Anda di halaman 1dari 2

2.

1 PEDOMAN MENGGAMBAR DFD

Pedoman untuk menggambar DFD adalah sebagai berikut :

1. Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar (external entities) yang terlibat di
sistem. Kesatuan luar ini merupakan kesatuan (entity) di luar sistem, karena di luar
bagian pengolahan data (sistem informasi). Kesatuan luar ini merupakan sumber arus
data ke sistem informasi serta tujuan penerima arus data hasil dari proses sistem
informasi, sehingga merupakan kesatuan di luar sistem informasi. Misalnya untuk sistem
penjualan mempunyai kesatuan luar yang terlibat diantaranya langganan, manajer kredit,
bagian gudang, bagian pengiriman.
2. Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar. Misalnya
untuk sistem penjualan, input/output yang terlibat dengan kesatuan luar.
3. Gambarlah terlebih dahulu suatu diagram konteks (context diagram).
DFD merupakan alat untuk structured analysis. Pendekatan terstruktur ini mencoba
untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar, disebut dengan top level
dan memecah-memecahnya menjadi bagian yang lebih terinci, disebut dengan lower
level. DFD yang pertama kali digambar yaitu yang level teratas (top level) dan diagram
ini disebut dengan context diagram. Dari context diagram ini kemudian akan Digambar
dengan lebih rinci lagi yang disebut dengan overview diagram (level 0). Tiap-tiap proses
di overview diagram akan Digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1.
Tiap-tiap proses di level 1 akan Digambar kembali dengan lebih terinci lagi dan disebut
dengan level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat Digambar lebih terinci
lagi. Suatu context diagram selalu mengandung satu dan hanya satu proses saja (sering
kali diberi nomor proses 0). Proses ini mewakili proses dari seluruh sistem. Context
diagram menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan dunia luarnya
(kesatuan luar).
4. Gambarlah bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di sistem terlebih dahulu.
Bagan berjenjang (hierarchy chart) digunakan untuk mempersiapkan DFD ke level-level
bawah lagi. Bagan berjenjang dapat digambarkan dengan menggunakan notasi proses
yang digunakan di DFD.
5. Gambarlah sketsa DFD untuk overview diagram (level 0) berdasarkan proses di bagan
berjenjang. Pada beberapa gambar DFD terdapat simbol-simbol yang baru, diantaranya
simbol huruf P merupakan singkatan dari primutive yang memiliki arti proses yang sudah
tidak bisa dipecah kembali, dan simbol ujung panah menunjukkan suatu pencarian nilai
di record dan arus data yang disampingnya menunjukkan kunci pencarian
6. Gambar DFD untuk level-level berikutnya, yaitu level 1 dan seterusnya untuk tiap-tiap
proses yang dipecah-pecah sesuai dengan bagan berjenjangnya. Misalnya untuk contoh
aplikasi penjualan DFD yang harus Digambar adalah level 1 untuk proses 1, proses 2,
proses 3, atau sesuai kebutuhan pengguna
7. Setelah semua level DFD digambar, berikutnya adalah menggambar DFD untuk
input/output yang di gambar terpisah
8. Setelah semua level DFD Digambar, maka semua DFD dapat digabungkan dalam satu
diagram

REFERENSI

Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: pendekatan terstruktur teori dan
praktek aplikasi bisnis. Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai