Modul 1 - Perkembangan Teknologi Dan Media Komunikasi - Dasar-Dasar Komunikasi Digital
Modul 1 - Perkembangan Teknologi Dan Media Komunikasi - Dasar-Dasar Komunikasi Digital
MODUL PERKULIAHAN
W042100005
Dasar-Dasar Komunikasi
Digital
Penanda dari cirri media baru itu bisa dilihat dari munculnya media siber atau
dalam jaringan. Koneksi antarjaringan melalui komputer atau lebih popular disebut
dengan internet memberikan pilihan bagi khalayak tidak hanya dalam mencari dan
mengonsumsi informasi semata, tetapi khalayak juga bisa memproduksi informasi itu.
Informasi juga mentransformasikan dirinya sebagai tempat penyimpanan (archive) virtual,
sehingga khalayak bisa mengakses informasi yang dibutuhkan kapan pun dan tentu saja
Sebelum mendefinisikan apa itu media, perlu kiranya kita melihat bagaimana
empat fase perkembangan komunikasi sebagaimana yang dipopulerkan oleh Rogers
(1986 :26), yang secara langsung maupun tidak berpengaruh pada kemunculan media
komunikasi itu sendiri. Menurut Rogers, fase-fase tersebut yaitu masa komunikasi melalui
media tulisan (The Writing Era), masa media komunikasi tercetak (The Printing Era), era
komunikasi yang sudah memanfaatkan teknologi walau masih sederhana
(Telecommunication Era), dan masa di mana media menjadi lebih interaktif dari
sebelumnya (Interactive Communication Era). Dalam fase yang terakhir, Interactive
Communication Era, Rogers mencatat era ini berawal dari ditemukannya ENIAC, sebutan
untuk perangkat kerja computer sederhana yang memiliki lebih dari 18.000 tabung lampu
vacuum pada 1946 oleh sekelompok ilmuwan di Universitas Pensylvania. Sepertiga abad
kemudian, penemuan sederhana ini menghasilkan perangkat yang lebih kecil, lebih
canggih, dan lebih fleksibel dalam penggunaannya (Rogers, 1986 : 30-31).
Pada periode The Print Age, dianggap sebagai prototipe dari revolusi industri yang
terjadi di belahan dunia. Penemuan mesin cetak oleh Gutenberg mengakibatkan
kemajuan di bidang (media) komunikasi manusia, menyebabkan produksi masal dari
bahan bacaan yang dapat dinikmati oleh seluruh manusia, bahkan saat seseorang dalam
kondisi terisolasi dari orang lain. Periode terakhir menurut McLuhan yaitu Electronic Age.
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem
jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah
vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari
terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan
militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti,
universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA
Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
Perkembangan Internet
Beberapa fenomena dan kelebihan internet sebagai media informasi dan
komunikasi dibandingkan dengan media lain, Informasi yang didapatkan lebih mudah,
cepat dan murah dengan jangkauan global. Hal ini didukung dengan fakta bahwa untuk
menjangkau pengguna sebanyak 60 juta orang,
3. Hanya Butuh 3 tahun untuk web dengan aplikasi: mail,WWW, NewsGroup FTP
Gopher dan lain-lain
1. Perbedaan yang utama dan makro tersebut yaitu, internet adalah media
berbasiskan komputer.
2. Internet sebagai media komunikasi yang memiliki penawaran interaktif dan
dinamis terhadap para penggunanya.
3. Media internet mampu menjadi pusat informasi dimana internet adalah sumber
informasi yang tidak terbatas.
4. Luas jangkauan dari media internet tentu saja melintas antar benua, antar negara,
serta antar budaya.
5. Fungsi internet sebagai media, selain sama dengan fungsi media lain, media
internet juga memiliki banyak penawaran untuk pengembangan bidang jasa
maupun bisnis dimana hal ini menjadi satu bagian dari gaya hidup.
Dalam hal komunikasi dimediasi oleh teknologi, teknologi yang dimaksud di sini
tidaklah seperti pengertian teknologi pada umumnya. Sebab sejak lama komunikasi yang
terjadi antarmanusia itu sudah dimediasi oleh teknologi, seperti televisi, telepon, dan
sebagainya. Dalam CMC, teknologi lebih spesifik dan secara teknis teknologi itu didesain,
dibuat, digunakan agar memungkinkan terjadinya pertukaran data dan informasi. Cantoni
CMC ini memfasilitasi manusia dengan aplikasi yang beragam, salah satunya
media sosial. Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk
menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia. Menurut Kaplan & Heinlein
(2010) bahwa media sosial terdiri dari :
1. Collaborative project : Suatu media social yang dapat membuat sebuah konten
dan di dalam pembuatannya dapat di akses oleh seluruh khalayak secara global,
contohnya : Wiki, dan aplikasi bookmark social.
2. Blogs and Microblogs : Suatu website yang menyampaikan mengenai opini,
pengalaman, atau kegiatan sehari – hari, dimana aplikasi ini dapat membantu
penggunanya untuk tetap posting mengenai pernyataan apapun
4. Social Networing Sites : Sebuah situs yang membantu seseorang untuk membuat
sebuah profile dan dapat menghubungkannya dengan pengguna lain (Instagram,
Path, Facebook, Twitter, dan lain – lain)
Rogers (1986: 4-5) menguraikan tiga ciri utama yang menandai kehadiran
teknologi komunikasi baru, yaitu interactivity, de-massification, dan asynchronous.
