Anda di halaman 1dari 40

Susilo

1
Pendahuluan
 Penyakit Parkinson  ± 2 abad
 Indian (buku Ayuverda) dan
buku medis China dari Nei Jing
 Pertama kali  “An Essay on
the Shaking Palsy” terbit tahun
1817 oleh James Parkinson dari
London (1755-1824)
 Tahun 1861  Jean-Martin
Charcot (1825-1893) + Alfred
Vulpian (1826-1887) 
bradikinesia & rigiditas dalam
gejala klinis Parkinson
 Tahun 1960 pertama kalinya
etiologi Parkinson dapat
diidentifikasi

2
Pendahuluan

3
Pendahuluan
Fahn dkk (2011)  klasifikasi terbaru Parkinsonisme :

• Parkinson primer / Parkinson idiopatik / paralisis


agitans
• Parkinsonisme sekunder (parkinsonisme akibat
infeksi, toksin, obat-obatan, tumor, trauma, vaskular
dan metabolik)
• Sindrom Parkinsonism-plus (progressive
supranuclear palsy, multiple system atrophy,
corticobasal degeneration)
• Gangguan heredodegeneratif (benign parkinsonism)
4
Pendahuluan
Dopamin  penyebab

Gangguan motorik saja

Nonmotorik juga

Hiposmia, gangguan tidur, gangguan perilaku,


gangguan kognitif, dan gangguan otonom
5
Epidemiologi
• Prevalensi usia 70-79 tahun di Asia
(646/100.000 individu) < Eropa
Pringsheim dkk
• Insidens  16-19 kasus per 100.000
individu pertahun

• Insidens 21 kasus per 100.000 penduduk


Savica dkk pertahun di Minnesota  dipengaruhi
oleh JK, usia, & etnis

• Insidens laki2 61,21 per 100.000 individu


Hirsch dkk pertahun 2x dari perempuan 37,55 per
100.000 individu pertahun
6
Anatomi Ganglia Basalis
Ganglia basalis  sekelompok nukleus subkortikal

Neostriatum (nukleus kaudatus dan putamen)

Striatum ventral

Globus pallidus segmen interna dan eksterna (GPi,


GPe)

Nukleus subtalamikus (subthalamic nucleus/STN)

Substansia nigra pars retikulata dan pars kompakta


(SNr, SNc) 7
Anatomi Ganglia Basalis

8
Anatomi Ganglia Basalis

9
Anatomi Ganglia Basalis

10
Anatomi Ganglia Basalis

11
Anatomi Ganglia Basalis

12
Anatomi Ganglia Basalis

13
Patofisiologi

14
Faktor Risiko

Pola hidup

Faktor demografi

Genetik
15
Faktor Risiko

16
Definisi dan Kriteria Diagnosis
Penyakit Parkinson
 bagian dari
Parkinsonisme
yang secara
patologi ditandai
oleh degenerasi Definisi
ganglia basalis
terutama di
substansia nigra
Parkinsonisme
pars kompakta
suatu sindroma
(SNC) yang disertai
yang ditandai oleh
adanya waktu
tremor inklusi
sitoplasmik
istirahat, rigiditas,
eosinofilik (Lewy
bradikinesia dan
bodies) refleks
hilangnya
postural akibat
penurunan kadar 17
Definisi dan Kriteria Diagnosis
Possible  1 TRAP (utama)

Probable  2 utama
Kriteria diagnosis (termasuk refl. Postural) /
menurut Hughes alternatif lain : TRA
asimetris

Definite  3 utama / 2
utama dgn 1 TRA asimetris
18
Definisi dan Kriteria Diagnosis
Kriteria
Koller
Terdapat 2 dari
3 tanda
Berespon
kardinal
terhadap
gangguanterapi
levodopa
motorik yangdan
atau dopamin1
berlangsung
agonis
tahun / lebih
levodopa :
1000mg/hari
selama 1 bulan
yang diberikan 19
Definisi dan Kriteria Diagnosis

20
Definisi dan Kriteria Diagnosis
UKPD Society Bank’s clinical criteria for probable
Parkinson’s disease :
 Step 1 : diagnosis dari sindrom Parkinson
 Bradikinesia + setidaknya salah satu dari : rigiditas, 4-6
Hz tremor, dan ketidakstabilan postural yang tidak
disebabkan oleh disfungsi visual, vestibular, cerebellar
atau proprioseptif.

