Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH

BIOKIMIA

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah dan


Praktikum Prof. Retno Muwarni, PhD.

PRAKTIKUM ACARA I

PENGENALAN ASAM BASA

Kelas : Peternakan A
Asisten Penanggung : Berliana Putri Aulia Dewi

Jawab
Anggota Kelompok : 1. Muhammad Yusuf 23010120140176
2. Risky Raka Saputra 2301012013018
3. Tri Wulandari 23010120130219
4. Muhammad Faris 23010120140249
5. Muhammad Kemal P.G 23010120140277

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
Eksperimen Karbohidrat Kompleks

1.1 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pH dan juga konsentrasi pada pemecahan
karbohidrat

1.1.2 Metodologi
Siapkan beberapa alat dan bahan yang akan digunakan pada prakrikum kali ini, adapun
alat dan bahan yang digunakan berupa:
1. 4 tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Amilum 1%
4. Buffer pH5, pH6, pH7, pH8
5. Lugol
6. Enzim pankreatin (EP)
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam praktikum kali ini:
1. Masukkan 10 tetes amilum 1% ke dalam masing masing tabung yang sebelumnya
sudah diberi label 1a, 1b, 1c, dan 1d
2. Tambahkan buffer pada masing masing tabung reaksi 4 tetes buffef pH5 pada
tabung 1a, 4 tetes buffer pH6 pada tabung 1b, 4 tetes buffer pH7 pada tabung 1c, 4
tetes buffer pH8 pada tabung 1d
3. Digoyang-goyangkan agar homogen
4. Tambahkan 1 tetes lugol pada masing masing tabung reaski
5. Goyangkan tabung
6. Tambakan 4 tetes EP pada masing masing tabung
7. Goyangkan tabung agar homogen
8. Letakkan di rak tabung
9. Amati dan catat perubahan yang terjadi serta waktu yang dibutuhkan hingga
terjadinya perubahan larutan

1.1.3 Hasil dan Pengamatan


Eksperimen Pemecahan Karbohidrat oleh Enzim Amilase Pakreas dan Pengaruh pH
terhadap kerja Enzim Amilase

Tabung
Reagen yang dimasukkan

Amilum Pengamatan
Buffer Lugol EP
1%

Larutan setelah penambahan


(ml) 4 tetes (tetes) (Tetes)
EP

1a 0,5 pH 5 1 4 Biru kehitaman


1b 0,5 pH 6 1 4 Biru kehitaman

1c 0,5 pH 7 1 4 Biru kehitaman

1d 0,5 pH 8 1 4 Ungu pudar

*4 tetes = 0,2 mL. EP = Enzim Pankreatin

Sumber: Data Primer Praktikum Biokimia 2021

Karbohidrat adalah nutrisi utama yang dibutuhkan tubuh sebagi sumber energi. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Nurhamida sari siregar, 2014) yang menyatakan bahwa Karbohidrat
merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang berfungsi untuk
menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat secara garis besar dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida dan oligosakarida. Karbohidrat kompleks
terdiri atas polisakarida dan polisakarida non pati (serat).
Pada hasil praktikum Eksperimen Pemecahan Karbohidrat oleh Enzim Amilase
Pankreas dan Pengaruh pH terhadap kerja Enzim Amilase diketahui bahwa pada tabung 1a
dimasukkan larutan amilum sebanyak 0,5 ml dengan konsentrasi 1%, penambahan 0,2 ml
atau sebanyak 4 tetes buffer pH 5. Tabung 1b dimasukkan larutan amilum sebanyak 0,5 ml
dengan konsentrasi 1% penambahan 0,2 ml pH 6. Tabung 1c dimasukkan larutan amilum
sebanyak 0,2 ml buffer pH 7. Tabung 1d dimasukkan larutan amilum sebanyak 0,2 ml buffer
pH 8. Kemudian, larutan mengalami perubahan menjadi warna biru dikarenakan amilum
merupakan polisakarida yang dapat bereaksi dengan lugol. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sulistiyono (2014), yang menyatakan bahwa larutan unsur iodium seperti Lugol apabila
dicampur dengan amilum akan menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang disebabkan
oleh interaksi iodium dengan struktur lingkar polisakarida, hal ini sesuai dengan pendapat
Sulistiyono Agus (2014). Hasil pada uji lugol menandakan adanya kandungan pati. Dengan
penambahan enzim pankreatin (EP) sebanyak 4 tetes, lalu digoyang –goyangkan sampai
homogen.
Hasil yang didapatkan dari praktikum tersebut bahwa pada tabung 1a-1c larutan setelah
penambahan enzim pankreas (EP) terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman.
Perubahan warna sama dari tabung 1a-1c dikarenakan pH 5,6 mengandung asam sedangkan
pH 7 netral yang di campurkan dengan pemecahan amilum tidak terjadi secara sempurna.
Pada tabung 1d perubahan warna menjadi ungu pudar karena amilum bereaksi dengan pH 8
yang mengandung basa, dan juga karena usus halus yang yang pHnya basa.
Fungsi larutan buffer mampu menetralkan sejumlah kecil asam maupun komponen basa
atau asam. Larutan ini mampu melawan perubahan pH ketika terjadi sedikit penambahan
asam atausedikit penambahan basa. Larutan buffer harus mengandung konsentrasi asam yang
cukuptinggi untuk bereaksi dengan OH- yang ditambahkan kepadanya dan mengandung
konsentrasi basa yang sama tingginya untuk bereaksi dengan ion H+ yang ditambahkan.
Selain itu, komponen asam dan basa dari buffer tidak boleh saling menghabiskan dalam suatu
reaksi penetralan. Persyaratan ini dipenuhi oleh pasangan asam-basa konjugat. Jika ada
suatu larutan menyangga ditambah sedikit asam atau basa atau juga diencerkan, maka
pH larutan tidak berubah. Larutan penyangga sangatlah penting dalam kehidupan,
misalnya dalam analisis biokimia, bakteriologi, zat warna, dan industri kulit. Larutan buffer
dapat juga campuran berupa hasil reaksi dari basa lemah dan asam kuat asalkan banyaknya
basa lemah lebih banyak daripada asam kuat yang dicampurkan. Cara ini lebih umum
dilakukan dengan larutan buffer (Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin, 2010)
Fungsi Lugol adalah untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada suatu uji
sampel dengan mengamati perubahan warna yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hildegardi Missa, (2020) yang menyatakan bahwa Ubi dihaluskan, kemudian ditetesi lugol/
yodium dan menunjukkan perubahan warna menjadi biru kehitaman menunjukan makanan
tersebut mengandung karbohidrat.
Enzim pankreatin berfungsi untuk memecah makromolekul (protein, pati dan lemak) menjadi
mikromolekul agar pengukuran serat dapat dilakukan (Pratiwi, 2010). Fungsi utama enzim
amilase yaitu memecah pati menjadi gula yang terfermentasi. Kombinasi enzim lipase,
protease dan amilase merupakan komposisi enzim pankreas yang umum digunakan dan
dikenal dengan istilah pankreatin. Enzim pankreas juga dapat digunakan sebagai suplemen
untuk mengatasi masalah pencernaan dan konstipasi (Kaur & Sekhon, 2012).

1.1.4 Kesimpulan
Hasil percobaan yang diperoleh pada tabung 1a-1c terjadi perubahan warna biru
kehitaman dikarenakan pH 5,5 mengandung asam sedangkan, pH 7 netral yang di campurkan
dengan pemecahan amilum tidak terjadi secara sempurna. Dan dapat disimpulkan bahwa
semakin rendah pH larutan buffer setelah diberi enzim pankreatin (EP) maka semakin gelap
warnanya dan apabila semakin tinggi pH larutan buffernya maka warnanya menjadi lebih
terang.
Daftar Pustaka

Sari, N. H. (2014). Karbohidrat. J. Ilmu Keolahragaan, 13(2): 38-44.

Missa, H., Johanes, E. E., dan Dialo, A. (2020). Sosialisasi Uji Kandungan Bahan Makanan
di SMP N 2 Amanuban Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. J. Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(4): 37-42.

Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin. 2010. Kimia Dasar. Universitas Hasanuddin:
Makassar

Pratiwi, AY. 2010. Penentuan Kadar Serat dan Tidak Larut Secara Enzimatis. Institut
Pertanian Bogor: Bogor

Kaur, R., Sekhon, B. S. (2012). Enzymes as drugs: an overview. Journal of Pharmaceutical


Education & Research, 3, 29-41.

1.1.5 Kontribusi Anggota Kelompok

Muhammad Yusuf (23010120140176) = Membantu menyusun laporan.


Risky Raka Saputra (23010120130187) = Membantu menyusun laporan.
Tri Wulandari (23010120130219 ) = Membuat dan menyusun laporan.
Muhammad Faris (23010120140249) = Membantu menyusun laporan.
Muhammad Kemal P.G (23010120140277) = Membantu menyusun laporan.
LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH

BIOKIMIA

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah dan


Praktikum Prof. Retno Muwarni, PhD.

PRAKTIKUM ACARA I

KARBOHIDRAT

Kelas : Peternakan A
Asisten Penanggung : Berliana Putri Aulia Dewi

Jawab
Anggota Kelompok : 1. Muhammad Yusuf 23010120140176
2. Risky Raka Saputra 2301012013018
3. Tri Wulandari 23010120130219
4. Muhammad Faris 23010120140249
5. Muhammad Kemal P.G 23010120140277

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
Eksperimen Pemecahan Karbohidrat

1.2.1 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pH dan juga konsentrasi pada pemecahan


karbohidrat

1.2.2 Metodologi
Siapkan beberapa alat dan bahan yang akan digunakan pada prakrikum kali ini, adapun
alat dan bahan yang digunakan berupa:
1. 3 tabung reaksi,
2. Pipet tetes,
3. Amilum 0,25 %,
4. Amilum 0,5%
5. Amilum 1%
6. Buffer pH 8,
7. Lugol
8. Enzim pankreaton (EP)
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam praktikum kali ini:
1. Masukkan amilum 0,25% ke dalam tabung 1e sebanyak 0,5 ml, amilum 0,5 % ke
dalam 1f sebanyak 0,5 ml, amilum 1% kedalam 1g sebanyak 0,5 ml
2. Tambahkan 0,5 ml buffer pH8 pada masing masing tabung
3. Goyangkan masnig-masing tabung agar campuran homogen
4. Tambahkan 2 tetes lugol pada masing masing tabung
5. Goyangkan tabung kembali agar homogen
6. Tambahkan 4 tetes EP pada masing masing tabung
7. Goyangkan tabung kembali agar homogen
8. Amati perubahan warnanya

1.2.3 Hasil dan Pengamatan


Eksperimen Pemecahan Karbohidrat oleh Enzim Amilase Pakreas dan Pengaruh
Konsentrasi substrat terhadap kerja Enzim Amilasi

Tabung
Reagen yang dimasukkan

Pengamatan
Amilum Buffer Lugol EP Waktu

pH 8 Larutan setelah
(ml) (tetes) (Tetes)
(ml) penambahan EP

1e 0,5 2,5 2 4 Biru kehitaman 46

1f 0,5 2,5 2 4 Cokelat kemerahan 43


1g 0,5 2,5 2 4 Biru pekat 41

2,5 ml = 50 tetes

Sumber: Data Primer Praktikum Biokimia 2021

Amilum adalah Karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, dimana amilum ini
biasanya di sebut pati, pati adalah bahan utama yang disimpan tumbuhan untuk menyimpan
kelebihan glukosa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hal ini sesuai dengan pendapat Manatar
et al., (2012) bahwa Pati tidak larut dalam air dan dalam analisis pati, memberikan warna biru
dengan iodium, sedangkan pada uji dekstrin suspensi dan lugol tidak bercampur dan
penambahan lugol belum mengindikasi terdapat desktrin pada suspense pati. Metode ini
digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan tersebut
Berdasarkan hasil praktikum Eksperimen Pengaruh Konsentrasi Substrat (Amilum)
pada Aktifitas Amilase Pankreas (suhu ruang) menunjukkan bahwa pada setiap tabung yang
ditambah reagen amilum ditambah buffer pH 8 sebanyak 2,5 ml dan ditetesi lugol
menyebabkan warna berubah menjadi berwarna biru tua. Penambahan enzim pakreatin (EP)
sebanyak 4 tetes. Tabung diinkubasi selama kurang dari 1 menit (46,43,41 detik) . Hasil yang
diperoleh tabung 1e memiliki rekasi positif, karena lugol merupakan reagen untuk
mendeteksi kandungan amilum pada suatu percobaan dengan menunjukkan hasil positif
apabila sampel yang diberi lugol berubah warna menjadi ungu atau biru gelap. Pada tabung
1f terjadi amilosa dan amilopektin telah mengalami hidrolisis dan terjadi perubahan warna
cokelat kemerahan. Tabung 1g terjadi perubahan berwarna biru pekat yang mengindikasikan
bahwa amilosa belom terhidrolisis.
Fungsi buffer pH digunakan sebagai mempertahankan larutan agar seimbang.
Pengukuran pH yang akurat hanya terjadi jika larutan buffer pH digunakan untuk tujuan
kalibrasi. Fungsi Lugol digunakan sebagai alat pendeteksi adanya kandungan karbohidrat
didalam suatu larutan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hildegardi Missa, 2020) yang
menyatakan bahwa Ubi dihaluskan, kemudian ditetesi lugol/ yodium dan menunjukkan
perubahan warna menjadi biru kehitaman menunjukan makanan tersebut mengandung
karbohidrat. Enzim pankreatin berfungsi untuk memecah makromolekul (protein, pati dan
lemak) menjadi mikromolekul agar pengukuran serat dapat dilakukan (Pratiwi, 2010). Fungsi
utama enzim amilase yaitu memecah pati menjadi gula yang terfermentasi. Kombinasi enzim
lipase, protease dan amilase merupakan komposisi enzim pankreas yang umum digunakan
dan dikenal dengan istilah pankreatin. Enzim pankreas juga dapat digunakan sebagai
suplemen untuk mengatasi masalah pencernaan dan konstipasi (Kaur & Sekhon, 2012).