Interactivity merupakan kemampuan sistem komunikasi baru (biasanya berisi sebuah
komputer sebagai komponennya) untuk berbicara balik kepada penggunanya, hampir
seperti seorang individu yang berpartisipasi dalam sebuah percakapan. Dalam ungkapan
yang lain, media baru memiliki sifat interaktif yang tingkatannya mendekati sifat interaktif
pada komunikasi antarpribadi secara tatap muka. Media komunikasi yang interaktif ini
memungkinkan para partisipannya dapat berkomunikasi secara lebih akurat, lebih aktif,
dan lebih memuaskan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa arti “media” yaitu alat
(sarana) komunikasi, seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.
Kemudian, “media masa” merupakan sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi
untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Mungkin tidaklah asing
jika disebutkan bahwa koran, majalah, radio atau televisi sebagai media. Hanya saja
pehaman ini hanya berhenti pada definisi yang ditawarkan oleh Laughey (2007: 1)
sebagai teknologi yang mengkomunikasikan pesan kepada khalayak yang berada dalam
lokasi, negara atau bahkan bagian dunia yang berbeda. Sebagaimana juga yang
dijelaskan Luhmann (2002: 2), bahwa apa yang disebutkan itu pada dasarnya lebih
dikenal sebagai media massa (mass media) yang berarti tidak ada interaksi di antara
pengiriman pesan (sender) dan penerima pesan (receiver). Sifat dasar media massa juga
menunjukkan bahwa pesan produksi oleh satu sumber (terpusat) dan disebarkan ke
semua (Groosberg, et al., 2006: 8). Pesan yang didistribusikan pun bersifat masif atau
menyebar dengan tidak melihat demografis serta apa yang dibutuhkan oleh penerima
pesan.
Namun media tidaklah mesti bersifat massa. Sebab secara historis media itu
sendiri muncul dari sesuatu yang terjadi agen atau perantara dalam penyampaian pesan.
Media pada dasarnya merupakan bentuk dari medium yang dalam Bahasa Inggris
medium merupakan bentuk singular form dari media. Konteks ini dijelaskan oleh Burton
(1961 dalam Williamas, 1983: 203), yang yang menyebutkan bahwa dalam memahami
komunikasi diperlukan tiga hal, yakni objek (the object), organ (the organ), dan medium
(the medium). Praktik sederhana dari tigal hal ini yakni jam. Ketika alarm jam berbunyi,
Dari penjelasan sejarah media komunikasi teori media generasi pertama McLuhan
sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa media pada dasarnya merupakan salah satu
perspektif dalam memandang medium, yaitu medium sebagai saluran sebagaimana
dijelaskan Meyrowitz (1977a: 5-7, 1999) medium-as-vessel/conduit. Koran, radio, dan
televisi pada dasarnya dalam konteks ini merupakan saluran atau medium teknologi,
karena bentuk dari medium ini oleh McLuhan yang merujuk pada perkembangan
teknologi di atas. Dicontohkan sebagai sebuah saluran air, pipa merupakan media yang
membawa air yang dalam makna ini dikatakan sebagai konten atau pesan. Begitu juga
dengan koran, kertas merupakan media sementara teks dan foto yang ada di dalamnya
merupakan konten yang disampaikan.
Dalam pendekatan medium sebagai saluran ini, konteks bisa dimaknai atau
dipersesipkan berbeda dan tidak tergantung dari media itu sendiri. Sebab, bagi Meyrowitz
(1999: 45), konten haruslah dimaknai secara berbeda dari bentuk kemunculan konten itu
sendiri melalui berbagai medium. Berita yang dimuat di koran bisa membuat orang
bahagia, tertawa, menangis, atau marah, tetapi perasaan yang muncul itu bukan karena
medianya atau kertasnya, melainkan pada konten (berita) yang dibawa oleh kertas (surat
kabar) itu. Meski media yang menyampaikan berbeda seperti melalui surat elektronik (e-
1. Bagaimana bentuk informasi yang bisa atau tidak bisa ditransmisikan oleh
medium ;
2. Kecepatan dan tingkat komunikasi ;
Karena itu, perspektif terakhir ini bisa dilihat dari level mikro maupun level makro
(Meyrowitz, 1999: 49). Pada level mikro merujuk pada bagaimana pemilihan medium
yang dilakukan khalayak dalam melakukan interaksi atau dalam situasi tertentu. Yaitu
berbeda, secara psikologis dan sosial, ketika menolah suatu permintaan, sebagai contoh
proposal bantuan dana kegiatan suatu organisasi, dengan menggunakan surat atau
bertatap muka. Dalam tatap muka ada kemungkinan beragam ekspresi yang muncul, baik
dari sisi yang akan menyampaikan penolakan maupun yang menerima. Kondisi tatap
muka ini tentu akan menyebabkan adanya upaya pemilihan konten atau kata-kata yang
sangat berbeda dengan media surat yang tergantung pada teks bukan pada ekspresi.
Sementara pada level makro, bagaimana medium baru itu memberikan pengaruh
pada interaksi dan struktur pada umumnya. Mengambil contoh sebelumnya, dalam level
ini akan muncul kajian mengenai bagaimana model surat penolakan dari proposal yang
diajukan oleh suatu organisasi. Juga, dicontohkan oleh Meyrowitz, jika dalam level mikro
kehadiran mikrofon atau kamera memberikan efek bagaimana cara seorang aktivis politik
berbicara, sementara dalam level makro media elektronik memberikan gambaran
bagaimana gaya aktivis politik itu, dan persepsi khalayak pun akan terbentuk bahwa
secara umum begitulah gaya aktivis politik di mana pun.
Namun dalam konteks Bahasa Indonesia, lema “medium” dan “media” cenderung
tidak ada pemaknaan yang berbeda dari segi etimologi. Bukan berarti ketika pembahasan
DaftarPustaka
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Prenadamedia Group :
Jakarta.
Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. Prenamedia Group :
Jakarta