21
Definisi dan Kriteria Diagnosis
UKPD Society Bank’s clinical criteria for probable Parkinson’s
disease :
 Step 2 : kriteria eksklusi untuk penyakit Parkinson
 Riwayat stroke berulang
 Riwayat trauma kepala berulang
 Riwayat ensefalitis
 Dalam terapi neuroleptik saat onset gejala
 Gejala terbatas pada satu sisi setelah 3 tahun
 Supranuklear gaze palsy
 Gejala cerebelar
 Dementia berat onset awal
 Babinski (+)
 Adanya tumor otak pada CT-Scan
 Tidak memberikan respon terhadap terapi levodopa
22
Definisi dan Kriteria Diagnosis
UKPD Society Bank’s clinical criteria for probable Parkinson’s
disease :
 Step 3 : minimal 3 kriteria dari kriteria suportif (prospektif)
berikut :
 Unilateral onset
 Resting tremor
 Perjalanan penyakit progresif
 Gejala asimetris yang menetap pada sebagian besar onset
 Memberikan respon yang baik (70-100%) pada levodopa
 Timbul khorea berat yang diinduksi levodopa
 Memberikan respon terhadap levodopa selama 5 tahun atau
lebih
 Perjalanan klinis 10 tahun atau lebih
23
Definisi dan Kriteria Diagnosis
Perjalanan penyakit menurut Hoehn dan Yahr
Std I : Gejala & tanda pada satu sisi, gejala ringan, mengganggu tapi tidak timbul
cacat, biasanya tremor pada satu ang. gerak, gejala dikenali orang terdekat
(teman)

Std II : Gejala bilateral, terdapat cacat minimal, sikap/cara jalan terganggu

Std III : Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat
berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang

Std IV : Gejala lebih berat, masih dapat berjalan untuk jarak tertentu, rigiditas &
bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat < dari sebelumnya

Std V : Std kakhetik (cachetic stage), cacat total, tidak mampu berdiri & berjalan,
memerlukan perawatan tetap
24
Definisi dan Kriteria Diagnosis
Menurut Braak (Braak Staging) berdasarkan tahap progresifitasnya :

• Tahap 1 melibatkan :
• Sis. saraf perifer (neuron autonomik)
• Sis. olfaktori (bulbus olfaktorius, nukleus olfaktorius)
• Medula oblongata (nukleus dorsal motor vagal & nervus glosofaringeus)
• Tahap 2 melibatkan :
• Pons (locus coeruleus, magnocellular portion of reticular formation,
nukleus raphe posterior)
• Substansia abu-abu medula spinalis
• Tahap 3 melibatkan :
• Pons (nukleus pedunkulopontin)
• Midbrain (substansia nigra pars kompakta)
• Basal forebrain (nukleus magnoselular termasuk nukleus basalis Meynert)
• Sis. limbik (subnukleus sentral amigdala)
25
Definisi dan Kriteria Diagnosis
Menurut Braak (Braak Staging)
berdasarkan tahap progresifitasnya :
• Tahap 4 melibatkan :
• Sis. limbik (korteks asesorius & nukleus basolateral amigdala,
nukleus interstisial stria terminalis, klaustrum ventral)
• Talamus (nukleus intralaminar)
• Korteks temporal (mesokorteks temporal anteromedial,
region CA2 hipokampus)
• Tahap 5 & 6 melibatkan :
• Regio korteks multipel (korteks insula, area korteks asosiasi,
area korteks primer)
26
Definisi dan Kriteria Diagnosis

Gangguan otonom Gangguan tidur

Gejala
nonmotorik

Gangguan sensoris
Gangguan
dan gejala nonmotorik
neuropsikiatri
lain
27
Klasifikasi