1.2.4 Kesimpulan
Hasil percobaan yang diperoleh bahwa setiap tabung reagen amilum yang ditambah
pH8 sebanyak 2,5 mL dan ditetesi lugol sebanyak 2 tetes terjadi perubaham warna pada
tabung 1e menjadi biru kehitaman, pda tabung 1f mengindikasikan amilosa telah mengalai
hidrolisis dan terjadi perubahan warna ke cokelat kemerahan, pada rtabung 1g
mengindikasikan amilosa belom terhidrolisis dan warnanya menjadi biru pekat.
Daftar Pustaka

Jardewig E. Manatar, J. P. (2012). Analisis kandungan pati dalam batang tanaman aren
(arenga pinnata). J. Ilmiah Sains, 12(2): 90-92.

Missa, H., Johanes, E. E., dan Dialo, A. (2020). Sosialisasi Uji Kandungan Bahan Makanan
di SMP N 2 Amanuban Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. J. Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(4): 37-42.

Pratiwi, AY. 2010. Penentuan Kadar Serat dan Tidak Larut Secara Enzimatis. Institut
Pertanian Bogor: Bogor

Kaur, R., Sekhon, B. S. (2012). Enzymes as drugs: an overview. Journal of Pharmaceutical


Education & Research, 3, 29-41.

1.2.5 Kontribusi Anggota Kelompok

Muhammad Yusuf (23010120140176) = Membantu menyusun laporan.


Risky Raka Saputra (23010120130187) = Membantu menyusun laporan.
Tri Wulandari (23010120130219 ) = Membuat dan menyusun laporan.
Muhammad Faris (23010120140249) = Membantu menyusun laporan.
Muhammad Kemal P.G (23010120140277) = Membantu menyusun laporan.
LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH BIOKIMIA

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah dan


Praktikum Prof. Retno Muwarni, PhD.

PRAKTIKUM ACARA II

PEMECAHAN LEMAK OLEH ENZIM LIPASE PANKREAS (EP)

Kelas : Peternakan A
Asisten Penanggung Jawab : Berliana Putri
Anggota Kelompok 17 : 1. Muhammad Yusuf 23010120140176
2. Risky Raka Saputra 23010120130187
3. Tri Wulandari 23010120130219
4. Muhammad Faris 23010120140249
5. Muhammad Kemal P.G 23010120140277

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021

Eksperimen Pemecahan Karbohidrat


2.1 Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan enzim lipase pankreas dalam menghidrolisis lemak.

2.1.2 Metodologi
Materi yang digunakan dalam praktikum kitchen science experiment acara lemak terdiri
alat dan bahan. Alat yang digunakan diantaranya yaitu dua gelas plastik bening, kompor,
panci untuk memanaskan bahan, dan sendok. Bahan yang digunakan antara lain minyak,
buffer pH 8 yang terbuat dari soda kue, indikator pp, dan larutan EP.
Metode yang dilakukan pertama yaitu menyiapkan dua wadah plastik bening dengan
diberi tanda A dan B, lalu masukan minyak sebanyak 1 ml atau sama dengan 20 tetes pada
masing-masing wadah, masukkan buffer pH 8 sebanyak 1 ml pada masing-masing tabung,
kemudian masukan indikator pp sebanyak 4 tetes ke masing-masing tabung, homogenkan
kedua larutan. Pada masing-masing larutan diberi larutan EP sebanyak 4 tetes lalu pada
wadah B diberi cairan empedu sebanyak 5 tetes, amati warna pada kedua wadah. Inkubasi
tabung Adan B selama 15 menit lalu kedua wadah tersebut dipanaskan hingga mendidih,
setelah mendidih tunggu hingga dingin pada suhu ruang dan amati perubahan warna setelah
inkubasi dan pemanasan.

2.1.3 Hasil dan Pengamatan


Tabel 2. Ringkasan Eksperimen Pemecahan Minyak oleh Enzim Lipase Pankreas (EP)

Reagen yang dimasukkann Pengamatan

Ta Buffe
Minyak PP Cairan EP Sebelu Setela
bu r m
Jumlah
h Wa
NaOH
ng inkubas inkub ktu
pH 8 (tetes emped (tetes)
i asi
(ml) (tetes)
(ml) ) u

Mer
ah
2A 1 1,4 4 - - Putih 1
mud
a

Mer
Putih
ah
2B 1 1 4 - 4 keben 2
mud
ingan
a
Mer
2C 1 1 4 5 tetes 4 Hijau 4 ah
tua

