KELOMPOK II SGD
1. Ni Komang Atika Adi Wulandari
2. Komang Noviantari
3. Ni Putu Intan Parama Asti
4. Ni Kadek Amara Dewi
5. Ni Putu Juliadewi Eka Gunawati
6. G. A. Devi Maswiningrum
7. Ni Luh Diah Pradnya Kerthiari
8. I Ketut Dian Lanang Triana
9. I Gusti Ayu Angga Sukmaniti
10. Ni Pande Made Wahyu Diantari
11. Dewa Ayu Lydia Citra Dewi
(1302105005)
(1302105006)
(1302105007)
(1302105008)
(1302105033)
(1302105035)
(1302105036)
(1302105074)
(1302105081)
(1302105082)
(1302105089)
2014
HASIL DISKUSI
TOPIK : MOBILISASI DAN IMOBILISASI
RABU, 15 JANUARI 2014
b.
Memperlancar
peredaran
darah
sehingga
mempercepat
penyembuhan luka
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
d.
e.
c. Sistem saraf
Pergerakan dan postur tubuh diatur oleh sistem saraf. Area motorik
volunter utama berada di korteks serebral yaitu di girus prasetral atau jalur
motorik. Umumnya serabut motorik turun dari jalur motorik dan
bersilangan pada tingkat medula. Sehingga serabut motorik dari jalur
motorik kanan mengawali gerakan volunter untuk tubuh bagian kiri dan
serabut motorik dari jalur kiri mengawali gerakan volunter untuk tubuh
bagian kanan. Selama gerakan volunter impuls turun dari jalur motorik ke
medula spinalis. Impuls keluar dari medula spinalis melalui saraf motorik
eferen dan berjalan melalui saraf ke otot sehingga terjadi gerakan.
Sistem tubuh yang berperan dalam mobilitas adalah sistem
musculoskeletal, yang terdiri dari sendi, otot, system syaraf, tendon,
kartilago, bursa, propriosepsi.
1) Sendi
Sendi merupakan hubungan antartulang, dimana sendi tersebut
mempunyai struktur, fungsi dan tingkat mobilisasi yang berbeda-beda.
Berdasarkan strukturnya sendi diklasifikan menjadi 4 sendi,
yaitu:
-
ini
dibungkus
dengan
jaringan
ikat
fibrosa atau
Sendi
Amfiartosis.
Sendi
Amfiartosis
adalah
sendi yang
yang
menjadi
bantalan
Misalnya,
yang
jari.
Sendi peluru adalah salah satu sendi yang permukaan kedua
tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan
gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang
lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia.
2) Otot
Otot merupakan
yang
menimbulkan
pergerakan
pada
tubuh
kemudian
otot
berkontraksi.
Adanya
stimulus
otot
memendek.Sedangkan,
kontraksi
isomerik
menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada
4) Tendon
Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih,mengkilat, yang
menghubungkan otot dengan tulang. Tendon bersifat kuat, fleksibel,
dan tidak elastis, serta mempunyai panjang dan ketebalan yang
bervariasi.
5) Kartilago
Kartilago adalah jaringan penyambung yang tidak mempunyai
vaskuler, terutama berada di sendi dan toraks, trakhea, laring, hidung,
fungsi
protektif.Misalnya,
ligament
antarvertebra,
Perubahan
laki-laki
pada
bentuk
biasanya
menghasilkan
Perubahan
Dia
g. Kondisi patologik
-
Postur abnormal:
Posisi fowler
Posisi sim
Posisi trendelenburg
Posisi lithotomi
Ambulasi dini
Cara ini adalah salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan
dan ketahanan otot serta meningkatkan fungsi kardiovaskular..
Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara melatih posisi duduk di
tempat tidur, turun dari tempat tidur, bergerak ke kursi roda, dan lainlain.
Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri juga dilakukan untuk
melatih kekuatan, ketahanan, kemampuan sendi agar mudah bergerak,
serta meningkatkan fungsi kardiovaskular.
Rotasi bahu
REVIEW JURNAL
EFEKTIFITAS ROM PASIF DALAM MENGATASI KONSTIPASI PADA
PASIEN STROKE DI RUANG NEURO BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH (BLUD) RSU DR. M.M DTJNDAKABUPATEN GORONTALO
Mira Astri Koniyo
PENDAHULUAN
Salah satu
Dengan pemulihan secara terpadu dan sedini mungkin maka semakin besar
kemungkinan pengembalian fungsi. Komplikasi lebih lanjut terjadi setelah fase
akut
stroke
terlampaui.
Komplikasi
yang
terjadi
biasanya
imobilisasi,
1. PENGERTIAN STROKE
Menurut Muttaqin, 2008; 234 stroke merupakan kelainan fungsi
otak yang timbul mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Menurut WHO, 1997 stroke adalah salah satu gangguan fungsional yang
terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik lokal maupun
global yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau
berakhir dengan kematian, disebabkan oleh gangguan pembuluh darah
otak. Marilyn E. Doengoes (2A02), menyebutkan bahwa stroke/penyakit
sercbrovashtler menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik secara
2. PENYEBAB STROKE
a. Trombosis serebri
1. Aterosklerosis
2. Hiperkoagulasi pada polisitemia
3. Arteritis
b. Emboli
c. Hemoragik
1. Aneurisma
2. Malformasi artreriovena
3. Ruptur arteriol serebri
d. Hipoksio umum
1. Hiperterai yang parah
2. Henti jantung paru
3. Curah jantung turun akibat oritmia
e. Hipoksia lokal
1. Spasme arteri serebri yang disertai perdarahan subarachnoid
2. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migren
3. KLASIFIKASI STROKE
a. Stroke Hemoragik (SH)
b. Stroke Non Hemoragik (SNH)
4. PATOFISIOLOGI
a. Stroke Hemoragik (SH)
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke
substansi atau ruangan subar achnoid yang menimbulkan perubahan
komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan
komponen intracranial yarg tidak dapat dikompensasi tubuh akan
menimbulkan peningkatan Tekanan Intra Kranial (fIK) yang bila
berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian.
b. Stroke Non Hemoragik (SNH)
5. MANIFESTASI KLINIK
a. Stroke Non Hemoragik (SNH)
1. Hemiparesis
2. Kehilangan bicara
3. Parestesla satu sisitubuh
b. Stroke Hemoragik
1. Nyeri kepala hebat (di belakang leher)
2. Vertigo (pusing) I sinkape
3. Parestesla (sensasi abnormal)
4. Paralisis
5. Epistaksis
6. Perdarahanretina
c. Penemuan SecaraUmum
1. Nyerikepala
2. Muntah
3. Kejang
4. Perubahan mental
5. Demam
6. Perubahan Elektro Kardio Grafi
7. KOMPLIKASI
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat posisi miring j ika muntah
b. Boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil
c. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila
d.
e.
f.
g.
h.
2. PENYEBAB
Konstipasi disebabkan oleh berubahnya makanan atau berkurangnya
aktivitas fisik. Konstipasi juga disebabkan oleh obat-obatan ntertentu,
gangguan rektal/anal, kondisi metabolis, neurologis, dan lain-lain. Faktor
penyebab lainnya mencakup kelemahan, imobilitas, kecacatan, keletihan,
3. PATOFISIOLOGI
Pada penderita dengan gangguan mobilitas fisik, seperti fraktur, stroke
ataupun penyakit lain yang menghanrskan pasien bedrest dalam jangka
waktu yang lama hal ini dapat mempengaruhi kontraksi otot abdomen,
sehingga kontaktilitas usus kurang bahan tidak ada konstipasi dapat timbul
dari adanya defek pengisian maupun pengosongan rektum. Pengisian
rektum yang tidak sempuma terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif
(misalnya pada kasus immobilisasi).
4. DIAGNOSIS
Konstipasi menurut Holson, meliputi paling sedikit 2 dari keluhan
dibawah ini:
a.
b.
c.
d.
5. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. auskultasi bisisng usus
b. ROM Pasif
c. Berikan cairan yang cukup
d. Kolaborasi pemberian terapi
1. PENGERTIAN ROM
ROM atau biasa dikenal dengan rentang gerak adalah latihan gemkan
sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot
dimana klien menggerakan masing -masing persendiannya sesuai gerakan
normal baik secara aktif ataupun pasif (Anonimity,2010)
2. TUJUAN ROM
a. Meningkatkan dan mempertahankan fleksibelitas dan kekuatan otot
b. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
c. Mencegah kontaktur dan kekakuan sendi
4. JENIS GERAKAN
a. Fleksi
b. Ekstensi
c. Hiperekstensi
d. Rotasi
e. Sirkumduksi
f. Supinasi
g. Pronasi
h. Abduksi
i. Aduksi
6. INDIKASI
a. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
b. Kelemahan otot
c. Fase rehabilitasi fisik
d. Klien dengan tirah baring yang lama
METODE
Jenis penelitian Quasi Eksperimen. Sebelumnya melakukan pretest
terhadap responden, selanjutnya intervensi ROM pasif setelah itu pengukuran dan
post test.
1. POPULASI
Seluruh pasien stroke di ruang neuro BLUD RSUD DR. M.M Dunda
Limboto Gorontalo. 24 pasien stroke.
2. SAMPEL
Pasien stroke di ruang neuro BLUD RSUD DR. M.M Dunda Limboto
Gorontalo yang mengalami konstipasi
3. SAMPLING
Digunakan non probability sampling dengan metode purposive sampling
dengan mempertimbangkan criteria inklusi dan eksklusi.
1. Data primer
Didapat langsung dari responden dan pengumpulan data di ruang
neuro BLUD RSUD DR. M.M Dunda Limboto Gorontalo
2. Data Sekunder
Didapat dari pengumpulan dokumen-dokumen dari medical record.
Responden
6
2
8
Persentase
75
25
100
Dari hasil penelitian terbukti bahwa tindakan ROM pasif cukup efektif mengatasi
masalah konstipasi pada pasien stroke.
SIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
KESIMPULAN
Mobilisasi adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh
selama mengankat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktifitas sehari-hari.
(potter &perry).
Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara
lain : Mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredaran darah sehingga
mempercepat penyembuhan luka, membantu pernafasan menjadi lebih baik,
mempertahankan
tonus
otot,
memperlancar
eliminasi
Alvi
dan
Urin,
mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau
dapat memenuhi kebutuhan gerak harian, memberi kesempatan perawat dan
pasien untuk berinteraksi atau berkomunikasi
DAFTAR PUSTAKA
ml.scribd.com/doc/56501234/Mobilisasi
ml.scribd.com/doc/.../23/Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-Mobilisasi