Penyakit
Parkinsonisme Parkinson
Idiopatik
(primer) Juvenile
Parkinsonism

28
Klasifikasi
Parkinsonisme
Simtomatik Metabolik Toksin
(sekunder)

Pasca Trauma
Drug-induced
ensefalitis kranioserebral

Hemiatrofi Infeksi & pasca Tumor otak

Hidrosefalus Hipoksia Vaskuler Siringomielia

29
Klasifikasi
Sindroma Parkinson Plus (Multiple System Degeneration)
 Degenerasi ganglion kortikal basal
 Sindroma demensia : penyakit Alzheimer, penyakit Lewy
body difus, penyakit Jacob-Creutzfeldt
 Lytico-Bodig (Parkinsonisme Guam-demensia-ALS)
 Sindroma atrofi multi sistem :
 Degenerasi striatonigral
 Sindroma Shy-Drager
 Degenerasi olivopontoserebelar sporadis (OPCA)
 Penyakit motor neuron-parkinsonisme
 Atrofi pallidus progresif
 Palsy supranuklear progresif
30
Klasifikasi
Penyakit Nekrosis striatal & Penyakit Gertsman-
Heredodegeneratif sitopati mitokondria Strausler-Scheinker

Penyakit Penyakit Machado-


Neuroakantositosis
Hallervoden-Spatz Joseph

Atrofi familial
Penyakit Huntington Penyakit Wilson
olivopontoserebelar

Lubag (Filipino X-
Sindroma thalamik
linked dystonia- Seroid lipofusinosis
demensia
parkinsonism)
31
Tatalaksana
Non
Farmakologi
(ADL & UPDRS)

Farmakologi
Edukasi (Neuroprotektor
& Simtomatik)

Stadium
awal
32
Tatalaksana

• Inhibitor MAO-
B (selegilin &
rasagilin)
Neuroprotektor • Agonis dopamin
(pramipeksol)
• Vitamin D &
koenzim Q10

33
Tatalaksana
Terapi farmakologis
simtomatik

Levodopa plus inhibitor


dekarboksilase
(karbidopa/benserazid)

Inhibitor MAO-B (Rasagilin dan


Selegilin)

Inhibitor COMT (Entakapon dan


Tolkapon)

Agonis Dopamin (Piribedil,


Pramipeksol, Ropinirol, Rotigotin)

Antikolinergik (Triheksifenidil)

Neuroleptik (Klozapin)

Penyekat beta (Propanolol)

Lain-lain (Amantadin)
34
Tatalaksana
Stadium lanjut
Pada std awal respon terapi simt.
sangat efektif  honeymoon period (3-
6 th)

Pada std lanjut  respon berkurang &


muncul komplikasi motorik

Komplikasi motorik  fluktuasi


motorik & diskinesia

Gejala Parkinson kembali saat kadar


obat ↓ (atau habis)  periode ‘off’

Respon perbaikan terhadap


pengobatan  periode ‘on’

Gerakan involunter  diskinesia


35
Tatalaksana

36
Tatalaksana

Tatalaksana bedah  Deep brain stimulation atau Operasi


ablatif (lesioning)

Tatalaksana lain  Transcranial magnetic stimulation


(TMS), sel punca, transplantasi brain graft, & terapi gen.

Tatalaksana gejala nonmotorik  Penanganan tergantung


dari gangguan yang terjadi pada pasien & spesifik pada
diagnosis gangguannya

37
Komplikasi
Gangguan
Hipokinesia : atrofi Gangguan
postural:
otot sekunder, neurobehavior :
perubahan
kontraktur sendi, gangguan fungsi
kardiopulmonalo,
deformitas (kiposis, eksekutif, afasia,
ulkus dekubitus,
skoliasis) agnosia, apraksia
jatuh.

Gangguan mental:
Gangguan
gangguan pola
vegetative:
tidur, seksual,
hipotensi postural,
emosional, depresi,
inkontinensia urin,
halusinasi,
gangguan keringat
demensia, psikosis
38
Prognosis Connie dkk 
beratnya
Perjalanan peny.
gangguan
Parkinson
motorik,
sangat
gangguan
bervariasi tiap
kognitif yang
individu
muncul lebih
awal, usia yang
lebih tua serta
tidak
terdapatnya
tremor pada
awal sakit (tipe
bradikinesia/rig
Demensia berhubungan
iditas)
dengan cepatnya
penurunan fungsi
merupakan
motorik pada penderita
Parkinson
faktor 39
40

Anda mungkin juga menyukai