SILABUS
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
Program Strata Satu (S-1 ) – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) – Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan – Kode : PAI-32 – Bobot : 2 sks – Semester Genap 2017-2018
Dosen : Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag – NIP : 19611110 199001 1001 – email : damhorila@yahoo.co.id
IAIN Tulungagung – Program Strata Satu (S-1) – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) – Semester Genap 2017-2018M
Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan – Kode Mata Kuliah : PAI-32 – Bobot 2 sks
Dosen : Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag – NIP. 196111101990011001
Catatan :
A. Deskripsi : Kapita Selekta Pendidikan merupakan bagian dari komponen nama Mata
Kuliah Keahlian Berkarya (MKKB) yang relatif signifikan bagi pengembangan wawasan
dan skills para mahasiswa dalam konteks pendidik profesional di bidang Pendidikan Agama
Islam dengan pemberian penekanan (stressing) pada urgensi apresiasi secara komprehensif
mengenai problematika pendidikan di Indonesia; agar ketika mereka menjadi sarjana
memiliki kompetensi sebagai guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam plus sebagai
manajer madrasah atau sekolah yang selalu siap mengambil keputusan secara cepat lagi
tepat untuk mencapai tujuan pendidikan.
C. Kode etik dosen dan kode etik mahasiswa menjadi perekat kerja-sama antar dosen, antara
dosen dengan mahasiswa dan antar mahasiswa, sekaligus menjadi peroket persaingan antar
mereka.
D. Perkuliahan juga mengacu pada libur nasional dan cuti bersama (dalam file pdf).
E. Mata kuliah yang diampu oleh dosen mata kuliah ini pada semester ini pada Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung sebagai termaktub dalam Rekap Jadwal
Mengajar Dosen Semester Genap Tahun Akademik 2017-2018, adalah seperti di bawah ini.
5
G. Perkuliahan direalisasikan dengan ceramah, dialog, diskusi, pemberian tugas, dan ujian.
Untuk diskusi terdiri dari dosen sebagai moderator, kelompok mahasiswa sebagai penyaji,
kelompok mahasiswa sebagai pembanding, dan kelompok mahasiswa sebagai peserta.
H. Setiap realisasi dialog, diskusi, tanya jawab, ujian tengah semester, dan ujian akhir
semester; mahasiswa harus menyebutkan/menuliskan nomor urut sebagai termaktub dalam
daftar hadir mahasiswa.
18. M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, CV. Pedoman Ilmu
Jaya, Jakarta.
19. Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, Logos, Ciputat.
20. Mochtar Buchori, Transformasi Pendidikan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
21. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
22. Mudjia Rahardjo (ed.), Quo Vadis Pendidikan Islam, UIN-Malang Press.
23. Mujamil Qomar, Strategi Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta.
24. Musthofa Rembangi, Pendidikan Transformatif, Teras, Yogjakarta.
25. Muslih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia antara Cita dan Fakta, PT. Tiara Wacana,
Yogyakarta.
26. Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
27. Ngainun Naim, Rekonstruksi Pendidikan Nasional, Teras, Yogyakarta.
28. Nur Ahid, Problematika Madrasah Aliyah di Indonesia, STAIN Kediri Press.
29. Sam M. Chan dan Tuti T. Sam, Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi
Daerah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
30. Sayling Wen, Future ofEducation (Masa Depan Pendidikan), Lucky Publisher, Batam.
31. St.Vembriarto, Kapita Selekta Pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta.
32. dan lain-lain yang dipandang relevan tema perkuliahan.
J. Tugas terstruktur
1. Wajib : diskusi
Hasil kerja kelompok penyaji dan kelompok pembanding yang disertai foto-copy
rujukan ilmiah (semisal : halaman judul buku ilmiah yang memuat identitas penulis dan
penerbit serta tahun penerbitan, halaman yang dikutip diberi stabilo warna kuning-muda
7
pada bagian teks yang dikutip dan di sebelah kanan luar diberi nomor urut sesuai nomor
catatan kaki), dijilid-dibendel, dan diserahkan pada dosen paling lambat sehari sebelum
hari H diskusi.
Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, 2nd ed, Pustaka Setia, Bandung,
2009.
page ringkasan
499 Diri/self : kompisi pikiran dan perasaan yang menjadi kesadaran seseorang
mengenai eksistensi individualitasnya, pengamatannya tentang apa yang
merupakan miliknya, pengertiannya mengenai siapakah dia itu, dan
perasaannya tentang sifat-sifatnya, kualitasnya, dan segala miliknya.
500 Selftidak ada atau belum ada pada saat manusia dilahirkan, atau pada waktu
masih kanak-kanak. Selfitu selanjutnya lahir dan terbentuk sebagai hasil dari
hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.
dst …
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara berurutan. Soal nomor 1-2-3 untuk
UTS, dan soal nomor 4-5-6 untuk UAS. Jawaban bersifat analitis berdasarkan data rujukan
ilmiah melalui “kutipan langsung” model catatan kaki, sehingga “teks kutipan” tidak
bercampur-baur dengan “teks anda” sebagai latihan mencegah diri sendiri dari tindakan
plagiasi. Antar paragraf diberi jarak satu baris tanpa tulisan, dan paragraf terakhir sebagai
kesimpulan yang hanya terdiri dari satu kalimat. Kalimat yang dibikin oleh mahasiswa
ditulis dengan tinta warna hitam, sedang kalimat yang dikutip dari rujukan ilmiah ditulis
dengan tinta warna biru.
Foto copy data rujukan ilmiah terlampir (misal: halaman judul buku ilmiah yang memuat
identitas penulis, judul, penerbit, kota penerbit, tahun diterbitkan); diberi stabilo warna
kuning-muda pada bagian teks yang dikutip dan di sebelah kanan luar diberi nomor urut
sesuai nomor catatan
kaki.
8
Hasil UTS dan UAS ditulis dengan tangan masing-masing mahasiswa pada kertas folio
bergaris, kemudian dijilid-dibendel bersama lampiran. Hasil UTS dikumpulkan dalam
perkuliahan yang ke 06, dan hasil UAS dikumpulkan dalam perkuliahan yang ke 12.
Pada sampul depan hasil UTS dan UAS harus disertai identitas diri mahasiswa secara
lengkap : nama, NIM, kelas, dan nomor urut sebagai termaktub dalam daftar hadir.
Bacalah dengan cermat berita mengenai kasus suap dan/atau korupsi di bawah ini :
Ulah sang dekan ini memicu ribuan mahasiswa dari lima universitas di Sulawesi Tenggara
mendatangi kampus UMK, Selasa, 23 Januari 2018. Mereka menuntut rektor mencopot
dekan itu.
Tuduhan korupsi terhadap dekan tersebut bukan tanpa sebab. Hal ini karena dekan dianggap
tidak transparan mengenai pengelolaan biaya perkuliahan. Ketika mempertanyakan alokasi
anggaran biaya perjalanan Studi Kerja Lapangan (SKL) di Bandung, yang sebesar Rp 16
juta, sang dekan berang.
Tidak hanya mahasiswa yang kecewa atas tindakan sang dekan, ada delapan dosen yang
memilih mundur. Alasannya sama, karena dekan tidak transparan selama memimpin
fakultas, serta perlakuan tidak santun yang ditunjukkan kepada dosen-dosennya.
"Saat ini, semua laporan ini sudah kami serahkan ke Dewan Muhammadiyah Sulawesi
Tenggara, mereka yang akan putuskan apakah dekan akan dipindahkan atau tidak," ujar
Muhammad Nur.
Keputusan akan dipertahankan atau tidak dekan yang diduga korupsi tersebut akan melalui
proses rapat pada Kamis, 25 Januari 2018. Rapat ini bakal diikuti dewan Muhammadiyah
Sulawesi Tenggara.
9
Di depan mahasiswa, Rektor UMK Muhammad Nur, menyatakan siap menerima kembali
delapan dosen yang sudah mengundurkan diri. Pihaknya mengakui, Universitas
Muhammadiyah masih membutuhkan tenaga pendidik.
"Kami siap menerima kembali mereka, kami membuka diri. Mudah-mudahan ini hanya
keputusan sesaat mereka sehingga mereka bisa segera kembali beraktivitas," ujar
Muhammad Nur.
Namun, mahasiswa menilai rektor bersikap tidak tegas. Menurut Tata, salah seorang
mahasiswa, rektor seharusnya memanggil kembali dosen mereka yang sudah keluar.
