Anda di halaman 1dari 7

Oleh: E.

Nuroni
1. Nama Aliran : JABARIYAH (FATALISME/PREDESTINATION/JAHAMIYAH)
2. Asal dan Makna Jabariyah
Etimologis: asal dari kata “jabara” = memaksa.
Terminologis: berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakekat
dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah swt. (Al-Syahrastani)
3. Pendiri : Ja'ad bin Dirham dan Jahm bin Shafwan.
4. Ja'ad orang pertama yang memperkenalkan Predestination (keterpaksaan)
manusia,
5. Jahm bin Shafwan adalah orang pertama yang menyebarkannya => aliran
Jahamiyah. Dia seorang mawali (budak yang sudah dimerdekakan) yang berasal
dari Khurasan (Iran) dan menetap di Kufah (Iraq), sedangkan tempat lahir: di
Tirmiz (Iran utara).
6. Jahm bin Shafwan dibunuh oleh Salma bin Ahwaz Al-Mazini penguasa yang
ditunjuk oleh Bani Umayyah di Marwa (kini wilayah Turkmenistan, Rusia). Dia
dibunuh bukan karena ajaran yang dikemukakannya, tapi karena keterlibatannya
dalam tindakan pemberontakan terhadap Bani Umayyah.
1. Masalah sifat Allah swt, tidak membenarkan diberi sifat-sifat makhluk-
Nya; ayat-ayat yang menyebutnya tidak dilihat lahiriyah (tekstual)
melainkan dipahami secara konstekstual.
2. Surga dan neraka serta aktivitas penghuninya akan berakhir; pahala dan
siksaan = paksaan karena manusia tidak memiliki pilihan dan daya (
Manusia = wayang yang digerakkan dalang). Pelajari Firman Alloh swt
(QS. 11 : 107 - 108).
3. Masalah Iman dan Kufur, terrgantung keyakinan hati, dan tidak menjadi
kufur karena diingkari lisannya. (Secara ekstrim, berpendapat tidak
menjadi kafir seseorang penyembah berhala, Yahudi atau Nasrani
kemudian mati, mereka tetap mukmin yang sempurna, merujuk Firman
Allah swt (QS. Al-Ihsan : 30).
4. Tentang Qudrat dan Iradat Manusia, manusia tidak mampu melakukan
suatu perbuatan, tidak memiliki kemauan, kemampuan dan pilihan.
Hanya Allah pencipta semua perbuatannya sebagaimana terjadi pada
benda-benda. Firman Alloh swt :Artinya : "Dan Allahlah yang
menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat". (QS. As-Shaffat : 96).
 Dengan paham Jabariyah, seseorang akan
malas, tidak kreatif, selalu menanti kehendak
Allah, dst. Apakah artinya Allah swt mengutus
Rasul dan menurunkan al-Qur'an yang penuh
dengan perintah, larangan, janji dan ancaman ?
Tidakkah itu menjadi sia-sia belaka ? Semuanya
itu tidak sia-sia, karena semuanya itu pun untuk
menjalankan ketentuan Allah swt. Keadaan itu
tidak bedanya dengan Allah swt menurunkan
hujan, menerbitkan matahari, bulan dan
sebagainya.
1. Nama Aliran : QODARIYAH (FREE WILL AND FREE ACT)
2. Asal kata Qadaraiyah:
Etimologis: asal kata “qadara” = memutuskan dan memiliki
kekuatan/kemampuan.
Terminologis: aliran yang memberikan kebebasan dan kekuatan manusia
dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya.
3. Tempat dan waktu munculnya: secara pasti tidak diketahui. Sebagian para ahli
menghubungkan paham Qadariyah ini dengan kaum Khawarij.
4. Tokoh: Ma'bad Al-Jauhani (ahli hadits dan tafsir Al-Qur'an, kemudian ia dianggap
sesat dan membuat pendapat-pendapat yang salah serta batal) yang kemudian
diikuti oleh Ghailan Al-Dimasyqi. Ia dibunuh oleh Abdul Malik bin Marwan pada
tahun 80 H. Imam Nawawi mengatakan bahwa aliran Qodariyah saat ini sudah
lenyap.
5. Ajaran pokok Ghailan Al-Dimasyqi: manusia berkuasa untuk melakukan
perbuatan-perbuatan atas kehendak dan kekuasaannya sendiri dan melakukan
atau tidak perbuatan-perbuatan jahat atas kemampuan dan dayanya sendiri
(tidak dikendalikan seperti wayang). Dalil-dalil yang digunakan (QS. As-Sajdah :
40; Al-Kahfi : 29).
 Seseorang yang berfaham qadariyah akan
memiliki motivasi yang kuat untuk meraih dan
berbuat kebaikan, namun sanagt diyangkan
menafikan campur tangan Allah.
 Solusi: setiap kita harus meyakini bahwa manusia benar-benar
memiliki kebebasan berkehendak dan karenanya ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas keputusannya, meskipun demikian
keputusan tersebut pada dasarnya merupakan pemenuhan takdir
(ketentuan) yang telah ditentukan. Dengan kata lain, kebebasan
berkehendak manusia tidak dapat tercapai tanpa campur tangan
Allah swt, seperti seseorang yang ingin membuat meja, kursi atau
jendela tidak akan tercapai tanpa adanya kayu sementara kayu
tersebut yang membuat adalah Alloh swt. Dalam masalah Iman dan
Kufur ajaran Jabariyah yang begitu lemah tetap bisa diberlakukan
secara temporal, terutama dalam langkah awal menyampaikan
dakwah Islam sehingga dapat merangkul berbagai golongan Islam
yang masih memerlukan pengayoman. Di samping itu pendapat-
pendapat Jabariyah sebenarnya didasarkan karena kuatnya iman
terhadap qudrat dan iradat Allah swt, ditambah pula dengan sifat
wahdaniat-Nya.

Anda mungkin juga menyukai