Lipid merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya
(Hart, 2003). Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
didalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform, atau eter. Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk
menjaga tubuh manusia selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang
lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Penggolongan lemak adalah
berdasarkan pada kelarutannya dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah pelarut nonpolar
seperti alkohol panas, khloroform, eter, aseton panas, benzena, dan xilena. Lemak dapat
diklasifikasikan juga berdasarkan senyawa penyusun esternya. Penggolongannya dibagi
menjadi tiga, yaitu lemak sederhana, lemak majemuk, dan derivat lemak (Hawab, 2003).
Lemak sederhana merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol, terdiri atas
lemak dan lilin. Lemak adalah ester antara asam lemak dengan gliserol, sedangkan lilin
adalah ester antara asam lemak dengan alkohol berbobot molekul besar. Lemak dan minyak
adalah zat yang sama walaupun berbeda wujud. Pada suhu tinggi, lipid menjadi cair sehingga
disebut minyak. Pada suhu rendah, lipid menjadi padat, yang disebut lemak (Sastrohamidjojo,
2005).
Klasifikasi lipida didasarkan atas kerangka dasarnya dan dibedakan menjadi lipida
kompleks dan lipida sederhana. Golongan pertama dapat dihidrolisis sedangkan pada
golongan kedua tidak dapat dihidrolisis (Martoharsono, 2006). Disamping itu, berdasarkan
sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yaitu lipid yang
dapat disabunkan, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya
steroid (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Lemak makanan meninggalkan lambung dan masuk ke dalam usus halus, untuk
menjalani emulsifikasi (tersuspensi dalam partikel-partikel halus dalam lingkungan air) oleh
garam-garam empedu. Garam-garam empedu adalah senyawa amfifatik (mengandung
komponen hidrofobik dan hidrofilik), yang di sintesis di hati dan disekresikan melalui
kandung empedu ke dalam lumen usus (Almatsier, 2003).
Enzim utama yang mencerna triasilgliserol makanan adalah lipase yang di hasilkan
oleh pankreas. Lipase pankreas disekresikan bersama dengan protein lain, kolipase. Pankreas
juga mensekresikan bikarbonat, yang menetralkan asam yang masuk ke dalam usus bersama
dengan makanan setengah tercerna dari lambung. Ekstrak pankreas (sebagai pengganti getah
pankreas) hanya dapat mencerna protein dalam kondisi basa yaitu dilarutkan dengan larutan
NaOH (Iswari 2006). Kolipase mengikat lemak makanan dan lipase tersebut, sehingga enzim
ini menjadi lebih aktif. Lipase pankreas menghidrolisis asam lemak dari semua panjang rantai
dari posisi 1 dan3 gugus gliserol pada transgliserol dam nenghasilkan asam lemak bebas dan
2-monoasilgliserol, yaitu gliserol dengan sebuah asam lemak yang teresterifikasi di posisi 2.
Pankreas juga menghasilkan esterase yang yang memutus asam lemak dari berbagai senyawa
(misalnya ester kolesterol) dan fosfolipase yang mencerna fosfolipid menjadi komponen-
komponennya. Hidrolisis lipase menjadi sangat cepat jika dalam keadaan emulsi (Hart 2003).
Enzim-enzim dalam pencernaan lemak yaitu enzim dari mikroorganisme yang
berfungsi mencerna lemak menjadi vitamin B. Lipase yang disekresikan oleh getah lambung
dan asam lambung yang berfungsi mencerna lemak menjadi asam lemak gliserol. Steapsin
(lipase) dalam duodenum yang berfungsi mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Sekresi empedu (hati) dalam usus halus, mencerna lemak menjadi emulsi lemak (Winarno,
1986).
Lemak sangat penting dengan adanya di dalam makanan, sehingga beberapa dapat
menyimpulkan bahwa kelompok lemak mempunyai nilai makanan khusus. Lemak
dibutuhkan sebagai sumber energi yaitu asam-asam lemak esensial. Koline dalam lemak
mempunyai fungsi lain sebagai berikut yaitu sumber prostaglandin (asam-asam lemak
esensial adalah bahan asalnya), sebagai karier vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
sebagai sumber energi karena kadar energi lemak yang tinggi maka zat ini dapat menaikkan
energi makanan tanpa menambah volume terlalu banyak (Tillman, et al., 1991). Lipida
mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai komponen struktural membran, sumber
energi, lapisan pelindung, dan vitamin dan hormon (Martoharsono, 2006).
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapat hasil bahwa pada pemecahan
minyak oleh enzim lipase pankreas (EP) terjadi perubahan warna pada substrat awal pada
tabung 2C setelah penambahan cairan empedu sebanyak 5 tetes. Hal ini sesuai dengan
pendapat Aprilanti et al.,(2016) bahwa Zat warna bagi empedu yang mengandung warna
hijau biru akan mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna urin menjadi hijau.
berbeda dengan tabung 2A dan tabung 2B dimana tabung tersebut berubah warna yang sama
menjadi biru keruh. Hasil akhir setelah penambahan NaOH pada tabung 2A, 2B, dan 2C
adalah pink muda, pink, dan pink kemerahan, perbedaan warna disebabkan oleh jumlah
NaOH yang berbeda beda yang dimasukkan pada tiap tiap tabung. Ditinjau dari jumlah
NaOH, semakin banyak jumlah NaOH yang ditambahkan, maka kadar alkali bebas pada
tiapsabun akan semakin meningkat Gusviputri et al., (2013).

Larutan buffer merupakan larutan yang dapat digunakan untuk mempertahankan pH


yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemah dengan basa kuat maupun sebaliknya. Fungsi
dari buffer ialah menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar dan mencegah
perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan
ekstraseluler. Buffer pH 8 berpengaruh terhadap kecepatan aktivitas enzim dalam
mengkatalisis suatu rekasi yang disebabkan konsentrasi ion hidrogen mempengaruhi struktur
dimensi enizm dan aktivitasnya (Syaufiqi dan Humaryanto., 2018). Perubahan pH dapat
menyebabkan perubahan muatan pada molekul enzim sehingga dapat memengaruhi aktivitas
enzim, baik dari perubahan struktur maupun perubahan muatan. Selain itu, pH tinggi ataupun
rendah dapat menyebabkan terjadinya denaturasi dan hal tersebut akan mengakibatkan
menurunnya aktivitas enzim (Desriani et al., 2014).

Indikator PP berfungsi untuk menentukan titik akhir titrasi yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi merah muda saat sampel mencapai pH netral. Hal ini diperkuat
oleh pendapat Fauzhia, (2019) bahwa penambahan beberapa tetes indikator PP berfungsi
sebagai penanda jika sejumlah asam dan basa telah tepat habis bereaksi dengan munculnya
warna merah muda sehingga titik akhir titrsi telah tercapai. Indikator PP merupakan senyawa
organik yang juga digunakan dalam penetuan kadar asam lemak bebas, pada larutan asam
atau netral, indikator PP tidak berwarna sedangkan pada lartan basa akan menghasilkan
warna merah muda. Hal ini sesuai pendapat Sundari, (2016) yang menyatakan bahwa titik
akhir titrasi adalah titik dimana indikator berubahwarna, dengan memilih indikator
secaraseksama, titik akhir itu akan tepat berimpitdengan titik kesetaraan .

Pada percobaan ini, kami menyiapkan dua wadah plastik bening dengan diberi tanda A
dan B, lalu masukan minyak sebanyak 1 ml atau sama dengan 20 tetes pada masing-masing
wadah, masukkan buffer pH 8 sebanyak 1 ml pada masing-masing tabung, kemudian
masukan indikator pp sebanyak 4 tetes ke masing-masing tabung, homogenkan kedua larutan.
Pada masing-masing larutan diberi larutan EP sebanyak 4 tetes lalu pada wadah B diberi
cairan empedu sebanyak 5 tetes, amati warna pada kedua wadah. Inkubasi tabung Adan B
selama 15 menit lalu kedua wadah tersebut dipanaskan hingga mendidih, setelah mendidih
tunggu hingga dingin pada suhu ruang dan amati perubahan warna setelah inkubasi dan
pemanasan. Pada wadah B yang ditambahkan dengan cairan empedu warna larutannya
menjadi lebih pekat dan menandakan bahwa adanya emulsi zat antara lemak dan buffer bisa
menyatu menjadi satu fase sehingga proses pemecahan akan berjalan optimal. Semakin
banyak cairan empedu yang diberikan maka akan semakin tua warna yang dihasilkan akibat
terdeteksi oleh NaOH. Inkubasi dilakukan bertujuan agar enzim dapat bekerja secara
menyeluruh.

2.1.4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemecahan lemak dilakukan oleh enzim lipase pankres (EP). Pada wadah B yang
ditambahkan dengan cairan empedu warna larutannya menjadi lebih pekat dan menandakan
bahwa adanya emulsi zat antara lemak dan buffer bisa menyatu menjadi satu fase sehingga
proses pemecahan akan berjalan optimal. Semakin banyak cairan empedu yang diberikan
maka akan semakin tua warna yang dihasilkan akibat terdeteksi oleh NaOH. Inkubasi
dilakukan bertujuan agar enzim dapat bekerja secara menyeluruh.

Daftar Pustaka
Hart, H., Craine, L., Hart, D. C. 2003. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta. (diterjemahkan oleh
Suminar Setiati Achmadi)
Martoharsono, S. 2006. Biokimia 1. Yoyakarta. Gadjah Mada University Press.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti. Ȁ6. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta. Penerbit Universitas
Indonesia.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGT.
Tillman, A. D., Hartadi, H. Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S., Lebdosoekojo, S. 1991.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Riswiyanto. 2003. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Aprilanti. H. M. Qurbaniah, N. D. Muldayanti. (2016). Identifikasi miskonsepsi siswa pada
materisistem ekskresi manusia kelas xi mia smanegeri 4 pontianak. J. Biologi
Education. 3(2): 63-77
Gusviputri. A, N. Meliana, Aylianawati, N. Indraswati. (2013). Pembuatan sabun dengan
lidah buaya (aloe vera)sebagai antiseptik alami. J. Ilmiah Widya Teknik. 12(1): 11-
21
Syaufiqy, A. dan Humaryanto. 2018. Perbedaan antara ph saliva dan aktivitas enzim amilase
mahasiswa yang merokok dengan mahasiswa yang tidak merokok. J. MJ 6(1) : 1- 9
Desriani, U. M. S. P., Maria, B., Akhmad, R., dan Puspita, L. 2014. Isolasi danKarakterisasi
bakteri endofit dari tanaman binahong dan ketepeng cina. Jurnal Kesehatan Andalas.
3(2): 89 - 93.
Sundari, R. 2016. Pemanfaatan dan efisiensi kurkumin kunyit (curcuma domestica val)
sebagai indikator titrasi asam basa. J. Teknologi Industri 22(8): 595-601

2.1.5 Kontribusi Anggota Kelompok


Muhammad Yusuf 23010120140176 = Membantu menyusun laporan.
Risky Raka Saputra 23010120130187 = Membantu menyusun laporan.
Tri Wulandari 23010120130219 = Menyusun laporan.
Muhammad Faris 23010120140249 = Membantu menyusun laporan.
Muhammad Kemal P.G 23010120140277 = Menyusun laporan.
LAPORAN PRAKTIKUM

MATA ULIAH BIOKIMIA

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah dan


Praktikum Prof. Retno Muwarni, PhD.

PRAKTIKUM ACARA III

EKSPERIMEN PEMECAHAN PROTEIN

Kelas : Peternakan A
Asisten Penanggung Jawab : Berliana Putri
Anggota Kelompok 17 : 1. Muhammad Yusuf 23010120140176
2. Risky Raka Saputra 23010120130187
3. Tri Wulandari 23010120130219
4. Muhammad Faris 23010120140249
5. Muhammad Kemal P.G 23010120140277

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021

PEMECAHAN PROTEIN
Pemecahan Albumin Putih Telur (PT) segar oleh pepsin (lambung) dan Enzim
Pankreatin (EP) (Suhu Ruang)
2.2.1 Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan percobaan pengujian secara kualiatif ada
tidaknya potein dalam suatu bahan menggunakan indikator Protein
2.2.2 Metodologi
Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang kami gunakan adalah 4 tabung reaksi, pipet
tetes, putih telur, buffer PH 8, indikator protein, enzim pepsin, enzim pankreatin, HCL
12,5%, dan larutan formalin. Metode pada praktikum kali ini adalah memasukkan 1 tetes
putih telur pada ke 4 tabung reaksi, kemudian memasukkan 1 ml air pada tabung 3a, 3b, 3c.
Untuk tabung 3d ditambahkan larutan buffer PH 8, lalu goyangkan semua tabung sampai
tercampur homogen, setelah itu tambahkan 6 tetes indikator protein pada setiap tabung, lalu
homogenkan kembali dan lakukan pengamatan, selanjutnya tambahkan 4 tetes pepsin pada
tabung 3b dan 3c serta 4 tetes enzim pankreatin pada tabung 3d. Lalu homogenkan dan amati
perubahan yang terjadi, dan diamkan selama 5 menit. Kemudian tambahkan 5 tetes HCL
12,5% pada tabung 3b dan goyangkan sampai homogen, inkubasi selama 10 menit dengan
amati perubahannya, kemudian tambahkan 5 tetes formalin dan catat perubahan yang terjadi.
Reagen yang dimasukkan Pengamatan

