Anda di halaman 1dari 4

LOMBA ESAI TINGKAT NASIONAL 

KHATULISTIWA NASIONAL FPIK UB 2021

GERAKAN GEMAR MAKAN IKAN DALAM UPAYA MENGATASI MASALAH GIZI


PADA IBU HAMIL DAN BALITA

Sosial Budaya Perikanan dan Kelautan

Disusun Oleh:

Marsha Ayu Rizkika 2106296

Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung

2021
Masalah gizi di Indonesia semakin kompleks hingga dihadapkan pada
double burden atau beban gizi ganda, artinya suatu keadaan ko-eksistensi antara
kekurangan gizi dan kelebihan gizi makronutrien maupun mikronutrien di
sepanjang kehidupan. Gizi buruk adalah salah satu hal yang menjadi masalah
global, termasuk di Indonesia. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak
dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai
masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya. Stunting merupakan salah satu
dampak gangguan kesehatan pada bayi akibat gizi buruk.
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan
sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Stunting akan berpengaruh terhadap
pendidikan, tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa yang
bersifat permanen dan sulit diperbaiki sehingga akan berpengaruh pada
produktivitasnya di kemudian hari. Pertumbuhan linear yang tidak sesuai umur
merefleksikan masalah gizi kurang. Anak balita stunting cenderung akan sulit
mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik secara fisik
maupun psikomotorik (Bappenas RI, 2012). Akar masalah terutama pada ibu hamil
dan bayi kurang gizi, kurang kalori dan energi protein serta rendahnya akses
terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi.
Dalam jangka panjang, stunting berdampak buruk tidak hanya terhadap
tumbuh kembang anak tetapi juga terhadap perkembangan emosi yang berakibat
pada kerugian ekonomi; baik skala mikro semata dalam keluarga maupun skala
makro, dalam hal ini anggaran belanja kesehatan nasional. Itu sebabnya
penanggulangan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan
semua pihak dan peran setiap keluarga Indonesia. Kegiatan intervensi yang sudah
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam penanggulangan masalah gizi salah
satunya promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku. melalui
berbagai pendidikan gizi, penyuluhan, dan kampanye gizi untuk meningkatkan
citra pangan, pendapatan dan pendidikan masyarakat.
Berdasarkan pedoman gizi seimbang Permenkes 41 tahun tahun 2014, salah
satunya mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein. Protein pada
makanan terdapat pada berbagai jenis makanan salah satunya berasal dari ikan
yang bisa didapat dari makanan lokal. Ikan merupakan salah satu bahan makanan
yang absorpsi proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk hewani lain
seperti daging sapi dan ayam. Daging ikan mempunyai serat protein lebih pendek
dari pada serat protein daging sapi atau ayam. Selain itu ikan mengandung mineral
seperti kalsium, phospor yang diperlukan untuk pembentukan tulang, serta zat besi
yang diperlukan untuk pembentukan haemoglobin darah. Ikan mengandung asam
lemak omega 3 terdapat pada jenis ikan salem, tongkol, pecak,sarden dan haring.
Gerakan promosi serta kampanye gizi yang yang bisa mendorong
masyarakat untuk meningkatkan gizi keluarga salah satunya melalui gerakan
gemar makan ikan. Gemarikan merupakan program yang diinisiasi oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam meningkatkan konsumsi ikan
dalam negeri. Program makan ikan ditempuh dengan berbagai upaya, mulai dari
acara gerakan makan ikan, dengan mengajari anak sedini mungkin ikan, hingga
lomba cipta menu berbahan dasar ikan menjadi beberapa cara agar konsumsi ikan.
Menggerakkan budaya mengkonsumsi ikan di masyarakat adalah upaya
pemerintah dalam mencerdaskan generasi bangsa. Namun upaya tersebut masih
terkendala oleh beberapa faktor seperti: hambatan sosial budaya dan kebiasaan
makan daging, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat
mengkonsumsi ikan, mutu produk yang tersedia masih rendah, terbatasnya
diversifikasi produk olahan, serta terbatasnya sarana dan parasarana distribusi
pemasaran. Perlunya dukungan dari segala pihak untuk mengatasi hambatan sosial
budaya yang berdampak terhadap animo masyarakat dalam mengkonsumsi ikan
melalui sosialisasi dan publikasi secara kontinu tentang keutamaan makan ikan
baik di media massa, melalui program dan kegiatan, serta demo dan promosi
diharapkan terjadi perubahan cara pandang masyarakat terhadap ikan sebagai
sumber bahan pangan yang penting. Selain itu, perlu nya program- program
lainnya dalam mengembangkan aspek kuliner dan daya terima konsumen yang
terintegrasi dengan program Nasional Pemerintah untuk meningkatkan konsumsi
ikan masyarakat, memiliki nilai stategis penting dalam memperkuat ketahanan
pangan Nasional.

Daftar Pustaka:
1. Yempita Effendie, Biologi Perikanan, (Padang: Yayasan Pustaka Nusatama,
2002)
2. F.G Winarno, Kimia Pangan dan Gizi, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, 2006)
3. Badan Pengembangan & Penelitian Kesehatan.(2013). Riset Kesehatan
Dasar tahun 2013. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
4. BAPPENAS RI. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Sadar Gizi dalam
Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK); 2012. 1-8

Anda mungkin juga menyukai