"Tidak gampang mencari dosen dengan kemampuan bagus, kalau kampus sungguh-sungguh
memperhatikan dosen dan tidak memihak dekan, harusnya dipertahankan," ujar Tata.
Tidak hanya dosen yang hengkang dari UMK, tetapi mahasiswa pun memilih pindah.
Tercatat, ada belasan mahasiswa kampus UMK yang memilih meninggalkan kampus dan
pindah ke kampus lain.
Keputusan pindah ini, diakui mahasiswa, karena jengkel atas sikap dekan dan kampus yang
tidak tegas terhadap dekan itu. Padahal, mahasiswa sudah membawa bukti-bukti terkait
dugaan penggelapan anggaran praktik mahasiswa dan aksi kekerasan, tetapi kampus lambat
memutuskan sikap.
"Daripada kita terus digantung dengan keputusan yang tidak jelas, lebih baik kami pindah
saja," tegas Sofyan, salah satu mahasiswa.
)0(
Peneliti ICW, Tama Satrya Langkun mengatakan, jumlah kasus dugaan korupsi yang terjadi
di tingkat desa mengkhawatirkan. “Dalam pantauan kami ada 133 kasus,” ujarnya dalam
diskusi ‘Mengawal Dana Desa’ di Kalibata, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016.
Dari 133 kasus tersebut, sebanyak 186 tersangka telah ditetapkan. Aktor selain Kepala Desa
yang telah ditetapkan mencakup aparat desa, pelaksana kegiatan ekonomi desa, kelompok
tani, dan warga. Terdapat juga rekanan atau penyedia barang dan jasa, pendamping, dan
fasilitator PNPM.
10
Aktor terbanyak kedua yang ditetapkan menjadi tersangka korupsi yaitu aparat desa, yang
meliputi sekretaris desa, bendahara, dan kelengkapan desa. Jumlah keseluruhan aktor aparat
desa yang tercatat menjadi tersangka korupsi sebanyak 26 orang.
Modus yang paling sering digunakan yaitu penggelapan dan penyalahgunaan anggaran.
“Penggelapan ada 64 orang, anggaran yang disalahgunakan sebanyak 21 orang,” imbuh
Tama.
Adapun potensi kerugian negara dalam kasus korupsi di tingkat desa mencapai jumlah 205
Milyar.
Menanggapi hal tersebut, Tama mengatakan, perhatian lebih terhadap desa saat ini
diperlukan. “Desa itu battlefield program dari pemerintah atau swasta, juga tempat
perebutan sumberdaya.”
Untuk itu Tama menggarisbawahi pentingnya peran masyarakat sipil dalam hal tersebut.
“Masyarakat sipil bisa melakukan pengawasan terhadap dana desa.”
)0(
Jakarta - Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko diduga menerima Rp 200 juta dari
Inna Sulestyowati, pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemkab Jombang.
Pemberian suap itu diduga agar Nyono mengangkat Inna sebagai Kadinkes Pemkab
Jombang definitif.
"Diduga pemberian uang dari IS (Inna Sulestyowati) kepada NSW (Nyono Suharli
Wihandoko) agar Bupati menetapkannya dalam jabatan Kepala Dinas Kesehatan definitif,"
ucap Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta
Selatan, Minggu (4/2/2018).
Syarif menyebut duit itu berasal dari kutipan jasa pelayanan kesehatan atau dana kapitasi.
Duit itu dikumpulkan sejak Juni 2017 sekitar total Rp 434 juta dengan pembagian 1 persen
untuk Paguyuban Puskesmas se-Jombang, 1 persen untuk Kadinkes, dan 5 persen untuk
Bupati.
11
"Atas dana tersebut, IS telah menyerahkan kepada NSW sebesar Rp 200 juta pada
Desember 2017," ucap Syarif.
Selain itu, ada pemberian lainnya dari Inna kepada Nyono sebesar Rp 75 juta. Uang itu
berasal dari pungutan liar (pungli) yang dilakukan Inna dari penerbitan izin operasional
sebuah rumah sakit swasta di Jombang.
"Dari pungli tersebut diduga telah diserahkan kepada NSW pada 1 Februari 2018 sebesar
Rp 75 juta. Diduga sekitar Rp 50 juta telah digunakan NSW untuk membayar iklan terkait
rencananya maju dalam pilkada Bupati Jombang 2018," kata Syarif.