Indik HC
Setelah Setelah Setelah Setelah
H2 ator Enzi l Form
PT penamb penamb penamb Penamb
Tab O Prote m 12, alin
ahan ahan ahan ahan
ung in 5%

(0,2 Indikat
(Tet (m (tetes (tet (tetes Formali
ml=4 or Enzim HCl
es) l) ) es) ) n
tetes) protein

Ungu Ungu Ungu Ungu


3A 1 1 6 - - 5
jernih jernih jernih jernih

Putih
Putih keruh
Ungu
Pepsi Ungu keruh dengan
3B 1 1 6 5 5 memuda
n jernih dengan endapan
r
endapan menggu
mpal

Ungu Putih
Pepsi Ungu memuda keruh Ungu
3C 1 1 6 - 5
n jernih r tanpa dengan pudar
endapan endapan

3D 1 1” 6 EP - 5 Ungu Ungu Putih Ungu


B” jernih memuda keruh pudar
r dengan dengan dengan
endapan endapan endapan
menggu
mpal

2.2.3 Hasil dan Pengamatan


Tabel 3. Ringkasan Eksperimen Pemecahan Protein oleh Enzim Pepsin dan Enzim
Pankreatin

PT = Putih Telur
EP = Enzim Pankreatin

B = Buffer pH 8
Protein adalah sumber utama dari nitrogen yang merupakan elemen yang sangat
penting dari setiap mahluk hidup. Fungsi utamanya membentuk jaringan tubuh dengan
kandungan asam aminonya. Hal ini sesuai pendapat Purwaningsih et al.,(2013) bahwa protein
sebagai salah satu zat gizi makro memiliki fungsi di dalam tubuh yaitu untuk membentuk
jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Protein membentuk kehidupan
manusia, protein selalu dihubungkan dengan mahluk hidup dan upaya untuk mengetahui
bagaimana kehidupan bermula dipusatkan pada bagimana protein mulanya terbentuk. Putih
telur adalah cairan putih (disebut juga albumen atau glair atau glaire) yang terkandung di
dalam sebuah telur. Cairan ini terdapat di dalam telur yang sudah dibuahi dan yang belum
dibuahi. Putih telur terdiri dari 10% protein terlarut di air. Hal ini sesuai dengan pendapat
Prasto et al (2014) yang menyatakan bahwa putih telur mengandung protein bermutu tinggi
karena mengandung susunan asam amino esensial lengkap sehingga telur dijadikan patokaan
dalam menentukan mutu protein berbagai bahan pangan, terdiri atas tiga lapisan yang
berbeda.

Berdasarkan Praktikum Pemecahan Protein dilakukan dengan menggunakan tabung 3a,


3b, 3c, dan 3d dengan tabung 3a tidak mengalami perubahan warna dari ungu jernih tetap
menjadi ungu jernih, untuk tabung 3b mengalami perubahan warna dari ungu jernih berubah
menjadi putih keruh dengan endapan menggumpal, lalu pada tabung 3c mengalami
perubahan dari ungu jernih berubah menjadi ungu pudar, dan tabung 3d mengalami
perubahan dari ungu jernih menjadi ungu pudar dengan endapan menggumpal. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rosiani et al., (2015) bahwa Reaksi positif terbentuknya warna kemerah-
merahan sampai ungu. Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein. Polipeptida
mempunyai residu asam amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada
protein residu asam amnionya ≥ 100 dan bobotmulekulnya≥ 6.000. Faktor yang
memengaruhi kerja adalah PH dan jenis enzim yang digunakan.
H2O atau air berfungsi sebagai pelarut. Peran dari air adalah saat terjadi proses
pemecahan molekul-molekul besar seperti lemak, dan protein sangat membutuhkan air. Hal
ini sesuai tengan pendapat Kastalani et all (2020) yang menyatakan bahwa Air berfungsi
sebagai pelarut, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan, dan menjaga suhu
pada pupuk organik cair.
Uji biuret ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan adanya senyawa-senyawa yang
mengandung gugus amida asam. Reaksi biuret merupakan uji yang dilakukan untuk
mengetahui ikatan peptida. Reaksi ini positif (berwarna ungu) untuk zat yang mengandung 2
atau lebih ikatan peptida. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosiani et al., (2015) bahwa Reaksi
positif terbentuknya warna kemerah-merahan sampai ungu. Polipeptida mempuyai perbedaan
dengan protein. Polipeptida mempunyai residu asam amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤
6.000. Sedangkan, pada protein residu asam amnionya ≥ 100 dan bobotmulekulnya≥ 6.000.
Fungsi enzim adalah sebagai biokatalistor untuk mempercepat reaksi biokimia. Kerja
enzim sangat dipengaruhi oleh PH. Hal ini sesuai dengan pendapat hazmi et al (2017) yang
menyatakan bahwa Fungsi utama enzim ekstraselular adalah melangsungkan perubahan-
perubahan pada nutrien disekitarnya.

Penambahan HCl dalam percobaan ini berfungsi untuk membantu mengaktifkan


pepsin menjadi pepsinogen untuk mencerna protein dari albumin putih telur. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hargono (2002) yang menyatakan bahwa HCl mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin sehingga pencernaan protein meningkat, selanjutnya dapat meningkatkan
proses penyerapan.

Pada praktikum ini Formalin berfungsi sebagai pengendali laju reaksi yang dialami oleh
larutan. Penambahan formalin dapat menghentikan laju reaksi pada larutan. Selain itu
formalin juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Hal ini sesuai dengan
pendapat Asti et al., (2016) yang menyatakan bahwa Penambahan formalin memang secara
efektif dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.Tujuan dari penambahan Formalin
agar larutan dapat diamati perubahannya.

2.2.4 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Senyawa yang
terkandung dalam putih telur adalah protein dan lemak sedangkan senyawa yang
terkandung dalam kuning telur adalah lemak, kolesterol. Protein yang terkandung
dalam telur antara lain albumin dan globulin. Albumin dan globulin merupakan
protein dalam telur yang mengandung asam amino aromatik, asam amino tirosin, dan
asam triphopthin. Kuning telur mengandung Kholesterol
Daftar Pustaka
Asti, M, S., Indah, W, R. (2016). Identifikasi formalin pada ikan asin yang dijual di kawasan
pantai teluk penyu kabupaten Cilacap. J. Kesehatan Masyarakat. Vol 10(1) : 15-24.

Henni Rosaini, R. R. (2015). Penetapan kadar protein secara kjeldahl beberapa


makananolahan kerang remis (corbiculla moltkiana prime.) dari danau singkarak. J.
Farmasi Higea, 7(2) : 120-127.

