membuat
Anda mengetahui mana arah naik dan arah tujuan berjalan Anda.Sinyal-sinyal yang
berasal dari berbagai komponen aparatus vestibularis dibawa melalui saraf
vestibulokoklearis ke nukleus vestibularis, suatu kelompok badan sel saraf di batang otak,
dan ke serebelum. Di sini terjadi integrasi informasi dengan masukan dari mata,
permukaan kulit, sendi, dan otot untuk (1) mempertahankan keseimbangan dan postur
yang diinginkan; (2) mengontrol otot mata eksternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik,
meskipun kepala bergerak; dan (3) mempersepsikan gerakan dan orientasi.
10. Mekanisme keseimbangan yang dilakukan oleh vestibuler, cerebellum, dan
propioseptif? (Ifa)
Dira: •Sel-sel rambut pada macula dan cristae ampullares apparatus vestibularis berperan
sebagai reseptor utama dan bersinaps dengan serabut saraf aferen (neuron sensorik).
•Neuron-neuron ini kemudian berkelompok membentuk nervus vestibularis yang
menyatu dengan nervus pendengaran dari koklea untuk membentuk nervus
vestibulocochlearis (nervus cranial VIII).
•Sinyal kemudian dibawa ke nucleus vestibularis, suatu kelompok badan sel saraf di
batang otak.
•Dalam menjaga keseimbangan, nucleus vestibularis menerima input dari bebagai bagian
tubuh. Disini informasi vestibular diintegrasikan dengan input dari permukaan kulit,
mata, sendi, dan otot untuk:
1.mempertahankan keseimbangan dan postur yang diinginkan
2.mengontrol otot mata ekstrnal sehingga mata terfiksasi ke suatu titik meskipun kepala
bergerak, dan
3.mempersepsikan gerakan dan orientasi.
•Serabut saraf yang berakhir di nucleus vestibularis kemudian bersinaps dengan neuron
ordo kedua yang juga membawa serabut saraf ke serebelum, traktus vestibulospinalis dan
fasciculus longitudinalis medial.
•Di seberebelum, serabut-serabut vestibuloserebelar yang sebagian berasal dari apparatus
vestibular batang otak (hampir sebagian traktus beasal dari nuclei vestibular) berakhir
pada lobus flokulonodular serebelum dan nucleus fastigial.
•Jaras eferen serebelum yang khususnya berperan dalam keseimbangan berawal dari
vermis kemudian melalui nucleus fastigial menuju batang otak, yakni ke nuclei
reticularis.
•Selain itu, sebagian sinyal dibawa ke medulla spinalis melalui traktus vestibulospinal.
Neuron mototrik turun ke columna anterior medulla spinalis, bersinaps dengan lower
motoric neuron di bagian ventromedial medulla spinalis (gray matter) dan mempengaruhi
neuron-neuron yang menginervasi otot-otot extensor pada batang tubuh dan bagian
proximal dari extremitas inferior sehingga menjaga tubuh tetap tegak.
•Sinyal juga dibawa ke atas otak dari nuclei vestibularis dan serebelum melalui fasciculus
medialis longitudinal memungkinkan terjadinya perbaikan gerakan mata saat kepala
berotasi, sehingga memungkinkan mata tetap terfiksasi pada objek tertentu.
•Sebagian sinyal juga dibawa ke bagian korteks motorik, pada area keseimbangan primer
pada lobus parietal.
Elviena: Keseimbangan terjadinya saat reseptor visual memberikan masukan tentang
posisi kepala dan orientasi mata pada hubungan tubuh dengan lingkungan sekitar. Sistem
saraf pusat menerima informasi dari organ vestibular (yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan dengan mendeteksi orientasi dan gerakan kepala hingga pandangan mata)
melalui reseptor macula dan krista yang ada di dalam telinga. Reseptor yang ada di otot,
ligamentum, sendi, tendon, dan kulit dapat menerima rangsang propioseptif dengan posisi
tubuh terhadap kondisi tubuh di sekitarnya dan posisi diantara segmen-segmen tubuh.
Semua input sensoris dan rangsangan yang diterima dan akan disalurkan ke nukleus
vestibularis yang berada di batang otak, sehingga dapat terjadi pemrosesan pada
koordinasi di serebelum, dan dari serebelum informasi yang didapat disalurkan kembali
pada nuklus vestibularis. Karena hal tersebut terjadilah ouput atau keluaran ke badan dan
neuron motorik otot ekstremitas yang dapat memelihara keseimbangan dan postur yang
diinginkan, keluaran ke motorik otot mata eksternal adalah gerakan pada mata dan
keluaran ke sistem saraf pusat yang merupakan persepsi gerakan dan orientasi. Dengan
terjadinya mekanisme tersebut jika dapat berlangsung dengan optimal dapat
menghasilkan keseimbangan yang statis yang normal.
Sebagian besar informasi proprioseptif penting yang diperlukan untuk menjaga
keseimbangan dijalarkan oleh reseptor reseptor sendi leher. Bila kepala condong ke salah
satu sisii akibat menekuk nya leher, maka impuls yang berasal dari proprioseptor leher
dapat mencegah apparatus vestibular mencetuskan rasa ketidakseimbangan. Yaitu dengan
cara menjalarkan sinyal sinyal yang berlawanan dengan sinyal yang dijalarkan dari
apparatus vestibular. Namun, bila tubuhnya memang condong ke satu arah, maka impuls
yang dikeluarkan oleh apparatus vestibular itu gak akan ditentang oleh sinyal
proprioseptor yang ada di leher. Nah maka dari itu, seseorang kaan merasakan adanya
perubahan keadaan keseimbangan pada seluruh tubuhnya.
Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang
menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan thalamus. serebelum adalah
bagian otak yang berfungsi sebagai pusat pengatur keseimbangan. Sistem saraf
menggunakan serebelum untuk mengkoordinasikan fungsi pengatur motorik pada tiga
tingkatan, sebagai berikut:
1. Vestibuloserebelum.
2. Spinoserebelum.
3. Serebroserebelum.
Adinda: Busur refleks (reflex arc) berpartisipasi dalam pemeliharaan keseimbangan
(balance). Dari organ vestibular, impuls berjalan baik langsung dan tidak langsung
(melalui inti vestibular) ke korteks vestibulocerebellar, dan seterusnya ke inti fastigial.
Korteks vestibulocerebellar mentransmisikan impuls kembali ke inti vestibular, serta ke
formasi retikuler; dari bagian ini, saluran vestibulospinal dan retikulospinal dan fasikulus
longitudinal medial memasuki batang otak dan sumsum tulang belakang untuk
mengontrol fungsi motorik dan okulomotor tulang belakang. Lengkungan refleks ini
menjamin stabilitas sikap, gaya berjalan, dan posisi mata serta memungkinkan fiksasi
pandangan.
• Aparatus vestibularis berperan terhadap keseimbangan dan koordinasi gerakan
kepala dengan gerakan mata dan postur. Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur
di dalam regio temporal dekat koklea- kanalis semisirkularis dan organ otolit.
• Proprioseptor, seperti labirin telinga bagian dalam, menyampaikan informasi
tentang posisi dan gerakan kepala, ketegangan otot dan tendon, posisi sendi, kekuatan
yang diperlukan untuk melakukan gerakan tertentu, dan sebagainya. Impuls proprioseptif
dari jalur spinocerebellar akan diolah oleh spinocerebellum untuk memproses dan
mengontrol sikap serta gaya berjalan.
STEP 3 : Menjawab Rumusan Masalah
STEP 4 : Menambahkan Jawaban
STEP 5 : Merumuskan LO (Learning Objective)
1. Apa saja kah kelainan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kerusakan sistem
motoric? (restia)
2. Bagaimana pengiriman sinyal motoric dari korteks ke otot-otot efektor? (hita)
3. Bagaimana kah pengaruh stroke pada korteks motoric? (adinda)
STEP 6 : Belajar Mandiri
STEP 7 : Menjawab LO (Learning Objective)

Anda mungkin juga menyukai