Nyono telah ditetapkan sebagai tersangka penerima suap, sedangkan Inna dijerat sebagai
pemberi suap. KPK menyayangkan kepala daerah petahana masih melakukan praktik-
praktik suap seperti ini.
)0(
POLITIK negeri ini masih tidak beranjak dari urusan kekuasaan semata. Perebutan jabatan
serta kursi kepemimpinan tetap mengemuka, sedangkan politik gagasan dan kerakyatan
makin terpinggirkan. Praktik politik semacam itu tidak terkecuali terjadi di tubuh partai
politik.
Aksi saling pecat berlangsung antara kubu Oesman Sapta Odang dan Syarifuddin Sudding.
Sudding menggalang 27 DPD dan 401 DPC untuk menggelar musyawarah nasional luar
biasa yang direstui Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto. Mereka memecat
Oesman Sapta dan menggantinya dengan Daryatmo.
Namun, Oesman Sapta melawan, mengumpulkan 17 DPD Hanura dan menyatakan menolak
hasil munaslub. Kemelut menyebar ke daerah. Saling pecat dan klaim terjadi antarpengurus
daerah. Bahkan, aksi saling lapor pun menjadi bagian drama konflik. Oesman Sapta
dilaporkan ke polisi dengan dugaan menggelapkan uang partai lebih dari Rp 200 miliar.
Oesman Sapta membalasnya dengan melaporkan tiga orang yang menudingnya itu, yakni
Ari Mularis, Sudewo, dan Dadang Rusdiana. Namun, yang lebih penting, konflik Hanura
membuka ceruk yang lebih dalam perihal kebiasaan partai politik. Dana Rp 200 miliar yang
disimpan Oesman Sapta itu berasal dari mahar politik para kandidat kepala daerah yang
didukung Hanura pada Pilkada 2018.
12
Dana sebesar itu merupakan mahar politik dengan nilai terbesar yang pernah ada. Fakta itu
menegaskan pelaku politik transaksional masih leluasa beraksi di negeri ini, bebas
membajak demokrasi untuk kepentingan elite dan kroni mereka semata. Inilah ancaman
nyata bagi demokrasi, saat uang menjadi penentu utama dalam proses kepemimpinan.
Dengan pola rekrutmen yang berfondasi pada akar transaksional tersebut, hampir pasti para
calon kepala daerah ketika terpilih nanti tidak akan mementingkan masyarakat yang sudah
memilih mereka. Sebaliknya, mereka akan mengupayakan berbagai cara untuk
mengembalikan uang yang sudah dikeluarkannya lewat, apalagi kalau bukan korupsi.
Ini semestinya diperlakukan sebagai perilaku politik menyimpang yang seharusnya dengan
tegas diberantas. Badan Pengawas Pemilu mestinya proaktif untuk mengusut pidana pemilu
ini. Apalagi UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota
menegaskan mahar politik dilarang.
Undang-undang tersebut juga membubuhkan sanksi tegas bagi pelaku praktik uang mahar.
Dalam Pasal 47 UU disebutkan tiga bentuk sanksi. Pertama, jika terbukti dengan putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, parpol yang bersangkutan dilarang mengajukan
calon pada periode berikutnya di daerah yang sama. Kedua, terkait dengan pembayaran
mahar atau imbalan tersebut, KPU dapat membatalkan penetapan calon kepala daerah.
Ketiga, parpol atau gabungan parpol yang terbukti menerima imbalan atau mahar akan
didenda 10 kali lipat dari nilai imbalan yang diterima.
Jika perilaku lancung praktik mahar politik tidak dituntaskan dan tidak masuk proses
hukum, demokrasi transaksional yang mendominasi. Sebaliknya, politik gagasan lama-
kelamaan punah. Selain itu, kontestasi politik sekadar menjadi ajang untuk melahirkan para
koruptor.
)0(
Soal UTS-UAS :
Apabila yang dijadikan sebagai top-leader dari suatu sekolah negeri, madrasah
negeri, perguruan tinggi negeri adalah pihak penyuap, maka :
13
L. Materi kuliah yang dalam bentuk file dapat dicopy oleh seluruh mahasiswa melalui seorang
perwakilan dari setiap kelas pada perkuliahan perdana.