Sri Purwaningsih, E. S. (2013). Profil protein dan asam amino keong ipong-ipong (fasciolaria
salmo) pada pengolahan yang berbeda. J. Gizi dan Pangan, 8(1): 77-82.

Prasto, A. (2014). keefektifan ekstrak putih telur terhadap peningkatan albumin pada pasien
tuberkulosis dengan hipoalbumin (Vols. 111-118).

Hazmi, M., Murtianingsih, H. (2017). Isolasi dan uji aktivitas enzim selulase pada bakteri
selulolitik asal tanah sampah. J. Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of Agricultural Science).
15 (2) : 1-9.

Rini, T, S., Praseno, K dan Zulaikhah, S. (2013). Panjang, Bobot Traktus Digestivus dan
bobot Tubuh Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Setelah Penambahan Tepung Kunyit
(Curcuma longa) dan Tepung Ikan pada Pakan. J. Akademika Biologi. 2(3) : 25-30.

Kastalani., Kusuma, E, M. (2020). Efektifitas berbagai sumber air sebagai pelarut terhadap
kualitas pupuk organik cair (POC) dari limbah RPH. J. Ilmu Hewani Tropika. 9(2) : 88-
93.
2.1.5 Kontribusi Anggota Kelompok
Muhammad Yusuf 23010120140176 = Membantu menyusun laporan.
Risky Raka Saputra 23010120130187 = Membantu menyusun laporan.
Tri Wulandari 23010120130219 = Menyusun laporan.
Muhammad Faris 23010120140249 = Membantu menyusun laporan.

Muhammad Kemal P.G 23010120140277 = Menyusun laporan

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH BIOKIMIA

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah dan


Praktikum Prof. Retno Muwarni, PhD.

PRAKTIKUM ACARA IV

Kelas : Peternakan A
Asisten Penanggung Jawab : Berliana Putri
Anggota Kelompok 17 : Muhammad Yusuf 23010120140176
Risky Raka Saputra 23010120130187
Tri Wulandari
23010120130219
Muhammad Faris
Muhammad Kemal P.G 23010120140277

GLIKOLISIS OLEH SEL RAGI


LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOKIMIA

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021

Eksperimen Pemecahan Glikolisis

4.1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari/mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengamati perubahan
isi balon dan gas CO2 yang terbentuk.
2. Mempelajari/mengamati pengaruh inhibitor seperti air dan amilum serta pengaruh larutan
glukosa terhadap proses glikolisis.

4.1.2 Metodologi
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Pengaduk
6. Tabung untuk peragian
7. Balon
8. Mistar
9. Penangas listrik
10. Selang
11. Stopwatch
12. Tissue

b. Bahan
1. Larutan amilum
2. Larutan gula pasir
3. Suspensi ragi
4. Larutan glukosa
5. Aquades/air

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan 3 tabung peragian yang bersih dan kering.
2. Meneteskan ke dalam setiap tabung dan mencampurkan masing-masing larutan.
3. Setelah mencampurkan dengan masing-masing larutan tabung 4A yaitu 8 ml
larutan ragi dan 10 ml air, tabung 4B 8 ml larutan ragi dan 10 ml glukosa, serta
tabung 4C 8 ml larutan ragi dan 10 ml amilum 1%. Menutup tabung peragian yang
terisi dengan suspense ragi menggunakan balonkemudian membiarkan beberapa
menit dalam suhu kamar.
4. Setelah beberapa menit, melakukan pengukuran terhadap tinggi kolom CO2 yang
terbentuk pada setiap tabung tersebut, dan mengamati endapan yang terbentuk pada
tabung.

4.1.3 Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Tabel Eksperimen Glikolisis oleh Sel Ragi

Tabun Reagen yang


Pengamatan setelah inkubasi 0-20 menit
g dimasukkan
Larutan berwarna putih pekat, tidak terjadi endapan,
tanpa gelembung udara dan posisi tutup balon tidak
8 ml larutan ragi 5% + 10
berubah dikarenakan tidak ditambahkan glukosa ke
4A ml air, campur dan
dalam tabung.
homogen

Larutan berwarna putih pekat, tidak terjadi endapan,


8 ml larutan ragi 5% + 10 banyak gelembung udara dan posisi balon menjadi
ml glukosa atau gula pasir tegak ke atas karena terisi oleh udara dikarenakan
4B
10%, campur dan adanya glukosa sebanyak 10% ditambahkan ke dalam
homogen tabung.
Terdapat endapan dengan sedikit gelembung udara
dan posisi balon sedikit terisi udara dikarenakan
8 ml larutan ragi 5% + 10
adanya glukosa hanya sebanyak 1% yang
4C ml amilum 1%, campur
ditambahkan ke dalam tabung.
dan homogen

Persamaan Reaksi

-          C6H12O6(aq)      ------>       2C2H5OH(aq)    +    2CO2(g)

-          Ba(OH)2(aq)    +    CO2(g)     ------>      BaCO3(s)   +   H2O(aq

Glikolisis merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya konversi Satu molekul
glukosa menjadi dua molekul molekul piruvat. Glikolisis merupakan jalur metabolisme
primitif karena bekerja pada sel yang paling sederhana sekalipun dan tidak memerlukan
oksigen (Ngili, 2009). Beberapa senyawa dapat menginhibisi berbagai enzim dalam jalur
glikolisis. Tanpa inhibisi pada enzim, tidak ada ATP yang akan diproduksi dalam reaksi yang
dikatalisis oleh fosfogliserat kinase. Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan
diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis
tersebut dinamakan juga jalur Embden-Meyerhof. Dalam proses glikolisis satu mol glukosa
diubah menjadi dua mol asam laktat (Poedjiadi, 2005).

Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup untuk
mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan anaerob (hipoksik), bila
kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem sitokrom mitokondrial dan bergantung
pada usaha temporer perubahan piruvat menjadi laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh
kepercayaan temporer pada piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya
kecukupan oksigen. Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang
oksigen (Septiandina, 2010).

Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari atau mengamati proses glikolisis
di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolom CO2 yang terbentuk serta mempelajari atau
mengamati pengaruh inhibitor seperti air dan amilum terhadap proses glikolisis. Pada
percobaan ini, digunakan ragi atau sel ragi sebagai tempat berlangsungnya proses glikolisis.
Ragi (Saccharomyces cereviceae) merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi
biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi
mikroorganisme tersebut. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Sama halnya dengan proses glikolisis secara aerob, proses
fermentasi pada percobaan ini juga membutuhkan enzim untuk mengubah glukosa menjadi
alkohol dan CO2, enzim tersebut yaitu enzim simase yang diperoleh dari ragi. Enzim
merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Selain itu, percobaan ini juga
akan melihat pengaruh inhibitor pada proses glikolisis. Di mana inhibitor merupakan suatu
molekul atau zat yang menghambat kerja enzim (Budiyanto, 2013).
Pada percobaan ini, pertama-tama dilakukan menyiapkan suspensi ragi cara
menambahkannya aquades/air. Dan juga menyiapkan suspensi ragi lainnya yang dipanaskan
atau dididihkan. Pemanasan ini bertujuan untuk merusak atau menonaktifkan enzim yang
berada dalam ragi tersebut. Enzim mempunyai suhu optimum, di mana enzim akan bekerja
optimal pada suhu tersebut dan akan rusak atau tidak bekerja pada suhu di bawah atau di atas
suhu optimumnya. Setelah itu menyediakan 3 tabung peragian bersih yang telah dirangkaikan
dengan kran dan selang penghubungnya. Di mana tabung pertama digunakan sebagai kontrol
positif, pada tabung ini dimasukkan 8 mL suspensi ragi tidak dipanaskan. Tabung kedua
digunakan sebagai kontrol negatif, pada tabung ini dimasukkan 8 mL suspensi ragi telah
mengalami proses pemanasan. Perlakuan selanjutnya yaitu memasukkan larutan ragi ke
dalam ketiga tbung, memasukan 10 ml air ke dalam tabung 4A, 10 mL larutan glukosa 10%
ke dalam tabung 4B dan 10 ml amilum 1% ke dalam tabung 4C lalu mencampur agar
homogen dan segera menutup ketiga tabung tersebut agar tidak ada oksigen yang masuk, hal
ini bertujuan agar proses glikolisis dalam sel ragi dapat berjalan sempurna dalam keadaan
anaerob sehingga menghasilkan etanol dan gas CO2.
Adapun tujuan penambahan larutan glukosa 10% secara yaitu untuk membuat proses
glikolisis dalam sel ragi ini berjalan secara bersamaan sehingga pengamatan terhadap hasil
perlakuan ini dapat diperoleh secara tepat. Larutan glukosa ini berfungsi sebagai substrat
yang akan diubah oleh enzim (enzim simase) dalam ragi menjadi etanol dan gas CO2. Lalu
mengukur tinggi kolom tabung sebelum terbentuk gas. Kemudian mengamati banyaknya gas
CO2 yang terbentuk dengan cara melihat perubahan isi pada balon.
Perlakuan selanjutnya yaitu mendiamkan keempat tabung selama beberapa menit. Di
mana proses pendiaman ini bertujuan untuk memaksimalkan proses glikolisis yang terjadi
dalam sel ragi. Setelah itu, dilakukan proses pengukuran terhadap panjang kolom CO2 yang
terbentuk dari masing-masing tabung peragian tersebut. Adapun tinggi kolom CO¬2 yang
diperoleh, untuk tabung pertama tinggi kolom CO2 yaitu 2,2 cm, tabung kedua 0,3 cm,
tabung ketiga 2 cm dan tabung keempat 2,5 cm.
Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa proses glikolisis berjalan lebih baik pada
tabung peragian 4B sedangkan yang paling lambat yaitu pada tabung peragian 4A. Hal ini
terlihat karena semakin banyak isi balon atau semakin tinggi kolom tabung peragian maka
gas CO2 yang terbentuk semakin banyak yang berarti proses hidrolisis glukosa berjalan
dengan baik. Sedangkan untuk kadar glukosa yang tersisa, diurutkan dari yang memiliki
kadar glukosa terbanyak hingga sedikit yaitu tabung kedua, tabung ketiga dan keempat lalu
tabung pertama. Hal tersebut saling berbanding terbalik. Hal ini karena pembentukan etanol
sejalan dengan pembentukan gas CO2 di mana semakin baik kondisi enzim dalam sel ragi
maka proses pembentukan etanol akan semakin banyak. Dan sebaliknya jika kondisi enzim
tidak baik, maka kadar etanol dan CO2 yang terbentuk sedikit sehingga kadar glukosa yang
bersisa akan banyak. Kondisi enzim dipengaruhi oleh banyak faktor, yang mana pada
percobaan ini dipengaruhi oleh suhu dan inhibitor (Poedjiadi, 2005).

4.1.4 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses glikolisis dalam sel ragi dapat terjadi secara anaerob dengan bantuan enzim
simase, menghasilkan etanol dan gas CO2. Adapun perubahan yang terjadi pada percobaan
ini, sebagai berikut:
- Tabung 4A : balon tidak terisi karena tidak menghasilkan CO2.
- Tabung 4B : balon terisi hingga berdiri tegak karena menghasilkan lebih banyak
CO2.
- Tabung 4C : balon sedikit terisi karena menghasilkan CO2 tetapi tidak sebanyak
pada tabung 4B.
2. Tujuan penambahan larutan glukosa 10% yaitu untuk membuat proses glikolisis dalam
sel ragi ini berjalan secara lancar sedangkan air dan amilum berfungsi menghambat kerja
enzim dalam memecah glukosa menjadi etanol dan CO2. Hal ini dapat di tunjukkan dengan
tinggi kolom CO2 yang terbentuk pada masing-masing tabung berbeda-beda.
Daftar Pustaka

Ngili, Yohanis, 2009. Biokimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.


Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, cetakan ketiga. Gramedia, Jakarta.
Campbell dkk.. 2008. Biologi Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hawab, H.M. 2003. Pengantar Biokimia. Bayumedia Pubishing, Malang.
Iswari, R. 2006. Biokimia. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kuchel, Philip dan Gregori B. Ralston, 2006. Biokimia, Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, A. danSupriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas
Indonesia,Jakarta.
Pujiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.
Yazid, E. & Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis.
Penerbit ANDI, Yogyakarta.

4.1.5 Kontribusi Anggota Kelompok


1. Muhammad Yusuf (23010120140176) = Membantu menyusun laporan.
2. Risky Raka Saputra (23010120130187) = Membantu menyusun laporan.
3. Tri Wulandari (23010120130219 ) = Membuat dan menyusun laporan.
4. Muhammad Faris (23010120140249) = Membantu menyusun laporan.
5. Muhammad Kemal P.G (23010120140277) = Membantu menyusun laporan.
5.1 Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai