Anda di halaman 1dari 685

@1kuAjar

KEPERIWITIN KElOAROA
R;/~~ TuN; & P~attit

'-

Buku asli berstiker hologram 3 dimensi


Kutipan Pasal 72:
'Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
(Undang-Undang No. 19 Tahun 2002)
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)'bulan danlatau denda paling
sedikit Rp.l.000.000,OO (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun danlatau denda
paling banyak Rp.5.000.000.000,OO (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (I)
dipidana dengan pid~na penjara paling lama 5 (lima) tahun danlatau denda paling banyak Rp.500.000.000,OO
(lima ratus juta rupiah).

PENTING DIKETAHUI

Penerbit adalah rekanan pengarang untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, penerbit menciptakan buku
untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak atas penerbitan buku tersebut serta distribusinya, sedangkan pengarang
memegang hak penuh atas karanga"!lya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit.
Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki
hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggung jawab atas isi buku yang
dicetaknya.
Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. Pengarang
memiliki hak penuh atas karangannya, namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit
yang ditunjuknya sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhak mendapatkan royalti atas
karyanya dari penerbit; sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-Penerbit.
Pembajak adalah pihak yang mengambil keuntungan dari kepakaran pengarang dan kebutuhan belajar masyarakat.
Pembajak tidak mempunyai hak mencetak, tidak memiliki hak menggandakan, mendistribusikan, dan menjual buku
yang digandakallilya karen a tidak dilindungi copyright ataupun perjanjian pengarang-penerbit. Pembajak tidak
peduli atas jerih payah pengarang. Buku pembajak dapat lebih murah karena merekatidak perlu mempersiapkan
naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak terikat
peljanjian dengan pihak mana pun.

PEMBAJAKAN BUKU AQALAH KRIMINAL!

.Anda jangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerih payah para pengarang yang notabene adalah para
guru.
OOuAjar

KEPERAIATAN KElOIROA

Rt~e~ Teo~~ & P~att;t

Edisi 5
(Family Nursing: Research, Theory, & Practice)

Marilyn M. Friedman, PhD, MS, MA, RN


Professor Emeritus

School of Nursing

California State University, Los Angeles

Los Angeles, California

Vicky R Bowden, DNSc, RN


Associate Professor

School of Nursing

Azusa Pacific University

Azusa, California

Elaine G. Jones,'PhD, MS;HN


Associate Professor

College of Nursing

The University of Arizona

Tucson, Arizona

Alih Bahasa:
Prof. Achir Yani S. Hamid, MN. DNSc

Agus Sutarna, S.Kp, MNSc

Nike Budhi Subekti, S.Kp

Devi Yulianti, S.Kp

Novayanti Herdina, S.Kp

Editor Bahasa Indonesia:


Estu Tiar, S.Kep

~P_E_N_E_RB......:...-..I_T_B_U_K_U_KE_D_O_K_T_E_RA_N-II ~ IEGel

EGC 1499

Authorized translation from the English language edition, entitled

FAMILY NURSING: RESEARCH, THEORY, AND PRACTICE, 5th Edition, ISBN: 0130608246 by FRIEDMAN,

MARILYN M.; BOWDEN, VICKY R.; JONES, ELAINE G., published by Pearson Education, Inc.• publishing as Prentice

Hall, Copyright @ 2003 by Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey 07458.

All rights reserved. No part of this book may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or

mechanical, including photocopyil'!g. recording or by any information storage retrieval system, without permission from

Pearson Education, Inc. '

BAHASA INDONESIA language edition published by EGC MEDICAL PUBLISHER

Copyright@20 I 0

BUKU AJAR KEPERAWATAN KELUARGA: RISET, TEORI, & PRAKTIK, Ed. 5


Alih bahasa: Prof. Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc, Agus Sutama, S.Kp, MNSc, Nike Budhi Subekti, S.Kp,
Devi Yulianti, S.Kp, & Novayanti Herdina, S.Kp
Editor edisi bahasa Indonesia: Estu Tiar, S.Kep

Hak cipta terjemahan Indonesia


© 2002 Penerbit Buku Kedokteran EGC
P.O. Box 4276/Jakarta 10042
TeJepon: 6530 6283
Anggota IKAPI
Desain kulit muka: Agus Prabowo
Penata letak: Dhana Rizal Anggoro
Hak ciptadilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi'buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.

,Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Friedinan, Marilyn M.
Buku ajar keperawatan keluarga : riset, teori, & praktik I Marilyn M. Friedman,
Vicky R. Bowden, Elaine 0. Jones; alih bahasa, Achir Yani S. Hamid ... [et al.] ;
editor edisi bahasa Indonesia, Estu Tiar. - Ed..5 - Jakarta: EGC, 2010.
xxii,664 him. ; 20,5 x 26 cm.
Judul asli: Family nursing: research, theory. & practice.

ISBN 978-979-448-997-2

I. Perawatan dan perawatan. 2. Kesehatan. I. Judul. U. Vicky R. Bowden.


III. Elaine 0. Jones. IV. Achir Yani S.'Hamid. V Estu Tiar.
610,7

lsi di luar langgung jawab percelakan

,.w,·,,~,_,_,~~ ,', '


-',
Untuk suamiku, Amnon, yang selama enam bulanterakhir telah berjuang melawan
kanker otak ganas. Saya selalu mengingat keberanian dan dukungannya kepada saya,
sementara berjuang dengan penyakit yang merusak dan berbagai terapi dan kompli­
kasi. '

-Marilyn M. Friedman

Untuk Greg, Christian, dan Matthew-cinta dan dukungan yang begitu banyak kalian
berikan, memberikan kedamaian, kesenangan, dan kekuatan bagi saya.

-Vicky R. Bowden

Untuk keluarga sa:ya yang merupakan tempat saya belajar bagaimana mempertahan­
kan hubungan keluarga, melalui banyak perubahan;,danuntuk keluarga yang mem­
bagi kehidupan mereka dengan saya dalam keperawatan, dan mengajarkan saya
bagaimana perawat dapat sangat membantu bagi berbagai keluarga.

-Elaine G. Jones

v
DAFTAR lSI

Kata Pengantar xvii


Keluarga Orang Tua Tiri 124

Ucapan Terima Kasih xx


Keluarga Binllklir I 26

Cohabiting Family I 26

BAGIAN I KONSEP PENGANTAR 1


. Ke[uarga Homoseksuall27
MEMANDANG MASA DEPAN
1. Pengantar Keluarga 3
KELUARGA AMERIKA 27

DUA TUJUAN DASAR KELUARGA 4


IMPLIKASI KEPERAWATAN
MENGAPA BEKERJA DENGAN

KELUARGA 28

KELUARGA? 5
RANGKUMAN 29

INTERAKSI KELUARGA-MASYARAKAT 5

INTERAKSI SEHAT/SAKIT DAN


2. Keperawatan Keluarga: Fokus,

KELUARGA 6
Evolusi, dan Tujuan 33

Tahap I: Upaya Keluarga dalam


KEPERAWATAN KELUARGA:
Promos! Kesehatan 16
MENEGASKAN BATASAN
Tahap 2: Penilaian KeLuarga
SPESIALISASI 34

Terhadap GejaLa 17
Keluarga Sebagai. Konteks I 34

Tahap 3: Meneari Perawatan 17


Keluarga Sebagai Kllmpulan dar;

Tahap 4: Merujuk dan Mendapatkan


Anggotanya 135

Perawatall18
Subsistem Keluarga Sebagai

Tahap 5: Respolls Akut Klien dan


Kliell135

KeLuarga Terhadap Pellyakit 18


Kelllarga Sebagai Klielll.15

Tahap 6: Adaptasi Terhadap Penyakit


Keluarga Sebagai Komponen

dan Pemulihall18
Masyarakatl36

DEFINISI KELUARGA 9
Membedakan Keperawalan

KESEHATAN KELUARGA 10
Ke-htarga 136

KARAKTERISTIK KELUARGA SEHAT 10


Membedakan Keperawatan Keluarga

PERUBAHAN SOSIAL YANG

dari Area Praktik Lail1136

MENGINTEGRASIKAN KELUARGA
MEMENGARUHI KELUARGA 11

Keeenderullgan Ekonomi III


KE DALAM STAN DAR PERAWATAN 37

SEJAR.AH KEPERAWATAN
Kemajuan Teknologi 112

Keeenderullgall Demografi 112


KELUARGA 39

Keeenderungall Sosiobudaya: Perubahan


Isu TERBARU DALAM KEPERAWATAN

Komposisi Ras dan Etnik I 13


KELUARGA 40

Perubdhall daLam Keluarga I J3


TUJUAN KEPERAWATAN KELUARGA:

BERBAGAI BENTUK KELUARGA 16


TINGKAT PENCEGAHAN 42

Keluarga IlIti 116 .


PENCEGAHAN PRIMER: PROMOSI

Keluarga Adopsi 118


KESEHATAN DAN
Keluarga Asuh 120
PENCEGAHAN PENYAKIT 43

Extellded Family 120


Faktor Keluarga Pe/lyebab

Keluarga Orallg Tua Tunggal121


Pellillgkalan Millatdalam

Dewasa Lajang yang Tinggal


Pencegahall Primer 143

Sendiri 124
Promosi Kesehatan Keluarga 147

VII

V III DAFTAR 151

HambatGl/ Pellcegahan Model Pellgkajiall Keillarga


Primerl47 Friedmall/77
Tilldakan Pellcegahan Spesifik 148 RANGKUMAN 77
PenaksiraniPemmman Risiko 148
Perall Keillarga pada Pellcegahan 4. Teori Struktural-Fungsional 83
Primer 149 PERSPEKTIF TEORETIS YANG

PENCEGAHAN SEKUNDER 50 DIGUNAKAN BUKU INI 84


PENCEGAHAN TERSIER 51 PENDEKATAN STRUKTURAL­

RANGKUMAN 52 FUNGSIONAL '84


KONSEP STRUKTUR 85
BAGIAN II LANDASAN TEORETIS KONSEP FUNGSI 86
KEPERAWATAN Flings! Afektif186
FUllgsi Sosialisasi dall Status Sosiall87
KELUARGA 55
Flt/lgS! Perawatan Kesehatanl88
FlllIgsi Reproduksi 188 .
3. Landasan Teoretis Untuk
Fillig si Ekollomi 188
Keperawatan Keluarga 57
PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA 88
SUMBER KONSEP DAN FUNGSI
TEORI DALAM KEPERAWATAN

RANGKUMAN 89
KELUARGA 58
5. Teori Perkembangan Keluarga 97
MODEL KEPERAWATAN KONSEPTUAL
TINJAUAN TEORI PERKEMBANGAN
YANG DAPAT DITERAPKAN PADA
KELUARGA 98
KEPERAWATAN KELUARGA 60 Kritik Teori Perkemballgall
Model Ungkllngan Nightingale 160
Keluarga 199
Teori Pellcapaiall Tujuan King 161 RIWAYAT ATAU SIKLUS KEHIDUPAN
ModeL Adaptasi Roy 161
Model Sistem Kesehatan Neumanl62
KELUARGA 99
Tugas Perkemball,l(all
Model Perawatall Did Ore//! 162
Keluarga 1100
lLmu Telltang Manusia Sebagai
Riwayar alau Vadasi Sikills
Kesatuall Rogers 163
Kehidupall Keluarga I 100
Model Pellgembangan Kesadaran
ferubalzall Siklus Kehidupall I 102
Newman 164
Kerangka Siklus Kehidupa/l
Evolusi Teori Keperawatan
Keluarga I 102
Keluarga 164
Spiral Kehidupan Keluarga 1102
TEORI ILMU SOSIAL KELUARGA 65
RIWAYAT ATAU TAHAP SIKLUS
Teor! Struktural-Fungsional165 KEHIDUPAN KELUARGA INTI
Teori Sistem 166 DENGAN DUA ORANG TUA 105
Teod Perkembangan Keluarga 16-7 Tahap Transisional: Between Family
Teori Interaksional Keluarga 168 (Dewasa Muda Lajang) I 105
Teori Stres Keluargal69 Tahap I: Keluarga Pasangan
Teod Berubah 170 Barul107
Tahap II: Childbearillg Family 1108
Teori /lmll Sosial.Keluarga Lainnyal7l
Tahap 11/: Keluarga denganAllak
TEORI TERAPI KELUARGA 72 Prasekolalzllll
Teori Terapi InreraksilKonulllikasi Tahap IV: Keluarga dellgall AI/ak
Keluarga 172 . Usia Sekolahll14
Teori Terapt Keluarga Strukrurall73 Tahap V: Keluarga dengall Anak
. Teori Terapi Sistem Keluarga 174 .Remaja 1115
Teor! Terapi Keluarga Laillllya 175 Tahap VI: Keluarga Melepaskan Allak
Dewasa Muda 1117
TEaRt KEPERAWATAN KELUARGA
Tallap VII: Orang Tua Partih
MODEL TERPADU 76 Bayul1l9
Modellntervensi Pengkajian Keluarga Tahap VJiI: Keluarga Lansia dall
(Model Sislem Kekuatan-Stresor .Pellsiunan 1122
Keluarga)176 RIWAYAT ATAU TAHAP
Model Pengkajian dan Modellntervensi SIKLUS KEHIDUPAN DALAM
Keluarga Calgary 176 KELUARGA YANG BERCERAI 127
DAFTAR lSI IX
RIWAYAT ATt'-U TAHAP SIKLUS MENGIDENTIFIKASI MASALAH
KEHIDUPAN KELUARGA
KELUARGA: DIAGNOSIS
ORANG TUA TIRI 129
KEPERAWATAN KELUA"RGA 169

RIWAYAT ATAU TAHAP SIKLUS


Diagnois Keperawatan: Klasijikasi

KEHIDUPAN KELUARGA DALAM NANDAI170

HUBUNGAN PASANGAN BERUMAH


Diagnois Keperawatan: Sistem

TANGGA 129
OMAHA I 170

Tahap Riwayat Keluarga


Menetapkan Masalah Keluargal 170

Homoseksual I 129
PERENCANAAN 172

DAMPAK PENYAKIT DAN Menetapkan Tujuan Bersamal 172

DISABILITAS PADA TAHAP Membuat Pendekatan Altrnatifdan

PERKEMBANGAN KELUARGA 131


Mengidentijikasi Sumber 1173

AREA PENGKAJIAN KELUARGA: INTERVENSI KEPERAWATAN


TAHAP PERKEMBANGAN DAN KELUARGA 174

RIWAYAT KELUARGA 131


Indikasi Intervellsi Keperawatan

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Keluarga I 175

KELUARGA 135
Model/Sistem Ilitervensi

INTERVENSI KEPERAWATAN
Keperawatall I I 75

KELUARGA 135
Pedoman Intervellsi Keperawatan

RANGKUMAN 137
Keluarga I 176

Intervensi Keperawatall Keluarga

6. Teori Sistem 143


Spesijik I I 77

Hambatan Implemetasi Intervensi

TEORI SISTEM UMUM:


Keluargal190

PARADIGMA DAN TEORI

EVAj...UASI DAN MODIFIKASI


YANG TERKAIT 144

RENCANA PERAWATAN 190

Paradigma Holistik 1144

Evaluasi 1190

Teori-Teori Terkait: Teori Sibernetika

dan Komunikasi 1145


Modijikasi I 19 I

MENGAKHIRI HUBUNGAN PERAWAT­


Hubungan Antara Teori Struktural­

Fungsional dan Teori Sis tern I 145


KELUARGA" 192

KONSEP INTI DAN PROPOSISI


RANGKUMAN 193

TEORI SISTEM UMUM 146

8. Identifikasi Data Keluarga:

SISTEM KELUARGA: DEFINISI DAN

Pengkajian dan Intervensi

KONSEP 149

PERSPEKTIF TEORI SISTEM PADA

Sosial-Budaya 199

ORIENTASI KEBUDAYAAN

KELUARGA SEHAT 155

DAMPAK STRES DAN KRISIS PADA

KELUARGA 200

Pelltingnya Kebudayaan bagi Praklik I 200

SISTEM KELUARGA 155

Pluralisme Budayaan-Etnik I 20 I

KETERBATASAN TEORI SISTEM

Pendekatan Lintas-Budaya alau

KELUARGA 155
Transkultural I 202

RANGKUMAN 156
Keluarga Etnik I 206

BAGIAN "I PRAKTIK KEPERAWATAN


KELAS SOSIAL KELUARGA 207

Kelas Sosial di Amerika Serikal I 208

KELUARGA 161

KEMISKINAN 01 AMERIKA 211

7. Proses Keperawatan Keluarga 163


Kemiskinall dalam Keluarga I 2 I 2

TINJAUAN PROSES KEPERAWATAN


Orang Amerika Kelas Bawahl213
Dilmpak Kemiskinan pada
KELUARGA 164

Kesehatan I 214

PENGKAJIAN KELUARGA 164

Sumber Data Pengkajian STATUS EKONOMI KELUARGA 214

Keluargal165 MOBILITAS KELAS SOSIAL 214

Membina Hubungan Rasa AREA PENGKAJIAN KELUARGA 215

Percayal168 Pengkajian Komposisi Keluarga:

Persiapan Wawancara Gellog ram Keluarga I 2 I 5

Keluarga dan Kunjungan Pengkajian Latar Belakang Kebudayaan

Rumahl168 Keluarga I 2 I 6

X OAFTAR lSI

Area Pengkajian Etnik dan Agama /217 POLA KPMUNIKASI FUNGSIONAL

Pengkajiall Status Ekonomi dan DALAMKELUARGA 255

Mobilitas Kelas Sosial / 2/9 BerkOlllunikasi Secara ielas dall


DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Selaras / 255

219
Komullikasi Elllosiollal/ 255

KELUARGA
INTERVENSI KEPERAWATAN

Area Komunikasi Terbuka Yaitu Telltang

dall Keterbukaan Diri / 256

KELUARGA 221

Hierarki Kekllasaall dall Peraturan

Intervensi Sosial-Budaya Kelllarga /221

Keluarga /257

Intervensl Ekonomi / 224


.Konftik dan Resolllsi Konjiik

RANGKUMAN 224
Keluarga /257

Penelitlan Tentang Interaksi

9. Data Lingkungan Keluarga 229

Perwakilan / 257

LINGKUNGAN DAN KESEHATAN


POLA KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
KELUARGA 230
DALAi"! KELUARGA 258

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
RUMAH 231
POLA KOMUNIKASI KELUARGA 259

Permukiman: Strllktur. Keamallan.


Pola Koml/nikasi dalam Keillarga

dan Bahaya Kesehatall / 231


dellgan Perbedaall Latar Belakang

Sumber di Lingkllngan
EllliklKebudayaall / 260

Rumah/234
Perbedaall KOI/IU/zikasi Selama Sikills
Keluarga TlInawisma /235
Kehidupall Keluarga /261
KARAKTERISTIK LlNGKUNqAN Perbedaall Gender dalam
DAN KOMUNITAS 236
Konwnikasi /262
Karakteristik Fisik dan Geograji Perbedaan Konulllikasi dalam Be/Z1l1k
Lingkullgall /236 KeLuarga /262
. Karakteristik Sosial dall Demograji Perbedaall KOIIZI/nikasi

Lingklmgall /236 Berhllbllilgall dellga Millibudaya

LINGKUNGAN SOSIOPOLITIK DAN Keluarga / 262

KESEHATAN KELUARGA 237


KOMUNIKASI DALAM KELUARGA
DENGAN GANGGUAN

AREA PENGKAJ.lAN 239

Mellgkaji Lingkuligan Rumah /239


KESEHATAN 263

Area Pellgkajian: Lingkungall dall


AREA PENGKAJIAN 263

Komunilas / 239
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA 264

KELUARGA 241
lNTERVENSI KEPERAWATAN

INTERVENSI KEPERAWATAN
KELUARGA 264

KELUARGA 241
RANGKUMAN 266

RANGKUMAN 242

1l.Kekuasaan dan Pembuatan

10.Pola dan Proses Komunikasi Keputusan Keluarga 271

Keluarga 245
KEKUASAN KELUARGA: KONSEP

PENGERTIAN KOMUNIKASI 246


DAN DOMAIN 272

UNSUR KOMUNIKASI 247


Kekuasaan Keluarga / 27}

PRINSIP KOMUNi'KASI 247


Olorilas / 273

SALURAN KOMUNIKASI 249


Landasall Kekuasaan / 273

PROSES KOMUNIKASI
Hasil Kekl/asaall /275

FUNGSIONAL 250

Pembuatall Keplltusall Keiuarga /276


Pengirim FUlIgsional / 250
VARIABEL YANG MEMENGARUHI
Penerima Fungsional / 251

DINAMIKA KEKUASAAN
PROSES KOMUNIKASI
KELUARGA 277

DISFUNGSI·ONAL 252

Hierarki Kekua~aall Keluarga / 277

Pengirim Disfungsional/ 252

Penerirna DisfimgsiMal1253
Tipe Bentuk Keluarga /278

Pellgirim dan Pellerima


'Pembentukall Koalisi Keillarga / 278

Disfimgsional/254 iarillgall Komullikasi Keluarga / 278

DAFTAR 151 XI
Perbedaan Gender 1279 Perbedaan Kelas Sosiall 308
Faktor Usia dall Siklus Kellidupall Bell/Ilk Keluarga 1309
Keluarga I 280 Pellgamh BlldayaiElnikl.~ 10
FaklOr Keblldayaan dan Tahap Perkemballgall Kelllarga 1310
IlIIerpersonal I 280 Model Peran 1310
Kelas Sosial1280 MEMFUNGSIKAN PERAN KELUARGA
KLASIFIKASI STRUKTUR YANG SEHAT 311
KEKUASAAN KELUARGA PERAN KELUARGA SELAMA
SECARA MENYELURUH 281 GANGGUAN KESEHATAN 311
KEKUASAAN KELUARGA Perwi Ibu dalam Sehal dan Sakil131 I
SEHAT 282 Perall Pemberian Asuhall Kefllarga 13 II
DINAMIKA KEKUASAAN DAN Perubaltan Peran Selama Sakit dall
PERILAKU KEKERASAN Hospitalisasi 1313
KELUARGA 283 PENGKAJIAN STRUKTUR PERM»
PerspeklifTeoretis Perilakll Kekerasan KELUARGA 314
Keluarga 1283 DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Pellganiayaan Pasangan IIIIilll1284 KELUARGA 315
Penganiayaan Anak I 286 INTERVENSI KEPERAWATAN
Pmgalliayaan Sal/dara Kandung 1287 KELUARGA 316
Pengantayaan Orang Tlla 1287 Slralegi Peningkatan Peron alall
Pellganiayaall Lansia 1287 Trallsisi Perall1316
PENGKAJIAN KEKUASAAN
IlIIervellS; IIntllk Ketegallgan
KELUARGA 288 Peranl317
Hasil Kekuasaall/289 In/ervellsi ul1luk Perall yallg Tidak
Proses Pembllatan Keputusall1289 Adekllatl318
Landasall Kekllasaan 1289 IIlIer.vells; ull/uk Konflik Perall1319
Variabel yallg Memengaruhi IllIervellsi lin/ilk Kegagalall Perall13 19
Kekuasaall Keluarga 1289 RANGKUMAN 319
Kekuasaall Sislem dan SlIbsislem 13.NUai Keluarga 325
Keluarga Keselllrultall/289 DEFIN1S! DASAR 326
DIAGNOSIS KEPERAWATAN Nilail326

KELUARGA 290 Nitai Kelllarga 1326

INTERVENSI KEPERAWATAN Keyakinall1327

KELUARGA 290 Norma 1327

RANGKUMAN 291 Aturall Keluarga I 327

KESENJANGAN 01 OALAM
12.Sruktur Peran Keluarga 297 SISTEM NILAI 328
TEORI PERAN: DEFINISI OAN Keragamall Nila; Sosiall 328
KONSEP PENTING 298 Pertemallgan Nitai Amaro Budaya dan
Perilaku, Per/orma, dan Pengukuhall Sub-Budaya yang Domillall1328
Peranl298 Pertemangall Nilai Amara Generasi 1328
Pembagian PeralJ, Pengambilan Perbedaan Antara AlIggora Keiuarga dan
Peran, dall Perall Timbal-Balikl Pro/esiollal Peiayanall Keseltatan 1329
Kompiemenrer 1299 PERUBAHAN NILAI 01 MASYARAKAT
StreslKetegallgall Perall dan KOllflik AMERIKA 329
Peranl299 ORIENTASI NILAI UTAMA 330
Proposisi Tentallg Peran Keluarga 1300 ProduktiviraslPencapaian lndividll 1330
PERAN KELUARGA FORMAL 301 Individualisme 133 I
Perall dall Hubuligal! Pernikahall1301 MaterialismelEtika KOllsltlnsi 1332
Perall Wallila dall Pria dalam
Elika Kerja"t332
Kelllarga 1302
Peran KakeklNellek dalam Keluarga 1303 Pendidikan 1333
Perubahan Peron Keiuarga 1305 Persamaall1334
PERAN KELUARGA INFORMAL 305 Perkelllbangall dan Pellgllasaall
VARIA8EL YANG MEMENGARUHI Li1!gku1!sanI334

STRUKTUR PERAN 308 Orientasi Masa Depall1335

XII OAFTAR lSI

Ejisiensi, Keteralllran, 4all POLA SOSIALISASI

Kepraktisall 1335
KONTEMPORER 376

Rasiollalisasi 1335
Perubahan Sosialisasi dalam Peran

Kialitas Hidup dan Pemeliharaall


Gender 1 376

Kesehatan 1336
Tempat Penitipan Anak dan Sosialisasi

Toleransi Terhadap Perbedaan 1336


Anak!377

NILAI KELUARGA 337


Perubahan Harapan bagi Anak dan

VARIA8EL UTAMA YANG Remajal377

MEMENGARUHI NILAI
Perundang-Undangan yang

KELUARGA 338
Memengaruhi Pengasuhan Anak

Status Sosioekonomi Keluarga 1338


dan Anak 1378

Etnisitas dan Akulturasi Keluarga 1338


TEORI TERKAIT SOSIALISASI 378

Letak Geograji (Urban, Suburban atau


Teori Perkemballgan 1378

Rural 1 341
Proses Sosialisasi 1379

Perbedaan Generasi 1 342


Dukungan dan Pengendalian

PENGKAJIAN KELUARGA 342


Orang Tua 380

VARIASI 8UDAYA DALAM POLA


DIAGNOSIS KEPERAWATAN
SOSIALISASI 380

KELUARGA 344
PERBEDAAN KELAS SOSIAL DALAM

INTERVENSI KEPERAWATAN

SOSIALISASI 382

KELUARGA 344
VARIABEL LAIN YANG MEMENGARUHI

Klarifikasi Nitai 1 344


PENGASUHAN ANAK 383

Pendekatall Konseling Lilllas

BENTUK OAN SOSIALISASI


Budayal345

KELUARGA 383

RANGKUMAN 345
Keluarga Orang Tua Tunggal 1 383

14.Fungsi Afektif Keluarga 351


Keluarga Orang Tua Tiri 1 383

PENTINGNYA FUNGSI AFEKTIF 352


Keluarga Homoseksual 1384

KOMPONEN FUNGSI AFEKTIF 352


AREA PENGKAJIAN KELUARGA 386

Memelihara Saling Asuh 1352


DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Membina Kekerabatall 1353


KELUARGA 386

Keseimbangan Saling Mellghorlllati 1354


INTERVENSI KEPERAWATAN

Ikatall dall Idelltifikasi 1 355


KELUARGA 387

Keterpisahall dan Keterkaitan 1356


Membuat Intervensi yang Sesllai

Pola Kebutuhan-Respons 1358


dellgan Sosial-Budaya 1387

Peran Terapuetik 1358


Pendidikan Kesehatan dan Billlbingall

FUNGSI AFEKTIF DALAM KELUA·RGA Antisipasi untuk Berbagai Bentuk

SEHAT 360
Keluarga 1388

KELUARGA 01 BAWAH TEKANAN:


Memulai Perujukan ke Program

FUNGSI AFEKTIF 360


Intervensi Dini 1388

PENGKAJIAN KELUARGA 361


Memulai Pefujukan ke Program

DIAGNOSIS KEPERAWATAN Menjadi Orallg Tua 1 388

KELUARGA 362
RANGKUMAN 391

INTERVENSI KEPERAWATAN

16.Fungsi Perawatan Kesehatan

KELUARGA 362

IlIlervensi yang Meningkatkan Pola


Keluarga 395

PERI LAKU KELUARGA TERKAIT


Kebllluhan-Respons yang Sehat 1363

Meningkatkall Saling Asuh 1363


DENGAN SEHAT DAN SAKIT 396

Membantu Keluarga dengall Isu


Perbedaan KOlISep Sehat dall Sakit 1396

Kedekatall-Perpisahan 1364
Keyakillan Kesehatan Telllallg

Pencariall Perawatall dan

Membantu Keluarga yang Berduka 1365

Tindakan Kesehatall 1398

RANGKUMAN 366

FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN


15.Fungsi Sosialisasi Keluarga 371
KELUARGA 400

SOSIALISASI: DEFINISI OAN


PRAKTIK PERAWATAN KESEHATAN 403

PENGARUH 372
Praktik Diet Keluarga 1404

KONTEKS SOSIAL UNTUK KELUARGA Praktik Belanja, Perencallaan, dan

YANG MENGASUH ANAK 373


Penyiapan Makanan 1406

DAFTAR lSI XIII


Praktik Tidur dan Istirahat Perbedaall Gender dalam Kopillg 1456
Keluarga 1406 Variasi Sosial-Budaya dalam Kopillg
Aktivitas Fisik dan Rekreasi Keluarga 1456
Keluarga 1407 Dampak Ganggllall Kesehalall1457
Pola Konsumsi Obal Terapeutik dan AREA PENGKAJIAN KELUARGA 457
Penenang. Tembakau.dan Stresor, Kekuatall, dall Persepsi
Alkohol dalam Keluarga 1408 Keillarga 1457

, Pr'Lktik Perawalall Diri Keluargal412 Strategi Kopillg Keluarga 1457

, Praklik Lingkungan dan Higiene 1412 Adaplasi 1459

Tindakan Pencegahan Berbasis Mellgidelllijikasi Slresor, Kopillg.

Pengobalan 413 Adaptasi 1459


Terapi Komplememer dan DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
Alternatif1416
KELUARGA 459
PENGKAJIAN KESEHATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
KELUARGA 417 KELUARGA 462
Fungsi Perawatan Kesehalan 1417
Memballtll Keluarga Menurtmkall
Riwayat Kesehatan Keluarga 1417
Faktor Risiko 1462
Catalan Kesehatan Keluarga 1421 Membantu Keluarga Berisiko IIl11uk
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Mellgatasi 1462
KELUARGA 421 Melilldullgi AlIggota Keillarga yal/g
INTERVENSI KEPERAWATAN Berisiko Mellgalami Kekerasanl465
KELUARGA: PEDOMAN Merujllk Keluarga yallg Menllnjukkall
MODIFIKASI GAYA HIDUP 422 Masalah Koping dall Dis/ungsi yallg
Konjromasi Diri 1422 Lebih Kompleks 1466
Pembingkaiall Ulang Kognitif1422 RANGKUMAN 466
Pemodelan Perall1422
Operam Conditioning 1423 BAGIAN IV KERAGAMAN BUDAYA PADA
Pengendalian Stimulus 1423 KE LUA RGA 473
RANGKUMAN 423
18.KeJuarga Latin 475
POLA DEMOGRAFIS KELARGA
17.Stres, Koping, dan Adaptasi
Keluarga 427 LATIN 476
BENTURAN MASYARAKAT LATIN
KOPING KELUARGA 428
KONSEP STRES DAN KOPI NG
DENGAN AMERIKA 477
Pengalamall Orang Meksiko-
DASAR 429
Amerika 1477
FASE WAKTU STRES DAN STRATEGI

KOPING 431 Pellgalaman Orang Amerika


Tellgah 1478
Periode Antrestres 1431
Periode Stres Aktual1431 Pellgalaman Orang Puerto Riko 1478
Periode Pascastres 143J Pengalamall Orang Kllba 1478
TEORI STRES KELUARGA 432 Benlllrall Kelllarga-Masyarakat:
Teori Sires Keluarga Hitll432 Ptmgaruh Terhadap Kehidupall
Model Resiliellcy Stres. Penyesuaian. Keluarga 1478
dan Adaptasi Keluarga 1433 Isu LINGKUNGAN 478
STRESOR DAN DAMPAKNYA 438 Isu AKULTURASI 479
STRATEGI KOP1NG KELUARGA 438 STATUS SOSIOEKONOM I ORANG
Strategi Kopillg Keluarga Inlernal 1 439 LATIN 479
Strategi Koping Keluarga Ekstemal1444 BENTUK KELUARGA NORMATIF 480
STRATEGI KOPING DISFUNGSIONAL
KARAKTERISTIK STRUKTUR
KELUARGA 449 KELUARGA 481
Penyangkalan Masalah Keluarga, 1449
Nilai-Nilai Keluarga 1481
Perpecahall dan Kecandual1 dalam
Keluarga 1454 ' Peran dan Kekll(lsac/Il Keluarga 1482
Kekerasan dalam Keluarga 1455 Pola KOIl1t1llikasi Keluarga 1485
FAKTOR-FAKTOR YANG KARAKTERISTIK FUNGSIONAL

MEMENGARUHI KOPING 456 KELUARGA 485


XIV OAFTAR 151

Fungsi Perawatan Kesehalan


Keluarga Afrika-Amerika Kelas Bawah:
Keluarga 1485
Pekerja dan Pengangguran
Akses dan Sikap Terhadap Perawalan
Miskinl509
Keseliatan Barat 1488
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

STRATEGI KOPING DAN STRESOR KELUARGA 511

KELUARGA 489' Mengubah Stereolipe dengan Pemberian

Dukungan Keluarga 1489


lriformasi 1511

Dukungan Spiritual 1 489


Mengkaji Pola Stres dan Koping

Penilaian Fatalisme!Pasif 1489


Keluarga 1511

Berlawanan dengan Keluarga


Berhadapan dengan Ketidaknyamanan

Anglo 1490
dan Ketidakpercayaan Klien 1511

PENGKAJIAN KEPERAWATAN INTERVENSIPERAWATAN


KELUARGA 490
KELUARGA 512

INTERVENSI KEPERAWATAN
Mendorong Pellggunaan E>;tended

KELUARGA 491
Family. Jaringan'Sosial. dan

RANGKUMAN 492
Kelompok Swa-BatZ/u 1512

Mendorong Penggllnaall Dukll11gan

19. Keluarga Afrika-Amerika 497


Spiritual dan Gereja 15/2

Membantll Masalah Kesehatan

POLA DEMOGRAFI ORANG AFRIKA­


Keluarga 1512

AMERIKA 498

Mellingkalkan Program Kesehalan yang

Kehamilall Remaja dan Keluarga Orang


Berpusat pada Keluarga 1513

Tua TI/nggal 1 499

Menekankan Kekualatl dan

PernikalulIl: Ditunda dan Menurl/n 1501

Pemberdayaan 1513

Peningkaran Jumlah Pria Afrika-Amerika

yang Bermasalah 1500

RANGKUMAN 513

KELUARGA AFRIKA-AMERIKA:
20.Keluarga Asia-Amerika 517

WARISAN KERENTANAN DAN


RE.SILIENCE. 500
POLA DEMOGRAFI AS1A-AMERIKA 518

STATUS KELUARGA AFRIKA-AMERIKA:


Cina-Amerika 1 518

KRITIK LITERATUR 501


Jepang-Amerika 1 519

Studi Keluarga Afrika-Amerika oleh Para


Korea-Amerika 1 520

llmuwan Sosial 501


Filipillti-Amerika 1521

BENTU,K KELUARGA DAN SISTEM


Vietnam-Amerika 1521

KEKERA8ATAN AFRIKA-AM ERIKA 502


PERSAMAAN DAN PER8EDAAN

Extended Family 1 502


ANTARA ORANG ASIA-AMERIKA 522

Keluarga Orang Tua Tllnggal 1503


KARAKTERISTI STRUKTURAL

NILAI DAN STRATEGI KOPING


KELUARGA 523

KELUARGA 503
Nitai dan Keyakill.an Keluarga 1523

Komilmen dan Partisipasi yang Kuat


Peran dan Struktllr Kekuasaan

dalam Agama 1503


Keillarga 1526

lkatan yang Kuat dan Dukungan dari


Pola Konwnikasi Keluarga 1527

Kerabal Serta Teman 1504


KARAKTERISTIK FUNGSIONAL

Fleksibilitas Peran Keluarga 1504


KELUARGA 528

FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 505


Fungsi AfektifKeluarga 1528

FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN


Fungsi Sosialisasi Keluarga 1528

KELUARGA 506
Fungsi-Perawatan Kesehatan

Tinjauan Sejarah 1506


Keluarga 1529

Penggunaan Pengobalan Tradisional dan


S'rRESOR DAN STRATEGI KOPING

Obat Allernalif Rumah Sam ini 1506


KELUARGA 530

Hambaian Akses Perawatan


PENGARUH AKULTURASITERHADAP

Kesehalan 1507
STRUKTUR DAN FUNGSI

PER8EDAAN KELAS SOSIAL 507


KELUARGA 531

Keluarga Kelas Alas dan Menengah


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Afrika-Amerika 1508
KELUARGA 532

Keluarga Kelas Pekerja Afrika-Amerika


Kebudayaan 1532

yang Tidak Miskinl508


Lingkungan 1533

OAFTAR 151 XV
INTERVENSI KEPERAWATAN D. Proses Keperawatan Keluarga
KEL..UARGA 534 Contoh: Keluarga O'shea /559
RANGKUMAN 535 E. Jawaban Sketsa dan Latihan Soal
Apendiks 539 Keluarga /573
A. Model Pengkajian Keluarga Da/tar Istilah 603
Friedman (Bentuk Panjang) / 539 Referensi 609
B. Model Pengkajian Keluarga Friedman Indeks 653
J Format Singkat) /549
C. Studi Kasus Tentang Keluarga
O'Shea/55!
KATA PENGANTAR


Sebagai pembaca edisi kelima buku ini, kami rasa Anda akan senang dengan
perubahan dan tambahan yang telah dibuat. Hal ini karena fakta bahwa dua penulis
baru yang turut menambah tulisan dalam buku ini. Sebagai penulis pertama, saya
merasa sangat terberkati dengan dua perawat keluarga yang caring yang bekerja
sarna dengan saya memperbarui dan memperkaya isi dan penyaj ian buku edisi kel ima:
Dr. Vicky Bowden adalah penulis, praktisi, dan pendidik keperawatan yang terkenal.
Dr. Elaine Jones juga sangat berpengalaman dan ahli dalam pendidikan, praktik, dan
penelitian keperawatan keluarga dengan anggota keluarga tunarungu. Kontribusi po­
sitif mereka telah merevisi buku ini dengan semangat dan kerja keras yang sangat
positif. Masing-masing kami merevisi satu per tiga bab, dan meninjau serta memberi
saran kepada perevisi utama di bab lain agar bab tersebut lebih komprehensif dan
relevan.
Langkah besar telah dibuat dalam bidang keperawatan keluarga sejak buku ini
diterbitlcan tahun 1980 dan tambahan serta perubahan dalam buku ini sejalan dengan
pertumbuhan keperawatan keluarga. Banyak buku keperawatan keluarga yang telah
diterbitkan yang berisi pembahasan teori, penelitian, dan praktik yang mendalam.
Peningkatan dalam publikasi tentang keperawatan keluarga; terbitnya Journal oj
Family Nursing pada tahun 1995; peningkatan terintegrasinya keperawatan keluarga
ke dalam ANA Standards of Nursing Practice, diagnosis keperawatan NANDA, dan
Nursing Intervention Classification (NIC); wadah nasional dan konferensi kepera­
watan keluarga internasional; aktivitas berkelanjutan bidang kesehatan dan keluarga
National Council for Family Relations; dan peningkatan pelatihan keperawatan ke­
luarga dan materi baik pada program sarjana maupun pascasarjana keperawatan
yang menghasilkan bukti kuat perkembangan keperawatan keluarga sebagai bagian
terintegrasi dari praktik perawat praktisi umum sekaligus area spesialisasi kepera­
watan praktisi tingkat lanjut. Selain itu, ban yak yang sepakat bahwa keperawatan
keluarga secara konseptual dan empiris dengan berbeda keperawatan anggota
keluarga. Selain itu, karena pengaruh besar terapi dan aplikasi teori sistem keluarga,
perawat keluarga semakin berpikir iriteraktif dalam tulisan dan diskusi mereka
tentang keluarga dan praktik keperawatan keluarga.
Fokus buku edisi kelima ini meliputi diagnosis dan intervensi keperawatan. Dalam
edisi ini, seperti edisi sebelumnya, disajikan alat pengkajian keluarga yang kom­
prehensif yang pada dasarnya sarna yang disertai beberapa perubahan. Model
pengkajian keluarga terutama berdasarkan tiga perspektif teoretis; sistem perspektif,
perspektif struktural-fungsional, dan perspektif perkembangan keluarga. Perspektif
multikultural juga terintegrasi seluruhnya.
Buku ini ditujukan untuk mahasiswa dan praktisi sarjana dan pascasarjana kepe­
rawatan keluarga yang belum melakukan praktik terapi keluarga atau keperawatan

XVII
XVIII KATA PENGANTAR

sistem keluarga tahap lanjut. Praktik keperawatan keluarga tingkat lanjut memerlu­
kan syarat penyelesaian program spesialis di tingkat master. Oleh karena itu. kami
mencantumkan intervensi keperawatan keluarga dasar dan nyata; intervensi yang
dinyatakan ini. waJaupun tentu saja penting dalam praktik keperawatan keluarga,
tidak cukup untuk bekerja dengan keluarga yang sangat kompleks yang lebih modern.
Keterampilan mewawancara secara tidak langsung dan konseling tingkat lanjut dib­
tuhkan.

~FITUR BARU DALAM EDISI KELIMA

Dalam edisi kelima buku ini, berikut ini fitur baru yang telah ditttmbahkan:
• lsi bab telah ditambahkan pada awal setiap bab.
• Rangkuman per poin di akhir masing-masing bab merangkum ide utama dalam
bab.
• Glosarium berisi istilah utama yang digunakan di setiap bab yang dapat mening­
katkan pemahaman
• Lebih banyak tabel dan gambar yang ditambahkan untuk menggambarkan poin
utama bahasan secara grafis.
• Sebagai bagian pertanyaan tinjauan di akhir masing-masing bab, sebuah sketsa
keluarga telah ditambahkan, Yl\ng berhubungan dengan isi bab dan meningkatkan .
keterampilan berpikir kritis.
• Bab-bab ini membahas mengenai area praktik termasuk pengkajian keluarga,
diagnosis dan intervensi keperawatan keluarga.
• Dalam bab praktik keperawatan keluarga, tiga variabel ini dipertimbangkan:
perbedaan gender, variasi sosial-budaya, dan perbedaan diciptakan oleh perubahan
kesehatan.
• Statistik dan referensi telah secara cermat diperbarui.
• Uraian NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) dan NIC
(Nursing Interventions Classification) terbaru turut dimasukkan.

~ISI BARU EDISI KELIMA

Buku ini terbagi menjadi em pat bagia:n. Bagian I meliputi dua bab pendahuluan yang
membahas pentingnya keluarga dan definisi keluarga (Bab 1) serta evolusi, fokus,
dan tujuan keperawatan keluarga (Bab 2). Dalam Bab 1, ringkasan mengenai kecen­
derungan demografik yang berpengaruh pada keluarga dan berbagai bentuk keluarga
teJah diperbarui dan dikembangkan. Bab mengenai keperawatan keluarga (Bab 2)
mencakup tujuan dan peran perawat keluarga secara menyeluruh dari promosi hingga
.rehabilitasi kesehatan. Biaya medis yang meningkat; implementasi asuhan yang
dikelola; peningkatan proporsi lansia, invidu yang sakit kronik; dan pengenaJan
bahwa banyak penyakit kronik yang dapat dicegah atau diredakan dengan perubahan
gaya hidup merupakan kecenderungan utama yang sangat meningkatkan peran pe­
rawat keJuarga baik daJam promosi kesehatan maupun perawatan jangka panjang.
Beberapa isu utama yang dihadapi keperawatan keluarga memfasilitasi pemahaman
kita mengenai status keperawatan keJu'lrga saat ini.
Bagian II membahas mengenai landasan teoretis dasar keperawatan keJuarga (Bab
3 sampai 6). Bab 3, "LandasanTeoretis Keperawatan Keluarga," membahas berbagai
teori yang digunakan dalam praktik keperawatan keluarga, dengan cakupan teori
keperawatan yang lebih baik daripada edisi sebelumnya. Teod keperawatan keluarga
terintegrasi juga diuraikan dan dikembangkan. Bab 4 merupakan bab singkat yang
KATA PENGANTAR XIX
menjelaskan teori struktural-fungsional dan bagaimana teori ini diterapkan dalam
buku ini. Bab 5, Teori Perkembangan Keluarga," telah direvisi dan diperbarui untuk
mencakup kisaran teori perkembangan yang lebih luas. Dalam bab ini. teori per­
kembangan keluarga diterapkan pada keluarga orang tua tiri dan orang tua tunggal,
selain keluarga inti dengan orang tua lengkap. Bab 6, "Teori Sistem," berisi cakupan
teori holisme, sibernetik, dan komunikasi menjadi lebih fokus, eakupan teoTi per­
tengahan di bawah teori sistem.
Bab III mengenalkan pembaea kepada proses keperawatan keluarga dan model
atau alat pengkajian keluarga (berada di setiap bab), diagnosis keperawatan keluarga
dan intervensi keperawatan keluarga. Bab 7, .. Proses Keperawatan Keluarga," telah
diperbarui dan direvisi, menggabungkan dua bab dari -edisi sebelumnya buku ini ke
dalam satu bab yang lebih komprehensif dan meliputi pembahasan yang lebih
mendalam mengenai intervensi keperawatan keluarga. Bab 7 mencakup literatur baru
yang muncul dalam ~rea konseling, pendidikan kesehatan, manajemen kasus, dan
proses keperawatan keluarga. Bab 8, "Identifikasi Data Keluarga: Pengkajian dan
Intervensi Sosiobudaya," membahas keperawatan keluarga dalam konteks perbedaan
sosial-budaya. Perbaruan data statistik dan Iiteratur mengenai perubahan demografis
yang berlangsung di Amerika memberikan pemahaman yang lebih besar mengenai
pentingnya berpraktik secara kompeten dengan keluarga dari berbagai latar
belakang.
Untuk bab praktik (Bab 9 s~mpai 16) mengenai penelitian, teori, dan implikasi
praktik turut dicantumkan. Bab ini membahas mengenai dimensi struktural keluarga;
fungsi keluarga; dan stres, koping, dan adaptasi keluarga. Dimensi struktural keluar­
ga penting bagi praktik keperawatan keluarga, karena dimensi ini meneakup dina­
mika keluarga seperti yang terlihat dalam pola dan proseskomunikasi keluarga (Bab
10), kekuasaan dan pembuatan keputusan keJuarga (Bab 11), struktur peran keluarga
(Bab 12), dan nilai keluarga (Bab 13). Fungsi afektif (Bab 14), fungsi sosialisasi
keluarga (Bab 15), dan fungsi perawatan kesehatan keluarga (Bab 16) merupakan
tiga bab yang paling relevan dengan fungsi keluarga untuk mengkaji keperawatan
keluarga. Stres, proses koping, dan adaptasi keluarga (Bab 17) juga komponen
penting dalam pengkajian dan intervensi keperawl.\tan keluarga.
Bab 9, "Data Lingkungan Keluarga," mempunyai bagian baru mengenai sumber­
sumber di rumah (seperti akses Internet), diskusi perbedaan dalam Iingkungan
keluarga di kota dan di desa, bagian terbaru mengenai efek tunawisma pad a kese­
hatan keluarga, dan bagian baru yang berfokus pada lingkungan sosiopolitik sebagai
faktor penting dalam kesehatan keluarga.
Bab 10, "Pola dan Proses Komunikasi Keluarga," berisi penelitian klasik dan ter­
baru serta isi teoretis terkait pola komunikasi keluarga fungsional dan disfungsionaJ.
Bab ini juga membahas pengaruh keyakinan kebudayaan, tahap siklus kehidupan
keluarga, gender, bentuk keluarga, dan mini-budaya keluarga mengenai pola komu­
nikasi keJuarga.
Bab II, Kekuasaan dan Pembuatan Keputusan Keluarga," menyajikaf) konsep
mendalam mengenai kekuasaan keluarga. Pembahasan mengenai kekerasan dalam
rumah tangga saat ini tercakup dalam buku ini, dengan bagian khusus yang mem­
bahas mengenai penganiayaan pasangan intim, penganiayaan anak dan remaja, peng­
aniayaan orang tua, dan penganiayaan lansia.
Bab 12, "Struktur Peran Keluarga," berfokus pada penelitian mengenai perubahan
peran keluarga selama sakit, dengan diskusi yang lebih luas tentang peran pemberi
asuhan keluarga, dan peran ayah dalam keluarga kontemporer. Kelebihan utama
adalah penjelasan yang lebih luas tentang peran kakeklnenek dalam keluarga, khu­
susnya nenek yang terlibat dalam membesarkan cueu.
XX KATA PENGANTAR

Bab 13," Nilai Keluarga," berisi informasi baru tentang perubahan dalam nilai
keluarha yang telah muncul akhir-akhir ini akibat perubahan sosial. Kesenjangan
dalam sistem nilai dibahas, khususnya nilai yang tetap ada di antara keluarga dan
profesional kesehatan.
Bab 14, "Fungsi Afektif Keluarga." mengulas komponen penting fungsi afektif.
Bab ini memncakup proses kehilangan dengan lebih lengkap daripada edisi
sebelumnya.
Dalam Bab 15, "Fungsi Sosialisasi Keluarga," mencantumkan penelitian sosialisasi
yang terbaru. Terdapat juga cakupan yang lebih luas tentang aspek multikultural
menjadi orang tua. dan isu sosialisasi unik keluarga orang tua tunggal. keluarga orang
tua tiri, dan keluarga dengan orang tua homoseksual.
Dalam Bab 16. "Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga." pentingnya promosi
kesehatan jelas terbukti, dengam revisi Pender tentang Model Promosi Kesehatan
memberikan landasan teoretis untuk mengidentifikasi banyak faktor yang
memengaruhi promosi kesehatan keluarga. Penelitian terbaru menemukan mengenai
prakik perawatan kesehatan pada keluarga, seperti praktik gaya hidup sehat dan
penggunaan pelayanan kesehatan berbasis medis dan aIternatif/komplementer, juga
dicantumkan.
Terjadi perubahan utama isi dalam Bab 17, sekarangberjudul "Stres, Koping, dan
Adaptasi Keluarga". Model Resiliency Stres, Penyesuaian~ dan Adaptasi Keluarga
secara lengkap dijelaskan, dan penelitian serta perkembangan teoretis lain dalam area
stres dan koping keluarga telah diperbarui. Resiliency keluarga, perpaduan keluarga,
dan faktor yang memengaruhi keluarga ditekankan. Selain itu, penelitian pendukung
sosial, teori, dan aplikasi klinis telah ditambahkan dalam bab ini.
Dalam bagian IV (Bab 18, 19, dan 20), perbedaan kebudayaan pad a keluarga dari
tiga kelompok minoritas terbesar di Amerika Serikat, orang Latin, Afrika-Amerika,
dan Asia-Amerika dibahas. Literatur terbaru mengenai masing-masing keluarga ini,
digabung dengan uraian yang lebih luas mengenai pengkajiandan intervensi kepe­
·rawatan keluarga yang peka dan tepat secara kultural, sehingga membuat bab ini
sangat bermanfaat untuk bekerja dengan klien yang berbeda-beda. Bab 20, "Keluarga
Asia-Amerika," adalah bab baru dalam edisi keempat, dan menunjukkan pertumbuhan
presentasi orang Asia-Amerika di Amerika serikat saat ini. Warisan budaya Timur
sangat berbeda dengan tradisi Barat sehingga perawat keluarga yang bekerja dengan
orang Asia-Amerika harus peka terhadap kebudayaan yang sangat berbeda ini.
Apendiks berisi Model Pengkajian Keluarga Friedman (format panjang dan
singkat), penjelasan kasus keluarga dan penggunaan proses keperawatan keJuarga
dalam contoh kasus, serta jawaban sketsa keluarga dan Latihan. Contoh keperawatan
keluarga dicantumkan untuk memberikan mahasiswa model praktik keperawatan
keluarga yang konkret dan juga kesempatan untuk menguji kembali diri mereka
menggunakan MOdel Pengkajian Keluarga Friedman. Bab dalam bagian III men­
jelaskan pengetahuan berdasarkan kebutuhan untuk melengkapi dan mengembang­
kan panduan diagnosis dan intervensi keperawatan keluarga.
UCAPAN TERIMA KASIH

Kami ucapkan terima kasih kepada ternan, anggota keluarga, dan kolega kami atas
dukungan, dorongan, dan pemahaman mereka selama penyelesaian revisi buku ini.
Kami juga ucapkan terima kasih atas dukungan, bantuan, dan desakan Nancy
Anselment, editor keperawatan di Prentice Hall Health. Tanpa kepemimpinan dan
pelatihan terus menerus dari Nancy kepada kami. Buku ini tidak akan selesai. Kami
juga berterimakasih atas ide dan gagasan yang kami terima dari beberapa peninjau
edisi keempat buku ini. Dan akhirnya, kami juga ucapkan terima kasih kepada penulis
buku sebelumnya-ide dan kontribusi mereka memberikan dasar revisi ini-dan semua
pihak yang membantu edisi kelima ini.

~KONTRIBUTOR
Terry A. Badger Phd, RN
Professor
College of Nursing
University ofArizona
Tucson, AZ
Re: Family Social Science Theories and Family. Therapy Theories·
Marilyn Morris McEwen, PhD(C), MS, BC, APRN
Doctoral Candidate
University ofArizona
Re: Rural Health, Housing
Gale Manke, MSN, RN
Clinical Associate Professor
College of Nursillg
University ofArizona
Re: Homeless Families

~PENINJAU
Wendy C. Booth, MSN, RN
Clinical Nurse Specialist, Community Health
University ofAlabama at Birmingham
Birmingham, Alabama

Gail Hanscom, MS, MA, RN


Advisor, School Nurse Services Credential Program
San Diego State University School ofNursing
San Diego, California

XXI
XXII UCAPAN TERIMA KASIH

Pamela Martin, PhD, RN


Assistant Dean for Nursing Undergraduate Programs
The University ofTexas at Tyler
College of Nursing and Health Services
Tyler. Texas

Ann L. Bianchi, MSN, RN


Classroom and Clinical Instructor ofNursing
Calhoun Community College
Department of Nursing
Huntsville. Alabama

Barbara Larson, BA, Med, RNC


Education Coordinator
VIC dan Lode Star Enterprises
illinois

MMF
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada tetangga saya yang karena penyakit
suami saya dan kesibukan saya menulis buku ini, banyak waktu kebersamaan kita,
saya lewatkan selama enam bulan terakhir. Saya juga sangat berterima kasih kepada
dua saudara laki-laki Amnon suami saya, Leib dan Ben-Ami, atas kunjungan rutin
mereka dan bantuan mereka kepada suami saya, memungkinkan say a melakukan
bagian revisi ini.

VRB
Saya mengucapkan terima kasih kepada Marilyn atas kesempatan yang luar biasa
untuk bekerja sarna dengannya menyelesaikan edisi kelima buku Keperawatan
Keluarga. Saya diperkenalkan denganbuku edisi kelima sa at say a sedang menjalankan
program Master keperawatan. Tidak pernah terbayangkan saya memili.ki kesempatan
untuk berkolaborasi dengan mereka merevisi buku ini yang berulang-ulang saya
jadikan sumber dalam praktik klinik saya, tulisan saya, dan· pekerjaan say a dalam
bidang Akademik. Marilyn adalah pelopordalam keperawatan keluarga, yang melalui
prestasinya sebagai seorang penulis dan pendidik, telah memberikan cinta dan
apresiasi yang sangat diperlukan bagi keperawatan keluarga di hati semua banyak
perawat. Terima kasih atas kasih sayang yang kamu berikan kepada keperawatan
keluarga dengan Elaine dan saya.

EGJ
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada Dr. Marilyn Friedman atas
kesempatan yang luar biasa diberikan kepada saya untuk berpartisipasi sebagai editor
pendamping untuk buku edisi keliina yang populer ini. Friedman adalah mentor yang
luar biasa sepanjang proses, meskipun situasi personal yang sedang dialaminya. Saya
sangat berterima kasih. Kedua, saya ucapkan terima kasih kepada Dr. Vicky Bowden
atas kemampuan dan energinya mengorganisir. Say a belajar banyak hal dari dirinya.
Ketiga, saya ucapkan terima kasih k~pada ternan dan kolega saya di University of
Arizona atas dukungan dan bantuan materi sepanjang proses penyelesaian buku ini.
Tiga pihak yang bersedia membantu (Terry Badger, Gale Manke, dan Marilyn
McEwen, PhD(C), dan mereka telah bekerja sangat baik dan memberikan perspektif
yang kontemporer pada buku ini. Kolega lainnya yang memberikan saya sumber
utama untuk bagian buku ini yang tidak saya akan temukan tanpa bantuan mereka:
Linda Philips (penganiayaan lansia), dan Amy Barnard (orang tua gay/lesbian).
Banyak terima kasih!
satu

KONSEP
PENGANTAR

.'. Bagian 1 m~li~uti pengetS~tiClll ~e~J~SC;tr~ri~':'


,tangpraktikk~perawdtan;keludt9d:'Bqbl 'trie' .
.,nyaiikCl,nirifonnq~idasarnief1g~~i;!i.\MI9,9t9<;l,
.'manfaatnyai dan,d.efi~isi ,~~ludr(J~::.B~Q~/me\::
IIpu.tievolusJ kepE!r(].;vatQrik~!4qr9Ili\' Wi yon'
utama, dan perah perc:iWatkeluc!rg.c:./'·'i%;,_\,y\1::"
,··:,·t"><":,'· .;.","
'-': . :.;:', ::."" ':::1
1
PENGANTAR KELUARGA

;;,,; 151 BAB

DUA TUJUAN DASAR KELUARGA Kecenderungan Demografi .

MENGAPA BEKERJA DENGAN KELUARGA? Kecenderungan Sosiobudaya

INTERAKSI KELUARGA-MASYARAKAT Perubahan dalam Keluarga

INTERAKSI SEHAT/SAKIT DAN KELUARGA BERBAGAI BENTUK KElUARGA


Tahap 1: Upaya Keluarga dalam Promosi Kesehatan Keluarga Inti
Tahap 2: Penilaian Keluarga Terhadap Gejala Keluarga Adopsi
Tahap 3: Mencari Perawatan Keluarga Asuh
Tahap 4: Merujuk dan Mendapatkan Pera~tan Extended Family
Tahap 5: Respons Akut Klien dan Keluarga Terhadap Keluarga Orang Tua Tunggal
Penyakit Dewasa lajang yang Tinggal Sendiri
Tahap 6: Adaptasi Terhadap Penyakit dan Pemulihan Keluarga Orang Tua Tiri
DEFINISI KELUARGA Keluarga Binuklir
KESEHATAN KElUARGA Cohabiting Family
KARAKTERISTIK KELUARGA SEHAT Keluarga Homoseksual
PERUBAHAN SOSIAl YANG MEMENGARUHI KELUARGA MASA DEPAN KElUARGA AMERIKA
Kecenderungan Ekonomi
IMPLIKASI KEPERAWATAN KElUARGA
Kemajuan Teknologi
RANGKUMAN

;;,,; TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menguraikan tujuan dasar keluarga bagi masyarakat memiliki pengaruh besar pada keluarga Amerika, seperti
dan anggota keluarga individu. juga perubahan yang terjadi pada keluarga Amerika.
2. Menjelaskan alasan pentingnya perawat bekerja sama 9. Mendiskusikan beberapa faktor yang berhubungan
dengan keluarga. dengan pertumbuhan keluarga tanpa anak, keluarga
3. Menguraikan bagaimana keluarga dan masyarakat orang tua tunggal, co/tabitiizg family, dan ibu berusia
saling memengaruhi. . remaja yang tidak menikah.
4. Menjelaskan bagaimana keluarga berinteraksi dengan 1O. Mende~nisikan berbagai bentuk keluarga dan mem­
isu sehat/sakit selama enam tahap interaksi keluarga berikan beberapa contoh berbagai bentuk keluarga.
dengan sehat/sakit. 11. Mengidentifikasi beberapa stresor yang umum dijumpai
5. Mendefinisikan keluarga, keluarga inti (terkait dengan peda keluarga orang tua tunggat homoseksual, dan
pernikahan), extended family, dan keluarga orientasi keluarga orang tua tiri.
(keluarga asal). 12. Memberikan pandapa! terhadap pandangan pesimis
6. Menjelaskan perbedaan antara pengertian kesehatan dan optimis berkenaan dengan masa ~epan keluarga
dan kesehatan keluarga. Amerika.
7. Mengidentifikasi karakteristik keluarga sehat. 13. Menyebutkan satu implikasi penting untuk praktik
8. Mendiskusikan beberapa kecenderungan sosial yang keperawatan keluarga yang berhubungan dengan
berbagai bentuk keluarga.

3
4 BAGIAN KONSEP PENGANTAR

Salah satu aspek terpenting keperawatan adalah penekanan anggota baru guna menjamin kelangsungan hidup komu­
yang diberikan kepada unit keluarga. Keluarga-bersama­ nitas; dan menyediakan "calon anggota" baru untuk masya:
an dengan individu, kelompok, dan komunitas-merupa­ rakat, dengan menyiapkan anak-anak mengemban peran
kan klien atau penerima asuhan keperawatan. produktif dalam masyarakat (Cherlin: 1996).
Secara empiris, kita menyadari bahwa· kesehatan ang­ Keluarga berfungsi sebagai variabel penengah penting
gota keluarga berhubungan erat dengan kualitas kehidupan (atau beberapa penulis mengunakan istilah agen penyllllg­
keluarga. Akan tetapi, hingga sepuluh tahun terakhir, tidak ga atau penawar) an tara masyarakat dan individu. Dengan
bany k perhatian yang diberikan kepada keluarga sebagai kata lain, tujuan dasar keluarga adalah sebagaiperanfara­
obje studi yang sistematik dalam keperawatan. DahuJu, memikul harapan dan kewajiban dasar masyarakat serta
eval asi penggolongan keluarga secara sederhana dengan membentuk dan memodifikasinya untuk memenuhi kebu­
istila , seperti baik, bermasalah, banyak masalah, atau tuhan dan kepentingan individu yang menjadi anggota ke­
disfUi sional, menyebabkan perawat tidak dapat meng­ luarganya.
gamba an keluarga yang tengah mereka asuh. Keadaan KeJuarga juga berfungsi untuk memenuhi kebmu/ulII .
ini mulal erubah. Saat ini, studi mengenai keluarga, baik anggotanya. Bagi pasangan suami-istri atau anggota kelu­
pada progra sarjana maupun pascasarjana telah meningkat arga yang telah dewasa, keluarga berfungsi untuk men­
pesaL stabilkan hidup mereka-memenuhi kebutuhan afektif,
Bab in\ akan . ulai dengan bahasan teori keluarga dan sosioekonomi, dan seksual. Bagi anak-anak, keluarga
penelitian serta pra 'k keperawatan keluarga secara siste­ memberikan asuhan· fisik· dan emosional, serta secara
matis. Dalam bab ini j a akan diuraikan mengenai tujuan bersamaan mengarahkan pembentukan kepribadian mere­
dasar keluarga, alasan m gapa perawat bekerja dengan ka (Minuchin, 1974; Sitelman & Sitelman, 2001). Sistem
keluarga, bagaimana keluar dan masyarakat saling me­ keluarga adalah Iingkup pembelajaran utama perilaku,
mengaruhi, dan yang paling pen' , hubungan penting an­ pikiran, dan perasaan individu.
tara status kesehatan keluarga dan mdividu yang menjadi Orang tua adalah "guru" utama, karena orang tua yang
anggotanya.Bab ini juga membahas keadaan keluarga menginterpretasikan dunia dan masyarakat pada anak­
Amerika dan masa depannya, definisi dasar keluarga, ber­ anaknya. Lingkungan-kekuatan dari luar-merupakan
bagai bentuk keluarga, dan karateristik keluarga yang hal yang penting-khususnya dalam hal ini memengaruhi
sehat. orang tua saat anak-anak masih kecil-karena orang tua
yang menafsirkan makna utama yang dimiliki oleh kekuat­
~DUA TUJUAN CASAR an dari luar ini kepada anak-anak mereka. Secara alamiah,
interpretasi yang diberikan oleh orang tua mengenai dunia
KELUARGA . dan masyarakat didasarkan pada pengalaman dan "realitas"
yang mereka alami. Jika orang tua pernah mengalami dis­
Karena keluarga membentuk unit dasar dalam masyarakat,
keluarga merupakan lembaga sosial yang memiliki pe­ kriminasi atau hidup dalam komunitas dengan tingkat ke­
jahlftan tinggi, mereka akan melihat dunia sebagai suatu
ngaruh paling besar terhadap anggotanya. Unit dasar ini
sangat memengaruhi perkembangan seorang individu, tempat yang berbahaya, rawan, dan harus dihindari, se­
sehingga dapat menjaqi penentu keberhasilan atau ke­ hingga menyampaikan persepsi ini kepada anaknya. Di sisi
lain, jika d~nia memberikan stabilitas dan keamanan bagi
gagalan hidup seseorang.
orang tua maka perspektif ini akan "ditularkan" kepada
Unit keluarga menempati sebuah posisi di antara indivi­
du dan masyarakat (Bronfenbrenner, 1979). Tujuan dasar anak-anaknya.
keluarga bersifat ganda, yaitu: (1) memenuhi kebutuhan Keluarga telah lama dipandang sebagai suatu lingkup
masyarakat, yang meliputi keluarga sebagai bagiannya (2) yang paling vital bagi tumbuh-kembang yang sehat. Ke­
memenuhi kebutuhan individu yang menjadi bagian dari luarga memiliki pengaruh penting pad.a pembentukan iden­
titas dan rasa percaya diri seseorang. Minuchin (1974), se­
keluarga. Fungsi-fungsi ini, yang merupakan sifat dasar
orang ahli terapi keluarga terkemuka, merangkum dualisme
bagi adaptasi manusia, tidakdapatdipenuhi secara terpisah.
peran yang dimainkan keluarga dengan sangat indah:
Kedua fungsi ini harus ada di dalam keluarga.
Bagi masyarakat, keluarga-melalui fungsi reproduksi Dengan demikian, keluarga merupakan matriks rasa
dan sosialisasi anggota baru-berfungsi untuk memenuhi identitas-saling memiliki dan merasa berbeda antar·
anggotanya. Tugas utama keluarga adalah membantu me­
kebutuhan vital. Keluarga membentuk suatu kelompok
ningkatkan pertumbuhan dan kesejahteraan psikososial
individu yang diperlakukan oleh masyarakat sebagai suatu anggotanya selama hidupnya secara umum... Keluarga
kesatuan yang utuh; membentuk sebuah jaringan sistem juga membentuk unit sosial terkecil yang menelUskan
kekerabatan yang membantu menstabilkan masyarakat, tuntutan dan nilai masyarakat, dan dengan demikian, me­
bahkandalam masyarakat industri sekali pun; menghasilkan lestarikannya. Keluarga harus beradaptasi dengan kebu­
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 5
tuhan masyarakat seJain juga membantu meningkatkan Walaupun penelitian terbaru dalam ilinu biologi dan
pertumbuhan anggotanya, dan pada saat yang sarna meme­ genetik tidak sependapat dengan hal ini, tetapi Satu
Iihara kontinuitas yang cukup guna memenuhi fungsinya prinsip penting pada terapi keluarga adalah bahwa
sebagai keJompok acuan individu.
gejala pada pasien yang teridentifikasi (anggota ke­
Individu merupakan penyimpanan pengalaman kelompok luarga dengan masalah perilaku atau penyakit psi­
(khususnya kelompok 'primer atau keluarga). Identitas in­ kosomatis yang nyata) merupakan indikator tingkat
dividu tersebut dapat berupa indentitas individu (peng­ adaptasi keluarga, at au dalam kasus ini, maladaptasi.
alaman intrapersonal) dan identitas sosial (pengalaman 3. Terdapat sebuah keterkaitan yang kuat antara keluar­
interpersonal). Sebagian besar pengalaman intrapsikis se­ ga dan status kesehatan anggotanya, sehingga peran
seorang terbentuk dari pengalaman interpersonalnya, se­ keluarga amat penting dalam setiap aspek pelayanan
perti melalui hubungan orang tua-anak (Mead, 1934). kesehatan individu anggota keluarganya-mulai dari
Pembentukan status kesehatan jiwa seseorang yang ber­ tahap promosi kesehatan hingga tahap rehabilitasi.
maknahanya dapat dicapai .saat kita menghubungkan Pengkajian dan pemberian layanan kesehatan keluar­
fungsi individu tersebut dengan pola hubungan manusia ga adalah hal yang penting dalam membantu tiap
kelompok primer atau keluarganya. anggota keJuarga mencapai tingkat kesejahteraan
yang optimum (Gill iss & Davis, 1993).
4. Penemuan kasus merupakan alasan yang baik lainnya
PIIMENGAPA BEKERJA untuk memberikan pelayanan kesehatan keluarga.
Adanya masalah kesehatan pada satu anggota kelu­
DENGAN KELUARGA?
arga, yang memberikan "ekses" ke keluarga, dapat
mengarahkan temuan penyakit atau faktor risiko pa­
Keluarga menyediakan sumber daya penting dalam mem­
da anggota kefuarga yang lain; hal ini sering kali
berikan layanan kesehatan yang efektif bagi masyarakat.
terjadi ketika mengunjungi keluarga dengan masalah
Rangkuman di bawah ini menyoroti alasan paling me­
kesehatan kronik atau dengan ,penyakitmenular di
yakinkan mengapa unit keluarga harus menjadi fokus
rumah. Perawat yang berpusat pad a keluarga sering
utama perawatan kita.
kali bekerja melalui satu anggotakeluarga guna men­
1. Keluarga merupakan sumber daya penting dalam
jangkau anggota ke)uarga yang lain.
pernberian layanan kesehatan, baik bagi individu
5. Seseorang dapat memperoleh pemahaman yang lebih
rnaupun keluarga. Saat perawatan difokuskan pada
jelas danmenyeJuruh mengenai seorang individu dan
keluarga, efektifitas perawatan terbukti meningkat
fungsinya jika mereka dipandang dalam konteks
(Gilliss & Davis, 1993). Sebagai contoh, sebuah
keluarganya.
terobosan yang bermakna dapat dilakukan guna
membatasi risiko yang ditimbulkan oleh gaya hidup
dan bahaya yang ada di Iingkungan. Tujuan utama PIIINTERAKSIKELUARGA­
promosi kesehatan adalah meningkatkan kesejahte­ MASYARAKAT
raan seluruh keluarga, yang kemudian seharusnya
secara bermakna menaikkan tingkat kesejahteraan Sebagai sebuah unit dasar di dalam masyarakat, keluarga
setiap anggotanya. membentuk dan dibentuk oleh kekuatan dari luaf (komu­
2. Dalam sebuah unit keluarga, setiap gangguan (pe­ nitas dan sistem sosial yang lebih besar) yang ada di seki­
nyakit, cedera, perpisahan) yang memengaruhi satu tarnya. Kebanyakan ahli sosiologi sependapat bahwa
anggota keluarga atau lebih dapat, dan sering kali pengaruh masyarakat terhadap keluarga I{}bih besar diban­
memang, sedemikian rupa memengaruhi anggota dingkan pengaruh keluarga terhadap masyarakat, meski­
yang lain dan juga memengaruhi unit tersebut secara pun keluarga juga mempunyai pengaruh pada masyarakat.
keseluruhan. Keluarga merupakan sebuah jaringan Kecepatan perubahan sosial dalam beberapa dekade
yang erat hubungannya, sebuah jaringan interdepen­ terakhir semakin pesat, dengan dampaknya terutama dira­
den yang anggotanya saling memengaruhi. Masalah sakan oleh keluarga. Akan tetapi, di sepanjang sejarah,
satu anggota keluarga "meluas" dan memengaruhi keluarga telah menunjukkan ketahanan dan adaptasi yang
anggota keJuarga yang lain dan keseluruhan sistem luar biasa, sama halnya dengan kemampuanberubah yang
(hal ini disebut dengan "ripple effect" (efek me­ ditunjukkan oleh lembaga politik, pendidikan, dan sosial
nyebarD. Jika seorang perawat hanya mengkaji incli­ lainnya sesuai dengan tuntutan keadaan. Selain itu, ke­
vidu dan bukan keluarga, perawat akan kehilangan kuatan yang bekerja di keluarga dan masyarakat terus me­
. bagian yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu nerus mengit:tervensi, berinteraksi, dan berubah (Berardo, .
pengJ<:.ajian menyeluruh mengenai keadaan yang ada. 1988).
6 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

Masyarakat, dengan keyakinan, nilai dan kebiasaannya terdiri atas serangkaian keputusan dan peristiwa yang me­
menyusup ke dalam setiap segi kehidupan keluarga, seper­ Iibatkan interaksi sejumlah individu, termasuk keluarga,
ti pada usia berapa anak-anak mulai bekerja dan pada usia teman, dan penyedia pelayanan kesehatan profesionai.
berapa mereka diberi status sebagai orang dewasa seeara Selain itu, peran yang dimainkan keluarga dalam proses ini
legal. Masyarakat juga memberikan batasan penyakit, pe­ berbeda-beda setiap saat, bergantung pada kesehatan in­
rilaku sehat-sakit, dan kepantasan· perawatan dan praktik dividu, tipe masalah kesehatan (mis., apakah masalahnya
pengasuhan anak. Pendewasaan anak muda oleh masyara­ akut, kr~nik, berat), dan tingkat perhatian serta keterlibatan .
kat, keikutsertaan wanita dalam tenaga kerja, dan program keluarga.
pelayanan kesehatan yang diadakan pemerintah Amerika Enam tahap sehatlsakit dan interaksi keluarga disajikan
Serikat seperti Medicare telah mengubah fungsi keluarga (Tabel 1-1) untuk menggambarkan seeara lebih lanjut me­
terkait dengan peran keluarga dalam membantu orang tua ngenai hubungan ketergantungan antara keluarga dan sta­
dan neneklkakek. tus kesehatan anggotanya. Enam tahap yang dijelaskan
Di sisi lain, keJuarga memengaruhi masyarakat, yang berikut menggunakan lima tahap penyakit dan perawatan
seJanjutnya dapat mengubah norma sosial. Sebagai eontoh, medis menurut Suehman (1965) dan lima tahap siklus sehat
peran kesejajaran yang teJah diemban wanita daJam kehi­ dan sakit keluarga menurut Doherty dan Campbell (1988).
dupan keJuarga menimbulkan perubahan drastis dalam ea­ Tahapan ini juga menampilkan rangkaian pengalaman ke­
ra pandang masyarakat saat ini terhadap wanita dan peran luarga yang sifatnya semen tara terhadap penyakitldisabi­
serta kemampuannya. Kontroversi yang terus berlanjut ter­ litas.
kait layanan keluarga bereneana dan.undang-undang abor­
si makin memperkuat tekanan politis yang diupayakan ke­
luarga agar masyarakat berubah. Dengan harapan yang TAHAP 1: UPAYA KELUARGA DALAM
semakin meningkat untuk mendapatkan akses yang lebih PROMO51 KE5EHATAN
baik ·ke layanan kesehatan yang komprehensif, keluarga Umumnya, keluarga berperan penting dalam semua bentuk
juga terus"menerus mendorong dilakukannya reformasi promosi kesehatan dan penurunan risiko (Campbell, 2000;
undang-undang kesehatan. Doherty, 1992). Namun, keluarga juga dapat memajankan
anggotanya kepada hal-hal yang membahayakan kesehat­
~IN"'ERAKSI SEHAT/SAKIT an. Banyak bentuk promosi kesehatan, peneegahan, dan
penurunan risiko melibatkan isu 'seputar gaya hidup seperti
.DAN KELUARGA
menghentikan kebiasaan merokok dan berolah raga seeara
Status sehatlsakit anggota keluarga dan keluarga saling me­ teratur. Apakah seorang anak mendapat imunisasi tertentu,
mengaruhi. Suatu penyakit dalam keluarga memengaruhi atau apakah seorang ayah dimotivasi untuk meningkatkan
keseluruhan keluarga dan interaksinya, semen tara itu ke­ kegiatan olah raga dan memakan makanan yang lebih
luarga pada gilirannya memengaruhi perjalanan penyakit bergizi, atau apakah seorimg ibu mendapatkan perawatan
dan status kesehatan anggotanya. Karena itu, pengaruh sta­ pranatal yang baik, semua melibatkan-kurang Jebihnya­
tus sehatlsakit terhadap keluarga dan dampak status sehatl keputusan dan.partfsipasi keluarga. Promosi kesehatan di­
sakit keluarga saling terkait atau sangat saling bergantung mulai di keluarga. Strategi kesejahteraan, agar berhasil,
(Gilliss, Rose, Hallburg, & Martinson, 1989; Wright & biasanya membutuhkan perbaikan gaya hidup seluruh
Leahey, 2000). Keluarga eenderung menjadi pemieu masa­ anggota keJuarga. Selain itu, di dalam keluarga, anggota
lah kesehatan anggotanya dan sekaJigus menjadi pelaku keluar.ga belajar mengenai status kesehatan dan citra
dalam menentukan masalah kesehatannya. tubuhnya-seperti, apakah mereka lemah atau sering sakit
Kembali kepada interaksi antara status kesehatan kelu­ atau sehat dan kuat.
arga dan anggotanya, keJuarga adalah sumber utama kon­ Sayangnya, keluarga juga dapat menjadi sumber pe­
sep sehat sakit dan perilaku sehat. Penelitian di bidang nyakit di antara anggota keluarga. Ketidakteraturaan sosiaJ
kesehatan keJuarga seeara jeJas menunjukkanbahwa kelu­ keluarga sering kali berakibat negatif kepada kesehatan
arga berpengaruh besar pada kesehatan fisik anggota anggota keluarganya. Berbagai masalah kesehatan khusus
keluarganya (Campbell, 2000). Dari satu sisi atau lebih, lebih sering dijumpai terjadi pada keJuarga yang berma­
keluarga eenderung terlibat dalam pengambilan keputusan salah, di antaranya tuberkulosis, gangguan jiwa (Bemak,
dan proses terapi pada setiap tahapan sehat dan sakit Chung & Bornemann, 1996), anoreksia, dan bulimia
anggota keluarga, dari keadaan sejahtera (saat promosi (Campbell, 2000), hipertensi (Harburg, Erfurt, Ch~pe, &.
kesehatan dan strategi pcneegahan diajarkan) hingga tahap Havenstein, 1973), penyakit jantung koroner (Knutsen &
diagnosis, terapi, dan pemulihan (Doherty, 1992). Proses Knutsen, 1991; Syme, Hyman, & Enterline, '1964), dan
menjadi seorang "pasien" dan penerima layanan kesehatan kematian akibat stroke. Banyak penelitian, seperti yang
BAB PENGANTAR KELUARGA 7
1989). Anggota keluarga sentraJ (biasanya ibu) yang me­
TABEL 1.. 1 mengaruhi penilaian kesehatan di beberapa kepustakaan
disebut "ahli kest;hatan keluarga" (Doherty & Baird.
ENAM TAHAP SEHAT/SAKIT DAN 1987).
INTERAKSI KELUARGA Keluarga memengaruhi pengenalan dan interpretasi ge­
Tahap 1 Upaya Keluarga dalam Promosi Kesehatan jala penyakit. KeJuarga imigran yang miskin atau yang ba­
Tahap 2 Penilaian Keluarga terhadap Gejala ru tiba sering kali berespons lambat terhadap gejala awal
Tahap 3 Mencari Perawatan karena kurangnya akses ke pelayanan kesehatan atau ka­
Tahap4 Merujuk dan Mendapatkan Perawatan rena mereka tidak mengenali beberapa gejala sebagai tanda
Tahap 5 Respons Akut Klien dan Keluarga terhadap penyakit yang serius (Brown; Ponce. & Rice. 2001; Koos,
penyakit 1954).
Tahap 6 Adaptasi terhadap Penyakit dan Pemulihan

Diombil sebogion dori Doherty (' 992); Suchmon (' 965) ; don
TAHAP 3: MENeARI PERAWATAN
Compbell (2000.)

Tahap pencarian perawatan dimulai ketika keluarga


memutuskan bahwa anggota keluarga yang sakit benar­
digambarkan dalam sebuah tmJauan pustaka (Ross, benar sakit dan membutuhkan pertolongan. Individu yang
Mirowsky. & Goldstein. 1990). menimjukkan'· pengaruh sakit dan keJuarga mulai mencari pengobatan, informasi,
kuat keluarga terhadap kesehatan. Dalam tinjauan ini saran, dan validasi profesionai dari extended/amity, teman.
ditemukan bahwa terdapat tiga faktor dalam keluarga yang tetangga, pihak nonprofesionaJ lainnya (struktur rujukan
menjelaskan hubungan sebab-akibat antara keluarga dan awam), dan Internet. Keputusan menyangkut apakah pe­
penyakit: hubungan pernikahan. kedudukan sebagai orang nyakit anggota keluarga .sebaiknya. ditangani di rumah
tua, dan sistem dukungan sosial keluarga. Menurut sebuah atau di klinik atau di rumah sakit, cenderung dinegosiasi­
penelitian. California Health Project; jenis hubungan kan di dalam keluarga (Doherty. 1992). Sebagai contoh,
pernikahan pasangan dapat memengaruhi status kesehatan Richardson (1970). dalam sebuah penelitian terhadap
keluarga (Fisher & Ransom. 1995). Para peneliti ini rumah tangga berpendapatan rendah didaerah perkotaan,
menemukan bahwasuami-istri yang berasal darikeluarga menemukan bahwa setengah keluarga yang memiliki ang­
yang "seimbang" dan "tradisional" memiliki nilai ke­ gota keluarga yang.sakit melaporkan bahwa mereka ber­
sehatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pa­ konsultasi dengan ~nggota keluarga lain mengenai apa.
sangan menikah yang berasal dari keluarga yang "berce­ yang harus mereka lakukan terhadap situasi yang mereka
rai" dan "mengalami ketegangan emosional." alami. Knapp dan rekan (1966) juga menemukan bahwa
keluarga merupakan sumber informasi yang paling s~ring
menyebutkan mengenai obat buatan rumah dan pengobat­
TAHAP 2: PENILAIAN KELUARGA TERHADAP an mandiri.
GEJALA
Keluarga tidak hanya memberikan definisi dasar sehat.
Tahap ini dimulai ketika suatu gejala individu (I) dikenali; tetapi anggota keluarga juga dapat menekan seorang ang­
(2) ditafsirkan terkait dengan keparahannya. kemungkinan gota keluarganya untuk mencapai tahapini. jika keluarga
penyebab. dan makna atau artinya; dan (3)" dirasakan beranggapan bahwa anggota keluarga tidak memberikan
mengganggu oleh individu yang mengalami gejala tersebut reaksi semestinya. Proses ini mungkin akan menjadi hal
dan keluarganya. Tahap ini terdiri atas keyakinan keluarga yang sangat suI it bagi keluarga, terutamajika yang menjadi
akan gejala atau penyakit seorang anggota keluarga dan masalah utama adalah gangguan psikiatri (Pederson,
bagaimana meilangani penyakit tersebut (Doherty & Draguns, Lonner. & Trimble. 1996). Hal ini dapat terjadi
Campbell. 1988; Campbell. 2000). karena di beberapa budaya. penyakit jiwa sering kali
Karena keluarga berperan sebagai titik tumpu acuan dipandang sebagai kondisi yang memalukan bagi seluruh
guna mengkaji periIaku kesehatan dan batasan dasar sehat­ keluarga. Selain itu, keluarga harus menjuluki individu
sakit. keluarga dapat memengaruhi persepsi individu. Di tersebut sakit jiwa dan mengungkapkan masalah ke
Amerika Utara dan di bagian lain dunia. ibu biasanya men­ masyarakat Ctanlatau mengakui rasa bersalah dan malu
jadi seorang penerjemah utama makna dari suatu gejala yang mereka rasakan. Masalah akan menjadi semakin ru­
tertentu. pengambil keputusan akan tindakan apa yang mit ketika individu yang mengalami gangguan jiwa ter­
perlu diambil. dan bertindak sebagai pemberi layanan ke­ sebut menyangkal gangguan yang dialaminya atau me­
sehatan informal (de Souza & Gualda. 2000; McGoldrick. nyalahkan keluarga (Gavazzi & Schock, 2000).
8 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

TAHAP 4: MERUJUK DAN MENDAPATKAN sosial ini dengan "peran si' sakit." Bagaimana peran ini di­
PERAWATAN definisikan dan dijalankan di rumah akan dipengaruhi oleh
latar belakang sosial budaya dan keunikan keluarga. Be­
Tahap ini dimulai saat dilakukan kontak dengan pelayanan
berapa keluarga membebaskan individu yang sakit dari se­
kesehatan atau tenaga kesehatan profesional danlatau prak­ mua kewajibannya dan memberikan "Iayanan dan bantu­
tisi pengobatan tradisional atau rakyat. Banyak penelitian an" secara penuh. Keluarga yang lain mengharapkan tidak
telah menujukkan secara jeJas bahwa keluarga berfungsi banyak perubahan perilaku pada individu yang sakit ter­
sebagai lembaga yang membantu dalam menentukan tem­ sebut, mereka berharap bahwa yang bersangkutan dapat
pat terapi harus diberikan dan oleh siapa (de Souza & melakukan tugas seperti biasanya; pendekatan ini sering
Gualda, 2000; Pratt, 1976). Keluarga bertindak sebagai dijumpai saat individu yang sakit adalah ibu atau individu
agen perujukan kesehatan utama dan akan merujuk ang­ yang menjadi pemberi asuhan sentral.
gotanya ke jenis layanan atau praktisi yang dinilai sesuai.
Dengan demikian, unit keluarga berperan penting da­
Tentu saja, keputusan mengenai layanan yang akan digu­
lam menentukan perilaku peran anggotanya yang sakit.
nakan juga ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan
Keluarga juga merupakan lembaga penentu dalam memu­
akses pelayanan kesehatan bagi keluarga.
tuskan tempat pengobatan harus diberikan-rumah sakit,
Sebagian besar data mengenai pemanfaatan pelayanan
klinik, atau rumah (Doherty, 1992). Upaya yang dilakukan
kesehatan menunjukkan bahwa dokter dan dokter spesiaJis
oleh profesional kesehatan untuk menganani penyakit dan
merupakan sumber perawatan utama yang digunakan oleh
mempromosikan kesehatan yang baik sering kali berten­
keluarga berada, sedangkan ruang gawat darurat merupakan
tangan dengan nilai dan sikap keluarga terhadap pengobat­
sumber perawatan yang paling umum digunakan oleh ke­
an dan apa yang penting bagi keluarga.
luarga miskin (Center for Health Economics Research,
Selama tahap respons akut, keluarga harus menyesuai­
1993). Di kalangan keluarga pekerja dan kelas menengah
kan diri dengan penyakit, diagnosis dan pengobatan ang­
yangmemiliki asuransi kesehatan, terdapat peningkatan
gota keluarga yang sakit. Penyakit yang serius atau meng­
dalam' peinanfaatan kelompok praktik (organisasi peme­
ancam jiwa dapat mengakibatkan krisis keluarga, yaitu
Iiharakesehatan) yang dibayar di-muka dan sistem penge­
keluarga mengalami masa ketidakteraturaan 'sebagai res­
lolaan perawatan lainnya.
pons terhadap stresor kesehatan yang besar (Hill, 1940;
Jenis pelayanan kesehatan yang dicari sangat beragam.
Murray, 2000). "Kebanyakan penelitian yang dilakukan
Pral<tisi' perigobatan tradisional atau Timur, "tabib" non­
terhadap suamilistri pasien yang sakit akut menunjukkan
ortodoks,praktisi kesehatan "hoJistik" (kadang kala meng­
bahwa mereka mengalami tingkat stres yang sama atau
gunakan'terapi alternatif sepetti akupuntur dan akupresur),
lebih tinggi dari yang dialami oleh pasien itu sendiri"
superspesialis (seperti ahli bedah saraf), perawat praktisi,
(Campbell, 2000, him. 165).
dokter umum, dan ahli terapi individu atau keluarga, se­
muanya harus dipertimbangkan sebagai kemungkinan
sumber pelayanan kesehatan (yang semakin memperluas TAHAP 6: ADAPTASI TERHADAP PENYAKIT
definisi konvensional penyedia perawatan medis). DAN PEMULIHAN
Bagaimana keluarga menentukan klinik atau penyedia
pelayanan kesehatan mana yang harus dihubungi? Walau­ Proses adaptasi anggota keluargaterhadap penyakit dan
pun beberapa variabel, seperti penerimaan, ketepatan, ade­ adaplasi serta koping keluarga sebagai sebuah unit, telah
kuasi perawatan yang diberikan, dan keseriusan kondisi lama dipelajari secara mendalam oleh para ilmuwan
merupakan hal yang penting, kemudahan akses ke fasilitas keluarga dan perawat peneliti keluarga. Tahap adaptasi
perawatan utama tampaknya juga menjadi penentu utama adalah masa saat perawat keluarga dihubungi untuk
dalam menentukan siapa yang akan dihubungi oleh ke­ membantu keluarga menghadapi stresor kesehatan.
luarga (Campbell, 2000). Adanya penyakit yang serius dan kronik pada salah satu
anggota keluarga biasanya mempunyai dampak besar pada
TAHAP 5: RESPONS AKUT KLIEN DAN sistem keluarga, terutama pada struktur peran dan pelak­
KELUARGA TERHADAP PENYAKIT sanaan fungsi keluarga. Keluarga merupakan penyedia
pelayanan kesehatan utama bagi pasien yang mengalami
Ketika klien menerima asuhan dari praktisi kesehatan, penyakit kronik (Campbell, 2000),
klien menyerahkari hak dan keputusan tertentu, dan diha­ Isu yang penting adalah apakah pasien tersebut dapal
rapkan menerima peran sebagai pasien, yang ditandai mengemban kembali tanggung jawab perannya yang ter­
dengan ketergantungan pada saran profesional kesehatan, dahulu (sebelum sakit) atau pasien mampu untuk men­
kemauan untuk menaati saran pelayanan kesehatan, dan ciptakan sebuah peran baru yang dapat dilakukan dalam
berupaya untuk pulih. Parsons (1951) menyebut status keluarga. Baik karena sifat penyakit pasien serius (sangat
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 9
melumpuhkan atau memburuk secara progresit) maupun definisikan keluarga sebagai "sebuah kelompok yang
karena anggota keluarga yang sakit adalah anggota kelu­ mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau
arga yang penting dan penyokong fungsi keluarga, sehing­ lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait
ga dampaknya terhadap keluarga menjadi lebih besar dengan hubungan darah atau hukum atau dapatjuga tidak,
(Murray, 2000; Sussman & Slater, 1963). namun berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka meng­
Keluarga kemudian menjalankan sebuah peran pen­ anggap dirinya sebagai keJuarga". Mempertimbangkan
dukung yang penting selama periode pemulihan dan reha­ individu yang mengidentifikasi diri sebagai anggota
bilitasi klien. Jika dukungan ini tidak tersedia, keberhasil­ keluarga merupakan komponen penting pada definisi ini.
an pemulihanlrehabilitasi menurun secara signifikan. Bozett (1987) memasukkan definisi tersendiri dengan me­
nyebut keluarga sebagai "siapa yang disebut oleh pasien
sebagai keluarga, itulah keluarga". Family Service America
juga mendefinisikan keluarga dalam suatu eara yang
~DEFINISI KELUARGA komprehensi f-sebagai "dua orang atau lebi h yang disatukan
Keluarga telah didefinisikan dalam berbagai hal. Perbe­ oleh kebersamaan dan keintiman". Sementara Allen, Fine,
daap definisi keluarga bergantung pada orientasi teoretis dan Demo (2000) menegaskan bahwa keluarga, ditandai
yang digunakan oleh "pendefinisi"-yaitu, menurut jeni's dengan kelahiran, pernikahan, adopsi atau pilihan.
penjelasan yang dibuat oleh profesional mengenai keJuarga. Deng'an menggabungkan pernyataan pokok pada defi­
Sebagai eontoh, penulis yang mengikuti orientasi teoretis nisi nontradisional di atas, keluarga dalam teks ini adalah
para ahli interaksi keluarga, memandang keluarga sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
sebuah. arena interaksi kepribadian sehingga penekanan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi
diberikan kepada karakteristik transaksional dinamis dirinya sebagai bagian dad keluarga.
keluarga. Penulis yang menggunakan perspektif sistem Karena definisi ini bersifat luas, definisi ini meneakup
umummendefinisikan keluarga sebagai sebuah sistem berbagai hubungan di luar perspektif legal, termasuk di
sosial keeil yang terbuka yang terdiri atas suatu rangkaian dalamnya adalah keluarga yang tidak ada hubungandarah,
bagian yang sangat sal ing bergantung dan d ipengaruhi baik pemikahan, atau adopsi dan tidak hanya terbatas pada ke­
oleh struktur internal maupun Iingkungan eksternalnya. anggotaan dalam suatu rumah tangga. Definisi ini men­
Penulis yang menggunakan perspektif para ahli pasca-· eakup extended family yang tinggal dalam satu rumah
modernisme keluarga memandang bahwa individu dari tangga ataulebih, pasangan yang. tinggal bersama tanpa
tiap generasi berikutnya akan mendefinisikan kembali menikah, keluarga tanpa anak, keluarga homoseksual, dan
keluarga; bahkan reproduksi yang merupakan fungsi paling keluarga orang tua tunggal, sert(,l. keluarga inti dengan dua
dasar dari keluarga pun dipandang terpisah dad keluarga, orang tua.
dengan pilihan menjadi konteks utama di lingkup keluarga . Jelas bahwa satu-satunya cara "pasti" untuk menentu­
paseamodern (Dunphy, 2001). Oleh karena itu, terdapat kan siapa saja keluarga klien adalah dengan menanyakan
banyak definisi, dengan berbagai teori yang membentuk secara langsung kepada individu tersebut. Informasi ini
definisi tersebut dan harapan kita akan kehidupan keluarga kemudian dapat digunakan dalam pemberian layanan ke­
(Smith, 1995). sehatan (Hanson, 2001a).
U.S Bureau of the Census menggunakan definisi ke­ Definisi tambahan keluarga di bawah ini disajikan un­
luarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut: tuk memfasilitasi pemahaman mengenai kepustakaan ke­
Keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama luarga.
oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal di Keluarga inti (terkait dengan pernikahan)-Ke­
dalam suatu rumah tangga yang sarna. Saat ini, definisi luarga yang terbentuk karena pernikahan, peran se­
keluarga tradisional terbatas, baik dalam hal penerapannya bagai orang tua, atau kelahiran; terdiri atas suami,
maupun inklusivitasnya. Definisi keluarga harus meneakup istri, dan anak~anak mereka-biologis, adopsi, atau
luasnya bentuk keluarga yang ada sekarang ini, yang tidak keduanya.
tercakup di dalam definisi tradisional·. 8eberapa sarjana • Keluarga orientasi (keluarga asal)-Unit keluarga
dalam bidang keluarga berpendapat bahwa kita telah tempat seseorang dilahirkan.
mendefinisikan keluarga menuriJt model keluarga inti, kulit • Extelldedfamily-Keluarga inti dan individu terkait
putih, dan kelas menengah dan memiliki keeenderungan Jainnya (oleh hubungan darah), yang biasanya me­
untuk memandang keluarga yang tidak sesuai dengan rupakan anggota keluarga asal dari salah satu pa­
model ini sebagai "penyimpangan" (Smith, 1995). sangan keluarga inti. Keluarga ini terdiri atas "sanak
Whall (1986b), dalam analisis konsepnya mengenai saudara" dan dapat mencakup nenek/kakek, bibi,
keluarga sebagai unit asuhan dalam keperawatan, men- paman, keponakan, dan sepupu.
10 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

~KESEHATAN KELUARGA mengacu pada "sebuah proses sistem keluarga yang ber­
sinambung, yaitu penggunaan berbagai strategi koping
Mengingat bahwa keperawatan keluarga terutama berfo­ yang digunakan untuk mengatasi stres dan tuntutan yang
kus pada kesehatan keluarga, konsep kesehatan keluarga­ dihadapi keluarga" (Clawson, 1996).
atau seperti yang disebut oleh Dunn (1961), kesejahteraan Para penuJis bidang kesehatan dan kesejahteraan ma­
keluarga-perlu diperjelas. Dalam tinjauan pustaka di bi­ syarakat menggunakan indikator biostatistik pada kesehat­
dang ini, batasan konsep ini mungkin kurang kc;msisten dan an keluarga. Para penulis ini membicarakan hubungan ke­
kurang dijelaskan daripada konsep kesehatan (Anderson luarga dengan masyarakat dan stabilitas keluarga sebagai
dan Tomlinson, 1992). Dalam hal ini, konsep didefinisikan sebuah unit. Mereka menyertakan kemiskinan dan angka
sangat luas dan abstrak sehingga menerapkannya secara perceraian di' kalangan keluarga, timbulnya m<tsalah annk
komprehensif menjadi tug as yang paling sulit dilakukan. dan kriminal, dan angka dikeluarkan dari sekolah me­
Dengan menggunakan teori sistem sebagai sebuah titik nengah serta angka pengangguran sebagai indikator ke­
awal, pertama-tama kita harus menerima bahwa kesehatan sehatart keluarga.
keluarga lebih dari sekadar penjumlahan dari bagian­ Penulis bidang keperawatan keluarga cenderung meng­
bagiannya (status kesehatan masing-masing anggota kelu­ gunakan interaksi keluarga atau perpektif sistem d~lam
arga). Kesehatan keluarga lebih besar dan berbeda dari mendefinisikan keluarga. Hanson (2001b), seorang penulis
bagian-bagiannya. Akan tetapi, dalam kepustakaan kita buku keperawatan keluarga, mendefinisikan keluarga se­
menjumpai bawa istilah kese/zatan. keluarga digunakan cara holi.stik sebagai "suatu keadaan sejahtera yang ber­
dengan makna ganda (Johnson, 1984), kadang berkaitan ubah secara dinamis yang mencakup faktor biologls,
dengan kesehatan anggota keluarga tersebut atau kesehat­ psikososial, psikologis, spiritual, dan budaya sistem ke­
an unit keluarga itu sendiri. Penyakit medis kadang kala luarga". .
dimasukkan ke dalam "kesehatan keluarga." Karena hanya Terdapat peningkatan minat dalam menggunakan temi
individu yang dapat mengalami penyakit, penggunaan keperawatan dalam keperawatan keluarga guna membahas
istilah sebelumnya jelas tidak tepat. kesehatan keluarga. Tadych (1985) memberikan satu con­
Dlilam penelitian keJuarga, kesehatan keluarga paling toh aplikasi teori keperawatan dalam bekerja dengan ke­
sering diartikan sebagai fungsi keluarga atau adaptasi ke­ luarga. Dengan menggunilkan teori self-care (perawatan
luarga (McCubbin& Patterson, 1983a), walaupun terdapat diri) Orem, kesehatan keluarga merujuk pada sejauh mana
variasi dalam cakupan definisi yang luas ini. WHO (1974) keluarga membantu anggotanya untuk memenuhi kebutuh- .
memberikan sebuah definisi yang hampir sarna dengan an perawatan dirinya, dan sejauh mana keluarga memenuhi
definisi terakhir ini. WHO menyatakan bahwa kesehatan fungsi keluarga serta mencapai tugas perkembangan yang
keluarga "mengandung arti fungsi keluarga sebagai lem­ sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga.
baga. sosial primer dalam promosi kesehatan dan kes,e­
jahteraan". ~KARAKTERISTIK
Pengertian kesehatan keluarga juga berbeda-beda, ber­ KELUARGA SEHAT
gantung pada disiplin ilmu penulis atau perspektif teori
yang digunakannya. Sebagai contoh, dalam kesehatan jiwa Karakteristik keluarga sehat digambarkan dalam cam yang
keluarga yang menggunakan perspektif interaksional, ke­ beragam oleh beberapa penulis buku terkenal. Bahkan, is­
sehatan keluarga merujuk pada kondisi proses dan dinami­ tilah yang digunakan oleh para penulis ini untuk meng­
ka internal keluarga, misalnya, hubungan interpersonal g,ambarkan keluarga yang sehat pun beragam. Sebagai
keluarga. Fokusnya terletak pada hubungan antara keluar­ contoh, Pratt (1976) menyebut keluarga sehat dengan
ga dan subsistem keluarga, seperti pada subsistem orang "keluarga yang kuat." Beavers (1977) dan Beavers serta
tua atau orang tua-anak, atau antar-anggota keluarga. Hampson (1993) menggambarkan keluarga sehat sebagai
Jika perspektif sistem digunakan, penekanan diberikan "keluarga yang kompeten" atau "berfungsi seem'a optimal,"
pada hasil interaksi internal dan pertukaran antara keluarga sementara McCubbin dan rekan (1999) dan Walsh (1998)
dan lingkungannya. Salah satu hasilnya adalah keseim­ menyebut keluarga yang berfungsi dengan baik dengan
bang an antara pertumbuhan dan pertukaran serta stabilitas "keluarga yang tangguh." .
atau keseimbangan dalam keluarga (Wright & Leahey, Model Sistem Beavers mungkin merupakan model yang
2000), Kedua kecenderungan tersebut dibutuhkan oleh paling dikenal karena memasukkan skala pengkajian ke­
keluarga agar dapat menjalankan fungsinya atau menjadi luarga menurut tingkat kompetensi keluarga dalam enam
sehat dalam keseimbangan yang baik. area: (1) struktur keluarga-kekuatan, persatuan orang tua,
Dalam literatur tentang stres keluarga, adaptasi keluarga dan kedekatan; (2) mitologi; (3) negosiasi yang diarahkan
didefinisikan sebagai ukuran kesehatan keluarga. Hal itu pada tujuan; (4) otonomi; (5) pengaruh keluarga; dan (6)
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 11
penilaian menyeluruh terhadap penyimpangan kesehatan; Yailu, keluarga dianggap berfungsi dengan baik jika ke­
yang memiJiki rentang dari optimal/adaptif hingga gang­ luarga dapal menyesuaikan diri dengan baik terhadap bu­
guan fungsi berat. Model ini menggabungkan pengamatan daya dan komunitas umum. Pratt (1976) juga mengatakan
klinis terhadap keluarga yang menjalani tempi dan ling­ bahwa keluarga yang kuat memiliki kontak yang aktif dan
kungan penelitian selama peri ode 30 tahun serta mcm­ beragam dengan berbagai kelompok dan organisasi lain,
berikan penekanan pada kompetensi kcluarga, yi., "sebe­ yaitu sebagai cara untuk meningkatkan, mendukung, dan
rapa baik keluarga menjaJankan tugas perawatan dan tugas memenuhi minat serta kebutuhan anggota keluarganya.
yang semestinya diJakukan dalam mengatur dan mengclola Goldenberg dan Goldenberg (2000), seorang ahli terapi
diri" (Beavers & Hampson, 1993, hIm. 74). keluarga, menekankan bahwa keluarga yang berfungsi de­
Di bawah ini adalah sebuah rangkuman deskripsi ngan baik mendorong individu yang ada di dalam keluarga
Beavers dan Hampson (1993) mengenai keluarga yang untuk meraih poten$i dirinya. Keluarga yang sehat mem­
berfungsi secara optimal. Keluarga yang berfungsi sccara berikan kebebasan yang dibutuhkan anggota keluarga
optimal ditandai dengan: untuk mengeksplorasi-dan menemukanjati din, semen tara
• Mcnunjukkan tingkat kemampuan keterampilan ne­ pada saat yang sama memberikan perlindungan dan
gosiasi yang tinggi dalam menghadapi masalahnya keamanan yang_ mereka butuhkan untuk meraih potensi
secara terus-menerus. dirinya.
Mengungkapkan berbagai perasaan,. kepercayaan,
dan perbedaan mereka dengan jelas, terbuka, dan
spontan. ~PERUBAHAN SOSIAL
• Menghargai perasaan anggotanya. YANG MEMENGARUHI
• Mcmotivasi otonomi anggotanya. KELUARGA
Mengharapkan anggota keluarga untuk ·memikul
tanggung jawab pribadi terhadap tindakan yang me­ Perubahan sosial yang tengah teljadi belakangan ini me­
reka lakukan. miliki pengaruh yang besar pada kehidupan keluarga. Buk­
• Menunjukkan perilaku afiliatif (kedekatan dan ke­ ti perubahan dan keragaman yang sangat besar tersebut
hangatan) satu sarna lain. Dalam keluar.ga ini, orang daJam keluarga Amerika berasaldari data demografi yang
tua merupakan pemimpiri yang nyata dan saling me­ terutama dikumpulkan oleh U.S Bureau of the Census.
merhatikan. Kepemimpinan keluarga bersifat setara Hampir 20 tahun yang lalu, Naisbit dalam Megatrends
dan berasal dari pernikahan/kedua orang tua. Orang (1984) menggambarkan keragaman peru bah an yang terjadi
tua membentuk persatuan yang kuat sebagai orang pada talmn 1980-an sebagai "sebuah dekade keragaman
tua dan menunjukkan cara menghargai dan afeksil yang belum pernah terjadi sebelumnya", dan kecenderung­
kedekatan bagi anak-anaknya. Keluarga memperli­ an inl terus berJanjut dan bahkan mungkin terjadi semakin
hatkan sikap optimis dan merasa nyaman satu sarna cepat. Kecenderungan dan perubahan ekonomi dipercaya
. Jain (Beavers & Hampson, 1993). memberikan pengaruh terbesar bagi keluarga, tetapi selain
Ditemukan beberapa keterbatasan gambaran Beavers faktor ini, kemajuan tekno\ogi dan kecenderungan demo­
mengenai keluarga yang kesehatannya optimal. Kritik pa­ graft, sosiobudaya, dan politik juga merupakan faktor-fak­
ling ban yak terhadap hal inj adalah bahwa keluarga yang tor penting yang memengaruhi keluarga (Clark, 1984;
terlibat dalam observasi jnj kebanyakan merupakall kelu­ Coates, 1996; Toffier, 1990)
arga kulit putih, kelas mellengah, dengan dua orang tua
(Gershwin & Nilsen, 1989). Oleh karena itu, kita harus KECENDERUNGAN EKONOMI
mempertimbangkan bahwa keluarga yang berasal dad latar
beJakang sosioekonomi dan budaya yang beragam, serta Kecenderungan ekonomi yang paJing nyata saat ini adaJah
keluarga dengan struktur yang berbeda, mungkin tidak peningkatan biaya di seluruh area kehidupan keluarga. Hal
"cocok" dengan gambaran Beavers mengenai sebuah yang sarna juga terjadi pada biaya pelayanan kesehatan
keluarga yang kompeten. (Brown, Ponce & Rice, 2001; Nelson & Roark, 1985), ter­
Pratt (1976) serta McCubbin dan McCubbin (1993) utama memberatkan bagi keJuarga miskin, keluarga lansia
menekankan pentingnya interaksi keluarga dengan komu­ (yang hidup pada masa sebelum terjadi inflasi dolar) dan
nitas dalam memfasilitasi kesehatan keluarga tingkat­ keluarga yang baru saja terbentuk.
tinggi. Menurut McCul;>bin, McCubbin, Thompson, dan Kecenderungan ekonomi utama Jainnya adaJah pening­
Thompson (1998), fungsi keluarga dibentuk kembali de­ katan kesenjangan antara keluarga kaya dan miskin di
ngart memasukkan sampai sejauh mana keluarga mampu Amerika Serikat. Antara tahun 1990 dan 2000, keluarga
beradaptasi terhadap lingkup sosial tempat mereka tinggal. yang berada menikmati peilingkatan penghasilim, semen
12 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

tara keluarga yang sangat miskin tetap berada pada ke­ reka telah mandiri (Duvall, 1977; Teachman, Tedrow, &
miskinan relatif (Arax, Curti us, & Nelson, 2000). Angka Crowder, 2001).
kemiskinan untuk kebanyakan kelompok sedikit menu­
run-menjadi 11,8% pada tahun 1999. Akan tetapi, angka KECENDERUNGAN DEMOGRAFI
kemiskinan pada orang Hispanik dan kulit hitam masih Demografi dan karakteristik utama penduduk memenga­
tiga kali lebih besar jika dibandingkan orang kulit putih ruhi jenis kebutuhan layanan keluarga dan sasaran pem­
non-Hispanik (Teachman, Tedrow, & Crowder, 2001; U.S berian layanan. (Lihat Tabel 1-2.)
Bureau of the Census, 1999a). (Lihat Gambar 1-1.)
Siapakah keluarga yang miskin ini? Selain kemiskinan PERCEPATAN PERTUMBUHAN POPULASI. Penduduk
lebih banyak terjadi di keluarga kulit hitam dan Hispanik, Amerika Serikat (AS) terus meningkat-hingga 89 juta
kemiskinan juga lebih banyak terjadi di keluarga imigran, jiwa dalam 35 tahun (1965-2000). Angka pertumbuhan
anak-ana~, dan keluarga kelas pekerja. Kozol (2000) da­ penduduk saat ini telah meningkat dari tahun 1990 hingga
lam laporannya Kids Count menyatakan bahwa sejak tahun 2000. Akan tetapi, pertumbuhan menjadi tidak seimbang.
1990 jumlah anak dalam keluarga pekerja miskin telah Populasi AS di bagian Barat meningkat hingga 19% (U.S
meningkat hingga sepertiga kali. Meskipim dahulu, per­ Bureau of the Census) jika dibandingkan dengan populasi
hatian difokuskan pada kesejahteraan keluarga miskin di 'seluruh negara negara AS yang meningkat 13%. Di­
bukan pekerja-saat ini perhatian juga harus diberikan pad a perkirakan bahwa pertumbuha,n penduduk Amerika Serikat
keluarga yang memang memiliki pekerjaan tetapipengha­ akan menurun, tetapi hal itu tidak diperkirakan hingga
silannya tidak mencukupi untuk hidup layak (Brownstein, abad ke-21. lumlah populasi baby boomer (1945-1964)
1999). Keluarga orang tua tunggal dengan ibu sebagai ke­ dan banyaknya kedatangan imigran merupakan penyebab
pala keluarga, juga lebih cenderung miskin dibandingkan utama angka pertumbuhan yang ada saat ini. Sensus tahun
keluarga yang memiliki orang tua lengkap. Pada tahun 2000 mencatat pertumbuhan yang pesat di kota-kota besar
1999,37,4% keluarga dengan ibu sebagai kepala keluarga dan pertumbuhan yang relatif tetap di pinggiran kota.
danmemiliki anak di bawah usia 18 tahun hidup di bawah POPULASI LANSIA. Mungkin, kecenderungan yang paling
garis kemiskinan (U.S Bureau of the Census 1999b). penting dalam demografi adalah peningkatan usia harapan
Popu lasi tunawisma, dari keluarga yang memiliki anak hidup secanr umum dan kenyataan bahwa sebagian besar
mengalami peningkatan, mereka juga hidup dalam penduduk yang ada sekarang ini dapat mencapai usia lanjut
kemiskinan (Schraneveldt & Yciung, 1992). (U.S Bureau of the Census, 2000c). Karena hal ini, Amerika
Serikat berada di pertengahan revolusi demografi, pening­
KEMAJUAN TEKNOLOGI katan penduduk lansia di masyakat kita yang tidak dapat
diubah (Gambar 1-2). Peningkatan tajam penduduk usia
Bahasan kemajuan teknologi mencakup ledakan ilmu pe­ lansia di Amerika terutama setelah tahun 2000, saat ledak­
ngetahuan (Toffler, 1970); peningkatan usia harapan hidup an populasi baby boomer pascaperang dunia II mulai
(Clark, 1984); polusi Jingkungan (udara, air, makanan, dan menginjak usia 55 tahun. Seiring dengan hal tersebut,
kebisingan) dan protes lingkungan; pemanfaatan tenaga terdapat penurunan jumlah anak-anak yang masih kecil di
nuklir, listrik, dan otomatisasi (Clark, 1984); kemajuan ke­ rumah. Pertumbuhan warga negara yang berusia lanjut
luarga berencana; dan revolusi di dcilam duhia bioteknolo­ meningkat dengan cepat, terutama pada kelompok usia di
gi (Isaacson, 2000). Otomatisasi telah membuat perbedaan atas 75 tahun (Gambar 1-3).
yang besar di rumah. Saat ini, kebanyakan wanita bekerja Populasi lansia mempunyai dampak yang sangat besar
dan harus membagi waktu mereka; sehingga otomatisasi pada keluarga dan pelayanan kesehatan. Sebagai contoh,
telah memungkinan wan ita yang bekerja tidak banyak karena wanita rata-rata hidup 7 sampai 8 tahun lebih lama
menghabiskan waktu dalam melakukan pekerjaan rumah dibadingkan dengart pria, rata-rata, sebagian besar lansia,
tangga. Keluarga berencana juga menunjukkan kemajuan terutama yang berusia di atAs 75 tahun adalah wanita yang
teknologi yang pesat. Dengan melakukan pengendalian hidup seorang diri dan miskin. Dalam kaitannya dengan
reproduksi yang lebih baik, benar-benar mengubah ke­ pelayanan kesehatan, terdapat lebih dari 13% penduduk
luarga, khususnya siklus hidup keluarga. Wanita tidak lagi Amerika pada tahun 1995 berusia di atas 65 tahun dan
memiliki anak dalam jumlah banyak, dan yang sama pen­ (proporsi tersebut diharapkan menirigkat terus-menerus
tingriya, bersama anaknya dalam periode waktu yang lebih hingga 24% pada tahun 2050),pelayanan kesehatan na- '
singkat, sehingga membu~t periode pengasuhan anak da­ siona! akan mengalami tekanan yang hebat. Pertumbuhan
lam kehidupan keluarga menjadi lebih singkat. Saat ini, populasi lansia yang cepat, yang merupakan pengguna
pasangan memiliki lebih banyak waktu luang bersama­ pelayanan kesehatan dan pengguna bantuan pemberi
sebelum mereka memiliki anak atau ketika anak-anak me­ asuhan terbesar, akan berpengaruh sangat besar dalam ke­
", ,'~

'. -." ~::


BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 13
Resesi
60
... ...
50 ... ...

Orang'" ...

kulit hitam ..

40
c:
~ 30
&.
20

10
Hispaoik (semua ras)

Penduduk kepulauanAsia Pasifik .,...


, " , .. ~~~~~.,
""'"....
• ••••••
~
",23,6%
22,8%
10,7%
9,8%
Orang kulit putih n~lO-Hispanik .7,7%
oJL------~----L---~----~----~-----L----~--~
1959 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 1999
Tahun

Gombar 1-1. Angka kemiskinan di Amerika Serikat menurut asci ros dan osli Hispanik: tohun 1959 hinggo tahun 1999.
(Sumber: U.S. Census Bureau. Current Population Survey; March 1960 to 2000) Calatan: Penurunan angka statistik yang
signifikan untuk keempat kelompok teriadi dari tahun 1998 hingga lahun 1999. .

hidupan keluarga (Pifer & Bronte, 1986; U.S Bureau of the Hal ini berarti sekitar 10% dari penduduk Amerika Serikat.
Census,2000c). Akan tetapi, para imigran terkonsentrasi pada kota besar
lumlah individu yang mengalami cacat dan sakit kronik dan daerah kosmopoIitan seperti Los Angeles dan New
juga mempunyai pengaruh yang bermakna pada keluarga. York City (The U.S Bureau of the Census, 2000c).
Karena beban ekonomi dan pemberian asuhan, saat ini Walaupun penduduk Amerika Serikat masih didominasi
fungsi pelayanan kesehatan ditekan di banyak keluarga. oleh warga kuHt putih, dengan warga minoritas terkonsen­
trasi di sekitar kota-kota besar, tetapi daerah dengan ke­
ragaIl}an ras dan etnik tampaknya. meningkat di seluruh
.KECENDERUNGAN SOSIOBUDAYA:

penjuru negeri. Daerah seperti Upper Midwest berubah


PERU BAHAN KOMPOSISI RAS DAN ETNIK
dalam hal etnik akibat perubahan teknologi dan ekonomi di
Perubahan dramatis juga terjadi pada gambaran ras/etnik berbagai area (The U.S. Bureau of the Census, 2000).
di Amerika Serikat. U.S Bureau of the Census memper­
kirakan bahwa jumJah pertumbuhan penduduk Amerika PERUBAHAN KELUARGA
Serikat pada setengah abad ke depan dan seterusnya, lebih
dari setengahnya merupakan orang Latin dan Asia (U.S PENURUNAN UKURAN RUMAH TANGGA. Penurunan
Bereau of the Census, 2000). Populasi orang kuHt putih ukuran keluarga dan rumah tangga adalah kecenderungan
non-Latin, yang saat ini sekitar 69%, akan menurun hingga demografi jangka panjang yang utama. Bersamaan dengan
53% pada talmn 2050. Menurut proyeksi sensus, orang La­ hal itu, wanita juga mengalarni periode pengasuhan anak
tin akan meningkat dari 11 menjadi 25%, Afrika Amerika yang lebih singkat, periode ini merujuk pada masa wanita
dari 12 menjadi 14%, Asia/Kepulauan Pasifik daTi 4 men­ membesarkan anak-anak, mulai dari anak yang paling kecil
jadi 8%, dan pribumi Amerika dari 0,8 menjadi 0,9%. hingga anak yang paling tua. Penurunan ukuran keluarga
Peningkatan angka pertumbuhan pada orang Latin ber­ yang terjadi belakangan ini mencerrninkan pengaruh ku­
hubungan dengan irnigrasi dan angka fertilitas yang lebih . mulatif dari penurunan fertiIitas baru-baru ini dan pening­
tinggi (dua per tiga kali lebih besar jika dibandingkan de­ katan usia pada pernikahan pertama serta kelahiran di luar
ngan orang kuHt putih non-Latin). Peningkatanangka pernikahan (Santi, 1987; Teachman; Tedrow, & Crowder; .
pertumbuhan yang sedikit pada orang Afrika Amerika 2001).
berhubungan dengan angka fertilitas yang agak tinggi, se­ PENUNDAAN PERNIKAHAN DAN PENURUNAN AN~KA
dangkan tingkat pertumbuhan orang Asia berhubungan PERNIKAHAN•. Menurut Teachman (Teachman, Tedrow,
dengan irnigrasi (Pew Health Professions Commission, & Crowder, 2001), seorang ahli demografi temama,
1991; U.S Bureau of the Census 2000c). Amerika mengalami kemunduran dalam usia pemikahan
Diperkirakan pada tahun 2000 di Amerika Serikat akan dini. Persentase wanita menikah yang berusia 20 sampai
terdapat sekitar 30 juta penduduk yang lahir di luar negeri. 24 tabun menurunsarnpai kira-kira 32% antaratahun 1975
t4 . BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

Karena pria lebih ban yak menikah Jagi setelah bercerai


TABEL 1-2 dibandingkan wanita, banyak wanita yang bercerai hidup
daJam kondisi kemiskinan atau hampir miskin karena kon-.
PERUBAHAN SOSIAL YANG disi keuangan mereka yang tidak meng\lntulJgkan. Me­
MEMENGARUHI KELUARGA nonjolnya perceraian no-fault (tidak ada kesalahan di ke­
KECENDERUNGAN EKONOMI dua beJah pihak) makin merugikan posisi keuangan wanita
• Peningk~tan Biaya Hidup yang bercerai karena secara efektif mencabut banLUan legal
• Peningkatan Kesenjangan antara Orang Kaya dan kewajiban jangka panjang suami untuk membantu ibu dari
Orang Miskin anak-anaknya (White, 1988).
• Angka Kemiskinan di Amerika Serikat: 12 % pada tahun
1999 • ANGKA MENIKAH LAGI YANG RENDAH. Terdapat penu­
KEMA.JUAN TEKNOLOGI runan yang tajam pada persentase wanita yang menikah
KECENDERUNGAN DEMOGRAFI Jagi selelah bercerai. Hal yang 8ama tidak berlaku bagi
pria; yaitu angka plia rnenikah ]agi lebih Linggi jika diban~
• Percepatan Pertumbuhan Penduduk
• Populasi lansia
dingkan dengan wanita. Sekitar 70% wanita kulit putih
menikah lagi pada usia 40 sampai 44 tahun, sementara 50
KECENDERUNGAN SOSIOBUDAYA
sampai 54% waniLa Afrika Amerika dan Hispanik, masing­
• Perubahan Komposisi Ras dan Etnik masing, menikah Jagi pada usia 40 sampai 44 tahun
PERUBAHAN DALAM KELUARGA (Teachman, Tedrow, & Crowder, 200!).
• Penurunan Ukuran Rumah Tangga PENINGKATAN KELAHIRAN PERTAMA PADA IBU BERUSIA
• Penundaan Pernikahan dan Penurunan Angka LANJUT. Dalam sebuah laporan National Center for Health
Pernikahan Statistic (Ventura, 1989), rangkuman data nasional dari
• Aogka Perceraian yang Tinggi dan Angka Menikah lagi Lahun 1988 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
yang Rend.ah
yang bermakna pada jumlah keluhiran anak pertama dari
• Peningkatan Jumlah Keluarga Orang Tua Tunggal dan
Pengaturan Tempat Ti I ibu yang berusia 30 sampai 34 tahun dan terutama usia 35
• Perubahan Norma G sampai 39 tahun (Ventura, 1989), Para wanita ini cenderung
• Peningkatan .Pekerjaan Wanita merupakan wanita yang berpendidikan baik dan menerima
• Peningkotan Heterogenitas Keluarga perawalan pranatal selama kehamilan mereka. Walaupun
usia produktifbiasanya masih dari usia 15 hingga29 tahun,
pada tahun 1986 terdapat 12% kaum wanita yang me­
dan 1998 baik untuk kulit pULih maupun Afrika Amerika. lahirkan anak pertama pada usia sekitar 30-an awal di­
Perubahan yang teljadi di antara wanita Latin lebih bandingkan pada tahun 1970, yang hanya 3%.
rendah. Pesatnya peningkatan kelahiran anak pertama di ka­
Sejak pertengahan tahun 1950-an, penundaan pernikah­ langan ibu yang berusia lanjut merupakan akibat beberapa
an telah meningkat (sekitar 3 sampai 4 tahun dari rerata), kecenderungan demografi lainnya. Pertama, pernikahan
karena lebih ban yak anak muda yang sekolah lebih lama, cenderung ditunda oleh sebagian besar generasi muda;
lebih banyak wanita yang bekerja, dan lebih banyak pa­ kedua, terdapat penurunan angka yang tajam dan kemudi­
sangan muda yang hidup bersama tanpa menikah (Glick, an slabil pada kelalliran anak pertama dari wanita berusia
1994; Marshall, 1991). Sejak akllir Perang Dunia II, ter­ 20-an, yang menyebabkan lebih ban yak wanita tidak me­
dapat penurunan tetap dalam pemikahan pertama, tetapi miliki anak pada usia 30 tahun atau lebih. Selain itu, terda­
sejak pertengahan tahun 1990-an tingkat penurunan ini pat peningkatan tajamjumlah wanita berusia 25 sampai 39
menjadi lebih besar (Teachman, Tedrow, & Crowder, tahun dari tahun 1970 hingga 1986. Mereka adaJah anak­
200t). anak yang lahir selama masa baby boomer seteJah Perang
ANGKA PERCERAIAN YANG TINGGI. Angka perceraian di
Dunia 11. Akhimya, sUl"Vei nasional menunjukkan bahwa
. AmeIika Serikat meningkat secara perlahan tetapi berlang­
kebanyakan wanita berharap memiliki minimal satu anak,
sung terus sejak tahun 1940 hingga 1998. Peningkatan
hanya sekitar 10% wanita yang berharap tetap tidak
angka perceralan, terutama amal tinggi pada tahun 1970­ memiliki anak pad a usia 30-an awal (Ventura, 1989).
an, tetapi menjadi stabil sejak pertengahan tahun 1980-an
PENINGKATAN JUMLAH KELUARGA ORANG TUA TUNG·
(Glick, 1994; Teachman, Teadrow, & Crowder, 2001). Pa­
GAL DAN PENGATURAN TEMPAT TINGGAL. Persentase
da perhitungan terakhir angka perceraian, didapatkan bah­
anak-anak yang mengalarni perubahan dalam pengaturan
W:l sekitar 50% pernikahan yang terjadi belakangan ini tempat tinggal semakin meningkat (sekitar 25%)-sebuah
akan berahir pacta perceraian. situasi yang menurut literatur mengganggu kesejahteraan
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 15

1!! 100 c:J Di bawah 5 tahun


.2..
E
(\)
o 5-24tahun
ro
"0
_ 25-44tahun
80
ro
'in
_ 45-64 tahun
::. _ ~65tahun
"2::. 60
t:
Q)
E
1'6
"""
'I::
Q) 40
en
(\)

"""
'I::
Q)

~ 20
'in
a:J
:;;
a.
0
!l. 0
1900 2000 2050
75 juta 275 juta 394 juta

Gombar 1-2. Penduduk Amerika Serikat serna kin banyak yang berusia lanjut. (Surnber: Wingert, Springen, Angell, & Meyer,
1988.J

anak-anak. Perubahan ini mencakup sejumlah pengaturan besar mengistimewakan pria. Namun, ketika seorang wa­
tempat tinggal yang berbeda, seperti tinggal bersamake­ nita mendapatkan pendidikan, bekelja di luar rumah, dan
dua orang tua, ayah/ibu dan orang tua tiri, orang tua tung­ berbagi tugas pengasuhan; kekuasaan wanila dalam ke­
gal, dan lain sebagainya (Teachman, Tedrow, & Crowder, luarga meningkat dan terjadi perubahan norma mengenai
2001), lumlah keluarga orang tua tunggal juga meningkat peran pria dan wanita di dalam keluarga, Wanita juga
secara bermakna, Bahasan mengenai kecenderungan ini menjadi lebih bebas untuk memilih gaya hidupnya sendiri
dapat dilihat di bagian selanjutnya, dan tipe keluarga yang mereka inginkan atau butuhkan da­
lam hidup mereka.
PERUBAHAN NORMA GENDER. Sejak tahun 1980-an,
banyak studi dan tulisan dari kaum feminis yang mem­ , Di kalangan keluarga kelas men~ngah dan kelas me­
bahas masalah femininitas dan maskuJinitas dan dampak­ nengah atas yang berpendidikan baik selta di kalangan
nya terhadap kekuasaa keluarga dan hubungan peran keluarga imigran dengan istri yang bekerja, perubahan
(Ellman & Taggart; Walsh, 1998), Karena pendapat tradi­ norma gender telah membuat perubahan besar dalam ke­
sional mengenai "pekerjaan wanita," peran wanita, dan apa luarga. Pria tidak lagi secara otomatis mengambil semua'
yang dianggap sebagai feminim, ban yak wanita kehilangan keputusan penting, Kita berada dalam era transisi gender
kekuasaan dalam keluarga, Hubungan gender didasarkan (Goldenberg & Goldenberg, 2000), Meskipun begitu,
. pada kekuasaan dan perbedaan kekuasaan masih sebagian banyak wanita dan pria merasa tidak nyaman dengan ke­
biasaan gender masa lalu yang sulit untuk dihilangkan
(Coltrane, 1997; Ellman & Taggart, 1993), Bahasan lebih
lanjut mengenai perubahan peran gender dapat dilihat di
Bab 10 sampai 17,
PENINGKATAN JUMLAH PEKERJA WANITA. Setelah Pe­
20 18,2 rang Dunia II, keikutsertaan wanita dalam angkatan kerja,
c:: 15
terutama wan ita yang sudah menikah, berkembang secara
ell

~ 10
konstan, Enam puluh lima persen wanita yang mempunyai
0.. 5 0,9
anak di bawah usia 18 tahun tergabung dalam angkatan
o~--~---w.--~~--~
1960 1970 19BO 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050 kerja dan jumlahnya saat ini hampir setengah dan angkatan
Tahun kerja di Amerika Serikat. Mereka terusmemasuki dunia
Gombar 1-3. Peningkatan populasi lon5io (persenfose po­ kerja dalam jumlah yang terus meningkat (Coates, 1996;
pulasi usia 75 tahun keatasJ, (Sumber: US ,Bureau of the Teachman, Tedrow, & Crowder, 2001). Wan ita yang be­
Census,1978, 1992, 2000.) kerja memiliki efek gandH pada keluarga (Schraneveldt &
16 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

Young, 1992). Oi satu sisi, memberikan standar kerudupan PlfBERBAGAIBENTUK

yang Jebih tinggi bagi keJuarga (banyak keluarga tidak


dapat bCltahan tanpa kedua orang tua bekerja). Oi sisi lain,
KELUARGA

hanya sedikit waktu yang dihabiskan bersama dengan Saat ini, tidak terdapat lagi keluarga khas Amerika. Ber­
anggota keluarga. Terdapat sebuah kebutuhan besar akan bagai bentuk keluarga sering kali diklasifikasikan rnenjadi
pembagian tanggung jawab pernikahan dalam keJuarga, bentuk keluarga tradisional dan nontradisional. Pem­
,yang sering kaJi terjadi hanya sebagian pihak (lihat Bab bentukan kembali kehidupan modern yang berbeda terdiri
12). atas perpaduan berbagai stuktur dan budaya keJuarga yang
PENINGKATAN HETEROGENITAS KELUARGA. Tidak per­ rnuncul: ibu yang bekerja dan suarni-istri sarna-sarna b~­
nah tercatat dalam sejarah bahwa suatu masyarakat tersu­ kerja; keluarga yang bercerai, keluarga orang tua tunggal,
sun dari begitu banyak keragarnan sikap, nilai, perilaku, dan menikah lagi; selta pasangan rumah tangga, baik
dan gaya hidup. Perbedaan sosial, perilaku, dan budaya ini pasangan homoseksual rnaulmn heteroseksual (Walsh,
tercerrnin dalam berbagai bentuk keluarga (Teach man, 1998, him. 28). Tabel 1-3 menyajikan rangkaian sernbilan
Tedrow, & Crowder, 2001). Tidak lagi terdapat keluarga pertanyaan yang dapat digunakan oleh pernbaca untuk
tipikal. Oleh karena itu, keJuarga yang memanfaatkan la­ rnengevaluasi definisi dan kepercayaannya rnengenai ke­
yanan kesehatan datang, dari berbagai lapisan masyarakat luarga dan siapa saja yang tercakup di dalarnnya. Seperti
dan rnenggarnbarkan berbagai gaya hidup. Kebanyakan yang dapat dilihat dalam Tabel 1-4, terdapat perbedaan
klien yang kita tangani tidak termasuk golongan keluarga bentuk keluarga yang sangat besar. Karena pentingnya
inti tradisional yang ide~l tersebut. Penting bagi profesio­ bentuk keluarga bagi keperawatan keluarga, tipe bentuk
nal pelayanan kesehatan untuk mernahami dan menghargai keluarga utama akan diuraikan.
banyaknya berbagai bentuk keluarga, juga beberapa alasan
keberadaannya. KELUARGA INTI
Keluarga pascamodern, istilah yang digunakan literatur "Lenyapnya" keluarga inti yang ideal merupakan salah
sosiologis untuk menyebut keluarga masa kini, rnencer­ satu transformasi demografi dan. sosial yang p'aling sig­
minkan "peningkatan keragaman terhadap keseragarnan-:­ nifikan dalam sejarah yang terjadi baru-baru ini. Pening­
individu selama perjalanan hidupnya menciptakan rencana katan angka perceraian, menikah lagi, wanita lajang yang
hidup dalarn berespons terhadap situasiyang terus berganti, melahirkan, dan pasangan yang tinggal bersama tanpa
sebagian rilerupakan pili han rnereka sendiri, sebagian lain­ rnenikah dari tahun 1965 hingga saat ini rnenyebabkan
nya memaksa mereka (Scanzoni & Marsiglio, 1993 hIm. bentuk keluarga selain keluarga inti berkernbang dengan
] 25). Setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan ke­ cepat. Menurut U.S. Census tahun 2000, jumlah keluarga
lemahannya sendiri. Akan tetapi, mungkin benar bahwa inti, yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah,
rencana keluarga tertentu lebih sesuai untuk memenuhi seorang ibu yang mengurusi tomah tangga, dan anak yang
fungsi dasar tertentu daripada bentuk keluarga yang lain. merupakan keluarga kebanyakan pada tahun 1950-an dan
Oalam beberapa penelitian yang membandingkan perbe­ 196O-an hanya sekitar 8% dari keseluruhan rumah tangga
daan bent uk keluarga, sulit sekali untuk memisahkan pe­ (Fields, 2001a). Saat ini, hanya 52% anak Amerika yang
ngaruh bentuk keluarga dari berbagai variabel lain yang, . tingggal dalam sebuah keluarga inti tradisional. Persentase
juga memengaruhi hasil yang tengah dipelajari, seperti anak-anak yang tinggal datam keluarga inti sangat ber­
faktor sosioekonomi, tahap perkembangan keluarga, dan variasi rnenurut ras dan etnik. Sekitar 74% anak kulit putih
rencana pepgasuhan anak (Macklin, 1988). tinggal dalam "keluarga inti tradisional," sernentara 36%
, Timbul kontroversi antara pengaruh bentuk keluarga anak Afrika Arnerika dan 64% anak Hispanik tinggal da­
terhadap anak-anak dan pengaruh lainnya. Gottfried dan lam keluarga inti tradisional pada tahun 2000 (U.S, Bureau
Gottfried (1994) menyimpulkan dari hasil tinjauan mereka of the Census, 2000).
terhadap sejumlah studi bahwa bentuk keluarga yang ber­ Walaupun diketahui bahwa keluarga inti tradisional
beda itu sendiri tidak mengganggu perkembangan anak­ bukan lagi merupakan hal yang umum, para ahli keluarga
anak. Akan tetapi, Bronstein dan rekan (1993), Bianchi mempertanyakan "sejauh apa ke]uarga tradisional tetap
(1995), Popenoe (1995) dan Teachman, Tedrow, dan menjadi sesuatu yang umumT Tipe keluarga semacarn ini
Crowder (2001), dalam rangkumannya terhadap berbagai tampaknya masih menjadi hal umum yang "ideal", tetapi
studi, menyatakan bahwa anak yang berasal dari keluarga bukan kelaziman yang "nyata." Survei menunjukkan bah­
dengan dua orang toa biologis menunjukkan penyesuaian wa mayoritas warga Amerika rnasih memiliki keinginan
psikologis, sosial, dart pendidikan yang lebih baik jika di­ untuk memiliki kehidupan keluarga yang tradisional, letapi
bandingkrin anak-anak yang berasal dari berituk keluarga saat ini mereka rnerniliki toleransi yang lebih besar terha­
lainnya. dap pengaturan hidup nontradisional dibandingkan di
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 17
masa lalu. Akan tetapi, pada suatu saat sebagian besar suami-istri dan stres yang ditimbulkan oleh pekerjaan ter­
orang dewasa tidak tinggal di rumah tangga inti tradisional, sebut. Tuntutan kerja yang sangat tinggi disertai kendaH
namun seiring perjaJanan hid up, kebanyakan orang dewasa yang Jemah pada tuntutan kerja, pada umumnya menim­
tinggal di rumah tangga inti tradisional. Akan tetapi, seperti buJkan tingkat stres yang tinggi. Stres yang ditimbulkan
yang disebutkan sebe]umnya, jumlah yang tinggal dalam oleh peJ(erjaan bukan hanya masalah pribadi tetapi juga
bentuk keluarga nontradisional semakin banyak. masalah keluarga. Sebagai contoh. stres yang disebabkan
. Dua variasi yang berkembang di antara keJuarga inti oleh pekerjaan dapat berpengaruh buruk pada hubungan
adalah dual-earning (kedua pasangan sama-sarna merrriliki orang tua-anak. .
penghasilan) dan ke)uarga diad (keluarga tanpa anak), Ke­ Tantangan yang ketiga, mengatur hubungan keluarga.
luarga adopsi dan keluarga asuh adalah tipe lain keJuarga dipengaruhi o]eh dua tantangan sebelumnya. Jika "peker­
inti yang disebutkan di Iiteratur sebagai keluarga yang me­ jaan keluarga" dan/atau pen.,gaturan dua pekerjaan menim­
miliki kondisi dan kebutuhan yang khusus. bulkan stres. dampak pada hubungan keluarga buruk.
Sorotan utama literatur terhadap dual-earner family
DUAL-EARNER FAMILY. Dengan semakin ban yak pekeljaan
adalah seputar pengaruh yang mungkin terjadi pada anak­
yang ditempati bleh wanita yang menikah, 68% keluarga
anak dari dual-earner family. Akan tetapi. sejauh ini tidak
dengan dua orang tua saat ini adalah dual-earner (kedua
ada bukti yang menunjukkan bahwa gay a hidup dual­
pasangan berpenghasilan) (Barnett & Rivers, 1996). Pada
earner family dapat menimbulkan stres bagi anak-anak.
kenyataannya, kebanyakan bentuk keluarga yang ada saat
Pada sejumlah kecil dual-earner family yang semakin
ini adalah dual-earner family, baik memiliki anak maupun
banyak, baik suami maupun [stri sarna-sarna mengejar ka­
tidak merrriliki anak. Survei nasional yang dilakukan oleh
rir sementara berusaha mempertahankan keluarga. Indi­
Louis Harris pada tahun 1995 menunjukkan bahwa 55%
vidu yang berorientasi pada karir cenderung melihat posisi
wanita yang bekerja menyumbarig separuh atau lebih
mereka sebagai sumber utama identitas dan kepuasan
penghasilan keluarganya (Walters, 1995). Pada kebanyak­
pribadi. Baik Skinner (1984) maupun Goldenberg dan
an dUfll-earner family, baik keduanya bekerja penuh atau
Goldenberg (2002) menyatakan bahwa gambaranbermak­
paruh waktu, sebagian besar wanita bekelja karena
na dari gay a hidup suami-istri yang sarna-sarna berkarir inl
kebutuhan ekonomi. Meskipun ada kebutuhan istri untuk
adalah terkait dengan banyak sekali stres dan ketegangan •
.bekelja, survei yang dilakukan oJeh Harris menemukan
dengan stres dan ketegangan lebih banyak dilaporkan oleh
bahwabanyak wanita (48%) ingin bekerja penuh atau
pihak istri dibandingkan suaminya. Penyebab utamastres
paruhwaktu tanpa melihat apakah mereka perlu bekerja
ini adalah adanya persaingan tuntutan antara struktur
atau tidak (Walters, 1995).
pekerjaan' dan tuntutan yang terkait dengan keluarga­
Dalam dual-earner family, tantangan terbesar terutama
pengasuhan anak, pekerjaan rumah, dan tanggung jawab
berfokus pada: (1) mengatur rumah tangga dan pengasuh­
pemikahan. Pasangan yang kedua-duanya bekerja cende­
an anak; (2) memiliki dua pekerjaan dengan gaji tetap; (3)
rung lcbih ban yak berbagi tugas tradisional kewanitaan,
hubungan keluarga (Piotrkowski & Hughes, 1993).
terutama dalam hal pengasuhan anak, dibandingkan ke­
"Pekeljaan keluarga", menunjukkan pekerjaan rumah
luarga dengan satu orang yang bekerja (Barnett & Baruch,
tangga dan tugas pengasuhan anak, sebagai tantangan
1987; Goldenberg & Goldenberg, 2002~ Macklin; 1988).
pertama yang telah disebutkan di atas. Meskipun terdapat
Akan tetapi tampaknya pada banyak keluarga, istri masih
perubahan peran~ wanita di luar rumah, tetapi dalam
memegang tanggung jawab terbesar dalam melakukan
ke]uarga tradisional sikap peran-sesuaijenis kelamin sering
tugas rumah tangga (Piotrkoski & Hughes, 1993).
kali membentuk kehidupan keluarga. Menurut kebanyakan
Juga terdapai peningkatan minat penelitian mengenai
studi, wanita masih melakukan bagian terbesar 'dari pe­
dinarnika keluarga dalam dual-earner family-terutama
kerjaan keluarga (Ehrenberg, Gearing-Small, Hunter, &
pada keluarga commuter, yaitu pasangan suami-istri
Small, 2001). Pada gilirannya, ketidakseimbangan beban
sengaja tinggal di rumah yang terpisah setidaknya selama
kerja ini sering kali menyebabkan kelebihan beban peran
sebagian besar hari tiap minggunya karena pekerjaan yang
dan kadang kala konflik pernikahan (Goldenberg dan
terpisah secarageografis. Walaupun biasanya merupakan
Goldenberg, 2002; Piotrkowski & Hughes, 1993). Ketika
pola sementara, temuan penelitian menunjukkan berbagai
anak-anak masih kedJ, tantangan terbesar bagi dual-earner
kesulitaoyang ditimbuJtan oleh gaya hidup sepmti ini
family adalah mengatur dan mengoordinasi pengasuhan
(Goldenberg & Goldenberg, 2002; Maclin, 1988).
anak sementara orang tua bekerja. Pengaturan pengasu·han
anak sering kali sulit dilakukan dan hanya untuk semen­ KELUARGA TANPA ANAK. Salah satu tipe varian keluarga
tara:· . inti tradisional adalah keluarga tanpa anak. Di Amerika
Tantangan dalam mengatur dua buah pekerjaan dipe­ Serikat, sekitar 5% wanita atau lebih pernah menikal{
ngaruhi oleh jenis pekerjaan yang dimiliki oJeh pasangan sengaja memilih tidak memiliki anak. Di masa yang akan
18 BAG IAN 1 KONSEP PENGANTAR

datang, persentase tersebut diprediksikan meningkat


TABEL 1 - 3 hingga 10%, bukan hanya disebabkan oIeh penundaan
. '
pernikahan dan pola persalinan, tetapi karena saat ini
BAGAIMANA PANDANGAN ANDA tersedia banyak pilihan pendidikan dan karir bagi wanita
TENTANG KELUARGA ? (Houseknecht, 1987; Kantrowitz, 2001; Maclin, 1988).
1. Apakah Anda menganggap keluarga inti dengan orang
tua yang lengkap merupakan tipe keluarga yang ideal
dan terbaik? KELUARGA ADOPS.
o o o 0
Yo Biasanya Bergantung Tidak Adops! merupakan sebuah cara lain untuk membentuk ke­
Illarga. Dengan menyerahkan secara sah tanggung jawab
2, Apakah Anda menganggap keluarga Anda sendiri sebagai orang tua seterusnya dari orang tua kandung ke
sebagai keluarga tradisional? orang tua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan saling
o 0 o menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak. Di satu
Ya Tidak, karena Tidak fahu
pihak orang tua adopsi mampu membari asuhan dan kasih
3. Apakah Anda percaya ayah dapat membesarkan anak sayangnya bagi anak adopsinya, sementara anak adopsi di­
seorang diri? bel; sebuah keluarga yang sangat menginginkan mereka.
000 0 Dengan semakin majunya pengetahuan, jenis lain adopsi
Ya Tidak, karena Biasanya tidak Tidak dapat diperoleh melalui teknologi. Keluarga adopsi yang
baru akan tercipta ketika anak adopsi cocok dengan sifat
4. Siapa yang menentukan suafu unit adalah keluarga? genetik yang serupa, anak lahir melaIui orang tua pengganti,
o 0
dan akhirnya lahir dari kloning embrio. Definisi keluarga
DeAnisl legal masyarakat Doktrin agama

adopsi yang fllturistik dan meluas ini baru saja mulai


o 0

dibahas di dalam literatur (Coates, 1996). .


Para anggota keluarga Lain-lain

Orang dewasa memilih adopsi karena berbagai alasan.


5. Menurut Anda, Apakah de6nisi keluarga fengah Sering kali, orang tua adalah pasangan yang tidak dapat
berubah saat ini? memiliki anak kandungnya sendiri, tetapi tetap mempu­
o 0 0 o nyai keinginan untuk menjadi orang tua. Saat ini, pilihan
Ya, Dalam beberapa hal Tidak Tidak tahu adopsi lebih sering dilakukan dibandingkan pada masa la­
Iu. Adopsi pilihan tni dilakukan saat pasangan atau seorang
6. Dapatkah seorang individu yang hidup seorang diri
disebut keluarga? dewasa memutuskan mengadopsi seorang anak untuk ber­
o 0 o o bagai alasan agama, moral, keluarga, atau pribadi. Penu­
Ya Mungkin Tidak Tidak tahu runan hambatan so sial dan legal serta peningkatkan kebu­
tuhan untuk menempatkan anak-anak dengan kebutuhan
7. Apakah Anda berpikir bahwa pasangan tanpa anak khusus ke tempat tinggaJ yang pennanen menyebabkan pe­
adalah sebuah keluarga? ningkatkan jumlah wanita dan pria yang belum menikah
o 0 o untuk meng~dopsi anak (Bowden, Dickey, & Greenberg,
Ya Tidak Tidak tahu 1998; Finley, 2000). Empat puluh delapan persen orang
tua adopsi memiliki hllbungan kekerabatan dengan anak,
8. Apakah pasangan homoseksual diperbdehkan untuk
manik'ah? yang menyiratkan bahwa tipe anak yang diadopsi saat ini
o o o o mengalami perubahan bermakna. Ketersediaan bayi yang
Ya Tidak Mungkin Tidak tahu sehat untuk diadopsi men gal ami penurunan akibat kon­
trasepsi, aborsi, lebih banyak wanita lajang yang meme­
9. Apakah Anda percaya bahwa keluarga Amerika lihara bayinya, dan peningkatan angka infertilitas. Pada
.• barada dalam masalah yang serius sekarang ini? saat yang bersamaan, jumJah anak-anak yang memiliki ke­
o 0
butuhan khusus mengalami peningkatan akibat penyalah­
. Ya Mungkin

gunaan obat oleh ibu, pengabaian, penelantaran, atau ke­


o 0

matian (Finley, 2000). Anak yang memiliki kebutuhan


. Tidak Tidak tohu

khm;us adalah anak-anak yang lebih besar pada saat mere­


ka diadopsi dan/atau memiliki kebutuhan medis, emosio­
naI, perke.mbangan, dan perilaku yang kompleks (Kramer
& Houston, 1998). Adopsi antar-ras dan internasionaljuga
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 19

TABEL 1-4
PERBEDAAN BENTUK KELUARGA DI AMERIKA SERIKAT
BENTUK KELUARGA
BENTUK KELUARGA TRADISIO'NAL
NONTRADISIONAL
Benluk keluargo tradisional yang paling umum saat ini adalah: Benluk keluarga nontradisional yang paling umum soot ini'
1. Keluarga inti-salah satu orang lua bekerja, tinggal dalam adalah: ' "
salu rumah. 1. Keluarga dengan orang lua yang tidak pernah menikah
a. Keluarga pada pernikahan pertama dan anak-biasanya ibu dan anak.
b. Keluarga orClng lua tiri 2, Keluarga pasangan yang tidak menikah dengananak­
c. Keluarga adopsi biasanya tipe pernikahan berdasarkan kesepakaton.
2. Keluarga inti-dua/-earner/dual-career; suomi, istri, dan 3. Pasangan heteroseksual cohabiting (kumpul kebo)­
anak-anak tinggal dalam salu rumah. pasangan yang tinggal bersama tanpa menikah.
a. Keluarga pada pernikahan pertama 4. Keluarga homoseksual-individu dengan jenis kelamin
b. Keluarga campuran atau dengan orang tua tiri yang soma tinggal bersoma seperti layaknya "pasongan
c. Keluarga adopsi ' menikah."
3. Pasangan inti-Suomi dan istrj soja; tanpa anak atau 5. Augmented fomirrumah tangga yang terdiri atas '
tidak ada anak yang tin9gal di rumah. keluarga inti atau keluarga orang tua tunggal bersama
a. Salah solu pasangan bekerja (single career) dengan so'tu individu yang tidak memiliki hubungan
b. Pasongan sama-sama bekerja (dual career) darah atou lebih. '
4. Keluarga orang lua tunggal-dikepalai oleh solu orang 6. Keluarga komuni-rumah tangga yang lerdiri alas lebih
(wanito atau pria) sebagai akibat perceraian, dari salu pasangan monogami dengan anak, saling
penelantaran, atau perpisohan. berbagi fasilitas yang soma, sumber dcya, dan '
a. Bekerja pengalam~n; sosialisosi anak-anak merupakan aktivilas
b. Pengangguran kelompak.
5. Dewasa laiang yang linggal sendiri. 7. Keluarga asuh-rumah langga yang lerdiri atas ,satu
6. Extended family tiga generasi-dapat ditandai oleh salah orang lua alau duo orang tua dengan anak asuh dan
sotu bentuk keluarga yang disebulkan di atas (nomor 1 dapat juga anak kandung orang tua lersebut. '
sampai 4) yang tinggal dalam satu rumah. '
7. Pasangan usia pertengahan atau lansia-suami sebagai
pencari nafkah, istri di rumah (anak-anak telah kuliah,
bekerja, dan/atau menikahl. ,
8. Jaringan kekerabaton yang luas. Duo rumah,tangga inti
atau lebih dari kerabat dekat alau anggota keluarga
yang belum menikah linggal berdekatan dan bekerja
soma dalam sistem pertukara'n timbal balik barang dan
jaso.

Diambi/ sebagian dad Sussman (1974) dan Mack/in (1988).

merupakan hal yang sering terjadi saat'ini, seperti juga ko­ tantangan yang terkait dengan menjadi orang tuabagi
mersialisasi adopsi (yi., membuat pengaturan adopsi se­ anak-anak ini. Keluatga yang mengadopsi anak dengan ri­
bagai usaha rne:,dapatkan keuntungan). wayat penganiayaan atau penelantaran sering kali meng­
Perawat keluarga dalam bidang anak dan lingkup bet­ hadapi masalah serius yang dapat mengancam stabilitas . ,
basis komunitas sering kali lebih banyak memberikan pe­ keluarga adopsi tersebut. Untuk keJuarga adopsi seperti
rawatan kepada keluarga adopsi dengan anak yang me­ ini, t~rdapat peningkatan kebutuhan akan layanan pendu~
miliki kebutuhatl khusus, Dalam keluarga adopsi yang kung (Kramer & Houston, 1998). Dalam sebuah studi, ke­
mengadopsi bayi yang sehat, perbedaan antara keluarga berhasilan menjadi orang tua bagi anak dengan ,kebutuhan
kandung dan keluarga adopsi dalam hal prevalensi pe­ khusus digambarkan berdasarkan kemitraan antara kelu- '
ngaruh yang negatif pada anak atau orang tua umumnya arga, lembaga adopsi/kesejahtetaan anak, profesional ke­
dapat di~baikan, walaupl.in di 'beberapa studi' ada ketidak­ sehatan dan kesejahteraan pendukung, anggota jaringan ,
setujuan terhadap kesimpulan ini (Borders, Black, &' infonnal pendukung keluarga, serta dukungan darikeluarga
Pasley, 1998). Dalam keluarga adQPsi dengan anak yang lain yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus(Kramet ,
memiJiki kebutuhan khusus, terdapat banyak dan beragam & Houston, 1998). .
20 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

KELUARGA ASUH mereka dan,jika situasi memang mengharuskan pengasuhan


keluarga asuh, menerima pembayaran atas pengasuhan
Pengasuhan keluarga asuh adalah sebuah layanan kese­
tersebut.
jahteraan anak, yaitu anak ditempatkan di rumah yang ter­
pisah dari salah satu orang tua atau kedua orang tua kan­ Masalah serius yang terkait dengan keluarga asuh adalah
dung untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan fisik kesulitan untuk menemukan rumah asuh yang bailc Pem­
.sena emosional mereka. Anak-anak ditempatkan di rumah bayaran yang tidak memadai terhadap orang lua asuh un­
asuh saat Qrang tua tidak marnpu atau dianggap tidak Jayak tuk pengasuhan anak dan layanan kesehatan serta kurang­
. mengasuh anak-anak mereka. Pada kebanyakan kasus, pe­ nya asuransi Jaminan Sosial bagi orang tua asuh merupakan
nempatan terse but bersifat semen tara dan pada akhirnya. masalah yang menyebabkan makin sedikitnya penempatan
anak-anak dikembaJikan kepada orang tua kandung me­ di rumah asuh (Barth, 2001).
reka. Akan tetapi, terdapat peningkatari jumlah anak-anak Selain keprihatinan mengenai kualitas pengasuhan yang
yang ditempatkan di rumah asuh selama jangka waktu diberikan oleh orang tua asuh, terdapal juga keprihatinan
yang lebih lama atau sebagai masa menunggu adopsi ka­ mengenai status kesehatan anak asuh. Lileratur penelitian
rena orang tua kandung memiliki masalah kesehatan jiwa menunjuk'kan bahwa banyak anak asuh mengalami kesu­
yang serius dan lama, atau merniliki masalah penyaJahgu- ' litan psikologis seperti depresi, gangguan stres pasca­
naan zat. Untuk anak-anak yang lebih besar atau yang me­ trauma, dan masalah perpisahan serta kedekatan (Kramer
rniliki kebutuhan khusus, adopsi mungkin bukan sebuah & Houston, 1998). Anak-anak yang tinggal di banyak ru­
piIihan yang realistik atau pili han yang tepat, dan anak­ mah asuh yang berbeda memiliki ke~ulitan membina
anak ini mungkin akan tetap berada di tempat pengasuhan hubungan dengan tiap pasangan orang tua asuh baru
pengganti atau rumah asuh sampai usia mereka 18 tahun (Rushton, 1989). Juga disepakati secara umum bahwa
dan mampu hidup mandiri. adopsi lebih baik untuk kesejahteraan anak dibandingkan
Pengasuhan oleh keJuarga asuh sangat meningkat da­ . dengan membiarkan mereka tetap berada dalam pengasuhan
lam dua dekade terakhir, dan pada rniJenium baru didapati keluarga asuh.
sejuriilah catatan mengenai anak-anak yang berada di da­ Dibutuhkan pengkajian terhadap anak asuh yang beri­
lam pengasuhan keluarga asuh (Lindsey, 2001). Kecende­ siko tinggi m~ngalarni masalah kesehatan dan pemberian
rungan ini diperkirakan akan berlajut dan bahkan mening­ layanan pendukung. Orang tua membutuhkan blintuan da­
kat. lam pengasuhan dan menghadapi masaJah anak-anak me­
Terdapat perhatian yang luas dalam klinis dan literatur reka, khususnya daJam mengkaji kebutuhan akan konse­
penelitianmengenai kualitas pengasuhan yang diterima ling dan layanan lain.
oleh anak-anak di rumah asuh. Beberapa studi menunjuk­
EXTENDED FAMILY
kan bahwa sekitar seperenam dari seluruh rumah asuh
tidak aman dan tidak adekuat untuk perkembangan (Barth, Extended family tradisional adalah keluarga dengan pa­
2001). Meskipun terdapat pemantauan yang dilakukan oleh sangan yang berbagi pengaturan rumah tangga dan penge­
pekerja kesejahteraan anak, kualitas pengasuhan di rumah luaran keuangan dengan orang tua, kakakladik, dan kelu­
a.suh amat bervariasi, mulai dari yang sangat buruk sampai arga dekat lainnya. Anak-anak kemudian dibesarkan oleh
dengan sangat baik. Anak-anak yang mendapatkan peng­ beberapa generasi dan memiliki pilihan model pola peri­
asuhan dari l<eluarga asuh yang memiliki hubungan keke­ laku yang akan membentuk perilaku mereka. Tipe keluarga
rabatart tampak berisiko tinggi untuk ditempatkan di ling­ seperti ini adalah tipe keluarga kelas pekerja dan keluarga
kungan rumah dengan suasana emosional dan fisik yang irnigran baru kebanyakan. Extended family, yang seeara
kurang, jika dibandingkan dengan anak-anak yang men­ lebih jelas didefinisikan oleh U.S Bureau of the Census
dapatkan pengasuhan dari keluarga asuh yang tidak me­ adalah keluarga yang di dalamnya tinggal seorang anak
miliki hubungan kekerabatan (Lindsey, 2001). Pengasuhan dengan minimal salah satu orang tua dan seseorang di luar
dari keJuarga asuh yang memiliki hubungan kekerabatan anggota keluarga inti, baik memilikihubungan kekera­
. menirigkat dengan pesat-46% dari seluruh rumah asuh di batan maupun tidak (U.S. Bureau of the. Census, 1996). Se­
sebuah negara bagian besar di California pada tahun 1997­ jalan dengan peningkatan usia hidup indi'vidu, perceraian,
dan juga merupakan penempatan yang dominan dilakukan kehamilan remaja, dan kelahirandi hiar pernikahan, rumah
bagi anak-anak yang membutuhkan pengasuhan keluarga: juga menjadi tempat tinggal bagi beberapagenei:asi, biasa­
asuh (Banick, 1997). Kebanyakan dari keluarga asuh yang . nya untuk sementara waktu. Kemampuafl dan ketersediaan
memiliki hubungan kekerabatan adalah keluarga nenekl perumahan dan pekerjaan telah merqaksabeberapa keluar­
kakek-pada kondisi ini neneklkakek mengambil alih pe­ ga untuk tinggalbersama guna mengh,emat biayaperumah­
... ngasuhan cucu mereka. Neneklkakek dapat mengajukan an dan perawatananak{U.S Bure~uofthe Census, 1996).
pennohonan untuk menjadi orang tua asuh bagi cLieu AWi demografi juga menemukan bahwa akibat peningkat­
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 2 1
an usia hidup, empat-Iima generasi di dalam sebuah jelas terlihat (Gambar 1-4 dan 1-5). Menurut data. sensus
ke]uarga merupakan hal yang biasa dalam keluarga miskin Amerika Serikat pada tahun 1986 (U.S. Bureau of the
dan kelas pekerja (Otten, 1989). Menurut U.S. Bureau of Census, 1996), sekitar 54% keluarga Afrika Amerika dan
the Census, pada tahun 1996 terdapat 14% anak yang juga 20% keJuarga kuHt putih non-Hispanik adalah ke­
tinggal di dalam extended family. luarga orang tua tunggal. Pertumbuhan keiuarga yang
Selain ito, terdapat bentuk lain dari extended family­ terdiri dari ayah-anak telah meningkat sejak 1980, jum­
keluarga dengan jaringan kekerabatan yang luas. Dalam lahnya dilaporkan lebih dari sepertiga pertumbuhan ke­
hal ini, dua rumah tangga inti atau lebih dari kerabat dekat luarga orang tua tunggal (Bianchi, 1995). Sekitar 80%
atau kerabat yang belum menikah tinggal berdekatan dan pertumbuhan ini terjadi di kalangan keJuarga ayah-anak.
bekerja sarna dalam 8ebuah sistem dukungan s08ial yang berkulit putih.
timbal balik, termasuk pertukaran barang dan jasa. Tipe Akan tetapi, proporsi jumlah .anak di bawah usia 18
kelua,rga seperti ini merupakan hal yang biasa pada tahun yang diasuh oleh orang tua tunggal secara nasional
komunitas Hispanik (lihat Bab 18 untuk penjelasan yang telah melesat dengan pesat dari 9% anak pada tahun 1960
lebih rinci). , . menjadi 24% anak pada tahun 1991. Diantara anak-anak
Walaupun sebagian besar penduduk Amerika tidak kuht hitam, proporsinya lebih besar, dari 22% pada tahun
tinggal dalam dua tipe extended family yang telah dise­ 1960 menjadi 51% pada tahun 1991 (Gambar 1-6). Enam
butkan, tetapi ikatan extended family yang lebih luas puluh persen anak akan menghabiskan waktu sekitar satu
mungkin ada dan tersebar luas saat ini akibat kemajuan tahun atau lebih di rumah orang tua tunggal mereka se­
transportasi dan komunikasi. Keluarga inti Amerika tidak belum anak-anak tersebut mencapai usia 18 tahun.
. .
terisolasi seperti dulu. Banyaknya eara keluarga dapat sa­ Faktor-faktor yang terkait dengan peningkatan cepat
ling bergantung menciptakan sebuah lingkup extended jumlah keluarga orang tua tunggal adalah (1) angka per­
family yang telah dibuktikan dalam beberapa studi. ceraian yang tinggi, (2) jurn1ah bantuan keuangan yang
Mitos yang mengatakan bahwa keluarga inti terisolasi besar bagi keluarga orang tua tunggal yang memiliki anak
dan dukungan keluarga tidak terbukti oleh penelitian ini, dengan usia di bawah umur, (3) ,hilangnya stigma yang
bukti menunjukkan bahwa sebuah extended family yang melekat pada ibu tidak menikah, dan (4 )pertumbuhan yang
berbeda biasanya muneul dalam sebuah hubungan interaksi besar dalam jurn1ah dan proporsi kelahiran yang teIjadi
yang kuat antar-generasi (Hill, 197(j; Kingson, Hirshorn, & pada ibu yang tidak menikah. .
Cornman, 1986). Sanak saudara utama-orang tua dan sau­ Di antara ibu yang tidak meuikah, terdapat banyak
dara kandung suamilistri-membentuk jaringan hubungan wanita tidak menikah yang sudah lebih' dewasa yang
kekerabatan extendedfamity yang paling penting. memilih untuk memiliki anak. Akan tetapi, peningkatan
yang paling besar berada dalam kelompok ibu usia remaja.
Dari tahun 1970 sampai 1995, terdapat 25% peningl):.atan
KELUARGA ORANG TUA TUNGGAL
kelahiran bayi di kalangan wanita yang tidak menikah
Keluarga orang tua tunggal adalah keluarga dengan ibu dengan usia 15 sampai 17 tahun. Sekitar 90% ibu berusia
(83% keluarga) atau ayah (17% keluarga) sebagai kepala remaja ini tidak menyelesaikansekolah menengiili dan
rumah (U.S. Bureau of the Census, 1998). Keluarga orang mendapatkan tunjangan kesejahteraan (U.S. Bureau oithe
tua tunggal tradisional adalah keluarga dengan kepala Census, 1996).
rumah tangga duda/janda yang bereerai, ditelantarkan, atau
berpisah. Keluarga orang tua tunggal nontradisional adalah
keluarga yang kepala keluarganya tidak menikah (lihat
Tabell-4).
KECENDERUNGAN DEMOGRAFI. Perubahan demografi di
Amerika Serikat yang paling dramatik adalah pergeseran
radikal rumah tangga muum, dari rumah tangga yang di­
kepalai oleh pasangan menikah yang membesarkan anak­
anaknya yang masih di bawah umur menjadi rumah tangga
Kulitputih

90%---~
74%
Kulithitam

58%

36%
r%-" .. ~
Hispanik
8

. I
yang dikepaJai oleh satu orang dewasa (Biachi, 1995; U.S. I I "
1970 80 90 98 1970 80 90 98 1970 80 . 90 . 98
Bureau of the Census, 1996). Sejak tahun 1940, jumlah
keluarga orang tua tunggal meningkat di Amerika Serikat,
dari 8% pada tahun 1950 hingga 26% pada tahun 1996 Gambar 1-4. Anak yang tinggal di rumah tanggodengdn
(Gam bar 1-4 dan 1-5). Dengan menguraikan data statistik orang tuo lengkop. (Sumber: U.S. Bureau of. the Census;
2000.) ....... "

ini berdasarkan ras dan etnik, perbedaan yang bermakna


22 BAGIAN KONSEP PENGANTAR

Tldak ada Sekitar 70% ibu yang bercerai memiliki pekerjaan, jika
orang tua
Ayah saja dibandingkan dengan hanya 38% ibu yang tidak menikah,
23 17 26 Ibu saja dan juga lebih ban yak mendapatkan pembayaran tunjang­
30
an anak dibanding dengan keluarga yang tidak menikah
52 (Bianchi, 1995).
Jumlah keluarga dengan ayah sebagai orang tua tung­
84
galnya meningkat lebih dari dua kali Iipat sejak tahun 1970,
71 77 79 58 Dua orang tua dari 393.000 pada tahun 1970 menjadi 2 juta pada tahun
62
2000 (U.S. Bureau of the Census, 2000c). Walaupun peng­
38
adilan masih Jebih memilih ibu sebagai pemegang hak
pengasuhan, kaum pria berupaya lebih semangat meng­
Semua Kulit Kulit putih Kulit Indian Keputauan Hispanik' ajukan tuntutan untuk mendapatkan hak pengasuhan anak
ras putih non·Hispanik hltam Amerika Asia
dan dan inL Ayah sebagai orang tua tunggat mengalami perubahan
pribumi Pasifik
Alaska peran dan masalah kelebihan peran yang sarna seperti yang
dialami oleh ibu yang menjadi orang rua tunggal. Akan
Gambar 1-5. Persenrose anak berdasarkan adanya orang tetapi, secara rata-rata ayah sebagai orang tua tunggal
tuq: fal"k199.6jSumber: U.S Ce(1sus Bureau, 7996.}
lHlspam asli aapat berasal dan ras manapun. memiliki kondisi keuangan yang lebih baik.
Goldenberg dan Goldenberg (2002) dan Mendes (1988),
Dari semua ke]uarga orang tua tunggal, kelompok yang dalam tinjauan penelitiannya terhadap keluarga orang tua
terbesar adalah keluarga yang dikepalai oleh ibu yang tunggal, menekankan fakta bahwa keluarga orang tua
bercerai dan berpisah. Keluarga seperti ini memiliki ber­ tunggal tidak homogen. Pada kenyataannya, keluarga
bagai masalah dan tantangan yang berbeda dari keluarga orang tua tunggal amat beragam dalam hal sumber daya,
yang tidak menikah. Umumnya, keluarga yang dikepaJai kesempatan, dan keterbatasan. Mendes (1988) mengiden­
oleh· ibu yang bercerai dan berpisah mempunyai kondisi tifikasi lima gaya hidup yang sering terjadi padaorang tua
keuangan yang lebih baik sehingga mereka memiliki ke­ tunggaI:
adaan yang 1ebih baik daripada keluarga yang tidak me­ 1. Gaya hidup kepemimpinan tunggal. Pada gaya hidup,
nikah yang. sebagian besarnya adalah ibu berusia muda. tipe ini, orang tua tungal adalah satu-satunya orang
60

50

40

c
~
(I)
30
Il..

20

10

o
Anak yang Tinggal Tinggal Hanya Tinggal dengan Tinggal Hanya
di Keluarga Inti denganlbu Kakek atau Nenek denganAyah

o Total • Kulit putih Kulit hitam 0 latin


Gambar 1-6. Persentase anak di berbagai struktur rumah tongga yang dibagi berdasarkan ras/etnisitas. Satu dari duo anak
tinggal di. sebuah keluarga inti, yang,didefinisikan sebagai keluarga yang hanya terdiri atas orang tuo dan sauda'ra perempuan
sarto loki-loki kandung. (Sumber: Census Bureau's Survey of InCome and Program Parficipation, 1997b.)
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 23
tua yang sccara aktual terlibat dalam kehidupan dan Sebagai sebuah kelompok, keluarga orang tua tunggal
'pengasuhan anak-anaknya. Dalam beberapa kasus, kurang beruntung jika dibandingkan dengan bent uk ke­
orang tua tunggal berm;;aha untuk memenuhi peran luarga yang lain. Karakteristik keluarga orang tua tunggal
baik sebagai ayah maupun ibu dan mudah sekali ter­ biasanya memiliki angka kemiskinan yang tinggi, menga­
pajan stres, kele6han, dan kelebihan peran. Dalam lami ketidakseimbangan akibat latar belakang minoritas
keluarga lain, pimpinan tunggal ini menangani apa yang tidak menguntungkan, lebih sering berpindah-pindah,
yang dapat mereka lakukan tanpa menyebabkan stres dan memiliki pendidikan yang relatif rendah. Keadaan ini
yang tak semestinya dan kemudian mengoordinasikan lebih sering terjadi pada keluarga dengan ibu sebagai ke­
alokasi beberapa fungsi yang lain dengan eara me-­ pala keluarga dibanding jika ayah yang menjadi kepala
nyerahkan fungsi-fungsi tersebut kepada individu keluarga.
yang kompeten di dalam maupun di luar lingkup Dari semua gambaran umum keJuarga orang tua tung­
kcluarga. gal, kemiskinan adalah hal yang paling serius. Selain itu,
2. Auxiliary parent (orang tua bantu). Dalam gaya hidup terdapat peningkatan kesenjangan antara keluarga orang
ini, orang tua yang memegang hak pengasuhan anak tua tunggal dan keluarga dengan orang tua lengkap
berbagi satu tanggung jawab pengasuhan atau lebih (Teach man, Tedrow, & Crowder, 2(01). Keluarga dengan
dengan orang tua bantu, biasanya ayah dari satu anak kepala keluarga wan ita memiliki angka kemiskinan 36%
atau lebih. dan dilaporkan jumlahnya hampir setengah dari seluruh
3. Pengganti yang tidak memiliki hubungan kekerabat­ keluarga miskin (Bowen, Desimone, & McKay, 1995;
an. Dalam gaya hidup ini, orang tua yang memegang Teachman, Tedrow, & Crowder, 2001). -Newsweek
hak pengasuhan anak berbagi satu fungsi pengasuhan (Gelman et aI, 1985) menyebut para wanita ini dengan
atau lebih denganseseorang yang tidak memiliki hu­ sebutan "kela'> baru dalam kemiskinan." Menjadi orang tua
bungan kekerabatan dengan keluarga, seperti pem­ tunggal tampaknya menjadi sebuah faktor utama dalam
bantu rumah tangga yang menginap dan "orang yang "feminisasi kemiskinan." Beberapa vanabel yang disebut
seperti seorang ibu" bagi anak-anak. sebagai -faktor penyebab adalah: jumlah tunjangan anak
dan ayah; dan minimal hingga tidak ada; kurangnya lahan
4. Pengganti yang memiliki hubungan kekerabatan. Da­
pekerjaan bagi wanita; penurunan jumlah program kese­
lam kondisi ini, individu pengganti adalah kerabat
jahteraan sosial; dan kurangnya pendidikan dan keteram­
yang memiliki hubungan darah atau sah secara hu­
pilan kerja dari ibu yang berusia muda dan tidak menikah.
kum yang mengemban peran sebagai orang tua. 1n­
dividu ini senng kali adalah neneklkakek, tetapi da­ Perubahan, kelebihan, dan konftik peran adalah gambar­
pat juga bibi, paman, sepupu, atau saudara kandung an umum Jain yang terjadi pada orang tua tunggal. Masalah
anak-anak tersebut. Terdapat peningkatan jumlah ne­ peran berkisar seputar memainkan kedua peran sekaligus
nek yang mengasuh cucu dari anak mereka yang ma­ sebagai ayah dan ibu; dan kelebihan peran dalam pekerjaan,
sih remaja, terutama dalam keluarga Afrika Amerika membesarkan keluarga; tanggung jawab rumah tangga,
(Kalil, Spencer, SpIeker, & Gilchrist, 1998). dan upaya untuk memiliki kehidupan pribadi. Dan yang
terakhir, karena kebanyakan dan orang tua tunggal akan
5. Titular parent (orang tua hanya sebutan). Orang tua menikah lagi, sehingga terdapat kebutuhan untuk membuat
hanya sebutan tinggal dengan anak-anak, tetapi untuk perubahan besar peran lainnya-melepaskan peran orang
maksud dan tujuan tertentu melepaskan peran seba­ tua ganda dan membentuk peran baru pemikahan serta
gai orang tua. lbu yang masih berusia remaja atau ibu menjadi orang tua yang menyesuaikan dengan pemikahan
pecandu alkohol, pecandu obat-obatan terlarang, atau
baru (Goldenberg & Goldenberg, 2002; Hogan, Buchler, &
,mengalami gangguan jiwa sering kali menjadi orang
Robinson, 1984; LeMaster, 1974; Maclin, 1988).
tua sebutan saja. Dalam kasus seperti ini, dapat saja
Kumpulan bukti dari beberapa studi terhadap keluarga .
anak dari orang tua hanya sebutan berperan sebagai
. orang tua tunggal secara konsisten menunjukkan bahwa
orang tua, atau orang tua dari titular parent yang anak-anak dalam keluarga orang tua tunggal berada dalam .
mengurusi pengasuhan anak dan tanggung jawab kondisi yang kurang menguntungkan jika dibandingkan
rumah tangga (Kalil, Spencer, SpIeker, & Gilchrist, dengan anak-anak yang· tinggal dalam keluarga dengan
1998). orangtua lengkap (Teach man, Tedrow & Crowder, 2001).
Masing-masing tipe keluarga orang tua tunggal ini me­ Jika peridapatankeluarga adalah· sarna, .anak~anak dalam
miliki beragam masalah dan kekuatannya sendiri. Namun, keluarga orang tua tunggal dua sampai tigakali lebih·
yang penting bagi keberhasilan fungsi masing-masing tipe mudah mengalami masalah emosional dan perilaku jika
keluarga ini adalah integrasi keluarga ke dalam sistem dibandingkah dengan anak-anak .dalam keluargadengim
pendukung psikososial yang mungkin. orang tua lengkap. Anak-anak dengan· orang rua tunggal ini .•
24 8AGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

dua kali lebih sering tidak menyelesaikan sekolah menengah Banyak klien rawatan rumah, terutama lansia yang
dan 2,5 kali lebih sering menjadi ibu dalam usia remaja mengalami penyakit kronik atau individu cacat, adalah
(Popenoe, 1995). orang dewasa yang tinggal sendiri. Walaupun individu
yang tinggal sendiri ini tampaknya tidak sesuai dengan
IBU USIA REMAJA YANG TIDAK MENIKAH. Angka keha­
detinisi literatur mengenai keluarga, tetapi biasanya mereka
milan remaja !=Ii Amerika Serikat sangat tinggi, terutama di memiHki sebuah extended family, saudara kandung, atau
, kalangan remaja putri Afrika Amerika. Namun, untungnya anak-anak yang mereka kenali sebagai keluarganya. Ke­
antara tahun 1991 dan 1998 terdapat penurunan drastis bariyakan individu yang tinggal sendio adalah bagian dari
angka persalinan untuk semua, remaja putri sebesar 20%, 'beberapa bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika
terutama pada remaja putri Afrika Amerika (Center for jaringan ini tidak terdiri atas kerabat, jaringan ini dapat
Disease Control & Prevention, 2001). Kelahiran dari ibu terdiri atas teman-teman seperti mereka yang sama-sama
yang tidak menikahjuga tinggi·dan dapat lebih tinggi lagi tinggal di rumah pensiun, rumah jompo, atau hidup ber­
jika tidak ada aborsi. Penyebab prevalensi keluarga remaja tetangga. Hewan peliharaan juga dapat menjadi anggota
yang tidak menikah beragam. Faktor utama yang disebut­ keluarga yang penting.
kan di literatur adalah aktivitas seksual dini, tidak meng­ Selanjutnya, terdapat individu yang benar-benar se­
gunakan afau menggunakan alat kontrasepsi tidak efektif, orang "penyendiri." Mereka memiliki kebutuhan yang
~idak menikah sebelum anak lahir, dan terdapat penerima­
lebih besar terhadap layanan kesehatan dan psikososial,
an yang relatif lebih besar terhadap remaja yang menjadi karen a mereka tidak memiliki sistem pendukung dan
ibu di luar pernikahan di kalangan keJas berpenghasilan kadang-kadang tidak tertarik untuk membentuk sistem
rendah Afrika Amerika (Chilman, 1988; Prater, 1995). pendukung tersebut. Perawat rawatan rumah (homecare)
Fakta bahwa lebih dari 50% pemuda Afrika Amerika dan pemberi asuhan jangka panjang dapat membantu klien
perkotaan adalah pengangguran merupakan satu alasan seperti ini dengan membina hubungan yang suportif de­
rendahnya angka pernikahan dalam kelompok remaja ngan mereka, sehingga dapat mengurangi isolasi sosial
Afrika Amerika. Jurnlah pemuda Afrika Amerika yang klien.
leblh sedikit jika dibandingkan dengan pemudi' Afrika
Amerika juga dapat membantu menjelaskan mengapa KELUARGA ORANG lUA TlRI
begitu banyak ibu berusia remaja Afrika Amerika tidak
menikah.' Walaupun perceraian semakin umum terjadi, kecende­
Layanan bagi remaja yang menjadi orang tua tunggal rungan ini disertai tingginya angka menikah lagi. Menikah
hinggasaat ini masih belum memadai. Dibutuhkan sebuah lagi dapal terjadi pada beberapa tipe hubungan yang ber­
rangkaian layanaI).. Layanan ini berkisar dari layanan pen­ beda-kedua pasangan dapat sama-sama menikah untuk
cegahan primer mengenai pendidikan seks dan keluarga kedua kalinya atau lebih atau salah satu pasangan yang
berencana hingga program sasaran, jaringan pendukung, menikah lagi (Coleman, Ganong, & Fine, 2001). Tujuh
konseling, klinik yang berbasis sekolah, dan kelas menjadi puluh lima persen individu yang ,bercerai pada akhimya ,
orang tua, serta layanan untuk extended family dari ibu usia akan menikah lagi (Glick, 1994). Menikah lagi di kalangan
remaja yang tidak menikah. pria lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita dan
Orang tua tunggal secara keseluruhan juga memiliki menikah lagi di kalangan orang Afrika Amerika dan His­
kebutuhan khusus. Selain penyediaan kelas menjadi orang panik lebih rendah daripada kulit putih. Kebanyakan me­
tua dan jaring1lD dukungan ternan sebaya, dibutuhkan per­ nikah lagi cendenmg terjadi secepatnya setelah pemikahan
ubahan kebijakari sosial sehingga fasilitas perawatan anak yang sebelumnya berakhir.
yang adekuat dan dukungan institusi seperti keJonggaran Angka menikah lagi yang tinggi menyebabkan pesatnya
jam kerja dapat ditetapkan. pertumbuhan keluarga orang tua tiri atau keluarga campur­
an. Ke1uarga seperti ini juga dikenal sebagai "keluarga
, DEWASA LAJANG YANG TlNGGAL SENDIRI yang menikah lagi," yang dapat terbentuk dengan atau
tanpa anak, dan "keluarga yang terbentuk kembali." Biasa­
lumlah individu yang tinggal sendiri juga makin mening­ nya, tipe keluarga seperti ini terdiri atas seorang ibu, an~k
" kat. Menurut Sensus tahun 2000, jumlah orang Amerika kandung ibu tersebut, dan seorang ayah tiri. Sekitar seper­
'. yang tinggal sendiri tumbuh hampir dua kali laju populasi, tiga anak-anak di Amerika Seokat tinggal dalam keluarga
'yangdilaporkan hampir 26% dari keseluruhan populasi. yang menikah lagi atau keluarga orang tua tio sebelum me­
,', Birnyak wanita lansia yang tinggal sendiri, tetapi pening­ reka mencapai masa dewasa (Bumpass, Raley, & Sweet,
"katanjumlahorang yang tinggal sendiri terjadi pada orang 1995).
; dewasa perusia 20-an dan 30-an (GHck, 1988b; U.S Bureau Biasanya, bentuk keluarga seperti ini adalah keluarga
,of the Cerisus,2000c). ' yang pada awalnyamengalami proses periyatuan yang
BAB t PENGANTAR KELU.ARGA 25
kompleks dan penuh dengan stres. Banyak penyesuaian dapat bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dengan
yang perIu dilakukan dan sering kali individu yang berbeda strategi "menaklukkan dan memecah belah"-yang
atau subkelompok keluarga yang baru terbentuk ini ber­ menyebabkan kedua orang tua kandung mereka
adaptasi dengan keeepatan yang tidak sarna (Visher & saling bennusuhan. Dapat timbul konflik yang lebih
Visher, 1996). Walaupun seJuruh anggota keluarga harus besar.
menyesuaikan diri dengan situasi keluarga yang baru, 2. Kompleksnya hubungan dalam keluarga orang tua.
anak-anak sering kali memiliki masaJah koping yang Jebib tiri merupakan sebuah gambaran bermakna yang
besar karena usia dan tugas perkembangan mereka, serta mengganggu penyesuaian. Peran dan hubungan yang
karena "keanggotaan ganda mereka" (keanggotaan di ruIDit serta beragam· dapat menjadi sumber utama
dalam dua rumah tangga dan dua budaya) (Hetherington & kesulitan baik bagi orang tua maupun anak, sejalan
Stanley-Hagen, 2000; Visher & Visher, 1993). dengan usaha merek,a untuk mempertahankan hu­
Coleman, Ganong, dan Goodwin (1994) mengkaji 26 bungan kekerabatan yang terdahulu dan yang ada
buku sumber mengenai keJuarga dan pel1likahan, serta me­ saat ini serta menghadapi hubungan kekerabatan
ringkas baik kekuatan maupun stresor yang teridentifikasi yang baru. Seperti yang disebutkan sebelumnya,
pada keluarga dengan orang tiri yang ada dalam buku sum­ khususnya anak-anak yang merasa ketidaksetiaan
ber tersebut. Pertama-tama mereka menyebutkan bahwa hubungan orang tuanya.
stresor dan model perbandingan-kekurangan sering digu­ 3. Ambiguitas peran sering kali merupakan stresor
nakan dalam buku sumber saat membahas keluarga orang utama yang dihadapi oleh keluarga orang tua tiri.
tua tiri-kemungkinan bukti yang ada mengenai stereotipe Orang tua tiri sering kali tidak tahu bagaimana se­
masyarakat yang negatif. Tiga kekuatan keluarga tipe ini harusnya bersikap sebagai orang tua tiri dan kurang­
yang diidentifikasi adalah: nya nonna yang jelas bagaimana eara memainkan
I. Menikah lagi merupakan peluang lain untuk mem­ peran sebagai orang tua. Suamilistri mereka dapat
bentuk hubungan yang baru, suportif, dan memuaskan memiliki harapan peran yang tinggi dan tidak reaJis­
yang meningkatkan kesejahtenian anak-anak serta tik terhadap mereka, dan anak tiri mungkin tidak rne­
orang dewasa yang menikah lagi. nerima anggota baru dalam peran orang tua tiri. Se­
2. Bagi anak tin, orang tua tiri dapat menjadi panutan lain itu, tidak banyak terdapat tuntunan sosial guna
tambahan yang positif, denganmemberikan anak­ membantu orang tua tiri mempelajari peran baru
. anak tersebut kasih sayang, pengetahuan, dan per­ mereka.
hatian yang mungkin tidak dapat diberikan oleh orang 4. Tekanan finansial dapat muneul. Orang tua tin harus
tua kandung. menyediakan sokongan keuangan untuk anak-anak
3. Sebuah jalan keluar dari kemiskinan dan perbaikan dati kedua belah pihak, yang akan menimbulkan
kondisi keuangan juga merupakan keuntungan yang ketegangan finansiaJ pada kedua keluarga.
bennakna dari pembentukan keluarga orang tua tiri,
5. Hubungan dengan mantan suamilistri dapat menye­
terutama untuk wanita bereerai dan anak-anak
babkan ketegangan dan menjadi sumber perseteruan
mereka.
serta konflik, terutama jika berhubungan dengan tun­
Enam sumber stres disebutkan oleh Coleman dan rekan
jangan anak, waktu berkujung, dan eara pengasuhan
(1994), Visher dan Visher (1993 & 1996; dan Coleman,
anak.
Ganong, dan Fine (2001):
1. Hubungan antara orang tua tiri dan anak tiri me­ 6. Harapan yang tidak realistik mengenai bagairoana
rupakan sumber utama kesuJitan bagi banyak kelu­ kehidupan keluarga seharusnya berjalan dapat meo­
arga. Masalah disiplin dan kesulitan anak tiri dalam ciptakan sumber utama ketidakpuasan dan ketidak- .
menerima orang tua tiri sebagai orang tuanya yang sepaharnan pada keluarga orang tua tiri, terutama
disebabkan muneulnya rasa "tidak setia" biasanya pada beberapa bulan awal keluarga baru. tersebut. . .
menyebabkan ketegangan hubungan dalarn keluarga ,Perkembangan keluarga orang tua tiri· sebagai sebuah
yang menikah lagi. Masalah kekuasaan dalam per­ sistem keluarga berbeda dengan perkembangan keluarga
nikahan juga dapat muneu!. Wanita bereerai yang inti· tradisional dengan orang tua lengkap.· Dalarn Bab 5 .
selama masa pereeraiannya menjadi pengambil ke­ (TabeL5~15), terdapat Model Perkembangan Orang tua
putusan utama dan menjadi seorang figur yang me­ .. Tiriyang diuraikan oleh Carter dan MeG()ldnck (1989),
miliki kekuasaan sering kali hanya menginginkan yang terdiri dl,Ui tiga fase atau langkah yang sejalan dengan
hubungan yang setara dengan suami baru mereka: isu perkembangan yang harus dihadapi.
Namun, suami barunya mllngkininemiliki harapim . Hanya sedikit penulis buku yang membah.asmengenai
yang berbeda. Dalam keluarga tiri, anak-anak juga faktor-faktor yang membantu keluarga orangtua tiriurituk .
26 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

menyesuaikan din seeara positif. Sebuah pembahasan yang sama yang aktif yang paling ban yak dibahas adalah hal<
paling membantu mengenai karakteristik keluarga orang, asuh bersama, yaitu kedua orang tua memiliki hak dan ke­
tua tin yang berhasil dijelaskan oleh Visher dan Visher wajiban yang sarna atas anak di bawah usia tanpa'meman­
(1996) dan Goldenberg dan Goldenberg (2002). Mereka dang dengan siapa anak tinggal.
memasukkan enam karakteristik yang ditemukan di seba­ Makin banyak perhatian yang diberikan pada orang tua
gian besar keluarga orang tua tiri yang sehat. Enam karak­ dan pemegang hak asuh bersama. Akan telapi, pengaturan
teristik tersebut adalah: keluarga seperti ini hanya dijumpai pada sebagian kecil
1. Harapan keluarga orang tua tiri realistis. Orang de­ keluarga yang bereerai. Contoh kasusnya adalah: pada se­
wasa menyadari bahwa' segala sesuatunya akan sulit buah sampel yang mewakili nasional mengenai anak-anak
pada awalnya, perlu waktu untuk beradaptasi, dan dalam keluarga orang tua tunggal atau dengan orang tua
adaptasi tersebut tidak dapat dipaksakan. Rasa ke­ tiri, hampir setengah dari anak-anak tersebut tidak berte­
hilangan harus diberikan waktu untuk diungkapkan. mu, selama setahun ke belakang, dengan orang tua yang
Keluarga orang tua tiri adalah keluarga yang "lahir tidak tingga/ bersama dengan mereka. Orang tua yang
dari suatu kehilangan," yang terbentuk baik dan per­ linggal bersama dengan anak-anak tersebut menjalankan
eeraian ataupun kematian. Orang dewasa mendukung peran pengasuhan anak yang Iebm besar (Furstenberg &
dan membantu anak-anak mereka dalam menghadapi Nord, 1985). Meskipun begitu, Keterlibatan seorang ayah
kehilangan yang menyertai terbentuknya sebuah ke­ dengan anak-anaknya seeara terus menerus penting bagi
Iuarga baru. kesejahteraan anak-anal<. Ketika hal tersebut memungkin­
2. Terbentuk hubungan antara orang tua dan anak tiri kan dan tepat, menjadi orang tua bersama harus difasilitasi
yang memuaskan. Hal ini tidak hanya meneakup dan didukung.
hubungan pemikahan, tetapi juga hubungan antara
pasangan yang menikah dan extendedfamily masing­ COHABITING FAMILY
, . masing.
Terdapat perkembangan yang bermakna pada jumlah
3.. Terbina hubungan pasangan yang kuat dan bersatu.
cohabiting family (pasangan "kuropul kebo") di Amerika
4. Rumah tangga yang tadinya terpisah belajar untuk Serikat (U.S. Bureau ofthe Census, 2000; Koeninn, 1997).
bekerja sama-untuk meneiptakan pengaturan yang Gelombang tinggal bersama ini muneul pada tahun 1960­
memuaskan yang melibatkan anak-anak. an dan terns berlanjut, dengan peningkatan lebihdari 100%
5; . Tercipta ritual, peran, dan peraturan yang memuas­ seeara nasional pada jumlah unit rumah tangga cohabiting
kan. Anggota dari keluarga orang tua tirfmampu family dari tahun 1970 hingga 2000 (dad hampir 523.000
menentukan ritual dan cara melakukan sesuatu yang menjadi 3,8 juta rumah tangga). Keeenderungan ini terus
ingin mereka adopsi dalam keluarga mereka yang berlanjut. Pada era sebelumnya, cohabiting family terbatas
barn tercipta. pada kalangan yang sangat kaya, mereka yang berkeeim­
6. Karena tel:dapat perbedaan keseimbangan kekuasaan pung dalam dunia sandiwara, dan juga yang sangat miskin.
dalam sebuah keluarga orang tua tiri, orang tua Namun dewasa ini, cohabitingfamil), telah menjadi bentuk
kandunglal] yang menangani masalah disiplin. keluarga nontradisonal yang dapat lebih diterima di ka­
langan kaum muda sebelum dan di antara pemikahan
(Koeninn, 1997; Weiss, 1988).
KELUARGA BINUKLIR Diperkirakan bahwa ada lebih dari separuh cohabiting
family (Popenoe & Whitehead, 1999). "Yang membuat
Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah cohabiting family menjadi sangat signifikan bukan hanya
pereeraian yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sis­ karena prevalensinya tetapi juga penerimaannya yang ma­
tern keluarga yang terdiri atas dua rumah tangga inti, ma­ kin luas" (Popenoe & Whitehead, 1999, him 3). Faktanya,
ternal dan paternal, dengan keragaman dalam hal tingkat cohabiting family tampaknya semakin dipandang sebagai
kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah sebuah proses normatif menuju pernikahan. Tidak hanya
.tangga (Ahrons & Perlmutter, 1982). Dengan adanya gera­ kaum muda yang tinggal bersama tanpa menikah; tetapi
'kan kesetaraan peran gender, peningkatan partisipasi ayah individu yang lebih tua, dan janda atau individu yang ber­
, dalam kegiatan sebagaioraIig tua, dan peningkatan kesa­ eerai juga mulai tinggaJ bersama tanpa menikah, senng
9.aran akan kehiJangan hak perigasuhan anak seita akibat kali untuk alasan pertemanan dan berbagi sumber finansial
'. negatif pada 'anak apabila tidak ada kontak dengan ayah yang terbatas (Goldenberg & Goldenberg, 2002). Yang
mereka, roaka muneul beragam cara untuk terlibat aktif mendasad kecenderungan cohabiting. familyiniadalah
menjadi orang tua bersama. Bentuk menjadi orang tua ber­ pergesera.n budaya yangluas dad masyarakat yang religius
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 27
menjadi masyarakat sekuler, yang berfokus pada kebebasan takutan akan penurunan imun sebagai akibat krisis AIDS

dan otonomi individu (Popenoe & Whitehead, 1999). juga merupakan stres yang khususnya dialami keluarga

homoseksual (Goldenberg & Goldenberg, 2002). Debut

KELUARGA HOMOSEKSUAL sosial adalah sebuah proses penting dan dapat menimbul­
, kan stres yang berkelanjutan yang harus dialami ka!lm ho­

Tidak ada kesepakatan mengenai tatanan keluarga homo­ moseksual, biseksual, dan individu transgender selama

seksual (gay and lesbian). Definisi Allen dan Demo (1995) hidupnya (Wilcox & Allen, 2000).
ditampilkan karena definisinya yang luas dan cakupan Sangat berbeda dengan pernikahan hetero seksual, per­
keragaman keluarga homoseksual yang besar. Mereka nikahan homoseksual di Amerika Serikat tidak terdapat
menyatakan bahwa keluarga homoseksual adalah "dua sanksi legal, kecuali di wilayah Vermont, di wilayah
atau lebih individu yang berbagi ofientasi seksual yang tersebut pasangan homoseksual dapat melakukan
sarna (mis., pasangan) at au minimal ada satu orang "pernikahan sipil." Namun, di Eropa Barat, empat negara
homoseksual yang memelihara anak" (him. 13). Walaupun mengizinkan pernikahan sesama jenis-Perancis, Islandia,
tidak ada perhitungan resmi mengenai jumlah keluarga Belgia, dan Swedia (Sussman, 2000; Times Wire Services,"
homoseksual, bentuk keluarga ini mewakili sejumlah kecil 1999). Pernikahan homoseksual tidak "dilembagakan,"
rumah tangga di Amerika Serikat (Allen & Demo, 1995; yang berarti tidak ada peraturan, standar, praktik, dan
Eliason, 1996). Menurut Allen dan Demo (l995)-yang sanksi sosial untuk kesinambungan. Oleh karena itu, ku­
melakukan suatu tinjaun literatur yang ekstensif di bidang rangnya dasar hukum adalah masalah yang ada saat ini
ini-hanya sedikit penelitian yang disajikan atau dipubli­ dalam hal warisan dan hak-hak orang tua. Sebagai contoh,
kasikan mengenai "keluarga homoseksual. Allen dan Demo "Iedakan bayi kaum lesbian" menimbulkan berbagai masa­
(1995) dan Laird (1993) menyimpulkan bahwa hanya se­ lah yang membingungkan bagi pasangan lesbian yang ber­
dikit diketahui mengenai hubungan keluarga ini dan apa pisah. Dalam kasus ini, pasangan lesbian yang bukan orang
yang disajikan atau djpublikasikan berdasarkan jumlah tua kandung tidak mempunyai hubungan yang legal dengan
sampel yang sedikit yang didominasj oleh responden ber­ anaknya. Dalam kasus yang lain, anak-anak secara legal
kulit putih, kelas menengah, berpendidikan tinggi, dan dipindahkan dari sebuah rumah keluarga lesbian karena
tinggal di kota. orang tua lesbian dianggap,sebagai":ibu yang tidak layak"
Keluarga homoseksual sangat berbeda dalam hal bentuk terkait dengan orientasi seksualnya (Eliason, 1996). Walau­
dan kOli1posisinya. Pertama-tama, mereka adalah keluarga pun sebagaian besar studi menunjukkan tidak ada perbedaan
yang terbentuk dari kekasih; teman, anak kandung dan dalam pengasuhan anak dan penyesuaian anakoleh orang
adopsi, kerabat sedarah, anak tiri, dan bahkan mantan ke­ tua homoseksual jika dibandingkan"dengan orang tua hete­
kasih. Selain jtu, keliJarga tidak perlu untuk tinggal dalam roseksual, hambatan hukum masih muncul dalam~urusan
rumah tangga yang sama (Laird, 1993). Oleh karena jtu, adopsi dan hak pengasuhan anak.
tidak ada bentuk keluarga normatif atau seragam dalam ke­ Menurut jajak pendapat nasional terbaru, mayoritas
luarga homoseksual. Biasanya keluarga homoseksual ada­ warga Amerika percaya bahwa orang tua homoseksual se­
Jah pasangan' dengan jenis kelamin yang sarna, tetapi ke-· tara dengan orang tua heteroseksual dalam hal kemampuan
luarga tersebut dapatjuga dikepalai oleh orang tua tunggal mereka menjadi orang tua, yang menunjukkan adanya
yang homoseksual atau berbagai figur orang tua. penerimaan yang lebih besar terhadap keluarga homosek­
Menurut Goldenberg dan Goldenberg (2002), yang sua I sekarang ini (Savin- Williams & Estenberg, 2000).
memberikan konseling kepada keJuarga homoseksual, pa­
sangan homoseksual yang tinggaJ bersama tanpa menikah
~MASA DEPAN KELUARGA
memiliki banyak persamaan dengan pasangan hetero sek­
sual yang tinggal bersama tanpa menikah. Akan tetapi, ke­ AMERIKA
Juarga homoseksual memiliki perbedaan yang nyata. Satu
perbedaan yang sangat mencolok ~daJah homofobia yang Dengan makin rumitnya pola rumah tangga dan keluarga
melekat kuat di masyarakat dan kemungkinan stigmatisasi yang ditunjukkan keluarga, saat ini anggota keluarga me­
yang dihadapi atau mungkin dihadapi oleh keluarga homo­ miliki lebih banyak pili han untuk menjalani gaya hidup
seksual jika mereka mengungkapkan mengenai homo­ yang mencerminkan perbedaan dan pilihan mereka. Mes­
seksualitas dan pengatunin kehidupan mereka yang non­ kipun demikian, banyak ahti sosial keluarga dan profesional
tradisional '(Laird, 1993). Upaya menyeli1bunyikan diri, kesehatan keluarga prihatin terhadap kondisi keluarga
menghukum diri sendiri karena homoseksualitasnya, mem­ Amerika.
beri julukan yang buruk bagi diri akibat julukan negatif Pada tinjauan sejumlah artikeI dan bab yang membahas
yang diberikan masyaraka~, dan, untuk kaum homo, ke- mengenai kondisi dan masa depan keJuarga, penulis se­
28 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

pendapat dengan Hunter (1994), yang menyatakan bahwa' tahun ke belakang" (hIm. 38) meskipun telah mampu ber­
keluarga tampak sebagai area konflik yang paling men­ adaptasi terhadap peru bah an sosial dan ekonomi. Coontz
colok di masyarakat-atau sebagai sebuah lembaga yang (1996) juga menyatakan bahwa "kita dapat merasa tenang
"diserang." Contohnya adalah sebuah debat politik yang dari kenyataan bahwa keluarga Amerika selalu berada
hangat mengenai "nilai-nilai keluarga" pada tahun 1992. dalam suatu fluktuasi dan memiliki keragaman yang luas
Hunter (1994) dan Rodman serta Sidden (1992) meng­ dalam bentuk dan nilai keluarga yang telah berjalan dengan
identifikasi isu-isu keluarga yang menjadi perdebatan yang baik pada kelompok yang berbeda di waktu yang berbeda.
saat ini sangat sering menghiasi halaman surat kabar kita: Tantangan keluarga Amerika saat ini adalah bergulat
perhatian mengenai anak-anak yang "tidak mendapatkan dengan transformasi besar yang tengah mereka alami
pengawasan di rumah"; peran dan status wan ita, terutama sekarang ini" (him. 43).
wanita yang memiliki anak (yi., perdebatan mengenai
apakah wan ita yang bekerja "menyakiti" anak.anak
mereka); legitimasi moral aborsi; tahap perkembangan et.IlMPLIKASI

anak yang tepat; status legal dan sosial homoseksual; pe­


ningkatan kekerasan dalam keluarga; makin banyaknya
KEPERAWATAN

tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan di kalangan de­ KELUARGA

wasa muda; 'dan makin tingginya kebutuhan akan tempat


penitipan anak yang adekuat. Deskripsi yang telah dijabarkan mengenai bentuk keluarga
Kontroversi seputar isu mengenai keluarga dan masa menggambarkan luasnya rangkaian struktur yang ada di
depan keluarga sebagai sebuah lembaga ditafsirkan oleh dalam keluarga saat ini. Tidak ada bentuk keluarga yang
beberapa pihak sebagai sesuatu yang diperdebatkan antara "benar" atau "salah" "sesuai" atau "tidak sesuai." Keluarga
pihak yang optimis dan pesimis. Walapun kedua belah pi­ harus dipahami dalam konteksnya masing-masing. Sebutan
hakmemahami bahwa keluarga tengah mengalami per­ dan tipe hanya berfungsi sebagai acuan pengaturan hidup
ubahanyang sangat besar, tetapi mereka tidak sepakat ter­ keluarga danjaringan kelompok utama. Setiap upaya harus
utama mengenai keluasan, arti, dan akibat dari perubahan· . dilakukan untuk memahami kekuatan dan keunikan dari
tersebut. (Hunter, 1994). Pihak yang pesimis memiliki ke­ setiap keluarga tertentu. Masyarakat menempatkan tuntutan
cemasan yang besar mengenai penurunan jumlah keluarga yang kompleks dan bahkan menimbulkan konflik pada
Amerika.· Mereka memandang isu yang telah- disebutkan individu; oleh sebab itu, kebutuhan terhadap berbagai
(dan lebihbanyak lagi) sebagai hal yang memiliki pengaruh bentuk keluarga juga muncul .bersamaan. Profesional
buruk bagi keluarga dan menjadi penyebab sikap mereka kesehatan yang memberikan layanan kepada keluarga
yang menyedihkan (Rodman & Sidden, 1992). Sering kali, harus bersikap toleran dan peka terhadap keragaman gaya
perhatian mereka berfokus pada pengaruh negatif' yang hidupkeluarga dan harus mengenyampingkan model
ditimbulkan oleh beragam bentuk keluarga terhadap anak­ tradisional keluarga sebagai model "keluarga yang ideal."
anak (Scelfo, Springen, Figueroa, Brant, & Abrahms, Yang penting bagi keluarga adalah kualitas hubungan yang
2001). Di sisi lain, pihak yang optimis, melihat perubahan . ada di daJam keluarga, bukan struktur tempat hubungan
sebagai sesuatu yang positif dan menyebut perubahan ter­ tersebut muncul (Dunphy, 2001).
sebut sebagai kebangkitan kesetaraan dan pembagian pe­ Sebagai sebuah masyarakat dan melalui kebijakan
ran gender, kemampuan wanita untuk bekerja dan memiliki publik dan program pelayanan kesehatan, kita periu
sebuah keluarga; kemajuan teknologi yang memberikan mempromosikan dan memperkuat keluargaserta mencari
anggota keJuarga lebih ban yak waktu luang bersama; cara guna membuat masyarakat menjadi lebih suportif
toleransi dan penghargaan yang Iebih besar kepada kaum (terutama dalam area pengasuhan anak) bagi anak-anak
homoseksual. Pihak yang optimis merujuk pada pepatah dan keluarga yang hidup dalam bentuk keluarga yang
kuno bahwa keluarga yang tangguh dan adaptif terhadap beragam. Ringkasnya, dalam peran kita sebagai perawat
kondisi sosial yang baru "akan tetap bertahan." keluargadan warga negara yang telah mendapatkan
Sebuah rriasalah besar pada kebanyakan pihak pesimis informasi, kita harus membuat program dan komunitas kita
adalah bahwa mereka memiliki kerangka waktu yang lebih menjadi "s.ahabat keluarga."
terbatas ketika menganalisis keJuarga. Sejarah mengajar­ Kitajuga harus menyadari bahwa banyak keluarga yang
kan sesuatu kepada kita terkait hal ini. Serangan terhadap , tengah berada dalam masalah. Hanya dengan menyadari
keluarga dan status serta masa depannya bukan suatu hal adanya kondisi stres pada keluarga inilah, tercipta aksi
yang baru. Coontz (1996), seorang sejarahwan keluarga, sosial. layanan kesehatan yang berfokus lebih luas pada
secara impresif mengatakan bahwa "keluarga Amerika le­ keluarga, dan perubahan kebijakan domestik yang sangat
bih sering mengalami konflik dibandingkan selama 300 dibutuhkan.
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 29
/Jt; RANGKUMAN Jansia) dan kecenderungan sosiobudaya (perubahan
komposisi ras dan etnik dalam masyarakat).
Pembahasan mengenai keluarga yang perlu diperhatikan di
Keluarga telah mengalat:ni perubahan yang bermakna
dalam bali ini adalah:
dalam beberapa tahun belakimgan ini, perubahan ini
• Keluarga mempunyai dua tujuan dasar-memenuhi
adalah: (a) penilrunan ukuran rumah tangga; (b) pe­
kebutuhan masyarakat dan individu yang menjadi
. nundaan pernikahan dan penurunan angka pernikah­
anggota keluarganya.
an; (c) angka perceraian yang tinggi; (d) angka me­
Terdapat beberapa alasan penting mengapa perawat
nikah lagi yang rendah; (e) peningkatan kelahiran
harus bekerja bersama dengan keluarga, termasuk di
anak pertama dari ibu berusia lanjut; (0 peningkatan
dalamnya adalah untuk memberikan perawatan yang
jumlah keluarga orang tua tunggal dan pengaturan
lebih efisien bagi anggota keluarga dan untuk men­
tempat tinggal anak; (g) perubahan norma gender; (h)
dapatkan sebuah pengkajian yang lebih menyeluruh
peningkatan junlah tenaga kerja wanita; dan (0 pe­
terhadap klien individu.
ning1catan heterogenitas keluarga.
• Selama enam tahap interaksi keluarga dengan masalah • Bentuk keluarga yang· beragam telah membentuk
kesehatan, keluarga memainkan sebuah peran vital kembali tampilan keluarga yang ada saat ini. Tipe ke­
secara terus menerus. Juarga mencakup: keJuarga inti (single earner, dual
• Definisi utama keluarga mencakup definisi keluarga, earner), keJuarga adopsi. keJuarga asuh, keJuarga
keluarga inti, extended/amily, keluarga asaUkeluarga tanpa anak, extended/amity, keJuarga orang tua tung­
orientasi, dan kesehatan keluarga. gal. dewasa lajang yang tinggal sendiri, keluarga
• Keluarga sehat dapat digambarkan dalam berbagai orang tua tiri. keluarga binuklear, cohabiting (family
cara, bergantung pada orientasi teoretis dan fokus heteroseksu~l), dan keluarga homoseksual.
klinis penulis. Yang termasuk ke dalam atribut pen­ • Perdebatan mengenai masa depan keluarga Amerika
ting keluarga sehat adalah interpersonal yang baik, dapat disimpulkan sebagai sebuah kontroversi an tara
keterampilan komunikasi dan negosiasi anggota pihak yang pesimis-yang.menafsirkan berbagaiper­
keluarga, anggota keluarga saling menghargai dan ubahan dalam' keluarga sebagai sesuatu yang >mem­
menyayangi, dan keluarga memfasilitasi otonomi bawa pengaruh buruk pada keluarga dan anak-anak,
serta pemenuhan potensi anggota keluarga sebagai dan pihak yang optimis-yang memandang keluarga
seorang individu. tangguh dan mampu beradaptasi terhadap perubahan
Perubahan sosial yang memiliki pengaruh besar pada dan tuntutan sosial dan internal.
keluarga Amerika adalah: (a) kecenderungan eko­ • Perawat keluarga perlu memahami dan menerima ke­
nomi ,peningkatan biaya dan pertumbuhan kesen­ luarga dalam lingkup keluarga itu sendirL Upaya per­
jangan antara orang kaya dan orang miskin); (b) ke­ lu dilakukan untuk menghargai keunikan, kemampu­
majuan teknologi; dan (c) kecenderungan demografi an adaptasi, dan kekuatan keluarga yang bekerja
(pertumbuhan penduduk yang pesat dan populasi bersama kita.
30 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

• LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkaU.
1. Termasuk ke dalam tipe apakah bentuk keluarga ini?
2: Dari sudut pandang anak-anak, tipe keluarga apa yang tengah mereka jalani?
3. Manfaat apa yang Doris lihat dengan menikah lagi?

. 4. Isu utama.apakah yang dihadapi oleh keJuarga baru ini?

5. Jika anda bekerja dengan keluarga ini sebagai perawat praktisi (dengan memandang
penatalaksanaan diabetes ibu), tipe konseling suportif apakah yang dapat anda berikan
untukmembantu keluarga dengan adaptasi mereka?
Jawab pertanyaan berikut ini.
6. Di antara karakteristik berikut ini. ma~akah yang termasuk cakupan definisi "keluarga"
yang luas?

. a. 'Terdiri atas satu orang atau lebih.

"b. Penyebaran geografis.

c. Keterlibatan emosional dan komitmen.


d. Memiliki rasa identitas sebagai sebuah keluarga.
7. Mana pernyataan yang benar?
a. Keluarga orang tualkelahiran adalah keluarga tempat Anda dilahirkan.
b. Keluarga orientasilkeluarga asal adalah keluarga dari hasil pernikahan.
c. Yang termasuk ke dalam extended family adalah kerabat dan ternan dekat keluarga.
d. Semua salah.
8, Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah dengan (pilih jawaban
yang benar):
a. Memerantarai antara harapan masyarakat dan kebutuhan individu.
b. Menyediakan anggota baru bagi bursa kerja masyarakat.
c. Membesarkan altak-anak.
9. Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggotanya adalah dengan: (piIih jawaban
yang benar):
a. Menyediakan anggota baru bagi masyarakat.
b. Berperansebagai "penyangga" antara masyarakat dan,individu.
c. Memfasilitasi perkembangan kepribadian individu.
lO. Manakah yang merupakan alasan utama (dapat lebih dari satu) bagi perawat untuk bekerja
dengan keluarga?
a. Seluruh keluarga dipengaruhi oleh masalah kesehatan seorang anggota keluarga.
b. Promosi fungsi kesehatan seluruh keluarga memberikan pengaruh positif pada setiap
anggota keluarga dan status kesehatannya.
c. Dengan bekerja bersama seluruh keluarga. perawat mungkin dapat menemukan rna salah
kesehatan yang dimiliki oleh anggota keluarga yang lain.
BAB 1 PENGANTAR KELUARGA 3 1
11. Manakah di bawah ini yang rnerupakan contoh (boleh lebih dari satu) bagairnana seorang
anggota keluarga yang sa kit dapat rnernberikan pengaruh buruk pada 'keluarga?
a. Kelahiran seorang anak yang cacat dapat rnengganggu hubungan pernikahan.
b. Gangguan ernosional yang dialarni suarni dapat rnengganggu kestabilan ekonorni dan
ernosional keluarga.
c. Keluarga dilibatkan untuk rnelakukan suatu upaya urnurn guna rnernbantu anggota
kelu{lrga yang sakit rnenjadi sehat.
Bagaimanp keluarga memengaruhi kesehatan anggota keluarganya pada tiap tahapan dari
enam tahap sehat/sakit di bawah int?
12. Tahap 1: Upaya keluarga dalarn promosi kesehatan
13. Tahap 2: Penilaian keluarga terhadap gejala
14. Tahap 3: Mencari perawatan
15. Tahap 4: Merujuk dan mendapatkan perawatan
16. Tahap 5: Respons akut klien dan keluarga terhadap penyakit
17. Tahap 6: Adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan
18. Beberapa cara yang dapat dilakukan rnasyarakat untuk rnernengaruhi/rnengubah nilai,
perilaku, atau sanksi dalarn keluarga adalah :
a. Putusan pengadiJan mengenai undang-undang hak asasi rnallusia
b. Penundaan pemikahan dan keharnilan
c. Legislasi kesehatan
d. Kernajuan teknologi
19. Apakah perbedaan antara pengertian kesehatan keluarga dan pengertian kesehatan?
Tulis jawaban yang benar untuk pertanyaan berikut ini.
20. Berikan tiga contoh bentuk keluarga tradisional.
21. Berikan tiga contoh bentuk kelurga nontradisionaL
22. Sebutkan tiga stresor yang paling sering rnernengaruhi keluarga orang tua tunggaL
23. Berikan dua kecenderungan dernografi utarna yang terjadi belakangan ini dan dua perubahan
dernografi keluarga yang terjadi di Arnerika Serikat saat ini.
Pilihjawaban yang benar (boleh lebil~ dari satu) untukpertanyaan berikut ini.
24. Apahubungan yang paling urnumterjadi antara keluarga inti dan extendedfamity? (lingkari
semua uraian yang benar)
a. Sebuah extended family yang baru rnuncul dalarn sebuah jaringan interaksi generasi.
b. Orang tua dan saudara kandung dari suamilistri mernbentuk jaringan yang paling pen­
ting pada hubungan kekerabatan yang luas.
c. Jaringan keluarga yang luas rnemberikan dukungan yang bermakna dan bantuan yang
bersinarnbung untuk keluarga inti.
25. Terkait dengan keluarga inti tanpa anak, cohabiting family, dan keluarga dengan ibu ber­
usia rernaja yang tidak rnenikah, faktor manakah yang terkait dengan ketiga bentuk kelu­
arga ini? .
a. Kebutuhan akan penyuluhan rnengenai keluarga berencana
b. Kemiskinan
c. Angka perceraian yang tinggi
d. Jumlah pria yang sedikit
e. Penundaan pemikahan
f. Hubungan seksual dini di luar pernikahan
26. Keluarga hornoseksual merniliki banyak persamaan dengan pasangan heteroseksual yang
tinggal bersarna tanpa' ikatan pemikahan, tetapi juga merniIiki perbedaan yang besar.
Beberapa perbedaan ini adalah:
a. Pada' keluarga hornoseksual tidak terdapat struktur keluarga yang seragain atau
norrnatif.
b. Terdapat stigrnatisasi yang hebat terhadap keluarga hornoseksual.
c. Tahap perkernbangan keluarga sangat berbeda di an tara dua tipe keluarga ini.
32 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

27. Yang termasuk ke dalam atribut keluarga sehat adalah:


a. Penekanan pada peran tradisional dan pengambilan keputusan.
b. Anggota keluaga merasa optimis mengenai masa depan.
c. Otonomi anggota keluarga difasilitasi.
d. Anggota keluarga menunjukkan keterampilan negosiasi yang mantap dalam menghadapi
masalah mereka.
e. Keluarga menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi tantimgan yang mereka
hadapi.
28. Masa depan keluarga Amerika terus menjadi topik "hangat" dalam perdebatan {lublik
dewasa ini, dengan kesimpulan berlawanan yang datang dari sisi yang optimis dan pesimis.
Di antara kedua pandangan ini, manakah yang anda anut dan mengapa?
29. Dengan pertumbuhan berbagai bentuk keluarga yang signifikan dim berlangsung secara
terus menerus, terdapat beberapa implikasi penting bagi praktik keperawatan keluarga.
Sebutkan satu implikasi utama yang berkaitan dengan kecenderungan demografi keluarga
yang penting ini.
2

KEPERAWATAN
KELUARGA: FOKUS,
EVOLUSI, DAN TUJUAN

NISI BAB

KEPERAWATAN KElUARGA: MENEGASKAN BATASAN TUJUAN KEPERAWATAN KElUARGA: TlNGKAT


SPESIALISASI PENCEGAHAN
Keluorgo Sebagai Konleks PENCEGAHAN PRIMER: PROMOSI KESEHATAN DAN
Keluargo Sebagai Kumpulan dori Anggolanyo PENCEGAHAN PENYAKIT
Subsislem Keluorgo Sebagoi klien Faktor Keluorga Penyebob-Peningkotan Minai dalam
Keluargo Sebagoi Klien Pencegohon Primer

Keluorgo Sebagoi Komponen Masyorakat Promosi Kesehoton Keluorgo

Mendefinisikon Keperawaton Keluargo dori Area Praktik Hombolon Pencegohon Primer

loin Tindokon Pencegohon Spesifik

MENGINTEGRASIKAN KElUARGA KE DALAM STANDAR Penoksiran/Penurunon Risiko

PERAWATAN PENCEGAHAN SEKUNDER


SEJARAH KEPERAWATAN KElUARGA PENCEGAHAN TERSIER
ISU TERBARU DAlAM KEPERAWATAN KElUARGA RANGKUMAN

NTUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjeloskan perbedoon pembenlukan konsep keluargo 7. Menjeloskan mengopo promosi kesehalan merupokon
dolom praklik keperawalan keluarga. doyo dorong utomo dolom keperowotan keluorga.
2. Membondingkon Qogaimana keluarga dimosukkon ke 8. Membohos foktor utomo yang menimbulkan peningkat­
dolom stondar praklik organisasi profesionaL on minal dolam promosi kesehatan don pemeliharaon
3. Membedakon anlaro keperawoton keluorgo don (0) pe­ kesehalan dewaso ini.
loyonon kesehalan komunil05, (b) terapi keluorgo. 9. Mengidenlifikosi foktor-foktor yang menghambol per­
4. Mengidentifikosi empat area spesiolisosi dolam kepero­ kembongon pencegohon primer.
wotan yang poling sering terlibol dolam peloyanan ke­ 10. Menjelaskon perbedaan anlora promosi keseholan dan
sehatan keluarga seponjang sejarah. pencegahon penyakit. .
5. Membahos beberopa isu lerboru dolom keperowolon 11. Menjeloskan luiuan dori liga 0101 pengukur risiko kese­
keluargo. hotan.
6. Menguraikon secora singkol liga lingkat pencegahan. 12. Menguroikan peron perowot keluarga dalam pencegah­
an primer, sekunder, dan lersier.

33
34 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

Bab ini berisi tentang keperawatan k~luarga dan pokok pada keluarga (Janosik & Miller, 1980); dan perawatan
pengetahuan dasar-yang mencakup teori, informasi fak­ kesehatan keluarga (Hymovich & Barnard, 1979); tetapi
tual, penelitian. dan implikasi klinis-yang dibutuhkan da­ tidak ada pernyataan rnengenai sebuah spesialisasi yang
lam praktik keperawatan keluarga dasar. Bab ini diawali disebut dengan keperawatan keluarga. Saat ini, naskah, ar­
dengan pembahasan mengenai keperawatan keluarga de­ tikel, atau presentasi profesional dalam area keperawatan
ngan membahas apa yang menjadi cakupan keperawatan keluarga makin ·banyak. Spesialisasi ini bahkan memiliki
keluarga. evolusi keperawatan keluarga, dan dimasukkan­ jurnalnya sendiri, The Journal of Family Nursing. Jurnal
nya keluarga ke dalam standar perawatan profesional. ini, yang diterbitkan pada tahun 1995, menjadi. amat
Akhirnya, tujuan utama keperawatan keluarga. yaitu pro­ penting bagi kemajuan keperawatan keluarga, karenajurnal
mosi dan pemeliharaan kesehatan keluarga, dianalisis tersebut memberikan wadah bagi para perawat keluarga
dengan inenggunakan kerangka tingkat pencegahan yang untuk berbagi pemikiran dan penelitian.
dikemukakan oleh Leavell dan rekan (1965) sebagai sebuah Akan tetapi, terdapat perbedaan pendapat mengenai apa
sarana untuk membahas peran perawat ke\uarga di dalam yang benar-benar menjadi cakupan keperawatan keluarga
tiga level pencegahan. Penekanan khusus diberikan kepada (Hanson, 2001; Wright & Leahey, 2000), dan perbedannya
pencegahan primer, terutama promosi kesehatan. karena dengan pelayanan kesehatan komunitas (Friedemann,
fokus promosi kesehatan dipandang sebagai daya dorong 1989) dan terapi keluarga (Gillis, Rose, Hallburg, &
utama dalam keperawatan keluarga. Bahasan mengenai Martinson, 1989; Wright & Lealey, 1994). Sebuah tinjauan
kesehatan keluarga, gaya hidup yang sehat. dan pengukuran terhadap literatur keperawatan keluarga mengungkapkan
serta penurunan risiko juga dikemukakan sebagai bagian bahwa dalam definisi keperawatan keluarga, praktik kepe­
dari pencegahan primer. Peran perawat keluarga pad a rawatan ke\uarga digambarkan dengan cara yang berbeda­
pencegahan sekunder dan tersier melengkapi pembahasan beda. Cara keperawatankeluarga dipraktikkan bergantung
mengenai peran perawat keluarga dalam keadaan sehat dan pada bagaimana seorang perawat keluarga menjabarkan
sakit konsep keluarga dan bekerja dengannya. Tingkat keter­
pusatan keluargajuga bergantung padafilosofisistem yang
.. digunakan oleh perawat tersebut. Lingkungan kerja (reward
~KEPERAWATAN
dan penguatan negatif apa yang diberikan oleh ke­
KELUARGA:MENEGASKAN pemimpinan) juga meri.tpakan sebuah penentu utama
BATASAN SPESIALISASI perilaku. Limacara berpikir ten tang keluarga berikut mem­
bentuk praktik, pendidikan, penelitian, dan perkembangan
Keperawatan keluarga adalah sebuah area spesialisasi yang teori keperawatan keluarga.
melintasi berbagai area spesialisasi keperawatan lainnya:
Walaupun keperawatan keluarga sebagai sebuah spesia­
Iisasi yang jelas masih relatif baru, tetapiterdapat bukti KELUARGA SEBAGAI KONTEKS
yang kuaf bahwa keperawatan keluarga merupakan area
spesialisasi yang dinamis dan tengah berkembang yang Cara pertama menjabarkan konsep keperawatan keluarga
berfokus pada praktik. pendidikan, dan penelitian. Proses adalah sebagai sebuah bidang tempat keluarga dipandang
yang signifikan telah dirancang guna memperluas para­ sebagai konteks bagi klien atau anggota keluarga (Bozett,
digma praktik keperawatan untuk menyertakan keluarga 1987; Robinson, 1995) (Gambar2-1). Asuhan keperawatan
sebagai klien. Narnun, kesenjangan antara konsep dan berfokus pada individu. Keluarga, yang biasanya adalah
praktik tetap ada (Friedemann, 1989). Yang cukup menarik, kelompok primer paling penting bagi klien, umumnya
terdapat beberapa penamaan untuk spesialisasi ini: kepe­ dipandang sebagai sebuah sumber daya bagi klien, wa­
rawatan pelayanan kesehatan keluarga (Bomar. 1996; Jaupun dalam beberapa kasus keluarga dipandang sebagai,
Hanson, 2001); keperawatan keluarga atau keperawatan sebuah stresor. Kehiarga adalah latai belakang atau fokus' ~
sistem keluarga (Wright & Leahey, 2000); dan keperawat­ sekunder dan individu yang merupakan bagian terdepan
an keluarga yang berfokus pada sistem atau keperawatan atau fokus utama terkait dengan pengkajian dan inter- /( .
keluarga yang sistemik (Friedemann. 1995). vensi.
Ketika edisi pertaina dari naskah ini ditulis pada tahun Perawat dapat melibatkan keluarga dalam berbagai

1979 hingga tahun 1980, tidak terdapat definisi untuk ke­ tingkatan. Dalarn beberapa kasus, perawat dapat mengkaji

perawatan keluarga. Beberapa naskah membahas kepera­ keluarga sebagai bagian dari sistem pendukung sosial

watan keluarga (Ford. 1979; Sobol & Robischon, 1975); klien, tetapi hanya sedikit melibatkan keluarga dalam ren­

keperawatan komunitas yang berpusat pada keluarga cana asuhan keperawatan klien. Dalam beberapa kasus

(Reinhardt & Quinn. 1973); keperawatan yang berfokus yang lain, perawat mungkin banyak melibatkan keluarga

BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS. EVOLUSI. DAN TUJUAN 35

1) Keluarga sebagai Konteks 2) Keluarga sebagai Kumpulan dan


Anggota-anggotanya

5) Keluarga sebagal Komponen Masyarakat


3) Subsistem Keluarga sebagai KIlen 4) Keluarga sebagai Klien

Gambar 2-1. Lima cara memandang keluarga, semua membentuk keperawatan ke·luarga.

dalam perawatan klien. Pengaruhnyata dan sosioemosio­ masing-masing klien, ya~g dipandang sebagai unit yang
nal.keluarga terhadap klienjuga dikaji dan dimasukkan ke terpisah bukan unit yang saling terkait. .
dalam rencana terapi klien.
Kebanyakan teori keperawatan menjabarkan konsep pe­ SUBSISTEM KELUARGA SEBAGAI KLiEN
ran keluarga dari sudut pandang ini. Sebagian besar bidang
spesialisasijuga memandang keluarga sebagai sebuah ling­ Pada tipe 'ketiga praktik keperaw.atan keluarga, subsistem
kungansosial yang p~nting bagi klien dan juga sumber keluargamerupakan fokus dan penerima pengkajian dan
dukungan sosial utama. Contohnya adalah definisi perawat­ . intervensi. Friedemahn (l993b) dan Robinson (1995) me­
an yang berpusat pada keluarga, yang dikeluarkan oleh nyebutmodel ini sebagai basis keperawatan keluarga inter­
Interdisciplinary Association for the Care of Children's personal. Diad dan triad keluarga, serta sub$istem keluarga
Health (ACCH). ACCH menjelaskan bahwa perawatan yang lain adalah unit anal isis dan perawatan. Hubungan
yang berpusat pada keluarga adalah sebuah filosofipera­ antara orang tua dan anak, interaksi pernikahan, isu pem­
watan kesehatan anak yang mempertimbangkan dan mem­ berian asuhan, dan masalah bonding aitaclunent adalah
berikan asuhan kepada anak dalam konteks keluarga, serta contoh fokus keperawatan keluarga.
memandang keluarga sebagai penyedia asuhan yang utama
dan bersinambung bagi anak. Organisasi ini menekankan KELUARGA SEBAGAI KLiEN
bahwa keluarga adalah sebuah "konstanta" dalam kehidup­ Pada tipe keempat penjabaran konsep keperawatan keluar­
an anak (Shelton & Stepanek, 1995). ga, keseluruhan keluarga dipandang sebagai klien atau se­
bagai fokus utama pengkajian dan perawatan. DaJam hal
KELUARGA SEBAGAI KUMPULAN DARI ini, keluarga merupakan bagian terdepan, sedangkan indi­
ANGGOTANYA vidu anggota keluarga berada sebagai latar belakang atau
Pada tipe kedua praktik keperawatan keluarga, keluarga konteks. Keluarga dipandang sebagai sebuah sistem yang
dipandang sebagai akumulasi atau kumpulan individu yang . saling memengaruhi. Fokusnya adalah pada hubungan dan
menjadi anggota keluarganya. Ketika perawatan disedia­ dinamika interna keluarga, fungsi dan struktur keluarga,
kan atau diberikan kepada seluruh anggota keluarga, pe­ dan hubungan subsistem keluarga dengan keseluruhan,
rawatan kesehatan keluarga dapat dianggap telah diberi­ serta hubungan keluarga dengan Iingkungan luarnya. Pada
kan. Hal tersebut merupakan sebuah model yang menjadi tipe penjabaran keluarga yang terakhir inilah, kontribusi
patokan dari kebanyakan perawatan primer keluarga dan unik keperawatan keluarga terlihat jelas. .
pelayanan kesehatan komunitas.Pada tipe praktik kepera­ Ketika teori sistem dan sibernatik menjadi cara utama
watan keluarga ini, yang menjadi bagian terdepan adalah memandang dan menganaJisis keluarga, terutama konsep
36 BAGIAN 1 . KONSEP PENGANTAR

mengenai interaksi, sirkulasi, dan timbal balik, Wright dan secara pribadi atau diad/triad, atau bekerja dengan keluar­
Leahey (2000) menyebutnya dengan keperawatan sistem ga dan hubungan keluarga dengan sistem lain yang terkait,
keluarga. Pada keperawatan sistem keluarga, hubungan juga merupakan hal yang cukup penting. Seperti yang di­
antara penyakit, anggota keluarga, dan keluarga dikaji de­ nyatakan Hanson (2001 b), penting untuk mengingat semua
ngan. menggunakan perspektif interaksi ini dan dimasuk­ perspektif keluarga saat bekerja dengan keluarga.
kan ke dalam rencana terapi. Tipe praktik ini melibatkan Praktik keperawatan keluarga didefinisikan dalam bu­
penggunaan p~radigma dan kerangka epistomologis yang ku "ini sebagai "pemberian asuhan keperawatan kepada ke­
berbeda untuk pengkajian dan perawatan, yang ditandai luarga dan anggota "keluarga daJam keadaan sehat dan sa­
dengan holisme dan hubungan kausal yang sirkular. Ke­ kit." Oleh karena itu, keluarga dan anggota keluarga bisa
perawatan sistem keluarga menggunakan pengkajian klinis saja dalam keadaan sehat atau tengah mengalami masalah
lanjut dan keterampilan intervensi yang berdasarkan pada kesehatan. Tujuan keperawatan keluarga adalah membantu
perpaduan keperawatan, terapi, dan teod sistem keluarga keJuarga untuk membantu dirinya sendiri mencapai tingkat
(Wright & Leahey, 1994). Hal ini menunjukkim praktik fungsi atau kesejahteraan keluarga yang lebih tinggi dalam
keperawatan tingkat lanjut, dan kOflsentrasinya yang konteks tujuan, aspirasi, dan kemampuan keluarga terten­
simultan, yang ditujukan tidak hanya pad a keseluruhan tu. Keperawatan keluarga dapat diberikan kepada semua
keluarga sebagai unit perawatan, tetapi juga pada berbagai bentuk keluarga pada setiap kondisi kesehatan dan kondisi
sistem, seperti individu, keluarga, dan sistem yang lebih lain tempat pemberian layanan keluarga (mis., pusat layan­
besar (Bell, 1996). an multifungsi dan pendidikan). Proses keperawatan ber­
Untungnya, makin banyak upaya yang dilakukan pada fungsi sebagai sebuah kerangka bagi pemberian asuhan.
perawatan primer keluarga untuk memandang unit keluar­ Praktik ini merupakan praktik yang disebutkan dalam
ga sebagai fokus perawatan (Doherty & Campbell, 1988; teod-teori keperawatan, keluarga, ilmu sosial, dan terapi
Campbell, 2000), tetapi dengan adanya upaya pengetatan keluarga. (Baca Bab 3 untuk bahasan yang lebih mendalam
biaya dan kurangnya pembayaran untuk perawatan kelu­ mengenai landasan teori) .. Penekanan praktik keperawatan
arga;upaya yang dilakukan ini tidak tersebar secara luas. keluarga harus berorientasi pada kesehatan, memadukan
perspektif yang holistik, sistemik dan interaksional, dan
menarik serta mendorong kekuatan keluarga (Bell. 1996;
KELUARGA SEBAGAI KOMPONEN Friedemann, 1995; Wright & Leahey. 2000). (Lihat Tabel
MASYARAKAT 2-1.)
Terdapat konsep keluarga kelima yang dideskripsikan oleh MEMBEDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hanson (2001b). yaitu keluarga sebagai komponen masya­ DARI AREA PRAKTIK LAIN
takat. Pada konsep ini, keJuarga dipandang sebagai suatu
subsistem dalam sebuah sistem yang lebih besar-komu­ Karena secara historis keperawatan keluarga disejajarkan
terutama dengan pelayanan kesehatan komunitas (Whall.
nitas, masyarakat. Keluarga dipandang sebagai salah satu
lembaga dasar di masyarakat, seperti lembaga pendidikan,
kesejahteraan, atau agama. Pandangan mengenai keluarga
semacam ini dibahas dalam bab teori struktur-fungsi
(Bab 4), bab teori sistem (Bab 6), dan bab mengenai data TABEL 2-1
Iingkungan keluarga (Bab 9).
KEPERAWATAN KELUARGA
MENCAKUP:
MENDEFINISIKAN KEPERAWATAN KELUARGA
• Pemberian asuhan keperawaton bogi keluorgo
Keperawatan keluarga mencakup lima model yang telah • Penggunoan proses keperawaton yang diteropkon
dijabarkan di atas, walaupun model yang keempat meru­ podo keluorgo
pakan model yang khas menggambarkan keperawatan ke­ • Bekerjo d.engon keluorgo dalam konteks sehat doniatou
sokit .
luarga. Pada keperawatan keluarga. perawat bekerja secara
• Bekerjo dengon keluorgo dolam berbogai kondisi-di "
bersamaan dengan individu, subsistem. dan seluruh kelu­ monopun keluorgo horus mendopotkon layonon
arga, serta dalam hubungan yang timbal balik antara ke­ • Bekerjo dengon seluruh bentuk keluorgo
luarga-masyarakat (sistem lain yang ada di dalam komu­ • Dipondu oleh teori dan penelition dori ilmu sosiol
nitas). Dalam buku ini, kami menekankan aspek unik dad keluorgo, terapi keluorgo, dan keperawotan
keperawatan keluarga, (yi., bekerja dengan seluruh kelu­ • Menekonkon podo orientosi kesehoton, sebuoh
arga sebagai sebuah sistem yang saling memengaruhi) te­ perspektif yang holistik dan interaktif, serto pentingnyo
tapi inemahami bahwa bekerja dengan anggota keluarga kekuotan keluorga.
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS, EVOLUSI, DAN TUJUAN 37
1~86a), terdapat beberapa kebingungan yang timbul me.' apa saja yang benar-benar dilakukan oleh perawat keluar­
ngenai pengertian peJayanan kesehatan komunitas atau pe­ gao Untuk menjawab pertanyaan ini, para peneliti lni
layanan kesehatan masyarakat dan keperawatan keluarga. . melakukan survei nasional terhadap 263 perawat yang
Semen tara keperawatan keluarga berfokus pada keluarga menyebut dirinya sebagai perawat keluarga, dengan meng­
sebagai sasarannya atau penerima layanan kesehatan, sa­ ajukanpertanyaan pada perawat tersebut mengenai p.raktik
saran pelayanan kesehatan komunitas adalah masyarakat dan interaksi mereka dengan kllen. Dari data-data inl, para
(Williams, 1996). Tujuan utama pelayanan kesehatan ko­ peneliti mengidentifikasi karakteristik unik praktik kepe­
munitas adalah kesehatan komunitas, bukan kesehatan ke­ . rawatan kel uarga. Empat tema utama berikut muncul ketika
luarga. Melalui keluarga, perawat kesehatan komunitas para responden ditanyakan mengenai perbedaan perawatan
dapat meningkatkan dan memelihara kesehatan komunitas. saat mereka memberi perawatan keluarga dibandingkan
Perbedaan antara pelayanan kesehatan masyarakat dan dengan memberi perawatan individu:
keperawatan keluarga adalah dalam hal tujuan utama dan Pengenalan dan pemaduan konsep-konsep keluarga
prioritas. Implikasi dari perbedaan ini adalah dalam mem­ Aplikasi daTi sebuah perpektif yang luas, seperti yang
berikan layanan kesehatan pribadi bagi keluarga-sebagai.· teridentifikasi pada pendekatan perawat terhadap
contoh, keluarga dengan orang tua tunggill yang terdiri atas asuhan keperawatan, khususnya dengan mengkaji
seorang ibu dan anak yang masih kecil-perawat keluarga keluarga
yang "tidak berorientasi pada komunitas" akan memberi­ Fokus pada interaksi dan dinamika keluarga
kan perhatian terlebih dahulu pada masalah keluarga yang • Keterlibatan anggota keluarga dalam perawatan, ter­
unik dan kemudian baru pada masalah kesehatan komunitas utama dalam area pengambilan keputusan dan pem­
yang umum terjadi pada keluarga muda (komitmen awal berian asuhan
adalah terhadap klien dan keluarga). Di lingkungan ke­
sehatan komunitas, perawat lebih menitikberatkan masalah
~MENGINTEGRA'SIKAN
kesehatan ibu-anak di dalam komunitas ·yang relevan
dengan keluarga klien; seperti imunisasi dan keluarg!l be­ . KELU'ARGA KEDALAM
rencana, dan memprioritaskan kebutuhan ini sejalan de­ . S.TANDAR ·PERAWATAN
ngan kebutuhan kesehatan yang unik dari keluarga.
Hal lain yang menyebabkan kebingungan adalah per­ Idealnya, keperawatan keluargaharusnya benar-benar ada
bedaan antara· keperawatan keluarga dan terapi keluarga di seluruh area klinis praktik keperawatan. Akan tetapi,
(Gilliss et al; 1989) atau keperawatan sistem keluarga. Da­ daJambeberapa kondisi dan area spesialisasi,melibatkan
lambuku yang ditulis oleh Wright dan Leahey. Nurses and keluarga sebagai klien lebih sulitdiwujudkan jika diban­
Families (2000). mereka membedakan antara keperawatan dingkan pada kondisi dan area spesialisasi yang lain. Se­
keluarga dan terapi keluarga serta keperawatan sistem bagai contoh. dalam kondisi m~ndesak-terutama di unit
keluarga. Wright dan Leahey percaya bahwa persiapan perawatan intesif dan unit gawat darurat. tempat tindakan
lanjutan dibutuhkan untuk melakukan praktik sebagai se­ penyelamatan hidup dengan segera amat dibutuhkan­
orang perawat klinisi sistem keluarga. Akan tetapi, ke­ dapat dipahami jika fokus utamanya adalah pasien.
perawatan keluarga, yang terdiri atas pengkajian dan in­ Bukti yang diyakini menjadi cakupan dan standar yang
tervensi keperawatan keluarga dasar. harus menjadi bagian sesuai untuk area spesialisasi dapat ditemukan dalam
dari pendidikan sarjana keperawatan. Pada level ini. pe­ beberapa publikasi yang diterbitkan American Nurses
rawat mampu untuk melakukan pengkajian keluarga yang Association (ANA), yang menjadi dasar pembatasan dan
lengkap pada keluarga yang sehatlfungsional dan keluarga penetapan cakupan dan standar pniktik keperawatan; baik
yang disfungsional. Perawat keluarga atau pewawancara dalam area umum maupun dalam area spesialisasi. Asso­
memberikan intervensi menggunakan strategi suportif­ ciation for the Care of Children's Health dan National
edukatif yang jelas dan tegas. Pad a keperawatan sistem Organization of Nurses Practitioner Faculties menyusun
keluarga atau terapi keluarga. intervensi keperawatan men­ dokumen yang masing-masing membahas standar pera­
cakup intervensi psikososial yang tidak langsung dan lebih watan anak dan perawatan primer.
kompleks (Wright & Leahey) dan para klinisi bekerja de­ Kami mengkaji Social Policy Statements (1980; 1995a)
ngan berbagai sistem secara bersamaan (Bell, 1996). dan (standar umum).yang disusun ANA (ANA. 1998) dan
Para peneliti keperawatan keluarga bekerja sebagai ke­ standar/cakupan pernyataan praktik pada tujuh area spe­
lompok peminatan khusus di bawah perlindungan Family sialisasi untuk melihat sejauh mana keluarga disertakan ke
Nursing Continuing Education Project, Oregon Health dalam standar dokumen perawatan. Dilakukan kajian ter­
Science University (Kirschling et aI, 1989), yang juga hadap standar yang disusun pelayanan kesehatan jiwa-psi­
mempunyai minat dalam membefikan kejelasan mengenai kiatri (ANA, 2000). keperawatan gerontik (ANA. 1995b),
38 BAGIAN I KONSEP PENGANTAR

pelayanan kesehatan masyarakat (ANA, 1999), dan pe­ dapat pernyataan mengenai keJuarga. Dalam cakupan do­
layanan kesehatan di rumah (1999), keperawatan anak kH­ kumefl ANA tahun 1985 mengenai perawatan praktik
nis (ANA, 1996), keperawatan rehabilitasi (ANA, 1988). menyebutkan keluarga di bagian pendahuluannya, yang
dan perawat praktisi pelayanan kesehatan utama (ANA, rhenyatakan bahwa orientasi perawatan primer adalah
1987). Survei ini menunjukkan bahwa keluarga sebagai "pada keluarga danlatau sistem yang lebih luas tempat
konteks telah dikenali, yaitu sebagai sebuah sumber yang individu menjadi bag ian di dalamnya" (him. 3). Berlawan­
penting bagi kHen individu di semua dokumen standar. an dengan dokumen ANA mengenai cakupan praktik pe­
Semua stan dar ini-kecuaH keperawatan rehabilitasi­ rawat praktisi perawatan primer, National Organizational
juga menyatakan bahwa kHen dapat berupa individu, ke­ of Nurses Practicioner faculties (NONPF) dengan jelas
luarga, kelompok, atau komunitas. Akan tetapi, ketika menggambarkan peran perawat praktisi dalam bekerja
deskripsi spesifik standar dan cakupan praktik dijabarkan, dengan keluarga.
pada beberapa spesialisasi, keluarga secara jelas tidak Seperti yang dijumpai dalam Standards of Pediatric
dipandang sebagai klien. Dokumen standar, kecuali ke­ Clinical Nursing Practice, spesialisasi ini menekankan
perawatan rehabilitasi, mengikuti arahan Standards of pada filosofi dan pendekatan pada praktik klinis yang
Clinical Nursing Practice, menggunakan kerangka proses berpusat pada keluarga. Contoh yang paling baik dari
keperawatan untuk menguraikan standar praktiknya. Oieh "berpusat pada keluarga" ini dapat ditemukan dalam se­
karen a itu, kerangka dasar yang sarna, yaitu proses buah dokumen milik Association for the Care of Children's
keperawatan, digunakan di semua standar perawatan, tetapi Health, yang berisi un sur penting perawatan yang berpusat
dalam deskripsi praktik terdapat keragaman yang luas pada keluarga:
berkenaan dengan keterlibatan keluarga. • Mengintegrasikan pemahaman bahwa keluarga me­
Dalam pernyataan kebijakan sosial ANA yang penting rupakan sesuatu yang tetap dalam kehidupan seorang
pada tahun 1980 dan tahun 1995, asosiasi tersebut meng­ anak, sementara sistem layanan dan personel pen­
gambarkan keluarga, sejalan dengan kHen individu dan dukung dalam sistem tersebut sifatnya tidak tetap ke
komunitas;sebagai penerima asuhan keperawatan. Kelu­ dalam kebijakan dan praktik
arga juga diidentifikasi sebagai sebuah unit yang penting • Memfasilitasi keluargalkolaborasi profesional· di se­
dalam layanan keperawatan. Standar umum praktik klinis mua level perawatan di rumah sakit, rumah, dan ko­
jug~ meny?takan bahwa keluarga. adalah kHen bersama munitas
denga~ individu, kelompok, dan komunitas. • Saling bertukar informasi yang Jengkap dan tidak
Dalamstandar kesehatan jiwa-psikiatri (ANA, 2000), bias antara keluarga dan profesional dengan cara
psikoterapi keluarga dibahas sebagai intervensi yang sesuai yang suportif
untuk seorang perawat kesehatan jiwa-psikiatri dengan • Memadukan pemahaman dan penghargaan terhadap
praktik tingkat lanjut (perawat praktisi tingkaat lanjut yang keragaman budaya, kekuatan, dan individualitas di
memiliki kesiapan pada tahap master). dalam dan lintas keluarga ke dalam kebijakan dan
Dalam Standards of Public Health Nursing Practice praktik '
(ANA, 1999) dan Standards of Home Health Nursing • Mengenali dan menghargai metode koping yang ber­
Practic~ (1999),. proses keperawatan digunakan untuk beda dan mengimplementasikan kebijakan serta pro­
mengkaji, merencanakan, menegakkan diagnosis, membe­ gram komprehensif, yang menyediakan dukungan
rikan intervensi, dan melakukan evaluasi kepada keluarga. perkembangan, pendidikan, emosional, lingkungan,
Kolaborasi dengan keluarga ditekankan. Asuhan kepera­ dan finansial untuk memenuhi kebutuhan keluarga
watan keluarga telah dinyatakan sebagai sebuah komponen yang beragam
praktik yang penting. • Mendorong dan memfasilitasi dukungan sertajaring­
DalamStandards ofPediatric Clinical Nursing Practice an kerja "keluarga dengan ke)uarga"
(ANA, 1996), ke)uarga diidentifikasi dan diintegrasikan • Memastikan bahwa layanan rumah sakit, rumah, dan
secara mendalam ke dalam standar. Misalnya, standar me­ komunitas serta sistem pe~aukung untuk anak-anak
nyatakan bahwa perawat membantu keluarga untuk me­ yang memiliki kebutuhan pelayanan dan perkem­
ningkatkan kesehatan serta mengatasi masalah kesehatan bangan kesehatan khusus beserta keluarganya flek­
dan transisi peran. sibel, mudah diakses, dan komprehensif sebagai res­
. Dalam standar praktik keperawatan gerontik (ANA, pons terhadap keragaman kebutuhan keluarga yang
1995b) dan standar keperawatan rehabiIitasi (ANA, 1988), teridentifikasi.
keluarga secara jelas dipandang sebagai sebuah sumber • Mengh,argai keluarga dan anak, menyadari bahwa
bagi klien individu. Akhirnya, dalam standar praktik pe­ mereka memiliki rentang kekuatan, perhatian, emosi
rawat praktisi perawatan primer (ANA, 1987), tidak ter­ dan aspirasi yang luas dibalik kebutuhan mereka akan
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS. EVOLUSI, DAN TUJUAN 39
layanan dan dukungan perkembangan dan kesehatan yanan kebidanan maupun layanan kesehatan masyarakat
yang khusus (Shelton & Stepanek, 1995). bagi keluarga.
Keempat kelompok spesialisasi keperawatan yang pa­
ling bersemangat memfokuskan diri pada keluarga adalah
fJa.lSEJARAH KEPERAWATAN pelayanan kesehatan komunitas, yang memandang keluar­
KELUARGA ga sebagai klien; keperawatan orang tua-anak, yang me­
mandang keluarga sebagai konteks dan klien; pelayanan
"Konsep keperawatan keluarga selalu ada dalam kepe­ kesehatan jiwa-psikiatri, yang memandang keterlibatan
rawatan" (Ford, 1979, him. 4). Akan tetapi, keperawatan keluarga yang luas tercakup dalam spesialisasi terapi ke­
keluarga tampak mengalami pasang-surut. luarga; dan perawatan primer keluarga atau perawaf prakti­
Pada era sebelum masa industri dan kolonial, saat ang­ si spesialis, yang kadang memandang keluarga sebagai
gota keluarga bekerja di rumah dalam industri rakyat atau kumpulan dari anggotanya, tetapi juga memandang kelu­
perkebunan, perawatan keluarga tampak menonjol. Kemu­ arga sebagai konteks.
dian datang era industrialisasi, saat anggota keluarga ber- . Setiap kelompok spesialisasi ini mengetahui dengan
pindah kerja ke pabrik. Pelayanan kesehatan secara ber­ baik perkembangan khusus area spesialisasinya maupun
tahap berpindah dari rumah ke rumah sakit. perkembangan yang lebih umum pada keperawatan, ilmu
Di Inggris, Florence Nightingale menyadari betapa pen­ sosial, dan masyarakat.Sebagai contoh, pada pelayanan
tingnya keluarga dan Iingkungan rumah dalam perawatan kesehatan komunitas, warisannya adalah memandang ke­
individu yang sakit. Nightingale menyatakan adanya ke­ luarga sebagai fokus pelayanan. Namun, tidak banyak ma­
butuhan akan anggota keluarga di dalam kamp mil iter dan teri substansi dalam program keperawatan yang membahas
kebutuhan untuk "menjaga seluruh keluarga terhindar dari teori, pengkajian, dan intervensi keluarga hingga tahun
kemiskinan dengan cara memberikan perawatan kepada 1970-an. Pada tahun 1970-an kita dapat menemukan·
pencari nafkah agar kembali sehat" (Beard, 1915, seperti banyak buku yang berfokus pada teori keluarga dan pe­
yang dikutip dalam Whal1, 1986a, him. 242-243). nerapannya pada pelayanan kesehatan komunitas yang
Selama tahun 1800-an dan awal 1900-an di Amerika. berpusat pada keluarga. Pada peJayanan kesehatan komu­
Serikat, perawat kesehatan masyarakat dan petugas kese­ nitas, teori-teorisosiologi dan budaya mengenai perilaku
hatan lain di Inggris melayani keluarga di rumah (diawali keluarga (seperti sosialisasikeluarga; kemiskinan, peran,
dengan kaum miskin, tetapi kemudian juga untuk keluarga nilai, dinamika, dan keragaman budaya) merupakan hal
yang mengidap penyakit menular). Dengan adanya biro­ penting yang memengaruhi area pelayanan kesehatan ko­
krasi di dalam masyarakat, spesialisasi dalam dunia munitas ini.
kedokteran berkembang (obstetri, anak, bedah, dll). Ke­ Sebaliknya, pelayanan kesehatan jiwa-psikiatri lebih
perawatan juga mengalami spesialisasi dan praktik ke­ banyak dipengarilhi oleh teori dan tulisan klinis dalam
dokteran keluarga serta keperawatan yang berorientasi pa­ gerakan terapi keluarga. Karena perawat terapi keluarga
da keluarga tidak lagi digunakan. Keterbatasan cakupan bekerja sarna dengan keluarga yang bermasahih, penge­
asuransi, kebijakan perujukkan dan pembayaran lembaga tahuan dasar ini menjadi lebih penting guna membantu
pemerintah maupun swasta, dan kurangnya pendanaan un­ mereka mengkaji dan memberikan intervemi kepada ke­
tuk hal yang bersifat preventif juga merupakan kebijakan luarga yang disfungsional. Akan tetapi, beberapa teori
yang kemudian mengurangi perawatan yang berfokus pada terapi dan model praktik keluarga adalah satu-satunya mo­
keluarga (Ford, 1979). dalitas psikoterapi dalam kesehatan jiwa. Oleh karena itu,
Keperawatan kesehatan masyarakat, kesehatan ibu­ pengkajian dan intervensi keperawatan keluarga tidak ter­
anak, dan kebidanan berusaha untuk menjembatani ke­ sebar luas ke seluruh area spesialisasi.
senjangan dalam beberapa hal dan berdiri sebagai contoh, Keperawatan maternitas atau keperawatan orang tua­
baik perawatan yang berpusat pada keluarga maupun pe­ anak memiliki sejarah yang panjang m~ngenai keterlibatan
rawatan fraksional. Sebagai contoh, obstetri membatasi keluarga-yang dimulai dengan awal mula kebidanan dan
perawatannya hanya kepada ibu, perawatan bayi diserah­ kunjungan rumah ibu dananak di rumah. Telah lama
kan kepada penyedia perawatan yang lain, dim hanya se­ dipahami bahwa saat memberikan asuhan kepada ibu dan
dikitperhatian yang diberikan kepada anggota keluarga anak, keluarga adalah sesuatu yang penting. Pada buku
yang lain; dan 1ayanan kesehatan masyara~at untuk pe­ keperawatan anak dan maternitas, keluarga umum dibahas.
nyakit menular biasanya melibatkan keluarga sebatas te­ Kebanyakan buku memandang keluarga sebagai konteks.
muan kasus. Contoh dari layanan keperawatan keluarga Keperawatan orang tua-anak yang berfokus pada keluarga
berkelanjutan adalah Frontier Nursing Service: Di sini, secara khusus dipengaruhi oleh teori tumbuh kern bang,
Frontier Nursing Service menyediakan layanan, baik la­ ikatan antara i"bu dan anak, peran, serta sosialisasi.
40 BAGIAN t KONSEP PENGANTAR

Perawat praktisi keluarga (lan anak merupakan area spe­ yang bermasalah, terutama ibu dan pola komu­
sialisasi keempat yang diidentifikasi dan berfokus pada nikasi mereka, dihubungkan dengan anak yang
keluarga. Pada tahun 1960-an, diakui di antara para bermasalah.
perencana pelayanan kesehatan dan pembuat undang­ (b)Peningkatanjumlah studi penelitian dalam bidang
undang bahwa spesialisasi di bidang kedokeran tidak me­ keperawatan keluarga yang menunjukkan dampak
menuhi kebutuhan pelayanan kesehatan primer seluruh stresor kesehatan dan koping terhadap hasil
penduduk di Amerika Serikat. Dana federal diberikan ke­ kesehatan keluarga dan efektifitas intervensi yang
pada lembaga pendidikan kedokteran untuk membuka berpusat pada keluarga. .
program praktik keluarga. Gerakan perawat praktisi tum­
buh mengikuti gerakan besar ini, yang berfokus pada
pendanaan efektif dan perawatan yang dapat diakses oleh PtfISU TERBARU DALAM
seluruh sektor masyarakat. Program perawat praktisi juga KEPERAWATAN
didanai secara luas oleh pemerintah federal. Asuhan pe­ KELUARGA
rawat praktisi keluarga diberikan untuk seluruh keluarga.
tetapi fokus utama para perawat praktisi ini. adalah me­
Berdasarkan kajian kami terhadap literatur dan diskusi
mandang keluarga sebagai suatu kumpulan dari anggota­
profesional dengan kolega di bidang keperawatan keluarga,
nya. Baik perawat praktisi keluarga maupun anak me­
delapan isu penting dalam keperawatan keluarga saat ini:
mandang keluarga sebagai konteks bagi klien individu.
• Isu Praktik: Kesenjangan ~ermakna antara toori
Akan tetapi, hal ini tengah mengalami peru bahan, karena
dan penelitian serta praktik klinis. Kesenjangan
beberapa 'program perawat praktisi memasukkan materi
antara pengetahuan yang ada dan penerapan penge­
kepeniwatan keluarga lanjut ke dalam kurikulumnya gun a
tahuan ini jelas merupakan masalah di semua bidang
mengupayakan layanan yang' .lebih luas dan untuk
dan spesialisasi di keperawatan, meskipun kesen­
membantq mahasiswa "berpikir tentang keluarga" (Wright
jangan ini lebih tinggi di keperawatan keluarg~. Ke­
& Leahey, 2000).atau untuk "berpikir secara timbal balik"
perawatan yang berpusat pada keluarga juga masih
(Wright & Leahey).
dinyatakan ideal dibanding praktikyang umum di­
Selain pengaruh spesifik yang dialami oleh setiap area lakukan. Wright dan Leahey (2000) percaya bahwa
spesiaJisasi. ini, beberapa faktor umum tertentu telah me­ faktor terpenting yang menciptakan kesenjangan ini
ningkatkan pertumbuhan keperawatan keluarga. Faktor­ adalah " cara perawat menjabarkan konsep masalah
faktor tersebut adalah: sehat dan sakit. Hal ini mt:rupakan kemampuan "ber­
1. Peningkatan. pemahaman dalam keperawatan dan pikir saling memengaruhi"; dari tingkat individu
masyarakat terhadap kebutuhan akan promosi ke­ menjadi tingkat keluarga (saling memengaruhi)"
sehatan dan fokus kesehatan, tidak hanya berorientasi (him. 15). Penulis lain menyoroti bahwa kecende­
pada penyakit. rungan teknologi dan ekonomi seperti pengurangan
2. Populasi lansia yang a9a dalam komunitas kita dan layanan dan staf. keragaman dalam populasi klien
pertumbuhan penyakit kronik, menyebabkan tinggi­ yang lebih besar (Bowden; Dickey, & Greenberg,
nya biaya perawatan diri dan kebutuhan akan pe­ 1998). kurangnya alat pengkajian keluarga yang
nyedia perawatan bagi keluarga. komprehensif dan strategi intervensi yang baik, pe­
3. Adanya kesadaran yang luas akan banyaknya keluarga rawat terikat dengan model kedokteran (berorientasi
yang bermasalah dalam komunitas kita. pada individu dan penyakit), dan sistem pemetaan
4. Penyebaran dan penerimaan umum teori interpersonal yang kita lakukan serta sistem diagnostik kepera­
dan teori yang berbasis keluarga tertentu, seperti teori watan (Hanson, 2001) menyebabkan penerapan pe­
bonding attachment dim teori sistem umum, serta rawatan yang berfokus pada keluarga sulit diwujud­
teori stres dan koping keluarga. kan.
• Isu Praktik: Kebutuhan untuk membuat pera­
5. Geral):an terapi pemikahan dan keluarga, perkem­
watan keluarga. lebih mudah untuk .diintegrasi­
bangan pedoman membesarkan anak, pemikahan,
kan ke daJam praktik. Dalam beberapa tahun
serta pelayanan dan klinik keluarga.
belakangan ini, terjadi restrukturisasi pelayanan ke­
6. Perkembangan penelitian keluarga dan makna temu­ sehatan besar-besaran, yang mencakup perkembang­
an penelitian tersebut. Misalnya adalah: an pesat sistem pengelolaan perawatan berupa sis tern
(a) Penelitian mengenai komunikasi keluarga yang pemberian layanan kesehatan yimg kompleks, mul­
luas dan berpengaruh pada tahun 1950-an dan tiunit, dan multilevel sedang dibentuk. Sebagian dari
1960-an, yang menunjukkan bahwa orang tua restrukturisasi ini juga termasuk kecenderungan
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS, EVOLUSI, DAN TUJUAN 41
pasien dipulangkan dalam "keadaan kurang sehat dan perbedaan generasi) membentuk persepsi kita, nilai,
lebih cepat" dan pengurangan jumlah rumah sakit, kepercayaan, dan praktik. Faktor lainnya, seperti pe­
peJayanan dan staf, serta pertumbuhan pelayanan ngalaman dengan sehat dan sakit, membentuk cara
berbasis komunitas. Perubahan ini menyebabkan pe­ kita memandang sesuatu. Meskipun terdapat semua
ningkatan tekanan kerja dan kelebihan beban kerja upaya tersebut guna dapat bekerja lebih efektif
dalam profesi keperawatan. Waktu kerja perawat dengan keluarga yang beragam, memberikan pera­
dengan klien individu dan klien keluarga menjadi watan yang kompeten secara budaya tetap menjadi
berkurang. Oleh karena itu, mengembangkan cara tantangan yang terus dihadapi. Bab 8 membahas as­
yang bijak dan efektif untuk mengintegrasikan ke­ pek sosial-budaya asuhan keperawatan keluarga.
luarga ke dalam asuhan keperawatan merupakan ke­ • Isu Praktik: Globalisasi keperawatan keluarga
wajiban perawat keluarga. Wright dan Leahey (2000) menyuguhkan kesempatan baru yang menarik
mengatasi kebutuhan ini dengan menyusun wawan­ bagi perawat keluarga. Dengan makin kecilnya
cara keluarga selama 15 menit atau kurang. Pencetusan dunia akibat proses yang dikenal sebagai globalisasi,
gagasan dan strategi 'penghematan waktu yang rea­ perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan
Iistik guna mempraktikkan keperawatan keluarga baru dan menarik untuk belajar mengenai intervensi
adalah isu utama praktik dewasa ini. serta progr,am yang telah diterapkan oleh negara lain
• Isu Praktik: Peralihan kekuasan dan kendali dari guna memberikan perawatan yang lebih baik bagi
penyedia pelayanan kesehatan kepada keluarga. keJuarga. Globalisasi adalah proses bersatunya indi­
Berdasarkan perbincangan dengan perawat dan tu­ vidu dan keluarga karena ikatan ekonomi, politis, dan
Iisan yang disusun oleh perawat keluarga, terdapat profesional. Globalisasi mempunyai dampak negatif
kesepakatan umum bahwa peralihan kekuasaan dan yang bermakna bagi kesehatan yaitu ancaman epide­
kendali dari penyedia pelayanan kesehatan ke pasienl mi di seluruh dunia seperti human immunodeficiency
keluarga perlu dilakukan. Kami percaya hal ini masih virus/acquired immune deficiency syndrome (HIV I
.menjadi sebuah isu penting pada pelayanan kesehatan AIDS) menjadi jauh lebih besar. Akan tetapi sisi
saat in!. Wright dan Leahey (2000) mengingatkan positifnya, pembelajaran .yang diperoleh perawat
kita bahwa terdapat kebutuhan akan kesetaraan yang Amerika dari' perawat diseluruh dunia mela/ui kon~
lebih besar dalam hubunganantara perawat dan ke­ ferensi internasional,perjalanan, dan membaca lite­
luarga, hubungan kolaboratif yanglebih baik, dan ratur kesehatan internasional memberikan pemaham­
pemahaman yang lebih baik akan keahlian keluarga. an yangsangatbermanfaat. Sebagai contoh, di
Perkembangan penggunaan Internet dan e-mail telah Jepang, pertumbuhan keperawatan keluarga sangat
memberikan banyak keluarga informasi yang dibu­ mengesankan. Di sana, perawat telah ,mengembang­
tuhkan untuk belajar mengenai' masalah kesehatan kan kurikulum keperawatan keluarga di sekolah ke­
dan pilihan terapi mereka. Gerakan konsumen telah perawatan dan telah menghasilkan teori keperawatan
memengaruhi pasien dan keluarga untuk me!ihat diri yang berfokus pada keluarga dan sesuai dengan nilai
mereka sebagai konsumen, yang membeli dan men­ dan konteks Jepang. Keperawatan keluarga meng­
dapatkan layanan kesehatan seperti layanan lain yang alami pertumbuhan yang pesat di Jepang, yang di­
mereka bell. Dilihat dari kecenderungan ini, anggota tandai dengan pUblikasi dan upaya penelitian yang
keluarga sebaiknya diberikan kebebasan untuk me­ dilakukan di Jepimg (Sugishita, 1999). Negara lain,
mutuskan apa yang baik bagi mereka dan apa yang seperti Denmark, Swedia, Israel, Korea, Chili,
harus mereka lakukan demi kepentingan mereka sen: Meksiko, Skotlandia, dan Inggris juga mengalami
diri (Robinson, 1994). kemajuan bermakna di bidang kesehatan keluarga
• Isu Praktik: BagaimBJ1a bekerja lebih efektif dan keperawatan keluarga. Kita mesti banyak berbagi
dengan keluarga yang kebudayaannya beragam. dan belajar dati perawat di beberapa negara ini.
Kemungkinan, isuini lebih banyak mendapatkan per­ • Isu Pendidikan: Muatan apa yang harus diajarkan
hatian di kalangan penyedia pelayanan kesehatan, d'~dam kurikulum keperawatan keluarga dan ba·
termasuk perawat, dibandingkan isu lainnya pada gaimana cara menyajikannya? Menurut Hanson
saat ini. Kita tinggal di masyarakat yang beragam, dan Heims (1997) yang melaporkan sebuah survei
yang memiliki ban yak cara untuk menerima dan me­ pada sekolah keperawatan di Amerika Serikat yang
rasakan dunia, khususnya keadaan sehat dan sakit. mereka lakukan terkait cakupan keperawatan kelu­
Dalam pengertian yang Jebih luas, budaya (termasuk arga di sekolah tersebut, terdapat perkembangan
etnisitas, latar belakang agama,. kelas sosial, afiliasi pemaduan muatan keperawatan keluarga dan ke­
regional dan politis, orientasi seksual, jenis kelamin, terampilan klinis ke dalam program keperawatan
42 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

pascasarjana dan sarjana. Masih belum jelas muatan dalam bahasannya mengenai reformasi pelayanan
apa yang tepat diberikan untuk program sarjana dan kesehatan, mendesak perawat keluarga lebih terlibat
pascasarjana dan bagaimana cara mengajarkan kete­ di tiap level sistem politis guna menyokong isu ke­
rampilan klinis. Tidak ada kesepakatan mengenai fo­ luarga. Kami setuju dengan beliau. Praktisnya, semua
kus program sarjana dan pascasarjana terkait dengan legislasi domestik yang dikeluarkan di tingkat lokal,
keperawatan keluarga. Akan tetapi, terdapat bebera­ negara bagian, atau nasional mempunyai dampak
pa konsensus bahwa praktik keperawatan tingkat pada keluarga. Sebagai.advokat keluarga, kita perlu
lanjut pada keperawatan keluarga melibatkan pem­ baik secara sendiri-sendiri maupun bersama meng­
belajaran muatan dan keterampiJan yang dibutuhkan anal isis isu dan kebijakan yang tengah diusulkan dan
untuk bekerja dengan seluruh keJuarga dan individu membantu merumuskan dan mengimplementasikan
anggota keluarga secara bersamaan. Perawat keluarga kebijakan dan regulasi yang positif. Mendukung ca­
dengan praktik tingkat lanjut dapat bekerja sebagai Ion dewan yang mendukung keluarga dan menjadi
terapis keluarga pada keluarga yang bermasalah. relawan untuk melayani komisi kesehatan dan komisi
Akan tetapi, masih belum jelas muatan dan kete­ yang terkait dengan kesehatan dan dewan organisasi
rampilan apa yang dibutuhkan dalam keperawatan adalah jalan penting lain untuk "membuat suatu per­
keluarga untuk para perawat yang dipersiapkan di bedaan." Kita perlu mendukung keluarga agar mem­
program praktik tingkat lanjut lainnya (program punyai hak mendapatkan informasi, memahami hak
perawat spesialis klinis dan praktisi). Bahasan lebih dan pilihan mereka, serta lebih cakap dalam membela
lanjut mengenai cakupan dan level muatan dan ke­ kepentingan mereka sendiri.
terampilan klinis perlu dilakukan.
• Isu Penelitian: Kebutuhan untuk meningkatan Pa;TUJOAN KEPERAWATAN
"penelitian terkait intervensi keperawatan ketu­
arga. Di bidang keperawatan keluarga, perawat pe­ KELUARGA: TINGKAT
neliti telah membahas hasil kesehatan dan peralihan PENCEGAHAN
keluargayang terkait dengan kesehatan. Teori per­
kembangan, teori stres, koping, dan adaptasi, teori Leavell dan rekan (1985) mengembangkiin sebuah kerang­
- terapi, keluarga, dan teori sistem telah banyak me­ ka yang disebut sebagai tingkat pencegahan.Kerangka ini
'mandu pelitian para perawat peneliti keluarga. Pen­ berfungsi sebagai landasan praktik kesehatan masyarakat
, 'eHtian dilakukan lintas disiplin, yang menunjukkan dan pelayanan kesehatan komunitas (Allender & Spradley,
bahwa "tidak ada satupun disiplin yang memiliki ke­ 2001). Kerangka ini digunakan di sini untuk menjelaskan
luarga" (Gilliss & Knafl, 1999, hIm. 245). Kelang­ tujuan keperawatan keluarga. Tingkat pencegahan men­
kaan penelitian keperawatan yang nyata terletak di cakup keseluruhan spektrum isu sehat dan sakit, serta tu­
bidang studi intervensi. Menurut Knafl (1998) juan yang sesuai untuk setiap tingkatan. Ketiga tingkatan
kurangnya studi intervensi dalam keperawatan ke­ ituadalah:
luarga "mengejutkan." Janice' Bell (1995), editor 1. Pencegahan primer, yang melibatkanpromosi ke­
Journal of Family Nursing, dalam editorialnya sehatan dan tindakan pencegahan spesifik atau tin­
"Wanted: Family Nursing Intervention," mengeluh­ dakan perlindungan kesehatan yang dirancang untuk
kan mengenai kurangnya naskah penelitian intervensi menjaga individu bebas dari penyakit atau cedera.
keperawatan yang ia terima untuk: dikaji. Dengan Tindakan pencegahan spesifik' atau perilaku yang
tidak memadainya jumlah studi intervensi, kita melindungi kesehatan juga disebut pemeliharaan ke­
mengalami kekurangan bukti ilmiah yang dibutuhkan sehatan.
untuk mendukung efikasi strategi dan program 2. Pencegahan sekunder, yang terdiri atas deteksi dini,
keperawatan kellllirga. Selain itu, dibutuhkan diagnosis, dan terapi.
, penelitian kep~rawatan keluarga yang sebenarnya; 3. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap pemulihan
se\:jagi'an besar penelitian keperawatan keluarga se­ dan rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan dis­
benarnya merupakan penelitian yang terkait dengan abilitas klien dan memaksimalkan tingkat fungsi
keluarga ,(yang berfokus pada anggota keluarga), dirinya,(Gambar2-2) (Leavell, et aI., 1965; Williams
bukan 'penelitian keluarga (yang berfokus pada & Torrens, 1999).
seluruh keluarga sebagai sebuah unit) (Knafl). Tiga tingkat pencegahan ini merupakan tujuan keperawat­
• Isu Kebijakan: Kebutuhan akan lebih terlibatnya an keluarga. Tujuan keperawatan keluarga terdiri atas pro­
perawat keluarga dalam membentuk kebijakan mosi dan pemeliharaan kesehatan (pencegahan primer),
'yang memengaruhi keluarga. Hanson (2oo1a), deteksi dan terapi, dan pemuJihan kesehatan. Promosi ke­
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS, EVOLUSI, DAN TUJUAN 43
sehatan merupakan sebuah tujuan utama dalam keperawat­ kebanyakan kasus, terapi yang diberikan terlalu sedikit dan
an keluarga. Akan tetapi, tentu saja deteksi dini, diagnosis, sangat terlambat. Dalam kasus penyakit kronik-penyebab
dan terapi (pencegahan sekunder) juga merupakan tujuan utama kesakitan dan kematian-kita tidak mengobati dan
yang penting. Selain itu, dengan mempertimbangkan per­ menghilangkan . penyakit, tetapi . hanya meminimalkan
kembangan pelayanan kesehatan di rumah dan prevalensi dampak penyakit tersebut, memperbaiki kerusakan sedapat
penyakit kronik serta disabilitas yang terjadi di kalangan mungkin, dan menangani komplikasi yang terjadi. Kita
populasi lansia yang jumlahnya meningkat dengan cepat, menghabiskan sebagian besar dana yang kita miliki untuk
pencegahan tersier atau rehabilitasi dan pemulihan kese­ menangani akibat akhir gaya hidup yang merusak diri
hatanjuga merupakan tujuan penting dari keperawatan ke­ bukan memfokuskan diri pada faktor-faktor penyebab
luarga saat ini. Tabel 2-2 menyajikan sebuah contoh peng­ penyakit, seperti gaya hidup dan hal-hal membahayakan
gunaan tingkat pencegahan pada satu masalah kesehatan yang ada di iingkungan, (Ardell & Newman, 1977; Pender,
keluarga: kekerasan dan penganiayaan dalam keluarga. 1996). Hanya 3% dari keseluruhan pengeluaran pelayanan
kesehatan yang dialokasikan untuk layanan pencegahan
(Smith & Wesley, 1993).
~PENCEGAHAN PRIMER: Terdapat perhatian yang luas di kalangan orang awam,
PROMOSIKESEHATAN para pembuat legislasi, dan profesional pelayanan kese­
hat'<ln yang mengatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan
DAN PENCEGAHAN
yang ada saat ini mahal dan relatif tidak efektif. Hanya
PENYAKIT terdapat tinjauan minimal terhadap pembatasan dana atau
konservasi sumber-sumbe~ kesehatan. Pengolaan perawatan
FAKTOR KELUARGA PENYEBAB adalah cara paling signifikan untuk membatasi pendanaan.
PENINGKATAN MINAT DALAM PENCEGAHAN Meskipun terdapat pengelolaan perawatan dan sistem
PRIMER kesehatan terpadu dan sejumlah besar dana dialokasikan
ke rumah sakit dan perawatan medis, kondisimenunjukkan
Di bawah ini dibahas secara singkat enam faktor yang
hanya sedikit perbaikan; Studi mengenai kepatuhan me­
menyebabkan pemulihan minat pada pencegahan primer
nunjukkan banyak sekali kekurangpatuhan pasien terhadap
(Tabel 2-3). Faktor yang pertama mungkin merupakan fak­
pengobatan; yang secara alamiah meningkatkan biaya
tor yang paling penting.
menjadi lebih tinggi lagi. Warga Amerika menghabiskan
KEBUTUHAN AKAN PERUBAHAN FOKUS DAN PRAKARSA dana dalam jumlah yangsangat besar untuk pengobatan
NASIONAL. Dalam sistem pelayanan kesehatan saat ini, penyakit dan "keajaiban di menit-menit terakhir"; padahal,
sebagian besar sumber-sumber kesehatan diarahkan di banyak dari masalah ini dapat dicegah tanpa mengeluarkan
seputar perawatan akut yang sifatnya kuratif. Sistem biaya(Castro,1991).
kesehatan kita yang ada saat ini mencurahkan sebagian Dalam dua dekade terakhir, pemerintah federal telah
besar dari sumber-sumbernya pada orientasi krisis dan memimpin gerakan peralihan menuju promosi kesehatan
layanan kesehatan kuratif berteknologi tinggi, yang pada dan perlindungan kesehatan (Loveland-Cherry, 1996). La-

Tingkatpencegahan

Gambar 2-2. Hubungan tingkat pencegahan dengan tahap sehat-sakit.


44 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

TABEL 2-2
TINGKAT PENCEGAHAN
KEKERASAAN DAN PENGANIAYAAN DALAM KELUARGA
Tujuan: Menghindari kekerasan dan penganiayaan keluarga dan meningkatkan hubungan keluarga yang sehat.
PENCEGAHAN PRIMER:
Promosi Kesehatan Kelvarga: Memberikan penyvlvhan dan konseling kepada kelvarga mengenai gaya hidup sehat, yang
mencakvp penggunaan komunikasi yang bai~, pemecahan masalah, dan keterampilan
bernegosiasi antara satu dengan yang lain. Membantv orang tua dengan keterampilan
pengasvhan mereka dan dalam memahami kebvtuhan tumbvh kembang anak mereka.
Tindakan Pencegahan yang Pendidikon m~njadi orang tuo don kelomPok pendvkvng; pelatihon asertivitos untuk wonito;
Spesifik dan Penurunon penurunon tekonon ekonomi dolam kelvargo (mis., pekerjoon yang odekuot).
Risiko:
PENCEGAHAN SEKUNDER:
Diagnosis dini: Mengidentifikosi perilokv berisiko tinggi poda individv don kelvorgo. Perowot kelvorgo
horvs memohami gejala-gejola penganiayoon {podo pasongan, Ionsio, onok-onok}.
Penongonon Tepot: Meloporkan tersangka pelakv penganiayoan don mendorong onak-onok, posangan/suomi
otov istri, otov lonsio vnlvk mengvnjvngi fasililos yang tepot gvno mendapatkan perawatan
don mendokvmentasikan penganiayoan. Mervjvk korbon pengoniayaan ke tempat
perlindvngoni mervjvk si pengoniaya ke kelas manojemen maroh; membantv posongon
vntvk memperoleh teropi individu, pernikohon, dan/atav kelvarga, serta berpartisipasi
sesuai dengan kebvtvhon pada teropi penyolohgunaan zat, pertemvan AA, atov kelompok
pendvkvng yang loin.
PENCEGAHAN TERSIER:
Rehabilitosi: . Podo soot ini, komposisi vnit kelvorgo mvngkin bervbah (posongon berpisoh menvrvt
pilihannyo sendiri, penohonon, otov kemotionl. Jika kelvorgo masih bersotv, selvruh
onggoto kelvorgo membvtvhkon intervensi kesehotan jongka ponjong. Jiko kelvorgo
berpisoh, kelvargo yang tersisa biasanyo memiliki tingkot emosional tinggi dan jvga
membvtvhkan dvkvngon serto konseling. ­

poran penting yang dikeluarkan oleh Surgeon General, kesehatan. Publikasi ini mewakili prakarsa nasional yang
Healthy people (U.S Public Health Service, 1979) dan disusun oleh Departement of Health and Human Service
laporan penyertanya Promoting Health/Preventing Amerika Serikat dalam menetapkan tujuan dan prioritas
Disease: Objectives for the Nation (U.S. Public Health untuk memperbaiki kesehatan bangsa. Prioritas ditetapkan
Service, 1980), menekankan kenyataan bahwa modifikasi dalam area promosi kesehatan, penurunan risiko, dan la­
gaya hidup adalah perubahan paling signifikan yang di­ yanan pencegahan. Merokok, kekerasan, kebugaran fisik,
butuhkan untuk mencapai tujuan kesehatan bangsa kita. kesehatan jiwa, keamanan kelja, kesehatan Iingkungan,
Terdapat enam perubahan gaya hidup yang berhasil di­ HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, kanker,
identifikasi: penghentian kebiasaaan merokok; penurunan serta imunisasi adalah beberapa isu kesehatan utama yang
penyalahgunaan alkohol; perubahan diet untuk menurun­ dibahas dalam semua dokumen ini. Dalam Healthy People
kan kalori, lemak, garam, dan gula yang berlebihan; olah 2010, Departement of Health and Human Service meng­
raga; prosedur skrining berkala untuk berbagai penyakit identifikasi kebutuhan untuk memperkuat dasar i1miah
utama seperti tekanan darah tinggi dan diabetes; dan peng­ promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, serta me­
gunaan sabuk pengaman dan mengikuti anjuran batas ke­ ningkatkan komitmen pemerintah dan peny~diaan layanan
cepatan di jalan raya. guna memberikan perawatan umum yang berkualitas (lihat
Publikasi yang lebih baru seperti Healthy People 2000 Tabel2 -4;)
(US. Departement of Health and Human Service, 1991) Faktor lain yang mengarahkan perhatian pada promosi
dan Healthy People 2010 (U.S. Departement of Health and kesehatan adalah adanya peningkatan kesadaran bahwa
Human Service, 2000) terus memengaruhi pelayanan ke­ pikiran dan tubuh adalah sesuatu yang tidak dapat dipi­
sehatan menuju arah .promosi dan akti vitas pemeliharaan sahkan-masing-masing saling memengaruhi-dan bahwa
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS, EVOLUSI, DAN TUJUAN 45

TABEL 2-3
FAKTOR PENYEBAB PENINGKATAN MINAT DALAM PENCEGAHAN PRIMER
1. Kebutuhan akan adanya perubahan fokus
• Kebanyakan sumber-sumber kesehatan dialokasikan kepada perawatan akut
• Peningkatan pendanaan hanya menghasilkan perbaikan yang minimal
• Pertumbuhan upaya nasional untuk memfasilitasi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (mis., Healthy Peaple
2000 dan Healthy People 2010 merupakan prakorSa nasionol yang dikembangkan untuk memperbaiki kesehatan
bangsa)
• Terdapat pemahaman yang lebih besar terhadap kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara pikiran dan tubuh,
serto peron stres terhadop penyokit dan penyembuhan
2. Konsumerisme dan tuntutan umum terhadop peningkatan kendali diri
3. Gerakan kesejohteraan
4. Pertumbuhan penerimaan modalitas kesehatan alternatif oleh profesional kesehatan dan masyorakat
5. Kurangnya akses ke layanan kesehatan .
6. Pertumbuhan perhatian kesehalan pada praktik keperowalan tingkatlanjut
7. Pertumbuhan pengelolaan perawatan, termasuk di dalamnya organisasi pemelihara kesehatan yang menekankan pada
penyediaan perawatan bermutu dengan cora yang efisien dan efektif dalam hal bioya.

integrasi tubuh dan pikiran dibutuhkan untuk terjadinya Individu dan keluarga sebaiknya dapat mengendalikan
pemulihan dan kesejahteraan. Pemahaman ini menyebab­ tindakan yang mereka lakukan. Tanggung jawab terhadap
kan dimasukkannya pendekatan holistik, baik pada profesi kesehatan seseorang tidak terletak pada profesional pe­
keperawatan maupun profesi kesehatanjiwa yaitu individu nyedia pelayanan kesehatan, tetapi pada individu danlatau
secara keseluruhan benar-benar dipertimbangkan dalam keluarganya. Pelatihan kesejahteraan. pelayanankesehatan
. pengkajian dan perawatan (ANA, 1995a). holistik, dan perawatan mandiri, semua bagian dari promo­
Sejalan dengan kei>adaran akan interaksi pikiran dan si kesehatan, yang dipercayai bersama sebagai sesuatu
tubuh, pemahaman mengenai stres sebagai penyakit se­ yangmendasar bahwa bertanggungjawab dan mengontrol
makin meningkat. Diperkirakan 80% dari· semua penyakit kesehatan diri sendiri merupakan keharusan.
diSebabkan olehstres, dengan stres menjadi penyebab Sebelitmnya tidak pernah ada pengungkapan kepada
perburukan semuapenyakit dan penyakit memperburuk publik mengenai tidakmemadai dan tidak setaranya sistem
stres yang dialami. Berbagai studi menunjukkan peran pelayanan kesehatan (Marsa. 2001), yang menyeb£1bkan
negatif yang dimainkan oleh stres terhadap status kesehatan semakin banyaknya tuntutan konsumen dalam mendapat­
individu atau keluarga (Campbell, 2000; Pelletier, 1979). kan kendali terhadap pelayanan kesehatannya. Gerakan
Oleh karena itu, hanya menangani sebuah masalah medis wanita merupakan sebuah contoh keberhasilan tekanan
klien sering kali dirasakan tidak efisien. yang dilakukan guna dapat terlibat dalam pengambilan
keputusan pelayanan kesehatannya. Gerakan wanita telah
KONSUMERISME DAN TlINTUTAN UMUM TERHADAP PE·
memusatkan perhatian nasional pada kecilnya atau keti­
NINGKATAN KENDAll DIRI. Dewasa ini, para konsumen
daksesuaian layanan kesehatan yang diterima oleh wan ita
lebih asertif dibandingkan dengan di masa lalu (Bomar &
dalam sistem yang didominasi pria dan kurangnya pene­
McNeely, 1996) dan berharap diberikan informasi me­
Iitian yang menggunakan sampe\ wanita. Gerakan wanita
ngenai layanan medis yang mereka dapatkan serta diberi­
telah memotivasi wanita untuk memiliki kendali terhadap
kan kesempatan mendapatkan lebih banyak kendali diri
kesehatannya. Selain itu, kecenderungan ke arah pemberian
terhadap hidupnya. Hal ini senantiasa diartikan dengan
layanan kesehatan utama oleh perawat praktisi. yang me­
men~apatkan informasi yang memadai hingga dapat
nekankan penyuluhan dan konseling suportif. meningkat­
memahami dengan benar mengenai pilihan yang tersedia
kan kemungkinan lebih ban yak kendali yang dialihkan da­
sehingga mereka dapat membuat pilihannya sendiri dan
ri penyedia perawatan kepada klien individu dan keluarga.
mengevaluasi layanan yang diberikan (Zeliff. 2001). Ke­
butuhan akan kendali diri yang lebih besar berkaitan de­ GERAKAN KESEJAHTERAAN. Sejak pertengahan tahun
ngan nilai sosial yang' ada, senti men anti-otoriter. dan 1970-an, terjadi peningkatan minat dan penerapan gaya
perkembangan nilai-nilai profesional yang diberikan ke­ hidup sehat dalam kehidupan sejumlah kelas menengah
pada pemberdayaan klien, yaitu, peralihan kekuasaan dan warga Amerika yang berada. Gerakan kesejahteraan
pengambilan keputusan dari penyedia pelayanan kesehatan pada tahun 1970-an berkembang secara bertahap keluar
kepada klien (Labonte, 1989; Zeliff, 2001). dari sistem kesehatan tradisional. Gerakan lni diprakarsai
46 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

TABEL 2-4
MENGENAI HEALTHY PEOPLE 2010
Healthy people 2010 merupakan sebuah prakarsa nasional yang dibangun berdasarkan prakarsa serupa yang dilakukan
pada dua dekade belakangan. Duo tujuan yang ingin dicapai Healthy People 2010 adalah: (1) meningkatkan kualilas dan
jangka waktu hidup sehaf dan (2) menghilangkan kesenjangan kesehatan. Duo tujuan in; berfungsi sebagai pedoman untuk
menyusun sasaran meniadi 28 area fokus, masing-masing area mewakili sebuah masalah kesehatan masyarakat yang
panting. Indikator keseha.tan utama juga telah disusun. Indikator kesehatan utama ini mewakili isu-isu kesehalan
masyarakal yang sangal sentral don luas. Beberapa isu kesehatan ini diantaranya adalah:

Aktivitas fisik

Kefebihan berat badan dan Obesitas

Penggunaan Tembakau

Penya/ahgunaan Zat

Peri/aku Seksual yang Berfanggung ;awab

Kesehatan Jiwa

eedem dan Kekerasan

Kua/ifas Lingkungan

Imunisasi

Akses ke Pe/ayanan kesehafan

Sasaran dari prakarsa ini adolah nasional, tidak hanya federa" dengan demikian pencapaian sasaran bergantung peda
partisipasi yang luas dari wargo negara don semua tingkat serta jenis organisasi sebagai upaya untuk menilai kemajuan.
t>okumen loin, Tracking Healthy People 2010, lelah disusun untuk tujuan ini.
Sumber: !!.S~ i)eparlmenf of Health and Human Services (200D).

oleh kalangan awam (Armentrout, 1993). Saat ini, kese­ visualisasi, dan terapi tubuh. Banyak pendekatan kesehat­

hatan, pemenuhan personal, dan kualitas hid up mendapat­ . an ini menekankan pada promosi kesehatan, holisme, dan

. kan perhatian yang lebih besar. Walaupun secara umum pemberdayaan klien (Rodwell, 1996) .
tingkat .pengetahuan kesehatan dalam masyarakat kita Banyak konsumen-yang semakin banyak berasal dari
masih reJatif rendah, tetapi dengan membaca artikel dan budaya yang menerima pengobatan alternatif sebagai hal
buku yang berorientasi pada kesehatan serta terbuka ter­ yang umum-beralih ke herba, modalitas medis Ketimur­
hadap media massa dan Internet, individu yang berpen­ an, dan pendekatan kesehatan holistik lainnya, yang me­
. didikan tinggi mendapatkan lebih banyak informasi ningkatkan dan memulihkan kesehatan (Picker, 1996).
mengenai strategi promosi kesehatan umum dan fisiko Sebagai contoh, New E;lgland Journal of Medicine, me­
serta hal-hal yang membahayakan di Iingkungan. Lihat laporkan bahwa sep~rtiga warga Amerika mengunjungi
Bab 16 untuk pemahaman yang lebih mendalam mengenai minimal seorang praktisi alternatjf pada tahun 1990
gaya hidup sehat. (McCall, 1996).
PERTUMBUHAN PENERIMAAN MODALITAS KESEHATAN KURANGNYA AKSES KE PELAYANAN KESEHATAN. Terda­
ALTERNATIF OLEH PROFESIONAL KESEHATAN DAN MA· pat beberapa' bukti yang menunjukkan bahwa seiring
SYARAKAT. Beragam modalitas promosi kesehaan alterna­ dengan pelayanan kesehatan menjadi lebih sulit untuk
tif menjadi lebih dihargai oleh kebanyakan perkumpulan diakses karena tidak memiliki asuransi dan biaya yang
pelayanan kesehatan profesional. Sebagai bukti me­ mahal, konsumen mulai berpaling kepada strategi promosi
ningkatnya penerimaan terhadap pengobatan alternatif. kesehatan dan perawatan diri untuk pencegahan penyakit.
National Institute of Health (NIH) baru-baru ini memben­ Dengan demikian. daya dorong dilakukannya perawatan
tuk sebuah Badan baru untuk Pengobatan Alternatif. Bah­ mandiri dapat muncul akibat tidak tersedia atau tidak dapat
kan modalitas yang paling esoterik (hanya dipahami oleh diaksesnya pelayanan kesehatan profesional. Sekitar 44,3
orang tertentu) sekalipun untuk penurunan stres dan pe­ juta orang tidak memiliki asuransi kesehatan pada tahun
ngendalian nyeri dewasa ini dipandang membantu oleh 1998, yang merupakan sebuah peningkatan yang terus ber­
banyak praktisi kesehatan. Terdapat lebih banyak keterbu­ lanjut pada jumlah individu yang tidak memiliki asuransi
kaan dan penerimaan terhadap modalitas alternatif, yang kesehatan di Amerika Serikat (U.S. Departement of Health
mencakup yoga, meditasi, obat-obatan herba. pijat, teknik and Human Service. 2000). Akan tetapi, belum jelas berapa
relaksasi, akupresur dan akupunktur, bimbingan imajinasi, banyak orang yang tidak memiliki asuransi ini meman­
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS, EVOLUSI, DAN TUJUAN 47
faatkan perawatan mandiri untuk promosi dan pemeliha­ Promosi kesehatan keluarga melibatkan baik promosi
raan kesehatan seJain menggunakan perawatan mandiri kesehatan anggota keluarga maupun sistem keluarga
untuk menangani masalah pelayanan kesehatan utama. (Loveland-Cherry, 1988, 1996). Pada poin awal, penekan­
annya adalah pada individu anggota keluarga dalam kon­
PERTUMBUHAN PERHATIAN TERHADAP KESEHATAN PA·
teks keluarga, sementara pada poin selanjutnya fokusnya
DA PRAKTIK !<EPERAWATAN TINGKAT LANJUT. Profesio­
adalah pada promosi kesehatan sistem keluarga baik secara
nal kesehatan, terut~ma perawat dengan praktik tingkat
interna maupun dalam interaksi keluarga dengan sistem
lanjut telah mendapat sosialisasi unt~k menyertakan pro­
eksternanya, seperti sistem kesejahteraan sosial atau pendi­
mosi kesehatan dan pencegahan penyakit sebagai bagian
dikan. Tujuannya adalah promosi kesehatan unit keluarga.
integral dan bagian yang penting dari asuhan keperawatan
Hampir seluruh literatur mengenai promosi kesehatan
mereka. Perawat praktisi secara aktif terlibat dalam ber­
membahas mengenai individu dibandingkan dengan unit
bagai rangkaian promosi kesehatan dan aktivitas peme­
keluarga. Akan tetapi, promosi kesehatan dapat mudah di­
Iiharaan. Banyak perawat mempunyai posisi di lingkup
terapkan pada keluarga sebagai suatu keutuhan. Akan te­
perawatan primer yang berbasis kOlJlunitas, tempat pro­
tapi, karena ke)uarga merupakan sebuah sistem inter­
mosi kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dilak­
aksional skala kecil, ini berarti bahwa perlu dikaji beberapa
sanakan secara efektif di dalam praktik (Rodgers, 1993).
area yang berbeda (seperti fungsi ke)uarga, dinamika
keluarga, pola komuniksi, hubungan orang tua-anak, dan
PROMOSI KESEHATAN'KELUARGA interaksi keluarga dengan komunitas) dan diterapkan be­
Tujuan utama keperawatan keluarga adalah promosi kese­ berapa strategi yang berbeda. Lihat Bab I Karakteristik
hatan keluarga sebagai suatu kesatuan dan promosi ke­ Keluarga Sehat. Karakteristik ini merupakan perilaku dan
sehatan tiap anggotanya (Bomar, 1996; Hartrick, Lindsey, sikap yang perlu kita motivasi agar diperoleh atau diper­
& Hills, 1994). Perilaku kesehatan, nilai-nilai, dan sikap tahankan keluarga-tentu saja, dengan catatan perilaku
dipelajari dalam keluarga (Crooks. Iammarino, & dan sikap tersebut dinilai bersama dan sesuai dengan ke­
Weinberg, 1987; Pender, 1996). Salah satu fungsi dasar luarga yang dikaji. Pada babselanjutnya mengenai peng­
keluarga adalah fungsi pelayanan kesehatan, tujuannya kajian danintervensi keluarga, promosi kesehatan sistem
adalah memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga. keluarga disertakan.
Karena biasanyamengajarkan perilaku sehat dalam kon­ Promosi kesehatandan pencegahan primer masalah
teks keluarga lebih efektif daripada mengajar individu, hal kesehatan akut dan ·kronik menimbulkan tantangan ke­
ini dapat merupakan sebuah strategi .promosi kesehatan sehatan' terbesar dalam masyarakat kita. ,Mungkintujuan
yang paling penting (Rankin & Stallings, 2001). kita yang paling utama seharusnya membantu masyarakat
Pr0'!l0si kesehatan adalah satu dari dua komponen pen­ (individu dan keluarga) beJajar menjadi sehat dengan ~ara
cegahan primer (Leavell, et aI., 1965). Perlu dibuat sebuah alami dan menyenangkan, bukan hanya berfokus pada
perbedaan yang jelas antara promosi kesehatan dan pen­ membantu klien mengenai cara agar tidak jatuh sakit, atau
cegahan penyakit (tindakan pencegahan dan penaksiranl sebelum bertambah parah, atau membantu klien pada saat
penurunan risiko) (Tripp & Stachowiak, 1992). Promosi mereka sakit saja. Harteck (1977) menambahkan gagasan
kesehatan tidak mengkhususkan pada masalah kesehatan signifikan lainnya mengenai peran perawat keluarga.
atau penyakit. Promosi kesehatan dirancang untuk mem­ Harteck menyatakan bahwa praktik kita harlis menekankan
berikan kontribusi terhadap pertumbuhan, perkembangan, pada kapasitas yang ada di dalam keluarga untuk mening­
dan kesehatan yang prima. Promosi ini merupakan proses katkan kesehatan dan kesembuhannya sendiri.
yang positif dan dinamis yang berfokus pada perbaikan
kualitas hidup dan kesejahteraan, tidak hanya menghindari HAMBATAN PENCEGAHAN PRIMER
penyakit (Pender. 1996). Promosi kesehatan melibatkan
"pendekatan" perilaku yang terdiri atas sejumlah tindakan Walaupun pertumbuhan komitmen profesiona) dan publik
dan aktivitas yang tujuan akhirnya adalah kesejahteraan terhadap pencegahan primer makin berma~na, tetapi mun­
tingkat tinggi (Dunn, 1961). cui beberapa faktor yang menjadi pengharribat atau ken­
Sebaliknya, pencegahan penyakit mengkhususkan pada dala utama untuk me!lgintegrasikan pencegahan primer,
masalah kesehatan atau 'penyakit dan termasuk "meng­ terutama promosi kesehatan yang berfokus pada keluarga,
hindari" perilaku berisiko serta tindakan pencegahan atau dan upaya perlindungan kesehatan di semua sektor ma­
perlindungan yang spesifik seperti imuniasi. Baik promosi syarakat.
kesehatan maupun pencegahan penyakit adalah tujuan Hambatan utamanya adalah dana atau, lebih akuratnya,
yang penting dan saling melengkapi (Duncan & Gold, bagaimana kita memilih cara membelanjakan uang secara
1986; Pender, 1996). kolektif. Kurangnya penggantian dana dari pihak ketiga
48 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

untuk pengkajian dan intervensi keluarga serta untuk ke­ TINDAKAN PENCEGAHAN SPESIFIK
giatan promosi kesehatan dan pencegahan menciptakan se­
Peningkatan ketahanan terhadap kekuatan sosial, emosio­
buah situasi berupa kalangan yang berada atau yang sangat
nal, dan biologis yang memicu penyakit adalah tujuan dari
miskin dapat mendapatkan bantuan profesional atau akses
pencegahan primer. Gaya hidup yang sehat harus dapat
ke penyuluhan kesehatan dan konseling yang dibutuhkan.
meningkatkan ketahanan ini .. {Hal ini dibahas lebih men­
Hambatan yang kedua adalah sikap dan sosialisasi
dalam pada Bab 16). Akan tetapi, pencegahan penyakitju­
dokter dan perawat di Amerika Serikat. Kita masih sangat
gadibutuhkan. Pencegahan mencakup serangkaian tindak­
berorientasi terhadap penyakit dan sering kali hanya
an pertahanan yang mengatasi kondisi saki! tertentu Mau
membual terhadap pentingnya pencegahan penyakit dan
gejala sisanya (Pender, 1996). Tindakan pencegahan spe­
promosi kesehatan. Model medis masih merupakan model
sifik adalah bagian dari pencegahan penyakit. Contoh dari
yang dominan dipakai untuk praktik, pembuatan kebijakan,
tindakan pencegahan spesifik adalah imunisasi dan terapi
dan pendanaan. Kesetiaan profesional kesehatan terhadap
ftourida .
. model medis-pada model ini sehat dan sakit dipandang
sebagai unit yang terpisah dan berdiri sendiri dim klien
dipandang sebagai satuan sistem fisiologis---':telah meng­ PENAKSIRAN/PENURUNAN RISIKO
arahkan kita dan masyarakat (para konsumen) untuk me­ Karena kebanyakan individu lebih memberikan perhatian
mandang pelayanan kesehatan pada khususnya dalam hal pada pengobatan penyakit dibandingkan dengan kesehat­
perawatan medis kuratif. Ketika seorang individu jatuh annya. konsep risiko telah menjadi bagian dari pemikiran
sakit, "mereka menyerahkan diri" kepada penyedia pe­ kita mengenai pencegahan penyakit. "Risiko" menyiratkan
layanan kesehatan. Tidak banyak motivasi atau pengharga­ bahwa peluang konsekuensi merugikan, meningkatdengan
an yang diberikan oleh para profesional penyedia pelayan­ adanya satu atau lebih karakteristik atau faktor (Backett,
an .kesehatan kepada klien yang menjalankan tanggung Davies, & Petros-Barvazian. 1984). Dengan demikian, ri­
jawab mandiri menjaga kesehatan atau berupaya memper­ siko adalah peluang atau perhitungan statistik-peluang
baikifungsi total dirinya. kejadian di masa yang akan datang. Ketika peluang ter­
. Hambatan yang ketiga adalah fakta bahwa banyak pro­ jadinya cedera, penyakit. atau kematian dapat dikurangi
·fesional pelayanan kesehatan yang bertindak sebagai mo­ atau ditiadakan jika dilakukan suatu tindakan antisipasi,
del peran yang buruk bagi klien mereka. Para profesional maka tindakan ini menggunakan· pendekatan risiko cii
ini sering kaIi kurang gerak dan olah raga, kelebihan berat tingkat individu atau keluarga (Backett, Davies, & Petros­
badari; serta tampak jelas tertekan; sehingga, mereka tidak Barvazian, 1984).
berada dalam posisi yang tepat untuk berbicara secara Beberapa studi epidemiologis telah memberikan data­
efektif mengenai perbaikan gaya hidup seseorang. Mereka base empiris untuk membuat perkiraan risiko mengaJami
tidak bertanya mengenai keluarga, tidak memandang klien beberapa masalah kesehatan tertentu. Berdasarkan data­
mereka sebagai keluarga, dan tidak memahamiadanya pe­ base ini, salah satu cara yang paling popular untuk mene­
ngaruh timbal balik keluarga dengan sehatlsakit. Dengan rapkan pencegahan primer adalah dengan menentukan
demikian, faktor-faktor psikososial dan keluarga yang ter­ risiko pajanan jangka pendek dan jangka panjang terhadap
Iibat dalam pelayanan kesehatan tidak mendapat cukup klien dengan menggunakan alat penaksiran risiko dan ke­
perhatian (Doherty & Campbell, 1988; Campbell, 2000). mudian memberikan tindakan untuk mengurangi faktor­
Hambatan lain pada pencegahan primer adalah sistem faktor risiko yang dimiliki klien. Biasanya, penentuan
nilai kita yang materialistis; adanya masaJah sosial seperti faktor risiko yang dimiliki oleh klien dilakukan dengan
kesempatan pelayanan kesehatan; pekerjaan, dan pend i­ menggunakan satu dari tiga pendekatan penaksiran risiko
dikan yang tidak adekuat bagi anggota masyarakat yang kesehatan: 0) instrumen penaksiran hal-hal yang mem­
dianggap memalukan (mis., kalangan miskin, minoritas, bahayakan kesehatan (Iihat Tabel 2-5 dan 2-6), (2) pedo­
warga masyarakat lansia); dan penyebaran hal-hal yang man dan rekomendasi klinis untuk layanan pencegahan,
. membahayakan Iingkungan (mis., polusi udara dan air ser­ atau (3) penaksiran atau inventaris .kesejahteraan (Stanhope
ta terpajan zat-zat beracun) di komunitas kita. & Lancaster, 2001).
Pencegahan primer, selain promosi kesehatan, melibat­ Dengan menggunakan instruman penaksiran hal-hal
kan pemeliharaan dan perbaikan tingkat ketahanan indivi-. yang membahayakan kesehatan, seperti yang ditunjukkan
du dan keluarga terhadap penyakit tertentu. Hal ini dicapai di Tabel 2-5 dan 2-6, risiko individu total pada seorang
dengan dijalankannya tindakan pencegahan khusus. Me­ klien diperkirakan dengan mengidentifikasi risiko rata-rata
tode penaksiran dan penurunan risiko juga termasuk cara penyebab utama penyakitlkematian dalam kelompok usia,
untuk menurunkan kemungkinan seorang klien menderita jenis kelamin, dan ras klien. Dalam hal ini, penyedia pela­
sakit atau penyakit tertentu. yanan kesehatan dapat (a) menyusun sebuah prognosis
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS, EVOLUSI, DAN TUJUAN 49
untuk kesejahteraan klien; (b) memperkirakan penyebab berisiko seperti merokok, penggunaan alkohol. pengguna­
paling sering yang menimbulkan penyakitlkematian; dan an sabuk pengaman, nutrisi yang baik atau buruk, olah
(c) merekomendasikan perubahan gaya hidup, tindakan raga, dll.
perlindungan spesifik, dan pelayanan kesehatan untuk me­ Secara ringkas, peneegahan primer-promosi kesehat­
nurunkan risiko. an dan pencegahan penyakit-adalah hal yang utama
Pedoman klinis makin diterima dan digunakan secara dalam keperawatan keluarga. Perawat keluarga harus
luas oleh perawat praktisi dalam memberikan promosi membantu keluarga untuk bertanggungjawab terhadap ke­
kesehatan primer. Pedoman klinis yang paling banyak sehatannya sendiri dan memasukkan perubahan gaya hi­
digunakan untuk promosi kesehatan adalah terbitan U.S dup sejahtera baik ke dalam gaya hidup keluarga maupun
Public Services Task Force, A Guide to Clinical Preventive ke dalam kehidupan personal anggotanya. Keluarga terus
Service (1989, 1995). Pedoman yang tercantum dalam ter­ menerus berperan penting dalam membantu anggotanya
bitan ini berdasarkan pad a bukti ilmiah yang kuat dan mempelajari eara-cara baru untuk hidup lebih sehat.
merupakan hasH kerja panel para ahli. Pedoman ini meng­ Derigan memercayai kemampuan keluarga dalam menye­
arahkan penyedia perawatan primer mengenai apa yang diakan pelayanan kesehatan bagi dirinya sendiri dan ber­
harus dilakukan dalam hal promosi kesehatan dan men­ tindak bagi kepentingannya, kita akan memberikan du­
eakup tindakan pencegahan yang spesifik, seperti imuni­ kungan yang positif serta menjadi narasumber dan
sasi, skrining. pemeriksaan fisik, konseling. dan pedoman fasilitator yang lebih efektif bagi keluarga. Dengan de­
penyuluhan. Untuk memastikan pedoman di at as diguna­ mikian, pencegahan primer adalah peran yang paling me­
kan secara luas dan efektif, U.S. Public Health Seviees narik dan vital bagi perawat keluarga. Perawatan primer
menetapkan program "Put Prevention into Practice" dan merupakan sebuah instrumen penting untuk lebih mene­
sebagai bagian dari prakarsa ini, mengembangkan alat pe­ kankan pada pencegahan primer (Donaldson, Yordy, &
raga (action kit) materi yang dirancang untuk meningkat­ Vanselow, 1994). Penyedia perawatan primer (perawat
kan pemberian layanan pencegahan. Put Prevellfion i~uo praktisi dan perawat berbasis komunitas) pada khususnya
Practice Education and Action Kit (U.S. Public He/!Ith berada pada tempat yang tepat untuk memberikan promosi
Seviees , 1994) sangat bermanfaat bagi penyediapelayan­ kesehatan keluarga dan' perlindungan kesehatan dalam
an kesehatan, sistem pelayanan kesehatan, dan konsumen. praktik mereka (Broering, 1993). Untungnya,penekanan
Penilaian atau inventaris kesejahteraan, tipe ketiga dari pada peran ini menjadi lebih menonjol pada praktik
alat penilaian risiko, berbeda dari dua tipe instrumen pe­ (Venegoni, 1995), pendidikan, dan penelitian.
naksiran fisiko lainnya, yaitu alat ini menjabarkan risiko Penekanan pada pencegahan primer terutama menjadi
secara lebih luas (tidak spesifik pada suatu penyakitlmasa­ penting sa at bekerja dengan anak-anak usia sekolah dan
lah). Penaksiran atau inventaris kesejahteraan terutama keluarga muda. Perawat di lingkup sekolah memiliki
menekankan pad a pemberdayaan klien. Inventaris kesejah­ kesempatan yang besar untuk mengajarkan pencegahan'
teraan yang umum digunakan adalah yang dikemukakan primer kepada klien anak murid dan keluarganya. Mem­
oleh Ardell (1982), yang menyertakan inventarisasi terkait berikan intervensi pada populasi ini memberikan kesem­
dengan tanggung jawab diri, kesadaran nutrisi, kebugaran patan pada perawat tidak sekadar membantu mencegah
fisik, manajemen stres, dan kepekaan terhadap ling­ awitan perilaku risiko yang merusak kesehatan namunjuga
kungan. mengurangi perilaku yang mengganggu kesehatan yang
mungkin belum benar-benar sebagai bagian dari gaya
hidup. Intervensi awal meFlyediakan kesempatan untuk
PERAN KELUARGA PADA PENCEGAHAN
memperkenalkan, triemperkuat, dan membantu pemben­
PRIMER
tukan pola gaya hidup sehat yang bertahan lama.
Keluarga telah diketahui sebagai sumber bantuan paling
penting bagi orang dewasa Amerika yang mengubah gaya
hidupnya menjadi lebih berorientasi pada kesejahteraan. PaJPENCEGAHAN SEKUNDER
Survei nasional Gallup pada tahun 1985 memastikan hal
tersebut saat terkait dengan masalah kesehatan, kebanyak­ Pencegahan sekunder melibatkan diagnosisdini dan terapi
an individu mendapatkan bantuan yang lebih dari kelu­ secepatnya. Dengan demikian, deteksi penyakit dan temu­
arganya dibandingkan dari sumber yang lain, bahkan lebih an kasus merupakan kunci pada pencegahan sekunder. Jika
dari yang diberikan oleh dokter mereka (Gurin, 1985). sifat alamiah penyakit menghalangi penyembuhan maka
Selain itu, keluarga berperan penting terkait dengan se­ tujuan pencegahan sekunder adalah mengendaJikan per­
berapa jauh anggota keluarga terpajan risiko (Campbell, burukan penyakit dan mencegah atau mengurangi disabi­
2000). Keluarga menurunkan atau meningkatkan perilaku litas. Peranan penting perawat adalah melakukan skrining
50 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

TABEL 2-5

.INSTRUMEN PENAKSIRAN HAL-HAL YANG MEMBAHAYAKAN KESEHATAN


.Noma: John Doe
Usia: 43 tahun
Ras don Jenis Ke/amin: Pria kulit putih
Pekeriaan: Pengusaha kedl
URUTAN­ KRITERIA TEMUAN PADA
PENYAKIT/CEDERA PROGNOSIS KLIEN REKOMENDASI
1. Penyakit jantung Tekanan darah 120/70 mm Hg Kurangi lemak jenuh, kalori, dan daging
arteriosklerosis Kadar kolesterol 280 merah; resepkan lovastatin 10 mg per
hari.
Diabetes Tidak
Olah raga Jarang-tidak Mulai program olah raga yang teratur.
Riwayat keluarga Tidak ada
Merokok 2bungkus per hari se­ Rujuk ke klinik penghentian merokok
lama 20 tahun
Beratbadan 91 kg (178cml Diet penurunan berat badan. Turunkan
hingga menjadi 75 kg
2. Kecelakaan kendaraan Alkohol Minum hanya sesekali
bermotor (sosial); tidak pernah
mengalami kecelakaan
kendaraan bermotor
Obat-obatan Tidak ada
Jarak mil 30.000/tahun
Sabuk pengaman Penggunaan sesekali . Rekomendasikan untuk selalu mengguna­
kan sabuk pengaman dalam mobil.
3. Bunuh diri Depresi Tidak teramati, klien me­
nyangkal
Riwayat keluarga Negatif
4. Sirosis hati Penggunaan alkohol Hanya pada kesempatan
tertentu (sosial) .

Diambil dar; Edelman & Mandie (1986)i Robbins & Hall (1970),

dan pengkajian (pemeriksaan riwayat, fisik dan laborato­ lanjut dengan spesialisasi keperawatan sistem keluarga
rium) terhadap anggota keluarga atau merujuk anggota mungkin diperlukan untuk menangani terapinya.
keluarga ke penyedia perawatan untuk mendapatkan se­ Penyuluhan kesehatan sering kali dibutuhkan untuk
mua layanan inL meningkatkan pemahaman anggota keluarga mengenai
Dari sudut pandang keluarga, pencegahan sekunder manfaat pemeriksaan skrining tertentu, seperti pemeriksa­
melibatkan deteksi mengenai patologi atau disfungsi ke­ an payudara sendiri atau pulasan Papanicolaou (Pap) untuk
luarga. Sebuah kasus nyata terdapat dalam kasus peng­ wan ita. Perujukan dan tindak lanjut yang saksama juga
aniayaan keluarga, seperti yang dapat dilihat di Tabel 2-2. merupakan bagian dari pencegahan sekunder.
Contoh lain "maladaptasi" keluarga adalah keterlibatan ke­
luarga daiam strategi koping disfungsional (seperti yang
dibahas di Bab 17), seperti mengambinghitamkan seorang ~PENCEGAHAN TERSIER
anggota keluarga atau menyangkal adanya masalah ke­ Tujuan pencegahan tersier adalah "mengurangi keluasan
sehatan yang serius dalam keluarga; dan masalah komu­ dan keparahan suatu masalah kesehatan hingga tingkat
nikasi yang tidak jelas dan berkepanjangan dalam keluar­ serendah mun,gkin untuk meminimalkan disabilitas dan
ga, yang menyebabkan anggota keluarga menjadi asing mengembalikan atau memulihkan fungsi" (Allender &
satu dengan yang lain. Beberapa dari masalah keluarga ini Spradley, 2001, him. 11) serta kesejahteraan. Rehabilitasi
dapat berhasil ditangani oleh perawat keluarga. Akan te­ adalah fokus utama pencegahan tersier. Perawatan untuk
tapi, dalam kasus masalah keluarga yang lebih serius, pemulihan dan pemeIihataan individu yang mengalami
seorang ahli terapi keluarga atau perawat praktik tingkat sa kit kronik juga disertakan di dalam rubrik inL Rehabili­
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS. EVOLUSI. DAN TUJUAN 5 1

TABEL 2-6
ALAT PENAKSIRAN HAL-HAL YANG MEMBAHAYAKAN KESEHATAN: KLiEN KELUARGA
Nama Keluarga: Sawyer
Tohop perkembangon: Keluargadengan anak usia prasekolah
Ras/flnisHas: Afrika Amerika
Bentuk Keluarga: Keluarga inti dengan orang tua lengkap .
Kompasisi Keluarga: Suomi, 27 tahun; Istri, 25 tahun; anak lelaki, 3 tahun; anak perempuan, 13 bulan
Perkerjaan Orang Tua: Keduanya odclch guru sekolah menengah umum purna waktu
MASALAH KESEHATAN KRITERIA TEMUAN PADA
YANG UMUM PROGNOSIS KELUARGA REKOMENDASI
1. Ketegongan hubungan
Kemiskinan Istri melaporkan suomi
pernikahan
Pemukulanterhadap dan menjodi orang tua
istri pendamping bagi anak­
Riwayat ketidaksta­ cnak serto memiliki
bilan keluargc Jcrmgan sosiol .dan
lsalasi sasial joringan gerejo yang
oktif.
2. Persaingan antar-saudara Perkelahian anter-· Anak laki-Iaki yang Meluangkan waktu tersendiri dengan
saudoro . lebih besor kadong anok laki-Iaki yang lebih besar setiap
Saudara yang lebih marah karena orang harinyo. Memberikan motivasi pedo­
besar bersikap tua lebih memerhatikan nya untuk ikut membantu merawat
mencari perhaticn adik perempuannya adik perempuonnyo.
yang masih bayi.
Perkembangan lam­ Orangtuamendapetkan
bat informasi yang cukup.
Harapan orang rua Perkembangan anak
. 3. Kelambatan perkembangan­
tidak sesuai dengan beradadalam rentang
kurangnya informasi mengenai
usia perkembangan normal.
tumbuh kembang
anak
Kemiskinan

tasi terkait dengan memulihkan individu yang·mengalami memberikan perawatan langsung, peran perawat keluarga
disabilitas karena penyakit atau cedera hingga tingkat yang paling signifikan adalah sebagai koordinator atau
fungsi optimal mereka-atau hingga tingkat fungsi mereka manajerkasus, advokat, pendidik dan konselor bagi klienl
yang tertinggi-secara fisik, sosial. emosional, dan pe­ keluarga.
kerjaan.
Lorraine Wright (1997). penulis dan perawat sistem
keluarga yang paling terkenal, menyatakan bahwa tujuan fJl;RANGKUMAN
dari kerja klinis perawat dengan keluarga mencakup pe­
Bab ini menyajikan sebuah tinjauan mengenai keperawatan
redaan atau penyembuhan penderitaan emosional, fisiko
keluarga-di masa lalu, kini. dan rekomendasi untuk mas a
atau spriritual (him. 7). Meskipun hal ini diekspresikan
depan keperawatan keluarga. Di bawah ini adalah poin
dalam cara yang jauh lebih kuaIitatif dan fenomenologis,
penting yang terdapat dalam bab ini.
tentu saja, tujuan ini merupakan bagian dari pencegahan
tersier. Keperawatan keluarga adalah area spesialisasi ke­
Dalam belajar hidup dengan kondisi disabilitas per­ perawatan yang melintasi berbagai area keperawatan,
manen. klien dan keluarga membutuhkan dukungan yang yang tengah berkembang meskipun masih relatif
luar biasa dan penyuluhan yang ekstensif mengenai pe­ baru.
rawatan mandiri dan perawatan yang bergantung pada • Cara penerapan keperawatan keluarga bergantung
orang lain. Perawat berperan penting dalam pencegahan pada cara perawat keluarga menjabarkan konsep ke­
tersier, terutama dalam hal terjadinya penyakit kronik dan luarga dan bekerja dengan keluarga, serta filosofi
pelayanan kesehatan di rumah untuk disabilitas. Selain sistem yang digunakan perawat.
52 8AGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

• Terdapat lima cara perawat keluarga menjabarkan bekerja secara lebih efektif dengan keluarga yang
konsep dan bekerja dengan keluarga. Kelima hal ter­ memiliki budaya berbeda-beda; tantangan globalisasi
sebut adalah (a) keluarga sebagai konteks; (b) kelu­ dalam keperawatan keluarga; apa.yang harus diajar­
arga sebagai kumpulan dari anggota-anggotanya; (c) kan mengenai keperawatan keluarga dalam berbagai
subsistem keluarga sebagai klien; (d) keluarga seba­ tipe program keperawatan; dan' kebufuhan perawat
gai klien; dan (e) keluarga sebagai komponen ma­ keluarga untuk lebih terlibat dalam memengaruhi
syarakat. Keluarga sebagai klien dipandang secara kebijakan yang berdampak pada keluarga.
unik di keperawatan keluarga. Tujuan keperawatan keluarga diuraikan dalam tiga
• . Keperawatan keluarga dalam buku ini didefinisikan tingkat kerangka pencegahan. Tiga tingkat pencegah
sebagai pemberian asuhan kepada keluarga dan ang­ ini adalah: pencegahan primer (promosi kesehatan
gota keluarga dalam keadaan sehat maupun sakit. dan pencegahan penyakit), sekunder, dan tersier. De­
Keperawatan keluarga berbeda baik dari pelayanan finisi tiga tingkat pencegahan ini dan penerapannya
kesehatan komunitas yang berpusat pada keluarga dalam kesehatan keluarga dibahas. .
dan terapi keluarga atau keperawatan sistem Faktor penyebab peningkatan minat dalam pence­
keluarga.. gahan primer mencakup peralihan fokus menuju pro­
• American Nurses Associations dalam berbagai mosi kesehatan yang ditumbuhkan oleh perkembang­
"standar perawatan" yang diterbitkannya biasanya an prakarsa nasional. Healthy People 2010 adalah
memasukkan keluarga sebagai konteks dan klien, publikasi pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
meskipun dalam hal ini kemudian penekanannya yang paling penting dan terbaru. Enam faktor lain
berbeda-beda. Standar praktik keperawatan anak kli­ yang telah mendorong makin pentingnya promosi
nik dan standar praktik berbasis komunitas (pel a­ kesehatan juga diba,has.
yanan kesehatan di rumah dan pelayanan kesehatan Daya dorong utama dan tujuan keperawatan keluarga
masyarakat) menyatakan secara resmi keperawatan adalah 'promosi kesehatan keluarga sebagai suatu
keluarga sebagai sebuah komponen penting dalam kesatuan dan promosi kesehatan dari setiap anggota­
praktik. Association for the Care of Children's Health, nya. Prqmosi kesehatan keluarga terkait dengan
dalam standar praktiknya, secara jelas mendukung membantu keluarga mengembartgkan gaya hid up
dilakukannya sebuah pendekatan yang berpusat pada sehat dan memperbaiki kualitas hidup serta kesejah­
keluarga dalam perawatan anak-anak. 'teraannya, semen tara pencegahan penyakit mendo­
• Sejarah pad a keperawatan keluarga digambarkan se­ rong keluarga mengurangi pajanan terhadap risiko­
cara singkat, yang menunjukkan penurunan dan per­ risiko tertentu dan mengambiJ tindakan spesifik untuk
tumbuhan kembali perawatan yang berpusat p~da menghindari masalah kesehatan tertentu.
keluarga di Amerika Serikat. SeJain faktor yang memfasilitasi pertumbuhan pen­
• Empat area spesialisasi keperawatan telah memiliki cegahan primer, juga terdapat hambatan pad a pro­
keterlibatan yang panjang dengan keluarga-kese­ mosi kesehatan, seperti bagaimana kita sebagai
hatan orang tua-anak, kesehatan komunitas, kesehat­ masyarakat mengalokasikan sumber/dana kesehatan
an jiwa-psikiatri, dan perawat praktisi keluarga dan kita; sosialisasi penyedia pelayanan kesehatan lebih
anak. berfokus pada penyakit dibanding kesehatan; dan
model peran yang buruk oleh penyedia pelayanan
Keperawatan keluarga dipandang mengalami per­
kesehatan.
tumbuhan kembali akibat peningkatan perhatian ter­
hadap promosi kesehatan, populasi lansia di masya­ • Risiko klien ditentukan oleh tiga tipe pendekatan
rakat, dan peningkatan prevalensi penyakit kronik; yang berbeda: (a) alat penilaian terhadap hal-hal yang
peningkatan kesadaran akan semakin banyaknya ke­ membahayakan kesehatan; (b) pedoman klinis dan
luarga yang bermasalah; pernikahan dan perpindahan rekomendasi layanan pencegahan; dan (c) inventaris
keluarga; dan pertumbuhan dan penerimaan terhadap kesejahteraan.
teori-teori dan penelitian berbasis keluarga. • Anggota keluargadiketahui sebagai sumberdukungan
Beberapa isu terbaru dalam keperawatan keluarga dan bantuan paling signifikan dalam membantu ang­
dibahas, termasak kesenjangan yang signifikan anta­ gota keluarga yang lain mengubah gaya hidupnya.
ra pengetahuan dan praktik; kebutuhan membuat Oleh karena itu, pendidikan kesehatan lebih efektif
keperawatan keluarga menjadi lebih praktis untuk jika berpusat pada keluarga.
disertakan dalam praktik; peralihan kekuasaan dari Pencegahan sekunder, yang mencakup diagnosis dini
pemberi asuhan kepada keluarga; tantangan untuk dan penanganan masalah individu dan keluarga; dan
BAB 2 KEPERAWATAN KELUARGA: FOKUS, EVOLUSI, DAN TUJUAN 53
pencegahan tersier, yang mencakup rehabilitasi kebutuhan akan pemberian asuhan di rumah, pence­
anggota keluarga dan keluarga, juga merupakan tu­ gahan tersier sebagai sebuah tujuan dalam kepera­
juan penting pada keperawatan keluarga. Dengan watan keluarga semakin penting manfaatnya.
populasi lansia dalam masyarakat dan peningkatan

• LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga danjawab pertanyaan terkait.
1. Dalam situasi ini, apa peran dari perawat kesehatan rumah yang berpusat pada keluarga?
2. Apa tujuan yang terkait dengan tiga tingkat pencegahan yang relatif sesuai dalam kasus
ini?
3. Tantangan apa yang ditimbulkan oleh keluarga ini bagi perawat keluarga?
Jawab pertanyaan berikut ini.
4. Satu perbedaan utama di antara lima tipe praktik keperawatan keluarga adalah:
a. Lingkup penerapan keperawatan keluarga
b. Penjabaran konsep keluarga
c. Area spesialisasi perawat
d. Semua salah
5. Apa perbedaan keperawatan antara keluarga dan keperawatan sistem keluarga, seperti yang
didefinisikan oleh Wright, Leahey, dan Bell? (pilih semuajawaban yang be,nar.)
a. Keperawatan sistem keluarga bekerja bersamaan dengan dua sistem atau lebih.
b. Keperawatan sistem keluarga lebih memerhatikan hubungan sebab-akibat.
c. Keperawatan sistem keluarga mewakili praktik keperawatan tingkat lanjut dalam area
spesialisasi keperawatan keluarga.
d. Keperawatan sistem keluarga secara teoretis berdasarkan pada teori perkembangan dan
teori pembelajaran sosial.
6. Apa perbedaan misi perawat kesehatan komunitas yang berpusat pada keluarga jika
dibandingkan dengan perawat yang berpusat pada keluarga yang bekerja di lingkup yang
lain?
54 BAGIAN 1 KONSEP PENGANTAR

7. Mana di antara penyataan berikut yang benar mengenai tingkat pencegahan (dapat lebih
dari satu)?
a. Secara spesifik mengidentifikasi peran perawat hanya dalam pencegahan penyakit.
b. Mencakup keseluruhan spektrum sehat dan sakit.
c. Mengidentifikasi tujuan tiap tingkat dalam tiga tingkat pencegahan
d. Secara umum sinonim dengan fase pencegahan, kuratif, dan rehabilitatif pada
pelayanan kesehatan.
Cocokkan tingkat pencegahan yang benar dari kolom di sebelah kanan (nomor 8- J6) dengan
deskripsi yang ada di kolom sebelah kiri. .
8. Temuan kasus a. Pencegahan primer
9: Promosi kesehatan b. Pencegahan sekunder
10. Tindakan pencegahan spesifik c. Pencegahan tersier
11. Deteksi dini dan terapi
12. Pemulihan
13. Meminimalkan komplikasi penyakit
14. Rehabilitasi
15. Pencegahan penyakit
16. Penaksiran dan penurunan risiko
17. Keluarga sebagai klien merupakan bagian yang integral dari standar praktik ANA
dalam dua area spesialisasi keperawatan. Mana yang termasuk dua area spesialisasi
tersebut?
a. Keperawatan rehabilitasi
b. Keperawatan medikal-bedah
c. Pelayanan kesehatanjiwa-psikiatri
d. Pelayanan kesehatan komunitas
.e. Praktik keperawatan anak klinis
f. Perawat praktisi keluarga
18. Identifikasi empat faktor yang menyebabkan peningkatan minat dan keterlibatan dalam
pencegahan primer.
19. Mana di antara enam faktor di bawah ini yang merupakan faktor penghambat utama
terhadap perkembangan pencegahan primer?
a. Sistem nilai masyarakat yang materialistik
b. Adanya masalah sosial dalam masyarakat (sistem pendidikan yang buruk, dU.)
c. Cara alokasi sumber
d. Sikap dan sosialisasi pemberi layanan kesehatan
e. Banyak profesional pelayanan kesehatan yang bertindak sebagai model peran yang
buruk
f. Tersebar luasnya hal-hal yang membahayakan di lingkungan
20. Apa tujuan dari tiga tipe instrumen penaksiran risiko?
21. Mengapa pendekatan risiko digunakan dalam pelayanan kesehatan saat ini?
22. Apa perbedaan pengertian kesehatan keluarga dan pengertian kesehatan? Faktor-faktor
apa yang akan dikaji oleh seorang perawat keluarga tetkait dengan promosi kese­
hatan?
23. Mengapa promosi kesehatan dipandang sebagai daya dorong utama dalam keperawatan
keluarga?
24. Termasuk ke dalam tingkat pencegahan manakah aktivitas penyuluhan dan konseling
pendukung yang diberikan oleh pemberi layanan kesehatan kepada suami/istri yang
sakit kronik di rumah?
dua

LANDASAN
TEORETIS
KEPERAWATAN
KELUARGA landasan Ieoretis praktik keperawatan kelv­
arga divraikan ,di &agian II. Perspektif Ieoretis
yang digvnakoh dikeperowotan .keluargo .
dibohos di Bob 3. Woloupvn 1eori ilmv sosiol
keluarga dan teropi keluargo mosih menjodi·.
. landasan sebagion basar proktik keperawatan

. kelvdrgo hilJf;l9a soot ini,.gerokon,yqhg nyota

.tengohdilakvkonvnttik meriJm.\Js~9n ·...Ii

'teOri kelpar{jOqgot~uai dengCjri·. '.' .'..,. . .if

.k~loorgCl~qnmengg4tiCl~alf~rlk~;tow(]tcin; .
.···.dalam'. ptOktik.kep~rawQtan.k~lvar9q;·aab· 4
sompai§,rrie~Yoiik?lJtigO.'< ' . me~ .'
iVpak~n !9ncla.~r\·4tci!rlfi·,. .' .. jill" .'
KeluQ.rgCl.fried,!!qn;WhClfpp';, ..' .'A~anB
ulitU~ il1~elllangk9P~yorJ!ga~t ·ktlH~ri . . .
ini odolah teari stfu~ral-hingslonal {BOb 4),
ieor~~r~' . n"kelvargo (BOb:~):· dan
.,teon,'S.\/lk;lttI
. :,',< '. '" .
b 6). .. .:
-',,' ,,I; . . . \ "

',' -,' J:-.. . ~::\::{:;,<,'..<.~.':5.:~:-.{:-


,~ ."
3

LANDASAN TEORETIS
KEPERAWATAN KELUARGA

@a.> 151 BAB '. .

SUMBER KONSEP DAN FUNGSI TEORI KEPERAWATAN Teori Inleraksional Keluarga

KElUARGA Teori Stres Keluarga

MODEl KEPERAWATAN KONSEPTUAl yANG DAPAT Teori Berubah

DITERAPKAN PADA KEPERAWATAN KELUARGA Teori IImu Sosial Keluarga Lainnya

Modellingkungan Nighlingale
TEORI TERAPI KELUARGA
Teori Pencapaian Tujuan King
Teori Terapi Interaksi/Komunikasi Keluarga
Model Adaplasi Roy
Teori Tempi Keluarga Struklural
Model Sistem Kesehatan Newman
Teori Tempi Sislem Keluarga
Model Perawatan Diri Orem
Teori Terapi Keluarga Lainnya
Ilmu Tenlang Manusia Sebagai Kesaluan Rogers
TEORI KEPERAWATAN KELUARGA: MODEL TERPADU
Model Pengembangan Kesadaran Newman
Model Int~rvensi Pengkajian Keluarga (Model Sistem
Evolusi Teori Keperawatan Keluarga
Kekualan-Slresor Keluargal
TEORI ILMU SOSIAl KELUARGA Model Pengkajian Keluarga Calgary dan Model Inlervensi
Teori Struktural Fungsi Keluarga Calgary
Teori Sislem Model Pengkajian Keluarga Friedman
Teori Perkembangan Keluarga RANGKUMAN

@a.>TUJUAN PEMBELAJARAN . - '

1. Menjelaskan sumber konsep dan hmgsi teori dak:rm dan peran masing-masing teori tersebut lerhadap praktik
keperawalan keluarga. keperawatan keluarga.
2. Menguraikan model keperawalan terpilih dan 5. Menguraikan berbagai teori tempi keluarga dan peron
penerapannya dalam praktik keperawatan keluarga. teori tersebul terhodap proklik keperowoton keluargo.
3. Meringkas kemajuan terkini perkembangan teori dalam 6. MengidentiBkosi turunon teoretis dari ligo model sistem
keperawatan keluarga. keperowoton keluorgo terpodu.
4. _Menguraikan berbagai leori Hmu sosial keluarga lerpilih

57
58. BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

Bab ini bertujuan menyediakan pijakan bagi landasan teo­ Sebuah teori juga terdiri atas beberapa ~onsep dengan
retis/konseptual utama teori keperawatan keluarga, praktik dalil yang menjelaskan .hubungan di antara konsep terse­
keperawatan keluarga, dan penelitian keperawatan keluar­ but. Akan tetapi, model konseptual atau kerangka biasanya
ga (Tabel 3-1). Model dan teori konseptual dibutuhkan lebih abstrak daripada teori. Teori berfokus pada situasi
untuk memandu praktik dan penelitian keperawatan kelu­ yang lebih khusus daripada model konseptual, dan hubung­
arga. Latar belakang ini bahkan menjadi lebih penting an antara konsep dalam sebuah teori dikembangkan de­
terkait dengan keperawatan keluarga karena berpikir seca­ ngan lebih baik daripada dalam model konseptual. Namun
ra timbal balik dan sistematis dalam keperawatan keluarga untuk t"ujuan bab ini, istilah tersebut akan digunakan secara
membutuhkan peralihan paradigma dari pendekatan indi­ bergantian.
vidu sebagai klien menjadi keluarga sebagai klien. Terdapat sejumlah perkawinan-silang penting di antara
berbagai teori yang digunakan dalam praktik keperawatan
keluarga. Banyak konsep yang dimasukkan dalam model
~SUMBER KONSEP DAN keperawatan dipinjam atau diadaptasi dari berbagai teori
FUNGSI TEORI sosiologi, antropologi, psikologi, dan fisiologi yang telah
ada dengan penerapan baru pada keperawatan. Demikian
KEPERAWATAN
juga, teori ilmu sosial keluarga dan terapi keluarga kon­
.KELUARGA temporer mengambil banyak konsep dan dalil utamanya
dari karya terdahulu mengenai teori psikologi perkem­
Fungsi teori adalah untuk membedakan, menjelaskan, atau bangan, interaksionisme simbolis, dan struktural-fungsio­
memperkirakan kejadian signifikan yang terjadi dalam nal. Tidak ada satu pun teori/kerangka konseptual dari
keperawatan. Oleh karen a itu, teori keperawatan idealnya keperawatan, ilmu sosial keluarga, atau terapi keluarga
menggambarkan pola yang logis dan mudah dimengerti yang dengan sempurna menggambarkan hubungan dan
untuk ubservasi dalam praktik keperawatan (Fawcett & dinamika kehidupan keluarga serta keperawatan keluarga.
Downs, 1992). Hubungan teori dengan praktik terdiri atas Satu perspektif teori tidak memberi pengetahuan yang
lingkaran umpan balik yang sifatnya dinamis bukan cukup luas bagi perawat untuk mengkaji. dan meng­
kemajuan linear yang sifatnya statis, yaitu, teori kepera­ intervensi keluarga. Oleh karena itu, perawat harus meng­
watan.keluarga menyediakan informasi pengetahuan bagi ambil banyak teori agar dapat bekerja seCaI·a efektif dengan
praktik, danpraktik keluarga, pada gilirannya, membantu keluarga. Dengan demikian, dibutuhkan pendekatan ter­
perkembangan teori keperawatan keluarga. Selanjutnya, padu untuk teori,praktik, penelitian, dan pendidikan ke­
pertanyaan penelitian dalam keperawatan keluarga dapat perawatan keluarga (Gambar 3-1).
dimunculkan dari praktik keperawatan keluarga atau di­ Dari ketiga aliran teori yang ada, teori ilmu sosial ke­
turunkail dari teori keperawatan keluarga. Dengan demi­ luarga adalah teori yang paling berkembang dengan baik
kian, teori, praktik, dan penelitian dalam keperawatan dan informatif terkait dengan bagaimana fungsi keluarga,
keluarga terhubung dalam pola yang sinergis untuk me­ hubungan timbal balik Iingkungan keluarga, interaksi da­
majukan ilmu keperawatan. .Iam keluarga, perubahan keluarga sepanjang waktu, dan
Istilah model konseptual dan teori sering kali digunakan reaksi keluarga terhadap sehat dan sakit. Sebuah keterba­
saling bergantian, sebagian disebabkan oleh kurangnya ke­ tasan nyata penggunaan teori ilmu sosial keluarga dalam
sepakatan tentang derajat spesifisitas yang membedakan keperawatan keluarga adalah bahwa penerapan klinisnya
antara model konseptual atau kerangka dan teori. Model terlalu sedikit, meskipun penelitian baru-baru ini telah
konseptual "adalah seperangkat konsep yang relatif abs­ membuat beberapa langkah agar dapat lebih diterapkan
trak dan umum serta suatu dalil yang menjelaskan atau pada praktik keperawatan keluarga.
menghubungkan konsep-konsep tersebut" (Fawcett, 1999, Teori terapi keluarga, walaupun kurang berkembang di­
hIm. 3). KOl1sep adalah sebuah "kata atau frase yang me­ bandingkan teori ilmu sosiaI keluarga, merupakan teori
ringkas ciri-ciri atau sifat khas dari sebuah fenomena" yang lebih relevan untuk praktik keperawatan keluarga
(Fawcett, hIm. 1) dan datil adalah "sebuah pernyataan ten­ karena berasal dari dari profesional/praktik bukan dari di­
tang suatu konsep atau hubungan antar-konsep tersebut." siplin akademik, seperti ilmu. sosial keluarga. Landasan
"Keluarga" adalah sebuah contoh konsep yang harus ada kebanyakan teori terapi keluarga adalah teori ilmu sosial
dalam tiap model konseptual keperawatan keluarga. Dalil keluarga. Teori, praktik, dan penelitian keperawatan kelu­
adalah pernyataan yang menjelaskan atau menghubungkan arga saat ini lebih banyak diambil dari teori terapi keluarga
konsep. Sebagai contoh, pernyataan "keluarga berinteraksi sejalan dengan profesi yang berkembang makin kompleks
dengan komunitas" adalah dalil yang menghubungkan dalam spesialisasi keperawatan keluarga. Model terapi ke­
konsep "interaksi", "keluarga," dan "komunitas." perawatan juga lebih dapat di aplikasikan pada praktik
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 59

TABEL 3-1

PENOEKATAN TEOREnS YANG OIGUNAKAN 01 DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA .


TEORI KEPERAWATANIMODELKONSEPTUAL

Orientasi sistem • Model s.istem interaksi King


• Model sistem kesehaten Newman Orientesi sisten'l dan perkembangan.
Orientasi perkembangan • Jlmu.tentang model·manusia sebagai sow
• Model perawatan diri Oram KesatuQi'l Rogers
Orientasi sistem dan interaksional • Model pengembangan kesadarari Newman
• Model adaptasi Roy • Modellingkungan Nightingale
TEORI ILMU SOSJAL KELUARGA
Teori perkembangan Teori berubah
Teori sistem lainnya:
Teori struktural-f~ngsional • Teori konAik
Teori interaksional/Komunikasi • Teori pertukaran sosial
Teorj·Stres Kelllnirnn • Teori multikultural .
TEORITERAPIKELUARGA

Teori terapi keluarga struktural • Teori tempi pengolamon


Teori terapi sistem keluarga • Teori terapi strategi
Teori teropi keluargojnteraksionol/Komunikasi • Teori terapi p.erilaku
lainnya: • Teori terapi yang berorient,osi pada pemecahon
• Teori terapi psikodinamik Masalah
• Teori terapi naratif

keperawatan tingkat lanjut. WhaJI (1986b) mendesak pe­


rawat ahli terapi keluarga untuk merumuskan ulang teori
terapi keluarga yang sudah ada agar sesuai dengan per­
spektif keperawatan sehingga sejalan dengan teori kepera­
watan.
Pada akhimya, dari ketiga aliran teori, teorilmodel ke­
Teori/Model Teori Ilmu Sosial
perawatan adalah teori yang paling sedikit berkembang
Keperawatan Keluarga
dalam keperawatan keluarga. (Lihat Tabel 3-2 untuk me­
ngetahui perbedaan antara ketiga aUran teori tersebut).
Metaparadigma ilmu keperawatan terdiri atas empat
konsep-manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawat­
an-bersama .dengan tiga dalil, yang'menjelaskan hu­
bungan di antara keempat konsep utama tersebut: .
Teori,Terapi Keluarga .1. Perawat memerhatikan prinsipdanhuklimyang
mengatur proses kehidupan, kesejahteraan, dan fungsi
optimal manuSia,. baik sal,dt atau $ehat. .
2.Perawat memerhatikan pblaperilakumanusia dalam
·interaksinya .dengan lingkungan paclaperistiwa ke­
hidupan yang normal dan sitll:~si kehirllipan yang
.hitis. ." .: / ..
Gambar 3-1. Sumber konsep teori keperawaton keluarga. 3. Pet:awat memerhatikanproses yangtite'ntengatuhi
60 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

perubahan positif pada status kesehatan (Whall dan perawatan keluarga, dim pada akhirnya, dibahas ulasan
Fawcett, 1991b, him. 3). model terpadu pilihan.
Konsep manusia pada awalnya mengacu pada klien in­
dividu. Akan tetapi, konsep manusia atau klien dapat di­
definisikan ulang untuk memasukkan individu, keJuarga, FafMODEL KEPERAWATAN
dan/atau komunitas sebagai klien dan penerima asuhan ke­ KONSEPTUAL YANG
.perawatan (American Nurses Association [ANA], 1995a).
Bahkan, konsep keJuarga sebagai klien telah diterima
DAPAT DITERAPKAN
dalam ilmu keperawatan karena telah ada dalam Jiteratur PADA KEPERAWATAN
sejak tahun 1950 (Wball & Fawcett, 1991 a), dalam Social KELUARGA
Policy Statement ANA(l995a), dan beragam Standards of
Clinical Nursing Practice ANA (lihat Bab 2).
Perkembangan model dan teori keperawatan sangat me­
Whall & Fawcett (1991a) menyesuaikan dalil meta­
mengaruhi ilmu keperawatan, dimulai dengan tuJisan
paradigma keperawatan guna membahas keluarga:
Florence Nightingale dan berlanjut dengan karya ah]i teori
I. [Keperawatan] keluarga memerhatikan berbagai
keperawatan pada zaman ini. Model keperawatan yang
prinsip dan hukum yang.mengatur proses keluarga,
secara khusus telah disesuaikan dengan praktik keperawat­
kesejahteraan keluarga, dan fungsi optimal keluarga an keluarga mencakup model keperawatan yang disusun
dalam keadaan salcit dan sejahtera yang berbeda­ oJeh Imogene King, Suster Callista Roy, Betty Newman,
beda. Dorothea Orem, Martha Rogers, dan Margaret Newman.
2. [Keperawatanl keluarga memerhatikan pola perilaku Aspek berbeda dan berbagai teori ini disajikan menurut
keluarga dalam interaksinya dengan lingkungan, pa­ urutan historis. Pembaca dapat merujuk ke referensi di
.' da peristiwa kehidupan yang O(~rmal dan situasi ke­ akhir buku ini untuk sumber yang lebih rinei dan spesifik
hidupan yang kritis. pada setiap kerangkanya.
3. [Keperawatan] keluarga memerhatikan proses yang
dapat inemengaruhi perubahan positif pada status
kesehatan keluarga (Donaldson & Crowley, 1978; MODEL LlNGKUNGAN NIGHTINGALE
. Gordner, 1980, dikutip oleh Whall & Fawcett, 1991b,
hIm. ·3-4). Florence Nightingale sebenarnya tidak menyajikan suatu
WhafI &' Fawcett (1991a) menunjukkah bahwa keluar­ teori keperawatan atau keperawatan keluarga. Meslcipun
ga diartikan secara berbeda dalam metaparadigma kepera­ begitu, ia menyebutkan keluarga di sebagian besar tulis­
watan dari disiplin lain yang membahas keluarga dalam hal annya dan eli kebanyakan praktik keperawatannya
ketiga aspek berikut ini: (Nightingale, 1859). Lobo (1995) menyebut pendekatan
1. Mempertimbangkan pengaruh lingkungan pada ke­ keperawatan Nightingale sebagai modellingkungan, yang
sehatan keluarga dan dampak tindakan yang dilakukan konsisten dengan penekanan Nightingale pada pentingnya
oleh perawat derni kepentingan atau terkait dengan. faktor-faktor lingkungan terhadap sehat dan sakit. Misal­
keluarga. nya, ia menulis (Nightingale, 1859/1992), "Jika rumah
yang dibangun dengan buruk berpengaruh pada orang
2. Menggabungkan biopsikososial yang komprehensif yang sehat lalu bagaimana pengaruh rumah sakit yang eli­
atau perspektif kesehatan yang holistik. bangun dengan buruk bagi orang yang saklt. Saat ., .udara
3. Memfokuskan pada kesejahteraan keluarga, dan di dalam rumah tidak bergerak, penyakit akan terjadi"
bukan pada patologi (hIm. 4). (hIm. 15), Nightingale meningkatkan layanan baik layanan
Beberapa ahli teori keperawatan telah merevisi ulang perawat-kebidanan maupun layanan kesehatari yang dibe­
teori awal mereka guna mengakomodasi asuhan kepera- . rikan di rumah dan menulis"Catatan KepeTilwatan" untuk
watan untuk keluarga dan kumpulan lainnya (seperti ko­ wanita yang elitugaskan merawat anggotake;h.larga yang
munitas) sebagai klien keperawatan. Bab ini juga me­ sakit dan menjaga kesehatan anak di ruinah. Druaffi sebuah
nyajikan satu persatu ketiga aliran teori yang signifikan dokumen yang berjudul "TrainbigNtf.rses jor the Sick
untuk menyusun teori keperawatan keluarga. Pertama­ Poor" (Nightingale, 1949), ia mengingatklmperawat untuk
tama, diringkas model keperawatan yang dapat diterapkan terlibat dalam perawatan orang' salcif dan kepetawatanke­
dalam keperawatan ke\uarga, dan kemudian elisoroti teori sehatan di lingkungan rumab. ~atampaknyatelah membe­
ilmu Rosial keluarga yang. dominan dan berfokus pada rikan tanggung jawab kepadap~rawatke:sehaian dirumah
. keperawatan keluarga. Selanjutnya disajikan tiga buah dan .perawat ibu-anak .untuk·me:tiJa1~~~:Pf:aIctik kepe­
teori terapi ke1uarga yang penting yang membahas ke­ rawatan dengan se1uruh.kell1 af,ga seb~ganirilt;layanan
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 6 1

TABEL 3-2
PERBEDAAN ANTARATEORI KEPERAWATAN, nORllLMU SO SIAL KELUARGA,DANTEORI
TERAPI KELUARGA ' '
TEORI ILMU SOSIAL TEORI TERAP,I
, KRITERIA TEORI KEPERAW.«\TAN i(ELUARGA KELUARGA.
Tujuan teori Deskriptif dan preskriptif Im6del Deskriptifdan eksplanatorik (model Deskrirtif dan preskriptif
praktik); memandupE!ngkqjian dan akadernik); menjelaskan fungsi dan (mode praktik);
upaya intervEmsi keperawaton dinamika keluarga menjelaskan keseluruhan
disFungsi dan memandu
tindakan terapi
Fokus disiplin Fokus keperawatan Interdisiplin (meskipun yang Terapi pernikahan dan
terutama sosi6logis) keluarga serta kesehatan
jiwa keluarga
Populasi sasaran Terutama keluarga yang memiliki Terutama keliJarga "normal" Terutaina keluarga "berma­
masalah kesehatan dan penyakit (berorientasi pada kenormalan) salah" (berorientasi pada
patologi)
Diambil dari Jones & Dimond (1982).

(1949). Nightingale melakukan berbagai upaya untuk dekatan keluarga sebagai ruang lingkup. Konsep King
mendorong wanita awam memberikan asuhan keperawat­ mengenai klien individu dapat diperluas hingga mema­
an yang baik di rumah mereka diikuti dengan upayanya sukkan keluarga karena modelnya mencakup konsep yang
membuat program pelatihan untuk perawat "profesional." relevan dengan keluarga, seperti persepsi, interaksi, komu­
Ia mungkin sependapat dengan beberapa naskahkontem­ nikasi, transaksi, ruang, waktu, tumbuh kembang, dan stres
porer yang membedakan antara keperawatan sebagai se­ (Whall & Fawcett, 199Ia). King secara luas mendefinisi­
. buah tindakan dan keperawatan sebagai sebuah profesi dan kan keluarga sebagai sekelompok kecil individu yang ter­
sebuah ilmu yang berbeda. Sebagai contoh, Mouies (2000) ikat bersama untuk sosialisasi anggotanyadan untuk me­
merefleksikan asuhan keperawatan yang penuh cinta kasih nurunkan nilai dan norma perilaku di sepanjang rentang
yang diberikan pada seoi"ang wanita dengan penyakit ter­ kehidupan (King, 1983; Frey & Sieloff, 1995). Keluarga
minal di rumahnya oleh pemberi asuhan awam: '!Pemberi dipandang baik sebagai suatu sisteminterpersonal maupun
asuhan ini bukan perawat, tetapi mereka tahu cara merawat sistem sosial. Model King telah digunakan untuk meman­
... " (hIm. 4) "Pemberi asuhan ini mungkin tidak pernah du praktik keperawatan yang berfokus pada asuhan ke­
mendapatkan teori tetapi mereka memiliki kasih sayang" luarga. Sejak awal tahun 1989, peraWat menggunakan
(Wm. 6). Mouies percaya bahwa praktik berdasarkan teori model King dalam memberikan asuhan keluarga. Model
adalah penting, akan tetapi perawat keluarga "harns me­ King menjadi pedoman Sirles dan Selleck (1989) dalam
merhatikan kehidupan keluarga, tidak hanya memandang menguraikan dampak penyakit jantung pada sistem sosial
mereka sepintas tetapi dapat memahami penderitaan, ke­ keluarga. Barn-barn ini, Norris dan Hoyer (1993) meng­
senangan, kematian, dan kesakitan mereka" (hIm. 6). gunakan moc!el King untuk' merencanakan strategi guna
meningkatkan interaksi antara perawat di unit perawatan
intensif neonatus dan orang tua,dengan tetap konsisten
TEORI PENCAPAIAN TUJUAN KING pada filosofi asuhan yang berpusat pada keluarga.
Imogene King (1981, 1987) mengembangkan model pro:­
sestransaksi pada sistem yang saling memertgaruhi',yang MODEL ADAPTASI ROY
,disebllt' s~bagaJ. Jeori Pencapaian, Tlijuan. Dalam' ~odel
, " , King (1981), tujuan perawatadalah "membaritu individu Model Adaptasi Suster Calista Roy (1976) inenJabarkan
memelihara kesehatan merekliSehingga dapat mengeija- , konsep individu sebagai sistem adaptif yangberinteraksi
k;m"perannya" (Wm. 4-5), Model King betfok:us pada derigan stimulus melalui empat cara respons: ftsiologis,
"interaksiperawat"pasien, yang mel1lpak:l I1 forum untuk korisep diri,fungsi perap, dan saiing ketergaritUngan. Me­
. ,mengidentifikasi tujuan,maSalah, dan kekhavyatiran indi- " nurut Roy?asuhan keperawatan betfokus padarespons se­
'vidu.Di sepanjang ptoses,' perawatdan individu berko­ seorang lerhadap interaksi dengan lingkungan ekstemal
laborasi 'untuk fuericapai tujuan yang telahniereka tetapkan dan terhadap stimulus· internal dan·ekstemal yang
bersama. Dalam katyaawalnya, King meinasukkan. pen­ memengaruhi adaptasi. Da:lam karya awal R.oy (1976),
62 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

keluarga dipandang sebagai ruang lingkup individu. Ke­ yang menciptakan dan mempertahankan budaya umum;
mudian, Roy dan Roberts (1981) mengubah penjabaran salah satu tujuan paling utamanya adalah kontinuitas"
konsep keluarga sebagai (konteks) ini roenjadi "keluarga (hJm. 241). Menurut Newman, keluarga dapat dipandang
sebagai suatu sistem adaptif yang, seperti individu, me­ sebagai sebuah sistem yang terdiri atas subsistem anggota
miliki input, kendaH interna dan proses umpan balik, dan keluarga. Fokus teori Newman terutama adalah pada bu­
output" (Whall & Fawcett, ]991a, hIm. 23). Roy menje­ bungan antar-indivtdu anggota keluarga. Sistem keluarga
laskan bahwa keluarga, individu, kelompok, organisasi terpajan stresor yang memengaruhi stabilitas keluarga dan
sosial, dan komunitas, dapat menjadi unit analisis dan mengancam status kesejahteraan keluarga tersebut. Tujuan
fokus praklik keperawatan. McCubbin dan Figley (1983) keluarga adalah mempertahankan stabilitas dengan men­
menyatakan bahwa konsep koping dalam model Roy dapat jaga integritas struktur dasar keluarga tersebut (Whall &
dengan mudah diperluas menjadi unit keluarga, yaitu pola Fawcett, ]991b).
koping keluarga yang tidak efektif menyebabkan masalah Hanson dan Mischke (1996) serta Berkey dan Hanson
fungsi keluarga. Selain itu, teori Roy menekankan promosi (1991) menyajikan Model Intervensi Pengkajian Ke1uarga
kcsehatan dan pentingnya membantu klien dalam me­ yang diadaptasi dari Model Sistem Kesehatan Newman,
manipulasi lingkunga'n mereka, yang konsisten dengan dijelaskan secara lebih terperinci dalam bab ini di bagian
interaksi lingkungan-keluarga yang ditekankan dalam ke­ model terpadu. Tomlinson dan Anderson (1995) melaku­
perawatan keJuarga. ' kan analisis Jebih mendalam..terhadap mode] Newman.
Kegunaan dan kepopularitasan model Roy terbukti Mereka mendefinisikan kesehatan keluarga.sebagai "suatu
dalam Boston-Based Research in Nursing Society fungsi holistik sistem keJuarga dan kemampuan peningkat­
(BBARNS), yang terbukti meningkatkan proyek kemitra­ an kesehatannya" (him. 134). Anderson dan Tomlinson
an dan kolaboratif di antara para peneliti keperawatan yang (1992) menyajikan paradigma Sistem Kesehatan Ke]uarga
bekerja menggunakan Model Roy (Pollack, Frederickson, yang menggabungkan beberapa konsep kesehatan keluar­
Carson, Mawssey, & Roy, 1994). Contoh penelitian yang ga, praktik keperawatan, dan Model Sistem Perawatan
meng,wnakan ,Model. Adaptasi .Roy termasuk studi yang Kesehatan Newman. Dalam lingkup lima bidang yang 1uas,
dilakukan Zhan (2000) tentang adaptasi kognitif dan . para peneliti keperawatan ini membuat pemyataan khusus
konsistensi diri pada lansia yang mengalami gangguan . yang menunjukkan bagaimana hubungan teori Newman
pendeng~an dan studi yang dilakukan Badger (1991) ten­ dan paradigma Sistem Kesehatan Keluarga (Tomlinson &
tang citra Jubuh interna di kalangan anak tunarungu dan Anderson, 1995). Pernyataan ini menguraikan kerumitan
yang dapat. mendengar. Baru-baru ini, Hanna dan Roy sistem,inti keluarga, tujuan .kesehatan keluarga, titik ma­
(200 t) membahas kesinambungan pengembangan model suk perawat dalam merawat keluarga, dan interaksi ke­
Roy terkait dengan keperawatan keluarga dan mencatat perawatan.
bahwa keluarga dapat dijabarkan sebagai ruang lingkup Model keperawatan konseptual Newman makin ber­
individu atau keluarga dapat dijabarkan sebagai orang atau tambah penting pada abad ke-21 karen a penekanan pela­
kelompok yang saling terkait. yanan kesehatan terus bergerak ke arah pelayanan kese­
hatan berbasis-komunitas. (Lihat Hanson, 2001b, untuk
perkembangan lebih lanjut model ini pada keluarga.)
MODEL SISTEM KESEHATAN Newman

Model Sistem Perawatan Kesehatan Newman memandang MODEL PERAWATAN DIRI OREM
klien sebagai suatu sistem terbuka, yang terlibat dalam
pertukaran timbal balik dengan lingkungan. Sistem terbuka Model Perawatan diri menurut Dorothea Orem (1971) ber- .
dapat saja individu, kelompok, keluarga, komunitas, atau a,nggapan bahwa asuhan keperawatan dibutu~kan jika .
suatu kumpulan (Newman, 1982, 1995). Jelasnya, Newman seorang dewasa tidak mampu melaksanakan perawatan
(1982) membahas keluarga sebagai klien sejak awal per­ diri secara memadai untuk mempertahankan kehidupan,·
kembangan modeL Aspek utama dalam model ini adalah memelihara kesehatan, pulih dari penyakit atau· cedera,
variabel fisioiogis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiri­ atau mengatasi efek penyakit atau cedera (Orem, 1991).
tual; stuktur dasar dan surilber energi; garis ketahanan; Model Orem juga mengakomoda.<;i keadaan saat asuhan
garis pertahanan normal; garis pertahanan fleksibel;stresor; keperawatan mungkin ditujukan untuk pemben asuhan'·. .
reaksi; pencegahan primer, sekimder, dan tersier; faktor yang lain. Sebagai contoh, asuhan keperawatan dapat di~
intra-, inter-, dan ekstrapersonal; dan rekonstitusi (George, . tujukan untuk orang tua atau waH yang merawat anak yang.
1995). Newman (1983) mendefinisikan keluarga sebagai sedang sakit. Enam konsep utama dalaril kOllsep Orenl
"sebuah kelompok yang terdiri atas dmi orang atau lebih adalah perawatari diri, agensi perawatan din, kebutuhmi
BAB 3 LANIiASAN TEORET!S KEPERAWATAN KELUARGA 63
keperawatan diri secara terapeutik, defisit perawatan did, pengaruh teori sis tern umum. Menurut Rogers (1970,
institusi dan sistem keperawatan. Sebuah konsep sekunder, 1990), keperawatan adalah ilmu humanistik dan huma­
tetapi penting, adaJah konsep faktor pengondisian landasan nitarian yang diarahkan untuk menjelaskan dan meng­
yang membahas beragam karakteristik personal dan ke­ gambarkan tentang manusia dalam kesatuan yang sinergis
adaan klien. dan dalam menyusun hipotetis umum dan perkiraan prin­
Model Orem dapat diperluas hingga keluar dad pa­ sip yang menjadi landasan praktik yang dapat dipahami.
rameter awal yaitu perawatan diri individu menjadi pera­ Ilmu keperawatan adalab ilmu kemanusiaan-ilmu yang
watan keluarga. Dalam penelitian awa1nya, Orem (197]) mempelajad ten tang manusia yang tidak dapat diseder­
tidak membahas keluarga dalam teori perawatan diri selain hanakan hi.gi dan lingkungannya. Falco & Lobo (1995)
untuk menunjukkan bahwa perawat perlu bekerja sarna menulis bahwa prinsip Rogers mengenai homeodinamik­
dengan anggota keluarga guna membantu anggota keluar­ integralitas, reso'nansi, dan helicy-adalah konsep inti da­
ga melakukan perawatan diri. Orem (1983a, 1983b) lam penggambaran Rogers tentang manusia secara kese­
menggambarkan keluarga sebagai unit pengondisian dasar luruhan: "Perubahan berlangsung dengan pernolaan ulang
tempat individu belajar budaya, peran, dan tanggung ja­ yang berkelanjutan baik di medan manusia maupun Iing­
wab. Sel~njutnya, Orem (1985) menyatakan bahwa se­ kungan dengan meresonansikan ayunan gelombang yang
seorang m.enerima pelayanan kesehatan sebagai ipdividu lebih panjang dengan frekuensi rendah menjadi gelombang
dan anggota unit multi-individu (mis., sebuah keluarga). yang Jebih pendek dengan frekuensi tinggi. Perubahan
Dalam teori Orem, keluarga sebagian besar dipandang se­ mencerminkan interaksi mutual yang teIjadi berbarengan
bagai ruang lingkup kJien individu dan bukan sebagai an tara dua medan di berbagai koordinat" (Falco & Lobo
penerima pelayanan kesehatan itu sendiri. (1995, hIm. 234).
Akan tetapi, Model Perawatan diri Orem dapat diper­ Fawcett (1991), memperluas model Rogers, menyatakan
luas hingga memasukkan keluarga sebagai sebuah unit bahwa keluarga adalah medan energi sistem terbuka yang
perawatan (Taylor, 2001) bahkan jika analisis perawat di­ konsisten yang selalu berubah sebagai respons terhadap
mulai dengan seseorang yang merupakan anggota keluar­ interaksinya dengan lingkungan; Casey (1996) menerap­
.ga, Gray (1996) menyatakan bahwa setiap individu anggo­ . kan teori Rogers padakeperawatan keluarga, dengan mem­
ta keluarga dapat dipandang sebagai agens perawatan diri pertimbangkan unit keluarga sebagai kesatuan. Casey men­
yang memberikan kontribusi pribadi berkelanjutan bagi jabarkan konsep keluarga, dari per,spektif Roger, sebagai
kesehatannya sendiri. Selanjutnya, perawatan diri berhu­ suatu sistem terbuka yang terus. menerus berinteraksi
bungan dengan nilai-nilai pribadi dan kepercayaan keluar­ dengan lingkullgan melalui pertukaran mated dan energi,
ga terhadap kesehatan. Gray menulis bahwa perilaku pe­ yang makin lama makin kompleks. Casey menjelaskan
rawatan diri keluarga dapat berkembang lewat perpaduan bahwa subsistem keluarga bersifat saling bergantung tetapi
pengalaman sosial dan kognitif yang telah dipelajad me­ bersama-sama membentuk suatu kesatuan yang berbeda
lalui hubungan interpersonal, komunikasi, dan budaya dad kumpulan subsistem keluarga. Casey merujuk pada
yang unik pada setiap keluarga. Anggota keluarga, baik konsep tulisan Rogers bahwa keluarga secara terus menerus
secara individu atau, kelompok, dapat melakukan atau dipengaruhi oleh informasi di dalam lingkungan, dan ber­
menjalankan keharusan perawatan diri yang meliputi sikap gantung pada derajat permeabilitas batasannya, keluarga
mengenai kesehatan mereka dan kemampuan mereka un­ berespons terhadap input inl secara konstan. Dad perspektif
tuk melaksanakan perilaku perawatan diri. Perawatan diri Rogers, Casey memandang sistem keluarga terus berubah
dapat digunakan untuk membantu pe~kembangan promosi di sepanjang sumbu ruang-waktu, dan bergerak melalui
kesehatan dalam keluarga dan untuk mengenali serta tahapan perkembangan sesuai urutannya dan searab.
mengevaluasi beberapa area yang mungkin mengalami pe­ Winstead-Fry (2000) juga menyiapkan bahasan tentang
nurunan kesehatan (Gray, 1996, hIm. 88). bagaiI:nana gagasan "Rogers" dapat digunakan dalam ke­
perawatan keluarga, seperti bagaimana "ide Rogers tentang
ILMU TENTANG ~NUSIA SEBAGAI inovasi berkelanjutan, sulit ditebak, dan banyaknya kera- .
KESATUAN ROGERS gaman pola yang dimanifestasikan dalam dtme yang tidak
betulang, mengisi gambaran yang disajikan dalam teori
Martha Rogers (1970, 1986, 1990) memandang manusia sistem keluarga dan menawarkan jawaban potensial ter­
sebagai kesatuan lapang energi multidimensional yang tel'; . hadap beberapapertanyaan [dalam ilmu keluarga)" (him.
libat dalam suatu proses mutual berkelanjutan dengan ling­ 278). Kerangka konsep Rogers telah digunakall oleh para
kungannya. Kerangka konsepnya dikenal sebagai Science peneliti keperawatan sebagai sebuah dasar ulltuk teoli
of Unitary Human Being (I1mu Tentang ManusiaSebagai keperawatan mendasar dan sebagai dasar untuk praktik
Kesatuan). Sebagian besar model Rogers mencerminkan keperawatan keluarga.
64 BAG IAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

MODEL PENGEMBANGAN KESADARAN Yamashita dan Tall (1998) memberi contoh tentang ba­
NEWMAN gaimana model Newman dapilt memandu praktik kepera­
watan dan penelitian aksi sosial. Mereka mencatat bahwa
Model Pengembangan Kesadaran Newman (1994) ter­
penjabaran konsep Newman konsisten dengan aspek ter­
inspirasi oleh pengalamannya dengan penyakit pada
tentu dari cara pikir orang Timur dan pengobatan altema­
keluarga saat ia masih muda dan masih dipengarnhi oleh
tif, yang meningkatkan peng"gunaannya dalam situasi ke­
ahli teori keperawatan yang lebih awal, terutama konsep
perawatan lintas budaya tertentu.
Martha Rogers tentang manusia sebagai kesatuan dan
pentingnya pola, serta Newman juga memadukan gagasan
dari para ahli teori dari berbagai disiplin yang lain (George, EVOLUSI 'rEORI KEPERAWATAN 'KELUARGA
1995; Newman, 1994, 1995). Dalam model Newman,
Di bab ini, dijelaskan hanya beberapa model keperawatan
kesehatan didefinisikan sebagai kesadaran yang meluas
utama yang mungkin dapat digunakan untuk keperawatan
dan bukan merupakan bercab~ngan dengan penyakit.
keluarga yang terkait dengan penelitian dan praktik ke­
Kesehatan dan penyakit lebih merupakan refteksi dari
perawatan keluarga. Teori keperawatan keluarga terus ber­
bagian pola kesehatan yang lebih besar pada manusia yang
kembang sejaIan dengan penelitian dan praktik kepera­
utuh. Empat konsep inti awaI pada model Newman adalah
watan, ,dan para peneliti keperawatan terus melanjutkan
pergerakan, waktu, ruang, dan kesadaran (Newman, 1979).
perdebatan hebat ten tang penyusunan teori keperawatan di
Pergerakan disebut sebagai suatu sifat inti materi, dan
semua area keperawatan, termasuk keperawatan keluarga '.
waktu berhubungan denganritme fenomena kehidupan.
(Reed, 1995). Banyak dari perdebatan tersebut berfokus
Ruang dan kesadaran tidak didefinisikan secara terpisah
pada konseptualisasi barn konsep metaparadigma kepera­
karena terpadu dengan pergerakan dan waktu. Konsep
watan dan mencerminkan pengaruh perspektif pascamo­
terbaru Newman mencakup pengembangan kesadaran,
demisasi dan neomodemisasi. Drevdahl (1999) mengung­
.pola, pengenal an pola, dan transformasi.
kapkan keprihatinan ten tang konseptualisasi keperawatan
Meriurut Newman, manusia bergerak searah menuju
lama tentang "orang kebanyakan" dari perspektif pasca­
tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Pergerakan, keragam­
modemisasi. dan feminis. Ia menganjurkan Peningkatan
an, dan ritme menandai pola keseluruhan medan energi.
perhatian terhadap interaksi antara karakteristik unik in- .
Transformasi adalah peru bahan, yang terjadi pada suatu
dividu dan faktor masyarakat institusi, dan ia percaya bah­
titik waktu tertentu. Dalam model Newman, pol a medan
wa tujuan teori keperawatan harns merniliki keadilan so­
eneigi individu (seseorang) melekat dalam pol a medan
sial. Tentu saja, isu~isu di masyarakat merupakan faktor
energi'keluarga, komunitas, dan masyarakat yang lebih
penting dalam sumber dan status kesehatan ke1uarga.
luas (George; 1995). Newman berpendapat bahwa model
pengembangan kesadarannya sangat sesuai dengan kepe­ Thome dan rekan (1998) menyatakan bahwa perkem­
rawatan kesehatan keluarga (Newman, 1995). Karena di­ bangan teori keperawatan akan terbantu dengan menyatu­
terapkan pada keluarga, pergerakan membahas kebebasan kan definisi konsep metaparadigma dan mengurangi pe­
pergerakan individu dalam sistem keluarga sebagaimana ngutuban di kalangan pendukung ahli teori keperawatan
pergerakan anggota keluarga di luar keluarga. Konsep tertentu. Penjelasan mereka tentang inti konsep kepera­
waktu berkaitan dengan waktu pribadi untukanggota ke­ watan termasuk di dalamnya keluarga sebagai kiien, untuk
luarga itu sendiri, berlawanan dengan waktu yang dise­ praktik keperawatan keluarga yang menekankan promosi
suaikan atau dibagi dalam keluarga. Ruang berfokus pada kesehatan, dan mengenali ruang lingkup asuhan.
ketegangan antara teritorial dengan pt<mbagian ruang atau Keperawatan adalah bidang ilmu mengenai kesehatan ma­
jarak di antara anggota keluarga. Pada akhimya,kesadaran . nusia dan proses penyakit. Praktik keperawatan memu­
dapat berarti keragaman dan kualitas waktu interaksl di dahkan, mendukung, dan membantu individu, keluarga,
dalam keluarga, kapasitas informasi di sistem keluarga, komunitas dan/atau masyarakat untuk meningkatkan,
. dan keragaman serta kualitas interaksi keluarga dengan memelihara dan memulihkan kesehatan, dan mengurangi
dan mempe,rbaiki efek penyakit. .Praktik dan ilmu yang .
medan energi komunitas (Newman, 1994).
berhubungan dengan keperawatandiarahkan menuju hasil
Newman (1995) menulis bahwa output kesehabin yang jelas yang terkait d~ngankua1itas
Poia yaJ)g akan muneul dapat berupa aliran energi dan kehidupim daIam konteks lipgkungari' Yang. sempit dan
menggambarkan area tempat energi dihambat, area tempat yang lebih luas. (Thoine et aI., i99&, hIm; 1265)
energi hilang atau menyebar, atau area temp at dibangun­
nya energi atau tempat keIebihim energi. Pada saat ke­ Selain itu, terdapat peralihah yangdrastis pada }(epe­
seIuruhan poia keluarga muneul, kapasitas informasi ke­ ra\Vatankeluarga menujuperspektl.f~b~rbasis .kekuatan
luarga akanmeIiingkat dengan turut serta dalam proses pada saat bekerja dengan lceluarga (Feeley & Gottlieb; ,
identifikasi pola ini (hIm. 123). 2000), yang bertentangim dengan
, . berdas~i:kan'
perspektif
'. . ..
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 65
kekurangan atau pendekatan yang berfokliS pada masaJah awalnya, sampai pembf}ntukan teori dan metodoJogi pada
di masa Jampau. Feeley dan Gottlieb (2000) menampilkan pertengahan abad ke-21, hingga mllnculnya model yang
Model Keperawatan McGill sebagai sebuah contoh model menekankan pacta interaksi antara teori dan metode. Klein
yang berfokus pada kapasitas, kQmpetensi, dan sumber dan White (1996) meninjau kembali apa yang mereka per­
daya keluarga. timbangkan sebagai kerangka i1mu sosial keluarga utama
Teori keperawatan di Amerika teJah lama dianggap Je­ saat ini; kerangka pertukaran, interaksi simbolik, perkem­
mah karena etnosentrisme implisit dan eksplisitnya. Ahli bangan keJuarga, konflik, sistem, dan ekologi. Winton
teori keperawatan dari berbagai latar belakang budaya te­ (1995) meringkas kerangka yang berbeda untuk mem­
lah mulai mengembangkan model yang mencerminkan pelajari keluarga. Intinya, teori i1mu sosial kcluarga yang
konteks budaya mereka sendiri dan aspek unik kehidupan terus berkembang telah membuat dasar pengetahuan lebih
keluarga dalam budaya mereka. Misalnya, Hisama (2000) dapat digunakan dengan baik untuk disiplin praktik seperti
menampilkan empat pengembangan teori keperawatan keperawatankeluarga. Berikut iill a<ialah rangkuman dati
yang dirancang untuk perawat di Jepang, dan Tierney tiga buah teori utama ilmu sosial keluarga yang berguna
(1998) menggambarkan model keperawatan di British !ialam memaharni keluarga dan keperawatan keluarga.
yang digunakan secara Iuas untuk membimbing praktik
keperawatan di Skotlandia dan Inggris. Ahli teori kepera­
watan di Amerika dapat mengambil teori dati .teori barn ini TEORt STRUKTURAL-FUNGSIONAL
dalam memberikan asuhan keluarga di Amerika. yang
Kerangka struktural-fungsional mendefinisikan keluarga
berbeda budaya.
sebagai sebuah sistem sosial dan oleh beberapa ahli teori
keluarga dianggapsebagai bentuk paling awal dati teori
NTEORI ILMU SOSIAL
sistem (Broderick, 1993a). Analisis keluarga termasuk
KELUARGA
mempelajari keluarga daJam hal hubungannya dengan
struktur sosial besar (institusi) seperti pengobatan, agama,
Tradisi kedua yang berperan pada model teori keperawat­ pendidikan~ pemerintahan, dan ekonomi. Perspektif ini
an keluarga kita seperti yang digambarkan dalam Gambar melihat pada pengaturan anggota dalam keluarga,hubung­
3-1 yang benisal dari ilmu sosial keluarga. Semua teori iill an antar-anggota keluarga, dan hubungan anggota keluarga
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu sosial keluarga terhadap keseluruhan (Artinian, 1994; Friedman, 1992).
(timitama sosiologi) dan pada awalnya dikembangkan tan­ Fokus utamanya adalah pada bagaimana poJa keluarga di­
pa banyak disadari potensi kegunaannya oleh para klinisi kaitkandengan lembaga masyarakat lain dan, dengan ke­
(Jones & Dimond, 1982). Teori ini berkembang seJama seluruhanstruktur dalam masyarakat (Nye & Bererdo,
pertengahan pertama abad ke-21 sehingga pada awal tahun 1981). Penekanan diletakkan pada fungsi dasar keluarga
1950-an terdapat upaya untuk mengatur kumpulan konsep (Hanson & Boyd, 1996b) yaitu: ekonorni, reproduksi, per­
pengetahllan tentang keluarga. lindungan, budaya, sosialisasi, pewarisan status, hubungan,
Dengan meninjau kembali literatur ten tang kerangka dan fungsi kesehatan. Isu utama ahli teori struktural-fung­
teoretis ilmu sosial yang digunakan untuk mempelajari sional adaJah seberapa baik struktur keluarga memung­
keluarga, jelas bahwa terdapat sedikit konsensus ten tang kinkan keJuarga melaksanakan fungsinya. Pendekatan ini
teori apa yang menyusun kerangka teoretis utama. Dari menu'njukkan keluarga sebagai suatu unit yang terbuka
tahun 1960 sampai 1980 teJah dikenali secara umum bahwa terhadap pengarnh dari luar, namun pada saat yang sarna,
pendekatan konsep keluarga berikut ini mendominasi disibukkan dengan mempertahankan batasannya. Keluarga
bidang pemikahari dan keluarga: (1) teori struktural­ tampak sebagai institusi yang mengadaptasi seeara pasif
fungsional, (2) sistem, (3) perkembangan ·(Broderick, daripada sebuah agen pengubah. Kerangka cenderung
1971; Nye & Berardo, 1981, him. xxv-xxvi), (4) interak­ menekankan gambaran statis ten tang stroktur masyarakat
sional, dan (5) stres. Kerangka lainyang muncul pada saat dan mengabaikan perubahan sebagai suatu dinamika
, mempelajari .keluarga mencakup konfiik, pertukaran, struktural. Asumsi perspektif ini rnencakup:
, psikoanalitik, perkembangan sosial-psikologis, sistem, Keluarga adalah suatu sistem sosial dengan kebutuhan
ekonorni,danlegal. , fungsi.
Barn-baru ini, tiga sumber baru telah mendeteksi • Keluarga adalah suatu kelompok kedl yang memiJiki
perkembangan ilmu sosial keluarga dengan penekanan gambaranumum yang biasa ada pada semua kelom­
yang lebihpada pemallfaatan praktiknya. Dalam sehuah pok kedl. .
.buku sumber teori dan metode'keluarga (Boss, 'Doherty; . • Sistem sosial seperti keluarga memenuhi fungsi me­
, LaRossa, Schumm, Steinmetz, 1993), para ~hli mendeteksi layani individu selain fungsi melayani masyarakat.
perkembangan teori keJuarga, dari agama dan fHosofi • Individu bertindak sesuai dengan serangkaian nonUi:\
66 8AGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

dan nilai yang terintemalisasi yang dipelajari teruta­ Terdapat hierarki dalam sistem keluarga dan antara

rna dalam keluarga melalui sosialisasi. subsistem (yi., ibu-anak) dan keluarga serta kornu­

nitas.

Perspektif ini berguna untuk mengkaji keluarga dan


Terdapat batasan di dalarn sistem keluarga dan batas­

kesehatan. Penyakit yang dialami satu anggota keluarga


an tersebut dapat terbuka, tertutup, atau acak.

menyebabkan perubahan struktur dan fungsi keluarga.


Sebagai contoh, jika seorang ibu yang menjadi orang tua­
• Sistem keluarga mengalami peningkatan kornpleksi­
tas sepanjang waktu, yang terjadi guna rnernungkin­
tunggal sakit dan tidak dapat menjalankan berbagai fungsi­
kan kemarnpuan adaptasi, toleransi terhadap per­
nya, dengandemikian kakek-nenek atau saudara kandung­
ubahan, dan perturnbuhan melalui diferensiasi yang
nya mungkin harus memikul tanggung jawab perawatan
Iebih besar.
anak. Struktur kekuasaan dan pola kornunikasi keluarga
dipengaruhi oleh penyakit orang tua. Pengkajian termasuk
• Sistem keluarga berubah secara konstan sebagai res­
pons terhadap stres dan ketegangan dari lingkungan
menentukan apakah perubahan akibat penyakit memenga­
dalam serta stres dan tekanan dari lingkungan luar.
ruhi kernampuan keluarga menjalankan fungsi dalarn
Perubahan di salah satu bagian sistem keluarga me­
keluarga. Dengan menggunakan perspektif ini, contoh per­
rnengaruhi keseluruhan sistem.
tanyaan pengkajian adalah: Bagairnana penyakit rneng­
Hubungan sebab akibat dimodifikasi oleh urnpan ba­
ubah struktur keluarga? Apa peran keJuarga yang berubah
Iik; oleh karena itu hubungan sebab akibat linear
akibat awitan penyakit kronik? Intervensi dibutuhkan jika
tidak pemah terdapat dalam dunia nyata.
perubahan dalarn struktur keluarga mengubah kemarnpuan
keluarga untuk melaksanakan fungsinya. Contoh intervensi
• Pola sistern keluarga berbentuk sirkular dan bukan
linear; oleh karena itu, perubahan harus diarahkan
yang menggunakan model ini adalah mernbantu keluarga
pada bentuk siklus.
menggunakan struktur pendukung yang sudah ada dan
Sistern keluarga adalah suatu keseluruhan yang ter­
membantu keluarga memodifikasi aturan hidup mereka
orgrurisir, dengan individu dalarn keluarga menjadi
sehingga tanggung jawab peran dapat didistribusikan.
saling bergantung dan berinteraksi.
Kekuatan utama pendekatan struktural-fungsional bagi
Sistem keluarga merniliki gambaran homeostasis un­
praktik keperawatan kel\larga adalah bahwa pendekatan ini
tuk rnempertahankan pola stabil, yang dapat bersifat
bersifat komprehensif dan rnernandang keluarga .dalarn
adaptif maupun maladaptif.
konteks!comunitas yang lebih luas. Kelernahan utama pen­
dekdtan ini, adalah pandangan statisnya, yang cenderung Perspektif sistem keluarga mendorong perawat untuk
memandang keluarga pada satu waktu bukan sebagai se­ melihat klien sebagai anggota keluarga yang berpartisipa­
buah sistem yang berubah seiring dengan waktu. Pendekat­ si. Perawat yang menggunakan perspektif inirnengkaji
an struktural-fungsional adalah salah satu dari tiga kerang­ pengaruh penyakit atau cedera terhadap keseluruhan sis­
ka pengaturan dan teoretis dalarn buku ini dan diuraikan tern keluarga dan pengaruh timbal balik keluarga terhadap
lebih rind di Bab 4. penyakit atau cedera (Wright & Leahey, 2000). Penekanan
perspektif ini berfokus pada keseluruhan sistern bukan
individu. Konsep yang relevan dalam teori sistem keluarga
TEORI SISTEM mencakup subsistem, batasan, sistem terbuka, li~gkaran
Teori sistem adalah salah satu kerangka yang paling ber­ urnpan balik, interaksi keluarga, adaptasi, dan perubahan.
pengaruh dan produktif. Pendekatan untuk memaharni ke­ Contoh pertanyaim pengkajian rnencakup: Siapa yang
luarga ini dipengaruhi oleh teori yangberasal dari teori menyusun sistern keluarga? Bagaimana penyakit kritis
fisika dan biologi oleh von Bertalanffy (1950, 1968a, se­ yang diderita seorang anggota keluarga rnemengaruhi
perti yang dikutip dalam Mercer, 1989). Sebuah sistem keluarga dan anggota keluarga tersebut? Intervensi harus
terdiri dari serangkaian unsur yang saling terkait; setiap berfokus pada subsistem dan seluruh proses serta fungsi
sistem dikenali sebagaisesuatu yang berbeda dari ling­ keluarga.
kungan ternpat munculnya sistem tersebut. Sis tern terbuka Ernpat kekuatan utarna pada kerangka sistem umurn
mengganti energi dan materi denganlingkungan (negen­ yaitu: (1) teon utama yang rnencakup rangkaian fenomena
tropi) sementara sistem tertutup. terpisah dari lingk~ngan­ yang luas,(2) teor~ yang berbasis kontekstuaJ, yang rne­
nya (entropi). Sistern bergantung baik pada umpan balik mandang keluarga dalarn konteks suprasistemnya (kornu­
positif Q1aupun negatif, da]arn upaya mempertahankaiI ke­ nitas besar tempat suprasistem berada), (3) teori yang
adaan homeostasis. Asumsi perspektif .sistem yang dite­ berfokuspada interaksi, dan (4) teori holistik. Teori ini me­
rapkan pada sistem keJuarga meliputi: lihatproses di dalam keluar,ga bukan konteks dan hubungan
.Sistem keluarga Iebih besar daripada dan berbeda da­ antara bagian keluarga (hubungan an tara dan di dalarn sub­
ri jumlah bagiannya. . sistem sertahubunganantara keluarga dan yang rnemenga­
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 67
ruhinya serta suprasistem). Keluarga dipandang sebagai perkembangan keluarga yang harns dilaksanakan (Duvall
suatu keseluruhan, bukan hanya kumpulan dari bagian­ & Miller, 1985).
bagiannya. Dua keterbatasan pemakaian orientasi teoretis Teori perkembangan adalah suatu upaya untuk mem­
ini dalam praktik keperawatan keluarga adalah: (l) teori ini perIuas kerangka struktural-fungsional (analisis berskala
sangat Iuas dan sangat umum, dan harns disusun konsep besar) dan interaksional (analisis berskala keciI). Kerangka
dan pedoman praktik yang lebih spesifik di luar teorl; dan tersebut membahas kisaran waktu. Tujuannya adalah UD­
(2) pendekatan ini mungkin tidak terlalu membantu seperti tuk menggabungkan analisis berskala keeiI dan berskala
teori yang ditujukan untuk individu guna membahas besar dari dua buah pendekatan Jainnya pada saat meman­
masalah klien individu. dang keluarga sebagai sebuah sistem terbuka dalam hu­
Teori sistem umum, karena daya terapnya yang luas dan bungannya dengan konfigurasi lain di masyarakat (Jones &
kekuatannya yang nyata, dipilih dalam buku ini sebagai Dimond, 1982, hlm.13). Teori perkembangan menjelaskan
salah satl! dari tiga dasar perspektif teoretis pada Model tentang bagaimana dan apa perubahan perkembangan da­
Pengkajian Keluarga Friedman. Teori sistem dibahas se­ sar yang terjadi pada manusia atau kelompok sepanjang
cara rinei di Bab 6. waktu. Pencapaian tugas perkembangan keluarga mem­
bantu anggota keluarga untuk mencapai tugas mereka.
Kerangka membantu perawat keluarga dalam mengan­
TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA
tisipasi masalah klinis dalam keluarga dan mengidentifi­
Teori perkembangan individu selalu menjadi inti l<epera­ kasi kekuatan keluarga. Kerangka berperan sebagai sebuah
watan. Tahap perkembangan diperkenalkan oleh Freud dan panduan untuk mengkaji tahap perkerobangan keluarga.
dikembangkan oleh Erikson, Piaget, dan.1ainnya. Asumsi sampai sejauh mana keluarga memeJ1uhi tugas yang ber­
dasar model perkembangan meliputi: hubungan dengan urutan tahapannya, riwayat perkem­
Tugas yang berbasis perkembangan terjadi pada pe­ bangan keluarga, dan ketersediaan sumber penting untuk
riode tertentu. melaksanakan tugas perkembangan tersebut.
• . Keberhasilan pencapaiantugas perkembangan meng­ Dalam melaksanakan pengkajiankeluarga yang meng­
arah pada kebahagiaan dan keberhasilan· tugas gunakanmodel perkembangan; beberapa pertanyaan dapat
selanjutnya. diajukan, meliputi:Di mana letak keluarga ini dalam kon­
• Kegagalan pencapaian tugas perkembangan menga­ tinum tahap siklus kehidupan keluarga? Apa tugas per­
rah pada ketidakbahagiaan, penolakan, atau kesuHtan kembangan yang telah dicapai dan yang belum dicapai?
dalam mencapai tugas selanjutnya. Jenis strategiintervensikeperawatan tertentu yang. meng­
Evelyn Duvall (1977) menerapkan prinsip perkembang­ gunakanperspektif ini dapat membantu keluarga me­
an individu pada keluarga daJam buku klasiknya Marriage mahami tahap tumbuh kembang individu dan keluarga dan
and Family Development. Tahapan perkembangan keluarga membantu keluarga menghadapi normalnya masa transisi
yang ditulisnya berdasarkan pada usia anak sulung. Ia yang terjadi di antara periodeperkembangan (yi., tugaske­
mengidentifikasi seluruh tugas keluarga yang perlu dicapai luarga dengan anak sekolah versus tugas keluarga dengan
pada setiap tahap perkembangan untuk pasangan hetero­ anak remaja). Perawat keluarga harns mengenali bahwa
seksual yang memiliki anak. Tahapan dimulai dengan per­ dalam setiap keluarga terdapat tugas perkembangan indi­
nikahan pasangan dan diakhiri dengan kematian. Konsep vidu dan keluarga yang perIu dicapai pada setiap tahap
perkembangan meliputi perpindahan ke tingkat fungsi siklus kehidupan individu/keluarga. Asumsi dasarini ter­
yang lebih tinggi, yang menyiratkan kemajuan satu arah. diri dari:
Ketidakseimbangan teljadi selama mas a transisi dari satu • KeJuarga berubah dan berkembang dalam cara yang
tahap ke tahap berikutnya. Kelompok kedl yang intim berbeda karena stimulasiltuntutan internal dan ling­
yang disebut keluarga memiliki riwayat kehidupan yang kungan.
dapat ditebak yang ditunjukkan oleh beberapa tahap, di­ • Tugas perkembangan adalah tujuan yang diupayakan .
mulai dengan pasangan suami-istri sederhana. Kelompok dicapai dan bukan tugas tertentu yang diselesaikan .
menjadi lebih kompleks dengan tambahan setiap posisil sesegera mungkin. .. .. .
anggota baru sepanjang waktu. Kelompok menjadi seder­ • Setiap keluarga memilikikomposisi dan komplt';ksitas
hana kembali dankerumitannya berkurang setelah genera­ yang unik dalamhal harapan peran dartpcisisi menurUt
si yang Iebih muda meninggalkan rumah untuk bekerja usia. . . ......... .
atau menikah. Pada akhimya, kelompok tersebut mencapai • . Individu dan keluarga adalah sebuahfungsi.pada
siklus Iemgkap kembalikekehidupan. suami~istri seperti lingkungan riwayat mereka dan padakotItekssosial
pada awal pertama merekamenikah. Pada setiap tahap saat ini.
siklus kehidupan keJuarga, terdapat kebutuhan dan tugas • Keluarga memiliki kesamaan yangtulcup"banyak· ...
68 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA .

meskipun mereka memiliki keunikan untuk meng­ (1969, hIm. 2) membuattiga buah asumsi dasar yang sangat
garnbarkan perkembangan keJuarga selarna rentang penting untuk teorl interaksi simbolik, yaitu:
kehidupan keluarga. . 1. Manusia melakukan tindakan berdasarkan pada mak­
• Keluarga dapat mencapai tingkat perkembangan yang na hal tersebut bagi mereka.
sarna meJalui proses yang cukup berbeda. 2. Makna dati tindakan terse but berasal dari interaksi
sosial yang dimiliki seseorang dengan kawannya.
Kekuatan utama pendekatan perkembangan keJuarga 3. Makna ini ditangani dan dimodifikasi meJalui sebuah
yaitupendekatan tersebut memberikan dasar untuk meru­ proses interpretasi yang digunakan seseorang dalam
pakan apa yang akan dialarni keluarga pada suatu periode menghadapi sesuatu yang ia tt?mui. ..
dalam sildus kehidupan keluarga (mis., transisi peran dan
Asumsi ini bersama-sama membentuk fokus umum pada
perubahan susunan keluarga). Kelemahan utamanya ada­
interaksi simbolik, yaitu menghasilkan dan mendapatkan
lab fakta bahwa model tersebut dikembangkan pada saat
makna. Para ahli teori interaksi simbolik mengenali pe­
keluarga inti tradisional masih ditekankan. Perkembangan
ngaruh budaya dan masyarakat dalam keluarga saat ke­
linear keluarga yang sempurna, dari pemikahan sampai
luarga merumuskan makna (Crotty, 1998). Arti hal terse­
kematian, sarna sekali bukan realita kehidupan kita, Apa
but bagi keluarga yaitu anggota keluarga menciptakan
yang terjadi terhadap tahap siklus kebidupan keluargal
makna guna membantu mereka memahami dunia mereka.
individu jika terjadi perceraian, kematian, adopsi, dan
Makna dibangun oleh anggota keJuarga yang reIevan de­
bentuk mul,tipeJ lain yang saat ini kita sebut !!ebagai
ngan situasi yang dihadapi oleh keluarga; Sebagai contoh,
keluarga?
dua keluarga, masing-masing terdiri dati orang tua tunggal
Konsep perkembangan telah diadaptasi untuk diguna­
dan aua orang anak, akan membentuk rnakna yang berbeda
kan dengan berbagai bentuk keluarga dalarn beberapa ta­
tentang apakah mereka tennasuk keluarga tradisional. Satu
hun terakhir, Contoh dati lima sildus kebidupan keJuarga
keluarga mungkin percaya bahwa mereka bukan keluarga
yang dijelaskan dalam literatur adalah: (1) Amerika Utara
tradisional karena keluarga tidak terdiri dati orang tua
kelas menengah, (2) perceraian dan setelah perceraian, (3)
lengkap, sementara keluarga lain mungkin menganggap
sildus' kehidupart keluarga yang menikah lagi, (4) profe­
bahwa keluarga dengan orang tua tunggal rnerupakan ke­
sional versus penghasilan rendah, dan (5) adopsi (Wright
luarga tradisional dan keluarga dengan orang tua lengkap
& Leahy, 2000). Terdapat tahap perkembangan yang unik
merupakan keluarga nontradisional. Perawat tidak dapat
di seiiap kasus dengan tugas atau isu perkembangan khusus
memaharni keluarga kecuali perawat memahami makna
yang menantang keluarga pada setiap tahapnya. Karena
yang dilekatkan keJuarga terhadap situasi yang mereka
terdapatperbedaan penting mengenai tahap dan isu per­
alami (yio, interpretasi mereka terhadap peristiwa).
kembangan keluarga dalam berbagai bentuk keluarga,
perawatkeluarga harns menggunakan model perkembangan Terdapat konsep yang relevan dan dalil mengenai
yang tepat untuk keluarga tertentu dalam mengevaluasi perspektif teoretis ini bagi keluarga. Di antara beragarn
fungsi keluarga. proses yang melibatkkomunikasi, peran, pengarnbilan ke­
Teori perkembangan dipilih dalam buku ini sebagai sa­ putusan, pemecahan masalah, dan sosialisasi, yang ter­
lah satu teori dasar yang memandu Model Pengkajian Ke­ utama reI evan adalah komunikasi dan peran (Burr, Leigh,
luarga Friedman, dan akan dibahas dengaIi rind di Bab 6. Day, & Constantine, 1979; Klein & White, 1996; Rose,
1962). Beberapa varian teori interaksi simbolik yang ber- .
TEORIINTERAKSIONAL KELUARGA fokus pada komunikasi (lihat bahasan selanjutnya di bab
ini) dan pernn telah berkembang. Pendekatan stuktural me­
Pendekatan interaksional keluarga berasal dati sebuah teori . nekankan konsep peran. Peran dipelajati dan dijalankan
utama dalam psikologi sosial dan sosiologi, yang me­ oleh individu dalarn sebuah struktur sosiaL Anggota ke­
rupakan interaksi simbolik; saat ini,istilah interaksi simbo­ luarga memainkan peran mereka berdasarkan harapan ter­
_lik m~wakili bennacam-Placarnteori. keluarga. Interaksi hadap peran tersebut yang dipelajati melalui proses sosia­
sinibolik berasal dati filosof pragmatis danpsikolog sosial lisasi; dengan demikian, metafora sering digunakan untuk
yaHu George. Herbert Mead. Dalaln. penelitian yang di­ . menjelaskanpengikut strukturalisme yaitu "aktor yang
publikasikan setelah kematiannya, yaitu Mind,&ilf, and tengah berIaga"(Turner, 1991). Pendekatan ini menyama­
Society (1934),mahasiswa Mead menggambarkan pikiran kan pelaksanaan peran dengan aktor·yang tengah berperan
Mead· dati. catatan kuliah: Inti· pemikiran Mead adalah sesuai skenario. Sebaliknya, pendekatan interaksional me­
.gagasan bahwadengan membagi simbol yang sudah umum, . nekankan kelenturan dan kerimngkinan peran (Klein &
marmsia beradaptasi dan bertaharidalarn l'ngkungannya. . White, 1996): Tidakseperti llhli teori struktutal yang mene­
. Para peneliti}ain (mis.,Blumer, 1969; Kuhrt, 1964) ikut ,kankanbahwa individu melaksana~an peran yang diten­
andil. dalam penyusunan teori interaksi simbolikBlumer tukan, pendekatan interaksional mengasumsikan bahwa
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 69
individu tidak sekadar menjalankan sebuah peran tetapi 10, "Poia dan Proses Komunikasi Keluarga"; Bab 11,
menciptakan peran mereka sendiri melalui interaksi de­ "Kekuasaan dan Pembuatan Keputusan Keluarga"; Bab
ngan orang lain (Turner, 1970). Turner menekankan proses 12, "Struktur Peran Keluarga"; Bab 14, "Fungsi Afektif
kreatif dan pemecahan masalah pada peran (Klein & White, Keluarga"; Bab 15, Fungsi Sosialisasi Keluarga"; dan Bah
1996). Anggota keluarga membangun peran mereka sendi­ 17 "Stres, Koping, dan Adaptasi Keluarga."
ri melalui harapan peran yang telah mereka pelajari dan
melalui interaksi dengan orang lain tentang harapan peran.
Sebagai contoh, bagaimana peran pemberi asuhan dimain­ TEORI STRES KELUARGA
kan, ditentukan tidak hanya oleh harapan terhadap pemberi Model stres keluarga terutama berhubungan deng~ situasi
asuhan tentang bagaimana peran pemberi asuhan harus di­ pelayanan kesehatan karen a penyebaran penYaldt yang
mainkan, tetapi peran juga dapat dibentuk dengan interaksi berkaitan dengan stres yang dialami keluarga (Artinian,
dengan orang lain (mis., anggota keluarga yang sakit, ang­ 1994). Reuben Hill (1949), yang paling awal meogembang­
gota keluarga lain, profesional pelayanan kesehatan). In­ kan teori stres keluarga, mengadakan penelitian ten tang .
teraksi ini akan menentukan harapan apayang menyusun perpisahan yang disebabkan oleh perang dan penyatuan
peran pemberi asuhan dan bagaimana pemberi asuhan akan kembali dalam keJuarga untuk meoemukan faktor.-faktor
menjalankan peran tersebut. yang menentukan bagaimana cara adaptasi keluargayang
Sebagian besar kejelasan dan kemampuan untuk men­ mengalami stres.
jelaskan perilaku dan proses keluarga berasal dari dalil Pada model Hill, variabel A adalah peristiwa pencetus
Burr dan rekan (1979) yang berfokus pada peran, dibahas atau stresor dengan kesulitan yang terkait dengarinya. Pe­
lebih rinei di Bab 12. Dalil ini dapat digunakan untuk me~ ristiwa ini bisa jadi amat penting berkenaan dengan per­
mandu praktik klinik dengan keluarga. Misalnya, sebuah ubahan kausa dalam sistem keluarga. Variabel B· adalah
metode .untuk membantu keluarga selama transisi peran kekuatan keluarga atau sumber yang tersedia untuk mem­
dan untuk menurunkan ketegangan peran adalah dengan bantu keluarga dalam menghadapi peristiwa yang me­
menjelaskan harapan peranmelalui pendidikan. Perawat nimbulkan·stres. Sumber keluarga mencakup kepercayaan
telah proaktif khususnya dalam menyusun program pen­ agama, keuangan, dukungan sosial, kesehatan fisik, tlek':
didikan, seperti kelas pranataJ dan kelas pemberi asuhan, sibilitas keluarga, dan/atau mekanisme koping keluarga.
yang disebutkan hanya beberapa, untuk membantu keluar­ Variabel Cadalah definisLkeluargamengenai keseriusan
ga selama transisi peran. . peristiwa yang menimbillkan· stres atau maknasubjektif
·Pendekatan untuk memahami dinamika internal keluar­ yangdilekatkan keluarga pada peristiwatersebut. Definisi
ga ihi adalah yang paling relevan untuk keperawatan kelu­ keluarga tentang peristiwa menentukan bagaimana peris­
arga. Oleh karena itu, kekuatan utama dari pendekatan ter­ tiwa tersebut dihadapi oleh keluarga dan seberapa besar
sebut adalah fokusnya pada proses internal di dalam stres yang ditimbulkan peristiwa tersebut bagi keJuarga.
keluarga dan pemahaman terhadap proses ini. Batasan Poin terakhir ini penting, karena kadangkala perawat tldak
utama dalam menggunakan pendekatan ini yaitu ahli teori dapat memahami dari sudut real ita situasi alasan mengapa
interaksional secara umum gagal untuk memasukkan dam- . keluarga dapat bereaksi dengan cara tertentu terbadap sjla­
pak lembaga sosial. Para ahli teori interaksional.ini meng­ tu peristiwa, pada saat keluarga betul-betul bereaksi d~
anggap keluarga· sebagai unit yang setengah tertutup, de­ sudut pandang mereka ketimbang realita eksternal. Kom­
ngan dunia luar memiliki sedikit pengaruh pada hal yang binasi ketiga variabel ini memengaruhi keipampuan ke-:
terjadi di dalam keluarga. luarga untuk mencegah perubahan yang terkait dengan
Pengkajian keluarga di dalam suatu kerangka interak-. peristiwa yang menimbulkan stres. Perubahan. yang .di..; .
sional menekankan pengkajian interaksilkomunikasi anta­ timbulkan oleh penyakit yang menyebabkanstres dapat
. ra dan di an tara anggota keluarga; peran keluarga dan ana­ memicu suatu krisis, variabel X. VariabelX adalahjQml$' .
lisis kekuatan; kopingkeluarga; hubungan.antara pasangan 'gangguanariw· ketidakmampuan dalam&istein'. ,'. . .
menikahlorang dewasa, saudara kandung. orang tua, dan Kerentanan t¢rhadap krisisadalao fungsi~.b~r
anak-anak;dan poia sosialisasi keluarga.·lnterverisi kemu­ sum.ber keluargadankecendero;· ·'~H~,.,
diandilakukan, berdasarkan pada kebutuhan keluarga ter- . . sUkaran pacta saat rriuncul.k;nsis .. :':t.y;(..)
hadap promosi kesehatan,· pemeliharaan kesehatan, atau ·.luarga terdiri atas (Artini~, J994):>. fo:'~t:·j'·>(:f,'.r>·;.;;7/.·
pemulihan kesehatan dalam area tersebut di atas. . ... .. .,. ·Peristiwa yang tiOakdibarapka,nat,au..tjd~plfeh~luia\
Dalam buku ini, pendekatan interaksional keluargadi~ .
m3$ukkan ke dalam fokus struktural dan fungsionalkeIu~; , ~;~~ft::~~e~~~gg~p~set&:i,pi'~ti0~;!~~~;,)~e~2. ,.
arga. Babenam membahas dinamika keluarga intern3J,' . • .. ,Pei:isti:wadalaD1keluarga~ sep~:htrp'e~Yhldf.seti~s.~IW:
.yang mencakup pengkajiandan pedoman intervensi:Bab ... . peristiwa yangdidefirilsikansebagaipeti~tt~a.Yling'
70 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

menimbulkan stres, dapat lebih mengganggu dari­ Perawat dihadapkan pada hubungan paradoksikal an­
pada stresor yang terjadi di luar keluarga, seperti pe­ tara persistensi (stabilitas) dan berubah dalam keluarga.
rang, banjir, atau depresi. Maturana (1978) menyatakan bahwa perubahan adalah
• Kurangnya pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu perubahan dalam struktur keluarga yang teIjadi se­
peristiwa yang menimbulkan stres menyebabkan pe­ bagai kompensasi akibat munculnya kecemasan dan ber­
. ningkatan persepsi stres. tujuan untuk memertahankan struktur (stabilitas). Menurut
• Peris.tiwa yang menimbulkan stres yang ambigu da­ Wright dan Watson (1988), "perubahan yang paling me­
pat lebih membuat stres dibandingkan peristiwa non­ nonjol dan terjadi secara terus menerus [di daIam keluarga]
ambigu. adalah perubahan yang teIjadi di dalam sistem kepercayan
keluarga (kognisi)" (him. 425).
Teori Hill kemudian dikembangkan oleh McCubbin dan Watzlawick, Weakland, dan Fisch (1974) menyebutnya
Patterson (1983a) untuk mencakup masa pascakrisis. Di­ sebagai perubahan ordo-pertama dan kedua. Dalam per­
sebut sebagai model ABCX Ganda, semua variabel Hill ubahan ordo-pertama, sistem itu sendiri tetap tidak berubah
dimodifikasi; gagasan mengenai koping dimasukkan seba­ semen tara sebagian sistem mengaJami beberapa tipe per­
gai prediktor inti pada adaptasi keluarga. Teori stres keluar­ ubahan. Misalnya, dalam mempelajari suatu strategi peri­
ga yang terakhir adalah Model Resiliency (McCubbin & laku yang baru untuk mendisiplinkan seorang anak, kelu­
McCubbin, 1993), yang disusun berdasarkan dua model arga tetap sarna tetapi pendekatan yang digunakan berbeda.
sebelumnya dan dibahas lebih dalam di Bab 17. Ini seperti menangani gejala bukan menangani penyebab.
Area pengkajian harus mencakup variabel utama dalam Dalam perubahan ordo-kedua, perubahan teIjadi dalam sis­
teori itu sendiri (mis., stresor, persepsi terhadap peristiwa tern itu sendiri, dengan demikian disebut "perubahan aki­
yang menimbulkan stres, dan seberapa hebat krisis dapat bat perubahan." Dalam perubahan ordo-kedua, tedapat
mengganggu fungsi keluarga). Pertanyaan yang dapat perubahan nyata daIam peraturan yang mengatur sistem
diajukaIi perawat mencakup: Apakah keluarga memiliki dan,oleh sebab itu, sistem ditransform~sikan secara struk­
waktu untuk mempersiapkan diri terhadap peristiwa ter­ tural danlatau secara komunikasi, dengan mengirim .ke­
sebut 'MaiI apakah peristiwa tersebut tidak terduga (mis., luarga ke tingkat fungsiyang berbeda. Perubahan ordo-ke­
keroatian tiba-tiba yang tidak diperkirakan dan kematian dua teIjadi jika orang tua mulai memperlakukan anak
setelah penyilit fatal jangka panjang)? Apakah keluarga remaja mereka sebagai individu yang tengah tumbuh
pemahmengalami peristiwa yang menimbulkan stres yang dewasa bukan sebagai seorang anak ked!.
sarna? 'Illtervensi mencakup membantu keluarga me­
Keluarga tidak berubah dalam pola garis lurus dan mu­
ningkatkan :sumber dan sistem pendukungnya serta mem­
Ius, tetapi menyerupai polagaris putus-putus, suatu bentuk
bantu keJuarga memodifikasi persepsi subjektif mereka
transformasi yang menampilkan pola baru yang sebelum­
terhadap peristiwa tersebut. Kekuatan utaroa kerangka ini
nya tidak ada. Bateson (1979) menyatakan bahwa kita
adalah bahwa kerangka teori ini cukup mudah dipahami
tidak menyadari perubahan dan kita menjadi terbiasa ter­
(mis., teori ini masuk akal), dan kerangka tersebut sesuai
hadap sesuatu yang baru sebelum indra kita mengarahkan
dengan apa yang dilihat dan dilakukan perawat dalam
. kita. Untuk menimbulkan pengaruh perubahan dalam sis­
lingkungan klinis. Model ini menekankan bahwa persepsi
tern keluarga, perawat harus mampu mempertahankan me­
terhadap stresor (-stresor) lebih penting daripada realita
taposisi dengan keluarga, dengan mengamati hubungan
objektif dan dengan mengidentifikasi sumber dan kekuat­
antara sistem (mis., antara keluarga dan komunitas). Wright
an, dapat dibangun pendekatan keperawatan keluarga yang
dan Leahey (2000) menawarkan sejumlah konsep yang
memberdayakan keluarga. Kegunaan model terbatas pada
berhubungan dengan teori berubah yang membantu pera­
pembahasan mengenai kebutunan keJuarga sehat dahim hal
wat keluarga dalam melaksanakan praktiknya.
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
1. Perubahan bergantung pada persepsi terhadap ma­
. TEORI BERUBAH salah. Perawat harus memahami bahwa terdapat
banyak kebenaran atau realita yang dimiliki oleh ang­
Proses berubah periting untuk teori dan praktik keperawat­ gota keluarga tertentu. Perawat harus menerima se­
an keluarga. Perawat keluarga bekerja dengan keluarga un­ mua persepsiini dan memberikan keluarga sUdut
tuk memfasilitasi perubahan dan, olehkareria itu,pedu pan~ang laiJ,1 terhadap masalah mereka.

untuk memaniuni penerapan leori befubah.karena teori ter~ 2. Perubahan ditentukan oleh struktur. rerawat harus
. sebut akan diterapkan pada ckeluarga, baik dalain hal per­ inemahami bahwa struktur individu saat ini akan me­
.ubahan struktur keluarga roaupun dalanihal pr:rubahan pe­ nentukan interaksi mana yang akan memicu peru- .
,riiaku kesehatim keluarga. bahan struktural. Perawat tidak dapat memprediksi­
..

BAB 3 LA'NDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 7 1


kan intervensi keperawatan mana yang sesuai untuk 9. Perubahan dapat disebabkan oleh banyak sekali pe­
individu tertentu dan harus memikirkan tentang nyebab. Peru bah an dipengaruhi oleh banyak faktor
intervensi yang paling memiliki mungkin meng­ yang berbeda; dengan demikian, sulit mengetahui
ganggu struktur individu untuk memfasilitasi peru­ apa yang secara' spesifik memicu perubahan tersebut.
bahan. Banyak teori perubahan perilaku kesehatan menunjuk­
3. Perubahan bergantung pada ruang lingkup. Upaya kan bahwa keluarga adalah pengaruh utama baik pada sta­
untuk meningkatkan perubahan dalarn sistem keluar­ tus kesehatan maupun pada perilaku kesehatan anggota
ga harus memperhitungkan batasan dan sumber kon­ keluarga. Hubungan antara kualitas ikatan sosial (terutama
tekstual. Pada pengkajian keluarga, perawat harus di dalam keluarga) dan kesehatan telah dicatat dalam li­
mengenali hubungan keluarga dengan hubungan teratur sejak tabun 1970-an (House, Landis, & Umberson,
yang lebih luas atau suprasistem. 1988; McEwen, 1998). Integrasi sosial mengacu pada luas­
4. Perubahan bergantung pada tujuan penyerta terapi. nya ikatan sosial atau hubungan sosial yang dimiliki se"
Penting bahwa tujuan disusun bersarna-sama antara seorang, dibandingkan dengan isolasi sosial (Seeman,
perawat dan keluarga dengan kerangka waktu yang 1996). Hal ini dapat diinterpretasikan dengan berarti bah~
realistis. Perawat sering menetapkan tujuan sepihak wa kualitas kehidupan keluarga memengaruhi kesehatan
yang tidak realistis untuk keluarga. Salah satu tujuan anggota keluarga, dengan hubungan keluarga yang positif
primer keperawatan keluarga adalah mengubah atau berfungsi sebagai faktor pelindung untuk kesehatan ang­
mengganti pandangan keluarga terhadap masalah. gota keluarga. .
Perawat dapat membantu keluarga menemukan alter­ Selain itu, banyak teori perubahan perilaku kesehatan
natif respons perilaku, kognitif, dan afektif terhadap (Glanz, Lewis, & Rimer, 1997) menyatakan bahwa du­
masalah. kungan keluarga adalah unsur penting dalarnkeberhasilan
5. Pemahaman itu sendiri tidak menyebabkan perubah­ individu anggota keluarga dalam melakukan dan memper­
an. Memaharni masa]ah tidak membawa perubahan tabankan perilaku kesehatan baru, seperti berhenti mero­
tetapi perubahan lebih cenderung terjadi melalui per­ kok atau memperbaiki pola makan. Individu yang mem­
ubahan kepercayaan dan perilaku. Perawat seringkali punyai dukungan keluarga yangkuat untuk mengubah
mencari pertanyaan "kenapa" dengan kehiarga bukan perilaku kesehatannya jauh lebih cenderung untuk meng­
memfokuskan energi untuk pertanyaan "apa." Ber­ adopsi dan memertahankan perilaku kesehatan yang baru
fokus pada apa yang sedang dilakukan di sini, apa dari pada individu yang tidak memilikidukungankeluarga
yang mengekalkan masalah, dan apa yang dapat di­ untuk mengubah perilaku kesehatannya .. Sebagaicontoh,
lakukan untuk menghasilkan suatu perubahan mem­ Wing dan Jeffrey (1997) menemukan bahwa peserta dalam
beri cara altematif pada keluarga untuk melakukan program penurunan berat badan yang mltlibatkan keluarga
tindakan. dan ternan dalam aktivitas di rumah jauh lebih baik dalam
6. Perubahan tidak terjadi secara sarna pada seluruh menurunkan berat badan dan mempertahankan penurunan
anggota keluarga. Perubahan dapat memicu berbagai berat badannya selarna lebih dari enam bulan daripada
reaksi, dengan perubahan pada beberapa anggota .kelompok lain. Perawat keluarga dapat memfasilitasi per­
keluarga terjadi secara lebih dramatis dan lebih cepat ubahan positif dalam hal peril&ku kesehatan dengan ber­
dari yang lain. bicara kepada keluarga mengenai pentingnya saling men­
7. Perawat bertanggung jawab untuk rriemfasilitasi per­ dukung dalam mengadopsi atau mempertahankan perilaku.
ubahan. Perawat tidak dapat meinbuat ke]uarga ber~ kesehatan yang positif.
ubah, .karena tanggung jawab tersebut adalah milik
keluarga. Perawat memfasilitasi suatu lingkungan nORI ILMU SOSIAL KELUARGA LAINNYA
untuk berubah.
8. Perubahan terjadi dengan adanya "kesesuaian;' antara . Hanya kerangka utama yang digunakan sejaklarna di
pemberian terapi (intervensi) dari perawat dan strulc- dalam ilrriu sosial kelilarga daIiyang relevan untukpraktik
turbiopsikososial-spiritual anggota keluarga.Pera~ . keperawatanketuarga yang dijelaskandi sinLK{!rangka'
wat bekerja dari sudut terapi yang menilai pandangan . lain yang '. memberikan' infonnasi mengenaik{!pera\vatan·
yang sesuai yang mencari cara untuk rrieningkatkan keluarga, yaitu.teori kekacauan, teori pertukaran' sosi~,
kesesuaian bagi anggota keluaiga dan menerapkan teori konflik,ketarigka ekojogis,. pendekatallariti:opologis/
perilakutidak menghakimi dan tidak menyalabkan·1nultikultural,dan-teori. f¢nomep.olqgicNye:& Berardo,
jika tidak ada kesesuaian. Mereka yalIgbekerja dari .. ·.• i981; KI(!in&.White,1996;Fried lllan;.1992).Pendehtan
sudut ini tidak menggunakan istilahsepettitidak .rriultilctiltilral kf;perawa~a:n:1c~luarga:di.sajiJ{an diBab8,
memenuhi atau tidak patuh. . 'serrientara tebdkoriflikdibih4s diBab 10.•. , .
72 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

~TEORITERAPIKELUARGA mengalami banyak revisi selarna empat dekade, tetapi ke­


banyakan perkembangan teori aslinya dilakukan oleh
Teori terapi keluarga adalah campuran dari teori Hmu so­ Mental Research Institute (MRI) di Palo Alto, California
sial danteori praktik keluarga. Baik teori Hmu sosial (Don Jackson, John Weakland, dan Paul Watzlawick), dan
keluarga 1J1aupun teori keluarga memiliki riwayat singkat, Virginia Satir (Becvar & Becvar, 1996). Menurut
, dengan teori terapi keluarga yang lebih barn. Selama lebih Watzlawick dan rekan, analisis proses komunikasi meli­
dari 35 tabun terdapat teori perkembangan yang ekstensif balkan tiga aspek yang berbeda yaitu sintatik, sematik, dan
dalarn area lerapi keluarga. Teori terapi keluarga disusun pragmatik (Watzlawick, Beavin, & Jackson, 1967). Para
guna bekeIja dengan keluarga bermasalah dan, oleh kar~ma ahli teori komunikasi telah melekatkan kegunaan yang
itu, sebagian beSar berorientasi pada patoJogis (lihat Tabel berbeda terhadap aspek yang berbeda ini dan telah me­
3-2).· Juga, beberapa teori ini menggarnbarkan dinamika ngembangkan intervensi berdasarkan aspek-aspek ini. Sin­
danpola sistem keluarga yang terdapat dal!lm semua tatik memerhatikan tentang bagaimana sebuah pesan seca- .
keluarga sampai derajat tertentu. Karena aJiran teori ini ra akurat disampaikan dari satu orang ke orang Jainnya
memerhatikan tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk (Broderick, 1993). Ahli terapi yang menggunakan pen- .
memfasilitasi perubahan pada keluarga yang "disfungsio­ dekatan ini berfokus pada bagaimana membantu anggota
nal" (Whall, 1983), aliran teori ini bersifat deskriptif dan keluarga saling berkomunikasi dengan jeJas sehingga pe­
preskriptif(yang menunjukkan strategi terapi atau inter­ san yang disampaikan adalah pesan yang diterima. Seman­
vensi). tik memerhatikan tentang makna. Kantor dan Lehr (1975)
Terdapat berbagai teori terapi keluarga; semua teori ini membuat daftar pencarian mak:na sebagai salah satu tujuan
telah dipengaruhi oleh beragam teori yang ada dalarn di­ terpenting keluarga yang diharapkan dicapai oleh anggota
siplin ilmu psikologis dan sosiologis. Tidak ada pendekat­ keluarga melalui interaksi. Hasilnya, ahli teori keluarga te­
an tunggal terapi keluarga yang dapat dianggap sebagai lah menulis tentang tema ke]uarga, mitos dan legenda ke­
pendekatan yang "benar" atau "salah"; setiap pendekatan Iuarga, serta cerita keluarga sebagai cara untuk membentuk
benar-benar merupakan penjelasan alternatif tentang fe­ dan mempertahankan makna yang sarna, dan dengan mem­
nomena kduarga dan pendekatan khusus untuk pengkajian, bentuk kembali atau mengubah makna keluarga ·seseorang
diagnosis, dan terapi keluarga. Sepanjang waktu, teori dapat mengubah makna interaksi (Broderick, 1993). In­
terapi keluarga diklasifikasikan dalam berbagai cara oleh teraksi simbolik juga memerhatikan makna.
bermacarn~niacam aWi teori (Gladding, 1995; Becvar &
Akhimya, pragmatik berkaitan sendiri dengan dampak
Becvar, 1996). komunikasi pada perilaku, dan aspek komunikasi inilah
Teori' t~rapi keluarga yang dijelaskan dalam bab ini yang paling banyak terungkap secara lengkap. Aturan
semuanya membahas konsep sistem keluarga yang umum. landasan teori komunikasi yang dikembangkan oleh
Semua menyatakan bahwa sistem keluarga mempunyai Watzlawick, Beavin, dan Jackson (1967) dalam Prag­
· kesamaan yaitu merupakan sistem yang terbuka, berke­ matics ofHuman Communication adalah sebagai berikut:
lanjutan, pencarian-tujuan, pengaturan diri sendiri, dan 1. Setiap orang hams mempunyai perilaku, dengan de­
juga ciri tarnbahan sistem sosial (Broderick, 1993). Sistem mikian setiap orang harns berkomunikasi. Semua pe­
sosiaJ. seperti keluarga memiliki bagian komponen yang rilaku adalah komunikasi pada tingkat tertentu.
terdiri atas kewaspadaan diri, pengarahan diri, dan mandiri Misalnya, seorang klien yang tidak menjawab per­
ti<;iak seperti sistem mekanistik lainnya. Bagi anggota tanyaan tetapi duduk dengan tenang selama wawan­
keluarga yangingin membentuk diri mereka sendiri men­ cara berarti masih berkomunikasi, tetapi perawat ha­
jadi satu sistem, mereka harns berbagi serangkaian tujuan
rus menemukan apa makna perilaku bagi klien untuk
yang umum. Tujuan dikembangkan melalui komunikasi menemukan apa yang tengah dikomunikasikan.
dan teori komunik~i adalah teori terapi keluarga yang 2. Semua komunikasi memiliki tingkat laporan (digital)
pertania kali dibahas.
dan tingkat perintah (analog). Tingkat perintah men­
. " definisikan sifat hubungan .
· TEORITERAPIINTERAJ(SI/KOMUNiKASI 3. Semua perilakulkomunikasi harus dinilai dalam.
KELUARGA . . . . ruang lingkupnY;l. Tanpa kewaspadaan kontekstual,
'. ..
" ' ' , ' pemahaman lengkap tidak dapat terjadi.
.Pendekatari tetapi .irikrakSiflcqinunikasi sanga.t·dipengaru­ 4. Semua sistem'ditandai oleh peraturan, yang mem~
· hiQleh Ide~ideyang berasaldarl teorisistem 'umum, si­ pertahankan keseimbangan homeostatis dan meme­
b~fnetil(a.,dan teoriprose.s informasi(lihat Bab 7 untuk' lihara sistem. Misalnya, di. antara hudaya tertentu .
penjalJaiankedua. teori" t(lrakhirini) (Goldenberg & (lihat McGoldrick, 1993), .. aturan untukmemelihara
.'. 'GOldenberg;. 2000). Perspektif interaksilkomunikasi telah sistem meliputi tidak memberitahu orang lain (baca
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA . 73
perawat) tentang masalah keluarga. Jika hal tersebut tahankan oleh sistern keluarga tersebut" (Goldenberg &
dilakukan maka akan mengganggu keseimbangan Goldenberg. 1996, hIm. 211). Kel1lsakan fungsi keluarga
homeostatis keluarga. Dengan demikian. di an tara terjadi jika terjadi komunikasi keluarga yang tidak jelas
keluarga ini, perawat harus membangun kepercayaan dan jika peraturan fungsi keluarga menjadi ambigu. Fokus
yang cukup dengan keluarga sebelum dapatmembahas intervensi utama adalah penetapan komunikasi yang sesuai
masalah keluarga. dan jelas serta mengklarifikasi danmengubah aturan kelu­
5. Hubungan dapat dideskripsikan baik sebagai sesuatu arga (Jackson, 1965b; Satir, 1967). Sudut pandang inter­
yang simetris atau sebagai pelengkap. Sesuatu yang aksilkomunikasi memiliki penekanan kuat pada kornuni­
simetris menyiratkan keseimbangan ,dan pelengkap kasi di antara anggota keluarga dan fokus sudut pandang
menyiratkan sesuatu yang bertentangan (hubungan interaksi yang telah dihahas adalah pada makna bersarna~
dominan-kepatuhan). Kekuatan pendekatan ini adalah pada fokusnya terbadap
6. Setiap orang menekankan realitasnya menUl1lt realitas komunikasi di dalarn lingkllngan keluarga. Kelemahan
diri mereka sendiri. Rangkaian perilaku dipaharni 'teori ini yaitu teori ini melihat terutarna pada perilaku
dan maknanya dial ami relatif terhadap epistemologi internal keluarga dan bukari pada bagaimana budaya dan
pengarnat. lingkungan yang lebih luas memberi darnpak pada kelu­
7. Masalah dipertahankan dalarn lingkaran umpan balik arga.
yang terkait dengan pola komunikasi bel1llang. Dua teori terapi keluarga berikutnya yang akan dibahas
8. Keluarga fungsional atau normal mampu memper­ berfokus pada p.eraturan jarak anggota keluarga, m.enemu­
tahankan integritas dasamya bahkan selama periode kan keseimbangan dalam sistem keluarga yang sedang
stres. Perubahan diakomodasi sesuai kebutuhan dan berlangsung antara kekuatan ikatan yang menghubungkan
terdapat komunikasi yang jelas dan sesuai. kelllarga dan kekuatan penyangga yang memisahkan me­
9. Keluarga yang disfungsional dikatakan "tersangkut." reka satu sarna lain (Broderick, 1993, hIm. 50); Ahli terapi
Perilaku simtomatik mempertahankan keseimbangan keluarga mengidentifikasi bahwa jika keluarga terlalu
keluarga pada saatitu dan menghindari pel1lbahan terikat dengan kuat atau memiliki batasan yang terlalu ka­
yang diperlukan. Masalah adalah sebuah gejala ke­ ku maka disfungsi keluarga tersebut lebih besar daripada
rusakan sistem tersebut. keillarga yang Jebih seimbang. Ahli teori keluarga berfokus
Satir (1982) -inembentuk ide-ide komunikasi di atas pada aspek berbeda dari peraturan jarak. Misalnya, karya
dengan menambah empat a.<;umsi dasar. Pertarna. perge­ klasik Minuchin (1974) berfokus pada pemeliharaan
rakan alamiah semua individu ke !}fah tumbuh kembang batasan sistem dan karya klasik Bowen (1978) 'berfokus
yang positif dan suatu gejala menunjukkan suatu kebuntu­
pada diferensiasi diri. Dalarn bagian berikut, teoriMinuchin
an dalarn proses pertumbuhan. Kedua, semua individu me­
dan Bowen akan dibahas Iebih dalam.

miliki sumber yang diperlukan untuk tumbuh kembang.

Ketiga, lCeluarga memiliki pengaruh tirnbal balik dan tang­


TEORI TERAPI KELUARGA STRUKTURAL
gung jawab bersama. Dengan demikian, tidak ada satu
orangpun di dalarn keluarga yang disalahkan; hanya ter- Minuchin dan rekan (Minuchin, 1974; Minuchin &
dapat stimulus ganda dan efek ganda. Keempat, terapi ada- Fishman, 1981; Minuchin, Rosman, & Baker, 1978) me­
lah proses yang melibatkan interaksi antara klien dan ahli ngembangkan pendekatan yang berorientasi pada sisteni
terapi, dengan tujuan terapi memindahkan keluargake arah ini terhadap terapi keluarga. Pendekatan tersebut ~eng-
pertumbuhan yang positif. Walaupim ahli terapi dapat gunakan metaforaruang dan organisasional, baik dalarn
memimpin dalam memfasilitasi pertumbuhan, setiap orang menggarnbarbnmasalah struktural keluarga maupuri
bertanggung jawab terhadap pertumbuhannya sendiri. Tu- dalarn mengidentifikasi solusi terbadap perubahan struktur
juan primer terapi keluarga adalah memahami' peraturan keiuarga (Goidenberg·. & Goldenberg, 2000). Pemikiran
dan proses. komunikasi yang digunakan oleh keluarga strukriIral Minuchin yang utarria adalah dengan memelihara
bermasalah dan mengajarkanperaturari serta .proses jamkvertikalyang tepatantara generasidan stra:tegUnter~ '.
komunikasi yang fungsional pada keluarga.· vensinya 4itargetkanp~aa "merekonstruksi keluarga.;' .
Unit anal isis dalam pendekatan ini diturunkan dari din~~ . Empai. korisep utaina yailgpentingunttikril~mahirnj
niika perubahan antar-individll,dengandemikian disebtit terapl keluarga strUktUral adalah (1) pola transaksC(2)
sebag!ll analisis. interaksional. Dalam sudut· paridang 'ini, ..•. adaptasi, (3) stihsistem, • clan .' (4) haiasan. 1!fJia' ininsd.ks.l.
. aSllmsinya adalah masalahkejiwaan terjadiakibatc~in-,adalahtrl,\nSak:si yl:i.qg sudah menjadi JeebiMaandari.per.."
dividu berinteraksi satu sarna laindalam ruang lhigrup ..' ultmg dl antara::anggotakeiuarg~ yangm~nJadihUkum'"
keluarga. "Gejala individual mencerminkan disfungsi sis~ Jet3p ya.nginengatUrinterakSi~n peri~ak:ti berbagai ,
temkeluarga dan gejala inimenetap hanya jika diper- anggota keluarga. Adaptasimenurijukkan kemampuan
74 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

keluarga untuk menggerakkan pola transaksi alternatif ·nyusun instrumen gun a mengukur konsep dalam modelnya
menuju pola yang sudah tetap ini guna memenuhi tuntutan semakin memperkaya literatur keluarga.
eksterna dan interna akan perubahan. Pola transaksi mem­ Tujuan terapi keluarga struktural adalah memfasilitasi
obantu keluarga untuk stabil atau tetap seimbang. Disfungsi
perubahan dalam struktur keluarga. Para klinisi yang
keluarga terjadi ketika pola transaksi tidak lagi berfungsi
menggunakan pendekatan ini berupaya mengubah pola
bagi keluarga dan akibatnya, terdapat adaptasi yang buruk.
keluarga melalui perubahan interaksi keluarga. Terapi
.Subsistem adalah cara sistem keluarga membedakan dan
berpusat pada saat ini, berorientasi pada tindakan, dan
melaksanakan fungsi afektif dan sosialisasinya. Subsistem
berfokus pada masalah. Sebagai contoh, saat merawat se­
dalam keluarga iill biasanya adalah subsistem individual
orang anak sakit dalam keluarga dengan dua orang tua,
atau subsistem hubungan seperti pernikahan, orang tua­
perawat dapat membantu keluarga mempelajari peraturan
anak, atau subsistem saudara kandung. Batasan memasti­
mana yang kurang penting (yi., tidak apa-apa jika tidak
kan pembedaan antara subsistem keluarga Kejelasan ba­
menjalankan semua kewajiban sosial karena adanya tun­
tasan ini memberikan barometer utama tentang seberapa . tutan untuk merawat anak) atau dapat membantu keluarga
baik fungsi keluarga. Minuchin memperkenalkan ide ten­ memahami batasan di an tara generasi (mis., orang tua tetap
tang dua patologis ekstrem dalam batasan: batas lepasan, orang tua meskipun anak yang sakit sering dibiarkan men­
yang batasnya terlalu kaku. di titik tempat kelekatan antara dikte peraturan keluarga). Pengkajian keluarga terjadi me­
anggota keluarga kecil; dan bat as pertautan. dengan batasan lalui pengajuan pertanyaan, pengamatan transaksi keluar­
yang berdifusi atau menyatu di titik tempat.subsistem tidak ga, dan membiarkan anggota keluarga saling berinteraksi
berfungsi secara otonom atau sarna sekali tidak mandiri. ten tang situasi tertentu dalam wawancara itu sendiri. Inter­
Contoh yang digunakan Minuchin (1974) untuk meng­ vensi mencakup bergabung dengan keluarga dengan meng­
ilustrasikan pertautan keluarga yaitu saat seseorang bersin. hargai struktur keluarga saat ini, mengintervensi secara
setiap orang mencari tisu. lang sung untuk membentuk kembali keluarga, dan bekerja
Olson (1993) telah memperluas konsep awal Minuchin menuju keberhasilan keluarga melalui pujian dan dukungan
dan,selamatiga dekade terakhir telah mengembangkan dan (Minuchin & Fishman, 1981). Peran ahli terapi sifatnya
menguji model sirkumfieks,pada model ini ia menggo­ aktif, mengarilhkan, dan berorientasi pada tindakan.
longkan keluarga berdasarkan derajat kohesinya. (kede­ Kekuatan pendekatanini adalah bahwa konsepnya cu­
.katan atau ikatan) dan kemampuan beradaptasi (besarnya kup jelas, dipadukan, disusun, dan diuji dengan baik. Pen­
penibilh~o peran dan peraturan keluarga sesuai dengan ke­ dekatanberpusat pada saat ini, berorientasi pada tindakan,
butuhan).· Sebagian besar keluarga menempati suatu ren­ dan berfokus pada masalah.yang sangatkonsisten dengan
tang di sepanjang kontinum, yang kohesi dan kemampuan model terapi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
adaptasinya lebih seimbang dari pada di titik ekstrem (ko­ saat ini. Keterbatasan model adalah bahwa pendekatan
hesi pertautan versus Iepas an atau kemampuan adaptasi membutuhkan peran yang sangat terarah dan aktif di pihak
kaku versus kekacauan). Pendekatan Olson dapat mema­ ahli terapi, yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan
sukkan perubahan ke dalam keseimbangan yang dialami bagi beberapa ahliterapi dan bagi keluarga.
keluarga sepanjang waktu. Pendekatan Olson memiliki
rentang penerapan yang luas dari pasangan yang berken­
can sampai keluarga lansia, dan kecermatan dalam me- TEORI TERAPI SISTEM KELUARGA

Murray Bowen pertama kali mengembangkan teori sistem


keluarga pada pertengahan tahun 1970-an, dan ia adalah
TABEL 3-3 salah satu pelopor utama dalam terapi keluarga. Teori sis­
.. : ~ ......:.'.~
tern keluarga Murray Bowen adalah salah satu kerangka
··TEORISISTEM KELUARGA BOWEN­ teoretis terapi keluarga yang dikembangkan dan diinte­
,DELAPAN . KONSEPYANGSALING grasikan dengan baik (Goldenberg & Goldenberg, 2000).
<h;:_~·RD~t.~N .:.-.'!:~:>-: ": :. /.,' . Sejak kematian Bowenpada tahun 1990, penelitiannya
terus dikembangkan oleh penelitian Michael Kerr (Kerr &
Bowen, 1988) dart David Freeman (1992). Asumsi yang
mendasari atau premis teori ini adalah bahwakecemasan
kronik adalah bagian kehidupan yang tidak dapat dihindari
dan terdapat di mana-manaserta merupakan penyebab da­
sarterjadinya disfungsi(Goldenberg &Goldenberg, 2000).
" Penawar racun merupakan satu-satunya resolusi untuk
menimbulkan perbedaan," yang menlpakan konsep utama
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 75
dalam teori Bowen (Goldenberg & Goldenberg, 1996, him. emosi dan anggota keluarga yang lain akibat proses pe­
169). Bowen menekankan delapan konsep yang saling ter­ lekatan yang tidak tuntas. Anak usia dewasa yang secara
kait dalam upaya membahas kecemasan kronik dan proses emosional erat dengan orang tua mereka dan keluarga asal
emosional dalam keluarga dan masyarakat (Gladding, dapat berupaya untuk mengatur kecemasan'nya dengan
1995) (lihat Tabel 3-3). cara tinggal dekat atau jauh dari orang tua dan keluarga
Konsep utama dalam teorinya adalah diferensiasi diri. .asaL Anak-anak ini secara emosional inasih erat.dengan
Hal ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk mem­ keluarga asal mereka dan sering kali memiliki hubungan
bedakan diri mereka sendiri dari keluarga asal mereka pada yang disfungsional dalam keluarga reproduksi mereka.
tingkat emosional dan intelektual. Terdapat dua kekuatan Regresi sosial merupakan analog pada tingkat sosial unttik
penyeimbang dalam kehidupan, yaitu kebersamaan dan diferensiasi din. Hal tersebut mengarah pada masyarakat
individualitas. Pada pangkal kontinum adalah otonomi, yang mengalami banyak sekali tekanan sehingga menga­
yang menunjukkan kemampuan untuk memikirkan suatu lami regresi karena energi toksik yang berlebihan meng­
situasi dengan jelas dan memisahkan perasaan dan pemi­ hadapi kecenderungan untuk mencapai diferensiasi.
kiran rasionaL Pada ujung kontinum adalah kumpulan ego Fokus utama terapi sistem keluarga Bowen adalah
yang solid, yang menyiratkan ketergantungan emosionaJ peningkatan diferensiasi diri dan keluarga dan diferensiasi
pada keluarga asal bahkan jika tinggal jauh dari keluarga. intelektual dari emosional (Becvar & Becvar, 1996). Ang­
Bowen percaya bahwa semakin besar diferensiasi din, in­ gota keluarga memperoleh wawasan dan pemahaman ter­
dividu semakin mampu untuk beradaptasi terhadap per­ hadap masa lalu dengan menelaah beberapa proses di atas
ubahan dan stres akibat lingkungan mereka sehingga ke­ dan kemudian bebas memilih bagaimana mereka akan ber­
cenderungan mereka mengalami kesulitan emosional perilaku dalam situasi saat ini. Pengkajian yang meng­
semakin jarang. gunakan model Bowen dilakukan dengan meminta indivi­
du atau pasangan mendiskusikan pohon keluarga mereka
Terdapat tujuh konsep terkait lain dalam teori sistem
dengan ahli terapi. Ahliterapi, yang berfungsi sebagai pe­
keluarga Bowen (konsep-konsep ini ditunjukkan dengan
mandu dan guru, menanyakan tentang riwayat seseorang
tuJisan miring). KeJuarga inti didefinisikan sebagai sistem
sembari membuat genogrammultigenerasi. Genogram ini
emosional keluarga inti. Keluarga menurunkan strategi
dapat menjadi alat yang berguna bagi perawat pada praktik
. dan pola koping dari generasi ke generasi, suatu fenomena
klinik. Genogram dapat memberikan gambaran yang jelas
yang dikenal sebagai proses transmisi multigenerasi. Ke­
tentang siapa saja yang berada dalam keluarga, hubungan
.luarga yang tidak berfungsi dengan baik membawa peri­
di antara anggota keitiarga; dan riwayat keluarga dengan
laku bermasalah hingga ke beberapa geneiasi. Apabila se­
perawat yang praktik (lihat Bab 8 tentang genogram
seorang menikah, mereka cenderung berpasangan dengan
keluarga). Ahli terapi Bowenian melatih individu tentang
yang memiliki tingkat diferensiasi yang sarna dengan me­
bagaimana cara melakukan detriangulasi, membangun hu­
reka dan menghasilkan keturunan pada tingkat diferensiasi
bungan interpersonal, dan mengakhiri pemutusan, serta
yang sarna dengan diri mereka sendiri. Proses proyeksi
cara untuk memahami pola intergenerasi mereka, dengan
keluarga menunjukkan perpindahan kecemasan dari orang
demikian dapat memperoleh wawasan ten tang cara-cara
tua dan tingkat diferensiasi yang rendah kepada anak yang
. interaksi mereka pada saat ini.
rentan. Triangulasi adalah konsep utama lainnya. Segitiga
Logika pendekatan Bowen menarik bagi banyak orang
tampak sebagai penyokong dasar pada tiap sistem emosio­
yang intelektual mereka lebih mendominasi dari pada pe­
naldan merupakan sistem hubungan stabil yang terkecil.
rasaanmereka; sehingga, logika pendekatan Bowen terca­
Dalam triangulasi, kecemasan dan ketegangan di antara
tat menarik bagi klien pria. Kelemahan utama dari terapi
dua orang diproyeksikan ke objek/orang lain di dalam
ini adalah sebagian besar individu tidak memiliki kecen­
keluarga. Dalam situasi yang menyebabkan stres, kece­
derungan untuk tetap menjalani terapi dalam waktu yang
masan dapat menyebar dari sebuah segitiga pusat di dalam
cUkup lama untuk melihatnya sampai lengkap. Sebuah pe­
keluarga ke segitiga lain dengan seseorang atau objek di
nekanan pada masa lalu bukan masa kini (mis., masalah
luar keluarga. Posisi saudara kandung membahas menge­
yang ada kini) maksudnya adalah masalah yang ada mung­
nai pentingnya urutan kelahiran. Dalam teori Bowen, ma­
kin tidak dapat diatasi atau diselesaikan dengan cepat se­
Iiusia dipandang sebagai karakteristik kepribadian yang
bagaimana yang dapat dicapai oleh pendekatan lainnya.
pasti dan terus berkembang berdasarkan urutan kelahiran
fungsional mereka dalam keluarga asal (Toman, 1961).
Serna kin dekat sebuah pernikahan menduplikasi posisi se­ TEORI TERAPI KELUARGA LAiNNYA
orang saudara kandung dalam keluarga asal maka semakin
baik kesempatan pasangan tersebut mencapai keberhasilan Karena keterbasan ruang, hanya tiga aliran utama kerangka
pernikahan. Pemutusan emosional menandakan penarikan terapi keluarga yang dijelaskan di sini. Kerangka dan
76 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

pendekatan lain dari terapi keluarga yang berperan dalam menyatakan bahwa keluarga secara konsisten terpajan
teori keperawatan keluarga mencakup psikodinamik stresor secararutin yang menantang stabilitas unit keluar­
(Ackerman, 1966), eksperimentallhumanistik (Whitaker & gao KeJuarga membangun strategi koping untuk memper­
Keith, 1981), strategik (Madanes, 1991), perilakU/kognitif tahankan keseimbangan dan menghemat sumber energi.
(Fa loon, 1991), interpersonal (Segrin, 2001), naradf (White Unit keluarga terpengaruh jika ada anggota keluarga yang
& Epston, 1990), dan berfokus atau berpusat pada masalah mengalami stresor atau jika seluruh keluarga mengalami
(Pinsof, 1995). stresor yang mengancam kemampuan sistem keluarga.
Dengan bekerja sama, perawat keluarga dengan keluarga
mengupayakan pencapaian tujuan stabilitas keluarga. Se­
~TEORI KEPERAWATAN
tiap keluarga berespons terhadap peristiwa yang menim­
KELUARGA:MODEL
bulkan tekanan berdasarkan pada (a)persepsi situasi dan
TERPADU
(b) kemampuan keluarga untuk menyesuaikan did dan me­
mulihkan fungsi keluarga yang terganggu akibat stresor.
Pemaduan model 'keperawatan dengan teori ilmu sosial Family' Assessment Intervation Model and Family
keluarga dan teori terapi keluarga amat dibutuhkan karena System Stressor Model Intervensi Pengkajian Keluarga
subspesialis keperawatan keluarga menjadi makin jelas di­ dan Daftar Kekuatan-Stresor Sistem Keluarga (FSSI,
gambarkan. Cody (2000) mencatat bahwa teori keperawat­ Family System Stressor-Strength Illventory) lebih difokus­
an yang khususkeperawatan keluarga masih terbatas dan kan dari pada dua model lainnya. karena model .tersebut
meskipun kita memperoleh keuntungan dari perspektif melibatkan penilaian stresor dan kekuatan keluarga. dan
teoretis yang dipinjam dari disiplin i1mu lain, perawat ke­ juga pemulihan stabilitas keluarga serta fungsi keluarga
luarga tetap memerlukan teori yang merupakan teori ke­ dengan menerapkan pendekatan primer, sekunder, dan
perawatan tersendiri. ' tersier. FSSI dapat digunakan untuk pengkajian dan inter­
Def!gan demikian, pendekatan terpadu dibutuhkan un­ vensi serta sebagai alai ukur baik untuk praktik maupun
tuk memandu praktik keperawatan keluarga karena tidiIk penelitian. Model iniadalahcontoh yang sangat baik dari
ada teod tunggal yang dapat memberikan kerangka kom- ' adaptasi kerangka konsep Newman yang didasarkan pad a
prehensif untuk beragam klien keluarga yang kita asuh. praktik keperawatan keluarga yang aktual.
B,aru-baru ini tiga model praktik keperawatan keluarga di­
sebutkal1 seeara luas dan digunakan seeara luas dalam ke­
MODEL PENGKAJIAN DAN MODEL
perawatan keluarga (Hanson & Boyd, 1996a). Model prak­
INTERVENSI KELUARGA CALGARY
tik keperawatan keJuarga tersebut adalah Daftar dan Model
Sistem Kekuatan-Stresor Keluarga (Berkey & Hanson, Model kedua dari keperawatan keluarga sistem terpadu
1991), Model Pengkajian dan Intervensi Keluarga Calgary adalah Model Pengkajian Keluarga Calgary (CFAM,
(Wright & Leahey, 2000), dan Model Pengkajian Keluarga Calgary Family Assessment Model) dan Model Intervensi
Friedman (model yang digunakan dalam buku ini). Wa­ Keluarga Calgary (CFIM, Calgary Family Intervention
laupun banyak terdapat tumpang tindih, dalam isi dan Model), yang dikembangkan oleh Wright dan Leahey serta
proses yang terlibat dalam ketiga model ini, terdapat juga rekan (Wright dan Leahey, 2000; Wright, Watson, & Bell,
perbedaan berarti dalam pendekatannya. 1996). Model keperawatan sistem keluarga Calgary me­
madukan berbagai teori dari teod sistem umum, sibeme­
tika, teori komunikasi, dan teori berubah. Model kepera­
MODEL INTERVENSI PENGKAJIAN KELUARGA
watan sistem keluarga Calgary lebih banyak diinformasikan
(MODEL SISTEM KEKUATAN-STRESOR
oleh teori dan pendekatan terapi keluarga, khususnya teori
KELUARGA)
pemahaman biologi milik ,Maturana dan Varela, teori
Berkey dan Hanson (1991) serta Hanson dan Mischke
pikiran Gregory Bateson, serta pendekatan konstruktivis
(1990) mengembangkan model keperawatan keluarga ter­
dan naratif (White & Epston, 1990; Wright, Watson, &
padu dengan memperluas Model ,Sistem Kesehatan
Bell, 1996).
Newman. Dengan menggunakan teod keluarga, konsep
Teori dan ide ini dipadukan menjadi paradigmaatau
, teoretis Newman diperluas untuk memfokuskan keluarga
perspektif keperawatan yang berfokus pada keluarga yang
sebagai klien. Model Intervensi Pengkajian Keluarga
merigalami masalah kesehatan. CFAM menekankan iden­
(Berkey dan Hanson, 1991; Hanson dan Mischke, 1996)
tifikasi kekuat~n dan sumber keluarga. Strategi intervensi
berfokus pada (a) kesejahteraanlpromosi, (b) reaksi kelu­
direncanakan dengan pengenalan yang kuat bahwa keluar­
arga dan derajat ketidakstabilan, dan (c) pemulihan sta­
ga harus dan wajib memutuskan strategi intervensi mana
bilitas dan fungsi keluarga. Hanson dan Mischke (1996)
yang terbaik untuk mereka. Strategi tersebut dirancang
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 77
untuk membantu keluarga memberdayakan dirinya sendiri. dekatan terpadu dengan menggunakan teori sistem umum,
Model pengkajian dan intervensi berdasarkan pada peng­ teori perkembangan keluarga, teori struktural-fungsional,
amatan praktik klinik yang saksama dan penelitia'n klinis dan teori !intas budaya sebagai landasan teoretis primer
kualitatif. Bab 7 menyoroti model Calgary, terutama stra­ model dan alat pengkajian keluarga. Teori pertengahan
tegi pengkajian dan intervensi yang merupakan landasan Jainnya juga dipadukan ke dalam berbagai dimensi struk­
modelkepeniwatan sistem keluarga. Model strategi inter­ tural dan fungsional yang dikaji, seperti teori komunikasi,
vensi digunakan untuk membantu keluarga memfailitasi teori peran, dan teori stres keluarga. 'Bab 3 sampai 6 dan
dan memodifikasi kepercayaan yang membatasi mereka. Bab 8 sampai 17 menguraikan isi pengkajian keluarga dan
area prosesnya. Diagnosis keperawatan keluarga dan stra­
tegi intervensinya juga dibahas terkait del')gan setiap data
MODEL PENGKAJIAN KELUARGA FRIEDMAN
yang identifikasi, sosiokultural, perkembangan, struktural,
Model Pengkajian Keluarga Friedman merupakan pen- fungsional, dan bidang kajian stres serta kopingnya.

NRANGKUMAN
• Fungsi teori adalah untuk membedakan, menjelas­ Orem menggambarkan keluarga sebagai unit pe­
kan, atau memperkirakan fenomena yang ada di ngondisian landasan dan sebagai ruang lingkup bagi
dalam keperawatan. Dengan demikian, teori kepera­ klien individu.
watan idealnya menunjukkan pola yang log is dan in­ Model Adaptasi Suster Callista Roy (1976) menja­
telek untuk memantau pniktik keperawatan (Fawcett barkan konsep individu sebagai suatu sistem adaptif
& Downs, 1992). yang saling memengaruhi dengan stimulus melalui
Banyak konsep yang dimasukkan ke dalam model empat model respons: fisiologis, konsep diri, fungsi
keperawatandipinjam atau diadaptasi dari teori se­ peran, dan saling ketergantungan. Keluarga dapat
belumnya dalam sosiologi, antropologi, psikologi, menjadi ruang lingkup klien dan perawatan diarah­
dan fisiologi dengan penerapan baru dalam kepera­ kan pada peningkatan adaptasi positif terhadap sti-'
watan. Dengan demikian, i1mu sosial keluarga kon­ mulus fokal, kontekstual, dan sisa(residual) melalui
temporerdan teori terapi keluarga menurunkan proses regulator dan kognator.
banyak konsep inti dan dali\nya dari teori ilmu sosial Rogers menggambarkan keluarga sebagai sistem ter­
keluarga dan teori sistem umum dengan penerapan buka dalam interaksi yang konstan dengan Iingkung­
baru dalam keluarga. • an melalui pertukaran materi dan energi, bahkan per­
• Perkembat)gan. model keperawatan dan teori telah kembangannya menjadi semakin kompleks.
sangat memengaruhi disiplin keperawatan, di mulai • Newman berfokus pada pola keluarga sebagai medan
dengan naskah Florence Nightingale dan diteruskan energi yang bergerak melalui waktu dan ruang me­
dengan karya para ahli teori keperawatan kontempo­ nuju kesadaran yang semakin tinggi.
rer. Model keperawatan secara spesifik disesuaikan • Tradisi kedua yang ikut andil dal~m membentuk mo­
dengan praktik keperawatan keluarga termasuk mo­ del teori keperawatan keluarga kita berasal dari i1mu
del yang dikembangkan oleh Imogene King, Suster sosial keluarga. Tiga buah pendekatan konsep kelu­
Calista Roy, Betty Newman, Dorothea Orem, Martha arga mendoininasi bidang pernikahan dan keluarga:
Rogers, dan Margaret Newman. (1) struktural-fungsional, (2) sistemlinteraksional,
• Florence Nightingale sebenarnya tidak menyajikan dan (3) perkembangan.
teori keperawatan atau keperawatan keluarga. Wa­ Kerangka struktural-fungsional mendefinisikan kelu­
laupun begitu, ia menyebut keluarga di banyak tu­ arga sebagai sebuah sistem sosial. Analisis keluarga
lisannya dan di sebagian besar praktik keperawatan­ terdiri dari penelitian keluarga dalam hal hubungan­
nya (Nightingale, 1859). nya dengan struktur sosial penting lainnya (Iemoaga)
King mengembangkan model sistem yang saling me­ seperti pengobatan, agama, pendidikan, pemerintah­
mengaruhi dan memasukkan pendekatan keluarga an, dan ekonomi. Kekuatan utama pendekatan struk­
sebagai ruang lirigkup. tural-fungsional terhadap praktik keperawatan kelu­
• Newman membahas keluarga sebagai klien dari awal arga bersifat komprehensif dan meJ;l1andang keluarga
pen gem bangan modelnya, dengan keluarga dipandang di dalam konteks komunitas yang lebih luas. Ke­
sebagai sistem yang terdiri atas anggota keluarga lemahan utama dari pendekatan ini adalah pandangan
sebagai subsistem. statis, yang cenderung memandang keluarga pada
78 BAGIAN 2 LAN DASANTEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

satu waktu bukan sebagai suatu sistem yang selalu terjadi dalam sistem itu sendiri, oleh karena itu di­
berubah seiring dengan waktu. sebut "peru bah an akibat perubahan"; perubahan ak­
Konsep teori sistem umum mencakup subsistem, ba­ tual dalam peraturan yang mengatur sistem sehingga
tasan, sistem terbuka, Iingkaran umpan balik, interak­ sistem tersebut ditransformasikan secara struktural
si keluarga, adaptasi, dan perubahan. Kekuatan uta­ danlatau secara komunikasi, yang mengirimkan ke­
rna teori ini mencakup susunan fenomena yang besar, luarga ke tingkat fungsi yang berbeda. Banyak teori
memandang keluarga di dalam konteks supra­ perubahan perilaku kesehatanmenunjukkan bahwa
sistemnya (komunitas besar tempat keluarga berada), keluarga adalah pengaruh utama baik pada status
merupakan suatu teori holistik yang berfokus pada kesehatan maupun perilaku kesehatan anggota ke­
interaksi. Dua buah keterbatasannya adalah<keluasan luarga individu.
dan sangat umumnya teori ini serta mungkin tidak • Kerangka lainnya yang menginformasikan k~pera­
terlalu membantu, seperti teori yang berorientasi pada watan keluarga adalah teori kekacauan, teori per­
individu untuk membahas klien individu. ubahan sosial, teori konflik, kerangka ekologis, suatu
• Teori perkembangan keluarga membahas perjalanan pendekatan antropologis/multikultural, dan teori fe­
waktu di dalam kehidupan keluarga. Teori ini men­ nomenologi.
jelaskan ten tang bagaimana dan apa saja perubahan • Teori terapi keluarga adalah perpaduan teori ilmu so­
yang berdasarkan perkembangan yang terjadi di da­ sial dengan teori praktik keluarga. Baik ilmu sosial
lam keluarga selama ini. Kekuatan utama teori ini keluarga maupun terapi keluarga memiliki riwayat
adalah dapat memberikan landasan untuk meramal­ yang singkat, dengan teori terapi keluarga memiliki
kan apa yang akan dial ami keluarga pada suam lebih banyak model baru. Pendekatan terapi interak­
periode di dalam siklus kehidupan keluarga. Kele­ silkomunikasi sangat dipengaruhi oleh ide-ide yang
mahan terbesarnya adalah fakta bahwa model disu­ diturunkan dari teori sistem umum, sibemetika, dan
sun di masa lalu saat keluarga inti tradisional dite­ teori yang memproses informasi. Para ahli terapi
<kankan. Walaupun tahap dan tugas mungkin agak yang menggunakan pendekatan ini berfokus pada
berbeda dari bentuk keJuarga, tetapi proses perkem­ bagaimana cara membantu anggota keluarga untuk
bangannya mungkin sarna tanpa menghiraukan ben­ berkomunikasi secara jelas satu sarna lain sehingga
tukkeluarga tersebut. pesan yang dikirim adalah pesan yang diterima.
Pendekatan interaksional keluarga berasal dari inter­ Minuchin dan rekan (Minuchin, 1974; Minuchin &
<ak~i simbolik. Dari pendekatan ini, makna dibangun Fishman, 1981; Minuchin, Rosman, & Baker, 1978)
oleh anggota keluarga yang relevan dengan situasi mengembangkan pendekatan yang berorientasi pada
yang dihadapi keluarga. Kekuatan utamanya adalah sistem ini pada terapi keluarga yang menggunakan
pendekatan ini berfokus pada proses internal keluar­ metafora-ruang dan organisasi, keduanya digunakan
ga dan pada pemahaman proses ini. Keterbatasan uta dalam menjelaskan masalah struktural keluarga dan
manya adalah bahwa para ahli teorl interaksional se­ dalam mengidentifikasi solusi untuk mengubah
cara umum gagal mempertimbangkan dampak Iing­ struktur keluarga (Goldenberg & Goldenberg, 1996).
kungan di luar keluarga. Perhatian struktural utama Minuchin (1974) adalah
Model stres keluarga terutama berhubungan erat dengan mempertahankan jarak vertikal yang sesuai
dengan situasi pelayanan kesehatan karena sifat pe­ antara generasi dan strategi intervensinya yang
nyakit terkait stres yang menyebar yang dialami ke­ berfokus pada "restrukturisasi keluarga".
luarga. Kekuatan utamanya terletak pada kesederhan­ Muray Bowen, seorang pelopor yang terkenal dalam
aannya. Model tersebut menekankan bahwa persepsi terapi keluarga, pertama kali mengembangkan teori
mengenai stresor lebih penting daripada realitas ob­ sistem keluarga pada pertengahan tahun 1970-an.
jektif dan dengan mengidentifikasi sumber, koping, Fokus utama terapi sistem keluarga Bowen adalah
dan kekuatan keluarga, clapat dikembangkan pende­ peningkatan diferensiasi diri keluarganya dan dife­
katan keperawatan keluarga yang memberdayakan rensiasi intelektual emosi (Becvar & Becvar, 1996).
keluarga. Manfaat model ini terbatas dalam memba­ Anggota keluarga memperoleh wawasan dan pema­
has kebutuhan keJuarga dalam hal promosi kesehatan haman mengenai masa lalu dengan menelaah proses­
dan pencegahan penyakit. proses di atas, dan kemudian bebas memilih tentang
Dalam teori berubah, perubahan ordo-pertama berarti bagaimanamereka akan berperilaku di masa depan.
bahwa sistein itu sendiri tetap tidak berubah sedang­ Tiga model praktik keperawatan terpadu yang diku­
kan beberapa bagiannya mengalami beberapa tipe tip dan digunakan secara luas dalam keperawatan ke­
perubahan. Pada perubahan ordo-kedua, perubahan luarga (Hanson & Boyd, 1996a) adalah Daftar dan
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 79
Model Sistem Kekuatan-Stresor Keluarga (Berkey & Teori keperawatan keluarga terus berkembang seja­
Hanson, 1991). Model Pengkajian dan Intervensi Ian dengan penelitian dan praktik keperawatan. dan
Calgary (Wright & Leahey, 2000). dan Model Peng­ para peneliti keperawatan terus berdebat tentang per­
kajian Keluarga Friedman (model yang digunakan kembangan teori keperawatan di semua area kepera­
dalam buku ini). Walaupun banyak terjadi tumpang watan. Banyak debat yang berfokus pada konseptua­
tindih dalam isi dan proses yang terlibat dalam ketiga Iisasi baru konsep metaparadigma keperawatan dan
model ini, terdapat juga perbedaan penting dalam merefleksikan pengaruh perspektif pascamodereni­
pendekatannya. sasi dan neomoderenisasi.

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA KATZ


., .
Tvjudlj akfivita~i;{i ad~!oh' m~m~!ldjngka~ 'p~hgkajkinleWQr~¢.;bh9 dilcikukqn 'dCirip~rspektiL <;,,~ '/ ,'.;:

teOretis ygrt9l>erbeda:, Boca sketsakel(Ji:li-ga l>eri~ufdqn i~QPJalihq!lSpqLgdtjilpll1q~~l"~oropal' ,:..,, : ;

4, ~ii~ll)a-t(lma <:lengan,h~eng9unakClnte?ri kon)unik~s.i kelu!lrgodanke~~(Mnqen9an'


.
meng9ull.0kan konsep dan Model Adaptasl~oy, '... .......,'. 'i':, : .. ">'" ;.....' : ' ..... .

.. Seorang pe!awo!k~sElh!lf~bdi::~Mc:lh!T!rfn9uniu~'9i 1!l~ ~~ri:r)9o.I\O'tz;:s~ra!:igpriqYahudi;.

bEii'usici68 tahvn" ),9!i9~!ilfld,eritq~ i(1fat~~ Illio~p'r'di~~;'urit~k yan9;~~uQkqlinya pOdcl .<:!~qJ \< ,;.;..

. ~~~~~r!1'~t~~:~~~~ir~~~~~~:t~}{~¥f~~gQ~e~~~£~la~~%~~1J~~9~~S'~lo~reninjOU;;~~er,,, .., ... '......

·····.;it\. .~~• •if~~~fi.f~~fJ@~:~~~;"~~~~~:i~ff:Itt'Y·


'e' .

'i',y

'. ,tiga tahunyang:lalu. Hob, ria~sirly~FsE!~!~rn :sergh9~n'ial1fun9 'P.ertamcfycihg ia' ~Iaml·,i:' "" ('j~l'., < ,'.~ ~":.' •

, adcilqh berk~buri dalf mendekorasi ruang di. flimab: " -;' ?'r ,<. "',,' ... ': ' . ' .', " '" '..

-'?

. '.' .-. ,F~i-!1lcit~iuk(l,.n:qntor~inst~risi '~(;irCrU'!Ioh)gkit meoyqtq~Qii':P,gh'N9Ji1:~ati dalaifl. kEi!QdaclIl; :":':'..

'.. '. e,:k~~~~~:7~:~~7:~~~ktj~~~e:t~~~~~~i&~':~~d~~~~~::~~!k~~~~lkl:~hPer~i


. kekamarmondi seriqiri. Selama ti1i!iggutEir~khir' i6 fidak;rri~M9Iamisakit 'of6udispneosaot .... ' ":"',- .

. l1lel!l~\Jkcm'a~HvitCls p~r.Qwatcm dirL ~\~:;:;:;;.;.: .'."< : .... •• ,:::.';i::[~iT';:::J;'~ir:;::::·',':':":~:~'· ,- . .~\,";'

. , ' : . e 5.elomA ~!Jniungan/ soqt'perowatin¢ngaj uka r1 ~rti?I1YCl<:JrikepClc!(] Tn:I<Clf~'OkQ~j,lii~!;!1i,9l~h.::;';;:~ ',; ......: :":"L/'

:., .
'{~f;.;. ~~{, " ..-'
.:;.;,.:.,
:,~~.?:~,\"

,"."

..

':'(:;~';; :;', .~,~' ",.-..

" . ~lase'Suciffihya·'se&lra' dntidak';me' . 'd~Sri: Kati / ::, ;. , " " ",' ~ ," ,: .'
. .' tqm~kriya .meng~l~mi 'seSOrn(1pc.~ d~,Ho~P9~ I, ,0 . nyo.M . . iij!p a~ 'tf~cl~:i'n9 'ni6rig6ici~ i. ~' ~:':, -' \ :!. ":~~;":,,':: ;
."dr~l~~~I~Q~a1:~~~~t!t!n¥nf~~~:~~rkaJ~gr~l~~~~r~!~W:lt:~~~~;~;¥~n~~~;~;~;}'~l<,~t"'-';r~~~~;~r,:;~;;~~~""~ .

.•Kot;ziIri J(~t~·.fl~Ptkny~ tiWk'IQ~i hiEf.low,r~k~r·aktibl!q~ ~~~iql9tciiJine~ekuJfekon k~ti~"Y9;;'::i< ,;'~:/i:;:~,:J:;


k ..
• ·.t:~t~\~?,h:tC~~~~gseriJ~T~cb!~~·6~,~.~~~t;1.~f·:.a~%t.:;,)"rr~··'ij~~·'9~?,~:~,~.~ :udrir;f:A~:t.~~'J~:1<;·i:" "';;~" ..
80 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

• LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkait.

Dari contok kasus keluarga. jawab pertanyaan nomor 1 sampai 4, pertama-tama dengan meng­
gunakan teori komunikasi keluarga dan kemudian menggunakan konsep dari Model Adaptasi

Roy.

1. Uraikan jaringan komunikasi keluarga.


2. Variabel apa yang memengaruhi interaksi keluarga?
3. Sebutkan contoh diagnosis keperawatan keluarga dalam komunikasi dan area lainnya.
4. Ajukan dua intervensi keperawatan keluarga yang diarahkan untuk menyelesaikan masalah
komunikasi keluarga di atas atau diagnosis lainnya.
Jawab pertanyaan berikut.
. 5. lelaskan fungsi teori dalam keperawatan keluarga.
'6. Apa tiga aliran teori yang banyak berperan pada pembentukan landasari teoretis keperawatan
keluarga?
7. Cocokkan konsep utama dari tujuh model keperawatan yang rei evan dengan keperawatan
keluarga dengan ahli teori yang membuat model tersebut:

AhU teori Konsep Inti


a. Florence Nightingale aa. Kesadaran, waktu, pergerakan yang berkembang.
b. Imogene King bb. Medan energi sistem terbuka, yang berkembang
menuju kompleksitas yang lebih besar
c. ___Suster Callista Roy cc. Keluarga sebagai unit pengondisian landasan
d. Betty Neuman dd. Sistem terbuka, stresor, dan barisan resistensinya
e~ Dorothea Orem ee. Adaptasi pola koping keluarga
f. ___Martha Rogers ff. Ke1uarga sebagai ruang lingkup, interaksi, dan
persepsi
g. ___Margaret Neuman gg. Menekankan pada faktor lingkungan, keperawatan
kesehatan di rumah, udara yang bersih
8. Pasangkan perspektif teori i1mu sosial keluarga berikut dengan deskripsinya
a. ___Pendekatan struktural-fungsional
b. ___Pendekatan sistem
c. Pendekatan perkembangan
d. Pendekatan interaksi
e. stres
f. berubah
Deskripsi
aa. Berfokus pada respons keluarga terhadap krisis, sumber, persepsi terhadap situasi
bb. Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka dan memiliki orientasi proses
cc. Berkaitan dengan dinamika keluarga internal dan peran anggota keluarga
dd. Menggambarkan kemajuan keluarga di sepanjang siklus kehidupannya dengan tahapan,
tugas, dan isu-isu yang dapat diduga.
ee. Keluarga dipandang sebagai sistem sosial dengan berfokus pada tujuan yang dicapai
keluarga, pengaturan internalnya,' dan hubungannya dengan masyarakat yang lebih
luas .

ff. Berfokus pada transisi ordo-pertama dan ordo-kedua

9. Apa keuntunganlkekuatan utama dari ketiga aliran kerangka teori ini bagi keperawatan
keluarga?
a. Teori keperawatan
b. Teori terapi keluarga
c. Teori ilmu sosial
BAB 3 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA 81
10. Dengan mempertimbangkan ketiga model keperawatan keluarga terpadu yang telah
dibahas pada bab ini, mana pernyataan berikut yang akurat?
a. ModellDaftar Stresor-Kekuatan Keluarga Berkey dan Hanson adalah perkembangan

dari model Rogers.

b. Model Pengkajian Ke\uarga Friedman terutama berdasarkan pada teori interaksi dan

teori sistem keluarga Bowen.

c. Pengkajian dan Model Intervensi KeJuarga Calgary menggabungkan pendekatan

teoretis multipel baik dari ilmu sosial maupun ali ran teori terapi keJuarga

II. Uraikan beberapa kritisisme terhadap teod keperawatan keluarga, dan diskusikan
pengaruhnya pada evolusi teori keperawatan keluarga di masa yang akan datang.
.'

TEORI STRUKTURAL­
FUNGSIONAL

l4; 151 BAB .. ~

PERSPEKTIF TEORETIS YANG DIGUNAKAN BUKU INI Fungsi Perawatan Kesehatan

PENDEKATAN STRUKTURAL·FUNGSIONAL Fungsi Reproduksi

KONSEP STRUKTUR Fungsi Ekonomi

KONSEP FUNGSI PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA


Fungsi Afektif
RANGKUMAN
Fungsi Sosialisasi dan Status Sosial

l4;TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengidenti~kasi figa buah perspektifteoretis utama yang 4. M~nganalisis hubungan struktur keluarga dengan fungsi
. digunakan dalam buku ini untuk melengkapi pengkajian . keluarga dan pendekatan teari sistem dengan pendekatan
keluarga. struktural fungsional.
2. Mendehnisikan kompanen dan karakteristik dasar 5. Menyebutkan dan menguraikandengan singkat lima
pendekatan struktural fungsional saat diterapkan pado fungsi. keluarga dasar.
keluarga. 6. Meneliti perubahan utama yang terjadi dalam fungsi
3. Menjelaskan manfaat pendekatan struktural fungsional keluarga selama perubahan dari masyarakat agraris
untuk keperawatan keluarga. dan nonindustri menjadi masyarakat masa kini.

Asumsi utama yang digunakan dalam buku ini adalah perawatan yang bermakna dan efektif. Kita sependapat
bahwa praktik klinis harus dipandu oleh teori. Keputusan dengan Blau (1977), seorang ahli sosiologi dan teori terc
mengenai teori atau teori-teori apa yang akan digunakan nama, yang menyarankan kita, "suatu pilihan di antara
dalam praktik seseorang-yaitu, yang digunakan dalam beberapa perspektif (teoretis) hanya dapat dibuat dengan
pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi-harus landasan fragmatik: yaitu teori yang paling berguna untuk
berdasarkan pada landasan praktik; dengan kata lain, teori menjelaskan masalah tertentu" (him. 3). Dan untuk m~m­
tersebut merupakan yang paling baiklkuat menjelaskan perluas pemikiran Blau-dan untuk memandutindakan
suatu situasi dan menunjukkan tujuan dan tindakan ke­ kepera watan.

83
84 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

~PERSPEKTIF TEORETIS kat untuk reproduksi dan sosialisasi anak serta stabilisasi
YANG DIGUNAKAN BUKU kepribadian orang dewasa (Doherty, Boss. LaRossa,
Schumm, & Steinmetz, 1993). Hubungan antara keluarga
INI dan sistem sosiallainnya (mis., sistem pelayanan kesehatan,
Dalam pembahasan teori yang disajikan di Bab 3 (teori sistem pendidikan) dan keluarga dalam sistem sosial yang
keperawatan, teori terapi keluarga, dan teori ilmu sosial Jebih besar diteliti (Dickinson & Leming, 1995). Sebuah
keluarga). beberapa leori 'ilmu sosial keluarga muncul se­ deskripsi tentang struktur (dimensi organisasional) dan
bagai perspektif teori yang paling baik dan kuat untuk di­ fungsi keluarga ditekankan dalam buku ini sebagai sebuah
gunakan dalam keperawatan keluarga. Beberapa teori ini, kerangka yang teratur untuk melakukan pengkajian kepe­
kita percayai, adalah teod struktunil-fungsional, teori per­ rawatan keluarga.
kembangan, dan leori sistem umum. Dengan menerapkan . Menurut Eshleman (1974), pendekatan struktural
tiga mOdel teoretis umum, selain beberapa teori pertengahan fungsional berasal dari cabang fungsional psikologi (ter­
mendorong perawat keluarga untuk merripraktikkan pera­ utama psikologi Gestalt). dalam antropoJogi sosial (seperti
watan keluarga yang lebih holistik dan komprehensif. yang ditunjukkan dalam teori Malinowski dan Radcliffe­
Perspektif strukluraJ fungsional yang diterapkan pada Brown), dan dalam sosiologi (terutama seperti yang dije­
keluarga sifatnya komprehensif· dan mengenali interaksi laskan oleh ahli teori sistem sosial seperti Parsons). Posisi
penting antara keluarga dan lingkungan interna dan eks­ Gestalt menekankan bahwa satu harus menggambarkan
ternanya. Pendekatan perkembangan 'dibutuhkan untuk keseluruhan dan bagian-bagiannya. dengan menggali hu­
memberikan informasi tentang perkembangan dan tugas bungan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya tersebut.
dalam siklus kehidupan keluarga, mempelajari perubahan Sejalan dengan kesamaan garis pemikiran. ahliantropologi
dalam kehidupan keluarga sepanjang waktu, dan mengkaji sosial telah menyimpulkan bahwa seseorang tidak dapat
bagaimana keluarga mengatasi tugas perkembangan kelu­ memahami aspek kehidupan sosial tertentu terpisah dari
arga. Suatu pendekatan sistem umum yang diterapkan pada Iingkungan umumnya (Eshleman. 1974).
keluarga juga diperlukan untuk mengkaji proses adaptasi Ahli struktural-fungsional melihat keluarga, salah satu
dan komunikasi di dalam keluarga. Teori perkembangan lembaga sosial dalam masyarakat. sebagai sesuatu yang
dan teori sistem keluarga diperlukan untuk memandu "fungsional" yang sejalan dengan masyarakat. Pada tahun
praktik ~~rena anal isis struktural fungsional cenderung 195()..an. para ahli teori (parsons & Bales, 1955; Parsons,
meny'ajika!1 gambanm statis suatu keluarga, sementara baik 1951) membayangkan suatu keserasian yang baik antara
teori sistem Perkembangan maupun teori sistem umum masyarakat dan keluarga, suatu fungsi dasar lembaga untuk
mengatasi perkembangan yang terjadi sepanjang waktu memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini, dengan perubah­
dengan lebih baik. SeJain itu, perspektif struktural fung­ an masyarakat yang heterogen lersebul, gambaran yang har­
sional meminimalkan pentingnya pertumbuhan, perubah­ monis dan stabil mengenai hubungan antara masyarakat
an, dan ketidakseimbangan dalam keluarga, semen tara dan keluarga telah berubah. Walau demikian, stabilitas dan
teod sistem umum menjelaskan proses tersebut dengan urutan da'lam sistem dipandang sebagai sesuatu yang alami
Jebih lengkap dan meyakinkan. Meskipun struktural dan diinginkan dalam struktural fungsional, sementara kon­
fungsional memiliki beberapa kerancuan yang nyata ini, flik dan gangguan dipandang sebagai penyimpangan dan
(dan, kenyataannya, kemampuan menjelaskan perspektif disfungsional dalam sistem (Broderick, 1993). Ahli neo­
ini dalam Renelitian dan praktik dewasa ini telah berku­ fungsionalisme (ahli yang telah memodifikasi deskripsi teori
rang), kita tetap perJu memahami relevansi struktural fung­ Parsonian) telah menggabungkan ide konflik (pertentangan
sional sebagai perspektif teoretis praktik keperawatan antara anggota keluarga) dan "pergerakan keseimbangan"
keluarga. atau perubahan ke dalam keluarga. Dengan menambah ide
ini ke dalam struktural fungsional, beberapa keterbatasan
teod menjadi berkurang (Kingsbury & Scanzoni, 1993):
~PENDEKATAN STRUKTURAL­ Sebagian besar literatur sosiologis yang menerapkan
pendekatan struktural-fungsional pada keluarga menggu­
FUNGSIONAL nakan pendekatan yang lebih makroskopik, dengan me­
Kerangka struktural-fungsional adalah sebuah kerangka mandang keluarga sebagai sebuah subsistem dari sebuah
teoretis acuan yang utama dalam sosiologi (Leslie & masyarakat yang lebih luas. Dari perspektif ini, teori
Korman, 1989; Smith, 1995), terutama di bidang sosiologi struktural-fungsional dapat dianggap sebagai bentuk ter­
keluarga dan kedokteran. Jika diterapkan pada keluarga, awal dari teori sistem (lihat Bab 7) (Broderick, 1993).
lingkup kerangkanya sangat luas. Keluarga dipandang se­ Asumsi umum yang dibuat meliputi (Leslie & Korman,
bagai sistem sosial terbuka dan subsistem dalam masyara­ 1989; Parsons & Bales, 1955):
BAB 4 TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL 85
I. Sebuah Keluarga adalah sistem sosial dengan ke­ baik untuk masyarakat maupun subsistemnya. Struktur ke­
butuhan fungsional. luarga ini menunjukkan cara pengaturan keluarga, cara peng­
2. Sebuah Keluarga adalah kelompok kecil yang me­ aturan unit-unit, dan bagaimana unit-unit ini saling me­
miliki beberapa gambaran umum tertentu yang biasa mengaruhi. Dimensi, atau definisi, konsep struktur keluarga
terdapat pada semua kelompok kecil. ini cukup bervariasi. Beberapa ahli teori mendasari pen­
3. Keluarga sebagai sistem sosial mencapai fungsi yang dapatnya pada tipe bentuk keluarga (mis., keluarga inti
melayani baik individu maupun masyarakat. versus extended/amity); tipe struktur kekuasaan (mis., ma­
4. Individu bertindak sesuai dengan rangkaian norma trialisme versus patrialisme); atau pola pernikahan (mis.,
dan niIai yang terintemalisasi dan yang dipelajari eksogami versus endogami) (Eshleman, 1974). Cara lain
khususnya dalam keluarga melalui sosialisasi. memandang struktur keluarga adalah dengan menggam­
Studi mengenai keluarga yang menggunakan perspektif barkan subsistem sebagai dimensi struktural· (Minuchin,
struktural-fungsional telah menunjukkan bahwa ekonomi 1974).
dan teknologi merupakan penentu penting dalam struktur Dengan menganggap bahwa keluarga adalah jenis ke­
dan fungsi k.eluarga. Selain itu, ideologi dan perubahan bu­ lompok kecil khusus, dimensi struktural yang diidentifika­
daya yang terkait dengan individualisme, otonomi, dan pe­ si oleh teori kelompok kecil sebagai sesuatu yang relevan
ran jenis kelamin sangat penting dalam memahami untuk mengkaji kelompok digunakan dalam buku ini.
pengaturan dan dinamika struktur keluarga (Smith, 1995). Parad dan Caplan (1965), dalam menganalisis sebuah ke­
Perspektif struktural-fungsional merupakan kerangka luarga yang sedang mengalami stres, telah mengidentifi­
yang sangat berguna untuk mengkaji kehidupan keluarga kasi tiga dimensi struktural, ·yang mereka sebut sebagai
karena memungkinkan sistem keluarga dipelajari secara gaya hidup keluarga. Gaya hidup keluarga mengarah pada
holistik (sebagai sebuah unit), sebagian (sebagai subsistem "pemolaan organisasi keluarga yang stabil dan masuk akal,
atau dimensi), dan secara interaksional(sebagai sebuah yang dibagi menjadi tiga unsur yang saling bergantung,
. sistem yang berinteraksi dengan lembaga lain, seperti sis­ yaitu sistem nilai, jaringa.n komunikasi, dan sistem peran"
tem pendidikan dan kesehatan, kelompok referensi kelu­ (Parad & Caplan, hIm. 55). Dalam buku ini, dimensi struk­
arga, dan masyarakat yang lebih luas). Mancini dan Orthner tural keempat telah ditambahkan pada unsur struktural
(1988), pendidik keluarga, mengingatkan profesional yang Parad dan Caplan-struktur kekuasaan dan pengambilan
bekerja dengan keluarga bahwa baik perspektif mikro keputusan. Selanjutnya, pembahasan keempat dimensi
··maupun makroskopik dibutuhkan jika bekerja dengan struktural dasar yang dikelompokkan dalam struktur ke­
keluarga. Mereka menjelaskan bahwa "memahami keluarga luarga yang· akan dijelaskan dengan rinci di bab yang
tidak hanya mengetahui tentang dinamika intemanya, te­ terpisah adalah (1) struktur peran, (2) struktur nilai, (3)
tapi juga mengetahui suatu hal tentang lingkungan umum­ proses komunikasi, dan (4) struktur kekuasaan dan peng­
nya, apakah itu nilai yang ada di masyarakat, kondisi eko­ ambilan keputusan.
nomi saat ini, atau dukungan pemerintah untuk keluarga" Unsur-unsur ini semua saling berhubungan dan ber­
(hIm. 363). Teori struktural fungsional menyediakan kedua interaksi secara erat. Jika salah satu aspek struktur intema
perspektif ini. keluarga dipengaruhi oleh input dari lingkungan eksterna,
Kemudian, teori struktural-fungsional dipilih, bersama­ pemrosesan input ini di dalam sistem keluarga juga akan
an dengan teori sistem umum dan teori perkembangan, memengaruhi dimensi struktural lainnya. Derajat saling
. sebagai sebuah kerangka pengatur untuk buku ini, karena keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi pada keluarga
penggunaannya menyediakan perspektif yang komprehen­ terlihat saat profesional pemberi asuhan kesehatan kelu­
sif dan holistik untuk pengkajian. Inti sari keperawatan arga mengamati bagaimana periIaku keluarga tertentu
berpusat pada keluarga melibatkan pemahaman terhadap sering kali menjadi indikator kekuatan atau disfungsi dalam
dinamika keluarga dan semua kekuatannya, baik intema beberapa atau seluruh unsur struktural dalam keluarga.
maupun ekstema, yang memengaruhi keperawatali keluilrga Berikut ini adalah sebuah contoh kasus yang terkait de­
tersebut. Untuk pemahaman ini, teori struktural-fungsional ngan hal tersebut. Seorang suami, dalam cara yang otoriter,
berfungsi sebagai sebuah kerangka pengatur, terutama memerintah istri dan anaknya tentang kapan dan apa yang
dalam memandu pengkajian keluarga. akan disajikan untuk makan malam. Selanjutnya, ibu
mengarahkan masing-masing anaknya untuk menyiapkan
makanan sesuai dengan tugasnya. Ibu dan anak melak­
et.'KONSEP STRUKTUR sanakan harapan ayah tanpa berkomentar atau menunjuk­
Pendekatan struktural-fungsional menganalisis karakte­ kan perasaannya. Tidak ada komunikasi lain yang terjadi.
ristik struktural keluarga-pengaturan bagian-bagiannya Kita dapat melihat dari sketsa ini (dan sketsa ini akan lebih
yang membentuk keseluruhan, dan fungsi yang diIakukan diperjelas dengan pemantauan keluarga lebih lanjut) bilhwa
". ".~ .. p ...

86 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETJS KEPERAWATAN KELUARGA

figur yang berpengaruh dalam situasi ini adalah ayah; anak sebagai anggota masyarakat yang produktif.
perannya adalah sebagai salah satu pemimpin keluarga serta memberikan status pada anggota keluarga.
yang memberi perintah dan keras, yang mungkin perlu dan (Lihat Bab is.)
mengendalikan sebagian besar kendali di keluarganya 3. Fungsi reproduksi: untuk mempertahankan kontinui­
(bahkan hal rinci sekalipun dikendalikan). Pola komunikasi tas keluarga selama beberapa generasi dan untuk ke­
yang terjadi pada contoh ini adalah satu arah (ayah kepada berlangsungan hidup masyarakat.
ibu dan anak-anak, ibu kepada anak-anak) dan secara
4. Fungsi ekonomi: Menyediakan sumber ekonomi
penuh berorientasi pada tugas. Melalui pengamatan tidak
yang cukup dan alokasi efektifnya.
ada berbagai perasaan atau pikiran. Sekali lagi dengan
berspekulasi pada situasi ini,. peristiwa tersebut sesuai 5. Fungsi perawatan kesehatan: Menyediakan kebutuh­
dengan struktur nilai keluarga. Salah satu nilai pokok yang an fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawat­
ada di keluarga ini kemungkinan adalah dominasi pria, an kesehatan. (Lihat Bab 16.)
sementara nilai lain yang terkait mungkin adalah
menghormati dan mematuhi orang yang lebih tua.
Struktur keluarga terutama dievaluasi dengan meng­
FUNGSI AFEKTIF
evaluasi seberapa baik keluarga mampu mencapai fungsi
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pem­
keluarganya-tujuan terutama bagi anggota keluarga dan
bentukan maupun keberlanjutan unit keluarga itu sendiri,
masyarakat. Struktur keluarga berfungsi untuk memfasili­
sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi
tasi pencapaian fungsi kelu.arga, karena penghematan dan
keluarga yang paling penting. Saat ini, ketika banyak tugas
alokasi sumber daya adalah tugas utama struktur keluarga.
sosial dilaksanakan di luar unit keluarga, sebagian besar
Karena hubungan yang penting ini, fungsi harus dipandang
upaya keluarga difokuskan pada pemenuhan kebutuhan
berurutan dengan struktur kel uarga.
anggota keluarga akan kasih sayang dan pengertian.
Kemampuan untuk menyediakan kebutuhan ini merupakan
~KONSEP FUNGSI penentu utama apakah .suatu keluarga tertentu bertahan
atau bubar. Seperti yang dikatakan Duvall (1977), keba­
Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil hagiaan keluarga diukur oleh kekuatan cinta keluarga.
akllir atinl akibat dari struktur keluarga. Walaupun bebe­ Keluarga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang anggota
rapa . penulis menggunakan "fungsi" untuk mengartikan keluarganya karena respons kasih sayang satu anggota
"akibat "aari atau hasil dari," akan lebih mudah untuk me­ keluarga ke anggota keluarga lainnya memberikan dasar
mikirkal~ fungsi keluarga sebagai apa yang dikerjakan ke­ penghargaan pada kehidupan keluarga. .
luarga (Friedman, 1992; Ingoldsby, 1995a). Mengapa ke­ Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah fung­
luarga ada? Apa tujuankeluarga yang yang ingin dicapai? si afektif. fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga
"Lembaga sosial ada karena lembaga tersebut menja\ankan dan kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua
beberapa fungsi tertentu yang bermanfaat untuk anggota­ anggota keluarganya. Hal tersebut termasuk mengurangi
nya dan masyarakat di tempat keluarga menjadi bagian ketegangan dan memertahankan moral.
darinya" (lngoldsby, 1995a, him. 84). Sepertiyang telah
Manfaat fungsi afektif di dalam anggota keluarga di­
dijelaskan di Bab 1, fungsi dasar keluarga memenuhi ke­
jumpai paling kuat di antara keluarga kelas menengah dan
butuhan anggota keluarga itu sendiri dankebutuhan masya­
kelas atas, karena pada keluarga terse but mempunyai lebih
rakat yang lebih luas. Tujuan terpenting yang dipenuhi
banyak pilihan. Pada keluarga kelas menengah dan kelas
ke\uarga adalah menghasilkan anggota baru (fungsi re­
atas, kebahagiaan personal dalam hubungan pernikahan
produksi) dan melatih individu tersebut menjadi bagian
yang didasari persahabatan dan cinta adaJah hal yang pen­
dari imggota masyarakat (fungsi sosialisasi) (Kingsburg &
ting. Pentingnya fungsi afektif kurang ditekankan di ba­
Scanzoni,1993).
nyak keluarga kelas pekelja dan kelas bawah, sebagian
Lima fungsi keluarga* menjadi saling berhubungan era!
besar karena penekanannya lebih pada fungsi dasar seperti
pad a sa at mengkaji dan melakukan intervensi dengan ke o
penyediaan kebutuhan fisik yang penting dalam hid up.
luarga. (Lihat Gambar 4-1.)
1. Fungsi afektif (fungsi mempertahanan kepribadian):
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,
memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.
• fungsi in; menun;ukkan suatu adapta~; alau modifikas; dari
(Lihat Bab 14.)
beberapa deskripsi fungs; keluarga yang diajukan oleh para ahli
2. Fungsi sosialisasi dan status sosial: Memfasilitasi teor;, termasuk Murdock (1949), Ogburn (1933), Parsons dan Bales
sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan (1955), dan Hill (1965).
BAB 4 TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL 87
, ,
t :ahlCt l[ X{:11111 "
,; .
": -""'- ,"" . ~ -- -:..;;

Gambar 4* 1. lima fungsi dasar keluarga.

FUNGSI SOSIALISASI DAN STATUS SOSIAL sebagai suatu proses yang sarna dengan tahap perkembang­
an emosional milik Erikson dan kognitif milik Piaget.
Sosialisasi anggota keiuarga adalah fungsi yang universal
Dengan mengidentifikasi figur orang tua dan secara
dan lintas budaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan
pemberian penguatan, positif dan negatif secara konsisten
hidup masyarakat (Leslie & Korman. 1989). S9sialisasi
atas perilaku anak. anak membangun sistem nilai personal
merujuk pada banyaknya pengalaman be1ajar yang di­
yang sangat dipengaruhi oleh sistem nilai keluarga.
. . berikan dalam keluarga yang ditujukan untuk mendidik
'. anak-anak ten tang cara menjalankan fungsi dan memikul GiIligan(l982), seorang feminis yang menyusun teori
peran sosial orang dewasa seperti peranyang dipikul tentang perkembangan moral, jugamengidentifikasi peng­
suami-ayah dan istri-ibu. Keluarga memiliki tanggung ja­ aruh dasar keluarga dalam menanamkan nilai-nilai. Ia me­
wab utama dalam mengubah seorang bayi dalam hitungan nantang dan mengembangkan tulisan para ahli teori per­
tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi kembangan dengan menjelaskan perbedaan jenis kelamin
penuh dalarn masyarakat. Selain itu. sosialisasi seharusnya dalam hal nilaL Ia berpendapat, pria menghargai etika ke­
tidak sekadar dianggap berhubungan dengan pola pera­ adilan, yang berasal dari dasar pikiran tentang perlakuan
watan bayi dan anak. tetapi iebih kepada proses seumur yang sarna bagi semua orang, sementara wanita men ghar­
hidup yang meliputi internalisasi sekumpuian norma dan gai etika perawatan, yang berasal dari dasar pikiran yang
niJai yang tepat agar dapat menjadi seorang remaja. suamil tidak menyukai kekerasan-bahwa tidak boleh ada orang
istri. orang tua, seorang pegawai yang barn bekerja. kakekl yang terluka.
nenek, dan pensiunan. Singkatnya. sosialisasi melibatkan Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain
pembelajaran budaya. dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak ber­
Karena fungsi ini semakin banyak diberikandi sekolah, arti mewariskan tradisi, nilai, dan hak keluarga. walaupun
fasilitas rekreasi dan perawatan anak, serta lembaga lain di tradisi saat ini tidak Jagi menunjukkan poJa sebagian besar
luar keluarga, peran sosialisasi yang dimainkan keluarga orang dewasa Amerika. Pada saat lahir, seorang anak
menjadi berkurang, tetapi tetap penting. Orang tua tetap secara otomatis. mewarisi status keluarganya--etnik. ras,
menyediakan pondasi dan menurunkan warisan budayanya kebangsaan. agama. ekonomi. politik, dan pendidikan. Ke­
ke anak-anak mereka. luarga menyosialisasikan anak ke dalam kelas sosialnya.
Bagian integral soslaiisasi dalam keluarga melibatkan dengan memberikan aspirasi yang relevan kepada anak
penanaman kendaIi dan nilai--<iengan menanamkan pera­ tersebut. Selain itu, keluarga memiliki tanggung jawab
saan mana yang benar dan salah pada anak yang sedang dalam fungsi sosialisasi. yang diperlukan dan pengalaman
tumbuh (dan orang dewasa). Kohlberg (1970) mengurai­ pendidikan yang memungkinkan anggota keluarga untuk
kan proses perkembangan moral sebagai pembangunan memikul pekerjaan dan peran dalam kelompok yang
pondasi dalam keluarga. Perkembangan moral dipandang konsisten dengan harapan status.
88 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

Mengajari orang tua tentang pola perawatan anak dan merupakan tujuan utama wan ita dalam hidup dan masa

cara mereka mengatasi masalah keluarga merupakan kom­ . rrienjadi ayah sebagai alasan utama pria untuk bekerja.

ponen utama pelay~nan kesehatan kel.uarga, yang dimulai Ekspresi publik yang menentang kelahiran anak Jebih dari

dari konseling genetik dan reproduksi. dilanjutkan dengan dua orang per pasangan (sebagai jatah per pasangan) kini

perawatan pranataJ dan perawatan anak. serta terus ber­ semakin didengar, terutama di negara berkembang.
lanjut selama siklus kehidupan keluarga. Masalah ke­
sehatan dan masalah urnurn keluarga yang dapat dibantu FUNGSI EKONOMI
oleh perawat dijabarkan dalam berbagai tahap siklus ke­
hidupan keluarga CIi Bab 8. Bab 15 menguraikan fungsi so­ Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan
sialisasi ke1uarga yang lebih luas lagi. sumber daya yang cukup-finansial,ruang, dan materi­
serta alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan
keputusan.
FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
Suatu pengkajian mengenai sumber ekonomi keluarga
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang me­ memberikan perawat, data yang relevan dengan kemam­
nyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan puan keluarga untuk mengalokasikan sumber yang sesuai
kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan guna memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
dan praktik kesehatan (yang memengaruhi status kesehat­ pangan, papan, dan perawatan kesehatan yang adekuat.
an anggota keluarga secara individual) adalah fungsi ke­ Dengan memahami bagaimana sebuah keluarga mendis­
luarga yang paling relevan bagi perawat keluarga. Bab 16 tribusikan sumber-sumbernya, perawat yang perpusat pada
memberikan penjelasan lengkap mengenai fungsi yang keluarga juga dapat memperoleh perspektif yang lebih
signifikan ini. jelas mengenai sistem nilai keluarga (apa yang penting
bagi keluarga) dan sumber apa yang dapat diakses guna
FUNGSI REPRODUKSI membantu keluarga illemenuhi kebutuhannya.
Karena fungsi ini sulit untuk dipenuhi secara memuas­
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kan bagi sebagian besar keluarga miskin, perawat keluarga
kontinuitas antar-geneni.si keluarga dan masyarakat-yaitu, harus menerima tanggung jawab untuk membantu keluar­
menyediakan anggota Daru untuk masyarakat (Leslie & ga memperoleh sumber-sumber komunitas yang sesuai,
Korman,1989). Dahulu, pernikahan dan keluarga dirancang yang dapat memberikan mereka informasi, pekerjaan, kon­
untuk mengatur dan mengendalikan perilaku seksual serta seling kejuruan, dan bantuan keuangan yang dibutuhkan ..
reproduksi. Beberapa aspek ini (yi., pengendalian perilaku
seksual, kontrasepsi. dan reproduksi) kini merupakan
fungsi keluarga yang tidak terJalu penting. ~PERUBAHAN FUNGSI

Sampai saat ini. reproduksi masih mendominasi fungsi KELUARGA

primer ke1uarga, yang merupakan justifikasi keberadaan


keluarga. Namun. kini fungsi reproduksi telah dipisahkan Fungsi yang dijalankan keluarga untuk masyarakat dan
dari kel!larga. Dalam keluarga pascamodern. keluarga anggota masyarakat telah berubah seiring dengan waktu,
didefinisikan dalam konteks pilihan (yi., "siapa yang Anda seperti diuraikan di Tabel 4-1. Beberapa fungsi tertentu te­
pilih untuk menjadi bagian. dalam keluarga Anda") lah berubah terutama sebagai respons terhadap perubahan
(Dunphy, 2001). Dengan demikian, saat seorang anak lahir, sosial dan ekonomi. Apabila kita menilik kern bali keluarga
sebuah keluarga baru lahir-keluarga dengan orang tua Amerika sebelum masa industrialisasi-masa gaya hidup
tunggal menjadi semakin umum. Sebagai contoh, jumlah agraris dan budaya mendominasi--dan membandingkan
kelahiran dari ibu yang tidak menikah meningkat di AS keluarga pada masa tersebut dengan keluarga pada masa
selama dua dekade terakhir, karena ada penerimaaan yang kini, perubahan yang mencolok dalam fungsi keluarga
lebih besar dan terjadi kelonggaran kebiasaan seksual menjadi jelas terW"at. .
(Iihat Bab 1 perubahan demografi dalam keluarga). lelas bahwa industrialisasi, urbanisasi, dan kemajuan
Sejalan dengan memiliki anak di luar batasan keluarga teknologi telah sangat memengaruhi keluarga. dan lemba­
tradisional, kecenderungan penting lainnya adalah peng­ ga sosial/masyarakat telah memikul ban yak fungsi yang
gunaan kontrasepsi dan teknologi reproduksi yang lebih pada awalnya merupakan ranah ke1uarga. Selain perubah­
luas, baik di dalam ataupun di luar Iingkup keluarga. Selain an dalam fungsi keluarga, nilai ke1uargadan waktu transisi
itu, gerakan menuju pengendalian populasi dan keluarga keluarga juga mengalami perubahan mencolok. Demos
berencana memengaruhi pentingnya masa menjadiorang (1970), dalam menguraikan pergeseran fungsi dari keluar­
tua bagi wanita dan pria. Pergeseran prioritas budaya dan ga ke lembaga sosial lainnya. menitikberatkan bahwa ke­
nilai personal terus mengurangi konsep masa menjadi ibu luarga pra-industri berperan sebagai ruang kerja, tempat
BAB 4 TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL 89
ibadah, lembaga pemasyarakatan, sekolah, dan rumah sa­ luarga. Saat ini. dengan makin bertambahnya keluarga
kit. Dewasa ini. banyak lansia hidup terpisah di romah yang keduanya sarna-sarna bekerja. baik suami atau istri
mereka sendiri atau di panti jompo. Bukannya bergantung terlibat dalam aktivitas ekonomi. Salah satu buku yang
pada keluarga untuk meminta bantuan, bantuan ekonomi paling menarik yang membahas hal ini ditulis oleh
saat ini disediakan untuk lansia. pengangguran, orang Christoper Lasch, seorang ahli sejarah sosial. Karya brilian­
cacat, dan anak di bawah umur melalui program Social nya, Haven in a Heartless World (1977), menjelaskan
Securitydan/atau program kiesejahteraan. Anak-ana~ tidak secara sistematis tentang erosi keluarga dalam hal hilang­
lagi mendapat latihan di rumah, tetapi diberi pendidikan di nya sebagian fungsi keluarga yang penting.
sekolah, melalui media masa, ternan sebaya, dan berbagai Fungsi afektif keluarga adalah fungsi utama keluarga
bentuk perkumpulan dan kelompok lain. dewasa ini. Ikatan kekerabatan, walaupun pada suatu saat
Aktivitas yang dulunya dilakukan di dalam rumah atau dapat "melemah" atau " hampir menghilang" karena tun­
melibatkan seluruh 'keluarga kini dapat dilaksanakan di tutan yang diciptakan oleh industrialisasi dan urbanisasi,
mana saja dan hanya melibatkan beberapa anggota keluar­ teros "hidup dan berjalan dengan baik." Melihat karakter
ga tertentu. Misalnya, aktivitas ekonomi. yang dulunya kehidupan masyarakat yang tidak peduli dan khas ma­
mengikl!tsertakan seluruh keluarga di rumah, hingga baru­ syarakat kota, invidu makin melihat keluarganya sebagai
baru ini menjadi tanggung jawab ayah-yang menyebab­ sumber kenyamanan dan dukungan emosional lebih dari
kan ayah keluar rumah dan menjauh dati kehidupan ke­ sebelumnya.

fJIlRANGKUMAN
• Praktik klinik harus dipandu oleh teori-=-suatu teori • Keluarga juga dipandang memilild dimensi struk­
atau beberapa teori yang, paling kuat menjelaskan tura); dimensi ini adalah karakteristik interaktif yang
situasi klinis dan memberikan panduan untuk bekerja terorganisir yang mengatur sistem keluarga sehingga
dengan keluarga. keluarga berfungsi sebagai sebuah kesatuan. Fungsi
• Buku ini terutama menggunakan tiga buah teori un­ keluarga dipenuhi inelalui dimensi struktural ini.
tuk mengatur dan memandu praktik, yaitu: sistem • Dimensi struktural' keluarga meliputi: struktur ke­
struktural-fungsional, perkembangan keluarga, dan kuatan, peran, komunikasi keluarga dan nilaL
sistem umum. Teori pertengahan, terutama dalam Dimensi struktural dan fungsional keluarga san gat ,
teori stres dan koping keluarga, juga digunakan untuk interaktif dan saling bergantung. Karenaitu, dimensi
memandu praktik. tersebut juga sesuai satu sarna lain. Misalnya, jika
• Teori struktural-fungsional, teori utama dari sosiolo­ keluarga didominasi keluarga maka komunikasi akan
gi,adalah teori yang komprehensif dan holistik, serta lebih sulit dilakukan oleh ayah/suamf kepada semua
mengenali interaksi antara keluarga dan lingkungan anggota keluarga yang lain dan peran keluarga akan
internal dan eksternalnya. Terdapat tumpang tindih merefteksikan perbedaan kekuatan anggota keluarga.
'yang jelas dalam gagasan yang ditanamkan dalam • ' Dimensi struktural dan fungsional membentuk ke­
teori struktural fungsional dan teori sistem, terutama rangka terorganisir dalam buku ini guna melakukan
dalam penekanannya pada interaksi kontinu keluarga pengkajian keperawatan keluarga.
dengan lingkungan eksternalnya. Setiap. dimensi struktural dan fungsional keluarga di­
• Dalam teori struktural-fungsional, keluarga dipan­ definisikan dan diuraikan di dalam bab ini.
dang sebagai sebuah sistem terbuka, suatu subsistem Saat ini industrialisasi, urbanisasi, dan kemajuan tek­
dalam masyarakat, dan sistem dengan tujuan atau nologi telah secara radikal mengubah keluasan dan
fungsi dasar berikut ini: fungsi afektif, sosialisasi dan cara fungsi keluarga dilaksanakan. Tabel 4-1 men­
status sosial, ekonomi, reproduksi dan perawatan ke­ jelaskan perubahan yang telah terjadi di dalam
sehatan. Penting bagi keluarga untuk memenuhi se­ keluarga-membandingkan keluarga agraris dengan
tiap fimgsi tersebut secara adekuat guna kesejah­ keluarga yang tinggal dalam masyarakat industri dan
teraan anggota keluarga dan masyarakat. pasca-industrialisasi.
90 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 4-1

PERUBAHAN DALAM FUNGSI KELUARGA: PRA- DAN PASCA-PERIODE INDUSTRIALISASI


FUNGSIKELUARGA
SEBELUM
INDUSTRIALISASI
FUNGSI (LINGKUNGAN FUNGSI KELUARGA SEKARANG
KELUARGA AGRARIS) (LINGKUNGAN URBAN)
1. Ekonomi Pekerjaan dan keluarga merupakan Fungsi ekonomi keluarga menjadi sangat terbatas.
lingkup yang tidak terpisahkan. Makanan dan pakaian dibeli di luar rumah. Anak
Keluarga berperan sebagai unit tidak lagi merupakan aset ekonomi. Individu
ekonomi tunggal. Keluarga adalah lajang dapat bertahan hidup dengan baik
unit yang mandiri dan percaya walaupun ia tinggal sendiri. Pencari nafkah
diri; semua anggota keluarga keluarga, yang pada banyak kasus dilaksanakan
membantu. Keluarga menghasilkan oleh kedua pasangan, bekerja di luar rumah,
dan mengonsumsi produk membawa pulang uang untuk membeli produk
keluarga. Keluarga didukung oleh atau untuk mendapatkan layanan di luar rumah.
hubungan kekeluargaan yang kuat
(lihat extended family).
2. Pemberian status Keluarga memberikan hak istimewa, Fungsi keluarga tetap disajikan tetapi kepentingan­
(Penempatan sosial) kehormatan dan status pada nya lebih banyak menurun kecuali di antara
seseorang. A~liasi keluarga adalah keluarga kelas atas. Masyarakat terutama terlihat
hal yang penting dalam sebagai individual, dan bukan merupakan
menempatkan dan memosisikan anggota keluarga.
seseorang dalam masyarakat.
3. Pendidikan Pendidikan ("pembelajaran") Pendidikan dilaksanakan di luar rumah pada rentang
dilakukan terutama di dalam yang luas; sangat formal dan institusional, yang
rumah. Ayah mengajarkan memiliki pengaruh kuat pada anak-anak baik di
putranya tentang pekerjaannya. sekolah dan saat aktivitas ekstrakurikular (mis.,
Ibu mengajarkan putrinya olahraga, rri~sik, klubsekolah).
keterampilan dalam pekerjaan Aktivitas ekonomi memerlukan keterampilan khusus.
rumah dan menjaga anak. Anak Keterampilan yang berhubungan dengan
diajarkan tentang pekerjaan oleh pekerjaan dan pengetahuan dipelajari di luar
orang tuci/saudara pada usia dini. rumah.

4. Sosialisasi anak Menjaga/membesarkan anak terjadi Fungsi sosialisasi tetap sebagai suatu fungsi utama,
di dalam rumah dan merupakan tetapi fungsi tersebut juga didapatkan dari institusi
tanggung jawab ibu, nenek, bibi, di luar rumah (mis., sekolah TK, pengasuh anak,
dan putri tertua jika anak tersebut pusat perawatan anak, guru dan konselorl.·
lebih muda darinya. Orang tua Otoritas dan kontrol keluarga berkurang, terutama
bertanggung jawab penuh dalam setelah peri ode prasekolah.
menjaga/membesarkan anak.
5. Fungsi perawatan Perlindungan, supervisi, dan Fungsi ini telah sangat menurun, meskipun tetap ada.
kesehatan (perawatan perawatan anggota keluarga, latar belakang etnik keluarga dan derajat
anggota keluarga yang terutama anak yang bergantung, akulturasi (penyesuaian diri) terhadap budaya
sakit, cacat, lansia) cacat, atau lansia, sepenuhnya kulit putih kelas menengah memengaruhi fungsi
merupakan tanggung jawab keluarga dalam area ini. Jika ada lansia atau
keluarga. lansia, anak yang orang cacat yang tidak dapat atau tidak dirawat
bergantung, dan anak yang lemah oleh keluarganya, masyarakat akan memikul
dirawat di rumah. tanggung jawab perawatan anggota keluarga
yang bergantung ini. Tingginya proporsi wan ita
bekerja dan semakin besarnya jumlah lansia
dalam masyarakat kita juga telah membuat
rawatan rumah oleh anggota keluarga semakin
luas, tetapi semakin sui it.
BAB 4 TEOR! STRUKTURAL-FUNGSIONAL 91

TABEL 4-'1 (LANJUTAN) .

. FUNGSI. KELUAAGA . , .,' .. '. ": ; : "."


" ~ . ,'.. ,, .
SEBELUM
, .' .
; ." ~.'., ......
! .. '
'.' . ' ; ,
;' '.. '"
/;"i:':'~',
. ". ,;', ,r ,1 "
"
FUNGSI INDUST.RiALISASi . '~l) NG$f KI;~.U·A~~AI;)e:WA_A'·;i;~1
KELUARGA (LI N GKlJN~I:\N~C;;:RA91§l;;: ,;" ", ·til'N~i«'';'~)(f{;;U~~It}f)ig.·<; ,
·.6;Religius Pelatihan dan praktikberagama dilak&kon ·Terda~t~l1i!]9katcJnsek\.lI.Cld~psil:lala~~a$y,orOk~f
. baik di riJmoh maupun di ins~ilusi . ···.danpef1garUh99orna:~ina~iniTier;.urun d~larn':
keogamaan. . . perilak!Jseharj-harL~e~rlibatan Qgamakeloorgd
:. joga menunJri; AgomQt~tariio di(]iark()ll~i,. ....
lembaga di.luarruniah. '..

7. Rekreosional Karena keluorga.tidak memiliki rekreosi Komer~i~lisbsirekr~siteriadi dimal1q~~ano. '.. "..


komersia!' aktivitas yang meri~0!"lina$i .Aklivitqs yaogberpusat podo keluarga sangot
adalah aktivitas yang berpusat peda .terbatossefeloh anak menjodi besOr. . . ..
keluarga.

8. Reproduksi (menjadi Pernikahan dan keluarga adalah hal yang Memiliki anak dapat menciptakan sebuah keluarga,
orang lua) , penting unluk bertahan hidup. tetopi pernikahan atau memiliki sebuoh keluarga
bukonlah hal penting. Meskipun demikian, '.
. reproduksi tetop mertipakon sebuoh fungsi

keluargo universal.

9. Afektif Hubungan dengan kelompokprimer tidak Fungsi of:ktif tidak honya nia.sih,dipe~a.hankan tetopi
begitu kuot; bagi extended fami~ kepentmgonnyo telah memngkot. em khas
fungsi afektif adalah lebih penting. keluarga Amerika relah melemahkan'ikaton
extended family (waloupun hal ini bervariasi di
antoro kelompok etnik), sedangkan hubungan
emosional antara temon don orangtoa-anak
sangat' kuat.· Secara historis,dasar pernikahan
adalah ekonomi yong stabi!, tetapi kin; pemikahan
biasanya berdasarkan peda fungsi Qfektif,
sehingga perceraion menjadi olternotifyang dapat
.diterima. jika ful1gsi afektif untuk dasor. pernikohan
gagal dipertahcinkan. . . .'

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA RODRIQUEZ


,~. ','

:i •. ,:KOrrip<>$i~ikelucir~;:i:::";:~',;, ,.... . '~:


92 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

Semua anak tampak sehat dan diberi pakaian yang memadai. Arthur dan Emma Rodriquez agak
pendek dan gemuk. . .
Rumah mereka beroda di daerah pinggiran kota, di dalam lingkungan yang penuh anak-anak
dan binatang peliharoan. Rumah memiliki tiga buah kamar tidur, satu kamar mandi berukuran
besar, gamsi, dangan halamon depon dan halaman belakang yang kedl. Interior rumah sangat
bersih dan teratur dengan lantai tanpa karpet dan h.Jrnitur diletakkan agak berjauhan. Televisi
diletakkan di dalam ruang keluarga, tempat yang tidak adagambor, buku, atau dekorasinya.
Keluarga ini adolah keluarga Meksiko-Amerika. Semua angg<;>ta keluarga menguasai duo
bahasa. Arthur menyelesaikan sekolahnya sampai lulus SMU dan membontu di lingkungan
tentara. Semenjbk soot itu ia bekerja sebogai pda yang menjaga beberopa unit lemari es yang
berisi mokanan. 10 memiliki asuransi kesehatan dari perusahaannya.
Emma telah menjadi ibu rumah tangga sejak pernikahannya, soot berusia 19 tahun. 10
mendedikasikan sebagian besar tenagonyo untuk keluarga dan perowatan mereka. /0
menghabiskon waktu untuk memasak dan menyediakan makanan pokok yang bergizi, walaupun
terlolu mengoboikan makanan yang mengandung korbohidrat.
Anak-anak beroda di bongku sekolah kecuali Iris. Mereka melakukan pekerjaan dengan cukup
boik. Anak sulungnyo ikut serta doldm olahrago aHetik, ia merupokan sumber kebanggaan orang
tuanya. .
Pernikahan ini adalah pernikahan satu-satunya bagi Arthur dan Emma, yang telah menikoh
selama 21 tohun. Selama 11 tahun terakhir, Arthur dan Emma mengarami perselisihan yang
signifikan.
Dari penjelasan Emma tentang kehidupan di rumohnya, ia "memegang tanggung jawab di
dalam keluarga" 10 menielaskan bahwa suaminya adalah seorong yang penurut dan pasif yang
tidak memikul tanggung jawab apapun di dalam keluarga. fa membawa cek ke rumah, makan
.' dan tidur di rumah. Emma menyatakan bahwo ia melihat Arthur "tidak menarik secara seksual"
dansulit di /Idekat;". Emma mengatakan bahwa ia ingin berscima dengan anak-anaknya
walaupun ia tidak mendntai suaminya. .
Arthur mengatokon bohwa ia bekeria dan membuat hidup terus berjolan. "Rumah adalah
. tanggung jawab wanita", yang ia serahkan kepada istrinya .
. .'. Emma melaksanakan semua disiplin (peraturan) dan ia menjadi orang tua yang bertanggung
jciwab liko anak-onaknya meminta izin untuk pergi. Emma menyatakon bahwa jika Arthur
menyuruh onak-anak melokukan sesuatu dan mereka tidak menurutinya, alosan mereka adalah
mereko berpikir "bahwa Arthur tidak benar-benar serius menyuruh mereka. Anak-onak
memperjelas bohwa Emma berperon lebih besor dalam mendisiplinkan anak dan jika Emma
berada di rumah, anak-anak benar-benar menjaga perilaku mereka.
Emma lebih menyukai 'anak-anaknya daripada suaminya. Anak-anak adolah alasan utama
pernikahan dipertahankan. Emma tampaknya sangat menyayangi semua anak-anaknya, tetapi ia
mengalakan bahwa ia paling menyayangi leonard dan Iris. 10 tampoknya lebih menyayangi
leonard karena anak-anaknya yang lain sering mengolok-olok leonard karena ia bertubuh
gemuk. Emma mencoba memberi perhatian khusus kepada leonard. 10 berbkara tentang Iris
seakan-akan Iris masih bayi.
Arthur tampak mencintai semuo anak-anaknya, tetapi membuat komentar tambahan tentang
anak sulungnya. Arthur mengatakan bohwa islrinya adalah ibu yang menakjubkan dan penjaga
rumah yang baik, telapi Arthur tidak.berkomentar apa-apa tenlang hubungan mereka.
Danny dan Ronny tampak kembar karena usia mereka. leonard dan Iris lebih suka ditemani oleh
ibunYClI sementara Sammy mengasuh dan bermQin dengan Arlie. Cindy, berusio 5 tahun, tampoknya
menarik diri dan menjadi seorong penyendiri. . .
BAB 4 TEORI STRUKTURAl,.-FUNGSIONAL 93

11 LAYIHAN
Tinjau skelsa keluarga dan jawab pertanyaan lerkait.
Dari sketsa keluarga di alas, jelaskan bagaimana keiuarga Rodriquez memenuhi seliap fungsi
dari limafungsi keluarga. .
1. Fungsi afektif
2. Fungsi perawatan kesehatan
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi sosialisasi
5. Fungsi ekonomi

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA KATZ


Perawat keluarga telah mengunjungi Tn. Herma~ Katz beberapa kali untuk menindaklanjuti diet
dan kemajuan regimen latihannya setelah serangan jantung yang keduCJ. Berikut adalah hasil
observasi tentong klien dan keluarga. Tn. Katz, seorang pria Yahudi berusia 68 tohun, menderito
infark miokardium dan baru saja pulang dari rumah sakit setelah satu minggu dirawat. Dari
format rujukan antar-institusi rumah sakit, perawat keluarga mengidentifikasi bahwa Tn. Katz
pada soot pulang berada dalam keadaan sadar dan merosa baik, tetapi sangat enggan untuk
melaksanakan aktivitas yang dianjurkan-sehingga menjadi membutuhkan dan bergantung pada
perawat dan saat ini pada istrinya. Perawat mengetahui bahwa Tn. Katz adalah seorang akuntan
yang andal selama beberapa tahun dan tiga tahun yang lalu telah pensiun. Keluarga tinggal di
rumah yang sangat indah dengan tiga buah kamar. Serangan jantungnya yang pertama terjadi
enam bulan setelah pensiun. Hobinya di masa lalu adalah berkebun dan memperbaiki model
rumahnya tepat sebelum serongCJn ·jantung yang pertama terjadi. Ny. Sylvia Katz berusia 65 .
tahun dan juga seorang Yahudi. 10 beroda dalam kesehatan yang cukup baik namun memiliki
berat badan berlebihan, sebagian besar waktu dihabiskan dengan duduk, dan terganggu dengan
osteoartritis, sehingga ia·menjadi sulit berialan. 10 mempersiapkan banyakmakanan Yahudi untuk
dirinya sendiri, Herman, dan putri tunggalnya yang bernama Marion, berusia 40 tahun, yang
sementaro tinggal bersama dengan mereka untuk membantu selama masa penyembuhan .
ayahnya. Ny. Katz selalu menjawab dengan konston jika suaminya merasa khawatir dan
mempertanyakan status kesehatan atou terapinya. Ny. Katz dan Marion sangot mencemaskan
kebutuhan dan permintaan Herman. Duo orong putra tinggal di dekat mereka don telah datang
ke rumah untuk mengunjungi orang tuanyo serta sering menelepon sejak ayah mereka sokit,
walaupun mereka tidak memberikon perowatan atau bantuan apapun dengan onjuran dan
kunjungan dokter. Ny. Katz menghargai dukungan dari putranya tetapi io meroso songat lelah,
karena ia berupaya memikul sebagion besor tanggung jawab dalam merowat Hermon (wo/aupun
putrinyo ada bersamanyo untuk membantu). Ny. Katz percaya bahwaHermon horus merosa
santai, makan makanan kesukaonnxo sehingga io tidak akan merasa depresi dan kekuofannyo
akan kembali, serta melaksanakon aktivitos sesedikif mungkin sehingga jontungnya. akan pulihi
Tn. Katz fidak mampu otau mau untuk mencobo latihon secara progresif seperti yang
direkomendasikan oleh dokter. la mengatakon kepada istrinyo bahwa "io ketakutan setengoh mati
•jiko bergerak terlalu bonyok karena io tokut hal tersebut okon menyakifi jantungnya kemboli".
Istrinyotompak setuju dengon perhyotaan Tn. Katz poda saat ia menceritakan percakapan ontara
... ia dansuaminya kepoda perawof. Podo soot kunjungon peroWot yOl)g kedua, sotu minggu c·
. 'keffiudkm, Tn. Katz tetap berbaring seharian, fidok merigganti bojunyadarihanya bongun untuk .
pergi ke komor mondi. . . .
94 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

III LATIHAN (Laniutan)


Dari informasi yang diberikan dalam skelsa di alas, jawab dua buah pertanyaan berikut:
6. Gambarkan struktur keluarga (struktur peran, kekuatan, nilai, dan komunikasi).
7. Gambarkan fungsi keluarga (afektif, perawatan kesehatan, ekonomi, sosialisasidan
kelas sosial, serta reproduksi).
Jawab pertanyaan berikut:
8. Alat pengkajian keluarga pada buku ini berdasarkan pada tiga buah perspektif teoretis.
Perspektif teoretis tersebut adalah:
a. Teori keperawatan Orem, Roy, dan Rogers
b. Teori interaksional, struktural-fungsional, dan institusional
c. Teori struktural-fungsionaJ, perkembangan, dan sistem umum
d. Teori koping keluarga, afektif, dan ekonomi
e. Teori peran, komunikasi, dan kekuasaan
9. Pendekatan ahli interaksi menganalisis dinamika keluarga internal. Apa 'yang dianalisis
oleh pendekatan struktural-fungsional, yang fokusnya lebih luas?
10. Berikut ini adalah alasan mengapa pendekatan struktural fungsional digunakan untuk
mengkaji dan bekerja dengan keluarga. Pilih alasan yang paling akurat dan inklusif.
a. Pendekatan tersebut adalah pendekatan mikroskopik, yang berpusat pada dinamika
di dalam keluarga dan memberikan informasi untuk menegakkan diagnosis berda­
sarkan transaksional.
b. Pendekatan tersebut terdiri dari peridekatan yang komprehensif dan holistik, yang
tidak hariya dapat mengkaji keluarga, tetapi juga universal kduarga (lingkungan
dalam dan luar keluarga).
c. Pendekatan tersebut menyediakan suatu pemahaman kepada tenaga kesehatan
keluarga tentang kekuatan dari daJam dan tanpa memengaruhi keluarga.
d. Dengan menggunakan kerangka ini, masalah kesehatan iang umum dikenali pada
saat keluarga mengalami perkembangan dalam siklus kehidupan.
11. Hubungan antara struktur dan flihgsi keluarga adalah bahwa (pilih salah satu
jawaban):
a. Struktur memfasiJitasi pencapaian fungsi keluarga.
b. Fungsi mengatur struktur keluarga.
c. Struktur dan fungsi adalah fundamental yang terpisah dim tidak memiliki hubungan
Jangsung terhadap satu sama lain.
12. Apakah cara pendekatan struktural fungsional berbedadari pendekatan sistem? (Pilih
jawaban yang benar.)
a. Keduanya memiliki kerangka yang terpisah.
b. Pendekatan struktural-fungsional berlawanan dengan pendekatan sistem.
c. Pendekatan teori sistem mengatasi perubahan lebih lama dan lebih baik.
d. Pendekatan struktural-fungsional berasal dari beberapa teori psikologi (Gestalt),
antropologi sosial (Malinowski), dan teori sistem sosial (Parson),
13. Identifikasi apakah enam buah deskripsi di kolom sebelah kiri adalah dimensi struktunil
atau fungsi keluarga. . . 1. Struktur
a. Peran dua orariganggota keluargayang sudah dewasa 2.fungsi·

.h. Reprocluksl . . ...

c. Poiakomunika~i . .. , . .
d. Perbekalan dukunganekonomi yang adekuat
e. Prioritas dan sistemni1~i keluarga· . . . .
14. Pasangari setiap ·fungsi keluarga darikQlom bagiankiri dengand~skripsi yang ~esuai
. pada kolom bagian kanan yang. menunjukkari bagalmana fungsi ,berqbah (karena .
. . . rriasyarakat berubah (fan kca<laail agraris ke industri). . .
BAB 4 TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL 95

Fungsi Deskripsi
a. Afektif 1. Berlanjut menjadi krusial (penting).
h. Sosialisasi 2. Kepentingannya menurun atau
c. Ekonomi terbatas.
d.· Religi .. 3. K~pentingannya meningkat.
. . e. Perawatan anggota keJuarga yang cacat 4. Fungsi penting; fungsi bersama derigan
1'. Peo.didikan lembaga Jainnya di masyarakat.
. g .• Pemberian status
...• h;Reprod~i

'."'"
96
5

TEORIPERKEMBANGAN
KELUARGA
p., 151 BAB

TINJAUAN TEORI PERKEMBANGAN KElUARGA Tahap VII: Orang Tua Paruh Boya
Kritik Teori Perkembangan Keluarga Tahap VIII: Keluorgo lansia don Pensiunan
RIWAYAT ATAU SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA RIWAYAT ATAU TAHAP SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA
Tugas Perkembarigan Keluarga DAlAM KElUARGA YANG MENGALAMI PERCERAIAN
Riwoyat atau Variasi Siklus Kehidupan Keluarga RIWAYAT ATAU TAHAP SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA
Perubahan siklus Kehidupan ORANG TUA TIRI
Kerangka Siklus Kehidupan Keluarga RIWAYAT ATAU TAHAP SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA
Spiral Kehidupan Keluarga DAlAM HUBUNGAN PASANGAN BERUMAH TANGGA
RIWAYAT ATAU TAHAP SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA INTI Tahap Keluorgo Homoseksual
DENGAN DUA ORANG TUA DAMPAK PENYAKIT DAN DISABIUTAS PADA TAHAP
Tahap Transisional: Between Family (Dewasa Muda lajangJ PERKEMBANGAN KElUARGA
Tahap I: Keluarga pasangan baru AREA PENGKAJIAN KElUARGA: TAHAP PERKEMBANGAN
Tahap II: Childbearing Family DAN RIWAYAT KELUARGA
Tahap III: Keluarga dengan Anak Prasekolah DIAGNOSIS KEPERAWATAN KElUARGA
Tahap IV: Keluarga dengan Anak Sekolah INTERVENSI KEPERAWATAN KElUARGA
Tahap V: Keluarga dengan Anak Remaja RANGKUMAN
Tahap VI: Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda

PalTUJUAN PEMBELAJARAN

1 . Mendiskusikan tigo asumsi dasar teori perkembangan 7. Mendiskusikan foktor-faktor yang memengaruhi sebero­
keluorga. po besar tugas perkembangan keluarga dopat dipe­
2. Mendefinisikan makna tugas perkembangan dan siklus ngaruhi oleh onggota keluarga yang mengolami sakit
kehidupan keluarga atau riwayat keluarga. otau ketidakmompuan.
3. Mengdentifikasi dan Menielaskan setiap tahap perkem­ 8. Mengdentifikasi area pengkajian primer yang terkoit
bangan keluarga infi dengan duo orangtua. dengan perkembangon dan riwayat keluarga.
4. Menjelaskan tahap siklus kehidupdn keluarga, yang ter­ 9. Menetapkon diagnosis keperawatan yang mencerminka'
kait dengan keluarga yang mengalami perceraian de­ mosalah potensial atau aktual yang memberi dampc
ngan orang tua tunggol. podo tahap perkembongan keluarga. .
5. Menjelaskan tahap siklus kehidupan keluarga, yang ter­ 10. Memilih intervensi keperawatan yang akan membar
kait dengan keluarga tiri. keluarga don onggoto keluarganya memenuhi tul
6. Menjelaskan variasi yang dapat muncul, terkait dengan perkembongan individu don keluarga.
hubungan pasangan rumah tangga jika dibandingkan
dengan tahap siklus kehidupan keluarga tradisional.
5

TEORIPERKEMBANGAN
KELUARGA
lJa; 151 BAB

TINJAUAN TEORI PERKEMBANGAN KElUARGA


Tahap VII: Orang Tua Paruh Baya .
Kritik Tead Perkernbongan Keluarga
Tahap VIII: Keluarga lonsia don Pensiunan
RIWAYAT ATAU SIKLUS KEHIDUPAN KElUARGA
RIWAYAT ATAU TAHAP SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA
Tugas Perkernbarigan Keluarga
DAlAM KElUARGA YANG MENGAlAMl PERCERAIAN
Riwayat alau Variasi Siklus Kehidupan Keluarga
RIWAYAT ATAU TAHAP SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA
Perubohan Siklus Kehidupan
ORANG TUA TIRI
Kerangka Siklus Ke~idupan Keluarga
RIWAYAT ATAU TAHAP SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA
Spiral Kehidupan KE!luarga
DAIAM HUBUNGAN PASANGAN BERUMAH TANGGA
RIWAYAT ATAU TAHAP SIKlUS KEHIDUPAN KElUARGA INTI Tahap Keluarga Homoseksual
DENGAN DUA ORANG TUA DAMPAK PENYAKIT DAN DISABIUTAS PADA TAHAP
Tahap Transisional: Belween Family (Dewasa Muda lajangJ' PERKEMBANGAN KElUARGA
Tahap I: Keluarga pasangan baru AREA PENGKAJIAN KElUARGA: TAHAP PERKEMBANGAN
Tahap II: Childbearing Family DAN RIWAYATKElUARGA
" Tahap III: Keluarga dengan Anak Prasekolah DIAGNOSIS KEPERAWATAN KElUARGA
Tahap IV: Keluarga dengan Anak Seko!ah INTERVENSI KEPERAWATAN KElUARGA
Tahap V: Keluarga dengan Anak Rernaja RANGKUMAN
lahap VI: Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda

~TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mendiskusikon tiga asumsi dasar teari perkernbangan 7. Mendiskusikan foktor-faktor yang memengaruhi sebera­
keluorga. po besar tugas perkembongan keluargo dapat dipe­
2. Mendennisikan makna tugas perkernbongan dan siklus ngaruhi oleh onggota keluargo yang mengolomi sakil
kehidupon keluorgo otau riwayat keluarga. otou ketidakmampuan.
3. Mengdentjfjkasi dan Menjelaskan setiop tahap perkem­ 8. Mengdenlinkasi area pengkojian primer yang terkoit
bongan keluarga infi dengan dua orangluo. dengon perkembangan dan riwayat keluarga.
4. Menjelaskan lahap siklus kehidupon keluargol yang ter­ 9. Menetapkan diagnosis keperawatan yang mencerminkan
koit dengan keluarga yang mengolami perceraion de-' rna salah potensial atau aktual yang memberi dampak
nganorong tua tunggcl. pada lahap perkembangan keluarga.
5. Menjeloskan lahap siklus kehidupan keluorga, yang ter­ 10. Memilih intervensi keperawatan yang akan membantu
kait dengan keluargo tid. . keluarga dan anggotakeluarganya memenuhi lugas
6. Menjeloskan voriasi yang dapot muncul, terkoit dengon perkembangan individu dan keluarga.
hubungan pasangan rumah tangga jika dibandingkon
dengan lahop siklus kehidupon keluarga trodisionol.

97
BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA,
, ' . .:'.,.
,." '.

SaJtIh satu kerangka yang lebih baru, yang dikembangkan milan. dan qisiplin:telahterbuk# berubah dad tahap ke
'untukmempelajari dan bekerja dengan keluarga adalah tahap (Klein &. White,"1gf}6)ikelwirga mengambil satuje­
kerangka perkembangan keluarga. Kerangka berfokus pa­ nis struktur ketika anak masih bayi atau berusia praseko­
da rlwayat longitudinal keluarga, sering kali disebut lab, struktur lainnya ketikaoiang tuamemasuki kerudupan
riwayat keluarga atau siklus kehidupan keluarga. Pen­ terbaik dan an3k~lU1ak'm~ncapaima:s£remaja, serta akhir~
dekatan teoretis ini berupaya menjelaskan penibahan da­ nya ketika anak-anak dewasa,menUqih, 'dan memiliki jalan
lam sistem keJuarga, termasuk perubahan dalam interaksi hidup mereka sendiri. "Rodger~(1973) menguraikan per­
dan hubungan antar-anggota keluarga yang terjadi sepan­ ubahan sebagai berikut: '
jang waktu. Pendekatan tersebut menekankan anggotake­ Struktur keJompok berubah seJama perjalanan rudup ke­
, luarga untuk memainkan peran di dalam dan di luar keJu­ lompok tersebut. Karena anggota berinteraksi satu sama
arga yang memengaruhi interaksi keJuarga. Perkembangan lain melalui berbagai macam kej~dian di dalam keJompok,
keluarga tidak mencakup aspek riwayat kehidupan indi­ sebuah paket pembelajaran dan pembagian pengalaman
vidu alau peristiwa yang memengaruhi individu tersebut secara menyeluruh terbentuk dan' akan menjadi panutan
yang tidak memengaruhi kehidupan anggota keluarga yang untuk interaksi selanjutnya" Walaupun sebagian besar -.:.:
pengalaman ini bersifat unik. sangat banyak di antaranya
lain (Aldous, 1996).
yang berhubungan dengan, isu-isu normal dan tidak
terrundarkan yang muncul 'dalam kerudupan bersama.
Pasangan yang baru saja menikah harus membuat sebuab
~T)NJAUAN TEOR)
paket hubungan yang saling memuaskan mengenai ber­
, bagai hal. Akan tetapi setelah mapan, hubungan tidak tetap

PERKEMBA.NGAN
konstan tetapi berubah sebagian atau mungkin berubah

KELUARGA
secara dramatis karena peristiwa selanjutnya, yang dapat"

terjadi di dalam atau ill luar keluarga .... Banyak: peristiwa

yang terjadi telah diantisipasi dan dipersiapkan, sementara

Pendekatan perkembangan keluarga berdasarkan pada ob­ banyak juga peristiwa lain yang tidak diperkirakan­

servasi bahwakeluarga adalah kelompok seumur hidup waJaupun tidak khusus terjadi pada keruargarersebut.

dengan rlwayat yang harus dikaji jika dinamika kelompok Dengan demildan, walaupun setiap riwayat keluarga ada­

akan diinterpretasikan secara menyeluruh d9fl~akllrat lab unik, riwayat tersebut juga sering terjadL Selain itu,

(Duvalt & Miller, 1985). Walaupun setiap kel'iIarga me­ riwayat keluargamemiliki kualitas tertentu yang tak-ter­

lahlisetiap tahap perkembangan dalam cara yang unil<, elakkan meskipun tidak perlu secara tepat memprediksi­

semua:kelllarga dianggap sebagai contoh suatu pola nor­ kan waktu atau lingkungan. Pendekatan perkembangan

matifmenyeluruh (Rodgers, 1973). tidak mencari untuk menjelaskan dinamika keluarga da­

lam hal elemen yang unik, namun dalam hal kualitas

Perkembangan keluarga membelikan perspektif per­ umum pengalamankeluarga sepanjang riwayatnya. Ter­

"ubahan sementara untuk mempelajari keluarga. Waktu di­ dapat lebih banyak peiistiwa yang umum daripada peris­

ukur dalarn minggu dan tabun. Teori ini menjelaskan kehi­ tiwa unik.

dupan keluarga dalam waktu yang dibagi menjadi suatu Akar riwayat teorl perkembangan keluarga dapat di­

rangkaian tahapan. Tahap keluarga adalah suatu interval telusuri melalui lima wads an teoretis. Kerangka perkem­
waktu dengan struktur dan interaksi hubungan peran dalam bangan keluarga bersifat elektif, karena kerangka ini di­
keluarga yang berbeda secara kualitatif dan kuantitatif dad dapatkan dad konsep yang berasal dari teori perkembangan
, perlode lain (Klein & White, 1996). Transisi keluarga dan pertumbuhan individu dan dari pendekatan berbeda
adalab perpindahan dari satu tabap ke tahap lain dan dapat terhadap studi keluarga. Kontribusi terhadap teori per­
ditinjau sepanjang waktu karen a terdiri dad bagian-bagian kembangan kelmirga diarnbil dad interaksionismesimbolik,
yang diambil atau tidak diambil (Klein & White). Tahap struktur-fungsional; sosialisasi keija dan profesi, teori
keluarga memiliki rentang, waktu yang cukup besar dan, sistem, sertateorikrisis dan streskehidupan keluarga
meskipun transisi menghubungkan satu tahap ke tahap (Mattessich & Hill, 1987), Evelyn Duvall dan Reuben Hill,
'Jain, terdapatpemutusan hubun~an sehingga setiap tahap yang memulai peneIlti;m ini pada tahim I 940-an, ,adalah
"mem1likiciri berbeda. ,'" ' ' dua pakar dalam bidangkeluarga; yangpertamakali me7
,- Talmp perkembangan keluarga dibuat berdasarkan ngembangkan perspektif teoretis ini (Burr, 1995).'
:i'tsumsi bahwa datam keluargaterdapat saling ketergan- ' 'Tiga asumsidasar ieori perkembangim keluarga, sepelti
. Wilgart yang sangat tinggi, antar-anggota kelu<lrga. Kelu­ yang diuraikan (ileh Aldous (1996)adalah:
'argadipaksa untuk berQbah .setiap saat jika anggota 1. Perilakti keluargaadalah Jllmlah pengalamansebe- "

,kchlarga bertambah ataubetkurang, atal.! setiap saat jika Juinnya ciari anggota keluargasebagaimana yang ter­

,t~apperkelTIbangan llnak ieitua ben/bah. Misalnya, dalam jadi p~dasa:at~njdiill saat pengalamllD mereka pada ,

,ipetUba.nanperan, penyesuaian terhadap pemikahan, keha­ ,masa depan., . .


. .
"~'\' . .
BAB 5 TEORl PERKEMBANGAN KELUAR~~X;;,\;)~~t\:0~1
2. Perkembangan dan perubahan berkaIi-kali pada ke­ Riwayat keluarga mencakup aIur beragam yang;t¢~p~ii~~~?Gt
luarga tetjadi dengan cara serupa dan konsisten. sepanjang kebidupan keluarga. Riwayatiniterd,;.ti:~::ti~;~:~~11;~'1.­
, , ' , ,., -" ',' ·~l.$.i\'n

3, Keluarga dan anggota keluarga melakukan tugas ter­ semua peristiwa dan periode waktu (tahap) anl$:apetliri~;:;;?);;
tentu dengan waktu spesifik yang diatur oleh mereka tangan peristiwa yang diaIami kehiarga, seperti saatme;;.~\~,:{,
dan oleh konteks budaya dan sosial. mulai suatu keluarga, membesarkan dan mendidik anak,:' . "
serta pengalaman kehilangan pasangan., Pada saat keluarga: . ;:
melangkah maju melalui tabap perkembangandan; peris- .' .
KRITIK TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA tiwa situasional yang berbeda, diperlukanpengorgani.i,
sasian kembali peran dan tugas keluarga (Aldo~s; 1996).
Teori perkembangan kcluarga berdasarkan pada gambaran
umum kehidupan keluarga; teori ini tidak ditujukan untuk
Pada tabun 1962, Duvall merupakan saIabsam"ah n.

yang pertama kali membagi sikh!s kebidupankeltiarga .

stresor situasional atau non-normatif (peristiwa yang tidak


menjadi delapan tahap, dengan tugas perketnbangan pa,da .

biasa), dan dapat dianalisis karena asumsi dan homogeni­


setiap tahap. Tahap ini berdasarkan pada kriteriaberikut .

tasnya (teori ini kurang memadai dalam menggali keane­


(a) perubahan utama dalam okuran keluarga,(b) tahap

karagaman keJuarga), bias pada keJuarga kelas menengah,


perkembangan anak tertua (kecuaIi pada dua tahap tetakbir ..

teori ini mengasumsikan stabilitas dalam masing-masing


siklus kehidupan keluarga, yaitu pada saat anaktidak lag(

tahap, dan kurang menjelaskan proses yang tetjadi antara


berada di dalam keluarga), dan (c) status pekeijaan PeflCarl

tahap yang memungkinkan keluarga untuk berubah. Akan


nafkah keluarga. Saat ini, Carter dan McGoldrick(1980;

tetapi penggunaan kerangka ini untuk pengkajian dan in­


1989) membagi siklus kehidupan keluargake dalam suatu

tervensi sangat membantu, karena kerangka memberikan


kerangka dengan enam fase. Berbeda dengan Duvall,

pelayanan kesehatan keluarga profesional dengan cara


model Carter dan McGoldrick merumuskan tahap siklm;

mengantisipasi apa yang diharapkan dan karena itu jenis


kehidupan keluarga yang perfokus pada masalah Utanla,

layanan pengajaran dan konseling apa yang mungkin di­


yaitu ketika anggota keluarga masuk atau keluar dati

butuhkan. Teori perkembangan keluarga meningkatkan .


keluarga yang menyebabkan keseimbangan keluarga ter­

pemahaman kita bahwa keluarga pOOa titik berbeda di da­


ganggu. Penekanandiletakkan padaperubahaiI hubungan

lam siklus kehidupan mereka dan menghasilkan deskripsi


· yang memang diperlukan sehingga keluarga dapat ber­
"khas" atau "modal" kehidupan keluarga eli sepanjang
pindah dari satutahapsiklus kebidupan ·ke tahap ·siklus
tahap yang berbeda (Duvall & MilIer, 1985). Selain itu,
kehidupan berikutnya .. Beberapa penulis lainnya Jelab
tahap perkembangandan kinerja tugas keluarga yang
menggambarkan Ulhap siklus kehidupan keluarga, ter­
sesuai dengan tahap tersebut, pelayanan kesehatan keluarga
utama penambahan tahap ke daIam model Duvall untuk
profesional, dapat diberikan dengan pedoman untuk meng­
menghitung jumlah pasangan yang tidak memiliki anak
analisis kebutuhan pertumbuhan keluarga dan promosi ke­
dan untuk mejelaskan tahap transisi yang lebih rinci pada
sehatan; Perawat keluarga lebih baik mampu menyediakan
pasangan lansia (TabeI5-1). .
dukungan yang dibutuhkan untuk kelancaran perkem­
bangan dari satu tahap ke tahap lainnya. Setiap tahap perkembangan dipisahkandari tahap
berikutnya oleh jumlah transisi keluarga yangineIllang
· diperlokan oleb suatu peristiwa kehidupan terteQtU(Carter, l ..

& McGoldrick, 1989; Nock, 1981; Rowe, 1981).Transisi .


NRIWAYAT ATAU SIKLUS
keluarga ini dianggap "normal", dan transisi ini .meme;
KEHIDUPAN KELUA~GA
ngarubi individu anggota keIuarga yang harussecar~lcrit1s'
mengkaji kesehatan diri mereka. sendiri dan. :tneilgub~ ..
Riwayat keluarga adalah proses perubahan dinamis yang fungsi dan harapan peran mereka guna niemenUhitllgas '.
. terjadi sepanjang keberadaan keluarga. Konsep riwayat perkembangan keluarga yang menantang. sehiffia:iJ¢r.ialan",
'. ·.dan sildus kebidupan keluarga yang digunakan dapat sa­ an kehidupan (Rankin, 1989). Sama.halnya!J,epga,naI).ak,; .
, ling beitukar (Aldous, 1996) dan akan digunakan sepan­ rerhaja dan orang dewasa perluinericap~nigal:t4gasper~ .
. jangbab inL Man tetapi penggunaan siklus kehidripan kembangan tertentu' atau poin-poinpenting/~~Illll'rgaJug~ •.
keluarga, agak' menyesatkan karetia sikIus meruPilkan harus bergerak melillui transisi yang dapaf¥p~rkn:akari: .'C.

rangkaianperistiwa yangberulang (Klein & White,. 1996). guna pertumbuhan danperkembangan kelu~i.y~ng9Pti,~, i

Ke!:?eradaanyang •. berkali-kali tiditk: membentuk siklu.s.. matHai-hal penting pada ~rkembanga:n)Qdlvidt,l;$¢p~rtl?::;<., .

Misalnya, anggota keluargapa~a akhir kehidupan keluarga . ·mulai masuk sekolah, mencapai masarertihj~~~Pbht~~~q,;<~\~

'~~~~~~:a~;;~/;:!::;:~h~~~l§~ta~~m:rk~{l;tl~'{;,f

adaIahpasaIlgan yang sama yang memulaikeberadaan


,'keluarga, pasanganlimsia. tidakfuengulangpengalamari
seperti pasahgan yang baru menikah. . " .& Nilsen, 1989). Peristiwa yang tidakt.erdug~:ai##:tt~i~\.~>,:;;
...'.:';\
; , , ' ',',.
>:':':'r:;' ,":!::.: ...',':\
.j" •

. :: .;~. "'«,\:.,:.,.J /,:~;(~.},. ,..:1


. ." .','" .
:' ." :~'. ~;.
, .. :~;.
100 8AGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

paranormatif adalah peristiwa yang tidak terjadi pada Tantangan sesungguhnya untuk ke]uarga adalah untuk
setiap keluarga, seperti penyakit,cacat, keguguran, peru­ memenuhi setiap kebutuhan anggota keluarga dan fungsi
bahan dalam status sosioekonomi, atau perceraian, yang keluarga secara umum. Kombinasi antara kebutuhan per­
dapat menghasilkan krisis di dalam keluarga (Carter & kembangan individu dan tugas keluarga tidak selalu
McGoldrick, 1989). Peristiwa atau transisi ini dapat meng­ memungkinkan. Misalnya, tugas perkembangan otonomi
ubah perj~anan perkembangan pada seluruh anggota ke­ remaja meliputi perubahan dalam otoritas orang tua yang
luarga, sehingga mengubah pergerakan alami keluarga mungkin bertentangan dengan fungsi kontrol sosial
(Rolland, 1993). keluarga.

RIWAYAT ATAU VARIASI SIKLUS KEHIDUPAN


TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA KELUARGA
Karena individu memiliki tugas perkembangan* yang ha­ Terdapat tahap-tahap yang dapat diprediksi dalam perja­
rus mereka capai agar tercapai kepuasan selama tahap per­ lanan kehidupan setiap keluarga; namun, tahap-tahap ter­
kembangan dan agar mampu berkembang secara sukses sebut tidak selalu terjadi secara linear. Keluarga bervariasi,
pada tahap berikutnya, setiap tahap perkembangan keluar­ seperti halnya tahap keluarga. Tahap sikius kehidupan
ga memiliki tug as perkembangan atau harapan peran keluarga tidak mengikuti pola yang kaku (Duvall, 1977;
tertentu. Tugas perkembangan keluarga lebih cenderung Klein & White, 1996). Tahap tersebut kemudian berlalu
menumbuhkan rasa tanggung jawab yang harus dicapai tanpa mengatakan bahwa sebagian besar keluarga saat ini
oleh keluarga pada setiap tahap perkembangan keluarga tidak sesuai dengan tahap keluarga inti tradisional dengan
sehingga keluarga dapat memenuhi (a) kebutuhan biologis dua orang tua oleh Duvall atau Carter dan McGodrick.
keluarga, (b) penekanan budaya keluarga dan (c) aspirasi Variasi dalam siklus kehidupan ke]uarga tradisional terlihat
dannilai.keluarga itu sendiri (Duvall, 1997; Klein & White di antara keluarga yang pasangannya tidak memkah,
1996f ' pasangan yang tetap tidak, memiliki anak, dan pasangan
. Bagaimana tugas perkembangan keluarga berbeda dari homoseksual serta keluarga dengan orang tua tunggal dan
keluarga dengan orang tua tiri. Banyak orang memilih
tugas perkembangan anggota keluarga secara individual?

Walaupup dalam kenyataannya sebagian besar dari tugas


berbagai bentuk keluarga dan akibatnya konsep perjalanan
keluarga, yang mencakup keluarga inti dengan dua orang
.perkembangan·tersebut memiliki keterkaitan yang sesuai,

tugas perkembangan keluarga timbul ketika keluarga se­


tua, digunakan dengan sangat terbatas. Bagi keluarga
nontradisional atau keluarga yang miskin atau keluarga
bagai sebuah unit berjuang keras untuk memenuhi tuntutan

dan kebutuhan anggota keluarga yang juga berjuang untuk


dari kelompok minoritas, terdapat variasi dalam waktu dan
. memenuhi kebutuhan perkembangan mereka secara indi­
rangkaian peristiwa ke]uarga (Teachman, Polonko, &
Scanzoni, 1987). Penelitian terbaru menjelaskan pembagian
vidual. Tugas keluarga juga dibuat oleh tekanan dari ma­

syarakat pada keluarga dan anggota keluarga untuk mene­


tahap riwayat dan tugas bagi keluarga yang tidak sesuai
gaskan harapan kelompok acuan keluarga dan masyarakat
dengan keluarga inti tradisional dengan dua orang tua. Ta­
hap kehidupan keluarga dengan orang tua tunggal, orang
yang lebih Iuas.
tua tiri, dan homoseksual dijelaskan ]ebih lanjut dalam Bab
Selain itu, tugas perkembangan keluarga, yang meJiputi im.
harapan tugas atau peran spesifik pada setiap tahap yang
Bahkan dalam keluarga inti tradisional dengan dua
inheren untuk mencapai lima fungsi dasar dalam keluarga,
orang tua mengalami perubahan dalam waktu terjadinya
terdiri dari (1) fungsi afektif (fungsi pertahanan kepri­
tahap siklus kehidupan. Semakin banyak jumlah dewasa
badian); (2) fungsi sosialisasi dan status sosial; (3) fungsi
muda hidup dengan orang tua, hidup sendiri, atau tinggal
perawatan kesehatan-ketentuan dan alokasi kebutuhan
dengan orang dewasa lain (Hantara tahap siklus kehidupan
fisik dan perawatan kesehatan; (4) fungs! reproduksi; dan
keluarga" Carter dan McGoldrick); Pasangan menunda .
(5) fungsi ekonomi (lihat Bab 4 untuk definisi fungsi-fungsi
pernikahan dan kehamilan, memperpendek periode usia
ini secara lebih lengkap).
subur (sebagian besar akibat keluarga berencana dan tun­
Man kerja dan karir), serta memiliki anak dalam jumlah
yang lebih sedikit. Dengan perubahan ini dan masa hidup
masyarakat yang lebih lama, terdapat jumlah koresponden
·Contoh logos perkembangon inheren d%m kerangko oevan
lebih besar pada tahun-:-tahun dalam dua tahap terakhir
.1Jer.ikut: (I) tohop perkembongon psikososio/ Erikson, (2) lahop
'. perkembangon kognitif Piagef, (3) tohap perkembangon moral riwayat keluarga-tahun-tahun pertengahan dan pensiun
. Koh/berg, dan (4) ,ahop perkembangan psikoseksual Freud.' . serta tahaplansia.
BAB 5 TEOR! PERKEMBANGAN KELUARGA '101

TABEL 5-1
"~'}"'.~''-;' 1:'"'

PANDANGAN PARA AHLI TEORI MENGENAI TAHAP PERKEMBANGAN KELUARG~.< 'LS': ..... , . ,

.DUVALL (1957) ~:9':.~AN RDDGERS (1964)f.:it~m~t


1'. Befw~rifdri,;ly:':\" .
Orang dewoSQc:, . '.' .
· muda Y0i'l9Ji,lja!!g :
Keluarga pasangan 1. Awol pernikohan 1. Pasangan baru don belum memiliki anak 2. PersafUan kelugrgcf·
baru (tanpa anak) . melalui .... ...... .
1. Pasangan tanpa anak pemikahan: .'
Pasangon boi"u ....

Childbearing Family 2. Anak tertua 2. Semua anak berusia kurang dan 36 bulan 3. Keluarga dengor,

2. Anak tertua berusia masih bayi · anak kedl (usia

kurang dari 30 bulan bayi sampai

sekolahl

Keluarga dengan 3. Anak tertua 3. Anak prasekolah yangtertua berusia 3-6

Anak Prasekalah berusia tahun don yang termuda berusia di bowdh

3. Anak tertua berusia prasekolah 3 tahun

dari 21/2 sampai 5 4. Semua anak berusia 3-6 tahun

tahun

Keluarga dengan 4. Semua anak 5. Keluarga dengan'anak sekolah dan bayi

Anak Sekalah berusia sekolah

4. Anak tertua berusia 6. Keluarga dengan anak sekolah don


dari 5 sampai 13tahun prasekolah

7.. Semua anak berusia 6-13 tahun

5. Anak teFlua berusia 5. Anak tertua 8. Keluarga denganremaja don bayi 4. Keluarga denga~

dari 13 sampai 20 adalah remaja l 9. Keluarga dengan anak remala don anak remaja .

tahun lainnya berusia prasekolah .

sekolah 10. Keluarga dengan anak remaja dan .anak


sekolah
11. Semua anak berusia 13·20 tahun
6. Pada soot anak 6. Satu anak atau 12. Keluarga dengan anak dewasa muda dan 5. Melepaskon ,
pertoma pergi sampai lebih berada di bayi anak~dan .

anak terakhir rumah dan satu 13. Keluarga dengan anak dewasa muda don .melaniutka~

meninggalkan rumah anak atau lebih anak prasekolah • kehi~l!pan '.'

meninggalkan 14. Keluarga dengan anak dewasa muda dan .


rumah anak: berusia sekolah
15. Keluarga dengan anak dewasa muda don
anak remaja .
16; Semua anak berusia di atas 20 tahun
7. Kehampaan sampai 7. Semua anak 17. Melepaskan kel~arga dengan bayi
.masa pensiun pergi 18. Melepaskan keluarga dengan anak

meninggalkan . prasekolah . .

rumah. 19. Melepaskan keluarga dengan anak sekolah


.
20. Melepaskan keluarg? d~nganremaia. '..
21. Anak termuda berusla d. atas 20 tchun
22. Pada soot semua anak teloh dilepdskan

. . sampai.keluarga mengalamimasa pen~iun

8, PensiUrisampai .. 8. Pasangan lansia 23. Pensiun sampai kerhatian pasarigon . .•

.kamatian seorang atalJ· 24. Kematiansdlah satu pasangan sampai .•

keduopasan'gan .. kematian k e d u a n y a ' " . : •.

. Sumber: Bowden v., Dickey, S., & Greenberg, C. (1998}. Children and their families: The continuum of care {him. 1OS}, Philad~phiai\¥ B.
. Saunders. . .
102 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

PERUBAHAN
. .. -
SIKLUS
.
KEHIDUPAN
. ' .
kata,n waktu luang, juga merupakan transisi yang biasa
terjadi..· .
Rankin (1989) membuat sebuahkerangka perkembangan

. keluarga yang menjadi bahan perumbangan da!am per­

ubahansiklus kehidupan kelua:r.ga Amerika dengan meng­


KERANGKA SIKlUS KEHIDUPAN KEWARGA
hargai transisi Yang diharapkan oleh keluarga tersebut
Zilbach (1989) membuat kerangka siklus k~hidupan
(Tabel 5-2). Emerging family adalah keluarga yang.me­ keluarga yang mendefinisikan perkembangan keluarga
. nang ani tugas unit keluarga. Dalam siklus kehidupan tra­ melalui peristiwa atau fase penanda tertentu yang telah
disional, keJuarga ini berada pada tahap keluarga pasangan diperkirakan (Tabe15-3). Setiap tahap dipicu oleh peristiwa
baru dan childbearing family (McGoldrick, Heiman; & kehidupan tertentu (mis., pernikahan. kelahiran anak
Carter, 1993)~ Dalam kerangka ini, peruhahan emerging . pertama) atau oleh penanda tahap keluarga. Penanda ini
family meliputi pasangan dengan jenis kelamin berbeda membutuhkan perubahan dan adaptasi yang baru. Pern­
atau sejenis. yang tinggal bersama dengan ikatan non­ bahan dapat terjadi akibat perub!lhan dalam komposisi
formal. Biasanya, transisi yang sudah diperkirakan akan keluarga (kelahiran anggota keluarga baru) atau akibat per­
dihadapi oleh keluarga ini, termasuk perubahan dalam pindahan utama dalam otonomi (mulai rneI11asuki sekolah
hubungan personal, keluarga, dan status peran. Pasangan TK. pensiun). Selama setiap tahap siklus kehidupan. kelu­
baru harus menetapkan peran baru baik dalam hubungan arga harus mencapai tugas keluarga tertentu. Apabila pe­
mereka satu sarna· lain maupun hubungan mereka dengan laksanaan sernua tugas tidak selesai, terhambat. atau ter­
keluarga asal mereka. Mereka juga harus memutuskan ganggu, perkembangan keluarga dapat terlambat atau
apakah mereka akan maju sarnpai ke peran menjadi orang tertunda. SeJain itu, kesulitan yang dialami keluarga akail
tua atau tidak. Transisi menjadi orang tua sering kali. llibawa ke dalam tahap perkembangan keluarga berikutnya
menantang bagi keluarga tradisional dan nontradisional. (Goldenberg & Goldenberg. 2000).
Pada'kedua situasi tersebut, keputusan harus dibuat untuk
menjelaskan definisi peran setiap orang tua yang akan SPIRAL KEHIDUPAN KELUARGA
dimaIDkan dalam perkembangan anak.
Solidifying family (keluarga yang menguatkan) adalah Spiral kehidupan keluarga adalah model perkembangan
keluarga yang tugas utarnanya adalahmenstabilkan ikatan yang ditemukan oleh Combrinck-Graham (1985, 1990)
antara . orang tua dan menyosialisasikan anak mereka. yang menggabungkan tumpang tindihnya tugas perk em­
Tahap ini konsisten dengan siklus kehidupan tradisional bangan anggota keJuarga individu pada tugas perkembang­
pada'perkembangan anak prasekolah, usia sekolah, dan an setiap generasi di dalarn keluarga. Tahap "generativitas"
anak remaja. Transisi yang biasa terjadi dalam keluarga ini Erikson (1963) pada orang dewasa menjelaskan tentang
memerlukan batasan yang semakin fleksibel untuk meng­ tahap melahirkan' dan membesarkan anak. Krisis tengah
hadapi perkembangan kemandirian anak dan remaja kehidupan orang dewasa biasanya terjadi pada periode
(Carter & McGoldrick, 1989). yang sarna ketika unit keluarga menghadapianak remaja
Reconstituting family (keluarga yang dibangun kem­ yang sedang bergejolak dan masa pensiun kakeklnenek
. bali) adalah salah satu yang terjadi akibat perubahan dalam (Gambar 5-1). Cara anggota keluarga melaksanakan tugas
hubungan anggota-anggota kehiarga seperti perceraian, perkembangan individu akan berpengaruh besar pacta
kernatian, atau perpisahan (Rankin, 1989). Anggota kelu­ . anggota keluarga lain yang juga berupaya untuk berpindah
arga harus beraclaptasi dengan hilangnya bentuk keluarga ke tahap perkembangan mereka berikutnya. Combrinck-
. sebelurnnya dan' beradaptasi dengan tipe keluarga yang Graham (1989) menyatakan bahwa keluarga berpaling dari
baru, apakah keluarga tersebut menjadi keluarga dengan periode kedekatan atau lingkup keluarga sentripetal ke
· orang tua tunggal atau keluarga dengariorang tua tiri yang periode diferensiasi atau lingkup keluarga sentrifUgal
... baru. (Combrinck-Graham, 1990). Anak memerlukan asuhan
Contracting family (keluarga yimgc:iiper:kecil) seiuPa yang konstan, sedangkan remaja memulai kemandirian.
derigan siklus kehidupan keluarga tradisional pacta saat· Kekuatan sentripetal berkilitan denganpernikahan, ke· .
· '.. ,1lleiepaskan anak-anakdan pada saat keluatga dalam ke­ intirrian seksual, dan saat keharirilan. Kekuatan septrifugal
'hidupan lanjut.. Transisi umull} yang'dihadapi dalamupe . berkaitan dengan individu dewasa, pensiun, dan persiapah .
'. keluargaini a!(ialab perubahandalamhil,bunganantara anak kematian. Keluarga bergerak di antara kedua kekuatan ini
Qanperan bam yang menyertai peru.1:>aharitersebut jika .. disepanjang Spiral Kehidupan Keluli(ga~l'erawat ctapat·
·.... '~l:lk 'fueruptlkan bagian dati keltiarga. Adaptasi t~rhadaP··. . rrieinanfaatkaninodel ini sebagalupaya u"t1tukineligiden~'
,~~;<'.kehilangan seorang piisangan dewasa mel3.Jtii percera:ian .' tiflkasitahap kehidupan apa yang sedangdijalaruol~h ang~"'
':.i\atall kem,atlim•. selain terhadap ..perubahan' yang'terjadi . gotakeluargadan apa dampaknyapll(ia keluarga' sebagmr "
~:~k~;~~batpensiun seperti penurunanpenghasilan danl>eriitig~', suafu keseluruhan. .' . '. .,' "
BAS 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 103

Menemukan pasangan

yang sesuai..

· Terdiri .dari huI:,ungan KePJ~~nJn~kJ~jd~J~r~~~'" 'r.t:lI.\lLlI;anf,l!U


orang dewasa yang ngan o~an~tbf3rienls'k~lamj~ >Samc··. .
bermakna. atau berbedcrtanpa ikqtOri formal. •. bcihanperon. ' ,
. .' .'. "p6rubahciri dalcimoe~:enl:Jan /!:U':II,·I,;,IiIP,
hubungandElIigan
hubungan per.sanal.

Kepufusan terkait me­ Pola keluarga~djsio~~1 dan non:.

miliki anak atau tidak tradisional; y6iiu,pasangan ~

dan infertililos. jenis kelamin memperoleh.feHilisdsi in

vitro atau posangail berjenis kelamin


sama mengac;lopsi anak .. ' .
Kepufusan unfuk telop Pasangan denganjeniskelan:Jin sama . Perubahan. dalam lingkiJrtgan .. yang .
tidak memiliki anak alou berbeda. .' . telah familiar, perpindahanrutnah.·· '.
Solidifying Pengualon ikatan po- Keluarga yang stabil' dantidak me~ . Perubahari dalam peran dan 'status,.
Qtau sangan dewasa. Me- ngala~i perceroian. Tugas pengasuh-kehilangan a!au perubahandC!I~~' pca-", .
.rekonstusi ngasuh aook dan perlu an anak melibatkan pengasuhanqan . ranperni~cihail melaliJi eercetaiandan
menghadapi sekolah, perhatian yang baik, pendidikan, s~ atau permkahtm kembalL' ..... .
lembaga pelayanan' sialisasi, dan penyediaari soasanoMelanjotkClM peru~han karir. .... . . .
kesehatan, dan lem- yang sesuai·denganpenge~bangan. Perubahandalam' potensialhubungart
baga sosiallainnya. tanggung jawab individu.Karakteristik personal," kehilangan orang 'p¢rlting
keluarga dengan anak adalah serupa lain, yaifu. teman;: anak,kehilangan
baik keluarga ·tradisioral.· .maupun Orang' fua.dari·keltJarga ·asalnyP. Pe~
nontradisional. rubahan dalam kapasitas ~sik dan men7
101, perubahankesehatanutOi1'1a '..'. . .'
Rekonstilusi ikotan ke­ Keluarga yang mengalami perceraian Perubaha.n kf!lpelTlillka~~ ~hi!f:!~9arl

loarga. dengan inte­ dan keluarga campurari. ' atau mendapatkan cintaYClngdibllh:Jh: '

grasi anggolo keluarga hm akibatperubahan"dalam,~-peng-"

· baru dan kehilangan hastlan atoll peristiwQ I;iencanoJ., ")'

~.
angota keluarga lama
• ' "";. ' •. ; ,'. , " ; ' : •• i

Melepaskan dan me­ Keluarga inti tradisionalmelepciskari Perubahan dcilom hubu.ngdil~~~dl/

relakan anak ke ling­ anak dewasa muda. ke .pelaydndn .kehilariganpasarigan;ari(;jki;s6udora.

kungan yang terpisah wajib militer, kampus, pernikqh(ln; kandung.· . . . . . ".,,;'

dar; keluarga. at~u pek~ri~a~. . " .... ".. ...... . " ,", ',' : ", '

· Penyesuaian terhadap Kemdtian, pElrceraiarjdcilqm kehidiip-. PerubCihon cJalam


kehilangan ,posangan anloniut.; ...... ';<·.i;· . ' , pel'lsiurl..
dewasa. :'. . ,~ ~ '. :~.-

Penyesuaian terhadap PHK dengan akibOt pen.or,unan stan-. "...fU[X]IIfJlff

kehilanganpekel:\aan,
dar kehidtlpan.' " . """""":,:.";1..:':'
. lua.· .
!",;": .. '

IntetirOlsi.Walgulul;mg , Posall~j~nperj~itlQqri

"""'., y,,",u\.uu·, tet.- 'P..l<",·it1 :'.:".. t,ftt ;:vrlhfi'··.

S. (1986). Fami/y transition, expecle<::l and unex~tecl.lnOjllis.& L'ynch.lEcM,ioward aSC:ieijcidn


Pearson Education, Inc., Upper Soddle River,NJ. . '. '. . ' . '. . .. . . ...
. ' ........
104 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 5-3

;:K.ItANQKASIKWS KEHIDUPAN KELUARGA: TAHAP KELUARGA ZILBACH


'I'AHAP
," ',. '< . "
AWAL: MEMBENTUK DAN MEMADUKAN
TAHAP',:
. " ,., . BERPA.SANGAN
.

Keluarga mulai membentvk rumah tangga yang umum, yang dibentvk oleh
' .. duo orang; hal ini termasuk olou tidak termosuk pernikohan.
Tugas keluarga Kemandirian individu lerhodap soling ketergontvngan pasangan
TA.H~P II: MENJADI TIGA
Penan. tahap 'ice'uarga Fase kedua dalam kehidupan keluarga dimulai dengan hadirnya dan
masuknya anak pertoma/anggota keluarga berikutnya yang belum dopat
mandiri.
Tugas kel)Jorga Saling kelergantungan untuk menggabungkan kemandirian.
TAHAP TENGAH: PROSES PEMISAHAN KELUARGA

T~HAP III: MASUK


, Penanrla tahap ke'uarga Fose ketiga dilandai oleh hadirnya anak terakhir, anggota keluarga yang
yang belum mandiri dori lingkungan dalam keluarga ke lingkungan yang
lebih luas. Ini dapat teriadi pada titik masuk ke dalam sekolah oIau
lingkungan di luar keluarga lainnya.
. Tugos keluargo Bergantvng pada fasilitasi awal perpisahan yang merupakan kemandirian
parsial.
T.AHAPIY:PERLUASAN
l'enanrla
. .
tahap .
.~
ke/uarga
'
Fase ini ditandai oleh hadirnya anak terakhir/ anggota keluarga yang belum

mandiri ke dalam komunitas.

Tugal! keluarga Membanlu fasililosi untuk melanjutkan perpisahan agar anak menjadi

" ; "':;-. '-.~.


mandiri.

TAHAP V: i(ELUAR
Penanrla tahap keluarga Fase ini dimulai dengan keluarnya anggota keluargo yang belum mandiri
secara komplet pertama kali dari keluarga. Tahap ini dicapaidengan
pembentvkan rumah tangga yang mandiri, yang dapat termasuk
pernikahan atau benluk lain dad kesatuan rumoh tangga yang mandiri.
Tugos keluargo Perpisahan parsial terhadap kemandirian komplet yang perlama kali.
TAHAP TERAKHIR:

TAHAP VI: MENJADI LEBI.H KECIUMELUAS


jtenanrla
.. tahap
. ke'uarga Pada akhirnya tiba masanya bagi an ok terakhir/onggot~ keluarga yang
belum mandiri untuk keluor dad keluarga.

'. TlI9a~kelua rga Melanjutkan peningkalan kemandirian .

. :'':AHA~· y'll: AKH I R .

~:f!#!~~Cla.iqhap,ke'uarga .' . Tahun lerakhir dimulai dengan kematian salah satu pasangan/teman hidup
dan dilanjutkan dengan kematian pasangan yang lain .
. ';t~~~'s~eliJqr9a ... Fasilitasi duka dlo keluargo; melanjutkan kehidupan melalui perpisahan
lerakhir.
Su~ber: Zilbach, 1.1.{1989}. The Family life cycle: A framework for understanding children in family therapy. In L. Combrinck-Graham {Ed.},
: .... C~ildren in Family Contexts: Perspectives on Treatment {p.65}. New York: Guilford Press. . .
BAB 5 TEORt PERKEMBANGAN KELUARGA 105
~RIWAYAT ATAU TAHAP hidupan keluarga. Namun, karena periode ini rnerupakan
SIKLUS KEHIDUPAN sebuah pengalaman yang sering dialarni (remaja tidak:
secara langsung meninggalkan keluarga asa! mereka ke
KELUARGAINTIDENGAN
keluarga pemikahan, sebagaimana yang lebih sering ter­
DUA ORANG TUA lihat di masa lalu), dan karena periode ini merupakan suatu
transisi yang sangat penting maka tahap transisi ditambah­
Tahap siklus kehidupan keluarga berikut ini telah dija­ kan ke dalam pembahasan ini. Tahap ini juga diabaikan
barkan oleh Duvall dan Miller (1985) serta Carter dan secara luas oleh profesional kesehatan keluarga dan ahli
McGoldrick (1989). Keenam tahap meliputi delapan tahap terapi keluarga (Aylmer, 1988).
Duvall (Tabel 5-4) ditambah "tahap perantara" dari tipolo­ Data demografi mendukung pentingnya tahap ini. Saat
gi Carter dan McGoldrick untuk memberikan gambaran ini di Amerika Serikat, dewasa muda menunda pernikahan
yang lebih komprehensif tentang perubahan dalam kehi­ mereka sementara mereka tinggal serumah atau melakukan
dupan keluarga. Tahap siklus kehidupan keluarga meng­ hubungan seksual di luar pernikahan. Pernikahan pertama
gambarkan inti keluarga Amerika secara utuh, tetapi pe­ di Amerika Serikat secara umum terjadi tiga tahun (bagi
nerapannya terbatas pada keluarga dengan. orang tua pria) dan lima tahun (bagi wan ita) daripada pemikahan
tunggal, keluarga yang bercerai, dan keluarga dengan yang terjadi satu generasi yang lalu (U.S. Bureau of the
orang tua tiri. Perhatian kesehatan dan kebutuhan untuk Census, 2000a). Jumlah pasangan yang tidak menikah
meningkatkan kesehatan yang umum juga didiskusikan di terhitung sebanyak 3,8 juta pasangan (rumah tangga) dari
dalam setiap tahap siklus kehidupan keluarga. 104 juta rumah tangga, meningkat 1000 persen dari tahun
1990 sampai sekarang (Popenoe & Whitehead, 2000; U.S.
Bureau of the Census, 2000a). Pada tahun 2000, 56% pria
TAHAP TRANSISIONAL: BETWEEN FAMILY
berusia 18 sampai 24 tahun tinggal di rumah dengan se­
(DEWASA MUDA LAJANG)
orang atau dua orang orang-tuanya, demikian juga pada
Tahap ini menyatakan peri ode waktu ketika individu ber­ 43% wanita yang berusia 18 sampai 24 tahun. Di antara
usia 20-an, mandiri secara finansial, dan secara fisik dapat individu berusia 18 sampai 24 tahun, hanya 10% pria dan
meninggalkan keluarga asIi mereka, tetapi belum mern­ 18% wan ita yang menikah dan tinggal bersama dengan
bentuk keluarga mereka sendiri melalui pemikahan. Duval pasangannya (U.S. Bureau of the Census, 2000a).
dan ahli sosiologilainnya tidak mempertimbangkan tahap Tahap between family dinyatakan oleh Alymer (1988)
perantara-keluarga pada tahap atau perjalanan siklus ke­ dan ahli terapi keluarga lainnyasebagai dasar terpenting

Masa menjadi
kakeklnenek
Masa kehamilan
Kelahiran anak

Masa Masa dewasa Masa awal Masa kanak-kanak Kehidupan Rencana


dewasa akhir pertengahan pernikahan pertengahan yang stabil unluk pensiun

Masa remaja

Evaluasi ulang
saal usia 40-an

PensiUll

Gambar 5-1. Spiral kehidupan keluarga inenunjukkan tumpo/lg tindihnya tugas perkembangan anggotakeluargad~ri . '
generasi yang berbeda. (Diceiak u/ang dari Combrinck-Graham, L (1985) Suafu model perkembcirigari unfuk s;sfemke/uargii .
Proses ke/uarga, 24(2), 139-150. Digunakan atas izin.} . .
LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

. baya(semua anak meninggolkan rumah sCllnpai orang tuapensiun) '. .... ..' .
. perisiundn (disebut juga anggota keluarga lansia atau pensiun sampai kematiali kedua

D;qdapklsi dari Duvdff (1977) dan Duvall & Miller (1985)

untuk diikuti oleh semua tahap keberhasilan; bagaimana pria umumnya berjuang untuk isu pelekatan dan hubung­
.dewasa rouda melalui tahap ini secara jelas memengaruhi an, sementara wanita berjuang untuk isu otonomL
pilihan pasangan hidupnya dan juga memengartihi waktu Sebagian besar isu di atas rilelibatkan hubungan antara
dan cara tetjadinya pemikahan. Untuk memenuhi tahap ini dewasa muda dan pasangannya (Aylmer,1988) dan men­
dengart sukses, dewasa muda harns berpisah dari keluarga ciptakan keseimbangan barn apabila tetjadi perpisahan dan
aslinya tanpa memutuskan ikatan dengan anggota keluarga keterikatan. Oleh karena itu, bagaimana orang tua ber­
atau 'tanpa menyertakan pengganti emosional secara interaksi dengan anak dewasa rnuda mereka selama perio­
reaktif. •..... . de ini adalah sangat penting. Dati perspektif sistem kelu­
arga, terdapat efek timbal balik atau efek sirkular yang
'TUGAs PERKEMBANGAN. Tahap iill adalah "between
tetjadi pad a orang tua dan dewasa muda (setiap orang
family", berartibahwa tugas perkembangan secara alami
saling memengaruhi tindakan orang lain), yang meillngkat­
lebih. bersifat individual daripada berorientasi pada kelu­
kan atau menghambat proses perpisahan dan sifat indivi­
.. arga;Carier dan McGoldrick (1989) menjelaskan bahwa
dual dewasa muda. Apabila orang tua mengalami pemi­
tugasperkembangan primer pada dewasa muda lajang
kahan yang tidak memuaskan dan mereka membutuhkan
adalah "sesuai dengan keluarga aslinya" (hIm. 13). Sudah
anak dewasa mudanya guna tetap tinggal bersama mereka
waktunya bagi dewasa muda untuk membentuk tujuan
untuk memenuhi kebutuhan mereka, hal iill akan roeng­
kehidupan persomil dan sensasi diri sendiri sebelum ber­
ganggu upaya dewasa muda untuk berpisah; sebaliknya,
gabung dengan orang lain dalam pemikahan. Kini waktu- .
jika anak muda merasa cemas dan tidak mampu mengatur
nya untuk pembentukan hubungan yang intim dan waktu­
dirinya sendiri, ia akan menunda perpisahan dan berupaya
nya untuk roenetapkan kemandirian dalam finansial dan
untuk tetap melibatkan orang tua.
sebagai seorang anggota pekerja produktif dalam masya­
.•. rakat(Tabel 5-5). Tahap transisi iill umumnya merupakan

tahap yangsulit, karena karakteristik. individual secara


PERHATIAN KESEHATAN. Perhatian kesehatan berfokus
. fislk,finanslal, dan emosional yang berbeda dari keluarga
pada personal dan keluarga selama tahap transisi ini (lihat
" asH pada umumnya saat ini terlambat di banyak keluarga.
Tabel 5-5). Keluarga berencana dan penggunaan kontra­
Tahap ini secara khas dialami secara berbeda bergall­ sepsi merupakan perhatian dan kebutuhan yang utama
tllng . pada .• jenis .kelamin . seseorang. Penelitian Carol Penyakit menular lebih sering terjadi pada kelompok ini
GiliHiarimengenafindividu, In a Different Voice (1982), (penyakit kelamin, AIDS, dU). Kecelakaan dan bunuh diri
~eiljelaska:ri..bertolak b~lakangilya orientasi pria dan wa­
adalah penyebab utama kematian. Masalah kesehatan jiwa
juga biasa tetjadi, dan seperti dijelaskan di atas, terutama
.1rltaclaJaiIl ineIaksanakan sosialisasi. Pria umumnya diajar­
·k~n'qntuk. ·inelanjittkan identifikasi diri melalui peng­
menghadapi isu perpisahan dalam cara fungsional dari, '"
. >.~k~pre~i~ 'diri sementara wanita melanjutkan identifikasi keluarga asli seseorang sehingga dapat dibentukhubungan .. ,
;.}ijJn:Jhela.hJi··pengorbat!an diri. Karena pria dan wanita yang sehat dan intim. . ' .•. '. . ...
(,';·k¢d.a.l,anmelaluiperiode,dewasa muda yang tidak ber­ Kebutuhan promosi kesehatanpada tahap berlkutpya
~;'!~~])~~~~~h;rnere~flmeJriiliki .isu identitas yang berbeda adalah sarna. Karena dewasanmda,kiill telahmandlri,gaya: .
~,::\;q6tiiJ{di$¢les.aikau iKe$eimbangan antam otonomi dan' pe-' hidup mereka biasanyatidakmemasukkanpraldik'per~ ,
2i;5~~k~tllri: dibtli~hkanaalam hubungan dan pekerjaari, tetapi lindungan :kesehatanyangdhirijutkan seperti mehghindllri
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 107
an secara harmonis dengan jaringan kekerabatan, dan pada
TABEL 5-5
periode ini, perencanaan keluarga meliputi tiga tugas kritis
KELUARGA DALAM TAHAP TRANSISI (Tabel 5-6).
PERHATIAN MEMBENTUK PERNIKAHAN YANG MEMUASKAN BAGI
TUGAS PELAYANAN KEDUA BELAH PIHAK. Pada saat kedua orang menyatu
PERKEMBANGAN KESEHATAN dalam sebuah pernikahan, perhatian pertama mereka ada­
lah mempersiapkan tipe baru dalam kehidupan bersama.
Berpisah dari keluarga asli Keluarga Berencana
Sumber dari dua orang digabungkan, peran mereka ber­
ubah, dan mereka menanggung fungsi yang baru. Belajar
Mengembangkan . Kontrasepsi
hubungan ternan sebaya untuk hidup bersama sementara menyediakan kebutuhan
yang intim dasar lain dari masing-masing pribadi menjadi tugas per­
Memantapkan pekerjaan Mencegah penyakit menular kembangan yang sangat penting. Pasangan harus saling
dan kemandirian seksual mengakomodasi dalam banyak cara. Misalnya, mereka ha­
Rnansial {keuanganl Praktik seksual yang aman rus mengembangkan jadwal rutinitas makan, tidur, bangun
HIV di pagi hari, membersihkan rumah, berbagi kamar tidur,
Kecelakaan melakukan rekreasi, dan pergi ~e tempat yang mereka
Hepatitis C sukai. Dalam proses akomodasi bersama ini, serangkaian
Bunuh did
poJa transaksi dibentuk dan kemudian dipertahankan oleh
Masalah kesehatan jiwa
Praktik kesehatan yang baik pasangan, dengan setiap pasangan memicu dan memantau
(mis., tidur, nutrisi, perilaku pasangan lainnya. ,
olahraga) Membentuk hubungan yang sukses bergantung pada
akomodasi mutual yang baru saja didiskusikan dan ber­
dasarkan sifat yangsalingmelengkapi, atau bersama-sama
menyesuaikan· kebutuhan dan minat pasangannya. Sarna
obat-obatan, alkohol, dan tembakau; melaksanakan praktik pentingnyabahwa perbedaan individual juga harus di­
seksual yang aman; dan tidur yang adekuat, nutrisi, olah­ ketahui. Dalam hubungan. yang sehat, perbedaan dilihat .
raga, dan pemeriksaan dan perawatan medis serta pence­ untuk memperkaya hubungan pernikahan.Mencapai hu­
gahankerusakan gigi. bungan yang memuaskan bergantung pada perkembangan
cara yang memuaskan untuk menangani "perbedaan"
TAHAP I: KELUARGA PASANGAN BARU (Satir, 1983) dan konftik. Cara sehat untuk mengatasi ma­
salah berhubungan dengan kemampuan pasangan untuk
Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu ke­ bersikap empati, saling mendukung, mampu berkomuni­
luarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga kasi secara terbuka dan jujur, serta melakukan pendekatan
asli sampai ke hubungan intim yang baru. Tahap ini juga terhadap konflik dengan perasaan saling menghargai
disebut tahap pernikahan. Pasangan yang baru menikah, (Harley, 1994).
saat ini membuat porsi rumah tangga menjadi lebih kecil Selain itu, seberapa besar kesuksesan pengembangan
daripada beberapa dekade sebelumnya. lumlah rumah hubungan pernikahan akan bergantung pada seberapa baik
tangga pasangan baru adalah 45 juta pada tahun 1970, dan setiap pasangan membedakan atau memisahkan keluarga
pada tahun 2000 jumlah rumah tangga pasimgan baru masing-masing dari keluarga asli mereka (tugas perkem­
meningkat sebesar 55 juta, sebenarnya peningkatan ter­ bangan terdahulu) (Bowen, 1978). Seseorang yang sudah
sebutjauh lebih lambat daripada semua tipe rumah tangga dewasa harus dipisahkan atau dibedakan dari orang tua
keluarga lainnya. Proporsikeluarga pasangan baru yang mereka agar mereka dapat. membentuk identitas diri me­
memiliki anak telah menurun dari 87% pada tahun 1970 reka sendirl dan hubungan intim yan sehat. McGoldrick
menjadi 69% pada tahun2000. Kelompok keluarga (1988) menyajikan gambaran yang menakjubkan menge­
pasangan baru kini lebih cenderung tinggal di daerah nai proses ini dan mengenai masalah psikososial selama
pedesaan, di rumah mereka sendiri, dan memiliki tingkat peri ode ini.
pendidikan yang lebih tinggi. Mereka tidak mungkin tidak Banyak pasangan yang mengalami masalah dalam pe­
bekerjajika dibandingkan dengan semua kelompok keluar­ nyesuaian seksual, sering kali karena pengabaian dan ke­
ga la!nnya (U.S. Bureau of the Census, 2000a). salahan informasi yang menyebabkan pengharapan yang
tidak'realistik dan kekecewaan. Selain itu, ban yak pa­
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA. Membentuk per-c sangan membawa kebutuhan dan hasrat mereka yang tidak
nikahan yang memuaskan bagi satu sarna lain, berhubung­ terselesaikan ke dalam hubungan, dan ini dapat memberi
108 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

pengaruh buruk dalam hubungan seksual (Goldenberg & PERHATIAN KESEHATAN. Perhatian kesehatan pada sll;at ini
Goldenberg, 2000; Heinrich, 1996). meliputi perhatian yang terkait dengan penyesuaian peran
BERHUBUNGAN SECARA HARMONIS DENGAN JARING­ seksual dan pernikahan, penyuluhan dan konselin.g keluarga
AN KEKERABATAN. Perpindahan peran dasar terjadi dalam berencana, serta komunikasi. Saat ini semakin tampak jelas
pernikahan pertama, pada saat pasangan berpindah dari bahwa konseling harus diberikan sebelum pernikahan.
rumah orang tua mereka ke latar tempat yang baru. Secara Kurang informasi sering menyebabkan masalah seksual
bersamaan, mereka menjadi anggota dari tiga buah dan emosional, ketakutan, perasaan bersalah, kehamilan
keluarga-masing-masing keluarga asli mereka ditambah yang tidak direncanakan, dan penyakit kelamin baik se·
keluarga mereka sendiri yang baru saja mereka ciptakan. belum maupun sesudah pernikahan. Peristiwa yang tidak
Pasangan menghadapi tugas perpisahan mereka sendiri­ menguntungkan ini tidak memtingkinkan pasangan untuk
dari masing-masingkeluarga asal mereka ke keluarga yang merencanakan kehidupan mereka dan memulai hubungan
baru dibentuk-dan dalam menjalani hubungan yang ber­ mereka dengan pondasi yang baik. Konsep pernikahan
beda dari orang tua, saudara kandung, dan mertua, karena tradisional menjadi tertantang oleh hubungan cinta, dan
loyalitas primer kedua pasangan harus berpindah ke hu­ hubungan pasangan heteroseksual dan homoseksual.
bungan pernikahan mereka. Bagi pasangan, bagian yang Masyarakat yang memasuki ikatan nonpernikahan sering
tidak dapat dihindari ini membentuk hubungan baru de­ kaJi memerlukan banyak bahkan mungkin lebih banyak
ngan setiap latar belakang orang tua, hubungan yang tidak memerlukan konseliJlg dari petugas kesehatan yang dapat
hanya memungkinkan untuk memberi dukungan mutual diminta untuk membantu pasangan tersebut. Mungkin pa­
dan kesenangan, tetapi juga untuk suatu otonomi yang da titik ini, perawat keluarga dapat terperangkap di antara
melindungi keluarga yang baru dibentuk dari turut campur dua "keluarga", yaitu keluarga orientasi dan pembentukan
pihak luar yang dapat mengganggu bangunan pernikahan ikatan. Dalam situasi tersebut, profesional kesehatan kelu­
yang memuaskan. arga tidak perlu membuat penilaian berharga tetapi ber­
usaha untuk membantu setiap kelompok untuk memahami·
MERENCANAKAN SEBUAH KELUARGA. Memiliki atau ti­ diri mereka sendiri dan orang lain.
dak memiliki anak danmenetapkan waktu kehamilan ada­
_ lah keputusan keluarga yang penting. Mckinney dan rekan
(2000) menekankan pentingnya mempertimbangkan keha­ TAHAP II: CHILDBEARING FAMILY
milan -keluarga secara menyeluruh ketika seseorang be­
Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan ber­
kerja: dalam unit perawatan maternitas. Jenis pelayanan
lanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi ke masa
kesehatan yang diterima keluarga sebagai sebuah unit
menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam siklus
sangat memengaruhi kemampuan keluarga untuk melak­
sanakan koping secara efektif ketika menghadapi perubah­ kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, ke­
luarga menjadi kelompok trio, membuat sistem yang per­
. an yang sangat besar setelah kelahiran bayi.
manen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu, sistem
berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dariper­
nikahan) (McGoldrick, Heiman, & Carter, 1993).
TABEL 5-6 Walaupun menjadi orang tua menunjukkan tujuan yang
sangat penting bagi sebagian besar pasangan, sebagian be­
TAHAP I SiKLUS KEHIDUPAN KELUARGA
sar menemukan bahwa masa menjadi orang tua adalah ma­
INTI DENGAN DUA ORANG TUA:
sa transisi kehidupan yang penuh stres. Sebuah periode
KELUARGA BARU
ketidakseimbangan tidak dapat di hindari pad a saat keluarga
PERHATIAN berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya (Martell & Imle,
TUGAS PELAYANAN 1996). Sering kali, ketidakseimbangan ini memerlukan
PERKEMBANGAN KESEHATAN begitu banyak perubahan yang menurut beberapa pene!iti
dapat menyebabkan krisis keluarga (Clark, 1966; Hobbs &
Membentuk pernikahan Pendidikan dan konseling
yang memuaskan bagi . keluarga berencana Cole, 1976; LeMasters, 1957), menyebabkan pe~asaan
satu sama lain tidak memadai menjadi orang tua dan menyebabkan
SeCara' harmonis berhu­ Pendidikan dan konseling gangguan dalam hubungan pernikahan.
bungan dengan sanak untuk menjadi orang tua Miller dan Myers-Walls (1983), berdasarkan tinjauan
saudara p~nelitian mereka tentang orang tua baru, merangkum
Perencanaan keluarga stresor spesifik daJam peran menjadi orang tua yang di­
(keputusan tentang identifikasi di dalam literatur. Stresor yang paling sering
menjadi orang tua)
disebutkan tampaknya adalah kehilangan kebebasan per­
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 109
sonal akibat tanggung jawab menjadi orang tua; selain itu, peningkatan' biaya dalam memiliki dan mengasuh anak
kurangnya waktu dan hubungan persahabatan dalam per­ adalah semua faktor yang memengaruhi jalur dalam mele­
nikahan juga sering teridentifikasi. wati tahap siklus kehidupan pengasuhan anak (child­
Penyesuaian terhadap pernikahan biasanya tidak sesulit bearing) pertama kali (Bradt, 1988; Dobson, 2001; Miller
seperti penyesuaian terhadap keadaan menjadi orang tua. & Myers-Walls, 1983).
Walaupun merupakan pengalaman yang paling berarti dan
rUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA. Setelah hadirnya
paling memuaskan bagi sebagian besar orang tua, hadirnya
anak pertama, keluarga memiliki beberapa tugas perkem­
. bayi membutuhkan perubahan yang tiba·tiba sampai me­
bangan penting (Tabel 5-7). Suami, istri, dan anak harus
nuntut peran yang tidak henti-hentinya. Biasanya, hal ini
mempelajari peran barunya, semen tara unit keltiarga inti
pada awalnya sulit karena perasaan tidak memadai dari
mengalami pengembangan fungsi dan tanggung jawab.
orang tua yang barn; kurangnya bantuan dari keluarga dan
Hal ini melibatkan pertautan yang simultan dari tugas per­
ternan; saran yang bertentangan dari ternan, keiuarga, dan
kembangan setiap anggota keluarga dan keluarga sebagai
profesional pelayanan kesehatan yang selama ini mem­
keseluruhan (Duvall & Miller, 1985). .
bantu; dan sering terbangunnya bayi di waktu malam~
Kelahiran anak membuat perubahan radikal dalam
yang biasanya berlanjut sampai sekitar tiga sampai empat
pengorganisasian keluarga. Fungsi pasangan harus berbe­
minggu. Dengan demikian, ibu menjadi lelah secara psi­
da untuk memenuhi tuntutan yang baru dalam perawatan
kologi dan fisiologi. Selain mengasuh bayinya, ibu sering
dan pengasuhan bayi. Bagaimana tanggungjawab ini dipe­
merasa terbebani oleh tugas rumah tangga dan mungkin
nuhi sangat bervariasi sesuai dengan posisi sosiokultural
juga oleh tanggung jawab pekerjaan. TU15as ini terutama
pasangan. Walaupun sebagian besar orang tua terus
akan 4irasa sulit jika ibu memiliki penyakit atau melalui
melanjutkan untuk memikul peran tradisional atau pem­
tahap persalinan dan kelahiran yang panjang dan sulit atau
bagian tanggung jawab, dalam masyarakat kontemporer,
melalui seksio sesar.
umum bagi ibu dan ayah untuk berbagi dalam tugas
Dua faktor terpenting ikut menyebabkan kesulitan da­ perawatan bayi (Tiller, 1995)..
lam mendapatkan peran menjadi orang tua. Sebagian besar Hubungan dengan orang tua dan pemikahan dalam ke­
masyarakat saat ini tidak dipersiapkan ~ntuk menjadi orang luarga besar juga harus disejajarkan kembali selama tahap
tua, dan banyak mitos yang merusak dan tidak masuk akal ini. Peran baru perlu ditetapkan dengan menghargai peran
mewarnaipengasuhan anak di dalam masyarakat kita menjadi kakeklnenek dan hubungan antara orang tua dan .
(Szafran, 1996). Menjadiorang tua adalah satu-satunya kakeklnenek (American Association of Retired Person
peran utama yang hanya sedikit dipersiapkan, dan kesulitan [AARP], 2000; Bradt, 1988).
dalam transisi peran berpengaruh buruk pada kualitas hu­ Salah satu tugas terpenting perawat keluarga dalam
bungan pernikahan dan hubungan orang tua-anak. mengkaji ketika bekerja dengan childbearing family ada­
Hadirnya bayi baru ke dalam rumah menciptakan lah mengkaji peran menjadi orang tua (parental)-bagai­
perubahan bagi setiap anggota keluarga dan bagi setiap mana kedua orang tua berinteraksi dim mengasuh bayi
perangkat hubungan. Seorang anak asing telah diakui ma­ yang baru lahir dan bagaimana bayi berespons. Klaus dan
suk ke dalam keJompok pertalian-tertutup, dan tiba-tiba Kendall (1976),. Kendall (1974), Rabin (1 967a, b), dan
keseimbangan keluarga berpindah--setiap anggota ke­ rekan membuktikan dampak kritis pada pelekatan awal
luarga memperoleh .peran baru dan memulai hubungan dan hubungan yang hangat, permulaan hubungan orang
yang barn. Selain bayi yang baru dilahirkan, seorang ibu, tua-anak yang positif dalam hubungan dengan anak di
ayah, dan kakeklnenek juga dilahirkan. Istri saat ini harus masa depan. Sikap orang tua mengenai diri mereka sebagai
berhubungan dengan suami dan memperlakukannya se­ orang tua, perilaku mereka berkenaan dengan bayi, dan
bagai seorang pasangan dan seorang ayah, dan sebaliknya karakteristik komunikasi orang tua serta stimulasi bayi
seorang suami juga berhubungan dengan istri dan mem­ (Davis, 1978) adalah fokus pengkajian. .
perlakukannya sebagai seorang pasangan dan seorang ibu. Perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggungjawab
Dan dalam keluarga yang telah memiliki anak, dampak orang tua yang ba;.u sering kali lebih cepat dipelajari oleh
kehadiran bayi baru bagi seorang kakak sarna pentingnya ibu dibandingkan ayah.. Anak lebih cepat dirasakan sebagai
dengan dampak yang dialami oleh orang tua baru. sebuah-kenyat~an bagi calon ibu dibandingkan bagi ayah,
Perubahan sosial yang dramatik dalam masyarakat yang biasanya mulai merasa menjadi seorang ayah pada
Amerika sejak tahun 1950-an juga berpengaruh pada orang saat anaknya lahir, tetapi kadang Jebih lama dari itu
tua baru. Besamya proporsi wan ita yang bekerja di luar (Minuchin, 1974).
rumah dan memiliki karier, meningkatnya angka percerai­ Sebagian besar ayah secara tradisional tidak rliikutser­
an dan ketidakstabilan pernikahan, sering menggunakan takan dalam proses perinatal sehingga tentu saja hal ini
alat kontrasepsi dan melakukan aborsi, serta besarnya membuat pria terlambat dalam melaksanakan perubahan
1 10 BAGIAN 2' LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

peran penting sehingga menghindari keterlibatan emosio­ Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang
nal mereka. Untungnya, peningkatan kesadaran mengenai dengan hadirnya seorang anak; pasangan suami istri dalam
penlingnya peran yang dilaksanakan dalam pengasuh anak berhubungan satu sarna lain memperlakukan pasangannya
menyebabkan keterlibatan ayah yang lebih besar dalam sebagai pasangan hidup dan sebagai orang tua. Pola
pengasuh bayi di masyarakat kelas menengah (Hanson & transaksional pasangan terbukti berubah secara drastis.
Bozett, 1985; Henderson & Brouse, 1991; Kaufman & Feldman (1961) mengobservasi bahwa orang tua bayi se­
Uhlenberg, 2000; Zimmerman, Northen, & Seng, 1999). dikit berbicara satu sarna lain dan sedikit memiliki ke­
Ibu dan ayah menumbuhkan peran mereka menjadi senangan, kurang menstimulasi percakapan, dan menurun­
orang tua sebagai respons terhadap perubahan tuntutan dan nya kualitas interaksi pernikahah mereka. Beberapa orang
tugas perkembangan yang kontinu pada anak remaja yang tua merasa kewalahan dengan bertambahnya tanggung ja­
sedang berkembang, keluarga secara keseluruhan, dan wab, terutama pada keluarga yang suami dan istrinya be­
mereka sendiri. Menurut Friedman (1957), orang tua me­ kerja penuti waktu. Dalgas-Pelish (1993) menemukan buk­
lalui lima ·tahap perkembangan secara berturutan. Satu dari ti bahwa kebahagiaan pernikahan lebih rendah pada
dua tahap adalah fase kehidupan keluarga ini. Pertama, keluarga yang memiliki anak dibandingkan pada keluarga
selama masa bayi, orang tua mempelajari makna isyarat yang tidak memiJiki anak.
yang diekspresikan oleh bayi mereka umuk mengetahui Pembentukan kembali pola komunikasi yang memuas­
kebutuhan bayi tersebut. Orang tua akan melalui tahap kan-termasuk perasaan dan perhatian personal, pernikah­
yang sarna ini karena mereka menyesuaikan dengan setiap an (marital), dan parental-hal yang kritis. Pasangan harus
isyarat unik.yang diberikan bayi, pada setiap anak secara melanjutkan untuk saling memenuhi kebutuhan psikologis
berturut-turut. dan seksual or~ng dewasa dan juga bcrbagi serta ber­
Tahap kedua perkembangan pranatal adalah belajar interaksi satu sarna lain berkenaan dengan tanggung jawab .
untuk·menerima pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua.
yang terjadi pada masa toddler. Hanya pada awal dan Hubungan seksual antar-pasangan umumnya menurun
selam'atahap ini, orang tua-terutama orang tua yang selama masa kehamilan dan selamaenam minggu periode
. memiliki anak pertama--;memerlukan panduan dan du­ paseapartum. Kesulitan seksual selama periode paseapar­
kungan. Orang tua perlu memahami tugas yang berusaha tum biasa terjadi, muneul akibat faktor peran baru yang
dikuasai anak dan kebutuhan anak akan keamanan, keter­ dijalankan oleh ibu, akibat kelelahan, dan merasa kehi­
batasan, dan pelatihan eliminasi (toilet training). Mereka langan ketertarikan seksual sementara suami merasa "di­
peril! memahami konsep kesiapan perkembangan, atau tinggalkan atau disingkirkan" oleh bayi yang baru lahir.
"peristiwa yang dapat diajarkan". Pada saat yang sarna, Komunikasi keluarga saat ini memasukkan anggota ke­
orang tua memerlukan panduan daJam memahami tugas luarga ketiga. membuat suatu triad. Orang tua harus belajar
yang harus dikuasai oleh diri mereka sendiri selama tahap untuk menangkap dan dengan cermat memahami komuni­
ini. kasi bayi yang berupa tangisan. Misalnya, tangisan bayi

TABEL 5-7

TAHAP II SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA IN1'I DENGAN DUA ORANG TUA: CHILDBEARING
FAMILY
TUGAS PERKEMBANGAN PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN

Membentuk keluarga muda sebagai suatu unit yang stabil Persiapan untuk pengalaman melahirkan
{menggabungkan bayi yang baru ke dalam keluargal Transisi menjadi orang tua
Memperbaiki hubungan setelah ter;adinya konAik mengenai Perawatan bayi
tugas perkembangan dan kebutuhan berbagai anggota Perawatan bayi yang sehat
keluarga
Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan Mengenali secara dini dan menangani masalah-masalah
Memperluas hubungan dengan keluarga besar dengan kesehatan fisik anak dengan tepat
menambah peron menjadi orang tua dan menjadi kakekl Imunisasi
nenek Pertumbuhan dan perkembangan yang nor-mal
Tindakan untuk keamanan
Keluarga berel1cana
Interaksi keluarga
Praktik kesehatan yang baik (mis., tidur, nutdsi, olahraga)
BAS 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 111
harus dibedakan antara ekspresi ketidaknyamanan, lapar, hari-had pertama menjadi orang tua (Evans, 1991; William
mendapat stimulasi berlebihan, penyakit, atau kelelahan. & Cooper, 1993). Perawatan bayi yang baik, pengenalan
Dan bayi mulai berespons terhadap gendongan, timangan, awal dan ketepatan penatalaksanaan masalah kesehatan
dan percakapan, yang kemudian akan ditangkap dan di­ fisik, imunisasi, pertumbuhan dan perkembangan normal,
dukung oleh orang tua. . tindakan keamanan, interaksi keluarga, dan promosi ke­
Tahap siklus kehidu'pan ini memerlukan suatu penye­ sehatan umum (gaya hidup) adalah semua area yang pen­
suaian hubungan di dalam keluarga besar dan penyesuaian ting untukdiskusi. .
hubungan dengan ternan-ternan. Ketika anggota keluarga Perhatian lain tentang kesehatan keluarga selama pe­
lain berupaya untuk mendukung dan membantu orang tua riode kehidupan keluarga ini adalah kesulitan mengakses
baru, hal ini dapat menimbulkan ketegangan. Walaupun dan tidak memadainya fasilitas perawatan anak pada ibu
kakeklnenek, misalnya, dapat menjadi orang yang sangat bekerja, hubungan orang tua-anak, hubungan antar-sibling,
m.embantu keluarga baru, potensi untuk terjadinya konHik menjadi orangtua (termasuk penganiayaandan penelantaran
tetap ada karena adanya perbedaan nilai dan harapan di anak), dan masalah transisi peran menjadi orang tua.
antara generasi.
Selain pentingnya memiliki jaringan kerja dan sistem
dukungan sosial untuk menerima kepuasan, dan memiliki TAHAP III: KELUARGA DENGAN ANAK
perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga PRASEKOLAH
mud a perlu mengetahui kapan mereka membutuhkan ban­ Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika
tuan dan dari mana mereka akan mendapatkannya serta anak pertama berusia 2V2 tahun dan diakhiri ketika anak
kapan mereka harus bergantung pada sumber-sumber dan berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
kekuatan daii dalam diri mereka sendiri (Duvall & Miller, sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah,
1985). istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara perem­
. Hubungan pernikahan yang kuat dan aktif turut berpe­ puan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda
ran dalam, kestabilan dan moralitas. keluarga. Hubungan (Duvall & Miller, 1985).
suami-istri yang memuaskan akanmemberikekuatan dan
Kehidupan keluargaselama tahap ini menjadi sibuk dan
energi pada pasangan untuk "diberikan" kepada bayi dan
menuntut bagi· orang tua. Bagi orang tua yang memiliki
kepada pasangannya. Tekanan dan tunttitan yang membuat
tuntutan- besar terhadap waktu mereka, mungkin ibu juga
konflik, seperti antara loyalitas ibu baik kepada bayi mau­
bekerja, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Meski­
pun kepada suaminya, adalah sesuatu yang problematik.
pun demikian, menyadari bahwa orang tua adalah "arsitek
dan dapat menimbulkan kesedihan. Tipe konflik ini dapat
keluarga", yang merancang dan mengarahkan perkem­
menjadi sumber utarna ketidakbahagiaan selama tahap
bangan keluarga (Satir, 1983), penting bagi mereka untuk
siklus kehidupan ini.
menguatkan hubungan mereka-singkatnya, menjaga per­
PERHATIAN KESEHATAN. Perhatian keluarga pada tahap nikahan tetap hidup baik. Hal ini sering menjadi masalah
ini dimulai dengan persiapan menjadi orang tua (Iihat selama tahap kehidupan keluarga tertentu (Olson et al.,
Tabel 5-7). Konseling keluarga berencana harus dimulai 1983).
selamaperiode pranatal atau pascapartum karen a banyak Anak prasekolah banyak belajar pad a tahap Ini, ter­
pasangan yang tidak menunggu untuk memulai kern bali utama di area kemandirian. Mereka harus mencapai otono­
hubungan seksual sampai pemeriksaan pascapartum tradi­ mi dan kemandirian yang cukup agar mampu menangani
sional yang berlangsung selama enam minggu. Orang tua diri mereka sen<;liri tanpa orang tua di berbagai tempat.
harus didukung untuk mendiskusikan jarak kehamilan dan Pengalaman di taman kanak-kanak, Project Head Start,
perencanaan keluarga secara terbuka. Karena peningkatan pus at penitipan anak, atau program serupa lainnya adalah
tuntutan personal dan keluarga yang disebabkan bayi, cara yang baik urituk membantu tipe perkembangan ini.
orang tua harus menyadari bahwa kehamilan yang sering Program prasekolah terstruktur terutama berguna untuk
dan berjarak d~kat dapat membahayakan ibu, ayah, anak membantu orang tua di pusat kota yang tinggal di komuni­
kandung lainnya, dan unit keluarga .. tas dengan pendapatan yang rendah dan memiIiki anak
Pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga prasekolah. Meskipun banyakpenelitian menunjukkan ke­
dengan besarnya keragaman kelas pranatal dan pascanatal untungan asuhan anak yang berkualitas dan program pra­
tersedia untuk membantu mempersiapkan orang tua muda sekolah seperti Head Start, akses ke program ini biasanya
guna pengalaman persalinan dan transisi menjadi orang tua sulit atau tidak terdapat pad a keluarga miskin yang bekerja.
(Szafran, 1996). Tindak lanjut kunjungan rumah setelah MemperoJeh pengeJolaan asuhan anak yang adekuat ada­
persalinan disarankan untuk memenuhi kebutuhan pendi­ lah perhatian utama bagi orang tua (Kelleher, 1996). Pus at
dikan dan dukungan keluarga yang mengasuh anak pada penitipan bayi dan anak prasekolah yang dapat diperoleh
1 12 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

dan yang memiliki kualitas baik adalah sesuatu yang sui it kehangatan yang ditujukan pada anak dan lebih sedikit ke­
jika mungkin berlokasi di sebagian besar komunitas. Ibu hangatan yang diberikan kepada masing-masing pasangan;
bekerja dan ibu yang memiliki anak remaja terutama adalah dan lebih sedikit tingkat kepuasan seksual (Feldman,
orang yang memerlukan program dan fasilitas pelayanan 1971). Penggabungan observasi klinis ini adalah mitos
kesehatan anak yang lebih baik (Adams & Adams, 1990). bahwa lebih banyak.ayah yang meluangkan waktu di rumah
Banyak keluarga dengan orang tua tunggal berada di ta­ dan mengurangi waktu bekerja. Kaufman & Uhlenberg
hap siklus kehidupan tertentu ini. Ahli demografi saat int (2000) melaporkan bahwa perbedaan gender dalam pe­
~emperkirakan bahwa lebih dari setengah anak yang lahir ngaruh menjadi orang tua pada pelaksanaan tugas terus­
di tahun 1990-an akan meluangkan sedikitnya sebagian menerus ada. Suami yang memiliki anak terbukti lebih
dari masa kanak-kanak mereka di rumah dengan orang tua sering bekerja dan melaksanakan pekerjaan lebih banyaK
tunggal (Kantrowitz & Wingert, 2001). Di antara keluarga dibandingkan suami yang tidak memiliki anak. Selain itu,
dengan orang tua tunggal tekanan peran menjadi orang tua istri yang memiliki anak-anak melanjutkan pekerjaannya
dari anak prasekolah, dan peran lainnya menjadi lebih dengan waktu yang lebih sedikit dibandingkan wanita
besar. tanpa anak dan dibandingkan ayah-suami di rumah.
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA. Keluarga saat ini Feldman mengenali dengan baik laporan dan observasi
berkembang baik secara jumlah maupun kompleksitas. paraiel penelitian pada konselor keluarga-bahwa hu­
Kebutuhan anak prasekolah dan anak kedl lainnya untuk bun'gan pernikahan lebih sering mengalami rriasalah pada
mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, dan kebutuhan fase kehidupan keluarga ipi. Pada kenyataannya, banyak
orangtua akan privasi diri, membuat rumah danjarak yang perceraian terjadi dalam tahun-tahun ini akibat kelemahan
adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan' fasilitas dan ketidakpuasan ikatan pernikahan. Privasi dan waktu
juga harus aman untuk anak-anak, karena alasan itu morta­ bersama ad~dah kebutuhan yang utama. Konseling perni­
litas dan disabilitas pada tahap ini sebagian besar terjadi kahan dan kelompok pertemuan pernikahan telah menjadi
karena cedera. Mengkaji rumah tentang adanya bahaya ke­ sumber penting di antara kelas menengah, Akan tetapi bagi
selamlltim merupakan hal yang penting bagi perawat ke­ keluarga tanpa sumber ekonomi, bantuan yang. terbatas ter­
sehatan komunitas, dan pendidikan kesehatan kemudian sedia untuk menguatkan pernikahan yang mampu disela­
harus dimasukkan sehingga orang tua dan anak mengenali matkan. Terdapat kecenderungan bagi seorang ahli agama
kem,ungkinan risiko dan cara mencegah cedera (Tabel untuk dilatih menjadi konselor pernikahan dan keluarga
5-8):; i serta memberikan konseling kepada pasangan yang tidak .
Suami-ayah umumnya lebih ban yak terlibat dalam tang­ mampu membayar terapi dari konselor swasta.
gung jawab rumah tangga selama tahap perkembangan Tugas utama keluarga adalah menyosialisasikan anak.
keluarga ini dibandingkan selama tahap-tahap yang lain, Anak prasekolah mengembangkan sikap diri yang kritis

dengan persentasi terbesar pada tahap ini dihabiskan pada (konsep diri) dan dengan cepat belajar untuk mengekspresi­

aktivita~ pengasuhan anak. Walaupun bukti dicampur, be­ kan diri mereka sendiri, sebagaimana yang terlihat dalam

berapa peneJitian menyatakan bahwa kontak ayah-anak penangkapan berbahasa mereka yang cepat. Peran yang le­
memiliki efek menguntungkan pada anak termasuk nilai . bih dewasa didapat oleh anak prasekolah, yang secara ber­

psi kososi al yang lebih tinggi, harga diri lebih besar, ma­ tahap memikul tanggungjawab lebih dalam perawatan diri

salah periIaku lebih sedikit, pencapaian akademik lebih mereka sendiri, dan membantu ibu atau ayah dengan tugas

tinggi, dan hubungan dengan ternan sebaya yang lebih baik rumah tangga. Yang penting, bukanmasalah produktivitas

(Amato & Rezac, 1994; Healy, Malley, (k Stewart, 1990; anak, tetapi pembelajaran yang terjadi. .
Hetherington, 1993; Lund, 1987; Peterson & ZiIl, 1986). Tugas lain selama peri ode ini adalah berhadapan de­
Bertolak belakang dengan harapan, penelitian tel~h ngan cara bagaimana mengintegrasikan anggota keluarga
menunjukkan bahwa kedatangan anak kedua ke dalam baru (anak kedua atau ketiga) ke daJam keluarga, sementa­
keluarga memiliki efek yang lebih buruk pada hubungan ra keluarga tersebut tetap memenuhi kebutuhan anak yang
pernikahan daripada kedatangan anak pertama (La Rossa lebih tua. Pergeseran seorang anak oleh bayJ baru lahir
& La Rossa, 1981). Keterli batan dalam pol a orang tua cen­ secara psikologis adalah peristiwa yang sangat traumatis.
derung membuat pelaksanaan peran pernikahan menjadi Persiapan anak menghadapi kedatangan bayi baru lahir
lebih sulit, seperti yang diperlihatkan oleh pemantauan membantu memperbaiki situasi, terutama jika orang tua
penelitian klinis berikut: Pasangan melihat perubahan sensitif dengan perasaan dan perilaku anak yang lebih tua.
kepribadian yang lebih negatif pada satu sarna lain; mereka Persaingan sibling sering diekspresikan dengan memukul
kurang.puas dengan rumah mereka; interaksi berorientasi atau memperlakukan ·bayi baru lahir secara' negatif,
tugas lebih banyak dan lebih sedikit percakapan personal berperilaku regresif, dan aktivitas yang mencari perhatian.
serta percakapan yang berpusat pada anak; lebih ban yak Cara terbaik un~uk menghadapi persaingan sibling bagi
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 1 13

TABELS-S
TAHAP III SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA INTI DENGAN DUA ORANG TUA: KELUARGA
DENGAN ANAK PRASEKOLAH

TUGAS PERKEMBANGAN PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN
Mem~nuhi kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, Penyakit menular pad a anok-anak

privasi dan keamanan yang memadai Pencegahon kecelakaan don keamanan rumah (mis., jotuh,

Menyosialisasikan anak luka bakor, keracunan)


Mengintegrasikan anak kecil sebagoi anggota kefuarga baru Hubungan pernikahon
sementara tetap memenuhi kebuluhan anak fain Hubungan sibling
Mempertahonkan hubungan yang sehat di dalom keluorga Keluorga berencana
(hubungan pernikahan dan hubungan orang tua-anak) Kebutuhon dolam pertumbuhon dan perkembangon
dan di luor kefuorga (hubungan dengan kefuargo besor Isu-isu tentang hal menjadi orong tua '
dan komunitas) Penganiayaon dan pengabaian onak
Praktik kesehaton yang baik (mis., tidur, nutrisi, olahraga)

orang tua adalah meluangkan sejumlah waktu tertentu hubungan kepuasan yang minimal dengan komunitas luas
setiap hari secara eksklusif untuk berhubungan dengan karena posisi mereka yang mengasingkan diri dan sumber
anak yang lebih tua guna memberikan mereka kepastian yang tersedia untuk mereka tidak cukup.
bahwa ia tetap disayang dan diinginkan. '
Pada saat anak memasuki prasekolah, orang tua me­ PERHATIAN KESEHATAN. Masalah kesehatan fisik yang
masuki tahap ketiga yaitu menjadi orangtua, salah satunya ' utama adalah seringnya', penyakit menular dialami oleh
adalah belajar untuk berpisah dari anak pad a saat mereka anak dan' umumnya cedera akibat jatuh, luka bakar.
berlatih di pusat penitipan anak atau taman kanak-kanak. keracunan. dan cedera lain yang terjadi se\ama masa pra­
Tahap ini, berlanjut selama prasekolah dan tahun-tahun ' sekolah (IIhat TabeI5-8). Karena kurangnya ketahanan
masa sekolah awal. Perpisahan sering kali dirasa sulit bagi spesifik terhadap banyak bakteri dan penyakit akibat virus
orang tua, dan mereka perlu dukungan dan penjelasan ten­ serta meningkatnya pajanan terhadap bakteri dan virus,
tang bagaimana anak prasekolah menguasai tugas perkem­ anak prasekolah sering kali sakit dengan disertai satu
bangan yang ikut berperan dalam pertumbuhan otonomi penyakit infekSi minor setelah sakit pertarnanya sembuh.
anak. Penyakit infeksi sering kali merupakan penyakit yang
Perpisahan dari orang tua juga sulit bagi anak praseko­ "hilang-timbul" di dalam keluarga. Seringnya kunjungan
lah: Perpisahan dapat terjadi karena orang tua pergi beker­ ke dokter, merawat anak sakit, dan pulang ke rumah dari
ja, ke rumah sakit. atau pergi berekreasi ataLi jalan-jalan. tempat kerja untuk membawa anak yang sakit dan taman
Persiapan keluarga untuk perpisahan sangat penting dalam kanak-kanak adalah krisis mingguan yang senng terjadi.
membantu anak-anak menyesuaikan diri terhadap per­ Dengan demikian, kontak anak dengan infeksi dan pe­
ubahan. nyakit menular serta kerentanan mereka yang umum ter­
Membantu orang tua untuk memperoleh layanan kelu­ hadap penyakit adalah perhatian kesehatan yang utama
arga berencana setelah kehadiran bayi yang baru lahir. atau (Shelov,1991).
untuk melanjutkan kontrasepsi jika kehamilan tidak di­ Cedera, terjatuh, luka bakar, dan laserasi sangat sering
rencanakan, juga diindikasikan. Hal tersebut, misalnya, terjadi. Cedera ini tampaknya bahkan lebih sering jika
bukan merupakan hal yang jarang bagi wanita untuk ber­ keluarga adalah keluarga besar. keluarga dengan pengasuh
henti menggunakan kontrasepsi karena tidak munculnya dewasa yang tidak ada di rumah karena bekerja (anak yang
periode menstruasi dengan keyakinan bahwa ia hamil, kurang mendapat pengawasan orang dewasa), dan kel~arga
hanya untuk mengetahui bahwa pada akhiTllya ia hamil yang memiliki pendapatan rendah. Kea\TIanan lingkungan
akibat hubungan seksual selama ia mengira bahwa ia hamil dan supervisi anak yang adekuat adalah eara untuk me­
dan tidak menggunakan kontrasepsi. ngurangi cedera (Shelov, 1991).
Kedua orang tua perlu melakukan hobi di luar'rumah Perhatian utama tentang kesehatan psikososial keluarga
dankontak untuk memperbarui diri mereka sendiri guna adalah hubungan pernikahan. Penelitian membuktikan
melanjutkan tugas dan tanggung jawab rumah tangga yang adanya penurunan atau kehilangan kepuasan yang dialami
bertumpuk. Orang tua tunggal dan, miskin sering kali tidak oleh banyak pasangan selama masa ini dan kebutuhan Ull­
memiliki kesempatan ini. Keluarga ini biasanya memiliki tuk bekerjaguna memperkuat dan menyegarkan kembali
1 14 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

unit vital ini (Olson et aI., 19983). Perhatian kesehatan akan jauh lebih mudah membuat perpisahan secara ber­
yang penting lainnya adalah persaingan sibling, keluarga tahap. Namun dalam kasus ketika peran ibu merupakan
berencana, kebutuhan tumbuh kembang anak, masalah satu-satunya peran inti dan penting dalam kehidupan wa­
orang tua seperti menetapkan keterbatasan (pendisiplinan), nita, proses perpisahan ini dapat sangat menyakitkan.
penganiayaan dan pengabaian anak, keamanan rumah, dan Selama tahap ini, orang tua merasa adanYIl tekanan kuat
masalah komunikasi keluarga. dad komunitas luar yaitu melalui sis tern sekolah dan aso­
Strategi promosi kesehatan urn urn terus berlanjut dan siasi di luar keluarga Jainnya untuk menyesuaikan diri de­
berhubungan erat selama tahap ini, karena perilaku gaya ngan standar komunitas untuk anak. Hal ini cenderung
hidup yang dipelajari selama masa kanak-kanak dapat me­ memengaruhi keluarga kelas menengah untuk lebih me­
miliki konsekuensi jangka pendek dan panjang. Pendidik­ nekankan pada niJai pencapaian dan produktivitas yang
an kesehatan keluarga diarahkan pada pencegahan masalah tradisional, dan menyebabkan keluarga kelas pekerja dan
kesehatan utama akibat merokok, penyalahgunaan alkohol ban yak keluarga miskin merasa terasing karena konflik
dan obat-obatan, seksualitas manusia, keamanan, diet dan dengan nHai-niIai sekolah danlatau komunitas.
nutrisi. "Tujuim utama bagi perawat yang bekerja dengan
anak dan keluarga adalah membantu mereka dalam mene­ TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA. Salah satu tugas
tapkan gaya hidup sehat dan dalam memfasilitasi pertum­ kritis orang'tua dalam menyosialisasikan anak-anak me­
buhan fisik, intelektual, emosional, dan sosial anak yang reka pada saat ini adalah termasuk meningkatkan prestasi
optimal" (Wilson, 1988, him. 177). sekolah. Tugas keluarga yang penting lainnya adalah
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
Selain itu, dilaporkan bahwa kepuasan pernikahan meng­
TAHAP IV: KELUARGA DENGAN ANAK hHang se1ama tahap ini. Beberapa peneIitian besar me­
SEKOLAH nguatkan observasi ini (Burr, 1970; Olson et a!., 1983;
Rollins & Feldman, 1970). Meningkatkan komunikasi ter­
Tahap"ini mulai ketika anak pertama memasuki sekolah buka dan mendukung hubungan pasangan adalah hal yang
daiarh waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan di­ penting dalam menjalani keluarga" dengan "anak usia
akhiri ketika ia mencapaipubertas, sekitar usia 13 tahun. sekolah.
Keluarga biasanya mencapai jumlah anggoui keluarga
maksimai dan hubungan keluarga pada akhir tahap ini juga PERHATIAN KESEHATAN. Kondisi cacat pada anak dapat
maksimal (Duvall & Miller, 1985); Selain itu, masa ini menjadi ringan selama periode kehidupan anak ini. Pe­
adalah masa yang sibuk. Saat ini anak-anak memiliki rawat dan guru akan mendeteksi banyak defek visual,
aktivitas dan minat mereka sendiri selain memiliki aktivi­ pendengaran, dan bicara-selain mempelajari masalah­
tas yang wajib mereka lakukan dalam kehidupan dan se­ gangguan periIaku, perawatan gigi yang tidak adekuat,
koiah, dan orang tuajuga memiliki aktivita~ mereka sendiri penganiayaan anak, penyalahgunaan zat, dan penyakit
yang berbeda. Setiap orang mengerjakan tugas perkem­ menular di antara populasi anak sekolah pada tahap ini
bangan diri mereka masing-masing, sarna seperti keJuarga (Edelman & Mandie, 1986). Bekerja dengan keluarga
yang berupaya untuk memenuhi tugas perkembangan ke­ sebagai seorang pendidik dan konsultan kesehatan. selain
luarga (Tabel 55-9). Menurut Erikson (1950), orang tua melakukan rujukan yang tepat untuk menindaklanjuti
berjuang dengan tuntutan ganda dalam memenuhi tugas skrining. banyak menghabiskan energi perawat sekolah.
mengasuh generasi selanjutnya (tugas perkembangan ke­ Perawat juga berperan sebagai narasumber bagi guru se­
turunan) dan memerhatikan pertumbuhan diri mereka sen­ kolah, memungkinkan guru untuk dapat menangani ke­
diri; pada saat yang sarna, anak usia sekolah sedang berada butuhan kesehatan muridnya yang sudah umum dan bersi­
dalam tugas pengembangan sensasi industri-kapasitas fat lebih individual secara lebih efektif (lihat Tabel 5-9).
untuk kenikmatan kerja-dan berupaya untuk menghilang­ Terdapat sejumlah kondisi kecacatan yang berturut­
kan atau menangkis sensasi inferioritas (rendah diri). turut dideteksi selama masa sekolah, termasuk epilepsi,
Tugas orang tua pada masa ini adalah mempelajari un­ paralisis otak, retardasi mental, kanker, dan kondisi orto­
tuk beradaptasi dengan perpisahan anak atau, yang lebih pedik. Fungsi primer perawat kesehatan keluarga-selain
sederhana, melepaskan anak. Hubungan ternan sebaya dan merujuk, mendidik, dan berkonsultasi dengan orang tua
aktivitas di luar rumah semakin memainkan peranan yang mengenai kondisi ini-adalah membantu keluarga dalam
lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah. Masa ini melaksanakan koping sehingga meminimalkan dam'pak
diisi dengan aktivitas keluarga, tetapi juga terdapat ke­ merugikan anak cacat pada ke1uarganya.
kuatan yang secara bertahap mendorong anak untuk ber­ Bagi anak-anak yang memiliki masalah perilaku, pe­
pisah dari keluarga sebagai persiapan untuk masa remaja. rawat sekolah di sekolah, klinik, kantor dokter, dan lem­
Orang tua yang memiliki hobi di luar hobi anak-anaknya baga komunitas harus aktif mencari keterlibatan orang tua
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 1 15
dan memberikan konseling suportif. Melakukan rujukan Tahap kehidupan keluarga ini mungkin merupakan
ke konseling atau terapi keluarga sering kali sangat bergu­ tahap tersulit, atau tentu saja merupakan tahap yang paling
na dalam membantu keluarga menyadari adanya masalah banyak didiskusikan dan ditulis (KidwelI et aI., 1983).
keluarga yang dapat dengan buruk memengaruhi anak usia Keluarga Amerika dipengaruhi oleh besamya tugas per­
sekolah. Ketika orang tua mampu membuat kerangka uhing kembangan anak remaja dan orang tua, dan konflik serta
rriasalah perilaku anak sebagai sebuah masalah keluarga gejolak yang tidak dapat dihindari yang diciptakan oleh
dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masaJah tugas perkembangan anak. Keluarga menghadapi tantangan
dengan fokus baru tersebut, sering kali menghasilkan fung­ organisa~ional yang baru terutama dengan menghargai
si keluarga dan juga perilaku anak yang lebih sehat (Bradt, otonomi dan kemandirian (Goldenberg & Goldenberg;
1988). 2000). Orang tua tidak lagi mempertahankan otoritas
komplet, mereka juga tidak dapat melepaskan otoritasnya.
TAHAP V: KELUARGA DENGAN ANAK Perubahan peran, keterbatasan kondisi, dan negosiasi ulang
REMAJA peran adalah hal yang penting.
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap keJima dari Tantangan utama dalam bekerja dengan keluarga yang
siklus atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasa­ memiliki anak remaja adalah seputar perubahan perkem­
nya tahap ini berlangsung seJama enam atau tujuh tahun, bangan yang dialami remaja dalam bidang perubahan kog­
walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan ke­ nitif. pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis,
luarga lebih awal at au lebih lama jika anak tetap tinggal di (Kidwell, Fischer, Dunham. & Baranowski. 1983) serta.
rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak lainnya dalam kaitannya dengan perkembangan berdasarkan pada
konflik dan krisis.
yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan
utama keluarga pada tahap anak remaja adalah melong­ PERAN,. TANGGUNG JAWAB, DAN MASALAH ORANG
garkan ikatan keluarga untuk memberikan tanggungjawab TUA. Tidak ada gunanya mengatakan bahwa tugas
dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam memper­ membesarkan anak remaja saat ini adalah tugas orang tua
siapkan. dirimenjadi seorang dewasa muda (Duvall & yang tersulit. Meski demikian. orang tuaharus berhadapan
Miller, 1985). dengan uji keterbatasan yang tidak beralasan yang telah
Preto (1988), dalam mendiskusikan transformasi sistem ditetapkan dalam keluarga pada saat kelmirga tersebut me­
keluarga di masa remaja, menguraikan metamorfosis ke­ laluiproses "me\epaskan" secara bertahap.Duvall (1977)
luarga yang terjadi. Metamorfosis yang terjadi melibatkan juga mengidentifikasi tugas perkembangan kritis pad a pe­
"perpindahan yang sangat jelas dalam pola hubungan di riode ini untuk menyeimbangkan kebebasan dengan tang­
antara generasi, dan sementara perpindahan mungkin pada gung jawab pada saat remaja telah dewasa dan mandiri.
awalnya ditandai dengan kematangan fisik remaja, per­ Friedman (1957) serupa dalam mendefinisikan tugas orang
pindahan tersebut sering kaJi paralel dan terjadi bersamaan tua selama tahap ini, yaitu belajar menerima penolakan
dengan perubahan orang tua ketika mereka memasuki usia tanpa meninggalkan anak.
pertengahan dan dengan transformasi besar yang dihadapi Ketika orang tua menerima diri mereka seitdiri apa
kakeklnenek di usia lanjut" (hIm. 255). adanya, dengan semua kelemahan dan kekuatan mereka,

TABEL 5-9 '

TAHAP IV SIKWS KEHIDUPAN KELUARGA INTI DENGAN DUA ORANG TUA: KELUARGA
DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
TUGAS PERKEMBANGAN PERHATIAN PELAYANANKESEHATAN .

MenyosioliSasikon onok-onok, termosuk meningkotkan Tontongon kesehaton pado anak (mis., penglihotan,
prestasi sekoloh dan membantu hubungan anak-onak . pendengaran, dan kemampuan bicara)
yang sehat dengon teman sebaya . Kesehatan gigi .,
Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuoskon Pengoniayoon dan pengaboion anak
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik onggota keluargo Penyolahgunaon zat
Penyakit menulor
Penyakit kronik
Masoloh perilaku .
Praktik kesehotan yang b9ik (mis., tidur, nutrisi, oIahroga)
1 16 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS .KEPERAWATAN KELUARGA

dan ketika mereka menerima beberapa peran mereka pada mukan suatu "revolusi" besar pada anak remaja ketika per­
tahap perkembangan ini tanpa mendapatkan konflik atau pisahan pada akhirnya terjadi. Orang tua juga mungkin
sensitivitas" yang tidak sepatutnya, mereka menetapkan mendorong anak remaja untuk mandiri terlalu cepat de­
pola untuk memilah penerimaan diri yang serupa pada ngan mengabaikan kebutuhan kebergantungannya. Dalam
anak-anaknya. Hubungan antara orang tua dan anak remaja kasus ini, anak remaja dapat gagal untuk mencapai ke­
harus lebih baik ketika orang tua merasa produktif, puas, mandirian (Wright & Leahey, 2000).
dan terkontorol.dalam hidup mereka (Kidwell et aI., 1983) Seperti halnya ketiga tahap terakhir, hubungan pernikah­
danfleksibelnya fungsi orang tualkeluarga (Preto, 1988). an juga merupakan sebuah fokus perhatian. Tugas perkem­
Schultz (1972) dan Elkind (1994) telah mengekspresi­ bangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk
kan pandangan bahwa peningkatan kompleksitas kehi­ memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka
dupan Amerika telah meinbuat peran orang tua menjadi (Wilson, 1988). Banyak pasangan telah menjadi sangat ter­
tidak jelas. Orang tua dapat merasaberada dalam suatu fokus dengan tanggung jtlwab menjadi orang tua sehingga
kompetisi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi­ pernikahan mereka tidak lagi memegang peranan inti da­
dari wewenang sekolah dankonsultasi kontrasepsi dan lam kehidupan mereka. Suami dapat meluangkan banyak
pilihan seks pramenikah dan kehidupan bersama sebagai waktu di luar rumah untuk bekerja dan melanjutkan ka­
suami istri. Pengaruh faktor lain yang ditambahkan pada riernya, sementara istri mungkin juga bekerja sambil ber­
mereka menjadi sangat berkurang. Karena spesialisasi pe­ upaya melaksanakan pekerjaan rumah dan tanggungjawab
ke~jaan dan profesi, orang tua tidak lagi mampu membantu sebagai orang tua. Dalam kondisi ini, hanya sedikit waktu
anak dalam membuat rencana tentang pekerjaannya. atau energi yang tertinggal untuk hubungan pernikahan.
Mobilitas kediaman dan kurangnya keberlanjutan hubungan Namun di sisi lain, sejak anak lebih bertanggung jawab
orang dewasa yang terpercaya bagi anak remaja dan orang pada diri mereka sendiri, pasangan dapat lebih mudah
tuan, iselain ketidakmampuan ban yak orang tua untuk meninggalkan rumah untuk melaksanakan karier mereka
mendiskusikan kekhawatian personal, seksual, dan hal-hal atau menetapkan hobi individual dan marital. Mereka da­
yangterkait obat secara terbuka dan tidak menghakimi pat mulai membangun pondasi untuk tahap perjalanan
dengan anak-anak mereka, juga telah ikut menyebabkan keluarga selanjutnya.
timbulnya masalah pada orang tua-remaja. Di antara Tugas perkembangan keluarga ketiga yang penting
keluatga imigran, pertentangan generasi dan konflik nilai adalahuntuk anggota keluarga, terutama orang tua dan
memperkuat masalah komunikasi yang sering terjadi antara anak remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka satu sa­
orang.tu~ dan anak (lihat Bab 20). . rna lain. Karena adanya kerenggangan generasi, komuni­
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA. Tugas perkembang­ kasi terbuka sering kali merupakan suatu hal yang ideal
an keluarga yang pertama dan utama pada tahap ini adalah dibandingkan kenyataan. Sering kali terjadi saling penolak­
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab se­ an antara orang tua dan anak remaja mengenai nilai dan
iring dengan kematangan remaja dan semakin meningkat­ gaya hidup satu sarna lain. Orang tua dalam keluarga yang
nya otonomi (Tabel 5-10). Orang tua harus secara progresif memiIiki banyak masalah terbukti sering melakukan
mengubah hubungan mereka dengan anak remaja mereka, penolakan dan kemudian tidak lagi berhubungan dengan
yaitu dari hubungan sebelumnya yang bergantung menjadi anak tertua mereka, sehingga mengurangi saluran komu­
hubungan yang semakin mandiri. Berkembangnya per­ nikasi terbuka apapun yang sebenarnya dapat terjadi.
ubahan pad a hubungan orang tua-anak secara khas me­ Mempertahankan standar etis dan mqral keluarga ada­
rupakan sebuah perubahan yang dipenuhi dengan konflik lah tugas perkembangan keluarga lainnya (Duvall & Miller,
di sepanjang riwayat keluarga. 1985). Walaupun peraturan keluarga perlu diubah, standar
etis dan moral keluarga perlu dipertahankan oleh orang
Agar keluarga dapat beradaptasi selama tahap ini, ang­
tua. Semen tara anak remaja mencari keyakinan dan nilai
gota keluarga", terutama orang tua, harus membuat "peru­
mereka sendiri, orang tua harus membela dan menanamkan
bah an sistem" utama-yaitu, menetapkan peran dan norma
prinsip dan standar yang telah mereka tetapkan. Anak
baru serta "melepaskan" anak remaja. Kidwell dan rekan
remaja sangat sensitif dalam melihat adanya keganjilan
(1983) merangkum perubahan yang diperlukan ini: "Secara
antara apa yang "diajarkan dan dipraktikkan". Meskipun
paradoks, sistem (keluarga) yang dapat melepaskan ang­
demikian, orang tua dan anak dapat belajar dari satu sarna
gota keluarganya adalah sistem yang akan mempertahankan
lain dalam masyarakat yang jamak dan berubah dengan
dan menghasilkan kembali anggota keluarga secara efektif
cepat. Transformasi nilai anak muda adalah menti'ansfor­
dalam generasi selanjutnya" (hIm. 88).
masi keluarga. Adopsi kebebasan dan gaya hidup yang
Orang tua yang--dengan tujuan memenuhi kebutuhan
lebih kasual menjadi simbol transformasi nirai yang me­
diri mereka sendiri-tidak melepaskan, sering kali mene­
mengaruhi setiap fase kehidupan keluarga (Aldous, 1996).
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 1 17
PERHAnAN KESEHATAN. Pada tahap ini, kesehatan fisik lah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat
anggota keluarga biasanya baik, tetapi promosi kesehatan atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam
tetap merupakan perhatian yang penting (Iihat TabeI5-1O). keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal
Faktor risiko harus diidentifikasi dan didiskusikandengan di rumah setelah mereka menyelesaikan SMU atau
keluarga, karena pentingnya gaya hidup sehat. Risiko kUliahnya. Walaupun lama waktu yang biasa terjadi pada
penyakit jantung koroner pada pria berusia lebih dari 35 tahap ini adalah enam atau tujuh tahun, beberapa tahun
mengalami peningkatan yang cukup besar, dan pada tahap belakangan ini tahap VI dalam keluarga menjadi lebih
ini, kedua orang tua dewasa mulai merasa rentan terhadap lama karena lebih banyak anak yang telan dewasa tinggal
penyakit sebagai bagian dari perubahan perkembangan di rumah setelah mereka menyelesaikan sekolahnya dan
mereka dan biasanya mereka lebih menerima strategi mulai bekerja. Motifnya sering kali adalah masalah
promosi kesehatan. Bagi remaja, kecelakaan-terutama ekonomi-tingginya biaya hidup mandiri. Akan tetapi,
kecelakaan kenda(aan bermotor-adalah bahaya yang be­ semakin menyebar kecenderungan bagi anak dewasa
sar, dan patah tulang serta cedera akibat atletik adalah hal muda-yang umumnya menunda pernikahan-untuk me­
yang biasa terjadi. miliki peri ode tidak terikat selama mereka hidup mandiri
Penyalahgunaan obat dan alkohol, kontrasepsi, keha­ di Iingkungan rumah mereka sendiri. Dalam survei yang
milan yang tidak diinginkan, dan pendidikan serta kon­ dilakukan di Kanada secara luas, ditemukan bahwa anak­
seHng seks adalah area-area perhatian yang relevan. Dalam anak yang tumbuh di keluarga tiri dan keluarga dengan
mendisku&ikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat orang tua tunggal, lebih cepat meninggalkan rumah di­
berada di tengah-tengah perselisihan atau masalah orang bandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dalam
tua-remaja. Remaja sering mencari pelayanan kesehatan keluarga dengan orang tua kandung yang lengkap. Per­
untuk pelaksanaan uji kehamilan, penggunaan obat, skrin­ bedaan ini tampaknya tidak dipengaruhi oleh faktor eko­
ing penyakit AIDS, kontrasepsi dan aborsi, dan diagnosis nomi, tetapi lebih disebabkanoleh perbedaan orang tua
dan perawatan penyakit kelamin. Telah terdapat tren legal dan lingkungan/pergaulan keluarga (Mitchell,Wister. &
ufltuk membiarkan anak remaja mendapatkan layanan ke­ Burch, f989).
sehatan tanpa persetujuan dari orang tua. Jika orang tua Fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh puncak tahun­
terIibat, sering kalidiindikasikan untuk memisahkan tahun persia pan bagi anak yang telahsiap untuk kehidupan
wawailcara· antara remaja dan orang tua sebelum mem­ dewasa yang mandirLOrang tua, pada saatmereka mele­
bawa mereka bersama (American Academy of Pediatrics, paskan anak-anaknya pergi, melepaskanperan mereka se­
1989). bagai orang tua yang telah dijalankan selama20 tahun atau
Kehamilan remaja adalah masalah keluarga yang kritis lebih dan mereka kembalikepasangan hidup mereka.
dalam ban yak keluarga saat ini. Pencegahan kehamilan Tugas perkembangan keluarga sangat penting jika kelu­
remaja meliputi intervensi yang didasari oleh keluarga dan arga berpindahdari ruman tangga dengan anak ke rumah
komunitas. Perawat keluarga perlu membantu keluarga tangga dengan pasangan suami-istri. Tujuan utama kelu­
da..lam upaya pencegahan kehamilan remaja. Rujukan ke arga adalah menata ulang keluarga kedalam unit berke­
pelayanan keluarga berencana, konseling dan pendidikan lanjutan ketika melepaskan dewasa muda.. yang telah
seksiial, mendorong anak remaja untuk berpartisipasi da­ dewasa ke dalam kehidupan mereka sendiri (Duvall &
lam kegiatan waktu luang sepulang sekolah, dan kesempat~ Miller, 1985). Selama tahap ini, pasangan baru dapat me­
an pendidikan adalah strategi dasar pencegahan kehamilan mikul peran sebagai kakeklnenek-perubahan lain dalam
remaja (The Family Connection, 1996). peran dan citra diri mereka.
Kebutuhan kesehatan lainnya adalah di area dukungan Usia dewasa tengah awal, yang merupakan usia rata­
dan bantuan dalam menguatkan hubungan pernikahan dan rata orang tuaselama melepaskan anak tertua mereka, dan
hubungan orang tua-remaja. Mungkin dibutuhkan kon­ ditandai dengan perio~e "terperangkap" dalam kehidupan:
seling suportif lang sung atau melakukan rujukan ke terperangkap antara tuntutan anak muda dan harapan orang
sumber-sumber komunitas untuk konseling, pelayanan re­ tua dan terperangkap antara dunia keIja dan perlombaan
kieasi, edukasi, dan pelayanan lain. tuntutan dan keterlibatan keluarga, dengan sering tampak
tidak mungkin untuk memenuni tuntutan kedua bidang
TAHAP VI: KELUARGA MELEPASKAN ANAK tersebut. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa se­
DEWASAMUDA mentara orang dewasa tengah dapat merasa tertekan atau
berada "di lapisan"antara kutub generasi muda dan tua,
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan paling tidak pada ekonomi kelas menangah dan atas, me­
perginya anak pertama dari ruman orang tua dan berakhir reka sering kali dapat menghargai nilai kepentingan dan
dengan "kosongnya rumah", ketika anak terakhir juga te­ pencapaian mereka. Mereka sering mengetahui bahwa
1 18 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 5-10
TAHAP V SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA INTI DENGAN. DUA ORANG TUA: KELUARGA
DeNGAN ANAK REMAJA
TUGAS PERKEMBANGAN PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN
Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab pada Kecelakaan (mis., mengemudil
saat anak remaja telah dewosa dan semakin otonomi Cedera akibat olahraga
Memfokuskan kemboli hubungan pernikahan Penyalahgunaan alkohol dan obal
Berkomunikosi secara terbuka anlora orang tua dan anak Konlrasepsi
Kehamilan yong tidak diinginkan
Pendidikan seks
Hubungan pernikahan
Hubu n orang tua-remaja
Prnktiklesehatan yang baik (mis., tidur, nutrisi, olahraga)

mereka adalah pembuat keputusan yang sangat berpenga­ Periode ini berkaitan dengan menopause, dengan wanita
ruh; mereka mengatur seluruh langkah kehidupan dalam terlihat sebagai seseorang yang keutamaannya telah ber­
masyarakat ini. lalu, mereka terlihat semain tua, dan tidak menarik. Akan
tetapi, penelitian selama beberapa tahun menca.tat bahwa
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA. Pada saat keluarga banyak wanita menemukan bahwa periode ini bukan hanya
membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua merupakan suatu masalah, tetapi juga sesuatu yang di­
juga·'terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu inginkan (N.Woods, personal communications, 1996).
mereka menjadi mandiri. Dan ketika anak yang telah Pria dalam masa pertengahan (istilah untuk usia per­
"teijunke dunia luartersebut". menikah, tugas keluarga tengahan ~alam Jiteratur perkembangan) mengnadapi kri­
adalah memperluas lingkaran keluarga untuk memasukkan sis perkembangan potensial. Sebuah krisis potensial adalah
anggota baru dari pernikahan dan menerima gaya hidup suatu dorongan untuk "maju" dalam karir dengan menya­
dannltai pasangan itu sendiri (Tabel 5-11). dari bahwa mereka tidak sukses atau tidak mencapai as­
Dengan emptynest (keluarnya anak dari rumah), orang pirasi mereka. Juga, tanda-tanda menghilangnya maskuli­
tua memiliki lebih banyak waktu untuk aktivitas dan hu­ nitas, seperti rendahnya tingkat energi dan berkurangnya
bungan lainnya. Berharap, mereka tidak tumbuh terpisah potensi dan kepuasan seksual, kekahwatiran akan gambar
terlalu jauh satu sarna lain sehingga mereka tidak dapat diri, rambut, dan tanda-tanda penuaan, serta kekhawatiran
mengatur kembali atau menetapkan kembali peran suami berkenaan dengaq keuangan, adalah stresor-stresor bagi
dan istri untuk meletakkan kepentingan primer peran-peran pria selama tahap siklus kehidupan keluarga ini. Frekuensi
ini setelah diperoleh. LeShan (1973) mernandang tahap ini ekstra pada perselingkuhan dalam pernikahan, perceraiim,
sebagai suatu tantangan terhadap hubungan pernikahan. penyakit jiwa, alkoholisme, dan bunuh diri telah meng­
Ketika anak pergi, pernikahan menghadapi masa krisis; alarni peningkatan di antara orang dewasa di kelompok
apakah cukup kuat untuk menahan krisis tersebut tanpa usia ini, suatu jumlah yang berada di bawah krisis per­
alasan menjadi orang tua? kembangan yang terjadi pada usia pertengahan.
. Dahulu, melihat fase ini sebagai sebuah waktu yang Friedman (1957) mempertanyakan kembali signifikansi
sulit bagi wanita adalah hal yang biasa. Kehilangan peran hubungan pernikahan, dengan rnengkarakteristikkan tahap
yang berkaitan dengan pengasuhan anak meninggalkan perkembangan parental pada titik ini (tahap VI), di dalam
perasaan hampa. Saat ini, jauh dan perasaan tidak berguna keluarga sebagai bangunan kebersamaan hidup yang baru.
setelah anak-anak mereka tumbuh, sebagian besar wanita Wanita dan pna sarna-sarna menjaga kehidupan pernikahan
·tetap melanjutkan kehidupannya dalarn pekerjaan dan yang kadar perselisihannya berkurang dibandingkan se­
dalam menjalankan peran sebagai seorang pasangan waktu tahun-tahun perawatan anak yang belum mandiri
(Aldous, 1996). Sebagian besar wanita merasa puas bahwa (Aldous, 1996).
anak mereka telah melaksanakan tanggung jawab sebagai Tugas perkernbangan penting Jainnya pada keluarga 6i­
seorang dewasa dan tetap berhubungan dekat dengan me­ masa pertengahan adalah mernbantu orang tua suami dan
reka. Mereka kini memiliki waktu dan energi untuk me­ istri yang sudah tua dan menderita sakit. Walaupun asuhan
milih perkembangan mereka sendiri dan untuk memilih aktual orang tua yang menua danJatau orang tua yang ber­
keintiman serta pendamping hidup mereka sendiri. gantung bukanlah fungs! yang diharapkan pada keluarga
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 1 19
Amerika, kecualipada kelompok-kelompok etnik tertentu, keluarga bagi anggota keluarga yang berusia' remaja dan
suami dan istri diharapkan membantu dan mendukung dewasa muda tetap penting. Kekhawatiran menopause pa­
anggota keluarga yang sudah lanjut sebanyak mungkin se­ da wanita sudah biasa terjadi. Efek-efek yang dihubungkan
suai 'dengan kemudahan yang dirasakannya. Aktivitas denganldiakibatkan oleh kebiasaan meminum alkohol, me­
seperti itu menggunakan semua bentuk--dari seringnya rokok, dan praktik diet yang berlangsung dalam jangka
menelepon dan memberikan dukungan lewat telepon sam­ panjang saat ini menjadi semakin nyata. Pada akhimya.
pai membantu finansial, menyediakan transportasi, dan kebutuhan untuk strategi' promosi kesehatan dan "gaya
mengunjungi serta merawat orang tua mereka di rumah. hidup sehat" menjadi lebih ditekankan untuk anggota de­
Di Amerika, keluarga dipandang sebagai penanggung wasa yang merupakan anggota yang akan diJepas oleh
jawab utarna untuk generasi mendatang, untuk keturunan, keluarga.
dan secara sekunder hanya bertanggung jawab pada gene­
rasi sebelumnya. yaitu orang tua (Roth, 1996b). Akan te­ TAHAP VII: ORANG TUA PARUH BAYA
tapi baru-baru ini, terdapat tren politis di seluruh negara
berkenaan dengan keiuarga, yaitu keluarga memegang Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, merupakan
tanggungjawab lebih besar pada semua anggota keluarga, tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika
termasuk generasi terdahuiu. anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan
Keluarga tiga generasi, walaupun bukan pola keluarga pensiun atau kematian salah satu pasangan.' Tahap ini
yang biasa, bukanlah hal yangjarang ditemui, terutama da­ biasanya dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45 sam­
lam keluarga "tradisional" Asia, Hispanik, YUnani, Italia, pai 55 tahun dan berakhir dengan pensiunnya pasangan,
Eropa tengah, dan Armenia. Paling sering di Amerika biasanya 16 sampail8 tahun kemudian. Biasanya, pasangan
Serikat, keluarga multigenerasi tampaknya terbentuk seca­ baru di tahun-tahun pertengahan mereka merupakan
ra primer jika keluarga inti diganggu oleh adanya kematian keluarga inti, walaupun tetap berinteraksi dengan orang tua
dan atau perceraian. Kelayakan finansiai atau kebutuhan lansia mereka dan dengan anggota keJuarga iaindari
asuhan anak juga dapat mendorong penataan kehidupan keluarga asalnya, dandengan keluarga baru yang didapat
multigenerasi. dari pernikahan anak cucu (keturunan) mereka. Pasangan
Orang tua lansia biasanya berkeinginan untuk· hidup pasca-menjadi orangtua saatini tidak lagi terisolasi; se­
mandirisehingga tidak memengaruhikehidupan anak makin banyakpasangan paruh bay a yang tidak lagi melak­
mereka, dan yanglebih penting, untuk mempertahankan sanakan kesibukanharian mereka dan meluangkan waktu
perasaan kompetensi, mandiri, dan memiliki privasi mereka lebihbanyak dalam fasepascaparental, dengan perluasan
sendiri (Bengtson, Mangen, & Landry, 1987; Troll, 1971). hubungan kekeluargaan antara empat generasi 'bukanlah
Orang tua juga dapat memiliki pertentangan dengan ke­ hal yangjarang (Roth, 1996a).
putusan untuk menempatkan orang tua mereka di panti Tahun pertengahan keluarga meliputi perubahan dalam
werda atau di fasilitas asuhan dan badan pengurus atau penyesuaian pemikahan (sering kali semakin baik), dalam
pensiun selama masa ini. distribusi pengaruh antara suami dan istri (Iebih terbagi),
Kesimpuiannya, dapat dilihat bahwa pada saat anak dan dalam peran (termasuk perbedaan peran pemikahan)
teiah dilepas oleh keluarga, orang tua harus mempelajari (Leslie & Korman, 1989). Bagi sebagian besar keluarga
kemandirian kembali. Dalam penyesuaian kembali, per­ dengan peningkatan kepuasan dan status ekonomi (Rollins
nikahan harus tetap bersemangat jika kebutuhan orang tua & Feldman, 1970), tahun-tahun ini terlihat sebagai tahun
harus terus dipenuhi. Orang tua harus menyesuaikan kem­ terbaik dalam kehidupan. Misalnya, Olson dan rekan
bali hubungan mereka-untuk berhubungan satu sarna lain (1983), dalam survei nasional yang dilakukan secara Juas,
sebagai pasangan baru dan terutama bukan hanya sebagai cross-sectional, dan didominasi oleh kulit putih, kelas
orang tua. Agar tahap ini dipenuhi, anak-anak harus otono­ menengah, keluarga utuh, menemukan bahwa kepuasan
mi, sementara pada saat yang sarna, anak-anak tetap mem­ pemikahan dan keluarga serta kualitas kehidupan mening­
pertahankan ikatan dan pertalian dengan orang tua. kat dan mencapai puncaknya selama, fase ini. Keluarga
paruh baya (middle aged), secara umum, juga lebih baik '
PERHATIAN KESEHATAN. Perhatian kesehatan utama me- ' secara ekonomi dibandingkan dengan tahap lain dalam
libatkan masalah komunikasi antaraanak dewasa muda riwayat keluarga (McCullough & Rutenberg, 1988). Pe­
dan orang tua mereka; masalah tninsisi peran bagi istrj dan ningkatan partisipasi tenaga kerja oleh wanita dan serna kin
suami; perhatian pemberi asuhan (untuk orang tua lansia); tingginya perolehan kekuasaan oleh pria dari periode se­
dan kegawatan kondisi kesehatan kronik atau faktor-faktor belumnya menjadi faktor yang ikut andil dalam peningkat­
predisposisi seperti tingginya kadar kolesterol, obesitas, an keamanan ekonomi yang dial ami oleh sebagian besar
dan tekanan darah tinggi (lihat tabel 5-11). Perencanaan keluarga di masa pertengahan. Aktivitas dan kebersamaan
120 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

TABLE 5-11

TAHAP VI SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA INTI DENGAN DUA ORANG TUA:' KELUARGA
MELEPASKAN ANAK DEWASA MUDA
TUGAS PERKEMBANGAN PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN
Memperluos lingkoran keluorgo terhodop anak dewaso Komunikasikon isu ontoro orang tua dan oook dewasa muda
muda, termasuk memasukkon anggoto keluargo baru . Masaloh transisi peron bogi suomi don istri
yang berasal dari pernikohan onok-onoknyo Kedaruroton masoloh kesehotan kronik
Melanjutkon unfuk memperborui don menyesuaikan kemboli Perencanoan keluorga bogi onok dewoso mudo
hubungan pernikahan Perhotion terhodap menopouse ..
Membontu orang tuo suami don istri yong sudah menua don Efek yong berkaiton dengon meminum alkohol, merokok,
sokit don praktik diet yang buruk yang felah berlongsung dalam
jangka ponjang
Gayo hidup sehat

waktu luang yang dirasa menyenangkan bagi setiap pa­ Dalam hal pekerjaan, pria dapat merasakan frustasi dan
sangan telah disebut-sebut sebagai faktor utama yang me­ kekecewaan yang sarna seperti yang pemah mereka alami
micu kebahagiaan pernikahan. Kepuasan seksual juga se­ dalam tahap kehidupan terdahulu. Di satu sisi, mereka
cara positif berhubungan dengan komunikasi yang baik mungkin berada di puncak karier dan tidak perlu bekerja
daRkepuasan pernikahan (Levin & Levin, 1975), walau­ sekeras dahulu; di sisi lain, mereka mungkin menemukan
pun suami paruh baya dapat mengalami penurunan kemam­ bahwa pekerjaan mereka monoton setelah 20 sampai 30
puan seksuaL Komunikasiintim suami-istri sangat penting tahun dengan jenis pekerjaan yang sarna. Banyak tenaga
untuk mempertahankan pemahaman dan ketertarikan satu kerja kelas menengah menderita akibat "fenomenaplato"
sarna lain di sepanjang tahun-tahun ini (Heinrich, 1996). yaitu peningkatan gaji' dan promosi jabatan tidak lagi
Akan.tetapi, bagi beberapa pasangan, tahun-tahun ini tersedia sehingga menyebabkan mereka merasa berada
secaraumum dirasakan sebagai tahun yang sulit dan sukar dalamjalur yang monoton. Pada kondisi ini, ketidakpuasan
karena masalah penuaan, kehilangan anak, dan perasaan karier dikatakan mencapai proporsi yang patut diwaspadai,
bahwa mereka adalah orang yang gagal menjadi orang tua dengan ban yak orang mengubah pekerjaannya. saat paruh
dandalam hal pekerjaan. Beberapa penelitian mengenai baya (usia. 45-60 tahun) akibat perasaan ketidakpuasan,
kepuasan pemikahan menunjukkan bahwa kepuasan per­ kebosanan, dan stagnasi. Di sisi lain, di era "perampingan"
nikahan menurun segera setelah pemikahan dan terus me­ perusahaan, pemutusan hubungan kerja selama puncak
nurun di sepanjang tahun pertengahan (Leslie & Korman, perjalanan kehidupan seseorang ini sering kali merupakan
1989). hal yang paling membuat str~s. Karena pekerjaan secara
tradisional telahmenjadi peran inti bagi pria dalam
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA. Pada saat anak ter­ k~hidupan. ketidakpuasan kerja dan ancaman atau peristiwa
akhir meninggalkan rumah, banyak wanita memprogram­ dipecat telah memengaruhi tingkat stres dan status
kan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup kesehatan umum pria secara signifikan.
dalam kesepian. Bagi beberapa wanita, krisis paruh baya Pengembangan aktivitas waktu senggang dan hobi ada­
dialami selama periode awal siklus kehidupan ini. Wanita lah hal yang penting selama tahap ini., karena lebih banyak
bertindak sebagai pendorong bagi anakmereka yang se­ waktu yang tersedia saat ini dan persiapan untuk pensiun
dang berkembang untukmenjadi anak yang mandiri de­ harus dilakukan dalam model yang lebih terencana.
ngan mendefinisikan kembali hubungan dengan anak me­ Tugas perkembangan yang penting untuk tahap ini
reka (tanpa merusak kehidupan personal dan keluarga). adalah menciptakan lingkungan yang sehat (TabeI 5-12).
Dengan tujuan me!llpertahankan sensasi kesejahteraan dan Periode ini adalah periode yang paling umumbagi pasang­
kesehatan ini, lebih banyak wanita yang mulai hidup dalam an untuk melaksanakan gaya hidup lebih sehat, selain fakta
gaya hidup lebih sehat dengan mengontrol berat badannya, bahwa mereka mungkin telah melibatkan diri dalam ke­
melaksanakan diet seimbang, memiliki program olahraga biasaan yang merusak diri sendiri selama 45 sampai 65
yang teratur, dan memiliki waktu istirahat yang adekuat, tahun. Walaupun tidak dilarang untuk mulai dari sekarang,
serta mendapatkan dan menikmati 'prestasi karier, kerja, karena pernyataan "Iebih baik sekarang daripada tidak
atau prestasi kreatif lainnya. sarna sekali" selalu benar, sudah terlalu terlambat untuk
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 121
mengembalikan peru bah an fisiologis yang telah banyak nyatakan bahwa 11 % kakeklnenek berusia di atas 50 tahun
terjadi secara signifikan, seperti gangguan artritis akibat memberikan asuhan primer pada cucu mereka, dan 8%
tidak ber-aktivitas; penambahan berat badan yang sedang memberikan asuhan harian yang teratur (AARP, 2000).
sampai berat; tekanan darah tinggi akibat kurangnya Perceraian, masalah obat-obatan dan alkohol, penahanan,
olahraga; stres berkepanjangan, atau kebiasaan diet yang dan pengangguran dalam generasi parental ikutandjl dalam
buruk; dan .berkurangnya kapasitas vital paru akibat meningkatkan keterJibatan kakeklnenek dalam memberikan
merokok. pengasuhan primer (Burton, 1992; Cal fie, 1994). Walaupun
Motivasi utama individu paruh baya (usia pertengahan) sebagian besar kakeklnenek bersedia menerima tanggung
untuk meningkatkan gaya hidup merekalampaknya sebagai jawab mereka sebagai kakeklnenek, pemberian asuhan
refleksi dari perasaan yang rentan atau mudah terkena ke­ seperti itu dapat sangat merugikan mereka. Minkler dan
sakitan dan penyakit yang dapat terjadi ketika seorang Roe (1995) menguraikan sejumlah masalah yang dialami
ternan atau anggota keluarga di usia yang sarna telah me­ kakeklnenek-berkisar dari penyakit yang terkait dengan
ngalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain ta­ stres dan isolasi sosial sampai kesulitan finansial· yang
kut, keyakinan bahwa pemeriksaaan teratur dan gaya hidup berat, hasil menjadi kakeklnenek umumnya tidak seluruh­
sehat adalah cara yang efektif untuk mengurangi kerentan­ nya negatif. Burton dan de Vries (1995) melaporkan bahwa
an·terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan sementara menyediakan asuhan penuh waktu untuk cucu
motivasi yang sangat kuat. Penyakit jantung, kanker, dan mereka dapat menjadi hal yang membuat stres, kakekl
stroke terhitung sebagai penyebab dua per tiga kematian nenek pemberi asuhan cenderung memperoleh pengharga­
pada usia 46 sampai 64 tahun, dengan kecelakaan sebagai an tertentu dan dukungan informal dari kerabat keluarga
penyebab kematian nomor em pat (National Center for mereka.
Health Statistics, 1989). Peran yang lebih menyebabkan masalah adalah ber­
Tugas perkembangan kedua untuk pasangan paruh baya hubungan dengan dan membantu orang tua lansia dan
adalah menemukan hubungan yang memuaskan dan ber­ kadang kala lansia lain dari ariggota extended family.
makna dengan anakpada sa at anakdewasa dan dengan Delapanpuluh enam persen pasangan paruh baya masing­
orang tua.mereka yang telah lansia. Penelitian mengindi­ masing memiliki minimal satu orang tua.yang masih hidup
kasikan bahwa perubahan kehidupan yang merugikan· (Hagestad, 1988). Dengan demikian, tanggung jawab
orang tua·sangat memengaruhi cara· pandang anak me­ memberi asuhan untuk orang tualansia yang lemah atau
ngenai hubungan dengan orang tua mereka. Perubahan sakit adalah pengalamari yang sering. terjadi. Walaupun .
merugikan ini secara dominan tercatat sebagai penurunan pria memikul tanggung jawab pemberi asuhan yang lebih
dalam status kesehatan orang tua dan gangguan pernikahan besar daripada di masa lalu, wanita merupakan pemberi
orang tua di kehidupan lanjllt akibat perceraian. Tidak ada asuhan yang utama. Oleh karena itu, lebih banyak wanita
bukti yang mendukung bahwa gangguan pemikahan orang menemukan bahwa mereka berada dalam suatu "tekanan
tua akibat keadaan. hidup sebagai janda berpengaruh ne­ generasi" dalam ~paya mereka untuk menyeimbangkan
gatif pada hubungan dengan anak dewasa (Kaufman & kebutuhan orang tua lansia mereka, anak mereka, dan cucu
Uhlenberg, 1998). mereka. Peran dan hubungan antargenerasi yang multipel
r . .
Menerima dan menyambut kedatangan cucu ke dalam cenderung lebih luas di antara rninoritas tertentu, seperti
keluarga membantu dalam meningkatkan kepuasan hu­ keJuarga Afrika-Amerika, Asia, dan Latin.
bungan antar-generasi (Duvall & Miller, 1985; Kufman & Anak yang memberi asuhan kepada orang tua lansia
Uhlenberg, 1998). Hadirnya cucu memungkinkan pasang­ yang sudah tidak berdaya atau cacat dapat menyebabkan
an paruh baya untuk tetap merasa sebagai sebuah keluarga ketegangan fisik, emosi, dan finansial bagi individu paruh
dan membawa kebahagiaan tersendiri ketika mereka men­ baya, yang biasanya adalah anak perempuan (Brody, Litvin,
jadi seorang kakeklnenek tanpa harus bertanggung jawab Hoffman, & Kleban, 1992a). Pemberian asuhan yang
penuh selama 24 jam seperti halnya jika mereka menjadi berkepanjangan dapat menyebabkan ketegangan hubungan
orang tua. Dengan harapan hidup yang meningkat, biasa­ pernikahan. Menurut Brody dan rekan (1992a), anak pe­
nya mereka akan merasakan menjadi kakeklnenek selama rempuan yang. telah menikah yang mendapat dukurigan
tahap jni (Sprey & Matthews, 1982). Kakeklnenek menye­ emosional dari suami mereka akan dapat terus memberikan
diakan d.ukungan yang besar untuk anak dan cucu mereka asuhan yang terbaik untuk orang tua mereka. Hal yang
ketika mereka berada dalam keadaan krisis dan membantu sarna terbukti ketika anak perempuan yang belum menikah
anak mereka dalam menjalankan fungsi sebagai orang tua memiIiki "orang lain yang penting" yang mendukung,
melalui dukungan dan penguatan (Bengston & Robertson, yang merupakan' ternan laki-laki spesial yang dianggap
1985). eksklusif bagi anak perempuan yang belum menikah ter­
Penelitian terbaru mengenai menjadi kakeklnenek me­ sebut (Brody et aI., 1992b).
122 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

Tugas perkembangan ketiga yang akan didiskusikan 5. Menyesuaikan dengan perubahan fisiologis, seper­
adalah memperkuat hubungan pernikahan. Saat ini pa­ ti perubahan hormonal, menopause pad a wanita
sangan benar-benar send.iri setelah beberapa tahun dike­
liIingi oleh anggota keluarga lain dan beberapa hubungan. TAHAP VIII:KELUARGA LANSIA DAN
Walaupun tampak sebagai kelegaan yang disambut baik, PENSIUNAN
masa ini merupakan pengalaman yang sulit bagi ban yak
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan
pasangan untuk berhubungan satu sarna lain sebagai pa­
pensiun salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai
sangan baru dan bukan sebagai orang tua. Wright dan
kehilangan salah ,satu pasangan, dan berakhir dengan
Leahey (1994) menguraikan tugas perkembangan ini se­
kematian pasangan yang lain (Duvall & Miller, 1985).
bagai "negosiasi ulang sistem pernikahan sebagai suatu
lumlah individu lansia-indi vidu berusitl 65 tahun ke
pasangan" (him. 69). Keseimbangan antara kebergantung­
atas--di Amerika Serikat telah meningkat dengan cepat
an dim kemandirian pada pasangan perlu dipelajari kem­
selama dua dekade terakhir, dua kali lebih cepat dari
bali. Sering kali pasangan membuat atunm yang berbeda
populasi lainnya. Pad a tahun 1900, satu dari duapuluh lima
dalam pernikahan, seperti memiliki minat masing-masing
orang Amerika adalah lansia. Pada tahun 1991, satu dad
yang lebih besar, seperti minat bersama dari kedua pasangan
delapan orang Amerika (33, 2 juta) (U.S. Bureau of the
yang bermakna. Bagi pasangan yang memiliki masaiah,
Census, 1995) adalah lansia. Pada tahun 2050, saat lon­
pengurangan tekanan kehidupan dalam masa paseaparental
jakan generasi bayi termasuk dalam kelompok usia ini,
tidak dapat menghasilkan kebahagiaan pernikahan, tetapi
populasi warga yang lebih tua diperkirakan meneapai 80
menyebabkan pernikahan menjadi 'sesuatu yang "membo­
juta, dan sebanyak 1 dari 5 orang Amerika merupakan
sankan" dan "kebosanan yang biasa" (Kerekhoff, 1976).
lansia (U.S. Bureau of the Census, 1995). Informasi ten­
PERHATIAN KESEHATAN. Perhatian kesehatan disebutkan tang.populasi lansia menyatakan bahwa "lansia tertua"­
melalui uraian tahap siklus kehidupan yang meliputi (lihat populasi berusia 85 tahun ke atas-saat ini semakin banyak,
TabeI5-12): dan meningkat dengan cepa!. lumlah populasi individu
.' : 1;' Kebutuhan promosi kesehatan: Istir.ahat yang ade­ berllsia 85 tahun ke atas telah meningkat sebanyak 274
kuat, aktivitas di waktu luang, dan tidur; nutrisi persen antara tahun 19!50 sampai 1994. Diproyeksikan
yang baik; program olahraga teratur; penurunan bahwa pada tahun 2050, populasi ini akan berjumlah 19
'.berat badan sampai berat badan optimum; peng­ juta orang Amerika, atau 5% dari seluruh populasi Amerika
Ilentian merokok; pengurangan atau penghentian (U.S. Bureau of the Census, 1995). Akibat peningkatan
.: penggunaan alkohoi; dan pemeriksaan skrining pencegahan penyakit dan pelayamin kesehatan, lebih
kesehatan yang bersifat preventif banyak individil yang juga berharap untuk tetap hidup da­
2. Perhatian hubungan pernikahan lam dekaae kedelapan mereka. Karena peningkatan popu­
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak, keluarga lasi yang berusia sangat tua, terdapat peningkatan kemung­
dari pasangannya, eueu, dan orang tua yang telah kinan bahwa lansia akan tetap memiliki minimal satu orang
menua. tua yang masih hidup.
4. Perhatian pemberi asuhan: Membantu dalam me­ Persepsi tahap siklus kehidupan ini berbeda seem'a
ngasuh orang tua lansia atau tidak berdaya nifikan di antara keluarga Jansia. Beberapa individu merasa

TABEL 5-12
'"
TAHAP VII SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA IN'fI DENGAN DUA ORANG TUA: ORANG TUA
PARUH-BAYA
TUGAS PERKEMBANGAN PERHATIAN PELAVANAN KESEHATAN

Menyediokan lingkungan yang meningkotkon kesehoton Praktik kesehalan yang baik (mis., lidur, nutrisi, olahragaJ
Mempertohankan kepuasan dan hubungan yang bermakna Hubungon pernikahan
antara orang tua yang telah menua don anok mereka Komunikasi dan hubungan dengan anak-onak, keluarga
Memperkuat hubungan pernikahan dari pasangannya, cucu, dan orang lua yang telah menua
Perhatian pemberi asuhan
Penyesuaian terhadap perubahan fisiologis pada penuaan
BAB 5 TEORJ PERKEMBANGAN KELUARGA 123
memiliki hidup yang kacau sementara orang lain akan me­ generasi tua sebelumnya-mendefinisikan kembali istilah
rasa bahwa tahun ini adalah tahun terbaik qalam kehidupan menua" (him. 276). Perubahan daJam sikap ini mening­
mereka. Walaupun banyak yang bergantung pada keade­ katkan bayangan lansia mengenai diri mereka sendiri.
kuatan sumber-sumber finansial dan kemampuan untuk
KEHILANGAN YANG BIASA TERJADI PADA lANSIA DAN
mempertahankan kepuasan di rumah, status kesehatan se­
KELUARGA. Pada saat penuaan berlangsung dan pensiun
seorang telah diidentifikasi sebagai ,sesuatu yang dapat
telah menjadi kenyataan, terdapat berbagai stresor atau
memprediksi kesejahteraan lansia (Brubaker. 1990; Quinn,
kehilangan yang dialami oleh beberapa lansia dan pasang­
1993). Semakin sulit kondisi kesehatan yang dialami. se­
annya yang akan mengganggu transisi peran mereka.
makin terdapat kemungkinan hadirnya peiasaan negatif
Stresor ini dapat berupa:
pada usia tua. Lansia yang kehilangan kemandirian mereka
akibat gangguan kesehatan secara umum memiliki moral • Ekonomi-Menyesuaikan terhadap penurunan pen­
yang rendah. dan buruknya kesehatan fisik sering kali dapatan pokok; selanjutnya mungkin menyesuaikan
menjadi awal terjadinya masalah perilaku dan psikologis terhadap ketergantungan ekonomi (bergantung pada
pada lansia (Chilman. Nunnally. & Cox, 1988). Sebaliknya. keluarga atau pemerintah untuk mendapat subsidi)
Iansia yang mempertahankan kesehatan mereka. yang tetap Perumahan-Sering berpindah ke tempat tinggal
menjaga keaktifan. dan memiliki sumber ekonomi yang yang lebih kedl, fasilitas hidup dibantu, dan kemudian
adekuat menunjukkan proporsi lansia yang signifikan dan dipaksa untuk pindah ke panti werda ..
biasanya merasa positif mengenai tahap kehidupan ini. • Sosial-Kehilangan (kematian) saudara kandung,
ternan: dan pasangan
SIKAP MASYARAKAT TERHADAP LANSIA. Masyarakat kita Pekerjaan-Berhenti bekerja dengan mengundurkan
menekankan pencapaian lansia di masa mudanya dan me­ diri atau pensiun dan kehilangan peran kerja serta
muliakan periode muda. Oleh karena itu. orang dewasa. rasa produktivitas
melalui riasan. pakaian, dan gaya. mencoba mempertahan­ • Kesehatan-Penurunan fungsi fisik, mental. dan kog­
kan menampilan muda mereka selama mungkin. Penuaan nitif; merawat pasangan yang kurang sehat
telah dipandang sebagai penurunan yang mengganggu, dan Masuk ke dalam pensiun total adahih titik perpindahan
perburukan penyakit yang hanya memengaruhi lansia da­ siklus kehidupanyang utama. Hal tersebut biasanya berarti
lam persentasi keeiJ sering kali dipandang sebaga~ sebuah kehilanganstatus dan dukungan sosial yang sedang sampai
norma bukanpengeeualian. Penuaan normal sering di-' signifikan dan perubahan gayahidup, termasuk mening­
anggap sebagai suatu peri ode sakit, keadaan tua yang . katnya waktu luang (Rubin &'Neiswiadomy, 1995). Tran­
lemah. dan bergantung. Bagi komunitas luas dan keluarga sisi ini meIibatkan orientasikembali nilai dan tujuan serta
individu, beradaptasi dengan lansia memiliki konotasi pengarahan kembali energi. Akan tetapi apa yang dibawa
negatif, salah satunya merasa terbebani dengail masalah oleh perubahan tersebut tidak seluruhnya benar, karen a
yang dihadapi. Selain itu, masyarakat tidak membiarkan peran dan norma untuk lansia dan pasangannya adalah
sebagian besar lansia untuk tetap produktif. Oleh karena ambigu. Ruang lingkup yang jelas dapat samar-samar
itu, penilaian masyarakat yang negatif terhadap lansia telah karena pasangan yang telah pensiun, terutama suami, ter­
memengaruhi citra diri mereka seeara negatif. Iibat dalam aktivitas rumah tangga. Integrasi kembali ini
Sampai saat ini, banyak asosiasi dan lebih ban yak lite­ mungkin bukan merupakan masalah bagi beberapa pasang­
ratur yang membela dan mengiJustrasikan kekuatan. sum­ an, sedangkan bagi pasangan lain integrasi kembali ini
ber, dan aspek positif lain dari penuaan. Hal ini mulai mungkin sulit (Walsh. 1989).
menghilangkan negativisme dan pemikiran stereotipe me­ Masa pensiun terdiri dari seperempat atau lebih daTi
ngenai iansia dan membantu kita mengenali aset-aset lan­ masa kehidupan rata-rata individu. Usia pensiun rata-rata
sia dan keanekaragaman gaya hidup di antara anggota ke­ pada pria dan wan ita telah menurun dari 66 tahun (tahun
lompok usia ini. 1985 sampai 1990) menjadi sekitar 63 tahun (tahun 1985
Sikap kita mengenai penuaan dan lansia. walaupun te­ sampai 1990) (Gendell & Siegel, 1996). Jumlah pasangan
tap negatif. tampak telah berubah. Penelitian terbaru yang yang keduanya telah pensiun, meningkat terus menerus
meneliti sikap masyarakat terhadap lansia telah divaJidasi dalam dua dekade terakhir, dan kecenderungan ini diha­
bahwa lansia dipandang lebih positif (Austin, 1985; rapkan terus berJanjut. Sementara beberapa lansia mungkin
Schonfield, 1982). McCubbin dan Dahl (1985) melapor­ beruntung dapat kembali bekerja setelah pensiun dari po­
kan, "Banyak pengamat percaya bahwa lansia mendapat­ sisi mereka terdahulu, lansia Jainnya tidak dapat bekerja,
kan penghargaan kembali di .Amerika Serikat. Suatu ge­ kadang kala karen a kesehatan mereka yang menurun.
nerasi baru Jansia-memiJiki pendidikan yang lebih baik, Tentu saja kesehatan yang menurun akan memengaruhi
lebih berpengaruh, lebih sehat dan lebih aktif daripada adaptasi terhadap pensiun. Haug. Belgrove, dan Jones
124 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

(1992) juga melaporkan bahwa pendidikan istri adalah panti werda karena kurangnya bantuan di rumah. Hanya
variabel signifikan yang memengaruhi transisi pensiun. sekitar 5% lansia hidup di institusi. Hal ini berarti 95%
Faktor lain yang memengaruhi kemampuan seorang pa­ lansia tinggal di rumah atau di fasilitas kehidupan yang
sangan untuk beradaptasi dengan pensiun adalah kesiapan berbasis komunitas lainnya. Selain itu, bahkan lansia yang
mereka untuk berhenti bekerja, harapan pasangan. rencana mengalami disabilitas, 90% tinggal di rumah bersama
untuk pensiun. keamanan finansial. dan dukungan eksternal anggota keluarga; dengan asuhan yang diberikan secara
yang merel<a miliki (Dorfman & Rubenstein. 1993; Honig, total atau sebagian oleh anggota keluarga mereka.
1996; Knesek, 1992)~ Menurut Laporan AARP (1993), lansia tertua (usia 85
tahun dan lebih) lebih cenderung berada di panti werda
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA. Mempertahankan (25%). Selain itu, lebih banyak wanita daripada pria akan
penataan kehidupan yang memuaskan adalah tugas ke­ berada di panti werda. Di antara lansia yang tidak berada di
luarga lansia yang paling penting (TabeI5-13). Kembali ke institusi, 9% dari mereka berusia 65 sampai 69 tahun dan
rumah setelah individu pensiunlberhenti bekerja dapat 50% berusia 85 tahun atau lebih akan memerlukan bantuan
menjadi problematik. Pad a tahun-tahun sesaat sesudah dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
pemberhentian kerja, pasangan biasanya tetap tinggaJ di Ketersediaan bantuan sepanjang waktu di rumah atau.
rumah sampai pajak kepemilikan, kondisi lingkungan di yang lebih mungkin. institusi layanan kesehatan atau ra­
sekitar rumah, ukuran atau kondisi rumah, atau kondisi ke­ watan rumah bersifat melindungi kebutuhan lansia untuk
sehatan memaksa mereka untuk menemukan akomodasi tetap tinggal di rumahnya dan mempertahankan keman­
yang lebih sederhana. Walaupun sebagian besar lansia me­ diriannya selama mungkin. Selain itu, cara ini lebih sedikit
miliki rumah sendiri, sebagian besar rumah tersebut sudah menghabiskan biaya dibandingkan menempatkan lansia di
tua dan sering kali mengalami kerusakan; banyak rumah panti werda. Meskipun sullt. salah satu menantu yang me­
yang berlokasi di area yang tingkat kriminalitasnya tinggi nikah dengan anak dari pasangan (atau orang tua janda/
sehingga lansia memiliki kemungkinan untuk menjadi duda) sering kali harus memutuskan jaJan terbaik yang
korban. Lansia sering kali cenderung "terikat" walaupun akan diambil-Iayanan kesehatanrumah,rumah pensiun,
k6ridisf lingkungan. di sekitar rumah telah memburuk panti werda, atau tinggal bersama. dengan .keluarga dari
(Lawton, 1985). Meskipun demikian, lansia yang tinggal anak mereka.
di rumah mereka sendiri secara umum lebih dapat menye­
Menyesuaikan dengan penurunan pendapatan adalah
suaiklindiridengan baik daripada mereka yang tinggal di
tugas perkembangan kedua bagi keluarga lansia ..Ketika
rumananak-anak mereka. Menurut suatu penelitian oleh
pria pensiun, terdapat penurunan drastis dalam penghasil­
Dayaari Day (1993), wanita yang hidup dengan pasangan
an, dan biasanya seiring dengan perjalanan waktu, pen­
~ereka dan wanita yang hidup seorang diri menunjukkan dapatan ini menjadi semakin kurang mencukupi karena
proses penuaan yang lebih berhasil dibandingkan wan ita
peningkatanbiaya hidup yang terjadi secara terus-menerus
yang tinggal dengan kerabatnya.
dan berkurangnya tabungan/simpanan. Lansia pada dasar­
Penataan kehidupan seseorang merupakan suatu pre­ nya memiliki pendapatan tunai yang lebih sedikit daripada
diktor berharga dalam memprediksi kesejahteraan lansia pria berusia di bawah 65 tahun. Lansia sangat bergantung
(Berriesi, Ferraro, & Hobey, 1984). Relokasi merupakan pada keuntungan Social Security dan pendapatan dari aset.
pengalaman traurriatik bagi lansia, bail< perpindahan yang Lansia wanita (16%) memiliki tingkat kemiskinan lebih
disengaja maupun yang tidal< disengaja. Relokasi berarti tinggi daripada pfia (9%) (U.S. Bureau of the Census,
meninggalkan ikatan dan persahabatan di lingkungan seki­ 1995). Wanita tampaknya lebih mungkin untuk menunda
tar rumah yang telah memberikan rasa aman dan stabilitas karir mereka, bekerja paruh waktu, dan mengalami gang­
pada lansia. Relokasi bermakna perpisahan dari warisan guan dalam siklus pekerjaan yang dapat menyebabkan
dan isyarat yang mendukung ingatanlmemori lama upah yang rendah dan keuntungan yang lebih sedikit.
(Lawton, 1980). Wanita juga cenderung berhenti bekerja untuk menerima
Akan tetapi relokasi tidak memengaruhi semua lansia tanggung jawab merawat orang tua atau pasangan mereka
dalam cara yang sarna. Lingkungan yang baru dapat mem­ yang tengah menua (Brody, 1985; Minkler & Stone, 1985).
beri dampak positif pada lansia jika lansia tersebut dibe-. Juga, akibat perceraian dan kematian pasangan, wan ita
rikan persiapan yang adekuat dan perencanaan yang cermat lebih cenderung sendiri setelah pensiun dan dapat tetap
untuk perpindahan. Meskipun demikian, beberapa hasil miskin (Haywood & Liu, 1992). Lansia kulit hitam dan
penelitian menyatakan bahwa ketika lansia pindah, sering lansia Hispanik secara substansial memiliki pendapatan
kali kesehatan merekajadi menurun (Lawton, 1985). yang lebih rendah selain mendapat penghasilan sedang
Lansia yang tidak mampu (mengalami gangguan secara yang lebih rendah daripada pasangan mereka (U.S. Bureau
fungsi, fisik, atau kognitif) lebih cenderung memasuki ofthe Census, 1995).
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 125
Karena sering munculnya masalah kesehatan jangka babkan Sires, tidak jelas dampaknya pada individu yang
panjang, pengeluaran untuk kesehatan merupakan per­ merawat pasangannya sendiri yang sakit. Sementara bebe­
hatian finansial yang utama. Lansia menghabiskan lebih rapa peneliti melaporkan bahwa lidak terdapat perbedaan
banyak uang untuk pelayanan kesehatan-baik dalam ben­ dalam tingkat beban an tara pasangan dan anak dewasa
tuk uang tunai dan dalam suatu persentase dari pengeluar­ (Montgomery, 1989; Montgomery & Kosloski, 1994), pe­
an total-daripada mereka yang bukan lansia. Medicare neliti lain menyatakan tingkat beban yang lebih tinggi di
(asuransi kesehatan) tentu saja telah meringankan sebagian antm'a pasangan pemberi aSlIhanjika dibandingkan dengan
dari masalah ini, tetapi tetap ada pengeluaran mendadak, anak dewasa (George & Gwyther, 1986). Pasangan pem­
dan sering kali harus dibayarkan pengeluaran substansial beri asuhanjika dibandingkan dt!ngan pasangan yang tidak
di luar uang saku. Misalnya, ParI B of Medicare hanya terlibat dalam pemberian asuhan. cenderung memiliki
menutupi 80% biaya "yang masuk aka)" untuk layanan tingkat kesejahteraan yang lebih I'endah (Sistler. 1989).
Medicare. Medicaidjuga tersedia bagi mereka yang secara Selain itu, pasangan yang memberikan asuhan dibanding­
medis tergolong fakir miskin dan berkualitas untuk men­ kan pasangan yang tidak memberikan asuhan cenderung
dapatkan pendapatan keamanan tambahan. Program asu­ merasa kesepian dan mengalami depresi ringan, kekhawa­
ransi kesehatan ini merupakan suplemen yang diberikan tiran finansial, dan kepuasan hidup yang rendah (Staight &
oleh Medicare. Harvey, 1990). Beberapa peneliti melaporkan bahwa kese­
Karena angka harapan hidup meningkat, lansia akan hatan fisik pemberi asuhan menderita. dengan akibat ne­
meluangkan lebih. banyak waktu dengan masalah medis gatif yang berkisar dari menurunnya fungsi sistem imun
yang sangat banyak. Walaupun wanita hidup lebih lama untuk mendeteksi hipertensi dan masalah jantung (Kiecolt­
daripada pria kira-kira 7 tahun dan kesenjangan angka Glaser & Glaser. 1989; Koin, 1989).
harapan hidup antara wan ita dan pria meningkat, lebih Beberapa literalur pemberian asuhan saat ini menjelas­
banyak pasangan baru yang bertnhan lebih lama (U.S. kan "riwayat pemberi asuhan", y'aitu proses atal! jalur lin­
Bureau of the Census, 1995). Hal ini berarti bahwa istri tasan yang terjlldi dalam pemberian aSlIhan, terutama da­
hbbih cenderung menjadi pemberi asuhan pada suami me­ lam situasi pemberian asuhan jungka panjang". Misalnya,
reka. Stone danrekan (1987) menegaskan fakta ini dalam Lindgreen (1993) menjelaskan bahwu perjalananpasangan
suatu penelitian yang mereka lakukan. Mereka menemu­ pemberi asuhan yang merawat anggota keluarga yang
kan bahwa tebih banyak istri menjadi pemberi asuhan mengalami demensia sebagai sliatu proses perjalanan yang
daripada suami (23% berbanding 13% dari semua pem­ "fatal". Selain itll. Lindgreen mengidentifikasi tiga lahap:
berian asuhan). Selain itu, menurut Montgomery (1989), (1) tahap menghadapi. (2) tahap perteligahan yang sedang
pasangan cenderung mem,berikan bantuan yatig lebih besar berlangsung, dan (3) tahap akhir, yaitu keluar. Selama ta­
untuk periode waktu yang lebih lama daripada anak de­ hap menghadapi, pemberi asuhan menyesuaikan terhadap
wasa mereka. dampak diagnosis, mempelajari keterampilan, dan mem­
Walaupun beberapa penelitian mencatat fakla bahwa buat perubahan gaya hidup. Tahap pertengahan ditandai
pemberian asuhan adalah tindak.ln yang biasanya menye- dengan beratnya pekeljaan dan gangguan pekeljaan rutin.

TAHAP VIII SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA INn DENGAN DUA ORANG TUA: KELUARGA
DALAM TAHUN TERAKHIR
TUGAS PERKEMBANGAN PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN

Mempertahankan penotaan kehidupan yang memuaskan Disabilitas fungsional meningkat


Monyesuaikon terhodop penghasilon yang berkurong Gongguan mobilitos
Mempertahankan hubungon pernikohon Penyakit kronik
Menyesuoikon terhadap kehilongan posangon Kekualon dan fungsi fisik menghilong
Mempertahankan ikatan keluargo antargenerosi Loyonon perowoton dolam jangka paniong
Melonjutkan untuk merasionalisasi kehilongon keberodoan Memberikon asuhan
anggota keluorgo {peninjouon dan integrosi kehidupanl 1501051 505101

Berduka/depre5i
Gangguan kognilif
126 . BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

Pada tahap riwayat pemberian asuhan, Lindgren (1993) kehidupan yang Ilurmal. Sebagian besar lansia lebih sedikit
menyatakan bahwa pemberi asuhan mungkin merasa tidak takut akan kemalian dibandingkan indi vidu yang lebih
berdaya dan harus menghadapi perasaan frustasi dan ke­ muda dan lebih khawatir akan kematian individu yang
hilangan yang berlebihan. Tahap ketiga alau tahap keluar dicintainya daripada·diri mereka sendiri (Butler & Lewis,
ditandai dengan: pemberi asuhan membuat keputusan, me~ 1982; Neinmeyer, 1988).
laksanakan aktivitas, dan membuat penyesuaian dengan Akan tetapi. kesadaran akan kematian tidak berarti
melepaskan sampai beberapa derajat baik mela!ui kemati­ bahwa pasangan yang telah ditinggal pasangannya mene­
an maupun institusionalisasi pasangan yang sakit. mukan kemudahan dalam menyesuaikan diri terhadap ke­
Mempertahankan hubungan pernikahan, tugas perkem­ hilangan. Kehilangan pasangan menimbulkan efek yang
bangan ketiga, berlanjut menjadi puncak kebahagiaan ke­ merugikan-wanitn meninggal lebih awal daripada pa­
luarga. Pernikahan yang dianggap memuaskan dalam be­ sangan barunya, dan kehidupan lebih cenderung memiliki
berapa tahun terakhir biasanya memiliki riwayat positif masalah kesehatan yang serius (isolasi sosial, bllnuh diri,
yang panjang dan begitu pula sebaliknya. Peneliti juga a!au gangguan jiwa). Selain itll, kehilangan pasangan me­
memperlihatkan bahwa pernikahan sangat berperan pada nuntut reorganisasi total fungsi keluarga. Hal ini terutama
mora! dan kelanjutan aktivitas pasangan dewasa (Brubaker, slIlit untuk mencapai kepllasan, karena kehilangan telah .
1985; Lee, 1978). Mempertahankan hubungan pernikahan menghilangkan sumber emosional dan ekonomi yang di­
yang memuaskan setelah salah satu atau kedua pasangan butuhkan untuk beradaptasi terhadap perubahan. Bagi wa­
pensiun juga dipengaruhi oleh dukungan yang diterima nita, hal ini berarti perpindahan dari saling ketergantungan
oleh satu pasangan dari pasangan lainnya dan perubahan dan aktivitas kehidupan keluarga bersama-sama menjadi
yang terjadi dalam kesehatan salah seorang atau kedua sendiri atau berhubungan dengan sekelompok lansia yang
pasangan (Brubaker. 1983; Gilford. 1984; Keating & Cole, tidak terikat. Bagi pria, kehilangan pasangan bemrti kehi­
1980). Perubahan kesehatan menciptakan tantangan dan langan pendamping, secara umLlm seperti hilangnya peng­
bebandalampemberian asuhan. yang pada gilirannya akan hubung ke kerabat, keluarga, dan dunia sosial. Janda lansia
memengaruhi penyesuai<m pernikahan pasangan (Fitting, sering kali tidak memiliki ketertarikan alau kemampuan
Rabim;, Lucas, & Eastham, ·1986). untuk melaksanakan peran sebagai penjaga dan pengasuh
Salah satu mitos usia lanjut adalah dorongan seks dan rumah tangga dan dupat memerlukan bantuan dalam mem­
aktivitas seksual tidak lagi memungkinkan (atau tidilk persiapkan makanan, merapikan rumah dan keperawalan
seharusnyaada). Akan tetapi banyak penelitian memper­ lainnya.
lihatkan . kebalikanriya. Penelitian tersebut menemukan Seberapa sulit penyesuaian dapat dilihat oleh pening­
bahwa walaupun terdapat penurunan kapasitas seksual, katan dalam angka bunuh diri pada individu bemsi'l di atas
kenikmatan dalam aktivitas dan ketertarikan seksual tetap 65 tahun. Walaupun terdapat peningkamn angka bunuh diri
konsisten dengan ketertarikan dan aktivitas selama masa pada wanita di atas usia 65 tahun, jumlah bunllh diri yang
dewasa awal (AARP, 1999; Heinrich, 1996; Starr, 1985). lebih besar ditemukan pada populasi pria yang lebih muda.
Gangguan kesehatan kadang kala menghilangkan dorong­ Pria lansia yang berniat melakukan bunuh did cende­
an seks, tetapi biasanya kurang/hilangriya akti vitas seksual .rung menggunakan metode yanglebih keras untuk bunuh
terjadi akibat masalah sosioemosional. diri (Kaplan, Adamek, & Johnson, 1994). Menurut
Penyeswiian terhadap kehilangan pasangan, tugas per­ Kastenbaum (1994), kekhawatiran pria lansia yang seri ng
kembangan keempat, seCara umum merupakan tugas per­ memicu pemikiran bunuh diri adalah termasuk kesehatan
kembangan yang paling membuat trauma. Wanita lansia yang buruk, kehilangan kemandirian mobilitas, kesepian,
lebih menderita akibat kehilangan pasangannyajika diban­ isolasi, dan kehilangan kontrol. Dengan mengabaikan mo­
dingkan pria. Menurut statistik pada tahun 2000, 67% pria del kematian (bunuh diri atau kematian alami), kehilangan
berusia 75 tahun ke atas yang tidak tinggal di institusi, seseonlng yang dicintai adalah sulit dan menyebabkan
tinggal bersama dengan pasangan mereka, dibandingkan trauma psikotogis yang menonjol sehingga perasHan de­
dengan hanya 29% wanita dalam usia yang sarna (U.S. presi, bingung, dan perasaan hampa yang pervasif sering
Bureau of the Census 2000a). Di sisi lain, wanita lansia kali muncul (Farberow, Gallagher-Thompson, Gilewski, &
memiliki kemungkinan sampai lebih dari tiga kali untuk Thomson, 1992).
menjadi janda dibandingkan pria lansia (48% dan 14%). Penelitian mengenai janda secara konsisten membukti­
Akibatnya, banyak lansia (8 dari 10 lansia yang berada di kan kesulitan kondisi kehidupan dan hidup janda. Janda
institllsi) hidup sendiri, dan sebagian besar lansia ini adalah memiliki moral yang lebih rendah dan lebih sedikit peran
wan ita (U.S. Bureau of the CensLls, 1995). dan ikatan sosial daripada individu yang menikah pada
Dalam perbandingan dengan kelompok usia muda, lan­ usia yang sarna. Bild dan Havighurst (1976), dalam suatl!
sia menyadari bahwa kematian adalah bagian dari proses penelitian besarnya mengenai penuaan di Chicago, mela­
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 127
porkan bahwa kehilangan pasangan telah memindahkan Committee on Aging. 1987-1988). Lebih dari 4 sampai 5
dukungan lansia yang terkuat, walaupun anak, jika ada, lansia minimal mengalami satu penyakit kronik, dan kon­
biasanya masuk ke dalam untuk mengisi kekosongan orang disi multipel merupakan hal yang umum pada lansia. Pada
tuanya. Mereka juga menemukan bahwa Janda yang tidak tahun 1990, persentasi lansia 12,7% dari total populasi,
memiliki anak akan lebih terisolasi. tetapi 33% dari mereka tercatat sebagai pengguna pela­
Terdapat banyak akibat negatif dalam berespons terha­ yanan kesehatan di Amerika Serikat.
dap kematian seorang pasangan. Misalnya, menjadi Janda Meningkatnya usia juga sangat berhubungan dengan
menciptakan efek negatif pada perilaku makan dan kua­ disabilitas, walaupun kesehatan yang buruk tidak sebanyak
litas zat gizi khusus pada diet individu Janda yang telah yang diperkirakan masyarakat. Pada tahun 1992, tiga dari
menjadi lansia (Rosenbloom & Whittington, 1993). Juga, setiap empat orang lansia berusia 65 sampai 74 tahun yang
seorang Janda lebih cenderung memiliki gejala depresif tidak tinggal di institusi menganggap diri mereka memiliki
atau bahkan mengalami episode depresif yang kuat. Zisook kesehatan yang baik. Dua dari tiga lansia berusia 75 tahun
dan Shucter (1993) melaporkan bahwa kesehatan yang bu­ atau lebih merasakan hal yang sarna (U.S. Bureau of the
ruk, penggunaan obat-obatan psikotropik, dan peningkatan Census, 1995). Wanita lansia cenderung lebih banyak
penggunaan alkohol dan zat-zat yang tidak diresepkan rnengalami disabilitas fungsional, gangguan mobilitas dan
berkaitan dengan depresi pasca-berkabung. Untungnya, penyakit kronik daripada pria' lansia (Penning & Strain,
dukungan sosial oleh keluarga, kerabat, ternan, danlatau 1994; Santiago & Muschkin, 1996). Tujuh dari sepuluh
profesional mengurangi kemungkinan depresi. Mullins dan kematian lansia dapat disebabkan oleh penyakit jantung,
Mushel (1992) menyatakan bahwa ternan, terutama ternan kanker, atau stroke (U.S. Bureau of the Census, 1995).
dekat, memiliki pengaruh positif pada kesejahteraan emo­
Faktor-faktor seperti menghilangnya kekuatan dan
sional individu Janda yang sudah lansia.
fungsi fisik, surnber finansial yang tidak adekuat, isolasi
Tugas perkembangan kelima adalah beradaptasi dengan
sosial, kesepian, dan banyak kehilangan lain yang dialami
pertahanan ikatan keluarga antargenerasi. Walaupun ter­
lansia, menunjukkan beberapa kerentanan psikofisiologis
dapat kecederungan bagi lansia untuk melepaskan diri dari
penuaan manusia., Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian
hubungan sosial, keluarga tetap mengingatkan fokus in­
terhadap kesehatan kronik multipel dan kebutuhan asuhan
teraksi sosial pad a lansia dan sumber dukungan sosial pri­
jangkapanjang (lihat Tabe! 5-13).
mer mereka. Pada saat lansia menarik diri dari aktivitas di
dunia luar. hubungan dengan pasangan, anak, cucu, dan
saudara -kandung menjadi lebih penting. Sebagian besar
lansia Arnerika hidup berdekatan dengan anggota keluarga ea,>RIWAYAT ATAU TAHAP
besar mereka dan melakukan kontak yang sering dengan
mereka (Harris et aI., 1975; Shanas et aI., 1968, 1980).
SIKLUS KEHIDUPAN
Oleh karena itu, anggota keluarga merupakan sumber pen­ DALAM KELUARGA YANG
ting bantuan dan interaksi sosial yang langsung. Keluarga BERCERAI,
yang lebih tua ditemukan secara umum dapat membalas
dengan memberi bantuan sampai sesuai dengan kemam­ Salah satu variasi utama dalam siklus atau riwayat kehi­
puan yang rnereka miliki. dupan keluarga terlihat ketika orang tua bercerai. Seperti
Seiring bertambahnya usia individu, mereka pasti mem­ yang disebutkan di dalam Bab I, salah satu perubahan
pertanyakan rnengenai keberadaan mereka. Mengingat paling jelas yang terjadi selama dua dekade terakhir mun­
tentang kehidupan masa lalu seseorang, yang disebut tin­ cui dalam rumah tangga yang mengalami perceraian dan
jauan kehidupan, adalah aktivitas yang biasa dan vital rumah tangga yang dikepalai oleh wanita. Sejak tahun
karena tindakan tersebut menyajikan pencarian makna inti 1970, jumlah keluarga yang dikepalai oleh orang tua
dari kehidupan. Tinjauan ini dipandang sebagai tugas per­ tunggal-ayah telah meningkat dari 12% (3 juta keluarga)
kembangan keluarga "jenis kognitif' keenam. Fakta ter­ menjadi 26% (10 juta) pada tahun 2000. Keluarga dengan
penting adalah bahwa tinjauan kehidupan mempermudah orang tua tunggal-ayah seperti ini meningkat dari 1%
penyesuaian terhadap situasi yang sulit dan memberikan (393.000 keluarga) pada tahun 1970 menjadi 5% (2 juta)
pandangan dari dalam diri mengenai peristiwa masa lalu. (U.S. Bureau of the Census, 2000a). Persentase orang de­
Lansia mengkhawatirkan kualitas kehidupan mereka dan wasa yang bercerai meningkat menjadi empat kali lipat
mampu hidup dengan rasa hormat, rasa berarti, dan harga sejak tahun 1960 (Dobson, 1999). Saat ini perceraian
diri (Duvall, 1977; Roth, 1996a). merupakan hal yang umum (hampir 50% dari sernua per­
PERHATIAN KESEHATAN. Lansia adalah pengguna peJa­ nikahan berakhir dengan perceraian) bahwa peristiwa
yanan kesehatan yang terbanyak (U.S. Senate Special dipandang sebagai suat~ transisi normatif. Tiga puluh per­
128 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

sen anak dalam keluarga dengan orang tua tunggal berada pra- dan pasca-perceraian serta menguraikanisu perkem­
dalam keJuarga yang orang tuanxa mengalami· perceraian, bangan keluarga.
kini 35% anak tinggal terpisah dari ayah kandung mereka Untuk menggambarkan dampak perceraian pada tahap
(Dobson, 1999). siklus kehidupan keluarga, pertama-tama harus dikatakan
Orang tua tunggal, pada keluarga yang bercerai melalui bahwa dampak bervariasi, bergantung pad a tahap apa yang
tahap siklus kehidupan yang sarna, dengan sebagian besar sedang dialami keluarga ketika percer.aian terjadi. Faktor
memiliki tanggungjawab yang sarna, sebagai keluarga inti lain juga membuat perbedaan dalam dampak perceraian,
yang memiliki orang tua lengkap (dua orang tua). Perbedaan seperti faktor etnis, sosial, dan ekonomi. Perceraian selama
dasarnya adalah tidak adanya orang tua kedua yang akan tahap pertama pernikahan adalah gangguan yang paling
berbagi tugas keluarga dengan pria at au wanita (sebagian sedikit, karena hanya sedikit orang yang terlibat, sedikit
besar pria) dengan yang akan memberi dukungan, tradisi yang ditetapkan, dan sedikit pasangan yang ber­
pengasuhan anak, menemani dan menjadi model peran dasarkan ikatan sQsial (Peck & Manocharian, 1988).
gender untuk anak. Hill (1986) menjelaskan, "Perbedaan Dampak lebih b6sar terjadi selama tahap ketiga dan ke­
dalam jalan perkembangan keluarga dengan orang tua empat dalam keluarga dengan anak prasekolah dan anak
tunggal dan keluarga dengan orang tua lengkap terutama usia sekolah. Selain itu, keluarga paling berisiko meng­
terlihat, tidak dalam tahap-tahap yang ditemui, tetapi dalam alami perceraian selama periode ini.
juml~h, waktu dan lamanya transisi kritis yang dial ami" Anak adalah individu yang paling awal terpengaruh
(hIm. 28). akibat perceraian orang tua. Perkembangan anak ~apat
Carter & McGoldrick (1989) menyatakan perceraian terganggu dan pengasuhan anak dan perpisahan orang tua
sebagai suatu gangguan atau dislokasi siklus kehidupan dengan anak-anaknya menjadi sulit. Menjadi orang tua
keluarga tradisional. Perceraian, dengan kehilangan dan tunggal sering kali sulit bagi ibu, yang biasanya berjuang
perpindahan keanggotaan keluarga, menciptakan ketidak­ baik secara emosional maupun ekonomi. Status ekonomi
stabilan dan ketidakseimbangan yang utama dalam kelu­ pada keluarga bercerai yang dikepalai oleh wanita menjadi
arga,,)eck dan Manocharian (1988) menekankan dampak sangat menurun setelah perceraian. Dua masalah yang
emosional dan fisik akibat perceraian dalam keluarga. paling sering ditemui adalah bahwa ayah kehilangan rasa
"Perceraian memengaruhianggota keluarga pada setiap keterkaitan dengan anak-anaknya dan, karena ibu marah
tingkat generasi di seluruh keluarga inti dan extended pada ayah,ibu tidak menyisakan ruangan untuk ayah.
family;:dengan demikian akan menciptakan krisis pada Mempertahankan hubungan antara ibu-anak dan ayah­
kel~arga sebagai suatu keseluruhan dan pada setiap in­ anak, sangat penting bagi orang tua dan anak. Sayangnya,
dividu dalam keluarga" (hIm. 335). bagi .ayah dan anak, ban yak anak sebenarnya telah ke­
. Seperti halnya keluarga inti dengan dua orang tua, ke­ hilangan kontak dengan ayah mereka setelah perceraian
luarga yang bercerai mengalami perubahan penting dalam (Hagestad, 1988).
peran serta hubungan dan tugas perkembangan keluarga Ketika perceraian terjadi pada keluarga dengan anak
penting untuk dipenuhi guna melanjutkan perkembangan usia sekolah, dampak perceraian jangka panjang akan
keluarga (Carter & McGoldrick, 1989). Sebagai sebuah tampak lebih jelas pada anak usia sekolah. Dalam sebuah
kekuatan pengganggu yang utama, perceraian mengan­ penelitian, anak berusia en am sampai delapan tahun adalah
dung kompleksitas tugas perkembangan yang akan dialami kelompok usia yang memiliki waktu tersulit untuk
keluarga. Setiap ~ahap selanjutnya juga akan dipengaruhi, menyesuaikan diri terhadap perceraian (Wallerstein &
sehingga setiap tahap pascaperceraian harus ditinjau dalam Klein, 1980). Anak-anak cukup usia pada saat menyadari
konteks tahap dan konsekuensi dari perceraian tersebut. apa yang telah teljadi, tetapi tidak cukup usia untuk ber­
Setelah perceraian, penelitian sistem keluarga telah me­ adaptasi secara efektif terhadap perceraian.
nemukan bahwa keluarga memerlukan waktu satu sampai Keluarga dengan anakremaja sering kali siap dengan
tiga tahun untuk menstabilkan kembali keluarganya. .kebingungan, dan perceraian hanya berisi masalah. Bagi
"Apabila sebuah keluarga dapatmengatasi krisis dan tra~­ orang tua tunggal, membesarkan anak remaja seorang diri
sisi yang menyertai krisis yang harus dialami agar dapat adalah hal yang sulit. Wali orang tua juga mengalami hal
menstabilkan keluarga. kembali, keluarga akan menstabil­ yang problematik ketika remaja memiliki masalah peri­
kan sistem yang lebih cair yang akan memungkinkan ke­ laku. Melanjutkan· tugas perkembangan anak remaja dan
berlanjutan proses perkembangan keluarga normal" (Peck siklus kehidupan keluarga pada awalnya akan terhambat.
& Manocharian, 1988, hIm. 335). Carter & McGoldrick Pada tahap terakhir siklus kehidupan keluarga, anak
telah merangkum riset dan tuJisan Ahrons (1980) menge­ tampaknya lebih sedikit dipengaruhi daripada di tahap
nai proses penyesuaian yang dialami keluarga yang ber­ keluarga sebelumnya, karena anak sudah cukup besar dan
cerai. Tabel 5-14 menguraikan proses penyesuaian ·pada lebih mampu melaksanakan koping dan fungsi secara
BAB 5 TEORt PERKEMBAN,GAN KELUARGA 129
otonomi. Namul) pada kasus perceraian paruh baya, anak kan perjuangan dengan ketakutan tentang komitmen dalam
yang lebih tua dapat didorong untuk menjadi lebih matang; suatu hubungan yang baru dan keluarga baru: beradaptasi
menerima kebergantungan orang tua, terutama ibu, ketika dengan reaksi anak yang bermusuhan atau tjdak menye­
salah satu orang tua berpindah ke seorang aQak untuk nangkan, dengan keluarga besar, dan mantan pasangan;
memberikan dukungan selama krisis perceraian. khay.'atir terhadap situasi keluarga baru yang ambigu; me­
Selama tahap siklus kehidupan keluarga ini, perceraian rasa bersalah dan khawatir tentang kesejahteraan anak; dan
merupakan pengalaman yang traumatik bagi pasangan memperbarui ikatan (negatif atau positif) terhadap mantan
yang bercerai. Tahun-tahun berbagi hak milik, memori, pasangan. Hubungan orang tua tiri-anak. tiri dipandang
dan kebiasaan telah menciptakan "identitas sebuah pa­ sebagai hubungan yang paling bermasalah dan membuat
sangan". Perceraian selama tahun-terakhir dianggap sarna stres dalam keluarga tiri yang membutuhkan strategi yang
dengan kematian seorang pasangan pada beberapa literatur sungguh-sungguh untuk mengembangkan ikatan yang
perceraian. hangat dan pelekatan di antara anggota keluarga (Ganong,
Coleman. & Fine. 1995). Selain itu menikah lagi merupa­
kan proses transisi yang mengganggu, pergerakan keluarga
~RIWAYAT ATAU TAHAP dalam melengkapi dan melalui tugas perkembangan kelu­
SIKLUS KEHIDUPAN arga dapat terhambat. Penyesuaian dan integrasi orang tua
tiri, seperti halnya penyesuaian terhadap perceraian, tam­
KELUARGA ORANG TUA paknya memerlukan minimal dua sampai tiga tahun .se­
TIRI belum suatu struktur baru memungkinkan keluarga untuk
melanjutkan perkembangannya (Carter & McGoldrick,
Perceraian biasanya berada dalam keadaan transisional 1989; Coleman, Ganong, & Fine. 2ooo).
yang diikuti menikah lagi. Menikah lagi telah menjadi
sangat biasa sejak pertengahan tahun 1980-an, sekitar
tahun ini, setengah dari semua pernikahan adalah pasangan ~RIWAYAT ATAU TAHAP
baru lagi (Teachman, Tedrow, & Crowder, :WOl). Sebelum SIKLUS KEHIDUPAN
usia 40-an, jumlah pria dan wanita yang menikah lagi KELUARGA DALAM
cukup seimbang, tetapi setelah usia 40 tahun, menikah lagi
merupakan transisi yang lebih sering dialami oleh pria HUBUNGAN P·ASANGAN
(Hagestad, 1988). Menikah lagi cenderung terjadi dengan BERUMAH .TANGGA
cepat setelah pernikahan pertama berakhir, dengan lama
waktu rata-rata an tara perceraian dan menikah lagi kurang
Pasangan rumah tangga adalah pasangan homoseksual dan
dari empat tahun. Tiga puluh persen pernikahan terjadi
heteroseksual yang tinggal bersama yang memiliki hu­
dalam satu tahun setelah pernikahan. Anak menurunkan
bungan intim dan mandiri secara finansial (Ames, 1992).
kemungkinan menikah lagi bagi pria dan wan ita, gagasan
Pada tahun 2000, terdapat 3,8 juta rumah tangga yang
menikah lagi di antara wanita lebih dipengaruhi secara
diklasifikasikan sebagai rumah tangga dengan pasangari
negatif oleh variabel ini (Coleman, Ganong & Fine,
tanpa menikah. Pasangan homoseksual yang tinggal ber­
2000).
sarna memiliki jumlah proporsi yang besar seperti yang
Tidak semua keluarga tiri orang tua terbentuk karen a ditunjukkan di dalam kelompok ini (U.S. Bureau of the
menikah lagi. Bahwa, banyak orang dewasa dalam suatu Census. 2oo0a).
susunan keluarga orang tua tiri memilih untuk tidak me­
nikah .. Sekitar 25% pasangan yang berhubungan suami­
TAHAP RIWAYAT KELUARGA HOMOSEKSUAL
istri di Amerika Serikat membentuk sebuah rumah tangga,
yang salah satu pasangannya minimal membawa anak dari Diperkirakan di Amerika Serikat saat ini terdapat 1 sampai
hubungan yang mereka miliki sebelumnya, dengan de­ 5 juta ibu lesbian. 1 sampai 3 juta ayah gay, dan dari 6 sam­
mikian mereka membuat hubungan rumah tangga dengan pai 14 juta anakdengan orang tua homoseksual. Akan te­
keluarga tiri yang baru (Coleman, Ganong. & Fine, 2000). tapi, diskrimisasi menentang kehidupan keluarga sesama
Carter & McGoldrick (1989) memberikan uraian per­ jenis dalam budaya dapat memicu banyak keluarga untuk
kembangan formasi keluarga yang menikah lagi-Iangkah­ menjaga status kerahasiaan mereka. Keluarga homosek­
langkah yang terlibat dalam proses menikah lagi, sikap sual, seperti halnya keluarga lain, berubah dan berkembang
yang diharuskan, dan ISU perkembangan (Tabel 5-15). sepanjang waktu.
Proses emosional keluarga padatahap transisl ke tahap Homoseksual membentuk keluarga berdasarkan seleksi
menikah lagi biasanya merupakan sesuatu yang melibat­ personal anggota keluarga. Slater (1995) menyatakan
130 BAG1AN2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 5-14
PERUBAHAN SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA YANG BERCERAI, MEMERLUKAN LANGKAH
TAMBAHAN UNTUK MENSTABILKAN KEMBALI DAN MELANJUTKAN PERKEMBANGAN
PROSES TRANSISI
EMOSIONAL-SIKAP YANG.
FASE DIHARAPKAN ISUPERKEMBANGAN
Percera;an
1. Keputusan untuk bercerai Penerimaan ketidakmampuan untuk me­ Penerimaan bagian diri sendiri dalam
....
nyelesaikan secara adekuat ketegangan kegagalan pernikahan
pernikahan untuk melanjutkan hubungan

2. Merencanakan pemutusan Mendukung pengaturan yang aktif pad a a.Bekerja secara kooperatif pada
sistem seluruh bag ian sistem masalah-masalah tanggung jawab,
kunjungan, dan keuangan
b.Menghadapi keluarga besar tentang
perceraian

3. Perpisahan a.Berkeinginan untuk melanjutkan hubungan a. Berduka cita akibat kehilangan


orang tua yang kooperatif dan bersama­ keluorga yang utuh
sarna memberi dukungan finansial untuk b.Menstrukturkan kembali hubungan
anak-anak. pernikahan dan orang tua-anak serta
b.Melaksanakan resolusi pelekatan dengan finansial; beradaptasi untuktinggal
pasangan . terpisah
c. Pelurusan kernbali hubungan dengan
extended family; tetap terikat. dengan
extended family pasangannya

4. Perceraian Lebih banyak pada perceraian emosional: a.Berduka cita atas kehilangan
Terluka berulang kali, marah, merasa keutuhan keluarga; tidak lagi
bersalah, dU. berangan-angan untuk bersatu
kembali dengan pasangannya
b.Mencari harapan, impian, penantian
dari pernikahari
c. Tetap terikat dengan keluarga besar

. Ke/uarga pascapercera;an
1. Orang tua tung9al (hak Berkeinginan untuk mempertahankan a.Membuat jadwal kunjungan yang
perwalian rumah tangga atau tanggung jawab finansiat melanjutkan 'fleksibel dengan manton pasangan
kediaman utama) kontak parental dengan manton dan keluarganya
pasangannya, dan mendukung kontak b.Memban,gun kembali sumber
anak-anak dengan manton pasangan dan finansialnya sendiri
keluarganya. . c. Membangun kembali jaringan kerja
sosial dirinya sendiri

2. Orang tua tunggal (tidak Berkeinginan untuk mempertahankan kontak a.Mencari cora untuk melanjutkan
memiliki hak perwalian) parental dengan manton pasangan dan hubungan orang tua yang efektif
mendukung tanggung jawab hubungan dengan anak-anak
orang tua dengan anak-anak. b.Mempertahankan tanggung jawob
finansial dengan mantan pasangan
dan anak-anak
c. Membangun kembali jaringan kerja
sosial dirinya sendiri
Sumber: Corter B., & McGoldrick, M. (Eds). (1989). rh changing family life cycle: A framework for Family therapy (p. 22). New York: Gardner
Press. Dicetak kembalj alas ;zin .
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 13 1
bahwa keJuarga lesbian adalah keluarga ciptaan. Keluarga Besarnya tugas perkembangan dipengaruhi dan bergan­
terdiri dari pasangan sendiri atau pasangan homoseksual tung pada beberapa faktor. Faktor pertama adalah tahap
dan anak-anak mereka. Akan tetapi, uraian nwayat kelu­ siklus kehidupan keluarga yang dijaJani keluarga; kedua,
arga homoseksual djpersulit oleh sejumlah pengaruh si­ anggota keluarga yang sakit serius atau eaeat membuat
multan yang menentukan perjalanan hidup pasangan da­ perubahan. Beberapa tahap tertentu berisiko membahaya­
Jam melalui tahap hubungan mereka (Slater, 1995). kan perkembangan, dan memenuhi tugas perkembangan
Persaingan yang memengaruhi pembentukan identitas keluarga pada tahap tertentu lebih penting bagi anggota
homoseksual, stresor homoseksual yang khas, mekanisme keluarga tertentu. Misalnya, pada keluarga dengan anak
koping, pembentukan identitas minoritas lainnya, dan ke­ remaja, yang cedera senus menjadi bergantung, hal ini
sadaran serta kebutuhan hubungan sosial pasangan yang akan sangat mengganggu remaja dalam menguasai tugas
seumur hidup akan membentuk riwayat keluarga. perkembangan untuk menjadi lebih mandiri dari keluarga.
Model Slater ten tang riwayat keluarga homoseksual Demikian juga, tugas perkem'bangan keluarga yang ber­
{gay/lesbian memberi dampak pada banyaknya kebera­ adaptasi dengan menyeimbangkan kebebasan yang ber­
gaman dan pengalaman yang sering terjadi pada keluarga tanggungjawab sehingga membantu remaja untuk menjadi
homoseksuaL Slater (1995) menjelaskan lima tahap, yang semakin otonomi ,akan terganggu. Tantangan untuk ke­
berurutan dan dengan durasi yang terbatas, beberapa tahap luarga adalah berupaya untuk mulai kembali menjalankan
berlangsung jauh lebih lama dari yang lain. Adaptasi pa­ tugas perkembangan keluarga secara normal seeepat mung­
sangan terhadap tantangan tahap sebelumnya dimasukkan kin.
ke dalam hubungan mereka dan meningkatkan at au me­ Faktor utama lain yang membuat perbedaan dalam
nurunkan kapasitas mereka untuk berkonfrontasi melawan dampak penyakit at au disabilitas pada perkembangan ke­
rintangan selanjutnya. Lapisan kronologis pembentukan luarga adalah sumber formal dan informal yang diman­
pasangan, keluarga homoseksual, dan identitas minoritas faatkan oleh keluarga. Sistem dukungan sosial ya,ng baik
lainnya, serta tahap riwayat keluarga saling berpotongan pada kaluarga besar dan teman-teman, serta dukungan psi­
secara berkelanjutan, Untuk pembahasan yang lengkap kososial dan kesehatan yang membantu dan kompeten,
mengenai riwayat keluarga lesbian, lihat buku Slater, The akan menambahkemampuan keluarga untuk lebih cepat
Lesbian Family Life Cycle. Tabel 5-16 memuat riwayat kembali melanjutkan perkembangan,
keluarga homoseksual. Ketika bekerja dengan suatu keluarga yang anggota ke­
luarganya memiliki penyakit serius atau disabilitas, mem­
bandingkan tugas perkembangan keluarga yang "ideal"
PtlDAMPAK PENYAKIT DAN
dalam tahap siklus kehidupan keluarga dengan perilaku ,
DISABILITAS PADA aktual keluarga akan sangat berguna (Friedman, 1987).
TAHAPPERKEMBANGAN . Perbandingan ini berguna dalam mengevaluasi .kemung­
KELUARGA kinan dampak penyakit atau disabilitas pada keluarga.

Penyakit serius atau disabilitas jangka panjang satu ang­


gota keluarga secara signitikan memengaruhi keluarga dan PtlAREA PE'NGKAJIAN

fungsinya, sebagaimana perilaku keluarga dan anggota KELUARGA:TAHAP

keluarga secara simultan memengaruhiperjalanan dan


karakteristik penyakit atau disabilitas (Bahnson, 1987).
PERKEMBANGAN DAN

Berdasarkan asumsi timbal baHk yang dapat diterima se­ 'RIWAYAT KELUARGA

eara luas ini, jelas bahwa penyakitserius atau disabilitas


sangat memengaruhi perkembangan keluarga dan juga Selama proses pengkajian, fokus pada nwayat atau siklus
anggota keluarga, terutama anggota keluarga yang sakit kehidupan keluarga meningkatkan pemahaman profesio­
atau tidak mampu. Sering kali, ketika suatu keluarga ter­ nal kesehatan keluarga untuk memahami stres yang ber­
lambat dalam memenuhi tugas perkembangan keluarga­ kenaan dengan keluarga dan masalahnya yang aktual atau
nya, terdapat interaksi antara tuntutanlstresor perkem­ potensiaL Dalam melengkapi bagian perkembangan peng­
bangan dan tuntutanlstresor situasional dalam keluarga kajian keJuarga, area pengkajian berikut disarankan:
seeara berlebihan. Bertambahnya stres keluarga yang di­ 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
eiptakan oleh adanya kedua jenis stresor sering kali meng­ 2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkem­
hasilkan rendahnya fungsi keluarga, semen tara menguasai . bangan yang sesuai dengan tahap perkembangan saat
tugas perkembangan keluarga menjadi terganggu atau ter­ ini. Penting untuk memerhatikan penyimpangan yang
hambal. signitikan dad norma, karen a penyimpangan ini dapat
132 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 5-15

FORMASI KELUARGA YANG MENIKAH LAGI: URAIAN PERKEMBANGAN


ISU-ISU
LANGKAH~LANGKAH SIKAP YANG DIHARUSKAN PERKEMBANGAN
1.Memasuki hubungan yang baru Pemulihan dari kehilangan pernikahan Kembali membuat komitmen terhadap
periama ("emosional perceraian" yang pernikahan dan pembentukan suatu
adekuat) keluarga dengan kesiapan untuk
menghadapi kompleksitas dan
ambiguilas

2.Mengonsepkan dan merencana­ Menerima ketakutan diri sendiri dan a.Bersifat terbuka dalam membina
kan pernikahan serio keluarga ketakutan pasangan baru serio anak-anak hubungan baru untuk menghindari
baru mereka mengenai menikah lagi dan pseudomutualitas
pembentukan keluarga tid b.Rencanakan untuk memperiahankan
keriasama di bidang finansial dan
hubungan ko-parental dengan
manton pasangan
Menerima kebutuhan akan perlunya waktu c. Rencana untuk membantu anak-anak
dan kesabaran untuk penyesuaian menghadapi ketakutan, kpnRik
terhadap konipleksitas dan ambiguitas kesetiaan, dan keanggotaan di dalam
dari: duo sistem
1.Peran bai-u yang multipel d.Pelurusan kembali hubungan dengan
2.Keterbatasan: daerah, waktu, extendedfami/y untuk memasukkan
keanggotaan, dan otoritas pasangan dan anak-anak yang baru
3.1su-isu afektif: rasa bersalah, konRik
e. Rencana memperiahankan hubungan
kesetiaan, hasrat mutualitas, keadaan
anak-anak dengan extended family
terluka yong tidak terselesaikan
dari manton pasangannya .

3.Me~ikah logi dan rekonstitusi Resolusi akhir pelekatan terhadap pasangan a.Merestruktur batasan untuk
keluarga sebelumnya dan ideal keluarga yang memasukkan pasangan baru/orang
"utuh"; penerimaan suatu model keluarga tua tiri
yang berbeda dengan keterbatasan yang b.Meluruskan kembali hubungan dan
permeabel pengaturan keseluruhan subsistem
untuk memungkinkan menialin
beberapa sistem
c. Membuat ruang untuk hubungan
antara semua anak-anak dan orang
tua (yang tidak mendapatkan hak
perwalian), kakek/nenek, dan
extended family lainnya yang terkait
secara biologis
d. Berbagi memori dan riwayat untuk
meningkatkan integrasi keluarga tiri
Sumber: Carter 8, & McGoldrick, M. (Eds.). {1989}. The changing family life cycle: A framework for family therapy (him. 24). New York: Gardner
Press. eiretak /cembali atas i z i n . · .

menjadi indikasi adanya hambatan atau masalah yang sehatan (mis., perceraian, kematian, kehilangan) yang
sedang terjadi. terjadi dalam kehidupan keluarga. Beberapa infor­
3. Riwayat keluarga dari sejak lahirnya keluarga sampai masi ini (perceraia,n, pernikahan, kematian) dapat
saat ini, termasuk riwayat perkembangan dan peris­ dimasukkan ke dalam genogram keluarga (Iihat Bab
tiwa serta pengalaman unik yang terkait dengan ke- 8). .
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 133
4. Kedua orang tua dari kelu~rga asal masing-masing • Semua orang yang tinggaJ .atau petnah tinggal ber­
pasangan (seperti apa kehidupan dalam keluarga asal; S'ama dengan keluarga
hubungan sa at ini dan dahulu dengan orang tua dari • Hubungan dengan keluarga ipar
orang tua). Pengkajian ini dapat atau tidak dapat
Gambaran setiap orang tua pasangan dan hubungan
membantu, bergantung pada perhatian keluarga dan
pasangan dengan orang tua
peran perawat keluarga dalam bekerja dengan kelu­
arga. • Perencanaan dan kehadiran setiap anak yang baru
Seperti yang telah disebutkan, baik pengalaman dan (apakah kehadiran anak direncanakan? Apa dampak
persepsi keluarga yang biasa maupun yang unik pada saat kehadiran setiap anak?)
mereka melanjutkan riwayat keluarga harus dikaji untuk Berapa banyak waktu yang dihabiskan keluarga ber­
membuat riwayat perkembangan lebih komprehensif. Pen­ sarna-sarna
jelasan dari keluarga asH orang tua juga berguna untuk Kegiatan rutin kehidupan keluarga sehari-hari
dimasukkan ke dalam riwayat keluarga karena pentingnya Smoyak (1975), dalam praktik keperawatannya sebagai
pengaruh antargenerasi pada kehidupan keluarga. seorang ahli terapi keluarga. menekankan pentingnya
Mungkin akan lebih berarti untuk mendapatkan riwayat mengkaji masing- masing orang tua dari keluarga asal:
perkembangan dari beberapa keluarga daripada dari sum­ Sangat penting 'untuk mengetahui bag aim ana setiap orang
ber lainnya. Penting untuk memastikan bahwa keluarga tua masa kini dibesarkan dan pelajaran apa yang dipeJajari
yang sedang Anda tangani bersifat terbuka untuk meng­ ketika membesarkan seorang anak. Bagaimana kedua
ungkapkan masa lalu mereka dan bahwa kumpulan data orang tua saat ini meletakkan Jatar belakang mereka yang
riwayat yang Anda kaji relevan untuk memahami dan be­ berbeda secara bersama-sama dalam membesarkan anak
kerja dengan keluarga. akan mudah dipahami jika latar be1akang mereka telah
diuraikan. Misalnya, seorang Yahudi berkebangsaan
Untuk mengulangi pertanyaan, data perkembangan atau
Jerman menikah dengan seorang Protestan berkebangsaan
riwayat pada sebuah keluarga dapat dikumpulkan dengan Inggris yang tinggal sebagai sebuah unit inti menghasilkan
(a)'bertanya tentang pengalaman dan tugas yang umum perangkat yang sangat berbeda dalam harapan masing­
dan bagaimana pengalaman dan tugas ini dipenuhi serta masing daripada dua orang Katolik ... Meksiko-Amerika
dipersepsikan dan (b) bertanya ten tang masalah atau yang tinggal di dalam ke1uarga besar (him. 8)
pengalaman keluarga yang khusus atau unik. Masalah dan
pengalaman yang unik dan khusus daJam keluarga dapat Hal lain dari pengkajian berkaitan dengan keluarga asH
. meliputi perceraian, kematian dalam keluarga inti atau pasangan yang meliputi keadaan kesehatan dan riwayat
keluarga besar, perpisahan 'akibat penyakit atau wajib pernikahan masing-masing orang tua asH. Apakah mereka
militer, PHK, dan seterusnya. Menanyakan orang tua me­ masih hidup. sehat. menikah, tinggal bersama. tinggal
ngenai hubungan mereka saat ini dan di masa lalu dengan berdekatan, atau berada dalam jarak geografis yang jauh
keluarga serta kerabat mereka dan seperti apa kehidupan (Smoyak, 1975)? Satir (1983) juga mengkaji urutan anak
dalam keluarga asalnya memberikan apresiasi dan pema­ ke berapa masihg-masing orang tua, mengulangi peneJitian
haman yang lebih baik pad a perawat mengenai orang tua Toman (1961) mengenai susunan keluarga. yang menun­
saat keluarga terbentuk. jukkan bahwa urutan posisi saudara kandung sangat me­
Untuk mendapatkan riwayat keluarga, Satir (1983) mu­ mengaruhi tipe interaksi dan hubungan seseorang dengan
lai dengan meminta para orang tua pertama kali membi­ orang lain yang tampaknya dimiliki, dan sangat meme­
carakan tentang hubungan pernikahan mereka sendiri, ber­ ngaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Misalnya,
fokus pada hubungan ini karena orang tua adalah arsitek Toman .menemukan bahwa anak sulung lebih cenderung
keluarga. Satir dan para orang tua, dengan menghadirkan menjadi pemimpin daripada anak sesudahnya, sementara
anak ketika dirasa tepat, mendiskusikan area berikut: kebalikannya sering terjadi pada anakbungsu.
• Pertemuan pertama pasangan, hubungan mereka se­ Salah satu cara perawat keluarga mendapatkan ide lebih
belum pernikahan, dan bagaimana mereka memutus­ baik mengenai perkembangan sistem keluarga dan ~enge­
kan untuk menikah nai sistem keluarga antargenerasi sepanjang waktu. adalah
• Hambatari dalam pernikahan mereka; respons mereka membentuk sebuah genogram. Genogram adalah tabel sil­
untuk menikah silah yang melacak riwayat pertalian keluarga. Genogram
Pernikahan tanpa anak; bagaimana mereka menetap­ digunakan secara luas oleh ahli terapi dan perllwat keluar­
kan tugas dan peran gao Keuntungan genogram keluarga adalah seseorang da­
Seperti apa kehidupan dalam lingkungan keluarga pat mengatur sejumlah data yang besar dan sulit dalam
ash mereka masing-masing, termasuk keluarga dan suatu cara yang membuat data tersebut lebih komprehensif
kerabat dari kedua orang tua dan membantu mengungkapkan pola dan tema penting
134 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 5-16 '"

RIWAYAT KELUARGA HOMOSEKSUAL (LESBIAN/GAY)

TAHAP PROSES TRANSISI TUGAS PERKEMBANGAN

I. Pembentukan pasangan Pasangan perlu membedakon ketika mereka a.Membangun sensasi awol diri mereka
mulai menunjukkan ketertarikan dengan sendiri sebagai sebuah unil
ketika mereka memulai hubungan pasangan b.Melonggarkan batasan di sekilar diri
yong aklual mereka sendiri dan mencampurkan
aspek kehidupan mereka untuk
sementoro
c. Mengembangkan kepercayaan di
anlora pasangan
d.Meningkatkan keterbukoan diri
e. Terlibat dalam respons empati yang
mendorong risiko lebih Ian jut
f. Mengontrol siapa soja yang
. mengetahui hubungon mereka

II. Kehidupan pasongan yang Pasangan bersikap antusias untuk memulai a.Mengenali dan mengelola renlang
berlanjut yang stabilitas, mengombinasikan perbedaan yang menjadi kenyataan
keantusiasan dan kegiatan rutin sehari-hari b.Menegosiasikan konAik
c. Mengembangkan keamanan
hubungan dan sensasi saling memiliki

III. Tahun-tahun pertengahan Pasongan bergerak ke komitmen jangka a. Giat memperbarui penghargoan dan
ponjang atau komitmen yang bersifat mengotasi· kekecewaan dolam
permanen komilmen hubungon yang lues
b.Menciptakan keamanan dan
melanjulkan sesuatu yang lerbaru
dalam hubungan

IV. Generalivitas Pasangan berkeinginan untuk menghubungkan a.Menciplakan legasi personal


diri mereka sendiri dan memberikan rasa
identitas yang akan bertahan dibalik
kE!terbatasan yang mereka miliki

V. Pasangon di atas usia 60 Pasangon menghadapi perubohan kehidupan a.Pasangan menegosiasikan kembali
tahun yang mengagumkan, beberapa perubahan saling ketergontungan dan otonomi
lerjadi dalam satu waktu sementara yang b.Setiop pasangan bekerja untuk
lainnya terjadi dengan cepal, seperti mengamankan beberapa kekuatan
pensiun, penyakit fisik, dan keadaan dan identitas unik pada did sendiri
menjadi janda dalam hubungan
c. Menyeimbangkan kemandirian
finonsial, fisik, dan emosional

Diambil dari Slater (1995J.


BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 135
dalam keluarga (Hartman & Laird, 1983; McGoldrick & Menguasai suatu paket tugas perkembangan keluarga
. Gerson, 1985). Bab 8 berisi genogram dan instruksi untuk memungkinkan keluarga untuk meningkat~an satu tugas
melengkapi tipe pohon keluarga ini. perkembangan keluarga ke tugas perkembangan keluarga
berikutnya. Tugas perkembangan keluarga, apabiJa tidak
dipenuhi, menghasilkan keluargadisfungsional (Mattessich
~DIAGNOSIS & Hill, 1987).
KEPERAWATAN
KELUARGA
. Untuk mencapai tujuan ini, perawat keluarga "mem­
bantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseim­
bangan' antara kebutuhan pertumbuhan personal anggota
Diagnosis keperawatan dapat dirumuskan setelah pengka­ keluarga secara individual dan fungsi keluarga yang op­
jian riwayat perkembangan keluarga dan hubungan yang timum" (kebutuhan perkembangan keluarga) (American
jelas pada kebutuhan serta perhatian perkembangan kelu­ Nurses Association, Division on Maternal and Child
arga terbaru secara menyeluruh. Akan tetapi, penggunaan Health Nursing Practice. 1983). Keseimbangan antara ke­
diagnosis keperawatan NANDA (North American Nursing butuhan perkembangan individu dan keluarga tidak mudah
Diagnosis Association) terkait dengan perkembangan, da­ dicapai, terutama selama tahap tertentu, menclptakan ke­
pat salah memberi arahan pada perawat keluarga, bahwa tidakcocokan ketika ketidakseimbangan terjadi.
diagnosis yang diidentifikasi dalam sistem klasifikasi ini Ketika bekerja dengan keluarga dan individu bermasa­
diarahkan pada individu, bukan pada keluarga. Dengan lah, teori perkembangan keluarga membantu profesional
adanya keberatan dalam pikiran. diagnosis keperawatan kesehatan keluarga untuk berpikir tentang peristiwa siklus
NANDA yang mungkin tepat adalah sebagai berikut: kehidupan yang dapat menentukan konteks terjadinya
• Perkembangan, Risiko Perubahan. masalah dalam setiap keluarga dan individu. Oleh karena
• Pertumbuhan, Risiko Perubahan itu, penggabungan perspektif perkembangan ke dalam
• Pertumbuhan dan Perkembangan. Perubahan. praktik keperawatan keluarga sangat penting selama fase
Diagnosis yang dipilih untuk suatu keluarga yang se­ diagnosis dan perencanaan.
dang berkembang yang menan tang sebagai sebuah unit Selain itu perspektif perkembangan keluarga ke dalam
harus merefleksikan kebutuhan keluarga yang potensial praktik keperawatan keJuarga harus dimasukkan ketika
atau nyata yang tidak terpenuhi dalam kaitannya dengan bekerjadengan keluarga. Pada keluarga yang sehat,
tugas perkembangan spesifik at au tindakan yang perlu panduan antisipasi dan penyuluhan sering kali berfungsi
dilengkapi dengan tujuan agar keluarga berhasil melaksa­ untuk mencapai tujuan pencegahan primer (Bobak, Jensen,
nakan transisi dari satu tahap perkembangan ke tahap per­ & Zalor, -l989).Diagnosis;perencanaan, dan intervensi ke­
kembangan selanjutnya. Diagnosis keperawatan yang da­ perawatan keluarga harus mencakup masalah yang poten­
pat menggambarkan beberapa isu ini dimasukkan ke dalam sial yang mungkin akan dihadapi keluarga karena adanya
. TabeI5-17. kebutuhan untuk menstransformasi strukrur keluarga se­
hingga tugas perkembangan keluarga dapat dicapai. Mem­
bantu keluarga mengantisipasi dan melalui transisi norma­
tif yang berbeda dalam kehidupan kelmlrga adaJah tujuan
~INTERVENSI
keperawatan keluarga yang paling.
KEPERAWATAN
Perawat dan dokter keluarga lainnya membantu kelu­
KELUARGA
arga dengan memberi penyuluhan dan konseling. Merujuk
ke kelompok pendukung sosial, seperti sekelompok orang
Salah satu t~uan keperawatan keluarga adalah membantu tua bayi atau orang tua yang sakit, juga sangat membantu.
keluarga dan anggota keluarga untuk memenuhi tugas Bab 7 membahas intervensi keperawatan keJuarga yang
perkembangan keluarga dan individu (Friedman. 1987). umum secara rinei.
136 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 5-17
DIAGNOSIS KEPERAWATAN SPESIFIK PADA TAHAP PERKEMBANGAN SIKLUS KEHIDUPAN
KELUARGA
TAHAP I: KELUARGA PASANGAN BARU
KonHik pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pilihan penataan kehidupan, pekerjaan, dan hUQungan
TAHAP II: CHILDBEARING FA"MILY
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan pernikahan anak dewasa dan pembentukan hubungan yang baru
melalui pernikahan, kelahiran, dan perceraian
Perubahan menjadi orang tua yang berhubungandengan kelidakmampuan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimum
Risiko perubahan pelekatan orang tua/bayi/anak yang berhubungan dengan kurangnya model peran, keterampilan orang
tua, atau pengetahuan mengenai isu-isu perkembangan anak . .

TAHAP III: KELUARGA DENGAN ANAK PRASEKOLAH


Ketidakefektifan, gangguan (atau ketidakmampuan) koping keluarga yang berhubungan dengan kondisi perawatan
kesehatan anak yang akut atau kronik
Koping keluarga: Potensial pertumbuhan yang berhubungan dengan tantangan kesehatan anggota keluarga
Hambatan manajemen pemeliharaan rumah yang berhubungan dengan kurangnya keamanan lingkungan rumah
Perubahan menjadi orang tua yang berhubungan dengan kelidakmampuan unluk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan an ok secara optimum
TA'HAPIV: KELUARGA DENGAN ANAK SEKOLAH
Ketidakefektifan, gangguan (atau ketidakmampuan) koping keluarga yang berhubungan dengan kondisi perawatan
kesehatan anak yang kronik atau akut .
Koping keluarga: Potensial pertumbuhan yang berhubungan dengan tantangan kesehatan anggota keluarga
Hambatan manajemen pemeliharaan rumah yang berhubungan dengan kurangnya keamanan lingkungan rumah
Perub'ahan menjadi orang tua yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimum
TAHAP V: KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA
Hambatan manajemen pemeliharaan rumah yang berhubungan dengan kurangnya pengawasan terhadap anak remaja
Perubahan menjadi orang tua yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak
TAHAP VI: KELUARGA MELEPASKAN ANAKDEWASA MUDA
Risiko kesepian yang berhubungan dengan sind rom "emptynest"

Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengembangkan hubungan yang

baru di luar keluarga .

TAHAP VII: ORANG TUA PARUH BAYA


Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengembangkan hubungan yang
bani di luar keluarga . .
TAHAP VIII: KELUARGA LANSIA DAN PENSIUNAN
Hambatan penyesuaian yang berhubungan dengan perubahan stalus kesehatan
Ketegangan peron pemberi asuhan yangberhubungan dengan perawatan berkelaniulan anggola keluarga yang sakit atau
cuc:u yang sehal
Ansietas terhadap kematian yang berhubungan dengan potensial kemalian pasangan hidup
Relokasi sindrom sires yang berhubungan dengan perpindahan orang lua lansia dad rumah sendiri ke nislilusi yang lain
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 137
Pt;RANGKUMAN
Bab ini menyajikan suatu tinjauan tentang teori perkem­ bangan yang memasukkan tugas perkembangan:yang
bangan keluarga. Berikut ini adaJah poin utama yang ter­ tumpang tindih-pada setiap generasi di dalam
dapat di dalam bab ini: keluarga.
• Pendekatan perkembangan keluarga berdasarkan pa­ Tugas perkembangan keluarga adalah tanggung ja­
da observasi bahwa keluarga merupakan kelompok wab pertumbuhan yang harus dicapai oleh sebu~h
yang tinggai bersama dalam waktu Jama dengan ri­ keluarga dalam setiap tahap perkembangannya se­
wayat alami yang harus dikaji jika dinamika kelompok hingga kebutuhan biologis, kewajiban budaya, dim
diinterpretasikan secara penuh dan akurat. nilai serta aspirasi keluarga terpenuhi.
• Tiga buah asumsi dasar teori perkembangan keluarga Tugas perkembangan berhubungan dengan Tahap
adaJah: Transisional: Betweenfamity untuk membedakan diri
• Perilaku keluarga merupakan jumlah pengaJaman dari keluarga aslinya, untuk mengembangkan ke­
anggota keluarga yang terdahulu yang dimasuk­ intiman hubungan dengan t~man sebaya dan untuk
kan ke dalam mas a kini dan harapan di masa mencapai kemandirian dalam pekerjaan dan keman­
depan. dirian finansial.
• Keluarga berkembang dan berubah sepanjang • Tugas perkembangan Keluarga yang Baru Menikah
waktu dengan cara yang serupa dan konsisten. adalah membentuk pernikahan yang memuaskan ke­
• Keluarga dan anggota keluarga melaksanakan dua pasangan, untuk berhubungan secara harmonis
tugas khusus sesuai dengan waktu tertentu yang dengan kerabat dan untuk merencanakan sebuah
telah ditetapkan oleh mereka dan oleh konteks keluarga.
budaya dan sosial mereka. Tugas perkembangan pada childbearing family ada­
• Teori mendapatkan kritik akibat kurangnya perhatian lah untuk merencanakan dan membentuk keJuarga
yang adekuat terhadap keragaman keluarga, biasanya muda sebagai sebuah unit yangstabil, untuk beradap­
teori pada kelas menengah; asumsi teori tentang sta­ tasi dengan tugas dan kebutuhan anggota keluarga
bilitas dalam setiap tahap, dan kurangnya penjelasan yang bermasalah, untuk mempertahankan hubungan
teori untuk menggambarkan proses yang terjadi di pernikahan yang memuaskan bagi kedua pasangan,
antara tahap-tahap yang memungkinkan keluarga un­ dan untukmemperluas hubungan dengan keluarga
tuk berubah. besar.
• Riwayat atausiklus keluarga merupakan denganjalur Tugas perkembangan Keluarga dengan Anak Pra­
berbeda (peristiwa dan periode waktu) yang berkem­ sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar
bang selama kehidupan keluarga. suatu keluarga (rumah, pakaian, dsb), menyosialisa­
• Ahli teori telah mengidentifikasi tahap-tahap per­ sikan anak, mengintegrasikan anggota keluarga baru
kembangan keluarga yang dapat diperkirakan. Teori (anak) ke daJam keluarga, dan mempertahankan hu­
delapan tahap Duvall dan teori eDam tahap.Carter & bungan yang sehat dalam keluarga.
McGoldrick merupakan teori yang paling sering Tugas perkembangan Keluarga dengan Anak Seko­
disebutkan dalam literatur. lah adalah untuk menyosialisasikan anak, mem­
• Rankin mengembangkan kerangka Perubahan Siklus pertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan,
Kehidupan. Kerangka ini mengidentifikasi emerging dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
family (keluarga yang berfokus pada tugas pemben­ keluarga.
tukan unit keluarga), solidifying family (keluarga • Tugas perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja
yang tugas utamanya adalah menstabiIkan ikatan an­ adalah untuk menyeimbangkan kebebasan dengan
tara orang lua dan menyosialisasikan anak-anaknya), tanggungjawab remaja seiring mereka mulai dewasa,
reconstituting family (keluarga yang terbentuk ka­ untuk berfokus ulang pada hubungan pernikahan, dan
rena perubahan dalam keluarga seperti kematian atau untuk berkomunikasi secara terbuka di antara orang
perceraian) dan contracting family (keluarga yang tua dan anak.
melepaskan anaknya ke dun.ia luar dan orang tua • Tugas perkembangan Keluarga Melepaskan Anak
mengalami masa lansia). Dewasa Muda meliputi memperluas lingkaran kelu­
Zilbach membentuk kerangka siklus kehidupan yang arga untuk menerima hubungan baru yang didapat
setiap tahapnya dipicu oleh suatu peristiwa kehidupan dari pernikahan, terus memperbarui hubungan perni­
tertentu atau penanda tahap keluarga. Penanda ini kahan, dan membantu orang tua suami dan istri yang
menuntut perubahan dan adaptasi yang baru. sakit atau berusia lanjut.
• Spiral Kehidupan Keluarga adalah model perkem- Tugas perkembangan Keluarga dengan Orang tua
138 BAG1AN.2 LANDASAN TEORET1S KEPERAWATAN KELUARGA

Paruh Baya adalah menyediakan Iingkungan yang puan keluarga untuk memenuhi tugas perkembangan
meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubimg­ keluarga tersebut.
an antara orang tua lansia dan anak-anak yang • Pengkajian perkembangan keluarga harus meliputi:
memuaskan, dan untuk memperkuat hubungan per­ • Tahap perkembangan keluarga
nikahan. • Sejauh mana anggota keluarga memenuhi tugas
Tugas perkembangan Keluarga di Tahun-tahun Ter­ perkembangan pad a tahap itu
ak~ir adalah untuk mempertah.ankan penataan ke­ • Riwa~at keluarga dari sejak lahirnya keluarga
hidupan yang memuaskan, menyesuaikan did dengan sampai saat ini
pendapatan yang lebih rendah, mempertahankan hu­ • Ringkasan tentang orang tua dari keluarga ash
bungan pernikahan, inenyesuaikan diri dengan ke­ Selama pengkajian ke\uarga, perawat dapat meng­
hilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga , identifikasi masalah potensial yang terjadi akibat
antargenerasi, dan terus membuat keberadaan se­ perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga pada
seorang menjadi sesuatu yang berarti. saat mereka bertransisi melalui tahap tertentu datum
Variasi dalam riwayat keluarga telah diidentifikasi siklus kehidupan keluarga. Setiap keJuarga adalah
pada keluarga yang mengalami perceraian keluarga unik dan sementara satu tahap dalam siklus kehidupan
dan keluarga dengan orang tua tiri sebagaimana ke­ keluarga memerlukan beberapa penyesuaian dalam
luarga dengan hubungan pasangan rumah tangga. adaptasi keluarga, tahap lain dapat membawa tan­
Kerangka ini dapat menyebabkan peru bah an kritis tangan yang tidak .siap dihadapi anggota keluarga.
dalam peran dan hubungan yang berbeda dari keluar­ Intervensi keperawatan keluarga harus ditujukan un­
ga inti dengan dua orang tua. tuk membantu keluarga guna mencapai tugas per­
• Penyakit serius dan disabilitas anggota keluarga da­ kembari.gan terkait pada setiap tahap dalam siklus
lam jangka waktu lama sering menghambat kemam­ kehidupan keluarga.

PalSKETSA KELUARGA: KELUARGA MAY


,,~Iizabeth May b~rparti~ipasi dalo l11' k~lorripOk pendukung untuk Qr<ing hJaden9a~ ancik r~maia;, , .
,,10 don suaminya, keduanya berusia50-an awal,merasa bohwo mereka memiliki kesulitan dalam

n'iembesarkan'cnak keti91:i merekayoitu Joshua/seOrang remoja aktif ber'usia 16' taniJn. 'Joshua

inemiliki'duci orang saudaro kon~url~MarYl be:i1.IsiQ 18 tdh'uh/ycing boru soja pergiuntuk ,','., ,

',;menjo.lcini kulioh tahun pertamanYll,dati Anthony;, berusi9 24 tahun, yang akCln meoikClh d9lam'
, ,~/enam Qukm ke clepoll,~lizC1bethdarispamiriyacGkup'm~rasatertekan .oleh 'fencanci, pernikahcin'"
',' '; Ar1thQnyd(m,ri:l~mgetahui .ba~wa Anthony yang menganut cigamci Katolik, akan menikahdengon , '"
,,seorof.!9' wanit(J Yqhudi; An!hsmytiI'.l99C1Lpi ru~qhdan telah melljalani tahUI1-JClhul1'.~ ,.~,' "j, .;',,':,:,
"perkuliah<;lIi,oya:'Mary odalah 'Qnak pjrtama,yaog .menii'9golkOri ,rumah" karenq ia akan "',<"} .; ..
memas}'ki kampus yal)9 jaraknya ,109 mil dad rvmahnya. Joshua bersabung d~ngan sekelampok
.
'

, .teman.yal)g di inasyarakot d~ke~al sebogai kel/?mpok yang suka me!11buaf keributan. Elizabeth
,
, ~ ~ibingungkan olen kedekatan Joshua boru-baru ini poda kelompok tersebut, karena Joshua

dahulu selaly, menjadi aoak yang Mnurut don bertanggung jawab pada pelajaronnya.
.~ . '" .' " . - :' :' .

II LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkait.
1. Identifikasi tahap perkembangan keluarga dan uraikan rasionalisasi Anda.
2. Uraikan tugas perkembangan yang harus dicapai oleh keluarga ini selama tahap ini dan
berikan pengkajian Anda berkenaan dengan kemampuan terbaru mereka untuk memenuhi
tugas perkembangan keluarga.
3, Identifikasi peran konflik yang dapat berpotensi muncul dalam sketsa keluarga ini.
4, Sebutkan sumber-sumber yang akan Anda rekomendasikan untuk keluarga guna membantu
keluarga dalam memenuhi tugas perkembangan terbaru mereka.
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 139
Jawab pertanyaan berikut.
5. Teori perkembangan keluarga dibangun di atas beberapa asumsi dasar, Apa asumsi dasar
tersebut? (Sebuikan minimal dua.)
6. Prediksi yang reliabel yang biasa dapat dibuat berkenaan dengan perhatian kesehatan
umum dan kekuatan yang berperan dalam keluarga jika perawat keluarga mengetahuinya
(pilih salah satu jawaban) adalah:
a. Tugas perkembangan setiap anggota keluarga
b. Siklus kehidupan atau tahap riwayat keluarga
c. Di mana tempat tinggaJ keluarga dan kelas sosial mereka
d. Komposisi keluarga
7. Dari i1ustrasi berikut mana yang bennanfaat dalam pendekatan. perkembangan ketika
mengkaji dan bekerja dengan keluarga? (Pilih semuajawaban yangbenar.)
a. Berikan petunjuk pada masalah keluarga yang sudah lalu dan perkembangannya
b. Memberi kebutuhan masa depan keluarga
c. Meninjau pengalaman yang biasa dialami keluarga selama tiap tahap riwayat keluarga
d. Menyoroti periode kritis perkembangan dan pertumbuhan keluarga dan individu
e. Membantu mengantisipasi apa yang diharapkan dalam hal perhatian kesehatan
f. Mampu lebih baik untuk mengevaluasi keluarga secara nonnatif
8. Definisi terbaik untuk siklus kehidupan atau riwayat keluarga adalah:
a. Perk iraan tahap dalam riwayat keluarga
b. Tahappeitumbuhan dan perkembangan setiap anggota keluarga pada saat anggota
mengalami kemajuan di sepanjang kehidupan
c. Rangkaian tahap dan peristiwa yang umumnya dialami. keluarga sebagai sebuah unit
selama keberadaan keluarga
9. Tugas perkembangan kelua~ga memiliki karakteristik berikut (pilih semua jawaban yang
benar): .
a. Tugas perkembangan keluarga berubah dalam berespons terhadap kewajiban budaya
dan aspirasi serta nilaikeluarga yang unik
b. Tugas perkembangan keluarga bex:ubah dalam berespons terhadap kebutuhan per­
kembangan anggota keluarga mereka
c. Tugas perkembangan keluarga tetap konstan di sepanjang keberadaan keluarga
d. Tugas perkembangan keluarga beradaptasi terhadap fungsi luas keluarga guna memenuhi
tugas spesifik dari setiap tahap yang mereka lalui
e. Tugas perkembangan keluarga memenuhi kebutuhan biologis keluarga sebagai sebuah
keseluruhan
f. Tugas perkembangan keluarga menghindari ketidaksesuaian dengan kebutuhan
individual
g. Tugas perkembangan keluarga adalah kebutuhan yang berkembang yang harus dicapai
oleh keluarga selama setiap siklus kehidupan atau tahap riwayat keluarga
h. Kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan memicu kesulitan dalam pencapaian
tugas-tugas perkembangan berikutnya
i. Tugas perkembangan keluarga hanya meliputi aspek yang secara langsung memengaruhi
komponen psikososial (interaksional) dari fungsi keluarga
10. Pendekatan perkembangan menjelaskan dinamika keluarga dalam hal berikut:
a. Elemen unik
b. Elemen yang umum dalam riwayatnya sebagai sebuah keluarga
c. Elemen yang umum dan unik dari riwayat keluarga
11. Tugas perkembangan keluarga terbentuk dari suatu kombinasi (lebih dari satu jawaban):
a. Tugas perkembanganindividu dan setiap anggota keJuarga
b. Nonna seksual .
140SAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

c. Usia kronologis dan penempatan sekol;lh


d. Tekanan komunitas bagi keluarga untuk menegaskan norma-norma sosial
e. Fungsi keluarga yang umum diadaptasi ke dalam tahap siklus kehidupan yang spesifik
12. Tahap siklus kehidupan keluarga didefinisikan· oleh Duvall dalam istilah (piIih satu
jawaban):
a. Usia dan penempatan sekolah anak yang tertua
b. Usia orang tua
c. Usia anak tengah, jika ada
d. Usia pemikahan
Lengkapi uraian berikut.
13. Oalam uraian di bawah,lengkapi uraian berikut:
a. Delapan fase dalam siklus kehidupan keluarga untuk keluarga inti dengan dua orang tua
(tidak termasuk tahap transisi) .
b. Definisi untuk setiap fase
c. Tiga perhatian kesehatan dasar (perhatian biopsikososial dan kesehatan) sering mucul
dan membutuhkan intervensi perawat keluarga

Tahap Siklus Kehidupan Perhatian atau Kebutuhan


Keluarga Definisi Fase Kesebatan
I. 1.
2.
3.
II. 1.
2.
3.
III. 1.
2.
3.

Tabap Siklus Kebidupan Definisi Fase Perhatian atau Kebutuhan


Keluarga Kesehatan
IV. 1.
2.
3.
V. 1.
2.
3.
VI. 1.
2.
3.
VII. 1.
2.
3.
VIII. 1.
2.
3.
BAB 5 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA 141
14. Dalam setiap delapan tahap siklus kehidupan keluarga. identifikasi tugas perkembangan
orang tua seperti yang dijelaskan Friedman.

Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas Perkembangan Orang tua

I. L
II. L
2.
III. l.
IV. l.
V. 1.
2.
VI. L
VII. 1.
VIII. 1.
Pilihjawaban yang benar untuk pertanyaan berikut.
15. Kapan hubungan pemikahan. menurut penelitian, muncul menjadi yang terkuat dan paling
memuaskan?
a. Tahap anak prasekolah
b. Tahap childbearing family
c. Tahap pemikahan
d. Periode pascaparental (orang tua usia pertengahan)
e. Tahap contracting family (keluarga dalarn tahun-tahun terakhir)
f. Tahap keluarga melepaskan anak dewasa muda muda
16. Sebutkan tiga aspek proses remaja yang menjelaskan tugas perkembangan dan m~salah-'
masalah yang dihadapi dalam tahap ini.
17. Apa dampak umum yang diberikan oleh anggota keluarga remaja pada keluarga sebagai
sebuah keseluruhan?
Pilih jawaban berikut yang sesuai dfngan jawaban pada setiap nomor dari 17 sampai 25. *
a. KeJuarga pasangan baru
b. Childbearing family
c. KeJuarga dengan anak prasekoJah
d. Keluarga dengan anak sekolah
e. Keluarga dengan anak remaja
f. Keluarga sebagai pusat pelepasan anak
g. Keluarga dalam tahun-tahun pertengahan
h. Keluarga dalam tahun-tah'un terakhir
18. Permulaan dari longgarnya ikatan keluarga
19. Mencapai ukuran maksimum dalamjumlah anggota keluarga dan hubungan antar-anggota
keluarga
20. Bertanggungjawab penuh untuk pertarna kalinya terhadap manusia lainnya
21. Membentuk suatu dasar rumah
22. MeJepaskan anggota keluarga ke da1am kehidupan mereka sendiri
23. Menemukan kembali pasangan sebagai suami dan istri
24. Belajar untuk menyediakan ruang. fasilitas. dan perlengkapan untuk mengembangkan
keluarga secara cepat dengan adekuat.
25. Menghadapi kemati-an pasangan
26. Mana dari penjelasan berikut yang sesuai dengan keluarga orang tua tunggal atau keluarga '
yang bercerai yang berkaitan dengan perkembangan keluarga tersebut?
a. Keluarga orang tua tunggal atau keluarga yang bercerai akan melewati tahap siklus
kehidupan keluarga yang sarna.

·Perfanyaan infdiambil dari Barlick M., et al (1974J. Nursing examination review book, vol. 9: Communily
health nursing (2nd ed.) Flushing, NY: Medical Examination Publishing Company.
142 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

b. Karakteristik siklus kehidupan keluarga-setelah perceraian-berbeda karena tidak


adanya orang tua kedua di dalam keluarga.
c. Keluarga dengan orang tua tunggal atau keluarga yang mengalami perceraian melompati
satu atau dua tahap siklus kehidupan keluarga, bergantung pada waktu terjadinya
perceraian.
d. Waktu transisi siklus kehidupan keluarga mungkin akan ditunda dalam periode pasca­
perceraian yang cepat.
27. Dalam keluarga dengan orang tua tiri, menikah lagi menciptakan permulaan krisis dan
gangguan kestabilan. Bagaimana menikah lagi secara umum dapat memengaruhi tahap
riwayat keluarga?
28. Apa area umum (sebutkan tiga) yang akan Anda kaji untuk mendapatkan informasi
mengenai perkembangan dan riwayat keluarga?
TEORI SISTEM

PI; 151 BAB

TEORI SISTEM UMUM: PARADIGMA DAN TEORI YANG KONSEP INTI DAN PROPOSISIINTI TEORI SISTEM UMUM
TERKAIT SISTEM KELUARGA: DEFINISI KONSEP
Paradigma Holistik DAMPAK STRES DAN KRISIS PADA SISTEM KELUARGA
Teari-Teari Terkait: Teari Sibernetika dan Komunikasi PERSPEKTIF TEORI SISTEM PADA KELUARGA SEHAT
Hubungan Antara Teari Struktural Fungsional dan Teari KETERBATASAN TEORI SISTEM KELUARGA
Sistem RANGKUMAN

Pl;TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Meggambarkan karakteristik paradigma yang berkaitan keluarga dengan lingkungan internal dan eksternalnya
dengan teari sistem. (hierarki sistem). .
2. MendeRnisikan beberapa istilah teari sistem umum beri­ 4. Menggunakan konsep sistem, menyebutkan empat karak­
kut: sistem, sistem sosial, sistem terbuka versus tertutup, teristik pada keluarga sehat yang berfungsi dengan
_ diferensiasi, keseluruhan olau nonkumulatiF, dan umpan sukses.
balik. 5. Mengidentifikasikan dampak stres pada sistem kelu­
3. Mengaitkan dengan sistem keluarga, menjelaskan baik argo.
secara naratif atau diagram tentang hubungan sistem 6. Menguraikan keterbatasan dalam menggunakan dan
menerapkan pendekatan sistem pada keluarga.

Tiga buah teori utama-teori perkembangan, teori struk­ dan digunakan secara luas dalam berbagai area, seperti
tural-fungsional, dan teori sistem umum-digunakan di sistem pendidikan, teori permainan, ilmu komputer, teknik
dalam buku ini untuk merumuskan area pengkajian dan sistem, sistem informasi komputer, dan bidang komuni­
pertanyaan keluarga. Teori ini juga menyatakan kekuatan kasi. Pertumbuhan dalam penggunaan teori sistem di area
dan masalah keluarga yang tujuan danstrategi implemen­ pelayanan kesehatan terutama telah sangat mengesankan
tasinya yang dapat dirul1lUSkan. Teori struktural fungsional dalam 35 tahun terakhir, hal ini terbukti dari berkembang­
dan sistem bukanlah perspektif yang eksklusif secara nya buku-buku dan pemeriksaan klinis dengan meng­
mutual. Struktural fungsionalisme dapat dianggap sebagai gunakan pendekatan teod ini untuk mempelajari individu,
bentuk teori sistem yang paling awal (Broderick, 1993). keluarga, keperawatan dan profesional kesehatan lainnya,
Dari ketiga teori yang disebutkan di atas, teori sistem sistem penyedia pelayanan kesehatan, dan komunitas.
merupakan teori yang paling inklusif dan paling kuat, hal Teori sistem kontemporer mengenai keluarga diturun­
itu secara jelas ditunjukkan oleh besarnya jumlah bidang kan dari teori sistem umum (Whitchurch &' Constantine,
dan area substantif (termasuk keperawatan) yang telah 1993), Teori sistem membentuk dasar konsep untuk "sistem
mengadaptasikan perspektif teori ini sebagai landasan un­ berpikir'" atau untuk bekerja dengan sistem keluarga se­
tuk kerangka terorganisir mereka (Cox & Paley, 1997; bagai "klien" dan bukan hanya berfokus pada seseorang
Hawley & Geske, 2000). Teori sistem umum telah diterima secara individual. Teod sistem memungkinan stimtilasi se­

143

144 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

bagian besar upaya yang dibuat untuk mencapai suatu pe­ konsep dan kerangka berpikir dalam hal fakta dan kejadian
mahaman sistematis tentang keluarga normal dan keluarga dalam konteks keseluruhan, bukan dalam ruang kosong:
yang mengalami masalah. Serupa Broderick (1990), se­ "Memandang dunia dalam hal seperangkat kumpulan
orang ahli teori keluarga terkemuka, menegaskan bahwa hubungan yang terdiri dari tinjauan sistem" (Lazlo, 1972,
teori sistem "adalah salah satu kerangka yang paling ber­ hIm. 19, seperti yang dinyatakan dalam Hartman & Laird,
pengaruh dan paling menghasilkan dari semua kerangka 1983, him. 59). Dengan menggunakan kerangka sistem­
keluarga" (hIm. 172). yaitu, organisasi pengetahuan yang berfokus pada feno­
men a khusus mengenai minat sebagai suatu sistem yang
kompleks-sebuah berfokus pada interaksi di antara
~TEORI SISTEM UMUM: berbagai bagian sistem dan bukan pada fungsi bagian­
PARADIGMA t;lAN TEORI bagiannya itu sendiri (Buckley, 1967; von Bertalanffy,
1966).
YANG TERKAIT
Von Bertalanffy (1950), seorang ahli bioJogidari Austria,
diberi penghargaan atas penggambaran teori sistem umum PARADIGMA HOLISTIK
yang pertama kali dalam biologi dan fisika, walaupun
sistem yang diberikan oleh ahli sosiologi dan antropologi Beberapa ahli teori menganggap teori sistem umum lebih
sosial yang sebelumnya dan yang bersamaan dengan pu­ luas dari teori, selain menganggap teori sistem umum se­
blikasi awal von Bertalanffy jl,lga menjelaskan beberapa bagai ideologi yang unik dengan mendefinisikan "sistem
sistem-sistem sosial (Parson, 1951). Dalam teori sistem berpikir" sebagai suatu cara memandang dunia dalam be­
umum, beberapa prinsip universal tertentu diterapkan pada berapa kondisi tentang bagaimana objek-objek saling ber­
. semua jeniskelompok fenomena (mis., ameuba, program hubungan (Whitchurch & Constantine, 1993). Sebelum
komputer,. keluarga),. yang disebut sistem oleh von teori sistem umum, kecenderungan diarahkan pada analisis
Bet;talanffy.Dengan demikian, teori sistem dapat diterap­ reduksi dan bagian-bagian (Young, 1982). Para ahli dalam
kan di berbagai disiplin dan undang-undang universal ber­ pergerakan kesehatan hol1stik menyebut bahwa cara pan­
guna dalam bekerja dengan berbagai jenis sistem yang dang terhadap sesuatu "paradigma mekanistik".
kompleks .dan terorganisir (Lee & Lancaster, 1988; Paradigma mekanistik, dalam menganalisis dan menje­
Whitchurch & Constantine, 1993). laskan fenomena, mengurangi fenomena tersebut menjadi
DalamlTJemandang perilaku manusia, baik perilaku bagian-bagian--dalam banyak kasus menjadi bagian­
individu, keluarga, maupun keseluruhan komunitas, teori bagian terkecil-untuk menemukan hubungan sebab­
sistem umum berperan sebagai sebuah "payung" berharga akibat. Ilmu medis dan sebagian besar i1mu cenderung
yang berada di bawah perspektif teoretis dalam rentang beIjalan dalam linear (sebab dan akibat yang berada dalam
yang beragam dan lebih menengah yang mungkin dimasuk­ garis lurus atau "A menuju B"), paradigma atomistik, re­
kan (seperti perspektif ekologis, teori komunikasi keluarga, duksionistik, dan analisis yang sangat tinggi ini. Misalnya, .
teori sibemetika atau teori pemrosesan informasi, dan teori dengan menggunakan paradigma dan berpikir linear, infek­
adaptasi). Teori sistem merupakan suatu cara penjelasan si pada manusia dijelaskan dalam beberapa istilah invasi
sebuah unit seperti keluarga pada saat keluarga berhubung­ bakteri pada beberapa sel dan organ tertentu.
an dan berinteraksi dengan sistem lainnya. Teori sistem Kebalikan dari paradigm a tradisional ini, paradigma
adalah sebuah teori organisasional yang berfokus pada pe­ sistem holistik; paradigma ini melihat keseluruhan sistem
nelitian dan penguraian tentang cara bagaimana sesuatu seperti individu atau keluarga, dengan menghormati saling
saling berhubungan secara bersama-sama dan bukan ber­ keterikatan mereka bukan keterpisahannya. Paradigma
fokus pada tindakan menganalisis sesuatu itu sendiri sistem menyatakan konsep kimsalitas sirkular. Misainya,
(Braden, 1984). Teori ini menjelaskan bagaimana setiap dari sebuah perspektif sistem, infeksi pada manusia di­
variabel berbeda memengaruhi keseluruhan dan bagai­ nyatakan sebagai suatu ketidakseimbangan dalam interaksi
mana keseluruhan memengaruhi setiap bagian. manusia dengan lingkungannya-tempat· faktor pejamu
Sebagai bagian dari revolusi "sistem" (Hartman & (manusia) memengaruhi agens' infeksi dan demikian juga
Laird, 1983), kita. telah menyaksikan perpindahan dalam agens infeksi memengaruhi pejamu. Kemudian, dengan
pola berpikir, dari mekanistik, teori yang berorientasi pada menggunakan pendekatan holistik, suatu sistem harus di­
hasil, menjadi holistik, teori yang berorientasi pada proses. pahami sebagai suatu keseluruhan dan tidak dapat dipaha­
Teori sistem umum memungkinkan profesional asuhan ke­ mi dengan memeriksa sistem dalam bagian-bagian ter­
sehatan untuk memanfaatkan perpindahan ini dalam area sendiri dan dalam interaksi yang terisolasi dari satu sarna
kerja mereka sebaik mungkin. Teori sistem memberikan lain (Whitchurch & Constantine, 1993, hIm. 328).
BAB 6 TEORI SISTEM 145
Bateson (1972, 1979) adalah seorang antropolog bu­ Kausalltas linear
daya yang dianggap sebagai Bapak pergerakan terapi ke­ A B
luarga, yang menekankan epistemologi baru ini mengenai Anggola Keluarga yang ------l.~ Korban
bagaimana seseorang harus pergi mencari pengetahuan Bersalah ("pembuat .
dan membuat kesimpulan mengenai dunia. Bateson mene­ masalah")
kankan batasan betpikir linear dengan berfokus pada aspek
sistem kehidupan. la mengemukakan bahwa perubahan Kausalltas slrkular
betpikir dibutuhkan untuk metihat proses, saling keter­
kaitan, dan kausalitas sirkular yang sedang berlangsung 11dakada Anggota Keluarga
untuk memaharni perilaku manusia. Misalnya, dengan me­ yang Bersalah alau Korban
nerapkan paradigma sistem pada keluarga, ia menegaskan Gombar 6-1. Perbandingan antara hubungan sebab akibot
bahwa tidak ada korban dan penuntut yang sebenarnya linear dan sirkulor dalom sebuoh keluorgo bermO$Oloh.
dalam sebuah keluarga bermasalah. Sebuah kesatuan khu­
sus (dalam kasus ini, anggota keluarga) dikaji terkait
dengan sesuatu yang memengaruhi dan dipengaruhi ang­ Sibemetika adalah ilmu yang berkenaan dengan teori
gota dan bukan terkait dengan karakteristik individual komunikasi dan kontrol. Teori sibemetika berfokus pada
mereka. Karena "korban" dan '1aksa penuntut" dalam ke­ pemrosesan informasi dan cara mekanisme umpan balik
luarga secara berseri dan simultan memengaruhi dan me­ beroperasi dalam mengontrol sistem yang sederhana dan
maparkan peran setiap anggota keluarga, hanya kausalitas sistem yang kompleks (Goldenberg & Goldenberg. 2000).
sirkular yang dapat secara adekuat menjelaskan dinamika Teori sibemetika menjelaskan bagaimana sistem memper­
kompleks suatu situasi seperti kekerasan keluarga (Gambar tahankan stabiJil:'!Snya melalui mekanisme umpan batik
6-1). koreksi diri. Sistem dapat melakukan koreksi diri dengan
Pada tahun 1950 dan 1960-an, teori sistem sosial Parson memasukkan kembali hasil. kinerja masa lalu ke dalam
(1951) digunakan dalam area sosiologi, pekerjaan sosial, fungsi terbaru (Goldenberg & Goldenberg. 2000). Dengan
dan keperawatan (teori keperawatan Johnson berkembang fokus ini. cara untuk mengubah kinerJa masa depan dapat
melebihi penetitian Parson) untuk menjelaskan perilaku . dilakukan dengan memodifikasi informasi· umpan batik·
individu dan keluarga. Selain itu, teori sistem umum. a la (suatu strategi yangdigunakan dalamkonseling keluarga).
von Bertalanffy (1966). dimasukkan ke dalam pemikiran Baik bagian maupun keseluruhan diperiksa dalam sibeme­
ahliteori keperawatan dan ke dalam literatur (model ke­ tika terkait dengan polaorganisasi·mereka (Keeney. 1982;
perawatan Roger dan model sistem terapi keluarga adalah Weiner. 1948).
contoh dari pengaruh ini). Saat ini. perspektif dan paradig­ Teori sistem sibemetika dan umum memberikan
rna teoretis sistem telah diterima secara luas dan diman­ peninggalan bagi teori komunikasi keluarga (Bateson.
faatkan dalam pendidikan keperawatm. terutama dalam 1979; Jackson. 1969; Satir. 1983; Watzlawick, Beavin. &
keperawatan keluarga (Richards & Lansberry, 1995). Jackson. 1967). yang merupakan landasan teoretis. Ahli
Suatu kesatuan yang luas dari disiptin ilmu yang ber­ terapi keluarga pada zaman modem sebagian besar ber­
hubungan dengan kesehatan telah mcmemukan kegunaan gantung pada istilah-istilah pengkajian dan intervensi.
perspektif teori sistem umum. Dalam pengobatan. teori
sistem umum mengaktivasi perkembangan pengobatan ke­
I:4UBUNGAN ANTARA TEORI STRUKTURAL­
luarga; dalam psikologi. psikologi keluarga. dan pekerjaan
FUNGSIONAL DAN TEORI SISTEM
sosial, teori memunculkan perspektif ekologis. Perspektif
ekologis ini. diturunkari dari teori sistem umum. berfokus Dalam kaitannya dengan keluarga. persamaan yang tam­
terutama pada keseimbangan adaptif yang berada di antara pak antara teori struktural-fungsional dan teori sistem
sistem kehidupan dan lingkungan mereka (Hartman & meliputi pemyataan mengenai interaksi keluarga (sistem
Laird. 1983). . fokus) dengan Iingk~ngan dalam dan luar keluarga serta
harns dikaji dalam ~onteksnya. Teori sistem mencirikan
TEORI-TEOR. TERKAIT: TEORI SIBERNETIKA keluarga dan sistem lainnya sebagai sesuatu yang mengan­
DAN KOMUNIKASI dung struktur dan fungsi. Akan tetapi. dalam struktural­
fungsional. dua konsep ini menyajikan tujuan utama dari
Dua teori lain turunan teori sistem, beraliran tengah. juga teori, tentu saja penekanan yang jauh lebih penting dari­
telah memperbarui praktik yang betpusat pada keluarga. pada yang ditemukan dalam teari sistem. Kedua teori men­
Teori ini adalah teori sibemetika dan proses komunikasi diskusikan adaptasi, dengan struktural-fungsional mene­
keluarga. kankan kecenderungan ke arah ekuilibrium, sementara
146 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

teori sistem menekankan keseimbangan an tara ekuilibrium teori sistem adalah teori yang agak abstrak, sumber-sumber
(stabilitas) dan perubahan dalam analisisnya. tambahan pada teori inidapat berguna. Referensi dalam
Sistem teori, seperti telah dijelaskan sebelumnya, ditu­ bab ini disarankan sebagai bacaan tambahan terhadap
runkan dari sebuah paradigma holistik, dengan kausalitas diskusi yang akan diuraikan di sini.
(sebab akibat) sirkular dan lingkaran umpan baliknya me­
rupakan elemen yang penting. Teori struktural-fungsional, SISTEM
yang menampung beberapa asumsi teori tersebut, cende­
rung berulang menjadi semakin menganalisis bagian dan Sistem didefinisikan sebagai unit yang mengarah pada
merupakan kausatif linear, serta memiliki sudut pandang tujuan, dibuat dari bagian-bagian yang saling bergantung
keluarga yang lebih staHs. dan berinteraksi, berlangsung selama beberapa periode
Banyak landasan teori keluarga diturunkan dalam ke­ waktu. Sistem ini, bersama dengan Iingkungannya, men­
rangka struktural-fungsional, dan teori struktural-fungsio­ ciptakan sebuah "dunia", yaitu totalitas dari apa yang
nal yang berbicara secara teknis, adalah bent uk terawal seharusnya diteliti dalam suatu situasi tertentu. Sistem dan
dari teori sistem (Broderick, 1993). Kedua teori menyebar bagian-bagiannya memiliki komponen fungsional dan
dan mengumpul pada titik tertentu, dan keduanya berguna struktural. Komponen struktural merupakan bagian dari
dillam mengidentifikasi dan menggambarkan pentingnya pengaturan dan organisasi di antara bagian sistem, semen­
area-area isi, menjelaskan perilaku keluarga. dan membe­ tara fungsi merupakan tujuan atau sasaran sistem. seperti
rikan panduan praktik keperawatan keluarga. aktivitas yang dibutuhkan untuk memastikan kelangsung­
an, kesinambungan, dan pertumbuhan sistem. Fungsi da­
lam analisis sis tern juga didefinisikan sebagai hasil atau
NKONSEP INTI DAN kriteria hasil akhir struktur.
PROPOSISI TEORI SISTEM
UMUM HOLISME ATAU NONKUMULATIF

Whitchurch dan Constantine (1993) menyatakan bahwa


Sebuah tinjauan tentang konsep dan proposisisistem bed­
"tidak ada asumsi yang lebih dasar bagi sistem umum
kut diturunkan secara selektif. Tiga sumber utama yang
modern daripada holisme: (hIm . .328). Dengan demikian,
digunakan, yaitu: teori sistem umum, teori sistem sosial
suatu sistem ditandai dengan sifat keseluruhannya (atau
Parsons (195,1), dan teod sistem keluarga dari area terapi
nonkumulatif). "Keseluruhan lebih besar, daripada jumlah
keluarga. Tabel 6-1 merangkum karakteristik utama .leori
bagian-bagiannya" merupakan konsep gestalt dasar yang
sistem. Konsep dasar dalam analisis sistem keluargasaja
pertama kali ditegaskan oleh Aristotle dan pada akhirnya
yang akap diuraikan dalam pembahasan selanjutnya.
juga dimasukkan ke dalam teori sistem oleh para ahli teori
Karena konsep ini hanya 'dijelaskan secara singkat dan
sistem (Broderick, 1993). Sebuah sistem tidak dapat
dipahami dengan memeriksa bagian-bagian individualnya
secara tersendiri dan terpisah satu sarna lain. "Pemahaman
TABEL 6-1 hanya mungkin dengan memandang secara kesehiruhan"
(Klein & White, .1996, him. 156) .
. KARAKTERISTIK UTAMA PADA TEORI
SISTEM DAN KELUARGA SALING BERHUBUNGAN
• Sistem keluorgo tidok beroda di sebuah ruang kosong­ Karakteristik penting suatu sistem adalah saling berhu­
konteks dolom fungsi sistem adalah kritis. bungan atau berkaitan pada bagian-bagian sistem (Klein &
• Semua bogion sistem keluarga saling terikat atau terkait.
• Keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian- , White, 1996). Asumsi dasar teori sistem umum adalah per­
bagiannya (nonkumulatif). nyataan ahli epistemologi dasar yang menyatakan bahwa
• Pemahamon hanya memungkinkan dengan meninjau teori sis tern tidak memercayai perilaku mengisolasi diri
keseluruhan keluarga. dari Iingkungan tempat terjadinya isolasi tersebut.
• Apapun yang memengaruhi sistem sebagaimona
keseluruhan keluarg(l memengaruhi setiap bog ian­ SISTEM SOSIAL
bogian keluarga (ripple effect).
• Sebob dan akibat dapot saling bertukar (ide kausalitos Sistem sosial adalah model organisasi sosial; sistem sosial
sirkular). merupakan sistem hidup yang memiliki sebuah unit ter- ,
• Sistem keluarga memiliki sifat reAeksi diri dan mengorah sendiri pada bagian komponennya dan dapai dibedakan
pada pencapoion tuiuan.
dari lingkungannya dengan batasan yang didefinisikan
BAB 6 TEORI SISTEM 147
secara jelas. Parsons dan Bales (1955) mendefinisikan se­ subunit atau sUbkomponen sistem fokus yang lebih keeil.
buah sistem sosial sebagai sistem yang terdiri dari dua Misalnya, jika keluarga adalah sistem fokus, suprasistem­
orang'atau lebih atau peran sosial yang diikat bersama oleh nya adalah kelompok rujukan budaya keluarga dan subsis­
interaksi bersama dan saling ketergantungan (Anderson & terri terkaitnya terdiri dari sekumpulan hubungan keluarga,
Carter, 1974). seperti subsistem pasangan, saudara kandung (sibling), dan
orang tua-anak (Gambar 6-2). .
SISTEM TERBUKA
Sistem ditandai pada dasar derajat interaksinya dengan BATASAN
Iingkungan sekitar. Sebuah sistem terbuka berada di suatu
Iingkungan temp at sistem tersebut berinteraksi~ari in­ Setiap sistem memiliki batasan yang mendefinisikan sis­
teraksi tersebut sistem akan mendapatkan input dan mem­ tern dan memisahkannya dari lingkungannya. Batasan me­
berikan output. Interaksi Iingkungan ini diperlukan agar nyajikan sambungan atau titik kontak antara sistem dan
sistem terbuka tetap dapat bertahan (Buckley, 1967). beberapa sistem lainnya; yaitu, an tara sistem dan subs is­
Menurut definisi. semua sis tern yang hidup adalah sistem tern serta suprasistemnya (Whitchurch & Constantine,
terbuka. 1993). Auger (1976) menjelaskan bahwa
Suatu batasan dapat dideftnisikan sebagai garis yang
.SISTEM TERTUTUP banyak atau sedikit terbuka yang membentuk suatu Iing­
karan yang mengelilingi sistem. Pertukaran energi lebih
Secara teoretis, sistem tertutup, kebalikan dari sistem-ter­ besar terjadi di dalam lingkaran daripada di luar Iingkaran.
buka tidak berinteraksi dengan Iingkungan. Sistem tertutup Memvisualisasikan suatu batasan sebagai sebuah "filter"
kemudian akan menjadi unit yang mandiri, kelangsungan­ akan sangat membantu, yang memungkinkan perubahan
konstan pada elemen-elemen, informasi. atau energi antara
nya tidak bergantung pada perubahan lingkungan yang
sistem dan lingkungannya. (hIm. 24).
bersifat kontinu. Karena pada kenyataannya tidak ada
sistem yang secara total tertutup, "tertutup" menunjukkan Semakin tinggi daya serap ataupermeabilitas suatu filter

kurangnya pertukaran energi yang relatif terhadap batasan atau batasan, semakin besar kemungkinan derajat interaksi

sistem (parson & Bales, 1955). antara sistem dan lingkunganhya. Sebaliknya, semakin

.kurang daya .serapatau permeabelilitasbatasan, semakin

. terisolasi sistem tersebutdari lingkungannya. Kemampuan


HIERARKI SISTEM suatu batasan untuk mengontrol derajat pertukaran sangat
Tidak ada fungsi sistem yang berada dalam kekosongan. besar karena batasan tersebut mengatur jumlah dan tipe
Oleh karena itu, dunia sistem perlu diperiksa untuk me­ input dari Iingkungan pada suatu waktu, memungkinkan
nentukan pengaruhnya pada sistem dalam penelitian. sistem mempertahankan ekuilibrium atau beradaptasi ter­
Dunia-sistem dan lingkungannya-terdiri dari sebuah hadap tuntutan yang baru.
hierarki sistem. Misalnya, sebuah hierarki sistem dari ting­
kat tinggi ke rendah mung kin sebagai berikut: Komu­ INPUT
nitas~keluarga dan s.ubsistem lain70rganisme secara
Seperti yang telah disebutkan, semua sistem terbuka harus
individual~sistem organ~jaringan~seL
menerima input dari lingkungan mereka untuk dapat
Saat menggunakan teori sistem sebagai suatu kerangka,
bertahan. Input berkenaan dengan energi. materi, dan in­
seseorang harus mengetahui dengan jelas dan spesifik ten­
formasi yang diterima dan diproses oleh sistem. Apabila
tang sistem apa yang sedang dikaji. Sistem dalam peneli­
input diterima di dalam sebuah sistem. input tersebut harus
tian pada saat tertentu disebut sistem target atau fokus.
diproses (pemrosesan input). Pemrosesan input ini dapat
Setelah menspesifikkan sistem target sebagai, misalnya,
dilakukan baik dengan menerima maupun menolakinput
keluarga, individu harus mengkaji sistem tersebut dan se­
yang datang tanpa perubahan (juga disebut asimilasi) atau
lanjutnya hubungan sistem dengan sistem yang· berinter­
dengan mentransformasi atau mengakomodasi, dengan
aksi dalan:t Iingkungan, dan akhirnya hubungan sistem
sistem yang memodifikasi input atau mengubah struktur­
dengan s!lprasistem dan subsistem.
nya sebagai respons terhadap informasi yang datang.
Pada kasus fokus keh.iarga, individu kemudian memiliki
Sistem memiliki aturan transformasi. Misalnya, sebuah
keinginan untuk meneliti keluarga dan lingkung·an internal
aturan transformasi untuk subsistem pernikahan mungkin
dan ekstemal tempat keluarga tersebut berinteraksi.
merupakan peraturan saling berbagi; yaitu, jika salah satu
Suprasistem adalah sistem lingkungan yang lebih. besar,
pasangan berperilaku buruk pada pasangannya, pasangan­
yang merupakan sistem target atali fokus. Subsistem adalah
nya tersebut akan bereaksi dalam cara yang sarna (Klein &
148 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

White, 1996). Baik tidak berubab atau ditransformasikan, Umpan balik dapat negatif atau positif. Umpan balik
input yang diproses mengalir melalui sistem dan dilepas­ positif merupakan output sistem yang dikembalikan ke
kan sebagai output. Adaptasi tersebut terjadi dalam proses sistem sebagai informasi yang menggerakkan sistem men­
ini, akibatnya, sistem sosial dan terbuka menyesuaikan diri jaub dari ekulibrium dan menuju perubahan (Casey, 1989).
terhadap tuntutan (input) dari bag ian luar dan dalam ting­ Penggunaan Iingkaran umpan balik yang melemab mem­
kungan. . pertahankan aspek fungsi sistem di dalam batasan yang
telab dirumuskan (Goldenberg & Goldenberg, 2(00).
OUTPUT Gambar 6-3 menjelaskan empat konsep terakhir inL

Hasil pemrosesan input sistem adalah output. Output da­


REGULASI DIRI, HOMEOSTASIS, KEADAAN
lam bentuk energi, materi, atau informasi dilepaskan ke
STABIL, DAN EKUILIBRIUM
lingkungan.
Semua istilab-istilab ini dapat digunakan saling bertukar
UMPAN BALIK dalam literatur. walaupun terdapat cukup perbedaan antara
istilab-istilah ini. Di bab ini, banya dua perbedaan yang
Umpan balik adalab proses yang suatu sistemnya meman­ akan ditekankan. Sistem regulasi diri adalab sebuah meka­
tau respons internal dan lingkungan terbadap perilaku nisme di dalam sebuab sis tern yang membantu sistem un­
umpan balik (output) dan mengakomodasi atau menye­ tuk menyeimbangkan dan mengontrol input dan output via
suaikan umpan batik tersebut secara tepat (Weiner, 1948). lingkaran umpan balik. Apabila sistem berada dalam ke­
. Umpan balik melibatkan penerimaan dan respons terbadap adaan seimbang, basilnya adalab bomeostasis,keadaan
kembalinya output itu sendiri. Informasi mengenai bagai­ stabH, atau ekuilibrium. Akan tetapi, keseimbangan ini ti­
mana suatu sistem itu berfungsi adalab berputar ke bela­ dak statis, melainkan dinamis dan berubab dalam derajat
kang (umpan balik) dari output ke input, sehingga meng­ variasi tertentu. Adaptasi terjadi melalui mekanisme sis­
ubah input.berikutnya (Goldenberg & Goldenberg, 2000). tern reg~lasi diri. HasH akhir regulasi dan adaptasi ini ada­
Sistem meyesuaikan secara internal, dengan memodifikasi lab ekuilibrium, keadaan stabil, atau bomeostasis (Hazzard,
subsistemnya, atau secara eksternal, dengan mengontrol 1971; Klein & White, 1996).
batasannya. Dengan demikian, umpan balik mampu me­
Fisbman (1985) menyatakan babwa ketika anggota
ngontr~L dan memodifikasi input maupun output.
keluarga membentuk gejaJa, gejala ini dapat berfungsi un­
tuk mempertabankan bomeostasis keluarga. Misalnya, jika
seorang anak di dalam sebuab keluarga "bertindak" (secara
terus menerus atau melebibi suatu periode waktu tertentu),
, . . - - - - - - - - Supraslstem - - - - - - - . . . . . , fokus perbatian !iapat berpindah dari memecabkan konflik
dalam bubungan pernikaban ke mengatasi anak yang suka
melawan. Dengan berfokus pada anak yang agresif, pa­
sangan dapat mengurangi pertengkaran mereka-suatu
situasi yang disukai anak.

DIFERENSIASI
Teori sistem umum menyatakan bahwa pertumbuhan dan
perubahan menuju tingkat organisasi yang lebib tinggi
terjadi melalui diferensiasi. Konsep ini, kemudian, menun­
jukkan kemampuan bidup sistem dan kecenderungan un­
tuk maju secara progresif dan berseri menuju tingkat
kompleksitas dan organisasi yang lebib tinggi (dapatjuga
berarti sebagai negentropi). Sebuab sistem sosiaJ, jika
bertindak secara normal, memiliki kecenderungan untuk
"tumbub" (disebut morfogenesis). Kecenderungan untuk
tum bub atauberubab diimbangi oleb kecenderungan untuk
menstabilkan sebuab sistem (kembali ke keadaan ekuili­
brium atau bomeostasis). Keseimbangan antara stabilitas
(disebut morfostasis) dan perubaban dibutuhkan bagi suatu
Gambar 6-2. Gambaran skematik pada hierarki sistem.
sistem untuk tum bub atau berdiferensiasi. Gambar 6-4
BAB 6 TEORI SISTEM 149
mengilustrasikan kecenderungan bagi sebuah sistem untuk kelompok kecil yang unik, dengan individu yang saling
mengalami beberapa periode perubahan maupun stabilitas. terkait dan bergailtung secara erat. Individu-individu ter­
Input energi yang mengalir ke dalam sistem dimanfaatkan sebut dikelola menjadi sebuah unit tunggal untuk memper­
oleh sistem untuk tumbuh dalam kompleksitas dan orga­ oleh fungsi atau tujuan keluarga.
nisasi (Bowen, 1960), [Keluarga] menyusun seperangkat aturan, yang berisi
peran yang elilimpahkan dan diberikan kepada anggota
ENERGI keluarga, memiliki struktur kekuatan yang terorganisir, •
.mengembangkan bentuk komunikasi yang jelas dan ter­
"Semua sistem dinamis yang terbuka memerlukan suplai sembunyi, .telah menguraikan cara-cara bemegosiasi dan
energi secara kontinu dalam jumlah yang cUkup sehingga penyelesaian masalah yang memungkinkan berbagai tugas
tuntutan untuk integritas sistem dapat dipenuhi" (Auger, dilaksanakan secara efektif. Hubungan eli antara anggota
1976). Faktor terpenting yang mengatur jumlah energi dalarn budaya mikro ini adalah hubungan yang dalarn dan
yang dibutuhkan adalah laju penggunaan energi di dalam memiliki tingkat yang berbeda, dan didasari secara Iuas
sistem itu sendiri. Sistem dengan tingkat aktivitas yang pada riwayat yang sarna, pembagian persepsi dan asumsi
tinggi memanfaatkan jumlah energi yang besar, dan oleh yang eliintemalisasi mengenai dunia, dan pembagian sen­
karena itu harus menerima sejumlah input yang lebih besar sasi.tujuan. Dalarn sistem seperti itu, individu saling ber­
kait dengan ikatan emosional dan kesetiaan yang sangat
dari lingkungan untuk memenuhi tuntutan energi mereka.
kuat, bertahan lama, dan saling timbal balik dengan
Dengan demikian, hal ini, mengimplikasikan bahwa batas­ intensitas yang dapat berfluktuasi selarna beberapa waktu,
an sistem seharusnya lebih terbuka, atau permeabel, untuk narnun demikian ikatan terse but akan menetap sepanjang
memungkinkan input energi yang lebih besar. waktu kehidupan keluarga (Goldenberg & Goldenberg,
2(00).

~SISTEM KELUARGA:

·DEFINISI DAN KONSEP


DETERMINISME TIMBAL BAUK ATAU RIPPLE
EFFECT
Konsep dan proposisi sistem umum dasar saat ini akan
diterapkan pada sistem yang merupakan fokus bahasan, Hubungan satu sarna lain yang ditemukan di dalam sebuah
yaitukeluarga. Definisi sistem keluarga berikut terutama' sistem.keluarga terikat bersama-sarnasecara .sangat rumit.
datang dari proses keluarga atau ahli teori sistemyang te­ Adanya perubahan dalam setiapbagian menghasilkan per­
lah menerapkan teori sistem umum, teori sibernetikJi dan ubahan dalamkeseluruhan sistem yang tidak dapat di­
komunikasi, untuk menganalisis sistemkeluarga. . hindari. Efek reflekSi lni disebutsebagai determinisme'
timbal batik oleh Boss (1988) dan oleh ahli teori keluarga
KELUARGA lain. Setiap anggota keluarga dan subsistem dipengaruhi
oleh stresor transisional dan situasional yang pada awalnya
. Keluarga didefinisikan sebagai sistem sosial kehidupan berdampak pada seorang anggota ke1uarga atau lebih­
yang secara khas terdiri dari mi~imal tiga generasi dengan intensitas dan kualitas efek yang beragarn pada se­
(Goldenberg & Goldenberg, 2000). Keluarga adalah suatu tiap anggota keluarga. Misalnya, profesional kesehatan ke­
luarga telah mengamati dampak yang kuat pada keluarga
kolektif ketika ada salah seorang anak yang sakit atau cacat
di dalarn keluarga. Boss (1988) menjelaskan bahwa
r - - - - - - - - Llngkungan -,-------......,
Terdapat ripple effect (efek menyebar) dalarn reak.si beri­
Sistem Fokus kutnya pada seorang saudara kandung (atau pasangannya) .
yang merasa diabaikan ketika orang tua terlalu berfokus
pada anak yang sakit atau cacat. Anggota keluarga yang
merasa diabaikan mulai menjauhkan diri mereka atau ber­
tindak untuk mencari perhatian. Seorang saudara kandung
dapat melarikan diri; salah.satu pasangan dapat menurut­
kan perilaku merusak diri atau melakukan perselingkuhan.
(him. 16)
Tekanan di dalam keluarga bergerak dalam model
Gambar 6~3. Model pertukaran dan pemrosesan sirkular, yaitu, dalam banyak arab secara simultan, bukan
energi, materi, dan informasi. (Diambil dari Hazzard, dalam model kausaJitas (sebab-akibat) linear. Contoh
1971). . sebab akibat yang linear adalah situasi ketika orang tua
150 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

stabilitas
Periode4

Perubahan
Transisi
Periode 3

stabilitas
Periode2 Transisi
Periode 2
Perubahan
stabilitas
Transisi
Periode 1
Periode 1

Gambar 6-4. Kecenderungan sistem terhadap stabilitas dan perubahan.

bertanya kepada anak-anaknya tentang siapa yang saling REFLEKSIVITAS DIRI DAN PENCARlAN
berkelahi, '.'Siapa yang memulai perkelahian?" Biasanya TUJUAN
orang tua memperoleh jawaban yang sarna clari kedua anak
tersebut, yaitu <lDia yang mulai!" Kedua anak tersebut Sistem keluarga adalah sistem refleksif diri dan pencarian
benar dan salah. Dari perspektif setiap anak, anak lain yang tujuan. Semua sistem sibernetika (yi. sistem dengan umpan
memulai . perkelahian, karen a itu· semuanya bergantung balik) .adalahpemantauan diri,walaupun dalam sistem
pada tempat dimulainya komunikasi investigasi-setiap non-manusia ini tidak memerlukan kewaspadaan diri.
ana'k mulai pada titik di mana ia merasa bahwa anak lain Sistem manusia, .termasuk keluarga, berupa refleksi. diri,
yang memulai perkelahian. Kailsalitas sirkular, bahasa bermakna bahwa keluarga memiliki kemampuan dan
yang digunakan dalam sistem berpikir, menyatakan bahwa kecenderungan untuk membuat diri dan perilaku mereka
setiap pencarian untuk suatu penyebab "nyata atau utama" sendiri menjadi fokus pemeriksaan dan' target penjeJasan
pada setiap kejadian interpersonal adalah tidak mungkin (Whitchurch & Constantine, 1993). Karena keluarga ada- .
dim tidak bermakna. lah refleksi diri, mereka memeriksa sistem diri mereka
sendiri dan kemudian menetapkan tujuan untuk did mere­
ka sendiri (Broderick, 1993). Komunikasi memungkinkan
NONKUMULATIF (KESELURUHAN ATAU

refleksi diri karena komunikasi memfasilitasi ciptaan se­


HOLISTIK)

seorang mengenai makna dim pesan-pesan simbolik yang


Sifat keluarga yang penting sebagai sebuah sistem terbuka mereka kirim dan terima (Whitchurch & Constantine,
adalah nonkumulatif (keseluruhan), yang telah didefinisi­ 1993).
kan lebih awal di dalam konteks teori sistem. Hal ini berar­
ti bahwa keluarga tidak dapat semata-mata dianggap se­ HIERARKI SISTEM: KELUARGA SEBAGAI
. bagai jumlah bagian keluarga. Dengan kata lain, sebuah SISTEM FOKUS
keluarga adalah sesuatu yang lebih dari orang tua dan anak.
Pengkajian unit keluarga tidak dapat didasari pada penge­ Hierarki sistem berarti bahwa sistem berada di banyak
tahuan mengenai setiap anggota keluarga atau suatu pe­ tingkat. Keluarga dipandang sebagai sistem hierarki yang
rangkat hubungan (Wright & Leahey, 1994). "Sistem kelu­ terorganisir dan terdiri dari beberapa subsistem yang lebih
arga memiliki sifat kedaruratan," dinyatakan oleh Hartman kecH (mis., pasangan, orang tua, dan saudara kandung),.
dan Laird (1983, hIm. 62). Dengan pernyataan ini mereka dan juga tersimpan di dalam sistem at au suprasistem yang
mengartikan bahwa komponen yang saling berikatan dalam lebih besar lainnya (Cox dan Paley, 1997). Gambar 6-5
sistem keluarga memunculkan kualitas dan karakteristik mengilustrasikan hubungan antara keluarga dan subsistem-·
baru yang merupakan fungsi saling keterikatan tersebut. nya, sistem interaksinya, seperti kesejahteraan dan sistem
BAB 6 TEORI SISTEM 151
pendidikan, serta suprasistemnya, misalnya, kelompok berada di bawah pengontrolan yang ketat; dengan demi­
rujukan keluarga. komunitas dan masyarakat yang lebih kian, hubungan harus diatur oleh kekuasaan. Dalam
luas. keluarga, terdapat kontrol sosial yang besar. Tipe kelu,arga
Pendapat umum yang relatif terhadap Iingkungan sis­ ini adalah kaku; akibatnya, kejadian di dalam keluarga
tem keluarga adalah. semakin rapat lingkungan, semakin tertutup dan sera pat mungkin tetap konstan serta dapat
besar pengaruh pada sistem dan semakin besar input yang diprediksi. Stabilitas dan tradisi adalah inti tujuan keluarga
dimiJikinya pada keluarga. Sebaliknya, semakin renggang tertutup. Kantor dan Lehr (1975) menguraikan situasi yang
Iingkungan, umumnya semakin sedikit pengaruhnya pada terdapat di dalam keluarga tertutup:
keluarga. Dengan demikian, sistem tempat keluarga ber­
Pintu terkunci, memeriksa orang asing di Iingkungan se­
interaksi secara kontinu, seperti sistem sekolah, umumnya kitar rumahnya dengan cermat dan teliti, orang tua terlalu
memfliki pengaruh yang lebih kuat pada keluarga daripada mengontrol media, rekreasi diawasi, dan tidak memiliki
sebuah suprasistem yang berjarakjauh. daftar nomor telepon adalah semua gambaran keluarga ti­
pe tertutup~ Batasan tujuan keluarga tertutup meliputi pe­
meliharaan teritorialitas, 'perlindungan diri, privasi, dan,
SISTEM KELUARGA TERBUKA, TERTUTUP, pada beberapa keluarga, kerahasiaan. Garis pertahanan
ACAK kontrol aktivitas tidak pemah diserahkan kepada orang
asing atau bahkan pada seseorang di dalam keluarga yang
Semua keluarga dengan tegas menerapkan sistem terbuka tidak secara spesifik menyerahkan tanggungjawab ikatan.
karena mereka harus mengubah materi, energi dan infor­ (hIm. 120)
masi dengan Iingkungan mereka untuk dapat bertahan ..
Tipe keluarga ketiga digambarkan oleh Kantor dan Lehr
Keluarga memiliki interaksi konstan dengan lingkungan
adalah keluarga acak. Mudah untuk berpikir bahwa tipe
fisik, sosial, dan budaya mereka.
keluarga ini berlawanan dengan keluarga tertutup dalam
Akan tetapi dari perspektif klinis, mengidentifikasi de­
hal kontrol sosial keluarga dan kekakuan terhadap per­
rajat .keterbukaan, kedekatan, danlatau kecakapan dalam
ubahan. Sementara waktu, aktivitas, dan rutinitas keluarga
sebuah keluarga adalah sesuatu yang memungkinkan dan
diatur dan dikontrol secara ketat di dalam keluarga ter­
dengan demikian memungkinkan untuk mengevaluasi
tutup, di dalam keluarga tipe acak terjadi sebaliknya. Ang­
kemampuan sebuah keluarga untuk berubah dan memper­
gota keluarga secara individu menetapkan batasan, nilai,
tahankan stabiJitas; Kantor dan Lehr (1975), dalam
aktivitas, rutinitas, dan jadwal mereka sendiri. Aktivitas di
penelitian kualitatif yang dalam mengenai keluarga, men­
dalam dan. diluar keluarga :diatur secara longgar bahkan
jelaskan tiga bUll.h tipe keluarga, yait!! keluarga terbuka,
jika orangasing terlibat. Tipe keluarga ini adalahkeluarga
tertutup, dan acak. Dalam keluarga terbuka, pertukaran in­
berenergi tinggi yang menghargai spontanitas, pilihan
formasi, teman, dan aktivitas terjadi secar!lluas. Keluarga
bebas, norma yang sangat cair,dantantangan (Mercer,
terbuka menerima ide, informasi, teknik, kesempatan dan.
1989). Tujuan utama keluarga adalah mengeksplorasi me­
sumber-sumber baru dengan baik. Selain itu, keluarga
lalui penggunaan sensasi intuisi anggota keluarga (Kantor
terbuka menggunakan inisiatif dengan secara aktif mencari
dan Lehr, 1975). Pemyataan yang lebih ekstrem, tipe kelu­
sumber-sumber baru untuk memecahkan masalah mereka.
arga ini adalah keluarga yang kacau balau dan rentan untuk
Pemecahan masalah yang kreatif dan fleksibel dicari dan
berpisah.
digunakan sebagai respons terhadap perubahan dan
kebutuhan yang unik (Satir, 1972).
Keluarga terbnka adalah keluarga yang menerima per­ BATASAN KELUARGA
ubahan sebagai sesuatu yang normal dan diinginkan serta
memandang manusia sebagai sesuatu yang bersifat baik Kemungkinan cara paling penting yang dimiliki keluarga
dan sangat membantu sehingga manusia dicari dan dibu­ dalam memfasilitasi adaptasi terhadap tuntutan dati luar
tuhkan. Keluarga terbuka mencapai komunitas yang lebih dan kebutuhan dari dalam adalah melalui penggunaan se­
besar dan berinteraksi secara luas dengan komunitas ter­ cara efektif batasan keluarga mereka yang semipermeabel.
sebut. Keterbatasan pada keluarga terbuka bersifat lebih Fungsi batasan metafora adalah untuk memperbesar secara
permeabel dibandingkan keluarga t~rtutup. aktif (atau terbuka) dan memperkecil (tertutup) sesuai
Sebaliknya, keluarga tertutup memandang perubahan dengan kebutuhan, dengan demikian mengatur jumlah
sebagai ancaman dan menentang perubahan tersebut. input dari lingkungan dan output ke lingkungan (Reinhardt
Orang asing dipandang sebagai orang yang berPotensi & Quinn, 1973). Dengan kata lain, kunci kesuksesan adap­
membahayakan atau minimal tidak dipercayai. Keluarga tasi keluarga adalah permeabilitas batasan keluarga yang
tertutup percaya bahwa kualitas negatif seseorang adalah selektif. Dalam fungsi keluarga yang sehat, input disaring
fakta dasar kehidupan dan oleh karena itu manusia harus sehingga keluargahanya mengambil input yang dibutuh­
152 BAGIAN 2 LANDASAN TEORE'nS KEPERAWATAN KELUARGA

. - - - - - - - - - - - - - Ungkungan yang leblh luas - - - . . , . . . - - - - - - - - ,

Kelompok Rujukan
Keluarga
\, [KELUARGAI I <

",-,-. .,-. . . , ~-=. .,. ,. ,./' ------~~;~I~~;!~,

Gambar 6-5. lIustrosi skematik keluarga dan lingkungan eksternalnya.

kan dari lingkungan dan mengolah atau memodifikasinya dipenuhi baik oleh keJuarga itu sendiri maupun oleh ke­
untuk meningkatkan ketahanan hidup dan pertumbuhan lompok rujukannya. Akan tetapi, keluarga yang merasa
keluarga itu sendiri. diri mereka berkecukupan dapat terlalumenekan, menye­
ApabiJa batasan keluarga terlalu kaku dan tidak per­ < babkan anggota keluarga memandang masyarakat luas da­
meabel,sumber-sumber penting tidak akan muncul. Ke­ <. lam carayang menyimpang atau negatif. Anak-anak dari
luarga ini menyingkirkan informasi dan dukungan yang keluarga seperti itu sering kali mengalami tekanan yang
pentil.1g.:danmungkin, sumber-sumber fisik yang dibutuh­ besar pada saat mereka perlu berinteraksi dengan masya­
kan untilk kesejahteraan keluarga. Pex:tahanan batasan rakat yang lebih luas.
keluarga dalainproses informasi menentukan keterbukaan Di sisi lain, keluarga yang sangat terbuka terhadap in­
sistem yang relatif terhadap pertukaran informasi dengan formasi tanpa membeda-bedakan cenderung menjadi tidak
Iingkungan eksternal. Jumlah informasi yang. dapat di­
< terorganisir dan menjadi kacau. Dalam kasus ini, pengatur­
tangani keluarga secara adekuat adalah terbatas, dan ke­ an batasan yang tidak efektif memungkinkan informasi
lebihan informasi atau mempermasalahkan informasi dari mengalir secara konstan ke dalam sistem keluarga, dengan
Iingkungan luar memperkuat dan menciptakan ketidak­ hasil yang menyimpang dan tingginya tingkat kecemasan
seimbangandaJam keJuarga. SebaJiknya, informasi yang yang dimanifestasikan di antara anggota keluarga. Anak
terlalu sedikit juga mengancam stabilitas keluarga. Dalam dan orang dewasa dari keluarga ini sering kali dipaksa ke
keluarga sehat, batasan keluarga secara adekuat menyaring daJam lingkungan keJuarga ekstra di lingkungan sekitar ru­
input dan output informasL Apabila jumlah informasi yang mah, organisasi masyarakat, dan lembaga negara untuk
mengaJir ke dalam keluarga terlaJu banyak, batasan me­ memperoleh dan memenuhi kebutuhan' mereka. Dalam
nutup, dan jika informasi yang datang terlalu sedikit, kasus ini, hubungan di dalam dan di luar keluarga secara
batasan menjadi terbuka (Reinhardt & Quinn, 1973). umum dangkal, tidak berharga dan tidak menyenangkan.
Keluarga dengan sedikit informasi dan lingkungan serta membuat frustasi anggotakeluarga.
menjadi lebih tergantung pada sumber-sumber dari dalam
keluarga. Secara relatif. keluarga tertutup dapat menge­
ADAPTASI KELUARGA
luarkan energi lebih besar daripada energi untuk mem­
bangun, yang pada akhimya menghasilkan energi yang ti­ Adaptasi keluarga adalah kapasitas keluarga dan anggota

dak terorg~nisir. . keluarga untuk memodifikasi perilaku mereka terhadap sa­

Anak yang dianiaya sering kali ditemukan dalam ke­ tu sarna lain dan terhadap dunia luar karen a tuntutan situasi .

luarga yang terisolasi dan memiliki batasan tertutup de­ .Sebagai respons terhadap input internal atau ekstemal, ke­

ngan masyarakat. Dalam keluarga terisolasi yang lebih luarga beradaptasi baik dengan menerima atau menolak in­

sehat, anggota keluarga cenderung meyakini bahwa semua formasi, energi, atau pelayanan yang baru tiba, atau dengan

atau hampir semua kebutuhan anggota keluarga dapat memodifikasi input untuk memenuhi kebutuhannya.
BAB 6 TEORI SISTEM 153
Dalam sistem terbuka, keluarga menyeimbangkan input gota keluarga merupakan milik subsistem interpersonal
dari Iingkungan eksternal dan internal dengan proses um­ yang berbeda, dengan tingkat kekuasaan yang berbeda dan
pan balik. Penyeimbangan seeara adekuat ini disebut mempelajari peran-peran yang berbeda. Misalnya, seorang
sebagai homeostasis keluarga, keadaan stabil, atau ekuili­ wanita dewasa dapat merupakan seorang anak, istri, atau
brium. Akan tetapi, homeostasis atau sinonimnya (keadaan kakak. Setiap peran ini melibatkan hubungan yang saling
stabil atau ekuilibrium) tidak berarti keadaan stagnasi melengkapi dan penggunaan kelompok perilaku yang ber­
(tidak bergerak), tetapi homeostasis harus dilihat sebagai beda (Minuehin, 1974).
derajat keseimbangan yang dibutuhkan sementara per­ Sebuah keluarga memiIiki minimal sebuah subsistem
ubahan dan pertumbuhan yang kontinu tetap berlangsung. kontrol yang mengatur peraturan untuk memproses input,
Ciri keluarga sehat adalah fteksibel, lebih spontan, terbuka dan membandingkan output yang diperoleh dengan tujuan
terhadap pertumbuhan dan peru bahan, responsif terhadap keluarga yang telah ditetapkan (sebuah deskripsi siberne­
stimulasi yang baru, dan tidak berorientasi pada status quo tika). Dalam keluarga inti dengan dua orang tua, subsistem
(Beavers & Hampson, 1993; Cox & Paley, 1997). kontrol yang utama adalah subsistem pasangan.
Karena keluarga harus berubah agar memenuhi tuntutan Keluarga inti dengan dua orang tua minimal memiliki
dari dalam dan luar, penting untuk memiliki rentang pola tiga subsistem interpersonal, setiap subsistem tersebut me­
dan perilaku yang adekuat, dan fteksibilitas untuk bergerak nyajikan beberapa fungsi yang unik selain memiliki tujuan
kapanpun dibutuhkan. Akan tetapi, sistem keluarga me­ umum. (lihat Tabel 6-2).
miliki kecenderungan untuk memberikan perlawanan ter­ Minuehin (1974), seorang ahli terapi keluarga dan
hadap perubahan yang berada di luar rentang tertentu dan penulis beberapa buku yang penting di bidangnya, telah
untuk mempertahankan pola yang diinginkan selama ma­ banyak bekerja dengan keluarga dengan menggunakan se­
sih memungkinkan. Ambang batas toleransi keluarga ter­ buah pendekatan berdasarkan pada sistem dalam konseling
hadap perubahan akan menstimulasi mekanisme regulasi keluarga. Ia menekankan kebutuhan bekerja sama dan me­
diri yang menetapkan kembali rentang yangumum walau­ lalui beberapa subsistemkeluargauntuk· memengaruhi
pun mungkin tersedia· alternatif yang mudah. Contoh fe­ perubahan positif dalam. seluruh. keluarga. Pendekatan ini
nomena ini adalah· ketika salah seorang anggota. keluarga untuk membantu menguatkan subsistem sehingga fungsi­
mulai menjauhkan diridari keluarganya, biasanya anggota fungsi tersebut berfungsi dalam tata eara yang efektif dan
ke!uarga lain akan merasa bahwa individu tersebut tidak tidak kehilangan identitasataukontribusi unikmereka.
melaksanakan bagiannya. Teknik menciptakan rasa ber­
Minuehin menyatakan bahwa sistem keluargamemiliki
salah kemudian dapat digunakan untuk mengembalikan
suatu batasan, begitu juga dengan setiap subsistem, yang
anggota keluarga keperannya yang biasa dalam keluarga.
bertujuan melindungi perbedaan sistem; bahwa semua
.Keadaan stabil diperoleh seeara internal dengan me­ keluarga memiIiki perbedaan yang terjadi melalui per­
nyeimbangkan peran anggota keluarga. Anggota keluarga tumbuhan dan evolusi subsistem. Setiap subsistem me­
membantu mempertahankan keseimbangan internal ini miliki fungsi spesifik, yang kemudian menyebabkan tun­
baik seeara tersembunyi maupun nyata. Pola komunikasi tutan khusus pada anggotanya.Demikian juga dengan
keluarga yang berulang-ulang, sirkular, dan dapat dipre­ sistem pasangan, orang tua diberikan fungsi untuk meng­
diksi akan mengungkapkan tindakan penyeimbangan ini. asuh anak. Batasan jelas dan utuh diperlukan untuk meng­
halangi setiap gangguan yang disebabkan oleh subsistem
SUBSISTEM KELUARGA lain. Misalnya. subsistem pasangan sering kali diperebut­
kan oleh subsistem orang tua-anak karena tuntutan yang
Keluarga adalah suatu sistem interaksi kepribadian yang berlebihan pada anggota orang dewasa (orang tua) dalam
diatur dengan rumit ke dalam posisi, peran, dan norma, menjalankan peran menjadi orang tua. Pada kasus lain.
yang lebih jauh diatur dalam subsistem di dalam keluarga. . subsistem orang tua-anak tidak dapat berfungsi secara
Subsistem ini menjadi dasar struktur atau organisasi ke­ efektifjika saudara kandung mengganggu hubungan orang
luarga. Sistem keluarga berdiferensiasi dan melaksanakan tua-anak dan mengurangi kapasitas orang tua dari salah
fungsinya melalui subsistem personal dan interpersonal satuketurunannya yang telah menjadi orang tua. Minuehin
atau relasional (Kantor & Lehr, 1975). Subsistem inter­ menyebut batasan subsistem yang samar ini sebagai batas­
personal adalah pembentukan beberapa perangkat hubung­ an "menyebar".
an yang melibatkan dua atau lebih anggota keluarga. Se­ Penjelasan sing kat pada tiga subsistem ini akan mem­
tiap individu di dalam keluargajuga merupakart subsistem bantu menjelaskan fungsi kritis mereka.
personal-subsistem paling keeH di dalam keluarga. Akan
tetapi; subsistem keluarga terutama mengaeu pada subsis­ SUBSISTEM PASANGAN. Subsistem pasangan seeara tra­
tem interpersonal seperti yang didiskusikan di sini. Ang- disional dibentuk ketika dua orang dewasa berbeda jenis
154 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

kelamin sepakat untuk hidup bersama dengan tujuan utarna lain. Dalam berhubungan dengan saudara kandung, anak
yaitu saling mendukung dan saling memenuhi kebutuhan belajar untuk memainkan peran yang berbeda, yang ke­
afek~ional dan seksuaL Pasangan harus saling memberi mudian membimbing mereka tentang kapan harus pergi ke
dan melengkapi. Subsistem pasangan penting bagi pasang­ dunia yang berada di luar lingkungan keluarga. Terdapat
an, karena subsistem tersebut bertindak sebagai tempat keterbukaan dan kejujuran dalam hubungan ini yang tidak
berlindung dad stres eksterrial dan memiliki suatu jalan sesuai dengan masyarakat luar: yakni, anak mendapatkan
untuk berhubungan dengan sistem sosial lain. Subsistem umpan balik yang konstan dari saudara kandung terkait
pasangan juga merupakan subsistem keluarga yang ter­ perilaku mereka.
penting (Goldenberg & Goldenberg, 2000). Dengan me­ Pentingnya subsistem saudara kandung menekankan
manfaatkan kerangka sistem, batasan subsistem pasangan pada seringnya pemaritauan yang hanya diIakukan oleh
harus utuh dan dilindungi dari tuntutan dan kebutuhan sis­ anak. Hanya anak-anak, yang menyesuaikan dalarn dunia
tern lainnya. Anak-anak terutama memiliki kecenderungan orang dewasa bukan dunia ternan sebaya mereka, yang se­
untuk memaksakan subsistem pasangan, menciptakan sua­ ring kali memperlihatkan perkembangan menjadi dewasa
tu situasi pada hubungan suami dan istri yang tidak lagi sebelum waktunya karena besarnya pemaparan menjadi
berdasarkan pada hubungan personal mereka satu sarna orang tua. Secara bersamaan, mereka dapat memiliki kesu­
lain tetapi berdasarkan pada fungsi menjadi orang tua litan dalam berbagi, bekerja sarna, dan bersaing dengan
(Minuchin, 1974). anak-anak seusia mereka, dan biasanya mereka lebih ber­
. gantung pada perilaku mereka sendiri (Minuchin, 1974;
SUBSISTEM ORANG TUA-ANAK. Awal pertumbuhan kelu­
Toman, 1961).
arga dalam kompleksitas sebagai subsistem baru telah di­
bent uk dengan kelahiran atau adopsi seorang anak oleh
pasangan suami istri. Subsistem pasangan saat ini harus
DIFERENSIASI
membagi diri untuk memberikan dukungan mutual (peran
pernikahan) dan fungsi mengasuh anak (menjadi orang
Diferensiasi adalah kecenderungan keluarga untuk ber­
tua). Subsistem orang tua-anak melibatkan orang tua dan
kembangdan tumbuhsehingga padasaat pertumbuhan ter­
hubungan mereka dengan setiap anak mereka (Minuchin,
jadi, sistem menjadi semakin kompleks, berkesinambung­
1974).
an, dan berbeda. Penelitian perkembangan-penelitian
SUBSISTEM .SAUDARA KANDUNG. Dengan kehadiran tentang keluarga sepanjang siklus kehidupan mereka­
tanibahan' anak, muncul subsistem saudara kandung. telah menunjukkan kecenderungan ini. Keluarga merupa­
Hanya jika anak-anak mendukung, memiliki seorang sau­ kan sistem dinarnis yang secara kontinu membedakan diri
dara perempuan atau laki-laki adalah hal yang penting. mereka sendiri baik secara fungsional mapun struktural.
Hubungan ini berperan sebagai tempat uji coba keteram­ Seiring dengan evolusi dan pertumbuhan keluarga, ter­
pilan sosial anak yang pertama. Di sini mereka belajar dapat juga kebutuhan yang menyertainya guna meningkat­
untuk berhubungan dalam dunia ternan sebaya. Mereka kan jumlah peran khusus (terspesialisasi). Spesialisasi dan
belajar untuk mendukung, marah, mengungkapkan pe­ peningkatan kompleksitas adalah hasil langsung diferen­
rasaan, bernegosiasi, bekeIja sarna, dan meniru satu sarna siasi (Minuchin, 1974).

TABEL 6-2

SUBSISTEM KELUARGA BERDASARKAN BENTUK HUBUNGAN DALAM KELUARGA INTI


DENGAN DUA ORANG ORANG TUA
1.Subsistem Pasangan: Oi sini. dua orang dewasa berhubungon satu sama lain sebagai (a) pasangan hidup dan (b) orang
wa dori keturunan mereka. .
2.Subsistem Orang tua-Anak: Subsistem ini terdiri dari orang tua dan anok-anok mereka. Subsistem memiliki fungsi
menjadi orang tua (sosialisasi) yang melibatkon peran ayah-ibu dan anak-anak.
3.Subsistem Saudara sekondung: Subsistem ini terdiri dari anoka-anak dan ditandoi oleh hubungan anak-anak anfora saw
sama lain.
4.subsistem lain: Misolnya, dapat juga adanya subsistem kakek-cucu afau subsistem paman-keponakan dolam sebuah
keluorgo besor. . .
BAB 6 TEORI SISTEM 155
PlfPERSPEKTIF TEORI
Saat ini, jika tidak ditemukan solusi untuk mengurangi
stres, sistem pada akhirnya akan mencapai batasnya untuk
SISTEM PADA KELUARGA

berespons secat'a adaptif, mencapai suatlJ titikjenuh, Apa­


SEHAT
bila sumber-sumber keluarga yang penting dihilangkan.
Dalam menyimpulkan penelitian konsep dasar dan definisi fungsi keluarga akan berubah, dan gejala disorganisasi ke­
teori sistem dan bagaimana teori dan konsepini diterapkan luarga terjadi, seperti gejala yang jelas pada distres ang­
serta diilustrasikan dalam sistem keluarga, sangat tepat gota keluarga secat'a individual, kesulitan ekonomi, konDik
untuk menggambarkan suatu "komposisi gambar" ten tang intra-keluarga, atau rnasaJah yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga akan sangat tepat. Menurut sistem menjadi orang tua. Pada titik ini, muneul sebuah krisis
teori, keluarga sehat merupakan sistem hidup yang secara keluarga. Jika tidak mendapatkan bantuan dari luar, hasil
maksimal ditandai oJeh kompJeksitas struktur; kemampuan akhir mungkin keluarga 'akan beradaptasi pada tingkat
organisasi yang sangat fleksibel dan toleran terhadap peru­ fungsi yang rendah atau mungkin mengaJami perpisahan
bahan internal; subsistem yang sangat otonom dan deter­ atau kehilangan seorang anggota keluarga. Sebaliknya,
minasi internal yang sangat baik; dan terbuka terhadap suatu sistem stabil yang berada di bawah stres akan ber­
lingkungan luar yang menyebabkan mengaJirnya keragam­ pindah ke arah yang cenderung meminimaJkan stres; mi­
an pengaJaman informasi. dan input ke keluarga secara salnya, sistem tersebut akan mencari bantuan dari sumber
kontinu (Beavers & Hampson, 1993; Lewis. Beavers, eksternal jika sumber intemalnya tidak adekuat.
Gossett. & Phillips, 1976). Constantine (1986) menambah­ Jika profesional kesehatan ikut andil untuk membantu
kan bahwa sistem keluarga sehat menggantikan kebutuhan sebuah keluarga yang mengalami stres, suatu pendekatan
sis tern keJuarga yang seimbang secara simultan dengan sistem akan menunjukkan bahwa intervensi yang ditujukan
kebutuhan individual anggota keluarga. Dalam suatu ke­ pada individu itu. sendiri akan kurang efektif jika
luarga yang berfungsi dengan baik, semua subsistem dibandingkan dengan intervensi yang ditujukan pada
keluarga beroperasi dalam suatu cara terintegrasi untuk sistem hubungan yang mengatur perilaku individu (Cox
niempertahankan perbedaan dan integritas sistem keluarga dan Paley, 1997). Dengan demikian, intervensi harus di­
(Goldenberg & Goldenberg. 2000). arahkan pada level sistem yang multi pel bukan pada
perilaku individu, agar membantu keluarga daJam proses
adaptif mereka (Cowan & Cowan, 1995),
~DAMPAK STRES DAN

···KRISIS PADA SISTEM


PlfKETERBATASAN TEORI

KELUARGA
SISTEM KELUARGA

Seperti halnya pada individu, keberadaan stres dalam se­ Kompleksitas mempelajari keluarga sebagai suatu sistem
'buah keluarga pada awalnya membantu keluarga untuk telah membuat keluarga sulit memahami. dan menjalankan
memobilisasi sumber-sumbemya dan untuk bekerja guna semua istilah dan konsep yang terkait dengan teori sistem
memecahkan masalah tersebut. Stres menyebabkan kese­ umum. Buktinya, pengetahuan kita sangat sedikit tentang
imbangan at au keadaan stabil menjadi berbahayalteran­ keluarga sebagai sebuah sistem, Sedikitnya pengetahuan
cam; pada kasus ini, anggota keluarga pada awalnya yang diketahui adalah ten tang kontrol di dalam keluarga,
mengeluarkan banyak upaya untuk mendapatkan kembali mempertahankan batasan-batasan, bagaimana input kelu­
keseimbangan dalam keluarga. Akan tetapi, jika upaya arga diu bah menjadi output ke!uarga dan tentang. waktu
awal untuk menyelesaikan masalah atau memenuhi tun­ serta menentukan penggunaan umpan baJik negatif di da­
tutan mengalarni kegagaJan, stres akan meningkat. Sering lam keluarga (Mercer, 1989; Whitchurch & Constantine,
kali, suaw stresor. pada awalnya memengaruhi seorang 1993): Perkiraan sederhana, keluarga dan proses,.proses­
individu, diikuti dengim sebuah subsistem dan kemudian nya jauh lebih kompleks untuk. dianalisis daripada sebuah
subsistem yang lain,:"""saIl1.pai akmrnya .semi.ulsubsistem ameuba bersel satu. Dengan demikian, pada saat .ilrrniwan .
keluarga terpengaruh (ripple effe~t): Misalriya;masalah di . keluarga berupayamempelajari dimensi multipel sish~m
antara subsistem pasangan hidupdapat dilokalisasi sesaat. keluarga· secara simultan, banyak variabetyang dapat .
Kemudian. pada saa! masalah tersebut berlanJut dan men­ muneul dan menciptakanambiguitas .metod6logis serta
jadi semakin besar. subsist~lnYang lairi.terutarna subsis~ . meningkatkan peluang kesaJahan dalam. mepganalisis data.
an
tern orang tl,1a-&nak, menjadi terpengaruh, Walaupun stres Selain itu, teori sistem tidak memiliki kekuat penjelasan.
·dialami olen semuasubsistem;setiap subsistemdapatme­ Dengan demikian, teori sistem digunakansebagru suatu
noleransi dan menanganistressecara berbf!da, sebagai­ cat'a untuk mengartikankejadian':-kejadjan, tetitpi tidak"·
mana yang didisktisikan sebelumnya· dal~ rippl~effect. dapat digunakan untuk pada akhirnya menggambarkan ..
156 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

dengan jelas hubungan fen omena satu sarna lain pengalaman wanita dengan mengabaikan kekuatan yang
(Whitchurch & Constantine, 1993,.hlm. 346). membedakan anggota keluarga pria dan wanita. Pendu­
Teori sis tern keluarga menerima beberapa kritikan dari kung teori sistem berpendapat bahwa para ahIi teod femi­
ahli teori feminisme. Pertama, terdapat kritikan yang, nisme salah menginterpretasikan teoti, dan bahwa teod
karena peristiwa patriarki pervasif di antara sumber dan memungkinkan untuk menjadi bagian dad tingkat kootrol
kekuatan tersebar di masyarakat, pendekatan para ahli teori yang berbeda, atau berkontribusi pada perilaku anggota
yang menggunakan teori sistem dibiaskan secara samar keluarga (Whitchurch & Constantine, 1993). Dengan demi­
dalam menganalisis keluarga. Kedua, dipersepsikan bahwa kian, terdapat bantahan bahwa teori sistem peka terhadap
teoti sistem meremehkan pengalaman wanita melalui isu tentang wan ita, anak dan kelompok miooritas datam
terminologi yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman masyarakat. Perawat yang mengadopsi sebuah paradigma
mereka (mis., istilah seperti enmeshment dan fusion yang sistem dalam praktiknya tampaknya menjamin bahwa
berarti tidak adanya perbedaan interpersonal an tara pria intervensi tidak. difokuskan pada suatu hal atau subsistem
dan wanita mengandung bias tersembunyi melawan wa­ keluarga tunggal, dan bahwa intervensi ditinjau dalam
nita). Akhirnya, terdapat kritik bahwa teon sistem menya­ konteks tentang bagaimana dampaknya pada, atau dipe­
takan bahwa semua bagian sistem sarna-sarna menyebab­ ngaruhi oleh, kesesuaian sistem lingkungan (mis., ternan
kan disfungsi. Dapat diperdebatkan bahwa dalam kasus keluarga, budaya kelompok rujukan, kelompok agama,
penganiayaan dan inses, jika teoti sistem diterapkan dapat, dsb).
meminimalkan pertanggungjawaban pria dan meremehkan

ea,>RANGKUMAN
Bab ini menyajikan suatu tinjauan tentang teoti sistem informasi, teknik, dan sumber-sumber baru.padasaat
keluarga. Berikut ini adalah poin utama yang terdapat di sistem keluarga terse but bekelja secara kreatif mela­
dalam bab ini: .Iui isu sehari-hari. Sistem keluarga terbuka menerima
Teori sistem keluarga telah berkembang sebagai "se­ perubahan sebagai suatu hal yang norma] dan di­
.buahkerangka keluarga yang paling berpengaruh dan inginkan .
paling menghasilkan dati semua kerangka keluarga" • Suatu sistem keluarga tertutup menggambarkan per­
(Broderick, 1990, hIm. 172). Dari perspektif kepe­ ubahan sebagai sesuatu yang mengancam dan sistem
rawatan tentu saja, teori terse but "masuk akal" kare­ ke]uarga tersebut menolak adanya perubahan. Tipe
na kita menyaksikan pengaruh suatu cedera tunggal keluarga ini adalah tipe keluarga yang kaku, dan tidak
pada seorang anggota keluarga dan refleksinya mencari perubahan dengan sistem lingkungan lain-·
(ripple effect) pada seluruh anggota keluarga lain. nya untuk berubah, beradaptasi, dan berkembang.
Teon sistem keluarga diturunkan dari teon sistem Keluarga memanfaatkan batasan keluarga yang semi­
umum yang dikembangkan oleh von Bertalanffy pa­ permeabel untuk memfasilitasi adaptasi terhadap
da tahun 1950. Pada saat teori telah terbentuk, toori tuntutan dari luar dan kebutuhan dari dalam (inter­
tersebut dipengaruhi oleh paradigma holistik (kese­ nal). Fungsi batasan metaforik ini adalah untuk besar
luruhannya lebih besar daripada jumlah bagian­ (atau terbuka) dan memperkecil (tertutup) sesuai
bagiannya) dan teoti sibemetika serta komunikasi: dengan kebutuhan, dengan demikian mengendaIikan
Secara teknis, teod struktural-fungsional adalah ben-: jumlah input dari lingkungan clan output ke ling­
tuk terawal dari teon sistem. Kedua bentuk teori ter­ kungan.
sebut bertemu dan bercabang pada titik tertentu dan Adaptasi keluarga adalah kemampuan keluarga dan
keduanya berguna daJam mengidentifikasi dan men­ anggota keluarga untuk memodifikasi perilaku mere­
jelaskan pentingnya perilaku keluarga. ka terhadap tuntutan perubahan dari daIam keluarga
• Suatu sistem adalah suatu unit yang mengarah pada clan dunia luar. . .
suatu tujuan yang dibuat saling bergantung, bagian­ Keiuarga terdiri dari subsistem, yang dapat merupa­
. bagiannya saling berinteraksi secara terus-menerus kan anggota keluarga secara individual atau sub­
selama satu peri ode waktu; Keluarga adalah suatu sistem hubungan kerabat Subsistem hubungankera- .
sistemyang hidup yang biasanya berkembang paling bat ini meliputi subsistem.pasangan hidup, subsistem ..
tidak sebanyak tiga generasi. orang tua-anak, dan subsistem saudara kandung..
Suatusistem keluarga· terbuka menedma ide-ide, • Sesuai. dengan teori sistem, keluarga sehat cHtandai
. .
BAB 6 TEORI SISTEM 157
dengan keluarga yang sangat fteksibel dan toleran saat ini, jika solusi untuk mengurangi stres tidak di­
terhadap perubahan-perubaban internal dan sangat temukan, sistem pada akhirnya akan mencapai keter­
otonomi; keluarga memiliki suatu pertukaran terbuka batasannya untuk berespons secara adaptif dan men­
terhadap sumber-sumber, energi, dan informasi capai suatu titik kelelahan. Apabila tidak ada bantuan
dengan lingkungan luar. dari luar yang diterima, hasil akhirnya mungkin ke­
• Stres menyebabkan keseimbangan keluarga atau ke­ luarga akan beradaptasi pada tingkat fungsi yang ren­
adaan stabilnya menjadi terancam, sehingga anggota dab atau mungkin akan terjadi perpisahan atau ke­
kcluarga mulai mcngeJuarkan upaya dengan sungguh­ hilangan anggota keluarga. Sebaliknya, suatu sistem
sungguh untuk memperoleh kembali keseimbangan stabil yang berada di bawab stres akan bergerak ke
unit keluarga. Akan tetapi. ketika upaya awal untuk arab yang cenderung meminimalkan stres; misalnya,
menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan sistem tersebut akan meminta bantu an dari sumber
mengalami kegagalan, stres menjadi meningkat. Pada eksternal jika sumber internalnya tidak adekuat.

~SKE;TSA KELUARGA: KELUARGA RODRIQUEZ


Allie don Marly Rodriquez adalah pasangan Hispanik yang menikah poda awal usia dua puluhan,
dan saat ini mereka merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-15. Mereka memiliki dua orang
putra, yaitu Daniel berusia 13 tohun, dan Joseph berusia 11 tohun. Allie bekerja seharian penuh
sebagai seorang guru di sekolah tempot anak-anaknya menuntut ilmu. Marly bekerja sebagai
seorang arsitek. Allie mengalami kehamilan yang sulit dengan kedua orang putranya akibat
komplikasi ginekologis yang berat, dan ia harus menialani histerektomi pada 10 tohun yang lalu.
Keluarga Rodriquez selalu menginginkan lebih banyak anak, dan terutoma menambah seorang'
putri di dalam keJuarga mereka. Setelahbeberapa tohun berdiskusi, mereka memutuskan untuk
mencari seorang boyi perempu.an untuk diadopsi oleh keluarga mereka, dan mereka lebih menyukai
. bila boyi perempuan tersebut Hispanik. Satu bulan yang lalu, Allie dan Marly menyatakan bahwa
'mereka akan meniadi orang tua asuh. Sebelumnya, putramereka menyetujui rencana tersebut;
namun, kini setelah dilaksanakan, mereka menunjukkan sedikit antusiasme atau ketertarikan pada
. <ldik boyiperempuan mereka yangbaru; Pada kenyataannya, Joseph telah menunjukkan aaanya
penurunan drastisdalam peringkat disekolahnya, dan Daniel menghabiskan banyak waktu di
rumah temannya. Allie mengambil cuti melahirkan untuk jangka pendek guna merawat putrinya.
la merasa lelah dan kewalahan karena ia kembali melibatkan dirinya dalam banyak tugas
perawaton untuk boyi baru lahir yang tampaknya mengalami kolik. Marly sangat menyayangi
putri barunya dan rasa' sayangnya seimbang dengan rosa frustasinya karena putranya tidak
sebahagia dirinya dalam mener'ima kehadiran seorang bayi. 10 menyadari bahwa dirinya
menghabiskan banyak waktu untuk mendisiplinkan putra mereka dan memaksa mereka membantu
ibu mereka dalam perawatan kebutuhan adik perempuan mereka. Marly juga sangat lelah akibat
pemberian makan di malam hari dan akibat mencoba memikul tanggung jawab lebih di rumah,
sementara ia horus mempertahankan jadwal kerja hariannya.

'11, LATIHAN .

'. Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkait.


1. Faktor apayang telah memicu adanya perubahan atau gangguan keseimbangan dalam
keluarga inj? .' . '
2. Sebtitkan duabu~h diagnosis keperawatan yangAnda pikir tepat untuk keluarga inL ."
3. Uraikan perubahan nyata dan potensial di dalam subsistem keluarga yang tegadi akibat'
adanya tambahan seorang anak asuh di kelua:rga. . . .
4. UraikaI1 carabagaimanakeluarga dapat mengurangi. stres dan menetapkan 'kembaH
keseimbangan' dalairikeluarga mereka ..
158 BAGIAN 2 LANDASAN TEORETIS KEPERAWATAN KELUARGA

Tentukan benar atau salah enam pemyataan di bawah ini


5. Sistem didefinisikan sebagai sebuah unit dengan bag ian dan ruang lingkup yang berbeda,
yang berJangsung lebih dari satu periode waktu dan dengan beberapa tujuan teridentifi­
kasi.
6. Sistem sosial merupakan sebuah sistem yang hidup atau sistem yang tidak hidup.
7.· Sistem terbuka bergantung pada lingkungan untuk pertukaran informasi, materi, dan
energi, sementara sistem tertutup tidak berinteraksi dengan lingkungan.
8. Diferensiasi keluarga terjadi jika sebuah sistem terbagi atau terpisah menjadi subunit atau
sistem yang lebih keeil.
9. Dengan penggunaan energi yang lebih besar, ruang lingkup sistem perlu lebih dibuka!
diperlebar.
10. Diferensiasi, terutama pad a saat diterapkan pada sistem keluarga, menjelaskan keeen­
derungan keluarga untuk tumbuh dan terIibat (seiring dengan berjalannya waktu) pada
sistem yang lebih kompleks dan lebih khusus.
Jawab pertanyaan berikut.
11. Mengartikan sistem keluarga dengan ling kung an internal dan eksternalnya, berikan
infonnasi-informasi berikut:
a. Sebutkan sebuah sistem fokus atau target.
b. Seb~tkan sebuah suprasistem.
e. Berikan tiga contoh sistem yang berinteraksi.
d. Berikan tiga contoh subsisteni keluarga.
12. Gambarkan sebuah diagram pertukaran energi, materi dan informasi dan model proses
serta tunjukk~n sebuah contoh spesifik ten tang pertukaran dan pemrosesan energi ini yang
berhubungan dengan sistem keluarga.
13. Pasangkan istilah yang tepat di kolom sebelah kiri dengan sebuah karakteristik dari kolom
sebeJah kanan.
a. Ekuilibrium 1. Sinonim dengan keseimbangan (yang
b. Adaptasi dapat digunakan saling bergantian)
C. Homeostasis 2. HasH keseimbangan
d. Keadaan stabil 3. Mekanisme pertahanan
e. Lingkaran umpan balik 4. Kese)uruhannya lebih besar daiipada
f. Regulasi diri bagian-bagiannya
g. Nonkumulatif
14. Identifikasikan kata sifat atau istilah berikut yang secara akurat menggambarkan paradigma
yang digunakan dalam teori sistem.
a. Reduksionistik
b. Objektif
c. Analisis sebagian
d. Atomistik
e. Yang berhubungan dengan penyebab linear
f. Tidak ada yang benar
15. Elemen-elemen dan ciri khas berikut adalah sistem keJuarga yang benar. Sistem keluarga
yang benar itu adalah sebuah:
a. Sistem sosial terbuka
b. Sistem yang sangat terorganisir
c. Sistem yang sangat interdependen (saling bergantung)
d. Sistem dengan tujuan khusus
e. Sistt::m dengan proses penting (mis., integrasi, adaptasi, dan pembuatan keputusari)
1'. Sistem mandiri
g. Sistem yang tidak terdiferensiasi
h. Suprasistem pada sistem pa<;angan, orang tua-anak, dan saudara kandung
i. Sistem dinamis tetapi deogansedikit kemungkinan untuk berubah
BAB 6 TEORI SISTEM 159
16. Apa manfaat dari batasan sistem dan subsistem keluarga?
17. Dengan menggunakan pendekatan sistem, jelaskan bagairnana fUQgsi batasan keluarga
untuk mempertahankan homeostasis keluarga.
18. Pasangkan fungsi yang sesuai pad a kolum sebelah kiri dengan setiap subsistern keJuarga
. pada kolom sebelah kanan.

a." Sebuah laboratoriurn keterampilan sosial

b. Saling mendukung I. Subsistem pasangan


c. Memenuhikebutuhan orang 2. Subsistem orang tua-anak

dewasa untuk rasa kasih sayang 3. Subsistem saudara sekandung

d. Belajar untuk berhubungan dengan ternan sebaya


e. Fungsi sosialisasi
f. Pendisiplinan-fungsi kontrol dan bimbingan
19. Berikan empat buah karakteristik keluarga sehat yang berhasil berfungsi menurut teori
sistem.
20. Pasangkan keuntunganlkerugian dan/atau ciri khas dengan keluarga "terbuka", "tertutup",
atau "acak".
a. Keluarga terbuka I. Menyediakan perubahan
b. Keluarga tertutup 2. Stagnan, kaku
c. Keluarga acak 3. Menawarkan pilihan dan fteksibilitas
d. Tidak ada yang sesuai 4. Menggambarkan perubahan sebagai sebuah ancaman
5. Mengandung lebih banyak mekanisme struktur dan
kontrol
6. Menekankan privasi dan daerah kekuasaannya
7. Melihat orang lain sebagai sesuatu yang baik, mem­
bantu, dan dibutuhkan
8. Mencari sumber~surnber yang baru
9. Anggota keluarga menetapkan peraturan dan jadwal
mereka sendiri
21. Serangkaian jumlah peristiwa di bawah ini teljadi secara berurutan jika sebual,1 krisis
keluarga terjadi.
a. Tidak ditemukan adanya penyelesaian untuk rnengurangi stres-yaitu kegagalan stra­
tegi adaptif.

b. Stres dan ketegangan dialami.


c. Suatu perubahan terjadi karena adanya stresor
d. Keseimbangan atau keadaan stabil keluarga rnenjadi hal yang penting dan keluarga

rnengeluarkan upaya tam bah an untuk rnempertahankan keseimbangan dan mengurangi

stres.

e. Stres rnenyebar dari seorang individu atau sebuah subsistem ke semua subsistem ke­
luarga. ,

f. Sistem mencapai titik jenuh.


g. Terjadi disorganisasi keluarga.
·160

Pada Bagian liga, kita beranjak ke penerapan


yang lebih spesifik unluk bekerja dengan

PRAKTIK keluarga. Ada enam bidang dasar di bawah


pendekatan pengkajian komprehensif yang
digunakon di dalam buku ini; (1) proses
keperawatan keluarga, (21 mengidentifikasikan
data, (3) data lingkungan, (4) dimensi struktur

KEPERAWATAN
keluarga, (5) Fungsi keluarga, (6) sires, koping,
dan adaptasi keluarga.
Bab 7 menyajikanpembahasan dari tiga
proses dasar terintegrasi dalam praktik ke­
perawatan keloarga: Pengkajian, indentifikasi
masalah/kebutuhan, perencanaon, intervensi

KELUARGA dan evaluasi serta modifikasi rencana asuhan


keluarga. Bab 8 mencakup pengindentifikasian
data dan data sosial-budaya serta Bob 9 data
lingkungon tentang keluarga. Empat dimensi
struktur keluarga (komunikasi, kekuasoan dan
pengambilan kepulusan, peran dan nilail, di­
bahas pada Bob 10 hingga 13. liga fungsi
penfing keluarga {fungsi afektif, sosialisosi,
dan perawatan kesehatanl, diuraikan dalam
Bob 14 hingga 16. Bob 17 membahas stres,
koping, dan cidaptasikeluarga. Pada tiap Bab,
pengkajian bidang spesifik yang menjadi fokus
tiap bab akan diuraikan relatif unluk keluarga
peda. berbagai tatanan dan sepanjangdaur
<

kehiduponkeluarga. Diagnosis ddnil,terverisi .


<

'keperawcitan keluarga-sertaskEiiio kelu~rga "


',.yang Sesoai dengeil biddngycingsooqngdi­
" bahas jugddisojikcih. Alai pengkiJjian,keluarga
, '. ~ktual dqfl perumus9nrencdnciperowalan
yang disardilkan, disertdkandalcim 'Iampiran
<" AdanB. ld~piran ·,<=.rn~ng~rqiktJn ,situasi
'. k~lu~r~a .'$'ecara hlJ:>Otesis; y.ang ~iikuti den.gcm
analsSls keh.i()rga di dolam lamplran D. ,'..

,,161
162

PROSES KEPERAWATAN

, '

KELUARGA

NISI BAB

TINJAUAN PROSES KEPERAWATAN KELUARGA INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA


PENGKAJIAN KELUARGA Indikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
Sumber Data Pengkajian Keluarga Model/Sistem Intervensi Keperawatan
Membina Hubungan Rasa Percaya Pedoman Intervensi Keperowatan Keluarga
Persiapan Wawancara Keluarga dan Kunjungan Rumah Intervensi Keperawatan Keluarga Spesifik
MENGINDENTIFIKASI MASALAH KELUARGA: DIAGNOSIS Hambatan Implementasi Intervensi Keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA EVALUASI DAN MODIFIKASI RENCANA PERAWATAN
Diagnosis Keperawatan: Klasifikasi NANDA Evaluasi
Diagnosis Keperawatan: Sistem Omaha Modifikasi
Menetapkan Masalah Keluarga' MENGAKHIRI HUBUNGAN PERAWAT-KELUARGA
PERENCANAAN RANGKUMAN
M~netapkan Tujuan Bersama
Membuat Pendekatan Alternatif dan Mengindentifikasi
Sumber

N TUJ UAN PEM BELAJARAN

1. Menjelaskan perbedaan antara penggunaan proses ke­ 6. Menjelaskan bagaimana peran serta aktif' keluarga
perawatan dalam keperawatan keluarga dan proses dapat dicapai selama fase intervensi keperowatan ke­
keperawatan dalam bekerja dengan individu. luarga. '
2. Mengidentifikasi beberapa sumber data pengkajian ke­ 7. Menjelaskan intervensi keperawatan keluarga berupa
luarga. pendidikan kesehatan, konseling, membuat kontrak, ma­
3. Menjelaskan keuntungan mengidentifikasi masalah, etio­ najemen kasus, dan kolaborasi. ,
logi atau faktor kontribusi, dan mendefinisikan karak­ 8. Menguraikan peron perawat keluarga dalam hal kon­
teristik soot membuat diagnosis kegerawatan keluarga. sultasi, advokasi klien, dan koordinasi. '
4. Menguraikan beberapa variabel yang dipertimbangkan 9. Menyatakan hasil evaluasi dan modifikasi kompOnen
oleh perawat keluarga ketika menetapkan prioritas asuh­ proses keperawatan keluarga yang diharapkdn.· ." ." , ' .
an keperawatan keluarga. 1O. Menjelaskantindakan terapeutik yang horus dildkl/kan "
5. Menguraikan faktoryang memengaruhi pilihan intervensi oleh perawat ketika mengakhiri hubungah peraiNat-'"
~~.
keperawatan keluarga tertentu. ' " '
164 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Keperawatan keluarga komprehensif merupakan suatu Pendekatan dua-tingkat untuk mengkaji dan melak­
proses yang kompleks, sehingga memerlukan pendekatan sanakan asuhan keperawatan keluarga digambarkan dalam
yang logis dan sistematik dalam bekerja dengan keluarga Gambar 7-1. Pada kenyataannya langkah-Iangkah di da­
dan individu anggota keluarga; pendekatan ini adalah lam diagram saling bergantung dan tidak berurutan secara
proses keperawatan. Menurut Yura dan Walsh (1988), kaku atau Iinier dalam suatu organisasi. Dalam praktik,
"Proses keperawatan adalah inti dan esensi keperawatan; satu Iangkah atau Jebih dapat tumpang tindih atau terjadi
merupakan pusat dari semua .tindakan keperawatan, dapat serentak dengan gerakan mundur dan maju di antara ber­
diterapkan pada semua tatanan di dalam kerangka kon­ bagai langkah.
septual-teoretis "(hIm. 1). "Proses", merupakan tindakan
yang disengaja dan disadari bergerak dari salu titik ke titik
lain untuk mencapai tujuan. Langkah proses keperawatan­ e.;PENGKAJIAN KELUARGA
pengkajian, diagnosis (identifikasi masalah), perencanaan, Agar dapat bekerja secara efektif dengan kIien keluarga
implementasi, dan evaluasi-"saling berhubungan mem­ guna melakukan pengkajian dan memberikan asuhan, pe­
bentuk siklus berpikir dan bertindak yang dinamis dan rawat keJuarga harns "berpikir secara interaksional"
berkelanjutan" (Doenges, Moorhouse, dan Barley, 2000, (Wright dan Leahey, 2000). Wright dan Leahey menjelas­
him. 4). Pada dasarnya ini merupakan suatu proses penye­ kan bahwa mungldn variabel yang paling berpengaruh
lesaian masalah secara sistematik yang digunakan ketika dalam meningkatkan atau menghambat keperawatan ke-
bekerja dengan individu, keJuarga dan kelompok atau
komunitas.
Pengkajian keluarga Pengkajian individu
• Mengindentifikasi data anggota keJuarga ~
e.;TINJAUAN PROSES
sosial-budaya • Mental
KEPERAWATAN
• Data lingkungan • Fisik
• Struktur • Emosi
KELUARGA
• Fungsi • Sosial
• Stres dan strategi • Spritual
Proses keperawatan keluarga berbeda-beda bergantung pa­ koping keluarga
da siapa yang menjadi fokus perawatan. Perbedaan fokus
ini bergantung pada konsep perawat tentang keluarga da­

,~--,~--~-

lam praktiknya. Jika peraw~t memandang keluarga sebagai Identifikasi keluarga.


latar belakang atau konteks individu pasien, individu subsistem keluarga. dan
masalah kesehatan individu f-­
anggota keluarga menjadi fokus dan proses keperawatan (Diagnosis keperawatan)
berorientasi pada individu, suatu cara tradisional untuk '--....,

; bekerja. Jika, namun demildan perawat mengartikan ke­ ~


luarga sebagai unit perawatan, maka keluarga sebagai unit Rencana perawatan
atau sistem sebagai fokus walaupun, proses itu sendiri ti­ • Menetapkan tujuan
dak berbeda. • Mengidentifjkasi sumber
Kebanyakan perawat keluarga dalam praktiknya be­ • Mendefinisikan pendekatan altematif
kerja secara simultan baik dengan individu anggota kelu­ • Memilih intervensi keperawatan
• Menetapkan prioritas
arga dan keluarga serta subsistemnya.. Ini berarti perawat
keluarga akan mengguna!l:an proses keperawatan pada dua
tingkatan-pada individu dan pada keluarga serta tingkat
;

Intervensi
,sumbsistem keJuarga. Dalam kasus ini, pengkajian, diag­
• Implementasi sumber
nosis, perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan lebih penggerak rencana
ekstensif dan kompleks. '
,,' " Jika rtlUngldn, penting untuk mengkaji dan memfo­ ~
.' " ,kuskan pada kedua tingkat analisis. PeIayanan keperawat­ l Evaluasi perawatan I
I
an di Amerika secara khas sangat spesialistik jibi perawat
banya mengkaji dan bekerja dengan keluarga sebagai sls­
tern., Sebaliknya, pemahaman yang baik tentang keluarga Gombar 7-1.langkah"langkah dalam pr~ses keperawatan
individu dan keluarga.
tirlak dapat·diperoleh tanpa memaridang anggota keI'uarga
, t~rsebutdalam konteks kelompok utama-keluarga. • Proses keperawatan kliEm individu tidak dibahas dalam
huku ini.
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 165
Iuarga adalah bagaimana perawat mengartikan masalah.
Pengetahuan tentang teori dan penelitian keluarga serta TABEL 7-1

penggunaan kerangka yang sistematis untuk mengkaji dan


bekerja dengan keluarga sangat membantu perawat mem­ SUMBER DATA PENGKAJIAN·KELU~.::>.:i~~;c;~·
buat transisi dari perspektif individualjstik ke perspektif
Wawancara kHen tentang peristiwCt yang lalu~~~
keluarga. sekarang . .. ... .

Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengum­ Mengajukan pertanyaon dan mendengarka~

pulan informasi yang terus-menerus dan keputusan pro­ Genogram '.

fesional yang mengandung arti terhadap informasi yang Ecomap


dikumpulkan. Dengan kata lain, data dikumpulkan secara Data Objektif
sistematik menggunakan alat pengkajian keluarga, kemu­ Observasi rumah
dian diklasiftkasikan dan dianaJisis untuk menginterpres­ Observasi interaksi keluarga
tasikan artinya. Sering kali, data sepintas dikumpulkan Data Subjektif
Pengalaman anggota keluarga yang dilaporkan
untuk tiap area utama. Ketika pengkaji menemukan ke­
Observasi orang yang berarti yang dilaporkan .
mungkinan atau potensi masalah, pengkaji kemudian Instrumen pengkajian yang diisi oleh anggolo keluarga'
menggali bidang tersebut secara lebih mendalam. Selain Informasi tertulis dan lisan dari rujukan.· ' . . '<
itu, kekuatan keluarga perlu digali dalam proses pengkaji-. Leporan dari agensi yang bekerja dengan keloorga ....
an. J umlah dan jenis informasi juga bergantung pada klien, laporan dari anggota tim kesehetan lain. .
yang mungkin ingin menyampaikan lebih banyak infor­
masi tentang satu area daripada area yang lain. Walaupun
pengkajian merupakan langkah pertama proses keperawat­
an, data terus dikumpulkan sepanjang pemberian layanan Salah satu peran penting perawat kesehatan .keluarga
yang menunjukkan sifat yang dinamis, interaktif dan flek­ adalah sebagai pengamat partisipan aktif dalam keluar­
sibel dari proses ini. gao Ketika perawat bekerja.dengan keluarga. perawatjuga
harus mempunyai kemampuan untuk "berdiri di belakang"·
SUMBER DATA PENGKAJIAN KELUARGA dan mengamati kondisi serta situasi yang ada di rumah dan
Pengumpulan data keluarga berasal dari berbagai sumber: "menari" di tengah-tengah di antaraanggota keluarga (y.i.
wawancara klien tentang peristiwa yang laJu dan saat ini, pola interaktif mereka).
temuan objektif (yj. observasi rumah keluarga dan fasi­ Dua alat sistem keluarga ,digunakan untuk mengum­
litasnya); penilaian subjektif (yj. pengalaman yang dila­ pulkan infonnasi selama wawancara keluarga. Genogram
porkan anggota keluarga); infromasi tertulis dan lisan dali dan ecomap biasa digunakan untuk tujuan ini (lmat Bah 8
rujukan; berbagai agensi yang bekerja dengan keluarga, dan 17 tentang penjelasan alat tersebut). Alat Pengkajian
dan anggota tim kesehatan lain (Tabel 7-1). Keluarga Friedman, yang digunakan dalam buku ini dap:lt' .
Wawancara adalah pertemuan tatap muka dengan satu dipakai pertanyaan wawaneara terstruktur dan terfokus
anggota keluarga atau lebih. Jika mungkin, diperlukan (Apendiks A dan B).
sekali untuk mewawancarai seluruh keluarga selama fase Lebih ban yak checklist (daftar tUik) terstruktur,
pengkajian awal bukan menundanya sampai menjelang inventoris, dan kuesioner dapat juga digunakan dalam
akhir pengkajian. Wawancara ini memberikan kesempatan pengumpulan data (Holman, 1983). Alat tersebut bennan­
kepada setiap orang untuk berbagi persepsi, dan memberi­ faat jika sejumlah informasi diperlukanuntuk dikumpul­
kan perawat kesempatan untuk melihat interaksi anggota kan sedikit demi sedikit atau dieatat ketikaperawai m:e- .
keluarga (Holman, 1983). WaWancara seharusnya terfokus, nemui keluarga dalam masa waktJJ yang lama; "!taujika .
tetapi, sesuai dengan tujuan wawaneara, harus bervariasi lebih dari seorang perawat bekerja dengan)::elUarg'a,.,
dalam tingkat struktumya. checklist dan illat terstruktur serla· alat lain yang hiqdah"
Ada saatnya ketika perawat melakukan wawancara de­ dipakai, akan lebih bermanfaat. ..;.~,.;,. "
ngan hanya seorang anggota keluaiga. Dalam kasus ini, Salah satu alat pengkajian keluarga,terstrUktl,1r'ytirigpi( ...
penting untuk "merrukirkan keluarga" dengan mengajukan ling sering dipakai adalah ada di bidang pene]itia6k~lti;'· .
pertanyaan yang mencakup anggota keluarga Jain. Sebagai arga. Terdapat lebih dari 100 instrumen pengkajian)~~tlg ,
contoh, pertanyaan seperti "Menu rut Anda, apa yang akan sudah dikembangkan untuk tujuariklinik danpene~it.iail'
disampaikan oleh suami Anda jika hl ada di sini?" dapat . (TabeJ 7-2). Kebanyakan dari alat ini berfdkl1s pa(ja;pen1~., .: .,.,
. eepat mengalihkan wawancara yang belfokus pada indi­ fungsian/adaptasi dan koping keluarga. Semtiaat~ts~'dah; .
vidu ke fokus yang lain unttik mendapatkan data keluarga diujicobakan secara empiris dan dapat diterapkan<seft~;di~: ..
yang rinei. nilai oleh tenaga penyedialayanan kesehatan.. :Beber~pa,
"
. -a.
TABEL 7-2 0')
'0')
. ';;AtATPENGKAJIANKElUARGA
:«: TEORIATAU
'"
m
»
MOt')EL KONSEP YANG PENGGU NAAN & Gl
~
.' "

-AL.AT
..
PENDUKUNG .DIUKUR PENILAIAN KEUNTUNGAN KETERBATAS~N Z

FACES JlJIFAC~S IV
•. Model Sirkumpleks W

• Kohesi • 20 item dalam skala 4 • Mengukur foklor yang • Anggota keluarga.


Fo'milyAdaptation .
• Kemampuan • Skala tipe-Likert relevan dengan keperawatan mungkin tidok bersedia
andCobesion Scale
berodoptasi / •.' Mudah digunakon • Mengukur persepsi nyato untuk mengkoii diri 11
;0
"Oison ef;aL;1982;
fleksibilitas .dan ideal dori keluorgo mereka sendiri »
blso!1,1994). .
A
• Komunikosi • Mengosumsikan bohwo -i
I:': '. .
keluorgo mempunyai . . A

I
," '.
anok A

fl1
·fAD,·· .' ...... Model Fungsi • Penyelesaion • 60 item • Mengukur area yang dopot • .Memerlukon anggota 11
fl1
'McMostetFami/y Keluorga McMaster mosalah • Skala Likert diubah perawat melalui keluorgd berbicara otas ;0
,A.~~sSmflf1tDeYice' . :
(Epstein,Bcddwin,& '
"
• Komunikasi
• Peran
• Mudoh digunakan rencano perawatan nama keluarga
•. ndak jelasapokoh ~
.Bishop;,. 1983). , . ". I .' • Ketanggopan afektif
• Koritrol periloku
bermanfoot hagiklien .
dengon perbedoanlatar
~
Z
· .
• Keterliboton afektif belakang sosiol don A
fl1
• Fungsiumum budaya, otau dalom.tiap r
. '. tahap kehidlipan yang C
»
· ......... berbeda ;u
Gl
'.i=dmily APGAR Struktur, fungsi, ddn • Kemampuan • 5 item • Mengukur foktor yang • Tidok untuk digunakan »
Family Adoptability, . dukungan sosial . berodaptasi • Cepot digunakan . relevon mengevoluosi masoloh
·Partnership, Growth, . keluargo • Kemitroon • Dopot diselesoikon oleh keluarga secaro
Affecfion;orid' • Pertumbuhon orang dewasa don onak usia . mendolom
Reso/~e Test' • Afeksi 10 tahun dan lebih loa • Mempunyai fungsi
JSmilksh~in, '1978) • Penyelesaian skrining
Kejsuasa.n Keluorga .Model Sirkumpleks • Kepuasan keluargo • 14 item skala Likert • Secara langsung mengukur • Tidak ada yang
(O son'~ Wilson, . • Kohesi • Mudah digunakon kepuoson keluorgo . teridentinkasi
1982) . ". • Memperoleh norma
FES Perspektif • Hubun~an • 90 item-benor/ salah • Tersedia dolam bentuk • Alot YClngberorientasi
·Family Ei-tVironmenf Interoksionis • Pertum uhan • Penilaion rumit
ringkos podo riset yang tidak
Scale (Fuhr, Moos, &
personal • Niloi terstondor; duo • 8ermonfoot unlok mengukur mempunyoi model klinik
·Dishotsky;l 981 ; • Pemelihoraon sistem kategori perubohon seteloh intervensi terkait, sehing~o
MOos &Moos, . .. Mengukur kenyatoan don penggunoan i klinik
1916; 1(84). ideal tidak jelos.
PH', ' \ FiJilgsikaluargo· • Komunlkosi • 19 item • MengidentiRkasi • Tidak dapat digunakan untuk
:Family.' • . Kebersamoqn • Skala Likert keluargo berisiko, keluarga Ionpe anak, alou tanpa
.Functioning .•... • , Pengombilan keputuson • Cepat membedakan anlora anak yang sudah dewasa .
Incfex(PI~$s .& • Orientasi anak digunakan keluarga berfungsi • Tidak peka untuk perubahan jangka

SatterWhite, .
• Kepuosan pernikahan • Penilaian baik dan bermasalah pendek alou panjang, sehingga

1975)
rumit lidak akan mengukur perubahon
setelah intervensr keperawolon.
FFFS. ..' Tiga area utama hubungan keluarga: • Agak rumit Perbedaan antara apa • Agak sukar untuk memahami
Feefh~m Fami)y • Anlora keluarga dan unit sosial penilaiannya yang sebenarnya dan • Dikembangkan bersama keluarga
FUlldioni~g •. yang lebih luas seperti sekolah apa yang seharusnya yang m,einiliki anak cacat.
Survey (Roberts dan tempat kerja diukur
& Feetham;' • Antara keluarga dan subsistem di • Mengidentifikasi faktor
1982) dalam keluarga dapat menjadi
• Anlora keluargo dan individu di perawat.
dalam keluargo • Bukti dari bias-kelas
FILE' .f • Penumpukan stresor atau peristiwa • 85 item • Mengkaji stres di • Mungkiil sokar.untuk ang9010
Famify . . kehidupan • Dopat dinilai dalam suatu keluarga keluarga merigingat peristiwa yang
Inventbryof:; .' secara manual saal ini dan selama terjadi peda Iohimterakhir.
.UfeEYenfSohd. • Mengevaluasi tahun-tahun terakhir
ChdtrgeS .• peristiwa OJ
• Memeriksa stresor »
,. (MtCubbin, kehidupan multipel yang sedang OJ
Patterson, &. '. dengan 9 dialami keluorgo. -J
.. 'Wilson; 198n' . subskala yang
berbeda ~
IFF • .Struktur • .Perasaan positif/negatif terhadap • 38 item • Memfokuskan pada • Keterbalosanpemanroatanklinik g
Inv~ryfory.(jf·Afektjf tiap anggolo • Jenis skala dimensi tunggal dari karena fokusyangsempit ~
Family Feelings Xelu.crga Likert dalam hubungan A
(lowman,.... . • Polo • . . . skala 3 . . , interpersonal dan !ti
.1980) .< .persetufuan • Mudah dmllal keluarga. fl'I
dan. koriRik '~
hubtlngan . ~
'. 'cdua. .arah
.
dan' ' . . »~
" d~n~ ~
I;':' • Kebersatuan dan keterpisahan 4185 item dalam • Bermanfaat untuk '. Alat yang membutuhkan waktu A
• Mengabaikan/terlalu protektif skala .4 skala konseling dan. penyelesaianyarigldmadan rumit ~
• Kaku/fleksibel . setuju pengkajian keluarga sehing9asukar digunakan di klinik ~
• KonHik/menghindari • Mudah :XI
• P~nalolak~anaa~ pasien digunakan. . . ~
• Tr'longulasl koahsl orang tua-onak
, . . • ., , . • . . • / . : - :. . ' ! • . Penyimpongan . I I

Su,rtber; Dlambil sebagJan dar; Bowden, Dickey, & Greenberg (1998); Tau/;atos, Perm/mutter; & Strauss {199O}; Filsinger {1983}; Jacob & :::::

Tennebaum(1988}.· .
. ' - Vl

~
168 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KEI:..UARGA

, .alat lebih relevan untuk klinik, sedangkan yang lainnya luarga. Dalam hal persiapan konsepsuaI, Wright & Leahey
l~bmt~patuntuk penelitian keluarga. (2000) menyatakan bahwa perawat periu mengetahui se­
cara jeIas ten tang tujuan pertemuan dan harus mengon­
sultasikan dengan keJuarga di mana pel1emuan akan di­
MEMBINA HUBUNGAN RASA PERCAYA
lakukan. Sebelum mewawancarai keluarga, perawat dapat
Membina hubungan rasa percaya yang saling meghargai membaca catatan yang tersedia, dan harus membahas
dan terbuka, komunikasi yang jujur sangat· berkaitan tentang keluarga dengan anggota tim kesehatan yang
· dengan proses pengkajian dan fase orientasi saatbekerja mengetahui tentang keluarga dengan baik, dan harus
· dengan keluarga. Rasa saling percaya (Thorne dan mengantisipasi kebutuhan keluarga (kebutuhan berkembang
Robinson, 1989; Robinson, 1996) dalam hubungan pera­ dan situasional). Perawat kemudian hams merumuskan ide
· . wat keluarga menentukan tahapan dan merupakan tonggak awal ten tang sistem keJuarga dan menyusun pertanyaan
asuhan keperawatan keluarga yang .efektif. Dengan me­ pengkajian yang akan diajukan kepada anggota keluarga.
ningkatkan rasa pereaya,· perawat juga menciptakan suatu Apabila mewawancarai keluarga di rumah, antisipasi ter­
konteks bagi keluarga untuk terbuka mengimplementasi­ hadap kebutuhan keluarga bahkan lebih penting karena
kan intervensi keperawatan keluarga selanjutnya. kunjungan rumah memerlukan biaya dan waktu baik bagi
Rasa percaya dibina ketika perawat menyampaikan pe­ perawat maupun keluarga.
nerimaan kepada keluarga dan. menghargai kemampuan, Agar siap untuk kunjungan rumah, perawat hams me­
hak dan keyakinan keluarga tidak peduli apa pun tujuan, ngumpulkan informasi, pengkajian, dan alat intervensi
nilai, atau harapan perawat. Wright dan Leahey (2000) me­ (mis, spatellidah, perangkat skrining tingkat perkembang­
negaskan bahwa keluarga hams dianjurkan untuk meng­ an, perban) yang diperlukan sebeJum meninggalkan agen­
ungkapkan secara terbuka harapan mereka tehadap pera­ si. Fieksibilitas sangat penting karena kebutuhan yang ti­
watan kesehatan pada saat pertemuan pertama. Klasifikasi dak diantisipasi atau kebutuhan prioritas sering kali telihat
tujuan antara perawat-keluarga pada awal hubungan te­ pada saat kunjungan rnmah, dan sebagian dari persiapan
rapetitik meningkatkan rasa percaya dalam hubungan pe­ mungkin tidak atau sedikit diperlukan pada satu kunjungan
· rawa!-keluarga dan dapat mencegah kekecewaan keluarga tertentu. Jika keJuarga mempunyai telepon, lebih baik pe­
terhadap kekecewaan perawatan selanjutnya. Makna yang rawat meneJepon terlebih dahulu untuk mengenalkan diri­
terkandung dalam percakapan ini adalah pesan "caring" . nya dan memberitahukan tujuan kunjungan serta mengatur
dan. pemyataan bahwa perawat menghormati perspektif reneana kunjungan.
dan kepekaan keluarga dalam mengelola kehidupan me­ Setelah pengumpulan data menggunakan alat pengkaji­
reka. Penghargaan perawat terhadap kekuatan keluarga an keluarga yang sistematik, langkah perawat selanjutnya
dapat meningkatkan kemampuan keluarga untuk menye­ adalah menganalisis data. Data tersebut perlu diringkas
lesaikan masalah mereka sendiri dan menurunkan potensi dan dikelompokkan sehingga dapat disimpulkan secara
· ketergantungan keluarga. Hubungan perawat-keluarga akurat dan masaJah bisa diidentifikasi. Pada saat inilah ke­
yang positif menjadi lebih kuat ketika perawat melakukan senjangan informasi bisa diketahui, menunjukkan infor­
pendekatan yang aktif dan penuh percaya diri, membangun masi terinei selanjutnya yang diperJukan.
kekuatan keluarga, melatih konteks rasial, etnik dan ke­
Ketika menganalisis data, disarankan untuk mengiden­
pekaan terhadap semua kepentingan anggota keluarga
tifikasi kekuatan keluarga terlebih dahulu sebagai bagian
(Levac, Wrigl1t, dan Leahey, 1997).
dari pengkajian. Kekuatan keluarga dapat digunakan se­
Fase orientasi dalam bekerja dengan keluarga dipan­ bagai sumber untuk merencanakan intervensi. Beberapa
dang sebagai waktu untuk. mengkaji anggota keluarga un­ . penulis mengidentifikasi kekuatan spesifik keluarga, ter­
tuk mulai mengungkapkan permasalahan mereka saat ini, utama Otto (1973), Pratt (1976), Curran (1983), Beavocs
·sehingga perawat dapat Iebm mengerti tentang keluarga dan Hampson (1990), dan Power dan Dell Orto (1988).
dan arti suatu pengalaman tertentu bagi keluarga. Pada fase Mereka membahas tentang suasana keluarga, fleksibiJitas,
'. irii,anggota keluarga bisa lebih memahami permasalahan kemampuan beradaptasi, dan seberapa besar otonomi ang- .
lllereka.Keluarga bisa mulai menyelesaikan masalah me­ gota keluarga, begitu juga keakraban, hubungan keluarga
reka;dan anggota keluarga mungkin merasa lega dengan dengan komunitas,.dan keterampilan komunikasi keluarga.
'. berbagi permasaJahan mereka. Tabel 7-3 menyajikanten~ang kekuatan keluarga yang di~
.' " , " . " . . .
identifikasi oleh Power dan Dell Orto. Karakteristik keIu­
.PERSIAPAN WAWANCARA KELUARGA DAN arga yang sehat dibahas daJ~m Bab ] begitu pula kekuatan
· . I<UNJUNGAN RUMAH keluarga, perawat dapat bertanya, "Apa kekuatan di
Sebelummewawancarai keluarga, perawat harus siap baik keluarga Anda?" atau "Apa kualitas ke1uarga yang tidak
.secara k.onsep maupun pi-aktik melakukan pengkajian ke­ ingin anda ubah ?" (Wright & Levac, 1993). Otto berhasil
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 169
menggunakan metode kekuatan keluarga dalam konseling
keJuarga. la menjelaskan bahwa pertama kali yang perlu TABEL 7-3

dilakukan adalah mengidentHikasi kekuatan keluarga, ke- .


mudian secara progresif menyampaikan kekuatan keluarga
terse but kepada anggota keluarga agar kesadaran mereka .
meningkat terhadap sumber dan menggali lebih Ianjut po­
tensi kekuatan keluarga yang dimiliki. Anggota keluarga
didukung untuk menemukan kekuatan yang tersembunyi
dan potensi yang tidak terpenuhi sebagai bagian dari upaya
penyelesaian masalah mereka .., .
• Berbagi persepsi yang soma tentangrealitaS daiam· .. '.
keluorga. ..' .... ........
~MENGI DENTI FI KASI
• Keinginan keluarga untuk terus berharap dan meng­
hargai bahwa perubahari mung kin terjadi. '
MASALAH KELUARGA:

DUKUNGANINTRAKELUARGA
DIAGNOSIS

KEPERAWATAN
• Kemampuan untuk memberikan dukungan satuSama
lain
KELUARGA
• Kemampuan anggota keluarga untuk menciptakan iklim .
rasa memiliki.
Pengkajian keluarga mencapai' puncaknya saat meng­ KEMAMPUAN MERAWAT DIRI
identifikasi masalah keluarga yang aktual dan potensial. SENDIRI
Banyak masalah kesehatan keluarga berada dalam lingkup
praktik perawat dan disebut diagnosis keperawatan ke­ • Kemampuan anggota keluarga untuk bertanggung
jawab terhadap masalah kesehatan' ,
luarga. Masalah keJuarga lain, begitu pula, berada dalam
• Keinginan anggota keluargciuntuk merawatdiri sendiri.
lingkup praktik profesi dan bidang lain, seperti kedokteran,
hukum, pendidikan, rekreasi, atau kesejahteraan sosial. KETERAMPILAN PENYELESAIAN
Dalam kasus ini, masalah keluarga masih perlu diidentifi­ MASALAH
kasi dan dibahas dengan ke\uarga, yang akan memverifi­
.• Kemampuan'anggota keluarga untuk menggunakan

kasi bahwa kebutuhan atau masalah tersebut dipersepsikan negosiasi dalam penyelesaian masalah keluarga. .

secara bersama. Sering kali, peran perawilt padasituasi ini • Kemompuan untuk fokus peda peristiwa soot ini bukan

adalah merujuk keluarga ke sumber yang sesuai dan mosa lalu atau kekecewaan.

melakukan koordinasi, pendidikan kesehatan dan dukung­ • Kemampuan anggota keluarga untuk menggunokan

an terkait dengan masalah dan rujukan. Masalah keluarga pengalaman sehari-hari sebagai sumber. "

lain meojadi kepedulianlperhatian beberapa profesi kese­


Sumbar: Diambil dari Power & DellOrlo (1988) .
hatan, yang masing-masing mempunyai cara berbeda da­
lam pengkajian dan bekerja dengan keJuarga. Pada kondisi
ini, kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim kese­ teori keluarga atau ,menggunakan diagnosis NANDA. Se­
hatan lain sangat penting untuk menghindari kerancuan bagai contoh, apabila kerangka struktural-fungsional atau
kHen dan pelayanan yang tidak efisien serta efektif. Ma­ interaksional yang digunakan, diagnosis keperawatan ke­
salah ini disebut masalah kolaboratif (Carpenito, 2000). luarga dapat meliputi konflik peran atau transisi, masalah
Diagnosis keperawatan keluarga rnerupakan perpan­ pengasuhan anak, konflik nilai, atau rnasallV1 koinunikasi.
jangan dari diagnosis ke sistem keluarga dan subsistemnya Jlk:a kerangka sistem yang dlgunakan, diagnosis kepe­
serta merupakan hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis rawatan yang mungkin adalah batasan tertuttlpkeluarga ..
keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual
yang berhubungan dengan interaksi derigankdmunitas,
dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki ke­
kurangnya keutuhati subsistem orangtua, danketerPisah::in
mampuan dan mendapatkan Hsensi untukmenanganinya
yimg besar dari masing masing anggota keluarg<L Dalam' .'
berdasarkan pendidikan danpengalaman (Gordon, 1994,
pembahasan dari tiap bidang pengkajiandan intervensi
2001). Diagnosis tersebut digunakan sebagai dasar proyeksi
berikut (Bab8 hingga 17), pembaca akanIllampume- ..
hasil, intervensi perencanaan, dan evaluasi hasil yang di­ ningkatkan penghayatan tentang jenis diagnosis kepel'a- .
. capai (Gordon). watan keluarga dan masaJah lain yang mutigkin disebab., .
'. ;.' Pada tirigkat keluarga, diagnosis keperawatan dapat di­ kan oleh tidak terpenuhinya kel:mtuhandalam'sistem ..
tegakkan bertolak dari salah satu teori keperawatan atau keluarga dan struktur serta fungsinya.· .
170 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Bukannya menggunakan diagnosis keperawatan, bebe­ Daftar yang komprehensif dan teratur tentang masalah
rapa penulis mengusulkan penggunaan daftar identifikasi klien telah dihasilkan dan dikaji sebagai bagian dati suatu
masalah yang lebm umum dan daftar kebutuhan keluarga. operasionalisasi proses keperawatan yang lebih besar.
Wright dan Leahey (2000) mengajukan perumusan suatu Martin dan Scheet (1992) menguraikan tiga komponen
daftar baik masalah maupun kekuatan sedemikian rupa dari sistem Omaha: Skema klasifikasi masalah, skema in­
sehiilgga dapat memberikan pandangan yang seimbang tervensi, skala penilaian hasil. Skema klasifikasi masalah
dati .keluarga. Hipotesis tentang masalah dan kekuatan . terdiri atas 40 masalah yang termasuk dalam salah satu da­
keluatga (Watson, 1992; Wright & Leahey) memungkinkan ri 4 domain, yaitu lingkungan, psikososial" fisiologis dan
perawat untUk memberikan spekulilsi tentang struktur, perilaku terkait dengan kesehatan. Pemodifikasi terlihat
perkembangan, dan beIfungsi dalam "semangat ke­ pada tingkat ketiga dari skema klasifikasi masalah. Satu set
ingintahuan" bukan dalam hierarki dati suatu kepastian. pemodifikasi termasuk "keluarga" dan "individual", me­
Hipotesis dapat menuntun proses pengkajian berkelanjutan mungkinkan perawat "mengklafikasi kepemilikan dan
dan juga membentuk dasar intervensi keperawatan. menghargai keterlibatan dari salah satu atau lebih orang
orang penting Iainnya" (Martin & Scheet. him. 67). Ter­
DIAGNOSIS KEPERAWATAN: KLASIFIKASI serlia buku pegangan implementasi (VNA Omaha, 1986)
NANDA dan buku ajar yang komprehensif (Martin & Scheet) yang
menguraikan penerapannya pada keperawatan kesehatan
Diagnosis keperawatan menunjukkail upaya yang sign i­ komunitas.
fikan atas nama pemimpin perawat untuk mengelola prak­
tik keperawatan dan meningkatkan penggunaan daftar
MENETAPKAN MASALAH KELUARGA
diagnosis dalam praktik yang terstandar. NANDA (North
American Nursing Diagnosis Association) (2001) mende­ Peran serta aktif keluarga melalui proses keperawatan ha­
finisikandiagnosis keperawatan sebagai keputusan klinik rus menjadi perhatian utama. Dalam hal mengidentifikasi
tentangrespons individu, keluarga, atau komunitas ter­ masalah dan kekuatan, perawat keluarga dan. keluarga,
hadap masaIah kesehatan/proses kehidupan yang aktual bersama-sama bertanggung jawab mengambil bagian dari
atau potensial. Diagnosis keperawatan memberikan dasar· proses ini. Proses identifikasi masalah dan kekuatan secara
dalam pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai bersama ini juga akan meningkatkan hubungan perawat­
hasily~ngmenjadi akuntabilitas perawat. keluarga. Perawat perlu menunjukkan pada tingkat sistem
Walaupun keluarga termasuk dalam definisi diagnosis apa masalah ke)uarga ini berada-di tingkat unit keluarga
keperawatan menurut NANDA, daftar diagnosis yang da­ atau .di tingkat salah satu subsistem atau seperangkat
pat diterapkan untuk keluarga masih terbatas, sehingga hubungan keluarga seperti hubungan pemikahan suami­
dikritik oleh perawat yang peduli dengan asuhan istri, subsistem orang tua-anak, atau subsistem saudara
keperawatan yang berfokus pada keluarga. (Tabel 7-4), sekandung.
(Donnelly, 1990; Maturana & Varela, 1992; Wright & Diagnosis melibatkan proses menyusun informasi
L(,,:vac, 1993). Dalam memeriksa daftar diagnosis kepera­ bersama keluarga untuk merumuskan masalah dan meng­
watan NANDA yangterkini dan diterima, beberapa diag­ gaU tindakan yang dapat dilakukan. Maknanya: Tidaldah·
nosis ditujukan untuk masalah kesehatan sistem dan sub­ cUkup bagi perawat bekerja dengan keluarga untuk meng­
sistem keluarga. Selain itu, jurplah diagnosis keluarga terus amati bahwa keluarga mengalami stres dan tidak mema­
meningkat beberapa tahun terakhir. Tabel 7-5 memuat daf­ sukkan keluarga atau ternan dalam rencana perawatannya
tar diagnosis keperawatan terpilih ini. Format Gordon agar membantu. Bersama keluarga, perawat perIu meng­
(1994, 2000) dan NANDA berlungsi untuk menyatakan. hasilkan diagnosis tentang apa sebenamya yang terjadi dan
diagnosis keperawatan Yl\l1g terdiri dati pernyataan diag­ mengapa keluarga tidak mampu untuk meJakukan sesuatu .
. ·nosis; tanda dan gejala (karakteristik) dan faktor etiologi Jika perawat telah mengumpulkan infonnasi yang me­
. ·;d!.!n periye$. Format inimemberikan sumber yang kaya madai dan meverifikasi informasi tersebut dengan keluarga
.panluas lliltuk menetapkan tujuan dan perumusan rene ana maka diagnosis yang ditegakkan dapat dinyatakari akurat. .
···iriteJy~nsi: • Diagnosis yang dibuat tersebut selanjutnya mengarahkan
pada sasm-an dan intervensi yang ditujukan untuk mem­
•.... DIAGNOSIS
. .
" ' . . '-.
-;' " '.
KEPERAWATAN: SIS'rEM OMAHA
.,,"
bantu keluarga.mengatasi masalah dengan lebih efektif.
··SlstemOmaha merupakan .sistem klasifikasi lain dan ma­ KETERKAITAN ANTARA DATA DAN MASALAH. Salah satu
.. . salah klien yangsudah menerima evaluasi memuaskim dari masalah dalam menetapkan kebutuhan dan masalah kese- ..
..• agetl~rkesehatanrumah. Sistem Omaha ini dikembangkan hatan keluarga adalah bahwa semua inforinasi yangt~r~
oleh-Yisiting Nurses Association (VNA) Omaha (1986). kumpul salingberhubungan, dan terdapat kesulitan yimg
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 171

TABEL7~ .
KETERBATASAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN SAAT DITERAPKAN PADA KEPERAWATAN
KELUARGA . .
'. Berorientosi podo individu. . . .
• Tidak teoretis, boik kekuatan movpun kelemahan, bergonlvng podo pondangan seseorong. '.
• Diagnosis keperowotan berorientosi keluorga songot luos don mungki/i tidok cukup spesiRk untuk memondu intervensi

keperowaton. '. ..' .

• Songat berorientasi podo penyokit. . ' .


• Doffar yang ada tidok lengkap dan tidok mencakup masalah keperowatan keluorgo yang aklval dan potensiol yang

dilihot olEih klinisL " .

• Tidak ada kotegori diognostik terstondar yang dilvjukon unlvk peningkoton kesehaton keluorgo. . .'
• Kategori diognostik tidak sepenuhnya ditujukan kepodo keluorgo sebagoi"klien seponjang spektrum sehat-sokit yang luos
don semuo lingkup siklus kehidupon keluorgo. '
• label diagnostik menggunokon bohoso potologis seperti disfungsi don tidak efektif sebagai pengidenti~kosi perilaku
keluorgo.
'. Tidak mencakup keragomon perilaku keluorga terkoit dengon konteks budoya mereka.

tidak teratasi yang terlibat dalam pemilahan hubungan tingkat fungsi yang lebih tinggi dalam bidang tertentu
sebab-akibat. Hal ini karena, menurut teori sistem, terdapat (Alforo-LeFevre, 2001). Pada kasus ini, akan dipilih diag­
kausalitas sirkuiar. Lingkaran umpan balik ada (akan di­ nosis (promosi) kesehatan atau kesejahteraan. lni menun­
bahas di Bab 6) ketika perilaku seseorang (A) menim­ jukkan l}eluarga siap pada keadaan sehat, namun tetap
bulkan periJaku orang lain (B) yang menyebabkan A be­ ingin memfokuskan rencana perawatan mereka untuk me­
reaksi dalam menanggapi perilakunya (A) sebelumnya dan ningkatkan kekuatan dan modal mereka.
respons (B). Juga, terdapat tumpang tindih masalah kelu­
MENETAPKAN KEBUTUHAN PRIORITAS. Masalah pada
arga seperti; konflik peran dan kekuasaan, dan masalah
keluarga yang kita harns bantuuntuk meringankan atau
tertentu yang tidak sarna daJam jenis maupun tingkat ge­
memperbaiki adalah kebutuhal1 ketika perawat kesehatan
. neralisasi atau spesifikasinya seperti yang lain.
keluarga dapat memengaruhi perubahan atau pada saat kita
MASALAH POTENSIAL Masalah yang teridentifikasi dalam dapat membuat dampak kesehatan yang positif t-erlihat da­
keperawatan keluarga sering berfokus pada kemampuan lam perilaku seefisien mungkin. Memberikan pelayanan
keluarga unluk mengatasi masalah kesehatan atau ling­ yang kebutuhannya tidak mungkin dapat dipenuhi baik
kungan. Pada banyak situasi, tidak ditemui penyakit medis karena kendala pada kIien maupun penyedia layanan ke­
atau kecacatan, Pada keadaan ini, diagnosis yang paling sehatan merupakan prioritas yang rendah dan relatif
sering adalah pencegahan (preventif), seperti pengurangan hierarki. Kebutuhan dan masalah lain akan terseJesaikan
risiko (modifikasi nutrisi-mengurangi garam , kalori, gula, sendiri atau akan dapat diatasi oleh sistem dukungan ke­
dan lemak; dan mengurangi tillgkat stres); memperbaiki luarga atau seseorang, yang lebih mudah didapat dan Jebih
gaya hidup (olahraga teratur, lebih banyak istirahat dan murah bagi keluarga, seperti tenaga pembantu kesehatan
relaksasi, komunikasi yang lebih baile). Dari pengertian, rumah. Ada juga kebutuhan dan masalah yang yang me­
diagnosis keperawatan dapat melibatkan masalah kesehatan lampaui kontrol klien dan keahlian yang dimiliki oleh pe­
potensial yang berasal dari kondisi yang ada atau yang rawat. kduarga mungkin membutuhkan rujukan ke sumber
diantisipasi. Karena peri ode antisipasi ketika tuntutan ter­ bantuan lain yang lebih tepat.
hadap keluarga dan anggotanya di luar kebiasaan, bim­ Begitu rnasalah kesehatan individu dan keluarga ter­
. bingan antisipatif atau pendidikan kesehatan, konseling identifikasi, masalah tersebut pefIu disusun' dalam daftar
keseha:tan, .dan inisiatif rujukan ke sumber komunitas berdasarkan urutan prioritas kepentingan keluarga. $eriilg-·
sering kaIi diperlukan. Contoh stresor yang dapat dianti­ kali terdapat ketidaksesuaian antara bagaimana' profesi
sipasi yaitu kehamilan, pindah ke komunitas barn, pensiun, mernandang kebutuhan kIien dan bagaimana kIten (Mau
rnasaremaja; isteri mulai bekerja penuh waktu, dan kemun­ anggota dalam keluarga) memandang masalabflya sendiri.
duran progresif orang tua berusia lanjut. Dalam hal irii, perawatharus menggali dan mendengarkan
. , . '
tiap perspektif anggota keluarga dengan cara yang' tidak
. .
.' DIAGNOSIS KESEJAHTER.A..AN.Keluarga mungkin juga menghakimi. Kemudian perawat dan keluarga dapat ber­
. sampai pada' satu titik, berkeinginan .untuk· mencapai sarna-sama menetapkan arah asuhan keperawatan. Proses
172 BAG IAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

ini akan meningkatkan kolaborasi dan menunjukkan


TABEL 7-5 penghargaan terhadap kemampuan keluarga sebagai peng­
ambil keputusan yang aktif dalam perawatan kesehatan
DIAGNOSISKEPERAWATANNANDAyANG· mereka.
RELEVANDENGAN KEPERAWATAN Hanya dengan membuat urutan kebutuhan dan prioritas
KELUARGA dan perspektif k1ien, perawat dapat merencanakan inter­
Dukadta adaptif . vensi yang mungkin akan berhasil. Beberapa perawat
membuat penilaian prioritas rendah, sedang, dan tinggi,
Keiegangan Peron Pemberi Asuhan.
dengan prioritas kebutuhan tinggi adalah kebutuhan yang
Kepedihan kronik harus dipenuhi sesegera mungkin. Selain itu, untuk ke­
Penurunan Koping keluarga amanan situas~ yang mengancam kehidupan kIien, dua
KonRik Pengambilan Keputusan (sebutkan) faktor penting yang perIu dipertimbangkan dalarn mene­
Defisiensi Pengetahuan (sebutkan) tapkan prioritas, adalah: (1) rasa keterdesakan klien (ini
Ketidakmampuan Koping Keluarga Terganggu penting untuk membina hubungan), dan (2) tindakan yang
Disfungsi Proses Keluarga: Alkoholisme akan atau mungkin mempunyaj efek terapeutik terhdapa
pedlaku kesehatan k1ien dan keluarga di masa mendatang.
Duka Cita Maladaptif
Malasah jni kemudian akan membentuk landasan untuk
Perilaku Sehat (sebutkan)
menentukan tujuanan dan perencanaan intervensi.
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Ketidakseimbangan Nutrisi: lebih dari Kebutuhan Tubuh
Gangguan Penyesuaian ~PERENCANAAN
Gangguan Pemeliharaari Rumah
Selama tahap proses keperawatan ini, perawat keluarga
Ketidakmampuan Menjadi Orang Tua terlibat dalam menyusun rene ana perawatan, bekerjasama
Kendaldlriteraksi Sosial dengan keluarga, yang menetapkan intervensi dalam rang­
KetidakefektiFan Performa Peron ka mencapai hasil yang diharapkan. Rencana dikomunika­
Ketidakefektifan Penatalaksanaan Program Terapeutik: sikan kepada semua tim kesehatan untuk meningkatkan
'Keluarga ~
pendekatan yang konsisten ketika bekerja dengan keluarga
Gangguan Proses Keluarga.
untuk membantu mereka keluarga mencapai hasil yang .
Ketidakpanihan (sebutkan)
diinginkan mereka.
KonRik Peran Menjadi Orang tua

Sindrom Pasca-trauma
MENETAPKAN TUJUAN BERSAMA
Ketidakberdayaan
Menetapkan tujuan bersama dengan keluarga merupakan
Kesiapan untuk Meningkatkan Koping Keluarga
tonggak dad suatu perencanaan efektif. Salah satu rumus
Kesiapan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Spiritual
dasar keperawatan keluarga adalah bahwa klien mem­
Risiko Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
punyai tanggung jawab mutlak untuk mengelola kehidup­
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: lebih dari Kebutuhan
an mereka (pdnsip penentuan diri) dan lpta menghargai
Tubuh . . ,
keyakinan mereka (Carey, 1989). Perawatdapat mernbantu
Risiko Ketidakmampuan Merijadi Orang tua keluarga menentukan tujuan kesehatan mereka sendiri
dengan membedkan informasi yang relevan ten tang hal­
~isiko Gangguan Pelekatan anfara Orang lua/Bayi/Anak.
hal yang menjadi kepeduJian/masalah rnereka. Ini me­
Risiko Kesepicin
mungkinkan keluarga untl!k membuat keputusan yang
Risiko Perilakll Kekerasan Terhadap Diri masuk akal tentang apa yang menjadi tujuan dan pelayanan .
Risiko Ketidcikberclciyaan . yang mereka ingin rertcanakan. Jadi~ penentu utama dari
.Disfungsi ~ksUal· . . apa yang menjadi tujuan adalahkeluarga bubn peniwat
Iso/as; Sosiol (Otto, 1973). .
~istresSpirifual . Menetapkan tujuan bersama dengaQ anggota keluarga
secara konsisten lebih utama daripada menetapkan tujuan
.Sumber: Diangosis NANDA c/iuraikan c/o/am MCFarland & MCFarland sepihak untuk beberapa alasan:
(1997) clan NANDA(2001 } • Proses menetapkan tujuan· bersama mempunyai efek

positif dalam interaksi depgan keluarga. . .....

• Orang cenderung ineno1ak untuk diperfutah apayarig


BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 173
harns dilakukan. tetapi akan Iebih suka untuk bekerja diidentifikasi sebagai respons klien yang dapat dicapai dan
terkait dengan tujuan yang mereka pilih dan dukung diinginkan oleh keluarga (Doenges, Moorhouse, & Burley,
sendiri. 2000). Klasifikasi hasil berhubungan dengan diagnosis
Orang yang membuat keputusan cenderung merasa dan intervensi keperawatan sudah diteliti dan dikembang­
bertanggungjawab (Carey, 1989). . • kan (Johnson, Maas, & Moorhead, 2001). Klasifikasi HasH
Penetapan tujuan semakin diakui sebagai komponen Keperawatan (Nursing Outcomes Classification, NOC) di­
yang sangat penting dalam perencanaan. Penyusunan rancang untuk menguraikan status pasienlkeluarga yang
tujuan yang jelas. spesifik dan dapat diterima, merupakan diinginkan. Setiap hasil disusun dengan daftar indikator
hal yang penting. Jika tujuan keluarga tidak jelas maka terkait yang diukur dengan berbagai Skala Likert khusus.
tidak akan membuat banyak perbedaan apa pun kegiatan Menggunakan cara terstandar ini untuk mengevaluasi hasil
yang dilakukan karena hasil akhir yang dicapaipun tidak pasienlkeluarga, dapat menjadi metode yang efeftif untuk
diketahui. Sepanjang pernyataan tujuan didefinisikan dan secara kritis mengukur dan menganalisis pengaruh inter­
diterima sebagai sesuatu yang valid oleh keluarga, tindak- vensi keperawatan. Dalam kolaborasi dengan penggunaan
an yang diinginkan tampak akan mengikuti. Selain tujuan Diagnosis NANDA, dan Klasifikasi Intervensi Keperawat­
dapat diterima, jelas, dan spesifik,. tujuan juga perlu di- an (NlC) (dibahas selanjutnya) serta Sistem KIasfikasi
~yatakan dalam bentuk perilaku sehingga dapat diukur Omaha, keperawatan membuat gebrakan yang berarti da­
(dievaluasi). Tujuan perlu disebutkan dalam jangka pen- lam menggambarkan bagaimana proses keperawatan di
dek, yaitu spesifik, lang sung dan terukur; tujuan tingkat- _terapkan dalam bentu tindakan.
menengah; atau pada akhir lain dari rentang sebagai jangka
panjang, lebih umum, tujuan utama yang menunjukkan
tujuan yang luas yang diharapkan oleh perawat dan ke­ MEMBUAT PENDEKATAN ALTERNATIF DAN
luarga. Tujuan jangka pendek diperlukan untuk memoti­ MENGIDENTIFIKASI SUMBER
vasi dan memberikan keyakinan kepada keluarga dan in­
dividu bahwa mereka telah membuat kemajuan, dan untuk Setelah menetapkan tujuan, profesionalkesehatan dan ke­
menuntun keluarga ke tujuan yang lebih luas, dan lebih luarga perlu untuk membuatcara alternatif guna mencapai
komprehensif. Proses ini konsisten dengan teori kontem­ tujuan yang sudah ditentukan. Setelah kebutuhan tersebut
porer utama yang berhubungandengan perubahan perilaku digambarkan, sumber yang' memungkinkan untuk meme­
sehat (Glanz, Lewis. & Rimer, 1997). nuhi kebutuhan tersebut diidenlifikasi. Sumber tersebut
. Dalam menetapkan tujuan, perawat diharapkanuntuk mencakuppenggunaan kekuatan di dalam keluarga, yang
bekerja dengan keluarga denganberbagai masalah yang meliputi sumber perawatan diri inereka,sistem dukungan
perlu diatasi melalui intervensi keperawatan, masalah yang keluarga, sumber bantuan fisik dan komunitas. Keterbatas­
dapat diatasi sendiri oleh keluarga sebagai agen perawatan an rencana perawatan dapat meliputi faktor seperti ke­
diri,dan masalah yang perlu dirujuk ke anggota tim pe­ bijakan agensi dan waktu serta kendala uang. Keterbatasan
layanan keseahtan lain atau ditangani secara kolaboratif. dalam hal ketersediaan tenaga dan sumber lain dapat juga
Pada kasus sepasang lansia yang memerlukan: (a) bantuan memengaruhi pemilihan pendekatan dan identifikasi sum­
memperoleh Medicaid (asuransi kesehatan), (b) konseling ber.
diet, dan ·(asuhan keperawatan da.sar) bagi suami yang Tindakan atau pendekatan spesifik yang difasilitasi oleh
mengalami gangguan mobilisasi. Perawat dapat memutus­ perawat dipilih oleh anggota keluarga dari alternatif dan
kan untuk melakukan konseling diet, merujuk pasangan ke sumber yang tersedia. Hal ini merupakan pendekatan yang
pekerja sosial untuk mendapatkan Medicaid, dan menya­ dirasakan sesuai oleh keluarga dan perawat, serta diharap­
rankan petugas kesehatan pembantu di rumah memberikan kan mempunyai kemungkinan keberhasilan yang tinggi.
asuhan keperawatan rutin yang diperlukan bagi suami. Salahsatu strategi untuk meningkatkan keyakinan kelu-.
·Sebagai anggOta tim kesehatan yangmerawat keluarga, }lrga mengenai keinampuan mereka agar rencana tindakan
. perawat yang 1:lerorientasi pada keluarga hanis juga secara ber.hasil adalah membahas keberhasilan mereka .dalam
. terus-menerus mewaspadliisituasi ketikaPerteIiulantim . sitmisi lain. Beberapa strategi dapClt melibatkanbyrerapa '.
(formal atau tidak formal) mungkiri bermanfaat bagi klien..' atau seluruh anggoia: keluarga; anggota tim kesehatan lain,
Perencanaan kolaboratif dan penetapan tujuan dengan atau keluarga besar dan ternan, juga perawat. . ..... . .•
anggota tim kesehatan lain membantu mt!ningkatkanpe~ .. Ketika memikirkan perencanaan' pendekatan .kepera- .
mahaman yang lebihbaik tentang kebutuhan kIien,. selain watan, perawat perlu mengajukan pertanYaail berikut:
itu juga untuk memastikan siapa akan melakukan apa.·· .
• Apakah rencana ini dibuat dalam kolaborasi dengan
. KLASIFIKASI HASILKEPERAWATAN. Selama tahar> pere~~ keluarga? '.. '. ' . .. .' . ' ..'. .' .
canaan, kriteria hasil spesifikditetapkan. Kriteriahasil ini Akankah pendekatan yang diu8ulkanmeningkatk-an·
174 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

kekuatan keluarga dan kemandirian anggota identifikasi strategi intervensi alternatif dan sumber, serta
keJuarga? menentukan prioritas. Intervensi tidak bersifat rutin, acak,
• Apakah ini merupakan tindakan dalam tingkat infor- atau terstandar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu
masi dan keterampilan anggota keluarga atau sumber dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja.
mereka sendiri? Apakah mereka mempunyai penga-. Terdapat beberapa definisi intervensi keperawatan di
Iaman serupa sebelumnya? dalam literatur. Social Policy Statement (1995a) American
• Oalam skala 1 sampai 10 (dengan 10 sebagai skala Nurses Association (ANA) mendefinisikan intervensi ke­
tertinggi), seberapa besar komitmen dan motivasi perawatan sebagai "tindakan yang dilakukan perawat un­
anggota keluarga untuk menerapkan rencana ter­ tuk pasien, keluarga aiau komunitas" dengan tujuan
sebut? "membantu pasien, keluarga dan komunitas. meningkat­
• Apakah tersedia sumber yang mentadai untuk me­ kan, mengoreksi atau menyesuaikan kondisi fisik, emosi,
laksanakan rencana? psikososiaI, spiritual, budaya dan lingkungan sebagai
• Bagaimana anggota keluarga menanggapi pertanyaan alasan mereka mencari bantu an" (him. 9). Bulechek dan
ini? McCloskey (2000) mendefinisikan intervensi keperawatan
Keluarga mempunyai hak .dan tanggung jawab untuk sebagai "setiap tindakan, berdasarkan keputusan kiinis,
membuat keputusan kesehatan mereka sendiri. Karena yang dilakukan perawat untuk meningkatkan kriteria hasil
plinsip keperawatan keluarga, ada tindakan tertentu yang pada pasienlklien. Intervensi keperawatan meliputi baik
disetujui dan dipilih oleh. keluarga letapi baik secara perawatan langsung maupun tidak Jangsung; yang dituju­
personal rnaupun profesional mungkin tidak kita setujui. kan kepada individu, keluarga dan komunitas; meliputi
Informasi dan pemahaman klien tentang konsekuensi penanganan awa) perawat, dokter, dan penyedia layanan
tindakan (sehingga keluarga dapat membuat keputusan kesehatan lainnya" (hIm. xix). Seperti yang didefinisikan
yang benar berdasarkan informasi) sangat penting karena oleh Wright dan Bell (1994), intervensi keperawatari
ada ketetapan hukum yang mewajibkan infOlmed consent adalah: "tindakan atau respons perawat, yang meliputi tin­
dan catatan mengenai hak kIien yang secara jelas mene­ dakan terapeutik nyata dari perawat, yang terjadi dalam
gaskan perlunya bagi klien dan keluarga untuk terlibat da­ konteks hubungan perawat-klien guna memengaruhi fung­
lam semua aspek keputusan perawatan kesehatan. Bebe­ si individu, keluarga atau komunitas yang menjadi akun­
rapa pendekatan yang kita rencanakan dengan keluarga tabilitas perawat" (him. 3). Oalam kolaborasi danlatau
mungkiri kurang ideal, tetapi bertujuan memperbaiki situ a­ konsultasi dengan perawat, implementasi mungkin dUa­
si khen· (keJuarga) saat inL Mencari cara yang tersedia kukan secara langsung oleh sejumlah orang: klien (indivi­
untuk mencapai tujuan adalah hal yang realistik dan prag­ du atau keluarga), anggota tim kesehatan, keluarga besar,
matik. Kendala dapat meliputi faktor suprasistem (sosio­ dan orang lain yang ada dalam jaringan sosial keluarga.
politik), yang tidak dapat diselesaikan oleh individu kelu­ Selama perawat memberikan intervensi keperawatan,
arga; namun demikian, perawat dapat mempertimbangkan data baru akan muncul ke permukaan. Setelah informasi
intervensi yang dirancang untuk meningkatkan tindakan ini (respons kiien, perubahan situasi, dIl) dikumpulkan,
komunitas pada beberapa kasus tertentu, atau dapat ber­ perawat perlu cukup fteksibel dan beradaptasi untuk peng­
tindak melaJui organisasi profesi keperawatan untuk mem­ kajian ulang situasi pada keluarga dan dengan tanpa per­
berikan advokasi dalam meningkatkan kesehatan Iing­ siapan memodifikasi rencana bersama keluarga.
kungan dan sosiopolitik bagi keluarga (1ihat Bab 9). Terdapat berbagai tingkat intervensi keperawatan ke-·
Penempatan rencana asuhan keperawatan keluarga luarga terkait dengan kompleksitas intervensi tersebut.
mengikuti pilihan bersama akan pendekatan yang diran­ Wright dan Leahey (2000) mendefinisikan dua tingkat ke­
cang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setelah ahlian daJam keperawatan keluarga-umum dan spesialis.
rencana asuhan dibuat, implementasi rencana rnelibatkan Menurut Wright dan Leahey, perawat umummendefinisi­
penetapan prioritas dan urutan intervensi serta fase dalam kan keluarga sebagai konteksperawat yang bekeIja dengan
koordinasi rencana. ihdividu pasien. Mereka disiapkan· di . tingkat sarjana.
Perawat Spesialis mengonsepkan keluarga sebagai unit pe­
~INTERVENSI rawatah, dengan kompetensi keterampilan mewawancara
·KEPERAWATAN
dan pengetahuan kiinik ten tang teoTi sistem, penelitian,
KELUARGA
model pengkajian, dan intervensi keluarga; mereka disiap~ .
kan pada tingkat pendidikanrriagister atau daktor. Ber­
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan peng­ ·lawanan dengan keyakrnanWright dan. Leahey bahwa"
kajian, diagnosis keperawatan, pemyataan kekuatan, dan. lulusan srujana keperawatanbertllOgsi $ebagaJ perawat
perencanaan keluarga, dengan merumuskan tujuan, meng­ umum (menurut definisimereka),i<ami meyakirii bahwa
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 175
lulusan Sarjana Keperawatan, dalam menyelesaikan mata tas Iowa (2000) untuk mengembangkan 486 intervensi ke­
ajar sistem keluarga, biasanya efektif dalam bekeJja dengan perawatan dengan bahasa yang terstandar. Kekuatan utama
keJuarga sebagai suatu unit. Keluarga yang lebih kompleks, dari NIC adalah rnernberikan kisaran intervensi yang luas
tentunya perJu untuk dirujuk ke perawat spesialis dengan baik bagi perawat urn urn rnaupun spesialis. NIC juga me­
persiapan lebih lanjut. liputi intervensi bagi pasien yang mengalami tingkat kepar­
ahan berat (Moorhead, McCloskey, & Bulechek, 1985).

INDIKASIINTERVENSI KEPERAWATAN MODEL INTERVENSI KELUARGA CALGARY (CFIM). Suatu


KELUARGA tonggak lain dalam mengembangkan dan menguraikan
intervensi keperawatan adalah Calgary Family Intervention
Setelah melakukan pengkajian dan· membahas bersama
Model (CFIM) oleh Wright dan Leahey' (2000). CFJM ada­
permasalahan keluarga, perawat keluarga dan anggota ke­
Jah suatu kerangka terorganisir untuk mendefinisikan
luarga perlu memutuskan apakah ada indikasi untuk in­
hubungan antara keluarga dan perawat yang membantu
tervensi keluarga. Kriteria untuk membuat keputusan ini
terjadinya perubahan dan dimulainya penyembuhan. Khu­
meliputi minat dan motivasi ke]uarga untuk menerima
susnya, modeJ ini menekankan hubungan perawat-keluarga
bantuan dan rnengatasi masalah tersebut, tingkat fungsi
dcngan memfokuskan pada pertemuan antara fungsi ang­
keluarga, tingkat keterampilan perawat, dan sumber yang
gota ke]uarga dan intervensi yang.diberikan oleh perawat"
tersedia (Wright & Leahey, 2000). Selain untuk perawatan
(hIm. 26). CFIM berfokus pada peningkatan, perbaikan,
promotif dan preventifkesehatan rutin, Wright dan Leahey
dan/atau pemeliharaan fungsi keluarga yang efektif dalam
inenyarankan bahwa intervensl keperawatan keluarga
tiga domain; kognitif (berpildr), afektif (emosi), dan pe­
mungkin diperlukan jika:
rilaku (tindakan) (Tabel 7-6).
• Anggota keluarga mengalami suatu penyakit yang
menimbulkangangguan yang nyata terhadap anggota Dengan menggunakan model ini. perawat perlu menen­
keluarga lain. tukan domain fungsi keJuarga yang pefiu berubah dan
selanjutnya menentukan intervensi yang paling tepat yang
• Anggota keluarga rnenyebabkan gejala atau masalah
menjadi target untuk domain tersebut. Secara kolaboratif,
individu.
perawat mencari input dari keluarga tentang intervensi apa
• Perbaikanpada satu anggota keluarga rnenirnbulkan
yang paling bermanfaat. Sebagaicontoh, jika masalah yang
,gejala atau gangguan pada anggota keluarga yang
sudah diidentifikasi adalah kurangnya infonnasi, perawat
lain. dapat menentukan bahwa domain fungsi keluarga yang
• Anggota keluarga untuk pertama kali didiagnosis perlu diubah adalahdomain kognitif. Dengan menawarkan
menderita penyakit. intervensi (seperti memberikan infonnasi), perawat dapat
Kondisi anggota keluarga terganggu secara nyata. membantu keluarga beJajar cara yang lebih baik ·dalam
• Anak atau remaja mengalami masalah emosi, perila­ mengatasi masalah. Apabila masalahnya adalah kurang
ku, atau· fisik datam konteks penyakit anggota kelu­ oJah raga, perawat dapat menetapkan bahwa domain peri­
arga. laku yang perlu berubah dan intervensi yang ditawarkan
• AQggota keluarga yang mengalami penyakit kronik adalah interve!1si yang dapat mengubah pola latihanlolah
pindah dari rumah sakit atau pusat rehabilitasi ke ko­ raga (perilaku) keluarga. Akan tetapi, ada suatu situasi ke­
munitas. tika terdapat lebih dari satu domain yang perIu berubah
• Pasien yang mengalami penyakit kronik menjnggal atau jika satu intervensi dapat Iebih memengaruhi peru­
dunia (hIm. 22-23). ' bahan daripada satu domain fungsi keluarga. Hal ini tidak
mengejutkan karena perubahan pada satu bagian (fungsi
ke]uarga) akan memengaruhi perubahan pada yang Jain.
MODEL/SISTENl INTERVENSI KEPERAWATAN . Untuk dapat menentukan ketepatan an tara domain yang
Klasifikasi .dati penjabaran iiltervensi keper~watan lebih perlu diubah dan intetvensi yang dipilih~ peQiwat mungkin
spesifik hatus terus dikembangkan. Hal· ini merupakan perlu untuk mencoba beberapaintervensL Evaluasi berke­
sliatu prestasi apabilaperawat memberikan fakta tentang . hinjutan diperlukail untuk·· kel:>erhlisilan interVensi. Tabel

keberhasilan interv:ensi niereka terhadap kesehatan . 7-7 menggambarkan penerapan CFIM padamasalahr orang

keluarga. tua berusia Ianjut meminta untuk ]ebjh sering dikunjungi

ol~h an8k imaknya yang sudahdewasa;anakcanak tidak .


KLASIFIKASI INTERVENSI KEPERAWATAN. Saat ini, suatu suka mengunjungi orang tuaInereka, yang selaiumengeluh ..
perubaban besar sudah dilakukan olehBulecbek dan Catat keterampilan khusus· yang· perawat. gumi.kan untuk
McCloskey serta asosiasi penelitianmereka dari Univesi­ menerapkan intervensi·"dukunganpeinbed atmhan".
176 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

PEDOMAN INTERVENSI KEPERAWATAN


apa yang harus mereka lakukan untuk mereka sendiri
KELUARGA
(Robinson, 1994; Wright & Leahey, 2000).
Melibatkan sebanyak mungkin anggota keJuarga daJam
Baru-baru ini, beberapa prinsip yang bermanfaat untuk sesi pendidikan dan konseling yang telah direncanakan,
diingat ketika mengintervensi keluarga telah diuraikan. akan sangat membantu ,(Doherty & Campbell, 1988;
Suatu konsep mendasar adalah bahwa intervensi hanya Rolland, 1994). Hal ini memungkinkan anggota keluarga
dapat diberikan kepada keluarga dan kerja terbaik yang untuk mengungkapkan dan memberi dukungan satu sarna
dapat dilakukan perawat adalah menciptakan suatu kon­ lain. Hal ini juga menstimulasi lebih banyak diskusi ke­
teks bagi keluarga untuk menemukan solusinya (Wright & lompok dan umpan balik yang diperlukan dan menjamin
Leahey, 2000). Depgan kata lain, perawat menerapkan pe­ bahwa semua anggota yang hadir mendapatkan informasi
ngalaman dan pengetahuannya untuk merencanakan in­ yang diperlukan. Seorang anggota keluarga mungkin me­
tervensi dengan berkolaborasi bersama keluarga tetapi ngajukan pertanyaan yang baru, yang kemudian mema­
tidak dapat memaksakan atau mengarahkan perubahan parkan kepada anggota yang berpartisipasi Jainnya untuk
(Maturana & Varela, ]992; Wright & Levac, 1993). Pe­ selanjutnya mendiskusikan hal terse but.
rawat tidak boleh menyalahkan dirinya sendiri atau kelu­ Pada.keluarga yang memiliki anak berpenyakit kronik,
arga ketika harus memilih untuk tidak mengimplemen­ seringkali hanya ibu yang terlibat dalam mengeJola pe­
tasikan intervensi atau. ide tertentu. Dengan demikian, nyakit anak, sehingga keterlibatan ayah saat kunjunganl
bukannya bereaksi secara negatif terhadap dirinya sendiri wawancara keluarga dapat sangat penting. Hal ini dapat
atau keluarga, perawat dapat menjadi lebih ingin tahu ten­ menjadi kendala, karena ayah dan anak yang lain merasa
tang fungsi keluarga dan dapat berkolaborasi dengan me­ "ditinggalkan" (Drotar, Crawford, & Bush, 1984; Rolland,
reka untuk mengembangkan ide baru atau menyesuaikan 1994), dan secara progresif membuat jarak antara mereka
kembali intervensi sebelumnya bersama keluarga untuk dengan ibu-anak yang sakit. Hal ini juga menjauhkan me­
mencapai tujuan. Vosburgh dan Simpson (1993) mem­ reka untuk mendapatkan informasi pertama tentang masa­
pertahankan bahwa, "fokus untuk intervensi adalah men­ Jah kesehatan dan pengobatan serta mendapatkan kesem­
cari kekuatan, terbuka terhadap perubahan dalam keluarga patan berbagi kepedulian dan dukungan satu sarna lain.
dan menghargai kei"ngintahuan tentang keunikan mereka". Dalam merawat anggota keluarga yang sakit balk di
(hIm. 232). Intervensi perlu dilengkapi dengan kepekaan rumah sakit maupun di rumah, terutama apabila penyakit
terhadap keJuarga dan etnik serta agama. tersebut mengancam kehidupan, anggota keluarga sering
Robinson (1996) menemukan bahwa intervensi yang· merasa tidak berdaya, dan mengalami stres. Wright dan
membuat suatu perubahan pada keluarga adalah intervensi Leahey (2000) memberikan beberapa saran intervensi yang
yang meningkatkan dan memperkuat hubungan antara ke­ bertujuan melibatkan seluruh keluarga dan mengurangi
luarga dengan perawat. Robinson menekankan bahwa hu­ stres. Termasuk mengajarkan teknik pemberian asuhan ke­
bungan ini bukanlah pusat asuhan, tetapi adalah asuhan 1tu pada anggota keluarga seperti bagaimana cara menyentuh
sendiri" (hIm. 153). Jadi, sifat hubungan perawat-klien dan memegang pasien tanpa mengganggu pengobatan, be­
bukanlah suatu persyaratan intervensi efektif, tetapi lebih gitu pula menyarankan anggota keluarga untuk berperan
dipandang sebagai intervensi itu sendiri, dalam pemberian asuhan tertentu. Keterlibatan seperti ini
menimbulkan perasaan kompeten bagi keluarga (power &
Untuk menjaga prinsip dasar bahwa keluarga rriempu­
.Dell Orto, 1988).
nyai hak dan tanggung jawab untuk membuat keputusan
mereka sendiri, keluarga dan perawat'perlu merribentuk MEMPROMOSIKAN PERUBAHAN. Sesuai definisi yang
kemitraan guna meningkatkan kesehatan dan memerha­ telah dijelaskan terdahulu, tujuan utama mengintervensi
tikan kesehatan keluarga. Kemitraan antara tenaga kese­ keluarga adalah· membuat perubahan seperti mengurangi
hatan profesional dengan keluarga merupakan inti dari se­ penderitaan danlatau mecapai kesejahteraan keluarga yang
mua sistem pelayanan kesehatan yang baik (Green, 1994). lebih tinggi. Bagi pera'-Vat yangbekerja dengan keluarga
, Peran serta aktif keluarga merupakan suatu pendekatan pada masa yang cUkup lama, perubahan mungkin tampak
penting untuk menggabungkan ke dalam setiap strategi in­ ]amban atau bahkan tidak terjadi. Perlu diingat bahwa
'" tervensi keperawatan keluarga. Keterlibatan keluarga da­ perubahan dalam keluarga terjadi "setiap saat melalui
lam fase implementasi sering diartikan melibatkan keluar- ' rangkaian intervensi, tiap intervensi menghasilkan infor­
ga dalam penyelesaian masalah secara bersama,begitu masi, sebagi~ mellilul observasi terhadap hasil dari inter­
pulamericiptakan suatu konteks untuk berubah melalui vensi terdahulu"{Hartrnan & Laird, 1983, hIm. 306).
Percakapan terapeutik ketika kekuatan keluarga diutama­ Dengan demikian, kelihaian perawat memusatkanper­
,'/kan. Ariggota keJuargakemudian diberikan kebebasan hatianterhadap perbedaan yang beniIang kali, kendatipun
urituk meinutuskan apa yang masuk akal bagi mereka dan perbedaan tersebut samar, terus m~ningkat secara teratur.,
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 177

TABEL 7-6

MODEL INTERVENSI KELUARGA CALGARY:TIGAD9MAIN FUNQSIKELUARGA


Kc)gnitif: Intervensi diarahkan pada domqin kognitif fungsi keluargamem~rikan ide, pendapat, informasi, atau
pendidikan baru rentang masalah atau. risiko kesehatan rertenru. Beberapa contoh, antaralain: Memberikan informdsil
peridapat, menilai ulang kognitif, memberikan pendidikan kesehc:itdn, dan mengeksternalisasi masalah. Selain itu,
perkniyaaninrerventif dapat dirumuskanunruk memicu perubahan di dalam domain kognitiffungsi keluargd. .
Afektif: ~~~akan keperaw~tan di~rah~(:Jn ~ada domain afektif fu~gsi keluarga yon!;! dit.uiukan untukmembantu keluarga
yang memll.kl respons amosl yang tlnggl sehlngga dapat menghenhkan upaya penyelesclCin masalah mereka. Beberapa
contoh, antara lain: Memvalidcsi/menofrhalisasi respons emosi, menceritakan pen galaman sakit, dan merigganibarkan
dukungcn keluarga. Pertanyaaninierventifdapat disusun untuk memeilgaruhi perubahcln di dalam domain afektif fungsi
keluarga.. . .. ..
Perilaku: Strategi keperawatan diarahkan untuk membanru anggota keluarga untuk berinreraksi/berperilaku secara
berbeda anlara saru dengan yang lain serta dengan orang lain di luar keluarga. Beberapa contoh, cnlara lain: Mendorong
anggota keluarga sebagai pemberi asuhan, mendorong islirahat, dan menciplakan kebiasaan. Pertanyaan inlervenlif dapal
dianjurkan untuk menimbulkan perubahan di dalam domain perilaku fungsi keluarga.

Sumber; Diambil dari Wright & Leahey (2000)

Wright dan Leahey (2000) telah menekankan beberapa kompetensi perawat, model teoretis yang perawat terapkan
konsep berubah yang penting yang mereka rasakan dalam asuhan keperawatan keluarga yang dibuat dengan
bermanfaat dalam membantu keluarga dengan masalah tujuan yang telah dirumuskan. Dua contoh bagaimana mo­
kesehatan: del teoretis memengaruhi intervensi yang dipilih adalah:
• Perubahan bergantung pada persepsi terhadap masa­ Bimbingan antisipatif (sejenis strategi pendidikan ke­
lah. sehatan) ditekankan dalam model dan perkembangan,
• Peru bah an ditentukan oleh struktur.
sedangkan strategi stres dan intervensi krisis, sering kali
Perubahan bergantung pada konteks.
digunakan apabila model koping keluarga diterapkan da­
.. Perubahan berg antung pada tujuan yang terus bergulir lam praktik.
untuk diatasi. Selain itu, strategi intervensispesifik yangdigunakan
Pemahaman saja tidak akan menyebabkan peru bah­ tenaga kesehatan profesionalpadakeluarga bergantung pa­
an. da tingkat fungsi keluarga. Leavitt (1982) mengkiasifikasi
Perubahan tidak selalu terjadi secara sarna pada se­ keluarga menjadi: Sangat fungsional, agak disfungsionaJ,
mua anggota keluarga. sangat disfungsionai,. dan kronik. Intervensi keperawatan
Memfasilitasi perubahan merupakan tanggung jawab benigam bergantung pada perspektif perawat ten tang
perawat. tingkat fungsional suatu keluarga. Sebagai contoh, pada
Perubahan terjadi dengan arti "cocok" atau menghu­ keluarga yang sangat fungsional, sebagian besar tindakan
bungkan antara intervensi terapeutik perawat dan keperawatan keluarga dalam bentuk preventif dan promosi
struktur biopsikososial anggota keluarga. kesehatan (pendidikan kesehatan, pemberian informasi).
• Kesiapan keluarga untuk perubahan dapat meningkat Sebaliknya, keluarga yang sangat disfungsional dan akut,
setiap saat karena berbagai faktor (mis:, kampanye disarankan tindakan preventif dan suportif terapeutik jang­
media, pengalaman personal, meningkatnya keper­ ka pendek danjangka panjang (Leavitt). Intervensi tertentu
cayaan diri karena kenaikan, kesuksesan kecil, dan yang diimplementasikan juga bergantung pada keluarga,
infonnasi baru)~ karena mereka adalah peserta aktif dalam menetapkan
.Perubahan dapat terjadikarena banyak penyebab tujuan dan memilih intervensi.·Pada semua kasus, strategi
(him. 51-59). edukatif dan suportif merupakan inti strategi intervensi ter­
lepas dad apa punfaktor lain yang teilihat.·
Seperti diketahui bahwa sebagian besar tatacnama diag­
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
. nbsis .keperawatan berfokus pacta individu,situaSi yang
SPESIFIK
sama jJga terjadi ketikamencari intervensi yang berorien­
Banyak intervensi keperawatan keluarga yang ada dapat tasi pada keluarga. Seperti yang telah dibahasterdahillu,
digunakan dalam bekerjadengan keluarga (Tabel 7-8). klasifikasi intervensi cenderungherorientasipada individu
Intervensi yang dipilih sering kali dipengaruhi oleh tingkat walaupun ada beberapa intervensi keperawatiui k.eluarga
178 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 7 ...7
i»ENERAPAN MODEL INTERYENSI KELUARGA CALGARY:.DUKUNGAN PEMBER. ASUHAN
Masalah $istem Orang Tua-Anak: Orang rua berusia Janjut meminta lebih sering dikunjungi onak-anaknya yang
.sudah dewasa; anak yang sudah dewasa tidak senang mengunjungi ayah mereka karena ia sering mengeluh tentang aook
. anaknya yang tidak mengunjunginya.
DOMAIN FUNGSI KELUARGA
1. KOgnitif
2. Afektif
·3. Perilaku
INTERVENSI (MENDORONG ANGGOTA KELUARGA MENJADI PEMBERI
ASUHAN DAN DUKUNGAN PEMBER I ASUHAN)
Memberitohu onak yang sudah dewasa bohwa orang rua mereka yang lanjut usia mengalami kesuliton unruk mengingat
kunjungan mereka (daya ingat menurun tentang kejadian baru), yang merupakan fenomena biasa bagi lanjut usia. Oleh
karena iru, tidak berguna unruk mengingatkan orang rua mereka tentang kunjungan terakhirnya.
Berempati terhadap orang rua lansia; katakanlah bahwa Anda memahami bahwa, pasti kesepian jika horus tinggal di panti
werda. Anak dewaso akan menghargai dengan mengetahui bohwa orang ruanya kesepian, sehingga mereka dapat
menanggapi dengan tepat. Oleh karena itu, sarankan lansia unruk tidak mengeluh mengenai anak mereka yang jarang
berkunjung, sebaliknya mengatokan ketika mereka datang "kadang-kadang, soya merasa kesepian di sini. Soya sangat
senang kamu datang mengunjungi soya." .
Sarankan anak unruk berhenti memberikan alason dan penjelasan mengapa mereka tidak dapat lebih sering datong,
sebaliknya fulis pada buku tamu atau kolender tiap berkunjung, rulis siapa yang berkunjung dan hari apa, dan mungkin
ada barita yang menarik, sehingga orang rua berusia lonjut dopat membacanya di antara kunjungan. .

Sumber: Wright, L M" & Leohey,.M {2000}. Nurses and families: A guide to family assessment and intervention (3rd ed.) Philadelphi~; Davis.

yang juga·diidentifikasi. Meskipun demikian, Bell (1995) PENDIDIKAN KESEHATAN. Sangat penting memasukkan
mengingatkan kita "kegiatan selanjutnya diperlukan untuk keluarga dalam pendidikan kesehatan pasien. Memberikan
mengartikulasikan secara' spesifik apa yang perawat laku­ pendidikan kesehatan kepada pasien tanpa· melibatkan
kan ketika ia mengintervensi keluarga" (hIm. 356) keluarga sering kali mengakibatkan perawatan diri dan
Salah satu alasan mengapa intervensi keperawatan ke­ pemulihan yang bUlUk. (Rankin dan Stallings, 2001). Pe­
luarga sukar untuk diidentifikasi, dijelaskan oieh Beavers nyuIuhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari
dan Hampson (1996). Mereka mempertahankan bahwa pendekatan intervensi keperawatan keluarga yang utama.
pengkajian dan intervensi keluarga merupakan elemen Pendidikan dapat mencakup berbagai bidang, isi, dan fo­
yang tidak terpisahkan dalam praktik klinik. Selain itu, me­ kus, termasuk promosi kesehatan dan pencegahan penya­
reka menegaskan bahwa beberapa pengkajian keluarga I<it, masalah kesakitan/disabilitas dan dampaknya, serta
(pertanyaan yang diajukan klinisi dan menghasilkan um­ dinamika keluarga. Strategi pendidikan kesehatan meru­
pan balik) merupakan intevensi. Mereka menyatakan bah­ pakan suatu proses yang memfasilitasi pembelajaran.
wa keluarga yang membuat perubahan'positif berdasarkan Tujuan pembelajaran adalah mendukung perilaku yang
proses pengkajian dan berhubungan dengan umpan batik sehat atau mengubah perilaku tidak sehat, walaupun peru­
adalah keluarga yang lebih mampu untuk secara konstruk­ bahan (hIm. 190) dariperilaku tidak selalu langsung akan
tif menggunakan informasi yang diberikan dalam proses teramati. Unluk terjadinya suatu pembelajaran, perawat
.p~ngkajian. keluarga perIll menggunakan prinsip pembelajaran (Tabel
. Beberapa stnitegi intervensi keperawatan keluarga di­ .7-10). Empat tujuan spesifik pendidikan kesehatan kelu­
gali dalam bab ini: Strategi pendidikankesehatan, konse­ arga disajikan di Tabel 7-11.
··ling, membuat kontrak, manajemen kasus, kolaborasi dan Watson (1985) menekankan bahwa pendidikan mem­
konsultasi. Selain itu, if'itervensi keperawatan kelmirga di­ berikan informasi kepada klien, dengan demikian, mem­
··sajikan pada sesi kesimpulan pada Bab 5, Bab 7 hingga17. bantu mereka untuk dap·at mengatasi secara lebih efektif .
Intervensi. keperawatari keluarga yang lebih spesifik di­ terhadap perubahan kehidupan dan peristiwa yang me­
uraikan dal~n bab ini, intervensi yang paling berhubungan nimbulkan . stres. Mendapatkan informasi yang berarti,
erat(hlm. 190) pada fakus tertentu dari tiap bab secara membantu anggota keluarga lebih inerasa memegang ken­
·beturutan (Tabel7-9). dali dan mengurangi stres. Hal ini juga memungkinkan
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA .179
mereka untuk mengartikan lebih jelas pilihan mereka dan
lebih berhasil menyelesaikan masalah mereka. TABEL 7-8
Pada era perawatan terkelola dan penekanan pada pera­ , "'" ".,/ .":~',< ,\;,!;;:\~:;,:~~~~>,-,:(:,;.~)\,~~j,
watan did dan tanggung jawab diri, kebutuhan akan pen­ INTERVENSI KEPERAWATANkE~lJAIt~A'?/¥.i:::~~d
didikan pasien lebih besar dari sebelumnya. Pendidikan
kesehatan diarahkan untuk membantu pasien dan kelu­
Modi~kasj perilaku)f~,:0t.il':,{
Membuat kontrak .
. '. . ,.,' "; ';' " ";.~"'.'::'>~:';.":~'>"'~f,~.?~.,(.,,:(
.. . ",.. ,"'" .
arganya melakukan perawatan diri terhadap keluarga sen­
Manajemen kasus, termasuk koord.inasr ?~n;~~,i!(i~;;:;~;"
diri dan bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka Kolaborasi . .: .. '. ["::~::':;:.ic,::2~'
sendiri. Sedini mungkin, orang dewasa dan anak-anak Konsultasi .... '.;':;,,:.i ... ;
harus merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk "'f, "

meraw~lt diri dan keluarga mereka sendiri, serta berhak un­ Konseling termasuk dukungaO
J J penilaian~l~ng~kJsnitif'
tuk mendapatkan informasi sehingga mereka dapat mem­ (raframing), intervensi krisis, dan kerja kelompok .. ,. , ..........
buat keputusan sendiri. ApabiJa filosofi ini dibina lebih Strategi pemb~rdayaan . ....•
awal dalam hubungan perawat-keluarga, model hierarki Modifikasi lingkungan

tradisional, dengan posisi atasan dan bawahan, tidak lagi Advokasi keluarga . .

sesuai. Sebagai pendidik, perawal perlu berperan sebagai . Modifikasi gaya hidup, termasuk manajemen .sfres,,·

fasiJitator dan narasumber bagi klien, yang akan memu­


Jaringan, termasuk menggunokan kelompok swa-bantUdaii,·

tuskan pilihan yang terbaik bagi mereka. Ada berbagai dukungan sosial : . . .,'

faktor yang dapat memengaruhi secara positif maupun


Merujuk

negatif terhadap keberhasilan intervensi pendidikan. Va­


riabel klien dan kontekstual yang memengaruhi keberha­
Model peran

sHan pendidikan kesehatan terdapat di Tabel 7-12. Tambahan peron : .,"

Intervensi pendidikan kesehatan akhir-akhir ini lebih Strategi pengajoron

melibatkan keterampilan pendidikan kepada pemberi Kfosifikasi niloi .

asuhan keluarga (anggota keluarga). Dengan kelompok


diagnosis yang terkait, perawatan terkelola, dan kebijakan
penghematan biaya lainnya, jumlah pasien yang dirawat di
komunikasikan kepada anggota keluarga dalamtindakan
ru01ah sakit yang dipulangkan lebih awal mengal!J.mi pe­ tidak terstruktur, berartitelah teIjadi pendidikan informal.
ningkatan. Baik perawat rumah sakit maupun perawat ke­ Doherty dan Campbell (1988), menguraikan keterampilan
sehatan di rumah mempunyai tanggung jawab lebih besar yang diperlukan oleh tenaga kesehatan profesional ketika
untuk mendidik anggota keluarga yang memberi asuhan
inemberikan informasi dan saran kesehatan kepada kelu­
tentang bagaimana merawat anggota keluarga untuk pemu­ arga secani tetus-menerus:
lihannya di rumah sakit dan di rumah. Mengomunikasikan temuan kesehatan dan pilihafi.
Jen;s Pembela;aran. Pembelajaran melibatkan pemi­ pengobatan secara ,teratur dan jelas kepada anggota
kiran dan ide baru (pembelajaran kognitif), sikap (pem­ ke]uarga
belajaran afektif), dan perilaku (kemah iran keterampilan • Mendengarkan pertanyaan dan masalah anggota ke­
psikomotor) (Bloom,1956). Pengenalan terhadap tiga jenis luarga dengan penuh perhatian .
pembelajaran tersebut diperlukan ketjka merencaflakan in­ • Menginformasikan kepada keluarga tentang Situs
tervensi pendidikan kesehatan karena ketiga jenis pembe­ Internet atau sumber informasi lain yang relevan
lajaran sangat penting (Lester, 1986). Selain itu, ketiga (buku, rekaman video di perpustakaan) .. .. .
jenis pembe\ajaran saling bergantung. Sebagaicontoh, pe­ • Menyarankan keluarga bagaimana mengafu.sik;e~e.:.
ngetahuan yang baik (pembelajaran kognitif) merupakan hatan dan kebutuhan rehabilitasi pasieri(hlm;i32).
\andasan, tetapi tidak berarti apabila dua jenis pembela­ Keluasan dan kedalaman informasikes~hatii:t,yapgdjbe:.'·
jaran yang lain tidak meinada:L Apabila sikap kim ten tang rikan dapat. beragam bergan~ng.' pa~;:tanggotl1k,eluarg~(
makanan dan gizi berubah secara positif, maka perubahan yang~iajak bicara.· Ketepatani l1fotfni1siJl>aIiga:(penti!ig,
perilaku seringkali mengikuti. Kebutuhan 3.kan keteram­ waJaupun pemberi informasi sehMlSnYlldtkoorCu,nasik.ilP'
pilan perawatan diri juga dapat menyebabkan sikap ·lebib apabila upaya pendidikan kes~ha:tanbersifat~ntardisipJjh:'
. Praktik .kliriik dan penelitiankduarg~'Ih~ii~~tikka~'
. positiftentang
. perawatan diri.
bahwa dalam tatanan perawauln,Jese~bin. )It~l~~g(
PENDIDIKAN INFORMAL:PEMBERIAN INFORMASI. Keti­
.menginginkan lebih banyak infoi:maSidar:ipa~a;yatlgbaru
. ka terjadi peItukaran informasi dalam pertemuan spontan
mereka dapatkan daritenaga .k~sehdtan CWrlghtiiWatsop,
antara perawat dan anggota keluarga, atau informasi di-
dan Bell, 1996). Kebutuhan iIlfo~asiini dipei~at: Jika:?; .
178 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 7 ..7
'PENERAPAN MODEL INTERVENSI KELUARGA CALGARY: DUKUNGAN PEMBERI ASUHAN
'Masalah Sistem Orang Tua-Anak: Orang tua berusia lanjut meminta lebih sering dikunjungi anak-anaknya yang
sudah dewasa; anak yang sudah dewasa tidak senang mengunjungi ayah mereka karena ia sering mengeluh tenlong anak
,aJiakoya yang tidak mengunjunginya.
DOMAIN FUNGSI KELUARGA
1. Kognitif '
2. Afeklif
'3. Perilaku
INTERVENSI (MENDORONG ANGGOTA KELUARGA MENJADI PEMBERI
ASUHAN DAN DUKUNGAN PEMBERI ASUHAN)
Memberitahu anok yang sudah dewasa bahwa orang tua mereka yang lanjut usia mengalami kesulitan untuk meng;ngot
kunjungan mereka {daya ingat menurun tentang kejadion barul, yang merupakan fenomeno biasa bagi Ian jut usia. Oleh
karena itu, lidakberguna untuk mengingatkan orang tua mereka lenlang kunjungan terakhirnya.
Berempati terhadap orang tua lansia; katakanlah bahwa Anda memahami bahwa, pasti kesepian jika harus tinggal di panti
werda. Anak dewosa okan menghargai dengan mengetahui bahwa orang tuanya kesepian, sehingga mereka dapat
menanggapi dengon tepat. Oleh kareno itu, sarankon lansia untuk tidak mengeluh mengenai anok mereka yang jarang
berkunjung, sebaliknya mengatakon ketika mereka dotong "kadang-kadang, saya meraso kesepian di sini. Soya sangal
senang kamu dalang mengunjungi soya."
Saronkon anok untuk berhenli memberikan olason dan penjelasan mengopa mereko tidak dapat lebih sering datang,
sebaliknya tulis pada buku lamu atau kalender liap berkunjung, tulis siapo yang berkunjung dan hori opa, dan mungkin
ada berila.yang menarik, sehingga orang tua berusia lanjut dapat membacanya di antara kunjungan. .

Sumber: Wright, L. M., & Leahey, M (2000). Nurses and families: A guide to family assessment and intervention (3rd ed.} Philadelphia: Davis.

yang juga',diidentifikasi. Meskipun demikian, Bell (1995) PENDIDIKAN KESEHATAN. Sangat penting memasukkan
mengingatkan kita "kegiatan selanjutnya diperlukan untuk keluarga dalam pendidikan kesehatan pasien. Memberikan
mengartikulasikan secara· spesifik apa yang perawat laku­ pendidikan kesehatan kepada pasien tanpa' melibatkan
kan ketika ia mengintervensi keluarga" (hIm. 356) keluarga sering kali mengakibatkan perawatan diri dan
Salah satu alasan mengapa intervensi keperawatan ke­ pemulihan yang buruk. (Rankin dan Stallings, 2001). Pe­
luarga sukar untuk diidentifikasi, dijelaskan oleh Beavers nyu1uhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari
dan Hampson (1996). Mereka mempertahankan bahwa pendekatan intervensi keperawatan keluarga yang utarna.
pengkajian dan intervensi keluarga merupakan elemen Pendidikan dapat mencakup berbagai bidang, isi, dan fo­
yang tidak terpisahkan dalam praktik klinik. Selain itu, me­ kus, termasuk promosi kesehatan dan pencegahan penya­
reka menegaskan bahwa beberapa pengkajian keluarga Kit, masalah kesakitan/disabilitas dan dampaknya, serta
(pertanyaan yang diajukan klinisi dan menghasilkan um­ dinamika keluarga. Strategi pendidikan kesehatan meru­
pan balik) merupakan intevensi. Mereka menyatakan bah­ pakan suatu proses yang memfasilitasi pembelajaran.
wa keluarga yang membuat perubahan 'positif berdasarkan Tujuan pembelajaran adalah mendukung perilaku yang
,proses pengkajian dan berhubungan dengan umpan batik sehat atau mengubah perilaku tidak sehat, walaupun peru­
adalah keluarga yang lebih mampu untuk secara konstruk­ bahan (hIm. 190) dari perilaku tidak selatu langsung akan
tif menggunakan informasi yang diberikan dalam proses teramati. Untuk terjadinya suatu pembelajaran, perawat
'<pengkajian. keluarga perIJi menggunakan prinsip pembelajaran (Tabe1
" ,', , Beberapastrategi intervensi keperawatan keluarga di­ .7 -10). Empat tujuan spesifik pendidikan kesehatan kelu­
", , 'gali daJam bab ini: Strategi pendidikan kesehatan, konse­ arga disajikan di Tabel 7-11.
: ling, meillbuat kontrak,manajemen kasus, kolaborasi dan Wat'lon (1985) menekankan bahwa pendidikan mem­
, konsu!tasi. Selain itu, intervensi keperawatan keluarga di­ berikan informasi kepada klien, dengan demikian, mem­
·sajikan pada sesi kesimpulan pada Bab 5, Bab 7 hingga 17. bantu mereka untuk dapat mengatasi secara lebih efektif "
'Intervensi keperawatan keluarga yang Iebih spesifik di­ terhadap perubahan kehidupan dan petistiwa yang me­
'" tiraikan dalan bab ini, intervensi yang paling berhubungan nimbuJkan stres. Mendapatkan, inforinasi yang berarti,
',' "erat(h1m. 190) pada fokus tertentu dari tiap bab secara inembantu anggota keltiarga 1ebih merasa memegang ken­
, 'herurutari (Tabel 7-9). daH dan mengurangi stres. Hal ini juga memungkinkan
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA .179
mereka untuk mengartikan lebih jelas pilihan mereka dan
lebih berhasil menyelesaikan masalah mereka. TABEL 7-8

Pada "era perawatan terkelola dan penekanan pada pera­


watan diri dan tanggung jawab diri, kebutuhan akan pen­
didikan pasien Jebih besar dari sebelumnya. Pendidikan
kesehatan diat"'d.hkan untuk membantu pasien dan kelu­
arganya melakukan perawatan diri terhadap keluarga sen­
. :!:i~~=:". .. ... . . .·..K::;;1:~~ff~
:m§'.
~:~~r:~n kasus, termasukkoordihd~i d9 11

':;@
diri dan bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka
sendiri. Sedini mungkin, orang dewasa dan anak-anak Konsultasi" / ::i/,,;';·';;/·
ula~:;~~~j~r ....
harus merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk
merawat diri dan keluarga mereka sendiri, serta berhak un­ Konseling , termasuk dukungan,.· penildiari . .
(reFraming}, intervensi krisis, dan kerja kelompok... . .,. ....
tuk mendapatkan informasi sehingga mereka dapat mem­
Strafegi pemberdayaan .. ..::.
buat keputusan sendiri. Apabila filosofi ini dibina lebih
awal dalam hubungan perawat-keluarga, model hierarki Modifikasi lingkungan

tradisional, dengan posisi atasan dan bawahan, tidak lagi Advokasi keluarga .

sesuai. Sebagai pendidik, perawat perIu berperan sebagai . Modifikasi gaya hidup, termasuk manajemen ~treS', ., . ,)'

fasiHtator dan narasumber bagi klien, yang akan memu­ Jaringan, termasuk menggunakan kelompok swa~bCintu dan;

tuskan pilihan yang terbaik bagi mereka. Ada berbagai . dukungan sosial . . '< : ....
faktor yang dapat memengaruhi secara positif maupun
Merujuk

negatif terhadap keberhasilan intervensi pendidikan. Va­


Model peran

riabel klien dan kontekstual yang memengaruhi keberha­


silan pendidikan kesehatan terdapat di Tabel 7-12. Tambahan peran
. ":.:.
lntervensi pendidikan kesehatan akhir-akhir ini lebih Strategi pengajaran

melibatkan . keterampilan pendidikan kepada pemberi K~asifikasi nilai .

asuhan keluarga (anggota keluarga). Dengan kelompok


diagnosis yang terkait, perawatan terkelola, dan kebijakan
.peQghematan biaya lainnya, jumlah pasien yang dirawat di . komunikasikan kepada anggota ke]uarga dalam tindakan

lJlWah sakit yang dipulangkan lebih awal mengal{lmi pe­ tidak terstruktur, berarti telah terjadipendidikan informal.

ningkatan. Baik perawat rumah sakit maupun perawat ke­ Doherty dan Campbell (1988),menguraikan keterampi:Ian

sehatan di rumah mempunyai tanggung jawab lebih besar yang diperlukan oleh tenaga kesehatan profesional ketika

untuk mendidik anggota keluarga yang memberi asuhan memberikan informasi dan saran kesehatan kepada kelu­

tentang bagaimana merawat anggota keluarga untuk pemu­ arga secani. terus-menerus:

lihannya di rumah sakit dan di rumah. Mengomunikasikan temuan kesehatan dan pilihan
Jen;s Pembe/a;aran. Pembe1ajaran melibatkan pemi­ pengobatan secara .teratur dan jelas kepada anggota
keluarga ' '
kiran dan ide baru (pembelajaran kognitif), sikap (pem­
belajaran afektif), dan perilaku (kemah iran keterampilan Mendengarkan pertanyaan dan masalah ariggota ke-'
psikomotor) (Bloom,1956). Pengenalan terhadap tigajenis luarga dengan penuh perhatian
pembelajaran tersebut diperlukan kegka merencanakan in­ • Menginformasikan kepada keluarga teritang Situs
tervensi pendidikan kesehatan karena ketiga jenis pembe­ Internet atau sumber informasi lain yang reievan
(buku, rekaman video di perpustakaan).· . , ....
lajaran sangat penting (Lester, 1986). Selain itu, ketiga
jenis pembelajaran saling bergantung. Sebagaicontoh, pe­ • Menyarankan keluarga b~gaiinana' mengawl ,kese~ .
ngetahuan yang baik (pembeJajaran kognitif) merupakan hatan dan kebutuhanrehabilitasi pasieri (hlm:1.32)
landasan, tetapi tidak berarti apabiJa dua jenispembela­ Kf!luasan. dart kedalaman infonnasi keseh~tany~ngdibe::,. " .
jaran yang lain tidak memadai. Apabihi sikapkita tentang rikan dapat. beragarrt bergantQng. padaliriggotakeluarga ., .
makanan dan gizi berubah secara positif,maka perubahan . yangdiajak bicara.Ketepatan'informasLsWjgatpentirig, .

... walaupun pemberi informasi sellanisriya:dik6dt'diriaSikah·

periIaku seringkali mengikuti. Kebutuhan akimketeram­


pilan perawatan diri juga dapat menyebabkan sikap lebih apabila upaya pendidikan kesehatan bersif~fantafdi$ipiin.:

positif tentang perawatan diri. . . Praktik kliilikdan penelitian ke:luargal1iefi~nJllkk~~


bahwa dalam tatanan .perawataiJ kesehatan,:kdti~g~':
PENDIDIKAN INFORMAL: PEMBERIAN INFORMASI. Keti­
mengiriginkan lebih banyakjnforlnasidanpadayiiligbartl '
. ka terjadi pertukanin informasi daJam pertemuan spontan
mereka dapatkari dari. tenagakesehatan (Wnght;WatS6n~i. :.
antara perawat dan anggota keluarga, atau informasi di-
'. dan Bell, 1996). Kebutuhaninformasi inidipetkUfi.tJika.~'; .
BAG IAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

ahggota keluarga dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi berlatih teknik Lamaze sudah sangat siap dan dapat me]a­
"'s,idcit kritis (Wright dan Leahey, 2000). Keluarga meng­ lui proses persalinan dengan perasaan bahagia dan positif.
':harapkan informasi secara teratur tentang kondisi, pengo­ Pengalaman melahirkan yang positif memberikan umpan
,,' batan, dan perkembangan orang yang dicintainya. Satu balik positif bagi orang tua tentang kemampuan mereka
\
, 'strategi pemberian pendidikan informal penting yang di­ menghadapi tantangan sebagai orang tua.
sarankan bagi perawat Rumah Sakit adalah menelepon Sebagai kesimpulan, intervensi pendidikan kesehatan
keluarga pasien secara teratur (Bozett dan Gibbons, 1983). adalah salah satu bentuk dari intervensi keperawatan ke­
$trategi ,ini menguntungkan baik bagi perawat, yang saat luarga yang paling penting. Tenaga kesehatan keluarga
ini mengendalikan penyebaran informasi maupun keluarga perlu mengingat bahwa pengetahuan saja tidak akan dapat
. . , pasien, yang merasa mereka tidak selalu berada di rumah mengubah perilaku. Seperti uraian Health Belief Model
,,'. " , sakit dan sekarang mereka mendapatkan laporan perkem­ (Rosenstock, 1974; Pender, 1996), perubahan dalam peri­
'pangan secara terns-menerus. Anggota keluarga akan me­ laku sehat berhubungan dengan banyak faktor disertai
nurun rasa cemasnya karena informasi yang diberikan pengetahuan saja tidak berarti. Suatu meta-analisis (8in­
secara teratur melalui telepon. tesis dari berbagai stud i) penelitian tentang pendidikan
pada pasien menunjukkan bahwa pengetahuan saja bukan
MODEL PERAN. Selain itu untuk strategi pendidikan, mo­ merupakan pilihan yang paling efektif. Pendekatan yang
del peran merupakan suatu bentuk yang sangat efektif un­ mengombinasikan informasi dengan dukungan emosional
tuk mendidik anggota keluarga tentang bagaimana memo­ untuk menurunkan kecemasan dan kesempatan praktik,
difikasi perilaku. Bandura, seorang ahli teori pembelajaran dilaporkan lebih baik darlpada jika hanya memberikari
sosial, menunjukkan bagaimana pentingnya model peran informasi saja (Mumford, Schlesinger dan Glass, 1982).
dalam pembelajaran. Ia menyatakan bahwa "pembelajaran Pada studi metode pendidikan kesehatan pasien lainnya,
,melalui observasi perilaku yang kompleks dan kemudian ditemukan bahwa baik pendidikan individu maupun ke­
mencontoh pola tersebut merupakan sesuatu yang paling lompok telah meningkatkan kesembuhan pasien, walaupun
penting dalam pembelajaran dunia sosial" (Jacob dan pendidikan kelompok (seperti keluarga) dalam beberapa
Tennenbaum, 1988, hIm. 9). Pendekatan ini khususnya ,penelitian lebih efektif (Rankin dan Stallings, 2001).
penting bagi perawat anak yang berorientasi pada kelu­
arga, yang berfungsi sebagai model peran yang penting KONSEUNG. Hingga akhir-akhir ini, konseling dipandang
ketika ,inendidik orang tua; untuk perawat primer dan oleh sebagian besar perawat, hanya tepat bagi mereka di
perawat komunitas, ketika mereka memberikan pendidik­ bidang' keperawatan kesehatan jiwa-psikiatrik. Akan te­
an mengenai perilaku sehat yang positif; serta bagi perawat tapi, saat ini sudah diterima secara luas ada beberapa ting­
kesehatan jiwa keluarga ketika mereka memberikan pen­ kat kecanggihan dan kompleksitas dalam konseling, serta
didikan kepada keluarga bagaimana berkomunikasi dan dasar konseling keluarga (disebut wawancara keluarga
berinteraksi secara lebih fungsional. oleh Wright dan Leahey, 2000) adalah inti intervensi kepe­
rawatan ke1uarga. Terapi keluarga dan keperawatan sistem
BIMBINGAN ANTISIPATIF. Bimbingan antisipatif adalah keluarga, bentuk lanjut dari konseling keluarga, ditinjau
suatu aspek penting dalam pendidikan kesehatan. Bim­ oleh penulis ini dan oleh American Nurses Association
bingan antisipatif memberikan keluarga informasi tentang Council of Psychiatric-Mental Health Nurses sebagai per­
apa yang diharapkan akan terjadi, masalah potensial, atau syaratan pendidikan keperawatan praktik spesialis tingkat
, ,tahap perkembangan anak berikutnya. Membahas peris­ lanjut.
,tlwa, perasaan dan situasi yang mungkin teIjadi dengan Walaupun tidak disebut konseling, ahli teori dan pen­
'.keluarga dapat mengklarifikasi ide, mengurangi kecemas­ didik keperawatan sudah lama sangat memerhatikan proses
',aQ': serta meningkatkan ~emampuan beradaptasi terhadap interpersonal terapeutik dari suatu profesi (Peplau, 1952),
:pew~allanperan yang sehartIsnya dilakukan. Antisipasi, dalam uraian mereka tentang keperawatan manusiawi.
':wr~iapanuntuk menghadapi kejadian yang akaridatang, Patterson dan Zderad (1976) menegaskan bahwa yang
,menjadi pokok terpenting daliun keperawatan adalah ada­
;,uJ:\ltllh1;abap perkembangan, atau kemungkinan peIjalanan ,
nya dialog yang valid antara perawat dan pasien serta ' '
'at~lll:piognosis periyakit, menyebabkan peristiwakurang
tujuan'dari dialogtersebut,yaitu meningkatkan pertum- '
"'" \:ttalin:ia:ti.sbagi keluarga dan memungkinkan anggQta
buhan serta kasih sayarig dan potensi manusia.Konseling
',". ::,Jf~l~m-ga \Intuk, dapat mengatasi situasi dengan cara yang
':,)e1:>Hi~baik (Green, ,1994); " ' dimstrategi intervensi suportif sesuai dengan ide tentang ,

.:"L:'~OQtoh:kdllntllllgandari himbingan antisipatif adalah


peran dim tujuan keperawatan. ' '

{i,;;,r;keb~rll.asj)atlkelas persiapan persa}inan, seperti Lamaze. DeNn;s; Konseling. Walaupun, terdapat berbagai pe~- ,"
i;:J ;:,'k~Ukaproses
":,:~ - ." .'
pCtsalinari ttlUlai, kedua orang tua yang telah
, . dekatan dalam konseling, semuanya melibatkim proses'
~, ~':'.:
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

INTERVE~$I KI!I)ER.6.W4TA TERANGKUM DIBAGIAN LAIN BUKUINI'


INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
Modellntervensi Keluorgo Calgary (CFIM)

. Intervensi sosiol-budoyo

IntervElOsi finor'lsiol 8

DiJkungon don joringon 50siol, termosuk penggunoon kelompok swo-bontu 8

Intervensi untuk menirigkotkon kegioton rekreasi dan woktu luang keluargo 16·',

Promosi kesehotan lingkungon 9'

Strategi modifikosi lingkungan 9'

Intervensi untuk membontu tuna wisma 9

Teknik monajemen konHik 10

Merujuk ke program menjadi orang tua ,. 10, 15·

Model pemberdayaan (area. kekuasaan keluarga) 11

Tambahon peranlstrategi peningkatan peron ke transisi peran 12

Intervensi untuk ketegangon peron 12

Intervensi bogi kelelahan peron pemberi asuhan 12

Intervensi untuk kesenjangan peron otau tidak memadainya per9n 12

Intervensi untuk kegagalan peran 12

Klarifikasi nilai 13

Pendekatan konseling antar-budaya di area nilai keluarga 13

Intervensi peningkaton polo respons-kebutuhpn kesehatan 14

Intervensi peningkaton pengosuhan timbol balik antara aoggoto keluargo 14

Membantu keluorgodengan isu perpisahan-kedekatan 14

Membantu keluargo yang sedang berduka 14

Membontu orang tua dolam bidang pengasuhan anak 15

Melakukon intervensi sosial-budayo yangsesuoi bagi keluorgo dengon orang tuo tunggol 15

don orang tua tiri

Intervensi spesifik untuk bidong pengosuhon onok: Pendidikon don bimbingon ontisipatif,
15
modifikosi periloku; memulai rujukon ke program menjadi orang tuo dan intervensi dini

Modifikosi gaya hidup; KonfrontasLdiri, restrukturlsosi kognitif, peniruanperon; operapf 16

conditioning, dan teknik kontrol stimulus . '. " . . .


17
Membantu keluorga yang berisiko untul!:: mengatosi mos'aloh
Prinsip intervensi kriris keluorgo
Memberdayakan keluarga (area koping keluargo)
Mdindurigicmggotdkel!Jargo yangberisiko terhadaptindak kek~rosan' '" . . .
'Me~uiukkejoarga yon~ ri1~gololnilTlosal~¥koping yang kOrnpl~ks , '.' .'. .' .... ".' ....•.....'
'~redo~on inte;;Vel)si untuk be~~rio dengen. ke'ua~ga y~ng beros8fdoriberbagoi keb~dayaoll .....
182 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 7-10 TABEL 7- 11

'~~~I:NSIPPENGAJARAN-PEMBEWARAN.
.' ~ r / ." '. • , .' "
TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
KELtiARGA'
,.'eMulaipada tingk~t pembelajaran peserta didik .' ,
;'~,Mulai ajarkon dari materi yang sederhano ke kompleks • ·M~mberikan informasi sehinggo klien dopat membuot
' •. Muloi aj?rkan ~ari yang s\Jdah diketahui ke hal yeing k'eputuSon terkait dengan kesehaton dan penyakit
belumdlketahul .. . .' . '., • Memhantu klien berperon serta secaro efektif dalam
•.• 'Gunakanistilah yang sesuai dengan pese~ didik perowatan mereka . .
•. Tetapkan tujiJan jangka pendek don jangka ponjang • Membontu klien beradaptasi dengon kenyataan
• Tetapkan pElngetahuan untuk meningkatkan ... ' . penyakit dan pengobatonnya, peria/anan dan
pembelajqran " prognosis penyakit
• Berikan penguatan positif untuk meningkatkan • Membantu klien mencapai kepuasan melihat bahwa
pembelajaran' upaya mereka sendiri meningkatkan kesehatan
'. Masukkan Hempat CSH ke dalam pengajaran, yL, Sumber: Diambil sebagian dari Rankin dan Stallings (200 1J; dan
tunjukan kepercayaan diri (disploy confidence), Steiger dan Lipson (1985)
bertindakkompeten (ad competent!, komunikasikan
secqra jelas (communicate clearly), dan tunjukkan .
peril9ku flcoring" (demonstrate caring) . .
mendefinisikan kembali atau secara kognitif membangun
• Gunakan bahan pengajaran yang sesuai dengan
keterampilan obara peserta didik kembali pikiran dan persepsi mereka tentang peristiwa,
• .Contohkan perilaku peron yang diinginkan untuk mengubah peTilaku yang lebih sehat,juga merupakan
• Berikan kesempatan untuk mempraktikkan
pendekatan intervensi konseling yang utama (Goldenberg,
.... ·8eriumpan.balik tentang kinerja
& Goldenberg, 2000; Minuchin & Fishman, 1981). Bekelja
•. Rencanakan dukungan yang tersedia dari orang lain dengan individu anggota, sq.bsistem, seluruh keluarga, dan
keIompok keluarga adalah suatu cara untuk memberi.
Sumber: Diombil sehGgian dari Dook, Doak, dan Root (1996);
Rankin dan Stallings (2001); dan Sparks (1995). pelayanan konseling keluarga (Greiner dan Demi, 1995).
Strategi konseling keluarga sangat luas, mencakup
berbagai teknik dan fokus yang lebih spesifik. Strategi ini
intervensi. 'antarpersonaL Banks (1992) memberikan defi­ juga berkisar dalam kompleksitasnya, yaitu dari intervensi
nisikonseling secara Iuas, sebagai berikut: konseling suportif yang paling dasar hingga terapi keluar­
Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara ga atau keperawatan sistem keluarga yang meIIlerlukan
konselor dan klien yang ditandai oleh elemen inti pene­ praktik spesialis. Pada konseling tingkat dasar, sulit untuk
rimaan, empati, ketulusan, dan keselarasan. Hubungan ini membedakan kapan pengajaran berakhir dan kapan kon­
terdiri dan serangkaian interaksi sepanjang waktu, berupa seling mulai. Juga sulit untuk mengidentifikasi perbedaan
konselor yang melalui berbagai teknik aktif dan pasif, ber­ konsep antara pendidikan dan· konseling. Doherty (1995)
fokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang menanggapi dua isu ini dengan menyatakan bahwa penga­
telah memengaruhi perilaku adaptifklien. (hIm. 281)
jaranlpendidikan dan terapi keluarga (bentuk lanjut dari
Elemen inti konseling, adalah empati atau menyelami konseling keluarga) merupakan bagian dati suatu rentang,
atau merasakan perasaan dan perilaku orang lain: Peneri­ dan pendekatan pendidikan merupakan fokus pada salah
...maan positif terhadap klien; dan sehiras atau tulus, tidak satu ujung rentang tersebut. Untuk menunjukkan idenya
berpura-pura dan jujur dalam hubungan klien-perawat tentang isu tadi. ia menggunakan tingkat keterlibatan
. (Pedersen, Draguns, Lomier, dan Trimble, 1996; Rogers, keluarga, pedoman bagi tenaga profesional dalam bekelja
<'19~1;Truax dan Carkhuff, 1967). Sifatyang mendasari dengan keluarga. Tabel 7- 13, menyajikan rangkuman lima
.
~i' "adalah . menghormati orang lain yang bebas dari sikap tingkat keterlibatan keluarga, yang dimulai dengan keter­
~;i';\4tn~nghakirhl. secaraotoriter, dan tekanan yang meinaksa libatan paling minimal (yaitu tingkat I, pendidikan pasien)
~}:.;,\'XBarik:s. i992), serta caring bagi .dan tentang keluarga.. . sampai dengan tingkat keterIibatan intensif (yaitu thigkat
~~\";;;;', .·Kon~~ling merupakan suatu prosesuntuk membantu V, terapi keluarga). Perawat keluarga tanpa persiapan
d(.·:·'<''lce~tiarga dalam mengatasi masalah mereka sendiri. secara . praktik tingkat lanjut keperawatan keluarga' seharusnya .
;;~~~';;~ef~ktif.pan.menggunakan kompetensi· sumber lain .serta mampu bekerja dengan keluarga pada tingkat I sampai IV.......•..
~.r.~;'<~,§~&'af~optim~l.
"}"'~ r, ," '<'<': ", ~ , " . ':, '
-'.'1
Mendorong anggotakeluarga
."
untuk
'. .
roeng­ " Seperti halnya dengan pendidikan, intervensi konseling .•
F;:):,;/:..~i:ipgkapka'n dan berbagi permasaJahan, persepsi dan' pe-· qapat digunakan untuk mengatasi berbagai jenis diagnosis .
fr~~{;~1i~~~~p;ae~galIanggota keluarga yang lain sebagai bagian dan masalah keperawatan keluarga. Merujuk pada Diag- .
W~!!~{;'.p~n,qng~al,lriproses ini. Membantu keluarga secara posltif .nosis NANDA yang reIevan dengan keperawatan keluarga
~~l~:~{;{'~/' ."'. '.':. . "'.
<';':'{";
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 183
Empat keterbatasan tambahan sering kali membatasi·
TABEL 7- 12
apa yang keperawatan dapat lakukan dalam konseling keo: ..
VARIABELYANG MEMENGARUHI . .. luarga. Pertama, jika organisasi tempat perawat keluarga .
KEBERHASILAN PENDIDIKAN KESEHATAN tidak mendukung intervensi konseling keperawatan kelu­
arga (Wright dan Leahey, 2000), dan karenanya tidak
FAKTOR KLIEN memberikan waktu untuk jenis intervensi tersebut ata\l··
• Motivasi anggota keluarga: Motivasi adalah kekuatan penghargaan bagi perawat yang melakukan. konseIing
penting atau dorongan yang mengaktifkan seseoral1g keluarga, hal ini menjadi rintangan yang utama. Kedua,
untuk berubah ... .. ji~a keluarga itu sendiri tidak melihat perawat sebagai
• Usia anggota keluarga orang yang kompeten untuk melakukan peran ini, rnereka
• Kondisi psikologis anggota keluarga (mis~, tingkat· mungkin tidak bersedia untuk konseling, kecuali jika pe­
kecemasan; depresi) .
rawat dapat menjelaskan perannya dan membuat keluarga
• Persepsi anggota keluarga tentang masalah kesehatari
• Kecakapcin diri {selF-efficacy} terkait dengan perilaku betperaR serta dalam konseling. Ketiga, keterbatasan dasar
yang diusulkan untuk konseling dengan perawat keluarga adalah suatu
• Persepsi tentang risiko atau manfaat versus kendala kenyataan saat ini guna menghemat biaya praktik. Dengan
FAKTOR KOMUNIKASI lebih menghargai efisiensi dalam upaya penghematan,
kegiatan konseling untuk mendukung keluarga sering kali
Komunikasi melibatkan pertukaran informasi antara diabaikan atau tidak layak untuk dilakukan. Kendala ke­
pengirim dan penerima. Kendala komunikasi, meliputi: empat, keberhasilan konseling adalah persiapan perawat.
• Kurang komprehensifnya pokok bahasan
lika keluarga mengalami masalah yang kompleks, per­
• Kendala bahasa dan budaya
siapan keperawatan tingkat lanjut sering kali perlu mem­
• Kendala sosioekonomi
• Ketidakmampuan keluarga berkomunikasi secara jeras bahas secara adekuat kebutuhan keluarga yang lebih sulit
dengan pihak pendidik dan antara anggota keluarga
inL
. yang satu dengan yang lainnya
Keputusan apakah konseling keluarga perIu dilakukan
FAKTOR SITUASI bergantung pada beberapa faktor utama. Pertama adalah
tingkat fungsional keluarga, yangkemudian menyiratkan
• lingkungan di mana terjadinya pengajaran/pendidikan
kesehatan/ pembelajaran besar atau kecilnya masalah keluarga, kekuatan atau kom­
• Waktu pemberian pendidikan kesehatan petensi keluarga. Kompetensi perawat keluarga untuk me­
• Modalitas pendidikan kesehatan yang digunakcin lakukan konseling ke]uarga tertentu, merupakanpertim­
bangan keluarga. Pertimbangan ketiga adalahkelayakan
konseling di dalam konteks pekerjaan. Apabila konseling
menjadi indikasi, dan memungkinkan dalam lingkungan
(lihat Tabel 7-5), konseling dapat menjadi jenis intervesi keIja dan disetujui bersama, selanjutnya pertimbangan..
yang sesuai untuk semua diagnosis tersebut. Contoh yang kunci adalah: Area apa yang menjadi fokus, siapa yang
lebih baik tentang penggunaan intervensi konseling kelu­ akan ditemui, serta berapa lama bekeIja dengan keluarga
arga disajikan oleh ponen, Johnson, dan Kronenwetter (Wright dan Leahey, 2000).
(1994), mereka menguraikan pendekatan konseling kelu­
arga yang mereka gunakan dalam tatanan perawatan ke­ Konseling Ke/uarga pada Keluarga yang Menga­
gawatan; pertanyaan interventif, perbberdayaan anggota lam; Kr;s;s. Konseling keluarga sering digunakan untuk
keluarga untuk meneIjemahkan arti darl pengalaman me­ membantu keluarga mengatasi krisis (Hartman dan Laird,
reka, memfasilitasi diskusi pasien-keluarga tentang pilihan 1983; Walsh, 1998), Model yang paling seringdjgunakan
pasien tentang perawatan dan hasilnya serta mendefinisi­ dalam bekerja dengan keluargayang mengalarni. 'krisis, '.
kan ulang konteks dan hubungan. adalahmodel intervensi krisis keluarga, fEll dan Northen; . .
Kendala bagi keberhasilan konseling sarna dengan ken­ 1990). Kus (1992), mendefinisilcan interv~nsik{isis, seba-:,:' •..
dala yang tekait dengan pemberian pendid.ikan kesehatan. gaikrisi~yang dapat digunakan .imtukkli¢p indiYiduat.au .
Perbedaan sosial-ekonomi dan budaya, antara perawat dan keluarga: ... . .
keluarga dapat menjadi kendala apabila perawat tidak
Intervensi krisis· adalah penerapan si~tematikqlUi •teknik·· .
kqmpeten dalam memodifikasi pendekatannya agar dapat .
penydesaian masallih, berdasarpn \eor.lkrisis~yangdF .:
sesuai dengan sosial-budaya keluarga (Pedersen. et.a},
rancang urittik melllbantu Idiendalam koiidiqi'kiisis me~ ..
1996). Masalah motivasi· kHen keJuarga juga merupakan
.Ialuipros~ krillis secepatdan sesedikit mung~in meirini::
. kendala yang kritis untukberhasilnya bantuan yang di­
, .. bulkankepedihan· ~ehingga.metlcapaisetidi;tlQ:tyap~(la .•. '•
berikan kepada keluarga. . tin,gkatk€inyal11anan pSikologis yang samlf(ataiJ(ungsi .' ..•....•
BAGIAN 3 PRAKTI K KEPERAWATAN KELUARGA

,',,~~i~arga pada kasus keluarga) dengan yang diaJami se­


rong perawatarr dan tanggung jawab diri sendiri. Kontrak
'., ,';;"belummsis (hIm. IS1).
menenipatkan klien sebagai mitra bagi layanan kesehatan
utama intervensi krisis keluarga adaJah mengu­ untuk mereka sendiri. Kenyataannya, penggunaan efektif
, dampak' negatif dari stres yang dirasakan anggota suatu kontrak bergantung pada keterlibatan keluarga: Un­
,."",,"-,,",-'--- atau keluarga secara keseluruhan, dan juga me­ tuk kontrak yang lebih melibatkan masalah kesehatan ke­
W\JUlJl.l;;.,,,,J kemampuan koping mereka dengan cara yang
, luarga, harus kontrak dibuat bersama anggota keiuarga
,,(ELL dan Northern, 1990, Walsh 1998). Menilai yang tepat dan bertanggung jawab. Jika tidak, maka
:,' '"u..~",,' secara kognitif pandangan anggota keJuarga tentang
masalah sistem keluargatidak dapat diatasi dengan tepat.
,', " mereka (Hartman dan Laird, 1985, Minuchin dan Menurut Jensen (1985), pembuatan kontrak dengan
:;:.F.i~hinan, 1981; Goldenberg dan Goldenberg, 2000). klienkhususnya tepat bagi klien dengan diagnosis kepe­
rawatan sebagai berikut: Ketidakpatuhan (gagal menjalan­
',FjIng~i perawat keluarga menggunakan model ini ada­
kan rencana pengobatan); defisiensi pengetahuan, ketidak­
, ,tall unt)1k sesegera dan secepat mungkin memberikan ke­
efektifan koping, ketidakmampuan menjadi orang tua, dan
, terjangkamin pelayanan yang dibutuhkan dan kemudian
defisiensi perawatan diri. Kontrak juga terbukti bermanfaat
setdah tingkat stres menurun, dan masalah penting diper­
untuk masalah orang tua atau masalah yang terjadi karena
ruitikan, perawat keluarga membantu keluarga menye­
perbedaan antara orang tua dan anak (Goldenberg dan
,", iesaikan masalah dari meningkatkan koping agar keluarga
Goldenberg, 2000). Loveland-Cherrey (1988, 1996) me­
kembali bomeOstasis atau bergerak ke tingkat fungsi yang
nyarankan bagi perawat yang berfokus pada keluarga juga
lebib tinggi. Membantu keluarga yang megembangkan
menggunakan kontrak dengan diagnosis promosi kese­
metode mereka sejalanlselaras dengan pendekatan pera­
hatan keJuarga.
watan diri dan intervensi konseling untuk pemberdayaan
Klien yang membuat kontrak, harus aktif terlibat dalam
keluarga.
pengembangan, penetapan tujuan, dan implementasi kon­
MEMBVAT KONTRAK. Suatu cara efektif bagi perawat trak. Karena persyaratan ini, jenis klien yang tertentu se­
, yangl;lerpusat pada keluarga agar dapat dengan realistik cara otomatis bukan calon yang sesuai untuk kontrak.
, , 'membantu individu dan keluarga membuat perubaban pe­ Keluargayang memiliki anggota keluarga dewasa yang
rilaku adalab dengan cara membuat kontrak. Penggunaan sang at bergantung, terganggu, dan memiliki gangguan
kontrak juga merupakan salah satu cara yang terbaik untuk kognitif, perkembangan yang terbelakang, atau tidak ber­
melibatkan keluarga di dalam proses kolaboratif. tanggung jawab adalah calon yang bunk karena ketidak­
Kont!!3k klien digunakan dalam keperawatan sejak mampuannya untu~ mengembangkan dan melaksanakan
,tabun 1970-an dan menunjukkan keberbasilanjika bekerja bagian dari kesepakatan kontrak. Anak yang masih'sangat
dengan jenis keluarga tertentu. Seperti keluarga dengan muda dalam keluarga, kecuali jika orang tua terlibat, juga
penyalahgunaan obat, obat pengendali nyeri, atau masalab tidak mampu untuk menyusun dan melaksanakan komit­
,.perkawinan atau perilaku anak (Goldenberg dan menmereka.
. Goldenberg, 2000; Jensen, 1985). Ditulis juga dalam literatur bahwa kontrak klien memer­
, • Kontrak' adalab persetujuan kerja sarna yang dibuat lukan waktu dan upaya. Karena sebagian besar dari tang­
antara dua pibak atau Icbib, misalnya antara orang tua dan gung jawab implementasi beralih ke keluarga klien, pe­
,', ,anak. Agar tepat waktu dan reIevan, kontrak dapat di­ rawat dapat merasa kehilangan kontrol.
n:~15osiasikan secara terus-menerus dan harus mencakup MANAJEMEN KASUS. Walaupun manajemen kasus dari

, . ' area, sebagai berikut: Tujuan, lama kohtrak, tanggung ja­ keluarga sebagai klien tidak dibahas secara langsung da­
wab klieh, Iangkah untuk mencapai tujuan, dan peng­ lam literatur keperawatan, akhir-akbir ini manajemeti ka­

bargaari terbadap pencapaian tujuan tersebut (Sloan dan sus keperawatan klien individu telah mendapat perbatian,

, 1975; Steiger dan Lipson, 1985). Kontrak yang sangat ekstensif. Manajemen kasus memiliki riwayat

. beiltuk tertulis (TabeI7- 14) atau verbal. Salah perkembangan sebagai bagian dari peran perawat kese~

'l.ci~ilnlturlgah' 'membuatkontrak adalab bahwa pada batan masyarakat; terakhir digunakan di tatanan layanan

kemajuan dievaluasi dan kontnikbaru kesehatan yang bersifat akut(Cary~ 1996). Pertumbuhan,
"
UUl'UU,~<tll diakhiri (Boehm, 1992; Wrigbtdan perawatan terkelola (managed care) telah menjadi ke-'
"
kuatan utama munculnya manajemen kasus (Cary). Pera- ,"

';J3iasM'~aJko,Il,tnil,' dibuat dalam bentuk terl;iIlis, singkat, watan terkelola yang menekankan pada pengendalian biaya'
,
taftpapaldaan (Goldenberg d<\n Goldenberg, dan peningkatan efisiensi perawatan, semen tara meme­ " ,,',
"J.');.'.llnL~ ilri juga rnenjela$kan barapan dari, kedua lihara kualitas perawatan dan kepuasanklien, benar..,benar. ','

pa,t'Uloe,hm. J 992). Filosofi yang melandasi membentuk' cara manajer, kasus berfungsi (Jones, 1994;

kOlntr~ik adalah keterlibatanklien dan mendo­ MacPhee & Hoffenberg, 1996). ' '

BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 185

TABEL 7- 13
PENDIDIKAN. KESEHATAN..;.RENTANG KONSEUNGMDAJ'ENYIDIA LAYANAN 'IQ:SEIiATAN):;,:'i '.' .
BERDASARKAN TINGKATKETERUBATAN KEi.UARGA ',0 ..... : , ' . : , : . ' ; , ..

TlNGKAT URAIAN KETERLIBATAN


KETERLIBATAN'
KELU"R~A
I Penekonon minimolpodo keluorga:Pendidiktin'
kesehatan berorientasi pado indiyidu. .' . . '.' .'
II Kegiatan pendidikan kolciboratif dengonanggota .' .•• Pe~clidikcin terhQdapk~IU9r:90":'
keluarga; memberikan informasidanSQi'Cin... '. .
III Soma seperti keterlibatan tingkaf II namun dilambah . '.. Ka'rnbinosi pendidi~n
dengon menimbulkon perosoan don pengolomon '. . suportifdon konseling
anggota keluorgo. be~fokus padopendidikon '.•
IV Pengkajian dari jntervensi berfokus pada keluorgo Konseling dosor keluarga .
secara ringkas. Terutamo sesuai untuk bekerja dengan
keluargo melalui promosi dan masalah kesehatan, serta
keluarga dengan situasi berisiko tinggi. Pengkajian inter­
vensi dasar keluarga juga termasuk di dalamnya. Terapi
keluarga bertujuon untuk menongani masalcih keluarga
dan psikologis yang serius. .
V Diperlukan keterampilan tinakat laniut untuk menangani Kcmseling Ianjut keluarga
keluarga yang mengalami distres dan konflik, serta (terapi keluarga) . .
resisten terhadap perubohan yang diperlukon.
Sumber: Diambil sebagian dar; Doherty (1995); Doherty dan Campbell (1988).

. Menclefinisikan Manaiemen Kasus. Manajemen ka- pengkajian klien (pengkajian manajemen kasus adalah .
s~s dipandang sebagai suatu sistem, proses pengambil pengkajian yang lebih konprehensif terhadap variabel psi­
keputusan klinik, teknologi, peran dan suatu pelayanan kologis Hngknngan dan kesehatan terkait) dan perencanaan
(Bower, 1992). Berbagai definisi tentang manajemen kasus serta identifikasi sumber dengan klien, dan anggotajaring­
terdapat dalam literatur. Walaupun demikian, ada ke- an pelayanan. Manajemen kasus berarti memerlukan koor­
sepakatan bahwa proses melibatkan lima langkah penting: dinasi pelayanan yang lebih besar (Martin dan Scheet,
Pengkajian klien, perencanaan, menghubungkan (merujuk. 1992; Wei! et.al, 1985).
mengoordinasi, dan mengadvokasi), memantau dan meng- Zander (1995), paka.: keperawatan tentang manajemen
evaluasi (ANA Task Force on Case Management, 1988; kasus pada tatanan pelayanan aknt, menyatakan bahwa
Joint Commission/or Accreditation o/Community Mental manajemen kasus membangun peran profesional perawat
Health Service Programs, 1976; Wei! et ai, 1985). Sebagai yang ada dengan menambahkan tiga dimensi biiru pada pe- .
suatu proses penetapan, pengintegra~ian, dan pemantauan kerjaan mereka: (1) kewenangan-kewenangan yang besar
terhac;lap kebutuhan kHen yang kompleks, manajemen ka- untuk mengoordinasikan pelayanan klien; (2) akuntabi-'
sus mengupayakan keseimbangan antara kualitas perawat- litas""':"untukhasil klinik dan finansial yang diingirikan;(3) .
an dan efisiensi penggunaan sumber (B<?wer). Karakteristik waktu-memerlukan komitmetl waktu yang .lebih besiu-:
manajemen kasus yang spesifik diidentifikasi dalam lite- Banyakorang tua dan keluarga memerlukan rangkiri3np:t;l~
ratur, meliputi: (a) penekanan pada peran sertaaktifkli~n; layanan atau'pengorganisasiart triultidlsjplinp;:toaberbagru "
(b) orientasi holistik; (c) perawatan did berorientasi pada .tatailan ritm~ saldt, klinik, nimah dan tempatper~wataD
penentuan oleh dirisendiri; (d) koordinasi dan efisiensi pasien terminal.Pengeiolaanpadamasatransisiinimeru':'
penggunaan pelayanan kemanusiaan secara luas (Bower; . pakanperanpentingbagiinanajeikasllsyangberotientasi ....
White, 1986). . '. . . . .padakelllarga.· '"

. '. Seperti dapat dilihat dari definisi sebelumnya, proses

manajemenkasus danpenggunaanproses ini dal am prak- <Keter"a.ttisanclanKencl(JlaJvlonC2ie,rie"Ka~4~ . . .

tikkeperawatari (proses keperawatan) tampak sangat nii., Keperawaton. Ada tlgi;ket€)rbatasan atau:kehdhl~utam~·

.'rip. Perbedaan penting terletak pada keluasan dan tingkup., dalam menggunakan pendelcaian ~aijaje~en~~$'u~ " .
BAG1AN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
·,E. -, ;~r 1. ~.: -'."

:'.peJ"aw~tan keluarga. Pertama kebijakan penggantian biaya ADVOKASI KUEN. Komponen utama dati manajemen ka­
yang berlakuoalam layanan kesehatan. Perawat, kecuali sus adalah advokasi kHen (Smith, 1993). Advokat adalah
bagimereka yang memiliki posisi spesialisasi, yang meng­ seseorang yang berbicara atas nama orang atau kelompok
'. identifikasi manajemen kasus sebagai salah satu fungsi lain. Advokat juga adalah seseorang yang membersihkan
.'. mereka, tidak dibayar uDtuk memberikan manajemen kasus nama baik atau mendukung suatu kasus def\gan berargu­
..kepada individu, terlebih Jagi keluarga. MeJengkapi peng­ mentasi, seorang pembeJa atau perantara, seperti jabatan
kajian Iebih komprehensif, secara aktif melibatkan kelu­ yang diemban oleh pengacara pembela. Definisi Kosik's
arga, dan menghubungi, mengoordinasi, serta memantau (1972) yang lebih luas tentang advokasi klien oleh perawat,
'. pelayanan memerlukan waktu. Diperlukan ketersediaan menggabungkan komitmen yang lebih dalam terhadap
biaya yang memadai untuk pelayanan manajemen kasus klien. Ia menjelaskan:
.agardapat diberikan dengan efektif. " Bagi saya, advokasi pasien adalah melihat bahwa pasien
Kedua, sering kali perawat tidak cUkup dibekali pendi­ mengetahui apa yang diharapkan dan apa yang menjadi
dikan untuk dapat berfungsi sebagai manajer kasus meng­ hak mereka, dan kemudian menunjukkan kesediaan dan
gunakan definisi manajemen kasus yang lebih luas, seperti keberanian untuk melihat bahwa sistem kita tidak men­
cegah mereka untuk mendapatJ<:annya. Tujuan advokasi
yang diuraikan di atas: "Sedikit program pendidikan kepe­
pasien .adalah, pertama membuat seseorang lebih mandiri
rawatan dasar saat ini, terlepas dari tingkat persiapan me­ karen a ia mengetahui apa, mengapa, dan bagaimana suatu
reka, yang membekali' perawat dengan pengetahuan dan sistem untuk menjadi lebih sensitif dan relevan dengan
keterampilan untuk berfungsi secara efektif sebagai mengungkapkan ketidakadilan dan ketidakadekuasian,
manajer kasus", (ANA Task Force on Case Management, dengan demikian membuat kepuasan yang berkelanjutan
1988, him. 8). Program keperawatan khususnya tidak terhadap status quo yang tidak mungkin. Perawat mungkin .
menekankan pada pengkajian aspek sosial, ekonomi, dan harus mengganggu status quo ini. Perawat mungkin harus
lingkungan, atau memulai hubungan dan pelayanan yang melihat pekelja dan agensi meIakukan pekerjaan mereka
terkoordinasi kepada ke1uarga. Misalnya, rujukan untuk dan memaparkan ketidakpedulian dan ketidakmanusiawian
dari pemberi asuhan. (him, 694).
bantuanmasalah finansial sebagai akibat dari pengeluaran
Peran sebagai advokat klienmelibatkan pemberian in­
layanan kesehatan melibatkan tenaga kesehatan keluarga
formasi kepada klien dan kemudian mendukung mereka
yang, memi liki pengetahuan tentang pelayanan dan pro­
apapun keputusan yang mereka buat (Bramlett, Gueldener,
gram yang tersedia, prosedur rujukan, dan bagaimana cara
da,?- Sowell, 1990; Kohnke, 1982). Meskipun tujuan advo­
terbaik untUk merujuk keluarga.
kasi kHen adalah kemandirianklien, advokat tetap harus
Program khusus yang mengajarkan keterampilan mana­
menetima dan mungkin membantu ketergantungan yang
jemen kasus untuk perawat, barn saja dikembangkan dan
bersifat sementara. Jadi, kita perlu memu]ai di mana sese­
diimplementasikan. Program ini sudah dievaluasi seperti
orang atau keluarga berada dan mendorong pertumbuhan.
peningkatan dokumentasi perawat tentang pe]ayanan ma­
Walaupun ada berbagai cara untuk mendefenisikan pe­
najemen kepada klien, konseling pasien oleh perawat,
ngertian advokasi, dalam semua kasus terdapat landasan
pendidikan, dan intervensi promosi kesehatan (Connors,
prinsip etik-menggunakan ptinsip penentuan diri (oto­
1988; Winder, 1988). Karena manajemen kasus dipandang
nomi), keadilan (keadilan dan persamaan), beneficence
oleh institusi pendidikan sebagai peran praktik keperawat­
an tingkat lanjut, jumlah program manajemen kasus kepe­
rawatan di tingkat magister makin meningkat.
'. Keterbatasan ketiga berhubungan dengan dua kendala TABEL 7- 14
pertama, yaitu adanya beberapa agensi kesehatan yang ti­
dak melihat perawat bekerja sebagai manajer kasus (dalam KO.N\PONEN DASAR KONTRAK TERTUUS

. hal ini, peketja sosial pada umumnya yang dilihat ber­ KUEN

.' ~.,peJ:an),atall agensi tidak melihat ini dari tanggung jawab


• .Tuiuon atou sasaron kontrok: Jangko pendek qan/otou
':YMg lebip b~sar st<lainclarl lingkup pelayanan yang diberi­
.laitl.Meskiptin pekerja sosial mendapatkan pendidikan
.,·yangl¢bih baikdalam beberapa aspek manajemen kasus,
• 'i;~~;~~n~~~:n~~giaton
'.' siapa . ". ......
untuk mencapailuiuandanol~'
. ... , .... ' ..
.',: ketika" klien mengalami masalah kesehatan yang lebih • Prioritas tUitian otaukegiatan ',' .
, "·'k.ornpleks,· manajer kasus keperawatan. sering kali lebih .Penghargacin jika tuiuon tercopai i ,.. ..". '., . ....... ' •..., .
. 'sesuai.Konsekuensi(~ari penyakit yang kompleks dan ·Porometer waldu: Kapari kegiatan hc.irusdi.selesaikon
, )\I'Q.enganc;unkehid.upimmenuntut manajer ,kasus dengan ,.Tanggql~aluasrulariguptukme.n~topkan, ' .':.
.. , .~Pendii;likaQ y~ng roe;inadaib1likdi bidang kesehatan .mau­ perkembanaan . ' •<,;,',<:: .' ....' .';':
i:;,';,':Pit.llPslJ(ososiailIing~ngan: . . . ·.Tandotangcin~(lntcirtggal .' '. '<""
:,r~~>: :;.".: :
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 187
(melakukan sesuatu yang bermanfaat), dan nonmaleficence samaan tetapi dengan ciri yang berbeda. Ia menyimpulkan
(iidak melakukan hal-hal yang membahayakan)-untuk bahwa eksistensi atau advokasi manusia (klien dipandang
menuntun masing-masing definisi tentang advokasi. Bebe­ sebagai subjek bukan objek, dan perawat sebagai sese­
rapa perawat melihat advokasi sebagai landasan filosofis orang yang caring dan menghargai) dan pemberdayaan
keperawatan (Curtin, 1979; Gadow, 1980). bersifat selaras.
Perawat keluarga berbasis-komunitas, berada pada po­
sisi yang kuat untuk bertindak sebagai advokat. Mereka KOORDINASI. Salah satu peran advokasi klien yang di­
biasanya berada di komunitas bekerja dengan keluarga terima secara luas adalah koordinator (Leddy dan Pepper,
yang sering kali merupakan keluarga yang miskin dan 1985). Karena inti dari manajemen kasus adalah juga
merasa tidak berdaya, serta putus asa. Tidak hanya apakah koordinasi, pengertian advokasi dan koordinasi pad a
ada kebutuhan yang besar bagi perawat untuk memikul pokoknya saling tumpang-tindih. Pada kenyataannya, ma­
peran ini karena kebutuhan klien, tetapi, kecuali peran najemen kasus sering kali diartikan sebagai koordinasi
advokas.i dipikul, pemberian Jayanan penting lainnya tidak (khususnya di bidang kerja sosial), dan dirancang untuk
dapat diperoleh. Perawat di rumah sakit juga mempunyai memberikan berbagai pelayanan kepada klien dengan
kesempatan yang sangat penting untuk bertindak sebagai kebutuhan yang kompleks di dalam suatu pengendali
advokat keluarga untuk memastikan bahwa keluarga dan tunggal (Seltzer, Litchfield, Lowy, & Levin, 1989).
anggota keluarga mendapatkan pelayanan yang dibutuh­ . Perawat keluarga di komunitas, dan di pelayanan primer
kan dan pelayanan yang mereka terima dirasakan sesuai sering kali sebagai kunci dalam pemberian layanan ke­
dan disertai kualitas yang baik. sehatan keluarga yang komprehensif dan berkeJanjutan.
Dengan demikian, perawat keluarga dapat menjadi Selain fungsi utama perawat adalah mengimplementasi,
advokat klien dengan sedikitnya empat cara: perawat mendukung anggota tim yang lain dan rnenginter­
1. Dengan membantu klien memperoleh layanan yang pretasikan sasaran keperawatan dan pelayanan, serta me­
mereka butuhkan dan menjadi hak mereka. ngoordinasikan layanan kesehatan dengan berbagai agensi
2., Dengan melakukan tindakan yang menciptakan sis­ lainnya yang memberikan bantuawkepada keluarga.
tern layanan kesehatan yang lebih responsif terhadap Tanpa koordinasi, klien dapat menerima duplikasi
kebutuhan klien pelayanan dari berbagai agensi atau, bahkan lebih mem­
3. Dengan memberikan advokasi untuk memasukkan
buat distres dan kesenjanga:n dalam area kebutuhan yang
pelayanan yang lebih sesuai dengan sosial-budaya
penting. I1ustrasi tentangmasalah layanan kesehatan ter­
4, Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan sosial
gambar pada cerita berikut ini. Seorang pasien klinik re­
yang lebih responsif (Canino dan Spurlock, 1994) habilitasi menyampaikankepada beberapa anggota tim
pelayanan kesehatan tentang kesulitannya untuk keluar
Advokasi keluarga dapat berkisar dari menghubungi de­
dari bak mandi dan tidak ada fasilitas panCurran air yang
partemen sosial sebelum merujuk keluarga, dalam upaya
dapat digunakan. Setiap kali ia menyinggung tentang hal
untuk membukajalan bagi mereka, membuat pernyataan di
ini kepada anggota tim kesehatan, mereka hanya men­
dalam pengridilan at as nama klien, mengadakan pertemuan
catatnya, tetapi tidak seorang pun dari tim kesehatan yang
dengan perwakilan dari berbagai agensi untuk
mengajukan saran tentang apa yang harus dilakukan. Pe­
mengoordinasi dan meningkatkan petayanan kepada ma­
kerja sosial, petugas sanitasi, pembantu kesehatan dan
syarakat, atau bertindak sebagai aktivis politik bekerja di
perawat komunital melakukan kunjungan rumah, namun
bidang kebijakan legislatif dan politik untuk menciptakan
tidak dapat berbuat banyak dengan langkah-Iangkah yang
perubahan yang dibutuhkan dalam layanan kesehatan dan
nyata. Pada situasi seperti ini, perawat bertanggung jawab
kemanusiaan bagi klien dan keluarga.
untuk memastikan adanya kolaborasi dan upaya terkoor­
Clark (1984) menegaskan bahwa "advokasi membu­
dinasi dapat dicapai. Dengan makin banyaknya pasien
tuhkan keterlibatan dan komitmen", (him. 53). Perawat
berpenyakit akut dan berat yang dipulangkan lebih awal
kesehatan komunitas yang efektif tidak dapat dipuaskan
dari rumah sakit ke rumah dan munculnya agensi kese­
dengan sikap, <'saya ingin membantu, tetapi tangan saya
hatan yang memberikan multi pelayanan di rumah, peran
terikat". Advokasi bukanlah konsep yang populer, karen a
perawat sebagai manajer kasus atau koordinator pelayanan
sering diartikan berdiri di atas profesional kesehatan dan
sedang diperluas. Program perawatan kasus terminal di
agensi layanan kesehatan lain demi hak klien dan keluarga.
rumah merupakan contoh program interdisiplin. Dalam
Advokasi juga berarti membantu keluarga belajar bagai­
program ini, perawat berperan penting dalam melakukan
mana berbicara untuk mereka sendiri cara-untuk menjadi
fungsi koordinasi.
advokat terbilik untuk diri mereka sendiri.
Rafael (1995) menelaah berbagai arti advokasi dan ba­ PERENCANAAN PULANG. Peningkatan kesinambungan
gaimana advokasi dengan pemberdayaan memiliki per­ perawatan bagi pasien penyakit kronik dan lama dirawat di
188 BAG IAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

rumah sakit dan keluarganya terutama memiliki kebutuhan yang diperlukan untuk keberhasHan kolaborasi. "Kolaborasi
yang penting. Perencanaan pUlang dati satu tingkat pera­ melibatkan proses memberi dan menerima, timbal balik
watan ke tingkat yang lain di rumah sakit atau daTi rumah dari suatu kerjasama dan partisipasi aktif semua pihak ... ,"
sakit ke rumah atau fasilitas kesehatan lain adalah salah (Kyle, 1995, hIm. 174).
satu contoh dari kesinambungan perawatan (Kelly, Kolaborasi menunjukkan suatu hubungan profesional,
McClelland, dan Day, 1992). Perencanaan pulang yang dan kesejawatan yang saling menghormati, setara dalam
efektif adalah komponen sentral manajemen kasus/koor­ pembuatan keputusan bersama (Clark, 1984), Jenis hu­
dinasi. Perencanaan dan transisi yang tepat harus dibuat bungan otoriter, yaitu arus kepemimpinan dan pengarahan
untuk pasien dan keluarga. Dari perspektif fiskal agensi, dati dokter ke perawat ke asisten perawat ke pasien, tidak
juga sangat penting membuat perecanaan pulang yang dapat dianggap hubungan kolaboratif atau tim. Dengan
efektif untuk mempercepat pemulangan seawal mungkin. model hierarki (yaitu ada ScUU orang yang memimpin),
Karena perencaan pulang ditujukan agar layanan kesehat­ komunikasi tidak terbuka, langsung atau dua arah, dan
an terjangkau, berkualitas, dan murah. komponen mana­ kontribusi anggota tim serta fungsi yang efektif bersifat
jemen kasus ini menerima perhatian yang besar (Kelly, et sangat kaku. Kompetensi tim kesehatan (atau tim kesehatan
al). dan kesejahteraan) dapat beragam bergantung pada sumber
Dalam peran ini. perawat harus terus-menerus berupaya agensi yang tersedia, praktik tenaga kesehatan profesional
untuk meningkatkan sistem rujukan antara berbagai agensi dan kebutuhan keluarga. Doherty (1988), ahli terapi
layanan kesehatan dan sosial di komunitas, dan harus ber­ keluarga, mengidentifikasi segitiga terapeutik yang terdiri
sedia berbagi informasi dengan agensi rujukah. membe­ dari keluarga, tenaga profesional keluarga, dan tim medis
rikan persetujuan bagi klien. Rujukan bersifat dua arah, sebagai konteks pengobatan. Layanan kesehatan kolaboratif
dan komunikasi mengalir pada kedua arah dari sistem ter­ diberikan kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga
sebut agar berfungsi. dengan penyakit kronik.
KOLABORASI. Intervensi keperawatan ke[uarga yang ber­ Pada agensi kesehatan rumah, tim biasanya terdiri dati
kembang dan penting adalah kolaborasi. Kolaborasi sangat perawat kesehatan komunitas, .perawat keluarga komuni­
penting untuk memberikan layanan kesehatan seeara kom­ tas, perawat praktik berlisensi. petugas sosial pemberi ban­
prehensif kepada keluarga. Sebagai anggota tim kesehatan, tuan kesehatan. pekerja sosial, ahli fisioterapi. Ahli terapi
perawatberkolaborasi- dan merencanakan perawatan kom­ okupasi dan ahli gizi dapat juga sebagai anggota tim, atau
prehensifyang beroTientasi pad a keluarga dengan anggota hertindak sebgai konsultan bagi tim: Dokter keluarga ber­
tim lain, begitu pula dengan klien keluarga. Kolaborasi, tindak hanya sebagai anggota tim secara tidak langsung
menurut Lamb dan Napadano (1984) adalah "suatu proses atau sebagian, karena mereka sering tidak ada dan bahkan
berbagi perencanaan dan tindakan secara berkelanjutan di­ sukar untuk mencarinya, mereka biasanya hanya terlibat
sertai tanggung jawab bersama terhadap hasil dan kemam­ pada aspek medis saja. Banyak tujuan kesehatan mandiri
puan bekerjasama untuk tujuan yang sarna menggunakan dirumuskan oleh tim kesehatan rumah berdasarkan pada
teknik penyelesaian masalah" (him. 26). Kolaborasi me­ informasi medis. instruksi dokter, dan pengkajian klien
rupakan aliensi sinergis, dan hasiinya berbeda serta lebih pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga merupakan
baik daripada yang dapat dilakukan oleh kolaborator apa­ anggQpi sentral dari' tim. Dalam mengatasi penyakit kronik
bila bekerja sendiri (Kyle, 1995). HasH akhir seharusnya dan perawatan jangka panjang, kolaborasi yang efektif
peningkatan perawatan klien dan kepuasan tenaga kese­ diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompleks dan ke­
hatan (King, Parrinelo, dan Baggs, 1996). Dampak positif tergantungan klien (Marosy. 1994).
dati kolaborasi serna kin diakui dan diadvokasi oleh orga­ Dalarn layanan kesehatan primer, tim kesehatan yang
nisasi keperawatan, serta profesi lain, begitu pula agensi biasanya terlibat adalah dokter. perawat praktisi dan pe­
akreditasi (Lee dan Cohen, 1995). rawat klinis. Pekerja sosial, asisten perawatlperawat prak­
Kolaborasi dapat dipandang baik sebagai strategi inter­ tik berlisensi, psikolog klinisi, dan dokter spesialis lain
vensi perawat keluarga yang terpisah maupun strategi pen­ yang dapat juga menjadi anggota tim: Karena perawat
ting yang digunakan dalam manajemen kasus. Dalam ber­ praktisi bekerja sangat dekat dengan dokter, kemampuan
bagai standar praktik ANA, satu standar secara khusus berkolaborasi menJadi sangat penting dalam layanan ke­
berfokus pada keterlibatan perawat dalam kolaborasi. Ko­ sehatan.
laborasi dalam sebagian besar standar praktik ANA men­ Pada agensi masyarakat yang res:ni, ukuran tim dapat
cakup klien (individu dan keluarga) sebagai bagian dari besar atau keeil bergantung pada kebutuhan kesehatan,
-proses kolaboratif. kesejahteraan, dan pendidikan keluarga. Perawat kornu­
Kemampuan berkomunikasi dengan jelas dan bernego­ nitas yang bekerja dalam memberikan pelayanan resmi,
siasi dengan efektif merupakan keterampilan interpersonal dapat juga sebagai anggota tim di komunitas yang bekerja
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 189
dengan keluarga anak keeil dan remaja, dan perawat hargaan, terapeutik, serta ekonomis (Daka-Mulwanda.
sekolah, guru, pekerja kasus, serta psikolog klinis meru­ Thornburg, Filbert, dan Klein, 1995).
pakan bagian dari tim. Perawat sekolah seeara rutin ber­
fungsi sebagai anggota kolaboratif dari suatu tim yang KONSULTASI. Konsuitasi termasuk sebagai intervensi ke­
mengkaji· dan mereneanakan program pendidikan bagi perawatan keluarga karena perawat keluarga sering ber­
murid yang mengalami gangguan perkembangan. peran sebagai konsultan bagi perawat, tenaga profesional,
Dalam tatanan pelayanan akut, dober. perawat, pekerja dan para profesional lainnya ketika informasi klien dan
sosial. pasien. dan keluarga biasanya membentuk suatu keluarga serta bantuan diperlukan. Banyak Iiteratur me­
tim. Profesional keluarga (perawat, pekerja sosial, danlatau nunjukkan bahwa konsultasi mempersyaratkan keahlian
psikolog) perlu mempertahankan akses dan kolaborasi dalam keterampilan klinik dan pengetahuan serta persiap­
dengan dokter pasien karena proses penyakit dan pengo­ an praktik keperawatan tingkat lanjut (ANA, 1992; Fraley,
batannya dipengaruhi oleh konteks keluarga. 1992; Kearney dan Yurick, 1996).
Konsultasi didef1nisikan oleh Caplan (1970) sebagai
Kindig (1975) menyatakan bahwa struktur dari tiap sis­
"Suatu proses intervensi antara dua orang profesional -kon­
tern layanan kesehatan dan gabungan dari orang-orang
sultan, yang merupakan spesialis dan consultee. yang berkon­
yang bekerja dalam satu tim pelayanan kesehatan bergan­
sultasi dan memerlukan bantuan konsultan", (him. 19). Peran
tung pada kebutuhan populasi pasien dan sumber daya
konsultan sering kali memberikan bantuan dalam penyelesaian
yang tersedia. Agar tim dapat berfungsi seeara efektif,
masalah terkait isu klinik. Dalam proses konsultasi, consultee
semua anggota harus memiliki pemahaman yang sarna ten­
bebas untuk menerima dan menolak rekomendasi konsultan
tang peran dan tanggung jawab mereka, begitu pula
dan tetap bertanggung jawab secara langsung untuk meng­
kebutuhan klien dan tujuan reneana pengobatan. Selain itu,
implementasikan tindakan dan kriteria hasil perawatan.
jika pelayanan kesehatan bekerjasama seeara terus me­
Dalam keper(iwatan, konsultasi dapat terbentuk per­
nerus, ada kebutuhan yang besar bagi tim untuk bekerja
timbangan bersama mengenai suatu kasus atau klien terten­
dalam suatu proses ketika keputusan dibuat, komunikasi
tu dan memberikan saranlinformasi tentang klien dengan .
disampaikan, dan prosedur dilakukan.Jika tim berjalan
masalah k~sehatan khusus. Atau konsultasi dapat berupa
lanear, maka akan membebaskan energi untuk melakukan
mewawanearai suatu keluarga dan melakukan pengkajian
perawatan bagi klien, begitu pula energi yang diperlukan
lain terhadap keluarga dan kebutuhannya. Lewis dan Levy
bagi tim untuk mempertahankan dan mengatasi masalah
(1982) mengelompokkan proses konsultasi ke dalam dua
interpersonal anggota tim.
jenis. Jenis pertama adalah. konsultasi tidak Jangsung,
. Kebutuhan akan proses interdisiplin, yakni upaya, dan yakni pertemuan berorientasi kasus dilaksanakan dan ke­
keterampilan berbagai tenaga profesional dikoordinasikan, luarga tidak diwawanearai oleh konsultan. Contoh kedua
tampak nyata ketika profesional mengadopsi perspektif konsultasipada kasus berikut, ketika anggota keluarga
dan fokus sistem keluarga yang memengaruhi dan di­ seeara langsung diwawanearai oleh konsultan dan diberi­
pengaruhi oleh kesehatan dan penyakit anggota keluarga kan pendapat kedua. Model ini digunakan seeara ekstensif
(Glenn, 1987). Selain itu, dalam studi penelitian, kola­ di bidang kedokteran dan secara subtansial dalam kepera­
borasi telah menunjukkan dampak terapeutik dan biaya watan psikiatri, yaitu perawat spesi~lis keperawatan P~l­
yang ef1sien (ANA, 1992; Koerner & Amstrong, 199~). :"1 kiatri bertilidak sebagai konsultan dan perawat rumah sal6t
Glenn (1987), dokter keluarga dan advokat dari pela­ ketika pasien mengalami masalah psikologis dan perilaku
yanan kesehatan kolaboratif menulis ten tang kendala yang (Kearney dan Yurick, 1996).
dapat terjadi dalam kolaborasi. Ia menekankan masalah Perawat berorientasi pada keluarga yang berfungsi
konflik kekuasaan antara tenaga kesehatan... "Konflik sebagai ahli spesialisperawat klinik, perawat sekolah, kon­
utama yang muneul melibatkan pendapatan dan uang, ke~ selor keluarga, perawatan komunitas, dan perawat kesehat­
wenangan dan kekuasaan", (him. 160). Masalah dokter an kerja termasuk konsultasi sebagai salah satu komponen
yang dominan dan perawat yang penurut sering disebutkan praktik yang paling penting. Banyak Jierawat keluarga me­
sebagai kendala dalam berkolaborasi (Kyle, 1995). Rasa ngembangkan bidang kepakaran khusus-seperti penga­
pereaya dan saling menghargai antara kolaborator adalah niayaan anak dan keluarga, intervensi krisis keJuarga, kon­
hal yang penting untuk keberhasilan suatu kolaborasi seling genetik, promosi kesehatan keluarga, dan program
(Kyle, 1995). pendidikan diabetes, dan program menjadi orang tua­
Kesimpulannya, kolaborasi semakin menarik,menjan­ serta memberikanbantuan kepada tenaga profesional lain- •
jikan danberperan penting dalam keperawatan keluarga nya di bidang khusus ini.
karen a kolaborasi menfasilitasi pendekatan holistik dan
peneapaian tujuan bersama. Bagi perawatkeluarga, praktik '. INTERVENSI PEMBERDAYAAN KELUARGA. Pemberdayaan
kesehatan kolaboratif dapat membangkitkan energi, peng- keluarga adalah suatu "kata yang didesuskan", yang po­
BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

puler pada sebagian besar pr9fesi bantu an sa at ini. Litera­ Perilaku apatis dapat juga terkait dengan suatu perasaan
tur tentang pemberdayaaan telah tumbuh dengan pesat kegagalan terhadap keberhasilan atau ketersediaan pela­
dalam sepuluh tahun terakhir, khususnya keperawatan. yanan.
Rodwell menganalisis berbagai pengertian tentang pem­ Dyer (1973) menjelaskan keIuarga yang tidak dapat
berdayaan dalam artikel anal isis konsep pada tahun 1996. membuat keputusan juga merupakan masalah. Dalam con­
Rodwell mengidentifikasi empat ciri pemberdayaan. toh ini, anggota keluarga mengalami kesulitan mengambil
yaitu: keputusan atau menggunakan "de facto" ketika membuat
• Terdiri dari suatu proses bantuan keputusan (membiarkan saja sesuatu terjadi). Keluarga se­
• Melibatkan kemitraan yang menghargai diri sendiri perti itu memerJukan perawat untuk menggali perasaan
dan orang lain. mereka dan menelaah berbagai pilihan pro dan kontra.
Ditandai dengan pengambiJan keputusan bersama. Bukan mengambil alih tanggung jawab untuk membuat
keputusan bagi keluarga dan dengan tanpa disengaja me­
Meliputi kebebasan untuk mengambil keputusan dan
ningkatkan ketergantungan keluarga, perawat disarankan
menerima tanggungjawab.
agar menjalankan peran sebagai narasumber yang suportif
Dari tinjauan litaratur Rodwell (l996) dan proses anali­
terhadap keluarga.
tik, ia menghasilkan definisi insklusif ten tang pemberda­
Pada kedua situasi tersebut, perawat harus memeriksa
yaan berikut. "Dalam suatu kemitraan pemberian bantuan,
tentang apa yang sedang terjadi di dalam keluarga dan me­
pemberdayaan adalah proses yang memungkinkan orang
miliki keingintahuan tentang akar permasalahan, sehingga
untuk memilih, mengendalikan, dan membuat keputusan
dapat diidentifikasi dan diatasi.
tentang kehidupan mereka. Pemberdayaan juga suatu pro­
ses yang menghargai semua yang terlibat". (him. 309). HAMBATAN TERKAIT PERAWAT. Sering kali, kita berpikir
Filosofi pemberdayaan melandasi semua intervensi bahwa hambatan implementasi intervensi merupakan peri­
yang diuraikan dalam bab ini. Intervensi tersebut diran­ laku yang terpisah dari diri kita. Namun demikian, be­
cang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan berapa hambatan implementasi intervensi yang efektif
kapasitas keluarga sehingga dapat bertindak secara efektif dapat berhubungan dengan ide dan perilaku perawat. Pera­
untuk diri mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah mem­ wat profesional harus secara rutin merefleksikan keyakinan
bantu keluarga menjadi advokat dan sumber terbaik bagi dan perilaku mereka sendiri ketika bekerja dengan keluarga
m~reka,sendiri. Tabel 7-15 mengidentifikasi intervensi untuk memastikan bahwa mereka tidak tanpa sengaja me­
kunCi pemberdayaan keluarga. . nutup pilihan bagi keluarga. Hambatan yang dapat terjadi
disajikan dalam Tabel 7-16 dengan contoh pertanyaan re­
f1ektif diri yang dapat secara rutin ditanyakan perawat
HAMBATAN IMPLEMENTASI INTERVENSI terhadap dirinya sendiri untuk menghindari kendala ter­
KELUARGA sebut.

HAMBATAN TERKAIT KELUARGA: APATI DAN TIDAKDA­


PAT MEMUTUSKAN. Hambatan implementasi intervensi
dapat berupa perilaku keluarga dan/atau perilaku perawat.
~EVALUASI DAN
Dyer (1973) dalam kerjanya bersama dengan keluarga mis­ MODIFIKASI RENCANA
kin dan beragam budaya di komunitas mengidentifikasi pe­ PERAWATAN
rilaku bermasalah dari keluarga yang bertentangim dengan
perawat. Perilaku pertama adalah apati. Apati dimanifes­
EVALUASI
tasikan ketika keluarga merespons tindakan keperawatan
dengan sikap "tak-acuh?" dan tidak menunjukkan tindakan Komponen kelima proses keperawatan adalah evatuasi.
apa-apa atau kepedulian. Apakah betul keluarga tidak pe­ Evaluasi berdasarkan pada seberapa efektif intervensi yang
duli? Umumnya, mereka peduli. Namun demikian, perbe­ dilak.ukan keluarga, perawat, dan lainnya. Keberhasilan le­
daan nitai dan keyakinan sering kali memengaruhi respons bih ditentukan oleh hasH pad a sistem keluarga dan anggota
keluarga, khususnya jika keluarga berasal dari latar bela­ keJuarga (bagaimana keluarga berespons) daripada inter­
kang sosial-ekonomi atau etnik yang berbeda dengan pe­ vensi yang diimplementasikan. Evaluasi sekali lagi, meru­
rawat. Perilaku yang berhubungan dengan apati termasuk pakan kegiatan bersama antara perawat dan keluarga.
putus asa (keyakinan bahwa "apapun yang dilakukan kelu­ Walaupun pendekatan evaluasi berorintasi pada kelu- .
arga, tidak akan berpengaruh) dan fatalisme (perasaan bah­ arga yang paling rei evan, pendekatan ini sering kali mem­
wa "apa yang akan terjadi, terjadilah"). Fatalisme merupa­ buat frustasi karena kesulitan dalam menyusun kriteria
kan kendala utama bagi orang miskin dan tidak berdaya. objektif untuk hasil yang diinginkan dan karena faktor
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 191

TABEL 7-15
INTERVENSI PEMBERDAYAAN KELUARGA
• Mendorong peron serto okfif keluorgo don onggofo keluorgo
• Bertindok don mendengorkon secoro soksamo mosalah onggofa keluarga don dimulai dari masalah mana yang mereka
inginkan
• Mengakui keluarga sebogai mifro yang sefaro etou anggofa fim dalom sisfem pelayanan kesehafan
• Meluruskan visi keloarga fentang pilihan dan kemungkinan apa yong ada .
• Mendorong swa-bonfu keluorga .
• Memungkinkon klien melatih otonomi don penentuan diri dalom memutoskon pili han yong akan dipilih
• Menghorgai bohwa keluarga dan perowot mempunyai keahlian spesialisasi masing-masing dalam memelihora kesehotan
dan mengelola masalah kesehatan
• Mengakui bohwa boik keluargQ maupun perawat, mosing-masing membowa kekuatan don sumber dolom hubungan
mereka "
• Menemukan doh menegoskan kekuaton don sumber keluarga, yong menjodi landasan untuk membina rasa percaya
• Mengodvokasi etos namo keluarga klien, sistem pelayo nan kesehatan, dan tingkaf kebijakan kesehetan
• Membonfu keluorgamengembangkan dukuogan sosial yong lebih besar di dalam keluorga mereka sendiri melalui
pengembongan keterompilon hubungan keluargo .
• Memberi keluarga pujian etos perubahon positif don pencapaion yag terjadi

selain intervensi yang telah direncanakan yang meme­ • Adakah kesepakatan antara keluarga dan anggota tim
ngaruhi hasil pada keluargalklien. Karena pilihan tersebut kesehatan lain tentang evaluasi?
tidak ada seorangpun yang dapat secara jelas "murni", Apa data tambahan yang perlu dikumpulkan untuk
melihat keberhasilan dari intervensi keperawatan. perkembangan evaluasi?
Rencana asuhan keperawatan mencakup kerangka eva­ • .Apakah ada hasil yang tidak terduga yang perlu di­
luasi. Jika jelas, tujuan dan perilaku spesifik sudah digam­ pertimbangkan?
barkan yang kemudian dapatdigunakan sebagai kriteria • Jika perilaku dan persepsi keluarga menunjukkan
untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan yang dicapai. Pa­ bahwa masalah belum diselesaikan secara rhemuas­
da 'beberapa situasi, mungkin ada suatu kebutuhan untuk kan, apa alasannya?
mengembangkan kriteria yang lebih spesifik untuk meng­ • Apakah diagnosis,tujuan, dan pendekatan kepera­
evaluasi tujuan. Contohnya; tujuan, "Keluarga akan men­ watan realistik serta akurat?
cari pelayanan medis bagi bayinya yang sakit", mungkin Berbagai metode evaluasi digunakan dalam kepera­
perlu kriteria lebih spesifik untuk memutuskan apakah wl;ltan. Martin (1994) membahas beberapa metode peng­
tujuannya sudah tercapai. Kriteria evaluasidapat meliputi ukuran kualitas praktik. keperawatan. Pada akhirnya, ia
suatu fakta bahwa.keluarga sudah 'berobat ke dokter anak merekomendasikan penggunaan konferensi kasus; berbagi
dan mendapatkan pengobatan untuk anaknya yang sakit. kunjungan evaluasi dan observasi, melakukan audit, umpan
Akan tetapi, pada banyak kasus', tujuan' ditulis menggu­ balik sejawat. dan pemanfaatan tinjauan; survei kepuasan
nakan istilah yang lebih spesifik untuk menghindari pe­ klien; dan audit ekstemal. Faktor yang paling penting
ngembangan kriteria lebih Ianjut, seperti, "Anak akan adalah bahwa metode harus disesuaikan dengan tujuan dan
mendapatkan pelayanan diagnosis dan pengobatan dari evaluasi intervensi.
dokter spesialis anak dalam 1 sampai 3 hari.
~

Evaluasi merupakan proses terus-menerus yang terjadi MODIFIKASI


setiap saat perawat memperbarui rencana asuhan kepe­
rawatan. Sebelum rencana perawatan dikembangkan atau Modifikasi mengikuti rencana evaluasi dan memulai pro­
dimodifikasi, tindakan keperawatan tertentu perlu ditinjau ses pengembalian siklus ke pengkajian awal dan pengkaji­
oleh perawat' dan keluarga untuk memutuskan apakah an ulang-memberikan informasi baru yang diperoleh dari .
tindakan tersebut memang membantu. Kecuali respons temuan sebelumnya, dan kemudian meneruskan untuk me­
keluarga terhadap intervensi keperawatan dievaluasi revisi tiap fase dalam siklus jika diperlukan. Modifikasi
bersama. tindakan keperawatan yang tidak efektif dapat sering sulit dilakukan, dan dapat menimbulkan frustrasi
terus berlangsung. serta menurunkan ego untuk menerima bahwa rencana
Pertanyaan berikut seharusnya direnungkan ketika se­ dan/atau implementasi temyata tidak efektif. Sering' kali,
dang mengevaluasi respons keluarga: per:wat yang beketja dengan keluarga dalam jangka
192 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 7-16
HAMBATAN IMPLEMENTASI INTERVENSI KELUARGA YANG TERKAIT PERAWAT
HAMBATAN 1:MEMAKSAKANIDE
Perawat menerima, dan terlibat dalOm hubungon nonkolaboratif ("berdiri sendiri") dengan keluorg~. Dalam hal ini, .

perawat dopot terperangkap pemaksaon ide keluarga tanpa sepenuhnya mempertimbangkan kepakaran dan ide keluarga.

Perawat menerima tanggung jawab penuh atas rencana keperawaton dan implementasinya (bertentangan dengan

pendekatan kesetaraan, nonhierarki, .yaitu input dari perawat dan keluarga dihormati dan didorong).

Pertanyaan Rellelctil Dir;: Seberapa sering keputusan tentang peloyanan kesehatan keluarga dibuat bersoma oleh

pasien, keluarga, dan diri sendiri, serta anggoto tim kesehatan lain?

HAMBATAN 2: MEMBERI LABEL NEGATIF


Perawat dopat memberi label negatif kepada keluarga (atau dirinya sendiril apabila intervensi tampak tidak berhasil.

Sebagai contoh, jika keluarga tidak mengimplementasikan ide perawat, perawat mungkin menyebut keluarga sebagoi

"melawan" atau memandang tindakannya sebagai "tidak efektif".

Pertanyaan Rellelctil Diri: Apabila intervensi tidak berhasil, hal lain apa yang dapat, saya perbuat? Rencana .

pengobatan tidak efektif-dapatkah saya jelaskan mengapa?

HAMBATAN 3: TIDAK MELIHAT KEKUATAN


Bukannya memberikan perhatian pada kekuatan dan sumber ya'ng ada di keluarga, atau keberhasilon keluarga

sebelumnya dalam situasi lain, perawat menekankan pada kelemahan dan masalah dalam keluarga.

Pertanyaan Rellelctil Diri: Apa saja kegiatan pengkajian intervensi yang soya dapat gunakan untuk meningkatkan

kekuatan keluarga?

HAMBATAN 4; MENGABAIKAN IMPLIKASI BUDAYA ATAU GENDER


Perawat kurang mempertimbangkan perbedaan budoya atau etnik dan isu gender, ketika merencanakan intervensi dengan
keluarga
Pertanyaan Rellektil Dir;: Dengan cara apa rencana perawatan yang sayo buat agor dapat mereHeksikon kebutuhan
budaya keluargo? Jika ada, apakah, bias budaya atau gender soya yang mungkin mengganggu kerja soya dengan
keluarga ini?

Diambili sebagj~n dar; Leahey dan Harfan - Jaqeus, 1996.

panjang melihat hasil yang sangat lambat atau mungkin bahwa indikator paling penting dari terminasi adalah ke­
tidak ada perubahan sarna sekali pada keluarga-setidaknya mampuan keluarga untukmenguasai atau menjalankan ke­
tidJk terjadi perubahan pad a saat perawat bekerja dengan hidupan yang bermasalah, tidak untuk mengurangi masalah.
keluarga tersebut. Pada kondisi ini, perawat perlu memasti­ Diskusi tentang terminasi seharusnya dilakukan lebih awal
kan bahwa jika mereka meneruskan mencari diagnosis dalam proses terapeutik,' sehingga perawat dan keluarga
yang lebih akurat atau rencana yang lebih efektif, upaya menjadi jelas tentang harapan mereka. Tinjauan tujuan dan
mereka mempunyai peluang untuk berhasil dan sumber perkembangan secara teratur membantu untuk mencegah
yang digunakan akan sepadim dengan hasil yang dicapai. masalah yang terkait dengan terminasi. Terminasi akhir
Akan tetapi, penting untuk mengingat dan bekerja ber­ dapat diprakarsai oleh perawat, keluarga, atau profesional
dasarkan prinsip penentuan diri-bahwa keluarga mern­ atau institusi kesehatan lain (Wright & Leahey, 2000).
punyai hak untuk memutuskan apa yang terbaik bagi me­ Idealnya, terminasi disetujui bersama oleh keluarga dan
reka serta membuat keputusan untuk diri mereka sendiri. perawat dan jika waktu telah disepakati, ada percakapan
terakhir tentang pekerjaan yang telah diselesaikan. Perawat
perlu waspada terhadap kontinuitas kerjanya dengan kelu­
fJl;MENGAKHIRI HUBUNGAN arga jika. mereka telah menunjukkan kemampuan' untuk
'hidup dengan masalahnya; jika tidak, meneruskan hu­
PERAWAT-KELUARGA bungan dengan keluarga dapat menimbulkan ketergan­
Dalam bekerja dengan keluarga sepanjang waktu, sulit tungan keluarga yang tidak perlu dan menghabiskan sum­
untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengakhiri ber sistem. Wright dan Leahey (2000) memberikan daftar
suatu hubungan. Wright dan Leahey (2000) menunjukkan tindakan keperawatan yang dapat digunakan dalam termi­
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 193
nasi terapeutik dari hubungan perawat~keluarga; meninjau
yanan tindak lanjut atau rujukan. Tindakan tersebut mem­
kontrak, mengurangi frekuensi sesi, memberikan kredit
bantu menyisipkan suatu penutup dalam hubungan dan
.kepada keluarga untuk perubahan yang sudah dilakukan,
dimasudkan untuk membantu keluarga mempertahankan
mengevaluasi wawancara keluarga, dan memberikan pela~
pencapaian yang positif.

@a;RANGKUMAN
• Proses keperawatan keluarga akan berbeda bergan~ menyusun data tersebut secara berurutan sehingga
tung pada fokus perawatan. Jika perawat melihat ke~ dapat menyimpulkan secara akurat dan masalah ter­
luarga sebagai latar belakang at au konteks dari in~ identifikasi. .
dividu pasien, individu anggota keluarga menjadi Dalam buku ini, alat pengkajian keluarga yang kom­
fokus dan pro~es keperawatan berorientasi secara prehensif disajikan dalam Bab 8 sampai 17 dan
individual. ApabiJa perawat mendefinisikan suatu ke­ Apendiks A dan B.
luarga sebagai unit perawatan, walaupun proses itu • Pada tingkat keluarga, diagnosis keperawatan dapat
sendiri tidak berbeda, keluarga sebagai unit atau sjs~ ditegakkan dari penggunaan salah satu teori keluarga
tern yang menjadi fokus. atau keperawatan menggunakan North American
Kebanyakan perawat keluarga dalam praktiknya be­ Nursing Diagnosis Association (NANDA) atau
kerja secara simultan baik dengan individu anggota Sistem Omaha.
keJuarga maupun dengan keluarga serta subsistem­ • Walaupun keluarga dimasukkan dalam definisi diag­
nya. Ini ~erarti perawat keluarga menggunakan pro­ nosis keperawatan NANDA, daftar diagnosis yang
ses keperawatan dalam dua tingkat yaitu tingkat indi­ dapat diterapkan pada keluarga tetap saja mempunyai
vidu dan keluarga serta subsistem keluarga. keterbatasan, dengan demikian menimbulkan kritik
Pengkajian data keluarga seharusnya dikumpulkan dariperawat yangpeduli dengan asuhan yang
secara sistematik menggunakan alat pengkajian ke~ berfokuskepada keluarga.
", luarga, diklasifikasikan dan dianalisis untuk men­ • Sistem Omaha dig(makan secara luas menggunakan
dapatkan arti. Sering kali data sepintas dikumpulkan alat dalam keperawatan komunitas. Sistem ini terdiri
pada tiap bidang utama. Apabila pengkaji data ke­ dan skema klasifikasi masalah. skema intervensi dan
mudian menemukan masalah potensiaJ atau kemllng­ skala penilaian masalah untuk suatu hasil.
kinan yang bermakna, perawat kemudian menggali Dalam menyatakan diagnosis keperawatan, perawat
bidang tersebut lebih dalam. perlu mengindikasikan pada tingkat sistem keluarga
Keillarga harus diidentifikasi dalam proses peng­ apa masalah yang sebenarnya-pada tingkat unit ke­
kajian luarga, atau tingkat dari salah satu subsistem kelu­
• Pengumpulan data keluarga berasal dari berbagai arga, atau serangkaian hubungan seperti hubungan
sumber; wawancara klien yang berhubungan dengan perkawinan, subsistem-orang tua-anak, atau subsis­
kejadian lalu dan sekarang, temllan objektif (mis., tern saudara.
observasi rumah dan fasilitasnya), penilaian subjektif Salah satu masalah dalam menentukan kebutuhan ke­
(mis., Japoran pengalaman anggota keluarga), infor­ sehatan atau masalah keluarga adalah bahwa semua
masi tertulis dan Iisan dari rujukan, berbagai agensi informasi yang dikumpulkan' saling berhubungan,
yang sedang bekerja dengan keluarga, dan anggota dan ada kesulitan yang hampir tidak dapat diatasi
tim kesehatan lainnya. melibatkan pemilahan hubungan sebab-akibat.
Membina hubungan yang penuh rasa percaya dengan Masalah keperawatan keluarga yang teridentifikasi
sikap saling menghormati dan terbuka, serta komu­ sering kali berfokus pad a kemampuan keluarga
nikasi yang jujur, selaras dengan proses pengkajian mengatasi masalah kesehatan dan lingkungan. Pada
dan fase orientasi ketika bekerja dengan keluarga. banyak situasi, jarang terdapat penyakit medis atau
Dengan meningkatkan rasa saling percaya, perawat cacat. Pada kasus ini, diagnosis yang paling sering
juga menciptakan suatu konteks bagi keluarga llntuk bersifat preventif dan menihgkatkan kesehatan.
terbllka mengimplementasikan intervensi keperawat~ • Kebutuhan keluarga akan perawat keluarga yang
an keluarga yang akan datang. dapat memengaruhi perubahan atau dapat mening­
• Setelah selesai pengkajian, data perlu diringkas dan katkan kesehatan secara efisien harus dipenuhi.
dikumpllikan, meng~lompokkan data yang sarna dan Dalam menetapkan ~ujuan, perawat diharapkan
194 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

bekerja dengan keluarga dalam membedakan masa­ efektif, serta menggunakan kompetensi mereka dan
lah yang perlu diatasi melalui intervensi keperawat­ sumber lain sepenuhnya.
an, masalah keluarga sebagai agen perawatan diri • Kontrak adalah persetujuan dalam bekerja yang di­
dapat ditangani sendiri, serta masalah yang perlu di­ buat antara dua pihak atau lebih seperti antara ke­
rujuk ke anggota tim kesehatan lainatau diatasi luarga dan perawat atau antara orang tua dan anak.
dengan kolaborasi. Agar kontrak tepat waktu dan relevan, maka kesi­
• Keluarga mempunyai hak dan tanggung jawab untuk nambungan kontrak dinegosiasi ulang dan mencakup
membuat keputusan kesehatan bagi diri mereka sen­ area tindak lanjut,: sasaran, lama kontrak, tanggung
diri. Karena prinsip keperawatan keluarga ini, maka jawab klien (komitmen) dan anggota tim kesehatan,
diperlukan tindakan tertentu yang secara penuh langkah-Iangkah untuk mencapai sasaran, dan peng­
diserahkan kepada keluarga untuk memilih sesuatu hargaan atas tercapainya sasaran.
yang mungkin kita tidak setujui baik secara pribadi • Manajemen kasus dilihat sebagai suatu sistem, proses
maupun profesional. peflgambilan keputusan klinis, tekno\ogi, peran dan
• Interv~nsi keperawatan adalah semua pengobatan pelayanan. Kendala penggunaan pendekatan dengan
berdasarkan pada keputusan kIinis, yang dilakukan keluarga meliputi keterbatasan dana untuk membe­
perawat untuk meningkatkan kriteria hasil pasienl Jikan pelayanan kepada keluarga, dasar pendidikan
klien. Intervensi keperawatan meliputi baik pera­ perawat untuk menjalankan peran tersebut, dan per­
watan langsung maupun tidak \angsung; yang ditu­ sepsi bahwa peran yang dibutuhkan tidak terpenuhi
jukan kepada individu, keluarga, dan komunitas; dan oleh perawat.
diprakarsai oIehperawat, dokter, serta penyedia pe­ • Advokasi pasien memandang bahwa pasien me­
layanan lain. ngetahui apa yang diharapkan dan apa yang ia berhak
Klasifikasi intervensi keperawatan (NIC) dan Model untuk dapatkan, dan kemudian menunjukkan ke­
Intervensi Keluarga Calgary (CFIM) adalah dua sis­ inginan dan keberanian untuk melihat bahwa sistem
tern yang dikembangkan secara sistematik mengor­ kita tidak dapat mencegahnya untuk mendapatkan
. ganisir dan menguraikan intevensi keperawatan. hal tersebut.
Fokus CFIM adalah mempromosikan, meningkatkan, Bertindak sebagai koordinator; perawat memastikan
danlatau mempertahankan fungsi keluarga yang bahwa klien tidak menerima duplikasi pelayanan dari
efektifdalam tiga domain: Kongitif (pikiran), afektif berbagai agensi atau, bukan lebih ditekankan, adanya
. (emosi), dan perilaku (tindakan). kesenjangan yang berarti pada area. yang diperlukan .
• Tujuan pendidikan adalah mendukung perilaku sehat •. Kolaborasi adalah suatu proses berbagi perencanaan
dan mengubah perilaku tidak sehat, walaupun per­ dan tindakan sepanjang waktu dengan tanggung ja­
ubahan perilaku tersebut tidak selalu langsung ter­ wab bersama untuk mencapai hasil dan kemampuan
Iihat. untuk bekerjasama guna mencapai tujuan yang sarna
• Keterampilan yang diperlukan tenaga keseh~tan ke­ menggunakan teknik penyelesaian masalah.
tika memberikan informasi medis yang berkelanjutan • Peran konsultan sering kali adalah untuk memberi­
dan memberikan saran kepada keluarga mencakup kan bantuan penyelesaian masalah isu klinik. Dalam
mengomunikasikan secara jelas dan teratur temuan proses konsultasi, consultee bebas untuk menerima
kesehatan dan pilihan pengobatan, mendengarkan atau menolak rekomendasi konsultan dan secara
dengan penuh perhatian terhadap pertanyaan dan langsung tetap bertanggungjawab terhadap imp lemen­
kepedulian anggota keluarga, serta memberikan sa­ tasi tindakan dan hasil asuhan.
ran kepada keluarga ten tang bagaimana mengatasi • Hambatan implementasi intervensi termasuk apati
kebutuhan kesehatan dan rehabilitasi pasien. keluarga, keluarga tidak dapat membuat keputusan,
• Model peran merupakan modalitas yang sangat kuat dan dapat karena perilaku dan keyakinan perawat
untuk pendidikan anggota keluarga tentang bagai­ sendiri yang dapat bertentangan dengan nilai dan
mana memodifikasi perilaku mereka. tujuan keluarga.
Bimbingan antisipatif memberikan keluarga infor­ • Evaluasi didasari atas seberapa efektif intervensi
masi tentang apa yang diharapkan terkait dengan pe­ yang diterapkan oleh perawat keluarga dan yang lain­
risitwa yang akan datang, masalahlisu potensial, atau nya. Keberhasilan ditentukan dengan melihat haSiI
fase perkembangan anak selanjutnya. pada anggota keluarga (bagaimana keluarga beres­
• Konseling adalah suatu proses untuk membantu ke­ pons) bukan intervensi yang diimplementasikan.
luarga dan anggotanya dalam memerhatikan, me­ • Modifikasi dilakukan setelah rencana evaluasi dan
nyelesaikan dan mengatasi masalah mereka secara mengawali proses siklik dengan kembaIi ke peng­
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 195
kajian dan pengkajian ulang-memberikan informasi tujuan bersama, antara keluarga dan perawat pada
baru dari temuan semuJa, dan kemudian selanjutnya waktu yang tepat untuk mendiskusikan tentang
merevisi tiap fase dalam siklus jika diperlukan. pekerjaan yang telah diselesaikan.
• Idealnya, terminasi dilakukan berdasarkan perse­

• LAYIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkait.
1. Pilih satu diagnosis keperawatan yang merangkum kebutuhan utama keluarga ini.
2. Identifikasi kekuatan keluarga yang terdapat pada kellJarga ini.

·3. Sebutkan emparintervensi keperawatan untuk diimplementasikan pada keluarga ini.

.Jawablah pertanyaan tentang proses keperawatan berikut ini.


4. Perbedaan utama antara proses keperawatan ketika bekerja dengan keluarga dan bekerja
sendiri dengan klien individu adalah:
a. Tatanan komunitas yang harus dikaji.
b. Tingkat pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi. dan evaluasi diperluas un­
tuk meliputi keluarga, subsistemnya, dan anggota keluarga.
c. Tingkat pengkajian, diagnosis, perencanaan,implementasi, dan evaJuasi merupakan
sistem keluarga.
d. Pencegahan dan promosi kesehatan merupakan tujuan versus kuratif dan rehabiIitasi
ketika bekerjadengan individu.
5. Pasangkan karakteristik proses yang benar pada kolom sebelah kiri dengan fase/k:omponen
keperawatan di sebelah kanan.
Fase/Komponen Proses
Karakteristjk Proses Keperawatan
a. Pengumpulan data berkelanjutan 1. Pengkajian
b. Pendekatan berdasarkan identifikasi tujuan 2. Diagnosis
c. Penilaian kriteria hasil klien 3. Penetapan tujuan
d. Antisipasi respons klien yang dinyatakan dalam bentuk 4. Rencana perawatan
perilaku 5. Intervensi
e. Urutan prioritas 6. Evaluasi
f. Tindakan, terapi, atau pendekatan keperawatan 7. Modifikasi
g. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan
h. Masalah kesehatan aktual atau potensial pada keluarga

dan individu

196 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Fase/Komponen Proses
Karakteristik Proses Keperawatan
i. MobiJisasi sumber keluarga
j. Identifikasi sumber
k. Upaya perbaikan dan revisi
l. Mendefinisikan pendekatan altematif
6. Pengkajian keperawatan adalah:
a. Berdasarkan data awal yang dikumpulkan
b. Dibuat oleh semua orang yang terlibat dalam pemberian asuhan klien
c. Suatu proses yang sensitif dan berkelanjutan dilakukan oleh semua penyedia layanan
kesehatan yang terlibat
Pasangkan pernyataan perawat (pertanyaan 7 hingga 11) dengan langkah proses keperawatan
yang sesuai.
a. Membina hubungan
b. Memperoleh informasi
c. Mengklarifikasi masalah utama
d. Mengkaji kekuatan dan sumber
e. Merumuskan rencana terapeutik dan mobilisasi sumber klien dan laiimya
7. "Bagaimana keadaan keluarga Anda selama ini?"
8. "Saya peduli dengan masalah Anda dan ingin mengetahui lebih banyak"
9. "Dapatkah Anda menceritakan kepada saya tentang pertengkaran dengan isteriAnda?"
1O."Bagaimana saya dapat sangat membantu Anda dan keluarga Anda saat ini?"
11. "Kapan Anda membahas tentang kecemasan Anda dengan saudara perempuan Anda,
bagaimana tanggapannya?"
Jawab pertanyaan berikut ini.
12. Sebutkan tiga kegiatan yang dapat perawat keluarga, lakukan dalam persiapan untuk
kunjungan rumah.
13. Dalam perencanaan intervensi keperawatan, prioritas perlu ditetapkan. Variabel ini penting
. ketika menetapkan prioritas:
a. Minat dan persepsi keluargalindiviu
b. Tingkat urgensi dan keakutan masalah
c. Ketersediaan sumber
d. Kebijakan institusi
e. Tindakan yang merupakan prasyarat untuk tindakan lain
14. Keterlibatan keJuarga secara aktif dalam proses keperawatan seharusnya terjadi selama
tahapan proses keperawatan.
15. Sebutkan dua situasi kapan diperlukan intervensi keperawatan keluarga menurut Wright
dan Leahey (2000).
16. Dari daftar di· bawah ini, pilih dua konsep utama dari perubahan yang penting untuk
dipertimbangkan ketika mengkaji keluarga untuk membuat perubahan.
a. Perubahan bergantung pada sifat stresor yang dihadapi keluarga
b. Perubahan hanya terjadi apabila kedua orang tua menyetujui.
c. Mendapatkan informasi yang benar mengarahkan pada perubahan.
d. Berubah ditentukan oleh situasi.
e. Persepsi kHen tentang masalah merupakan hal penting dalam mempertimbangkan per­
ubahan.
17. Apa tiga sumber data untuk pengkajian keluarga?
18. Sebutkan tiga domain fungsi keluarga yang dibahas dalam Model Intervensi Keluarga
Calgary dan satu intervensi yang memungkinkan dan dapat diarahkan pada tiap domain.
19. Menurut Wright dan Leahey (2000), indikator paling penting dari terminasi terapeutik
dengan keluarga adalah _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
BAB 7 PROSES KEPERAWATAN KELUARGA 197
20. Cara melibatkan keluarga secara aktif meliputi (pilih jawaban yang tepat):
a. Menanyakan kepada mereka ten tang bagaimana mereka telah menyelesaikan masalah
yang sama pada masa lalu.
b. Menyarankan mereka untuk mengikuti rekomendasi yang telah ditetapkan.
c. Mendorong mereka untuk membahas berbagai pilihan yang tersedia bagi mereka. untuk
. memenuhi kebutuhan mereka.
d. Mengumpulkan semua anggota keluarga bersama membahas apa yang mungkin dapat
dilakukan dan siapa yang dapat melakukannya. .
e. Mengakui bahwa klien sering kali tidak memiliki kompetensi untuk membuat keputus­
an kesehatan sendiri, dan, sehingga membutuhkan saran tentang keputusan apa yang
perlu dibuat.
21. Pasangkan intervensi keluarga spesifik (dari kolom sebelah kiri) dengan uraian intervensi
(dalam kolom sebelah kanan). Dapat lebih dari satujawaban untuk tiap intervensi

Pendidikan kesehatan a. Model peran


_ Manajemen kasus b. Melibatkan intra-institusi dan/atau hubung­
an ekstra-institusi
Koordinasi c. Kesepakatan kerjasama antara dua pihak
atau lebih.
Advokasi d. Proses yang memfasilitasi pembelajaran
Kolaborasi e. Proses interpersonal, interventif.
Konsultasi f. Membantu keluarga menggunakan keteram­
pilan penyelesaian masalah dan kekuatan
mereka sendiri.
_ Membuat kontrak g..Memberikan saran profesional kepada orang
lain yang membantu.
_Konseling h. Berbicara untuk atau atas nama klien
i. Bekerja secara akrab dengan tenaga pro­
fesional lain untuk memberikan pelayanan
kesehatan.

22. Pasangkanjenis keterbatasanlhambatan pada kolom sebelah kanan dengan intervensi pada
kolom sebelah kiri. Lebih dari satu keterbatasanlhambatan dapat dihubungkan dengan tiap
intervensi.

_ Manajemen kasus a. Menurunnya motivasi klien untuk mengu­


bah perilaku sehat.
Pendidikan kesehatan b. Kendala budaya dan bahasa antara pihak
yang terlibat.
Kolaborasi c. Keluarga menganggap perawat tidak me­
menuhi peran interventif ini.
Membuat kontrak d. Orgnisasi di mana perawat bekerja tidak
mendukung intervensi keperawatan.
. _ Konseling e. Menetapkan untuk interaksi yang berkelan­
jutan tidak memadai.
f. Hubungan kerja seringkali dalam hierarki
atau stratifikasi.
g. Keluarga tidak memiliki kepemimpinan
dan sangat oergantung.
h. Terhambat faktor ekonomi (tidak ada uang.
penggantian, pembayaran untuk inter­
vensi).
198 BAGJAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

23. Identifikasi. tiga diagnosis keperawatan NANDA yang melibatkan pendidikan sebagai
intervensi yang sesuai.
24. Identifikasi tiga diagnosis keperawatan keluarga NANDA yang melibatkan konseling
sebagai intervensi yang sesuai.
25. Untukjenis keluarga apakah konseiing keJuarga suportif dasar dan terapi keluarga menjadi.
lebih tepat?
26. Untuk jenis masalah kesehatan apa manajemen kasus keluarga merupakan intervensi yang
paling tepat?
Apakah pernyataan berikut ini benar atau salah?
27. Langkah dalam proses keperawatan dan proses pendidikanlpembelajaran adalah sama.
28. Dalam tahap pengkajian dari proses pendidikanlpembelajaran, fokus utamanya adalah
mengkaji kesiapan peserta didik untuk belajar.
29. Kebutuhan pembelajaran analog derigan pengkajian dalam proses keperawatan
30. Penetapan strategi pendidikan tertentu untuk diterapkan adalah bagian dari tahap im:
plemenasi.
31. Kontrak dapat berupa tulisan atau lisaT\.
32. Kontrak merupakan persetujuan legal antara dua pihak individual.
33. Kontrak mendorong tanggungjaw'ab pribadi dan perawatan diri.
34. Penggunaan kontrak sangat membantu dalam proses evaluasi.
35. Suatu kontrak harus memuat batasan waktu.
36. Suatu kontrak dibuat oleh perawat dan ditandatangani oleh pasien.
37. Suatu kontrak menguraikan tujuan yang akan dicapai dan tanggung jawab dari tiap pihak
. . yang terli bat.
Jawab pertanyaan singkat berikut ini.
38. Adabanyak faktor yang meningkatkan atau menghambat pembelajaran dalam keluarga.
Identifikasi beberapa faktor penghambat yang penting.
8

IDENT1FIKASI DATA
KELUARGA: PENGKAJIAN
DAN INTERVENSI
SOSIAL-BUDAYA
PI; 151 BAB

OR1ENTASI KEBUDAYAAN KElUARGA MOBllITAS KELAS SOSlAl


Pentingnya Kebudayaan bagi Praktik AREA PENGKAJIAN KELUARGA
Pluralisme Budaya-Etnik Pengkajian Komposisi Keluarga: Genogram Keluarga
Pendekatan lintas-Budaya atau Transkultural Pengkajian Latar belakang Kebudayaan Keluarga
Keluarga Etnik Area Pengkajian Etnik dan Agama
KELAS SOSIAl KElUARGA Pengkajian Status Ekonomi dan Mobilitas Kell;ls Sosial
Kelas Sosial di Amerika Serikat DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
KEMISKINAN DI AMERIKA INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
Kemiskinan dalam Keluarga Intervensi Sosial-budaya Keluarga
Orang Amerika Kelas Bawah Intervensi Ekonomi .
Dampak Kemiskinan pada Kesehatan RANGKUMAN
STATUS EKONOMI KElUARGA

Pl;TUJUAN PEMBELAJARAN '


{

1. Menjelaskan mengapa pemahaman tentang latar be­ 4. Membahas pentingnya pendekoton lintas-budaya/
lakang etnik penting untuk praktik kesehatan keluarga. transkultural podo perawatan kesehatan keluarga.
2. Membahas beberapa masalah utama sebagai akibat 5. MendeAnisikon perbedoan anlora keragaman kebuda­
dari ketidakpekaan terhadap kebudayaan dan ketidak­ yaon dan model penyimpongan kebudayaan terkait
tahuan tenaga kesehatan profesional. dengan keluarga etnik.
3. MendeAnisikan konsep dasar: Kebudayaan, etnik, ste­ 6. Mendefinisikan beberopa perbedaon nilai dan norma
reotipe, akulturasi, asimilasi, bikulturalisme, relativisme ontora kelas sosial.
kebudayaan, etnosentris, syok kebudayaan, konRik ke­ 7. Terkait dengon perbedaan kesehatan di antara orang
budayaan, sistem perawatan kesehatan tradisional, self­ miskin, menyebutkan duo masalah kesehatan yang ber­
fufffilling prophecy, empati kebudayaan, dan kasta. hubungan positif dengan kemiskinan.
199
200 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

8. MendeRnisikan dan menguraikan pengidentiRkasian da­ 10, Menyajikan dua alasan mengopa menguatkan identitas
ta keluarga, menerapkan isi pada sketsa keluarga: etnik dapat meniadi sumber pasitif bogi anggota ke­
a. Komposisi keluarga luarga.
b. Tipe bentuk keluarga 11. Menguraikon strategi intervensi sosiobudaya secoro luas
c. Orientasi kebudayaan (etnisl dan agama dan efektif dolom bekerjo dengan keluargo etnik.
d. Status kelas sosial 12. MengidentiRkosi duo strategi untuk membantu keluorgo
9. Berdasarkan pada sketsa keluarga, mengkaji latar bela­ yang mongalami kesuliton Rnonsial terkait dengan ke­
kang sosiol-budaya keluorga sehalan mereka,

Bab ini menyajikan konteks sosial-budaya yang terdapat PENTlNGNYA BUDAYA BAGI PRAKTIK
dalam suatu keluarga. Kunci penting untuk membuka pe­
Dalam masyarakat kita yang memiliki keanekaragaman
mahaman kita ten tang suatu keluarga dan mengapa serta
kebudayaan. kita perlu untuk mengembangkan keterikatan
bagaimana keluarga berperilaku adalah latar belakang
sebagai masyarakat dan komunitas, sementara pada waktu
sosial-budaya keluarga. Bab ini dimulai dengan membahas
yang bersamaan mengakui dan merayakan keunikan dari
tentang orientasi kebudayaan keluarga-pentingnya orien­
perbedaan kita (Marks, 2000). menerapkan hal ini pada
tasi kebudayaan tersebut, peran pluralisme dalam masya­
tingkat praktik, untuk mengerti dan dapat bekerja secara
rakat kita dan pendekatan Iintas-budaya atau transkultural
untuk perawatan kesehatan keluarga, Konsep dasar kebu­ efisien dengan keluarga yang memiJiki kebudayaan yang
berbeda dari mereka sendiri, profesional kesehatan harus
dayaan dan keluarga minoritas diuraikan. Konsep kelas
sosial dan pentingnya pemahaman gaya hidup dan nilai menyadari keunikannya. kualitas yang khusus, bermacam
keluarga termasuk diskusi struktur kelas sosial di Amerika gaya hidup, nHai, dan struktur dalam kebudayaan keluarga.
Karena itu, posisi budaya sangat penting dan merupakan
dengan· menekankan khususnya pada kelas sosial bawah,
kemiskinan di Amerika dan dampak kemiskinan pada karakter yang unik. Karena perbedaan kebudayaan sering
kesehatan;'Status ekonomi keluarga dan mobilitas kelas menjadi penyebab dari komunikasi yang buruk, ketegangan
sosial juga dibahas. Bab ini diakhiri dengan pembahasan' interpersonal, mencegah perawat bekerja secara efektif de­
bidang pengkajian keluarga (mengidentifikasi data, kebu~ ngan keluarga, dan kurangnya pengkajian terhadap masa­
dayaan,status sosial ekonomi, dan mobilitas kelas sosia\), lab kesehatan dan pengobatan mereka, keberhasilan asuh­
diagnol>is keperawatan keluarga dan intervensi kepera­ an keperawatan pada klien dengan latar belakang etnik
yang beragam bergantung pada pengetahuan perawat ten­
watan Keluarga pada area sosial-budaya dan finansial. tang kepekaannya terhadap kebudayaan kHen (Canino dan
Spurlock, 1994; Lipson, 1996; Ridley dan Lingle,1996).
Dalam konseling dan pendidikan kesehatan pada kelu­
~ORIENTASI KEBUDAYAAN arga, kebudayaan merupakan hal terpenting, Tanpa penge­
KELUARGA tahuan tentang perbedaan norma dan pola kebudayaan,
perilaku yang berbeda dari pola norma kebudayaan biasa­
11: , nya dianggap sclfc\.gai (ketidakpatuhan, penyimpangan,sa­
Orientasi atau Jatar belakang kebudayaan keJuarga dapat kit jiwa, tidak bermoral atau !idak legal (bergantung pada
menjadi variabel yang paling berhubungan dalam mema­ tipe dari ketentuan perilaku yang terganggu). Ketidak­
hami perilaku keluarga. sistem nilai dan fungsi keluarga. tersediaan data dan pemahaman kebudayaan. menjadikan
Karena kebudayaan menembus dan mengitari tindakan petugas kesehatan tidak dapat menyadari, arti kebudayaan
individu, keluarga dan sosial, konsekuensinya pervasif dan dari perilaku dan tindakan klien. Empat area penting ketika
implikasi pada praktik menjadi luas. perbedaan kebudayaan dapat menembus dan mengganggu
Mengingat pemabaman ten tang latar belakang kebu­ konseling serta pemberian pendidikan kesehatan, yaitu: (1)
dayaan keluarga sangat penting dalam bekerja dengan tujuan yang diharapkan (2) membina hubungan (3) ko­
keluarga, perbedaan keluarga di antara tiga kelompok etnik munikasi (4) penerimaan kHen tentang ide atau reko­
terbesar di Amerika, digali pada bab 18 sampai 20. Bab 13 mendasi (Coddy,1975; Pedersen, Draguns. Lonner dan
tentang sistem nilai keluarga akan membantu perawat Trimble,1996; Rankin dan Stallings, 2001).
keluarga melihat pada kebudayaan, karena. nilai dan Manfaat keselarasan kebudayaan perawat-klien di­
keyakinan keluarga sering merupakan refleksi dari nilai dokumentasikan dengan baik. Beberapa catatan penulis
dan sistem keyakinan dari kelompok keluarga tersebut. se­ menunjukkan bahwa lebih mudah dan bermanfaat bagi
perti sub-kebudayaan etnik dan kepercayaan yang menjadi klien dan tenaga kesehatan profesional apabila mereka
identitas keluarga. memiliki kesamaan latar belakang ethik dan kepercayaan
BAB B IDENTlFlKASI DATA KELUARGA 201
(Flaskerud,1984; Leppa, 1999). Apabila kerangka acuan keturunan asing tiba pada 10 tahun terakhir, dibandingkan
yang sarna ada di dalam hubungan, kemungkinan adabya sebelumnya, puncak imigrasi mencapai 32% pada tahun
kebebasan yang lebih besar untuk mengungkapkan, meng­ 1910 (Fields. 2001).
identifikasi lebih mendalam, dan meningkatkan empati Walaupun letak geografis bervariasi merasakan gelom­
akan terdapat dalam hubungan tersebut. Namun demikian, bang arus imigrasi ini secara berbeda pada tahun 1990an,
tenaga kesehatan dan klien dengan latar belakang etnik terdapat pengusiran imigran besar-besaran di seluruh ne­
yang sarna, adaJah hal yang ideal, tetapi biasanya bukan gara bagian di Amerika. Kota yang mengalami angka
suatu situasi yang praktis. Pad a kenyataannya kecocokan imigrasi yang tinggi adalah Los Angeles dan New York.
etnik tidak seJaJu terjadi, dan bahkan tidak diinginkan Di Los Angeles 4 daTi 10 imigran adalah keturunan asing,
secara sosial. Jika tidak, bagaimana kita sebagai warga da­ sedangkan di New York 3 dari 10 adalah keturunan asing.
lam masyarakat multikultural, belajar untuk hidup dan Badan Sensus Amerika (U.S. Bureau of the Census,1990
berhubungan baik dengan orang lain? ,2000) menggambarkan kecenderungan tersebut (Tabel
Bahasa merupakan aspek fundamental dari kebudayaan/ 8-1).
etnisitas. Sifat kritis dari kendala bahasa juga merupakan Negara bagian terbesar. California, diproyeksikan hing­
aspek penting (Lipson dan Meleis,1999). Di beberapa ga tahun 2030, kulit putih non-Hispanik akan menjadi mi­
daerah, tempat mayoritas atau keragaman dari seorang noritas ditinjau dari populasi penduduk, sementara pen­
. klien yang berasal dari kebudayaan yang berbeda dan duduk etnik minoritas (Latin, Afrika-Amerika qan Asia!
berbicara dalam bahasa yang berbeda, belajar bahasa ke­ kepulauan Pasifik) akan "muncul sebagai mayoritas"
budayaan tidak hanya meningkatkan kemampuan ber­ (Fields, 2001; Hayes Battista, 1990).
komunikasi, tetapi juga pemahaman dan penghargaan Secara besar-besaran arus imigrasi membentuk dan me­
terhadap kebudayaan yang Jebih besar (Giger dan rombak seluruh karakter Amerika dalam dua abad terakhir.
Davidhizar.I999). Padilla (1976) membuktikan hal ini da­ Mitos orang Amerika tentang melting pot sud!,\h diakui se­
lam studi tentang kelas-bawah Meksiko-Amerika yang di­ cara.intelektual, walaupun.implikasinya tidak sepenuhnya
terapi dalam suatu pusat konseling.di Los Angeles Timur. merisaukan. Mitos ini mendQrong seluruh kelompok etnik
Ia menyatakan bahwa pada umumnya diduga oleh para ahli . yang berbeda pindah ke Amerika untuk mendapatkan ke­
terapi bahwa orangdari kelas bawah mengalami kesulitan hidupan .yang lebih baik dalam kehidupan masyarakat
untuk mendapatkan manfaat dari psikoterapi karena Amerika dengan menjadi bagian dari satu kelompok yang
keterbatasan menggunakan cara nonverbal. tidak mampu dominan. Perbedaan biasanyadiHhat sebagai penyim­
berblcara, dan kurang kemampuan untuk berpikir secara pangan sosial dan dianggap rendah. Variasi etnik dianggap
abstrak. Akan tetapi Padilla melaporkan bahwa dalam sebagai elemen dari kelas bawah dan kelompok imigran
konseling pada klien Latin, tidak sepenuhnya benar jika saat ini. Keberhasilan meningkatkan kelas sosial berarti
klien diberi kesempatan dan didorong untuk berkomuni­ meny\ngkirkan tradisi dan nilaietnik satu budaya dan
kasi dalam bahasa Spanyol. Inggris atau kombinasi dari berasimilasi menjadi budaya dominan masyarakat.
keduanya untuk meningkatkan pemahaman tentang komu­ Protes sosial pada tahun 1960an membawa suatu reali­
nikasi mereka. Dia menyimpulkan bahwa "Sekarang sasi yang keras bahwa suatu masyarakat tidak pemah dan
terlihat jelas bahwa orang Chicano jyan.~.j,miskin cukup tidak menginginkan untuk menggerakkan masyarakat pada
mampu secara verbal mengekspresikan dirinya di dalam satu keutuhan yang homogen. Gerakan hak asasi dan pe­
'penghayatan' yang intens,if pada situasi terapi,jika mereka ningkatan kesadaran orang kulit hitam serta identitas
tidak dipaksa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris, membentuk suatu model bagi semua kelompok etnik yang
suatu bahasa' yang mungkin terasa asing baik sebagian lain. Model ini menekankan pada perbedaan kebudayaan.
maupun secara keseluruhan bagi individu tersebut" (him. sebuah tuntutan yang besar untuk diperlakukan sarna dan
289). diterimanya perbedaan nilai etnik atau kebudayaan dalam
kehidupan di masyarakat. Berasal dari dorongan untuk
PLURALISME BUDAYA-ETNIK pluralisme kultural dan pertumbuhan demografis secara
imperatif. nilai orang Amerika sudah berubah. mencer­
Negara Amerika Serikat adalah negara yang memiliki minkan toleransi yang lebih besar terhadap keragamanl
banyak kelompok etnik atau subkultur. Arilerika sedarig perbedaan.
mengalami pertumbuhan imigrasi terbesar dalam seratus Me. Goldrick dan Giordano (1996) menjelaskan bahwa
tahun. Imigrasi besar-besaran. terjadi di tahun 1990-an " ... rasa positif tentang identitas etnik dan ras merupakan
menyebabkan satu dari setiap tiga penduduk adalah mino­ hal yang penting untuk pengembangan personal dan iden­
ritas (U.S. Bureau of the Census. ;2000). Tiga per empat titas keJompok yang sebat" (him. 4). Mencoba untuk meng­
dari imigran berasal dari Meksiko dan Asia. Hampir 44% asimilasi dan melupakan warisan kebudayaan seseorang
202 8AGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 8-1
PERSENTASE AKTUAL DAN PROYEKSI POPULASI AMERIKA DARI MINORITAS ETNIK PADA
DATA SENSUS TAHUN 1980, 1990, DAN 2000.
PERSENTASEPOPULASIAMERIKA
KELOM POK ETN I K 1980 1990 1996 2000 PROYEKSI 2050
Kulit Hitam 11,7% 12,1% 12,2% 12,1% 14%

Hispanik*) 6,4% 9,0% 10,2% 11,3% 25%

Asia dan penduduk 1,5% 3,0% 3,3% 3,7% 8%


kepulauan Pasifik

Penduduk asH Amerika 0,6% 0,8% 0,8% 0,8% 0,9%


'}Hispanik akan menjodi kelompok minoritas terbesar secara nasianal poda tahun 2009, berdasarkan proyeksi U.S. Census
Sumber: Bbringer(199 1}; Rosenblatt(1996}; dan U.S. Bureau of the Census (1991 a dan 2000).

dapat membahayakan kesehatan seseorang. Beberapa Leininger (1970, 1995,2001) menyatakan bahwa pen­
kajian setuju bahwa "apabila orang merasa aman dengan dekatan ini tidak hanya menyuarakan agar keperawatan
identitas mereka, mereka bertindak dengan sikap yang le­ menggunakan pendekatan lintas-budaya atau transkultural,
bill fleksibel dan terbuka terhadap mereka dengan latar be­ suatu keharusan bahwa: Klien mempunyai hak yang sarna
lakang kebudayaan yang Jain" (McGoldrick dan Giordano, agar latar belakang sosial~btidaya rnereka dipaharni dengan
hIm. 9). Identifikasi etnik memberikan hubungan alternalif cara yang sarna bahwa mereka rnengharapkan kebutuhan
. bagi banyak orang dan keluarga untuk· mem perl uas ke­ fisik dan psikologis rnereka untuk diakui dan dipahami .
hidupan masyarakat, sebagian mengompensasi atas kualitas Baru akhir-akhir ini saja aspek sosial-budaya dalarn asuhan
masyarakaisaat ini yang tidak ramah, asing, dan birokratik. sangat diabaikan. Kita sering kali hanya rnenyetujui di
Selain itu,etnisitas dapat dilihat sebagai kekayaan ke­ mulut saja dalarn mengkaji faktor sosiobudaya klien.
hidupan keluarga dan menguatkan ikatan antargenerasi. Praktik keperawatan transkultural, dengan teoretis dan
Suatu kenyataan dari milenium baru adalah bahwa pengetahuan berdasarkan penelitian, rnerupakan hal yang
Amerika Serikat benar-benar multikultural. Terdapat im­ penting dalarn rnemberikan pelayanan yang berkualitas
peratif demografis untuk mempraktikkan keperawatan ke­ kepada rnasyarakat dan keluarga dari beranekaragarn
luarga transkultural. kebudayaan (2001).
Konsep atal,l istilah berikut ini sebagai dasar penting un­
tuk rnernahami prinsip. dan praktik lintas-budaya.
PENDEKATAN LlNTAS-BUDAYA

TRANSKULTURAL
KEBUDAYAAN. Yang terpenting di antara konsep itu adalah
kebudayaan. Kebudayaan biasanya tampak seperti suatu
Pendekatan Iintas-budaya digunakan dalam antropologi . cara hidup, berpikir, berperilaku dan berperasaan. Kebu- .
yang memberikan gambaran komparatif yang luas tentang dayaan mengelilingi dan memandu cara rnasyarakat dan
sifat dan perilaku manusia serta merupakan dasar dalam kelornpok etnik rnemecahkan rnasalah mereka dan rnenda­
kepeniwatan transkultural (Leininger 1970, 2001). Pende­ patkan arti dad kehidupanrnereka. Dari perspektif sebuah
katan dalam pelayanan keperawatan keJuarga adalah untuk sistern, kebudayaan didefinisikan sebagai sistem pola peri­
keperluan praktis dan realitas sosial. karena bagian perva­ laku yang dipindahkan secara sosial yang menghubungkan
sif dari peran kebudayaan dan pertumbuhan jumlah pen­ kelornpok rnanusia dengan tatanan lingkungan rnereka, se­
duduk di Amerika dengan berbagai latar belakang kebu­ perti halnya sis tern dari perubahan sosiaf dan organisasi
dayaan. Seperti halnya kita mengenal kebudayaan lain dan yang bertindak sebagai penengah dalam adaptasi sosial
belajar untuk menghargai mengapa nilai dan norma efektif (Leininger, 1976). Kebudayaan rnernbentuk pola perilaku
sepanjang waktu pada kebudayaan tersebut, tenaga kese­ yang dipelajari dan nilai yang dipindahkan dari satu
hatan diharapkandapat menjadi lebih sensitif dan efektif generasi ke generasi berikutnya (Giger dan Davidhizar,
dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga. 1999).
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 203
Dengan kata lain. kebudayaan met'upakan suatu cetakan etnisitas dan kebudayaan mereka. Sebagai contoh, daJam
dengan ,kita semua sebagai pembuatnya. Kebudayaan ras kuJit putih mungkin terdapat seratus atau lebih ~elom­
membatasi dan mengatur perilaku kehidupan kita sehari pok etnis yang berbeda. Dengan pengecualian daTi Census
hari, sikap, dan nilai secara tersehibung atau yang dima­ Bureau, ras tidak dianggap sebagai suatu cara yang tepat
nifestasikan. Karena masyarakat mengandalkan perilaku atau berguna untuk mengklasifikasikim orang. Karena
yang dipelajari atau kebudayaan untuk kelangsungan hi­ adanya perkawinan antara keluarga dekat dari genetik
dup, kebudayaan merupakan sumber utama dari kemam­ substansial pada populasi dunia, klasifikasi menjadi tidak
puan kita beradaptasi. jelas, saat ini tidak ada ras yang mumi (Henderson, 2000).
Ketika mendefinisikan kebudayaan, diperlukan definisi Selain itu, pertumbuhan dalam perkawinan campuran
yang luas, komprehensif dan inklusif. Dengan demikian, memperkuat dugaan terhadap keinginan menghilangkan
kebudayaan mencakup: ras asli. Census Bureau, dihadapkan pada kenyataan baru,
1. Variabel etnografik (mis., kebangsaan, etnisitas, ba­ izin tinggal dengan indikasi lebih dari satu etniklkategori
hasa, dan agama) ras (Meacham, 2000).
2. Variabel demografik (mis., usia, gender, tempat ting­ Etnisitas sering kali dapat saling beitukar deilgan bu­
gal, dan generasi) daya atau subbudaya, walaupun etnisitas didefinisikan se­
3. Variabel status (mis., sosial, ekonom.i, dan pendi­ cara sempit; yaitu, istilah kebudayaan mencakup lebih
dikan) banyak dimensi daripada hanya sekadar etnisitas. Peng­
4. Variabel afiliasi (mis., keanggotaan kelompok formal gunaan dua istilah yang dapat saling bertukar menyebab­
dan informal) (Falicov, 1988; Locke, 1992). kan kebingungan. Namun demikian, ketika kita berbicara
Definisi kebudayaan oleh Falicov (1988), berikut ini meng­ mengenai "Iatar belakang kebudayaan" seseorang atau ke­
gabungkan komponen berikut: luarga, kita paling sering merujuk pada latar belakang
, Kumpul.an dari pandangan dunia secara bersarna dan pe­ etnik. Karena itu, dalam buku ini,etnisitas akan digunakan
rilaku adaptif yang diturunkan dari keanggotaan yang terutama untuk membahas seseorang. atau keluarga dari
.simultan dalam berbagai konteks, seperti tatanan ekologi berbagai kebangsaandan identitas kelompok.
(pedesaan,perkotaan, dan semi-perkotaan), Jatar beJakang Agama sangat. terkait dengan etnisitas. Pada beberapa
agama, kebangsaandan etnisitas, kelas sosial,pengalaman keluarga, agama keluarga merupakan pembentuk nilai, ke­
. yang berhubungan dengan gender, status minoritas, pe­ yakinan, dan praktik kesehatan yangpenting (And!:ewsdan
". kerjaan,pembelajaran politik, poJa migrasi, tahap akultu­
Boyle, 1995). Akan tetapi pada keluarga sekuler, pengaruh
rasi atau niIai yang beranjak dari rasa memiliki dalam satu
generasi yang mempunyai sejarah generasi yang sarna, agama umumnya lebih tidak terasa.
atau ideologi tertentu (hIm. 336). VARIASI INTRAETNIK (VARIASI DI DALAM KELOMPOK
ETNIK). Seperti halnya perbedaan besar dalam masyarakat
ETNISITAS. Etnisitas merupakan aspek kund dari kebu­
di antara kelompok etnik, terdapat juga vaTiasi yang besar
dayaan dan merujuk pada adat leluhur, suatu rasa "ke­
pada masyarakat di dalam kelompok etnik yang sarna.
bersamaan dengan kelompok" dan identitas kelompok.
Banyak variasi yang kita Ii hat dalam keluarga dengan latar
Dari leluhur dan kebersamaan sosial serta sejarah k~bu­
belakang etnik yang sarna merupakan suatu fungsi tingkat
dayaan dan asal kebangsaan yang sarna telah mengem­
kontribusi keluarga terhadap kebudayaan Amerika, seperti
bangkan nilai dan adat-istiadat bersama (Giger dan
juga perbedaan wiJayah pada penduduk asli, perbedaan
Davidhizer, 1999; Mc.Goldrick dan Giordano, 1996).
kelas sosial, sejarah perkawinan campuran, atau hanya va­
Latar belakang etnik kita sangat memengaruhi pemikiran,
riasi idiosinkratis. Keragaman antarkeluarga di dalam ber­
perilaku, perasaan, persepsi, ritual dan upacara, diet, nilai,
bagai kelompok etnik sepenuhnya harus dipertimbangkan
keyakinan, dan praktik kita mengenai sehat dan sakit (Huff
(Goldenberg dan Goldenberg, 20(0).
dan Kline, 1999).
Etnisitas sangat terikat pada keluarga karena keluarga PENGALAMAN IMIGRASI. Akhir-akhir ini, banyak kelu­
membawa warisan ini. "Rasa kesamaan kelompok diwaris­ arga etnik. minoritas yang melakukan imigrasi. Keluarga
kan dari generasi ke generasi oleh keluarga dan didorong imigran ini memiliki pengalaman stres akibat imigrasi dan
oleh komunitas lingkungan" (Mc.Goldrick dan Giordano, migrasi yang kompleks serta bahkan mungkin lebih berat.
1996, hIm. 1). jiaripada stres yang dialami pengungsi. Walaupun penga­
Ras dan etnisitas tidak boleh rancu dengan yang Jain. laman yang menegangkan ini sering "terkubur", mereka
Ras menunjukkan variasi biologis, membedakan seseorang terus membentuk pandangan keluarga dan melakukan pe­
berdasarkan pada karakteristik fisik seperti wama kuJit, nyesuaian (Bullrich, 1989).
bentuk wajah, dan tekstur rambilt (Huff dan Kline, 1999). Menjadi seorang pengungsi merupakan peristiwa yang
Keturunan dari satu ras yang sarna dapat berbeda dalam penuh dengan stres, seperti kebanyakan pengungsi
~--'-

204 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

meninggalkan negara asal mereka tanpa sengaja. Biasanya keJuarga Yahudi, berperan sebagai suatu petunjuk tentang
mereka memasuki Amerika Serikat dan negara Jain untuk latar belakang keluarga. Namun demikian, pola yang ber­
menghindar daTi kondisi yang kacau-balau dan tidak bisa toJak berdasarkan kebudayaan perlu diverifikasi dengan
ditoleransi. Meninggalkan negara asal dalam kondisi keluarga tertentu yang dikaji oleh perawat.
seperti ini menyebabkan hilangnya per~alian keluarga, Tripp-Remer dan Laurer (1987) mengingatkan perawat
identitas dalam kebudayaan; sosioekonomi dan status keluarga yang merencanakan asuhan keperawatan berbasis
pekerjaan kelas bawah; masalah bahasa; peralihan yang etnisitas keluarga. Mereka menjelaskan bahwa:
dramatis dalam peran sosiat, keluarga, dan gender; masalah Klien mungkin tidak menginginkan keyakinan tradisional
akulturasi di negara baru; dan isu kesehatan jiwa (Bemak, dan adat istiadat diintegrasikan ke daJam aSllhan mereka
Chung dan Bornemann, 1996; Lipson dan Meleis, 1999). . apabiJa pendekatan altematif dapat diterima. Klien etnik
mungkin tidak berharap untuk tetap tidak berasimilasi;
STEREOTIPE. Kurangnya pengakuan terhadap perbedaan bahkan, ini dapat dengan sederhana mengekalkan bentuk
individu atau pemberian label disebut stereotipe. Stereo­ stereotipe lain untuk mengasumsikan bahwa semua ang­
tipe kebudayaan melibatkan penolakan atau tidak mem­ gota dari keJompok etnik berada pada posisi kebudayaan
perkenankan adanya keberagaman individu atau kelompok; yang paJing konservatif. (him. 96).
setiap orang berasaJ daTi kebudayaan tertentu dipandang Tripp-Reimer dan Laurer menyebut masalah ini dengan
sarna dan dipersepsikan sesuai karakteristik mereka. Dan "pikiran tradisional yang keliru." Kita tiaak dapat meng­
biasanya karakteristik tersebut negatif. Stereotipe meme­ asumsikan kita tahu apa yang keluarga dan anggotanya
gang peranan penting dalam diskriminasi seperti "isme" inginkan hanya karena kita tahu latar belakang etnik ke­
yang tersebar luas dan urn urn pada kehidupan sosiaJ kita, luarga. Pengkajian terhadap tiap individu keluarga penting
yaitu rasisme, seksisme, klasisme, etnosentrisme, ageism, . dilakukan sebeJum memberikan asuhan.
dan heteroseksualisme (homofobia). Se\ain itu, penelitian
terbaru- menunjukkan bahwa ketika seseorang diingatkan AKULTURASI. Keterpaparan seseorang dari satu kelompok
tentang stereotipe negatif yang menyinggung diri sendiri, kebudayaan tertentu terhadap kebudayaan lain menye­
seperti '.'Perempuan tidak pandai dalam matematika", da­ babkan terjadinya proses sosial-budaya yang disebut akul­
pat mengganggu kinerjanya (Begley, 2000). . turasi. Sebagai salah satu dari faktor penyebab utama daTi
Sayangnya, kecenderungannya adalah untuk menyeder­ keragaman di dalam kelompok etnis, akulturasi terdiri daTi
hanakan sesuatu dengan menstereotipekan individu. Kay perubahan .bertahap yang dihasilkan apabila individu dari
(1978) membahas masalah yang seTing kali terjadi berupa satu kebudayaan tetentu mengadopsi sifat dari suatu ke­
generalisasi sekelompok orang dalam uraian antropologis­ budayaan tuan rumahldominan (Huff dan Kline,1999).
etnografik: . Ketika kelompok etnik berimigrasi ke Amerika Serikat,
kebudayaan Amerika memengaruhi kelompok etnik untuk
Sebagian besar etnografis, atau sejumlah gaya hidup se­ menyesuaikan diri pada pola kebudayaan ini. Hasil daTi
seorang yang berpartisipasi dalam kebudayaan tertentu, .
asimilasi dapat berkembang lebih jauh secara praktis me­
masih seperti sebuahfoto. Mereka menggambarkan bahwa
matikan kebudayaan etnik (seperti yang terjadi dengan ke­
seseorang berada di dalam ruang waktu dan tempat. Karni
menyebutnya sebagai citra stereotip~ yang tidak dapat di­ budayaan Afrika selama masa perbudakan) atau ada faktor
ubah. Kepribadian khas dibekukan di suatu tempat yang yang dapat menjadi kekuatan pengimbang asimilasi dan
tetap, dan kemudian diharapkan mewakili jutaan kepri­ mempertahankan kedua kebudayaan terisolasi. Sebagai
badian. Tetapi jika kita mencoba mengualifikasikan ke­ contoh, menurut sejarah, kendala bahasa dan agama, eko­
lompo~ dengan menggambarkan perbedaan tertentu (mis., nomi dan geografis mempertahankan orang Amerika ketu­
72% dari perempuan barrio membuat tortilla mereka runan Meksiko dan Amerika pribumi terpisah dari masya­
sendiri, dibandingkan dengan 12% dari mereka yang mem­ rakat Amerika. Kebudayaan tradisional yang kuat dari
beli roti Rainbo), yang pada akhimya tidak satu pun yang
orang Yahudi dan Armenia dalam batas tertentu telah
digambarkan. (hIm. 89).
membatasi terjadinya asimilasi pada keJompok mereka.
Kita memerlukan kemampuan untuk membuat generalisasi Asimilasi menunjukkan proses lebih lengkap dan searah
tentang kelompok etnik agar dapat mempelajari dan mem­ dari satu kebudayaan yang sedang di serap ke daJam ke­
bahas kelompok tersebut; tetapi pada waktu yang sarna, budayaan lainnya. Terdapat derajat akulturasi, berkisar
ingat bahwa karakteristik kebudayaan hanya menunjuk ke­ dari seseorang yang mempunyai dua kebudayaan hingga
pada karakteristik kelompok saja. - ke masyarakat tradisional, yang berpegang pada semua ke­
Karena itu pengetahuan yang dipegang oleh ayah se­ budayaan tersebut atau sangat berpegang pada sifat asal
bagai kekuasaan utama di rumah orang Amerika keturunan tanah airnya. .
Meksiko tradisional, atau bahwa seorang ibu Yahudi sering Derajat akulturasi dari setiap kelompok etnik ke dalam
kali merupakan "kekuasaan di belakang singgasana" pad a kebudayaan yang dominan bergantung pad a derajat
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 205
keselarasan antara orientasi nilai dasar kelompok,itu sen­ kelompok etnik mengungkapkan bahwa bikulturalisme
diri dan kebudayaan yang dominan (Amerika) tersebut. sebagai strategi adaptif yang penting (Harrison et aI.,
Selain itu, kelompok dengan subkultural etnik tertentu 1994).
lebih dapat menerimaperubahan sosial dan kebudayaan.
Sebagai contoh, antara penduduk perkotaan, yang lebih NYATA VERSUS IDEAL. Untuk memahami latar belakang
berpendidikan, lebih berhasil dalam pekerjaan, atau kondisi kebudayaan sebuah keluarga kita pedu memahami baik
sosial ekonomi yang lebih baik, akan lebih besar mengalami nilai (apa yang anggota keluarga katakan adalah penting
asmiliasi. Oleh karena itu, faktor sosioekonomi dan atau ideal) maupun perilaku aktual (nyata). Sering kali
kelasnya merupakan hal yang penting dalam mempelajari perbedaan antara keduanya mencolok. Hal ini terkait
etnisitas satu keluarga. dengan adaptasi pragmatik dari suatu keluilfga pada kon­
Dengan demikian, akulturasi, berarti bahwa anggota teks sosial dan historis tertentu (Friedman, 1990). Kebu­
dari kebudayaan lain selain kebudayaim sosiaJ yang do­ tuhan praktis sering kali dapat merusak nilai seseorang
minan sudah diinternaIisasikan sampai pada norma dan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak dapat dikenali
nilai dari kebudayaan yang dominan, kebudayaan di in­ lagi (Graedon, 1985). Banyak contoh perbedaan an tara
tegrasikan. Selain itu, inasyarakat yang lebih luas sudah nyata dan idea{ yang dapat terIihat dalam adaptasi keluarga
dipengaruhi dalam berbagai tingkat melalui keterpaparan­ etnik terhadap kemiskinan dan diskriminasi. '
nya terhadap kelompok etnik atau sub-kebudayaan yang
RELATIVISME KEBUDAYAAN. Dalam bekerjadengan klien
berimigrasi ke negara tuan rumah. Contoh wilayah (Ii mana
kelompok etnik berimigrasi sudah sangat memengaruhi dengan beragam latar belakang kebudayaan, tujuan profesi
kebudayaan setempat termasuk wilayah perbatasan adalah menghapuskan keyakinan etnosentris dan meng­
Meksiko dengan Amerika, di mana pengaruh kebudayaan gantinya dengan perspektif kebudayaan relat~vistik. Rela­
Latinsecara pervasif terlihat di banyak aspek kehidupan tivisme kebudayaan adalah perspektif yang berpegangan
(mjs.• makanan. kesenian pentas, struktur pekerjaan, media bahwa "kebudayaan bukan lebih rendah maupun' bukan
masa, dan bisnis sekitar). lebih tinggi antara satu dengan yang lain. serta tidak ada
satupun skala untuk dapat mengukur nilai kebudayaan.
Tingkat akulturasi dari anggota keluarga sering kali di­
Oleh karena itu, adat istiadat, keyakinan, dan praktik harus
perantarai oleh generasi. Generasi yang lebih tua, khusus­
dipahami sesuai dengan konteks di mana a!iat istiadat
nya yang bermigrasi saat berusia lanjut, cenderung untuk
muncul" (Aamodt. 1978, hIm. 9). Untuk melakukan ini,
berpegang teguh pada nilai dan tradisi dari negara asalnya.
tenaga kesehatan harus cukup fteksibel untuk memahami
Sebaliknya, generasi pertama yang lahir di Amerika dan
dan menerima perspektifkebudayaan dengan siapa pe­
mereka yang beremigrasi ketika masih muda ditemukan
rawat bekerja.
cenderung mengalami akulturasi, bahkan walaupun me­
ngatakan tetap akan mempertahankan warisan kebudayaan ETNOSENTRISME. Etposentrisme menunjukkan kekurang­
mereka sendiri (McCallion, Janicki dan Grant Griffin, an dari relativisme kebudayaan. Ada asumsi yang me­
1997). ngatakan bahwa cara seseorang meyaki~i dan berperilaku
Dengan demikian. akulturasi tidak berarti harus ke­ adalah hal yang paling benar dan lebih disukai (Huff dan
hilangan identitas etnik-derigan melepaskan dirinya dari Kline, 1999). Tenaga kesehatan profesional mungkin etno­
komunitas etnik-juga tidak berarti kehilangan adat istiadat sentris ketika sedang bekerja dengan keluarga yang mem­
yang terkait dengan 'kebudayaan tersebut. Adat istiadat punyai latar belakang sosial-budaya yang berbeda. Oleh
yang bersinambung tersebut, ban yak atau sedikit dapat ter­ karen a itu, informasi tentang keluarga dari etnik lain harus
selamatkan, semua itu bukan merupakan stigma atau me­ didapatkan untuk menghadapi kecenderungan keyakinan
langgar hukum, adat istiadat tersebut misalnya makanan, bahwa cara keluarga atau kebudayaan sistem kesehatan
agama, musik, dan tarian. Sering kali hal ini menjadi suatu kita sendiri berjalan adalah cara yang harus dilakukan dan
perbedaan kebudayaan yang nyata, dan jejak kebudayaan dijalankan semua keluarga (normal).
ini sangat beragam. Sebagai elemen an tara jalinan kebu­
dayaan yang lama dan baril, terbentuklah sebuah subkultur CULTURAL IMPOSITION. Etnosentrisme menyebabkan ma­
yang unik. salah cultural imposition (penindihan kebudayaan). Keti­
Anggota etnik minoritas dalam batas tertentu merupa­ ka profesional kesehatan menyadari atau tidak menyadari
kan bagian yang tidak terelakkan dari dua kebudayaan. bahwa keyakinan dan praktik mereka adalah lebih baik dan
Kebanyakan keluarga etnik minoritas merupakan bikultu­ benar, mereka menggunakan cara halus danlatau samar
ral. Bikulturalisme menandakan adanya partisipasi dalam untuk memaksakan nilai, keyakinan, dan praktik mereka
sist'em dua kebudayaan dan sering membutuhkan dua terhadap individu dari orientasi etnik yang berbeda
rangkaian perilaku dan cara berpikir (Ho. 1987). Semua (Leininger, 1974),
206 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Cultural imposition dapat menimbulkan konflik hatan. Ketidaknyamanan ini juga lebih besar karena pada
kebudayaan-situasi ketika profesional kesehatan secara kenyataannya tenaga kesehatan berada di wilayah teritorial
terbuka atau tertutup mencoba untuk memaksakan praktik klien."
kesehatan mereka pada kHen dan kHen bereaksi secara Perbedaan gaya hidup dan nilai bukan suatu hal yang
negatif. ~eebagai perawat, kita dapat berpikir banyak cara mudah ditangani. Nilai dan sikap kita sendiri akan sangat
ketika kHen "menentang" tindakan medis yang sering kali memengaruhi persepsi kita dan pengkajian serta intervensi
membahayakan kesehatan mereka sendiri karena kurang­ keperawatan. Oleh karena itu, perasaan personal, keyakin­
nya pengakuan dari sistem kesehatan tentang keyakinan an dan sikap seseorang harus diidentifikasi, didiskusikan
dan praktik yang terpola secara kultural. Sikap bungkam dan diterima sebelum kita dapat secara efektif membantu
yang sering tampak pada keluarga Hispanik untuk mema­ keluarga yang membutuhkan bantuan.
sukkan salah seorang dari anggota keluarganya di rumah
51STEM PERAWATAN KE5EHATAN TRADI5IONAl. Konsep
sakit karena dipaksa untuk memisahkannya dari anggota
kebudayaan umum terakhir secara lebih spesifik berhu­
keluarga yang lain merupakan suatu kasus dalam hal ini.
bungan dengan praktik perawatan kesehatan. Setiap kebu­
Ketika kunjungan keJuarga dalam suasana santai memung­
dayaan sudah dilengkapi dengan tradisi mereka sendiri,
kinkan untuk mempertimbangkan secara f1eksibel sikap
atau sistem perawatan kesehatan awam yang berten­
d~n pola klien dan keluarga, baik kepentingan klien mau­
tangan dengan sistem perawatan keseJw.tan profesionaL
pun sistem pelayanan kesehatan.
atau ilmiah Barat. Beberapa dari sistem ini dibangun
Untuk mengatasi masalah cuLtural imposition dan kon­ dengan baik dan sudah digunakan secara efektif berabad­
f1ik kebudayaan yang sering dialami, Leininger (1976) me­ abad untuk menanggulangi kondisi tertentu, misalnya
nyarankan bahwa "perawat harus benar-~nar memahami sistem perawatan kesehatan Timur. Sistem perawatan ke­
kebudayaan sebelum menentukan perubahan terhadap se­ sehatan tradisional menggunakan terapi modalitas tradi­
seorang. Kepekaaan dan pandangan ke depan merupakan sional. Praktisi dari sistem tradisional ini sering berada di
hal. penting untuk bekerja dalam konteks kebudayaan yang garis depan, praktisi pemberi asuhan utama ini mer·upakan
berbeda" (him: 40). Agar dapat memahami kebudayaan tempat pertama keluarga etnik yang tidak terakulturasi
klien dan memberikan asuhan keperawatan yang kompe- ­ untuk berkonsultasi. Mereka mungkin juga didatangi kelu­
ten secara kultural, perawat pertama harus menyadari argauntuk mengobati penyakit "rakyat" tertentu atau apa­
orientasi nilai dirinya sendiri dan pola perawatan kesehat­ bila pengobatan cara Barat tidak berhasil.Sebagai bagian
an daJam' kebudayaan yang dianutnya (McGoldrick & pendekatan Iintas-budaya yang terdahulu, sistem profesio­
Giordano; 1996; Spector; 2000). Perawat keluargajuga ha­ nal dianjurkan agar lebih memerhatikarl kebudayaan dan
rus menemukan-melalui pertanyaan yang diajukan dan belajar bagaimana bekerja secara kooperatif dengan prak­
observasi respons kita-keyakinan anggota keluarga ten­ tisi perawatan kesehatan non-Barat, bukannya berlawanan
tang sehat dan sakit, khususnya persepsi keluarga tentang (Bushy, 1990; Engebretson, 1994; Germain, 1992). Tenaga
masalah kesehatan yang dial ami aanggota keluarga. Kita kesehatan profesional cenderung meremehkan pentingnya
tidak boleh membuat asumsi sampai setelah validasi yang dan menghargai perawatan kesehatan tradisional dan
memadai dilakukan. praktiknya. Sikap ini tidak tepat dan merugikan kesehatan,
karena ban yak pengobatan tradisional yang efektif
SYOK KEBUDAYAAN. Perawat keluarga dan mahasiswa (Leininger, 1976).
perawat biasanya merasakan syok kebudayaan ketika me­ Pada kenyataannya, dalam kebanyakan kasus, manfaat
ngunjungi atau. berinteraksi dengan keluarga yang kebu­ pengobatan secara tradisional ini bergantung pada apakah
dayaannya (a) sangat berbeda dengan kebudayaan mereka, klien yang sakit sudah pulih atau tidak, dan perawatan
(b) tidak pernah didapatkan informasi mengenai kebuda­ kesehatan tradisional berhasil dalam banyak hal. Terutama
yaan tersebut, danlatau (c) sedikit terpapar oleh perawatl saat penyakit yang ditandai dengan faktor psikogenik yang
mahasiswa perawat. Syok kebudayaan berkenaan dengan mencolok dan saat pengobatan efektif suatu penyakit ber­
situasi ketika seseorang, dalam merespons Iingkungan gantung pada pengetahuan dalam konteks sistem keyakinan
yang begitu berubah sehingga objek dan pengalaman yang kebudayaan seseorang. Dalam hal ini, siapa lagi orang
berarti digantikan oleh objek dan pengalaman yang berasal yang mengetahui atau menghargai konteks psikogenik dan
dari kebudayaan berbeda, merasa bingung, tidak dapat kebudayaan lebih baik daripada praktisi tradisional?
berbuat apa-apa, dan "tersesat" (Aamodt, 1978). Perasaan
dan sensasi dari ketidaknyamanan akan lebih tampak ke­
KELUARGA ETNIK
tika mengunjungi lingkungan rumah, karena perbedaan
keluarga akan lebih jelas terlihat daripada jika interaksi Keluarga etnik adalah keluarga yang diklasifikasikan se­
perawat-klien terjadi di tatananlsarana pelayanan kese­ bagai pemilik kelompok etnik atau kebudayaan selain
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 207
kelompok etnik kulit putih, seperti Irlandia. Polandia, dan orang menyalahkan korban-ibu penerima bantuan kese­
Yahudi. Mereka juga disebut "orang etnik berwama",
< jahtaeraan, pria Afrika-Amerika pengangguran dan tidak
kelompok ini terdiri dari sekitar 29% dari populasi kita terampil, keluarga Afrika-Amerika, geng Chicano-bukan
pada tahun 1996 (U.S. Bureau of the Census. 2000). melihat masalah dengan lebih luas. Dengan melihat cara
Keluarga minoritas, adaJah kebalikan dari seluruh keluarga yang melibatkan seluruh sistem (institusi masyarakat dan
etnik (kulit putih dan kulit berwama) yang biasanya mem· interaksi individu di dalam ling'kungan yang lebih luas),
punyai masalah dan karakteristik yang sarna. Satu penga­ solusi kontekstual dapat diidentifikasi (Edelman, 1987).
laman bersama yang sarna adalah ketika sedang mengha­ Pendekatan ini disebut variasi kebudayaan atau model
dapi stressor yang sarna dengan seluruh keluarga yang lain, relatif kebudayaan. Dalam pendekatan ini, :'menyalahkan
yakni mereka memiliki tambahan beban sebagai akibat korban" disebut istilah pendekatan penyimpangan kebu·
diskriminasi dan rasisme (McAdoo,1978,1993). Menjadi dayaan.
individu etnik di Amerika, menurunkan status sosial sese·
KONTROVERSI TENTANG STRUKTUR KELUARGA ETNIK.
orang. Sosiolog mencatat bahwa kelompok etnik yang ber­
Satu cara yang tanpa disadari oleh ahli sosial telah men­
beda dalam status mereka, dengan kelompok lain, seperti
sterotipe dan menstigma seluruh kelompok etnik adalah
orang Amerika kulit hitam dan keturunan Latin, lebih
dengan mencoba menggambarkan seluruh kelompok etnik
menderita akibat ketidaksamaan status daripada etnik kulit
dari data yang diperoleh, dan kemudian hanya merefleksi­
putih. atau orang Asia-Amerika (Dilworth-Anderson,
kan aspek kekurangan dari kelompok tersebut (Dilworth­
Burton & Johnson, 1993; Vincent dan Ransford, 1980).
Anderson, Burton dan Johnson, 1993), Dalam banyak con­
PENYIMPANGAN ATAU VARIASI KEBUDAYAAN? Keluarga
toh, segmen tertentu dari kelompok etnik yang sedang
bukan merupakan kelompok yang terisolasi dari kehidupan digambarkan tidak secara jelas teridentifikasi, dengan de­
sosial, yang merupakan bagian dari mereka. Jadi, apabila mikian memberikan dugaan yang salah pada peinbaca ten­
sebagian besar dari keluarga minoritas atau kelompok et· tang seperti apa kelompok etnik itusecara utuh.
nik tertentu adalah orang miskin, pengangguran, dan "ti­ Generalisasi berlebihan inidibenarkan dalamstudi i1mu
dak fungsional untuk seluruh masyarakat," pemahaman sosial orang Meksiko-Amerikapada periode antara 1950
<

tentang status mereka hanya dapat dicapai melalui pengka­ dan 1970. "Akibat kelalaian i1miah yang luar biasa ini,
jian peran yang dimairikan oleh masyarakat yang lebih be­ menimbulkan stereotipe yang sangat merusak orang
Amerika~Meksiko" (Casavantes, 1970, him. 22). Willie
sar dalam membentuk kehidupan kel uarga.
(1976) dan Bilingsley (1968) telahmelakukan kritik yang
Jika kita tinggal dalam masyarakat yang tidak meng­
sarna terhadap studi tentangkeluarga Afrika-Amerika dan
hargai dan memandangkeluarga etnik lebih rendah, pesan membedakan gayahidup serta riilai keluarga Afrika­
dan.persepsi ini sangat efektif untuk menimbulkan persep­ Amerika berdasarkan posisi kelas sosial keluarga. Pene­
si dankeyakinan mereka (Dilworth-Anderson, Burton dan Iitian sangat difokuskan pada keluarga yang sangat terte­
Johnson, 1993). Ajaran psikologi sosial yang terkenal ada­ kan dengan temuan yang kemudian menyamaratakan
lah bahwa seseorang membangun identitas dan persepsi
semua keluarga minoritas. Dalam proses ini, sikap bias. di­
mereka berdasarkan bagaimana mereka dihargai dalam
dorong dan dipertahankan. Sebagai bagian dari bias ini.
berinteraksi dengan yang lain (Mead, 1934). Karena ke­ mayoritas keluarga etnik yang stabi!, dan proses yang
luarga dan individu minoritas berinteraksi di dunia mayo­ dilalui ketika mereka sec.ara ekonomi menjadi lebih man­
ritas kulit putih yang mendorong perasaan rendah din dan
tap, sebagian besar telah diabaikan (McAdoo, 1978,1993),
menurunkan harga diri, mereka mulai percaya apa yang
dikatakan dunia luar tentang mereka. Hal ini disebut se­
bagai self-fulfilling prophecy: Orang akan menyesuaikan l4'KELAS SOSIAL
harapan dan persepsi orang lain tentang dirinya dengan
. KELUARGA
menginternalisasi keyakinan dirinya, bahkan keyakinan
<

yang negatif, sehingga tampak memenuhi "ramal an" yang Status sosioekonomi, status sosial, atau kelas sosial (kedua
dibuat tentang dirinya. istilah sering kali dapat saling bertukar) berkenaan dengan
Masalah dalam kehidupan masyarakat menciptakan sekelompok orang dengan penghasilan. jumlah kekayaan.
kondisi yang menyebabkan keluarga etnik dan individu kondisi kebidupan, perubahan hidup dan gaya hidup yang
harus beradaptasi (Dilworth· Anderson, Burton, & Johnson, relatif sarna (Ropers. 1991). Curran dan Ranzetti (2000)
1993). Beberapa dari adaptasi ini-seperti kurang sejahtera, menjelaskan bahwa kelas sosial adalah "suatu ukuran indi­
dikeluarkan dari sekolah, kehamilan di luar nikah pada vidu atau stratifikasi ekonomi 'keluarga, termasuk di da­
usia dini, ikut dalam geng atau menjual obat terlarang­ lamnya tiga unsur: Kekayaan«unsur materi); status (unstll:
dipandang sebagai "disfungsionaL" Kecenderungan sese­ prestise); dan kekuatan politik (unsur pembuat keputusan)"
208 BAGIAN 3 PRAKTI K KEPERAWATAN KELUARGA

(hIm. 134). Status, sosioekonomi, karena mempunyai pe­ Kelas sosial atau status sosioekonomi tidak hanya ,ber­
ngaruh yang menembus kehidupan keluarga dan ang­ hubungan dengan tingkat pendidikan keluarga, status pe­
gotanya, terutama dalam kehidupan masyarakat yang he­ kerjaan, dan penghasilan, namun juga saling memengaruhi
terogen, dan kompleks. menyebabkan perbedaan dalam variabel yang rumit iili. Seseorang dengan perbedaan kon­
kebudayaan keluarga dan gaya hid up yang signifikan. disi kehidupan dasar dengiln sifat baiklkebajikan dari ber­
Pengaruh tersebut begitu hebat sehingga Oscar Lewis, se­ bagai pengalaman dan keterpaparan mereka, akan melihat
orang ahli antropologi yang terkenal, di tahun 1996, me­ dunia secara berbeda. membangun konsep realitas sosial
nyatakan bah,:"a keluarga miskin seperti hidup dalam ke­ yang berbeda dan begitu pula aspirasi, kekhawatiran serta
biasaan "kebudayaan miskin". Karakteristik gaya hidup, nilai-nilai yang berbeda pula.
struktur dan fungsi keluarga, serta hubungan dengan Iing­ Setiap masyarakat membedakan dan mengklasifikasi
kungan eksternal rumah, tetangga, dan komunitas yang kedudukan, gaya hidup, kendaraan, pakaian dan pekerjaan
sangat bervariasi dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang seseorang sesuai dengan apa yang menurut pandangan
lain. mereka sebagai sesuatu yang paling berharga dan penting,
Kelas sosial, dengan latar belakang etnik, menggunakan Tidak ada masyarakat, termasuk masyarakat Amerika,
pengaruhnya secara menyeluruh pada kehidupan keluarga, yang tidak mempunyai kelas. Walaupun orang Amerika
memengaruhi nilii dan prioritas keluarga, pola perilaku mempercayai diri mereka sebagai masyarakat yang terbuka
keluarga. praktik sosialisasi, harapan peran keluarga, dan dengan kesempatan yang sarna, yaitu orang akan menarik
pengalaman dunia. Perbedaan yang sangat penting di an­ diri mereka sendiri ke atas dengan usahanya sendiri.
tara kelas' tersebut adalah hanya sumber penghasilan Masyarakat Amerika distratifikasikan ke dalam kelas­
ekonomi (Teachman, 2(00). Sehubungan dengan perbedaan kelas. Kesadaran terhadap status terdapat bahkan pada
dalam sumber penghasilan, terdapat juga hubungan positif anak-anak yang baru saja biss mengenal "tempat" mereka
antara status sosioekonomi dan kesehatan fisik serta jiwa dan juga "tempat" anak lain di dunia kecil mereka
(Grzywacz, 2000; Ross, Mirowsky, dan Goldstein, 1991 Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat
yang'berarti bahwa individu yang berasal dari keluarga keluarga dapat lebih baik' mengantisipasi karakteristik ga­
miskin cenderung untuk mempunyai kesehatan fisik dan ya hidup dan beberapa stresor keluarga. Selain itu, struktur
mental yang lebih buruk dibandingkan mereka yang me­ dan fungsi keluarga akan. lebih dipaharni dalam konteks '
miliki kondisi sosioekonomi lebih baik. Pendidikan meru­ latar belakang kelas sosial keluarga.
pakati aspek'status sosial yang sangat behubungan dengan
status kesehatan karena pendidikan penting untuk mem­ KELAS SOSIAL 01 AMERIKA SERIKAT
bentuk pengetahuan dan pola prilaku.
Posisi jabatan dalam pekerjaan, pencapaian pendidikan Enam tipe kelas berbeda yang diuraikan oleh Warner
formal, dan penghasilan rumah tangga dari anggota kelu­ (1953) pada studi perintis tentang struktur sosial Amerika
arga yang dewasa digunakan sebagai indikator dari kelas sebagai kelas atas-atas, atas-bawah, menengah atas,
sosial dalam inasyarakat Amerika, dengan status pekerjaan menengah-bawah, kelas pekerja, dan kelas bawah. Gilbert
suami menjadi lebih penting dan mungkin merupakan in­ dan Kahl (1993) menyajikan taksonomi lain dari kelas
dikator yang sangat kuat dalam kelas sosial (Smith da:J sosial dan perkiraan mereka tentang persentase penduduk
Graham, 1995). Akhir-akhir ini, diakui bahwa tingkat pe­ berdasarkan tiap kelas tersebut. Taksonomi mereka sarna
kerjaan dan penghasilan istri mempunyai pengaruh besar dengan taksonomi sebelumnya tetapi terdapat perbedaan
'/. terhadap gaya hidup dan kelas sosial suatu keluarga. Pada dalarn membagi kelas yaitu hanya empat kelas yang
kenyataannya, penghasilan istri (yang ditambah pendapat­ diidentifikasi (atas, menengah, pekerja, dan bawah atau
an suami) biasanya dapat mengangkat keluarga ke kelas miskin). Mereka juga membagi struktur sosial ke dalam
sosial yang lebih tinggi (Teachman, 2(00). Akan tetapi, kelas kapitalis, kelas menengah atas, kelas menengah"
kebanyakan skala kelas sosial berdasarkan status pekerjaan kelas pekerja, kelas pekerja miskin, dan kelas bawah (lihat
meniadakan status pekerjaan perempuan (Smith dan Tabel8-2). '
Graham)-pastikan bahwa, ada pria dalam keluarga. Pada struktur kelas Amerika ini, yang distratifikasi
Umumnya pekerjaan dianggap sangat bernilai bagi masya­ dalam kelas adalah keluarga bukan hanya individu: Kelu­
rakat yang menerima penghargaan. tertinggi, termasuk ti­ arga merupakan kunci dari sistem stratifikasi, mekanisme
dak hanya uang, tetapi juga kekuasaan, prestise, hak isti­ sosial dengan struktur kelas sosial dipertahankan. Saat ini,
mewa, dan otonomi. Kekayaan (kumpulan dari harta benda makin tidak jelas antara kelas-kelas sosial; selain itu, di
dan uang) serta latar belakang keluargajuga dapat menjadi dalam tiap pengelompokan berhubungan dengan nilai dan
faktor untuk menentukan' status kelas sosial, terutama di status mereka yang tentunya tidak homogen (Curran dan
an tara kelas yang sangat kaya (Stewart, 1998). Renzetti,2oo0).
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 209
INTERAKSI ANTARA KELAS SOSIAL DAN ETNISITAS. Fak­ yang diwariskan atau kekayaan "baru" yang mereka per­
tor lain yangjuga signifikan dalam menciptakan perbedaan oleh sendiri). Mereka hanya mewakili kira-kira 3% dari
dalam pengelompokan kelas sosial-agama, etinisitas, ben­ penduduk Amerika Serikat (Curran dan Renzetti, 2000).
tuk keluarga, dan gender (untuk individu) menjadi contoh Amerika Serikat memiliki ketidakmerataan kelas yang
utama (Teachman, 2000). Keberagaman intra-etnik, di­ besar, dengan penghasilan, kekayaan, perhargaan dan ke­
ciptakan sebagai akibat kebudayaan keluarga dan latar kuasaan yang sangat terkonsentrasi pada kelas atas yang
belakang kelas sosial yang saling memengaruhi, yang da­ sedikit ini (Scarpitti, Anderson dan O'Toole, 1997). Ke­
lam sosiologi disebut ethclass (Gordon, 1964). Gordon banyakan keluarga kelas atas adalah Anglo-Saxon dan
menggunakan konsep ini untuk menjelaskan peran yang Protestan.
signifikan dari keanggotaan kelas sosial dan peran etnisitas Keluarga kaya baru, mungkin lebih memiliki perbedaan
dalam mendefinisikan kondisi kehidupan dasar dan secara kebudayaan yang besar. Kelas atas dipandang sebagai "ka­
serentak menyandarkan pada perbedaan antara kelompok pitaJis" menurut Gilbert dan Kahl (1993).
etnik yang terdapat pada kelas sosial yang sarna.
Keluarga kelas menengah etnik lebih dekat dengan ke­ ,KELUARGA KELAS MENENGAH. Keluarga kelas inenengah
budayaan dominan dalam gaya hidup, nilai, dan keyakinan dianggap dominan secara mumerik (diperkirakan antara
daripada keluarga dari kelas sosiallain; namun demikian, me­ 40-45% dan berkurang) dan secara sosial, mereka paling
reka masih berbeda dari keluarga kelas menengah kulit putih mampu untuk menyebarkan pandangan mereka tentang
karena identitas etnik dan rasa identitas kelompok mereka. apa yang benar, tepat, dan perilaku yang diharapkan-baik
Keluarga dari kelas sosial yang sarna, tetapi berbeda kelom­ di dalam keluarga, di sekolah, maupun institusi kesehatan.
pok etnik menunjukkan perilaku dan nilai yang serupa, tetapi Dominasi ini berhubungan dengan dengan posisi kunci
tidak sarna dalam rasa identifikasi identitas secara historis. kelas menengah atas di pemerintahan, pendidikan, dan
Dan sebaliknya, mereka yang memiliki kelompok etnik yang komunikasi massa. Kelas menengah dapat dibagi dalam
sarna tetapi berbeda kelas sosial menunjukkan suatu perasaan dua kelompok, yang· mfmunjukkan' beberapa perbedaan
kesamaan identitas, tetapi gaya hidup tidak sarna. penting di dalam kelas ini.
Menggunakan tipologi kelas sosial di Amerika Utara
milik Gilbert dan Kahl (1993), bagian berikutdari bab ini . KeluargaKe/as ,Menengah Atas. Kelas ini terdiri dari
akan menguraikan secara singkat beberapa karakteristik profesional dalam bidang hukum, .akuntansi, dan kedok­
dari tiap empatkelas sosial utama, dengan menekankan teran;pengusaha tingkat atas, manajemen menengah dalam
pada perbedaan nilai. Selain itu, kelas ini tidak secara perusahaan; pengusaha yang berhasil; profesional dalam
tegas menjelaskan realitas tetapi dalam bentuk konsep bidang jasa, terutama di tingkat universitas; pekerja ke­
untuk menunjukkan hubungan yang berpola dan perbedaan sehatan jiwa; dan pegawai administrasi pelayanan sosial,
gaya hidup antara kelas. serta organisasi pemerintah (Langman, 1987). Menjadi
KELUARGA KELAS ATAS. Keluarga kelas atas ini adalah ke­ perantara yang berorientasi pada karir dari "sindrom orang
luarga yang memiliki kekayaan (baik kekayaan "lama" Amerika yang sukses", kebanyakan dari kelas ini adalah

TABEL 8-2

TAKSONOMI KELAS SOSIAL DI AMERIKA


KEI.AS SOSIAI. PEKERJAAN DAN PERKIRAAN PERSENTASE PENDUDUK

Kelas kapitalis Pewads, eksekutif tertinggi, dan investor (3% dari penduduk)

Kelas menengah atas Pendidikan universitas, profesional, dan manajer (1' 4% dad penduduk)

Kelas menehgah Pekerja kantoran, profesional tingkat bawah, manajer dan pekerja kasar yang terampil (keduanya

kelas menengah atas maupun kelas menengah yaitu 40-45% dari penduduk)

Kelas pekerja Pekerja kasar setengah terampil, dan pekerja kantoran ,tingkat rendah (30-35% dari pendudukl

Pekerja miskin Buruh dan pekerjo pelayonan (20% dari penduduk)

Kelas bawah Penganggur menahun, tenaga kerja setengah menganggur atau pekerja serabutan (5%dari

penduduk).

Sumber : Diombil dori Gilbert don Kohl (1993)


210 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

lulusan perguruan tinggi dan terdiri atas "orang yang sa­ Amerika adalah kelas pekerja (Curran dan Renzetti. 2000).
ngat dihormati" dalam komunitas. Kebanyakan kelas ini Kelas pekerja atau pekerja kerah biru terdiri dari pekerja
adalah orang Amerika kulit putih walaupun terdapat Iebih yang terampil. pekerja semi-terampil di pabrik. pekerja
banyak perbedaan etnik daripada yang terlihat pada kelas dalam bidang jasa. d~m pekerja dalam perdagangan kon­
atas (Curran dan Renzetti, 2000). Individualisme, rasiona­ truksi. Kelompok elit dari kelas pekerja-tukang listrik.
litas, dan pencapaian personal, serta nilai etnik Protestan tukang ledeng, dan operator dengan ketrampilan tinggi
sekuler lainnya (menguasai. berorientasi ke depan. bekerja. lainnya-seringkali berpenghasilan lebih banyak daripada
dll) ditekankan (Adams. 1980; Schultz,·1972) .•. anggota kelas menengah dan saat ini dalam beberapa kla­
lumlah keluarga kelas menengah atas dengan kedua sifikasi dipandang sebagai bagian dari kelas menengah
pasangan sarna-sarna bekerja. akhir-akhir ini meningkat. bawah atau kelompok kelas menengah. Anggota kelompok
Pada keluarga dengan kedua pasangan sarna-sarna bekerja. ini yang bergantung pada jalannya siklus usaha. kondisi
pola perbedaan jenis kelamin secara tradisional telah me­ ekonominya kurang stabi!.
ngabur dan lebih sejajar di antara pasangan (Perry-Jenkins
Kelas pekerja khususnya rentan terhadap krisis finansial
dan Folk, 1994).
dan ekonomi. Kebanyakan para istri bekerja di luar rumah
Keluarga kelas menengah atas sering kali berpindah se­
dan biasanya memilih pekerjaan yang tidak memenuhi ke­
cara geografis dalam mencapai tujuan karir. Tetapi mes­
butuhan ekonomi (Curran dan Renzetti. 2000). Ketegang­
kipun. meluasnya kunjungan. komunikasi. dan bantuan
an keluarga sering kali berhubungan dengan ketidakpas­
terjadi di antara generasi.
tian ekonomi.
Keluarga Kelas Menengah Bawah. Kelas menengah Di dalam keluarga pekerja kasar yang berpendidikan
bawah terdiri dari orang-orang yang terutama menjadi pe­ rendah. jumlah suami dan istri yang menyesuaikan diri
kerja kerah putih. seperti pengusaha kecil, pekerja admini­ terhadap peran tradisional suami dan istri lebih banyak
stratif.pekerja kantoran di tingkat rendah lainnya. fungsio­ daripada di kelas lain. Suami sering kali dilihat sebagai
naris birokratik. dan penjual keliling. Kelas ini mewakiJi seseorang yang dominan dan secara umum tidak banyak
berbagai latar beJakang nasional dan etnik yang luas: Ka­ terlibat pada kegiatan pengasuhan anak (Rubin .. 1994)~ Ke­
rena perubahan ekonomi akhir-akhir ini. kemampuan ke­ duajenis kelaminini cenderung untuk'beriJikir bahwa per­
luarga dengan pendapatan menengah untuk memperta­ sahabatan dan pertemanan lebih terlihat diantara anggota­
hankalygaya hidup kelas menengah menjadi lebih sulit. anggota dengan jenis keJamin sejenis daripada suami-istri,
Keduaorang tua perlu bekerja dan bahkan terdapat pe­ dan melihat ikatan prinsip pernikahan sebagai hubungan
nurunan persentase orang Amerika kelas menengah ter­ yang melibatkan penyatuan seksual. tugas yang saling
sebut (Scatpitti. Anderson dan O'Toole, 1997). Sarna hal­ melengkapi dan saling mencurahkan. Kepatuhan dan ke­
nya seperti kelas menengah atas. keluarga ini relatif lebih teguhan yang berpegang pada pola pengasuhan anak tradi­
stabil. walaupun terdapat masalah yang berhubungan de­ sional terlihatpada kelas ini (Peterson dan Rollins. 1987).
ngan keamanan ekonomi dan pendidikan anak-anak me­
Apabila butuh bantuan, biasanya keluarga dekat akan
reka. Sering kali murid-murid melaporkan bahwa terdapat
dipanggil sebelum mendapatkan bantuan dari badan yang
konftik antara mereka dan orang tuanya. Orang tua bekerja
ada di masyarakat. Keluarga besar, kelompok ternan se­
untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka.
baya di lingkungan sekitar. dan kelompok pekerja non­
tetapi sebaliknya memperkenalkan anak-anaknya terhadap
serangkaian nilai yang sering kali berkonflik dengan apa formal memberikan lebih banyak interaksi sosial dan ban­
. tuan yang sebeoarnya bagi keluarga pekerja kerah biru.
yang ada pada orang tuanya.
Nilai yang paling berbeda darianggota keluarga dalam KELUARGA KELAS BAWAH. Keluarga kelas bawah (orang
kelompok dengan status ini adalah penghormatan dan pen­ miskin) berada pada tingkat kemiskinan. walaupun tingkat
capaian. Kerja keras dan kejujuran juga sangat bernilai kemiskinan mereka beragam. Gilbert dan Kahl (1993)
tinggi. membagi kelas bawah menjadi pekerja miskin dan kelas
Pada keluarga kelas menengah bawah. struktur keku­ paling bawah, diperkirakan 25% dari penduduk masuk da­
asaan biasanya egalitarian atau sedikit didominasi oleh lam kelas ini: 20% keJompok miskin pekerja dan 5%
suami. Istri menunda kewenangan suami sementara tetap kelompok kelas paling bawah. Akan tetapi pemerintah
mempertahankan kendali terhadap dunia pribadi dan ru­ federal mengklasifikasi 11,9% dari penduduk secara resmi
mah tangga. Secara sosial, kelompok keluarga yang ter­ digolongkan miskin (U.S. Bereau of the Census, 2000). Ini
tutup dan kegiatan sosial pokok sering kali terjadi dengan merupakan laporan angka kemiskinan yang terendah sejak
keluarga dari pihak keluarga suami atau istri. Keluarga pa­ tahun 1979, tetapi ahli sosial secara umum meyakini bah­
da umumiIya berorientasi pada anak(Langman. 1987). wa penghitungan resmi tersebut menurunkan perhitungan
KELUARGA KELAS PEKEIUA. Sekitar 30-35% penduduk jumlah orang miskin di negara ini (Curran dan Renzetti,
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 21 1
2000). Lihatlah Tabel 8-3 pedoman federal tentang tingkat anak, dan mereka yang mempunyai masalah gangguan
kemiskinan keluarga. Terdapat keberagamaan gaya hidup kepribadian: Penyakit jiwa kr~nik, alkoholik, dan penya­
yang besar, seperti yang tampak di area pedesaan versus lahgunaan obat.
perkotaan, dan di regional berbeda serta komunitas kelas Status minoritas berpengaruh secara substansial terha­
bawah sosiaJ-etnik. dap kemiskinan (lihat Gambar 8-1). Di antara keluarga,
angka kejadian kemiskinan hampir tiga kali lebih tinggi
pada warga Amerika keturunan Afrika dan Hispanik da­
~KEMISKINAN 01 AMERIKA ripada orang Amerika kuJit putih (Fulwood, 1996). Di
Melebarnya kesenjangan an tara orang kaya dan orang mis­ antara anak-anak, kemiskinan menyebar (lihat tabel 8-4).
kin terus didokumentasikan oleh pers dan ahli sosial (Arax, Rerata anak Amerika keturunan Afrika dan Hispanik akhir­
Curti us dan Nelson, 2(00). Tahun 1980-an dan 1990-an akhir ini tampak pada pertengahan perpanjangan periode
merupakan dekade ketika orang kaya menjadi lebih kaya kemiskinandi Amerika, karena penurunan bantuan kesehat-·
dan orang miskin menjadi lebih miskin (Brownstein, 2000: an dan sosial serta menurunnya upah keluarga (Ehrenreich.
Silverstein,1996). Selama tahun 1980an perubahan signi­ 2001; Wright,1996).
fikan dalam distribusi pendapatan dan kesejahteraan terjadi Empat puluh sembi Ian persen keluarga yang dikepalai
di Amerik~ Serikat. Pergeseran ini disebabkan menurun­ perempuan yang mempunyai anak merupakan keluarga
nya program sosial yang dirancang untuk membantu orang miskin (Annie E Casey Foundation. 1999). Representasi
miskin dan kelas pekerja dan kelas menengah dan kecen­ yang tidak proporsional dari keluarga dengan ibu tunggal
derungan ekonomi dan teknologi tertentu seperti globalisa­ sangat berpengaruh terhadap apa yang disebut "feminis'asi
si pasar yang kornpetitif dan pergeseran dalam pekerjaan kemiskinan" (Rodgers, 1990; Strarrels, Bould dan Nicholas,
dari industri yang menghasilkan barang menjadi industri 1994).
yang menghasilkan jasa yang menimbulkan banyak pe­ Singkatnya, masalah keluarga miskin saat ini sangat be­
kerjaan dengan pembayaran minimal (Seccombe, 2001). sar dan sukar dikendalikan, sesuai dengan laporan dan sur­
Winnick (1988),seorang sosiolog, menyebut hal ini de­ vei nasional terakhir. Keluarga diperlemah oleh pengang­
ngan suatu gerakan ke arah "dua masyarakat, terpisah dan guran, kemiskinan dan sekolah yang padat, kehilangan
tidak setara". Perbedaan dalam penghasilan dan sumber sistem dukungan keluarga, keluarga yang berantakan, pe­
antara orang .A'merika yang miskin dan kaya lebih besar nyalahgunaan obat dan alkohol, lingkungan yang memicu
daripada gambaran yang pernah dicatat sebelumnya pada tindakan kriminal, <jan depresi (Ellis, 1995; Family Service
tahun 1940-an (Korol, 1990, Stewart,1990). Terdapat pe­ America, 1984).
nyusutanjumlah kelas menengah dengan proporsi pening­ Sulit bagi .kebanyakanmahasiswa dan dosen untuk
katan populasi pada kelas bawah dan alas (Hong, Dickerson menggambarkan gaya hidup kelas bawah tanpa meng­
dan Cleeland, 2002, Leeds, 1996), evaluasi kelas menengah. Bahkan penggunaan istilah "ke­
Akibat kecenderungan ekonomi dan teknologi tertentu, las bawah" memberi kesan konotasi dan interpretasi yang
serta dekade terakhirdari penurunan program sosial dan
domestik, telah menimbulkan dampak yang besar bagi
keluarga miskin. Temuan penelitian sejak tahun 1930-an TABEL 8-3
secara konsisten menunjukan bahwa tekanan ekonomi
berhubungan dengan memendeknya usia dan kesehatan PEDOMAN PENGHASILAN KELUARGA:
orang yang lebih miskin (Carney.1992: Monmaney,1997), TINGKAT KEMISKINAN FEDERAL
bersama tingkat stabilitas keluarga, penyesuaian perkawin­ • Tingkat kemiskinan federal atau ambang kemiskinan
an, . koping keluarga, keintiman keJuarga, komunikasi yang dikembangkan oleh Social Security Administration
perkawinan dan hubungan harmonis keluarga, yang rendah dan diperbarui tiap tahunnya oleh Census Bureau.
• Tingkat kemiskinan seseorang bergantung pada
(Voydanoff dan Donnelly, 1988).
penghasilan keluarga secara total dan jumlah anggota
Sifat kemiskinan berubah di Amerika (Brown­ dalam keluarga.
Stein,1999), Semakin banyak kelas bawah terdiri dari ke­ • Pada tahun 1999, tingkat kemiskirian yaito $8,667 untuk
luarga pekerja miskin-keluarga yang salah sam atau kedua keluarga dengan satu orang yang berusia di bawah 65
orang tuanya bekerja puma waktu atau paruh waktu de­ tahun, $11,214 untuk keluarga yang terdiri dari dua
ngan upah rendah yang tidak cukup untuk mengangkat orang yang berusia di bawah 65 tahun, $13,290 untuk
kehidupan mereka dan keluarganya dan kemiskinan. Se­ keluarga dengan 3 orang, dan $17,029 untuk keluarga
lain itu, kelas bawah yang tidak propbrsional terdiri dari yang terdiri dad 4 orang.
minoritas etnik dan imigran legal. keluarga dan pekerja Sumber: Census Bureau di http://www.census.gov/hhse/poverty/
yang tidak terdaftar, kepala keluarga perempuan, anak­ thresh/d. .
212 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

negatif bagi orang-orang yang termasuk dalam tingkat . keluarga. Anak-anak mungkin dipaksa atau didorong untuk
kelas ini. Apa yang dinyatakan Rodman (1965) selama 35 membantu kebutuhan fisnansial keluarga, dan banyak yang
tahun yang lalu masih digunakan, "sedikit membingung­ putus sekolah di SMA.
kan bahwajika kita menggambarkan keluarga kelas bawah Kehidupan keluarga kelas bawah, beradaptasi terhadap
dalam istilah anak di luar nikah, pria yang kesepian, ibu kekurangan sumber penghasilan, berdasarkan asumsi dan
yang tidak menikah, kita akan melihat suatu situasi sebagai norma yang berbeda dari kelas menengah. Orang miskin
masalah yang bertumpuk dan kacau" (hIm. 223). tidak "mampu" .memiliki nilai kelas menengah tersebut,
Dalam mengobservasi kondisi sosial kehidupan kelas seperti produktivitas, pencapaian, pekerjaan dan rencana
bawah dari perspektif kelas menengah, kita tidak seharus­ jangka panjang. Pegawai Chicago Tribune (1986) meng­
nya terpana melihat korban yang penyebab masalahnya uraikan dampak kemiskinan terhadap kehidupan keluarga:
tidak kita pahami. Barangkali lebih realistik untuk berpikir
Orang tua yang miskin mempunyai pekerjaan yang sama
bahwa kondisi ini terjadi sebagai konsekuensi dari, atau
seperti yang dikerjakan keluarga kelas menengah untuk
pada beberapa kasus merupakan solusi untuk isu lain yang anak-anak mereka; perbedaannya adalah keluarga miskin
dihadapi oleh masyarakat kelas bawah karena mereka kekurangan uang. pendidikan, dan cara serta altematif
mengalami semua kenyataan kehidupan sosial, ekonomi, untuk mendapatkan sumberpenghasilan. Kebanyakan me­
politik, dan hukum. reka hidup dalam stres yang luar biasa, selalu dihadapkan
Kebalikan dengan kelas pekerja, kelas bawah tidak pada kesulitan yang terpusat sekitar pangan, tempat ting­
mempunyai rasa hormat dari komunitas yang lebih luas. gal. dan penyakit fisik; yang sangat berperan penting pada
Keberadaannya sering kali menjadi suatu "sepakbola po­ perasaan tidak berdaya, putus asa, dan tidak mampu. Pe­
Iitik" seperti halnya konflik yang terlihat pada "nilai ke­ rasaan ini berdasarkan kenyataan dan berhubungan dengan
kekuatan kontrol yang melebihi kemampuan keluarga
luarga". Anggota keluarga cenderung untuk distigma dan
miskin. Banyak waktu dan "energi orang miskin difokus­
dianggap mencirikan pemalas, tidak mempunyai motivasi, kan untuk menyambung kehidupan sehari hari. Kemarin
bergantung, dan "orang seperti itu". Secara tersirat dalam mereka masih berharap untuk melakukan lebih dari itu
retorika masyarakatjuga diasumsikan bahwa banyak orang (hIm. 95).
miskin "hanya memiliki dirinya sendiri untuk disalahkan"
(Grimes, 1996; Seccombe, 2001). Akan tetapi. hal inimenarik untuk ditulis, aspirasiorang
tua untuk anak-anaknya sering kali sangat "kelas me­
K~MI-SKINAN DALAM KELUARGA nengah", walaupun mereka tidak mampu untuk membe­
rikan alat dancara untuk mencapai tujuan tersebut. .
Kemiskinan dari kelas bawah secara langsung berhubung­ Seperti yang tertulis di Tabel 8-4, banyak keluarga mis­
an dengan pekerjaan yang tidak tentu atau upah yang kin yang dikepalai oleh perempuan kelompok minoritas
rendah. Karena penghasilan yang rendah atau tidak tentu, yang menganggur atau setengah menganggur dan bergan­
terdapat rasa tidak gman yang besarterhadap ketersediaan tung pada asuransi kesejahteraan sosial. Namun demikian,
makanan, pakaian, tempaninggal, transportasi, perawatan jumlah yang terus berkembang saat ini, adalah keluarga
kesehatan dan hal-hal penting lain yang dibutuhkan pekerja miskin.

70
60
Orang Asia dan Pasifik
"-
(II 50 • $51.200
"0 ..... ., ................ ~ •••••••+ $44.400

"0 Kulit putih non-Hispanik


c: 40 $42.500
(II
:::J
.0 Kulitputih Hispanik (semua ras) $30.700
a.: 30 - - - - _ - - - - : - _ _ . - - _ . . . . : : , ....
; $27.900
20 ------~--~-'------~----------
Kulithitam
10

0
1967 1971 1975 1979 1983 1987 1991 1995 1999
Tahun

Gambar 8-1. Rata-rata penghasilan rumah tangga berdasarkan ras dan Keaslian Hispanik: ]967 hingga 1999 (Sumber:
U.S. Census Bureau, Maret 1998 hingga 2000). Catatan: Penghasilan mendekati $100..
BAB 81DENTIFIKASI DATA KELUARGA 213

TABEL 8-4

FAKTA·'rENTANG ANAK DAN KEMISKINAN


Sekitor .110% dori wargo negoro yang miskin odoloh onok-onok.

29% keluorgo Ameriko dengon onok-onok kedl hidup di bowoh goris kemiskinon.

Oi ontoro negora maju di dunio, onak-onok Ameriko Serikot mempunyoi tingkot kemiskinon tertinggi don kemungkinon

terbesor tinggol di rumoh orang tuo tunggol. .

Anok-onok di Ameriko Serikot yang hidup di dolom rumah dengon ibu sebogoi kepolo rumoh tonggo, memiliki

kecenderungon limo koli lebih besor untuk menjodi miskin dibandingkan dengon onak yang hidup di dolom rumoh dengon

duo orang tuo.

65% onok-anok miskin hidup dolam rumah tonggo yang tidok menghodirkon sosok ayah kondung.

65% keluorga keturunan Afriko-Amerika dengon ibu sebago; kepolo keluargo yang memiliki onak odolah miskin.

67% keluorgo keturunonHispanik dengon ibu sebagoi kepola keluorgo yang memiliki onok odoloh miskin.

Jumloh anok yang tinggol dolam keluorgo pekerjo miskin meningkot 33% ontoro tohun 1989 don 1999.

Anok-onak Afrika-Ameriko don Hisponik cenderung tigo koli lebih besor untuk hidup dolom kemiskinon dibondingkon

oook-onok kullit putih.

Penlition mencatot, tentong dompok negatif dori kemiskinon podo onok-oook-podo pertumbuhan fisik, perkembangon

kognitif, prestosi okodemik, fungsi sosial-emosionol, don produktivitos podo kehidupon mereko selonjutnyo:

Sumber: Annie E. Cosey Foundation (1996), Ellis (1995), Ehrenreich (200 I), Dodds (1995); Fulwood (1996); Grimes (1996); Leeds (1996);
U.S. Bureou of the Census (1991 a); dan Wright (1996).

ORANG AMERIKA KE.LAS BAWAH pecandu obat terlarang, tunawisma, dan orang tuatunggal
yang bergantung pada bantuan kesejahteraan. Oleh karena
Porsi yang besar (sekitar 25%) dariorang miskin saat ini itu, mereka"bertanggung jawab" atas sejumlahkejahatan
disebut "orang Amerika kelas bawah"(Gilbert dan Kahl, yang dilakukan oleh orang dewasa, kekacauan keluarga,
1993). Mereka adalah orang miskin yang tetap miskin. kerusakan kota, dan butuh untuk pengeluaransosial. Kelas
Mereka adalah orang-orang yang secara permanen berada bawah tetap menjadi inti dari. kemiskinan psikologis dan
dilapisan sosial paling bawah. Kelas bawah terisolasi materi walaupun hak penduduk bertambah di dua dekade
secara sosial dari pola dan norma perilaku (Wilson,1987). pada tahun 1960an dan 1970an. Pengurangan program so­
Walaupun semua anggota berasal dari semua ras dan sial pemerintah di dalam negeri, yang dimulai pada tahun
tinggal <Ii Amerika, kelas bawah terutama terdiri daTi (a) 1980 dan berlanjut sampai tahun 1990an, hanya menam­
orang Afrika-Amerika kota yang miskin. yang menderita bah masalah saja.
karen a warisan perbudakan dan diskriminasi serta perubah­ Kelas bawah terdiri dari orang yang kurang pendidikan,
an ekonomi; (b) orang Hispanik, terutama orang Amerika­ ketrampilan, disiplin, dan harga diri, yang diperlukan un­
Meksiko dan Puerto Rico, yang baru-baru ini berimigrasi tuk sukses (Curran dan Renzetti, 20(0). Pengangguran
ke kota dan daerah pedesaan (sebagai pekerja iinigran); yang berkepanjangan merupakan faktor yang biasa dalam
dan (c) migran Appalachian yang tinggal di lingkungan hal ini, dan sejumlah besar orang tua tunggal kelas bawah
bobrok di beberapa kota (Russell. 1977; Gilbert dan yang bergantung pada dinas sosial. Pada tahun 1996, dinas
Kahl,1993). sosial menyusun undang-undang untuk sasaran kelas
Kemiskinan keluarga kelas bawah yang berkepanjang­ bawah. Tujuannya adalah meningkatkan kemandirian me­
an dan bergantung pada bantuan kesejahteraan, ditambah lalui bekerja. Tujuan tersebut baik, namun dibutuhkan per­
lingkungan mereka yang suram, pemupukan nilai yang Iindungan untuk memastikan bahwa bekerja sebenamya
. sering kali radikal berbeda dengan mayotitas orang-bahkan akan memungkinkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
mayoritas dari orang miskin. Sebagai contoh, pemikahan minimal bagi anak mereka (Leeds,1996).
yang stabil dan perceraian legal cenderung menjadi sesuatu Lebih banyak pekerjaan dengan upah yang memenuhi
yang istimewa bagi kelas ini. Kekerasan merupakan sifat kebutuhan hidup serta pendidikan yang lebih baik, jelas
interpersonal yang diinginkan. Anak-anak sering kali di­ menjadi dua kebutuhan yang mendesak. Pada masyarakat
ajari untuk mempertahankan dirinya sendiri secara fisik kita yang berorientasi pada prestasi/pencapaian, bekerja
bukan secara mental atau psikologis. Dengan demikian, menjadi lebih daripada sekadar sumber penghasilan.
minoritas kelas bawah secara tidak proporsional mewakili Namun .juga sebagai sumber perasaan prod u ktif, yang
penyimpangan perilaku kenakalan remaja, anggota geng, memberikan rasa harga diri, status dan identifikasi dalam
214 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

suatu sistem, serta Iingkungan sosial yang memuaskan. juga menjadi sasaran dalam kebijakan dan program untuk
Keniampuan mendapatkan tempat tinggal, lingkungan memperbaiki kesehatan penduduk" (him. 2). Membantu
yang aman, dan pendidikan, serta reformasi perawatan ke­ memperbaiki ekonomi keluarga merupakan hal yang pen­
sehatan (akses terhadap pelayanan yang bersifat universal) ting dalam bekerja dengan mereka yang kurang beruntung
juga harus diperhatikan apabila keluarga ingin keluar dad dan termasuk dalam bidang praktik keperawatan (Nelson;
kemiskinan (Allen, 1994). Seceombe,2001).
Orang yang berasal dan subkultur kelas bawah di dalam
kbmunitas kita, khususnya di kota, memiliki kebutuhan
yang besar untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan ~STATUS EKONOMI
sosial. Dalam institusi kesehatan yang resmi, banyak u'paya KELUARGA
perawat yang berfokus pada kebutuhan bagi orang yang
Status ekonomi keluarga, merupakan suatu komponen ke­
sangat miskin. Hanya melalui pemahaman dan apresiasi
las sosial yang menunjukkan tingkat dan sumber pengha­
terhadap masalah utama dan kenyataan hidup sehari-hari
silan keluarga. Penghasilan yang' cukup untuk memenuhi
dan orang miskin, keluarga dapat dibantu untuk memenuhi
kebutuhan keluarga seeara umum diperoleh dari anggota
kebutuhan kesehatan mereka.
keluarga yang bekerja atau dari sumber penghasilan sendiri
seperti uang pensiun dan tunjangan (nonpublik), sebagian
DAMPAK KEMISKINAN PADA KESEHATAN penghasilan lain yang diperoleh dari dinas sosial atau
asuransi bagi orang yang tidak bekerja umumnya kecil,
Kesenjangan kesehatan antara orang miskin dan orang tidak stabil atau hampir tidak maupun. Keluarga dengan
yang berpenghasilan lebih tinggi, dalam hal pengaruh dan sumber ekonomi yang tidak memadai menunjukkan
penyebaran informasi yang sulit dijangkau hampir bersifat karakteristik sebagai berikut: (a) penghasilan sepenuhnya
uni,versal bagi semua dimensi kesehatan, menurut U.S. diperoleh dari dinas sosial diakibatkan kegagalan atau
PubliclIealth Service, Healthy People 2010 (2000). Daftar ketidakmampuan orang dewasa dalam keluarga untuk
beriku~ ',ini" mengindikasikan area tempat data survei bekerja; (b) penghasilan diperoleh dari dinas sosial dengan
nasional menunjukkan hubungan yang signifikan antara cara yangCurrang; dan (e) jumlah penghasilan sangat
orang miskin (versus kelas menengah) dan khususnya rendah atau tidak stabil sehingga kurang untuk memenuhi
masalah kesehatan. kebutuhan mendasar.
• . Angka kesehatan diri orang miskin Satu fungsi, dasar dari keluarga adalah persediaan dari
• . PeQingkatan keterbatasan kegiatan sehari-hari
dukungan ekonomi dan alokasi sumber yang memadai.
·Peningkatan keterbatasan kegiatan menahun
Karenanya, agar dapat mengkaji kecukupan ekonomi, ti­
• Peningkatan disabilitas dak hanya tingkat penghasilan yang harus diperkirakan
• Peningkatan ketidakhadiran dalam bekerja dan se­ tetapi juga pengeluaran, yang berfokus pada alokasi sum­
kolah ber. Mengkaji pengeluaran, merupakan hal yang sensitif
• Peningkatan risiko penyakit kronik dan cedera yang harus didiskusikan secara khusus saat dibutuhkan,
• Peningkatan angka kematian bayi dan penyakit in­ yang terdiri dad pertanyaan tentang kewajiban finansial
feksi secara teratur: l'embayaran sewa atau hipotek, asuransi,
• Usia yang pendek (peningkatan k;ematian) biaya transportasi atau pembayaran mobil, telepon dan ke­
Itu adalah sejumlah fakta dari dampak lingkungan sta­ perluan rekening, pengeluaran untuk makanan, serta pe­
tus kesehatan penghuninya. Penelitian pada tahun 1990an ngeluaran keluarga bersifat meildadak yang Jain.
mengkaji peran dalam konteks sosial yang lebih luas
(Iingkungan, sekolah, pusat pelayanan sehari-hari dan ke­
lompok ternan sebaya), relatif berpengaruh terhadap kon­ ~MOBILITAS KELAS
sekuensi kemiskinan (Seccombe, 2001). SOSIAL
Walaupun faktor sosial ekonomi mungkin lebih kuat
menentukan kesehatan daripada pengobatan medis Area pengkajian keluarga lainnya yang berhubungan de­
(Nelson, 1994), intervensi tidak ditujukan pada keluarga ngan kelas sosial adalah mobilitas kelas sosial. Hal ini
dengan status ekonomi yang dikemukakan oleh komunitas berkenaan dengan mobilitas vertikal ke atas atau ke bawah
kesehatan. Selanjutnya, kesenjangan kesehatan dari kelas melalui strata kelas sosial dan dicantumkan di sini karena
sosial akan berlangsung lama selama ketidakmerataan da­ suatu perubahan dari segala arah menimbulkan banyak
lam struktur sosial, ekonomi dan politik dari kehidupan stres. Holmes dan Rahe (1967), dalam skala penyesuaian
sosial yang fundamental. Jadi, menurut Nelson, ~'kondjsi kembali sosial mereka, perubahan tentang posisi, status;
sosial ekonomi yang memperbesar risiko kesehatan harus atau prestise yang teridentifikasi, baikpositif maupun
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 215
negatif. menimbulkan stres. Walaupun mobilitas ke alas PENGKAJIAN KOMPOSISI KELUARGA:
tampak sebagai sesuatu yang diinginkan oleh kebanyakan GENOGRAM KELUARGA
orang, dan sering kali menimbulkan pengakuan baru dan
prestise sosial, mobilitas ini juga dapat menimbulkan pe­ Komposisi keluarga berkenaan dengan siapa anggota ke­
nolakan dan isolasi sosial, misalnya keterikatan keluarga luarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga me­
besar bisa berkurang. Selain itu, tingkat partisipasi yang reka. Identifikasi tidak hanya meIiputi penghuni rumah,
rendah dari keluarga ditemukan dalam mobilitas keluarga tetapi keluarga besar lainnya atau anggota keluarga fiktif
arah ke atas. Hubungan interpersonal dan tingkat kenya­ yang merupakan bagian dari "suatu keluarga", tetapi tidak
manan personal juga dapat terganggu. hidup dalam satu rumah tangga. Dengan memperoleh data
Di Amerika, orang mengharapkan mobilitas ke atas se­ tentang komposisi keluarga kbih memungkinkan anggota
bagai keadaan peristiwa yang alami. Sebagian besar mo­ . keluarga mengetahui minat Anda terhadap keluarga secara
bilitas vertikal bergerak ke atas, terbukti pada sebagian keseluruhan daripada hanya memperoleh data klien'
besar keluarga kelas menengah. Hal ini tidak lagi benar, individu.
karena perubahan struktur pada ekonomi, resesi yang Untuk mengenal keluarga dan mengidentifikasi kompo­
sering terjadi, dan meluasnya ketidakstabilan lapangan sisi keluarga, dianjurkan untuk melengkapi genogram
kerja. semakin banyak keluarga yang tidak dapat bergerak keluarga. Genogram keluarga adalah suatu diagram yang
ke atas jenjang kelas sosial seperti dekade sebelumnya, menggambarkan konstelasi atau pohon keluarga. Geno­
tetapi akan tetap atau bergerak ke bawah. (Stewart, 1998 ; gram ini merupakan s.uatu alat pengkajian informatif yang
Voydanoff, 1991). Mobilitas sosial mungkin tidak pernah digunakan untuk mengetahui keluarga dan riwayat keluarga
meluas seperti secara umum diyakini. Sekitar 70% kelu­ serta sumbernya.
arga tetap pada kelas sosial yang sama, dan stabilitas Wawancara Genogram dipandang sebagai bagian dari
penempatan kelas sosial dapat dilihat melalui sejumlah pengkajian klinis yang komprehensif tentang keluarga.
generasi. Contoh stabiIitas status· kelas sosial ditemukan (McGoldrick dan Gerson, 1985; Wright dan Leahey,
pada keluarga kelas atas, yang meneruskan kekayaan atau 2000). Hubunganpeta diagram secara vertikal (antara ge­
prestise mereka melalui beberapa generasi. Kesinambung­ nerasi) dan horisontal (generasi yang sama) sering kali
an yang sama juga teramati di dalam kelas bawah. Dalam membantu perawat keluarga berpikir dengan sistematis
studi kelas sosial klasik yang sangat terkenal yang dilaku­ mengenai bagaimana peristiwa dan hubungan di dalam ke­
kiln Hollingshead (1949) menunjukan bahwa kelas sosial hidupan anggota keluarga inti berhubungan dengan pola
bawah~bawah "Elmstown" tetap bertahan pada posisi ter­ sehat-sakit keluarga di dalam dan antara generasi, serta
sebut sejak sebelum Perang Saudara. Mobilitas lebih se­ menghasilkan hipotesis sementara tentang apa yang sedang
ring terjadi pada kelas menengah bawah, keias pekerja. dan terjadi di dalam suatu keluarga.
kelas bawah ke atas. Ben:lasarkan konvensi. yang digunakan di dalam dia­
Mobilitas sosial ke bawah lebih sering terjadi akhir­ gram pohon keluarga atau bagan silsilah dan genetik, ge­
akhir ini. Mobilitas sosial ke bawah dari semua komunitas nogram keluarga memasukkan informasi tentang tiga ge­
dapat terjadi karena resesiekonomi yang berkepanjangan. nerasi keluarga (dua generasi di dalam keluarga inti dan
Pensiun dan kecacatan sering membuat mobilitas sosial ke keluarga asli dari tiap orang tua). Tidak hanya anggota ke­
bawah karena ditan~ai berkurangnya penghasilan. luarga inti dan extended family yang dimasukkan ke dalam
gerl9gram tetapi juga anggota yang bukan keluarga namun
penting dan sudah hidup bersama atau sangat berperan
dalam kehidupan keluarga. Representasi visual dari suatu
NAREA PENGKAJIAN keluarga terdiri dari informasi tentang usia; gender ang­
KELUARGA gota keluarga; peristiwa kehidupan yang penting (mis.,
kelahiran, pernikahan, perceraian); status sehatlsakit; ke­
Seperti halnya semua alat pengkajian, penting untuk me­ matian; dan ciri pengidentifikasian tertentu seperti ras, ke­
mulai dengan memperoleh pengidentifikasian informasi las sosial, etnik, agama, pekerjaan, dan tempat tinggal).
yang luas tentang klien keluarga. Seperti dibahas dalam Genogram keluarga sudah digunakan secara luas oleh
Bab 7, selama kunjungan awaJ atau kontak klien, fokus praktisi dan terapis kesehatan keluarga, dan beragam cara
biasanya ditujukan untuk mengetRhui tentang keluarga dan genogram digambarkan. McGoldrick dan Gerson menulis
semua anggota keluarga, serta berupaya untuk memenuhi buku tentang genogram yang berjudul Getlograms ill
kebutuhan kesehatan yang mendesak. Untuk mempelajari Familiy Assessment (1985). Jika uraian lengkap tentang
keluarga, genogram keluarga merupakan strategi peng­ genograrn dan penerapannya diperlukan, buku ini merupa­
kajian yang tepat. kan referensi yang paling baik untuk disarankan.
216 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

MENYUSUN GENOGRAM. Gambar 8-2 menunjukkan Mulai wawancara dengan menanyakan pertanyaan
suatu contoh bagaimana genogram dibuat. Penggunaan yang "mudah". Pertanyaan yang sulit tentangfungsi ang­
simbol dalam membuat diagram juga disajikan. Contoh gota keJuarga dan hubungan subsistem biasanya diajukan
yang diberikan relatif sederhana, memberikan sejumlah pada akhir wawancara, apabila sudah terjalin rasa percaya.
keluarga yang mengalami transisi dan peristiwa keluarga Perawat keluarga harus menanyakan mengenai keparahan
yang penting. Wright dan Leahey (2000), menjelaskan masalah medis dan psikologi, perubahanlmasalah peker­
metode dasar yang terlibat dalam pencatatan data keluarga jaan atau sekolah, dan masalah hukum (McGoldrick &
pada genogram keluarga. Geq;oa, 1985).
Anggota keluarga ditempatkan pada baris horisontal yang PENGKAJIAN LATAR BELAKANG
menunjukkan garis generasi. Sebagai contoh suatu pemi­
kahan atau hubungan hukum adat digambarkan dengan
KEBUDAYAAN KELUARGA
garis horisontal. Anak-anak diurut dari kiri ke kanan di Pengkajian kebudayaan klien (individu dan keluarga) me­
mulai dari anak yang tertua. Tiap individu disajikan. (him. rupakan hal penting dari pengkajian dalam pemberian
87) asuhan yang sesuai dengan kebudayaan (Kelley, 1997) .....
Pda digambarkan dalam bentuk segi em pat sedangkan wa­ Hanya sebagai perawat keluarga tidak seharusnya meng­
nita dalam bentuk lingkaran. Garis horisontal putus-putlls intervensi tanpa melakukan pengkajian aspek biopsikoso­
menggambarkan perpisah'an atau perceraian. Anggota ru­ sial keluarga dan anggotanya terlebih dahulu, perawatjuga
mah tangga (tinggal seatap) diidentifikasi dengan meling­ tidak boleh meneruskan asuhan sampai pengkajian tentang
kebudayaan klien dilakukan secara lengkap (Leininger,
kari semua anggota keluarga dengan garis putus.
1976; Tripp-Reimer et aI, 1984).
Biasanya genogram keluarga dilengkapi pada kunjung­ Pengkajian kebudayaan "memerlukan penerimaan ter­
an atau wawancara pertama dan direvisi kemudian apabila hadap realitas ganda, suatu pemahaman tentang perbedaan
ada informasi baru. Memperkenankan keluarga mengeta­ dan keterbukaan, kepekaan, dan sikap ingin tahu" (Kelley,
hui bahwa,latar belakang informasi diperlukan untuk lebih 1997, him. 32).
memahami secarapenuh masalah spesifik yang dial ami Sebagai bag ian pengkajian keluarga yang luas dari ke-.
keluarga, ditambah dengan penjelasan tentang metode po­ lompok etnik yang berbeda dari perawat, kita perlu me­
hon keluarga, biasanya merupakan penjelasan untuk men­ ngetahui tentang kebudayaan keluargadengan siapa kita
dapatkanpartisipasi anggota keluarga. Disarankan pert a­ berinteraksi (Lipson, 1996). Perawat keluarga harus ber­
nyaan .ten~ang keluarga dekat yang pertama kali diajukan upaya untuk mengetahui persepsi, pandangan, nilai, dan
(nama, usia,jenis kelamin anggota rumah tangga). Transisi praktik orang-orang yang berasal dari kelompok etnik ter­
siklus kehidupan terakhir dan perubahan pada situasi tentu dengan siapa perawat bekerja. Penting untuk meng­
keluarga (tambanan atau anggota) dapat juga ditanyakan ingat bahwa kemampuan bekerja dengan ke1ompok kebu­
pada saat tersebut (McGoldrick & Gerson, 1985). dayaan bergantung pada kemampuan untuk memahami
Pada umumnya genogram dua-generasi singkat paling kelompok tersebut dalam hal latar belakang mereka seperit
bermanfaat dalam wawancara pertama, khususnya jika ke­ mereka melihatnya dan bukan dalam hal penafsiran kita
luarga mempunyai masalah kesehatan ringan atau kebu­ tentang latar belakang mereka" (Clemen, 1977, hIm. 192).
tuhan kesehatan prevent if (Wright & Leahey, 2000). Ke­ Ridley dan Lingle (1996), konselo~ lintas-budaya, me­
tika membuat genogram tiga-generasi, disarankan pertama nyetujui bahwa kemampuan untuk memahami klien dalam
mulai dengan keluarga dekat dan kemudian menanyakan hal latar belakang kebudayaan dan dari perspektif mereka
tentang orangtua keluarga asaJ. Mencaritahu tentang dua sendiri, penting dalam mengkaji dan berkerja dangan ke­
keluarga besar menjadi fokus dalam konteks keluarga yang luarga. Mereka menegaskan bahwa praktisi yang berkerja
lebih luas. Menanyakan pasangan perkawinan tentang tiap dengan keluarga yang memiliki kebudayaan yang berbeda
keluarga asal mereka adalah suatu cara untuk mendapatkan dari kebudayaan mereka harus mengembangkan empati
informasi tersebut. Selain itu, pertanyaan yang diajukan kebudayaan agar dapat efektif. Memiliki empati kebuda­
seharusnya mengenai ternan, pemuka agama, pemberi yaan seharusnya memungkinkan pemahaman terhadap
asuhan, tenaga kesehatan profesional, dan orang penting kebudayaan klien termasuk asumsi kebudayaan, nilai, dan
lainnya yang berfungsi dalam keluarga; informasi tersebut pol a berpikir. "Empati kebudayaan melibatkan kemampu­
dapat dimasukkan dalam genogram atau digunakan untuk an konselor untuk mengomunikasikan pemahaman terse­
mengkaji sistem/jaringan dukungan sosial keluarga. Pada but secara efektif dengan sikap peduli terhadap perbedaan
kondisi ini, setain anggota keluarga juga dapat ditam­ kebudayaan klien" (Ridley & Lingle, him. 32). Ridley &
bahkan sebagai anggota di dalam rumah tangga atau Lingle, meyakini bahwa sebelum bekerja dengan keluarga
"keluarga." etnik, praktisi harus memahami kebudayaannya sendiri,
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 217
dan hanya seteJah mengkaji diri sendiri, perawat dapat se­ (seperti yang diidentifikasi oleh keluarga) dan tingkat yang
cara efektif mengkaji kebudayaan klien sendiri. mereka identifikasi dengan kebudayaan Amerika atau ke­
Ketika mengkaji keJuarga etnik, juga penting untuk budayaan tradisional mereka yang dominan (jika berbeda
menggali kekuatan keluarga, adaptasi yang positif yang te­ dengan kebudayaan dominan), merupakan intormasi dasar
lah dilakukan keluarga dalam mengatasi keterbatasan dan yang diperlukan dalam tiap pengkajian keluarga. Masalah
kerentanan mereka (McAdoo, 1993). Perhatian terhadap yang kompleks, latar belakang etnik atau pasangan dapat
kekuatan keluarga memfasilitasi pendapat yang positif ten­ berbeda, dan jika berbeda maka, penting untuk mengkaji
tang keluarga dan menyebabkan pendekatan keperawatan bagaimana perbedaan ini diatasi dan bagaimana perbedaan
keluarga yang cenderung meningkatkan perasaan kompelen tersebut memengaruhi kehidupan keluarga.
dan berdaya pada suatu keluarga. Informasi ten tang keyakinan agama keluarga dan- prak­
tiknya sangat berhubungan erat dengan etnisitas sehingga
AREA PENGKAJIAN ETNIK DAN AGAMA harus juga dimasukkan sebagai bagian dari pengkajian
Bagi kebanyakan keluarga, pengkajian kebudayaan dan et­ (Tripp-Reimer et aJ; 1984). Keyakinan beragama sering
nik secara lengkap merupakan hal yang tidak mungkin di­ memengaruhi konsepsi keluarga tentang sehat-sakit dan
lakukan, namun pengkajian latar belakang etnik keluarga bagaimana anggota keluarga yang saki! ditangani. Peran,

Tom William 1---.---1


79 82
. (1918-1999) Diabetes (1916-1998)
Kanker Stroke

I
. ,101976 .. John'
48
Alkoholik

Legenda

DPria
o
Wanita Pasien yang teridentifikasi Meninggal
o
D-O D+O
Menikah Berpisah
.~
Ceral
0-0
TIdak Menikah

Anak Adopsi Aborsi atau Ke":lbar Anggota yang


atau Asuh Keguguran tinggal serumah
Gambar 8-2. Contoh genogram keluarga disertai legenda (simbol yang digunakan dalam genograml
218 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

ritual, nilai, dan pola koping keluarga dipengaruhi oleh o. Diskriminasi komunitas (menimbuJkan perpecah­
warisan atau orientasi keagamaan keluarga. an) terhadap kelompok etnik tertentu yang ada
Area spesifik berikut dianjurkan sebagai bagian dari da­ pada suatu keluarga.
ta pengidentifikasian agama dan etnik tentang keluarga : p. Anggota keluarga yang bukan berkulit putih (me­
L Lntar belakang etnik keluarga (diidentiJikasi sen­ nimbulkan perbedaan ras yang .nyata yang mem­
diri) buat akulturasi menjadi lebih sulit).
2. Tingkat akulturasi keluarga. Pertanyaan pengkajian Tidak semua anggota keluarga mempunyai keter­
di sini adalah, "Sejauh mana keluarga telah memper­ ikatan emosional yang sarna dengan Jatar beJakang
tahankan warisan etnisitas atau kebudayaannyaT' . etnik atau agama. Lansia dan orang tua yang berada
Atau diajukan secara terbalik, "Sejauh mana keJuarga di dalam atau di luar tabap siklus kehidupan
sudah mengasimilasikan kebudayaan Amerika?" pengasuban anak biasanya lebih tradisional daripada
Tabe18-5 menyajikan pertanyaan pengkajian kebuda­ anak dan orang dewasa muda tanpa anak. Anggota
yaan secara menyelurub yang jika dijawab, mem­ keluarga yang berkerjadi luarrumah lebih terakulturasi
berikan informasi yang berhubungan dengan tingkat daripada anggota keluarga yang berkerja di dalam
akulturasi keluarga. Beberapa isyarat perilaku berikut rumah. Mereka yang berbicara dan membaca bahasa
menunjukkan bahwa keluarga masih mempertahan­ Inggris dalam keluarga biasanya lebih terak:ulturasi.
kan praktik, nilai, dan keyakinan tradisional: Dan mereka yang miskin pada umumnya lebih
a. Kemampuan anggota keluarga berbabasa Inggris terakulturasi daripada mereka yang berasal dari kelas
dan bahasa asal (keterampilan membaca dan me­ atas.
nulis) terbatas.
Dalam kelompok imigran, tingkat akulturasi ke
b. Migrasi terakhir dari negara lain (generasi per­
dalam kebudayaan baru secara umum sudah mening­
tama).
kat untuk tiap generasi berikutnya. Sebagai ilustrasi
c, Kebudayaan asal sangat berbeda dari kebudayaan
tentang fenomena ini adalah pola akulturasi orang
Arrierika.
Jepang (Matsui, 1996); Generasi pertama Jepang­
. d. Ternan keluarga dan perkumpulanberasal dari ke­
Amerika, Issei, yang datang dari Jepang an tara tabun
lompok etnik yang sama (keterikatan etnik yang
1890 dan 1920, mempertahankan hampir semua tradi­
kuat).
si terdahulu mereka. Generasi kedua Jepang Amerika,
e: Keluarga bertempat tinggal di lingkungan tetangga
Nissei, menempati posisi menengah dalam rentang
dengan etnisitas yang sama.
akulturasi, sementara generasi ketiga, Sansei, lebih
r. Ikatan politik danagama yang kuat dengan ke­ cenderung. kebarat-baratan. Cukup menarik bahwa
lompok etnik.
kecenderungan berlawanan terjadi pada Yonsei, ge­
g. Aktivitas sosial, kebudayaan, rekreasi, danlatau
nerasi keempat. Sama halnya dengan kelompok yang
pendidikan berada di dalam kelompok kebudayaan
lain, ada rasa min at yang besar terhadap "akar" etnik,
keJuarga.
khususnya antara Yonsei, dengan pembelajaran
h. Kebiasaan diet dan berpakaian yang tradisionaL
bahasa dan kebudayaan Jepang menjadi lebih
i. Melaksanakan peran keluarga tradisional.
populer.
j. Dekorasi rumah, seni, dan visual lain menunjuk­
Selain adanya kecenderungan pada keluarga imi­
kan kesesuaian dengan latar belakang kebuda­
gran untuk menjadi lebih terakulturasi sepanjang
yaan.
waktu dan generasi, bebenipa nilai praktik, dan keya­
k. Bahasa asal yang diucapkan secara eksklusif atau kinan tetap dipertahankan. Pada keluarga keturunan
sering digunakan di rumah. Meksiko Amerika pentingnya keluarga besar tidak
L Kompleks teritorial-komunitas yang lebih luas se­ berubah sepanjang waktu; bahkan penelitian men un­
ringkali keluarga-terutama di dalam komunitas . Jukkan bahwa keluarga besar telah tumbuh di dalam
etnis. struktur dan fungsi ketika studi antargenerasi dilaku­
m. Keluarga menggunakan pengobatan tradisional, kan·(Baca-Zinn, 1981)
atau mungkin tenaga kesehatan .komunitas yang 3. Pilihan dan praktik agarrw: keluarga. Latar belakang
dipercayai oleh Iingkungan etnik. agama keluarga harus dicatat, dengan mempertim­
n. Keyakinan anggota keluarga ten tang penyakit dan bangkan bagaimana individu di dalam keluarga yang
pengobatan adalah diJandasi oleh kebudayaan dan keyakinan agamanya berbeda dengan praktik agama.
berbeda secara signifikan dari keyakinan d~n Seberapa aktif keluarga terlibat dalam kegiatan di
praktik perawatan kesebatan di Barat (McSweeney, masjid, dan gereja atau organisasi keagamaan lain?
Allen, & Mayo, 1997). Seperti yang kita pelajari dari melihat riwayat
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 219
keluarga, fungsi agama dalam kehidupan agama telah • Siapa pencari nafkah dikeluarga?
banyak berkurang pada kebanyakan. keluarga • Apakah keluarga menerima bantuan dana suplemen?
(D' Antonio & Aldous, 1983). Walaupun demikian, Jika ya, dana bantuan apa dan dari mana (mis., dana
kita memiliki keragaman kebudayaan dan akhir-akhir pensiun, Social Security, voucer makanan, keluar­
ini melihat kembalinya landasan agama pada bebe­ ga)?
rapa sektor di masyarakat, begitu pula peran dan pen­ • Apa pengeluaran utama keluarga?
tingnya agama di dalam keluarga sangat bervariasai. Dari informasi ini, ditambah informasi tentang pekerjaan,
Belain itu, dianjutkan agar pengkajian dibuat berda­ seseorang seringkali dapat memperkirakan penghasilan
sarkan praktik agama apa yang diterapkan keluarga mingguan atau bulanan atau menanyakan perk iraan peng­
dan landasan keyakinan keagamaan apa yang tampak hasilan.
penting secara sentral bagi keluarga. • Apakah keluarga menganggap penghasilannya me­
Selain area pengkajian umum di atas, pertanyaanlarea madai? Bagaimana keluarga melihat diri mereka sen­
pengkajian kebudayaan diintegrasikan dalam pedoman diridalam mengelola secara finansial? . .
pengkajian seluruh keluarga. Dengan melengkapi pengka­ • Sumber finansial apa yang diperoleh atau bisa di­
jian seluruh keluarga, seseorang harns memisahkan data peroleh keluarga (mis., asuransi kesehatan, asuransi
komprehensif tentang pengaruh keterkaitan kebudayaan ketunadayaan, asuransi gigi, kompensasi pekerja,
terhadap organisasi keluarga (aspek peran, kekuasaan, ni­ voucer makanan, layanan anak-anak lumpuh. pengu­
lai, dan komunikasi), praktik pengasuhan-anak, respons rangan biaya transportasi)?
efektif, praktik dan keyakinan perawatan kesehatan serta
strategi koping. MOBIUTAS KELAS SOSIAL Menguraikan mobilitas kelas
sosial keluarga-perubahan yang terjadi untuk menghasil­
PERTANYAAN KRITIS BAGI PERAWAT 01 KUNIK RAWAT kan mobilisasi ke bawah atau ke atas, kapan perubahan ini
JALAN. Pada tatanan rawat jalan, perawat yang berbasis terjadi, dan bagaimana ,keJuarga' menyesuaikan diri ter­
komunitas dan. perawat praktisi mungkin hanya melihat hadap perubahan.
klien dan keluarga untuk masa waktu yang singkat. Pada
kondisi tersebut diperlukan daftar pertanyaan pengkajian
kritis. Area pengkajian kunci: (a) latar belakang agama dan . f:la;DIAGNOSIS
etnikyang diidentifikasi oleh keluarga sendiri, (b) status
imigrasi merekaldari mana dan sudah berapa lama mereka KEPERAWATAN
disiiti); (c) bahasa yang digunakan di rumah dan bahasa KELUARGA
yang mereka pilih untuk berkomunikasi; (d) apa yang
mereka yakini tentang masalah kesehatan saat irii, seperti Landasan untuk mengembangkan diagnosis keperawatan
gejala dan penyebab, serta perawatan yang tepat; dan (e) keluarga adalah pengkajian kebudayaan keluarga secara
metode penyembuhan tradisional yang digunakan keluarga menyeluruh dan akurat. Tidak ada diagnosis keluarga so­
(Jiang, 1995). siobudaya yang berdiri sendiri. Naroun demikian. warisan
kebudayaan keluarga memengaruhi diagnosis yang dikem-'
bangkan perawat untuk kliennya. Khususnya dapat dibe­
PENGKAJIAN STATUS EKONOMI DAN narkan untuk area keluarga nonfisiologis. Smith dalam
MOBILITAS KELAS SOSIAL buku "Transcultural Communication in Nursing" (1999)
membahas pengembangan diagnosis keperawatan yang se­
STATUS KELAS SOSIAL Berdasarkan tingkat penghasilan
suai secara budaya (Lihat Tabel 8-6 untuk saran dalam
keluarga dan sumber penghasilan, pekerjaan serta pen­
menyusun diagnosis keperawatan yang sesuai dengan
didikan anggota keluarga yang dewasa, status kelas sosial
kebudayaan). Ia mengatakan bahwa satu kontroversi utama
keluarga diidentifikasi.
dalam penggunaaan diagnosis NANDA (atau sistem klasi­
STATUS EKONOMI. Menanyakan berapa besar penghasilan fikasi diagnosis lain) adalah beberapa ,diagnosis kepera­
anggota keluarga yang dewasa, dapat merupakan per­ watan lebih sensitif tehadap bias kebudayaan. Sebagai
tanyaan, yang invasif (diluar batas), karena penghasilan contoh. diagnosis ketidakpatuhan dapat ditegakkan ketika
dianggap sebagai hal yang bersifat pribadi bagi keluarga diterapkan pada' keluarga dengan berbagai kebudayaan.
pada umumnya. Pertanyaan hanya diajukan apabila ada Keluarga mungkin lebih menyukai menggunakan praktik
alasan penting untuk melakukannya, misalnya untuk me­ layanan kesehatan tradisional daripada layanan kesehatan
netapkan kelayakan mendapatkan bantuan, layanan atau Barat (Smith, 1999). Leininger (1990). pemimpin kepera­
sumber komunitas. Pertanyaan yang relevan dengan area watan transkultural, sependapat dengan Smith tentang
ini meliputi sebagai berikut : penggunaan diagnosis keperawatan yang kurang tepat
220 BAGIAN 3 PRAKT1K KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 8-5

PEDOMAN PENGKAJIAN ETNIK


KRITERIA 'PENGKAJIAN PERTANYAAN

Identitas etniklras Bagaimana identitas keluarga illl sendiri dalam hal kelompok elnik dan
ras? Apakah kedua orang lua berasal dad elnik yang sama?

Bahasa Bahasa apa yang digunakan dirumah? Dan oleh siapa? Bahasa apa yang
dipilih kelika berbicara di luar rumah? Bagaimana kemampuan anggola
. keluarga berbahasa? Apakah anggola keluarga melek huruf dalam bahasa
asli mereka sendiri-dalam hal keterampilan menulis dan membaca?

Tempetlahir dan sejarah imigrasi Di mana orang tua dan anak-anaknya lahir? Jika mereka imigran dad
negara lain, kapan mereka berimigrasi ke Amerika Serikat dan apa alasan
mereka melakukan imigrasi?

Mobilitas geografik Di mana orang tua tinggal? Kapan mereka pindah ke tempa! linggal
mereka yang sekarang ini?

Agama keluarga Agama apa yang dianut oJeh keluarga? Apakah kedua orang tua berasaJ
dari lalar belakang agama yang sama? Bogaimana keagamaan keluarga
berdasarkan aktivitas dan praktik?

Pertalian kelompok etnik Bagaimana karakteristik dari keluarga teman dan perkumpulan? Apakah
mereka semua berasal dari kelompok keluarga etnik? Apakah rekreasi,
politik, pendidikan, don aktivitassosiallainnya termasuk di dalam
kelompok referensi etnik, komunitas yang lebih luas atau keduanya? Untuk
, apa keluarga melakukan perluasan hubungan dengan telangga sekitar
keluarga atau komunitas yang lebih luas?

Pertalian tetangga Bagaimana krakteristik dari keluarga tetangga? Apakah merupakan


heterogen atau homogen etnik?

Kebiasaan diet dan berpokaian Ape yang menjadi pilihan kaluarga untuk diet dan larangannya? Apakah
anggola keluarga menggunakan pakaion trodisionol?

. Penompilan rumoh tanggo Apokah dekorosi, seni, don objek keagomoan di dalom rumah keluorga
secaro kebudayoan diturunkan?

Penggunaan sistem kesehaton olternatif dan Seberapa sering keluorgo menggunakan praktik atau proktisi
trodisional penyembuhan tradisionol otou perawotan kesehatan alternatif? Apa ydng
menjadi keyakinan keluarga tentang sehal-sakil?

Keyakinan tenlong kesehatan secara budayo Ape yang diyokini oleh onggota keluargo tentong etiologi, efek, perjalonan
penyokit, dan pengobaton masalah kesehatan anggoto keluorga?

Transisi kehidupon keluarga Ape adat dan keyakinan yang dimiliki keluorgo tentong tronsisi kehidupon
keluarga seperti kelahiron, penyakit, berduka, don kemalian, kehamilan,
don merowat bayi dengan baik?
Diterima oleh komunitas Seiauh mana keluargo dipengoruhi oleh diskriminasi?

Svmher: Diamhil sehagian dari Fergvson-Marshalleck & Miller (2001); Kleinman (1980) dan Upson (1996).
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 221
karena bias kebudayaan. Leininger memberikan kritik ter­ 4. Pengetahuan tentang kebudayaan keluarga klien
hadap sistem NANDA dengan menyatakan bahwa; takso­ 5. Adaptasi· layanan untuk mendukung kebudayaan
nomi NANDA berdasarkan pad a nilai dan standar kebu­ klien
dayaan Barat Anglo-Amerika; kategori NANDA tampak 6. Memberikan res pons kepada anggota keluarga de­
etnosentris dan berfokus pada kondisi yang berorientasi ngan sikap yang empatik
medis, kategori NANDA tidak memperhitungkan variasi Empat elemen pertama, penting untuk menumbuhkan ke­
transkultural; dan diagnosis NANDA menyajikan isu etik pekaan terhadap kebudayaan, tetapi aspek kelima dan ke­
saat digunakan secara internasional. Karena itu. kita se­ enam membuat layanan kita "kompeten secara budaya".
bagai perawat keluarga harus sangat berhati-hati memper­ Tujuh strategi dasar untuk bekerja dengan keluarga
timbangkan latar belakang kebudayaan keluarga, diagnosis yang berbeda kebudayaan yang disarankan dalam literatur
keperawatan keluarga individual di dalam konteks kebu­ lintas-budaya meliputi: (1) pemllihan sistem yang tepat un­
dayaan keluarga. Jika tidak dilakukan maka akan meng­ tuk bekerja dengannya, (2) menyediakan lebih ban yak
ganggu hubungan perawat-keluarga dan keberhasilan kita waktu untuk bekerja dengan keluarga yang tidak terakul­
dalam pemberian asuhan yang sesuai dengan kebudayaan. turasi, (3) mengatasi perbedaan bahasa, (4) mempertim­
bangkan norma interaksi keluarga, (5) memfokuskan pada
kekuatan keluarga dan adaptasi positif keluarga, (6) mem­
fJt;INTERVENSI promosikan perubahan positif, dan (7) menyadari dan
memanfaatkan sistem dukungan sosiaJ keluarga. Masing­
KEPERAWATAN
masing strategi ini dibahas selanjutnya.
KELUARGA Memilih sistem yang tepat untuk bekerja dengan kelu­
. arga, merupakan hal yang penting. Sistem yang digunakan
Semua intervensi keperawatan terjadi di dalam konteks untuk bekerja (subsistem keluarga, seperti subsistem per­
sosial-budaya. Konteks kebudayaan digambarkan sebagai nikahan atau orang tua--anak, keluarga inti, keluarga be­
sesuatuyang diam dan tidak dapat terlihat, tetapi tetap ada sar, atau identitas diri individu keluarga klien, yang dapat
(Pedersen, et.al, 1996). Jadi, sasaran pusat keperawatan terdiri ·dari orang-orang yang tidakada hubungannya) da­
keluarga adalah memberikan asuhan yang kompeten dan pat menentukan hasil akhir. Memahami dan menghormati
sesuaidengan kebudayaan kepada keluarga. Asuhan kom­ norma kebudayaan keluarga etnik. minoritas serta menya­
peten secara kultural (budaya) melibatkan suatu "proses jikan konteks sosial merupakan kemampuan yang terpen­
kesadaran, pengetahuan, keterampilan, interaksi dan kepe­ ting dalam memilih sistem untuk konselingdan pemberian
kaan bersinambung di antara merekayang juga memberi­ pendidikan kesehatan (Dilworth-Anderson & McAdoo,
kan asuhan ... " (Smith, 1998). Bagian ini membahas pedo­ 1988; Ho, 1987). Ho memberikan kita contoh yang baik
man intervensi yang .berhubungan dengan beberapa aspek tentang panduan ini:
yang dibahas di dalam bab ini-panduan untuk bekerja
dengankeluarga berlatarbelakang etnik yang berbeda dan Mempertimbangkan keterlibatan yang kuat yang dimiliki
keJuarga etnik minoritas dengan keluarga besamya, bebe­
untuk membantu keluarga yang memiliki kesulitan
rapa masalah keluarga dapat dipecahkan secara sederhana
ekonomi. hanya dengan melibatkan anggota keluarga besar, ter­
utama olehjurubicara, yang biasanya adalah kakek (orang
INTERVENSI SOSIAL-BUDAYA KELUARGA AsialHispanik) atau nenek (orang Indian dan orang kulit
hitam). (hIm. 258)
Pemberikan layanan kesehatan keluarga yang kompeten
secara kurtural kepada keluarga etnik memerlukan pan­ Perawat keluarga harus menyadari jaringan kekerabatan
duan yang luas, karena strategi intervensi yang lebih keluarga besar dan harus mencari hal penting lainnya un­
spesifik hanya terbatas untuk kelompok etnik tertentu. tuk dimasukkan ke dalam pengkajian keluarga dan inter­
Davis dan Voegtle (1994) dan Ridley dan Lingle (1996) vensi, yang dapat disetujui oleh semua keluarga.
merangkum enam aspek kunci yang terlibat dalam pem­ Panduan intervensi umum kedua berhubungan dengan
berian layanan keperawatan kompeten secara kultural. waktu yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan kepada
Aspek tersebut adalah: keluarga etnik. Jika keluarga tidak terakulturasi, Harwood
1. Kesadaran dan penerimaan perbedaan kebudayaan, (1981) menekankan pentingnya memberikan lebih banyak
termasuk perbedaan etnikiagama dan kelas sosial waktu untuk intervensi perawatan kesehatan. Diperlukan
2. Kesadaran diri akan kebudayaannya sendiri lebih banyak waktu untuk menerjemahkan dan menggu­
3. Pemahaman dinamik akan perbedaan kebudayaan. nakan penerjemah (Lipson & Meleis, 1999) untuk mengkaji
Keluarga melihat dalam konteks kebudayaannya sen­ keyakinan dan praktik kesehatan yang relevan, mendisku­
diri sikan dan mengklarifikasi informasi tentang kesehatan,
222 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

menjelaskan diagnosis dan rencana perawatan. serta untuk nal biasanya dilihat sebagai tokoh otoriter di keluarga Asia,
menyosialisasikan anggota keluarga dengan sistem pera­ Hispanik, dan keluarga muslim Timur Tengah, tenaga ke­
watan kesehatan. sehatan tersebut perlu lebih aktif. dengan peran yang lebih
Penggunaan bahasa dalam pertemuan secara klinis de­ terarah dalam mengawali wawancaralkunjungan rumah
ngan anggota keluarga etnik merupakan pertimbangan (Ho, 1987).
umum yang ketiga. Jika kemampuan' berbahasa dari Kedua. karena perbedaan status kelas dan profesional,
individu terbatas, tanyakan bahasa apa yang ia pilih untuk anggota keluarga etnik sering kali enggan untuk mengaju­
gunakan. Praktisi kesehatan tidak harus mengasumsikan kan pertanyaan atau membahas masalah mereka. Dorongan
bahwa klien warga asing dan keluarganya mengharapkan aktif untuk mengajukan pertanyaan dan mengangkat masa­
untuk menggunakan bahasa asal mereka untuk wawancara. lah, diperlukan untuk mengatasi kendala ini.
Menggunakan jasa penerjemah tidak selalu tanpa masalah. Pendekatan yang terkait dengan strategi ketiga adalah
tetapi biasanya lebih baik untuk mencoba menggunakan mendengarkan secara aktif dan saksama apa yang dikata­
ungkapan atau perbendaharaan kata yang sangat terbatas kan oleh anggota keluarga. Perawat keluarga harus menun­
untuk berkomunikasi (Harwood. 1981). jukkan minat dan kepeduJian kepada klien dan keluarga.
Harwood (1981) dan Kelley (1997) memberikan tiga menghayati hubungan seperti penyembuh tradisional yang
rekomendasi kepada klinisi yang bekerja dengan keluarga . mungkin lakukan.
etnik yang berfokus pada norma interaksi. Pertama, pada Strategi umum kelima untuk bekerja dengan keluarga
keluarga etnik yang berbasis kekerabatan atau dari masya­ etnik adalah mengakui dan meningkatkan kekuatan kelu­
. rakat petani, lansia lebih dihormati daripada lansia di da­ arga dan adaptasi positif keluarga. Hal ini memfokuskan
lam masyarakat kita. Selain itu, interaksi sosial antarajenis pada memfasi Iitasi pendapatyang lebih positif tentang ke­
kelamin lebih terbatas. dan standar kerendahan hati lebih luarga etnik dan perbedaan kebudayaan mereka (McAdoo,
ditekankan. Akibatnya. gaya interaksi antara perawat dan 1993; Walsh, 1998). Ini juga mengarah pada pendekatan
anggota keluarga harus mencerminkan perbedaan norma keperawatan keluarga yang cenderung untuk mengangkat
interaks'i'tersebut. Sebagai contoh, tenaga kesehatan pro­ rasa kompeten dan berdaya keluarga. Selain itu. memfo­
fesional yang lebih muda harus lebih menunjukkan rasa kuskan pada kekuatan cenderung untuk meminimalkan ke­
hormat dan perhatian.kepada anggotakeluarga Asia yang . cenderungan klinisi membandingkan keluarga etnis ke ga­
lebih tua. Topik tertentu yang berpotensi menimbulkan. ris tengah penghayatan keluarga dan bagaimana keluarga
rasa malu' harus dibahas hanya dengan anggota keluarga seharusnya melihat dan bertindak.
tertentu yang 'ada saja. Karena tenaga kesehatan profesio-
Panduan intervensi umum keenam untuk bekerja de­
ngan keluarga etnik adalah mempromosikan perubahan
positif (Spector, 2000). Ini dapat dilakukan dengan mem­
bangun praktik kebudayaan. Praktik kesehatan kebudaya­
TABEL 8-6 an yang positif seharusnya didukung dan, jika mungkin
serta praktis, dimasukkan ke dalam rencana asuhan. Mem­
TIPS MENEGAKKAN DIAGNOSIS

promosikan perubahan dalam praktik kesehatan hanya bo­


KEPERAWATAN YANG SESUAI DENGAN

leh terjadi apabiJa perawatan din dan praktik kesehatan


KEBUDAYAAN

terganggu atau jika diperlukan tambahan pada perawatan


• Diagnosis keperawatan tidak dapat tidak diskriminatif diri keluarga atau pengobatan tradisional. Setelah mem­
diterapkan pada semua klien. Diagnosis keperawatan buat rekomendasi, ada kebutuhan untuk memeriksa pe­
harus bersifat individual, dengan mempertimbangkan
mahaman dan penerimaan klien. Jika rekomendasi tidak
warisan kebudayaan keluarga.
diterima, mungkin akan diterima pada hari berikutnya.
• Ingat untuk mendapatkan penielasan dad anggota
keluarga tentang penyebab penyakit. Dorong anggata Kesesuaian antara kebutuhan keluarga dan rekomendasi
keluarga untuk membahas keyakinan dan sudut mungkin tidak baik. untuk waktu tertentu dan untuk
pandang mereka tentang sehat-sakit. keluarga tertentu pula.
• Validasi diagnosis keperawatan Anda dengan keluarga Strategi intervensi umum ketujuh menekankan pada sis­
dan secara bersinambvng mengevaluasi ulang dan tem dukungan sosial. Sistem dukungan sosial tidak resmi
memperbarui diagnosis sejalan dengan perubahan yang mungkin lebih penting pada keluarga etnis daripada keluar­
terjadi pada keluarga dan anggata kelvarga: ga Anglo-Amerika (Delgado, 1997). Jadi, perawat keluarga
• Bagaimano perawat keluarga merumvskan diagnosis
perlu menyadari dan membantu keluarga untuk menggu­
keperawatan dan dampaknya terhadap intervensi dan
hasil evalvasi klien. nakan sistem dukungan natural mereka (McGoldrick &
Giordano, 1996). Sistem dukungan sosial yang penting se­
. SlImba,: Diambil dar; Smith (1999, him. 223-224J. perti keluarga besar, teman dan kelompok sosial serta
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 223
TABEL 8-7 .
PENGKAJIAN EKONOMI/FINANSIAL DAN STRATEGI INTERVENSI
• STRATEGI PENGKAJIAN
Membina hubungan rasa percaya dengan keluarga •

Mengkaji biaya finansial keluarga, sumber dan alokasi sumber untuk pelayanaan kesehatan.

Mengkaji upaya koping keluarga dan sumber. .

• STRATEGI INTERVENSI
Mengajarkan keluarga cora untuk mengurangi biaya layanan kesehatan dengan menyajikan alternatif/pilihan yang

tersedia.

Mengajarkan keluarga untuk memahami dan mengevaluasi iumlah jaminan asuransi.

Menginformasikan keluarga tentang layanan dan program yang tersedia di komunitas seperti karcis bis, transportasi untuk

orang cacat, program pemeri.ntah, seperti W.I.c. dan "Healthy Children", imunisasi kesehatan masyarakat serta klinik berbasis

sekolah.

Merujuk keluarga ke pelayanan yang lebih tepat di dalam dan di luar Instilusi Pelayanan kesehatan.

Membantu keluarga mengatasi stres ~nansial.

Memikirkan tentang cara membantu keluarga yang dipulangkan dari rumah sakit, mis., pada kasus an~k, mendorong

imunisasi untuk diberikan sebelum pulang dan mendorong dokter untuk memberikan obatgenerik jika memungkinkan.

agama mungkin tidak ada atau jika ada. hubungan mung­ maju. Kurangnya pengetahuan kesehatan perlu diatasi se­
kin saja kurang baik. Pad a kasus seperti ini. diperlukan cara hati-hati.
membantu anggota keluarga untuk menguatkan hubungan Sebagai bagian dari tindakan medis. dietterapeutik ha­
klien dengan keluarga dan sumber komunitas. rus digabungkan dengan pilihan agamaJetnikjika ingin tin­
Ho (1987), seorang terapis keluarga, membahas teknik dakan tersebut diikuti. sehinggapenting untuk memperoleh
dan ~eterampi Ian yang relevan dengan kebudayaan dalam riwayat diet sebelum melakukan intervensi. Diet terapeutik
fase terapi keluarga. Sehubungan dengan kendala kebuda­ yang dapat diterima secara etnik harus mencerminkan baik
yaan pada layanan kesehatanjiwa keluarga, ia menekankan pilihan makanan etnikmaupun keyakinan makanan etnik.
pentingnya membina rasa percaya dengap keluarga pada Kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan
fase awal konseling keluarga. Selama fase hubungan awaJ, anggota keluarga sementara ia berada di rumah sakit
ia menyarankan agar klinisi mungkin perlu menggali per­ bervariasi antara satu kelompok etnik dan kelompok etnik
bedaan kebudayaan dan etnik keluarga yang terdapat an­ yang lain. Pada kebanyakan kebudayaan, keluarga me­
tara klinisi dan keluarga. merankan peran utama dalam perawatan pasien. Pada ke­
lntervensi keperawatan keluarga yang sesuai dengan lompok etnik dengan orientasi kekeluargaan yang kuat,
kebudayaan selama pengobatan perawatan kesehatan me­ seperti orang Armenia, Israel, Muslim, Asia, dan Hispanik,
hputi memfasilitasi keterjangkauan pada pengetahuan ke­ sakit, merupakan waktu ketika keluarga menunjukkan
sehatan yang diperlukan (Rankin & Stallings, 2001), per­ dukungan dan solidaritas mereka. Jadi, mengunjungi ru­
timbangan praktik diet dan keyakinan, kunjungan keJuarga mah sakit dan berpartisipasi penuh dalam perawatan me­
dan partisipasi praktik serta pemahaman pilihan terhadap rupakan kegiatan keluarga yang penting untuk kondisi
rawatan rumah atau rawat-inap dan rawatan jangka­ psikologis tidak hanya bagi pasien tetapi juga bagi kelu­
panjang. arga.
Keluarga etnik yang tidak terakulturasi pada umumnya Mungkin ada perbedaan dalam pilihan kelompok mi­
memiliki pengetahuan yang sangat kurang mengenai ke­ noritas etnik terhadap rawatan rumah ataurawatan jangka
sehatan. Terutama apabila mereka tidak berbicara dalam panJang atau. "Kebanyakan kelompok etnik lebih memilih
bahasa lnggris, berpendidikan sangat rendah dan mempu­ untuk mendapatkan perawatan dirumah daripada di in­
nyai jaringan sosial yang terdiri dari keluarga dengan latar stitusi layanan kesehatan untuk merawat orang yang cacat
belakang sosial ekonomi dan etnik yang sama, mereka dan dalam kondisi sakit terminal. ..Orang Cina, Haiti,
mempunyai keterbatasan keterjangkauan untuk memper­ ltalia. Meksiko, dan Puerto Rico semuanya memilih untuk
oleh pengetahuan kesehatan yang akurat dan terkini. Kon­ dirawat di rumah, sedangkan orang kulit hitam perkotaan
sekuensinya. keluarga ini akan lebih membutuhkan pendi­ dan orang Navajo tidak" (Harwood. 1981, him. 503).
dikan kesehatan daripada mayoritas keluarga yang lebih Harwood menjelaskan bahwa alasan untuk pilihan ini bagi
224 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

kelompok terdahulu terkait dengan keterikatan keluarga kesehatan profesional yang paling sesuai untuk menginter­
besar mereka yang sangat kuat. vensi. Bahkan jika ada pekerja sosial, hanya jika perawat
sudah mengkaji masalah finansial, perawat dapat menya­
dari tentang masalah terse but dan membuat rujukan yang
INTERVENSI EKONOMI
tepat.
Intervensi yang membantu keluarga untuk meringankan Biasanya intervensi keperawatan berpusat pada pem­
ketegangan finansial akibat masalah kesehatan dan penya­ berian informasi kepada ketuarga tentang biaya Jayanan
kit sering terabaikan dalam perawatan keluarga. Apabila dan asuransi kesehatan, serta sumber komunitas, begitu
perawat ke]uarga menyadari dampak finansial akibat ma­ pula membuat rujukan-intervensi manajemen kasus (Ii hat
salah kesehatan pada keluarga maka akan lebih banyak TabeI8-7).
yang bisa mereka lakukan untuk membantu (Millington & Perawat perlu menyadari tentang biaya untuk keluarga
Zieball, 1986), khususnya jika perawat bekerja dalam jika timbul masalah yang kompleks, dan sumber finansial
tatanan pelayanan primer atau komunitas. Keluarga yang keluarga dan bagaimana keluarga akan membayar untuk
beresiko tinggi secara medis juga merupakan keluarga pelayanan, persediaan, peralatan, dan sebagainya yang di­
yang berisiko tinggi secara finansial karena kebutuhan periukan. Perawat harus memahami jenis program pela­
penegakkan diagnosis dan prosedur pengobatan, tenaga yanan medis yang tersedia bagi mereka pada sasaran
kesehatan, dan rawatan jangka panjang yang mahal. Stres popu]asi tertentu begitu pula pelayanan komunitas yang
finansial sering menembus sistem keluarga yang meng­ tersedia secara gratis atau dengan biaya yang lebih rendah
akibatkan gangguan di dalam keluarga. Misalnya, tagihan untuk siapapun terlepas daTi kemampuan mereka untuk
medis mungkin mengharuskan ibu untuk bekerja di luar membayar. Imunisasi dan klinik skrining merupakan con­
rumah, bapak mempunyai pekerjaan sampingan, dan libur­ toh jenis sumber yang terdapat di komunitas.
an serta kegiatan santai menjadi berkurang. Ketegangan di Pendidikan tentang area finansial, menurut Millington
dalam keluarga yang kemudian "menyebar" dalam rang­ & Zieball, (1986) meliputi mengajarkan keluarga tentang
kaian hubungan keluarga, biasanya terjadi. Perceraian, cara mengurangi biaya perawatan kesehatan, mengevaluasi
perpisahan,anak-anakyang nakaI, masalah psikosomatik, jum]ah jaminan sosial mereka, menetapkan bagaimana
penyalahgunaan obat atau gejala gangguanjangka panjang sumber kesehatan mereka dialokasikan, dan di bagian
yang dipicu oleh stres finansial (Millington & Zieball, mana biaya dapa,t dihemat, mengevaluasi keluarga tentang
1986). cara melihat situasi finasial secara objektif, serta menye­
Pada umumnya, perawat cenderung untuk menyerah­ lesaikan masalah tersebut secara efektif. Tabel 8-7 me­
kan masalilh finansial kepada pekerja sosial untuk meng­ rangkum pengkajian dan strategi intevensi untuk memban­
atasinya. Sementara pada kebanyakan sarana kesehatan ti­ tu keluarga yang berisiko tinggi mengalami stres finansial.
dak ada pekerja sosial dan perawat yang merupakan tenaga

~RANGKUMAN
• Kunci penting untuk membuka pemahaman kita ten­ • Secara demografis, substansia] Amerika telah ber­
tang keluarga dan bagaimana. keluarga berperilaku ubah. Imigrasi besar-besaran pada tahun 1990an ter­
adalah latar belakimg sosial-budaya keluarga. utama dari Meksiko dan Asia membuat satu dari tiga
• Untuk bekerja secara efektif dengan keluarga, tenaga penduduk Amerika sebagai etnik minoritas. '
kesehatan profesional harus menyadari keunikan dan Mitos tentang masyarakat Amerika melting POt (rrien­
perbedaan kualitas serta keragaman gaya hidup, nilai, dorong ke arah homogen) sudah digantikan dengan
dan sruktur dalam kebudayaan keluarga. ide percampuran orang Amerika (mendorong plura­
• Perbedaan kebudayaan antara klien dan pembert pe­ lisme kebudayaan atau heterogen). Selain itu, mem­
layanan sering kali berakar pada komunikasi yimg pertahankan identitas etnik seseorang akan memper­
buruk, ketegangan interpersonal, dan pengkajian ser­ kaya kehidupan ke]uarga dan kepuasaan kehidupan
ta asuhan yang tidak memadai. personal.
Karena bahasa merupakan aspek mendasar dari ke­ • Suatu pendekatan lintas-budaya atau transkultural
budayaan, bahasa merupakan kendala utama dalam dalam pemberian layanan kesehatan, akhir-akhir ini
memberikan asuhan keperawatan keluarga yang merupakan suatu keharusan bagi masyarakat.
efektif. • Konsep fundamental penting untuk memahami prin­
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 225
sip dan praktik Iintas-budaya diuraikan. Konsep ini • Kelas bawah terdiri dari orang-orang yang tetap
antara lain: Kebudayaan, etnik, variasi intra-etnik banyak atau sedikit berada di jenjang sosial bawah.
(variasi dalam kelompok etnik), pengalaman imi­ Kemiskinan yang berkepanjangan, ketergantungan
grasi, stereotipe, akulturasi, bikultural, nyata versus kesejahteraan mereka dan kondisi kehidupan ling­
ideal, relativisme kebudayaan etnosentris. gangguan kungan yang kurang membuat nilai dan gaya hidup
kebudayaan, syok kebudayaan, dan sistem perawatan yang radikal bagi mayoritas warga Amerika. Gaya
kesehatan tradisional. hidup, nilai, serta kebutuhan sosial dan kesehatan
• Keluarga etnik dibicarakan dalam suatu masa bagai­ merekil diuraikan.
mana kita dalam pandangan mereka. Akankah kita • Status ekonomi keluarga merupakan indikator kunci
lihat variasi atau penyimpangan dalam struktur kelu­ dari kelas sosial. Tingkat penghasilan, sumber. peng­
arga dan gaya hidup kebudayaan? Peduasan dalam hasilan dan pengeluaran kebutuhan dipertimbangkan
konteks lingkungan sosial harns dijadikan latihan un­ ketika mengkaji status ekonomi keluarga.
tuk memahami peran dalam bentuk kehidupan kelu­ • Mobilitas kelas sosial mungkin merupakan pertim­
arga etnik. bangan penting dalam kehidupan keiuarga, baik ber­
• I1muwan sosial terdahulu, ketika mempelajari ten­ gerak ke bawah maupun ke atas dan menghasilkan
tang keluarga etnik, telah inengumpulkan data dari . perubahan utama dalam keluarga dan stres yang perlu
segmen subkultural tertentu tersebut (mis., kemis­ dipertimbangkan.
kinan). sering kali memberikan kesan yang keliru • Direkamendasikan agar data keluarga yang teriden­
terhadap kelompok etnik. tifikasi dikumpulkan melalui penggunaan genogram
• Status sosial ekonomi atau kelas sosial selain latar keluarga. Bagaimana cara membuat genogram kelu­
belakang etnik. membuat pengaruh terbesar pada arga dijelaskan.
kehidupan keluarga, pengarnh niJai dan prioritas ke­ • Suatu daftar dan penjelasan tentang suatu area untuk
luarga. pola perilaku dan peran keluarga, praktik so­ • mengkaji saat melakukan pengkajian kebudayaan ke­
sialisasi, serta pengalaman dunia. luarga disajikan. Tabel8-6meringkas panduan peng­
• Ada empat kelas sosial dasar di Amerika: Kelas atas, kajian etnik
. menengah. kelas pekerja. dan· kelas rendah. Masing­ • Sehubungan dengandiagnosis keperawatan keluarga
.masing kelas sosial digambarkan. Perbedaan ter­ dalam area sosial-budaya, tidakada diagnosis kepe­
utama di antara kelas-kelas adalah sumber ekonomi. rawatan yang berdiri sendirLWalaupun demikian,
• 'Sehubungan dengan perbedaan dalam sumber, ada kebudayaan membentuk nilai dan periJaku kesehatan
hubungan positif antara status hubungan ekonomi keluarga. Beberapa diagnosis ·keperawatan keluarga
dan kesehatan fisik serta jiwa. (di dalam NANDA dan taksonomi lain) mungkin
• Keragaman dalam kelas sosial diciptakan karena pe­ secara kultural bias dan tidak tepat untuk meng­
ngaruh interaksi kelas sosial dengan etnisitas, agama, gunakannya pada keluarga dengan berbagai kebu­
gender. dan bentuk keluarga. dayaan.
• Amerika memHiki ketidaksetaraan kelas yang besar, • Pengkajian kelas sosial-budaya keluarga mencakup
dengan penghasilan, kesejahteraan, prestise, dan ke­ penghasilan keluarga, pekerjaan anggota keluarga
kuasaan yang sangat terkonsentrasi pada kelas atas. yang dewasa, dan pencapaian tingkat pendidikan me­
• Keluarga kelas menengah secara numerik dominan di reka. Pembahasan selanjutnya men.c.akup bagaimana
Amerika Serikat·dan dibagi ke dalam keluarga kelas status ekonomi keluarga dan mobilitas kelas ke­
menengah atas dan bawah. Walaupun adanya per­ luarga.
samaan penting. perbedaan sifat personal dan keluarga • Sasaran sentral keperawatan keluarga adalah mem­
disajikan dalam'dua kelompok tersebut. • berikan asuhan yang kompeten dan &.esuai dengan ke­
• Kelas bawah terdiri dari 25% dari warga Amerika. budayaan terhadap keluarga.
Kelas ini terbagi ke dalam kelas pekerja miskin (20%) • . Panduan yang luas dan bervariasi untuk pemberian
dan bawah (5%). layanan kesehatan yang kompeten secara budaya ke­
• Kemiskinan di Amerika diuraikan dalam masa preva­ pada keluarga etnik, diperlukan.
lensi dan kejadian yang terus-menerus, keadaan yang • Tujuh strategi dasar disaranakan dalam literatur
menyedihkan dari pekerja miskin akhir-akhir ini, me­ lintas-budaya yang dirangkum dan diuraikan.
ningkatnya· angka kemiskinan antara keluarga etnik • Dalam kasus ketika pengkajian ekonomi (finansiai)
dan keluarga yang dikepalai oleh perempuan serta dan intervensi diperlukan, rekomendasi dibuat
dampak kemiskinan pada keluarga.
226 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

• LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga danjawab pertanyaan terkait.
1. Dari data yang disajikan dalam sketsa keluarga, kaji latar belakang kebudayaan dan status
kelas sosial.
2. 'Identifikasi data sosial-budaya yang hilang dan yang diperlukan untuk melengkapi
. pengkajian sosial-budaya.
3. Dikusikan intervensi sosial-budaya yang tepat untuk menggabungkannya ke dalam asuhan
keluarga dan anak tersebut.
lawablah pertanyaan berikut ini.
4. Uraikan secara singkat mengapa sangat penting untuk memahami latar belakang etnik
keluarga ketika me1akukan perawatan kesehatan keluarga.
5. Salah satu dari asumsi mengenai pembuatan perjanjian dengan keluarga dari kebudayaan
yang berbeda adalah bahwa kita menjadi kurang mempertimbangkan perilaku atau
kebiasaan orang lain untuk menjadi atau bersikap seperti yang kita perkirakan (pilih
jawaban yang paling benar):
a. Mengorbankan nilai-nilai kita dan belajar untuk menerima seseorang apa adanya.
b. Menyadari asal-usul dari nilai-nilai kita sendiri dan memahami mangapa kita berpegang
teguh pada nilai tersebut.
c. Bekerja dengan maksud untuk mengabaikan nilai-nilai lain yang bertentangan dengan
nilai kita
d. Bekerja secara bertahap untuk mengubah nilai-nilai yang lain ketika kita menganggap
nilai tersebut berbahaya.
6. Mengabaikan kebudayaan dan kekurangpekaan untuk masalah-masalah berikut (pilih ja­
waban yang paling benar):
a. Komunikasi yang buruk
b. Ketegangan interpersonal
c. Stigmatisasi
d. Pengkajian yang tidak memadai
e. Objektivitas tenaga profesional
7. Menurut U.S. Public Health Service (dan penelitian yang lainnya). kemiskinan dihubung­
kan dengan masalah-masalah kesehatan berikut ini (piIih jawaban yang paling benar):
BAB 8 IDENTIFIKASI DATA KELUARGA 227
a. Menyebabkan penyakit kronik
b. Meningkatnya disabilitas
c. Meningkatnya kematian bayi
d. Kehamilan remaja
e. Berkurangnya usia hidup
8. Sifat etnisitas merupakan sumber yang penting bagi semua individu dan keluarga karena
(pilih semuajawaban yang benar):
a. Mengarahkan mereka dalam memilih pekerjaan
b. Kompensasi bagi kepribadian dalam masyarakat modem
c. Merupakan tradisi yang memperkaya kehidupan keluarga dan memperkuat kesinam­
bungannya.
d. Memfasilitasi meningkatnya kegiatan yang bersifat mobilitas
9. Pasangkan definisi yang tepat dengan konsep yang tepat.
Konsep Definisi·
1. Konflik kebudayaan a. Merencanakan jalan hidup seseorang ..
2. Akulturasi b. Sejarah dari asal-usul dan kebudayaan bersama.
3. Asimilasi c. Tidak diterimanya keanekaragaman di dalam ke­
4. Identifikasi etnik lompok kebudayaan.
5. Etnosentrisme d. Perubahan bertahap yang dihasil kan sebagai satu
6.. Stereotipe kebudayaan dipengaruhi oleh kebudayaan lain.
7. Relativisme kebudayaan e. Cara individu relatif melihat diri mereka sendiri
8. Ethclass untuk identitas kebudayaan mereka.
9. Imposition cultural f. Menunjukkan lebih dari satu.-jalan yang lebih
10. Syok kebudayaan lengkap dari proses akulturasi.
11. Sistem perawatan kesehatan g. Kebudayaan dipandang dengan tanpa menghakimi
tradisional dan dipahami dalam konteksnya sendiri.
12. Self-fulfilling prophecy h. Kurangnya relativitas kebudayaan (menganggap
13. Kebudayaan kebudayaannya sendiri terbaik dari kebudayaan
14. Etnisitas Jainnya).
i. Sistem layanan kesehatan profesional lokal.
j. Sistem perawatan kesehatan tradional atau aw·am.
k. Siasat primer yang digumikan dalam antropologi
kebudayaan dalam menganalisis kebudayaan.
I. Ketidaknyamanan dan kebingungan disebabkan
oleh pengalaman perbedaan kebudayaan.
m. Interaksi dari kelas etnik dan sosial.
n. Kekuatan nilai dan praktik· seseorang pad a orang
lain karena etnosentrisitas.
o. Ketegangan seseorang yang diturunkan untuk me­
nyesuaikan dengan kepercayaan dan harapan orang
lain tentang dirinya.
p. Respons negatif dari klien terhadap praktik institusi
dan petugas kesehatan karena tidak dapat diterima
secara kebudayaan.
10. Penggunaan pendekatan lintas-budayaatau transkultural penting ketika memberikan
perawatan kesehatan keluarga, karena (pilih satu jawaban yang paling benar)
a. Memberikan informasi tentang kebudayaan yang berbeda.
b. Memprediksikan perilliku keluarga etnik minoritas.
c. Memberikan gambaran perbandingan yang luas dari perilaku individu dan keJompok.
d. Mengasumsikan perspektif dari penyimpangan kebudayaan dalam pengkajian.
11. Kelas sosial berdasarkan pada 3 kriteria secara umum: Penghasilan, pendidikan, dan status
pekerjaan. Identifikasi mana dari pili han ini yang terpenting:
'228 8AGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

a. Tingkat penghasilan
b. Status pekerjaan
c. Tingkat pendidikan
12. Perbedaan utama antara variasi kebudayaan versus perspektif penyimpangan kebudayaan
terkait dengan keluarga etnik adalah:
a. Perasaan evaluator.
b. Warisan historis.
c. Persepsi etiologi perbedaan.
d. Realitas objektif demografi.
13. Keluarga kelas menengah bawah, kebalikan dari keluarga kelas menengah atas cenderung
untuk (pilih semua jawaban yang benar)
a. Menilai pendidikan dengan tinggi.
b. Lebih rasial dan memiliki percampuran etnik.
c. Mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat.
d. Lebih menekankan pada nilai individualisme dan produktivitas.
14. Kelas pekerja kerah biru atau kelas pekerja sering kali sukar dibedakan dari kelas me­
nengah bawah, terutama karena hanya terdapat sedikit perbedaan penghasilan. Walaupun
demikian, perbedaan yang paling mencolok antara dua kelompok ini, adalah (pilih semua
. jawaban yang benar):
a. Pekerjaan isteri.
b. Penekanan pada latar belakang keluarga.
c. Pola pengeluaran.
d. Jenis pekerjaan suami-buruh manual versus buruh nonmanual.
e. Pendidikan.
15. Kelas bawah terdiri dari orang miskin. Pada kelassosial ini karakteristik berikut tampak
nyata (piIih semua jawaban yang benar):
a.. Keluarga paling sering hidup di daerah pedesaan atau sub-perkotaan.
b. Anggota keluarga yang dewasa dibayar dengan upah yang minimal.
c. Keluarga dapat menerima tunjangan kesejahteraan.

d.. Aspirasi dan perilaku keluarga sangat mirip.

16. Sistem nUai keluarga miskin secara substansial berbeda dari nilai kebudayaan dominan.
Identifikasi tiga contoh nilai yang sangat berbeda tersebut.
17.Intervensi keperawatan keluarga yang tepat untuk meningkatkan kesehatan finansial
keluarga menjadi lebih baik termasuk berikut ini (lengkapi kalimat):
a. Pendidikan kesehatan tentang masalah finansial terkait-kesehatan pada keluarga mung­
kin dalam area.
b. Memulai rujukan tentang masalah finansial terkait-kesehatan pada keluarga mungkin
untuk.
18. Panduan intervensi yang luas untuk bekerja dengan keluarga yang berbeda secara etnik
dengan perawat keluarga mencakup (pilih semuajawaban yang benar):
a. Bekerja dengan sistem ke)uarga besar.
b. Memberikan lebih banyak waktu untuk bekerja dengan keluarga tidak terakulturasi.
c. Menggunakan penerjemah untuk mengatasi perbedaan bahasa.
d. Memodifikasi komunikasi setelah mempertimbangkan interaksi norma keluarga.
e. Memfokuskan pada kekuatan dan adaptasi keluarga terhadap perbedaan
f. Mempromosikan perubahan positif dengan secara negatif memperkuat praktik perawatan
kesehatan yang tidak ilmiah.
9

DATA LINGKUNGAN
-KELUARGA

(jaiiSI BAB

UNGKUNGAN DAN KESEHATAN KELUARGA LlNGKUNGAN SOSIOPOUTIK DAN KESEHATAN


KARAKTERISTIK UNGKUNGAN RUMAH KELUARGA
Permukiman: Struktur, Keamanan, dan Bahaya Kesehatan . AREA PENGKAJIAN
Sumber di Lingkungan Rumah Mengkaji lingkungan Rumah
Keluarga Tunawisma Area Pengkajian: lingkungan dan Kamunitas
KARAKTERISTIK LlNGKUNGAN DAN KOMUNITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Karakteristik Fisik dan Geagrafi Lingkungan INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
Karakteristik Sasial dan Demografi Lingkungan RANGKUMAN

iJ-aiTUJUAN PEMBELAJARAN

1. Merangkum konseptualisasi ahli teori keperawatan te~­ graRs dari suatu lingkungan sekitar berhubungan dengan
tang "lingkungan" dari perspektif ekologis mengguna­ kesehatan keluarga.
kan istilah mikrosistem, makrosistem, dan suprasistem 7. Mendiskusikan faktor lingkungan yang baik terh~ap ke­
2. Menjelaskan konsep teritorial yang berhubungan de­ hidupan keluarga pada komunitas pedesaan.
ngan rumah keluarga, lingkungan, dan komunitas. 8. Memberikan contoh bagaimana lingkungan sosiopalitik
3. Memberikan contoh sumber-sumber di lingkungan ru­ memengaruhi sumber dan kesehatan keluarga
mah yang mendukung kesehatan keluarga. 9. Mengkaji data lingkungan dalam sketsa keluarga.
A. Mendiskusikan stn:isor lingkungan yang memengaruhi 10. Menyatakan diognosis keperawatan keluarga dolam
kesehatan keluarga tunawisma. area lingkungan keluarga.
5. Menjelaskan bagaimana karakteristik fisik dad lingkung­ 11. Menyarankan beberapa intervensi keperawatan yang
an sekitar berhubungan dengan kesehatcin keluarga. bertujuan meningkotkan lingkungon keluarga yang se­
6. Menjelaskan bagaimana karakteristik sosial dan demo- hat.

229

230 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

~LINGKUNGAN DAN ada di rumah, di jalan, di tempat kerja, dan di lingkungan


KESEHATAN' KELUARGA lebih luas, telah tampak nyata, jika kadang samar, ber­
pengaruh terhadap kesehatan (hIm. 276). Chopoorian
Bab ini diawali dengan pandangan sekilas tentang ba­ (1986) memengaruhi dalam perubahan bagaimana perawat
gaimana ahli teorl keperawatan telah membuat konsep hu­ membuat konsep faktor Iingkungan yang berhubungan
bungan antara faktor lingkungan dan kesehatan manusia. dengan kesehatan. Ia menulis, "Dalam suatu upaya untuk
Selanjutnya, perspektif ekologis, menuntun sirkulasi sub­ membuat kembali konsep Iingkungan, saya sarankan agar
sistem lingkungan dan area pengkajian kesehatan keluarga perawat mengembangkan kesadaran lingkungan sebagai
yang berhubungan dengan lingkungan rumah, lingkungan struktur sosial, ekonomi, dan politik" (him. 47).
sekitar dan komunitas, serta Jingkungan sosiopolitik. Dua Model faktor Jingkungan yang memengaruhi kesehatan
bag ian terakhir membahas tentang diagnosis keperawatan keluaraga terutama diambil dari literatur epidimologis dan
terkait dengan lingkungan keluarga dan intervensi ke­ ekologis (Kleffel, 1991). Profesional kesehatan masyara­
perawatan dengan faktor Iingkungan keluarga sebagai kat memfokuskan pada data epidemiologis dalam mem­
sasaran. Dalam praktik keperawatan keluarga, perawat ha­ buat strategi untuk meningkatkan perbaikan kesehatan pa­
rus mengkaji kesesuaian antara kebutuhan keluarga dan da kumpulan orang secara nasional dan global. Data ini
faktor lingkungan yang memengaruhi kesehatan keluarga signifikan, namun tidak cukup untuk praktik keperawatan.
(Holman, 1983; Killien, 1985; Mc Cubbin dan Mc Cubbin, Perspektif ekologis memandu pembahasan faktor ling­
kungan utama yang berhubungan dengan kesehatan ke­
1993).
luarga dengan berfokus pada mikrosistem. makrosistem.
Perawat selalu peduli dengan pengaruh lingkungan ter­
dan suprasistem keluarga. Bronfenbrenner (1979) menye­
hadap kesehatan keluarga sepanjang sejarah keperawatan.
butkan tempat spesifik di mana individu dan keluarga ter­
Florence Nightingale (185911946) menulis panduan bagi
ikat dalam aktivitas dan peran mikrosistem spesifik atau
wanita dalammerawat anggota keluarga yang sakit di ta­
tatanan perilaku. Hal ini merupakan. konteks fisik yang
hun 1859, menekankan pentingnya lingkungan yang sehat
ditandai dengan terjadinya pertemuan tatap muka antara
bagipenyembuhan anggota keluarga:
anggota keluarga dan masyarakat lainnya. Pada tingkat
Ketika mengamati penyakit, baik di rumah pribadi maupun yang lebih IUasi keluarga berada di makrosistemlingkung­
di rumah sakit umum, hal yang menerpa pengalaman ob­ an. Misalnya, makrosistem keluarga dapat berupa sistem
.server secara paksa adalah, bahwa gejala atau penderitaan
pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan sosial (Wiley. 1996).
secara umum dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat
. dihindari dan kejadian penyakit paling sering bukan me­ Suprasistem mencakup konteks sosiopolitik. secara nasio­
rupakan gejala dari penyakit sarna sekali, tetapi sesuatu nal dan global untuk fungsi makrosistem danmikrosistem.
hal yang sangat berbed~ari keinginan mendapatkan Teari kritis memiliki relevansi besar bagi perawat untuk
udara segar, atau penerangan, atau kehangatan, atau kete­ mengkaji pengaruh Iingkungan serbasulityang berpengaruh
nangan, atau kebersihan, atau ketepatan waktu diet, salah . terhadap kesehatan, termasuk pengaruh kekuatan sosio­
satu dari hal tersebut atau semuanya. (hIm. 5) politik terhadap kebijakan kesehatan dan, terutama kese­
Lingkungan terus menjadi suatu konsep sentral dalam ke­ hatan keluarga (Meleis, 1997; Kleffel, 1991).
perawatan pada abad ke-20 (Fawcett, 1989; Meleis, 1997). Untuk tujuan bab ini, fokus lingkungan mikrosistem ke­
Lingkungan jelas diidentifikasi sebagai satu dari em pat luarga adalah rumah keluarga, mikrosistem keluarga di­
konsep metaparadigma--lingkungan, keperawatan, kese­ tujukan dalam hal lingkungan sekitar dan komunitas. serta
hatan, dan Individu-pada tahun 1970 (Fawcett, 1984). suprasistem dianggap dalam hal faktor relevansi sosio­
Proposisi utama tentang hubungan keempat konsep ada­ . politik dan ekonomi di dalam masyarakat, tempat keluarga
lah bahwa "Keperawatan mempelajari keseluruhan atau tinggal. Karekteristik fisik lingkungan rumah keluarga di­
kesehatan manusia, mengingat bahwa manusia berada bahas di bab ini sementara aspek sosial lingkungan rumah
dalam interaksi bersinambungan dengan lingkungannya" dibahas di dalam bab terpisah. Dimensi sosiopolitik, eko­
(Donaldson dan Crowley, 1978, hIm. 119). Konsep ling­ nomi, dan fisik daTi makrosistem dan suprasistem Iing­
kungan telah'diintegrasikan dalam kebanyakan model kungan keluarga dibahas di dalam bab ini. Teori sistem dan
kbnseptual keperawatan. Namun demikian, definisi ling­ struktural-fungsional, dua kerangka teoretis teroganisir,
kungan kadang merefleksikan pandangan yang relatif sem­ menekankan sifat vital interaksi keluarga dengan lingkung­
pit dari faktor lingkungan yang memengaruhi kesehatan an fisik eksternal dan budaya serta sosiopolitik.
individu dan keluarga, dengan menekankan pada Iing­ Tuntutan dan stres Iingkungan (ketika tuntutan melebihi
kungan sosial dan fisik yang mengelilingi klien atau ke­ sumber-sumber keluarga) dapat terjadi dalam mikro dan
luarga. Misalnya, Steiger dan Lipson (1985) menyatakan makrosistem keluarga (Melson, 1983). Sebagai contoh,
bahwa bahan-bahan yang membahayakan kesehatan yang stresor mikrosistem dapa~ berupa cat berbahan dasar timbal
BAB 9 DATA LlNGKUNGAN KELUARGA 231
di rumah. sementara stresor makrosistem dapat terkait alami dan nyaman di rumah daripada di tatanan lain. mem­
dengancedera anak atau kematian yang banyak terjadi berikan kepada petugas kunjungan rumah. gambaran yang
pada pejalan kaki----tabrakan kendaraan bermotor dengan lebih jelas tentang kehidupan keluarga. Bahkan. banyak
tetangga. Selain itu. suprasistem dapat menimbulkan tan­ aspek kehidupan keluarga. seperti kondisi sanitasi dan ke­
tangan terbesar untuk memecahkan stresor Iingkungan. amanan. dapat dikaji secara akurat hanya selama kunjung­
Contoh suprasistem adalah kurangnya pendanaan untuk an rumah (Daniel. 1986; Martin & Scheet, 1992). Sebelum
menambah jumlah jalur penyebrangan bagi pejalan kaki menguraikan area pengkajian yang sebenarnya tentang
meJalui suatu persimpangan pad at atau penolakan pejabat Iingkungan rumah. sesi berikut ini meninjau ulang Iiteratur
terpiIih untuk mengalokasikan dana untuk jalur penye­ yang sang at penting mengenai rumah dan pengaruhnya ter­
brangan bagi pejalan kaki. Karena itu. lingkungan secara hadap keluarga. konsep teritorialitas. dampak kepadatan
langsung dan tidak langsung memengaruhi kesehatan ke­ dan keamanan di rumah.
luarga. Pengaruh permukimlln dapat dilihat dari dua aspek.
Pertama. aspek psikologis yang memengaruhi persepsi diri
dan kepuasan hidup; jika aspek ini negatif. dapat menjadi
etfKARAKTERISTI K
stresor dan faktor yang turut menimbulkan penyakit.
LINGKUNGAN RUMAH
Kedua. pengaruh kemungkinan bahaya fisik-berhubungan
dengan kondisi rurytah yang sedang diperbaiki. fasilitas dan
Bagian ini berfokus pada karakteristik tertentu dari Iing­
penataannya (Schorr. 1970; Wiley. 1996). Kondisi fisik
·kungan rumah keIuarga. yang dapat memengaruhi kese­
tersebut dapat memengaruhi privasi. praktik pengasuhan
hatan keluarga. Bagian pertama menggambarkan aspek
anak. pemeliharaan rumah. dan kebiasaan belajar. turut
perumahan keluarga dalam hal struktur. keamanan; dan
menyebabkan transmisi atau pemaparan terhadap penyakit
bahaya kesehatan lain ..Bagian kedua menjelaskan tentang
dan kemungkinan cedera dan keracunan (Wiley). Selain
sumber di rumah yang berhubungan dengan kes.ehatan
itu. penempatan permukiman dalam hubungannya dengan
anEgota keluarga. Bagian ketiga berfokus pada lingkungan
lingkungan perkotaan yang lebihluas dan jelas memenga­
yang meningkatkanjumlah keluarga tunawisma dan faktor
lingkungan yang memengaruhi kesehatan anggota kelti­ ruhi hubungan keluarga serta sosial.
arga tunawisma. Permukiman dapat memeilgaruhi perilaku dengan turut
menimbulkan atau menyebarkan stres. walaupun seseorang
PERMUKIMAN: S'rRUKTUR, KEAMANAN,
mempunyai mekanisme penyesuaian yang -Iebih efektif
DAN BAHAYA KESEHATAN
daripada orang yang lain. Hampirsemua karakteristik ru­
mah yang berpengaruh negatif pada indivldu dapat ditaf­
Ketersediaan lingkungan yang sehat dalam bentuk tempat sirkan sebagai situasi yang penuh stres. seperti permukiman
hunian yang memadai merupakan suatu aspek fungsi kelu­ pad at. bobrok. infestasi serangga. atau tingkat kebisingan
arga yang menjadi kepedulian khusus. perawat keluarga. yang tinggi. Dua faktor yang menimbulkan stres selan­
Rumah keluarga sangat signifikan bagi anggota keluarga jutnya adaJah isolasi sosial dan ruang gerak yang tidak
karena lingkungan rumah memiliki dampak yang signifikan memadai. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa
bagi kesehatan fisik maupun jiwa keluarga dan anggotanya. lansia yang hidup sendirian lebih cenderung membutuhkan
Secara psikologis. rumah seseorang menjadi bagian iden­ perawatan di rumah sakitjiwa daripada lansia yang tinggal
titas keluarga. "Rumah adalah tempat segala sesuatunya dengan keJuarganya. Temuan dari program manajemen
sudah dikenal dan tidak berubah serta adanya perasaan kasus interdisiplin di sepanjang perbatasan Amerika­
otonomi dan kendali yang dimiliki seseorang" (Rauckhorst. Meksiko menunjukkan bahwa 44% klien yang dilayani
Stokes. dan Mezey; 1982. him. 159). Rumah memberikan mengalami masalah yang berhubungan ·dengan· kontak
perasaan keas Iian tentang asal seseorang dan kesinambungan sosial. 71 % dari klien mempunyai kontak yang terbatas.
dengan akar etnik seseorang. perasaan privasi. aman. sementilra 58% mempunyai kegiatan luar yang minimal
kedekatan. dan konsistensi dalam berperilaku. mengacu (Slack dan McEwen. 1999). Setiap lingkungan yang cen­
pada peraturan keluarga dan ritual (Taylor. 1995). derung mengisolasi individu dari orang lain menunjukkan
Melalui kunjungan rumah. perawat mampu mengobser­ stres yang akan menyebabkan perubahan kepribadian yang
vasi tatanan fisik rumah dan penataan ruang kehidupan berbeda. lumlah ruang gerak per orang dan cara penataan
keluarga tertentu. tanpa kunjungan rumah tidak mungkin ruang gerak untuk meningkatkan atau mengganggu privasi
. untuk dapat mengoDservasi. Pengkajian Iingkungan kelu­ juga berhubungan dengan stres(Schorr. 1970) .
arga secaralangsung memberikan bantu an yang berharga Lingkungan rumah perJu disesuaikan untuk perkem­
dalam memahami keluarga dan gay a hidupnya. Karena bangan dan kesehatan anggota keluarga begitu juga untuk
rumah merupakan teritorinya. keluarga berperilaku lebih keluarga secara keseluruhan. Salah satu masalah tersulit
232 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

yang dihadapi oleh keluarga miskin adalah rumah, tetang­ vidu dalam konteks· interaksi (Davidhizar & Bechtel,
ga, dan Iingkungan komunitas mereka yang tidak kondusif 1999). Ruang personal individu meluas atau menyerripit
bagi kesehatan, sementara mereka tidak punya pilihan un­ dan berubah keterbukaannya bergantung pada situasi so­
tuk pindah. Misalnya, lingkungan sekitar tidak memiliki sial, konteks fisik, budaya seseorang. dan kehadiran orang
gang atau, penerangan yang tidak memadai, yang merupa­ lain (Meisenhelder, 1982; Davidhizar & Bechtel). Tingkat
kan kendala bagi keluarga untuk olah raga. kenyamanan seseorang sangat berhubungan dengan ruang
Bukti substansial menghubungkan permukiman yang pribadinya, dan jika ruang pribadi seseorang dilanggar,
buruk dengan kesehatan yang buruk pula. Telah dipahami akan menyebabkan ketidaknyamanan.
secara baik bahwa penyakit tertentu berhubungan dengan Teritori rumah adalah suatu area tempat keluarga mem­
permukiman yang buruk (Iihat Tabel 9-1 untuk contoh). punyai lebih ban yak kebebasan berperilaku dan rasa ken­
Healthy People 2010 membangun inisiatif awal nasio­ dali serta kekuasaan untuk kedua area dan anggotanya.
nal dan mengidentifikasi sasaran serta tujuan peningkatan Kunjungan rumah mewakili suatu peralihan hubungan pe­
kesehatan bagi semua orang Amerika. Tujuan inisiatif ini rawat-klien--yaitu, perawat saat ini adalah tamu di rumah
adalah menurunkan tingkat alergen di dalam ruangan klien bukan klien sebagai pengunjung di teritori profesio­
termasuk debu dan kecoa (U.S. Department of Health and nal perawat (mis., klinik). Di rumah, klien mengendalikan
Human Services, 2000) yang keduanyadiketahui merugikan masuknya perawat ke rumah dan apa yang terjadi kemudi­
dan memengaruhi kesehatan (Ricchini, 1997). Walaupun an. Akibatnya, perawat merasa tidak nyaman saat kun­
hewan peliharaan keluarga memberikan manfaat' psiko­ jungan rumah pertama karena perasaan bahwa mereka me­
sosial yang luar biasa, tetapi juga dapat menyebabkan masuki teritori rumah seseorang. Keluarga juga mungkin
masalah kesehatan, baik secara langsung melalui gigitan merasa tidak nyaman terhadap gangguan tersebut, khu­
atau melalui infeksi yang ditularkan (Salmonella dari susnya jika petugas kesehatan datang tanpa pemberitahuan
anjing, ornitokosis daTi burung peliharaan, kutu dari anjing atau diundang. Untuk meningkatkan keberhasilan kun­
dan "kucing, alergi-ekzema dan asma--dari bu~u atau jungan rumah pertama dan agar diundang lagi, perawat
rambut hewan peliharaan). harus membuat pertemuan sesingkat mungkin dan tidak
Keloinpok individu dan keluarga mempunyai rasa terlalu terstruktur (Matin & Scheet, 1992). Penting bagi .
teritorial, juga disebut sebagai perilaku spasial (ruang) perawat untuk mengklarifikasi peran dan tujuan kunjungan
(Giger &Davidhizar, 1995). Hewan, sebagai bagian dari rumah yang pertama maupun kunjungan selanjutnya.
kemampuanperilaku yang dimiliki sejak lahir, menuntut Sebagai contoh, perawat dapat menjelaskan bahwa karena
hak area tertentu dan mempertahankan area ini untuk me­ klien terdaftar dalam Health Start Program, perawat akan
lawaripenyusup; sementara 'hewan lainnya, sebaliknya, memberikan pendidikan sehubungan dengan pertumbuhan
cenderung untuk menghargai tuntutan hewan tersebut. dan perkembangan janin serta perubahan tubuh ibu selama
Tipe karakteristik insting serupa diterapkan pada individu kunjungan rumah mingguan. Penting untuk melibatkan
dan keluarga. Keinginan manusia untuk memiliki dan me­ anggota keluarga dalam kunjungan rumah melalui proses
nempati area tertentu bersifat pervasif, walaupun ekspresi kolaborasi dan penetapan tujuan bersama untuk membahas
nyata pelanggaran oleh orang lain dikurangi dengan so­ isu yang menjadi prioritas bagi klien dan keluarga.
sialisasi. Ruang juga berkenaan dengan jarak antara indi- Dalam keluarga terdapat dimensi ruang (fisik) dan pe-

TABEL 9-1
CONTOH PENYAKIT AKIBAT PERMUKIMAN YANG BURUK

• Infeksi pernapasan akut berhubungan dengan penggunaan berbagai fasilitas tempat buang ai~ dan fasilitas air; pemanas
atau ventilasi yang tidak memadai, dan penataan ruang tidur yang podol.
• Penyakit pencernaan dngan dan enteritis berhubungan dengan Fasilitas penyimpanan makanan (lemari es) yang buruk
dan fasilitas mencuci tangan dan buang air yang tidak memadai serta menggunakan alat makan, minum dan handuk
yang soma dengan orang lain.
• Cedera akibat kecelakaan di rumah berhubungan dengan rueing gerak fisik di rumah yang sempit, dapur yang tidak
memadai, kabellistrik yang buruk, penerangan yang buruk dan tangga yang tidak kuat serta lantai yang licin.
• Penyakit infeksi dan non-infeksi kulit berhubungan dengan kepadatan dan menggunakan handuk yang soma, dan Fasilitas
mencuci yang tidak memadai.
• Keracunan pada anak yang memakan cat yang terkelupas dari rumah tua yang buruk.
• Penyakit pernapasan berhubungan dengan paparan asbes dan radon di rumah.
BAB 9 DATA LlNGKUNGAN KELUARGA 233
rilaku teritorialitas. Perasaan memiliki dan keterikatan adalah melindungi dan memelihara kebutuhan individual
membentuk komponen perilaku, sedangkan ruang fisik untuk otonomi personal, guna memberikan pelepasan emo­
aktual rumah, halaman, nama keluarga, dan alamat serta si dan kesempatan untuk penilaian diri serta komunikasi
sistem komunitas sering dikunjungi-sekolah, kantor, pusat yang terlindungi. Memiliki ruang sendiri, kamar, pakaian,
perbelanjaan, gereja, dan agensi komunitas yang bersama mainan, dan hewan peliharaan merupakan suatu modal.
keluarga biasa berinteraksi-merupakan aspek ruang dan Privasi bagi remaja terutama penting dalam membantunya
teritorialitas (Anders?n & Carter, 1974). untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan dari
Beberapa keluarga merasa tidak nyaman untuk pindah suatu kemandirian. Privasi pernikahan juga penting bagi
ke kompleks geografis yang lebih Iuas. Teritori yang mem­ kebanyakan keluarga.
buat keluarga merasa nyaman di dalamnya dan kepindahan Epstein (1981) menemukan bahwa rasa kendali yang
. dapat merupakan bagian dari fungsi ekonomi, status ke­ dipersepsikan seseorang dipengaruhi bagaimana individu
warganegaraan, mobilitas fisik, nilai budayaatau personal, tersebut menyesuaikan diri pada kondisi yang padat. Apa­
atau sosialisasi. Sebagai contoh, suatu survei dilakukan bila individu memersepsikan bahwa ia mampu memper­
pada masalah kesehatan di bagian selatan daerah Los tahankan kendali personal yang memadai terhadap ling­
Angeles (Iebih kurang 140 mil dari batas Meksiko) me­ kungannya. kemampuan adaptasi individu akan meningkat
nunjukkan bahwa 14% responden telah melintasi perbatas­ terhadap lingkungan rumah yang padat.
an untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dalam satu Kepadatan sangat berhubungan erat dengan status so­
tahun terakhir. Yang menarik, hampir 80% responden yang sial ekonomi dan latar beJakang etnik dan terhadap apa
melintasi perbatasan untuk mendapatkan pelayanan ke­ yang dialami seseorang pad a masa lalu. Jika suatu keJuarga
sehatan tidak 'mempunyai asuransi, yang juga menunjuk­ tidak pernah mengetahui keeuali "kehidupan yang pad at",
kan fungsi ekonomi dalam mengambil keputusan mereka maka situasi ini tampaknya tidak dapat ditoleransi. Sebagai
(Macia & Morales, 2001). Selain itu, kebanyakan keturun­ contoh, karena latar belakang budaya dan kondisi ekonomi
an Hispanik menjangkau pelayanan kesehatan di Meksiko mereka,. k~banyakan keluarga. penghupi ·Colonias (pe­
didorong oleh nHai budaya dari personalisme dan kolek­ ngembangan perumahan di daerah terpencil sepanjang
tivisme atau pilihan terhadap pemberi pelayanan kesehatan perbatasan Amerika-Me.ksiko) merupakan tempat hunian
dengan latar belakang yang sama (Caudle, 1993). yang terdiri dari satu ruangan yang nyaman dan biasanya
Selama tahun 1970-an, lebih dari dua ratus studi me­ tetangga dapat datang tanpa diundang (Davidhizar &
nelitl beberapa,aspek kepadatan (Eipstein, 1981). Schorr Bechtel,1999).
(1970), dalam meringkas hasil "studi kepadatan" membe­ Duadari area pengkajian yang paling berharga bagi pe­
Tikan komentar, bahwa rasa lelah yang luar biasa dan se­ rawat kesehatan komunitas dan kesehatan rurhah, yang
dikit tidur 'dapat merupakan konsekuensi daTi rumah yang terkait 'dengan rur:nah adalah pengkajian kodisi keamanan
padat dan tidak memadai secara serius. Perawat sekolah dan bahaya baik yang nyata atau potensial di dalam dan di
dapat tentu saja menguatkan temuan ini, sebagai hasil luar rumah. Terutama di dalam rumah. keeelakaan merupa­
observasi mereka terhadap anak-anak yang sangat ke­ kan ancaman utama bagi status kesehatan keluarga. Tiap
lelahan ketika mengunjungi klinik sekolah mereka. Penga­ anggota keJuarga terpapar oJeh ancaman tertentu terjadi­
ruh rumah yang padat terhadap perpeeahan di dalam kelu­ nya kecelakaan yang terkait dengan tahap perkembangan­
arga juga diobservasi. Salah satu akibat seriusnya ruang di nya (Kandzari & Howard, 1981). Sebagai contoh, di
dalam rumah yang tidak memadai adalah anggota keluarga Arizona pada masa 1988-1998, sufokasi (aspirasi makanan
menggunakan lebih ban yak waRtu di luar rumah. Hal ini atau objek asing makanan atau mekanik yang dapat me­
cenderung merupakan hal yang serius sehubungan dengan nimbulkan tersedak) merupakan penyebab utama kematian
anak dan remaja. Diamati juga bahwa anak-anak miskin akibat cedera tanpa sengaja pada bayi dan anak yang ber­
dari keluarga yang mempunyai rumah yang tidak memadai usia: 5-9 tahun, terbakar pada anak usia prasekolah 1-4
dan padat tidak belajar secara memadai serta tidak berada tahun, senjata api pada anak usia 10-14 tahun, dan kera­
di dalam keterjangkauan pengendalian orang tua. "Kehi­ cunan/penyalahgunaan obat pad a remaja usia 15-19 tahun
dupanjalanan" menjadi hal yang makin penting bagi anak­ (Arizona Department of Health Services [AHDS], 2000).
anak selama masa tahun sekolah dan pada saat masa rema­ "Meningkatnya kesadaran keluarga mengenai masalah
ja dimuJai, asosiasi teman sebaya "di jalan" sering kali cedera utama, memberikan informasi faktual, dan men lIn­
sangat berpengaruh. jukkan cara pada keJuarga untuk 'meningkatkan tingkat
Tampak adanya temuan yang tidak meyakinkan menge­ kesejahteraan keamanan merupakan tujuan" (Kandzari &
nai pengaruh kepadatan terhadap status kesehatan fisik ak­ Howard, him. 223).
tual anggota keluarga. Namun demikian, kepadatan mem­ Secara nasional cedera merupakan penyebab utama
buat suIitnya untuk mendapatkan privasi. Fungsi privasi kematian pada anak-anak, kecuali bayi (di bawah 1 tahun)
234 SAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

dan remaja (ADHS, 2(00). Cedera yang tidak disengaja besar perusahaan dengan membuat peringatan tentang
banyak terjadi di rumah, adalah penyebab utama kematian bahaya potensial. Keluarga harus diarijurkan untuk me­
di Amerika untuk usia 1-34 tahun (Centers for Disease nyimpan zat tersebut pada tempat yang tepat dan sulit di­
Control and Prevention [CDC), 1998). Di negara bagian jangkau anak. 8ahaya dari produksi rokok, pipa dan asap
Arizona, cedera melampaui semua penyakit utama yang rokok seperti karbonmonoksida dan nitrogendioksida da­
menyebabkan kematian dini pad a anak prasekolah berusia pat menyebabkan penghuni rumah khususnya anak-anak
1-4 tahun, anak-anak usia 5-14 tahun, dan remaja usia 15­ mengalami pneumonia, dan penyakit. pernapasan lainnya
19 tahun. Cedera yang tidak disengaja meliputi kecelakaan serta kanker. Formaldehid yang digunakan sedlra meluas
terkait kendaraan bermotor, tenggelam, keracunan, sufoka­ dalam material bangunan baru dan alas cat pada kayu dapat
si, dan terbakar (ADHS, 2000). Setiap tahunnya lebih dari menimbulkan iritasi pada mata, hidung, tenggorok; batuk;
90.000 orang meninggal di AS akibat cedera yang tidak ruam kulit; sakit kepala; pusing; mual; muntah; perdarahan
disengaja. Selama rata-rata per tahun terhitung hampir 31 hidung. Produk rumah tangga yang dijual untuk membu­
juta orang yang mengunjungi ruang gawat darurat karena nuh penyebab hama dapat meninggalkan sisa peptisida.
cedera yang tidak disengaja (Burt & Fingerhut, 1998). dan sebagian besar dari zat kimia tersebut tidak pernah di­
"Bahaya aktual atau potensial di rumah meliputi kemung­ uji untuk menetapkan efek kesehatan.
kinan adanya timbal, yang selanjutnya mengganggu per­ Material untuk mempangun rumah tua dapat berbahaya,
tumbuhan intelektual dan emosional anak, dan ditemukan terutama yang mengandung asbes. Asbes digunakan pada
pada pipa tua serta rumah yang berdebu karena bekas cat banyak jenis material bangunan dari tahun 1950 sampai
tua yang sudah rusak. Diperkirakan 74% tempat tinggal di­ awal 1970an untuk membuat material bangunan lebih ko­
bangun sebelum tahun 1980 mengandung cat yang meng­ koh. Asbes memaparkan zat timbal yang dapat menimbul­
gunakan timba! (yang sudah dilarang sejak tahun 1978). kan penyakit pernapasan yang serius.
Paparan timbal "merupakan ancaman kesehatan Iingkung­ Radon, gas yang tidak berbau dan tidak berwarna
an" nomor satu secara nasional pada anak-anak ... banyak merupakan zat berbahaya lainnya lain di rumah. Radon
anak muda Amerika tidak akan menyadari potensi mereka dipancarkan melalui retakan di dinding da rl lantai dari
secara pem.ih karena mereka terpapar timbal di lingkungan ruang bawah tanah dan memasuki tubuh melalui pencernaan
mereka" (Lum, 1995, him. 27). Anak remaja yang miskin dari pasokan air yang terkontaminasi di rumah at au melalui
dan keturunan Amerika-Afrika secara tidak proposional instalasi udara. Paparan jangka panjang ,terhadap radon
dipengaruhiancaman kesehatan ini. merupakan salah satu penyebab kanker paru (Lum, Hibb:;,
.substansi berbahaya lainnya yang dapat ditemukan di Phillips, & Narkunas, 1996). Healthy People 2010 meliputi
rumah adalah polusi udara di dalam rumah, zat yang ter­ sasaran untuk meningkatkan proporsi individu yang tinggal
dapat pada beberapa materi bangunan, dan radon. Kon­ di rumah yang diuji terhadap konsentrasi radon dan
taminan dari dalam rumah khususnya, dapat menimbulkan meningkatkan jumlah pembangunan rumah baru yang
ancaman polusi yang mel uas. Konsentrasi daTi penyebab tahan terhadap radon. (U.S Department of Health and
polusi melal~i udara ternyata.seratus kali lebih tinggi di Human Services, 2000).
dalam rumah daripada di luar rumah (U.S. Enviromenmetal
Protection Agency, 1988).
SUMBER 01 LlNGKUNGAN RUMAH
Satu sumber utama polusi udara di dalam ruangan ada­
lah asap rokok. Efek sekunder jangka panjang dari asap Bagian penting dari pengkajian bagian lingkungan rumah
rokok jelas diketahui sebagai suatu bahaya kesehatan yang dalam hal kesehatan keluarga adalah evaluasi sumber un­
serius. Polutan dalam asap rokok disebabkan oleh pemeli­ tuk mendukung kesehatan optimal dari individu anggota
haraan yarrg tidak baik atau kompor yang berbahan bakar dan unit keluarga. Pengkajian dapat berhubungan dengan
kayu, dapat menjadi bahaya polusi udara yang lain dirumah. anggota keluarga dari berbagai usia serta berfokus pada
Berbagai variasi organik yang dibuat dari produk rumah berbagai jenis sumber seperti alai bantu atau penjangkau
tangga dapat menimbulkan ancaman polusi. di dalam informasi. Sebagai. contoh, perawat dapat mengkaji apakah
ruangan. ada kesesuaian antara materi membaca dan bermain
Produk rumah tangga yang biasanya digunakan seperti (Barnard, 1986) danyang lainnya "sebagai dorongan IQ".
pengharum ruangan, semir sepatu, cat, pembersih, kamper, (Begley & Springen, 2001) sumber lingkungan untuk me­
dan pakaian hasil dry-cleal! mengandung bahan kimia ningkatkan perkembangan kognitif dan keberhasilan aka­
tingkat rendah yang diketahui bersifat karsinogen pada demik anak-anak. Sumber di rumah dapat hanya berupa
hewan. Cairan atau bubuk pembersih yang mel1gandung alai bantu sederhana, seperti amplifier telepon untuk
zat kimia yang beracun, amplas, atau menimbulkan iritasi membantu lansia yang mengalami gangguan pendengaran
pada mala dan selaput mukosa diberi lebel oleh sebagian atau sistem interkom cahaya-ke-suara ("c/~vil1g light"), un­
BAB 9 DATA LlNGKUNGAN KELUARGA 235
tuk membantu seorang ibu yang tunarungu untuk menge- . di rumah dapat mengakses Internet dan e-mail melalui
tahui bahwa bayinya sudah bangun dari tidurnya yang komputer di sekolah dan perpustaan umum. Namun demi­
berada di ruang lain. Sekitar 54 juta orang Amerika meng­ kian, sumber teknologi seperti televisi dan Internet tidak
alami beberapa jenis disabilitas (Meadows, 1999) dan ber­ tanpa masalah. Sejalan dengan akses cepat untuk menda­
juta-juta keluarga mempunyai anggota keJuarga dari semua patkan sumber informasi, masalah timbul bagi anak-anak
usia dengan kisaran disabilitas fisik dan jiwa. Banyak dan yang mengakses informasi yang tidak sesuai (seperti por­
keluarga tersebut dapat memanfaatkan alat bantu yang di­ nografi), melihat program yang tidak sesuai dengan usia,
rancang untuk meningkatkan fungsi dan perkembangan atau terlibat dalam chat-room dengan orang asing. Pera­
yang optimal bagi individu yang mengalami disabilitas wat dapat membahas pentingnya memantau pemakaian
serta keluarganya. Internet oleh anak-anak dan pengamanan yang tersedia
Akses terhadap Internet dan e-mail adalah faktor kunci berdasarkan permintaim. Pengkajian sumber di rumah,
dalam menjangkau informasi dan dapat meningkatkan ko­ seperti alat bantu dan akses Internet, konsisten dengan
munikasi keluarga. Karena informasi penting untuk mem­ pendekatan berdasarkan kekuatan untuk meningkatkan
berdayakan keluarga berpastisipasi dalam mengambil sumber yang ada di rumah guna mendukung kesehatan
keputusan yang terkait dalam kesehatan, perawat harus keluarga.
mengkaji apakah keluarga sudah. siap untuk mengakses
sumber informasi khususnya melalui Internet. Keluarga
tanpa akses Internet akan dirugikan dalam hal sumber KELUARGA TUNAWISMA
informasi dan komunikasi dengan keluarga dan ternan Keluarga tunawisma merupakan masalah yang meningkat
yang berada di tempat lain. Begley dan Springen (200 I) tajam di Amerika sejak 1980. Terutama di kota-kota dan
menggambarkan penggunaan teknologi yang sering di­ wilayah moderat, tunawisma telah menjadi masaJah kese­
gunakan remaja: "Multitasker remaja-secara simultan hatan komunitas utama (Taylor, 1995). Di antara karakte­
menggunakan pesan instan (1M), download, dan melaku­ ristik yang paling diperhatikan dari pertumbuhan penduduk
karisurjing saluran--dapat melatih ingatan mereka (suatu ini adalah meningkatnya jumlah keluarga dengan anak,
koinponen inteligensi) dan melatih perhatian mereka untuk yang terdiri dari segmen pertumbuhan paling cepat popula­
memfokuskan pada kedipan'mata" (hIm. 2). Kebanyakan si tunawisma (Bassuk, 1990, dikutip di dalam Taylor, 1995;
keluarga memiliki sedikitnya satu komputer dengan akses Jackson & McSwane, 1996). Children· Defense Fund me­
Internet di rumah, yang sering digunakan oleh anggota merkirakan bahwa 500.000 anak 'di Amerika Serikat ada­
keluarga dari semua usia: Anak sekolah mencari informasi lah tunawisma (Kozol, 1990). Keluarga yang memiliki
untuk laporan, orang tua mengakses Web site untuk men­ anak, 40%nya terdiri dari tunawisma (National Coalition
dapatkan informasi yang berhubungan dengan kesehatan for the Homeless [NCB], 1999). Sembilan dari sepuluhke­
secara langsung, dan nenek-kakek bertukar pesan dan foto luarga tunawisma yang memiliki anak adalah rumah tangga
dengan cucunya di negara bagian lain. Keterampilan kom­ yang dikepalai oJeh wanita.
puter diperlukan untuk kinerja sekolah dan sering kali
Kemiskinan dan ketidakmampuan memiliki rumah me­
merupakan bagian yang dipersyaratan untuk ketrampilan
rupakan penyebab prinsip terbentuknya keluarga tunawis­
bekerja bagi orang dewasa. Pada kenyataannya, peningkat­
rna. Faktor lilin adalah kekerasan rumah tangga, penya­
an penggunaan teknologi telah secara efektif melebarkan
lahgunaan zat, dan gangguan jiwa. Mengalami peristiwa
kesenjangan finansial antara orang miskin dan kelompok
keluarga yang terganggu seperti perceraian, penyakit, pe­
kaya. Hilarry Clinton (1996) menulis tentang perluasan
nganiyaan fisik dan seksual merupakan hal yang biasa ter­
lingkungan teknologi keluarga:
jadi pada ibu tunawisma (Anderson & Koblinsky, 1995).
Horizon desa kontemporer melampaui garis kota. Dan Tunawisma merupakan pengalaman yang sangat meng­
momentum itu kita lahir, kita terpapar oleh sebagian besar ganggu dan terlaJu berat bagi keluarga. Pengalaman ini
orang yang memengaruhi melalui radio, televisi. koran, memengaruhi semua aspek fungsi keluarga dan mempu­
buku, film, komputer, compact disc, telepon seluler, dan hyai dampak terhadap kesehatan fisik dan emosi anggota
mesin faks. Teknologi menghubungkan kita dengan desa
keluarga. Sempitnya ruang kehidupan, tidak adanya priva­
global yang telah diciptakannya (hIm. 13).
si, dan kakunya peraturan yangditerapkan di tempat pe­
Sementara jarang untuk dapat menemukan rumah tanpa nampungan memengaruhi mutu hubungan keluarga dan
telepon dan televisi, masih ada ban yak keluarga yang tidak kemampuan orang tua untuk mengasuh anak-anak mereka
dapat memiliki komputer atau tidak mempunyai keteram­ (Linqsey, 1998). Keluarga tunawisma memengaruhi kese­
pilan untuk menggunakan komputer rumah. Banyak per­ hatan dan keejahteraan semua anggota keluarga. Orang tua
pustakaan umum menawarkan kelas dalam menggunakan tunawisma mengalami depresi yang tinggi dan kondisi
komputer dan keluarga yang tidak mempunyai komputer kesehatan kronik. Anak tunawisma lebih sering sakit dari­
236 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

pada anak-anak yang memiliki tempat tinggal serta meng­ KARAKTERIS'I'IK FISIK DAN GEOGRAFI

alami baik penyakit akut maupun kr~nik, terutama asma, LlNGKUNGAN

masalah pencernaan, dan serangan kutu. Selain itu, mereka


Lingkungan dan komunitas yang lebih luas yang ditempati
sering mengalami kemunduran perkembangan, ansi etas,
keluarga, memiliki pengaruh nyata terhadap kesehatan
masalah prilaku" dan prestasi pendidikan yang rendah
keluarga. Wiley (1996) membahas secara ekstensif masalah
(NCH, 1999; Choi & Snyder, 1999). Namun demikian,
Iingkungan yang dapat memengaruhi karakteristik fisik
bahkan keluarga tuna wisma merupakan kelompok yang
Jingkungan sekitar dan mencatat bahwa "makroekosistem
tidak homogen. Danseco dan Holden (.1998) mengiden­
sangat banyak dan menyusut dengan b.erjalannya hari.
tifikasi tipe keluarga tunawisma dengan tiga pengelom­
Masalah yang Jangsung memengaruhi populasi keeil pada
pokan: Keluarga tunawisma berisiko, resilient (ulet), dan
pojok dunia saat ini menjadi penting bagi perkotaan, negara
kelompok "getting by". Pengelompokan ini berbeda ter­
bagian, dan bangsa" (him, 347). Bising, macet, polusi udara
utama dalam hal apakah mereka sudah pernah tunawisma
dan sampah, tentunya menimbulkan stres tingkat rendah
sebelumnya, tingkat stres orang tua, dan stresor kehidupan
yang terus menerus, Misalnya, hidup di dekat tempat beracun
utama. Danseeo dan Holden menyatakan bahwa pengaruh
atau air yang hampir tidak mengalir bisa merriengaruhi ke­
tunawisma terhadap anak berbeda bergantung pada riwa­
sehatan, Paparan tingkat rendah dan kronik terhadap zat
yat keluarga, stres orang tua, dan lingkungan spesifik.
racun yang ada di udara, air, dan makanan dapat menimbulkan
Hasil dari penelitian Lindsey tentang dampak tunawisma
penyakit tisik dan kondisi yang mempunyai masa laten,
serta kehidupan di penampungan terhadap hubungan kelu­
awitan yang memburuk, atau serangkaian gejala yang me­
arga menunjukkan bahwa selain pengalaman negatif sering
nyebar (Wiley, 1996). Contoh masalah lingkungan yang
kali digambarkan pada kehidupan keluarga ditempat pe­
terdapat di dalam daftar sistem pengkajian keluarga milik
nampungan, beberapa ibu melaporkan .. peningkatan ke­
Omaha di tingkat lingkungan atau komunitas meliputi angka
akraban dan penguatan kualitas serta kuantitas iilteraksi
kriminal yang tinggi, hewan yang tidak terkendali (mis.,
dengan anak mereka" selama hidup di penampungan.
anjing liar), dan area bermnin yang tidak aman (Martin dan
S~bagai respon terhadap krisis tunawisma keluarga
Scheet, 1992). Komunitas pedesaan seeara drastis mem­
yangterus-menerus, komunitas telah membangun tempat
punyai pengaruh yang berbeda pada individu dan keluarga
penampungan dan berinisiatif membuat program peru­
dibandingkan daerah perkotaan. Akhir-akhir ini, terdapat
mahan transisi. Namun demikian, sering kali sedikit per­
minat dan kepedulian yang besar tentang kesehatan dan ke­
hatian' yang diberikan kepada masalah unik keluarga tadi.
butuhan lain dari keluarga pedesaan (Bushy, 1990; Weinert
Pengkajian' harus ditujukan untuk Iingkungan penam­
dan Long, 1987). Tampak bahwa lingkunganpedesaan,
purigan(apabila keJuarga tinggaJ di tempat penampungan),
mengakses pelayanan kesehatan bagi anggota keluarga, .meskipun lebih merupakan Iingkungan sosial yang bersifat
pribadi dan tatanan yang tenang, memiliki masalah unik
strategi untuk membantu keluarga dalam mencapai serta
yang khusus. Sumber ekonomi utama dari suatu wilayah,
mempertahankan stabilitas penghunian dan mengeinbang­
seperti pertanian, perhutanan, perkayuan, atau pertambangan
kan jaringan dukungan (Letiecq, Anderson, & Koblinsky,
seeara langsung memengaruhi komunitas pedesaan. Sebagai­
1998).
mana halnya pertanian, perkayuan, dan pertambangan (tiga
industri . utama) mengalami krisis akhir-akhir ini. stresor
yang dihadapi komunitas dan keluarga pedesaan juga me­
ningkat. Masyarakat pedesaan digambarkan sebagai orang
~KARAKTERISTI K yang bergantung pada diri sendiri dan bersifat tradisional
LINGKUNGAN DAN
dalam nilai-nilai dan mempunyai etik kerja yang kuat.
KOMUNITAS
Meningkatnya kesulitan ekonomi, namun demikian,juga te­
lah mengikis kemampuan keluarga untuk mempertahankan
nilai tersebut (DeFrain, LeMasters & Schroff, 1991). Keter­
Lingkungan dan komunitas, tempat keJuarga hidup mem­ jangkauan terhadap pelayanan kesehatan dan layanan lain
,berikan pengaruh luar biasa terhadap kesehatan keluarga. yang dibutuhkan sudah menurun karena keterpencilan geo­
~engan menggunakan sistem dan kerangka struktur fung­ gratis serta kesulitan ekonomi (Bushy, 1990).
slOnal dalam mengkaji keluarga, perawat keluarga perlu
memeriksa mikrosistem keluarga di dalam konteks makro
KARAKTERISTIK SOSIAL DAN DEMOGRAFI
dan supr~sistem atau dunia. Mikrosistem meliputi ling­
LlNGKUNGAN
k~ng~n daTi ko~unitas. Lingkungan dan komunitas dapat
dlUralkan sesual dengan pengaruh fisik dan psikososiai Dalam menguraikan pengaruh psikososial Iingkungan
mereka pada keluarga. terhadap keluarga, tipe interaksi sosialyang terjadi dalam
BAB 9 DATA L1NGKUNGAN KELUARGA 237
berbagai tipe lingkungan juga sudah diteliti. Kesamaan 2010 adalah meningkatkan proporsi SMP dan SMA yang'
sosial dan ekonomi ada pada sebagian besar komunitas mempunyai kebijakan sekolah secara resmi untuk memas­
yang diteliti. Dalam lingkungan yang homogen, karena po­ tikan keamanan murid dan staf dari bahaya Iingkungan .
la perilaku keluarga, nitai, dan minat serupa, pertemanan seperti zat kimia di ruang kelas khusus. rendahnya kualitas
berdasarkan ketetanggaan cenderung terbentuk. Homoge­ udara di dalam ruangan, asbes dan paparan terhadap pep­
nitas ditemukan lebih signifikan dalam menciptakan se­ tisida (U.S Department of Health and Human Services,
jumlah pertemanan dan asosiasi yang lebih besar daripada 2000). Sejalan dengan perspektif ekologis, masalah yang
kedekatannya (Schorr, 1970). berasal daTi sekolah memengaruhi baik individu murid
Pada lingkungan kelas pekerja yang stabil, keanggotaan maupun seluruh keluarga mereka. Dampak keamanan se­
keluarga berpusat pada lokasi dan keterikatan paling aktif kolah memengaruhi seluruh anggota di komunitas yang
dengan anggota keluarga. Lingkungan yang berdekatan hidup di sana sehingga harus menyadari serta terlibat di
membuat kontak lebih sering dengan kerabat dan tetangga dalam peningkatan lingkungan sekolah (Wiley, 1996).
yang lain, biasanya bertemu sa at berpapasan dan jarang
saat dalam perjalanan di gang atau toko setempat. Ada
suatu keterikatan terhadap tempat !tu sendiri. Hubungan PaIL. NGKU NGAN

diidentifikasi dengan lokasi. SOSIOPOLITIK DAN

Kebanyakan warga Amerika kelas menengah mempu­ KESEHATAN KELUARGA

nyai sedikit tetangga danlatau akar komunitas serta pindah,


dari satu kota ke kota lain serta dari satu wilayah ke wila­ Konseptualisasi lingkungan dalam teori keperawatan su­
yah lain sebagaimana pilihan pekerjaan dan personal me­ dah berubah yang semula berfokus pada adaptasi individu
reka. Mobilitas tertinggi terdapat pada dewasa muda de­ terhadap Iingkungan terdekat melijadi perspektif ekologis
ngan tingkat penghasilan menengah. dan individu yang yang menggambarkan sistem interaksi, serta akhirnya
bekerja di mil iter atau pekerja buruh migran. Oleh karena menggabungkan teoTi penting dalam mengevaluasi akibat
itu,sistem dukungan mereka di dalam komunitas mungkin Iingkungan sosiopolitik dan kesehatan keluarga. Ling­
tidak ada. kungan sosiopolitik menimbulkan suatu ajang yang besar
Pengaruh lain dari lingkungan dan komunitas adalah disertai faktor interaksi yang kompleks untuk menciptakan
. pengaruh terhadap kepuasan kehidupan. Kepuasan dengan suatu lingkungan yang dapat memungkinkan atau mem­
lingkungan sekitar dan komunitas telah ditemukan temyata batasi kesernpatan yang berkaitandengan keluarga. Con­
berhubungan erat dengan kepuasan hidup secara umum toh bagaimana keputusan politis tentang ·kebijakan kese­
(Chilman, 1978). Juga benar bahwa harapan orang terhadap hatan dan keputusan legaldapat memengaruhi kehidupan
lingkungan sekitar dan komunitas berbeda, bergantung keluarga secara luar biasa. Gebbie & Gebbie (2001) meng­
pada status kelas sosial: Semakin tinggi kelas sosial gunakan berbagai contoh bagaimana definisi legal dari
semakin besar harapan komunitas (Rainw~ter. 1972). hubungan keluarga dapat menciptakan situasi kontlik de­
Perbedaan harapan yang sarna tersebut diamati pada agen ngan definisi sosial keluarga serta mengganggu kehidupan
komunitas. Keluarga berpenghasilan rendah mungkin· keluarga. Wiley (1996) memberikan berbagai contoh ten­
mengharapkan sedikit bantuan sementara keluarga yang tang hukum mengenai bahaya lingkungan dan keamanan
sejahtera mungkin mempunyai tuntutan dan harapan yang pekerjaan, yang dapat secara efektif melindungj atau mem­
lebih tinggi .. Harapan yang rendah berhubungan dengan bahayakan kesehatan keluarga serta komunitas di sepan­
dan merupakan hasil dari perasaan ketidakberdayaan serta jang negara: Film populer akhir-akhir ini, Traffic, memo­
keputusasaan yang dipelajari. . tret konflik antara kebijakan umum dalam mendukung
Sekolah di lingkungan sekitar merupakan makrosistem perang terhadap obat versus masalah manusia yang aktual
yang penting karena banyak keluarga yang berinteraksi. akibat ketergantungan obat dalam kehidupan keluarga
Sementara sekolahdapat memberikan dukungan berharga (Alter, 2001). Administrasi Bush hampir merombak Office
untuk kesehatan anggota keluarga, seperti klinik keluarga of National AlDS Policy, yang berpotensi menimbulkan
berbasis sekolah. sering kali bahaya kesehatan berhubung­ konsekuensi serius pada keluarga dengan anggota yang
an dengan kehadiran sekolah. Laporan terakhir menun­ mengidap HIV/AIDS (Spencer, 2001). .
jukkan bahwa hingga 30% anak sekolah di Amerika tidak Bagian ini menyajikan tiga contoh kekuatan sosiopoli­
merasa aman di sekolah. Tawuran merajalela, dan perco­ tik spesifik yang berhubungan dengan kesehatan kelu4rga:
baan bunuh diri pada remaja berada pada tingkat epidemik. Americans with Disabilities Act (ADA) dan penghasilan
Terdapat pertumbuhan signifikan dari tindakan kekerasan keluarga mengkaji pelayanan kesehatan bagi imigran yang
pada remaja putri dan sekarangjuga terjadi pada anak-anak tidak mempunyai dokumentasi, dan program transisi bagi
yang lebih muda. Salah satu tujuan dari Healthy People keluarga tunawisma.
238 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Pasal 1 dari ADA melarang sebagian besar atasan dapatkan tindakan kuratif (Messias; Asch, Leake, &
mendiskriminasikan individu yang mengalami disabilitas Gel berg, 1994). Dalam suatu studi tentang penggunaan
tetapi berkualifikasi dalam prosedur lamaran pekerjaan, pelayanan kesehatan oleh imigran Meksiko dilaporkan
penerimaan untuk bekerja, pemberhentian bekerja, pening­ bahwa wanita yang tidak terdaftar menggunakan lebih se­
katan karir, kompensasi, latihan kerja dan aspek lain dad dikit pelayanan pranatal dan berlangsung sepanjang pera­
kepegawaian (McCrone, 1990). Tidak kalah pentingnya, watan pascanataJ baik bagi diri mereka sendiri maupun
penempatan kerja dan penghasilan keluarga bagi orang bagi bayi mereka dibandingkan dengan imigran yang ter­
dewasa yang'mengalami disabilitas secara terus menerus daftar sebagai warga Amerika (Gettman & Meyers, 1999).
menurun dengan signifikan dibal)dingkan mereka yang Perubahan terakhir dalam prosedur imigrasi dan lebih li­
tidak mengalami disabilitas. Sebagai contoh, orang dewasa beraJnya hukum bagi pekerja tamu dapat mengurangi rasa
yang tunarungu lebih sering tidak mendapat pekerjaan dan takut terhadap deportasi dan menimbulkan peningkatan
mempunyai tingkat pendidikan yang lebih rendah daripada penggunaan sumber kesehatan bagi keluarga yang pada
mereka yang dapat mendengar, akibatnya penghasilan awalnya dipandang sebagai imigran yang tidak terdaftar.
rata-rata pun lebih rendah. McCrone (1990) memperkirakan Contoh ketiga berhubungan dengan program transisi
bahwa orang dewasa yang tunarungu berpenghasilan yang tersedia bagi keluarga tunawisma. Pada bagian awal
$356.000-609.000 lebih rendah dari mereka yang bisa diuraikan lingkungan keluarga tunawisma, masalah ke­
mendengar tetapi berpendidikan yang sarna sepanjang ma­ sehatan yang berhubungan dengan tunawisma, kesulitan
sa hidupnya. Orang tua yang tunarungu sangat mewakili yang dihadapi dalam upaya mereka untuk mendapatkan
gambaran pekerja kerah biru, sedikit menikmati mobilitas tempat tinggal yang stabil, keterampilan kerja, serta pe­
kerja, dan sering kali tidak bekerja (McCrone, 1990). Ke­ kerjaan yang diperlukan untuk meneruskan keberlangsung­
senjangan ini tampaknya akan terus membesar sa at ini an kehidupan rumah tangga mereka. Keberhasilan transisi
seperti yang diperkirakan selama lebih dari sepuluh tahun dari tunawisma untuk memiliki rumah yang permanen dan
yang lalu.Sebagai contoh, Jones (1995) menemukan bah­ kehidupan keluarga yang lebih stabil bergantung pada
wa:penghasilan' 20 keluarga orang tua yang tunarungu pendapat umum yang mendukung serta tindakan politik '
secarakonsisten lebih rendah daripada penghasilan kelom­ untuk mendanai program transisi masyarakat tunawisma.
pok keluarga yang sarna tetapi dapat mendengar, walaupun ' Kebijakan umum diarahkan pada kebutuhan keluarga
tingkat pendidikan orang tua lintas kelompok adalah sarna. tunawisma untuk'mendapatkan pekerjaan yang dapat me­
Kesenjangan inisecara langsung memengaruhi sumber ke­ menuhi kebutuhan kehidupan, keterjangkauan untuk men­
luarga yang lebih kecil dan kemampuan yang lebih rendah dapatkan pelayanan bagi anak, dan penyediaanperumahan
untuk memenuhi fungsi keluarga secara memuaskan. ADA yang dapat dimiliki. Selain itu, pelayanan pendidikan ke­
telah memberikan sumber legal kepada orang tua yang sehatan dan sosial harus tersedia bagi anak-anak dari
mengalami disabilitas untuk memperbaiki diskriminasi da­ keluarga tunawisma untuk mengurangi pengaruh negatif
lam pekerjaan dan mengecilkan kesenjangan penghasilan kemiskinan,dan ketunawismaan terhadap pendidikan; per­
keluarga yang potensial. kembat:gan, kesehatan, dan psikososial (Choi & Snyder,
Contoh kedua berfokus pada keterjangkauan terhadap 1999). Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan rencana pre­
pelayanan kesehatan bagi keluarga imigran yang tidak. ventif yang berfokus pada pencegahan pro-aktif yang nyata
Keluarga tersebut mungkin dibatasi dalamruang gerak sementara mempertahankan persiapan intervensi dan pe­
mereka karen a merasa takut, tidak nyaman, danlatau mis­ ngelolaan krisis. Banyak tempat penampungan bagi wanita
kin; dan juga mungkin tidak nyaman untuk bergerak dari dan anak-anak didanai oleh organisasi keagamaan swasta.
Iingkungan sekitar mereka. Sebagai contoh, seseorang Dengan presiden baru dan struktur partai baru di tingkat
yang masuk dan tinggal di Amerika tanpa prosedur imi­ nasional, telah ada perubahan dalam kebijakan untuk mem­
grasi yang legal dipandang sebagai orang asing yang tidak perkenankan pemerintah mendanai organisasi dengan basis
terdokumentasi (Messias, 1997). Mobilitas terbatas dari keyakin;m. Perubahan kebijakan ini' dapat meningkatkan
seseorang merupakan konsekuensi dari tidak terdaftar ka­ tingkat pendanaan untuk banyak tempat penampungan
rena tidak mempunyai dokumen legal yang memungkin­ yang ada. Perubahan tersebut di tingkat nasional dapat
kan mereka untuk mobilitas. Rasa takut timbulnya masalah menghasilkan program transisi yang lebih banyak dan
hukum yang tekait dengan imigrasi membuat banyak lebih baik bagi keluarga tunawisma. Tindakan politik me­
iinigran yang tidak terdaftar terisolasi secara sosial di lalui kebijakan 'kesehatan yang manusiawi bukanlah hal
rumah mereka. Selain itu, masalah mobilitas imigran yang yang baru dalam keperawatan. Akan tetapi, pengkajian kri­
tidak tercatat diperberat oleh kendala budaya, finansial, tis terhadap Iingkungan sosial politik dan dampaknya pada
dan bahasa yang mengakibatkan rendahnya penggunaan kesehatan keluarga diperkuat dengan menggabungkan teo­
pelayanan kesehatan preventif dan penundaan untuk men­ ri penting ke dalam teori keperawatan keluarga, Perawat
BAB 9 DATA LlNGKUNGAN KELUARGA 239
tidak dapat secara penuh mengangkat kesehatan keluarga s:kiw:mere.ka unt,uk menggunakan sumber/pelayanan
tanpa mempertimbangkan konteks lingkungan bagi kelu­ dl baglan lam darl komunitas?
arga termasuk lingkungan sosiopolitik sepenuhnya. 9. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana perasaan
keluarga tentang terpenuhinya privasi.
10. Evaluasi ada atau tidaknya bahaya keamanan di area
lJiJAREA ·PENGKA.JIAN lain rumah. Tanyakan tentang penyimpanan obat dan
substansi yang mengandung zat racun. Apakah zat
Bagian ini pertama4ama mtmyajikan pertanyaan yang di­ tersebut disimpan secara aman jauh dari jangkauan
rancang untuk mengkaji lingkungan rumah; Kandzari dan anak dan hewan peliharaan serta diberi tanda secara
Howard (1981) dan Rauckhorst, Stokes dan Mezey (1982) jelas? Apakah anggota keluarga menggunakan racun
at~u zat yang potensial berbahaya? Pantau adanya
memberikan cakupan yang lebih rinei tentang area ini. Ke­
dua, pertanyaan disajikan untuk mengkaji lingkungan ko-­ obJek berbahaya yang dapat menyebabkan bahaya
munitas dan tetangga. keamanan bagi anak-anak atau lansia. Apakah ada
pintu masuk dan keluar yang bebas rintangan, dan
ruang dan penerangan yang memadai serta aman un­
MENGKAJI LlNGKUNGAN RUMAH tuk bergerakdi rumah (Daniel, 1986)? Apakah ada
kabel listrik yang terurai dan terpapar, atau karpet
1. Uraikan jenis tempat tinggal (rumah, apartemen atau
yang longgar di lantai? Apakah ad;l perlengkapan un­
rumah kontrakan). Apakah rumah milik keluarga
tuk kedaruratan (detektor asap, nomor telepon untuk
sendiri atau sewaan?
kedaruratan)? Apakah ada kolam renang, dan jika
2. Uraikan kondisi rumah (interior dan eksterior rumah).
ada, apakah dipagari dan dikunci secara adekuat jika
Interior rumah meliputi jumlah ruangan dan tipe
ada anak-anak kedl di rumah?
ruangan (kamar tamu, kamar tidur, dU), penggunan­
1 L Evaluasi kelayakan tempat pembuangan sampah.
nya, dan bagaimana mereka diJengkapi. Bagaimana
12. Kaji perasaan dankepuasan anggota keluarga secara
kondisi dan kelayakan perabotan rumah? Apakah ada
menyeluruh dengan penataan rumah mereka. Apakah
pemanas, pendingin, ventilasidan penerangan yang
keluarga mempertimbangkan kelayakan rumah se­
memadai? Apakah lantai, tangga, pegangan tangga,
suai kebutuhan? Apaka ada sumber yang memadai
dan struktur lain dalam ke~daan baik? Apakah ada
untuk semua anggota keluarga? .
telepon di rumah atau terdapat jal1gkauan telepon?
Daftarhal-hal·yangberbahaya di lingkungan rumah Jain­
Bagaimana kondisi halaman rumah?
nya yang dikenalkan dalam Sistem Omaha, dirancang oleh
3. Di dapur, kaji akses terhadap pasokan air, sanitasi,
Visiting Nurse Association of Omaha. Sistem ini meliputi
dan keadekuatan lemari pendingin serta fasilitas
skema klasifikasi masalah untuk domain lingkungan, yang
dapur.
terdiri dari rumah, Hngkungan, dan komunitas yang lebih
4. Di kamar mandi, amati sanitasi, pasokan air, fasilitas
luas dari kHen (Martin & Scheet, 1992). Domain ling­
toilet, dan ketersediaan handuk dan sabun. Apakah
kungan didefinisikan sebagai "sumber materi, lingkungan
setiap orang mempunyai handuk sendiri atau meng­
fisik, dan zat baik internal maupun ekstenal klien, rumah,
gunakan handuk yang sarna secara bersama? Di bak
tetangga, dan komunitas yang lebih luas" (Martin &
berendam, apakah ada tempat berpegang (penting
Scheet, hIm. 67). Ada 12 item pada daftar skala masalah
bagi lansia di rumah)?
Omaha yang terkait dengan rumah (lihat Tabel 9-2). Sis­
5. Kaji pengaturan tidur di rumah. Apakah cukup bagi
tern Omaha juga meliputi pengkajian sumber finansial ke­
anggota keluarga, dengan mempertimbangkan usia,
luarga, yang dapat berhubungan derlgan lingkungan sosio­
hubungan dan kebutuhan khusus mereka?
politik. Sebagaj contoh, inasalah penghasilan keluarga
6. Observasi keadaan kebersihan dan sanitasi rumah
yang rendahltidak ada penghasilan dan kesulitan untuk be­
secara umum. Apa praktik kebersihan dan higiene
lanja kebutuhan yang mungkin berhubungan dengan kesu­
keluarga? Apakah ada gangguan serangga (terutama
litan yang dialami oleh orang tua dengan kecacatan fisik
di dalam rumah)? Jika ada hewan peliharaan, apakah
untuk mendapat pekerjaan. Sistem Omaha dibahas lebih
ada masalah sanitasi yang berhubungan dengan kebe­
radaan hewan tersebut di rumah? rinei dalam Bab 7.
7. Apakah ada tanda terkelupasnya c.at tua (kemung­
kinan bahaya keracunan timbal), yang dapat mehye­ AREA PENGKAJIAN: LlNGKUNGAN DAN

babkan anak keeil terpapar? KOMUNITAS

8. Identifikasi unit teritori keLuarga; Apakah. anggota Keluarga sehat adalah keluarga yang aktif dan mencari
keluarga merasa nyaman mengemudi di lingkungan cara dengan inisiatif sendiri untuk berhubungan dengan
240 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

berbagai kelompok komunitas (Lewis & rekan. 1976; Institusi pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling.
McCubbin & McCubbin. 1993). Keluarga yang berfungsi pekerjaan)
dengan cara yang sehat memersepsikan diri mereka sendiri Afiliasi keluarga dengan organisasi keagamaan (ge­
sebagai bagian dari komunitas yang Jebih besar. Bagian reja, wihara •.masjid?)
dari koping yang berhasil adalah kemampuan mereka Sekoiah. Bagaimana keterjangkauan dan kondisi se­
untuk memastikan kepatuhan dari lingkungan atau mem­ kolah di lingkungan s~kitar? Apakah ada masalah
pertahankan keluarga yang ramah-lingkungan (Hall & di dalam sekolah (mis., padat, mutu pendidikan
Weaver, 1974; McCubbin & McCubbin, 1993), berarti rendah, geng, ketegangan rasiaVetnik) yang
bahwa di dalam komunitas keluarga mampu mencari, me­ memengaruhi pendidikan anak?
nerima danlatau menerima sumber yang sesuai untuk me­ Fasilitas rekreasi (tempat bermain, taman)
menuhi kebutuhan makanan. pelayanan, dan informasi.
Transportasi umum. Bagaimana keterjangkauan (da­
Akan tetapi, penerimaan pasif terhadap pelayanan komu­
lamhaJ jarak, kenyamanan, dan waktu) pelayanan
nitas yang diberikan, mungkin suatu indikasi keluarga
dan fasilitas tersebut untuk keluarga?
yang terisoJasi, terasing atau tergantung yang berfungsi di
tingkat kesehatan yang jauh lebih rendah. Melengkapi 6. Sudah berapa lama keJuarga tinggaJ di lingkungan
ecomap keluarga (lihat Gambar 17-4 dan 17-5) cukup her­
sekitar danlatau komunitas? Bagaimana riwayat mo­
manfaatuntuk memperoleh informasi tentang asosiasi bilitas geografis keJuarga? Dari mana mereka pindah
atau bermigrasi?
anggota keluarga dan transaksi dengan jaringan so~iaJ me­
reka dan komunitas. Pertanyaan spesifik tersebut di.saran­ 7. Apa saja kejadian kriminal di lingkungan sekitar dan
kan untuk mengkaji kotnunitas. komunitas? Apakah ada masalah keamanan yang
1. Bagaimana karakteristik lingkungan dan komunitas
lain? .
keluarga yang lebih besar? 8. Siapakah anggota keJuarga yang menggunakan la­
'Tipe lingkungan dan komunitas (pedesaan, subper­ yanan komunitas dan layanan komunitas apa yang
kotaan,;perkotaan, pusat kota) digunakan keluarga? Sebagai contoh, keluarga de­
.. Tipe tempattinggal di lingkungan sekitar (hunian,. ngan anak usia sekolah mungkin terlibat dengan sis­
industri, . kombinasi hunian dan industri ringan. tern sekolah umum, keJompok gereja, departemen
agraria) kesejahteraan, danlatau organisasi pramuka.
.. -i Kondisi tempat tinggal dan jalan (terjaga rapi. rusak, 9. Seberapa sering atausejauh mana m~reka meng­
. tidak terpelifiara, sedang direnovasi) gunakan peJayanan atau fasilitas tersebut (area yang
Sanitasijalan dan rumah (bersih. sam pah dikumpulkan, sering)?
dU) 10. Apa yang dipertimbangkan keluarga untuk menjadi
Masalah kemacetan di jalanan komunitas mereka (area apa)?
Keberadaan dan jenis industri di lingkungan sekitar 11. Apakah keluarga menyadari layanan komunitas yang
2. Sejauh mana anggota keluarga terpapar dengan ba­ rei evan dengan kebutuhannya, seperti transportasi?
haya lingkungan yang ada di tanah, udara dan air? Apakah keluarga menyadari ketersediaan trasportasi
Apakah anggota keluarga berada pada Hngkungan dengan biaya yang murah dan layanan transportasi
yang selalu berisik? bagi orang cacat, anak-anak, dan lansia. begitu pula
3. Bagaimana karateristik demografi tetangga dan rute langsung ke klinik kesehatan dan sumber komu­
komunitas? nitas?
Kelas sosial dan karakteristik etnik daripenghuni. 12. Apa yang keluarga rasakan ten tang kelompoklorga­
Pekerjaan dan minat keluarga nisasi yang memberikan bantuan kepada keluarga?
Kepadatan penduduk Kaji persepsi dan perasaan keluarga mengenai aso­
4. Perubahan apa yang telah terjadi di lingkungan sekitar siasi dengan keJompok dan institusi di atas. Apabila
dan komunitas? Apakah lingkungan sekitar dan ko­ pengalaman menggunakan institusi komunitas atau
munitas dalam keadaan transisi atau stabil secara lingkungan positif, berarti ini merupakan - sumber,
ekonomi dan demografis? yang dapat digunakan lagi dan bahkan mungkin
5. Apa saja pelayanan kesehatan dan pelayanan dasar dengan keberhasilan yang lebih besar.
lain serta fasilitas yang tersedia di lingkungan sekitar 13. Bagaimana keluarga memandang komunitas? Seba­
dan komunitas? gai contoh, apakah komunitas merupakan tempat
Fasilitas pasar (makanan, pakaian, toko obat, dU) yang dicemaskan keluarga untuk membiarkan anak­
Institusi· kesehatan (klinik, rumah sakit, fasilitas ke­ nya bermain di luar rumah pada siang hari karen a
daruratan) tingginya angka kriminal dan serangan terhadap indi­
BAB 9 DATA LlNGKUNGAN KELUARGA 241
yang dapat melindungi anggota keluarga dengan kondisi
TABEL 9-2 tersebut.
SISTEM OMAHA: MASALAH DIURAIKAN Diagnosis yang berhubungan dengan makrosistem Iing­
DALAM DOMAIN LlNGKUNGAN: HUNIAN kungan termasuk Risiko Perubahan Fungsi Pemapasan
(RUMAH KELUARGA) yang berhubungan dengan alergen lingkungan. Sebagai
contoh, keluarga mungIdn tinggal di daerah yang terdapat
Sfruktur yang tidak masuk akal
Pemanasan dan/afau pendingin yang lidak memadai banyak serbuk sari bunga pada musim semi yang memicu
Tangga yang curam kegawatan pemapasan bagi beberapa anggOta keluarga.
Jolon keluar dan mosvk yong feiholong fidak memodoi Diagnosis makrosistem lain adalah Potensial Peningkatan
dan/otov . Koping Komunitas yang berhubungan dengan ketersedia­
Ruong tomu.yang berontakon an program komunitas untuk meningkatkan (fungsi kelu­
Tempat penyimponon borong/zot berbahoya yang tidak arga). Diagnosis ini konsisten dengan pandangan ekologi,
aman sistem hubungan keluarga dengan komunitas. Tidak' ada
Kesel yang fidak aman atav permadani yang tersibak
diagnosis keperawatan yang berhubungan secara spesifik
Alat pengamanan yang tidak memadai
dengan Iingkungan sosiopolitik. Akan tetapi, ada diagnosis
Terdapol cot mengandvng unsur timbal
Gas dan/otav alot listrik yang tidak aman
untuk Ketidakefektifan Koping Komunitas yang berhu­
Ruang tamu yang tidak memadai otov padot bungan dengan faktor tersebut seperti pelayanan pe­
Tunawisma negakkan hukum yang tidak memadai atau bencana alam.
Jenis diagnosis tersebut menunjukkan intervensi yang me­
Sumber: Diambil dari Omaha Syslem's Data Base/Problem List
dalam Martin & Scheet, 1992, him. 343. miliki sasaran suprasistem yang berinteraksi dengan sistem
keluarga dan komunitas. .
Diagnosjs keperawatan digunakan untuk menjelaskan
vidu di Iingkungan sekitar? Ataukah lingkungan susunan masalah lingkungan yang· disebabkan oleh ke­
komunitas dipersepsikan aman dan kaya dalam tidakmampuan individu atau keluargaatau berpotensial
perasaan kesamaan leluhur dan keterikatan? tidak mampu untuk mempertahankan rumah· yang aman,
bersih, danJatau meningkatkan pertumbuhan rumah, Iing­
kungan sekitar, atau sosial politik secara mandiri (Johnson,
Bulechek, Dochtel1l\an, Maas, dan Moorhead, 2001;
. ~DIAGNOSIS McCloskey dan Bulechek, 1996).
KEPERAWATAN

KELUARGA

FIll NTERVENSI
Menurut KilIien (1985), diagnosis keperawatan berhu­ KEPERAWA.TAN
bungan dengan perspektif lingkungan yang berfokus pada KELUARGA
kesesuaian keluarga-lingkungan, "keseimbangan tuntutan
dan sumber antara klien dan lingkungan" (hIm. 270). McCloskey dan Bulechek (1996) dalam Nursing Inter­
Tuntutan Iingkungan dapat bersifat aktual atau potensial,. vention Classification (NIC), proyek klasifikasi Universi­
membuat ruang untuk jenis diagnosis keperawatan pre­ tas Iowa, mengidentifikasi berbagai intervensi keperawat­
ventif, kuratif dan rehabiIitatif. North American Nursing an yang dapat membantu keluarga yang memiliki masalah
Diagnosis Association (NAND A) membuat daftarsejumlah keamanan Iingkungan, masalah dalam sistem pelayanan
diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan mikro-, kesehatan keluarga, dukungan keluarga, dan dukungan so­
makro- dan suprasistem. Diagnosis Hambatan Manajemen sial formal. Pengidentifikasian risiko keamanan, manaje­
Pemeliharaan Rumah, ditandai dengan kesukaran dalam men lingkungan, dan bantuan pemeliharaan rumah dapat
pemeliharaan kebersihan rumah, ketidakmampuan untuk merupakan intervensi yang paling sentral sehubungan
membersihkan rumah, kesulitan dalam memelihara rumah dengan masalah Iingkungan mikro (tumah) keluarga.
yang aman, atau keuangan yang tidak mencukupi . Banyak strategi intervensi terkait dengan kesehatan
(Carpenito, 2000). Diagnosis ini meliputi situasi yang lingkungan bersifat preventif. Pencegahan primer harus
penuh sesak atau tidak terpelihara. Diagnosis lain yang menjadi tekanan utama di sin1. Misalnya,bekerja dengan
berhubungan dengan tempat tinggal keluarga dapat berupa keluarga untuk mencegah lansia terjatuh, anak-anak ke­
Ganggllan Interpretasi Lingkungan yang berhubungan racunan di rumah, atauru;lm kulit akibat gangguan se­
dengan konfusi kronik pada individu yang mengalami rangga, merupakan sasaran signifikan lIiin dari perawat
Alz~eimer. Keluarga perlu untuk menyediakan lingkungan keluarga berbasis komunitas.
242 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Perawat keluarga yang bekerja dengan anggota keluar­ keluarga bekerja dengan keluarga tunawisma. Peran ini
ga yang mengalami disabilitas harus familiar dengan jenis mencakup pendidik kesehatan, pelaku intervensi (membe­
perJengkapan adaptif yang biasa digunakan dan teknologi rikan layanan kedaruratan yang non-invasif dan perawatan
bantuan yang diperlukan untuk keamanan di rumah dan suportif terhadap penyakitlcedera), advokat, konselor,
mengoptimalkan fungsi dan kemandirian anggota keJuarga manajer kasus, pimpinan kelompok, dan konsultan.
tersebut. Selain itu, perawat kesehatan keluarga di rumah Klinisi yang bekerja dengan keluarga tunawisma me­
harus memahami sejauh mana Medicaid, Medicare dan nekankan pentingnya menunjukkan rasa hormat terhadap
sumber penggantian pihak ketiga lainnya untuk membayar klien tersebut, tidak mengancam, rendah hati, dan memi­
alat adaptif khusus tersebut sehingga informasi ini dapat nimalkan keharusan membuat laporan dan kertas kerja
dibagi dengan keluarga. (Vernez, Burnam, McGlynn, Trude, dan Mittman, 1988).
Keluarga tunawisma membutuhkan berbagai pelayanan Advokasi politis didorong oleh perawat yang bekerja
dan jenis bantuan. Pendekatan manajemen kasus yang dengan tunawisma-untuk menekankan pada pemerintah
komprehensif (Iihat Bab 7 untuk penjabaran strategi inter­ agar menambah ketersediaan perumahan atau memberikan
vensi tersebut) dianjurkan karena kebutuhan keluarga subsidi rumah bagi keluarga miskin.
tunawisma yang kompleks. Keluarga tunawisma memer­ Terdapat intervensi yang dirancang untuk memprakar­
lukan bantuan tidak hanya untuk bebagai kebutuhan pri­ sai tindakankomunitas untuk perbaikan Iingkungan terkait
mer, tetapi juga pelayanan untuk kelangsungan hidup me· koping komunitas. Sebagai contoh, intervensi tingkat ko­
reka (tempat penampungan, makanan, dan pakaian), akses munitas yang dapat memengaruhi komunitas dan lingkung­
terhadap bantuan yang merupakan hak (kesejahteraan, an sosiopolitik keluarga adalah memberikan kesempatan
Social Security, dll), intervensi krisis, pelayanan kesehatan kepada anggota komunitas untuk memenuhi dan mem­
jiwa yang bersinambung, transportasi, dan pengasuhan bahas situ<isi, meningkatkan kompetensi komunitas dalam
anak. Membantu keluarga untuk memperoleh pelayanan koping, dan mengembangkan metode untuk mengakses in­
ter?ebut atau memprakarsai dan memantau rujukan adalah formasi dan dukungan untuk sasaran masalah (Carpenito,
intervensi yangdianjurkan. Taylor (1995) menulis serang­ 2000).
kaianperan intervensi yang luas dan sesuai untuk perawat

lJI;RA:NGKUMAN
Konseplingkungan sudah diintegrasikan di dalam se­ persepsi-diri dan kepuasan hidup; jika ilegatif, me­
bag ian besar model konseptual keperawatan. Akan reka dapat menjadi stresor dan faktor yang menim­
tetapi, definisi lil1gkungan kadang merefteksikan bulkan penyakit. Kedua, ada pengaruhkemungkinan
pandangan yang sempit dari faktor Iingkungan yang bahaya fisik-berhubungan dengan kondisi perbaikan
n'lemengaruhi kesehatan individu dan keluarga, rumah, material yang digunakan untuk membangun,
dengan penekanan hanya di lingkungan sosial dan fasilitas dan penataannya.
Ilsik individu atau keluarga. Perspektif ekologis me­ Bagian penting dari pengkajian Iingkungan rumah
mandu pembahasan faktor kunci yang ada di ling­ sehubungan dengan kesehatan keluarga adalah eva­
kungan terkait dengan kesehatan keluarga dengan luasi sumber untuk mendukung kesehatan yang op­
berfokus terhadap mikro-, makro-, dan suprasistem timal bagi individu anggota keluarga dan unit ke­
keluarga. luarga. Pengkajian dapat behubungan dengan anggota
Individu dan kelompok keluarga memiliki rasa teri­ keluarga dari tiap usia dan berfokus pada berbagai
torial, juga disebut sebagai suatu perilaku spasial. Di jenis sumber seperti alat bantu atau akses terhadap
dalam keluarga terdapat dimensi spasial/ruang (fisik) informasi' seperti Internet.
dan perilaku dari teritorialitas. Perasaan memiliki Menjadi tunawisma merupakan suatu pengalaman
dan kedekatan antara anggota keluarga membentuk yang menggangu bagi keluarga. Hal tersebut meme­
komponen perilaku, sedangkan ruang fisik yang ak­ ngaruhi semua aspek fungsi keluarga dan berdampak
tual di rumah, halaman: nama keluarga dan alamat, pada kesehatan fisik dan emosi anggota keluarga.
serta sistem komunitas yang sering dikunjungi; seko­ • Lingkungan sekitar dan komunitas tempat keluarga
lah, pekerjaan, pusat pertokoan, gereja, dan institusi tinggal memberikan pengaruh luar biasa terhadap
komunitas dengan siapa keluarga berinteraksi-ada­ kesehatan keluarga. Kepuasaan terhadap lingkungan
lah aspek ruang dari teritorialitas. sekitar dan komunitas diketahui berhubungan dengan
Pengaruh pemukiman dapat dilihat dalarrt dua area kepuasaan terhadap kehidupan secara umum. Seko­
utama. Pertama, aspek psikologis yang memengaruhi lah di lingkungan merupakan makrosistem penting
BAB 9 DATA LlNGKUNGAN KELUARGA 243
yang berinteraksi dengan banyak keluarga. Semen­ mobilitas keluarga, stres keluarga dan pelayanan ke­
tara sekolah dapat memberikan dukungan yang ber­ sehatan serta keputusim pendanaan federal pada pro­
harga bagi kesehatan anggota keluarga, seperti klinik gram transisi bagi keluarga tunawisma.
keluarga berbasis sekolah. bahaya kesehatan sering • Komunitas pedesaan mempunyai pengarub yang
kali berhubungan dengan kehadiran sekolah. sangat berbeda secara drastis terhadap individu dan
Ligkungan sosiopolitik menimbulkan suatu ajang keluarga dibandingkan individu dan keluarga yang
yang besar disertai faktor. interaksi yang kompleks terdapat pada daerah perkotaan. Akhir-akhir ini ter­
untuk menciptakan suatu lingkungim yang dapat me­ jadi peningkatan minat dan kepedulian yang besar
mungkinkan atau membatasi kesempatan yang ber­ terhadap kebutuhan kesehatan dan kebutuhan lain
kaitan dengan keluarga. Contoh bagaimana keputus­ darikeluarga pedesaan. KeteJjangkauan pelayanan
an politis tentang kebijakan kesehatan dan keputusan kesehatan dan pelayanan lain yang diperlukan secara
legal dapat memengaruhi kehidupan keluarga secara umum terbatas bagi daerah terpencil secaraogeografis
luar biasa termasuk akibat dari Americans with begitu pula keterbatasan ekonomi.
Disabilitieis Act yang secara fungsional menngkat­ • Pedoman pengkajian rumah, lingkungan dan komu­
kan k~mpatan mendapatkan pekerjaan bagi orang onitas diuraikan, begitu pula pedoman untuk diagnosis
dewasa yang cacat sehingga menambah sumber eko­ dan intervensi keperawatan di area Iingkungan.
nomi keluarga, pengaruh hukum imigrasi tentang
244 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

• LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawablah pertanyaan terkait (pertanyaan yang diajukan disini juga
terkait dengan Bah 6 dan 8).
1. Kaji data identifikasi keluarga
1.1. Komposisi keluarga
1.2. Tipe bentuk keluarga

~ 1.3: Agama dan orientasi etnik

1.4. Status kelas sosial


1.5. Mobilitas kelas sosial
1.6: Tahap perkembangan dan riwayat keluarga
1.7. Dukungan sosiaVjaringan sosial
2. Kaji data lingkungan keluarga
2.1. Rumah
2.2. Lingkungan sekitar dan komunitas, termasuk mobilitas geografis
2.3. Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas
2.4. Persepsi dan perasaan keluarga tentang lingkungan keluarga dan komunitas
3. Sebutkan diagnosis keperawatan keluarga yang berhubungan dengan Iingkungan keluarga
4. Sebutkan 2 intervensi keperawatan keluarga yang bertujuan meningkatkan kesehatan
Iingkungan keluarga.
Jawab pertanyaan berikut.
5. Permukiman dapat memengaruhi perilaku dengan turut menimbulkan atau menyebarkan
stres. Beberapa aspek permukiman diid~ntifikasi sebagai hal yang sering menimbulkan
stres. Sebutkan tiga.
6. Bukti substansial dari keterkaitan antara permukiman yang sangat buruk dan keadaan ke­
sehatan fisiko Identifikasi tiga masalah kesehatan yang berhubungan dengan permukiman
yangburuk.
7. Ielaskan bagaimana kemajuan teknologi seperti meluasnya penggunaan Internet telah
memperluas kesenjangan dalam ketersediaan sumber keluarga pada keluarga berpenghasil an
rendah dan keluarga berpenghasilan tinggi.
8. Ielaskan tiga gangguan kesehatan yang biasanya ditemukan pada keluarga tunawisma.
9. Berikan contoh hubungan antara karakteristik ligkungan/komunitas dan kesehatan ke­
luarga.
10. Buku ini memberikan· tiga confoh spesifik tentang bagaimana lingkungan sosiopolitik
berhubungan dengan kesehatan keluarga, kbususnya sumber keluarga. Identifikasi satu
contoh dari pengalaman anda sendiri.
10

POLA DAN PROSES


KOMUNIKASI KELUARGA
~ISI BAB

PENGERTIAN KOMUNIKASI Penelitian Tentang Interaksi Pemikahan


UNSUR KOMUNIKASI POLA KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL DALAM KELUARGA
PRINSIP KOMUNIKASI FAKTOR YANG MEMENGARUHI POLA KOMUNIKASI
SALURAN KOMUNIKASI KELUARGA
PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL Pola komunikasi dalam Keluarga dengan Perbedaan Latar
Pengirim Fungsional
Belakang Etnik Kebudayaan
.Penerima Fungsional
Perbedaan Komunikasi Selama Siklus Kehidupan Keluarga
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL Perbedaan Gender dalam Komunikasi
Pengirim Disfungsional Perbedaan Komunikasi dalam Bentuk Keluarga
Penerima Fungsional . Perbedaan Komunikasi Berhubungan dengan Mini­
Pengiriman dan· Penerimaan Disfungsional Budaya Keluarga
POLA KOMUNIKASI FUNGSIONAL DALAM KELUARGA KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN GANGGUAN
.. Berkomunikasi Secara Jelas dan Selaras
KESEHATAN
Komunikasi Emosional
AREA PENGKAJIAN
Area Komunikasi yang Terbuka dan Keterbukaan diri
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Hierarki Kekuasaan dan Peraturen Keluarga
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
KonRik Keluarga dan Resolusi KonRik Keluarga
RANGKUMAN

~TUJUAN PEMBELAJARAN

1. MendeAnisikan istHah kunci dalam teeri dan literatur ko­ luarga dapat beragam karena keetnisan keluarga atau
munikasi. latar belakang kebudayaan, tahap siklus kehidupan ke­
2. MengidentiAkasi isi dan tingkat instruksi pesan serta luarga gender anggota keluarga bentuk keluarga, dan
t t

membandingkan pengaruh umpon balik negatif dan po­ minibudaya keluarga.


sitif. 8. Memberikan conloh bagaimana polo komunikasi dapat
3. Menjelaskan pengertian enam prinsip komunikasi beragam dalam keluarga dengan perubahan kesehatan
4. Menjelaskan bagaimana saluran komunikasi mencermin­ anggota keluarga.
kan hubungan keluarga. . 9. Menerapkan proses keperawatan pada sketsa hipolelis
5. Menyebulkan duo karakleristik pola komunikasi pengirim keluarga menggunakan area komunikasi dalam alat
t

dan penerima pesan yang fungsional dan disfungsional. pengkajian Friedman.


6. Menyebutkan dua karakteristik polo komunikasi fungsio­ 10. Mengidentifikasi cora utama polo komunikasi keluarga
nal dan disfungsional dolam keluarga. berbeda lintas budaya
7. Memberikan conloh bagaimana polo komunikasi ke-

245
246 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Komunikasi keluarga dinyatakan dalam bentuk konsep rawatan keluarga, bab ini· menekankan suatu sistem,
sebagai salah satu dari empat dimensi struktur sistem ke­ perspektif berorientasi pada proses dalam membahas ko­
luarga, kekuasaan, pengambilan keputusan, dan struktur munikasi keluarga.
peran serta norma dan nilai keluarga (Gambar 10-1). Di­ Penekanan dalam keperawatan adalah pada dimensi pe­
mensi tersebut saling berhubungan dan saling bergantung rBaku komunikasi, Akan tetapi, akhir-akhir ini lebih
secara erat. Karena keluarga merupakan suatu sistem so­ mekanistik. Hartrick (1997) pendekatan alternatif. bertolak
sial, terdapat interaksi dan umpan balik bersinambungan dari ·nilai manusiawi dan memfokuskan pada kapasitas
antara Iingkungan internal dan eksternal. Perubahan pada rasional perawat dan kliennya. Hartrick menguraikan lima
satu bagian sistem keluarga pada umumnya diikuti nengan kapasitas yang terkait dengan pengalaman komunikasi
perubahan kompensasi pada dimensi struktur internal. Wa­ perawat dengan kJien: (l) inisiatif. autentisitas dan
laupun dimensi ini tidak dapat dipisahkan dati kehidupan ketanggapan, (2) timbal balik dan sinkron. (3) menghargai
nyata, dimensi ini akan berhubungan secara individual da­ kompleksitas dan ambiguitas. (4) kesengajaan dalam
lam bahasan yang bertujuan heuristik (mencari solusi). berhubungan, dan (5) bercermin kembali. Hartrick
Struktur keluarga akhirnya dievaluasi untuk mengeta­ meyakini bahwa mekanistik yang berlebihan menggunakan
hui seberapa baik keluarga mampu memenuhi fungsi pendekatan perilaku pada komunikasi dapat membatasi
umum (pentingnya tujuan akhir bagi tiap anggota dan ma­ spontanitas dan yang pada akhirnya "menyembunyikan
syarakat). Struktur keluarga dan proses komunikasi terkait ekspresi niIai caring manusia yang sedang diupayakan
memfasilitasi pencapaian fungsi keluarga. Sebagai contoh, disiplin keperawatan agar melangkah ke depan" (him.
komunikasi keluarga yang memadai penting agar anak da­ 524). Walaupun bab ini sangat memfokuskan padadimensi
pat bersosialisasi, suatu fungsi dasar keluarga (Iihat Bab perilaku klasik komunikasi keluarga, perawat keluarga
15). Selain itu, pola komunikasi dalam sistem keluarga tidak kehilangan pandangan terhadap pentingnya sikap
mencerminkan peran dan hubungan anggota keluarga. Ko­ caring yang manusiawi. yang harus terIihat dalam hubungan
munikasi. dalam suatu keluarga dapat dipandang sebagai isi dan komunikasi an tara perawat dan keluarga (Watson,
poladandiuraikan sebagaisuatu komponen struktural. Se­ 1988) begitu puta di dalam l<eluarga mereka sendiri.
cara bersamaan, komunikasi di dalam keluarga dapat di­
anggap sebagaiinteraksi yangberuntun sepanjang waktu
dandikaji sebagai proses. Pada penerapan perspektif ini, fJIIPENGERTIAN

perilakudipandang sama dengan komunikasi. Dalam men­ KOMUNIKASI

jagaperspektif yang dominan ini dalam literatur kepe­


Komunikasi adalah proses pertukaran perasaail, keinginan,
kebutuhan, informasi, dan pendapat (McCubbin & Dahl,
1985). Galvin dan Brommel (1986) mendefinisikan komu­
nikasi keluarga sebagai suatu simbolis, proses transaksio­
nal menciptakan dan membagi arti dalam keluarga. Seperti
halnya setiap or~ng mempunyai gaya komunikasi yang
berbeda, begitu pula setiap ~eluarga mempunyai gaya dan
pol a komunikasi yang unik. Komunikasi yang jelas dan
fungsional antara anggota keluarga merupakan alat yang
penting untuk mempertahankan lingkungan yang kondusif
yang diperlukan untuk mengembangkan perasaan berharga
dan harga diri serta menginternalisasikannya. Sebaliknya,
komunikasi yang tidak jelas diyakini sebagai penyebab
utama fungsi keluarga yang buruk (Holman. 1983; Satir,
.1983; SaUr, Banmen, Gerber, & Gomori. 1991). Masalah
komunikasi yang problemaUs dalam keluarga terjadi di
mana-mana. Watzlawic dan rekari (1967). peneliti komu­
nikasi keluarga. memperkirakan bahwa 85% dari semua
pesan yang dikirimkan di dalam keluarga adalah salah
paham. .
Sepuluh bagian dicakup dalam bab ini; elemen komu­
nikasi; prinsip komunikasi; saluran komunikasi; proses
.Gombar 10-1. Dimensi struktvral keluarga komunikasi fungsional dan disfungsional; pola komunika­
BAB 10 POL A DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 247
si keluarga fungsional dan disfungsional; faktor yang me­ ubahan komunikasi secara konstan di antara individu
mengaruhi pola komunikasi kelu,arga; komunikasi dalam (Watzlawick, Beavin, & Jackson, 1967).
keluarga yang mengalami perubahan kesehatan; dan mene­ Pesan yang diawali oleh pengirim selalu didistorsi­
rapkan proses keperawatan pada komunikasi ke1uarga. baik oleh pengirim, sepanjang interaksi antara pengirim
dan penerima, maupun oleh penerima. Salah satu penye­
bab utama distorsi adalah kecemasan dari individu yang
PlJUNSUR KOMUNIKASI berinteraksi; semakin tinggi tingkat kecemasan, semakin
besar kemungkinan terjadi kesalahpahaman. Penyebab
Pola dan proses komunikasi akan dijabarkan dalam bab ini yang biasaterjadi lainnya adalah perbedaan dalam kerang­
sebagai suatu proses informasi di dalam keluarga atau sub­ ka acuan dari individu yang berinteraksi, karena tidak
sistem keluarga yang konsisten dengan kerangka sistem adanya persamaan, seperti perbedaan usia, latar belakang
secara UJTIum. Komunikasi memerlukan pengirim, saluran, etnik, atau jenis kelamin. Dalam interaksi sehari-hari, ang­
dan penerima pesan serta interaksi antara pengirim dan gota keluarga biasanya mengasumsikan bahwa anggota
penerima. Pengirim adalah orang yang mencoba untuk me­ keluarga yang lain mempunyai kerangka acuan yang sarna;
mindahkan suatu pes an kepada orang lain; penerima ada­ karena hal ini tidak benar untuk banyak kasus, sehingga
lah sasaran dari pengirim pesan; bentuklsaluran adalah rute kesalahpahaman terjadi.
pesan. Komunikasi diteruskan dari kognisi (pikiran) pe­
ngirim, melalui ruang, ke kognisi penerima. Modalitas
komunikasi yang dibahas secara luas di literatur mencakup PlJPRINSIP KOMUNIKASI
pembicaraan, tulisan dan media seperti televisi atau
Internet. Modalitas komunikasi yang ditulis dalam literatur Watzlawick dan rekan (1967), dalam tulisan seminar me­
komunikasi interpersonal dan komunikasi keluarga adalah reka teotang komunikasi keluarga, Pragmatics of Human
bahasa yang digunakan. Akan tetapi, terdapat banyak Communication, menekankan enam pfinsip komunikasi
keluargadengan anggotanya yang tidak dapat (atau me­ yang menjadi dasar untuk memahami proses komunikasi
milih untuk tidak) sepenuhnya berpartisipasi secara penuh keluarga. Pertama dan yang palingterpentingyaitu suatu
dalam ,modalitas komunikasi oral/pendengaran (mis., ibu pemyataan bahwa', tidak mungkin 'untuk tidak berkomu­
yang dapat mendengar dengan anak tunarungu, orang tua 'nikasi, karena' semua perilaku adalah komunikasi. Pada
Tunarungu dengan anak yang dapat mendengar, orang tua setiap situasi ketika terdapat duaorang atau lebih, individu
yang mengalami gangguan pendengaran dengan cucunya). mungkin atau tidak mungkin berkomunikasi secara verbal,
(Catatan: Kata tunarungu ditulis hurut besar untuk me­ tetapi mereka tidak dapat menghindarkan komunikasi non­
nunjukkan orang dewasa yang menjadi bagian dari komu­ verbal. Dalam konteks ini, referensi komunikasi nonverbal
nitas Tunarungu sosial-budaya, dan tidak ditulis dengan merupakan ekspresi tanpa bahasa seperti membalikkan
huruf besar jika hanya mengalami gangguan kondisi pen­ badan atau mengerutkan kening, tetapi bukan merupakan
dengaran saja). Pada keluarga yang mengalami gangguan bahasa isyarat.
pendengaran, anggota keluarga penyandang Tunarungu Prinsip kedua dari komunikasi adalah bahwa komuni­
atau gangguan pendengaran sebagian, komunikasi yang kasi mempunyai dua tingkat: informasi (isi) dan perintah
adekuat dari keluarga memerlukan penggunaan modalitas (instruksi). lsi yaitu apa yang sebenarnya sedang dikatakan
selain untuk bicara dan mendengar (Koester, 1992). Se­ (bahasa verbal) sedangkan instruksi menyampaikan mak­
bagai contoh, bahasa isyarat merupakan modalitas yang , sud dari pesan (Goldenberg & Goldenberg, 2000). lsi suatu
paling sering digunakan untuk keluarga yang berkomuni­ pesan dapat saja berupa pernyataan sederhana, tetapi
,kasi dengan orang tua Tunarungu dan anak yang dapat mempunyai meta-pesan atau instruksi bergantung pada
mendengar (Jones, 1995). Lansia penyandang tunarungu variabel seperti emosi, maksud, dan konteks, serta dapat
berat dapat diuntungkan dengan modalitas komunikasi diekspresikan secara nonverbal dengan kecepatan dan alur
menggunakan waktu yang tepat untuk mencantumkan da­ bicara, gerakan dan posisi tubuh serta nada suara. Sebagai
lam pertemuan, kelompok atau membaca pembicaraanl contoh, jika "Say a bosan" dibisikkan di bioskop oleh se­
bahasa bibir, yang mengintegrasikan lebih banyak isyarat orang anggota keluarga ke anggota yang lain, ini mungkin
visual dengan input pendengaran yang terbatas (Tye­ suatu komentar tentang kualitas film. Akan tetapi,jika pe­
Murray & Witt, 1007; Hallberg, 1996). san "Saya bosan" dengan sikap empati selama diskusi
Interaksi dalam arti yang lebih luas mengacu pada pe­ keluarga yang panjang, meta-pesan dapat menunjukkan
ngiriman dan penerimaan pesan, termasuk respons yang kemarahan, frustrasi, dan emosi. Pada contoh ini, emosi,
di~imbulkan oleh pesan terhadap penerima dan pengirim. maksud dan konteks telah menimbulkan arti yang berbeda
Interaksi bersifat dinamik, merupakan suatu proses per­ dalam pesan isi yang sarna. Dengan adanya perbedaan
248 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

antara dua tingkat komunikasi. anggota keluarga penerima yang mengatur diri terjadi jika pengirim memulai interaksi
pesan biasanya "lebih mas uk" dalam tingkat instruksi. dengan mengirimkan suatu pesan dan kemudian. karena
Prinsip komunikasi ketigti (Watzlawick et al.. 1967) input yang barn diterima dari pengirim, memodifikasi
berhubungan dengan "pemberian tanda baca (pungtuasi) " pesannya sebelum balasan mungkin atau diharapkan ter­
(Bateson. 1979) atau rangkaian komunikasi. Komunikasi jadi. Proses penyelesaian masalah dan pengambilan kepu­
melibatkan proses transaksi, dan dalam pertukaran tiap tusan bergantung pada umpan balik negatif. Proses ini
respons berisi komunikasi berikutnya, selain riwayat hu­ mulai saat masalah muncul dan teridentifikasi.
bungan sebelumnya (Hartman & Laird. 1983). Anggota Dalam situasi penyelesaian masalah keluarga. pengirim
keluarga masing-masing akan menjelaskan peristiwa dan atau orang yang memulai interaksi biasanya mengidenti­
urutan interaksi secara berbeda karena fikasi masalah. anggota keluarga kemudian menggali ma­
salah, berbagai solusi dibahas. dan akhimya dibuat kepu­
Tiap orang (dalam kasus ini seorang ibu dan anak wanita)
sangat meyakini bahwa apapun yang diketahui ibu dise­ tusari.
babkan oleh apa yang orang lain katakan. Dalam suatu Umpan balik positifmeningkatkan ketidakstabilan atau
peristiwa, serangkaian penjelasan antara anggota keluarga penyimpangan dari keadaan homeostasis. Secara' teoretis,
meniru dialog anak-anak yang sedang bertengkar:"Kau apabila umpari balik positif terus menggunakan potensi
yang mulai duluan!" dan seterusnya ... Merupakan hal kekuatan penyimpangan dari homeostasis atau stabilitas.
yang tidak berarti untuk mencari titik awal mulai terjadi­ ke suatu keadaan ketika sistem akan merusak sendiri atau
nya konflik di antara dua orang karena interaksi secara
tidak lagi berfungsi (Steinglass. 1978. dikutip dari
berulang yang kompleks ... (Wm. 210).
Goldenberg & Goldenberg, 2000). Argumentasi antara
Akibatnya tidak ada awal (penyebab) atau akhir (akibat) orang tua dan anak yang terus membesar adalah suatu
dalam transaksi komunikasi. karena terjadi respons sirku­ contoh jenis interaksi umpan balik positif keluarga yang
lar.Perilaku interpersonal (komunikasi) anggota ~eluarga biasa terjadi. Umpan balik positif tidak selalu menim­
karena itu paling baik dipahami dengan pandangan kausa­ bulkan konsekuensi yang berlawanan. Pada kenyatannya.
litas sirkular bukan linear. umpan balik positif diperlukan keluargaagar terjadi
Diskusi ·"lingkaranumpan "balik selanjutnya akan perubahan dan pertumbuhan. Mungkin terdapat' keadaan
mengklarifikasi ide penjelasan dalam komunikasi. Komu­ yang tidak stabil dan ketegangan sesaat dalam keluarga,
nikasi melayani sebagai suatu organisasi yang mempunyai namun untuk selanjutnya, p~nggunaan umpan balik positif
tujuari,dan proses penataan diri dalam keluarga. Proses secara selektif diperlukan untuk terjadinya suatu perubah­
penataan dirl dalam suatu sistem bergantung pada ko­ an dan pertumbuhan.
munikasi dua arah, yang disebut lingkaran umpan balik. Prtnsip komunikasi yang keempat diuraikan oleh
Menurut von Bertalanffy (1966), lingkaran umpan balik Walzlawick dan rekan (1967) yaitu terdapat dua tipe
adalah rantai "sirkular dan kausal." Gambar 10-2 menun­ komunikasi: Digital dan analogik. Komunikasi digital
jukkan lingkaran umpan balik dalam komunikasi yang adalah komunikasi verbal (atau isyarat) yang pada dasar­
memicu perubahan yang diperlukan dalam sistem keluarga nya menggunakan kata dengan pemahaman arti yang sa­
untuk menjaga sis tern "tetap dalam alur". Anggota kelu­ rna. Jenis komunikasi yang kedua, analogik, yaitu ide atau
arga dapat mengubah komunikasinya (output) berdasarkan sesuatu hal yang dikomunikasikan, dikirim secara non­
informasi yang diterimanya tentang akibat dari outputnya verbal dan sikap yang representatif (Hartman & Laird.
terdahulu atau output dari anggota keluarga lain. Melalui 1983). Komunikasi analogik dikenal sebagai bahasa ~ubuh,
mekanisme umpan balik. porsi dari tiap output sistem mengirim pesan melalui sikap tubuh, ekspresi wajah, irama
dikenalkan kembali pada output aslinya (Goldenberg & dan nada kata yang diucapkan (isyarat). "atau berbagai
Goldenberg, 2000). Pertukaran komunikasi yang yang te­ manifestasi nonverballainnya (non-bahasa) yang dapat di­
rus menerus terjadi dalam keluarga-melibatkan penge­ lakukan oleh seseorang" (Watzlawick et aI., hIm. 62). Ko­
nalan informasi baru, perbaikan penye1esaian masalah munikasi analogik yang menyampaikan metakomunikasi,
akibat informasi yang salah. penyelesaian kesalahpahaman walaupun sering kali ambigu dan tidak ringkas tetapi cen­
dan konflik, dll. Lingkaran umpan balik diperlukan dalam derung sebagai cara mengomunikasikan hubungan yang
transaksi ini "dapat negatif atau positif. Secara paradok­ lebih kuat (Hartman & Laird).
sikal, umpan batik negatif dipandang "positif' karena ber­ Prinsip komunikasi kelima diuraikan oleh kelompok
sifat korektif; umpan balik ini mengatur atau memodulasi yang sarna dari beberapa ahli teori komunikasi keluarga
komunikasi atau alur informasi sehingga sistem dapat (Watzlawick, Beavin. & Jackson, 1967) yang disebut
menyesuaikan secara homeostatis untuk mempertahankan prinsip redundansi (kemubaziran). Telah dillmati secara
stabilitas. Negatif bukan berarti menghakimi, tetapi hanya konsisten bahwa interaksi keluarga di dalam kisaran
sebagai acuan arah alur informasi. Umpan balik negatif terbatas dari urutan perilaku berulang. Oleh karena itu,
BAB 10 POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA. 249
pelaku interaksi lainnya (mis., kedua pasangan sama-sama
berpartisipasi untuk memutuskan ke mana mereka akan
pergi pad a saat liburan). Dalam komunikasi komplemen­
Pesan
ter, perilaku seorang pelaku interaksi melengkapi perilaku
pelaku interaksi lainnya (mis., suami berkata ia telah me­
milih tempat tertentu untuk berlibur dan isterinya meng­
anggukkan kepalanya bahwa ia telah mendengar apa yang
disampaikan suaminya). Jika.satu dari dua tipe komunikasi
tersebut digunakan secara konsisten dalam hubungan ke­
iuarga, tipe komunikasi ini mencerminkan n!lai dan peran
serta pengaturan kekuasaan keJuarga.
Sebagai contoh, peneliti yang meneliti tentang komuni­
kasi dan hubungan peran keluargl;l pada keluarga dengan
Gambar 10-2. lingkaran umpan balik negatif. (Diambil orang tua yang Tunarungu, dengan melalui penglihatan
dari von BertalanFfy; 1968.)
mengetahui apakah anak yang dapat mendengar meng­
asumsikan peran yang tidak sesuai dan kekuasaan dalam
keputusan keluarga. Jones dan Dumas (1996) meJaporkan
apabila pengamat keluarga kehilangan satu dari urutan atau
bahwa. selama kegiatan untuk merencanakan gambaran
pola perilaku, menurut prinsip pengulangan, urutan ini
liburan bersama, orangtua yang Tunarungu lebih terlibat
akan segera dimanifestasikan sendiri lagi. Prinsip ini me­
dalam diskusi dengan anaknya tentang Iiburan (hipotesis)
rupakan dasar pengembangan penelitian keluarga yang
(mis., terdapat lebih banyak bukti simetris dalam pola
menggunakan keterbatasan pengamatan interaksi keluarga
komunikasi). Temuan tersebut konsisten dengan posisi
sehinggadapat memberikan penghayatan yang valid ke
Rienza (1990) bahwa orang tua yang Tunarungu lebih
dalam pola umum komunikasi keluarga.
demokratis dan kurang otoriter terhadap anaknya diban­
Watzlawick dan rekan (1967) menekankan bahwa urut­
dingkanorang. tuayang mempunyai.pendengaran normal.
an perilaku berulang merupakan pola komunikasi sirkular.
seperti yang tercermin pada perbedaan dalam pola komu­
Pola komunikasi sirkular yang betulang terjadi pada tiap
nikasi. Rienza menemukan bahwa ayah yang dapat men­
keluarga. Contoh pola komunikasi berulang dalam suatu
dengar sering kali tidak menyertakan anak-anak mereka
keluarga· adalah seperti pada skenario berikut ini. Pad'a
dalam membahas rencanamakanan;sementara seorang
keluarga Lopez, ketika anak yang terkecil marah dan
ayah yang Tunarungu secara umum;melibatkan anak me­
berperilaku temperamen, ibunya dengan bergegas mende­
reka dalam percakapan, dan menegosiasikan serta memu­
katinya untuk mendiamkannya. Anak tersebut kemudian
syawarahkan ketidaksetujuan. Contoh ini menggambarkan
merespons dengan menuntut menggunakan caranya dan
bagaimana perbedaan dalam pola komunikasi mencermin­
ibu memberikan apa yang dimintanya. Wright dan Leahey
kan hubungan peran.
(1984) menyarankan membuat diagram pola komunikasi
sirkular, karena diagram cenderung untuk "membuat lebih
konkret dan menyederhanakan urutan berulang yang ter­
~SALURAN KOMUNIKASI
dapat dalam suatu hubungan" (hIm. 56). Elemen dasar dari
diagram pola sirkular dapat dilihat pada Gambar 10-3, dan Saluran alur informasi adalah rute informasi untuk
contoh diagram disajikan pada Gambar 10-4. mencapai penerima. Jaringan komunikasi keluarga juga
Pola interaksi berulang dalam keluarga merupakan berkenaan dengan alur pesan ke belakang dan ke depan
bukti bahwa peraturan komunikasi berjalan dalam kelu­ antara anggota keluarga (Jenkins. 1995). Dalam keluarga,
arga. Pola ini secara alami muncul sebagai konsekuensi hal ini melibatkan alur informasi antara berbagai rangkaian
dari interaksi multipel an tara anggota keluarga, begitu me­ hubungan atau anggota. Contoh pada keluarga patriarkal
reka mengetahui apa yang diharapkan dari masing-masing memiliki tipe komunikasi komando yang berawal dari ayah
anggota keluarga. Knapp (1984) menegaskan bahwa ter­ ke ibu lalu ke anak. Komunikasi tipe ini disebut jaringan
dapat peraturan yang tertutup dan terbuka untukmeng­ komunikasi vertikal. Keluarga mempunyai alur komuni­
informasikan kepada anggota keluarga kapan dan apa kasi informasi. yang biasa digunakan yang menunjukk;ln
komunikasi yang dibutuhkan, dipilih, danlatau dilarang. struktur/kekuasaan keluarga (seperti contoh yang baru di­
Prinsip komunikasi keenam yang diuraikan oleh uraikan), kedekatan hubungan, peran keluarga, dan po­
Baleson dan rekan (1963) adalah semua interaksi komu­ pularitas atau sentralitas anggota individu. diindikasikan
nikasi yang simetris atau komplementer. Pada komunikasi oleh terpusatnya banyak saluran informasi pada satu orang.
simetris, perilaku pelaku interaksi bercermin pada perilaku Orang ini bertindak sebagai perantara atau mediator di
250 .BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

penerimaan pesan baik isi maupun tingkat instruksi pesan


yang langsung dan jelas (Sells, 1973), serta sebagai ke­
Perilaku
selarasan antara isi dan tingkat instruksi (Satir, 1983; Satir
et aI., 1991) (Iihat Tabel 10-1). Dengan kata lain, komu­
nikasi yang sehat dan fungsional dalam suatu keluarga
memerlukan pengirim untuk mengirimkan maksud pesan
melalui saluran yang relatif jelas dan penerima pesan
mempunyai pemahaman arti yang sarna dengan apa yang
dimaksudkan oleh pengirim (Sells). Komunikasi efektif
berarti menyesuaikan arti dan mencapai konsistensi dan
keselarasan antara pesan yang dimaksud dan pesan yang
Perilaku diterima. Jadi, komunikasi efektif dalam keluarga adalah
suatu proses definisi konstan dan redefinisi yang akan
· Gombar 10-3. Unsur dasar diagram polo komunikasi sir­ . mencapai kesesuaian tingkat isi dan instruksi dari suatu
kular ( Wright & leahey, 1994) pesan. Baik pengirim maupun penerima harus secara aktif
terlibat dan mampu saling bertukar posisi baik sebagai
pengirim maupun penerima selama proses komunikasi.
keluarga. Sebaliknya, tidak adanya saluran pada anggota Pada dua bagian ini, terdapat tinjauan uraian perilaku
keluarga dapat menunjukkan ketidakpopuleran, rasa takut, verbal yang spesifik dari pengirim dan penerima fungsio­
penolakan, atau posisi orang di hiar anggota keluarga. nal yang digunakan ketika berkomunikasi. TabellO-l me­
Sebagai contoh, anak-anak dari keluarga imigran yang ringkas proses tersebut.
baru dapat berbicara dalam dua bahasa lebih cepat daripada
orang tua mereka, sebagai penerjemah bagi keluarga, se­
PENGIRIM FUNGSIONAL
hingga mengasumsikan suatu posisi sebagai perantara
antarakeluarga dan sistem lain. Bab 11 (Kekuasaandan Satir (1967) menyatakan bahwa pengirim yang berkomu­
· Pembuatan KeputusanKeluarga) selanjutnya menjelaskan nikasi secara fungsional dapat (a) menyatakan maksudnya
proses tersebut. dengan tegas dan jelas, (b) mengklarifikasi dan menguali­
fikasi apa yang ia katakan, (c) meminta umpan balik, dan
(d) terbuka terhadap urnpan balik.
e.>PROSES KOMUNIKASI
MENYATAKAN KASUS DENGAN TEGAS DAN JELAS. Salah
FUNGSIONAL
satu landasan untuk secara tegas menyatakan maksud sese­
orang adalah penggunaan komunikasi yang selaras pada
Menurut sebagian besar terapi keluarga, komunikasi fung­
tingkat isi dan instruksi (Satir, 1975). Sebagai contoh, pada
sional dipandang sebagai landasan keberhasilan, keluarga
kasus seseorang yang sedang marah, pesan literal konsis­
· yang sehat (Goldenberg & Goldenberg, 2(00) dan komu­
ten dengan nada suara, posisi dan sikap tubuhnya.
nikasi fungsional didefinisikan sebagai pengiriman dan
INTENSITAS DAN KETERBUKAAN. Ketika seseorang ber­
komunikasi, pengirim meminta sesuatu dari penerima. Per­
mintaan tersebut meliputi berbagai tingkat intensitas dan
keterbukaan, keduanya melibatkan seberapa tegas pengi­
Anak tantrum
rim menyatakan pesannya. Intensitas berkenaan dengan
kemampuan pengirim mengomunikasikan petsepsi inter­
nal dan perasaan, keinginan, dan kebutuhan secara efektif
dengan intensitas yang sarna c;lengan persepsi internal yang
dialaminya. Agar terbuka, penginm fungsional mengin­
formasikan kepada penerima tentang keseriusan pesan
dengan menyatakan bagaimana penerima seharusnya me­
respons pesan tersebut. Sebagai contoh tingkat keterbuka­
an yang tinggi adalah: "Saya ingin pulang ke rumah se­
'bu menenangkan anak dan karang. Saya sangat lelah."
membiarkan anak pergi ke taman
MENGKLARIFIKASI DAN MENGUAUFIKASI PESAN. Karak­
Gombar 10-4. Contoh diagram polo komunikasi sirkular. teristik penting kedua dan komunikasi yang fungsional
BAB 10 POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 251
menurut Satir adalah penggunaan pernyataan Idarifikasi
dan kualifikasi. Pernyataan tersebut memungkinkan pengi­ TABEL 10-1
rim untuk lebih spesifik dan memastikan persepsinya ter­
hadap kenyataan dengan persepsi orang lain. Contoh jenis PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL DAN
pemyataan klarifikasi dan kualifikasi tipe spesifik meliputi DISFUNGSIONAL YANG SPESIFIK
pemyataan "Saya ingin" (Strayhorn, 1977) seperti "Jangan PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL
ganggu saya ketika say a sedang mendisiplinkan anak­
anak" atau pernyataan "Saya merasa", misalnya "Saya ka­ PENGIRIM
dang merasa frustrasi ketika tangan saya sakit sehingga Menyatakan maks~d dengan tegas dan ielas
saya tidak mampu melakukan pekerjaan rumah" (seorang Mengklarifikasi dan mengualifikasi pesan
pria yang mengalami artritis). Meminta umpan balik
MEMINTA UMPAN BAUK. Unsur ketiga dari pengirim Terbuka terhadap umpan balik
fungsional adalah meminta umpan balik, yang memung­ PENERIMA
kinkan ia untuk memverifikasi apakah pesan diterima se­ Mendengarkan secara aktif dan efektif
cara akurat, dan memungkinkan pengirim untuk menda­ Memberikan umpan balik
patkan informasi yang diperlukan untuk mengklarifikasi
Memvalidasi nilai dan kesetaraan pesan
maksud. Pada contoh berikut ini, pengirim meminta um­
pan balik untuk meperoleh persepsi penerima atau reaksi PROSES KOMUNIKASI
terhadap pesan yang sudah dikomunikasikan oleh pengi­ DISFUNGSIONAL
rim: "Saya terus bertanya kepada diri saya sendiri, apakah
kita harns memberitahukan kepada anak-anak bahwa saya PENGIRIM
menderita kanker? Bagaimana I11enurutmu? Atau "Karena Membuat asumsi
kegiatanmu masih dibatasi akibat kondisi jantungmu, me­ Mengekspresikan perasoan secara tidak ielas
nurnt saya orang tuamu seharusnya datang berkunjung Membuat respons yang menghakimi
pada lain waktu. Apa reaksimu?" Tidakmampu mendeGnisikan kebutuhan sendiri
TERBUKA TERHADAP UMPAN BAliK. Pengirim yang ter:.. Menampilkan komunikasiyang tidak sesuai
bukaterhadap umpan balik akan menunjukkan kesediaan PENERIMA
untuk mendengarkan, bereaksi· tanpa defensif. dan men­ Gagal untuk mendengarkan
coba untuk memahami. Agar mengerti, pengirim harns Menggunakan diskualifikasi
mengetahui validitas pandangan penerima. Jadi dengan
Merespons secara negatif dan kasar
meminta kritik yang lebih spesifik atau pernyataan "me­
Gagal menggali peson pengirim
mastikan", pengirim menunjukkan penerimaannya dan mi­
natnya terhadap umpan balik. Gagal memvalidasi peson
PENGIRIM DAN PENERIMA
Berkomunikasi dengan panl'ang gelombang (topik) yang
PENERIMA FUNGSIONAL berbeda (pembicaraan para el)
Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
Penerima fungsional mencoba untuk membuat pengkajian
maksud suatu pesan secara akurat. Dengan melakukan ini,
mereka akan lebih baik menpertimbangkan arti pesan
dengan benar dan dapat lebih tepat mengkaji sikap dan MENDENGARKAN. Kemampuan untuk mendengar secara
maksud pengirim, serta perasaan yang diekspresikan da­ efektif merupakan kualitas terpenting yang dimiliki oleh
lam metakomunikasi. Menurnt Anderson (1972), penerima penerima fungsional. Mendengarkan secara efektif berarti
fungsional mencoba untuk memahami pesan secara penuh memfokuskan perhatian penuh pada seseorang terhadap
sebelum mengevaluasi. Ini berarti bahwa terdapat analisis apa yang sedang dikomunikasikannya dan menutup semua
motival'i dan metakomunikasi, serta isi. Informasi barn, hal yang akan merusak pesan. Penerima secara penuh me­
diperiksa dengan informasi yang sudah ada, dan keputusan merhatikan pesan lengkap dari pengirim bukan menyalah­
untuk bertindak secara saksama dipertimbangkan. Men­ artikan arti dari suatu pesan. Pendengar pasif merespons
dengar secara efektif, memberi umpan balik, dan mem­ dengan ekspresi datar dan tarnpak tidak peduli sedangkan
validasi tiga teknik komunikasi yang memungkinkan pe­ pendengar aktif dengan sikap mengomunikasikan secara
nerima untuk memahami dan merespons pesan pengirim aktif bahwa ia mendengarkan. Mengajukan pertanyaan
sepenuhnya (lihat TabellO-l). merupakan bagian penting dari mendengarkan aktif
252 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

(Gottman. Notarius, Gonso. & Markman, 1977). Mend,e­ PENGIRIM DISFUNGSIONAL


ngarkan secara aktif berarti menjadi empati, berpikir ten­
Komunikasi pengirim disfungsional sering kali tidak efek­
tang kebutuhan dan keingingan orang lain, serta menghin­
tif pada satu atau lebih karakterislik dasar dari pengirim
darkan terjadinya gangguan alur komunikasi pengirim.
fungsional: Dalam menyatakan kasus, mengklarifikasi dan
MEMBERIKAN UMPAN BALIK. Karakteristik utama kedua mengualifikasi, dalam menguraikan, dan/atau keterbukaan
dari penerima fungsional adalah memberikan umpan balik terhadap umpan ,balik. Penerima sering kali ditinggalkan
kepada pengirim yang memberitahu pengirim bagaimana dalam kebingungan dan harus menebak apa yang menjadi
penerima menafsirkan pesan. Pertanyaan ini mendorong pemikiran atau perasaan pengirim pesan. Komunikasi pe­
pengirim untuk menggali lebih lengkap. Sebagai contoh, ngirim disfungsional dapat bersifat aktif atau defensif se­
"Apa yang anda maksud ketika anda mengatakan saya cara pasif serta sering menuntut untuk mendapatkan umpan
mudah frustrasi terhadap saudara wanita saya?" balik yang jelas dari penerima. "Komunikasi yang tidak
. Umpan balikjuga dapat melalui suatu proses keterkait­ sehat dari pengirim dibahas dalam lima kategori utama:
an. Yaitu, penerima membuat suatu hubungan an tara peng­ Asumsi, ekspresi perasaan secara tidakjelas. ekspresi yang
alaman pribadi terdahulu (Gottman et.al., 1877) atau ke­ menghakimi, ketidakmampuan mendefinisikan kebutuhan,
jadian yang terkait dengan komunikasi pengirim. Sebagai dan komunikasi yang tidak sesuai.
contoh, pada akhir kehamilan trimester terakhir, Maria
MEMBUAT ASUMSI. Ketika asumsi dibuat, pengirim meng­
mengomentari perawat keluarga,"Saya mudah sekali me­
andalkan apa yang penerima rasakan atau pikirkan tentang
rasa murung dan saya tidak pernah seperti ini sebelum saya
suatu peristiwa atau seseorang tanpa memvalidasi per­
hamil." Perawat dapal merespons dengan mengatakan,
sepsinya. Pengirim disfungsional biasanya tidak menyada­
"Isteri saya juga mengalami hal yang sarna ketika ia se­
ri asumsi yang ia buat. Ia jarang mengklarifikasi isi atau
dang hamil" atau "banyak wanita yang pernah saya temui
maksud pesan sehingga dapat terjadi distorsi pesan. Apabila
mengalami perasaan yang sama seperti anda".
hal ini terjadi, ini dapat menimbulkan kemarahan pada
Melakukan parafrase dan memeriksa persepsi adalah
penerima, yang diberi pesan, yang pendapat serta
bentuk lain dari umpan balik dan dapat dicapai dengan
perasaannya tidak dianggap. Contohlainterkait dengan,
bertanya atau membuat pernyataan rangkuman pesan
membuat asumsi adaJah ketika pengirim bertindak sebagai
pengirim (Gottman, et aI., 1977). Penerima melakukan hal
. pembieara bagi orang lain dengan mengatakan apa yang
ini dengan mengulangi pernyataan pengirim pes an meng­
dipikirkan dan dirasakan oleh orang Jain tersebut (Gottman
gunakanbahasanya sendiri. Tujuan sentral dari parafrase
et.a!., 1977). Sebagai contoh, kakak laki-Iaki; tanpa menilik
adalah untuk mengklarifikasi pesan pengirim (mis., "Jadi
adik perempuannya,berkomentar: "Cukup jelas bahwa ia
anda mengatakan ..." Atau "Apa yang saya mengerti ada­
tidak tertarik untuk menonton dengan kita". Atau pengrim
lah ...").
mungkin mengandalkan bahwa orang lain mempunyai
MEMBERIKAN VALIDASI. Teknik ketiga utama penerima persepsi, pemikiran dan perasaan yang sama dengannya
fungsional menggunakan validasi. Dalam penggunaan va­ (Satir, 1983) (eontoh, "Saya tidak suka pergi ke klinik,
Iidasi, penerima menyampaikan pemahamannya terhadap sarna halnya dengan orang lain").
pemikiran dan perasaan pengirim (mis.,"Saya mengerti
MENGEKSPRESIKAN PERASAAN SECARA TIDAK JELAS.
apa yang anda pikirkan dan rasakan" atau "Masukakal dan
Tipe lain dari komunikasi disfungsional oleh pengirim
beralasan anda merasa demkian"). Validasi tidak tidak ber­
adalah pengungkapan perasaan yang tidak jelas. Karena
arti penerima setuju dengan pesan yang dikomunikasikan
takut ditolak, ekspresi perasaan pengirim dilakukan de­
pengirim, tetapi menunjukkan penerimaan atau pesan ter­
ngan sikap terselubung dan sama sekali tertutup. Pada
sebut berharga (Gottman, et aI., 1977).
contoh lain, pengirim dapat mengekspresikan perasaannya,
namun melakukannya tanpa intensitas yang sarna dengan
PafPROSES KOMUNIKASI perasaan yang dipersepsikan secara internal, situasi yang
DISFUNGSIONAL biasa terjadi adalah perasaan tersebut tidak diungkapkan.
Ueapan yang kasar, sering kali tidak jelas dan me­
Sarna halnya dengan ada caraberkomunikasi yang fung­ mungkinkan pengirim untuk menghindari tanggungjawab
sionaI, ada pula eara berkomunisasi disfungsional dengan atas perasaan bermusuhannya. ApabiJa dikonfrontasi, 'pe­
berbagai tingkat dan waktu bagi kebanyakan orang (Tabel ngirim akan selalu dapat membalas bahwa ia hanya
10-1). Bagian berikut ini memberikan gambaran tentang bercanda, sebagai eontoh, komentar seorang ibu bahwa
komunikasi disfungsional dari pengirim dan penerima serta "Tentu saja, adanya ayah untuk bermain dengan anak laki­
komunikasi disfungsional yang juga melibatkan pengirim lakinya, semenl<ira adanya ibu untuk mengerjakan semua
dan penerima. pekerjaan dalam mengasuh mereka". Contoh lain dari
BAB 10 . POLA'DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 253
komunikasi yang tidak jeJas adalah "sangat beralasan" memenuhi kebutuhan mereka. Sering' kaJi, pengirim dis­
(Satir et aI., 1991) apabila kata-kata pengirim tidak ada fungsional secara tidak sadar merasa tidak berharga, tidak
hubungannya dengan apa yang dirasakannya. Pesan di­ berhak untuk mengungkapkan kebutuhannya atau berharap
nyata~an dengan cara yang tidak emosiona1. Berdiam diri kebutuhan pribadinya akan dipenuhi. Kebutuhan yang ter­
merupakan kasus lain tentang pengungkapan perasaan sembunyi untuk dilimpahi kasih sa yang didefinisikan se­
yang tidak jelas; pengirim merasa mudah tersinggung ter­ bagai kebutuhan yang tidak terungkap untuk mendapatkiin
hadap penerima yang tetap .tidak mengungkapkan kema­ bantuan, empati, atau aspek "diperhatikan". Kebutuhan ini
rahannya secara terbuka dan/atau mungkin mengalihkan juga mencakup harapan agar orang lain seharusnya mampu
perasaannya ke orang atau benda lain (Satir. 1983). Atau untuk mengantisipasi kebutuhan pengirim dan bahwa ia
pengirim mengekspresikan kemarahannya sebagai gertak­ meminta perhatian atau bantuan atas permintaan yang tidak
an defensif untuk menutupi perasaannya yang terluka, memuaskan (Strayhorn, 1977). Sebagai contoh, setelah te­
bukan mengekspresikannya berdasarkan emosi ketersing­ rapi radiasi, Jane kadang mua!. Rekannya, Margaret, tidak
gungan. Teknik komunikasi ini digunakan secara ekstensif. mengetahui perasaan tidak nyaman Jane, dan tidak men a­
ApabiJa rasa tersinggung (eTflosi yang mendasari) di­ warkan diri untuk menyiapkan makan malam. Ketika Jane·
ungkapkan, bukan menutupi emosi, kemarahan, penerima akhirnya meminta bantuan Margaret, Jane merasa marah,
kemudian biasanya bereaksi dengan sikap yang lebih sesuai walaupun Margaret langsung setuju memenuhi perminta­
dan positif. annya untuk menyiapkan makan mal am. Permintaan yang
tertutup dibuat tanpa mengakui "kepemilikan" (pengirim
MEMBUAT RESPONS YANG MENGHAKIMI. Respons yang tidak secara terbuka menerima keinginannya) (Strayhorn)
menghakimi adalah komunikasi disfungsional yang di­ (mis., HAnda akan merasa baik jika meluangkan lebih
tandai dengan kecenderungan untuk secara konstan meng­ banyak waktu bersama hewan peliharaan") (pengirim tidak
evaluasi pesan menggunakan sistem nilai pengirim. secara langsung meminta orang lain untuk meluangkan
Pernyataan yang menghakimi selalu mengandung moral Jebih banyak waktu bersama hewan peliharaan). Keluhan
tambahan. Pesan pernyataan tersebut jelas bagi penerima dapat merupakan pesan tidak langsung ten tang kebutuhan
bahwa pengirim pesan mengevaluasi nilai dari pesan orang atau keinginan pengirim, diungkapkan dalam bentuk keti­
lain sebagai "benar" atau "salah", "baik" atau "buruk", dakpuasan. Sebagai contoh, pasangan Smith, pada usia 70
"normal"atau "tidak normal". Tidak hanya pesan yang se­ tahun, mengeluh kepada anak anaknya, "Kalian tidak per­
dang dievaluasi atau dinilai, namun juga pengirim pesan nah mengunjungi kami." (Bukan menyampaikan "Datang­
yangsecara tidak langsung dievaluasi atau dinilai. Dua lah untuk makan malam pada hari Rabu.")
jenis ekspresi yang menghakimi adalah pernyataan atau
pertanyaan yang merendahkan dan pernyataan HAnda KOMUNIKASI YANG TIDAK SESUAI. Penampilan komuni­
seharusnya". Menghina (merendahkan) dan menyalahkan kasi yang tidak sesuai merupakan jenis komunikasi yang
menimbulkan konotasi negatif dan menghakimi. Ekspresi disfungsional dan terjadi apabila dua pesan yang berten­
yang menghukum bisa juga mengandung kebutuhanter­ tangan atau lebih secara serentak dikirimkan (Goldenberg
sembunyi yang tidak terpenuhi atau ketidakpuasan yang & Goldenberg, 2000). Penerima ditinggalkan dengan teka­
tidak terungkap dengan orang lain yang diajak berinter­ teki tentang bagaimana harus merespons. Dalam kasus ke­
aksi, sebagai contoh, "Anda betul-betul ceroboh" (berla­ tidaksesuaian pesan verbal dan nonverbal, dua atau lebih
wanan dengan "Saya ingin Anda untuk lebih berhati-hati pesan literal dikirimkan secara serentak bertentangan satu
ketika membawa segelas susu"). Menyalahkan terjadi da­ sarna lain (mis., "perilaku baik Jimmy" dHkuti dengan
lam keluarga yang ditandai dengan orang yang menyalah­ "Apakah saya mengatakan kepada anda minggu lalu ia
kan menginginkan agar penerima mengetahui siapa yang berkelahi lagidi sekolah?"). Pada ketidaksesuaian verbal­
menjadi atasan. Dalam keluarga, orang yang Il'lenyalahkan nonverbal, pengirim mengomunikasikan suatu pesan seca­
sering disebut dengan "tiran" (Satir, 1975; Satir et aL, ra verbal, namun melakukan metakomunikasi nonverbal
1991). Kata-kata "seharusnya" atau, "harus" menyiratkan yang bertentangan dengan pes an verbal (Satir, 1983). Ini
bahwa pengirim adalah tokoh otoriter yang dapat meng­ biasanya diketahui sebagai Hpesan campuran", misalnya
hakimi orang lain karena ia mengetahui apa yang "baik': "Say a tidak marah pada Anda I" diucapkan dengan keras,
atau "buruk". nada suara tinggi dengan tangan mengepal.

KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENDEFINISIKAN KEBUTUH­


PENERIMA DISFUNGSIONAL
AN SENDIRI. Pengirim disfungsional tidak hanya tidak
mampu untuk mengekspresikan kebutuhannya, namun Jika penerima disfungsional, terjadi komunikasi yang
juga karena takut ditolak menjadi tidak mampu mende­ terputus karena pesan tidak diterima sebagaimana yang
finisikan perilaku yang ia harapkan dari penerima untuk dimaksud karena kegagalan penerima untuk mende­
254 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

ngarkan, atlfu menggunakan diskualifikasi. Merespons se­ sebelum terjadi perbaikan pada ancaman itu, dikemukakan
.cara ofens if, gagal menggali pesan pengirim, dan gagal oleh pengirim. Seseorang yang menerima pesan berespons
memvalidasi pesan, merupakan karakteristik disfungsional terhadap isu yang tidak ada hubungannya, yang melukai
lainnya. . atau mengancam pengirim-yaitu, penerima menggunakan
"serangan balik;"
GAGAL UNTUK M·ENDENGARKAN. Dalam kasus gagal
lsteri: Saya sangat jarang melihatmu membuat batasan un­
untuk mendengarkan, suatu pesan dikirimkan, namun pe­ tuk anak-anak.
nerima tidak memerhatikan aatau mendengarkan pesan ter­
Suami: Setelah 5 tahun saya bertanya-tanya kapan kamu
sebut. Terdapat beberapa alasan terjadinya kegagalan
belajar memasak makanan yang layak.
untuk mendengarkan, berkisar dari tidak ingin memerha­
Penerima disfungsional dapat memberikan ciri negatif atau
tikan hingga tidak memiJiki kemampuan uniuk mende­
penghinaan terhadap pengirim. Dengan kata lain, penerima
ngarkan. Hal ini biasanya terjadi karena distraksi, seperti
menyerang dengan menghina bukan langsung ditujukan
bising, waktu yang tidak tepat, atau kecemasan tinggi
kepada isu (Gottman, et.al, 1977).
(Sells, 1973) atau hanya karena gangguan pendengaran.
Cara yang sering digunakan pada individu yang tidak men­ GAGAL MENGGALI PESAN PENGIRIM. Untuk mengklari­
dengarkan adalah dengan mengabaikan pesan. Kegagalan fikasi maksud atau arti dari suatu pesan, penerima fungsio­
untuk mendengarkan menyebabkan distorsi dan kesalah­ nal mencari penjelasan lebih lanjut. Sebaliknya, penerima
tafsiran terhadap pesan. DiskuaIifikasi merupakan respons disfungsional menggunakan respons tanpa menggali, se­
tidak langsung yang memungkinkan penerima untuk tidak perti membuat asumsi (seperti yang dibahas terdahuJu),
menyetujui suatu pesan tanpa benar-benar tidak menye­ memberikan saran yang prematur, atau memutus komu­
tujui kadang berupa "Ya-tetapi". Penerima disfungsional nikasi. Ketika penerima disfungsional tidak ingin me­
menyetujui sebagian dari maksud suatu pesan, semen tara lanjutkan pembicaraan tentang isu hangat tersebut, ia
pada waktu yang bersamaan mencari sesuatu yang salah membuat pernyataan atau menggunakan tindakan yang
dengan pendapat, perasaan, atau saran pengirim (Gottman membatasi diskusi selanjutnya tentang isu tersebut. Teknik
et aI., 1977). ini sering digunakan untuk menghindarkan perasaan tidak
nyaman atau negatif (Strayhorn, 1977), sebagai contoh,
MENGGUNAKAN DISKUALlFIKASI. Penerima disfungsio­
"Mari kita lupakan saja" dan "Ini tidak begitu penting".
nal 'dapat menerapkan pengeJakan untuk mendiskuali­
Selain itu, tindakan fisik merupakan cara lain untuk me­
. fikasikansuatu pesan dengan menghindari isu penting.
mutuskan komunikasi. Sebagai contoh, penerima dapat
·Diskualifikasi· adalah respons tidak langsung yang me­
meninggalkan ruangan, terlibat dalam kesibukan pekerja­
mungkinkan penerima untuk tidak menyetujui pesan tanpa
an, atau menjauh dari pengirim. Seperti yang dtnyatakan
benar-benar tidak menyetujuinya. Sebagai contoh, seorang
terdahulu, penerima dalam interaksinya sering mengalami
ibu mungkin berespons terhadap salah satu saran perawat
kesulitan untuk berupaya menafsirkan dengan benar baik
dengan mengatakan,"Ya, itu ide yang baik, tetapi menurut
isi maupun maksud pesan.
saya tidak akan berhasil untuknya". Atau penerima mung­
kin "menyinggung persoalan". Di sini penerima berespons GAGAL MEMVALIDASI PESAN. Validasi, seperti yang di­
terhadap aspek permukaan dari suatu pesan dan meng­ definisikan sebelumnya, berkenaan dengan penyampaian
abaikan maksud utama atau isi pesan. Ia "merusak" dengan penerimaan penerima. Oleh karena itu, kurangnya validasi
merespons melalui kata-kata dan perilaku yang tidak menyiratkan bahwa penerima dapat merespons secara
relevan atau tidak berhubungan dengan pesan yang di­ netral (menunjukkan bukan penerimaan maupun penoJak­
kirimkan atau apa yang sedang berlangsung (Satir, 1975). an) atau mendistorsi dan menyalahtafsirkan pesan. Meng­
asumsikan bukan mengklafikasi pemikiran pengirim ada­
MENGHINA. Sikap ofensif komunikasi menunjukkan bah­
lah satu contoh kurangnya validasi.
wa penerima pesan bereaksi secara negatif, seperti sedang
terancam. Penerima tampak bereaksi secara defensif ter­
PENGIRIM DAN PENERIMA DISFUNGSIONAL
hadap pesan dengan mengasumsikan sikap oposisi dan
mengambil posisi menyerang. Pemyataan dan permintaan Dua jenis urutan interaksi komunikasi yang tidak sehat,
dibuat dengan konsisten dalam sikap negatif atau dengan melibatkan baik pengirim maupun penerima, juga secara
harapan yang negatif (Harris, 1975). Anggota keluarga luas didiskusikan dalam Iiteratur komunikasi. Komunui­
menerima komunikasi negatif belajar dengan konsisten kasi yang tidak sehat merupakan komunikasi yang men­
untuk berespons dengan pernyataan atau perilaku yang cerminkan pembicaraan "paralel" yang menunjukkan ke­
sarna. Kebiasaan pasangan yang ~erkonflik berperilaku tidakmampuan untuk mem/okuskan pada satu isu.
dengan cara ini (Sabatelli & Chadwick, 2000). Penerima Dalam pembicaraan paralel, setiap individu dalam in­
fungsional dapat menyerang dengan isu yang berbeda teraksi secara konstan menyatakan kembali isunya tanpa
BAB 10 POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 255
betul-betul mendengarkan pandangan orang lain atau me­ keluarga berkomunikasi dengan selaras terdapat konsis­
ngenali kebutuhan orang lain. Orang yang berinteraksi tensi antara tingkat isi (pesan literal) dan instruksi (meta­
disfungsional mungkin tidak mampu untuk memfokuskan pesan) komunikasi. Apa yang sedang diucapkan, sarna de­
pada satu isu. Tiap individu melantur dari satu isu ke isu ngan isi pesan. Kata kata yang kita ucapkan, perasaan yang
lain bukannya menyelesaikan satu masalah atau meminta kita ekspresikan, dan perilaku yang kita tampilkan semua­
suatu pengungkapan. Suatu contoh dari pasangan homo­ nya konsisten. Dengan keselarasan. penerima mampu de­
seksual yang tinggal bersama: ngan lebih jelas memaharni pes an pengirim, membuat ko­
Mark: Saya lelah ibumu selalu datang tanpa menelepon munikasi dalarn suatu keluarga menjadi lebih sehat. Satir
terlebih dahulu. menjelaskan arti keselarasan lebih lanjut. ketika ia me­
Bill: Kapan kamu akan dapat pekerjaan? ngatakan bahwa diri sendiri (pengirim). yang lainnya (pe­
Mark: Jika kamu sudah belajar menggunakan buku cek: . nerima). dan konteks atau situasi ketikakomunikasi terjadi
Perhatikan bagaimana tiap pasangan mengenalkan masa­ semuanya dalarn keselarasan antara satu dengan yang lain­
lah baru tanpa mencoba untuk membahas satu demi satu nya (Satir, 1975).
masalah tersebut. Sebagaimana perbedaan yang telah di­ Satir (1967) menekankan bahwa dalam interaksi yang
diskusikan tentang proses komunikasi fungsionaldan dis~ sehat, anggota keluarga mengenal/mengakui perbedaan
fungsionaJ secara umum, bagian berikut ini mencakup antara satu dengan yang lain. Pengetahuan tentang indi­
tentang komunikasi keluarga. vidu dan keunikan dari tiap anggota didorong dalam satu
tingkat tertentu yang saling menguntungkan bagi sistem
keluarga dan tiapindividu. Keterbukaan dan kejujuran
Pa;POLA KOMUNIKASI yang ada memungkinkan anggota keluarga untuk menge­
nal kebutuhan dan emosi satu sarna lain. Pola komunikasi
FUNGSIONAL DALAM dalam keluarga fungsional menunjukkan penenmaan ter­
·KELUARGA hadapperbedaan, begitu pula sikap menghakimi )fang mi­
nimum dankritik yang.tidak realistikantarasatudengan
Pola komunikasi keluarga merupakan karakteristik,. pola yang lain. Penyesuaian perilaku yang perlu dilakukan se­
interaksi sirkular yang .bersinambung yang menghasilkan orang anggota keluarga dalam perilakunya (seperti seorang
artidari transaksi antara anggotakeluarga (Peters, 1974). ibu kern bali ke sekolah atau seorang ayah menjadi cacat)
y a~g terpenting, pola komunikasi melalui interaksi yang menghasilkan penyesuaian yang sehat pada seluruh kelu­
dapat. memenuhi. kebutuhan afektif keluarga. Kemarnpuan .arga; seseorang tidak diharapkan.untuk.melakukan semua
anggotakeluarga untuk mengenal dan merespons pesan perubahan yang diperlukan bagi keluarga untuk terus ber­
nonverbal merupakan aspek penting pada keJuarga yang ada dalam sikap yang stabil, dan terdapat kedekatan yang
sehat. Kebanyakan komunikasi terjadi dalam suatu sub- . mencukupi serta fleksibilitas untuk keluarga beradaptasi
sistem (orang tua-anak, pasangan-orang tua/pasangan de­ dengan efektif.
wasa dan saudara kandung) membuat analisis komunikasi Komunikasi pada keluarga yang sehat merupakan suatu
subsistem di· dalarn keluarga mengenai minat utama proses yang sangat dinamis dan saling timbal balik. Pesan
(Minuchin & Nicnols, 1998). tidak hanya dikirim dan diterima. Sebagai contoh, setelah
Curran (1983) yang meneliti tentang keluarga sehat, pengirim memulai suatu pesan, penerima pesan mungkin
menulis bahwa sifat pertama dari keluarga yang sehat menarnpakkan ekspresi wajah yang akan, melalui umpan
adalah komunikasi yang jelas dan kemampuan untuk sa­ balik "negatif', mengubah pesan pengirim sebelum ia:
ling mendengarkan. Komunikasi yang baik diperlukan un­ selesai berbicara. Akibatnya, pengirim dapat mengubah
tuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan saling kata-kata dalam pesan tersebut pada saat sedang me­
mencintai. ngirimnya, sehingga penerima akan mempunyai kerangka
acuan yang sarna. Akan tetapi, sifat dinamis dari komuni­
kasi fungsional membuat interaksi menjadi kompleks dan
BERKOMUNIKASI SECARA JELAS DAN tidak dapat diramalkan. Komunikasi, bahkan pada kelu­
SELARAS arga yang paling sehat, sering kali masih mengalami
permasalahan.
Pada sebagian besar keluarga yang sehat, terdapat keseJa­
rasan komunikasi di antara anggota keluarga. Keselarasan
merupakan bangunan kunci dalam model komunikasi dan KOMUNI~SI EMOSIONAL
pertumbuhan menurut Satir. Keselarasan "adalah suatu ke­
adaan dan cara berkomunikasi dengan diri sendiri dan Komunikasi emosional berkenaan dengan ekspresi emosi
orang lain" (Satir et ai, 1991, hIm. 65). Ketika anggota atau perasaan-dari ekspresi marah. terluka, sedih, dan
256 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

cemburu hingga bahagia, kasih sayang dan kemesraan selanjutnya, pola komunikasi afeksi verbal menjadi lebih
(Wright & Leahey, 2000). Pada keluarga fungsional pe­ nyata dalam menyampaikan pesan afeksional, walaupun
rasaan anggota keluarga dapat diekspresikan. Satir (1983) pola mungkin beragam dengan warisan kebudayaan indi­
meyakini bahwa pengenalan terhadap perasaan merupakan vidu. Akan tetapi, ada kesepakatan umum bahwa anggota
hal penting bagi fungsi sehat suatu keluarga. Suatu kasus: keluarga perlu memiliki kemampuan mengomunikasikan
Lewis dan rekan (1976) meneliti perbedaan an tara keluar­ rasa kegembiraan atas kebersamaan mereka. Apabila res­
ga kulit putih yang fungsional dan disfungsional, keluarga pons mereka terhadap satu sarna lain ceria dan spontan,
non-Hispanik dan menemukan bahwa keluarga yang sehat bukan respons yang terkendali, terjadi secara berulang dan
menunjukkan spektrum perasaan yang penuh, sedangkan dapat diramalkan, tentunya akan Jebih menyenangkan.
keluar.ga yang lebih disfungsional secara emosional kaku
dalam mengekspresikan perasaannya. Pada keluarga yang
lebih disfungsional, orang tua boleh marah kepada anak­ AREA KOMUNIKASI YANG TERBUKA DAN
nya, tetapi anak tidak boleh marah kepada orang tua. Baik KETERBUKAAN DIRI
ekspresi kemesraan maupun kasih sayang diperkenankan
dalam keluarga yang lebih disfungsional. Ekspresi emo­ Keluarga dengan pola komunikasi fungsional menghargai
sional (oleh orang tua dan anak-anak) pada satu sudi ter­ keterbukaan; saling menghormati perasaan, pikiran, dan
kini menegaskan dampak positif bahwa keterbukaan kepedulian; spontanitas; autentik; dan keterbukaan diri.
emosional terletakpada kompetensi sosial anak-anak Selanjutnya keluarga ini akan juga mampu mendiskusikan
(Boyum & Parke, 1995). bidang kehidupan-isu personal, sosia!, dan kepedulian
Komunikasi afektif-pesan verbal dan nonverbal dari serta tidak takut pada konfiik. Area ini diseut "area komu­
caring, sikap fisik sentuhan, belaian, menggandeng, dan nikasi terbuka." Dengan rasa hormat terhadap keterbukaan
memandang-sangat penting. Seperti yang ditunjukkan diri, Satir (1972) menegaskan bahwa anggota keluarga
oleh Bo)-Vlby (1966), ekspresi fisik dari kasih sayang pada yang saling terus terang dan jujur antara satu dengan yang
kehidupan awal bayi dan anak-anak penting untuk per­ lain adalah orang-orang yang merasa yakin untuk mem­
kembanganrespons afektif yang normal. Pada kehidupan pertaruhkan interaksi yang berarti, dan cenderung untuk

TABEL 10-2

RANGKUMAN IDE SIMMEL TENTANG KONFLIK


1. KonRik dirancang untuk menyelesaikan dualisme pandangan yang berla"inan; adalah suatu cara untuk mencapai sualu
bentuk kesatuan. .
2. KonRik sering diperlukan untuk menjaga kesinambu"9an hubungan. Tanpa cara mengungkapkan rasa permusuhan
terhadap satu soma lain dari mengekspresikan ketidaksetujuan, anggota keluarga mungkin merasa sangat tidak berdaya
dan menurun semangatnya, sehingga menarik diri. Dengan mengungkapkan perasaan bermusuhan, konRik berfungsi
untuk memelihara suatu hubungan.
3. Hubungan keluarga yang dekat dan akrab mengandung motivasi yang mengumpul dan memencar, baik "cinta maupun
1I
bend. Dalam hubungan ketika seseorang merasa terlibat secara dalam, dan mereka terikat dengan kepribadian mereka
~ecara total bukannya segmen hubungan (seperti peron pekerjoon mereka sajal, timbul perasaan baik cinta maupun
bend ... baik daya tarik maupun daya tolak. Keterlibatan yang luar biasa ini atau investasi dalam hubungan juga
mengarahkan orang-orang yang berinteraksi cenderung menekan rasa permusuhan untuk menghindarkan
mempertaruhkon hubungan mereka.
4. Apabila konRik terjadi, semakin dekat hubungan, semakin kuat konRik. Semakin banyak persamaan antara satu dengan
yang lain, secara menyeluruh, semakin mudah keterlibatan secara total. Oleh karena itu, apabila terjadi pertengkaran
antara orang-orang yang memiliki hubungan dekat, sering kali meningkatkan rasa kasih sayang.
5. Dalam hubungan pernikahan dan keluarga, ketiadaan konRik adalah disfungsional-ini bukan suatu kriteria yang tepat
untuk menetapkan"suatu vitalitas, kekuasaan, atau stabilitas interaksi keluarga. Pada kenyataannya, ketiadaan konRik
dapat sebagoi indikator adanya ketegangan dan rasa tidak aman yang tersembunyi. Kedekatan dalam h",bungan
keluargo sering menimbulkan konRik, namun jika anggota keluarga tidak merasa aman dalam hubungan mereka, .
mereka akan menghindari konRik, takut konRik fersebut dapat mengancam kelangsungan hubungan mereka. Pada kasus
ini, ketidaksetujuan, perbedaan dan rasa permusuhan pasangan atau anggota keluarga akan tersimpan dan komunikasi
mereka menjadi tidak terbuka serta tidak langsung.
Sumber: Diambif dari Simmel (1955)
BAB 10 POLA.DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 257
menghargai keterbukaan diri (mengungkapkan pemikiran keluarga normal. Literatur tentang konflik keluarga menun­
dan perasaan akrab). jukkan bahwa keluarga yang sehat tampak mampu "meng­
Satir dan ahli terapi keluarga lainnya menerima, kenda­ atasi konflik dan memetik manfaat yang positif, tetapi tidak
tipun, sebenarnya kejujuranlketerbukaan diri sepenuhnya terlalu banyak konftik yang dapat mengganggu hubungan
merupakan sesuatu yang ideal. Kontras dengan wacana ini, keluarga" (Vuchinich, 1987, hIm. 591). George Simmel
penelitian tentang· hubungan pernikahan menunjukkan (1858-1918), salah seorang bapak pendiri sosiologi, adalah
bahwa kejujuran dan keterbukaan diri Secara total mungkin pengamat i1miah pertama tentang peran konflik terhadap
tidak dapat diterapkan pada banyak pasangan. Banyak interaksi manusia. Tesis sentral Simmel dalam tulisannya
pasangan yang puas meJaporkan bahwa mereka tidak me­ tentang interaksi manusia, yaitu konflik adalah bentuk vital
ngatakan semua hal kepada pasangannya, karena takut dari· interaksi sosial. Ia menyakini bahwa konflik sosial
akan membahayakan hubungan, melukai perasan pasang­ terdapat di mana-mana dan penting bagi perkembangan
annya, atau lebih menimbulkan stres personal dan inter­ dan pemeliharaan kelompok (Coser, 1956). Fungsi konflik
personal (McCubbin & Dahl, 1985; Pearlin & Schooler, untuk memelihara komu·nikasi dan interaksi keluarga
1978; Sabatelli & Chadwick, 2000). Hawkins, Weisberg, dalam beberapa cara penting (Tabel 10-2).
dan Ray (1980), peneJiti komunikasi keluarga, mengamati ResoJusi konflik merupakan tugas interaksi yang vital
bahwa sangat sedikit pasangan perkawinan yang memiliki dalam suatu keluarga (Sabatelli & Chadwick, 2000). Orang
gaya komunikasi fungsional. Akan tetapi, secara umum dewasa dalam keluarga perlu belajar untuk mengalami
memang benar, semakin fungsional keluarga, semakin konflik konstruktif. Walaupun, orang dewasa menyelesai­
sedikit area komunikasi tertutup yang ada, dan demikian kan konflik dengan berbagai cara, resolusi konflik yang
pula sebaliknya. fungsional terjadi apabila konflik tersebut dibahas secara
Pertimbangan terhadap kebudayaan keluarga juga pen­ terbuka dan strategi diterapkan untuk menyelesaian kon­
ting di sini. Norma kebudayaan terkait dengan kerendahan flik, atau (dalam keluarga yang memiliki anak) ketika
hati, privasi, dan peran seksual memainkan bagian yang orang tua secara tepat menggunakan kewenangan mereka
amat besar dalam memengaruhi area apa dalam komuni­ untuk mengakhiri konflik. Orang tua dan orang dewasa
kasi yang terbuka dan tertutup pada suatu keluarga. lain di daJam suatu keluarga perlu untuk bertindak sebagai
model peran bagi anak-anak mereka dalam hal peng­
ungkapan konflikJperbedaan dan penyelesaian konflik.
HI~RARKI KEKUASAAN DAN PERATURAN
KELUARGA
PENELITIAN TENTANG INTERAKSI
Sistem keJuarga yangberlandaskan pada hierarki kekuasa­
PERNIKAHAN
an dan komunikasi mengandung "komando atau perintah"
secara umum mengalir ke bawah dalam jaringan komuni­
Sejak akhir tahun 1970an, John Gottman (1995) telah me­
kasi keluarga. Interaksi fungsional daJam hierarki kekuasa­
neliti interaksi pernikahan dalam pernikahan yang bahagia
an terjadi apabila kekuasaan didistribusikan menurut kebu­
dan tidak bahagia dengan menggunakan metode penelitian
tuhan perkembangan anggota keluarga (Minuchin, 1974),
observasi. Ia telah menerobos mitos dari peneliti terdahulu
atau apabilil kekuasaan diterapkan· menurut kemampuan
yang mempunyai pemikiran bahwa pertukaran teori men­
dan sumber anggota keluarga serta sesuai dengan ketentuan
jelaskan interaksi pernikahan (mis., jika suami mengirim­
kebudayaan keluarga dad suatu hubungan kekuasaan kelu­
kan pesan yang kasar maka istri harus lnerespons secara
arga. (Lihat Bab 11 ten tang struktur kekuasaan keluarga).
bijak). Berikut ini beberapa perbedaan u.tama yang telah
Komunikasi kekuasaan mempunyai karakteristik yang
ditemukannya dalam interaksi peroikahan antara pasangan
tampak jeJas. Komunikasi, "Joan, saya ingin kamu untuk
yang berbahagia dan tidak berbahagia (Gottman; Gottman
naik ke atas dan· membersihkan kamarmu sekarang atau
& Leverson, 1999):
saya tidak. akan mengantar kamu supermarket sore ini"
merupakan komunikasi kekuasaan paksaaan. Komunikasi • Pasangan yang berbahagia dalam interaksi mereka
ini adalah jenis pesan-komando, yang secara spesifik me­ memelihara proporsi respons positif yang lebih besar
nekankan tindakanyang harus dilakukan oleh penerima (mis., vaJidasi dan persetujuan) dan lebih kecil pro­
pesan (Miller, 1969). porsi respons negatif yang lebih kecil (mis., menya­
lahkan, konflik).
• Pasangan yang berbahagia cenderung mempunyai
KONFLIK DAN RESOLUSI KONFLIK
gaya resolusi konflik yang harmoois. .
KELUARGA
• Pasangan yang berbahagia mengurangi negativitas
Konflik verbal merupakan bagian rutin dalam interaksi dalam interaksi dengan menyunting res pons negatif
258 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

mereka terhadap negativitas pasangannya. Mereka


fJIlPOLA KOMUNIKASI
menyebut negativitas sebagai faktor sesaat dan se­
DISFUNGSIONAL DALAM
mentara. Upaya untuk memperbaiki interaksi dilaku­

kan: Dalam upaya perbaikan ini, pasangan yang

KELUARGA
"memperbaiki" mengembangkan "mengenyamping­

kan perasaan". Ia merespons secara positif, berbalik


Satir (1967, 1983) dan ahli terapi keluarga lainnya yang
terhadap, bukannya menjauhi, pasangan yang me­
memberikan advokasi tentang penggunaan teori komuni­
nunjukkan negativitas.
kasi keluarga dalam praktik yang menyatakan bahwa se­
Dalam pernikahan jangka-panjang yang berbahagia,
makin disfungsional komunikasi, 'semakin disfungsional
suami menghormati pangaruh isteri mereka. Pada ke­
suatu keluarga. Ini merupakan dalil teoretis utama dahim
nyata'nnya, ini adalah pendirian Gottman bahwa per­
teori komunikasi keluarga. Pada bab ini, komunikasi fung­
nikahan berfungsi sejauh pria menerima pengaruh
sional dan disfungsional dibahas terpisah. Akan tetapi,
positif dar! isterinya.
pembatasan tidak ada, dan pola komunikasi dalam kelu­
Dalam perkawinan jangka-panjang yang berbahagia,
arga tidak semuanya sehat atau tidak semuanya tidak sehat.
salah satu pasangan mampu memberikan pengaruh
Agaknya, pola komunikasi tersebut harus dipandang da­
fisiologis terhadap pasangannya. Dengan kata lain, ia
lam suatu rentang dari fungsional ke disfungsional namun
(utamanya isteri) mampu mengurangi interaksi yang
menyeluruh namun sedikit persentase dar! keluarga terletak
tegang dengan menenangkan pasangannya.
di antara rentang ini.
HasH dari penelitian Ruesch dan rekan (1974) menun­ Komunikasi disfungsional didefinisikan sebagai trans­
jukkan bahwa dalam perkawinan tersebut ketika konflik misi tidak jeJas danlatau tidak langsung serta penerimaan
dihindari dan perasaan negatif dikubur, perasaan negatif dari salah satu atau keduanya, isi dan instruksi (maksud)
"meracuni" hubungan. Mereka mengamati bahwa meng­ dari pesan danlatau ketidaksesuaian antara tingkat isi dan
hindarikonfiik dapat menyebabkan "devitalisasi" perka­ instruksi dari pesan. Transmisi tidak langsung dari suatu
win:m-'-pasangan merasa terlepas secara emosional dan pesan berkenaan dengan pesan yang dibelokkan dari sa­
saling tidak peduli: Keberadaan konflik yang bera! antara saran yang seharusnya kepada orang lain dalamkeluarga.
pasangan ditemukan mempunyai pengaruh negatif terha­ Transmisi langsung dari suatu pes an berarti pesan "me­
. dap.peran orang tua dan anak. Dalam area ini, kemampuan ngenai" sasaran yang sesuai.
pasangan untuk mengatasi ketidaksaman secara konstruk­ Dalam interaksi keluarga yang disfungsional, dua ang­
tif danberkomunikasi secara jelas tampak berperan dalam gota keluarga atau lebih membangun jaringan dan strategi
kesejahteraan anak. Keterkaitan antara konflik keluarga, berulang kaJi dari komunikasi disfungsional yang mencoba
masalah sebagai orang tua, dan masalah pad a anak cen­ untuk mempertahankan keseimbangan unik keluarga. Pro­
derung meningkat dari masa toddler hingga remaja (Gable, ses disfungsional tersebut sering samar, dan maksud komu­
Ernie, & Belsky, 1994). nikasi menjadi tertutup atau tersembunyi. Jadi, pengkajian
akurat terhadap jenis pola komunikasi sirkular menjadi
Akan tetapi, kemunduran emosional begitu pula per­
lebih sulit. Salah satu faktor utama yang menimbulkan pola
musuhan terbuka dapat memberikan pengaruh negatif
komunikasi disfungsional adalah terdapatnya rasa harga
terhadap hubu\1gan pernikahan. Sebagai contoh, Roberts
diri yang rendah pada keluarga dan anggotanya (Anderson,
(2000) melakukan penelitian longitudinal tentang konflik
1972; Satir, 1972, 1983), Tiga jenis pola komunikasi yang
di antara suami-istri. Secara spesifik, ia menanyakan per­
saling terkait ini yang terus-menerus menyebabkan harga
sepsi pasangan tentang bagaimana kedua respons perilaku
diri rendah adalah egosentris, kebutuhan akan persetujuan
bermusuhan dan berjarak memengaruhi kepuasan terhadap
secara total, dan kurangnya empatL Pola komunikasi ini
pernikahan mereka. Ia menemukan bahwa kepuasan
akan dibahas berikutnya.
pasangan terhadap pemikahan mereka tidak hanya bergan­ . .

tung pada konflik mereka, tetapi juga terhadap bagaimaria EGOSENTRIS. Individu memfokuskan pada kebutuhan diri
mereka merespons kesempatan untuk keakrabanlkeintim­ sendiri dan mengabaikan kebutuhanorang lain, 'perasaan
an emosional. Ia mendapatkan pola yang berbeda pada pria atau perspektif yang mencirikan komunikasi egosentris.
dan wan ita, pria lebih dipengaruhi secara negatif oleh ke­ Dengan kata lain. anggota keluarga yang egosentris men­
munduran emosi isteri, sedangkan wanita lebih dipenga­ carl sesuatu dari orang lain untuk. memenuhi kebutuhan
ruhi secara negatif oleh respons bermusuhan dari suamL mereka. Apabila individu tersebut harus memberikan se­
Pekerjaan ini menunjukkan kompleksitas pola interaksi suatu', maka mereka akan melakukaFl dengan keengganan,
selama dan di luar konflik serta pengaruhnya terhadap dan rasa permusuhan, defensif, atausikap pengorbanan
kepuasan pasangan dengan hubungan mereka sepanjang . diri. Jadi, tawar-menawar atau negosiasi seara efektif sulit
waktu. dilakukan,karena seseorang yang egosentris meyakini
BAB 10 POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 259
bahwa mereka tidak boleh kalah untuk sekecil apa pun membingungkan, samar, tidak langsung, terselubung, dan
yang mereka berikan (Satir, 1983). . defensif bukan memperJihatkan keterbukaan, kejelasan
dan kejujuran.
KEBUTUHAN MENDAPATKAN PERSnUJUAN TOTAL. Nilai
keluarga tentang mempertahankan persetujuan total dan AREA KOMUNIKASI YANG TERTUTUP. Sementara keluarga
menghindari konftik berawal ketika seorang dewasa atau yang lebih fungsional memiJiki area komunikasi yang ter­
pasangan yang menikah menemukan bahwa mereka berbe­ buka, keluarga yang sedikit fungsional sering kali menun­
da satu sarna lain, walaupun perbedaan yang pasti mu~gkin jukkan area komunikasi yang semakin tertutup. Keluarga
sulit untuk dijelaskan-seperti yang diekspresikan dalam mempunyai peraturan tidak tertulis tentang subjek apa
pendapat, kebiasaan, kesukaan, atau harapan-mungkin yang disetujui atau tidak disetujui untuk dibahas. Peraturan
terlihat sebagai aneaman karena ini dapat mengarah pada tidak tertulis ini seeara nyata terlihat ketika .anggota
ketidaksetujuan dan kesadaran bahwa mereka merupakan keluarga meJanggar peraturan keluarga dengan membahas
dua individu yang terpisah. Jika suami-istri mempunyai subjek yang tidak disetujui atau mengungkapkan perasaan
harga diri rendah dan merasa bahwa merupakan kebutuhan yang terlarang. .
mutlak untuk dicintai dan disetujui setiap saat, mereka Peraturan keluarga yang tidak tertulis tentang komu­
berupaya seearakonstan menyenangkan pasangannya. nikasi apa yang terbuka dan tertutup menampilkan lebih
Kebutuhan untuk secara terus-menerus menyenangkan pa­ banyak tentang aspek lain dari struktur keluarga (nilai,
sangan, menghambat mereka untuk berkomunikasi dengan norma, kekuasaan, dan peran mereka dalam keluarga). Pe- "
terbukajika terjadi suatu situasi yang tidak menyenangkan ngekangan komunikasi mungkin dibatasi bagi subsistem
atau ketidaksetujuan. Pasangan memersepsikan bahwa keluarga tertentu: Sebagai eontoh, diskusi mengenai ke­
ekspresi pemikiran dan perasaan yang unik dapat menye­ biasaan seksual di hadapan anak-anak, atau ketergantungan
babkan terjadinya konftik yang selanjutnya mengakibatkan orang tua pada alkohol. Isu finansial dapat dibaha.s hanya
"bene ana" (Gottman et al., 1977). Taktik distraksi danber­ an tara pasangan namun tidak dengan anak mereka. Selain
damai sering kali digunakan untuk menghindarkan konftik itu,suatu area mungkin tertutup dalam bentuk ekspresi
dan bertindak seolah-olah terdapatpersetujuan (Satir, perasaan tetapi terbuka dalam hal ekspresi pikiran. Norma
1972). kebudayaan darikerendahan had, privasi;peran seksual
Jadi, peraturan tidak tertulis berisi larangan individu un­ berperan besar dalam memengaruhi area komunikasiter­
tuk mengekspresikan diri seeara terbuka dan mengung­ tutup gan terbuka. Jadi,pola ·komunikasi harus dievaluasi
kapkan" perbedaan berfungsi sebagai suatu alat untuk dalam konteks kebudayaan mereka.
menghindari ancaman tersebut. Peraturan ini sering kaku Pola interaksi yang biasa digunakan dalam keluarga un­
dan menghindari konftik at au negosiasi, sehingga tidak tuk menghindari diskusi tentang isu yang bermanfaat danl
ada pertimbangan alternatif yang akan memungkinkan atau mengekspresikan perasaan yang menonjol disebut
setiap orang berinteraksi secara berbeda namun tetap dapat "obrolan (chitchat)" atau "pembiearaan ringan". Keluarga,
diterima. Sebagai bagian dari proses sosialisasi, anak-anak dalam melakukan "obrolan" seeara konsisten, berbicara
dalam suatu keluarga belajar nilai yang sarna ini dan eara tentang peristiwa sehari-hari yang superfisial dan meng­
mengaitkannya sehingga mengalami kesulitan dalam me­ hindari isu bermanfaatdalam kehidupan keluarga. Sebagai
ngenal dan menafsirkan berbagai perasaan dim penga­ eontoh, seorang ibu membawa anaknya ke klinik dokter "
laman. Nilai dan pola komunikasi ini membatasi pertum­ spesialis anak karena kejang yang terjadi berulang kali. Di
buhan semua anggota keluarga. klinik, ditegakkan diagnosis epilepsi. Sejak mendengar
diagnosis tersebut, keluarga tidak pernah mendiskusikan
KURANG EMPATI. Anggota keluarga yang egosentris tidak tentang pikiran atau perasaan mereka terkait dengan diag­
dapat menoleransi perbedaan dan tidak dapat mengenal nosis tersebut; mereka hanya membicarakan tentang parkir
akibat dari pemikiran, perasaan dan perilaku mereka ~ndi­ yang tidak nyaman atau perjalanan yang lama menuju ke
ri terhadap anggota keluarga yang lain; dan merekci tidak klinik.
dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku ang­
gota keluarga lain. Mereka sangat terbenam dalam peme­
nuhan kebutuhan mereka sendiri saja bahwa mereka tidak
et..'FAKTOR YANG
mampu untuk berempati. Di balik ketidakpedulian ini, in­ MEMENGARUHIPOLA
dividu ini dapat menderita akibat perasaan tidak berdaya. KOMUNIKASIKELUARGA
Tidak saja mereka tidak menghargai diri mereka sendiri,
mereka juga tidak menghargai orang lain. Hal ini menim­ Pola komunikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor~ter­
bulkan suasana tegang, ketakutan danlatau menyalahkan. masuk konteks langsung ketika interaksi terjadi. Dalam
Kondisi ini terlihat pada gaya komunikasi yang lebih bagian ini, lima variabel kunci yang memengaruhi komu­
260 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

nikasi keluarga diuraikan secara ringkas terrnasuk etnikl berbeda dengan "instrumentaHtas yang diperkirakan dari
latar belakang kebudayaan anggota keluarga, tahap siklus suatu pembicaraan" (Sillars, 1995, him. 381). Orang
kebidupan keluarga, gender anggota keluarga, bentuk ke­ Amerika kuHt putih. non-Hispanik biasanya meyakini bah­
luarga dan minibudaya keluarga (lihat Tabel 10-3). wa penting untuk mengungkapkan pikiran meialui kata­
kata. Mereka berharap individu untuk berpikir dan ber­
perilaku secara unik serta meyakini komunikasi yang
POLA KOMUNIKASI DALAM KELUARGA ekstensif merupakan hal pertama-tama yang diperlukan
DENGAN PERBEDAAN LATAR BELAKANG untuk mengenai orang lain. dan kemudianmempertahan­
ETNIK/KEBUDAYAAN kan hubungan dan mengorodinasikan tindakan. Pesan di­
Komunikasi ditanamkan di dalam suatu matriks keyakinan ungkapkan secara verbal. "Membaca pikiran" dianggap
dan pola perilaku, yang kebanyakan bertolak dari kebu­ saran yang salah, prasangka. dan berbahaya untuk digu­
dayaan. Akan tetapi, dalam penelitian literatur, komunikasi nakan dalam komunikasi keluarga (SiIlars).
dalam keluarga sering kali didiskusikan tanpa memper­ Sebaliknya, dalam kelompok kebudayaan dengan peran
timbangkan konteks kebudayaan sekitar-krttik terhadap yang "dibuat tertulis" (sangat terstruktur dan dapat diper­
literatur dalam bab ini juga dilaporkan. Sebagai contoh, kirakan). dan peran serta pesan dipahami secara bersama,
Sillarts (1995) menyatakan bahwa kebanyakan penelitian kata-kata kadang kala dianggap tidak perhi untuk menca­
yang pernah dilakukan untuk meneJiti komunikasi dan ke­ pai suatu pemahaman. Pada kenyataannya, terlalu banyak
puasan pernikahan, hanya sedikit yang mempertimbang­ bicara dapat dianggap "transparan". Pesan dapat tampak
kan orientasi kebudayaan pasangan. Sementara keluarga ringkas dan jarang, dengan diam yang mengandung arti.
etnik Yllng berorientasi tradisional, etnisitas mewakilkan Misalnya, orang Navajo-Amerika, dan dengan orang Cina
cara kehidupan yang secara penuh terintegrasi dalam tradisional dan Jepang-Amerika memandang diam sebagai
identitas individu dan keluarga ... danbentuk etnisitas ini suatu hal yang berharga (Giger & Davidhizat, 1995).
masih terus ada. pola kebudayaan mempunyai kekuasaan Pengetahuan tentang pemikiran orang lain diperbolehkan
yang. perlu dipertimbangkan" (hIm. 391). Oleh karena itu, (Sillars, 1995) dan keterbukaan diri dibatasi' (Draguns,
pada keluarga etnik tradisional, pola komunikasi keluarga 1996). Anggota keluarga dewasa yang berasaidari jenis
beragam dari kelas menengah Amerika, umumnya kelu­ orientasi kebudayaan seperti ini akan merefleksikan tipe
argatkulit putih diuraikan dalam bagian komunikasipada komunikasi ini di dalam keluarganya.
.awal bagilin ini. Komunikasi di dalam keluarga ~ragam SiIlars (1995) menyatakan bahwaekspresi emosi versus
dalam.perc,akapan (gaya dan penekanan), ruang personal, menahan emosi merupakan. perbedaan komunlkasi yang
kontak mata, sentuhan, dan orientasi waktu (Lipson, paling nyata di lintas kelompok kebudayaan. Dalam lite­
1996). ratur tentang kesehatan jiwa, ekspresi perasaan, baik
Orientasi nilai fundamental yang membentuk kehidup­ negatif maupun positif, dianggap penting untuk berfung­
an dan komunikasi keluarga merupakan keunggulan dalam sinya keluarga yang sehat. Akan tetapi, sejauh mana eks­
bentuk kebersamaan kolektiflorientasi kekeluargaan dan presi emosi dapat ditoleransi dan didukung sangat berva­
nilai orientasi yang bersifat individualistis (Gudykunst, riasi. Sebagai contoh, pada keluarga Jepang tradisional dan
1991). Nilai dan orientasi ini bertolak dari kebudayaan. Amerika-Cina, ekspresi emosi lebih dibungkam diban­
Seperti yang dibahas dalam Bab 13. orientasi kekeluargaan dingkan keluarga Eropa-Amerika. Akan tetapi, ekspresi
berhubungan dengan kegotongroyongan, ketergantungan tentang konflik dalam keluarga juga beragam pada ber­
yang tinggi antara anggota keluarga, dan kebutuhan serta bagai lintas budaya. Toleransi untuk mengekspresikan
identitas keluarga melebihi kebutuhan dan identitas, in­ konfrontasi, ketidaksetujuan, dan ketidaksesuaian sangat
dividual (Schwartz, 1990; Sillars, 1995). Sentralitas kelu­ berbeda. Walaupun dalam bidang kesehatan jiwa, terdapat
arga merupakan orientasi. fundamental di antara banyak keyakinan yang dominan bahwa konflik memang ada dan
kelompok etnis, dan orientasi individualistik lebih menon­ penting untuk mengetahui dan membicarakannya (menye­
jol pada populasi Eropa-Amerika. Kebutuhan individual lesaikan masalah), dalam keluarga etnik tradisional, keya­
dan umumnya berkompetisi dengan kebutuhan keluarga kinan ini mungkin tidak ada. Dalam hubungan keluarga
dan tanggung jawab di dalam keluarga sesuai nilai-nilai yang homogen, terstruktur, dan dapat diperkirakan, terda­
dominan pada kelompok kebudayaan Amerika (Sillars; pat sedikit kebutuhan untuk membahasnya secara terus­
Wilkinson, 1987). menerus guna memelihara koordinasi.· Oleh karena itu,
Tiga area etnisitas yang memengaruhi komunikasi kelu­ anggota keluarga mengandalkan strategi konflik yang lebih
arga adalah berbicara (keluasan dan keterbukaan infor­ pasif dan tidak langsung. Konflik langsung kurang di­
masi), ekspresi emosi, dan toleransi terhadap ekspresi toleransi sehingga konflik jarang dibahas. Akan tetapi,
konflik. Pada kelompok etnik yang berbeda, komunikasi apabila terjadi konflik. maka akan lebih meledak (Sillars).
BAB 10 POLA DAN PR9SES KOMUNIKASI KELUARGA 261
Dalam pemikahan antarbudaya atau keluarga di tengah­
tengah perubahan kebudayaan, seperti keluarga imigran TABEL 10-3
yang baru pindah, konflik akan lebih tampak karena terjadi
pertikaian nilai dan perilaku yang diterif!la di antara dua FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
kebudayaan. POLA KOMUNIKASI KELUARGA
Konteks/situosi
PERBEDAAN KOMUNIKASI SELAMA SIKLUS lotor belokong etnik keluorgo
KEHIDUPAN KELUARGA Siklus kehidupon keluorgo
Perbedoon gender
Komunikasi keluarga beragam di sepanjang riwayat tahap
perkembangan keluarga dan dengan perubahan yang se­ Bentuk keluorgo
jalan dengan usia dan isu perkembangan individu anggota Foktor idiosinkrotik: Minibudoyo keluorgo
keluarga. Salah satu perubahan yang nyata adalah dalam
keterbukaan dan keluasaan pembicaraan di sepanjang sik­
Ius kehidupan keluarga. Pola komunikasi keluarga sering yang unik. Sebagai contoh, ayah yang Tunarungu meng­
kali berkembang "dari ketergantungan maksimal tentang gunakan isyarat pada lahan visual anak, sehingga anak
pem'bicaraan yang eksplisit sejak berkenalan dan masa dapat melihat alat permainan dan melihat isyarat pada
awal pernikahan hingga meoingkatnya ketergantungan waktu yang bersamaan.
tentang pemahaman yang tidak diutarakan selanjutnya" Banyak Iiteratur mendiskusikan perubahan dalam ko­
(Sillars, 1995, hIm. 383). Pada tahap akhir siklus kehidup­ munikasi keluarga dengan remaja (Fenwick & Smith,
an keluarga (keluarga lansia), penelitian secara konsisten 1994) dan isu yang muncul dengan kelahir~n pada ibu
menemukan bahwa pasangan dengan hubungan yang lama, remaja. Fenwick dan Smith mendorong orang tua untuk
seperti pernikahan, biasanya mengaruh ke gaya komuni­ membuka pikiran mereka ketika remaja sedang berjuang
kasi "perpisahan", dengan·intensitas pembicaraan; konflik untuk mendapatkan kemandirian dan kekuasaan serta men­
dan keterlibatan yang relatif rendah (Mares, 1995). Akan coba strategi komunikasi baru agar dapat mengemudikan
tetapi, pola komunikasi khas ini berubah selama masa ke­ kehidupan keluargatersebut, serta mengabadikan hu­
tidakstabilan dim restrukturisasi keluarga. . .bungan .. Mereka juga menulis bagi pembacaremaja untuk
'.Pola komunikasi juga berubah sepanjang waktu, sesuai memahami kekhawatiran orang tua dan mendorong untuk
perkembangan anggota keluarga melalui tahap perkem­ saling menghormatiserta melakukan .negosiasi yang dapat
bangan individual dan semua orang yang menjadi lebih diterima pada masa ini.
tua. Literatur komunikasi keluarga yang paling sering Beberapa ke\uarga mengalami stresor tambahan selama
diabaikan berkaitan dengan subsistem orang tua-anak, ter­ anak mengalami masa remaja, yang memengaruhi komu­
utama selama masa anak-anak masih sangat muda atau nikasi keluarga. Misalnya, East (1999) meneliti pengaruh
ketika mereka remaja. Hasil minat peneltian interaksi ko­ kehamilan pada remaja terhadap keluarga secara keselu­
munikasi orang tua dengan anak kedl adahih kesehatan ruban, bukan memfokuskan terutama pada ibu remaja dan
jiwa dan prestasi akademik anak selanjutnya. Fokus lain bayinya. East menemukan bahwa ibu yang merniliki remaja
pada keduanya dimensi afektif dan fungsional dari interak­ melaporkan menurunnya komunikasi dengan anak lainnya
si orang tua-anak. Sebagai contoh, Jhones dan Topmiller yang lebih muda setelah kehamilan pertama remaja dalam
(1996) menggunakan Nursing Child Assessment Teaching keluarga dan lebih sulit berkomunikasi dengan ibu remaja
.Scale (1986) untuk membandingkan interaksi ayah Tuna­ itu sendiri.
rungu dengan anak yang dapat mendengar dengan inteaksi Keluarga dengan remaja dapat menghadapi tantangan
. antara ayah yang mendengar dan anak yang juga men­ dalam membimbing remaja melalui sekolah dan terhadap
dengar, dengan anak bayi dan toddler. Karakteristik inter­ kemampuan diri pada masa dewasa. Selain itu, komunikasi
aksi positif dengan bayi dan toddler mencakup pemberian antara orang tua dan remaja mungkin sulit dengan semakin
isyarat yang jelas satu sama lain, merespons secara positif besar tuntutan remaja untuk mandiri dan menguasai semua
dan dengan kasih sayang, serta (untuk orang tua) merig­ bidang, termasuk sekolah. Masselam dan Marcus (1990)
adaptasi bahasa dan strategi pengajaran yang sesuai dengan meneliti keluarga dengan remaja yang telah meninggalkan
usia dan perilaku anak. Tidak terdapat perbedaan yang sistem sekolah dan mengikuti SMA altematif. Beberapa
bermakna pada skor ayah yang Tunarungu dan ayah yang variabel keluarga mereka dibandingkan dengan keluarga
dapat mendengar menunjukkan kesamaan pola interaksi mudd yang masih bersekolah di SMA umum. Seperti yang
secara menyeluruh. Ayah Tunarungu secara efektif menye­ diduga, secara keseluruhan fungsi keluarga lebih baik dan
suaikan strategi komunikasi mereka dengan lingkungan semakin positif begitu pula komunikasi pada ke\uarga
262 BAGIAN 3PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

murid SMA umum. Peneliti tidak menghipotesis hubungan Pada umumnya, penelitian kcimunikasi gender pada pa­
sebab-akibat antara fungsi keluarga atau komunikasi dan sangan suami-istri memp.erlihatkan bahwa istri dibanding­
prestasi sekolah remaja. Mereka. menyajikan data yang kan suami mereka, lebih ekspresif, mengirimkan pesan
mendukung perkiraan perbedaan pada fungsi dan komuni­ lebih jelas, dan lebih sensitif, serta responsif terhadap pe­
kasi keluarga di antara dua kelompok keluarga, dengan san dari suami selama percakapan dan konflik (Tompson &
kesulitan yang lebih besar pada keluarga remaja yang Walker, 1991).
mengikuti sekolah altematif.
Literatur komunikasi keluarga menunjukkan perubahan PERBEDAAN KOMUNIKASI DALAM BENTUK

pola pada semua tahap siklus kehidupan keluarga. seperti KELUARGA

hubungan anak yang sudah dewasa dengan orang tua lan­


sia. Konsep penting pada setiap tahap siklus kehidupan "Keluarga" saat ini didefinisikan lebih luas daripada pada
keluarga adalah apakah terdapat kesesuaian di antara isu abad sebelumnya termasuk bentuk keragaman dari ke­
perkembangan individu anggota keiuarga, yang diibarat­ luarga yang terdapat di masyarakat (lihat Bab 1 untuk pem­
kan roda gigi oleh Erickson, atau apakah terdapat ke­ bahasan berbagai bentuk keluarga). Bentuk keluarga meru­
tidaksesuaian sehubungan dengan isu perkembangan ang­ pakan berbagai susunan struktur keluarga, dari keluarga
gota keluarga dan keluarga sebagai keseluruhan yang inti tradisional dengan dua orang tua .hingga orang tua
berkonflik. Sebagai contoh, mungkin terdapat kesesuaian tunggal dan homoseksual. Komunikasi keluarga dipenga­
yang baik antara tugas perkembangan orang dewasa dalam ruhi oleh tipe dari bentuk keluarga. Sudah banyak peneli­
mengasuh generasi selanjutnya dan melahirkan anak. lian yang dilakukan terhadap pasangan heteroseksual dan
Mungkin terdapat ketidaksesuaian yang sangat besar an­ keluarga inti dengan dua orang tua, biasanya tidak term a­
tara tugas perkembangan ibu berusia remaja untuk mem­ suk keJuarga orang tua tunggal, dual career, orang tua tiri,
peroJeh kemandirian, kebutuhan bayi akan pengasuhan, homoseksual, dan extended family. Selama ini terdapat
dan·.tugas nenek untuk menyiapkan diri menghadapi pen­ keterbatasan penelitian tentang komunikasi bagi bentuk
siun dan kariernya. keluarga tradisional,seperti keluarga.orang tua. tiri .
. Pada konflik daJam. keluarga dengan .orang tua tiri,
PERBEDAAN GENDER DALAM KOMUNIKASI gambaran komunikasi paling banyak dibahas. Karena dua
Seiring deIigan 'gerakanwanita yang berkembang pesat, keluarga disatukan bersama, Hap keluarga mempunyai ke­
begitu pula mimit terhadap perbedaan gender dalam ko- . budayaan dan riwayat masing-masing, dengan sedikit pan­
munikasLSaat ini sudah diakui secara luas bahwa terdapat duan untuk mengandalkan bagaimana seharusnyaperan
perbedaan utama dalam interaksi antargender. Penelitian orang tua tiri dengan anak tiri, sehingga tidak heran konflik
menunjukkan perbedaan sikap pria dan wanita serta pol a merupakan kepeduJian utama. Integrasi keluarga tiri ada­
percakapan (Tannen, 1990), pendekatan pengambilan ke­ lah suatu proses yang mungkin memerlukan lima hingga
putusan yang berbeda (Kollack, Blumstein, & Schwartz, enam tahun atau bahkan tidak pemah dapat sepenuhnya
1985), cara yang berbeda dalam merespons masalah orang terwujud (Burrel, 1995; Visher & Visher, 1990). Isu kewe­
lain (Kollack et aI., 1985; Steen & Schwartz, 1995; nangan dan batasan (siapa di dalam dan di luar keluarga)
Tannen), dan perbedaan dalam mengenal konflik serta re­ juga disinggung oleh pasangan dalam keluarga tiri sebagai
solusinya (Gottman & Levenson, 1999). Sebagai contoh, penekanan masalah (Burrell). Isu loyalitas seperti konflik
wanita melihat percakapan sebagai suatu cara membangun antara dua loyalitas (mis., konflik antara loyalitas terhadap
hubungan dan menciptakan keakraban, sedangkan pria anak kandung versus pasangan baru)serta isu yang
memandang percakapan sebagai cara untuk menunjukkan berorientasi peran merupakan sumber konflik komunikasi
status dan pengetahuan mereka (kesempatan kornpetitif lainnya.
untuk menghubungkan informasi dan mendiskusikan ke­
giatan). Wanita mencari kesepakatan, sedangkan pria men­
PERBEDAAN KOMUNIKASI BERHUBUNGAN
cari keputusan yang tepat (Steen & Schwartz; Tannen).
DENGAN MINIBUDAYA KELUARGA
Ketika wanita mendiskusikan suatu masalah, mereka ingin
memahami, sementara pria ingin mendapatkan solusi. Fitzpartick dan Ritchie (1993) menyebut keluarga sebagai
Ketika bekerja dalam menyelesaikan konflik, wanita cen­ "minibudaya pribadi". Pola komunikasi keluarga tertentu
derung bersikap afiliatif dan kooperatif serta ingin mem­ merupakan konfigurasi koheren dari sifat keJuarga (Sillars,
bicarakan tentang ketidaksetujuan, sedangkan pria cende­ 1995), yang terdiri dari minibudaya yang unik dari suatu
rung untuk mengasumsikan sikap yang lebih memaksakan, keluarga dan identitas keluarga. Pada kebudayaan tradi­
dan kompetitif, serta ingin menjauhkan diri mereka dari sional, etnisitas mewakili pandngan kehidupan dan penilai­
konflik (Gottman & Levenson, 1999; White, 1989). an, dengan demikian minibudaya keluarga dan kebudayaan
BAB 10 POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 263
yang lebih besar sangat mirip satu sarna lain. Aka tetapi, di Lewis et al mengembangkan intervensi bagi keluarga ter­
dalam masyarakat heterogen modem, individu anggota sebut untuk menguatkan hubungan antara ibu dan anak.
keluarga dapat berasal dari etnik atau latar belakang yang Dengan mengajarkan peningkatan komunikasi dan kete­
ber~a sesuai dengan sejauh mana mereka terakulturasi. rampilan mendengar aktif, ibu akan mampu mendorong
Pada situasi ini, minibudaya keluarga dapat mencerminkan anak-anak mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka
pengaruh kebudayaan atau bahkan hampir tidak terpenga­ ten tang kanker payudara.
ruh. DaJam keluarga nontradisional yang sekuJer, terdapat
lebih banyak keterbukaan untuk menjadi unik-mencipta­
kan pola komunikasi tertentu. Jika pasangan menikah atau
~AREA PENGKA.JIAN
berhubungan dalam waktu lama, salah satu tantangan yang
dihadapi mereka adalah menciptakan kebudayaan saling
Pertanyaan pengkajian berikut ini harus dipertimbangkan
berbagi dalam hubungan mereka, tiap pasangan berbagi
ketika menganalisis pola komunikasi keluarga.
pengerlian (Jenkins, 1995) dan paradigma keluarganya
1. Dalam mengobservasi keluarga secara utuh danlatau
sendiri-asumsi fundamental keluarga tentang dunia tem­
serangkaian hubungan keluarga, sejauh mana pola
pat keluarga hidup (Reiss. 1981).
komunikasi fungsional dan disfungsional yang digu­
nakan? Diagram poJa interaksi atau pola komuni1<asi
sirkular terjadi berulang. Selain membuat diagram
~KOMUNIKASI DALAM.
pola komunikasi sirkular, perilaku spesifik berikut ini
KELUARGA DENGAN
dapat dikaji:
GANGGUAN KESEHATAN
a. Seberapa tegas dan jeJas anggota menyatakan ke­
butuhan dan perasaanmereka?
Istilah gangguan kesehatan berkenaan dengan setiap per­
b. Sejauh mana anggota menggunanan klarifikasi
ubahan yang memengaruhi proses kehidupan klien (fisio­
dan kualifikasi dalam interaksi?
logis, psikologis, sosial-budaya, perkembangan, dan spiri­ c. Apakah anggota mendapatkan dan merespons um­
. tual) (Carpenito. 2000). Gangguan dalam status kesehatan
pan balik secara baik, atau mereka secara umum
.sering kali mencakup penyakit kronik dan penyakit yang tidak mendorong adanya umpan baHk dan
mengancamkehidupan serta ketidakmampuan fisik dan penggaliantentangsuatu isu?
mental yang akut atai! kr~nik, namun dapat juga meJiputi d. Seberapa baik anggota mendengarkandan me­
per'libahan dalam area kesehatan lainnya. Temuan peneli­ merhatikan ketika berkomunikasi?
tian ten tang adaptasi keluarga terha:dap penyakit kronik e. Apakah anggota mencari validasi satu sarna lain?
dan mengancam kehidupan secara konsisten menunjukkan f. Sejauh mana anggota menggunakan asumsi dan
bahwa faktor sentral dalam fungsi keluarga yang sehat pemyataan yang bersifat menghakimi dalam in­
adalah terdapatnya keterbukaan, kejujuran, dan komuni­ teraksi?
kasi yang jelas dalam mengatasi pengalaman kesehatan g. Apakah anggota berinteraksi. dengan sikap meng­
yang menimbulkan stres serta isu terkait lainnya (Kahn, hina terhadap pesan?
1990; Spinetta & Deasy-Spineta, 1981). Jika keluarga tidak h. Seberapa sering diskualifikasi digunakan?
membahas isu penting yang dihadapi mereka, akan menye­ 2. Bagaimana pesan emosional disampaikan dalam ke­
babkanjarak emosi dalam hubungan keluarga, dan mening­ Iuarga dan subsistem keltiarga?
katnya stres keluarga (Friedman, 1985; Walsh, 1998). Stres a. Seberapa sering pesan emosional disampaikan?
yang meningkat memengaruhi tidak saja hubungan' kelu­ b. Jenis emosi apa yang dikirimkan le dalam sub­
arga tetapi juga kesehatan keluarga serta anggotanya sistem keluarga? Apakah emosi negatif, positif
(Hoffer, 1989). atau kedua emosi dikirimkan?
Sebagai contoh, Lewis et al (2000) menguraikan ma­ 3. Ba,gaimana frektiensi dan kualitas komunikasi di da­
salah komunikasi keluarga ketika seorang ibu didiagnosis lam jaringan komunikasi dan rangkaian hubungan
menderita kanker payudara. Ibu menjadi sangat terbenam kekel uargaan?
dalam isu terkait dengan kanker payudara (kemoterapi, a. Bagaimana caralsikap anggota keluarga (suami­
pertahanan kehidupan, dan radiasi) dan cenderung mem­ istri. ayah-anak. anak-anak) saling berkomuni­
berikan informasi yang terbatas kepada anak-anaknya ten­ kasi?
tang kanker payudara. Anak sering merasa takut tentang b. Bagaimana pola pengiriman pesan penting yang
kelanjutan dan pemahaman yang salah mengenai kanker biasanya? Apakah terdapat perantara?
payudara yang diderita ,ibu mereka, namun tidak. mem­ c. Apakah pesan sesuai dengan perkembangan usia
bicarakan perasaan tersebut dengan anggota keluarga. anggota?
264 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

4. Apakah pesan penting anggota keluarga sesuai ~INTERVENSI


dengan isi dan instruksi (termasuk observasi pesan KEPERAWATAN

nonverbal)? ApabiJa tidak, siapa yang menunjukkan


ketidaksesuaian tersebut?
KELUARGA

5. Jenis proses disfungsional apa yang terdapat dalam Intervensi keperawatan keluarga dalam area komunikasi
pola komunikasi keluarga? terutama me[ibatkan pendidikan kesehatan dan konseling,
6. Apa isu penting dari personal/keJuarga yang terbuka serta kolaborasi sekunder, membuat kontrak, dan merujuk
dan tertutup untuk dibahas? ke kelompok swa-bantu (self-help group), organisasi ko­
7. Bagaimana faktor-faktor berikut memengaruhi pola munitas, dan klinik atau kantor terapi keluarga. Konselor
komunikasi keluarga? keJuarga sering kali menyatakan bahwa salah satu dari
a. Kontekslsituasi peran utama yangmereka lakukan dalam bekerja dengan
b. Tahap siklus kehidupan keluarga keluarga adalah mengajarkan kepada anggota tentang di­
c. Latar belakang etnik keJuarga namika keluarga serta bagaimana saling berkomtinikasi
d. Perbedaan gender dalam keluarga cara yang lebih fungsionaJ. Kebanyakan pendidikan kese­
e. Bentuk keluarga hatan dilakukan dalam bentuk nonformal-yang berlang­
f. Status sosioekonomi keluarga sung secara spontan dalam interaksi kIien-perawat.
g. Minibudaya unik keluarga Model peran juga merupakan tipe pemberian pendidik­
an kesehatan yang penting. Model peran melalui observasi
anggota keluarga mengenai tenaga kesehatan keluarga dan
~DIAGNOSIS
bagaimana mereka berkomunikasi selama situasi interaksi
KEPERAWATAN
yang berbeda bahwa mereka belajar meniru perilaku ko­
munikasi yang sehat. Dalam contoh peran komunikasi
.KELUARGA
fungsional, perawat hams mendengarkan secara intens,
Walaupun masalah komunikasi keluargamerupakan diag­ berhati-hnti, dan empati, menindaklanjuti dengan per­
nosis keperawatan keluarga yang sangat bermakna, North tanyaan yang mengklarifikasi, serta mendorong ekspresi
American Nursing Diagnosis Association (NANDA) be­ pemikiran dan perasaan lebih lanjut. Model peran terteritu
!um: mengidentifikasi diagnosis komunikasi yang ber­ menjadi'metode pendidikan kesehatan ·yang penting jika
orientasi keluarga. NANDA menggunakan perilaku komu­ anggota keluarga secara positif mengidentifikasi dengan
nikasi sebagai bagian daTi pendefinisian karaktetistik pada perawat keluarga.
beberapa diagnosis mereka, seperti proses berduka dis­ Konseling di bidang komunikasi keluarga melibatkan
fungsional. Salah satu diagnosis keperawatan yang· terda­ dorongan dan dukungan keluarga dalam upaya mereka un­
pat dalam daftar NANDA adalah "hambatan komunikasi tuk meningkatkan komunikasi di antara mereka sendiri.
verbal", yang berfokus pada klien individu yang tidak Perawat keluarga adalah fasilitator proses kelompok dan
mampu untuk berkomunikasi secara verbal (McFarland & sebagai narasumber. Kehadirannya secara implisit atau
McFarlane, 1993). Giger dan Davidhizar (l995) menegas­ eksplisit memungkinkan keluarga untuk mengujicobakan
kan bahwa "hambatan komunikasi verbal" tidak memper­ cara baru dalam berkomunikasi dan keamanan akan ke­
timbangkan kebudayaan klien sehingga sec.ara kebudayaan hadiran "pihak ketiga" di keluarga ketika mereka mem­
tidak relevan dengan diagnosis keperawatan. bahas area komunikasi yang sebelumnya tertutup untuk
Di luar diagnosis NANDA, diagnosis komunikasi ke­ membahas atau membongkar peratuan komunikasi yang
perawatari keluarga secara .Iuas dapat terjadi, seperti ko­ tidak tertulis.
munikasi keluarga disfungsional atau komunikasi orang Satir dan rekan (1991) memberikan tips bagi klinisi
tua-anak, saudara kandung, pasangan dewasa atau suami­ yang bekerja dengan keluarga dalam peran sebagai fasi­
istri disfungsional (jika masalah terutama terletak pada Iitator (Satir et al,). Tips tersebut sarna relevannya bagi pe­
subsistem). Diagnosis keperawatan keluarga umum lain­ rawat keluarga ketika bekerja dengan keluarga dalam area
nya dalam area ini adaJah hambatan komunikasi ke[uarga komunikasi (Iihat Tabel 1O-4). Strategi intervensi lebih
atau masa[ah komunikasi keluarga, ApabiJa diagnosis luas spesifik dalam bidang komunikasi keluarga merefleksikan
yang digunakan, maka mendefinisikafl karakterisik dan apa yang diketahui tentang komunikasi keluarga fungsio­
faktor-faktor terkait hams menyertai diagnosis. mengikuti nal dan bagaimana mempromosikannya. .
pola NANDA. Beberapa perawat keluarga dapat meng­ Klasifikasi Wright dan Leahey (2000) tentang tiga jenis
identifikasi masalah komunikasi keluarga lebih spesifik bantuan intervensi keJuarga secara langsung (berfokus pa­
sebagai diagnosis, seperti komunikasi afektif minimal atau da tingkat kognitif, afektif dan perilaku daTi fungsi keluar­
pola komunikasi yang tidak sesuai. ga) membantu dalam pengoranisasian strategi komunikasi
BAB 10 POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 265
ditolak. Perasaan terluka dan respons emosi positif dari
TABEL 10-4 anggota keluarga lebih dapat "diterima" dibandingkan
respons dan bermusuhan (Satir, 1967).
TIPS SATIR UNTUK MENJADI FASILITATOR Topik penting lainnya untuk didiskusikan dengan ang­
DALAM MEMBANTU KOMUNIKASI gota keluarga adalah perbedaan persepsi atau "realitas
KELUARGA KOMUNIKASI MEREKA multipel" dari indivjdu anggota keluarga tentltng suatu
1. Meningkatkan komunikasi yang selaras. situasi dan peristiwa tertentu. Agar dapat mengatasi kon­
. Merespons dengan pesan"Saya." flik atau situasi yang memerlukan pengambilan keputusan,
Sampoikan secara jelasapa yang anda katakan dan persepsi (dan perasaan) anggota keluarga mengenai suatu
perbuat.' . situasi seharusnya dipahami dan dipertimbangkan, guna
Mengungkapkan dengan menggunakan bahasa menghindari upaya untuk membenarkan secara subjektif
deskriptif bukan evaluatif, reaksi anda terhadap apa
suatu perspektif.
yang sedang diucapkan dan dilakukan oleh anggola
keluarga. Intervensi dalam area afektif diarahkan pada pernbahan
Dalam wawancara, perhatikan jarak fisik atau ekspresi emosi anggota keluarga-baik dengan meningkat­
kedekatan antara Anda dan anggota keluarga.(Jika kan maupun menurunkan tingkat komunikasi emosional
dilerima secara kebudayaanl poda tingkat· atau memodifikasi mutu komunikasi emosional. Tujuan
pandangan mata yang sejajar dan kedekalan yang keperawatan spesifik, di dalam konteks kebudayaan kelu­
nyaman. arga, membantu anggota keluarga mengekspresikan dan
2. Memberikan alternatif dan pilihan untuk koping membagi perasaan mereka satu sarna lain sehingga (a) ke­
3. Memberikan kesempatan untuk meningkatkan perasaan
butuhan emosi mereka dapat disampaikan dan ditanggapi
hargadiri anggota keluarga.
Membuat hubungan orang-ke-orang dengan tiap dengan lebih baik; (b) terjadi komunikasi yang lebih selaras
individu di dalam keluarga. dan jelas; dan (e) upaya penyelesaian masalah keluarga
Mengenal dan memvalidasi perasaan dan pemikiran difasilitasi. .
, . tiap anggota keluarga. Intervensi langsung ditujukan pada tingkat afektif dari
Memberikan martabat, rasa percaya dan fungsi keluarga termasuk mendesak anggota keluarga
penghormatan kepada anggota keluarga, . dewasa/orang tua untuk berbagiperasaan dengan anak
Sumber:Sotir, Banmen, Gerber, & Garnor; (1991 ); don Schwab mereka (sesuai dengan usia anakdan subjek). Demikian
(1'990). juga, mendukung upaya keluarga untukmendorong anak­
aoak berbagi perasaan mereka sepenuhnya,dengan orang
tuamereka, sehingga anak-anak ·akan menjadi komuni­
spesifik yang dapat diterapkan. Strategi intervensi dalam kator yang lebih baik. (Anak belajar mengekspresikan diri
masing-masing ketiga domain meliputi 'pendidikan kese­ mereka sendiri seperti mereka melihat orang tua mereka
hatan dan konseling mengekspresikan perasaan mereka sendiri). Selain itu,
Intervensi keperawatan keluarga dengan fokus kognitif perawat keluarga dapat menunjukkarr ketidaksesuaian da­
memberikan informasi atau ide barn tentang komunikasi. lam tingkat komunikasi anggota keluarga dan mendor~mg
Informasi adalah pendidikan dan dirancang untuk men­ mereka untuk lebih selaras dalam konteks mereka dan
dorong penyelesaian masalah keluarga. Apakah anggota meta-pesan (meta-pesan atau'instruksi terdiri <:Iari bagai­
keluarga mengubah perilaku komunikasi mereka pertama mana kata-kata diucapkan, termasuk perasaan yang me­
sangat bergantung pad a bagaimana mereka mempersepsi­ nyertai kata-kata tersebut).
kan masalah. Wright dan Leahey (2000) menegaskan pe­ Pemahaman atau memiliki persepsi lebih positif me­
ran penting dari persepsi dan keyakinan. Apabila ada ngenai masalah komunikasi keluarga tidak cukup untuk
masalah, perawat harns membantu keluarga untuk mem­ membuat perubahan terjadi. Harus juga terdapat perubahan
peroleh pandangan yang berbeda tentailg masalah mereka. perilaku juga harus ada (Wright &- Leahey, 2000). Bukan­
Oleh karena itu, tujuan intervensi adalah mengubah per­ nya meneari penyebab yang melatarbelakangi dan alasan
sepsi dan keyakinan anggota keluarga ten tang masalah munculnya masalah, Wright dan Leahey menyarankan
komunikasi spesifik. agar perawat keluarga menanyakan tentang apa masalah­
Membantu anggota keluarga membingkai ulang pesan­ nya. Misalnya, ketika kakak memutuskan film apa yang
pesan tertentu sehingga mereka memandang suatu situasi akan mereka tonton dengan adiknya, perawat dapat ber­
dengan lebih positif akan sangat membantu. Sebagai con­ tanya kepada kakak apa pengaruh film tersebut pada adik­
toh, membantu anggota keluarga melihatbahwa Jika ang­ , nya. Pertanyaan ini akan lebih membantu daripada me­
gota keluarga mengekspresikan kemarahan, ini biasanya nanyakan bagaimana ia memuat keputusan untuk dirinya
berarti ia merasa terluka, pedih, dan mungkin merasa sendiri.
266 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Perubahan perilaku menstimulasi perubahan daJam per­ mana perilaku komu'nikasi yang baru. dan apakah ada
sepsi "realitas" anggota keluarga dan persepsi mensti­ masalah yang terjadi, seria jika mereka mempunyal
mulasi perubahan perilaku (proses sirkular, rekursif). Oleh pertanyaan atau hal penting tentang perubahan ter­
karena itu, ketika perawat keluarga menolong anggota ke­ sebut.
. luarga belajar eara komunikasi baru yang lebih sehat, ia McCubbin dan Dahl (1985), pakar dan edukator keluarga,
juga aka!) membantu anggota keJuarga untuk mengubah merekomendasikan taktik komunikasi kepada pasangan
persepsi mereka atau membangun realitas tentang suatu dewasa untuk menggunakan pengelolaan konflik secara
situasi. produktif. Rangkuman dari pedoman mereka adalah seba­
Intervensi pendidikan kesehatan dan konseling diran­ gai berikut:
eang untuk mengubah komunikasi keluarga meliputi: 1. Coba untuk tidak terlibat dalam "kitchen-sink­
1. . Mengidentifikasi keinginan perubahan perilaku spe­ fighting" (melemparkan semua isu tambahan ke da­
sifik anggota keluarga dan menyusun reneana kola­ lam konflik).
boratif untuk suatu perubahan. 2. Berbicara tentang isu, bukan kepribadian
2. Mengakui, mendukung, dan membimbing anggota 3. ladilah pendengar aktif (minta umpan balik dan kla­
keluarga ketika mereka mulai meneoba untuk berko­ rifikasi).
munikasi secara jelas dan selaras. 4. Akui bahwa ketidakbahagiaan pasa!lgan and a tidak
3. Memantau perubahan perilaku yang telah menjadi harus selalu menjadi tanggungjawab anda.
sasaran sejak pertemuan terdahulu. Tanyakan bagai- 5. Mencari cara agar kedua belah pihak sarna-sarna puas

fJa;RANGKUMAN
Komunikasi keluarga dikonsepsualisasikan sebagai Saluran arus informasi adalah rute/perjalanan infor­
salah satu dari empat dimensi struktur dari sistem masi untuk mencapai peilerima. .

keluarga, beserta kekuasaan, peran dan pengambilan Komunikasi fungsional didefinisikan sebagai pengi­

keputusan, serta dimensi struktur nilaL Struktur ke­ riman dan penerimaan tingkat isi dan instruksi dari

luarga dan proses kom\lnikasi terkait memfasilitasi tiap pesan yang jelas dan' langsung begitu pula

. pencapaian fungsi keluarga. Selain itu, pola komuni­ keselarasan antara tingkat isi dan instruksi.

kasi di dalam sistem keluarga meneerminkan peran Komunikasi disfungsional didefinisikan sebagai pe­

dan hubuhgan anggota keluarga. ngiriman dan penerimaan isi dan instruksi (maksud)

Komunikasi merujuk pada proses pertukaran pera­ pesan yang tidak jelas dan tidak langsung dan atau

saan, keinginan, kebutuhan, informasi dan pendapat. ketidaksesuaian an tara tingkat isi dan instruksi

Komunikasi keluarga adalah proses simbolik dan pesan.

transaksional dari meneiptakan dan membagi penger­ Karakteristik kunei keluarga yang sehat adalah ko­

tian dalam suatu keJuarga. munikasi yang jelas dan kemampuan untuk saling

•. Komunikasi memerlukan pengirim, saluran, dan pe­ mendengarkan. Komunikasi yang baik diperlukan

nerima pesan sertainteraksi antara pengirim dan pe­ untuk membina dan memelihara hubungan penuh

nerima. Pengirim adalah seseorang yl,l.ng mencoba rasa cinta.

untuk memindahkan suatu pesan kepada orang lain; Lima variabel yang memengaruhi komunikasi kelu­

penerima adalah sasaran dari pesan yang dikirimkan; arga adalah latar belakang kebudayaanletnik anggota

saluran merupakan rute/perjalanan pesan. keluarga, tahap siklus kehidupan. gender anggota,

Enam prinsip komunikasi adalah: (1) tidak mungkin bentuk, dan minibudaya keluarga.

untuk tidak berkomunikasi; semtia perilaku adalah Faktor sentral dalam fungsi keluarga sehat ketika.se­

komunikasi; (2) komunikasi mempunyai dua tingkat: seorang mengalami perubahan keseh.atan (seperti

informasi (isi) dan komando (instruksi); (3) komuni­ penyakit kronik) adalah adanya komunikasi yang ter­

kasi melibatkan proses transaksional dan tiap anggo­ buka, jujur ,dan jelas dalam mengatasip6i'lgaJaman

ta keluarga mempunyai "pungtuasi" peristiwa inter­ kesehatan yang menimbulkan stres serta isu terkait.

aksi mereka sendiri; (4) ada dua tipe komunikasi: Pedoman pengkajian komunikasi keluarga di gam­

digital dan analogik; (5) interaksi keluarga adalah re­ barkan sebagai pedoman untuk diagnosis dan inter­

dundansi, yaitu, interaksi keluarga di dalam kisaran vensi keperawatan untuk memfasilitasi pola komuni­

perbatas dari urutan perilaku berulang-ulang; dan (6) kasi sehat keluarga.

semua interaksi komunikasiadalah simetris atau sa­


ling melengkapi.
BAB 10 POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA 267
268 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

• LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga danjawab pertanyaan terkait.
1. Ketika mengamati keluarga secara menyeJuruhlrangkaian hubungan keluarga, sejauh mana
pola komunikasi f~mgsional dan disfungsional yang digunakan? Diagram pola interaksi
atau pola komunikasi sirkulariberulang.
2. Bagaiman pesan emosi disampaikan di dalam keluarga dan subsistem keluarga?
3. Bagaimana frekuensi dankualitas komunikasi di dalamjaringan komunikasi serta rangkaian
hubungan kekeluargaan?
a. Siapa yang berkata kepada siapa dan dalam sikap umum yang seperti apa?
b. Bagaimana pola penyampaian pesan penting yang biasanya? Apakah terdapat per­
antara?
c. Apakah pesan sesuai dengan perkembangan usia anggota?
4. Apakah pesan utama anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi (termasuk observasi
pesan nonverbal) Jika tidak, siapa yang menunjukkan dan pes an apa yang tidak sesuai?
5. Apa jenis proses disfungsional yang tampak dalam pola komunikasi keluarga?
6. Sebutkan satu diagnosis keperawatan keluarga dalam area komunikasi.
7. Sebutkan dua intervensi kepeawatan keluarga terhadap penyelesaian masalah komunikasi
keluarga di atas.
Jawab pertanyaan berikut.
8. Dari daftar di bawah pilih empat karakteristik utama yang tidak mewakili pengirim fung­
sional.
a. -Mendengar

b.: Terbuka terhadap umpan balik

c. Menimbulkan umpan balik


d. Membuat asumsi
e. Menyatakan kasus dengan tegas
f. Validasi

g.- Klarifikasi dan kualifikasi

h. Generalisasi
9. Sebutkan dua karakteristik pengirim dan penerima fungsional serta disfungsional.
10. Pasangkan lima kategori utama dari komunikasi disfungsional pada kolom sebeJah kiri
dengan i1ustrasi spesifik yang diberikan pada sebelah kanan.
Kategori Contoh
a. Asumsi 1. "Saya tidak marah kepadamu" (diucapkan de­
ngan nada keras dan tinggi).
b. Ekspresi perasaan tidak jelas 2. Saya tidak suka pasien yang terus menerus me­
ngeluh."
c. Ekspresi menghakimi 3. "Saya tidak mengerti bagaimana anda bisa be­
gitu bodoh."
d. Ketidakinampuan untuk mende­ 4. "Saya senangjika anda tidak pulang makan ma­
finisikan kebutuhan lam, jadi hanya sedikit piring kotor yang saya
cuci."­
e. Komunikasi yan~ tidak sesuai 5. Jika anda mau makan di luaf, sayajuga mau."

11. Situasi manakah yang berikut ini yang paling baik menunjukkan bahwa informasi sudah
diterima dari pengirim?
a. Orang tua mengatakan kepada anaknya untuk berhenti bermain dengan kakinya dan
anak tetap bermain. .
b. Orang tua mengatakan kepada anaknya untuk minum susu dan anak memandang orang
tuanya.
c. Orang' tua menunjukkan kepada anaknya bagaimana cara memberi mentega pada roti
BAB 10 POLA DAN PROS?ES KOMUNIKASI KELUARGA 269
dan anak menyatakan bahwa ia tahu cara yang lebih baik untuk mengolesi roti dengan

mentega.

12. Perbedaan gender dalam berkomunikasi sedang marak. Dari pemyataan berikut yang ma­
nakah yang bukan temuan penelitian tentang gender?
a. Para suami lebih jelas berkomunikasi daripada isterinya.
b. Dalam pengambilan keputusan, pria menginginkan keputusan tepat dibuat. sedangkan

wanita mencari untuk mendapatkan konsensus.

c. Wanita lebih .ekspresif secara emosional daripada pria.


d. Wanita memandang percakapan sebagai cara untuk membina hubungan, sedangkan pria

tidak.

13. Pada situasi berikut identifikasi tingkat isi dan instruksi dari suatu pesan.
a. Pasangan yang baru menikah menonton film. Istri tersebut memegang lengan suami dan

memeluknya sambi! berbisik, "Saya tidak tertarik dengan film ini."

b. Seorang anak mulai merangkak ke pangkuan orang tuanya. Orang tuanya mendorong

anak agar menjauh dan berkata, "Kau tahu saya mencintaimu, sana pergi bermain

dengan mainan barumu!"

c. Seorang anak membuang sereal dengan sendok. Ibunya mengambil sendok dan mangkok

sereal serta dengan empati berkata, "Hentikan! Kau tidak boleh bermain dengan

makanan!"

14. Jika transaksi antara dua anggota keluarga diulangi berkali-kali, kecenderungan ini disebut
sebagai prinsip._ _ _ _ _ __
15. Seorang wanita, menemukan bahwa pasangan wanitanya tidak membantu mencuci piring
sebagaimana yang dijanjikannya. Wanita tersebut mengekspresikan kemarahan kepada
pasangan wanitanya. la, berbalik, balas berteriak bahwa "Saya akan mencuci piring kalau
saya sudah siap dan merasa enak". Wanita tersebut mencaci maki terus pasangan wanitanya.
Umpan balikjenis apa yang digambarkan dalam rangkaian interaksiini?
16. Pola komunikasi dalam keluarga sangatluas menurut latar belakang etnik keluarga.
Perbedaan komunikasi yang terdapat dalam area ini adalah:
a. Keluasan dan keterbukaan informasi yang disampaikan dalam percakapan.
b. Makna diam dalam percakapan.
c. Ekspresi emosi.
d. Ekspresi konflik .
e. Jaringan komunikasi dalam keluarga.
1 1

KEKUASAAN DAN
PEMB·UATAN KEPUTUSAN
KELUARGA
~ISI BAB

KEKUASAAN KELUARGA: KONSEP DAN DOMAIN KEKUASAAN KELUARGA SEHAT


Kekuasaan Keluarga DINAMIKA KEUASAAN DAN PERILAKU KEKERASAN
Otoritas KELUARGA
Landasan Kekuasaan Perspektif Teoretis Perilaku kekerasan Keluarga

Hasil Kekuasaan Penganiayaan Pasangan Intim

Pembuatan keputusan Keluarga Penganiayaan Anak

VARIABEL YANG MEMENGARUHI DINAMIKA KEKUASAAN .Penganiayaan Saudara Kandung

KELUARGA Penganiayaan Orang Tua

Hierarki Kekuasaan Keluarga Penganiayaan Lonsia

Tipe Bentuk Keluarga PENGKAJIAN KEKUASAAN KELUARGA


Pembentukan Koalisi Keluarga Hasil Kekuasaan
Jaringan Komunikasi Keluarga Proses Pembuatan Keputusan
Perbedaan Gender Landason Kekuasaan
Faktor Usia dan Siklus Kehidupan Keluarga Variabel yang Mel11engaruhi Kekuasaan Keluarga
Faktor Kebudayaan don Interpersonal Kekuasaan Sistem dan Subsistem Keluarga Keseluruhan
Kelas Sesial DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
KLASIFIKASI STRUKTUR KEKUASAAN KELUARGA SECARA INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
MENYELURUH RANGKUMAN

~TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mende6nisikan konsep dan domain berikut: Kekuasaan, 3. Menguraikan tipologi klasifikasi kekuasaan keluarga
otoritas, pembuatan keputusan, hasil kekuasoan, lan­ yang bjasa digunakan. •
dasan kekuasaan, dan kekuasaan keluarga. 4. Menggunakan kontinum kekuasaan keluarga, mengiden­
2. Menjelaskan berbagai kekuasaan keluarga yang berhu­ tifikasi di mana posisi kontinum keluarga yang sehet.
bungan dengan gender, usia anggota, dan tahep siklus 5. Menjelaskan perspektif teoretis yang berhubungan de­
. kehidupan keluarga, etnisitas/kebudayaan, keterampilan ngan keluarga dan perilaku kekerasan pesangan intio,
interpersonal, dan kelas sosial keluarga. 6. Menerapkan proses keperawatan peda hipotesis sketsa
keluarga dalam hal kekuasaan keluarga.

271
272 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Berbagai penulis dalam bidang sosiologi dan konseling ke­ keluarga Amerika yang lebih sering disinggung daripada
luarga telah menulis tentang pentingnya dimensi kekuasa­ peraJihan secara bertahap dari otoritas laki-Iaki pada satu
an dalam keluarga (Balswick&Balswick. 1995; Quinn. sisi hingga berbagi kekuasaan keluarga antara suami dan
1995). Sebagai contoh, Cromwell & Olson (1975), peneliti istri. Menurunnya tradisionalisme peran jenis kelamin se­
kekuasaan keluarga menulis bahwa "kekuasaan adalah sa­ perti banyak perubahan 8Osial, berhubungan dengan me­
tu aspek fundamental terpenting semua interaksi sosial" ningkatnya kompleksitas dan konflik dalam pembuatan
(hIm. 3). Haley (1976). seorang terapis keluarga yang ter­ keputusan keluarga (Scanzoni & Szinovacz, 1980).
nama, meyakini bahwa kekuasaan merup~kan pusat dari Pemahaman struktur kekuasaan keluarga, penting da­
semua hubungan man usia. Ia menggambarkan hubungan lam memberikan perawatan kesehatan efektif, terutama
manusia sebagaisatu perjuangan terus menerus-untuk jika keluarga mempunyai masalah dalam mengimplemen­
memperoleh status dan kendali. tasikan perilaku sehat atau memperoleh kebutuhan pera­
Keluarga, sama halnya dengan semua sistem sosial. watan kesehatan. Anggota keluarga yang bertindak sebagai
mempunyai struktur yang menetapkan siapa yang me­ pemimpin kesehatan (menjadi orang yang diakui otoritas­
megang kekuasaan dan bagaimana hierarki keluarga atau nya dalam bidang kesehatan atau pimpinan keluarga secara
perintah "urutan kekuasaan". Kekuasaan dipandang dalam menyelumh) harus diidentifikasi, diakui, dan didiskusikan.
bab ini. sebagai satu dari empat dimensi struktural yang Sebagai contoh, perawat mungkin menemukan sesuatu
. saling bergantung dalam satu keluarga, dan seperti refleksi yang berlawanan dengan harapannya, ayah atau kakek me­
dari peraturan tidak tertulis dalam keluarga serta sistem miliki kekuasaan pembuatan keputusan akhir dalam ma­
nilai yang melatarbelakanginya. Selain itu, penting untuk salah kesehatan keluarga.
memahami dinamika interpersonal di dalam suatu keluarga Berikut ini penyajian teniang definisi dasar dan konsep,
dan antara keluarga dan sistem sosial lain. Dimensi ke­
bab ini ditujukan pada area spesijik pengkajian kekuasaan
kuasaan dan status merupakan hal penting dalam membina
keluarga: (1) landasan kekuasaan,(2) hasil kekuasaan, (3)
dan mempertahankan saluran dan jaringan komunikasi ke­
pembuatan keputusan keluarga, dan (4) variabel yang
lu'arga. Bahkan, Blood & Wolfe (1960), yang melakukan
memengaruhi kekuasaan keluarga. Kemudian diikuti dis­
penelitian dasar tentangkekuasaan keluarga, memperta­
kusi ten tang pengkaj ian struktur kekuasaan keluarga secara
hankan bahwa aspek yang paling penting dari. struktur ke­
menyeluruh, kekuasaan keluarga dalam keluarga yang
luarga adalah posisi kekuasaan anggota keluarga. Selan­
seh~t dan dinamika keluargapada perilaku kekerasan ke­
jutnya, huoungan akrab yang saling timbal balik dengan
luarga. Terakhir, pedoman praktik pada areakekuasaan
.peran keluarga tampak pada peran dan posisi seseorang
keJuarga disajikan.
sebagai dasar kapasitasnya untuk melatih kekuasaan dan
tercermin dalam pola komunikasi keluarga (Ii hat Bab 10).
Struktur kekuasaan sangat berbeda antara satu keluarga
dan keluarga yang lain. dengan perbedaan secara positif ~KEKUASAN KELUARGA:
dengan fungsi keseluruhan keluarga. Beberapa pengaturan KONSEP DAN DOMAIN
kekuasaan bersifat disfungsional dan selanjutnya menim­
bulkan maladaptasi dan gangguan kesehatan dalam kelu­ Kekuasaan memiliki berbagai pengertian, meliputi kapa­
arga. Selain itu, pembuatan keputusan sebagai satu ukuran sitas untuk memengaruhi, mengendalikan, mendominasi
dari kekuasaan keluarga, telah menjadi pusat perl;latian da­ dan membuat keputusan. Dengan kata lain kekuasaan ada­
lam terapi keluarga. Satir (1972) mencatat bahwa "mung­ lah-kemampuan-potensiaVaktual-dari individu untuk me­
kin tidak ada yang lebih penting dalam mempertahankan ngendalikan, memengaruhi, mengubah prilaku orang lain.
dan membina hubungan cinta (atau membunuhnya) seperti Kekuasaan selalu melibatkan hubungan interpersonal yang
proses pembuatan keputusan" (hIm. 131). tidak simetris-seseorang yang berinteraksi menunjukkan
Perubahan kontemporer dalam keluarga telah menim­ pengaruh yang lebih besar/pengendalian dalam satu hu­
bulkan dan bahkan menjadi satu kebutuhan bagi tenaga ~ungan. Kekuasaan juga bersifat multidimensi, yang ber­
kesehatan profesional keluarga untuk mengkaji dimensi arti bahwa kekuasaan mencakup komponen strukrur sosial,
kekuasaan dalam keluarga. Sebagai bagian dari pembahan interaksi (proses), dan hasil (McDonalds, 1980). Kekuasa­
yang cepat dalam kehidupan keluarga, keluarga tidak se­ an merupakan fenomena yang abstraks, kompleks, daf\
cara kaku terikat pada tradisi hubungan seperti kondisi multidimensi yang tidak dapat- diamati secara langsung.
mereka sebelumnya. Pembuatan keputusan dan kekuasaan Oleh karena itu, hams diterjemahkan dari perilaku yang
keluarga lebih banyak diIakukan secara bersama pada ke­ dapat diamatildari laporan sendiri anggota keluarga yang
luarga saat ini daripada keluarga pada 10 tahun yang lalu bersangkutan, dilakukan melalui wawancara dengan tuju­
(Scanzoni & Szinovacz, 1987). Tidak ada perubahan pada an terarah. Apa yang diamati oleh orang luar dan apa yang
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 273
dilaporkan oleh anggota dalam hal kekuasaan keluarga, peran tradisional sebagai landasan yang kuat dari keyakin­
namun demikian, juga sering kali tampak ganjil antara satu an tersebut.
sarna lain (Szinofac, 1987). Kekuasaan dan otoritas tidak selalu didapatkan ber­
samaan. Anggota keluarga yang memiliki otoritas untuk
memutuskan atau bertindak mungkin tidak menjalankan
KEKUASAAN KELUARGA kekuasaannya untuk berbagai alasan. Jadi, mungkin. ter­
dapat ketidakselarasan antara unsur k-ekuasaan dan otoritas
Kekuasaan keluarga, sebagai karakteristik sistem keluarga
dalam keluarga. Membandingkan keluarga dengan sistem
adalah kemarnpuan-potensiaVaktual-dari individu anggota
sosial yang lebih besar, seseorang dapa! menyamai otoritas
keluarga untuk mengubah perilaku anggota keluarga yang
dengan struktur kekuasaan formal dan kekuasaan dengan
lain (Olson & Cromwell, 1975). Komponen utama kekua­
struktur kekuasaan informal dari birokrasi. Telah lama di­
saan keluarga adalah pengaruh dan pembuatan keputusan.
akui bahwa di dalam suatu organisasi kekuasaan formal
Istilah pengaruh secara praktis sinonim dengan kekuasaan
dan informal mungkin agak berbeda satu dengan yang lain.
yang didefinisikan sebagai tingkat tekanan formal dan
Situasi yang sarna juga terjadi pada keluarga. Anggoia
nonformal yang dilakukan oleh seorang anggota keluarga
keluarga yang secara nominal memegang kekuasaan mung­
terhadap anggota keluarga lainnya yang berhasil dalam
kin bukan pemegang kekuasaan yang sebenamya. Walau­
memaksakan pandangannya (McDonald, 1977). Dominan
pun anggota keluaga dapat mengatakan kepada tenaga ke­
juga digunakan pada konteks yang sarna. Dalarn bab ini,
sehatan bahwa ayah "yang memimpin", tenaga kesehatan
kekuasaan. dominan, dan pengaruh digunakan bergantian.
dalarn observasi dapat saja mencatat bahwa sebenafuya
Kekuasaan merupakan dimensi sistem atau subsistem anak laki-laki tertua yang menjadi pemegang kekuasaan
keluarga, yang bukan merupakan karakteristik dari anggota (Pasquali. Arnold, DeBasio, & Alesi, 1985).
keluarga yang terpisah dari sistem keluarga. Dengan
demikian. kekuasaan keluarga hanya dapat dikaji di dalarn
konteks sistemlsubsistem, atau lebih spesifik lagi di dalam LANDASAN KEKUASAAN
konteks interaksi keluarga yang sirkular. Pola komunikasi
menunjukkan peran dan. dimensi kekuasaan keluarga dapat . Salah satu aspek kekuasaan·keluarga yang mencolok ada­
terlihat dalarn proses keluarga berkisar dari pertukaran lah landasan. kekuasaan di dalam keluarga dan subsis­
temnya~yaitu, sumber asal kekuasaananggota keluarga.
rutin harlan hingga negosiasi, isu, dan konftik yang rumit.
Sehiinitu, dimensi kekuasaan ditemukan dalarn berbagai Informasi ini sering kaIi harus diperhatikan dalam perilaku
subsistem keluarga (mis., subsistem saudara kandung, sub­ yang diamati dan dengan mengajukan pertanyaan yang
sistem pemikahanlpasangan orang dewasa, dan subsistem relevan. Pentingnya membuat ketentuan melandasi fakta
orang tua dan anak; keluarga sebagai sistem menyeluruh, bahwa hakikat dari dasar kekuasaan tertentu secara ber­
dan hubungan sistem keluarga dengan hubungan sistem makna memengaruhi hubungan interpersonal, kepuasan
sosial ekstemal (Olson, Cromwell, & Klein, 1975). Ter­ pemikahan (pasangan dewasa), dan stabiJitas keluarga.
dapat 5 unit berbeda yang dapat dianalisis dalam hal Cromwell dan Olson (1975) mengidentifikasi tiga domain
karakteristik kekuasaan keluarga (McDonald, 1980), yaitu kekuasaan keluarga: Landasan kekuasaan, hasil kekuasa­
kekuasaan pemikahan (pasangan orang dewasa), kekuasa­ an, dan proses pembuatan keputusan. Domain ini diuraikan
an orang tua,' anak, saudara kandung, dan kekerabatan. di bawah ini dan selanjutnya dibahas pada pembahasan
.Akan tetapi, banyak penelitian dan penulisan teoretis ten­ akhir. Raven dan rekan (1975) serta Safilios-Rothschild
tang kekuasaan keluarga yang hanya berfokus pada ke­ (1976a) mengidentifikasi berbagai tipe landasan kekuasaan
kuasaan pernikahan (Balswick & Balswick, 1995). yang biasa terdapat pada keluarga (Tabeill-l).
Kekuasaan legitimasi (kadang disebut otoritas primer)
berkenaan dengan keyakinan dan persepsi bersarna dari
OTORITAS anggota keluarga dan ditandai dengan adanya satu orang
yang mempunyai hak untuk mengendalikan perilaku ang­
Otoritas adalah suatu istilah lainnya yang sangat.berkenaan gota yang lain. Sesuai dengan hakikat peran dan posisi
dengan keyakinan bersama anggota keluarga, yang berda­ yang dimiliki seseorang, maka terdapat hak hak tertentu
sarkan kebudayaan dan normatif serta yang merancang yang berdasarkan kebudayaan memperoleh perlakuan is­
seorang anggota keluarga sebagai orang yang berhak timewa terkait dengan peran dan posisi' tersebut. Sebagai
membuat keputusan dan menerima posisi kepemimpinan. contoh, kendali atau dominasi orang tua terhadap anak
Dengan kata lain, otoritas ada jika individu yang terlibat . didasarkan pada otoritas tradisional danlatau legat Otori­
meyakini bahwa kekuasaan tersebut tepat untuk dipegang tas utama dari anggota keluarga dewasa tetap saja meru­
oleh anggota kelompok tertentu. Keyakinan, nilai dan pakan landasan tradisional yang sangat bermakna untuk
274 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Kekuasaall sumber berasal dari adanya sejumlah sum·


TABEL 11-1 ber yang bernilai dalam suatu hubungan. Kepemilikan
dilihat sebagai penentu utama kemampuan untuk me­
LANDASAN KEKUASAAN KELUARGA mengaruhi atau menekan orang lain (Osmond, 19788).
Kekuasaan sumber adalah alternatif utama untuk secara
• Kekuasaan/otoritas legitimasi tradisional mendapatkcin legitimasi/otoritas tradisional ke·
• Kekuasaan yang lemah dan tak-berdaya kuasaan keluarga. (McDonald, 1977). Sebagai contoh, se­
• Kekvasan referen orang anggota keluarga dewasa dapat menjadi dominan
• Kekuasaan sumber karena ia yang mengendalikan keuangan keluarga atau
• Kekuasaan ahli karena ia lebih praktis dan mengarahkan tujuan daripada
• Kekuasaan penghargaan anggota keluarga dewasa lainnya.
• Kekuasaan memaksa Salah satu sumber kekuasaan yang penting adalah
• Kekuasaan informasional menggunakan tekllik interpersonal. Bukan tidak biasa un­
tuk menemukan anggota keluarga yang mempunyai sedikit
• Kekuasaan afektif
sumber objektif, tetapi dapat lebih mengendalikan kehi­
• Kekuasaan manajemen ketegangan·
dupan keluarga melalui penguasaannya dalam mengguna­
kan teknik interpersonal (Turner, 1970).
Pada awal tahun 1938, Waller menjeiaskan apa yang di­
kekuasaan pada banyak keluarga. Agar otoritas menjadi sebutnya sebagai "prinsip sedikit ketertal'ikan" sebagai
efektif, semua keluarga harus menerima dan mendukung sumber kekuasaan.· Prinsip ini menjelaskan bahwa eks­
pandangan ini. ploitasi cenderung terjadi dalam hubungan yang memiliki
. "Kekuasaall tak-berdaya" adalah bentuk kedua dari perbedaan yang besar pada tingkat keterlibatan. Sebagai
kekuasaan legitimasi yang sering kali tidak diperhatikan. cohtoh, prinsip sedikit ketertarikan menyatakan bahwa di
Tipe kekuasaan ini dilandasi pada penerimaan hak secara dalam hubungan diadik, seseorang yang mempunyai sedi­
umum bagi mereka yang membutuhkan atau bagi mereka kit kepedulian tentang apakah hubungan akan berlangsung
yang tidak berdaya untuk mengharapkan bantuan dari terus atau tidak, mempunyai kekuasaan terbesar terhadap
mereka .yang berada dalam posisi yang memungkinkan hubungan. Ia biasanya tidak begitu tertarik dan terlibat
untuk dapatmembantu. Weeks dan Jackson (1982) me­ dalam mempertahankan suatu hubungan karena ia mem­
nyebut orang dengan kekuasaan ini adalah korban. Mereka punyai ban yak alternatif atau sumber. Seseorang yang da­
menjelaskan bahwa korban memerlukan kekuasaan-kuasi lam hubungannya mempunyai sedikit rasa tertarik untuk
yang memadai di dalam keluarga. Korban secara tertutup mempertahanakan hubungan, memiliki sumber yang
mampu memengaruhi atau menguasai orang lain yang se­ sangat penting. Dengan sedikit keterlibatan, dan tampak
ring kaJl merasa kehabisan sumber. Kekuasaan tak-berdaya kurang tertarik, orang tersebut dapat memanipulasi dan
dapat bervariasi dari kekuasaan yang sangat efektif dalam menggunakan teknik kekuasaan memaksa untuk mend a­
keluarga yang memiliki seorang anggota keluarga yang patkan sesuatu dari orang lain. Contoh yang biasa terjadi
mengalami penyakit kronik, cacat, atau lansia. Misalnya, mungkin dapat membantu untuk menjelaskan tentang
anggota keluarga yang mengalami penyakit kronik dapat prinsip tersebut. Pada situasi pernikahan, seorang anggota
mengendalikan keluarga dengan menggunakan ketidak­ dapat lebih berharga dan mandiri sementara individu yang
berdayaanriya. Hal ini biasanya digunakan sebagai dasar lain merasa tergantung dan rendah diri. Pasangan yang
kekuasaan, dan sayangny.a, kondisi ini dapat menyebabkan dominan kemudian membuar keputusan, karena ia mem­
suatu situasi yang dapat menyulitkan anggota keluarga un­ . punyai lebih banyak pilihan yang terbuka dan kurang
tuk memenuhi kebutuhan mereka dengan baik. Ketergan­ adanya ketertarikan atau keterlibatan dalam hubungan.
tungan dan ketidakberdayaan anak menimbulkan rasa . Pada kelas menengah Amerika (di antara pasangan hetero·
tanggung jawab pada orang tua dan membuat mereka mu­ seksual), prinsip ini masih digunakan dengan keberpihak­
dah melakukan pengendalian terhadap anak mereka dan an pada laki-Iaki karena memiliki sumber ekonomi yang
menggunakan "kekuasaan ketidakberdayaan." lebih besar (Quinn, 1995) dan dapat juga berlaku dalam
Sumber kekuasaan ketiga, kekuasaan referen, berlaku hubungan orang dewasa jika terdapat perbedaan sumber
pada kekuasaan yang dimiIiki seseorang terhadap orang finansial antara anggota keluarga.
lain karena identifikasi positif dengan mereka, seperti Kekuasaan ahli, tipe kekuasaan sumber tertentu, terda­
identifikasi positif seorang anak terhadap orang tua. Anak pat dalam suatu hubungan ketika seseorang yang sedang
meniru periJaku anggota keluarga, biasanya perilaku orarig "dipengaruhi" memersepsikan bahwa orang lain (Hahli")
tua, yang menjadi model peran mereka. mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan keahlian khu­
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATA,N KEPUTUSAN KELUARGA 275
sus, atau berpengalaman (Safilios-Rothschild, 1976a). Mi­ nakan air mata, mencibir, berdebat terus, d~n ketidakse­
salnya, ketika seorang anggota keluarga adalah perawat, tujuan membuat anggota keluarga "menyerah" adaJah
anggota keluarga lain mengandalkan pada keputusannya contoh kekuasaan manajemen ketegangan, yang diguna­
tentang hal-hal yang terkait dengan perawatan kesehatan. kan baik oleh anggota keluarga yang masih anak-anak
Kekuasaan penghargaan berpegang pada harapan maupun orang dewasa untuk mendapatkan kekuasaan.
bahwa orang yang dominan dan berpengaruh akan mel a­
kukan sesuatu yang positif dalam merespons kepatuhan
orang lain. Tawar-menawar yang terbuka dapat menyertai HASIL KEKUASAAN
penggunaan kekuasann penghargaan. Anak-anak, menurut Area pengkajian kedua yang sesuai dengan kekuasaan ke-
Szinovacz (1987), mempunyai sumber pengaruh penting Juarga adaJah area hasH kekuasaan. Dalam hal ini fokusnya
dalam kepatuhan mereka. Perilaku "baik" anak-anak me­ adalah siapa yang menentukan keputusan atau yang meme­
rupakan sumber kesenangan dan ke\Janggaan bagi orang gang kendali-dengan kata lain, "siapa yang menang'; atau
tua mereka, sehingga menjadi dasar kekuasaan anak (mis., • "siapa yang membuat pernyataan akhir" (Cromwell &
anak sering kali menggunakan perilaku yang "baik" agar Olson, 1975; Szinovacz, 1987). Pertanyaan spesifik dapat
memperoleh apa yang diinginkannya). diajukan oleh keluarga untuk mendapatkan infomasi. Se­
Penggunaan kekuasaan memaksa atau dominan yang bagai contoh, seseorang mungkin bertanya siapa yang ber­
efektif didasarkan pada persepsi dan keyakinan bahwa tanggung jawab untuk membuat keputusan tentang hal
orang yang memiliki kekuasaan tersebut bisa atau akan penting di dalam kehidupan kefuarga. Kekuasaan dapat
menghukum anggota keluarga lain melalui ancaman, pak­ beragam dalam hubungan intim pasangan, dengan definisi
saan, atau kekerasan apabila mereka tidak mematuhi. Ke­ peran menentukan siapa yang mempunyai kekuasaan da­
kuasaan memaksa digunakan dengan pembuatan keputus­ lam hal tersebut. Misalnya, seorang laki-Iaki mungkin le­
an paksaan (untuk dibahas lebih lanjut). Hasil penelitian bih berkuasa dalam hal hubungan sosial dan kekerabatan
tentang keluarga dengan remaja menunjukkan bahwa serta masalah rumah. tangga. sedangkanpasangannya
penggunaan kekuasaan memaksa atau kekuasaan peng­ mempunyai kendali keuangan yanglebih besar. Pada ke­
hargaan tidak seefektif penggunaan kekuasaan orang tua luarga lain, kekuasaan dapat sajadibagi secara merata,
terhadap remajasebagaimana kekuasaan legitimasi. refe­ dengan pola umum pembagian kekuasaan.
ren atau kekuasaan ahli dari orang tua (Gecas & Seff, Akan tetapi,areapertanggungan jawab dan pembuatan
1991). keputusan secara spesifik, dapat tidak serupa dengan pola
Kekuasaan informasiollal berpegang pada isi pesan kekuasaan dominan dan pola yang lebih umum di dalam
yang bepengaruh. Individu meyakini "kebenaran" dari pe­ suatu keluarga. Perawat keluarga dapat terkecoh oleh tang-
san pengirim terletak pada kehati-hatian dan keberhasilan gung jawab nyata dan keputusan dari seorang anggota
penjelasan tentang perubahan yang diperJukan (Raven, keluarga bukannya menyadari bahwa sebenarnya tanggung
Center, & Rodrigues, 1975). Kekuasaan jenis ini mirip, jawab dan keputusan tersebut didelegasikan atau dilimpah­
namun Jebih terbatas dalam lingkup bukan kekuasaan ahli. kan, kepada pasangan yang lebih lemah oleh anggota
Variasi kekuasaan informasional langsung ini adalah. ke­ keluarga yang dominan. Kasus ini biasa terjadi pada kelu­
kuasaan informasional yang "tidak langsung". Hal ini ter­ arga otoritarian dan patriarkal. Pada tipe keluarga ini, ke­
jadi, apabila petunjuk, saran, dan· informasi memengaruhi kuasaan pria tidak hanya didorong dari struktur nilai tra­
seseorang untuk bertindak tanpa upaya nyata untuk me­ disional tetapi juga karena pemberian sumber yang lebih
mengaruhi (Raven et al.), banyak. Sumber ekonomi (uang) cukup penting untuk me­
Kekuasaall afektif adalah kekuasaan yang diperoleh nentukan kekuasaan pernikahan (Blumstein & Schwartz,
melalui manipulasi anggota keluarga dengan memberikan. 1983).
atau menarik afeksi dan kehangatan, serta, dalam hal Pertanyaan kedua terkait dengan hasil kekuasaan adalah
hubungan. intim orang dewasa, dan kegiatan seksual. pertanyaan yang lebih global dan umum yang ditekankan
Beberapa pasangan bisa saja setara dalam kekuasaan pada anggota keluarga. Pertanyaan ini menanyakan menge­
keluarga karena sumber afektif yang dihargai; misalriya, nai ide atau saran siapa yang pad a akhirnya dipakai ketika
seseorang membawa sumber ekonomi yang lebih besar, pilihan dan keputusan utama harus dibuat. Pada keluarga
sedangkan yang lain memberikan kasih sayang, yang yang membuat keputusan secara bersama dan menyajikan
sangat dihargai oleh pasangannya (Balswick & Balswick, hasil diskusi serta eksplorasi timbal' balik, informasi seperti
1995). ini sulit untuk diperoleh. Akan tetapi meskipun kesulitan
Kekuasaan manajemen ketegalzgan herasal dari kendali untuk meminta anggota keluarga menguraikan hasil (orang
bahwa anggota keluarga mencapai sesuatu dengan menge­ mengingat keputusanapa yang dibuat, tetapi sulit untuk
lola ketegangan dan konflik di dalam keluarga. Menggu- mengingat siapa yang membuat pernyataan akhir atau
276 BAGJAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

menentukan keputusan), pengkajian hasil suatu isu, konflik gunaan sekunder dari satu atau kedua tekriik dasar yang
atau perdebatan lebih membantu untuk mengungkapkan lain dalam pembuatan keputusan mungkin terjadi. Analisis
dalam memastikan sumber kekuasan dan siapa yang me­ proses pembuatan keputusan keluarga menunjukkan hu­
megang kekuasaan tersebut. bungan yang luar biasa tentang keistimewaan tersebut
Komarovsky (1964) mencatat bahwa "kekuasaan lebih dengan dimensi struktur lain dari suatu keluarga.
terlihat pada pertentangan akhir suatu keputusan dalam ke­ Teknik pertama pembuatan keputusan disebut dengan
menangan salah satu pasangan. Akan tetapi adanya kekua­ konsensus. Menurut pandangan ideal orang Amerika, ini
saan dengan mengabaikan konflik karena pasangan yang merupakan cara sehat dalam membuat keputusan. D.alam
lebih kuat dapat saja amat memengaruhi keinginan dan pi­ bab ini, serangkaian tindakan tertentu secara timbal balik
Iihan pasangannya serta pertentangan keinginan bahkan disetujui oleh semua yang terlibat. Terdapat komitmen
tidak muncul" (hIm. 221). Perbedaan kekuasaan, kemu­ yang sarna untuk memutuskan. begitu pula kepuasan de­
dian, dapat berfungsi menekan situasi konflik yang poten­ ngan keputusan oleh anggota keluarga. Keputusan konsen­
sial dan menyebabkan terjadinya "persetujuan diam-diam" .. sus disetujui melalui diskusi dan negosiasi. Karena tingkat
(McDonald. 1980; Scanzoni & Szinovacs, 1980). saling kebergantungan dan egalitarian pada tingkat subs­
Ketajaman tentang jenis masalah atau isuyang terlibat tansi antara anggota keluarga diperlukan, begitu pula
dalam hasil keputusan dan seberapa penting keputusan kemampuan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan ma­
tersebut bagi keluarga, merupakan hal yang bermanfaat. salah, pembuatan keputusan tipe ini lebih sulit dan kom­
Apakah keputusan mencakup semua bidang kehidupan ke­ pleks, serta tidak dapat diramalkan dibandingkan dengan
luarga atau terbatas pada hal khusus saja? Komarovsky tipepembuatan keputusan yang lain. Jika terdapat ketidak­
(1964) menekankan pentingnya ketajaman sentralitas sua­ setujuan awal mengenai suatu isu, negosiasi menjadi satu
tu isu dengan mengamati bahwa "pembuatan keputusan teknik utama yang digunakan daJam keluarga untuk me­
U1J1um pada satu atau, dua bidang kehidupan keluarga ngatasi situasi yang berkonflik (Klein & White, 1996).
mungkin saja bukan indeks kekuasaan urnurn yang baik. Konsensus terjadi apabila anggota yang bernegosiasi untuk
Hat ini bergantung pada pentingnya bidanglarea tersebut menghasilkan suatu solusi dilihat sebagai pemenuhan nilai
bagi tiap pasangan" (hIm. 221). personal dan nilai bersama mereka (furner, 1970). Pada
keluarga dengan pola otoritasunilateral, terdapat ruang
ked I untuk negosiasi. Negosiasi lebihumum digunakan
. PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA
pada keluarga demokratis atau egalitarian .
.Kekuasaankeluarga diteliti terutama dengan memfokus­ Tipe kedua pembuatan keputusan disebutakomodasi.
kan pembuatan keputusan (Scanzoni & Szinovacz, 1980; Pada tipe ini perasaan awal anggota keluarga tentang suatu
Szinovacs, 1987). Pembuatan keputusan berkenaan dengan isu, penuh pertentangan. Seorang atau lebih anggota ke­
suatu proses yang diarahkan pada pencapaian persetujuan luarga kemudian membuat kesepakatan, apakah bersedia
dan komitmen dari anggota keluarga untuk melaksanakan atau tidak bersedia. Beberapa anggota menyetujui agar
serangkaian tindakan atau mempertahankan status quo. dapat mencapai keputusan. Dalam hal ini, mungkin dapat
Dengan kata lain. yaitu "berarti membuat sesuatu tercapai" melalui kompromi secara sukarela yaitu kesepakatan dibuat
(Scanzoni & Szinovacz, 1980). Kekuasaan dimanifestasi­ oleh semua orang yang peduli atau bersedia berkorban, di­
kan melalui pembuatan keputusan. buat oleh seorang anggota keluarga sehingga anggota yang
Proses pembuatan keputusan merupakan indeks prinsip lainnya dapat mempunyai cara mereka masing-masing.
dari kekuasaan (Blood & Wolfe, 1960). Pembuatan kepu­ Anggota yang mengalah, secara pribadi atau bersama tidak
tusan keluarga adalah "teknik interaksi yang digunakan akan dapat diyakinkan, namun demikian,keputusan 'ter­
anggota keluarga dalam upaya mereka untuk memperoleh sebut adalah yang terbaik (Turner, 1970). Keputusan ako­
kendaH dalam bernegosiasi atau proses pembuatan modatif dibuat dalam satu kontinum dari paksaan hingga
keputusan" (McDonald, 1980, him. 843). Fokus sentral kompromi. Perbedaan terdapat dalam sikap partisipan ter­
adalah bagaimana membuat keputusan. Dengan memahami hadap komitmen mereka, begitu pula perbedaan dalam hu­
teknik yang digunakan dalam pembuatan keputusan bungannya yang ditandai dengan bentuk akomodasi yang
keluarga. pengkaji akan lebih mampu mengidentifikasi terjadi selalu berupa persetujuan untuk tidak sepakat apa­
kekuasaan relatif dari tiap anggota keluarga dan peran serta bila keputusan diambil dalam menghadapi perbedaan yang
mereka dalam pembuatan keputusan keluarga. tidak dapat didamaikan (Turner, 1970).
Ada tiga tipe proses pembuatan keputusan yang dibahas Proses akomodasi-kompromi, tawar-menawar, atau
di Iiteratur: pembuatan keputusan konsensus, akomodasi, paksaan-beragam dalam hal seberapa fungsional proses
dan de facto. Keluarga cenderung untuk menggunakan tersebut. Kompromi adalah kesepakatan oleh semua ang­
metode pembuatan keputusan tertentu, walaupun peng­ gota keluarga yang terlibat sehingga keputusan yang
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 277
dicapai tidak mencerminkan pilihan asli dari tiap anggota, nyakan keluarga saat ini. struktur kekuasaan bersifat hie­
namun memiliki elemen yang dapat diterima oleh mereka. rarkis, berarti bahwa struktur kekuasaan yang bertingkat
Dalam tawar menawar, satu atau lebih anggota keluarga dan "kekuasaan dari atas ke bawah." Pria sering kali me­
membuat kesepakatan dengan yang lain dan mengharap­ ngembangkan dan mempertahankan kekuasaannya terha­
kan timbal balik. sehingga akhirnya yang berkorban saling dap wanita, dan orang tua hampir selalu lebih berkuasa
mengimbangi. Penggunaan tawar-menawar dalam nego­ daripada anak-anak. (Hoffman, 1981). Akan tetapi, dalam
siasi keluarga menunjukkan adanya rasa percaya antara keluarga egalitarian, namun demikian mungkin tidak ter­
anggota, bersamaan dengan keyakinan bahwa anggota dapat hierarki kekuasaan berdasarkan gender dan usia yang
yang lain akan adil dan jujur menjaga sampai akhir tawar­ jelas.
menawar mereka. Paksaan merupakan teknik fungsional Minuchin (l974) dan Haley (1976. 1980) menempat­
. yang paling rendah bersamaan dengan kontinum akomo­ kan sangat pentingnya garis otoritas atau hierarki diatur
dasi. Menghasilkan persetujuan yang tidak diinginkan oleh dalam struktur kekuasaan keluarga. Minuchiri menekankan
satu atau lebih anggota keluarga, di mana komitmen di­ bahwa orang tua memiliki kekuasaan sebagai subsistem
pastikan hanya oleh lamanya kekuasaan memaksa. Adanya eksekutif dan seharusnya tidak menyerahkan atau mengu­
ancaman hukuman menunjukkan dominasi dari seseorang rangi tanggung jawabnya tersebut. Walaupun demikian,
terhadap orang lain. Minuchin menguraikan keragamanfvariasi pad a hierarki
Pembuatan keputusan de facto terjadi apabila sesuatu kekuasaan terkait dengan perbedaan bentuk keluarga. Da­
hal dibolehkan terjadi begitu saja tanpa perencanaan. Pada lam extended family, keluarga orang tua~tunggal, atau
suatu pembuatan keputusan aktif dan sukarela, atau efektif. dual"earnenfamily, beberapa alokasi kekuasaan orang tua
keputusan "terjadi begitu saja". Keputusan de facto dapat biasanya diberikan kepada anak tertua. Anak diberikan
juga dibuat ketika terjadi argumentasiyang tidak ada reso­ lebih banyak hak dan tanggung jawab daripada yang ter­
lusi atau jika permasalahan tidak diangkat dan didiskusi­ dapat dalam keluarga inti tradisional dengan dua orang tua
kan. Keputusan tersebut, kemudian diberlakukan. Pem­ (Ganong, Coleman, & Fine, 1995). Meminta anak yang le­
buatan keputusan de facto terlihat pada ban yak keluarga bih tua untuk mengasuh.anak-anakyang lebihmuda dapat
yang berantakan, dan mempunyai banyak masalah,banyak berjalan dengan baik, karena anak yang lebih muda diasuh
orang yang percaya pada takdir dan merasa tidak berdaya oleh dan anak yang berperan sebagai orang tua dapat
untlJk mengendalikan tujuan akhir mereka. Selain itu; mengembangkanrasa tanggungjawab, kompeten, dan oto­
pembuatan keputusan de facto mungkin terbatas secara nomi melebihiusianya. Keluarga dengan struktur anak
situasional atau terjadi ketika terdapat masalah dalam ber­ yang berp'eran sebagai orang tua dapat mengalami masa­
komunikasi, yaitu ketika masalahpenting tidak didiskusi­ lah, walalupun demikian, apabilapendelegasian otoritas
kan. Dalam hal ini norma kultural penting untuk diper­ tidak jeJas atau jika orang tua melepaskan otoritas mereka.
timbangkan. karena kendala untuk berkomunikasi terbuka membiarkan anak yang berperan sebagai orang tua men­
dan pembuatan keputusan aktif mungkin juga mempunyai jadi sumber utama pembuatan keputusan, kendali dan
dasar etnik dan kebudayaan. Sebagai contoh, di antara
pasangan orang Latin tradisional, hubungan seksual dan
keluarga berencana dapat merupakan sesuatu area komuni­
kasi yang tertutup; kehamilan mungkin sebagai hasil dari TABEL 11-2
pembuatan keputusan sesungguhnya.
VARIAB~L YANG MEMENGARUHI
STRUKTUR KEKUASAAN KELUARGA
Pl.'VARIABEL YANG
1. Hierarki kekuasaan keluarga
MEMENGARUHI DINAMIKA
2. Tipe bentuk keluarga (orang tua tunggal, keluarga
KEKUASAAN KELUARGA campuran, keluarga inti tradisional dengan dua orang
Ada beberapa variabel kemungkinan yang penting yang
tua, dill.
secara signifikan memengaruhi dinamika kekuasaan kelu­ 3. Pembentukan koalisi
arga dan pembuatan keputusan (Tabel 11-2). 4. Jaringan komunikasi keluarga
5. Perbedaan gender

HIERARKI KEKUASAAN KELUARGA


6: Faktor usia dan siklus kehidupan keluarga
7. Faktor kebudayaan dan interpersonal
Tiap keluarga mempunyai kekuasaan hierarki atau "urutan 8. Kelas sosial.
hierarki". Pada keluarga inti tradisional dan pada keba­
278 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

bimbingan. Dalam situasi ini, anak diberikan tugas me­ koalisi ibu-anak biasa terdapat pada keluarga patriarkal,
lebihi kemampuan mereka dan mengganggu pemenuhan yang ditandai dengan besarnya kekuasaan. Sering kali. ibu
kebutuhan masa kanak-kanaknya untuk memperoleh du­ dan anak yang lebih tua membentuk koalisi untuk me­
kungan dan ketergantungan. ngurangi kekuasaan ayah. Dalam situasi ini, anak dapat
menerima perlakuan khusus dari ibunya, namun dapat
menjadi terlibat dengan orang tua tersebut, menghambat
TIPE BENTUK KELUARGA atau mencegah anak untuk mencapai perwujudan dirinya
sesuai derigan usia (Stachowiak, 1975). Koalisi ses'ama
Bentuk keluarga merupakan faktor lain yang memengaruhi saudara juga biasa terjadi, yakni anak-anak menyatukan
dinamika kekuasaan keluarga. Misalnya,. pada keluarga kekuatan mereka untuk menentang peraturan orang tua
orang tua tiri yang baru dibentuk, menikah lagi menimbul­ yang telah ditentukan (Turner, 1970).
kan tekanan pada keluarga baru untuk mengubah hierarki Satu kesulitan keluarga orang tua tunggal adalah ke­
kekuasaan yang terdapat pada keluarga orang tua tunggal tidakmampuan nyata untuk membentuk koalisi orang tua,
sebelumnya. Konflik mungkin terjadi ketika anak tiri mem­ Keluarga dengan dua orang tua cenderung memiliki lebih
persepsikan suatu kehilangan kekuasaan dan kendali di banyak sumber dan alternatif yang tersedia bagi mereka
dalam keluarga tiri baru. Ibu sering kali memiliki lebih daripada keluarga orang tua tunggal, karena pasangannya
banyak kekuasaan pembuatan keputusan dalam keluarga terdahulu dapat saling mendukung dan membentuk koali­
tiri baru daripada yang mereka miliki pad a pernikahan per­ si. Pada keluarga orang tua tunggal, kekuatan dari otoritas
tama mereka: mempertahankan beberapa kekuasaan yang utama (kekuasaan legitimasi) dapat dominan dan sebagai
mereka miliki, ketika mereka masih memimpin keluarga faktor yang diperlukan bagi orang tua tunggal untuk me­
mereka sebelum menikah kembali (Ganong, Coleman, & latih pengendalian terhadap situasi keluarga (Jayaratne,
Fine, 1995). 1978).

PEMBENTUKAN KOAI.ISI KELUARGA


JARINGAN KOMUNIKASI KELUARGA
Cara lain struktur kekuasaan dari suatu keluarga diubah
dengan membentuk koalisi. Koalisi dapat bersifat semen­ Jaringan komunikasi berhubungan dengan struktur ke­
, tara, alian:;iberdasarkan permasalahan, atau aliansi jangka kuasaan. Usia, jenis kelamin, dan kepribadian anggot~ ke­
panjang dibuat-untuk mengimbangi dominasi dari satu atau luarga memengaruhi sifat jaringan komunikasi keluarga
lebih anggota keluarga lain. Anggota keluarga membentuk begitu pula komunikasi jarang mempunyai intensitas yang
koalisi berdasarkan kekuasaan tiap anggota keluarga sarna dalam tiap pasang hubungan. Dua bersaudara mung­
(Cap low, '1968 dikutip dari Klein & White, 1996). Sub­ kin saja mempunyai tipe hubungan yang dekat dan saling
kelompok di dalam suatu keluarga bersatu untuk saling berahasia, sedangkan saudara ketiga hanya mengomunika­
mendukung dan meningkatkan posisi kekuasaan mereka sikan hal-hal yang berkaitan dengan dua saudaranya yang
relatif terhadap anggota keluarga lain (Stachowiak, 1975), lain. Apabila terdapat komunikasi yang tidak setara antara
Secara nyata, koalisi membuat kekuasaan lebih besar bagi anggota keluarga, biasanya terdapat penengah. Seseorang
anggota yang bergabung bersama. Pembentukan koalisi dalam keluarga yang berperan sebagai penengah oalam
paling sering terjadi dengan pola otoritas demokratis ver­ komunikasi antara yang lain (dalam banyak hal biasanya
sus primer (tradisional). Selain itu, sepanjang siklus kehi­ penengah adalah seorang ibu, tetapi yang berinteraksi lang­
dupan keluarga, kekuasaan relatif anggota ketuarga ber­ sung dengan semua anggota keluarga, memegang posisi
ubah dan, pada gilirannya, perubahan koalisi potensial sentral dalam jaringan komunikasi.Semakin besar sentra­
(Caplow, 1968). litas dari anggota keluarga, semakin besar pula kekuasaan-,
Koalisi dalam keluarga yang paling sehat terwujud jika nya, terkait dengan pengendaliannya terhadap ha,sil dari
terdapat di dalam tingkat kekuasaan yang sesuai (Gorman, suatu proses pembuatan keputusan. Oleh karena itu, pe­
1975). Ahli terapi keluarga (Lidz, 1963; Minuchin, 1974; nengah memahami sikap dan pendapat dari hampir seluruh
Satir, 1972) menekankan bahwa koalisi orang tua yang anggota keluarga, ia dapat menggunakan informasi ini un­
dapat bertahan merupakan suatu fenomena yang sehat dan tuk memengaruhi anggota keluarga. Penengahjuga mampu
sebenarnya diperlukan bagi anak-anak yang berperan seba­ menyensor atau menyaring informasi dari pengirim kepada
gai orang tua secara efektif. Sebaliknya, koalisi orang tua­ anggota keluarga yang lain. Fungsi penyensoran ini dan
anak jangka panjang yang ekstensif bersifat tidak sehat, kemampuan untuk mengubah pesan memberikan kekua­
karena mereka merusak keutuhan fungsi subsistem orang saan luar biasa kepada penengah, setidaknya dalam area
tua-anak dan pasangan (Smoyak, 1975). Meskipun begitu, tertentu. Dalam keluarga yang lebih besar, seseorang dapat
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 279
menemukan penengah sekunder-misalnya anak laki-laki nasi suami) atau majulmodern (egalitarian) dalam suatu
atau perempuan terutama-yang bertindak sebagai peng­ pernikahan.
hubung an tara anak yang lain dan ibu (Turner, 1970).\ Sebagai pembanding terhadap penafsiran feminis ten­
tang ketidaksetaraan gender dan kekuasaan. Kranichfield
(1987) memberikan pandangan yang lebih positif tentang
PERBEDAAN GENDER kekuasaan wanita dalam keluarga. Ia menekankan bahwa
dalam domain keluarga, pada kenyataannya wanita me­
Terdapat kesepakatan yang Juas dalam literatur, khususnya miliki kekuasaan yang cukup besar, yang sering kali tidak
literatur ten tang ~anita, bahwa hubungan gender ber­ terlihat. Kekuasaan wanita bersifat pervasif jika kekuasaan
dasarkan kekuasaan (Ellman & Taggart, 1993) dan wanita didefinisikan sebagai kemampuan untuk menanggung be­
memiliki kekuasaan yang Jebih rendah daripada pria. ban, mendidik, dan berdampak pada kepribadian, nilai, dan
Banyak perbedaan kekuasaan dalam keluarga berdasarkan keyakinan dari tiap manusia baru di masyarakat. Ibu kon­
ketidaksetaraan ekonomi. Wanita. jika bekerja di luar ru­ temporer biasanya lebih terlibat sangat dekat dengan kehi­
mah, dibayar lebih rendah, sehingga mendapatkan pengha­ dupan anak-anaknya daripada ayah mereka, sehingga ibu
silan yang lebih sedikit daripada pria untuk dibawa ke lebih memiliki pengaruh antargenerasi dalam keluarga.
dalam hubungan pernikahan. ApabiJa wan ita berkerja di Situasi ini tidak berubah, bahkan dengan peningkatan
dalam rumah; mereka tidak dibayar dan sering kali tidak partisipasi wanita dalam pekerjaan. Walaupun demikian,
dihargai (Goldner, 1985; Okin, 1989). Selain itu, nuansa perbedaan yang berhubungan dengan gender dalam peng­
sosial kita tentang apa yang disebut dengan "maskulinitas" gunaan sumber kekuasaan tertentu dan sifat dari proses
dan "feminitas" mempertahankan ketidaksetaraan kekua­ pembuatan keputusan mungkin berbeda dengan faktor lain,
saan berdasarkan gender. Bahkan, bila wanita berpengha­ seperti dilaporkan oleh Godwin dan Scanzoni(1989). Ha­
silan lumayan baik, mereka sering kali memiliki kendala sil penelitian menunjukkari bahwa ketergantungan emosi
untuk menggunakan penghasilanmereka tersebut karena pasangan (pemi kahan) (elnta dan kasi h sayang bagi pasang­
norma kebudayaan yang mendukung superioritas dan an mereka yang dilaporkan setiap pasangan) dan tingkat
kekuasaan pria (Blumstein & Schwartz, 1991). Goldner komitmen terhadap hubungan pernikahan mereka meme­
(1985), seorang feminis men gang gap kekuasaan sebagai ngaruhi .proses .pembuatan keputusan yang digunakan
kuncj pemahaman interaksi keluarga. Ia menjelaskan; sejak dalam keluarga. Data dikumpulkan melalui observasi dan
kekuasaan wan ita lebih rendah daripada pria, cara wan ita persepsi (self-report) dari 188 pasangan yang menikah.
menggunakan kekuasaan berbeda dengan pria dan seba­ Dalam sampel ini; semakin banyak istri mencintai suami
liknya (pria terhadap wanita). Misalnya, pria yang tidilk mereka, semakin Sedikit taktik pemaksaan yang digunakan
memiliki materi atau sumber personal, lebih cenderung dan semakin cenderung untuk mencapai kesepakatan da­
menggunakan manipulasi dan intimidasi untuk mengenda-. lam pembuatan keputusan. Selain itu, semakin komit suami
likan, sedangkan wanita yang tidak mempunyai materi atau terhadap pemikahan, semakin besar kontrolyang dimiliki
sumber personal, cenderung untuk "mengalah" atau men­ oleh istri. . .
dapatkan pengaruh dengan bersikap lemah, bergantung, Jelas, kebanyakan penelitian ten tang pengaruh gender
atau manipulatif (Balswick & Baswick, 95). terhadap kekuasaan dalam hubungan berfokus pada ke­
Penelitiim yang dilakukan dari tahun 1950 hingga 1990 mitraan seks-silang (heteroseksual). Pengaruh gender pada
secara konsisten menunjukkan bahwa kekuasaan keluarga kekuasaan dapat bervariasi ketika pasangan intim adalah
berhubungan secara signifikan dengan kepuasan pernikah­ homoseksual. Steen dan Schwartz (1995) mempertanya­
an pria dan wanita. Tingkat kepuasaan yang lebih tinggi, kan apakah "pola 'dominansi dan dukungan diidentifikasi
lebih sering ditemukan pada pasangan egalitarian dan pa­ pada pasangan heteroseksual (dan direfleksikan dalam pola
sangan yang terdiri dari suami yang lebih dominan atau komunikasi mereka) dibawa didalam pasangan homosek­
sebaliknya jika wanita yang dominan. Pasangan dengan sual" (him. 309). Mereka menyimpulkan bahwa pasangan
istri yang dominan secara umum ditemukan pada pernikah­ homoseksual pria lebih cenderung untuk berkompetisi pa­
an yang.kurangmemuaskan (McDonald, 1980; Szinovacz, da posisi percakapan yang dominan daripada wanita, kon­
1987). Menarik untuk diketahui bahwa wan ita dominan sisten dengan pola umum yang diuraikan dalam Iiteratur
mengklasifikasikan diri mereka sendiri sebagai kurang tentang perbecJaan landasan kekuasaan pria dan wanita dan
. puas dengan pernikahannya,jauh di bawah tingkat kepuas­ pol a komunikasi terkait. Walaupun demikian, penulis me­
an suami mereka. Satu penjelasan yaitu wanita menjadi minta pembaca untuk mewaspadai bahwa" ... pasangan ho­
dominan karena terpaksa, bukan karena pilihan. Dominasi moseksual sering kali kritis terhadap kekuasaan peran yang
wan ita yang unilateral bertentangan dengan harapan nara­ berperan dalam membentuk suatu hubungan" (him. 339),
tif, yakni, ketentuan kebudayaan apakah tradisional (domi­ dan juga pasangan homoseksual dapat dengan sengaja
280 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

menggonakan teknik pereakapan sebagai suatu eara me­ jawab terhadap keoangan dan membuat kepotusan eko­
nyeimbangkan kekuasaan di dalam hubungan mereka. nomi bagi keluarga. "Walaupun suami adalah kepala kelu­
arga, istri bertanggung jawab terhadap kehidupan rumah
tangga... suami mempunyai kekuasaan orkestrasi (instru­
FAKTOR USIA DAN SIKLUS KEHIDUPAN
mentasi) dan istri, kekuasaan untok mengimplementasi­
KELUARGA
kannya" (Balswick & Balswick, 1995, him. 301).
Literator tentang keluarga Hispanik dan Afrika­
Keputusan keluarga dan kekuasaan di antara anggota Amerika menguraikan ciri khas keluarga tersebut seeara
keluarga beragam sesuai dengan tahap sikios kehidupan berturut-turut meropakan keluarga yang didominasi pria
keluarga. Pada keluarga yang mempunyai anak-anak yang dan wanita. Walaupun demikian, stereotipe tentang domi­
masih keeil, terdapat evolusi dari konsentrasi pada ke­ nasi pria dalam keluarga Hispanik dan dominansi wanita
kuasaan di tangan orang dew asa ketika anak-anak masih dalam keluarga Afrika-Amerika dipertanyakan dan sering
keeil hingga pengaturan pembagian kekuasaan yang lebih dikritik beberapa tahun terakhir ini (lihat Bab 19 dan 20).
besar· seiring anak menjadi dewasa. Sebelum mereka Salah satu variabel manosia yang penting adalah som­
mempunyai anak, pasangan eenderung menjadi sinkratik­ ber keterampilan interpersonal. Keterampilan ini termasuk
mendiskusikan dan memotuskan bersama di antara mereka kemampuan untok berdebat secara meyakinkan dan nego­
sendiri (Blood, 1969). Pada siklus kehidupan keluarga siasi serta tawar-menawar yang berhasil, begitu pula dalam .
selanjutnya, ketika anak-anak dibesarkan dan sistem men­ hal memanipulasi, berbohong dan membujuk. Bukan suatu
jadi lebih kompleks, tiap pasangan biasanya mempunyai hal yang tidak biasa menemukan anggota keluarga yang
area kekuasaan dan pembuatan keputusan yang jelas, mempunyai sedikit sumber yang diperlukan untuk mem­
walaupun keputusan utama masih tetap dibuat bersama. fasilitasi dominasi, namun anggota keluarga seperti inilah
Corrales (1975) menjelaskan bahwa ketika perubahan yang yang sebenarnya mengendalikan kehidupan keluarga me­
pada awahlya adalah hubungan dua orang berubah menjadi lalui penguasaannya untuk menggunakan keterampilan in­
hubunganJiga orang dengan tambahan bayi, sehingga terpersonal seeara luas (Turner, 1970).
tampak wanita kehilangan kekuasaan. Biasanya, pasangan
dewasa makin jarang mendiskusikan hal-hal penting, ini KELAS SOSIAL
merupak;an suatu pertanda bahwa mongkin terjadi kereng~ Istilah kelas sosial adalah kelompok besar dari orang
. gangim iritara· satu sarna lain. Sepanjang masa dewasa, yang mempunyai pendapatan, kekayaan, kondisi kehi­
anak tertUa memiliki Iebih banyak kekuasaan dalam kelu­ dupan, peluang hidup, dan gaya hidup yang relatif sarna
arga daripada' ketika mereka masih keeiI. PeraJihan ke­ (Ropers, 1991). Istilah status sosioekonomi dan status
kuasaan selama masa ini dapat disertai konftik yang sosial sering digunakan secara sinonim dengan istilah
berkaitan dengan distribosi kekuasaan, yaitu ketika orang kelas sosial. Wright dan Leahey (2000) menekankan bah­
dewasa berada di rumah. Pada tahun-tahun kehidupan wa "banyak penelitian sosiologi. dan psikologi yang men­
keluarga dengan anak-anak, pasangan dewasa dapat kem­ jadi sarna dengan perbedaan kelas sosial di antara keIom­
bali ke suatu hubungan diadik, berbagi pembuatan kepu­ pok etnik" (hIm. 83). Wright dan Leahey menyatakan
tusim dan kekuasaan serta, lansia daJam keluarga sering kesulitan dalam menajamkan pengaruh pendapatan dan
kali mengalami penurunan kekuasaan, begitu mereka ke­ etnisitas terhadap fungsi keluarga, serta terkait dengan
hilangan sumber (Klein & White, 1996). riwayat rasial dan kelas sosial di Amerika mengingatkan
untuk menentang salah penafsiran temuan yang berhu­
bungandengan kelas sosial. Mereka, walaupun demikian,
FAKTOR KEBUDAYAAN DAN INTERPERSONAL mengakui bahwa "Tiap kelas: .. mempunyai kloster nilai,
gaya hidup dan perilaku masing-masing yang memenga­
Perbedaan etnik dan agama di antara keluarga juga me­
ruhi interaksi keluarga dan praktik kesehatan" (hIm. 83).
nentukan perbedaan dalam pengaturan kekoasaan. Sebagai
Contoh perbedaan klasik dalam kekuasaan keluarga Hntas
contoh, dominasi pria pada umumnya dilihat dalam penye­
kelas sosial disajikan di bawah ini.
suaian kebudayaan keluarga imigran dari Eropa, Asia,
AmerikaLatin, Afrika, dan TimurTengah. Dalam keluarga KELUARGA KELAS BAWAH. Besmer (1967) menyimpulkan
imigran Asia tradisional yang memiliki nilai Konfusian karakteristik kekuasaan yang sering terlihat pada keluarga
yang kuat, pria dianggap sebagai orang yang paling ber­ miskin di Amerika. Suami lebih cenderung menyatakan
wenang dalam suatu keluarga. Diyakini bahwa pria, me­ otoritasnya karena ia pria, walaupun sebenarnya menye­
miliki lebih banyak tanggung jawab penting, seharusnya rahkan otoritas yang lebih banyak kepada istri karena
dibebaskan dari masalah biasa yang menyangkut kehidup­ suami memiliki sumber yang terbatas. Ayah, pada umum­
an sehari-hari. Oleh karena itu, istri biasanya bertanggung nya sering kehilangan pengaruh terhadap keluarga dengan
BAB t t KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 281
tirtgkat sosioekonomi rendah sebagai konsekuensi dari ti­ klasifikasi yang digunakan untuk menguraikan keluarga
dak memadainya pekerjaan dan status sosialnya. Tema terlalu sederhana dan tidak mencerminkan kualitas dina­
otoritarian menjadi faktor yang kuat dalam hubungan mika kekuasaan keluarga atau kompleksitasnya secara
interpersonal keluarga miskin. Terdapat keyakinan yang baik. Walaupun pemberian label kekuasaan keluarga dapat
kuat dalam memvalidasi kekuatan sebagai sumber kekua­ saja tidak dimungkinkan dan akurat secara utuh. leita tidak
saan dan kebenaran pola yang ada. Dominasi individu dapat mengenyampingkan penghematan klasifikasi. Apa­
bukan keahlian dan manfaat saran individu, bergantung bila keluarga menunjukkan ketidakberfungsian menyelu­
pada sumber keputusan bersama. ruh dari struktur kekuasaan, pernyataan kesimpulan ini da­
. Istri dari kelas sosial bawah sering kali lebih bertang­ pat digunakan sebagai diagnosis keperawatan keluarga.
gungjawab daripada istri dari kelas menengah atau atas Dua tipe keluarga yang ban yak diuraikan dalam lite­
atau suami kelas sosial bawah, dan sering lebih berpenga­ ratur beberapa tahun terakhir: (1) keluarga patriarkal,
ruh di dalam pembuatan keputusan keluarga daripada wa­ tradisional dan (2) keluarga demokratik, egalitarian. atau
nita pada kelas yang lain. Hal ini terutama terbukti jika modern. Dalam keluarga patriarkal, tradisional (heterosek­
terkait dengan masalah keuangan, yakni istri kelas sosial sual), ayah merupakan kepala keluarga, dengan kekuasaan
bawah munglein merasa bahwa mencari uang adalah tang­ keluarga berada di tangannya; serta istri, anak pria beserta
gung jawab pria dan membelanjakannya secara bijaksana istri dan anak mereka, serta anak perempuan yang belum
merupakan tanggungjawab wanita. menikah, berada di bawah kekuasaan ayah sebagai kepala
KELUARGA kELAS PE~ERJA. Pada studi terdahulu yang keluarga. Sebaliknya. keluarga maju demokratik dan ega­
sangat berpengaruh yang dilakukan oleh Komarovsky litarian berdasarkan pada kesetaraan antara suami dan istri,
(1964), pendidikan ditemukan sebagai penentu yang pen­ dengan kesepakatan dalam pembuatan keputusan dan
ting tentang bagaimana otoritarian struktur kekuasaan ke­ peningkatan peran serta oleh anak-anak sesuai dengan
hiarga yang terdapat pada keluarga kelas pekerja; semakin pertumbuhan mereka menjadi dewasa (Burgess, Locke. &
tinggi pendidikan, semakin menjadi fteksibel cita-cita dan Thomas, 1963; Scanzoni & Szinovacz. 1980).
protokol khusus pernikahan dalam· "kelas menengah". Telah terjadi· peralihan .secara .bertahap yang semula
Insidens dominasi oleh suami menurun dengan semakin merupakan struktur keluarga tradisional, patriarkal men­
baiknya pendidikan suami, sebaliknya, atribut partiarkal jadistruktur keluarga yang lebih demokratik dan egalitari­
le~ih. umum pada mereka yang berpendidikan rendah. an. Walaupundemikian. peran pria danwanita dalam ke­
luarga didefinisikan dan diperantarai secara sosial-budaya.
KELUARGA KELAS MENENGAH. Menurut Kanter (1978).
dan struktur keluarga tidak mudah sertacepat untuk ber­
pernikahan yang· paling egalitarian atau bersahabat· tam­ ubah (Ellman & Taggart. 1993). Seiring egalitarianisme
paknya lebih sering ditemukan pada keluarga kelas me­ dalam suatu keluarga sema:kin meningkat. perubahan yang
nengah bawah, pekerja kerah putih, mungkin sebagai aki­ mendasari wanita untuk mendapatkan kekuasaan sedang
bat dari lebih banyaknya waktu suami untuk melakukan terjadi. waJaupun perlahan. Pria lebih cenderung meng­
kegiatan rumah tangga dan bertindak sebagai sahabat istri­ gunakan kekuasaan ahli atau kekuasaan informasional
nya. Kekuasaan sumber dan keahlian lebih sering digu­ langsung sebagai dasar untuk memengaruhi kel~ga dari­
nwn sebagai dasar kekuasaan pada keluarga kelas me­ pada menggunakan otoritas. Wanita, masih menggunakan
nengah atas (Szinovacz, 1987). Lebih sedileit" penelitian kekuasaan referen, kekuasaan "tak-berdaya:'; dan kekuasa­
mengenai keluarga di dalam kelas sosial atas daripada pe­ an informasional tidak langsung, mereka sering kali tam­
nelitian mengenai keluarga kelas bawah. pekerja. dan me­ pak seperti "maskulin" dan "agresif'. Akan tetapi semen­
nengah. tara penggunaan kekuasaan tak.:berdaya biasa digunakan
oleh wanita, lebih dapat diterima oleh pasangan mereka,
tidak untuk harga diri mereka sendiri. Seperti yang terlihat,
~KLASIFIKASI STRUKTUR wanita juga mempunyai kekuasaan implementasi. namun
sering kali bukan kekuasaan orkestrasi. Temuan penelitian
KEKUASAAN KELUARGA mendukung bawa peran serta tenaga kerja dan prestasi
SECARA MENYELURUH pendidikan tinggi memberikan kekuasaan yang lebih besar
bagi wanita dalam suatu keluarga (Balswick & Balswick.
Sistem klasifikasi sering kali digunakan untuk menyatakan 1995; Leslie & Korman. 1989).
apakah suatu keluarga didominasi oleh satu anggota (bia­ Tipologi pengklasifikasian kekuasaan Jainnya yang se­
sanya salah satu pasangan). memiliki struktur kekuasaan ring digunakan dalam suatu subsistem pernikahan atau
egalitarian, atau tidak mempunyai kepemimpinan efektif keluarga. dikembangkan ol~h Herbst (1954). Membagi ke­
(kaotik). Beberapa penulis menekankan bahwa kebanyakan kuasaan pernikahan ke dalam pola otokratik. sinkratik. dan
282 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

otonomik. Pola kekuasaan otokratik terjadi apabila seorang et,;KEKUASAAN KELUARGA

anggota keluarga mendomininasi keluarga. Pada keluarga SEHAT

seperti ini, seorang individu membuat keputusan tentang


kegiatan keluarga. Pola kekuasaan sinkratik terjadi jika Lewis dan rekan (1976) melakukan wawancara mendalam
kedua pasangan dalam hubungan pemikahan membuat dengan suatu kelompok keluarga kelas menengah untuk
keputusan yang melibatkan anggota keluarga. Struktur menentukan status kesehatan psikososial dan karakteristik
kekuasaan otonomik terdapat pada dua pasangan yang struktur keluarga mereka yang memiliki hubungan dengan
saling berbagi kekuasaan namun melakukan hal ini dengan status kesehatan. Dari analisis mereka terhadap hasil wa­
menjalankan fungsi secara mandiri daJam pembuatan ke­ wancara dan observasi, mereka mengelompokkan keluarga
putusan dan kegiatan mereka. Penulis yang lain menyebut ke dalam tiga kategori sehat, dari yang paling disfungsio­
pola ini sebagai pola yang ditemukan di dalam keJuaga nal hingga yang paling sehat. Secara umum ditemukan
"atomistik". bahwa keluarga yang paling disfungsional temyata me­
Satu masalah dengan (1954) tipologi asH Herbst adalah nunjukkan struktur keluarga kaotik (lihat Gambar 11-1),
bahwa ia mengasumsikan kekuasaan selalu terletak pada dan keluarga yang paling kompeten adalah keluarga de­
salah satu atau kedua orang tua. Ini membuat pendekatan ngan struktur fieksibel. Peneliti ini menekankan bahwa
menjadi terbatas karena individu yang dominan dapat saja "Pengukuran yang paling langsung terhadap struktur men­
anak, nenek-kakek, atau anggota keluarga lainnya dalam cakup distribusi kekuasaan atau pengaruh di dalam ke­
banyak bentuk keJuarga. Pada kenyataannya kebanyakan luarga" (Lewis, et aI., him. 209).
penelitian di dalam kekuasaan keluarga berkaitan dengan Ciri kekuasaan dari keluarga yang sehat terlihat men­
kekuasaan pertalian suami istri bukan kekuasaan keluarga, cerminkan berikut:
yang berfokus hanya pada interaksi suami-istri dengan ...koalisi orang tua berperan penting dalam menetapkan
tidak mengikutkan peran anak dalam proses pembuatan kompetensi keluarga secara menyeluruh .... Kepemimpinan
keputusan, Kekuasaan relatif anak-anak di daJam keluarga yang diberikan oleh koalisi orang tua sebagai suatu model
ditemukaiI·substansial dan meningkat pada struktur ke­ yang tampak merupakan pembelajaran nilai yang penting
'. bagi anak anak; Kepemimpinan dibagi bersama oleh orang
kuasaan keluarga yang Jebih egalitarian. Dalam artikel
tua... Kecenderungan terhadap pemikahan egalitarian sa­
majalah Time berjudul "Shifting the Balance of Power" . ngat berlawanan dengan pemikahan yang lebih berjarak
Gibbs (2001) menuJis bahwa "Baby boomer dituduh teJah pada keluarga yang baik serta pola pemikahan dominansi
membesatkan generasi yang paling manja yang pemah dan submisi sering kali terlihat pada keluarga yang dis­
ada, dan· setiap orang mempunyai suatu kisah perilaku fungsional. (hIm. 210)
lepas kendalL.." (him. 3). Ia menambahkan bahwa orang
Pada keJuarga sehat, orang tua, bertindak sebagai koali­
tua "melancarkan perdebatan yang mendesak tentang
si, tidak men'jalankan kekuasaan mereka dengan cara yang
bagaimana menghadapi mereka (anak) dengan rasa hormat
otoritarian dan kaku, namun dalam gaya kepemimpinan
tanpa mengorbankan otoritas" (him. 3).
mereka, memberikan ruang untuk pili han dan negosiasi.
Berlawanan dengan anal isis dan klasifikasi hubungan Walaupun demikian, kekuasaan dan batasan cUkup jelas;
kekuasaan pemikahan, kategorisasi subsistem orang tua­ tidak ada kerancuan posisi dan kekuasaan anggota keluar­
anak biasanya cUkup sederhana, misalnya, pada .kontinum gao Secara umum, ayah yang paling berkuasa, ibu agak
kendaH paling tinggi hingga paling rendah dari orang tua. lebih rendah kekuasaannya, dan anak memiliki kekuasaan
Dalam literatur proses keluarga, yang berasal terutama dari yang paling rendah (Lewis et aI., 1976). Sebaliknya, semua
terapi keluarga, kategori yang digunakan paling luas ada­ keluarga yang sangat terganggu menunjukkan tidak ada­
lah hubungan simetris (seimbang) dan komplementer (sub­ nya anggota keluarga yang mempunyai cUkup kekuasaan.
misif-dominan). Hubungan peran simetris dan komple­ Keluarga yang paling janggal, dilaporkan oleh penulis,
menter dibahas pada Bab 12. , memiliki ayah yang tidak berkuasa dan koalisi yang kuat
Lewis dan rekan (1976) mengembangkan model kom­ antara ibu dan anak. Pada keluarga yang disebut sebagai
prehensif untuk menyimpulkan struktur kekuasaan keluar­ kisaran tengah, tidak terdapat koalisi pemikahan orang
ga yang meliputi keluarga kaotik atau tidak memiIiki tua-yang sehat dan kuat. Karakter keluarga ini kaku,
pemimpin yang tidak ditemukan dalam model model ter­ struktur otoriter meialui dominansi oleh salah seorang
dahulu. Gambar 11-1 memodifikasi model yang dikem­ pasangan. Proses pengendalian keluarga, antara lain struk­
bangkan oleh Lewis dan rekan, menggabungkan berbagai tur otoritarian yang kaku, yang memengaruhi anak-anak
tipe kekuasaan yang biasa diamati dalam keluarga. Kon­ dalam keluarga. Melalui mencontoh, anak-anak belajar pe­
tinum ini disarankan untuk digunakan dalam pengkajian rilaku yang relevan dengan kekuasaan misalnya melaku­
dimensi kekuasaan keluarga' keseluruhan begitu pula kan pemaksaan, perilaku Machiaevellian (kejam) danlatau
dimensi kekuasaan subsistem. perilaku kekerasan (Straus, Gelles, & Steinmetz, 1980).
BAB ! 1 KEKUASAAN DAN PEM BUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 283,
kerasan dan korbannya adalah: pasangan intim (termasuk·
hubungan homoseksuai), penganiayaan pad a anak (fisik
2 4 5 dan seksual), penganiayaan saudara kandung, lansia, dan
3
orang tua. Dua jenis penganiayaan pertama lebih beragam
dan dikenal Jebih luas daripada yang lain. Satu temuan
yang mengejutkan dari peneliti perilaku kekerasan kelu­
arga adalah bahwa perilaku kekerasan keluarga pada dasar­
nya dapat lebih meningkat pada wanita yang lebih berpen­
didikan, mempunyai peketjaan dan penghasilan yang Jebih
baik. Oleh karena kemajuan tersebut memberikan kepada
wanita lebih banyak kekuasaan dan kendali daripada masa
lalu, pria dapat bereaksi Jebih agresif dan keras di dalam
Gambar 11-1. Kontinum kekuosoon keluorgo. Keluorgo upayanya untuk mempertahankan atau mengembalikan
kootik (1) merupokon keluorgo yang tidok memiliki pemimpin, kekuasan dan kendali mereka yang pernah berkurang
yokni tidok ado onggota keluargo yang mempunyoi kekuoso­ (Steinmetz, 1995).
on memadoi untuk membuot keputusan secora efektif. Poda
keluorgo. egalitarian sinkrotik dan otonomik (2), keputusan Literatur profesional tentang perilaku kekerasan keluar­
dan kekuason dibogi. Poda bentuk sinkratik r keputuson dibuatga teJah menjamur. Pada waktu yang bersamaan, terdapat
bersoma; podo bentuk otonomik keputusan dibuat secora perkembangan yang pesat dalam peneJitian di bidang ini.
mandiri. Dominonsi atau kekuosaon (3-5) berkisor dari domi­ Salah satu masalah utama dalam penelaahan data dan pe­
nonsi nyoto, yokni tidok ada kendali mutlok secara praktik nelitian tentang periJaku kekerasan keluarga, adalah istilah
,oleh individu dan tidok ado negosiosi, hinggo ringon, yokni penganiayaan dan perilaku kekerasan bukan merupakan
terdopot kecenderungan untuk dominansi (berkuoso) dan istilah yang setara secara konseptuaJ; tidak pula. secara
submisif (potuh), namun kebanyakon keputusan dicapoi me­ konsisten didefinisikan di daJam literatur. Definisi Straus
lolui negosiosi timbol balik don saling menghormoti.
dan rekan tentangpenganiayaan istri dananak berkenaan
dengan tindakan kekerasan yang dapat menimbulkan ce­
dera pada korban. Wallace (l996),mendefinisikan kekeras­
Minuchin (1974) menyetujui temuan Lewis dan rekan an keluarga sebagai "setiaptindakan atau 'pengabaian yang
, ketika ia menegaskan bahwa aspek kekuasaan yang paling . dilakukanoleh seseorang yang mengakibatkan cedera se­
penting di dalam keluarga adalah adanya hierarki fungsi rius (bahaya fisik atau emosi) terhadap anggota lain dari
dan jelas, yakni fungsi orang tua sebagai subsistem suatu keluarga" (him. 3).
eksekutif dan anak-anak mempunyai berbagai tingkat
otoritas. Bagi keluarga untuk berfungsi secara efektifharus Perilaku kekerasan keluarga atau rumah tangga tidak
terbatas pada kelas sosial atau kelompok etnik tertentu.
terdapatjuga fungsi yang saling melengkapi, dengan suami
dan istri menerima saling ketergantungan dan bekerja Kebanyakan perilaku kekerasan rumah tangga secara
sebagai suatu tim. langsung berhubungan dengan stres sosial dalam keluarga
(Wallace, 1996). Keluarga yang melakukan jJeriiaku keke­
rasan sering kali terisolasi secara sosial (Gelles & Maynard.
FalDINAMIKA KEKUASAAN 1987). Individu yang mengalami perilaku kekerasan dan
penganiayaan pada masa kanak-kanak cenderung menjadi
DAN PERILAKU penganiaya. National Center on Child Abuse and Neglect
KEKERASAN KELUARGA memperkirakan bahwa 30% anak yang pernah dianiaya se­
cara fisik atau seksual atau sangat ditelantatkan ketika ma­
Akhir-akhir ini, perilaku kekerasan dalam keluarga dikenal sih kanak kanak, akan menjadi orang tua penganiaya pula.
sebagai salah satu dari masalah kesehatan masyarakat yang Bagian berikut ini menjelaskan tiga perspektif teoretis dari
utama (Horner, 1998; Straus & GelJes, 1990; Wallace, perilaku kekerasan keluarga, diiku~i dengan bagian yang
1996). Sifat perilaku kekerasan dapat mencakup kisaran menjelaskan penganiayaan terhadap pasangan intim, anak,
dari perilaku kekerasan, penganiayaan, dan tindakan pene­ saudra kandung, orang tua, dan lansia.
lantaran serta mempunyai "proporsiepidemik yang di­
capai" (Horner, hIm. 1). Walaupun mekanisme dasar dari
PERSPEKTIF TEORETIS PERILAKU KEKERASAN

perilaku kekerasan (penggunaan kekuatan fisik oleh se­


KELUARGA

orang anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang


lain) adalah sarna, terdapat sedikitnya lima jenis perilaku Tiga perspektif teoretis utama digunakan untuk menjelas­
kekerasan keluarga, bergantung pada semua pelaku ke­ kan dinamika kekerasan keluarga (perspektif intraindivi­
284 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

, dual, sosial-budaya, dan psikososial) mengenai karakteris­


tik kekuasaan yang tidak sehat dalam keluarga dengan
TABEL 11-3
kekerasan (Tabel 11-3). Perspektif intraindividual (di da­
lam individu), karakteristik kepribadian penganiaya dan TEORI PERILAKU KEKERASAN KELUARGA
korban diyakini sebagai "penyebab" penganiayaan terjadi • Perspektif Intraindividual: Perspeptif ini memfokuskan
dan terus berJangsung. pada karakteristik kepribadian dari pelaku kekerasan
Teori sosial-budaya perilaku kekerasan berfokus pada dan korban sebagai "penyebab" perilaku kekerasan
keluarga.
kondisi tingkat makro masyarakat yang menimbulkan
kecenderungan terhadap perilaku kekerasan keluarga • Perspektif Sosial-budaya: Faktor sosial-budaya,
(Steinmetz, 1"995). Seksisme, rasisme, ageism, kemiskin­ berhubungan dengan perbedaan sosial atau
kebudayaan dalam memandang perilaku kekerasan
an, peru mahan yang tidak memadai, pengangguran, dan
sebagai suatu cora menyelesaikan masalah keluarga,
kesenjangan kesempatan merupakan kondisi sosial yang diuraikan dan dianalisis.
menyebabkan frustrasi yang dibawa ke rumah keluarga.
• Perspektif Psikososial: Perspektif ini menjelaskan
Hal ini menentukan prasyarat yang bermakna untuk ter­
perilaku kekerasan keluarga sebagai fungs! timbal balik
jadinya perilaku kekerasan. Beberapa ahli teori perilaku antara individu dan masyarakat terkait dengan masalah
kekerasan keluarga meyakini bahwa sikap urn urn masya­ kekuasaan, kendali, kelas sosial [kemiskinanL
rakat terhadap penggunaan agresi fisik untuk menyelesai­ kesempatan mendapatkan perkerjaan, dan pemindahan
kan masalah sosial dicerminkan dalam penggunaan agresi kepemilikan.
fisik oleh keluarga. Pada beberapa kasus, dampak sikap
Diambil dari Steinmetz (1995)
dan nonna masyarakat pada keluarga seJaJu menjadi
pertimbangan. Sebagai contoh, konsep anak sebagai milik
daTi orang tua yang bebas mendisiplinkan anak sesuai
pandangan mereka-merupakan konsep kuno yang baru mempunyai sumber yang lebih sedikit sehingga juga
belakangan ini menjadi isu utama (Steinmetz). Bahkan saat mempunyai kekuasaan dan kendali yang lebih keci!.
ini, pengenalan tentang pewarisan hak orang tua di bebe­
rapa negara bagian merupakan bukti bahwa orang tua yang PENGANIAYAAN PASANGAN INTIM
'konservatif masih berkeyakinan bahwa mereka harus seca­ Walaupun penggunaan k~kuatan fisik oleh salah seorang
ra praktikmempunyai kekuasaan mutlak tentang bagai~
f
pasangan terhadap pasangan lainnya (lebih sering suami
mana mengasuh, mendidik, dan mendisiplin anak-anak terhadap istri) akhir-akhir ini diberitakan oleh media masa
mereka. dan tenaga profesional sebagai masalah sosial. yang signi­
Perspektif psikososial mengenai perilaku kekerasan fikan (Gelles, 1980; Straus & Gelles, 1990), penggunaan
keluarga memeriksa interaksi antara individu dan ma­ kekuatan fisik ini merupakan teknik yang biasa digunakan
syarakat. Isu kekuasaan, kendali, kelas sosial, kesempatan untuk mengatasi frustrasi dan stres di sepanjang sejarah
mendapatkan pekerjaan dan pemindahan kepemilikan me­ negara kita, seperti, sanksi sosial yang pernah ada pada
rupakan pusat pada analisis perilaku kekerasan keluarga masa lampau. Meskipun wanita pada umumnya menjadi
yang menggunakan perspektif teoretis ini. Steinmetz korban penganiayaan pasangannya, mereka dapat juga
(1995) dan para ahli lainnya meyakini bahwa kekuasaan menjadi pelaku. Beberapa penelitian menemukan bahwa
merupakan komponen perilaku kekerasan yang penting, pria sebagai korban pasangan penganiaya lebih sering
karena (a) mencirikan dan melegitimasi interaksi intra­ terjadi daripada yang diperkirakan orang (Wallace, 1996).
keluarga antara pasangan rumah tangga atau pasangan ser­ Walaupun demikian, penganiayaan yaf\g dialami wanita
ta antara orang tua dan anak; (b) merriberikan indikasi nilai lebih sering dan lebih parah daripada yang dialami pria
masyarakat pada tiap anggota keluarga (mis., nHai pria dalam hubungan dengan pasangan (Wallace). Penganiaya­
lebih berharga dari wanita); dan (c) kekuasaan yang an pasangan didefinisikan oleh Wallace sebagai "setiap
terdapat pada keluarga khusus berdasarkan nHai keluarga tindakan yang disengaja atau serangkaian tindakan (fisik,
yang dilihat masyarakat sekitar keluarga (mis., keluarga emosi, atau seksual) yang menyebabkan cedera pada
yang terkemuka mempunyai nilai yang lebih daripada pasangan" (him, 164), Horner (1998) mencatat bahwa,
keluarga miskin). Hasil kontrol/kendali, mempunyai menurut Bureau of Justice Statistic yang dikutip dalam
kekuasaan yang lebih besar, juga merupakan aspek penting dokumen Health Resources and Services Administration
dari perilaku kekerasan keluarga, menurut perspektif (HRSA), lebih dari 960.000 korban perilaku kekerasan
teoretis tersebut. Kendalilkontrol meliputi kendali langsung dialami oleh wanita berusia 12 tahun ke atas yang diJakukan
terhadap orang lain, begitu pula kendali terhadap sumber, oleh pasangan intim mereka di antara tahun 1992 dan 1996.
dengan k,eluarga miskin dan keluarga kelas pekerja Pada subsampel National Survey of Fami Iy and Household
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 285
(n=4.088), hasilnya menunjukkan banyak periIaku keke­ mereka pemah mengalami perilaku kekerasan dalam ke­
rasan pemikahan yang tidak dilaporkan (Szinovacz & luarga asalnya.
Egley, 1995). Wanita yang pernah dipukul oleh suami mereka sering
Bolton dan Bolton (1987) merangkum temuan peneliti­ kali tetap bertahan dalam pernikahannya dengan harapan
an tentang karakteristik kepribadian pelaku kekerasan pada suami mereka akan berubah, walaupun statistik menun­
pasangan yang menikah: jukkan bahwa hampir tidak pernah terjadi. Juga, wanita
yang teraniaya tidak mempunyai altematif (altematif tem­
Perlunya untuk mengendaIikan penyebaran gaya perilaku
pat tinggal, sumber keuangan). Kebanyakan wanita terse­
pelaku kekerasan pasangan. Walaupun kemampuan untuk
mengendalikan hal-hal di luar rumah sangat keeiI, namun but tetap bersikap pasif dan tidak bersedia melarikan diri
kendalinya di dalam rumah bersifat mutlak. meluas me­ karena mereka umumnya berasal dari keluarga yang meng­
lalui keputusan dalam hal keuangan. pengasuhan anak. anggap perilaku kekerasan juga merupakan bagian dari
hubungan seksual. kegiatan bersantai. dan bahkan menu kehidupan mereka, sehingga mereka merasa bahwa peri­
makanan. Dominansi dan rasa permusuhan. yang dilaku­ laku kekerasan merupakan suatu bagian yang "normal"
kan pelaku melampiaskan rasa tidak sukanya terhadap dalam kehidupan pernikahan. Selain itu, beberapa wan ita
tokoh otoriter melalui mereka yang tidak dapat mengen­ berkata bahwa mereka ingin mempertahankan keutuhan
dalikatJ. dirinya; anggota yang terlemah di dalam keluarga. keluarga dan menganut nitai sangat tradisional tentang ke­
(hIm. 126).
hidupan keluarga. Pada kenyataannya, banyak istri tidak
Pasangan penganiaya dapat memberikan sesekali keha­ menyadari bahwa pemukulan suami merupakan tindakan
. ngatan dan perlindungan pada hari-han yang menyenang­ tidak legal. Selanjutnya, banyak·penganiaya tipe "super­
kannya. Situasi positif yang secara bergantian inilah yang macho" yang tidak akan membiarkan istri mereka pergi
"mengunci" korban untuk tetap mempertahankan hubung­ sendiri, dan mengikuti serta mengancam mereka apabiJa
annya. Dengan kata lain, hubungan keluarga pada keluarga mereka berusaha melarikan diri, meninggalkan istri me­
penganiaya dipertahankan melalui penyaJahgunaan keku­ reka dengan pemikiran bahwa mereka tidak akan pernah
asaan oleh pelaku dan dinamika cinta, keterkaitan, dan mampu membebaskan· diri (Benedek, 1978; Wal1ace,
loyalitas (Miller, 1989). 1996).
. Prialsuami penganiaya dapat menganiaya, mengancam, Beberapa istri tetap mempertahankan hubungan penuh'
dan mengintimidasi wan ita dengan cara yang membuat penganiayaan tersebut selama . bertahun-tahun, .sehingga
wanita'merasa tidak berdaya untuk mengubah hubungan banyak wanita lansia yang tidak diketahui telah menjadi
atau meninggalkan suaminya. Wanita mungkin meyakini korban dalamwaktu yang lama (Phillips, 2000). Kasus lain
bahwa merekalah yang seharusnya disalahkan atas perila­ penganiayaan pasangan pada pasangan lansia dapat terjadi
ku kekerasan oleh pria (Murray & Leigh, 1995). Wanita setelah menikah lagi pada tahun-tahun kemudian. Ling­
lebih cenderung untuk menjadi korban perilaku kekerasan kungan penganiayaan terhadap wanita tua dapat berbeda
rumah tangga apabila mereka tampak lemah, rapuh dan dengan pasangan muda. sebagian karena waktu di dalam
terisolasi-seseorang yang mengatasi perasaancemas, riwayat saat pernikahan dibentuk. Phillips menul.is bahwa:
bersalah dan malu (Steinmetz, 1995). Untuk sebagian besar, wanita lansia di negara ini berasal
Wallace (1996) meyakini bahwa penganiayaan pa­ dari wanita muda yang teraniaya. Mereka lebih tampak
sangan mempunyai berbagai sumber dalam masyarakat. bersedia mati untuk tetap berpegang pada filosofi mereka
Sebagai contoh, stres sosia\' perbedaan kekuasaan dalam tentang pernikahan dan .. .Iebih cenderung untuk meneri­
pemikahan, ketergantungan wan ita pad a suami mereka, rna perilaku pasangan mereka sebagai hal "normal" yang
penyalahgunaan alkohol pada suami, wan ita hamil dan Ii­ wanita muda mungkin menyebutnya penganiayaan. (him.
190).
sensi pemikahan (lisensi dipandang sebagai kepemilikan
dan hak pengendalian dengan makna apapun) ditemukan Meskipun banyakjumlah istri yang tetap mempertahan­
sebagai faktor-faktor yang menunjukkan kemungkinan kan pemikahan dengan tindakan kekerasan dari pasangan­
yang lebih tinggi penganiayaan pasangan (Wallace, 1996). nya, jumlah istri dan anak-anak yang meninggalkan rumah
Selanjutnya, ban yak penelitian menemukan bahwa juga menin~kat. Pentingnya meninggalkan hubungan pe­
penganiaya memiliki harga diri rendah. penyalahguna al­ nganiayaan ini adalah benar-benar pilihan antara hidup dan
kohol,dan pernah mengalami penganiayaan dalam keluar­ mati, karena hampir sepertiga wanita dibunuh oleh suami
ga asalnya. Tidak kalah pentingnya, Lackey dan Williams mereka atau ternan kencannya (pria) (Homer, 1998). Me­
(1995) menemukan pria yang menikah (n=424) yang telah nanggapi kecenderungan wan ita meninggalkan hubungan
membina kedekatan yang kuat dengan pasangan, ternan dengan penganiayaan, hunian bagi wanita yang teraniaya
atau keluarganya kurang cenderung untuk melakukan saat ini dapat ditemukan di banyak komunitas di Amerika.
kekerasan kepada pasangan wanita mereka walaupun Woods dan Isenberg (2001) Mengutip bukti hasil kajian
286 BAG/AN 3 PRAKT/K KEPERAWATAN KELUARGA

dari berbagai studi menunjukkan bahwa wanita dapat ga 35% (Wallace, 1996) Walaupun demikian, bentuk pe­
menderita sindrom stres pascatraumatik karena perilaku rilaku kekerasan ini belum diteliti secara luas. Keluarga
kekerasan yang dial ami mereka, dan bahwa terdapat homoseksual berbagi emosi dan tanggung jawab keuangan
hubungan yang kuat antara keparahan penganiayaan dan dalam hubungan mereka yang dapat memicu situasi kon­
kejadian serta keparahan gangguan stres pascatraumatik flik. Pada umumnya, penganiaya homoseksual mengguna­
(post traumatic stress disorder, PTSD) di antara wanita kan jenis perilaku kekerasan yang sarna terhadap korban
yang meninggalkan hubungan yang penuh penganiayaan. mereka seperti yang juga dial ami di dalam hubungan he­
Hasil dari penelitian mereka sendiri menunjukkan bahwa teroseksual, seperti perkosaan, ancaman, kendali ekonomi,
PTSD mungkin dipertengahi oleh kapasitas adaptif wanita penganiayaan psikologi atau emosi (mis., .penghinaan,
dan kemampuan mereka untuk mendefinisi ulang hubungan manipulasi pikiran, isolasi, dan pembohongan) kendali ho­
intim dan belajar menghargai diri mereka sendiri. mofobik, memecahkan alat-alat rumah tangga , menyerang
Pengaruh perilaku kekerasan pasangan intim tidak ter­ denga senjata, menggigit, dan mencakar (Wallace, 1996).
batas pada orang dewasa yang menganiaya dan korban
perilaku kekerasan tetapi meluas pada anggota keluarga PENGANIAYAAN ANAK
lain. Parker (2000) memperkirakan bahwa antara 3,3 juta Kesadaran masyarakat terhadap penganiayaan anak. baru
hingga 10 juta anak terpapar dengan kekerasan dalam terlihat pada tahun 1960-an, ketika diagnosis "sindrom
rumah tangga pasangan tiap tahunnya, walaupun secara anak yang teraniaya" diungkapkan. PeriJaku kekerasan ke­
fisik tidak berbahaya. Keterpaparan ini dapatmengakibatkan luarga sebagai topik akademik penelitian tetap tidak di­
berbagai pengaruh negatif pada perkembangan emosi, ungkapkan hingga awal tahun .1970-an. Karena itu, seluruh
sosial ,dan kognitif, termasuk depresi, perilaku agresif, dan area kekerasan dan dinamika keluarga yang penting me­
kineIja sekolah yang menurun. rupakan suatu· hal baru bagi tenaga profesional kesehatan
Terdapat peningkatan perhatian terhadap pengaruh kon­ keluarga.
flik .orang tua pada anak (Tschann,· Flores, Pasch, dan lumlah kasus anak teraniaya tampak meningkat dengan
Marin, 1999) dan interaksi antara konflik orang tua dan pe­ cepat, walaupun. beberapa peningkatan ini berhubungan
rilaku menjadi orang tua (Lindahl & Malik, 1999) pada dengan perbaikan hubungan sistem pencatatan. Beberapa
b~rbagai kebudayaan (Rohner & Britner, 2000). Hasil. me­ peneliti perilaku kekerasan keluarga meyakini bahwa keja­
nunjukkanbahwa. pendahulu, dinamika kekuasaaan, dan dian penganiayaan anak kemungkinan tidak akan berubah
sifat perilaku.kekerasan tidak dapat dengan mudah diper­ secara dramatis dari waktu yang lalu, namun peningkatan
hitungkan, namun lebih merupakan hasil dari hubungan berhubungan dengan lebih besarnya kesadaran masyarakat
yang kompleks antara faktor intra-individu dan masyara­ dan profesi tentang penganiayaan anak serta berkurangnya
kat. Akan tetapi, peneliti menyetujui bahwa anggota keIu­ toleransi masyarakat terhadap penganiayaan, begitu pula
arga yang terlibat dalam satu bentuk perilaku kekerasan sistem pencatatan yang lebih baik (Straus et al., 1980;
cenderung untuk terlibat dalam bentuk lain perilaku keke­ Straus & Gelles, 1990). Akan tetapi. menurut National
rasan (Homers, 1998). Center on Child Abuse and Neglect (NCCAN), jumlah
Hall dan Cummings (1997) menemukan bahwa pe­ anak-anak yang menderita penganiayaan dan penelantaran
ngaruh konflik pasangan dan orang tua-anak sampai pada meningkat dari 1,4 juta pada tahun 1986 menjadi 2,8 juta
nenek dan anak yang sudah dewasa, walaupun sifat dari pada tahun 1993.
pengaruh negatif dan disfungsi beragam tergantung pada Penganiayaan anak dapat berupa penganiayaan fisik,
peran anggota keluarga. Humphreys (2001) mengumpul­ emosi, atau seksual, atau kombinasi dari dua atau tiga
kan hasil wawancara riwayat kehidupan dari anak wanita bentuk penganiayaan tersebut. Penganiayaan anak didefi­
dewasa yang mempunyai ibu teraniaya, serta menemukan nisikan sebagai "setiap tindakan yang menimbulkan cedera
bahwa pengaruh perilaku kekerasan orang tua mereka ber­ fisik yang bukan karen a kecelakaan dilakukan oleh orang
dampak pada kehidupan mereka saat dewasa. Mereka yang mengasuh, menjaga atau mengendalikan anak".
menguraikan penderitaan dan keterikatan mereka. HasH (Wallace, 1996, hIm. 29). Penganiayaan anak ditemukan
menunjukkan adaptasi wanita terhadap perilaku kekerasan terjadi pada semua kelas sosial. ras, dan bentuk keluarga
keluarga pada hal yang berbeda, antara lain menggunakan serta antara laki-laki dan wanita (Vandewater & Lansford,
kewaspadaan pada awal masa kanak-kanak dan keterlibat­ 1998). Pada umumnya, anak-anakberusia 5 tahun ke atas
an dalam kegiatan diluar rumah ketika mereka menjadi atau remaja muda dan lebih dewasa lebih berisiko meng­
lebih dewasa. alami penganiayaan oleh pengasuh mereka. Perilaku peng­
Perilaku kekerasan pada keluarga homoseksual diyakini asuhanorang tua yang berhubungan dengan penganiayaan
oleh beberapa peneliti mempunyai. angka kejadian yang fisik pada anak-anak meliputi stres kehidupan, kesepian,
sarna dengan pasangan heteroseksual atau sekitar 25 hing­ depresi, kecemasan. sikap dan pengasuhan orang tna yang
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 287
negatif. resolusi konflik dalam hubungan pemikahan yang sebagai "Tiap bentuk penganiayaan fisik, mental, atau
buruk, serta penggun<ian alkohol yang berlebihan (Milner seksual yang dilakukan oleh seorang anak dalam unit ke­
& Murphy, 1995; Straus & Gelles, 1990). Karakteristik luarga terhadap anak lainnya" (Wallace, 1996, him. 101).
geografik dari suatu keluarga dapat menempatkan keluarga Sering kali, penganiayaan saudara kandung terjadi ketika
berisiko untuk mengalami penganiayaan anak. Sebagai saudara yang lebih tua danlatau lebih kuat mempunyai
contoh, Sachs, Hall, Lutenbacher, dan Rayens (1999) me­ kendali terhadap saudara yang lain (korban). Selain itu.
nemukan bahwa isolasi geografik dalam hubungannya penganiayan sibling ditemukan lebih banyak dalam keJu­
dengan stresor sehari-hari membuat ibu dari anak dengan arga yang ditemukan adanya penganiyaan anak danlatau
berat badan rendah yang tinggal di pedesaan berisiko untuk penganiayaan pasangan (Straus & Gelles, 1990). Tipe
depresi dan menganiaya anak. penganiyaan saudara kandung yang dilaporkan adalah
Pada penganiayaan anak, orang tua (keduanya ayah dan penganiayaan fisik (mis., memukuJ, menendang. menu­
ibu) menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menga­ suk); penganiayaan emosi (mis., pemanggilan nama, me­
niaya anak mereka secara seksual atau fisik (Murray & ngejek. merendahkan, menimbulkan rasa takut berlebihan.
Leigh, 1995). Orang tua penganiaya temyata merupakan dan merusak barang-barang pribadi); dan pelecehan sek­
individu yang mempunyai masalah sosial dan psikologi sual (Wallace. 1996).
yang kurang mendapatkan kasih sayang dan mempunyai
otoritas dan kebutuhan kekuasaan yang berlebihan PENGANIAYAAN ORANG TUA
(Steinmetz, 1995) dibandingkan dengan orang tua yang
tidak menganiaya. Wala pun semua anak berisiko untuk Bentuk Jain daTi penganiayaan yaitu ketika anak berusia
dianiaya secara fisik, anak-anak yang sulit untuk me­ cukup untuk melakukan perilaku kekerasan melawan orang
ngendalikan diri mereka mempunyai resiko lebih tinggi tua. Anak pada satu titik kehidupannya sebagai penerima
untuk dianiaya (Strauss & Gelles, 1990; Wallace, 1996). perilaku kekerasan. dan melalui model peran yang dipela­
Anak-anak yang pemah dianiaya secara seksual sering jari bahwa penggunaan perilaku kekerasan merupakan se­
kalLbereaksi terhadap penganiayaan dengan mengubah suatu yang dapat diterima sebagai cara yang layak dan
perilaku mereka. Perasaan bersalah, malu, takut, dan ma­ dapat diterima untuk mengungkapkan kemarahan. Dalam
rah sering kali terlihat. Perilaku yang berubah ini sering penelitian yang mengkaji fenomena ini anak-anak tersebut
d'irp~nifestasikan ketika mereka berada di sekolah; anak­ adalah remaja. Pada penelitian nasional pertama memu­
anak Jeraniaya mungkin juga mengalami gangguan tidur, blikasikan (Straus et aI, 1980) 2143keluarga utuh dengan
gangguan makan, atau memperlihatkan perilaku regresi anak-anakremaja (10-17 tahun), dan 9% dari orang tua
atau depresi (Wallace, 1996). Briggs, Hubbs-Tait, Culp, melaporkan mengalami sedikitnya sekali serangan oleh
dan Blank A Mayer (1995) meneliti 134 mahasisiwa (67 anak-anak mereka· dan 3% mengatakan mereka pernah
laki-Iaki dan 67 wanita) yang pernah baik dianiaya secara mengalami perilaku kekerasan. Pada keluarga orang tua
seksual dan mempunyai ibu yang meninggal karena kanker tungggal atau lengkap. ibu cenderung menjadi korban dan
maupun memiliki riwayat penganiayaan. Mahasiswa yang anak laki-Iaki mereka sebagai pelaku kekerasan (Steinmetz,
pernah secara seksual dianiaya mengalami masalah psiko­ 1987).
sosial yang lebih besar daripada kedua keJompok lain. Dalam data daTi peneIitian n'asional yang lain tentang
Penjelasan tentang penganiayaan anak sebagai akibat penganiayaan orang tua (Agnew & Huguley, 1989), remaja
interaksi antara karakteristik penganiaya dan konteks so­ yang menganiaya lebih cenderung untuk mempunyai te­
sial didukung oleh temuan dari laporan U.S House Ways 'man yang juga menyerang orang tua mereka dan menun­
dan Meand Committee (Harris, 1991). Dalam laporan ini, jukkan kenakalan, termasuk perilaku kekerasan. Remaja
penggunaan obat-obatan orang dewasa telah menunjukkan kulit putih yang kurang dekat dengan orang tua mereka
kontribusi utama terhadap penganiayaan anak. Pada badan meyakini bahwa kecil kemungkinan untuk mendapatkan
pelayanan perlindungan anak di 22 negara bagian dan sanksi resmi atas penyerangan terhadap orang tua.
District of Colombia karakteristik yang paling menonjol
pada periganiaya dewasa adalah mereka menggunakan PENGANIAYAAN LANSIA
obat-obatan. . .
Penganiayaan dan penelantaran lansia menurut laporan
Watershed, 1985 oleh subkomite kongres (Larsen, 1989)
PENGANIAYAAN SAUDARA KANDUNG adalah masaJah yang meningkat secara nasional. Dalam
Pada umumnya, pembahasan tentang sifat perilaku keke­ suatu tinjauan ekstensif tentang literatur perilaku keke­
rasan keluarga dan penganiayaan anak secara fisik dapat rasan keluarga, (Wallace, 1996) mendefisniskan penga­
diterapkan pada pembahasan tentang penganiyaan pada niayaan lansia sebagai "Tindakan yang mengakibatkan
,sibling. Penganiayaan saudara kandung didefinisikan . cedera fisik, psikologis, atau penelantaran materi, bahaya
288 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

atau cedera terhadap lansia n (him. 221). Phillips, 1996 data dari laporan langsung. Namun demikian, apa yang
mendiskusikan kontroversi seputar definisi penganiayaan secara konsisten ditemukan adalah bahwa pelaku kekeras­
lansia, dan mendebat definisi (khususnya definisi legal), an tersebut tidak dapat dengan tepat menguraikan sendiri
yang mencakup kesengajaan, bahaya yang terdokumentasi, ten tang perilaku mereka tersebut. Karena itu, kombinasi
pelimpahan tanggung jawab, dan kerentanan. Kebanyakan antara observasi interaksi keluarga dan laporan dari anggo­
dari artikel yang dipubli~asikan terdahulu menyajikan ta keluarga sendiri dapat memberikan data yang lebih valid
pengamatan pTibadi dan/atau pendapat ahli. Penelitian mengenai kekuasaan keluarga (Szinovacz, 1987).
mengenai penyaniayaan dan penelantaran lansia telah Blood & Wolfe (1960) adalah peneliti terdahulu yang
meningkat secara nyata sejak tahun 1980an. Salah satu menyelidiki hubungan antara alokasi tugas keluarga dan
survei pertama tentang penganiayaan lansia (Pillemer & kekuasaan di area tugas tersebut. Penyelidikan selanjutnya
Finkelhor, 1988) menemukan bahwa pasangan paling menunjukkan bahwa pembagian tanggung jawab jarang
cenderung menjadi penganiaya terhadap lansia, dengan mencerminkan pola otoriter yang mendominasi. Reiss
jumlah yang hampir sarna antara laki-Iaki dan wanita (1976) menjelaskan bahwa pembagian tugas tidak tJapat
sebagai korban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan struktur kekuasaan keluarga terutama jika
wanita yang lebih tua lebih cenderung menjadi korban tugas yang diserahkan berdasarkan keyakinan keluarga
penganiayaan fisik dan penganiayanya kebanyakan adalah tentang peran gender bukan karena alasan yang lain.
pria (phillips, 2000). Johnson (1975) memverifi.kasi perbedaan antara kekuasaan
Satu penelitian mengenai penganiayaan lansia dilaku­ dan tugas serta alokasi tanggung jawab keluarga. Ia me­
kan oleh Steinmetz (1987), menguraikan lingkungan yang wawancarai 104 istri orang Jepang-amerika di Honolulu.
mendukung terjadinya penganiayaan terhadap lansia. Sem­ Bagian dari wawancara meliputi pertanyaan spesifik me­
bilan puluh satu persen dari sampelnya wanita berusia 70 ngenai siapa yang bertanggung jawab untuk membuat ke­
tahun atau lebih tua, dan 85% mengalami penurunan fungsi putusan tentang hal-hal pokok dalam kehidupan keluarga.
fisiko Semua lansia tinggal bersama salah satu dari anak Ia kemudian mengajukan pertanyaan untuk mengidenti­
mereka. Teknik penganiayaan yang digunakan oleh anak fikasi seluruh kebebasan istri dalam melakukan hal-hal
. yang mengasuh mereka "berkisar dari berteriak dan me­ yang menarik minat mereka, sebagai balasan terhadap
maki (30%); mengancam untuk mengirim lansia ke panti keinginan suami mereka. Ketika istri ditanya tentang tang­
jompo (8,5 %); tidak memberikan makan atau pengobatan gungjawab spesifik dan alokasi tugas mereka tampak lebih
(17%); ... hinggapengekangan fisik (7,5 %) dan menampar, berpengaruh daripada suami mereka. Akan tetapi,. ketika
memuku!, dim menggoncang (2,5 %). Secara keseluruhan, . ditanya lebih lanjut tentang evaluasi istri terhadap kekua­
12 % dari pemberi asuhan telah menggunakan tindakan saan mereka secara menyeluruh dibandingkan kekuasaan
penganiayaan fisik atau ancaman kekerasan fisik dalam suami, lebih ban yak istri yang menempatkan diri mereka
mencQba mempertahankan kendali" (hIm. 738). Keluarga pada posisi lebih rendah, secara nyata ini merupakan
yang memberi asuhan kepada orang tua lansia, mengalami warisan sebagai orang Jepang dan norma yang berkaitan
tingkat stres yang tinggi sehingga cenderung untuk terlibat dengan peran pria-wanita. Kekuasaan legitimasi atau
daJam penganiayaan lansia. Juga, pemberi asuhan yang kekuasaan bertolak dari tradisi tampak berperan dalam hal
memersepsikan tugas pengasuhan merupakan sesuatu yang ini. Jadi, sementara istri orang Jepang-Amerika memain­
menimbulkan stres lebih cenderung untuk melakukan kan peran aktif dalam mengambi! keputusan, mereka me­
penganiayaan lansia (Pagelow, 1984; Steinmetz; 1987). lakl1kan hal tersebut karen a pendelegasian kekuasaan daTi
suami mereka. Dalam contoh ini,· suami menyerahkan
tanggung jawab sementara tetap mempertahankan otoritas.
Pt;PENGKAJIAN KEKUASAAN akhir.
KELUARGA Safilios-Rothschild (l976b) menulis bahwa seorang pa­
sangan mungkin mempunyai kekuasaan "orkestrasi" se­
Bagaimana perawat keluarga mengukur atau mengkaji ke­ mentara yang lain mempunyai kekuasaan "implementasi".
kuasaan dalam suatu keluarga? Ini merupakan pertanyaan Ia menjelaskan:
kunci. dan tidak ada satu pun kesepakatan mengenai me­
Pada kenyataannya, salah seorang pasangan yang mem­
todologi dan fokus yang tepat. Penelitian mengenai kekua­
punyai kekuasaan "orkestrasi" jarang membuat keputusan.
saan keJuarga pernah dikritik karena pertentangan tentang namun sekalinya membuat keputusan biasanya penting.
bagaimana mengukur kekuasaan keluarga, begitu pula ke­ Pembuatan keputusan tidak memerlukan banyak waktu
terbatasan metodologi lainnya. Peneliti terdahulu sangat mereka namun menentukan gaya hidup. karakteristik, dan
bergantung pada survei dan jadwal wawancara terstruktur, gambaran utama tentang keluarga mereka. Mereka juga
dengan kurangnya observasi langsung untuk memvalidasi mempunyai kekuasaan untuk menyerahkan keputusan
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 289
yang tidak penting dan memerlukan waktu kepada pa­ 2. Pembuatan keputusan yang akomodatif
sangan mereka yang kemudian dapat mengendalikan a. Tawar-menawar
"perasaan berkuasa" dengan mengimplementasikan kepu­ b. Kompromi
tusan tersebut dalam suatu batasan yang ditetapkan oleh c. Paksaan
keputusan penting dan pervasif yang dibuat oleh pasangan
3. Pembuatan keputusan de facto.
yang berkuasa (him. 359).
Pertanyaan spesifik menimbulkan penggunaan teknik
Jadi, pada tipe pengaturan kekuasaan pasangan seperti ini, pembuatan keputusan yang berfokus pada bagaimana ke­
istri dikatakan mempunyai "kekuasaan implementasi". Pa­ luarga membuat keputusan.
da kenyataannya, kekuasaan implementasi pad a analisis
akhir adalah jenis kekuasaan inferior, mempunyai kendali
terhadap implementasi tetap merupakan kekuasaan yang LANDASAN KEKUASAAN
dipegang oleh pelaksana implementasi. Area ini berhubungan dengan sumber kekuasaan yang ber­
Dengan demikian, kekuasaan keluarga adalah kompleks asal dari berbagai anggota keluarga. Sumber ini adalah:
dengan banyak faktor memengaruhi struktur kekuasaan, 1. Kekuasaan legitimasi/otoritas
hasil dan proses pembuatan keputus;ln keluarga. Kekuasa­ 2. Kekuasaan yang lemah atau tak-berdaya
an keluarga secara menyeluruh dapat sulit untuk dikaji, 3. Kekuasaan referen
khususnya selama pertemuan yang relatif singkat dengan 4. Kekuasaan sumber dan ahli
keluarga atau tanpa kehadiran seluruh anggota keluarga. 5. Kekuasaan penghargaan
Selain kesulitan ini, rangkuman berikut dapat digunakan 6. Kekuasaan memaksa
untuk mengkaji dengan menerapkan proses keperawatan 7. Kekuasaan informasional-langsung dan tidak lang­
pada kekuasaan keluarga. sung
8. Kekuasaan afektif
HASIL KEKUASAAN 9. Kekuasaan manajemen ketegangan
Pertanyaan diajukan untuk memperoleh informasi ten­
Siapa yang memiliki "pemyataan akhir" atau "siapa yang tang sumber atau ·landasan kekuasaandapat berupa perta­
menang"? Siapa yang membuat keputusan? Dan seberapa nyaan yang spesifik ten tang siapa yang membuat keputus­
penting keputusan atau isu tersebut terhadap keluarga? an tertentu dan bagaimana (kadang pertanyaan bagaimana
Pertanyaan lebih spesifik dapat ditanyakan untuk menda­ juga menghasilkan landasan kekuasaan).
patkan informasi ini (validasi apabila memungkinkan de­
ngan observasi).Pertanyaan umum diikuti oleh pertanyaan
lebih spesifik dalam area ini dapat bermanfaat: VARIABEL YANG MEMENGARUHI
1. Keuangan: Siapa yang menganggarkan, membayar KEKUASAAN KELUARGA
tagihan, dan memutuskan bagaimana menggunakan Berbagai variabel memengaruhi kekuasaan keluarga. Va­
uang? riabel tersebut adalah: .
2. Sosial: Siapa yang memutuskan tentang bagaimana 1. Hierarki kekuasaan keJuarga
menghabiskan waktu malam hari atau siapa ternan 2. Tipe bentuk keluarga
atau keluarga yang akan ditemui? 3. Pembentukan koalisi
3. Keputusan utama: Siapa yang memutuskan tentang 4. Jaringan komunikasi keluarga
perubahan di dalam ·pekerjaan atau tempat tinggaJ? 5. Perbedaan gender
4. Pengasuhan anak: Siapa yang mendisiplin dan me­ 6. Faktor usia dan siklus kehidupan keluarga
mutuskan kegiatan anak-anak? 7. Faktor kebudayaan dan interpersonal
Keterbatasan adalah bahwa keseluruhan kekuasaan da­ 8. Kelas sosial
lam suatu keluarga sering kali tidak berhubungan secara Mengenal pengaruh area pengkajian ini akan membantu
baik dengan tugas dan tanggungjawab spesifik (isu tentang merawat keluarga untuk lebih dapat secara penuh menilai
kekuasaan orkestnisi versus kekuasaan implementasi). dan menafsirkan atribut kekuasaan keluarga.

PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN KEKUASAAN SISTEM DAN SUBSIS'rEM


KELUARGA KESELURUHAN
Teknik spesifik apa yang digunakan untuk pembuatan ke­
putusan di dalam ke~uarga dan sejauh mana teknik ini di­ Dari pengkajian anda tentang semua area yang luas di atas,
gunakan? mampukah Anda menyimpulkan apakah kekuasaan kelu­
1. Pembuatan keputusan yang disepakati. arga menyeluruh dapat dikarakteristikan sebagai di
290 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN· KELUARGA

dominasi ·oleh anggota keluarga dewasa, anak, atau kakek sebagai diagnosis keperawatan keluarga berupa promosi
nenek; sebagai egalitarian, sinkratik, atau otonomik: se­ kesehatan, "keluarga secara konsisten menggunakan
bagai tidakberkepemimpinan atau kaotik (berantakan)? pembuatan keputusan yang disepakati bersama."Apabila
Kontinum kekuasaan keluarga yang disajikan di dalam bab subsistem eksekutif orang tua lemah, perawat mungkin
ini dapat digunakan untuk menyajikan secara visual suatu . ingin dapat mengidentifikasi ini sebagai diagnosis
analisis. Kontinum kekuasaan dengan kisaran 2 sampai 4 keperawatan keJuarga dan merencanakan cara membantu
ditemukan sebagai suatu pola yang sehat dan memuaskan pasangan/orang tua untuk menguatkan subsistem ini.
(apabila dominansi ringan ada pada suami).
Untuk menetapkan pola kekuasaan secara menyeluruh
ajukan pertanyaan secara luas dan terbuka sering kaJi mem­
perjelas. Sebagai contoh, perawat keluarga dapat bertanya f4'INTERVENSI
kepada pasangan maupun anak-anak mereka apabila me­ KEPERAWATAN
mungkinkan:"Siapa yang biasanya membuat pernyataan KELUARGA
akhir mengenai isu penting? Siapa yang membuat kepu­
tusan penting yang melibatkan keluarga? Siapa yang Perawat dapat berperan penting dalam mengatasi konflik
mengendaIikan keluarga? Siapa yang memenangkan per­
keputusan dan kekuasaan lainnya (McFarland & McFarlane,
debatan penting tentang isu? Siapa yang biasanya meme­ 1993). Apabila anggota keluarga tertarik mengatasi konflik,
nangkan apabila terdapat ketidaksepakatan? Siapa yang perawat dapat menawarkan bantuan untuk membantu kelu­
memperoleh keinginanya apabila terjadi pertentangan pad a arga mengatasi konflik mereka (McFarland & McFarlane,
aaggota keluarga dewasa?" Pertanyaan tindak lanjut yang 1993). McFarland dan McFarlane (1993), dalam meng­
penting adalah "apakah Anda puas dengan bagaimana ke­ uraikan diagnosis NANDA "Konflik Keputusan" menyaji­
putusan dibuat dan siapa yang membuat keputusan (mis.,
kan panduan yang meyakinkan untuk membantu perawat
adanya struktur kekuasaan yang ada).
membantu anggota keluarga mengatasi masalah tersebut.
Kekuasaan subsistemjuga perlu dikaji. Observasi inter­ Bab 10 juga membahas cara untuk membantu keluarga
aksi orang dewasa, interaksi orang dewasa/orang tua-anak, mengatasi komunikasi yang berkonflik.
dan interaksi antara saudara serta data wawancara diguna­ Jika teridentifikasi perilaku kekerasan keJuarga seeara
kan untuk mengkaji karakteristik kekuasaan subsistem
aktual atau potensial, perawat dapat membantu dalam me­
(Olson & Cromwell, 1975).
lindungi anggota keluarga. Tujuan ini dapat dicapai dengan
(a) mengenal dan melaporkan penganiayaan anak; (b) men­
dukung dan merujuk pasangan pernikahan/pasangan intim
f4'DIAGNOSIS yang dianiaya, lansia, saudara kandung, orang tua, peng­
aniaya, dan unit keluarga; serta (c) mengoordinasikan
KEPERAWATAN
asuhan kepada keluarga dan anggota keluarga, bekerja se­
KELUARGA cara kolaboratif dengan petugas kesehatan dan kesejah­
teraan lain (Gilliss, Rose, Hallburg, & Martinson, 1989).
Pemahaman suatu struktur kekuasaan dalam ke)uarga Intervensi keperawatan lain, berasal dari model pem­
penting untuk merumuskan diagnosis dan intervensi kepe­ berdayaan, sering kali sesuai untuk keluarga yang berang­
rawatan yangefektif. Beberapa contoh penting mengilustra­ gotakan oran'g dewasa yang lebih berkuasa daripada yang
sikan pentingnya memasukkan hal ini ke dalam pengkajian lain dan orang dewasa yang kurang berdaya yang ingin
keluarga. Apabila tindakanlkeputusan perawatan kese­ meningkatkan sumber dan kekuasaannya. Model ini pada
hatan perlu dibuat oleh ke)uarga, mengetahui siapa yang awalnya digunakan untuk pasangan yang menikah, namun
memegang kekuasaan untuk jenis keputusan dan semua dapat diterapkan pada subsistem keluarga lain. Model
keputusan, ditambah dengan pengetahuan ientang bagai­ permberdayaan memberikan advokasi agar tiap anggota
mana keputusan dibuat, akan membimbing perawat kelu­ keluarga (dewasa) menggunakan sumber mereka untuk
arga berbicara kepada orang yang tepat dengan kepekaan menggerakkan anggota keluarga yang lain dari posisi le­
terhadap bagaimana posisi keputusan. mah ke posisi yang lebih kuat. Balswick dan Balswick
Apabila keluarga mempunyai hierarki kekuasaan yang (1995) menguraikan pernyataan ini, merujuk pada sub­
utuh dan jelas serta berfungsi baik untuk mereka, perawat sistem pasangan sebagai berikut: Pemberdayaan tidak se­
dapat berkeinginan mendukung atau mendorong struktur mata-mata salah seorang dari pasangan menyerah terhadap
yang sehat ini (ini penting untuk meningkatkan rasa percaya keinginan yang lainnya. Pemberday~an tidak melibatkan
diri pada orang tua). Datam kasus ini, kekuatan sebuah penyerahan kekuasaan seseorang untuk memberdayakan
keluarga relatif pada kekuasaan keluarga dapat dianggap yang lain tetapi lebih pada pemberdayaan sebagai proses
BAB t t KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 291
ak!if dan bertujuan dari tiap pasangan untuk mengem­ otoritas antara satu sarna lain bukan "rnengendaIikan" se­
bangkan dan menguatkan kekuasaan pada yang lain. Tiap seorang. merupakan kunci dari model pemberdayaan. Be­
pasangan didorong untuk mencapai potensi pribadi se­ kerja mengarabkan pada. pernberdayaan antara satu sarna
tinggi mungkin (blm. 311). Karena itu, pemberdayaan da­ lain dapat mengbasilkan suatu kekuatan dan hubungan
lam konteks ini berarti babwa tiap anggota keluarga berke­ saling ketergantungan yang sehat, begitu pula meningkat­
inginan rnembantu anggota yang lain untuk menjadi diri kan rasa c;>tonomi dan saling rnenghorrnati (Balswick &
mereka sendiri seoptimal rnungkin. Memfokuskan pada Balswick).

etI RANGKUMAN
• Kekuasaan, menurut bab ini, dipandang sebagai satu seiaIu merniliki kekuasaan lebih besar daripada anak
dari empat dimensi struktur yang saling bergantung rnereka. Akan tetapi, pada keluarga egalitarian,
dari suatu keluarga, dan sebagai pencerrninan per­ hierarki kekuasaan berdasarkan usia dan gender dapat
aturan keluarga yang tidak tertulis dan mengandung tidak tampak.
sistem niiaL Struktur kekuasaan sangat bervariasi • Perbedaan etnik dan agarna di antara keluarga dapat
dari keluarga ke keluarga, dan dapat positif atau mernengarubi struktur kekuasaan spesifik di dalarn
disfungsional. keluarga.
• KekuaSaan adalab kernampuan-potensiaI atau ak­ • Struktur kekuasaan keluarga dapat juga bervariasi
tuaI-individu untuk rnengendalikan, memengaruhi, karena pernbentukan koalisi, jaringan komunikasi
atau mengubah perilaku orang lain. Kekuasaan selalu keluarga. perbedaan gender, tahap perkembangan ke­
melibatkan bubungan interpersonal yang tidak luarga, kelas sosial,dan perbedaan bentuk keluarga ..
simetris-salab seorang yang berinteraksi memiliki • Struktur kekuasaan keluargadapat diklasifikasikan
pengaruh/kendali yang lebih besar dalam suatu bu­ dalam beberapa cara (libat Gambar 11-1), untuk rne­
, bungan. nunjukkan apakah keluarga didorninasi oleh salah
• ,Kekuasaan dimanifestasikan melalui proses pembuat­ seorang anggota keluarga, memiliki struktur keku­
an keputusan dalam keluarga. Pembuatan keputusan asaan egalitarian, atau tidak mernpunyai kepemirn­
dan kekuasaan keluarga pada umumnya lebib sering pinan yang efektif.
dilakukan secara bersama dalam keluarga saat ini • Tiga perspektif teoretis tentang perilaku kekerasan
daripada pada masa lampau. keluarga dan pasangan intirn adalah perspektif intra­
• Karena orang dikenal tidak akurat dalam rnengurai­ individual, sosiobudaya, dan psikososiaI. Sernua me­
kan prilaku mereka sendirj; kombinasi observasi in­ nyajikan penjelasan yang berbeda untuk karakteristik
teraksi keluarga dengan melaporkan sendiri oleb . kekuasaan yang tidak sehat di dalam perilaku ke­
anggota keluarga dapat mernberikan lebih banyak da­ kerasan keluarga.
ta yang valid tentang kekuasaan keluarga daripada • Walimpun mekanisme dasar perilaku kekerasan
rnelaporkan sendiri. (rnenggunakan paksaan fisik oleh anggota keluarga
• Contoh surnber kekuasaan dalam keluarga meliputi terbadap anggota keluarga yang lain) adalab sarna,
otoritas legitimasi. kekuasaan ketidakuasaan, keku­ terdapat subtipe perilaku kekerasan keluarga, ber­
asaan ketidakberdayaan, kekuasaan referent kekuasa­ gantung pada siapa yang menjadi penganiaya dan
an surnber, kekuasaan ahii, kekuasaan penghargaan, korban: Penganiayaan pasanganJintim (meliputi peri­
kekuasaan mernaksa, kekuasaan informasional, keku­ laku kekerasan pada bubungan bomoseksual), penga­
asaan afektif. dan kekuasaan rnanajemen ketegang­ niayaan anak (fisik dan seksual), perilaku kekerasan
an. antara saudara kandung, penganiayaan lansia, dan
• Tiga jenis proses pembuatan keputusan daIam kelu­ . penganiayaan orang tua.
arga adalab kesepakatan, akomodasi, dan pembuatan • Area pengkajian keluarga dalam dirnensi kekuasan
keputusan de facto. keluarga diuraikan.
• Pria sering mengernbangkan atau mempertabankan • Pemahaman ten tang struktur kekuasaan dalarn ke­
kekuasaan terbadap wanita, seringkali sebagai akibat luarga, penti~g dalarn merurnuskan diagnosis dan.
ketidaksetaraan secara ekonomi. Orang tua bampir intervensi keperawatan efektif.
292 BAG IAN 3 PRAKT1K KEPERAWATAN KELUARGA
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 293

• LAYIHAN
Tinjau sketsa keluarga danjawab pertanyaan terkait.
1. Kaji pola kekuasaan keluarga yang diuraikan pada kasus di atas.
a. Siapa yang membuat keputusan?
b. Apa teknik pembuatan keputusan yang digunakan?
c. Dengan dasar apa kekuasaan keluarga berasal?
d. Apakah variabel yang memengaruhi kekuasaan keluarga?
e. Dengan menggunakan kontinum kekuasaan keluarga (lihat Gambar 11-1). di mana anda
akan menempatkan keluarga ini?
f. Jika dominan. tunjukkan anggota keluarga yang dominan.
2. Buat pemyataan diagnosis keperawatan keluarga untuk keluarga ini yang memfokuskan
pada dimensi kekuasaan.
3. Sebutkan dua intervensi keperawatan keluarga umum untuk membantu keluarga dengan
masalah keperawatan keluarga dalam area dimensi kekuasaan.
Jawab pertanyaan berikut ini.
4. Kekuasaan merupakan dimensi penting dalam hubungan manusia dan kelompok karena
(pilih semua jawaban yang tepat):
a. Kekuasaan penting untuk memahami hubungan peran
b. Kekuasaan sangat memengaruhi pembinaan dan pemeliharaan saluran komunikasi.
c. Kekuasaan adalah penentu tunggal yang ditandai dengan membentuk dan mem­
pertahankan hubungan intim.
5. Tunjukkan pengetahuan Anda tentang beberapa konsep kekuasaan dasar dengan me­
masangkan sinonim atau definisi yang benar dengan konsep di kolom sebelah kirL

Konsep SinonimIDefinisi

__a. Kekuasaan l. Pengaruh

Otoritas 2. Kekuasan legitimasi

294 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Konsep SinonimIDefinisi
_ _c. Kekuasaan keluarga 3. Otoritas primer
Pembuatan keputusan 4. Dominansi
5. HasH pengendalian
6. Pola dominansi kelompok keluarga
7. Salah satu aspek adalah pembuatan keputusan
8. Proses keti~a sesuatu dapat dicapai
9. Mengkaji dalam konteks interaksi keluarga
6. Identifikasi tiga keterbatasan untuk meneliti kekuasaan keluarga.
7. Pasangkan definisi yang sesuai dengan landasan kekuasaan spesifik.
Dasar Kekuasaan Definisi
__a. Otoritas 1. Kewajiban seseorang yang dominan untuk
_b. Kekuasaan referenlrujukan membantu yang membutuhkan
_ _c. Kekuasaan penghargaan 2. Dominansi pengetahuan yang lebih besar
_d. Kekuasaan memaksa dari seseorang tentang suatu isu
_ _e. Kekuasaan tak-berdaya 3. Kekuasaan legitimasi
Kekuasaan ahli atau sumber 4. Kekuasaan berbasis tradisi
Kekuasaan informasional (Iang­ 5. Berdasarkan pada identifikasi positif dengan
sung) individu yang berpengaruh
_h. Kekuasaan informasional (tidak 6. Yakin dengan kemampuan untuk membe­
langsung) rikan hukuman
Kekuasaan afektif 7. Mendasarkan keyakinan pada kemampuan
Kekuasaan manajemen kete­ untuk memberikan hak istimewa
gangan 8. Cara pengendalian dengan mengelola tingkat
stres keluarga yang ada.
9. Berdasarkan pada kompetensi yang lebih
besar tentang sesuatu hal.
10. Mengisyaratkan atau "mengajukan saran ke
orang lain"
11. Memberikan atau menyembunyikan keha­
ngatan, cinta (kasih sayan g), dan seks.
Apakah pernyataan dalam pertanyaan nomor 8 hingga 10 benar atau salah?
8. Pada kasus k;etika suami mempertahankan kekuasaan karena kendalinya terhadap uang,
jenis kekuasaan ini disebut otoritas ahli?
9. Pada keluarga patriarkal tradisional, bergantung pada kekuasaan informasional langsung
adalah biasa.
10. Otoritas primer berdasarkan tradisi dan penerimaan anggota keluarga secara kebudayaan
berdasarkan perannya.
11. Identifikasi dan jelaskan tiga teknik yang digunakan dalam pembuatan keputusan.
12. Uraikan bagaimana tiap variabel berikut ini meinengaruhi kekuasaan keluarga.
a. Jaringan komunikasi keluarga
b. Perubahan situasi
c. Pengaruh etnik
d. Pembentukan koalisi
e. Kelas sosial
f. Perubahan perkembangan atau siklus kehidupan
Pilih jawaban yang benar pada pertanyaan berikut ini.
13. Tipologi kekuasaan keluarga yang paling sering digunakan dan sangat diterima adalah:
a. Demokratik-patriarkal .
b. Persahabatan-otoritarian
c. Suami yang domin,an, egalitarian, istri yang dominan
BAB 11 KEKUASAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KELUARGA 295
d. Otokratik, sinkratik, otonomik
e. Familistik-atomistik
14. Jenis struktur kekuasaan menyeluruh yang tampak paling tidak memuaskan bagi kedua
pasangan adalah:
a. Suami yang dominan
b. Istri yang dominan
c. Sinkratik
d. Otonomik
15. Kecenderungan kontemporer apa yang reJatifpaling baik bagi kekuasaan keluarga?
a. Kenaikan dalam tradisionalisme dan konservatisme
b. Kecenderungan atomistik dalam keluarga
c. Munculnya keluarga egalitarian, demokratik
d. Munculnya keluarga matrifokal, matriarkal
16. Keluarga yang sehat, diuraikan oleh Lewis dan rekan serta Minuchin, dengan
karakteristik:
a. Koalisi yang kuat antara orang tua-anak
b. Hierarki kekuasaan yang jelas
c. Suami lebih berkuasa daripada istri
d. Koalisi kuat an tar-orang tua
17. Peran keluarga dan hubungan kekuasaan sering kali diamati pada keluarga miskin:
a. Pembagian tanggung jawab pemikahan adalah tidak formal
b. Perencanaan bersama lebih dominan
c. Ayah diberikan gelar otoritas
d. Ayah sering kali bersikap lebih pasif, berperan minimal di rumah
18. Komarovsky menemukan bahwa faktor berikut ini memainkan peranan penting pada tipe
struktur kekuasaan yang terdapat di keluarga kelas pekerja:
a. Status pekerjaan
b. Tempat tinggal (kotaldesa)
c. Pendidikan
d. Etnik
Dari contoh berikut ini, jawablah pertanyaan 19 dan 20 di bawah:
Tn. Gordon berjalan ke pintu sementara Ny. Gordon membahas tentang pengasuhan anak
dengan perawat kesehatan komunitas. Tn. Gordon tiba-tiba "mengambil alih" pembicaraan,
menyampaikan pendapatnya tentang setiap komentar yang dikatakan oleh perawat atau Ny.
Gordon. Anak-anak terdengar menertawakan kata-kata yang digunakan olen ayah mereka.~' .
Menjelang akhir kunjungan ia berteriak pada anak-anaknya untuk bangun dan membersihkan....
dapur. Anak-anak tidak menanggapinya, namun memandang ibu mereka. Ibunya terdiam
sesaat dan kemudian berkata, "anak-anak pergilah cud piring". Dengan permintaan tersebut
anak-anak menuju ke dapur.
19. Dalam situasi ini siapa yang palingjelas menunjukkan kekuasaan dan hubungan peran dari
ayah dan ibu?
a. Dominansi pria
b. Anak-anak sebenamya memanipulasi orang tua, bersandiwara melawan orang tua
c. Data tidak cukup untuk mendefinisikan peran secara jelas
d. Ibu bertindak sebagai pelerai akhir dan dominan sebagai orang tua
20. Data yang mendasari penafsiran di atas, meliputi:

a, Ayah memaksakan perannya dengan sikap berlebihan

b. Sikap ayah ditanggapi dengan tertawaan dari anak-anak


c. Perlimya untuk menunjukkan bahwa ayah adalah "pemimpin"
d. Anak-anak memandang ibu mereka dan menanggapi keinginannya
e. Tidak ada tanggapan terhadap permintaan ayah
12

STRUKTURPERAN
KELUARGA

TEORI PERAN: DEFINISI DAN KONSEP PENTING Model Peron

Perilaku, PerForma, dan Pengukuhan Peron MEMFUNGSIKAN PERAN KElUARGA YANG SEHAT

Pembagian Peron, Pengambilan Peron, dan Peron Timbal­ PERAN KElUARGA SElAMA GANGGUAN KESEHATAN

Balik/Komplementer
Peron Ibu dalam Sehat dan Sakit

Stres/Ketegangan Peron dan KonRik Peron


Peron Pemberi Asuhan dolam Keluorga

PERAN KElUARGA FORMAL Perubahan Peron Selama Sakit dan Hospitalisosi

Peron dan Hubungan Pernikahan PENGKAJIAN STRUKTUR PERAN KElUARGA

Peron Wanita dan Prio dolom Keluarga DIAGNOSIS .KEPERAWATAN KElUARGA

Peron Kakek/Nenek dalam Keluargo INTERVENSI KEPERAWATAN KElUARGA

Perubahan Peron Keluarga Strategi Peningkatan Peron untukTronsisi Peron

PERAN KElUARGA INFORMAL Intervensi untuk Ketegangon Peron

VARIABEl YANG MEMENGARUHI STRUKTUR PERAN Intervensi untuk Peron yang Tidok Adekual

Perbedaan Kelas Sosial Intervensi untuk KonRik Peron

Bentuk Keluorgo Intervensi untuk Kegagalan Peron

Pengoruh Budaya/Etnik RANGKUMAN


Tahap Perkembangon Keluarga

et;TUJUAN PEMBELAJARAN 01 ~'. J ~ , ..•. ;",' . ',._,.':- '. ",:;' . '.

1. Mendefinisikon dan menguroikan istilah penting terkait terhadap status sosioekonomi keluorgo, bentuk keluargo,
dengan slruklur peron keluarga. kebudoyoan otau elnisilos keluargo', tahop perkembangan
2. Menguraikan peron prio, wanila, dan kakek/nenek dan keluargo dan model peron onggolo keluorga di moso
bagaimano peron keluorgo teloh beruboh podo dekade lalu. .
baru-boru ini di Ameriko Serikot. 5, Membohas perubahan slruklur peron keluorgo saot
3. Mendefinisjkon dan berikon rontoh peron informal yang anggoto keluorga mengolomi gangguan kesehotan.
sering koli ado dolom keluorgo. . 6. Menerapkan proses keperawotan podo sualu sketsa
4. Menguraikon variasi dalom periloku peron keluorga keluargo hipolesis dolom hal struktur peron keluorga.

297
298 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Di semua masyarakat yang telah dikenal, individu men­ PERILAKU, PERFORMA, DAN PENGUKUHAN
jalani hidup mereka terperarigkap dalam jaringan hak dan PERAN
kewajiban keluarga yang disebut hubungan peran (Goode,
Perilaku, perjorma, dan pengukuhan peran semuanya ada­
1964). Ahli sosiologi keluarga sering kali menguraikan
lah istiJah yang dapat saling bertukar, yang menunjukkan
keluarga sebagai sebuah kumpulan peran yang saling
apa yang benar-benar dilakukan seseorang dalam sebuah
berinteraksi dan saling bergantung yang berada dalam ke­
. posisi sebagai respons terhadap pengharapan peran. Peng­
adaan keseimbangan dinamik (Turner, 1970). Karena sifat
harapan danlatau penetapan rangkaian periJaku yang tepat
pentingnya peran keluarga dalam organisasi keluarga, pe­
untuk posisi sosiaJ dasar dan peran yang terkait dengan
rawat keluarga harus memahami hubungan peran dan, dari
mereka (peran keJuarga, peran pekerjaan. dsb) berkembang
hal ini, mampu meningkatkan perilaku peran sehat dan
dan terbentuk daJam sebuah konteks sosiaJ.
mengindentifikasi masalah peran. Keberhasilan pengukuhan
Banyak peran yang terkait dengan posisi sosial dasar
peran keluarga sangat penting bagi anggota keluarga in­
kita dipelajari daJam konteks keluarga. Pengharapan peran

dividu dan bagi seluruh fungsi keJuarga.


sosial dimodifikasi atau diperhalus sebagai hasil dari pe­

maparan individu terhadap model peran dan kepribadian

individu tersebut-yaitu, kapasitas, temperamen, sikap.

PafTEORI PERAN: DEFINISI dan kepentingannya. Dengan kata lain, seorang individu

DAN KONSEP PENTING mengukuhkan peran tertentu berdasarkan pada pengha­


. rapan masyarakat tetapi dimodifikasi oleh identifikasinya

Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perila­ dengan model peran dan karakteristik peran individu. Hasil

ku yang secara relatif homogen dibatasi secara normatif akhir modifikasi peran individu adalah perilaku atau per­

dan diharapkan dari seorang yang menempati posisi sosiaJ forma peran seseorang sebenamya. Gambar 12-1 meng­

yang diberikan. Peran berdasarkan pada pengharapan atau gambarkan proses perilaku peran sebenamya terbentuk.

penetapan peran yang membatasi apa saja yang harus di­ Peran dibatasi secara normatif atau secara budaya; ya­
lakukan oleh individu di dalam situasi tertentu agar me­ itu, budaya tempat seseorang berpartisipasi danla.tau de­
menuhi pengharapan diri atau orang lain terhadap mereka ngannya seseorang mengidentifikasi, menetapkan, dan me­
(Nye, ·1976, hIm. 7). Posisi atau status did<:ifinisikan se­ larang perilaku orang yang menempati berbagai posisi
bagai letakseseorang dalam suatu sistem sosial. Peran tersebUt. Akan tetapi, "tidak semua peran keluarga sama­
digolongkan di bawah konsep posisi (Merton, 1957). Se­ sarna normatif' (Nye, 1976, him. 15). Jackson (1966)
mentara peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan me'i1catat bahwa beberapa peran keluarga lebih "terkris­
seseorang yang memegang sebuah posisi tertentu, posisi t!ilisasi"-Iebih jeJas diucapkan dalam hal perilaku yang
mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu diharapkan-dibandingkan yang lain. Sebagai contoh. da­
sistem sosial. Setiap individu menempati posisi ganda­ hulu dalam keluarga kulit putih kelas menengah Amerika,
orang dewasa, pria, suami, petar:ti, anggota Elks, dan se­ peran afektif (atau terapeutik) pasangan tidak terkristali­
bagainya (Biddle & Thomas, 1966; Hardy & Hardy, 1988). sasi; yaitu, tidak diharapkan pasangan saling mendengar­
Terkait dengan tiap posisi ini merupakan sejumlah peran. kan masalah yang lain. Akan tetapi. saat ini pasangan
Dalam kasus posisi ibu, peran yang terkait dapat termasuk mencari dukungan terapeutik bukan sebagai perilaku pi­
pengurus anak dan pemimpin kesehatan keJuarga. Merton lihan tetapi sebagai sebuah kewajiban, karena membantu
menjelaskan: pasangan kita adaJah sebuah hlgas. Oleh karena itu, peran
Status sosial tertentu tidak hanya melibatkan peran tung­ terapeutik untuk pasangan. kulit putih kelas menengah
gal, namun juga susunan peran yang terkait. Hal ini Amerika telah "terkristalisasi."
merupakan karakteristik struktur sosial dasar. Kenyataan Seseorang dapat menyimpulkan kekuatan sebuah peran
struktur iili dapat tercatat dengan'istilah dan set peran yang (baik norma yang kuat maupun lemah) di posisi khusus
berbeda, dengan yang saya maksud bahwa pelengkap dengan mengkaji sanksi yang diterapkan saat peran tidak
hubungan peran yang dimiliki orang merupakan akibat dilakukan. Tentu saja, pengasingan atau kritik sosial se­
dari status posisi tertentu yang ditempati (hIm. 3). Jadi, bagai sanksi terhadap kurangnya pemenuhan peran, seperti
untuk masing-masing posisi sejumlah peran yang ada, pada kegagaJan ibu menghadiri open house di sekolah
setiap peran terdiri ataskumpulan perilaku terkait yang
anak. adalah sanksi yang lebih kedl dibandingkan yang
secara budaya didefinisikan sebagai orang yang diharapkan
berada pada posisi atau status tersebut. Akan tetapi, peran diakibatkan dari kegagalan menjalankan peran pengasuhan
mungkin dapat dibagi dengan anggota lain dalam ke­ secara adekuat (mis., saat terjadi penelentaran anak).
lompok. Sebagai contoh, peran pengasuhan anak biasanya Sanksi memberikan bukti bahwa masyarakat atau sebagian
merupakan tanggung j awab bersama kedua orang tua pada masyarakat merasa peran tertentu menjadi cukup penting
masyarakat kontemporer. yang sesuai dengan norma yang akan ditegakkan.
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 299
memainkan peran yang biasa ia mainkan" (Turner, 1970,
him. IUS). Akan tetapi. selama satu periode waktu, kon­
sepsi diri menggabungkan peran tertentu dan menyangkal
Harapalll
. penetapan .....Perllaku
pedom,a atau
. peran lainnya, sehingga individu tersebut tidak Jagi me­
pera~dar! . mainkan peran terdahulu.
mllSyfirakat , " ~ Parsons dan rekan (1953) menyatakan konsep "prinsip
komplementer (pelengkap)," yang berkenaan dengan ke­
adekuatan fungsional peran dalam situasi sosial yang ber­
dasarkan pada kecOCOkan antara perform a dan harapan
Model· .Penerlmaari pasangan dalam sebuah hubungan. Prinsip komplemen
sangat besar maknanya karena terutama bertanggungjawab
terhadap derajat keselarasan dan stabilitas yang terjadi
dalam hubungan interpersonal (Spiegel, 1957). Kapan pun
terdapat perbedaan dalam harapan dan performa peran
keluarga, kemungkinan kurangnya komplementer peran
dan kemungkinan konflik dan ketegangan terjadi. Sebuah
peran saling bergantung dan berpasangan dengan jaring
mitra peran tersebut. Dengan kata lain, peran selalu ber­
pasangan dengan peran timbal~balik orang lain. Seseorang
tidak dapat melihat peran secara terpisah. Sebagai contoh,
Gambar 12-1. Pembentukan perilaku peran seseorang harus melihat peran guru bersamaan dengan
peran murid, karena keduanya diperlukan agar dapat ber­
fungsi. Masyarakat menentukan perilaku masing-masing
orang orang dalampengaturan timbal-balik ini sehingga
PEMBAGIAN PERAN, PENGAMBILAN PERAN, masing-masing akan mengetahui apa.yang diharapkan dari
DAN PERAN TIMBAL-BALIK/KOMPLEMENTER mitra peran. Mitra peran secara konstan saling memengaruhi
perilaku peran melalui banyak interaksi mereka dengan
Pembagian peran adalah partisipasi dua orang a(au lebih
satu sam a lain.
dalam peran yang sam a meskipun mereka memegang
posisi yang berbeda. Terdapat pembagian peran yang luas
pada sebagian besar keluarga saat ini. Pemisahan stuktur STRES/KETEGANGAN PERAN DAN KONFLIK
peran yang sangat jelas jarang terjadi. Contoh pembagian PERAN
peran normatif dalam keluarga adalah pada kasus peran
sosialiasi anak saat ibu dan ayah biasanya berpartisipasi Stres peran terjadi saat suatu struktur sosial, seperti ke­
bersama, selain guru sekolah, pemimpin pemuda, luarga, menciptakan tuntutan yang sangat sui it, menimbul­
rohaniwan, dan sebagainya. Contoh lainnya adalah pad a kan konflik, atau tidak mungkin dilakukan oleh penerima
keluarga lansia, tempat pasangan pensiunan sering kali posisi dalamstruktur sosial tersebut (Hardy & Hardy,
berbagi peran pengurus rumah tangga dan berbelanja. 1988). Stres peran adalah karakteristik sistem sosial, bukan
Konsep penting lainnya dalam leori peran yaitu peng­ karakteristik seseorang dalam sistem tersebut. Stres peran
ambilan peran. Agar anggota keluarga mengukuhkan pe­ menimbulkan ketegangan peran-perasaan frustasi dan
ran, mereka harus mampu membayangkan diri mereka da­ ketegangan subjektif. Ketegangan peran juga diterima d~m
lam peran seorang pendamping, atau mitra peran, dengan dirasakan oleh mitraperan yang terkait (Hardy & Hardy).
cara ini mereka mampu mem·beri tugas sebuah peran Konflik peran terjadi saat seseorang yang menempati
kepada orang lain dan juga dapat memahami lebih baik posisi merasa bahwa ia dihadapkan pada harapan yang
bagaimana mereka berperilaku dalam Peran mereka sendiri tidak sesuai (Hardy & Hardy, 1988). Sumber ketidakse­
(Turner, 1970). Melalui sosialisasi, anggota keluarga men­ suaian terse but dapat diakibatkan oleh perubahan harapan
dapat sejumlah peran melalui peran-peran tersebut mereka pad a pelaku, yang lainnya, atau lingkungan. Beberapa tipe
dapat berfungsi dan berinteraksl dengan orang lain. "Peran konflik peran dibahas dalam Ilteratur. Konflik antarperan
tidak pemah dipelajari secara sendiri, tetapi selalu sebagai terjadi saat norma atau pola perilaku dari satu peran tidak
sepasang atau serangkaian interaksi peran. Karena individu sesuai dengan peran lain yang dimainkan oleh individu
belajar peran berubah (mitra peran mereka) sementara yang sama· secara simultan. Konflik antarperan terjadi sa at
memainkan peran mereka sendiri, ia mampu memainkan kompleks peran individu-yaitu, kumpulan peran yang ia
peran yang berubah saat orang lain dalam situasi tersebut kukuhkan-melibatkan beberapa peran yang tidak sesuai
300 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

(Hardy & Hardy). Jenis konflik semacam ini akibat ke­ buah peran didefinisikan sebagai harapan normatif
tidaksesuaian perilaku lerkait dengan berbagai peran atau yang melekat pad a peran tertentu dalam sebuah
sejumlah energi yang berlebihan yang dituntut peran ini, struktur sosial, dan semakin jelas harapan ditegaskan
seperti melakukan peran menjadi pelajar, pekerja, anak, maka akan serna kin mudah untuk mengukuhkan
dan pengasuhan anak seeara simultan. peran tersebut (Klein & White, 1996). Sebagai con­
Tipe konflik peran kedua, konflik peran allfarpellgirim lOll. peran ibu ditetapkan oleh norma sosial mengenai
(LaRocca, 1978), terjadi saat dua orang atau lebih memiliki apa yang diharapkan di dalam peran ibu. Ibu di­
harapan yang menimbulkan konflik berkenaan dengan harapkan untuk mengasuh dan melindungi anak me­
pengukuhan sebuah peran. I1ustrasi tipe konflik peran ke­ reka, leapi bagaimana hal ini dicapai dapal berubah
dua ini adalah adanya harapan mengenai bagaimana peran, sepanjang waktu. Oalam masyarakat saat ini, bebe­
seperli yang seharusnya seorang perawat profesional rapa ibu diharapkan membawa senjata untuk melin­
lakukan. Sebagai eontoh, perawat manajer dapal mengha­ dungi anak mereka dari orangjahat, Oi Amerika, ibu
rapkan perawat mendelegasikan tugas-tugas keperawatan seeara rutin menggunakan senjata untuk melindungi
terpilih dan menerapkan biaya dan efisiensi; pasien ter­ anak mereka dari bandit, atau orangjahat lain.
sebut dapat mengharapkan perawat seeara personal mem­ Semakin banyak individu merasakan konsensus da­
berikan asuhan yang simpatik; dan perawat dapat meng­ lam pengharapan tentang sebuah peran yang mereka
harapkan memberikan asuhan yang profesional dan sandang, semakin kedl kelegangan peran mereka
kompeten seperti yang telah ditentukan oleh profesinya. (Burr et aI., 1979, hIm. 79). Rossi dan Berk (1985)
Tipe konflik peran ketiga disebut konflik' peran­ menyalakan bahwa satu aspek penting dari peran
seseorang. Tipe ini melibatkan suatu konflik antara nilai adalah bahwa harapan dimiliki bersama atau kon­
internalisasi seseorang dan nilai eksternal yang dikomuni­ sensus. Jika anggota ke\uarga merasa bahwa ia ber­
kasikan oleh orang ini kepada orang lain, yang menem­ tindak sesuai harapan peran (mis., harapan terhadap
patkannya 'ke dalam status tekanan peran. Tipe konflik pasangan pria sebagai pencari nafkah),_ kemudian ia
, peran ini"serupadengantipe kedua, keeuali dalam kasus ini akan mengalami ketegangan peran kedl. Oisisi lain,
tidak terdapat perbedaan dalam pengharapan peran di an­ jika harapan peran untuk pasangan tidak dimiliki
tara orang dalam lingkungan luar, tetapi suatu perbedaan bersama oleh anggota keluarga lainnya, ketegangan
peran denganlingkungan "dalam" seseorang. Seseorang peran sering berkembang.
dapat berpikir mengenai konflik peran seseorang yang • Semakin besar keragaman peran seseorang, semakin
terjadi .dalam keluarga dengan anak remaja muda-saat sedikit konsensus yang akan dirasakan dalam harap­
remaja tersebut memiliki satu ide internalisasi mengenai an mengenai peran tersebut (Burr et aI., 1979, him.
perannya sebagai seorang remaja dan ternan sebaya me­ 80). Anggola keluarga sering kali menjalani peran
netapkan peran yang sangat berbeda. ganda seeara simultan (mis., ibu, iSlri, pekerja, sau­
dara perempuan, dan ternan), dan terdapat harapan
ganda untuk peran ganda. Jika individu tidak dapat
memenuhi harapan peran atau terdapat sedikit kon­
PROPOSISI TENTANG PERAN KELUARGA
sensus mengenai peran tersebul kelegangan peran
akan terjadi.
Klein dan White (1996) merangkum pertimbangan Burr et Semakin besar ketegangan peran yang dirasakan
al (197'9) yang sangat bermimfaat guna memahami peran yang diakibatkan oleh pelaksanaan peran, serna kin
keluarga: sedikit kemudahan membuat transisi ke dalam peran
Kualitas pengukuhan peran seseoning dalam sebuah dan semakin besar kemudahan dalam membuat tran­
hubungan secara positif memengaruhi kepuasannya sisi keluar dari peran tersebut (Burr el aI., 1979, hIm.
dengan hubungan tersebut (Burr et aI., 1979, him. 86). Semakin besar ketegangan peran, semakin sulit
70). Ini berarti bahwa individu lebih puas saat mereka penyesuaian alau transisi ke suam peran baru. Sebagai
merasa seperti melakukan pekerjaan yang baik dalam contoh, jika orang baru menikah tidak mampu me­
sebuah peran tertentu. Seorang ayah akan lebih puas menuhi harapan peran pasangan maka akan menim­
dalam perannya sebagai ayah jika ia merasa bahwa ia bulkan tingkat stres yang tinggi. Sires tersebul terkail
melakukan pekeljaan sebagai seorang ayah dengan dengan ketegangan peran dapat menyebabkan pe­
baik. eahnya hubungan melalui perceraian atau dengan
Semakin besar kejeJasan yang dirasakan terhadap mengadopsi periJaku yang lidak sehat seperli penya­
pengharapan peran, semakin tinggi kualitas pengu­ lahgunaan zat unluk mengatasi ketegangan peran ter­
kuhan peran tersebut (Burr et aI., 1979, him. 74). Se­ sebut.
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 301
f/a.'PERAN FORMAL ibu: Provider, pen gurus rumah !angga, pengasuh anak,
rekreasional, peran pertemanan (memelihara hubungan
KELUARGA dengan keluarga pihak ayah dan ibu), terapeutik (meme­
Peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua kate­ nuhi kebutuhan afektif pasangan [atau pasangan intim de­
gori: Peran formal atau terbuka dan peran informal atau wasaD, peran seksual. Dalam skema ini peran persahabat­
tertutup. Sementara peran formal adalah peran eksplisit an telah dimasukkan ke peran rekreasional dan terapeutik.
yang terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah­ Banyak orang gaga I untuk memisahkan peran orang tua
suami, dll), peran informal bersifat implisit, sering kali dari peran pemikahan, tetapi dalam kenyataannya dua
tidak tampak pada permukaannya, dan diharapkan meme­ peran tersebut agak berbeda, dan peran pemikahan se­
nuhi kebutuhan emosional anggota keluarga (Satir, 1967) harusnya tidak dikurangi karen a keterlibatan berlebihan
danlatau memelihara keseimbangan keluarga. dalam peran orang tua. Peran pernikahan berfokus pada
Terdapat keterbatasan jumlah posisi yang ditentukan interaksi suami-istri, semen tara peran orang tua berfokus
sebagai posisi normatif dalam keluarga inti klasik dengan pada interaksi orang tua-anak dan tanggung jawab orang
dua orang tua. Posisi ini disebut sebagai posisi formal dan tua. Meskipun terdapat pemisahan ini, performa peran
berpasangan, serta terdiri atas ayah-suami; istri-ibu; anak pemikahan tentu akan berpengaruh pada peran orang tua
laki-Iaki-saudara laki-Iaki; dan anak perempuan-saudara dan sebaliknya. .
perempuan. Dalam extended family (tiga generasi) ada Minuchin (1974) menekankan pentingnya pasangan
posisi yang lebih berpasangan, dan dalam keluarga orang mempertahankan hubungan pernikahan yang kuat. Anak­
tua tunggal terdapat lebih sedikit posisi yang berpasangan. anak khususnya dapat memengaruhi hubungan pernikah­
Masing-masing posisi normatif kelompok keluarga dihu­ an~ yang menciptakan sebuah koalisi dengan satu dari anak
bungkan dengan peran yang terkait. Suami-ayah diha­ mereka, yang mengurangi kedekatan hubungan antara
rapkan sebagai pencari nafkah dan istri-ibu sering kali orang tua. Mempertahankan hubungan pemikahan yang
diharapkan untuk mengambil peran kepemimpinan dalam memuaskan diidentifikasi sebagai salah satu tugas perkem­
pengelolaan rumah. Pada keluarga orang tua tunggal ibu bangan keluarga yang penting seiring dengan perjalanan
sering kali mengemban tanggung jawab peran normatif selama siklus hid up. Dalam bahasan sebelumnya menge­
baik sebaga\ ibu maupun ayah. Pada keluarga dengan orang nai perkembangan keluarga dalam Bab 5, stres yang diberi­
tua tiri, suami akan sering memainkan peran suami-ayah, kan anak-anak terhadap hubungan pemikahan memberikan
tetapi karena anak-anak tersebut bukan anak biologisnya, cukup bukti.
peran ayah menjadi peran pura-pura-ayah (peran tersebut Selain untuk mempelajaridemostrasi keragaman perni­
kurang·terkristalisasi). kahanyang luas, upaya juga telah dibuat untuk mengklasi­
Yang terkait dengan masing-masing posisi keluarga fikasikan tipe hubungan diadik (dua orang). Dijelaskan
formal adalah peran terkait atau sekelompok perilaku yang pertama kali oleh Bateson (1958) dan kemudian oleh
kurang lebih homogen. Keluarga membagi peran kepada Watzlawick dan rekan (1967), dua tipe dasar hubungan
anggota keluarganya dengan cara yang serupa dengan cara ditemukan dalam hubungan diadik. Hubungan ini disebut
masyarakat membagi perannya: berdasarkan pad a sebera­ hubungan komplemen. dan simetris, dengan hubungan
pa penti~gnya performa peran terhadap berfungsinya sis­ pararel merupakan kombinasi kedua hal tersebut. Diad
tem tersebut. Beberapa peran membutuhkan keterampilan dalam hubungan komplemenmenunjukkan perilaku yang
atau kemampuan khusus; peran yang lain kurang kompleks berlawanan. Satu orang sebagai kepribadian dominan yang
dan dapat diberikan kepada mereka yang kurang terampil memimpin dan mengambil keputusan, sementarapasangan
atau jumlah kekuasaannya paling sedikit. Ketika terdapat lainnya adalah pengikut subordinat (sebuah posisi "satu di
sedikit orang dalam keluarga, junilah orang untuk me­ atas dan satu di bawah" yang khas). Unsur kebergantungan
menuhi peran formal terbatas; akan terdapat lebih banyak yang kuat ada di antara pasangan dew as a yang memiliki
tuntutan dan kesempatan bagi anggota keluarga untuk me­ hubungan komplemen. Unsur positif dalam tipe hubungan
mainkan beberapa peran pada waktu yang berbeda. Jika ini adalah bahwa ini memungkinkan seseorang memberi
seorang anggota meninggalkan rumah atau menjadi tidak dan orang yang lain menerima. Bahaya yang terkandung
mampu memenuhi sebuah peran, orang lain akan meme­ terletak pada kecenderungannya untuk menjadi sangat
nuhi peran tersebut guna mempertahankan' berfungsinya kaku, yang menekan pertumbuhan kedua orang tersebut.
keluarga (Murray & Zenner, 1985, 1993). Sangat penting bagi kedua pasangan dalam hubungan kom­
plemen memainkan peran "sesuai" mereka. Jika kedua
PERAN DAN HUBUNGAN PERNIKAHAN pasangan tidak terus melakukan fungsi masing-masing,
Nye dan Gecas (1976) mengidentifikasi delapan peran hubungan tersebut akan berakhir, dengan setiap perasaan
dasar yang meny~sun posisi sosial suami-ayah dan istri­ dibantah oleh yang lain.
302 BAGIAN 3 PRAKTIR KEPERAWATAN KELUARGA

Hubullgan simetris berdasarkan pada kesetaraan pa­ dan secara berhubungan, peran perilaku pasangan mereka
sangan. Pasangan menuntut kesetaraan melalui karakter juga berubah. Penelitian menunjukkan perubahan peran
saling bertukar pesan dan perilaku mereka, dan masing­ pria dalam keluarga terjadi, tetapi pada kecepatan yang le­
masing pasangan mempunyai hak untuk memulai tindak­ bih lambat dibandingkan perubahan pada pekerjaan wanita
an, mengkritik perilaku yang lain, dan memiliki suara dan perubahan dalam peran keluarga. Penelitian mengenai
dalam keputusan keluarga. Aspek positif dari tipe hubung­ . peran wanita dalam keluarga difokuskan terutama pada
an ini adalah bahwa hubungan ini memungkinkan saling keluarga dan alokasi peran (Elias, 1987; Goldenberg &
menghormati, percaya, dan spontanitas, dengan pengaruh Goldenberg, 2002; Spitze, 1988). Telah dianalisis sampai
optimal bahwa masing-masing pasangan bebas untuk men­ sejauh mana wan ita mempertahankan kewajiban peran
jadi dirinya sendiri, dengan mengetahui bahwa masing­ jenis kelamin tradisional (pengasuhan anak, pengurus ru­
masing akan diterima dan dihormati oleh yang lain. Baha­ mah tangga, dll.) dan secara simultan melakukan peran
ya yang terkandung dalam tipe hubungan adalah bahwa kerja mereka. Kelebihan beban, konflik, dan keteganglln
aspek kompetitif hubungan dapat menjadi terlalu ditekan­ peran didokumentasikan dalam studi setelah studi seiring
kan. Ketika hal ini terjadi, terdapat peningkatan frustrasi wanita beralih menjadi tenaga kerja dan menciptakan karir
dan penurunan perilaku kerja sarna (saling membantu dan bagi diri mereka. Oengan makin banyaknya kehadiran
mendukung). Egosentrisitas oleh salah seorang atau kedua dual-career family, ada tiga pekerjaan purnawaktu: dua
pasangan dapat mencegah pasangan saling menyesuaikan pekerjaan orang dewasa yang digaji dan satu pekerjaan
dan memberikan yang dibutuhkan guna meningkatkan dan rumah tangga.
memupuk keakraban, bagian afeksional dari hubungan Ketika wanita bekerja, suami mereka biasanya berbagi
pernikahan. peran mengasuh anak dan mengurus rumah tangga (Shaw,
Hubullgall paraleI adalah tipe hubungan pernikahan ke­ 1988). Penelitian secara konsisten memastikan bahwa pe­
tigayang diperkenalkan oleh Lederer dan Jackson (1968). rilaku peran suami berkaitan dengan pengembanan lebih
Oalam hubungan pararel, pasangan bergantian mengalami banyak aktivitas rumah tangga tampak berubah (Spitze,
hubungan :simetris dan komplementer dengan nyaman 1988). Sebaglli contoh, Coltrane (1997) menulis bahwa
karena mereka beradaptasi terhadap "perubahan situasi. pria telah menggandakan peran mereka terhadap banyak
Bergimtung pada situasi dan area kompetensi pasangan, tugas rumah tangga sedangkan ist..i telah mengurangijum- .
terdapat pertukaran dan fleksibilitas dalam pola hubungan. lah waktu yang dihabiskan untuk tugas tumah tangga.
.Pergantiandari satu pola ke pola yang lain ini memperbaiki Meskipun demikian, Coltrane dkk (John, Shelton, &
sifat stabilisasi saat kedua pola terancam rusak. Karena be­ Luschen, 1995) memberikan catatan bahwa priamasih me­
sarnya fleksibilitas dan sifat peningkatan-pertumbuhan in­ ngerjakan sepertiga pekerjaan rumah tangga dari pekerjaan
dividu (masing-masing pasangan mampu berperan sesuai istri mereka. Oalam sebuah studi, istri menghabiskan 37
dengan kompetensinya dan tuntutan situasi), tipe hubung­ jam per minggu di rumah sedangkan suami hanya meng­
an ini terlihat sebagai bentuk yang paling matang, seha~, habiskan 20 jam per minggu (Hawkins, Marshall, &
dan stabil dari ketiga tipe. Secara perkembangan, jika ma­ Meiners, 1995).
turasi dimungkinkan terjadi, hubunga'll harus berkembang Peningkatan keterlibatan suami yang memiliki istri be­
selama masa hidup seseorang daTi komplementer menjadi kerja khususnya tampak melalui keterlibatan dalam peng­
simetris dan kemudian menjadi pararel. Jika seseorang me­ asuhan anak (Pleck, 1985). Coltrane (1977) mencatat
Iihat hal ini dalam hal faktor ketergantungan, hubungan bahwa masih terdapat halangan besar bagi partisipasi pe­
menjalani suatu perubahan dari ketergantungan (komple­ nuh ayah dalam tugas keluarga, termasuk tuntutan pe­
men) menjadi mandiri (simetris) hingga saling bergantung kerjaan, struktur tempat kerja m~reka, dan terbatasnya
(pararelisme). Akan tetapi, satu kuaJifikasi harus dibuat di penerimaan sosial terhadap "daddy tracks" dengan pro­
sini. Penilaian manfaat yang dilakukan pada tipe hubungan gram kerja keluarga seperti pengaturan waktu kelja dan
ini dan derajat maturitas yang dirasakan tidak memperhi­ kepergian orang tua.
tungkan latar belakang budaya individu yang terlibat. Tipe Akan tetapi, kesesuaian antara keyakinan mengenai dan .
hubungan pararel mungkin tidak diterima dalam beberapa pengukuhan peran provider dan pengurus rumah tangga
kelompok etnik. cenderung meningkatkan kepuasaan pernikahan (McHale
& Crouter. 1992; Perry-Jenkins & Crouter, 1990; Vannoy­
PERAN WANITA DAN PRIA DALAM Hiller & Philliber, 1992). Dalam sebuah studi, identitas
KELUARGA dan harapan peran-jenis kelamin lebih penting daripada
status sosioekonomi, siklus kehidupan, pendidikan, atau
Seiring perpindahan wanita dari rumah ke tempat kerja pa­ pekerjaan dalam menentukan kualitas pernikahan (Vannoy­
da dekade baru-baru ini, peran mereka juga telah berubah, Hiller & Philliber, 1992). Oalam studi lain, baik istri mau­
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 303
pun suami melaporkan bahwa pembagian tugas keluarga keluarga. Sebaliknya, pencari naf'kah yang jauh adalah
adalah masalah yang paling mungkin menyebabkan kon­ provider yang tidak terlibat dengan pengasul'ian anak.
ftik pernikahan (Cowan, Cowan, Heming, & Miller, Ayah adalah provider yang baik tetapi tidak memiliki
1991). pengaruh langsung pada kehidupan anak. Setelah Perang
Terdapat landasan Jiteratur yang lebih luas yang menun­ Dunia II teori baru mengenai identitas jen,is kelamin mulai
jukkan bahwa wanita adalah pemelihara hubungan per­ menekankan peran penting y,ang dimainkan ayah dalam
temanan dalam keluarga. Pemeliharaan pertemanan, atau membentuk identitas anak, terutama ,dentitas anak laki­
peran hubungan pertemanan, melibatkan pemeliharaan laki. "Ayah yang baru" mulai diperkenalkan pada tahun
komunikasi, memfasilitasi kontak dan pertukaran barang 1980-an dan dipandang sebagai perpanjangan teori identi­
dan jasa, dan memantau hubungan keluarga (Hagestad, tas jenis kelamin, yang dimodifikasi oleh perubahan peran
1988). Wanita berfungsi sebagaipemelihara pertemanan wanita dalam keluarga. Kennedy menjelaskan peran "ayah
untuk kedua belah pihak keluarga. Dengan tambahan yang baru" sebagai berikut:
tanggung jawab keluarga ini "tekanan wallita super"­ Ia hadir pada saat kelahiran; ia lerliba! dengan anaknya
kelebihan beban yang dialami oleh wanita paruh baya yang saat bayi, tidak hanya saat mereka berlambah besar'; ia
memberikan bantuan baik kepada anak maupun dua pa­ berpartisipasi dalam tugas pengasuhan anak dari hari-ke­
sang or.ang tua selain bekerja-adalah kemungkinan yang hari dan tidak sekadar bermain; ia terlibat dengan anak
nyata. perempuannya sarna banyaknya dengan anak laki-lakinya.
Menjadi generasi "salldwiched" dan jenis kelamin (him, 364).
"sandwiched', wanita paruh baya terperangkap antara ke­ Pada penelitian awal, peran ayah diyakini menjadi pe­
butuhan orang tua ~an peningkatan harapan hidup dan anak ran sekunder, atau penyokong peran ibu (Pedersen &
yang masih bergantung untuk periode waktu yang lama Robson, 1969). Meskipun ayah diketahui sebagai penyum­
dan dapat membutuhkan bantuan tambahan selama periode bang keluarga dengan cara yang unik, sebag~an besar studi
pernikahan dan gangguan personallainnya (Spitze, 1988). awal memperoleh data mengenai peran ayah dari ibu dan
Seperti banyak wan ita paruh baya berpikir mereka akan anak-anak dalam keluarga: Penelitian yang lebih baru me­
keluar dari u momy track," mereka menemukan diri mere­ ngenai peran ayah baru berfokus· pada peran ayah dalam
ka, berhubungan dengan penuaan orang tua mereka, kem­ tahap kehidupan keluarga, kepuasan denganperan ayah
'bali ke "daughter' track." Laporan U$. House of yang baru, dan perbedaan budayapedesaan/perkotaan
Representatives pada tahun 1988 (Beck et aI., 1990) mem­ (Bronstein & Cowan, 1988; Kennedy, 1989; Lamb, 1987),
perkifakan bahwa rata-rata wanita Amerika menghabiskan dan akibat pada ariakdengan atau tanpa keterlibatan ayah.
sekitar 17 tahun membesarkan anak dan 18 tahun mem­ Penelitian baru-baru ini telah mengkaji ayah secara lang­
bantu orang tuanya. sung, dengan interpretasi yang lebih baru mengenai ba­
Dua faktor lain yang telah menciptakan kekhawatiran, gaimana ayah mengukuhkan peran mereka dengan anak
dan dengan demikian upaya penelitian. adalah peningkatan berbagai usia. Berdasarkan beberapa tinjauan Iiteratur
jumlah keluarga orang tua tunggal yang diciptakan oleh (Bronstein & Cowan; Hanson & Bozett, 1987; Kennedy;
ibu dan ayah yang tidak menikah dan oleh perceraian, Lamb; Snarey; Tiedje & Darling-Fisher, 1996), terdapat
dengan banyak anak terpisah dari ayah mereka. Bagaimana beberapa temuan penelitian yang menarik dalam area ini
ayah memelihara peran ayah dengan anak biologis mereka (Tabel 12-1).
sa,at terpisah dari mereka adaJah perhatian utama. Data dari Namun demikian, faktor-faktor seperti rasa kebapakan,
Furstenberg dan Nord (1985) menunjukkan bahwa hampir hubungan pernikahan, persepsi mengenai peran menjadi
setengah dari anak-anak tidak pernah melihat orang tua ayah, perasaan tidak aman, kemampuan mengungkapkan
mereka yang tidak satu rumah pada tahun-tahun terdahulu. perasaan, harapan budaya, dan tuntutan pekerjaan semua
Di dalam 40% keluarga di Amerika Serikat, anak-anak memengaruhi perilaku keayahan (Heath, 1976; Radin,
tidak tinggal dalam satu rumah dengan ayah biologis 1981; Tiedje & Darling Fisher, 1996; Wieser & Castiglia,
mereka (Stolberg, 1966a). Bagaimana peran ayah dikukuh­ 1984).
kari saat (:iria menikah ulang dengan wanita yang memiliki
anak sering kali menjadi masalah.
PERAN KAKEK/NENEK. DALAM KELUARGA
Kenneedy (1989), dalam tinjauan Iiteratur mengenai ke­
ayahan, melaporkan bahwa peran keayahan digambarkan Peran kakek/nenek dan bahkan kakeklnenek buyut telah
sebagai pengawas moral, pencari naf'kah yang jauh, dan mendapatkan perhatian, seiringjumlah individu yang men­
'model peran jenis kelamin. Peran pengawas moral sangat jadi kakeklnenek dan kakeklnenek buyut bertambah ba­
dominan pada masa kolonial. Peran utama ayah pengawas nyak setiap tahunnya. Masa menjadi kakeklnenek adalah
moral adalah mengeluarkan kepemimpinan moral dalam pengalaman yang heterogen, terdapat banyak variasi
304 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

mengen<:\i bagaimana peran nenek-kakek dikukuhkan. keadaan pribadi dari para nenek terkait dengan peran yang
Konteks sejarah, usia, etnisitas, kelas sosial, dan jenis mereka emban dengan anak dan cucu mereka (mis.,
kelamin kakeklnenek serta cucu cenderung menyebabkan semakin dewasa anak, semakin cenderung nenek akan
perbedaan signifikan dalam hal bagaimana peran diku­ mengambil peran untuk mengasuh beberapa cucunya).
kuhkan. Sebagai contoh, Cherlin dan Furstenberg (1985, Bowers dan Myers (1999) menemukan bahwa pengalaman
1986) mengidentinkasi tiga gaya pengasuhan oleh kakekl mengasuh cucu tidak dapat sepenuhnya positif, dan bahkan
nenek pada sampel 510 kakeklnenek: "Tidak terikat" dapa.t sedikit menimbulkan stres, yang bergantung pada
(26%), yaitu kakeklnenek sedikit dalam hal pertukaran derajat keterlibatan dan apakah si cucu menunjukkan ma­
maupun pengaruhnya dan mengunjungi cucu mereka ku­ salah perilaku. Keadaan yang sulit terkait dengan penga­
rang dari satu kali sebulan; "pasif' (29%), yang nilainya suhan cucu dapat secara negatif memengaruhi keseluruhan
juga rendah pad a kedua kriteria di atas tetapi mengunjungi kepuasaan hidup nenek-kakek tersebut.
cucu mereka minimal satu atau dua kali sebulan; dan Tidak ada kesepakatan mengenai apakah keterlibatan
"aktif' (45%), yaitu kakeklnenek berpengaruh besar tanpa kakeklnenek memiliki pengaruh positif pada perilaku cu­
memperhitungkan frekuensi kunjungan mereka. Banyak cu. Pada sebagian besar kasus, pengaruh tidaklangsung
kakeklnenek ,membina hubungan persahabatan dengan (melalui membantu orang tua Sl anak) dan pengaruh simbo­
cucu mereka-hubungan yang tidak menuntut dan gem­ lik memainkan peran yang sangat besar dan dalam sebuah
bira. studi pada 91 kakeklnenek dengan 396 cucu, Fingerman
Baru-baru ini, Baydar dan Brooks-Gunn (1998) mem­ (1998) menemukan bahwa hubungan kakeklnenek dengan
buat sebuah tipologi nenek di Amerika Serikat dengan cucu sangat bervariasi yang bergantung pad a faktor-faktor
menggunakan data dari sampel 2.095 nenek yang mewaki­ seperti kepribadian cucu sebagai individu.
Ii secara nasional. Keempat tipe tersebut adalah (1) nenek Ungkapan simbolik dari peran kakeklnenek-fungsi
ibu rumah tangga (19% sampel) yang tidak bekerja di luar pemenuhan peran-adalah sarna-sarna berbeda dan ber­
rumah dan memberikan asuhan untuk cucu mereka secara variasi. Bengston (1985) membagi fungsi simbolik masa
, , teratur; (2)!nenek berusia muda dan membina hubungan menjadi kakeklnenek ini menjadi (1) sekadar "ada di sana"
(23% sam pel) yang berusia di ba'wah 55 tahun, bekerja, (hanya hadir); (2) bertindak sebagai penjaga nasional atnu
dan mengasuh cucu mereka secara teratur; (3) nenek yang , penga-.yas keluarga (ada untuk melindungi dan memberi­
tinggal jat1 h' (6%) yang beragam status pekerjaannya, kan asuhan jika diperlukan); (3) menjadi pelerai (negosia­
,tinggal dengan suami mereka, dan tidak mengasuh cucu tor antara orang tua dan anak); dan (4) menjadi peserta
,mereka; dan' (4) nenek yang lemah (26%) yang sudah tua, aktif dalam konstruksi sosial riwayat keluarga (membuat
tinggal sendiri, kesehatannya relatif buruk, dan tidak hubungan antara masa lalu, masa sekarang, dan masa de­
mengasuh cucu mereka. Para pene!iti menemukan bahwa pan keluarga).

TABEL 12-1

PENGlIKUHAN PERAN AYAH DAN IBU DALAM KELUARGA


1. Temuan dari banyak studi menunjukkan bahwa sikap terhadap peran keluarga bergerak arah egaliterisme dan

bahwa peron pengasuhan an ok dan sosialisasi menjadi tanggung jawab bersama dari kedua pasangan ( Hanson &

Bozett, 1987; Lamb, 1987; Teachman, Tedrow, & Crowder, 2001).

2. Ayah soat ini dihorapkan lebih aktiF terUbat dalam p<:mgasuhan anak dengan anak dori semua usia dibandingkan di

maso la!u, dan sompai tingkat sederhona hal ini ditunjukkan dalam temuan studi (McBride & Mills, 1993).

3. Tidok ada bukti bahwa status pekerjaan ibu memengaruhi deraiat keter!ibatan ayah dalam pengasuhon anak.
4. Ayah menghobiskon lebih bonyak woktu untuk pengasuhan anok soot onok masih kedl (prasekoloh dan usia sekolahl;

mereka lebih ter!ibat dan tertarik" pada pengasuhan anak dengan anok laki-laki mereka dibandingkan dengan anok

perempuan mereka.

5. Terdapot variasi dalom tipe interaksi yang dimi!iki ayah versus ibu dengan anak mereka. Interaksi ibu didominasi dengan
aktivitas pengasuhan, sementara interaksi ayah lebih berorientasi pada permainan (McBride & Mills; Bridges & Connel,
19911.
6. Jika kedua orang lua soma-soma terlibat dalam pengasuhan anak, tidak ado perbedaan dalam keterampilan menjadi

orang tua anlora ibu dan ayah selama periode bayi baru lahir (Rustio & Abbott, 1993),

7. Pada sebuah studi longitudinal se!ama 40 ta~un yang mene!jtj praktik keterljbatan ayah (Snarey, 1993), keterlibatan
ayah secara positiF dikaitkan dengan hasil akhir pernikahan yang positiF dan pendidikan anak serto mobilitas pekerjaan.
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 305
Sebagian besar penelitian pernah meneliti mengenai Perubahan dalam hubungan, harapan, dan kemampuan pe­
nenek. Penelitian yang reJatif kecil telah memfokuskan ran disebut sebagai transisi peran (Meleis, 1975). Transisi
pada kakek dan secara nyata tidak ada yang berfokus pada peran terjadi pada demarkasi kehidupan keluarga yang
pertumbuhan jumlah kakek buyut (Hanson & Bozzett, jelas, seperti pernikahan, perceraian, dan kematian satu
1987), Salah satu unsur penting dari hubungan cucu-kakekl orang tua atau pasangan, serta perilaku yang lebih samar
nenek adalah hubungan antara kakek,:nenek dan cucu me­ seperti respons terus menerus terhadap pengalaman hidup.
reka. Beberapa peneliti telah mengamati bahwa nenek­ Perubahan peran yang dialami oleh satu anggota keluarga
kakek lebih terlibat dengan cucu saat orang tua bercerai memerlukan perubahan peran komplemen oleh anggota
atau tidak pernah menikah, khususnya jika nenek-kakek keluarga yang lain.
masih muda (Burton & de Vries, 1995). OJeh karena itu, Kemajuan perubahan peran dalam keluarga tidak terjadi
anak Afrika-Amerika telah diamati mendapatkan manfaat tanpa menimbulkan dampak terhadap keterlibatan indivi­
saat nenek-kakek memainkan peran yang lebih aktif dalam du. KeJuarga sering kali mengalami tekanan yang bermak­
pengasuhan mereka (Cherlin & Furstenberg, 1986). Peran na selama transisi peran. Hal ini paling baik dikeriali saat
nenek-kakek juga dibahas dalam Bab 5 di bagian keluarga individu menyimpang dari harapan peran normatif dan!
lansia. atau mengambil peran baru, mereka dapat mengalami
kurang persiapan peran atau sosialiasi awal yang dibutuh­
PERUBAHAN PERAN KELUARGA kan untuk melakukan peran baru ini secara nyaman dan
Peran anggota keluarga di Amerika Serikat telah makin adekuat. Selain kurang latihan yang diperlukan, seorang
variabel, fleksibel, dan kompleks. Di masa lalu, ada "pe­ anggota keluarga dapat tidak merasakan bahwa peran baru
kerjaan wanita" dan "pekerjaan pria," serta ada sedikit tersebut memenuhi kepentingan atau kebutuhannya. Per­
pembagian kerja kecuali di bawah kondisi khusus. Kelu­ ubahan peran seperi perubahan yang ditimbulkan dengan
arga 'hidup sesuai dengan aturan yang ditetapkan secara memiliki bayibaru, menjadi perawat anggota keluarga
tradisional dan relatif kaku, yang dipc;;rtahankan oleh te­ yang dewasa, atau karena pekerjaan baru ayah, ibu tidak
kanan sosial dan moral keseluruhan masyarakat. Saat ini, bekerja, perceraian, atau perpindahan keluarga, dapat me­
vadasi peran kedua jenis kelamin yang sarlgat banyak mu­ nimbulkan kebingungan peran, kecemasan, ketidakbaha­
dahditemukan. Harapan dan praktiknya sangat beragam. giaan dalam keJuarga dan dapat mempertinggi konflik ke­
Dalam satu keluarga, kedua anggota keluarga dewasa luarga (Aldous, 1974, 1996).
murigkin diharapkan bekerja dan saling berbagi semua Per\.!bahan peran yang diperlukan karena memiliki bayi
urusan dan tanggung jawab keluarga; dalam keluarga lain, baru menggambarkan kesulitan dalam membuat transisi
peran tradisional diharapkan dan dilaksanakan; dan dalam peran. Ventura (1987), dalam sebuah studi kualitatif pada
situasi lainnya, keluarga orang tua tunggal, orang dewasa pasangan kelas menengah, menemukan bahwa 35% ibu
mengemban peran kedua orang tua. Karena batasan nor­ baru dan 65% ayah melaporkan merasa tertekan karena .
matif peran keluarga sangat luas, suatu rentang perilaku banyaknya tuntutan peran. Pada bulan ketiga pascapartum,
yang luas diterimajika sesuai dan tergantung pada situasi. ibu menjelaskan kesulitan mempertahankan peran menjadi
Kebutuhan keadaan dan individu dalam situasi sering kali orang tua dengan jadwal dan pekerjaan rumah serta me­
menentukan perilaku spesifik yang ditemukan dalam se­ miliki waktu yang sangat sedikit untuk diri mereka sendiri.
buah peran. Oleh karena itu, individu secara sementara Ayah juga mengalami stres, tetapi ini terkait dengan karier
membangun peran mereka sebagai res pons terhadap isya­ dan tanggungjawab pekerjaan.
rat yang diberikan orang lain dalam sHuasi tersebut (mitra
peran mereka). Aldous (1996) mencatat bahwa performa
peran dalam keluarga saat ini merupakan peningkatan hasil ~PERAN INFORMAL
pembuatan peran akibat kurangnya persiapan skenario da­
lam melakukan peran keluarga. Sebaliknya, norma umum KELUARGA
berfungsi sebagai pedoman untuk melakukan peran, tetapi
tuntutan situasi dan interaksi dengan orang lain menentu­ Anggota keluarga individu akan memainkan banyak peran
kan perilaku khusus. :(VIeskipun pembuatan peran memung­ dalam sebuah keluarga. baik formal maupun informal, de­
kinkan peran semakin fleksibel, pembuatan ini dapat mem­ ngan saling berbagi beberapa peran ini. Keberadaan peran
buat peran semakin menantang dan dapat menyebabkan informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan integrasi
lebih banyak konflik daripadajika ada peran keluarga yang dan adaptasi dari kelompok keluarga. Kievit (1968) men­
sudah ditentukan. jelaskan bahwa:
Status dan peran individu yang terkait dengan keluarga Peran informal memiliki kebutuhan yang berbeda, sedikit
berubah dalam banyak cara selama siklus hidup seseorang. ·cenderung berdasarkan usia atau jenis kelamin dan lebih
306 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

banyak cenderung berdasarkan atribut kepribadian dari sif, berfungsi sebagai pendengar dalam diskusi dan

anggota keluarga. Oleh karena itu, satu orang anggota da­ keputusan kelompok.

pat menjadi mediator, yang mencari kemungkinan kom­ Pellcari Pellgakuall. Pencari pengakuan mencoba

promi saat anggota keluarga lain terlibat dalam konflik.


dengan cara apa pun yang mungkin untuk mencari

Anggota lain dapat menjadi pelawak, yang memberikan


keriangan dan kegembiraan pada peristiwa bahagia, dan perhatian terhadap diri dan keinginan, pencapaian,

rasa humor yang sangat dibutuhkan dalam masa krisis dan danlatau masalahnya.

distres. Peran informal lain mungkin ada dan muncul, se­ MartiI'. Martir tidak menginginkan apa pun ·untuk

iring kebutuhan unit keluarga bergeserdan berubah. Dalam dirinya.tetapi mengorbankan apa pun untuk kebaikan

bekerja dengan ke\uarga, kesadaran akan peran informal anggota keluarga yang lain.

dapat memfasilitasi pemallaman mengenai sifat khusus


• Wajah Tanpa Ekspresi ("Great Stolle Face"). Orang
masalahyangdihadapidanagarmendapatkankemungkinan
yang memainkan peran ini menggurui secara terus
solusi. Performa efektifperan informal dapat memfasilitasi
performa peran formal yang adekuat. (hIm. 7). rnenerus dan dengan tanpa menunjukkan emosi me­
ngenai semua hal yang "benar" untuk dilakukan, per­
Berikut ini adalah beberapa contoh dari peran informal sis seperti sebuah komputer. Satir (l975) menyebut
atau tertutup lainnya yang dijelaskan dalam literatur (Benne peran informal ini sebagai superreasollable (sangat
& Sheats, 1948; Hartman & Laird, 1983; Kantor & Lehr, rasional).
1975; Satir, 1972; Vogel & Bell, 1960). Peran informal ini Sahabat. Sahabat adalah ternan bemiain keluarga
dapat atau tidak dapat berperan pada stabiIitas keluarga­ yang memperturutkan diri sendiri dan memperboleh­
beberapa di antaranya bersifat adaptif dan lainnya meng­ kan perilaku anggota keluarga atau dirinya tanpa
ganggu kesejahteraan pokok keluarga. mempertimbangkan akibatnya. Ia biasanya lampak
• Pendorong. Pendorong memuji, menyetujui, dan me­ tidak berhubungan saat masalah keluarga didiskusi­
nerimakontribusi orang lain. Akibatnya ia mampu kan.
menarikorang lain dan membuat mereka merasa bah­ Kambillg Hitam Keluarga. Kambing hitam keluarga
wa ide mereka penting dan berharga untuk didengar­ adalah anggota yang dikenal bermasalah dalam kelu­
kan. arga. Sebagai korban atau wadah ketegangan dan
• Penye/aras. Penyelaras menengahi perbedaan yang kemarahan terbuka dan tertutup keluarga, kamping
ada diantara anggota keluarga dengan melawak atau hitam berfungsi sebagai katup pengaman.
melumikkan ketidaksepakatan. • Pelldamai. Pendamai adalah pengambil hati, selalu
• Illsiator-Kontributor. Inisiator-kontributor menya­ mencoba menyenangkan, tidak pernah tidak setuju,
rankan atau mengusulkan ide atau perubahan cara berbicara atas nama kedua belah pihak-singkatnya,
. berkenaan dengan masalah atau tujuan kelompok "seorang yang selalu berkata iya."
pada kelompok. Kantor dan Lehr (1975) menyebut Pellgasuh Keluarga. Pengasuh keluarga adalah ang­
tipe .peran ini sebagai peran "penggerak" yang di­ gota yang diperlukan untuk mengasuh dan merawat
cirikan dengan memrakarsai tindakan. anggota lainnya yang membutuhkan.
• Negosiator. Negosiator adalah salah satu dari pihak Pionir Keluarga. Perintis keluarga menggerakkan
yang berkonflik atau tidak setuju. Negosiator menye­ keluarga menuju teritori yang tidak diketahui, me­
rahkan posisinya, mengakui kesalahan,' atau mena­ nuju ke pengalaman baru.
warkan melalui "jalan tengah." AlIggota yang Tidak Relevan atau Distraktor. Dis­
Penghalang. Penghalang cenderung negatif terhadap traktor adalah tidak relevan; dengan menunjukkan
semua ide, menolak tanpa dan di luar alasan. Kantor perilaku mencari perhatian ia membantu keluarga
dan Lehr (1975) menyebut peran ini sebagai oposisi. menghindari atau mengabaikan masalah yang me­
Domillator. Domil1ator mencoba untuk memperkuat nimbulkan penderitaan atau kesuJitan.
kewenangan atau superioritas dengan memanipulasi Koordinator Keluarga. Koordinator keluarga menga­
kelompok atau anggota tertentu, menunjukkan keku­ tur dan merencanakan aktivitas keluai'ga, dengan de­
asaannya dan bertindak seakan-akan ia mengetahui mikian meningkatkan kohesivitas dan melawan per­
segalanya dan paling sempurna. pecahan keluarga.
Penyalah. Peran ini serupa dengan penghambat dan Perantara Ke.luarga. Perantara keluarga adalah "pa­
dominator. Penyalah adalah pencari kesalahan, dik­ panpenghubung"-ia (sering kali ibu) mengirim dan
tator, penyuruh "yang mengetahui segalanya." memantau komunikasi di seluruh keluarga.
• Pengikut. Pengikut sejalan dengan pergerakan kelom­ Penonton. Peran penonton serupa dengan "pengikut"
pok, kurang lebih menerima ide orang lain secara pa­ kecuali dalam beberapa kasus lebih pasif. Penonton
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 307
mengamati tetapi tidak melibatkan dirinya; ia ber­ lam keluarga. Anak bereksperimen dengan berbagai peran
tindak sebagai orang luar. dalam permainan, mendapat penguatan selektif untuk pe­
Dua peran informal yang membutuhkan bahasan lebih ran tertentu, dan akhirnya menemukan peran informal yang
lanjut adalah kambing hitam dan perantara. Peran informal nyaman.
yang pertama adalah peran kambing hitam, sebuah peran Melalui penguatan selektif terhadap perilaku tertentu
yang diadopsi oleh seorang anggota untuk memelihara dan oleh orang tua dan orang bermakna lainnya, anak terbentuk
mempertahankan homeostasis keluarga. Anggota keluarga untuk memerankan peran informal khusus dan tertutup.
yang secara konstan menjadi kambing hitam (biasanya se­ Penguatan orang tua yang selektif ini dapat terjadi karen a
orang anak) biasanya berfungsi untuk mengalihkan perha­ pelabelan awal anak; pelabelan ini menyebabkan self­
tian dari gangguan di antara pasangan [orang dewasa]. fulfilling prophecy. Orang tua melabel anak untuk beragam
Peran informal kedua yang umum dalam keluarga ada­ alasan: Proyeksi, membandingkan dengan saudara kan­
lah perantara (Zuk, 1966). Ibu biasanya mengambil peran dung, kebutuhan masa lalu pribadi yang tidak terpenuhi,
penengah atau perantara. Dalam peran ini orang tersebut dan sebagainya. Studi klasik pada keluarga besar (Bossard
bertindak sebagai "papan penghubung" antara anggota ke­ & Boll, 1956) menunjukkan bahwa terdapat sejumlah
luarga, yang mengirimkan komunikasi dari satu anggota ke peran dan label khusus yang diberikan pada anak. Delapan
anggota yang lain. Oleh karena itu, komunikasi langsung peran informal, yang menghasilkan atau membentuk label:
antara anggota keluarga lainnya terhalang. Sebagai papan (1) yang bertanggung jawab, (2) yang populer, (3) yang
penghubung melaluinya semua komunikasi harus berlang­ seeara sosial ambisius, (4) yang rajin belajar, (5) terisolasi
sung, peral)tara mendapat posisi kekuasaan tertutup, dan dari keluarga, (6) yang tidak bertanggungjawab, (7) yang
dengan meloloskan pesan yang eocok saja, perantara ber­ sakit-sakitan, dan (8) yang manja. Label ini eenderung ada
fungsi sebagai sensor. la kemudian menjadi figur sentral dalam pasangan komplemen dalam sebuah keluarga. Jadi,
dalam keluarga, yang berfungsi sebagai penanam keperea­ jika anak "yang sakit-sakitan" teridentifikasi cjalam kelu­
yaan kepada anggotanya. Akan tetapi, saat perselisihan arga, keluarga tersebut biasanya memberikanlabel yang
atau konflik tidak menjadi terselesaikan, perantara sering lain sebagai "yang sehat";jika ada "yang bodoh", biasanya .
kali disalahkan. Seeara konsisten memiliki satu orang yang ada "yang pandai." .
berfungsi sebagai perantara adalah hal yang disfungsional. Pelabelim membatasi eara .individu dapat bertindak atau
Mekanisme ini menjauhkan emosional dan meningkatkan berkembang. Pelabelan negatif nyata-yaitu adjektif yang
k~terasingan antara anggota keluarga yang lain, karena berlawanan digunakan secara konsisten-terjadi saat orang
mereka dijauhkan dari saling berkomunikasi secara lang­ tuaJorang bermakna lainnya menyebut seorang anak ber­
sung. dasarkan pada atribut atau perilaku yang menunjllkkan
Satir (1972) membahas akibat komunikasi melalui anak adalah inferior atau tidak dapat disayangi. Karena
orang ketiga. Jika keluarga terbiasa membahas masalah orang tua memandang label ini sebagai sesuatu yang bu­
tanpa kehadiran semua anggota keluarga, dan juga hanya ruk, anak melihat dirinya dengan pandangan yang sarna.
memiliki sedikit waktu luang, sehingga anggota keluarga Awalnya, orang tua menyalahkan anak; kemudian anak
saling men genal melalui orang ketiga. "Saya menyebutnya tersebut, melalui indentifikasi dengan label orang tua,
berkenalan melalui kabar angin. Masalahnya adalah ke­ menginternalisasi label orang tua tersebut dan menyalah­
banyakan orang melupakan ten tang bagian kabar angin kan dirinya. Pelabelan negatif telah diidentifikasi sebagai
umor dan memperlakukan semuanya itu sebagai "fakta H penyebab awal depresi dan harga diri rendah (Mishel,
(him. 266). 1974). Sebagai hasil dari pelabelan negatif awal dan in­
Kehadiran peran perantara ditunjukkan dalam pola ko­ ternalisasi label ini, individu sering kali membentuk eara
munikasi keluarga. Dalam wawaneara, ini akan teramati terbatas tertentu dalam memandang diri dan bereaksi ter­
bahwa perantara menjawab untukanak atau pasangan lain hadap orang lain dengan sebutan "permainan hidup" atau
saat·tidak secara langsung ditanya. Selain berbieara untuk "skenario"; hal ini mengekang dan membatasi kemampuan
anggota keluarga lain, ia biasanya mengerti eara pesan di­ adaptasi seseorang dan rangkaian keterampilan interper­
kirim atau diterima oleh anggota keluarga. sonal (Lange, 1970). Dengan kata lain, skenario ditulis di
Anggota keluarga bel ajar tentang peran informal mereka masa kanak-kanak awal berdasarkan pada pesan dan label
melalui (1) model p~ran; (2) mengisi "kekosongan" sa at (baik verbal maupun nonverbal) yang diterima anak dari
mereka ada dalam keluarga (jika tidak ada pemimpin atau orang tua, seperti persepsi orang tila terhadap anak terkait
pengambil keputusan yang memainkan peran tambahan, dengan makna diri, kemampuan untuk dicintai, status sek­
seorang anggota kelompok akan seeara alami muneuJ un­ sual, pekerjaan, tanggung jawab, dan ketergantungan.
tuk mengisi peran ini); dan (3) penguatan selektif yang di­ "Pola hidup," yang meneakup bunuh diri, kegemukan, dan
dapatkan anak ter,hadap perilaku yang ditunjukkannya da­ kekambuhan penyakit fisik-khususnya saat dapat diterapi
308 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

dan dicegah-adalah semua contoh dari skenario yang kali lebih tradisional dalam hal pandangannya mengenai
tragis (Lange, 1970). pengasuhan anak (mis., penekanan yang lebih besar pada
kemampuan menghormati. kepatuhan, kebersihan, dan di­
siplin anak). Dengan kata lain, fokus menjadi orang tua
f1t;VARIABEL YANG dalam keluarga miskin adalah pemenuhan fungsi pe­
MEMENGARUHI meliharaan-penyediaan makanan bagi anak-anak; me­
STRUKTUR PERAN mastikan mereka makan, mendapatkan istrirahat yang ade­
kuat, mandi, berangkat ke sekolah tepatwaktu--dan pada
Sarna dengan struktur kekuasaan keluarga, terdapat faktor pengaturan perintah dan disiplin di rumah. Sebagai per­
utama yang memengaruhi peran baik formal maupun bandingan, keluarga berpenghasilan menengah atau tinggi
informal. Faktor-faktor inl mencakup (1) kelas sosial, (2) cenderung menempatkan penekanan yang lebih besar pad a
bentuk keluarga, (3) latar belakang budayaJetnik. (4) tahap pembentukan keandalan diri dan kemandirian anak serta
perkembangan keluarga, (5) model peran, dan (6) peristiwa lebih mengetahui prinsip perkembangan dan psikologis
situasional-khususnya masalah sehatlsakit (akan dibahas daJam hubungan orang tua-anak (Kohn, 1977).
dalam peran keluarga selama gangguan kesehatan). Saudara kandung yang lebih tua dalam keluarga ber­
penghasilan rendah sering kali terlibat dalam menyosiali­
sasikan saudara kandung yang lebih muda-Iebih banyak
PERBEDAAN KELAS SOSIAL dibandingkan umumnya pada keluarga kelas menengah
atau atas. Kelompok sebaya anak dalam keluarga miskin
Peran keluarga sangat dipengaruhi oleh tuntutan dan ke­

juga sangat penting, khususnya bagi anak laki-Iaki yang


pentingan yang diletakkan pada struktur sosial yang lebih

mencari model maskulin, memberikan peran sentral ibu


besar. Jadi, sebagai respons "penelantaran halus" masyara­

dan peran ayah yang lebih pasif atau "hilang" dalam


kat kita temadap keluarga miskin, berbagai adaptasi peran

mengasuh anak .
. keluarga telah berkembang sebagai cara memecahkan ma­
salah dan isu yang berulang karena menjadi miskin. Ke­
KELUARGA KELAS PEKERJA DAN MENENGAH. Rubin
luarga orang tua tunggal menyusun bagian ben:nakna dari
(1976) meneliti pekerja kasar dan keluarga mereka serta
keluarga yang tinggal dalam kemiskinan, dan proporsi
menemukan bahwa semakin berpendidikan si suami maka
keluarga pekerja yang miskin selama 30 tahun (Leeds,
semakin besar derajat persahabatan dalam pernikahan. Hal
1996). ini dipastikan oleh studi selanjutnya. Berlawanan dengan
KELUARGA BERPENGHASILAN RENDAH. Stabilitas perni­ pernikahan kelas pekerja yang memiliki tingkat "pemisah­
kahan lebih tidak stabil pada keluarga berpenghasilan ren­ an jenis kelamin" yang tinggi dalam keluarga, persahabat­
dah dibandingkan kelas sosiallain, dengan perceraian dua an adalah alasan kuat bagi permulaan dan keberlanjutan
atau tiga kali lebih banyak pada keluarga yang dikepalai pernikahan dalam keluarga kelas menengah.
oleh pekerja yang tidak memiliki keterampilan dibanding­ Keluarga kelas pekerja umumnya cenderung memiliki
kan keluarga yang dikepalai oleh orang dewasa yang me­ peran keluarga yang lebih berbasis tradisional dibanding­
rupakan bagian dari profesional kelas menengah. Tinggi­ kan keluarga kelas menengah-suami menjadi lebih
nya angka pengangguran pada kelompok yang sangat otoriter dalam perannya sebagai kepala rumah tangga
miskin adalah stresor utama dalam hubungan pernikahan (Dickinson & Leming, 1995). "Dunia suami berputar di
dan penyebab bermakna dari terputusnya pernikahan. sekitar peran provider. sementara istri memiliki tanggung
Keluarga berpenghasilan rendah sering kali memiliki jawab primer terhadap rumah dan anak-anak selain bekerja
struktur ikatan yang relatif longgar, meskipun peran pa­ di luar rumah" (Dickinson & Lemming, him. 185).
s~ngan pernikahan dan pembagian tanggungjawab mereka Membesarkan anak ·sekarang ini umumnya merupakan
biasanya formal. Datam ban yak keluarga miskin terdapat peran bersama pada orang tua kelas menengah, dan peri­
demarkasi kejelasan peran keluarga yang berdasarkan pada laku peran mereka terhadap anak berbeda secara kualitatif
apakah pekerjaan terletak di dalam atau di luar rumah. dari keluarga kelas bawah. Telah ditunjukkan bahwa satu
Garis otoritas kuat ini berfungsi untuk memperkuat jarak alasan utama untuk·hal ini mungkin pembentukkan yang
emosional pasangan. Suamiumumnya memainkan peran tidak disadari pada anak agar bel'tahan di dunia yang di­
minimal dalarn keluarga berpenghasilanrendah, sering kali alami oleh orang tua. Sebagai contoh,jika keluarga miskin,
membentuk perannya semata-mata sebagai pencari nafkah orang tua mengharapkan anak laki-Iaki mereka mungkin
untuk memenuhi kebutuhan material. akan bekerja di posisi yang menekankan kepatuhan,
Peran menjadi orang tua telah menjadi titik utama bagi penghormatan terhadap kekuasaan, dan kecocokan. Oleh
wanita dari keluarga berpenghasilan rendah, dan ibu sering karena itu, pelatihan yang meningkatkan kreativitas, per­
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 309
tanyaan, dan kemandirian akan menghambat apa yang di­ gal berhubungan dengan dampak jangka panjang pad a
perlukan anak dalam peran kerja orang dewasa di masa anak. Kumpulan bukti dari ban yak studi secara kOIlsisten
yang akan datang. Sebaliknya, orang tua kelas menengah menunjukkan bahwa anak dalam keluarga orang tua tung­
lebih memerhatikan pertumbuhan psikologis, perbedaan gal memiliki masalah yang lebih besar (secara emosional
individu, kemandirian, keandalan diri pada anak mereka. dan perilaku dibandingkan anak dari keluarga inti dengan
Sifat ini, yang didorong oleh orang tua kelas menengah, dua orang tua (tingkat penghasilan dikendalikan dalam stu­
merupakan kunci keberhasilan dalam kehidupan kerja di ini). Mereka juga cenderung dua kali keJuar dari sekolah
kelas menengah (Kohn, 1969,1977). menengah atas dan menjadi ibu remaja (Popenoe. 1995).
PERAN DALAM KELUARGA ORANG TUA TIRI. Dengan se­
BENTUK KELUARGA makin bertambahnya jumlah percerailm dan menikah lagi
(80% orang yang menikah lagi, setengahnya bercerai
Mayoritas keluarga di Amerika Serikat sekarang ini bukan dalam 3 tahun), terdapat pertambahan keluarga orang tua
keluarga inti tradisional dengan dua orang tua "ideal" yang tunggal yang sangat banyak (Glick, 1994). Pada 75% kasus
khas, seperti yang diuraikan di dalam Bab 1. Struktur peran ini, tipe bentuk keluarga ini menunjukkan masuknya suami
.keluarga akan beragam sejalan dengan varian dalam bentuk baru dan ayah pengganti (ayah tiri), dibandingkan ibu tiri,
keluarga. Karena keluarga orang tua tunggal dan orang tua ke dalam keJuarga orang tua tunggal yang dikepalai wanita
tiri kemungkinan adalah dua bentuk keluarga inti yang yang teJah terbentuk. Keluarga orang tua tiri berisiko lebih
paling umum, kedua tipe bentuk keluarga ini akan diuraikan tinggi mengalami masalah serius dibandingkan keluarga
dalam hal pengaturan peran unik dan penekanan peran "pernikahan pertama" atau "pernikahan kedua" tanpa satu
mereka. pun anak; 60% dari semua pernikahan kedua berakhir'
dengan perceraian (Kantrowitz & Wingert, 1990). Satu
PERAN DALAM KELUARGA ORANG TUA TUNGGAL. Jum­
dari alasan primer untuk hal ini adalah kompleksitas ke­
lah keluarga orang tua tunggal telah membengkak dengan
terlibatan yang makinbesar dengan masuknya ayah tiri ke
cepat dalam 15 sampai 20 tahun terakhir. Sebagian besar
dalam keluarga yang telah terbentuk, disertai dengan per­
keluarga orang tua tunggal dikepalaioleh ibu, rrieskipun
. campuran kewajiban setia istrt-pengalaman ibu-ter­
makin banyak ayah yang mengepaJai keluarga orang tua
hadap suami barunya di satu pihak dan kepada anaknya di
tungga]. Sekitar 17% keluarga orang tua tunggal dikepalai
pihak lain.
olehpria (U.S. Bureau of the Census, 1998). Pria yang
Kebingungan peran, atau ambiguitas peran, adalah sum­
menjadiayah tunggal khasnya memiliki keadaan ekonomi
ber tekanan utama bagi orang tua tiri dan anak tiri (Coleman,
yang lebih baik dibandingkan wanita yang menjadi ibu
Ganong, & Fine, 2000; Crosbie-Burnett, 1994). Mungkin
tunggal. sebagian karena. perbedaan terus-menerus daJam
penyebab dasar yang menimbulkan kebingungan peran ba­
pendidikan dan penghasilan antara pria dan wan ita (Nortan
gi ayah tiri dan yang mengakibatkan ketidakseimbangan
& Glick, 1986; Teachman, Tedrow, & Crowder. 2001).
keluarga adalah isu pengasuhan dan pendisiplinan anak
Dua gambaran peran menonjol dari keluarga ini adalah (Hethe~ington & Stanley-Hagen, 2000). Seperti yang di­
(1) kelebihan beban peran dan konflik peran, dan (2) per­ bahas pada Bab 15, keragamaan praktik dan nilai mem­
ubahan peran orang tua tunggal. Orang tua harus memenuhi besarkan anak sangat besar. Masing-masing orang tua
peran ibu dan ayah sekaJigus, tanpa dukungan suatu hu­ mengambil latar belakang keluarganya saat mendefinisi­
bungan pernikahan. Orang tua tunggal cenderung kelebih­ kan keyakinan, praktik, dan disiplin dalam membesarkan
an peran baik peran maupun konflik dengan berbagai anak serta sangat sulit untuk mencampuri nHai dan ke­
komitmen peran mereka, karena mereka mem iii ki tugas yakinan ini karena banyak darinya yang tidak berdasarkan
ganda untuk diemban. Dengan pasangan untuk bergantung, objektivitas. Ketika orang tua memasuki hubungan, yaitu
terdapat beberapa f1eksibiiitas peran (jika peran mengasuh saat ayah tiri mengepalai rumah tangga tetapi bukan orang
anak dan mengurus rumah tangga dibagi) dan meskipun tua sesungguhnya, sintesis nHai dan aturan ini akan me­
orang tua tunggal terbebas dari tanggung jawab peran nimbulkan masalah. Oleh karena itu, anak-anak, melalui
pernikahan, hubungan orang dewasa lainnya sering kali pemaparan terhadap praktik pengasuhan anak oleh orang
memasuki dan menimbulkan tuntutan pada waktu orang tua kandung mereka, telah membentuk perilaku mereka
tua tunggal yang terbatas. Karena sebagian besar orang tua sendiri dan harapan terhadap perilaku apa yang diterima
juga bekerja,ketegangan tinggi terhadap peran keluargal dan tidak diterima, baik untuk dirinya sendiri maupun
pekerjaan dan penurunan tingkat kesejahteraan ditemukan orang tua mereka. Dalam keluarga orang tua tid, ayah tiri
dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Burden (1986). tidak memilikihak biologis terhadap anak-anak-istrinya
Penelitian yang bermakna telah dihasilkan oleh ilmu­ harus menekankan ini kepadanya. Hal ini menempatkan
wan perilaku yang telah 111eneliti keJuarga orang tua tung­ ayah tid pada posisi yang tidak dapat dipertahankan.
310 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Ketika konflik berkembang tentang mendisiplinkan dupan keluarga dengan tahap lain. Sebagai contoh, peran
anak, ibu merasa memiliki hak alami untuk memutuskan orang tua berubah seiring mitra peran mereka (anak me­
isu tersebut. Jika ayah tiri mendisiplinkan anak, ibu akan reka), bertumbuh dan berubah. Perila~u dan keterampilan
sering kali merasa marah, atau lebih sering, secara tindak menjadi orang tua yang dibutuhkan untuk mengasuh bayi
langsung menyerang baJik dengan tidak mendukung sua­ yang bergantung agak berbeda dibandingkan perilaku pe­
mi. Kejadian terakhir ini khususnya sangat menghancur­ ran yang dituntut orang tua dengan remaja yang mencari
kan bagi seluruh keluarga dan sering kali memperburuk kemandirian maksimum dan perbedaan dati keluarga. Per­
konflik, dengan ibu terpecah antara kesetiaan pad a anaknya ubahan pola peran keluarga terjadidalam banyak situasi
dan pada suaminya. Selain itu, menyatukan orang tua bio­ keluarga yang beragam. Sebagai contoh, Haveman, van
logis yang tidak memiliki hak perwalian, sistem kekera­ Berkum, Reijinders, dan Heller (1997) meneliti keluarga
batan orang tua tiri, dan anak orang lua tiri dari pernikahan yang memiliki seorang anggota keJuarga yang mengalami
sebelumnya dapat membutuhkan perubahan peran keluar­ retardasi mental belajar bagaimana kebutuhan mereka akan
ga yang lebih lanjut (Bray, Berger, & Boethel, 1994). Anak layanan, tuntutan waktu, dan beban pengasuhan berubah
dalam keluarga orang tua tiri juga memiliki kesulitan da­ sejalan dengan siklus kehidupan keluarga. Analisis data
lam menyesuaikan rumah tangga baru mereka. Mereka dati 2573 orang tua yang memiliki anak yang mengalami
tidak yakin mengenai bagaimana berhubungan dengan retardasi mental menunjukkan bahwa " ... meskipun tun­
orang tua tiri dan orang tua biologis dengan jenis kelamin tutan pengasuhan menurun dari masa kanak-kanak, kelu­
yang sarna dan mengalami konftik kesetiaan (Crosbie­ arga menerima tugas mereka kurang normatif pada masa
Burnett, 1994). dewasa, saat sebagian besar keluarga tanpa anak yang
mengalami disabilitas tidak lagi mengasuh anak mereka di
PENGARUH KEBUDAYAAN/ETNIK rumah" (him. 422). Para peneliti mencatat bahwa masing­
masing tahap kehidupan memiliki tantangan unik bagi
Norma dan nilai yang berasal dari budaya atau etnik yang orang tua dari anggota keluarga yang mengalami retardasi
sangat berpengaruh mengenai bagaimana peran dijalankan mental, beberapa serupa dengan keluarga anggotayang
dalam suatu sitem keluarga yang baku. Pengetahuan akan tidak mengalami disabilitas dan beberapa tantangan situasi
nilai dasar, kebiasaan, dan tradisi keJompok etnik tertentu khusus.
penting guna menginterpretasi apakah peran keluarga ber­
Selain itu, tahap perkembangan orang tua di titik yang
fungsi. Pad~ beberapa budaya, peran keluarga formal di­
berbeda dalam kehidupan anak akan memengaruhi
lakukanoleh anggota keluarga luas yang memegang posisi
kesesuaian mereka dalam hal urutan kebutuhan dan tugas
keluarga lainnya. Contoh yang umum dari situasi ini ada­
lah saal seorang pam an bertindak sebagai ayah pengganti perkembangan. Sebagai contoh, tugas perkembangan ibu
remaja akan kemandirian yang lebih besar dapat tidak
dalam keluarga orang tua tunggal. Anggota keluarga besar
sinkron dengan kebutuhan ketergantungan bayi.
(seperti kakek, paman, atau kakak laki-Iaki) dapat, pada'
beberapa budaya, bertindak sebagai ayah pengganti bahkan
sa at ayah ada, tanpa menyebabkan konflik atau ketegangan
hubungan apa pun. Nenek dari ibu juga dapat melakukan MODEL PERAN
peran keluarga formal, khususnya keluarga orang tua
Perilaku peran kita sebagai orang tua atuu suami-istri sering
tunggal Afrika-Amerika (Bufl'on & deVries, 1995).
kali meniru peran yang kita amati dari yang diperankan
Suami-istri yang berasal dari latar belakang etnik yang
orang tua kita. Sebagai contoh, sangat umum untuk mene­
berbeda dapat mengalami perbedaan harapan peran dalam
mukan seseorang cenderung memperlakukan anak mereka
keluarga. Karena latar belakang budaya pasangan yang
seperti orang tua mereka memperlakukan mereka di masa
berbeda, harapan bahwa pasangan memiliki peran mereka
lalu. Dengan memikirkan pengamatan ini, ahli terapi kelu­
dan peran pasangan mereka sering kali berbeda. Masing­
arga menitik beratkan dalam memandang aspek antar­
masing easangan yang menikah dapat mengkri tik kegagalan
generasi peran pernikahan dan orang tua.
yang lain untuk menjalankan peran pernikahan atau orang
tua seperti yang diharapkan, sementara pada waktu yang Ketika anggota keluarga menunjukkan masalah peran
sarna merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi yang dialami (transisi atau kontljk peran), mengkaji model
harapan yang lain (Hartman & Laird, 1983; Walsh, 1998). peran dari anggota keluarga yang bermasalah dapat mem­
bantu. Analisis ini bertujuan menemukan tentang kehidup­
an awal keluarga, saat individu belajar perannya dan peran
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
pasangannya (seperti belajar peran anak perempuan, serla
Amatlah jelas bahwa cara bagaimana peran keluarga ibu), dan bagaimana pengalaman awal tersebut dapat me­
dikukuhkan secara substansi berbeda dari satu tahap kehi­ mengaruhi perilaku dan kesulitan perannya saal ini.
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 31 1
Pa;MEMFUNGSIKAN PERAN ngalami penyakit kronik atau disabilitas fisik atau mental.
KELUARGA SEHAT Pada sebagian besar kasus. ketika seseorang menderita
gangguan kesehatan, satu atau lebih anggota keluarga
Homeostasis keluarga adalah penggunaan mekanisme mengemban peran pemberi asuhan.
aturan keluarga untuk mempertahankan stabilitas atau ke­
seimbangan dalam keluarga. Peran, baik formal maupun
infonnal. berfungsi sebagai tujuan homeostasis dalam PERAN IBU DALAM SEHAT DAN SAKIT
keluarga. Keluarga mencapai homeostasis melalui adap­
Peran penting wanita di sebagian besar keluarga yaitu
tasi-dengan mengubah struktur keluarga seperti peran
sebagai pemimpin kesehatan dan pemberi asuhan. Kriteria
keluarga, danlatau dengan membawa sumber dari luar.
seperti apa pun telah digunakan dalam studi untuk meng­
Turner (1970) mengamati bahwa setelah sebuah sistem pe­
ukur pengambilan keputusan dan peran kesehatan-tenna­
ran formal dan infonnal dibentuk dalam keluarga, proses
suk tindakan saat penyakit tidak dapat disembuhkan dan
keluarga berlanjut dengan sulit kecuali anggota memain­
diobati, layanan medis dan kesehatan yang dimanfaatkan,
kan peran yang diharapkan dari mereka. Hal ini karen a ke­
serta sumber bantuan keluarga primer-peran pervasif dan
luarga menjadi bergantung pada pengukuhan keberadaan'
inti dar~ ibu sebagai pengambil keputusan kesehatan uta­
peran infonnal tertentu agar dapat memelihara homeosta­
rna, pendidik, konselor. dan pemberi asuhan dalam matriks
sis keluarga. Sebagai contoh, jika keluarga terbiasa mem­
·keluarga telah menjadi temuan konstan (Finley, 1989;
p~nyai anak tengah perempuan yang bertindak sebagai
Litman, 1974). Dalam peran ini, ibu mendefinisikan gejala
mediator dalam perselisihan, ini memungkinkan anggota
dan memutuskan alternatif sumber yang "tepat." la juga
keluarga yang lain menjadi kurang terkekang dalam sen­
memegang keridaH yang kuat terhadap apakah anak akan
timen mereka dan meyakinkan anggota keluarga bahwa ia
mendapatkan layanan pencegahan atau pengobatan (Aday
akan masuk untuk membantu menyelesaikan ketidakse­
& Eichhorn. 1972; Rayner, 1970), dan bertindak sebagai
pakatan. Ketika anak perempuan yang biasa memerantarai
sumber utama kenyamanan serta bantuan selama masa
tidak ada, konflik ditangani dengan perilaku yang kurang
sakit (Litman).
efektif karena ketidakhadirannya, sampai anggota keluarga
. Salah satu cara yang dapat memperkirakanpentingnya
belajar peran baru.
peran ibu menjadi pemimpin kesehatan adalah dengan
Ahli dan klinisi keluarga menekankan pentingnya peran
mengamatiapa yang akantt:rjadipadanya dan keluarga
komplementer; kesesuaian peran dan nonna keluarga
saat ia sakit dan tidak mampu melakukan perannya. Ibu
dengan nonna sosial dan budaya; kehadiran peran dalam
biasanya menerima peran sakit hanya jika benar-benar
keluarga yang memenuhi kebutuhan psikologis anggota­
wiljib dan kemudian hanyajika tidak dapat ditolak. Karena
nya; dan kemampuan keluarga berespons terhadap peru­
performa perannya dianggap penting terhadap fungsi ke­
bahan melalui fleksibilitas peran (Ackerman. 1966; Glasser
luarga, penyakitnya cenderung sangat mengganggu dan
& Glasser. 1970; Messer, 1970; Olson, 1993). Selain itu,
merusak pengaturan (Mechanic, 1964). Biasanya. penyakit
alokasi peran keluarga sehat masuk akal dan tidak terlalu
berat atau disabilitas lama ibu-istri tampak lebih serius
membebani satu anggota atau lebih. Hal ini menyebabkan
memukul fungsi keluarga dibandingkan disabilitas suami­
semua fungsi keluarga yang penting dapat terpenuhi.
ayah (meskipun sakitnya lama. gaung ekonomi yang me­
rugikan dirasakan) (Litman. 1974; Giovannetti de Jesus &
Bergamasco, 1998). Jika ibu sakit, anak perempuan tertua
Pa;PERAN KELUARGA sering kali diharapkan membantu mendukung keluarga
SELAMA GANGGUAN (Kahana, Kahana, Johnson, Hammand. &. Kercher. 1994).
Keluarga perlu memahami perjalanan masalah kesehatan
KESEHATAN untuk memfasilitasi fleksibilitas peran yang melibatkan
keluarga dalam tanggung jawab memberikan asuhan dan
Peristiwa hidup situasional utama yang dihadapi keluarga men gurus anak saat orang tua sakit (Rolland, 1994).
dengan tidak dapat dihindari memengaruhi fungsi peran
mereka. Situasi ini biasanya peristiwa yang menimbulkan
tekanan seperti bencana alam, penggangguran, atau gang­ PERAN PEMBERIAN ASUHAN KELUARGA
guan kesehatan anggota keluarga. Bab 16 menguraikan Anggota keluarga, dan khususnya wan ita, memainkan
tentang seluruh area keterHbatan keluarga dalam perawat­ peran penting sebagai pemberi asuhan primer tidak hanya
an kesehatan dan praktik kesehatan. Bagian ini mem­ untuk lansia yang lemah, tetapi untuk banyak anggota ke­
fokuskan pada struktur peran keluarga selama gangguan luarga dari semua usia yang masih bergantung, sering kali
kesehatan anggota keluarga. seperti saat seseorang me­ akibat disabilitas fisik danlatau mental kronik. Kemam­
312 BAG IAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

puan dan kemauan mereka untuk memberikan asuhan (1997) mewawancarai 14 pemberi asuhan yang berperan
sering menjadi sebuahfaktor penting dalam menentukan dengan baik. dan menemukan bahwa mereka menyeim­
apakah bisa atau tidak anggota yang mengalami disabilitas bangkan kelerikatan dan perpisahan, bersifat fragmatik dan
atau sakit dapat menghindari anggota masuk institusi. membuatpilihandisadari berdasarkan kebutuhanemosional
Kecenderungan daJam pemberian asuhan keluarga me­ mereka sendiri. Carmarck melaporkan bahwa pemberi
liputi peningkatan jumlah pemberi asuhan dengan tang­ asuhan awam dan profesional ini, baik pria maupun wanita,
gung jawab pemberian asuhan yang ganda; tanggung ja­ menetapkan dan mengatur batasan dan perbatasan dengan.
wab cucu untuk membantu satu atau dua generasi yang pemberian asuhan, dan memberikan perhatian penuh pada
lebih tua; dan wanita lansia' tanpa suami pemberi asuhan perawatan diri serta mengukuhkan peran pemberian asuhan
akibat tingginya angka perceraian (Brody. 1995). Konse­ mereka.
kuensi pemberi asuhan dapat negatif atau dapat mencakup Dalam sebuah studi mengenai pemberi· asuhan pada
manfaat potensial. Penelitian terhadap pemberi asuhan se­ lansia. penataJaksanaan masalah perilaku ditemukan men­
belumnya berfokus pad a hasil akhir negatif-tekanan atau jadi prediktor yang lebih kuat terhadap ketegangan peran
beban pemberi asuhan-tetapi penelitian yang lebih baw dibandingkan penatalaksanaan masalah fisik (Harvath,
telah beralih menjadi berfokus pada pemeriksaan hasil Stewart. & Archibold, 1994). Temuan Reinhard dan
akhir fisik dan mental (Biegel, Sales, & Schulz, 1991). Hortwitzmendukung beban yang diciptakan perilaku yang
Biegel, Sales, dan Schultz merangkum masalah pemberi mengganggu. Pemberi asuhan dari kerabat yang sakit men­
asuhan: koping dengan bertambahnya kebutuhan anggota tal mengalami ketegangan peran substantif sebagai konse­
keluarga yang bergantung yang disebabkan oleh penyakit kuensi menangani perilaku yang mengganggu dan hams
fisik dan/atau mental. Masalah ini mencakup . memberikan bantuan instrumental dan emosionaL
..:koping dengan periJaku memsak, batasan aktivitas sosiaJ Dalam sebuah studi mengenai pemberi asuhan primer
dan waktu luang, pelanggaran privasi, gangguan pada yang memberikan asuhan kepada pasangan atau orang tua
mtinitas rumah tangga dan·pekerjaan. tuntutan peran yang yang mengalami penyakit Alzheimer atau penyakit terkait
gandadari menimbulkan konflik,kurangnya dukungan demensia (Aneshensel. Pearl in, Mullan,Zarit, & Whitlatch,
dan bantuan dari anggota keluarga yang Jain, gangguan 1995), salah satu stresor yang dialami oleh pemberi asuhan
pada hubungan keluarga, dan kurangnya bantuan yang adalah kelebihan beban peran (mis" Iilerasa terbebani oleh
memadai dari lembaga pelayanan manusia dan Jembaga tugas dan tanggung jawab). Pemberi asuhan melaporkan
. profesional. (hlm.7). mengalami penahanan peran, atau merasa secara tidak
Tipe tuntutan pemberi asuhan yang berbeda berkaitan sadar teljebak dalam peran pemberi asuhan serta kehilangan
dengan tipe ketegangan peran yang berbeda. Stresor ob­ pertukaran keakraban dalam hubungan pemberi asuhan­
jektif, atau karakteristik pasien. yang secara konsisten pasien karena satu dari mitra peran telah "menjadi orang
dikaitkan dengan ketegangan pemberi asuhan mencakup lain." Hubungan pemberi asuhan terhadap anggota kelu­
keparahan penyakit yang semakin berat. awitan yang tiba­ arga yang lain, serta peran kerja dan sosial lainnya, sering
tiba. dan perubahan besar pada perilaku pasien yang telah kali sangat terpengaruh.
ada (Biegel et aI., 1991). Selain itu. sifat tekanan dan Rolland (1994) menampilkan kategorisasi penyakit psi­
tuntutan peran dapat berubah selama hidup pemberi asuh­ kososial yang mengidentifikasi awitan, perjalanan, hasil
an dan anggota keluarga yang bergantung. akhir, dan derajat disabiJitas sebagai empat variabel utama
Robinson (1998) menemukan teori empat tahap penga­ penyakit dan disabilitas yang mempunyai dampak baik pa­
laman wanita dalam mengasuh anggota keluarga yang me­ da anggota keluarga yang sakit maupun performa keluarga,
ngalami penyakit kronik. Pengalaman dimulai dari diag­ Karakteristik ini dapat digunakan untuk mengantisipasi
nosis penyakit kronik pada anggota keluarga tersebut dan tuntutan yang dibebankan pada pemberi asuhan.
bergerak ke arah tahap kedua yang tidak seimbang yang Biegel dan rekan (1991) membuat diagram variabel
ditandai dengan "kehancuran wan ita." Tahap ketiga meli­ yang memperkirakan ketegangan pemberi asuhan (Ii hat
batkan perubahan terapeutik melalui intervensi keperawat­ Gambar 12-2). Dalam diagram mereka, variabel konteks­
an dan bergerak di luar dan mengatasi masalah. Tahap tual yang memerantarai reaksi pemberi asuhan meliputi
keempat daTi teori Robinson. disebut "bertanggung jawab faktor-faktor demografik Genis kelamin, tipe hubungan
terhadap kehidupan seseorang," ditandai dengan wanita peran dengan pasien, usia, dan status sosioekonomi); fak­
tersebut mencapai "keseimbangan yang meningkatkan ke­ tor psikoJogis sebelumnya, kualitas hubungan, tahap hidup
hidupan di an tara diri dan semua anggota keluarga lain­ keluarga, dan dukungan sosial. Beberapa faktor ini seperti
nya" (him. 285). Temuan ini konsisten dengan penelitian jenis kelamin (wanita) dan hubungan peran (pasangan dan
lain yang menekankan pada pentingnya menyeimbangkan orang tua) secm'a konsisten dikaitkan dengan beban pem­
tuntutan pemberian asuhan dengan perawatan diri. Carmark beri asuhan yang lebih besar dengan variabel lainnya
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 313
menunjukkan pola kontradiksi atau pola yang lebih sayang. informasi, nasihat, dan uang. Bulger, Wandersman,
kompleks. Meskipun pemberi asuhan adalah wanita yang dan Goldman (1993) mengamati bahwa lansia yang meng­
disosialisasikan dengan peran pemberi asuhan, mereka asuh anak usia dewasa yang bergantung mendapat ke­
mengalami efek merugikan yang lebih besar dibandingkan untungan dari persahabatan dan bantuan dengan tugas­
dengan pemberi asuhan pria (Pruchno & Resch, 1989). tugas rumah tangga fisiko Sementara asumsi telah dibuat
Kontribusi pria untuk memberi asuhan seharusnya tidak bahwa melakukan peran ganda, seperti pekerja dan pem­
diremehkan. Pria sering kali memberikan dukungan dan bed asuhan, menyebabkan pengaruh negatif seperti konftik
afeksi kepada pemberl asuhan primer. Banyak suami lansia peran dan kelebihan beban peran, dampak emosional dari
mengemban peran pemberi asuhan jika istri mereka saki! gabungan peran ganda pada pemberi asuhan yang bekerja
atau tidak mampu (Richards, 1996). Dalam sebuah studi lebih sering ditemukan memiliki pengaruh positif daripada
yang membandingkan pengalaman asuhan orang tua wa­ negatif (Neal, Chapman, Ingersoll-Dyaton, & Emlen.
nita pada status pernikahan yang berbeda (Brody, Litvin, 1993).
Kleben, & Hoffman, 1990), wanita yang memiliki suami
lebih beruntung darpada wanita yang tidak memiliki suami.
Suami memberikan dukungan finansial dan sosial serta PERUBAHAN PERAN SELAMA SAKIT DAN
membantu tugas instrumental. Wanita yang tidak mem­ HOSPITALISASI
punyai suami melaporkan kesepian, kurang dukungan, dan Dalam sebuah periode krisis, misalnya yang disebabkan
kurang bantuan instrumental pada pemberian asuhan orang oleh penyakit serius anggota keluarga, struktur keluarga
tua. d imod ifi kas i, I uasn ya mod iIi kasi bergantung pada seberapa
Peran pemberi asuhan bervariasi sesuai dengan posisi besar derajat anggota yang sakit mampu menjalankan
atau hubungannya dengan penerima asuhan; yaitu, peran peran biasanyadalam keluarga dan pemusatan peran atau
berubah secara bermakna saat pemberi asuhan adalah pa­ tugas-tugas yang kosong dari keluarga. Peran yang diambil
sangan hidup, orang tua, anak, saudara kandung, atau oleh ibu adalah, seperti yang dibahas sebelumnya, contoh
teman.lbu adalah pemberi asuhan primer bagi anak yang yang baik dari pemusatan peran anggota. Ketika penyakit
sakit kronik (Shepard & Mahon, 1996). Pasangan atau menyebabkan kekosongan peran-peran penting, keluarga
anak usia dewasa adalah pemberi asuhan lansia yang pa­ sering kali memasuki sebuah keadaan tidak seimbang yaitu
ling sering. Orang tua mengasuh anak usia dewasa mereka hubungan peran dan kekuasaan berubah sampai homeostasis
yang mengalami disabilitas sampai mereka tidak mampu baru tercapai (Fife, 1985; Hill. 1958).
lagi melakukannya. Selanjutnya, saudara kandung menjadi Fungsi peran yang seimbang dan dibagi sering kaJi
pemberi asuhan primer (Roberto, 1993). menjadi tidak dapat dipertahankan oleh pasangan saat sa­
Faktor lain yang meningkatkan beban situasi pemberian lah seorang dari pasangan menjadi tidak mampu. Nego­
asuhan adalah pelanggaran norma sosial mengenai peran. siasi perbaikan peran sering kali dibutuhkan untuk men­
Hal ini sering kali terjadi dalam empat situasi berikut: Saat cegah ketegangan dan kebingungan peran (Rolland, 1994).
anak merawat orang tua, saat pria atau wanita melakukan Dalam sebuah studi mengenai pengaruh asuhan penyakit
tugas rumah tangga yang biasanya dilakukan oleh jenis kritis terhadap anggota keluarga (Johson et aI., 1995), se­
kelamin yang lain, saatorang tua merawat anak usia dewasa bagian besar anggota keluarga melaporkan perubahan da­
yang mengalami disabiJitas (Litwak, Jessop, & Moulton, lam peran keluarga dan peningkatan tanggung jawab se­
1994), dan saat kakak merawat adik atau sebaliknya bagai akibat dari hospitalisasi perawalan kritis.
(Avioli, 1989; Horwitz, 1993). Ada dua tipe dasar perubahan peran yang teljadi akibat·
Meskipun terdapat banyak stresor pemberian asuhan, hilangnya atau ketidakmampuan anggota keluarga. Yang
banya~ pengalaman positif dalam pemberian asuhan dila­ pertama, anggota keluarga yang lain memiliki cukup
porkan. Beberapa penerima asuhan membalas melalui eks­ sumber dari dalam 'dan luar sehingga mereka mampu me­
presi afeksi atau penghargaan mereka, yang menjelaskan lakukan kewajiban dan tugas-tugas peran dasar dan penting
mengapa beberapa pemberi asuhan tidak mengalami akibat yang tidak mampu diemban oleh anggota keluarga yang
negatif meskipun memberikan asuhan yang menuntut se­ sakit-ini merupakan cara situasi ditangani dengan fung­
cara fisik (Carruth, 1996). Dalam mempelajari balasan da­ sional. Yang kedua, anggota keluarga kekurangan sumber
lam pemberian asuhan keluarga, Walker, Pratt, dan Opp dari dalam dan luar yang diperJukan, dan sebagai akibat­
(1992) menemukan bahwa mayoritas anak perempuan nya. peran dasar dan penting tertentu dalam keluarga tidak
yang memberikan asuhan menggangap bahwa mereka dilakukan atau dilakukan tetapi tidak memuaskan. Dengan
mendapat bantuan bernilai dari ibu me(eka yang mendapat kala lain, keluarga yang berfungsi secara adekuat dapat
asuhan sebagai balasan atau bantuan mereka. Kontribusi scara fleksibel memodifikasi peran keluarga untuk meme­
yang didapat anak perempuan tersebut meliputi kasih nuhi tuntutan situasi at au dapat mendatangkan sumber dan
314 BAGIAN 3 PRAKTJK KEPERAWATAN KELUARGA

bantuan dad luar untuk meng~si kekosongan. Akan tetapi, watir, cemas, dan bersalah karena mereka merasa'tidak
dalam keluarga yang disfungsional, hal ini tidak terjadi. dapat melakukan pekerjaan secara kompeten dalam peran
Karena perubahan peran diperlukan akibat hilangnya baru mereka atau dengan tambahan tanggung jawab ini,
atau ketidakmampuan satu anggota keluarga, konftik peran kompleks peran mereka sangat menuntut dan tidak dapat
dan ketegangan peran sering kali ada, khususnya selama diatur.
tahap ketidakseimbangan keluarga segera setelah kehi­ Dalam tinjauan terbaru pada penelitian keperawatan ke­
langan atau ketidakmampuan, saat struktur keluarga dalam luarga mengenai dampak penyakit pada keluarga dengan
masa transisional. Baik konftik antarperan atau intraperan seorang anggota yang mengalami penyakit jantung is­
dapat terjadi, saat anggota keluarga "dipaksa" menerima kemik, pasangan sering melaporkan stres yang terkait de­
peran baru dan memiliki kesempatan kecil untuk belajar ngan kebutuhan mengemban peran tambahan dalam rumah
peran ini atau untuk mengatur ulang semua tanggung ja­ tangga dan tanggungjawab memantau kesehatan (Artinian,
wab,peran lain mereka. Keteganganlstres peran sering kali 1989; Gillis, 1984; Gillis, Sparacino, Gortner, & Kenneth,
menjadi hasil akhir. Anggota keluarga yang dibebani de­ 1985; Hilgenberg, Liddy, Standerfer, & Schraeder, 1992;
ngan penerimaan peran baru dapat sering kali merasa kha­ 1998; Tapp, 1995). Konflik pernikahan terakit dengan ke­
tidakpatuhan peran dan upaya pasangan yang sehat untuk
memantau ketidakpatuhan juga secara konsisten dilapor­
Stre$Of obJ&ktif
kan (Caplin & Sexton, 1988; Hilgenberg et al.,; McRae;
(karakteristik penyakit)
Mishel & Murdaugh, 1987; Nyamathi, 1987a).
, 1. Keparahan peQyakit Ketika sebuah keluarga telah mencapai suatu keseim­
2. Jumlah perubahan pas/en bangan baru sebagai respons terhadap ketidakmampuan
3. Awitanyang t!ba~tiba seorang anggota keluarga yang sakit untuk melakukan
perannya secara adekuat, integrasi ulang serupa hams di­
Beban pember;
,asuhan lakukan saat anggota terse but kern bali ke tempat lamanya
dalam unit keluarga. Dapat dimengerti bahwa setelah
Variabel kontekstual menjalani proses adaptasi, anggota keluarga yang lain
(variabel pambari asuhan) " mungkin akan menolak untuk "mengatur ulang" sekali lagi
peran dan tugas keluarga, meskipun anggota "yang hilang"
A. Varlabel demografik
1. Janis kelamin telah pulih dan masuk kembali. Keengganan ini terlihat
2. Hubungan peran bahkan pada keluarga yang berfungsi baik sekalipun,
3. Usia karena proses integrasi ulang seorang anggota keluarga
4. statussosioekonomi menyebabkan kesulitan dan masalah yang merupakan
8. Variabel status kehidupan
bagian dari ketidakteraturan sebelum keseimbangan baru
LStresOf<hicjup lain:,
2, .PE!!lyesuaian P!likologis (dalam kasus ini, diperbarui) tercapai.
.. sebeJumnya .' ',,'
G;Ku~iitas hllbungan:
1.kohesiVita~pemikalian yang •
, .Iebih'besar ' fJIIPENGKAJIAN STRUKTUR

,2; Komunik8si peri'li~ahanyang PERAN KELUARGA

, lebih paik ,
D., T'!I,hap kehidup,an.keluarga Keluarga harus berespons terhadap perubahan selama sik­
E. Dukurigai'l So,sial
Ius kehidupan mereka-kadang akibat transisi perkem­
bangan normal dan kadang akibat stresor situasional yang
mereka alami. Stresor kesehatan adalah salah satu 'contoh
KUNCI
Huruf miring = Prediktor umum disepanjang semua utama dari tuntutan yang dihadapi keluarga. Stresor/tun­
kategori penyakit tutan mengharuskan peran keluarga benibah. Jika anggota
keluarga tidak memiliki pengetahuan keterampilan, atau
Huruftidak tebsl = Prediktoryang ditemukan disepanJang kesiapan ernosional yang diperlukan untuk menyesuaikan
beberapa kategori penyakit terhadap kebutuhan perubahan peran, sejumlah tipe maSH­
lah peran dapat teljadi. Satu peran penting perawat kelu­
Gambar 12·2. Rangkuman variabel yang diduga menim­
bulkan ketegangan pemberi asuhan. (Dad Biegel, D.E., Sales, arga dalam hal ini adalah membantu rnengidentifikasi
E., & Schulz, R. (1991.) Family caregiving in chronic illness transisi peran sehingga informasi rnengenai peran baru
(him. 211). Newbury Park, CA: Sage. Dicetak ulang atas izin (bimbingan antisipasi) diberikan untuk rnencegah atau
Sage Publications. memperbaiki masalah peran.
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 315
Pengkajian peran keluargaberfokus terutama pacla Variabel-Variabel yang Memengaruhi
karakteristik struktur peran formal dan informal, disertai Struktur Peran
pertimbangan bagaimana faktor sosiobudaya, situasional,
1. PelZgllruh kelas sosial. Bagaimana latar beJakang
dan riwayat memengaruhi struktur peran. Ada empat area
keJas sosial mcmengaruhi struktur peran formal dan
pengkajian struktur peran keJuarga yang luas; struktur
informal dabm kcluarga?
peran formal; struktur peran informal dan lipe hUbungan.
2. Pellgaruil ctlliklbudaya. Bagaimana struktur peran
model peran, dan variabel yang memengaruhi slruklur
keluarga dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan
peran. Masing-masing posisi dan peran anggota keluarga
agama kcluarga?
diuraikan dengan membahas pertanyaan-pertanyaan beri­
3. Pengaruh pcrkcmbangan afau siklus hidup, Apakah
kut:
perilaku peran anggota kcluarga saat jni sesuai de­
ngan pei'kembangan?
Struktur Peran Formal 4. Perisli\\'(J SifuCIsiollal. ferl1laslIk perubahan sehat dan
1. Posisi dan peran formal apa yang dipenuhi oleh sakif. Sebcrapa besar masalah kesehalan telah meme­
masing-masing anggota keluarga? Uraikan bagai­ ngarubi reran keluarga? Alokasi ulang peran dan
mana masing-masing anggota keluarga menjalankan tugas apa yang telah tetjadi? Bagaimana anggota ke­
peran formalnya. luarga yang hams mcngemban peran barn menye­
2. Apakah peran ini diterima dan konsisten dengan ha­ suaikan diri? Apakah ada bukti stres peran dan/atau
rapan anggota keJuarga dan keluarga? Dengan kala konllik pcran sebagai akibal dari pergeseran peran
Jain, apakah ada konftik peran? ini') Bagaimana anggota keluarga yang memiliki ma­
3. Seberapa kompeten anggota merasa melakukan pe­ salah kesehatan bereaksi lerhadap perubahan atau ke­
ran mereka dengan tepat'? hilangan pcrannya?
4. Apakah ada fleksibiJitas peran jika diperlukan?
PafDIAGNOSrS
Struktur Peran Informal KEPERAWATAN
1. Peran informal atau tertutup upa yang ada dalam ke­ KELUARGA
luarga. siapa yang memerankannya, dan seberapa
sering atau konsisten penm tersebut dijalankan') Apa­ Permvat keluarga sering kaii mengamati masalah peran.
kah anggota keJuarga secara tertutup memainkan Namun demikian, mereka mungkin tidak mengidentifikasi
peran yang berbeda dari peran posisi mereka dalam sebagai masalah rcran. karena ada banyak sekali masalah
keluarga yang dituntut untuk mereka perankan') yang saling berhubungan dan tumpang tindih. MasaJah
2. Apa tujuan dari peran tertutup atau informal yang pernn dapal dinyatakan' sebagai diagnosis keperawatan
teridentifikasi? keluarga. dengan mcngingat bahwa masalah peran meli­
3. Apakah ada dad peran informal ini disfungsional ter­ balkan sedikitnya dua orang; yaitu pemilik peran dan mitra
hadap keluarga atau anggota keluarga dalam jangka peranllya. Karena masalah peran biasanya sangat umum,
waktu lama'? ini jnga berguna untuk menyatakan batasan karakteristik
4. Apa dampak peran ini terhadap orang yang memain­ dan faktor-faktor terkait.
kan peran ini? Dalam meninjau daftar diagnosis keperawatan yang di­
akui oleh North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA), diagnosis dalam Tabel 12-2 berkaitan dengan
Model Peran
masalah peran. Hams diperhatikan di sini bahwa sebagian
1. Siapa model yang memengaruhi anggota keluarga di besar diagnosis ini (idak menyebutkan "peran" dalamjudul
kehidupan awal mereka, siapa yang memberi perasa­ diagnosis, tetapi masalah peran aktual dan potensialdapat
an dan nitai ,tentang, misalnya, pertumbuhan, pe­ terkait diagnosis keperawatan. Dalam NANDA, yang ter­
ngalaman barn, peran, dan teknik komunikasi? masuk di dalam pembahan performa peran adalah empat
2, Siapa yang secara spesifik berfungsi sebagai model masalah peran yang lebih khusus lagi: transisi peran,jarak
peran untuk pasangan dalam peran mereka sebagai peran, kontlik peran, dan kcgagalan peran. Batasan karak~ .
orang tua, dan sebagai suami-istri, dan seperti apa teristik masing-masing tipe masalah peran ini tercant.um
model peran tersebut? dalam TabeI12-3, selta diagnosis keperawatan terkaityang .'
3. Jika peran informal disfungsiollal dalam keluarga, relevan., . . .
siapa yang menjalankan peran ini dalam generasi se­ Dalam A Pocket Guide to Nursing Diagnosis: ' Kinii '..
beluninya? McFarland, dan McFarlane (1995) mencantumkan diag­
3 1 6· BAG IAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

McCloskey dan Bulechek (1996), Nursing Interventions


TABEL 12-2 Classification (N/C), Johson et al (2001) juga telah me­
nulis sebuah buku, Nursing. Diaglzosis, Outcomes and
DIAGNOSIS KEPERAWATAN NANDA YANG Interventions, yang membahas diagnosis keperawatan
TERKAITDENGAN TRANSISI PERAN/ NANDA, hasil akhir keperawatan dan intervensi kepera­
MASALAH PERAN watan.
Duka Cita Adaptif Kehilangan peran
Isolasi $osial . Ketegangan peran
STRATEGI PENINGKATAN PERAN UNTUK
Hambatan Intersaksi Sosial Perubahari peran TRANSISI PERAN
Gangguan Proses Keluarga Kehilangan dan keteganga~
peran Johnson (1986) merangkum intervensi keperawatan umum
Ketidakmampuan Menjadi KonRik peran, kelebihan yang lepat untuk transisi peran dan masalah peran. Transisi
Orang,Tua beban ·peran peran melibatkan penambahan peran baru dan meninggal­
Risiko Perilaku Kekerasan Perubahan peran kan peran yang lain. Transisi peran dibuat karena perubah­
Terhadap Orang lain an perkembangan dan situasional termasuk stresor terkait
Gangguan Performa Peran KonAik peran kesehatan. Ia menyebut intervensi ini sebagai "strategi
teori peran." Strategi teon peran Johnson meliputi mem­
Ketegangan Peran Pemberi Kehilangan dan ketegangan
Asuhan peran bantu anggota keluarga mengidentifikasi tanda-tanda ber­
makna dari anggota keluarga. mengklarifikasi harapan
Risiko Tinggi Ketegangan Ketegangan peran
Peran Pemberi Asuhan
mengenai peran yang dibutuhkan (anggota keJuarga meng­
identifikasi barapan mereka terhad&p peran bam) dan
Hambaton. Manajemen Ketegangan peran
memperkuat kemampuan anggota keluarga untuk mengu­
Pemeliharaan Rumah
kuhkan sebuah peran baru. Strategi pendidikan kesehatan
Gangguan.Citra Tubuh Ketegangan peran
digunakan di sini. •
Ketidakefektifan Koping Kehilangan peran, . Peningkatan peran juga dianjurkan untuk transisi peran.
Keluarga insunsiensi peran, atau Penambahan peran terdin at as sekumpulan -intervensi un­
ambiguitas peran
tnk membantu anggota keluarga memperbaiki hubungan
Diambil sebagian dad McFarland dan MacFarlane (1993), peran mereka dan memfasilitasi perubahan peran mereka
dengan mengklarifikasi dan menambahkan perilaku peran
(McCloskey & Bulechek, 1996; Meleis & Swendsen,
nos is keperawatan yang terkait dengan kategOl; diagnosis 1978). Strategi penambahan peranjuga dapat dicegah, da­
medis. Sebagai contoh, untuk demensia tipe Alzheimer lam kasus ini digunakan untuk mengklarifikasi kekurangan
banyak diagnosis keperawatan tercantum, tetapi lima diag­ peran (Morehead, 1985). Strategi penambahan peran ter­
nosis yang khusus terkait dengan masalah peran diiden­ diri atas ko'mponen, strategi, dan proses. Dua komponen­
tifikasL Diagnosis tersebut adalah perubahan proses ke­ nya adalah (1) klarifikasi peran, memahami informasi dan
luarga, gangguan interaksi keluarga, perubahan performa tanda-tanda khusus yang diperlukan untuk menjaJankan
peran, ketegangan peran pemberi asuhan, dan risiko ke­ peran tersebut; dan (2) pengambilan peran, mampu mem­
tegangan peran pada pemberi asuhan. Diagnosis ini telah bayangkan diri Anda sendiri dalam sebuah peran tertentu
dimasukkan ke dalam daftar NANDA pada Tabel 12-2. dan menerima perspektif dari orang lain. Peran berpa­
sangan dan dipelajari secara berpasangan. Oleh karena itu,
jika seorang individu mempelajari harapan peran menjadi
orang tua, secara teoretis ia harus mengetahui peran dari
~INTERVENSI

mitra peran, dalam kasus ini anak.


I<EPER~WATAN
Strategi yang digunakan untuk menyelesaikan klarifi­
KELUARGA kasi dan pemilihan peran adalah modelperan, Iatihan pe­
ran, dan interaksi keJompok rujukan.Melalui model peran,
Nursing Interventions Classification (NIC) Project di Uni­ perilaku yang diinginkan dilakukan oleh profesional ke­
versitas Iowa telah mengidentifikasi sejumlah pendekatan schatan ulltuk anggota kelllargaagar ditiru; peniruan .akhir­
.. intervensi keperawatan yang dapat digunakan dengan ke­ nya menjadi bagian. dari rangkaian perilaku diri anggota
,'.luarga dart dihubungkan dengan masaJah peran aktual atau keluarga sendiri (Goldenberg. & Goldenberg, 2000). Se­
'potensial(Tabel12-3). Intervensi ini bedasarkan penelitian bagai contoh, seorang perawat keluargadapatberfungsi
dan ,diurilik~n secara rinei dengan baik di dalam buku sebagai model peran pemberiasuhan dengan menunjukkan
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 317
bagaimana membantu lansia yang pernah terserang stroke mitra peran sehingga pelaku peran mencapai sekum­
berjalan dengan ama!l. pulan peran yang secara kolektif relatif sarna dan
Latihan peran adalah strategi penambahan peran kedua menguntungkan. Negosiasi peran melibatkan meme­
yang dianjurkan oleh Meleis (1975). Di sini, periJaku perim ngaruhi anggota dari kumpulan peran seseorang se­
dan reaksi orang yang bermakna secara mental dikukuh­ hin,gga mereka setuju untuk mengubah peran dan
kan. Strategi ini sangat membantu saat sebuah 'Peran baru alokasi sumber.
dapat diantisipasi. Praktik mental ini mempersiapkan 4. Kurangi interaksi dengan mitra peran. Akan tetapi,
individu terhadap perubahan peran di masa yang akan da­ jika mitra peran memHiki saling ketergantungan yang
tang. Perawat dapat secara efektif menggunakan latihan tinggi, taktik ini biasanya menyebabkan tawar­
peran dengan orang tua, suami-istri, dan dalam hubungan menawar peran yang tidak berhasil dan penjarakkan
orang tua-anak. Membantu anggota keluarga melatih inter­ peran. Menarik diri sebagian dari interaksi dapat me­
aksi mereka merupakan bimbingan antisipasi yang baik. redakan ketegangan peran saat saling ketergantungan
Strategi penambahan peran yang ketiga adalah permula­ tidak terlalu besar dan saat pengurangan interaksi
an perujukan ke kelompok rujukan. Kelompok rujukan mungkin terjadi (Hardy & Hardy, 1988). Anjuran ini
adalah kelompok yang dengannya seorang individu atau sering kali tidak mungkin dalam hubungan keluarga.
keluarga diidentifikasi. Kelompok swa-bantu dapat men­ Untuk pemberi asuhan primer yang mengalarni kete­
jadi kelompok rujukan kuat bagi individu dan keluarga. gangan dalam peran pemberi asuh~n mereka, respite care
Kelompok swa-bantu membantu anggota mereka untuk dan partisipasi dalarn kelompolv perawatan diri dianjurkan
beradaptasi dengan peran baru mereka dengan berbagi pe­ (Dell Orto, 1988; Jacob, 1999). Studi mengenai ketegangan
rasaan dan persepsi dalam kelompok dan memberikan pe­ peran pemberi perawatan dan laporan dari kelompok pen­
mecahan praktis untuk membahas isu terkait dengan peran dukung keluarga menunjukkan bahwa periode respite care
baru. Perawat sering kali memulai perujukan anggota ke­ yang terjadwal secara teratur sangat penting untuk meng­
luarga agar bcrjuang untuk belajar sebuah peran baru ter­ atasi keletihan dan tekanan peran (Pallett, 1990). Respite
hadap kclompok swa-bantu dan, dalam. beberapa kasus, care adalah perawatan sementara bagi individu yang meng­
mengarahkan kelompok swa-bantu 'atau bertindak· sebagai alami disabilitas yang bertujuan memberikan keringanan
seorang konsultan untuk kelompok tersebut. bagi pemberi asuhan primer (Dell Orto). Ternan dan kelu­
Pros~s yang digunakan dalam penambahan peran ada­ arga kadang kala berfungsi sebagai pemberi asuhan peng­
lah komunikasi. Melalui komunikasi, informasi baru yang ganti.
dibutuhkanuntuk mengukuhkan peran baru atau pilihan Perawat dapat membantu keluarga dalam menemukan
peran dapat dibagi. Perasaan dapat disaring-seperti pe­ sumber komunitas untuk respite care, seperti tempat pc­
rasaan marah. depresi, dan frustrasi terhadap kesulitan da­ nitipan untuk orang dewasa, penempatan rumah kepe­
Jam mempelajari peran bam. Eksplorasi persepsi anggota rawatan semen tara, danJatau rawatan rumah yang inter­
keluarga mengenai apa yang telah berubah dan bagaimana tniten. Sayangnya, terdapat kelangkaan pendanaan untuk
peran berubah telah memengaruhi mereka adalah area pen­ pelayanan respite care. Upaya pelopor telah dibuat oleh
ting untuk dibahas. Dan akhimya, melalui komunikasi, kelompok dan organisasi untuk mengimplementasikan
kIien harus didorong untuk menemukan infomasi baru dan program respite care bagi pemberi asuhan dengan anggota
menggali pilihan peran mereka sendiri. keluarga yang secara perkembangan, fisik, atau mental
tidak mampu atau yang mengalami kelainanmental kronik.
INTERVENSI UNTUK KETEGAN,GAN PERAN Beberapa situasi pemberian asuhan keluarga sangat sulit,
Terdapat beberapa cara untuk membahas ketegangan dan tanpa respite care atau home care (rawat rumah),
peran. Perawat keluarga dapat menelaah pilihan berikut tekanan keluarga dapat meningkat' dengan percepatan
dengan ahggota keluarga yang mengalami ketegangan perhurukan fungsi keluarga. Masih saja beberapa pemberi
peran: asuhan mungkin ragu untuk menerima respite, care dan ,
mungkin ruembutuhkan dorongan seman gat untukmeng-,
. 1... Definisikl;U1.ulang peran dalam hal perilaku apa yang
.. dipertimbangkan sebagaiperforma peran yang ade­ atasi kekhawatiran mereka sehingga mereka· dapatmeng­
.'kua(sebagai contoh; ajari pemberi asuhan mengenai ambil ktiuntungan dari'layanan respite care yang tersedia·
cara meningkatldm fungsi di an(ara anggota keluarga(Strang & Haughey, 1998). ' .'.
, yang mengalami ketidakmarnpuan (Jacob, 1999).­ Partisipasi dalam kelbmpo~dukutlgan swa7b;mtu for­
2. Identifikasi kompleks peran individu (berbagai peran mal bagi pernberi asuhan telah terbuktisangat ptmting
y~mg 'diperimtan oleh .pelakri peran) dan tetapkan dalam· meningkatkan moral. dan rnencegah isolasi sosial
prioritas dalarn sebuahperandan,diantara pecan. pada pemberi asuhan.(JacQb, 1999; Pallet,1990). Perasaan'"
", ,3. Tawar-menawarperan atau negosiasikan dengan , dan frustrasi, serta pemecahan ,praktis,dibagi da1arn ke­
318 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL124 .
' . " .,. '.'

DIAGNOSIS KEPERAWATAN (NANDA) GANGGUANPERFORMA PERAN DF;NGAN BATASAN


KARAKTERISTIK DAN INTERVENSI KEJ!ERAWATAN TERKAIT . . . .' . ..
TRANSISI PERAN INTERVENSI. UTAMA .
.. Merasci. marah dan depresi .
.• Peningkatan KOping
.Perubahan dalam palo tanggung jawab biasanyci
·Peningkatan Peran. . ..
• Perubahan kemampuan unfuk melakukan peran' INTERVENSIYANG DIANJURKAN·
• Ketidakmampuan mencapai peron yang diinginkan
. • Bimbingon AntisipOtif '. . .
~ Menolak berpartisipasi dolarri peron. . .
• .Dukungan Pemberi Asuhan .
JARAK PERAN . .• Konseling .
• ' Ketidakpastian mengenai kebutuhan peron • Dukungan Pembuatcin Keputusan
• Kurang pengetahuan mengenai peron • Dukungan Emosional .
• Perbedaan persepsi peron • Dukungan Keluarga
KONFLIK PERAN • Pedoman Sistem Kesehoton
• Penetapan Tujuan Bersama
• Kebingungan . • Dukungan Spiritual
• Frustasi peron (konRik intraperon atau antarperon)
• Kelompok Dukungan . ~
• Ambivalensi tentang peron
• Peningkatan Sistem Pendukung
• Keterampilan pemecahan masalah tidak adekuat
• Klarifikasi Nilai
• Ketidaksesuaian atau ketidakcocokan harapan peron
INTERVENSI PILIHAN
KEGAGALAN PERAN
• Peningkatan Keterlibatan Keluarga
• Menarikdiri
• Jaminan Otoritas
• Kehilangon keterompilan peron
• Peningkatan Citra Tubuh
• Ketidakmampuan mencapai peron yang diharapkan
• Restrukturisasi Kagnitif
• Menolak berpartisipasi dalam peron • Terapi Keluarga
• Kesulitan belajar peron ooru
• Manajemen Alam Perosaan
• Peningkotan Normalisasi
• Peningkatan Sosialisasi
• Pecegahan Pemakaian Zot
Sumbar: McFarland & Macfarlane (1993); Johnson, Bulecheck, McCloskey, Dochferman, Moos, & Moorhead, (200 I).

lompok.. Intervensi tambahan guna mengurangi beban peran dengan praktik yang diharapkan di negara barn me­
pemberi asuhan meliputi pendidikan dan latihan keteram­ reka juga dianjurkan.
pilan bagi pemberi asuhan (Schmall, 1994). Banyak ayah di masyarakat kita tidak melakukan peran
ayah yang diharapkan dari mereka saat inL Hanson dan
INTERVENSI UNTUK PERAN YANG TlDAK Bozett (1987) dan Kunst-Wilson dan Cronenwett (1981)
ADEKUAT menganjurkan beberapa taktik yang dapat digunakan pe­
Peran yang tidak adekuat merujuk pada pelaku peran tidak rawat untuk meningkatkan partisipasi aktif yang lebih be­
memenuhi perilaku peran yang merupakan bagian dari sar oleh ayah dalam perawatan kesehatan keluarga. Anjur­
peran .tersebut. Dalam tipe masalah peran ini, harapan an inl mencakup: .
. peran ditetapkan oleh masyarakatdan harapan tersebut 1. Dorong ayah untuk mengunjungi klinik dengan anak
menimqulkan konfiik dimgan perilakupelaku peran. Stra­ mereka dan mengunjungi klinik pranatal serta klinik
tegi dukurigan dan konseling, serta strategi pengajaran, keluarga berencana dengan pasangim/istri mereka.
.harus digunakan dalam kasus ini. Anggota keluarga perlu 2. Dorong ayah untuk berpartisipasi dalam keloinpok
memahaml kebutuhan peran;' mereka sangat inemerlukan dukungan bagi pria dan sentra sumber jika mereka
. infonnasi. Dianjurkan untuk berfokus padaklarifikasi per­ merrierlilkan dukungimuntuk melakukan peran ayah
sepsi dan meningkatkan kesadaran akan harapan yang ber­ mereka. .
laku.· Selain itu, dalam bekerja dengan keluarga imignin, 3. Dorong partisipasi ayah dalam kelas persl,l.linan dan·
...ti:teiiunjukkan penghargaan terhadap perilaku peran yang menjadi orang . t u a . · .
•.berasal dari. budaya dan membandingkan kebiasaan pelaku 4. Dorong ayah dan ibu untuk menegosiasikan peran
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 319
pengasuhan bayi dan anak. Pembagian peran dan ne­ keluarga untuk rnenelaah ketidaksesuaian peran dan
gosiasi peran melibatkan kesepakatan antara orang­ menuju alokasi peran yang berbeda atau mungkin
orang yang terlibat berkenaan dengan perilaku yang harapan peran yang berbeda.
diharapkan da]am pernn yang terkait.
5. Dukung keterlibatan aktif ayah da]arn perawatan per­ INTERVENSI UNTUK KEGAGALAN PERAN .
salinan, pe]ahiran. dan bayi baru lahir di rumah sakit
atau rumah bersalin. Kegagalan peron menyiratkan bahwa klien tersebut telah
mencoba menjalankan peran, tetapi gagaJ. Kegagalan pe­
ran membahas kurangnyapengetahuan dan keterampilan
INTERV.£NSI UNTUK KONFLiK PERAN untuk peran tertentu dan mungkin kesiapan emosionaI atau
Intervensi untuk konflik peran mencakup konflik intra­ perkembanganyang dibutuhkan. Strategi bertujuan menye­
pernn dan antarperan. Panduan untuk masalah ini meliputi lesaikan masalah kegagalan peran dan membantu anggota
hal berikut: . keluarga untuk mencapai kepuasan kompetensi peran.
1. Sebelum memberikan intervensi, rencanakan stategi Mengajarkan mengenai kebutuhan peran sangat penting
untuk mengurangi at,au menyelesaikan konflik peran. dilakukan. KonseIing suportif mencakup mendorong ang­
Untuk rnelakukan hal ini, tentukan sumber tekanan gota keluarga untuk menyuarakan kekhawatirnn dan per­
dan tipe konflik pernn yang ada. tanyaan mereka tentang peran baru mereka. Karena kHen
2. Mendengarkan secam aktif, mendorong ungkapan sering kali kecewa dan frustasi mengenai peran baru ter­
frustrasi dengan konflik peran. sebut, penting untuk mengenali dim memuji setiap perilaku
3. Dorong rnitm peran yang sedang dalam konftik untuk yang berhasil. Kekuatan dan -sumber yang dirniliki kHen
mendiskusikan persepsi dan perasaan mereka menge­ juga harns dikenali dan didukung.
nai pernn yang diperdebatkan. Kesimpulannya, perawat keluarga marnpu mengkaji

4. Dorong anggota keluarga untuk rnendiskusikan per­ dan memberikan intervensi secara efektif guna membantu

sepsi dan perasaan mereka bersarna-sarna dan bantu . ke]uarga dengan transisi peran dan masalah peran. Dalarn
mereka dalam ·pemecahan masalah. mengkaji peran keluarga formal dan informal,pemahaman
5. Bantu keluargauntuk rnenetapkan prioritas. perawat mengenai kekuatan dan sumber keluarga juga di­
6. Anggota keluarga harus berternu bersama-sarna un­ tingkatkan. Hal ini mernberikan perawat, data penting guna
tok rnendiskusikan ketidaksesuaian peran. Pernwat, merencanakan intervensi untukmenyelesaikan masalah .
bertindak. sebagai· fasilitator, mendorong anggota kesehatan.

~RANGKUMAN
• Individu menjalani kehidupan mereka dalam rang­ • Komplementer peran merupakan fungsi peran ade­
kaian jaringan hak dan kewajiban keluarga yang di­ kuat yang berdasarkan pada kecocokan antara perfor­
sebut hubungan peran. Fungsi peran yang adekuat, rna dan harapan pasangan dalam sebuah hubungan.
penting bagi individu dan keluarga serta fungsi Peran selalu beIpasangan dengan peran timbal-balik
keluarga .yang teIpenuhi rnelalui performa peran dari .orang lain. Seseorang tidak akan pemah dapat
keluarga. melihat peran secara terpisah.
• Perilaku, performa, dan pengukti'ban peran adalah se­ • Stres peran terjadi saat stroktur sosial menciptakan
mua istilah yang dapat digunakan saling bergantian tuntutan yang sangat sulit, menimbulkan konflik, dan
. yang menunjukkan apa yang sesungguhnya dilaku­ mustahil bagi pelaku posisi dalam struktur sosial ter­
kan seseorang dalarn suatu posisi sebagai respons sebut.
. tethadap harapan pernn. • Konftik peran terjadisaatpemilik posisi inerilersepsi~
.. . Pembagian peran berkenaan dengan partisipasi dua kan bahwa ia berlawanan dengan hara.pan yangtidak
oraogatau lebih dalam pernn yang s~ma meskipun sesuai. Sumber ketidakses!laian dapatdisebabkanpe­
triei'eka memegang posisi yang berbeda. rubahan .pada harapan dalam· pernilikposisi, orang
• Pengarnbilan pemilihan· peran· inerupakan .pada ke­ lain, ataulingkungan.. .• .. . .•.. . . . . ... ...
mampuan anggota keluarga untukmembayangkan •. Peran formal adalah peran eksplisitdan. perao infor­
.diri mereka sendirjdalampenin yang berlawanan, mal adalah peran implisit dalil.m kehiarga: Peran in­
. alau rriitra peran,sehirigga dapat memahami dengan formal dimainkanuntukmemenuhi· kebutuhan emo- .
baik bagaimana rnerek.a· harus berperihiku dalam . .i;ional individu ·dan/atau .memeliharakeseimbangan
. peran rnereka. sendiri. . . keluarga. Seor~ng anggotakeiuarga individu merne­
320 8AGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

rankan banyak peran dalam sebuah keJuarga, baik sehat. Dalam keluarga yang disfungsional, alokasi
formal maupun informal, dengan beberapa dari peran peran menimbulkan masalah.
ini dibagi bersama. • Pada sebagian besar contoh, ketika seseorang meng­
• Faktor utama yang memengaruhi struktur peran for­ alami gangguan kesehatan, satu anggota keluarga
,mal dan informal meliputi kelas sosial, ,bentuk ke­ atau Jebih mengemban peran pemberi asuhan. Ang­
luarga, latar belakang etniklbudaya, tahap perkem­ gota keluarga, dan wanita khususnya, memainkan
bangan (sikJus hidup) keluarga, model peran, dan peran penting sebagai pemberi asuhan primer bagi
peristiwa situasional sepe11i gangguan kesehatan pa­ anggota keluarga dari semua usia yang tergantung,
da anggota keluarga. sering kali akibat ketidakmampuan fisik .danlatau
• Delapan peran dasar yang menyusun posisi sosial mental kronik. Konsekuensi pemberian asuhan mung­
suami-ayah dan istri-ibu adalah peran provider, peng­ kin negatif atau mungkin terlihat positif oleh pemberi
urus rumah, pengasuhan anak, rekreasional, perte­ asuhan.
manan (memelihara hubungan dengan keluarga dari • Dalam suatu periode krisis, seperti yang disebabkan
pihak ayak dan ibu), peran terapeutik (memenuhi ke­ oleh penyakit serius anggota keluarga, struktur ke­
butuhan afektif pasangan latau pasangan intim de­ luarga dimodifikasi, keluasan modifikasi bergantung
wasa]), dan peran seksuaL pada derajat anggota keluarga yang sakit mampu
menjalankan peran keluarga biasanya dan pemusatan
• Seiring dengan pergerakan wanita dari rumah ke tem­
peran keluarga atau tugas-tugas yang kosong.
pat kerja dalam dekade bam-barn ini, peran mereka
• Terdapat empat area pengkajian struktur peran
telah berubah, dan secara berhubungan, periIaku
keluarga: Struktur peran formal, struktur peran
mitra peran mereka telah berubah. Terdapat lebih
informal, tipe model peran, dan variabelyang
banyak fleksibilitas dan variasi pada peran pria dan
memengarnhi struktur peran.
wanita. dalam keluarga sekarang ini dibandingkan
• Masalah peran dapat dinyatakan sebagai suatu diag­
dekade'yang lalu.
nosis keperawatan keluarga, dengarr mengingat bah­
• Masa menjadi kakek/nenek adalah suatu pengalaman wa 'masalah peran melibatkansedikitnya dua orang:
heterogen, dengati banyak variasi dalam hal bagai­ pelaku peran dan mitra perannya. Karena masalah
mana peran tersebut dikukuhkan. Konteks riwayat, peran bisanya sangat umum, sangat membantu untuk
usia, etnisitas, kelas sosial, dan dan jenis kelamin menyebutkan batasan karakteristikdan faktor-faktor
cenderung menyebabkan perbedaan yang bermakna yang terkait. Diagnosis NANDA yang terkait dengan
dalam pengukuhan peran kakeklnenek. peran diidentifikasi.
• Dalam keluarga yang sehat, alokasi peran masuk akal • Terdapat sejumlah intervensi keperawatan yang ber­
dan tidak menyebabkan kelebihan beban pada satu hubungan dengan peran keluarga, termasuk interven­
atau lebih anggota keluarga serta menghasilkan si untuk peningkatan, ketegangan, kegagalan, konflik,
terpenuhinya fungsi keluarga dalam keluarga yang dan tidak adekuatnya peran.

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA GREEN


Tn. dan Ny. Green adalah pasangan muda, lelah menikah selama 3 tahun;dengan anak laki-Iaki
berusia 2 tahun. Suami berusia 23tahun adalah pengumpul sampah, dengan penghasilan $
28.000 per tahun.la menyelesaikan dua tahun sekolah menengah atas, istrinya yang berusia 22 .
!?hun .1~lusan s~kolah menengah atas.· (Tetapi per:owat keluarga berk~to: ."Sulit untu.k d~percaya· .
pka dlhhat dan kosa katanya yang burukdan tullsan tangan yang suht d!baca bahwa fa telah
.. menyelesaikan sekolahmenengah atas. II Submlnya berkata: "10 tergolong bodoh di sekolah,
...•. tetapi orarig-orcing menyukainya dan ia d<;lpat lulus''], . .... . ..... ..... .... ...... . . .. ...
.. ... .. Tn, Green adalahseOrong pria kurus dan tinggi, bergerak larl'lbatdan betbicarapelan. Ketika •
ditanya apciyang ia sukaidai"i .dirinyo, iamenjawab, II Orangmengatakan kepadaku, oku
·adalahorang yongsantai letopi bukonlah sedrang yangbodoh". Pengkaji mengarnoti sikap
. seoloh-olah malas seperti perilok\). dad seorang pria yang berpikir bahwa sebagian besaror~ng,
•. ·khusushya wanita,menjadi terlalu bersemdngcitmengenai sesucitu dansongat konyOI.Ja ..·.•·
. .... ·me1aporkan bahwa. ia berhenti sakolali padc'l usia 14 tahun karena ia tidok lTienyykaisekblah: . .
... .. SemEmjak itu ia telahmemegang ~eiumlahpekerjaan yang tidak membuluhkan kElterompilCl I1 . • ..
. 'Berkimaan
' , . " '
dengan
.
" .
pekerjaannyasekarang inis~gaipengumpul
- " , "
sampah,iarner)9citakon:
-". " ..
',~""". " .
•.
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA 321
"Orang-orang menertowokanmu korena bekerja. di jalurini. Sciyo tidok tahu apo yang terlalu lucu

mengenai ini. Ini horus dilokukan. Meskipun tidak ado maso depan dolom pekerjoan ini dan

bayarannya menyedihkon. Soya sedang berencono berhenti dari pekerjaon ini secepat soya

mompu. Semuo orang mencori soya sekorang ini, don sesuotu.sedcing bersiop untuk segero

muncul". . ' .

· B?ik Tn. Green moupun istrinya mengungkopkan kepuo~aan terhodap hubungcm seksuol.don ..
· perntkahon mereko S(:lcara umOr:n. Tn. Green bertanggunelowpb terhodop segalo sesuatu dl luor

rumah (taman .rumqhl don memperbaiki rumoh mereko, don Ny. Green bertangggung jawob

terhodof> interior rumoh .don anak. .

. Kesepakatcin .otamo dolom komunikosi di antaro mereka adolah nonverbal. Tipe pola .

komunikasi ini dimulai selama masa perkenalan mereko. Ketika ditonyakan apokah suaininyo

pernah mengotokan mencintoinya saat ia melamornyo, Ny. Green menjowab, "Ia semakin

bersikap lebih lembut pada soya don soya tohu bahwa ia mendnta; soya serta komi terus

berpel~kon ?an terus d?n ia,ingin meneruskannya lebih jouh dan soya tidak mau melakukannyo

kecualt komi okan mentkah.' Perowat menanyakan apakah Tn. Green pemoh mengatakan terus

terang bahwo ia terpesana oleh Ny. Green atau menginginkan Ny. Green atau sesuatu semacom

itu. Tn. Green mengatakan, "Tidak, komi tidak tertarik okan hal semacam itu." Ketika Ny. Green

memberitahu bahwo ia hamil, "Tn. Green tampok sedikit lucu soot sOya memberi tahunya,tetapi

ia tidak berkata banyok. Anda tahu itu yang akan terjadi. Setelah beberapo soot, ketika -,

kehQmilan soya muloi membesar, ia kadang menanyakan kepada soya bagaimona perasaan

soya."

Ny. Green diminto menjelaskan pertengkaran mereka.lo mengotakan mereka sedikit

bertengkor, tetapi soot mereka melakukannya, pertengkarannya sekitar hal-hal seperti kegagalan

suominya membantu memindahkan perabot atau kegagolannya melakukan sesualu yang dituntut

suominya. "Komi hanya mengakhirinya." 10 dapat mengumpat dan kemudian io tahu bahwo ia

telah berlaku kasor pada soya dan meminta maaL" Tidak ada percakapan tentang pertengkaron

· tersebut, tetapi Tn. Green membontu mengeringkan piring-piring atou menanyakan opakah ;0

menyukai ~cora televisi atau ingin sesuatu yang lain. Ny. Green mElraSa bahwa pembicoraan

tidaklah baik, karena dapat.memperburuk sesuotu.

. . Soot ditanya apakah mereka ingin membicarakon mengenai opa yang membuat orang cocok

otau membahos hal yang benar dan salah, masing-mosing dalam wawoncaro terpisah berkata,

"Tidak, komi tidok pemah membohas sesuotu:" Tn. Green menambahkan, "Boik benar maupun

salah-apa ada yang horus dibahas?" .

R
"Percokapan sikap tubuh antara Ny. Green dan suaminya ini sangat berbeda sekali dengon

komunikosi yang mencirikan hubungannya dengon kerabat atau teman wan ita. Dolam banyok

loporan, Ny. Green mengungkapkan kehidupan emosionalnya kepada kerabat atau teman

wonitanya d<;m hal ini meluas sampai ke isu pengo loman di luar "dunia feminim" wanito rhudo,

tugas rumah tangga, atou gosip,

Ny, Green mengunjungi saudara perempuan dan ibuRya setiap hari. "Oh yo/ ia mengatokan

tentang.saudara perempuannya, "komi saling bercerita segala sesucitu, apa pun yang komi

pikirkan. Komi tidak menyembunyikon apa pun. Komi mendiskusikan andk-anok,runiah,

memasak, dan Rhal yang menyongkut wanita." Tetapi ketika ditonya apokah ia dapat bercerita .

kepada suaminya, ia menjawob, "Tentu soja, soya dapat bercerita kepodonyo tentong segalo . .

sesuotu yang horus dk:eritakan," 10 memandang bohwa "pria dan wanita melakukanpekerjaan .

yang berbedo' ia tidak ingin diganggu dengon pekerjaan soya membersihkan rumoh don onok ..

~ert.a soya tida~ ine.. :;n diganggu dengo.n.peke.ria~nnyo: 10 mengambil keputuson besor dan soya....

ttdak perlu menbutkannyo, Kadang-kadong komi horus melakukan sesuatu hal yongsama, •. .'
sesuatu di sekitar rumah don komi horus saling memberitahu. '. . . ' . '. .' . •...• '., .

· :. Keiika ditonyakan opo yang membantunya soot ia'ibersedih," Ny. Green ineniowob,/~Bicara

dengan'souddra perempuon saya atau kodcmgibuSllyo membantu:" Ketik6 ditanya largsung ..... .

apakah perccikapan dengan suaminya pernah r:nengho~ilkanpengcirUh yangsomo, ia. menjowtJp,

. 'Tidak'" . . .' '. . . . •.. . '. .... .... ."


. .• Tn,'Green r:nenikmati kehidupan sosial YClng aktifdengan temoncJarkerabot priqnyo. Tn.·.· .
. '. Green mengungkapkan kepada oycih dan saudara loki-Iakinya mengenaikekhaviatirannyo '.•
. bohwa Ny. Green akan membuat .anok laki-Iokinyo meniadi IIbanci" ,dan ie secaro telatur,
• betkonsultasi dengan' mereko tentang renconopekeriaaannya, 10 tidak r:nen:lbicarcikantqpik
322 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

pekerjaannya dengan istrinya karena IJtidak perlu membuatnya senang". Tunggu sampai ini pasti.
Wanita menganggap semuanya menyenangkan dan mereko bicara terlalu banyak.
Tn. Green sering menemuiteman-temannya beberapa kali seminggu dan se!iap sabtu sore. Ny.
Green tidak selalu tahu di mana Tn. Green menemui "temannya" saat Tn. Green pergi di sore
hari. Tn. dan Ny. Green mengakui sendiri bahwa minum bir besama teman-teman adalah
penyembuhan terbaik untuk depresinya .

• Diambil atas izin Random House, Inc., dari Blue Collar Marriage, oleh Mirra Komarovsky berker;a soma
Jane H. Hok 1982, 1964, 196701eh Random House, Inc.

lfj LATIHAN
Tinjau sketsu keluurxa dal1 j(/wab pertanyaan terkait.
1. Kedua pasangan menikah menandai pernikahan ini sebagai pernikahan "bahagia." Hal ini
karena:
a. Keduanya berasal dari kelas s()sial yang sarna.
b. Keduanya mcmbagi harapan peran pernikahan yang sama.
c. Keduanya mcngingkari seberapa saling terasing sebenarnya dan seberapa tidal<
memuaskannya perni kahan mereka.
d. Kehidupan seks mereka adekuat. .
2. Pernikahan ini menggambarkan:
a. Kurangnya saling memahami di antam pasangan.
b. Jumlah komunikasi yang tidak menladai daJam area bermakna kehidupan keJuarga.
c. Persahabatan dalam pernikahan tersebut tidak esensial guna membuat suatu pernikahan
yang memuaskan.
d. Kedua pasangan tidak saling berkomunikasi seeara terbuka.
3. Tipe pemikahan ini sering terlihat daJam:
a. Keluarga berpenghasilan rendah.
b. Keluarga kelas pekerja, memili keterampilan, berkulit putih.
c. Keluarga yang tidak terorganisasi (kaeau).
d. KeJuarga kulit putih kelas menengah.
4. MeJaJui komunikasi pasangan tersebut kita dapat mendapatkan bahwa:
a. Kedua pasangan menjalankan peran pria-wanita tradisional.
b. Ny. Green lebih suka pindall dan bersama saudara dan ternan perempuannya.
c. Peran kelja Tn. Green adalah perhatian utamanya.
d. Tn. Green ingin membesarkan anaknya menjadi 'seorang pria."
5. Tipe hubungan mana yang paling eoeok dengan pernikahan ini?
a. Simetris
b. Pararel
c. Komplementer
6. Lengkapi uraian singkat mengenai peran fonn~1 pasangan dari apa yang dapat disimpulkan .
dan narasi.
7. Jika istd in.gin sekolah kejuruan dan mulai mempertanyakan peran seksual tradisional
suaminya dalam keluarga, jenis masaJah peran apa yang rriungkin terjadi? (Sebutkan
minimal satu.)
8. Sebutkan dua strategi untuk mengurangi atau menyeJesaikan. masalah peran yang
teridentifikasi dalam peltanyaan nomo1' 7.
Jawab pertanyaan berikut ini.
. . 9. Pasangkan def1ni.~i atall deskripsi yang benar dengan istilah yang tepat.
BAB 12 STRUKTUR PERAN KELUARGA ·323·

Istilah Definisi
a. Peran 1. Status
b. Posisi 2. Ketidaksesuaian peran (intraperan atau antarperan)
c. Pengukuhan peran 3. Sekumpulan peri1aku dari seorang pemilik posisi sosial
d. Sosialisasi tertentu
e. Konflik peran 4. Proses pembelajaran peran keluarga dan orang dewasa
f. Peran timbal-balik dalam persiapan tanggung jawab sosial
g. Ketegangan peran 5. Menyeimbangkan struktur keluarga untuk memelihara
h. Homeostasis peran stabilitas
i. Perobagian peran 6. Partisipasi bersarna dalam memenuhi peran yang sarna
7. Peran komplementer
8. Kekhawatiran atau rasa bersalah yang dirasakan sebagai
akibat kesulitan dengan pengukuhan peran atau adanya
konflik peran .
9. Perilaku sebenarnya yangditunjukkan dalam sebuah
peran
Pertanyaan nonwr 10-12; Apakah pemyataan berikut ini benar atau salah?
10. eara yang paling fungsional untuk memelihara keseimbangan keluarga dalarn menghadapi

perubahan adalah dengan mengunakan fleksibilitas peran.

11. Prlnsip komplementer menyebutkan bahwa harus ada keseSuaian dalarn harapan dan

perform a peran oleh mitra peran agar stabilitas dan keselarasan ada dalarn hubungan

tersebut.

12. Hubungan pasangan dalam keluarga merupakan hubungan ayah-anak laki-Iaki dan ibu­

anak perempuan .

. 13. Identifikasi tiga perbedaan yang umum terlihat dalarn struktur peran antara keluarga
berpenghasilan rendah dan sedang.
14. Sebutkan lima contoh peran informal yang tampak dalarn keluarga, yang menunjukkan

mana dari peran tersebut yang dapat berfungsi.

15. PemeIiharaan peran informal penting bagi keluarga karena (pilih jawaban yang paling

baik):

a. Peroeliharaan peran informal meringankan kelebihan beban pada beberapa anggota.


b. Tanpa peran tertutup keluarga tidak ada.
c. Masing-masing peran formal memiliki hubungan dengan peran informal.
d. Mebilui penerimaan peran informal, homeostasis dipertahankan dan kebutuhan
sosioemosional indidividu dipenuhi.
16. 'Mengapa baik peran formal dan informal penting untuk dikaji?
17. Berikan alasan mengapa pelabelan menghambat tumbuh kembang individu! .
18. Identifikasi dua karakteristik; peran keluarga orang tua tunggal yang berfungsi sebagai

stresor bagi keluarga dan anggotanya.

19. Apa dua masalah peran utama dalam keluarga orang tua tiri?
Penanyaan nomor 20-22; Apakah pemyataan berikut ini benar atau salah?
, : ':
":' '... ~.';
20. Ketika seorang anggota keluarga sakit, cara mengatasi situasi yang paling fungsional.ada1all

membiarkan peran tersebut tidak dipenuhi sampai ia sembuh. . . ..

21. Fleksibilitas perlfil menunjukkan bahwaanggota keiuarga· inempunyai mo(ivasidan

kapasitas ul)tukberpindah serta mengukuhkari keinbali perao barn jika djperlukim~ •.. • ...

22. Orang tua kelas menengah 'umumnya lebih memerhatikan peningkatankeandalan diriclan
kemandirian dalarnpraktik membesarkan .anak. mereka,sedangkan orang tua kelas bawah
menekankan penghorma.tan dan kepatuhan. ... .. ... . . .
23. Pemberi asuhanpria filengalami efek merQgik~n pembenari asuhan~angl~bih besar

dibandingkan pemberi astihan Wanita. . .

.I

1 3

··~······
. .,

. ". :.- ."~.

NILAI KELUARGA·

-Pt; 151 BAB

DEFINISI DASAR Pendidikan

Nilai Persamaan

Nilai Keluarga Perkembangan dan Penguasaan Lingkungan

Keyakinan Orientasi Masa Depan

Norma Efisiensi, Keteraturan, dan Kepraktisan

Aturan keluarga Rasionalisasi

KESENJANGAN DI DALAM SISTEM NILAI Kualitas Hidup dan Pemeliharaan Kesehatan

Keragaman Nilai Sosial Toleransi Terhadap Perbedaan

Pertentangan Nilai Antara Budaya dan Sub-budaya yang NILAI KElUARGA


Dominan VARIABEl UTAMA YANG MEMENGARUHI NIIAI KElUARGA
Pertentangan Nilai Antara Generasi Status Sosioekonomi Keluarga .
Perbedaan Antara Anggota Keluarga dan ProFesional . Elnisitas dan Akulturosi Keluarga

Pelayonan Kesehatan lakasi Geografik (Urban, Suburban, atau Rural)

PERUBAHAN NILAI UNTUK MASYARAKAT AMERIKA Perbedaan Generasi

ORIENTASI NILAI UTAMA PENGKAJIAN KElUARGA


Produktivitas/Pencapaian Individu
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KElUARGA
Individualisme
INTERVENSI KEPERAWATAN KElUARGA
. Materialisme/Etika Konsumsi
Klarifikasi Nilai .
Etika Kerja
Pendekatan Konseling lintas Budaya
RANGKUMAN

Pt; SASARAN PEM BELAJARAN

1. Mendefinisikan istilah nilai, nilai Keluarga, keyakinan, 5. Mengidentifikasi variabel yang memengaruhi sistem nilai .
norma, dan atUran keluarga, serta merijelaskan artinya keluarga dan yangdapaf. menimbulkankonfliknilai.. ,'.
terkait dengan pengkajian keluarga. 6. Membahas aspek kehidupan keluarga yang. hcir:U.s~i~ •
2. Menguraikan akibat umum dari perbedaan dalam nilai­ sertakan dalam pengkajian keperawaron ierhodpPriiIQi('
.nilai antara klien dan petugas kesehatan. keluarga. ':, .:- ......
3. MengidentiFikasi dan menjelaskan secara singkat empat 7. Menyebutkan diagnosis keperawatan, yang menggam·'
perubahan penting terbaru yang terjadi dalam masya­ barkan masalah aktual dan potensial yang dopa! muncul
rakat terkait dengan nilai-nilaikeluarga.. . ketika keluarga menghadapi konRikn,iI(]k.,< ' ( "
4. Membohas orientasi nilai utQma dari masyarakat 8. Menjelaskanarti dan kJiuanpr6sesklariGkosinilqt·,./~
' . . ::-: '..
'" . ... ~;;
"

Amerika dalam kaitannya dengan kepentingan'mereka


soot inidanhubungan timbol balik satu dengan
lainnya.
BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Karena sistem nilai merupakan salah satu dari empat bebasan) adalah ..... .lebih disukai dibandingkan sikap pe­
.. 'dimensi struktur keluarga yang saling bergantunglmendu­ rilaku sebaliknya atau keadaan akhir eksistensi" (hIm. 5).
'. kung, pengkajian kesehatan keluarga tidak lengkap tanpa Nilai adalah gambaran utama sistem keyakinan individu
.. menganalisis norma dasar/niJai penting yang diyakini oleh karena kualitas yang berlangsung lama; bukan merupakan
suatu keluarga. Pemahaman tentang apa yang penting perilaku semen tara. Nilai berfungsi sebagai panduan untuk
. menurut keluarga tertentu sangat diperlukan dalam bentuk bertindak. (Rokeaeh)
:pengkajian, diagnosis, dan interv~nsi perawatan kesehatan, Nilai befungsi sebagai panduan umum berperiJaku.
. ",sehlngga praktisi pelayanan kesehatan mengetahui bahwa Dalam keluarga, nilai membimbing atau mengarahkan per­
. '. '. keyakinan dan nilai yang dianut suatu keluarga memenga­ kembangan keyakinan norma atau aturan yang dianut ke­
'ruhi perilaku keluarga dan anggota keluarganya. Selanjut­ luarga. Misalnya, jika seseorang menilai kesehatan dan
'nya, apabila nilai dan keyakinan keluarga telah teridentifi­merasakan kesehatan adalah sesuatu yang didambakan, ia
kasi; perawat dapat Iebih memahami dinamika dan perilaku lebih cendemng untuk melakukan peneegahan kesehatan
·keI~arga. dan menjalani perilaku hidup sehat. Selain itu, ia memiliki
Sebagai profesional pelayanan kesehatan, perawat batasan moral (aturan atau norma keJuarga) menentang ke­
mempunyai kecenderungan untuk mendiagnosis atau me­ biasaan hidup tidak sehat. .
netapkan suatu keluarga sebagai keluarga yang patologis Nilai tidak statis. Sebagai individu atau keluarga yang
apabila mereka menyimpang dari nilai kebudayaan dan berkembang setiap saat dan dalam situasi tertentu di ma­
norma dasar. Kebanyakan penelitian tentang keJuarga ber­ syarakat, dalam kehidupan keluarga atau pribadi memer­
dasarkan pada kebudayaan yang umum atau dominan (di­ lukan perubahan prioritas, nilai tertentu yang utama atau
uraikan kemudian), dan kita harus sangat berhati-hati da­ potensi~d dapat berubah. Selain itu, keluarga dan individu
lam memperkirakan penemuan ini terhadap semua tingkat jarang berperilaku sebagaimana pola niJai yang konsisten.
sosial dan kelompok kebudayaan, yang memiliki kondisi Nitai tertentu bersaing dengan nHai lainnya yang dilakukan
lingkungan dan tradisi sangat berbeda dari kebudayaan secara simultan seperti persaingan antara nil~i individualis­
Amerika yang umum. me dan kebebasan yang berlawanan dengan nilai kekelu­
Pengkajian yang cennat terhadap sistem nilai suatu ke- . argaan (memenuhi kebutuhan keluarga sebelum kebutuhan
,Iuarga akan membantu untuk menyesuaikan intervensi pe­ pribadi). Nilai tertentu juga tidak dapat dipectanggung
rawatankepada keluarga tertentu atau keJompok keluarga jawabkan secara sadar, sedangkan nilai \ainnya dilakukan
yang sejenis.Perawat perlu bekerja dalarn sistem nilai ke­ secara sadar.
Iuarga dan mengaitkan pelayanan_dengan tujuan yang pen­
Nilai memiliki sifat hierarkis. Beberapa nilaibersifat le­
ting bagi keluarga yang dibantu. Misainya, telah diterima
bih utama, membentuk atau memengaruhi hampir seluruh
dengan baik bahwa "ide dan metode yang paling tidak me­
aspek kehidupan keJuarga, sedangkan nilai lainnya bersifat
mengaruhi kebiasaan, keyakinan, dan nilai pasien mene­
sebagai pelengkap, kurang memiliki pengaruh; hanya me­
mui hambatan lebih sedikit dibandingkan ide dan metode
mengaruhi aspek terteniu dari gaya hidup keluarga dan
yang berupaya mengubah nilai dan pola perilaku yang
fungsisehari~hari. .
ada".(Dougherty, 1975. hIm. 441).
Dalam mengkaji sistem nHai keluarga, penyedia pela­
yanan kesehatan juga barus mengetahui prioritas dan nilai NILAI KELUARGA
yang mereka yakini serta menguji secara hati-hati bagai­
mana nilai dan perilaku mereka yang ;baik-dan kadang Nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, pe­
. tidakbegitu samar-memengaruhi perawatan yang ber­ rilaku, dan keyakinan tentang nilai suatu hal atau konsep
.pusat pada keluarga. TujuaIi utama dalam mengkaji nilai yang secara sadar maupun tidak sadar mengikat anggota
ke1uarga adalah menunjukan kepada keluarga penghargaari .keluarga dalam kebudayaan sehari-hari atau kebudayaan
,~ dart penghormatan terhadap perbedaan sist13m mlai . un;lUm (Parad & Caplan, 1965). Warisan kebudayaan ke­
: ·i(ClemeIi; 1977). '. . luarga merupakan sumber utama dari sistem nHai keluarga
~~\ .,.,

dan norma. SebaJiknya, kelompok lceluarga merupakan


. sumber \:ltama dari sistetn keyakinan, sistem nilai, dan nor­
maanggota keluarga tentang sifat dan makna kehidupan di
~j~~l~l. . •~~:;::::=':i::t~=:iru, .an bagmmana men­
;r~;'~M~~iall~atu definisi ni1~i yang paling luas.dirumuskan oleh . ' Konfigurasilsusunan nilai keluarga menguraikan mak- .

:~:;'.;;:R~jlc~a,ch(1973): "Nilai adalah keyakjnan abadi bahwa sikap sud terhadap peristiwa pentingtertentU dan pada saat yang

"J.' ';%a.kuierl~ntu atau keadaan akhir eksistensi (seperti ke­ . samanienunjukkan eara untuk berespons terhadap situasi

:,~:;-?. "<,"":, .." ..

f,~{f'i:%{J:>:\ -'
BAB 13 NILAI KELUARGA 327
ini. Konfigurasi nilai memberikan definisi tentang dimensi KEYAKINAN
waktu; berisi konsep tentang tanggung jawab dan nHai
Wrigtb, Watson, dan Bell (1996) menyatakan bahwa "ke- .
individu anggota keluarga; mengurutkan tujuan hidup ter­
yakinan adalah lensa atau mata bagaimana kita me'tihat
tentu yang biasa tercapai; menetapkan kerangka .dalam
atau memersepsikan kehidupan. Keyakinan merupakan pi:- '
kaitannya untuk menghadapi risiko yang berhubungan
jakan kuat dari perilaku, kita dan merupakan esensi dati
dengan munculnya keinginanldorongan hati yang menye­
kepedulian kita. Keyakinan merupakan cetak biro atauda~.
narigkan; menetapkan pesan, pikiran, dan perasaan apa
sar bagi kita untuk membangun kebidupan dan berinteraksi .
yang seharusnya atau tidak:, seharusnya diungkapkan dan
dengan kebidupan lainnya" (hIm. 3). Istilah keyakinan di­
kepada siapa; dan pada akhimya merupakan sUlitu sistem
setarakan dengan perilaku, penjelasan, perjanjian, asumsi
sanksi.
yang dibangun, kecenderungan, dan nHai. Keyakinan
Nilai dipeJajari dari keluarga asli, yang rnerupakan
membimbing dan mengarahkail keluarga serta individu da­
pembawa dasar nilal sosial dan kebudayaan dad satu ge­
Jam bertindak (Wright & Leahey, 2000)~ Jadi, keyakinan
nerasi ke generasi berikutnya. KeJuarga asH mengasimila­
dan perilaku satu sarna lain saling berkaitan dan berhu­
sikan nilai sosial dan kebudayaan serta memodifikasi be­
bungan. Pilihan keluarga membuat perubahan dari keya­
berapa nilai untuk disesuaikan dengan nHai yang dimiliki.
kinan mereka, yang pada gilirannya dikembangkan dati
Nilai sosial berubah, dengan beberapa nilai menjadi lebih
sistem nHai yang dianut mereka. Sistem keyakinan kelu­
penting dibandingkan perubahan lainnya. Nilai tersebut
arga dapat dipelajari, dikomunikasikan, dan dipertahankan
b~rubah dan memiliki pengaruh yang besar terhadap ke­
sepanjang waktu. Keyakinan memiliki akar kebudayaan
luarga; yang sangat memengaruhi nilai, nonna yang di­
dan sosial yang mendalam. Pembahasan tentang keyakinan
miliki, dan pada akhimya memengaruhi perilaku.
keluarga terhadap kesehatan dan penyakit disajikan di da­
Nilai keluarga bukan hanya merupakan suatu cerminan lamBab 16.
dari masyarakat tempat individu atau keluarga berada, te­
tapi juga cerminan dari sub-budaya ketika individu atau
keluarga diidentifikasi. Sebagian besar orang termasuk da­ NORMA
lam kumpulan sub-budaya berdasarkan kelas sosial, latar Norma adalah pola perilaku yang dianggap benar oleh ma­
belakang etnik, pekerjaan, jenis kelamin, kelompok ternan syarakat, sebagai sesuatu yang berdasarkan pada sistem
sebaya; agama yang dianut dan Jain-lain. Sub-budaya ada niJai keluarga. Norma juga merupakan perilaku modalitas.
dalam kebudayaan dominan yang lebih Iuas, sehingga as­ Dengan kata lain, norma menentukan perilaku peran yang
pek sfstem nHai tersebut juga meliputi sub-budaya. Bagian tepat bagi setiap posisi di dalam keluarga dan masyarakat
dari sub-budaya tertentu berespons terhadap sistem nilai serta menetapkan bagaimana mempertahankan atau men­
dominan dan sub-budaya, walaupun dalam suasana yang jaga hubungan timbal balik, dan bagaimana perilaku peran
berbeda, nilai yang satu atau Iainnya mungkin Iebih relevan dapat berubah dengan perubahan usia pemilik posisi ini.
terhadap individu atau keluarga. Tentu saja, semakin tinggi
tingkat kesesuaian antara nilai sub-budaya keluarga dan
nHai komunitas, semakin mudah penyesuaian individu dan ATURAN KELUARGA
keluarga, dan semakin tinggi tingkat keberhasilan keluarga Aturan keluarga merupakan refteksi atau ungkapan yang.
yang akan berhubungan dengan komunitas. lebih khusus dari nilai keluarga dibandingkan dengan nor-
Keluarga sering merniliki nHai yang tidak mereka sa~ ma keluarga. Peraturan adalah pengaturan khusus' bagai:.
dari. Kebutuhan praktis belaka sering'kali mengganggu ni­ mana keluarga menegakkan atau menetapkan, ~rilaku
lai keluarga dalam kehidupan sehari-hari sehingga nilai yang dapat diterima atau yang tidak dapat diterima. Aturan
terse but tidak: dapat dikenali lagi (Graedon, 1985). Dalam keluarga, Iebih banyak dituntun bleh nilai abstrak, .meni-'
membantu keluarga, baik perilaku aktual dan nHai yang di­ ~rikan stabilitas, kesamaan,dan mengarahkan kebutuhan.
anut, keduanya perIu dipahami-apa yang dikatakanpenting anggota keluarga. HQImaIi'(1979)menyatak~bahwa a~r~ .....
·oleh keluarga mungidn berbeda dengan perilaku. hlctual. ' ankeluarga.membentuk m.iru.:::biIdaya (rriinilalltut)kd~~ ,:
Dalam antropologi, hal ini disebut sebagai .nyata atau jelas arg~, pengertian .uIl1um yangnlelidefinis*~"karakter in;'.
versus ideal (keluarga mendukung 'nHai) (Leininger, ·1978).· dividu· d~, seiiap keluarga.karena berbedadari semua' .
Perbedaan antara idealisme dankenyataan secaraunium keluargaJrunnya. . > .. ' : .,. :. ,.. . . . " , ' .,.;"'

disebabkan keluarga membuat adaptasi pmgmatis terhaqap Suatucontbh bagainiana ~iIaikeluai::gaIliYIl1pei:~ihatlciui··

konteks sosial· dan riwayat khusus~ Keluarga minoriUl.s. sistem nilai yang ~rll;iku dal~ kelu~ga;(iupprll<dal.aril. ,\

.yang miskiri sering kali haius berdamai dengan nilal atau oeberapa kel~atgaLati~. TinggiIlyatiihlik~kdu,atgaa#.\ '''i

idealisme.karena kenyataan yang kejam dan sulit.dalatiJ. .pada kehiarga Latin mei1j~laskannoima.dah'aturan~d~'cL::;?

kebidupan mereka. 'argaqahwaanggQtli extended family adalahbagiai'idarr:<.u

. , ,.' .:,. ;··:"t',,<..,'<;


BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

'j(1rnilia"
dan diperlakukan sedemikian rupa. Nilai juga sebagai alat media di an tara kebudayaan (atau masyarakat
menentukan aturan keluarga ten tang komunikasi-mungkin luas) dan individu, ini berarti bahwa dasar ketidaksesuaian
.·spa yang boleh atau tidak boleh dibicarakan dan disampai­ dalam nitai antara kelompok rujukan kebudayaan keluarga
kan kepada siapa. Mengingat tingginya nilai penghormat­ dan masyarakat yang lebih luas mengakibatkan konflik ni­
ankepada orang yang lebih tua, khususnya ayah, terdapat Iai tertentu, yang meningkatkan ketegangan dalam ke]uar­
..... (jalam. beberapa keluarga, menyebabkan aturan keluarga ga sebagai suatu sistem dan juga berpengaruh negatif ler­
"/tidak dapat secara terbuka menentang keputusan atau tin­ hadap anggota keluarga. Larrabee (1973), seorang Indian
dakan'ayah. Cheyenne, menjelaskan pertentangan nilai dan salah satu
Aturan keluarga adalah cerminan tingkat keberfungsian pengaruhnya:
keluarga. Whall (1986) memperkuilt hubungan ini dengan Dalam upaya mengajarkan kepada kaum muda tentang
. .... meriyatakan . bahwa secara umum "wajar jika dikatakan diri mereka, kita harus memberitahu mereka tentang niJai
, bahwa keluarga disfungsional memiliki peraturan disfung­ kasih, hormat kepada tua, kebersamaan, dan kebijaksanaan
sional karena satu peraturan menurunkan peraturan yang . suku Indian. Kami mengharap anak-anak kami memiliki
lain" (hlm. 100). . dan memahami nilai ini. ApabiJa anak-anak kami ber­
sekolah dan guru mengatakan bahwa mereka harns belajar
berhemat bukannya berbagi, anak-anak menjadi bingung.
~KESENJANGAN DI DALAM Konflik nilai yang dahsyat iill menimbulkan tingginya
tingkat bunuh diri di antara kaum muda kami.
S.lSTEM NILAI
Pengamatan yang sarna tentang pertentangan nBai di­
KERAGAMAN NILAI SOSIAL temui di dalam literatur tentang keJuargaJorang tua Asia­
Amerika yang mempertahankan nHai tradisional mereka
KonHik yang tidak terelakan di antara keJuarga dan ma­ dan anak-anak mereka (terutama remaja) yang mengikuti
syarakat, teIjadi karena terdapat begitu banyak faktor dan nitai Amerika ten tang kebebasan, individualisme, dan ber­
pengalaman yang membuat perubahan nUai dan norma jn~ sikap sombong. Hal ini adaIah masalah koflik .nilai yang
dividu atau keluarga. Isu atau konflik yang tidak disele­ secara umum akan dibahas dan dibiearakan lebih dalam di
saikan sering tampak karena tradisi dankumpulan norma Bab 20 (Hong, 1996; Pedersen, Draguns, Lonner &
yang baru muneul secara bersamaan, yang keduanya berada Trimble, 1996).
di dalamatau di luar keluarga. Di dalam komunitas, keIom­ Penemuan Cleveland dan Longaker (1972) memperkuat
pok atau individu tertentu menolak norma-norma baru dan bahwa konflik nilai mengakibatkan kekacauan ,terhadap
lebih berpegang teguh pada pol a tradisionaI, sedangkan keluarga etnik. Berdasarkan data komprehensif yang di­
. individu dan kelompok lain. menemukan pola tradisional kumpulkan dari wawancara, kunjungan rumah, uji coba,
yang tidak dapat diterima dan terikat pada serangkaian dan pembahasan terapeutik, mereka menyimpulkan bahwa
norma dan nilai yang baru. Perubahan sosial menyebabkan masalah emosional di dalam anggota keluarga yang dipe­
timbulnya wilayah konflik yang besar. Meskipun nilai lajari adalah fungsi dari dua proses: (l) konflik nilai antara
masyarakat kita pluralisme, yaitu sistem serta pola yang masyarakat di lingkungan keluarga dan keluarga itu sen­
tradiSional dengan yang baru dapat berjalan secaia ber­ diri, dan (2) bentuk pengulangan kebudayaan meremehkan
damping an, perbedaan sosial ini berperan dalam menim­ din senditi karena kegagalan individu untuk menyesuaikan
bulkan konflik dan kebingungan dalam keluarga. Isu nilai ketidaksesuaian orientasi nilai.
keluarga yang sangat umum berhubungan dengan arti
pemikahan itu sendiri bagi individu yang terlibat. Seeara PERTENTANGAN NILAI ANTARA GENERASI
tradisional, pemikahari telah dipandang sebagai sesuatu
." . yang sakral dan mengikat; saat ini, di antara orang yang Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sumber ketiga kon­
'~end9k!1.ng~Hai sosial yang baru, pernikahan mungkin f1ik nHai dalam keluarga terletak pada perbedaan nilai di
.:iipanoang:sebagai',.suatu kontrak sematayang dengan antara generasi. Suatu keluarga dapat terdiri dari beberapa
~(mudahdapat dibatalkan apabila salah satu atau kedua belah generasi individu, masing-masing membawa nilai' dasar
,p~h~'memp"myai ketidakpuasan yang logis. generasinya k~ dalam kelompok keluarga. Nilai konflik
~<':,.. '",' ~','." . tidak dapat dihindarkan ketika kakek memegangnilai
~;\;~PERTENrANGAN NILAI ANTARA BUDAYA tradisi, orang lua dipengaruhi oleh kombinasi nHai tradisi
dan progresif, serta anak~anak dipengaruhi oleh nilai barn.
Wk~'':DANSU8~BUDAYAYANGDOMINAN
.;:";,;<~\::,,,,t;,. Konflik di antaragenerasi ini biasa terjadi terutama bila
¢r~u~u!1llainriya dari konflik'nilai adalah pertentang­ rumah tangga merupakan extended family atau keluarga
').nilaikebudayaan dominan dan. kelompok rujukan yangmeiniliki anak usia remaja. Pertentangan nilai antara
\:'f,i\. Y~ankeluarga. Ketika kitamenganggap keluarga generasi ini Juga membesar pada generasi pertama kelu­

~~l~£";:,:,··

BAB 13 N.lLAI KELUARGA329

arga imigran dar:i negara-negara Timur. (Hong & Ham, bahwa Civil Right Movement ditandai dengan dimUlainya '
1992). ' . revolusi kebudayaan Amerika. Karena pergolakan dalam' ,
masyarakatdan keluarga, tetjadinya pelebaran strata sosial,', ,"
PERB~DAAN ANTARA ANGGOTA KELUARGA meningkatnya kemiskinan, tumbuhnya kebudayaankon­
DAN PROFESIONAL PELAYANAN KESEHATAN sumerisme dan materialisme. (Lebey, 2001; Samuelson,
1986); globalisasi ekonomi lOta, dan akhir-akhir ini
Salah satu stresor utama dalam hubungan antara tenaga ancaman' terorisme, nill!i kebudayaan Amerika secar~
profesional pelayanan kesehatan dan kli~n keluarga adalah bersamaan dibentuk dan dimodifikasi. Walaupun keluarga •
perbedaan sosial yang ada karen a perbedaan kelas sosial telah secara mas merasakan ancaman berbagai peristiwa '
dan/atau nilai kebudayaan. Apa biJa pr9fesional kesehatan, sosial dan pergeseran nilai secara bersamaan, membalikkan
dan keluarga tidak memiliki dasar keyakinan dan nilai keadaan 'ke zaman "masa keemasan tradfsi kuno" tam-'
yabg sarna, hasilnya sering berbeda tujuan, komunikasi paknya gagal, meskipun upaya keras dilakukan oleh be­
yang tidak jelas, dan masalah interaksi. Sebagai tenaga berapa kelompok fundamental is dan reaksioner.
profesiotial yang beketja dalam sistem peJayanan kesehat­
Perubahan fisik, sosial, dan teknologi yang sangatbesar
an utama, perawat biasanya menjunjung tinggi nilai kebu­
telah tetjadi. Contohnya, dalam 200 tahun terakhir, ukuran
dayaan dominan yang merupakan bagian yang terj>isah
fisik orang Amerika Serikat meningkat empat kali dan per­
dalam sistem pelayanan kesehatan. Nilai kebudayaan do­
, minan ini umumnya terdapat pada orang kulit putih, Anglo­ tumbuhan penduduk mencapai 52 kali lebih besar. Kita
telah berubah pesat dari masyarakat desa dalam jumlah
Saxon, Protestan (WASP), Brink (1976) menjelaskan sis­
besar menjadi negara urbanisasi yang tinggi. Sedangkan
tem nilai perawat Amerika sbb:
hanya 1% dari penduduk Amerika lulusan SMA pada ta­
Perawat Amerika, dididik di Amerika Serikat, masuk hun 1800, 76% penduduk Amerika pada saat itu lulusan
daJam klasifikasi sistem nBai "Old Yankee". Perawat SMA. Selain itu, akhir-akhir ini, negara berubah' dar:i
Amerika berein futuristik, berorientasi menjalankan tugas '
negara yang sebagian besar orang kuHt putih, suku bangsa
'profesi, individualis dalam membuat keputusan" namun
Anglo-Am~rika menjadi suatu bangsa dengan pertumbuhan
berorientasi Jangsung di insitusi kesehatan, meyakini bah­
wa peny,akit dapat ditanggulangi, dan tidak memandang penduduk yang dahsyat terdiri dari penduduk Asia, Afrika­
manusia itu baik atau jabat, tetapi sebagai orang sakit (him. Amerika, dan Hispanik. '
, ,63.761). Dari beberapapenulis (Aldous, 1996, Koten, 1987,
'Selain itu, usia rata-rata perawat tradisional sekitar 44 Glick, 1989, Schwartz, 1987, Yankelovich & Gurin, 1989)

tahun:Konflik nHai dapat timbtil ketika perawat baru,rlari menyatakan bahwa kekuatan nilaitradisional (terutama,

generasi muda (generasi x) berinteraksi dengan kelompok etika Protestart) telah merosot. Survei terhadap penduduk

sebaya mereka (baby boomer) dan dengan bertarnbahnya Amerika dan nHai serta gaya hidup mereka menunjukan

jumlah pasien lansia. ' bahwa masyarakat Amerika, terutama kelas menengah,

Gambaran pemberi pelayanan kesehatan memiliki suatu saat ini merupakan kelompok yang sangat heterogen. Saat
orientasi nilai yang sama tanpa meniadakan realitas bahwa ini, tidak seorang pun beroriencisi pada nil3i inti seperti
banYak perawat dan mahasiswa perawat datang dari latar pada tabun 1960 dan 1970-an. Koten dariWall Street
belakang kelas sosial dan kebudayaan yang berbeda serta Journal menyepakati bahwa tidak ada lagi satupun per~g­
memiliki konfigurasi nilai dan tujuan tertentu, sambil me- kat nilai yang dianut oleh masyarakat kelas menengah.
nyesuaikan nilai utama dari sistem perawatan kesehatan "Hanya ada beberapa hal yang diingirikan oleh manusia
sebagai bagian dari mereka. Sering kaIi tetjadi, keluarga di dan ,beberapa hal yang mendorong setiap orang untuk
lain pihak, berasal dari segala petjalanan hidup menganutmel~kukannya" (hIm. 25). " ,', , " •
nilai yang berbeda dengan petugas kesehatan. Karena latar ' ", Pergeseran nilai telah mendorong perubahan institusio-,'
belakang kelas dan kebudayaan dari kebanyakah kliep nal di seluruh masyarakat. Farnily ServiCe, America (i9,84)
berbeda dengan tenaga profesional pelliyariankesehatan,dan Sca:nzoni,(1987) menjelaskan'suryei yarigdilak:Ukan:','
'terdapat kemimgkinan konftik nilai (Lan ver; '1980). ' ' " ',' terhl:ldap ti8.Qgs~Arrierik/l, ,s~sul!i dbngaQ nilaiYml,gtpe,:¢ka": .,
, l~p?I"kaIl;.yartg~bagiQal~~l~<ikelompok.:,Di:~awba@~' , " "
~P,ER, U BAHAN N I LAI D'"'.. ,,;llk:hir r~n~kaian/a9;ilah ,,'~~utriiradisiOrillr(ttlldisionali&)'{'.
, ',Yallg mend(J]rungnilaitradisi,sepc#'ti,n:tenieliliarakes~pari~ ,

·. ::~E~~iiis1~~~~t~.~Iii1g;.!

BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

£>-1"U":~U'-U'. berJumlah banyak. Mereka menghargai beberapa menghargai pekeljaan daripada keluarga, mengaJami gang­
'·'~,!J..l,¥:AQ,lu..·.dan baru serta tujuannya. Scanzoni melaporkan guan keluarga lebih besar karena pekerjaan mereka dan
;';' ". '. 'dal~ suatu survei nasional yang terdiri dari 20% kurangnya kepuasan keluarga .
•···'kaum ti'ildisional dan 20% lainnya gelombang (kelompok) Karena begitu banyak kekhawatiran yang memengaruhi
<~aniatau progresif, sementara 60% merupakan kelompok pilihan individu terhadap tujuan pekerjaan, sering kali
.... · · . pertellgahan. Sebagian besar sosiologis menjelaskan bah­ teJjadi penundaan daIam pemilihan karier. Banyak orang
'wanilaikita berada dalam keadaan ftuktuasi atau transisi. Amerika belum juga mengetahui bagaimana cara bersantai
Peilingkatan .proporsi keluarga baik keluarga yang me­ dan menikmati hidup, seperti yang terlihat dengan kece­
. '~pa1ffinor:ang tua-tunggal. carnpuran, atau cohabiting masan atau kekhawatiran mereka dengan aktivitas dan
. janiily,pasangan yangbercerai, memberikan bukti perge­ produktivitas dan sejumlah orang yang mengalami stres
.·senm dari iradisional, nilai. konvensional pada individualis, yang berhubungan dengan penyakitnya. Konsekuensi pe­
.dan nilai utilitarHm (Glick 1980; Teachman, Tedrow & rilaku lainnya atas nilai pencapaianlprestasi kita adalah
Crowler, 2001). pengaruhnya terhadap seseorang yang tidak mempunyai
Walaupun terjadi pertentangan terus-menerus. antara kedudukan yang diinginkan dan keadekuatan peran untuk
nilai baru dan tradisonal serta hasil pembaruan dalam mlai produktivitas. Bagi orang-orang tersebut, penekanan terha­
dan prioritas, kesinarnbungan jumlah yang substansial dap prestasi sering menyebabkan kehilangan tujuan dan!
dalam sistem nilai Amerika•. tetap ada. Pembahasan tenlang atau pengasingan diri.
orientasi mlai inti masyarakat Amerika dikaitkan dengan Agar sebuah nilai dapat terus menciptakan perilaku dan
pergeseran mlai yang terjadi akhir-akhir ini, memberikan tujuan individu, harus tersedia sistem sosial yang memiliki
landasan untuk memahami bagaimana nilal keluarga yang sanksi dan reward (imbalan). Menurut McKinley (1964),
utama saat ini. Beberapa nHai terse but me~adi kurang ada empat reward penting yang harus ada bagi suatu
penting saat ini dan nilai lainnya menjadi jauh lebih "kesuksesan", yang disebut dengan "lmpian bangsa
penting. Pembahasan ten tang pergeseran proritas terhadap Amerika (American Dream)": Kepemilikan atas materi,
nil~ a<;lalah sebagai berikut. status dan persetujuan interpersonal, kendali' terhadap
orang lain, dan kendaH tehadap diri sendiri (otonomi).
Kluckholm (1976) menyebut nUai perilaku normatif
OR~ENTASI NILAI UTAMA interpersonal masyarakat Amerika, atau karakter bangsa­
nya, seperti yang dicontohkan di· dalarn "melakukan
.Meskipun terjadi kemerosotan posisi etika Protestan seku­ orientasi". Karakteristik yang paling menonjol adalah tun­
ler dan keberadaan nHai konflik lain yang sangat kuat, tutan untuk bertindak dalam bentuk pencapaian!prestasi
serangkaian nilai inti maslh membentuk dan memengaruhi dan sesuai dengan standar eksternal (masyarakat). Orang
penduduk Amerika, pada tingkat yang bervariasi, dan de­ yang "menyelesaikan pekerjaannya" dilihat sebagai orang
ngaD demikian' membentuk kehidupan keluarga serta yang produktif. Orang yang menemukan cara untuk me­
perilaku tenaga profesionaI pelayanan kesehatan (Lihat lakukan sesuatu dan mampu menjadi orang yang dapat me­
Tabel13~1 yang memuat nilai inti orang Amerika). nyelesaikan masalah secara rasional akan sangat dihargai.
Sejalan dengan "melakukan pekerjaan" adaIah mlai do­
minan dari tetap sibuk; orang yang menganggur cenderung
PRODUKTIVITAS/PENCAPAIAN INDIVIDU
terlibat masaIahlkejahatan (Stewart & Bennettt, 1991).
Produktivitas dan pencapaian' individu telah diketahui Berbagai jenis sanksi interpersonal yang diterapkan ter­
• seGal-a konsisten sebagai nilai tradisional pokok dalam hadap individu yang "tidak produktif' termasuk pengang­
':;: 'IIiasy~akat(D' Antonio 1983; McKinley, 1964; Williams, guran, mereka yang kaya, atau bagi mereka yang memilih
,1960):Suks¢s. danpencapaianlprestasi, yang merupakan nitai yang jelas berbeda dari nHai yang berlaku di ma­
.". .' hasilclaIj'produktif, adaIah kohsekuensinilru so­ syarakat. Tanggapan ini berkisar dari gunjingan, bahan ter­
.." ·B~IlD~ttt,1991). Di.lingkungan kel!lS me­ tawaan,cemoohan sampai pengasingan sosial, isolasi, atau
,:~~"U!;;'~k 'JJ"'l~Vj"41.,,,·.1l·'b~sar . ditempatkan .pada. pencapaian . penolakan. Tanggapan masyarakat beragam bergantung
::'i>','rlrl1"~rln .telu1alffia pencapaianlprestasidalarri pekerjaan.. pada penilaian masyarakat mengenai di mana leta.k tang­
. .,. rneijyebabkan konflik interpersonal gung jawab terhadap ketidakproduktifandan sejauh mana
!AAn;~:~.u.J:ar1:lra.alJaL,ua.· pencapaian/prestasi kerja haflls ber­ .penyimpangannya. Sebagai hasil dari peno]akan masyara­
. disepakati dandianut oleh individu kat, sering· kali .seseorang mengikuti atau mengad!lptasi
iapenuhi druam .keluatganya sikap yang sarna yang dilakukanterhadap dirinya (y.L
:~ufliJlaJ,1' &; Uhlenberg, 2000); Carlson and harga diri rendah, kurangnya penghargaanterhadap did),
iIl€~.neltn·ll]·lqm·.hahw.a iIldividu yang lebih suatu fenomena yang disebut "self-fUlfilling prqphecy".
BAB 13 NILAI KELUARGA 331
meningkatnya kepentingan individualisme saat ini (Bellah,
DAFTAR 13-1 Madsen, Sullivan, Swidler, & Tipton 1986, Glick 1989,
NILAI INTI BANGSA AMERIKA Orthner, 1995, Schwartz, 1987). Menurut Lesthaeghe
(1983), kebebasan pilihan individu adalah salah satu nilai
• Produktivitas/pencapaian individu sosial yang penting di dalam masyarakat Barat. Kecende­
• Individualisme rungan ke depan semakin individualisme dan bebas serta
• Materialisme/Etika konsumsi jauh dari sifat kekeluargaan dan kolektivisme semakin
• Etika kerja lemah namun tidak mematikan idealisme lembaga perni­
• Pendidikan kahan yang permanen. Kecenderungan nilai ini juga telah
• Persamaan
menyebabkan pergeseran dari kebudayaan yang berpusat
kepada anak ke egosentris (Elkind 1994). Pergeseran ini
• Perkembangan dan penguasaan lingkungan
membuat orang menjadi kurang teJikat pada akar kebu­
• Orientasi masa depan
dayaan institusi tradisional keluarga, masyarakat, dan or­
• Efisiensi, keteraturan, dan kepraklisan ganisasi keagamaan serta lebih terikat pada penc~paian
• Rasionalitas tujuan individu-tidak terikat oleh tanggung jawab tradi­
• Kualilas hidup dan pemeliharaan kesehalan sonal (Orthner; Rossi 1986). Berdasarkan kecenderungan
• Toleransi lerhadap perbedaan . demografi, penulis lain juga menekankan bahwa individu
di dalam masyarakat Barat menjadi manusia yang "meno­
lak terhadap komitmen jangka panjang dan semakin ber­
Keluarga kelas menengah dan kaya, yang menekankan fokus pada otonomi individu serta tidak terikat" (Rossi,
pada produktivitas dan prestasi/pencapaian individu telah him. 123). Beberapa penulis (Elkind: Popenoe, 1995) me­
meluas dari orang dewasa dalam keluarga hingga anak­ yakini bahwa kecenderungan individualistik telah berakhir
anak mereka. Tofler dan DiGeronimo (2000) menyatakan demi kebaikan masyarakat, keluarga, dan individu. Mereka
"geilerasi orang tua ini meinginkan tidak hanya untuk menyatakan bahwa hingga saat ini, telah ada keseimbang­
menganjurkan dan melindungi namun juga mendorong, an antara membantu komunitas dan keluarga (kolektivitas)
menekan, dan mendesak anak-anak mereka untuk menjadi dengan membantu diri sendiri. Keseimbangan ini telah
ujung tombak" (him. xvii). Orang tua sangat antusias untuk menjadi berat sebelah ketika individu menjadi lebih ber­
meningkatkan prestasi tinggianak-anak dan merampas ke­ fokus pad a kepentingan mereka sendiri
bahllgiaan masa kanak-kanak mereka. Anak dipaksa ber­ lndividualisme adalah kebalikan dari doktrin Kristen
alih dari tempat bermain .di lingkungannya untuk mengi­ tradisional dari etika timbal balik, yaitu "Anda adalah pen­
kuti kelas musik, perkumpulan olah raga, kelas persiapan jaga saudara Anda " atau kekeluargaan, ketika kebutuhan
SA T, dan kontes modeling. Tofler dan DiGeronimo (2000) keluarga Jebih didahulukan daripada kebutuhan anggota
menyatakan "menekan anak untuk menjadi yang terbaik keluarga. Individualisme menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai potensi besar untuk merusak kesehatan indivi­ harus membuat keuntungannya sendiri. Survei besar yang
du di dalam diri anak (him. 9). Ketika orang tua mendo­ dilakukan Bellah dan rekan (1986) menegaskan sentralitas
rong dan mengharapkan prestasi yang tinggi terhadap otonomi personal dan individualisme di Amerika Serikat.
anak-anak mereka, kesulitan akan muncul karena sulit un­
lndividualisme juga melibatkan keterkaitan nilai kean­
tuk membedakan an tara dorongan dan eksploitasi, serta
dalan dan tangung jawab diri. Keyakinan umum menyata­
antara mendukung dan mengikuti model orang tua yang
kan bahwa orang yang "kuat" adalah orang yang mampu
menyimpang. Jika kepentingan eksteinal dari prestasitpen­
mengendalikan kehidupan mereka dan, karena alasan itu,
capaian anak-anak (ketenaran, tambahan uang, pengakuan
pasti diikuti dengan kurangnya pengendalian diri menjadi
sosial, penghormatan) menjadi tujuan utama orang dewasa,
bukti lemahnya kepribadian seseorang. Pemenuhan terha­
maka tahap beJikut akan menjadi racun dan cepat atau
dap kebutuhan diri sendiri adalah nilai lain yang terikat
lambat pada akhirnya merusak perkembangan anak. Tabel
kuat dengan individualisme.
13-2merangkum pedoman .yang dapat digunakan untuk
menjaga keterlibatan orang tua terhadap prestasilhasil Banyak keluarga yang merupakan kelompok etnik lain­
pencapaian tinggi anak-anak dalam batas-batas normal nya tidak ber~agi nilai individualisme yang sarna (Sillars,
dan suportif. 1995). Sebagai besar dari keluarga tersebut beroritentasi
pada keluarga, yaitu ada banyak saling berbagi dan bergan­
tung di an tara anggota extended/amity. Dalam kebudayaan
INDIVIDUALISME
kekeluargaan yang tinggi, identitas dan posisi individuda­
.Pada banyak tulisan tentang perubahan nilai dalam ma­ lammasyarakat dapat lebih ditegaskan oleh keluarga dari­
syarakat dan keluarga Amerika, ada kesepakatan mengenai pada pencapaian individu (Sillars).
332 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

MATERIALISME/ETIKA KONSUMSI kan pendisiplinan dan pelatihan yang dibutuhkan bagi


individu untuk mempertahankan tujuan yang sukar di­
Kepemilikan liang dan barang tidak hanya merupakan pahami illi dan termotivasi dengan baik oJeh janji yang
reward penting terhadap hasil produktif, tetapi juga meru­ mcmuaskan.
pakan nilai utama masyarakaL NUai ini disebut materialis­ Bersamaan dengan niaterialisme menjadi hiburan dari
me (Stewart & Bennett, 1991). Samuelson (1986) menuJis larangan terhadap keekspresifan dan hedonisme (Orthner,
tentang "the discovery afmoney (pencarian uang)" dan me­ 1995). Di daJam masyarakat yang menjadikan konsumsi
ningkatnya kecemasan serm obsesi masyarakat terhadap barang sebagai nilai yang mendasar, masyarakat menik­
kekayaan sebagai ukuran keberhasilan. Uang dan kekaya­ mati untuk berhenti menjadi pertapa dan menyangkal diri.
an menjadi landasan kekuasaan dan prestise serta menjadi serta mengabaikan kesalahan dalam menghambur-hambur­
simbol utama kesuksesan dan pencapaian. Uang disakral­ kan uang dan mengekspresikan kesenangan mereka. Pe­
kan sebagai suatu nila! lebih dan di atas nilai lainnya, yang mimpin politik mendorong rakyat Amerika untuk meng­
digunakan untuk mendapatkan barang dan ja:.;a atau untuk hamburkan uang dan dengan demikian mempertahankan
menambah kekuasaan. Masyarakat, melalui institusi uta­ ekonomi sehat.
rna, memperkuat penekanan kebudayaan ini kecuali mung­ Nilai moral dad menghemal dan menabung merupakan
kin pada kelas bawah. Institusi ini bersama-sama memberi- bagian dari etika Protestan. Seperti nilai tradisional lain­
nya. sebagian kecil dan kepentingan mereka timbul dan
pengadaan singkat barang dan uang yang ada di masa lalu.
DAFTAR 13-2 Kenyataannya, kemampuan untuk menghemat dan me­
nabung sering kali penting untuk kelangsungan hidup.
Akhir-akhir ini, bangsa Amerika nampaknya telah
PANDUAN BAGI ORANG TUA DALAM
mengabaikan nilai ini sepenuhnya (kecuali mungkin ang­
MENDUKUNG PRESTASI,'INGGI ANAK
gota ma..<;yarakat dari generasi tua) sebagai bukti dari ke­
• Orang rua harus memahami anak-anak sebagai biasaan kita dalam mendapatkan barang dalam jumlah
.individu yang unik dengan atribut/karakter secara ~sik besar dan secara terus-menerus mengganti barang-barang.
dan psikologi yang dimilikinya
Toffler (1970) menyebut ini sebagai "keusangan yang di­
• Orang lua harus dapat mengenali kebutuhan fisik dan

rencanakan'~. Kita telah berlaku seoJah-olah pengadaan


psikoJogianok dan kemudion membuat dan

memprioritaskan keputusan berdasarkan permintaan


barang dan sumber penghasilan terbatas. Etika konsumsi
bukan keinginan, ambisi, dan ongon-angan mereka.
ini secara lua:.; telah menggantikan etika hemat, dan ma­
• Orang tua seharusnya dapat mengetahui dan syarakat yang "menghabiskan" menjadi masyarakat yang
membedakan antara perasaan marah dan kekecewaan "membuang" (Inkeles. 1977). Dalam masyarakat teknokrat
mereka (termasuk kebanggaan dan kesenangan saat ini, banyak barang yang sangat murah sehingga peng­
mereka) serta perasaan anak: mereka tidak boleh gantian barang dipandang lebih murah dibandingkan per­
menoniolkan perasaan mereka sendiri kepada anak­ baikannya. .
anak.
Akan tetapi, saat jni kita dapat melihat kesederhanaan
• Anak tidak boleh pemah merasa bahwa kasih sayang
orang tua adalah merupakan bagian dalam
kembali ke tujuan "mempertahankan". Terlihat jelas pada
memenangkon atau melakukan yang terbaik dalam hal perubahan perilaku masyarakat Amerika, bahwa kebiasaan
pendidikan, oIah raga, karier, atau usaha sosial boros dan konsumtif sumber penghasili:m dalam jumJah
• Orang lua harus mempertahankan kekuasaannya untuk besar harus diubah. Kepedulian terhadap ekosistem, penu­
membuat keputusan. Hal ini penting orang lua harus runan sumber daya alamo dampak lingkungan dan glo­
lelap memiliki pendirian yang kuat-bahkan teguh dan balisasi terhadap manusia serta lingkungan telah disuara­
tidak populer-namun sesuai dengan perkembangan, kan. Meskipun kepedulian tersebut disuarakan, namun,
kepufusan yang bertanggung jawab bagi anaknya. masyarakat Amerika terus mengonsumi barang dan sumber
• Oranglua harus medorong anak mereka .untuk mandiri,
penghasilan dalamjumlah yang semakin meningkat.
otanami, dan lerampit membuat keputusan sesuai
dengan perkembangan. Namun demikian, mereka
lidak baleh bersembunyi di balik kemandirian, bohkan
ETIKA KERJA .
ketika di buat keputusan yang penting.
• Keuntungan sosial danfinansial dari prestosi/

Peraturan tentang "Siapa yang tidak bekerja, tidak boleh


pencapoian anak harus merupokan bonus bukannya

makan" mengekspresikan perjuangan mati-mati an penata~


tuiuan ulama (atou bahkan tuiuan utama yang

.tersembunyi) bagi orang dewasa. . . an awal dan batas waktu di negara kita serta menjeJaskan
keutamaan dari etikaini karena kondisi objektif yang
Sumber: Diambil dari Tofler & DiGeronimo (2000) diinginkan ada secara histo1"is. Namun demikian sebagai
BAS 13 NILAI KELUARGA 333
bagian dari etika Puritanisme dan Protestan, bekerja secara Meningkatnya penggunaan lembur, pergantian dan
nyata menjadi tujuan akhir, dan bukan berarti berakhir. pemanjangan waktu kerja bergilir.
Orang Amcrika terobsesi pada pekerjaan, dan bahkan saat Stresor tersebut meneiptakan kondisi berupa rasa ke­
ini kita menemukan individu yang "gila kerja". Meskipun takutan anggota keJuarga terhadap kehilangan pekerjaan
saat ini etika kerja telah kehilangan banyak potensi, hal ini agar dapat menghidupi anak-anak mereka, keengganan
masih menjadi bagian dad kebudayaan dominan dan masih untuk mengganti pekerjaan (bahkan jika mereka tidak me­
dipegang teguh oleh institusi sosial (Stewart & Bennett, nyukai pekerjaan tersebut) karenatakut akan kehilangan
J991). Keberhasilan industri modern masih bergantung jaminan, dan pengorbanan waktu dengan keluarga agar
pada usaha "aJatdan sarana" sertaindividu yang berorientasi dapat mengatur jam ekstra yang dibutuhkan untuk me­
pada kcrja. laksanakan tugas pekerjaan mereka (Ryan, 1999) ..
Menurut lnkeles (1977) dan Gliek (1989), pad a tahim
1960- dan J970-an, etika kerja keras menurun drastis. Pe­ PENDIDIKAN
ningkatan jumlah orang Amerika selama periode tersebut Pendidikan dipandang oleh masyarakat kelas menengab
dianggap atribut yang paling penting dari suatu pekerjaan sebagai aJat untuk meneapai produktivitas dan mendapat­
untuk dibayar tinggi dan waktu yang singkat, bukan ke­ kan "kesuksesan". Nilai terhadap pendidikan disejajarkan
pentingan intrinsik ketja itu sendiri, atau janji pen gem­ dengan etika kerja, materialisme, individualisme, dan per:-,
bangan. YankeJovieh dan Gurin (1989) peneliti nilai bang­ kembangan. Meskipun pendidikan lebih ditekankan pada
sa Amerika, meneatat perubahan dalam tren ini di tabun masyarakat kelas menengah dan atas, nilai ini juga telah
1980-an. Mereka mengamati ban yak masyarakat Amerika menjadi lebih utama dalam kelas pekerja (Inkeles, 1977)
beralih ke pandangan ten tang tempat kerja sebagai tempat dan juga keluarga imigran lainnya.
mengekspresikan kompetensi diri, kreativitas, dan kepuas­
Sayangnya, ketika masyarakat Amerika meyakini pen­
an. Kebangkitan kewirausahaan pada tahun 1990-an me­ dapat bahwa setiap anak berhak mendapatkan kesempatan
nyertai pembaruan etika kerja. Kelangkaan lapangan ketja
untuk menerima pendidikan yang baik, banyak pendidik
tentu saja memperkuat kembalinya etika kerja. Bahkan jika . yakin bahwa jika pres.tasi akademikdiperhatikan, "kita
etika kerja tidakmenjadi nilai sentral seperti terjadi di ma­
adalah bangsa kelas kedua" (Bempechat, 2000). Perubaban
sa lalu, etika ini masih tetap kuat, terutama karena ikatan demografi,sosial; dan ekonomi yang terjadi dari tahun
dasar terhadap nilai· materialisme dan etika konsumsi. 1960-an hingga 1990-an telah menyebabkan peningkatan
Orang menilai pekerjaan karena mendapatkan uang yang
jumlab anak yang berisiko mengalami kegagalan sekolah
tei-kait dengan pekerjaan. dan masalah perilaku (eontoh:penyalahgunaan obat bius,
Akhir-akhir ini terdapat ras,a ketidakamanan yang ham­ degradasi moral). Faktor yang menambah atau mendukung
pir konstan berkaitan dengan pekerjaan. Ryan (1999) penurunan perfonna akademik adalah kemiskinan,orang
menyebutkan bahwa sebagian besar rnasyarakat merasa tua tunggal, orang tua dengan tingkat pendidikan rendah,
eemas jika seseorang dalam keluarganya keluar dati pe­ kemampuan bahasa yang terbatas, dan ketakutan yang
kerjaan. Orang tua tidak Iagi mengharapkan ~nak mereka membuat anak memandang negatif terhadap dirinya jika
mempunyai standar hidup yang lebih tinggi dari mereka, kita tidak meningkatkan akademik mereka (meskipun
meskipun kenyataannya anak mereka mendapatkan peng­ kemampuan aktual akademik mereka). Anak-anak sejak
hasilan dan jam kerja yang lebih daripada mereka. Banyak lahir mendapatkan hiburan seeara terus-menerus dari te­
keluarga mengalami pemutusan hubungan kerja, atau levisi, video, permainan komputer, dan Internet. Mereka
memperkirakan pemutusan hubungan kerja menjadi bagian tidak bersosialisasi untuk meneari informasi atauunt~k be"'
yang pennanen dari ekonomi modern (Ryan), Meskipun lajar, meskipun kenyataannya ada keeenderungan belnjar
pemerintah Amerika melakukan intervensi untuk mem­ mandiri dan pendidikan berbasis Web. Bempeehat me­
pertahankan kestabilan ekonomi, faktor ekstemal seperti yc:ikini babwa kita adalah bangsa yang tidak menghargai
serangan terorisme terhadap Amerika dan melemabnya prestasi akademik. Pernaln basket yang berprestasi diberi­
ekonomi global menganeam kemampuanwarga negara kan penghargaan me]ebihi mahasiswa: yang . berPrestasi;
untuk mendapatkan pekerjaan. Selain taku't kehilanganpe- . penulis,· atau abli matematika. Anak-anak diawasi secara
kerjaan, peru bah an budaya keIja di niasyarakat Amerika ketat.oleh pelatih mereka jika meninggalkan latihan, se­
telab memberikan kontribusi pada beberapa stresor lain dimgkan· orang tua menuntut agar anak tidak diberikan·
yang berdampak p~da sistem keluarga. Hal ini meliputi: pekerjaan rumah. Tantangan saat ini adalah untuk memi­
• Rendahriya kompensasi kerja (pengurangan jaminan . kirkan kembali pendidikan pada saat yang sarna dapat •
kesehatan'dan pHihan untuk pensiuri) bagi keluarga menampurig keinginan yang berkembang untuk mengha- .
• Konversi posisi puma waktu menjadiparuh waktu . silkan anak· "yang sempurna". Kila· perlu mengetahui
dan posisi sementaia yang tidak mempunyai jaminan bahwa anak membutuhkan kesempatan untuk berkembilOg .
334 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

dan mengekspresikan din mereka dalam berbagai cara, Meskipun sistem konservatif, individualisme, dan nilai
sambil tetap menjalankan kegialan ini dalam konteks me­ pencapaian individu telah bangkit. persamaan masih di­
nempatkan prestasi akademik dalam skala prioritas yang akui sebagai nilai kebudayaan sentral. Pentingnya nilai
ditelapkan keluarga (Bempechat). persamaan dikaitkan dengan peningkatan toleransi terha­
dap perbedaan dan kecenderungan untuk mengejar tujuan
PERSAMAAN pribadi, ditandai dengan kebebasan, kemandirian. dan oto­
nomi, juga ungkapan perasaan masih merupakan nilai yang
Masyarakat Amerika dewasa ini memandang nilai persa­
maan hak menjadi lebih penting dibandingkan apa yang pokok. Terdapat kepentingan yang diperbarui dalam ke­
berlaku di masa JaJu (Stewart & Bennett, 1991), meskipun adilan sosial dan tindakan masyarakat seperti yang tercer­
min di dalam hasil penelitian tentang perilaku sosial sena
hanya pada beberapa nilai. Kebudayaan Amerika yang do­
paradigma penelitian partisipatif. .
minan menilai persamaan dalam hubungan pribadi jauh
Timbulnya egaliterisme tercennin di dalam kehidupan
lebih penting daripada kebudayaan lain yang ada di dunia.
Anti-otoriterisme masih merupakan ciri penting masyara­ keluarga Amerika. Sesuai dengan catatan sejarawan
Toynbee (1955), revolusi yang paling penting dalam se­
kat Amerika saat ini. Anak mengungkapkan ketidakpuasan
mereka ketika orang tua menggunakan kewenangan atau jarah kita adalah emansipasi wanita, karena em~nsipasi
wanita memengaruhi kehidupan keluarga dengan meng­
J.;:ekuasaannya, mereka dibentuk dari keluarga yang mene­
rapkan egalitarianisme sebagai hasil dari pendidikan orang ubah hubungan pernikahan lebih dekat dengan nilai per­
lua kepada mereka dalam bentuk partisipasi, kemandirian, samaan. Gerakan pria turut mengikuti, mendorong pria un­
tuk meningkatkan kedudukan mereka guna menegaskan
dan otonomi.
Sebaliknya, otoritarian dan hierarkis menekankan keber­ identitas mereka. Emansipasi pria mendorong terjadinya
perjanjian kembali dalam keluarga. ru'mah tangga, dan
adaan di dalam organisasi berskala besar. Penilaian ter­
hadap pencapaianiprestasi dan status individu masih lebih komunitas, yang mengakibatkan peningkatan jumlah pria
tinggi nilainya dibandingkan nilai persamaan. Penerapan yang mengambil alih peran ibu rumah tangga ketika isteri
nilai ini di seJuruh masyarakat merupakan penghubung merekabekel:ia penuh di luar rumah sebagai tenaga kerja
keyakinan dan praktik nonegalitarian mengenai hubungan (Zimmerman, Northen, dan Seng, 1999). Selain gerakan
interpersonal dengan masyarakat serta pengelompokan et­ wanita dan kelja program yang di~pakati, ada kemajuan
nik yang berbeda. Manifestasi berulang berupa prasangka dalam perlindungan hak-hak anak yang mengalami gang­
dan kHanatikan masih merupakan masalah yang terus­ guan kejiwaan. Kecenderungan legisJatif ini menunjukkan
menerus terjadi pada penduduk kita. kesinambungan potensi persamaan sebagai sebuah nilai
(Stein; 1997).
Smelzer dan Halpern (1978) secara jelas meminjukkan
Dalam 'bidang pelayanan 'kesehatan, nilai dan komitmen
pertentangan antara pencapaian individu dan persamaan.
Jika prioritas di dalam masyarakat adalah pada pencapaianl terhadap persamaan terlihat dalam keadaan sakit ketika se­
prestasi individu, prioritas ini membuat ketidaksetaraan tiap orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
lebih besar di masyarakat, yang kemudian menyebabkan pelayanan kesehatan (cakupan universal). Nilai ini, tentu
tuntutan terhadap persamaan. Memprioritaskan nilai per­ saja, berlawanan dengan nilai pilihan kebebasan indivi­
samaan, juga menyebabkan reaksi perlawanan. Fakta bah­ dual. Saat terjadi reformasi pelayanan kesehatan; perten­
wa l1ilai tersebut bersifat "berbeda satu sarna lain"-namun tangan antara kedua nilai tersebut semakin nyata.
demikian, yang mengejutkan adalah, gelombang perse­
teruan mengenai mencoloknya persaingan tema nilai atau PERKEMBANGAN DAN PENGUASAAN
kebudayaan yang terjadi akhir-akhir ini (Smelzer & LlNGKUNGAN
Halpern), Selama dekade 1960-an dan 'awal 1970-an, nilai Keluckholm (1976) menyebut orientasi nilai ketika mem­
persamaan menjadi priOJitas, sepelti yang nampak dalam bahas tentang "isu hubungan manusia-alam"--contohnya,
program dan gagasan "Great Society" para iiberalis, Peace apakah manusia dipandang sebagai (1) tunduk terhadap
C01])S, dan tindakan nyata serta program hak asasi manu­ alam (2) bagian dari alam (3) menguasai alam. Kebudayaan
sia. Mulai dekade akhir 1970-an, kecenderungan berbalik tradisional Spanyol-Amerika di barat daya Amedka meng­
kembali-dengan melakukan perombakan program yang gambarkan hubungan yang pertama, Petemak tradisional
mengangkat nilai persamaan, berbalik ke budaya yang se­ di pedesaan barat daya Amerika pada mas a lampau hanya
makinkonservatif dari nilai pencapaian i.ndividu dan invi­ sedikit atau tidak dapat melakukan apa pun jika badai
diualisme. Kembalinya nilai pencapaian dan individualis­ menghantam dan menghancurkan lahan peternakan atau
me yang lebih konservatif dapat diJihat dalam legislatif penyakit melanda ternak. Mereka menerima kejadian ini
yang baru~bertarung untuk memperebutkan tindakan afir­ sebagai takdir. Sikap fatalistik seperti ini mungkin juga
matif dan reformasi kesejahteraan, dialami ketika menghadapi penyakit dan kematian dengan
SAS 13 NILAI KELUARGA 335
pemyataan seperti, "lika Tuhan berkerKIak saya mati maka depan berhubungan erat dengan nilai lerhadap perubahan
saya pasti mati (him. 69). dan kemajuan. Seorang Perancis Servan-Schriber, menuIis,
Hubungan yang kedua, yaitu manllsia dan alam di­ "kami bangsa Eropa terus mengalami kemajuan sedangkan
pandang sebagai aspek keutuhan keselarasan, ditemukan bangsa Amerika mengejar kemajuan, sambutlah dan ikuti­
pada sebagian besar suku Indian di Amerika Utara dan lah" (Inkeles 1977, hIm. I). Buku yang lebih baru, "Who
kebudayaan Cina tradisional. Moved My Cheese?" menekankan bahwa jika kita tidak
Akan tetapi, kebudayaan Amerika dominall memberi­ berubah, kita dupat mcnjadi punah" (Johnson, 1998).
kan konsep hubllngan manusia-alam sebagai perlawanan
manusia, atau penguasaan aJam (Stewart & Bennettt, EFISIENSI, KETERATURAN, DAN

1991). Kekuatan alam dipandang sebagai sesuatu yang ha­ KEPRAKTISAN

rus diatasi dan digunakan oleh manusia. Bangsa Amerika


membangun jembatari menembus gunung, membuat danau Dalam masyarakat di daerah perbatasan, mudah untuk be­
dan bendungan yang besar serta mengeksploitasi seluruh lajar secara praktis mengembangkan dan melakukan yang
sumber alam-semuanya itu untuk memenuhi kebutuhan terbaik dalam memanfaatkan sumber alam-untuk bertahan
man usia. Konfiik antara nilai "penguasa alam" berlawanan hidup. Keluarga dan individu berkonsentrasi pada tujuan
dengan nilai keselarasan yang mengakibatkan pertentang­ yang dapat dicapai pada situasi yang dekat-"jika sesuatu
an antara kelompok pendnta lingkungan hidup yang ber­ berfungsi, sesuatu terse but pasti bagus". Saat ini pmg­
usaha untuk mencegah kerusakan spesies dan memelihara matisme yang sama memandang kemajuan teknik dengan
sumber alam serta pengembang yang tertarik dengan per­ penghargaan tinggi, terutama sesuatu yang dapat menghe­
tumbuhan ekonomi. mat waktu dan tenaga-selanjutnya "waktu adalah uang".
Sikap umum ini yang mampu menyelesaikan berbagai IImu pengetahuan dinilai tinggi sebagai upaya untuk
masalah dan mengatasi kendala yang sulit disebut sebagai mencapai ensiensi, kepraktisan dan kemajuan. Cam kita
kemajuan. Perubahan dipandang sebagai kemajuan memperlakukan makanan dan mengonsumsinya merupa­
(Stewart & Bennett 1991), meskipun kadang kecenderung­ kan ekspresi dari nilai yang kita anut. Tujuh puluh persen
an berbalik kembali. Inovasi dan keterbukaan terhadap rumah tangga dewasa ini mempunyai microwave dan 40%
penemuan baru sangat· dihargai karena kepercayaan diri memiliki komputer (Weiss, 20(0).. Gambaran ini menun­
untuk berjuang keras dan berubah merupakan sikap yang jukan bahwa kita memiliki kcyakinan yang kuat terhadap
positif (Inkeles, 1977). kecanggihan teknologi, dan kita. menghargai kecepatan
mesin ini bekerja, sehingga dapat menghemat waktu kita.
ORIENTASI MASA DEPAN
RASIONALITAS
Semua masyarakat pasti berhadapan dengan tiga dimensi
waktu-Iampau, kini, dan masa depan. Semlia kebudayaan Rasionalitas dan alasan bernilai tinggi di masyarakat kita
memiliki beberapa konsep tentang masa lampau, masa (Herburg,1995). Agar efisien, teratur, berkembanglmaju,
kini, dan juga memberikanperhatian besar terhadap di­ produktif, dan praktis seseorang harus rasional dan mampu
mensi masa depan. Akan tetapi, mereka membedakan bereaksi dengan· memecahkan masalah dan dengan her­
dalam menempatkan masing-masing dimensi. Masyarakat . pikir logis pada situasi dan tujuan tertentu.
Amerika berorientasi masa depan (Daly, 1996; Stewart & Pandangan ke depan, rencana yang matang, aiokasi
Bennettt,199 1). Sebagai contoh, Klucholm (1976) dan sumber daya daiam cara yang paling ensien, serta kepuas­
Murillo (1976) melaporkan bahwa berbeda dengan bangsa an jangka panjang sangat penting. Rasionalitas menjadi
Amerika, orang Meksiko-Amerika yang tidak terakulturasi nilai utama selama masa Pencerahan pada akhir tahun
lebih berorientasi pada masa kini. Berdasarkan sejarah, J700-an dan awal ] 800-an. Ilmu pengetahuan adalah hasH
Cina dan Jepang sebaliknya merupakan masyarakat yang perkembangan alami dari filosofi rasional ini, karena ilmu
memberikan penekanan pada masa lampau. Pemujaan bergantung pada pendekatan kognitif logis yang sam a ter­
nenek moyang dan tradisi· yang kuat dari keluarga hadap dunia dan masalahnya. Pencrapan ilmu pengetahuan
menunjukk!1n orientasi mas a lampau. Banyak negara Eropa dinilai tinggi dalam kebudayaan yang dominan sebagai
modem, seperti Inggris juga cenderung untuk lebih alat untuk mcngendalikan alam dan lingkungan. Nilai ini
menekankan masa lampau dadpada orang Amerika. menyebabkan "masyarakat ihniah yang rasional" menjadi
Tedepas dari warisan etnik, sebagian besar kelas me­ contoh masyarakat kita. .
nengah Amerika, menekankanpada masa depan (Tripp­ Sebatiknya, wanita menurut sejarah distereotipekan
Reimer & Lively, 1988), yang kita harapkan dengan opti­ berlawanan dengan atribut yang diinginkan; wanita diang­
mis bahwa akan "lebih besar dan lebih baik". Hal-hal di gap irasional, tidak logis, emosional, dan intllitif. Stercotip
masa lalu dianggap kuno. Nilai yang berorientasi masa ini berkurang ketika wanita memasuki bidang kognitif
336 8AGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

yang menantang dan sukses secara mengesankan. Selain sepanjang keluarga- setuju dengan anjuran medis, terjadi
itu, adanya perkembangan pemikiran terhadap validitas harmonisasi. Ketika keluarga tidak setuju atau mereka le­
dari berbagai "cara mengetahui", semakin mencerminkan bih peduli kepentingan mereka sendiri, konflik dapat ter­
pemahaman wanita". Perbedaan sudut pan dang ini mem­ jadi. Levine dan Zuckerman menganjurkan bahwa untuk
berikan khasanah yang lebih luas bagi penyelesaian isu-isu mendukung baik nilai penyedia pelayanan kesehatan mau­
kehidupan dan juga direfteksikan dalam penghargaan yang pun keluarga, kita harus menggerakkan etika akomodasi.
lebih tinggi bagi metode kualitatif dalam penelitian sebagai KarenaJJ.ya. penyedia pelayanan kesehatan terus bekerja
penyeimbang metode Hmu pengetahuan berbasis tradisi. dengan memerhatikan kebijakan dan perJakuan terhadap
perasaan keluarga. Hal ini dapat dicapai dengan memasti­
KUALITAS HIDUP DAN PEMEUHARAAN kan bahwa penyedia pelayanan kesehatan memahami di­
KESEHATAN namika dan penyakit keluarga sehingga partisipan sePakat
untuk membangun kemitraan yang menghargai dan meng­
Masyarakat saat ini semakin tertarik membuat perubahan
hormati komunikasi terbuka serta' pengambiJan keputusan
kualitatif di dalam hidup mereka. Perubahan ini mencakup
yang saling menuntungkan sebagai landasan hubungan
perbaikan gaya hidup pada orang dewasa, seperti mengu­
mereka.
rangi merokok, perubahan poJa diet, dan ikut serta mengu­
rangi stres secara mandiri, serta program kesehatan jiwa
TOLERANSI TERHADAP PERBEDAAN
lainnya. Masyarakatjuga melakukan perubahan dalam ke­
h!dupan mereka sendiri misalnya pindah dari kota dan Perubahan penting ke arah toleransi yang lebih besar ter­
pinggiran kota ke kota kedl dan lingkungan pedesaan, ser­ hadap perbedaan terns muncul sebagai nilai inti orang
ta ikut serta dalam upaya kreatif dan waktu luang. Semua Amenka. Perbedaan dalam keluarga berarti bahwa terda­
kegiatanini menandakan perubahan dasar nilai menjadi pat perbedaan tipe keJuarga yang menggunakan beragam
semakin berorientasi pada introspeksi, yakni kebahagian cara memenuhi kebutuhan mereka untuk reproduksi, hu­
keluarga dan pribadi serta kemandirian dalam membuat bungan seksual, kerjasama ekonomi, pengasuhan, afeksi
keputusan memiliki prioritas yang lebih besar. Ketika sulit (kasih sayang), berlindung, danbermakna. (Allen; Fine, &
untuk mengukur seberapa tinggi kesehatan itu dinilai dan Demo, 2000). Perbedaan juga meluas ke berbagai kebu­
seberapa luas peralihan ini, ada bukti .yang menunjukkan dayaan, keyakinan agama, dan pandangan hak-hak prial
bahwa pemeliharaan kesehatan menjadi nilai yang penting wanita di masyarakat. Mungkin karena hak sipil dan gerak­
dalam hierarki niJai bangs a Amerika (Harris, 1984: Institute an anti perang yang terjadi pada tahun 1960-an danlatau
of Medicine, 2000; Yankelovich & GUlin, 1989). Hal ini karen a meningkatnya jumlah minoritas di Amenka, ter­
terutama tampak ketika menilai tindakan kesehatan ma­ catat toleransi terhadap perbedaan yang semakin besar
syarakat. seperti imunisasi dan kebersihan, pengadaan air (Boulding 1976, Koten 1987; Rubin 1999).
bersih (Stewart & Bennettt, 1991). Pentingnya nilai ini Weaver (1976) menyatakan bahwa hasil yang paling
dapat dipengaruhi bukan hanya oleh keJas sosial, tetapi penting dari gerakan hak sipil, gerakan wanita, dan per­
juga bleh usia dan etnisitas. tumbuhan kesadaran etnik telah menjadi pertanyaan besar
Selain itu, kebanyakan keluarga menilai menjadi par­ dari asumsi kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat
tisipan aktif dan setara dalam keputusan perawatan ke­ Amenka bagi generasinya, misalnya mitos ten tang melting
sehatan mereka bertentangan dengan resipien pasif dari pot. "Bukan nilai kelompok sub-budaya yang dihilangkan
intervensi perawatan kesehatan. Hak dan advokasi pasien dan diserap oleh kebudayaan dominan," kelompok ini telah
. bagi seluruh anggota keluarga (termasuk anak) untuk mem­
merusak nilai dan asumsikebudayaan dominan, hIm, 123.
berikan hak suara didam pembuatan keputusan perawatan
Mitos atau asumsi lain yang masih diragukan adalah
kesehatan mereka mendapat dukungan dari politisi insti­
pemyataan bahwa keluarga ideal kulit putih kelas me­
tusi pembuat keputusan dan organisasi profesional
nehgah yang dipopuJerkan oleh sitkom pada dekade 1950­
(McAiley, Hudson-Barr, Gunning, dan Rowbottom, 2000).
an, merupakan norma historis bagi kebanyakan keluarga,
. Pembuatan revisi Patient's Bill of Right dan advance
dan bahwa perbedaan bentak dan struktur keJuarga kita
directive merupakan dua contoh upaya bersama untuk adalah fenomena yang terbaru. Kenyatannya adalah belum
". menjamin agar keluarga mendapat hak suara dalam proses pernah ada saw pun model keluarga di Amerika dan pcr­
'pembuatan keputusan yang berdampak pada kesehatan ubahan telah menjadi gambaran tetap dari setiap jenis
:anggotakeluarga mereka. Meskipun adakegiatan seperti keluarga (Coontz, Parson dan Raley, 1999). Contohnya,
lrii,k()munitas pe]ayanan/perawatan kesehatan terus ber­ susunan keluarga suku bangsa asli Amerika dan monoga­
'ju;lng teihadap citra pelayanan yang tidak caring dan tidak mi (biasanya disertai hlik bercerai) sederhana menuju ben­
komunikiitif pada keluarga yang mereka layani (Levine & ttik perkawinan multipel yang beragani. Warisan kebudaya­
Zii~keiman, 2000). Persepsi atau pemaharnannya adalah an Afrika-Amerika adalah satu darijaringan kekerabatan
BAB 13 NILAI KELUARGA 337
yang berkembang. Perbedaan kebudayaan barrio yang je­ pada kepentingan individu, bukan kepentingan anak:.
las pada keluarga Hispanik telah ada sejak orang Meksiko Elkinds menunjuk pada perubahan dalam norma keluarga
bermigrasi ke Amerika. Kedua contoh ini mengingatkan sebagai hukti berkembangannya ke\uarga permeabel. Ke­
kita bahwa perubahan dalam kehidupan keluarga dan luarga dengan orang tua tunggal berkembang pesat dalam
perbedaan dalam kehidupan keluarga merupakan sejarah struktur keluarga Amerika pada tahun 1990-an, ditandai
bangsa Amerika (Coontz, Parson, & Raley). dengan lebih banyaknya pasangan yang memilih bercerai
atau memilih untuk tidak menikah ketika kehamilan ter­
jadi. Kita juga telah melihat pertumbuhan keluarga cam­
~NILA( KELUARGA puran yang disebabkan tingginya angka perceraian dan di­
ikuti pasangan yang menikah lagi.
Sistem nilai keluarga dianggap sangat dipengaruhi oleh
nilai inti masyarakat, juga oleh nilai sub-budaya keluarga Namun demikian, karena keluarga mcmiJiki fungsi khu­
serta kelompok rujukan lain. Perubahan dalam nilai dan sus dalam konteks sosiaJ yang luas, mereka menerapkan
norma keluarga sangat berkaitan erat dengan dan berakar kombinasi nilai tertentu yang membimbing kehidupan ke­
dari pergeseran mendasar dalam nilai serta norma di ma­ luarga. Keluarga menciptakan minibudaya atau paradigma
syarakat Amerika Utara (Orthner, 1995). keluarga mereka sendiri-struktur kekal keyakinan, pen­
Nilai keluarga dasar yang tertanam di dalam keluarga dirian, dan asumsi bersama tentang dunia sosial (Reiss,
kita tidak berubah secara dramatis, menurut Orthner J981; Fitzpatrick, & Ritchie, 1993). Keyakinan bersama,
(1995), tetapi norma dan aturan keluarga yang menuntun sebagian besar berdasarkan pada pengalaman masa lalu
perilaku keluarga dapat berubah. Norma merupakan pe­ keluarga. Keluarga mengembangkan paradigma mereka
doman untuk berperilaku dan baik norma maupun aturan sebagai penjelasan bagaimana mereka menghadapi masa­
keluarga secara khusus terkait erat dengan peran keluarga lah dan krisis. Sistem keyakinan keluarga dapat mem1Jiki
telah berkurang atau hilang selama beberapa dekade yang lebih banyak lokus kendali internal (menguasai alam) atau
lalu. Norma yang terkait dengan perilaku seksual dan per­ lokus kendali ekternal (situasi diperintah oleh faktor eks­
kawinan, serta norma yang berhubungan dengan perka­ ternal ~i luar kendali keluarga) (Rolland, 1988,1993).
winan dan kehamilan juga telah berubah. Saat ini, dengan Nilai dan sistem keyakinan keluarga membentuk pola
perubahan peran keluarga tradisional; kebanyakan pria dan perilaku terhadap masalah kesehatan yang mereka hadapi.
wanita tidak yakin terhadap apa yang diharapkan mereka Nilai dan keyakinan keluarga membentuk pal1dangan ke­
dalam peran keluarga mereka (Orthner). luarga terhadap situasi sIres dan .bagaimana mereka se­
David Elkind (1994), seorang psikolog anak terkenal halusnya bersikap terhadap sittlasi tersebut. Dengan kata
memiliki pandangan yang lebih surarn tentangpergeseran lain, keyakinan dan nilai keluarga menentukan bagaimana
nilai dan norma dalam keluarga Amerika dibandingkan sebuah keluarga mengatasi masalah kesehatan dan stresor
pandangan Orthner (1995), seorang sosioiog. Di dalam lainnya. "Keyakinan keluarga tentang penguasaan alam
analisis Elkind ten tang bagaimana keJuarga dipengaruhi secara kuat akan berdampak pada hUbungannya dengan
oleh pembahan sosiaI, ia melihat bahwa terjadi ketidak­ penyakit dan sistem perawatan kesehatan (Rolland, 1993,
seimbangan di dalarn nitai keluarga-karena masyarakat hIm. 464). Keluarga yang berorientasi pada penguasaan
menekankan pentingnya individualisme dan pencapaianl alam mungkin meyakini bahwa mereka dapat mengenda­
prestasi individu (seperti yang terlihat di dalam uraian ten­ likan dan mengatasi bampir setiap' pemmsaIaban yang
tang generasi saat ini telab menjadi "generasi saya"). dihadapi. Dalam hal ini, keluarga menggunakan strategi
Elkind menyebut keluarga pascamodem dengan juluk­ koping yang lebih aktif dan asertif, seperti niencari in­
an "Keluarga", yaitu keluarga yang lebih terbuka,lebih formasi bam atau sumber komunitas untuk menyelesaikan
menyesuaikan did, lebih fteksibel, dan lebih rapuh ter­ atau mengendalikan masalah. Sebaliknya, keluarga yang
hadap tekanan dari luar, tidak begitu melindungi anak­ kurang berorientasi pada penguasaan dan pengendalian
anaknya. Dalam keluarga permeabel ini, setiap anggota sumber alam serta lebih berorientasi pada penerimaan pa­
keluarga (segera setelah ia mampu) dianggap sudah "man­ sif mungkin meyakini untuk menerima apa pun yang ter­
diri, kompeten, dan berorientasi pada pencapaian· hasil, jadi. Mereka dapat mengatasi masalah dengan mengemba­
serta mampu melakukannya sendiri" (Elkind, 1994, hIm. likan kepada keinginan Tuhan, atau kepada takdir. Pada
75). Meskipun orang tua dalam keluarga permeabellebih umumnya, keluarga seperti itu memandang perkembangan
memberikan kebebasan pribadi dan pili han hidup untuk dan hasil akhir penyakit sebagai satu masalah peluang dan
memenuhi kepentingan individu, anak mereka menderita. cenderung untuk membangun hubungan yang terhatas
Oleh karena itu, terdapat keseimbangan dalam nil ai, men­ dc,;ngan profesional keschatan (Rolland, 1988). Keluarga
dahului kepentingan sendiri daripada kepentingan atan ke­ semacam ini menurut Boss disebut "fatalistis" (Boss,
bersamaan keluarga. Kelaurga pascamodern berorientasi 1988). Menumt Boss, FataHsme hams dibedakan dengan
338 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

menerima. Fatalisme adalah keyakinan bahwa segal a se­ pasif', meneari kedamaian dan ketenangan serta mungkin
suatu sudah ditakdirkan sebelumnya oleh suatu kekuatan mencari kekuatan dari doa dan meditasi.
yang lebih tinggi atau "lebih kuasa dari lainnya". Keluarga
merasa tidak memiliki kekuatan untuk mengubah apa yang
sudah ditakdirkan terjadi. Keluarga bersifat fatalistis karena ;;";VARIABEL UTAMA YANG
pengondisian kebudayaan, sosioekonomi. lingkungan me­
reka. merasakan ketidakberdayaan untuk mengubah jalan
MEMENGARUHI NILAI
peristiwa. KELUARGA
Dalam situasi yang tidak berdaya dengan kehilangan
yang tidak dapat diefakkan. dan tidak mungkin dikendali­ Ada beberapa variabel atau faktor penting yang sangat me­
kan, terjadi perbedaan sikap antara keluarga yang ber­ mengaruhi apakah kelu·arga mengasimilasi "orientasi nilai
orientasi pada penguasaan alam dan keluarga yang bereo­ utama" dari masyarakat Amenka, atau apakah perbedaan
rak fatalistis. Keluarga yang berorientasi pada penguasaan priontas dan nilai atau norma yang berbeda dapat berjalan.
tidak akan menyerah, bahkan jika menghadapi sakit ter­ Tiga variabel penting adalah kelas sosial dan etnisitas ke­
minal, namun akan mengaJami tekanan yang lebih berat luarga (keduanya dibahas di dalam Bab 8) serta keJuarga
dibadingkan dengan keluarga yang berorientasi fatalistis. daJam susunan atau struktur (mis., keluarga yang bereerai,
yaitu. mereka yang menerima siluasi tersebut dengan ke\uarga homoseksual) (Creed, 2000; Lebey, 2001). Varia­
menggunakan kekuatan yang mereka terima dari "kesabaran bel penting lainnya meliputi tingkat akuiturasi keluarga
terhadap kebudayaan dominan, perbedaan generasi, lokasi
geografis. dan idiosinkretik personal dan kcluarga.
TABEL134 .
NILAI INTI PERBEDAAN KEBUDAYAN STATUS SOSIOEKONOMI KELUARGA
TERTENTU, KElUARGA YANG Karena status sosioekonomi keJuarga membentuk gaya hi­
BERORIENTASI TRADISIONAl dup keluarga, status ini juga merupakan faktor yang sangat
• Irlandia-Amerika: Mandiri, berorientasi keagamaan kuat di dalam nilai keluarga. Nitai inti dominan dari rakyat
yang kuat, bicara dengan nada tinggi, humoris, senang Amerika merupakan nilai yang mewakili sebagian besar
bergaul .
nilai keJuarga kelas menengah Amerika .. Keluarga miskin
• Indian-Amerika: Hidupharmonis dengan alam,
mungkin berbagi dengan nilai dominan Amerika seperti
inspirasi spiritual, pengobatantradisional, h6rmal
kepada yang lebih tua, otoritas, dan anak-anak, produktifitas dan kerja, namun tidak dapat diraih karena
kolektivisme (keluarga dan suku), kebanggan etnik .. keterbatasan sumber yang mereka miliki (perbedaan antara
• ltalia-Amerika: Kekeluargaan, peron Iradisional idealisme dan kenyataan seperti disebutkan sebelumnya).
pria-wanita, loyal menjalani hubungan personal. Terkait dengan dimensi waktu, keluarga miskin lebih ber­
• Yahudi-Arnerika: Menghargai pendidikan, sukses, orientasi pada masa kini daripada kelas menengah. Di
keluarga, dan bersangkutan dengan komunitas; antara beberapa keluarga miskin, misalnya; waktu dan
dorongan terhadap anak; komitmen terhadap prinsip peJjanjian dipersepsikan sebagai sesuatu yang "fleksibel";
demokrasi. . artinya. kegiatan dimulai jika semua orang yang terlibat
• Afrika-Amerika: Pertalian yang kuat dan dukungan dari
sudah sampai. Sebaliknya, keluarga kelas menengah,
kerabat dan leman, fleksibilitas dalam peran keluarga,
komitmen dan partisipsi keagamaan yang kuat menganut nilai waktu yang dominan dan mengharapkan
'. Asia-Amerika: Hormat kepada yang lebih tua, ketepatan waktu serta ketrampilan manajemen waktu yang
kekeluargaan, rukun dan saling tergantung dalam baik. Keluarga ini khas berorientasi masa depan dan oleh
hubungan, saleh, hemat, penghormatan kepada leluhur, karena itu mereka merencanakan serta mempersiapkan
hormat kepada penguasa, berorientasi pendidikan dan untuk masa depan (Giger & Davidhizar. 1999).
prestasi"
• Asia-Indian: Kemurnian; pengorbanan, ketidak­
pee/lilian, spiritualitas. .. ' ETNISITAS DAN AKUlTURASI KELUARGA
• ." .latin: Kekeluargaan, hormat terhadop otoritas dan
orang yanglebih tua, berorientasi keagamaan yang Latar beJakang etnik memberikan perbedaan yang besar
kuat, orangdinilai dari karakter bukan sukses mereka, daJam memandang pentingnya suatu niIai inti bangsa
orientasi masa kin; lebih besar Amerika bagi keluarga. Contohnya; Keluarga Irlandia­
Sumber: Billingsley (1992), Harrison et 0/. (1994), Herberg (1995); Amerika menempatkan nilai yang tinggi pada kemandiri­
Ho (1992), McGoldrick (1993, 1996), Stauffer (/995). (Juga lihat an. Kebudayaan Irlandia penuh dengan ungkapan yang
Bob IB-20bukuini.) menggambarkan pentingnya nilai terse but. "Anda sudah
BAB 13 NILAI KELUARGA 339

TABEL 13-4
TIPE LlNGKUNGAN PERMUKIMAN AMERIKA
PENDAPAT­
AN RATA­
RATA
KELOMPOK RUMAH % RUMAH
GAMBARAN USIA UTAMA TANGG.A TANGGA
KL.AS"rER DEMOGRAFI (TAHUN) (2000) A.S.
Blue Blood Estate Keluarga elit super-kayo 35-54 $113.000 ,8
Winne'sr Circle Keluarga suburban eksekutif 35-64 80.600 1,9
Country Squires Keluarga eksurban elit 35-54 75.600 1,0
Kids & Cul-de-Sacs Keluarga urban kaya 35-54 61.600 3,0
Money & Brains Pasangan yang memiliki rumah 45-64 59.000 1,1
modern di kota
Second City Elite Keluarga eksekutif kaya 35-64 58.800 1,7
Urban Gold Coast Dewasa lajang dan pasangan Campuran 58.300 ,5
urban yang elit dan kayo
Executive Suites Pasangan muda pekerja kantoran, 25-44 58.000 1,2
yang kaya
Pools & Patios Keluarga empty-nester (anak sudah 45-64,65+ 58.000 1,9
berpisah rumah)
God's Country Keluarga eksurban eksekutif 35-54 57.500 2,7
Upward Bound Keluarga muda pekerja kantoran, 25-44 54.500 2,0
yang kayo
Young Literati Dewasa lajang dan pasangan 25-44 52.100 1,0
urban, yang kayo .
American Dreams Keluarga imigran urban 35-54 51.700 1,4
G~eenbelt Families Keluarga muda kota dari kelas 24-44 46.700 ,9
menengah
Big Fish, Small Pond Keluarga eksekutif kota-kecil 35-54 46.000 1,9
Boomers & Babies Keluarga muda suburban yang 25-44 46.000 1,3
merupakan pekerja kantoran
Big Sky Families Pasangan kelas menengah, anak, 35-54 45.200 1,5
dan tanah pertanian
New Empty Nests Pasangan pinggiran suburban, 45-64,65+ 45.100 . 1,8
yang kaya
Young InRuentia/s Dewasa laiang dan pasangan yang di bawah 24 44.100 1,1
cenderung berpindah
Blue-Chip Blues Keluarga pek,erja kasar kaya 35-64 41.700 2,2
Suburban Sprowl Pasangan muda suburban ·yang di bawah 24, 25-34 41.000 1,8
memiliki rumah tipe koto
New Homesteaders Keluarga muda kelas menengah 35-44,45-54 38.800 2,0
Middleburg Managers Pasangan pekerja kantoran kelas 55+ 37.800 1,5
menengah
Middle America Keluarga kelas menengah di kota 25-44 37.300 1,3
berukuran sedang
Gray Power Kekayaan terbatos di kota 55-64,65+ 36.300. 2,0
suburban ..
River City, USA Keluarga kelas menengah di 35-54 . 35.700 2,0 ...•.
pedesaan
Urban Achievers Pasangan urban pekerja kantor-an 25-34,65+ 35.600 1,6·
tirigkat menegah ..
(bersambung)
340 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 13-4 (LANJUTAN)

. riPE LlNGKUNGAN PERMUKIMAN AMERIKA


PENDAPAT­
AN RATA­
RATA
KELOMPOK RUMAH % RUMAH
GAMBA RAN USIA UTAMA TANGGA TANGGA
KLASTER DEMOGRAFI (TAHUN) (2000) A.S.
Big City Blend Keluarga imigron pendapotan 25-54 35.500 1,0
sedang
New Eco-topia Keluarga pekerja kantoran atau 35-64,65+ 35.300 1,0
pekerja kasar dan petoni di
pedesaan
Red, White, & Blues . Keluarga pekerja kasar kota kedl 35-64 34.800 2,0
Bohemian Mix Oewasa laiang don pasangan di bawah 24, 25-34 33.700 1,7
bohemian
Shotgun '& Pickups Pekerja kasar dan keluarga 35-54 33.300 1,7
pedesaan
Agri-Business Keluarga pedesaan yang memiliki 45-54, 55-64, 65+ 32.300 1,7
pertanian dan peternakan
Starter Families Keluarga muda kelas menengah Oi bawah 24, 25-34 32.200 1,6
Boomtown Single lajang berusia muda dengan Oi bawah 24, 25-34 32.000 1,2
pendapatan sedang
Upstarts & Seniors Keluarga empty-nester Oi b<;lwah 34, 55+ 31.800 1,2
berpendapotan sedang
Old Yankee Rows Keluarga empty-nester kelas 25-34,65+ 31.500 1,4
menengah
NeW Beginnings lajang muda kota yang sering Oi bawah 24, 25-34 31.400 1,4
berpindah
Gray Collars Pasangan lansia di pinggiron kota 55-64,65+ 31.400 2,1
(suburban)
Mid-City Mix lajang don keluarga Afrika- OJ bawah 24, 25-44 31.400 1,3
Amerika
Sunset City Blues Empty-nester di koto industri tua 55-64,65+ 31.400 1,8
Mobility Blues. Keluarga muda pekerja kasar/ Oi bawah 24, 25-34 30.900 1,6
penjudl jasa
Latino America . Keluarga Hispanik kelas menengah Oi bawah 24, 25-34 30.100 1,3
Military Quarters Keluarga proj\Jrit biasa & sekjtar Oi bawah 24, 25-34 29.200 0,5
militer
Blue Highways Keluarga pekerja kasar/pertanian, 35-54 27.000 2,2
yang menengah
Galden Pands Senior di kota yang pensiun 55-64,65+ 26.000 2,0
.Rural Industria Keluarga pekerja kasar dengan Oi bawah 24, 24-34 26.000 1,6
pendapaton rendah
~di:kCouniry Folks Keluarga kota di pedesaan 45-64,65+ 25;600 1,8
., terpeneil
Rustj~ Elders Pasangan lansia di pedesaan 45-64,65+ 25.200 1,9
dengan pendapaton rendah
;!"GrainBeh' .. . Pemilik qanpenyewa pertonian 45-54, 55-64, 65+ 22.600 2,0
':Scr~b,pine Flats Kelvarga petani lansia Afrika- 55-64,65+ 21.600 1,5
Amerika
. t§;;/ciiltowndowntown Keluarga muda dan penyewa Oi bawah 24, 21.500 1,9
<-: ~j~~:?~,?'~'-'~) :,/,,< -"'"
lansia
BAB 13 NILAI KELUARGA 341

TABEL 13-4 (LANJUTAN)


, ".~ .',' ..
'riPE LlNGKUNGAN PERMUKIMAN AMERIKA
PENDAPAT~

AN RATA~
"·.r

RATA
KELOMPOK RUMAH % R.UMAJi.
GAMBARAN USIA UTAMA TANGGA TANGGA
KELOMPOK DEMOGRAFI (TAHUN) (2000) A.S.
Single City Blues lajong kotol urban dengon Oi bowoh 24, 25­ 19.600 1,7
percampuran elnik 34,65+
Mines & Mills Keluorga lansia dengan usaha di 55-64,65+ 19.600 2,0
bidang penggilingan dan
pertambongon
Family scramble Keluorgo Hispanik berpendopatan Oi bawoh 24, 25-34 19.400 2,0
rendah
Norma Rae-ville Keluarga muda dengan penduduk Oi bawah 24, 65+ 19.400 1,4
birasial
Hometown Refired lajang dan pasangan lansia 55-64,65+ 18.800 1,3
berpendapatan rendah
Town & Gown lajang kota yang kuliah Oi bawah 24 18.600 1,4
Hispanic Mix lajang dan keluarga Hispanik Oi bawah 24, 24-34 17.600 1,4
urban
Hard Scrabble Keluorga lansia miskin, wilayah 55-64,65+ 17.400 2,0
terisolasi
Southside City Petugas pemberi jasa keturunan Campuran 15.800 2,0
Afrika-Amerika
Inner Cifies Keluarga dengan orang tua OJ bawah 24, 25-44 15.000 2,1
tunggaldi pusat kota
Sumber: Dari The Clustered World oleh M. Weiss. Hak cipta @ 2000 oleh Michael J. Weiss, Alas iz;n Little, BroWn and Company, (Inc.}

merapikan tempat tidur, sekarang berbaringlah di masnya" LETAK GEORAFI (URBAN, SUBURBAN ATAU
yang mengungkapkan arti bahwa anggota keluarga yang RURAL)
sudah menikah tidak boleh membawa masalah rumah
tangga mereka kepada orang tua. Sebaliknya, keluarga Apakah sebuah keluarga yang tinggal (atau telah menetap
Italia-Amerika akan sulit membayangkan ungkapan ter­ untuk waktu lama) di komunitas rural (desa) , urban (kota)
sebut (Foley, 1986). Dalam kebudayaan Cina, kekohesifan atau suburban (pinggiran kota) juga memainkan peranan
kelompok, penghonnatan sosial, kepatuhan, ketertibanl penting dalam membentuk nilai mereka. DitIam hal tempat
keteraturan sosiaJ sangat bemilai. Orang tua keluarga Cina­ tinggal penduduk desa versus kota, penduduk: desa cen­
Amerika secara tradisional sangat peduli terhadap perilaku derung lebih tradisional dan konservatif daripada pendu-.
anak mereka agar sesuai dengan adat istiadat yang duk urban dan suburban. Masyarakat suburban'sebagian ..
diinginkan atau dibenarkan. Anak mereka diOidik u\1tuk besar terdiri dari dari kela<; menengah, dan biasanya lebm ..
mendengar dan menaati petunjuk orang tua dan orang yang mendukung nilai kebudayaan kelas menengah p~nduduk
lebih tua dari mereka tanpa keberatan (Xiao, 1999). Tabel urban. Sebaliknya, masyarakat urban, terdiri dariberagaIn ..
13-3 memberikan gambaran tentang nilai inti dari bebera­ macam populasi, pada umumnya terdiri dari keluarga yang·
pa kelompok etnik. berasal dari beragam kelas sosial, dan dari bermacaroetrlik •..
Tingkat akulturasi keluarga terhadap nilai kebudayaan serta kelompok rasial, jadi, keluarga urban\jasa~y~ine;.·.· .
dominan juga sangatberbeda. Semakin terakulturasi nunjukkan perbedaan nilai yang besar, meskipun seeara .
keluarga, semakin keluarga menganut nilai inti Amerika umum cenderung memilih pandangansosial danpolitik,
modem. yang lebih ·Uberal. . . .
342 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Pakar pasar menggunakan konsep "kelompok" untuk variabel yang memengaruhi nilai keluarga, memberikan
menegaskan dan mengidentifikasi gaya hidup yang umum dasar bagi pengkajian nilai keluarga. PerawaL dan pro­
pada keJuarga Amerika agar mencapai sasaran konsumen fesional kesehatan harus menggunakan informasi dasar ini
dari produk dan Jayanan mereka. Weiss (1988, 2000) secara bijaksana. Pengkajian dan gambaran menunjukkan
menuliskan kelompok lingkungan pennukiman, yang kecenderungan kelompok bukan individu dan keluarga
dimanfaatkan oleh perusahaan, partai politik dan kelompok tertentu. Oleh karena itu, pengkajian harus individualis gu­
agama (Tabe) 13-4). Kelompok ini, atau jenis lingkungan na mengetahui nilai unik dan norma keluarga. Pengkajian
perrmukiman, berdasarkan pada sistem saSaI'an pemasaran nilai spesifik yang dianut oleh ke)uarga dan perbedaan nilai
yang dikembangkan o)eh Claritas Corporation. Data dari perkembangan, generasi, dan kebudayaan di antara anggo­
U.S. Census Bureau dan sekumpulan survei konsumen ta keluarga akan membawa kila pada suatu penemuan
serta poling pendapat umum seluruhnya dianalisis untuk tentang konftik nilai dalam keluarga, di antara keluarga
mengidentifikasi nilai bersama yang dianut oleh ke)ompok dan sistem makronya, serta di antam ke\uarga dan penye­
. keluarga yang dalang dari segmen demografik yang sama dia pelayanan kesehatan .
di Amerika Serikat. Ke)ompok Amerika sendiri terbagi Pengkajian nilai keluarga sangat membantu daJam me­
atas tingkat penghasi)an, usia, pendidikan, ni)ai, dan motivasi satu keluarga untuk mengambil tindakan pen­
idio)ogi politik dalam lingkungan pennukiman yang terus cegahan atau tindakan penyembuhan atau untuk membuat
ada di seJuruh negeri. Dasar pemikiran atas strategi pe­ keputusan tentang kesehatan. Elkins (l984) mengingatkan
ngelompokan ini adalah tempat individu tinggal menentu­ kita bahwa dasar motivasi berasaI dari sistem nilai kelu­
kan bagaimana individu hidup. Keuangan, pendidikan, dan arga-apa yang penting dan yang tidak penting serta sebe­
sekumpulan faktor sosioekonomiekonomi lainnya dapat rapa penting nilai perbedaan. Walaupun kesehatan untuk
menimbulkan dampak yang besar, bergantung bagaimana kepentingan dirinya mungkin bukan satu nilai tinggi dalam
anggota keluarga mengekspresikan nilai mereka, dan ba­ daftar prioritas keluarga, membantu keluarga mengidenti­
gaimana mereka dikategorikan oJeh kelompok pemasang fikasi nilai lain yang sangat j:>enting akan berakibatmeru­
ikIan, politisi, dan agama dalam hubungan dengan nilai gikan bila tindakan kesehatan tidak dilakukan (seperti
yang diperkirakan mereka. . orang tua tidak dapat bekerja) mungkin suatu cara motivasi
keluarga. Elkins (1984), menjelaskan strategi motivasiini:
PERBEDAAN GENERASI Sistem niJai klien dapat berfungsi sebagai panduan daJam
Variabellain yang memengaruhi nilai dan norma keluarga memiliki penguatan positif bagi perkembangan !cHen ter­
hadap tujuan yang hendak dicapai. Klien hams yakin bah­
adalah pada generasi manakah anggota tersebut hidup. Di
wa perubahan perilaku akan menghasilkan suatu nilai yang
Amerika Serikat ada sistem nilai "generasi". Kebanyakan lebih besar bagiuya-manfaat at as investasinya. Perawat
niIai inti ditanamkan pada masa usia dini oleh orang tua. dapat membantu klien mengidentifikasi hasiL Setiap per­
(Lustig, 1988). Akan (etapi, nilai inti juga dapat berubah ubahan perilaku memerlukan investasi diri, waktu, dan
karen a pergeseran nilai yang berlaku dalam masyarakat. mungkin uang, yang semuanya bemilai tinggi bagi semua
MisaInya, nilai tertentu merupakan nilai utama ketika orang. DaIam upaya meningkatkan perilaku barn yang di­
orang mengalami masa remaja pada tahun 1950-an. lndi­ kehendalci, perawat kesehatan komunitas, dengan pema­
vidu tersebut saat ini berada pad a masa pensiun/tua atau haman terhadap nilai klien, .dapat langsung inemberikan
pada fase keluarga yang membuat perjanjian, dan mereka penghargaan intrinsik dan ekstrinsik sehingga klien dapal
memersepsikan dirinya menjadi Jebih berharga dibanding­
masih menganut nilai yang berorientasi pada Protestan
kan pola perilaku lama (hIm. 279).
(nilai-nilai yang mempunyai potensi yang Iebih dalam hi-.
dup mereka dibanding remaja masa kini). McLeod dan Dijelaskan bahwa nilai tidak dapat diamati secara lang­
Cooper (1996) dan Slater (1970) menggambarkan perbe­ sung, nilai hams disimpulkan dari pengkajian struktur,
daan kekuatan nilai ketika mereka membandingkan nilai fungsi, dan gaya koping keluarga. Hal ini karena dimensi
"generasi muda (youth generation)" adalah "generasi saya tersebut sangat kuat dipengaruhi oleh nilai pokok atau nilai
(me generation)" dan "generasi X" dengan nilai lama dari dasar yang dianut oleh anggota keluarga. Jika nilai dan ke­
kebudayaan yang dominan (orang dewasa). percayaan ke)uarga telah diidentifikasi, informasi ini akan
membantu perawat keluarga untuk lebih memahami pe­
nyebab pola perilaku keluarga.
ea;PENGKAJIAN KELUARGA Satu cara untuk menyederhanakan pengkajian nHai
keluarga adalah penggunaaan metode "membedakan dan
·.suatu pemahaman mengenai sistem nilai yang umum di membandingkan" oleh penyedia pelayanan kesehatan. Me­
masyarakat Amerika dan bagaimana nilai masyarakat me­ tode i)1i melibatkan pembandingan dan pembedaan nilai
mengaruhi keluarga, serta pemahaman tentang beberapa keluarga yang spesifik dengan kebudayal:ln Amerika yang
BAB 13 NILAI KELUARGA 343

TABEL 13-5 G

PENGKAJIAN KELUARGA: NILAI KEWARGA


1. MULAI DENGAN MEMBANDINGKAN DAN MEMBEDAKAN NILAI KELUARGA
DENGAN NILAI KEBUDAYAAN

NILAI INTI MASYRAKAT AMERIKA NILAI KELUARGA

l. Produktivitaslpencapaian individu 1
2. Individualisme 2
3. Materialismeletika konsumsi 3
4. Etika kerja 4
5. Pendidikan 5
6. Persamaan 6
7. Perkembangan dan penguasaan lingkungan 7
8. Orientasi masa depon 8
9. Efisiensi, keteroturon, keproktison 9
10. Rasionolisosi 10
11. Kuolitos hidup dan pemelihoroan kesehoton 11
12. Toleransi terhadap perbedaan 12

' ..
2. PEBEDAAN DI DALAM SISTEM NILAI

Sejouh mono kesesuaion ontoro nilai keluargo dan nila; kelompok rujukon keluorgo
pendidikon dan sistem peldyonon kesehoton serto komunitos yong lebih besor?
doni atau sistem interoksi seperti

• Sejouh mona kesesuoion ontora niloi keluarga dan niloi mosing-mosing onggoto keluorgo?

3. NILAI KELUARGA

• Seberopa penting pengenolon niloi terhodop keluorgo? (Urutkon menurut niloi keluorgo yang paling penting)
• Nilai apa yang dionut secora disadari otou tidok disodari?
• Apakoh terdopat bukti konRik niloi dolom keluarga ?
• Bagaimanokah kelos sosiol, lator belakang kebudoyoon don tingkot penyesuoian keluorga, perbedoan generosi, letok
googrofi (pedesaan, koto, pinggiran kota) memengaruhi nilai keluargo ?
• Bagaimana nila; keluarga memengaruhi status kesehatan keluarga ?

dominan. Hal ini memungkinkan pengkaji mengetahui kajian yang terdapat di Tabel 13-5). Dntuk menjelaskan
bermacam area yang memerlukan pengkajian dan untuk proses "membandingkan dan membedakan" menjadi lebih
menilai seberapa ban yak persamaan atau perbedaan nilai konkret, suatu daftar nilai inti dapat digunakan sebagai pe~
antara kebudayaan dominan dan kebudayaan keluarga. doman dalam pengkajian inL Menggunakan daftar nilai
Perawat keluarga kemudian dapat membuat hipotesis ten­ inti kebudayaan dominan atau nilai sub-budaya keluarga
tang dampak perbedaan dalam keluarga. Jika seorang kelompok rujukan pada satu sisi format pengkajianmeng­
pengkaji sudah mengenal nilat dan norma kelompok etnik identifikasi nilai keluarga pada format pengkajian yang
tertentu, maka proses perbandingan yang serupa dapat di­ lain. Pengkaji dapat membahas nilai khusus keJuarga di
terapkan, menggunakan kelompok rujukan kebudayaan tiap area. Pengelompokan akan membantu mengidentifi~
keluarga sebagai satu dasar perbandingan (!ibat area peng­ kasi nilai khusus yang dianut oJeh keluarga. Tabe! 13-5
344 BAGIAN 3' PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

merangkum pertanyaan pengkajian untuk mengevaluasi keluarga menegaskan kembali nilai yang ada, rnenjelaskan
mlai dan keyakinan keluarga. nilai mereka, atau memprioritaskan ulang nilai mereka
akan membantu mereka menjadiJebih mandiri dan ber­
tanggung jawab terhadap kesehatan mercka (Wilberding,
fJafDIAGNOSIS
1985)
I<EPERAWATAN
Selain untuk menanamkan moral (memberitahukan se­
seorang, biasanya anak-anak, apa yang baik dan apa yang
KELUARGA

buruk) dan model peran, proses klarifikasi nilai membantu


Diagnosis keperawatan keluarga di area niJai bukan me­ baik anak maupun orang dewasa untuk berpikir kritis ten­
rupakan hal yang umuni. Hal ini karena masalah nilai ke­ tang nilai mereka dan untuk melakukan proses penilaian.
luarga biasanya dianggap menjadi penyebab pokok (faktor (Raths, Harmin, & Simon, 1978). Klarifikasi nilai, menu rut
yang berhubungan) dari area masalah lainnya yang Jebih Kirschenbaum (1977), adalah suatu pendekatan yang
berorientasi pada perilaku. Salah satu diagnosis perawatan menggunakan pertanyaan dan aktivitas yang dirancang un­
keluarga mengenai nilai keluarga adalah ,. Konflik Nilai". tuk mengajarkan proses penilaian. Pendekatan ini mem­
Jika suatu diagnosis Konflik Nilai ditegakkan, maka sistem bantu seseorang menerapkan proses penilaian terhadap
masalah berada (di antara "siapa") harus di spesifikasi­ area nilai yang berharga dalam kehidupan mereka. Ketika
seperti "Konflik Nilai di antara kakek dan cucunya)"~an nilai semakin jelas, ketidaksesuaian antara nilai dan pe­
menegaskan karakteristik serta termasuk faktor yang ter­ rilaku semakin mudah dilihat; jika seseorang menghargai
kait. Nilai Konflik sering dilihat sebagai suatu faktor pen­ kesehatan, ketidaksesuaian harus dikurangi dengan meng­
dukung masalah keluarga dalam dimensi strukturallainnya ubah peIilaku yang berhubungan dengan kesehatannya.
(komunikasi, kekuasaan, dan peran) atau di dalam area Isu yang membingungkan terjadi saat klarifikasi nilai
fungsional(afektif, sosialisasi, dan perawatan kesehatan) digunakan seJama kosultasi dan hal ini menjadi bukti bah­
atau koping. wa nilai klien sangat berbeda dari nilai perawat. Apakah
perawat dapat menerima perbedaan nilaj tanpa paksaan
pembentukan moral? lni merupakan pertanyaan etik yang
hams disampaikan sebelum melakukan klarifikasi nilai.
fJafl NTERVENSI
Menurut Wilberding (1985), Isu utama adaJah apakah pe­
KEPERAWATAN
rawat keluarga dapat menerima klien sebagai agen pera­
KELUARGA
watan diri mereka secara mandiri.
Banyak alat klarifikasi nilai yang disebutkan dalam li­
Pengetahuan tentang nilai keluarga merupakan data pen­ teratur. Pender (2001) telah mengembangkan dan meng­
ting yang hams diketahui perawat agar dapat menetapkan adaptasi alat serta latihan untuk membantu individu dan
tujuan yang realistis dan strategi intervensi yang diberikan keJuarga menjelaskan nilai mereka. Pender yakin bahwa
kepada keluarga (Elkins, 1984). Selain itu, pemahaman perawat yang menaruh perhatian terhadap peningkatan
tentang hubungan nilai keluarga dan nilai kebudayaan ma­ kesehatan se:harusnya dapat membantu klien dengan kIa­
syarakat akan membantu perawat menganjurkan sumber­ rifikasi dan perubahan nilai. Ja menerangkan bahwa:
sumber komunitas nilai yang lebih tepat ketika membuat Klalifikasi nilai melibatkan peningkatan kesadaran
suatu rujukan keJompok dan individu terhadap prioritas nUai dan
Dalam literatur keperawatan, hanya ada satu strategi tingkat konsistensi antara nilai, sikap dan perilaku.
intervensi yang dibahas secara khusus dalam area nilai Pembahan nilal mengarahkan prioritas ulang nilai,
. -yaitu, klarifikasi nilai. Intervensi keperawatan keluarga meninggalkan nilai yang ada, atau menambah nilai
dijelaskan dalam konftik peran (lihat Bab 12) dan konftik bam dan selanjutnya perubahan sikap dan perilaku.
komunikasi (Bab 10), harns sesuai untuk masalah konftik Membantu anggota keluarga dengan perubahan nilai
011ai dengan hanya sedikit modifikasi. adalah suatu intervensi yang dibahas di dalam keperawatan
'~. . . rehabilitasi. Orang yang mengalami disabilitas dan keIu­
arga mereka hams memprioritaskan ulang bila nilai ter­
\ KLARIFIKASI
- NILAI
.' ,
tentu tidak mungkin lagi diberlakukan. Proses ini merupa­
Klarifikasirulai I;l.dalah suatu teknik atau proses yang biasa kan se:suatu yang penting bagi klien cacat dan keluarganya
... ..~ig~n,akan untuk meningkatkan kesadaran keluarga terha­ untuk melakukan penyesuaian terhadap ketidakmanlpuan
~.',dapriilajJ)tioritas se;Ita tingkat kesesuaian di antara nilai, fungsional. Pender (200 I) menambahkan satu keberatan
'::;;~,~~JW~p;~dan perilaku anggotakeluarga. Karena nilai adalah tentang penggunaan klarifikasi nilai. Ia me.nyatakanbahwa
l;~!t;:~a~.arUIltuk niembuat keputusan dan koping, membantu klarifikasi nUai harus dilakukan dengan hati-hati terhadap
i;~;:::'~i'~~\:':·:":':' .
~~?':\~::~.~:~:,,:' <,
BAB 13 NILAI KELUARGA 345
individu yang mempunyai masalah emosional atau dengan tika berhubullgan dengan isu keJuarga, ungkapan perasaan
keluarga yang secara nyata memiliki masaJah disfungsi. dan persepsl anggota keluarga harus' dikaji. Pendekatan ini
mungkin tidak tepat dalam keluarga yang memiliki struktur
PENDEKATAN KONSELING LlNTAS BUDAYA keluarga hierarkis, yaitu bapak sebagai kepala keluarga~
Dalam bekerja dengan keluarga dari bermacam latar be­ Contoh lain ketika konseling harns disesuaikan agar
lakang etnik, pendekatan konseling harus disesuaikan un­ lebih sesuai dengan kebudayaan di dalam area dimensi
tuk membuat intervensi konseling lebih relevan dengan waktu. Masyarakat Anglo-Amerika menghargai, ketetapan
kebudayaan, sehingga hasilnya Jebih efektif. Pemahaman waktu atau "tepat waktu" dan bersikap bahwa "waktu
terhadap nilai keJuarga sangat penting agar dapat memilih adalah uang" dan oleh karena itu, tidak akan membuang­
pendekalan konseling yang benar. Misalnya, dalam ke­ buang waktu. Dalam keluarga tradisional yang berorientasi
luarga yang berorientasi tradisional dari kebudayaan keke­ pada kebudayaan masa kini, waktu tidak rnemiliki arti yang
luargaan, konseling seharusnya lebih ditujukan kepada sarna. "Sesuatu terjadi ketika saya di sana", dapat meru­
hubungan keluarga kolektif (extendedfamity). Dalam ling­ pakan sikap, yang menyebabkan klien datang untuk per­
kungan kolektivitas, perhatian yang terpenting adalah pe­ janjian pada han yang tepat, tetapi bukan pada waktu yang
ningkatan dan pemeliharaan harmonisasi dalam keluarga tepat. Penggunaan waktu dapat juga melljadi perhatian ka­
dan personal serta dapat bersatu dengan kelompok atau. rena semakin keterbatasnya waktu (tidak cUkup waktu,
menjadi bagian dari kelompok (Gudykunst, 1991). Bagi terlalu banyak yang dikeljakan dalam waktu singkat) di­
keluarga yang individuaJistis dalam orientasi nilai mereka, persepsikan oJeh beragam anggota keluarga yang dapat
pendidikan kesehatan dapat lebih dipusatkan pada anggota menyebabkan konflik generasi dan gender dalam keluarga
keluarga individu. Tujuan dasar dalam hal ini dapat mem­ (Daly, 1996, 2000). Konseling dapat membantu keluarga
bantu anggota keluarga dengan isu dan kepentingan/ untuk mengetahui bermacam persepsi mereka ten tang
perhatian mereka sendiri agar dapat meningkatkan harga waktu, dan menentukan cara dalam memanfaatkan waktu
. diri atau pengembangan diri mereka (Draguns, 1996). Ke- keluarga.

Pa;RANGKUMAN
• Sistem nilai adalah salah satu dari empat dimensi pelihara, dan juga bagaimana perilaku peran dapat
struktur keluarga, yang sangat saling bergantung. berubah dengan perubahan usia dari pemilik posisi
• Nilai adalah keyakinan abadi bahwa sikap perilaku tersebut.
tertentu lebih baik dibandingkan sikap perilaku lain­ • Aturan keluarga adalah aturan khusus yang diper­
nya. tahankan keluarga tentallg apa yang dapat diterima
• Nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, dan apa yang tidak dapat diterima,
sikap, dan keyakinan ten tang niJai kesatuan atau kon­ Konflik dan perbedaan ada di dalam sistem keluarga
sep yang sengaja atau tidak sengaja mengikat anggo­ karena perbedaan nilai sosial, perbedaan nilai antara
ta keluarga bersama-sama dalam adat kebudayaan. kebudayaan dominan dan bermacam sub-budaya ser­
• Nilai berlaku sebagai pedoman umum berperilaku. ta perseHsihan nilai antar-generasi.
Dalam keluarga, nilai menuntun perkembangan ke­ • Perbedaan nilai sering diIihat dalam hubungan antara
yakinan, norma, atau atui-an keluarga. konsumen dan penyedia pelayanan kesehatan. Jika
Nilai dipelajari dari. keluarga asal, yang merupakan perbe~aan ini sering terjadi, dapat menyebabkan·
pembawa dasar nilai sosial dan kebudayaan dari satu tujuan berbeda, k()munikasi tidak jelas, dan masalah
generasi ke generasi berikutnya. Nilai keluarga bu­ interaksi.
kan hanya merupakan cerminan dari masyarakat, Pernbahan nilai di Amerika teljadi ~na populasi
posisi individu atau keluarga berada, namun juga penduduk bertambah danmenjadi lebih beiagilln, ke~
cerminan dari sub-budaya keluarga diidentifikasi. tika masyarakat telah berubah dari masyarakat desa
• Istilah keyakinan disetarakan dengan perilaku, pen­ yang luas menuju masyarakat kotayang besar,dan
jelasan, perjanjian, asumsi yang dibangun, kecen­ ketika teknologi serta ekonomi globid telah mengubah .
denmgan/pilihan, dan nilaL Keyakinan menuntun pemahaman kitatentangkehidupan seha,ri-harL' .
tindakan individu dan keluarga. . Orientasi nitai utama yang terus mem;etak dan mem­
• Norma rnenjelaskan perilaku peran yang sesuai bagi bentukgaya hfdup bangsa Amerika meliputi: .
setiap posisi dalam keluarga dan masyarakat serta • Produktivitas/pencapaian individu .
secara khusus bagaimana hubungan timbal balik di- • Individualisme .
346 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

• Malerialisme/etika konsumell dividu, mcngakui nilai dan norma kcluarga yang


• Etika kerja unik. Mcngkaji nUai khusus yang dianul olch suatu
• Pendidikan keluarga dan pcrbedaan nilai perkembangan, kebu­
• Persamaan dayaan dan generasi di antara anggota keluarga mem­
• Perkembangan dan penguasaan terhadap Jing­ bawa kepada suatu pcnemuan tenlang konliik nilaL
kungan • Metode penilaian yang bermanfaal unluk mengeva­
• Orientasi masa depan
luasi nllai keJuarga meJiputi pembandingan dan pem­
• Efisiensi, keteraturan, dan kcpraktisan
bedaan nilai keluarga khusus dengan kebudayaan
• RasionaJisasi
Amerika yang dominan. Metode ini memungkinkan
• Kualitas hidup dan pemcliharaan kesehatan
profcsional peJayanan kesehatan dapat mengidentifi­
• Toleransi terhadap perbedaan
kasi bermacam area yang memerJukan penilaian dan
Nilai keluarga dan sistero keyakinan membentuk poJa
memperkirakan berapa banyak persamaan alau per­
perilaku terhadap masalah kesehatan. Nilai dan ke­
bedaan nlIai yang ada antara kebudayaan dominanl
yakinan keluarga roembentuk pandangan keluarga
yang berpengaruh dan keluarga serta dampak dari
yang roempunyai stresor dan bagaimaria mcreka ha­
perbedaan daJam keluarga:
rus merespon. Dengan kata lain, keyakinan dan nilai
.• Diagfl()sis keperawatan keluarga di dalam area nilai
keluarga menentukan bagaimana keluarga akan me­
bukan sesuatu yang umum. Hal ini karena masalah
nangani kesehatan dan stresor Jainnya.
nilai keluarga pada umumnya dianggap menjadi fak­
• Status sosial ekonomi keluarga membentuk gaya hi­ tor penyebab utama (faktor terkait) dan area masalah
dup keluarga; juga mcrupakan pembenluk kekuatan Jain yang lebih berorientasi pad a perilaku.
nHai keluarga. Nilai inti bangsa Amerika yang do­ Klarifikasi nilai adaJah sualu teknik atau proses yang
minan adalah sebagian besar nilai yang dianut kelas digunakan untuk meningkalkan kesadaran keluarga
menengah Amerika. ten lang prioritas nilai seperti juga tingkat kesesuaian
• Latar belakang etnik· membuat perbedaan besar da­ antara nilai, sikap, dan periJaku anggota keluarga.
lam menentukan mana yang penting dari seliap niIai Karena nilai merupakan landasan dalam membuat
inti Amerika bagi suatu keluarga. keputusan dan pemilihan koping, membantu keJuarga
Apakah satu keluarga tinggaJ (atau telah tinggal un­ menegaskan kembali nilai yang ada. menjelaskan
tukjangka waktu lama) dalam komunitas rural, urban, nilai keluarga, atau memprioritaskan kembali nilai
.atau suburban juga memengaruhi nilai keluarga. tersebul, akan membantu keluarga menjadi lebih
• Ada sistem nilai "generasi" di Amerika Serikat. Wa­ mandiri dan bertanggung jawab terhadap kesehatan
Iaupun kebanyakan nHai inti ditanamkan pada in­ mereka.
dividu saat usia dini, nilai ini diubah oleh pergeseran Beketja dengan keluarga dad berbagai macam latar
nilai masyarakat yang teljadi dalam waktu lama dan beJakang etnik, pendekatan konseling hams disesuai­
sebagai res pons atau tanggapan terhadap bermacam kan untuk membuat intervensi pendidikan kesehatan
roasalah sosiopolitik. (penyuluhan) menjadi lebih sesuai dengan kebudaya­
• Pengkajian nilai keluarga harus dilakukan secara ill­ an.

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA GARDINER


Anggota keluarga Gardiner adalah Harry, usia {tahun) 37, May, 28, Len, i 1, Joanie 7, dan Ann,
3. Keluarga Afrika-Amerika ini datang menemui perowat kesehatan masyarakat yang bekerja di
. klinik rowat jalan anak ketika keluarga ini tidak memenuhi beberapa kali perjanjian yang sudah
.diatur untuk .len di klinik urologi dan diabetes. Walaupun pertemuan di klinik diabetes kadang
kala ditepati, namun kunjungan urologi tidak dilakukan, dan data menunjukan bahwa ibu telah
. melaporkan bahwa anaknya sering mengompol. . .
Awalnya Len didiagnosis mengalami diabetes di. usia muda ketika ia dirawat di rumah sakit
.saat usia 6 tahun. Setelah anak itu didiagnosis dan dipastikan, keluarga ilu diberikan penyuluhan
mengenai regimen pengobatan. Selanjutnya, empat kali perawatan rumah sakit (rawat inap)
dilakukan karena krisis diabetes.
• . ..4iada kunjungari perawatan pertama, Ny. Gardiner kelihatan sangat cemas, mengatakan .
. .·bqhwaiaselalu mengantisipasi "berita but"Jk" mengenai Len. Dalam menjawab pertanyaan .
.t entaogjanjipertemuan klinik yang tidak dipenuhi, Ny. Gardiner kelihatan acuh tak acuh,
BAB 13 NILAI KELUARGA 347
mengalakan bahwa mereka sangat sibuk dan mengalami masalah dalam mengurus Ann. Pada
kunjungan berikulnya tercatat Faktor lain, lebih lerselubung, yang memperbesar keengganan
keluarga untuk memenuhi perjanjian len. Pemyalaan ibu mempertegas Faklor lersebul. "Kelika
mereka memberilahu kami apa yang lerjadi pada len, saya merasa khawalir siang dan malam
dan tidak dapat membiarkan seorang pun bermain dengannya atau membawanya kemana pun.
Saya selalu bersamanya. Kemudian saya memutuskan untuk tidak perlu bersikap khawatir seperti
itu lagi. Saya tahu bahwa ia sangal menderita. Tidak seorang pun yang dapal bermain seperti
dia meskipun dalam keadaan sakit!" Ny. Gardiner nampaknya tidak berminat untuk membahas
peristiwa pingsannya len, kecuali mengatakan bahwa itu cara len menarik perhatian mereka. la
juga menolak membicarakan tentang perawatan rumah sakit yang telah dijalaninya selama 4 kali
perawalan karena kritis.
Data mengenai slatus kesehatan anggota keluarga yang lainnya juga dicatat. Ny. Gardiner
berperawakan sedang dan berpakaian rapi. la cukup ramah dan sejauh ini mampu
mengendalikan percakapan. Pengetahuannya tentang gizi dan aspek lain tentang kesejahteraan
keluarga merupakan hal penting baginy~ rumah, kebersihan, pengaturan asuhan anak yang
memadai, kehadiran sekolah secara rutin-memuaskan. Ny. Gardiner menyalakan dirinya sehal,
meskipun belum menerima perawalan preFentiF dari dokler, dengan pengecualian keterlambatan
perawalan kehamilan. .
Tn. Gardiner bekerja di Angkatan Darat selama beberapa tahun lalu dan sejak saat ini beroda
dalam perawatan Rumah Sakit Administrasi Veteran karena 'menderita depresi. Secara leralur, ia
mendapal obat penenang dan kadang kala mendapalkan konseling. lslrinya melaporkan bahwa
kesehatan fisiknya cukup baik, ia menyalakan: "Dia tidak pemah sakil atau pergi ke dokter, telapi
dia merasa lelah sepanjang waktu/.
Joanie, 7 lahun, dilaporkan dalam kondisi kesehalan yang baik, mengikuti sekolah secara
teralur, dan semuanya berjalan baik. Ibunya menyebutnya gadis baik". Ann, belum sekolah,
II

aktif, ramah dan nampak sehat. Ny. Gardiner mengeluhkan bahwa ia "lerlalu aktif". la
menjelaskan bahwa Ann lerus-menerus "terlarik dengan segala hal" dan mengganggu usahanya
unluk menjaga rumah lelap bersih. Pengawasan kesehatan Ann tidak leralur dan imunisasinya
tidak lengkap. Setelah perawatan bayi lengkap 1 lahun, perawalan kesehatan hanya dilakukan
hanya dalam keadaan sakil yang akut.
Siluasi ekonomi keluarga tidak stabil. Tn. Gardiner bekerja secara tidak letap di sebuah
pabrik, sedangkan Ny. Gardiner mengurangi beban dengan mengerjakan usaha pencucian
mobil. Untuk menambah penghasilan keluarga yang tidak mencukupi, mereka menerima bantuan
kesejohteraon sosiol.
Ny. Gardiner terutoma mengungkopkan kepedulian lentong sesuotu yang berkaiton dengan
kurangnya langgung jawob suominya dolam membanlu kehidupan rumah tangga dan lugas
pengasuhon onak, juga tentong semua kelalainnya serto pekerjoon suaminya yang lidok letap. 10
secara terong-terangan mencoci-moki suominya di depan perawat dan anok mereko,
me eluhkon bohwo suominya lidak cukup membowo uang untuk memenuhi kehidupan keluorga
urang peduli pada masalah rumah, anak, dan keuangan. Tn. Gardiner duduk diam
sementara iSlinya terus-menerus mengeluh tentang dirinya.
Adanya kesan sedikitnya komunikasi alau kerukunan di antara anggota keluarga, kecuali
dalam hal yang terkait dengan kegiatan hidup sehori-hori dan merawol rumah mereka. .
Permainan anak-onak dibatosi koreno keribulon yang ditimbulkan mereka. Hompir semua
komunikasi bersifat perintah dori sang ibu kepada suami dan onok-anaknya. Ny. Gardiner
mengatakon bohwa io terus-menerus bekerjo agar rumah tetap bersih, makanan tersedia, don
onak-onak terurus. Rumoh dipondang sebagai suatu tempat y harus senantiosa dalam
keadoon bersih don tertato rapi, sehingga segolo sesuatu har impan rapi; Anak-anok
diharapkan seperti "terlihat namun tak-terdengar", horus tiba di rumoh tepat waktu, pergi
sekoloh dengon rutin, menjoga diri don lingkungonnya tetap bersih, dan harus potuh serto
menghormoti ibunya. Tidok terlihat odanyo mainan otou buku bocoaon. Satu-sotunya sumber
hiburon bagi seluruh keluarga odaloh sebuoh televisi yang selolu menyolo. Rekreosi keluarga
tidak pemoh terjadi. Hidupnyo benar-benar honyo berorienlasi pada lugas semata, dan tidak
ado kegiatan yang menyenangkan alou dopat dinikmati oleh anggota keluargo.
Keluargo tinggol di perumahon untuk orang dengan penghasilan rendah, dengan sewo yang
songot murah. Perololan dopur, Fosilitos penyimpanan makanan dan baju cukup memadoi,
348 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

begitu juga perabotan mereka. Meskipun t penampilan di luar perumahan terlihat kotor dan
nampak tidak terawat, namun di dalam rumah mereka tertata rapi dan baik.
Tuan dan Ny. Gardiner keluar dari sekolah masing-masing pada tingkat sembi Ian dan sepuluh,.
agar dapat bekerja unluk membantu orang tua mereka. Tidak ada pendidikan lanjutan atau
pelalihan kelerampilan yang didapatkan mereka sejak itu. Kerabat tidak tinggal dekat mereka t
tidak juga bergabung dengan kelompok keagamaan atau kelompok lainnya.
Masyarakat t tempat keluarga lersebut tinggal adalah bagian dari kota padal-miskin yang
mengalami kemunduransecara cepa!. Fasilitas transportosi don sosiol, kesehaton, serto
kesejahteroon mudoh dijongkau. Toko mokonon don kebuluhan loin terbatos honyo loko kecil
koreno mereko tidok memiliki kendoroon pribodi. Sekoloh don gerejo lerletak dekot permukiman
mereko. Sang ibu meraso lingkungannyo merupokon doeroh yang rowan kejoholon (yang
dikonfirmosi perowal), don oleh koreno itu, io menjogo onak-onoknyo unluk lelop berodo di
dolom rumah hompir seponjang woklu .
• Studi Kasus Keluarga diambil dari Sobol dan Robischon (1975).

~ LATIHAN
Tilljau sketsa keillarga dall jawab pertallyaall terkait.
1. Dari informasi terbatas yang tertera di sketsa keluarga, apakah nilai yang paling menonjol
berlaku dalam keluarga ini? (Gunakan proses pengkajian yang dianjurkan dalam bab ini)
2: Seberapa penting nilai tersebut diketahui keluarga?
3. Apakah nilai ini dianut secanl disadari atau tidak disadari')
4. Apakah ditemukan adanya bukti konflik nilai dalam keluarga tersebut?
5. Disebutkan hahwa nilai konflik antara suami dan istri adalah diagnosis keperawatan
keluarga dalam kasus ini, jelaskan secara singkat satu strategi intervensi yang dapat di­
gunakan di sini (pasangan yang berminat untuk membahas area ini).
Pi/ihlah semuajawaball yang benar /mtuk pertanyaan-pertanyaan baikU!.
6. Apakah benar bahwa:
a. Nilai didefinisikan sebagai suatu ide dan keyakinan yang mengikat keluarga bersama­
sarna.
b. Nilai berfungsi sebagai pedoman umum untuk berperilaku.
c. Keluarga adalah penerus/pembawa dasar tentang nilili.
d. Nilai relatif tetap dan berllbah sangat sedikit sepanjang masa.
e. Semua nilai mempllnyai bobot yang sarna atau serupa selama pengaruh dan pemusatan
mereka terhadap kehidllpan sesorang diperhatikan.
7. Definisi terbai k dari norma adalah:
a. Pola perilaku seseorang.
b. Pola perilaku yang dianggap "benar" menurut pandangan maysrakat.
c. Perilaku peran atau harapan yang terkait dengan posisi keluarga.

d Kumpulan sikap dan keyukinan.

8. Manakah dar; Atllran keluarga berikut, yang terkait dengan nilai keluarga:
u. Aturan ke/uarga menghasilkan nilni keluarga.
b. Aturan ke1uarga adalah manifestasi khusus dari nilai ke/uarga.
c. Aluran dan nilai keluarga adalah konsep yangje1as dan tidak memiliki arti yang tumpah
tindih.
9. Tu/is dan jelaskan secant singkat empat perubahan nilai ulama baru-baru ini yang terjudi
di masyarakat dan lingkungan keluarga.
1O.Individualisme adalah kecaman karena "menyimpang terlalu juuh". Sebutkan yang
manakah dari pilihan berikut ini yang mencerminkan keprihatinan kritikus mengenai
dampak dari kecenderungan ini pada keluarga:
BAB 13 NILAI KELUARGA 349
a. Individualisme mendorong perhatian yang sangat besar terhadap pencapaianlprestasL
b. Kekeluargaan berdampak negatif.
c. Suatu ketidakseimbangan diciptakan antara individualisme dan kebersamaan keluarga.
d. Asuhan berpusat pada anak telah berkurang dengan berkembangnya individualisme.
11. Klarifikasi nilat adalah proses yang membantu orang untuk (pilih salah satu jawaban
benar):
a. Mengidentifikasi nilai mereka.
b. Mengubah nHai mereka.
c. Melihat perbedaan antara niIai dan aturan keluarga.
d. Pertanyaan benar dan salah tentang nilai mereka.
12. Banyak keluarga etnik tidak berbagi nilai individualisme yang sama seperti yang biasa
dilakukan bangsa Amerika (jawab benar atau salah).
13. Beberapa kelompok nHai bersama. meliputi nilai konfigurasi utama dalam kebudayaan
dominan. Sebutkan enam nHaL
14. Sebutkan empat variabel yang memengaruhi sistem nHai keluarga diuraikan.
Pilihlah jawaban yang benar dari pertanyaan berikut.
15. Manakah dari pemyataan berikut ini yang merupakan sumber konftik nHai
a. Perbedaan generasi.
b. Perbedaan kelas sosial.
c. Perbedaan akulturasi.
d. Perbedaan khusus (kepribadian).
16. Salah satu konsep yang berhubungan erat dengan kelas sosial adalah bahwa bila satu
keluarga dan kelompok rujukannya tidak menganut nilai inti pusat dari suatu masyarakat
(pilih semua jawaban yang benar):
a. Penyesuaian terhadap masyarakat yang lebih luas adalah relatif mudah.
b. Keluarga dapat memenuhi permintaan masyarakat.
c. Semakin sulit penyesuaian keluarga terhadap kehidupan bermasyarakat.
d. Keluarga mengalami stigma sosiaL
14

FUNGSI AFEKTIF KELUARGA

PI; 151 BAB

PENTINGNYA FUNGSI AFEKTIF KElUARGA DI BAWAH TEKANAN: FUNGSI AFEKTIF


KOMPONEN FUNGSI AFEKTIF PENGKAJIAN KElUARGA
Memelihara Saling Asuh DIAGNOSIS KEPERAWATAN KElUARGA
Membina Keakraban INTERVENSI KEPERAWATAN KElUARGA
Keseimbangan Soling Menghormali Intervensi yong Meningkatkon Pola Kebutuhan-Respons
Ikatan dan Identifikasi yang Sehal
Keterpisahan dan Kelerkaitan Meningkalkan Soling Asuh
Pola Kebutuhan-Respons Membantu Keluorga dengan Isu Kedekalan-Perpisahan
Peran Terapeutik Membantu Keluarga yang Berduka
FUNGSI AFEKTIF DALAM KElUARGA SEHAT RANGKUMAN

Pl;TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menyebutkan tiga alasan mengapa fungsi afeklif meru­ 4. Menguraikan dampak dad stresor individu dan keluarga
pokan fungsi keluarga yang penting. terhadap fungsi afeklif keluarga.
2. Menguraikan tujuh komponen fungsi afektif dalam 5. Dengan menggunakan skelsa keluargd, melengkapi
keluarga sehal. . pengkajian fungsi keluarga. Mengemukakan diagnosis
3. Menyebutkan dua nHai yang melandasi doni alau keperawatan keluarga dalam area fungsi afektif.
priorilas yang ada dalam keluarga yang kuat terkait Menyebutkan dua interv~nsi keperawatan keluarga untuk
dengan fungsi afeklif. mengurangi dan/atau menyelesaikan masalah afektif
tersebul.

351
352 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Sangat umum diketahui bahwa keluarga ada untuk me­ Pengasuhan keluarga ada lh penting bagi perilaku pening­
menuhi fungsi dasar yang diperlukan bagi kelangsungan katan kesehatan dan akib. tnya sehat
hidup spesies (kebutuhan sosial)-reproduksi dan membe­ Keluarga mengemban 'anggungjawab berat dalam upa­
sarkan anak. Selain itu, keluarga berfungsi sebagai media­ ya memenuhi peran peme mhan kebutuhan sosioemosional
tor antara masyarakat dan individu. Keluarga membentuk anggotanya. khususnya seperti ban yak keluarga yang se­
matriks tempat kebutuhan personal dipenuhi. Organisasi ring berpindah dan sering kali tidak memiliki sistem du­
dan institusi sosial seperti sekolah dan lembaga layanan kungan sosial yang mereka perlukan. Selain itu, keluarga
, sosial sekarang ini bekerja sarna daJam memenuhi banyak saat ini umumnya lebih kecil, dan ada lebih sedikit anggota
fungsi tradisional keluarga. Akan tetapi, sejumlah fungsi untuk berbagi tugas pemenuhan kebutuhan masing-masing
yang teramat penting tetap dilakukan oleh keluarga. Yang untuk persahabatan, cinta, dan dukungan.
paling penting dari fungsi ini adalah sosialisasi (lihat Bab Karena fungsi afektif penting baik bagi individu mau­
15) dan fungsi afektif. Fungsi utama dari keluarga mile­ pun fungsi keluarga sebagai kesatuan dan bagi anggota in­
nium meliputi pengasuhan, berpasangan, berkomunikasi, dividunya, pengkajian dan intervensi dalam area ini sangat
beradaptasi, beristirahat (Janosik & Green, 1992), dan penting. Konseling suportif dan pendidikan adalah strategi
dukungan emosional dari anggota keJuarga. Fungsi afektif penting yang diterapkan oleh profesional dalam membantu
adalah suatu cara untuk mencapai tugas pengasuhan fisik, keluarga menguatkan hubungan mereka dan memenuhi ke­
reproduksi, pengajaran, pertumbuhan dan perkembangan butuhan masing-masing dengan Jebih memuaskan. Pertim­
personal, ikatan, dan memberikan tujuan serta makna kelu­ bangan fungsi afektif khususnya penting dalam bekerja
arga (Friedmann, 1993a). Fungsi keluarga yang bermakna dengan keluarga muda yang memiliki bayi baru lahir dan

lainnya adalah fungsi perawatan kesehatan, dibahas di . bayi, saat hubungan orang tua-bayi bermakna dalam hal

dalam Bab 16. dampakjangka panjang mereka terhadap masa depan anak

dan keluarga.

;;a;FU·NGSI AFEKTIF
;;a;KOMPONEN FUNGSI

Fungsiafektif berhubungan dengan fungsi internal ke­ AFEKTIF

luarga-perlindungan psikososial dan dukungan terhadap


anggotanya.. Sejumlah penelitian penting dilakukan untuk Fungsi afektif melibatkan persepsi keluarga terhadap peng­
memastikan pengaruh positif kepribadian yang sehat dan hargaan akan dan asuhan kebutuhan psikososial anggota­
ikatan keluarga pada kesehatan serta kesejahteraan individu nya. Melalui pemenuhan fungsi afektif, keluarga mening­
(Singer & Ryff, 2001). Hubungan sosial yang positif ber­ katkan kualitas kemanusiaan, stabilisasi kepribadian dan
hubungan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, umur perilaku, relatabilitas (kemampuan berhubungan sangat
panjang, dan penurunan tingkat stres. Sebaliknya, kehi­ baik), dan harga diri anggota keluarga (TabeI14-1).
dupan keluarga juga dapat menimbulkan stres dan koping
disfungsional dengan akibat yang dapat mengganggu ke­
sehatan fisik (mis., sulit tidur, tekanan darah tinggi, pe­ MEMEUHARA SALING ASUH
nurunan respons imun) (Singer & Ryff, 2001). Yang pertama dan yang terutama, pemenuhan fungsi efek­
Keluarga menyelesaikan tugas-tugas yang mendukung tif terkait dengan menciptakan dan memelihara sistem
kesehatan perkembangan dan pertumbuhan anggotanya keluarga yang saling asuh. Ingat kern bali dalam Bab 13
dengan memenuhi kebutuhan sosioemosional anggotanya, mengenai nilai keluarga, salah satu nilai keluarga yang
dimulai pada tahun-tahun awal kehidupan individu dan penting adalah bahwa keluarga harus berfungsi sebagai
berlanjut selama masa hidupnya. Pemenuhan fungsi afektif tempat singgahnya kehangatan, dukungan, cinta, dan pe­
adalah basis sentral baik bagi pembentukkan maupun ke­ nerimaan. Prasyarat untuk mencapai saling asuh adalah
sinambungan unit keluarga (Satir, 1972). Citra diri indi­ komitmen dasar dari pasangan dewasa baik terhadap satu
vidu dan rasa memilikinya berasal dari interaksi kelompok sarna lain maupun terhadap hubungan pernikahan yang
primer (keluarga). Oleh karena itu, keluarga berfungsi se­ seeara emosional saling memuaskan dan memerhatikan.
bagai sumber cinta, pengakuan, penghargaan, dan dukung­ Hal ini menjadi landasan emosional bagi orang tua mem­
an primer. bangun struktur suportif mereka. Sikap dan perilaku me­
Loveland-Cherry (1996) menunjukkan bahwa afeksi di merhatikan yang mengalir dari orang tua dan saudara
antara anggota keluarga menghasilkan suasana emosional kandung ke anak yang lebih keeil akan menghasilkan suatu
pengasuhan, yang secara positif memengaruhi pertum­ aliran balik dari anak serta ke orang tua. Brown (1978)
buhan dan perkembangan serta rasa ko~petensi pribadi.· memandang aliran ini sebagai fenomena spiral. Ketika
BAB 14 FUNGSI AFEKTIF KELUARGA 353
tersebut tidak dapat diterapkan secara sarna pada setiap
TABEL 14-1 .~ orang, kategori ini memberikan beberapa pemahaman me­
ngenai kebutuhan emosional unik dari pasangan yang
ATRIBUT SOSIOEMOSIONAL KELUARGA menikah. Harley menunjukkan bahwa sebagian besar kega­
YANG SEHAT galan memenuhi kebutuhan ini bukan karena pertimbangan
• Lingkungon pergoulon 505iol bogi generosi don keengganan yang egois, letapi lebih pada pengabaian bah­
pemelihoroon ikoton afeksional dolom hubungan wa kebutuhan ini ada.
keluorgo, tempo! seseorang pertama koli didntoi dan
mendntoi, serta pado gilironnya belajar mencinloi dan
membolas dnta. MEMBINA KEAKRABAN
• Suotu kesempatan untuk mengembangkon identitas Dengan memenuhi fungsi afektif keluarga, anggota ke­
pribodi dan sosial yang lerikat dengan identitos
luarga mengembangkan kemampuan untuk berhubungan
keluorga. .
secara akrab atau dekat dengan orang lain. Keakraban pen­
• Suotu kesempolon bogi individu untuk meniodi dirinya
sendiri. Keluorgo memberikon sebuoh dasor rumoh ting dalam hubungan manusia, karena keakraban meme­
alau lempa! di mona anggotonya dibiarkori meniadi nuhi kebutuhan psikologis terhudap kedekatan emosional
dirinya sendiri-untuk mengungkopkan perosoan don dengan manusia lain dan memungkinkan individu dalam
pemikiron mereka sebenarnya (mis., permusuhan hubungan untuk mengetahui kisaran penuh dari keunikan
dengon sedikit ketakuton akan akibatnya) serto untuk satu sarna lain.
meni:Jalami keamanan don dnta tonpa takut terhadap Seorang bayi biasanya pertama kali mengalami hubung­
penolokan. an keakraban dengan orang tuanya, yang dimulai dengan
ikatan ibu-bayi. Hubungan tersebut terus bertumbuh dan
berkembang selama bertahun-tahun berikutnya dalam ke­
luarga asa!. Ketika tercapai, rasa kedekatan dan keper­
masing-masing anggota mendapat kasih sayang dim asuh­ cayaan ini memberikan seseorang kepercayaalidiri untuk
an darianggotalainnya dalam keluarga, kapasitasnya un­ mencapai batasan luarkeluarga danmembina hubungan
tuk memberi ke anggota lainnya meningkat, dengan hasil dekat serta memuaskan secara emosional dengan orang
saling mendukung dan memberikan kehangatan emosional . lain. Ketil<a dewasa muda kemudian membentuk keluarga
ell· antara anggota keluarga. mereka sendiri, rasa.keakrabandan kedekatan ini berlanjut
. Mutualitas dan timbal balik adalah konsep utama. Orang dan dapat diteruskan ke generasi berikutnya (dalam
tua memberikan secara emosional kepada anak; pada childbearing family). Sebaliknya,jika ikatan awa) dan rasa
gilirannya, emosi ini diterima oleh anak dan dibalas baik percaya serta keakraban tidak terjadi dalam keluarga asal,
kepada orang tua maupun saudara kandung. Hal yang se­
baliknyajuga terjadi: Penolakan dan kemarahan orang tua
melahirkan respons marah d~n penolakan pada anak me­
reka. Dengan memelihara jenis Iingkungan emosional ke­
luarga, tempat anggota keluarga saling berespons secara TABEL 14-2
adekuat, keluarga memberikan kesempatan bagi individu
untuk membentuk dan memelihara hubungan yang bermak­ KEBUTUHAN DASAR PRIA DAN WANITA DI
na tidak hanya dengan angg6ta keluarga, tetapijuga dengan DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN
individu lain. LIMA LIMA
Dalam sebuah pernikahan atau hubungan rumah tangga, KEBUTUHAN KEBUTUHAN
kebutuhan untuk memelihara saling asuh dapat dicapai
PALING DASAR PALING DASAR
dengan menentukan kebutuhan emosional terpenting dari
pasanganimitra dalam rumah tangga dan seberapa efektif DARI PRIA DARI WANITA
mereka saling memenuhi kebutuhan tersebut. Harley 1. Pemenuhanan seksuol 1. Afeksi
(1994), 'seorang psikolog dan penasihat pernikahan, meng­ 2. Persohaboton rekrasional 2. Pembicaraan
gtinakan Emotional Needs Questionnaire untuk membantu
3. Pasongan yang menorik 3. Kejuiuran dan
ratusan Jceluarga yang ia bantu guna menentukan kebutuh­ (dol am pandongan keterbukaan
an mereka dalam pernikahan mereka. Dari keluarga yang mereka) 4. Dukungan finansiol
pernah mendapat konseling darinya, lima kebutuhan dasar
4. Dukungon rumah tangga 5. Komitmen keluargo
pria dan lima kebutuhan dasar wanita secara konsisten
5. Kekaguman
muncul sebagai sumber masalab pemikahan saat kebu­
tuhan ini tidak terpenuhi (Tabel 14-2). Meskipun kategori Sumber: Diambil dari Harley (1994).
354 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

individu tersebut tidak akan memiliki kepercayaan diri dan telah berkurang secara dramatis. Dengan pengurangan
kemampuan untuk berhubungan secara akrab dengan ukuran keluarga, pengurangan yang bersamaan terjadi pa­
orang lain. Sayangnya, ketidakmampuan untuk memer­ da jumlah saudara sekunder (paman, bibi, dan sepupu) di
cayai orang lain ini biasanya diteruskan ke generasi be­ sebagian besar keluarga. Di sisi lain, harapan hidup juga
rikutnya kecuali beberapa faktor mengintervensi seperti meningkat. Banyak anak saat ini dapat mengalami ikatan
pengalaman pribadi dan pertumbuhan pada tahapan akhir kedekatan keluarga dengan empat kakek-nenek yang hi­
kehidupan terjadi (Bowen, 1978; Bying-Hall, 1995). dup, dan sering kali dengan satu atau dua kakek-nenek bu­
Kedeka:tan hubungan dalam keluarga tidak sarna pada yut. Pada generasi sebelumnya, anak tidak memiliki ang­
semua anggota keluarga. Dijelaskan dengan baik dalam Ii­ gota keluarga tua ini yang ada untuk memberikan dukungan
teratur bahwa anak merasa berbeda terhadap ibu dan ayah emosional, material, at au informasi. Banyak kakeklnenek
serta terhadap ayah tiri atau ayah biologis (Thornton, memberikan layanan penitipan anak untuk cucu mereka.
Orburch, & Axinn, 1995). Terdapat bukti kuat bahwa hu­ Selain itu, teknologi dan kemudahan perjalanan telah
bungan ayah dengan anak sering kali diperantarai oleh ibu, menghapus dampak negatif jarak dalam menciptakan ikat­
sedangkan hubungan ibu dengan anaknya lebih tidak ter­ an yang dekat antara anggota keluarga yang lebih tua dan
gantung dibandingkan ayah. Sebuah studi oleh Barber dan keluarga anak mereka (Castiglia, 1999).
Thomas (1986) menemukan bahwa ikatan emosional
bervariasi. bergantung pada jenis kelamin anak dan orang KESEIMBANGAN SALING MENGHORMATI
tua. Para peneliti tersebut melakukan survei pada sebagian
besar 527 mahasiswa sekolah tinggi Mormon mengenai Literatur mengenai pedoman orang tua-anak menampilkan
hubungan mereka dengan orang tua mereka. Ayah ditemu­ pendekatan yang dikenal baik untuk menjadi orang tua,
kan lebih memberikan afeksi secara fisik kepada anak yang disebut sebagai keseimbangan saling menghormati
p~rempuan, sementara ibu menunjukkan jumlah afeksi (Colley, 1978). Ketika diterapkan, keseimbangan ini mem­
fisik yang sama kepada anak dari kedua jenis kelamin. Ibu bantu anggota keluarga memenuhi fungsi afektif mereka.
biasanya lebih memiliki persahabatan dengan anak perem­ Pendorong utama dari pendekatan ini adalah keluarga ha­
puan, dan ayah dengan anak laki-Iaki. Afeksi fisik ditemu­ rus memelihara suasana yang sangat menghargai kehor­
kan secara positif berhubungan dengan harga diri pada matan diri yang positif dan hak baik orang tua maupun
kedua jenis kelamin. Penelitian lainnya (Wenk, Hardesty, anak. Pendorong ini diterima oleh semua anggota keluarga
Morgan, & Blair. 1994) dengan menggunakan data longitu­ sehingga masing-masing orang dalam keluarga memiliki
dinal dari 762 anak, yang berusia 7 sampai 11 tahun, hak pribadinya sebagai individu, serta kebutuhan perkem­
menunjukkan bahwa persepsi anak terhadap keterlibatan bangan khusus pada kelompok usianya. Keseimbangan sa­
emosional dan fisik orang tua sarna pentingnya bagi ke­ ling menghormati dapat dicapai saat masing-masing ang­
sejahteraan baik anak laki-laki maupun anak perempuan. gota keluarga menghargai hak, kebutuhan, dan tanggung
Merasa dicintai dan dihargai oleh orang tua dan memiliki jawab anggota lainnya (Colley, 1978).
waktu bersama orang tua meningkatkan harga diri da.n ke­ Pola komunikasi yang positif (yang menunjukkan em­
sehatan mental pada anak. pati, mendengarkan reflektif, dan pendapat yang men­
Terdapatjuga dukungan kuat bahwa hubungan pasang­ dukung) antara anak dan orang tua mereka adalah faktor
an dalam rumah tanggalhubungan pernikahan yang fung­ utama dalam membangun dan memelihara kesepakatan
sional benar-benar memperkuat banyak dimensi hubungan pandangan moral antara anggota keluarga dan penghor­
orang tua-anak. Jika masalah pernikahan/hubungim pa­ matan berikutnya untuk berbagai pandangan moral. Anak
sangan ada dalam sebuah keluarga, ayah adalah imggota yang mempunyai pengalaman pola komunikasi negatif
keluarga yang paling sering terisolasi atau yang paling me­ (mis., kemarahan dan kritik) dalam sistem keluarga me­
narik diri dari ikatan kedekatan keluarga (Volling, Notaro, reka cenderung kurang menerima pandangan moral orang
& Larsen, 1998; White, 1999).- tua dan otoritas moral orang tua (Olson et aI., 1983; White,
Anggota keluarga mendapatkan sejumlah besar du­ 2000). Memelihara keseimbangan antara hak individu da­
kungan sosial dari hubungan dekat yang mereka bina da­ lam keluarga berarti menciptakan suasana, yang baikorang
lam sistem keluarga inti dan extended/amity. Sebuah mitos . tua maupun anak diharapkan melayani pikiran orang lain.
yang sering muncul dalam kebudayaan Amerika adalah Orang tua perlu memberikan struktur yang memadai dan
bahwa keluarga Amerika telah bergeser menjauh dad pedoman yang konsisten sehingga batasan ditetapkan dan
struktur keluarga multigenerasi yang luas, menjadi keluar­ dipahami. Pada waktu yang sama, fieksibilitas yang cukup
ga inti. Perubahan yang telah terjadi selama dekade ter­ juga harus dibangun ke datam sistem keluarga untuk me­
akhir dalam ukuran keluarga inti. Sementara satu keluarga mungkinkan kebebasan dan ruang untuk menumbuhkan
inti terdiri dari 8 sampai 10 anak, ukuran keluarga saat ini dan mengembangkan indentitas individu. Saling asuhjuga
BAB 14 FUNGSI AFEKTIF KELUARGA 355
dapat terjadi jika terdapat keseimbangan saling meng­ karakteristik orang lain yang ia identifikasi. Melalui iden­
hormati. tifikasi, anak berupaya meniru perilaku orang tua mereka
(orang tua yang diiidentifikasi menjadi model peran mere­
ka). Seiring identitas anak diperkuat dengan mempelajari
IKATAN DAN IDENTIFIKASI perilaku, sikap, dan nilai orang tua, ikatan terbentuk. Me­
lalui 'identifikasi dan ikatan, orang tua mendapatkan ke­
Ke~uatan yang terus-menerus di balik persepsi dan ke­
kuasaan referen (Iihat Bab 11) terhadap anak mereka.
puasan terhadap kebutuhan individu dalam keluarga dise­
but ikatan (bonding) atau pelekatmz (attachment). isti lah Ikatan identifikasi atau identitas bergantung pada res­
yang digunakan saling bertukar oleh ahli teori. Pelekatan, pons positif yang diberikan oleh orang dalam suatu hu­
menurut Wright dan Leahey (2000, hIm. 100)'adaJah "sua­ bungan. Bahkan seorang bayi memberikan reward pada
tu ikatan emosional unik yang secara relatif tahan lama ibu saat awal hubungan mereka dengan menyusu, mering­
antara dua orang yang khusus," Ikatan pertama kali dipra­ kuk, membiarkan ibu menyamankannya, dan sebagainya.
karsai dalam sebuah keluarga baru dalam hubungan pa­ Agar ikatan menjadi efektif, harus ada dukungan dan pe­
sangan rumah tanggalpernikahan. Ini adalah saat pasangan nguatan identitas seseorang melalui hubungannya dengan
menemukan Ikatan danidentifikasi terjadi saat pasangan orang lain. "Kapan pun seorang anak menunjukkan keka­
menemukan kepentingan, tujuan, dan nilai umum serta guman pada orang tuanya atau secara spontan memberikan
menemukan bahwa hubungan terse but memvalidasi kese­ afeksi, kegembiraan yang dirasakan orang tua mengaktif­
muanya itu, membawa manfaat nyata tertentu (prestise, kan ikatan respons" (Turner; 1970, him. 72).
hubungan ternan sebaya, hak istimewa komunitas, dll.), Salah satu segi dari ikatan respons adalah sensitivitas
memungkinkan pemenuhan tujuan tertentu yang tidak da­ umum, peduli, dan responsif terhadap anggota lain dalam
pat dipenuhi sendirian (mis., memiliki amik), dan memberi­ hubungan tersebut. Rasa kedekatan dan keinginan untuk
kan kesenangan dan kenyamanan bersama karena kontak melanjutkan saling berbagi terjadi saat komunikasi sese­
mereka yang terus-menerus satu sarna lain (Perry, 1983; orang diterima dan dihargai, serta perasaan didukung.
Tomer, 1970). Bowlby (1977) menyebut pembentukan Ikatan juga. dapat.terjadikarena kebutuhan khususyang
ikatan emosional ini "jatuh cinta". Ikatan dan pelekatan dipenuhi seseorang untuk orang lain. Sebagai contoh,
yang sejenis ini terbentuk kemudian antara orang tua dan . seseorang yang dominan dan memegang kendali dapat ber­
anak serta antara sibling saat merekasecara bersinambung ikatan dengan tipe yang patuh-dengan keduanya mend a­
dan positif saling terkait . patkan kepuasan terhadap kebutuhankhusus mereka dalam
. ;"Pelekatan antara seorang ibu dan bayi baru lahirnya hubungan tersebut.
sangat penting karena interaksi awn I orang tua-bayi meme­ Durasi hubungan dekat juga merupakan sebuah faktor
ngaruhi sifat dan kualitas hubungan pelekatan selanjutnya, yang harus dipertimbangkan. Meskipun ikatan antara pe­
danpada gilirannya hubungan ini memengaruhi perkem­ ngantin baru kuat, dan hubungan antara ibu dan anak baru
bangan psikososial dan kognitif anak (Ainsworth, 1966). lahir sangat dekat. kehilangan pasangan yang baru saja
Identifikasi adalah unsur penting dalam bonding, dan menikah atau bayi baru lahir dapat tidnk dirasakan seberat
merupakan jantung dari hubungan keluarga. Turner (1970) saat dibandingkan dengan kehilanga~ yang terjadi setelah
menjelaskan bahwa dalam definisinya yang paling seder­ hubungan tersebut telah menetap selama periode waktu
hana, identifikasi adalah "suatu sikap, yaitu seorang indi­ yang lama, Ketika anggota keluarga yang saling terlibat
vidu mengalami apa yang akan terjadi pada orang lain sangat 'dekat meneruskan hubungan mereka, ikatan lama
seakan-akan terjadi pada dirinya" (him. 66). Dengan kata menjadi semakin kuat dan ikatan baru yang kuat muncul;
lain. ketika seorang anggota keluarga mengidentifikasi ber­ ikatan yang kuat ini menyatukan individu ini dalam hu­
sarna anggota lainnya, ia mengalami kesenangan dan kese­ bungan menetap yang unik. Pelekatan ini tidak dapat
dihan anggota lainnya seakan-akan pengalaman ini adalah dipindahkan-yaitu, tidak ada orang lain yang dapat meng­
pengalamannya l'endiri. gantikan seorang anggota khusus. Karena ikatan tahan
Agar ikatan atau pelekatan terjadi dalam hubungan ke­ lama ini tidak ada pada awalnya,·dan tumbuh melalui ke­
luarga, identifikasi yang positif.harus ada terlebih dahulu. terlibatan kedekatan yang terus-menerus, Turner (1970)
Sebagaj aspek pelekatan yang paling pervasif, identifikasi menyebut ikatan ini sebagai crescive bonds (ikatan yang
mungkin didasarkan pada simpati atau mekanisme dorong­ bertumbuh).
an biologis atau mungkin semata-mata berasal dari inter­ Meskipun crescive bonds terdengar seperti fenomena
nalisasi sikap orang lain yang diperhatikan atau dijadikan alamiah, hal ini tidak dapat dihindari, dan dalam beberapa
tempat bergantung anggota keluarga. Ketika terbentuk, situasi crescive bonds tidak terbentuk. Turner (1970) mem­
konsekuensi dari identifikasi dan ikatan jangka panjang bahas dua faktor yang menghambat pertumbuhan crescive
adalah sebuah perubahan pada citra diri individu terhadap bonds. Yang pertama, ikatan yang berdaarkan situasi (ber­
356 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

dasarkan pada keberadaan kebutuhan atau keadaan khusus kan: "Pengalaman identitas manusia memiliki dua unsur­
tertentu), seperti ikatan yang memenuhi kebutuhan per­ rasa memiliki dan rasa terpisah. Laboratorium tempat
kembangan tertentu yang mungkin individu penuhi, atau bahan-bahan ini dieampur dan didistribusikan adalah ke­
ikatan berorientasi tugas,jauh lebih rentan untuk melemah luarga, matriks identitas" (hIm. 47).
dan akhirnya pecah. Yang kedua, hubungan ikatan yang Rasa memiliki anak berasal daTi menjadi bagian, atau
berbasis pada kesepakatan kontrak, bukan pertalian suci, terkait dengan, sebuah keluarga-memainkan peran se­
juga lebih rentan untuk luntur, karena kontrak melibatkan bagai anak dan sibling. Perkembangan rasa keterpisahan
kewajiban bersama. Dalam kasus ini, jika satu orang dan individualitas terjadi saat anak berpartisipasi dalam
pasangan ,gagal uRtuk menjalankan bagian kontraknya, peran di keluarga dan dalam peristiwa serta situasi keluar­
kontrak tersebut dapat menjadi tidak sah. Pernikahan ga yang berbeda, dan melalui keterlibatan dalam aktivitas
dilihat oleh banyak sudut pandang .ini. Dalam pertalian di Juar keluarga. Ketika anak bertumbuh, orang tua secara
suci, landasan untuk tinggal bersama dirasakan sebagai progresif memberikan mereka lebih ban yak otonomi untuk
kepereayaan agama, kewajiban keluarga, tradisi, dan/atau memenuhi kebutuhan dan kepentingan unik diri mereka
kewajiban etika-morallkewajiban seseorang. Ikatan orang (Minuehin, 1974).
tua-anak masih dilihat sebagai ikatan sud dan abadi. (Se­ Agar keluarga menyadari dan memenuhi kebutuhan
buah titik penegasan: Negara tidak secara legal mengizin­ psikologis anggota keluarga, keluarga harus meneapai se­
kan orang tua, hak untuk memungkiri anak mereka yang buah keseimbangan memuaskan dari' keterpisahan atau
belum dewasa.) otonomi dan keterkaitan (Peterson, 1995). Anggota kelu­
Mengkaji sifat pelekatan dan kualitas ikatan afeksi an­ arga saling terkait dan terpisah. Masing-masing keluarga
tara masing-masing perangkat hubungan dalam keluarga menangani isu terpisah dan keterkaitan dengan eara yang
telah dianjurkan oleh beberapa ahli terapi dan perawat unik; beberapa keluarga menempatkan lebih banyak pene­
keluarga (Minuehin, 1974; Wright & Leahey, 2000). Ikatan kanan pada satu sisi dibandingkan pada sisi yang lain. Ke­
an tara anggota keluarga dapat diilustrasikan dengan meng­ seimbangan antara otonomi dan keterkaitan sering kali
gunakan diagram pelekatan (Gambar 14-1A). Diagram ter­ dibentuk oleh latar belakang. kebudayaan keluarga dan
sebut seeara jelas menunjukkan tingkat pelekatan antara tahapan siklus kehidupannya.
berbagai anggota keluarga. Wright dan Leahey menekan­ Kedua kondisi adalah landasan dan, menyusun kehidup­
kan bahwa tidak ada konfigurasi tingkat pelekatan yang an keluarga. Bayi memulai proses perpisahan sekitar usia 6
"benar" atau "terbaik". Melainkan, keluarga harus me­ bulan. Melalui tahun-tahun pembentukan, ia membentuk
nunjukkan berbagai hubungan pelekatan yang memper­ sebuah identitas, semen tara individualitas dan pertum­
Iihatkan semua anggota keluarga berapa pun usianya dan buhan berlanjut selama masa hidupnya. Meskipun demiki­
posisinya dalam keluarga merasa mereka memiliki jaring­ an, keterkaitan adalah sarna mendasarnya, yang mengambil
an pelekatan yang dapat diandalkan untuk membentuk berbagai bentuk dari kedekatari fisik sampai keterlibatan
sebuah landasan keluarga yang aman (Byng-Hall, 1995; besar yang menyingkirkan kepentingan orang lain (Handel,
Wright & Leahey). Jaringan pelekatan akan berubah pada 1972).
anggota keluarga seiring dengan mereka maju melewati Keluarga perlu memberikan kesempatan menguasai
berbagai tahapan siklus kehidupan keluarga. Sebagai eon­ dualitas ini. Peran penting anggota keluarga adalah bahwa
toh, diagram pelekatan untuk pasangan yang baru saja mereka harus membantu anggota keluarga yang lain yang
menikah harus menunjukkan ikatan emosional yang dekat menginginkan kebersamaan dan membentuk serta meme­
an tara pasangan sementara pada waktu yang sarna mereka Iihara kohesivitas atau keterkaitan. Di sisi lain, keluarga
menegosiasikan sebuah' hubungan yang berbeda dengan harus seeara bertahap memberikan sejumlah kebebasan
keluarga asalmereka. Konfigurasi ini biasanya berubah se­ yang sesuai dan eara ekspresi bagi anggota untuk indivi­
iring dengan orang dewasa menjadi pengasuh bagi anak dualisasi dan menjadi individu yang berbeda.
yang lebih kedl (Iihat Gambar 14-1B).
Penting untuk memerhatikan seberapa banyak kehidup­
an keluarga diatur oleh pertimbangan kekuasaan. Otoritas
KETERPISAHAN DAN KETERKAITAN orang tua-cakupannya dan eara ini diterapkan-adalah
Satu isu utama psikologis yang mendominansi dan meli­ satu kekuatan yang membentuk pola mendukung indivi­
batkan kehidupan keluarga adalah eara keluarga memenuhi dualitas (keterpisahan) dan kohesi (keterkaitan). Orang tua
kebutuhan psikologis anggotanya, dan bagaimana ini berbeda dalam seberapa luas mereka memberlakukan citra
memengaruhi identitas dan harga diri individu. Selama mereka pada anak mereka. Ketika orang tua mengharapkan
tahun-tahun awal sosialisasi, keluarga membentuk dan ana:k untuk melakukan semua adaptasi, hanya terdapat
memprogram perilaku seorang anak, sehingga membentuk sedikit ruang untuk negosiasi. dan kesempatan meningkat­
rasa identitasnya. Minuehin (1974) lebih lanjut menjelas­ kan individualitas terhambat.
BAB 14 FUNGSI AFEKTIF KELUARGA 357

Ayah

Suami
Anak
A B

Gambar 14-1. (A) Sebuah contoh diagram pelekatan. Menunjukkan bagaimana pasangan yang baru saja menikah
menyesuaikan ikatan antara keluarga asal mereka dan saling membangun ikatan yang kuat. (B) Diagram kedua
mengilustrasikan bagaimana pelekatan antara pasangan tersebut dapot berubah dengan hadirnya.anak. (Diamhil clari
Wright & Leahey, 2000).

Selain itu, keluarga beragam dalam seberapa cepat me­ derung terlalu dekat (terJalu terlibat) dan terlalu membatasi
reka mendorong anak mereka ke arah keterpisahan dan kebebasan individu dan identitas pribadi. Sebaliknya, da­
seberapa intensif mereka mendorong keterkaitan-yaitu, lam keluarga terlepas, terdapat batasan kaku dan tertutup
seberapa cepat mereka mengharapkan anak mereka tum­ an tara subsistem danindividu, serta sensitivitas yang ter­
buh dan terpisah dari orang tua. Beberapa orang tua men­ lalu kecil bagi anggota uiltuk meminta bantuan. Dalam tipe
dorong perilaku kekanak-kanakan; tergantung pada anak keluarga ini, hubungan terlalu jauh dan terdapat sedikit
mereka, sementara yang lain menekan anak mereka untuk pengakuan at au pemenuhan kebutuhan pribadi anggota
bertindak lebih dewasa pada usia dini. Kecepatan yang keluarga. SelaiH itu, tidak terdapat keterlibatan satu sarna
ditetapkan bagi kedewasaan anak mereka sering kali dida­ lain. Pada bagian ujung rentang .tidakada sehat. Dalam
sarkan pada tujuan orang tua bagi diri mereka sendiri dan studi mereka pada keluarga yang bermasalah, Minuchin,
bagi anak mereka. Sebagai contoh, jika kedua orang tua Rosman, dan Baker (1978) menemukan bahwa tipe keluar­
bekerja danmelihat ketergantungan sebagai beban yang ga tertentu secara umum terikat, termasuk keluarga psiko­
menimbulkan frustasi bagi tujuan mereka, mereka akan somatik dan keluarga dengan anak yang fobia sekolah dan
mendorong anak mereka pada kecepatan yang lebih cepat skizofrenia.
agar dapat mandiri. Seperti dalam dimensi kehidupan ke­ Studi yang sarna yang mengevaluasi kohesi (rentang ke­
luarga lainnya, ide orang tua mengenai tumbuh kembang . terkaitan-keterpisahan) dan daya adaptasi keluarga telah
anak dan day a berterima berbagai perilaku juga dipenga­ dilakukan oleh Olson dan McCubbin (1982). Ahli teori te­
ruhi oleh latar belakang kebudayaan dan kelas sosial ke­ lah menyusun sebuah model yang telahdigunakan sec~<j 0.
luarga (Handel, 1972; Peterson, 1995). luas untuk mengkaji dua dimensi pernikahan dan perilaku
Dalam mengkaji keterpisahan dan keterkaitan dalam se­ keluarga di atas. Dalam FACES (Family Adaptation and
buah keluarga, Hartman dan Laird (1983) memandang ka­ Cohesion Model), kohesi keluarga didefinisikan sebagai
rakteristik keluarga dalam istilah terikat-terlepas (sebuah ikatan emosional yang saling diberikan anggota keluarga
rentang). Minuchin (1974) awalnya menghasilkan konsep dan derajat otonomi individu yang mereka alami. DaYH
terikat dan terlepas dalam keluarga. Ia menyebut keluarga adaptasi keluarga adalah kemampuan sistem pernikahan
yang terikat sebagal batasan individu dan subsistem (seper­ atau keluarga mengubah struktur kekuasaannya, hubungan
ti batasan subsistem pasangan) yang terus-menerus dilang­ peran, dan aturan hubungan sebagai respons terhadap te-.
gar oleh anggota di luar batasan tersebut. Dalam keluarga kanan situasi dan perkembangan. Model tersebut membe­
terikat, anggota keluarga menafsirkan atau' mengatakan rikan hipotesis berikut: .
untuk satu'sama lain dan sangat sensitif terhadap isyarat • Pasanganlkeluarga dengan .kohesi dan daya adaptasi
minta bantuan dari anggota keluarga. Keluarga yang terikat yang seimbang secara umum akan berfungsi lebih
adalah keluarga yang tidak membiarkan ruang untuk pen­ adekuat daripada yang berada di dimensi yang tki,d:
dapat yang berbeda dan peri laku otonomi. Anggota cen­ seimbang.
358 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

• Pasanganlkeluarga akan mengubah kohesi dan day a berhubungan dengan nilai tinggi yang ditempatkan ma­
adaptasi mereka untuk menghadapi tekanan situasi syarakat pada individual isme.
dan perubahan hidup dalam siklus kehidupan keluarga Sensitivitas keluarga terhadap, dan persepsi dari, tin­
mereka. dakan serta kebutuhan anggota sangat beragam. Sebagian
Keterampilan komunikasi yang positif akan memfa­ besar keluarga bisa tergolong pad a bagian mana pun antara
silitasi pasangan dan keluarga untuk menyeimbang­ sensitivitas (tanda· terikat) ekstrem, responsitivitas tinggi
kan kohesi dan daya adaptasi. terhadap input anggota individu. dan bagian ujung lainnya
Model tersebut menjelaskan empat tingkat dari masing­ ketidaksentivitasan dan ketidakresponsifan terhadap input
masing dimensi (kohesi dan daya adaptasi) dan mengiden­ anggota individu (tanda terlepas).
tifikasi 16 tipe yang berbeda dari sistem pernikahan dan Sejauh ~ana kebutuhan psikolog\s atau sosioemosional
keluarga. Tabel 14-3 menguraikan indikator klinis dan pe­ dasar terpenuhi juga bervariasi yang bergantung pada sis­
nelitian dari variabel yang dapat digunakan untuk men­ tern pendukung sosial keluarga sendiri. Beberapa keluarga
diagnosis dan mengukur dimensi kohesi keluarga. Keluar­ lebih meliblitkan jaringan sosial yang lebih besar. seperti
ga yang berada dalam tingkat pemisahan atau keterkaitan extended/wnily, tempat keluarga mendapatkan dukungan.
memungkinkan anggota keluarga mengalami baik keman­ Dalam keluarga ini, pemenuhan kebutuhan psikososiaJ
dirian diri maupun keterikatan pada keluarga mereka. Se­ anggota keluarga dapat dicapai oleh individu yang berada
baliknya, keluarga yang terpisah atau terikat cenderung di dalam dan di luar keluarga inti atau rumah tangga. Se­
hanya berfungsi pada ujung ini dan tidak diharapkan baliknya, keluarga yang benar-benar tetisolasi dari sistem
mengubah perilaku mereka (Olson & McCubbin, 1982). pendukung sosial-keluarga tertutup-memiliki sumber
dari luar yang terbatas dan oleh karena itu bergantung ter­
utama atau semata-mata pada anggota keluarga inti untuk
POLA KEBUTUHAN-RESPONS memenuhi semua kebutuhan psikologis mereka. Tentu
saja, keluarga tertutup membebankan beban yang berat
Komponen afektif dari hubungan keluarga perlu dievaluasi
pada hubungan keluarga, karena kemungkinan tidak ada
dalam hal s~jauh mana anggota keluarga tampak saling pe­
seorang pun yang dapat memenuhi semua kebutuhan orang
duli (Hartman & Laird, 1983). Parad dan Caplan (1995)
lain.
membahas pertimbangan ini dalam diskusi mereka menge­
nai pengkajian pola kebutuhan-respons dalam keluarga.
Konsepini pada dasarnya sinonim dengan fungsi afektif PERAN TERAPEUTIK
keluarga. Aspek saling asuh, menghargai, ikatan. dan ke­
terpisahan=keterkaitan muncul sebagai prasyarat penting Peran terapeutik pasangan dibahas dalam Bab 12 saat satu
atau syarat utama bagi pola kebutuhan-respons yang me­ dari peran yang muncul sangat diharapkan pasangan ma­
muaskan dalam keluarga (TabeI14-4). suk ke dalam pemikahan dan kehidupan keluarga dari se­
Tiga fase terpisah dan salingterkait diturunkan dalam mua kelas sosial, tetapi terutama dalam kelas menengah.
res pons afektif keluarga terhadap kebutuhan ini. Yang Peran ini sangat mirip dengan peran pasangan rumah
pertama. anggota kelmlrga harus memahami· kebutuhan tangga orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan afektif
anggota lain dalam batasan kebudayaan keluarga. Selan­ pasangan inereka. Sementara fungsi afektif menguraikan
jutnya. kebutuhan ini harus dipandang dengan pertimbang­ fungsi kesehatan jiwa keluarga yang luas-sebagai kelom­
an dan dilihat sebagai makna dari perhatian (seperti yang pok yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan psikologis
dibahas di keseimbangan saling menghargai). Akhirnya, anggotanya-peran teJ;apeutik menguraikan sebuah peran
kebutuhan yang dikenali dan dihargai ini harus dipuaskan sosioemosional yang penting.dalam pernikahanlsubsistem
sampai sebanyak mungkin dari sudut pandang sumber pasangan dewasa. Khususnya. peran terapeutik yang di­
k~luarga. Hal ini khususnya menguntungkan jika masingc perankan pasangan hidup/pasangan dalam rumah tangga
masing anggota keluarga memiliki kepercayaan dalam adalah berorientasi pada masalah. Peran ini melibatkan
keluarga dengan siapa mereka dapat mencurahkan diri saling mendengarkan masalah masing-masing, bersimpati,
mereka. memberikan ketentraman, dan afeksi, serta memberikan
Tiga hal ini, yaitu persepsi, rasa hormat, dan kepuasaan bantuan dalam menyelesaikan masalah. Dalam studi me­
dari kebutuhan anggota keluarga sangat dipengaruhi oleh ngenai peran pasangan oleh Nye (l976). ia meJaporkan
perspektif sosiobudaya Amerika-yang memandang indi­ bahwa baik suami maupun istri menunjukkan bahwa
vidu sebagai orang yang berbeda yang layak mendapatkan pasangan memiliki tugas untuk memainkan peran ini.
pengakuan dan penghargaan serta pembagian sumber ke­ Temuan ini telah diperkuat oleh Harvey (1994) yang
luarga yang adi1. Kecenderungan untuk memandang ang- . menemukan bahwa kebutuhan pria dan wanita adalah
gota keluarga sebagai individu unik yang berkembang ini serupa dalam pernikahan, dengan keduanya menginginkan
BAB 14 FUNGSI AFEKTI F KELUARGA 359

TABEL 14-3

DIMENSI KOHESI KELUARGA


TERPISAH TERKAIT
TERLEPAS (KOHESI (KOHESI TERIKAT
(KOHESI RENDAH SEDANG (KOHESI
SANGAT SAMPAI SAMPAI SANGAT
RENDAH) SEDANG) TINGGI) TINGGI)
Ikatan Emosional Sangat rendah Rendah sampai Sedang sampai tinggi Sangat tinggi
sedang
Kemandirian Kemandirian anggota Kemandirian anggata Ketergantungan Ketergantungan
keluarga tinggi keluarga sec!ang anggota keluarga anggota keluarga
sec!ang tinggi
Batasan Keluarga Batasan luar terbuka. Batasan dalam dan Batasan dalam dan Batasan luar tertutup.
Batasan dalam luar semi-terbuka. luar semi-terbuka. Batasan dalam nternal
tertutup. Batasan Batasan generasi jelas. Batasan dalam kabur. Batasan
generosi kaku. terbuka. Botason generasi kabur.
generasi jelas.
Koalisi Koalisi lemah, Koalisi pernikohan Koalisi pernikahan Koalisi orang tua­
biasanya ado seorang jelas. kuat. anak.
kambing hitam
keluarga.
Waktu Waktu terpisah dari Woktu sendiri dan Waktu bersama Waktu bersama
keluarga, maksimal ber~ama adalah adalah penting. Waktu maksimal. Sec!ikit
[secara fisik danlatau penting. sendirian waktu untuk sendirian,
emosionol}. diperbolehkan untuk diperbolehkan.
alasan yang disetujui.
Ruang Ruang terpisah baik Ruang pribadi Ruang keluarga Sec!ikit atau tidak ada
secaro fisik atou terpeliharai beberapa maksimal. Ruang . ruang pribodi di
emosional, maksimal. ruang keluarga. pribadi minimal. rumah.

Teman Terutama temon Beberapa ternan. Beberapa ternan Ternan individu


individu dan tompak individu. Beberapa individu. Aktivitas terbatas. Terutama
sendirian. Sec!ikit ternan keluarga. lerjadwal dengan pasangan atau teman
ternan keluargo. pasangan dan teman keluarga tampak
keluarga. bersama.
Pembuatan Terutama kepulusan Sebagian besar Keputusan individu Semua keputusan baik
Kepuiusan individu. keputusan dilandaskan dibuat bersama. pribodi maupun
pada kemampuan . Sebagian besar hubungan harus
individual untuk keputusan dibuat dibuat oleh keluarga.
membuat kepulusan dengan memikirkan
bersama mengenai isu keluarga.
keluarga.
Aktivitas individu Beberapa aklivitas Beberapa aklivitas Sebagian besar atau
Minat Dan terutama dilakukan . keluarga, spantan. keluarga dijadwalkan. semua aktivitas dan
Rekreasi tanpa keluarga. Aktivitas individu Keluarga terlibat minat harus bersama
Keluarga tidak terlibat. didukung. da/am kepentingan dengan keluarga.
individu.

Sumber: Olson, D., & McCubbin, H. (1982). Family stress, coping, and social support (him. 48-68). Seizin penerbif, Charles C Thomas,
publisher ltd., Springfield, Illinois.
'.J1

360 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 14-4 ., Deskripsi ini memberikan sebuah dasar perbandingan.


Akan tetapi, satu keberatan penting atlalah bahwa studi ini
KEBUTUHAN SOSIOEMOSIONAL ANGGOTA dilakukan pada sebagian besar keluarga kulit putih kelas
KELUARGA menengah. Kelas sosial keluarga dan variabilitas budaya
1. Cinta demi kebaikan diri sendiri harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi perilaku apa
2. Keseimbangan antara dukungan dan kemandirian yang yang sehat dan kurang sehat dalam keluarga berkenaan
berkenaan dengan tugas-tugas dengan manifestasi fungsi afektif yang optimal.
3. Keseimbangan antara kebebasan dan kendali
4. Ketersediaan model peron yang sesuai

Diambil dari Parad dan Caplan (1965). etrKELUARGA DI BAWAH


TEKANAN: FUNGSI
pasangan mereka mendengarkan dan membantu dalam
AFEKTIF
penyelesaian masalah serta bimbingan jika diminta.
Peran ini telah dijelaskan oleh Nye (1976); "Perilaku Memelihara lingkungap keluarga yang saling asuh sering
... adalah terapeutik dalam membantu pasangan untuk kali merupakan sebuah tugas berat, karena banyak stresor'
mengatasi dan diharapkan, menyingkirkan masalah yang cenderung mengganggu homeostasis keluarga dan mem­
dihadapinya" (him. Ill). Ketika peran ini diperluas guna buat anggota keluarga menjadi kurang sensitif dan kurang
melibatkan anggota keluarga lainnya, kemiripan anak dan saling mencintal. Ancaman terhadap fungsi afektif terma­
orang dewasa, beberapa unsur perilaku keluarga yang suk stresor terkait kesehatan.
sangat penting menjadi jelas. Nye melanjutkan penjelasan­ Ketika kebutuhan afektif anggota keluarga tidak dipa­
nya: "Mendengarkan dan memberi ~esempatan anggota hami dan dibahas secara adekuat akibat tekanan dalam ke­
keluarga .untuk mengungkapkan, bertindak sebagai pe­ luarga, gangguan kesehatan dan landa-tanda distres daTi
nyuara ide atau reaksi anggota yang lain, memberikan satu atau lebih anggota keluarga menjadi jelas. terlihat.
informasitambahan, konsep, atau pemahaman, dan meng­ Gejala disfungsi keluarga inidapat meliputi responsemo­
ambil tindakan nyata dalam berbagi masalah yang meli­ sional seperti marah, cemas, depresi, perilaku (alai atau
batkan semua anggota" (hIm. 115). Tentl,l saja, beberapa berpura-pura; dan keluhan somatik serta penyakit anggota
daTi 'perilaku ini tidak sesuai (terapeutik) dalam berhu­ keluarga. Disfungsi ini dapat menghambat fungsi afektif
bungandengan· anak yang masih kedl atau bayi, tetapi dalam hubungan keluarga, yang menyebabkan proses me­
dengan anakyang lebih besar, kebanyakan hubungan asis­ nurun drastis sampai beberapa langkah positif diambil un­
tif terapeutik yang sarna dapat berlangsung. tuk mengurangi dan memulihkan kekacauan lebih lanjut.
Parad dan Caplan (1965) tidak meyakini bahwa rendah­
nya respon~ terhadap kebutuhan anggota yang berlangsung
sementara dapat membahayakan kesehatan emosional me­
etrFUNGSI AFEKTIF DALAM
reka. Akan tetapi, frustrasi jangka panjang dan menetap
KELUARGA SEHAT
terhadap kebutuhan bersifat membahayakan. Bahkan tidak
adanya perhatian semen tara terhadap kebutuhan keluarga
Pratt (1976) melakukan sebuah survei besar pada perte­ dapat membahayakan jika kehilangan terjadi saat individu
ngahan tahun 1970-an dan dari studi klasik ini mengurai­ tersebut khususnya rentan, seperti selama fa~e kritls
. kan seberapa sehat, fungsional, atau Pratt menyebutnya,
perkembangan anak.
keluarga "sehat (energized/amity)" mencapai fungsi afek­ Profesional kesehatan keluarga mencatat bahwa masa­
tif mereka. Ia menyatakan: lah dan disfungsi keluarga umumnya memburuk atau lebih
Gambaran struktur keluarga yang sehat ...adalah kecende­ nyata selama fase penyakit terminal atau selama berduka
rungan untuk memberikan otonomi.dan menjadi responsif (Rolland, 1994). Ketika keluarga berduka, konflik daJam
terhadap kepentingan khusus dan kebutuhan anggota ke­ keluarga sering kali menjadi tertutup dan kebutuhan afektif
luarga individu ... Hal ini termasuk kecenderungan tidak anggota keluarga biasaya tidak dikenali dan/atau diakui.
hanya menerima, tetapi menghargai individualitas dan ke­
Kematian anggota keluarga kemungkinan. merupakan
unikan, serta menoleransi pel'tentangan dan penyimpang­
peristiwa bencana yang paling besar bagi keluarga (Arnette,
an. Menghormati dan menerima diberikan tanpa syarat,
tanpa terus-menerus membandingkan seseorang dengan 1996). Kehilangan berat terjadi karena adanya kematian.
orang lain atau untuk menetapkan standar... Upaya ang­ Orang yang dekat dengan orang yang meninggal tersebut
gota keluarga didorong, khususnya dalam mencari area segera terpengaruh dengan kehilangan. Akhirnya, sama se­
pertumbuhan baru dan dalain mengembangkan kreativitas, perti dalam gempabumi, keseluruhan sistem terguncang
imlYinasi, dan pemikiran mandiri mereka. (him. 84-85). (Gelcer, 1986).
BAB 14 FUNGSI AFEKTIF KELUARGA 361
Beratnya peristiwa ini ditunjukkan dengan tingginya ga yang tengah berduka. Keluarga yang fungsional juga
angka mortalitas pasangan sampai dua tahun setelah kema­ ditarik secara bersamaan selama periode ini dan mencoba
tian pasangan. Orang yang berduka berisiko tinggi menga­ berbagi duka mereka dan saling mendukung. Unsur-unsur
lami penyakit mUltipel. Hal ini terutama penyakit kronik dari proses ini telah diuraikan oleh McCubbin dan
pada usia pertengahan atau lanjut. Risiko mortalitas yang McCubbin (1993) dalam Model Resiliansi Stres. Penye­
berlebihan akibat ber.duka lebih tinggi pada pria yang di­ sua ian, dan Adaptasi Keluargu (Iihat Bab 17).
tinggal meninggal dibandingkan wanita (Kosten, Jacobs, Kebutuhan afektif menonjol dari anggota keluargu se­
& Kasl, 1985). Beberapa studi menunjukkan bahwa pe­ lama waktu kehilangan besar adalah mampu berduka ter­
ningkatan risiko kematian berlangsung pada enam bulan hadap kehilangan. Berduka yang konstruktif bergantung
pertama berduka (Bowling & Windsor, 1995). Sebuah pada kemampuan jaringan pendukung sosial (keluarga dan
studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang berusia jaringan sosial keluarga) memungkinkan perasaan, secara
paruh baya,yang kehilangan pasangan, .saudara kandung, positif menerimanya dan mendukung mereka yang sedang
dan saudara ipar umumnya beradaptasi lebih buruk di­ berduka. Energi anggota keluarga harus diarahkan pada
bandingkan dengan individu yang lebih muda atau tua dan kehilangan aktual seperti yang dialami baik sec31'a bersama
lebih mudah mengalami masalah kesehatan dalam periode maupun s~cara individual. Ketika pentsaan dibagi perlu
berduka tersebut (Perkins & Harris, 1990). Bab 17 mem­ ada tempat terbuka lIntuk mendiskusikan, mengingal kem­
berikan bahasan yang lebih saksama mengenai dampak bali, menghubungkan ingutHn, dan menghidupkan masa
stres dan berduka pada individu dan sistem keluarga. lalu. Selain itu, keyakinan teltentu mungkin perlu dihadapi,
Terkait dengan berduka pada l)1asa kanak-kanak, ter­ khususnY,l sa'lt rasa bersalah dillngkapkan berdasark.m
catat bahwa saudara kandung yang berduka menunjukkan asumsi tidak rasional terhadap tanggung jawab seseorang
masalah perilaku yang lebih banyak dibandingkan dengan akan peristiwa yang berada di luar kendtlli orang tersebut.
rerata usia dan jenis kelamin yang sama. Masalah ini me­ Anak-anakjuga perlu mampu berquka. Membagi peraSilun
liputi perilaku seperti masalah tidur, prestasi sekolah buruk, dan pemikiran dengun unak-unak dun berkomunikasi dengan
dan mencari perhatian. Perilaku berduka pada anak cende­ mereka pad'l tingkat kematangankognitif dan emosional ada­
rung menjadi perilaku internalisasi (Birenbaum Robinson. lah hal yang terpenting. Cam orang tlla menghadupi kematian
Phillips, Stewart. & McCown 1990 & Davies, 1995; saat berupaya menghibur anuk-anak dan remaja agalah hal
Mahont Page, 1995; McCown & Davies, 1990). Beberapa yang paling bermakna dalam membantll mereka dengan ke­
penelitian tambahan (Worden, Davies, & McCown, 1996) butuhan psikologis mereka (Shapiro, 1994). Keluarga yang
membandingkan penyesuaian anak setelah kematian salah terbuka untuk mengungkapkan emosi mereka lebih berhasil
satu orang tua dibandingkan dengan kematian saudara kan­ melakukan penyesuaian terhadap kehilangan anggota kelt!­
dung. Sekitar satu per empat anak dalam masing-masing arga (McClowry, Gilliss, & Martinson, 1989). Untuk penye­
kelompok memiliki masalah perilaku. Akan tetapi, nilai suaian jangka panjang, juga penting bagi anak-anak lIntuk
, anak laki-Iaki lebih tinggi pada kelompok yang kehilangan mengingat kembali peristiwa kematitln pada masing-masing
orang tua dan nilai anak perempuan lebih tinggi pada ke­ tahapan perkembangan baru agar mereintegrasi pengalaman
lompok yang kehila:ngan saudara kandung. Alasan perbe­ . tersebut dengan tingkat pemahaman yang lebih matang.
daan dari jenis kelamin ini tidak jelas. Beberapa artikel telah menuliskan mengenai kemiripan
Kebutuhan psikologis anggota keluarga akan dukungan antara perceraian dan kematian dalam keluarga dalam hal
paling besar pada periode sa at anggota keluarga menjelang penyesuaian terhadap kehilangan. Peningkatan risiko pe­
ajal dan setelah kematian. Jika kematian anggota keluarga nyakit dan distres ditemukan pada orang dewasa yang barl!
tidak terduga, stres dan duka akan lebih ekstrem. Ketika saja bercerai dan menjanda/menduda. Dampak faktor­
kematian memanjang selama periode bulanan atau bahkan faktor tertentu pada penyesuaian terhadap kehidupan men­
tahunan, stres berlanjut dan keadaan menjadi ambigu. jandalmenduda dan perceraian (ekonomi, dukungan sosial,
Anggota keluarga sering kali dibiarkan mengurangi secara penyebab perceraian/kematian, waktu peristiwa, dan pele­
emosional guna membantu mereka atau mendukung ang­ katan) membuat perbedtlan tentang bagai mana stllitnya
gota yang lain dalam keluargtl. Stresor lain setelah ke-' perceraian dan kehidupan menjandalmenduda (Kitson,
matian terjadi dalam keluarga (sejumlah pengaturan yang Babri, & Placidi, 1989).
harus dibuat, menetapkan properti, tagihan medis, dan
transisi peran keluarga); mlldah untuk melihat seberapa
stllit anggota keluarga dewasa mendukung anggota anak­ f>a;PENGKAJIAN KELUARGA
anak. Hal inl sering kali merupakan 'waktu saat s1stem
pendukung sosial keluarga (baik formal maupun informal) Bukti yang dikumpulkan untuk mengilustrasikan ikatan
dapat memainkan perun penting dalam mendukung keluar­ antara anggota keluarga sangat subjektif. B,lik data pe­
362 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

ngamatan maupun wawancara dapat digunakan. Pengamat­


an mengenai hubungan termasuk ekspresi perasaan pada TABEL 14..5
a,nggota keluarga serta tanda-tanda kedekatan atau pen­
jarakan (mencium, memeluk, kontak mata, tersenyum, me­ PERTANYAAN PENGKAJIAN FUNGSI
rasa nyaman, membuai, duduk berdekatan atau berjauhan). AFEKTIF
Data verbal (wawancara) termasuk respons terhadap 1. Pengasuhan, Kedekatan, dan Identifikasi
pertanyaan ten tang seberapa dekat anggota A dengan ang­ Bersc:ima
gota B. Sebagai contoh. seberapa akrab A dan B? Seperti • Sejauh mana anggota keluarga saling asuh?
apa hubungan mereka? Saudara kandung yang mana yang • Sejauh mono mosing-mosing onggoto saling

lebih dekat dengan orang tua A? SeJain itu informasi ri­ mendukung?

wayat sering kali memberikan petunjuk seberapa dekat hu­ • Apokoh rosa kedekoton don keokrobon ado di
bungan tersebut. Contohnya adalah pada kasus ibu yang ontoro perongkat hubungon dolom keluorgo?
secara konstan mengasuh anak yang sakit kronik di rumah • Seberopo baik onggoto keluorgo soling okrob?
• Apokoh mereko menunjukkon ofeksi terhodap sotu
sakitdan rumah. sementara ayah dan anak yang lebih besar
soma loin?
jarang sekali terJibat dalam pemberian asuhan. Tabel 14-5
• Apokoh identifikosi don ikoton bersomo qtou
mencantumkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diguna­ pelekoton tompok ado? (Pernyotoon empoti,
kan untuk menilai fungsi afektif keluarga. Dianjurkan mengenoi perosoon, pengolomon, don penderitaon
untuk membantu dalam merangkum jawaban beberapa orang loin semuonyo odoloh petunjuk odonyo
pertanyaan diagram pelekatan. Diagram pelekatan meng­ kedekoton.)
uraikan kekuatan dan kualitas hubungan afektif atau ikatan 2. Keterpisahan dan Keterkaitan
emosional antara anggota keluarga. Fokusnya adalah pada
• Bogoimono keluorgo mengotosi isu keterpisohon dan
hubungan dan sifat timbal balik dari ikatan afeksional. keterkoiton? .
Gambar'14-2 mengilustrasikan ikatan pelekatan dan sim­ • Bogoimono keluorgo membonlu onggotanyo yang
hoi yang'digunakan dalam diagram ini. Hubungan saat ini ingin bersomo don memelihoro kohesivilos
yang didiagramkan, bukannya hubungan mas a lalu. Ikatan {kelerkoitonl?
yang sangat dekat dan sangat negatif (menimbulkan kon­ • Apokoh kesempolon untuk mengembongkon
flik) biasanya maladaptif. meskipun krisis situasional ka­ perpisohon dilekonkon secaro odekuol don opokoh
.dang mendorong hubungan yang sangat dekat pada jangka hal ini sesuoi dengon usia don kebuluhon mosing­
pendekdan hubungan yang sangat dekat ini berfungsi se­ mosing onggolo keluorgo?
bagai tujuan pendukung yang diperlukan. 3. Pola Kebutuhan-Respons Keluarga
• Sejouh mono onggolo keluorgo memohami

kebutuhon individu lain dolom keluorga?

~DIAGNOSIS • Apokah orang luo don posongon mompu


KEPERAWATAN
menjeloskon kebuluhon don kekhawotiran onok don
posongon mereko?
KELUARGA
• Sejouh mono kepekoon onggolo keluorgo mencori
isyorot lenlong perosoon don kebutuhon onggolo
Banyak masalah keluarga dapat muncul dalam keluarga lain?
saat kebutuhan psikologis atau afektif anggota keluarga ti­ • Apokoh mosing-mosing kebutuhon, kepentingon,
dak dipenuhi secara adekuat. Sejumlah diagnosis North don perbedoon onggolo dihormati oleh anggolo
American Nursing Diagnosis Association (NAND A) keluorgo yang loin?
mungkin tepat saat terdapat fungsi afektif keluarga yang • Apokoh mereko menunjukkon soling menghormoti?
• Sejouh mono kepekoon keluorgo lerhodap lindokon
tidak efektif (Tabel 14-6). Datam kasus ini, ketidakmam­
don perholion dori mosing-mosing individu?
puan memenuhi kebutuhan afektif semua anggota keluarga • Apokoh kebllluhon onggolo yang dikenali leloh
menjadi batasan karakteristik. lerpenuhi oleh keluorgo don, jiko demikion, sampoi
seberopo bonyok?
• Bogoimono proses peleposon emosionol (peleposon
~INTERVENSI bebon) dolom keluorgo?
KEPERAWATAN
Catatan: Unfuk pertanyaan-pertanyaan di atas dianivrkan agar
KELUARGA
daffar anggota keluarga disertai kebutvhan mereka yang
terindentifikasi (sepert; yang dipaham; o/eh anggota kelvarga) dan
Untuk intervensi yang berkaitan dengan diagnosis N ANDA seberapa bonyak kebufuhan in; ferpenuhi.
yang disebutkan sebelumnya, pembaca diminta merujuk
BAB 14 FUNGSI AFEKTIF KELUARGA 363

Sebuah keluarga orang tua tunggal

Ibu dan anak laki-Iaki memiliki hubungan


yang erat. Hubungan ibu-anak perempuan
berkonftik dan kompetitif. Sam dan Sue
memiliki hubungan yang agakJauh. hubungan
dengan pelekatan yang sangat sedikit.

Sam

Pria: D Wanita: 0
Simbol pelekatan:

Pelekatan sangat kuat Pelekatan sedang Pelekatan sedikit

./\J\. ~
Pelekatan sangat sedikit Pelekatan negatif Pelekatan sangat negatif
Gambar 14-2. Sebuah contoh diagram pelekatan. Menunjukkan sebuah keluarga orang tuatunggal. Ibu dan anak laki-Iaki
memiliki hubungan yang saling terikat. Hubungan ibu-anak perempuan berkonRik dan kompetitif. Sam dan Sue memiliki
. hubungan pelekatan yang sangat sedikit dan agak berjarak (Diambil dad Wright & Leahey, 2000).

ke Carpenito (2000) dan McCloskey dan Bulecheck (2000). keunikan masing-masing anak. Mengajar; anggota kelu­
Arijuran umum untuk membantu keluarga agar dapat me­ arga tentang karakteristik tumbuhkembang individu dan
menuhi kebutuhan psikososial .anggotanya dengan lebih keluarga dapat sangat membantu guna membuat orang tua
baik dijelaskan dengan singkatdi bagian berikut. peka terhadap kebutuhanafektif anak.
Strategi lain untuk membantu anggota keluarga, khu­
susnya orang tua, menjadi lebih peka terhadap kebutuhan
INTERVENSI YAN.G MENINGKATKAN POLA afektif anggota keluarga individual adalah dengan me­
KEBUTUHAN-RESPONS YANG SEHAT nanyakannya, "Seperti apakah Johnnie? Ketika orang tua
Pengkajian pada area ini (meminta an.ggota untuk memberi berespons terhadap pertanyaan ini, dan perawat mengaju­
tahu perawat mengenai kebutuhan psikologis masing­ kan pertanyaan lebih lanjut mengenai kualitas keunikan
masing anggota keluarga, dan apakah anggota keluarga anak, selanjutnya, dapat dibuat keterangan yang menafsir­
berespons terhadap kebutuhan ini) berfungsi sebagai inter­ kan perilaku anak sehingga orang ~ua dapat lebih baik
vensi dalam dan dirinya. Oleh karena itu, beberapa per­ membingkai ulang persepsi mereka mengenai anak ter­
siapan harus mendahului pengkajian, seperti penjelasan sebut. Sebagai contoh, seorang ibu" tidak henti-hentinya
kepada keluarga bahwa masing-masing orang memiliki ke­ mengeluh mengenai anak laki-Iakinya bahwa ia adalah
butuhan emosional individualnya sendiri, bahwa banyak anak yang manja dan naka!.
dari kebutuhan ini berdasarkan pada tahap perkembangan
seseorang, dan bahwa anggota keluarga harus mengenali MENINGKATKAN SALING ASUH
kebutuhan ini dan berespons. terhadapnya sebanyak mung­ Untuk membantu keJuarga memelihara atau memulai sa­
kin-tanpa mengganggu kebutuhan orang lain. Dalam ling asuh, pola komunikasi dalam keluarga harus dianalisis
keluarga besar atau keluarga yang tidak berorientasi secara (Bab 10). Orang tua harus merasa bahwa mereka adalah
psikologis, hal ini 'mungkin merupakan informasi baru. seseorang yang harus menghentikan pola sirkular dari
Pada kenyataannya, terdapat kekeliruan persepsi oleh be­ kemarahan, penoJakan, atau komunikasi disfungsional
berapa orang tua bahwa anak-anak harus diperlakukan sa­ yang menyabotase fungsi afektif. Sebagai contoh, mereka
rna, sehingga tidak ada pilih-kasih yang terlibat. Dengan dapat mengabaikan pesan yang memulai pola disfungsio­
keyakinan ini, orang tua sering tidak mengenali kualitas nal terjadi, atau mereka dapat belajar untuk tidak memu~ai
364 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 14-6' -,

DIAGNOSIS NANDA UNTUK KETIDAKEFEKTIFAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA

~--------------------
DIAGNOSIS CONTOH
1 . Gangguan Proses Keluarga Keluarga di bawah lekanan dan semua energi anggota keluarga

dialihkan untuk mengatasi stresor tersebut, sehingga mengabaikan

atau melupakan kebutuhan psikososial anggota keluarga.

2. Ketidakmompuan Menjadi Orang Tua Sebuah keluarga yang jelas didominasi oleh ibu (ibu sangat
mengendalikan) dan kepasifan nyata dari ayah tidak memungkinkan
anak loki-loki usia remaja yang terbesar untuk melakukan
individualisasi atau berpisah dari keluarga, sehingga tidak memenuhi
kebutuhan psikososialnya.
3. Risiko ketidakmampuan Menjadi Orang Tua Soma seperti eontoh keluarga di atas, kecuali anak loki-loki tertua
berada di kelas lima sekolah dasar dan belum memasuki pubertas.
Karena pengendalian ibu, rasa keibuan berlebihan, sangat besar
potensi untuk menimbulkan masalah saat anak laki-Iaki meneapai usia
remaja.
4. Berduka Disfungsional Berduka disfungsional diperluas guna meneakup keluarga yang
berduka-yaitu berduka seeara disFungsional. Disfungsi keluarga
adalah penyangkalan lerhadap kemalian keluarga. (Dopat juga
disebul ketidakefeklifan penyangkalanl. Aluran keluarga diletapkan
bahwa lidak benar unluk membicarakan tentang kehilangan,
mengungkapkan perasaan tentang kehilangan, atau mengingat
kembali ingatan lenlang orang yang dieinlai dan perisliwa saat orang
yang dicintai masih ada. Ingatan, perasaan, dan pemikiran lidak
- dibagi, menyebabkan masalah lain: Penyakil psikosomatis, depresi,
pseudomulualitas, dan penghentian serlo penjarakkan emosional
anggola keluarga anlara satu soma lain .
. 5. Pen0runan Koping Keluorga Ibu lelah dirawal inap selama salu minggu karena menjalani
pembedahan. 10 adalah pengasuh primer dalam keluarga-baik bagi
suomi maupun anak. Suomi-ayah lelah berusaha memberi perhatian
dan kasih sayang kepada anak-anak, lela pi mereka (usia 2 dan 3
tahun] marah dan benei karena ibu mereka menelantarkan mereka.
6. Kelidokmampuan Koping Keluargo Dalam keluarga ini islri dan suomi (keduanya menikah lagi) memiliki
dua anak-seorang anak laki-Iaki, usia 10 lahun, dari pernikahan
suami yang sebelumnyo, dan seorong anak perempuan, usio 5 lahun,
dad pernikahon islri yang sebelumnya. Anak laki-laki lelah diberi label
sebagai pembual onar dalam keluarga, dan di luar disebul dengan
ponggilan ini. Anak perempuan disebut sebagai "anak yang manis/'
dan perbandingan mengenai perbedoon kepribadian dibuat ketika
orang luo maroh pada anak loki-loki lersebul.
7. Risiko Perilaku Kekerosan Terhodap Orang Lain Masalah ini juga dapat terjadi di siluasi soot kebutuhan psikososial

keluarga tidok dipenuhi seeara adekuot.

jenis interaksi ini dan sebaliknya berkomunikasi dengan MEMBANTU KELUARGA DENGAN ISU
anak sehingga terlihat saling menghormati. Jika orang tua KEDEKATAN-PERPISAHAN
memahami dinamika pola interaksi yang menimbulkan
masalah dan menyadari upa yang tengah terjadi, mereka Masalah kedekatan-perpisahan dapat disebabkan kurang­
dapat melakukan Jangkah pasti untuk mengubah komuni­ nya pengetahuan dan hambatan oleh anggota keluarga se­
kasi yang disfungsional. (Lihat Bab 10 untuk bahasan yang bagai cara saat mereka dapat secm'a positif menunjukkan
lebih rinci). Perawat dapat bertindak sebagai model- peran aspek positif dari fungsi afektif terhadap satu sama lain.
komunikasi i1ntuk keluargadan membantu mereka melihat Orang tua dapat saling mengambil model pala perilaku
bahwa keseimbangan yang lebih sehat dari saling meng­ dari orang tua mereka sendiri dan menerapkannya kepada
hormati dapat dicapai dalam interaksi keluarga. anak mereka serta mungkin terdapat masalah antargenerasi
BAB 14 FUNGSI AFEKTIF KELUARGA 365
yang tidak terselesaikan. Dalam Iingkungan kesehatan, ter­ 14-8 menyoroti informasi yang dapat bermanfaat da!am
lalu de kat atau terlalu terikat adalah masalah yang lebih membantu keluarga terlibat dalam proses berduka yang se­
sering terjadi dibandingkan terpisah. Dalam beberapa ke­ hat. Daya dorong utama dari perawat keJuarga harus mem­
luarga, anggota keluarga dewasa dapat menjadi terlalu bantu anggota keluarga mencapai fungsi afektif pasien­
khawatir dan melindungi anggota ke'luarga yang menderita anggota keluarga. Rando (1986) menyatakan bahwa untuk
penyakit serius alau penyakit yang menimbulkan ketidak­ mencapai fungsi akhir ini perawat keluarga dapat mem­
mampuan. Dalam beberapa kasus, seluruh keluarga dapal bantu "memelihara hubungan antara orang yang menjelang
sangat menyuarakan (at au sangat peka) kebutuhan "pasien ajal dan keJuarga dengan mendorong komunikasi terbuka
yang teridentifikasi". sesuai dengan gaya komunikasi keluarga" (him. 75), Inter­
Jika keterikatan adalah masalah jangka panjang dalam vensi Jainnya yang dibuat perawat yang berfokus pada
keluarga dan intens sehingga tumbuh kembang keluarga keluarga adalah membantu keluarga mengemban peran
secara bermakna terhambat, terapi keluarga mungkin di­ baru. Salah satu cara untuk 'membantu anggota keluarga
perlukan, dan pemberin rujukan harus dimulai jika kelu­ menyesuaikan dan melakukan tugas tambahan serta mem­
arga sepakat dengan diagnosis ini. Minuchin (1974), ahli buat rencana praktis adalah mengadakan pertemuan kelu­
terapi keluarga yang terkenal, berfokus pada merestruktu­ arga. Intervensi lain yang luar biasa penting adalah mem­
risasLkeJuarga yang terikat, sementara Bowen (1978), ahli fasilitasi ekspresi emosi dan mendukung anggota keluarga
terapi keluarga terkenallainnya, berfokus pada membantu saat berduka. Anggota keluarga perlu mengetahui bahwa
anggota keluarga yang bersatu menjadi lebih berpisah perasllan mereka adalah normal dan bagian dari proses
(Iebih terpisah dari keluarga). berduka yang perlu terjadi. Intervensi yang terakhir, mem­
bantu keluarga untuk memahami dan menyerap komuni­
MEMBANTU KELUARGA YANG BERDUKA kasi medis mengenai perjalanan penyakit dan pengobatan
Beberapa penulis menuliskan panduan untuk memfasilitasi adalah peran sentral dari perawat keluarga. Akhirnya, pe­
resolusi berduka setelah kehilangan atau kematian dalam rawat keluarga harus membantu anggota keluarga, ternan
keluarga (Corless, Germino, & Pittman, 1995; McClowry keluarga, dan bahkan profesional kesehatan lain dalam me­
el aI., 1989;- Kahn, 1990; Shapiro, 1994). Untuk membantu mahami secara lebih baik luasnya, variabilitas bagaimana
anggota keluarga yang tengah berduka adaptif(seorang duka dialami. Perawat tidak boleh memaksa keluarga un­
anggota keluarga menjelang ajal) atau memiliki pengalaman tuk menganut keyakinan bahwa adapengalaman berduka
kehilangan dan saat ini sedang daJam proses melewati duka yang normal dan adajuga reaksi yangpatologis (Moules &
mereka, perawat keluarga perlu memahami tugas-tugas Amundson, 1997). Berduka adalah emosi yang kuat dan
anggota keluarga selama masa sulit ini. Tubel 14-7 dan tidak dapat diikat oleh batasan waktu, tradisi kebudayaan,

TABEL 14-7 '

STRATEGI MEMBANTU KELUARGA MENGHADAPI KEHILANGAN ANGGOTA KELUARGA


KARENA KEMATIAN
• Anggola keluarga harus mempertahankan orang yang menjelang ajal terlibal dalam keputusan keluarga selama
mungkin, sehingga ia merasa beberapa rasa kendali dan bahwa pendapatnya tetap berarti.
• Anggota keluarga yang sehat harus mampu berpisah dari anggota keluarga yang menjelang ajal. Mereka horus
menerima kenyataan bahwa orang yang mereka dntai akan meninggol, dan mulai merenungkan masa yang akan
dalang tanpo orang yang didntai.
• Anggota keluarga harus mulai menangani realokasi atau pergeseran peran dalam keluarga untuk menetapkan
homeostasis keluarga yang baru. Pergeseran peron ini sering kali sangat sulit dan fungsi sistem keluargakurang stabil.
• Anggota keluarga horus belajar untuk mengalasi perasaan yang ditimbulkan oleh penyakit terminal atau kemalian.
Kesedihan, rasa bersalah, rasa marah, memori, dan reaksi terhadap kehilangan di maSa lalu adalah emosi umum yang
perlu dibagi dan diatasi.
• Anggota keluarga perlu menghadapi kenyataan mengenai bahasan tindakan yang perlu dilakukan soot kematian terjadi
(persyaralan medis, pengaturan perna kaman, keuangan, dsb.).
• Anggota keluarga harus "mengatakan selamal tinggal." Hal ini harus dilakukan oleh setiap anggota keluargo-secaro
verbal moupun nonverbal. Area kritis ini membutuhkan dukungan dan model peron dari pemberi asuhan. Anggota
keluarga perlu mengetahui saatkemalion akan terjadi.
Diambil dari Rondo (1986),
366 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
1
1
4

jenis kelamin atau asumsi berdasarkan usia, atau apakah dan masing-masing anggota adalah unik dalam hal ekspresi
ini cocok dengan parameter dari beberapa model teoritis dan penatalaksanaan kehilangan personal mereka.
yang berbeda. Masing-masing situasi keluarga adalah unik,

TABEL 14-8

STRATEGI MEMBANTU KELUARGA SETELAH MEREKA MENGALAMI KEHILANGAN


• Ingotkon keluorgo bahwo berduko menyebabkon tekonon yang songot berot bohkon podo hubungon yang poling penuh
kosih sayang sekalipun. •
• Jeloskon bagoimono onggoto keluorgo dopol berkobung secoro individu don secoro berbedo, bergonlung poda usia
don jenis kelomin.
• Dorong orang tuo yang lengoh berduko untuk menunjukkon emosi mereko kepodo orang yang lebih mudo unluk
membanlu mereko memohami opo yang merupakan perilaku berduko yang sesuai.
• Ingalkon orang tuo lerhodap kebutuhan khusus onok yang lebih kecit yang mung kin meroso bersolah lentang kemotian
anggolo keluorgo koreno perselisihon dan persoingon yang lidak selesai.
• Anjurkan orang luo untuk memerhotikon respons anak remaja mereka lerhadap kernatian, berupo menorik diri,
pernokaian alkohol atau obot-oboton, atau oklivitas seksuol.
• Dorong jalur komunikasi antora semuo anggoto keluargo (orongtuo ke kakek/nenek, kakek/nenek ke cucu, orang too
ke onak dll.) letap terbuka setiap waktu.
• Jelaskon bahwo mosyarakat kito telah menyebabkan ketidakmudahon terhodop kemotian don berduko, yang dopot
mencegoh orCIng yang dicihlai mengetahui apo yang horus dikalakon atau dilakukan untuk membantu.
• Ingolkan keluorga untuk memperkirakan masQ sulit, khususnya selama libur besar.
• Dorong anggota keluarga menggunakan peristiwo seperti ulang tohun seseorang atau tanggol kematian sebogai cara
. untuk mengingat dan merayakon kehidupon yang leloh mereka bagi dengan anggoto keluorga yang telah meninggal.
Sumber: Bowden, Dickey, & Greenberg, 1998; Moffitt, 2001.

~RANGKUMAN
• :Pernenuhan fungsi afektif adalah landasan inti baik menernukan bahwa hubungan tersebut rnemvalidasi
bagi pembentukan rnaupun kelanjutan unit keluarga. kesernuanya itu, membawa rnanfaat nyata tertentu,
Fungsi afektif rnelibatkan persepsi keluarga terhadap rnembuat pemenuhan tujuan tertentu menjadi mung­
penghargaan akan, pengasuhan, kebutuhan psikologis kin yang tidak dapat dipenuhi send irian, dan mem­
anggotanya. berikan kesenangan dan kenyamanan bersama karena
Pernenuhan fungsi afektif melibatkan penciptaan dan saling kontak teros rnenerus.
pemeliharaan sebuah sistem dalam keluarga guna sa­ • Crescive bonds adalah ikatan tahan lama yang ter­
ling asuh. Hal ini rnembutuhkan komitmen dasar dari bentuk sepanjang waktu di antara anggota keluarga,
masing-masing pasangan terhadap satu sarna lain dan yang ditandai dengan nilai dan tujuan yang diperkuat
hubungan akrablpernikahan yang secara elTlosional oleh pengalaman dan rnemori bersarna.
saling mernuaskan dan memerhatikan. Keluarga harus berjuang untuk rnencapai suatu ke­
• Melalui fungsi afektif, individu rnengembangkan ke­ seimbangan antara keterpisahan dan keterkaitan di
mampuan untuk saling berhubungan akrab atau dekat. antara anggota keluarga. Ketika perpisahan dan keter­
Proses ini dirnulai pada saat lahir saat bayi terikat kaitan seimbang dengan baik, keluarga dapat lebih
dengan orang tuanya, dan berlanjut seiring dengan baik mengatasi tekanan situasi dan perubahan bidup.
penambahan anggota keluarga. Keluarga yang terikat adalah keluarga yang batasan
• Keluarga harus rnemelihara suatu suasana tempat individu dan subsisternnya secara kontinu dilanggar
penghargaan terhadap diri yang positif dan hak-hak oleh anggota di luar batasan tersebut. Anggota cen­
baik orang tua maupun anak sangat dihargai. derung rnenjadi terlalu dekat dan terlalu membatasi
Ikatan dan identifikasi terjadi saat pasangan rnene­ kebebasan individu dan identitas pribadi.
mukan kepentingan, tujuan, dan nilai urnum serta • Keluarga yang terpisah ditandai dengan batasan kaku
BAB 14 FUNGSI EFEKTIF KELUARGA 367
dan tertutup di antara subsistem dan individu serta pemahaman keluarga dan kemampuan aktual untuk
bukti adanya sensitivitas yang sangat kecil terhadap memenuhi kebutuhan emosional anggotanya. Dia­
permintaan bantuan anggota. Hubungan terlalu jauh gram pelekatan dapat digunakan untuk mengilustra­
dan ada sedikit pengakuan a~au pemenuhan kebutuh­ sikan'sifat ikatan emosional yang paling menghu­
an afektif pribadi anggota keluarga. bungkan 'anggota ke)uarga.
• Anggota keluarga harus meresa bahwa kebutuhan • Ketidakefektifan fungsi afektif keluarga dapat dilihat
satu sarna lain berada dalam batasan warisan kebu­ dalam perjuangan keluarga dengan penyakit, kehi­
dayaan keluarga. Kebutuhan ini harus dipandang langan seorang anggota keluarga, atau penambahan
dengan pertimbangan dan harus dilihat sebagai makna seorang anggota keluarga, serta kebutuhan yang di­
perhatian (seperti yang dibahas dalam keseimbangan pahami individu tidak lagi terpenuhi dalam keluarga.
saling menghormati) dan harus dipuaskan sampai • Intervensi efektif untuk membantu keluarga dengan
sejauh mungkin dari sudut sumber keluarga. Jebih baik memenuhi fungsi afektif mereka meliputi:
Ajarkan anggota keluarga tentang kebutuhan afek­
• Peran terapeutik yang dimainkan pasangan hidup
tif dasar keluarga (dan ma!,\usia).
, atau pasangan dalam rumah tangga berorientasi pada
Ajarkan anggota keluarga ten tang karakteristik
masalah. Peran ini melibatkan saling mendengarkan
tumbuh kembang keluarga.
masalah, memberikan simpati, memberikan kete­
- Minta anggota membagi interpretasiperilaku me­
nangan dan afeksi, dan memberikan bantuan dalam
reka dan tindakan anggota Jain, serta membantu
menyelesaikan masalah.
keluarga membingkai ulang pemahaman mereka
• Keluarga yang sehat ditandai dengan saling mene­ terhadap perilaku ini.
rima keunikan anggota keluarga, saling menghormati Bantu keluarga memperbaiki pola komunikasi
dan menerima, serta kemampuanmendorong dan un­ mereka.
tuk menghargai pertumbuhan dan pencapaian ang­ Bantu keluarga menganalisis jtimlah kedekatan
gota keluarga. atau kebebasan individu yang mampu mereka
• Saat seorang anggota menghadapi penyakit berat atau berikan saiu sama lain, dan berikan saran mengenai
keluarga mengalami kehilangan seorang anggota, bagaimana menyeimbangkan perpisahan dan
pemeliharaan suatu Iingkungan kekeluargaan yang keterkaitan.
memberikan perhatian dapat terancam. Disfungsi ke­ Bantu keluarga mendapatkan' dukungan dari satu
luarga dapat terjadi saat stresor ini meningkat. Res­ sarna lain dan dari sistem dukungan komunitas
pons emosional terhadapdisfungsi ini dapatmencakup mereka pada masa berduka atau kehilangan.
rasa marah, cemas, depresi, perilaku kenakalan, peri­ Berikan konseling dan dukung keluarga meng"
laku impulsif, dan keluhan serta penyakit somatik hadapi kehilangan anggota keluarga melewati
• Untuk mengkaji fungsi afektif keluarga, beberapa kematian.
pertanyaan dapat diajukan dalam upaya mengevaluasi
368 BAGLAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

~,;t:~:~~~a~~~~f2~~~~~~ci~~~~~~i~~~~~~t~~:~~c~~~1~~hb!~~~~~~~~~~~~~m~j~~~bi"c~~,~!';'~\,;i;;:;:i,tt;i0tml1i',~;Af

'."iidirinyo '~of{Jcihn 'ferselesaikan ,setiap".;yakfu dengan berpindOhpada sisinierekc':<Akantetopi,.:';f";" ~,,' .' ",;;;i';o~;•.• '
,'iineriuliJfRubbyjiadan John tidak periiahbenar-benar mendi,skusikarr masalClh ibiJmerfucl' ..' .';" ','j" ".~. ~.,,; "':/j'/:,"'" .
•. :~~re~?:~tel?h seti~pf>in~ah. ~e fempat~~, ~u.byaka,n ~en!?ikutiokl~,b d<l,~\o,r,9a.i"li~;~i;'~n~~~;:;':'«~;~",(';, }}":.~".;i>:1 ;', .; ,
'i,~,?,,,~ro~f)EQr.,~~!'l!1}(l~\bo.ru ~aQP;ek~rJaa~Joh.n ,'!J~b~nkao ~sernpatan, •.yang s~~,~.~9~nya;~J,?h':l·~lu99..:,;'::,:!;hi.~{:i,;.:':';?:
'>ir.m~g~~b.i$~orijPe~rapa: I1lplqm dcilQITl 'seminggu; di •bcir'lokdl,';fbet~~ap~coK.~~~;(q~~9ci";teman ';::"'~~~i~,;!,~;~,

·~;l\?l~~~~:t~t~l¥.~~~~:~~~~lt&l,~;!;~~:tt,;i~~~~i~;;

..• ,;;);~lal~ .b9'!l.ggo. ~en9a.ndiri:mereka,s~ndiridopat,memboyar.agihcin nierekas~n~.iH;"TIaakl~m.Qi::!i~.;::§;!';'2,;L~';'fX'i:"{!),{',:.


:,.,sef~lah;iri!, j~u )ohnmeremukankeluargaters,ebut dan pindah ke kota fer~bu[Ki;tikaia datc.m{f:!";'("i·'::":.;··"~ ';"'':.'
, . b~rkuniJri9a~r~eboton pahitterjadimengenai ibu John dan semenjak itu Jahnmenjouh dari ;;',i":! . . '.' ,.
ru~ah don'sering' mabuk. Terlebih lagi~. tiga bulori lalu Ruby menjoloni pembedah,anabdomeni ;",
,d yang'diikuti aengonkomplikasidanperiode hospitalisasi yang lama. Selamo iatidak ado di."
ruma~;'~ron ibu dierilban'oleh' Priscillici,yangdapot menangonidenganbaik deilgc.1O bantuan .'
'doi-itetongga sebeloh rumdh;'Ny. Law." . " . ''':'".!, " ' , i., '

" ':Ruby'dipulongkan darirumonsakit tigorningguyanglalusaot felah c:ukup'pulihuiltUk iinggol." .

,.,di :rUmcih~KetikaiaSCimpai r~l1iah'ia mengetahui bahwa anok-anak telahmenjalankan ,fungsinyd ,.; .

. denganbaik~aat io.idak aqaibahkan, ia l')1erasabahwa mereka tidcikperlu iadaribahkah' /:.;;


.', ta":lpo~ m~:m?~ kepodanya. John tetap menjauh poda sebagian besor waktu dan terlibat secord, , '
. , minimal ~olam kehidupon keluorga baik selama hospitalisasi istrinyo moupun se!elah jstriny~ ,
., :~l'!1b,aliik'irun:tah.." " . , '... '. ... ' .' ,'. . '.' ...•. ; .'. '. ,:.;::.1.' ~,;;,;.:;.:
·'Satumingguyciriglalu, Rubymendcipaikan kepuh.ison pengodilan untukmemindahkanAnn ." ..
···dari rufu6hdao'penghentiandaria'kesejanteraon. Ruby merasakoridiririyamenjadi kur~ng dari.... ·

'. 'Seinakinkurcirig dapofrnerigotasidcin mengakui depresi dan pemikiran untuk'btjnuh diri. Narn.orii'

"perhc]tidrinya,terhadciporiak-anaknyamencegcihnya melakukan s~u,atu x~ngmeruscikdirL' .,'. > "

'. Tetcinggasebelah rumah, Ny. Law, menyadari kegawatan situasi keluargo, meiriberitahu Roby ."

untukpergike'klinikkesehatan jiwa.meminta bantuan. ' .' . '" .' .•• ". . . . . . . . ' , ' .'
';." Kuniu~ganberikutnyake keluqrga mengungkapkan bahwo anak-anak mempunyaimcisalah .'. , .;. : .
.,do!,!. ~~wa~iJbymemiliki keslJlitonmenceritakan perilaku bermasalah mereka. Teramoti· bahWQ' ;
,..al;la,k,dollorang .tua tidak lTlendiskusikan masalah in; otau kekhawatiran merekq',sotu. sarna lain" :." '

, d;~.n ,?a~~P~t!~ak a,da berbOsj perasaan m?ngenai kepergian A~n, pengaru~ ibu m,er:tu~ y~ng . "
:; ;'
, mengganggu, atau masalah ReseHatanRuBy.: " " ',' ',c., 'n' 't', " ,,', ,",,' "', ... :
,Priscillia"usia 13 tohun, ta~pak marah dengan k~mbOli~yaRuby, kar~n~ ini.ber~rti ":,. "\-' ,:,,:~ :',,' ,
Ken'1I0lnOCm,perannYo .bu. 10 dan senng terlibat perdebOtan, " , " ,; , " '
aMcik ya~g horusrnereka pakai,' . '''; ,
BAB 14 FUNGSI AFEKTI F KELUARGA 369

'pertany(ian peda iib~hya inerigEmaiketic!akhddifcm!Ann baru-bcir'0,"ir'!i; Merekd oertonya ·apqkcih '


'Anll diariibil kcirenaia"ncikal": . ',' , ' ..', ' "
'" ' 'p~da k~ntakketi9a antarakeluarg~ lotahgWCildan perCJWat d'ikli'llikkesehofCloii~a,j)erawtit
'.k;b~~~~:~~,t~~~~hK;~~~~aa:~tr~~~~t;.~g~;~:~:t~~~s=~:.:~:~~\~~;~ka~ ~ •. .
,J?ohwa informasi spE1si6k merigenai m~sing-m9~ing aridk "ulit didapat., ~isOl~yci;'p,er~yakia,n , . .
umur,n inrdibuat: ~Ohi;ia.hanya seperti analfusia 6~tahunH,(atau berop9puh uinorhyd)/alatiJ~"'} ..
Priscillia seperti Se!}lva remaja lai!;lnya,-ingin.~lakukan dengan car~nya,seticip woktu,",qtau
~&:tya meQlperlokukan semua anak saya sama, tidak membedakan." Walaupun 1l'\~r:ek~'!'J'lamFlu
;. rnengenali kebutuhon Prisdllia untl.!k mengosuh ppiknya ~r:t ~ndirj, t~t .i .~~m9dt fipok terbuka, .
· jikq ia tinggal jouh ~ari kelua~9CI' atau membina hli6ungan dengOn.s' inpo~ f&n on"di IU(Jr
~elvqrga yang oongannya ia dopat menjalin kOlltak sosial dEmg~n sering. . ." . . ,
""Jb'u: ivga mehgel1ali .bahwa lisa SQngat lekat dahbergantun~j'pbddnya,' dan membutuhkan': ': ,(
, , penEmangan bahwQ ibunya akan kembali saot ja meninggalkanrurnah, Selain itu; kedlJa orang,
tua berpikir bahwa kepergian Ann adalah ancaman bagi anak yang lebih kedl, yang dapat saja

. . J)erpikir i~i dapatJeriad,i pada mereka jika mereka nakal. Rul?y mencoba menghabiskan lebih

·'~\'··.·':ru"'~6~t:~g1~~gA~~~ij~hUnn~~:~0tk2~~~a~:~~~k·~:~;d:~~'~nd~~~~b~i~~~~~~ij~~an.
, .•.•. 'iuga,kar~~b Lis~ selak, berespons "dengan cora yang manis Qan me.nyayangl'url~~·tiYohriyan,.',

menurut.sll u. '. . . '. .

'.. Kedua orang tua dapat menunjukkan ofeksidan kehangatqn kepadaanakyqng lebihkeeil

. (John jr, don lisa); tetapilidak merasabahwa inisesuai untuk terlalu terlibaf'k6r'itol(6siksaOt·

:mere~d.bertanibah besar. Teramati bahwa orangtua tidak soling ll1emberikohafeksi secara6sik


.'
.. darHampcik jauh.s!Karaemosinal selamawawancara tersebut. Ruby mengOfakanbah~a mereka

.tid9k~rn~h sal!ngberbagi kekha~tiran pribadi mereka ya~ terlalu banyak., I~ mengatakan,

'. "Perl",. wamta Jarnuntuk memahaml perasaan. soya,. Saya terblasa .banyak bercenta pada .• '.,

· Prisdllia,tetapisejak ia marah kepada soya,' soya belum dapot bicara dengannyaH •


"Sk~t$~ diguncikart di drilam Bab 17dan diqmbil dari Black (1974). '.

• LAYIHAN
Tinjau sketsa keluarga danjawab pertanyaan terkait. .
1. Sampai sejauh mana anggota keluarga memahami dan memenuhi kebutuhan afektif anggota
keluarga lainnya?
2. Apakah keseimbangan saling menghormati ada; ketika masing-masing anggota menunjuk­
kan penghormatan terhadap perasaan dan kebutuhan anggota lain?
3. Sampai sejauh mana anggota keluarga saling memberikan asuhan? Seberapa besar mereka
saling mendukung?
4. Apakah rasa kedekatan dan keakraban ada di antara kumpulan hubungan dalam keluarga
tersebut? Seberapa harmonis dan penuh afeksi anggota keluarga terhadap satu sarna lain?
5. Apakah identifikasi dan ikatan bersama tampak ada? .
6. Bagaimana keluarga f\lengatasi isu perpisahan dan keterkaitan?
7. Sebutkan satu diagnosis keperawatan keluarga datam area fungsi afektif keluarga?
8. Sebutkan dua intervensi keperawatan keluarga untuk menyelesaikan atau mengurangi
masalah di atas.
Jawab pertanyaan berikut.
9. Diskusikan tiga alas an mengapa fungsi afektif sangat penting.
10. Pola kebutuhan-respons mencakup tidak hanya persepsi terhadap kebutuhan anggota
keluarga dan memenuhi kebutuhan ini dalam keluarga. Komponen lain apa yang merupakan
bagian dari pola ini, komponen yang membuat pemenuhan kebutuhan mungkin
diIakukan?
370 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

11. HasH dan tujuan mencapai keseimbangan saling menghonnati dalam keluarga adalah (piJih
jawaban yang tepat):
a. Anggota keluarga tidak melanggar hak-hak individu lain dalam keluarga.
b. Tidak ada anggota keluarga diharapkan melayani tindak!ln anggota keluarga yang lain ..
c.•Orang tua memperiakukan anak sebagai seseofang, bukan "bawahan" (objek yang dapat
dimanipulasi dan didominasi).
d. Anak tidak mem bentuk sindrom "nakal", yaitu mereka mencari dan menerima kepuasaan
terhadap kebutuhan mereka, tetapi gagal mempertimbangkan kebutuhan, hak, dan
tanggung jawab orang tua.
12. Pasangkan empat istilah danlatau konsep di kolom sebeJah kanan dengan definisi dan
deskripsi di kolom sebelah kiri.
DefinisiIDekripsi Istilah/Konsep.
a. Responsivitas anggota yang lain 1. Ikatan atau pelekatan

terhadap perasaan positif keluar­ 2. Identifikasi

ga terhadap mereka. 3. Crescive bonds

b. Empati atau pengambilan peran. 4. Ikatan respons


C. Daya dorong menetap di balik

persepsi dan kepuasaan kebutuh­


an anggota keluarga

d. Terbentuk daJam hubungan ke­

keJuargaan tempat terdapat kon­

tinuitas dan interak:si yang po­


sitif. .
e. Tumbuhnya intensitas seiring

dengan wliktu.

f. Identifikasi mendahuluinya.
g. Orang tua mendapatkan kekuasa­

an referen saat hal ini ada.

h. Reaksi penerima terhadap afeksi

dan kehangatan pengirim.

13. Apa tugas orang tua yang terkait dengan mengatasi keterkaitan dan perpisahan?
14. Peran terapeutik pasangan hidup/suami-istri berbeda dari fungsi afektif dalam hal (pilih
semua jawaban yang tepat):
a. Kedua hal tersebut tidak berbeda; keduanya adalah istilah yang sarna.
b. Peran terapeutik pasangan hidup/suami-istri berhadapan dengan subsistem bukan selu­
ruh sistem keluarga.
c. Peran terapeutik sangat berfokus pada masalah, sementara fungsi afektif mencakup
aspek terapeutik dan unsur pendukung dan pemelihara lainnya.
d. Fungsi afektif keluarga hanya berhubungan dengan kepekaan terhadap perasaan anggota
keluarga, sedangkan peran terapeutik menunjukkan bantuan yang lebih terampil.
15. Pratt menggambarkan keluarga yang kuat dan bagaimana mereka dapat mencapai fungsi
afeksinya. Dari deskripsinya, sebutkan dua nilai atau prioritas utama yang ditunjukkan
. keluarga yang kuat dalam area ini.
16. Dengan cara apa perawat dapat mewawancara guna mendukung keluarga yang mengalami
duka akibat kehilangan seorang anggota keluarga?
15

FUNGSI SOSIALISASI
KELUARGA
etY 151 BAB .

SOSIALISASI: DEFINISI DAN PENGARUH VARfABEl LAIN YANG MEMENGARUHI PENGASUHAN


KONTEKS SOSIAl UNTUK KElUARGA YANG MENGASUH ANAK
ANAK BENTUK DAN SOSIALISASI KElUARGA
POLA SOSIALISASI KONTEMPORER Keluarga Orang Tua Tunggal

Perubahan Sosialisasi Peran Gender Keluarga Orong Tuo Tiri

Tempat Penitipan Anak dan Sosialisasi Anak Keluarga Homoseksual

Perubahan Harapan bagi Anak dan Remaja AREA PENGKAIIAN KElUARGA


Perundang-Undangan yang Memengaruhi Pengasuhan . DIAGNOSIS KEPERAWATAN KElUARGA
Anak dan Anak INTERVENSI KEPERAWATAN KElUARGA
TEORI TERKAIT SOSIALISASI Membuat Intervensi yang Sesuai dengon Sosiol-budayo
Tear; Perkembangan Pendidikon Kesehotan don Bimbingon Antisipa'si untuk Ber­
Proses Sosialisasi bogoi Bentuk Keluargo

Dukungan dan Pengendalian Orang Tua Memulai Peruiukan ke Programlntervensi Dini

VARIASIBUDAYA DAlAMPOLA SOSIALISASf Memuloi Peruiukanke Program Menjadi Orong Tuo

PERBEDAAN KELAS SOSIAl DAlAM SOSIAUSASI RANGKUMAN

etYTUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mende~nisikon sosialisasi dalam hubungonnya dengon 7. Menjelaskan hubungan antora teari terpilih dan fungsi
keluargo yang mengosuh onak. sosialisasi keluarga.
2. Menguraikan pergeseran dolam sikapsosiol terhodop 8. Mendiskusikan peran yang dimainkan budaya dalom
anak don pengosuhan anok selomo dekode terakhir. pola sosialisosi, terutama praktik pe asuhan anak.
3. Menguraikan bagoimana perubahan peran jenis kelomin 9. Menjelaskan peran yang dimoinkan s sosial dolam
pria don wanita telah memengoruhi pengosuhon onok. sosialisasi dan mengidentifikasi beberapa perbedaan
4. Merangkum laparon kontrodiksi mengenoi pengoruh besar dalam sosialisosi onak keluargo kelas pekerja don
tempat penitipin anak pado kesejohteroon onok. kelas menengah.
5. Menguraikon perubahan harapan untuk anak don 10. Memberikan contoh polo sosiqlisosi yong unik pode:
remaja. bentuk keluargo nontradisional tertentu (keluorga orang
6. Memberikan contoh bagaimana tindokon legislatif luo lunggol, orang lua liri, don orong tua homoseksuol).
memengaruhi pengasuhon onak don onok, 11. Menerapkan proses keperowotan podo sketsa keluorga
secara hipotesis dolom hal polo sosiolisasi keluorga.

371
372 BAG IAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Keluarga lebih khusus dalam fungsinya sekarang ini di­ Anak diajarkan bahasa, peran yang diharapkan diemban
bandingkan sebelumnya. Walaupun, salah satu tanggung olehnya pada beberapa tahapan kehidupan. norma sosial­
jawab penting tetap menjadi fokus utama keluarga: budaya dan harapan mengenai apa yang benar dan salah.
Sosialisasi atau pengasuhan annk. Perawat sering kali ber­ serta struktur kognitif yang refevan. Reiss (1965) menekan­
ada dalam posisi memengaruhi, mendukung, dan mem­ kan bahwa sosialisasi pengasuhan anak ditemukan secara
bantu proses sosialisasi dalam keluarga. Bab ini mendefi­ universal dalam struktur keluarga. Keluarga, terulama
nisikan dan membahas proses sosialisasi, konteks sosial orang tua, yang mentransmisikan pengetahuan budaya me­
bagi keluarga yang mengasuh anak, pola sosialisasi kon­ reka ke generasi berikutnya. Orang lua oertanggungjawab
temporer, teori yang terkait dengan sosialisasi anak, dan unluk mengantarkan anak dari lahir melewati berbagai tan­
pengaruh budaya, keJas sosial. dan bentuk keluarga dalam tangan perkembangan dan peristiwa kehidupan sampai ke
pola menjadi orang tua. Bab ini dilengkapi dengan pe­ masa dewasa.
doman praktik kepentwatan (area pengkajian, diagnosis Sosialisasi anak juga terjadi melalui pengalaman mere­
dan intervensi keperawatan keluarga). ka di luar keluarga, seperti interaksi dengan orang dewasa
di sekolah mereka. Hillary Rodham Clinton (!996) mene­
kankan pentingnya orang-orang di luar keluarga bagi anak­
PlfSOSIALISASI: DEFINISI
anak:
DAN PENGARUH
" Anak ada di dunia selta di kcluarga. Dad waklu mereka
lahir, mereka bcrgantung pada asuhan "orang dewasa"
Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan berakhir hanya pada lain-kakck nenck. telangga, guru. mcnleri. pcngusaha,
saat kematian. Sosialisasi adalah proses sepanjang hidup pcmimpin polilik, dan orang yang tidak dapal discbutkan
ketika individu seeara kontinu memodifikasi perilaku me­ yang mcnyentuh kchidupan mereka secara langsung dan
rekasebagai.respons terhadap keadaan yang terpola secant lidak langsung. Orang dewasa mengawasi jalan mereka,
sosiul yang mereka alami. Sosialisasi meneakup interna­ memantau kualilas makanan. udara. dan air. mcmproduksi
acarayang muncul di televisi mereka. menjalankan usaha
lisasikumpulan norma dan nilai yang tepat bagi remaja
yang mempekerjakan orang tua mereka, dan menulis hu­
usia 14 tahun, profesional muda usia 25 tahun, orang tua kum yang melindungi mereka. Masing-masing kila me­
yang berusia 29 tahun, kakek/nenek usia 55 tahun, dan merankan bagian dalam kehidupan seliap anak: Membu­
. pensiunan usia 65 tahun. tuhkan sebuah perkampungan untuk membesarkan seorang
Sosialisasimeneakup semua proses tersebut dalam se­ anak." (hlm.II-12).
buuh komunitas atau kelompok khusus tempat manusia,
melalui pengaluman selama hidup mereka yang bermakna, Clinton juga menyatakan pengaruh tidak langsung
mendapatkan karakteristik yang terpola seeara sosial orang lain pada anak melalui "radio, televisi, surat kabar,
(Honigman, 1967). Didefinisikan ke dalam istilah peran, buku, film, kompuler. compact disk, lelepon seluler, dan
konsep sosialisasi adalah "proses perkembangan atau per­ mesin faks u (hlm.l3), serta menulis mengenai bagaimana
ubahan yang dijalani seseorang sebagai hasH dari interaksi pengaruh di luar keluarga mungkin tidak terhingga nilai­
sosial dan pembeJajaran peran sosial" (Geeas, 1979, hIm. nya atau menghaneurkan kesejahteraan anak. Nilai atau
365). Praktik pengasuhan anak dimasukkan ke dalam pelajaran yang dipeJajari di luar rumah dapat mendorong
rubrik sosialisasi dan merupakan fokus utama dalam bab atau menimbulkan konftik dengan panduan hidl;lP dan pola
ini. Istilah "sosialisasi," "proses sosialisasi," "pengasuhan sosialisasi keluarga sendiri. Kasus yang menjadi perhatian
anak," "perilaku orang tua," dan "interaksi orang tua-anak" adalah pada keluarga imigran baru, yaitu sistem sekolah
digunakan seeara bertukar dalam bab ini dan literatur me­ mengajarkan anak nilai dan norma yang berlentangan
ngenai sosialisasi anak seeara umum (Geeas). dengan nilai dan norma non-Bural yang dimiliki orang tua
Sosialisasi paling sering berlangsung seeara informal imigran dan mencoba mentransmisikan ke anak mereka.
dan tidak eksplisit. sehingga perubahan dibuat sebagai res­ Salah satu aspek dari proses sosialisasi yang khususnya
pons terhadap perubahan budaya dan kondisi lingkungan berhubungan dengan perawat adalah perolehan konsep,
yang tidak diperhatikan. Melalui sosialisasi, orang belajar sikap. dan perilaku sehat. Khasnya, ibu adalah pendidik
hidup bersama orang lain dalam kelompok dan memeran­ dan pemimpin kesehatan primer keluarga. Ibu memiliki
kan peran jenis kelamin serta peran terkait usia yang di­ tanggung jawab untuk memutuskan apakah seorang ang­
pertimbangkan sesuai dengan konteks sosialnya. gota keluarga sakit, apakah akan memulai atau tidak me­
Dalam keluarga, sosialisasi adalah banyaknya penga­ mulai terapi. dan jenis terapi apa seharusnya. Ibu biasanya
laman belajar yang diberikan dalam keluarga. Pengalaman bertanggung jawab untuk mengajarkan anaknya kebiasaan
ini ditujukan untuk mengajarkan anak bagaimana berfungsi dan sikap kesehatan dasar dan, saat mereka tumbuh besar,
dan men gem ban peran orang dewasa dalam masyarakat. bagaimana mengasuh diri mereka sendi!'i.
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 373
Tugas sosialisasi penting dan integral Jainnya adalah Pengamatan Goodman pada tahun 1978 mengenai pe­
mengajarkan mengenai pengendalian dan nilai-yang ristiwa ini menunjukkan bahwa sesuatu telah berubah
memberikan anak yang bertumbuh (dan orang dewasa), dalam hubungan an tara orang dewasa dan anak mereka
suatu perasaan mengenai apa yang benar dan salah. dan selama dekade terakhir ini. Goodman menerangkan me­
pengendalian internal yang diperlukan untuk disiplin diri. ngenai munculnya kembali hubungan permusuhan antara
Perkembangan moralitas telah diuraikan oleh Kohlberg orang dewasa dan anak, dan mengungkapkan kekhawatir­
(1970) dan Gilligan (1982) sebagai sebuah proses perkem­ an terhadap pengaruh konftik generasi yang tidak meng­
bangan yang tercapai secara bertahap selama masa kanak­ untungkan ini:
kanak dan remaja. Dengan mengidentifikasi figurorang tua
Saat ini, masa menjadi orang tua semakin banyak diang­
dan mengalami respons konsisten terhadap periIaku me­ gap sebagai keputusan individual dan pribadi-sebuah
reka, anak mengembangkan suatu sistem nilai pribadi dan "gaya hidup," apa pun itu jadinya-dibuat terpisah dari
sekumpulan moral yang sangat dipengaruhi oleh keluarga kepentingan komunitas. Anak-anak dicantumkan bukim
(Baumrind, 1996). sebagai aset ekonomi, tetapi sebagai tanggung jawab fi­
lelas dan dapat diperhatikan bahwa banyak variabel nansiaI. Setiap tahunnya, seseorang menghitung biaya
yang memengaruhi hasil akhir anak. Seperti yang dinyata­ membesarkan anak seakan-akan mereka adalah potongan
kan sebelumnya, orang tua membagi fungsi sosialisasi daging, dan setiap tahunnya, seseorang yang lain meng­
dengan institusi penting lainnya dan komunitas yang lebih . hitung biaya mereka bagi kota setempat dan memperkira­
kan apakah mereka berharga untuk hal ini. Di banyak
luas. Anak-anak sendiri sangat beragam dalam sifat tem­
tempat, pemilih mengatakan "tidak." (hIm. EI).
peramen dan perilaku mereka (Dadds, 1995; Kileen, 1995)
serta memengaruhi cara orang tua berhubungan dengan Elkind (1994), seorang pendidik perkembangan anak
mereka. Bahkan, terdapat kelompok pemikiran baru-baru yang terkenal, menyesali perubahan yang telah terjadi da­
ini bahwa lingkungan umum keluarga mungkin kurang lam keluarga kontemporer pascamodem. Ia mengatakan:
bermakna dibandingkan pengaruh genetik pada perilaku "Pad a keluarga inti modem [keluarga tahun 1950-an dan
dan hasil akhir anak (Bussel & Reiss, 1993). Terlepasdari tahun 1960"an), sentimen terikat sangat banyak· berpusat
apakah faktor lingkungan atau hereditas yang paling ber­ pada anak dalam hal bahwa mereka memberikan pilihan
. pengaruh, kedua faktor tersebut adalah sumber variasi . terhadap kesejahteraan anak dan membutuhkan pengor­
periIaku anak yang tidak dapat diingkari. banan diri orangtua.. Akan tetapi,pada keluarga permeabel
Perubahandalam pola sosialisasi tradisional, tanggung pascamodem [kontemporer], ikatan sentimental telah di­
jawab, dan metode yang menghargai waktu saat ini ber­ transformasikan dan saatini lebih cenderung berpusat pada
langsung pad a laju yang lebih cepat daripada sebelumnya. orang dewasa sampai sejauh mereka mendukung. kesejah­
Dilema mengenai siapa yang akan mengajari anak tradisi teraan orang tua dan orang dewasa serta membutuhkan
sosial-budaya, bagaimana dan di mana hal ini akan dipe­ pengorbanan diri dari anak yang lebih kecil" (him. 38).
lajari, serta pada usia berapa dan pada tahap perkembangan Elkind menyatakan bahwa bandul telah berayun dalam
apa merupakan pertanyaan yang harus kita hadapi di masa mendukung pemenuhan kebutuhan orang dewasa dan telah
lalu dan akan terus diperdebatkan hingga masa yang akan menyebabkan "ketidakseimbangan kebutuhan keluarga,"
datang. yaitu anak dan remaja di bawah tekanan yang sangat besar
dibandingkan orang dewasa. Elkind mengatakan, "Anak­
anak di bawah tekanan nyata yang sangat besar karena
NKONTEKS SOSIAL UNTUK dunia lebih berbahaya dan merupakan tempat yang rumit
untuk bertumbuh, dan sebagian, karen a kebutuhan mereka
KELUARGA YANG untuk diIindungi, diasuh, dan dibimbing telah diabaikan"
MENGASUH ANAK (him. 201).
Ahli perkembangan anak bercermin'pada pertimbang,\iI
Siapa pun masyarakat yang kita amati, sikap dan pende­ Goodman tentang sikap sosial terhadap anak. Elkind (1994)
katan terhadap perawatan dan pengasuhan anak sesuai mengatakan bahwa ada masa dalam sejarah saat perjalanan
dengan nilai sosial, moral, agama, dan ekonomi masyara­ anak lebih baik dibandingkan yang lainnya. Tetapi .tidak
kat tersebut pada periodewaktu tertentu. Sepanjang waktu, ada pertanyaan mengenai: Anak-anak umumnya tidak di­
temp at anak dalam masyarakat kita telah berubah. Penca­ asuh dengan baik di masyarakat kita saat ini. Organisasi
paian yang sangat luar biasa telah dibuat dalam memahami advokasi anak mengutip statistik yang menunjukkan ba­
dan mengasuh anak: Akan tetapi, seiring dengan kemajuan nyaknya penurunanjumlah anak(mis., peningkatan kemis­
tersebut, tekanan dan kenyataan sosial serta ekonomi baru kinan, mortalitas bayi, kelalaian,. kehamilan remaja, dan
telah memasukkan sikap dan perhatian lain. penganiayaan anak) (Children's Defense Fund, 1995).
374 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Beberapa penulis seperti Popenoe (1995) dan Lasch tahun terakhir, fluktuasi filosofi dan kecemasan masyara­
(1977) menyatakan bahwa "pengabaian" institusional ter­ kat industri dan teknologi tinggi tampak terbukti. Elkind
hl}dap kebutuhan pelatihan anaktelah timbul dari ke­ (1994) dan Osborne (1995) menyatakan bahwa perubahan
kecewaan orang tua dengan peran keluarga tradisional, saran dalam pengasuhan amik melintasi dekade:
serta komitmen penyapihan mereka terhadap pengasuhan Tahun 1910 dan 1920: Pukul mereka, jauhkan
anak. Selain itu, terdapat perdebatan bahwa sebagian pe­ mereka.
nurunan entusiasme untuk mengasuh anak ini berasal dari • Tahun 1930 dan 1940: Abaikan mereka, beri mereka
kesulitan yang dirasakan orang tua untuk memenuhi peran alasan.
primer mereka akibat peningkatan tekanan ekonomi, peker­ Tahun J950 dan 1960: Sayangi mereka dan pukul
jaan, dan kebutuhan pribadi terhadap perkembangan serta mereka dengan kasih sayang.
ekspresi diri mereka sendiri (Elkind, 1994; Popenoe). Tahun 1970: Gunakan ketegasan dengan kasih
Gerakan feminis pada tahun 1970-an meningkatkan sayang.
pilihan dalam kehidupan wanita. Akan tetapi, banyak wa­ Tahun 1980 dan 1990: Terapkan "teknik" menjadi
nita mengalami kelebihan beban peran saat mereka men­ orang tua yang disarankan oleh ahli parenting.
jalankan semua peran lama mereka, selain peran baru Metode pengasuhan anak telah berubah secara drastis
(Woodward, 1990). Para ahli menyarankan orang tua un­ selama beberapa dekade (Tabel 15-1). Pada tahun [920-an.
luk menghabiskan "waktu yang berkualitas" dan waktu dipengaruhi oleh Watson, seorang ahli perilaku, pmktik
"yang bermakna" dengan anak mereka,tetapi hal ini pun pengasuhan anak yang tegas dan terkendali digemari. Pada
sarna sulitnya untuk menyelipkan di antara banyaknya tahun 1960- dan 1970-an, terdapat gerakan kembali ke cam
prioritas lain. 'Dalam survei nasional baru-baru ini, 84% pengasuhan anak yang permisif dan lebih santai. Pada ta­
orang tua mengatakan mereka memiliki masa-masa sulit hun 1990-an, strategi yang lebih demokratis yang dicirikan
saal menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan ke­ dengan digemarinya kombinasi kendali rasional, saling
luarga (Mehren, 1996). berkomun*asi, dan tingkat afeksi yang tinggi (Bodman &
Sebagai respons terhadap peningkatan jumlah keluarga Peterson, 1995).
dengan kedua orang tua pencari nafkah, Broom (1998) me­ Elkind (J994) dan Osborne (l995) juga mengamati per­
. neliti pengaruh pekerjaan ibu baik pada anak maupun pada
geseran dari smitu penekanan pada aspek pengasuhan
pernikahan orang tua. Ia menemukan bahwa ibu yang be­
menjadi orang tua yang pervasif dalam tiga dekade sebe­
kerja menunjukkansensitivitas saling interaksi yang lebih
lumnnya menjadi penekanan penggunaan "teknik menjadi
besar dan bermakna dengan bayi mereka, dibandingkan
orang tua" yang berbasis ilmiah, yang lebih demokratis
dengan ibu yang tidak bekelja. Akan letapi, lebih sedikit
dan mendorong saling komunikasi, tetapi juga lebih ter­
kepuasan pernikahan di kalangan orang tua yang keduanya
struktur dan berorientasi peran. Secanl simultan, kontro­
pencari nafkah dibandingkan pasangan dengan satu orang
versi mengenai hubungan pengaruh "sitat versus asuhan"
pencari nafkah. Temuan ini konsisten dengan perspektif
pad a perilaku anak terus berlanjut (Cowley, J995). Teknik
sistem keluarga, dan pertimbangan pola sosialisasi anak
yang lebih canggih lagi untuk mengkaji variabel psikologis
yang berbeda, bergantung pada keadaan keluarga. telah menimbulkan argumen yang lebih baru lagi menge­
Green (1994) dan rekan penulisnya dalam buku yang nai apakah sebagian besar perkembangan dan perilakll
sangat berpengaruh, Bright Futures: Guidelines/or Health manusia berdasarkan biologis bukan dipengaruhi oleh va­
Supervision o/Ill/allts, Children and Adolescent, mengu­ riabel lingkungan atau menjadi orang tua yang sangat kuat.
lang pertanyaan Elkind (1994) tentang anak saat mereka Cowley menerangkan bahwa "Menanyakan apakah sifat
menyatakan bahwa anak-anak sekarang ini menghadapi atau asuhan lebih penting seperti menanyakan apakah
isu baru dan bermasalah akibat perubahan ekonomi, sosial, panjang atau lebar yang merupakan standar pengukuran
dan demografik besar-besaran yang memengaruhi keluar­ yang lebih baik" (him. 52).
gao Sebagai bagian aari tekanan ini, orang tua menghabis­ Tinjauan terhadap berbagai sikap dan pendekatan ri­
kan lebih sedikit waktu dengan anak mereka dan anak wayat dan kontemporer pada anak-anak memperjelas ke­
memiliki kontak yang lebih sedikit dengan anggota ke­ nyataan: Anak selalu menimbulkan "udara ambivalensi"
luarga besar. Terdapat peningkatan mobilitas geografik, yang menyebar ke masyarakat dan memengarllhi nilai dan
periurunan kualitas layanan penitipan anak, dan restrukturi­ keyakinan masyarakat dalam hal pengasuhan anak kecil.
sasi hubungan keluarga yang tersebar luas. Tentu saja, ambivalensi yang ada mengenai anak meluas
Saran profesional yang di~erikan untuk orang tua mung­ pada masyarakat. Peningkatan penggunaan obat-obatan
kin refleksi dari status pyrubahan anak pada satu masa dan alkohol di kalangan anak usia sekolah dan remaja.
tertentu dalam masyarakat. l.(etika seseorang memeriksa disertai banyak sekali masalah kesehatan dan sosiallainnya,
perubahan saran yang diberikan untuk orang tua selama 60 hanya meningkatkan perasaan ambivalensi ini. Tetap saja,
TABEL 15-1
PERUBAHAN TINJAUAN DAN PRAKTIK PENGASUHAN ANAK
Dad satu generasi ke generasiselanju!nya, orangtua dan ahli pediatri telah mengubah cora mereka memberi makan, mengajarkan, dan mendisiplinkan anak
mereka. Beberapa contoh di seponjang dekade:
1900-AN-1910-AN 1920-AN-1930-AN 1940-AN-1950-AN 1960-AN-1970-AN '19~O-AN 1990-AN
PEMBERIAN ASI
Pemberian AS! populer Formula instan yang diperdagangkan populer Kembali ke pemberian Pemberian ASI Pemberi6n ASI dipilih oleh
walaupun banyak wan ita karena cara yang praktis dan cepa! untuk ASI yang dipromosikan sangat banyak wanita kulit putih kelas
sejahtera menggunakan memberikan nutrisi bagi bayi. oleh kelompok wan ita dipilih oleh wani!a menengah, sedongkan poda
ibu susu. dan ahli pediatri guna kelas menengah, wanita Afrika-amerika dan
memberikan pengasuhan kurang populer pada latin kurang populer.
yang lebih sehat dan wanita Afrika­
lebih baik. Amerika dan latin.
MENGISAP JEMPOL
Sikap tidak seragam, Dilarang oleF! Diperbolehkan bersama Dianjurkan, bersama Dibalehkan Diberikan kepoda anak
walaupun sering kali kebanyakan orang tua dengan dot. dengan dot. diberikan, bersama hingga usia tertentu dan
tidak dianjurkan. dan dokter. dengan dot tetapi kemudian dihentikan untuk
tidak didukung atau mencegah masalah CD
dianjurkan. ortodontik, gigi atas dan »
CD
depan yang tumpang-tindih.
LATIHAN ELIMINASI U1

Irigasi enema dan usus Dimulai secepatnya saat Ditunda hingga lJsia 6-18 bulan. Anak menentukan Mungkin tergesa-gesa karena
merupokan metode usia 2 bulan. waktu untuk kebutuhan ibu untuk "ZC
populer dalam memulai, biasanya menempatkan anak di pusat Gl
(J)
"membersihkan tl bayi. antara usia 2 dan 3 penitipan anak tempot anak
tahun. merrierlukan latihan eliminasi. (J)

DISIPLIN
o(J)
Anak diharapkan Dianjurkan disiplin ketal Akal sehat dan Era permisif dari Disiplin yang cukup sesuai dengan usia.
»
r
bersikap seperti orang ~an sedini mungkin. pengasuhan dianjurkan. pengasuhan anak. (J)

dewasa keci!. »
(J)

PEMBELAJARAN A
/TI
latihan moral dimulai Taman kanak-kanak berkembang karena perididikan Membaca sejak dini "Bayi super" Memberikan banyak r
sejak dini. dini menjadi populer. dianjurkan bersama dianjurkan untuk kesempa!an untuk C
»
dengan latihan dini bagi diperlakukan secara pembelajaran dan stimulasi. ;U
Gl
anak yang tidak normal; peningkatan Anak yang lebih besar »
beruntung. jumlah penitipan .tampak kompeten dan kurang
anak menjadi isu memerlukan bimbingan dan
nasional. perlindungan. tv
-....I
Sebagian diambil dari Elkind (1994), Roack (1988). Ul
376 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

di tengah nilai yang menimbulkan konflik dan keyakinan Ahli perawafan anak melaporkan bahwa orang tua kha­
mengenai anak dan tempat mereka dalam masyarakat, se­ watir, bingung, dan bimbang. Orang tua seman gat bekerja
buah upaya juga dibuat untuk beradaptasi dengan ambiva­ dan menyerahkan anak mereka ke berbagai kerabat, peng­
lensi tersebut, perubahan, dan konftik dengan menekankan asuh, saudara perempuan, taman kanak-kanak dan sekolah
pentingnya keluarga dalam pengasuhan dan "menilai dasar, pusat penitipan anak .. tetangga, dan organisasi re­
ulang" hubungan dua orang tua-anak. kreasional, sosial. dan keagamaan setelah sekolah serta'ak­
Berlawanan dengan beberapa peneliti yang menekan­ tivitas akhir minggu (Elmer-Dewitt, 1990). Mereka tidak
kan landasan biologis perilaku anak, banyak orang masih mengasuh anak dengan cara mereka diasuh dan mereka
berfokus pada dampak lingkungan rumah. Sebagai contoh, memiliki sedikit ide mengenai bagaimana anak mereka
Blum (2000) mengumpulkan data daTi 90.000 remaja di­ akan seperti apa ke1ak (Elmer-Dewitt):
sepanjang pedesaan untuk mempelajari pengalaman terkait
kesehatan. Ia menemukan bahwa "Pad a semua hasil akhir
kesehatan yang diteliti. hasilnya menunjukkan pentingnya PERUBAHAN SOSIALISASI DALAM PERAN
keluarga dan Iingkungan rumah untuk melindungi remaja GENDER
daTi bahaya" (hIm. F9). Blum secara khusus m~ndesak
Peran dewasa maskulin dan feminin mengalami perubahan
orang tua membatasi akses remaja menggunakan tem­
dalam keluarga, dan seiring dengan perubahan peran,
bakau, alkohol, dan senjata api di rumah dalam upaya me­
demikian juga dengan pengalaman sosialisasi anak.
minimalkan kesempatan praktik yang membahayakan atau
Penelitian mengenai peran gender dalam pengasuhan anak
tidak sehat.
menunjukkan perubahan sederhana dalam peran orang tua
dalam pengasuhan anak, meskipun terdapat lebih banyak
~POLA SOSIALISASI
keterlibatan ·anak dalam aktivitas pengasuhan anak, khu­
KONTEMPORER
susnya saat anak lebih besar. Ibu tetap menjadi pemberi
asuhan primer seJama masa prasekoJah pada kehidupan
Sebuah kebutuhan nyata ada untuk mengkaji peru bah an anak (Thompson & Walker, 1991). Terlepas dari usia anak,
yang telah terjadidalam pola sosialisasi keluarga dan dam­ ibu secara khas lebih terlibat dalam kehidupan sehari-hari
pak pada pengasuhan anak dan pengaruh jangka panjang anak mereka dibandingkan ayah, yang cenderung meng­
dari hubungan sosial dan pengaturan anak baru ini: Kita ambil peran "membantu" atau "menolong" dalam peng­
tidak dapat, mengatakan dengan pasti apa dampak yang asuhan anak. Terkait dengan keterlibatan anak, tampak ada
akanmeningkatkan persamaan peran menjadi orang tua, dua kecenderungan berbeda. Di sisi lain, semakin banyak
pengembanan kembali praktik menjadi orang lua pria­ ayah yang terlibat dalam pengasuhan anak baik karena
wanita tradisional, berbagai bentuk keluarga, atau penja­ pilihan atau karena keharusan (kedua orang tua bekerja,
jaran nilai budaya tradisional dengan budaya pejamu baru kehilanganpekerjaan, menjadi ayah tunggal, dsb). Di sisi
tersebut. Perubahan ini menunjukkan isu yang akan diha­ lain, ketidakhadiran ayah mencapai propoTsi epidemik
dapi perawat yang tidak terelakkan dalam merawat kelu­ (Stolberg, 1996b). Panisipasi ayah (atau pengganti ayah)
arga yang akan muncul di masa yang akan datang. sangat dibutuhkan guna hasil yang positif dari anak
Orang tua mungkin terbebani dengan isu menjadi orang (Snarey, 1993).
tua dan dengan saran yang menimbulkan konftik dari Pada keluarga kelas pekerja, peran gender dalam peran
banyak sumber. Ahli pediatri dan spesialis perawatan anak pengasuhan anak biasanya mengikuti pola yang lebih tra­
lainnya telah menjadi pelopor pada tahun 1990-an. Kecen­ disional. Pria dan wanita cenderung memiliki peran yang
derungan orang tua bergantung pada penilaian orang lain terpisah yaitu ibu bertanggungjawab terhadap rumah dan
telah dilakukan secara ekstrem. Salah satu contoh daTi keluarga, termasuk pengasuhan anak, dan ayah adalah pen­
kecenderungan ini adalah pembuatan artikel dalam "Los cari nafkah primer (Hughes & Perry-Jenkins, 1996). Me­
Angeles Times" oleh Dr, Joyce Brothers (1990), seorang nurut Hughes dan Perry-Jenkins, istri kelas pekerja me­
psikolog, mengenai "Testing Parenting Philosophies." Dr. nempatkan sedikit sekali tanggung jawab pada suami
Brothers menanyakan delapan pertanyaan kepada pem­ mereka dalam hal pengasuhan dan dukungan emosional
bacanya tentang "Apa maknanya menjadi orang tua yang anak mereka. Pengasuhan anak lebih berbasis gender di­
baik?" Jawaban para ilmuwan kemudian diterapkan untuk bandingkan orang tua kelas menengah.
mengoreksi adanya kesalahan informasi yang mungki11 Penghentian praktik sebelumnya terbukti dalam ban yak
dimiliki oleh pembaca; dari artikel singkat ini jelas bahwa aspek pengasuhan anak termasuk perilaku dan harapan
pengetahuan ilmiah telah menjadi landasan yang dapat peran jenis kelamin. Masa menjadi ibu telah menempati
'diterima untuk keputusan menjadiorang tua di sebagian aspek yang kurang bermakna pada kehidupan banyak wa­
besar Amerika. nita dewasa yang berasal daTi keluarga yang terakultunisi.
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 377
Banyak ibu adaJah pencari nafkah, demikian juga praktik pengasuhan orang tua pada anak. Sebagai contoh. Levine
sosialisasi berubah. Terdapat sedikit perbedaan berbasis (1988) berpendapat bahwa terdapat bukti yang sangat
jenis kelamin daJam pola sosialisasi (Hoffman, 1977; membutuhkan perhatian bahwa anak yang dititipkan di
Scanzoni & Szinovacz, 1980). Sebagian besar orang tua "tempat penitipan anak" lebih banyak mengalami masalah
sekarang ini didorong untuk menyosialisasikan anak me­ penyakit dan emosional (kecemasan akibat perpisahan) di­
reka dalam cara yang lebih androgogi, yaitu, tidak diiden­ bandingkan anak yang tetap di rumah dengan ibu. Anak ini
tifikasi dengan jenis kelamin tertentu. Selain itu, terdapat bersosialisasi dengan buruk saat mereka terlalu cepat atau
kekhawatiran yang muncuJ bahwa kaum feminis menekan­ terlalu lama dikirim ke tempat penitipan anak.
kan pada penghapusan peran berbasis gender dan mencip­ Hofferth dan Phillips (1987) melaporkan bahwa evaJua­
takan lebih banyak pilihan hidup bagi anak perempuan si mereka sendiri terhadap penelitian mengenai pengaruh
menyebabkan kebingungan peran bagi banyak anak laki­ pekerjaan ibu dan menemukan bahwa tidak ada dampak
laki. Levine (1995) menulis bahwa yang konsisten positif atau negatifpada anak. Pertumbuhan
" ... banyak para ahli sekarang ini mengatakan kami telah
landasan penelitian menunjukkan bahwa anak dari ibu be­
benar-benar mendorong anak laki-laki ked!. Kami me­ kerja yang puas cenderung baik-baik saja. Anak menunjJ.!k­
ngirim mereka ke dunia setiap harinya dengan pesan yang kan adapatasi. harga diri, dan aspirasi diri positif ( Editoria I
membingungkan dan ketinggalan zaman tentang bagai­ Los Angeles Times. 1996). Sejumlah besar anak usia
mana mereka harus bersikap dan apa artinya menjadi se­ sekolah-hampir 15% berdasarkan satu survei nasional­
orang pria. Mereka harus tegar tetapi empati, kuat sekali­ pulang sekolah sendirian setelah sekolah (Kelleher, J996).
gus rentan, kuat tetapi jangan terlalu memaksa. Mereka Untuk sebagian besar anak usia sekolah "perawatan diri"
harus maskulin sementara mengembangkan sisi feminis mereka berjalan dengan memuaskan, tetapi untuk beberapa
mereka." (Wm. EI).
anak, hal ini tidak berjalan. Bagi ahak. pengawasan atau
Sejumlah buku baru tentang membesarkan anak mem­ program setelah sekolah dibutuhkan. lam setelah-sekolah
bicarakan kecemasan peran jenis kelamin dari banyak anak sangat penting dan bagian formatif dari hari-hari anak.
laki-Iaki (pollack, 1999; Gurian, 2000). Pollack menyata­
kan bahwa banyak orang tua masih memperkuat pedoman
gender bagi anak laki-Jaki yang ketinggalan zaman dan ia
PERUBAHAN HARAPANBAGI ANAK DAN
mendorong lebih banyak fleksibilitas pad a "kode anak REMAJA
. laki-Iaki" dalam menjadi orang tua. Yang lain, seperti Gu­ Para ahli perkembangan anakmeyakini bahwa anak-anak
rian. menekankan basis biologis untuk perbedaan perilaku sekarang terlalu dipaksa berlaku. seperti seorang dewasa
gender dan membutuhkan pengakuan serta penyaluran per­ jauh sebelum ia secara perkembangan siap untuk melaku­
berlaan perila~u ke dalam perkembangan moral dan etik kannya. Banyak orang tua kelas menengah dan terpandang
untuk menghadapi pesan sosial, yang mendorong kekeras­ memiliki kecenderungan untuk memaksa anak mereka
an dan kekacauan dalam kehidupan anak laki-Iaki. mencapai prestasi yang lebih. menjadi "hayi super" atau
"anak super" (Roack, 1988; Tofler & DiGeronimo. 2000).
TEMPAT PENITIPAN ANAK DAN SOSIALISASI 8anyak anak dipaksa untuk membaca sebelum masuk ta­
ANAK. man kanak-kanak dan dibiarkan tanpa pengawasan setelah
sekolah. Beberapa anak yang tergesa-gesa berkemban)!
Tempat penitipan anak adalah isu pnontas utama bagi menjadi "remaja yang terganggu," diharapkan tidak hanya
orang tua yang bekerja. Proporsi wanita bek(}rja yang berprestasi di sekolah tetapi berbelanja, memasak. dan
memiliki anak terus meningkat. Pertumbuhan partisipasi mengasuh keluarga sekaJigus (Libman. 1988). Pekerjaan
yang cepat dari wanita dalam angkatan kerja berarti suatu paruh waktu dengan upah yang minimum selama sekolah
pertumbuhan yang terjadi bersamaan dengan pengasuhan menengah juga telah mengalami peningkatan yang tnjmll,
anak prasekolah sampai usia sekolah (program setelah tetapi hanya sekitar 11% dati remaja sekolah yang me­
sekolah bagi mereka yang bersekolah). Kekhawatiran uta­ nabung bukan menghabiskan penghasilan mereka daTi pe­
rna bagi banyak orang tua adalah memutuskan siapa yang kerjaan paruh waktu. .
dapat membantu mereka dengan pengasuhan sementara lumlah dewasa muda yang memerlukan waktu lebih
anak mereka di tempat kerja (Kelleher, 1996). Pengasuhan lama untuk menyelesaikan kuliah, lebih lama untuk mem­
anak biasanya mahal. dan bahkan saat orang tua dapat bangun karier, meninggalkan rumah, dan menjadi mandiI i
membayar tempat penitipan anak, aksesibilitas dan kuali­ dengan keluarga mereka sendiri semakin meningkat. Lebih
tas sering kali tidak adekuat (Dickinson & Leming, 1995). banyak lagi dewasa muda yang tinggal di tumah setelah
Orang tua dan beberapa i1muwan sosial berbagi perhatian lulus daTi sekolah atau hidup bersama. Dengan peningkal­
banwa tempat penitipan anak akhirnya tidak sebaik seperti an hidup bersama yang belum pernah terjadi sebelumnya,
378 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

lebih dari 50% pria dan wanita tinggal bersama sebelum jumlah kasus penganiayaan pada anak yang dilaporkun
menikah (Popenoe dan Whitehead, 1999). Perubahan ini (Green, 1994). Baumrind (J 994) meyakini bahwa jumlah
merefleksikan perubahan beberapa nilai kita-konsume­ peningkatan penganiayaan pada anak adalah gejala peng­
risme, narsisme, individualisme, dan kegembiraan instan abaian sosial dari "sebagian yang terlupakan" pada popu­
(Orthner, 1995; Woodward, 1990). Nilai-nilai ini dipelajari lasi kita. (Lihat Bab 13 untuk bahasan mengenai nilai
melalui pemodelan peran dan pengalaman sosialisasi lain­ keluarga).
nya di dalam dan di luar rumah. Area lain tempat anak tidak terlindungi secam adekuat
adalah area tempat penitipan anak (Belsky, 1995). Tidak
ada standar federal minimum untuk melindungi keamanan
PERUNDANG·UNDANGAN YANG
dan kesejahteraan anak di pusat penitipan anak (Dickinson
MEMENGARUHI PENGASUHAN ANAK DAN
& Leming, 1995) dan terse bar luasnya ketidakpiltuhan
ANAK
terhadap peraturan negara bagian berarti bahwa kualitas
Terdapat perubahan yang sangat dramatis pad a abad In! pengasuhan anak di Amerika Serikat sering kali buruk
hingga sedikit adekuat (Scarr, 1995).
dalam hukum berkenaan dengan pengasuhan dan perlin­
dungan anak, :>erla sejumlah pcrubahan da.lam kon:>cp hak Kelompok advokasi anak mengungkapkan kekhawatir­
anak, hak, kewajiban, dan tanggung jawab orang tua. an serius mengenai perundang'-undangan pembaruan kese­
jahteraan tahun 1996 keti ka pemotongan anggaran yang
Kadang kala sistem legal menunjukkan suatu gambaran
kontradiksi dari har-apan orang tua. Di masa lalu, ayah di­ sangat besar dilakukan untuk membantu keluarga yang
anggap sebagai "penjaga alamiah" anak dan bebas meng­ memiliki anak yang bergantung. Penerima kesejahteraan
hukum anaknya dalam batasan yang masuk aka\. Beberapa yang memiliki anak keeil dipaksa masuk ke tempat kelja;
dari praktik disiplin yang paling sering digunakan di masa keluarga imigran yang bukan warga negara ditolak men­
laludidefinisikan ulang sebagai hal yang tidak dapat di­ dapatkan manfaat kesejahteraan. Hak anak pada dua tipe
terima, nasihllt tidak baik, atau bahkan merusak. Hukuman keluarga ini tidak terlindungi (Kelleher, 1996).
fisik, dari rrremukul hingga hukuman yang lebih berat,
didefinisikanulang sebagai penganiayaan anak oleh bebe­ ~TEORI TERKAIT
rapa peneliti mengenai penganiayaan anak (Gelles', 1990;
Steinmetz, 1995).
SOSIALISASI
·~Di masa lalu, kehilangan hak orang tua atas pengasuhan
Perspektif teoretis dari psikologi dan sosiologi membentuk
dari disiplin iernadap anak mereka hanya dapat teljadi da­ landasan guna sosialisasi literatur. Bagian ini meninjau
lam kasus berat saat peri ntah "seseorang yang berpengaruh" konsep yang berhubungan dari teori perkembangan dan
dibuat oleh pengadilan. Children's Act pada tahun 1975 perspektif teoretis mengenai proses sosialisasi, dan bagai­
membuktikan kekecewaan dengan keluarga atamiah yang mana variasi dukungan dan kendali orang tua memenga­
-tidak terelakkan dahlm pemberian asuhan yang terbaik ruhi anak.
bagi anak. Perubahan ini terjadi setelah kematian seorang .
anak setelah dipulangkan ke ibu kandungnya. Situasi ini
berfungsi untuk memperkuat hak orang tua asuh, serta
TEORI PERKEMBANGAN
memerintahkan penunjukkan, dalam situasi yang tepat, se­ Tugas sosialisasi yang paling penting untuk orang tua ada­
seorang untuk bertindak sebagai wali anak atauremaja da­ lah membentuk dan membimbing generasi selanjutnya
lam upaya menjaga kepentingannya. (Erikson, 1963). Konsep generativitns Erikson menampil­
Seeara legal, hak anak sekarang ini secara luas diakui kan pemahaman tentang manfaat sosialisasi guna kontinui­
oteh pengadilan Amerika. Sebagai contoh, pada banyak tas. Dalam bahasan Erikson mengenai generativitas versus
negara, anak diberi perlindungan pengacara jika mereka stagnasi, ia menggambarkan kebutuhan seseorang yang
dituntut melakukan tindakan kelalaian dan harus hadir di matur dan ketergantungannya terhadap generasi yang lebih
pengadilan. Hak sipil yang terbesar bagi anak memperjelas muda. Erikson berpendapat bahwa saat tahapan ini tidak
orang tua bahwa anak bukan lagi dianggap sebagai hak terpenuhi, regresi hingga kebutuhan obsesif terhadap ke­
milik mereka dan bahwa wewenang serta lembaga luar me­ akraban semu berJangsung, sering kali dengan rasa stagna­
miliki hak legal untuk mempertanyakan tindakan orang si yang pervasif dan pemiskinan pribadi. Bronfenbrenner
tua. (1974) menambahkan uraian mengenai pentingnya tahap­
Meskipun ada perundang-undangan terbaru ini, anak an perkembangan ini dnlam ketenmgannya yaitu kiln harus
masih belum cukup terlindungi di masyarakat kita. Pening­ membawa orang dewasa kembali ke dalam kehidupan
katan jumlah penganiayaan anak adatah bUktinya. Sejak anak-anak dan anak-anak ke dalam kehidupan orang
tahun 1985, telah terdapat peningkatan sebanyak 40% dewasa.
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 379
Pencapaian motivasi untuk kontinuitas antara generasi pengasuhan anak tertentu, dan dengan ini mereka mem­
menjadi sesuatu yang menimbulkan sebuah dilema, karen a ,bentuk perilaku dan sikap ~nak. Perspektif langsung satu
sulit untuk memelihara konsep kontinuitas pada masa dis­ pihak ini mengabaikan riwayat interaksi sebelumnya an­
kontinuitas dan perubahan. Tradisi, nilai, dan norma sosial tara orang tua dan anak, serta respons awal yang cepat dan
masa lalu bagi banyak orang tua tampak tidak berguna spesifik dari anak terhadap orang tua. Teori "bentukan so­
untuk fungsi sehari-hari keluarga mereka. Kurangnya tra­ sial" ini menyalahkan ibu untuk masalah anak kelak. Chess
disi dalam keluarga dapat menjadi samar, tetapi mem­ (1983), peneliti tentang perkembangan anak yang terkenal,
punyai pengaruh penting dan menganggu terhadap ke­ menjelaskan:
mampuan orang tua guna menyosialisasikan anak mereka Meskipun peran ibu penting pada perkembangan arrak sig­
untuk kontinuitas. Dari sudut keteraturan informasi yang nifikan, perkembangan terjadi melalui satu seri interaksi
tersedia mengenai pengasuhan anak, perawat sering kali dengan banyak yang Jainnya, termasuk ayah, sudara kan­
merupakan salah satu profesionallayanan kesehatan yang dung, guru, dan ternan sebaya. Faktor Jainnya yang meme­
membantu orang tua untuk memilah dan memahami kebu­ ngaruhi perkembangan anak meliputi neuro-kimiawi indi­
tuhan anak mereka dan tanggung jawab mereka sendiri. vidu, genetik, dan karakteristik temperamen anak. Intinya,
Dari pandangan ini. Friedman (1957), lima dekade lalu, kemudian, bahwa tidak ada satu (aktor pun yang lebih pen­
mengajukan lima tahapan definitif yang melaluinya orang ting yang membuat model satu dimensi linear perkem­
bangan anak mutlak. (him. 6)·
tua maju dan tugas pengasuhan anak yang tepat selama
masing-masing peri ode dijalankan. Masing-masing tahap­ Perawat keluarga harus menyadari pengaruh karakte­
an merefleksikan masalah utama pada perkembangan anak ristik anak pada keluarga dan sebaliknya (Dadds, 1995).
yang dimiliki orang tua. Tahapan ini telah diamati di ber­ Sekarang ini, dengan menggunall:an sebuah sistem model
bagai Iingkungan sosial-budaya dan kelompok etnik yang kausa sirkular yang memiliki lengkung umpan balik, anak
luas, serta pada keluarga orang tua tunggal, dan konsep da­ dipandang 'sebgai organisme aktif yang berperan secara
sar tampak universal. Lima tahapan perkembangan orang signifikan terhadap sifat dan perjalanan hubungan orang
tua dicantumkan dalam TabeI15-2. tua-anak yang berkembang. Anak dipandang sebagai pem­
bentuk perilaku orang tua dan orang tua sebagaipemben­
tu~ perilaku anak. Agarmenjadi orang tua yang berhasil,
PROSES SOSIALISASI
harus ada "kebaikan yangcocok" antara anak dan ling­
Pemecahan teoretis terbesar di bidang sosialisasi anak kungannya (harapan dan tuntutan. pemberi ·asuhan sesuai
adalah pengakuan bahwa hubungan orang tua-anak adalah dengan keterampilan dan potensi anak) (Chess, 1983).
dinamik dan interaktif (Bodman & Peterson, 1995; Meskipun terdapat jumlah.penelitian yang ekstensif di
Broderick, 1993; Brody, 1994; Rollins & Thomas, 1979). bidang sosialisasi orang tua-anak, variabel budaya telah di­
Sebagian besar penelitian dan bahasan teoretis hingga abaikan secara besar-besaran di masa lalu dan variabel
baru-barn ini menampilkan suatu model kausa orang tua kelas sosial tidak terpisahkan dari variabel budaya. Akan
satu arah yang statis; yaitu, orang tua ~emiliki teknik tetapi, terdapat bukti untuk menunjukkan bahwa ukuran

TABEL 15..2

TAHAP PERKEMBANGAN ORANG TUA


TAHAP TAHAP
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN
ANAK ORANG TUA TUGAS ORANG TUA
I. Bayi Belajar isyarat Menafsirkan kebutuhan bayi
II. Toddler Belajar menerima tumbuh Menerima beberapa pengendalian sementara
kembang mempertahankan batasan yang diperlukan
III. Prasekolah Belajar berpisah Memungkinkan perkembangan kemandirian sementara .
menirn standar yang dibutuhkan
IV. Usia sekolah Belaiar menerima penolakan Ada saat diperlukan tanpa gangguan yang tidak peril!
tanpa membelot
V.·Remaja Belajar membangun kehidupan Menyesuaikan terhadap perubahan peran dan
barn-yang tidak dipercayai hubungan keluarga selama dan setelah perjuangan
sepenuhnya oleh seo'rang remaja remaja untuk menetapkan identitasnya
380 BAGIAN 3 P~AKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

keluarga juga memengaruhi sosialisasi anak. Tumbuh da­ Perbedaan gaya pengendalian orang tua ditemukan me­
lam sebuah keluarga kecil merupakan sebuah pengaJaman miliki akibat sosialisasi yang berlawanan (Gecas & Seff,
perkembangan dan pengasuhan anak yang secara kualitatif 1991). Baumrind (1978) mengklasifikasikan gaya disiplin
berbeda dibandingkan tumbuh dalam keluarga besar. Anak dan pengendalian orang tua menjadi permisif toleransi,
yang berasal dari keluarga kecil cenderung menerima per­ otoritatif, dan otoriter. Gaya orang tua yang permisif di­
hatian yang'lebih banyak daripada anak yang berasaJ dari cirikan dengan menerima saja dan tidak menghukum da­
keluarga besar. Penelitian telah menghubungkan perbedaan lam mengatasi perilaku anak. Sebaliknya, gaya disiplin
ini dengan perkembangan intelektual dan prestasi di se­ dan pengendalian yang otoriter menekankan kepatuhan
kolah (Feiring & Lewis, 1984). terhadap aturan dan wewenang orang tua. PengendaJian
Sebagai 'kesimpulan, studi penelitian sebelumnya me­ berdasar pada paksaan, ancaman. atau hukuman fisiko
landaskan pemeriksaannya pada konseptualisasi pemben­ Akhirnya, gaya disiplin dan pengendalian otoritatif mene­
tukan sosial sementara penelitian selanjutnya menekankan kankan pada orientasi berdasarkan rasional, earn "me­
model sistemik dua arah (Peterson & Rollins, 1987). nerima dan memberi" dalam menangani anak. Pengendali­
an didasarkan pada alasan dan penjelasan. Gaya otoritarian
DUKUNGAN DAN PENGENDALIAN ORANG
dan permisif toleransi terkait dengan hasil akhir sosialisasi
TUA
yang negatif atau tidak menguntungkan, sementara pe­
ngendalian otoriter memiliki hasil akhir sosialisasi yang
Model yang paling berpengaruh yang menjelaskan men­
positi( Oleh karen a itu, dari ketiga gaya tersebut, Baumrind
jadi orang tua yang efektif adalah model yang mengombi­
menyarankan gaya yang ketiga, yang menganjurkan bahwa
nasikan dukungan dan pengendalian orang tua. Orang tua
gaya ini dapat menghasilkan kesesuaian yang masuk akal
menjadi efektif saat mereka mengombinasikan tingkat
tanpa kehilangan otonomi atau keasertifan diri.
dukungan yang tinggi dengan pengendalian wewenang
Epstein dan rekan (1982, 1993) meneliti pengendaJian
{Gecas & Seff, 1991). Dukungan orang tua adalah satu dari
perilaku dalam keluarga normal dan bermasalah selama le­
faktor yang paling kuat terkait dengan hasil akhir anak
bih dari 30 tahun. Mereka menemukan bahwa gaya pengen­
. yang positif (Gecas & Seff), Rollins dan Thomas (1979),
dalian perilaku yang fleksibel, yaitu terdapat standar yang
dalam sebuah wawancara mendalam dan analisis peneliti­
masuk akal dan kesempatan negosiasi serta peru bahan, ada­
an pengasuhan anak, terutama meneliti orang tua dan anak
lah gaya pengendalian yang paling efektif. Gaya ini cen­
.kulit putih'~'!lenyatakan bahwa terdapat bukti empiris yang
derung ada dalam keluarga yang berfungsi secara normal.
cukup . untl,lk mendukung proposisi berikut mengenai
Sebaliknya, gay a pengendalian perilaku yang tidak dapat
pengaruhdukungan orang tua.
diduga dan bermasalah adalah gaya yang paling tidak efektif
1. Khususnya untuk anak laki-iaki, semakin besar pe­
dan ditemukan palingsering pada keluarga disfungsional.
rilaku mendukung orang tua terhadap anak. perilaku
anak tersebut semakin dihargaisecara budaya seba­
gai harga diri, prestasi akademik, kreativitas, dan ke­
sesuaian. ~VARIASI BUDAYA DALAM
2. Pada sebagian besar kasus. hubungan yang positif
POLA SOSIALISASI
ditemukan di antara dukungan orang tua dan per­
kembangan kognitif pada anak. Konteks terjadinya pengasll.han dan pol a sosialisasi anak
3. Semakin besar dukungan orang tua, semakin tinggi diidentifikasi oleh Kardiner (1945), seorang ahli antro­
perilaku moral anal< dan kesesuaian dengan stan dar pologi budaya. Ia menyatakan bahwa:
. orang dewasa. Teknik yang diterapkan oleh setiap anggota masya­
4. Semakin besar dukungan orang tua, semakin tinggi rakat dalam pengasuhan anak terpola secara budaya
harga diri; lokus pengendaJian internal, dan kompe­ dan akan cenderung serupa, meskipun tidak pernah
tensi instrumental anak. identik, untuk berbagai keluarga dalam masyarakat.
Sebagai kesimpulan, dukungan orang tua secara kon­ • Teknik yang terpola secara budaya untuk pengasuhan
sisten ditemukan memiJiki asosiasi positif dengan semua anak berbeda daTi satu masyarakat ke masyarakat
.aspek kompetensi sosial anak, dengan pengecuaJian lain. (him. vi).
dalam hal kreativitas. Di sini hubungan kurva linear Orang tua dari latar belakang etnik yang berbeda meng­
terlihat. Kreativitas meningkat dalam kondisi dukungan gunakan teknik yang berasal dari kumpulan nilai budaya
sosial orang tua yang rendah sampai sedang dan menurun unik dan harapan peran mereka. Mereka melakukan prak­
saat kondisi dukungan orang tua sedang sampai tinggi. tik menjadi orang tua sesuai budaya yang mereka iden­
Kreativitas juga menurun saat pernaksaan orang tua me­ tifikasi. Karena proses pengasuhan anak lintas budaya
ningkat. . begitu rumit, ilmuwan sosial telah mengkhususkan diri
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 381
dalam meneliti kelompok usia dan budaya yang berbeda, Oleh karen a itu tidak ada pemahaman kebutuhan bagi bayi
dengan beberapa peneliti melakukan studi longitudinal. untuk memberi tahu ibu apa yang ia inginkan. Karena
Studi datam bidang ini telah menunjukkan bahwa meski­ orientasi ini, ibu-Jepang tidak menitik beratkan mengenai
pun terdapat beragam perilaku, anak menunjukkari peri­ t pentlngnya komunikasi vokal dan sebaliknya menekankan
laku terpola yang berkaitan dengan perilaku yang terpola kontak fisik (Caudill).
secara budaya dan pemberi asuhan mereka. Oahim studi ini tidak jelas diketahui asal kelas sosial
Faktor-faktor budaya dalam sosialisasi sangi:tt sulit di­ ibu-Jepang, yang merupakan variabel lain untuk diper­
lepaskan dan pertimbangan lingkungan. sosial, dan psi­ timbangankan saat memandang perbedaan. OaJam studi
kologi (Julian. McKenry, & McKelvey, 1994). Kenyataan­ lintas-kelas terhadap bayi di Amerika Serikat, para peneliti
nya, pengaruh relatif dari masing-masing faktor sering kali telah menemukan bahwa ibu kelas menengah lebih banyak
merupakan ferkaan belaka at~u spekulasi. Namun demiki­ bicara pada bayi mereka dibandingkan ibu pad a kelas
an, selama bertahun-tahun respons budaya spesifik telah sosioekonomi bawah. Oleh karena itu, perbedaan yang di­
dipelajari flan telah meningkatkan pemahaman kita me­ temukan dalam studt lintas-budaya ini dan lainnya ke­
ngenai berbagai pola sosialisasi di antara berbagai kelom­ mungkinan dapat terjadi karena perbedaan kelas sosial atau
pok etnik dan kelompok yang berbeda budaya. Walaupun, interaksi kelas sosial dan budaya.
salah satu batasan penting dad penelitian ini adalah bahwa Oalam memandang pengaruh etnisitas pada keluarga
sampelnya kebanyakan ibu. Penelitian difokuskan pada Afrika-Amerika dibandingkan dengan orang tua kulit putih
ibu, bukan ayah. Penelitian mengenai keterlibatan ayah da­ non-Hispanik, praktik sosialisasi orang tua pada orang tua
lam pengasuhan anakjarang dilakukan (Julian et al.). Afrika-Amerika meniru praktik yang dilakukan di komu­
Salah satu contoh dari perbedaan budaya berasal dari nitas yang lebih luas .. Walaupun demikian, terdapat satu
penelitian komparatif Caudill (1975) mengenai pember ian tambahan dimensi pad a pengasuhan anak yang ada pada
asuhan bayi pada keluarga kelas menengah di Jepang dan keluarga Afrika-Amerika. Karfma adanya riwayat prasang­
diAmerika Serikat. Namun, Caudill menemukan bahwa· ka dan diskriminasi rasial yang menetap, sosialisasi rasial
ibu dalam kedua budaya tersebut terlibat dalam gaya eksplisit (mis., mengajarkan keterampilan koping agar ber­
pengasuhan yang tidak kentara perbedaannya yang me­ . tahan dalam masyarakat yang berprasangka) adalah gam­
miliki pengaruhberbeda.yang sangat terlihatjelas. Umum­ baran yangsangat jelas berbeda dalam pengasuhan anak·
nya,ibu-Amerika tampak mendorong bayinya aktif dan (Taylor, 2000). Gaya menjadi orang tua yanglebih ketat
berespons secara vokal, sementara ibu-Jepang berlaku de­ diyakini diperlukan untuk mengembangkan kemampuan
ngan eara yang ia yakini menenangkan dan mendiamkan koping untuk mengatasi rasisme dan diskriminasi. Hal ini
bayinya. Pada usia 3 sampai 4 bulan. bayi dari kedua bu­ ditopang dengan dukungan orang tua yang ekstensif dan
daya tersebut tampak telah mempelajari respons yang se­ komunikasi terbuka.
suai dengan pola yang berbeda ini. Penemuan yang nyata Lin dan Fu (1990) dalam membandingkan pola menjadi
adalah bahwa respons bayi sejajar dengan harapan luas ter­ orang tua pada orang tua Eropa-Amerika dengan Cina­
tentu terhadap perilaku dalam kedua budaya tersebut: di Amerika, menemukan bahwa Cina-Amerika memberlaku­
Amerika individu diharapkan harus asertif secara fisik dan kan lebih banyak pengendalian dan disiplin orang tua.
verbal, semen tara di Jepang individu harus membatasi diri Oran'g tua Cina-Amerika cenderung lebih berorientasi pada
secara fisik dan verbal. pencapaian dan menuntut lebih banyak pengendalian diri
Pada keluarga Amerika kelas menengah, ibu memaha­ dan disiplin ~iri pada anak-anak.mereka. Tuntutan dan pe­
mi bayi mereka sebagai makhluk yang berbeda dan oto­ ngendaIian orang tua dicampur dengan pengorbanan yang
nom yang diharapkan belajar melakukan dan berpikir bagi diberikan di pihak ibu, yang tetap mendukungdan seeara
din mereka sendiri. Bayi dipandang sebagai kepribadian fisik dekat dengan anak-anak. Pola pengasuhan anak yang
yang berbeda dengan kebutuhan dan keinginannya sendiri, otoriter ini mungkin terlihat tidak menyenangkan dari per­
yang ibu harus pelajari untuk mengenali dan mengasuh­ spektif Barat, tetapi untuk budayaCina, pola pengasuhan
ny~. Ia melakukan ini dengan membantu bayinya belajar anak ini dirasakan mengarahkan anak mereka meneapai
mengungkapkan kebutuhan ini melalui penekanannya pa­ prestasi yang tinggi (Baumrind, 1996).
da komunikasi vokal; bayi tersebut dapat "memberi tahu" Banyak orang tua modern tidak pernah diajarkan saat
ibu kemudian apa yang ia inginkan sehingga ibu dapat anak-anak bagaimana mengasuh bayi dan anak kecil lain­
berespons secara tepat. Sebaliknya, ibu-Jepang meman­ nya. Sebaliknya, Whiting (1974) mencatat bahwa dalam
dang bayinya lebih sebagai perpanjangan dad dirinya; se­ masyarakat tradisional tempat wanita rnemiliki peran pen­
cara psikologis, batasan antara ibu dan bayi kabur. Sebagai ting dalam kehidupan ekonomi, anak dituntut bertindak
hasH dari penekanan pada pele~atan dekat ini, ibu cen­ sebagai pengasuh bagi saudara kandung mereka yang lebih
derung merasa bahwa ia tahu yang terbaik bagi bayinya. keci!. Oi semua masyarakat agraris yang ia pelajari, ibu
382 BAG IAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

menugaskan seorang anak, biasanya antara usia 7 dan 8 luasi keluarga dalam hal standar kelas menengah mereka
tahun, untuk menjadi asisten mereka. Ibu dalam kehidupan sendiri. Pemwat sering kali direpotkan, dibuat tidak
budaya ini perlu bebas kembali bekelja di ladang, sehingga nyaman, atau dibuat terkejut oleh perilaku yang mereka
meyakini bahwa anak usia 7 atau 8 tahun dapat dilatih un­ anggap sebagai ceroboh, terlalu berganlung, agresif, me­
tuk dapat mengasuh anak yang lebih keci!. Dalam masya­ wah, atau tidak dapal dicegah. Perbedaan kelas dalam hal
rakat Navajo. anak dituntut mengemban tanggung jawab batasan mana yang dianggap pengasuhan anak yang' baik
pengasuhan anak sesegera mereka mampu, dimulai dengan atau buruk, normal atau tidak normal, dapal diterima at~tu
"menjaga" anak lain pada usia 3 tahun (Phillips & Lobar.• lercela, menunjukkan hambatan yang mungkin terhadap
1990). hubungan terapeutik antam perawat dan keluarga. "Ketika
Contoh ini menunjukkan kebutuhan akan pendekatan mengeva!uasi periltiku kelas bawah kim perlu mengingat
lintas budaya untuk memahami keluarga dan pola peng­ bahwa perilaku dan sikap yang dianggap maldaptif oleh
asuhan anak mereka. Ho (1987), seorang ahli terapi kelu­ standar kelas menengah kulit putih dapat sangat adaptif
arga, meyakini bahwa perspektif lintas-budaya sangat pen­ dalam kondisi yang teljadi pada kehidupan keluarga kelcis
ting saat bekerja dengan keluarga. Variabel intraetnik yang bawah (Erickson & Gegas, him. 116).
penting ada dalam kelompok budaya. Sebagai contoh, Berakar dad beberapa tinjauan studi pengasuhan,anak
Martinez (1988) menemukan bahwa pola pengasuhan anak yang menelili perbedaan kelas sosial dalam menjadi orang
oleh ibu Meksiko-Amerika sangat bervariasi, meskipun tua (Gecas, 1979; Julian et ai., 1994; Peterson & Rollins,
sebagian besar ibu menggunakan teknik pengasuhan anak 1987), terdapat kesepakatan mengenai hubungan antara
otoriter atau otoritatif. kelas sosial dan perilaku pengasuhan amtk. Generalisasi
Peran ayah sangat bervariasi dalam pengasuhan anak empiris pokok ini dapat dibuat berdasarkan pada sejumlah
dad satu budaya ke budaya yang lain, meskipun peran inl studi:
. didefinisikan seem'a sosial dan budaya (Lamb, 1987). Pad a I. Orang tua kelas menengah cendenmg menggunakan
keluarga Asia, Islam, dan Hispanik tradisional, peran ayah gaya orang tua demokratis otoritatif, semen tara orang
dalam pengasuhan dan sosialisasi anak tidak ditekankan. tua kelas bawah cenderung menggunakan gaya orang
Ayah mendisiplinkan dan mengendalikan anak, sementara tua otokratikyang lebih otoriter.
ibu memberikan pengasuhan dan dukungan, serta meng­
2. Salah satti hasil yang paling konsisten dalam literatur
urus kebutuhan harian anak (Erickson & Gegas, 1991; Ho.
adalah bahwa kelas berpenghasilan rendah lebih
1987). Pad:! keluarga Amerika Asli tradisional, ayah
banyak bergantung pada hukuman fisik sebagai cant
bertanggung jawab mengajari anaknya. dan bertind~lk se­
mendisiplinkan dan mengendalikan anak, semen tara
bagai model peran. Akan tetapi, kekuasaan dan otoritas
orang tua kelas menengah menggunakan teknik yang
utama tidak diberikan pada ibu atau ayah, melainkan pada
lebih psikologis (mis., menggunakan rasa bersalah
komunitas sebagai satu kesatuan (Phillips & Lobar, 1990;
Mirande, 1991). . atau rasa malu). Yang menarik, studi lebih awal me­
nunjukkan perbedaan yang sangat besar antara kelas
bawah dan menengah dibandingkan studi yang lebih
akhir.
~PERBEDAAN KELAS

3. Keluarga keJas menengah lebih cenderung mendo­


SOSIAL DALAM
rong hubungan orang tua anak yang demokratis atau
SOSIALISASI
egaliter, sementara keluarga berpenghasilan rendah
lebih cenderung mendorong hubungan orang tua­
Meskipun sekarang ini dapat diterima dengan baik bahwa anak yang lebih otoriter atau otokratik.
sosialisasi anak dipengaruhi oleh posisi kelas sosial kelu­
4. Semakin tinggi kelas sosial, semakin besar afeksi dan
arganya, terdapat sedikit informasi tentang perhedaan yang
keterJibatan orang tua.
mungkin ada an tara kelas sosial terkait dengan praktik
pengasuhan anak. Sangat banyak catatan etnosentris atau 5. Semakin tinggi kelas sosial, semakin besar penekanan
stereotipe mengenai perbedaan yang ada an tara keluarga orang tua akan kemandirian (Bronfenbrenner. 1969).
berpenghasiJan rendah, berpenghasilan menengah, dan 6. Bahasa (kemampuan linguistik) lebih tillggi berkem­
berpenghasiJan tinggi. Hal yang biasa jika menemukan bang pada anak kelas menengah. Orang tua berpeng­
bahwa dalam menangani keluarga di lingkungan pelayan­ hasilan rendah lebih cenderung menggunakan ko­
an kesehatan, pola pengasuhan anak yang berbeda dad malldo dan perintah, sementara orang tun kelas
standar kelas menengah kulit putih sering kali dianggap menengah cenderung menjelaskan alasan terhadap
sebagaipenyimpangan, disfungsional. dan/atau tidak dapat aturan atnu permintaan. Orang tua kelas menengah
diterima.· Sebagian besar praktisi melanjutkan mengeva­ cenderung menggunakan penalaran dan "teknik
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 383
psikologis" serta cenderung lebih verbal dalam in­ anak Amerika (24,3% anak di bawah usia 18 tahun) tinggal
teraksi dengan anak mereka. hanya dengan satu orang tua, meningkat 12,4% sejak tahun
1970 (Iihat Gambar 15-1). Pertumbuhan keluarga orang
tua tunggal terutama disebabkan oleh tingginya angka per­
PalVARIABEL LAIN YANG
ceraian, peningkatan kelahiran dari ibu remaja yang tidak
MEMENGARUHI
pernah menikah, dan pertumbuhan keluarga yang dikepalai
ayah (Bianchi, 1995; U.s. Burreau of the Census. 1993b).
PENGASUHAN ANAK
Terdapat perbedaan penting dalam proporsi keluarga orang
tua tunggal di antara kelas sosial dan kelompok etnik (lihal
Kelas sosial dan budaya hanya dua variabel yang meme­
Bab 1).
ngaruhi pola pengasuhan anak (meskipun variabel sosial­
Pengasuhan anak di antara keluarga orang tua tunggal
budaya terlihat dalam studi untuk menjelaskan sebagian
sulit dilakukan, khususnya jika tidak ada pemberi asuhan
besar varian dalam praktik pengasuhan anak). Perilaku dan
dewasa lain yang ada untuk membantu orang tua. Orang
teknik sosialisasi orang tuajuga dipengaruhi oleh sejumlah
tua tunggal berjuang mengatasi dua tuntutan untuk menye­
stres dan .pengalaman ketegangan orang tua, cara koping
diakan keuangan dan memberikan dukimgan emosional
idiosinkratik dan menjadi orang tua, sumber yang tersedia
bagi anak mereka (Weiss, 1994). Kemiskinan dan pekerjaan
bagi mereka, serta isu terkait berbagai bentuk keluarga.
orang tua tunggal (biasanya ibu) menambah kesulitan
Sebagai contoh, usia orang tua dan anak memengaruhi pola
dillam pengasuhan anak (Bowen, Desimone. & McKay,
pengasuhan anak: Seorang remaja putri yang menjadi
1995).
seorang ibu mungkin belum cukup matang secara
Penelitian yang ekstensif telah dilakukan -mengenai
perkembangan untuk memenuhi kebutuhan bayi baru
pengaruh keluarga orang tua tunggal pada anak-prestasi
lahirnya, terutama jika bayi tersebut rentan atau prematur
akademik, pekerjaan •. dan penghasilan mereka. Saat ini,
(Holt & Johnson, 1991) dan bentuk keluarga tertentu yang
terdapat bukti yang sangat ban yak bahwaanak dari kelu­
terkait dengan isu pengasuhan anak khusus ..
arga orang tua tunggal tidak terhilu berhasil di sekolah,
penghasilan rendah, dan prestise pekerjaan rendah diban­
.dingkan anak yang dibesarkan dalamkeluarga dua orang
PalBENTUK DAN
tua yang utuh. Hal ini telah ditemukan bahkan saat tingkat
.SOSIALISASI KELUARGA
pendidikan danpenghasilan orang tua tunggalterkendali
(Mueller & Cooper. 1986; Nock. 1988; Popenoe.1995).
Sebagian besar penelitian dan literatur mengenai pola Selain itu, kesulitan yang dimiliki keluarga yang hanya
pengasuhan anak dapat diterapkan pada keluarga inti de­ memiliki ibu direfleksikan dalam temuan bahwa ibu yang
ngan dua orang tua, dual atau single earner (dua atau satu menjadi orang tua tunggal melaporkan kurangnya ke­
. pencari nafkah). Keluarga orang tua tunggal dan orang tua kuasaan mereka dalam peran menjadi orang tua (Fine,
tiri adalah dua bentuk keluarga umum dengan pola sosia­ Donnelly, & Voydanoff, 1986).
lisasi dan hasil akhir amik yang unik. Akan tetapi, bentuk
keluarga lain mendapat lebih banyak perhatian karena
penurunan stigma terkait dengan tumbuhnya berbagai ben­ KELUARGA ORANG TUA TIRI
tuk keluarga dan peningkatan penghargaan terhadap kera­
Dalam keluarga orang tua tiri. kebingungan peran ayah
gaman individu serta keluarga. Ketika Allen (1997) menya­
tiri dan ketidakseimbangan keluarga sebagai akibatnya
takan, orang tua homoseksual memberikan contoh kOIlsep
terkait dengan isu kesulitan dalam pengasuhan anak (lihat
bahwa "keluarga dibangun oleh berbagai hubungan kelu­
Bab 1). Masing-masing.orang tua mengambil latar bela­
arga biologis, adopsi, dan yang dipilih" (him. 196). Bagian
kang keluarga mereka sendiri saat mendefinisikan ke­
ini membahas pola sosialisasi dalam keluarga orang tua
yakinan, praktik. dan displin dalam pengasuhan anak.
tunggal, orang tua tid, dan keluarga orang tua homo­
Ketika orang dewasa memasuki hubungan keluarga tiri.
seksual.
ayah tiri menjadi seorang suami tetapi bukan orang tua
sebenarnya, dan kesepakatan tentang aturan pengasuhan
KELUARGA ORANG TUA TUNGGAL anak sering kali menimbulkan masalah. Selain itu, anak
telah mengembangkan perilakumereka sendiri dan harap­
Dua puluh enam persen unit keluarga di Amerika Serikat an akan apa yang diterima atau tidak diterima baik untuk
adalah keluarga orang twi tunggaI pada dekade terakhir diri mereka sendiri maupun orang tua mereka melalui
(Gambar 15-1). Dari jumlah ini, 88% dikepalai oleh ibu pemajanan terhadap praktik pengasuhan orang tua asli
dan 12% dikepalai oleh ayah. Pada tahun 1991, 15,3 juta mereka.
384 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Pada keluarga orang tua tiri. ayah tiri tidak memiliki


hak legal terhadap anak. karena ia tidak memiliki hubung­
an biologis dengan mereka, dan hak orang tua apa pun
100
yang mungkin dimilikinya harus diberikan kepadanya oleh
istrinya. Hal ini menempatkan ayah tiri pada posisi yang
agak tidak dapat dipertahankan. Ketika konftik timbul 90
selama mendisiplinkan anak, ibu merasakan hak alami
untuk memutuskan masalah tersebut. Jika ayah tiri men­ 80
disiplinkan anak, ibu dapat saja langsung marah. atau, le­
bih seringnya, secara tidak langsung tidak mendukung si
70
ayah. Kasus terakhir inr khususnya menghancurkan ke­
seluruhan keluarga dan sering kali memperburuk konflik,
dengan ibu terbagi antara kesetiaan terhadap anak-anaknya .:.! 60
co
dansuaminya (Furstenberg & Nord. 1985; Visher & ~
Q)

Visher. 1993). tJ) 50


Dalam sebuah studi pada 232 keluarga yang menikah Q)
~
lagi. Hobart (1987) menemukan bahwa bergantung pada &. 40
anak siapa mereka, anak memiliki status yang berbeda
dalam keluarga. Sebagai contoh, anak kelas-satu adalah
30
mereka yang lahir dari pasangan yang menikah lagi ter­
sebut. anak kelas kedua adalah mereka yang berasal dari
pernikahan istri sebelumnya. dan anak kelas ketiga adalah 20
mereka yang berasal dari pernikahan suami sebelumnya.
Orang tua< melaporkan bahwa hubungan yang paling po­ 10
sitifadalah dengan anak yang dilahirkan dari pernikahan
mereka. Hubungan orang tua-anak sangat bervariasi dalam
keluarga yang menikah lagi.dan masalah hubungan di­
o Hanya Ibu Hanya Ayah Oua Orang Tua Lain-lain
rasakansebagai faktor yang memengaruhi hubungan
D1970 _1980 _1990 12Zi1.990
pasangan.'
Gambar 15-1. Pengaturan tempo! tinggal anak Amerika
KEWARGA HOMOSEKSUAL di bawah usia 18 tahun. (Sumber: U.S. Burreau of the
Census, 1988, 1992, 1996.)
Dokumen penyerta Healthy People 2010 untuk kesehatan
lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) memper­
kirakan bahwa jumlah orang dewasa homoseksual adalah
sekitar 10% dari populasi pria dan 5-6% dari populasi
wanita. Akan tetapi, dokumen ini menyebutkan bahwa an mereka dari penyatuan heteroseksual sebelumnya. la
perkiraan ini dapat tidak akurat karena terdapat keter­ juga menyebutkan bahwa "Dalam keluarga lain, anak di­
batasan mengenai kriteria untuk mendefinisikan seseorang asuh atau diadopsi oleh orang dewasa yang homoseksual
sebagai LGBT dan ketidakpastian mengenai apakah sese­ (him. 531). Ahmann mengutip penulis lain (Gold et aI.,
orang yang mungkin mengindentifikasi diri mereka seba­ 1994; Harrison & Silenzio, 1996), yang menulis bahwa
gai LGBT teridentifikasi dalam survei. "Semakin bamyak jumlah pria gay yang dapat menjadi
Homoseksual, blseksual, 'dan transgender adalah ang­ ayah bagi anak melalui pengaturan dengan ternan atau
gota dari banyak keluarga, sering kali mengasuh anak da­ pengganti dan lesbian dapat mengandung dengan insemi­
lam berbagai keadaan. Sebagai contoh, Savin-Williams nasi alternatif (buatan) dengan donor yang dikenal atau
dan Esterberg (2000) membahas pengetahuan terbaru me­ tidak dikenal" (him. 531). Bagian ini terutama memfokus­
ngenai keluarga homoseksual, termasuk (a) keluarga yang kan pada keluarga dengan orang tua homoseksual di
memiliki orang tua heteroseksual tetapi anaknya homosek­ Amerikazaman sekarang. Akan tetapi, ~anyak isu yang
sual, atau biseksual; (b) anak dari orang tua homoseksual; ditampilkan dapat juga diterapkan pada keluarga dengan
bagaimana anak-anak ini menjalani; dan (c) orang dewasa orang tua biseksual atau·transgender.
homoseksual yang mengasuh anak bersama. Sumber dari banyak isu unik dalam keluarga dengan
Ahmann (1999) menjelaskan bahwa orang dewasa orang tua homoseksual berakar dari heteroseksisme dan!
homoseksual umumnya membawaanak ke dalam hubung­ atau homofobia. Heteroseksisme adalah asumsi buhwa
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 385
heteroseksual merupakan satu-satunya pilihan hidup yang meyakini bahwa tidak bijaksana untuk terbuka pada pe­
diterima sehingga. superior, lebih alami dan dominan tugas kesehatan mengenai indentitas seksual atau bentuk
dibandingkan orientasi seksual lainnya (Dunn, 2001). keluarga mereka sendiri.
Asumsi ini berlanjut meskipun bukti bahwa homoseksuali­ Pada kenyataannya, hasil dari banyak studi berlawanan
tas telah terjadi dalam masyarakat sepanjang sejarah. dengan stereotipe dan dugaan mengenai keefektifan orang
Heinrich (1996) menyatakan bithwa diskriminasi terhadap dewasa yang homoseksual. Fitzgerald (1999) meninjau 20
individu homoseksual telah berkurang dalam tahun-tahun tahun penelitian tentang perkembangan anak yang memiliki
terakhir, seperti yang dibuktikan dalam penggunaan is~i1ah orang tua homoseksual dan menyimpulkan bahwa
"hubungan rumah tangga" untuk pasangan homoseksual Anal< yang memiliki orang tua homoseksual mengem­
yang berkomitmen dan perubahan lain dalam kebijakan bangkan seeara psikologis, intelektua], perilaku, dan emo­
publik. sional daJam arah yang positif, dan bahwa orientasi seksual
Dunn (2001) menegaskan bahwa heteroseksisme dan orang tua bukan prediktor yang efektif atau penting bagi
homofobia memberi dampak pada orang tua homoseksual keberhasilan perkembangan anak. (him. 57)
dalam tiga area utama:
Strickland (1995) meninjau penelitian mengenai keluar­
1. Heteroseksisme dan hOTJ1ofobia berperan pada tekan­ ga dengan orang tua homoseksual dan menulis bahwa "
an terhadap lesbian dan menyebabkan kurangnya Keseluruhan kesejahteraan emosional homoseksual dan
pengakuan sosial dan legal terhadap orang tua homo­ anak yang dibesarkan dalam keluarga homoseksual. se­
seksual dan pasangan mere.ka. sehat rekan heteroseksual mereka secara psikologis" (hIm.
2. Heteroseksisme dan homofobia menciptakan ham­ 137).
batan terhadap akses ke layanan, saat orang tua homo­ Walaupun demikian, terdapat kemungkinan isu yang'
seksual dapat merasa mereka harus menyembunyikan terkait dengan sikap sosial negatif tentang keluarga homo­
identitas seksual mereka dari tenaga kesehatan. ·seksual. Sebagai contoh, Gershon, Tschann, dan lemerin
3. Heteroseksisme dan homofobia menghambat proses (1999) meneliti stigma yang dirasakan, koping. peng­
"pengungkapan", serta dapat berperan pada perasaan ungkapan. dan haga .diri di antara remaja yang memiliki
bahwa orang tua homoseksual harus menyembunyi­ ibu lesbian. Hasil mereka didukung oleh kebutuhan akan
kan identitas homoseksual mereka untuk kebaikan intervensi' untuk membantu remaja denganketerampilan
anak mereka. koping sosial terkait dengan stigma dan harga diri, serta
Sejumlah penulis (Heinrich, 1996; Savin Williams & upaya pendidikan mendesak untuk menghapuskan stigma
Esterberg, 2(00) menu lis mengenai pengaruh kebijakan di komunitas yang lebih luas. Contoh lainnya adalah
publik yang mengabaikan atau menolakkebutuhan kelu­ masalah yang dihadapioleh ibu yang lesbian, ketika salah
arga homoseksual. Heinrich menyatakan bahwa satunya adalah ibu biologis dan yang lainnya adalah "ibu
" Masyaral<at Amerika secara tradisional telah membuat tiri" yang tidak memiliki hubungan apapun dengan anak.
diskriminasi terhadap individu homoseksual dengan me­ AhmaRn (1999) mengutip sebuah cerita yang dikisahkan
ngeluarkan undang-undangjenis kelamin antara pasangan oleh seorang ibu'yang lesbian:
sejenis adalah i1egal, tidal< mengakui pemikahan homo­ Sebagai sebuah keluarga lesbian, kami dihadapkan pada
seksual· sebagai sesuatu yang legal, dan menyangkaJ per­ sebuah dilema. Sering kali, khususnya dalam keadaan da­
waHan atau adopsi anal< untuk pasangan sejenis. Pasangan rurat medis, kami "mengakui" kepada orang lain sebelum
homoseksuaJ tidal< memiliki hak legal selama sakit, tidak kami tahu apa reaksi mereka nantinya. Hal ini cukup me­
dapat saling memberi perlindungan dengan manfaat asu­ nakutkan untuk menyerahkan perawatan danlatau hidup
ransi kesehatan, dan tidal< dapat dicantumkan sebagai ke­ anak Anda ke praktisi medis yang Anda tidak kenaI. Tidak
rabat pada catatan." (him. 295). mengetahui apakah praktisi terse but memiliki prasangka
Bahkan katika banyak dad kebiJakan ini berubah men­ yang kuat terhadap keluarga Anda merupakan beban tam­
bahan yang sangat nyata." (hIm. 533).
jadi lebih sejajar, seperti kemampuan untuk menambahkan
pasangan rumah tangga ke dalam kebijakan asuransi kese­ Hambatan untuk memberikan asuhan yang sensitif ke­
hatan, kebijakan pub.lik lain menunjukkan bahwa keyakin­ pada keluarga dengan orang tua homoseksual (lesbian atau
an terus berlanjut di antara mayoritas heteroseksual bahwa gay) dapat berkurang melalui pemberian asuhan dan pe­
orang dewasa yang homoseksual tidak cocok sebagai orang nyedia layanan kesehatan lain disertai informasi yang
tua (Heinrich, 1996; Mitchell, 1996). Allen dan Demo akurat tentang keluarga lesbian dan gay-mengubah per­
(1995) mencatat bahwa sebagian besar penelitian menge­ sepsi dan stereotipe negatif mereka (Eliason. 1996): Per­
nai keluarga homoseksual cenderung menimbulkan masa­ nY1:\taan lainnya dari Iiteratur profesional menyingkirkan
lah bagi keluarga dan gagal untuk mengenali keragaman di asumsi tentang hubungan dan bentuk keluarga hetero­
antara keluarga LGBT. Dapat dipahami, ibu yang lesbian seksual yang tersirat dalam bentuk pengkajian keluarga;·
386 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

misalnya. menanyakan klien yang mereka anggap keluarga ;;-a;DIAGNOSIS


dan menggunakan istilah anggota keluarga atau orang tua KEPERAWATAN
bukan suami dan istri.
KELUARGA
lJI;AREA PENGKAJIAN Pengamatan terhadap kekuatan dan masalah keluarga da­
KELUARGA lam bidang sosialisasi keluarga sangat sering dilakukan
Sebelum membahas pengkajian pola sosialisasi keluarga. oleh. perawat yang bekerja di sekolah, yang bekerja dengan
perawat harus sangat memahami ten tang bias. sikap. dan anak-anak. kesehatan komunitas, perawatan primer keluar­
harapan dirinya yang dapat mengganggu pengkajian peng­ ga, dan kesehatan jiwa. Hal ini membuat diagnosis kepe­
asuhan anak secara akurat. Karena keluarga memiliki latar rawatan keluarga potensial dan aktual dalam area ini paling
belakang sosial-budaya dan bentuk yang berbeda. beberapa berhubungan erato Kekuatan keluarga dapat tercakup da­
keluarga memiliki gaya pengasuhan anak yang diyakini lam diagnosis keperawatan keluarga "potensia'" atau dapat
perawat lebih baik atau buruk dibandingkan yang lain. dinyatakan sebagai kekuatan, yang menyingkirkan peng­
Sebagian besar spesialis layanan kesehatan yang bekerja gunaan diagnosis keperawatan keluarga. Area fungsi sosia­
bersama keluarga yang memiliki anak berasumsi bahwa lisasi keluarga sangat luas karen a mencakup pengasuhan
orang tua bersalah saat seorang anak berlaku dengan "cara anak. hubungan orang tua-anak, dan perilaku orang tua.
yang lidak diterima secara sosial" atau sakit. Sikap tertutup Sarna seperti dimensi keluarga lainnya, diagnosis North
ini berfungsi sebagai penghambat. yang menyulitkan pe­ American Nursing Diagnosis Association (NANDA) di­
rawat untuk mempertahankan sikap menghormati dan ber­ tinjau untuk mengindentifikasi diagnosis mana yang ter­
peran efektif terhadap keluarga. Dalam pengkajian kepera­ masuk ke dalam masalah sosialisasi keluarga aktual dan
watan keluarga. pertanyaan berikut akan memberikan data potensial. Berikut ini adalah daftar diagnosis NANDA
berguna yang akan mengidentifikasi masalah potensial (2001) yang relevan dengan pola sosialisasi keluarga:
atauaktualdan merencanakan perawatan berdasarkan ma­ Diagnosis Keperawatan
salah tersebut. Gangguan Proses Keluarga
1. Praktik pengasuhan anak apa yang terdapat dalam • Perilaku sehat (diagnosis promosi kesehatan)
. keluarga di area berikut? • Defisiensi Pengetahuan
a; Pengendalian perilaku, termasuk disipiin, peng­ • Konfiik Peran Menjadi Orang Tua
hargaan (reward), dan hukuman • Ketidakmampuan Menjadi Orang Tua
b. Otonomi dan ketergantungan • Risiko Ketidakmampuan Menjadi Orang Tua
c. Memberi dan menerima kasih sayang
d. Latihan untuk perilaku yang sesuai dengan usia Kemungkinan Hasil 'Akhir Masalah Sosialisasi
(Kemungkinan Batasan Karakteristik)
(sosial, fisik,emosional. bahasa, danperkembangan
intelektual) • Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan
2. Seberapa adaptif praktik pengasuhan anak dalam • Defisit Perawatan Diri
keluarga untuk bentuk dan situasi khusus keluarga? • Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

3. Siapa yang mengemban tanggung jawab untuk peran Defisiensi Pengetahuan

pengasuhan anak atau fungsi sosialisasi? Apakah ini • Harga Diri Rendah Situasional (atau Kronik)
dilakukan bersama? Jika ya, bagaimana hal ini di~
• Isolasi Sosial
tangani?
• Hambatan Interaksi Sosial
4. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga?
5. Keyakinan budaya apa yang memengaruhi pola peng­ Risiko Perilaku Kekerasan: Terhadap Orang Lain
asuhan anak dalam keluarga? • Ketidakpatuhan
6. Bagaimana kelas sosial memengaruhi pola pengasuh­ Dua diagnosis keperawatan NANDA yang signifikan yang
an anak? tampak secara langsung terkait dengan masalah sosialisasi
7. Apakah keluarga ini berisiko tinggi mengaiami masa­ keluarga adalah Gangguan Proses Keluarga dan Ketidak­
lah peRgasuhan anak? Jika demikian, apa faktor yang mampuan Menjadi Orang Tua. Gangguan Proses Ke[uarga
menyebabkan keiuarga berisiko? adalah diagnosis keperawatan keluarga yang lebih umum,
8. Apakah lingkungan rumah adekuat bagi kebutuhan tetapi dapat digunakan saat batasan karakteristik khusus
imak untuk bermain (sesuai untuk tahapan perkem­ dimasukkan. Batasan karakteristik yang dapat dihubungkan
bangan anak)? Apakah ada alat permainanlmainan dengan diagnosis ini adalah (McFarland dan McFarlane
yang sesuai dengan usia anak di rumah tersebut? 1993): .
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA -387
Orang tua tidak menunjukkan penghormatan terha­
Modifikasi perilaku

dappraktik pengasuhan anak satu sarna lain.


Modifikasi perilaku, keterampilan sosial

Kekakuan dalam fungsi dan peran.


Peningkatan koping

Keluarga tidak dapat menunjukkan penghormatan


Konseling

terhadap individualitas dan otonomi anggotanya.


Dukungan pembuatan keputusan

Ketidaksesuaian atau ketidakkonsistenan peran ke­


Peningkatan perkembangan

luarga.
Dukungan emosional

Diagnosis keperawatan lain, yang lebih spesifik dengan Peningkatan integritas keluarga

. masalah pengasuhan anak, adalah Ketidakmampuan Men­ Keterlibatan keluarga

jadi Orang Tua. Batasan karakteristik dignosis ini secara Mobilisasi keluarga

langsung diterapkan pada area yang termasuk dalam so­ Pemeliharaan proses keluarga .

sialisasi keluarga. Tabel 15-3 dicantumkan dalam teks ka­ Dukungan keluarga

rena diagnosis ini sangat sesuai dengan bab ini. Seperti Terapi keluarga

yang telah disebutkan, batasan karakteristik dan faktor Pengasuhan anak dan bayi bam lahir

yang terkait harus menyertai diagnosis. Fasilitasi pembelajaran

Peningkatan kesiapan belajar

Sangat penting mengidentifikasi orang tua yang berisiko


Peningkatan normalisasi

mengalami masalah pengasuhan' anak-yang menunjuk­


Peningkatan peran

kan Potensial Gangguan Menjadi Orang Tua. Untuk me­


Peningkatan sosialisasi

nyebut beberapa kelompok berisiko tinggi, diagnosis ini


Dukungan keluarga

mencantumkan orang tua yang berada dalam situasi krisis


Peningkatan sistem keluarga

atau di bawah tekanan; orang tua usia remaja; o~ang tua


Pendidikan kesehatan (ban yak area)

tunggal dengan keterbatasan keuangan atau sumber per­


sonal atau dukungan sosial yang tidak adekuat; orang tua Selain daftar keml,mgkinan intervensi keperawatan yang
yang memiliki masalah fisik atau psikologis serius; dan . relevan dengan ·areasosialisasi. keluarga, lima area inter­
orang tua yang memiliki bayi prematur atau bayi atau anak vensi dibahas lebih mendalam;' mendukung orang tua,
yang mengalami masalah kesehatan serius atau kronik. membuat intervensi yang sesuai dengan sosial-budaya,
membuat intervensi untuk keluarga orang tua tunggal dan, .
orang tua tin, memberikan pendidikan kesehatan dan bim­
bingan antisipasi,modifikasi perilaku,' danmerujuk ke
e.,.1 NTERVENSI
program menjadi orang tua dan program intervensi dinL
KEPERAWATAN

KELUARGA

MEMBUAT INTERVENSI YANG SESUAI

DENGAN SOSIAL-BUDAYA

Iowa Intervention Project (McCloskey & Bulecheck, 1996)


menyusun daftar dan dekripsi cakupan yang luas dari inter­ Dalam semua asuhan keperawatan, pengkajian dan inter­
vensi keperawatan. Pada sebagian besar kasus, intervensi vensi yang berbasis pada data sosial-budaya adalah penting,
ini berhubungan dengan diagnosis keperawatan NAND;\. apakah memberikan konseling kepada ibu, mengajari anak,
Sebagai contoh, Gangguan Menjadi Orang Tua, diagnosis­ mengawasi terapi medis, atau mengoordinasi sumber
NANDA, berhubungandengan 22 intervensi (lihat Tabel komunitas untuk menyelesaikan masalah yang teriden­
15-4). Intervensi yang dicantumkan relevan dengan pro­ tifikasi. Dalam setiap kasus, perawat harus berfokus pada
mosi kesehatan, diagnosis preventif, dan tipe diagnosis relevansi keluarga dan bukan pada nilainya atau teknik
kesehatan restoratif di area sosialisasi keluarga. Intervensi pengasuhan anaknya sendiri. Sebagai contoh, beberapake­
-yang ditulis miring terutama relevan dan/atau berfokus luarga dapat menerima atau berespons terhadap anjuran
pada diagnosis sosialisasi keluarga. untuk meningkatkan diet anak mereka jika orang tua di­
Perlindungan anak berikan penjelasan yang berkaitan dengan nilai mereka
Mendengarkan aktif sendiri (mis., jika anak diberi makan dengan baik, mereka
Terapi dengan bantuan hewan akan berperilaku lebih baik dan stres keluarga akan ber­
Bimbingan antisipasi kurang). Akan tetapi, pada keluarga fain, melnberikan nu­
Peningkatan pelekatan trisi yang baik kepada anak dihargai, sehingga pendekatan
Manajemen perilaku (untuk hiperaktivitaslkurang pemberian pendidikan kesehatan dapat langsung diguna­
perhatian, seksual) kan.
.,

'~

388 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN BIMBINGAN MEMULAI PEROJUKAN KE PROGRAM


ANTISIPASI UNTUK BERBAGAI BENTUK MENJADI ORANG TUA
KELUARGA '
Perawat keluarga juga memulai perujukan ke program
Orang tua sering kali menginginkan informasi mengenai menjadi orang lua. Bekerja sarna dengan'lembaga sekolah
perilaku perke'mbangan normal anak. Mereka mungkin dan kesehatan dan sosial lainnya, perawat ke\uarga me­
perlu informasi tentang pentingnya mencontoh perilaku' ngoordinasi berbagai sumber dan banyak inforrnasi yang
yang mereka inginkan diadopsi oleh anak. pentingnya diperlukan untuk membantu keluarga dalam mengatasi
mendengarkan sian berkomunikasi secara aktif dengan kompleksitas pengasuhan anak dalam dunia harapan yang.
anak mereka, dan pentingnya menghormati dan mendu­ menuntut dan berubah. Hammer dan Turner (1985) dan
kung anak mereka (Schor, 1995). Orang tua dapat dianjur­ Osborne (1995) telah mengidentifikasi perbedaan pende­
kan untuk membaca beberapa buku tentang masalah anak katan dan tipe program menjadi orang tua yang populer di
dan orang tua jika ini adalah cara yang biasa mereka komunitas saat ini. Lima program yang paling populer di­
lakukan untuk mendapatkan informasi. Goldenberg dan uraikan di bawah:
Goldenberg. dua orang ahli terapi keluarga, telah menulis 1. farent Effective Training (PET): Pendekatanlpro­
sebuah buku yang sempurna dengan judul Counseling gram pertama ini didasarkan pada psikologi human is­
Today's Families (2002), dengan petunjuk untuk konse­ tik dan menekankan manfaat komunikasi orang tua­
ling berbagai bentuk keluarga, termasuk ~rang tua tiri dan anak dan kemampuan mendengar dan pemahaman
keluarga dengan orang tua menikah lagi, keluarga pasang­ orang tua terhadap perasaan anak. Buku karangan
an homoseksual, dual-earner family, heteroseksual dari Gordon, Parent Effectiveness Training (1970), dan
cohabiting family, dan keluarga yang secara budaya ber­ program yang memakai prinsip-prinsip Gordon mem­
beda. Untuk profesional kesehatan dan orang tua, tiga buku bantu orang tua mendapatkan keterampilan yang di­
dad American Academy of Pediatrics sang at memberi pe­ perlukan agar dapat mendukung anak.
tunjuk: Caring for Your Baby alldYoung Child (1991) ka­ 2. Behavior Modification: Jenis program/pendekatan
rangan Shelov; Caring for Your School Age Child (1999) kedua menggunakan teknik modifikasi perilaku un­
karangan Schor: dan Caring for Your Adolescent (1991) tuk membantu orang tua menangani masalah perilaku
karangan Greydanus. ' anak yang spesifik. Model perilaku pada penyuluhan
orang tua berfokus pad a pembentukkan perilaku yang
MEMULALPERUJUKAN KE PROGRAM
diinginkan untuk anak mereka. Prinsip modifikasi pe­
INTERVENSI DINI
rilaku juga digunakan dalam membantu orang lua
yang memiliki anak yang memiliki masalah pengen­
Program intervensi dini telah meriurunkan penganiyaan dalian perilaku. Karena modifikasi perilaku didasar­
anak, memperbaiki perilaku dan prestasi sekolah (Smith, kan pada premis bahwa semua perilaku dipelajari,
1993). Bagi keluarga yang berisiko dengan anak yang me­ intervensi ini juga didasarkan pada prinsip belajar
miliki kebutuhan khusus dan ibu muda yang berisiko perilaku. Setelah mendapatkan penyebab dari peri­
tinggi, intervensi dini telah menjadi satu dari landasaan laku anak yang menimbulkan masalah, sehingga fre­
terapi (Kang, Barnard, & Oshio, 1994; Smith). Intervensi kuensi perilaku dan yang mendahului perilaku yang
interdisiplin dan komprehensif digabungkan dalam pro­ menimbulkan masalah diketahui, sebuah program·
gram ini. Sentra perkembangan regional adalah contoh da­ penguatan yang terstruktur diimplementasikan. Pen­
ri layanan tersebut. Perawat keluarga sering kali berperan dekatan ini dapat sangat membantu jika terdapat
sebagai manajer kasus (mengoordinasi layanan inter­ perilaku anak yang spesifik yang ingin dihilangkan
disiplin), sebagai pemantau kemajuan perkembangan anak, atau dimodifikasi oleh orang tua, dan orang tua dapat
sebagai pengkaji lingkungan rumah dan keluarga, dan pen­ memahami program dan mempunyai sumber untuk
didik serta konselor kesehatan untuk keluarga berkenaan mengikuti pendekatan terstruktur yang telah direnca­
dengan perkembangan dan kebutuhan perawatan kesehat­ nakan. Disusun kontrak tertulis yang merinci inter­
an anak. Konseling ditujukan untuk memberikan dukung­ vensi terencana, yang bel'fungsi sebagai pedoman
. an pada keluarga; ini juga dapat termasuk membantu bagi orang tua dan profesional kesehatan (Johnson,
keluarga mendapatkan kupon makanan dan sumber komu­ 1986; Jones, 1980).
nitas lainnya:; dan rri'emberikan konseling pada orang tua 3. Development Approacl~: Pendekatanlprogram ketiga
tentang pengasuhan anak untuk anak dengan ke.butuhan untuk penyuluhan orang tua adalah pendekatan psi­
khusus dan ketidakmampuan (Healy, Keesee, & Smith, kologi perkembangan sepanjang hid up. Tujuan dari
1985; Kang et al.). program ini adalah mengajarkan orang tua mengenai
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 389
- ­
TABEL 15-3

DIAGNOSIS KEPERAWATAN (NANDA): GANGGUAN MENJADI ORANG TUA .


Definisi: Keadaan saat satu atau lebih pemberi asuhan memperlihatkan ketidakmampuan nyata atau potensial untuk
memberikan lingkungan konstruktif yang mengasuh tumbuh-kembang anaknya

BATASAN KARAKTERISTIK

Mayor (harus ada)


• Perilaku menjadi orang tua yang tidak sesuai danl atau tidak mengasuh
• Kurangnya perilaku pelekatan orang tua
Minor (mungkin ada)
• Seringnya mengungkapkan ketidakpuasan atau kekecewaan dengan bayi/anak
• Mengungkapkan frustrasi peran
• Mengungkapkan ketidakcukupan yang dirasakan atau yang aktual
• Gangguan atau tidak tepatnya stimulasi penglihatan, peraba, atau pendengaran pada bayi
• Tanda-tanda penganiayaan atau pengabaian anak
• Keterlambatan tumbuh-kembang bayi/anak
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
Individu atau keluarga yang mungkin berisiko mengalami kesulitan menjadi orang tua:
Orang tua: Tunggal, kecanduan obat, remaja, sakit terminal,alkoholik, penganiaya, cacat akut, secara emosional
terganggu, korban kecelakaan.
Anak: Dari kehamilanyang tidak diinginkan,cacat mental, jenis kelamin tidak diinginkan, karakteristik hiperaktif, dengan
karakteristik yang tidak diinginkan, sakit terminal, cacat fisiko
SITUASIONAL (PERSONAL, LINGKUNGAN)
Yang berhubungan dengan gangguan proses ikatan sekunder akibat penyakit:(anak, orangtua), pindah rumah,
pengurungan
Yang berhubungan dengan perpisahan dari keluarga inti
Yang berhubungan dengan kurang pengetahuan
Yang berhubungan dengan teknik atau pemberi asuhan yang tidak konsisten
Yang berhubungan dengan masalah hubungan (sebutkan): Perselisihan dalam pernikahan, orang tua tiri, perceraian,
pasangan hidup bersama, perpisahan, pindah rumah
Yang berhubungan dengan dukungan eksternal yang sedikit dan/atau keluargayang terisolasi sosial
Yang berhubungan dengan kurang tersedianya model peran
Yang berhubungan dengan ketidakefektifan adaptasi terhadap stresor karena penyakit, masalah ekonomi, bayi baru,
penyalahgunaan zat, pengasuhan lansia
MATURASI

Remaia
Yang berhubungan dengan konAik mendahulukan kebutuhandiri di atas kebutuhan anak

Yang berhubungan dengan riwayat hubungan yang tidak efektif dengan orang tua sendiri

Yang berhubungan dengan riwayat penganiayaan oleh orang tua

Yang berhubungan dengan harapan terhadap anak yang tidak realistik oleh orang tua

Yang berhubungan dengan harapan terhadap diri yang tidak realistik oleh orang tua

Yang berhubungan dengan harapan terhadap orang tua yang tidak realistik oIeh anak

Yang berhubungan dengan kebutuhan psikososial anak yang tidak dipenuhi oleh orang tua

----"-------'-------'-----------------------_._---- _. __ ..

.
Sumber: Carpeni/o, L.l. (2000}. Nursing diagnosis: Applica/ion /0 clinical practice (8th ed}. New York: Lippincott-Williams/Wilkins .
390 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 15-4

INTERVENSI KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSIS KEPERAWATAN GANGGUAN MENJADI


O~G~ ,
Gangguan menjadi orang tua: Definisi: Ketidakmampuan pemberi asuhan primer untuk menciptakan lingkungan yang
meningkatkan tumbuh-kembang anak yang optimum.

CONTOH HASIL AKHIR CON'TOH HASIL AKHIR


PERKEMBANGAN ANAK USIA 2 PERKEMBANGAN USIA
BULAN PERTENGAHAN (6-11 TAHUN)

Intervensi Mayor Intervensi Mayor


• Integritas keluarga: Peningkatan • Peningkatan perkembangan: Anak
• Pendidikan kesehatan bagi orang tua'dari childbearing • Pendidikan kesehatan bagi orangtua: Keluarga yang
family: Bayi membesarkan anak
• Peningkatan meniadi orang tua • Peningkatan menjadi orang tua
Anjuran Intervensi Anjuran Intervensi
• Bimbingan antisipasi • Bimbingan antisipasi
• Peningkatan pelekatan • Peningkatkan integritas keluarga
• Pemberian ASI dengan botol • Peningkatk~n keterlibatan keluarga
• ,Bantuanpemberian ASI • Penetapan tuiuan bersama
.' Peningkatan keterlibotan keluarga • Dukungan spiritual
• Pemeliharaan proses keluarga • Peneegahan penyalahgunaan zat
• Dukungan keluarga • Pendidikan kesehatan: Individu
• Pengasuhan bayi ,. KlariRkasi nilai
• 'Konseling laktasi Pilihan Intervensi
• Pendidikan kesehatan bagi orang tua: Bayi • Dukungan terhodap perlindungan dari penganiayaan:
• Peningkatan peran Anak
• Pendidikan kesehatan: Nutrisi bayi • Konseling
• Pendidikan kesehatan: Keamanan bayi • Pemeliharaan proses keluarga
Intervensi Pilihan • Dukungan keluarga
• Perlindungan terhadap penganiayaan • Terapi keluarga
• Dukungan: Anak • Bimbingan sistem kesehatan
• Modifikasi perilaku • Dukungan sibling
• Dukungan pemberi asuhan • Peneegahan eedera karena olah raga: Remaja
• Manajemen lingkungan • Dukungan nutrisi
• Proses pelekatan
• Bimbingan sistem kesehatan
• Asuhan bayi boru lahir
• Respite care'
• Dukungan sibling
• Peningkatan sistem pendukung
• Pengawasan

Sumber: Johnson, M., Bulecheck, G" McCloskey, J., Dochterman, J.M" Maas, M" & Moorhead, S. (200 I). Nursing diagnoses, outcomes and
interventions: NANDA, NOC, & NlC linkages (him. 229 & 223). St, Louis: Mosby.
BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 391
perkembangan anak mereka. Orang tua perlu 5. Guidelines for Discipline. Disiplin lidak diragukan
mengetahui apa yang diharapkan dari anak mereka adalah salu dari area utama orang tua mencari bun­
dan harapan reFllistis apa yang harus dimiliki. tuan. Hammer dan Turner ( 1985 )·danrekan menyusun
Sebagian besar buku tentang menjadi orang tua yang pedoman untuk membantu orang tua menerapkal1
sangat populer, menggunakan pendekatan ini (mis., disiplin lebih efektif (lihat Tabel 15-5).
Gesell, Spock, JIg dan Ames, Elkind). Dengan membahas harapan orang tua terhadap peran
4. Family Systems Approach: Pendekatan atau jenis mereka, perawat keluarga dapat mengindetinkasi sumber
program menjadi orang tua yang keempat didasarkan frustrasi, kebingungan, dan kesenjangun dalam informasi.
pada teori sistem keluarga. Pendekatan .ini adalah Dengan melakukan rujukan ke program penyuluhan orang
pendekatan konseling keluarga, yang berfokus pada tua, melakukan sesi penyuluhan klien dan kelompok omng
hubunganldinamika yang tidak sehat dalam keluarga. tua, serta memberikan dukungan dan dorongan, transisi
Ini mengasumsikan bahwa ketika interaksi/hubungan dan kepercayaan peran orang tua dapat difasilitasi.
tidak sehut ini diperbaiki, orang tua dapat lebih ber­
hasil menjadi orang tua.

PANDUAN ORANG TUA DALAM MENDISIPLINKAN ANAK

• Tujuan orang rua dolom mendisiplinkon sebaiknyo bukan hukumon alas tindakan yang salah, tetapi lebih pada hukumon
untuk membontu onok mengendolikan perilaku mereka; mengembangkan disiplin diri, kompentensi optimal, dan karakter
moral; menerimo tonggung jawob alas periloku mereka; dan memperlimbangkon kebutuhon dan perasaan orang lain.
• Dalom suoru hubungon orang ruo-anak yang responsif dan mendukung, penerapan hukuman yang bijaksano adaloh
strolegi mendisiplinkon yang penting.
• Disiplin dopol berfungsi dengan boik soal disesuaikcin dengan anak sebagai pribadi don situasi khusus.
• Anak perlu disiplin yang konsisten dari orang tua yang menyayangi.
• Gagal pendisiplinan dopat'menyebabkan pemberonlakan serius dan perilaku "berpura-puro" selama periode remaja.
• Anak menginginkan dan membutuhkan stuktur serto batason.
• Dengan anak kedl, saal orang tua memutuskon menggunakanhukumon untuk perbuatan yang dilokukon:
1. Hukuman tersebut harus segera dilakukon setelah perbuatan
2. Hukuman tersebut loyok didopatkon dan perlu dipahami
3. Hukumon tersebut harus dihubungkon dengan perbuatan
• Orang tua horus tetop tenong dan memfokuskon perhatian pada periloku anok (bukon poda anok) soat mendisiplinkan
• Orang tua horus menohon diri dari meleposkon kemorahan mereka sendiri otos upoyo anak.
• Meskipun memukul dopat diterima dan normatif dalom beberapa budaya, penggunaannya horus dievoluasi dengan
cermot, seperli hosil okhir negatif terkait dengan perilaku anak selanjutnyo yang ditunjukkan oleh penelitian. Keefektifon
memukul harus dipondong dalom kanteks budaya.

Sumber: Baumrind (1996); Dickinson & Leming (1995); Giles-Sims, Straus, & Sugarman (19951; Greydanur (7991 I; Hammer & Turner (1985);
McCubbin & Dahl ( 19851.

fJa.'RANGKUMAN
Fungsi keluarga lebih khusus sa at ini dibandingkan mengajarkan anak bagaimana berfungsi dan mc­
sebelumnya. Namun demikian, satu tanggung jawab ngembanperan orang dewasa dalam masyarakat.
penting tetap menjadi fokus utama dari keluarga: Telah ada pergeseran dari penekanan pada aspek
Sosialisasi atau pengasuhan anak. Sosialisasi meliputi pengasuhan menjadi orang tua yang pervasif pada
semua proses dalam suutu komunitas khusus atau tiga dekade sebelumnya menjadi penekanan dengan
keJompok man usia. melalui pengalaman selama hi­ menggunakan "teknik menjadi orang lua" yang ber­
dup mereka yang signifikan. mendapat karakteristik basis ilmiah, yang lebih demokratis dan mendorong
yang terpo1n secara budaya. Dalum keluarga, sosia­ saling komunikasi, serta lebih terstruktur dan lebih
lisasi adalah proses sepanjang hidup dan melibatkan berorientasi pada muran.
banyak pengalama.n beJajar yang diberikan dalam ke­ Peran orang dewasa maskulin dan feminin mengalami
luarga tersebut. Pengalaman ini terutama bertujuan perubahan dalam keluarga, dan seiring dengan
392 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

perubahan tersebut, demikian juga dengan penga­ Sebagian besar penelitian dan Jiteratur mengenai pola

laman sosialisasi anak. Kita tidak dapat mengatakan pengasuhan anak diterapkan pada dual-earner atau

dengan pasti apa dampak dari peningkatan kesetara­ single-earner family. Keluarga orang tua tunggal dan

an pada peran menjadi orang tua, penugasan ulang orang tua tiri adalah dua bentuk keluarga umurn

praktik menjadi orang tua pria-wanita tradisional, dengan pola sosialisasi yang unik. Akan tetapi, ben­

atau kesejajaran nilai budaya tradisional dengan nilai tuk keluarga lainnya mendapatkan lebih ban yak per­

. budaya tempat tinggal baru. hatian seiring dengan stigma yang terkaitdengan ber­

• Landasan penelitian yang berkembang menunjukkan bagai bentuk keluarga berkurang dan penghormatan
bahwa anak dari ibu bekerja yang memiliki kepuasan terhadap keragarnan individu dan keluarga tumbuh.
cenderung melakukan sesuatu dengan baik. Akan te­ Orang tua homoseksual merupakan contoh dati luas­
tapi, ahli perkembangan anak meyakini bahwa anak­ nya konseptualisasi keluarga yang memasukkan va­
anak sekarang didorong berlaku seperti seorang de­ rietas biologis, adopsi, dan ikatan keluarga yang di­
wasa jauh sebelum ia secara perkembangan siap pilih.
untuk melakukannya. • Perawat harus sangat rnernahami terhadap setiap bias,
• Secara legal, hak-hak anak sekarang ini secara luas sikap; dan harapan diri yang dapat mengganggu peng­
diakui oleh pengadilan Amerika. Meskipun ada per­ kajian pengasuhan anak secara akurat.
undang-undangan terbaru ini, anak-anak masih tidak • Area pengkajian pola sosialisasi keluarga mencakup
terlindungi secara adekuat dalam masyarakat kita. pengidentifikasian praktik pengasuhan anak dalam
• Perspektif teoretis yang berasal dari psikologi dan keluarga, yang menentukan apakah praktik sosialisasi
sosiologi membentuk landasan bagi literatur sosia­ adaptif, dan pengidentifkasian faktor-faktor yang
lisasi, dengan konsep utama diambil dari teori per­ rnernengaruhi pola sosialisasi (seperti latar belakang
kembangan, teori mengenai proses sosialisasi, dan sosial-budaya dan bentuk keluarga).
bagaimana berbagai dukungan serta pengendalian • Diagnosis keperawatan untuk sosialisasi keluarga
orang tua memengaruhi anak. mungkin sangat luas, saat fungsi ini dihubungkan
• Sosialisasi anak dipengaruhi oleh posisi kelas sosial dengan pengasuhan anak, hubungan orang tua-anak,
keluarganya saat ini dengan baik diterima. Sebagai dan perilaku orang tua. Kekuatan keluarga dapat di­
contoh, pengasuhan anak lebih berbasis gender pada masukkan ke dalam diagnosis keperawatan keluarga
'keluarga kelas bawah dan tidak ada perbedaan dalarn "potensial" atau dapat dinyatakan sebagai kekuatan.
metode disipilin yang lazirn digunakan pada serriua Contoh dari kemungkinan diagnosiskeperawatan
kelas sosiaL adalah gangguan rnenjadi orang tua dan risiko gang­
• Orang tua dari latar belakang etnik yang berbeda guan pelekatan orang tua/bayi/anak.
rnenggunakan teknik pengasuhan anak yang diarnbil • Intervensi yang berhubungan dengan pola sosialisasi
dari kumpulan nilai unik dan harapan peran mereka. keluarga relevan dengan diagnosis prornosi kesehat­
Mereka mengarnbil praktik menjadi orang tua dari an dan preventif, serta diagnosis tipe restoratif. Con­
budaya tempat rnereka mengidentifikasinya. Meski­ toh intervensi yang rei evan dalam area ini mencakup .
pun begitu, faktor budaya dalam sosialisasi sangatJah pendidikan kesehatan dan bimbingan antisipasi serta
sulit dipisahkan dari pertirnbangan lingkungan, kelas perujukan ke progam intervensi dini dan rnenjadi
sosial, dan psikologis. orang tua.

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA CHIN


BAB 15 FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA 393

•. LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan yang terkait.
1. Uraikan bagaimana keluarga menangani area pengasuhan an;lk berikut: Disiplin,
penghargaan, hukuman, latihan moral, otonomi, inisiatif, kreativitas, kemandirian, memberi
dan menerima cinta, dan latihan perilaku sesuai usia (sosial, fisik, emosional, bahasa, dan
perkembangan intelektual). .
2. Seberapa adaptifpraktik pengasuhan anak dalam keluarga untuk situasi khusus mereka
(kelas sosial, budaya, Iingkungan, dIl)?
3. Siapa yang. mengemban tanggung jawab peran pengasuhan anak atau fungsi sosialisasi?
Apakah dibagi dan, jika demikian, bagaimana pembagiannya?
4. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga?
5. Keyakinan budaya apa yang dijalankan dalam praktik pengasuhan anak mereka?
6. Identifikasi satu diagnosis keperawatan keluarga dalam area sosialisasi keluarga?
7. Identifikasi satu intervensi yang tepat untuk diagnosis yang teridentifikasi dalam pertanyaan
nomor 6 di atas.
Jawab pertanyaan berikut.
8. Mana dari perny'ataan berikut yang merupakan definisi sosialisasi terbaik?

a.. Perilaku belajar berhubungan dengan orang.

b. Latihan yang diberikan agar dapat berfungsi dalam suatu Iingkungan sosial.
c. Perkembangan sosial dan psikologis anak
d. Praktik pengasuhan anak .
9. Tugas inti yang tercakup dalam sosialisasi anak berputar di sekitar mengajarkan kepada
anda bagaimana berfungsi dan mengemban peran orang dewasa dalam suatu masyarakat.
Yang termasuk dalam tugas utama ini adalah beberapa tugas yang lebih khusus. Sebutkan
tiga di antaranya.
10. Budaya memainkan peran yang dominan dalam sosialisasi. lelaskan secara singkat.
11. Temuan penelitian mana yang benar tentang penelitian dalam sosialisasi keluarga? (pilih
semua jawaban yang benar)
a. Teori "pembentukan sosial" terus menjadi perspektif teod utama yang digunakan.
394 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

b. Pengendalian orang tua dan dukungan orang tua adalah dua variabel utama menjadi
orang tua yang ditemukan memengaruhi hasil akhir anak.
c. Sosialisasi androgen menyebabkan masalah kemudian dalam penyesuaian anak. '.
.]
I
12. Kelas sosial adalah variabel penting lainnya yang memengaruhi pota sosialisasi ketuarga.
Kelas sosial membuat perbedaan karena (pilih jawaban yang terbaik):
a.Dengan berbasis kondisi kehidupan berbeda yang dialami, keluarga dari berbagai ketas
sosial memiIiki berbagai konsepsi mengenai realitas sosial dan apa yang diinginkan,
yang mungkin, dan terpenting.
b. Kelas sosial menentukan bagaimana orang tua menghadapi dunia dan anak mereka.
c. Termasuk dalam satu kelas sosial atau kelas lain memberikan keluarga suatu pandangan
yang terbatas mengenai dunia dan akibatnya membatasi teknik pengasuhan anak yang
bias a dipraktikkan keluarga.
13. Penelitian mengenai perbedaan kelas sosial dalam pola pengasuhan anak menunjukkan
bahwa dawab benar atau salah):
a. Keluarga pekerja kantoran menekankan penghormatan dan kepatuhan lebih dari yang
dilakukan keluarga kelas pekerja kasar.
b. Kesesuaian dan individualisme keduanyaditekankan lebih oleh keluarga kelas menengah
versus keluarga kelas pekerja.
c. Keluarga berpenghasilan menengah iebih banyak bergantung pada penalaran dan
membicarakan sesuatu dengan anak, sementara keluarga berpenghasilan rendah
cenderung menggunakan hukuman lebih banyak sebagai cara mendisipiinkan anak.
14. Identifikasi beberapa perubahan penting danlatau isu yang memengaruhi pengasuhan anak
dalam masyarakat kita.
15. Arijuran pemeriksaan diri terhadap bia~ datam pengasuhan anak, kepercayaan dan sikap
. khusus apa yang anda pegang yang mungkin membatasi keefektifan anda saat bekerja
dengan orang tua dan anak dalam area menjadi orang tua atau pengasuhan anak?
16

FUNGSI PERAWATAN
KESEHATAN KELUARGA
fJI; 151 BAB

PERILAKU KELUARGA TERKAIT DENGAN SEHAT DAN Tindakan Pencegahan Berbosis Pengobatan
SAKIT Terapi Komplemenler dan AlternatiF
Perbedaan Konsep Sehat dan Sakit PENGKAJIAN KESEHATAN KELUARGA
Keyakinan Kesehatan Tentang Pencarian Perawatan dan Fungsi Perawatan Kesehatan '

Tindakan kesehatan Riwayat Kesehatan Keluarga

FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KElUARGA Catatan Kesehatan Keluarga

PRAKTIK PERAWATAN KESEHATAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN KElUARGA


Praktik Diet Keluarga INTERVENSI KEPERAWATAN KElUARGA: PEDOMAN
Praktik Selania, Perencanaan, dan Penyajian Makanan MODIFIKASI GAYA HIDUP
Praktik Tidur dan Istirahat Keluarga ' Konfrontasi Diri

Aktivilas Fisik dan Rekreasi Keluarga Pembingkaian Ulang KognitiF

Polo Konsumsi Ohat Terapeulik dan Penenang, Tembakau, Pemodelan Peran

dan AIkoholdalam Keluarga


Operant Conditioning
, Praktik Perawatan Diri Keluarga
Pengendalian Stimulus
Praktik lingkungan dan Higiene
RANGKUMAN

fJI; SASARAN PEM BELAJARAN

1. Mengingat kembali berbogai cara keluarga melakukan higiene yang dapot secara negatiF memengaruhi ke~­
fungsi perawatan kesehatannya. hatan anggota keluarga.
2. MengidentiSkasi tiga faktor penting yang memengaruhi 7. Menguraikan promosikesehatan dasar dan tindakan
konsep atau definisi sehat dan sakit keluarga, dan apa­ pencegahan yang dianjurkan bagi orang dewasa dan
kah keluarga mencari perawatan kesehatan. anak-anak, mencakup perawalan medis umum, peme-.
3. Menielaskan signifikansi Model Keyakinan Ke~hatan riksaan penglihatan dan pendengaranl imunisasi, pe­
dan Model Promosi Kesehatan untuk praktik keperawatan rawatan gigi, dan penggunaan terapi alternatif.
keluarga. 8. Menguraikan apa yang horus dimasukkan dan tuliskan
4. Merangkum temuan dan kesimpulan Pratt ml'ngenai se­ dalam riwayat kesehatan keluarga.
berapa adekuat keluarga Amerika menjalan!':m fungsi 9. Mengidentifikasi diagnosis keperawatan yang dapot di­
perawatan kesehatannya. aplikasikan pada keluarga saat mereka berportisipasi
5. Mendiskusikan aspek dasar yang perlu dikaji soot me­ dalam aktivitas pencegahan kesehatan, promosi kese­
nyelesaikan menilai (a) praktik diet keluarga, (b) praktik hatan, dan pemeliharaan kesehatan.
tidur dan istirahat, (el aktivitas latihqn dan rekreasi, (d) 10. Membuat doftar dan mendennisikan empot strafegi in­
praktik penggunaan obot terapeutik dan penenangl tervensi yang digunakan untuk membantu keluarga me­
alkohal, dan tembakau, dan (e) praktik perawatan diri. modifikasi goya hidup mereka.
6. Mengidentinkasi kemungkinan praktik lingkungan dan

395

396 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Bagi profesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan ke­ ke keluarga. Prevalensi penyakit dalam sebuah komunitas
. sehatan adalah komponen penting dari pengkajian keluar­
dan jenis kelamin, kelas sosial, dan etnik yang berbeda
ga. Untuk meletakkan fungsi ini dalam sudut pandang,
adalah faktor tambahan yang memengaruhi konsep sehat
fungsi ini adalah satu dari lima fungsi keluarga yang me­
dan sakit keluarga. Bagaimana keluarga atau anggota ke­
nyebabkan pemberian kebutuhan fisik: Makanan, pakaian,
luarga mendefinisikan sehat dan sakit sangat berhubungan
hunian, dan perawatan kesehatan. Hunian (perumahan dan
dengan praktik perawatan kesehatan. Definisi sehat kelu­
lingkungan sekitar keluarga dan komunitas) dibahas sebe­
arga perlu diklarifikasi sebingga perawat mengetahui
lumnya dalam Bab 9 sebagai bagian dari data lingkungan.
tujuan dan prioritas mana yang penting bagi keluarga, serta
Dari perspektif masyarakat, keluarga adalah sistem da­ area pendidikan kesehatan mana yang mungkin ada.
sar tempat perilaku kesehatan dan perawatan diatur, dila­
kukan, dan dijalankan. Keluarga memberi promosi kese­ MASALAH KESEHATAN. Beberapa masalah kesehatan
hatan dan perawatan kesehatan preventif, serta berbagi yang merupakan endemik bagi seluruh komunitas atim
perawatan bagi anggotanya yang sakit. Oleh karena itu, kelompok dianggap sebagai peristiwa alami bukan se­
keluarga memiliki tanggung jawab primer untuk memulai bagai penyakit. Kebiasaan dan norma sosial sering kali
dan mengoordinasi layanan yang <liberikan oleh profesio­ menentukan apakah perilaku tertentu dianggap sakit atau
nal kesehatan (Pratt, 1977,1982). sehat (lahoda, 1958). Sebuah keluarga, lingkungan seki­
. Terdapat asumsi pervasif bahwa saat keluarga telah tar, atau masyarakat harus menyebut suatu kondisi atau
menjadi lebih terspesiaIisasi dalam fungsinya sehingga perilaku tertentu sebagai penyakit atau ketidakmampuan
fungsi perawatan kesehatan hilang-dipindahkan ke klinik sebelum kondisi sakit atau sehat dapat dianggap sebagai
dokter dan rumah sakit. Peran luar biasa yang dimainkan suatu masalah kesehatan bagi kelompok tersebut. Fre­
keluarga dalam perawatan kesehatan bagi anggota kelu­ kuensi kondisi sering kali memengaruhi apakah kondisi
arga jelas terbukti untuk profesional kesehatan. (Pembaea disebut sebagai penyakit atau bukan. Sebagai eontoh,jika
dapat membaea kembali Bah 1, yang membahas secara hampir setiap orang di dalam sebuah komunitas menga­
me~dalam peran ke\uarga yang berkaitan dengan sehat dan lami malnutrisi, keletihan yang berkaitan dengan hal ter­
sakH). Dengan keyakinan bahwa perbaikan utama dan pe­ sebut mungkin akan dianggap sebagni hal noma\. Poin
meliharaan kesehatan tetjadi khususnya melalui lingkung­ yang ditegaskan: Di Amerika Serikat sekarang ini, kami
an dan modifikasi gaya hidup dan komitmen personal, menganggap flu dan karies gigi, sebagai gangguan yang
peran sentral keluarga dalam mengemban tanggungjawab merupakan bagian dari kehidupan normal, dan sebagian
terhadap kesehatan anggotanya diperkual (Pratt, 1982). besar penderita flu atau sakit gigi tidak mengganggap hal
Dengan demikian, keyakinan ini, didukung oleh Pratt tersebut sebagai penyakit.
(1976) dan Forrest (1981), bahwa perawatan kesehatan
FAKTOR GENDER DAN KELAS SOSIAL. Woods dan rekan
sangat penting dan merupakan fungsi dasar keluarga. Kami
(1988) mengungkap beberapa temuan mengenai gender
yakin bahwa pendidikan kesehatan dan konseling untuk
dan kelas sosial yang menarik dalam penelitian mereka,
perawatan din keluarga harus menjadi tujuan primer prak­
yang membahas definisi wanita mengenai sehat Dalam
tik keperawatan keluarga.
upaya mengukur konsep sehat dari perspektif wanita, para
peneliti ini mewawanearai sampel dari 528 wanita yang
e.;PERILAKU KELUARGA tinggal di Bl:irat Laut Pasifik mengenai makna sehat.
TERKAIT DENGAN SEHAT Wanita-wanita terse but, usianya berkisar dari 18 sampai 45
tahun, yang mewakili kebudayaan, status pernikahan, dan
DAN SAKIT tingkat pendidikan serta sosial-ekonomi yang berbeda,
Praktik kesehatan dan pemanfaatan layanan perawatan ke­ melaporkan berbagai definisi sehat yang banyak sekali.
sehatan sangat bervariasi dari keluarga ke keluarga. Dua Keluhan kesehatan paling sering dilaporkan oleh wanita
alasan utama keragaman dalam praktik perawatan kesehat­ yang: Mendefinisikan sehat sebagai perhatian klinis (mis.,
an ini adalah perbedaan keluarga baik dalam konsep apa tidak merasa sakit, tidak sakit, nyeri, atau sakit kepala),
yang menyusun sehat dan sakit dan keyakinan kesehatan sebagai pengaruh positif (mis., merasa sejahtera, merasa
mereka terkait dengan penearian perawatan kesehatan dan baik-baik saja), sebagai perasaan bugar (memiliki stamina
mengikuti tindakan perawatan kesehatan. dan kekuatan, mampu aktif), sebagai mempraktikkan gaya
hidup yang sehat (mis., tidak merokok, makan makanan
yang seimbang), sebagai hidup dalam keselarasan (mis.,
PERBEDAAN KONSEP SEHAT DAN SAKIT
merasa utuh seeara spiritual, yaitu hidup berada dalam
Konsep sehat dan sakit sangat bervariasi luas dari kebu­ keadaan seimbang, merasa puas). Wanita yang mempunyai
dayaan ke kebudayaan, wilayah ke wilayah, dan keluarga pendidikan yang lebih formal dan/atau penghasilan yang
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 397
lebih besar rnelaporkan citra sehat yaitu terdapatnya rasa terhadap sakit adaJah bahwa orang semata-mata sakit saat

sejahtera positif "yang rnelirnpah". Wanita yang secara mereka tidak rnerasa baik.

pendidikan dan/atau secara ekonorni kurang cenderung Baumann (196-1) rnenunjukkan perbedaan ini pada studi
rnernb~at konsep sehatlebih pragrnatis-sebagai tidak awal yang ia lakukan terhadap pasien paruh bayadan lansia
adanya gejala, kernarnpuan untuk rnelakukan peran umum yang sakit kronik di klinik dari kelas pekerja serta latar
mereka, dan kernampuan beradaptasi terhadap tuntutan belakang sosial-ekonorni rendah dan mahasiswa baru
lingkungan mereka. Temuan studi rnenunjukkan bahwa kedokteran pada tahun pertama ketika mereka di sekolah
wanita dari kelas sosial tinggi kemungkinan lebih mem­ kedokteran, yang umumnya dari latar belakang kelas me··
punyai kesempatan untuk mengembangkan citra atau kon­ nengah dan kelas atas-menengah serta pada usia 20-an
sep sehat yangjauh melebihi batasan gejala klinis, penam­ awal mereka. Ia membandingkan dua kelompok tersebut
pilan peran, dan konsep adaptif. berdasarkan definisi sehat dan sakit mereka. Baumann me­
Laporan terbaru memastikan qahwa pria lebih "sulit nemukan tiga dasar orientasi yang berpengaruh kuat ter­
dijangkau" dengan kesehatan mereka dan sistem peJayan­ hadap sejahtera dan sakit yang disebutkan di atas yang ada
an kesehatan. Pria, tiga kali lebih sering tidak menemui dalam kedua keJompok: (1) perasaan sejahtera atau sehat­
dokter mereka secara teratur dibandingkan wanita. Seper­ sakit subjektif (orientasi perasaan-status), (2) tidak ada
empat pria yang disurvei mengatakan mereka akan me­ atau ada gejala umurn atau khusus (orientasi gejala), dan
nunggu "selama mungkin" sebeJum mencari perawatan (3) keadaan rnampu atau tidak mampu rnelakukan aktivitas
kesehatan. Hambatan terhadap pencariari perawatan kese­ biasa (orientasi performa). Konsisten dengan orientasi ni­
hatan oleh pria dicatat terutarna karerta inasalah psikologis, lai produktivitas masyarakat Amerika, kedua kelompok
yaitu, pria tidak nyaman untu~ mendiskusikan masalah (yang mewakili perbedaan usia dan sosioekomi) menye­
kesehatan dengan dokter. Faktor lain yang ber.pengatuh butkan orientasi aktivitas dalam konsep sehat dan sakit .
rnencakup kurangnya asuransi kesehatan (3 dari 10 pria rnereka. Pasien di klinik cenderung mengidentifikasi pe­
yang bekerja tidak diasuransikan) dan kebudayaan (mis., rasaal1 sUbjektif sebagai faktor signifikan dalam definisi
pria Latin dua kali lebih cenderung menghindari pencarian mereka (yang mendukung kesimpu~an Koo [1954] bahwa
perawatan medis dibandingkan pria Anglo) (Marquis, orang yang kurang pendidikan, kurang mengungkapkan
2000). pemikiran mereka mengenai sakit),. sementara mahasiswa •
PERBEDAAN KELAS SOSIAL. Orang dari latar belakang et­ baru kedokteran .mengidentifikasi adanya atau tidak ada­
nik dan status sosial-ekonomi yang sarna sering kali me­ nya gejala sebagai kriteriakedua dalam definisi sehat dan
miliki sikap, mitos, dan niIai yang sarna mengenai kese­ sakit mereka.
hatan mereka yang dapat dibandingkan (Spector, 1961). Koos (1954), dalam sebuah studi klasik, menunjukkan
Hal ini khususnya telah didokumentasikan pada komunitas bahwa posisi sosial-ekonomi sangat rnemengaruhi inter­
rniskin (McLachlan, 1958; Lewis, 1961). Kane dan rekan pretasi gejaJa individu-yaitu, apakah geja\il dianggap se­
(1976) rnenunjukkan bahwa interpretasi yang ada terhadap bagai gejala sakitatau tidak, dan jika ada, apakah gejaJa
"sehat" oleh kaum rniskin adalah konsekuensi alami dari tersebut mengindikasikan ba~wa perawatan medis perlu
kondisi hidup saat mereka rnenemukan diri rnereka sendiri. dicari. Ia rnenernukan bahwa saat jenjang kelas sosial se­
Irelan menjelaskan lebih lanjut: seorang menurun. pengakuan terhadap gejala yang lebih
Seluruh orientasi mereka diwamai oleh bukti bahwa me­ sedikit dan kebutuhan yang dirasakan terhadap peJayarw.n
reka hidup dengan orang-orang miskin lainnya, mereka medis ada di antara populasi yang diteliti. Pekerja kela~
mengambil perspektif orang di sekitar mereka dan saling menengah ditemukan lebih paham mengenai gejaJa penya­
memperkuat keyakinan dan nilai. Cara mereka mengatasi kit, sec:l.angkan kelas pekerja dan orang kelas bawah me­
masalah kesehatan sangat jelas baik terhadap situasi ma­ nunjukkan pengakuan yang lebih sedikit terhadap gejaJa
terial dan struktur sosial kemiskinan itu sendiri maupun sebagai tanda-tanda sehat-sakit sehingga tidak memalldml}'
terhadap aspek pandangan hidup akan kemiskinan-ideal, gejala ini sebagai indikasi adaya kebutuhan terhadap pCO)
nilai, dan ke'yakinan yang dipatuhi orang miskin (Irelan, tolongan medis. Oleh karen a itu, Koo dan Baumann (1961)
1972, him. 56-57).
konsisten dengan ternuan mereka bahwa semakin berpen­
Orang memiIiki cara yang berbeda dalam menentukan didikan sebuah keluarga, biasanya semakin baik penge­
apakah mereka sakit atau sehat. Beberapa orang merasa tahuan keluarga mengenai kesehatan. Dengan seniHkil'
mereka sakit hanya saat mereka tidak lagi dapat bekerja bertambahnya penggunaan k,ornputer di rumah dan al\.;;;(:.,;;
atau menjalankan kebiasaan aktivitas harian dan peran ke Internet, banyak keluarga yang mampu memiliki sum­
mereka; yang lain sangat menyesuaikan fungsi fisioJogis ber ini di rumah mereka lebih terinformasi mengenai lll~,·
mereka dan mengenali gejala minor sekali punatau tanda­ salah perawatan kesehatan berdasarkan pencarian data lUe­
tanda sebagai indikasi penyakit dan sakit. Orientasi ketiga reka. Tentu saja, penentuan tingkat pengetahuan keluarga
1
l

398 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

mengenai kondisi tidak dapat secara otomatis dilakukan keyakinan penjelasan yaitu sehat dan sakit dipandang se­
berdasarkan tingkat sosial-ekonomi mereka, hal ini harus bagai akibat dari penyebab sosial atau supranatural atau
dikaji pada setiap klien. Selain itu, anggota keluarga ter­ akibat dari ketidakseimbangan (seperti panas dan. dingin
tentu, umumnya lbu, mungkin mendapat informasi lebih atau yin dan yang) dalam tubuh. Penjelasan ini biasanya
'baik, Wanita secara konsisten ditemukan memiliki lebih adalah penjelasan holistik-yang mengakui keterkaitan
banyak informasi pendidikan kesehatan karen a peran ke­ antara pikiran dan tubuh serta antara individu dan ling­
sehatan mereka dalam keluarga. kungan sosialnya. Pandangan mengeriai terapi penyakit
Perbedaan kelas sosial juga sangat nyata berhubungan umumnya sesuai dengan keyakinan tentang penyebab ma­
dengan prioritas keseluruhan keluarga. Pada keluarga kelas salah (Kleinmann, 1980). Sebagai contoh, jika masalah
bawah, kesehatan sering kali merupakan prioritas bawah kesehatan dianggap disebabkan oleh interaksi sosial yang
dibandingkan pekerjaan, makanan, dan hunian, kecuali ada terganggu, intervensi sosial lebih dipilih (Friedman &
krisis kesehatan itu sendiri. Ferguson-Marshalleck" 1996). Pada kebudayaan Amerika
Asli, "nyanyian" dan lukisan pasir mungkin terapi yang.
PERBEDAAN ETNIK. Latar belakang etnik keluarga adalah
digunakan saat interaksi sosial dan dukungan diperlukan
faktor utama lainnya yang memengaruhi konsep dan keya­
bagi masalah yang bers~mber dari masalah interpersonal.
kinan sehat serta sakit anggota keluarga. Arthur Kleinman,
seorang ahli antropologi dan psikiater, menyusun Model
Penjelasan Sehat dan Sakit, yang menjelaskan bagaimana KEYAKINAN KESEHATAN TENTANG
faktor kebudayaan mengatur persepsi, pemberian label, PENCARIAN PERAWATAN DAN TlNDAKAN
penjelasan, penilaian gejala, definisi sehat dan sakit, prog­ KESEHATAN
• nosis, terapi, dan promosi kesehatan individu. Kleinman
(1988) dan rekannya (Kleinmann, Eisenberg, & Good, Faktor utama lainnya yang teridentifikasi sebagai praktik
1978) membuat perbedaan penting antara penyakit dan yang memengaruhi kesehatan adalah keyakinan kesehatan
sakit. Penyakit adalah pemahaman biomedis profesional individu dan keluarga tentang pencarian perawatan dan
kesehatanterhadap 'masalah kesehatan, sementara sakit tindakan kesehatan. Dua masalah. yang terkait dibahas di
adalah pemahaman dan definisi unik pasien pribadi bagian ini: (1) faktor yangmenyebabkan kesiapan dan
• mengenai apa yang terjadi padanya. kehendak individu untuk mencari layanan perawatan ke­
'Menurut Kleinmann, faktor kebudayaan menentukan sehatan dan memperbaiki gaya hidupnya (mis., mengubah
pentingnya berbagai domain pengaruh. Domain ini mem-' perilaku sehat personal) dan
(2) variabel yang memengaruhi
bentukpenjelasan sehat dan sakit masyarakat serta apa promosi kesehatan dan tindakan pencegahan itu sendiri
yang mereka pikir harus mereka lakukan mengenai (praktik kesehatan personal dan pemanfaatanlayanan ke­
kesehatan. Tiga domain pengaruh yang diidentifikasi sehatan).
Kleinmann adalah domain pengaruh profesional, populer,
dan rakyat. Dalam domain profesional, yang merupakan MODEL KEYAKINAN KESEHATAN. Skema yang paling
domain pengaruh yang paling kuat, keluarga, kerabat, dan komprehensif untuk meninjau pencegahan penyakit dan
komunitas orang awam adalah sumber informasi dan ke­ perilaku mendeteksi sakit adalah Model Keyakinan Ke­
yakinan sehat dan sakit (Kleinmann, Eisenberg, & Good, sehatan (Health Belief Model) (Berkanovic, 1976), yang
1978), pada 70 sampai 90% keadaan sehat, domain telah diujikan di berbagai area pencegahan dan kesehatan
pengaruh populer dikonsultasikan pertama kali. Domain kuratif yang luas. Model ini dimodifikasi beberapa kali
pengaruh terakhir disebut domain rakyat, saat penyembuh sejak sem uta dibentuk dan merupakan alat yang bermanfaat
nonprofesional seperti cf,lrandero(a), tabib Amerib Asli, gun a secara sistematis menganalisis perilaku kesehatan
atau ahli herba memberikan penjelasan tentang keadaan personal, memperkirakan aktivitas pengalihan seperti tin­
sehat. Pada keluarga yang tidak terakuIturasi, baik domain dakan kesehatan pencegahan, pemanfaatan layanan medis,
populer maupun rakyat yang berasal dari kebudayaan ter­ menunda pencarian bantuan, dan kepatuhan terhadap pro­
sebut disebarkan oleh keluarga dan komunitas melintasi gram pengobatan. .
generasi. Model Keyakinan Kesehatan menggunakan teori Lewin
Masyarakat Barat khasnya meIandaskan penjeJasan yang menekankan bahwa dunia orang yang memersepsi­
mereka mengenai sehat dan sakit pada fenomena alamiah kan menentukan apa yang akan ia lakukan, bukan Iing­
(yang berlawanan dengan fenomena supranatural) serta kungan fisik, kecuali jika lingkungan ini dipandang oleh
temuan i1miah; yaitu, penyebab masalah kesehatan adalah individu. Lewin mengidentifikasi beberapa aspek kehidup­
infeksi, cedera mekanik, pertumbuhan tumor, atau penga­ an sebagai sesuatu yang memiliki valensi negatif (dinilai
ruh stres. Pada kelompok etnik dan masyakat yang tidak secara negatit), positif (dinilai secara positif), dan netral.
kebara~-baratan, keluarga sering kali memegang sistem lndividu mencoba menghindari aspek yang dinilai secara
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 399
negatif, sementara mereka mencoba memasukkan aspek atau risiko yang dirasakan tidak sepenuhnya dipahami atau
positif ke dalam hidup mereka. tampak tinggi (Clarke, Lovegrove, Williams, & McPherson,
Model asli (Gambar 16-1) memberikan penjelasan tin­ 2000; Cousins, 2000; Grubbs & Tabano, 2(00). Sebagai
dakan kesehatan preventif-yaitu, strategi untuk meng­ contoh, Cousins menemukan bahwa wanita yang berusia
hindari bagian sakit dan penyakit yang dinilai secara 70 tahun dan lebih tua sering kali merasakan kerentanan
negatif. Dalam upaya individu melakukan tindakan pence­ fisik dan tidak yakin mengenai risiko aktuaI dan/atau man­
gahan untuk menghindari penyakit, individu perlu meyakini faat program latihan mereka. Dengan demikian, dalam
bahwa: menghadapi ketidakpastian ini, wanita ini melaporkan
• Individu secara personal rentan atau mudah terkena alasan medis mengapa mereka harns dibebaskan dc\ri
penyakit. latihan yang m~ningkatkan kebugaran.
• Penyakit dapat sedang sampai berat, sehingga meng­ MODEL PROMOSI KESEHATAN. Pender, Murdaugh, dan
alami penyakit akan secara signifikan mengganggu Parsons (2000) mengembangkan Model Keyakinan Ke­
kehidupan seseorang. sehatan menjadi Model Promosi Kesehatan Pender, yang
• Melakukan tindakan tertentu akan bermanfaat karena merupakan pelengkap untuk model perlindungan kese­
mengurangi kerentanan terhadap, atau keparahan, pe­ hatan lainnya. Promosi kesehatan berfokus pada gerakan
nyakit. . ke arah status promosi kesehatan dan kesejahteraan yang
• Manfaat ditimbang berdasarkan hambatan, seperti positif. Status sakit dan penyakit yang negatif tampak mo­
biaya, nyeri, waktu, ketidaknyamanan, dan rasa tivasi untuk perilaku promosi kesehatan. Pender menun­
malu. jukkan bahwa keinginan bertumbuh, ungkapan potensi
manusia, dan kualitas kehidupan memberikan motivasi un­
Kerentanan dan keseriusan penyakit adalah faktor yang . tuk tindakan promosi kesehatan.
dirasakan tidak bergantung pada bukti namun pada ke­ Model Promosi Kesehatan Pender (Gambar 16-2) ber­
yakinan personal seseorang. Kedua persepsi individu ini landaskan pada Model Keyakinan Kesehatan sebelumnya.
menjadi faktor "kesiapan" yang mengarahkan pada ancam­ Model yang· teJah direvisi (pender, Murdaugh, & Parsons,
an penyakit yang dirasakan. Dalam model ini, terdapat 2001) memunculkan teori tentang hubungan antara karak­
faktor pemodifikasi (demografi, sosiopsikologi, dan struk­ teristik dan pengalaman, kognisi dan afek spesifik periJaku,
tural). yang diposisikan untuk memodifikasi kerentanan dan hasil akhir perilaku individu. Pada model Pender,
yang dirasakan, keparahan, manfaat versus kerugian yang karakteristik dan pengalaman individu mencakup pengaruh
dirasakan, dan isyarat untuk bertindak. Isyarat untuk ber­ perilaku yang terkait sebelumnya dan faktor-faktor biolo­
tindak adalah stimulus cepat yang diperlukan untuk me­ gis, psikologis, dan sosial-budaya. Meskipun faktor pribadi
micu pengenalan dalam pikiran seseorang mengenai ke­ dianggap memengaruhi kecenderungan terhadap keterli­
rentanan dan keseriusanpenyakit (ancaman), dan perlunya batan dalam perilaku promosi kesehatan. beberapa karak­
mengambil tindakan untuk mengurangi ancaman tersebut teristik personal yang tidak dapat diubah sehingga jarang
(Redding, Rossi, Rossi, Velicer, & Prochaska, 2000; dimasukkan ke dalam intervensi keperawatan.
Rosenstock,1974). Inti dari Model Promosi Kesehatan yang telah direvisi
Pada model keyakinan kesehatan yang terbaru, faktor menekankan pentingnya kognisi; dan afek perilaku yang
kesiapan telah diperluas sampai mencakup perasaan keren­ spesifik sebagai motivator primer perilaku. Variabel illi
tan an dan keseriusanmasalah kesehatan yang dirasakan khususnya harus perawat pertimbangkan, karena mel'upa­
(ancaman) dan motivasi positif untuk memelihara, men­ kan subjek modifikasi intervensi keperawatan. Enam kog­
dapatkan kembali, atau mencapai kesejahteraan. Faktor nisi dan afek spesifik perilaku yang dipertimbangkan men­
motivasi ini mencakup perhatian, dan penekanan masalah jadi motivasi utama dalam mendorong individu terlibat
kesehatan secara' umum, keinginan untuk mencari dan dalam perilaku promosi kesehatan diidentifikasi daJ/(!l)
mendapatkan arahan medis, rencana untuk memat~hi prak­ model tersebut sebagai: Manfaat tindakan, hambatan tel
tik kesehatan yang positif (Beeker, 1974; Redding .et aI., hadap tindakan, dan kecakapan diri yang dirasakan, afek
2000; Rosenstock, 1974). terkait aktivitas, pengaruh interpersonal, serta pengaruh
Model tersebut telah digunakan secara luas untuk; mem­ situasional. Kognisi dan afek spesifik perilaku yang dihi­
bantu menentukan alasan seseorang terlibat dalam aktivi­ potesis secara langsung terkait dengan tindakan promosi
tas tertentu yang atau tidak meningkatkan kesehatan dan kesehatan. meliputi persepsi positif terhadap hasil akhir
kesejahteraanmereka. Studi ini telah menunjukkan. secara yang diharapkan dan diduga, hambatan untuk bertindak
konsisten bahwa manfaat dari perilaku sehat tertentu (mis., minimal, perasaanefektif dan terampiI, perasaan positif
aktivitas fisik) tidak dapat cukup berfungsi sebagai pendo­ mengenai perilaku sehat, adanya dukungan sosial keluarga
rong tindakan saat individu memercayai bahwa hambatan dan ternan sebaya, model peran yang positif, dan keter­
400 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Persepsllndlvldu Faktor Pemodlflkasl Kemungklnan Tlndakan

'V~rl.lib~jd~iiiograf1k:'·~' --­
'U~f~,jeiifskEiiamln, ras; 'etnisltas, dll..
,,>~~~;!-.,~~:'~~;'{.":.::.'~:' ' . - .'. ,.
viirt8b8IsO:~/o'pslkologisc, __ .'.
(. keprlpa~li!nj.kEllas so!>lal,J~kanah .....
r----------1.~. ,tqm~f1,~_6~y~,.k~lorriii6krujukan; dli. .

·k~rehtiiriari1erhadapPehYakit .X" yang

.
, " .dlrasakaf(.'·

~~~eri~~~~~~1~~if~~~~y~~t~~~:
.
I!~a~~~k
L -_ _ _ _ _ _ _ ~ ::Ariclirt;ari:penyakit ·X"yangdirasakah t~;J<~)TIurigkihaH'~i~~U:@!ri~~~juri;r\":"';
.
~ " ", -
....: . . : . , .
' . . : ',.'
. ,y,:Undakan kese/:iatanperi~gahah'·'
" ;.."/ ... ~. :.:.. - ,.,' _,. •.•• ': _~ : . : - . co- ,:' _ --:., _ : '

;lsy8rat:~f}tu/fPel1indak :. '. "


.:. ~i1jp.?n}'~. mscjls mas~a·
.'s1i'ia'ri'aarh:ifang liiin ,':..
: ka11~:p6~:diehgingatd<!ri dpkter atau ,
~,·:dokterglgl '. . , '." .' . •. . '...•.
". penyaKft. anggota keluarQa,atau teman
:(Arti,kel~urat
.... .. -'
" . .. : .
"
kabar ata~
-
majalafi'
.. ,; . "'. ,"

Gambar 16·1. Diagram (asli) Model Keyakinan kesehatan. (Dari Rosenstock, 1974, him. 7)

sediaan konteks lingkungan yang sesuai, aman, serta me­ akses dan skrining yang efektif, layanan kesehatan, per­
nyenangkan (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2001). baikan gaya hidup, dan pendidikan, keluarga tersebut akan
Dalam model Pender, hasil akhir perilaku dipengaruhi lebih cenderung berperilaku positif untuk keperitingannya.
oleh rasa komitmen seseorang terhadap rencana tindakan Seorang praktisi kesehatan tidak seharusnya menggunakan
dengan strategi khusus yang teridentifikasi, dan kapasitas taktik rasa takut untuk membangun kecemasan dan ke­
seseorang untuk menekan persaingan antara tuntutan dan siapan tanpa memberikan tindakan yang efektif serta tin­
pili han. Perilaku promosi kesehatan adalah hasil akhir tin­ dakan perbaikan yang dapat diakses untuk mengatasi dan
dakan dalam model tersebut. Pender dan rekan menekan­ mengurangi ancaman terse but.
kan bahwa perilaku promosi kesehatan akhimya bertujuan
mencapai hasil akhir kesehatan yang positif bagi klien
yang harus menghasilkan pengalaman kesehatan yang po­ ~FUNGSI PERAWATAN
sitif selama masa hidup orang tersebut. KESEHATAN KELUARGA
Kesimpulan, aspek yang harus diingat tentang m,jdel
keyakinan kesehatan adalah bah wa model tersebut meru­ Fungsi perawatan kesehatan bukan hanya fungsi esensial
pakan model pengambilan keputusan yang rasional, yaitu dan dasar keluarga namun fungsi yang mengemban fokus
terjadinya perilaku kesehatan personal dianggap dipenga­ sentral dalam keluarga yang berfungsi dengan baik dan
ruhi oleh faktor-faktor yang teridentifikasi dalam Model sehat. Akan tetapi, memenuhi fungsi perawatan kesehatan
Keyakinan kesehatan, dan Model Promosi Kesehatan bagi semua anggota keluarga dapat sulit akibat tantangan
Pender. eksternal dan internal. Pratt (1976; 1982) menunjukkan
Berkenaan dengan implikasi pada perawatan kesehatan bahwa alasan keluarga mengalami kesulitan memberikan
keluarga, model ini menekankan pentingnya sistem keper­ perawatan kesehatan bagi anggota mereka terletak pada (a)
cayaan keluarga dan anggota keluarga. Jika suatu keluarga struktur keluarga dan (b) sistem pelayanan kesehatan. Pratt
merasakan ancaman dan kesempatan untuk mengurangi menemukan bahwa saat keluarga memiliki asosiasi yang
ancaman selanjutnya tampak pada keluarga, seperti daya luas dengan organisasi, terlibat dalam aktivitas umum, dan
BAB 16 . FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 401
Karakterlstlk dan Kognlsl dan HasllAkhlr
Pengalaman Afek Speslflk Perllaku
Indlvldu Perllaku

, Petllakll yang
terl<8its6beliJrnnya

FaktQrpersonal; .
. . blologls•..
psikolciglS. Soslal.
. budaya

Gombar 16-2. Revisi Model Promosi Kesehatan. (Dari Pender, 1996, him. 67)

menggunakan sumber komunitas, mereka memanfaatkan keJuarga sebagai 'masalah'? Dan mengapa keluarga sering
pelayanan perawatan kesehatan dengan lebih tepat. Selain kali meIihat profesional medis sebagai figur yang tidak
itu praktik kesehatan personal meningkat saat suami secara peduli dan tidak komunikatif? Agaknya setiap orang
aktif terlibat dalam urusan internal keluarga, termasuk ma­ menginginkan tujuan yang sama-kesembuhan atau ke­
mungkinan hasil yang terbaik bagi pasien. Sekali pun
salah yang berkenaan dengan sistem pelayanan kesehatan.
masalahjeJas ada." (him. 5)
Agar keluarga dapat menjadi sumber kesehatan primer
dan efektif, mereka hams menjadi lebih terlibat ddlam tim Pratt (1976) mengakui bahwa tidak mungkin bagi ke­
perawatan kesehatan dan proses terapi total (Kroty/1996; luarga untuk menjadi sangat bertanggung jawab'tentang
Levine & Zuckerman, 2000). Hal ini menyiratkan hu­ fungsi perawatan kesehatan mereka jika profesional ke­
bungan egaliter dengan penyedia perawatan kesehatan saat sehatan menyingkirkan mereka untuk berpartisipasi dalam
kedua partisipan dapat secara terbuka mengungkapkan penatalaksanaanmedis. Peran kemitraan tersebut diperlu­
opini mereka dan menegosiasikan layanan yang memenuhi kan baik apakah kebutuhan kesehatan promotif, preventif,
kebutuhan serta kepentingan tertentu mereka. Levine dan atau kuratif dipertimbangkan. Individu harus diperlakukan
Zuckerman mempertanyakan: sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, bukan
"Mengapa dokter dan profesional kesehatan Jainnya, ter­ anak yang pasif, jika p~ofesional menginginkan mereka
masuk pengacara dan ahli bioetik, sering kali memandang mengemban tanggungjawab diri.
.402 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Tidak hanya keluarga yang harus bermitra dengan disponsori oleh yang lain selain pemilik perusahaan. Total
penyedia layanan kesehatan dalam mengarahkan dan sebanyak 74,5% penduduk yang terlindungi asuransi di­
mengimplementasikan perawatan kesehatannya sendiri, te­ asuransikan di pihak swasta. Menurut data yang didapat­
tapi klien juga harus menjadi pengambil keputusan utama kan dari temuan survei yang dilakukan oleh National
dan manajer dari masalah kesehatan yang memengaruhi Center for Health Services Research, 10% dari populasi
kesejahteraan dan kehidupan mereka. Agar kliel\ terlibat mendapat perlindungan dari program yang didanai publik
dalam perawatan diri yang efektif, mereka harus memiliki seperti Medicare dan Medicaid. Meskipun memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan yang' diperlukan untuk dana publik ini, saat ini lansia di Amerika membayarkan
memberikan perawatan kesehatan yang baik. Hal ini ber­ sekitar seperlima dari penghasilan mereka untuk biaya
arti bahwa ·keluarga perlu akses ke sumber informasi ke­ perawatan kesehatan tanpa didanai, seperti obat yang
sehatan primer. Dengan demikian profesional harus mau mendapat premi dan obat resep. Sekitar 16,3% penduduk, .
meluaskan peran mereka dengan memasukkan pendidikan atau 44,3 juta orang Amerika, tetap tidak memiliki asuransi
kesehatan yang ditujukan untuk perawatan diri dan pem­ swasta atau perlindungan publik untuk membantu
berdayaan keluarga (Courtney, 1995; Institute of Medicine, membayar kebutuhan medis (ACP-ASIM, 2001; Centers
2000; Rafael, 1995). for Disease Control and Prevention [CDC]), 1999;
Sebagian besar keluarga mengenali kebutuhan untuk Himmelstein & Woolhandler, 1994; .Los Angeles Times,
mengemban penatalaksanaan perawatan kesehatan diri 2001).
mereka yang kuat (Levine & Zuckerman, 2000). Akan te­ Sekitar dua pertiga orang yang tidak memiliki perlin­
tapi, baik profesional maupun industri pelayanan ke­ dungan asuransi adalah pekerja dan keluarganya. kelom­
sehatan-rumah sakit, perusahaan farmasi, perusahaan pok ini mewakili besarnya jumlah orang yang tidak me­
penyedia, dan industri asuransi kesehatan-tidak mendu­ miliki perlindungan asuransi. Pekerja yang tidak memiliki
kung hal ini. Data dari studi Pratt menunjukkan bahwa ke­ asuransi khasnya adalah pekerja paruh waktu atau pekerja
luarga yang paling efektif dalam mencari layanan medis mandiri, bekerja untuk perusahaan keei!, memiliki peng­
yangtepat :dan mempraktikkan gaya hidup sejahtera de­ hasilan dengan upah rendah atau hampir mendekati upah
rigan cara mereka adalahkeluarga yang disebut sebagai munimum, dan bekerja di industri yang dicirikan dengan
keluarga "kuat". Keluarga ini seeara asertif ,mencari dan pekerja musiman atau sedikit teknis seperti pertanian,
mef!1verifikasi informasi, membuat keputusan yang ber­ konstruksi, pabrik, dan pedagang. Individu yang miskin
beda,danmenegosiasikan secara agresif dengan sistem dan dari latar belakang minoritas berisiko paling tinggi ti­
pelayanari:kesehatan, bukan menerima dan mematuhi se­ dak memiliki perlindungan asuransi. Pada tahun 1996, le­
cara pasif (Pratt, 1976; 1982). bih dari sepertiga orang Hispanik tidak memiliki asuransi
Alasan lain bahwa keluarga memiliki kesulitan mem­ kesehatan dan orang kuHt hitam lebih cenderung hanya
berikan perawatan kesehatan untuk anggotanya adalah' memiliki asuransi publik dibandingkan orang Hispanik
kurangnya akses ke perawatan. Ras dan tingkat pendapatan atau kuht putih [Agency for Health Care Policy and
serta pendidikan berpefan pada perbedaan kelas dalam Research [AHCPR], 1996). Selain itu, pekerja dari peker­
akses dim pemanfaatan layanan perawatan kesehatan. Po­ jaan tertentu dalam jumlah tinggi tidak memiliki perlin-·
pulasi minoritas dan mereka yang memiliki tingkat peng­ dungan asuransi. Kelompok penduduk lainnya yang khu­
hasiJan dan pendidikan rendah lebih sedikit memanfaatkan susnya rentan, tidak memiliki perIindungan asuransi dan
layanan perawatan kesehatan. Populasi bukan kulit putih memiliki asuransi yang sedikit manfaatnya termasuk anak­
menghabiskan hari yang lebih sedikit di rumah sakit; lebih anak, orang dewasa mud a yang belum menikah, lansia wa­
jarang menemui dokter, dan lebih cenderung diterapi di nita, kelompok berpenghasilan rendah-ment:;ngah, dan ke­
unit raw at jalan rumah sakit daripada di klinik dokter luarga tanpa orang dewasa yang bekerja yang hidup atau
(United States Department of Health and Human Services berada hampir di garis kemiskinan (Himmelstein &
[U.S. DHSS], 1989a). Untuk ke)ompok tersebut, buruknya Wool handler, 1994) (lihat TabeI16-1).
pengalaman dengan sistem pelayanan kesehatan cende­ Bltnyak keluarga yang memiliki asuransi tidak men­
rung ~enyebabkan angka pemanfaatan pelayanan peme­ dapat perlindungan asuransi secara' adekuat,yang men­
riksaarrl?esehatan dan pengobatan yang rendah. cegah mereka mendapatkan perawatan kesehatan yang
Salah satu faktor penting yang menjelaskan perbedaan . komprehensif. Oleh karena itu, banyak keluarga miskin
akses dan pola pemanfaatan pelayanan medis adalah yang dilindungi oleh asuransi kesehatan diterapi di unit ga­
kurangnya perlindungan asuransi perawatan kesehatan wat darurat yang sibuk dan klinik raw at jalan rumah sakit
(Kozol, 2000). Sekitar dua pertiga dari penduduk Amerika umum tempat perawatan mungkin terpisah-pisah dan ber­
Serikat dilindungi oleh perlindungan terkait pekerjaan, kala (Center for Health Economics Research, 1993). Ter­
baik secara individu maupun melalui kelompok yang dapat hasil akhir yang merugikan terkait dengan tidak
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 403
meniiJiki asuransi· kesehatan. yang menyebabkan angka • Kesehatanjiwa
mortalitas yang tinggi (TabeI16-2) (ACP-ASIM. 2001). • Cedera dan kekerasan

Kualitas lingkungan

• Imunisasi
iJl.'PRAKTIK PERAWATAN • Akses ke pelayanan kesehatan
Keragaman ekonomi dan kebudayaan .keluarga meng­
KESEHATAN
ungkapkan 1cebutuhan untuk beradaptasi dengan aktivitas
Peningkatan praktik kesehatan dalam .keluarga adalah promosi kesehatan terhadap kebutuhan kelompok mino­
tujuan dasar dari keperawatan keluarga. Hal ini menjadi ritas, miskin, dan etnik khusus. Walaupun U.S. Bureau of
sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang prak­ the ~ensus (2000a) melaporkan kecenderungan nyata da­
tik kesehatan keluarga guna membantu keluarga dalam lam penundaan dan penurunan pelahiran, jumlah keluarga
meningkatkan dan memelihara kesehatan. Satu indikasi orang tua tunggal meningkat dengan cepat. Jumlah kelu­
tingkat berfungsinya perawatan kesehatan keluarga adalah arga yang dikepalai oleh ibu tunggal telah meningkat se­
keseluruhan derajat kesehatan anggota keluarganya. Hal banyak 25% sejak tahun 1990, sampai lebih dari 7,5 juta
ini sering kali disimpulkan dengan mengumpulkan infor­ rumah tangga di Amerika Serikat (Kantrowitz & Wingert,
masi berkenaan dengan insidens penyakit per anggota da­ 2001). Struktur keluarga·ini sering kali menyebabkan ke­
lam periode waktu tertentu, dengan menyadari, tentunya, miskinan, dengan anak yang hidup di luar pernikahan 7
bahwa usia individu dan lingkungan mereka memainkan kali lebih cenderung mengalami kemiskinaR dim 17 kali
peran utama dalam genesis dan insidens penyakit. Misal­ lebih cenderung membutuhkan tunjangan kesejahteraan
nya, keluarga besardan keluarga yang memiliki anak kedl saat mereka dewasa (Kantrowitz & Wingert),
memiliki lebih banyak insidens penyakit per keluarga. Ke­ Angka kehamilan remaja dan aborsi telah. mengalami
luarga yang bermasalah ditemukan memiliki sedikit res is­ penurunan pada tahun 1990-an, namun masih sangat tinggi.
tensi terhadap penyakit sehingga memiliki angka penyakit Angka aborsi tUfUn hampir sepertiganya antara tahun 1990
yang lebih tinggi dibandingkan keluarga yang berfungsi dan 1997 di antara remaja usia 15 sampai 19 tahun, dengan
dengan baik.
Ratusan ribu orang Amerika meninggal lebih awal se­
tiap tahunnya karena penyakit yang terutama disebabkan
oleh gaya hidup yang tidak sehat. Mortalitas yang tidak TABEL 16-1
perlu ini akibat dari penyakit jantung, kanker, kecelakaan,
hipertensi, sirosis haH, dan diabetes. Dengan mengenaJi RANGKUMAN MENGENAI GOLONGAN

pentingnya gaya hidup dalam meningkatkan kesehatan TERTENTUYANG TIDAK MEMILIKI

orang Amerika, U.S. Departement of Health and Human ASURANSI KESEHATAN

Services mendeklarasikan Health People 2010, sebuah


kerangka tindakan untuk membantu membawa orang Kulit putih 12,9%
Amerika ke arah potensi kesehatan penuh mereka. Laporan Hispanik 32%
tersebut mengidentifikasi tiga tujuan luas: "Meningkatkan Kulit hitam 18,5 %
rentang gaya hidup yang sehat untuk masyarakat Amerika Amerika Asli arou Asli Alaska 26,8 %
guna mengurangi perbedaan kesehatan pada masyarakat Kepulauan Asia dan Pasifik 18,0%
Amerika, dan mencapai akses ke layanan pencegahan bagi Pria 14,9%
semua masyarakat Amerika" (U.S. DHHS, 1991, hIm. 6).
Wanita 13,1 %
Health People 2010 memberikan landasan bagi prakarsa
Di bawah usia 18 tahun 11,6 %
yang ingin dicapai selama dua dekade terakhir. Sasaran
yang dapat diukur telah ditetapkan agar berfungsi sebagai 18-24 tahun 27,3 %
dasar pengembangan keadaan dan rencana kom\lnl\ag un­ Di atas 65 tahun 0,7%
tuk memperbaiki keseluruhan kesehatan warga negara Penghasilan rumah tangga kurang dari $ 22,7%
Amerika Serikat. Indikator kesehatan utama yang akan di­ 25.000
gunakan untuk mengukur kesehatan bangsa mencakup: Penghasilan rumah tangga $ 75. 000 atau
Aktivitas fisik lebih
• Kelebihan berat badan dan obesitas
Tidak memiliki diploma sekolah menengah
Penggunaan tembakau
Tingkat soriano atau lebih tinggi
Penyalahgunaan zat'

Perilaku seksual yang bertanggung jawab


Sumber: http://www.census.gov.
404 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN K)::LUARGA

tua. Semen tara proporsi remaja dan wanita dewasa muda


TABEL 16-2 yang aktif seeara seksua! masih banyak yang belum men­
dapatkan layanan keluarga berencana (Chilman, 1988).
DAMPAK MERUGIKAN YANGDIALAMI rGleh karena itu, penggunaan kontrasepsi lebih sedikit di­
OLEH KELUARGA AMERIKA TANPA ketahui di antara remaja kuHt hitam dan Hispanik (72 dan
ASURANSI· 53% secara berurutan) dibandingkan remaja kulit putih
• Sedikif kemungkinan memiliki sumber perawafan feratur (83%) pada hubungan seksual pertama kali (Abma et al.).
Pola penggunaan kontrasepsi yang tidak konsisten di­
• Sedikit kemungkinan pernah melakukankunjungan ke
dokter boru-boru ini
sebabkan tidak adanya daya akses layanan dan debat yang
tidak terkendali tentang peran pemerintah dalam memberi­
• Lebih bonyak kemungkinan menunda mencari layanan
kan layanan tersebut (Brooks-Gunn & Paikoff, 1993). Fak­
• Lebih banyak kemungkinan melaporkan tidak tor agama dan sosiopolitis telah berperan mengurangi hak
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan
reproduktif wanita serta pasangan. Pada tahun 1990-an
• Sedikit kemungkinan menggunakan layanan preventif awal, karena oposisi pro-kehidupan, perjuangan untuk
• Sedikit kemungkinan mencari asuhan pronatal mempertahankan ketersediaan layanan merupakan perha­
• Lebih bonyak kemungkinan memiliki angka mortalitas tian yang semakin besar. Pendanaan publik untuk prakarsa
finggi, khususnya mortalitas di rumah sakit keluarga berencana, dan aborsi, telah dipotong dan layanan
• liga kali lebih cenderung mengalami hasil akhir bagi wanita yang miskin dan muda dikurangi.
kesehatan yang buruk dibondingkan individu yang Selain memandang keseluruhan status kesehatan yang
memiliki asuransi swasta dirasakan keluarga, pola penyakit anggota keluarga dan
• Empat kali lebih cenderung memerlukan rowat inap masalah pengendalian keJahiran dan konsepsi, praktik ke­
yang depot dihidandari dan perowafan rumah sakif sehatan keluarga merupakan area pengkajian yang ber­
darurat dibonding pasien yang mendapat asuransi manfaat, yang memberikan area relevan gun a pendidikan
Svmber: Dota..dori ACP-ASIM: (200 I). kesehatan klien. Delapan area utama praktik kesehatan
akan dibahas seeara mendalam dalam bagian ini:
• Praktik diet keluarga
angka persalinan remaja turun 17% dari tahun 1990 sampai • Praktik tidur dan istirahat keluarga
1999 (Ventura, Mosher, Curtin, & Abma,2001).Kehamiian • Praktik latihan dan rekreasi keluarga
remaja bukan fenomena baru; namun, terdapat perubahan • Praktik penggunaan obat terapeutik dan penenang,
dalam hal konteks terjadinya (mis., kehamilan di luar kon­ alkohol, serta tembakau
teks pernikahan (Brooks-Gunn & Chase-Landsdale, 1995). • Praktik perawatan diri kelLiarga
Oleh karena itu, kehamilan remaja dipandang khususnya • Praktik Iingkungan dan higiene
menimbulkan masalah karena kerentanan dan kurangnya • Praktik pentegahan berbasis pengobatan
sumber bagi ibu. Tidak inengherankan, kehamilan adalah • Terapi altematif
penyebab utama wanita meninggalkan sekolah. Dalam per­
nikahan, kehamilan awal (dalam dua tahun pertama) me­ PRAKTIK DIET KELUARGA
ngurangi kesesuaian pemikahan.
Kesehatan fisik ibu dan anak adalah masalah utama, Praktik diet keluarga yang buruk yang menyebabkan
didokumentasikan dalam studi obstetri dan perinatal. In­ obesitas adalah contohutama dari akibat gaya hidup yang
terval kelahiran an tara dua dan empat tahun serta ibu yang tidak sehat. Banyak orang Amerika kelebihan berat badan
berusia 20-an adalah faktor yang paling baik guna me­ dan bertambah berat seiring dengan pertambahan usia.
ngurangi mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Ukuran Sekitar 55% orl;lng dewasa Amerika kelebihan berat badan,
keluarga, penjarakkan, dan waktu pelahiran yang optimal dengari pria lebih cenderung kelebihan berat badan diba­
juga mengurangi mortalitas bayi (Cohn & Lieberman, ndingkan wanita (CDC, 1999). Kelebihan berat badan me­
1974). nyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, jenis
Angka kehamilan terencana bertambah, sarna dengan kanker tertentu, artritis, masalah pemapasan, dan penyakit
jumlah wanita dan pasangan yang menggunakan kontra­ lainnya (Akande, Van Wyk, & Osagie, 2000; U.S. DHHS,
sepsi (Abma, Chandra, Mosher, Peterson, & Piccinino, 1995), Saat ini,penyakit kardiovaskular dikenali sebagai
1997). Empat puluh lima negara bagian, serta District of penyakit dari masa kanak-kanak, seiring dengan obesitas
Columbia, telah memberlakukan perundang-undangan makin meningkat pada anak-anak keeil. Seiring dengan
yang memungkinkan remajll putri di bawah usia 18 tahun individu bertambah usia, agar berat badannya tetap sarna,
untuk mendapatkan kontrasepsi tanpa persetujuan orang mereka harus menyeimbangkan jumlah energi yang di­
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 405
dapatkan dari makanan (asupan kalori) dengan jumlah hari harus dimasukkan ke dalam jurnal tersebut Partisipasi
energi yang digunakan tubuh (keluaran kalori). Aktivitas aktif oleh semua anggota keluarga dalam melengkapi ca­
fisik adalah carn penting untuk menggunakan energi ma­ tatan makanan akan meningkatkan penemuan apa yang di­
Kanan. Banyak orang Amerika menghabiskan sebagian be­ makan anggota keluarga, dan di mana letak kekuatan dan
sar harl mereka dengan aktivitas banyak duduk yang mem­ kekurangan diet mereka. Catatan asupan tiga hari adalah
butuhkan sedikit energi. Selain itu. ban yak orang Amerika basis sempurna untuk membantu keluarga mengkaji status
semua usia sekarang ini menghabiskan banyak sekali wak­ nutrisi mereka saat ini dan memulai untuk menyusun tuju­
tu senggang setiap harinya dalam aktivitas pasif. misalnya, an nutrisi. Catatan harian makanan keluarga yang ditam­
menonton televisi. . pilkan dalam Gambar 16-3 dapat digunakan sebagai pe­
Jenis .dan jumlah makanan yang dimakan seseorang doman untuk mengumpulkan data.
· memengaruhi kemampuan mereka menjaga berat badan. Pengkajian terhadap pili han makanan keluarga harus
Makanan berlemak tinggi mengandung lebih banyak kalori merupakan upaya kolaboratif antara keluarga dan perawat.
dibandingkan makanan lain dan meningkatkan kecen­ Apakah berbagai makanan dikonsumsi dari piramida pe­
derungan pertambahan berat badan. Akan tetapi, bahkan doman makanan setiap harinya? Khususnya, apakah diet
saat seseorang mengonsumsi makanan yang sedikit tinggi mengandung 6 sampai 11 sajian dari rriakanan dalam ke­
lemak, masih dapat terjadi kenaikan berat badan karena lompok gandum, 3 sampai 5 sajian dari kelompok sayuran,
terlalu banyak makan tinggi karbohidrat, gula, atau pro­ 2 sampai 4 sajian dari kelompok susu, daging, dan kacang­
· tein. Pada tahun 1998, kurang dari satu perempat orang kacangan.
dewasa melaporkan makan jumlah buah dan sayuran yang Apakah jumlah buah dan sayuran hijau gelap atau ku­
dianjurkan setiap harinya serta kurang dari 71 % siswa se­ ning gelap adekuat dikonsumsi setiap harinya untuk me­
kolah menengah atas melaporkan hal yang sarna (CDC. menuhi kebutuhan vitamin A? Apakah buah segar kaya
1999). vitamin C dan sayur berdaun hijau gelap bagian dari diet
. Makanan dari dasar Piramida Pedoman Makanan harus harian? Apakah produk susu rendah lemak dikonsumsi
b6ffungsi sebagai landasan makanan. Makanan· dari ke­ untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D? As­
lompok gandum, disertai sayuran dan buah, merupakan pek lain dari anal isis nutrisi keluarga harus mencakup eva­
dasar diet yang menyehatkan (U.S. DHHS, 1995). Diet luasi jumlah dan kualitas lemak dalam diet, asupan koles­
tinggi lemak, lemak jenuh, kolesterol, dan garam menye­ tero] dan lemak jenuh,polaasupan karbohidratkompleks
bitbkan risikopenyakit kronik pada orang Amerika. Menu­ dan serat, .konsumsi gula dan pemanis bliatan, penggunaan
nit American Cancer Society, sekitar 30% semua kematian natrium, asupan makanan olahan, konsumsi alkohol, asup­
· akibat kanker berhubungan dengan faktor diet (CDC, an kopi dan teh, serta penggunaan suplemen diet.
1999). Obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol darah Dalam menganalisis catatan makanan tiga-hari, pe­
tinggi, dan peningkatan glukosa serum dapat dimodifikasi rawat keluarga harus menentukan varian individu. Apa­
dengan menyeimbangkan diet yang sehat dan aktivitas kah ada anggota keluarga individu yang kelebihan badan
fisik yang cukup. Karena obesitas telah berulang kali di­ atau memiliki berat badan kurang untuk tinggi dan ke­
tunjukkan sebagai satu dari prekursor penting penyakit lompok usia mereka? Apa yang dimakan masing-masing
kronik dan memperpendek masa hidup, pengkajian asupan orang Genis dan kuantitas makanan) dalam hubungannya
kalori keluarga serta membandingkan dengan kebutuhan dengan praktik diet keluarga? Dengan mempelajari
kalori aktual mereka menjadi berhubUllganerat untuk di­ .. mengenai praktik makanan keluarga, pilihan, dan ke­
praktikkan. Selain itu, anak harus belajar untuk membuat biasaan diet individu, perawat serta keluarga akan men­
keputusan makanan yang sehat gun a memelihara berat dapat gambaran pola diet keluarga yang holistik. Sebagai.
badan mereka sehingga nantinya mereka tidak harus ber­ contoh, apakah Johnnie mengatakan mengenai obesitas
juang dengan masalah berat badan. . dan kerusakan gigi yang luas akibat ia memakan jumlah
Mendorong se·mua anggota keluarga untuk menyimpan gula dan karbohidrat yang berlebihan? Jika demikian,
catatan makanan tiga hari sangat bermanfaat dalam meng­ apakah ini bagian dari diet urn urn keluarga, dengan akti­
kaji kualitas diet keluarga dan bagaimana diet memenuhi vitas banyak duduk dan higiene gigi yang buruk? Atau
kebutuhan nutrisi individu. Catatan tersebut, asupan tiga apakah keluarga menyajikan makanan yang seimbang
hari berturut-turut (dua hari kerja ditambah satu hari \ibur), dengan baik dan asupan perm en Johnnie di sekolah me­
adalah sebuah indikasi kuat pola makan keluarga di­ rupakan refleksi dari masalah lain? Apakah keluarga
bandingkan catatan asupan satu hari saja. Riwayat makan­ mengharuskan anak untuk makan di waktu makan khu­
an 24 jam tidak benar-benar mewakili pola makan yang sus, atau keluarga membiarkan beberapa varians pen­
biasa dari keluarga (Lacey, 1989). Variasi diet yang mung­ jadwalan dalam hUbungannya dengan dorongan Japar
kin terjadi di an tara anggota keluarga individu selama siang interna imak (Jonnson, 2001)?
406 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Kebiasaan makanan, pengurangan diet, kepercayaan PRAKTIK BELANJA, PERENCANAAN, DAN


diet khusus, atau pola makanan berbasis budaya-seperti PENYAJIAN MAKANAN
praktik diet yang didasarkan pada pola Yahudi tradisional,
Meksiko, atau ltalia, atau praktik makanan khusus yang Bagaimana pengaturan belanja? Di mana makanan dibeli?
berdasarkan pada filosofi atau komitmen kesehatan seperti Apakah keluarga merencanakan waktu selama seminggu
yang dipegang oleh banyak vegetarian-perlu dihargai. atau beberapa hari yang sarna, atau mereka menjalankan
Memahami sistem nilai dan kepercayaait keluarga yang dasar makail-ke-makan, yang berbelanja untuk setiap kali
mendasari praktik makanan mereka juga penting dan ber­ makan atau satu kali pada waktu yang sarna? (Praktik yang
fungsi sebagai landasan yang sesuai untuk bekerja dengan terakhir jeJas merupakan cara yang tidak efisien dalam hal
keluarga di kemudian hari untuk modifikasi yang mungkin waktu dan uang.) Jenis batasan anggaran seperti apa yang
diperlukan. . ada daJam belanja makanan keluarga? Jika ada kebutuhan
lnformasi tambahan yang relevan dalam mengkaji prak­ makan, apakah keluarga menggunakan kupon makanan?·
tik diet keluarga meliputi kesadaran mengenai fungsi wak­ Apakah penyimpanan dan pendingin makanan adekuat?
tu makan bagi keluarga dan sikap keluarga terhadap ma­ Bagaimana cara biasanya makanan diolah (digoreng. di­
kanan dan waktu makan. Apakah keluarga makan bersama rebus, diml,lsak dengan microwave, dimakan dingin, ber­
(setiap waktu makan hanya makan malam, dsb.)? Apakah bagai cara)? Siapa yang bertanggung jawab untuk tugas
waktu makan (saat mereka bersama-sama),adalah penga­ belanja, perencanaan, dan persiapan makanan? Meskipun
laman sosial yang menyenangkan? Bagaimana waktu ma­ kita umumnya mengasumsikan bahwa ibu-istri bertang­
kan dikelola saat keluarga tidak makan bersama? Kapan gung jawab, kadang kala peran dibagi dengan pasangan
keluarga lebih menyendiri atau individualistik (masing­ danJatau anak yang leb.ih besar.
masing anggota keluarga melakukan. "pekerjaan"nya
sen~iri), junk food dan diet yang kurang adekuat sering
PRAKTIK TIDUR DAN IS'f1RAHAT KELUARGA
ditemukan? Ketika anggota keluarga tidak berkumpul se­
tidaknya .ulltuk makan malam, maka akan sulit bagi ke­ Tidur adaJah fungsi yang penting untuk kehidupan yang
luargauntuk berinteraksi dan saling berbagi, karena waktu berkualitas; tidur memenuhi beberapa kebutuhan psikolo­
makan sering kali merupakan satu kesempatan keluarga gis, seperti penyimpanan energi, perbaikan, dan perlin­
saling menikmati kekeluargaan dan membagi pengalaman, dungan terhadap kelelahan (Kick, 1996). Faktor utama da­
pemikiran, dan persaan yang penting dan menyenangkan. lam menentukan berapa banyak tidur yang dibutuhkan
. ApakaJ1 orang tua menggunakan pemberian dan penun­ anggota kefuarga adalah usia. Bayi baru lahir memerlukan
daan makanan sebagai hadiah dan hukuman? Ketika hal ini antara 16 dan 18 jam tidur yang terdistribusi selama setiap
terjadi, anak belajar mengasosiakan makanan dengan per­ 24 jam. Bayipada 6 bulan pertama kehidupan tidur secara
setujuan (cinta) atau pertidaksetujuan (penolakan). Pema­ progresif lebih banyak pada malam hari dibandingkan
sangan kebutuhan makanan dan sosial akan cinta dan pe­ siang hari, dengan kebutuhan selama 10 sampai 12 jam is­
nerimaan adalah keterkaitan yang tidak sehat, seperti yang tirahat pada malam hari dan biasanya dua sampai tiga kali
ditegaskan oleh konselor yang menangani kegemukan. sehari tidur siang sampai akhir tahun pertama. Todler akan

PeriyaJian

Makanan Jumlah Keterangan (Mis., Tempat, Aktivitas, Uang)

Sarapan
Kudapan
(antara waktu makan)
Makan siang
Kudapan
(antara waktu makan)
Makanmalam
Kudapan.
(antara waktu makan)

Gombar 16-3. Catalan hafian diet keluarga (calalan asupan diet keluarga selama tiga hari).
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 407
tidur 8 sampai 12 jam pada malam hari dan tidur siang satu Health Service's Healthy People 2010 (U.S. DHHS, 2000),
kali padasiang hari. Anak usia prasekolah membutuhkan aktivitas fisik dan kebugaran berada diurutan pertama.
10 sampai 12 jam tidur. Anak usia sekolah rata-rata mem­ Anjuran kesehatan masyarakat terbaru mengenai aktivitas
butuhkan 9 sampai 10 jam istirahat Hap malam. Kebutuhan fisik menyatakan bahwa setiap orang dewasa harus mela-'
tidur menurun selama remaja sampai sekitar 7,5 jam setiap kukan sebagian besar aktivitas fisik sedang selama 30
harinya. Dewasa muda dan pertengahan membutuhkan 6 menit sehari atau lebih,lebih dianjurkan, setiap hari (Burns,
sampai 8 jam tidur. Kebutuhan tidur lansia turun sampai 1996). Penelitian tambahan menunjukkan bahwa mereka
kira-kira 6,5 jam. Peningkatan keseluruhan status kese­ yang memenuhi standar ini dapat mengambil manfaat ke­
hatan, perbaikan status mental, dan peningkatan masa hi­ sehatan dan kebugaran tambahan dengan rrienjadi lebih
dup telah dihubungkan secara positi( dengan kebiasaan aktlf secara fisik atau dtmgan lebih bersemangat dalam
istirahat dan tidur yang teratur dan adekuat (Baker, 1985; beraktivitas pada kehidupan sehari-hari mereka (Dinger,
Bowden, Dickey, & Greenberg, 1998). . 1999; Pate et aI., 1995). Anjuran menekankan aktivitas fi­
Setiap keluarga memiliki pola tidur, meskipun pada be­ sik sebagai pengganti latihan, bagi beberapa orang yang
berapa keluarga pola ini mungkin tidak konsisten akibat sulit untuk menyesuaikan dengan jadwal harian mereka.
keramaian di rumah keluarga, perbedaan jadwal kerja dan Para ahli sepakat bahwa episode intermiten aktivitas fisik
sekolah, saki!, atau karena kebutuhan pemberian asuhan lebih bermanfaat dibandingkan gaya hidup kurang gerak.
seperti pada keluarga yang memiliki bayi baru. Pengkajian Untuk memenuhi anjuran tersebut, seorang individu harus
tidur keluarga harus dimulai dengan riwayat tidur. P~rawat mengakumulasi aktivitas' fisik dengan intensitas sedang se­
hamS mengkaji jika ada anggota keluarga memiliki kesu­ lama 30 meni!, sedikitnya lima hari dalam seminggu (Tabel
Iitan tidur (insomnia) dan jika demikian, tipe masalah khu­ 16-3). Studi menunjukkan bahwa orang dewasa yang me­
. sus apa yang ada-jatuh tertidur, atau terbangun lebih awal mulal aktivitas fisik setelah masa tidak aktif menurunkan
tanpa. dapat kembali tidur. Frekuensi dan keparahan in­ angka mortalitas jika dibandingkan dengan mereka yang
somnia harus didapatkan. Sering kali, kesulitan tidur akibat tetap kurang gerak (paffenbarger et aI., 1993). Ketika la­
pengaturan tidur yang tidak adekuat di rumah. Catatan ti­ tihan dan ak~vitas fisik termasuk dalam aktivitas keluarga,
dur yang sederhana yang disimpan oleh· masing-masing setiap orang dalam. keluarga mendapat manfaat, dan ke­
anggota keluarga dapat memberikan pemahaman tambah­ biasaan sepanjang hidup yang penting terbentuk.
an dalam mengidentifikasi gangguan tidur.
AKnVITAS· R£KREASI• .Manfaat. rekreasi keluarga dalam
Kurangnyapengetahuan akan kebutuhan tidur anggota
memelihara kehidupan keluarga yang sehat sec~ konsis­
keluarga, dan apa yang membuat rutinitas tidur yang baik,
ten dikenali dalamliteraturdan penelitianmengenai kelu­
dapatditemukan. Orang tua baru dapat bingung tentang
arga (Zabriskie & McCormick, 2001). Meskipun masing­
jadwal tidur bayi mereka yang tidak teratur. Lansia mung­
masing anggota keluarga mempunyai aktivitas waktu luang
kin kurang paham tentang kebutuhan tidur normal dan
khususnya sendiri, keluarga juga harus memiliki aktivitas
perubahan yang terjadi seiring dengan penuaan. Banyak
yang berpusat pada keluarga secara teratur yang membuat .
keluarga kuning pengetahuan mengenai pengaruh sedatif
semua anggota berbagi dan meningkatkan kehidupan me­
dan' obat-obatan yang diresepkan lainnya, obat-obatan
reka bersama-sama. Aktivitas ini dapat berupa aktivitas
yang dijua1 bebas, dan obat-obatan gelap pada tidur. Pe­
yang bersifat keagamaan, pendidikan, rekreasi, kemasya­
rawat harus mendapatkan informasi dari keluarga berkena­
rakatan, atau kebudayaan. Ritual dan perayaan keluarga,
an dengan kemungkinan etiologi gangguan pola tidur yang
paling umum diadakan selama liburan atau ulang tahuu,
teridentifikasi.
juga merupakan waktu yang penting saat keluarga ber-·
kumpul bersama guna memperbanii ikatan mereka dan
AKTIVITAS FISIK DAN REKREASI KELUARGA rasa keutuhan sebagai sebuah keluarga dan saling menik­
mati kekeluargaan.
Aktivitas fisik yang teratur meningkatkan kesehatan secara Aktivitas rekreasi merupakan aktivitas yang terpisah
umum. Aktivitas yang melibatkan banyak gerak atau lebih dari kewajiban kerja, keluarga, dan masyarakat serta in­
aktif dapat membantu mengurangi lemak tubuh dan risiko dividu melakukannya berdasarkan kehendak guna menda­
penyakit. Walaupun manfaat latihan fisik terbukti, 28% 'patkan relaksasi, pengalihan, pengembangan diri, atau
orang dewasa bergaya hidup kurang gerak dan 60% orang partisipasi sosial. Rekreasi keluarga akan menimbulkan
dewasa tidak terlibat dalam aktivitas teratur yang memadai pemeliharaan dan penguatan ikatan keluarga, bergembita
(CDC, 1999). Pola ini dipelajari semuanya terlalu dini. bersama, membagi perasaan, mengurangi tekanan, dan
Pada tahun 1997, tercatat bahwa 51% siswa SMA tidak memperbaiki perasaan anggota keluarga tentang keluarga
terlibat dalam. kelas olah raga fisik (CDC). Di antara prio­ mereka (Geha, 1985; McCown, 1996; Zabriskie &
ritas promosi kesehatan yang ditetapkan oleh U.S. Public McCormick, 2001). Keluarga harus didesak untuk menam­
408 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPER~WATAN KELUARGA

bahkan lebih banyak latihan, seperti mendaki, bersepeda, Aktivitas rekreasi yang melibatkan subsistem serta seluruh
berenang, dan permainan aktif secara fisik ke dalam ak­ keluarga dipandang sebagai kekuatan utama keluarga.. Ber­
tivitas rekreasi keluarga mereka. Aktivitas ini juga memi­ dasarkan pada pengkajian keluarga, ketika perawat mene­
Iiki manfaat dalam meningkatkan kebugaran fisik dalam mukan bahwa keluarga kurang dalam kohesif atau ikatan,
keluarga. kegembiraan menjadi keluarga, dukungan sosial, atau akti­
Perubahan nilai dalam masyarakat telah membuat kua­ vilas rekreasi, berada atau di bawah tekanan, peningkatan
litas hid up, kesejahteraan tingkat tinggi, dan pemenuhan aktivitas rekreasi dan waktu luang keluarga yang teratur
diri melalui kerja dan waktu luang lebih utama s.aat ini.· serta lebih sering mungkin diperlukan. McCown (1996)
Dalam keluarga saat ini, rekreasi berpusat pada keluarga mengidentifikasi peran perawat dalam meningkatkan re­
sedemikian rupa berkui-ang kepentingannya karena adanya kreasi aktif keluarga serta termasuk perilaku pemodelan,
kompetisi kesempatan waktu luang bagi individu dan memberikan pendidikan kesehatan, dan melakukan kon­
banyaknya keluarga yang memiliki dua orang tua yang be­ trak untuk perawatan diri klien. Oleh karena itu, perawat .
kerja. Akan tetapi, faktor lainnya juga menyebabkan re­ keluarga didorong untuk menjadi model peran yang baik
kreasi keluarga sebagai aktivitas keluarga yang bermakna: dalam hal gaya hidup sehat dan aktif yang memasukkan
liburan yang yang lebih panjang dan dibiayai, jam kerja rekreasi keluarga; bertindak sebagai pendidik dan konselor
yang lebih singkat, lebih banyak liburan akhir pekan yang kesehatan bagi keluarga yang membutuhkan peningkatan
lebih dari tiga hari, dan makin besarnya daya akses ke aktivitas rekreasi mereka dan waktu luang lainnya; dan
fasilitas rekreasi, setidaknya bagi keluarga yang mampu. menggunakan modifikasi perilaku serta melakukan kon­
Para peneliti juga melaporkan bahwa anggota keluarga trak sebagai satu mekanisme untuk membantu keluarga
yakin bahwa tidak cukup waktu yang dihabiskan dalam memperoleh pol a gaya hidup sehat seperti rekreasi dan la­
aktivitas waktu luang keluarga (Smith, 1985). Dari keluar­ tihan keluarga.
galah individu belajar menilai pola gaya hidup tertentu,
termasuk pencapaian rekreasi yang sehat seperti kegiatan POLA KONSUMSI OBAT TERAPEUTIK DAN
yang'mel.ibatkan latihan dan waktu luang serta kerja ke­ PENENANG, TEMBAKAU, DAN ALKOHOL
lompok/tim. Keluarga adalah konteks dibentuknya rekreasi DALAM KELUARGA
yang sehat, waktu luang, dan pola latihan (McCown,
1996). Konsumsi obat berlangsung di mana-mana di Amerika, de­
Penelitian' mengenai rekreasi keluarga berfokus pada ngan obat yang dijual.bebas paling sering digunakan (60
pengaruhpositif rekreasi keluarga pada pernikahan, ke­ sampai 70% waktu). Dalam masyarakat, tempat pit di­
puasaan,dan kesatuan keluarga, serta stabilitas pernikahan anggap sebagai obat bagi segala sesuatu dari masalah
(Hill, 1988; Smith, 1985). Sebagai contoh, Gerson (1960), seksual sampai sakit kepala, tidak heran jika masalah ke­
saat meneliti pasangan kuliah yang menikah, menemukan sehatan komunitas utama terjadi di praktik penggunaan zat
hubungan positif antara sejumlah faktor waktu luang dan Amerika. Penggunaan zat dianggap "bergaya" dan "keren"
kepuasaan pernik!lhan. West dan Merriam (1969) mene­ oleh banyak remaja, mahasiswa, dan warga dengan karir
mukan hubungan positif antara rekreasi di luar ruangan menengah, serta lansia. Praktik tersebut, dalam batasan
dan solidaritas keluarga. Hill, yang menerapkan teori pe­ sedang, dapat menyebabkan dampak yang relatif ringan
lekatan pada studinya, menemukan bahwa waktu rekreasi bagi kesehatan individu dan keseluruhan praktik kesehatan
bersama keluarga diduga sebagai stabilitas pernikahan. keluarga. Akan tetapi, penggunaan ekstensif zat ini dapat
memengaruhi kesehatan anggota dan keuangan keluarga,
Kelly (1978) menyimpulkan bahwa keluarga adalah
serta hubungan dan stabilitas keluarga. Profesional kese­
konteks sosial inti dari waktu luang. Ia mengamati bahwa
hatan harus lebih perhatian untuk membantu remaja karena
rumah adalah tempat yang paling umum untuk aktivitas
merokok, minum-minuman, dan penggunaan obat pene­
waktu luang, dan bahwa anggota keluarga adalah peserta
nang sering kali dimulai selama tahun-tahun ini.
umum untuk sebagian besar wak.tu luang tiap hari, akhir
pekan, dan Iiburan. Stinnett (1979). Otto (1973), dan OBAl YANG DIJUAL BEBAS DAN OBAl RESEP. Keluarga
McCubbin dan McCubbin (1988) memvalidasi peran menggunakan obat yang dijual bebas dengan jumlab yang
penting yang dimainkan aktivitas waktu luang keluarga da­ siginifikan sebagai sebuah alternatif perawatan profesional
lam kehidupan keluarga pada daftar kekuatan keluarga untuk masalah kesehatan yang tampaknya tidak terlalu
mereka-seperti menghabiskan waktu bersama, memiliki perlu untuk mencari bantuan medis, atau kondisi yang
minat yang sarna, bergembira bersama, dan memiliki tra­ dapat ditangani keluarga secara adekuat. Suatu survei
disi, perayaan, dan ritual keluarga. nasional menunjukkan bahwa setengah dari sam pel tersebut
Mempertahankan subsistem keluarga kuat dan berfung­ melakukan pengobatan sendiri untuk sakit tenggorok,
si secara efektif sangatlah penting bagi kesehatan keluarga. batuk, pilek, dan gangguan pencernaan dan asam lambung.
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 409
keluarga dan untuk tujuan apa. Dengan mengidentifikasi
TABEL 16-3
obat-obatan yang biasa digunakan oleh keluarga, pengkaji
dapat melihat kemungkinan efek samping atau efek inter­
ANJURAN AKTIVITAS FISIK
aksi yang membahayakan. Selain itu. penggunaan obat ju­
Pedoman: Akumulasi sehagian hesar aktivitas fisik dengan ga dapat memberi tahu perawat seSuatu tentang bagaimana
intensitas sedang selama minimal 30 menit, lehih keluarga danlatau anggota keJuarga mengatasi kejadian hi­
dian;urkan, setiap hari dalam seminggu. dup dan masalah kesehatan, serta bagaimana mereka men­
• Melakukan aktivitas 6sik sepanjang hari adalah pilihan definisikan sehatdan sakit.
yang masuk akal untuk mengatur secara terpisah Bet>erapa obat yang dijual bebas yang biasa diminum
periode waktu yang tidak mengganggu aklivitas 6sik oleh orang Amerika berpotensi membahayakan, atau se­
setiap harinya (mis., masing-masing 10 menit poda baiknya tidak perlu. Misalnya, penggunaan teratur laksatif
pagi, siang, dan malam had). .
dan pereda nyeri. Meskipun sebagian besar keracunan obat
• Contoh aktivitas 6sik dengan intensitas sedang termasuk yang fatal disebabkan oleh obat resep, dengan barbiturat
membersihkan rumah, menggunakan mesin pemotong menduduki posisi tertinggi. 20% disebabkan oleh obat
rumput dorang untuk memotong lapangan rumput,
yang dijual bebas. Pada keracunan obat nonfatal. aspirin
bermain golf (berjalan atau membawa tongkat
pemukul), dan berjalan cepat (4-6 km/jam). adalah penyebab tertinggi, terutama karen a kecenderung­
annya untuk menyebabkan perdarahan saluran cerna. Di
• Aktivitas Rsik harus dilakukan minimal lima hari dalam
seminggu. rumah yang memiliki anak kedl, obat dan zat berbahaya
lain hams disimpan di dalam wadah dan dalam lemari yang
• Meningkatkan aktivitas 6sik di luar 30 menit aktivitas
dengan intensitas sedang memberikan manfaat
aman dan tidak dapat dirusak anak. Hal ini sangat penting
kesehatan tambahan. karena insidens keracunan di antara anak keeil ·sangat
tinggi.
• Orang yang sebelumnya kurang gerak yang memulai
program aktivitas 6sik harus memulai dengan sesi Salah satu faktor penting yang menyebabkan keracunan
singka! (5-10 menit) dan secara bertahap melakukan obat adalah keeenderungan anggota keluarga lansia untuk
tingkat aktivitas yang diinginkan. menyimpan dan menggunakan kembali obattersebut ber­
• Orang dewasa yang mempunyai masalah kesehatan tahun-tahun kemudian. Banyakperawat yang pernah me­
kronik (mis., penyakit jantung, diabetes) harus rawat pasien lansia di rumah mereka menegaskan kenya­
berkonsultasidengan dokter sebelum memulai program taan tersebut bahwa keluarga akan menggunakan kembali
aktivitas 6sik yang baru. obat yang diresepkan beberapa tahun. yang lalu ..Banyak
dari·wadah obat inibahkan tidak tercantum nama dan dosis
Sumber: Diambil dari Pale et 01. (1995}.
obat. Obat tersebut mengalami perubahan sepanjang wak­
tu, dan, pada kondisi terbaik, menjadi tidak efektif. Ke­
luarga sering kali berhenti menggunakan obat-obatan lama
mereka untuk mengobati anggota keluarga yang mereka
Obat-obatan yang dijual bebas yang ada di rumah ditemu­
anggap mengalami gejala yang sarna atau serupa dengan
kan tidak hanya terbatas pada keluhan pencernaan dan
orang yang asalnya diberikan resep tersebut. Kemungkin­
pernapasan atas, namun juga mencakup masalah sistem
an diagnosis yang salah oleh keluarga menimbulkan ba­
tubuh yang lain, termasuk sistem saraf pusat, saluran kemih
haya selanjutnya.
dan kelamin, serta kulit (Roney & Nail, 1966). Pengobatan
Dalam mengkaji penggunaan obat oleh anggota ke­
di rumah juga sering kali digunakan sebagai suplemen
luarga lansia, sebagai bagian dari kunjungan kesehatan di
untuk terapi profesional. Terapi profesional sering kali
rumah, perawat harus menemukan cara bijaksana mengka­
diubah atau dimodifikasi oleh pasien, seperti yang terlihat
ji ulang jenis dan lama obat-obatan disimpan di rumah,
pada modifikasi ekstensif yang dibuat terhadap diet dan
Dengan melakukannya, perawat dapat melanjutkan dengan
regimen insulin oleh pasien yang menderita diabetes. Oleh
keluarga baik obat baru maupun lama dan penggunaannya,
karena itu, obat-obatan menggunakan· resep sering kali
yang dapat memengaruhi keluarga untuk membuang obat­
tidak diminum oleh pasien sesuai petunjuk. Satu studi
obatan yang lama danlatau tidak berlabel dengan tepat.
melaporkan angka penolakan sebanyak 50% terhadap obat­
obatan (Lin nett, 1970). PENGGUNAAN OBAT PENENANG. Penyalahgunaan obat
Sangat penting untuk mengkaji penggunaan obat-obatan mencakup penggunaan teratur kuantitas obat resep atau
yang dijual bebas dan menggunakan resep keluarga, ter­ terlarang, yang membahayakan atau mencederai., selama
utama untuk perawat yang bekerja di perawatan utama dan suatu periode waktu. Keluarga menjalankan pengaruh yang
perawatan kesehatan di rumah. Perawat hams menanyakan sang~t besar terhadap awitan dan keberlanjutan pola pe­
mengenai obat apa saja yang dim inurn oleh anggota nyalahgunaan zat oleh anggota keluarga dan memberikan
1
.~

~I
410 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

konteks bagi komunikasi pengetahuan, keterampilan, dan biasaya dihirup atau "diendus" melalui hidung dalam ben­

sikap mengenai penyalahgunaan zat. Penguatan sosial tuk bubuk putih dan diabsorbsi melalui membran mukosa

yang positif (diberi contoh oleh orang tua .atau anggota . hidung. Selain itu dapat diinjeksikan dalam bentuk cair,

keluarga yang dihargai karena pol a perilaku penyalah­ atau dapat dibakar setelah konversi kimiawi menjadi ben­

gunaan zat) dapat memainkan pengaruh sosial yang besar tuk mumi yang disebut sebagai "freebase" atau "crack."

dalam menyebabkan penyalahgunaan zat oleh remaja. Di Penggunaan kokain kompulsif dapat terjadi bahkan lebih

sisi lain, keluarga dapat sangat tidak mendukung penyalah­ cepat jika zat dibakar daripada dihirup melalui hidung.
gunaan zat dan secara terbuka mengomunikasikan bahwa Perkiraan penggunaan heroin dari National Household
penggunaan obat terlarang· bertentangan dengan nilai Survey on Drug Abuse (U.S. DHHS, 1996) dianggap sangat
keluarga. konservatif akibat kemungkinan cakupan penduduk peng­
Anggota keluarga yang mengalami ketergantungan obat guna heroin yang tidak adekuat. Perkiraan prevalensi peng­
paling sering membutuhkan terapi khusus agar pulih. guna heroin seumur hidup secara umum tetap berkisar se­
Kisaran terapi yang luas tersedia melalui entitas publik banyak 2 juta sejak tahun 1979, dan tidak ada perubahan
atau swasta. Sentra terapi pemulihan yang memasukkan signifikan di tahun-tahun terakhir yang terdeteksi. Jumlah
keluarga ke dalam rencana perawatan mereka lebih efektif perk iraan pengguna tetap heroin adalah 117.000 pada ta­
dalam terapi mereka terhadap pelaku penyalahgunaan. hun 1994 dan 196.000 pada tahun 1995. Perhatian utama
Pada tahun 1999, sekitar 14,8 juta orang Amerika (6,7% terkait dengan pengguna obat-obatan heroin intravena ada­
dari mereka berusia 12 tahun atau lebih) adalah pengguna­ lah peningkatan risiko terkena AIDS. Sejak I Januan,
tetap obat-obatan terlarang. Jumlah ini lebih rendah kira­ 1989, data dan National Institute on Drug Abuse menun­
kira seperempatnya dari tahun 1979 dengan tingkat puncak jukkan bahwa 30% kasus AIDS melibatkan penyalahgu­
pengguna-tetap sekitar 20 juta, selain juga belum menun­ naan obat-obatan IV. Kaum minoritas diwakili secara ber­
jukkan tingkat yang sebenamya tetap konstan sejak tahun lebihan pada pengguna obat-obatan IV. Diantara pengguna
1992~ Beberapa kecenderungan penurunan telah dicatat obat-obatan IV yang heteroseksual, jumlah yang tidak
selama beberapa tahun terakhir pada remaja usia 12 sampai proporsional (80%) dan pengidap AIDS adalah keturunan
17 tahun, yang menurun dari 11,4% pada tahun 1997 sam­ Afrika-Amerika dan Latin.
pai 9,0% pada tahun 1999 (CDC, 1999). Pembahasan yang Metamfetamin, disebut juga sebagai "crank," "meth,"
dilanjutkan dengan rangkuman masalah berkaitan dengan atau "speed," pemah dikaitkan dengan pekeIja kasar dan
bentuk obat-obatan terlarang yang paling sering digunakan geng sepeda motor, saat ini mengalami peningkatan popu­
di kaji diAmerika Serikat. laritas di kalangan mahasiswa perguruan tinggi dan profe­
Marijuana sejauh ini adalah obat yang paling sering sional muda. Perkiraanjumlah orang yang pemah mencoba
digunakan oleh pengguna obat-obatan terlarang; sekitar metamfetamin dalam hidup mereka adaJah 4,7 juta orang,
77% pengguna tetap obat-obatan terlarang adalah peng­ 2,2% dari jumlah penduduk pada tahun 1995. Pada tahun
guna marijuana atau ganja pada tahun 1995. Antara tahun 1994, perkiraannya telah mencapai 3,8 juta (U.s. DHHS,
1994 dan 1995, angka penggunaan marijuana pada remaja 1996). Bentuk metamfetamin yang menakutkan adaJah
usia 12 sampai 17 tahun meningkat dari 6 sampai 8,2%. pendatang baru yang disebut ice. Diproduksi dalam bentuk
tren yang terus berlanjut yang dimulai selama tahun 1992­ seperti batu, ice dibakar. Obat masuk ke dalam tubuh Jebih
1993 (U.S DHHS, 1996). Pada tahun 1995, sekitar 9,8 juta cepat dan pengaruhnya lebih bertahan lama dibandingkan
orang Amerika adalah pengguna-tetap marijuana atau dengan kokain. SeJain itu juga disebut sebagai cyrstal
ganja.Hal ini mewakili 4,7% penduduk yang berusia 12 meth. sering kali tidak berbau, tidak berwama, dan tidak
tahun dan lebih. berasa.
Obat terlarang kedua yangsecara luas digunakan adalah Halusinogen seperti lysergic acid diethylamide (LSD),
kokain. Pada tahun 1994 dan 1995, sekitar 1,5 juta orang fenisiklidin (PCP), mescaline, dan peyote terns menjadi
Amerika adalah pengguna tetap kokain. Jumlah ini me­ masalah signifikan di Amerika Serikat. Pengguna kronik
wakili 0,7% penduduk yang berusia 12 tahun atau lebih. obat-obatan ini melaporkan kehilangan memon, kesuJitan
Angka penggunaan kokain telah menurun dari 5,7 juta pa­ bicara. depresi, dan penurunan berat badan. Ketika dilaku­
da tahun 1985 sampai 1,4 juta pada tahun 1992, namun kan uji psikomotor, pengguna PCP cenderuog kehiIangan
semenjak itu agak meningkat (U.S. DHHS, 1996). Sebagian keterampilan motorik halus dan memori jangka pendek,
besar klinisi :memperkirakan sekitar 10% yang awalnya serta terjadi gangguan alam perasaan. Angka pengguna te­
menggunakan kokain "untuk hiburan" akan terus meng­ tap halusinogen meningkat dari 0,5% pada tahun 1994
gunakan kokain dengan serius dan berat. Kokain adalah sampai 0,7% pada. tahun 1995. Diantara remaja usia 12
satu dari candu yang paling kuat dan obat-obatan yang di­ sampai 17 tahun, angka tersebut meningkatdari 1,1 % sam­
salahgunakan dan tersedia dalam beberapa bentuk. Kokain pai 1,7% (U.S. DHHS, 1996).
BAB 16 FUNGSf PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 41 1
Selama survei pada tahun 1998 sampai 1999 (Turner, lIifikan sejak tahun 1994 pada semua kelompok usia (U.S.
1990), ditemukan bahwa penggunaan inhalan, dan peng­ DHHS, 2000). Keturunan Eropa-Amerika memiliki angka
gunaan obat-obatan psikoterapi nonmedis seperti seda­ penggunaan alkohol tcrtinggi sebanyak 56%. Angka untuk
tif, tranquilizer, stimulan, dan analgesik, menurun sampai keturunan Afrika-Amerika dan Hispanik-Amerika adalah
kurang dari 2% penduduk, agak lebih tinggi pada wan ita 45 dan 41 %, secara berurutan. Pria lebih cenderung banyak
daripada pria. minum dan menjadi pcminum berat daripada wan ita.
Berlawanan dengan pola penggunaan tembakau, semakin
PENGGUNAAN TEMBAKAU. American Cancer Society tinggi tingkat pencapaian pendidikan, semakin cenderung
memperkirllkan bahwa merokok dengan sigaret adalah pe­ penggunaan alkohol (U.S. DHHS, 1996). Faktor lain yang
nyebab satu dari lima kematian di Amerika Serikat, atau terkail dengan penggunaan yang tinggi pada remaja,
lebih dari 430.000 kematian per tahun (CDC, 1999). Me­ ketidakhadiran ayah di rumah, dan tidak aktif di sekolah
rokok dengan s.igaret adalah penyebab utama kematian (mis., tidak berpartisipasi pada aktivitas sekolah dan
yang tidak dapat dicegah di Amerika Serikal (Manley, aktivitas ekslrakurikuler) (Parker, Calhoun, & Weaver,
1996). Oiperkirakan 66, 8 juta orang Amerika usia 12 2000). Lebih dari setengah orang dewasa Amerika memiliki
tahun atau lebih menggunakan produk tembakau pada anggota keluarga dekat yang mengalami atau pemah
tahun J999. lumlah ini mewakili angka merokok sebanyak mengalami alkoholisme, dan salu dari empal anak yang
30,2% penduduk. Tidak ditemukan adanya perbedaan sig­ usianya lebih mud a dari 18 tahun terpajan oleh penyalah­
nifikan ras atau etnisitas dalam angka merokok. Tingkat gunaan alkohbl atau ketergantungan alkohol dalam kelu­
pendidikan memengaruhi angka merokok seperti yang arga (U.S. DHHS, 2000).
ditunjukkan oleh penurunan konsisten angka merokok da­
Hampir separuh dari kematian akibat kecelakaan ken­
lam kelompok dengan pendidikan yang lebih tinggi (U.S.
daraan bermotor terkait dengan alkohol. Terdapat bukti­
DHHS, 2000). Setiap hari, hampir 3.000 remaja usia 18
bukti penting bahwa minum minuman lerkait dengan ke­
tahun atau kurang menjadi perokok sigaret setiap had.
kerasan, dengan hampir satu daIi empat kekerasan yang
Pa<}a tahun 1997, 36% siswa SMA merokok, dengan
dilaporkan bahwa pelaku lelah minum minuman sebelum
renlang yang dilaporkan mulai 17% di Utah sampai 47% di
melakukan kejahatan (U.S. DHHS, 2000). Biaya ekonomi
Kentucky (CDC). Penurunan signifikan (kira-kira 3%) da­
untuk penyalahgunaan alkohol diperkirakan sekitar $184,6
, lam penggunaan sigaret pada remaja telah tercatat dalam
milyar pada tahun 1998. Biaya perawatan kesehatan untuk
survei baru-baru ini (U.S. OHHS). Faktor yang terkait de­
penyalahgunaan alkohol diperkirakan sekitar $26,3 milyar,
ngan kaum remaja yang menggunakan produk tembakau
dan penurunan produktivitas kelja diperkirakan sekitar
mencakup keterganlungan nikotin, sikap masyarakat ten­
$134,2 milyar (U.S. DHHS).
tang merokok, pengetahuan akan akibat terhadap kese­
hatan, pemasaran tembakau, dan pengaruh ternan sebaya Minllm alkohol dalam jllmlah berlebihan meningkatkan
serta orang tua (CDC; Ragon & Mouzon, 1999). risiko penyakitjantllng koroner, hipertensi, stroke, penyakit
hati kronik, beberapa jenis kanker oral-faring, pcnyakit
Penggunaan tembakau meningkatkan insidens serangan
neurologis, osteoporosis, defi.siensi nuuisi, dan banyak
jantung dan stroke, pneumonia dan penyakit paru lainnya,
gangguan lainnya. Bahkan minum dalam jumlah sedang
serta bahkan kematian bayi dengan berat bad an lahir ren­
mcnyebabkan risiko ganggllan koordinasi neuromotorik
dah yang memiliki ibu perokok memainkan peranan sig­
dan penilaian (mis., mengendarai kendaraaan bermotor,
nifikan dalam memperJambat perkembangan bayi mereka
bekclja dengan mcsin, dan mengendarai kapal alau pesawat
yang belull1 dilahirkan. Pada tahun 1997, biaya medis lang­
terbang). Konsumsi alkohol selama kchamilan dapat mem­
sung yang terkait dengan merokok lebih dad $50 milyar,
bahayakan janin, menyebabkan berat badan bayi lahir ren­
atau sekitar 7% dari biaya perawatan kesehatan total di
dah, dan menyebabkan sindrom alkohol janin.
Amerika Serikat.
Onlam kebiasaan mengonsumsi obal-obatan, perawat
PENGGUNAAN ALKOHOL. Alkohol, bahaya dari gay a hi­ kelllarga harus mengkaji penggunaan obat-obatan dan kon­
dup lainnya, dikollsumsi oleh orang Amelika lebih ban yak sumsi kafein, asupanalkohol, serta obat penenang. Me­
dibandingkan obat-obatan lainnya, termasuk penggunaan rokok dan mengonsumsi alkohol hams dikaji dalam hal
tembakau. MenulUt data nasional, sekitar 165 juta orang siapa, berapa ban yak, kapan, dan dalam situasi atau kon­
Amerika (47,3%) melaporkan penggunaan tetap alkohol. disi apa mereka mcnggllnakannya. Apakah penggunaan
Sekitar 14 juta orang Amerika (7,4%) memenuhi kriteria tembakau atall alkohol oleh anggota keJuarga dirasa seba~
diagnosis untuk penyalahgunaan alkohol atau alkoholisme. gai masalah? Oi antm'a anggota yang minum alkohol, apa­
Sekitar 45 juta orang ter]ibat dalam pesta minum minum­ kah konsumsi alkohol mengganggu kemampuan mereka
an, dan sekitar 12,4 juta orang Amerika adalah peminum dalam beraktivitas? Bcrapa lama kondisi ini berlangsung?
berat. Angka penggunaan alkohol tidak berubah secara sig­ Bagaimanapola milIUm mereka di masa Jampau?
-.'.
"'-.... ....
"
412 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

PRAKTIK PERAWATAN DIRI KELUARGA ban langgung jawab perawatan kcsehatan bagi anggota
yang Icmah alau yang mengalami masalah kesehatan yang
Ketika mengkaji sebuah keJuarga, khususnya keLika ang­
berat dapal mengalami tingkal ketegallgan fisik dan emo­
gota keluarga mengalami masalah kesehatan, perawaL
sional yang linggi. Beban linallsial juga menyebabkan ke­
harus mcngkajl kemampuan keluarga untuk ll1emberikan
legangan keluarga. Studi menunjukkan bahwa pembcri
perawatan diri, motivasi keJuarga. dan kOl11petensi aktual
asuhan wani!a cendcrung menunjukkan lingkal stres yang
dalam menangani masaJah kesehatan. Keluarga perlu me­
lehih linggi dibandingkan pria. Anak dewasa perempuan
miliki pemahaman mengenai status kesehatan dan/alan
yang memberi asnhan khususnya Lelah ditemukan mcng­
masaJah kesehutannya sendiri serta langkah-Iangkah khu­
alami konflik keluarga dan masalah rllmah tangga yang
sus yang diperlukan untuk memperbaiki atau memelihara
lebih besar, khuslisnya jika mcrcka menikah dcngan anak
kesehatan keluarga dalam upaya tanggung jawab Lerhadap
yang kClcrganlungan (Bass & Noe\ker. 1987; Cantor,
perawatan dirinya sendiri (Johson, 1984). Praktik pern­
1998).
watan diri melibatkan praktik penccgahan, dan diagnosis,
terupi di rumah terhadup l1lusulah kesehatan yang umulll
dan minor yang sifatnya dapat diatasi, serla sCl11ua prose­ PRAKTIK LlNGKUNGAN DAN HIGIENE
dur dan tcrupi yang diprogramkan untuk perawatan pe­
nyakit anggota keluarga. Sebagai conloh, keluarga dapat Praktik lingkungan terdiri atas kebiasaan alau pola yang
memberikan pcngobutan, dengan menggunakan apJikasi seeara posilif alau negatif memengaruhi status kesehatan
khusus. mengganti balutan. dan menjalankan latihan dan keluarga atau anggotanya. Sebagai eontoh, apakah secara
diet khusus. teratur keluarga terpajan oJeh asap, herbisida. asbes, tim­
Banyak studi lelah menunjukkan manfaat partisipasi bal, utau zal berbahaya lainnya? Polusi suara juga dapat
individu dalam aklivilas skrining tahuoan, Illisalnya, ak­ menimbulkan bahaya, serla polusi air dan radiasi. Semakin
tivitas skrining untuk mendclcksi kanker. Akan tetapi. pe­ banyak bukti yang menunjukkan efek merllgikan pajanan
. manfaaLan layanan pencegahan lerscbut masih relatif ren­ jangka panjang dan derajat rendah kebisingan serta bahan
dah, Sebagai contoh, pada lahun 1997-1998. hanya 30% kimia dalam udara, air, dan makankita. Pembahasan me­
orang Amerika yang berusia 50 tahun atau lebih yang men­ ngcnai masalah lingkungan yang berhubungan dengan ru­
jalani sigmoidoskopi (mendcteksi polip prakanker dan mah, lingkllngan sckilar, dan komunitas disajikan dalam
kanker kolorektal), dan hanya 27% wanila Amerika yang Bab 9.
melaporkan telah mcnjalani skrining mamograli (CDC. Praktik higelle dan kebersihan keluarga juga dapat di­
1999). pertimbangkan sebagai bentuk dari praktik lingkungan.
Seberapa adekuat keluarga Illampu memcgang tang­ Mcskipun kebcrsihan bukan "derajal beriklltnya dari ke­
gung jawab tcrapi ini') Pcrkiraan dari literatur mclaporkan bajikan." terdapal bebcrapa kebiasaan sehat umum yang
bahwa 75 sampai 85% dari semua perawatan keschalan di­ mcngurangi kemungkinan infeksi dan penyebarannya:
berikan oleh senairi atau keluarga, dengan perawalan diri I. Meneuei langan sebeJum makan dan seteiah dari ka­
sebagai respons penyakit yang paling domimm pada po­ mar maneli.
pulasi Jansia (Hickey, 1988). Presentase ini bC11ahan baik
2. Mcnggunakan handuk yang berbeda unlllk masing­
pada orang yang memiliki alau lidak memiliki akses ke la­
mnsing anggola keluarga. Ketika ada kondisi kulit
yanan kesehatan profesional (Levin, Katz, & Holst 1(76).
yang infeksi sepcrti skabies atau impeligo, penggu­
Tidak ada data akLual yang menllnjukkan bahwa pcrawalan
naan handuk bersama dapal 1l1cnjadi jalur infeksi.
diri yang dilakllkan orang awam kurallg efektif dibanding­
kan perawatan profesional (yang cfcktif sekilar 95%), alau 3. Minum dari cangkir dan geJas yang berbeda yang
kurang berbahaya (perawatan profesiollal melibalkan 20% bcrsih. DaJam kcluarga yang memiliki beberapa anak
efck saki[ iatrogenik dan 4 sampai 11 % komplikasi akibal dan ibn yang tcrlalu banyak pekcl~iaan dan beban.
infeksi nosokomial) (Levin, J 977). pcnggunaan botol bayi dan eangkir bersama umum
Pengkajian mengenai kemampuan perawatan did kelu­ lerlihal.
arga, yang berfokus pacta pengetahuan keiuarga, motivasi, 4. Mancil clan kcbersihan. MeskipLlI1 hal ini pasti di­
dan kekuatan atau koordinasi keterampilan motorik yang butuhkan, perawat berbasis komllnilas teJah sangat
diperlukan untuk mclakukan lugas perawatan fisik, mCI11­ rncngkrilik keluarga yang mereka kunjungi dalam hal
berikun landasan untuk evaluusi kebuluhan akan intervensi dcrajat kebersihan keluarga. Kita perlu lebih cermat
keperawatan. DaJam lllengidentifikasi kekuatan. ~umber. membedakan antara praktik higicne keluarga yang,
dan pOlensi keluarga, perawat tidak boJeh mercmehkan ke­ pada kenyataannya, berbahaya bagi kcschatan dan
mungkinan pengaruh pembcrian asuhan yang menimbul­ praktik yang berlenlangan dengan kehiasaan dan pe­
kan tehman pada unit keluarga. KeJuarga yang mengel11­ ri laku kita namun tidak membahayakan.
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 413
Praktik yang aman juga dapat dimasukkan di bab ini, tanan lerhadap penyakit tertentu sesungguhnya dapat diku­
namun telah dimasukkan dalam Bab 9 sebagai bagian dari rangi jika suatu upaya dibuat untuk memperkecil faktor­
data lingkungan. faktor risiko dengan memperbaiki gaya hidup seseorang
dan mencari perawatan kesehatan pencegahan secara
rulin.
TINDAKAN PENCEGAHAN BERBASIS
Apa yang seharusnya dimasukkan ke dalam pengkajian
PENGOBATAN
kesehatan tahunan orang dew as a yang sehat? Standar telah
ditetapkan unluk popu\asi pediatri dan orang dewasa
PEMERIKSAAN FISIK TAHUNAN. Meskipun pemeriksaan umum. Gambar 16-4 memberikan sebuah contoh bagan
fisik tahunan dapat mendeteksi penyakit tahap awal bah­ usia untuk pemeriksaan kesehatan berkala pada populasi
kan jika tanpa adanya gejala, terdapat kontroversi yang orang dewasa umum. Kisaran luas dari bagan tersebut ter­
perlu dipertimbangkan berkenaan dengan apakah pemerik­ sedia pacla American Academy of Family Physicians
saan tersebut efektif jika dilakukan untuk sklining rutin (www.aap. org).
orang yang asimtomatik. Oleh karena itu, terdapat sedikil Apa perasaan keluarga mengenai menjalani "pemerik­
sekali bukti ilmiah bahwa orang yang sehat mengalami saan fisik" saat mereka sehat'! Praktik keJuarga di masa
hasil akhir yang lebih baik sepcrti hasil pemeriksaan fisik lalu mungkin ukuran perasaan mereka; meskipun begitu,
kepala-sampai-kaki. U.S. Preventive Services Task Force kurangnya perawatan diri yang berkaJa juga dapat disebab­
menyimpulkan bahwa klinisi perawatan kesehatan hams kan sUlitnya aksesibilitas terhadap, pengabaian terhadap,
memberikan kebanyakan waktu mcreka selama pertemuan dan/atau biaya layanan tersebut. Agar mcmastikan alasan
tahunan berbicara dengan klien mcngenai pelilaku dan di balik tidak lakukannya pemeliksaan kesehatan, perta­
gay a hidup sehatdibandingkan dengan melakukan prosedur nyaan yang Jebih langsung mungkin diperlllkan.
dan pcngujian pemeriksaan fisik (Woolf & Lawrence,
1996). PEMERIKSAAN PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN.
Pengkajian kesehatan harus ditambah dengan pemeriksaan
Di sisi lain, promosi kesehatan yang selcktif/pemerik­
penglihatan dan pendengaran. Hal ini khususnya penting,
saan fisik berbasis pencegahan penyakit dengan waktu
karena glaukoma dan kehilangan pendengaran dapat di­
teratur dan berkala, serta disesuaikan dengan usia, ras. dan
deteksi serta biasanya dapat diobati secara efektif atau
jenis kelamin klien, penting dan memenuhi beberapa tuj­
dapat dicegah. Anak hams mendapatkan pemeriksaan
uan. Hal ini memberikan informasi yang diperlukan untuk
penglihatan dan pendengaran berkala sebagai bagian dari
bersama-sama menentukan dengan klien ten tang rencana
perawatan masa bayi dan prasekolah mereka yang baik.
pemeliharaan kesehatan. Pengkajian kesehatan peneegah­
SeJama mas a sekolah, uji Snellen dan Sklining kasar pada
an mengidentifikasi faktor-faktor risiko terutama untuk
anak dilakukan secara berkala untuk memeriksa masalah
individu; sebagai contoh, seorang dewasa yang merokok
penglihatan yang umum. Karena kesulitan pendengaran
harus diberi konseling mengenai faktor-faktor risiko jan­
dupat menyebabkan masalah perilaku dan bel~jar yang
tung. Rasionalnya adalah bahwa orang dengan profil kese­
serius di sekolah, anak harus seeara rutin mengikuti uji
hatan tersebut memiliki risiko penyakit jantung dua kali
audiometrik sela01a masa awal sekolah. Praktisi perawatan
lipat seperti individu yang tidak merokok dan tidak me­
primer juga harus meJengkapi skrining kasar untuk pen­
l11iJiki riwayat penyakit tcrsebut dalal11 keluarga.
dengaran selama kunjugan perawalan anak yang sehat
Faktor risiko genetik utama berkaitan clengan hcriditas, (Green, 1994).
jenis kelamin, ras, dan usia. Misalnya, individll yang me­ Orang dewasa yang menggllnakan kaca mata mem­
miliki riwayat keluarga penyakit jantung pada usia berapa butuhkan pemeriksaan mata tahunan, kecuali pembahan
. pun atau diabetes memiliki peningkatan kecendel1lngan penglihatan terjadi lebill awa!. Bagi orang dewasa dengan
mewarisi predisposisi terhadap penyakit tersebut. Berkat penglihatan normal, cukup dengan pemeriksaan setiap
hormonal mereka, wanita pramenopause cenderung lebih dua tabun. Pemeriksaan mat a hams mencakllp pengujian
sedikit mengalami infark miokard dibandingkan pria dalam tonometri untuk l:nendeteksi glaukoma, yang dianjurkan
kelompok umur yang sama. Keturunan Afrika-Amerika teratur per tahun bagi semua orang dewasa di at as usia 40
memiJiki kemungkinan menderita hipertensi dua kalilebih tahun. Jika keluarga tidak mengenal seorang spesialis
banyak dibandingkan orang kuht putih, dan umumnya, mata untuk dihubungi, akan sangat membantu meninjau
semakin tua mcreka terserangnya maka sel11akin besar ke­ bersa01a keluarga, pel'bedaan dalam hal pelatihan dan
mungkinannya mengalami penyakit kronik. fokus dari ahli optik, optomeri:>, dan oftalmolog is. Jika,
Akan tetapi, hal ini tidak menyiratkan bahwa faktor­ saat mendapatkan riwayat medis kelual'ga, perawat me­
faktor risiko di atas adalah pertimda peristiwa di masa yang nemukau riwayat gJaukoma dalam kelllarga, ia hanls me­
akan datang yang tidak dapat dihindari. Bahkan, keren­ nekankan pemeriksa[!n mata tahunan bahkan lebih keras,
414

Table 3 General Adult Population


Cuni<"al pn:\"Cnth'l: Mni('('S rorudult!4." busC'd on (he AA...·P Sun.nary of t"olic), RC('"OIllllcod"tion.c. ror Pcri.. dk Bealtb
Exaoi:nations

18 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
SCREENINGS
,.
~ 6l0oo PRESSVR!:
H£JGtIT & \\'ElGtIT
~ LIPID DlSORllERS (m..) €){I'tlt1l • •lJTll.gd f"old_" .lIonf;nll1\S \'>UII ddesurOllllf\d ttIX c.bo&ettfl'oi
~ UPiD DISORDERS (...... en) mt,l:'t" .. .."ltt"'.l!HW.~~_..ri ..... JIOI.#4-M'WIfJ
®ow --.... ............
,.
~ COlOReCTAl CANCER
\/ISIOO
f(M:' : _.....1 r.~':If:Y

® P. lam Sn$~ acutty m'W>&


'''':0'4<(<1(2

~ HEMING ill Q::JMkh tJl»Jl h e !t'f!'ment


WOOl...:
,.,.
~ BRtAST CAtICER
CElMCAl CANCER
CHlAMY()IA

COUNSELING
,. 08ESlT'I ~t4lJ) mao n• air..: 3(19 fl:,Jt'~tRftCSIIj
,. CoRQN.t.RV Al!TEI!'i DISWE ®cmw lft~Mnfttftt Rml vd erSt pI pryw••tzfq",
I'fl'ERT£NS'ON. OflESITY. DIABETES
.,,!
,. ACCIDOOAl "'IJIl'f
,. AUT()M08llEACODEIITS
~'A\ ecpt9f!• • fI.y
~)~~uI row~ c)'jt'.l.cn 4;0\11
N<:l.1'\of. \...:11',""", Wt'o':.-;.-.* to ...-.:... ,...loe ...... i _ _ ........ lt~ Q\l"1n , .... ,. ......-c>of./4':':l_ ...I....., .....~\
;1,1.*\W' of aa".fI! .,..h.l. \nt~ i
~

,. STD, ®c"""'" '"'"0'.''' "'STD. "" " .... r'.."" ~"" ~

,.,. """"...:
OSTEOPOROSIS ®Cau'lU; \q mMlMI ~'JatG Uic,u..>n ~ tYl'\ en 11 m dckt I:;:)
"';fl
,. ",OTllERS Of IIlf/</fTS
mMEI'l 1'tANN",e 10 SeCOM£
.&~;~ ,..,f,)"'1:1 uto"at! 4111l,!!,t (; 1'1)(11'111\1 <>f
Cj)f't.na.t..J. 0 ... · O.$tnjl::!at ~,~ ~.d ~Ij/lta~!)': ;.,..., 1iIt'-1 tM"r'rl p".i;II~ ,~, 'to-""1"' ",,1rl~'~.,(\lr""*"""1J i
~
fll£GI'lANT '
~MEN NOT PlANNING A ~
,.
,.
PflEG/WKY
6R!.AST CANCER
PERHIENOPAUSAl 'M>MEN
®(:i)o.j"ll~ fotg:t""~.et:lJ('I"~:rtd ~ ofm~ot':.()tIl
4D"'(tm~/wl reg~~1 t:'I«':?fX(UI(I'l(\ll"\i
i
,. "1..:
f>RQSTAT£ CANCER

,.,.,.
r:~&;~.(.:t VJ9"~';
PAR!:IITSI'oI<O $MOKE
TOTW:CO VSERS 6) Yc¢Y.(O t.en3t€!ft COU'W,.,? 0.' ,,:W! t·,u·,
PATlENTS DESIRING '0 Qtirr El.)tj;scun f:1.. :r~?jlt::n 3., M.;f"(;lkt \f'"'o.,-; ('ifHi'lt.;Otl
... RlSl< Of TOTW:CO USf
t ·........--t;: .......... l1.:(..... ·~I'""I""""""'.,,:··_r.~r.... :~P" ... ''"'',.~ ..·;)_._r:-f .. ';iJUS\.:...~l

~ ~~, ...:I>........·.1-:;ttt"... ;.~!:·,;"·"~ ..."(p-_ _·t.""·~T .... ·"'I"'•.....,.." ....'M:.,.. .. :<,1_""~;)w'\I<l

Women planning to become pre!ll1ant ,,110 h a 'e n<'1 had a pre,;ous prepnancy a ffecled oya neural
tube defect

Women nOl planning a pregnancy !>UI 0 f cll 'tItJ""aring potent iCl I,,110 h a ,,, not pre,iouslyhad a oao)'
will> a neur.lm"" <ldeet

® Stron~)' Rtc~'"m"nd:

Good qUl lity I? vidence (!xi~ts \\11;:1) O! monstr.:H~~ sU bs[ ant m! nel hl\ndlt o\'er harm: the intL'(\cntion is perce hed to he

co~t elTccthc and ;jcCepl;j~le to nearlpllpalielll$.

® RceonIl..,nd,

Alth Qugh ev1dcn<.:c exists Voll ich {~mnn:;tmtc$ net Pen!.! fn, ~ttherthl~ t"lcncfill:\ on Iym o<kratc in magoiluO! or the

c,idence support ing a ,u~"antia I ~ene fli i"lO Iy fa ir, Th~ int,'rwnt ion i, I"'rceiwd to be cosl effect he and nccept able

to 11I0st p~t ;"'llIs.

. . No Reconwltcndlltion Eitht'rForor/\~Min.. t:

Either good (lr fa irc\~den{."C exist!'. of 31 k ,l ~ a sma It net nCf)rfH. C O$t~l~ffectl\'cne~s maynol hC' kno\\u orpnlienl:\may

be divicJ.!d about acceptabilityof IIle intenCnlion. .

e RcconlnrendAjtai.l.'\t,

Good or fairc\'idcnce \\hien demonFttmh!5t10 net h;.!ncfu o\\!-fh:lmL

o Insuffici.ntE>idence to R«ommtl1d EitherVoruAjta;""I:

No evidence of c\Cn fa irqu a tilYI!Xlsts Of 'he <:':<i~itl8-Cvl~ncC 1$ cooflkting. .

.Gombar 16~4.B~gan· usia untukpJm~riksciari k~;ehota~berkala: Popukisidew01>9 dan ~miJm. (Sumber:American


Academy of Family Ph)'1'iCidilS (200 1):, Bogon usia ~tukpemerikSaan kesehcifc:mber'k?la;Tersedia podo: www.aafp.org/
exam/table3.htnil) ..' , ..' ' i . ' .• '. ' " ~",'
:~;K
,
, • ,

.....
" .
BAB 16 FUNGSf PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 415
karena saat ini ada banyak bukti mengenai insidens
. glaukoma yang tinggi pada sauara kandung dan keturun­ TABEL 16-4
. annya dibandingkan dengan penduduk lainnya (Perkins,
1973). ANJ~RAN IMUNISASIP4DA MASA
Meskipun orang dewasa yang asimtomatik mungkin .KANAK~KANAK .
tidak membutuhkan pengujian audiometrik tahunan, jika
Hepatitis B .
kesulitan pendengaran nampak atau individu berisiko ting­
gi, pengujian rliindikasikan. Kehilangan pendengaran yang Difteri I· tetanus! dan.pertusis
progresif dapat terjadi akibat pajanan terhadap tipe kebi­ Haerhophilus inflvenza tips B
singan tertentu. Jika klien terpajan oleh tingkat kebisingan Polio yang dilionaktifkan
tinggi di tempat kerja atau di rumah,perawat harus me­ Konjugat pl1eUmbkokus . . . .
nanyakan penggunaan pelindung telinga pada Idien dan Campak, parotitis, d~n rubElla
pemeriksaan pendengaran yang terakhir. Kehilangan pen­ Ca<.;ar
dengaran juga dapat terjadi seiring dengan pertambahan
Hepatitis A Idi are<:! terteritu)
usia, akibat insufisiensi vaskular pada koklea. Perokok
memiliki kecenderungan kehilangan pendengaran yang le­
bih besar dibandingkan yang bukan perokok, karena me­
rokok mengurangi suplai darah akibat vasospasme yang Ketika melengkapi pengkajian status imunisasi anggota
diinduksi oleh nikotin, akibat penyempitan pembuluh ate­ keluarga, jenis imunisasi yang didapat, tanggaI, dan reaksi
rosklerotik, dan pembentukan trombus dalam pembuluh simpang imunisasi harus dicatat.
(Diekelmann, 1977).
KESEHATAN GIGI. Praktik kesehatan gigi sangat penting
STATUS IMUNISASI. Tindakan yang paling penting dan dalam memelihara kesehatan gigi sepanjang kehidupan
khusus terhadap penyakit yang dapat dicegah adalah imu­ individu. Prevalensi sakit gigi tersebar luas, khususnya di­
nisasi (Green, 1994). Sedikitnya 75 sampai 80% anak yang kalangan keluarga berpenghasilan rendah. Perawatan ke­
rentan harus diimunisasi agar dapat secara ·efektif melin­ sehatan gigi termasuk praktik perawatan pencegahan dan
dungi komunitas dari penyakit menular yang dapat dicegah pengobatan. Dalam upaya memelihara derajat kesehatan
(Garner, 1978). Promosi Jayanan imunisasi sangat penting gigi yang tinggi, kombinasi kebiasaan atau praktik perso­
dan merupakan bagian integral dari perawatan kesehatan nal, serta pcrawatan pencegahan oleh dokter gigi danlatau
keluarga. ilhli higiene gigi, harus dilakukan. Empat unsur dasar un­
Pada tahun 1985, melahji peraturan legislatif mengenai tuk pemeliharaan kesehatan gigi adalah:
persyaratan imunisasi untuk warga sekolah dan pemberian 1. Layanan gigi teratur yang bersifat mencegah, ter­
imunisasi gratis bagi mereka yang membutuhkan, 96% masuk pemeriksaan gigi, sinar x, pembersihan, pen­
derajat imunisasi tercapai untuk penduduk usia sekoJah didikan kesehatan, dan, untuk anak, terapi florida
(U.S. DHHS, 1985). Sayangnya, derajat imunisasi anak topikal jika diindikasikan. American Academy of .
menurun. Kita harus memfokuskan ulang perhatian kita Pediatrics (1995) menganjurkan anak-anak menda­
pada imunisasi populasi prasekoiah dan bayi, karena de­ patkan pemeriksaan, pembersihan, dan terapi florida
rajat imunisasi pada tahun 1994 diJaporkan sangat rendah, gigi dua kali setiap tahun.
sekitar 58% (Wong, 1995). 2. Penggunaan air terfloridasisasi, atau jika tidak ada,
Bagi bayi dan anak-anak, daftar imunisasi yang dian­ resepcairan atau tablet florida oral harian untuk
jurkan telah berkembang dan terus berubah seiring dengan anak.
vaksin baru yang dilisensikan dan dianjurkan (Tabel 16-4) 3. Penyikatan dan penggunaan benang gigi teratur se­
(American Academy of Pediatrics, 2001). Vaksinasi cacar telah makan.
air tidak lagi dianjurkan, karena risiko reaksi yang tidak 4. Pengurangan jumJah tipe karbohidrat tertentu yang
diharapkan terhadap vaksin saat ini lebih besar dibanding­ telfermentasi dalam diet. Semua karbohidrat yang
kan dengan risiko mengalami penyakit tersebut. Vaksin flu dapat difermentasi memiIiki potensi membantu pem­
dan uji kulit tuberkulin juga dianjurkan untuk kelompok bentukan kalies gigi dengan mcmasak material men­
umur tertentu dan di bawah situasi tertentu. (Kondisi dan ah yang diperlukan bakteri dalam mulut untuk
usia individu serta insidensi komunitas dan risiko terpajan menghasilkan asarn yang menghancurkrin gigi. Kar­
adalah variabel penting di sini.) Sunlikan booster difteri bohidrat yang dapat- difeoncntasi termasuk gula,
dan tetanus dianjurkan bagi orang dewasa setiap 7 sampai seperti yang ditemukan dalam buah-buahan, madu,
10 tahun, karena kedua penyakit ini serius dan endemik di dan pemanis; dan karbohidrat olahanyang ditemukan
Amerika Serikat saat inL
,
dalam roti dan .k,entang (Loe, 1988).

""<.- ....
416 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Sebuah survei yang dilakukan oleh National Institute of yang efektif. Karena ketcrhatasan kccakapan, anak mung­
Dental Research (NIDR) menemukan hahwa diperkirakan kin membutuhkan beherapa hantuan menyikat gigi mereka
sekitar separuh dari anak-anak scko/ah negeri yang hcrusia sampai mereka herusia an tara 7 dan 10 tahun. Metode pe­
5 sampai 17 lahun tidak memiliki gigi yang rusak sama nyikatan gigi terbaru jauh lcbih cfektif dibandingkan me­
seka/i. Hal ini meriunjukkan 36(jf, penurunan karics dari rode vertikal lama (dari garis gusi alau menurun) yang
studi NlDR yang dilakukan pada awallahun 1980-an (Loe, diajarkan di masa lalu. Penyikatan dan penggunaan benang
1988). Menurut para ahli gigi, faktor yang hcrperan pada gigi teratur sctclah makan dianggap penting dalam men­
perhaikan kesehatan gigi anak adalah luasnya penggunaun ccgah karics gigi, penyakit gusi dan periodontal.
fluorida, peningkatan penggunaan pcJapis, perbaikan Tempi masalah gigi beJul11 pernah disebutkan, kecuali
higicne oral pcrsonal, pcrawatun gigi oleh profesional eli masa lalu, namun terapi ini juga sangal penting. Walall­
dengan lcratur, clan pcningkatan kesadaran terhadap pe­ pun pcncegahan clitekankan, deteksi dini dan terapi awal
ngaruh kebiasan makan pada gigi (Loe. 1988). masalah gigi dan gusi tctap mcncegah berkembangnya
Florida, yang dapat ditcJ11ukan dalam suplai air minum masalah yang serius. Masalah posisi yang lidak tepat­
di behcrapa kOJ11unitas, atau yang diresepkan oleh dokter kelcbihan jumlah gigi dan gigi yang lumpang tindih
gigi sebagai suplemen oral, dikenal sehagai agens yang (ullderbife), mcnyebabkan upaya penekanan pada gigi ti­
paling efektif yang ada untuk mclindungi gigi dari keru­ dak sama-merupakan saran deteksi dini pad a anak. Orto­
sakan. Scdikit membantu, namun masih efektif hcrbagai donsia mungkin clipcrlukan untuk memperhaiki masalah
cara penggunaan florida secara topikal, termasuk penggu­ inL yang tidak diobati di kemudian haIi menyehabkan pe­
naan iarutan florida olch ban yak dokter gigi, atau peng­ nyakit periodontal, masalah bicara, dan estetika (American
gunaan mandiri kumur atau gel f10urida olch pasien Academy of Pediatric, 1995).
(American Dental Association, J 988). Dengan kombinasi
lerapi flourida dan pelapis, insidensi karies gigi dapat di­
TERAPI KOMPLEMENTER DAN ALTERNATIF
kurangi sampai 90% (American Academy of Pediatrics,
1995). Selama berpuluh-puluh.lahun lalu, terdapat peltumbllhan
Bagi orang dewasa Amerika, penyakit periodontal terus minal terhadap terapi komplementer dan altematif dalam
menjadi masalah gigi yang serius dan penycbab utama menataJaksana praktik promosi perawatan kesehalan, pen­
adalah tanggalnya Penyakit gusi dianggap memenga­ cegahan, dan pengohalan. Praktik ini berkisar dari peng­
ruhi scticl11knya tiga dari empal orang dcwasa dan dapat gunaan vitamin suplemen dan herbn sampai mencari
mengenai 95£}f, pencluduk pada satll waktu (Kandzari & layanan dari chiropractor, ahli akullpuntur, ahli terapi
Howard, 1981; Loc, 1(88). Penyakit gusi dapat dikurangi masase, utau praktisi tradisional (Tabel 16-5). Sementara
atau dicegah dengan pcrhatian cermat terhadap penyikatan. awalnya dihindari oleh kebanyakan praktisi medis, terda­
penggunaan benang, dan perawatan gigi profesional secm'a pat peningkatan penerimaan dan impJementasi terapi ini
teralur. pad a penyeelia layanan kesehalan dan penduduk secara
Perawat keluarga, daJam memberikan pendidikan pada umum (Boutin, Buchwald, Robinson, & Collier, 2000;
keluarga tentang kesehatan dan higiene gigi, dapat meng­ Brolinson, Price, Ditmeyer, & Reis, 2001; Harvey-Walker,
anjurkan pemeriksaan mulul beberapa anak atau orang 19(8). Lansia (yang berusia 65 tahun atau lebih) tampak
dewas a apakah ada pembentukan plak atau membcrikan cenderung jarang mencari altcrnatif perawatan mereka
beberapa larutan pengelupas yang dapat l11creka sendiri oleh dokter konvesionul (Foster, Phillips, Hamel, &
gunakan lIntuk mcndetcksi plak tersebUL Pendidikan ke­ Eisenberg, 2000); Wellman, Kelner, & Widg~r, 2001).
sehalan mengenai gigi hams mcnckankan bahwa gigi Pengobatan anak dcngan terapi komplementer lebih serirg
sebaiknya disikat minimal dlla kali seharl setclah makan, dilakukan dan scring kali dilakukan oJeh orang tua tanpa
dan semakin cepal semakin haik, schingga mencegah gula pengctahuan alau anjuran dari dokter anak mereka
letap bcrada dalam mlilut. SasaI'an penyikatan adalah (Ottollil\l et aI., 2(01). Banyak pasien memilih tcrapi peng­
mengangkat plak dan partikel makanan dari gigi, yang di­ obatan komplel11enter dan alternatif guna mcnamban terapi
lakukan dengan penggosokan cfektif sikat gigi (sikat gigi berbasis mcdis mereka unluk penyakit dan kondisi seperti
yang bcrbulu hulus) pada pcrmukaan gigi. Manfaat peng­ penyakit reumalik, gangguan pemusat,in pcrhutian, asma,
gunaan benang gigi saw kali sehari untuk membantu pe­ penyakit Alzheimcr, kanker, gangguan tidur, dan gcjala
nyikalan sebaiknya juga dianjurkan, karcna beherapa per­ yang lerkait dengan menopause. Kckhwatiran di kalungan
ll1ukaan gigi dan taut gigi-glls~ tidak dapat clicapai dcngan praktisi medis tetup berfokus pad a keamanan dan keman­
hanya menyikat (American Academy of Pediatrics, 19(5). Juran tcrapi ini (Parascandola, 20(0). Sebagai contoh, lal1­
Keluarga (baik orang dewasa maupun anak-anak) mem­ sin paling sering memiJih menggunakan chiropractic dan
bUlllhkan demonstrasi tentang mctocle pcnyikatan gigi herba, kcclllanya dapat menimbuJkan masalah pacta lansia,
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 417

TABEL 16-5
FlYPENGKAJIAN KESEHATAN
KELUARGA
TERAPI PENGOBATAN KOMPLEMENTER
DAN ALTERNATIF FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
Akupunktur Seperti yang telah dibahas dalam bab ini, pengkajian fung­
Akupresur si perawatan keluarga mencakup aspek kepercayaan terha­
Aromaterapi dap kesehatan, persepsi mengenai kesehatan, dan praktik
Biofeedback kesehatan khusus. Tabel 16-6 merangkum pengkajian per­
Pengobatan tradisional {mis., bekam dan moxibustian tanyaan penting yang dapat digunakan untuk menentukan
dalam agama KetimuranJ lebih banyak mengenai ke1uarga dan praktik kesehatan
Sentuhan terapeutik mereka.
Suplemen herba
Obat-obatan rumah RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Hipnoterapi Area ini signifikan kai'ena beberapa alasan. Pertama, riwa­
Diet gaya hidup,. yat keluarga akan sering mengidentifikasi faktor-faktor
Manipulasi (chiropractic, osteopatij risiko keillarga. Kedua, pengalaman keJuarga dengan
Masase penyakit tertentu dapat menyebabkan rasa takut, milos,
Meditasi atau konsep yang salah tentang penyakit ini. Perawat ke­
Megavitamin Imirga harus sensiti!, terhadap kemungkinan ini dan ll1ung­
kin ingin menggali kepercayaan anggota keluarga dalam
Suplemen nutrisi
area ini lebih jauh. Ketiga, dengan mendapatkan riwayal
Konseling spiritual
medis keluarga, perawat keluarga akan belajar lebih ba­
Terapi relaksasi nyak tentang keluarga asal dan keiompok keluarga saat ini
sehingga mendapatkan pemahaman mengenai masa lalu
dan masa kini keluarga.
Riwayat medis keJuarga mencakup identifikasi masa la­
dan diperumit dengan fakta bahwa praktisi medis mereka lu dan masa kini ten tang penyakit yang terkait dengan
rnungkin tidak menyadari praktik ini (Foster et al.). Selain lingkungan dan genetik keluarga asal-rnllndur ke kakek:!
itu, praktisi medis menempatkan diri mereka sendiri ncnck dari ibu dan ayah serta termasuk bibi dan paman
berisiko dengan rnenggunakan atau meresepkan terapi serta anak mereka. Selain memastikan status kesehatan
tanpa persiapan yang tepat penggunaannya dan tanpa basis U111um semua individu ini, perawat yang berpusat pada
penelitian yang kuat untuk memastikan penggunaan praktik keluarga hams secara khusus rnenanyakan tentang adanya
tersebul arnan. penyakit berikut, karena individu sering kali lupa untuk
Riwayat kcsehatan keluarga harus mencakup perta­ menyebutkan penyakit penting dalam keluarga:
nyaan langsung dan khusus yang terkait dcngan peman­ 1. Pcnyakit yang terkait dengan lingkungan (penyakit
faatan terapi kompiementer dan alternatif. Pcrawat keluar­ .yang pernah atau mungkin tcrpajan oleh anggota ke­
ga harm; menentukan praktik khususyang digunakan oleh luarga).
masing-masing anggota keluarga, frckuensi praktik ini. a. Masalah psikologis (mis., deprcsi, skizofrenia).
dan persepsi individu mengenai manfuat kesehatan mc­ b. Penyakit infeksi: Demam tifoid, tuberkulosis. in­
reka. Selain itu, perawat hams menggali bersamu keluarga feksi menular seksual, hepatitis, diare (discnlri),
apakah mereka menyampaikan atau tidak menyampaikan dan penyakit kuht (skabies, kutu, impetigo).
penggllnaan praktik ini kcpada penyedia layanan medis 2. Penyakit yang terkait dengan genetik: Epilepsi, dia­
mereka. Jika ini belum dilakukan, keJuarga hams didorong betes, fibroliis kistik, disabilitas perkcmb,mgan, ane­
melakllkannya untuk memastikan bahwa modalitas pera­ mia lie! sabit, penyakit ginjal, hipertensi. pcnyakit
watan memang tetap saling "melengkapi". Sepcrti dengan jantung, bnker, leukimia, ganggllan penglihatan dan
semua praktisi perawatan kesehatan, pcmanfaatan terapi pcndengaran, hemofilia, alergi, dan asma.
alternatif sebaiknya tidak didorong jika memang keluarga Mcmasukkan informasi riwayat kelmu"ga dalam geno­
mampu mengasosikan manfaat yang dirasakan dari pro­ gram keluarga (lihat GambaI' 8-1) merupakan cara pen­
gram perawatan dan tindakan yang tidak membahayakan catatan informasi ini yang sangat berguna. Genogram kc­
mcrcka. luurga hants mel1cak~lp ~sia ullggota, apakah individll

"" ....
418 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWA'TAN KELUARGA

TABEL 16-6

FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN


PERTANYAAN PENGKAJIAN
1. Keyakinan, nilai, dan perilaku sehat keluarga
• Nilai apa yang diberlakukan keluarga terhadap kesehatan? Promosi kesehatan? Pencegahan?
• Apakah ada kekonsistenan antara nilai kesehatan keluarga yang disebutkan dan perilaku kesehatan mereka?
• Aktivitas promosi kesehatan apa yang diikuti keluarga secara teratur? Apakah perilaku ini mendrikan semua
anggota keluarga, alau apakah pola perilaku promosi kesehatan sangat bervariasi di ontara anggoto keluarga?
• Apa tujuan kesehatan keluorga?
2. Definisi sehat~sakit keluarga dan tingkat pengetahuan keluarga
• Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat dan sakit untuk masing-masing anggota keluarga? Petunjuk apa yang
memberikan kesan ini, dan siapa yang memutuskan?
• Dapatkah keluarga mengamati don melaporkan gejala serta perubahan yang signi~kan?
• Apa sumber informasi dan saran kesehaton anggota keluarga?
• Bagaimana informasi kesehatan don saran diberikan kepada anggota keluarga?
3. Status kesehatan dan kerentanan penyakit yang dirasakan keluarga
• Bagaimana keluarga menilai status kesehatan saat ini?
• Masalah kesehaton apa saat ini yang terindentifikasi oleh keluorga?
• Sampai seberopa serius masalah kesehotan yang dirasakan oleh anggota keluargo sehingga mereka merasa renton?
. • Bagaimana persepsi keluarga mengena; seberapo besar pengendalian mereka terhadap kesehatan dengan .

melakukan tindakan kesehatan yang tepat?

4. Praktik diet keluarga


• Apakah keluarga mengetahui sumber makanan dari Piramida Pedoman Makanan?
• Apakah diet keluarga adekuat? (Catatan riwayat makanan pol a makan keluarga tiga-hari dianjurkan)
• Siapa yang bertanggung jawab merencanakan, berbelanja, dan menyiapkan makanan?
• Bagaimana makanan diolah?
• Berapa banyak makanan dikonsumsi per hari?
• Apakah ada pembatasan anggaran? Pemanfaatan kupon makan?
• Bagaimana keadekuatan penyimpanan dan pendinginan?
• Apakah waktu makan berfungsi khusus bagi keluarga?
• Apa sikap keluarga tehadap makanan don waktu makan?
• Apa kebiasaan kudapan keluarga?
S. Kebiasaan tidur dan istirahat
• Apa kebiasaan tidur aoggota keluarga?
• Apakah anggota keluarga memenuhi kebutuhan tidur yang sesuai dengan usia don status kesehatan mereka?
• Apakah jam tidur yang teratur ditetapkan?
• Apakah anggota keluarga tidur siang secara leratur atau memiliki cora istirahat lain selama siang had?
• Siapa yang memutuskan kapan anak-anak tidur?
• Oi mona anggota keluarga tidu!"?
6. Aktivitos dan rekreasi fisik
• Apakah anggota keluarga menyadari bahwa rekreasi aktif dan latihan aerobik teratur diperlukan agar kesehatan
baik?
• Apakah aktivitas kerja harian memungkinkan untuk melakukan aktivitas fisik?
• Apa jenis rekreasi don aktivilas fisik (mis., loging, bersepeda, berenang, berdansa, tenis) yang diikuti anggota

keluarga? Seberapa sering? Siapa saia yang ikut? "

BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 419.

TABEL 16...6 (LAN.JUTAN)


. ," ',""
"I'
,'"
" ..
:: ,:.,,~;. -> . '

. i·············.~t;~··~~~~:~~~r~~~it~~~~~!6~~~~1~1n~~~~h~;:~~~~~:,~rs~~~~~~~it%~~;~~~.~k!~~:nn~le:~dn1ci~tt···· .
bj.itlt?: >:,' ; .. ('.:...... ...... ..... '. .... . ....... •. / ...•.. ..•. . c . : , ; ; ( ?:.:~ .
. : .. :-Appkah.dktiJik{s rekr;~~il~!lkl\J Jughg~ubsis.temkel\:Jarg~(~~bs'stem pasangan, orang .t~O-ahak, dqns,iblJhg)?:.;».
. ....• ~ber()p(l$E!ri~gpktivitd~'jn1teria~i?SioPQ ~io iangik"f serto ~cjlcim cikHvitastt;rsebut? . . .. '. . . '.: 'i:.,. .'

- . ApaJ(eYaklnClh·.keluarga .mengeriai hubuhg(ln aktivitOs fisikdengon' ke~h(]tan? . .'., .." .

. .' .eG61i ~l1!r(]sadh o~ggJto' ~Iurirgcle~~ng ciktlvi~s waktu luang/rekreosi keluarga (kepuosaon dengan wdkttiydng '.'<

dihablskcindan tipe oktivitas):' • . .' . ..' . . ". . . . .. ' '. <" .


7.Praktik obat.tel"ol;eutikdan penenang,alkohol, dan tembakau dalamkeluqrga .. ' .•..... . . ,
. ~. Bagaj~and pe~ggunaan alkohol, tembOkau,kopi, kola, atauteh keluorgo? (Kafein dan teobromin adoloh stimulon.l .
• ·Apakcih'anggotokeluargomeminumobat penen!lng? ' . . .....
:. ~Be~ciPa lomo<lllggotakeluargci feloh menggunakan alkohol otau obat-obatan penenang loi~nya?' .' ..... ' ..•.•..
- Apalah penggundan' tembakau, alkohol, atau obot resep/~rlarang oleh anggota keluarga dirasakan se~ai' .
. masalah? . . . . .. ' . . ..
· • Apakah penggunaan alkohol atau obat-obatan lain menganggu kapasitas menjolankan aktivitas b,ase?

· - Apokah anggota keluarga secara teratur menggunakan 6bat yang (lijual bebas otau obat resep? ..

- Apakah keluarga rnenyimpanobat s~lama periode waktu lama dan digunakan lagi?

· -,Apakah obot berlabel boikdan dalam tempatyang amanjauh dari cnak-anak kedl?

a.Peran'keluarga dalam per~watandiri


- Apayarig dilakukan keluarga untuk merriperbaiki status kesehatan?
. - Apo yang dilokukan kelaurga untuk mencegah sakit/penyakit?
- Siapa pemimpin kesehaton dalam keluar;ga?
- Si.opa yang mengampil keputusan dalam keluar;ga? .
- Apa yangdilakukan keluarga untuk merawat masalah kesehatan dan penyakit di rumah?
-Seberapa kompeten kelu~rga dalam perawatan diri terkait dengan pengenalan tanda dan gejalo,diagnosis, da~
terapi umum di rumoh mengenai masalah kesehaton sederhcina? . .
- Apa nilai, sikap, dan keyakinan keluarga mengenai perawatan di rumah?
9. Praktik lingkungan dan higiene . . ..'
.. Pertanyaan ini telah tercakup dalam datli lingkungan keluarga.
10. nndakan pencegahan berbasis medis
- Bagaimana riwayat dan peraS?ari keluorga tentang menjalani pemeriksaon fisik soot sehat?

- .Di mana pemeriksaan mata dan pendengarcin tercikhir dilakukan?

• Bagaimana status imuniSQsi anggota kel~arga?


.-Apakah anggota keluarga menggunakan air ~rRoridasisasi, atau apakah suplemen florida harian diresepkan uhtuk
anak-anak?' .
.- Apci' kebiasaan. higiene orai.keluQrgaberkenadn dengan menyikat dan menggunakan beriang gigi setelgh. hlcikan?
- Bagqimana polaasupon gulasedeihanadan karbohidrat keluarga? . . . . .' . . '.
- Apakai1anggota keluarga mendapatkan perciwatan gigi profesional yong bertujuan mencegoh secaro terafur •
termQsuk pendidikon kesehatan,.siriar x berkdla~ pembersihon, dan bagi onok-anok, florida topikal atau oral?
11. Terapi komplementer dc.n alterildtif . .'. . '. . .
-Apa praktik perawaton kesehotCih ol~n1atif yong digunakan anggota keluargq? .

- Seberapa ~ering merekaterlibcit dalam praktik ini dariunruk alasan apa mereka melokukan praktik ini?

(berlan}ut)
420 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TABEL 16-6 (LAN..JUTAN)

PERTANYAAN PENGKA.JIAN
• Bagaimana anggota keluarga merosa ini akan menguntungkan kesehatannya?
• Apakah praktik ini dilakukan berkoordinasi dengan layanan berbasis medis lainnya?
12. Riwayat kesehatan keluarsa
• Bagaimana kesehatan semua anggota keluarga asli dan pernikahan (kakek nenek, orang tua, bibi, poman, saudara
kandung, don anak-anak) selama tiga generasi?
• Apakah ada riwayat penyakit genetik atau keluarga di masa loIu--diabetes, penyakit iantung, tekanan daroh tinggi,
stroke, kanker, asam urat, penyakit ginjal, penyakit tiroid, asma don status alergi loin, penyakit darah, atau penyakit
keluarga lainnya?
• Apakah ado riwayat masalah emosional atau bunuh diri dalam keluarga? Apakah ado penyakit yang terkait dengan
lingkungan di masa lalu atau sekarang?
13.Pelayanan kesehatan yang. diperoleh
• Dari praktisi perawatan kesehatan dan/atau lembaga perawatan kesehatan mana anggota keluarga memperoleh
perowatan?
• Apakah penyedia lay!:man kesehatan ini memeriksa semua anggota keluarga don memenuhi semua kebutuhan
kesehatan mereka?
14.Perasaan dan persepsi berkenaan dengan layanan kesehatan
• Bagaimana perasaan keluarga tentang jenis layanan kesehatan yang ada di dalam komunitas?
• Bagaimana perasaan dan persepsi keluarga mengenai layanan kesehatan yang diperoleh?
• Apakah keluarga nyaman, puas, dan percaya dengan perawatan yang diperoleh dari penyedia perawatan

kesehatannya?

• Apakah keluarga memiliki pengalaman lalu dengan layanan keperawatan kesehatan keluarga 2
• Apa sikap dan harapan keluarga terhadap peran perawat?
15.Layanankesehatan darurat
• Apakah lembaga atau dokter tempat keluarga memperoleh perawatan, memiliki layanan darurat?
• Apakah layanan medis oleh penyedia perawotan kesehatan saat ini tersedia, iika terjadi keadaan darurat?
• Jika layanan darurat tidak tersedia, apakah keluarga tahu dj mona /ayanan darurat terdekat yang ada baik untuk
anak-anak maupun orang dewasa dalam keluarga?
• Apakah keluarga tahu bagaimana menghubungi ambulans dan layanan paramedis?
• Apakah keluarga memiliki rencana kesehatan darurat?
16.Sumber pembayaran •
• Bagaimana keluarga membayar layanan yang diperoleh?
• Apakah keluarga memiliki polis asuransi kesehatan swasta, Medicare, atau Medicaid, atau apakah keluarga horus
membayar penuh atau sebagian untuk layanan?
• Apakah keluarga memperoleh layanan gratis (atau mengetahui siapa yang berhak mendapatkan)?
• Apa pengaruh biaya perawatan kesehatan pad a pemanfaata,n layanan kesehatan keluarga?
• .Iika keluarga memiliki asuransi kesehatan (swasta, Medicare, dan/atau Medicaid), apakah keluarga diberi informasi
mengenai layanan apa soja yang tercakup, seperti layanan pencegahan, perolatan medis khusus, kunjungan rumah,
dan sebagainya?
17.Logistik perawatan yang diperoleh
• Seberapa jauh fasilitas perawatan ksehatan dari rumah keluarga?
• Apa model transportasi yang digunakan keluarga untuk sampai ke sana?
• Jika keluarga harus bergantung pada transportasi umum, masalah apa yang ada berkenaan dengan jam layanan
dan waktu perjalanan ke fasilitas perawatan kesehatan?
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA . 42 1
tersebut hidup atau meninggai, penyebab kematian, derajat sis keperawatan keluarga yang mengarah ke strategi pro­
kesehatan umum, dan adanya penyakitldisabilitas akut atau mosi kesehatan atau pendidikan kesehatan adalah tepat,
kronik. karen a kurang pengetahuan pada anggota keluarga umum.
diamati. Kurang pengetahuan mengenai perwatan kesehat­
CATATAN KESEHATAN KELUARGA an umum terjadi. Kurang pengetahuan terlihatdi berbagai
area bahasan dalam bab ini, seperti praktik diet, pol a is­
Keluarga sering kali berganti praktisi kesehatan dan ter­
tirahat dan tidur, praktik aktivitas fisik dan rekreasi, peng­
lihat pada beberapa institusi atau spesialis yang berbeda
gunaan obat-obatan dan alkohol, praktik gay a hidup, dan
untuk masalah kesehatan yang berbeda. Dengan berlalunya
pemanfaatan layanan perawatan kesehatan. Diagnosis ke­
waktu, memon memudar berkenaan dengan apa yang
perawatan individu dan keluarga North American Nursing
terjadi dan kapan, menekankan pentingnya keluarga me­
Diagnosis Association (Carpenito, 2000; McFarland &
miliki catatan peristiwa medis tahun-ke-tahun dari masing­
McFarlane, 1997; North American Nursing Diagnosis
masing anggota keluarga.
Association lNANDA], 2001) yang berorientasi pada peri­
Mendidik keluarga tentang pentingnya menyimpan ca­
laku dan menangani fungsi perawatan kesehatan keluarga
tatan medis keluarga adalah suatu cara membantu keluarga
mencakup:
menjadi bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatan
mereka. Data yang disimpan keluarga membantu praktisi • Gangguan Pemcliharaan Kesehatan
baru dan juga dapat menghindari kebutuhan akan uji la­ • Kctegangan Peran Pemberi Asuhan
boratorium dan diagnostik ulang, mahal, serta memakan • Defisiensi Pengetahuan (sebutkan)
waktu. Oleh karena itu, informasi mengenai catatan medis • Perilaku Sehat (sebutkan)
keluarga dapat menghasilkan diagnosis yang lebih cepat • Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
dan akurat. • Ketidakefektifan Penatalaksanaan Program Terapeu­
Ketika anggota keluarga memiliki gangguan kesehatan tik
multipel dan menemui lebih dari satu praktisi secara ber­ • Ketidakefektifan Penatalaksanaan Program Terapeu­
samaan, maka sangat penting untuk memiliki infonnasi ca­ tik: Keluarga
tatan medis. Catatan imunisasi bagi anak-anak harus disim­ • Ketidakpatuhan (sebutkan)
pan; bagi orang dewasa, uji diagnostik dan laboratorium, • Risiko Ketegangan Peran Pemberi asuhan
diagnosis, obat-obatan yang diminum, dan reaksi simpang • Defisit Perawatan Din
obat-obatan tersebut hams dengan cennat dicatat. Diagnosis keperawatan terkait dengan peromosi kese­
Area informasi kesehatan yang luas berikut perJu dima­ hatan keJuarga dapat dimasukkan ke dalam penlaku sehat.
sukkan dalam riwayat kesehatan keluarga: Carpenito (2000) menjelaskan bahwa penJaku sehat dalam
• Catatan matemitas konteks keJuarga menyinggung suatu kondisi saat keluarga
• Tinggi dan berat badan anak atau anggota keluarga mencari cara untuk mengubah ke­
• Catatan berat badan orang dewasa biasaan dan/atau lingkungan kesehatan personal dalam
• Penyakit pad a masa kanak-kanak upaya berpindah ke arah derajat kesejahteraan yang lebih
• Penyakit atau kondisi yang memengamhi anggota tinggi.
generasi yang Jebih tua Diagnosis keperawatan 'keluarga "Gangguan Pemeli­
• Catatan kecelakaan haman Kesehatan" mengidentifikasi area praktik perawatan
• Pembedahan mayor, penyakit, dan hospitalisasi kesehatan tempat keluarga atau anggota keluarga menun­
• Catatan imunisasi jukkan praktik kesehatan aktual atau potensial yang tidak
• Alergi adekuat. Carpenito (2000) memperluas diagnosis ini untuk
• Alat korektif (mis., kacamata, alat pendengaran, plat keluarga dan mengatakan bahwa diagnosis menyinggung
gigi, sepatu khusus) suatu kondisi sa at keiuarga atau anggota keluarga berisiko
• Golongan darah dan faktor Rh mengalami gangguan kesehatan karena gaya hidup yang
• Tekanan darah; uji laboratOlium lain yang dilakukan tidak sehat atau kurang pengetahuan untuk rilengatasi sua"
ttl kondisi. Contoh spesifik masalah dalam diagnosis luas
ini adalah ketidakadekuatan praktik perawatan gjgi, prak­
~DIAGNOSIS tik diet, praktik perawatan kesehatan yang bersifat pen­
KEPERAWATAN
cegahan, dan perencanaan keJuarga.
KELUARGA
Perawat kelmu'ga ditantang untuk membantu unit kelu­
arga dalam mengidentifikasi area risiko kesehatan, mene­
Terdapat ban yak diagnosis keperawatan keluarga terkait tapkan tujllan kesehatan yang rei evan, dan merencanakan
dengan perawatan kcsehatan keluarga. Tentu saja, diagno­ perllbahan gaya hidup'yang akan terus berlanjut sejalan
,...... ~, .....
....
422 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

dengan komitmen keluarga. Agar perencanaan promosi masih belum mengakui mengonsumsi "makanan cepat
kesehatan efektif, perencanaan ini harus cocok dengan saji" secara teratur untuk makan siang selama sepekan.
kepercayaan dan praktik kebudayaan kcluarga. Kesadaran Keluarga yang berkonfrontasi dengan ketidakkonsistenan
akan interpretasi kebudayaan keJuarga, penyakit, dan pera­ alltara keyakinan dan pola diet sesungguhnya berharap
. watan kesehatan sangat penting sebelum memulai inter­ akan lebih termotivasi untuk mengubah perilakunya .
vensi yang berorientasi tujuan spesifik. Selain itu, tujuan
keluarga harus dicatat dan kemudian diprioritaskan oleh
PEMBINGKAIAN ULANG KOGNITIF
perawat dan keluarga bersama-sama. Sumber stres utama,
bersamaan dengan perkembangan atau transisi keluarga Pembingkaian ulang kognitif terdiri atas membantu ke)uar­
baru-baru inl, juga membutuhkan pertimbangan sebelum ga memahami dan menyelesaikan masalah masa lalu
memulai intervensi. Kolaborasi seluruh keluarga dalam dengan memhantl.l keluarga mcmandang situasi dmi per­
mengungkapkan kckhawatiran, meneLapkan tujuan kese­ spektif yang berbeda. Perawat yang memanfaatkan pende­
hatan, dan I1lcrcncanakan modilikasi gaya hidup hams mc­ kat'dn ini harus memberikan konseling kepada anggota
ningkatkan kcefektifan intervensi keperawatan. keluarga dalam mcngcnali ketidakrasionalan alau sifat
memhatasi dari keyakinan tertentu dan membantu mereka
memandang masalah dari perspektif yang baru dan berbe­
fJlflNTERVENSI da (Wright, Watson, & Bell, 1997). Contoh kasus ini ada­
KEPERAWATAN lah saat semlla anggota keIuarga kelebihan berat badan dan
dengan tegas meyakinkan bahwa "tidak satu pun dan kami
KELUARGA:PEDOMAN akan menjadi kurus; kami sclalu berat." Pembingkaian
MODIFIKASI GAYA HIDUP ulang kognitif sebagai sebuah intervensi meningkatkan
akuisisi pernyataan diri yang positif danrasional dan mem­
Peranpenting perawat keluarga adalah bekerja dengan ke­ bantu klien merasakan peningkatan rasa pengendalian per­
luarga untuk merencanakan modifikasi gaya hidup sehing­ sonal yang berorientasi masa kini, bukan berbasis keyakin­
ga tujuan kesehatan dapat tercapai. Pender dan rekan an masa lalu.
(2001) menggambarkan pendekatan berguna yang dapat
dipertimbangkan dalam memulai dan mendukung per­
ubahan perilaku keluarga. Strategi khususyang dapal di­ PEMODELAN PERAN
terapkan perawat dalam memulai perubahan gay a hidup
Pemodelan peran adalah strategi umum yang digunakan
termasuk konfrotasi diri, pembingkaian 1Ilang kognitif,
dalam tempi perilaku. Pemodclan peran berdasarkan pada
pemodelan peran, operant conditioning, dan pengendalian
premis bahwa beberapa pembelajaran akan terjadi melalui
stimulus.
pengamatan model peran, yang dimulai pada masa kanak­
kanak awal dan tems berlanjut sampai mas a dewasa
KONFRONTASI DIRI (Bandura, 1977). Pemodelan peran sangat membantu saat
klien tidak pasti berkenaan dengan perilaku apa yang di­
Teknik pertama, konfrontasi diri, didasarkan pada asumsi perlllkan dalam upaya mencapai tujllan spesifik. Klien
bahwa klien membuat perubahan saat mereka mengenali harus mengidentitikasi hersama model peran mereka agar
ketidaksesuaian dalam keyakinan, nilai, dan perilaku me­ teknik ini efektif, clengan anggota keluarga dan perawat
reka, atau antara perilaku mereka dan perilaku individu berkerja sarna untllk memilih model yang sesuai. Perawat
yang mereka hargai dan ingin mereka samai. Ketika pem­ kcluarga berada dalam posisi yang memcngaruhi secara
bandingan dan kontradiksi illi dialami, klien tcrsebut lebih positif pcrilaku sehat keluarga clengan menjadi model pe­
cendenmg mengubah nilai, sikap, dan periJaku untllk mell­ ran cam hidup yang sehat. Perawat melakukan ini dengan
capai konsistensi yang 1cbih besar dengan konsep diri. mendemonstrasikan keterampilan yang dicari keluarga un­
Perawat, dalam mengkaji ulang gaya hidup keluarga, dapat tuk dipelajari, dengan memberikan pendidikan kesehatan
memberikan umpan balik kcpada keluarga dengan meng­ yang diperlukan dan mengungkapkan dukungan guna me­
anjurkan area kctidakkonsistenan antara keyakinan atau ningkatkan perilaku keluarga yang diinginkan. Pemodelan
nilai keluarga dan pola perilaku sa a! ini. Kontradiksi yang pcran juga dapat digllnakan dalam komunitas yang me­
paling diperhatikan keluarga, harus menjadi fokus inter­ ngelola kelas promosi kesehatan, dan kelompok swa-bantu
vensi. Contoh penggunaan strategi ini dapat ditemukan seperti Weight Watcher atau Alcoholics Anonymous, ke­
dalam keluarga yang sangat menghargai 1111trisi yang baik lompok swa-bantu berfungsi dengan memberikan peng­
scbagai bahan esensial dalam mcmclihara kesehatan dan atman pcmodelan peran dan dukungan bcrsama (Roth,
meyakini dielnya cukup seimbang. Anggota keluarga 1996b).
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 42~
. ..
OPERANT CONDrr'ON'NG pengendalian perilaku ini menunjukkan bahwa· dengan
mengubah peristiwa yang mendahului perilaku yang tidak
Operant conditioning, yang berdasarkan pada prinsip bah­ diinginkan, dapat mengurangi atau menghilangkan peri- .
wa perilaku ditentukan Qleh akibatnya, dapat menjadi laku tersebut dan meningkatkan perilaku yang positif.
strategi modifikasi perilaku yang efektif. Perilaku yang Pengendalian stimulus berpusat pada pengaturanisyarat
diinginkan diperkuat untuk meningkatkan kemungkinan lingkungan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan
bahwa perilaku tersebut akan diulang. Penguatan (reinforce­ saja. Model Keyakinan Kesehatan asli dan Model Promosi
ment) positif, atau reward (imbalan), adalah motivator Kesehatan Pender sepakat bahwa isyarat adalah faktor
perubahan perilaku yang lebih efektif dibandingkan pe­ penting da]am meningkatkan perubahan perilaku sehat.
nguatan negatif atau hukuman. Perawat yang menerapkan Perawat harus bekerja dengan keJuarga untuk mencapai
strategi intervensi ini harus bekerja dengan keJuarga untuk pengendalian stimulus dengan mengidentifikasi secara
menentukan perilaku yang akan diubah. Iadwal harns akurat pada kondisi apa perilaku yang diinginkan terjadi
disusun mengenai bagaimana secara bertahap berubah ke lebih sering, dan pada situasi apa perilaku yang tidak di­
arah perilaku tertentu yang rnenghasUkan kesehatan yang inginkan muncul. Perawat harus memberikan petunjuk
ingin dicapai, dan kemungkinan penguatan harus disiap­ ten tang bagaimana mengembangkan kepekaan terhadap
kan. Agar tujuan keluarga tercapai, kontrak perawat­ isyarat yang tepat dan memberikan konseling kepada ke­
keluarga dengan reward yang direncanakan untuk periJaku luarga eara rnemfasilitasi kesempatan untuk menghadapi
yang diharapkan dan peningkatan keberhasilan dapat diim­ isyarat yang tepat tersebut. Isyarat perilaku dapat diperoleh
plementasikan guna meningkatkan tanggung jawab semua dari berbagai sumber. Contoh kemungkinan sumber adalah
anggota keluarga. Pembualan kontrak dapat dinikmati oleh kontak dengan profesional kesehatan, orang yang penting
seluruh keJuarga, dengan anggota keluarga berfungsi se­ bagi pasien, dan media komunikasi, ataU stimulus pengli­
bagai sumber rnotivasi penting bagi satu sarna lain. Pender hatan dari lingkungan seperti memandang orang lain yang
dan rekan (2001) menunjukkan bahwa operant condi­ berpartisipasi dalam aktivitas sasaran. Selain isyarat ling­
tioning paling baik berfungsi jika perilaku yang diperkuat kungan, perawat dapat memengamhi lebih lanjut tindakan
dan dapat dihitung, sehingga penguatan dapat digunakan yang diinginkan dengan mendorong keluarga mengem­
dengan benar. bangkan rangkaian isyarat internal yang positif seperti
"merasa baik," atau peningkatan rasa harga diri. Isyarat
PENGENDALIAN STIMULUS eksternal, seperti memiliki anggota keluarga atau ternan
yang mengundang Anda ke kelaslatihan aerobik, dapat
Dalam pengendalian stimulus, perhatian dilujukan untuk dikombjnasikan dengan isyarat internal, seperti mengingat
rnengubah perilaku terdahulu bukan akibat perilaku yang perasaan lebih energik setelah sesi latihan. Isyarat internal
disebut operant conditioning (Pender et aI., 200 I). Metode dan eksternal saling menguatkan.

~RANGKUMAN
• Konsep sehat dan sakit sangat bervariasi dari ke­ sakit (orientasi status perasaan), (2) tidak ada atau
budayaan ke kebudayaan, wilayah ke wilayab, dan adanya gejala umum atau khusus (orientasi gejala),
keluarga ke keluarga. dan (3) keadaan mampu atautidak mampu untuk me­
• Keluarga, lingkungan, komunitas, atau masyarakat lakukan aktivitas biasa (orientasi performa).
hams memberi label suatu kondisi atau perilaku ter­ • Ahl i antropologi Kleinmann membedakan anlara
tentu sebagai sakit atau disabilitas sebelum kondisi penyakit dan sakit. Penyakit adalah pemahaman bio­
sakit atau sehat tersebut dianggap sebagai masalah medis profesional kesehatan terhadap masalah kese­
kesehatan untuk kelompok tersebut. hatan, sementara sakit adalah pemahaman personal
• Pria tiga kali lebih banyak dari wanita tidak menemui dan unik pasien sel1a definisi apa yang sedang terjadi
dokter mereka secara teratuf. Seperempat pria yang pada dirinya. PenuJis menyatakan bahwa faktor ke­
disurvei mengatakan mereka akan menunggu "sela­ budayaan menentukan pentingnya berbagai domain
ma mungkin" sebelum mencari perawatan kesehatan. pengaruh.
Hambatan aktivitas mencari perawatan kesehatan • Model Keyakinan Kesehatan memastikan bahwa:
oleh pria terutama karena psikologis. agar individu melakukan tindakan pencegahan untuk
• Tiga orientasi dasar sejahtera dan sakit adalah: (1) menghindari penyakit, ia harus meyakini 'bahwa ia
perasaan slIbjektif terhadap kesejahieraan atan sehat secara personal rentan
". "
atau muctah terkena penyakit;
424 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

derajat sakit dapal sedang sampai berat, akibalnya • Agar kcluarga bertanggung jawab tcrhadap pcrawat­
menderita pcnyakit akan secara signilikan mcng­ an dirinya sendiri, diperlukan pcmahaman tcrhadap
ganggu kehidupan seseorang; melakukan lindakan status kesehatan dan/atau masalah kesehatannya sen­
tertentu <i.kan bennanfaat dengan alasan ini akan mc­ diri dan Iangkah yang diperJukan untuk memperhaiki
ngurangi kerentanan mall kcparahan pcnyakit dan atan memelihara kesehatannya. Praktik perawatan
manfaat diperbcrat oleh hambatan, seperti biaya, cliri tidak hanya melibatkan praktik pencegahan, diag­
nyeri, waktu, ketidaknyamanan, dan rasa malu. nosis, dan terapi tcrhadap masalah keschatan umum
• Model Promosi Kesehatan yang hasil rcvisi menc­ dan minor yang dapa! diatasi di rumah, namun juga
kankan pentingnya kognisi spesifik perilaku dan semua prosedur dan terapi yang diprogramkan untuk
afeksi sebagai motivator utama perilaku. Variahel ini perawatan penyakil anggota keluarga, seperti mem­
dapat bermakna khuslIsnya bagi perawat untuk diper­ berikan ohat, I11cnggunakim aplikasi khllSUS, mcng­
timbangkan, karena variabel ini menjadi subjck mo­ ganti balutan, dan l11enjalankan Jatihan serta diet
difikasi melalui intervensi keperawatan. Enam kogni­ khusus.
si dan afek spesifik perilaku yang dipertimbangkan • Praktik higiene dan kcbersihan keluarga harus ter­
se~agai signifikansi motivasi utama dalam mcndo­ l11aslIk mencuci tangan dengan baik, higiene personal
rong individu ikut serta daJam periJaku promosi ke­ baik, dan tidak bcrbagi makanan dan alat.
sehatan telah diidentilikasi dalam modcl tersebut • Tindakan pencegahan herbasis medis yang dilakllkan
sebagai: Manfaat tindakan, hamhatan terhadap tin­ oleh kcluarga termasuk mclakukan pemeriksaan fisik
dakan, dan kecakapan diri yang dirasakan. afek tcr­ tahumll1, skrining penglihatan dan pendengaran, per­
kait akti vitas, pengarllh interpersonal. dan pengaruh a~atan gigi secara teratur, dan mcmastikan bahwa
situasional. semua anggota keluarga diimllnisasi.
• Pratt menunjukkan bahwa alasan keluarga mempu­ • Pemanfaatan tcrapi komplementer dan alternatif un­
nyai kesllIitan dalam mcnyediakan perawatan kc­ tuk memhahas masalah kesehata.n meluas. Penyedia
sehatan bagi anggota keluarga mercka terletak pada layanan kesehatan harus dengan saksama mengkaji
(1) struktur sistem pelayanan kesehatan dan (2) praktik ini dan, jika peril!, memperkenalkan, mendo­
struktur keluarga. rong,. atau tidak mendukung penggunaannya yang
• Faktor u tama yang menjelaskan perbedaal1 dalam terus menerus.
pemanfaatan pola pelayanan medis terl11asllk ku­ • Riwayat mcclis kcluarga termaslIk identifikasi pe­
rangnya perl indungan asuransi pcrawalan kesehalan, nyakit yang tcrkait lingkllngan dan genetik masa lalu
kurangnya layanan untuk populasi khusus (mis., re­ dan sekarang dad keluarga orientasi-mundllr ke
maja pria), persepsi oleh kcluarga sistcm dan penye­ kakek nenek dari ihll dan ayah serta termasuk bibi
dia Iayanan kesehatan, dan kurangnya kemilraan an­ dan paman serta anak-anak mereka.
tara penyedia layanan kesehatan dan keluarga dalal11 • Jenis diagnosis keperawatan keluarga yang sering
membahas l11asalah perawatan kesehalan bersama. kali ditemukan dalam area fungsi perawatan kesehat­
• Pengkajian praktik diet harus mencakllp jumlah dan an keluarga tennasuk diagnosis yang mengarah ke
jenis makanan yang dimakan kcluarga, perilaku 50­ strategi prol11osi atau pendidikan kesehatan, karena
sial yang lerkait dengan praktrl<. diet, dan praktik kurallgnya pengetahuan anggota keluarga 1I11111111 di­
perencanaan, belanju. dan penyajian mukanan ke­ amati.
luargu. • Perawat dan profesionaJ kesehatan lain dapat mCI11­
• Pola tidm dan istirahat dikaji untuk l11enentukan apa­ bantu keluarga mencapai gaya hidup yang Iebih sehat
kah anggota individu mendapatkan jumlah jam isti­ dengan membcrikan contoh perilaku mereka sendiri.
rahat yang dihutuhkan dan jika tidak, faktor apa yang • Stratcgi modifikasi gaya hidllP khusus telah dianjur­
dapat memengaruhi kemamplIan tidur.. kan seiring dengan intervensi keperawatan yang
• Individu dianjurkan melakukan scbagian besar akti­ mungkin untllk mendukung keluarga meningkatkan
vitas fisik sedang selaum 30 menit sehari atau lebih, aktivitas prol11osi kesehatall mereka dai1 mencapai
Jebih dianjurkan, setiap hari. Aklivitas ini dapat dan llIjuan kesehatan keluarga.
harus termasuk aktivitas rckreasi bersama dcngan • Stratcgi khuslis yang dapat diterapkan keluarga da­
anggota keluarga lain. lam I11cmulai peruhahan gaya hidup keluarga men­
• KeUka mengkaji praktik penggunaan obat-n!Jatan, cakup konfrontasi diri, restruktllrisasi kognitif, pemo­
alkohol. dan tembakau di an lara anggota kclllarga, delan peran, operant conditioning, dan pcngcndalian
pcmeliksaan saksama praktik )Jcnggunaan zat yang stimulus.
diresepkan, dijual be bas, dan ilegal harus diIakukan.
BAB 16 FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA 425

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA DIAZ


Keluarga Diaz berimigrasi ke Amerika Serikat dari G~atemala -10 tahun lalu. Keluarga tersebut
terdiri atas Tn. dan Ny. Diaz, keduanya berusia 53 tahun, dcin tigdanak yang rentang umurnya
dari 15 sampai 25 tahun. Nyonya Diaz telah dibawa ke klinik gratis oleh suaminya karena
- keluhan diare kronik disertai kram berat. Nyonya Diaztelah mempersingkat aktivitasnya akibat
rasa takutnya mengalami "gangguan" pencernaan. la tinggaldi rumah menonton televisi dan
memasak untuk keluarga. Anok perempuan mereka akanmenikah dalam satu bulan, dan anak
laki-Iaki tertua mereka, seorang Prajurit Amerika Serikat, barv-baru ini telah ditempdtkan di
lokasi rahasia di Timur Tengah. Ketika bertemu dengan tuan dan nyonya Diaz perawat keluarga
memerhatikan bahwa keduanya mengalami obesitas. Anak perempuannya, yang mengantarkan
mer'eka ke klinik, juga kelebihan berat badan untuk usia dan tirigginya.

~ LATIHAN
Tilljau sketsa keluarga dan jawab pertanyaall terktiit
I. ldentifikasi area fungsi perawatan kesehatan khusus yang ingin Anda kaji.
2. Sebutkan kemungkinan masalah gaya hidup yang menyebabkan masalah kesehatan Ny.
Diaz saat ini.
3. Sebutkan diagnosis keperawatan yang berfokus pada perubahan gaya hidup yang diperlu­
kan oleh keluarga Diaz.
4. Buat daftar praktik perawatan kesehatan yang ingin Anda anjurkan untuk keluarga Diaz
saat ini.
Jawab pertanyaan berikut.
5. Mana dari cara berikut yang merupakan cara utama bahwa keluarga menjalankan fungsi
perawatan kesehatannya? (Pilih semuajawaban yang tepat.)
a. Kehiarga menyediakan perawatan kesehatan pencegahan/preventif kepada anggotanya
di rumah.
b. Keluarga menyediaJ.<an pembagian perawatan kesehatan utama kepada anggotanya.
c. Keluarga membayar sebagian besar layanan kesehatan yang diperoleh (langsung atau
tidak langsung).
d. Kelllarga memiliki tanggungjawab pertama untuk memulai dan mengoordinasi layanan
kesehatan.
e. Keluarga memilih kapan dan di mana anggotanya akan dirawat.
6. Sebutkan tiga faktor utama yang memengaruhi konsep sehat sakit keluarga dan apakah
keluarga mencari layanan perawatan kesehatan.
7. Sebutkan tiga orientasi dasar yang digunakan untuk mendefinisikan sehat dan sakit (menu­
rut Baumann). Berdasarkan dua kelompok yang diteliti, kaitkan dua kelompok tersebut
dengan orientasi kesehatan mereka.
K Uraikan temuan penelitian sentral Koo.
9. Ingat ,kembali dalam Model Promosi Kesehatan mengenai variabe! kognisi dan afeksi
spesifik perilaku yang memengaruhi kecenderungan terlibat dalam perilaku promosi
kesehatan. Faktor pemodifikasi lain apa yang dianggap membantu perilaku promosi
kesehatan?
10. Pratt menemukan bahwa sebagian besar keluarga di Amerika tidak melakukan fungsi
perawatan penting mereka secara adekuat. Berdasarkan apa ia menarik kesimpulan ini?
Apa tiga alasan dasar yang mcmbuat fungsi ini tidak adekuat dijalankan?
11. Penjeiasan Model Sehat dan Sakit Kleinmann penting karena (pilih jawaban yang ter­
baik):
a. Menjelaskan keyakinan kesehatan seperti apa yang cenderung dimiliki keluarga.
b. Menje!askan pentingnya keblldayaan dalam membentuk penjelasan kesehatan.
c. Memballas peran penting yang dimiliki domain pengaruh populer danra,kyat.

"""" ....
426 8AGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

12. Sebutkan empat area pengkajian yang hams disertakan saat menilai praktik diet keluarga.
13. Berikut ini adalah daftar dari beberapa area yang harus dikaji pada praktik tidurdan istirahat
kcluarga: Jumlah jam tidur anggota keluarga biasanya tiap malam, siapa yang tidur siang
teratur selama siang hari atau teknik istirahat lain yang digunakan anggota keJuarga, dan di
mana anggota kcluarga tidur. Area penting apa yang telah ditinggalkan?
14. Buat tiga pcrtanyaan dasar yang hams diajukan kepada anggota kcluarga mengenai praktik
aktivitas fisiknya.
15. Mana dati zat berikut yang mengandung obat yang perlu dikaji oleh keJuarga untuk
melengkapi pengkajian kesehatan keluarga? (Pilih semua jawaban yang tepat).
a. Kopi, teh, kola, dan coklat (asupan kafein)

b.. Penggunaan alkohol

c. Obat-obatan yang dijual bebas


d. Penggunaan tembakau
e. Obat-obatan pcnenang seperli mariyuana dan kokain
16. Sebutkan lima contoh praktik perawatan komplemcnter atau alternalif.
17. Penilaian praktik perawalan diri mencakup pengkajian:
a. Praklik pencegah~n dan diagnostik
b. Praktik pengobatan di rumah, termasuk perawatan anggota kcluarga yang sakit atau
mengalami disabilitas di rumah.
c. Penentuan kemampuan keluarga unluk memberikan perawatan diri.
d. (Lain-lain 'u ..... ~,... )_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _._
18. Mana dari strategi inlervensi keperawatan berikut yang akan sesuai da]am membantu
keluarga yang memiliki anak usia sekolah mengubah praklik kesehatan gigi anak dalam hal
menyikat dan penggunaan benang gigi? (Pilih semuajawaban yang benar.)
a. Restru klurisasi kogni lif
b. PemodeJan peran
c. Operant conditioning

,d. Pengendalian stimulus

e. Konfrontasi diri
19. Keamanan adalah area ulama yang tercakup dalam praktik lingkungan. Identifikasi dua
area umum anjuran kesehatan yang terkait dengan keamanan keluarga.
20. Sebutkan empat area pcndidikan kesehatan umum utama bagi keluarga untuk memclajari
tentang masalah kesehatan gigi.
21. Mana t.indakan berikut yang umumnya dianjurkan untuk pengendalian plak? (Pilih semua
jawaban yang benar.)
a. Menyikat gigi setelah makan
b. Pengurangan sukrosa dalam diet
c. Penggunaan benang gigi setiap had
d. Penggunaan kumur alltiseptik dua kali sehari
22. Riwayat medis ke]uarga pada dasarnya terdiri atas dua bagian. Pertam<l, informasi akan
dicari tentang masing-masing anggota kcluarga (dilllulai dari kakek/nenek serta paman dan
bibi dari ayah dan ibu) dan status keschatan keluarga masa la]u dan saat ini. Apa area
pengkajian kedua?
17

STRES, KOPING, DAN

ADAPTASI KELUARGA

PI; 151 BAB

KOPING KElUARGA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KOPING
KONSEP SIRES DAN KOPING DASAR
Perbedaan Gender dalam Koping
FASE WAKlU STRES DAN STRATEGI KOPING
Variasi Sosial-Budaya dalam Koping Keluarga
Periode Antestres
Dampak Gangguan Kesehatan
Periode Stres Akfual
AREA PENGKAJIAN KElUARGA
Periode Pascastres
Stressor, Kekuatan, dan Persepsi Keluarga
TEORI STRES KElUARGA Strategi Koping Keluarga
Teari Stres Keluarga Hill Adaptasi'
Model Resiliency Stres, Penyesuaian~ dan 'Adaptasi , Mengidentifikasi Stresor, Koping, Adaptasi
Keluarga DIAGNOSIS KEPERAWATAN KElUARGA
STRESOR DAN DAMPAKNYA INTERVENSI KEPERAWATAN KElUARGA
STRATEGI KOPING KElUARGA ,Membantu Keluarga.Mengurangi Faktar Risiko
Strategi Koping Keluarga Internal
Membantu Keluarga Berisiko untuk Mengatasi Masalah
Strategi Koping Keluarga Eksternal
MelindungiAnggota Keluarga yang Berisiko Mengalami
'STRATEGI KOPING DISFUNGSIONAl KElUARGA Kekerasan
Penyangkalan Masalah Keluarga Merujuk Keluarga yang Menunjukkan Masalah dan
Perpecahan dan Kecanduan Keluarga Disfungsi Koping Kel\:larga yang Lebih Kamplekt
Kekerasan dalam Keluarga RANGKUMAN

PI; TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menggambarkan pentingnya strategi dan proses koping lam perkembangan krisis atau keberhasilan resolusi rna­
keluarga. salah (nonkrisisl, menurut teari stres' keluarga Hill:
2. Mengemukakan bukti perubahan dalam kehidupan ke­ 6. Mendiskusikan cara bagaimana Model Resiliency meru·
, luarga yang menunjukkan seberapa baik keluarga me­ pakan perpanjangan dari teari stres keluarga Hill.
lakukan kaping. 7. Menjelaskan tuiuan Family Inventory of Live Events and
3. Mendefinisikan dan membedakan makna istilah dan Changes Scale dan peristiwa hidup apa yang paling
konsep ini: stresor, stres, krisis, koping individu, koping menimbulkan stres bagi keluarga.
keluarga, dan odaptasi. 8. Menguraikan dengan singkat masing-masing empat
4. Menjelaskan fugas-fugas koping apa. yang tepat unfuk strategi koping fungsional dan disfungsioncil yang di­
masing-masing tiga fase waktu stres. gunakan oleh keluarga. .
5. Mengidentifikasi tiga variabel utama yang termasuk da-

427
428 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

9. Membedokan apakah strategi koping khusus adalah 12. Menggunakan contoh kasus keluarga:
Fungsional, disFungsional, atau keduanya (dapat sehat a. Mengkaji keluarga dalam hal stresor, kekuatan,
atau tidak sehat). persepsi, strategi koping, dan adaptasi keluarga.
10. Menguraikan dua intervensi keperawatan yang diran­ b. . Mengidentifikasi satu diagnosis keperawatan
cang untuk memelihara atau meningkatkan dukungan keluarga dalam area koping keluarga.
sosial keluarga. c. Menyebutkan dua intervensi keperawatan guna
11. Memberi contoh bagaimana koping keluarga berbeda menyelesaikan atau memperbaiki masalah.
menurut jenis kelamin, budaya, dan status kesehatan
keluarga.

Keluarga seeara konstan menghadapi kebutuhan untuk Mengkaji sumber, strategi koping, dan proses keluarga
memodifikasi persepsi dan kehidupan mereka. Stimulus memberikari landasan guna membantu keluarga dalam ber­
perubahan ini berasal dari dalam dan luar. Kebutuhan adaptasi dan meneapai derajat kesejahteraan yang lebih
perkembangan semua anggota keluarga yang normal dan tinggi. Meneapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi
seeara kontinu berkembang, selain adanya situasi yang adalah tujuan atau alasan keberadaan praktik keperawatan
tidak diharapkan yang melibatkan anggota keluarga, me­ keluarga. Memperkuat dan mendorong respons dan kapasi­
nuntut internal untuk berubah. Stimulus eksternal terhadap tas adaptif yang adekuat, serta mengurangi stresor aktual
perubahan berasal dari perubahan masyarakat saat masya­ dan potensial dari dalam dan luar keluarga, adalah bagian
rakat berinteraksi dengan keluarga selama siklus kehidupan dari tujuan luas dan eakupan ini. Baik keluarga secara esen­
keluarga. Dari sudut pandang ini, "Kita hidup di dalam sial sehat atau disfungsional atau di antara keduanya (da[am
waktu yang bergolak, di ujung ketidakpastian" (Walsh, letak kontinum sehat-sakit), perawat kesehatan keluarga
1998, him. 3). masih menghadapi masalah yang sarna: Membantu keluarga
Bab ini dimulai dengan membahas pentingnya koping meneapai derajat fungsi atau kesejahteraan yang lebih tinggi
keluarga dan seberapa baik keluarga beradaptasi terhadap dalam konteks tujuan, aspirasi, dan kemampuan khusus.
perubahan terus-menerus yang mereka hadapi. Konsep Keluarga di Amerika Serikat memiliki kekuatan yang
dasar yang terkait dengan Iiteratur stres dan koping keluar­ besar tetapi menghadapi tantangan yang signifikan saai ini
ga seeara singkat didefinisikan serta diuraikan kemudian. (Iihat Bab 1). Salah satu kekuatan utama keluarga di
Duateori stres keluarga dijelaskan dan konsep dalam teori Amerika Serikat adalah durabilitas mereka (Fine, 1992).
ini didefinisikan.Proses koping keluarga dan berbagai Walaupun perubahan teknologi telah terjadi dalam masya­
strategikoping keluarga internal dan eksternal diuraikan. rakat, keluarga masih merupakan lembaga dasar tempat
Akhirnya, ditampilkan strategi adaptif keluarga yang dis­ individu bersosialisasi dan diasuh. Kekuatan lain keluarga
fungsional serta pedoman bagi pengkajian, diagnosis, dan di ·Amerika Serikat adalah keragaman etinik dan struktu­
intervensi keperawatan keluarga. ralnya (mis., susunan bentuk keluarga inti, intergenerasi,
orang tua tunggal; orang tua tiri, cohabiting, dan homo­
seksual). Saat ini struktur keluarga non-inti teJah.meneapai
f1t;KOPING KELUARGA tingkat penerimaan yang lebih besar dibandingkan sebe­
lumnya, walaupun banyak dari keluarga ini dan anggota­
Tuntutan terus-menerus memaksa keluarga beradaptasi da­ nya masih menghadapi diskriminasi di lingkungan sekolah,
lam upaya bertahan, berlanjut, dan bertumbuh. Proses dan tempat kerja, dan komunitas. Keluarga di Amerika Serikat
strategi koping keluarga sangat penting gun a membuat hal juga dapat ditandai dengan resilience (daya bangkit) me­
ini mungkin. Persepsi dan penanganan keluarga terhadap reka (Fine, 1992; Walsh, 1998). Walaupun terdapat tekan­
masalahnya melaJui pemanfaatan berbagai sumber dan an ekonomi, sosial, dan politis, sebagian besar keluarga
strategi koping amatlah penting bagi keberhasilan keluarga dapat dianggap berfungsi sangat memuaskan. Mayoritas
mengatasi tuntutan yang ada. orang dewasa di Amerika Serikat adalah pekerja, dalam
Selain itu, yang paling penting, proses dan strategi status kesehatan yang relatif balk, memiJiki hubungan so­
koping keluarga berfungsi sebagai proses atau meka­ sial yang bermakna, dan mInimal mengenyam pendidikan
nisme vital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa sekolah menengah atas (Fine).
koping ke[uarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi, Tantangan terus-menerus keluarga yang dlkonfrontasi
ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai seeara khas dikaitkan dengan perubahan dalam kehldupan
seeara adekuat. Oleh karen a itu, proses dan strategi ko­ keluarga di Amerika. Perubahan struktural dan situasional
ping keluarga mengandung proses yang mendasari yang di kehidupan Amerika-meningkatnya cohabiting family,
memungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga lebih banyak orang tua tunggal dan keJuarga dengan orang
yang diperlukan. tua tiri, angka pereeraian yang lebih tinggi-serta peram­
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA . 429
pingan bisnis dan perusahan besar (yang menyebabkan pe­ dalam keluarga adalah peristiwa hidup atau kejadian yang
nurunan kesempatan kerja, kebutuhan agar pencari nafkah cukup kuat untuk menyebabkan perubahan dalam sistem
ganda bertahan secara finansial), dan pertumbuhan pendu­ keluarga (Hill, 1949). Stresor keluarga dapat berupa pe­
duk lansia-semuanya menciptakan kesempatan baru ter­ ristiwa atau pengalaman interpersonal (di dalam atau di
hadap pertumbuhan dan peningkatan stres serta tuntutan luar keluarga), lingkungan, ekonomi, atau sosial-budaya.
koping guna memenuhi fungsi keluarga (Leeds, 1996). Stresor tersebut yang terjadi "di luar jadwal" atau tidak
Keluarga mengatasi dan beradaptasi terhadap situasi selaras dengan harapan kronologis atan sosial, seperti masa
hidup penuh stres secara teratur. Selain itu, selama awal menjadi janda, akan lebih sulit bagi keluarga (Walsh.
perjalanan hidup, keluarga juga perlu mengatasi stresor 1998). Oleh karena itu, stresor yang dirasakan sebagai
situasional (yang tidak diharapkan) seperti penyakit akut kehilangan dan menimbulkan ambigu (tidak jel~s) yang
atau kronik pada anggota keluarga anak-anak, orang de­ memiliki efek negatif yang lebih besar pada keluarga; pe­
wasa, atau lansia; perilaku menganiaya; penyalahgunaan nurunan moral keluarga dan konftik keluarga yang lebih
alkohol atau obat-obatan; kehamilan remaja; dan/atau ke­ besar disebutkan dalam pandangan ini. Keraguan ambigu
matian atau cedera' karena kecelakaan. Saat ini terdapat mencakup ketidakhadiran fisik anggota keluarga-"pergi
peningkatan kesadaran bahwa masalah kesehatan akut dan tanpa mengucapkan selamat tinggal," kehilangan akibat
kronik yang' tidak terduga ini menyebabkan "penyakit bencana yang tidak diharapkan yang ditimbulkan oleh
keluarga" (Foreman, 2001). perang. bencana alam, relokasi. penahanan. desersi, tero­
Dari upaya penelitan dan teoretis awal, gambaran .me­ risme hidup, atau rna salah kesehatan (demensia, penyakit
ngenai seberapa baik keluarga beradaptasi terhadap stres mental kronik. kecanduan). perselingkuhan, adopsi, dan
dan perubahanadalah bahwa keluarga semata-mata sebuah perceraian (Boss, 1999).
reaktor stres, manajer "pertahanan" sumber, dengan kecen­ Akumulasi (tumpukan) dan besamya stresor dalam ke­
derungan disfungsi. Untungnya, kecenderungan ini ber­ hidupan keluarga memberikan perkiraanjumlah stres yan.g
ubah. Banyak penyelidikan berikutnya telah·bergeser dari dialami keluarga (Olson et at, 1983). McCubbin dan
penekanan pada disfungsionalmenjadi minat yang lebih Patterson (1983a). Konsep akumulasi stresor kehidupan
positifdan lebih luas daJamsusunan sumber dan strategi keluarga didefinisikan sebagai jumlah. peristiwa perkem­
koping yang digunakan keluarga yang luas. Oleh karena bangan (yang diharapkan) dan situasional (yang tidak di­
itu, sifat resilience penyembuhan keluarga dan kemam­ harapkan) serta ketegangan intrakeluarga (tekanan dalam
'puannya untuk "fleksibel" dan bertumbuh setelah peristiwa hubungan di antara anggota keluarga).
yang tidak menyenangkan mendapatkan penekanan yang Persepsianggotakeluarga/keluarga adalah interpre­
lebih besar. Dengan fokus ini, keluarga cenderung dilihat tasi anggota keluarga secara tunggal atau secara kolektif
sebagai agen perubahan resilience sosial, yang inovatif dan , menyusun pengalaman mereka. Persepsi mewarnai sifat
secara mengejutkan efektif di bawah kondisi penuh stres dan signifikansi stresor keluarga yang mungkin, karen a
(Burr, Day, & Bahr, 1993; Burr et aI., 1994; McCubbin & keluarga bereaksi tidak hanya terhadap adanya stresor
McCubbin, 1993; Walsh, 1998). . aktual, tetapi juga terhadap peristiwa saat keluarga me­
rasakan 'atau menginterpretasikannya. Persepsi keluarga
~KONSEP STRES DAN merupakan hal yang terpenting. Sangat peitting untuk me­
merhatikan bahwa keluarga yang terpajan krisis secant
KOPING DASAR konsisten cenderung merasakan peristiwa dengan perilaku
Konsep berikut merupakan landasan Iiteratur mengenai yang menyimpang dan subjektif. Peristiwa yang dipandang
stres, koping, dan adaptasi keluarga. secara objektif danhitau subjektif oleh keluarga yimg sehat
Stres adalah respons atau keadaan ketegangan yang sebagai tantangan, dipandang oleh keluarga yang terpajan
disebabkan oleh stresor atau oleh tuntutan aktual/yang di­ krisis sebagai ancaman dan membebani. Dalam ,kasus ini .
rasakan yang tetap tidak teratasi (Antonovsky, 1979; Burr, stres yang besar dialami, yang pada gilirannya membebani
1973). Stres adalah ketegangan dalam seseorang atau sis­ kapasitas adaptif keluarga. '
tern sosial (mis., keluarga) dan merupakan reaksi terhadap Koping terdiri atas upaya pemecahan masalah yang di­
situasi yang menimbulkan tekanan (Burgess. 1978). Ka­ hadapi oleh individu dengan tuntutan yang sangat relevan
rena stres atau ketegangan dalam sebuah keluarga sulit dengan kesejahteraannya, tetapi membebani sl;lmber sese­
untuk diukur, para peneliti dan praktisi menyamakan orang (Lazarus. Averill, & Opton, 1974). Pearlin dan
dengan sering mengkaji stresor. Schooler (1978) menambahkanpernyataan mengenai
Stresor adalah agen pemrakarsa atau presipitasi yang dugaan keefektifan respons koping saat mereka men­
mengaktifkan proses stres (Burr et al., 1993; Chrisman & definisikan koping sebagai respons (kognitif perilaku atau
Fowler, 1980). Agen presipitasi yang mengaktifkan stres persepsi) terhadap ketegangan hidup eksternal yang ber­
430 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

fungsi untuk mencegah, menghindari, atau mengendalikan dan situasional dapat menjadi krisis bagi keluarga. Ber­
distres emosional. Koping adalah sebuah istilah yang ter­ lawanan dengan pandangan negatif mengenai krisis ke­
batas pada perilaku atau kognisi aktual yang ditampilkan luarga ini, krisis juga dilihat sebagai panggilan "bangun",
seseorang, bukan pada sumber yang mungkin mereka meningkatkan perhatian anggota keluarga terhadap apa
gunakan.. yang benar-benar peniing dalam hidup (Walsh, 1998).
Koping keluarga menunjukkan tingkat analisis ke1om­ Adaptasi adalah proses mengelola tuntutan stresor me­
pok keluarga (atau sebuah tingkat anal isis interaksional). lalui pemanfaatan sumber, koping, dan strategi pemecahan
Koping keluarga didefinisikan sebagai proses aktif saat masalah. Hasilakhimya adalah perubahan keadaan fungsi
keluarga memanfaatkan sumber keluarga yang ada dan yang dapat positif atau negatif, yang menyebabkan pe­
mengembangkan perilaku serta sumber baru yang akan ningkatan atau penurunan keadaan sejahtera keluarga
memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak pe­ (Burgess, 1978). Misalnya, mencari bantuan daTi lembaga
ristiwa hidup penuh stres (McCubbin, 1979). Dengan ber­ masyarakat dapat merupakan gerakan yang sangat positif
geser dari tingkat individu ke tingkat koping keluarga, saat bantuan dari luar dibutuhkan untuk membantu anak
koping menjadi lebih semakin kompleks. Karena kesulitan belajar'masalah, tetapi strategi adapatif yang sarna dapat
dalam mengkaji upaya koping keluarga, sebagian besar . negatif jika menjadi cara dominan keluarga memecahkan
studi mengenai keluarga menjelaskan kombinasi individu masalahnya. Hal ini karena keluarga tidak belajar meman­
dan respons koping keluarga yang dibuat oleh anggota faatkan sumber dari dalam keluarga sendiri.
keluarga dan keluarga. Respons atau perilaku koping Adaptasi kcluarga secara fungsional didefinisikan
keluarga adalah tindakan atau kognisi khusus yang dila­ oleh McCubbin dan McCubbin (1993), sebagai suatu
kukan keluarga sa at beradaptasi terhadap stres (McCubbin, "proses saat keluarga terlibat dalam res pons langsung ter­
McCubbin, Nevin, & Cauble, 1981), sedangkan pola dan . hadap tuntutan stresor yang ekstensif, dan menyadari bah­
strategikoping adalah respons serupa yang berkelompok wa perubahan sistemik dibutuhkan dalam unit keluarga,
menjadi kumpulan yang homogen. Strategi koping kelu­ untuk memperbaiki stabilitas fungsional dan memperbaiki
argadanindividu terbentuk serta berubah sepanjang wak­ kepuasan dan kesejahteraan keluarga (him. 57).' Menurut
tu, sebagai respons terhadap tuntutan atau stresor yang . McCubbin dan McCubbin, adaptasi melibatkan proses re­
dialami (Menaghan, 1983). strukturisasi pola fungsi keluarga. Dalam analisis konsep
K.risis kcluarga didefinisikansebagai kondisi keka­ oleh Clawson (1996) yang berfokus pada adaptasi keluarga
cauan'-tidak teratur, atau ketidakmampuan dalam sistem terhadap penyakit kronik anak, adaptasi keluarga didefini­
keluarga yang berlangsung terus-menerus (Burr, 1973; sikan sebagai proses sistem keluarga yang berkelanjutan
McCubbin & McCubbin, 1993). Krisis terjadi ketika sum­ yang digunakan untuk mencapai tugas-tugas adapatif da­
ber dan strategi adaptif keluarga yang saat ini tidak efektif lam situasi penyakit kronik. Kedua definisi ini menekan­
dalam mengatasi stresor (Iihat Gambar 17-1). Oleh karena kan bahwa adaptasi keluarga adalah suatu proses yang
itu, krisis keluarga merupakan keadaan atau masa kacau berlangsung s~panjang waktu saat anggota keluarga ber­
dalam kehidupan keluarga saat peristiwa yang sangat adaptasi terhadap situasi kehidupan penuh. s~es seperti
l1)enimbulkan stres atau rangkaiankejadian yan'g secara merawat anak yang mengaJami penyakit kronik. Ketika
signifikan membebani sumber dan kemampuan koping ke­ keluarga berhasil dalam berespons terhadap stresor, .ke1u­
luarga, disertai tidak dapat melihat pemecahan masalah. arga dapat bergerak melewati situasi dengan relatif mudah
Keterampilan pemecahan masalah keluarga yang biasanya dan hasil akhir yang positif muncul. Hal ini disebut bon-
efektif menjadi tidak berguna atau berkurang selama ke­
gawatan psikososial (Kus, 1992).
Ada dua jenis situasi yang dapat menempatkan keluarga
ke dalam krisis; peristiwa perkembangan dan situasional. Sumber
Koping
Peristiwa perkembangan atau maturasi adalah peristiwa B
yang berakar dari pengalaman keluarga dalam proses per­
tumbuhan psikososial anggota (mis., menjadi orang tua;
anak matang menjadi remaja; pensiun). Peristiwa ini ter­
dapat dalam tahap siklus kehidupan normal baik bagi
keluarga maupun anggotanya. Peristiwa situasional tidak Persepsi
'. ·.··'.i"·' ..' ;....-~terfladap Stresor
umum atau secara normal diharapkan, seperti kematian C
anak atau pen yak it serius satu anggota ke1uarga. Bergan­
tung' pada sumber, kemampuan koping, dan persepsi Gambar 17-1. Teori Stres Keluorgo Menurut Hill (1949).
keluarga terhadap peristiwa ini, peristiwa perkembangan (Diombil dori McCubbin & PoHerson, 1983b.)
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 431
adaptation (Rungreangkulkij & Gilliss, 2000). Adaptasi terjadi; terdapat kesadaran terhadap bahaya yang mengan­
keluarga juga didefinisikan sebagai hasil akhir (tingkat cam atau ancaman situasi yang dirasakan. Jika keluarga
berfungsinya keluarga pada keluarga) dalam teori menge­ atau orang yang membantu dapat mengidentifikasi stresoT
nai stres dan koping keluarga. yang akan datang, bimbingan antisipasi serta strategi ko­
Koherensi keluarga merupakan kunci sumber resis­ ping pencegahan dapat dicari atau diberikan untuk mem­
tensi alami pada individu dan keluarga. Kualitas disposisi perlemah atau mengurangi dampak stresor.
ini berfungsi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejah­
teraan. Dalam tulisan Antonovsky (1979, 1998) mengenai
PERIODE STRES AKTUAL
rasa koherensi jelas bahwa rasa koherensi dilihat lebih
sebagai atribut individu daripada atribut keluarga. Akan Strategi koping selama periode stres biasanya berbeda in­
tetapi, kemudian ahli teori keluarga berpendapat bahwa tensitas dan jenisnya dari strategi yang digunakan sebelum
keluargajuga dapat memiliki rasa koherensi yang kuat se­ awitan stresor dan stres. Mungkin terdapat strategi defensif
bagai satu dari makna keluarga yang memenganihi tuntut­ dan bertahan yang sangat dasar yang digunakan selama
an dan sumber keluarga (Patterson, 1988b). Antonovsky periode ini jika stres dalam keluarga sangat berat. Dengan
mendefinisikan sebagai berikut: energi yang luar biasa besar yang dikeluarkan dalam me­
Orientasi global yang mengungkapkan sampai sejauh ma­ nangani stresor dan stres, banyak fungsi keluarga (bebe­
na seseorang memiliki perasaan percaya yang pervasif dan rapa dapat sangat penting bagi kesehatan keluarga) sering
taban lama walaupun dinamik babwa (I) stimulus yang kali diabaikan atau dilakukan secara tidak adekuat sampai
berasal dari Iingkungan internal dan ekstemal diri selama keluarga kembali memiliki sumber untuk mengatasl stre­
perjalanan hidup terstruktur, dapat diprediksi dan dijelas­ sor dan stres. Contoh dari situasi terakhir adalah saat kelu­
kan; (2) sumber ada untuk memenuhi tuntutan yang ditim­ arga secara total mengatur kehidupan keluarganya seputar
bulkan oleh stimulus ini; dan (3) tuntutan ini menantang
perawatan anggota yang mengalami sakit kronik. Dalam
kemaknaan investasi dan keterlibatan (Antonovsky, 1998,
him. 22). situasi ini, keluarga dapat sangat disfungsional sepanjang
waktu ketika kebutuhan oanggota 0yang sehat tidak terpe­
Koherensi keluarga merupakan pandangan disposisional nuhi dan perkembangan perjalanan kehidupan keluarga
yang luas. Keluarga yang memiliki rasa koherensi yang terganggu (Reiss, Steinglass, & Howe, 1993). Respons ko­
kuat mempunyai rasa percaya bahwa dunia adalah kom­ ping yang paling membantu selama periode stres sering
prehensif (stimulus internal dan eksternal dapat diprediksi kali intrakeluarga (akan dibahas kemudian), dan mencari
dan terstruktur), dapat dikelola (sumber yang tersedia ada dukungan spiritual (Friedman, 1985; Pravikoff, 1985).
untuk memenuhi kebutuhan), dan bermakna (tuntutan di­
lihat sebagai tan tang an yang bermakna dalam investasi
(McCubbin et ai., 1998). PERIODE PASCASTRES
Resilience keluarga didefinisikan sebagai proses adap­
Strategi koping yang diterapkan setelah periode stres akut,
tasi dalam sistem keluarga. Pendekatan resilience keluarga
disebut fase pacatrauma yang terdiri dari strategi untuk
guna bekerja dengan° keluarga dibentuk di atas kompetensi
mengembalikan keluarga keo keadaan homeostasis yang
dan kekuatan anggota keluarga dan keluarga, yang me­
seimbang. Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga se­
mungkinkan penyediaan layanan kesehatan bergeser dari
lama fase ini, keluarga perlu saling bekerja sarna, saling
model patogenik ke model berbasis kekuatan-yaitu kita
mengungkapkan perasaan, cian memecahkan masalahnyrl
melihat keluarga "ditantang", bukan "hancur", karena ke­
(Burgerss, 1978) atau mencari dan memanfaatkan dukung­
malangan (Walsh, 1998).
an keluarga guna memperbaiki situasi penuh stres. Empat
kemungkinan hasil akhir pascatrauma yang dikutip: (1)
~FASE WAKTU STRES DAN keluarga berfungsi pada tingkat yang lebih °tinggi diban­
dingkan sebelumnya; (2) keluarga berfungsi pada tingkat
STRATEGI KOPING yang sarna dengan prastres; (3) keluarga berfungsi pada
tingkat yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya; atau
Perawat perlu menyadari fase waktu stres, serta strategi
(4) perpecahan keluarga (mis., perpisahan, perceraian,
koping anggota keluarga dan unit keluarga yang dapat
pengabaian) (Mederer & Hill, 1983). Ketika keluarga
digunakan selama setiap tiga periode waktu.
mengakhiri fungsinya pada tingkat kesejateraan rendah
atau dalam keadaan perpecal1an keluarga, anggota kelu­
PERIODE ANTRESTRES
arga sering kali membutuhkan bantuan profesional untuk
Dalam periode sebelum benar-benar melawan stresor membantu keluarga meningkatkan rangkaian strategi ko­
(seperti hospitalisasi anak), antisipasi kadang mung kin ping yang efektif (Reiss, Streinglass, & Howe, 1993).
432 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Pi;TEORI STRES KELUARGA krisis meliputi (1) periode disorganisasi, (2) sudut pemu­
\ihan, dan (3) reorganisasi dan tingkat fungsi baru kelu­
Teori stres keluarga telah berkembang selama 50 tahun arga.
terakhir, seperti yang ditunjukan oleh susunan model yang Gambar 17-1 menampilkan sebuah gambaran visual
dikutip dalam literatur. Perkembangan ini dirangkum da­ dari adaptasi model Hill. Untuk menguraikan model Hill
lam Tabe117-1. Dalam tabel ini teori/model utama diiden­ lebih lanjut, model ini menjelaskan apa yang mencetuskan
tifikasi dan dibandingkan dengan model sebeJumnya. krisis dalam sebuah keluarga dan bukankeluarga yag lain.
Dua teori tentang stres pada keJuarga, yang menekan­ Seperti yang tampak pada Gambar 17-1, ada tiga faktor
kan pada tahap prakrisis (Model ABCX) dan pascakrisis dasar yang terlibat.
(Model Resiliency) dibahas dalam teks ini sebagai pedo­ Yang pertama adalah adanya stresor atau peristiwa­
man yang beiguna bagi perawat yang bekerja dengan stresor aktual (faktor A). Faktor dasar kedua yang me­
keJuarga dan yang mengelola situasi penuh stres. Salah mengaruhi hasH akhir-krisis atau bukan krisis dalam ber­
satu perbedaan antara dua model ini adalah bahwa dalam hadapan dengan stresor adalah sumber dan penggumian
Model ABCX (Hill, 1949) suatu situasi krisis dipandang mekanisme koping keluarga (faktor B). Stresor utama
sebagai hasH akhir negatif bagi keluarga, tetapi dalam awalnya memaksa pertahanan yang stereotipe. Kemudian,
Model Resiliency (McCubbin' & McCubbin, 1993), krisis upaya koping muncul. Iika keluarga tidak menggunakan
dipandang sebagai sebuah tantangan-sebagai suatu indi­ sumber dan mekanisme kopingnya dari rangkaian respons­
kasi. bahwa keluarga harus membuat beberapa perubahan nya yang mungkin, hasilnya sarna seolah-olah keluarga ti­
yang mendasar mengenai bagaimana fungsi umum keluar­ dak memiliki sumber koping. Akan tetapi, intervensi lebih
ga dalam upaya beradaptasi dengan peristiwa stres mudah dalam kasus ini karena tidak terJalu sulit untuk
(McCubbin & McCubbin, 1993). Masing-masing model membantu keluarga memanfaatkan pola koping masa lalu
ini dibahas dalarn bab ini. dibandingkan membantu keJuarga beJajar cara berespons
yang baru.
TEORI ',STRES KELUARGA HILL Yang ketiga dan yang terpenting dari tiga faktor yang
berperan adalah persepsi dan interpretasi keluarga terha­
Teori stres keluarga Hill (1999) klasjk merupakan model dap stresor atau peristiwa-stresor (faktor C). Lazarus dan
yang paling singkat dan fasih dalam menguraikan faktor­ rekan (1974) menekankan bahwa penilaian kognitif se­
faktor yang menyebabkan krisis atau bukan krists dalam seorang atau kelompok terhadap stresor yang meinenga­
keluarga: ·Berdasarkan penelitiail Hill yang dilakukan pa­ ruhi apa upaya koping yang dilakukan serta hasil akhimya.
da perangkat yang menyebabkan perpisahan dan' penyatu­ Tngat bahwa keluarga yang secara konsisten menerima dan
an, ia menyusun teori stres keluarga yang disebut Model mendefinisikan peristiwa serta situasi sebagai ancaman
ABCX yaitu ia mengidentifikasi kumpulan variabel besar dan bahaya bukan sebagai tantangan, cenderung terpajan
(faktor A, B, C, dan X) dan hubungannya yang menyebab­ krisis. Keluarga yang fungsional akan mampu melihat
kan krisislbukan krisis keluarga. Ia juga s~ara teoretis peristiwa sebagai sesuatu yang dapat dipahami dan dapat
menguraikan proses penyesuaian "roller' coaster" pasca­ dikelola.
krisis yang dilewati keluarga. Dua bagian kerangka teore­ Faktor X terlibat dengan krisis atau bukan krisis. Hill
tisnya ini masih tetap jelas tidak berubah selama 50 tahun (1965) membahas faktor-faktor ini dalam hal kecende­
terakhir. Oleh karena itu, teori ini telah menjadi basis bagi rungan-krisis pada keluarga. Kecenderungan-krisis meng­
ban yak studi penelitian dalam bidang stres dan koping uraikan bagaimana keluarga mengatasi faktor B dan C dari
keluarga dan te1ah menjadi landasan karya Caplan (1964) teori. Ketika keluarga terpajan krisis, keluarga cenderung
dan klinisi lain guna menghasilkan teod dan prinsip prak­ mengalami peristiwa stresor dengan frekuensi yang lebih
tik dalam intervensi krisis. besar dan keparahan yang lebih besar (A) serta men­
Kerangka ABCX memiliki dua bagian. Yang pertama definisikan ini lebih sering sebagai krisis (C). Tipe kelu­
adalah pemyataan yang berhubungan dengan penentu kri­ arga ini juga lebih rentan terhadap peristiwa stresor karen a
sis keluarga: A (peristiwa dan kesulitan yang terkait) ber­ kurangnya sumber dan kemampuan koping (B) yang
interaksi dengan B (sumber berhadapan dengan krisis mereka mHiki. Selain itu, keluarga khasnya gagal belajar
keluarga) yang berinteraksi dengan C (definisi yang dibuat dad krisis yang lalu, yang menyebabkan mereka melihat
keluarga mengenai peristiwa tersebut) menghasilkan X peristiwa stresor baru sebagai ancaman dan pencetus
(krisis)" {Hill, 1965, him. 36). Bagian keduanya adalah krisis,
pemyataan yang lebih berorientasi-proses terkait dengan Faktor X cenderung dilihat oleh Hill sebagai "bukan
jalannya penyesuaian setelah krisis. HiI1 (1965) menjelas­ ata!l" hasil akhir, waJaupun tahap krisis atau bukan krisis
kan bahwa perjalanan penyesuaian keluarga setelah sebuah pasti ada. Efek ketidakteraturan krisis dalam keluarga ter­
BAB 17 STRES. KOPING. DAN ADAPTASI KELUARGA 433
lihat dalam hubungan dan penampilan peran anggota ke­ teoretis yang juga menekankan penyesuaian dan adaptasi
luarga. Hill (1965) mengamati bahwa periIaku seksual pa­ keluarga saat keluarga mengalami situasi hidup penuh stres
sangan yang menikah adalah petunjuk yang paling peka (McCubbin, McCubbin, Thompson, & Thompson, 1998).
terhadap adanya krisis (Hill, 1965). Model Resiliency disusun berdasarkan karya awal Hill
Setelah penyusunan teori Hill yang berkembang, model mengenai model stres ABCX (Hill. 1949, 1958) serta
stres keluarga lain disusun berdasarkan karya asli Hill. model stres ke\uarga selanjutnya (McCubbin & McCubbin,
Model stres keluarga yang paling baru menekankan faktor 1987, 1989; McCubbin & Patterson, 1983a). Penekanan
yang memengaruhi respons pascakrisis keluarga. utama model ini adalah pada resiliency keluarga atau
. kemampuan mereka untuk pulih dari peristiwa yang Ill('.­
nyedihkan. Model ini adaJah model berbasis kekuatan,
MODEL RESILiENCY STRES, PENYESUAIAN,
yang menekankan kekuatan dan kemampuan apa yang
DAN ADAPTASI KELUARGA
memengaruhi proses resiliency. .
Model Resiliensy Stres, Penyesuaian, dan Adaptasi Keluarga Model Resiliency didasarkan pada empat asumsi yang
(McCubbin & McCubbin, 1993, 1996) adalah kerangka mendasar mengenai kehidupan keluarga:

TABEL 17-1 'r

PERKEMBANGAN TEORI STRES KELUARGA


TEORI/MODEL AHLI TEORI DAN TAHUN DESK"RIPSI TEORI
Model ABCX Hill (19491 Faktor A (stresorl, B (sumber berhadapan dengan krisis
keluarga), dan C (definisi keluargatentang.peristiwa
stresor) saling berinteraksi gunamenghasilkan X (krisis
atau bukan krisis): leori dikembangkan setelah Perang
Dunia II untuk menjelaskan respons .keluarga terhadap
perpisahan dan penyatuan karenaperang.
Model ABCX Gonda McCubbin & Patterson (1982) Model Hill dimodifikasi, yaitu faktor A diperluas hingga
mencakup stresor asli dan akumulasi stresor. Konsep
koping juga ditambahkan dan dilihat sebagai kunci
variabel penjelasan, yang menyebabkan tahap adaptasi
keluarga yang baru. Model tersebut pertama kali
menguraikan adaptasi pascakrisis dalam keluarga yang
memiliki suomi!ayah yang hilang dalam tugas di perang
Vietnam don kemudian dalam keluarga yang .
menyesuaikan diri terhadap penyakit kronik peda masa
kanak-Kanak (Faux, 1998).
Model Respons Palterson (1988) Model ini, dibuat berlandaskan model ABCX Gonda,
Penyesuaian dan menekankan pad a hasil akhir positif yang mungkin.
Adaptasi Keluarga Model konsiten dengan banyak studi yang berfokus pada
(FAAR) koherensi don resiliency keluarga (Antonqvsky, 1979). .
Makna situasional don global (seperti koherensi keluarga)
dipandang sebagai pengaruh baik tuntutan/stresor
(ketegangan don perselisihan) maupun kemampuan
(sumber don perilaku koping). Kebutuhan versus
kemampuan menyebabkan perbedaan tingkot .
penyesuaian keluarga (prakrisis) dan adaptasi keluarga
(pascakrisis).
Model Resiliency McCubbin & McCubbin (1993) Model ini dibangun berdasarkan liga model sebelumnya
dan menekankdn pada kekuatan don resilience keluargci.
Konsep penjelasan baru ditambahkan: Polo fungsi
keluarga yang baru (tipe keluarga) dan skema atau
pandangan dunia keluarga. Variabel koping diperlu(ls
hingga mencakup pemecahan masalah. .'
434 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

(a) Keluarga menghadapi kesulitan dan perubahan sebagai perbaiki stabilitas anggota dan fungsi unit keluarga
aspek keWdupan kelurga yang alami dan dapat dipredik­ (MCCubbin & McCubbin, 1993). Oleh karena itu, krisis
sikan sepanjang siklus kehidupan; (b) keluarga mengem­ keluarga dipandang sebagai prakondisi yang diperJukan
bangkan kekuatan dan kemampuan yang dirancang untuk dalam upaya keluarga' beradaptasi terhadap stresor atau
meningkatkan tumbuh kembang anggota dan unit keluarga
tuntutan yang dialami anggota keluarga (lihat Gambar
serta melindungi keluarga dari gangguan utama dalam
menghadapi transisi.dan perubahan keluarga; (c) keluarga
17-3) (McCubbin & McCubbin, 1993).
mengembangkan kekuatan dan kemampuan dasar serta Dalam fase adaptasi model (lihat Gambar 17-2), respons
unik yang dirancang untllk melindungi keluarga dari stre­ terhadap situasi krisis ditentukan oleh akumulasi kebu­
sot dan ketegangan yang tidak diharapkan atau normatif tuhan, stresor, transisi, dan ketegangan, serta kekuatan dan.
dan meningkatkan adaptasi keluarga setelah suatu krisis kemampuan unit keluarga. Hal ini mencakup pola fungsi
keluarga atau transisi dan perubahan besar; dan (d) ke­ yang bam saja ditetapkan; penilaian keluarga tentang ba­
luarga mendapatkan manfaat dan berperan pada jaringan gaimana memenuhi kebutuhan 'dan pandangan luas ke­
hubungan dan sumber dalam komunitas. terutama selama luarga mengenai sumber dalam anggota keluarga individu,
periode stres dan krisis keluarga. (McCubbin & McCubbin,
unit keluarga, dan komunitas; serta respons pemecahan
]991, him. 3)
masalah dan koping yang ada dalam keluarga dan yang
Dalam Model Resiliency (Gambar 17-2), respons ke­ bam terbentuk. Masing-masing variabel utama dalam mo­
luarga terhadap peristiwa' hidup dan transisi penuh stres del diuraikan secara berurutan.
terjadidalam dua fase: (1) fase penyesuaian, dan (2) fase
adaptasi. ' AKUMULASI KEBUTUHAN. Keluarga sering kali berhadap­
an dengan lebih dari satu stresor pada satu waktu. Dalam
FASE PENYESUAIAN MODEL RESILIENCY. Fase penye­ Model Resiliency, enam kategori stresor dan ketegangan
suaian pada model menguraikan respons keluarga terhadap teridentitifikasi: (1) Peristiwa stresor dan kesulitan yang
peristiwa yang tidak menunjukkan kesulitan besar dan terkait (mis., saat keluarga anak yang mengalami asma
hanya membutuhkan perubahan kecil dalam ha:I cara unit kronik perlu menstabilkan lingkungan keluarga dalam
keluarga berfungsi saat ini atau respons awal ketuarga' rumah dengan mempertahankan udara bersih dan bebas
terhadap peristiwa yang lebih besar. Situasi yang mungkin debut tidak memelihara hewan peliharaan, dan meminta
hanya membutuhkan penyesuaian oleh keluarga dapat be­ anggota keluarga untuk berhenti merokok); (2) transisi
rupa liburan keluarga, penyakit akut singkat anggota ke­ normatif (mis., kelahiran anak, anak mas uk sekolah, tahap
luarga .dengan pemulihan penuh,. atau anggota keluarga remaja, pensiun); (3) ketegangan ke1uarga yang telah ada
mendapatkan tilang karena pelanggaran lalu Hntas kecil. (mis., kesulitan akrab dengan mantan pasangan); (4) ke­
Keluarga yang mengalami stresor tersebut akan menye­ butuhan situasional (mis., jam kerja meningkat atau kebu­
suaikan terhadap stresor dengan menggunakan cara fungsi tuhan ekstensif terhadap perjalanan terkait kerja dengan
yang tetah ditentukan keluarga dengan hanya membuat ke'tidakhadiran yang sering dari keluarga); (5) konsekuensi
perubahan kecil; definisi keluarga tentang stresor (peni­ upaya keluarga untuk mengatasi masalah (mis., salah satu
laian 'keluarga), sumber keluarga yang ada dan kemampu­ anggota berhenti kerja gun a merawat anggota yang meng­
an pemecahan masalah dan koping kell1arga. Akan tetapi, alami penyakit kronik, yang mengurangi penghasilan kelu­
jika perubahan kecil.dalam fungsi keluarga tidak adekuat arga; atau penggunaan obat-obatan dan alkohol sebagai
untuk menangani peristiwa ini, kemudian keluarga berge­ strategi koping); dan (6) ketegangan intra-keluarga dan
rak ke dalam situasi krisis dan fase adaptasi dari model. ambiguitas sosial-kurangnya pedoman yang jelas baik
dari dalam maupun dari luar keluarga tentang bagaimana
FASE ADAPTASI MODEL RESILIENCY. Dalam model ini, mengelola situasi ini, seperti upaya yang hams dilakukan
situasi krisis tidak periu dipandang sebagai patologis atau mengenai ketidaksuburan atau mengalami keguguran
merusak keluarga, tetapi menunjukkan bahwa keluarga (McCubbin & McCubbin, 1993).
perlu membuat perubahan struktural atau sistemik yang
mendasar dalam fungsinya sebagai upaya beradaptasi ter­ POLA FUNGSI BARU YANG DlmAPKAN. Pentingnya ke­
hadap situasi tersebut. Dengan kata lain, cara berfungsi luarga menetapkan pola fungsi yang baru. dalam suatu
yang lama tidak lagi adekuat dan solusi bam hams dite­ krisis ditekankan pada Model Resiliency. Dua aspek fungsi
mukl!n. Baik stresor perkembangan mauptin situasional dipertimbangkan secara simultan guna membangun "tipe
dapat menciptakan krisis dan membutuhkan adaptasi oleh keluarga", bukan melihat hanya pa~a satu aspek fungsi ke­
keluargii.. luarga pada satu waktu. Tipe keluarga didefinisikan seba­
Krisis dalam keluarga menuntut unit keluarga membuat gai sekumpulan atribut keluargayang menjelaskan bagai­
beberapa perubahan keluarga yang sistemik guna ber­ mana keluarga berfungsi sebagai sebuah unit (McCubbin
adaptasi terhadap situasi kehidupan penuh stres dan mem­ & McCubbin, 1993).,Walaupun mungkin terdapat banyak
FIIISe Penyesualan Fase Adaptasl

Penilaian

temadap Stresor

A Penyakit dan~
Bonadjustment
Penilaian Keluarga:

{ Keparahannya (C) "


t Skema dan Makna
tIl
»
~
Kerentanan tttttpemecshan
Keluarga M tIl
Stresor -JIoo- Karena
Ttpe Keluarga
-JIoo-dan Penetapan
Masslah
dan Koplng _ t ~
(CCC)
Penilaian S!bJasionaI -.J
Penyakit (A) Perubahan Pola Fungsi (T) (PSC) ttttt (CC)
- dan Akumulasi ~ /
( ; Kemampuan ~

Bonsdsptation
dalam Hidup
/
Keluarga \ t til
-l
:u
Resistensl

Sumber
ope Keluarga · Pemecahan ttttt
fTI
. Situasl dan Pola Fungsl .tII
Keluarga (8)
Penyesuaian Mal~~ptif _ Krisls _ Baru yang . Masalah dan
Koplng ,....
lerhadap SitullSl KriSIS (X) Keluarga (Xl Dlletapkan (R) t t t t t
"o

~ 1
(PSC) Adaptssi MS~daPIif '"0
Z
G'l
" ' " Sumber Terhadap SIluasI KrisIs (XX)
_ Keluarga o
(BB) ­ »
t~ z
Dukungan »
. Sosial (BBB) o
»
'"0
~
til
----ll--S~ng Waldu - Sepenjang Waldu ,

Gambar 17-2. Model Resiliency Stres, Penyesuaian; dan Adaptosi Keluorga. (Dari: McCubbin, MA, & McCubbin, H.I. (1993). Families coping with

"r
fTI
C
illness: The Resiliency model of family stress, ad;usfment, and adaptation. Dalam C. Danielson, B. Hamel-Bissel & P. Windsteod-Fry (Eds.), Families, health, and »
:u

illness: Perspe¢ve on coping intervention (him. 21·63). St. Louis: Harcourt Health Services. G'l
»

~
UJ
U1
436 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

tipe atau kombinasi keluarga, tiga tipe keluarga diuraikan kungan harga diri (anggota keluarga mempercayai bahwa
dengan singkat. mereka dihormati dan dihargai); dan (c) dukungan jaringan
Tipe keluarga regeneratif ditandai dengan kepemi­ (anggota keluarga meyakini bahwa mereka termasuk da­
Iikan ketahanan dan koherensi keluarga. Ketahanan keluar­ lam jaringan komunikasi tempat dukungan dan pema­
ga merupakan kekuatan dan durabilitas internal dari unit haman bersama ditekankan)" (Cobb, 1976. dikutip dalam
keluarga serta terdiri atas kemampuan anggota keluarga McCubbin & McCubbin, 1993. him. 48). Selain itu.
bekerja sarna dan komitmen untuk menyelesaikan masa­ McCubbin dan McCubbin juga menekankan (d) dukungan
lah; kemampuan untuk melihat stresor dan perubahan se­ penilaian (informasi yang memungkinkan anggota kelu­
bagai tantangan bukan halangan yang besar yang tidak arga mengkaji seberapa baik mereka melakukannya), dan
dapat diselesaikan keluarga; dan perasaan bahwa keluarga (e) dukungan altruistik (informasi yang diperoleh sebagai
memiliki beberapa pengaruh mengenai cara mengubah se­ niat baik'dari orang lain karena mengobarkan diri). Sumber
suatu dan bahwa hal ini dapat mencapai beberapa tahap komunitas dapat merupakan dukungan sosial yang ber­
penguasaan atau pengendalian terhadap situasi tersebut. manfaat jika keluarga ingin mengakses dan memanfaatkan
Koherensi keluarga adalah ciri utama kedua dari ke­ sumber dukungan ini.
luarga regeneratif. Konsep ini didefinisikan sebelumnya
dalam bagian yan mendefinisikan konsep dasar. PENILAIAN KELUARGA DALAM FASE ADAPTASI. Dalam
Tipe keluarga ritmik berfokus pada waktu dan rutini­ fase penyesuaian, penilaian keluarga hanya mencakup de­
tas keluarga (mis., rutinitas waktu makan dan tidur) serta finisi keluarga terhadap stresor (tingkat penilaian keluarga
menghargai waktu dan rutinitas ini sebagai bagian dari yang pertama). Dua tingkat penilaian tambahan dimasuk­
kehidupan keluarga sehari-hari. Rutinitas ini memberikan kan dalam fase adaptasi model. Penilaian situasional ke­
daya prediksi dan kenyamanan bagi keluarga selama masa luarga (tingkat kedua) dipandang sebagai pengkajian ber­
stres dan kritis. sarna keluarga terhadap stresor,kesulitan yang diciptakan
Tipe keluarga resilient ditandai dengan fteksibilitas stresor, dan seberapa baik keluarga mengelola tuntutan ini
(kemam:puan berubah) dan ikatan keluarga (kedekatan (McCubbin & McCubbin. 1993). Tingkat penilaian kedua
emosi'onal antara anggota keluarga). Keluarga yang memi­ ini merupakan pandangan bersama nilai, tujuan, dan harap­
tiki ketahanan dan koherensi tinggi, menghargai waktu, an keluarga yang dibentuk sepanjang waktu. Tingkat pe­
rutinitas. serta fteksibilitas dan ikatan ditemukan lebih nilaian ini dipengaruhi oleh tceluargaasal anggota keluarga
mampu beradaptasi terhadap situasi penuh stres dengan dewasa, tatar belakang budaya dan agama keluarga, dan
lebib;baik (McCubbin, Thompson et aI., 1988). norma serta nilai sosial. Pandangan luas keluarga biasanya
sangat stabil, tetapi dapat berubah karena terjadinya peris­
SUMBER. Sumber adalah semua atribut dan dukungan yang tiwa bencana, seperti kematian mendadak ayah yang masih
ada untuk digunakan oleh keluarga dalam situasi krisis. mud a dalam s~buah kecelakaan atau kelahiran anak yarig
McCubbin & McCubbin (1993, 1996) menekankan tiga menderita sindrom Down.
sumber dan tingkat sumber yang berbeda: Individu, unit
keluarga. dan komunitas. Sumber anggota keluarga indi­ PEMECAHAN MASALAH DAN KOPING. Dalam Model
vidu dapat mencakup: (1) kecerdasan, (2) pengetahuan dan Resiliency, perilaku koping didefinisikan sebagai upaya
keterampiIan, (3) sifat kepribadian (mis., optimisme), (4) dan sumber yang digunakan keluarga untuk mengelola
kesehatan fisik, dan (5) kesehatan emosional seperti harga stresor (McCubbin & McCubbin, 1993). Oleh karena itu,
diri atau rasa penguasaan. Sumber unit keluarga dapat sumber adalah apa yang keluarga miliki dan koping adalah
mencakup organisasi, keterampilan pengambilan keputus­ apa yang keluarga lakukan. Empat strategi koping diiden­
an, dan kemampuan resolusi-koftik. Sumber komunitas tifikasi dalam model: (1) tindakan untuk mengurangi tun­
termasuk dukungan personal (mis .• kerabat, ternan) dan tutan tersebut (mis., menempatkan anggota keluarga yang
dukungan lembaga (mis., layanan perawatan kesehatan) mengalami cacat ke rumah perawatan), (2) tindakan guna
yang ada di luar keluarga. mendapatkan sumber tam bah an (mis., mencari perawatan
di rumah perawatan dan mengurangi stres (latihan fisik,
DUKUNGAN SOSIAL Dukungan sosial dapat merupakan melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama sebagai
bantuan penting guna membantu keluarga yang sedang satu keluarga), dan (4) menilai ulang situasi menggunakan
mengalami krisis. Dukungan sosial akan diuraikan lebih strategi pembingkaian ulang (mis., melakukan semua hal
lengkap kemudian dalam ,bab ini tetapi dalam Model yang mungkin). Penilaian ulang dan pembingkaian ulang
Resiliency, dukungan sosial didefinisikan sebagai "pertu­ , dibahas lebih lengkap kemudian daiam bab inL
karan informasi pata tingkat interpersonal yang member i­ Komunikasi pemecahan masalah juga memengllrilhi
kan (a) dukungan emosional (individu dalam keluarga bagaimana keluarga beradaptasi. Dalam Model Resiliency,
meyakini bahwa mereka dicintai dan disayangi); (b) du­ dua tipe komunikasi keluarga teridentifikasi: (1) kation,
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 437

penllal an

Penilalan & Makna

Gombar 17-3. Diagram Keseimbangan Fakter dalam Model Resiliency Stres, Penyesuaian, dan Adaptasi Keluarga.

yang meningkatkan stres dan ketegangan (mis., taktik menyampaikan kehangatan dan penghargaan, serta men­
berteriak, menjerit, menyalahkan); dan (2) tipe komunikasi dengarkan kekhawatiran adalah contoh dari tipe' komuni­
memastikan atau mengurangi stres, yang memiliki efek kasi ini. Keluarga yang memiliki tingkat agitasi yang~lebih
menenangkan, mendukung, dan memberi kenyamanan in­ rendah dan tingkat komunikasi yang lebih baik ditemukan
teraksi anggota keluarga. Mengatakan kepada anggota beradaptasi dengan Jebih baik (McCubbin & McCubbin,
keluarga mereka telah melakukan pekerjaan yang baik, 1991).
438 BAG IAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

ADAPTASI KELUARGA. Dalam Model Resiliency, adaptasi Wilson, 1983) (lihat Tabel 17-2). FILE (McCubbin,
keluarga adalah hasil akhir. Adaptasi ini menguraikan hasil Patterson, & Wilson) adalah instrumen yang dapat diguna­
akhir upaya keluarga untuk mengelola situasi penuh stres kan untuk mengkaji atau akumulasi stresor keluarga.
bagi mereka (Rungreangkulkij & Gillis, 2000). Adaptasi Pada masing-masing 71 peristiwa hidup dalam FILE
keluarga diuraikan terjadi dalam dua tingkat: individu ke diberi bobot berdasarkan bagaimana stres tersebut. Tujuh
keluarga dan' keluarga ke komunitas (McCubbin & peristiwa hidup yang paling menimbulkan stres dalam
McCubbin, 1993). Pada tingkat pertama, adaptasi keluarga skala FILE total adalah: (1) kematian seorang anak; (2)
terjadi setelah keluarga menerima perubahan fungsinya kematian salah satu orang tua atau pasangan; (3) pasangan
agar keluarga dapat bekerja sarna sebagai sebuah unit. Pa­ atau orang tua berpisah atau bercerai; (4) adanya peng­
da tingkat ini, keluarga mampu menjalankan fungsinya­ aniayaan fisik atau seksual atau kekerasan dalam keluarga;
afektif, sosialisasi, perawatan kesehatan-secara efektif (5) anggota mengalami cacat fisik atau sakit kronik; (6)
tanpa mengganggu kesehatan fisik dan kesejahteraan emo­ . pasangan atau orang tua berselingkuh; (7) anggota dipen­
sional anggota keluarga. Pada tingkat kedua, adaptasi jara atau penahanan sementara pada anak-anak. Tabel 17-2
keluarga terjadi melalui transaksi dan interaksi an tara ke­ mengilustrasikan tiga hal yang paling menimbulkan stres
luarga dan komunitas. Keluarga yang beradaptasi dengan dalam setiap sembilan subskala FILE. Keluarga yang me­
stres harus beradaptasi pada tingkat fungsi individu-ke­ miliki akumulasi peristiwa hidup yang lebih tinggi (mis.,
keluarga dan keluarga-ke-komunitas karena perubahan nilai FILE tinggi) telah ditemukan memiliki fungsi ke­
pada satu tingkat memengaruhi fungsi keluarga pada ting­ luarga yang rendah dan kesehatan anggota keluarga yang
kat yang lain (McCubbin & McCubbin, 1993, 1996). Jika buruk (McCubbin & Patterson, 1991).
keluarga tidak mampu membuat perubahan ini atau stresor Ketegangan dan stresor hidup keluarga berakar dari
baru menantang tingkat adaptasi keluarga yang ada, faktor multipel, yang menunjukkan betapa sUlitnya untuk
keluarga dapat mundur ke dalam situasi krisis (lihat mengkaji keluarga. Kita cenderung berpikir bahwa agar
Gambar 17-2). masalah lenyap seseorang perlu mencari suatu cara untuk
menyingkirkan atau mengatasi satu faktor penyebab ter­
tentu, bukan memandang situasi tersebut lebih luas. De­
~STRESOR DAN ngan mengkaji keseimbangan antara stresor (durasi dan
DAMPAKNYA kekuatannya) dan sifat serta kekuatan unsur-unsur pen­
dukung atau pelindung, baik di dalam maupun di luar
Keluarga setiap harinya dihujani dengan stimulus yang me­ keluarga, seseorang dapat berupaya melenyapkan atau
nyebabkan ketegangan, beberapa di antaranya hanya me­ mengurangi potensi stresor atau membangun dan mem­
nimbulkan iritasi ringan dan sulit dilihat, seperti kebisingan perkuat sumber keluarga.
lalu lintas dan perumahan yang buruk, dan beberapa di
antaranya berpotensi membahayakan keluarga, seperti ma­
salah pemikahan atau kehilangan anak (McCubbin & ~STRATEGI KOPING
Patterson, 1991; Pearlin & Turner, 1987). Seperti yang di­
uraikan dalam Model Resiliency (McCubbin & McCubbin,
KELUARGA
1993), keluarga jarang berhadapan dengan stresor tunggal Strategi koping perilaku, kognitif, dan emosional keluarga
pada satu waktu tetapi sering kali terpajan oleh stresor baik serta individu diartikan sebagai masalah atau situasi khu­
normatif maupun situasional secara simultan. sus. Perbedaan situasi dan masalah membutuhkan peme­
Selama lebih dari 50 tahun para peneliti telah menyadari cahan yang berbeda; yaitu, respons koping yang berbeda
besarnya perbedaan kuantitas dan kualitas stresor yang perlu diterapkan. Studi Burr dan rekan (1994) memastikan
dimiliki individu. Pada tahun 1949 awal, para peneliti bahwa strategi koping yang digunakan bergantung pada
secara sistematis meneliti kualitas dan kuantitas perubahan jenis stresor. Misalnya, strategi kognitif "menerima si­
hidup serta dampaknya pada kesehatan individu (Holmes tuasi" sangat membantu bagi 90% ibu rumah tangga yang
& Rahe, 1967). Dari studi ini, bobot diberlakukan terhadap bekerja, tetapi dirasakan lebih tidak menguntungkan oleh
berbagai peristiwa hidup (baik perubahan hidup yang po­ 39% pasangan yang tengah mengatasi masalah ketidak­
sitif maupun negatif) yang menyebabkan kesehatan yang suburan. Para peneliti ini menyimpulkan bahwa jika ibu
buruk (Nickolls, 1975). Dari studi awal ini, para peneliti rumah tangga yang bekerja menerima situasi mereka, me­
mengembangkan alat berbasis keluarga yang mengkaji reka selanjutnya dapat mencari pendidikan yang lebih
perubahan hidup dalam keluarga. Alat pengkajian yang tinggi dan pekerjaan, serta membentuk hubungan yang
paling sering digunakan adalah Family Inventory of Live baru. Berlawanan dengan hal tersebut, menerima situasi
Events and Changes (FILE) (McCubbin, Patterson, & bagi pasangan yang tidak subur, artinya mereka menyerah
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 439
mendapatkan anak biologis dan hal ini tidak membantu
mereka (Burr et a!.).
TABEL 17-2
Oleh karena itu, peneliti stres dalam keluarga telah me­
nunjukkan bahwa dengan menggunakan berbagai koping PERISTIWA HIDUP PENUH STRES (BOBOT
strategi untuk mengatasi stres lebih penting dibandingkan NILAI) DENGAN SUBSKALA
menggunakan satu atau dua strategi koping tertentu se­ MENGGUNAKAN FAMILY INVENTORY OF
panjang waktu (Burr, Day, & Bahr, 1993; Burr et a\., 1994; LIVE EVENTS AND CHANGES SCALE (FILE)
McCubbin, Olson, & Larsen, 1991). Burr dan rekan me­ PERUBAHAN KEHIDUPAN
nemukan bahwa perilaku koping yang paling membaha­ KELUARGA NILAI
yakan adalah: menyimpan perasaan di dalam (menekan KEHILANGAN
emosi), mengeluarkan perasaan kepada orang lain (dalam
Kematian seorang anak 99
hubungan), menjaga orang lain daTi mengetahui situasi
Kematian salah satu orang tua atau 98
buruk yang tengah terjadi (kurang komunikasi), dan me­ pasangan .
nyangkal, menghindari, atau lari dari masalah. Tanpa kon­ Anak laki-Iaki atau perempuan YQng 58
teks dan situasional keluarga tertentu, fuhgsionalitas nyata sudah menikah berpisah atau bercerai
daTi pola perilaku tidak dapat ditentukan dengan pasti. KETEGANGAN DALAM PERNIKAHAN
Akan tetapi, keluarga memiliki gaya atau pilihan koping
tertentu, yang juga memengaruhi jenis upaya koping ter­ Pasangan/orang tua berpisah atau 79
bercerai
tentu yang dibawa keluarga guna mengemban masalah.
Pasangan/orang tua "berselingkuh" 68
Cara lain memandang koping keluarga adalah dengan Peningkatan kesulitan dengan hubungan 58.
melihat apakah strategi koping berasal dari dalam keluarga seksual antara suami dan istri
atau bergantung pada dukungan dan sumber di luar ke­
PELANGGARAN HUKUM DALAM
luarga. Dalam buku ini strategi koping keluarga diklasifi­
kasikan menjadi ·sistemkeluarga internal atau eksternal KELUARGA
(Iihat Tabel 17-3). Diasumsikan bahwa strategi koping Penganiayaan fisik atau seksual atau 76
berikut biasanya berfungsi-walaupun mungkin pemakai­ kekerasan di rumah
an strategi koping yang eksklusif/utama atau tidak tepat Seorang anggota dimasukkan ke 68
penjara atau tahanan anak
.dapat menyebabkan hasil akhir keluarga yang disfung­
Seorang anggota lari dari rumah 61
slona!.
PENYAKIT DAN KETEGANGAN
"PERAWATAN" KELUARGA
STRATEGI KOPING ~ELUARGA INTERNAL
Seorang anggota mengalami cacat fisik 73
Dalam strategi koping keluarga internal, tiga jenis strategi atau sakit kroriik
koping intra-keluarga yang umum dibahas: Strategi hu­ Peningkatan kesulitan dalam mengelola 58
bungankeluarga, kognitif, dan komunikasi. anggota yang sakit kronik atau cacat
Peningkatan tanggung jawab untuk 47
STRATEGI HUBUNGAN memberikan bantuan asuhan langsung/
finansial kepada orang tua suami/istri
MENGANDAIKAN KElOMPOK KflUARGA. Keluarga tertentu saat
KETEGANGAN INTRA-KELUARGA
mengalami tekanan tnengatasi dengan menjadi lebih ber­
Salah satu anggota tampak tergantung 66
gantung pada sumber mereka sendiri. Bersatu adalah satu
pada alkohol atau obat-obatan
dari proses yang paling penting dalam badai kehidupan
Seorang anggota tampak memiliki 58
keluarga. Keluarga berhasil melalui masalah dengan men­ masalah emosional
ciptakan struktur dan organisasi yang lebih besar di rumah Peningkatan ke~ulitan mengatur anak 55
dan keluarga. Penetapan waktu dan rutinitas keluarga, remaja
seperti yang melibatkan waktu makan, waktu tidur, tugas KETEGANGAN DALAM KEHAMILAN
rumah tangga, kunjungan kekeluarga besar, dan peng­
DAN KELAHIRAN ANAK
hargaan rutinitas ini dapat menjadi sumber kekuatan dan
daya prediksi saat keluarga di bawah tekanan (McCubbin Kehamilan seorang anggota yang belum 65
menikah
& McCubbin, 1991). Ketika keluarga menetapkan struktur
Seorang anggota melahirkan atau 50
yang lebih besar, hal ini merupakan upaya untuk memiliki mengadopsi aoak
pengendalian yang lebih besar terhadap kehidupan mereka. Seorang anggota mengalami keguguran 50
Upaya ini biasanya melibatkan penjadwalan waktu ang-
(berlan;utJ
440 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Sebuah studi oJeh Reiss dan rekan (1986) dijadikan titik


TABEL 17-2(LANJUTAN) toJak. Para peneliti mengamati bahwa anggota yang meng­
alami penyakit kronik dalam keluarga yang "kuat" yang
PERISTIWA HIDUP PENUH STRES (BOBOT sangat patuh terhadap program pengobatan untuk penyakit
NILAI) DENGAN SUBSKALA ginjaJ stadium lebih cepat meninggal dibandingkan ang­
MENGGUNAKAN FAMILY INVENTORY OF gota keluarga yang mengalami penyakit kronik yang
LIVE EVENTS AND CHANGES SCALE (FILE) mengambil cuti sehari dari program pengobatan yang ketat
PERUBAHAN KEHIDUPAN untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, makan ber­
KELUARGA NILA) sarna. dan bersosialisasi (Reiss et al.. 1986). Jadi, kepatuh­
TRANSIS) DAN KETEGANGAN KER.JA an dan pengendalian dapat membantu dalam mengatasi
stres,tetapi jika melakukannya terJaJu ekstrem, tilmpak
KELUARGA
menimbulkan gangguan baik fungsi individu maupun
Seorang anggota kehilangan atau 55 keluarga.
berhenti dad pekerjaan
Burgess (197-8) menekankan bahwa strategi koping
Seorang anggota berhenti bekerja 51
khusus ini, termasuk disiplin diri di antara anggota ke­
selama periode yang lama
Seorang anggota pensiun dari pekerjaan 48 Juarga, sangat dibutuhkan dalam awal situasi penuh stres
. KETEGANGAN FINANSIAL DAN seperti saat orang tua menghadapi kecelakaan senus di
rumah. Mereka harus memelihara ketenangan dan ke­
USAHA
mampuan memecahkan masalah. karena mereka bertang­
Mencari tunjangan kesejahteraan 55 gung jawab kemudian terhadap kehidupan mereka sendiri
Seorang anggota memulai sebuah usaha 50 dan kehidupan anak mereka, serta bahkan. Pearlin dan
baru Schooler (1978) menemukan bahwa kemandirian adalah
Perubahan poser agrikuhur atao pasar 43
res pons koping yang efisien dalam area mengukuhkan
seham, yang mengganggu penghasilan
keludrga . peran pernikahan.dan orang tua. Pengelolaan waktu adalah
satu dari respons koping khusus yang mengikuti' dalam
TRANSISI "MASUK DAN KELUAR" strategi koping yang lebih luas ini. .
Walsh (1998) mencatat bahwa beberapa keluarga man­
Anggota dewasa muda keluar dari 43
rumah diri yang berhadapan dengan masalah kesehatan kronik
Seorang anggota menikah 42 atau serius dapat tampak terkait secara patologis. Akan te­
Seorang anggota pindah kembali ke 42 tapi, kohesi tinggi yang mereka perlihatkan dapat saja
rumah atau orang bdru pindah ke dalam fungsional dan bahkan diperlukan dalam konteks situasi
rumah tan9ga kesehatan mereka. Perlu juga disebutkan bahwa strategi ini
dapat saja disfungsional jika kebutuhan terhadap pengen­
Sumber: Diambil dari McCubbin, Patterson, & Wilson (1983).
dalian tidak disesuaikan dengan kebutuhan menerima se­
suatu yang tidak dapat dikendalikan dan dalam situasi saat
bantuan dari luar dibutuhkan tetapLtidak dican. Misalnya,
gota yang lebih ketat, lebih ban yak tugas per anggota
pemberiasuhan keluarga bagi anggota yang mengalami
keluarga, organisasi ikatan yang lebih dekat, dan rutinitas
Alzheimer yang tidak dapat mencari bantuan dari luar saat
yang lebih kaku dan terprogram. Bersamaan dengan makin
kondisi anggota memburuk hingga kebutuhan akan pe­
ketatnya batasan keluarga. menimbulkan kebutuhan peng­
rawatan fisik total, dapat secara serius merusak kesejah­
atUl~an dan pengendalian anggota keluarga yang lebih
teraan fisik dan mentalnya sendiri. Selain itu jika meng­
besar, disertai harapan bahwa anggota akan lebih disiplin
andalkan kelompok keluarga menjadi model adaptasi yang
dan menyesuaikan diri. Jika berhasil. keluarga menerapkan
pervasif dan berulang, dapat menyebabkan fleksibilitas
pengendalian yang lebih besar dan mencapai integrasi dan
yang dibutuhkan hilang.
kohesivitas yang lebih besar.
Tipe koping keluarga ini biasanya berasal dari pengaruh KESEISAMAAN YANG USIH SESAI (MEMPERKUAT KOHESI KRUARGA).
etnik Protestan tradisional, yang menilai dan melihat pe­ Salah satu cara membuat keluarga makin erat dan me­
ngendalian dan kemandirian sebagai hal yang khususnya melihara serta mengelola tingkat stres dan moral yang
dibutuhkan selama masa. sulit. Bersamaan dengan struk­ dibutuhkan keluarga adalah dengan berbagi perasaan dan
turisasi adalah kebutuhan bagi beberapa keluarga menjadi pemikiran, serta terlibat dalam pengalaman atau aktivitas
"kuat" dan belajar menyembunyikan perasaan dan me­ keluarga. Kebersamaan yang lebih besar menghasilkan
nguasai ketegangan dalam diri mereka. Akan tetapi, ke­ kohesi keluarga yang lebih tinggi. atribut ke1uarga yang
luarga yang "kuat" kadang memiliki ikatan yang lemah. mendapatkan perhatian luas sebagai atribut keluarga inti
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 441
(Olson, 1993). Olson memandang kohesi keluarga sebagai
TABEL 17-3
"ikatan emosional yang saling dirasakan anggota keluarga"
(hlm.105). Keluarga yang ekstrem adalah keluarga yang
kohesinya sangat tinggi atau sangat rendah. Ketika keluar­ STRATEGI KOPING' KELUARGA
ga sangat tinggi kohesinya, keluarga tersebut dikatakan STRATEGI KOPING KELUARGA
terkait dan terdapat kemandirian atau otonomi yang lebih INTERNAL
sedikit. Dalam tipe keluarga ini, anggota mencari kepuasan Strategi hubungan
dan hubungan terutama dalam rumah serta, anak-anak
Mengandalkan kelompok keluarga
lebih lama meninggalkan rumah (Walsh, 1998). Ketika
Kebersamaan yang lebih besar
keluarga pecah atau kohesinya sangat rendah, anggota ke­
luarga tidak dekat satu sarna lain dan memiliki sedikit Fleksibilitas peran '
komitmen terhadap unit keluarga. Keluargil yang memiliki Strategi kognitif
tingkat kohesi sedang cenderung lebih fungsional dan le­ Normalisasi
bih bisa beradaptasi terhadap stres (Olson). Tingkat kohesi Pengendalian makna masalah dengan pembingkaian
yang fungsional bagi keluarga juga dipengaruhi oleh latar , ulang dan penilaian pasif

belakang budaya; tingkat kohesi yang lebih tinggi dalam Pemecahan masalah bersama

kelompok subbudaya tertentu diperlukan dan bersifat Mendapatkan informasi dan pengetahuan

fungsibnal.
Strategi komunikasi
Hubungan yang paling penting membutuhkan kohesi­
, Terbuka dan jujur
vitas atau saling berbagi dalam sistem keluarga, mungkin
Menggunakan humor dan tawa
antara suami-istri atau pasangan orang dewasa, terutama
dalam keluarga kelas menengah. Hubungan. yang saling STRATEGI KOPING KELUARGA
percaya, khususnya antara pasangan, saat individu dapat EKSTERNAL
, berbicara dengan akrab tentang diri dan perhatian mereka
Strategi komunitas: Memelihara jaringan aktif dengan
telah menunjukkan sangat penting bagi' kesehatan psiko­ komunitas
logis pada masa stres.
Strategi dukungan sosial
Kohesi yang lebih besar danberbagi kekhawatiran serta
Keluarga besar
perasaanjuga sangat bemanfaat dalam mengurangi tingkat
Teman
ketegangan keluarga akibat penyakit akut atau serius atau
stresor besar lain. Kohesivitas keluarga yang tinggi khu­ Tetangga
susnya membantu saat keluarga pernah trauma, kar~na Kelompok swa-bantu
anggota keluarga sangat memerlukan dukungan (Figley, Dukungon sosial formal
1989). Dalam masa krisis ini anggota keluarga dapat sa­ Strategi spiritual
ngat terkait dan saling bergantung serta menghonnati per­ Mencari bantuan rohaniwan
bedaan diantara anggota keluarga (Walsh, 1998).
Lebih terlibat dalam aktivitas keagamaan
KeterlibatatiJkeluarga dalam ritual keluarga yang me­
Memiliki keyakinan terhadap TuHan
miliki makna dan nilai bagi keluarga adalah cara lain
Berdoa
keluarga saling berbagi. Ritual dalam keluarga adalah pro­
ses sosial yang berulang atau pola interaksi yang memeli­ Mencari pembaruan dan keterkaitan dalam hubungan
yang erat dengan alam
hara identitas keluarga dan memberikan definisi bersama
anggota keluarga mengenai dunia (Hartman & Laird, Sumber: Diambil sebagian dari Burr, 1994; McCubbin, Olson, &
1983). Sebuah contoh budaya ritual keluarga yang sangat Larsen, 1991; Walsh, 1998.
sempurna adalah ad at istiadat Yahudi duduk shivah selama
peri ode 7 hari setelah pemakaman dengan kerabat dan
ternan dekat yang mengunjungi' keluarga yang berduka bersama, tetap bersa'tna" mengandung banyak sekal1 ke­
serta berbagi pemikiran dan perasaan mereka, yang mem­ benaran. Strategi koping ini akhirnya bertujuan mem­
berikan dukungan dan pemeliharaan emosional bersama. bangun integrasi, kohesivitas, dan resiliency yang lebih
Aktivitas keluarga di waktu luang merupakan sumber besar dalam keluarga.
koping yang s~ngat penting guna memperbaiki kohesi­
vitas, moral, dan kepuasaan keluarga (McCubbin & FUKS/8/UTAS PfRAN. Karena perubahan yang cepat dan per­

McCubbin, 1991; Olson, 1993). Seperti yang banyak dika­ vasif dalam masyarakat kita serta, dalam hidup keluarga,
takan orang, peribahasa "Sebuah keluarga yang berperan fteksibilitas keluarga, khususnya pada pasangan, merupa­
442 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

kan tipe strategi keluarga yang sangat kuat. Olson (1993) sepanjang waktu. sangat penting guna menormalisasi si­
dan Walsh (1998) telah menekankan bahwa fleksibilitas tuasi keluarga(Fiese, 20(0).
peran adalah satu dari dimensi utama adaptasi keluarga. Penelitian dari George Washington University yang
Keluarga harus mampu beradaptasi terhadap perubahan menangani penyakit ginjal stadium lanjut pada keluarga
perkembangan dan lingkungan. Ketika keluarga berhasil menunjukkan babwa keluarga yang memiIiki koping ke­
mengatasi, keluarga mampu memelihara suatu keseim­ luarga dengan menjalankan aktivitas yang normal meski­
bangan dinamik antara perubahan dan stabilitas. Fleksi­ pun ada anggota keluarga yang sakit terbukti memiliki per­
bilitas peran memungkinkan keseimbangan ini berlanjut. jalanan klinis yang lebih baik dibandingkan keluarga yang
Kemampuan subsistetn pasangan yang menikah atau melakukan aktivitas dengan berfokus pada kebutuhan ang­
pasangan dewasa berbagi dan berganti perlln saat dibu­ gota keluarga yang sakit (Cornille, 2001).
tuhkan sangat penting. Dalam penelitian mengenai tingkat PENGENDAUAN MAleNA MAsAtAH DENGAN MiM8INGKAI UI.ANG DAN
fungsi keluarga yang berduka. Davies dan rekan (1986) PENllAlAN PASIF. Dalam sebuah studi besar pada orang de­
memastikan pentingnya fleksibilitas peran suami-istri se­ wasa Amerika. salah satu cara utama yang ditemukan
bagai strategi koping yang fungsionaJ. Mereka menemu­ Pearlin dan Schooler (1978) efektif dalam koping adalah
kan pada sam pel keluarga yang berduka bahwa derajat pemakaian mekanisme mental-pengendalian makna ma­
peran keluarga dapat fteksibel atau kaku pada tingkat salah tersebut. Strategi koping kognitif ini memperbaiki
fungsi yang berbeda, dengan peran fleksibel menyebabkan atau secara kognitif menetralkan stimulus yang mengan­
fungsi yang lebih baik. Pada penelitian mengenai keber­ cam dalam hidup. Berbagai studi penelitian telah me­
hasilan hubungan pasangan jangka panjang. fteksibilitas nunjukkan bahwa individu dan keluarga yang memiliki
peran sangat penting dalam membantu pasangan berkem­ "bias optimistik" cenderung melakukannya dengan lebih
bang dan mengatasi banyak tantangan dalam kehidupan baik dibandingkan mereka yang "sulit menerima" kenya­
keluarga (Walsh, 1998). taan (Walsh, 1998). Seperti yang disebutkan sebelumnya,
interpretasi yang diberikan terhadap peristiwa dapat mem­
STRATEGI KOGNITIF
buat perbedaan an tara berespons berlebihanterhadap si­
NOflMAUSASI. Strategi koping fungsionalkeluarga lainnya tuasi (saat keluarga mengalami stres yang amat-besar), be­
adalah kecenderungan bagi keluarga untuk menormalisasi reaksi dengan cara yang realistik (saat situasi dilihat secara
sesuatu .sebanyak mungkin saat mereka mengatasi stresor objektif, dinilai secara akurat), dan bereaksi secara tidak
jangka panjang yang cenderung mengganggu kehidupan adekuat (saat unsur penyangkalan mungkin ada dan stres
keluarga dan aktivitas rumah tangga. Banyak penulis telah yang lebih kedl muncul). Dua cara mengendalikan makna
menggunakan istilah "normalisasi" untuk membuat konsep masalah dibahas di sini; membingkai ulang danpenilaian
tentang bagaimana keluarga mengelola disabilitas anggota pasif.
(Faux. 1998; Knafl. Deatrick, & Kirby, 2001). Davis (1963) Dalam literatur kesehatan jiwa keluarga, pembingkaian
adalah peneliti pertama yang menggunakan istilah "nor­ ulang kognitif sering kali dianjurkan sebagai cara mengen­
maJisasi" guna menggambarkan respons keluarga terhadap dalikan makna stresor. IstiIah "keyakinan optimistik"dan
penyakit atau disabilitas. Ia menemukan bahwa keluarga "penilaian positif' (Burr, Day, & Bahr, 1993; Folkman,
yang memiliki anak yang terkena polio menormalkan si­ Lazarus, Dunkel-Schetter, De Longis, & Gruen, 1986)
tuasi mereka dengan meminimalkan ketidaknormalan pe­ juga digunakan secara sinonim. Keluarga yang menggu­
nampilan anak. dengan berpartisipasi pada aktivitas biasa, nakan strategi koping ini cenderung melihat aspek positif
dan memelihara ikatan sosial yang berkelanjutan. Normali­ dari peristiwa hidup penuh stres, seperti yang dicontohkan
sasi adalah proses penatalaksanaan keluarga yang sering dengan membuat perbandingan positif ("Hitunglah nikmat
kali dilakukan pada keluarga yang memiliki masalah ke­ Anda"; "Ini dapat lebih buruk"); dan membuat peristiwa
seha.tan kronik. Normalisasi adalah proses terus-menerus atau pengalaman penuh stres tidak terlalu penting dalam
yang melibatkan pengakuan pen yak it kronik tetapi mene­ hierarki nilai keluarga (Chesler & Barbarin, 1987; Pearliri
gaskan kehidupan keluarga sebagai kehidupan yang nor­ & Schooler, 1978). Walsh (1998) menekankan bahwa
mal,menegaskan efek sosial memiliki anggota yang men­ memiliki pandangan positif adalah proses utama dalam
derita penyakit kronik sebagai sesuatu yang minimal. dan resiliency ke)uarga. Hal ini ditandai dengan anggota ke­
terlibat dalam perilaku yang menunjukkan kepada orang luarga yang memiliki rasa percaya dalam mengatasi "ke­
lain bahwa keluarga tersebut adalah normal (Deatrick. ganjilan," dengan mempertahankan pandangan optimistik
Knafl. & Murphy-Moore. 1999; Kilaft & Deatrick. 1986; terhadap peristiwa, terus memiliki harapan, dan berfokus
Shepard & Mabon. 1996). Keluarga "menormalkan" de­ pada kekuatan dan potensi. Miller (2000) sepakat dengan
ngan memelihara ritual dan rutinitas. Hal ini membantu Walsh dan penulis lain-bahwa mempertahankan pan­
keluarga mengatasi stres dan meningkatkan rasa keutuhan dangan positif dan memelihara harapan adalah mekanisme
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 443
koping penting, khususnya saat menghadapi kanker dan dapat diterima, para peneliti melihat perbedaan peman­
penyakit mengancam hidup lainnya. faatan pemecahan masalah ·bersama keluarga. Pemecahan
Pembingkaian ulang adalah cara persepsi koping indi­ masalah bersama dapat dijelaskan sebagai sebuah situasi
vidu dan sering kali dipengaruhi oleh keyakinan keluarga. saat keluarga secara bersama-sama mampu mendiskusikan
Keluarga memiliki persepsi bersama atau realitas subjektif masalah dengan segera, mencari pemecahan yang didasar­
bersama, dan proses pembingkaian ulang akan dipengaruhi .kan pada logika, dan mencapai kesepakatan mengenai apa
oleh persepsi ini. Rolland menekankan bahwa keyakinan yang akan di.lakukan berdasarkan sekumpulan isyarat,
individu dan keluarga berfungsi sebagai peta kognitif yang persepsi, dan saran dari berbagai anggota keluarga. Pe­
membimbing tindakan dan keputusan keluarga. Keyakinan mecahan masalah keluarga yang efektif meliputi tujuh
dapat, dengan sedemikian rupa, selaras dengan pandangan langkah spesifik: (1) mengidentifikasi masalah; (2) mengo­
hidup, paradigma, dan nilai keluarga. Menurut Rolland, munikasikan tentang masalah; (3) menghasilkan solusi
keluarga mengembangkan paradigma atau .sisterri keya­ yang mungkin; (4) memutuskan satu dari solusi; (5) me­
kinan mengenai bagaimana dunia bekerja. Keyakinan ini lakukan tindakan; (6) memantau atau memastikan bahwa
membentuk bagaimana keluarga mengalami dan mengin­ tindakan dilakukan; dan (7) mengevaluasi seluruh proses
terpretasi lingkungan mereka serta merupakan faktor pen­ pemecahan masalah. Dengan memasukkan strategi peme­
ting dalam proses pembingkaian ulang keluarga dan pen­ cahan masalah ini ke dalam kehidupan keluarga, keluarga
definisian ulang situasinya. Peran agama dan spiritualitas dipercaya dapat berfungsi secara lebih efektif (Epstein,
juga berperan penting dalam membentuk keyakinan. Bishop, Ryan, Miller~ & Keitner, 1993). Reiss menyebut
Keluarga akan memerhatikan bahwa dalam situasi pertuh keluarga yang menggunakan proses pemecahan masalah
stres yang mereka percaya bahwa "Tuhan tidak akan mem­ yang efektif sebagai keluarga yang peka terhadap ling­
berikan sesuatu yang kita tidak bisa atasi" atau bahwa kungan. Tipe keluarga seperti ini melihat sifat masalah se­
''Tuhan akan membantu kita melewati situasi irii." Pen­ bagai sesuatu 'di luar sana" dan tidak mencoba membuat
tingnya keyakinan digarisbawahi dalam praktik klinis masalah menjadi internal.
Lorraine dan rekan (Wright, Watson, & Bell, 1996). Para Figley (1989) dan Walsh (1998) mengidentifikasi ber­
klinisilpeneliti ini telah menemukan bahwa pengkajian orientasi solusiataupemecahan masalah kolaboratif se­
terhadap keyakinan anggota keluarga dan melakukan in­ bagai tipe koping fungsional yangmeyebabkan resiliency
tervensi pada batasan keyakinan yang berlaku adalah cara keluarga. Rasa percaya dalam pemecahan, masalah ke­
yang ampuh memban~u keluarga mengurangi penderitaan luarga dibutuhkan agarstrategi ini menjadi efektif.
mereka. McCubbin, Olson, & Larsen (1991) menekankan bahwa
Cara kedua keluarga mengendalikan makna stresor keluarga harus "mengetahui" kekuatan dan tenaga dalam
adalah dengan penilaian pasif, kadang disebut sebagai pe­ dirinya untuk memecahkan masalah mereka sendiri dan
nerimaan pasif. Pada cara kedua ini, keluarga mengguna­ menghadapi masalah mereka dengan "kepala tegak."
kan strategi koping kognitif kolektif dalam memandang
MfNDAPAlKAN 'NFORMASI DAN PfNGfTAHUAN. Keluarga yang le­
stresor atau kebutuhan yang menimbulkan stres sebagai
bih berbasis kognitifberespons terhadap stres dengan men­
sesuatu yang akan selesai dengan sendirinya sepanjang
cari pengetahuan dan informasi berkenaan dengan stresor
waktu dan tentang hal tersebut tidak ada atau sedikit yang
atau kemungkinan stresor. Hal ini khususnya terbukti da­
dapat dilakukan. Seperti yang ditekankan oleh Boss (1988),
lam kasus masalah kesehatan berat atau yang mengancRm
penilaian pasif dapat menjadi strategi penurun stres yang
hidup. Dengan mendapatkan informasi yang bermanfa::1
efektif dalam jangka waktu pendek, khususnya dalam ka­
dapat meningkatkan perasaan memiliki beberapa pengen­
sus saat tidak ada suatu pun yang dapat dilakukan. Akan
dalian terhadap situasi dan mengurangi rasa takut keluarga
tetapi~ jika strategi ini digunakan secara konsisten dan se­
terhadap sesuatu yang tidak diketahui; juga membantu ke­
panjang waktu, penggunaannya menghambat pemecahan
luarga menilai stresor (maknanya) lebih akurat dan meJl[,.­
masalah yang aktif dan perubahan dalam keluarga serta
ambil tindakan yang diperlukan.
dapat mengganggu adaptasi keluarga.
Orang tua yang secara aktif mengatasi menjadi orang
PfMfCAHAN MAsALAH 8fRSAMA. Pemecahan masalah bersama tua dengan mencari tahu informasi baru dan sumber lain
di antara anggota keluarga adalah strategi koping kognitif menunjukkan hasil yang positif dan merasa mengatasi de­
dan komunikasi keluarga yang telah diteliti secara eksten­ ngan baik terhadap kewajiban menjadi orang tua (Pearlin
sif melalui metode penelitian laboratorium oleh kelompok & Schooler, 1978). Pemberian informasi sering kali l:IC"!tl
peneliti keluarga (Klein, 1983; Reiss, 1981; Strauss, 1968) pakan salah satu cara perawat dan profesional kesehatall
dan dalamlingkungan alami (Chesler & Barbarin, 1987; lain memberikan intervensi pada keluarga. Banyak stwli
Epstein et aI., 1993; Figley, 1989). Dengan berfokus pada telah membuktikan hal ini. Misalnya, pemberian info: Ill" ...
rutinitas dan gangguan dalam kehidupan keluarga yang terkait dengan perawatan diri dan pengenalan dini terhadap
444 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

gejala asma anak menyebabkan penurunan kunjungan ke kan pandangan positif terhadap kehidupan keluarga dan
kamar darurat yang signifikan pada kelompok intervensi situasi sosial (Hickman & Starr. 2001). Akan tetapi, harus
(Alexander, Younger, Cohen, & Crawford, 1988; diperhatikan bahwa walaupun humor diidentifikasi di sini
Fitzpatrick, Coughlin, & Chamberline, 1992); dan program sebagai. sesuatu yang fungsional, jika humor digunakan
yang berfokus pada pemberian informasi keluarga menge­ secara berulang untuk menutupi ungkapan emosionallang­
nai pengobatan asma memperlihatkan perbaikan dalam pe­ sung dan menutupi serta lari dari masalah, penggunaannya
natalaksanaan asma anak setelah intervensi (Barnett, Fatis, jelas disfungsionaI.
Sonnek, & Torvinen, 1992; Hunter & Bryant, 1994).
Membantu keluarga menggunakan Internet secara efektif
STRATEGI KOPING KELUARGA EKSTERNAL
untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terkini ada­
lah peran perawat keluarga yang sangat penting yang harus Walaupun strategi koping internal penting, kebanyakan
dilakukan guna membantu keluar-ga mengatasi (Stone, penulis yang menulis di bidang tersebut saat ini juga me­
2001). nekankan kebutuhan keluarga yang mengalami tekanan
memperoleh atau mendapatkan informasi ektemal, barang
STRATEGI KO,.UNIKASI yang nyata, layanan, dan dukungan yang lebih banyak.
Strategi koping keluarga ekternal dalam memelihara jalin­
.TU8UKA DAN JWUR. Seperti yang telah dicatat dalam Bab 10, an komunitas yang aktif dan menggunakan sistem dukung­
komunikasi yang baik sangat penting bagi fungsi keluarga an sosial serta strategi spiritual dibahas di bagian ini.
(lihat bab ini untuk uraian yang lebih banyak). Akan tetapi,·
hal ini menjadi lebih penting selama periode stres dan kri­ STRATEGI KOMUNITAS: MEMEUHARA JAUNAN AKTIF
sis keluarga. Anggota keluarga yang menunjukkan keter­ DENGAN KOMUNITAS. I\ategori ini merujuk pada upaya
bukal!l), kejujuran, pesan yang jelas, dan perasaan serta koping keluarga yang terus-menerus, jangka panjang, dan
afeksj !yang lebih besar dibutuhkan pada masa ini (Oiiver, umum, bukan upaya seseorang menyesuaikan untuk me­
1998;..Walsh,1998). Satir (1998) mengamati bahwakomu­ ngurangi stresor khusus siapa pun. Pada kasus ini, anggota
nikasi dalam keluarga yang fungsional adalah langsung, keluarga adalah peserta aktif (sebagai .anggota aktif atau
terbuka, jujur, dan jelas. Keterbukaan adalah komunikatif posisi pimpinan) dalam klub, organisasi, dan kelompok
dalam berbagi ide dan perasaan. Pemecahan masalah ko­ komunitas. Ingat satu asumsi dalam Model Resiliency
laborati.f; yang dibahas sebagai strategi koping kognitif, (McCubbin & McCubbin, 1993) adalah bahwa keluarga
juga merupakan strategi koping komunikasi, yang mem­ berperan ter1'!adap dan mendapat manfaat dari jaringan du­
fasilitasi koping dan adaptasi keluarga. kungan dan layanan komunitas yang aktif. Rasional pen­
tingnya hubungan ini sebagai upaya koping berdasarkan
MfNGGUHAKAN HUMOR DAN TAWA. Studi mengenai resiliency pada teori sistem. yang menyatakan bahwa setiap sistem
menekankan bahwa humor tidak terhingga nilainyadalam sosial harus memiliki gerakan informasi dan aktivitas
mengatasi penderitaan (Walsh, 1998). Humor tidak hanya melewati batasannya jika ingin melakukan fungsinya
dapat menyokong semangat, humor juga dapat menyokong (Whitchurch & Constantine, 1993). Karena keluarga tidak
sistem imun seseorang dalam mendorong penyembuhan. dapat memenuhi semua kebutuhan anggota dan kelom­
Demikian juga bagi keluarga, rasa humor adalah sebuah poknya sendirian tanpa peningkatan sumber lain, memulai
aset yang penting. Humor dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan hubungan yang menghasilkan pertum­
sikap keluarga terhadap masalahnya dan perawatan kese­ buhan di Iingkungan sekitar, kota, dan masyarakat yang
hatan serta mengurangi kecemasan dan ketegangan me­ lebih luas sangat penting (Pratt, 1976). Hubungan komu­
reka. Wooten (1996) menegaskan bahwa humor dan tawa nitas yangkreatif dapat dibuat untuk memenuhi kebutuhan
dapat dipandang sebagai alat perawatan diri untuk meng­ anggota keluarga-seperti meminta anggota keluarga lan­
atasi stres karen a kemampuan untuk tertawa dapat mem­ sia yang kurang memiliki kontak keluarga memberikan
berikan seseorang perasaan memiliki kekuatan terhadap bantuan di sentra pera watan anak yang kekurangan staf
situasi. Humor dan tawa dapat menyokong sikap positif (Walsh, 1998).
dan harapan bukan perasaan tidak berdaya atau depresi
dalam situasi penuh stres. "Mendorong humor yang pe­ MEMANFAATKAN SISTEM'DUKUNGAN SOSIAL. Meman­
duli-tawa bersama anggota-dapat menghidupkan kem­ faatkan sistem dukungan sosial dalam jaringan sosial ke­
bali keluarga yang mengalami'distres" (Walsh. hIm. 116). Iuarga adalah strategi koping keluarga eksternal yang
Studi terbaru menunjukkan bahwa keluarga yang kuat sangat utama dan penting, "Ikatan pribadi adalah bagian
(keluarga yang mempunyai lebih banyak kekuatan dan kehidupan yang terjadi bersamaan, yang berfungsi sebagai
sumber) menggunakan humor lebih sering dibandingkan fungsi sosial, psikologi, dan perilaku yang penting me­
keluarga yang lebih rentan. Selain itu, humor menyebab­ lintasi masa hidup" (Singer & Ryff, 2001, hIm.73).
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 445
Hubungan dengan dunia sosial khususnya penting bagi ke~
luarga yang memiliki masalah kesehatan (Singer & Ryff;
TABEL 17-4 '
Walsh, 1998). Selain keluarga besar dan seluruh jaringan
layanan .profesional, ahli, dan organisasi, terdapat juga STRATEGI KOPING DUKUNGAN SOSIAL
sumber besar bantuan yang mungkin; saudara, tt'lman, te­ YANG TERIDENTIFIKASI DALAM KUESIONER
tangga, majikan, rekan kerja, ternan sekelas, guru, dan ke~ F-COPES
lompok t~mpat anggota berbagi minat, tujuan, gaya hidup, Pernyataan kuesioner F-COPES diidentiRkasi
keterlibatan rekreasional atau identitas sosial. Kelompok oleh respond en sebagai cora efektif yang mereka gunakan
subbudaya dan rujukan adalah contoh dari tipe kelompok untuk mengatasi sebago; keluarga dalam area dukungan
sosial.
ini. Jaringan sosial keluarga berfungsi sebagai "kumpulan
pemain" ketiga bagi pergulatan 'keluarga dengan membuat JARINGA,N DUKUNGAN SOSIAL.
pengaturan yang sesuai atau kebutuhan dukungan, bim­ INFORMAL.
bingan, dan saran (lihat Tabel 17-4 untuk strategi koping Dukungan 50sial dari Keluarga Besar
yang digunakan oleh anggota keluarga di area dukungan • Membagi kesulitan kita dengan kerabat
sosial).
• Menanyakan kepada kerabat bagaimana perosoon
DfFlNlSl KONSEP. Dalam bahasan ini dua istilah penting yang mereka tentang masalah yang kita hadapi
terkait erat adalah dukungan sosial dan jaringan sosial. • Meminta saran dari kerabat
Jaringan sosial (Hall & Wellman, 1985) adalah struktur se­ Dukungan 50sial dari Teman
perti jaring yang terdiri atas hubungan individu. "Keluarga • Mencari sokongan don dukungan dari teman
sangat dipengaruhi oleh jaringan ikatan ini dan keluarga
• Berbagi kekhawatiran dengan teman dekat
adalah agens aktif dalam memodifikasi dan mengadaptasi
• Mencari informasi don saran dar; seseorangdalam
komunitas hubungan personal ini guna memenuhi situasi
keluarga loin yang pernah menghadapi masalah yang
'yang selalu berubah" (Milardo, 19~8, him. 14). Dalam ja­ serupa
ringan sosial keluarga terdapat jaringan ternan dan rekan
Dukungan 50sial dari Tetangga
kerja, tetangga. dan komunitas (kelompok dan lembaga
• Meminta pertolorigan don bantuanpoda tetongga
gereja dan komunitas); jaringan profesional (termasuk pe­
-- nyeClia perawatan kesehatan dan profesionallain); kelom­ • Berbagi masalah dengan tetangga
pok swa-bantu, dan kerabat jauh serta dekat (Pilisuk & Dukungan 50sial dari Kelompok Swa-Bantu
Parks, 1983). • .Meminta bantuan don dukungan dari orang lain .yang
Sebaliknya, dukungan sosial "berfokus pada sifat in­ memiliki kekhowatiran dan masolah yang soma '
teraksi yang berlangsung dalam hubungan sosial saat ini JARINGAN DUKUNGAN SOSIAL.
dievaluasi oleh individu" (Ro~h, 1989, hIm. 91) dan man­ FORMAL.
faat suportifnya, saat dievaluasi oleh individu atau keluar­
Mencari konseling profesionol
ga (Roth, 1996b). Cohen dan Syme (l985) lebih lanjut Meneari informasi dari penyedia layanan kesehatan don'
mengklarifikasi perbedaan antara jaringan dan dukungan profesionallain
sosial: "Sementara jaringan sosial dapat didefinisikan se- '
bagai struktur hubungan, dukungan sosial adalah fungs! Sumber: Diambil sebagian dari McCubbin, Olson, & Larsen (1991J.
dari hubungan tersebut" (him. 11).
Sel;>agian besar peneliti melihat dukungan sosial baik
sebagai dukungan, instrumental nyata (transaksi saat ban­ akses (dukungan sosial dapat atau tidak dapat digunakan,
tuan atau pertolongan langsung diberikan) dan dukungan tetapi anggota keluarga menerima bahwa orang pendukung
emosional/informasional (House & Kahn, 1985; Thoits, siap memberikan bantuan dan pertolongan jika dibutuh­
1982). House dan Kahn (1985) memasukkan dua kom­ kan). Dukungan sosial keluarga dapat datang daTi dalam
ponen dukungan sosial ini dalam empat tipe dukungan dukungan ,sosial keluarga, seperti dukungan pasangan
mereka: instrumental, informasional, penilaian, dan emo­ atau dukungan sibling; atau dad luar dukungan sosial
sional. keluarga-dukungan sosial berada di Juar keluarga nuklir
Dalam Iiteratur mengenai dukungan/jaringan sosial, is­ (dalam jaringan sosial keluarga): Jaringan sosial kelullrga
tilah ini merujuk pada individu bukan kelompok keluarga. sematajaringan sosial keluarga nuklir itu sendiri.
Guna berfokus pada tingkat total analisis-keluarga­ Walaupun terdapat banyak penjelasan mengenai du­
istilah ini perlu dimodifikasi. kungan sosial. hanya beberapa artikel yang memb,\fH-lf;
Dukungan sosial keluarga merujuk pada dukungan dukungan sosial keluarga (Friedman, 1985; Kane. CF,
sosial yang dirasakan oleh anggota keluarga ada/dapat di- 1988; Roth, 1996b). Kane mendefin'isikan dukungan sosial
446 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga


dan lingkungan sosialnya. Tiga diniensi interaksional du­
alami ketidakmampuan. Dalam keluarga ini, penggunaan
dukungan sosial sangat dikaitkan dengan kekuatan keluar­
1
kungan sosial kel':larga bersifat timbal balik (sifat dan fr­ ga (Judge, 1998),
ekuensi dari hubungan timbal balik); anjuranlumpan balik Caplan (1976) menjelaskan bahwa keluarga memiliki
(kualitaslkuantitas komunikasi); dan keterlibatan emosio­ delapan fungsi pendukung meliputi dukungan sosial (ke­
nal (derajat keakraban dan rasa percaya) daJam hubungan' Juarga berfungsi sebagai pencari dan penyebar informasi
sosiaJ. mengenai dunia); dukungan penilaian (keluarga bertindak
Dukungan sosial keJuarga adaJah proses yang terjadi se­ sebagai sistem pembimbing urnpan balik, membimbing
lama masa hidup, dengan sifat dan tipe dukungan sosial dan memerantarai pemecahan masalah, dan merupakan
bervariasi pada masing-masing tahap sikJus kehidupan ke­ sumber serta validator ide,ntitas anggota); dukungan tam­
Juarga, Misalnya, tipe dan kuantitas dukungan sosial sela­ bahan (keluarga adalah sumber bantu an .praktis dan kon­
rna tahap pemikahan (sebelum pasangan muda memiliki kret); dan dukungan emosional (keluarga berfungsi sebagai
anak) sangat drastis berbeda dibandingkan tipe dan jumlah pelabuhan istirahat dan pemulihan· serta membantu pe­
dukungan sosiaJ yang dibutuhkan saat keJuarga tersebut di nguasaan emosional) serta meningkatkan moral keluarga.
tahap akhir siklus kehidupan. Walaupun demikian, dalain Dukungan emosional dan dukungan berorientasi tugas
semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosiaJ keluarga adalah tujuan koping utama. Keluarga besar dan ternan
memungkinkan keluarga berfungsi dengan penuh kompe­ dekat memenuhi tujuan kunci pertama ini. Mereka men­
tensi dan sumber. Hal ini meningkatkan adaptasi dan ke­ dorong anggota mengomunikasikan secara bebas menge­
sehatan keJuarga. nai kesulitan pribadi mereka. Ketika keluarga berbagi
masalahnya dengan sistem dukungan sosial ini. hal ini
SUMlER DUKClNGAN SoSlAL. Menurut Caplan (1974) terdapat
memberikan saran dan bimbingan tersendiri dalam me­
tiga sumber dukungan sosial umum. Sumber ini terdiri atas
melihara nilai dan tradisi keluarga. Superioritas keluarga
jaringaninformal yang spontan; dukungan terorganisasi
besar dan ternan dekat terhadap profesional yang tidak me­
yangtidak diarahkan oJeh petugas kesehatan profesional;
ngenal keluarga, dalam hal memberikan bantuan dan sa­
danupaya terorganisasi oleh profesional kesehatan. Dari
ran, sering kali diungkapkan oleh klien (Friedman, 1985).
semua ini, jaringan sosial informal (didefinisikan di atas
Walaupun begitu, siapa yang mengenal keluarga lebih baik
sebagai jaringan sosial keluarga) dipandang sebagai
dibandingkan individu pendukung ini? Dapatkah profesio­
keJompok yang memberikan jumJah bantuan terbanyak
nal kesehatan memiliki rasa kepekaan yang sarna terhadap
seJama masa yang dibutuhkan.
keunikan keluarga tertentu yang dimiliki temandekat atau
. Durasi dan kepermanenan sistem dukungan bervariasi.
keluarga tersebut? Dan siapa yang memiliki kepentingan
Beberapa sistem dukungan keluarga bersifat jangka pan­
lebih besar dan lebih lama terhadap kebahagiaan dan ke­
jang, terdiri atas sekumpuJan individu dan kelompok yang
sejahteraan keluarga? Jawaban atas pertanyaan ini meng­
terus menerus yang membantu keluarga dalam masalah
ungkapkan sifat penting dari jaringan sosial informal.
hidup yang umum seperti tugas-tugas perkembangan dan
Jaringan sosial informal keluargajuga dapat memberikan
krisis situasional (mis., kehilangan anggota keluarga). Sis­
umpan balik bagi keluarga tentang harapan, persepsi, dan
tern pendukung lainnya dapat berorientasi krisis, yang me­
prioritasnya; ini, pada gilirannya, dapat memperbaiki ko­
nangani masalah spesifik dan durasinya jangka pendek
munikasi keluarga dengan dukungan di luar komunitas
(Hupcey & Morse, 1995) seperti keJompok keluarga yang
(Wade, Howell, & Well, 1994).
semuanya memiliki anggota di unit perawatan intensif pa­
da waktu yang sarna. Tujuan utama kedua yang dicapai sistem dukungan
adalah bahwa bantuan berorientasi tugas sering kali di­
TWUAN SI~ DIJIWNGAN SoSiAL. Sangat luas diterima bahwa berikan oleh keluarga besar, ternan, dan tetangga. Unsur
orang yang berada dalam Iingkungan sosial yang suportif penting dari bantuan ini tidak hanya memberi tahu
umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan keluarga bagaimana menemukan sumber perawinan dan
rekannya yang tanpa keuntungan ini. Lebih khususnya, bantuan di komunitas, tetapi juga memberikan bantuan
karena dukungan sosial dianggap mengura,ngi atau me­ langsung. Di masyarakat kita, biasanya hanya kerabat
nyangga efek stres serta meningkatkan kesehatan mental dekat yang memberikan bantu an jangka panjang yang
individu atau keluarga secara Jangsung, dukungan sosial ekstensif, Bantuan dari keluarga besar juga dilakukan
adalah strategi koping penting yang harus ada dalam masa dalam'bentuk bantuan langsung, termasuk bantuan finan­
stres bagi keluarga. Dukungan sosial juga dapat berfungsi sial yang terus-menerus dan intermiten, berbelanja, me­
sebagai strategi pencegahan guna mengurangi stres dan rawat anak, perawatan fisik lansia, melakukan tugas
akibat negatifnya (Roth, 1996b). Yang perlu diperhatikan rumah tangga, dan bantuan praktis selama masa krisis
adalah studi pada keluarga dengan anak kecil yang meng­ (Caplan, 1974).
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 447
01eh karena itu, saat ini keluarga besar memberikan besar (pemberi asuhan di masyarakat kita) bekerja, bantuan
dukungan ,sosial penting kepada keluarga inti. Sebagian dari luar biasanya diperoleh, di area yang tidak me­
besar orang dewasa tinggal di komunitas tempat mereka mungkinkan dukungan untuk kerabat yang bergantung
memelihara satu kontak atau lebih dengan orang tua yang (Bordy & Schoonover, 1986).
masih hidup atau kerabat dekat lain. Dalam komunitas PrNGGUNAAN JAIllNGAN 5oSlAl. YANG 110AK ADffwAr. Terdapat ke­
orang Latin, ikatan keluarga besar masih tetap kuat; ikatan khawatiran dan bukti bahwa banyak orang tidak meminta
keluarga besar juga kuat di keluarga Asia-Amerika dan bantuan ektemal yang dibutuhkan (pearlin & Schooler,
Afrika-Amerika dibandingkan dengan keluarga Anglo­ 1978). Beberapa faktor menghambat keluarga. khususnya
Amerika. Dalam keluarga Anglo-Amerika khasnya ikatan pada keluarga keturunan Anglo-Saxon, dari penggunaan pe­
suportif terkuat dalam jaringan keluarga besar adalah an­ nuh sumber ini. Yang pertama, keyakinan yang ada bahwa
tara ibu dan anak perempuan. Litwak (1972) merujuk pada layanan profesional sering kali terbaik, tetapi karena sangat
bentuk urn urn keluarga Amerika sebagai "keluarga besar mahal dan sering melebihi tujuan keluarga, tidak ada bantuan
yang sudah mengalami modifikasi," yang menekankan daTi luar yang diminta. Yang kedua, sementara keluarga
bahwa keluarga terdiri atas dua keluarga intratau lebih, dianggap sebagai tempat individu dapat menurunkan per­
yang saling terhubung oleh jaringan saling bergantung tahanan mereka dan menerima serta memberi dukungan
ekonomi, saling membantu, dan interaksi sosial. dan asuhan, banyak orang yakin bahwa guna menghadapi
Tidak adanya hubungan asistif dapatmenimbulkan rasa dunia luar keluarga harus memperlihatkan kemandirian dan
kerapuhan, khususnya saat pemanfaatan hubungan asistif keandalan diri (Walsh, 1998). Walaupun terdapat bukti bah­
ini (mis., keluarga besar) adalah cara koping pe.nting yang wa anggota keluarga sering kali menginginkan saling ber­
berasal dari budaya. Sebagai conhoh, Friedman (1985) gantung, dan menerima dukungan dari orang lain di luar
menemukan bahwa tidak adanya dukungan keluarga besar keluarga, suatu perasaan menetap bahwa meminta bantu an
dirasakan lebih menganggu pada keluarga orang Latin atau dukungan adalah tanda kelemahan dan kesalahan. Oleh
versus Anglo. Kasus lain yang perlu diperhatikan, saat ti~ karena itu, ketika keluarga "gagal" menangani masalahnya
dak ada dukungan sosial menimbulkan perbedaan, adalah sendiri, . harus .dipersiapkan berpaling kepada profesinal
pada studi oleh Murata (1995). Murata mempelajari stres yang dibayar guna menyelesaikan masalah tersebut.
dalam keluarga, dukungan sdsial, danmasalah perilaku Dalam kasus"kegagalan" keluarga-yaitu, saat keluar­
anak laki-Iaki pada 21 keluarga Afrika-Amerika berpeng­ ga semata-mata tidak berhasil melalui caranya-Iayanan
.hasilan rendah yang dikepalai ibu di tengah kota. Dalam profesional diharapkantersedia.Akan tetapi, layanan yang
sampelnya; stres keluarga yang tinggi, masalah perilaku ada untuk keluarga yang berpenghasilan rendah atau
anak laki-Iaki yang lebih banyak, dan tingkat depresi yang mereka yang tidak dapat. membayar biaya penuh sering
tinggi semuanya positif berhubungan dengan persepsi ibu kali tidak adekuat atau tidakdapat diakses (Wilson et aI.,
yang memiliki tingkat dukungan sosial yang rendah. 1995). Sayangnya, profesional, bukannya mendorong pe­
Penatalaksanaan penyakit kronik adalah contoh situasi rawatan dan pengendalian diri, kadangkala merampas pe­
saat tipe bentuk keluarga sering kali menimbulkan perbe­ ngendalian keluarga terhadap masalah mereka sendiri, dan
daan dalam hal ketersediaan dukungan sosial yang ade­ ironisnya karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan
kuat. Penyakit kronik sering kali membutuhkan sumber nyata mereka terhadap keluarga, dapat Jl!emberikan pe­
ekonomi, sosial, dan psikologis yang kuat serta memiliki mecahan yang sangat tidak memuaskan (Hogue, 1977).
keluarga besar yang dapat dihubungi sering kali penting Berlawanan dengan keluarga de kat yang memanfaatkan
bagi penalaksanaan penyakit kronik pada keluarga. dukungan sosial secara tidak adekuat, telah ditunjukkall
Keluarga dengan orang tua tunggal, kombinasi, dan dual bahwa keluarga yang terbuka mampu mendefinisikan ba­
earner mungkin tidak mempunyai kemampuan yang sarna tasan mereka lebih longgar dan f1eksibel. Karena batasan
untuk mengakses dukungan yang dibutuhkan selama tersebut memungkinkan pertukaran sumber yang lebih
periode yang sangat menuntut ini. besar, keluarga ini mampu menggunakan jaringan sosial
Kerabat jauh diJaporkan dalam studi penelitian menjadi informal dengan lebih baik.
sumber bantu an yang dipilih untuk krisis jangka panjang Pemanfaatan jaringan sosial informalnya sendiri oleh
.dan masalah yang lebih ekstensif seperti penyakitkronik, keluarga sebagai sumber bantuan akan mengubah peman­
beberapa keluarga masih belum memiliki ikatan ke1uarga faatan layanan profesional dengan arah yang lebih tepat,
seperti ini untuk menyokong (piJisuk & Parks, 1983). yaitu, bagl kebutuhan khusus atau kompleks tersebut yang
Contoh yang baik dari kurangnya sumber keluarga besar tidak dapat dipenuhi oleh sistem dukungan sosial keluarga
adalah keluarga yang baru saja berimigrasi, banyak dari atau sumber perawatan din.
mereka yang tinggal di sini tanpa anggota keluarga besar KfLOMPOK SAUNG' BANTU ATAU SWA-BANTU. Kelompok swa­
yang dapat bersama mereka. Jika wanita dalam keluarga .bantu atau saling mendukung (istiIah tersebut digunakan
448 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

dapat saling bertukar) didefinisikan sebagai kelompok yang sering diabaikan ini; orang tua dari anak yang dibu­
kecil ternan sebaya yang bersama-sama berbagi l!Iasalah nuh saling terikat berbagi duka dan kegusaran mereka;
umum dan melalui bantu an bersama menyelesaikan atau kelompok veteran Vietnam adalah sistem pemberian asuh­
mengurangi masalah (Steiger & Lipson, 1985; Trainor, an alternatif; beberapa kelompok adalah ungkapan ide-ide
1983). Walaupun keluarga besar dan jaringan sosial in­ demokratis dari politis, seperti National Organization for
formal lain biasaya berfungsi sebagai sumber dukungan Women (NOW); dan beberapa adalah alat promosi
primer bagi banyak individu dan keluarga, kelompok swa­ perubahan individu, seperti Parents Anonymous dan
bantu adalah sumber dukungan sosial lain yang sangat Alcoholics Anonymous. Kelompok swa-bantu memelihara
penting (Pender, 1996). Banyak anggota keluarga mene­ jaringan tatap muka, telepon, surat kabar, dan/atau dukung­
mukan bahwa mereka butuh berbagi dan mencari bantuan an komputer di antara anggota. Jaringan dukungan kom­
dari orang lain y"ang memiliki kekhawatiran yang sarna. puter, akibat pertumbuhan dan penyebaran penggunaan
Oleh karena itu, sistem dukungan umum mereka tidak Internet, telah menjadi tipe utama kelompok swa-bantu.
secara adekuat memenuhi kebutuhan ini, beberapa di an­ Penelitian pada hasil akhir partisipasi kelompok swa­
taranya sifatnya lebih khusus. Jadi, partisipasi dalam ke­ bantu menunjukkan bahwa partisipasi kelompok swa-bantu
lompok swa-bantu memberikan sistem dukungan danlatau bermanfaat secara kognitif, melalui pemberian informasi
bantuan guna berbagi pengalaman dan strategi koping, yang menguntungkan, menghubungkan makna dengan
mencari persahabatan, dan membuat pengalaman personal masaJah (Shapiro, 1989), dan membantu keterampilan pe­
lebih dapat ditahan (Maffeo, 1997; Miller & Katz, 1992). mecahan masalah; dan secara emosional, melalui penye­
Individu dan keluarga bersama-sama ikut serta dalam diaan jaringan dukungan untuk mengungkapkan perasaan
kelompok saling bantu sebagai strategi koping guna me­ dan mendorong tugas berduka. Kelompok memungkinkan
menuhi berbagai kebutuhan khusus yang banyak dan ham­ anggotanya mengumpulkan potensi pengetahuan dan ke­
pir semua masalah yang dapat dibayangkan. Kelompok "untungan mereka dari pengalaman orang lain. Mereka
swa-bantu mencakup seluruh organisasi luas, yang didiri­ memberikan model peran dari adaptasi dan penguatan yang
kan dengan berbagai tujuan dan proses. Semakin banyak berhasil agar koping berhasil, dan yang terakhir, dengan
kelompokswa-bantu yang dibentuk guna membantu ke­ membantu anggota kelompok lain, ditemukan bahwa in­
luarga (terutama pemberi asuhan) yang mengalami penya­ dividu tersebut membantu dirinya sendiri (Trainor, 1983).
kit tertentu atau disabilitas. Contoh dari tipe kelompok ini
adalah Candlelighter bagi .keluarga yang memiliki· anak DUKUNGAN SPIRITUAL Walaupun sebagian besar orang
penderita kanker, AI-Anon bagi keluarga alkoholik, dan berpikir mencari dan bergantung pada dukungan sosial se­
Adult Children of Alcholics. Banyak kelompok menerima bagai respons koping individu, beberapa studi meJaporkan
orang yang memiliki masalah yang teridentifikasi dan ang­ bahwa anggota keluarga menemukan bahwa hal ini juga me­
gota keluarganya, seperti Make Today Count bagi klien rupakan cara koping keluarga (Burr, Day, & Bahr, 1993;
dan anggota keluarga dari orang yang mengalami penyakit Chesler & ·Barbarin, 1987; Friedman, 1985; McCubbin,
yang mengancam hidup, dan Mended Hearts bagi klien Olson, & Larsen, 1991; Olson et aI., 1983). Kepercayaan spi­
dan keluarga dari orang yang pernah menjalani pembe­ ritual dan religi individu dan keluarga merupakan inti dari
dahan jantung. semua koping dan adaptasi keluarga (Walsh, 1998; Wright et
Terdapat pertumbuhan yang sangat luar biasa di daerah aI., 1996). Keyakinan ini adalah kekuatan besar dalam me­
kota kelompok swa-bantu yang berorientasi pemulihan ningkatkan resiliency keluarga. Kepercayaan sekular inti dan
bagi anggota keluarga yangmengalami kecanduan (orang suci menempatkan kita pada putaran luasnya kebesaran yang
yang mengalami kecanduan dan "rekan yang bergantung"). tidak diketahui yang kita sebut kenyataan; sehingga keper­
Pertumbuhan yang cepat ini adalah bukti sampai sejauh cayaan kita membatasi kenyataan (Taggart, 1994). Spiritua­
mana kecanduan (alkohol, obat-obatan, makan, judi) me­ litas adalah keyakinan yang mendominasi, yang melibatkan
rupakan masalah saat ini, dan kecenderungan keluarga sebuah investasi aktif dalam nilai internal yang membawa
memanfaatkan kelompok swa-bantu agar dapat mengatasi rasa berharga, keutuhan internal dan keterikatan dengan
masalah yang sedang berkembang ini. Baru-baru ini, ke­ orang lairi. Spiritualitas dapat meliputi kepercayaan
lompok dUkunganJpenyuluhan juga telah dibentuk guna terhadap kondisi akhir manusia atau sekumpulan nilai
mencegah masalah tersebut. Contohnya adalah Program yang kita perjuangkan ke arah sana; kepercayaan terhadap
DARE (drug awareness resistance eduacation) untuk kekuatan yang Maha; atau kepercayaan terhadap kesatuan
holistik dengan komunitas manusia, alam, dan alam
mencegah penggunaan obat-obatan pada anak dan remaja.
semesta (Walsh, 1998, hIm. 70).
Beberapa kelompok swa-bantu, seperti PFLAG (Parents
and Friends of Lesbian and Gays) memberikan pendidikan Transendensi dan keterikatan khasnya terkandung dalam
kesehatan, dukungan, dan pemahaman bagi kelompok definisi spiritualitas (O'Neil & Kenny, 1998). Kepercayaan
£;lAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 449
spiritual yang mendasar ini dapat ditanamkan dalam dan jangka panjang, dan akhirnya mempertahankan unit
struktur agama formal atau di luar agama formal (O'Neil & keluarga.
Kenny).
Berbagai studi menunjukkan hubungan jelas antara
kesejahteraan spiritual dan peningkatan kemampuan indi­ .fJI.>STRATEGI KOPING
vidu atau keluarga untuk mengatasi stres dan penyakit DISFUNGSIONAL
(Humphreys, 2000; O'Neil & Kenny, 1998). Agama adalah KELUARGA
dorongan yang kuat dan pervasif dalam membentuk ke­
luarga (Miller, 2000). Penelitian mengenai koping keluar­ Semelitara keluarga fungsional' mengalami stres cenderung
ga dan individu serta resilience secara konsisten menun­ bertindak dengan arahan yang mengurangi stres. keluarga
jukkan bahwa dukungan spritual adalah penting dalam disfungsional cenderung menggunakan strategi defensifhabi­
mendukung kepercayaan keluarga sehingga mereka dapat tual yang cenderung tidak menghapuskan atau menghilang­
mengatasi penderitaan (Wright et aI., 1996). Kepercayaan kan atau melemahkan stresor (Epstein et aI., 1993; White,
dan keyakinan pada Tuhan dan doa diidentifikasi sebagai 1974). Strategi koping yang disfungsional secara temporer,
cara keluarga yang sangat penting mengatasi stresor yang mengurangi stres, tetapi stres tersebut kembali karena stresor
mengancam hidup dalam tiga studi mengenai keluarga yang mendasari tidak dihadapi. Strategi penurun stres dapat
(Friedman, 1985; Pravikoff, 1985; Rehm, 1999), semen tara fungsional atau disfungsional. Perbedaannya adalah bahwa
dalam survei besar lainnya dad 1.200 kaum Lutheran kelas strategi disfungsional memiliki efek membahayakan jangka
menegah dan menengah-atas kulit putih, penggunaan du­ panjang bagi anggota keluarga dan keluarga.
kungan agama dinilai sangat membantu dalam mengatasi Keluarga menggunakan berbagai strategi disfungsional
masalah kehiduparl sehari-hari (Olson dan rekan, 1983). khusus dalam upaya mengatasi masalah mereka. Pada se­
Burr dan rekan (1994) juga mencatat bahwa pencarian na­ bagian besar kasus. strategi ini-dipilih secara tidak sadar,
sehatlkenyamanan dari rohaniwan. serta menjadi semakin sering kali sebagai respons yang digunakan keluarga as-a I
terlibat dalam aktivitas keagamaanadalah ca.ra koping spi­ mereka daJam upaya beradaptasi.
ritual yangsangat positif, dan akhirnya, Walsh mencatat Seperti yang mungkin diharapkan, literatur mengenai
bahwa beberapa orang mendapatkan keterikatan dan pem­ pola koping yang disfungsional lebih banyak dibanding­
baruan spiritual dalam berhubungan erat dengan alam­ kari literaturmengenai cara sehat menyelesaikan masalah
berjalan melewati gunung, melihat rnatahari tenggelam, keluarga. Literatur ini telah dihasilkan terutama oleh ahli
'rnelihat ombak menghantam pantai. psikoterapi keluarga dan ahli lainnya yang tertarik pada
eara koping yang berbasis spiritual bervariasi secara interaksi dan proses keluarga di antara klien mereka'yang
signifikan Iintas budaya. Kasus yang perlu diperhatikan bermasalah. '
adalah studi oleh Friedman (1985), Dalam studi pada 55 Karena tidak semua tipologi atau klasifikasi strategi
keluarga' yang memiliki anak sakit kanker, separuh dari koping keluarga ada dalam literatur, klasifikasi dalam
keluarga adalah Anglo dan separuhnya Latin: Keluarga Tabel 17-5 dibagi guna mengidentifikasi tipe strategi ko­
Latir~. dibandingkan dengan keluarga Anglo, lebih ban yak ping disfungsional keluarga. Perlu diperhatikan bahwa
bergantung pada agama sebagai cara yang paling utama slrategi koping disfungsional keluarga ini digunakan un­
menghadapi kanker anak mereka. Perbedaan etnik dalam tuk mengurangi stres atau ketegangan keluarga.
koping keluarga berkenaim dengan manfaat dukungan
sosial'sangat terbukti. PENYANGKALAN MASALAH KE~UARGA
Penggunaan koping berbasis spiritual juga dapat ber­
Penyangkalan adalah mekanisme pertahanan yang digu­
variasi bergantung pada siklus kehidupan keluarga (Olson
nakan oleh anggota keluarga dan keluarga sebagai satu
dan rekan. 1983). Misalnya, keluarga dalam studi Olson et
kesatuan. Pada basis jangka pendek, penyangkalan ke­
al melaporkan bahwa mereka menggunakan dukungan
Juarga sering kali fungsional, karena ini memungkinkan
spiritual lebih sedikit selama tahap awal kehidupan ke­
keluarga "membeli waktu" guna melindungi dirinya se­
luarga, tetapi menggunakan dukungan spiritual lebih
mentara secara bertahap menerima peristiwa yang menim­
banyak setelahnya.
bulkan kepedihan, Tetapi jika berlangsung lama, penyang­
Sangat luas disetujui bahwa keyakinan spiritual mem~
kalan bersifat disfungsional bagi keluarga.
berikan kenyamanaJl dan makna bagi anggota keluarga
dan keluarga yang mengalami penderitaan dan ke­ PENYANGKALAN DAN EKPLOITASI EMOSIONAL ANG­
malangan (McLeod & Wright. 2001). Keyakinan yang GOTA KELUARGA. Terdapat beberapa cara eksploilif ler­
menetap ini membantu keluarga memikul pengalaman buka sehingga keluarga dapal menurunkan kelegangan
mengancam hidup akut, menoleransi ketegangan kronik keluarga sebagai kelompok dengan pengungkapan emo­
450 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

sehingga menyembunyikan masalah yang sebenarnya


TABEL 17-5
dalam keluarga (mis .• hubungan pernikahan).
Bagaimana kambing hitam dipilih? Pertama. orang ter­
TIPOLOGI STRA'rEGI KOPING
sebut harus bukan seseorang yang memiliki signifikansi
DISFUNGSIONAL KELUARGA
besar bagi kelangsungan keluarga; jadi. anak-anak adalah
PENYANGKALAN MASALAH pilihan yang paling umum untuk menjadi kambing hitam.
KELUARGA Anak-anakberada pada posisi yang relatif paling lemah.
tidak dapat berpisah dengan keluarga. dan dapat meng­
- Penyqngkalan ekploitasi emosional anggota keluarga:
Mengambinghitamkan, menggunakan ancaman adopsi peran yang ditugaskan orang tua untuk mereka.
biasanya. anak pertama lebih rentan, karena pada pemi­
- Penyangkalan dilihat dari sistem keyakinan keluarga:
Mitos keluarga kahan yang salah lebih dipertegang dengan lahirnya anak,
kesulitan pernikahan penuh stres dengan cepat dipindah­
- Penyangkalan dilihat dari polo komunikasi: Triangling
kan ke objek yang pertama tersedia dan "tepat'-anak
- Penyangkalan dipelihara melolui penjarakan
pertama. Seorang anak yang khusus juga dapat dipilih ka­
emosional: Pseudomutualitas
rena usia atau jenis kelaminnya. kecerdasan, status ke­
- Dominansi ekstrem/pola kepatuhan: Otoritarianisme sehatan, tahap perkembangan, kemiripan dengan anggota
PECAH DAN KETERGANTUNGAN keluarga lain yang memiliki sifat negatif, atau sekadar ada
KELUARGA di sana. Selain itu, anggota keluarga yang telah disebut
negatif khususnya rentan mengalami mengkambing­
-. Kehilangan atau pengabaian anggota keluarga
hitamkan (Klose, 1995; Roberts, 1975).
- Ketergantungan obat-obatan doniatau alkohol
Bagaimana proses mengkambinghitamkan dimulai dan
KEKERASAN DALAM KELUARGA berlanjut? Proses mengkambinghitamkan sering kali dimu­
- Penganiayaan pasangan lai saat keluarga dihadapkan dengan banyak ketegangan
- Penganiayaan anak yang tidakterselesaikan yang menghambat perkembangan
alami mereka. Misalnya, ketika pasangan mengalami
- Penganiayaan saudara kandung
tekanan pernikahan mereka mungkin mempunyai ketakut­
- Penganiayaan lansia
an yang teramat dalam mengenai hubungan pemikahan
-' Penganiayaan orang tua tetapi pada waktu yang sarna membutuhkan penyangkaJan
- Pi:mganiayaan homoseksual bahwa masalah tersebut ada (Bell & Vogel, 1968;
Hardwick, 1991). Masalah keluarga dirasakan tidak dapat
dipecahkan dan di luar kemampuan sumber dan koping
keluarga. Karena itu, situasi dirasakan menjadi ancaman
atau bahaya terhadap keberlangsungan keluarga dim tujuan
sional satu atau lebih anggota keluarga. Dalam kategori
hidup anggotanya. Secara bersamaan, tingkat ketegangan
luas penyangkalan dan eksploitasi emosional ini. dua pol a
disfungsional keluarga dibahas secara singkat: mengkam­ dan tekanan meningkat serta melempar keluarga ke dalam
binghitamkan dan penggunaan ancaman. status ketidakseimbangan.
Sebagai akibat dari peningkatan tingkat tekanan dan
MENGAMBINGHITAMKAN. Mengambinghitamkan adalah meka­ stabilitas keluarga yang genting, keluarga berupaya me­
nisme koping disfungsional karena walaupun tindakan ini ngurangi ketegangan melalui eksploitasi satu atau lebih
menurunkan tingkat ketegangan sistem keluarga dan anggotanya. Mengkambinghitamkan menurunkan kete­
memungkinkan keberlanjutan' homeostasis keluarga. na­ gangan keluarga, karena ketegangan, kemarahan. dan rasa
mun mengorbankan kesehatan emosional satu angota bersalah dapat diarahkan pada (atau dipndahkan pada)
keluarga-orang yang dikambinghitamkan atau "pasien anggota yangdiidentifikasi bermasalah. Oleh karenaitu.
yang teridentifikasi" (Fischer & Wampler, 1994; McCreery, orang yang dikambinghitamkan mulai mengambil peran
1981). Fungsi kambing hitam adalah memengaruhi pem­ yang diberikan, yang dimulai dengan penyebutan negatif
bersihan total pada saki! emosional yang menimpa kelu­ dan kemudian menjadi terinternalisasi (mis;, ke dalam
arga. Pola ini hampir biasa terjadi di keJuarga yang ber­ peran menjadi kambing hitam).
masalah dan dapat dikenali saat keluarga telah mencapai Ketika mengkambinghitamkan telah menjadi mekanis­
kesatuan dan kohesivitas sementara pada waktu yang sarna me adaptif keluarga yang baku, homeostasis keluarga
memberi sebutan negatifdan menstigma satu anggotanya. tercapai. Terdapat pengakuan terbuka atau penyebutan pa­
Pasien yang teridentifikasi atau orang yang dikambing­ sien yang teridentifikasi atau kambing hitam. Ekonomi fi­
hitamkan "dipilih" menjadi fokus kesulitan keluarga, sik yang menyebabkan ketegangan kelompok dilemahkan
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 451
dengan pemindahan rasa cemas, bersalah, dan marah ke­ mandang ·lingkungan sekitarnya sebagai sesuatu yang
pada objek yang diterima sistem nilai keluarga. membahayakan dan mengancam. Keluarga merasa bahwa
Selanjutnya, ketika masalah telah semakin membatasi, cara satu-satunya dapat bertahan adaJah tetap bersama
individu tersebut diklasifikasikan ulang sebagai seorang sebagai sistem keluarga yang tertutup. Pemeliharaan ke­
"anggota keluarga yang bermasalah" dalam keluarga yang luargakemudian menjadi ditekankan pada kebutuhan
berbed!J dari semua anggota keluarga yang lain. Walaupun individual anggotanya, dan nilai keterkaitan keluarga men­
kambing hitam adalah korban dari proyeksi marah, karen a jadi meningkat ke tempat yang nilainya tinggi guna mein­
keluarga adalah sebuah sistem yang interaktif, kambing · pertahankan keluarga. Minuchin (1974) dan Olson (1993)
hitam secara bersamaan bekerja guna memelihara posisi­ menyebut ini sebagai "terikat": Bowen menyebutnya ke­
nya sebagai kambing hitam. Orang tua, guna menghindari luarga yang "seragam" (Miller & Windstead-Fry, 1982).
kritik akibat perlakuan mereka terhadap anak yang mereka Ketika satu atau lebih anggota keluarga bertindak
jadikan kambing hitam, mendefinisikan diri mereka telah dengan gaya otonom dan individualistik, anggota keluarga
dijadikan korban oJeh "anak yang bermasaJah". tersebut lain menjadi terancam oleh pemisahan dan pemutusan in­
(Hajal, 1990; Vogel & Bell, 1960). Akhirnya dunia luar dividu dengan keluarga yang akan terjadi sehingga meng-'
memverifikasi perbedaan ini dengan juga menyebut dan ambil tindakan mengikutsertakan anggota tersebut kem­
menstigma kambing hitam. Penyebutan tersebut meme­ bali. Mereka mungkin melakukan ini sendirian dengan
Iihara sistem keluarga tetap disfungsional. mengancam akan menin·ggalkan sistein keluarga, termasuk
Mengapa kambing hitam mempertahankan perannya mengancam bunuh diri atau tindakan merusak diri; dengan
yang tidak menyenangkan? Jawabannya terletak pada self­ mengancam pengasingan sosial,dan dengan melarang
fulfilling prophecy: seseorang melakukan apa yang diha­ masuk kembali ke dalam keluarga; dengan melakukan tin­
rapkan dan berespons terhadap penguatan yang ia terima dakan agresif terhadap individu yang memisahkan diri;
guna memelihara peran tertentu. Penguatan terdiri atas atau dengan melakukan penolakan emosional-menarik
penghargaan sekunder terhadap perhatian Jebih, bahkan afeksi dan dukungan. Manuver ini, jika berhasil, me­
jika negatif, dan pembebasan dari tanggungjawab. nyebabkananggota . keluarga yang mengalami "penyim­
Jika kambing hitam· meninggalkan keluarga, disingkir­ pangan'~ diterapi kembali dari upaya pemisahan dan
kan oleh komunitas,atau tidak mengukuhkan peran yang · menyesuaikan dengan nilai keterkaitan kembali. Oleh
tepat (karena terapi psikiatrik), keluarga akan menghadapi karena itu, saat telah menyatu kembali, individu ini ke­
krisishomeostasis lainnya .. Pada masa itu kambing hifam mudiandapat ikut memberikan sanksi bagi .anggota lain
dapat mundur ke peran sebelumnya ataukambing hitam yang berupaya memisahkan diri.
baru dapat dipilih. Memaksakan anggota yang menyimpang kembali ke
. Sebagai rangkuman, mekanisme mengkambinghitam­ dalam keluarga sehingga semua anggota mendukung ke­
kan dapat dianggap fungsional bagi keluarga dalam jangka · terkaitan memperbaiki ekuilibrium keluarga. Akan tetapi,
waktu pendek, dalam mas a itu kambing hitam menghasil­ individu dari keluarga seperti ini memiliki masalah pe­
kan ekuilibrium keluarga, tetapi hal ini disfungsional jika nyesu/lian berat saat mereka meninggalkan lingkungan
berlangsung lama bagi kesehatan emosional anggota yang keluarga, karen a mereka tidak pernah belajar tentang oto­
dieksploitasi dan, untuk perkara tersebut, kesehatan seluruh nomi, pengarahan diri, dan bagaimana berhubungan secara
anggota dan unit keluarga. efektif dengan dunia luar.
PfNGGUNAAN ANCAMAN. Ancaman adalah strategi koping PENYANGKALAN DILIHAT DARI SISTEM KEYAKINAN K[­
disfungsional yang digunakan guna mempertahankan ke­ LUARGA: MITOS KELUARGA. Melalui sistem ·keyakinan
luarga tetap bersama dengan pengorbanan kesehatan emo­ keluarga, mitos dapat diciptakan mengenai keluarga yang
sional anggotanya. Ancaman dapat dianggap sebagai mengaburkan kenyataan dan menyangkal beberapa per­
dinamika keluarga berulang pada banyak keluarga yang kara serta masalah nyata dalam kelompok. Masalah ini di­
bermasalah (Gagne, 1992; Smoyak, 1969). Teknik ini di­ rasakan baik sebagai hal yang menyakitkan untuk diung­
berlakukan oleh keluarga yang sangat terikat untuk meng­ kapkan secara terbuka atau sebagai hal yang tidak perlu
hasilkan dan mempertahankan keterkaitan dan mematah­ didiskusikan karena dengan melakukannya hanya akan
kan upaya anggota menyendiri serta mencapai perpisahan membuat kedaan bertambah buruk -(Byng-Hall, 1988).
(Walsh, 1998). Tujuan tindakan tersebut adalah memastikan Mitos keluarga adalah keyakinanyang dihasilkan sebagai
keberlangsungan keluarga. respons terhadap keinginan dan harapan keluarga yang
Gagne (1992) dan Smoyak (1969) menjelaskan teknik tidak terpenuhi, bukan berdasarkan pada rasional dan pe­
pengendalian yang melibatkan penggunaan ancaman. nilaian objektif terhadap situasi tersebut (Battiste, 1975).
Dasar awal kebutuhan akan cara memastikan keberlang­ Mitos keluarga tersusun dari "serangkaian keyakinan yang
sungan keluarga ini adalah bahwa sistem keluarga me­ hampir terintegrasi dengan baik yang dibagi bersama se­
45.2 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

mua anggota keluarga, saling peduli dan posisi bersama itu, dapat memberikan kepuasaan bagi keluarga, kesepa­
mereka dalam kehidupan keluarga, keyakinan yang tetap katan otomatis, bingkai rujukan umum, dan menstabilkan
tidak dapat diubah oleh siapa pun yang terlibat, walaupun ritual yang menenangkan. Akan tetapi, mitos merupakan
terdapat distorsi realitas yang dapat mereka siratkan secara mekanisme adapatif disfungsional karena menyempitkan
jelas (Ferreira, 1963, him. 457) .. visi realitas dan pilihan altematif yang ada. Anggota be­
Seperti khayalan pemenuhan keinginan, mitos keluarga reaksi terhadap isu keluarga dengan cara yang stereotipe
ditetapkan awal dalam siklus kehidupan keluarga yang dan tidak tersendiri serta menjadi terbatas dalam urutan
berfungsi sebagai pertahanan terhadap keterbatasan yang respons yang digunakan mereka untuk menghadapi isu dan
disebabkan oleh kenyataan kehidupan keluarga. Mitos masalah kehidupan yang siginifikan. Jadi, pertumbuhan
keluarga kemudian cenderung menyingkirkan realitas. Se­ keluarga dan anggotanya ditekan karena dengan adanya
makin banyak mitos yang dimiliki keluarga, semakin se­ mitos keluarga, keluarga mungkin tidak mendapatkan
dikit keluarga tersebut dapat menilai situasi secara realistis perasaan percaya diri dan pertumbuhan yang berasal dari
dan semakin sedikit altematif yang dapat diambil darinya. penyelesaian masalah keluarga dengan tegar serta mengha­
Misalnya. jika ada mitos bahwa ibu "Iemah" dan perlu di­ dapi kekecewaan hidup dengan kemungkinan penyelesaian
lindungi serta dibantu, maka selama ketidakhadiran ayah, yang luas (Battiste, 1975; Price, 1990).
fleksibilitas peran keluarga berkurang ~arena kemampuan PENYANGKALAN DIUHAT DARI POLA KOMUNIKASI:
ibu berfungsi dalam peran pengganti terbatasi oleh mitos TRIANGUNG. Cara lain untuk mengurangi stres baik ber­
tersebut. basis jangka pendek maupun panjang dalam keluarga
Mitos adalah citra bagian dalam kelompok keluarga, adalah melalui penggunaan triangling. Konsep ini dikem­
tidak hanya bagian muka yang ditampilkan keluarga untuk bangkan oleh Bowen (1976), seorang ahli terapi keluarga
orang luar. Contoh dari mitos keluarga ini adalah: "Kami yang terkenal, dan diterapkan dalam hubungan yang ber­
semua suka melakukan sesuatu bersama"; "Kami tetap sifat diadik guna mengurangi ketegangan dengan menam­
bertahan menikah karena ada anak-anak"; "Ayah adalah bahkan seorang anggota ketiga, yang kemudian terserap
seseorang yang kuat"; "Kamiadalah keluarga yang ba­ dan menyebarkan ketegangan yangberkelanjutan dalam
hagia" (Battiste, 1975). Battiste menjelaskan lebih lanjut hubungan .diadik (Goldenberg & Goldenberg,' 2000). Oe­
kapan hams menduga mitos keluarga berlangsung: "Ketika ngan kata lain~ membawa seorang anggota ketiga mengu­
. citra bagian dalam suatu keluarga terlihat tidak menyuara­ rangi emosionalitas antaradua orang awalnya dengan me­
kankenyataan oleh pengamat luar, kecuali ketika keluarga mindahkan ketegangan ke anggota diadik yang bam dan
bet:pengang teguh pada citra ini, salah satu citra tersebut membuat satu dari pasangan'semula menjadi "pihak luar."
mungkin mengikuti mitos keluarga" (him. 101). Keseimbangan kekuatan dalam triangling bersifat fleksibel
Seperti yang telah disebutkan, sebagian besar mitos dan dapat bergeser baik dalam peri ode waktu sering atau
keluarga dimulai jauh hari, saat hubungan dibentuk dan
lama. Pada saat stres sangat tinggi, sebuah sistem mem­
dipererat. Rumusan mitos keluarga terhadap kebersamaan
bentuk segitiga (triangle) dengan lebih banyak pihak luar .
ditemukan meningkatkan keterkaitan dan membentuk ba­
lagi, yang sekali lagi mengurangi tekanan dalam keluarga
tasan mengenai kemungkinan reaksi interpersonal yang
(Goldenberg & Goldenberg; Miller & Winstead-Fry,
. tidak meIiguntungkan. Pola komunikasi sirkular dan ber­
1982).
ulang, serta karakteristik peran, kekuatan, dan nilai di­
Misalnya, suami dan istri boleh jadi terlibat dalam suatu
bangun berdasarkan mitos, yang pada gilirannya, memper­
hubungan yang tidak memuaskan, ditambah dengan per­
tahankan unit keluarga (PilIari, 1992). tengkaran yang menyebabkan kebutuhan mereka tidak ter­
Kadang, selama masa krisis keluarga, mitos keluarga penuhi. Triangling pada orang ketiga, yaitu salah satu dari
digunakan sebagai mekanisme penyeimbang. Sebagai cara anak dari pasangan tersebut yang mengurangi ketegangan
mencapai homeostasis, mitos tersebut berperan saat kelu­ hubungan pemikahan. Kedua pasangan mulai berfokus pa­
arga mengalami tekanan yang mengancam untuk meng­ da anak, walaupun satu pasangan biasanya mengembang­
ganggu fungsi keluarga. Jadi, mitos keluarga berfungsi kan hubungan diadik dengan anak dan pasangan lain
sebagai mekanisme pertahanan yaitu mencegah keluarga menjadi orang ketiga-orang luar. Proses ini memaksa
menghancurkan dirinya dengan memelihara, dan kadang anak memihak; pada salah satu oraQg tua dan melawan
kala bahkan meningkatkan. tingkat organisasi keluarga yang lain. Orang tua yang membentuk hubungan dekat
melalui pembentukan pola yang disiapkan sebagai bagian dengan anak mencoba memenuhi kebutuhan emosionalnya
dari mitos keluarga-mitos seperti: "Ketika masa distres, melalui hubungan orang tua-anak, meletakkan tuntutan
kami semua saling membantu" (Peters, 1974). bam yang tidak realistik pada hubungan ini, sehingga
Untuk semua tujuan dan maksud, seseorang dapat me­ sering kali hubungan diadik yang baru saja terbentuk juga
ngatakan bahwa strategi "koping" ini fungsional-selain menjadi te-gang. Akibatnya, orang tua yang menempati
BAB 17 ST.RES. KOPING. DAN ADAPTASI KELUARGA 453
posisi luar masuk dalam segitiga lagi, berubah kembali ke atau ritual, seperti memberikan hadiah, merayakan ulang
diadik pemikahan. "Jika individu yang masuk dalam tahun, Iiburan. dan sebagainya.
segitiga tersebut selamajangka waktu tertentu, maka sangat Pseudomutualitas adalah strategi koping jangka pan­
mungkin ia akan mengembangkan beberapa masalah fisik jang yang digunakan oleh keluarga. Koping itii menampil­
atau emosional sebagai pelampias kecemasannya (Francis kan struktur 'Iemah yang membatasi otonomi dan menu­
& Munjas, 1976. him. 38). runkan harga diri anggota keluarga.
Triangling dicantumkan disini sebagai strategi koping POLA DOMINANSI/KEPATUHAN EKSTREM: OTORITARIA­
disfungsional karena merupakan cara yang biasa diguna­ NISME. Patuh kepada dominasi yang menonjol termaSl! k
kan guna mengurangi ketegangan interpersonal dalam dalam bagian ini sebagai strategi koping disfungsional
keluarga tanpa mengatasi situasi buruk yang mendasari jangka panjang, karena melalui kepatuhan anggota keluar­
(Juni, 1995). Walaupun triangling dapat dipandang sebagai ga terhadap figur yang dominan dan berkuasa. biasanya
fenomena yang terjadi sampai derajat tertentu dalam semua suamiJayah, ekuilibrium keluarga tercapai. Hal ini lagi­
interaksi yang berlandaskan emosional. dan khususnya lagi. mengorbankan emosional orang-orang yang berada
pada hubungan diadik yang mengalami tekanan, penggu­ dalam posisi bawah, dan kurang lebih sebagai dominator.
naan pervasif mekanisme penurun stres ini selama periode Kedamaian dan keselarasan dapat dicapai baik dengan
waktu lama dapat dianggap disfungsional. karena tid~k basis jangka pendek maupun panjang, tetapi jika kedamai­
melakukan apa pun untuk mengurangi stresor sehingga an dan keselarasan dipaksakan, amarah pun merebak di
mencederai kebutuhan emosional anggota keluarga dalam bawah permukaan-Ialu dikuasai baik dengan kepatuhan
jangka panjang: dan bergantung pada kedamaian dan keselarasan, maupun'
diungkapkan dalam bentuk depresi, somatisasi, atau pe­
PENYANGKALAN DIPEUHARA MELALUI PENJARAKAN
rilaku menyimpang, tindakan antisosial dan bersifat me­
EMOSIONAL; PSEUDOMUTUAUTAS. Pseudomutualitas da­
rusak.
pat dipandang sebagai strategi koping disfungsional kare­
Otoritarianisme adalah kecenderungan seseorang untuk
na memelihara "homeostasis keluarga dengan membahaya­
berhenti mandiri karena ketidakberdayaan dan ketergan­
kan pemenuhan fungsi afektif keluarga-yaitu, dengan
tungannya, serta keinginan untuk bergabung dengan se­
mengakui dan memberikan repons terhadap kebutuhan
seorang atau sesuatu di luar dirinya agar mendapatkan
emosional anggotanya (Schreiber~ 1992). Masalah yang
kekuasaan atau kekuatan yang" dirasakan kurang. Dalam
sebenamya. ketidakmampuan untuk meningkatkan dan
keluarga otoriter, orang mengundurkan diri dari integritas
"memelihara hubungan yang akrab, dekat, dan afektif di­
pribadi mereka dan menjadi bagian dari simbiosis yang
bungkus dengan suatu solidaritas serta kohesivitas palsu
tidak sehat, patuh kepada dominansi. Anggota keluatga
pada anggota keluarga.
yang patuh sangat bergantung pada individu yang dominan.
Pseudomutualitas telah diidentifikasi sebagai "suatu Kehidupan yang utuh dirasakan' oleh anggota yang patuh
tipe keterkaitan yang ditandai oleh adanya suatu keasyikan sebagai sesuatu yang membebani. terlalu-kuat, dan tidak
keluarga yang bersatu dalam peran formal dengan me­ dapat dikendalikan. Mungkin juga terdapat anggota kelu­
ngorbankan identitas individu" (Wynne et aI., 1958, hIm.. arga yang bertahan dalam tipe keluarga ini yang bereaksi
205). Seperti pada penggunaan ancaman, perpisahan atau terhadap dominasi dengan resistensi. Menariknya, anggota
individualitas individu tidak diperkenankan. Perbedaan yang mendominasi juga bergantung, pada orang-oranf'. eli
atau divergensi individu dirasakan sebagai penyebab uta­ bawahnya, karena kebutuhan akan kekuatan dan kelldali
rna terganggunya hubungan sehingga harus dihindari. sangat menonjol. Bersamaan dengan kepemilikan kekuat­
Penggunaan ancaman tersebut kadang digunakan dalam an mutlak terhadap anggota keluarga yang lain dan mem­
keluarga yang menerapkan pseudomutuaJitas. buat mereka menjadi instrumen untuk digunakan dan di­
Keluarga semacam ini mungkin menginginkan kede­ eksploitasi, dominator mempertahankan perasaan, "saYf'
ka,tan dan keakraban namun takut terhadap keakraban itu mengatur kamu karen a saya tahu yang terbaik untukmu"
sendiri dan tidak dapat saling bereaksi pad a tingkat pe­ dan "Saya telah melakukan banyak sekali hal untukmu,
rasaan tertentu. Komunikasi afektif hampir sarna sekali sekarang saya mengharapkan balasannya.'~
nihil. Setiap angggota keluarga berupaya untuk dekat, te­ Seperti semua strategi koping disfungsional lainnya,
tapi merasa bahwa ada anggota yang lain menghalangi semua anggota dalam keluarga ini menderita. Simbiosi~
upaya kedekatannya. otoriter ini membatasi upaya anggota keluarga untuL
Bagi dunia /uar, keluarga ini biasanya menunjukkan menjadi individu dan mandiri, bertumbuh, serta cakap da­
gambaran solidaritas keluarga, karena mereka sang at men­ lam hidup mandiri. Selain itu, mereka hanya belajar dua
junjung prestise. Akan tetapi, mt<reka mampu mendekati cara berhubungan dengan orang-menjadi yang berkllasa
keinginan ini hanya melalui tindakan yang lebih" formal atau yang dikuasai. Dengan latar belakang ini mereka me­
454 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

lanjutkan peran ini pada semua hubungan mereka yang lain The Alcoholic Family, mereka secara jelas menunjukkan
dan mentransmisikan pola interpersonal ini ke generasi peran yang dimainkan alkohol dalam mengurangi kete­
selanjutnya. Tipe keluarga yang cocok dengan kategori ini gangan dalam keluarga dan memelihara homeostasis (se­
adalah keluarga yang tidak bemegoisasi dengan isu-isu, kalipun. jangka pendek). Penelitian mereka menggambar­
dan seseorang yang dominan tidak mencari masukan dari kan peljalanan perkembangan penyalahgunaan alkohol
orang lain sebelum membuat keputusan. dalam keluarga dan menjelaskan peran yang dimainkan
Banyak keluarga didominasi ringan oleh suami dan ber­ anggota keluarga lainnya sebagai rekan-ketergantungan
fungsi ~eCara efektif. Hanya jika pola dominansi ini men­ atau orang yang memungkinkan masalah minum. Studi
jadi berlebihan maka menjadi cara adaptasi terhadap stre­ selama 10 tahun yang melandasi Alcoholic Family menen­
sor kehidupan yang disfungsional. tang konsep yang umum dipegang mengenai alkOholisme
Pola budaya harus dipertimbangkan ketika mengkaji dan mengajukan pendekatan sistem keluarga guna meng­
apakah otoritarinisme merupakan strategi adaptif yang di­ atasi alkoholisme.
gunakan keluarga. Misalnya, baik keluarga Hispanik mau­ Peran dari obat-obatan dalam keluarga serupa dengan
pun Asia secara tradisional bersifat patriarki. Akan tetapi, alkohol-hanya zatnya saja yang berubah (harns diper­
bahkan dalam keluarga ini dominansi nyata tidak menye­ hatikan bahwa banyak individu ketergantungan terhadap
hatkan dan tidak mengikuti adat istiadat sosial dari ke­ lebih dari sat'!! obat-obatan dan alkohol). Tentu saja. per­
budayaanini. tumbuhan pemakaian obat-obatan barn-barn ini, terutama
Strategi koping disfungsional ini-mengambinghitam­ di kalangan remaja berusia 12 sampai 17 tahun (Savage.
kan, mengguna~an ancaman, pengekalan mitos keluarga, 1996), dan kecanduan telah sangat memengaruhi sistem
triangling, pseudomutualitas, dan ototitarinisme dapat me­ perawatan kesehatan dan model pengobatan. Selain secara
nyebabkan adaptasi keluarga yang disfungsional. Keluarga profesional mengarah pada program pemulihan, kelompok
dapat pecah karena pengabaian, perpisahan, atau percerai­ swa-bantu yang mengikuti program 12 langkah. yang
an atau menunjukkan penyakit psikosomatis atau pola awalnya dikembangkan untuk membantu pecandu alkohol,
kekerasan atau kecanduan keluarga. Perawat di Iingkungan menjamur secara nasional. Banyak teori telah. diterapkan
peniwatan kesehatan keluarga sering kali menghadapi ke­ . guna menjelaskan dan mengobati kecanduan: Teori sistem
luarga dengan situasi ini. .keluarga. terapi ketergantungan terhadap bahan kimia, teo­
ri penganiyaan anak, dan teori terapi kelompok.
PERPECAHAN DAN KECANDUAN DALAM Kekhawatiran terhadap anggota keluarga terlihat dalam
KELUARGA literatur dan dalam pertumbuhan kelompok swa-bantu bagi
orang dewasa dan anak remaja pecandu alkohol. Anak
Untuk mengurangi ketegangan atau stres dalam keluarga, dewasa dari pecandu alkohol telah sangat terpengaruh aki­
anggota keluarga boleh jadi secara fisik atau psikososial bat tumbuh dalam keluarga pecandu alkohol, karena per­
saling berpisah. Perpisahan ini mencakup kehilangan ang­ tumbuhan tipe keluarga semacam ini menyebabkan kete­
gota keluarga karena pengabaian, perpisahan, atau perce­ gangan spesifik dan konstan pada semua anggota keluarga
raian, dan gangguan psikososial anggota keluarga lewat (AI-Anon Family Groups, 2000). Easley dan Epstein
keterlibatan anggota dalam kecanduan (mis., alkohol, obat­ (1991) sering kali menemukan bahwa anak usia dewasa
obatan, berjudi). Ha!1ya keluarga yang mengalami kecan­ dari orang tua pecandu alkohol yang menggunakan peni­
duan yang dibahas di sinL laian pasif terhadap masalah, berupaya menghindari ma­
salah atau menyalahkan diri mereka dan lebih cenderung
KELUARGA YANG MENGALAMI KECANDUAN. Sementara memiliki fungsi orang dewasa yang buruk. Steingiass dan
kebanyakan orang mengenali bahwa kecanduan alkohol rekan (1987) menguraikan tingkat tekanan dan ketegang­
dan obat-obatan adalah penyakit, hanya sedikit sekali yang an dalam keluarga pecandu alkohol sebagai gelombang
mengenalinya sebagai "penyakit keluarga' (AI-Anon laut--:-selalu berubah, dengan gelombang naik/turun serta
Family Groups, 2000). Saat ini. kecanduan anggota kelu­ manuver yang kontinu untuk menjaga sistem tetap menga­
arga dipahami sebagai masalah sistem keluarga bukan ma­ pung.
salah individu. Alkohol dan obat-obatan telah ditemukan Para peneliti telah menemukan bahwa pesta minumall
memiliki pola intergenerasi. Penyalahgunaan minuman pa­ yang dilakukan oleh anggota dengan ketergantungan al­
da dewasa mud a telah ditemukan dipengaruhi oleh dis­ kohol lebih menimbulkan stres bagi keluarga dibanding­
fungsi dalam keluarga asal (Fischer & Wampler. 1994). kan jika anggota memiliki kebiasaan minum menetap.
Steinglass dan rekan (1987) menjelaskan bagaimana al­ Dalam kasus pesta minuman, keluarga tidak pemah tahu
koholisme adalah masalah dalam sistem keluarga ketika secara tepat kapan anggota tersebut akan memutuskan un­
mereka meneliti sistemkeluarga pecandu alkotiol. Dalam tuk terlibat minum minuman berat (mis .• pergi ke "pesta
! ,
, '
,r
BAB 17 STRES. KOPING. DAN ADAPTASI KELUARGA 455
minuman"). Anggota keJuarga berada dalam keadaan ke­ PENGANIAYAAN PASANGAN. Walaupun penggunaan paksaan ti­
tegangan konstan, yang mengkhawatirkan mengenai apa­ sik oleh seorang pasangan terhadap pasangannya (ke­
kah perilaku anggota akan mengganggu rencana keluarga, banyakan suami terhadap istri) baru-baru ini telah dikenali
mempermalukan keluarga di tempat umum, atau melJl­ oleh media massa dan profesional sebagai masalah sosial
butuhkan intervensi (mis., mencegah in menyetir). Kelu­ yang signifikan (Gelles, 2000; Straus & Gelles, 1990), hal
arga dari peminum tetap, di sisi lain, mengetahui bahwa ini merupakan taktik yang telah biasa digunakan guna
anggotanya yang pecandu alkohol adalah penyalahguna mengatasi frustrasi dan stresor di sepanjang sejarah negara
alkohol kontinu. Oleh karen a itu, perilaku orang tersebut kita dan, hal semacam ini, telah dikenakan sanksi, secara
memiliki sedikit ketidakpastian dan tidak dapat diperkira­ sosial di masa lalu. Walaupun wanita umumnya adalah
kan serta keJuarga menjadi terbiasa terhadap anggota yang korban dari penganiayaan pasangan, mereka dapat juga
mengalami kecanduan yang tidak melakukan peran dan menjadi pelaku, Beberapa studi telah menunjukkan bahwa
tanggungjawab dalam keluarga (Jacob, 1992). pria yang menjadi korban penganiayaan pasangan lebi h
Tipe ketiga dari kecanduan keluarga adalah masaJah sering terjadi daripada yang orang bayangkan (Wallace.
berjudi-yaitu satu atau lebih anggota keluarga ketagihan 1996). Akan tetapi, penganiayaan yang diderita wanita
berjudi. Ketagihanini sangat tersembunyi dan tidak di­ lebih sering dan lebih be rat dibandingkan penganiayaan
kenali (PavaJko, 1990). yang dialami pria dalam hubungan pasangan (Wallac~).

PENGANIAYAAN DAN PENGABAIAN ANAK. Kesadaran masyarakat

KEKERASAN DALAM KELUARGA terhadap penganiayaan dan pengabaian anak tidak ada
sampai tahun 1960-an saat diagnosis "sindrom anak kor­
Menggunakan ancaman, mengambinghitamkan, dan oto­ ban pemukulan" ditegakkan.
riterianisme yang ekstrem dapal menyebabkan kekerasan . Penganiayaan anak dapat berupu fisik, emosional atau
dalam keluarga. Kekerasan dalam keluarga dikenali seba­ seksual, atau kombinasi kedua atau ketiganya, Sementara
gai satu dari empat masalah kesehatan masyarakat utama penganiayaan anak mencakup cedera tisik, pengabaian
saat ini (Gelles, 2000; Wallace, 1996). Literatur profesional anak meliputi tidak'· adekuatnya pemberian asuhan fisik
mengenai penganiayaan anak, pengabaian anak, dan peng­ dan emosional esensial pada an!1k. Penganiayaan fisik pada
aniayaan pasangan meningkatkan jumlah penelitian di anak telah dldefinisikan sebagai "tindakan apa pun yang
bidang ini. menyebabkan cedera fisik yang sengaja dilakukan oleh
t .
Bab 11 berisi bahasan yang Jebih mendatam mengenai seseorang yang mengasuh, menjaga, atau mengendalikan
kekerasan datam keluarga, karena kekerasan keluarga di­ anak." (Wallace, 1996, hIm. 29).
pandang sebagai masalah' pengendalian dan kekuasaan. Penganiayaan anak telah ditemukan di antara pria dan
Pemtiaca dianjurkan merujuk pada bab inj untuk cakupan wanita. Kenyataannya, penelitian mengenai penganiayaan
yang tebih komprehensifpada area penting inj. anak menemukan bahwa jumlah ibu yang menganiaya atau
membunuhanak mereka cenderung lebih sedikit diban­
Wallace (1996) mendefinisjkan kekerasan dalam ke­
dingkan ayah (Gelles, 2000). Umumnya, anak yang berusia
luarga sebagai "setiap tindakan atau kelalaian oleh sese­
5 tahun atau lebih kecil dan remaja yang lebih besar oerisi­
orang yang hidup bersama yang mengakibatkan cedera
ko tinggi mengalami penganiayaan oleh pengasuh mereka.
berat (bahaya fisik atau emosional) kepada anggota ke­
Perilaku orang tua yang terkait dengan penganiayaan fisik
luarga yang lain" (him. 3). Kekerasan dalam keluarga atau
pada anak menca'<up stres terhadap hidup, kesepian, de­
dalam rumah tangga tidak terbatas pad a satu kelas sosial.
presi, cemas. sikap, dan praktik menjadi orang tua yang
Kebanyakan kekerasan dalam rumah tangga secara
negatif, resolusi kontlik yang buruk dalam hubungan
langsung terkait dengan tekanan sosial dalam keluarga
pernikahan, dan penggunaan alkohol yang berlebihan
(Wallace). Keluarga yang mengalami kekerasan sering ka­
(Mrlner & Murphy, 1995; Gelles). Walaupun semua anak
Ii adalah keluarga yang terisolasi secara sosial (Gelles &
berisiko dianiaya secanl fisik, anak yang suli! diatur atau
Maynard, 1987).
dikendalikan dapat berisiko tinggi (Straus & Gelles, 1990;
Terdapat enam tipe kekerasan dalam keluarga, yang Wallace, 1996),
bergantung pada siapa pelaku penganiayaan dan siapa kor­
bannya, Enam tipe tersebut adalah: Penganiayaan pasang­ PENGANlAYAAN SAUDARA KANDUNG. Penganiayaan saudara kan­
an, penganiayaan dan pengabaian anak, penganiayaan sau­ dung telah didefinisikan sebagai "setiap bentuk peng­
dara kandung, penganiayaan lansia, penganiayaan orang aniayaan fisik, mental, atau seksllal yang disebabkan oleh
tua, dan penganiayaan homoseksual. Dua tipe pertama le­ satu anak dalam sebuah unit keillarga terhadap anak lain"
bih banyak dan lebih luas dikenal cilbandingkan em pat tipe (Wallace, 1996, hIm. 101). Sering kali, penganiayaan SHU­
terakhir. dara kandung teljadi sHat anak yang lebih besar atau lebih
456 BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

berkuasa memiliki kendali terhadap anak yang lebih kecil fJf;FAKTOR-FAKTOR YANG
(si korban). Selain itu, penganiayaan saudara kandung te­ MEMENGARUHI KOPING
lah ditemukan lebih banyak dalam keluarga yang meng­
alami penganiayaan anak atau penganiayaan pasangan PERBEDAAN GENDER DALAM KOPING
(Straus & Gelles, 1990). Tipe penganiayaan saudara Pria dan wanita menggunakan strategi koping yang ber­
kandung yang telah dilaporkan adalah: Penganiayaan fisik beda. Dati 80 strategi koping yang diteliti oleh Burr dan
(mis., memukul, menendang, meninju); penganiayaan rekan (1994), pria dan wanita berbeda secara signifikan
emosional (mis., memanggil nama, mengolok-olok, meng­ dalam menggunakan sepuluh strategi koping. Wanita
hina, menimbulkan rasa takut, dan menghancurkan bend a menganggap lebih bermanfaat berkumpul bersama orang
milik pribadi); dan penganiayaan seksual (Wallace). lain, berbagi kekhawatiran atau kesulitan mereka dengan
PfNGANIAYAAN UNSIA. Penganiayaan dan pengabaian lansia ternan dan kerabat. mengungkapkan perasaan dan emosi
adalah masalah yang telah meningkat secara nasional yang positif serta negatif secara terbuka, dan menghabiskan
(Larsen, 1989) dan hanya baru-baru ini saja diteJiti (Gelles, waktu guna mengembangkan diri dan hobi. Oi sisi lain,
2000; Steinmetz. 1987). Diperkirakan lebih dari dua juta pria cenderung menggunakan strategi yang lebih menarik
lansia dianiaya setiap tahunnya di Amerika Serikat (Lynch, diri seperti mencoba menyimpan perasaannya, mencoba
1997). menjaga orang lain mengetahui seberapa buruk kejadian­
Wallace (1996) mendefinisikan penganiayaan lansia se­ nya, dan mengonsumsi alkohol lebih banyak. Penelitian
bagai "tingkah laku yang menyebabkan pengabaian, ba~ gender lainnya menegaskan temuan Burr dan rekan. Mi­
haya, atau cedera fisik, psikososial, atau material pada salnya, Jordan et al. (1991) menemukan bahwa wanita me­
lansia" (him. 221). Satu studi mengenai penganiayaan nempatkan nilai yang lebih besar pada kedekatan, berbagi,
lansia, yang dilakukan oleh Steinmetz (1987), menjelaskan dan keakraban dalam hubungan mereka. Penelitian me­
keadaan yang menyebabkan terjadinya penganiayaan lan­ ngenai koping di antara pria dan wan ita dual-career dalam
sia. Sembilanpuluh persen sampelnya adalah orang yang sepanjang siklus hidup keluarga (Schnittger & Bird, 1990)
berusia 70 tahun atau lebih dan 85 % mengalami penurunan juga mengungkapkan perbedaan gender dalam hal koping.
fungsi fisiko Semua lansia tinggal bersama satu dari anak Dalam studi Schnitther dan Bird, wanita, saat dibanding­
mereka. Anggota keluarga (anak dan pasangan) yang kan dengan pria, mengatasi secara signifikan lebih sering
meI:lgasuh anggota lansia yang sakitlcacat dan mengalami dengan mendelegasikan, menggunakan dukungan sosial,
tingkat: sties yang tinggi lebih cenderung terlibat peng­ menggunakan Prmbingkaian ulang kognitif, dan memba­
aniayaan lansia. Selain itu, pemberi asuhan yang mtmg­ tasi aktivitas luang mereka seperti rekreasi serta hobi.
anggap tugas pemberian asuhan sebagai hal yang penuh
stres lebih cenderung terlibat dalam penganiayaan lansia VARIASI SOSIAL-BUDAYA DALAM KOPING
(Pagelow, 1984; Steinmetz, 1987). KELUARGA
PfNGANIAYAAN ORANG TUA. Bentukpenganiayaan tersembunyi
JeIas bahwa pola koping bervariasi pada lintas budaya dan
lainnya yaitu anak yang cukup besar saat ini ~elakukan
kelas sosial. Contoh dari perbedaan koping keluarga pada
kekerasaan terhadap orang tua mereka. Anak pada satu
keluarga Latin dan Anglo telah diuraikan dalam Oukung­
pihak adalah korban penganiayaan, dan melalui pemodelan
an Spiritual. Ingat bahwa keluarga Latin lebih banyak
peran, belajar bahwa pemakaian kekerasan merupakan cara
bergantung pada agama (keyakinan terhadap Tuhan dan
mengungkapkan marah yang mudah dan dapat diterima.
doa) dibandingkan keluarga Anglo. Contoh lain dari per­
Oalam studi yang meneliti fenomena ini, anak-anak ter­
bedaan koping keluarga ditemukan dalam sebuah artikeI
sebut adalah remaja dan biasanya remaja putra (Gelles,
surat kabar baru yang menguraikan bagaimana keluarga
2000).
dari budaya non-Barat tidak memiliki kebutuhan yang
PfNGANIAYAAN HOMOSfKSUAL. Kekerasan dalam keluarga ho­ sarna untuk mengendaJikan dan mengelola keputusan se­
moseksual diyakini oleh beberapa peneliti samajumlahnya rius akhir hidup mereka sendiri (Carey, 2000). Carey,
dengan' kekerasitn di antara pasangan heteroseksual atau seorang jurnalis, berpendapat bahwa tidak semua orang
sekitar 25 sampai 35% (Wallace, 1996). Akan tetapi, ben­ membutuhkan infomasi langsung (seperti yang dilakukan
tuk kekerasan ini belum diteliti secara luas. Keluarga ho­ oleh kelas menengah Anglo umumnya). Pada banyak bu­
moseksual berbagi emosi dan tanggung jawab finansial daya paternalisme memiliki peran, dan beberapa keluarga
dalam hubungan mereka yang dapat menyebabkan situasi menginginkan penyedia pelayanan kesehatan, bukan kelu­
konflik. Umumnya, pelaku penganiayaan homoseksual arga atau anggota keluarga yang sa kit untuk membuat ke­
menggunakan tipe kekerasan yang serupa pada korban putusan mengenai peniwatan kesehatan (Carey). Selanjut­
mereka seperti pasangan heteroseksual. nya, hal ini kemudian merupakan suatu contoh tentang
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 457
bagaimana strategi koping keluarga "mendapatkan infor­ of Life Event Scale untuk eontoh stresor yang
masi dan pengetahuan" tidak menjadi eara koping yang signifikan. Pertimbangkan stresor lingkungan dan
dipilih keluarga ini. . sosioekonomi. Bagaimana kekuatan dan durasi dari
Variasi kelas sosial dalam koping keluarga juga ada. stresor ini?
Misalnya, keluarga yang lebih kaya dan berpendidikan 2. Kekuatan apa yang menyeimbangkan stresor? Apa­
khasnya memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk meng­ kah keluarga mampu mengatasi stres biasa dan
atur dan mengendalikan perawatan kesehatan mereka se­ ketegangan dalam kehidupan sehari-hari kell,larga?
hingga menggunakan lebih banyak strategi koping kelu­ Sumber apa yang dimiliki keluarga untuk mengatasi
arga dalam "mendapatkan informasi dan pengetahuan." stresor?
Keluarga miskin juga dapat merasakan kurang pereaya 3. Apa definisi keluarga mengenai situasi tersebut?
diri akan kemampuan mereka mengendalikan takdirnya, Apakahdilihat sebagai tantangan seeara realistik dan
dan dalam kasus ini dapat menggunakan "pengendaIian penuh harapan? Apakah keluarga mampu bertindak
makna masalah dengan penilaian pasif." berdasarkan' penilaian realistik dan objektif menge­
nai situasi atau peristiwa penuh stres? Atau apakah
DAMPAK GANGGUAN KESEHATAN stresor utama dilihat sangat membebani, mustahil un­
tuk diatasi, atau sedemikian rupa mengganggu?
Seperti yang telah disebutkan, tipe koping yang digunakan
individu dan keluarga bergantung pada situasi. Dengan
lebih sedikit wnMan yang diminta oleh keluarga (mis., STRATEGI KOPING KELUARGA
semuanya berjalan dengan baik dan anggota keluarga
sehat), tipe pola koping tertentu yang bertahan lama dapat 4. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap stresor yang
secara khas diterapkan, seperti "memelihara jalinan aktif dialaminya? Strategi koping apa yang digunakan?
dengan komunitas." Akan tetapi dengan semakin banyaknya Strategi koping apa yang diterapkan keluarga dan
kemalangan (baik dari stresor kesehatan maupun tipe. untuk mengatasi tipe masalah apa? Apakah anggota
stresor lainnya-ekonomi, lingkungan, dl1), eara koping keluarga berbeda dalam eara koping mereka saat ini?
yang umum biasanya tidak eukup, dan semakin luas Jika demikian, bagaimana keluarga mengatasi per­
susunan strategi koping keluarga dihasilkan gun a meng­ bedaan ini?
hadapi tantangan. Hal ini dapat meneakup semua strategi 5, Sejauh manakeluarga menggunakan strategi koping
koping keluarga yang berbeda yang telah diuraikan, wa­ internal berikut (Iiha:t Tabe) 17-3)?
laupun eara koping keluarga tertentu lebih luas diidenti­ • Mengandalkan kelompok keluarga
fikasi dalam literatur. Hal ini merupakan: Pemanfaatan • Berbagi perasaan, pemikiran, dan aktivitas (mem­
ketergantungan keluarga yang lebih besar, penggunaan perkuat kohesivitas)
dukungan sipritual, mendapatkan informasi dan pengeta­ • Fleksibilitas peran
huan, normalisasi, dan penerapan strategi koping seperti • Normalisasi
pembingkaian ulang dan penilaian pasif. • Mengendalikan makna masalah dengan pembing­
kaian ulang dan penilaian pasif
PIIAREA PENGKAJIAN • Pemeeahan masalah bersama
• Mendapatkan informasi dan pengetahuan
KELUARGA • Terbuka dan jujur daTam komunikasi keluarga
Terdapat skala koping keluarga yang terstruktur dan teruji, • . Menggunakan humor dan tawa
yang digunakan untuk penelitian dan praktik klinis (Iihat 6. Sejauh mana keluarga mertggunakan strategi koping
Tabel 17-6), serta pertanyaan pengkajian yang disertakan, eksternal berikut (Iihat Tabel 17-3)?
dan informasi'yang aikumpulkan dari anggota keluarga • Memelihara jalinan aktif dengan komunitas
melalui wawaneara, serta laporanldata dari sumber lain. • Menggunakan dukungan spiritual
Pertanyaan yang menyertai relevan untuk dipertim­ • Menggunakan sistem dukungan sosial
bangkan saat menilai stresor, kekuatan, persepsi, strategi
Sistem dukungan informal:
koping, dan adaptasi keluarga.
• Apakah keluarga memiliki ikatan yang bermakna
'- dengan ternan, kerabat, tetangga, kelompok sosial,
STRESOR, KEKUATAN, DAN PERSEPSI dan organisasi komunitas yang memberikan
KELUARGA dukungan dan bantuan jika dibutuhkan?
1. Stresor (baik jangka panjang maupun pendek) apa • Jika demikian, siapa mereka dan bagaimana sifat
yang dialami oleh keluarga? Lihat Family Inventory hubungan mereka?
~
TABEL 17-6 U1
(XI

ALAT PENGKAJIAN KOPING KELUARGA


CD
»
TEORIATAU PEMBERIAN Gl
5>
MODEL YANG KONSEP YANG DAN z
ALAT MENDUKUNG DIUKUR PENILAIAN KEUNTUNGAN KETERBATASAN w
CHIP - Toori Dukungan Sosiol Koping keluorgo - 45 periloku koping - Mosing-mosing orang - Tidak dirancang untuk il
Coping Health Inventory - Teori Stres Keluargo · Koping orong lua yong dilaporkan tuo dapol mengevaluasi persepsi ::0
»
for Parents (McCubbin, - Toori Koping · Koping komunikasi sendiri menyelesoikon olal onak mengenai
McCubbin Nevin, & perowoton kesehoton Dinilai langsung untuk mendapolkan . seberapa manfaal "::!
Cauble 1981)
l
l

gambaron mengenoi koping keluarga ."


seberopo membantu
strotegi koping keluorga
"
111
il
111
• Dopat digunokon ::0
sebagai pro- dan »
~
pasca-uji dengon
brogrom inlervensi yang ~
Z
ertujuon meningkotkon
koping
"
111
r
C
CtCt: PQ - Toori Krisis Dompak dori · 48 item Mengidentifikosi area • Honyo untuk keluorga »
Chronocity Impact and Toori Koping penyakit kronik onak Peniloion tidok yong relevon untuk yang memiliki anok ::0
Gl
Coping Instrument: Persepsi terhodap diketahui intervensi keperawotan yang sakit kronik »
Parent Questionnare stresor · Dopat digunakan untuk
(Hymovich 1983) l Strotegi koping mengukur hosil akhir .
strafegi intervensi

F-Copes - Model ABCX Gonda · Sumber keluorgo · 30 item skala · Mengidentifikosi Dopat diteropkon pado
Family Crisis Oriented yang ada di dolom Likert susunon periloku koping keluorga yang
Personal Evaluation don luor keluargo • Mudoh diberikon keluarga (internal dan mengolami krisis
Scales (McCubbin, sebagoi koping 3 skala eksternal)
Olson, & larsen, 1987) terhodop krisis mengevaluasi polo
keluargo koping keluorga
internal
• 5 skolo
mengevaluasi polo
koping keluargo
eksternol
Sumber: Diambil sebagian dad Bowden, Dickey, & Greenberg, {1998} dan Tou/iatos, Perlmutter, &Straus (1990).

-_ . . . ...
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASf KELUARGA

• Atau apakah kell.larganiemllikisedikit atau adak pengkajfart, peraWal keluafga mamPll metldlipatKalf
memiliki kontak dengan ternan, tetangga, kerabat, dang an lengkap keluarga dan jaringan
keJompok sosial, atau organisasi komunikasi? Jika sosialnya.
demikian, mengapa? Apakah keluarga mempunyai 7. Strategi koping disfungsional apa yang telah digU,na:' '
ketidakpuasaan atau kemarahan terhadap sumber kan keluarga atau apa yang sedangdigUnakan?,Apa""',,
dukungan sosial yang ada? kah ada tanda-tanda disfungsionalitas berikut? Jika_
Hogue (1977) menyatakan bahwa jenis pertanyaan iui demikian, eatat keberadaannya dan seberapa eksten":",
untuk mendapatkan informasi mengenai sistem dukungan sif digunakannya? '
keluarga. Ia mengatakan bahwa akan Iebih mudah diterima • Mengambinghitamkan.-,
dengan klien berpindah dari peristiwa hidup yang sudah • Penggunaan aneaman. ", ,
terindentifikasi dan menanyakan: • Mitos keluarga.
"Siapa yang membantu Anda dengan... ? Jika Anda • Orang ketiga.
memiliki masalah mengenai ... siapa yang akan Anda ajak • Pseudomutualitas.
bicara, tempat meneari bantuan? Menanyakan pertanyaan • Otoriterianisme.
umum kemudian lebih khusus sangat membantu. Misal­ • Perpeeahan keluarga.
nya, "Siapa yang membantu Anda melewati pensiun dari • Penyalahgunaan alkohol dan/atau obat-obatan.
pekerjaan Anda? (umum), "Siapa atau bantuan maeam apa • Kekerasan dalam keluarga (pasangan, anak, sau­
yang telah Anda dapatkan mengenai masalah finansial , dara kandung, lansia, atau homoseksual.
yang dialami kebanyakan orang saat mereka pensiun?" • Pengabaian anak.
(khusus). Pertanyaan bermanfaat Iainnya adalah, "Siapa
yang telah membantu Anda melewati keadaan berat di
masa lalu?" (him. 77). ADAPTASI
Sistem dukungan formal:
8. Bagaimana pengelolaan atau fungsi keluarga? Apa­
• Apa layanandan petugas kesehatan yang mem­
kah stresor/masalah keluarga dikelola secara adekuat
bantu keluarga?
oleh keluarga? Apa dampak dari stresor pada furigsi
• Apa fungsi dan kekuatan dari hubungan ini?
keluarga? _
Untuk mendapatkan informasi jaringan sosial lebih
9. Apakah keluarga berada dalam krisis? (Satu dari tu~
Ianjut, genogram dan eeomap dianjurkan. Gambar 8-1 me­
gas primer perawat keluarga adalah mendeteksi ka­
nunjukkan genogram keluarga. Genogram tersebut meng­
pan kelllarga berada dalam krisis.) Apakah masalah
identifikasi persaudaran primer dalam keluarga besar (sau­
yang ada bagian dari ketidakmampuan kronik,me­
dara kandung orang tua dan orang tua).
nyelesaikan masalah (mis., apakah keluarga terpajan
Ecomap seeara grafis menunjukkan hubungan dan in­ -krisis)?
teraksi keluarga dengan lingkungan ektemal dekatnya.
Alat ini membantu keluarga dan penyedia kesehatan ke­
luarga melihatjaringan sosial keluarga dan, sampai derajat MENGIDENTIFIKASI STRESOR, KOPING,
tertentu, bagaimana anggota keJuarga memahami dan/atau ADAPTASI
menerima dukungan sosial. Gambar 17-5 adalah ecomap
kosong yang dapat dilengkapi bersama oleh anggota ke­ Ketika perawat keluarga bekerja dengan keluarga sepan­
luarga dan perawat. jang waktu, akan sangat bermanfaat llntuk mengidetifikasi
Untuk meJengkapi ecomap tersebut, tempatkan keluar­ atau memantau bagaimana keluarga bereaksi terhadap
ga di tengah lingkaran, dan orang yang bermakna, or­ stresor, persepsi, koping, dan adaptasi. Apakah keluarga
ganisasi, dan Jembaga di Iuar lingkaran. Sifat hubungan mulai pulih, menghasilkan proses koping yang berguna,
antara keluarga dan berbagaikontaknya ditandai dengan atau apakah tetap pada tingkat adaptasi yang sarna, atau
garis. Garis tegas menunjukkan hubimgan kuat, garis menunjukkan tanda-tanda penurunan adaptasi?
putus-putus menunjukkan hubungan yang renggang, dan
garis irisan menunjukkan hubungan yang menimbulkan ~DIAGNOSIS
konflik/tekanan. Seinakin lebar garis tegas maka semakin
kuat hubungan tersebut. Panah dapat digunakan U1i.tuk K~PERAWATAN
menunjukkan arah energi dan sumber dalam hubungan KELUARGA
khllSUS (Hartman, 1978; Wright & Leahey, 1994). Gambar
17-4 menunjukkan eontoh sebuah eCOl1lap. Dengan meng­ Banyak perawat kcJuarga menemukandiagnosis kepera­
gunakan genogram keluarga dan ecomap keluarga dalam watan NOJth American Nursing Diagnosis Association
PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Ibu Jane
(Berkunjung
Setiap Hari)

Rekreasi Keluarga
Hubungan kuat
(Tenis Setiap

Hubungan lemah
Minggu)

Hubungan yang
menimbulkan konllikltekarian .
. dan Teman Hubungan timbal batik (aUran
Wanita energi dan sumber)
Sekolah
HUbunganyang renggang

......

Gambar17-4. Contoh ecomap keluorgo.

(NANDA) bennanfaat dalam pengidentifikasian masalah 11. Risiko Distres Spiritual


keluarga di area stres dan koping keluarga. Menurut kla­ 12. Kesiapan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Spi­
sifikasi NANDA (NANDA, 2000), terdapat 12 diagnosis ritual -..,.
. . keperawatan yang berhubungan erat dengan masalah stres, Masing-masing diagnosis keperawatan keluarga ini telah
koping, dan adapasi keluarga. dihubungkan dengan intervensi dan hasil akhir melalui
. 1. Ketidakefektifail Penatalaksanaan Regimen Terapi kerja Center of Nursing Classification di Universita Iowa.
Keluarga Kata Diagnosis Keperawatan, Rasil Akhil~ dan lntervensi .
2; Kesiapan untuk Meningkatkan Koping Keluarga (Johson, Bulecheck, Dochterman, Mass, & Moorhead,
3.. GangguanKoping Keluarga 2001) menggambarkan hubungan ini. Lihat Tabe117-7 un­
. 4 .. Ketidakmampuan Koping Keluarga
tuk contoh hubungan diagnosis koping keluarga. Diagho­
5, Risiko Keketasan Terhadap Orang Lain
sis koping juga dirangkum dalam bagian ini.
6. Gangguan Proses Keluarga Diagnosis Kesiapan untuk Meningkatkan Koping Kelu­
7. Proses Keluarga yang Tidak Fungsional: ·Alkoho­ arga berdasarkan sistem keluarga dan sesuai untuk situasi
lisme saat tujuan perawat keluarga adalah membantu keluarga
8. Berduka Disfungsional mengatasi secara efektif kebutuhan/stresor keluarga. Kelu­
9. Gangguan Pemeliharaan RUI.nah arga dapat berhasil beradaptasi pada masa ini, tetapi meng­
10. Distres Spiritual antisipasi stresor kesehatan tertentu di masa yang akan
BAB 17· S'rRE~,KOPING, DANADAPTASI KELUARGA

Kelompok
Sosial

Kelompok
Pekerjaan
Rekreasional

Rumah Ibadah Tetangga

Sekolah Keluarga
Sesar

Gambar 17-5. Ecomap keluarga yang kosong.

datang dan membutuhkan informasi guna meningkatkan mana koping keluarga digunakan. Koping keluarga dalam
kesehatan mencegah masalah di masa yang akan datang. buku ini merujuk pada perilaku atau respons koping yang
Diagnosis Gangguan Koping Keluarga cocok diguna­ dibuat oleh sebuah subsistem, seperti subsistem orang tua­
kan saat data pengkajian keluarga menunjukkan bahwake­ anak atau pasangan, atau keluarga sebagai. sebuah kesa­
luarga menggunakan strategi koping yang tidak efektif tuan-yang menunjukkan tingkat interaksional. Oleh ka­
untuk menyelesaikan stresor saat ini dan saat anggota ke­ rena itu, pemakaian diagnosis ini untuk diagnosis 'koping
luarga. memberikan dukungan yang tidak memadai, tidak keluarga tidak boleh mcnyingkirkan koping atau respons
efektif, atau membahayakan kepadaanggota yang sakit. adaptif individu; hasil akhir "ketidakmampuan"kemudian
Karena menggunakan strategi· koping yang tidak efektif, akan dirujuk ke hasil akhir keluarga. .
fungsi atau adaptasi keluarga terganggu. Walaupun Ketidakmampuan Koping Keluargo. dapat
DIagnosis Ketidakmampuan Koping Keluarga diguna­ terjadi dalamjangkapanjang at au pendek, keluarga mcmi­
kan "saat perilaku dari satu atau lebih anggota keluarga liki kcsulitan beradaptasi yang lebih besar saat diagnosis
melemahkan adaptasi keluarga atau anggotanya secara ini digunakan dmipada saatdiagnosis sebclumnya diguna­
terapi terhadap tantangan kesehatanyang ada" (McFarland kan (NANDA, 2000). Dalam kasus ini kesehatan dan per­
& McFarlane, 1993; hIm. 943). Walaupun pembentukan tumbuhan keluarga sangat dipcngaruhi di kasus ini.
dan deskripsi diagnosis ini dipandu olch teori sistein ke­ DaJam meninjau diagnosis Risiko Kekerasa/~ Terhadap
luarga, definisi di atasbersifat ambigu dalam hal bagai­ Orang Lain, diagnosis•. batasan karaktcristik, dall anjuran
BAGIAN 3 PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

i~': ' "'::':int~fvens'i djfokuskan pada potensi k~kerasan individu" dapat membantu keluarga dengan menolong mereka meng- •.
'Dengan menggunakan pendekatan berpusat keluarga, antisipasi dan siap terhadap situasi yang mengancam. Satu '
, maSing-masing area, perlu diperluas guna memasukkan eara membantu keluarga mengantisipasi apa yang mung­
,,' sistem keluarga dan anggota keluarga yang berisiko. kin terjadi adalah dengan memberikan mereka informasi .
mengenai peristiwa yang mungkin terjadi (Walsh, 1998).

.• ~INTERVENSI MEMBANTU KELUARGA BERISIKO UNTUK


, KEPERAWATAN
MENGATASI
KELUARGA

Pedoman ini menganjurkan:


• Dorong semua anggota keluarga 'terlibat, khusus~

'Karena lwisnya eakupan dalam bab ini, intervensi ke- '


nya ayah, dan bantu mereka membentuk aliansi kelja

perawatan keluarga ditinjau di sini. Lihat Bab 17 untuk jika dibutuhkan. Cara untuk melibatkan anggota ke- ,

,deskripsi yang lebih rinei mengenai intervensi keperawat­ luarga mencakup: (l) mendorong perawatan oleh

ankeluarga. Intervensi didasarkan pada data pengkajian anggota keluarga selama hospitalisasi; (2) menyerta.,. ,

" keh,larga yang terkait dengan stresor keluarga, persepsi


kan anggota keluarga, bersarna dengan pasien, terli­

" stresor; kekuatan keluarga, koping, dan adaptasi, seperti


bat dalam keputusan perawatan kesehatan, (3) men­

, yang dibahas dalam bagian pengkajian, serta diagnosis ke­


dorong anggota keluarga yang lansia memelihara

perawatan keluarga yang teridentifikasi. hubungan keJuarga yang dekat; (4) memberi penyu­

luhan kepada pemberi asuhan; (5) mendorong isti­

.MEMBANTU KELUARGA MENURUNKAN rahat untuk pemberi perawatan primer dengan me­

,FAKTOR RISIKO minta anggota keluarga yang lain bertugas; dan (6)

. . mendorong anggota keluarga saling berbagi cerita

Perawatkeluarga dapat, dengan menggunakan perspektif kehidupan mereka; ini membantu anggota keiuarga

peneegahan, memberikan konseling pada keluarga menge­ saling mendapatkan kasih sayang sayang dan empati

naiperlunya menurunkan pajanan terhadap atau kelebihan yang lebih banyak.

beban tekanan. Selain itu, penting memberikan penyuluh­ • Mobilisasi keluarga dengan membantu keluarga

an antlsipasi. Berkenaim dengan ini, perawat keluarga mengenaJi, mengidentifikasi, dan memanfaatkan ke-.

TABEL 17... 7
. . ,- . '. ,. , , ' . .

,CONTOH HUBUNGAN ANTARA DIAGNOSIS, INTERVENSI, DAN HASIL AKHIR


KEPERAWATAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN; KOPING KELUARGA, GANGGUAN.
, KETIDAKEFEKTIFAN

HASIL'AKHIR INTERVENSIMAYOR

PArnh"ri perowoton-Kesehatan emosional Dukungan emosional '


. Pemberi FJera"";otan-Hubungon pasien Respite care
.Stresorpernberi peraV(aton Dukungan pemberi perawatan
f(oping keluorga' Peningkotan koping
, Nonnolisasi keluarga Peningkatan keterlibatan keluarga
Mobilisasi keluarga
Pemeliharaan proses keluarga
Dukungan keluarga
Peningkaton normalisasi

, Dipersingkol dan diombili dad Johson el 01, (2001), Anjuran dan pilihan inlervensi (dengan uraian yang lebih banyak) diidenlifikasi pada
him, 115-117 buku ini. . , '
;,.<".' ,'"
BAB 17 STRES, KOPING, DANADAPTASI KELUARGA ...... 4~:~;,
. ' . .,;,:-,<,,,

kuatiln dan sumber keluargagtlna secata positifilie-­ untUK dtcl:5cDkkande-ngan jadwatnormafkclrrargit'c; -~;:~~;
mengaruhi kesehatan anggota keluarga yang sakit . (Knafi, Deatrick, & Kirby, 2(01) dan memhantu me":
(Johson et aI., 2001). reka meHhat distres dan reaksi mereka terhadap ke':'
• Beri pujian pada upaya dan pebcapaian keluarga• malangan adalah "normal," biasa, dan dapat did\.Jga,
Dukung strategi koping keluarga yang sedang digu­ d~n bahwa mereka tidak kekurangan karena· tidak .
nakan keJaurga dan anggota keluarga untuk menu­ menyelesaikan. masalah mereka sendiri (Walsh,'
runkan ketegangan keluarga, mengendalikari makna 1998).
stresor, dan menghilangkan stresor. Berikan umpan • Bantu keluarga mendapatkan dnkunga~ spiritual
balik positif dan pujian kepada anggota keluarga yang mereka butuhkan. "Perawat sekarangWme.::
terhadap koping 'Clan upaya menyelesaikan masalah ngenali kebutuhan spiritUal dan merighargai" pera- .
bersama. watan spiritual" (O'Neal & Kenny, 1998, hIm. 277)
• Berdasarkan pengakuan dan penghormatan ter­ sebagai sebagai cara membanlu anggota keluarga
hadap ,nilai, kepentingan, dan tnjuan keluarga, mengkoping kemalangan dan tantangan kehidupan
dukung keluarga. Johnson et aI., (2001) mencan­ sehari-hari mereka. Cara ini dilakukan bervariasi;
tumkan banyak cara umum yang dapat dilakukan anjuran ini disebutkan dalam studi yang membahas
oleh perawat berorientasi keluarga. Beberapa anjuran intervensi keperawatan guna membantu klien meme­
mereka yang paling reIevan adalah: nuhi kebutuhan spiritual mereka: mendengarkan,
• Meningkatkan harapan yang realistik "hadir," melakukan percakapan terapeutik, mendu­
.. Mend~ngarkan anggota keluarga yang berhu­ kung praktik religi individu dan keluarga,mening­
bungan dengan persepsi, perasaan, kekhawatiran, katkan integritas antara orang-orang, meningkatkan
dan kepentingan mereka perawatan yang holistik, rnenghormati dan mening:­
• ,Memfasilitasi komunikasi antara anggota keluar­ katkan pencarian makna pribadi dan keluarga, dan
ga sehingga mereka lebih terbuka, jujur, dan sa­ memberikan sumber spiritual bagi keJuarga (Clark &
ling berbagi pemikiran danperasaan mereka Heidenreich, 1995; Johson et aI., 2001; McLeod &
• Mengorientasikari anggota keluarga pada ling­ Wright, 2001; O'Neal & Kenny).
kungan dan sistem perawatan kesehatan . • Bantu keluarga membingkai ulang dan memberi
• Memberikan infonnasi yang dibutuhkan guna label ulang situasimasalah mereka dalam upaya
membantu keluarga membuat keputusan pera­ membuat pandangan yang If~bih positif dan mengu­
watan kesehatan yang diinfonnasikan rangi pandangan dan respons keluarga yang mem­
• Memberikan advokasi bagi keluarga batasi (Wright, Watson, & Bell, 1996; Walsh, 1998).
• Memperkenalkan anggota keluarga ke keluarga Membingkai, ulang dapat mengubah proses menya­
lain yang mengalami masalahipengalaman serupa lahkan yang merusak, dapat mengatasi rintangan
• Mengatur/merujuk keluarga ke kelompok pera­ untuk . berubah, dan dapal menimbulkanharapan.
watan diri dan pendukung Masalah dapat dinorrnalkan dan dipandang sebagai
• Berikan keluarga sumber/referensi literatur dan stresor nonnatif,yang diharapkan, dan transisiorial
Internet (Walsh). lntervensi ini telah menjadi sangat signifi­
Ajarkan ke]narga mengenai cara koping yang kan dan efektif saat membantu keluarga mengkoplng
efektif untuk meningkatkan dan meme1ihara kese­ dan bel1umbuh lewat pengalaman mereka. Wright,
halan keJuarga (lihal Tabel 17-7). Program psiko­ Watson, dan Bell, pernimpin dalam keperawatan ke­
edllkasi dapat sangat bermanfaat untuk mengajari Juarga; telah menulis sebuah buku lengkap mengenai
keluarga. Ini adalah program yang berfokus pada bagaimana profesional kesehatan dapat membantu
penyakit dan koping keluarga. Program ini tidak se­ kelual'ga dengan menantang kepercayaan mereka
kadar mengenali kebutuhan k"eJuarga mendapatkan yang membatasi sehingga membantu mereka rneng­
pengetahuan kesehatan· yang dibutuhkan untuk pe­ ubah dan rnengganti kepercayaari tersebut dengan
rawalan, tetapi juga aspek psikososial perawatan dan kcpercayaan yang memfasilitasi perubahan positif
kekhawaliran keluarga (CampbeU, 2000). dan rnengurangi penderitaan kcluarga.
Dorong kcluarga menormalisasi kchidupan ke­ • Rujuk keluarga yang mengalami krisis. Untuk
luarga dan distres keluarga mereka sebanyak keluarga yang menjaJankan Slrategi koping keluarga
mungkin. Pcningkatan aktivitas normalisasi tenna­ yang tidak efektif, perawat keluarga harus membe­
suk mcndorong anggota keluarga memelihara kebia­ dakan antara apakah keluarga sangat disfungsional
saall, ritual, dan rutinitas keluarga, rnembantu mercka (dalam kasus terscbut pemjukan untllk terapi yang
mcngubah regimen pengobafan yang diprogramkan lebih jangka panjang diindikasikan) atau berada
, ~'.
BAG IAN 3 PRAKT!K KEPERAWATAN KELUARGA'

daIamkrisis akut tetapi bei:fungsi dalam batasan noi­

mal sainpai awitan stresor. Dalam kasus ini, prinsip­

'. prinsip intervensi krisis keluarga dati pemberdayaan

.• perspektif dianjurkan sebagai pedoman untuk inter­ TERAPI KEI.UARG.A....i~RtN~,MI :ljgI5~""


. vensikeiu~ga. luarga,pendekahm t~rapi)·.:·~"e":l!lillrgiljatio.ga1,l
. • ' Bantu kelnarga meningkatkan dan memanfaat­ 'strategi positif yang' . ." . , . D1e:mOll>illi;~i dillirulli,g81:l
kan sistem dukungan sosial mereka. intervensi sis­ sosia] ke1uargaQagi~eluarg~ yangset:iari.g distres.lariiigari
tern d~ngan sosial dirancang untukmeluaskan atau sosial kelua,rg~ dimobili~a!lic:y.~fu:lilij~gaiJ orang i;lellgan
,.' meningicatkan ftingsi jaringan informal danfofmal

. 'kIien (Stewart, 1993). Tentu saja, intervensi harus


=~~s~~U;J~lr:g~:.~~~~~~~t~~2~~~r~~·
·disesuaikan guna memenuhi kebutuhan yang dikaji.
Penyembuhan dipercayafber.asalah dail datam unit sosilil '
. Dalam merumuskan intervensi, Stewart menganjur­ ini saat im dibawa b~rSawa 'guna~endlllillngkeluarga
kan perawat mempertimbangkan intensitas yang di­ yang mengalaini diSttes.(10ries,;19~()).t6rapi keluarga
inginkan dan tipe dukungan yang dibutuhkan dan jaringansosial beclangsung :dilingkUngtm rilmah denga,n
diinginkan, sumber pribadi lain klien, waktu inter­ keluarga dan jaringan .sosil'd' lltasl)ya,yang dipasangkan
vensi, kemungkinan aliran sumber dalam jaringan untuk menciptakan matriks· sosial' 'yang mengasuh dan
sehat. . .' .:'.' < , , , ' .
. . dukuligan, dan sasaran. tepat atau tingk~t intervensi
' . (mis.,kHen, sistem sosial informal, orang pendukung sosial. Lihat Tabel 17~8'tiptuk~4ifUtrJ~teivensi dukUIig~n·'
'. '.: .: '.:: . :.: .. ,. .' . . '.' '.
penting yang khusus, dan kelompok atau organisasi
komunitas).
Dukungan sosial dapatdimobilisasi dengan: (a) memper­ PRINSlp·PRINSIP INTERVENSIKRISIS 'KEi.UARGA. Inter:.
>kuat polarilencari bantuan yang positif yang dimiliki ke­ vensi krisis keluarga mernperlhasfeorllntetvensi krisis
.luarga (b)membantu anggota keluarga memperbaiki kua­ dengan memasukkan' seQuahfok~s'keiuatga. Intervensi'
'litasdukungan yang diterima oleh jaringan s08ial ke]uarga. krisis keluarga adalah model ptaktik jangka pendek untuk
Ini dapat dilakukan dengan membantu anggota keluarga keluarga yang mengaJamikrisisa:tatt sties guha membantu'
. menancap~an ulang diri ',mereka ke dalam jaringanyang mereka mengkoping stresor saat iiii:dan'stresOr yangakan
l~bih responsif terhadap kebutuhan emosional sekarang
datang. Ini melibatkan<banyak ide yang telah'diadQPsi
atau meilgorientasikan ulang diri mereka pada sektor ja­ tetapi menekankan pada pedoman prak:tik' berikut. Inter­
. ring;:tn meFeka yang terdiri atas sumber psikososial yang venor krisis: (a) mendefinisikan peristiwa yang mencetus­
lebih tepat;, (c) membantu mereka menggali dan mengak­ kan dan peristiwa hidup yang membahayakan, (b) meng­
ses sistem dukungan sosial yang tidak dimanfaatkan; dan kaji interpretasi keluarga terhadap peristiwa, (c) mengkaji
(d)meningkatkan afiIiasi diantara keluarga yang meng­ sumber keluarga dan metode koping terhadap stresor, dan
hadapi keadaan penuh stres yang serupa (pemanfaatan ke­ (d) mengkaji status [ungsi keluarga. Berdas!U'kan model,
lompok swa-bantu). ini, pendekatan yang berfokus pada pemecahan masalah
yang masih suportif digunakan untUk membantu keluarga
PEMANFAATAN KELOMPOK SWA-BANTU. Perawat sa­ memobilisasi sumber(sumber sendiri dan komunitas) guria .
ngatlah menyadari manfaat kelompok swa-bantu bagi ang­ menyelesaikan krisis sekarang, dan belajar bagaimana
gota keluarga yang membutuhkan dukungan guna meng­ mencegah dan mengkoping pengalaman penuh stres yang

atasi atau mengkoping pengalaman hidup penuh stres. akan datang (Kus, 1992). Keluarga dibimbing untuk mem­

Intervensi berikut dalam area khusus ini dupat sangat mem­ bantu mereka merasakan krisis dan maknanya dan mem­

fasilitasi keluarga: bantu mereka merasakali percaya diri bahwa mei'eka akan

• Meneari informasi ten tang keJompok yang membe­ mendapatkan bantuan yang dibutilhkan. Intervensi Jain

rikan bantuan bagi individu dan keluarga. yang digunakan untl!k membantu keluarga membingkai

• Kolaborasi dengan kelompok tersebut. ulang situasi mereka dan melihat ke belakang bagaimana

• . Memahamai bagaimana kelompok ini meningkatkan mereka telah mengkoping Krisis sebelumnya sebagai pe­

dan melengkapi layanan profesional. lajaran bagaimana mengkoping krisis sekarang. Selain itu,

• Merujuk anggota keluarga dan keluarga ke kelompok . keluarga diberikan rujukan dan bantuan guna mendapatkan

yang tepat. sllmber. .


• Menciptakl!n kelompok baru atau mendorong orang
lain untuk melakukannya sa at terjadi kekurangan PEMBERDAYAAN KELUARGA. Boss (1988) dan Figley
kelompok swa-bantu yang dibutuhkan (Trainor, (1989, 1995), peneliti keluarga dan klinisi, menguraikan
1983). pcndckatan yang melibatkan pemberdayaan keluarga.
• Memberikan konseling anggota keluarga yang telah Anjuran mercka mef!1perluas dan memperkaya model
',.'>0',
"
BAB 17

."~tetvensr kr1sis'keillafga,B';;ss~enebrikan. bahwa j,agi secara .3.iaIDi . dan keicUatali kefuill-gi.'·


keluarga yangpernah tneilgruami. trauma atatlmenjadi berikut, ia menjelaskan perspektif ini!·
korban. beJajar ketidakberdayaan adalah rekasi keb,larga Saya mencoba memberdayakan keluarga derh!IIl[lD1t.etl(;iD~
yang umum. Jika ketidakberdayaan dapat dipeJajari. ia takan jenis konteks intervensi yang .. '
menjelaskan, maka ketidakbetdayaandapattidak dipela­ pengalaman yang traumatik tetapi,. sarna pentirig •;
menyebabkan keluarga memberikan sebagian . . .<:;
jari. Pemberdayaan ada saat anggota 'keluarga mendapat­
untuk pencapaian pada dirinya s.endiri. bleh kareiutlW>;r<~:.~~;;
· katlkembaJi harga diri dan percaya dlri mereka dan me­ pendekaLan ini membuat keluirrgale~ihper~ay' "''Q"*~;:~\(q;t;;;
'. :In~riina kebanggaan dalam keJuargasebagai sebuM tim. menghadapi pengalaman .trdumatik di·· ttiilS.f "c',:~m;';:\'2:'h';
.mendapatkankembalipengedatian terhadap a.pa yang ter­ datang yang dilengkapi dengan imonnaSi•. k . , .. ilanfS::~:;::?;'
, Jadi .dalam k~luarga secarakplektit dan secara individu.
.:~. metode pemecahan masalah .yang dih.~tub~.·~~',,~;~~Y.'5;'
.mencari tabu apa yang tetjadi denganmencaribeberapa
..
" , , ~ . ;""'.
· makna dari masalah; dan berbagidengan anggota keluarga
yang lam sementara secara aktif berupaya mencegah ma­ MELINDUNGI ANGGOTA KE~UA~tlAYANG)
"salabatau. peristiwa terulang kembali. Menenangkan ke­ BERISIKO MENGALAMI KEKERASAN • ....
· Juarga babwa. reaksi mereka terhadap situasi traumatik
ada:lab umum dan dapat diprediksi, sehingga "menorma­ TUJuan ini dapat dicapai dengan:. .' ...'
lisasi" situasi mereka, adaJab teknik suportif yang efekif 1. Mengenali dan melaporkan peng~iayaati anrue .' . . ..
· (Figley, 1989). ' . . 2. Mendukung dan merujuk pasangan. larisia, S~ll,dai-tt:

. . FigJe.y menyiratkan bahwa pemberd~yaan keluarga 'ada­ kandung, orang tua, homoseksual yarig' di~aya,

lab sebanyak sikap filosofis terhadap bekerja dengan ke­ pelaku penganiayaan. dan unit keluarga. ".

.' luarga yang trauma saat keluarga terlibat dalam aktivitas 3. Mengkoordinasi perawatan bagi keluarga ~ai1g; •

khuSUS tertentu. Ketika ia memandang dan menerapi ke­ . gota keluarga, berkerja secara kolaborasi.dengat1;

luarga yang bermasalab, pendekatannya diperlembut oleh ,petugas :i(esehatan lain .dan .pekerja· kesejahtei~···
." perighormatan . tulusnya terhadap kemampuan bertindak (GiIliss et aI., 1989). ". .

TABEL 17-8
.;iNTERVE~SI.YANGBERFOKUSPADA 'PENINGKATAN SISTEM DUKUNGANSOSIAL
(.-
;"ELUARGA .
h,.' _ '.,
·SA$ARAN· ·STRATEGIINTERVENSI .. ,,',.>,,:-:;'
·'. Orang pelic!lJkllhg penting khiJ~us' .' H~bungi individu dan dorong mer:eka untuk membantu jika mung kin. . .' . ....
('mis:;cirjakF>e'rempIJal1,posangon) Beriinformqsi teritangorang pendukung penting yang dibutuhkan.. , •. . :<"
· Berikan sumber informasi tentOng bagaimarici mencarisumber.•. '. '" . ; " . ; : ,"
.Koreksikepercayaan yang tidak akurat/menghambat tentangkebutuhdriklien:.: .......... '. .. .
Sistem'dukungonsosial informal' :. Beriinformasi individu/kelompok mengenai. yang dibutuhkan ... '. • •. ····;.:::.·;j'~:/!r'; 'H;
·1r)1is.,keluarga besar, tetOngga,
Kumpulkan anggota sistemm sosial informal guna memberikan du~ungan~arg
teman, kelompok/organisasi
kolektif. .
sosial)
· Tirigkatkan saling komuriikasi jaringan sosial. '. . .
, .R~iuk klien/keluarga ke kelompok swa~b~ntu otau organisasi koml;JnitQs.. . ... ~
Sistem dukungan sosial formal
· Mulai rujukan ke lembaga komunitas untuk memberikan bantuan dan layan~~d~~V
(mis., kesehatan, transportasi,
luar, mis., transportasi, perawatan kesehatan di rumah. . .... " , .....
.kesejahteraan, pendidikan,
Komunikasi dengan lembaga berkenaan dengan kebutuhan klien berbagi informas; ..' .
rekreasional)
tel')tang klien danlembagc:i dantentang lembaga dengan k)ien; juga koortlinasi' .
,Iay_anan~' " ," - .'. _,' -~ '~'.'" ., ~
Klien: Keluarga otau anggotO .
Targetkan sikap don kepercayaan yang negatif berkena~n dengan pen~arion b6hfua~"·
keluarga
· dari orang loin, " . .' . " . . . . • '.. .•.. . ' ,
Bantu keluarga mengidentifikasi kekl)atan dan kelemahan mereka. ...•.... . •• .•..
BantU keluarga menetapkan hubungan suportif yang baru dan memeliharahubungan
yang lama. .... . '. '. • .••...
· Tingkotkan penilaian dukungan bagi keluarga yang mengalami ikatan yang tidak
bermakna.
Perkuat upaya positif yang dibuot keluarga guna mencapdidukungan.
Sumber: Pearson (7990); Roth (1996); Stewart (i993); Voux (1990J.
8AGIAN 3 PRAK:rIK KEPERAWATAN KELUARGA
:::':;:0~~~'%~/.~. -.,,,~-:-; -:-: .'..- : ' - . . . .

" " , ' MERUJUK KELUARGA YANG MENUNJUKKAN


layanan yang dapatdiberikan perawat 'keluarga. perujukan
, 'MASALAH KOPINGDAN DISFUNGSI YANG
dan tindak,lanjut konselingatauterapi keluarga yang
LEBIHKOMPLEKS . berkelanjutan 'sering kalidiindikasikan. Pel1ljukan ke
konselor yang menggunakan'pendekatan sistem keluarga
Ketlka stres keluarga dan masalah koping keluarga di luar seringkalasangat membantu: I . ,

ea;RANGKUMAN
'. "Banyak:' perubahan evolusioner dan revolusioner • Kehiarga yaiigtnengalartii kemala:ngan menghadapf'
berlangsung di masyarakat kita dan berhubungan tidak hanya satu stiesol'; tetapi tumpukan stresor yang
(lengan keluarga sepanjang waktu. Bagaimana ke­ berakardari, faktor-faletal: multipel, yang beraku­
luarga mengatasi pel1lbahan penuh stres yang berbe­ mulasi sepanjang waktu. Satu instrumen yang meng­
'da, wal~mpun dipercayai bahwa umumnya keluarga kaji tumpukan stresor' keluarga dibahas: Family
Amerika dapat bertindak secara efektif dan fteksibel Inventory of Life Events (FILE).
dalam adaptasi mereka terhadap perubahan. Walau­ • Keluarga dan anggota keluarga menggunakan su­
pun begitu, rentang respons yang luas terjadi saat sunan strategi koping keJuarga yang luas guna meng­
, kemalangan menyerang. atasi situasi penuhstres. Strategi perilaku, kognitif,
• ,Beberapa keluarga beradaptasi sangat baik terhadap dan emosional diindentifikasi dan dibahas terkait
stresor dan ketegangan dengan mengubah pola fung­ dengan dampaknya terhadap fungsi keluarga. Stra­
si, menggunakan sumber dan strategi koping yang tegi koping keluarga dibagi menjadi strategi koping
membantu mengelola stres tersebut. Keluarga ini keluarga internal dart eksternal, yang bergantung pa­
berhasil memenuhi fungsi keluarga mereka dan me­ da apakah strategi intrakeluarga atau ekstrakeluarga.
miliki hubungan yang memuaskan dengan kbmu­ Strategi koping keluarga internal terdiri atas (a) stra­
mtas. tegi hubungan: mengandalkan kelompok .keluarga,
'..• ' , Keluarga lain' ro~nggunakan strategi koping yang , saling berbagi yang lebih besar-memperkuat kohesi
roel11bahayakan atau disfungsional yang hanya dapat keluarga, dan fieksibilitas peran; (b) strategi kognitif:
roengurangi stres sementara. Hasil akhir bagi ke­ menormalkan, mengendalikan rnakna masalah de­
luarga ini dapat termasuk kekerasan dalam keluarga, ngan membingkai ulang dan penilaian pasif, peme­

,. ::perpecahan keluarga, dan kecanduan.


Perawat 'keluarga dan profesional perawatan kese­
cahan masalah bersarna, dan mendapatkan informasi
dan pengetahuan; dan (c) strategi komunikasi;jujur
dan terbuka dan menggunakan humor dan tawa.
hatan lain yang melakukan hubungan dengan keluar­
ga baik di lingh.'Ungan lembaga maupun komunitas
berada dalam posisi kunci untuk mengkaji stresor,
'. Strategi koping keluarga eksternal terdiri atas meme­
lihara jalinan komunitas yang aktif, menggunakan
persepsi, kekuatan, koping, dan adaptasi keluarga, sistem dukungan so sial dan mencari dukungan spi­
dan roelakukan intervensi pada keluarga ini dengan ritual.
memberikan adaptasi keluarga yang lebih optimal. • Penggunaan sistem so sial sang at penting khususnya
• Konsep stres dan koping dasar didefinisikan dalam saat keluarga kekurangan. sumber intemal dan ke­
bab ini dan terdiri atas definisi stresor, persepsi ang­ mampuan koping yang dibutuhkan. Sumber dukung­
gota keluargalkeluarga, stres, koping, koping keluar­ an sosial, tujuan sistem dukungan sosial, masalah pe­
ga, krisis keluarga, adaptasi, adaptasi keiuarga, ko­ manfaatan dukungan sosial yang tidak adekuat oJeh
herensi keJuarga, dan resiliency keluarga. keluarga, dan pentingnya kelompok saling memban·
• Terdapat tiga fase pengalaman keJuarga dengan si­ tu atau swa-bantu dibahas.
tuast penuh stres: periode antestres, periode stres ak­ • Selain strategi koping, keluarga internal dan ekster­
tual, dan peri ode pascastres. Strategi pengkajian dan nal,lite~atur kesehatan jiwa mengidentifikasi strategi
intervensi dapat berbeda yang bergantung pada ber­ ~oping disfungsional keluarga. Strategi berikut yang
ada di mana fase stres keluarga sekarang. digunakan keluarga untuk menghadapi stres dan ke­
.' D ua teod stres keluarga diuraikan: Model ABCX, malangan mencelakai baik bagi anggota keluarga
yang menekankan pada tahap prakrisis, dan Model maupun keluarga pada peri de jallgka panjang dan
Resiliency, yang menekankan periodc pascakrisis konsisten: (a) penyangkalan masalah keluarga­
dan landasan kekuatan. Kedua model ini adalah pe­ mengkambinghitamkan, penggunaan ancaman, mitos
doman yang bermanfaat bagi perawat yang bekerja keJuarga, orang ketiga, pseudomutualitas, dan otori·
dengan ke\uarga yang mengatasi sitnasi pcnuh stres. tetianisme; (b)pe~'pecahan dan kecanduan keluarga;
BAB 17 STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA 467
dan (c) kekerasan dalam keluarga-penganiayaan· tanya~m iQi beIfokus pacta stresor.~kekiil;ltip:,'dan
pasangan, perlakuan salah pada anak, penganiayaan persepsi ke)uarga, koping, keluarga (strategi loping
sibling, penganiyaan lansia, dan penganiayaan homo- internal, eksternal, dan disfungsional), dan' adaptasi
. seksual. ke)uarga .
• Pria dan wanita menggunakan strategi koping yang • Enarn diagnosis keperawatan keluarga NANDA di­
berbeda. Satu perbedaan penting adalah bahwa wa­ terapkan pada area stres, koping, dan aaaptasi ke­
nita cenderung mencari orang Jain, sementara pria luarga.
menggunakan strategi yang lebihmenarik diri. • Intervensi keperawatan kehiarga dalam a,reaini ba:..:,
• Variasi sosiobudaya dalam koping keluarga meme­ nyak dan berbeda. Intervensi mencakup pend~kata:rl
ngaruhi keluarga dalam hal ketersediaan sumber ko­ pencegahan (penurun risiko), serta bagaimana mem­
ping. Variasi koping Hntas budaya bersifat pervasif bantu keluarga berisiko tinggi untukmengatasi. In­
diantara keluarga dan sering kali dimanifestasikan tervensi mencakup peningkatan keterlibatan keluar­
sebagai perbedaan sampai sejauh mana keluarga dan ga, mobilisasi keluarga, mendukung strategi koping
anggota keluarga bergantung pada tipe koping ter­ yang adaptif, mengajarkan cara koping yang efektif
tentu guna membantu mereka dengan krisis. pada keluarga, peningkatan normalisasi, membantu
• Strategi koping keluarga adalah spesifik-situasi. membingkai ulang dan memberi label pada masalah
Gangguan kesehatan, dipandang sebagai "penyakit mereka, membantu keluarga mendapatkail dulrungan
keluarga," menyebabkan kebutuhan akan koping spiritual, membantu keluarga memanfaatkan dan
yang tidak dapat digunakan dalam kehidupan sehari­ memobilia<;si sistem dukungan sosial mereka, dan
hari. Strategi koping tertentu dinyatakan secara luas melakukan intervensi dengan menggunakan prinsip­
sebagai hal yang sangat bermanfaat di sini (mis., prinsip intervensi ktisis dan pemberdaYaM keluarga.
dukungan sosial, dukungan spiritual, dan mendapat­ Intervensi keperawatan keluarga juga meliputi rne­
kan informasi dan pengetahuan berkenaan dengan lindungi anggota keluarga yang berisikomengalami
"penyakit keluarga"). kekerasan dalarn keluarga, merujuk' keluarga yang
• Untuk rnelengkapi pengkajian stres dan koping ke-, memiliki masalah kompleks 'yang jangka panjang,
luarga, pertanyaan khusus' diajukan terkait dengan dan rnendidik keluarga.
masing-masing konsep mayor dalam area inL Per­

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA NICHOLS


Nyonya Ruby Nichols, seorcingwanita gemuk berkulit putih berusia 34tahun, datang ke klinik

kesehatan jiwa karEma, ia mengatokan, "Sayatidak tahu apa yang harusdilakukan." 10 ',. '

menangis dengan histeris dan tidak mampu berespons terhaddp pertanyaan selanjutnya.Setelah

menemal'linya selamo satu jam; perawot mendapatkan bahwa anak perempuan asuhriya yang

berusi(l 5 tahun dipindahkan darirurilahnya olehlayan~n perlindungan. Tunjangan .. .,

kesejahteroan, sokongan satu-satunyciuntuk dirinya, suominya yang tidak bekerja, dan lima anak

mereko, telah diakhiri selama satu minggu, yang menyebabkan ia tidak mampu meinbayar '

tagihan otav membeli cukup mokanan bogi keluargonya. Walaupun nyonya Nichols masih

menangi~dan depresi, ia dapot diantar pulang oIeh pekerja komunitas.

Had berikutnya perawat melakukan kunjungan ke rumah Nichols. Nyonya Nichols

menceritakan riwayot berikut. ' ,

Ruby dan John Nichols telah menikah selama 15 tahun. Empat anak lahir dari pernikClhan

tersebut: Priscillia, 13 tahun~ Cindy, 1atahun; John Jr., 6 tohun; dan lisa, 4 tahun. Mereko juga

mempunyai seorang onak perempuan psuh, Ann, usia 5 tahun. Pdsangan tersebut telah saling.

mengenal setahun sebelum pernikahan mereka,di kotQtempot tinggal mereka. Smithfield,

lousiano. John adolah pekerja yang tidakmerniliki keterampilan, tetopi selolu dapot

dipekerjakan, Ruby pernah mengikuti sekolah bisnis sabelum menikah dan bekerja dibagian

pembukuan sampai anak pertama lcihir. 10 mEmjelaskan awalpernikahannya baik-baik Soja

kecuali karena sering kali berpindah tempot, yang disebabkan oleh ibu John yang suka ikut

campur, Keluarga tersebut akan pindah untuk menjauhi ibunya; tetapi ia selalu dapot mencari

mereka dan muncul di sana. " Kamiadalah ke!uarga yang sehat dan bahagio dan Semuanya

baik-baik saja selama ibu John menjauh." Ruby menceritakan bahwa sumber konflik ini ahtara

dirinya dan John terselesaikan setiap waktu dengan berpindah pada sis; mereka.

(berlanjuf)
468 BAGIAN 3. PRAKTIK KEPE~AWATAN KELUARGA
-_. ....
···:rAkeo tetapi,rnenurut Rubby; ia ddn John tid(lI<i~fI1ahi·beinCl!r~llE~*'frol~~~~i~~:!;i.~il~Cl~(;m~!

.... 'merfuainereka. Setelahsetiap pindoh .

. untuk meneari teman baru dart pekerjaan

John.·juga m~nghqbiskan beberapa

.dengonteman dari tempat ke~ahya; .: .

.,.. Kepindahan terakhir keluarga .

pekerjaannya dan fidak m''Iei',dapatlkon nAlr~rii'icm'

" mendapatkan dana kes;eicll)teirac~n

, selalu 'oongga dengan

, setelah ini, ibu John.......n ..'I'1I1Lrnn

'berkunjung,p'erdebalOn . . .1

",mah dan s~ring mabuk. . '

yang diikuti dengon komplikosi dan .

rumah, peron ibu diemban oleh Priscillia,. .' . ' . . . .' '. .'. . .'

daritetanggasebelah rumah,nyoriya.L.aw. . : . ........ > . : > . : ' \ : ( :.• ' ; ' ,


. ". Rubydipulangkan dari rumah sakittiga mingguyang Idlu saartelahcLikup.polih,unt\s~t1rlggaL
••.. di rurriah.Ketika ia sampai rumah ia mengeiOhui bahwaanak-cmak telahmenjalCink.anfprigsinya . ;< ..• ;"

; dengaR baik saat la tidak Qda; balikan,ia merasa bahwa n1er~katiddk perlulq'~pnl:iOh~Cln' ;,; .',c'
.. ,tgmpakmarah padanyo. John tetap m.enjauh peda sebcigianbeSbr~~tu'd90terli~t~c,ir(] ?ft',y/·t .':;: ::,;:
· riiinima.ldalam kehidupan keluarga baik selama' hospitalisasi lsmnra mdupun' seteldhisfrlnYo'.;,',; .:. '>: ::~ ,,: ,'.
," kembali ke rumah. '. . . ..... . '. . . :.:."" .. 't',_

,. •. Satuminggu yang lalu, Ruby mendapatkan keputusan pengadilanuntuk inemindahkanAnn


..,dari rumah dan penghentian .dana kesejahteraan.. Ruby merasakan dirinya meniqdi~.tang <:Ian
i,.;; serrakinkurang dapat mengatasi dan mengakui dapresi qanpernikir!]nlmtukbunuhpirtNQinuh;"
·:.;,iPEirhcitiannya terhadap anak~anaknya mEIO<;:egahnyo melakukan seslfatuyaiigm~rlJsakdiri; ." ....
Telongga sebelah rumah, nyonya law, menyadari kegawatan situasi keluarga, memberi tahu
• Ruby untuk perg! ke klinik kesehatan jiwa meminki bantuan. . o.

. . '. Kun}unganberikutnya kekeluarga inengungkapkon bah"Ya anak~anak mempuflyc:ii masCiloh'

dan bahwaRliby memiliki kesulitan menceritakanperilaku bermasalah inerekd.lliiieramatj··· .

'"bahwa anak dan orangtuatidak mendiskusikan masalahini atau kekh~tirailmereka ~an:,· ."

. .... sama lain, dan bahwa tidak ada pergerakan ke arah berbagi perasaan mEmgenai kepergian

~::'Anl'!' fJElpgaruh ibu mertua yang mengganggui atau masalah kesehatanRuby. .'. '.' . . ......... '.'

...... Prisdllia, usia 13 tahun, tampak marah dengan kembalinya Rubyikarelia ini berarti· ........ .

kehilangan perannya menjadi ibu . .Ia dan ibunya sering terlibat perdebatan mengenaidisiplin . '.'

· anak yang lebih ked!, apa yang harus merekapakai, dan bagaimana mereka horus bertindak. .'" .

Perdebatan tersebut biasanya diakhiri dengan Prisdllia meninggalkan rumah uniukperi~e wciktu·

yang lama tanpa memberi tahuRuby di manaia berada. Hal ini menyebabkan Ruby khQwcitir.

· Priscillia fidak tertarik poda sekolah, minafutamanya fumbuh secepat mungkindonberl,lsalla .

menyamai ibunya. la juga sangat ingin mandiri donmengambil keputusarisendidmenge'nai .

kehidupan. Ruby telah menyapih Priscilliasecara dini dalam hal ia mampu meneukupi dirinyadi

rumah; dari usia 6 tahun, Priscillia telch merawat siblingnyayang lebih keeil dan membantu

ibunya di luar rumah. .

Cindy, usia 10 tahun, tampaknya tidak terpengaruh dengan situasi. la cukup terlibat dengan

aktivitas sekolahnya dan Campfire Girls dan menghabiskan sebagian besar waktu dalam oktivitas

ini serta di rumah temannya. Prisdllia dan. Cindy terbukti memiliki hubungan sibling yang lebih .

dekat dibandingkan dengan sibling lainnya. Cindy mencer'itakan sem\!o rahasianYd kepdda .

· Priscillia saaHa marah, khawatir, atau membutuhkan seseorang untuk bicar\). .'
~ohn Jr., di kelas satu, menolak u~tuk pergi ke sekolah. Setiap f?09i dqridulu salTlpa! sekarang.

pequangan untuk membuatnya perg! ke sekolah. la dkan menangls dan melekat paaa rbunya. .

Gurunya melaporkan prestasi sekolah buruk dan kurang p~rhatian saat ia hadir di kelas.

Lisa, usia 4 tahun, menunjukkan perilaku melekat yang serupa dengan yang dimiliki John Jr. la

tampak takut saat ibunya meninggalkan rumah dan mengompollagi setelah selama dua tahun

tidak mempunyai masalah di area ini. Baik John Jr., maupun lisa sering kali mengajukan .

pertanyaan pada ibunya mengenai ketidakhadiran Ann baru-baru ini. Mereka bertanya apakah

Ann diambil karena ia "nakal": . '

Pada kontakketiga antara keluarga (orang tua) dan perawat di klinik kesehatan jiwa, perawat

meminta orang tua untuk menggambarkan masing-masing anak, seperti apa mereka, danapa

BAS vi.

'. .'saya 5Cll11O; tidclk"meri1bledICik(~h:;,VVdriqUi)j);l~

.. .' kepuwhcln . untuk . ' . sibllinglny~ryc!!'ig r~tiltl~.i

'. .'. . terbukajikaidflnS991 jauhdciri ..' .

';;:"lkol'''Im,''Ink ternan di.lual: keluo(ga yangdengailnyCia

{seriI19, < J , . '. . / . : ' / ..•. '" ....' . ' ; ..


"., .'<: Ibli jugCi metige~fdltbQhwdUsasqhg6t lekat danbergooiuii9pa(.:ltl.n1\'0,;;'00
"pehenangarilxlh\'(p'ibunyaaka!'ikembali saati~tnerlinggalki:in ' .. 1.,·,JeJOnHW

',fuaherpikir bahwa:l~rgian Ann adalahancam'an bagi anak Yan'g l..kihl(t:>r:iL

··berpikir ini dapatterjcidipada merekajikamereka hakal. Ruby .' '. .

. banyak V;laktudellgaf,l Usa uniyk membantuhya' dengan ketakutahnyo .

'Jbudi:m kepe~i()nAn~z j~n ,in~nuniukkan minat untukrne~yamankcin

'rugal karena Usa selaluherElspons "dengan cara yang mams dan meny.clyangl

. ,mer,lurut sUbu, ' . .... '. ' '. .


; "':'KeduQ,orang tuodapatmenunjukkanafeksl dan kehangatan ..
. ' lJc>hhjr.,dan·Usottetapi tidak merasa bohwa ini ses\.ialuntuk
. ;mereko bertainbah besar. Teramati bahwo orang tua tidok saling pml~rj m'

.dantampok jauh 5eCora emasincil selomo WCIWancdra tersebut. Ruby mengccitak(]I'tl~t1'wp'n:u~el«l- ~;,:;;~;f~',;:
'. tidok Pernah saling ber~agi kekhciWotir9n pribadi mereka terlalu U1,UII}'UII..

wanit(] lain untuk.memahomi perosaansaya. Soya terbiasabanyak be,·ee,·ita pejidc:(Pr""'illn,·(+At;",",i'

sejokia marah pqpa,sc:lyal sayg belum.daPot bicaradengonnyalt. '....

.. LAYIHAN
, . Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkait
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjangapa yang menimpa keluarga?Kekuatan,apa
yang mengimbangi stresor ini?
2. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian atau persepsi yang reaustik d~ .
objektif terhadap situasi tersebut? . .
3. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi penuh stres? Kedua strategi kopifig fuhgsIonal
dan disfungsional hams diuraikan. .... ". . '
4. Perk:1rakan tingkat adaptasi keluarga, Seberapa baik kira-kira keluarga berfungsiQ1enunit '.
~~ . .

5. Berdasarkan pengkajian Anda pada keJuarga ini, sebutkan satu diagnosis keperawatan
keluarga dalam area stres dan koping ke]uarga.
6. Sebutkan dua intervensi keperawatan ke]uarga yang mengatasi diagnosis keperawatan
keluarga yang teridentifikasi.
Jawab pertanyaan berikut.
7. Koping keluarga sangat ptmting karena (pilih jawaban yang paling tepat)
a. Merupakan mekanisme yang memungkinkan fungsi keluarga.
b. Memberikan kesempatan bagi anggota keluarga untuk belajar. .
c. Mengarahkan ke pemecahan masalah dan penguasaan isu dan stres keluatga.· .
d. Menghilangkan stresor atau mengarahkan ke aktivitas penurun stres.
8. Perubahan dalam kehidupan keluarga diAmerika Utara berasal dari dalam dan luar
keluarga. Perubahan besar baru-baru ini da]am keluarga mencakup (pilih semuajawaban
yang bena!'):
a. Keluarga menjadi lebih terisolasi dari saudara.
b. Terdapat keragaman besar dart bentuk keluarga.
c. Angka pemikahan telith menurun, khususnya pada kelompok usia 20 tahunart.
470 BAGJAN 3 PRAKTIK KEPERAWATA~ KELUA.RGA.

d. Angka perceraian turon seeara dramatls:- ' . .'. . .' .'


e. Kemiskinan' telah meningkat secara signifikan di, kalaIljtankeluarga .' pe!.ce~ja Ya.Qg
miskin. . ' .' .. ' .
9. Pasangkan definisi di kolom sebelah kanan dengan konsepdan istilah di.kcilom sebelah.
kiri.
Konsep/istilah Definisi
a. Krisis 1. Pandangan hidupkeluargamfmgen~ dispbsisL
b. Koherensi keluarga 2. Upaya adaptif yang aktif danefektif. .. .' .'.
c. Resiliency keluarga 3. Peristiwa yang memicu atau mengawali atau agens penuh
d. Stresor stres. '. .' . '.' • ...
e. Stres 4 .. Proses restrukturisasi' guna menyesuaikan' terhadap per..:
f. Adaptasi ubahan. . '
g. Koping 5. Ketegangan, disekulibrium yangdisebabkan ancaman atau .
adanya stresor aktual.
6. Proses adaptasi positif dalam keluarga.
7. Jika ada stres dan stresor, kegagalan keluarga dalam meng­
gunakan strategi koping yang efektif. .
Apakah pernyataan berikut henar atau salah?
10. Pada peri ode antestres, bimbingan antisipasi akan dikontraindikasikan.
11. Taktik bertahan sering kali merupakan respons adaptif yang diperlhkan selama periode
stres aktual.
12. Selama peri ode pascastres, taktik koping terdiri atas strategi untuk inengembalikan ke1uatga
ke status homeostatis .
. Jawab pertanyaan berikut.
13. McCubbin, Patterson, dan Wilson (1983) menyusun Family Inventory of Life Events and
. Changes Scale (FILE) untuk (pilih jawaban yang paling tepat):
a. Mengidentifikasi korelasi positif antara stresor dan stres.
b. Mengkaji akumulasi peristiwa hidup dan ketegangan yang dialami oleh keluarga.
C. Mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antara jumlah peristiwa yang mengubah
hidup dan adanya penyakit.
d. Mengkaji korelasi antara stres dan kesejahteraan.
14. Dalam Model Resiliency indikator adaptasi keluarga adalah (PHih jawaban yang paling
tepat):
a. Keluarga tidak mengalami stres apa pun.
b. Keluarga tidak sedang berada dalam krisis.
c. Terdapat "kesesuaian" antara keluarga dan komunitas.
d. Anggota keluarg'a tidak memiliki penyakit kronik.
15. Ketika keluarga mengaJami kemaJangan, tidak hanya satu stresor yang terlibat. Akumulasi
stresor lerlibat. Dalam skala Family Inventory of Life Events ~nd Changes (FILE), manakah
dari peristiwa berikut yang umumnya menyebabkan stres?
a. Perubahan pada perkerjaan ayah
h. Pemikahan salah salu anak daJamkeJuarga
c. Kelahiran bayi
d. Kematian anak
c. Perceraian orang tua .
16. Pilih cmpat strategi koping keluarga yang fungsional (dua sumber koping internal dan dua
strategi koping eksternaI) dan uraikan masing-masing strategi tersebut secara singkat.
17. Pilih cmpat slratcgi koping disfungsional keluarga (dua sumber koping internal dan dua
slrategi koping eksternal) dan uraikan masing-masing strategi tersebut secara singkat .
J 8. ldentifikasi dlla intervensi sistcm dukungan sosial yang diterapkan perawat untukmembanlu
kelu,irga mengatasi;
a. Berikan bantuan langsung.
. :. ~ .

. ' .
BAB 17 . STRES•.KOP.ING, DAN ADAPTASI KELUARGA 47.1
.'...~ '•. 'b, 1ingkatkankorUtiiifkasi Jarmg~Sosialbersam~~: ...
c

C•. Ganti layanan profesiomil . . .


d. RujUk keluarga ke kelompok swa-bantu .
19. TilOjukkan niana strategi koping keluarga beriktit yang fu.ngsionill (F) atau disfungsional
'. (D) atau keduany: (E), yang tergantung padasituasi. '. '. .
a.. ¥engandalkan kelompok kelmrrga

.' b. Mengambinghitamkan .'

'a~i::d:=:alitas "'. .' .


e.· Peningkatanjalinan dengan komunitas
f. Perilaku kekerasan pasangan·

.g: . Pengabaian anak

h. Triangliog
1. . Si~tem dukungan sosial
j. Pencarian informasi
k. Fleksibilitasperan
l. Mengendalikan makna masalah deng:;m membingkai ulang
. 20. Tujuan keluarga memanfaatkan ancaman sebagai mekanisme pengendalian adalah:
a. Memelihara struktur yang berk'Uasa dalam keluarga.
b. Memelihara atau memperbaiki kedekatan dalam keluarga.
c. Memastikan keselamatan kelompok keluarga:
d. Mengurangi upaya anggota keluarga berlaku dengan cara otonomi dan individualistik.
21. Frank Stanton, 89 tabun, menderita penyakit Alzheimer Ianjut dan tinggaI dengan anak

laki-Iakinya, 62 tabun, dan kekasih anak laki-Iakinya, usia 50 tahun. Baik anak laki-Iakinya

maupun . kekasih dari anak laki-Iakinya bekerja puma waktu. Fraflk tidak pemah

meninggalkan rumah berbulan-bulan, tetapi bam-bam ini terlihat berkeluyuran di

liogkungan se~itar. Seorang tetangga melaporkan pengamatannya kepada polisi. Masalah

koping keluarga apa yang mungkin ada?

472

empat

KERAGAMAN
BUDAYA PADA
KELUARGA

Podo bogion okhir buku ini, suolu deskripsi


keluargo dori tigo minoritas atau kelompak
etnik terbesar di Amerika disajikan, guna
menunjukkan voria:;i budaya dolam kehidupan
keluarga. Setelah tinjauon singkat masing­
masing kelompok etnik, Model Pengkajian
Keluarga Friedman (dibahas dalam bob 7-17
dan Apendiks A serta BJ digunakan sebogai
suotu kerangka unluk menguraikan kelompok
keluarga. Bob 8 memberikan landasan isi
sosiol-budoyo untuk bob ini.

473
474

18

KELUARGA LATIN

PI; 151 BAB

POLA DEMOGRAFIS KELUARGA LATIN Peran dan Kekuasaan Keluarga


BENTURAN MASYARAKAT LATIN DENGAN AMERIKA Pola Komunikasi Keluarga
Pengalaman Orang Meksiko-Amerika KARAKTERISTIK FUNGSIONAL KELUARGA
Pengalaman Orang Arnerika Tengah Fungsi Sosialisasi Keluarga
Pengalaman Orang Puerto Riko Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga .
Pengalaman Orang KiJba Akses dan Sikap Terhadap Perawatan Kesehatan Barat
Benturan Keluarga-Masyarakat: Pengaruh Terhadap STRATEGI KOPING DAN STRESOR KELUARGA
Kehidupan Keluarga . Dukungan Keluarga
ISU UNGKUNGAN Dukungan Spiritual
lSI AKULTURASI Fatalisme/Penilaian Pasif
STATUS SOSIOEKONOMI ORANG LATIN .. Perlawanan dengan· Keluarga Anglo
BENTUK KELUARGA NORMATIF PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
KARAKTERISTIK STRUKTUR KELUARGA INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
Nilai-Nilai Keluarga RANGKUMAN

Pl;TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengidentifikasi etnik yang tergolong orang Latin dan 7. Menguraikan dua pola sosialisasi urn urn antara keluarga­
persentase mereka masing-masing dari semua orang keluarga Latin.
Latin. 8. Mengidentifikasi perubahan struktural yang paling uta-.
2. Mendiskusikan mengapa keluarga Latin tidak terintegra­ rna yang terjadi pada keluarga-keluarga Latin saat ini.
sikan dalam masyarakat Amerika dibandingkan dengan 9. Mengenali fungsi dan· peran utQllla dari penyembuh
kelompok etnik lainnya. rakyat: yerbero, curandero, santeria, espirifualiso, dan
3. Menjelaskan mengapa dasar dan proses alami pembu­ brujo.
dayaan Latin kompleks dan memiliki banyak sisi. . 10. Mengingat beberapa macam penyakit umum peda
4. Menguraikan bagaimana sosioekonomi dari populasi masyarakat Latin.
Latin berbeda dari populasi Amerika Serikat yang 11. Mengidentifikasi dua pusat budaya dari pola koping ke­
umum. luarga Latin. •
5. Membandingkan nilai tradisional masyarakat Amerika 12. Dari sketsa keluarga, menjelaskan tiga implikasi praktik
dengan Latin. perawatan kesehatan yang didasarkan pola keyakinan
6. . Mengur:aikan dengan singkat bagaimana peran tradi­ dan praktik masyarakat Latin.
sional dan struktur kekuasaan pada keluarga Latin meng­
alami perubahan.

475
476 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

Perawat keluarga semakin meningkat kesadarannya akan ada 3,1 juta Keluarga latin; tahun 1970, 9,1 juta; tahun
kebutuhan terhadap perspektif transkultural dan pluralistik 1980, 14,6 juta; tahun 1990, 26,5 juta; dan tahun 2000,
saat bekerja dengan beragam suku, agama, dan kelompok 35,5 juta. Sedangkan populasi orang kulit putih bukan
budaya dalam masyarakat Amerika (Friedman, 1990). Hispanik di AS meningkat 9% dari tahun 1990 sampai
Terdapat desakan demografis dan praktik untuk memiliki 2000, populasi Latin meningkat 24,4% sepanjang periode
pemahaman yang baik tentang keluarga Latin. * Angka yang sarna.
pertumbuhan yang lambat dari kelompok ini di Amerika Orang latin Jebih terpusat di beberapa wilayah
Serikat dan fakta bahwa anggota keluarga Latin cenderung AS-terutama di Barat-Daya. Saat ini California terdiri dari
untuk lebih sering dan memiliki lebih banyak masaJah sepertiga orang Latin, sedangkan Texas sekitar seperem­
kesehatan yang serius memberikan dasar pemikiran tam­ patnya orang Latin (McDonneJI, 2001). Pada tahun 2000,
bahan untuk menjadi lebih mengetahui tentang keluarga sensus juga melaporkan bahwa orang Latin bergerak
Latin dan pol a kehidupan keluarganya. dengan cepat ke wilayah AS bagian tengah, selatan, dan
timur. Banyak orang Latin merupakan imigran baru
(Larmer 1999; Ortiz, 1995).
€Ja;POLA DEMOGRAFIS Apa faktor spesifik yang melibatkan peningkatan yang
KELUARGA LATIN Juar biasa di daJam populasi Latin? Angka peningkatan
yang alami (kelahiran melebihi kematian) di antara orang
Orang Latin adalah orang yang bertempat tinggal di
Hispanik adalah 1,8%, sepertiga lebih banyak dibanding
Amerika Serikat (AS) yang memiliki leluhur berasal dari
orang Afrika-Amerika. Angka fertilitas orang Latin ter­
22 negara Amerika Latin di Belahan Bumi Barat, khusus­
akhir adaJah 50% Jebih besar dari orang kulit putih (Hayes­
nya Meksiko, Kuba, Puerto riko, dan Amerika Tengah
Battista, 1990; Larmer, 1999). Imigrasi Hispanik (legal
serta Selatan (Suarez & Ramirez, 1999). Saat ini populasi
dan iJegal) meningkat pada angka yang mengejutkan yang
Latindi Amerika Serikat sekitar 11 % (U.S. Bureau of The
diperkirakan 1 juta orang setiap tahun. Ledakan ekonomi
Census, 2000b). Proyeksi sensus terbaru melaporkan bah"
pada tahun 1990 dan kesempatan pekerjaan sampai ke Juar
wa populasi Hispanik-Amerika meningkat tajam dan sete­
Amerika Serikat telah menarik lebih banyak imigran iJegal
lah pergantian abad menjadi kelompok etnik minoritas
dibandingkan dekade sebelumnya (McDonnell, 2001).
yang paling besar di Amerika Serikat (Larmer, 1999), serta
Dari gambaran ini, diperkirakan tidak lama setelah per­
sepertiga lebih popuJasi orang Latin berusia di bawah 18
gantian abad orang Hispanik akan meJebihi orang Afrika­
tahun dan memiliki angka kelahiran yang tinggi, yang me­
Amerika (lihat Gambar 18-1).
nunjukkan bahwa ledakan populasi baru saja dimulai.
Semen tara orang Afrika-Amerika dipersatukan oleh ras
Orang Meksiko-Amerika adalah kelompok etnik terbesar
dan pengalaman sejarah umum, orang Hispanik-Amerika
dalam populasi orang Latin di AS (58,5%). Orang Puerto
riko terdiri dari 9,6% orang Hispanik-Amerika, sedangkan dipersatukan oleh tiga kekuatan yang kuat; bahasa
orang Kuba terdiri dari 3,5% orang Hispanik-Amerika dan (Spanyol, kecuali Brazil yang berbicara bangsa Portugis),
kesetiaan mereka yang kuat terhadap paham Katolik
orang Amerika Tengah dan Selatan terdiri dari 8,6% orang
Roma, dan keyakinan serta nilai-nilai umum mereka yang
Hispanik-Amerika. Menurut sensus tahun 2000, hampir 18
berakar pada sejarah penaklukan dan kolonisasi (Garcia­
persen keluarga Latin digolongkan seperti "Iainnya",
Preto, 1996). Meskipun demikian, adajuga faktor Jain yang
banyak yang memiliki keturunan campuran dari etnik Latin
(McDonnell, 2001: U.S. Census of the Bureau). memisahkan mereka ke dalam kelompok yang bera~am.
Menurut data dari Immigration and Naturalization Sudah ban yak fokus penelitian keluarga Hispanik­
Service, hampir setiap saat sejak Perang Dunia I, populasi Amerika pada keluarga Meksiko-Amerika, yang lebih ho­
Amerika Serikat meningkat disebabkan oleh imigrasi, baik mogen dibandingkan pengeJompokan Hisplmik-Amerika
legal maupun ilegal. Tujuh sampai sembilan juta imigran yang lebih besar. Walaupun orang Meksiko-Amerika lebih
sepanjang tahun 1990-2000-sebagian besar dari Meksiko homogen, subkelompok orang Latin juga menunjukkan
dan Asia (Alonso-Zaldiver & Fields, 2001). va·riasi intraetnik yang besar. Keturunan orang Meksiko
Pertumbuhan besar dan cepat di dalam popula.si orang memiliki negara asal (Amerika Serikat atau Meksiko) dan
Hispanik-Amerika diperkuat oleh kecenderungan sejarah identifikasi diri yang bervariasi. Selain itu, faktor sosio­
(U.S Bureau of the Census, 1990,2000). Pada tahun 1960, ekonomi, keturunan, wilayah, dan idiosinkratik menye­
babkan keanekaragaman intrakelompok yang lebih lanjut
'/stilah orang Latin dan Hispanik-Amerika dapat digunakan saling (Falicov, 1982).
bertukar di dalam literatur dan di seluruh bab ini. Saat ini, Orang
Latin adalah istilah yang lebih disukai karena memiliki cakupan
Orang Meksiko-Amerika adalah campuran budaya dan
geografis, ekonomi, dan keakuratan politik yang lebih luas (Falicov, ras orang Indian serta Spanyol. Kebanyakan orang
1998; Hayes-Battista & Chapa, 1987). Meksiko-Amerika adalah mestizos, yaitu campuran darah
BAB 18 KELUARGA LATIN 477
80 Amerika menjadi budaya Amerika terintegrasi. Menurut
71
sejarah. imigrasi orang Meksiko berhubungan erat dengan
70
kebutuhan tenaga kerja bag ian barat daya (Gonzalez.
1991). Selama beberapa dekade,pencari-kerja berkebang­
saan Meksiko bekerja secara kompetitif dan mendapatkan
60

upah yang lebih rendah dibanding Meksiko-Amerika de­


53

ngan sehari-hari menyebrangi perbatasan atau datang se­


50 bagai braceros. Program bracero, kini dihentikan, pekerja
r:
Q)
Meksiko yang diizinkan pada tahun 1940- dan 1950-an
~ 40 untuk bekerja di bawah sistem kontrak Amerika Serikat
ketika persediaan pekerja lapangan di negeri ini telah
30
dievaluasi tidak memadai (McLemore & Romo, 1985;
25
Suarez & Ramirez, 1999).
20 Orang Meksiko-Amerika, karen a kedekatan mereka
dengan Meksiko, ketidakstabilan perbatasan, dan eksploi­
tasi sistem agrikultural yang didominasi oleh orang Anglo,
10
belum pernah mampu mengambil bagian terhadap proses
sosial umum yang digunakan oleh imigran Eropa untuk
0 menjadi terintegrasi dan mengalami mobilitas sosial dalam
2005 2050
'arus utama masyarakat Amerika (Hayes-Battista & Chapa,
D Kulit putih • Kulit hilam • Orang Latin 1987; Queen & Haberstein, 1974).
rMI Orang Asia Suatu mayoritas Meksiko-Amerika datam jumlah besar
telah menjadi, dan teTUs menjadi, terisolasi dari masyara­
Gambar 18-1. Perubahan dramatis yang diperkirakan
kat yang lebih luas menurut ·agama, bahasa, budaya, dan
peda potret etnik diAS, tahun 2005-2050 (Sumber:
kelas sosial. Akan tetapi, di datam pusat populasi orang
Larmer, 1999). Meksiko-Amerika, terdapat komunitas kelas menengah
yang berkembang, muncul,dan berpengaruh. Bahasa me­
megangperan penting dalammemelihara kebudayaan:
Kaukasia dan Indian (Kuipers, 1995). Umumnya, generasi Keluarga Meksiko-Amerika,. lebih daripada keluarga­
pertama individu berbicara bahasa Spanyol dan mengiden­ keluarga imigran lainnya,terus berbicara dengan.bahasa
tifikasi diri mereka sebagai "Mexicano, sedangkan ketu­
II aslinya-bahasa Spanyol di dalam rumah dan komunitas.
runan generasi kedua' dan ketiga orang Meksiko be~bicara Kelas sosial juga berperan dalam mengisolasikan orang
bahasa Inggris dan Spanyol serta urnumnya mengidentifi­ Meksiko-Amerika yang miskin dari arus utama masyara­
kasi diri mereka sebagai orang Meksiko, Chicano, atau kat Amerika kelas menengah.
orang Meksil:co-Amerika. Selain itu, praktik diskriminasi dan pandangan stereo­
tipe keturunan Anglo mengenai budaya orang Latin men­
ciptakan masalahan. integrasi sosial yang lebih lanjut.
;:;a;SENTURAN MASYARAKAT Selain situasi ini adalah pandangan bahwa beberapa orallg
LATIN DENGAN AMERIKA Meksiko-Amerika berpegang. bahwa gringo (hinaan untuk
orang kulit putih) adalah seseorang dari dunia orang asing
. Imigran Latin terutama datang ke Amerika Serikat setelah dan bermusuhan dengan cara hidup mereka (Castro, 1978;
Perang Dunia II. Pola dan pemilihan waktu migrasi biasa­ Garcia-Preto. 1996).
nya terkait dengan depresi ekonomi danlatau huru-hara Kombinasi masalah ketidakcocokan antara masyarakal
politis di tanah asal imigran (Garcia-Preto. 1996). Sejarah yang lebih besar dan budaya orang Meksiko-Amerika
pertemuan dengan AS membentuk subkelompok Latin adalah reaksi sosial dan politik yang dihasilkan oleh pe­
yang beragam. Pengalaman orang Meksiko diuraikan lebih
ningkatan yang drastis di dalam populasi imigran berba­
dahulu. hasa SpanyoJ, kebanyakan orang Meksiko dan Amerika
Tengah, di banyak wilayah di Barat daya. Jalan lintasan
PENGALAMAN ORANG MEKSIKO-AMERIKA
dua proposisi anti-immigrasi di California (Proposisi 187
Pola pemanfaatan tenaga kerja Meksiko dan Meksiko­ dan Proposisi 209) pada dekade 1990an adalah bukti po­
Amerika memberikan suatu alur penting untuk memahami Iitisisasi gelombang imigrasi (Falicov, 1996). Gelombang
pertumbuhan dan hambatan asimilasi budaya Meksiko- orang Latin dalarn jumlah besar, terutama imigran iJegaJ,
478 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

telah menjadi sumber utama konftik, perselisihan; dan . Kuba dengan menggunakan kapal. Kebanyakan orang
kurangnya penerimaan di dalam masyai-akat. Kuba tingggal di empat negara bagian: Florida (yang ber­
Orang Meksiko-Amerika, kelompok Latin yang besar, pusat di Miami atau "Little Havana"), New Jersey, New
umumnya memiliki pendapatan keluarga yang rendah, York, dan California (Garcia-Preto, 1996). Keluarga-Kuba
partisipasi tenaga kerja pria yang tinggi dan peningkatan memiliki pendapatan yang lebih tinggi, dan pada umum­
partisipasi tenaga kerja wanita, serta prestasi pendidikan nya memiliki angka kemiskinan yang lebih rendah dari­
terendah dan rata-rata ukuran rumah tangga terbesar dari pada kelompok Latin lainnya (Zinn & Wells, 2(00).
semua kelompok orang Latin (Zinn & Wells, 2(00). Untuk
keluarga Meksiko yang tinggal di negara perbatasan, biasa­ BENTURAN KELUARGA-MASYARAKAT:

nya melakukan perjalanan pUlang-pergi di antara negara PENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN

perbatasan tersebut. Perpisahan dan penyatuan kembali di KELUARGA

antara anggota keluarga menambah stres bagi keluarga


yang sedang berjuang dengan tantangan ekonomi dan Jenis dan kualitas saling bertukar antara keluarga dan sis­
migrasi. tem sosial ekstemal secara signifikan "memengaruhi peng­
integrasian dan· aktivitas keluarga internal. Suatu cara
PENGAlAMAN ORANG AMERIKA TENGAH utama ini terjadi melalui partisipasi sekolah anak dan
pengalaman pekerjaan orang tua. Misalnya, pria Latin ke­
Imigrasi dari Amerika Tengah (Guatemala, El Salvador, las rendah atau pekerja sering kali menganggur atau be­
dan khususnya Nikaragua) baru saja terjadi dan bersifat kerja dalam posisi rendah dengan upah kecil yang secara
dramatis. Dengan perang saudara, kondisi sosioekonomi konstan mengikis harga dirinya. Ia sering kali memiliki
yang miskin, dan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat sedikit akses terhadap sumber yang dapat meng­
merajalela pada ketiga negar~ tersebut dari tabun 1970an, ubah keadaanya, dan memiliki sedikit alat efektif untuk
banyak pengungsi dan imigran ilegal tercatat telah datang membuat institusi di masyarakat menanggapi kebutuhan­
ke ArrIerika Serikat. Pengungsi politik dari negara-negara nya. Keadaan ini, membatasi proses secara konsisten me­
ini beium diitkui oleh pemerintab Amerika Serikat; oleh nurunkan hubungan fungsi internal dan peran dalam kelu­
karena itu, sampai saat ini, peraturan mengenai amnesti di­ arganya. Hal ini memiliki pengaruh yang membahayakan
berlakukan, banyak orang Amerika Tengah terpaksa tetap bagi kepemimpinan dan integrasi serta solidaritas keluarga
bersembunyi (Conover, 1993) . dan anggotanya.

PENGAlAMAN ORANG PUERTO RIKO


fJa;ISU LINGKUNGAN
Keluarga Puerto riko dalam jurnlah besar mulai bermigrasi
ke AS setelah Perang Dunia ll. Kebanyakan keluarga da­ Kebanyakan keluarga Latin adalah imigran. Kepindahan
tang dengan alasan ekonomi dan menempati daerah timur mereka mengangkut mereka ke lokasi baru yang asing
laut, terutama di kota besar New York. Pola imigrasi ber­ secara fisik dan sosial. Dihujani oleh perbedaan-perbedaan
sifat pUlang-pergi-pulang ke tanah kelahiran dan kemu­ ini, mereka berupaya untuk menciptakan kembali aspek
dian pergi untuk memperoleh stabilitas pekerjaan dan eko­ budaya yang dahulu mereka tinggalkan. Orang kuba,
nomi. Akan tetapi, rnigrasi di AS tidak mudah bagi mereka; Puerto riko, Amerika Tengah, dan Meksiko cenderung
sepertiga dari semua orang Puerto riko di tanah daratan untuk tinggal di dalam etnik urban, memisahkan Biri dari
adalah pengangguran dan miskin (Garcia-Preto, 1996). lingkungan tetangga yang berfungsi sebagai penyangga
Mereka adalah kelompok yang paling tidak beruntung se­ terhadap kejutan budaya, memberikan mereka beberapa
cara ekonomi dari semua kelompok terbesar orang Latin rasa kontinuitas dengan budaya asli mereka (Falicov,
(Zinn & Wells, 2(00). 1998). WalaupuIi komunitas ini memiliki penyangga, ke­
luarga imigran berhadapan dengan ancaman diskriminasi
dan gangguan oleh Immigration and Naturalization
PENGAlAMAN ORANG KUBA
Service.
Orang Kuba tiba di Amerika Serikat dalam jumlah besar Banyak imigran baru terikat pada tugas kelangsungan
pada tabun 1960, setelah Fidel Castro memenangkan hidup dasar-menyesuaikan dengan lingkungan sosial, pe­
revolusi di tahun 1959 dan menetapkan suatu masyarakat kerjaan, lingkungan tetangga, ternan, jaringan sosial baru.
komunis beraliran keras. Amerika Serikat pada waktu itu Untuk beberapa togas, proses ini dapat berlangsung tahun­
membuka pintu untuk orang Kuba yang ingin melarikan an, atau bahkan seumur hidup.
diri dari pemerintahan Fidel Castro. Gelombang kedua Imigran mungkin pemah menjadi saksi teror dan ke­
orang Kuba datang pada tahun 1980-an, melarikan diri dari kerasan yang mendomtnasi wilayah Amerika Tengah. Oleh
BAB 1 a KELUARGA LATIN 479
karena itu. saat bekerja dengan keluarga pengungsi His­ cepat pada anak-anak daripada orang tua. Sayangnya,
panik. mengkaji derajat trauma masa lalu keluarga yang proses akulturasi dapat juga melibatkan penyesuaian ter­
memengaruhi kesehatan mereka saat ini dan penyesuaian hadap status minoritas, mengurangi kesempatan hidup, dan
merupakan pertimbangan pengkajian utama (Hernandez, membahayakan lingkungan (Vega & Amaro, 1994).
1996). Adaptasi budaya bervariasi menurut status sosioekono­
mi, jumlah generasi di AS, dan kemampuan untuk berbi­
cara bahasa Inggris (Sorofman, 1986; Vega, 1995).
NIS,", AKU L TU RASI Walaupun orang Meksiko-Amerika mengalami akultu­
rasi sebagai bukti dari suatu penurunan dalam kesadaran
Ahli sosiologi mengasumsikan pada masa lalu bahwa budaya danlatau kesetiaan etnik, beberapa hal tidak ber­
orang Hispanik-Amerika akan menjadi terakulturasi (meng­ ubah. Khususnya; yang terpenting adalah bahwa jumlah
alami transisi dari nilai dan perilaku tradisional menjadi extended family tidak berkurang. Faktanya,. extended family
modern, nHai dan cara perilaku Barat) dan bahwa lama' tampak meningkat dalam struktur dan fungsi ketika dila­
waktu tinggal di AS secara positif berkaitan dengan mo­ kukan studi pada beberapa !intas generasi (Velez-Ibanez~
dernisasi, menunjukkan bahwa semakin lama individu atau 1996). Orang Latin juga cenderung untuk meinelihara ikat­
keluarga terpajan b~daya dominan, semakin banyak meng­ an yang kuat terhadap bahasa mereka (Parra & Guamaccia,
adopsi budaya tuan rumah. Walaupun perumusan tersebut 1998).
memiliki nilai penjelasan, perumusan ini gagal menggam­
barkan aspek etnisitas dan budaya mana yang berlangsung
sepanjang waktu atau faktor demografi dan s.osiopsikologis NSTATUS SOSIOEKONOMI

yang cenderung memengaruhi proses akulturasi.


ORANG LATIN

Karena kekurangan dan sifat implikasi di atas dalam


dugaan akulturasi bahwa keluarga Amerika adalah ideal Walaupun kebanyakan orang Latin datang dengan menye­
dan keluarga bukan Amerika kurang diinginkan, terdapat berangi· perbatasan untuk mencari pekerjaan, upah yang
kecenderungan untuk menjauh dari akulturasi sebagai satu­ lebih tinggi, dan kondisi kerja yang lebih baik, ban yak
satunya dan pus at kerangka untuk menjelaskan perubahan pengalaman diskriminasi dalam pekerjaan, tempat tinggal,
di dalam keluarga Latin. Juga, meskipun perbedaan antar­ dan pendidikan. Warna kulit. kesulitan bahasa. dan nama
generasi. keluarga Latin menunjukkan suam kisaran luas panggilan Spanyol semuanya turut menyebabkan isolasi.
pet'bedaan dalam sejauh mana mereka terakulturasi dengan diskriminasi, dan eksplotasi terus-menerus yang pernah
masyarakat Anglo. dialami orang Latin (Falicov, 1996; Kuipers, 1995).
Perhatian yang meningkat saat ini telah diberikan untuk Dampak stratifikasi kelas sosial mendapat perhatian da­
meneliti identitas etnik pada orang Latin melalui metode lam Iiteratur tentang keluarga Hispanik-Amerika, dan se­
empiris yang lebih objektif. Terdapat peningkatan penga­ harusnya diperhitungkan. Stratifikasi dalam kelas sosial
kuan bahwa keluarga dapat sekaligus menjadi "modern orang Hispanik.Amerika menggambarkan status kelas so­
dan etnik" pada saat bersamaan (Baca-Zinn. 1981) atau sial yang tidak menguntungkan mereka. Proporsi keluarga
bikultural atau bifokal-memiliki kapasitas untuk melihat Meksiko dalam beragam kelas so~ialtidak sesuai de~gan
dunia melalui dua lensa nHai yang berbeda (Falicov. distribusi kelas sosial keluarga Amerika. Distribusi kelas
1966). Orang Latin memelihara rasa identitas etnik yang sosial yang lebih terbatas, menggambarkan mobihta~
kuat. terlepas dari jumlah generasi di AS .(Vega, 1995). sosial yang terbatas. Menurut Vega dan rekan (1983), ler­
Selain itu. kebanyakan studi terbatas pada keluarga dapar empat kelas masyarakat Meksiko-Amerika: KeJas
Meksiko-Amerika kelas bawah, dan ilmuwan sosial cenc bawah, pendapatan rendah, kelas pekerja, dan kelas me­
derung untuk mewarnai gambaran stereotipe kehidupan nengah.
dan peran kelUlirga "hitam dan putih"-berkali-kali dalam Masyarakat kelas bawah terdiri dari imigran baru yan/,
sikap etnosentrik yang peyoratif. Untungnya, Iiteratur i1mu masih mengalami proses transisi. sedangkan keluarga
. keluarga terbaru pada keluarga Hispanik-Amerika "Iebih dengan pendapatan rendah masih miskin, tetapi memiliki
memerhatikan pemahaman akomodasi, kerentanan. dan pekerjaan kasar dan tempat tinggal yang,tetap. Masyarakat
resilience keluarga Latin ... " (Vega, him. 5). ·ini mungkin adalah kelompok terbesar dari keluarga
Walaupun akulturasi telah menjadi proses utama yang Hispanik-Amerika saat ini (Fulwood, 1996).
digunakan untuk menguraikan perbedaan antara keluarga Kelompok besar kelas sosial orang Latin lainnya di !I.e.
Meksiko-Amerika. hal ini merupakan suatu proses yang ti­ banyakan wilayah kota adalah kelas pekerja kota. Oranp.
dak seimbang dan beberapa pola budaya tampak bertahan tua kelas pekerja telah mencapai pekerjaan yang sLlhi!
terlepas dari lamanya tinggal di AS. Laju akulturasi lebih lam jabatan terampil atau semi-terampil dan tidak dibm'isi
480 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

secara ekonomi seperti kelas bawah dan rendah orang di bawah satu atap biasanya· tidak ditemukan (Miller,
Latin. 1986). Selain tinggal dalam keluarga inti tradisional dan
Dua indikator dari status paling menonjol yang dimiliki besar, variasi susunan rumah tangga ditemukan di antara
oleh keluarga Meksiko adalah pendapatan dan pendidikan. orang Latin. Imigrasi turut menyebabkan variasi bentuk
Pada tahun 1995, diperkirakan bahwa pendapatan keluarga keluarga ini, seperti keluarga dengan dua-bangsa, orang
Hispanik rata-rata sekitar 50-63% dari rata-rata pendapatan tua tunggal, dan rumah tangga keluarga multipel (Zinn &
AS (Fulwood, '{996; Ortiz, 1995). Berdasarkan pendidik­ Wells, 2000).
an, orang Hispahik juga pada posisi yang tidak mengun­ Secara tradisional anak-anak tidak terpisah dari ke­
tungkanjika dibandingkan qengan orang Anglo. Misalnya, luarganya secara psikologis dan sosial. Seiring anak-anak
pada survei terbaru, dilaporkan bahwa 66% orang Latin bertumbuh dan menikah, keluarga mereka menjadi luas
dewasa tidak kuliah, sedangkan 41 % orang Anglo dilapor­ dari unit asal, walaupun mereka mungkin tidak tinggal da­
kan tidak kuliah (Larmer, 1995). Pendapatan rata-rata ke­ lam satu atap. Kerabat ayah dan ibu umumnya sarna
luarga mereka kurang dari dua per tiga pendapatan rata­ penting, dengan pengakuan khusus yang diberikan kepada
rata keluarga AS, walaupun terdapat kisaran pendapatan kakak perempuan ibu. Kedua neneklkakek dari baik pihak
yang dapat dipertimbangkan di an tara keluarga Latin (U.S ayah maupun ibu dihormati. Sepupu tertua adalah kerabat
Census of The Bureau, 1996). sekunder yang penting dan diperlakukan agak seperti
Suatu faktor signifikan bahwa orang. Latin memiliki saudara perempuan dan laki-Iaki (Keefe, 1984; Queen &
status ekonomi rendah adalah llkuran keluarga. Orang Harberstein, 1974).
Latin cenderung memiliki keluarga lebih besar dan lebih Keluarga orang Latin khasnya digambarkan sebagai
banyak anak daripada non-Latin. Oleh karena itu rasio suatu kelompok kerabat yang besar dan kohesif termasuk
ketergantungan, atau jumlah orang yang bergantung pada kerabat baik lineal maupun kolateral. Terdapat jalinan
pendapatan kepala keluarga, dapat dianggap lebih lebih yang kuat dan luas di antara keluarga inti, disertai hak dan
besar padaorang latin dibandingkan non-Latin. Dengan kewajiban timbal-balik yang dimiliki oleh seluruh anggo­
keluarga yang lebih besar dan gaji yang berkurang, 27% tao Dengan kata Jain, sistem keluarga besar, sebagai suatu
dari semua keluarga Latin memiliki pendapatan dibawah manifestasikonkret dari keluarga asal, merupakan jaring­
garis kemiskinan (Gambar 18-2). Orang Latin dua kali an kerabat termasuk kerabat primer (sibling, anak-anak,
lebihcenderung menjadi miskin,jika dibandingkan dengan dan orang tua) dan sekunder (bibi, paman, sepupu, kepo­
populasi orang kulit putih Amerika (Gambar 18-2). Keluar­ nakan, kakeklnenek).
ga Kuba adalah pengecualian ketika membahas status Imigran baru, khususnya merekayang tidak tercatat,
sosioekonomi keluarga Hispanik-Amerika. Mereka baru­ cenderung untuk tinggal di susunan keluarga multipel.
baru ini mendapatkan pendapatan sebesar 17% lebih Imigran pria yang lajang cenderung untuk tinggal bersama
banyak dibandingkan subkelompok orang Latin lainnya. di dalam satu atap untuk menghemat uang dan sumber lain
Keberhasilan mereka dijelaskan dengan pola migrasi me­ (Chavez, 1986).
reka. Migrasi orang Kuba dalam jumlah besar terutama Orang tua baptis (compadrazgro) dapat memegang po­
pada dekade 1960-an terdiri dari orang kulit putih, profe­ sisi penting dalam keluarga, walaupun saat ini keberadaan
sional berpendidikan yang memiliki sumber untuk mem­ danlatau peran orang tua baptis di keluarga Meksiko­
perbaiki status mereka di sini. Selain itu, menjadi orang Amerika Jebih terbatas (Ramirez & Arce, 1981). Com­
kulit putih, mereka tidak perlu menghadapi hambatan war­ padrazgro adalah pol a kekerabatan ritual dengan suatu
na kulit (Bernal & Shapiro, 1996). jalinan khusus dibangun di antara dua keluarga atau dua
orang melalui ritual pembaptisan. Compadres memberi­
f1a.'BENTUK KELUARGA
kan peran menjadi orang tua pada saat dibutuhkan, tetapi
juga menimbulkan kohesi sosial dan interpersonal, serta
NORMATIF
orang tiJa dan anak baptis di harapkan untuk saling me­
Karena komitmen yang mendalamdengan keluarga, ba­
ngunjungi serta mempererat hubungan akrab (Kuipers,
nyak keluarga Latin tinggal di dalam keluarga inti tradisio­ 1995; Falicor, 1998; Queen & Haberstein, 1974).
. nal (kedua orang tua dan anak) jika dibandingkan dengan
Baru-baru ini, jumlah ibu Latin berusia remaja telah
orang kulit hitam dan kulit putih. Menurut data dari distrik
meningkat tajam. Dari tahun 1983 sampai 1993 terdapat
Los Angeles, 47,1 % orang Latin hidup dalam keluarga inti,
peningkatan jumlah kehamilan remaja Latin sebesar 45%.
sementara orang kulit putih sebesar 24,6% dan kulit hitam
Beberapa remaja ini tetap tinggal di rumah dengan orang
sebesar 21,8% hidup dalam keluarga inti. (Hayes-Battista,
tua mereka, beberapa menikah, dan beberapa menjadi
1990). Bentuk keluarga Latin yang ideal dan normatif ada­
kepala keluarga mereka sendiri. Alasan yang diberikan
lah keluarga besar. Akan tetapi keluarga besar yang hidup
untuk kenaikan tajam ini adalah: Sesuatu yang tabu untuk
\ BAB 18 KELUARGA LATIN 481
35

30

25

c:
20
Q)
I!!
Q)
Q.
15

10

0
Kulit putih Kulit hitam Hispanik
.1970 .1980 D1988 D1996
Gambar 18-2. Persentase ~pulasi AS di bawah garis kemiskinan, pada tahun 1970, 1980, 1988, dan 1996 menurut
etnisitas. Terdapat 36,4 juta atau 13% orang di AS yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 1996. (Sumber: U.S.
Boreou of the census, tahun 1980, 1990, dan 1996, dikulip dolom Fulwood, 1996; dan Zinn & Wells, 2000).

membahas seks di dalam keluarga; larangan agama ter­ gambaran peran dan kehidupan keluarga saat ini dipandang
hadap aborsi; tidak mampu mengakses layanan kelu'arga tidak akurat.
berencana; dan persepsi remaja mengenai peran wanita un­
tuk tinggal di rumahdan melahirkan serta membesarkan . NILAI-NILAI KELUARGA
anak (Roan, 1995).
Kebudayaan tetap "bersatu" atas dasar orientasi nilai yang
Proporsi kepala keluarga wanita dari keluarga Puerto
lazim dipikul bersama. Bagi orang Meksiko-Amerika tra­
riko lebih besar dibandingkan kelompok keluarga Latin
disional,nilai-nilai yang berorjentasi itu ada dan tersebar
lainnya. Pada tahun 1990, dari semua keluarga Puerto riko
di mana-mana, meskipun keterikatan inereka yang aktual
terdapat 39% kepala keluarga wanita, dan kurang dari 20%
terhadap nilai-nilai ini dalam keluarga, bervariasi. Walau­
keluarga Meksiko serta Kuba memiliki kepala keluarga
pun demikiah, "Suatu apresiasi terhadap eksistensinya dan
wanita (Ortiz, 1995).
potensi pengaruh yang besar terhadap kehidupan keluarga
memberikan suatu perspektif tak-ternilai untuk memahami
perilaku dan harapan kebudayaan" (Vega, Hough, &
~KARAKTERISTIK Romero, 1983, him. 199).
STRUKTUR KELUARGA
FAMILISME. Tema utama yang mendorong gambaran ke­
Gambaran keluarga Latin semata-mata dikumpulkan dari lua~ga orang Meksiko-Amerika modern dan klasik adalah
sumber-sumber yang relatif baru. Bahkan kemudian, pera­ pentingnya keluarga bagi seluruh anggotanya. Norma atali
wat secara khu.sus harus memikirkan bias kelas sosial yang nilai yang berkaitan dengan keluarga disebut sebagai fami­
mungkin ada. Perawatjuga harus mengingat bahwa norma lisme. Di sini kebutuhan akan kolektivitas keluarga meng~
budaya cenderung merujuk pada bagaimana norma terse- . utamakan kebutuhan dari setiap anggota keluarga" (Grebler, .
but seharusnya, dan bahwa ketentuan kebudayaan ini ka­ Moore & Guzman, 1970, hIm. 369). Familisme, lawan dari
dang tidak sesuai dengan bagaimana "sebenarnya" segal a individualisme, memberikan serangkaian hak dan kewajib­
sesuatu dalam keluarga. Karena penelitian belakangan ini an yang berkaitan dengan anggota dari suatu jaringan
telah mengklarifikasikan perbedaan perilaku yang besar kekerabatan. Keanggotaan dan kepemilikan adalah sui1lu
dalam keluarga Hispanik-Amerika dan telah menying­ sumber kebanggaan besar. Salirig keiergantungan tanlp,ci\
kirkan beberapa dari stereotipe keluarga ini, banyak sebagai kesehatan dan kebutuhan. Ketika sikap familistik
482 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

yang kuat berlaku, kewajiban tampak sebagai keharusan tetapi ketidakpatuhan di luar -rumah biasanya tidak diken­
(Casas & Vasquez, 1996; Diaz-Guerrero, 1975; Goldenberg dalikan dengan ket¢ karena orang tua merasa keterbatas­
& Goldenberg, 2002; Heller, 1976). an akan kemampuan mereka untuk mengendalikan Iing­
Nilai tradisional keluarga Meksiko-Amerika memper­ kungan eksternal.
kuat sistem kewajiban, dukungan, dan timbal balik. Vega
dan rekan (1983) menerangkan bahwa nilai lain juga harus PERAN DAN KEKUASAAN KELUARGA
diakui secara timbal balik agar dukungan timbal balik dan Literatur klasik awal mengenai budaya orang Latin meng­
resiprositas dapat terjadi. . hasiJkan pengetahuan mengenai dominansi pria di dalam
[Nilai) ini diperantarai oleh nilai tertentu yang mendapat rumah. Dalam literatur ini, kepala keluarga, dianggap
perhatian luas dalam literatur: Orgulla (kebanggaan dan "keras. pantang menyerah. dan kuat", menunjukkan sifat
kemandirian). dignidad (martabat). conjianza (kepercayaan machismo (Castro, 1978). Paz (1973), suatu catatan penu­
dan keintiman), dan respecto(hormat). (hIm. 199). lis Meksiko, dan Ingoldsby (l995b) menerangkan macho
atau peran maskulin dan termasuk elemen kekuasaan ke­
Tabel 18-1' membandingkan ni lai tradisional orang
wenangan berikut: Superior, berani, agresivitas, tidak sen­
Latin dan Amerika dalam beberapa bidang kehidupan kelu­
sitif, hiperseksualitas, tidak rapuh. Sejalan dengan peran
arga dan pribadi. Walaupun perbedan jelas teridentifikasi
otoritarian. pria Latin, ia dicirikan dengan memberikan
di sini. sekali lagi hal ini mendapat tekanan bahwa baik
. sikap terbaik sebisa mungkin untuk keluarganya, mem­
dalam keluarga tradisional Hispanik-Amerika maupun
banggakan dirinya sebagai pemberi nafkah tunggal dan
Amerika. heterogenitas berlebihan, sudah tentu perbedaan
mampu mencukupkan diri secara ekonomi. Sebagai se­
antar-etnisnya besar.
orang ayah, ia diharapkan uhtuk melindungi ibu dengan
Nilai-nilai tradisional orangLatin,dengan pengecualian
meminta anak patuh dan membantu ibu. Dahulu, ayah
familisme.dan orientasi religius, terutama ditemukan pada Latin kurang terlibat dengan peran menjadi orang tua.
mereka yang tidak berakulturasi dan miskin. Selain itu, sta­ Saat ini, mereka dapat terlibat dalam pengasuhan anak
tus .keJas· sosial merupakan suatu penentu utama kelang­ hanya bagian kecil atau melakukan sedikit pengasuhan
sungan hidup tradisionalisme (Falicov, 1998; Goldenberg anak, dengan bermain dan menyayangi anak-anak mereka
& Goldenberg, 2002; Moore, 1970). (Falicov, 1998).
KONFLIK NILAI. Satu dari masalah serius yang terjadi saat Pada literatur yang sarna ini, ibu yang ideal dianggap
keluarga Latin berhadapan dengan masyarakat yang lebih sebagai seorang wanita yang lembut, mengasuh, dan rela
besar adalah timbulnya konflik nilaL Pengalaman sosiali­ berkorban, serta tradisional dan peran positif berada di
sasi anak Hispanik-Amerika (di sekolah dan di barrio) rumah, dengan rasa tanggung jawab kepada suami dan
sering kali memicu konflik nilai di antara generasi. Banyak anak-anak mereka (Falicov, 1998). Pada kenyataannya,
nilai utama keluarga Latin tidak sesuai dengan ·nilai inti status dan perannya biasanya ditegaskan dengan sendiri
orang Amerika. Misalnya, nilai inti orang Amerika mene­ oleh pernikahan dan anak-anak mereka.
kankan individualisme, pragmatisme, dan efisiensi, sedang­ Sudah banyak kritik atas stereotipe peran keluarga
kan dalam keluarga Latin, familisme, perilaku yang lebih Hispanik-Amerika, baik kesimpulan yang dicapai maupun
personal, lebih pragmatis, dan efisien dihargai; Hal ini se~ model teoretis yang mendasari studi terdahulu (Mirande,
car.a alami menyebabkan masalah adaptasi bagi keluarga 1991). Studi empiris menunjukkah bahwa pola dominansi
dan orang Latin (Goldenberg & Goldenberg, 2002; pria absolut dalam pengambilan keputusan hubungan
Hernandez, 1996). Misalnya, ketika anak Latin mulai se­ suami-istri tidak pernah menjadi norma perilaku di ka­
kolah, mereka segera belajar bahwa keluarga mereka "tidak langan orang Meksiko baik di AS maupun di Meksiko sen­
sinkron" dengan masyarakat luas: diri (Cromwell & Ruiz. 1979; Grebler et aI., 1970; Hawkes
& Taylor, 1975). Walaupun struktur keluarga digambarkan
Vega dan rekan (1983) menunjukkan bahwa pada wi­
sebagai dominansi oleh pria, bukti-bukti menyatakan ada­
layah berpendapatan rendah tern pat keluarga Meksiko­
nya suatu struktur dan proses yang lebih m.engakui persa­
Amerika tinggal di barrio; barrio juga merupakan s,.uatu
maan, khususnya jika istri bekerja atau keluarga tidak
area sosialisasi yang kuat.
tergolong miskin (Hernandez, 1996; Ybarra, 1982). Selain
Barrio memiliki budaya dan tradisi mandiri yang bukan itu, pengaruh dan predominansi dari machismo tunduknya
dimiliki oleh orang Meksiko saja maupun kelas menengah wanita dan kurangnya kekuasaan merupakan generalisasi
Anglo-Amerika. (hIm. 205).
kontroversi yang ditentang datam literatur tentang keluarga
Harapan dan sanksi karena tidak memaluhi nilai' dan Latin karena banyak studi yang menolak keberadaan dari
peran sosial dalam keluarga mungkin lebih dibatasi dan di­ stereotipe ini. Para i1muwan latin dalam bidang keluarga
kendalikan dengan ketal pada orang Latin daripada Anglo, berpendapat bahwa terdapat perbedaan yang luar biasa
BAB 18 KELUARGA LATIN 483

TABEL 18-1

PERBEDAAN NILAI ORANG LAnN TRADISIONAL DAN AMERIKA


ORIENTASI NILAI DAN POLA
ORIENTASI NILAI DAN HISPANIK-AMERIKA
AREA/ISU POLA AMERIKA TENGAH TRADISIONAL
Keluorgo Orang Ameriko lebih mengutamokon diri Orang latin lebih mengutamokon keluarga

• mereka daripoda keluorga . doripodo diri sendiri.

Kewojiban pribodi versus Budoyo orang Amerika menekonkon , Orang latin meyokini dalam etika timbal balik
kerobat individualitos don kemondirion dori don saling ketergantungan dalam keluarga serto
keluarga setelah usia tertentu. kelompok kerobaton. ' '
Struktur rosa hormot don Kemandirian diri dan otonomi ditegoskan.
Nilai yang lebih besor poda hubungon pria dan

otoritos Nilai demokrotik ideal dan egolitarianisme


raso hormat serto kepatuhon terhadap lansia.

(sampoi cukup luas). lonsia tidak


Otoritarionisme lebih dapot diterima.

menerima rasa hormot yang besor.

Otoritas peron prio secaro bertahan

menu run sebagai akibat dori

kecenderungon sosial ke arah

egolitarianisme.

Kemojuon versus trodisi Nilai orang Amerika berlanjut dan


Orang Hisponik-Ameriko menunjukkan lebih

berubah.
menghormati atau menghargai tradisi.

, ;Pekerjoon Pekerjoan dan produktivitos adaloh pusat/


Pekerjaan tampok sebaga; sesuotu yang

sering kali menonjolkon niloi budayo


dibutuhkan, agar dopot hidup. Pengalamon hidup

Anglo. Pekerjaon menjadi nilai dolom diri


lainnya-pengalaman soisal don .

sendiri (Iebih sejoti podo masa lalu


emo~ional-diniloi lebih berhargo daripoda'

doripodo soot inil.


pekerjoon.

Materiolisme Moteriolisme odoloh niloi pusot lain dori


Objek material dipondang penting don bukon

orang Ameriko. Kepemilikon bendo


,sebagai akhir dori'hal itu sendiri. Status sosial

berniloi tompok sebagoi tonda


dan prestise lebih mungkin didapot dari

keberhosilon don menjodi akhir dori hal


kemompuon untuk mengolami sesuotu secora

itu sendiri. Pusot perhotion masyorokat


langsung dan/otou melalui hubungan sosial don

adoloh usahowon don pemilik modal.


keluarga bukan melalui keberhasilon masa lalu

dan banyaknya kekayaan. Orang Hisponik­


. Amerika umumnyo memiliki penghormotan besar

terhodop 610sof, penyair/ musis!/ dan ortis.

ll
Woktu dan ketepoton 'Waktu adalah uang • Secara harfioh Waktu adalah pemberian yang dinikmoti. Sikop

woktu sarno dengon kebaikan dan bertonggung terhodap waktu lebih Aeksibel. HMembuang­

jawob. buang woktu H'dianggap hal yang waiar.

Ketepotan woktu bukon merupokan nilai moral

yang penting.

, Orientosi mosa kini don Membuot rencana untuk masa depon Menikmati yang ada. Kurang perhotion terhadap

masa depon (perenconoon) bernilai tinggi yang sarna selalu bertohan hidup untuk masa mendatang.

maknonya dengan sod or. Berorientdsi lebih berorientasi pada maso kini.

poda moso datang.


Hubungon interpersonal Nilai orang Amerika dalam berkomunikasi Orang latin menghorgai diplomosi/ hubungan

terbuka dan langsung. (Orang Ameriko sosial dan ramah tamah/ serta kebijaksanaan/

dianggap terlolu berterus-terang don dan mimunjukkan perhatian dan rosa hormot

tonpa bosa-basi). Penggunoan kota-koto terhadap perasan danmartobat orang lain.

cando untuk mendopatkan pesan-peson Sikap ekspresi lebih rumit dan tidok langsullg.

yang dotang secoro tidok longsung dapot


diterima. '
(berianjul)
484 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

TABEL 18-1 (LANJUTAN)

PERBEDAAN NILAI ORANG LAnN TRADISIONAL DAN AMERIKA


ORIENTASI NILAI DAN POLA
ORIENTASI NILAI DAN HISPANIK-AMERIKA
AREA/ISU POLA A~ERI KA TENGAH TRADISIONAL
Hubungon interpersonol Dolom situosi konRik interpersonol, niloi Mereko menghorgoi kesepokoton, rasa hormat, "
(/an;utanJ orong Amerika "memberi tingkoton", don sopan sontun, serta menAo lebih sensitif
ketidakserkaton tebuka, don soling terhadop kritik terlepos dori sikop yang
mengkriti . Ekspresi rasionol niloi terhadop ditunjukkon. Mereko menghorgoi keekspresifon
pikiron-pikiron don bukan ekspresi dan menunjukkon perasaan terhodap orang loin.
emosionoL

Respons lingkungon Orong Amerika kurang sensitif terhodap Orang Hispanik-Ameriko lebih menghorgoi
lingkungon don berbogai bentuk stimulasi sensorik dolom lingkungan mereka,
stimulosinyo. menggunakon semuo rentang indra untuk
berhubungon dengon lingkungon mereka (worna
terong, musik dan seni yang ekspresit mokonan
pedas).

Hubungon dengon Orang Amerika melihot diri mereka sendiri Orang latin lebih menghargai hidup dolam
lingkungan sebagoi penguasa lingkungan. keselorason dengan lingkungan.

Pendidikon ' Pendidikon dinilaitinggi sebagai mokno Pendidikan dihorgoi lelopi sering koli tidok
keberhosilan don cora untuk menjadi mompu diokses, korena sekoloh setoro budoyo
produktif. Pendidikon dengan dengon tidok sesuoi dengon niloi Hisponik-Ameriko
pekerjoon don niloi produktivilas. trodisionol. Jugo, bonyok orong lotin tidok
memerhotikon keberhasilan don ilmioh, niloi-nilai
individu berkoiton dengan pendidikon orang
Ameriko.

Agamo Soal ini kebanyokan orong Ameriko lebih Agomo lebih sangot dihargoi. lebih dori 95%
banyak yang sekuler. orong Hispanik odoloh pengonul Kotolik Ramo.
Menerimo kehendok Tuhon merupokon caro
koping yong tersebor luos.

Diambil dad Andrew (1995), Fa/icov (1996), Garcia-Preto (1996), Marin & Marin (1991), Murillo (1976).

dalam keluarga Latin dan bahwa banyak dari adaptasinya kesempatan pendidikan dan menemukan pekeljaan di luar
yang ada disebabkan oleh diskriminasi dan hambatan so­ rumah, citra diri dan harapan peran mereka sangat berubah.
sioekonomi. Wanita Latin berpendidikan yang bekerja mendapatkan
Beberapa penulis telah mencatat pengaruh dari imigra­ aspirasi baru akan kemandirian dan menemukan f1eksibi­
si, urbanisasi, mobilitas sosial, akuIturasi, terhadap keluar­ titas dan memilih pilihan·yang lebih luas.
gaHispanik-amerika. Keluarga Latin dipengaruhi oleh Jadi, pendidikan dan partisipasi tenaga kerja wanita
banyak perubahan sosial semacam itu yang juga dihadapi Latin menyebabkan perubahan revolusioner pada keluarga
oleh keluarga Anglo., Latin. Peran tradisional pria-wanita berubah. khususnya di
Peningkatan pemberian kesempatan kerja bagi wanita kalangan pasangan muda dan kelas menengah. Banyak wa­
dan keinginan untuk meningkatkan standar hidup yang le­ nita, khususnya wan ita muda, menentang peran tradisional
bih tinggi, membuat semakin ban yak wanita latin yang be­ wanita (Baxter, 19996). Di wilayah urban. chicanitas (re­
kerja. Partisipasi wan ita Latin dalam tenaga kerja telah maja putri) bergabung dalam klub sosial dan geng. Wan ita
meningkat dengan cepat dan umumnya hampir menyamai Latin muda menunjukkan kebutuhan akan' perasaan di
jumlah wanita Amerika (Falicov, 1996). Sarna halnya de-' dalam ke[uarga dan masyarakat. Kekuasaan pervasif suamil
ngan keluarga Anglo, ketika wanita mengambil manfaat ayah telah menimbulkan rasa ketidakadilan pada istril
, BAB 18 KELUARGA LATIN 485
putrinya, khususnya setelah mereka terpajan dengan lebih untuk menjalin hubungan dengan compadres-nya (ayah
banyak orang dan nilai Amerika. baptis). Akan tetapi, seperti umumnya keluarga Amerika,
Selain itu, k~luarga yang besar dan kesulitan suami­ pembataslm peran yang kaku dengan cepat berkurang.
ayah dalam menemukan pekerjaan dengan upah tinggi Berbagi peran pengasuhan anak lebih ban yak terjadi di
mengganggu kemampuannya untuk memberikan keade­ kalangan pasangan Chicano (Mirande, 1979).
kuatan bagi keluarga, yang cenderung untuk mengurangi Bayi Hispanik-Amerika diinginkan, diharapkan, dan di­
landasan otoritasnya. Jadi, semakin penting dan besar per­ manjakan. Mereka dianggap sebagai angelitos, tak-tersen­
ubahan, seperti yang tercatat dalam studi terbaru, menye­ tuh oleh iblis dan dosa. Orang tua dan kakak menanggapi
babkan menurunnya otoritas utama pria dan semakin besar anak keeil dengan cara yang sangat memanjakan dan pe­
kesamaan peran pasangan. Emansipasi wanita, konflik nuh kasih sayang (Queen & Haberstein, 1974). Terdapat
generasi, dan penurunan otoritas patriakal pria, keluarga suatu keadaan saling bergantung yang' lebih lama antara
Latin menghadapi transisi dan menyebabkan stres. ibu dan anak daripada keluarga Anglo (Falicov, 1996).
Perbedaan dalam membesarkan dan mendisiplinkan
POLA KOMUNIKASI KELUARGA anak dapat dicatat di antara keluarga Latin dan kelas sosial
yang berbeda. Walaupun keinginanorang tua tei-hadap
Pola komunikasi afektif yang kuat merupakan ciri dari anak mereka tidak berbeda, kemampuan untuk menyadari
keluarga Latin. Terdapat begitu besar kehimgatan dan kasih aspirasi berbeda-beda, sehingga pengalaman sosialisasi
sayang yang ditunjukkan oleh ibu dan anak ketika anak jelas berbeda di antara kelas-kelas sosial (Vega et aI.,
masih keci!. Dalam keluarga tradisional, rasa hormat ditun­ 1983). Dalam studi yang lebih baru mengenai pola mem­
jukkan oleh anak kepada orang tua mereka dan kaum lansia. besarkan anak di antara keluarga Latin. beberapa peneliti
dan rasa hormat kaum wanita kepada kaurn pria dalam telah menemukan keragaman penting, berkisar dari per­
keluarga. Hubungan afiliasi, kooperatif. dan menyenangkan misif, hingga otoritarian, hingga gay a menjadi orang tua
untuk menghindan konftik ditekankan (Falicov, 1996) yang otoritatif (Martinez, 1993).
"Bahasa Spanyol, yang seeara emosional lebih ekspresif Tekanan sosialisasi biasa terjadi pad a keluarga imigran
dan luas, membentuk struktur kognitif dari penuturnya. Hispanik. Peneliti telah menemukan bahwa anak terakultu,
Hubungan interpersonal tercatat sebagai rasa hormat dan rasi lebih cepat daripada orang dewasa dalam keluarga­
hubungan hierarkis. Seperti yang tampak dalam rangkum: , suatu perbedaan yang menyebabkan konflik yang besar
an:oilai dalam TabeI18-1, orang Hispanik-Amerika meng­ pada antargenerasi (Goldenberg & Goldenberg, 2002).
hargai sopan santun, rasa hormat, memelihara martabat Konftik ini kemudian diperburuk oleh upaya orang tua
seseorang, diplomasi,. kebijaksanaan, ekspresivitas pera­ untuk mendapatkan 'kendali pada anak mereka dan ana!:.
saan (emosionalitas), dan kesepakatan (Falicov, 1996). menolak upaya orang tua (Hernandez, 1996; Vega, 1990).
Mengolok-olok dan konfrontasi terbuka bukan sanksi yang
umum, karena kebutuhan untuk menunjukkan rasa hormat FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
dan untuk "menyelamatkan wajah" merupakan hal yang
sangat penting. Dikalangan orang Latin, struktur dan nlai keluarga adalah
faktor penting yang berpengaruh dalam hubungannya un­
tuk memahami perilaku sehat dan praktik-praktik dari indi­
~KARAKTERISTI K vidu. Pentingnya familisme tampak pada bagaimana ang­
gota keluarga mendefinisikan kesehatan keluarga. Dalan-i
FUNGSIONAL KELUARGA studi kualitatif terbaru, orang tua meksiko-amerika berusia
muda berbicara mengenai apa makna kesehatan keluarga
FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA
bagi mereka. Mereka membicarakan kesehatan keluarga
Anak adalah pusat kehidupan keluarga (Wilkinson, 1987) .. dalam hal kesatuan dan kebersamaan. Salah satu orang tUH
Juga, pembedaan peran jenis kelamin melalui praktik mem­ menjelaskan, "Kita harus bersama, bukan? Kita harus me,
besarkan anak tampak diperkuat pada kebanyakan keluarga lakukan segalanya agar bersama" (Niska, Snyder, & Lia­
Latin. Seorang pria diajarkan bagaimana untuk berpikir dan Hoagberg, 1999, hIm. 224-225). Seseorang dapat lebih
berperilaku seperti seorang pria, dan seorang wanita seperti memahami masa hidup yang lebih pendek dan angka mor­
seorang wanita (Mirande, 1985). Otoritas orang tua diper­ biditas serta mortalitas yang lebih tinggi pada orang Latin
tanyakan di sepanjang kehidupan. Selain memiliki otoritas versus populasi Amerika pada umumnya jika persentaf;t:
dalam keluarga, orang tua menuntut respecto (rasa hormat) dalam jumIah besar kelompok ini hidup di bawah garis ke­
dari anak-anak mereka (Falicov, 1998). miskinan termasuk pertimbangan (Angel, 1985), Kesehat­
Secara tradisional, membesarkan anak-anak telah men­ an anggota keIuarga dipengaruhi oIeh kondisi tempal ting­
jadi tugas ibu, sedangkan peran ayah adalah bekerja dan gal, sumber komunitas, dan Iingkungan sosial.
486 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

Kebutuhan perawatan kesehatan beragam dan sangat obatan tradisional dan ilmiah merupakan sistem yang
bergantung pada kerentanan spesifik dan risiko yang ber­ saling terpisah (Farge, 1975; Kay, 1978; Keefe, 1981; Nall
kaitan dengan kelas sosial, pola Iingkungan, pekerjaan, & Speilberg, 1978). Orang Meksiko-Amerika perkotaan
serta gaya hidup. Masalah kesehatan utama dan akses yang tampak dengan mudah menerima perawatan kesehatan
kurang terhadap perawatan kesehatan, terpusat di kalangan modem, kadangkala menambahkan pengobatan tradisional
miskin, yang sedikit terasimilasi, imgran ilegal, dan pekerja dengan perawatan medis modem atau sebaliknya. Biasa­
imigran (Angel, 1985; Zambrana, Dorrington. &Hayes­ nya, terdapat sedikit ketidakcocokan yang dirasakan an tara
Battista, 1995). bentuk perawatan kesehatan i1miah dan tradisional.
Ketika kedua sistem perawatan kesehatan digunakan
KEYAKINAN DAN PRAKTIK PERAWATAN KESEHATAN. dalam tatanan kesehatan (pengobatan tradisional dan peng­
Studi awal mengenai perilaku perawatan kesehatan orang obatan Barat), bal ini disebut perawatan kesehatan kom­
Amerika-Hispanik menekankan penggunaan pengobatan plementer". Beberapa klinik di California saat ini mem­
tradisional yang tersebar luas (Madsen, 1964; Saunders, berikan jenis pelayanan ini. Praktisi dokter dan perawat
1954). Saunders menegaskan bahwa orang Meksiko­ bekerja secara kooperatif dengan praktisi kesehatan tra­
Amerika menganggap perawatan kesehatan terdiri dari disional (ahli herba, curanderos), atau dalam beberapa
baik penyembuhan iImiah maupun tradisional. Penelitian kasus menggunakan herba untuk mengatasi gejala atau .
pada orang Meksiko-Amerika di Southwest menunjukkan penyakit tertentu.
bahwa pengobatan dan keyakinan tradisional masih berta­
han di wilayah pedesaan dan perkotaan di kalangan kelas KEYAKINAN KESEHATAN TRADISIONAL. Orang Latin
bawah (Farge, 1975; Keefe, 1981). biasanya mempertahankan dua sistem keyakinan dan prak­
. Pengguriaan penyembuhan tradisional di wilayah per­ tik yang berkaitan dengan masalah dan perawatan kese­
kotaan tampak sang at menurun, kecuali di kalangan ke­ hatan-pendekatan medis dan keyakinan kesehatan tradi­
luarga imigran dan miskin baru-baru inL Dalam studi sonal serta pengobatan (Felicov, 1998; Trevino, Weber,
besar-besaran Keefe (1981) mengenai orang Meksiko­ Reza, & Reyes, 1999). Kebanyakan keyakinan kesehatan
Amerika di dalam tiga komunitas California barat daya, orang Latin berdasarkan pada asumsidan praktik tradisio­
terdapat sedikit petunjuk bahwa curranderismo (sistem nal yang berkembang selama berabad-abad. Dalam per­
perawatan kesehatan pengobatan tradisional) digunakan. campuran tradisi orang Eropa lama, Spanyol-Katolik, dan
Dalamsurvei kedua Keefe hanya 7% koresponden yang Indian, tiga aspek dasar konsep dan praktik kesehatan
. berkonsultasi dengan curandero pada tahun-tahun terakhir rakyat tradisional muncuL Konsep pertama berkaitan de­
.' dan setengah dari mereka melakukannya hanya untuk ngan keyakinandan praktik kesehatan tertentu. Aspek ke­
masalah medis yang kecil. Curanderismo diikuti oleh dua terdiri dari seperangkat tindakan ritual yang diyakini
sebagian besar imigram Meksiko baru-baru ini yang untuk memperbaiki kesehatan. Dan konsep yang terakhir,
datang ke Amerika Serikat setelah usia 15 tahun, yang ber­ penggunaan praktisi tradisional atau curanderos telah be­
bicara bahasa Spanyol, mengidentifikasi diri mereka se­ rkembang (Gonzales, 1976; Harwood, 1981).
'bagai "Meksikano", dan berada dalam strata sosioekonomi Pengobatan tradisional tidak saja mengobati gejaJa kon­
paling rendah. Koresponden yang menggunakan curan­ disi penyakit. Pengobatan tradisional memandang orang
deros meyakini bahwa penyembuh tradisional unggul un­ sakit sebagai suatu keseluruhan psikobiokultural dan spi­
. tuk menyembuhkan penyakit rakyat, penyakit ringan yang ritual dalam hubungan dengan alam dan lingkungan super­
tidak cukup serius untuk memerlukan perawatan dokter. natural. Semen tara pengobatan Barat berfokus pada epide­
dan untuk mengobati penyakit yang tidak dapat disem­ miologi dan patofisiologi, pengobatan tradisional Latin
buhkan dokter (Keefe). berfokus pada pengobatan seseorang secara holistik.
Studi terbaru mengenai praktik kesehatan tradisional ORANG MEKSIKO-AMERIKA. Dasar bagi keyakinan dan
Hispanik menunjukkan bahwa orang Amerika-Hispanik praktik kesehatan adalah filosofi dan ideologi kesehatan
yang menggunakan obat tradisional tidak mengandalkan mengenai budaya yang membatasi keyakinan dan praktik
sepenuhnya resep tradisional untuk sembuh, namun meng­ inL Dasar untuk banyak keyakinan kesehatan berasal dari
anggapnya sebagai suatu tambahan penting dalam mem­ gagasan mengenai pentingnya memelihara ekuilibrium
percepat periyelesaian masalah kesehatan yang beragam (suatu keseimbangan antara "panas" dan ~'dingin" atau
(Herrera & 'Wagner, 1974; Mikhail, 1994) atau sebagai an tara "basah" dan "kering"). Manusia dipandang secara
penyembuh yang tepat untuk penyakit rakyat tertentu holistik, berada dalam keselarasan dan bersatu dengan
(Mikhail). lingkungan alami dan supernatural. Kesehatan adalah suatu
Terlepas dari derajat keandalan pengobatan tradisional, hasil pemeliharaan keadaan alami keseimbangan antara
tidak ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa peng­ manusia dan dunia alami serta supernatural. Sakit dan
BAB 18 KELUARGA LATIN 487
penyakit berasal dari suatu kehilangan homeostasis atau · keluarga yang pemah mengalaminya. Kebanyakan orang
keseimbangan (Dorsey & Jackson, 1976; Spector; 2000). Latin dalam satu studi menggambarkan penyakit jiwa se­
Keyakinan dan ritual peitcegahan dilakukan untuk me­ rius sebagai suatu masalah emosi dan nervios (suatu kata
ningkatkan keseimbangan ini. Doa, benda keramat, keper­ yang menggambarkan distres fisik, gangguan emosional,
cayaan, herba, dan rempah-rempah adalah semua yang dan dislokasi sosial) (Parra & Guarnaccia, 1998). Penyakit
digunakan untuk menyingkirkan penyakit atau untuk men­ jiwa, dalam studi lain digambarkan oleh orang latin seba­
. cegah komplikasi penyakit jangka panjang. Dua conton gai kontinum yang berkisar dari "menjadi gugup" dan
. perhatian Chicano dengan memelihara keseimbangan ada­ "mender ita akibat kegugupan" hingga memiliki "kegagal­
lah konsumsi makanan panas dan dingin serta dalam prak­ an mental dan menjadi gila" (parra & Guamaccia). Untuk
tik kesehatan pranatal. Untuk mencapai keseimbangan pengoOOtan penyakit jiwa. orang Latin akan menggunakan
yang diperlukan di dalam tubuh, makanan yang dianggap salah satu praktik penyembuhan tradisional atau psikote­
sebagai "panas" (makanan dalam jumlah besar, daging, rapi utama. Mereka cenderung untuk tidak menggunakan
ma:kanan berlemak atau pedas) dimakan dengan makanan layanan kesehatan jiwa. Hal ini sebagian akibat keyakinan
dingin (sayur, es krim). yang dianggap melegakan dan me­ kesehatan mereka tentang penyakitjiwa, tetapi juga akibat
nyegarkan tubuh (Spector. 2000). Karena kehamilan dili­ kurangnya cakupan asuransi kesehatan mereka serta konse­
hat sebagai suatu waktu yang baik saat dengan mudah lor bilingual dan bikultural yang terlatih (GoldentJerg &
terjadi ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan ba­ Goldenberg, 2002).
haya yang besar pada janin. praktik pemakaian kunci bagi
ibu di malam hari saat gerhana bulan terjadi dianggap da­ PROSES PENCARIAN PERAWATAN KESEHATAN. Secara
pat melindungi. Ibu juga didorong untuk memelihara diet khusus, dalam keluarga orang Latin kelas bawah tradisio­
yang baik. olahraga, dan mengonsumsi herba serta teh nal ketika seorang individu menjadi sakit, ia biasanya ber­
yang dianjurkan oleh yerbero (ahli herbal atau pemimpin konsultasi dengan pakar kesehatan dalam keluarga dan
kesehatan dalam keluarga. dengan demikian memelihara berupaya untuk menyembuhkan penyakit dengan obat ru-.
keseimbangan yang baik selama bulan-bulan kehamilan m3h. (doa, diet, obat herbal. Jika hal ini tidak meredakan
(Dorsey & Jackson, 1976). gejala yang bergantung pada jenis masalahkesehatan, ia
Selain penyakit terjadi akibat "ketidakseimbangan", dapat berkonsultasi dengan searang dokter, praktisi tradi­
penyakit juga dapat ditimbulkan' oleh individu sebagai sional, atau kadang keduanya. Praktisi tradisional, yerbero
sQatu bentuk hukuman supematuralakibat melakukan ke­ dan kemudian curandero sering kali 'menjadi sumber
. sldahan .(Clark. 1970). Penyakit rakyat dapat disebabkim · konsultasi. ,{enispenyembuhan atau abat yang diresepkan
oleh perbedaan lingkungan, walaupun kebanyakan pe­ merupakan reftektif daripersepsi penyembuh tentang eti(1­
nyakit ini diyakini berkaitan erat'dengan hubungan sosial logi. Dalam obat tradisional, kebimyakan penyembuh,m
yang salah (Herrera & Wagner, 1974; Prattes, 1973). bekerja dengan memulihkan ekuilibrium yang dibutuhkan
8eberapa keyakinan kesehatan tradisional, seperti yang atau mencegah disekuilibrium. Terdapat obat rumah ter­
ditunjukkan dalam bentuk penyakit rakyat, adalah sebagai tentu, seperti obat untuk demam dan menstruasi. Praktik
berikut: spiritual juga tepat untuk membantu mengatasi penyakit
· yang dianggap akibat supernatural. Doa dan aktivitas ritual
Mal de ojo (mata setan atau jahat) adalah keyakinan yang dilakukan oleh espiritulistas, keluarga, dan pasien. Herba
merupakan hasil kekaguman berlebihan atau hasrat ter­
dengan luas digunakan untuk mengobati berOOgai penyakit,
hadap bagian orang lain. Mal de susto (penyakit akibat
ketakutan) adalah sindroril yang diyakini akibat dari pe­ beberapa herba telah ditemukan secara ilmiah memiliki
ngalaman traumatik sec~ emosional. Empacho (salah . manfaat yang besar (Dorsey &, Jackson, 1976; Giger &
cerna) adalah keyakinan yang disebabkan.oleh pelekatan . Davidhizar, 1999). . .
makanan pada dinding perut dalam bentuk suatu bola.
Caidtl de la mollera (cekungan ubun-ubun) adalah penyakit PENYEMBUH TRADISIONAL. Clark (1970), seorang ahli
yang hanya mengenai anak-anak dan menyebabkan kon­ antropologi, menjelaskan mengapa orang' Meksiku
disi buruk pada anak akibat dari jatuh. Mal puesto (ilmu Amerika yang berorientasi secara tradisional dapat meng­
sihir) diaggap timbul sebagai akibat satu dari tiga jenis hu­ anggap penyembuh tradisional berperan penting untuk
bungan sosial: (I) pertengkaran kekasih, (2) cinta tak-ter­ memenuhi kebutuhan kesehatan mereka.
balas, atau (3) refleksi individualistis antara individu atau
keluarga inti (Falicov. 1996; Giger & Dav.idhizar, 1999; Penyembuh tradisional bukan profesional dalampengertr.
Herrera & Wagner. 1974; SPector, 2(00). . ' an bahwa mereka mengikuti pelatihan formal dalam seni
pengobatan atau mencari nafkah dengan pralctik mereka;
Dalam studi terOOru mengenai keluarga Meksiko- mereka adalah anggota komunitas yang dianggap sebag<o.i
Amerika, penyakit jiwa bukan "penderitaan ketakutan" spesialis karena mereka lebih banyak belajar tenlallg pe­
dan stigma "kegilaan terus-menerus" pada orang dan ngetahuan abat populer menurut kebudayaan daripada
488 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

orang bario lainnya; menggunakan bahasa dan kosa kata penyembuh tradisional yang menggunakan alat spititual
yang dipahami oleh pasien; tidak pemah mendikte apa untuk menyembuhkan. Santerias berasal dari Nigeria, dan
yang harus dilakukan, menyarankan apa yang ia anggap praktik kesehatan dibawa ke Amerika pada tahun 1500-an
tepat. (him. 207) selama masa perbudakan (Spector, 1991).
Terdapat beberapa tingkat dan jenis praktisi tradisional
dalam komunitas Latin, seperti yang diuraikan di bawah. AKSES DAN SIKAP TERHADAP PERAWATAN
YfR8fRO(A}. Ahli herba adalah ahli dalam sumber, tujuan,
KESEHATAN BARAT
serta derivatif herba dan rempah-rempah yang bermanfaat Terdapat peningkatan ketergantungan pada "perawatan ke­
untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit. Sebagai sehatan ilmiah" dan dokter di kalangan generasi kedua dan
pengembang, distributor, dan guru mengenai penggunaan ketiga orang Latin. Hambatan utama untuk menggunakan
herba, posisi yerbero( a) daJam komunitas adalah satu perawatan kesehatan tetap ada, khususnya di kalangan ke­
penghormatan dan penghargaan. Pasien sering kali men­ lompok miskin dan imigran baru-baru ini. Banyak orang
coba obat keluarga dahulu, kemudian herba dari yerbero, Latin bekerja di pasar sebagai kerja tambahan, ditandai
dan yang terakhir mengunjungi curandero danlatau dokter dengan upah yang rendah, kondisi kerja yang buruk, ke­
(Dorsey & Jackson, 1976; Giger & Davidhizar, 1999).
terbatasan atau tidak ada asuransi kesehatan. Asuransi ke­
sehatan berbasis-kerja (59% pekerja Latin di California
CURANDfRO(A}. Curandero adalah penyembuh tradisional
tidak memiliki asuransi kesehatan berbasis-kerja) menaf­
yang paling dihormati dan terspesialisasi dalam komunitas
sirkan dalam risiko kesehatan yang serius (Levan Brown,
Meksiko-Amerika (Kuipers, 19995). Karakteristik curan­
Hayes & Wyn, 1999). Akses terhadap perawatan kesehat­
dero berikut telah dicatat: (a) curandero dipilih melalui
an Barat juga menjadi permasalahan bagi ban yak orang
panggilan Tuhan dan tinggal dalam komunitas; (b) mereka
Latin akibat masaJah yang disebabkan hambatan bahasa
biasanya melakukan praktik di rumah mereka dan reputasi
dan perbedaan biJdaya an tara orang Anglo dan Latin.
mereka ditentukan oleh keberhasilan mereka; (c) jika di­
Kurangnyaakses bahan bakarmengurangi penggunaan pe­
horinati;mereka tidak akan mencoba mengobati seseorang
rawatan kesehatan, penyalilhgunaan ruang darurat, dan
yang tidak dapat disembuhkan, sakit kritis, atau terkena
pengobatan yang terlambat, yaitu, menunggu hingga pe­
"guna-guna" (di bawahpengaruh sihir); (d) kebanyakan
nyakit lebih serius (Zambrana et aI, 1995). Kurangnya
meresepkan doa, teh, tapal, dan herba; dan (e) mereka tidak
manfaat asuransi kesehatan yang tersebar luas dan tradisi
rriengenakan biaya, tetapi menerima sumbangan dari ke­
kebudayaan yang "buruk bagi kesehatan yang kildang tetap
luarga (Dorsey & Jackson, 1976; Prattes, 1973; Spector,
di pertahankan" (Bullough & Bullough, 1982, hIm. 79)
2000).
merupakan hambatan untuk mencari perawatan kesehatan.
Orang ini adalah ahli spiritual yang mampu
ESP/RITUAUSTO(A}.
Selain itu, ketika orang Hispanik-Amerika sedang membu­
untuk menganalisis mimpi dan ketakutan, meramal masa tuhkan bantu an medis, ia diharapkan mengutamakan kelu­
depan, dan mengobati beberapa penyakit supernatural serta arga dahulu agar memenuhi kebutuhan kesehatan ini. Hanya
sihir (penyakit yang disebabkan brujos). jika sumber kekeluargaan telah lelah atau lingkungan yang
tidak biasa, diperboJehkan bagi orang Latin tradisional
BRUJO(A}. Brujo adalah keterampilan dalam menggunakan untuk mencari bantu an ke luar (Bullough & Bullough).
sihir dan ilmu sihir serta dapat membuat mantra atau guna­ Orang Meksiko-Amerika umumnya cenderung untuk
gun a pada individu, serta menyingkirkan mantra tersebut mengalami lebih banyak penyakit distres dan hospitalisasi
dengan sihir lainnya. Mereka dihormati karen a ditakuti daripada orang Anglo. Mungkin hal ini karena angka mor­
bukan karena kekaguman (Dorsey & Jackson, 1976; Giger talitas yang lebih tinggi atau kesehatan yang lebih buruk
& Davidhizar, 1999). yang dialami orang Chicano. Tentu saja, keluarga tidak
Kebanyakan gambaran praktik dan keyakinan perawat­ mampu membayar biaya medis yang besar. Keengganan
an kesehatan di atas dilakukan oleh orang Meksiko­ orang Latin sering kali terasa ketika berhadapan dengan
Amerika: Amerika Tengah cenderung memiliki praktik sistem perawatan kesehatan yang juga turut menyebabkan
dan keyakinan serupa. Akan tetapi, orang Puerto riko, ketakutan menjadi sakit, cedera, atau dirawat inap (Trevino
memiliki beber"lpa perbedaan daJam keyakinan pada prak­ et aI., 1999).
tik mereka. Penyakit rakyat agak berbeda. Selain itu, peng­ Banyak penulis menyebutkan bahwa perasaan orang
obatan untuk penyakit panas dan demam (makanan, obat) Latin mengenai penyedia kesehatan dan sistem perawatan
dikelompokkan sebagai "panas", "dingin", "sejuk". Be­ kesehata·n Barat atau "ilmiah biasanya negatif. Terdapat
berapaorang Puerto riko meyakini adanya roh dan spi­ beberapa alasan untuk ini:
ritualisme. Santerias serupa dengan espritualistos, adalah 1. Penyedia kesehatan menggunakan jargon medis
BAB 18 KELUARGA LATIN 489
merek:a sendiri, yang tidak sesuai dengan klien Latin , berikan baik bantuan seearaemosional maupun instru­
yang miskin, mental dibandingkan keluarga Anglo, dengan demikian
2, Adanya hambatan bahasa, Kurang dari 5% dokter di mengabdi sebagai suatu koping keluarga yang penting
California adalah orang Latin dan secara relatif se­ (Falico, 1998; Sotomayor, 1991). Hal ini secara empiris
dikit berbahasa Spanyol. ditegaskan dahm suatu studi oleh Friedman (1985).
3, Pengabaian dan arogansi penyedia layanan kesehatan Friedman menduga bahwa terdapat perbedaan dalam ko­
terhadap keyakinan dan praktik tradisioal orang Latin ping keluarga antara keluarga Latin dan Anglo. Untuk
membuat keluarga merasa terasing dan ragu, menguji hipotesis ini, ia mengambil sampel 28 keluarga
4, Umumnya orang Latin keberatan terhadap sikap kli­ Anglo dan 27 keluarga Latin yang memiliki anak yang sa­
nis, objektif,dan dingin dari dokter dan perawat serta kit kanker pada masa kanak-kanak. f':riedman meneinukan
terhadap konsep efisiensi mereka, yang melibatkan petunjuk bahwa keluarga besar, khususnya kerabat sekun­
suatu orientasi waktu yang menghargai kecepatan der, dan agama adalah strategi koping keluarga yang lebih
dan hasH bukan memaham'i pasien, penting bagi keluarga Latin dibandingkan Anglo.
5. Karena ketakutan membahayakan status imigrasi ke­ Sistem terartikulasi baik dari jalinan rumah tangga ke­
luarga mereka, banyak imigran Latin tidak meng­ luarga inti ada untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
gunakan bantuan pemerintah (Farge, 1975; Herrera beragam dari keluarga Latin. Pola membantu timbal-balik
& Wagner, 1974; Trevino et aI., 1999). dan gotong royong yang dibentuk dengan jelas ditemukan
Berlawanan dengan literatur yang menggambarkan di antara dan pada keluafga besar (Falieov, 1998; Mirande,
orang Hispanik-Amerika yang bersikap negatif tentang 1977; Vega et aI., 1983). Sistem ini memberikan bantuan
perawatan kesehatan orang Anglo, Friedman (19'85), da­ dan perasaan keamanan. Suatu eontoh timbal balik terlihat
lam suatu studi 27 keluarga Latin yang memiliki seorang saal keluarga miskin menjadi terlalu besar untuk mendu­
anak yang sakit kanker, menemukan orang tua yang ber­ kung semua anggotanya dan, menyebabkan,seomng anak
sikap sangat positif tentang penyedia layanan kesehatan atau beberapa anak dibesarkan oleh kakeklnenek, paman,
Sarat mereka. Tidak hanya orang tua yang puas dengan atau bibi. Orangtua baptis dapat juga menjadi seorang
perawatan 'kesehatan bersinambungan yang diterima me­ pendukung yang penting dalam keluarga Latin (Falieov),
reka dan anak mereka, tetapi mereka juga menunjukkan
kepereayaan kepada dokter serta praktisi perawat mereka. DUKUNGAN SPIRITUAL
Mereka melihat tenaga kesehatan ,sebagai "penyembuh" .
Gereja, agama, doa, dan bergantung pad a Tuhan dan orang
--y,ang sangat membantu mereka mengatasi penyakit anak
mereka, suci tampak lebih penting bagi orang Latin dibandingl:an
Anglo (Rehm, 1999; San Miguel Morrison, & Weissglass,
1999). Dalam studi Friedman (1985), orang.tua Latin me­
~STRATEGI KOPING DAN
laporkan bahwa 'Tuhan, doa, dan iman" adalah cara yang
STRESOR KELUARGA
paling penting bagi keluarga Latin untuk mengatasi kanker
yang dialami anak mereka. dalam hal agama yang men­
Keluarga Lat.in seeara kolektif eenderung mengalami jum­ dominasi di kalangan keluarga Hispanik-Amerika, 90%­
lah stresor utama yang lebih besar jika dibandingkan ke­ nya adalah Katolik. Penganut Katolik mekslko; harus di­
luarga Anglo. Tentu saja, diskriminasi, konflik budaya, eatat, berbeda dari Katolik Roma Amerika. Penganlll
pengalaman imigrasi, mobilitas sosial dan geografik, serta Katolik Meksiko digambarkan sebagai campuran baik kc­
hambatan bahasa adalah sumber stres yang utama . .peru­ yakinan dan ideologi Katolik maupun pre-Cortesi an Indian
mahan di bawah standar, pelayanan kesehatan dan pen­ (Kruszewski, Anthony, Hough, & Ornstein-Galicia, 1982).
didikan yang tidak memadai, dan pekerja miskin tersebar Katolik dasar memiliki pemikiran dasar menyatakan bah­
luas. Keluarga imigran diidentifikasi sebagai kelompok be­ wa Tuhan memerintahkan hidup seseorangdan pada akhii'·
risiko tinggi dalam hal menjadi calon bagi ketidakstabilan nya mengambilnya dari kita meresapi sikap tradisiotial
dan masalah kesehatan individu (Zambrana et aI., 19995). Hispanik terhadap penyakit.
Berdasarkan literatur keluarga Hispanik-Amerika, pen­
carian dukungan sosial dari keluarga besar dan dukungan
PENILAIAN FATALISME/PASIF ...
spiritual muneul menjadi dua strategi koping sentral ke­ , ~

,
. .
,

luarga yang diambil berdasarkan kebudayaan. Uraian tentang keluarga Latin menerapkan fatalismc ~(,­
bagai jenis penilaian pasif dari strategi koping tidak se­
DUKUNGAN KELUARGA penuhnyajelas dalamJiteratur, dan tentunya telah menjadi
Studi sebelumnya secara empiris menunjukkan bahwa ke­ kontroversi, karena'studi antropologi awn) yang menste~
luarga besar Latin lebih kuat dan lebih aktif dalam mem­ reotipekan semua kellJarga Meksiko-Amerika sebagai fa­
490 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

talistik. Akan tatepi, MirowskY dan Ross (1984) serta Neff kanker masa kimak-kallak yang lifma. Ke1uarga ini me­
dan Hoppe (1983) menemukan kecenderungan bahwa nunjukkan ketegangan keluarga yang lebih besar dan
orang Latin lebih fatalistik daripada Anglo, khususnya ekspresi distres orang tua.
orang Latin yang memiliki warisan etnik yang lebih kuat
Fatalisme dapat dilihat sebagai pertanda suatu rasa ke­
rentanan dan kurangnya kendali dalam keberadaan perbe­ PI; PE NG KA.J IA N
daan, atau sebagai respons adaptif terhadap keadaan hidup KEPERAWATAN
yang tidak dapat dikendalikan (Neff & Hoppe). Pengkajian
realistik ke/uarga miskin mengenai kemungkinan mereka
KELUARGA
telah disebut fataJisme, "kepuasan terhadap nasib mereka"
Perawat keluarga harus mempertimbangkan seberapa be­
dan kurangnya perhatian. Semua menunjukkan pat%gi.
sar-karakteristik keluarga Latin yang diuraikan dalam bab
perbedaan, dan kesalahan. Martinez (1976) memperingat­
ini, yang dapat diterapkan pada keluarga yang mereka
kan bahwa jenis stereotipe ini yang menyebabkan orang
asuh. Juga, seberapa besar anggota keluarga. atau keluarga
dalam posisi dominan dan kendali untuk mengharapkan
sebagai keseluruhan. mengidentifikasi budaya asli atau
perilaku stereotipe dan untuk bertindak dengan sesuai.
budaya utama orang Amerika? Keluarga dan anggota ke­
luarga yang berbeda, dapat berbeda dalam mengidentifi­
BERLAWANAN DENGAN KELUARGA ANGLO kasi budaya mereka. Bukan memerhatikan adanya di­
kotomi yang berlainan antara budaya orang Latin dan
Selain dukungan spiritual dan keluarga lebih penting di Amerika utama, terdapat suatu rentang dengan jumlah po­
keluarga Latin, dalam studi Friedman (1985), melaporkan si~i yang tak-terbatas yang dapat diambil oleh individu dan
bahwa dukungan pasangan, bantuan penuh dari ternan dan keluarga.
tetangga, dan memperoleh informasi medis merupakan Mengingat pedoman pengkajian budaya dalam Bab 8
strategi koping keluarga" yang lebih penting bagi keluarga berkaitan dengan pertanyaan kunci untuk bertanya atau
Latin dibanmngkan Anglo. Selain perbedaan etnikyang observasi yang dilakukan. Selain itu, beberapa area peng­
tampak ini, kelas sosial orangtua juga membuat suatu per­ kajian berikut berhubimgan erat khususnya ketika bekerja
bedaan dalam pola koping keluarga. misalnya, dukungan dengan keluarga Latin.
pasaogan dilaporkan merupakan carakopingt yang lebih • Oengan keluarga imigran, menanyakan pertanyaan
membantuoleh baik kelas menengah orang Latin maupun "Oi mana negara asal Anda?" dan mendengarkan
Anglo-yaQgumumnya memiliki lebih banyak jenis per­ cerita imigrasi anggota keluarga membantu untuk
nikahan yang berdasarkan perkawanan dibandingkan indi­ membangun suatu pemahaman ten tang budaya dan
vidu kelas bawah atau pekerja. negarayang ditinggalkan keluarga derta alasan me­
Vega dan rekan (1986) juga mempelajari perbedaan et­ reka untuk meninggalkannya (Garcia-Preto, 1996).
nik (Anglo dan Latin) dalam koping keluarga-dalam hal • Pengkajian lingkungan keluarga Hispanik-Amerika
daya adaptasi dan kohesi keluarga. Baik keluarga Latin sering kali penting. Hal ini termasuk lingkungan ftsik
maupun Anglo tampak berfungsi dalam ikatan kesehatan dan sosial. Jika keluarga adalah keluarga imigran,
dalam hal kohesi daya adaptasi. apakah mereka menderita karena kehilangan du­
Satu pertimbangan utama yang berkaitan dengan stra­ kungan so sial tradisional mereka. yimg tertinggal di
tegi koping keluarga yang berdasarkan budaya adalah ke­ negara asal mereka?
khawatiran tentang apa yang terjadi pada suatu keluarga • Apakah kurang familiarnya bahasa dan institusi di
ketika strategi koping keluarga yang berdasarkan budaya AS mengganggu akses mereka terhadap layanan ko­
tidak ada. Peneliti berspekulasi bahwa konsekuensi keluar­ munitas dan kesehatan mereka?
ga Latin yang sangat bergantung pada dukungan keluarga Mengevaluasi besarnya keluarga berlangganan prak­
(dan biasanya bukan bergantung pada dukungan ternan tik kesehatan tradisional atau rakyat dan perawatan
atau tetangga) dapat menimbulkan pengaruh yang ber­ kesehatan Barat harus menjadi bagian pengkajian
bahaya jika keluarga besar tidak ada (Keefe, Padilla, & budaya. Seperti yang disebutkan sebeluIilnya, umum
Carlos, 1978; Vega et aI., 1983). Ketika keluarga ini tidak bagi keluarga untuk berlangganan kedua bentuk pe­
memiliki jaringan keluarga besar lokal, mereka kadang ha­ rawatan kesehatan, bergantung pada masalah keSe­
rus berhadapan \anpa adanya dukungan sosial lain, mem­ hatan dan akses terhadap perawatan kesehatan Barat.
biarkan mereka, jarang dapat mem bantu mereka men gatasi Perawat keluarga dalam tatanan berbasis komunitas
stres. Friedman (1985) menegaskan peningkatan keren­ harus sensitif terhadap penggunaan dua sistem pe­
tanan terhadap stres bagi keluarga inti orang Latin, yang rawatan kesehatan. Pada kenyataannya, sering kali
tidak didukung oleh keluarga besar, di bawah stres akibat penting untuk menanyakan keluarga apakah mereka
BAB 18 KELUARGA LATIN 491
mencoba jenis pengobatan Latin tradisional apa pun. Hispanik-Amerika yang sedikit terakulturasi dan miskin
Perawat keluarga harus mendekati isu ini dalam sikap (Gallegos, 1991). Saat merujuk keluarga yang mengalami
penuh hormat dan pengertian, bukan isyarat yang hambatan ini ke agensi yang berbeda, rujuk-an yang ter­
tidak bijaksana bahwa praktik medis orang Latin koordinasi dan efisien serta prosedur masukan yang se­
berkualitas rendah dan tidak dapat diterima. Jika di­ banyak mungkin akan meminimalkan kebingungan dan
lakukan dengan tepat, seperti diskusi akan mem­ memastikan hasil akhir yang lebih baik. Baik untuk
berikan kompetensi budaya perawat bagi keluarga, mengingat bahwa masalah keluarga lainnya dapat meng­
dan akan turut berperan membentuk ikatan antara gantikan pemecahan masalah kesehatan. Membantu ke­
perawat dan ke.luarga (Hong, 1993; Hong, Lee, & luarga menghadapi masalah yang berkaitan dengan ke­
Lorenzo, 1995). Perawat keluarga tidak boleh men­ sehatan lainnya, sering kali dengan membuat rujukan yang
campuri praktik perawatan kesehatan keluarga non­ terkoordinasi baik, dapat membuka jalan bagi keluarga
Barat selama mereka tidak mengganggu kesehatan untuk digunakan dalam memecahkan masalah kesehatan
klien. Pada kenyataannya, jika obat tradisional tidak utama mereka.
berbahaya, mendukung dan mendorong tindakan ini Menerapkan pengetahuan tentang pola gay a hidup dan
dengan kombinasi terapi kesehatan Barat (disebut struktur anggota keluarga Hispanik-Amerika tradisional,
perawatan kesehatan komplementer) dapat menun­ perawat keluarga harus peka terhadap peran dan harapan
jukkan rasa hormat terhadap nilai, keyakinan, praktik anggota keluarga yang berbeda, seperti otoritas orang tua,
klien (Sheppard, 1990). khususnya ayah, dan nenek, dalam hal perawatan kesehat­
an dan membesarkan anak. Ia juga harus menghormati
kekuatan khusus dari keluarga. Latin (Goldenberg &
fJt;INTERVENSI Goldenberg, 2002). Perawat keluarga tidak boleh meng­
KEPERAWATAN harapkan seorang klien Latin untuk membuat keputusan
kesehatan yang signifikan hinggaia memiliki kesempatan
KELUARGA untuk berkonsultasi dengan keluarga. Agar klien patuh,
Bab 8membahas intervensi keperawatan keluarga berbasis . keluarga harus merasa positif mengenai keputusan kese­
budaya yang tepat untuk bekerja dengan keluarga yang hatan dan merasa bahwa pengobatanyang dianjurkan akan
berbeda-beda. Berdasarkan pada pola keyakinan dan prak­ berhasil. Pentingnya saling bertanggung jawab antar­
tiK secara budaya, serta karakteristik keluarga orang Latin, anggota kelarga harus diketahui. Profesional kesehatan
i~iervensi keperawatan keluarga khusus untuk keluarga keluarga harus berupaya untuk berkonsultasi dengan ang­
Latin dibahas dalam bagian kesimpulan ini. gota keluarga yang memiliki otoritas dalam keluarga. Ber­
Interaksi dengan keluarga Latin harus penuh rasa hor­ temu dengan keluarga besar untuk membahas diagnosis
mat, ramah, dan hangat, dengan sensitivitas yang ditun­ dan rencana pengobatan penyakit serius atau krooik bagi
jukkan kepada perasaan dan kebutuhan klien untuk me­ anggota keJuarga sering kali merupakan cara yang tepat
melihara martabatnya (Goldenberg & Goldenberg, 2002). untuk mengikutsertakan keluarga dalan rencana perawatan
Menghindari konfrontasi langsimg' dengan anggota ke­ dan proses pembuatan keputusan.
luarga Hispanik-Amerika dan waspada terhadap pesan Dengan mengetahui bahwa keyakinan dalam penyakit
yang tidak langsung dan samar juga penting. Ketidak­ rakyat mempertahankan pola budaya yang kuat pada I:e­
sepakatan yang ringan dan sopan dari klien sebenarnya luarga Latin tradisional. perawatkeluarga yang bekl!ja .
dapat berarti ketidaksepatan yang kuat dari klien sehingga dengan keJuarga ini harus menjadi familiardengan keya­
harus diklarifikasi dengan klien dalam sikap yang tidak kinan dan praktik kesehatan tradisional ini, termasuk pe­
mengancam. nyakit rakyat, praktik penyembuhan, dan sistem perawatan
Selain itu, karena orang Latin cenderung untuk meng­ kesehatan tradlsional (mis., curanderismo). Anggota kr.III'
hormati gambaran otoritas dan dalam hal ini berpusat pada arga yang memegang keyakil)an rakyat danlatau melJg
profesional kesehatan, berupaya untuk membentuk jenis gunakan obat rakyat atau praktisi tradisional pada umum­
hubungan perawat-klien yang setara mungkin bukan yang nya tidak akan membahas gagasan dan praktik ini dengan
paling efektif. Klien Hispanik dapat merasa lebih nyaman praktisi perawatan kesehatan Barat kecuali jika ditanyakan
dengan hubungan hierarkis danpendekatan instruktif ter­ secara langsung (Huff & Kline, 1999).
struktur. Paling baik untuk menekankan anggota keluarga dewasfI
Perawat keluarga, khususnya yang bekerjas dalam ko­ yang sakit mengenai tanggung jawab mereka (Rankin &
munitas dan perawatan kesehatan primer, harus waspada Stallings, 2001) dan mendorong seluruh anggota keJualV,II
dan memahami masalah Iingkungan sosial serta hambatan atau keluarga besar untuk mengadopsi program kesehatan
diskriminasi oleh institusi yang dihadapi oleh keluarga yang baru, seperti program diet atau memperoleh imunisasi
492 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

bukannya hanya mendorong individu untuk menjalani sen­ sesuai dengall kebudayaan dalam kOtllUnHllS Larin. (hIm.
diri. Orang dapat lebih terpengaruh oleh apa yang anggota EI)
keluarga yang penting lainnya katakan dan lakukan daripada Program perencanaan untllk menyesuaikan pola dan
apa yang praktisi kesehatan anjurkan. Monroe (1990) men­ nilai budaya Latin merupakan suatll pengembangan saran
jelaskan mengapa banyak orang Latin yang belum mengerti . ini selanjutnya. Karena keterlibatan dan partisipasi bekelja
pesan mengenai perilaku promosi kesehatan. paling baik, rencana program berorientasi keluarg<l dian­
Pesan kesehatan harus menggunakan nilai keluarga Latin jurkan. Pembinaan berorientasi keluarga bukan individu
lradisional ... D:ilam memengaruhi, meminla seorang Latin berorientasi perawatan diri merupakan cara lain pernyata­
untuk lebih banyak berolah raga dan memakan diet rendah an saran di atas. Bias budaya kita sendiri mungkin untuk
lemak pada umumnya tidak efektif jika mengatakan dapal perawatan diri dan upaya individual, namun bagi orang
menimbulkan jangka pendek. yaitu seseorang dapat mera­ Latin yang menghargai familialisme, membantu keluarga
sa lebih baik. atau lebih kurus. Orang Latin, seperti ordng
untuk menjadi kompeten lebih reliabel.
Indian-Amerika, cenderung untuk melihal sesuatu lebih
pada suatu konteks sosial. .. Tidak selalu menyangkul saya, Anggota keluarga, termasuk keluarga besar, mungkin
saya. dan saya. Tetapi lebih pada "Bagaimana akan me­ ingin berperan aktif dalam terapilrehabilitasi anggota yang
mengaruhi keluarga saya? Saya akan hidup lebill lama; sakit. Sangat penting untuk membiarkan semua anggota
oleh karena itu, keluarga saya akan lebih baik". Mudah keluarga besar untuk bertanya dan berpartisipasi sebanyak
untuk melihat pengaruh kurangnya pesan kesehatan yang mungkin dalam terapi/rehabilitasi.

etfRANGKUMAN
Terdapat baik demografik maupun praktik yang kelas bawah dan pekelja sering kali mengalami
mendesak bagi perawat keluarga untuk memiliki diskriminasi pekerjaan, pengangguran, dan menjadi
~suatu pemahaman yang baik mengenai keluarga pekerja kasar, dengan upah minimal.
" Latin;Pemahaman ini penting untuk memberikan Secara pendidikan, pekeljaan, dan ekonomi, orang
asuhan yang kompeten dan sesuai dengan budaya. L1tin, kecuali orang Kuba-Amerika, biasanya tidak
Orang Latinadala~ orang yang tinggal di AS yang lebih beruntung dibandingkan orang Anglo­
.. m emiliki leluhur yang berasal dari negara Amerika Amerika.
Latin.di Belahan Barat bumi-Meksiko, Puerto Riko, Walaupun akulturasi keluarga Latin telah menjadi
. Kuba'; Amerika Tengah dan Selatan, seluruhnya ber­ proses penting yang digunakan untuk menjelaskan
jumlilh 22 negara. adaptasi orang Latin terhadap budaya Amerika, pe­
Secara demografis, terdapat desakan besar dalam nelitian menemukan bahwa prosesnya kompleks, ti­
imigrasi Orang Latin ke AS pada dekade terdahulu. dak setara, dan tidak sempurna. Orang Latin biasanya
Pada tahun 2005, orang Latin menjadi kelompok terakulturasi dalam ban yak bidang, namun memper­
minoritas terbesar di AS. Mereka berusia relatif mu­ tahankan pola yang berasal dari blldaya dalam bidang
da dan memiliki angka kelahiran tinggi, yang berarti lainnya, seperti sentralitas keluarga besar dan dnta
baru saja terjadi ledakan populasi. mereka.
• Kelompok Latin terbesar adalah berasal dari Meksiko Untuk memahami keluarga Latin saat ini, seseorang
(59%), diikuti oleh Puerto Riko (10%), Amerika Se­ harus memahami pengalaman imigrasi (karena ba­
latan dan Tengah (9%), dan Kuba (4%). Orang Latin nyak orang Latin adalah imigran) mereka dan tan­
lainnya terhitung sebanyak 18%, menurut data sensus tangan lingkungan yang mereka pahami.
tahun 2000. Karena komitmen terhadap keluarga, saat ini lebih
Gelombang imigran Latin pertama datang ke AS se­ banyak orang Latin yang tinggal di dalam keluarga
telah Perang Dunia II. Sejarah y.ang mempertemukan inti tradisional dibandingkan keluarga kulit hitam
dengan AS telah bermacam-macam membentuk ke­ atau putih. Akan tetapi, terdapat peningkatan jumlah
lompok Latin. bentuk keluarga yang berbeda-beda di kalangan
• Benturan keluarga Latin-masyarakat AS terjadi me­ orang Latin saat ini-seperti keluarga orang tunggal,
lalui partisipasi sekolah anak dan pengalaman pe­ keluarga dengan 2 bangsa, dan rumah tangga keluarga
kerjaan orang tua. Partisipasi sekolah anak telah multipel.
menyebabkan perselisihan nilai antara sekolah (me­ • Gambaran keluarga Latin terdahulu dalam literatur
nunjukkan nilai orang Amerika) dan nilai keluarga sering kali keliru. Banyak gambaran ini yang tidak .
yang dipegang secara tradisional. Benturan pekeljaan mempertimbangkan perbedaan kelas sosial dan mem­
sering kali menjadl masalah juga pada orang Latin pertahankan stereotipe negatif.
BAB 18 KELUARGA LATIN 493
Beberapa nilai keluarga Latin dibahas. Ini adalah ke­ megang keyakinan kesehatan tradisional dan meng­
unggulan familisme dan dengariini; keluarga secara gunakan praktik dan praktisi kesehatan tradisionaI,
bersama-sama saling menghargai kewajiban. du­ khususnya untuk penyakit rakyat, seperti halnya pc­
kungan. dan timbal balik keluarga. rawatan kesehatan Barat.
Nilai konftik antara generasi merupakan hal yang • Bagi orang Latin, hambatan signifikan untuk mc­
biasa di keluarga Latin. Pemaparan teri1aoap nilai manfaatkan perawatan kesehatan Barat tetap ada.
orang Amerika terjadi melalui sekolah •. pekerjaan, Hambatan ini sangat berkaitan dengan kurangnya
tempat tinggal di dalam barrio. asuransi kesehatan kerja, cara perawatan kesehatan
Walaupun peran keluarga berubah dalam banyak ke­ Barat diberikan (terlihat sebagai klinis, tidak ramah,
luarga Latin, ayah tetap memegang suatu posisi oto­ dan membingungkan). dan sikap bungkam menggu­
ritas utama dan rasa hormat dalam keluarga. Peran nakan bantuan akibat ketakutan bahwa status imigra­
tradisional istri adalah menjadi pengasuh, wanita dan sinya mungkin t e r a n c a m . ·
ibu yang mengorbankan diri sendiri. Peran wanita • Koping keluarga yang diturunkan secara budaya
dalam keJuarga berubah seiring mereka menjadi ter­ termasuk mencari dan menggunakan dukungan ke­
didik dan .ikut dalam tenaga kerja. {uarga besar dan spiritual, serta penilaian pasif/fa­
• Pola komunikasi dan sosiaIisasi dalam keluarga Latin talisme.
sangat dipengaruhi budaya. TabeI 18-1 membahas • Area pengkajian dan intervensi keluarga tertentu
perbedaan ini, dan perbedaan utama lainnya an tara dianjurkan dan saling berkaitan era!, memberikan
orang Anglo dan Latin. struktur, gaya hidup. keyakinan, dan praktik keluarga
Banyak keluarga Latin, khususnya mereka yang barn Latin.
bermigrasi ke AS danlatau mereka yang miskin, me­

• LAYIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkait.
1. Sebagai perawat keluarga utama yang merawat Ny. Lopez. apa pengkajian budaya keluarga
Anda?
2. Apa Informasi yang Anda ingin dapatkan tentang keluarga (sebagai bagian dari pengkajian
Anda)?
3. Apa intervensi pengkajian keluarga yang tepat dalam bekerja dengan keluarga ini?
494 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

Jawab pertanyaan berikut.


4. Siapa saja yang termasuk orang Latin? Manakah dari subkelompok ini yang paling ban yak
di AS?
5. Beberapa faktor penting memiliki pengaruh yang tidak menguntungkan bagi integrasi
keluarga Latin ke dalam masyarakat Amerika, meskipun beberapa faktor ini dapat "positif'
bagi keluarga. Berikan tiga alasan faktor-faktor ini.
Apakah pernyataan berikut benar atau salah?
6. Familisme adalah kecenderungan orang Amerika untuk menikah lebih awal dan memiliki
sebuah keluarga.
7. Dalam keluarga Latin, pria dan orang lebih tua secara tradisional memiliki tempat
terhormat.
8. Dominansi pria dalam keluarga Latin tersebar luas. bukti menunjukkan bahwa ayah-suami
memegang kekuasaan yang absolut.
9. Institusi yang melJliliki comprades di kalangan keluarga Meksiko-Amerika merupakan
kebiasaan memiliki orang tua baptis. Akan tetapi, kebiasaan ini telah berkurang sebagai
akibat dari akulturasi.
10. Manakah berikut ini yang termasuk dalam kritik yang dilakukan oleh para ahli dan peneliti
keluarga Latin terhadap tulisanawal para ilmuwaI:l sosiaL
a. Tulisan tersebut merendahkan.
b. Tulisan tersebut cenderung menggambarkan keluarga Latin bersifat homogen.
c. Literaturnya hanya membahas keluarga kelas menengah. .
d. Tulisan tersebut berasumsi bahwa akulturasi akan terjadi secara seragam dalam berbagai
segi kehidupan keluarga.
e. Tulisan tersebut memandang keluarga dari sebuah perspektif sistem dan ekologis.
11. Pada masingcmasing nilai sentral orang Amerika berikut ini, Tuliskan nilai orang M~ksiko- .
Amerika yang bertentangan:
Area . Nilai Inti Orang Amerika Nilai Tradisional Orang Latin
Keluarga Orang Amerika lebih mengutamakan

diri mereka daripada keluarga.

Pekerjaan Pekerjaan dan produktivitas adalah

pusat, sering kaH menonjolkan nilai

budaya Anglo. Pekerjaan menjadi

nilai dalam diri sendiri (Iebih sejati

pada masa lalu daripada saat ini).

~aterialisme Materialisme adalah nilai pusat lain

dari orang Amerika.· Kepemilikan

benda bernilai tampak sebagai tanda

keberhasilan dan menjadi akhir dari

hal itu sendiri. Pusat perhatian ma­

syarakat adalah usahawan dan pemi­

lik modal.

Waktu dan kete- "Waktu adalah uang". Ketepatan

patan waktu waktu merupakan nilai yang sarna

dengan bertanggung jawab.

Hubungan inter­ Nilai orang Amerika dalam berko­


personal munikasi terbuka dan langsung, dan

menggunakan rasio bukan ekpresi

emosional.

BAB 18 KELUARGA LATIN 495


Apakah penzyataan berikut ini bellar atau salah?
12. Perubahan struktural paling menonjol yang terjadi di dalam keluarga Latin saat ini adalah
kebangkitan nilai familisme.
13. Ideal demokrasi dan fasilitas verbal dalam negoisasi diajarkan pada usia muda dalam
keluarga Latin.
14. Etika timbal balik (resiprositas) dalam keluarga orang Latin'berkaitan dengan pertukaran
yang terjadi di antara pasangan ketika mereka berbagi peran.
15. Pasangkan deskripsi tentang penyembuh tradisional dengan jenis penyembuh tradisional.
1. Yerbero a. Ahli herba
2. Sallteria b. Menangani penyakit supernatural (gaib)
3. Respecto c. Praktik ilmu sihir atau guna-guna
4. Espritualisto(a) d. Penyembuh tradisional Puerto riko
5. Brujo( a) e. Penyembuh penyakit rakyat di dalam komunitas Meksiko­
6. Curalldero( a) Amerika
f. Tidak ada satu pun di atas
16. Isilah nama masing-masing penyakit rakyat yang biasa dialami orang Meksiko-Amerika
dari istilah ini (penyakit jiwa, empacho, susto, !Jlal de ojo, lIlal puesto, caida de la
/Jlollera). .
a. "Mata jahat", akibat dari kekaguman atau keinginan yang berlebihan terhadap bagian
orang lain.
b. Penyakit diberikan oleh Tuhan atau seorang brujo sebagai kutuka atau hukuman terhadap
pasien.
c. Penderitaan yang disebabkan oleh makanan yang melekat pada dinding perut dalam
bentuk sebuah bola.
d. Cekungan ubun-ubunlfontanel (pada bayi).
e. I1mu sihir.
f. Sakit yang disebabkan oleh rasa takut dan pengalaman emosional yang menimbulkan
trauma.
17. Berdasarkan apa yang diketahui oleh keluarga Latin, dan keluarga pada umumnya,
identifikasi\(an mana anjuran praktik berikut ini yang paling tepat untuk kelompok (keluarga
Latin, A; semua keluarga B).
a. Pemisahan pasien dari anggota keluarga, perlu dipertimbangkan secara saksama.
b. Klien tidak harus diharapkan untuk membuat suatu keputusan perawatan kesehatan
hingga ia memiliki kesempatan untuk berkonsultasi dengan keluarga.
c. Paling baik untuk berupaya meminta seluruh keluarga mengadopsi sebuah program
promosi atau pemeliharaan kesehatan.
d. Masalah keluarga lainnya mungkin lebih penting daripada masalah kesehatan, dan
dengan demikian tenaga kesehatan dapat membantu keluarga mengatasi masalah lairinya
agar mampu memenuhi kebutuhan kesehatan.
e. Keluarga perlu diajak berbicara dalam hal istilah dan konsep yang mereka pahami serta
anjuran perlu menarik perhatian nilai utama mereka.
f. Suatu pendekatan otoritatif, yang dilakukan profesional kesehatan untuk memberikan
keahlian dan rasa percaya akan kemampuannya untuk menyembuhkan, sangat diharap­
kan.
18. Sebutkan dua strategi koping keluarga penting yang berasal dari kebudayaan orang
Meksiko-Amerika. Berdasarkan pengetahuan tentang strategi koping keluarga yang ber­
asal dari kebudayaan dan pengkajian tentang respons. koping dari keluarga Chicano,
sebutkan satu implikasi praktik.
19

KELUARGA AFRlKA-
AMERlKA

i>alISI BAB

POLA DEMOGRAFI ORANG AFRIKA-AMERIKA PERBEDAAN KELAS SOSIAl


Kehamila~ Remaja dan Keluarga Orang Tua Tunggal Keluarga Kelas Atas dan Menengah Afrika-Amerika
Pernikahan: Ditunda dan Menurun Keluarga Kelas Pekerja Afrika-Amerika yang TidakMiskin
Peningkatan Jumlah Pria Afrika-Amerika yang Berrnasalah Keluarga Afrika-Amerika Kelas Bawah: Pekerja dan
KElUARGA AFRIKA-AMERIKA: WARISAN KERENTANAN Pengangguran Miskin
DAN RESILIENCE PENGKAJIAN KEPERAWATAN KElUARGA
STATUS KElUARGA AFRIKA-AMERIKA: KRITIK lITERATUR Mengubah Stereotipe dengan Pemberian Informasi.
Studi Keluarga Afrika-Amerika oleh Para IImuwan Sosial Merigkaji Pola Stres dan Koping Keluarga.
BENTUK KElUARGA DAN SrSTEM KEKERABATAN AFRIKA­ Berhadapan dengan Ketidaknyamanan dan Ketidakperca­
AMERIKA yaan Klien.
Extended Family INTERVENSI PERAWATAN KElUARGA
Keluarga Orang Tua Tunggal Mendarong Penggunaan Extended family, Jaringan Sosial,
NILAI DAN STRATEGI KOPING KElUARGA dan Kelompok Swa-Bantu
Komitmen dan Partisipasi yang Kuat dalam Agama Mendarong Penggunaan Dukung(;m Spiritual dan Gereja
Ikatan yang Kuat dan Dukungan dari Kerabat serta Ternan Membantu Masalah Kesehatan Keluarga .
Fleksibilitas Peran Keluarga Meningkatkan Program Kesehatan yang Berpusat pada
FUNGSI SOSIAUSASI KElUARGA Keluarga

FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KElUARGA Menekankan Kekuatan dan Pemberdayaan

Tinjauan Sejarah RANGKUMAN

Penggunaan Pengobatan Tradisional dan Obat Alternatif


Rumah Saat Ini .

Hambatan Akses Perawatan Kesehatan

i>aI TUJUAN PEM BELAJARAN

1. Mengidentifikasi populasi yang menyusun orang Afrika­ 4. Menyebutkan suatu pendapat mengenai apa batasan
Amerika. yang paling penting dari literatur keluarga kulit hitam
2. Menyebutkan kecenderungan demografi di kalangan dan mengapa. .
orang Afrika-Amerika dan menjelaskan faktor yang ber­ 5. Mendiskusikan bentuk keluarga kulit hitam yang paling
kaitan dengan kecenderungan tersebut. banyak dan mengapa mereka berbeda dari bentuk
3. Mendiskusikan dengan singkat status keluarga Afrika­ keluarga kulit putih.
Amerika saat ini, berkaitan dengan pertumbuhan kelas 6.· Mengidentifikasi tiga strategi koping penting dori
menengah dan bawah. keluarga Afrika-Amerika.

497
498 BAGIAN 4 KERAGAMAN BU DAYA PADA KELUARGA

7. Menjeloskon secoro luos perbedoon d~lom sosiolisosi di kuHt hitam kelasmenengah, keras pekerio, dan kelos
kolongon kelos pekerjo, don kelos bowoh keluorgo bawoh.
Afriko-Ameriko. 10. Menjeloskan duo pertimbongon pengkajion keperowotan
8. Mengidentifikosi duo proklisi don pengoboton trodisional keluorgo berdasorkan pado polo budoyo orang Afrika­
yang ado di dalom komunitos Ameriko kulit hilom dan di Amerika.
mosa lalu. 11. Menjelaskan liga inlervensi keperowotan keluargo
9. Membondingkon slruktur.kekuosoon don peron keluorgo berdasarkan poda polo budaya Afrika-Amerika.

Menurut sensus pada tahun 2000, orang Afrika-Amerika orang Latin. Saat ini. lebih dari 81 % orang Afrika-Amerika
adalah kelompok minoritas rasletnik yang paling besar di tinggal di wilayah perkotaan (U.S. Bureau of the Census,
Amerika Serikat. Orang Afrika-Amerika secara geografis 200a). Persentase orang Afrika-Amerika dalam populasi
dan sosioekOl".lOmi sangat berbeda. Meskipun demikian, akan meningkat dengan lambat dan pada tahun 2050 di­
mereka memiliki kesamaan asal budaya (berasal dari afrika proyeksikan meliputi 14% populasi AS (Rosenblatt, 1996)
berabad-abad yang lalu dan warisan perbudakan dalam (Lihat Tabel 8-1). Dua perkembangan drastis teljadi dalam
waktu lama) dan kebutuhan untuk mengelola stres yang 0 populasi kulit hitam di AS sejak gerakan hak sipil pada
disebabkan diskriminasi dan hambatan sosial lainnya serta tahun 1960-an. Perkembangan pertama adalah munculnya
il)stitusi. Kebanyakan nenek moyang keluarga Afrika­ kelas menengah yang kuat secara ekonomi, besar, dan
Amerika datang secara langsung dari Afrika. Akan tetapi, autentik-pendidikan, gaji, perumahan yang lebih baik di­
beberapa, bermula datang dari Afrika, namun akhir-akhir bandingkan kelompok Afrika-Amerika di masa lalu.
ini ada yang berasal dari Hindia Barat atau Amerika Tengah (Cose, 1999; Gelman et aI., 1988; Hutchinson. 1988). Per­
atau Selatan. kembangan lainnya adalah muncul dan tumbuhnya kelas
Dalam bab ini, baik orang Afrika-Amerika maupun bawah kulit hitam (Cose; Taylor, Chatters, Tucker, &
kulit hitam digunakan untuk menjelaskan kelompok ras/ Lewis, 1990). Pada tahun 1997, 27% dari seluruh orang
etnik. Literatur saat ini menyebut keluarga Afrika-Amerika Amerika kulit hitam adalah kaum miskin sedangkan hanya
juga menggunakankedua is!ilah tersebut dengan saling sekitar 11 % kaum miskin dari selurun orang Amerika kulit
bertukar. o putih (Fulwood, 1996; Cose) (Iihat Gambar 18-2).
"Keluarga adalah satu tradisi yang terkuat dan terpen­ Kelas menengah kulit hitam meningkat pada tahun
ring dalam komunitas kulit hitam" (Franklin, 1988, him. 1990-an, sedangkan kelas bawah kulit hiram meningkat se­
23). Tidak jelas bagaimana tradisi ini merupakan bagian kitar tiga kali lebih besar daripada sebelumnya pada tahun
warisan orang Afrika dan seberapa banyak terjadi di Dunia 1970- dan 1980an (Cose, 1999). Kelompok ini, seperti
Baru. yang dibahas dalam Bab 8, menimbulkan patologi sosial
Perkembangan keluarga Afrika-Amerika kontemporer bersama yang tidak proporsional akibat hidup dalam suatu
menyingkirkan warisan perbudakan yang membawa pen­ geto (wilayah kumuh berisi ras minoritas)-kemiskinan,
deritaan. Selama masa perbudakan, keluarga kulit hitam pengangguran, angka kesejahteraan yang mahal, angka tu­
berfungsi hanya atas izin pemilik budak dengan tujuan nawisma dan kejahatan yang tinggi, perang geng, obat­
mempertahankan sistem dan memperbaiki status sosioeko­ obatan, putus sekolah, serta kehamilan remaja. Kemiskin­
nomi pemilik budak. Keluarga kulit hitam tidak memiliki an telah memukul dengan keras terutama anak. Misalnya,
otonomi atau kemandirian. Seorang budak dapat mem­ dalam 65% dari keluarga Afrika-Amerika yang dikepalai
o bangun unit keluarga jika sesuai'dengan kebutuhan pemi­ ibu, anak-anak adalah kaum miskin°. Anak kulit hitam tiga
lik budak. Unit ini sering kali berpusat pada ibu, dengan kali lebih cenderung menjadi bum miskin dibandingkan
hubungan yang utama antara ibu-anak dan suami-istri serta anak kulit putih (lihat Tabek 8-5).
hubungan yang renggang antara ayah-anak (Rainwater, Kesempatan dari tiga dekade terakhir menyebabkan ke­
1971). las bawah menjadi terisolasi dari orang kulit hitam yang
terdidik dan ambisius yang mengambil keuntungan dari
kesempatan untuk bergerak ke lingkungan tetangga yllng
f1f,>POLA DEMOGRAFI ORANG
lebih banyak kelas menengahnya dan menjauh dari geto.
AFRIKA-AMERIKA
Untuk kelas bawah yang tertinggal, statistik pada Tabel
19-1 menunjukkan kondisi kesulitan mereka.
Keluarga Afrika-Amerika meliputi sekitar 12% populasi Dengan semakin meningkatnya proporsi kaum miskin
orang Amerika. Diproyeksikan pada tahun 2005, mereka kulit hitam dan proporsi kulit hitam yang berpenghasilan
akan menjadi kelompok minoritas kedua terbesar-setelah tinggi (Cose, 1999, Malveaux, 1988), terdapat polaritas
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMERIKA 499
perbedaan yang luar biasa di dalam komunitas kulit hitam 1989; Staples, 1985, 1989). penyebab banyaknya keluarga
(Levy. 1988; Taylor, 2000). Penting untuk menekankan kulit hitam dengan orang lua tunggal adalah sedikitnya pria
kompleksnya perbedaan keluarga kulit hitam di Amerika. kulit hitam pada kelas bawah yang belum cukup dewasa
Meskipun jumlah orang kulit hitam semakin meningkat untuk menikah.
dan status kelas paling bawah semakin memburuk, mayo­
ritas orang kulit hitam telah mengalami perbaikan ekonomi PERNIKAHAN: DITUNDA DAN MENURUN
yang substansial, walaupun tentu saja lebih banyak per­
baikan yang dibutuhkan (mis., pendapatan rata-rata orang Status pernikahan orang tua· kulit hitam berubah. "Perni­
kulit hitam hanya 62% dari pendapatan menengah orang kahan menjadi suatu gaya hidup yang minoritas bagi orang
kulit putih) (Cose). tua kulit hitam". (McAdoo, 1995. him. 23). Pernikahan di- .
tunda hingga usia 20 tahun akhir (kecenderungan di AS
pada umumnya. namun lebih sering diungkapkan di ka- .
KEHAMILAN REMAJA DAN KELUARGA
langan orang kulit hitam). Selain itu. angka pernikahan
ORANG TUA TUNGGAL
sangat menurun. Hanya 44% orang kulit hitam dewasa
Angka kehamilan remaja yang sangat tinggi yang menye­ yang menikah pada tahun 1991. dibandingkan 64% pada
babkan terbentuknya keJuarga orang tua tunggal, yang ke- . tahun 1970. Kebanyakan mereka yang tidak menikah. ti­
mudian hidup dalam kemiskinan, merupakan kekhawatir­ dak berpisah. Pernikahan penting baik untuk alasan eko­
an utama kesehatan keluarga dan masyarakat. Akan tetapi, nomi (dua orang tua membuat pendapatan rumah tangga
mayoritas (dua per tiga) dari kelahiran di luar nikah, adalah lebih tinggi-sering kali cukup untuk menge)uarkan mereka
bukan remaja. tetapi wanita dewasa di atas usia 20 tahun dari kemiskinan) maupun untuk stabilitas pernikanan. Li­
(McAdoo, 1995). Proporsi keluarga orang tua tunggal le­ teratur mem.bahas beberapa alasan pernikahan ditunda dan
bih tinggi di kalangan orang Afrika-Amerika jika diban­ menurun. Ketidakseimbangan rasio jenis kelamin (Jebih
dingkan Anglo-Amerika-secara berturut-turut 45 dan 35% banyak wan ita yang lajang dan cukup dewasa untuk me­
dari seluruh rumah tangga (U.S. Census Bureau, 2000a). nikah dibandingkan pria) diidentifi kasi sebagai faktor uta­
Menurut beberapa ahli sosioJogi (Meisler & Fulwood, ina. Jumlahnya sekitar 32 pria untuk setiap 100 wan ita di

TABEL 19-1

KELUARGA AFRIKA·AMERIKA: BUKTI PERMASALAHANSERIUS YANG DIHADAPI KELUARGA


AFRIKA·AMERIKA .
• Dua puluh sembi Ian persen dari semua keluarga Afrika-Amerika hidup dalam kemiskinan.
• Orang Afrika-Amerika terus mengalami masalah rata-rata sekitar 60% dari masalah yang dialami oleh orang kulit
putih Amerika.
• Seorang pria kulit hitam di atas usia 24 tahun dua kali lebih mungkin menganggur daripada orang laki-laki kulit
putih. .
• Angka pengangguran pria muda kulit hitam lebih dari dua kali lipat pria muda kulit putih.
~ Anak kulit hitam tiga kali lebih mungkin untuk hidup dalam kemiskinan dan dalam keluarga yang dikepalai wanila
dibandingkan anak kulit putih;
• Enam puluh persen anak-anak Afrika-Amerika hidup dalam kemiskinan.
• Lebih dari satu dalam enam rumah tangga kulit hitam tinggal di rumah yang bobrok.
• Dua puluh persen dari semua keluarga Afrika-Amerika tinggal di losmen.
• Angka perceraian di kalangan orang Afrika-Amerika dua kali lebih tinggi daTi orang Anglo-Amerika.
• Seorang bayi kulit hitam tiga kali lebih mungkin mempunyai seorang ibu yang meninggal saat melahirkan atau yang
tidak menerima asuhan pranatal dibandingkan seorang bayi kulit putih.
• Orang kulit hitam Amerika terwakili secara tidak proporsional di kalangan tunawisma (mis., di New York, 73% dari
tunawisma adalah orang kulit hitam yang sesungguhnya hanya 25% dari populasi kota besar itu adalah orang kulit
hitam). .
• Remaja dan dewasa muda kulit hitam hampir 5 kali lebih mungkin untuk mati akibat AIDS dibandingkan rekan kulit
putih mereka.

Sumber: Clinton (1995). Edelman (1997), Fulwood (1996). Schulte (1995), dan U.S. Bureau of the Census (2000b).
500 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

dalam pernikahan orang Afrika-Amerika. KetidaKseim­ sangat balk, berkaitan dengan masaTalu l11ereka. S-emua
bangan disebabkan oleh angka kematian yang tinggi pada indikator keberhasilan (mis., pekerjaan, pemifikan rumah,
remaja dan orang dewasa serta angka penahanan dan kecakapan membaca dan matematika, anglca mortalitas
pengangguran yang tinggi pada pria kulit hitam; penca­ bayi) meningkat, sedangkan indikator disfungsi (kejahat­
paian pendidikan yang lebih tinggi pada wanita; 'status an, kelahiran pada wanita lajang, kemiskinan) menurun.
kesehatan pria yang lebih buruk; dan peningkatan insidens Pad a beberapa dekade terakhir, keberuntungan dan pros­
bunuh diri di kalangan pria kulit hitam. Kemandirian wa­ pek keluarga kulit hitam meningkat. Akan tetapi berita
nita dalam ekonomi dan partisipasi tenaga kerja yang me­ buruknya, adalah bahwa tidak semua kulit hitam Amerika
ningkatjuga membuat wanita Afrika-Amerika kurang ber­ menikmati kesejahteraan ini. Meskipun semua kemajuan
minat menikah (McAdoo; Taylor, 2000). terjadi, masih banyak keluarga kulit hitam yang bekerja
namun miskin atau merupakan bagian kelas bawah. Selain
itu, Amerika masih sangat memisahkan semua tingkat so­
PENINGKATAN JUMLAH PRIA AFRIKA­
sioekonomi yang berkaitan dengan pola tempat tinggal
AMERIKA YANG BERMASALAH
(Cose, 1999; Craig & Clymer, 2000).
Terdapat.kekhawatiran yang meluas mengenai penurunan Staples (1989), seorang ahli sosiologi keluarga terkenal,
keadaan pria dewasa kuJit hitam pada orang Afrika­ menghasilkan perspektif status keluarga Afrika-Amerika
Amerika dan komunitas pada umumnya (He_ady, 1996). masa kini dan masa lalu. Ia merangkum masalah keluarga
Pria kulit hitam ditempatkan berada pada dasar dari ham­ kulit hitam sebagai masalah yang sarna seperti pada abad
pir setiap indikator sosial-angka pengangguran dan mor­ terdahulu. Masalah utamanya adalah kemiskinan dan ra­
talitas bayi yang tinggi, harapan hidup paling rendah, serta sisme. Stresor utama dalam kehidupan keluarga kulit hitam
kurang berpendidikan (Harris, 1990; Savage, 1990). Angka adalah tekanan sosial dan psikologi dari rasisme dalam
kemiskinan tiga kali lebih tinggi di kalangan pria dewasa lingkungan sehari-hari. Stresor ini disebut sIres lillgkullg­
kulit hitamdibandingkan rekan wanita mereka. Pada ta­ an duniawi yang ekstrem di dalam beberapa literatur
hun 1995, menurut laporan survei nasional ("Sentencing (Peters & Massey, 1983; Peters, 1997).
Project"), 30% pria remaja kuJit hitam (20-29 tahun) Hubungan ras terus menjadi hambatan utama integrasi
berada di bawah pengawasan sistem keadilan kriminal, orang Afrika-Amerika; orang Amerika kulit hitam dan ku­
. selain tragedi ini, remaja kulit hitam terbunuh-hampir se-' lit putih sering kali melihat dunia yang sama dengan cara
lalu,oleh pri"/ikulit hitam lainnya-sekitar 10 kali lipat ang­ yang sangat berbeda, dan meskipun kemajuan h.iar biasa
ka pria kulit putih yang terbunuh dalam kelompok usia terjadi dalam hubungan orang kulit hitam dan putih, suatu
yang sarna (Brownstein, 1995). Sayangnya, pada keadaan kerenggangan yang besar tetap ada. Mantan Presiden
pria kulit hitam tersebut, National Association for Clinton, dalam disKusi di University of Texas (1995),
. Advancement of Colored People (NAACP) menyebut pria membicarakan mengenai tanggung jawab seluruh orang
kulit hitam sebagai spesies yang "berbahaya". Amerika untuk mengakui ketidakadilan dan untuk mem­
bantu memulihkan perpecahan kedua ras. Ia menyatakan:
Orang Amerika kulil putih memahami dan mengakui akar
fJa.'KELUARGA AFRIKA­
dari rasa nyeri orang kulit hitam. Hal ini dimulai dengan
AMERIKA: WARISAN
perlakuan yang membedakan, awalnya dalam hukum dan
kemudian dalam kenyataan. Bahkan orang Afrika-Amerika
KERENTANAN DAN
telah hidup terlalu lama dengan sislem keadilan yang,
RESILIENCE dalam banyak kasus telah dan terus memburuk bukan adil.
Catatan penganiayaan berkembang dari hukuman mati dan
Catatan gambaran keluarga Afrika-Amerika memberikan putusan tuntutan hingga salah penahanan dan brutalitas
polisi. Tragedi Emmett Till dan Rodney King. adalah pe­
dua gambaran berlawanan-resilience (daya bangkit) yang
nanda berdarah atas keadaan serupa. (him. All)
luar biasa (keluarga menunjukkan resilience, strategi ko­
ping adaptif, dan suasana hati optimis [African-American Walaupun masa depan keluarga kelas menengah kulit
Monitor, 1999) dalam konteks lingkungan masa lalu atau hitam tampak positif, masa depan keluarga kulit hitam di
masa kini yang keras) dan hal lain yang membahayakan kelas bawah tampak redup. Pria kulit hitam terus meng­
keluarga dengan masalah utama dalam hubungan ras, hi­ alami ban yak masalah, seperti yang tercantum dalam Ta­
dup dengan kemiskinan dan rasisme (Cose, 1999; Greene, bel 19-1, sedangkan wan ita kulit hitam dan peran mereka
1995; Ingrasia, 1993; Johnson, 1997). berada dalam keadaan transisi-sebanding dengan per­
Kabar baik mengenai keluarga kulit hitam adalah bah­ ubahan wanita Amerika pada umumnya (penurunan. ke­
wa kelas menengah kulit hitam berada dalam keadaan yang suburan dan kebebasan yang lebih besar) (Staples, 1989).
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMERIKA 501
~STAT~S KELl.1ARGA rekan kulit putih dafam gayahidup keliiiirga ailii tidak
AFRIKA-AMERIKA: KRITIK menunjukkan ketegangan yang meluas dari keluarga kulit
hitam miskin.
LITERATUR Keluarga Afrika-Amerika, terlepas dari keadaan kelas
sosial, telah berulangkali disebut sebagai struktur matri­
Terdapat kritik yang tersebar di masa lalu terhadap lapor­
fokal, yaitu tekanan pada bentuk keluarga ini disebabkan
an pemerintah dan tulisan para ilmuwan sosial mengenai
perpisahan suami dan istri selama perbudakan dan baru­
keluarga. kulit hitam (Taylor, 2000). Laporan pemerintah
baru ini akibat kenyataan ekonomi, pembatasan kesejah­
yang paling kontroversi ditunjukkan oleh laporan Daniel
teraan, dan kurangnya pria kulit hitam yang lajang dan
P. Mohnihan, saat itu menjabat Asisten Sekretaris Tenaga
berusia cukup dew as a untuk menikah (Clinton, 1995).
Kerja, yang menulis laporan yang mengidentifikasi ke­
Akan tetapi menurut Billingsley (1992) dan Willie (1976),
luarga kulit hitam dengan "kekacauan patologi" dan de­
pernyataan mengenai struktur matrifokal ini tidak dengan
ngan suatu kemunduran masyarakat kulit hitam. Ia
tepat memperhitungkan untuk kisaran total keluarga kulit
menyimpulkan bahwa keluarga kulit hitam merupakan
hitam dalam masyarakat kita. Yang paling penting, se­
keluarga berantakan, berdasarkan kesimpulannya atas ba­
bagian besar dari pria dan wanita dewasa bekerja untuk
nyaknya data statistik. yang menunjukkan fenomena ter­
menopang keluarga mereka. Walaupun masih di bawah
sebut seperti jumlah keluarga yang tidak memiliki ayah,
proporsi anak keluarga kulit putih dengan dua orang tua,
anak yang sejahtera, dan kenakalan anak. Hal ini membuat
sekitar satu per tiga keluarga kulit hitanradalah keluarga
laporan ini terkenal sangat kontroversial dan ditandai
dengan dan orang tua (Cose, 1999; Glick, 1997).
dengan debat dan dialog mengenai keadaan keluarga kulit
hitam. Dan lebih penting lagi, apa/siapa korban dan pe­ Keluarga kulit hitam telah beradaptasi. dengan masya-'
nyebabnya. Debat yang sebenarnya sering kali berpusat di rakat yang lebih besar dalam berbagai cara, dengan peng­
seputar siapa yang harus "disalahkan" untuk banyak ma­ alaman yang biasa terjadi mengenai diskriminasi rasial,
salah yang dialami keluarga kulit hitam. Apakah keluarga penindasan, dan kesengsaraan ekonomi memainkan peran
itu sendiri, perlakuan masyarakat Afrika-Amerika, atau . yang sangat penting. Stresor ekonomi meliputi kemiskin­
kombinasi baik faktor ekstemal maupun internal? (seperti an, pengangguran,. tempat . tinggal, dan pelayanan kese­
yang kita ketahui dari studi lainnya, kekuatan yang paling hatan (McAdoo, 1995); Billingsley ,(1922), seorang ahli
besar bagi perilaku keluarga adalah faktor eksternal, ter­ sosiologikulit hitam, meyakini bahwa berbagai struktur
utama desakan ekonomi). dan fungsi dari keluarga kulit. hitam telah menyebabkan
'.' Walaupun Moynihan menyatakan bahwa perlakuan ma­ sebagian besar reaksi adaptif terhadap. berbagai kondisi
syarakat kuJit hham adalah faktor yang pada akhimya di­ dan stresor sosioekonomi yang .mengancam kelangsungan
salahkan, pernyataan ini disembunyikan di antara ban yak hidup keluarga kulit hitam.
bukti keluarga kulit hitam yang bermasalah. Laporannya
. juga menunjukkan bahwa keluarga' kulit hitam 'sendiri, STUDI KELUARGA AFRIKA-AMERIKA OLEH
sebagai akibat kelemahannya, memiliki karateristik yang PARAILMUWAN SOSIAL
menyulitkan kesajehteraannya. Moynihan mengidentifika­
si struktur matriarkal keluarga kulit hitam sebagai kon­ Seperti dalam literatur keluarga Meksiko-Amerika, terda­
tributor utama terhadap kemunduran keluarga kulit hitam. pat juga banyak kritik mengenai tulisan i1muwan sosial
Billingsley (1968) dan i1muwan keluarga kulit hitam mengenai keluarga kulit hitam(Johnson, 1997). Dodson
lainnya tidak sependapat. Mereka melihat keluarga kulit (1988) mengkritisi Iiteratur keluarga kulit hitam sebagai
hitam sebagai sistem adaptif dan resilience serta bersikeras tidak konsisten, konseptual yang buruk, dan cacat dalam
bahwa keluarga kulit hitam bertahan hidup dari petjalanan hal rancangan penelitian. Hill dan rekan (1993) mengutip
panjang mereka dari Afrika ke Amerika dengan memben­ tersebarnya perspektif penelitian yang tidak adekuat yang
tuk kekuatan karakteristik-terutama suatu rasa terhadap telah memandu penelitian dan kebijakan sosial keluarga
keluarga besar yang memberikan dukungan dan peng­ Afrika-Amerika.
asuhan selama krisis tidak adanya orang tua (Billingsley, Literaturawal mengenai keluarga kulit hitam pada
1992; Greene, 1995; Hill, 1971; Taylor, 2000). tahun 1960- dan 1970-an umumnya melihat keluarga kulit
Satu poin klarifikasi penting yang berasal dari perde­ hitam yang melenceng dari aliran utama gaya hidup ke­
batan mengenai keadaan keluarga kulit hitam adalah isu luarga kulit putih sebagai penyimpangan atau patologis.
mengenai keluarga kelas bawah kulit hitam (Taylor, 2000). Menggunakan teori defisit (Peters, 1981), akar masalah
Meskipun mengakui bahwa rasisme ada terhadap seluruh sering kali diyakini terletak dalam keluargakulit hitam
kulit hitam, keluarga kelas menengah kulit hitam sangat mereka sendiri. Ilmuwan sosial dan mediacenderung untuk
beragam pada kelas bawah. Hal tersebut serupa dengan memandang keluarga kulit hitam sebagai'homogen: Miskin
502 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

dan ben.nasalah. Contohnya adalah analisis artikel yang lebih banyak memiiiki extend'eiilamlly dafipadaKllfifputfh
diterbitkan dalam Journal ofMarriage and the Family dari (Glick, 1997; Taylor, 2000). Banyak keluarga kulit hitam
tahun 1939 sampai 1987 (Demos, 1990). Dalam artikel ini, yang bukan merupakan bentuk keluarga inti terdiri dari
sumber penyimpangan diidentifikasi. Suatu tesis kemis­ kelompok kerabat seperti kakeklnenek dan cucu mereka,
kinan kebudayaan merupakan fokus utama sepanjang. ta­ kakakladik laki-Jaki/perempuan, dan kerabat lainnya. Ka­
hunan survei dan merupakan sumber penyimpangan yang dang kerabat yang ti.dak ada hubungan darah (kerabat fik­
nyata dari keluarga Afrika-Amerika. Fokus ini telah sa­ tif) juga bagian dari extended family (Glick). Sekitar 1 dari
ngat berkurang pada tahun-tahun belakangan ini (Taylor, 5 keluarga Afrika-Amerika adalah extended, dibandingkan
2000). dengan 1 dari 10 keluarga kulit putih (Taylor). Keluarga
Pada dua dekade terakhir, sejumlah penelitian kulit hitam kelas pekerja dan menengah dapat memiliki
(McAdoo, 1983; Peters, 1981; Staples, 1985) memandang seorang kerabat yang lebih tua yang tinggal di rumah
keluarga .dan kelas sosial kulit hitam dengan perspektif mengasuh anak semen tara kedua pasangan bekerja. Dalam
teori yang lebih positif (Billingsley, 1992; Coner-Edwards keluarga miskin, poJa yang lebih umum adalah kerabat
& Spurlock, 1988; McAdoo, 1982). Melalui pendangan perempuan yang lebih tua menjaga pihak kerabat wanita
yang lebih positif. ini, kehidupan keluarga kulit hitam yang termuda dan anak-anaknya.
dipandang dari suatu perspektif varian kebudayaan Rumah tangga tiga generasi biasanya adajika tidak ada
(Johnson, 1997). Hal ini juga merupakan perspektif sistem suami. Kebanyakan pasangan yang menikah memiliki ru­
dan ekologi, suatu perspektif yang memandang keluarga mah sendiri. .
kolit hitam sebagai keluarga yang hidup, fungsional, dan Satu pola kebudayaan utama yang tereatat di dalam Ii­
. berinteraksi da,lam masyarakat. "Pendekatan ini meng­ teratur keluarga kulit hitam adaJah ketergantungan yang
anggap bahwa kebanyakan keluarga kulit hitam telah kuat pada extended family (McAdoo. 1995). Konsep
membentuk pola perilaku dan sikap serta praktik mem­ extended family di kalangan orang Afrika-Amerika dapat
besarkananak yang tepat untuk nilai dan desakan dalam berarti bahwa anggota keluarga tinggaJ di dalam satu ru­
kehidupan mereka" (Peters, him. 73-74). Aspek unik dari mah tangga ataudalam rumah tangga terpisah. Ikatan
kehidupanGrang kulithitam tidak perlu dianggap sebagai orang tua-anak di sepanjang perjalanan hidup adalah sa­
cerminan patologi (Johnson; Taylor, 2000). ngat dekat (Taylor e! al., 1998). Pasangan muda kulit hit­
Salah satu kekurangan yang penting pada literatur kelu­ am lebih memilih tinggal .di dekat keluarga asli mereka.
arga Amerika kulit.hitam adalah kurangnya penelitian me­ Ikatan kekerabatan yang kuat juga dibuktikan melalui
ngenai orarigkulit hitam yang berasal dari negara dan ke­ frekuensi yang tinggi pada keluarga kulit'hitam yang
budayaan berbeda. Perhatian besar harus diberikan kepada mengajak kerabatnya (khususnya anak di bawah usia 18
keluarga imigran Amerika kulit hitam yang berasal dari tahun) untuk tinggal di dalam rumahnya. Keluarga kulit
Hindia Barat, Amerika Tengah dan Selatan, serta Afrika hitam telah membentuk jaringan mereka sendiri guna
(Johnson, 1997). pengadopsian .anak seeara informal (Hill & Shackleford.
1986). Bayi yang lahir dari anak perempuan dan wanita
yang tidak menikah sering kali di asuh di rumah; pada
~BENTUK. KELUARGA DAN tahun 1978 sekitar 90% anak keluarga kulit hitam di­
SISTEM KEKERABATAN besarkan oleh orang tua atau kerabat, sedangkan dalam
AFRIKA-AMERIKA keluarga kulit putih hanya 33% anak yang lahir dari anak
perempuan dan wanita yang tidak menikah yang di asuh di
Pada tahun 1997, 35% dari seluruh keluarga kulit hitam rumah.
dengan anak di bawah usia 18 tahun adalah keluarga inti Sejarahnya, tradisi tinggal bersama sebagai suatu
dengan dua orang tua (Cose, 1999). Walaupun keluarga extended family dapat berasal dari kebudayaan Afrika Ba­
orang tua tunggal yang dikepalai wanita biasa terlihat (45% rat (Hines & Boyd-Franklin, 1996). DaJam kasus apa pun,
dari seluruh keluarga kulit hitam adalah orang tua tunggal extended family harus berperan sebagai suatu alat penyatu
pacta tahun 2000 menurut U.S. Bureau of the Census sumber (Taylor, 2000; Thornton, 1995). Extendedfamity,
[20ooa]), keluarga kulit hitam yang khas dan ideal masih terlepas dari kelas sosial, memberikan timbal baHk dan
dianggap keluarga inti dengan orang tua lengkap. jaringan bersama, saling membantu dan berbagi kebaikan
dan layanan'(Hines & Boyd-Franklin). Saat ini, khususnya
EXTENDED FAMILY di antara buruknya sumber finansial, makanan, perawatan
gawat darurat, dan pengasuhan anak tersebar luas di anta­
Salah satu karakteristik unik dari keluarga kulit hitam ra extendedfamity (Peters & Massey, 1983; Taylor et aI.,
adalah kenyataan'bahwa proporsi rumah tangga kulit hitam 1998). Pengasuhan anak sering kali diberikan oleh kera­
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMER1KA 503
bat.Hal ini disebut "pengibuan ganda", yang berarti bahwa budayaan yang sebenarnya adalah apa yang sebenarnya.
kakeklnenek, bibi, sepupu, sahabat atau orang dekat di­ Staples (1985) menggambarkan ketidaksesuaian ini karen a
anggap kerabat dari ibu si anak yang mempunyai peran pria kulit hitam dihalangi agar peran normatif keluarga
menjadi orang tua. Mereka memberikan dukungan emo­ tidak terpenuhi sebagaimana digambarkan dahulu. Adap­
sional, bantuan nyata pengasuhan anak, dan model peran tasi kehidupan keluarga yang terjadi tampak dalam pe­
pengganti orang tua (Greene, 1995). Nenek, khususnya ningkatan dramatis jumlah kepala keluarga wanita, dan
nenek ibu, menjadi pengasuh anak anak yang utama. kelahiran di luar nikah. Mayoritas wanita dewasa tidak
Saat ini, banyak nenek yang berusia sangat muda (anta­ menikah dan tidak hidup bersama pasangannya. Selain itu,
ra 27 dan 39 tahun). Nenek mud a dalam jumlah yang dua dari setiap tiga pernikahan berakhir dengan perceraian .
banyak ini merasa mampu untuk mengambil peran lain­ . (tingkat perceraian kulit putih juga tinggi, sekitar 50%).
nya-yaitu peran menjadi nenek-karena mereka sendiri Analisis ini dikemukakan untuk menekankan inti ma­
masih terlibat dalam peran dewasa muda (Burton & saJahnya bahwa kebutuhan praktis belaka sering kali
Bengtson, 1985; Burton & de Vries, 1995). Menjadi orang mengganggu nilai seseorang dalam kehidupan sehari-hari
tua untuk "putaran kedua kalinya" dapat sangat menim­ yang membuat nilai keluarga-apa yang anggota keluarga
bulkan stres, khususnya saat peran menjadi nenek ber­ katakan penting-sangat berbeda dengan perilaku' yang se­
hadapan dengan masalah penganiayaan anak atau orang benarnya. Oleh karena itu, beberapa strategi koping-yaitu,
tua yang keeanduan obat (Haglund, 2000). bagaimana keluarga berespons terhadap tuntutan yang di­
bebankan pada mereka-ditemukan lebih menonjol di ka­
KELUARGA ORANG TUA TUNGGAL langan keluarga pekerja dan kelas menengah serta didis­
kusikan dalam bagian inL Strategi koping tersebut yang
Keluarga orang tua tunggal lebih banyak pada orang
merupakan kar;lkteristik kulit hitam Amerika terlepas dari
Afrika-Amerika dibandingkan kelompok etnik yang lain
kelas sosial. dikemukakan di sini.
(lihat .Gambar 1-6). Suatu penundaan pernikahan, tidak
Ada beberapa pola koping inti yang sudah umum bagi
pernah menikah, dan angka perceraian yang tinggi. (dua
orang kulithitam Amerikadalam Iiteraturtentang keluarga
. kali lebih tinggi. dari orang kulit putih) adalah alasan
kulit hitam:
tingginya jumlah keluarga orang tua tunggal kulit hitam
1. Komitmen dan partisipasi yang kuat dalam agama.
(McAdoo, 1995). Pada tahun 2000, menurut U.S. Bureau
2. lkatan yang kuat dan dukungan' dari .kerabat serta
·of the Census, 43% dari seluruh keluarga Afrika-Amerika ternan.
dikepalai ke1uarga. Sekitar 2,4% keluarga orang tua tung­ 3.' Fleksibilitas dalam peran keluarga.
gal dikepalaipria. Pada tahun 1992, dari keluarga orang ·Polakoping·iniadalah kekuatan .penting dari keluarga
tua tunggal ini, dua per tiga kelahiran dialami oleh ibu kulit.hitam (1ihat Gambar 19-1). Berikut uraian strategi
yang tidak menikah (U.S. Bureau of the Census, 1993). koping di atas.
Keluarga yang dikepalai ibu yang tidak menikah cende­
rung miskin dan sering kali kaum muda. Keluarga yang KOMITMEN DAN PARTISIPASI YANG KUAT

tidak memiliki ayah umumnya lebih bermasalah secara DALAMAGAMA

ekonomi dan sosial. Anak-anak yang tumbuh tanpa ayah


biasanya tidak beruntung seeara pendidikan, interpersonal, Komitmen dan parrisipasi y"ang kuat dalam agama tampil
dan psiko\ogis. Dalambanyak keluarga orang tua tunggal, sebagai suatu eara utama untuk koping bagi keluarga
ternan dan tetangga keluarga berpartisipasi dalam mem­ maupun individu. Orientasi agama merupakan aspek uta­
besarkan dan mengasuh anak-anak (Greene, 1995). rna dari orang Afrika yang diangkut ke Amerika sebagai
budak. Selama masa perbudakan, gereja memainkan peran
penting dalam membantu orang kulit hitam Amerika un­
~NILAI DAN STRATEGI
tuk mengatasi penindasan akibat perbudakan. Melalui ge­
KOPING KELUARGA
reja, orang kulit hitam belajar menggunakan agama seba­
gai alat untuk mempertahankan hidup (Hill, 1972). Gereja
Nilai atau ideologi keluarga kulit hitam berasal dari ke­ orang kulit hitam saat ini merupakan warisan gereja kulit
budayaan biasanya konservatif; yaitu, anggota keluarga hitam masa perbudakan, tempat agama dan ajaran masa
yang dewasa yakin kepada strutur keluarga tradisional, ge­ lalu merupakan pegangan utama dalam kehidupan orang
reja, kerja keras, dan ikatan kekerabatan yang kuat. Akan kulit hitam (Pipes, 1997). Pipes (1988). dalam mempelajari
tetapi, bagibeberapa orang miskin, nilai tradisional ini be­ agama dan ajaran masa lalu, menjelaskan bahwa tujuannya
lum dapat disadari, khususnya nilai dari struktur keluarga adalah menstimulus dan menyenangkan perasaanlemosi
tradisional. Penting sekali untuk diingat bahwa nilai me­ pendengar sebagai suatu eara untuk melepaskan diri dari
rupakan eita-cita atau "apa yang seharusnya" dan ke- suatu dunia yang mustahil (hIm. 55-56).
504 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

Tradisi ini dapat mempertahankan keluarga yang bercerai


Identifikasi yang kuat selama masa perbudakan dan membantu keluarga meng­
dengan kelompok hadapi Iingkungan yang sulit dengan cara sedemikian ru­
ras mereka Jaringan sosial pa, yang menyangkut jaminan kelangsungan hidup, ke­
yang mendukunq amanan, dan harga diri anggotanya. Orang kulit hitam
Adopsi kerabat
Amerika membutuhkan dukungan dan keterlibatan ke­
fiktif yang menjadi

keluarga Fleksibilitas luarga, seperti yang disimpulkan oleh Taylor (1990) dan
paran keluarga Ellison (1990), yang menemukan dalam penelitian me­
ngenai pola dukungan sosial orang kulit hitam Amerika
Penggunaan meluas . Rasa keagamaan
extended family
bahwa tingkat keterlibatan keluarga yang lebih tinggi, ke­
yang kuat
membantu keteraturan akraban keluarga yang bersifat subjektif, secara positif
berkaitan dengan kepuasan hidup keluarga dan kebahagi­
Gambar 19·1. kekuatan keluarga Afrika-Arnerika (polo an diri yang lebih besar.
kebudayaan yang urnum). (Sumber: Diambil dari McAdoo, "Extended family" kulit hitam tidak perlu digambarkan
1995, 2000). menurut "garis keturunan" (Greene, 1995; Hill, 197 J).
Mungkin ada sejumlah orang yang bukan kerabat, yang
berfungsi dalam peran di dalam keluarga. Memasukkan
ternan dan tetangga lama ke dalam lingkaran keluarga me­
Gereja orang kulit hitam adalah institusi pusat dalam rupakan praktik yang biasa terjadi (Carrington, 1978),
komunitas Afrika-Amerika. Pada saat krisis, agama dan White (1972), dalam studinya, mengamati bahwa beberapa
layanan sosial yang disponsori gereja telah menjadi ele­ "paman, bibi, ibu asuh. kekasih, saudara permpuanllaki­
men pendukung yang penting dalam menghidupkan laki yang lebih tua, diaken, pend eta , dan sebagainya ber­
kembali har.apan orang Afrika-Amerika (Goldenberg &. fungsi di dalam serta di luar rumah orang Afrika-Amerika"
Golqenberg, 2002; Ho, 1987). Gereja memberikan ke­ (him. 45). Menurut satu studi mengenai dukungan sosial
puasan emosional, spiritual, intelektual, dan sosial (Hines orang kulit .hitam, orang yang bukan kerabat sering kali
& Boyd-Franklin, 1996). Selain itu; gereja merupakan pe­ ditemukan berpengaruh seperti layaknya kerabat (Manns,
luangpenting untuk memperoleh kesempatan ekspresi mu­ 1998) . Orang Afrika-Amerika dari latar belakang kelas
sik dan kepemimpinan. Banyak keluarga kulit hitam yang bawah ditemukan lebih banyak memiliki jumlah kerabut
mengidentifikasikan jaringan gereja yang mendalam, yaitu dan orang yang bukan kerabat dalam jaringan sosial me­
pendeta dan .~'saudara perempuan atau lelaki" dari gereja reka dibandingkan mereka yang berlat belakang kelas
lain adalah jaringan sosial informal bagi keluarga~ dan pekerja dan menengah; jaringan yang lebih besar untuk
khususnya bagi wan ita tua anggota gereja (Boyd, 1982). mengimbangi pengalaman hidup yang lebih menderita
Oleh karena itu, agama sering kali memainkan peran uta­ (Manns; McGoldrick, 1993).
rna dalam kehidupan keluarga, memberikan sumber ke­
kuatan spiritual, sosial, dan emosional (Bagley & Carroll, FLEKSIBILITAS PERAN KELUARGA
1995; McGoldrick, 1993).
Mungkin strategi koping keluarga yang paling ampuh da­
lam hal membantu keluarga untuk berfungsi secaJ:a efektif
IKATAN YANG KUAT DAN DUKUNGAN DARI
adalah fleksibilitas peran keluarga kulit hitam, yang saling
KERABAT SERTA TEMAN
melengkapi. dan membuat keputusan bersama (McAdoo,
Keluarga kulit hitam, biasanya memiliki suatu sistem du­ 1988; Peters, 1981; Taylor, 2000). Pertukaran yang tidak
kungan yang kokoh, yang terdiri dari kerabat dan ternan. stabil dari peran keluarga muncul dari desakan ekonomi
Jaringan sosial ini menggambarkan cara-cara penting bagi kehidupan keluarga kulit hitam (Ho, 1987). Untuk meme­
keluarga untuk mengatasi masalah. Kekerabatan dan per­ nuhi kebutuhan, dalam kebanyakan keluarga kulit hitam,
sahabatan membantu-pertukaran sistem pelengkap ke­ kedua orang tua harus selalu bekelja di luar rumah; oleh
luarga kulit hitam dengan. membagi sumber material, karena itu, kedua orang tua berbagi tugas sebagai penye­
emosional, dan sosial (Goldenberg & Goldenberg, 2002) dia, serta penanggung jawab rumah tangga dan pengasuh­
serta bantu an kedaruratan (Taylor et at., 1988) dan pe­ an anak. Wanita Afrika-Amerika harus bekerja di luar
rawatan untuk anggota keluarga yang sakit, anak-anak, rumah selama beberapa dekade dan tetap lebih sesuai un­
orang tua yang berusia lanjut, serta kakek/nenek (Benin & tuk mengombinasikan membesarkan anak dan bekerja
Keith, 1995). (Benin & Keith, 1995). Jadi, pria Afrika-Amerika tidak
Lahirnya persaudaraan yang kokoh telah ditelusuri terancam dengan pekerjaan istrinya; memiliki seorang
kern bali ke kebudayaan tradisional Afrika (Nobles, 1974). pasangan yang bekerja telah meningkatkan hubungan
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMERIKA 505
pasangan . yang Ieoil. sejaJar (Hilles& Boyd:':FranUin, Greelle· (T9Y5JrnerijelaSkifll oallWi:i orang ltiaJ<uTif fiitllm
1996). harus menyiapkan anak mereka untuk berfungsi secara
Walaupun pertukaran peran sangat beragam di antara adekuat daJam kebudayaan yang dominan tanpa meng­
keJuarga. pembagian tugas rumah tangga dan pengasuhan internalisasi pesan negatif kebudayaan yang dominan
anak di antara pasangan lebih umum- terjadi dibanding ten tang orang Afrika-Amerika. Orang tua harus mengajari
keluarga kulit putih (McAdoo, 1983). Anak lainnya di da­ anak mereka untuk "membuat kesadaran psikologis
lam keluarga yang besar menjadi asisten yang bertanggung mengenai kondisi yang merendahkan mereka. menangkis
jawab, berpartisipasi dalam mengasuh adiknya dan kadang permusuhan dari kelompok dominan dan mendiskusikan
bekerja paruh waktu untuk meningkatkan pendapatan kelu­ hambatan rasial di bawah Iingkungan yang berbeda-beda"
arga. Kerja tim dan kerjasama keluarga ditekankan. (Greene, him. 30). Mengungkapkan sosialisasi rasial
Fleksibilitas peran di dalam keluarga inti dan,extended merupakan suatu teknik unik membesarkan anak yang
dikerahkan pada saat krisis. Bagi keluarga yang mengalami digunakan oleh orang tua kulit hitam guna menyiapkan
masalah seperti perpisahan, sakit, rawat inap, kematian, anak merela untuk hidup di Amerika (Thornton, 1995).
penyalahgunaan zat, menjadi fleksibel daJam siapa yang Teknik'disiplin dari orang tua kulit hitam juga diJapor­
melakukannya di keluarga dapat membuat suatu perbedaan kan dalam beberapa studi penelitian tentling membesarkan
di antara keberhasilan adapt if dan maladaptif. anak tampaknya lebih bersifat perintah dan keras, mene­
kankan kepatuhan bukan berorientasi secara psikologi.
Gaya orang tua yang keras di lintas garis kelas sosial ini
~FUNGSI SOSIALISASI

tampak sebagai praktik adaptasi yang pragmatis dan


KELUARGA
realistik yang penting bagi kelangsungan hidup dalam
Oi dalam keluarga Afrika-Amerika, anak sangat dihargai suatu Iingkungan yang menindas dan keras. Komunikasi
dan penting. Jika ibu tidak bisa menanganinya, extended terbuka dan tingginya dukungan keluarga menyangga ke­
family biasanya akan mengambil suatu peran yang lebih disiplinan yang keras dari orang tua (Bartz & Levine,
aktif di dalam membesarkan dan mengasuh anak-anak 1978). Juga, suatu nilai yang tinggiditempatkan bersama
(McGlodrick, 1993). Sementara pria telah dinyatakan dengan nilai laiimya(Julian, McKenry & McKelvey, 1994;
dengan tegas, memiliki peran keluarga yang signifikan, . Peters, 1997). '
asuhan anak yang berpusat pada wanita telah menjadi nor­ Suatu peran gender yang tampak' kabur ditemukan oleh
'rna (Thornton, 1995). Wanita Afrika-Amerika digambar­ beberapa peneliti (stresnya menyangkut pelaksanaan pe­
kim dalam literatur sebagai "ibuyang rela berkorban" dan . kerjaan bukan bagaimana menyesuaikan pekerjaan menu­
"kekuatankeluarga" (Hines & Boyd Franklin, 1996). ,rut jenis kelamin, anak). Orang tua ,sering memperlakukan
Temuan penelitian dari studi yang berorientasi pada dengan sarna anak-anak dari keduajenis kelamin hingga
ekologis dan studi perbandingan menunjukkan jenis studi remaja awa!. Pada saat itu, tampak perbedaan berdasarkan
membesarkan anak yang melibatkan orang kulit hitam jenis kelamin muncul dafam sosialisasi.
Amerika. Oalam studi yang berorientasi pada ekologi, Oalam keluarga yang besar, terdapat perbedaan yang
keluarga kulit hitam dianggap mendorong perkembangan jelas dalam tanggung jawab yang diberikan kepada anak
keterampilan, kemampuan, dan perilaku yang penting bagi bergantung pada urutan kelahiran, dengan, misalnya, anak
kelangsungan hidup dalam lingkungannya (Peters, 1997). tertua memiliki otoritas lebih besar dari anak yang lebih
Oalam studi perbandingan, perbedaan yang reI evan di muda dan anak yang ahir pertama menerima persiapan
an~ara keluarga Anglo dan keluarga yang memiJiki etnik khusus guna peran kepemimpinan dalam keluarga (Lewis.
·yang berbeda-beda diuji menggunakan perspektif yang 1975).
relatif. Pada umumnya, menurut Peters, keluarga kulit Anak tertua atau anak yang I~bih tua dapat "peran se­
hitam dilaporkan kuat, fungsional, dan f1eksibel dalam bagaiorang tua". Hal ini khu~usnya terjadi 'jika kedua
praktik sosiaJisasi mereka. Nilai kebersamaan, timbal­ orang tua bekerja, terdapat banyak anak, atau kepala kelu­
balik, dan kerja sarna ditekankan (McBridge 1995). arga adalah ibu. Anak yang dianggap memiliki tanggung
Orang kuHt hitam ~merika menyediakan suatu suasana jawab sebagai orang tua mungkin secara perkembangan
rumah yang memiliki kebudayaan yang berpeda dari orang belum siap, sehingga peran tersebut menjadi stresor, atau
kulit putih Ainerika. Anak-anak dibesarkan untuk menye­ anak tersebut mungkin berhasil menjalankan peran itu dan
suaikan diri dengan stres khusus dari kemiskinan (di dalam rasa tanggungjawab dan kedewasaan berkembang sebelum
kasus keluarga kelas bawah) dan diskriminasi serta "am­ usianya (Hines & Boyd Franklin, 1996; Minuchin, 1974).
biguitas dan marginalitas hidup secara simultan di dalam Walaupun literatur yang menyangkut membesarkan
dua dunia-dunia komunitas kuHt hitam dan dunia ma­ ,anak menggambarkan peran ibu yang menempatkan anak
syarakat yang paling b,esar" (Peters, 1981, him. 233). dalam posisi pusat dan dalam bidang sosialisasi, hanya
506 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

sedikit saja diketahui yang menyangkut peran dari ayah anak di selatan telah dihentikan karena adanya'iarangan
kulit hitam. Apa yang semata-mata tertulis betfokus pada undang-undang, Pemakaian "dokter mantra, dukun voodoo
pengaruh besar yang negatif dari ketidakhadiran ayah kuHt atau hoodoo, ahli sihir-yaitu sebuah praktik yang dibawa
hitam (McAdoo, 1997). Penelitian terbaru menunjukkan dari Afrika Barat-terus digunakan selama masa pasca­
, bahwa meskipun ayah sering kali tidak tinggal bersama emansipasi. Penyakit tertentu disebabkan oleh Tuhan atau
anak mereka, mereka sering kali berparitisipasi penting kekuatan supernatural. yaitu suatu efek yang menimbulkan
dalam pengasuhan dan sosialisasi anak (Hines & Boyd fatalisme yang dirasakan o)eh kulit hitam Amerika.
Franklin. 1996; Hunter. Pearson, Ialongo & Kellam, Penyakit rakyat Afrika-Amerika terbagi menjadi dua
1998). Ketika ayah kulit hitam berada di rumah. peneliti ' kategori: (1) penyakit alami yang terjadi jika seseorang ga­
telah melaporkan pembagian yang lebih besar dalam gal untuk memelihara keselarasan dalam dunia fisik atau
berumah tangga dan mengasuh anak dibandingkan kulit spiritual; dan (2) penyakit tidak alami yang terjadi jika se­
putih (McGoldrick, 1993). Pola interaksi yang umum dari seorang telah menjadi korban dari guna-guna, kutukan,
ayah dan anaknya tampak hangat. mengasuh, dan penuh atau mantera (Huff & Kline, 1999; Matthews, 1987). Suatu
kasih (McAdoo), Dalam beberapa studi, ayah Afrika­ cara yang paling umum dilakukan untuk menyembuhkan
Amerika terbukti lebih besar minat dan keterlibatannya penyakit adalah doa. Menengadahkan tangan dan rooting
dalam bersosialisasi dengan anak mereka dibandingkan juga disebutkan sebagai pengobatan tradisional. Rooting
ayah kulit putih, Asia, dan Hispanik (Julian et.a!., 1994; adalah praktik voodoo oleh seseorang (biasanya seorang
McAdoo). Keterlibatan ayah, terutama dengan anak re­ wan ita) yang menerima konsultasi menyangkut etiologi
maja, telah ditemukan paling sesuai dalam membantu para penyakit. Wanita ini lalu memberikan resep terapi yang
putra menghindari perilaku yang bermasalah dan dalam sesuai, sering kali berupa ritual sihir (Spector, 2000).
membantu para putri mencegah distres psikologis (Salem, Pemakaian conjure. doctor, pola-pola yang dianggap
Zimmerman & Notaro, 1998). magis, praktik rakyat, perasaan fatalisme, semuanya me­
. Pemberi 'asuhan lainnya yang signifikan (kerabat dan rupakan sikap kesehatan yang bermigrasi ke utara bersama
bukan: kerabat) berperan penting dalam mendorong ,pres­ keluarga kulit hitam yang miskin. Para imigran dari Haiti
,tasi pendidikandan pekerjaan, menurut sebuah studi ten-' dan Jamaika membawa serta tradisi dari ahli spiritual, ahli
tang orang kulit hitam yang berhasil (Manns. 1997). Te­ herba, dan voodoo . .oi beberapa geto orang kulit hitam saat
muan ini menegaskan bahwa peran membesarkan anak ini, beberapa keluarga kulit hitam kelas bawah terus meng­
seririg,kalimelibatkan "ibu ganda" dan ayah. gunakan dokter herba, ahli spiritual, dan dukun agama.
'. Perilakuinteraktif ibu dengan anak-anak dan praktiksi
lainnya yanginembesarkan anak ditemukan berbeda-beda PENGGUNAAN PENGOBATAN TRADISIONAL
menurut kelas sosial., Seperti yang dibahas di dalam Bab DAN OBAT ALTERNATIF RUMAH SAAT INI
15, praktik sosialisasi orang tua dibentuk dengan apa yang
Ketika perawatan medis telah menjadi lebih dapat diakses
mereka impikan tentang kebutuhan anak-anak mereka
oJeh orang kulit hitam Amerika, penggunaan obat dan
uniuk beradaptasi dengan dunia seperti yang mereka lihat.
praktisi tradisional telah sangat menurun, khususnya di ka­
Dunia kelas menengah. pekerja. dan bawah sangat beragam
langan kelas pekerja dan menengah, hanya obat alternatif
dalam hal keterampilan dan perilaku yang adaptif. menye­
rumah saja yang masih sebagaJ pengingat masa praktik
babkan pola membesarkan anak juga berbeda. Perbedaan­
"dukun beranak", COiljure doctor, dan perawatan kesehat­
perbedaan in'i akan dibahas kemudian. '
an tradisional. Namun demikian, pengobatan tradisional
untuk masalah kesehatan yang terbatas tetap penting dalam
~FUNGSI PERAWATAN
geto perkotaan dandalam South pedesaan. Pendapatan
KESEHATA·N KELUARGA
rendah yang biasanya dimiliki keluarga kulit hitam mem­
buat mereka memanfaatkan obat tanpa resep dan obat al­
ternatif rumah, dan anjuran medis yang aman dari ternan,
TlNJAUAN SEJARAH serta keengganan mencari profesional kesehatan. Sering
Suatu tinjauan singkat menyangkut praktik kesehatan kali, orang kulit hitam akan menahan gejala penyakit yang
orang kulit hitam bersifat instruktif bagi suatu pemahaman nyata seperti penurunan berat badan tanpa, alasan yang
situasi saat ini. Setelah masa perbudakan dan selama masa jelas, nyeri abdomen, dan sering kali sesak napas tanpa
rekonstruksi di Selatan. terjadi suatu penggunaan peng­ mencari layanan kesehatan. Bagi keluarga dengan status
obatan tradisional dan/atau dukun beranak atau "bidan" sosioekonomi rendah dan/atau keluarga yang merasa ter­
(Kroska, 1985). Hingga akhir tahun 1962. di negara bagian asing secara sosial-budaya dari layanan kesehatan yang
Mississipi dukun beranak masih membantu kelahiran 42% tersedia, masa penundaan mencari Jayanan kesehatan
bayi (Harrisons & Harrisons, 1971). Penggunaan dukun ber­ umumnya lebih lama. Keluarga i-ni biasanya telah meng­
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMERIKA 507
gunakan semua obat altematif rumah yang diketahui ke­ Alasan lain mengapa klien' Afrika-Amerika menunda
rabat dan teman sebelum merasa terpaksa beralih ke fasi­ perawatan adalah perasaan ketidakpercayaan dan ketidak­
titas layanan kesehatan untuk meminta bantuan. nyamanan mereka dalam mendatangi fasilitas kesehatan
Wanita lansia biasanya menyimpan obat tradisional di orang kulit putih' (Spector, 2000). Pasien baru Afrika­
dalam keluarga kulit hitam saat ini. Bullough dan Bullough Amerika kadang merasa asing, tidak disukai, tidak nya­
(1982) menjelaskan bahwa obat altematif rumah dapat man, tidak percaya dengan fasilitas kesehatan kulit putih.
memiliki keaslian dalam keyakinan magis mereka atau Terdapat bariyak kesulitan bekerja melalui sistem perawat­
memiliki dasar empi.ris yang logis. Dua dari tindakan m.a­ an ini bahwa senrang kHen akan datang dengan asum'si ia
gis yang mumidan umum adalah meletakkan sebuab pisau tidak akan dirawat baik (Monroe, 1989). Ketakutan dan
di bawah tempat tidur wan ita yang bersalin untuk meng­ perasaan negatif ini menyebabkan beberapa klien kulit
hentikan nyeri dan mengenakan jimat untuk menyingkir­ hitam menunda mencari perawatan kesehatan.
kan penyakit. Pengobatan sederhana meliputi masase,
mandi, dan berendam air panas untuk mengobati artitis
reumatoid. dan penggunaan tapal serta teh herba untuk ~PERBEDAAN KELAS

mengatasi demam. SOSIAL

HAMBATAN AKSES PERAWATAN KESEHATAN Untuk mengatasi 'tekanan sosiobudaya dalam kehidupan
Suatu proporsi yang besar dari orang Afrika-Amerika me­ sehari-hari-rasisme, diskriminasi, dan tekanan ekonomi­
miliki masalah memperoJeh perawatan kesehatan. Hal ini keluarga Afrika-Amerika tel;ih beradaptasi dengan me­
sangat berkaitan dengan fakta bahwa ban yak kulit hitam ngembangkan berbagai struktur keluarga. meliputi bentuk
Amerika yang miskin tidak memiliki asuransi kesehatan patriarkal. egalitarian, dan matriarkal. Perbedaan dalam
.atau Medicaid. struktur dan fungsi keluarga dapat lebih baikdipahami ke­
Satu dari lima (22%) orang Afrika-Amerika bukan lan­ tika seseorang melihat perbedaan kelas sosial. Ahli sosio­
. sia tidak memiliki asuransi, lebih besar dad presentasi kulit logiEshleman 0974) dan BillingsleY'(i992)menyatakan
putih (15%) (Cunningham, Levan, Brown & Wyn; 1999). bahwa variabel yang paling penting dalam memahami ga­
Walaupun penggunaan akses Medicare dan Medicaid me­ ya hidup keluarga kulit hitam adalah kelas sosial. Dampak
.ningkat, sering kali keluarga miskin tidak dapat membayar status sosioekonomi terhadap strukturkeluarga tampak da­
bi'aya penggantinya(Thomton, 1995). lam statistik karakteristik keluarga' dengan satu dan dua
Statistik kesehatan AS menyediakan bukti ketidakmam­ orang tua. DaJam kehlarga kulit hilam dengan pendapatan
puan mengakses layanan kesehatan bagi ban yak orang di bawah garis kemiskinan, hanya 20% anak tinggal dengan
Afrika-Amerika. Perbedaan dalam status kesehatan orang kedua orang tua, sedangkan d!llam keluarga kulit hitam
kulit putih dan kulit hitam telah tercatat dengan baik di AS dengan pendapatan di atas garis kemiskinan. anak yang
selama beberapa dekade. Kesenjangan kesehatan yang ada tinggal dengan kedua orang tua tiga kali lebih banyak dari
berkaitan dengan seluruh penyakit kronik utama (Hayward, anak yang miskin (U.S. Bureau ofthe Census. 1~93).
Crimmins, Miles & Yang 2000). KeJuarga yang miskin Suatu perasaan identitas (identitas etnik yang umum)
menghindari biaya perawatan kesehatan pencegahan, dan hadir di antara keluarga Afrika-Amerika terlepas .dari sta­
menerima asuhan pranatal yang buruk dan lambat. tus sosioekonomL Meskipun keluarga kulit hitam kelas ba­
Karena banyak orang Afrika-Amerika hidup di per­ wah dan atas menunjukkan p~rbedan yang dramatis dalam
kotaan, didominasi oleh kriminalitas, geto yang sangat gaya hidup dan kehidupan keluarga. mereka masih berbagi
padat disertai peru mahan yang bobrok (Edelman, 1997), . pengalaman bersama dan identitas rasialletnik yang kuat
kesehatan individu ini menjadi terganggu. Rasisme, kemis­ yang membuat mereka merasa sebagai "satu identitas",
kinan, dan pola gaya hidup yang tidak sehat adalah faktor yang berbeda diui keluarga bukan kulit hitam, terlepas dari
yang turut berperan dalam memperlebar kesenjangan an­ persamaan kelas sosial mereka.
tara status kesehatan orang kulit putih dan kulit hitam Billingsley (J992), seorang ahli sosiologi keluarga kulit
Amerika (U.S. Department of Health and Human Services, hitam, telah mefakukan banyak penelitian tentang karakte­
1993). Hubungan positif di antara status kesehatan umum ristik keluarga kuIit hitam. Ia mengidentifikasikan strata
orang miskin dan kemiskinan serta lingkungan tak-sehat, kelas sosial yang berbeda-beda dalam komunitas Afrika­
padat, dan buruk memberikari bukti mengenai dampak Amerika. Strata, kelas sosial tersebut berdasarkan terutama
lingkungan terhadap kesehatan (stokes, 1974). Kekerasan pada pendapatan dansumber pendapatan keluarga, di­
dalam Iingkungan ini menuntut lebih banyak anak muda lengkapi dengan data pendidikan, pekerjaan. dan gaya
yang hidup dibandingkan masa1ah kesehatan lainnya· hidup. Strata ini meliputi: (a) sedikit kelas atas kulit hitam'
(Griffin, 1994). dengan pendapatan tinggi dan kekayaan yang banyak; (b)
508 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

kelas menengah, khususnya terdiri dar:i pekerja yang me­ peran, cara berkomunikasi, dan perHuku (Woooward,
miliki keterampilan dan pekerja kantoran profesional; (c) 1994).
kelas pekerja yang tidak miskin, terdiri dari pekerja yang Sikap dan praktik rasis masih sering dialami oleh orang
tidak terampil dan semiterampil di atas garis kemiskinan; Afrika-Amerika dalam institusi kita (mis., pekerjaan, pen­
(d) pekerja miskin, terdiri daTi pekerja tidak terampil, upah didikan, media, perumahan) (Woodward, 1994). Karena
yang renclah dan hidup di bawah garis kemiskinan; dan (e) orang tua kulit hitam kelas menengah tidak dapat menun­
pengangguran miskin terdiri dari keluarga yang tidak me­ tut, karena diskriminasi, untuk mendapatkan manfaat yang
miliki satu pun anggota yang bekerja-dijelaskan dalam penuh atas upaya mereka, mereka cenderung lebib protek­
literatur sebagai "kelas bawah". tif terhadap anak mereka dan bersikap sebagui suutu
penyangga antara dunia luar dan keluarga, guna membantu
anak-anak mereka mengembangkan potensi mereka se­
KELUARGA KELAS ATAS DAN MENENGAH
mentara mempertahankan harga diri mereka (Peterson &
AFRIKA-AMERIKA
Rollins, 1987).
Pad a tahun 1990, keluarga kelas menengah dan kelas atas Penelitian baru-baru ini atas peran ayah kulit hitam
kulit hitam yang lebih kaya terdiri daTi sekitar 42% daTi dalam sosialisasi menunjukkan bahwa ayah kulit hitam
seluruh keluarga kulit hitam di AS (Billingsley, 1992). yang memiliki pendapatan sedang dan kekayaan tampak
Billingsley melaporkan bahwa kelas atas yang lebih kaya menyerupai rekan kulit putih mereka .dalum hal hubungan
meningkat dari 6 sampai 14 % dari tahun 1983 sampai dengan anak mereka. John McAdoo (1997, 1988b) men­
1990, suatu cerminan peningkatanjumlah profesional kulit catat. bahwa ketika status ekonomi meningkat pada kelu­
hitam yang berpendidikan. Ke\ompok kelas menengah arga kulit hitam terdapat suatu peningkatan dalam partisi­
kUlit hitam juga tetap meningkat-dari 25% pada tahun pasi aktif dari ayah kulit hitam dalam sosialisasi anak
1986sampai 29% pada tahun 1990. mereka. Kebanyakan ayah kelas menengah diamati hangat,
Kelas menengah kulit hitam merupakan kelompok yang mengasuh, dan penuh kasih dalam berinteraksi dengan
beragarri, ditunjukkan oleh spektrum yang luas dari tingkat anak mereka. Beberapa studi juga melaporkan bahwa ayah
pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan. Mereka biasanya kulit hitam lebih membatasi dan mengendalikan anak-anak
merupakan pekerja kantoran profesional dan terampil, mereka dibandingkan ayah kulit hitam kelas menengah
yang pendidikannya berkisar dari lulus SMA hingga p~n­ (McAdoo, 1997, 1988a).
didikan pascadoktoral. Orang tua cenderung untuk menjadi partisipan aktif da­
..-Kebanyakan keluarga berbentuk keluarga inti, pada lam urusan gereja, gereja tidak hanya.melayani kebutuhan
umumnya terdiri dari suami, istri, dan dua sal!lpai tiga emosional dan spiritual namun juga sebagai institusi pusat
anak. Karena kedua orang tua bekerja. kerja sarna danker­ bagi kehidupan sosiak kehidupan orang kulit hitam (Willie,
ja tim an tara suami dan istri dibutuhkan. J adi. ban yak tugas 1976; McGoldrick, 1993).
keluarga seperti memasak. mencuci, dan belanja dibagi­ Selain itu, kakeklnenek, anak tertua, anggota extended
bagi. dan terdapat adaptabilitas at au fteksibilitas peran. Pa­ Jamily biasanya berperan lebih aktif dalam proses sosiali­
sangan merupakan mitra di luar kebutuhan ekonomi dan sasi dibandingkan keluarga kulit putih (Greene, 1995;
memiliki pola interaksi yang sejajar (Taylor, 2000; Willie, Peters, 1997). Akan tetapi, menarik untuk dicatat, bahwa
1976). Pola egalitarian termasuk pembuatan keputusan bagi keluarga kulit hitam yang mengalami mobilitas ke
bersama oleh pasangan dan pola komunikasi yang lebih atas, hubungan dengan anggota extendedJamity yang tidak
demokratis dibandingkan keluarga keJas menengah kulit bergerak ke atas dapat menimbulkan stres atau rasa ber­
putih (Willie & Greenblatt, 1978). salah. Suatu rasa tanggung jawab dan kewajiban dirasakan
Keluarga kulit hitam kelas menengah menghargai sis­ oleh mereka yang membantu individu untuk bergerak ke
tern dan, akibatnya, pola sosialisasi sangat sesuai dengan atas atau yang tidak bergerak ke atas seperh yang mereka
kebudayaan dominan (Coner-Edwards & Edwards, 1998). alami (Coner-Edwards, 1988).
Akan tetapi, karena kebudayaan kulit hitam dan putih me­
miliki orientasi nHai yang berbeda, konftik nilai muncu[
KELUARGA KELAS PEKERJA AFRIKA­
sebagai sebuah masalah yang bersinambung (Benjamin, AMERIKA YANG TIDAK MISKIN ' -
1991). Untuk 'kelas menengah Afrika-Amerika, biasanya
terdapat keterlibatan yang besar dalam dunia selain orang Kelas pekerja yang tidak miskin telah menurun jumlahnya
kulit hitam. Tuntutan ini bahwa orang kulit hitam kelas dimulai pada tahun 1980-an. Penyebab utama pengikisan
menengah memiliki kemampuan untuk hidup dalam ·dua ini dalam kelas pekerja yang tidak miskin ditemukan da­
dunia yang secara simultan (disebut dengan dua kebu­ lam masyarakat yang lebih besar. Peralihan dari ekonomi
dayaan), mengatur perangkat ganda dari nitai, harapan, industri ke ekonomi layanan mengurangi jumlah pekerjaan
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMERIKA 509
pabrik dan industri serta menciptakan pekerjaan layanan Pemenuhan fungsi afektif dalam keluarga memiliki ke­
dengan upah yang rendah (Billingsley, 1992; Taylor, sulitan karena orang tua biasanya bekerja dalam waktu
2000). yang lama untuk memberikan kebutuhan hidup. Ke­
Keluarga ini cenderung untuk menjadi rumah tangga banyakan keluarga kelas pekerja kulit hitam harus berkor­
inti, tetapi biasanya memiliki lebih banyak anak diban­ ban bersama sebagai suatu keluarga yang utuh. Banyak
dingkan keluarga kelas menengah kuHt hitam. Terdapatju­ suami yang mempunyai dua pekerjaan, dan bukan hal yang
ga kemungkinan yang lebih besar bahwa seorang kerabat tidak biasa untuk pasangan bekerja dengan shift yang ber­
atau lebih dapat menjadi bag ian rumah tangga. Kedua beda guna memenuhi tanggung jawab mengasuh anak
orang tua pada umumnya bekerja. Pria cenderung bekerja (Billingsley, 1992; Willie, 1976).,
semiterampil dalam' ,posisi pabrik, restoran, atau petugas
, kebersihan dan wanita sering kali bekerja pada tingkat KELUARGA AFRIKA-AMERIKA KELAS BAWAH:
yang sejajar ~alam institusi komunitas. Orang tua sering PEKERJA DAN PENGANGGURAN MISKIN
kali tidak menamatkan SMA, namun menginginkan pen­
Pada tahun 1993, keluarga kulit hitam Amerika yang mis­
didikan yang lebih untuk anak-anak mereka, dan mendo­ kin terdiri sekitar 29% dari seluruh keluarga kulit hitam
rang motivasi yang lebih banyak bagi anak-anak mereka (Fulwood, 1996), sedangkan pada tahun 1999 keluarga
untuk kuliah. Pasangan biasanya menikah dini dan mem~
kulit hilam Amerika yang miskin telah menurun sekitar
bentuk sebuah keluarga segera setelah menikah. 23,6% dari seluruh keluarga kulit hitam (Iihat Gambar 1-3)
Hubungan antara suami dan istri biasanya memiliki ka­ (U.S. Bureau of the Census, 2000b). '
rakter egalitarian, karena kerja sarna untuk memperoleh Proporsi orang Afrika-Amerika yang miskin masih tiga
danbertahan hidup dibutuhkan. Karena suami memiliki
kaH lebih tinggi dibandingkan kelas bawah kulit putih. Se­
peran tradisional, wanita biasanya memiliki kendaH lebih
bagian besar keluarga kulit hitam miskin tinggaldi wilayah
besar dalam hal yang menyangkut rumah dan anak-anak miskin pusat kola (Levy, 1988), tempat isolasisosial dan
(Greene, '1995). Selain itu, terdapat suatu kecenderungan
semua akibat dari kemiskinan berada.
terhadap beberapa fleksibilitas yang menyangkut tugas Keluarga kulit hitam dapat dibagi menjadi mereka yang
pengasuhan anak berdasarkan pada jenis kelamin anak. mewakili pekerjamiskin dan pengangguran yang miskin,
Akhirnya, ibu juga menjalankan peran koordinator sosial,
kelas bawah-suatu keJompokyang tetap berada pada
khususnya dengan sekolah dan gereja. 'dasar jenjang sosial danmengatami peningkatan keter­
,Penghormatan adalah hal penting di kalangan keluarga asingandari 'pola 'utama dan norma perilaku (Wilson,
kelas pekerja, dengan kepemilikan rumah sendiri dan ka­ '1987). Ukuran kelas bawah kulit hitam sangatmeningkat
rakter anakyang baikmerupakan simbol yang penting padatahun 1970- dan 1980an akibat perubahan ekonomi
untuk mencapai nilai ini. Ukurankeluarga dapat menjadi dan penurunanprogram pemerintah. Ukuran keluatga ini
sumber kebaganggaan bagi orang tua, karena membesar­ menurun pada tahun 1990-an, walaupun reformasi kesejah­
kan dan mengasuh anak dianggap sebagai tanggung jawab teraan, dibentuk pada tahun 1999, dapat tercipta lebih
yang penting. Orang tua kelas pekerja sering kali banyak banyak keluarga keJas bawah di masa mendatang. Kelas
berkorban untuk keluarga mereka dan memiliki hubungan bawah diuraikan lebih lengkap dalam Bab 8.
kekerabatan yang kuat (Willie, 1976; McGoldrick, 1993). Kebanyakan pasangan pernikahan yang miskin memi­
Selain itu, agama dan gereja berperan sentral dalam ke­ liki rumah tangga sendiri, walaupun rumah tangga kulit
hidupan keluarga ini. Gereja sering kali berada di posisi hitam yang lebih miskin lebih cenderung menjadi keluarga
kedua ~etelah rumah sebagai pusat emosional kehidupan orang tua tung gal (Glick, 1997). Biasa ditemukan extended
keluarga kuHt hitam (Fellows, 1972; Hines & Boyd­ family, yang terdiri dari nenek, ibu dan anaknya, dan
Franklin, 1996). mungkin kerabat dan/atau kerabat fiktif. Selain itu, keluatga.
Dalam hubungannya dengan mengasuh anak, orang tua keJas bawah biasanya memiliki lebih banyak anakdiban­
membesarkan anak mereka untuk memasti~an bahwa me­ dingkan keluarga kulit putih yang miskin atau keluarga
reka menerima keterampilan dan sikap yang pentinguntuk kulit hitam kelas pekerja atau menengah.
bertahan hidup di dunia karena orang tua merasakannya. Dalam kelas bawah, ketidaksesuaian dan perceraian
Jadi rasa penuh hormat, tunduk, kepatuhan pad a aturan, merupakan penyebab utama bagi gangguan keJuarga, wa­
dan "menjadi baik" ditekankan. Terdapat etika kerja yang laupun ke)uarga orang tua tunggal biasanya. tidak sepe­
kuat. Selama masa kanak-kanak, anak-anak ditugaskan nuhnya tidak terdapat pria sarna sekali. Sering kali, ibu
melakuk~n pekerjaan rumah tangga sebagai bagian tang­ memiliki kekasih yang mengunjunginya dan bertindak se­
gung jawab terhadap keluarga mereka dan didorang untuk bagai pendamping keluarga .. Kekasih dan ayah biologis
mencari pekerjaan di luar rumah untuk mendapatkan upah sering kali memainkan peran pendukung, membantu ibu
ketika cukup dewasa. secara finansial dan emosional (Staples, 1989). Jika terda­
510 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

pat seorang suami-ayah. ia sering kali menganggur, hi­ yang sejajar dalam setiap populasi penelitian" (Cromweil
dup dengan kekayaan ibu atau bekerja dalam suatu pe­ & Cromwell, him 750). Cromwell dan Cromweel dalam
kerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan. Bahkan studi mengenai pasangan kulit hitam kelas bawah yang
ketika pasangan bekerja, mungkin menganggur merupakan menikah di Kansas City juga menunjukkan predominansi
ancaman yang bersinambung. pembuatan keputusan yang sejajar.
Gambaran utama keluarga Afrika-Amerika kelas bawah Karena sebagian besar keluarga Afrika-Amerika kelas
adalah status pendapatan mereka yang rendah. Akibat bawah dikepalai wanita, keluarga orang tua tunggal, me­
status keluargll yang melarat, mereka terpaksa membuat nurut definisi ini adalah matrifokal. Ibu membuat hampir
adaptasi yang beragam, beberapa dari mereka dikritik oleh semua keputusan penting dan memiliki rasa tanggung ja­
lingkungan yang lebih besar. Adaptasi ini termasuk aturan wab yang besar untuk keluarga. Terdapat loyalitas yang
hidup multigenerasi dan mengangkat at au mengasuh anak kuat antara ibu dan nenek serta anak atau cucunya. Ibu
untuk mendapat jaminan sosial. HubungaA heteroseksual mengembangkan segala upaya untuk membantu anak me­
orang dewasa dapat melibatkan tanggung jawab orang tua reka, bahkan sampai dewasa, dan kakeklnenek sering kali
dan pernikahan dalam ketiadaan pernikahan. Rumah tang­ mengambil peran pengasuh anak dan bertindak sebagai
ga yang miskin kadang tidak menunjukkan moralitas kon­ penyosialisasi penting. Loyalitas dan timbal balik yang
vensional agar memberikan suatu aturan kebijakan guna kuat juga terdapat di antara sibling. Masalah di sini adalah
mendapatkan uang untuk hidup. Pergerakan dan ketidak­ bahwa jika satu orang membutuhkan bantuan. semua
stabilan sangat besar dalam bidang pekerjaan, tempat ting­ . sibling mungkin memperjuangkan juga. Akan tetapi.
gal, dan hubungan. mereka berbagi tempat tinggal mereka yang sudah padat
Anak remaja dari keluarga kuHt hitam cenderung meng­ dan sering kali memberikan apa pun bantuan yang mereka
alami pengalaman seksual pada usia dini dan memiliki mampu berikan.
anak lebih dini daripada rekan mereka yang merupakan Nilai keluarga yang berbeda dan unik daTi nilai ma­
kefas menengah dan pekerja. Kehamilan sebelum men i­ syarak~t luas, membantu untuk menciptakan malintegrasi
kah"meskipun tidak termaafkan, di\erima oleh keluarga kelompok ini dalam dan stigmatisasi terhadap masyarakat
setelah kenyataan, yang meyakini bahwa, walaupun dike­ kelas bawah-kulit hitam. Beberapa nilai tertentu -akan di­
. hendaki, tidak diperlukan seorang pria di sekitar. rumah jelaskan. Fatalisme merupakan nilai umum dan salah satu
agarmemiliki dan membesarkan sebuah keluarga. Saat in;, hal yang berkaitan dengan kemiskinan. Keluarga kelas
banyak ibu berusia remaja tidak menikah, namun membe­ bawah Afrika-Amerika belajar untuk sedikit berharap. Pria
.sarkan anak-anak mereka sendiri, biasanya dengan bantuan dan wanita terlibat secara seksual, namun takutuntuk sa­
ibu, ternan, dan keluarga besar mereka. mel~lui proses ling percaya dan membuat komitmen karena pengalaman
adopsiinformal, beberapa ibu muda mengatur anak mereka berulang kali kecewa. Ketergantungan, bukan kemandiri­
untuk dibesarkan oleh kerabat (Staples, 1989; Mc Adoo, an, merupakan suatu orientasi-bukan benar-benardihargai,
1995). namun diterima sebagai kenyataan dan suatu cara untuk
Pernikahan memastikan ambivalensi dan dalam banyak "bertahan hidup" (mis., tidak apa-apa untuk bergantung
kasus menimblkan perilaku negatif oleh kedua jenis ke­ pada keluarga besar dan masyarakat dengan menerima
• lamin, karena stres dan ketegangan akibat kehidupan keI.u­ kekayaan). Kurang menghargai prestasi danetika kerja,
arga (Goldenberg & Goldenberg, 2002; Rainwater, 1971). tampak jelas terlihat, seperti kurang menghargai pendi­
Ambivalensi dan negativistik memiliki dasar kenyataan. dikan dan rencana masa depan. Dalam hal ini,harus di­
Lebih banyak ketidakstabilan yang ada, umumnya akibat ingat bahwa nita I keluarga dimodifikasi oleh pengalaman
masalah afeksi (hubungan di luar pernikahan) dan ekono­ keluarga dan menjadi suatu cerminan dari apa yang kelu­
mi (pengangguran). arga dta-dtakan dan harapan dalam kehidupan.
Satu mitos atau stereotipe yang berlaku tentang keluar­ Kelas sosial yang kurang dihormati, kerabat (nenek,
ga kulit hitam adalah ba~wa struktur .keluarga ini adalah bibi, sepupu. kakak tertuaj lebih aktif berperan dalam so­
'matriarkal (didominasi wanita). Terdapat bukti yang meya­ sialisasi anak Afrika-Amerika dibandingkan keluarga kulit
kinkan bahwa di antara pasangan yang menikah dalam ke­ putih terhormat (Hines & Boyd-Franklin, 1996). Dalam
las bawah kulit hitam hal tersebut tidak terjadi (Cromwell rumah tangga maternal extended/amity kelas bawah. nenek
& Cromwell, 1978; Dietrich, 1975; Scanzont, 1971; yangdiharapkan untuk tinggal di rumah bersama anak ter­
Staples, 1976). Dietrich menyatakan bahwa matriarkal ti­ kedl (anak bayi dan prasekolah), karena ibu memiliki hak
dak normatif dalam keluarga kulit hitam yang miskin. untuk melanjutkan aktivitas di luar (Burton & Bengston,
"Studi, mengandalkan pada data pelaporan diri dari delapan 1985; Burton & de Vries, 1995).
sampel istrr kulit hitam dalam keluarga inti yang utuh, Rainwater (1971) menggambarkan keluarga kelas ba­
melaporkan predominansi struktur pembuatan keputusan wah Afrika-Amerika sebagai keluarga yang memiliki lebih
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMERIKA 51 1
sedikit rasa tanggung jawab yang mengagumkan terhadap lakukan observasi. Selain itu, beberapa area pengkajian
pengasuhan anak dibandingkan orang tua kulit hitam kelas berikut terutama sangat berkaitan erat saat bekerja dengan
menengah. Walaupun terkurung di rumah dengan anak keluarga Afrika-Amerika.
bayi dan prasekolah, sulit juga bagi ibu dan nenek kulit
hitam. terdapat rasa khawatir yang berubah-ubah yang MENGUBAH STEREOTIPE DENGAN
terlihat saat mengamati ibu kelas menengah dan pekerja PEMBERIAN INFORMASI
dari berbagai latar belakang etnik mengasuh bayi mereka.
"lbu ganda" membantu melakukan tanggung jawab mem­ Stereotipe. tentang keluarga Afrika-Amerika harns diubah
besarkan anak selama 24 jam (Greene, 1995). dengan pemberian informasi mengenai persamaan dan
'Dalam rumah orang tua tunggai yang miskin, rumah perbedaan kebudayaan. Informasi ini meliputi keyakinan
tangga maternal umumnya dijalankan dengan aturan yang dan praktik tradisional. Dalam hal ini, perawat keluarga
'Ionggar., Anak belajar sejak usia dini menjaga diri, khusus­ yang "bekerja dengan orang Afrika-Amerika harus ber­
nya jika dalam keluarga besar, dengan anak-anak usia Sedia untuk memperluas 'definisi keluarga' untuk lebih
sekolah yang mulai untuk belanja, memasak, pergi tidur memperluas sistem kekerabatan" (Hines & Boyd-Franklin,
dan sekolah sendiri, dan mengawasi diri mereka sendiri 1996, him. 70). Perilaku yang tidak sesuai dengan standar
saat ibu mereka pergi. Rumah tangga maternal extended kelas menengah kulit putih tidak boleh dianggap dan diberi
family kelas bawah disibukkan dengan kerabat dan ternan label negatif sebagai penyimpangan atau disfungsional.
yang datang dan pergi setiap saat pada siang serta malam namun dievaluasi dan 'dipandang dalam konteks kebudaya­
hari tanpa diharapkan. Keterbukaan rumah tangga ini, se­ an dan situasional keluarga (Billingsey, 1992; Mitchell,
bagian, mungkin suatu rasa kepentingan ibu dalam meng­ 1982). Pemahaman konteks sosial dan politik yang lebih
hadapi sistem jalanan: Walaupun ibu sering kali berupaya luas mengenai kehidupan keluarga kulit hitamjuga pel'lting
untuk menjaga anak-anak jauh dari jalanan saat mereka dalam bekerja dengan kelompok ini.
masih kedl, seiring dengan pertambahan usia mereka hal
tersebutmenjadi sia-sia, dan ibu akhirnyameny~rah, me:­ MENGKAJI POLA sTRES·DAN. KOPING
lepas, dan membiarkan anak-anak merniliki· .kebebasan KELUARGA
mereka. Kehidupan jalanan geto kulit hitam meningkatkan
keterlibatan geng, obat-obatan, aktivitas kriminal, dan Mengumpulkan informasi mengenai sifat dan persepsi ke­
kurangnya model peran (Billingsley, 1992; Griffin, 1994). luarga menghadapi stresordanbagaimana koping keluar­
Orang tua yang miskin sering kali meJepaskan diri mereka ga merupakan area pengkajian. yang .penting, khususnya
darianak-anakmereka yangberusia sekolah atau remaja jika terjadi krisis. Karena dukungan sosial dari ternan dan
jika mereka merasatidak berdaya untuk mengubah arab extended family pada umumnya sangat penting, menanya­
hidup anak-anak mereka. kan mengenai dukungan yang tersedia dan peran yang
anggota keluarga mainkan dapat sangat membantu. Me­
nanyakan tentang peran agama dan gereja peran dalam
NPENG,KA.JIAN membantu keluarga mengatasi stresor juga dianjurkan.
KEPERAWATAN
BERHADAPAN DENGAN
KELUARGA KETIDAKNYAMANAN D.AN
KmDAKPERCAYAAN KLiEN
Perawat keluarga perlu ontuk mempertimbangkan sebe­
rapa luas karakteristik keluarga Afrika-Amerika yang di­ Profesional kesehatan harus menyadari ketidaknyamanan,
uraikan dalam bab ini yang dapat diterapkan pada keluarga dan keterasingan yang sering kali dirasakan keluarga kulit
yang mereka asuh. Juga, seberapa luas anggota keluarga hitam miskin terhadap fasilitas layanan kesehatan orang
atau keluarga sebagai satu keseluruhan, mengidentifikasi kulit putih. Ketidakaktifan atau partisipasi nonverbal ke­
dengan warisan' kebudayaan atau kebudayaan Amerika luarga Afrika-Amerika selama interaksi pertama dengan
utama? Keluarga dan individu yang berbeda-beda, dapat penyedia layanan kesehatan dav.at benar-benar menun­
berbeda-beda dalam identifikasi kebudayaan mereka. Bu­ jukkan ketidaknyamanan atau ketidakpercayaan awal ter­
kannya terdapat dikotomi tersendiri antara kebudayaan hadap penyedia layailan kesehatan (Ho, 1987). Interaksi
Afrika-Amerika dan Amerika, suatu kontinum ada dengan harns hangat, sensitif, dan penuh rasa hormat terhadap
jumlah posisi yang tak-terbatas yang individu dan keluarga kebutuhan, keyakinan, dan perasaan klien. Berkomunikasi
dapat tempati. dengan rasa hormat merupakan kunci untuk melibatkan
Pedoman j:>engkajian kebudayaan dalam Bab 8 berkait­ keberhasilan keluarga dan membuat meteka merasa
an dengan pertanyaan kunci untuk menanyakan atau me- nyaman.
512 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

Dengan anggapan untuk menghadapi ketidaknyamanan bekerja dengan keluarga Afrika-AmeriKa. tkatim orang
dan ketidakpercayaan awal dari klien kuJit hitam, beberapa tua-anak biasanya tetap ada sepanjang rentang kehidupan
literatur keluarga etnik menunjukkan bahwa hal tersebut dan merupakan hal yang sangat penting untuk memberi­
sangat membllntu. namun tidak perlu, untuk meminta pro­ kan bantuan (Taylor et aI., 1988). Nenek sering kali men­
fesional kesehatan yang memiliki kebudayaan dan ras yang jadi sumber dalam keahlian mengasuh anak dan pengobat­
sama dengan klien. Akan tetapi, hal ini seing kali tidak .an medis. Mereka dapat dijadikan aset yang penting dan
mungkin atau praktis. Keberhasilan intervensi pengkajian juga sebagai batu penghambat jika peran sentral mereka
dan pendidikan serta konseling pada keJuarga kulit hitam dalam masalah kesehatan tiQak dihargai dan mereka tidak
masih dapat sempurna jika perawat keluarga dengan latar diikutsertakan dalam membuat keputusan kesehatan ke­
belakang kebudayaan yang lain bersikap informatif, em­ luarga.
pati, sensitif, dan perhatian. Hines dan Boyd-Franklin Selain mengetahui pentingnya extended family, teruta­
(1982) mengingatkan konselor untuk memulai pengkajian ma nenek dan wanita dewasa yang lebih tua, penting juga
keluarga dengan perlahan, karena ban yak keluarga kulit untuk mengetahui peran ayah dan mendorong merek~ un­
hitam yang mencurigai konselor kuIjt putih, yang mereka tuk terIibat dengan pengasuhan anak jika mungkin (Hines
pandang mencampuri rahasia keluarga mereka. & Boyd-Franklin, 1996).
Perawat keluarga berbasis komunitas dapat memfasili­
tasi pembentukan kelompok swa-bantu. Murata (1995)
~INTERVENSIPERAWATAN menganjurkan agar perawat keIuarga melakukan pende­
KELUARGA katan ini dalam membantu orang tua tunggal menjalankan
peran orang tua. Ia menganjurkan penempatan organisasi
Bal:f8 membahas intervensi keperawatan keluarga berbasis seperti gereja dalam komunitas Afrika-Afrika untuk men­
kebudayaan yang sesuai untuk bekerja dengan keluarga sponsori kelompok orang tua.
yang memiIiki keragaman budaya. Berdasarkan pada ka­
rakteristikstruktural dan fungsional keluarga Afrika­ MENDORONG PENGGUNAAN DUKUNGAN
Amerika, i~teTvensi keperawatan keluarga terutama pada SPIRITUAL DAN GEREJA
keluarga Afrika-Amerika dibahas dalam bagian ini. Kon­
seputama~isini adalah bahwa perawatkeluarga dan pro­ Orang Afrika-Amerika dibesarkan dalam agama dan spi­
fesional kesehatan lainnya perlu untuk merancang strategi ritualitas serta keyakinan ini turut berperan dalam kete­
intel1vensi,.metode, dan material untuk karakteristik kebu­ rampilan mereka untuk bertahan hidup (Bagley & Caron,
dayan Afrika~Amerika tertentu. 1995). Karena gereja memainkan peran penting dalam ke­
hidupan sebagian besar orang Afrika-Amerika, gereja ke­
luarga dapat menjadi sumber yang penting untuk diguna­
MENDORONGPENGGUNAAN EXTENDED kan dalam membantu keluarga yang memiIiki masalah
FAMILY, JARINGAN SOSIAL, DAN KELOMPOK kesehatan jangka panjang atau serius. Sumber ini dapat
SWA-BANTU bermanfaat khustisnya dalam membantu wanita karena
Dalam intervensi, perawat keluarga harus memasukkan mereka cenderung untuk menunjukan keterlibatan yang
orang yang dianggap penting oleh keluarga sebagai bagian lebih ban yak dengan aktivitas gereja dibandingkan pria
extended family dan jaringan sosial ke dalam rencana pe­ Afrika-Amerika. Jika dukungan emosional dan nyata serta
rawatan. konseling dari gereja tertentu tersedia, dapat dianjurkan
DaJam hal ini, karena extendedfamily sering kali mem­ untuk melibatkan anggota gereja dalam wawancara ke- .
berikan sejumlah bantuan langsung yang penting dan du­ luarga atau dalam pembuatan keputusan dan pereneanaan
kungan emosional, sumber keluarga ini ·harus dipertim­ (Paniagua, 1994).
bangkan ketika bekerja dengan keluarga. bagi lansia ataU
orang cae at, bantuan dari extended family sering kali me­ MEMBANTU MASALAH KESEHATAN
rupakan suatu aset yang tak-ternilai yang membuat per­ KELUARGA
bedaan antara k1ien yang ditempatkan di rawatan rumah
atau dirawat di rumah. Bagi keluarga dengan anak keeil, Keluarga miskin yang berasal dari semua kelompok kebu­
bantuan dari sistem pendukung extended family merupa­ dayaan, menahan kebutuhan yang sering kali menunda
kan pusat kekuatan keluarga dan harus ditekankan saat penyelesaian masalah kesehatan. Perawat keluarga harus
keluarga berkonsultasi. . mengetahui bahwa peran mereka harus diperluas untuk
Pentingnya peran wanita dewasa yang ·Iebih tua atau membantu keluarga mengatasi masalah priQritas utama
nenek dalam keluarga terutama harus diidentifikasi saat mereka. Hanya setelah masalah yang lebih menekan ini
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMERIKA 513
,,_•• "".-_0- ___ ._. • ••••••____• 0_._'•• 0____ _

diselesaikan. kekuatan yang seberiamya dapat diberikan MENEKANKAN KEKUATAN DAN

untuk memenuhi kebutuhan kesehatan (Boyd-Franklin. PEMBERDAYAAN

1989). Peningkatan dalam kesempatan pendidikan. Iing­


Dalam bekerja dengan keluarga Afrika-Amerika. jauh le­
kungan. layanan sosial, dan pekerjaan untuk keluarga mis­
bih efektif untuk menekankan kekuatan keluarga dan ang­
kin kuHt hitam penting dalam meningkatkan status kese­
gotanya dibandingkan kekurangannya. Menggali sumber­
hatan mereka.
sumber yang dimiJiki keluarga kuHt hitam (mis .• gereja,
extended family, "ibu ganda". fleksibilitas peran, dll)
MENINGKATKAN PROGRAM KESEHATAN mengajak keluarga. untuk merasakan suatu rasa pengen­
YANG BERPUSAT PADA KELUARGA dalian, optimisme, kecakapan. dan pemberdayaan yang le­
bih besar. Mengajarkan keluarga bagaimana menggunakan
Dalam mengidentifikasi pengaruh kekuasaan keluarga kekuasaan yang tepat dalam sistem keluarga dan ketika
yang diterapkan pada periIaku individu, seluruh keluarga berhadapan dengan sistem ekstemal merupalGin suatu pe­
harus didorong untuk melakukan program promosi ke­ ran konseling yang penting (Goldenberg & Goldenberg,
sehatan yang baru, jika sesuai. bukan melibatkan hanya 2(02). Pendekatan positif ini khususnya penting dalam be­
pasien yang diidentifikasi. kerja dengan keluarga kuHt hitam karena pengalaman me­
reka dengan rasisme dan diskriminasi (paniagua, 1994).

~RANGKUMAN
• Orang Afrika-Amerika adalah kelompok· minoritas . tekanan sosial dan psikologi yang ditimbulkan ra­
rasiaVetnik yang terbesardi Amerika Serikat (12% sisme di dalam Iingkungan sehari-hari. Bagi kelas
dari populasi AS). Walaupun secara· geografis dan bawah, kemiskinan adalah stresor utama lainnya.
sosioekonomi berbeda; mereka memiliki kesamaan • . Terdapat kritik yang tersebar di masa .Ialu terhadap
asal budaya dan tekanan yang ditimbulkan oleh dis­ laporan pemerintah dantuHsan para ilmuwan sosial
kriminasi sosial yang berlangsung lama mengenaikeluarga kuHt. hitam. Laporan pemerintah
• Secara demografi, suatu polaritas yanng ekstrem da­ . terdahulu cenderung menyalahkan korban, bukan
lam bidang ekonomi terjadi dalam komunitas kulit memerhatikan pada desakan sosial dan ekonomi da­
hitam. Terdapat ban yak kelas menengah yang kuat lam masyarakat yang telah membentuk perilaku ke­
secara ekonomi yang muneul bersamaan.. terdapat ke­ luarga Amerika kuHt hitam.
munculan dan pertumbuhan kelas bawah kuHt hitam. • Dalam dua dekade terakhir, Iiteratur dan penelitian
Kelas bawah kuHt hitam sangat miskin, dengan angka keluarga kuHt hitam menjadi sedikit bias. Sejumlah
pengangguran, kejahatan. partisipasi geng, penyalah­ peneHti telah menggambarkan dan menganalisis ke­
gunaan obat dan alkohol, tunawisma, dan kehamilan luarga kuHt hitam dengan perspektif teoretis yang
. remaja yang tinggi, serta angka kesejabteraan yang lebih positif berdasarkan kelas sosial.
mahal. • Untuk beradaptasi dengan tantangan lingk-ungan, ke­
• Lima kecehderungan demografi utama di -kalangan luarga Amerika kuHt hitam hidup dalam suatu kera­
kuHt hitam Amerika lainnya adalah angka yang gaman bentuk keluarga. Keluarga orang tua tunggal
tinggi dari kehamilan remaja dan orang tua tunggal, merupakan jumlah yang paling besar, diikuti oleh
kepala keluarga wanita; penundaan pemikahan hing­ keluargainti, dan kemudiari extendedfamily.
ga usia 20 tabun akhir; penurunan angka-pemikahan; • Extended family, terdiri dari kakeklnenek dan cucu,
dan peningkatanjumlah pria kulit hitam yang ber­ saudara perempuanllaki-Iaki, kerabat lainnya, dan!
masalah. atau kerabat fiktif mereka, merupakan hal yang lebih
Keluarga Afrika-Amerika, seperti yang dijelaskan sering ditemui pada keluarga kuHt hitam dibanding­
dalam literatur i1mu sosial, memiliki suatu warisan kan kuHt putih. Keluarga tiga generasi ini memberi­
kerentanan (tulisan masa lalu men~kankan aspek ini) kanjaringan kerja sarna yang penting untuk membagi
dan resiliency (tulisan saat ini mengidentifikasi ke­ sumber dan layanan yang tidak meneukupi.
kuatan keluarga kuHt hitam). • Keluarga orang tua tunggal kulit hitam lebih b.anyak
Stresor utama dalam keluarga kulit hitam merupakan daripada keluarga orang tua tunggal kuHt putih.
514 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

Masalah utamadari t>entuk kell.larga illi, khususnya kesehatan. SenngkaJi masalafinya adiifiih Kuraiignya
jika ibu yang mengepalai keluarga berusia muda dan· asuransi kesehatan.
miskin. Perbedaan dalam keluarga Afrika-Amerika dapat le­
• Beberapa pola koping initi atau kekuatan keluarga bih dipahami dengan mengamati perbedaan kelas
kuIit hitam meIiputi: (a) komitmen dan partisipasi sosial dalam struktur dan fungsi keluarga. Perbedaan
yang kuat dalam agama, (b) ikatan yang kuat dan du­ kelas sosial dibahas dalam keluarga kelas menengah
kungan dari kerabat dan ternan, dan (c) fleksibilitas dan atas, keluarga kelas penggangguran miskin atau
peran keluarga. . kelas bawah (pekerja dan pengangguran yang miskin
• Sosialisasi anak-anak berbeda-beda menurut kelas atau kelas bawah). Nilai dan gaya hidup berbeda­
sosial. Pada semua kelas, anak sangat penting dan heda di lintas kelas sosial ini.
dihargai. lika ibu tidak dapat mengasuh mereka, ke­ • . Beberapa area pengkajian keluarga dibahas: (a)
rabat besar pada umumnya akan membantu meng­ mengubah stereotipe dengan pemberian informasi;
asuhnya. mengkaji pola stres. dan koping keluarga; dan (c)
• Seiring perawatan medis menjadi lebih mudah di­ menghadapi ketidaknyamanan dan ketidakpercayaan
akses oleh orang Amerika kuIit hitam, penggunaan klien.
pengobatan dan praktisi tradisional, dan obat alterna­ • Lima intervensi keperawatan keluarga dibahas: (1)
tif, telah sangat menurun. Akan tetapi, untllk jumlah mendorong penggunaan extended family. jaringan
masalah kesehatan yang terbatas, obat alternatif di­ sosial. dan kelompoK swa-bantu; (2) mendorong
gunakan, khususnya keluarga kulit hitam yang ting­ penggunaan dukungan spiritual dan gereja; (3) mem­
gal di geto perkotaan dan Selatan pedesaan. bantu masalah kesehatan keluarga; (4) meningkatkan
• lumlah orang Afrika-Amerika yang signifikan memi­ program kesehatan yang berpusat pada keluarga; (5)
liki masalah yang serius untuk memperoleh layanan menekankan kekuatan dan pemberdayaan.

• LATIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkait.
1. Apa pola keluarga yang umum diIakukan jika kita meIihat sketsa keluarga ini?
BAB 19 KELUARGA AFRIKA-AMERIKA 515
2. Apajeitfs reaKsi yarigaapafdiTaKUKaiiYeIiiarga-kuHfhiiam friipildaawiili'iya temadapN"y.
Evans, seorang perawat kulit putih yang sudah tua?
3. Apa intervensi perawatan yang tepat?
Jawablalz pertanyaan berikut.
4. Manakah berikut ini yang sering merupakan efek perbudakan, rasisme, dan ekonomi yang
tidak menguntungkan keluarga kulit hitam (berilah tanda benar atau salah pada setiap
pemyataan).
a. Harga diri pria kulit hitam direndahkan.
b. Isteri mengalah terhadap suami dan otoritas primernya.
c. RamaJan yang menjadi kenyataan sering terjadi .dalam bidang pendidikan dan
pekeDaan. .
d. Perilaku mencari perawatan kesehatan dibesar-besarkan.
e. Sebuah keluarga yang terpusat pada ibu menjadi kebutuhan praktis.
f. Peran tradisional keluarga dari suami-istri didefinisikan secara kaku.
5. Ketika seseorang memeriksa statistik demografi terbaru yang berhubungan dengan keluarga
kulit hi tam, mana dari masalah-masalah berikut yang tampak penting? (Pilih semuajawaban
yang dianggap benar).
a. Ekonomi.
b. Peran menjadi orang tua dan perawatan anak.
c. Akses terhadap layanan kesehatan.
d. Pekerjaan
6. Pasangkan atribut keluarga berikut ini dengan keJuarga kuHt hitam menurut kelas sosial.
Atribut Keluarga Kelas
a; Kehormatan merupakan nilai yang penting. 1. Kelas menengah.
b. Kedua orang tua berpendidikan perguruan tinggi dan bekerja. 2. Kelas pekerja yang
c. Berbagi peran antara suami dan isteri berlangsung secara tidak miskin.
ekstensif. 3. Kelas bawah peker­
d. Lebih mungkin menjadi keluargadengan orang tua tunggal ja miskin.
dan/atau keluarga matrifokal. 4. Kelas paling bawah
e. Terdapat orientasi pencapaian yang kuat. (miskin dan peng­
f. Mempunyai keluarga terbesar dan jumlah kerabat yang ter- angguran).
banyak yang hidup bersama dalam rumah tangga yang sarna.
g. Gereja merupakan nilai dan institusi sentral.
h. Terdapat pola kekuasaan yang sejajar.
i. Kebanyakan nilai tidak sejalan dengan masyarakat yang lebih

luas.

j. Ketergantungan jangka panjang terhadap bantu an pubIik me­


rupakan hal yang biasa: .

k. Keluarga berpusat pada anak.


I. Ibu dalam interaksi dengan bayi mereka, tampak lebih vokaL
m. Hukuman fisik lebih senng digunakan.
7. Klien kuHt hitam Amerika yang masih baru dengan fasilitas kesehatan, pada awalnya sering
merasa tidak nyaman. Apakah perasaan atau perilaku lain yang dapat diamati,!
a. Sangat kooperatif.
b. Ketidakpercayaan.
c. Menuntut lebih banyak dalam bentuk perkataan dalam perawatan mereka sendiri.
d. Berhati-hati untuk mengatakan "hal yang benar.
e. Perilaku menghindar.
.8. Manakah dari pertanyaan berikut ini merupakan kritik yang dibuat oleh para pakar dan
peneliti keluarga kulit hitam tentang tulisan awal tentang keluarga kulit hitam?
a. Para penuIis memandang keluarga kuHt hitam sebagai seseorang yang menyimpang.
b. Mereka cenderung mi:mggambarkan keJuarga kulit hitam bersifat homogen.
516 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

c.LfteratiJr·sangarolas~aalarrrhaloeffoKuspacta·Keltrarga~ketaslJawallkulitiritam.
d. Tulisan tidak memperhitungkan dampak dari kekuatan eksternal-institusi kemasyara­
katan-terhadap keluarga.
e. Penulis memandang keluarga dari perspektif ekologi.
9. Perkembangan yang paling luar biasa dalam keluarga kulit hitam Amerika adala (pilih
jawaban yang paling tepat).
a. Keluarga kuJit hitam menjadi lebih terasimilasi dan lebih bersifat egalitarian
b. Kelas menengah telah meningkat daTi segi jumlah dan ekonomi sementara jumlah kelas
bawah meningkat namun secara ekonomi lebih miskin.
c. Tingkat kesuburan wanita kulit hitam meningkat namun jumlah pernikahannya me­
nurun.
d. Keluarga kulit hitam miskin berpindah ke kota kecil dan masyarakat kulit hitam yang
makmur berpindah ke daerah penggiran kota.
10. Sebutkan dua praktisi rakyat tradisional yang digunakan di masa lalu oleh keluarga kulit
hitam.
11. Ielaskan dengan singkat tiga implikasi praktik keperawatan keluarga berdasarkan Iiteratur
keluarga kulit hitam.
20

KELUARGA ASIA-AMERIKA

;;,,; 151 BAB '" ' ~ : - ",

POLA DEMOGRAFI ASIA-AMERlKA KARAKTERISTIK FUNGSIONAL KElUARGA


Cina-Amerika Fungsi Afektif Keluarga
Jepang-Amerika Fungsi Sosialisasi Keluarga
Korea-Amerika Fungsi Perawatan Kesehalan Keluarga
Filipina-Amerika STRESOR DAN STRATEGI KOPING KELUARGA
Vietnam-Amerika PENGARUH AKULTURASI TERHADAP STRUKTUR DAN
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA ORANG ASIA­ FUNGSI KELUARGA

AMERIKA PENGKAJIAN KEPERAWATAN KElUARGA

KARAKTERISTIK STRUKTURAL KElUARGA Kebudayaan

Nilai dan Keyakinan Keluarga ~ingkungan


Peran dan Struktur Kekuasaan Keluarga . INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
Pola Komunikasi Keluarga RANGKUMAN

;;";TUJUAN PEMBELAJARAN . - . '. . ,..... ._~

1. Mengidentiflkasi kelompok populasi apa yang menyusun 7. Menguraikan dengan sing kat dua cara perubahan ke­
orang Asia-Amerika dan menjelaskan perubahan pola luarga Asia-Amerika ketika mereka menetap di Amerika
demograns yang berkaiton dengan Populasi orang Asia­ Serikat.
Amerika di Amerika Serikat saat ini. 8. Menjelaskan bagaimana dua nilai penting, IImenjaga
2. Mengidentiflkasi kelompok Asia-Amerika yang berisiko nama baik" dan memelihara keharmonisan hubungan
tinggi mengalami tingkot distres yang lebih tinggi dan interpersonal, memengaruhi pola komunikasi keluarga.
menjelaskan penyebob distres mereka. 9. Menguraikan dua sikap tradisional yang berbasis pola
3. Menjelaskan bagaimana orang Filipina-Amerika ber­ sosialisasi di antara Keluarga Asia-Amerika. .
. bede dolam warisan sejaroh mereko dari populasi orang 10. Mengidentifikasi liga konsep alau ajaran pusat menge­
Asia-Amerika lainnya. nai pengobatan Timur tradisional.
4. Mengidentifikasi liga sistem keyakinan ogama/mosofi 11. Mengidentiflkasi satu stralegi koping keluarga dan in­
yang dapat menembus bentuk nilai-nilai inti tradisional dividu (anggota keluarga) yang banyak digunakan di
Asia. Memberikan suatu contoh bagaimana salah satu dalam keluarga Asia-Amerika tradisional.
dari s.istem keyokinan agama/fllosofi ini telah meme­ 12. Menjelaskan pentingnya mengkaji tingkal akulturasi ke­
ngaruhi keluarga Asia atau keyakinon atau praktik ke­ luarga Asia-Amerika.
sehatan. 13. Mendiskusikan tiga pedoman pengkajian keperawatan
5. Menyebutkon tiga nilai inti trodisional keluorga Asia don keJuarga yang menyangkut bekerja dengan keluarga
menyotakan dompak nilai ini terhadap praktik kepe­ Asia-Amerika.
rawatan keluarga. '. 14~ Mendiskusikan liga infervensi keperawatan yang me­
6. Menjelaskan perselisihan nilai yang sering terjadi antara nyangkut bekerja dengan keluarga.
generasi tua dan generasi muda di dalam keluarga
imigran Asia-Amerika.

517
518 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

-~LA- DEMOGRArt ORA-KG­ Secara'resml, im'rgraninidianggap-bangsa'dari negaratem~­


ASIA-AMERIKA pat mereka beremigrasi, namun banyak dari mereka yang
mengidentifikasi did mereka sebagai orang Cina dalam
Orang Asia-Amerika merupakan kelompok minoritas etnik kehidupan sehari-hari.
dengan pertumbuhan proporsi tercepat di dalam negara. Oi antara Orang Asia, orang Cina adalah orang yang
Mereka meliputi sekitar 4% dad total populasi AS. lumlah pertama berimigrasi ke Amerika·Serikat dalam jumlah be­
mereka meningkat dua kali Iipat lebih dari sekitar 1,5 juta sar (Uba, 1994 Wong, 1988, 1995). Orang Cina datang pa­
pada sensus tahun 1970 hingga 3,5 juta pada sensus tahun da awal tahun 1850-an dalam jumlah yang signifikan. Pada
1980; dan meningkat dua kali Iipat lagi hingga 7,3 juta pa­ tahun 1860. total populasi orang Cina di Amerika Serikat
da sensus tahun 1990 (Gardner, Robey & Smith 1985; Min. adalah 34.933 (Wong. 1988). Kebanyakan mereka adalah
1995A). Pad a tahun 2000. populasi Asia-Amerika te1ah pria lajang yang mencari pekerjaan di pertambangan emas
diperkirakan mencapai 10.9 juta, atau meningkat 48 persen California atau melintasi benua lewat jalur kereta api. Se­
sejak tahun 1990 (Kang & Fields. 2001). Suatu Proporsi lama masa tersebut, Cina dalam masa huru-hara politik.
yang besar dari orang Asia-:Atnerika tinggal di wilayah sosial. dan ekonomi. Banyak imigran awal ini datang dari
barat Amerika Serikat (53%), dan paling banyak (96%) wilayah negara yang miskin dengan mentalitas seorang
tinggal di wilayah metropolitan (pusat kota dan bagian tamu yang berharap mendapatkan dan menabung cukup
pinggir kota). Enam dari setiap 10 orang Asia-Amerika uang guna mereka kembali ke Cina untuk pensiun.
adalah keturunan asing (Humes & McKinnon, 2000). Karena imigran Cina terus-menerus datang pada tahun
Istilah orang Asia-Amerika atau Asia dan Kepulauan 1870-an, sentimen anti-Cina terbentuk di antara populasi
Pasifik (Istilah U.S. Bureau of the Census) adalah orang­ AS umumnya. Hal ini juga dipicu oleh persaingan yang
orang yang bertempat tinggal di Amerika Serikat yang ber­ nyata dan harus terjadi dengan pekerja kulit putih, dan
asal dari negara dan kebudayaan yang berbeda di Asia, xenofobia serta sikap rasis (Wong, 1995). Suatu rangkaian
subbenua India, dan pulau di Samudra Pasifik. Populasi ini standar legislatif diloloskan untuk menghalangi orang Cina
meliputi'sedikitnya 23 kelompok-orang Asia, India. untuk berimigrasike AS (Uba, 1994; Wong). Hal ini di­
Kamboja,'Cina, filipina, Miao, Jepang, Korea, Laos, Thai, tunjukkan dalam Chinese Exclusion Act yang diloloskan
Vietnam dan Asia lainnya, mewakili kelompok 32 bahasa. oleh anggota Kongres pada tahun 1882. Hal tersebut me­
Oengan keanekaragaman ini merupakan suatu kenyataan rupakan undang-undang imigran pertama dan khusus un­
yang mustahil untuk menguraikan semua kelompok yang tuk kelompok imigran tertent. Undang-undang ini sang at
berbeda di dillam satu bab. ladi. di dalam bab ini, kita akan membatasi imigran Cina dan membuat imigran Cina tidak
memfoktiskan pada lima kelompok dari wilayah Asia _ dapat menjadi warga negara Amerika (Uba; Wong, 1988,
Timur, yakni Cina-Amerika, Jepang-Amerika, Korea­ 1995). Selain itu, hingga lebih dari setengah peri ode dari
Amerika, Vietnam-Amerika dan Filipina-Amerika. Orang abad ke-21, 14 negara bag ian memiliki hukum pernikahan
Asia-Amerika ini memiliki banyak kebudayaan yang sa­ antarsuku bangsa yang melarang pemikahan dengan orang
rna. Mereka juga merupakan subkelompok Asia-Amerika Cina (Lyman, 1974).
terbesar (Iihat Tabel 20-1). Bersama-sama mereka me­ Senti men anti-Cina dan penolakan imigran Cina mulai
nyusun sebagian besar orang Asia-Amerika. berkurang selama dan setelah Perang dunia II (Wong,
Oi dalam bab ini, pertama kita akan mengkaji sejarah 1988, 1995), saat Cina bergabung dengan AS melawan
irriigrasi dan kecenderungan demografis masing-masing Jepang di Asia. Komunis mengambil alih tanah daratan
kelompok. Hal ini akan diikuti oleh diskusi ten tang ka­ Cina dan membentuk Republik Rakyat Cina pada tahun
rakteristik keluarga mereka, perubahan yang ditimbulkan 1949 j~ga menyebabkan banyak pengungsi yang mencari
akulturasi, dan dampak terhadap praktik keperawatan ke­ izin masuk ke AS. Pada tahun 1965. AS akhirnya me­
luarga. meriksa kebijakan imigrasinya dan meloloskan Immi­
gration and Naturalization Act, yang menciptakan aturan
CINA-AMERIKA imigrasi yang lebih adil. Undang-undang ini, yang menjadi
Orang Cina-Amerika adalah kelompok yang paling besar efektif pada tahun 1968, mengizinkan kuota bagi banyak
di antara populasi Asia-Amerika saat ini. Istilah orang negara sebesar 20.000 imigran per tahun pada umumnya,
Cina-Amerika meliputi imigran dari tanah daratan Cina. terlepas dariras atau etnisitas (Wong). Hal ini memung­
Taiwan. dan Hong Kong. Mayoritas mereka (87% di kinkan bagi imigran Cina untuk datang ke AS. Undang­
California selatan) adalah imigran (Kang, 1997). Terdapat undang tahun 1965 menekankan penyatuan kembali ke­
juga etnik Cina yang datang ke Amerika Serikat lewat luarga dan membantu imigran dengan keterampilan teknis
negara-negara lain seperti Vietnam, Singapura, Thailand, dan profesional. Anggota keluarga imigran saat ini dapat
Indonesia, Malaysia. dan Negara Asia tenggara lainnya. mengunjungi AS untuk bergabung dengan keluarganya.
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 519
.••.- - - - - - - - ···· _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii;;;;;;;;;;;;;=

TABEL 20-1 .

ORANG ASIA-AMERIKA DI AMERIKA SERIKAT (1960-2000)0 .


PERSENTASE
PERU BAHANDARI
TOTAL 1960 1970 1980 1990 2000
TAHUN 1990 SAMPAI
2000
Orang Asia­ 878.000 1:430.000 3.500.000 7.274.000 10.765.000 +48%
Ameriko
Orang Cino 237.000 436.000 . 806.000 1.645.000 2.435.000 +48%
Orang Filipino 176.000 343.000 775.000 1.407.000 1.850.000 + 31,5%
Orang Jepong 464.000 591.000 701.000 848.000 '777.000 - 6%b
Orang Korea 69.000 355.000 799.000 1.079.000 +35%'
Orang Vietnam 262.000 615.000 1.125.000 +83%
°Dibulotkon hinggo ribuon terdekot
bpopulosi menurun okibat pemikohon compuron don ongko ke/~hiron yang rendoh
Sumbar: Kong & Fields, 200 1; don U.S. Bureau of the Census (19830, 1993b)

Orang yang memiliki keterampilan khusus juga dapat wilayah .dalam dialek bahasa dan tradisi lokal (Hong &
mendaftar untuk imigrasi dan membawa serta keluarga inti Ham; 1994). Banyak imigran awal berasal dari Toisan,
mereka. Berlawanan dengan imigran awal yang berimi­ wilayah pedesaandiPropinsi Kanton (sekarang disebut
.grasi sebagai individu dan terpaksa untuk meninggalkan Guandong). Dengan demikian, dialek Toisan sering. di­
keluarga, imigran Cina saat ini dapat berimigrasi sebagai gunakan oleh orang Cina yang lama tinggal di Chinatown
" k~lompok keluarga, atau melalui keutamaan ikatan ke­ AS. Dialek Kanton merupakan dialek Cina lainnya yang
luarga. Dengan demikian jumlah orang Cina-Amerika me­ biasa digunakan oleh banyak imigran yang .datang pada
. ningkat .secara drama tis dari 436.062 pada tahun 1970 tahun 1970· dan 19S0.an, banyak darLmereka J:Jerasal dari
hingga S06.040 pada tahun 19S0. Hongkong atau dari tanahdaratan Cina melaluiHongkong.
Pada tahun 19S0 Republik Rakyat Cina memperlong­ Dalam komunitas baru orang Cina, Mandarin merupakan
gar kebijakan imigrasi dan mempermudah rakyat Cina dialek yang biasa digunakan oleh imigran dari tanah da­
hidup di tanah daratan untuk datang ke AS. Pada saat yang . ratan Cina dan Taiwan, kedua imigran ini mempromosikan
sarna, pemerintah Taiwan juga mempermudah bagi rakyat­ Mandarin sebagai dialek resmi selama beberapa dekade.
nya untuk berinvestasi di !intas samudra dan beremigrasi. Banyak imigran ini datang pada tahun 19S0-an. Harus di­
Faktor-faktor ini turut berperan lebih lanjut untuk me­ catat bahwa sementara ada perbedaan dialek atau bahasa
nungkatkan pertumbu~an populasi orang Cina-Amerika, orang Cina, tulisan bahasa Cina adalah sarna terlepas dari
yang kembali meningkat dua kali lipat hingga 1,6juta pada dialeknya. Dialek seperti pengucapan yang berbeda dari
tahun 1990 dan hingga hampir 2,5 juta pada tahun 2000 kata dengan tulisan yang sarna. Dengan demikian, jika
(Kang & Fields, 2001). suatu klinik harus mengirimkan peringatan atau surat da­
Dalam hal status ekonomi, sementara hanya 7% orang lam bahasa Cina, dialek bukan merupakan masalah.
kuHt putih yang berada pada tingkat kemiskinan, 11,1 %
keJuarga Cina-Amerika berada pada tingkat tersebut (Min, JEPANG-AMERIKA
1995a; U.S. Bureau of the Census, 1993a, 1994). Persentase
ini mencerminkan perbedaan sosioekonomi di kalangan Orang Jepang tidak berimigrasi ke Amerika Serikat dalam

orang Cina-Amerika, yang merupakan kelompok paling jumlah yang signifikan sampai tahun IS80-an (Kitano,

bawah secara ekonomi dari semua orang Asia-Amerika 1988; Nishi, 1995; Uba, 1994). Seperti orang Cina, ke­

(Min). . banyakan imigranjepang awiil merupakan pria lajang yang

Dalam upaya untuk memahami kebudayaan Cina, satu . mencari pekerjaan sebagai buruh. Banyak yang bekerja

hal yang harus disadari bahwa Cina adalah negara yang sebagai petani pada perkebunan di Hawaii, dan kemudian

sangat besar, sedikit lebih besar dari AS, namurt dengan di California serta wilayahlain di Pantai Barat. Pada tahun

populasi lima kali lipat lebih banyak. terdapat perbedaan 1902, terdapat lebih dari 30.000 imigran Jepang di Hawaii,

520 BAGIAN 4 . KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

terdiri dati ~kita~ is%' Petani tebu di kepulauan (Min, . rata-rata AS pada umumnya danhanya 3Ao/~ darikeiuarga
1988). Imigran Jepang juga menghadapi gelombang seru· mereka yang berada pada garis kemiskinan (Min, 1995a;
pa yakni sentimen anti-Asia yang terjadi di AS pada abad U.S. Bureau of the Census, 2000b).
18 akhir ke depan. Akan tetapi, tidak seperti Cina, Jepang Orang Jepang-Amerika sering kali menggolongkan diri
memiliki kekuatan militer yang kuat pada saat itu. Jadi, mereka ke dalam kelompok generasi. Issei merupakan
pemerintah AS lebih hati-hati dalam memberlakukan un­ imigran generasi pertama yang lahir di Jepang. Nisei, atau
dang-undang diskriminasi terhadap orang Jepang (Nishi). geneI:asi kedua, merupakan anak-anak imigran Jepang
Undang-undang Imigrasi pada tahun 1924 secara praktik yang lahir di Amerika. Sansei, anak-anak dari Nisei, ada­
masih tidak memungkinkan bagi seluruh orang Asia, ter­ lah generasi ketiga, dan Yonsei adalah generasi keempat.
masuk Jepang, untuk berimigrasi ke AS. Baru-baru ini, kebanyakan 'orang Jepang-Amerika adalah
Senti men anti-Jepang mencapai puncaknya saat Perang Nisei, Sansei, atau generasi termuda, ketika dibandingkan
Dunia II. Dari tahun 1942 sampai 1945, lebih dari 110.000 dengan orang Asia-Amerika, kebanyakan mereka adalah
orang Jepang-Amerika di Pantai Barat diasingkan di kamp imigran generasi pertama. Biasanya, karena pemajanan
yang berada di wilayah terisolasi (Kitano, 1988; Nishi, yang besar dengan kebudayaan Amerika, Sansei dan
1995). Kamp ini dijaga oleh pasukan tentara dan kawat Yonsei cenderung lebih terpengaruh dengan kebudayaan
berduri, dan secara rutin kehidupan sehari-hari dikendali­ Amerika dibandingkan Issei. Akan tetapi, seperti imigran
kan oleh instruksi pemerintah. Bukan hanya kekerasan lainnya, derajat identifikasi kebudayaan berbeda-beda pa­
pada manusia dan hak sipil yang terang-terangan, namun da setiap individu. Seorang Sansei yang dibesarkan dalam
juga gangguan utama terhadap kehidupan komunitas dan wilayah komunitas Jepang yang lebih besar lebih cende­
keluarga tradisional Jepang-Amerika. rung untuk lebih memihak kebudayaan Jepang dibanding­
Semen tara pembatasan imigrasi diperlonggar setelah kan Sansei, atau bahkan Nisei, yang tumbuh dalam ko­
lolosnya undang-undang tahun 1965, peningkatan jumlah minitas kulit putih (Kitano, 1988). Dengan demikian, kita
imigran Jepang tidak sedramatis kelompok orang asia lain­ harus cermat dalam menggunakan konsep kebudayaan ke­
nya, Malahan imigran baru, kebanyakan orang Jepang­ tika kita bekerja dengan individu Jepang-Amerika yang
amerika saat ini adalah keturunan dari imigran Jepang berbeda-beda.
yang datang ke AS sebelum tahun 1924 (Uba, 1994). Se­
perti yang ditunjukkan dalam Tabel 20-1. orang Jepang-. KOREA-AMERIKA
Amerika berasaldari subkelompok terbesar di kalangan Setelah orang Cina dan Jepang, orang Korea-Amerika me­
orang Asia-Amerika, dengan 464.332 pada tahun 1960. rupakan kelompok imigran Asia selanjutnya yang masuk
namun pada tahun 1980-an, jumlah mereka melebihi baik ke AS. Imigrasi resmi orang Korea dimulai pada tahun
Cina- maupun Filipina-Amerika. Dari tahun 1980 sampai 1903-1905, saat 7226 orang Korea datang. Mereka direkrut
1990, jumlah orang Jepang-Amerika hanya meningkat dari oleh pemilik perkebunan tebu dari Hawaii untuk meng­
700.974 ke 847.562,· tidak seperti ban yak kelompok hentikan keberadaan orang Jepang dalam tenaga kerja
lainnya, yang meningkat lebih dari dua kali lipat pada (Min, 1988). Akan tetapi, pemerintah Jepang merupakan
periode yang sarna. Dari tahun 1990 sampai 2000, populasi kekuatan mil iter utama pada waktu itu. Dalam menanggapi
orang Jepang-Amerika menurun 6% .akibat tingginya ang­ ketertarikan tenaga kerja Jepang, pemerintah Jepang men­
ka perkawinan campuran dan rendahnya angka kelahiran desak pemerintah Korea untuk menghentikan emigrasi ke
bayi (Kang & Fields. 2001). Lebih dari 50% orang Jepang­ AS. Undang-Undang Imigrasi AS tahun 1924 lebih lanjut
Amerika menikah di luar kelompok etnik m.ereka (Lee, menghentikan imignisi orang korea dan Asia lainnya.
1996). Menurut sensus tahun 1990, hanya 32.3% orang Orang Korea tidak mehinjutkan imigrasi ke AS dalam
Jepang-Amerika adalah keturunan asing, Jika dibanding­ jumlah yang signifikan hingga setelah Perang Dunia II.
kan denglln 63,1% dari seluruh orang Asia- Amerika yang Pada tahun 1950, Perang Korea pecah, yang berakhir
merupakan keturunan asing (Min, 1995a). hingga tahun 1953. Korea Utara dan Republik Rakyat

Angka emigrasi sangat rendah dan sangat mungkin Cina, keduanya merupakan. kekuatan komunis, bertarung

akibat kestabilanpolitik dan kekuatan ekonomi Jepang melawan Korea Selatan dan AS-memimpin pasukan PBB.

dalam dekade terakhir.· Tidak seperti negara Asia lainnya Kekerasan militer ini, dan kedekatan ikatan antara Korea

seperti Cina, Korea, dan Vietnam, Jepang tidak pernah Selatan dan AS, memicu gelombang imigrasi lainnya.

mengalami perang atau pergejolakan poliklsosial sejak. Pe­ . Pengantin perang Korea, atau wanita korea yang menikah

rang Dunia II. Dengan demikian, terdapat sedikit motif ba­ dengan prajurit AS, dan yatimpiatu yang diadopsi oleh

gi populasinya untuk beremigrasi. Akhir-akhir ini, orang orang tua AS merupakan kelompok utama imigran pada

Jepang-Amerika merupakan kelompok yang paling berpe­ waktu itu (Min, 1998, 1995a). Undang-Undang Imigrasi

ngaruh. Pendapatan rata-rata keluarga di atas pendapatan tahun 1965 kemudian mempermudah orang Korea dan

BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 521


orang lainnya untukoerfrrlignisike AS.Semenfilra saaf trii & Kevirra:, W95; U6a~ 19~4): Sepeftl1niigrariK<Yreadan
Korea SeJatan memiliki ekonomi yang kuat, hubungannya Jepang sebelum 'mereka, kebanyakan dari mereka me­
dengan Korea Utara masih merupakan isu yang panas. rupakan buruh perkebunan yang bekerja di perkebunan
Ketidakpastian politik adalah satu faktor yang terus memicu Hawaii. Dalam dua dekade selanjutnya, lebih dari 100.000
emigrasi orang Korea. orang Filipina datang ke AS, pertama ke Hawaii, dan
Singkatnya, populasi orang Korea-Amerika meningkat kemudian ke California se~ta bag ian negara lainnya. Akan
secara ~rastis dari sekitar 8000 orang sebelum tahun 1950 tetapi, pada tahun 1930-an, Kongres mulai untuk melarang
hingga 69.150 orang pada tahun 1970 (Gardner, Robey, & masuk orang Filipina dengan membatasi imigrasi mereka
Smith, 1985). Seperti yang ditunjukkan dalam TabeI20-1, hingga 50 orang per tah,un. Tindakan ini mengl'tentikan
pada tahun 1980, populasi meningkat hingga 354.593, dan imigrasi orang Filipina. Terdapat sedikit keturunan dari
kemudian meningkat lebih dari dua kali lipat hingga imigran awal, karena banyak dari mereka yang tidak pernah
798.849 pada tahun 1990. Antara tahun 1990-2000, popu­ menikah atau memiliki anak (Uba). Pembatasan imigrasi­
lasinya kemudian meningkat 35% (Kang & Fields, 2001). mulai melonggar setelah Perang Dunia II. Akan tetapi,
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kebanyakan orang imigrasi Filipina yang signifikan tidak terjadi hingga
Korea-Amerika adalah imigran yang datang ke AS setelah Undang-Undang Imigrasi tahun 1965 mempermudah bagi
tahun 1965. Menurut sensus tahun 1990, 72,7% populasi mereka untuk berimigrasi. Kebanyakan populasi orang
orang Korea-Amerika merupakan keturunan asing (Min, ' Filipina-Amerika terdiri dari imigran atau anak-anak imi­
1995a; U.S. Bureau of the Census, 1993a).Kebanyakan gran yang datang ke AS setelah tahun 1965. Menurut sen­
keluarga terdiri dari seluruh anggota imigran atau orang sus tahun 1990, 65% orang Filipina-Amerika merupakan
tua imigran dan anak-anak yang lahir di Amerika. Dalam keturunan asing (Min, 1995a; U.S. Bureau of the Census,
perbandingan dengan orang Cina- atau Jepang-Amerika, 1993a). Ikatan yang akrab an tara negara mereka dan AS
generasi ketiga atau orang Korea-Amerika generasi muda merupakan faktor utama yang turut berperan dalam imi­
sedikit berhubungan. Secara ekonomi, orang Korea­ grasi orang Filipimi di sini. Juga, karena pemajanan
Amerika merupakan satu kelompok yang sedikit ber­ mereka yang lebih besar terhadap kebudayaan Amerika,
pengaruh di antara orang Asia-Amerika. Pendapatan rata­ kebariyaan orang Filipina-Amerika, pada umumnya, lebih
rata keluarga di bawah pendapatan rata-rata AS, dan 14,7% mudah untuk berakomodasi dengan kebudayaan Amerika
keluarga mereka berada pada garis kemiskinan (Min; U.S. dibandingkan imigran Asia lainnya(Agbayni-Siewert &
Bureau of the Census). . Revilla; Uba). Seperti terlihat' dalam Tabel 20-1, pada
tahun 1980, "OrangFilipina-Amerika telah,menjadi kelom­
FILIPINA-AMERIKA pok orang Asia-Amerika kedua terbesar. Pada tahun 2000,
populasi total mereka sebesar 1.850.000. Orang Filipina­
Berlawanan dengan orang Asia-Amerika lainnya, orang'
Amerika juga merupakan salah satu kelompok lebih
Filipina-Amerika beremigrasi dari negara yang memiIiki
berpengaruh di antara orang Asia-Amerika. Pendapatan
pengaruh Barat yang kuat dan memiliki ikatan yang kuat
rata-rata keluarga mereka sedikit di atas pendapatan rata­
dengan AS. Tentunya, Filipina dapat digambarkan sebagai
rata AS dan hanya 5,2% keluarga mereka yang berada pada
negara yang paling terpengaruh dengan kebudayaan Barat
garis kemiskinan (Min; U.S. Bureau of the Census, 2000).
di Asia (Agbayani-Siewert & Revilla, 1995; Min, 1995).
Filipina merupakan koloni Spanyol sejak pertengahan abad
ke-16 hingga tahun 1898 (500.tahun). Dengan demikian, VIETNAM-AMERIKA
kebudayaan Filipina dipengaruhi dengan kuat oleh Orang Vietnam adalah ke\ompok Orang Asia paling baru
kebudayaan Spanyol. Misalnya, Filipina adalah satu­ yang beriOligrasi ke Amerika Serikal dalam jumlah yang
satunya negara Asia yang kebanyakan penduduknya meng­ signifikan. Tidak seperti kelompok Asia-Amerika yang di­
anut agama Katolik Roma (Agbayani-Siewert, Revilla & bahas sebelumnya, kebanyakan orang Vietnam-Amerika
Vila; Min). Pada tahun 1898, Amerika Serikat memenang­ merupakan pengungsi yang meninggalkan tanah airnya da­
kan Perang Spanyol-Amerika, dan Filipina diserahkan ke lam situasi traumati k dan kekacauan ketika akhir Perang
AS. Filipina tetap menjadi koloni AS hingga tahun 1946 Vietnam pada tahun 1975 pengungsi Vietnam ini, bersama
ketika mencapai kemerdekaan. Selama periode 48 tahun, dengan pengungsi Kamboja dan Laos dari negara tetangga,
politik dan kebudayaan AS sangat met:nengaruhi Filipina. sering kaIi berkelompok bersama dan disebut pengungsi
Dampak ini masih berlangsung pada saat ini, khususnya Asia Tenggara, atau pengungsi Indocina. Orang Vietnam
dalam instilusi ekonomi, politik, dan pendidikan di Filipina , merupakan subkelompok terbesar dari pengungsi Asia
( Agbayani-Siewert& Revilla; Min). Tenggara.
Orang Filipina mulai berimigrasi ke Amerika Serikat Pengungsi Vietnam meninggalkan tanah air mereka'
dalam jumlah besar sekitarta,hun 1990 (Agbayani-Siewert dalam gelombang yang berbeda-beda. Gelombang pertama
522 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

mehirlkan dTiiulltuk mellgfillload penyfl<saanoleh orang hagiperigiirigsfVietniitridiselurun negara,2J5% (fad me­


komunis Vietnam Utara pada akhir Perang Vietnam. Pada reka pada akhirnya dipindahkan ke California, membuat
tahun 1975 saja, 130.000 pengungsi Asia Tenggara, ke­ negara bagian dipenuhi dengan populasi Vietnam-Amerika
banyakan orang Vietnam datang ke AS (Uba, 1994). Ek­ (Min; Rumbaut). Harus dicatat bahwa pengungsi etnik
sodus massa kedua terjadi dari t~hun 1978-1979 ketika pe­ Cina Vietnam dianggap orang Vietnam-Amerika dalam
merintah komunis berupaya untuk melenyapkan pengaruh dokumen mereka yang sah, sedangkan dalam kehidupan
komunitas bisnis orang Cina dengan mendesak orang etnik sehari-hari, mereka diidentifikasi sebagai suatu sumber
Cina Vietnam untuk keluar dari Vietnam. Pengungsi ini pendatang baru ke komunitas Cina-Amerika.
dikenal !iebagai "manusia p~rahu", karen a merekadidesak Sebagai pengungsi, ban yak orang Amerika-Vietnam,
untuk meninggalkan Vietnam di dalam perahu nelayan dan Kamboja- serta Laos-Amerika, memiliki pengalaman
yang padat. Mereka sering kali terombang-ambing, bal)yak pribadi berupa kekerasan dan huru-hara perang serta me­
yang tewas di lautan luas, karena negara tetangga, sudah larikan diri. Banyak dari mereka meninggalkan anggota
dipenuhi dengan pengungsi, mereka menolak untuk me­ keluarga, harta milik, dan karir mereka agar memulai hi­
nerima pengungsi (Rumbaut, 1995). Pada tahun 1975. dup baru. Penantian yang lama untuk memproses suaka
komunis juga mengambil kendali Kamboja, membentuk dalam kamp pengungsi benar-benarmenunda kehidupan
rezim radikal dan menindas yang menyebabkan bany<!k mereka, tanpa kepastian bahwa mereka akan diterima oleh
yang melarikan diri untLik menyelamatkan jiwa. Hal ini negara tuan rumah.
diikuti oleh le~ih banyak pergolakan politik dan militer.
seperti serangan Vietnam terhadap Kamboja pada akhir
tahun 1978. Jadi, sepanjang akhir tahun 1970- hingga. ~PERSAMAAN DAN
1980-!ln, banyak pengungsi Asia Tenggara terus keluar da­ PERBEDAAN ORANG ASIA..
ri negaranya lewat darat atau perahu (Rumbaut; Tran.
1988;: Uba). Akibat jumlah pengungsi yang banyak. ba­
-AMERIKA
nyakllegara yang benar-benar menolak untuk membantu
Selain keanekaragaman mereka, kelompok' Asia­
mereka; mengklaim bahwamereka adalah pengungsi eko­
Ainerika yang dibahas dalam bab ini memiliki banyak
nomiyangmencari kesempatan ekonomi, bukan pengung­
persamaan karakteristik. Hal ini karena kedekatan geo­
si politik yang melarikan diri untuk menyelamatkan jiwa
grafi, interaksi sejarah diantara negara asal mereka, dan
dali·--karertakebebasan. Kebanyakan pengungsi harus
pengalaman yang sama menjadi imigran Asia-Amerika
menghabiskan waktu berbulan-bulan. dan sering kaH ber­
(60% dari mereka).
tahun"tahuit,bertahan dalam kondisi melarat di kamp pe­
Satu pengalaman umum yang telah dan masih dihadapi
ngungsi sebelum rriereka secara sah diIindungi dan men­
orang Asia-Amerika adalah diskriminasi rasial: Di masa
dapatjaminan suaka. Amerika Serikat merupakan di antara
lalu hal tersebut benar-benar lebih buruk (mis.~ penawanan
selusin negara atau merupakan negara yang mau menerima
orang Jepang-Amerika selama Perang Dunia II), tetapi
mereka (Rumbaut; Tran),
berbagai bentuk diskriminasi masih ada hingga saat ini.
Pada tahun 1979, pemerintah Vietnam membuat kese­
Suatu survei di seluruh negara tentang sikap publik terha­
pakatan dengan United Nations High Commissioner for
dap orang Cina-Amerikapada tahun 2001, mengungkap­
Refugees untuk membiarkan rakyat Vietnam meninggal­
kan bahwa seperempat dari Orang Amerika memiliki
kan negaranya dan bergabung dengan keluarga dekat me­
"sikap yang sangat negatif,' terhadap orang Cina-Amerika,
reka yang keluar terlebih dahulu. Peristiwa ini mencipta­
dan sepertiga dari mereka mempertanyakan loyaIitas
kan lebih banyak gelombang emigr'asi yang lebih teratur.
orang Cina-Amerika terhadap AS (Richardson &
Pada'saat yang sama, pemerintah AS juga sepakat untuk
c MacGregor, 2001). Pada saat respondens ditanyakan
memQiarkan bekas pegawai di Vietnam untuk berimigrasi
mengenai orang Asia-Amerika pada umumnya, respons
(Rumbaut, 1995; Tran, 1998). Hal ini lebih lanjut mem­
negatif yang sama diberikan, menunjukkan bahwa
fasilitasi imigran Vietnam ke AS. Seperti yang terlihat
prasangka terhadap orang Cina-Amerika merupakan bagian
dalam Tabel 20-1, pada tahun 1980, populasi orang
dari prasangka yang lebih luas terhadap orang Asia­
Vietnam-Amerika tetah meningkat /iingga 261.729. dan
Amerika pada umumnya (Kang, 2001). Diskriminasi
ini lebih dari dua kali lipat hingga 614.547 pada tahun
pekerjaan dan sosial tampak menjadi dua pengalaman
1990. Antara tahun 1990 dan 2000, jumlah orang Vietnam
diskriminasi yang paling sering dialami orang Asia­
meningkat menjadi 83%. Sebesar 80% orang Vietnam­
Amerika.
Amerika adalah keturunan asing (Min, 1995a; U.S. Bureau
Persamaan penting lainnya di antara keluarga yang
of the Census, 2000). Sementara kebijakan awal peme­
berasal dari Cina, Jepang, Korea, dan Vietnam adalah
, rintah AS adalah untuk memberikan tempat tinggal baru
warisan kebudayaan yang sangat kuat dipengaruhi oleh
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 523
-Konrus·iaiiisme, lJtidIsme, . dan -Taolsme. HaT 1m mem­ yang spesifik dankeiuarga Asia-Amerikaharus diter~pkan

bedakan mereka, sebagai suatu kelompok, dari kebudaya­ dengan pertimbangan yang baik.

an Amerika atau Barat, yang didominasi oleh tradisi

Judeo-Kristiani. Berkaitan dengan ha-l ini, kita dapat mem­

bahas unsur umum dari kebudayaan Asia-Amerika seeara FlfKARAKTERISTI K

bersamaan.

STRUKTURALKELUARGA
Kebudayan Filipina, menurut perspektif sosiopolitik,
berbeda dali kebudayaan Asia karen a pengaruh Spanyol Walaupun Keluarga Asia-Amerika membentuk kelompok
selama 500 tahun, dan yang Jebih- baru, pengaruh dari AS minoritas yang beragam di AS, mereka memiliki unsur bu­
selama 50 tahun. Meskipun demikian, pengaruh ini tetap claya yang sarna, khusllsnya saat kita memerhatikafl karak­
menyisakan banyak karakteristik yang serupa dengan ke- teristik keluarga dan psikososial merela (Hong, 1988;
budayaan Asia lainnya. Dalam rasa, kebudayaan Filipina Hong & Ham, 1994). Nilai yang berasal dari kebudayaan
· dapat terlihat sebagai campuran kebudayaan Barat, khu- mereka sangat berbeda dari sistem nHai Amerika yang
susnya kebudayaan Spanyol dan Asia, termasuk kebu- dominan (Min, 1995a). Dengan.demikian, persamaan akan
dayaan Filipina tradisional. ditekankan bersamaan dengan penjelasan beberapa perbe-
Dalam menggali karakteristik kebudayaan kehiarga daan utama di berbagai kalangan keluargaAsia-Amerika.
Asia, kita harus m,?nyadari perbedaan antara kebudayaan Pembahasan selanjutnya berdasarkan pada temuan em­
normatif atau tradisional dan kebudayaan kontemporer. piris dan tulisan hasil pengamatan keluarga Asia-Amerika
Misalnya, praktik kebudayaan kontemporer di pusat per- baik yang ada di -Asia maupun Amerika Serikat. Sedikit
kotaan kosmopolitan, seperti Hongkong, Tokyo, atau literatur mengenai keluarga Asia-Amerika kontemporer,
Taipei, lebih terweSternisasi dibandingkan wilayah pede-khususnya kelompok tertentu seperti keluarga Filipina­
sa!,!.n, yang cenderung lebih dekat dengan kebudayaan Amerika dan Asia Tenggara-Amerika. Uba (1994), dalam
tradisional. Terdapat juga kelas sosioekonomi dan perbe- tinjauan, ulang mengenai literatur keluarga Asia-Amerika,
daanumum di .kaIangan orang Asia-Amerika. dalam kai-; mengingatkan perobaca bahwa- terdapat sangatterbatas pe­
tannya dengan asimilasi mereka terhadap kebudayaan 'nelitian tentangkeluarga Asia-Amerika, dan kesenjangan
Amerika atau BaraL Misalnya, kelas menengah dan atas yang besar dalam hal pengetahuan' kita tentang kelompok
orang Asia-Amerika, khususnya mereka yang menerima Asia-Amerika tertentu, seperti yang dicatat di atas. Selain
pendidikanyang lebih tinggi di AS, Iebih cenderung ter- temuan' kadang kala berdasarkan pada sampelacak yang
asimilasi seearabudayadibandingkan imigran Asia kelas keeil dengan tanpaadanya kelompok perbandingan, eata
· pekeIja. Orang Asia-Amerika yang lahir di Amerika, yang juga dapat dikumpulkanbeberapa dekade yang lalu.
terpapar lebih besar dengan kebudayaan utama dalam
tahun-tahun pembentukan, lebih cenderung untuk terasi­
milasi secara budaya dibandingkan orang tua imigran yang
NILAIDAN KEYAKINAN KELUARGA
lahir di negara non-Amerika. Kesenjangan kebudayaan ini

PENGARUH AGAMA DAN KEYAKfNAN FILOSOFIS TIMUR.


sering kali merupakan sumber stres atau konftik di dalam
Saiu unsur inti yang kohesif dari kebudayaan Asia, kecuali
keluarga Asia-Amerika (Hong, 1989, 1996).
Filipina dan negara Muslim lainnya seperti Indonesia,
Pada satu sisi' dari perbedaan umum dalam kelompok adalah persamaan pandangan hidup mereka. Pandangan
ini, terdapat perbedaan individual dalam identifikasi ke­ hidup ini berdasarkan pada agama Timur dan filosofi
budayaan, yang dapat terlihat pada suatu kontinum. Misal­ Konfusianisme, Taoisme, dan Budisme. Sebaliknya, dalam
nya, ada beberapa imigran yang berupaya untuk menjadi kebudayaan Barat (Henderson, 1989; Hong, 1993). Tiga .
terintegrasi ke dalam kebudayaan utama dengan sesegera agama/filosofi Timur ini telah seeara pervasif membentuk
mungkin, sementara generasi kedua ke atas dari orang nilai inti keluarga Asia-Amerika untuk membentuk bera­
Asia-Amerika yang diidentifikasikan seeara kuat dengan gam derajat kekuasaan keyakinan. J adi; sebagai landasan
akar dan keinginan kebudayaan mereka untuk memper­ terhadap pembahasan kita tentang nilai Asia-Amerika, tiga
· tahankan warisan kekayaan ini. Ada imigran lain yang me­ agama/filosofi Timur yang utama dijelaskan terlebih da­
miliki dua ketiudayaan dalalam rasa bahwa mereka dapat hulu secara singkat.
dengan nyaman menukar antara kebudayaan utama dan

kebudayaan Asia, bergantung pada lingkungan atau latar KONFUSlAN'SMf. Konfusianisme didasari oleh ajaran Kon­

belakang sosia!. Masih ada imigran lainnya yang merasa fusius (circa 551-479 SM), orang bijak yang berasal dari

terasing, perasaan bahwa mereka tidak termasuk anggota Cina. Ajaran ini merupakan sistem filosofis tentang etika,

dunia yang lain (Hong, 1996). Dengan demikian, pem" pendidikan, kewarnegaraaan, dan agama yang dirancang

bahasan beiikutnya mengenai karakteristik kebudayaan . untuk menghasilkan "orang yang benar" yang memiliki

524 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

pengetahuan diri. kehormatan diri. ketulusan. kebaikan. berfokus pada pencegahan dan perawatan(Hel1derson,
dan kejujuran (Henderson, 1989). Di dalam Konfusianis-· 1989; Spector, 1991,20(0).
me. tugas dan kewajiban yang berkaitan dengan interaksi
BUDHISME. Budhisme menumbuhkan Hindusme di India.
sosial secara jelas didefinisikan, memberikan penje/asan
Ajaran ini ditemukan oleh Siddharta Gautama. Budha (circa
hubungan dan perilakukeluarga seharusnya. Keluarga
560-480 SM). Kedekatan agama Timur antara Hinduisme
adalah pusat pikiran Konfusian dan nHai norma serta Kon­
dan Budisme merambah pada ban yak manusia (Henderson,
fusianisme membentuk basis kebanyakan kehidupan ke­
1989). Budha menyatakan bahwa keadaan manusia diken­
luarga Asia tradisional (Meredith & Abbott, 1995). Selama
dalikan oleh rasa takut, penderitaan, penyakit, dan kemaHan.
berabad-abad, Konfusianisme memberikan pengaruh yang
Seperti yang dijelaskan Henderson, "orang bijak menyadari
kuat dan menjadi tertanam ke dalam kebudayaan Asia dan
ini dan mencari jalan untuk menyelesaikannya... pesan
Cina. Harus dieatat bahwa sementata Konfusius belakang­
Budha berfokus pada pengalaman atau jalan yang meng­
an ini dihormati sebagaisesuatu yang suci oleh beberapa
arahkan kepada kebebasan terhadap keadaan manusia"
orang. Konfusianisme pada dasarnya merupakan tHosofi,
(hIm. 70). Pengenalan diri dan cinta serta kebaikan universal
yaitu suatu gaya dan pandangan hidup, bukan agama.
merupakan kebajikan utama dari Budhisme. Budhisme
TAOISME. Taoisme adala.h filosofi yang ditemukan oleh filsuf mengajarkan bahwa jalan terbaik untuk mengenal diri ada­
Lao-Tzu (juga disebut Laozi), yang tinggaJ di sekitar abad lah melalui perilaku baik, pengendalian did, kemanusiaan,
ke-4 SM. Banyak pakar yang meyakini ia adalah kon­ kedermawanan, dan rasa belas kasih.
temporer Konfusius. Taoisme menekankan intuisi, keseder­ Budhisme meluas dari India ke Cina selama abad ke-I
hanaan, dan pencapaian pengenalan did yang dalam me­ Masehi, dan menjadi agama yang populer. Selama berabad- .
lalui kemampuan untuk merasakan "Tao" daJam aktivitas abad, Budhisme di Cina telah berkembang di berbagai
sehari-hari dan sekitarnya. Taoisme menyatakan bahwa sekolah dengan memasukkan banyak unsur kebudayaan
orang-orang dapat menemukan ~eharmonisan. dan ke­ dan pemikiran Cina yang diambil dari Konfusianisme dan
damaian dengan berbuat baik kepada semua makhluk; Taoisme. Dari Cina, Budhisme menyebar ke Jepang dan
rendah hati,sederhana, dan hidup d~mai; menghindari kemudian ke Korea. Di Jepang, beberapa sekolah Budhisme
penghormatan dan membeda-bedakan; dan menikmati ke­ memasukkan unsur Sintoisme, agama Jepang tradisional.
kuatanalam (Henderson. 1989). Dalam rangkuman, terdapat perbedaan sekolah ajaran
,Padaabad ke-3 Masehi, Zhang Leng menemukan aga­ Budha yang berbeda-beda di· negara Asia yang berbeda
ma Taoisme. Ia membuat agama tersebut berdasarkan pada (Henderson, 1989).
fildsoff Taoisme, namun meciptakan ritual dan alkimis Pengaruh fiJosofi/agama Konfusianisme, Taoisnie; dan
(ahli kimia) agama. yang menekankan pengo/ahan obat Budhisme tertanam kuat di dalam kebudayaan Asia.
mujarab atau racun untuk keabadian. Agama Tao mene­ Dengan demikian, baik orang Asia tersebut dengan nyata
gaskan bahwa agama ini mengikuti ajaran Lao-Tzu, dan mengidentifikasikan maupun tidak mengindentifikasikan
menghormati dirinya sebagai salah satu orang suci atau dengan sistem ajaran/keyakinan ini, ia dengan tidak sengaja
dewa. Akan tetapi, filosofi Tao tidak menganut ritual dan mengikuti anjuran ajaran ini, yang sering kali serupa
banyak keyakinan agama Tao. Dengan deinikian, filosofi . dengan norma/nilai kebudayaan. Serupa dengan hal itu, di
Taoisme berbeda dari agama Taoisme. Pada umumnya, AS saat inifilosofi/agama masih memengaruhi kehidupan
banyak persamaan konsep yang ditanamkan secara men­ keluarga banyak orang Asia-Amerika terlepas dari agama
dalam dalam kebudayaan Cina dan negara Asia lainnya. mereka.
Baik filosofi maupun agama Taoisme, sering kali ber­
Satu hal yang harus diwaspadai jangan menstereotipe
kaitan dengan konsep yill dan yang, yang mendapat per­
afiliasi agama orang Asia-Amerika. MisaJnya, menurut
hatian yang sang at besar di Barat. Sementara konsep ini
asalnya, orang Cina di Asia biasanya dianggap beragama
merupakan bagian Taoisme, konsep as1i yang sebenarnya
Budha, namun kenyataannya gereja orang kristen etnik
bahkan lebih .kuno. Selain itu, mungkin berada dalam
memainkan peran yang sangat aktif dalam banyak komu­
pemikiran 'medis jauh sebelum masa Lao-Tzu. Yin adalah
nitas orang Cina-Amerika di sini (Hong & Ham, 1994). Ini
energi yang feminim, negatif, gelap. dan dingin. Yang ada­
berlakujuga bagi orang Korea-Amerika (Mins, 1995c), dan
lah energi yang maskulin, positif, terang, dan hangat. Ke­
tentu saja, orang Filipina-Amerika yang memiliki negara
seimbangan yin dan yang merupakan kunci keharmonisan
asal yang didominasi Katolik Roma (Agbayani-Siewert &
dan kedamaian. Jika diterapkan dalam kesehatan, kese­
Revilla, 1995).
imbangan atau kesehatan yang baik dipertahankan dengan
·diet yang benar, menghindari emosi yang kuat, dan meng­ NILAI INTI ASIA-AMERIKA. Keluarga Asia-amerika me­
gunakan herba yang tepat. Keyakinan ini merupakan dasar megang nHai orang Asia tradisional dalam derajat yang
pengobatan Cina atau Timur, suatu sistem perawatan yang bervariasi. Akan tetapi, mungkin, bahwa' lebih sedikit
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 525
.-,. -- - --.- ' . .. ~--- -~" ...
jumlah orang Asia-Amerika yang melekat pad a semua keluarga imigran sering kali mensponsori orang tua me­
nilai tradisional yang diidentifikasikan di sini. Tabel 20-2 reka sendiri untuk datang ke AS. Kepatuhan keluarga me­
menyajikan perbandingan nilai-nilai inti Timur dan Barat. rupakan suatu landasan dasar yang dibentuk oleh keluarga
Asia tradisional (Chung. 1991; Ishii-Kuntz, 2000; Meredith
FAMIUSMf. Familisme adalah sentralitas, hubungan, dan
& Abbott. 1995).
tanggung jawab keluarga. Terdapat suatu keyakinan yang
kuat bahwa kepentingan keluarga mendahului kepentingan HOIlMAT KfPADA ORANG YANG LEitH TUA. Hormat kepada orang

individu. Oleh karena itu, kebutuhan individu berada di yang lebih tua terlihat dalam perbedaan yang diberikan
bawah keluarga. Fo.kus kebudayaan adalah keluarga bukan kepada anggota keluarga yang lebih tua, baik orang yang
individu seperti dalam kebudayaan Barat (Chung, 1991; hidup maupun yang sudah wafat (Chung, 1991; Ishii­
Hong, 1988, 1995). Keluarga meliputi keJuarga inti dan Kuntz, 2000; Min, 1995B). Praktik tradisional berupa pe­
extended family serta seluruh jaringan kekerabatan. Ni lai mujaan nenek moyang adalah suatu upacara agama yang
dan keyakinan ini juga disebut sebagai "solidaritas keke­ menunjukkan nilai penghormatan ·terhadap orang yang
rabatan" (Kline & Huff, 1999). lebih tua.

KfPATUHAN ANAK. Kepatuhan anak, yang meriJpakan pada HORMAi KfPADA OTOlUTAS. Secara tradisional, nilai Asia­
rasa hormat terhadap orang tua, kakeklnenek. dan orang Amerika juga menekankan rasa hormat kepada figur otori­
lain yang lebih tua, merupakan suatu nilai yang diasuh tas, termasuk guru dan profesional kesehatan (Chung. 1991;
dengan tinggi di dalam keluarga Asia tradisional. Hal ini Uba, 1994). Hormat kepada otoritas ditampilkan di dalam
menjelaskan bahwa anak harus membayar kembali cinta rumah dengan menekankan kepatuhan kepada orang tua.
dan asuhan orang tua dengan merawat mereka selama ma­ Nilai saling bergantung
SAUNG BfRGANTUNG DAN RfSIPROSITAS.
sa tua mereka. Reflektif dari nilai kepatuhan orang tua, tampak dalam hubungan di dalam dan di luar keluarga

TABEL 20-2 ­ .

PERBANDINGAN
.

NILAI TIMUR
NILAI TIMUR DAN BARAT . NILAI BARAT

Keharmonisan 'dengan alam


Menguasai alam

Konformitas (kesuaian)
Kompetisi

Hubungon interpersonal yang harmonis dan bai~;


Menyatakan pikiran dan· perasaannya

menghindari konRik, menahan dan mengendalikat1 diri

Konsensus, berada dalam "posisi tengah"


Ketidaksepakatan dapat diterima (berpegang pad.a pasisi
yang berbeda)

Mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan secara tidak


Mengungkapkan pikiran, ide, danperasaan secara

langsung .
langsung dan terbuka .

Menekan emosi, stoisme (menahan derita tanpa


Menunjukkan emosi
menunjukkannya)

Tradisi dan kesinambungan


. Perubahan, inovasi, dan kemajuan
Hormat kepada orang yang lebih tua (usia/kebijaksanaan)
Menganggap anak muda dan generasi muda sebagoi orang
yang dewasa .
Posisi dan status hierarkis; hormat kepada otoritas
lebih sejajar dalam status dan hubungan .
Konsep waktu yang berputar
Janji, jadwal, dan waktu yang spesi6k

Orientasi bersama dan pencapaian kelompak


Orientasi dan pencapaian diri sendiri

Pertimbangan dan depresiasi did yang timbal balik


Asertif dan kemandirian diri

Familime
Individualisme

.Saling bergantung
Mandiri

Formalitas
Informal

Sumber: diambi/ dad Stouffer (J 995); Ho (1992); Chung (199.1); dan Lin-Fv (1994).
526 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

-dengan teman. tetangga, bawahan, dan atasan. Etika re­ yang diberikan kepada-merek:a [Henderson, r9&9):
siprositas dan kewajiban bersama adalah bagian saling ke­
ORIfHrASl PfNDlDIICAN/PRrSTASI. Keluarga Asia~Amerika
tergantungan yang inheren. Orang Asia-Amerika memiIiki
umumnya mertempatkan suatu nilai yang tinggi atas pen­
keluarga yang lebih besar dibandingkan kelompok orang
didikan (Ishii-Kuntz, 2000). Terdapat penelitian yang me­
Eropa-Amerika, dengan rasa kewajiban dan tanggung ja­
nunjukkan bahwa orang tua asia-Amerika lebih menekan­
wab sosial yang lebih besar (Chung. 1991; Hong, 1989;
kan prestasi pada anak-anak mereka dibandingkan orang
Min, 1995b).
Eropa-Amerika (Uba, 1994). Keluarga sering kali bersedia
ICrfwIMoNlSAH 'N1fIU'fRSOHAl. Nilai yang memelihara ke­ menjalani kesulitan finansial yang substansial untuk me­
harmonisan juga' merupakan pusat dalam keluarga Asia­ nyokong anak~anak mereka agar menerima pendidikan.
Amerika tradisional (Torsch & Ma. 2000; Uba. 1994). yang baik dan telah berhasil secara akademik. Misalnya,
Memelihara hubungan yang nyaman dan damai dengan dalam suatu survei dari keluarga pengungsi Asia-Tenggara,
akomodasi, kompromi. konformitas. dan sikap tanpa kon­ Caplan, Choy, dan Whitmore (1992) menemukan bahwa
frontasi lainnya adalah cara keharmonisan dapat dicapai. keluarga dengan anak usia sekolah memainkan peran
Dalam kebanyakan kebudayaan Asia. sikap agreSif atau sentral dalam keberhasiIan akademik anak-anak mereka.
konfrontasi tidak dapat diterima seeara sosial. Menderita EJ1ICA I6IUA I6RAS. Selain kebudayaan Asia. baik prestasi
tanpa mengeluh atau menderita dengan berdiam diri ber­ pendidikan maupun pekerjaan sangat dihargai (Min,
kaitan dengan nilaifnorma "menunjukkan martabat". 1995b). Hal ini berkaitan dengan kebudayaan yang mene­
kankan pada pemenuhan kewajiban seseorang kepada ke­
MmGHINOAJlI PrR1IDAJCsmlJUAN DAN KONFUK. Norma pengen­
luarga dan masyarakat dengan berpendidikan dan produk­
dalian diri. menahan ekspresi emosi. dan mempertahankan
tif. Orang Asia~Amerika biasanya bekerja dengan waktu
hubungan interpersonal yang baik adalah sangat berlawan­
yang lebih panjang dibandingkan orang Amerika pada
an dengan; fokus akan keterbukaan tentang perasaan sese­
umumnya. Misalnya pada imigran pria dan wanita Korea­
orang danpemikiran yang mencirikan norma kebudayaan
Amerika. ban yak dan mereka yang memiliki bisnis keeil
Barat.'(Chung, 1991; Meredith & Abbott, 1995). Sebagai
keluarga, bekerja dalam waktu yang panjang. Wanita
bagian dari nilai dan norma interpersonal ini. pertidakse­
Korea-Amerika bekerja' rata-rata selama 75,5 jamlmiilggu
tujuan dan konflik dihindari,sementara konformitasdan
dalam pekerjaan dan tugas rumah'tangga. menurut survei
kompromi (mengambil "posisi tengah") ditekankan.
di' Kota New York. Pria Korea-Amerika bekerja dalam
MrNJAOA NAMA SAlK. Terdapat nilai yang tinggi akan men­ waktu yang, panjang juga (63,5 jam/minggu), namun 12
jaga nama baik atau memelihara kehormatan, martabat, jam per minggu lebih sedikit dibandingkan istri mereka
dan status seseorang. Biasanya nama baik hilang ketika karena mereka tidak berbagi tugas rumah tangga (Min.
seseoranggagal melakukan peran/perilaku yang tepat. 1995c).
Dalam seting pelayanan kesehatan haH ni dapat diterje­
mahkan menjadi sikap klien Asia-Amerika menahan pen­
deritaan adalah untuk menjaga martabat mereka:. menjaga PERAN DAN STRUKTUR KEKUASAAN
nama baik sering kali dipandang sebagai bukan sekadar aib KElUARGA
personal; namun juga aib keluarga, untuk perilaku masing­ Pada keluarga Asia tradisional, usia. jenis kelamin, dan
masing anggota keluarga adalah refleksi atas keseluruhan status generasi merupak:an penentu utama peran dan ke­
keluarga. kehormatan keluarga sangat ditekankan. Oleh kuasaan keluarga. Yang paling utama, berkaitan dengan
karena itu, terdapat tekanan yang besaruntuk bersikap se­ keluarga Asia, adalah bahwa keluarga ini merupakan pa­
cara tepat sehingga tidak membawa aib bagi keluarga, oleh triarkal, dengan pengeeualian keluarga Filipina. Peran ke­
karena itu, rasa malu merupakan mekanisme pengendalian luarga dengan jelas didefinisikan. Pria. terutama ayah dan
sosial (Chung. 1991; Goldenberg & Goldenberg, 2002; anak laki-laki tertua. memiliki posisi yang paling dominan:
Shon & Ja, 1982). Seeara tradisional. ayah memelihara hubungan yang oto- '
FATAUSME. Menerima takdir seseorang merupakan keyakinan riter, ketat. dan bermartabat dengan keluarga (Ishii-Kuntz.
yang di,anut secara luas dalam kebudayaan Asia. Bukan 2000; Uba, 1994). Ayah adalah pemimpin. pemberi, dan
terlihat sebagai penyesuaian terhadap kehidupan yang ne­ . pendisiplin keluarga. Secara tradisional, kekuasaan diberi­
gatif, sikapini merupakan cara koping yang pragmatik kan dari ayah ke anak laki-Iaki tertua.
dengan perubahan dalam hidup yang tidak menguntung­ Secara tradisional, ibu dan putrinya berada di posisi
kan. Meskipun menentang situasi atau peristiwa yang tidak bawah. Mereka diharapkan untuk menghormati'dan me­
menguntungkan. orang Asia-Amerika tradisional dapat matuhi suami, orang tua suami, atau ayah mereka.jika be­
menerima peristiwa/situasi sebagai suatu kondisi takdir lum menikah (Hsu, 1971; Meredith & Abbott, 1995). Istri
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA· 527
A.sra~A.menka:utfaarSiomn~ibumeiicuriiliKan·· diriilya: -un­ wlIaYafi perK:ofaan ataulndi'-stiiaijsasnempaf ukuran unit •
tuk mengasuh suami, anak-anak,. dan rumah mereka perumahan dan mobilitas kerja sering kali membuat
(Henderson, 1989). Ia juga berperan sebagai penghubung extended family tidak dapat menjalankan untuk tinggal
penting antara keluarga dan sekolah serta organisasi ko~ dalam satu rumah tangga yang sarna. Selain itu, ketika
munitas lainnya (Ishii-Kuntz. 2000). keluarga bermigrasi dari Asia ke AS; extended family
Anak laki-Iaki dan orang yang lebih tua lebih dihargai mereka tidak menyertai mereka. Dengan demikian, bukan
dalam keluarga Asia tradisional dibandingkan anak pe­ hanya jaringan extended family dalam jumlab besar yang
rempuan dan anggota keluarga yang lebih muda. Anak , berkurang, namun juga pola rumah tangga patrilokal tidak
laki-laki lebih dihargai karena mereka akan membawa mi.­ mungkin dibentuk (Hong, 1995; Hong & Ham, 1992).
ma keluarga dan akan merawat orang tua mereka yang
sudab tua. Anak laki-Iaki tertua paling dihorrnati (Shon & POI,A KOMUNIKASI KELUARGA
Ja, 1982). Anak tertua menuntut penghormatan dan biasa­ Nilai inti orang Asia terlihat dalam cara karakteristik da­

nya dipanggil sebagai "saudara perempuan tertua", "sau- .


lam komunikasi orang Asia-Amerika tradisional. Tampak

dara laki-Iaki tertua kedua, dan seterusnya, bukan dipang­


nilai yang tinggi ditempatkan atas keselarasan interperso­

gil <;Iengan nama. Anak yang lebih tua diharapkan menjadi


nal, menghindari pertidaksetujuan dan konflik, serta "men­

panutan dari anak yang lebih muda (Uba, 1994). Kakekl


jaga nama baik", ekspresi pikiran dan perasaan lebih tidak

nenek memiliki posisi kehorrnatan dengan kebajikan ka­


langsung, samar, dan nonverbal. Sebaliknya, ekspresi pi­

rena usia dan status mereka menjadi orang tua (Hong,


kiran dan perasaan orang eropa-Amerika lebih langsung,

1989).
terbuka, dan terus terang (Hong, 1989; Locke,1992).
Rata-rata ukuran keluarga Asia-Amerika lebih besar Penekanan di kalangan orang Asia-Amerika tradisional,
daripada keluarga orang kuBt putih Amerika. Misalnya. adalah upaya untuk tidak menyinggung orang lain dan
23% keluarga Asia-Amerika pada tahun 1999 terdiri dari peka secara sosial. Anggota keluarga didorong untuk me­
lima anggota atau lebih. Terdapat lebih banyak keluarga nahan diri mengekspresikan perasaannya jika hal ini dapat
inti (80%) dan lebih sedikit keluarga orang tua tunggal di .berpotensi mengganggu keselarasan keluarga. Meskipun
kalangan orang Asia-Amerika daripada di kalangan pertidaksetujuan tampak nyata ketikaperbedaan antara
keluarga Amerika pada umumnya (Humes & McKinnon, anggota tnuncul,orang Asia-Amerika dapat mengungkap­
2000).' kanpikiran mereka dalam sikap yang halusatau mengelak.
Kekuasaan dan isupengendalian atau masalah utama Anggota keluarga sedi'kit banyakcenderung untuk meng­
dallim keluarga Asia-Amerikaadalah pertentanganantara .ekspresikan secara langsungpertidaksetujuan.mereka ter­
nilai tradisional (Timur) dan modem (Barat). Literatur hadap figur otoritersepertiprofesional 'kesehatan. Misal­
menjelaskan konflik kebudayaan antara orang tua dan anak nya, lebih dapat diterima, ketidaksetujuan dengan cara
serta, antara pasangan (Detzner,.l992; Hong, 1989, 1996). sedikit konfrontasi bagi klien untuk mengaiakan: "Bebe­
Anak yang bersosialisasi di sekolah AS diajari untuk man­ rapa orang mengatakan bahwa saya dapat melakukan
diri, individuidistik, dan sejajar dalam hubungan. Ketika dengan cara ini. .. [bukan cara anda]", membuat ketidak­
anak dan kaum muda Asia- Amerika membawa pemikiran setujuan kurang subjektif dan lebih sopan (Hong, 1989,
Barat ini kepada orang tua imigran yang memiliki nilai dan him. 16).
keyakinan yang' berbeda, kepatuhan, saling bergantung, Dalam rumah Asia-Amerika tradisional, secarajeJas di­
familisme, dan sebagainya, konflik di antara generasi se­ detinisikan peran dominansi dan rasa hormat yang me­
ring kali teljadi. Konflik di antara pasangan imigran juga nyingkirkan argumen dan negoisasi. Komunikasi biasanya
dapat terjadi karena wanita Asia-Amerika mulai bekerja di s'atu arah, dari orang tua ke anak. Pesan langsung mendo­
luar rumah dan menjadi lebih terwestemisasi, serta akibat­ minasi, dan komunikasi dua arah lebih singkat dan apatis
nya menantang posisi yang dominan dan otoriter dari suami . (mis., membicarakan topik yang aman) (Locke. 1992; Uba,
mereka (Detzner). 1994). Dalam keluarga tradisional ini, secrajelas didefi­
Keluarga Asia tradisional merupakan multigenerasi, nisikan bahwa peran keluarga juga dapat meningkatkan
meluas secara· vertikal hingga mencakup generasi yang jarak emosional antara ayah dan anak-anak serta memba­
lebih. tua, bahkan merekayang sudah wafat, dan secara tasi kesempatan untuk mengekspresikan dan menyelesai­
horizontal hingga mencakup hubungan orang yang masih kan masalah.
hidup melalui sepupu generasi keempat. Nenek moyang Mengandalkan komunikasi nonverbal juga meningkat­
diingat dan dihormati. . kan hUbungan yang harmonis dan lancar karena pertidak­
Keluarga Asia.tradisional sering kali patrilokal, dengan setujuan dikomunikasikan da,lam sik~ yang tidak meme­
pasangan yang menikah yang tinggal dalam satu rumah cab belah dan bertentangan sebgai tantangan verba~ (Uba,
tangga dengan orang tua, suami. Pola ini berubah· dalam 1994). Misalnya, seorang anggotakeluarga dapat me­
528 BAGIAN 4KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

nyampaikan ketidal<senangan atau keti-i:lalsetuJitan demgan merelCa (Dba, 1994). Kohesivitas yang umumnyaditemu­
memberikan anggota yang lain pandangan samar yang me­ kan di keluarga Asia-Amerika berakar di dalam nilai
nunjukkan sinyal atau perasaannya. familisme, saling bergantung, dan kepatughan anak. Kohe­
Uba (1994) menjelaskan bahwa terdapat sekelompok si juga merupakan respons kekeluargaan terhadap tekanan
perilaku yang meJibatkan suatu jenis sikap kehati-hatian, di luar keluarga, seperti tekanan koping terhadap imigrasi
bungkam, rasa hormat, dan kerendahan hati" (him. 17). dengan masyarakat yang baru dan koping terhadap ra­
Manifestasi pola perilaku ini meliputi keraguan untuk ber­ sisme.
bicara di kelas, terutama untuk secara terbuka menyangkal
seorang guru, serta suatu keraguan tentang mendominasi
FUNGSI SOSIALISASI KELUARGA
suatu percakapan.
Perilaku komunikasi yang menunjukkan nilai pengenda­ Orang tua menanamkan secaraketat ·terhadap anak-anak
lian diri, disiplin diri, dan kemampuan menahan kegem­ mereka. Anak-anak yang lebih kecil dimanjakan dan anak­
biraan dan menekan ekspresi negatif serta emosi positif anak diizinkan untuk tetap berada dalam POSiSI bergantung
juga merupakan hal yang lumrah di kaiangan orang Asia­ yang lebih lama dibandingkankeluarga Eropa-Amerikn.
Amerika tradisional (Uba, 1994). Pasien Asia-Amerika Apa yang diharapkan dari anak-anak adalah mereka mem­
mungkin bungkam dan tidak mengeluh tentang nyeri dan bawa kehormatan bagi keluarga dan menghormati, patuh,
gejalanya, perilaku yang dicatat sebagai manifestasi nilai­ serta berlaku baik di sekolah (Goldenberg & Goldenberg,
nHai di atas. 2002).
Dalam banyak keluarga Asia-Amerika imigran, mung­ Secara tradisional, norma perilaku yang dapat diterima
kin terdapat komunikasi yang lebih terbatas dibandingkan secara jelas didefinisikan dan sangat dibentuk melalui
keluarga Eropa-Amerika, bukan hanya karena faktor ke­ ajaran Konfusius, khususnya penekanan atas nilai kepatuh­
budayaan, namun juga karen a kesenjangan bahasa antani an anak dan rasa hormat terhadap yang lebih tua. Aturan
orang tua dan anak, yaitu, anak secara meningkat meng­ sosial dalam keluarga dipelihara dengan manjaga aluran
gunakan bahasa Inggris di rumah, sedangkan .orang tua hubungan yang tepat an tara orang tua dan anak, orang
menggunakansatu bahasa, hanya bahasa asalnya. Kesen­ yang lebih tua dan yang le~ih muda, suamidan istri

jangan bahasa ini lebih jauh mengurangi komunikasi dan . (Locke, 1992). Hubungan ini adalah hierarkis dan diajar­

menciptakan jarak emosional antara orang tua dan anak kan kepada anak-anak saal usia dini. Keluarga menekan­

(Hong~ i989,1996; Yu & Kim, 1983). kan pengendalian yang besar terhadap anak-anak yang
diharapkan menyayangi dan mengandalkan keluarga me­
reka (Uba, 1994). Juga terdapat penekanan yang kuat
fJI1KA RA KTER I STI K berupa pemeliharaan kehormatan keluarga seperti yang di­
FUNGSIONAL KELUARGA tunjukkan dalam pembahasan tentang memelihara nama
baik. Rasa malu, rasa bersalah, dan panggilan un~uk me­
FUNGSI AFEKTIF KELUARGA menuhi kewajiban keluarga serta tanggung jawab sosial
digunakan oleh orang tua sebagai teknik pengendaliun so­
Ikatan pelekatan orang tua-anak dijelaskan dalam literatur
si!1lisasi gunamembentuk perilaku dan tingkah laku anak­
keluarga Asia-Amerika, Pada umumnya, anak-anak secara
anak (Locke, 1992).
emosional merasa lebih dekat dengan ibu daripada ayah
mereka menurut Shon dan Ja (1982). Salah satu faktor Rasa hormat terhadap orang yang berpendiqikan dan
utama dari kedekatan ini adalah peran ibu dan merigasuh pentingnya pendidikan anak ditekankan dalam Konfusia­
dan membesarkan anak-anak. Secara tradisional, ikatan nisme serta mencerminkan nilai Timur inti. Pada kenya­
ibu yang paling penting adalah sering kali dengan anak taannya, Min (l995b) mempertimbangkan penekanan atas
mereka, khususnya anak laki-Iaki tertua mereka, bukan pendidikan anak-anak untuk mungkin menjadi yang paling
dengan suami mereka, sedangkan ikatan terkuat suami menonjol bagi gambaran sosialisasi anak. Karena sentrali­
adalah sering kali dengan ibu mereka (Ishii-Kuntz, 2000; tas pendidikan dalam pemikiran orang tua, tekanan yang
Uba, 1994). diberikan k~luarga Asia-Amerika alas anak-anak mereka
Penelitian keluarga Asia-Amerika juga menemukan untuk unggul di sekolah sangat tinggi (Locke, 1992).
bahwa keluarga Asia-Amerika pada umumnya lebih ko­ Julian, McKenry, dan McKelvey (1994) juga menemukan
hesif dibandingkan keluarga Eropa-Amerika (Ishii-Kuntz, bahwa orang tua asia-Amerika cenderung untuk menekan­
2000; U:ba, 1994). Keluarga ini cenderung untuk memiliki kan pengendalian diri, dan berprestasi baik di sekolah.
komitmen -yang kuat dengan keluarga, cenderung untuk Menurut Uba (1994), sejumlah studi menunjukkan bah­
tinggal lebih debt dengan orang tua, merasa lebih ber­ wa ibu Asia-Amerika cenderung untuk lebih disipiin ten­
kewajiban dan berinteraksi lebih sering dengan orang tua tang kemandirian anak-anak In.ereka dibandingkan ibu
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 529
Eropa-Amerika. fuu Asfa-Amerlka mengawasi anak-anak
FUNGSrPERAWATAN KES-EHATANKEiUARGA
mereka dengan lebih ketat dan mengharapkan agar mereka

Sedikit tulisan dalam literatur yang membahas tentang


menjadi mandiri pada saat berusia dewasa. Orang tua lebih

bagaimana keluarga memenuhi fungsi perawatan kesehat­


cenderung untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang se­

an keluarga. Ibu dan wanita lain di rumah adalah pemberi


cara tidak langsung, seperti melalui berkorban untuk anak­

asuhan. Dalam mencari perawatanJpelayanan kesehatan


. anak mereka sehingga mereka dapat menerima pendidikan

Barat, pengobatan mungkin dapat ditunda karena nilai


yang baik, bukan secara langsung melalui pelukan dan

tinggi yang ditempatkan atas pengendalian diri, penekanan


ciuman (Hong, 1989; Shon & Ja, 1982).
perasaan, dan tidak mengeluh tentang nyeri. Akan tetapi,
Dalam banyak k~luarga: Asia-Amerika imigran, merupa­ setelah diketahui sakit, anggota keluarga yang sakit mene­
kan hal yang umum menemukan disiplin dan pengendali­ rima penanganan perawatan dan perhatian yang besar un­
an anak-anak mereka secara relatif ketat jika dibanding­ tuk menerima peran sebagai orang yang bergantung di
kan dengan keluarga Eropa-Amerika (JWK International dalam keluarga (Chan, 1992).
Corporation, 1978, dikutip di dalam Uba, 1994). Akan Keyakinan dan praktik perawatan kesehatan Asia tra­
tetapi, setelah ibu menjadi terakulturasi; tampak kendali, disional berasal dari orang Cina, dengan pengecualian
disiplin, dan pengawasan secara ketat menghilang (Ishii­ kebudayaan Filipina, tempat keyakinan dan praktik medis
Kuntz, 2000; Uba, 1994).
tradisional terutama berdasarkan kebudayaan Malaysia.
Cara orang tua mendisiplinkan dan menghukum anak Obat Cina tradisonal mkerupakan bentuk 'keyakinan dim
mereka juga berubah setelah keluarga menetap di AS. Ke­ praktik yang kompleks dan secara luas digunakan. Peng­
luarga Asia imigran kadang menemukan bahwa apa yang obatan Cina mengajarkan bahwa kesehatan a:dalah keadaan
diterima oleh negara asal mereka tidak dapat diterima di spiritual, psikologis, dan fisik yang harmonis. Gangguan
AS. Suatu contoh praktik membesarkan anak yang tidak keharmonisan atau keseimbangan ini menyebabkan sakit
. dapat diterima membuat orang tua dipaksa untuk berubah. dan penyakit. Konsep yang utama dalam mencegah dan
Di Asia Tenggara, kerokan dengan uang logam, suatu mengobati penyakit adalah holisme. Pengobatan Cina.ho­
terapi medis, digunakan untuk meQgobati penyakit ter­ listik mengenali saling berkaitannyastruktur-Sl.1'uktur di
tentu; Karena terapi ini'membuat kulitmemar,otoritas se­ dalam ·tubuh manusia, serta kebutuhan untuk mengin­
kolah telah melaporkan anak-anak dengan jenis terapi ini tegrasikan tubuh manusia dengan Iingkungan eksternal.
kepada lembagaperlindungan anaksebagai kemungkinan Awitan,evolusi, dan gangguan penyakit dikaji dalam
kas~s penyiksaan anak. Aturan dan hukum membesarkan kontekslingkungan pasien (Spector~ 2000). Kutub yin­
an'ak yang berbeda membuat beberapa keluarga Asia imi­ yang, energi yang berlawanan, kekuatan yang mengatur
gran kebingungan dan tidak yakin dengan keterampilan jagad raya dan tubuh manusia, harus dalam keadaan se­
dan otoritas mereka sebagai orang tua (Bemak, Chung, & imbang agar kesehatan dapat dipertahankan (Chang, 1995).
Bornemann, 1996; Hong & Hong, 1991). Oleh karena itu, penyakit merupakan cerminan ketidak­
Bukti bahwa keluarga melakukan perubahan dalam seimbangan, ketidakharmonisan yin dan yang, energi pen­
membesarkan anak mereka sebagai bagian adaptasi me­ ting, yang menyebabkan patologi, dengan kelebihan jum­
reka dengan negara yang baru ditemukan di dalam survei lah di salah satu bagian dan kekurangan di bagian lainnya
nasional yang besar yang dilakukan oleh Julian, McKenry, (Inouye, 1999).
dan McKelvey (1994). Penelitian ini membandingkan pe­ . Secara tradisional, terdapat rasa hormat terhadap tubuh
ran menjadi orang tua lintas kelompokbudaya di AS dan manusja. Nutrisi yang baik, istirahat yang cukup, emosi
menemukan perbedaan di dalam membesarkan anak di yang tenang, dan olah raga tampak penting dalam me­
antara keluarga Hispanik-Amerika, Asia-Amerika, Afrika­ melihara keseimbangan yang tepat yang dibutuhkan untuk
Amerika, dan kulit putih yang lebih sedikit dibandingkan meningkatkan kesehatan.
yang diharapkan jika status sosioekonomi turut mengen­ Dalam pengobatan Cina tradisional terdapat sembilan
dalikan. komponen atau pendekatan untuk penyembuhan: (1) pikir­
Ayah Asia-Amerika tall)pak memiliki peran yang ter­ an (meditasi); (2) pengobatan herba; (3) masase; (4) pe\'­
batas dalam membesarkan anak, walaupun studi terbaru gerakan (Iatihan seperti Tai Chi); (5) praktik seksual Tao;
tentang keluarga Korea-Amerika menunjukkan hal ini ber­ (6) Akupunktur, termasuk moxibustion, bekam, dan aku­
ubah (Huang & Ying, 1989). Akan tetapi, peran ayah dalam presur; (7) diet; (8) tata letak bumi atau Feng Shui (menye­
membesarkan anak biasanya sedikit ketika anak masih suaikan ali ran energi dalam lingkungan seseorang untuk
bayi (Suzu,ki, 1985). Dalam keluarga besar, orang tua meningkatkan dan mengembalikan keseimbangan [kese­
biasanya menugaskan tanggung jawab mengasuh anak ke­ hatan] dan vitaJitas); dan (9) astrologi, numerologi, dan
pada anak yang lebih tua. Diharapkan kerjasama dan ber': ramalan (McLean & Dworkin, 2001). Tujuan utama dari
bagi di antara anak (Lee, 1996). pengobatan ini adalah memulihkan modalitas untuk
530 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

rnengembaHkan kes1mbangan ya.ng tepat anfara yin dan Asia-Amerlkapaaa umumnya in6iicafi layanan Keenaian·
yang. Salah satu praktisi tradisional melakukan cara ini jiwa jika semua layanan Jainnya tidak berhasil menyem­
dengan membantu pasien mereka mencapai kesehatan me­ buhkan (Goldenberg & Goldenberg, 2002). Keyakinan
laJui keseimbang;m energi. Akar ginseng merupakan herba bahwa gangguan jiwa tidak dapat dicegah atau bahwa
yang paling terkenal. Herba ini digunakan untuk meng­ mereka tidak dapat diobati secara efektif, dan keyakinan
obati banyak macam penyakit untuk menstimuJasi kese­ bahwa diri sendiri dan bantu an keluarga merupakan cara
hatan umum yang Jebih baik. untuk menangani masalah psikososial, juga merupakan
Deskripsi yang lebih rinci tentang yin dan yang-Iokasi­ faktor yang mengurangi penggunaan layanan kesehatan
nya di dalam tubuh manusia dan fungsinya-serta cara jiwa oleh keluarga Asia-Amerika tradisional (Ishii-Kuntz.
orang Cina mencegah, mendiagnosis, dan mengobati pe­ 2000; Kitano & Maki, 1996). Selain itu, karen a mencolok­
nyakit dapat ditemukan di daJam Cultural Diversity in nya ideologi Konfusius, Budisme, dan Taoisme di dalam
Health and Illness oleh Rachel Spector (ed. ke-5, 2000). kebudayaan Asia. terdapat suatu kecenderungan untuk me­
Bibliografi buku dan artikel yang sempurna mengenai melihara tampilan publik yang "pantas" dan menyangkal
pengobatan Cina juga dicantumkan di sini. secara nyata tanda kelemahan personal seperti penyakit
Karena orang Asia-Amerika memiliki rasa hormat yang jiwa atau fisik (Kline & Huff, 1999).
besar terhadap tubuh mereka dan mereka yang mengguna­
kan pengobatan Cina mungkin kecewa dengan beberapa
modalitaspengobatan Barat yang mengganggu, khusus­ fJt.JSTRESOR DAN STR.ATEGI
nya terapi pembedahan dan mengambil darah. Banyak KOPING KELUARGA
orang Asia-Amerika tradisional menolak pembedahan
kecuali pada keadaan yang sangat mendesak (Spector. Sel?erti yang disebutkan sebelumnya saat kita membicara­
2000). kan pengalaman yang biasa dialami orang Asia-Amerika
Orang Asia-Amerika sering kali menggunakan baik di AS, rasisme merupakan stiesor utama. Rasisme adalah
layanan medis13arat maupun Timur (terutama pengobatan bukti dalamsituasi yang berkaitan dengan pekerjaan (Ishii­
herbal. MisaJnya, orang Cina-Amerika dapat mengobati· Kuntz, 2000)dansosial/politik (Kang, 2001). Permusuhan
penyakit ringan dan kronikdengan pengobatan Cina serta eksternal terhadap Qrang Asia-Amerika ditunjukkan
masalah kesehatan yang akut dan serius dengan pengobat­ dengan jumlah kejahatan akibat ke~encian yang telah di- .
an .Barat (Liu,. 1986). Orang Asia-Amerika juga dapat alami baru-baru ini dan dengan kendala perumahan yang
menggunakanbaik pengobatan herba maupun Barat seca­ nyata. Jaringan pendukung komunitas etnik telah bermun­
ra bersamaanuntuk kondisi yang sarna (Chang, 1995). Hal culan untuk membantu imigran yang baru datang untuk
ini khususnya bias a terjadi saat mereka menghadapi pe­ menangani diskriminasi dan permusuhan yang meungkin
nyakit yang kronik atau serius yang membuat pengobatan mereka hadapi (Ishii-Kuntz, 2000).
Barat memberikan sedikit harapan untuk menyembuhkan Stresor lainnya, yang biasa bagi semua imigran Asia­
(Hong, 1993, 1995). Amerika adalah ketegangan migrasi, termasuk cultural
Orang Asia-Amerika tradisional cenderung untuk tidak shock dan dampaknya pada keluarga. Kebanyakan imigran
menggunakan layanan medis Barat. SeJain kendala finansial baru berada dalam lingkungan asing dan tidak dapat di­
untuk mengakses (akibat kemiskinan, pengangguran, dan duga. Kendala bahasa, rindu kampung halaman, penye­
kurangnya asuransi kesehatan), kendala lainnya untuk suaian terhadap nHai dan gaya hidup Barat, kurangnya
mengakses fasilitas perawatanlpelayanan kesehatan serta dukungan keluarga besar dan komunitas, stres finansial
kurangnya faktor transportasi, kebudayaan (seperti yang serta pekerjaan, dan isolasi sosial (bagi lansia) merupakan
tercatat), kendala bahasa, dan kurangnya kompetensi ke­ beberapa faktor yang menimbulkan stres membuat migrasi
budayaan penyedia layanan kesehatan (Hawks, 1996; sangat membebani (Lee, 1996; Pascual, 2000).
Inouye, 1999). Dalam kasus kendala berikutnya, Frye Dalam tahun-tahun belakangan ini; pengungsi yang pa­
(1995), yang telah mengamati perawatan kesehatan yang ling stres dari keJompok Asia-Amerika adalah imigran
diberikan kepada pengungsi Asia Tenggara-Amerika, me­ yang berasal dari Asia Tenggara-Laos, Kamboja, dan
mlnta perhatian terhadap pengabaian yang sangat besar· Vietnam (Stauffer, 1995). Pengungsi telah mengalami ba­
dari prpfesional kesehatan mengenai kebudayaan, ad at is­ nyak penderitaan. Perbedaan antara pengungsi dan imigran
tiadat, dan pengalaman kelompok ini. adalah bahwa pengungsi bermigrasi karena rasa takut akan
Layanan kesehatan jiwa juga tidak digunakan karen a penindasan dan sering kali mengalami pengalaman yang
biaya, namun kemungkinan yang lebih penting, karen a sangat traumatik di negara asal mereka danpada saat ke­
rasa malu dan stigma bahwa penyakit jiwa meJekat pada pindahan mereka di AS. Sebaliknya. imigran bermigrasi ke
baik individu maupun keluarganya (Hong, 1988). Orang AS terutama karena alasan ekonomi dan personal. Sebagai
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 531
eontoh, Link dan Dohrenwend (1980) menernukan bahwa 199.5; Lasky & Martz, f99j),Masahifi psikosomatik di­
dalam sampe1 yang besar dari pengungsi Asia Tenggara, kutip seeara luas sebagai eara yang biasa daJam meneari
respondens melaporkan tingkat distres yang berat, yaitu bantuan. Akan tetapi, karen a penekanan emosi ditekankan,
tiga kali lebih banyak daripada tingkat distres yang dite­ terdapat pengendalian diri untuk bungkam akan rasa nyeri
mukan dalam populasi orang Amerika pada umumnya. serta penderitaan seseorang (Morrow, 1987).
Insidens gangguan stres paseatraumatik dan kekerasan da­
lam rumah tangga. tinggi di kalangan kelompok ini (Inouye,
1999). ~PENGARUH AKULTURASI
Meskipun semua stresor di atas yang dialami imigran TERHADAPSTRUKTUR
Asia-Amerika di AS. poling baru-baru ini- terhadap orang
DAN FUNGSI KELUARGA
Cina-Amerika di Southern California, dari 87% imigran
tersebut, 78% nya merasa positif akan kehidupan mereka Akibat generasi Asia-Amerika yang menjadi lebih ter­
di sini. Respondens ini mengatakan bahwa kehidupan me­ akulturasi, pola fungsional dan struktural keluargu seeara
reka di sini berubah seperti yang mereka harapkan (37%) timbal baIik berubah._ Selain itu, keluarga Asia-Ameriku,
atau lebih baik dari apa yang mereka harapkan (41%). daJam berespons terhadap faktor struktural di masyarakat,
Hanya 16% respondens yang merasa bahwa kehidupan seperti kebijakan imigrasi, dan rasisme, secara terus­
mereka lebih buruk dari apa yang mereka harapkan (Kang. menerus mengaJami perubahan. Meskipun terdapatpertum­
1997). buhan daJam akuIturasi pada generasi berturut-turut gene­
Terdapat tiga pola koping keluarga yang menonjol yang rasi, tema yang dominan dalam Iiteratur adalah ketegangan
menurut orang Asia-Amerika sangat membantu dan efek­ dinamis.yang ada di antara tradisi Timur dan modernisasi
tif. Dua pola koping yang pertama berkaitan-keluarga be­ Barat (Hong, 1996; Hong & Ham, 1994; Mirande, 1991).
kerja sama (kohesivitas yang lebih besar) di bawah stres Keluarga Asia-Amerika mengalami akulturasi besar­
dan penderitaan. serta meneari dan menerima bantuan dan besaran. Berdasarkan sikapakulturasi orang Asia-Amerika,
dukungan secara langsung dari keluargabesar (Ishii­ Lee (1996) membagi keluarga Asia-Amerika ke daJam
Kuntz. 2000), Keluarga imigran dapat menghentikan sis­ lima tipeutama akulturasi: Keluarga tradisional, keluarga
temdukungan sosial dati keluarga besar mereka ketika yang mengalami "konflik kebudayaan'\keluarga dua ke­
mereka bermigrasi ke AS. Kadang hanya satu keluarga budayaan, keluarga "bergaya Amerika", -dan keluarga in­
besar yang memberibantuan (Ii sini atau hanyakeluarga teraksi.Keluarga tradisional umumnya terdiri dati ang­
inti yang bermigrasi. Isolasi dari sistem dukungan sosial gota yang lebih tua yang lahirdandibesarkan di negara
keluarga sering kali meimbulkan stres karenamenghi­ Asia. Merekatermasukkeluarga dari wilayah pedesaan
langkan eara tradisional yang signifikan bagi orang Asia­ dengan keterbatasan pemaparan terhadap kebudayaan dan
Amerika mengatasi masalah. Profesional kesehatan harus pendidikan Barat. Mereka tinggal di dalam komimitas et­
menginformasikan sumber-sumber k0munitas untuk mem­ nik dan berbieara dengan bahasa asli (tidak atau sedikit
bantu keluarga menggunakan eara ini guna mengisi be­ menggunakan bahasa Inggris). Banyak dari keluarga ini
berapa kekosongan yang dahulu dipenuhi oleh sistem secara ekonomi miskin. Keluarga ini adalah keluarga yang
dukungan sosial keluarga (Hong, 1988, 1989). tidak terakulturasi. Keluarga yang mengalami "konflik
Meneari dukungan sosial dan finansial dari ke1ompok kebudayaan" adalah keluarga yang memiJiki orang tua
komunitas swa-bantu merupakan eara strategi koping yang dan nenek yang lahir dan dibesarkan di Asia dan anak­
ketiga dari keluarga Asia-Amerika. Banyak komunitas anak mereka dibesarkan serta dididik di AS. Keluarga ini
Asia-Amerika memiliki organisasi yang bertujuan mem­ mengalami 'konflik kebudayaan yang sangat besar an tara
bantu imigran baru dan orang Asia-Amerika lain yang anak yang terakulturasi dan kakeklnenek yang tidak ter­
sedikit terakulturasi yang memiliki kesulitfln mengakses akulturasi. Pengaruh akulturasi terhadap anak-anak kelu­
lembaga utama.- arga imigran dan akibat kesenjangan serta konflik generasi
Strategikoping lainnya, yang mungkin kurang menon­ merupakan topik yang paling banyak dibahas dalum Ii­
jol dibandingkan strategi yang ketiga, adalah penggunaan teratur konseling (Lee, Choe, Kim, & Ngo. 2000). Konflik
penaksiran pasif. Menerima takdir (fatalisme) berperan nitai antara orang tua yang mempertahankan nilai tradi­
sebagai sU"atu eara bagi anggota keluarga untuk mengatasi sional mereka dan anlik-al)ak -(khususnya remaja) yang
stresor keluarga yang tidak mampu mereka kendalikan mengambil nilai orang Amerika, yaitu kerriandirian, indi­
(Henderson, 1989). vidualisme, dan sikap asertif biasanya merupakan masalah
Suatu eara yang biasa bagi individu di dalam keluarga yang biasa terjadi yang menyebabkan anak-anak Asia­
untuk mengatasi stres dan konflik interpersonal serta intra­ Amerika menarik perhatian sekolah dan konselor komuni­
personal adalah meJalui somatisasi (Hong, Lee, & Lorenzo, tas (Hong, 1989, 1996; Hong & Ham, 1992; Pedersen,
532 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

Draguns, Lonner, & TrimbJe, 1996). Konflik antara orang Suatu studi yang dilakukan oleh Huang dan Ying (1989) .
tua dan remaja di komunitas Korea-Amerika adalah salah memberikan bukti j<mis perubahan peran gender yang ter­
satu contoh. Di sini, menurut Min (1995c), nilai konftik jadi di keJuarga. mereka menemukan bahwa di kalangan
bercampur dengan kendala bahasa antara orang tua imi­ keluarga Korea-Amerika yang lebih terakulturasi, perbe­
gran yang berbahasa Korea dan anak mereka yang ber­ daan gender tertentu dalam membesarkan anak tidak be­
bahasa Inggris, sehingga menciptakan jarak disfungsional gitu menonjol di masa lalu. Mereka melaporkan bahwa
antara orang tua dan anak remaja mereka. Remaja yang dalam sampel mereka, kebanyakan ayah Korea-Amerika
mengalami masalah koping di rumah sering kali hiperaktif membantu membesarkan anak, suatu praktik yang tidak
di sekolah dandi komunitas. Konselor komunitas yang be-' dikenal di masa lalu. Selain itu, dalam keluarga Asia­
kerja dengan siswa Korea-Amerika yang duduk di bangku Amerika terakulturasi, peneliti berspekulasi bahwa meski­
SMA di Los Angeles melaporkan bahwa membolos, ber­ pun suami-ayah masih menjadi juru bicara keluarga dan
kelahi, kabur clari rumah, dan bergabung dengan geng me­ pemimpin di masyarakat, di balik layar istri sering kali me­
rupakan masalah yang biasa dialami kaum muda Korea­ miliki kekuasaan yang sangat besar dalam membuat ke­
Amerika (Min, 1995c). Tipe keluarga ini juga dapat putusan (Huang & Ying).
memiliki konflik karena salah satu pasangan lebih terakul­ Peran generasi tua (kakeklnenek) dalam keluarga Asia­
turasi dibanding pasangan yang lain. Misalnya, suami Asia Amerikajuga berubah dengan akulturasi. Hong (1989) me­
yang telah beketja bertahun-tahun di AS, kemudian kem­ nunjukkan bahwa kakeklnenek, yang dihormati dengan
bali ke negara asalnya dan menikahi istri yang tidak fa­ kebajikan status mereka, dapat berkurang perannya dalam
miliar dengan kebudayaan Amerika (Lee, 1996). membuat keputusan, khususnya jika .anak mereka mandiri
Keluarga bikultural (dua kebudayaan) adalah kelu­ secara finansial.
arga yang terakulturasi baik dengan kebudayaan Barat ka­ Konsep perubahan generasi juga penting saat memba­
rena mereka tumbuh di kota besar Asia yang terurbanisasi has akulturasi. Dalam Jiteratur keluarga Jepang-Amerika,
atau lahir dan dibesarkan di AS. Orang tua biasanya me­ kehidupan keluarga di kalangan generasi ketiga dan ke­
rupakan kelas menegah dan .sering kaJi menjabat posisi empatkeluarga Jepang~Amerika Jebih banyak yang tet:wes­
profesionaL Mereka memiliki dua bahasa dan kebudaya­ ternisasi. Sebagai contoh. poJa keluarga dan pembagian
an-mempertahankan tradisi yang penting, namun "modem" kerjaSansei (generasi ketiga) setelah menikah sangat me­
pada.saat yang sarna. nyerupai pola Amerika (Kitano, 1988). Selain itu, lebih
Keluarga. bergaya Amerika adalah keluarga yang sedikit keluarga Jepang-Amerika yang.cenderung meme­
sangat ·tera'l\:ulturasi. Biasanya, baik orang tua dan anak gang nilai tradisional karena mereka tinggal di ASdalam
lahir dan dibesarkan di AS. Anggota keluarga tidak meng­ waktu yang sangat lama (Uba, 1994).
ungkapkan minat atau upaya apa pun untuk mempertahan­
kan identitas ~tnik mereka.
Keluarga interaksi merupakan tipe keJuarga utama ~PENGKAJIAN
yang terakhir berdasarkan perbedaan dan isu akulturasi.
KEPERAWATAN·

Terdapat pertumbuhan dalam pernikahan antar-ras di ka­


Jangan orang Asia-Amerika sehingga tipe keluarga ini KELUARGA

biasa terlihat. Pada kenyataannya, Jebih dari setengah per­


nikahan orang Jepang-Amerika meru'pakan pernikahan an­ Dua faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam meng­
tar-ras. Banyak keluarga interaksi yang berhasil terintegra­ kaji kebudayaan keJuarga dan Jingkungan mereka (Hong.
si secara latar belakang kebudayaan, walaupun beberapa 1989). .
pasangan mengalami konflik dalam nilai, agama, keyakin­
an, komunikasi, membesarkan anak, dan hubungan ipar
KEBUDAYAAN
(Lee, 1996).
Peran gender berubah secara cepat karen a wanita berga­ Kebudayaan. sebagai suatu faktor pengkajian, berkaitan
bung dalam tenaga kerja dan terpajan nilai inti dan kehidup­ dengan isu kebudayaan merupakan hal yang relevan bagi
an orang Amerika. Dengan peningkatan partisipasi tenaga suatu keJuarga tertentu. Perawat keluarga harus memper­
kerja, kekuasaan wanita Asia-Amerika daJam keluarga ju­ timbangkan seberapa luas karakteristik keluarga Asia yang
ga meningkat dan secara otomatis, dominansi suami berku-. dijelaskan daJam bab ini yang dapat diaplikasikan pada ke­
rang. Pria dan wanita dalam keluarga terakulturasi menun­ luarga yang diasuh. Juga, seberapa besar seorang anggota
jukkan hubungan yang lebih sejajar (Ishii-Kuntz, 2000). keluarga, atau keluarga sebagai suatu keseluruhan, meng­
Akan tetapi, penelitian masih menunjukkan bias kebuda­ identifikasi kebudayaan asli mereka atau dengan kebuda­
yaan yang sistematik pada pria (Pedersen et a!., 1996). yaan Amerika dominan? Keluarga dan anggota yang berbe­
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 533
da dalam keluarga. dapat berbeda-beda dalam identifikasi Pada waktu yang lain. perawat dapat mengidentifikasi
kebudayaan mereka. Bukannya memisahkan dikotomi konflikkebudayaan sebagai suatu isu dan membantu ke­
antara kebudayaan Asia dan Amerika. suatu kontinum ada luarga mencapai kesepakatan atau mengganggu dalam me­
dengan menunjukkan jumlah posisi yang tidak terbatas rencanakan intervensi.
yang dapat ditempati individu dan keluarga.
Perawat keluarga dalam bekerja dengan kelompok LlNGKUNGAN
Asia-Amerika tertentu harus mengetahui tentang riwayat
dan pola imigrasi mereka; nilai. keyakinan, dan gaya hidup Lingkungan. sebagai suatu faktor pengkajian. adalah pada
kebudayaaan; keyakinan dan praktik kesehatan tradisional; seberapa besar keluarga menemui masalah sosialIling­
serta dinamika keluarga. kungan. Hal ini menunjukkan faktor ekstemal seperti dam­
Setelah mengetahui perbedaan dalam identifikasi kebu­ pak stresor komunitas dan Iingkungan lainnya terhadap
dayaan, perawat keluarga harus mendekati keluarga Asia­ keluarga. Pertanyaan ini dapat ditanyakan. Apakah kelu­
Amerika dengan sikap yang fleksibel dan menahan diri arga mengalami kesulitan finansial? Apakah keluarga
dari menstereotipekan (Inouye. 1999). Akan tetapi.jika pe­ Asia-Amerika iomigran menderita akibat kehilangan ja­
rawat keluarga tidak yakin bagaimana untuk mendekati ringan pendukung sosial tradisional. yang ditinggalkan di
keluarga dalam suatu wawancara, ia harus melakukan pen­ negara asal mereka? apakah bahasa dan kurangnya familiar
dekatan konservatif dan menghindari menentang norma dengan institusi di AS mengganggu mereka untuk meng­
kebudayaan seperti mengabaikan hierarkis keluarga tradi­ akses layanan kesehatan? Bagi pengungsi Asia-Amerika,
sional atau bersikap konfrontif. seberapa besar trauma di masa ·lalu memengarnhi penye­
Dalam bekerja dengan keluarga Asia-Amerika tradisio­ suaian mereka saat ini? Evaluasi isu ini akan sangat mem­
nal. upaya untuk membentuk jenis hubungan perawat­ bantu dalam merumuskan tujuan realistik untuk bekerja
klien yang sejajar mungkin bukan upaya yang paling dengan keluarga.
efektif. Klien Asia-Amerikadapat lebih merasa nyaman Dalam mengkaji keluarga Asia-Amerika, perawat ke­
dengan hubimgan hierarkis karena norma orang Asia; yaitu luarga harus menyadari bahwabanyak imigran barn yang
hormat terhadap otoritas dim merendahkan diri terhadap mengutamakan tugas untuk memenuhi kelangsungan hi­
orang yang berkuasa (Marsella, 1993).,Tindakan yang te­ dup. Mereka harus .menyesuaikan denganlingkungan so­
pat; memangil seseorang dengan nama keluarga. dan mem­ sial yang barn, mendapatkan pekerjaan dan tetangga baru
. balas rasa hormat dengan pantas merupakan cara untuk yang tetap, membuat jaringan sosial ;yang barn. Kadang
m'encapai aliansi yang positif pada keluarga tradisional kala penyesuaian ini berlangsungbertahun-tahun dan bah­
(Goldenberg & GoI'denberg. 2002). kan seumur hidup, sebelummereka merasa aman secara
Pengkajian kebudayaan juga termasuk mengevaluasi psikologis (Goldenberg & Goldenberg, 2002).
bagaimana secara kuat kehiarga berlangganan praktik me­ Masalah kesehatan yang serius pada anggota keluarga
dislkesehatan Asia atau Barat. Seperti yang disebutkan' merupakan beban utama bagi anggota keluarga yang me­
sebelumnya, hal yang biasa bagi imigran Asia-Amerika nyesuaikan dengan Iingkungan yang baru. Beberapa ang­
untuk berlangganan kedua bentuk praktik tersebut, dan gota keluarga dapat berupaya menyangkal atau meminima­
praktisi harns peka terhadapa hal ini. Pada kenyataannya, Iisir masalah. Anggota keluarga lainnya dapat menampung
sering kali diperlukan untuk bertanya secara langsung apa­ kemarahan yang ditekan terhadap orang yang mengalami
kah keluarga mencoba pengobatan medis Asia tradisional. penyakit karena membawa "masalah tam bah an" pada kelu­
Perawat keluarga harus mendekati isu ini dalam sikap yang arga. Di lain pihak, orang yang mengalami penyakit me­
penuh hormat dan pengertian, bukan menunjukkan secara rasa bersalah karena "menjadi beban" (Hong, 1995) atau
tidak bijaksana bahwa praktik medis Asia adalah bukan dapat menekan penderitaan mereka dan .menampilkan pe­
budaya dominan, rendah, atau tidak dapat diterima. Jika rasaan baik-baik saja di depan umum. Perasaan ini yang
dilakukan dengan tepat, seperti diskusi, akan menunjukkan harus dipertimbangkan secara hati-hati oleh perawat kelu­
kepada keluarga, kompetensi kebudayaan dari perawat, arga dalam pengkajian mereka.
dan akan menjadi kontribusi utama untuk aliansi terapeutik Perawat keluarga harus ePlpati terhadap hambatan yang
(Hong, 1993; Hong, Lee, & Lorenzo, 1995). pemah ditemui pengungsi Asia-Amerika sebelum di­
Dalam bekerja dengan keluarga. perawat keluarga juga izinkan untuk memasuki AS. Banyak keluarga pengungsi
harus waspada terhadap kemungkinan perbedaan dalam yang tidak ingin menarik perhatian "pemerintah" lagi.
identifikasi kebudayaan di kalangan anggota keluarga, se­ Mereka sering kali ragu untuk menibicarakan riwayat atau
perti yang terjadi antara orang tua dan anak. Dalam situasi trauma keluarga dengan orang asing, khususnya orang
ini, perawat mungkin. kadang kala. berbeda dengan keya­ yang berasal dari lembaga publik atau pemerintah. Dalam
kinan kebudayaan pembuat keputusan aktif dari keluarga. situasi ini, perawat harus meyakinkan kembali keluarga
1
534 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA
---
~INTERVEN-Sl
~

TABEL 20-3
KEPERAWATAN

KELUARGA

PERTANYAAN KUNCI ONTUK KLiEN ASIA­


AMERIKA SEBAGAI BAGIAN PENGKAJIAN Berdasarkan pembahasan dalam bab ini, berikut ini prinsip
KESEHATAN yang akan memandu perumusan intervensi yang peka
• Bahasa apa yang Anda gunakan? terhadap kebudayaan untuk keluarga Asia-Amerika:
• Serapa lama Anda tinggal di negara ini? 1. Setelah mendapatkan struktur dan hierarkis keJuarga
• Bagaimana Anda mengidenti~kasikan kebangsaan dan daJam kebudayaan keluarga, pera~at keluarga harus
etnisitas Anda?
peka terhadap perbedaan harapAn dan peran dari ang­
• . Apakah Anda menggunakan metode penyembuhan
tradisional? gota keluarga, seperti otoritas orang tua, khususnya
ayah. Ketika anggota keluarga membuat keputusan
Sumber: Diambil dari Jiang (199SJ. tentang kesehatan anggota keluarga, anggota kelu­
arga besar, jika ada mungkin perlu terlibat bersama
dengan keluarga inti. Selain itu. familisme menun­
sebelum membahas isu ini, dan melakukan tindakan dengan jukkan bahwa anggota keluarga cenderung untuk me­
perlahan dan peka. merhatikan sikap saling bertanggung jawab diban~
Stephen Jiang (1995), Direktur Eksekutif dari dingkan anggota keluarga Amerika biasanya (Kline
Association of Asian and Pasific Islanders Community & Huff, 1999).
Health Organization, merangkum beberapa isu pengkajian 2. Mengingat norma kebudayaan mengatur interaksi so­
kunci dengan meringkas beberapa pertanyaan, yang ia ,an­ sial dan komunikasi, perawat keluarga harus meng­
jurkan menjadibagian pengkajian kesehatan klinisi (TabeJ hindari konfrontasilangsung dengan keluarga. SeJain
20-3). Jawaban dari pertanyaan kunci ini akan membantu itu. mereka harus waspada terhadappesan yang tidak
. klinisi untukmenghindari stereotipe dan untuk membuat . . langsung dan samar yang dikirim oleh klien. Pertidak­
rencana perawatan individu untukklien Asia-Amerika. Ia setujuan yangringan dansopan dari klien sebenarnya
juga menunjukkan bahwa saat membuat rekomendasi un­ dapat berarti pertidaksetujuan yang kuat. Jika berada
tuk masala~ kesehatan tertentu, klien ditanyakan menge­ dalam keraguan, klarifikasi komunikasi dengan sikap
nai, "Apakah berbeda dari yang Anda harapkan?" (him. 3). yang tidak mengancam.
Tabel 20-4. mencantumkan situasi dan karakteristik yang 3. Perawat keluarga harus peka terhadap stigma dan ra"
berisiko tinggi dan bantuan lainnya untuk pengkajian. sa malu yang sering kali berkaitan dengan penyakit
kronik dan gangguan jiwa. Mereka harus empati ter­
hadap rasa marah atau bersalah yang dapat dialami
oleh anggota keluarga yang berbeda yang dapat me~
TABEL 20-4 rasa bahwa penyakit adalah suatu masalah "tam­
bahan" bagi seorang anggota keluarga imigran yang
sudah cukup stres dengan kebutuhan kelangsungan
KARAKTERISTIK KELUARG~ YANG

hidup dasar.
BERISIKO TlNGGIG
4. Seperti yang diperoleh dari observasi klinis dan pe­
• Baru berimigrasi nelitian yang tersedia, banyak generasi pertama Asia­
• Datang ke AS sebagai pengungsi Amerika mengikuti baik praktik pengobatan Asia tra­
• Status sosioekonomi bawah (di negara asal atau di AS) disional maupun Barat (Huff & Kline. 1999). Hal ini
• Derajat identiRkasi yang tinggi terhadap negara asal khususnya terjadi ketika keluarga menangani penya­
• Keterbatasan kelancaran berbahasa Inggris . kit serius atau kronik yang menyebabkan pengobatan
• Mengalami cultural shock
Barat memiliki sedikit harapan untuk menyembuh­
• Mengalami diskriminasi
• Peron doniatau status yang berbalik kan. Perawat keluarga tidak boleh mengganggu prak­
• KonRik keluarga anlargenerasi tik ini selama praktikini tidak mengganggu kesehatan
• Kurangnya dukungan komunitas klien atau bertentangan dengan perawaian yang di­
• Kurangnya asuransi kesehatan berikan. Jika ragu, konsultasi dengan praktlsi yang
SU,mber: Diambil dari Goldenberg & Goldenberg (2000).
familiar terhadap kebudayaan ini sering kali mem­
°Kurangnya fakfoi akulturasi dan sosioekonomi merupakan faklor bantu.
yang penting untuk diperlimbangkan dalam mengkaji perilaku dan 5. profesionalkesehatan keluarga harus menyadari ma­
status kesehatan yang berisiko. salah sosialllingkungan dan kendala institusi yang
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 535,
dihadapi oIeh ·k:eiuarga Asia-Amerika yang kurang penatalaksanaan. dan (dalam kesehatan jiwa) penye­
terakulturasi. Jika keluarga harusdirujuk ke lembaga lesaian konflik (Lee, 1996).
pelayanan yang berbeda, perawat keluarga harus 8. Terakhir. sangat penting untuk mengingat bahwa
mengoordinasikan dan merencanakan prosedur ru­ orang Asia-Amerika memiliki identitas etnik dan
jukan untuk mengurangi kebingungan dan memasti­ praktik kebudayaan yang beragam. Selain itu, mere­
kan kepatuhan. ka memiliki identifikasi kebudayaan 'Asia yang ber­
6. Perawat keluarga harus peka terhadap trauma yang beda dengan kebudayaan Amerika. Perawat keluarga
dialami pengungsi Asia-amerika. Trauma ini meru­ harus menghindari menstereotipekan keluarga. Ke­
pakan beban psikologis seumur hidup bagi banyak tika berada dalam keraguan tentang isu kebudayaan,
keluarga dan individu. membahas satu pertanyaan dengan keluarga sendiri
7. Banyak orang Asia-Amerika menganggap penyedia atau dengan profesional yang familiar dengan kebu­
layanan kesehatan sebagai guru. Pendidikan sangat dayaan sering kali penting untuk menyediakan pera­
dihargai dan dengan sedemikian rupa, sangat dihor­ watan kesehatan keJuarga yang kompeten menurut
mati. Intervensi pendidikan harus berfokus tentang kebudayaan.
masalah kesehatan, penyelesaian masalah, strategi

NRANGKUMAN
Orang Asia-Amerika berjumlah sekitar 4% daTi po­ • Struktur peran dan kekuasaan keluarga Asia tradisio-'
pulasi AS. Mereka secara proporsi merupakan ke­ nal, pola komunikasi, fungsi' afektif keJuarga, fungsi
lompok etnik yang memiliki pertumbuhan paling sosialisasi; dan fungsi perawaan kesehatan keluarga
cepat di negara AS. dijelaskan:' Masing-masing dimensi sesuai dengan
.. Orang Asia-Amerika atau kepulauan Asia dan Pa­ nilai inti keluarga Asia '
sifik adalah orang yang. bermukim di· Amerika Beberapa stresor utama di 'kalangan individu dan ke­
Serikat yang berasal dari Asia, subbenua India, dan luarga Asia-Amerika dibahas,.termasuk stres rasisme
kepulauan Samudra Pasifik, meliputi sedikitnya 23 dan ketegangan akibat migrasi, yang memiliki ba­
kelompok. Empat kelompok Asia-Amerika terbesar, nyak tantangan yang harus dihadapi, mis., kendala
yang menyusun populasi, adalah orang Cina­ bahasa, cultural shock, rindu kampung halaman.
Amerika, Filipina-Amerika, Vietnam-AmeTika, • Tiga pola koping keluarga yang menonjol yang me­
Korea-Amerika, dan Jepang-Amerika. nurut orang Asia-Amerika sangat membantu dan
• Kebanyakan orang Asia-Amerika yang datang ke AS efektif adalah keluarga bekerja sama (kohesivitas
sebagai pengungsi-kebanyaka'n dari orang ini berasal yang lebih besar) di bawah stres, dukungan dari ke­
dari Asia Tenggara, terutama Vietnam-mengalami luarga besar. dan dukungan finansial serta sosial dari
tingkll:t stres dan penderitaan yang tinggi di negara . kelompok komunitas swa-bantu. Menggunakan pc­
asalnya. Akibatnya, mereka juga mengalami masalah naksiran pasif juga digunakan dalam menangani
kesehatan yang lebih besar, terutama insidens yang stresor.
tinggi dan sindrom stres pascatrauma dan· kekerasan • Meskipun kecenderungan orang Asia-Amerik1} untuk
dalam rumah tangga, dan, juga kesulitan ekonomi berakulturasi, terdapat ketegangan yang dinamis an­
yang lebih besar dibandingkan kelompok Asia­ tara tradisi Timur dan modernitas Barat.
Amerika yang lain. • Sebagai bagian dari pengkajian keluarga, dianjurkan
• Tiga sistem keyakinan filosofi/agama memiliki ben­ agar pengaruh baik dimensi kebudayaan dan ling­
tuk nilai inti Asia tradisionaI. Tiga sistem ini adalah: kungan terhadap keluarga harus dikaji. Pertanyaan
Konfusianisme, Taoisme, dan Budisme. Keluarga kunci untuk menanyakan klien Asia-Amerika, dan
Asia-Amerika mnganut nHai Asia tradisional dalam karakteristik keluarga yang berisiko tinggi diidenti­
derajat yang berbeda-beda. Suatu perbandingan nHai fikasi. DeJapan prinsip yang memandu perumusan
Timur dan Barat disajikan untuk menunjukkan per­ intervensi yang peka terhadap kebudayaan dan ber­
bedaan yang mendalam antara dua kebudayaan (lihat orientasi pada keluarga guna bekerja dengan keluar­
Tilbel 20-2). ga Asia-Amerika diberikan secara tepat.
536 BAGIAN 4 KERAGAMAN BUDAYA PADA KELUARGA

~SKETSA KELUARGA: KELUARGA OGAWA


.,"(;;;;~tQ~~~'99awO:Qqa!R?<k~IVQr~a~J~~~~~~lkageoe~a~i:Ji9~'W~«~:'~~~~'W'f),;~ttJ~;":" ',';, ',,'" ," "'.
,,''":::'' t<;>",~::d~n:~~IQ~,J'~99C!I,d~:~qfl~M~!9k;!~hlln)9~.3"~lil",~rgg~1j!r~!p:~~r.ry'I!!~~~;~I~~rll;~y.~" " '" ,i,

~;l~~:$I~tfZif~~~~t=J~~i~~~(i~~~~~~~~~~fJ~~ ,;"~~~pfn~~~un/;

",e:ncikldki~lOlgn'CiBllrda'n:kelutr 'a/fa setel(:lh 5Uclmina ,wCifat;A oli'BilUrremilikLt6ko


,;~:;~~g~:!~~,r~~t~!~~Wa~~~1~~~~~~:~~9~fo.~~f~'~friq·t~]~t~~~~i$'"
•••••• J

. t .. ~.": .
......

:kefeHxlt~si:iri,gercik,'d¢i\m~buNhkaii;bantQi:Jn 'onfljk'rriela~ukQn:Qk'iv.t~g~j.hirup;s~btir.h~dri:;V"'.r':'
.'

'(ADLI. An99ota,keli;ar9CI'(BiII;~n,'dan:dui:Ha,kok perempuon Bil,!),teloh'm~119qtur1iQdw:al-l(e~ia,


merekq':sehingga,m~reka dapaf'mem~Dtu:perawatOI1 Helen ketiko ~ibuh,Jb~ri.,B;lli:sefel~b',', "
,,~erkonsylta5i dengan'kakak peremR~an clan:~!J~mi mereko/:~I"JJ·bOruJnl m.~09h1l9ungi !lgE!nsi
~owatan rumah loka! don, loyonon kesehotan d. rumoh untuk lbunya kctrena;ql,lggota keluorgo
yang meraso kewalohon dan leloh dolom ,inElf.owot Helen, sel<;lin men9~~s. keluargq .dan
pekerjaan mereka;keluoi"gomosih songaf terlibQidengon p~CJW(]toiilielEm jikapefQyiot •
kesehatan dinlmah tidak ado. Helen roengungkdpkan rosa bersalcih larenamenjeidi beban dan
meny~babkon keluorgobanyok mosalah. Diadaptosidori Ishida (1999)·· .... ,. .
, ,

• LAYIHAN
Tinjau sketsa keluarga dan jawab pertanyaan terkait.
1. Apa area pengkajian kebudayaan yang dominan (Iihat Tabel 20-3), dan apakah sketsa ini
memberikan infonnasi ini? Jika.tidak, apa yang kurang? .
2. Apa strategi koping yang paling terlihat di dalam sketsa ini, dan bagaimana pola koping ini
diterapkan dalam sketsa?
3. Apa nilai kebudayaan yang Anda Iihat dalam sketsa ini?
4. Identifikasi dua intervensi keperawatan keluarga yang berbasis blldaya untuk bekerja
dengan keluarga ini.
Jawab pertanyaan terkait.
5. Kelompok etnik apa saja yang menyusun orang Asia-Amerika?
6. Bagaimana pola demografi baru-baru ini yang berkaitan dengan orang Asia-Amerika di
Amerika 8erikat saat ini?
7. Orang Filipina-Amerika berbeda dari empat kelompok orang Asia-Amerika terbesar dalam
hal-hal berikut (Iingkari semuajawaban yang benar):
a. Riwayat mereka termasuk selama sekitar 500 tahun menjadi kolonisasi Spanyol.
b. Negara asalnya dideskripsikan sebagai negara yang terwesternisasi di Asia.
c. Mayoritas orang Filipina adalah Katolik. .
8. Sebutkan nilai inti keluarga Asia-Amerika tradisional dan hubungkan dengan implikasi
praktik keperawatan keluarga pada masing-masing nilai inti ini!
9. jelaskan konflik nilai yang sering kali terjadi antara anak dan orang tua mereka di dalam
keluarga imigran Asia-Amerika.
10. Ketika keluarga imigran Asia-Amerika menetap di AS, apa yang biasanya' berubah di
dalam kehidupan keluarga ini?
a. Anak-anak mengerjakan dua pekerjaan dan sering kali keluar dari sekolah dengan lebih
cepat.
b. Wanita memasuki pasar kerja dan, karena pekerjaan mereka, mereka memiliki lebih
banyak kekuasaan di keluarga.
c. Patrilokalitas sering kali tidak mungkin atau praktis, sehingga dalam kasus ini keluarga
inti tinggal datam rumah tangga yang terpisah.
11. "Menjaga nama baik" dalam kebudayaan Asia memengaruhi pola komunikasi di dalam
hal-hal berikut:
BAB 20 KELUARGA ASIA-AMERIKA 537
a. Komunikasi lebih banyak yang tidak langsung dan samar.
b. Pertidaksetujuan dapat diekspresikan dalam sikap mengeJak.
c. Komunikasi biasanya sopan dan penuh rasa hormat.
d. Kesalahan tidak pemah diakui atau dikomunikasikan.
12. Sosialisasi anak-anak dalam keluarga Asia-Amerika tradisional, jika dibandingkan dengan
sosialisasi dalam keJuarga Amerika, melibatkan:
a. Penekanan terhadap kepatuhan anak dan menghormati orang yang lebih tua.
b. Anak diajari untuk mandiri sejak usia dini. '
c. Keluarga memberlakukan pengendalian yang sangat besar atas perilaku anak.
d. Pentingnya pendidikan ditekankan pada keluarga.
13. Mana yang merupakan prinsip keyakinanlkonsep utama dalam pengobatan Timur:
a. Pengkajian fisik
b. Keseimbangan
c. Holisme
d. Yill-yang
e. Nilai penguasaan
f. Promosi kesehatan
g. Intervensi pembedahan
h. Energi vital
i. Penggunaan herba
j. Psikoterapi
k. Terapi bicara .
14. Manakah dari strategi koping berikut yang lebih sering digunakan oleh keluarga Asia­
Amerika tradisional?
a. Kemadirian
b. Penggunaan humor dalam menyelesaikan masalah
c. Mencari dukungan spiritual
d. Mencari dukungan sosial dari jaringan keluarga besar
IS. Diskusikan panduan intervensi umum yang berguna untuk bekerja dengan keluarga Asia­
Amerika tradisional.
A

MODEL PENGKAJIAN
KELUARGA FRIEDMAN
(BENTUK PANJANG)

Panduan berlkut ini menggambarkan suatu kumpulan pertanyaanl 3. Komposisi Keluarga: Penggunaan genogram
area pengkajianyang muncul di bagian akhir Bab 8 hingga 17. keluarga dianjurkan (Lihat gambar 8cl).
yang diawaJi dengan pengkajian identifikasi dan data Iingkungan. 4. Tipe bentuk keJuarga I
dilanjutkan dengan pengkajian dimensi struktur dan rungsi. dan
5. Latarbelakang Kebudayaan (Etnik)2 (terma­
disimpulkan dengan pengkajian tentang str~s. koping. dan adap­
suk luasnya akulturasi): DaJam menjelaskan data
tasi keluarga. Setelah masing-masing judul yang besar. sebuah
ini, gunakan kriteria berikut ini sebagai panduan
catatan kaki mengingatkan pembaca di mana teorl keluarga yang
untuk menenlukan kebudayaan dan orientasi re­
terkait dan pembahasan yang lebih jauh tentang area pengkajian
ligi-us keluarga serta luasnya akulturasi.
dapat ditemukan. .
5.1. Pemyataan keluarga atau anggota keluar­
Model Pengkajian Keluarg!l menurut Friedman terdiri dari
ga mengenai latar belakang etnik (identi­
enam kategori yang luas:
fikasi diri)?
1. Mengidentifikasi data
5.2. Bahasa yang digunakan di rumah? Apa­
2. Tahap dan riwayat perkembangan
kah semua anggota keluarga berbicara
3. Data Iingkungan.
bahasa Inggris?
4. Struktur keluarga.

5.3. Negara asal dan lama tinggaJ di Amerika


5.. Fungsi ke1uarga.
Serikat (generasi ke berapa anggota ke­
6. Stres. koping, dan adaptasi keluarga. luarga tersebut, dalam kaitannya dengan
Setiap kategori mempunyai banyak subkategori. Perawat yang
status imigrasi mereka) dan alasan ke­
mengkaji keluarga hams memutuskan kategori mana yang relevan
luarga berimigrasi?
(setelah dilakukan sebuah pengkajian tipe skrining dasar) se­
5.4. Jaringan sosial keluarga (daTi kelompok
hingga data ini dapat digali lebih dalam pada setiap kunjunganl etnik yang sarna)?
pertemuan keluarga. Tidak semua area pengkajian subkategori
5.5. Tempat tinggal keluarga (bagian daTi
hams bergantung pada tujuan, masaJah, dan sumber yang dimiliki lingkungan yang secara etnik bersifat
oleh keluarga, serta peran perawat yang beketja dengan ke­
homogen)?
luarga. 5.6. Aktivitas keagamaan, sosial. kebudaya­
an, rekreasi. danlatau pendidikan (apa­
kah aktivitas ini berada dalam kelompok
NM E N GI D ENTI F I KAS I DATA kebudayaan keluarga)?
Data-data dasar yang menggambarkan keluarga dalam hal-hal da­ 5.7. Kebiasaan diet dan berpakaian (tradisio­
sar dicantumkan dalam bagian ini. nal atau barat)? .
I. Nama KeJuarga 5.8. Dekorasi rumah (tanda pengaruh kebuda­
2. AJamat dan TeJepon. yaan)?
540 APENDIKS A

5.9. Keberadaan peran dan struktur kekuasa­ keluarga (gunakan genogram untuk mengumpulkan data
an keluarga tradisional atau "modem"? ini).
5.10. Porsi komunitas yang umum bagi kelu­ 12. Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan asal­
arga-kompleks teritorial keluarga (apa­ nya; hubungan masa sHam dan saat dengan orang tua (nenek­
kah porsi tersebut selalu di dalam komu­ kakek) dari orang tua mereka.
nitas etnik)?
5.11. Penggunaan praktisi dan jasa perawatan
kesehatan keluarga. Apakah keluarga
Pa;DATA LINGKUNGAN 5
mengunjungi praktisi umum, terlibat da­ Data lingkungan keluarga meliputi seluruh a1am kehidupan ke­
lam praktik perawatan kesehatan tradi­ luarga-mulai dari pertimbangan area yang terkecil seperti aspek
sional. atau memiliki K'epercayaan tradi­ dalam rumah hingga komunitas yang lebih besar tempat keluarga
sional dalam isu kesehatan? tinggal.
13. Karakteristik Rumah s
6. Identifikasi Religius 13.1. Uraikan tipe tempat tinggal (rumah. apartemen. se­
6.1. Apa agama keluarga? wa kamar, dll). Apakah keluarga memiliki rumah
6.2. Apakah anggota keluarga berbeda dalam sendiri atau menyewa rumah?
keyakinan dan praktik religius mereka? 13.2. Uraikan kondisi rumah (baik interior maupun eks­
6.3. Sejauh mana keluarga aktif terlibat da­ terior rumah). Interior rumah meliputi jumlah ruang
lam mesjid, gereja, kuil. atau organisasi dan jenis ruang (ruang tamu, ruang tidur, dB).
keagamaan lainnya? penggunaan ruang-ruang tersebut dan bagaimana
6.4. Apa praktik keagamaan yang diikuti ke­ ruang tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan ke­
luarga? cukupan perabot? Apakah penerangan. ventilasi, dan
6.5. Apa keyakinan dalam i:Jilai keagamaan pemanas memadai (artifisial atau panas matahari).
yang berpusat dalam kehidupan keluar­ Apakah lantai, tangga, pemagaran. dan struktur lain­
ga? nya dalam kondisi yang memadai?
13.3. Di dapur, amati suplai air minuI!l. sanitasi, dan ade­
, 7. Status Kelas Sosial3 (berdasarkan pekeljaan,
kuasi lemari es.
pendidikan, dan pendapatan): .
13.4. Di kamar mandi, amati sanitasi, air, Jasilitas toilet,
7.1. . Identifikasi kelas sosial keluarga, berda-.
ada tidaknya sabun dan handuk? Apakah anggota
sarkan pada tiga indikator di atas.
keluarga mgnggunakan handuk yang sarna?
7.2. '. Status Ekonomi.
13.5. Kaji pengaturan tidur di dalam rumah. Apakah peng­
7.3. Si.apakah pencari natkah di dalam ke­
aturan tersebut memadai bagipara anggota keluarga
luarga?
dengan pertimkbangan usia mereka, hubungan, dan
7.4. .Apakah keluarga menerima bantuan atau
kebutuhan khusus lainnya?
dana pengganti? Jika demikian, apa saja
13.6. Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi ru­
(dari mana)?
mah. Apakah ada serbuan serangga-serangga kecil
7.5. Apakah keluarga menganggap pendapat­
(khususnya di dalam) danlatau masalah sanitasi
an mereka memadai? Bagaimana cara
yang disebabkan adanya hewan peliharaan?
keluarga melihat diri mereka sendiri da­
13.7. Adakah tanda cat yang sudah tua mengelupas (sum­
lam mengelola keuangan?
ber yang mungkin menyebakan racun) yang mung­
8. Mobilitas Kelas Sosial3 kin terpajan oleh anak yang masih kecil?
13.8. Identifikasi unit teritorial keluarga. Apakah mereka
nyaman menggunakan sumber/pelayanan di Iing-.
Pa;TAHAP kungan mereka?
PERKEMBANGAN 13.9. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana perasa­
an keluarga mengenai adekuasi privasi.
DAN RIWAYAT 13.10. Evaluasi ada atau tidak adanya bahaya keamanan.
KELUARGA 4 13.11. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah.
13.12. Kaji perasaan puasltidak puas dari anggota keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. secara keseluruhan dengan pengaturanlpenataan ru­
10. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkem­ mah. Apakah keluarga menyadari keadekuatan ru­
bangan yang sesuai dengan tahap perkembangan mah terhadap kebutuhan.ini?
saat ini. 14. Karakteristik Lingkungan Sekitar dan Komunitas yang
11. Riwayat keluarga dari lahir hingga saat ini. ter­ Lebih Besars
masuk riwayat perkembangan dan kejadian serta 14.1. Apa karakter fisik dari lingkungan sekitar dan komu­
pengalaman kesehatan yang unik atau yang ber­ nitas yang lebih besar?
kaitan dengan kesehatan (perceraian. kematian, Tipe lingkunganlkomunitas (desa, kota, subkota, an­
kehilangan. dlI) yang teljadi dalam kehidupan tarkota).
APENDIKS A 54 1
Tipe tempat tinggal (hunian, industrial, campuran
atau organisasi yang memberi bantuan
hunian dan industri kecil. agraris) di lingkungan.
kepada keluarga atau yang berkaitan de­
Kondisi hunian dan jalan (terpelihra. rusak. tidak
ngan keluarga?
terpelihara. sedang dalam perbaikan).
16.6. Bagaimana cara keluarga memandang
Sanitasi jalan raya. rumah (kebersihan. pengumpuI­
komunitasnya?
an sampah, dll).

Masalah yang berkaitan dengan kemacetan lalu lin­

tas?
~STRUKTUR
Adanya dan jenis industri di lingkungan.

Apakah ada masalah polusi udara, suara, atau air?


KELUARGA
]4.2. Bagaimana karakteristik demografi dari lingkungan
dan komunitas? )7. Pota Komunikasill
Karakteristik etnik dan kelas sosial penghuni. 17.1. Dalam mengobservasi keluarga secara
Pekerjaan dan hobi keluarga keseluruhan dan/atau rangkaian hubung­
Kepadatan populasi. an dari keluarga. seberapa sering komu­
Perubahan demografi barn-barn ini di dalam komu­ nikasi fungsional dan disfungsional di­
nitas/lingkungan. gunakan? Buat dalam bentuk diagram
]4.3. Pelayanan kesehatan dan pelayanan dasar apa yang atau berikan contoh pola yang berulang.
ada dalam komunitas? Seberapa tegas dan jelas anggota kelu­
Pasilitas pemasaran (makanan, pakaian, apotek, arga mengutarakan kebutuhan dan pera­
dll). saan mereka?
Institusi kesehatan (klinik, rumah sakit, dan fasilitas
Sejauh mana anggota keluarga nienggu­
gawat darnrat).
nakan klarifikasi dan kualifikasi dalam
Lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konse­
berinteraksi?
ling, pekerjaan).
Apakah anggota keluarga memperoleh
Pelayanan tempat cuci otomatis untuk kebutuhan ke­
dan memberikan respons dengan baik
luarga.
terhadap umpan balik atau biasanya me­
Tempat beribadah keluarga.
reka menghalangi umpan balik dan eks­
14.4. Bagaimana kemudahan akses sekolah di IIngkungan plorasi terhadap isu?
dan komunitas dan bagaimana kondisi sekolah ter­ Seberapa baik anggota menjadi pen­
sebut? Apakah ada masalah integrasi yang meme­ dengar dan mengikuti ketika berkomuni­
ngaruhi keluarga? kasi?
14.5. Pasilitas rekreasi. Apakah anggota keluarga mencari vaH­
14.6. Tersedianya transportasi umum. Bagaimana keluar­ dasi orang lain?
ga dapat mengakses pelayanan dan fasilitas tersebut Sejauh mana anggota menggunakan
(dalam hal jarak, kesesilaian, waktu tempu.li)? asumsi dan pernyataan' yang bersifat
14.7.. Bagaimana insidens kejahatan di Iingkungan dan menghakimi saat berinteraksi?
komunitas? Apakah hal ini merupakan masalah ke­ Apakah anggota berinteraksi dengan pe­
amanan yang serius? san dalam suatu sikap yang bersifat me­
15. Mobilitas Geografis Keluarga6 nyerang?
]5.1. Berapa lama keluarga tinggal di wilayah tersebut? Seberapa sering diskualifikasi diguna­
15.2. Bagaimana riwayat mobilitas geografis dari keluar­ kan?
ga ini? 17.2. Bagaimana pesan-pesan emosional
15.3. Dari mana keluarga tersebut berpindah atau bermi­ (afektif) disampaikan di dalam keluarga
grasi? dan subsistem keluarga?
Seberapa sering pesan emosional disam­
16. Asosiasi Transaksi Keluarga dengan Komunitas7 . paikan?
16.1. Siapa anggota keluarga yang menggunakan pelayan­ Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan
an komunitas atau lembaga pelayanan apa yang di­ dalam subsistem ke)uarga? Apakah emo­
kenal di komunitas? si yang disampaikan bersifat negatif. po­
16.2. Seberapa sering atau sejauh mana mereka meng­ sitif, atau keduanya?
gunakan pelayanan atau fasilitas ini? 17.3. Bagaimana frekuensi dan kualitas komu­
16.3. Apa pola teritorial dari keluarga-komunitas atau wi­ nikasi yang berlangsung da)am, jaringan
layah yang sering dikunjungi? komunikasi dan dalam beberapa rang­
16.4. Apakah keluarga menyadari pelayanan komunitas kaian hubungan?
yang relevan dengan kebutuhannya, seperti trans­ Siapa yang berbicara kepada siapa dan
portasi? dengan sikap seperti apa?
16.5. Bagaimana perasaan keluarga tentang kelompok Pola-pola umum apa yang digunakan
APENOIKS A

menyampaikan pesan-pesan penting?


atau sumber; kekuas~~ pengh~rgaan; kelcllaSaan niemaksa; .
Apakah ada perantara?
kekuasaan informasional (Iangsung atau tidak langsung);
Apakah pesan yang disampaikan sesuai
kekuasaan afektif; dan kekuasaan manajemen ketegangan.
dengan usia perkembangan ;mggota?
IS.4. Atas dasar kekuasaan apa anggota keluarga mem­
17.4. Apakah kebanyakan pesan yang disam­ buat keputusan?
paikan anggota keluarga sesuai dengan Variabel yang Memengaruhi Kekuasaan Keluarga
konteks dan instruksi? (termasuk obser­ IS.S. Mengenali keberadaan salah satu variabel berikut ini
vasi pesan nonverbal). Jika tidak, siapa akan membuat pengkaji menginterpretasi perilaku
yang menunjukkan ketidaksesuaian dan keluarga yang memungkinkan kekuasaan keluarga
pesan apa yang tidak sesuai? dapat dikaji.
17.5. Proses disfungsional apa yang terlihat • Hierarki kekuatan keluarga.
dalam pola komunikasi? • Tipe bentuk keluarga.
17.6. Apa saja isu-isu yang tertutup bagi dis­ • Pembentukan koalisi.
kusi, yang merupakan isu penting bagi • Jaringan komunikasi keluarga.
kesejahteraan dan fungsi keluarga yang • Perbedaan gender.
adekuat? • Faktor usia dan siklus kehidupan keJuarga.
17.7. B;lgaimana faktor-faktor berikut meme­ • Faktor kebudayaan dan interpersonal.
ngaruhi pola koniunikasi keluarga: • Kelas sosial.
• Kontekslsituasi. Keseluruhan Kekuasaan Sistem dan Subsistem keluarga
• Tabap siklus kehidupan keluarga. 18.6. Dari pengkajian Anda terhadap seluruh isu-isu yang
• Latar belakang kebuQayaan keluarga. luas di atas, buat kesimpulan mengenai apakah ke­
• Perbedaan gender di dalam keluarga. kuasaan keluarga tersebut dapat termasuk keluarga
• Bentuk keluarga. dominansi istri atau suami, anak, nenek, dll; ega­
• Status sosioekonomi keluarga litarian-sinkratik atau otonomi; tanpa pemimpin
• Minibudaya keluarga yang unik. atau kaotik (kacau)! Kontinum kekuasaan keluarga
18. Struktur Kekuasaan9 dapat digunakan sebagai suatu presentasi visual ana­
Hasil akhirKekuasaan Iisis Anda.
IS.I. Siapakab yang membuat keputusan? Sia­ Kontinum Kekuasaan Keluarga: Jika dominansi ditemukan,
pa yang memegang "kata terakhir" atau siapa yang dominan?
"siapa yang menang"? 18.7. Untuk menentukan seluruh pola kekuasaan, me­
IS.2. Seberapa penting keputusan atau isu ini nanyakan pertanyaan yang terbuka dan luas sering
. bagi keluarga? kali mengaburkan (tanyakan kedua pasangan dan
Pertanyaan yang lebih spesifik mungkin anak-anak jika mungkin), di bawah ini diberikan
meliputi: beberapa contoh.
Siapa yang menganggarkan, membayar Siapa yang biasanya "berkata terakhir" atau mem­
rekening, dan memutuskan bagaimana buat keputusan ten tang isu yang penting?
uang digunakan? Siapa yang benar-benar ditugaskan dan mengapa
Siapa yang memutuskan bagaimana cara (mencari dasar-dasar kekuasaan)?
menghabiskan waktu luang atau siapa Siapa yang mengatur keluarga?
ternan atau kerabat yang hendak dikun­ Siapa yang memenangkan argumen atau isu-isu
jungi? penting?
Siapa yang memutuskan perpind~an Siapa yang biasa menang jika ada ketidaksepa­
dalam pekeIjaan atau tempat tinggal? katan?
Siapa yang mendisiplinkan dan memu­ Pendapat siapa yang digunakan jika orang tua/suami
tuskan ? tidak sepakat?
Proses Pengambilan Keputusan Apakah anggota keluarga puas dengan bagaimana
IS.3. Teknik-teknik khusus apa yang diguna­ keputusan dibuat dan siapa yang membuat keputusan
kan untuk membuat keputusan di dalam tersebut (y.i., struktur kekuasaan saat ini)?
keluarga dan sejauh mana teknik-teknik 19. Struktur Peran 10
ini digunakan (mis., konsensus: ako­ Struktur Peran Formal
modasiltawar-menawar; kompromi/pak­ 19.1. Posisi dan peran formal apa yang dipenuhi setiap
saan; de facto)? Dengan kata lain, anggota keluarga? Uraikan bagaimana setiap anggo­
bagaimana cara keluarga membuat ke­ ta keluarga melakukan peran-peran formal mereka.
putusan? 19.2. Apakah peran ini dapat diterima dan konsisten de­
Dasar-Dasar Kekuasaan. Berbagai dasar dan ngan barapan anggota keluarga? Dengan kata lain,
sumber kekuasaan adalah kekuasaanlotoritas apakah ada ketegangan atau konflik peran?
yang sah dan variasi dari kekuasaan itu, kekuasaan 19.3. Seberapa kompeten anggota merasa mereka mela­
"tak~berdaya"; kekuasaan referen; kekuasaan ahli kukan peran terhormat mereka? .
APENOIKS A 543
-
19.4. Apakah terdapat tleksibilitas dalam peran jika di- • Pendidikan
butuhkan? Persamaan
Struktur Peran Informal Kemajuan dan penguasaan lingkungan.
19.5. Peran informal atau peran samar apa yang terdapat Orientasi masa depan
di keluarga? Siapa yang menjalankan dan seberapa Efisiensi, keteraturan, dan kepraktisan
sering atau konsisten peran tersebut dijalankan? Rasionalitas
Apakah anggota keluarga secara samar menjalankan Kualitas hidup dan pemeliharaan kese­
peran yang berbeda dari posisi mereka yang dituntut hatan
keluarga untuk mereka mainkan? Perbedaan dalam Sistem Nilai
19.6. Apa tujuan kehadiran peran-peran yang diidentifi­ 20.2. Sejauh mana kesesuaian antara nilai ke­
kasi sebagai peran samar atau informal? luarga dan kelompok rujukan keluarga
19.7. Apakah ada peran informal yang disfungsional pada . dan/atau sistem yang bertnteraksi seperti
keluarga atau anggota keluarga dalam jangka waktu sistem pendidikan dan perawatanlpela­
yang lama? yanan kesehatan serta komunitas yang
19.8. Apa pengaruh pada orang yang menjalankan peran lebih luas?
tersebut?
20.3. Sejauh mana kesesuaian antara nilai ke­
Analisis ¥odel Peran (kapan masalah peranmuncul)
luarga dan nilai masing-masing anggota
19.9. Siapa yang menjadi model yang memengaruhi se­ keluarga?
orang anggota keluarga dalam kehidupan awalnya, Nita; Keluarga
siapa yang memberikan perasaan dan nilai-nilai ten­ 20.4. Seberapa penting nilai-nilai yang diiden­
tang pertumbuhan, pengalaman baru, peran, dan tifikasi di dalam keluarga? (Urutkan dari
teknik komunikasi? nilai keluarga yang paling penting).
19.10. Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model 20.5. Nilai apa yang dianut secara disadari
peran bagi pasangan dalam peran mereka sebagai atau tidak disadari?
orang tua, dan'sebagai pasangan pemikahan, seperti 20.6. Apakah terdapat bukti konflik nilai di
apakah mereka itu? dalam keluarga? .
19.11. Jika peran informal disfungsional di dalam keluarga,
20.7. Bagaimana kelassosial, latar belakang
.siapa yang menjalankan peran ini di dalam generasi
. kebudayaan ' dan derajat akul turasi, per­
yang sebelumnya? .
bedaan generasi, letak geografis (rural,
Variabel yang Mempengaruhi Struktur Peran
urtan, suburban) keluarga memengaruhi
19.12. Pengaruh kelas sosial: Bagaimana latar belakang ke­
nilai-nilai keluarga?
las sosial memengaruhi struktur peran informal dan
formal di dalam keluarga? 20.8. Bagaimana nilai~nilai keluarga meme­
19.13. Pengaruh kebudayaan: Bagaimana struktur peran ngaruhi status kesehatan keluarga?
keluarga dipeJ1garuhi oleh latar belakang keluarga
agama dan etnik?
19.14. Pengaruh perkembangan atau tahap siklus kehidup­ ParFUNGSI KELUARGA
an: Apakah perilaku peran anggota keluarga saat ini
sesuai dengan tahajJ perkembangan? 21. Fungsi Afektifl2
19.15. Peristiwa situasional: Perubahan dalam status ke­ Saling asuh, Keakraban, dan Identijikasi
sehatan anggota keluarga. Bagaimana masalah kese­ 21.). Sejauh mana anggota keluarga saling
hatan memengaruhi peran keluarga? Realokasi pe­ asuh dan mendukung?
ran/tugas apa yang telah dilakukan? Bagaimana 21.2. Apakah terdapat perasaan keakraban dan
anggota keluarga yang telah menerima peran-peran keintiman di antara Iingkungan hubung­
baru menyesuaikan diri? Apakah ada bukti ten tang an keluarga?
stres atau konflik akibat peran? Bagaimana anggota Sebaik apa anggota keluarga bergaul
keluarga dengan masalah kesehatan bereaksi ter­ satu sarna lain?
hadap perubahan atau hilangnya peran? Apakah mereka menunjukkan kasih sa­
20. Nilai Keluarga l l yang satu sarna lain?
20.1. Penggunaan metode "perbandingan" dan "mem­ 21.3. Apakah identifikasi satu sarna lain,
bedakan" memberikan kesan (dengan nilai dari ikatan, atau kedekatan nampak ada?
kebudayaan yang.dominan dan kelompok rujukan (pemyataan empati, perhatian terhadap
keluarga-kelompok etnik yang diidentifikasi me­ perasaan, pengalaman, dan kesulitan
reka-atau keduanya). anggota keJuarga lainnya, semuanya di­
ProduktivitasiPencapaian Individu tunjukkan). Untuk menjawab pertanyaan
Individualisme no. 21.1, 21.2, dan 21.3, diagram pele­
Materialismeletika konsumsi katan sangat membantu (lihat Gbr.
Etikakerja 14-2).
Kiieipfsanan iJiiir-Kiierktiiliih 22:4: B'agiiiiriaria' anak~an3k(lTfiargl.liaalam 'kdiiargain11
21.4. Bagaimana keluarga menghadapi isu-isu 22.5. Keyakinan budaya apa yang memengaruhi pola ke­
tentang keterpisahan dan keterkaitan? luarga dalam membesarkan anak?
Bagaimana keluarga membantu anggo­ 22.6. Bagaimana faktor sosial memengaruhi pola peng­
tanya agar bersatu dan memelihara ke­ asuhan anak?
terkaitan? 22.7. Apakah keluarga ini berisiko tinggi mengalami ma­
Apakah tersedia kesempaian untuk me­ salah membesarkan anak? Jika demikian, faktor apa
ngembangkan keterpisahan dan apakah yang menyebabkan keluarga berisiko?
kesempatan tersebut sesuai dengan usia 22.8. Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi
dan kebutuhan setiap anggota keluarga? anak untuk bermain anak-anak (sesuai dengan tahap
Pola Kebutuhan-Respons Keluarga perkembangan anak)? Apakah peralatan permainan
21.5. Sejauh mana anggota keluarga merasa­ yang ada sesuai dengan usia anak?
kan kebutuhan individu lain di dalam 23. Fungsi Perawatan Kesehatan l4
keluarga? 23.1. Keyakinan, nitai, dan perilaku kesehatan:
Apakah orang tua (pasangan) mampu Nilai apa yang dianut keluarga dalam kesehatan?

menguraikan kebutuhan dan persoalan Promosilpeningkatan kesehatan? Pencegahan?

anak-anak serta pasangan mereka? Apakah terdapat konsistensi antara nilai kesehatan

Seberapa peka anggota kelmirga daJam keluarga seperti yang dinyatakan dan tindakan ke­

menanggapi isyarat yang berkaitan de­ sehatan mereka?

ngan kebutuhan dan perasaan anggota Kegiatan promosi kesehatan apa yang dilakukan ke­

yang lain? luarga secara teratur? Apakah perilaku ini merupa­

21.6. Apakah kebunihan, minat, dan perbe­ kan karakteristik dan semua anggota keluarga, atau

daan masing-masing anggota dihormati apakah pola perilaku promosi kesehatan sangat be­

oleh anggota keluarga yang lain? ragam di antara anggota keluarga?

Apakah terdapat keseimbangan dalam Apa tujuan kesehatan keluarga?

hal hormat-menghormatl (apakah mere­ 23.2. Deftnisi dan tingkat pengetahuan keluarga lentang
ka menunujukkan saling inenghormati)? sehal-sakil:
Sejauh mana kepekaan keluarga terha­ Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat dan sakit

dap tindakan dan persoalan dan setiap untuk masing-masing anggota keluarga? Tanda­

individu? tanda apa yang memberikan kesan, dan siapa yang

- 21.7. Sejauh mana keluarga mengenali bahwa memutuskan?

kebutuhan keluarga telah dipenuhi oleh _Apakah keluarga dapat mengamati secara akurat dan

keluarga? Bagaimana proses pelepasan melaporkan gejala dan perubahan yang signifikan?

emosional (mencurahkan masalah) kelu­ Apakah sumber informasi dan saran kesehatan bagi

arga? Untuk pertanyaan no. 21.5, 21.6, keluarga?

dan 21.7 menunjukkan bahwa daftar ang­ Bagaimana ipformasi dan saran tentang kesehatan

gota keluarga juga mencakup kebutuhan diteruskan kepada anggota keluarga?

mereka (seperti yang dipersepsikan oleh 23.3. Status kesehalan keluarga dan kerentanan lerhadap
anggota keluarga) dan sejauh maila kebu­ sakit yang dirasa:
tuhan ini dipenuhi oleh anggota keluarga Bagaimana keluarga mengkaji status kesehatannya

22. Fungsi Sosialisasil 3 saat ini?

22.1. Kaji praktik keluarga dalam membesar­ Masalah kesehatan apa yang saat ini diidentifikasi

kan anak dalam isu berikut. ­ oleh keluarga?

• Pengendalian peritaku. meliputi Masalah kesehatan apa yang membuat keluarga me­

disiplin, penghargaan dan hukuman. rasa mereka rentan?

• Otonomi dan ketergantungan. Apa persepsi keluarga ten tang berapa banyak kon­

• Memberi dan menerima cinta. trol kesehatan yang mereka lakukan dengan me­

• Latihan perilaku yang sesuai dengan lakukan tindakan kesehatan yang tepat?

usia (perkembangan fisik, sosial, emo­ 23.4. Praktik diel keluarga:


sional, bahasa, dan intelektual). Apakah keluarga mengetahui tentang sumber ma­

22.2. Seberapa adaptif praktik keluarga dalam kanan dan piramida pedoman makanan?

membesarkan anak untuk sebuah bentuk Apakah diet keluargaadekuat? (catatan riwayat poJa

keluarga dan situasi tertentu? makan keluarga selama tiga hari dianjurkan.)

22.3. Siapa yang menerima tanggung jawab Siapakah yang bertanggung jawab untuk terbadap

untuk peran membesarkan anak atau perencanaan, belanja. danpersiapan makanan?

fungsi sosialisa~i? Apakah fungsi ini di­ Bagaimana makanan disiapkan?

pikul bersama? Jika demikian, bagai­ Berapa banyak makanan yang dikonsumsi per hari?

mana hal ini diatur? Apakah ada peinbatasan anggaran makanan?

Penggunaan kupon makanan?


ganggu kapasitas unluk melakukan akti­

Bagaimana kelayakan penyimpanan dan lemari pen­


vilas yang biasa?

dingin makanan?
Apakah anggota keluarga seeara teratur

Apakah saat makan memiliki suatu fungsi tertentu


menggunakan obat yang dijual bebas

bagi keluarga?
atau obat yang diresepkan?

Bagaimana sikap keJuarga terhadap -makanan dan


Apakah keluargamenyimpan obat da­

jam makan?
lam periode yang lama dan mengguna­

Bagaimana kebiasaan keluarga daIam mengonsumsi


kannya kembali?

makanan kudapan?
Apakah obat diberi label dan disimpan

23.5. Kebiasaan tidur dan beristirahat: dengan tepat di tempat yang aman dan

Apakah yang merupakan kebiasaan tidur anggota


jauh dari jangkauan anak keeil?

keluarga?
23.8. Peran keluarga dalam praktik perawat­
Apakah kebutuhan tidur anggota keluarga sesuai
an diri:
dengan status kesehatan dan usia mereka?
Apa yang dilakukan keluarga untuk

Apakah jam tidur ditetapkan seeara teratur?


memperbaiki status kesehatannya?

Apakah anggota keluarga melakukan istirahat siang


Apa yang dilakukan keluarga untuk

seeara teratur dan memiliki eara-eara lain untuk is­


meneegah penyakit?

tirahat selama sehari?


Siapakah pemimpin kesehatan di dalam

Siapa yang memutuskan kapan anak-anak hams


keluarga?

tidur?
Siapa yang membuat keputusan kese­

Di mana anggota keluarga tidur?


halan di dalam keluarga?

23.6. Praktik aktivitasfisik dan rekreasi: Apa yang dilakukan anggota keluarga

Apakah anggota keluarga menyadari bahwa rekreasi


ketika merawat anggota yang sakit di

aktif dan olahraga seeara teratur penting untuk ke­


rumah?

sehatan?
Bagaimana kemampuan keluarga dalam

Apakah pekeljaan harian yang biasa memberikan


halperawatan .diri yang berkaitan de­

kesempatan untuk latihan?


ngan pengakuan terhadap tanda dan ge­

Jenis rekreasi dan aktivitas fisik apa (mis., lari, ber­


jala, diagnosis dan perawatan di rumah

sepeda, berenang, menari, tenis) yang dilakukan


tefuadap masalah kesehat~ yang umum

. keluarga? Berapa kali? Siapa yang mengikuti? dan sederhana?

Apakah aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh Apa nilai, sikap, dan keyakinan keluarga.

anggota kehiarga membutuhkan energi yang keeil mengenai perawatan di rumah?

untuk dikeluarkan? Apakah .anggotakeluarga 23.9. Tindakan pencegahan secara medis:


menghabiskan sedikitnya 30 menit hampir setiap Bagaimana riwayat dan perasaan kelu­
hari daIam melakukan aktivitas fisik yang sedang arga tentang keadaan fisik ketika berada
atau berat? dalam keadaan sehat?
Apa jenis aktivitas rekreasi/waktu luang subsistem Kapan pemeriksaan terakhir terhadap
keluarga (subsistem pasangan, subsistem orang tua­ mata dan pendengaran dilakukan?
anak, dan subsistem saudara). Seberapa sering akti­ Bagaimana status imunisasi anggota ke­
vitas ini teljadi? Siapa yang berpartisipasi? luarga?
Apa keyakinan keluarga tentang hubungan aktivitas Apakah anggota keluarga menggunakan
fisik dengan kesehatan? air yang diberi florida, dan apakah anak­
Apa yang dirasakan anggota keluarga ten tang akti­ anak dianjurkan untuk menggunakan
vitas rekreasilwaktu luang (kepuasan terhadap wak­ florida setiap hari?
tu yang dihabiskan danjenis aktivitas). Apa kebiasaan higiene oral kf:luarga
23.7. Praktik penggunaan obat terapeutik dan penenang, yang berkaitan dengan sikat gigi setelah
alkohol serta tembakau di keluarga: makan?
Apakah keluarga menggunakan aIkohol, tembakau,
Bagaimana pola keluarga dalam meng­
kopi, cola, atau teh? (Kafein dan teobromin adaIah
asup gula dan tepung?
stimulan).
Apakah anggota keluarga menerima pe­
Apakah anggota keluarga mengonsumsi obat seba­
rawatan gigi profesional yang bersifat
gai penenang?
preventif/peneegahan, termasuk pendi­
Sudah berapa lama anggota keluarga menggunakan
dikan kesehatan, penyinaran dengan si­
alkohol atau obat penenang?
nar X seeara periodik, kebersihan, per­
Apakah penggunaan tembakau, aIkohol, atau obat
baikan, dan, untuk anak-anak, florida
yang diresepkan. oleh anggota keluarga dirasakan
oral atau topikaI?
sebagai masaIah?
23.10. Terapi komplementer dan altern(Jtif:
Apakah penggunaan alkohol atau obat Jainnya meng­ Apa praktik pelayananlperawatan kese­
APENDIKS A

-hatanalternatif yang digllnakan oleh pefayanan kesehatan saat ini tersedia, jika terjadi

anggota keluarga? keadaan darurat?

Bagaimana mereka turnt mengikuti prak­ Jika tidak ada pelayanan darurat, apakah keluarga

tik ini, dan atas a1asan apa mereka meng­ merigetahui di mana pelayanan darurat terdekat

ikuti praktik ini? (menuTJlt kelayakan) baik untuk anak-anak maupun

Bagaimana perasaan anggota keluarga anggota keluarga yang dewasa?

tentang manfaat praktik ini terhadap ke­ Apakah keluarga mengetahui bagaimana cara meng­

sehatannya? hubungi ambulans dan pelayanan paramedis?

Sudahkah praktik ini dilaksanakan ber­ Apakah keluarga memiliki rencana kesehatan gawat

dasarkan koordinasi dengan pelayanan darurat?

berbasis medis lainnya? 23.15. Sumba pembayaran:


23.11. Riwayat Kesehatan Keluarga: Bagaimana keluarga membayar pelayanan yang di­

Bagaimana keseluruhan kesehatan dari terima?

anggota keluarga dari hubungan perni­ Apakah keluarga memiliki rencana asuransi kese­

. kahan (kakeklnenek, orang tua, bibi, pa­ hatan swasta, Medicare, atau Medicaid; atau harus­

man, sepupu, saudara, dan generasi) se­ kah keluarga membayar penuh atau sebagian?

lama tiga generasi? Apakah ke)uargamendapatkan pelayanan gratis

Apakah ada riwayat penyakit genetik (atau mengetahui siapa yang layak mendapatkan­

atau keturnnan di masa lalu dan seka­ nya)?

rang-penyakit diabetes, jantung, tekan­ Apa efek dari biaya perawatan kesehatan terhadap

an darah tinggi, stroke, kanker, gout, pemakaian pelayanan kesehatan oleh keluarga?

penyakit ginjal dan tiroid, asma, ~an ke­ Jika keluarga memiliki asuransi kesehatan (swasta,

adaan alergi lainnya, penyakit darah, Medicare, Medicaid), apakah keluarga 'diinfol1lla­

atau penyakit keturunan lainnya. sikan tentang layanan apa yang dijamin oleh asuran­

Apakah ada riwayat keluarga tentang si seperti pelayanan preventif, peralatan medis ter­

.masalah emosi atau bunuh diri? Apakah tentu, kunjungan rnmah, dll?

terdapat penyakit keluarga yang berkait­ 23.16. Lo.gistik untuk mendapatkan perawatan:
an dengan Iingkungan? Berapa jarak fasilitas· perawatan dari rumah ke­

23.12. Lo.yandn perawatan kesehatan yang di­ luarga?

terima: Alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk

Dari mana anggota keluarga menerima mencapai f~silitas perawatan?

perawatan (sebutkan praktisi perawatan Jikakeluarga harus menggunakan angkutan umum,

kesehatan danlatau lembaga perawatan masalah apa yang timbul dalam hal jam peJayanan

kesehatan)? dan lamanya perjalanan ke fasilitas peJayanan ke­

Apakah penyedia atau lembaga kesehat­ sehatan?

an merawat dan memerhatikan semua 24. Stres, Koping, dan Adaptasi Keluarga lS
kebutuhan kesehatan mereka? Stresor, kekuatan, dan persepsi keluarga
23.13. Perasaan dan persepsi mengenai pela­ 24.1. Apa saja stresor (baik jangka panjang maupun pen­
yanan kesehatan: dek) yang pernah dialami oleh keluarga? Merujuk
Bagaimana perasaan keluarga tentang
. pada Family Inventory of Live Events and Changes
jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Scale (Tabel 17-2) sebagai contoh stresor yang
di dalam masyarakat?
penting. Pertimbangkan stresor ekonorni sosial dan
Bagaimana perasaan keJuarga mengenai
lingkungan. Bagaimana kekuatan dan jangka waktu
pelayanan kesehatan yang diterima?
dari stresor ini?
Apakah keluarga merasa nyaman, puas,
24.2. Kekuatan apa yang mengimbangi stresor itu? Apa­
dan percaya dengan perawatan yang di­
kah keluarga mampu menangani stres dan kete­
terima dari penyedia pelayanan. kese­
gangan kehidupan keluarga sehari-hari? Sumber apa
hatan?
yang dimi\jki keluarga untuk mengatasi stresor itu?
Apakah keluarga memiliki pengaJaman
24.3. Bagaimana keluarga mendefinisikan situasi ter­
masa lalu dengan pelayanan kesehatan
sebut?
keluarga?
Apakah realistik, penuh harapan, diIihat sebagai tan­
Apa sikap dan harapan keluarga terha­
tangan? Apakah keluarga mampu bertindak berda­
dap peran perawat?
sarkan pada penilaian realistis dan objektif terhadap
23.14. Pelayanan kesehatan darurat: situasi atau peristiwa yang penuh stres? Atau apakah
Apa lembaga atau dokter yang mem­
stresor utama dilihat sebagai hal yang sangat besar,
berikan layanan perawat memiliki pela­
sulit di atasi, atau sesuatu yang merusak?
yanan darurat?
Strategi Koping Keluarga
Apakah pelayanan medis dari pember!
24.4. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap stresor yang
APENDIKS A 547
sedang diaTamff -Strategi apa yang digunakan? ifdaptas{Ji{eluarga
Slralegi koping apa yang dilakukan keluarga dan 24.8. Bagaimana pengelolaan atau fungsi ke­
untuk menangani jenis masalah apa? Apakah eara luarga? Apakah stresor/masalah kelu­
koping anggola keluarga berbeda unluk mengatasi arga dikelola seeara adekuat oleh ke­
masalah saat ini? Jika demikian, bagaimana? luarga? Apa dampak dari stresor pada
24.5. Sejauh mana keluarga menggunakan strategi koping fungsi keluarga?
internal? 24.9. Apakah keluarga berada dalam krisis?
Mengandalkan kelompok keluarga (Salah satu tugas primer perawat kelu­
Berbagi perasaan, pemikiran, dan aktivitas (mem­ arga adalah mendeteksi kapan keluarga
perkuat kohesivitas) berada dalam krisis.) Apakah masalah
Fleksibilitas peran yang ada merupakan bagian dari ketidak­
Normalisasi mampuan kronik menyelesaikan masa­
Mengendalikan makna masalah dengan pembing­ lah (mis., apakah keluarga terpajan kri­
kaian ulang dan penilaian pasif sis)?
Pemecahan masalah bersama Melacak Stresor. Koping, Adaptasi Sepalljallg
Mendapatkan informasi dan pengetahuan Waktu
Terbuka dan jujur dalam komunikasi keluarga 24.10. Ketika perawat keJuarga bekerja dengan
Menggunakan humor dan lawa keluarga sepanjang waklu, akan sangat
24.6. Sejauh mana keluarga menggunakan strategi koping bermanfaat untuk melaeak alau meman­
eksternai berikut (lihat TabeI17-3)? tau bagaimana ke\uarga bereaksi terha­
Memeliharajalinan aktif dengan komunitas dap stresor, persepsi, koping, dan adap­
Menggunakan dukungan spiritual tasi. Apakah keluarga mulai pulih,
Menggunakan sistem dukungan sosial menghasilkan proses koping yang ber­
Untuk mempero\eh informasi jaringan dukungan guna, atau apakah lelap pada lingkal
sosiallebih lanjut, baik genogram (Gambar 8-l) dan adaptasi yang sarna, atau menunjukkan
ecomap (gambar 17-4) dianjurkan. tanda-tanda penurunan adaptasi?
24.7. Strategi koping disfungsional apa yang pernah di­
gunakan keluarga atau apakah keluarga saal ini
menggunakannya? Adakah ada tanda-tanda dis­ Pt.;CATATAN KAKI
fungsiona\ seperti yang tereantum di bawah ini? Jika
demikian, eatat dan sejauh mana landa lersebut di­ 1. Bab 1
2. Bab8'
gunakan?
Mengambinghitarnkan 3. Bab8
Penggunaan aneaman 4. Bab 5
MilOS keluarga 5. Bab 9
6. Bab 9
Orang ketiga
Pseudomutualitas 7. Bab 9
Olorilerianisme 8. Bab 10
Perpeeahan keluarga 9. Bab 11
Penyalahgunaan alkohol dan/atau obat-obatan . 10. Bab 12
Kekerasan dalam ke\uarga (pasangan, anak, sibling, 11. Bab 13
12. Bab 14
lansia, alau homoseksual
13. Bab 15
Pengabaian anak
14. Bab 16
15. Bab 17
MODEL PE'NGKAJIAN
KELUARGA FRIEDMAN
(FORMAT SINGKAT)

Format berikut ini dibuat singkat agar memudahkan dalam 7. Status Kelas Sosial
mengkaji keJuarga O'Shea (Lampiran C) dan keluarga lainnya. 8. Mobilitas Kelas Sosial
Jika anda tidak yakin tentang data apa yang perlu dimasukkan
dalam setiap bidang pengkajian di bawah berikut ini, lihat Lam­
piran A daJam format panjang, yang menyajikan pertanyaan/area­ NTAHAP
area yang lebih rinci, atau lihat bab terkait. yang menyajikan isi
dan pengkajian area.
PERKEMBANGAN
Sebelum menggunakan pedoman berikut dalam melengkapi DAN RIWAYAT
pengkajian keluarga, ada dua kata kewaspadaan yang hams KELUARGA
diingat: Pertama, tidak semua area yang dicantumkan di bawah
ini berkaitan dengan setiap keluarga yang dikunjungi. Pedoman 9. Tabap Perkembangan Keluarga Saat ini
ini bersifat komprehensif dan mendalam jika penyelidikan 10. Sejaub Mana Keluarga Memenuhi Tugas Per­
diperlukan. Mahasiswa tidak boleh berpikiJan bahwa setiap kembangan
subarea perlu dimasukkan jika penyelidikan terhadap area yang 11. Riwayat Keluarga Inti
luas tidak menunjukkan adanyamasalah dalam keluarga atau 12. Riwayat Keluarga Asal Kedua Orang Tua
persoalan bagi pekerja kesehatan. Kedua, melalui saling keter­
gantungan di dalam sistem keluarga, orang akan menemukan
keengganan yang tidak dapat dihlndari. Untuk kepentingan NDATA LINGKUNGAN
efisiensi, pengkaji berupaya untuk tidak mengulang data, tetapi
mengarahkan pembaca untuk kembali ke area-area lain yang 13. Karakteristik Rumah
sudah menggambarkan informasi. 14. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas
yang Lebih Besar
15. Mobilitas Geografi Keluarga
NMENGIDENTIFIKASI DATA 16. Asosiasi dan Transaksi Keluarga

I. Nama Keluarga Masyarakat

2. Alamat dan Telepon


3. Komposisi keluarga: Genogram Keluarga (Lihat gambar
8-1) NSTRUKTUR
4. Tipe Bentuk Keluarga KELUARGA
5. Latar Belakang Kebudayaan (Etnik)
6. Identifikasi Agama 17. Pola Komunikasi
550 APENOIKS B,

'Sl?/iiiili miinii KOllluriiKiisi/iiligsi6naTiJilli disfohg­


KefassosiaTiiiemenga,'u1iijioTiikifuargii(liilammemlieilirkiiii
sional (tipe pola yang berulang) anak
Sejauli mana pesan-pesan emosional (afektif) Perkiraan tentang apakali keillarga berisiko untukmengaiami
ditampilkan dan bagaimana diekspresikan masalali membesarkall anak dan jika demlklan, indikasi apa
Karakteristik .komunikasr di dalam subsistem yang menunjllkkan keluarga berisiko tinggi?
keluarga Keadekuatan lingkungan rumali yang dibutulikan untuk
Sejauli mana kesesuaiall dan ketidaksesuaian tempat bermain anak-anak
pesan terjadi 23. Fungsi Perawatan Kesehatan
Jenis proses komullikasi disfungsional yang ter­ Keyakinan, nilai, dan perilaku keseliatan
Liliat di dalam keluarga Definisi seliat-sakit dan tingkat pengetaliuan keluarga
Isu komunikasi yang tertutup Persepsi keluarga tentang status keseliatan dan kerel1tanan
Variabel kontefcstual dan keluarga yang nieme­ terliadap penyakit
ngarulii komunikasi Praktik diet keluarga
18. Struktur Kekuasaan Keadekuatan diet keluarga !catatan riwayat pola makan
Hasil akliir kekuasaan keluarga selama tiga hari dianjurkan)
Proses pembuatan keputusan Fungsi waktu'makan dan sikap terhadap makanan dan waktu
Dasar-dasar kekuasaan makan
Variabel yang memengarulii karakteristik kekua­ Praktik belanja (dan perencanaannya)
saan keluarga Orang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan,
Keselurulian kekuasaan sistem dan subsistem belanja, dan persiapan makanan
keluarga (posisi kontinum kekuasaan keluarga) Kebiasaan tidur dan beristiraliat
Kontinum kekuasaan keluarga Praktik aktivitas fisik dan rekreasi
19. Struktur Peran Praktik penggunaan obat terapeutik dan penellang. alkoliol
Struktur peranformal serta tembakau di keluarga
Struktur peran informal Peran keluarga dalam praktik perawatan diri (pemeriksaan
Allalisis model peran (opsional) fisiko mata, dan pendengaran, imunisasi. dan perawatan
Variabel yang memengarulii struktur peran gigi)
. 20 ..Nilai Keluarga Tindakan pencegalian secara medis
Membandingkan keluarga dengan nilai inti Terapi komplementer dan alternatif
Amerika atau nilai kelompok rujukan keluarga Riwayat keseliatan keluarga (penyakit umum dan khu­
danlatauidentifikasi nilai yang penting bagi' sus-yang terkait secara lillgkungan dan genetik)
ke\uarga dan prioritasnya dalam ke\uarga, Layanan perawatall keseliatan yang diterima
Kesesual{lII antara nilai keluarga dan kelompok Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan keseliatan
rujukan keluarga atau komunitas yang dominan Pelayanan keseliatan darurat
Perbedaan dalam sistem nilai Sumberpembayaran
Adanya konflik nilai dalam keluarga Logistik untuk mendapatkan perawatan
Pengaruli nilai-nitai di atas dan konjlik nilai
terliadap status keseliatan keluarga
~STRES KOPING, DAN
~FUNGSI KELUARGA ADAPTASIKELUARGA
21. Fungsi Afektif .24. Stresor, kekuatan, dan persepsi keluarga
Saling asuli, kedekatan, dan identifikasi Stresor keluarga yang sedang dialami

Diagram pelekatan keluarga, Gambar 14-2, Kekuatan yang mengimbangi stresor

sangat membantu pengkajian ini Definisi keluarga terlia!'-ap situasi tersebut

Keterpisalian dan keterkaitan


25. Strategi Koping Keluarga
Pola respons- kebutulian keluarga
Bagaimana keluarga bereaksi terhadap stresor

22. Fungsi Sosialisasi Penggunaan koping internal keluarga (daliulu & sekarang)

Praktik keluarga dalam membesarkan anak Penggunaan koping eksternal keluarga (daliulu & seka­
Kemampuan beradaptasi dalam praktik membe­ rang)

sarkan anak bagi bentuk dan situasi keluarga Penggunaan strategi koping disfungsional (dahulu & seka­
tertentu rang)

Siapakali agen sosialisasi bagi anak? 26. Adaptasi Keluarga


NUai anak dalam keluarga Adaptasi keluarga keseluruhan

Keyakinan budaya yang memengarulii pola kelu­ Perkiraan apakah keluarga birada dalam !Crisis

arga dalam membesarkan anak 27. Melacak Stresor, Koping, Adaptasi Sepanjang Waktu
STUDI KASUS KELUARGA
O'SHEA
Keluarga O'Shea dirujuk ke perawat kesehatan komunitas, Ny. ked!. Ada sebuah kamar mandi yang diJengkapi toilet
Bell, oleh bagian pelayanan matemitas rumah sakit umum dengan dan bak mandi. Orang tua memiliki kamar tidur
alasan berikut. Ny. O'Shea menyatakan keinginan untuk mem­ sendiri. dan bam saja bayi mereka bergabung dengan
pelajari keluarga berencana. Jajuga menibutuhkan rujukan guna mereka (bayinya memiliki sebuah keranjang bayi
mendapatkan perawatan pascapartum dan perawatan bayi yang yang disumbangkan oIeh kelompok wanita jemaat
baik. Informasi berikut ini perlu dicantumkan dalam rujukan: gereja). Putri mereka, Maureen dan Betty, berbagi
Marry-usia 35 tahun; gravida VII, para V, aborsi II. Melahirkan kamar tidur yang dilengkapi dengan sebuah tempat
seorang bayi laki-Iaki, Daniel-larur 1113 (5 hari yang lalu); berat tidur ukuran ganda. sedangkan putra mereka menem­
. badan lahir-3,15 kg; panjang-47,5 cm; hipertensi selama keha­ pati satu kamar tidur, dengan dua tempat tidur dan
milan;melahirkan secara normal; masa perawatan pascapartum sebuah lemari kedJ-. Hanya sedikit lantai yang diberi
ibu normal, memiliki ikatan yang baik dengan bayi. karpet, dan dengan sedikit dekorasi-kecuali foto
anak-anak dan sebuah foto pantai Irlandia yang ter­
pampang pada dinding ruang tamu serta sejumlah
fJt;KUNJUNGAN RUMAH
barang-barang sud Katolik di kamar tidur orang tua
serta ruang makan. Tirai yang serasi dengan laplak
PERTAMA
meja terpampang diruang makan,hadiah dari ibunya
Mary ketika, mereka menikah. Sebuah televisi ber­
Selama kunjungan rumah pertama yang dilakukan oleh Ny. Ben,
wama menghiasi ruang tamu. Sang ibu mengatakan
Sang ayah dan kedua anaknya yang lebih. besar sedang berada di
bahwa rumah tersebut eukup untuk mereka, meski­
tempat kelja dan sekolah. Dalam pembicaraanya dengan ibu, dan
pun menjadi agak lebih kedl karena kehadiran
observasinya terhadap rumah dan anggota keluarga, diperoleh
seorang bayi.
data-data berikut. Keluarga: Patrick, ayah, usia 43 tahun; Mary,
ibu, 35 tahun (terlihat lebih tua, lelah, dan memiliki be rat badan Bagian luar rumah eukup rapi, dan perlu dieat.
sedikit berlebih); Joseph, anak laki-Iaki, usia 6 tahun; Maureen, Namun demikian. tampak bahwa anak tangga menuju
. anak perempuan, 5 tahun;' Betty, anak perempuan, 4 tahun; teras depan sudah lepas, dan tidak ada pagar serta
Richard, anak laki-laki, 3 tahun; dan Daniel, anak laki-Iaki, .5 penerangan. Sejumlah mainan ank-anak berserakan
hari. Patrick oekerja sebagai seorang tukang daging di sebuah di sekHar halaman beJakang.
toko makanan kecil milik ayahnya yang terletak di Iingkungan Mary suka bkara banyak dan responsif lerhadap
yang sama, sejauh 1 mil dari rumah. pertanyaan. Ketika Ny. Bell menjelaskan bahwa ia
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah tua terbuat dari kayu datang karena ada rujukan dari rumah sakil umum
dengan tiga kamar tidur di distrik Maplewood-seb'uah permu­ tempat Ny. O'Shea melahirkan bayi yang terakhir.
kiman orang Irlandia-terletak sekitar 5 mil dari kota New England Mary sangat senang karena perawat telah men gun­
yang memiliki populasi 300.000 jiwa. LingkUngan dekat dengan junginya. Ia memberikan seeangkir kopi kepada pera­
kawasan industri dan secara etnik sosial bersifat homogen (kelas wat keUka mereka berbieara di ruang tamu.
pekerja). Keluarga menyukai kedekatan dan keakraban dengan PERA W AT: Bagaimana eara Anda mengatur
lingkungan, meskipun khawatir ten tang masuknya anggota keluarga sejak Anda kembali dari
kelompok minoritas yang dekat dengan lingkungan mereka dan rumah saki! ke rumab, dengan
kenaikan angka kejahatan dalam beberapa tahun terakhir. membawa seorang bayi?
Rumah keluarga ini disewa dari seorang sepupu dan diberi MARY; Tidak terlalu buruk, namun tentu
perlengkapan seadanya, dengan perabOt yang minimum di setiap lebih sulit dengan lima anak dari­
kamar. Dapumya bersih, memiIiki lemari pendingin dan kompor pada dengan empat anak, dan

551
APENDIKS C

orang-orang yang ··Iet>iiliua datang . 6ungan· dengan-"iiallr, Kapanoayr-tialfr. (Ian


membantu ketika saya tidak membiarkan anak-anak menonton televisi. serta
memiliki tenaga lagi untuk bangun tidak mencemaskan kebersihan rumah.
pada malam l)ari dan melpberi PERAWAT: Kedengarannya seperti sebuah daftar prioritas
makan Daniel. yang baik sekali. Kesehatan Anda, anak-anak,
PERA WAT: Jenis bantuan apa yang Anda dan bayi lebih penting daripada pekeljaan
dapatkan? rumah. Apakah ada hal'yang penting dan harus
MARY: Tbu saya datang pada hari pertama dilakukan yang Anda tidak bisa tangani?
saya berada di rumah dan ibunya MARY: Untuk sementara tidak ada-keluarga saya ting­
Patrick datang dua hari yang lalu. gal di sekitar sini dan mereka membantu-na­
Mereka sedikit membantu dengan mun saya khawatir kalau hamil lagi dan men­
memasak dan membersihkan rumah dapat anak yang lebih banyak lagi. Saya tidak
serta menjaga anak-anak. Sayajuga mengira bahwa saya akan ikut keluarga be­
memiliki kakak perempuan yang rencana \agi-saya mengikuti keluarga beren­
tinggal di dekat saya dan kadang cana agar Richard menjadi anak saya yang
pergi berbelanja untuk saya. terakhir. Saya mengalami dua kali keguguran
PERA WAT: Ada lagi? sejak Richard lahir-setahun dan dua tahun yang
MARY: Tidak, itu saja, kecuali seorang lalu-dokter· mengatakan kepada saya dengan
tetangga dan wanita jemaat gereja jelas, bahwa saya tidak boleh mempunyai anak
·saya yang meminta saya menghu­ karena tekanan darah saya sangat tinggi. Saya
bunginya jika membutuhkan sesua­ berdiskusi dengan pendeta kami yang kemu­
tu. Tetapi saya lebih suka tidak dian menganjurkan agar saya dan suami meng­
mengganggu mereka. gunakan metode kalender, namun saya pikir ia
PERA WAT: Bagaimana dengan suami Anda? tidak memahami instruksi yang benar. Selain
MARY: Patrick sedikit membantu dalam itu. ternan-ternan wanita saya mengatakan bah­
mengurus anak-anak, khususnya wa metode kalender merupakan metode yang
dalam hal menyuruh mereka untuk buruk.
pergi tidur. Sulit baginya untuk PERA WAT: Sehingga Anda dan suami memutuskan untuk
memberikan bantu an lebih banyak tidak mempunyai anak lagi? .
lagi setelah bekerja sepanjang hari. MARY: Saya tidak yakin dengan apa yang Patrick
Selain itu, ia agak konservatif dan rasakan. Saya baru saja mengatakan kemarin
masih memegang tradisi bahwa bahwa ini anak·terakhir bagi kami, ia hanya
wanitalah yang bertugas menjaga memandang dan mendengar tanpa komen­
anak-anak. Iaberpikir bahwa jika tar-kemudian ia berjalan menuju dapur dan
saya benar-benar membutuhkan mengambil bir untuk diminumnya. Saya tidak
bantuan lebih banyak, seharusnya dapat bicara dengan pria itu-itulah masalah­
bantuan datangnya dari ibu atau nyal Ketika ada sesuatu yang ada di dalam
saudara perempuan. Patrick biasa­ benaknya, ia menyuruh saya mendengarkan­
nya menghabiskan waktu dengan nya. Namun, ketika saya berbicara, sepertinya
bermain bola atau menemui teman­ saya mengomel atau tidak menarik baginya.
temannya untuk minum bir di bar Saya pikir ia tersentuh karena ia tahu betapa
setempat. sulitnya kehidupan kami jika kami punya anak
PERAWAT: Apakah ini cara yang Anda telah lagi. Ia adalah seorang pria yang sangat beriman
gunakan dengan anak-anak Anda dan benar-benar menaati ajaran gereja dalam
yanglain-Anda menangani hampir hal ini. Saya tidak yakin apa yang akan ia
sega\a sesuatu qengan sendiri? katakan pada akhirnya_
MARY: Ya, saya hanya menyerahkan sega­ PERA WAT: Apakah Anda bersedia membicarakan sedikit
\anya kepada Tuhan. tentang pemikahan Anda?
PERA WAT: Seberapa baik Anda mengatur ru­ MARY; Baiklah. kami menikah saat saya berusia 28
mah tangga agar sega\a sesuatu bisa tahun dan suami saya berusia 36 tuhan. Per­
berjalan? nikahan kami sudah berjalan sekitar 7 tahun.
MARY: Saya mengaturnya dengan baik se­ . Seperti yang Anda lihat sendiri. bayi-bayi kami
kali, saya sedikit belajar dari ibu bertumbuh cepat sekali hingga saat ini, terma­
saya tentang bagaimana mengattlr suk dua kali keguguran. Kami berdua tarnat
sebuah rumah tangga. dari sekolah menengah Katolik yang sarna.
PERA WAT: A pakah Anda sudah menemukan Setelah tamat sekolah menengah ia bekelja di
cara untuk merighemat tenaga? toko grosir milik ayahnya. dan mengikuti wajib
MARY: Pertanyaan ini semata-mata berhu- militer selama tiga tahun, dan ketika kakak
laki-Iakinya berhenti bekerja pada ayahnya. ternan wanita, kedua-duanya meng­
Patrick meneruskan pekerjaan sebagai tukang alami frustrasi yang sarna. Saudara
daging di toko tersebut-dan hingga kini telah perempuan saya mengalakan bahwa
bekerja selama 4 tahun. Saya bekelja sebagai ada banyak buku yang dapat dibaca
karyawan di sebuah pabrik elektronik sebelum .agar menjadikan seks lebih nik­
menikah. Saya benar-benar menyukai pekerjaan mat-tetapi nampaknya tidak wajar
ini dan mendapat banyak sekali ternan di pabrik meJakukan studi terhadap hal ter­
ini. Saya mulai bertemu Patrick. 3 tahun setelah sebut. Selain itu, salah salu hal per­
menamatkan sekolah menengah. dan kami ber­ tama yang saya pelajari lenlang hal
pacaran selama 5 !4 tahun sebelum ia meminta itu adalah dari ibu ternan saya. yang
saya untuk menikah dengannya. Saya khawatir mengatakan bahwa seks merupakan
saya akan menjadi nenek tua, ternan-ternan sesuatu yang merupakan penderita­
saya yang lain selalu mendesak saya agar segera an dalam pemikahan. Kami sering
menikah dengan Patrick. keluar bersarna ternan-ternan untuk
PERA WAT: Secara keseluruhan bagaimana Anda meng­ bergi ke bioskop atau mengunjungi
gambarkan pemikahan Anda dangan Patrick? rumah ternan kami bersama­
MARY: Ia bekerja keras sepanjang waktu. Saya selalu sarna-dan berbicara banyak. Tetapi
merasa seperti ia benar-benar berupaya meng­ seteIah anak-anak hadir, kami ja­
atur dan menjaga, segala sesuatu berjalan seim­ rang melakukan sesuatu bersama­
bang. sarna. Karni menginginkan anak dan
PERA WAT: Inikah kehidupan pemikahan yang selalu Anda karni bahagia mereka lahir. letapi
inginkan'? Apakahsama seperti pada awal tuntutan-tuntutan dalam membesar­
pemikahan dan setelah anak-anak lahir'? kan mereka menimbulkan masalah
MARY; (Sambil melirik perawat dengan ekspresi wajah di antara kamL Sekarang kami
lelah dan kecewa serta kesedihan di matanya) jarang berbicara. kecuali tentang
Saya kira pemikahan karni dimulai dengan cara masalah .anak dan' keuangan-kami .
yang salah-bukan pemikahan-narnun seperti hanya mengatumya agar cukup se­
pemikahan yang saya baca dalam koran dan lama sebulan. Patrick lebihbanyak
majalah dan saya lihat di televisi. Saya dibe­ menghabiskan waktunya dengan
sarkan dan dididik di sebuah sekolah Katolik anak laki~lakinya. la pergi ke per­
dan kelompok jemaat gereja yang keras. Kakek tandingan 'football, basebaU, dan
dan nenek saya datangdari Irlandia saat masa bola. basket atau "menghabiskan
depresi. Patrick juga keturunan Irlandia, dan waktu di bar. Dan ketika, ia berada
ayalmya datang ke Amerika Serikat saat remaja di rumah, ia benar-benar tidak be­
dan bekerja dalam bidang konstruksi hingga ia tah di rumah. Saya tidak bisa me­
dapat membeli sebuah toko makanan kecil-toko maksanya untuk melakukan sesuatu
yang ia milik{ sekarang. Kami tidak tahu banyak di sekitar rumah. Ketika saya me­
tentang seks kecuali yang kami dengar dari mintanya untuk melakukan sesuatu
ternan-ternan kami. Orang tua kami tidak per­ ia melihat saya seolah-olah say a
nah menyebutnya, dan apalagi para biarawati. membebaninya dan menyulitkan
Segalanya telah berubah sejak itu. Akan tetapi hidupnya. Ketika saya mencoba
kami dibesarkan dalam suatu waktu ketika membicarakan masalah-masalah
Anda tidak pemah berhubungan hingga malam dengannya. ia mengatakan, "Jangan
pemikahan. Saya malu mengatakan hal ini, ganggu aku dengan hal itu. Tidak­
tetapi saya tidak pemah terlalu menginginkan kah kau melihat diriku lelah. Aku
berhubungan seks. Itu bukan yang saya pikir­ akan melakukannya besok". Dan
kan ketika saya masih muda. Patrick nampak­ besok !idak pemah datang.
nya menikmati sekali, meskipun saya tidak PERA W AT: Saya menghargai Anda mau mem­
yakin. bagi persoalan dan pengalarnan
PER AWA T: Sudahkah Anda mendiskusikan ini dengannya'? Anda tentang Patrick dan anak­
MARY: Tidak. Setiap kali saya mencoba. sayatakut dan anak. Anda mengatakan perasaan
khawatir bahwa saya akan melukai perasaan­ yang sedikit kewalahan sejak kela­
nya jika saya mengatakan kepadanya. Selain hiran Daniel dan mengkhawatirkan
ilu. apa gunanya saya memberi tahunya? tentang keuanganmu. Anda me­
PERA WAT: Apakah Anda pemah membicarakannyadengan ngatakan kepada saya bahwa Anda
saudara perempuan, ibu, atau ternan-ternan tidak ingin anak Jagi. dan rasanya
Anda? Anda berharap bahwa hubungan
MARY: Hanya saudara perempuan saya dan seorang Anda dengan Patrick akan lebih
554 APENDIKS C

aicrcib sepirti keti"ka Ari<fa 6liru saja (begltu Jiiga aengan aiia.k,::arlaknya yang iain ketIl<amereka mil.sih
menikah. Saya ingin menawarkan bayi). Kedua orang tua tarnpak hangat dan secara fisik Mary lebih
kepada Anda. dukungan dan inror­ menyayangi Richard, usia 3 tahun. Ia tarnpak sabar terhadap
masi, dan bekerja sarna dengan Richard dengan membiarkan Richard melakukan apa yang ia
Anda untuk melihat pilihan-pilihan inginkan, dan membebaskannya untuk lari ke sana ke mari dan
yang Anda miliki untuk mengatasi bermain.
masalah. Sedangkan dengan anak-anak yang lebih besar-Betty, 4
Lalu Ny. Bell menjelas~an cara-cara untuk tahun; Maureen, 5 tahun; dan Joseph, 6 tahun-tidak ada sikap
mengatasi masalah Mary, dan meminta Mary untuk permisif seperti terhadap Richard. Mary mengatakan, "Mereka
mengungkapkan masalah yang mana yang sangat lebih besar sehingga harus lebih bertanggung jawab". Ketiga
mengus/knya. Lalu ia meminta persetujuan untuk me­ anak tersebut terlihat lebih diam. Mereka berbicara hanya jika
lakukan kunjungan rumah lagi dalam rangka bertemu perawat atau Mary bertanya kepada mereka, jika tidak mereka
dengan anggota keluarga yang lain. berbicara satu sarna lain dengan diam-diam atau mendengarkan.
Kunjungan pertama meliputi diskusi ten tang bayi Joseph merupakan anak kesayangan ibunya. tetapi kedua orang
yang baru saja lahir, dan keadaan kesehatan fisik tuanya menganggapnya terlalu serius dan kadang Joseph meng­
Mary. Ny. Bell berencana akan kembali seminggu la­ atasi masalahnya sendiri, menjadi seperti bos dan ingin mengam­
gi dengan membawakan informasi tentang pelayanail bi! a1ih. Sedangkan Bety adalah anak kesayangan ayahnya,
klinis bagi bayi dan informasi tentang keluarga beren­ "karena ia mungil. sangat manis, dan mirip ibunya Patrick".
cana serta perawatan pascapartum dan evaluasinya. Orang tua yakin dengan cara mengatur perilaku anak-anak
mereka dan anak-anak menghormati orang yang lebih tua serta
melaksanakan tanggung jawab mereka. meskipun pada usia ini
mereka tidak diharapkan bekerja banyak. Ayah memukul bokong
~KUN.JUNGAN RUMAH anak-anak dengan telapak tangannya jika mereka nakal. Ia men­
KEDUA jelaskan dengan mengatakan, "Cara pendisiplinan seperti itu
merupakan hal yang biasa bagi kami". Anak-anak tarnpak di­
Seminggu kemudian, saat kunjungan rumah yang minta untuk melakukan beberapa hal-memungut mainan di lantai
kedua, .perawat tiba pukul 15.30 ketika anak-anak dan membantu ibu mereka. Baik Maureen dan Betty segera ber­
.sudah pulang dari sekolah dan ayah sudah tiba di tindak sementara Joseph mengabaikannya, kemudian menolak
rumah (ia pulang kerja pukul 16.00). Setelah men­ hingga ayahnya mengal ah padanya. Tidak ada penguatan positi f
diskusikan kesehatan Mary dan Daniel serta membuat yang diberikan jika anak-anak. tidak patuh. Maureen dan Betty
janji untuk membawa bayi ke klinik dan ·untuk peme­ narnpaknya bahagia dengan kehadiran adik bayi, sedangkan
riksaan pascapartum pada pusat pelayanan kesehatan Richard cemburuterhadap adik bayinya, dan lebih banyak
setempat; perawat berbicara singkat tentang keluarga menuntut sejak kehadiran bayi. Orang tua memahaminya mes­
berencana dan menanyakan Mary apakah hal ini akan kipun ia tersingkir dan cemburu, serta lebih banyak membutuh­
dibicarakan dengan suarninya. Mary setuju, meskipun kan perhatian dari orang tua. Joseph mengatakan bahwa ia tidak
kelihatannya ia ragu mengenai sikap suaminya ter­ menyukai bayi ini.
hadap pembicaraan yang disarnpaikaI1 oleh seorang Ketika ditanya tentang masing-masing anak, dan seperti apa
wanita kepadanya menyangkut subjek yang menda­ mereka, ibulah yang memimpin pembicaraan tersebut, meskipun
lam seperti itu. Akan tetapi, ketika Ny. Bell menga­ ayah tidak sependapat tentang Joseph dan Betty. Garnbaran
takan bahwa mungkin ini merupakan eara untuk disajikan dalarn Tabel Col. Ny. Bell meminta Mary menyuruh
membantu mereka berdua untuk berbicara secara le­ anak-anak oermain di ruangan lain. kemudian ia menjelaskan
bih langsung ten tang subjek pelik itu, ia nampaknya masalah keluarga berencana.
kern bali mempertimbangkan keragu-raguannya dan PERAW AT: Mary maukah Anda mengikut sertakan Patrick
mengatakan bahwa itu merupakan sebuah ide yang dalarn diskusi kita tentang keluarga berencana?
bagus. MARY: Ya, seperti yang saya coba katakan kepada
Sebelum berbicara dengan o'rang tua tentang Patrick, saya berada dalam masalah. Saya tidak
keluarga berencana, Ny. Bell menanyakan riwayat ingin hamil lagi dan saya sedang mempelajarl
kesehatan masing-masing anak secara singkat dan ia beberapa metode keluarga berencana.
mengobservasi dan mendapatkan data-data yang ber­ PERAW AT: Patrick, saya ingin tahu apa yang Anda rasakan
kaitan dengan hubungan orang tua-anak, peran-peran tentang hal ini?
menjadi orang tua, dan pengasuhan anak. Ia mencatat PATRICK: Saya sedikit terkejut ia mengatakan masalah ini
bahwa Mary bersikap hangat dan menyayangi bayi­ kepada Anda, tetapi karen a ia telah mengata­
nya Daniel. Mary memeluknya erat, mengelusnya kannya. saya kira kita dapat membicarakannya.
dengan lembut, dan nampak rileks dan percaya diri Saya merasa h,tTi saya telah mendapatkan sega­
dalam mengasuhnya, serta peka terhadap kebutuhan lanya-namun mengapa ia mengeluh sepanjang
utamanya. Sebaliknya, Patrick terlihat bangga dengan waktu tentang kehidupannya, melihat tugasnya
Daniel, tetapi tidak menggendongnya, dan menurut sebagai beban. Ibu saya memiliki 7 orang anak,
Mary, Patrick tidak ikut dalam perawatan fisik Daniel tetapi saya tidak pemah mendengarkan keluh­
________________________ ____
GAMBARAN ORANG TUA O'SHEA ~~
...-""ou'rA
~--------------------------------------.,r----

GAMBARAN AYAI-1
Joseph,6tahun Ia ieorang ana~ yang-pondai dan mandiri. Joseph Joseph selalu membantoh dan "
adalah pemimpin anak,anak dirumah dan di melakukan kehendaknya sendiri. i.
sekolah serio luka mengambil alih. Soya Islri soya memanjakannyo. Saei
_memberinya sejumlah tanggung jowab untuk ia' dewasa, ia berpikir bahwa
·menjaga adik-adiknya, tetapi horus diowasi agar ia dirinya akan menjadi Presiden
tidak terlalu bersikap seperti bas. Soya dapot lebih poda usia 35 tahun. la hanya
banyak berbicara dengan Joseph daripada dopot diatur oleh istri soya.
anak-anak yang lain. la searang anak yang sensitif,
dan sangat mematuhi soya. Soya tahu bahwa soya
agak proteldif terhadapnya namun hal itu soya
lakukon semata-mata karena komi sangat dek~
satu sama lain.
Maureen, 5 tohun Maureen adalah anak yang sering mambantu soya. 10 10 sangat menyenangkan

adalah anak yang mudah diasuh. la tenang, suka

main Sendiri, dan tidak suka menimbulkon

keonaran. Maureen selalu mengikuti saudaranya

Joseph ketika mereka main bersama.

Belly, 4 tahun Betty tahu bagaimana membuat orang menyukainya. Ayah bersikap tidak menyukai
la adalah anak yang suko menyenangkan orang pendapot istrinya -dan berespons

· dopot .berloku lueu dan manis ketika ia '. . dengan meoootakan: "Itu tidak .

·...menginginkan sesuatu.Akantetapi:sebenarnyaia . benar.,la manis; Si kecil·tersayang

·.membutuhkan perhatian ·khuSus, namundopat . . . yang .pengOSih.Kamu h"anya:.


menyembunyikan falda yangsebenamya denga!).. ..cemburu,karena..kamimempt;lnyai ...
. . tara yang manis dan cerdik.· '. .... , '. ;,hubungan'yang,khuslIS". . .
Richard, 3 tahun. ..Ia. selalu tertarik dengan.segala hal! Sangat aldifdan ;.:Iaberada·poda;usiay~ng benar- .
serba iligin tohu;Soya mencoba membiarkannya . .wbenar,harus-diowasi'semua orang
memiliki banyakkebebasan untukberlari-Iari di
rumah, jika lidak ia akan menekan perasaonnya .
sehingga ia berteriak, menjeril, danl)1effibuat kami
semua terganggu.

annya. Akan sulit bagi kami jika memiliki bayi dilakukan. Kamu harus tillggal di
lagi-tetapi saya tidak memiliki cara untuk rumah suatu hari. Pat, dan lihatlah
mengatasi hal ini. Jika Tuhan- menghendaki ia masalah apa saja yang tetjadi akibat
melahirkan lagi, maka saya pikir terima saja hal ini.
dan atur dengan apa yang kita miliki. PATRICK: Tetapi ibuku menemukan cara un­
PERAWAT: Apakah itu be.rarti bahwa secara agama, Anda tuk mengatasinya ...
menentang segala bentuk keluarga berencana? MARY: Va, tetapi sekarang segala sesuatu
PATRICK: Tidak demikian, saya tahu bahwa tidak semua jauh lebih mahal. dan mereka tidak
orang Katolik memiliki pemikiran yang sarna .. mempunyai pilihan, tetapi aku
. menyangkut isu inidan banyak orang Katolik punya. Akumenemukan lebih
melakukan hal-hal untuk mencegab kehamiJan. banyak lagi masalab yang ditimbul­
Saya tidak ingin memiliki pemikiran yang kan oleh hal ini.
tertutup sarna sekali, tetapi saya mempunyai PERA WAT: Patrick, keuntungan apa yang Anda
pertanyaan yang serius mengenai keluarga dapatkan dengan memiliki banyak
berencana. Kami mencoba metode kalender anak? Istri Anda merasasulit untuk
namun nampaknya cara ini tidak berhasil .. mengatumya sekarang dan keha­
PERAWAT: Mary, maukab Anda mengatakan sesuatu ten­ milan-kehamilan berikutnya sangat
tang hal ini? berbahaya bagi dirinya.
MARY: Ya, saya tidak dapat terus begini. Sesuatu harus PATRICK: Saya tidak mengatakan babwa saya
!

)
, ,tingin mempunyai anak lagi. Saya fumya, nanfuii'padi alCrunWliioumll'rtuanya man menenma
/ " hanya mengatakan ia sangat berun­ kenyataan terhadap pernikahan Patrick, dan masaJah mereka pun
tung dan tidak menyadari haJ itu. terkubur.
Saya kira keluarga kami cukup DaJam haJ pemikahan; nampaknya tidak· ada ekspresi rasa
besar, tetapi saya tidak bisa ber­ cintadan kasih sayang, baik~ecara fisik maupun verbaJ. Hubungan
gantung pada "russian roulette". mereka ditandai oleh kurangnya empati atau komunikasi dua arah
Maksud saya adaJah metode kaJen­ di antara mereka. Satu kesan yang terIihat adaJah Mary selaJu ada
der, untuk memecahkan persoaJan untuk memenuhi kebutuhan suaminya, namun Patrick tidak mem­
kamL punyai tanggung jawab yang sarna terhadap istrinya..Patrick
PERAWAT: Apakah Anda memahami masaJah berbarap istrinya melayaninya dan anak-anak, serta mengatur
istri Anda untuk tidak ingin menam­ dengan dana yang terbatas yang ia berikan kepada istrinya secara
b&.h anak Jagi? Maksud saya hiper­ mingguan untuk berbelanja keperluan rumah dan anak-anak.
tensi akibat kehamilan yang ber­ Pada saat Patrick ada, Mary banya sedikit mengambil bagian
kembang semakin buruk bersamaan diskusi. kecuaJi hanya pada saat ditanya langsung. la bertindak
dengan setiap kehamilan? mengendaJikari diri dan mengalah dengan kehadiran suaminya,
PATRICK: Tidak begitu. (Perawat menerang­ kecuaJi ketika ia mengemukakan pendapatnya bahwa suaminya
kan masaJah dan bagaimana ke­ harus menggunakan waktu untuk bersama anak-anaknya untuk
hamilan membuat masaJah lebih melihat seperti apa keadaan sebenamya.
buruk). Patrick benar-benar berkomunikasi dengan anak-anak mereka
Lalu Ny. Bell menanya.'<an aPl\kah pasangan itu agar mereka memiliki rasa hormat terbadap Mary-karena ia
telah mendiskusikan masaJah mereka alau metode­ adaJah ibu mereka. Akan tetapi dalam berkomunikasi dengan
metode keluarga berencana dengan pendeta atan dok­ Mary, ia tidak menunjukkan rasa hormat. Kebanyakan komuni­
ter keluarga mereka, laJu ia menganjurkan untuk kasi berbentuk perintah. dengan hanya sedikit permintaan atau
mendiskusikan secara bersama-sama karena baik dok­ kesemp;itan bagi istrinya untuk memberikan umpan baJik. Ketika
ter maupun pendeta belum pemah menjelaskannya. la Mary berbicara dengannya, nampaknya ia: tidak menanggapinya.
'~emberikan suatu pandangan singkat tentang metode
Harnpisepanjang waktu. ia settiju dengan setengah hati bahwa
keluargaberencana yang ada, termasuk metode ke­ istrinya benar dan bahwa ia akan menyelesaikan persoaJan se­
luarga berencana aJamiah, dan memberikan mereka . macam itu, seperti membuat peljanjiandengan pendeta dan
booklet tentang keluarga berencana untuk in­ , dokter, tetapi ia tidak melakukan seperti yang dijanjikan.
lebih lanjut. Ny. Bell mengakui kemajuan Anak-anak dan orang tua narnpaknya banyak bicara soaJ
mere)<a cbtJam mendiskusikan sebuah subjek yang liburan 71l1lnksgiving barn-barn" ini . dan peristiwa-peristiwa
sensitif dan memotivasi mereka untuk meminta infor­ menyenangkan lainnya. Semua keJuarga turnt serta secara verbaJ
masi lebih lanjut jika dibutuhkan. LaJu ia meminta daJam membicarakan subjek-subjek yang menyenangkan. Subjek
persetujuan untuk melakukan kun)ungan evaJuasi. yang tidak menyenangkan atau pemyataan kemarahan dipotong,
seperti reaksi Joseph terhadap bayi, atau dikurangi, seperti per­
nyataan ibu tentang beban yang dirasakan akibat memiliki banyak
anak. Juga dicatat bahwa anak-anak berbicara secara langsung
PalKUNJUNGAN RUMAH kepada ibu mereka, sedangkan dengan ayah mereka mereka her­
KETIGA bicara secara tidak langsung. Jika mereka mempunyai perminta­
an, mereka akan meminta ibu mereka untuk memohon izin ke­
Ketika pasangan suami istri te~ebut berbicara satu pada ayah mereka.
sarna lain dan berbicara dengan perawat, perawat Ketika ditanya tentang aktivitas-aktivitas apa yang diikuti
mendapatkan data hasil observasi menyangkut hu­ kelual'ga secara bersama-sarna, Mary mengatakan bahwa mereka
bungan kedua suami istri ini. melakukan aktivitas mereka yang populer dan biasa dilakukan.
Patrick nampak mudah bergaul, cakap berbi­ "Menon ton film di bioskop dan makan di luar merupakan haJ
cara-selama ia dapat mengendalikan ... la suka men­ yang berada di luar jangkauan kamL Saya senang membawa·
jadi pusat pematian dan Hdak tertarik lagi jika Mary anak-anak ke taman, tetapi Patrick tidak suka. Saya dan Patrick
berbicara. daJam' hal ini • .menyela agar ia menjadi pergi menghadiri Misa gereja seeam teratur. Karni tidak me­
. pusat perhatian Jagi. Ia menyatakan keinginannya lakukan banyak perjalanaIi-kerabat dekat kami tingga)' di kota
untuk meminta bantuan dari ibunya guna membantu dan kami tidak dapat melakukan perjaJanan dengan mengandaJ­
istrinya. tetapi ia merasa bahwa membantu dirinya kan gaji Patrick. Mobil yang dimiliki Patrick tidak dapat dian­
sendiri adalah bukan tugas ibunya.. Akan tetapi ia dalkan. Barang-barang ke)ontong, pakaian, dan aJat-aJat rumah
.mengatakan bahwa Mary dan ibunya tidak dapat ber­ tangga biasanya kami beli di pusat perbelanjaan yang Jauhnya
hubungan dengan baik, terlalu banyak kompetisi an­ kira-kira seterigah mil dari sini".
tara keduanya. Menurut Mary ,ibunya Patrick menim­ Dalam haJ petsahabatan, Mary mengatakan ia memiliki se­
bulkan ketegangan yang luar biasa selama pertunangan dikit ternan larna di sekolah menengah, kadang-kadang ia ber­
dan tahun-tahun awaJ pemikahannya; Mary meng­ temu dengart mereka dan Patrick bertelllu dengan teman-teman­
aJarni pertengkaran yang memilukan dengan ibu mer­ nya pada saat olah raga atau di bar setempat. Tetapi Patrick dan
APENDIKS c 557
Mary tidak rnerniliki ternan-ternan yang rnernbuatnya terJibat sayur selain kentang, dirnakan untuk rnakan malam,
dalam kegiatan sosial. dan casserole, rebusan buah (stup), rnakanan beku,
Ny. Bell rnenanyakan kepada pasangan ini rnengenai apakah pizza, pastel ayarn. rnakaroni dan keju sering disajikan
rnereka rnenyukai kornunitas rnereka. Kedua orang tua itu rne­ untuk rnakan rnalam. Salad jarang sekali dirnakan,
ngatakan bahwa kornunitas ini rnerupakan satu-satunya kornuni­ dan sup disajikan setiap dua rnalam sekali, khususnya
tas dan lingkungan ternpat rner~ka tinggal dan "Kami rnenyu­ pada rnusim dingin. Berat badan anak-anak rnasih
kainya. Karni tahu sernua ternpat di sini. Sernua penjaga toko dan dalam batas normal. tetapi berat badan kedua orang
tetangga adalah .ternan-teman lama dan kenaIan". Keluarga ini tua rnereka kelebihan sekitar 10-20% (secara visual)
karena sudah lama tinggal di kornunitas selama bertahun-tahun, dari berat badan normal. Menurut Marry, anggota
rnaka mereka biasa dengan organisasi rnasyarakat. pusat kese­ keluarga tidak ada yang rnerniliki alergi terhadap
hatan, dokter pnbadi di kota kedl itu. Hingga akhir-akhir ini. rnakanan.
rnereka rnenggunakan rurnah sakit terdekat untuk perawatan ke­ Diet rnereka saat kernann (terrnasuk Daniel) ada­
daruratan bagi anak-anak; dan seorang dokter keluarga. dan lah:
dokter. urnurn untuk sernua perawatan kesehatan yang rnereka
Makan pagi: Sereal dingin dan susu
butuhkan, seperti perawatan matemitas dan pediatrik. Tetapi ke­
Roti bakar-1-2 lernbar untuk
dua orang tua ini tidak pemah rnemenksakan din ke rurnah sakit
Joseph. Mary. dan Patrick
(sejauh yang Mary tahu, Pat tidak pemah rnernenksakan din).
Kopi-2 cangkir (untuk Mary
rneskipun setiap kali hamil Mary rnemenksakan kesehatannya.
dan Patrick)
Anak-anak dibawa berobat hanya ketika mereka sakit. dan pera­
watan bayi sehat di pusat kesehatan ketika mereka rnasih bayi dan Kudapan: Biskuit untuk anak-anak (3-4
mengunjungi pusat kesehatan hanya untuk irnunisasi saat rnereka buah) dan susu
rnasih balita. Kopi untuk ibu
Dua bulan lalu, keluarga ini mendapat asuransi kesehatan Makan siang: Sup (tornal)
secara kelornpok rnelalui toko milik ayahnya (Patrick yang Kentang potong dan rnentega
rnengurusnya), sehingga pilihan untuk perawatan kesehatan ber­ Buah persik kalengan
tambah luas. Dokter keluarga mereka adalah seorang dokter tua Susu
yang telah rnenjadi langganan rnereka selama bertahun-tahun. (Suami dan· Joseph tidak ada di
Biaya yang dikeluarkan sangat kedl. tetapi Mary merasa dokter rurnah)
ini sudah terlalu tua untuk rnernperbarni kernampuan terhadap Kudapan: Tidak ada
sernua hal yang harns ia ketahui. Mary rnenggunakan rurnah sakit Makan rnalam: Stup dengan daging (114 kg),
urnurn untuk rnelahirkan Daniel. karena rnereka tidak mengikuti kentang, wortel, dan seledri
asuransi kesehatan pada saat itu dan tidak rnarnpu rnernbayar Puding
tagihan rurnah sakit swasta. Sekarang rnereka harns rnernbayar Susu-anak -anak
kernbali tagihan rurnah sakit urnurn dengan bayaran yang sedikit Kopi-istri
hingga tagihan rnereka dibayarkan oleh asuransi. Bir-suami
Dengan manfaat asuransi kesehatan yang sernakin diperluas. . Karena rnemiliki uang yang pas-pasan untuk
Mary dan Patrick rneminta informasi tentang pelayanan pera­ rnakanan seperti yang dikatakan sebagai persoalan
watan. kesehatan secara teratur yang dapat rnereka penuhi bulanan. Mary ditanya apakah ia rnendapat program
syaratnya. Setelah sedikit didesak oleh Mary, Patrick bertanya kupon rnakanan. Ketika ia katakan tidak, menu rut
tentang bagairnana rnereka bisa rnelakukan perneriksaan kese­ informasi rurnah sakit rnereka seharusnya rnenda­
hatan. Iajuga rnengungkapkan keprihatinan menyangkut kelam­ patkannya. Perawat juga rnernpelajan bahwa yang
banannya, telapi badannya terus rnelar dan buncit sejak ia ber­ tersisa bagi keluarga dalarn setiap bulan hanya sedikit
henti berolah raga. dan dua tahun yang lalu Patrick rnerninjam $2000
Perawatan gigi bagi keluarga hampir tidak ada. Perawatan di­ dari ayahnya untuk rnernbeli sebuah mobil bekas
peroleh dan sebuah klinik gigi swasta di Iingkungan tersebut. Ia (tanpa sepengetahuan Mary) dan rnasih belurn bisa
rnengantar Joseph sekali ketika ia rnengeluh sakit gigi. Salah satu rnengernbalikan kepada ayahnya.
gigi susunya perlu ditambal. Anak-anak yang lain belurn pemah Dengan dorongan dari Ny. Bell, Mary rnendis­
dibawa ke dokter gigi. Patrick dan Mary pergi ke dokter gigi kusikan keinginannya untuk bekerja paruh waktu ke­
hanya ketika mengalami masalah gigi, dan mereka rnenyikat gigi pada Patrick guna rnenambah penghasilan. Ja rnenga­
dua kali sehan setelah rnakan. takan bahwa ibu dan saudarinya rnenawarkan diri
Ketika Ny. Bell melakukan survei nutrisi terhadap keluarga untuk rnenjaga anak-anaknya sehingga ia dapat rnela­
terse but. ia rnendapatkan bahwa diet keluarga tersebut terdiri dan kukannya. Mereka sepakat bahwa keluarga berencana
begitu banyak tepung terutama kentang dan roti setiap kali rnereka akan menjadi topik diskusi mereka selanjutnya.
rnakan. Diet rnereka pada dasarnya khas Arnerika. dengan dirna­ Keluarga bergabung dengan beberapa organisasi
sukkan juga rnakanan tertentu khas Irlandiaunprecident rnakanan­ kornunitas. terularna dengan kelompok jemaat gereja
rnakanan rebus. Keluarga sedikit sekali rnengonsurnsi buah dan dan sekolah. Untuk ke sana, keluarga cukup berjalan
jus buah. kecuali pisang. apel ketika rnusimnya tiba. dan buah kaki karena jauhnya hanya lima blok. Pusal kese­
persik kalengan-kadang kala jus jeruk dan ape\. Satu macam hatan, dokter keluarga, dan klinik gigi juga keluarga
y

kunjungi. Selain itu, bar yang selalu dikunjungi gejala-gejala yang lebih serius. Ia menggunakan obat seperti as­

Patrick, toko tempat mereka beJanja, dan toko grosir pirin, Tilenol, obat pertolongan pertama, Sudafed, susu magnesia

milik ayah Patrick adalah tempat dalam komunitas itu digunakan secara hati-hati dan tepat serta menjauhkan a1at-a1atl

dan terdapat ikatan yang akrab dengan orang-orang di mesin yang berbahaya bagi anak-anak.

sana. Mary menjalin hubungan dengan gereja, sekolah Balk ia maupun suami dahulu tidak memerhatikan diet dan

anaknya, dokter gigi, dan dokter umum. Hubungan berat badan mereka, dan melakukan berolahraga secara teratur.

keluarga itu dengan gereja, guru-guru, dokter, pusat Meskipun Mary tidak aktif (kecuali hanya melakukan tugas ru­
kesehatan, para dokter gigi, pelayanan gawat darurat o mah tangga), Patrick sangat aktif dalam olah raga hingga saat ini.

nampak baik. Tersedia transportasi umum ketika Untuk relaksasi, Mary menonton TV dan menduga suaminya me­
keluarga memerlukannya, tetapi Mary memiliki akses nonton tv dan bersosialisasi di bar sebagai caranya berelaksasi.
untuk menggunakan mobil Patrick, karena meng­ Ketika pengkajian awal terhadap keluarga tersebut selesai.
antarkan anak-anak ke sekolah dengan bis tidaklah Ny. Bell mendiskusikan pertemuannya dengan Mary untuk
mudah. mengidentifikasi masalah apa yang menimbulkan ancaman bagi
Dengan melihat banyaknya pengalaman Mary stabilitas keluarga. Ny. Bell juga meminta Mary untuk .meng­
dalam membesarkan anak dan membawa mereka ke identifikasi masalah apa yang ia rasa paling mudah untuk diubah
dokter, nainpaknya ia memiliki pemahaman dasar dan cara apa yang dapat dilakukan oleh seJuruh anggota keluarga
yang baik dalam hal bagaimana menangani sakit dan untuk mengatasinya.
luka-Iuka kelOil. Ia juga mainpu menerangkan apa Apendiks D menyajikan pengkajian dan rencana perawatan
yang harus ia lakukan ketika terjadi luka-Iuka atau keluarga untuk keluarga ini. .
PROSES KEPERAWATAN
KELUARGA CONTOH:
KELUARGA O'SHEA
1. Nama Keluarga: O'Shea. mengunjungj teman"temannya di bar (akan te­
2. Alamat: Distrik Maplewood, Kota New England. tapi, tingkat dukungannya tidakjelas diketahui).
3. Komposisi Keluarga: Lihat Tabel 0-1 dan Gambar 0-1. 6. ldentifikasi Religius; Keluarga dengan aktif ter­
4. Tipe Bentuk Keluarga: Dua orangtua, keluarga inti yang Hbat dalam sistem p~tik dan keyakinan agama
utuh. Kato!ik: Mengunjungi Misa gereja secara teratur,
5. Latarbelakang kebudayaan: Keluarga adalah' orang berkonsultasi dengan pendeta mengenai masalah
Irlandia-Amerika dan teralrulturasi sangat besar (Connery, yang penting, keyakinan dalam keluarga dan .
1968).. Marydan Patrick adalah irnigran generasi kedua dan anak-anak ditekankan.
ketiga irnigran dari Irlandia. Mary dengan jelas menyatakan 7. Status Kelas Sosial;. Ayah sebagai pencari
pitihan etnik dan agama; fakta bahwajaringan sosial keluar­ nafkah tunggal .
.ga adalah berasal dari kelompok agama/etnik yang sama; Statusekonomi: Keluarga mengangap pendapat­
keluarga telah tinggal dilingkunganhomogen yang secara ·annya pas-pas an; meskipun demikian, penda­
etnik sama sela.ma hidupnya; mengunjungi keluarga besar patannya tetap. Berdasarkan pekerjaan ayah,
dan mengikuti kegiatan gereja tampak sebagai aktivitas pendapatan (hanya kira-kira), dan pendidikan
sentral mereka; struktur peran dan kekuasaan keluarga orang tua, keluarga merupakan kelas pekerja.
dipertahankan dengan struktur tradisional dalam keluarga 8. Tahap Perkembangan Keluarga Sekarang:
Irlandia; dekorasi rumah kurang mengandung unsur seni dan Keluarga berada dalam tahap keluarga dengan
adanya objek religius merupakan indikasi orientasi agama anak usia. sekolah berdasarkan umur anak yang
dan kebudayaan keluarga; dan keluarga terutarna tetap dalam paling tua. .
Iingkungan etnik. Selain itu, Mary menyajikan makanan tra­ 9. Sejauh Mana Keluarga Memenuhi Tugas Per­
disionallrlandia setiap dua kali Serninggu. Sistem dukungan kembangan: Keluarga tampak memenuhi kebu­
informal keluarga berasal dari keluarga besar, khususnya tuhan anggota kehiarga untuk mendapatkan
orang tua pada kedua pihak dan saudara perempuan ibu, rumah, ruang, privasi, dan keamanan.
tampak sangat membantu. Ayah Patrick mempekerjakan Ibu bersosialisasi dengan anak secara adekuat
Patrick di toko grosir rniliknya sebagai tukang daging dan (!ihat pembahasan fungsi sosial).
merninjamkan $2000 untuk membeli mobil. Ibu Patrick Ibu merasakan ketegangan dalam upaya untuk
membantu tugas rumah dan mengurus anak-anak ketika mengintegrasikan anggota keluarga yang baru
Mary pulang dari rumah sakit. (Menurut Patrick, walaupun (bayi) ke dalam keluarga karena beban peran
hubungan dengan istri berkonflik di awal-awal pemikahan, yang terlaJu besar.
hubungan mereka kini membaik namun sedikit kompetitif.) Memelihara kepuasan hubungan orang tua-anak,
Ibu Mary juga membantu dengan mengurus rumah dan anak­ namun menurun dalam kepuasan hubungan per­
anak setelah Mary kembali dari rumah sakit dan saudara nikahan sebagai istri.
. perempuan Mary berbelanja untuk Mary. Selain saudara 10. Riwayat Keluarga: Kedua orang tua tinggal di
perempuannya. Mary merniliki tetangga yang kadang diajak lingkungan dan gereja yang sama. Berpacaran
bicara ten tang masalah yang dimilikinya. Dan Patrick sering selama 5 112 tahun sebelum menikah. Selama

559
560 APENDIKS D

TABEL 0-1

KOMPOSISI KELUARGA O'SHEA


TEMPAT
..lEN IS HU­ KELA­ PEKER­ PEN­
NAMA KELAMIN BUNGAN USIA HIRAN .JAAN DIDIKAN
Patrick, 0' Shea L Ayah 43 tahun Distrik Tukang daging Lulusan SMA
Maplewood

Mary, 0' Shea P Ibu 35 Sarna Ibu rumah lulusan SMA


tangga
Joseph, 0' Shea l Putra 6 Sarna Pelajar Kelas lSD
Maureen, 0' Shea P Putri 5 Sarna Pelajar TK
BeHy, 0' Shea P Putri 4 Sarna
Richard, 0' Shea l Putra 3 Sarna
Daniel, 0' Shea l Putra Bayi usia Sarna
5 hari

penUllangan dan tahun-tahun awal pemikahan, ruangan dengan bayi mereka yang tidur di boks. Putra me­
seks merupakan isu yang .tidak nyaman dan reka memiIiki satu kamar tidur dengan dua tempat tidur,
kemudian dianggap canggung dan tidak me­ sedangkan putri mereka berbagi kamar tidur dengan satu
muaskan, menurut istri. Istri merasa bahwa hal tempat tidur ukuran ganda. Dekorasi yang sedikit, tetapi be­
ini ·menciptakan kurangnya keakraban di aritara berapa objek keagamaan dan foto anak-anak. Dapur terdiri
mereka. Kedua orang tua mengharapkan anak­ dan lemari pendingin yang keeil dan kompor. Satu kamar
anak dan menginginkan mereka, keeuali yang mandi dengan toilet dan bak mandi. Handuk digunakan
terakhir, yang dahulu Mary tidak inginkan namun bersama-sarna. Mary menganggap rumah cukup untuk ke­
sekarang menerimanya dengan hangat. Mary butuhan mereka saat ini, namun menjadi lebih padat karena
memiliki riwayat tujuh kali hamil, dengan lima kehadiran bayi. Rumah memiliki pemanas yang memadai
anak yang hidup dan dua kali keguguran sepan­ dan kipas angin untuk musim panas. JumIah lampu yang
jang tujuh tahun penama pernikahannya dengan cukup dan jendela memberikan penerangan yang adekuat.
Patrick. Ia mengalami hipenensi pada dua keha­ Tid.ak ada hewan peliharan dan unggas. Keamanan ling­
milan terakhir. kungan: di luar rumah anak tangga ada yang lepas, tidak ada
11. Asal Keluarga Orang tua: Keluarga Ayah pagar cita.u penerangan.
datang dari Irlandia saat remaja. Bekerja untuk 13. Karakteristik Lingkungan Sekitar dan Komunitas yang
perusahaan konstruksi dan menabung hingga ia Lebih Besar: Lingkungan (distrik Maplewood) adalah per­
mampu membeli toko grosir yang sekarang ia mukiman yang terdiri dari keluarga kelas pekelja orang
miliki. Membesarkan keluarga dalam lingkungan Irlandia. Lingkungan dekat dengan kawasan industri dan
Katolik yang keras. Keluarga ibu; Kakeklnenek­ terIetak 5 mil dari pusat kota dengan populasi 300.000 jiwa
nya berasal dari Irlandia selama masa depresi yang terletak di New England. Keluarga menyukai kedekatan
karena alasan ekonomi. Dibesarkan sebagai Ka­ dan keakraban dengan Iingkungan, meskipun khawatir tel)­
tolik dalam lingkungan yang sarna yang kini tang masuknya anggota kelompok minoritas yang dekat
didiami keluarganya. Keluarga Mary dan Patrick dengan lingkungan mereka dan kenaikan angka kejahatan
mengatakan bahwa saat anak-anak mereka hid up dalam beberapa tahun terakhir. Keluarga berbelanja di toko
dalam kemiskinan. Tidak disebutkan seperti apa grosir milik ayah Patrick dan pusat perbelanjaan terdekat
kehidupan keluarga asal mereka. (setengah mil jaubnya) untuk kebutuhan belanja. Sekolah
12. Karakteristik Rumah: Rumah tua terbuat dari dan gereja keluarga teletak lima blok jauhnya. Transportasi
kayu dengan tiga ruang tidur, disewakan dari umum tersedia, tetapi Mary dlizinkan menggunakan mobil
sepupunya sebesar $ 800 per bulan. Di luar suami ketika diperlukan.
rumah; Kondisi rapi, perlu dicat, beberapa anak 14. Mobilitas Geografis Keluarga: Anggota Keluarga telah
tangga lepas, dan tidak ada pagar serta pene­ tinggal di komunitas dan lingkungan yang sama selama hidup
rangan. Di dalam rumah; Sedikit perabotan. mereka.
Ruang tamu memiliki TV berwarna. Ruang ma­ 15. Transaksi dan Asosiasi Keluarga dengan Komi,nitas:
kan memiliki tirai dan taplak meja yang serasi, Keluarga dikenal di kelompok jemaat. gereja dan sekolah.
hadiah pernikahan dari ibu Mary. Orang tua Orang tua menghadiri Misa secara teratur dan tampaknya
memiliki ruang tidur sendiri, dan kini berbagi mempunyai hubungan yang dekat dengan pendeta O'Neal.
APENDIKS 0 56 1
'Ke1ompoKwariifa:- c:IT gerefimemrelilanleranjang ulltl.tk­ karczkteristik jaringan komunikasi keluarga:
bayi baru mereka. Ibu bertindak sebagai komunikator dengan Anak-anak meminta kepada ayah melalui ibu.
sekoJah. Keluarga juga berhubungan dengan dokter keluarga Sedikit keterlibatan dan komunikasi secara lang­
(walaupun Mary ingin mengganti dokter), kJinik gigi sung antara ayah dan anak-anak (kecuali hu­
keJuarga, dan ruang gawat darurat rumah saki! anak. Selain bungan ayah-Betty). Kualitas koIi1unikasi antara
menerima kunjungan keperawatan kesehatan komunitas, ibu pasangan. buruk dan dalam bidang yang terbatas
telah membawa anak-anak ke klinik bayi sehat dan untuk (khususnya dalam hal anak-anak dan keuangan)
imunisasi pada departemen kesehatan setempat. Keluarga , dan kualitas (Ii hat pola disfungsional). Interaksi
tampak tetap menjaga hubungan dengan lingkungannya. dirasakan jauh dan tidak memuaskan bagi istri.
Keluarga tidak mengetahui program kupon makanan (yang lsu komunikasi yang tertutup: Antara pasangan:
dijelaskan kepada Mary). Keluarga memiliki ikatan'dengan Perasaan. dan persepsi terdalam, khususnya pe­
pendeta, dokter, perawat kesehatan komunitas, dan guru. rasaan dan pemikiran seksual.
Variabel kontekstual dan keluarga yang meme­
ngaruhi komunikosi: Variabel kebudayaan pen­
~STRUKTUR KELUARGA ting untuk keluarga ini. Pria dan wanita tinggal
dalam dunia yang berbeda di dalam kebudayaan
16. PoIa komunikasi tradisional Irlandia. Peran dan dunia terpisah,
Sejauh mana komunikosifungsional dan disfungsional (tipe biasanya urusan seks tidak mempeJajari cara
pola yang berulang) digunakan: berkomunikasi intim satu sama lain. Baik eks­
Komunikasi fungsionaJ yang digunakan suami dan istri: presi kasih sayang maupun kehangatan kepada
a. Suami memberi perintah dan permintaan tanpa memberi 'pasangan tampak tidak dapat diterima untuk
kesempatan untuk umpan balik. ditampilkan di depan urnum. Seks ditanyakan
b. Istri menyatakan permasalahan dan suami mengabaikan­ dengan rasa bersalah dan ketidakpedulian, mem­
nya (tidak memvalidasi atau menerima bahwa masalah buat pasangan Irlandia s,uJit untuk mernbangkit­
tersehut adalah nyata). kan dan mempertahankan ikatan kasih sayang
c. Istri menyatakan kekhawatiran atau meminta bantuan yang akrab. Stresor .,sosioekonomi (pendapatan
suami, tetapi suami mengabaikan; pergi meninggalkan­ pas-pasan dan kesuJitan ekonomi) membuat
nya, menyepelekannya, atau sepakat dengan istri' dan pengukuhan peran keluarga, perumahan, dan
, mengatakan ia akan mengikutinya, namun tidak pemah pemenuhan fungsi keluarga lebih sulit tercapai.
dilakukan (tidak sesuai): Patrick tidak mau mendengar­ 17. Struktur Kekuasaan
kan Mary ketika ia sedang mengungkapkan kebutuhan­ Hasil akhir kekuasaan
nya kepada Patrick. , Suami' memutuskan membeli benda yang ber­
d. ,Padagilirannya, Mary tidak mengungkapkan dirinya fungsi besar bagi keluarga (mis., mobil).
dalam beberapa isu keintiman karena nilai-nilai budaya Istri ditugaskan (atau diserahkan) peran tunggaJ
dan, mungkin, ketakutan akan penolakan. Ia mungkin untuk men gurus rumah dan mernbesarkan anak­
tidak secara langsung mengungkapkan kebutuhannya anak, bertugas mengatur pembayaran tagihan
dalam banyak hal. untuk membayar sewa rumah dan pengeluaran
e. Kedua suami istri terse but tidak menyatakan kebutuhan keluarga.
dan perasaannya secara jelas. kecuali daJam kasus Mary Suami bertanggung jawab mendistribusikan
rnengungkapkan keinginannya untuk mencegah kehamil­ uang.
an. Suami bertanggung jawab untuk rnenghubungi
f. Peraturan yang mendasari pol a komunikasi adalah sebagai pendeta dan dokter untuk membuat janji dengan
berikut: (1) jangan mempertanyakan tradisi dan status mereka.
quo (2) berpikir seperti apa adanya mereka dan mengeluh Proses pembuatan keputusan: Suarni rnenggu­
tidak akan rnernbantu atau mengubah masalah (ketidak­ nakan posisi formal dominansi untuk merne­
berdayaan. pandangan fatalistik): (3) kedekatan - suami ngaruhi keputusan keluarga. Proses yang diguna­
tidak ingin istrinya terpapar dengan pengaruh pihak luar. kan adalah akomodasi. Ia tampak berkompromi
Sejauh mana pesan-pesan emosional (afektif) dan bagai­ dengan istri, di bawah tekanan perawat kesehatan
mana diekspresikan: Pesan afektiftidak diekspresikan secara komunitas, ketika ia menyetujui untuk rnemba­
terbuka (atau secara privasi menurut Mary) di antara pa­ has perencamian masaJah kesehatan dengan pen­
sangan. Mary berespons hangat dan dengan afektif kepada deta dan dokter serta berupaya mengikuti ren­
Daniel dan Richard. la juga hangat dan akrab secara verbal cana yang efektif untuk mencegah kehamilan
dengan Joseph, putranya. Ayah secara verbal (dan secara selanjutnya, namun karena ia tidak rnenjaJankan
fisik?) menunjukkan kasih sayang kepada Bety, putrinya. tugasnya untuk membuat janji dengan mereka,
Emosi kegembiraan lebih secara terbuka diekspresikan, se­ perlu dipertanyakan kesungguhannya dalam
dangkan emosi negatif (rasa marah, mernbiearakan peristiwa menjalankan keputusan ini; dengan tidak rneIa­
yang tidak menyenangkan) dihalangi. Tampaknya, aturan kukan apa-apa ia telah membuat keputusan.
keluarga rnelarang emosi negatif ini untuk muneu!., Dasar-dasar kekuasaan: Ayah-suami memper­
tahankankekuasaanlegith'Iiasl atau ot()ntas, yang
dan pirau seksuwifdak: memuas'kan (J(omuriikiisf:{ang ber­
diberikan kepadanya secara kebudayaan berupa
jarak, tidak ada kenikmatan dalam hubungan seksual). Istri
keutamaan posisinya di keluarga. fuu memiliki
tampak memiliki beberapa harapan terhadap Patrick yang
kekuasaan referen (posisi ibu dihargai di Gereja
lebih konsisten dengan ide penikahan kelas' menengah
katolik);yang lebih mementingkan hubungannya
Amerika, walaupun ia juga tampak menerima fakta bahwa
dengan anak-anak dibandingkan hubungannya
harapan tradisional dari Patrick mengenai posisi keduanya
dengan suami. Kedua orang tua memiliki ke­
dalam keluarga cUkup stabil dan tidak mungkin untuk di­
kuasaan memaksa/koersif dan penghargaan ter­
ubah. Ia menjalankan peran yang dibutuhkan untuk meme­
hadap anak-anak, dan suami memiliki kekuasaan
nuhi harapan peran suami ten tang dirinya, semen tara pada
memaksa dan penghargaan terdap istrinya, wa­
saat yang sarna berupaya membatasi peran keluarganya di
laupun tidak ada gambaran yang mendukung
. masa mendatang dengan tidak menambah anak lagi. Mary
bukti lni.
secara jelas menunjukkan ketegangan peran dalam mencoba
Variabel yang memengaruhi karakteristik kekua­
untuk menangani pengasuhan anak dan seluruh peran istri­
saan keluarga: Posisi istri sebagai perantara da­
ibu lainnya dengan sendiri, dan kemungkinan bahwa ia
lam jaringan komunikasi keluarga dan sebagai
mungkin kembali untuk bekerja paruh waktu.
pelaksana keputusan keiuarga seyoglanya me­
Joseph: Putra dan saudara laki-laki tertua dari sibling.
ningkatkan kekuasaannya; akan tetapi tidak ada
Maureen: Putri dan saudara perempuan tertua dar! sibling.
bukti hal ini terjadi.
Betty: Putri dan saudara perempuan termuda dari sibling.
Sumber imerpersonal: Keragu-raguan dan keta­ Richard: Putra dan saudara laki-laki yang lebih muda dar!
. kutan istri untuk mengungkapkan perasaannya sibling.
lebih sering dan menentang suami yang mengu­ Daniel: Putra (bayi) dan saudara laki-Iaki termuda dar!
rangi kekuasaan yang iadapat miliki. sibling.
Faktor kelas sosial/budaya dan siklus kehidupan Struktur Peran Informal
Harapan kehidu pan pemikahan yang biasanya di­ Parick: Ayah; seseorang yang menjaga jarak (tidak terlibat
.temukan dalam dominansi kelas pekerja. Peran dalam kehidupan keluarga); seseorang yang tidak peduli
.dan harapan serta kekuasaan pemikahan dan ke­ (apakah istri melihatnya seperti im atau apakah ini merupakan
luargayang serupa merupakan karakteristik kehi­ cara istri mengharapkan suami untuk bertindak?)
. dupan keluarga Tradisionalirlandia. Siklus kehi­ Mary: Seseorang.yang tunduk dan patuh; melakukan peran
dupan keluarga mengurangi kekuasaan istri dan perantara (antara anak-anak dan ayah mereka); martir?
meningkatkan kekuasaan suami, karena istri di­ Joseph: Pemimpin anak-anak, anak kesayangan ibu dan
bebani tugas rumah tangga dari hari ke hari dan mungkin pemberani, karena ibu tidak dapat berbicara bebas
tanggung jawab mengasuh anak serta tidak me­ dan berbagi secara afektif dengan suaminya. Orang yang
miliki waktu dan energi untuk melaksanakan serius .
. pengaruh !atau kekuasaan apapun yang ia miliki. Maureen: Kooperatif, seorang anak yang patuh. Penurut.
Keseluruhan kekuasaan keluarga Betty: Seorang anak yang manis. "Penghibur banyak orang".
Dominansi moderat terlihat (dominansi ayah), Ibu melihatnya sebagai peran yang lucu, manipulatif,
dengan beberapa ketidakpuasan dari situasi ini sedangkan ayah menganggap sifat manisnya sebagai sifat
yang diungkapkan oleh istri. asli bukan manipulatif. Anak kesayangan ayah. Mary
18. Struktur Peran mungkin terancam oleh kasih sayang suami terhadap Betty.
Struktur Peranformal Richard: Seorang anak yang aktif (dengan temperemental
Patrick: Ayah dan suami. la bertindak sebagai eksplosif jika eksplorasi dan kebebasannya dibatasi).
pencari nafkah tunggal bagi keluarga, dan pe­ Daniel: Tidak ada komentar dari orang tua.
mimpin keluarga. Akan tetapi, tidak terlihat po­ Variabel yang memengaruhi struktur peran:
sisinya yang melibatkan peran pertemanan, re­ Pengaruh kelas sosial: Keluarga kelas pekerja lebih cen­
kreasional, atau terapeutik, dan hanya kadang ia derung bersifat tradisional dalam hal peran pemikahan.
membantu dengan peran pengasuhan anak (keti­ Sebagai orang Irlandia-Amerika dan tidak terlalu terakultu­
ka ia meraSa menyukainya}. Peran pasangan per­ rasi memengaruhi peran keluarga. Latar belakang Katolik
nikahan dikukuhkan, walaupun kaku, tampak tradisional memengaruhi struktur patriarkal keluarga. Tahap
konsisten dengan harapan peran pemikahan. perkembangan keluarga dan kehadiran lima orang anak
Mary: Ibu dan Istri. la bertindak sebagai pengurus membuat istri bergantung pada suami sebagai pemberi naf­
rumah (tidak dibagi), termasuk memasak, berbe­ kah, yang selanjutnya meningkatkan dominansi dan keter­
lanja, dan membersihkan rumah; melakukan pe­ gantungannya.
ran pengasuhan anak (yang tidak dapat ditukar 19. Nilai Keluarga: Dalam membandingkan nilai-nilai yang
dengan peran apapun), rekreasional (tnengajak dimiliki oleh O'Shea dengan nilai-nilai orang Amerika dan
anak-anak bermain di taman). Tidak· ada peran Tradisional irlandia serta Irlandia-Amerika. nilai-nilai
pertemanan atau terapeutik dalam perkawinan. O'Shea secarajelas jauh lebih cocok dengan nilai tradisional
Peran seksual tidak adekuat. Istri menyatakan ke­ Irlandia serta nilai kelas pekerja. Produktivitas dan keber­
kecewaannya bahwa peran terapeutik tidak ada hasiJan bukanlah nilai-nilai utama. Patrick bekerja dengan
APENOIKS 0

. ayahnya ·s~Jaktaltfat-dll:ri- SMJt;-l:ecuali Taafia masm · KeIUarga.(!lJungklii I<e6iliuhannya' terpenuhi


mengikuti wajib militer. Mary bekelja di sebuah pabrik melalui kerja dan bersosialisasi dengan ternan di
elektronik setelah tamat SMA hlngga anak pertama lahir. bar dan arena olah raga). Akan tetapi, ia benar­
Etika kerja dan materialisme tampaknya bukan menjadi benar menunjukkan kasih sayang dan kehangat­
sentra kehidupan keluarga. Keluarga tidak menghargai indi­ an bagi putrinya, Betty. yang memberikan res­
vidualisme, tetapi familisme dan etika resiprokasitas (timbal­ pons yang'manis dan sikap penuh kasih sayang.
balik) (membantu keluarga dan gerejanya) sang at menonjol, Mary: Mengungkapkan masalah-masalah me­
seperti seseorang yang melaksanakan kewajibannya dan me­ ngenai ketidakmampuan berbicara dengan suami
mainkan peran yang diharapkan (kesesuaian). Pendidikan dan secara emosional tidak merasa dekat dengan­
tidak terlalu dihargai. demikian pula kemajuan, perubahan, nya. Suami tidak berespons terhadap kebutuhan­
dan penguasaan; konservatisme dan pemikiran fatalistis le­ nya untuk berkomunikasi dan tidak empati
bih penting. Tidak ada rencana jangka pendek yang diung­ dengan perasaannya mengenai tanggung jawab
kapkan;kecuali keinginan' kuat dari Mary untuk mencegah yang ia inginkan. Putranya Joseph memenuhi be­
kehamilan berikutnya dan keinginan untuk kembaJi bekerja berapa kebutuhan sosioemosionalnya, karena ia
parnh waktu. Persamaan dan kebebasan individu tidak di­ merasa ia dapat berbicara dengannya, sedangkan
anggap sebagai nilai yang pentlng. "Orientasi pada apa yang Patrick tidak dapat. memenuhi kebutuhannya
dikerjakan" tidak cocok dengan keluarga. waktu sebenamya (Mary).
tidak dialokasikan dan dimanfaatkan dengan cermat. Ke­ Joseph (usia 6.tahun): Senang menangani segala
banyakan waktu Patrick di luar kerja dihabiskan untung sesuatu, pemimpin, dan bersifat asertif. Ibunya
kesenangan rekreasional (menonton olah raga dan. minum memberikannya kesempatan ini; Patrick merasa
bersama teman-temannya). Perawatan dan praktik kesehatan perilaku putranya ini tidak sesuai dan merasa
tidak menjadi hal yang paling utama bagi keluarga. bahwa ia harus berlaku pada tempatnya. Anak­
Pada tingkat tertentu, tampak ada konflik nilai dalam ke­ anak yang lebih keeil mengikutinya. Menjadi
luarga, antara Tn. dan Ny. O'Shea. Mary secarajelas merasa pemberontak' atau berlagak seperti raja ketika
teljebak di antara nilal masyarakat Amerika dan nilai tra­ kebutuhannya dihalangi. .
disional Irlandia yang menguasai peran, hubungan kekua­ Maureen (usia 5 tanun): Mengungkapkan perlu­
saan, dan komunikasi keIuarga. Ia mencoba-secara tidak nya bekeJja sarna dan membantu ibunya; meniru
efektif-mengutarakan kekuasaannya kepada suaminya, me­ · perilaku dan peran ibunya .. Mary memberikan
nunjukkan nilai egalitarianisme, individualisme, dan kema­ kesempatan untuk memenuhi kebutuhan ini.
juan. Patrick mempertahankan nilai tradisional, seperti yang Betty (usia 4 tahun): Mengungkapkan kebutuhan
disebutkan di atas. Hal ini memengaruhi secara langsung untuk . menyenarigkan orang lain dan menjadi
status kesehatan keluarga, dengan menciptakan ketegangan disukai.lbu melihat inisebagaieara untuk mem­
dalam hubungan pernikahan. bebaskan diri dari masalah. (bentuk manipulasi).
20. Fungsi Afektif Ayah melihat kebutuhan ini sebagai kecerdikan,
Saling asuh, kedekalan, dan identifikasi: Adekuat antara ibu dan ia adalah anak kesayangan ayah. Ayah be­
dan Joseph, Maureen, Richard, dan Daniel. res pons terhadap Betty dengan manis, memper­
Mungkin fungsi ini berjalan sedtkit antara Mary dan Betty, kuat periJaku dan kebutuhannya untuk menye­
karena Mary mungkin merasa terancam oleh kasih sayang nangkan.
yang berbeda dari suaminya kepada Betty. Richard (usia 3 tahun): Richard memiliki kebu­
Adekuat antara ayah dan Betty serta Richard (?). Mengingat tuhan untuk mengeksplorasi dan menjadi oto­
adanya jarak pada hubungan ayah dan anak-anak, den ayah nomi. Mary menyadari ini dan berespons dengan
secara relatif tidak terlibat. membiarkannya berlari-Iari di sekitar ruman dan
Tidak adekuat antara Mary dan Patrick. Saling identifikasi mengeksplorasi. Juga membutuhkan perhatian
melibatkan kedekatan dan sikapsaling asuh yang lemah, oleh ekstra karena kehadiran bayi barn. yang dapat
karena itu ikatan antara pasangan juga lemah. Mary meng­ dipahami dan direspons orang tua.
ungkapkan kebutuhan akan keakraban yang lebih besar, Daniel (usia 1-3 minggu): Membutuhkan keper­
sedangkan Patrick tidak mengungkapkan kebutuhan ini. cayaan dan kebutuhan psikologis serta kasih
Keterpisahan dan Keterkaitan: Tidak dibahas di sini sedi­ sayang yang terutama harns dipenuhi. Kebutuh­
kitpun. Hal ini akan segera menjadi persoalan bagi Joseph. an ini dipenuhi oleh ibu.
karena ia asertif, memiliki kepemimpinan yang berkualitas 21. Fungsi Sosialisasi
dan memiliki kebutuhan-kebutuhan, dan akan semakin Praktik keluarga dalam membesarkan anak: Ob­
mandiri. Pada saat ini. kepatuhan d~ keterikatan jauh lebih servasi terbatas. Patrick menerapkan cara kuno
dihargai daripada perpisahan. membesarkan anak, bukan metode yang baru.
Pola respon- kebutuhan Keluarga Meyakini hukuman. rasa hormat, dan kepatuhan.
Patrick: Untuk banyak hal, Patrick (sebagai ayah) tidak mem­ · Akan tetapi. ia memiliki peran yang sedikit da­
~ri tahukan kebutuhan sosioemosionalnya untuk diketahui lam pelaksanaan, sehlngga Mary dapat memper­
oleh istri afau anak-anaknya; oleh karena itu, mereka ber­ lemah beberapa keinginan.nya mengenai cara
anggapan bahwa kebutuhan terse but tidak adekuat bagi membesarkan anak. Dari perilaku mereka. anak­
1
564 APENDIKS D

anaKmenuIfjuldran ' -mereka dtajru1aur -lrahW3 yang'harus-ditakukan'ketika-muncul-ge'j'ata-atauterjadtcedera­

, "anak-anak untuk dilihat bukan didengar" ketika yang lebih serius.

orang dewasa berbicara dengan mereka. Mary Persepsi keluarga tentang status kesehatan dan kerentanan

sangat hangat dan secara fisik penuh afeksi, per­ terhadap penyakit: Tidak diketahui.

misif. dan toleran saat anak-anak masih kecil, Praktek diet keluarga: Diet keluarga adekuat: Dari data

tetapi saat mereka pra-sekolah (usia 4 tahun ke mengenai inforrnasi keluarga yang dimasukkan ke dalam ca­

atas), ia ~an Patrick mengharapkan anak-anak tatan riwayat makanan dengan. serinci mungkin (Tabel 0-2).

Jebih menguasai diri, disiplin, hormat, dan patuh. Asupan kalori: Adekuat, walaupun suami dan istri meng­
Juga dapat dilihat bahwa anak laki-Iaki dibiarkan , a1aini sedikit kelebihan berat badan (berat barlan anak-anak

lebih asertif (tegas) dan agresif daripada anak dalam batas normal). Data yang didapat hanya melalui ins­

perempuan dalam keluarga, (praktik sosialisasi peksi oan visual. Pengkajian kebudayaan keluarga: Makan

dibatasi oleh perbedaan jenis kelarnin, tampak malam disajikan dalam bentuk makanan rebus dan kukus.

jelas). Ko~sumsi ken tang yang banyak (makanan pOkok orang

Kenlampuan beradaptasi dalam praktik mem­ Irlandia); jika tidak mengonsumsi diet orang Amerika.

besarkan anak pada bentuk dan situasi keluarga Kekhasan diet 24 jam: Laporan ini merupakan Japoran khu­

tertentu: Mereka tampak adaptif dalam hal ini sus. Mary mengatakan bahwa diet mereka mengandung sedi­

anak-anak dibesarkan untuk tinggal di dunia kit buah ataujus buah, kecuali pisang, apel (jika musirnnya),
I
seperti yang dialarni dan dilihat orang tua. Hal ini dan buah persik kalengan-dan kadang jus apel atau jeruk.

melibatkan kebutuhan untuk hormat, patuh, dan Selain kentang, say.ur juga disajikan saat makan malam. Sup

taat, serta bagi anak perempuan dan laki-Iaki un­ dimakan tiga sampai empat kali per rninggu; salad jarang

tuk mengetahui peran dan perilaku sesuai jenis dimakan.

kelamin. Alergi makanan: Tidak tercatat.

Siapakah agen sosialisasi? Ibu yang mendorni­ Fungsi jam makan dan sikap mereka terhadap makanan dan

nasi. tetapi pengaruh ayah juga ada, sekalipun , jam makan: Tidak tercatat.
lebih secara tidak langsung. Para guru sekolah Praktik dan orang yang bertanggung jawab berbelanja: Mary
dan pendeta, selain kerabat, juga merupakan agen pergi berbelanja di pusat perbelanjaan terdekat. Ia merniliki
sosialisasi di dalam kehidupan anak-anak dan anggaran yang terbatas dan hanya pas-pasan setiap,bulannya.
akan menjadi semakin penting seiring pertarn­ Ia tidak menggunakan kupon makanan tetapi tertarik untuk
bahan usia anak-anak. mendapatkannya.
Nitai anak-anak: !-;emari pendingi~ dan kompor: Berfungsi dan adekuat. mes­
Mereka diinginkan dan diterima. Anak-anak kipun keciL Istri sepenuhnya bertanggung jawab untuk me­
tampak sangat dihargai. Anak-anak diasuh dalam rencanakan. belanja, dan menyiapkan makanan.
,'" agama ,Katolik dan keluarga Irlandia-Amerika. Kebiasaan istirahat dan tidur: Pola tidur tidak tercatat. Mary
Menjadi ibu adalah peran utama bagi Mary; akan menyatakan ia menonton TV untuk relaksasi dan Patrick
tetapi sekarang ia merasakan adanya "beban" juga, selain pergi ke bar untuk bersosialisasi dan minum
karena mempunyai banyak anak yang harus untuk relaksasi.
diasuh. Praktik rekreasi dan aktivitas fisik: Orang tua tidak merniJiki

22. Fungsi Perawatan Kesehatan program latihanlolah raga yang teratur bagi mereka sendiri.

Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan: Pera­ Tidak disebutkan apakah mereka meyakini bahwa hal ini

watan preventif untuk anak-anak (kecuali imu­ adalah suatu keharusan untuk menjaga kesehatan. Istri men­

nisasi) tidak diberikan; ibu menerima pemerik­ dapat latihan yang cukup banyak dengan melakukan peker­

saan fisik setiap ia hamil, karena itu perilakunya jaan rumah dan kegiatan mengasuh anak. Dulu, suami biasa

dalam memelihara kesehatan lebih konsisten da­ aktif dalarn olah raga, namun sekarang tidak lagi; Ia terus

ripada suaminya. Patrick mengungkapkan kekha­ bekerja (sebagai tukang daging).

watiran tentang pertambahan berat badannya dan Kebiasaan keluarga menggunakan obat: Suarni rninurn a1ko­

perutnya yang "mela,r" sejak ia berhenti bero1ah hoI (jenis dan jumJah tidak diketahui); bersosialisasi di bar

raga. sering kali dan merupakan aktivitas sentral baginya:

Definisi sehat-sakit dan tingkat pengetahuan Kedua orang tua rninum kopi (tercatat 2-3 cangkir per hari)

keluarga: Dengan mengajak anak-anak dan diri­ Tembakau tidak digunakan.

nya (Mary) ke dokter atau klinik ketika mereka' Tidak disebutkan apakah penggunaan a1kohol dianggap suatu

tidak tampak sakit berarti ia mengakui bahwa masalah. .

kesehatan lebih dari sek;adar mampu untuk ber­ Pengunaan obat dengan resep dan obat jual bebas:

fungsi atau suatu keadaan merasa sehat. Istri Penggunaan obat resep tidak tercatat.

adalah pernimpin kesehatan dan memutuskan ka­ Penggunaan obat jual bebas diarahkan oleh Mary. 1a meng­

pan anak-anak sakit dan membutuhkan pelayan­ gunakan obat flu (Sudafed, dll), obat gastrointestinal (susu

an kesehatan. Ibu memiliki pemahaman yang magnesia. dll), obat pertolongan pertama, dan aspirin secara

baik rriengenai bagaimana cara menangani luka benar dan hati-hatL Ia juga menyimpan obat-obatan secara

dan penyakit yang kecil. Ia juga mengetahui apa aman di dalam lemari yang jauh dari jangkauan anak-anak.

APENDIKS 0 5'65

TABEL 0-2

CATATAN RIWAYAT MAKANAN KELUARGA


MAKANAN YANG PERBEDAAN
MAKAN .JUMLAH
DISA.JIKAN INDIVIDUAL
Makan pagi Sereol dingin 1 mangkuk Semua keluarga makan sereal
Susu V2 cangkir untuk sereol
Roti panggang, 1 atau 2 Hanya orang tua
helai
Kopi 1 cangkir Orang tua
Susu 1 congkir Anak
Kudapan , Biskuit 3 atau 4 buah biskuit Anak
Susu 1 gelas
Kopi 1 cangkir Ibu
Makan siang SUb tomat 1 mangkuk Joseph, Maureen, dan ayah tidak
Bu ur kentang Y2- 1 cangkir ada dirumah
dan mentega 1 sdt
Buah persik kaleng 500g
Susu 1 cangkir
Kudapan Tidak ada
Makanmalam Sup: isi daging
doging 62,5g Semua makan sup, tetapi
wortel 125g anak-anak mendapat porsi yang
kentang 125g lebih ked
seledri 62,5g
Belu putih 1 potong Semua keluarga
Susu 1 cangkir Anak
Kopi 1 cangkir Istri
Bir 1 cangkir suami
Kudapan Kue kering

Peran keluarga dalam praktik perawatan diri: Lihat kete­


Riwayat kesehatan keluarga: Tidak ada informasi
rangan sebelumnya. Juga berikan obat secara benar dan hati­
yang dicantumkan.
hati.
Pelayanan kesehatan yang diterima: Menerima
Tindakan pencegahan berbasis medis: Anak-anak (kecuali
pelayanan maternitas dan pediatrik dari dokter
masih bayi) dan orang dewasa tidak menjalani pemeriksaan
keluarga. Bayi yang terakhir, daniel, dilahirkan
fisik secara berkala.
di rumah sakit umum karena keluarga tidak dapat
Tidak ada informasi terbaru mengenai pemeriksaan pengH­
membayar tagihan rumah sakit swasta dan tidak
hatanlpendengaran atau status imunisasi anggota keluarga.
merniliki asuransi kesehatan pada saat itu. Akan
Praktik kesehatan gigi: Nutrisi: Roti dan beberapa makanan
tetapi, kini biaya kesehatan mereka ditutupi oleh
penutup tercatat dalam diet. Tidak tercatat adanya anggota
asuransi dari pekerjaan ayahnya. Menerima pera­
yang mengonsumsi permen.
watan bayi sehat dan imunisasi melalui depar­
Menyikat gigi: Orang tua menyikat gigi dua kali sehari se­
temen kesehatan. Sepengetahuan Mary. Patrick
telah makan. Joseph diajari untuk menyikat gigi. Anak-anak
tidak pernah menemui dokter untuk pemeriksaan
yang lain belum mulai menyikat gigi.
fisiko
Penggunaan florida: Tidak disebutkan.
Persepsilperasaan mengenai perawatan kese­
Tidak ada pemeriksaan dan pembersihan gigi. Keluarga
hatan: Dokter keluarga (dokter keluarga yang
mengunjungi klinik dokter gigi keluarga di lingkq.ngan ketika
sudah lama) disukai, ~etapi karena sekarang kelu­
masalah gigi meningkat. Joseph mendapatkan satu tambalan
arga sudah merniliki asuransi, Mary ingin meng­
gigi (gigi susu). Orang tua pergi ke dokter gigi hanyajika ada
ganti dokter. Bertahan dengan dokter tersebut
masalah gigi. Anak-anak lain selain' Joseph belum pernah
karena bayarannya murah; tetapi ia sudah tua,
mengunjungi dokter gigi.
dan Mary takut dokter itu tidak memperbarui
Terapi komplementer dan alternatif: Tidak tampak, Topik ini
praktiknya. Mary dan Patrick menanyakan infor­
dapat digali lebih lanjut pada kunjungan berikutnya,
masi mengenai pelayanan perawatan kesehatan
566 APENDIKS D

yang ru6ayar olenasiiransi Keseliatrui.


:/{e1iUiiiiiilyiiiiifiiiiiiijjIm7ii:iiiglsiresor
Tidak ada keterangan mengenai pelayanan depar­
Keluarga memiliki beberapa aset kuat yang mengimbangi
temen kesehatan atau klinik gigi.
banyak stresor keluarga di atas:
Pelayanall kesehatan gawat darurat: Keluarga
a. Pekerjaan suarni yang tetap (provider yang stabil).
menggunakan rumah sakit untuk anak di komu­
b. Kemampuan dan kesediaan Mary untuk bekerja dan ibu
nitas keUka perawatan gawat darnrat dibutuhkan
Mary yang menawarkan bantu an mengasuh bayi.
untuk anak-anak. Tidak disebutkan akan pergi
c. Tempat tinggal yang permanen. Keluarga mengenaJIing­
ke mana orang tuajika kegawatan terjadi.
kungan dan komunitas, akrab dengan sumber-sumber
Sumba pembayaran: Keluarga telah mempre­
yang tersedia. Mereka menyukai keakraban Iingkungan
diksi jumlah pengeluaran total perawatan medis
dan berintegrasi baik dengan Iingkungan mereka.
dan gigi hangga saat ini. Barn-barn ini menerima
d. Sistem dukungan sosial keluarga cukup kuat. Keluarga
asuransi kesehatan melalui bisnis ayah Patrick
besar hadir dan bantuan tersedia serta sebagian digunakan.
(toko grosir). Tidak disebutkan adanya asuransi
Juga, tetangga dan ternan disebutkan sangat membantu.
gigi. Persyaratan asuransi kesehatan tidak
gereja dan sekolah gereja juga merupakan sumb~r yang
diketahui.
penting bagi keluarga. t

Logistik penerimaan asuhan: Tidak tercatat ada­


e. Status kesehatan anggota keluarga tampak adekuat dan
nya masaJah: Perawatan dapat diakses dan ibu
baik dengan tidak ada masalah yang nyata kecuali ruper­
memiliki mobil untuk tran~portasi.
tensi selama kehamilan yang diaJami Mary.
f. Saat ini ada rumah dan perabotan yang adekuat.
g. Asuransi kesehatan (kecuali preventif), praktik nutrisi,
f1afSTRES, KOPING, dan sumber-sumber kesehatan (pelayanan dan asuransi
DAN ADAPTASI kesehatan).
Definisi keluarga terhadap situasi tenentu: Persepsi menge­
KELUARGA : ... nai kelebihan peran (ketegangan peran) yang dialami Mary
23. Stresor. kekuatan. dan persepsi keluarga dan ia mengungkapkan kebutuhan untuk mencegah keha­
Stresor jangka pendek milan berikutnya merupakan dua situasi yang menghasilkan
a. Tambahan anggota barn dalam keluarga stres yang terjadi selama kunjungan perawat. Mary tampak­
(Daniel), menyebabkan kebutuhan untuk me­ nya mampu menilai situasi secara realistis, namun Patrick
relokasi sumber-sumber dan hubungan dalam menyangkal kekhawatiran dan ketegangannya (Mary) yang
keluarga. signifikan. Sebagai keluarga mereka tidak bertindak apa-apa
b. Istri berpotensi untuk hami! lagi (kurangnya terhadap kekhawatiran Mary karena Patrick seharnsnya
aplikasi keluarga berencana). menghubungi pendeta dan dokter untuk membuat pertemuan
c. Perilaku kecemburuan Richard pada adiknya narnun telah mengabaikannya. Sebagai sebuah keluarga,
dan sikap meminta perhatian, walaupun hal orang tua tidak bekerja sarna untuk menilai masaJah secara
ini tidak tampak sebagai stresor yang serius. objektif dan menyelesaikannya.
d. Kelebihan dan ketegangan peran dialarni oleh Strategi koping fungsional yang digunakan (saat ini dan
ibu karena kehadiran bayi lain dan tugas dahulu): Keluarga menggunakan sistem dukungan sosiaJ
rumah tangga serta tanggung jawab yang dari keluarga besar dan terutarna gereja untuk membantu
besar dalam pengasuhan anak. mereka pada saat dibutuhkan. Sumber koping internal tidak
Stresor jangka panjang disebutkan sebagai cara untuk menangani stresor. Keluarga
a. Ekonomi: Pendapatan cukup marginal (pas­ marnpu inengatasi stres dan ketegangan rudup sehari-hari
pasan) ("hanya sedikit yang tersisa tiap bulan­ yang biasa, sebagian besar'melalui upaya dari Mary, yang
nya") dan dua hutang yang belum dilunasi: merupakan fi,gur sentral daJam keluarga. Mary dan· Patrick,
Tagihan mobil dan rumah sakit. Dengan bayi sekaJipun lebih enggan, mencari pelayan perawatan kese­
yang barn dan infiasi, masalah ekonomi dapat hatan.
bertarnbah. Strategi koping disfungsional yang digunakan (saat ini dan
b. Pernikahan: Kurang komunikasi antara istri dahulu): Pertama, keluarga tidak menggunakan strategi ko­
dan suami. ping internalnya secara adekuat untuk menangani stresor.
c. Ketegangan peran istri (kelebihan peran). Ke­ Tidak ada kerja sarna, yang meningkatkan kesatuan, atau
tegangan peran Mary tampak tidak diakui se­ berbagi perasaan dan pemikiran selama peri ode tuntutan
bagai beban oleh Patrick dan masaJah di­ yang lebih besar. Patrick memiliki caranya sendiri buklln
minimalkan seperti dalam masalah orientasi mengikuti sebagai bagian dari tim keluarga. Mekanisme
kebudayaanJagama. koping disfungsional yang tampak lebih nyata yang dapat
d. Ancaman kehamilan di masa mendatang diidentifikasi ad:qah otoriter, disertai elemen pengabaian.
(stresor jangka pendek dan panjang). Menariknya, pola ini merupakan pola tradisional Irlandia
e. Konfiik nilai antara subkebudayaan orang atau pola Irlandia-Amerika yang berlebihan. Suatu sudut
Irlandia-Amerika dan kebudayaan Amerika pandang mungkin menganggap bahwa Patrick menggunakan
yang dominan. posisi dominansinya terlalu besar, namun karena melalui
-otoriIenanlsnie -dan' pengabaiannya (sedfkiiketerTHiatannya' --~DATA.-·P-ENGKA.JIA'-N
dengan kehidupan keluarga), ia melemahkan pertumbuhan
dan kualitas hubungan pemikahan, dan menurunkan kualitas
LEBIH LANJUT.YANG
huibungannya dengan anak-anak (kecuali dengan Betty). DIBUTUHKAN
Dorninansi suami yang moderat terjadi ketika perasaan dan
masukan sering kali tidak diikutsertakan atau diterima dari Status kesehatan yang dirasakan keluarga.

anggota keluarga, khususnya istri. Pola koping ini me me­ Manfaat asuransi kesehatan.

ngaruhi unit keluarga, subsisternnya, dan anggota keluarga Pengetahuan keluarga mengenai bagaimana me­

individu secara bertentangan (Tabel D-3). nemukan dokter keluarga yang lain.

Pengetahuan keluarga mengenai ruang gawat-da­

rurat yang dapat diakses bagi orang dewasa.

e61MASALAH POTENSIAL Pemeriksaan matalpendengaran dan status imu­

KELUARGA O'SHEA nisasi anggota keluarga.

Riwayat medis keluarga.

LAINNYA Peran: Model peran orang tua.

Hubungan ayah-anak lemah (kecuali dengan Betty). Lingkungan yang terpajan oleh

Defisiensi nutrisi: Konsumsi sayur dan buah yang tidak industri yang terdekat.

mencukupi, khususnya makanan yang mengandung vitamin Perasaan pasangan mengenai hubungan seksual

C: kurangnYil zat besi yang yang adekuat di dalam diet. dan sikap mereka tentang konseling.

• Higiene dan perawatan gigi yang tidak adekuat: Menyikat Pola minum dan konsumsi alkohol suarni.

gigi bagi Maureen dan Betty; pemeriksaan untuk seluruh


keluarga.
• Kurangnya program olahraga untuk pasangan.
Keamanan zat yang berbahaya di rumah: Tidak ada
penerangan atau pagar di luar rumah. PapanJanak tangga ada
yang lepas.
1

RENCANA ASUHAN DAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA LEBIH LANJUT


YANG DIBUTUHKAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA TERMASUK FAKTOR
PENYERTA
1. Ketidakefektifan performa peran pernikahan dan menjadi orang tua (ketegangan/kelebihan .peran yang
berhubungon dengon kehadiron bayi lainnyo, tonggung jawob yang berat dalam mengosuh anak, don pola
koping keluorga yang tidok odekuat.
VARIABEL
Niloi dan norma kebudayaan dan agama mengenai peron pernikahan dan peran orang dewoso bagi prio don
wonita.
Posisi sosioekonomi: Pendapoton marginal (pas-poson), pendidikon yang terbotas, dunia yang mengekong.
Siklus kehidupan keluarga: Tuntutan yang tinggi dipikul oleh keduo orang tua poda tohop kehidupan keluorgo
ini.
2. Ketidokefektifan pemelihoraon kesehoton: Ketidakefektifon keluarga berencono
VARIABEL
Riwayot fertilitos tinggi, kehomilan setiap tohun.

Riwoyot hipertensi selama kehomilan.

Pengoruh kebudayaanlagama terhodap keluarga berencona.

Hubungan pasongan yang lemah (kurongnya komunikasi antora posanganl.

3. Perilaku sehat(mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan dalom perilaku perowaton kesehotan


preventif! pencegohonl.
TANDA DAN GEJALA
··(ME.~GIDENTIFIKASI FAKTOR PENYERTA)
Tidak disertoi odonyo peron bersama (pasangon tidak menyelesaikan masolah bersama-samo).

Istri mengungkapkon perasaan yong terlalu terbeboni.

Peran terapeutik yang tidak adekuat.

Suomi tidak mendengarkon kekhowatiran istri. . .

Kurangnya komunikasi kecuali mengenai uong dan beberopa masaloh onak-onak serta peran seksual yang tidak

memuaskon, menu rut istri. .

Pasangan tidak bekerja soma (menjadi kohesif don bergantung pada sumber-sumber sendiri selama periode

tuntutan yang tinggi pada keluargol.

Hipertensi selamo kehamilon don potensial bohaya terhadap kehomilan pada kehamilan selOrijutnyo.

Kehamilon dalam keluarga tidak pernah direncanokan.

lbu tidak ingin tombahan anak lagi-ketegongan poda dirinya, onggaran, rumah, dll.

Metode keluarga berencana yang tidak odekuat (bukan masalah poda saot ini, namun akan segero menjadi

masaloh). .. .

·Suami.tidok cukup ~poti den~on kekha;-'atiro? istri berkoitan dengan ketidakinginan memiliki onak logi serta
menenma secoro paslf kehamilan yong tldak dlrencanakan. .

Pelayanan kesehatan preventif!pencegahon dapot diokses dan keluarga mendapatkan manfaat dari asuransi

kesehaton yang boru. .

Tidak ada sotu pun ang9Oto keluorga yang melaksanokan pemeriksaan kesehatan dan gigi secara teratur.

Kedua orang tua mengalami kelebihon berat bodan dengon tanpa mengikuti program latihan yong teratur.

Diet-Iebihbanyak lemok dalam diet doripoda yang dianjurkon. Sayur dan buah yong tidok odekuot.

Suami mengonsumsi olkohol menurut loporan islri.

RENCANA ASUHAN'DAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KElOARGA LEBIH IANJUT


YANG DiBUTUHKAN ,. . , ,
DATA PENGKA.JIAN LEBIH LAN.JUT YANG DiBUTUHKAN
Apakah pasangan menginginkan I,Intuk melakukan aktivilas di waktu luang bersama-sama?
Apakah suomi merasa ada' ~ dengan kamuriikasi?
Apakah suomi merasa bahwa peron seksual merupakan masalah dan isu yang horus diperbaiki~
Apakah ism merasa bohwa isu ini merupakan isu yang memalukan untuk dibahas' ,

Kaji pasangan, khususnya suami,kesediaan dan kesiapan untuk menggali cora memperkuat.hubungan

pernikcihan, " , .' . .

Bagaimana perasaan pendeta dan dekter keluarga tentang keluorga berencana bagi pasangan?

Bagaimana'hubungan pasangan dengan pendetci dan cIokter~ Apakah mereka merupalron sumber rujokan yang

tepat bagi pasangan' . . . . .

Apa manfaat mengikuti asuransi kesehatan yang baru'

Pengetahuan praktik perawatan kesehatan preventif/pencegahan sesuai usia.

Status imunisasi anak-anak.

Apa jenis latihan fisik yang diinginkan pasangan'

Tingkat aktivitas fisik anak-anak.

Kesediaan untuk mengubah diet.

Sejauh mana suomi mengansumsi alkoho!.

TU.JUAN·
.; ..Jangka\pendek: Pasangan'akanmampo'untukmendiskusikan'kekhawatiran istridan hubunganserta peron
me~k . , . _ ,c . '

..' -JangkaPanjang:Hubungan'pasangan;(sub~istem) okan,diperkuat denganpehirigkatan iumlaliperan di dalam


,.jJ),Qsisi perkawinan (pertemanan, terapeutik, dan mungkin seksool) derigan: .mei1ingkatkol1.:komunikaSi. .
. .'; "dangka peiKIek:Pasangon,okari-mampuse<:araakurat:menjelaskari,tipe:metode"keluargaberencanayang .
""tersedia dan dapot diterima oleh mereka (dolam sistem keyakinari kebudayoan/agama). .. ..
Pasangan akan dapat mengga\i pikiran dan perasaan mereka tenlang ketidakinginan memiliki aook ~gi.
Suomi akan memahami kekhowatiran ism dan melihat masalah sebagai ~atu ·masalah.

Jangka panjang: Posangan akan ~asil menggunakan metode keluarga be~ncano untuk meOcegah kehamilan

selanjutnya.. . . . ' ..

Jangko pendek: Pasangan akan mampu mengidentifikasi pelayanan perawatari kesehatan preventiF/pencegahan
di bOwoh kebijakan asuransi kesehatan yangbaru.· " .

Jangka panjang: Keluorga akan mengaptimal~n dan menggunakon secara teratur manfaat semua pelayanan

medis dan gigi melolui manfaatasuronsi kesehatan. .

Semua anggota keluarga akan menerima pemeriksaan medis p~ventiF yang diberikan oJeh kebijakan asuransi
kesehatan.. . ' .
Jangka pendek: Pasongan dan samua ong9Ota keluarga akan menerima pemeriksaon dan pembersihan gigi.
Semua ang90ta kell.lC!rga akan melakukon priloku sehat p~entif yang sesuai dengon usionya (mis., imunisasi,
keomanan, manajemen' sires, dan pemeriksaan sendiri). . .
Orang Jua'okan mf3lT1ulai program olohrogo yang terafor.
Keluarga akan mengubOh diet untuk mengurangi lemak dan meningkatkan asupon sayur dan buoh.
INTERVENSI
Diskusikan dengan keluarga tentang s~s dan ketegangan peron yang dialami mereka akibat kehadiran bayi
yang baru. . . .
Banfo mereka mendefinisikan atau membingkai ulang masolah sebogoi masalah. keluargo, bukan mosalah .
.ibu-istri.
: I
/~

570 APENDIKS 0

TABEL D,-3 (LAN.JUTAN) - , .


'RENCANA ASUHAN DAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELOARGA LEBIH LANJUT ' "
YANG DIBUTUHKAN '
Dorong mereka untuk membagi kekhaw~iran tentang peningkatan tanggung jawab dan ketegangan Gnansial.
Dorong ~nggunaan yang lebih besar dod sistem dukungan yang ad~ (mis., nenek dan bibil un.tuk
menghabiskon waktu luang bersoma yang lebih banyak. ',' "
Bantu pasangon urituk menggali pilihan untuk waktu luang yang a~an memuaskan bOgi mereka.
lakukan diskusi terbuka dengon pasongon tentang ketertorikan Mary dolom mendapotkon pekerjoon paruh
woktu dan dukung upoyonyo untuk mendopotkofl informosi. ' "

Bantu pasongan untuk mendiskusikon don mengklari6k~si ~ron don horapan mereko mosing-mosing"

komunikosi mereko sotu soma laill, untuk membuko kesempoton dolom memadifikosi peron/komunikasi mereko
guno menciptakan polo yang lebihfungsionot '
Ban~ posongon untuk mengidentifikasi mekonisme koping internal (mis., hu~or) atou bergobung memecahkon
masoloh yang dapot digunokon untuk mengurongi stresor. ' ,,'
Diskusikon dengan Patrick tentang kesediaonnyo menerimo tonggung jawob untuk mengosuh dan membesorkon

onok jiko Mary kemboli bekerjo paruh waktu., '

Dukung keluorgo dalom menggoli sumber/pilihon pengosuhan anok (bibi atau nenek onok-onok).

Gali persepsi tentong kebutuhan don minat pasongan dalam konseling 'perkawinon dan dalom menerima

informasi tentang hubungan seksuol dan perkawinon~ Buat rujukon jika soat ini ada minot atau kebutuhan.
Anjurkon mereka membahos keluorga/pernikohan dengan pendeta. Perhatikon jiko pasongan dapot

memperoleh informosi don panduan yang baru, mengenai keluarga berencana don pernikohon.

Sosioekonomi: Rujuk ke program kupon makanon (program makanon gratis dod pemerintahl.

: Bantu pasongan menggalipero.soon meng~nai keterbatoson:keluorgaj.pengaruh memiliki.tambahonanok di


dalom keluorga." ' '.' " , " ,:'
Bantu posongan untuk memecahkor.. mosoloh don membuot keputuson dalomisu ini{sumber, siapa yang
'. ber:kontak dengon mereko yang okan menindok lonjuti, dill. ' .," ,
"Rujuk keluarga ke sumber~sumber kesehatan don religius.(jika perlu) sebagoi bagian proses penyelesoian
masaloh. " ,.
Tindok lanjuti dengan pasangon seteloh mereka menemui dokter dan pendeta untuk membahos pertanyoon,
pikiran, atau isu opa pun yang membutishkan informosi lebih lonjut, pastikon mereko memiliki pengetahuon yang
pukup mengenoi metode keluorgo bereni:ana yang dionjurkon. ' ,
Tinjou kemboli dengan pasangan mengenai kebijakan osuransi kesehoton'mereko don idimtifikasi monfaat

perawatan kesehatan preventif.

Jelaskan pentingnya pemedksoan preventif medis don gigi:

Rujuk ke peloyanan komunitas yang berbioyo murah untuk perawoton yal.1g tidok dicakup oleh kebijokon

asuranmsi (mis., gigI). '

Tinjau kemboli proktik perawoton kesehatan preventiF yang akan bermanfaat bagi kelompok keluarso serto

masingCmasing anggota keluorga.' , '

Untuk memperluos dan meningkotkon pengetahuan, berikan materi pendidikon kesehaton mengenoi pn;lktik

. perawaton kesehaton preventif yang sesuoi usia. "


Rujuk ongsoto keluarga, jiko dibutuhkon, ke sumber komunitas guna mengubah pe~i'oku sehat preventiF {mis.,
program pendidikon kesehotan dan kelompok swo-bantu}. '
Dukung kekhawatiron suomi tentana kebutuhan akan latihan dan upoyo positiF dan pasongon untuk '
mendopatkon informasi atau memuloi program lotihan. ,',
Beri pujion kepoda orang tva atos ospek positif tentong diet keluargo mereko dan dorong mereko untuk
. meningkatkan polo aiet positif. . '
Dorong upayo orang tuo untuk memperbaiki diet.
EVALUASI

Akon dilengkopi seteloh intervensi. Akan terlihat pada tuiuan guna menentukon sejauh mona tujuon tercapai.
APENDIKS D 57 1

RENCANA ASUHAN DAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA LEBIH LANJUT


YANG DIBUTUHKAN
EVALUASI
Akan dilengkapi setelah intervensi.

Akan terlihat pada tujuan guna menentukan sejauh mana tujuan tercapai.

Akan dilengkapi setelah intervensi. Akan terlihat peda tujuan untuk menentukan sejauh mana tujuan tercapai.

JAWABAN SKETSA DAN


lATIHAN SOAl
KElUARGA
fNJAWABAN BAB I
1. Tipe bentuk keluarga: Keluarga orang tua tiri. menikah lagi, rekonstitusi, atau keluarga carnpuran (semua

merujuk pada tipe bentuk keluarga yang sarna).

2. Tipe bentuk keluarga lainnya dan sudut pandang anak-anak: Keluarga Binuklear-anak menjadi bagian
dan dua keluarga karena dua keluarga tersebut bergabung dalam pengaturan perwalian dan pengasuhan

anak. . .

3. Manfaat menikah lagi bagi orang. tua tunggal yang bercerai meliputi:
a. Peningkatan di dalarn statusfinansial. Menjadi juru tulis di suatu toko perangkat keras. ditambah

. tagihan pembayaran untuk anak-anak yang dapat berarti bahwa Doris betjuangsetiap bulan untuk

memenuhi kebutuhan.

b.. Menikah Jagi memberikan suatu kesempatan untuk membentuk hubungan· baru dengan sUarni dan

suatu kesempatan bagi anak-anak untuk juga memiliki hubungan yang positif dengan ayah tirL

4. Isu utarna yang dihadapi keluarga ini: Ada isu umum yang dihadapi keluarga dengan orang-tua tin:
hubungan yang ditekankan antara anak dan ayah tm; arnbiguitas peran dalarn hal menjadi ayah tiri (apa
yang merupakan tanggung jawabnya, seperti mendisiplinkan anak-anak), loyalitas ibu yang di­
bagi-Ioyalitas utama terhadap anak-anaknya atau suarni barunya ketika ada konflik di antara keduanya;
ketegangan terus-meilerus antara ibu dan mantan suarni karena pengaturan perwalian yang dilanggar;
dan harapan orang tua yang tidak reaiistik yang berkaitan dengan seperti apa kehidupan keluarga
seharusnya. khususnya pada saat mulai membentuk keluarga.
5. Konseling suportif untuk membantu anggota keluarga menyesuaikan dengan keluarga yang baru. Ibu
terlihat sebagai dasar bersinambung oleh praktisi. perawat dan menyuarakan kekhawatiran ten tang
keluarga yang baru serta bahwa penstiwa yang penuh stres telah membuatnya kesulitan untuk memeli­
hara regimen pengobatannya. Praktisi perawat dapat membahas dengan ibu. kesulitan dan isu yang
dihadapi anggota keluarga ketika orang dewasa menikah lagi serta mengupayakan kedua keluarga
berbaur bersama; dinarnika keluarga tin yang khas juga dapat dibahas. Sebagai bagian hal ini, perawat
praktisi dapat membuat perubahan bersarna ibu tentang perubahan peran dan kesulitan yang dihadapi
anak-anak. ayah tiri, dan ibu serta meninjau kemliali pengaruh stres terhadap kondisi diabetes ibu. Buku
populer bagi orang dewasa dan anak-anak untuk menangani isu ini dapat dianjurkan.
6. c;d 7. d 8. a 9. c 10. a, b, dan c II. a dan b
12. Tahap 1: Upaya keluarga dalam promosi kesehatan. Keluarga memperkuat promosi kesehatan dan
tindakan pencegahan, atau keluarga juga dapat memajankan anggotanya kepada hal-hal yang mem­
bahayakan kesehatan.
13. Tahap 2: Penilaian Keluarga terhadap Gejala. Keluarga mengenal dan mendefinisikan arti gejala/
penyakit.
14. Tahap 3: Meneari Perawatan. Keluarga membujuk individu untuk mencan perawatan.

573
APENDIKS E

15. Tahap 4: Merujuk dan illeiUuzpatkan Perawaian. Keluarga-inerupaKan-agen rujukan uiama (kepada
siapa dan kapan). Melakukan kontak dengan praktisi kesehatan.
16. Tahap 5; ResponsAkut Klien dan Keluarga terhadap Penyakit. Keluarga mendefinisikan peran yang
sesuai untuk kIien selama tahap ini; penyakit juga berdampak pada keluarga dan dalam keadaan serius,
situasi yang mengancam kehidupan dapat menimbulkan krisis.
17. Tahap 6: Adaptasi terhadap Penyakit dan Pemulihan. Keluarga dapat mendukung atau memperlambat
pola pemulihan klien. Masalah kesehatan alami juga memengarnhi adaptasi keluarga.
18. a, c, dan d
19. Sementara kesehatan berkaitan dengan status fungsi individu (y.i., sejauh mana fungsi individu sebagai
keseluruhan seseorang yang terintegrasi, memaksimalkan potensialnya dalam lingkungannya), kesehatan
keluarga merupakan keadekuatan fungsi keluarga sebagai sistem atau unit. Di luar perbedaan ini, banyak
terdapat perbedaan yang nyata, seperti penggunaan indikator yang berbeda untuk mengukur kesehatan
keluarga dan kesehatan.
20. Contoh dari bentuk keluarga tradisional adalah keluarga inti, diad inti (pasangan tanpa anak), orang tua
tunggal (cerai), dewasa lajang yang tinggal sendirian, dan extended family tiga generasi.
21. Contoh bentuk keluarga nontradisional adalah keluarga komuni, orang tua yang tidak pemah menikah
dan anak, keluarga pasangan yang tidak menikah dan anak. pasangan heteroseksual cohabiting family,
dan keluarga homoseksual.
22. Konflik peran/ke1ebihan peran. perubahan peran, dan kemiskinan.
23. Kecenderungan demografi secara umum: Pertumbuhan populasi yang cepat; peningkatan keaneka
ragaman etnik dan ras; populasi lansia. Perubahan demografi keluarga: Lebih banyak wanita pekerja
yang menunda pemikahan dan penurunan angka pemikahan; tingginya angaka perceraian dan rendahnya
angka menikah lagi; peningkatan jurnlah keluarga orang tua tunggal dan pengaturan tempat tinggal anak;
penurunan dalam ukuran rumah tangga; peningkatan ke1ahiran pada ibu yang sudah tua; peningkatan
heterogenitas atau keragaman keluarga; dan perubahan norma gender.
24. a, b, dan c 25. a 26. a, b, dan c 27. c, d, dan e
. 28. Kedua perspektif mengakui adanya perubahan di dalam keluarga Amerika terus berlangsung. Akan
tetapi, pihak yang· pesimis melihat stabilitas dan kesehatan keluarga Amerika sebagai sesuatu yang
menurun, karena apa yang mereka lihat sebagai dampak negatif perubahan yang besar ini-perubahan
seperti peningkatan dalam iJegalisasi wanita yang bekerja di luar rumah, tinggal bersama tanpa menikah
(kumpul kebo), dan kekerasan keluarga. Di lain sisi, pihak yang optimis memandang perubahan sebagai
sesuatu yang positif dan menunjukkan perubahan positifyang terjaeli, seperti peningkatan egalitarianisme
(kesejajaran). berbagi peran gender, kemampuan wanita untuk bekerja dan memiliki sebuah keluarga,
serta kemajuan teknologi yang mengizinkan wanita untuk bekerja dan keluarga agar lebih banyak
merniliki waktu luang untuk bersama.
29. Mengacu pada pertumbuhan eli dalam bentuk keluargayang beraneka ragam, beberapa implikasi praktik
perawatan keluarga e1isarankan: (a) tidak ada bentuk keluarga yang "benar", "salah," "tepat," atau "tidak
tepat" (toleransi dan penerimaan terhadap bentuk keluarga yang berbeda diperlukan); (b) perawat perlu
memaharni keunikan dan kekuatan masing-masing keluarga tertentu, bukan memberi label satu bentuk
keluarga lebih baik dari bentuk keluarga lainnya; (c) perawat harus meninggalkan model tradisional
keluarga yang "ideal"; dan (d) kita harns meningkatkandan memperkuat keluarga serta mencari jalan
untuk membuat komunitas yang lebih yang lebih mendukung anak-anak dan orang tua yang hid up daIam
bentuk keluarga yang beragarn.

~.JAWABAN BAB 2

1. Peran dari perawat kesehatan di rumah yang berpusat pada. keluarga: Peran pertama terutarna untuk
melakukan pengkajian keluarga dan Charlie. Dari data ini, diagnosis individu dan keluarga ditegakkan.
Charlie dan keluarga mungkin mengalami kesedihan atau masalah yang serupa, selain kesulitan
mengikuti program pengobatan. Intervensi akan berdasarkan masalah yang diidentifikasi. Se1ain berpe­
ran sebagai manajer kasus bagi Charlie, yang meliputi pemantauan pemulihan Charlie dari pneumonia
dan kepatuhannya terhadap terapi antiretrovirus, konseling pendukung bagi keluarga diindikasikan.
Tampak bahwa Charlie berada dalam satu masa depresi ("sedih"); berarti bahwa keluarganyajuga berada
daIam masa kesedihanjuga. Dengan melakukan percakapan dari hati ke hati dengan Charlie, Steve, dan
ibu Charlie tentang pengalaman dan penderitaan mereka akan membantu menciptakan lingkungan yang
lebih menunjang kesembuhan. Melibatkan keluarga dalarn percakapan yang bermakna tentang pengaruh
APENDIKS E 575
saKiItemaoap· milSing-maslngkehIdupanmereka dan bagalmanamereka mengatasl, serta sumber~
sumber apa yang yang belum dimanfaatkan, disebutkan oleh beberapa perawat, sangat bermanfaat bagi
keluarga (Robinson, 1994; wright, 1997). Jika keluarga yakin bahwa dukungan yang terus-menerus akan
membantu mereka, nijukan ke kelompok dukungan AIDS bagi Charlie dan anggota keluarga (dukungan
pemberi asuhan sangat membantu) merupakan peran/intervensi yang dapat dilakukan.
2. Ketiga tingkat pencegahan dan tujuan pelaksanaannya relevan terkait dengan pertimbangan saat
merumuskan tujuan guna praktik keperawatan keluarga. Pencegahan primer tidak boleh dilupakan,
walaupun Charlie tidak sehat pada saat ini. Memimpin perubahan gaya hldup adalah penting bagi semua
anggota keluarga. Pencegahan sekunder, yang terdiri dan diagnosis dini dan pengobatan. merupakan
tujuan yang penting di sini, karena terapi antivirus dan perubahan yang kontinu sering kali terjadi, akibat
kurangnya toleransi Charlie terhadap banyak obat AIDS: Pencegahan tersier, tahap pemulihan dan
rehabilitasi, tentu saja sesuai untuk Charlie dan keluarga. Mereka semua berupaya untuk pulih dan
ketakutan dan komplikasi penyakit yang menimbulkan stres. Percakapan mengenai konseling suportif
dan terapeutik yang dijelaskan pada pertanyaan no. 1 tepat untuk mencantumkan tujuan pencegahan
tersier. intervensi ini bertujuan mengurangi atau meredakan beberapa penderitaan yang dialarni
anggota'
3. Tantangan apa yang ditimbulkan oleh keluarga bagi perawat keluarga: Perawat kesehatan di rumah
bekerja sarna dengan suatu keluarga yang mungkin berbeda dan dirinya. 8elajar untuk menghargai
tampilan bentuk keluarga dan kekuatan keluarga ini sangat penting dan merupakan suatu tantangan yang
kritis bagi perawat. Penerimaan dan suatu orientasi yang mengasuh dan menghormati semua anggota
keluarga dan nHai serta gaya hidup mereka merupakan atribut utarna yang harns disampaikan perawat
keluarga agar secara efektif bekerja dengan keluarga ini.
4. b 5. adanc
6. Peringkat prioritas berbeda-beda. Perawat kesehatan komunitas berkomitmen untuk memberikan
pelayanan keluarga guna membantu menyelesaikan masalah kesehatan komunitas, selain pelayan yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga yang unik. Perawat keluarga dalarn seting/
spesialisasi lain memprioritaskan kebutuhan kesthatan keluarga tertentu.
7. b,c,dand 8. b 9. a 10. a 11. b 12. c

I3.b 14.c 15.a 16.a 17.ddane

18. Empat pernyataan mana pun dan pernyataan berikut ini:


a. Pengenalan kebutuhan akan adanya perubahan fokus dan perawatan akut yang berorientasi krisis
. .. (seringkali merupakan hasil akhir pola hidup destruktif diri dan bahaya lingkungan) hingga faktor
penyebab ¢nyakit kronik utama (perbaikan gaya hidup dan lingkungan). Prakarsa nasional (mis.,
Healthy People 2000 dan Healthy People 2010).
b. Gerakan kesejahteraan.
c. Konsumerisme dan tuntutan umum terhadap peningkatan kendali diri.
d. Pertumbuhan penerimaan rnodalitas kesehatan alternatif oleh profesional kesehatan dan masyarakat.
e. Kurangnya akses ke layanan kesehatan.
f. Pertumbuhan perhatian kesehatan pada praktik keperawatan tingkat lanjut.
g. Pertumbuhan pengelolaan perawatan, termasuk di dalarnnya organisasi pemelihara kesehatan yang
. menekankan pada penyediaan perawatan bermutu dengan cara yang efisien dan efektif dalarn hal
biaya.
19. Kita akan sependapat bahwa harnbatanutarna pencegahan primer adalah bagaimana kita secara bersarna­
sarna. sebagai suatu masyarakat. mengalokasikan sumber-sumber kita. Kurangnya penggantian tunai
pihak ketiga untuk pencegahan primer bagi individu dan keluarga bertindak sebagai harnbatan utama.
Hanya 3% anggaran kesehatan untuk pencegahan primer.
20. Tujuan alat penilaian risiko kesehatan adalah memperkirakan risiko klien atau keluarga terpajan.
21. Mengidentifikasi risiko membantu profesional daIarn menentukan prioritas rnereka untuk pengkajian
dan intervensi. Identifikasi ini rnenggunakan data probabilitas untuk rnelihat risiko jangka panjang yang
akan datang atau kemungkinan kebutuhan kesehatan individu.
22. Sementara kesehatan merujuk pada status fungsi individu, kesehatan keluarga merujuk pada keadekuatan
fungsi keluarga sebagai unit atau sistem. Dinarnika keluarga (pemfungsian keluarga internal) dan
hubungan keluarga dengan lingkungan luarnya merupakan dua komponen yang luas yang harns dikaji
sehubungan dengan promosi kesehatan keluarga.
23. Jika perawat keluarga dapat membantu keluarga menyertakan strategi promosi kesehatankeluarga atau
menyertakan suatu gaya hidup yang sehat, kebanyakan permasalahan kesehatan dapat dikurangi atau
dicegah. Promosi kesehatan jauh lebih hemat biaya danpada perawatan penyakit.
24. Pencegahan tersier.
APENDIKS E

1. Teori Komunikasi: Ketika perawat menanyakan pertanyaan kepada Tn. Katz. baik Ny. Katz maupun
putrinya berbicara atas nama Tn. Katz. la bersikap pasif hampir sepanjang waktu.
Model Roy: Isu yang berhubungan dengan komunikasi atau interaksi antara keluarga didefinisikan
sebagai bagian dan cara adaptasi interpersonal. seperti Ketidakefektifan Adaptasi, Gaya Interpersonal
yang berhubungan dengan interaksi keluarga disfungsional.
2. Teori Komunikasi: Pengaruh kebudayaan. seperti diuraikan dalam sketsa. Lingkungan rumah merupakan
suam vanabel penting, karena perawat tidak mempunyai pengarnh yang sarna dalarn situasi tersebut.
Istri dan putrinya adalah orang-orang yang dominan di sini. Vanabel situasional: Serangan jantung suami
barn-barn ini, pemulangan dan rumah sakit. dan putrinya yang pindah. ..
Model Roy: Keluarga dijabarkan sebagai konsep yang berespons terhadap tiga tingkat stimuli: fokal
(penyembuhan ayah dan serangan jantung), kontekstual (kehadiran anggota keluarga, perumahan. usia
keluarga) dan residual (keyakinan dan nHai Yahudi).
3. Teori Komunikasi: Penggunaan komunikasi disfungsional yang luas di antara anggota keluarga.
Mendefinisikan karakteristik: Ny. Katz dan putrinya berbicara atas nama Tn. Katz dan mereka membuat
asumsi bahwa mereka mengetahui perasaannya (ini adalah karakteristik pengirim disfungsional).
Model Roy: Diagnosis keperawatan menunjukkan semua empat model adaptasi bagi anggota keluarga.
Misalnya, diagnosis keperawatan dalarn gaya adaptasi psikologis yang mencakup risiko mengaJami
penyakitjantung yang barn berhubungan dengan aktivitas fisik yang sedikit dan diet tinggi lemak, dan
kelelahan Ny. Katz. Suatu diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan gaya pemfungsian peran
mungkin menyebut kesulitan Ny. Kartz dalam merawat Tn. Kartz terkait kelelahan dan kekhawatiran.
Suatu diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan gaya adaptasi interpersonal berfokus pada
komunikasi disfungsional, dan suatu diagnosis dalarn gaya konsep diri dapat berhubungan dengan citra
diri Tn. Kartz sebagai lemah atau rentan. .
4. Teori Komunikasi: Dua intervensi keperawatan u¥Oum. Melalui pemberian pendidikan kesehatan dan
strategi konseling, perawat keluarga harns membantu keluarga untuk lebih fungsional dalam area yang
dijaskan di bawah karakteristik yang ditetapkan. Terutarna, pemodelan peran dengan ·komunikasi yang
jelas harns digunakan. Secara langsung, sangat penting melibatkan Tn. Katz sehingga ia menjadi
komunikator yang lebih aktif dan berrbicara untuk dirinya sendiri.
Model Roy: Intervensi dirancang untuk membawa stimuli di dal3Jll area .adaptasi keluarga, untuk
mengubah stimuli fokal, kontekstual, atau residual atau meningkatkan proses kognitlf dan/atau regulator.
Misalnya, stimuli konstektual dapat terganggu (anggota keluarga yang tersedia) dengan mereklut anak
laki-Iakinya untuk membantu Tn. Katz dengan meminta pesuruh Jainnya untuk menjaga Tn. Katz. Hal
ini dapat memberikan waktu yang lebih banyak untuk Ny. Katz beristirahat dan meningkatkan
kemarnpuan adaptasi dalarn menjalankan perannya (y.i. kemarnpuan untuk memberikan asuhan bagi Tn.
Katz). Seorang rabi mungkin dapat dihubungi untuk membicarakan kesehatan Tn. Katz, dan perawat
dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang aktivitaS fisik dan diet jantung sehat bagi keluarga
sebagai cara memengarnhi respons mereka terhadap penyakit jantung Tn. Katz.
5. Kerangka teoretis memberikan mekanisme yang dapat kita atur dan lebih dipahami secara abstrak; fokus
dan pedoman pengkajian, diagnosis, dan intervensi perawat; komunikasikan temuan perawat.
6. Teori/model konsep keperawatan, i1mu sosial dan teori terapi keluarga.
7. a, gg; b. ff; c, ee; d, dd; e, cc; f, bb; g, aa 8. a, ee; b, bb; c. dd; d, cc; e. aa; f, ff
9. a. Teori keperawatan: Menspesifikan fokus keperawatan dan menunjukkan tindakan keperawatan (area
apa.yang akan dikaji dan ditekankan dengan menegaskan tujuan, dan intervensi).
b. Teori terapi keluarga: Memberikan pedoman aplikasi klinis (pengkajian dan intervensi), khususnya
dalam seting kesehatan mentalljiwa keluarga.
c. Teori i1mu sosial: Memberikan penjelasan lengkap tentang hubungan (interaksi internal dan eksternal
yang dinarnis) dan perilaku keluarga.
10. c
11. a. Banyak perdebatan yang berfokus pada konseptual konsep metaparadigma keperawatan dan
mencerrninkan pengarnh perspektif pascarnodetnisme dan neomoderenisme.
b. Terdapat pergiliran yang kuat dalam keperawatan keluarga terhadap perspektif berbasis kekuatan
dalam bekelja dengan keluarga.
c. Ahli teori keperawatan dan berbagai latar belakang kebudayaan telah mulai mengembangkan reflektif
model konteks kebudayaan mereka sendirl dan aspek unik kehidupan keluarga dalarn kebudayaan
mereka.
APENOIKS E

d. Integrasi model keperawatan· dan dengan teori Drou sosia1 serta terapikeiuarga penting !Carena
subspesialisasi keperawatan keluarga menjadi lebih jeJas teridentifikasi.

~.JAWABAN BAB 4

1. Fungs; afektif: Tidak terpenuhi secara adekuat bagi semua anggota ke)uarga. Data menunjukkan fungsi.
ini sedikit pada anak-anak, walaupun ibu tampak sangat terlibat dan bersenang-senang dengan anak
mereka. Ibu merasa secara emosional tidak terpenuhi dalam hubungannya dengan suaminya. Tidak ada
data yan konkret mengenai perasaan suami. walaupun tampaknya ia menarik diri secara fektif dari
keluarga.
2. Fungs; perawatan kesehatan: Makanan: Ibu memasak dan memberikan makanan bergizi, walaupun
kelebihan karbohidrat; permukiman; rumah tampak adekuat .
3. Fungs; reproduktif: Keluarga mempunyai tujuh anak. Semua tinggal bersama dalam keluarga.
4. Sosialisasi: Perhatian pusat keluarga Emma adalah membesarkan anak; ayah berpartisipasi secara
minimal dalam mendisiplinkan dan membimbing. Keluarga secara aktif memenuhi fungsi ini melalui
·ibu. Posisi/penempatan sosial: Masyarakat akan mengidentifikasi keluarga sebagai anggota kelas
pekerja.
5. Fungs; ekonomi: Ayah bekerja dan menyediakan keluarga keperIuan dasar untuk hidup mandiri.
6. Uraian struktur keluarga:
• Peran Keluarga: Peran yang formal di dalam keluarga adalah suamilbapak. istri/ibu, dan anak!
sibling. Di sini kita mengetahui bahwa Herman telah menjadi penyedia yang baik dan Sylvia tampak
menjadi seorang "istri yang baik" -seorang juru masak dan pengasuh yang baik. Peran informallebih
menarik untuk dicatat. Herman benar-benar dalam keadaan saki!, peran yang bergantung, dengan
isterinya yang mendukung peran ini. Keduanya, Herman dan Sylvia yakin bahwa peran ini tepat dan
diperlukan untuk kesembuhan. Sylvia, sebagai pemberi asuhan. melihat perannya sebagai pemenuh
kebutuhan dan keinginan Herman.
• Kekuasaankeluarga: Sylvia tampak seperti yang memimpin dalam posisi ini. Kita tidak mengetahui
apakah ini hanya sementaraoleh karena penyakit Herman, atau apakah ini telah menjadi struktur
kekuasaan jangka panjang di dalam keluarga. Sylvia adalah juru bicara .dan pemimpin kesehatan
menurut pengamatan perawat.
• Nita; Keluarga: Terdapat nilai pengasuhan untuk·anggota keluarga yang sakit dalam.cara yang sangat
perhatian dan mendukung. Keluarga bersama-sama karena situasi penyakit. Sang. ayah. Keluarga
tampak menjadi nilai yang sangat penting bagi keluarga ini
• Komunikasi keluarga: Herman digambarkan sebagai seorang yang pasif dan tergantung, membiarkan
Sylvia berbicara dalam keluarga mengenai status kesehatan dan terapi. Sylvia adalah anggota yang
dominan (tidak jelas untuk sementara atau permanen). Komunikasi Marion dan anak laki-Iakinya
tidak dibahas, kecuali data yang mengatakan bahwa anak Jaki-Iakinya sering kali berkunjung dan
menelepon untuk menanyakan ayahnya. .
7. Gambaran fungsi keluarga:
• Fungs; afektif: Istri dan putrinya merawat dan peduli dengan kesehatan Herman. Anak laki-Iaki
mendukung orang tua mereka. Ada sedikit informasi tentang hubungan anggota keluarga satu sarna
lain, walaupun kita tabu bahwa anak laki-laki berkunjung dan sering kali menelepon serta putri
merekatelah pindah sementara untuk membantu ibunya-menunjukkan bahwa keluarga bekerja sama
dan memberikan dukungan afektif.
• Sosialisasi dan penempataniposisi kelas sosial: Tidak rei evan oleh karena siklus kehidupan keluarga.
Keluarga kelas menengah menurut pekerjaan Herman.
• Fungs; ekonomi: Fungsi ini telah baik terpenuhi. Pekerjaan Herman dan rumah keluarga adalah bukti
bahwa kebutuhan ekonomi keluarga telah dipenuhi.
• Fungsi perawatan kesehatan: Sylvia jelas merupakan pemberi asuhan tunggal secara praktik dan
penting dalam keluarga. Herman pasif dan takut untuk mengikuti program kesehatan rehabilitasi
yang diperlukan untuk kesembuhan. Sylvia secara bijak menyetujui bahwa Herman kurang latihan,
dan yaI,:in bahwa masakannya (makanan Yahudi yang berbumbu) diperlukan untuk kesembuhan
serta untuk membuat Herman merasa lebih baik secara pslkologis. Fungsi perawatan kesehatan
djberikan, namun tidak dibutuhkan secara medis untuk Herman. Sylvia juga tidak merawat dirinya
sendiri, tampak (ia kelebihan berat badan, artritis, makan makanan berbumbu dan tinggi kalori serta
lelah-mencoba untuk mengurus segalanya sendiri). Fungsi ini jelas tidak berjalan secara optimal.
• Reproduktif: Fungsi tidak relevan karen a siklus kehidupan keluarga.
,I

APENDIKS E

8. e
9. Baik hubungan dinarnika internal maupun eksternal (struktur dan fungsi). y.i. sistem keluarga saling

berhadapan dengan siste~ dan suprasistem lainnya. seperti masyarakat dan kelompok yang lebih luas.

10. b 11. a 12. edand '


13. a. 1 b. 2 e. 1 d.2 e. 1 f. 2
14. a. 3 b.4 e.2 d.2 .e.2 f.2 g.2 h. I

et;.JAWABAN BAB 5
1. Tahap VI: Keluarga MeJepaskan Allak Oewasa Muda.
2. Memperluas lingkaran keJuarga bagi anak dewasa muda untuk memasukkan anggota baru yang
didapatkan melalui pernikahan, berlanjut untuk memperbarui dan menyesuaikan hubungan pemikahan.
membantu orang tua yang sakit dan berusia lanjut. Selain itu. mereka masih harus memenuhi tugas
perkembangan tahap sebelumnya untuk menyeimbangkan kebebasan dengantanggung jawab sebagai
remaja yang dewasa dan menjadi semakin otonomi.
3. Elizabeth dan suaminya sedang mengalarni konftik di dalam menerima peran "mertua," peran dengan
sedikitnya otoritas orang tua pada putri mereka yang sedang kuIiah di perguruan tinggi. Mereka juga
mengalarni kesulitan mengembangkan hubungan orang tua-anak yang baru dengan anak laki-Iaki remaja
mereka.
Joshua harus melakukan penyesuaian terhadap perannya yang'baru menjadi satu-satunya anak di rumah
dan mempunyai interaksi yang bersinambung yang dihubungkan dengan siblingnya. Anthony mulai
berhadapan dengan tugas yang berhubungan dengan perkembangan sistem keluarganya sendiri yang
'baru. sementara Mary belajaruntuk menetapkan identitas dirinyajauh dari peraturan dan hubungan yang
ia ketahui di dalam rumah orang tuanya.
4. Mendorong Elizabeth untuk terus menghadiri kelompok dukungan dan memintanya agar mengajak
suaminya untuk menghadirinya. Mendorong Elizabeth dan suarninya untuk berbieara dengan pendeta
mereka tentang kekhawatiran mereka tentang upacara pemikahan putranya yang akan datang. Konseling
kehiarga mungkin dipedukan untuk Joshua dan orang tuanya. Mendorong ke)uarga untuk menggunakan
berbagai media komunikasi secara teratur untuk tetap berhubungan' (mis., telepon, e-mail, dan
merencanakan keluarga untu tetap bersatu).
,5. Oua dari semua pemyataan ini:
a. Suatu keluarga dilihat sebagai kelompok keeil yang hidup dengan waktu yang lama yang selalu
berubah sepanjang waktu.
b. KeJuarga melewati siklus atau tahap petjalanan kehidupan keh,larga.
e. Selama masing-masing tahap siklus kehidupan, tugas perkembangan tertentu berkaitan erat dengan
fungsi keluarga.
d. OJ dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang sangat saling bergantung.
e. Tugas perkembangan keluarga' berasal dari suatu kombinasf tugas perkembangan individu dari
masing-masing anggota keluarga dan fungsi keluarga yang umum.
f. Pendekatan perkembangan menjelaskan persamaan dalam pengalaman keJuarga sepanjang waktu.
6., b 7. Semuajawaban benar (a - f) 8. c 9. a, b, d, e, g, dan h
10. b 11. a, d, dan e 12. a
13. Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga De6nisi Fase Perhalian atau Kebutuhan Kesehatan
Tahap I:' Keluarga pa- Pasangan tanpa anak 1. Menciptakan pemikahan yang me­
sangan baru muaskan (komunikasi, konseling
seksual).
2. Mereneanakan sebuah keJuarga.
3. Perawatan pranatal.
Tahap II: Childbearing Melahirkan anak pertama hingga 1. Perawatan paseapartum, keluarga be­
Family , usia anak tertua adalah 30 bulan reneana,.
2. Kecemburuan sibling (sibling rival­
ry).
3. Pengawasan dan pendidikan bayi (ju­
\ ga interaksi keluarga-orang tua dan
pernikahan).
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga Definisi Fase Perhatian atau Kebutuhan Kesehatan
Tahap III:Keluarga de­ Anak tertua berusia 30 bulan 1. Kecelakaan anak prasekolah dan pe­
ngan Anak Prasekolah hingga 5 sampai 6 tahun nyakit infeksi.
2. Fasilitas perawatan anak yang ade­
kuat.
3. FasiIitas perawatan tentang masalah
hubungan pernikahan.
Tahap IV: Keluarga de­ Anak tertua berusia dari 6 1. Masalah hubungan pernikahan.
ngan Anak Anak Usia sampai 13 tahun 2. Masalah belajar anak.
Sekolah . 3. Praktik membesarkan anak.
Tahap V: Keluarga de­ Anak tertua berusia dari 13 1. Masalah komunikasi (orang tua­
ngan Anak Remaja sampai 20tahun remaja).
2. Memperjuangkan kekuasaan dan di­
siplin (orang tua-anak).
Tahap VI: Keluarga Me- Anak pertama pergi sampai anak 1. Masalah komunikasi orang tua-anak.
lepaskan Anak Dewasa terakhir meninggalkan rumah 2. Promosi kesehatan umum.
Muda' 3. Perawatan dan bantuan untuk orang
tua yang berusia lanjut.
Tahap VII: Keluarga de- Semua anak meninggalkan ru­ 1. Perawatan dan bantuan untuk orang
ngan Orang Tua Usia mah sampai masa pensiun tua yang berusia lanjut.
ParuhBaya 2. Kemunculan penyakit kronik-memer­
lukan gaya hidup yang baik. .
3. Peran kakeklnenek.
1, Status kesehatan yang menurun.
Tahap VIII: Keluarga Pensiun sampai kematian se- 2. Pensiun.
Lansia dan Pensiunan orang atau kedua pasangan 3. Kematian pasangan.
4. Penyesuaian terbadap.perubahan Iing­
kungan.

14. Ta~ap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas Perkembangan Orang tua


Tahap I: Ke1uarga pasangan barn 1. Tidak ada
Tahap II: Childbearing Family 1. Orang tua mempelajari isyarat bayi untuk mengetahui
kebtituhannya.
2. Pehijaran untuk menerima perkembangan dan per­
tumbuhan anak (toddler).
Tahap I1I:Keluarga dengan Anak Pra­ 1. Belajar untuk berpisah dengan anak
sekolah
Tahap IV: Ke1uarga dengan Anak Usia 1. Belajar untuk berpisah dengan anak berlanjut
Sekolah
Tahap V: Keluarga dengan Anak Re­ 1. Belajar untuk menerima penolakan tanpa melantarkan
maja anak.
2. Belajar untuk membangun suatu kehidupan yang barn
untuk diri mereka sendiri (pasangan yang menikah).
Tahap VI: Ke1uarga Melepaskan Anak 1. Belajar untuk membangun suatu kehidupan yang barn
DewasaMuda untuk diri mereka sendiri berlahjut (pasangan yang
menikah).
Tahap VII: Keluarga dengan Orang 1. Belajar untuk membangun suatu kehidupan yang barn
Tua Usia pertengahan untuk diri mereka sendiri berlanjut (pasangan yang
menikah).
Tahap VIII: KeIuarga Lansia dan Pen­ 1. Belajar untuk menyesuaikanlmenerima peran ber­
siunan gantung.
15.d
16. Emansipasi, kesenjangan generasi, dan kebudayaan kaum muda.
17. Keluarga Amerika amat dipengaruhi oleh tugas perkembangan anak remaja. Gejolak dan konflik antara
orang tua dan remajatidak terelakan karena ketegasan remaja mengenai dirinya sendiri dan sifat
pemberontak merupakan bagian menjadi mandiri atau remansipasi.
APENDI'KS E

lB. e f9.cttO. b 21. a 2'2. f 23. g 2'4. c25.'fi 26: a, 0; dana


27. Menikah lagi, karena goncangan a1arninya, biasanya menghambat pergerakan keJuarga dan pemenuhan
tug as perkembangan keluarga untuk dua sampai tiga tabun setelah membentuk keluarga campuran
(orang tua tiri). Setelah keluarga yang barn distabilkan kembali (dengan struktur, peran, ritual, dan
aturan), keluarga akan mengalami proses perkembangan yang normal.
2B. Tahap perkembangan keluarga saat ini, sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan
keluarganya, riwayat keluarga dari awal terbentuk hingga saat ini, dan keluarga asal kedua orang tua.

~JAWABAN BAB 6

I. Penambahan anggota keluarga barn, Allie sedang cutl melahirkan, untuk merawat anak sakit koiik di
rumah, perubahan dalam harapan peran bagi semua anggota keluarga.
2. Perubahan Merijadi Orang Tua, Perubahan Proses Keluarga.
3. Subsistem pasangan dalam kaitan dengan lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk satu sarna lain;
subsistem sibling dengan tambahan sibling yang barn, ketiadaan sibling yang lebih tua; s ubsi stem orang
tua-anak dengan penambahan anak yang barn dengan kebutuhan perkembangan yang lebih tinggi
daripada anak yang labih besar. .
4. Mendorong anggota keluarga untuk secara terbuka membicarakan perasaan mereka. Meminta anak yang
lebih besar untuk setuju membantu dengan tanggung jawab rumah tangga yang barn dan memberi
imbalan kepada mereka karena menyelesaikan tugas-tugas ini (mis., meningkatkan uang jajan mereka).
Menetapkan waktu harian dan mingguan yang khusus untuk dihabiskan bersama anak mereka yang lebih
besar. Mencari sumber-sumber komunitas tambahan (~eluarga, ternan) untuk membantu dalam merawat
kebutuhan keluarga.
5. Benar. 6. Salah. 7. Benar. 8. Salah. 9. Benar. 10. Benar.
11. a. Sistem fokal = keluarga.
b. Supra sistem = komunitas yang lebih luas.
c. Interaksi sistem = sistem pelayanan kesehatan, sistem pendidikan, sistem penegakkan hukum, sistem
kesejahteraan. .
d. Subsistem = pasangan, orang tua-anak, dan saudara kandung (sibling).
12. Lihat model pertukaran dan pemrosesan energi, materi, dan informasi (Gambar 6-3). Berbagai.contoh
dapat diterapkan seperti:
Input (= Informasi); Berita risiko ketidakaktifan dan manfaat program latihan.
Arus: Subsistem pasangan menerima dan menerapkan informasi in!. .
Output: Pasangan memulai kelas dansa setiap minggu untuk mereka sendiri. Mereka juga mulai berjalan­
jalan dengan anak-anak mereka setiap Iiburan (melepaskan energi-aktivitas mereka-adalah output).
Umpan balik: Anggota keluarga merasa lebih baik (mempunyai banyak energi, vitalitas, dan kekuatan)
ditambah kondisi fisik orang tua dan daya minat meningkat, dan semuanya membuahkan hasH kemudian
menjadi penguat program latihan.
13. a. 1 b.2 c. 1 d. 1 e. 3 f. 3 g. 4
14. f (lihat pendahuluan pada bab untuk pembahasan yang reI evan).
15. a, b, c, d, e, dan h
16. Manf~at batasan keluarga: Batasan memungkinkan proses pertukaran. Dengan mengendalikan a1iran
yang masuk dan keluar dari sistem, batasan ini mencegah kelebihan atau kekurangan beban dari sistem.
Manfaat batasan subsistem keluarga: Batasan ini mencegah hilangnya integritas sistem personal dan
gangguan fungsi vital yang harns dipelajari dan dilaksanakan individu dalam keluarga.
17. Fungsi batasan keJuarga secara adaptif adalah permeabel yaitu, secara aktif meluas (terbuka) dan
menyempit (terutup) menurut kebutuhan, dengan demikian mengatur jumlah input dan output.

IB.a.3 b.I,2,dan3 c,l d.3 e.2 f.2

19. Empat karakteristik manapun dari sebuah keluarga sehat: Sangat beragam dan terorganisir; subsistem
otonomi terintegrasi; toleransi dan kemampuan urituk berubah secara internal; keterbukaan bersinambung
terhadap informasi barn dan input lainnya; dan keseimbangan kebutuhan keluarga dengan anggota
keluarga.
20. a. 1,3,7, dan 8 b. 2, 4, 5, dan 6 c.9 d. Tidak ada
21. I,e; 2, b; 3 atau 4, d; 3 atau 4, e; 5, a; 6, f; 7, g.
APENDIKS E 58 1

1. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan; Gangguan Pemeliharaan Rumah.


2. Kesediaan untuk bertahan pada rencana perawatan medis;memerhatikan kesehatan.
3. Pendidikan kesehatan, konseling, manajemen kasus, dan kolaborasi.
4. b
5. a. 1 b. 5. c. 6 d. 3 e. 2 dan/atau 4 f. 5 g. 5 h. 2 i. 5 j. 4 k. 7 J. 4
6. c 7. adan.b 8. a, b, dane 9. b atau c 10. e 11. ddan e
12. Tiga dari semuajawaban berikut:
a. Meninjau catatan tertulis.
b. Mendiskusikan keluarga dengan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya yang mengetahui dengan
baik keluarga tersebut.
c. Mengumpulkan informasi apa pun, memberikat:t pendidikan kesehatan, dan pengkajian serta peralatan
interVensi yang diperJukan.
d. Menghubungi keluarga pada suatu tempat untuk menyediakan kunjungan jika mungkin.
13. Semua piIihan (a sarnpai e) benar.
14. Semua fase. karena keluarga dan anggotanya sangat penting, fokus pusat dari pelayanan kita dan harus
dilibatkan dalarn semua fase agar masing-masing fase (erpenuhi.
15. Mana saja: keluarga mempunyai suatu masalah, yaitu hubungan antara anggota keluarga dipengaruhi;
seorang anggota keluarga mengalami penyakit yang jelas memberikan dampak yang merugikan bagi
anggota keJuarga lainnya; anggota keluarga turnt menyebab\<an masalah atau gejala individual; satu
perbaikan anggota keluarga menyebabkan gejala atau gangguan pada anggota keluarga lainnya; seorang
anggota keJuarga didiagnosis pertama kali dengan suatu penyakit; seorang anak atau remaja mengalarni
masalah emosional, perilaku, atau fisik daIarn konteks suatu penyakit anggota keluarga; seorang anggota
keJuarga yang sakit kronik pindah dari suatu institusi untuk kembaIi ke komunitas; seorang anggota
keluarga yang sakit kemudian mati.
16. d dan e
17. Data wawancara, data observasi, jawaban dari kuesioner, daftar tiIik, dan catatan tertulis dari institusi.
18. Tiga domain fungsi keluargadan intervensi yang terkait adaIah kognitif, afektif, dan perilaku. Intervensi
yang mungkin mencakup: Memberikan informasilpendapat,membingkai ulang, memberikan pendi­
dikan kesehatan, mengungkapkan .masaIah, dan pertanyaan interventif yang diarahkan pada domain
kognitif; memvalidasilmenormaIkan respons, menceritakan pengalarnan penyakit, menarik dukungan
keluarga,dan pertanyaan interventif yang diarahkan pada domain afektif; ,dan mendorong anggota
keluarga sebagai pemberi asuhan, mendorong perawatan, melakukan ritual serta pertanyaan interventif
diarahkan pada domain perilaku.
19. Kemarnpuan keluarga untuk menguasai atau hidup bersarna masaIah, tidak periu untuk menyingkir­
kannya.
20. a, c, dan d
21. Pendidikan kesehatan-a, d, dan e
Manajemen kasus-b, f, dan h
Koordinasi-b dan c
Advokasi-h
Kolaborasi-b, c, e, dan i
Konsultasi-e dan g
Membuatkontrak-c
Konseling-a, d, e, dan f
22. Manajemen k,asus-b, c, dan h
Pendidikan kesehatan-a, b, e, dan h
Kolaborasi-b, f, dan h
Membuat kontrak-a, b, g, dan h
Konseling - a, b, c, e, g, dan h
23. Pada hampir semua diagnosis NANDA secara nyata, intervensi pendidikan kesehatan dapat relevanjika
klien marnpu memaharni dan belajar. Contoh (ada banyak jawaban yang benar): (a) defisiensi
pengetahuan, (b) ketidakefektifan performa peran, dan (c) ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.
24. a. Penurunan atau ketidakmampuan koping keluarga.
b. Gangguan proses keluarga.
c. Ketidakmarnpuan menjadi orang tua (banyak diagnosis lain yang juga tepat).
25. Dukungan konseling: Keluarga dengan masalahlperhatian kesehatan yang tidak mempunyai masalah
APENDIKS E

yang intens dan kompleks. Dengan masaJaiian yangTel:lihkompie1<s. iIrigkilfterapil<onselingkeItiarga


diperlukan.
26. Keluarga dengan kebutuhan kesehatan yang serius. kompleks, danlatau jangka panjang. Sasaran populasi
meliputi keluarga dengan lansia yang lemah, klien AIDS, penganiayaan anak, penyakit jiwa kronik.
qcat perkembangan, dan pasien rehabilitasilcacat fisiko
27. Benar 28. Salah 29. Salah 30. Salah 31. Benar 32. Salah
33. Benar 34. Benar 35. Benar 36. Salah 37. Benar
38. Contohnya adalah (a) motivasi yang menurun (menyangkal kebutuhan belajar); (b) kurangnya komunikasi
terbuka dan/atau pertukaran informasi yang tidak memadai (c) Iingkungan yang miskin untuk belajar­
mengajar (ruang yang terbatas, masalah kebisingan); (d) perbedaan sosiobudaya, dan (e) pengajaran
tidak disesuaikan dengan tingkat literasi (kemampuan baca-tulis) keluarga.

~JAWABAN BAB 8

1. Mengenai latar belakang kebudayaan keluarga. kita mengetahui bahwa keluarga barn datang El Salvador,
sebuah negara di Amerika Tengah di mana pada tahun 1970an terjadi perang sipil dan kondisi ekonomi
masih sangat marginal di sana. Kita tidak mengetahui identifikasi diri, etnik atau agama keluarga,
walaupun kita dapat menduga bahwa keluarga akan mengatakan bahwa mereka orang El Salvador,
karena mereka barn bermigrasi ke Amerika Serikat. Mereka mungkin penganut Katolik. namun kita
harns memvalidasinya karen a sekitar 10% orang Amerika Tengah saat ini merupakan penganut sekte
Kristen lainnya (gereja Evangelistik, Mormon, dll). Kita mengetahui bahwa kedua orang tua terbatas
berbicara bahasa Inggris. dan lebih memilih untuk berbicara bahasa Spanyol jika mungkin. Nenek tidak
menggunakan bahasa Inggris. Kita tidak tahu sejauh mana Maria mengerti bahasa Inggris. Kita tahu
komposisi keluarga. Kita tidak mengetahui banyak tentang apa yang mereka pikirkan mengenai masalah
yang ada (mungkin kekerasan seksual). Kitajuga tidak mengetahui tentang status ke1as sosial keluarga.
2. Data yang kurang: Latar belakang agama dan identifikasi diri etnik keluarga; pekerjaan orang tua (suatu
indikator status kelas sosial mereka); berapa lama mereka telah tinggal di sini; kelancaran bahasa Inggris
. Maria; dan apa yang dipikirkan orang tua tentang masalah yang ada dan apa yang sebenamya tetjadi.
Perawat ingi menanyakankepada Maria beberapa pertanyaan sebelum memeriksanya.
3. Ada beberapa strategi ·intervensi umum yang sesuai untuk digunakan di sini.
a. Memilih sistem yang.sesuai untuk beketja bersama. Memasukkan nenek dengan orang tua dan anak
di dalam memberikan asuhan. Juga memberikan dukungan kepada nenek dan orang tua serta panduan
untuk menangani masalah yang konkret (kecemasan anak, pengawasanlperlindungan anak yang
segera. dan rujukan untuk intervensi krisis serta'konseling untuk keluarga dan anak serta sepupu yang
menganiaya). Sistem lain yang akan dihubungi adalah komisi perlindungan anak di komunitas.
b. Penggunaan seorang penerjemah: Pertimbangkan kesulitan berbahasa antara nenek dan praktisi
perawat serta fakta· bahwa nenek merupakah orang pendukung utama di sini. sehingga proses
penerjemahan menjadi sangat penting. Pastikan orang tua menjeiaskan secara cermat dan lengkap
kepada nenek mengenai apa yang praktisi perawat katakan. Praktisi perawat harns berbieara perJahan
dan berikan penjelasan yang singkat untuk memudahkan penerjemahan. Praktisi perawat harus
mendorong dan memberikan waktu ekstra bagi nenek kuntuk berespons, bertanya, dU.
c. Mengkaji dan menggunakan sistem dukungan sosial. Hal ini harns dilakukan sebagai bagian
pengkajian dan intervensi selanjutnya. Dalam krisis keluarga, mengidentifikasi dukungan bagi
keluarga dan anak adalah penting. Pada keluarga Hispanik, sebuah keluarga besar biasanya datang
untuk membantu dalam maa krisis. Keluarga harns didorong untuk menggunakan orang pendukung
utama dati jaringan kerabat besar.
4. Memperoleh suatu pemahaman tentang latar belakang etnik keluarga adalah penting bagi perawatan
kesehatan keluarga karena tanpa pengetahuan ini, nilai dan perilakukeluarga tidak dapat dipahami atau
secara akurat diterjemahkan. Etnisitas dan kebudayaan menyebar dan melingkupi tindakan kekeluargaan.
Saat tidak dapat mengkaji secara akurat, profesional pelayanan kesehatan berada dalam posisi yang
terganggu untuk bekerja dengan kehiarga guna membantu dalam memecahkan masalah kesehatan. Juga
.penting untuk memahami kebudayaan ke1uarga dari perspektif mereka agar membantu pelaporan dan
kepereayaan penting untuk mengkaji, mendukung~ dan memberikan konsultasi keluarga etnik s~ara
tepat.
5. b 6. Semua benar keeuali e 7. Semua benar 8. b dan e
9. I. P 2. d 3. f 4. e 5. h 6. c . 7. g
8. m 9. n 10. I II. j 12.0 13: a 14. b
APENDIKS E 583
lO.c
) ). b (biasanya suami, tetapi meningkat pada kedua pasangan dalam dual career family).
12. c 13. b dan c 14. c, d, dan e )5. b dan c
)6. Tiga contoh apa pun, dengan nilai kebudayaan yang dominan dicantumkan pertama: Produktivitas ver­
sus "berdiam diri tanpa berbuat"; pendidikan versus nilai pendidikan yang kurang; penguasaan Iingkung­
an versus fatalismelketidakbe'rdayaan terhadap lingkungan (atau keselarasan dengan Iingkungan);
orientasi masa depan, perencanaan jangka panjang versus orientasi saat ini, kesenangan sesaat.
17. a.Mengajarkan keluarga bagaimana mengurangi biaya pelayanan/perawatan kesehatan dengan mem­
berikan pilihan. Mengajarkan mereka tentang cakupan asuransi dan sumber komunitas mereka untuk
membantu. .
b.Pelayanan lain dalam .Jembaga kesehatan, seperti kantor bisnis atau pekerja sosial, pelayanan
komunitas, seperti kantor Jaminan Sosial atau badan rehabilitasi keterampilan.
18. b, d, dan e

Pf,;.JAWABAN BAB 9
1.1.Komposisi keluarga: Ny. Garcia, ibu, usia 25 tahun. kebangsaan Meksiko. tamatan SMA; riwayat
pekeljaan-penitipan anak di rumah dan pelayan restoran
Rosita, putri, usia 5 tahun. Lahir di Meksiko, masuk sekolah taman kanak-kanak setahun yang lalu
Carlos, anak lelaki, usia 3 tahun. Lahir di Meksiko
Ayahlsuarni mtminggal sehulUn lalu-tanpa asuransi.
L2.Keluarga orang tua tunggal; ibu dengan anak biologis berusia prasekolah.
L3.Agama-Katolik Roma. Suku bangsa Meksiko; keluarga cukup terakulturasi dengan kebudayaan
Amerika. Walaupun orang tua telah dididik di Amerika Serikat, mereka lebih menyukai makanan
tradisional Meksiko dan tradisi lain dari warisan Mexico mereka. Bahasa Spanyol adalah bahasa utama
yang digunakan di rumah, tetapi Ny. Garcia lancar menggunakan bahasa Inggris.
) A.Kelas bawah: Saat initunawisma. ketika bekeljalberdornisili-memiliki pendapatan rendah (pekerja
rruskin).
1.5.Keluarga asH adalah pekerja agrikultural rnigran dengan pendidikan formal yang rendah. Ny .. Garcia
lulus dari sekolah menel)gahdan pindah ke Texas dengan suaminya. Mereka baik-baik saja (menurutnya)
sampai penyakit dan kematian suaminya. Statussosial dan ekonomi menurun secara drastis dengan
kematian ayah, yang dulu sebagai pencari nafkah utama. Ny. Garcia tertarik'untuk terusmeningkatkan
kapasitas pendapatannya dan memerlukan pelatihan danlatau kesempatan pendidikan.
1.6.Tahap perkembangaJ:l: Keluarga dengan anak prasekolah.
1.7.Ny. Garcia merniliki ternan di gereja, di tempat penampungan tunawisma, atau ternan-ternan yang
berperan sebagai pembe'ri dukungan meskipun diasingkan dari keluarga asal. .
2.1.Tinggal di tempat .penampungan sementara pada saat ini. Satu kamar tidur dengan dua tempat tidur
. untuk Ny. Garcia dan tempat tidur tingkat dua untuk kedua anaknya; kamar mandi yang digunakan
bersama dengan keluarga lain; fasilitas dapur komunitas dan ruang cuci.
2.2.Pindah ke Texas dua tahun yang lalu dari Mexico. Di tahun pertama. Nyonya Garcia tinggal dengan
keluarga asalnya, yang merupakan pekerjapertanian migran.
2.3.Lingkungan tempat penampungan terletak merupakan pendapatan rendah. ada suatu pagar kawat berduri
di sekitar garis keliling komplek tempat penampungan. dan di sana terdapat area bermain yang aman di
untuk anak-anak.
2A.Nyonya Garcia rindu suaminya dan pesirnis tentang berbagai kesulitan yang ia alami dalam menjaga
keluarganya. Anak-anak secara pedahan menjalin pertemanan namun masih merasa tidak percaya diri
seperti yang dibuktikan oleh keinginan mereka untuk tetap dekat dengan ibu mereka (termasuk tid~r
dengannya pada saat malam hari).
3. Tunawisma. ruang hidup yang kacau, pendinginan yang tidak adekuat, gangguan tidur.
4. Konferensi perawatan multidisiplin, rujukan k~ kelompok dukungan.
5.. Padat. keadaan bobrok. serangan kecoa atau serangga lain, dan tingkat kebisingan yang tinggi. Jawaban
yang juga dapat diterima: lsolasi sosial. ruang yang tidak adekuat (ruang rumah internal yang tidak
adekuat dan pengaturan ruang di rumah, kurang privasi.
6. Infeksi saluran pernapasan akut, penyakit infeksi masa kanak-kanak. dan penyakit infeksi gastrointes­
tinal. Jawaban yang juga dapat diterima: Kecelakaan rumah, penyakit kulit infeksi dan noninfeksi, serta
menyebabkan keracunan.
7. Kebanyakan keluarga menegah berpendapatan tinggi memiliki sedikitnya satu komputer (dan ponsel
584 APENDIKS E

. sertamesin faks) sedangkan banyalckeluargaberr>endapatan rendiilitldak memiliKiKompufer;-irieiiffiUaf


mereka berada pada kesenjangan yang tidak menguntungkan. Keterampilan komputer, akses terbadap
sumber informasi, dan kemampuan komunikasi berkaitan dengan penggunaan Internet merupakan faktor
utama keberhasilan akademik bagi anak-anak dan untuk performa pekerjaan bagi banyak orang dewasa,
dan juga terutama terkait dengan sumber ekonomi. Anggota keluarga dapat menggunakan laboratorium
komputer di sekolah umum dan perpustakaan untuk belajar keterampilan, mengakses informasi, dan
berkomunikasf dengan pengguna lainnya.
8. Orang dewasa: depresi, penyakit jiwa. Anak-anak: serangan kutu, masalah perilaku, infeksi pemapasan
seperti penyakit asma dan gastrointestinal.
9. Lingkungan sekolah dapat berperan sebagai sumber bagi kesehatan keluarga (mis., jika ada struktur fisik
yang tidak adekuat bukan karena zat toksik atau jika ada klinik berbasis sekolah). Sekolah juga dapat
menjadi sumber masalah keluarga (mis.,jika terjadi intimidasi). Karakterstik lingkunganlkomunitas lain
berhubungan dengan kesehatan keluarga termasuk baik keluarga tinggal di area kota atau desa dan
bagaimana kemudahan akses pelayanan kesehatan.
to. Mahasiswa akan memberikan suatu contoh dari pengalaman dan kibijakan klinisnya sendiri.

~JAWABAN BAB 10
1. PoIa komunikasi fungsional: Orang tua: Mendengarkan (melakukan percakapan bersama eli akhir hari);
ibu-anak perempuan: Validasi (berhubungan dengan keinginan anak perempuannya untuk menghabiskan
waktu bersa dengan teman-temannya). .
PoIa komunikasi disfungsionaI: Ayah: Membuat asumsi, tentang mengapa anak laki-Iakinya menolak
untuk lebih terampiJ dalam bahasa isyarat; Anak laki-Iaki: Mendiskualifikasi,mengatakan "lupakan
saja" ketika ia tidak dapat memahami bahasa isyarat ayahnya; kakak perempuan-adik laki-Iaki: membuat
pemyataan menghakimi: Kakak mengkritik keterampilan bahasa isyarat adiknya, menganggap ia
malas.
Pola interaksi sirkularlberulang: Di dalam situasi ketika ayah dan putranya jauh dari ibu dan
saudarinya­

.".: "p- .:,. .";:¢:'1"


;'[~j~e '~~~
;;;p~r~k8lia.r:~~l
:1j~Qga~l$y~~t
'. _,l:. _'::: ".. :~._- ..
APENDIKS E '585
2. Pesan emosional: Ibu dan anak lelaki: mengutarakan lewat senyum, isyarat "Aku mencitaimu"; ibu dan
putrinya"; ibu dan putrinya; duduk bersama berdekatan selama sesi wawancara. .
3. a. Siapa bicara dengan siapa dan dalam sikap umum seperti apa? Ibu dan ayah berkomunikasi secara
lancar dalam bahasa isyarat. ibu, putra dan putrinya memiliki sistem komunikasi yang memuaskan dan
tleksibel, ayah berkomunikasi dengan putrinya, ayah dan putranya mengalami kesulitan berkomunikasi
secara langsung dan terdapat ketegangan di antara mereka.
b. Pola penyampaian pesan penting yang biasanya dijelaskan di atas. Apakah ada perantara? Ya-ibu
sering kali bertindak sebagai perantara antara ayah dan putranya, yang memiliki komunikasi
disfungsional. Putrinya kadang bertindak sebagai perantara antara orang tuanya dan orang lain yang
dapat mendengar. sebagai penerjemah bagi mereka. Akan tetapi, orang tuanya berhati-hati untuk
membatasi perannya sebagai penerjemah pada situasi sehari-hari dan tidak bergantung padanya untuk
menerjemahkan dalam situasi orang dewasa, seperti di klinik dokter. Oleh karena itu. hal ini tidak
dianggap sebagai hal yang salah oleh orang tuanya.
c. Apakah pesan sesuai dengan usia perkembangan anggotanya? Perawat tidak mencatat adanya
komunikasi yang tidak sesuai.
4. Pesan adalah sesuai dalam isi dan instruksi: Pesan positif disertai oleh senyuman, perasaan negatif
disertai oleh ekspresi wajah yang sesuai.
5. Apa jenis proses disfungsional yang tampak? Komunikasi disfungsional antara ayah dan putranya
merupakan isu yang paling jelas terlihat.
6. Diagnosis keperawatan keluarga: Hambatan komunikasi berhubungan dengan kendala bahasa (putranya
memiliki keterbatasan keterampilan bahasa isyarat dan ayahnya memiliki keterbatasan keterampilan
membaca ucapan/oral).
7. Intervensi:
• Mengajarkan melalui pemodelan peran: Khususnya, perawat dapat menayakan kepada ayah dan/atau
putranya bagaimana perasaannya ten tang masalah komunikasi antara ayah dan putranya. Perawat
akan mendengar secara intens, empati. dan menanyakan pertanyaan klarifikasi.
.• Mengajarkan: Perawat dapat memulai diskusi tentang kerugian meminta ibu bertindak sebagai
.seorang perantara antara ayah dan putranya, dan bagaimana memperbaiki komunikasi secara langsung
antara ayah dan putranya,dapat memperkuat hubungan mereka.
• Mengajarkan: Perawatdapat memulai diskusi tentang komunikasi fungsional dan disfungsional.
termasuk pengaruh pemyataan menghina dan menghakimi pada hUbungan.keluarga.
• Konseling: Perawat kemudian dapat mendorongdan 'mendukung ayah dan putranya dalam upaya
mereka untuk memperbaiki komunikasi mereka. Hal ini mungkin termasuk mengidentifikasi strategi
khusus untuk memperbaiki komunikasi dan membuat kontrak dengan mereka guna mengubah
perilaku.
8. Ddan h
9. Pengirim:
Fungsional: Pesan yang dikirim me1alui penyaluran yang jelas dan langsung (menyatakan masalah
dengan tegas danjelas, mengklarifikasi dan mengualifikasi pesan. dan meminta umpan balik). .
Disfungsional: Membuat asumsi. ekspresi perasaan yang tidak jelas, ekspresi menghakimi, dan
ketidakmampuan mengekspresikan kebutuhan.
Penerima:
Fungsional: Pesan yang diharapkan dan pesan yang diterima adaIah konsisten. sesuai, dan selaras dalam
makna (mendengarkan efektif. memberi umpan balik da validasi).
Disfungsional: Kegagalan untuk mendengarkan. diskualifikasi, ketersinggungan dannegativitas, kurang
menggalileksplorasi dan validasi. .
10. a. 2 b. 4 c. 2,3 d. 5 e. 1
11.c 12. a
13. a. Tingkat lsi: Ketidaktertarikan diekspresikan dalam film. Tingkat instruksi: Ekspresi kehangatan.
ketertarikan seksual, dan minat.
b. Tingkat lsi: Pemyataan cinta dan tuntutan agar anak bermain dengan mainannya. Tingkat instruksi:
Ekspresi penolakan terhadap permintaan anak untuk mendekat dan diperhatikan.
c. Tingkat isi dan instruksi: Kedua konsonan: Menuntut untuk menghentikan perilaku.
14. Redundansi 15. Lingkaran umpan balik positif' 16. Semua benar kecuali e .

fJl;JAWABAN BAB 11
1. a. Suarni-ayah: Diharapkan untuk membayar tagihan. melakukan pekeljaan pemeliharaan rumah, kebun .
586 APENOIKS E

(tingkat keteriibat~ dan pembuatan keputusan dirinya ~da dalaIIlPertanYaan). Istri~ibu:Ia.berillisia.tjf


dan meyakinkan suaminya tentang "kebenaran" pendapatnya dalam isu keputusan utama. Juga
menerima tanggung jawab dan pembuatan keputusan dalam isu pengasuhan anak. manajemen rumah
tangga, dan aktivitas sosial. Joe (putra tertua): Bertanggung jawab dalam aktivitas pengasuhan anak
jika ibunya tidak ada.
b. Tidak ada bukti konsensus yang kuat yang digunakan. (Mereka mungkin tidak memiliki kemampuan
komunikasi untuk bernegoisasi dan membahas alternatif-alternatif sehingga pembuatan keputusan
secarakonsensus dapat terjadi). Akomodasi: Penggunaan tawar-menawar terlihat pada saat pindah ke
pinggir kota dan membeli rumah serta mobil. Tidak ada teknik nyata yang dicatat (istri mungkin
terlalu berorientasi tugas dan terlalu banyak perencanaan untuk hal ini teljadi lebih sering).
c. Kekuasaan referen: Anak-anak mendengarkan ibunya, dan walaupun tidak jeJas apakah ini di luar
identifikasi positif atau otoritas utama, mereka tampak "keberatan" jika ibunya tidak ada untuk
memperkuat peraturan (yang juga menunjukkan penggunaan kekuasaan penghargaan-memaksa).
Kekuasaan penghargaan-memaksa: Ayah tiri tampak dipaksa untuk menggunakan tipe dasar
kekuasaan iui, walaupun secara tidak efektif, karena anak-anak tidak menghormatinya, mereka tidak
mengakui otoritasnya, dan ia tampak tidak memiliki kekuasaan keahlian atau informasional untuk
digunlikan.
d. Jaringan komunikasi keluarga: Ny. Simpson jelas berada dalam posisi sentral sebagai perantara
antara suami dan anak-anaknya. Hal ini meningkatkan dominansinya. KeterampilaI! interpersonal:
Tn. Simpson kurang percaya diri dalam keterampilannya menjadi orang tua dan juga pasif, dengan
demikian menurunkan keefektifan dalam area ini. Ny. Simpson melemahkan peran Tn. Simpson
dalam menjadi orang tua dengan mengambil alihjika anak-anaknya tidak mendengarkan Tn. Simpson.
Juga, ia(Tn. Simpson) mungkin membutuhkan Ny. Simpson lebih dari Ny. Simpson membutuhkannya.
(Mungkinkah ia mencari kepemimpinan, seorang figur ibu?). Variabel kelas sosial: Keluarga jelas
kelas menengah, dan walaupun istri "mengambiJ alih". ia tidak puas dengan dengan performa peran
su~nya. Hal ini dapat menjadi indikasi kesenjangan antara harapannya (norma kebudayaan
merupakan pemimpin atau berbagi tanggung jawab dengan istri) dan kenyataannya, atau ia merasa
bahwa suaminya tidak kompeten. Biasanya, terdapat lebih banyak pembagian tanggung jawab peran
dan pembuatan keputusan. Variabel kebudayaan: peran ayah tiri yang tidak terkristalisasi di dalam
masyarakat kita, membuatnya tidak jelas karena luasnya otoritas legitimasi Tn.Simpson telah meluas
ke anak tirinya
e. Kekuasaan tipologi keseluruhan keIuarga: Kontinum kekuasaan keluarga.
f. Dominansi yang moderat dari Tn. Simpson.
2. Kontlik kekuasaan ayah-anak: konflik pernikahan mengurangi pengaruh kekuasaan oleh ayah tiri dalam
menjadi orang tua; ketidakpuasan pernikahan dalam isu praktik suami tentang otoritas orang tua.
3. Konseling anggota keluarga, melibatkan eksplorasi perasaan masing-masing anggota keluarga tentang
dampak menjadi sebuah keluarga barn (Bagaimana perasaan Anda ketika keIuarga barn Anda dibentuk?).
Persepsi mengenai kesulitan mereka (Tujuan: Menciptakan empati mengenai perasaan dan kekhawatiran
masing-masing)juga penting untuk dibahas. Rujuk ke pusat konseling 'keIuarga dan pernikahan dapat
membantu sehingga pasangan dapat menggali persoalan pernikahan mereka dan bagaimana cara
menanganinya.
4. a dan b
5. a. 1.4,5, dan 7 b.. 2 dan 3 c. 6 dan 9 d.8
6. Keterbatasan studi kekuasaan keluarga (ketiganya):
a. Kurangnya hubungan yang baik antara alokasi tugas dan pembuatan keputusan serta pola dominansi
keseIuruhan dala:m keluarga
b. Berfokus pada hasil akhir pembuatan keputusan, yang sulit menurut laporan anggota keluarga bukan
proses, yang memberikan informasi yang lebih ban yak mengenai interaksi dan dinamika keluarga.
c. Metodologis: Mewawancarai isteri. bukan seluruh keluarga.
d. Metodologis: Semata-mata bergantung pda laporan anggota keluarga sendiri (wawancara). bukan
mengombinasikan laporan sendiri dengan observasi aktuaL
7. a. 3 dan 4 b.5 c.7 d.6 e. 1 f.9 g.2 h. 10 i. 11 j.8
8. Salah 9. Salah 10. Benar
11. a. Konsensus: Kedua belah pihak saling mendiskusikan dan memutuskan.
b. Akomodasi: Satu pasanganimitra "meyakinkan" mitra yang lain untuk menyesuaikan atau semua
pihak memutuskan untuk membuat konsesus.
c. De facto: Tidak ada kesadaran dalam membuat keputusan nyata; "persoalan barn saja terjadi".
12. PenjeIasan bagaimana masing-masing variabel berikut memengarnhi kekuasaan keIuarga:
APENDIKS E

a. Jaringan komunikasi KeJuarga: Intensitas hubungan keJuarga yang tidak sarna memengaruhi
kekuasaan, khususnya sentralitas satu anggota atau lebih dalamjaringan interaksi (seorang perantara).
Anggota keJuarga yang memegang posisi perantara ini dapat menyaring informasi setelah mereka
melihat kesesuaian dan dapat menggunakan pengetahuan yang lebih personal mengenai sikap dan
pendapat anggota keluarga gunamemengaruhi mereka dan mendapatkan pengendalian yang lebih
besar atas keputusan.
b. Perubahan situasional: Suatu perubahan kehidupan keluarga yang tidak normatif dapat menyebabkan
a10kasi kekuasaan menjadi terdistribusi ulang. Misalnya, jika ibu menjadi cacat fisik dan tidak dipat
lagi menjalankan fungsi menjadi orang tua, ia dapat kehilangan implementasi kekuasaan.
c. Perbedaan etnik: Perbedaan etnik menyatakan pengaruran kekuasaan apa yang terlihat "benar" dan
dapat dite~ma anggota keluarga.
d. Bentuk koalisi: Dengan membentuk koalisi, anggota koalisi meningkatkan kekuasaan mereka yang
berhubungan dengan anggota keluarga lain.
e. Kelas sosial: kelas sosial memengarubi kekuasaan keluargadengan mengatur kondisi kebidupan
keluarga yang memengaruhi sumber masing-masing pasangan yang mereka bawa dalam hubungan
mereka, peran tradisi yang dimainkan pada kecenderungan kontemporer, lebih umumnya, kondisi
dasar yang ditinggali oleh keluarga saat inL
f. Perubahan perkembangan siklus kebidupan: Selama siklus kebidupan keluarga, tuntutan unit pada
keluarga bervariasi, dan daJam res pons terhadap baik tuntutan pola kekuasaan internal maupun
eksternal juga berubah. Misalnya, ketika awal pernikaJian, pasangan cenderung untuk lebih banyak
berbagi keputusan daripada ketika anak-anak lahir karena biasanya lebih banyak keterlibatan
emosional pada saat memulai hubungan mereka.
13.d 14. b ]5. c 16. bdand '17." cdand 18. c 19. d 20. Semuanya(a-e)

fll,!JAWABAN BAB 12
1. b 2. c 3. a 4. a 5. c
6. Struktur peran formaldari bipotetis keluarga: Keluarga dicirikan dengan pembatasanldemarkasi peran
yangjelas.
Suarni - Ayah:
Satu-satunya Provider-peran pencari nafkah

Tukangreparasi rumah dan tukang kebun.

Istri -!bu:

Peran pengasuhan anak.

Peran. pengurus rumah tangga (di dalam rumah).

Tidak ada peran bersama, maupun peran yang mereka inginkan untuk dibagi.

Peran pertemanan dan terapeutik tidak ada daJam pernikahan.

Peran seksual tidakjelas. tetapi mungkin tradisional.

7. !bu merasakan ketegangan dan kelebihan peran. Konflik dan ketegangan peran pernikahan dan menjadi
orang tua (pasangan yang menikah).
8. Untuk ketegangan peranan: (1) Mendiskusikan peran pengurus rumah tangga dan dan pengasuhan anak
dengan ibu dan membantu ibu untuk menegaskan kembali peran ini dalam hal perilaku apa: yang penting
untuk dipeliharadan perilaku mana (tugas) yang dapat disingkirkan atau dikurangi frekuensinya. (2)
Memfasilitasi diskusi antara pasangan mengenai peran ibu-istri dan membantu ibu menegoisasikan
peran sehingga ada distribusi tanggung jawab peran yang lebih seimbang.
Untuk konflik peran: (1) Mendorong ibu untuk mengungkapkan perasaan dan persepsinya mengenai
perannya dan kesesuaian antara peran yang ia emban (2) Membantu istri-ibu untuk menyelesaikan
masatah guna mengurangi ketidaksesuaian peran dan prioritas yang ada.
9. a.3 b.l c.9 d.4 e.2 f.7 g.8 h.5 i.6.
10. Benar 11. Benar 12. Salah
13. Keluarga pendapatan rendah. Peran pernikahan: Peran seksual kurang memuaskan dan menurunkan
manfaat, peran pertemanan dan terapeutik yang lemah. Peran menjadi orang tua: peran pengasuhan
anak: secara eksklusifmerupakan domain ibu (dan peran sentral dalam kehidupannya).
Keluarga kelas menengah: peran pernikahan: Peran seksual dibagi dan lebih memuaskan, peran
pertemanan dan terapeutik merupakan basis pernikahan yang kuat. Peran menjadi orang tua: Berbagi
peran pengasuhan anak.
14. Peran informal dalam keluarga (semua pernyataan ini benar):
APENDIKS E

a. Pemersatu (fungsional). k. Sahabat (mungkin atau mungkin tidak


b. Mediator (fungsional). fungsional).
c. Kambing hitam. I. Pendorong (fungsional).
d. Pelawak (fungsional). m. Penyelaras (mungkin atau mungkin tidak
e. Anak Gika peran formal adalah orang tua). fungsional).
f. Penghalang. n. Inisiator-Kontributor (biasanya fungsional).
-g. Penonton. o. Pengompromi (fungsional).
h. Pendamai. p. Pengikut.
i. Pionir keluarga (fungsional). q. Dominator.
j. '''Wajah tanpa ekspresi". r. Pencari pengakuam.
s. Martir.

ls.d

16. Mereka menguraikan bagaimana anggota keluarga telah mengalokasikan tugas-tugas untuk memenuhl
fungsi keluarga; mereka mengutarakan kebutuhan sosioemosional anggota keluarga dan keluarga serta
apakah dan bagailJlana kebutuhan ini dipenuhi.
17. Seorang individu Udak dapat memenuhi perkembangan karena ia dihargai hanya untuk perilaku tertentu
sehingga hanya matur/dewasa pada isularea yang dihargai saja.
18. a. Kelebihan peran.
b. Perubahan atau pergeseran peran, yang terjadi jika ada yang menikah lagi.
19. a. Apakah ayah (dalam kasus keluarga ayah tiri) adalah orang tua atau bukan (kebingungan peran
menjadi orang tua).
b. Ketidaksesuaian peran isteri dan ibu. Ia telah membagi loyalitas (untuk anak-anaknya dan suarninya),
d!ID konftik dilihat keUka memberikan dukungan sebagai isteri sekaJigus memberi dukungan sebagai
ibu.
20. Salah 21. Benar 22. Benar 23. Salah

~JAWABAN BAB 13
1. Nilai Masyarakat Amerika Nilai Keluarga Gardner
1. Produktivitaslpencapaian individu I. Mungkin berambisi untuk menjadi sukses-,setidaknya
berhasil dan mandiri-namun tidak mampu untuk me­
wujudkannya. (Mencatat frustasi dan sikap bermu­
suhan istri terhadap suarni karena masalah pekerjaan).
2. Individualisme 2. Tidak ada bukU.
3. MaterialismelEtika konsumsi 3. Tidak disajikan (tidak realistik untuk keluarga);
4. Etika bekelja 4. Isteri nampak merasa terikat dengan etika kerja di
rumah. Suarni tidak sesuai dengan nilai ini.
5. Pendidikan 5. Bukan salah satu nilai pusat keluarga ini. Mencatat
kurangnya perhatian pendidikan oleh orang tua dan
sedikitnyajumlah buku di rumah. .
6. Persamaan 6. Fungsi demokratis tidak diamati di rumah (otoriter,
struktur kekuasaan didominasi istri).
7. Perkembangan dan penguasaan ling- 7. Tidak menyiratkan kemajuan. Penguasaan atas ling­
kungan kung an tidak disajikan. (Lagi-Iagi, posisi yang Udak
berdaya membuat nilai ini tidak realisUk).
8. Orientasi masa depan 8. Orientasi masa depan tidak terlihat, tidak ada peren­
canaan yang diamati selama waktu pelaporan. Orien­
tasi masa sekaranglkini.
9. Efisiensi, keteraturan, dan kep~ak- 9. Nyonya Gardiner terlihat menempatkan nilai yang
tisan tinggi terhadap kepraktisan atas keteraturan. Mem­
berikan ibu suatu rasa kendali.
10. Rasionalitas 10. Nilai tidak terlihat.
I I. Kualitas hid up dan pemeliharaan ke­ 11. Kesehatan tidak dilihat sebagai suatu nHai yang pen­
sehatan ting (utama). Perawatan preventif/pencegahan tidak
tampak. Pelayanan asuhan anak digunakan karena
kebutuhan menerima pengobatan untuk masalah akut
yang nyata.
APENDIKS E 589
Ibu: Menyangkal masalah kesehatan dicatat menurut
masalah kesehatan dari Len's.
12. Toleransi terhadap perbedaan. 12. Sedikit bukti perubahan sosial di luar kebudayaan
sendiri.
2. Keprakhsan, keteraturanlketertiban, kebersihan nampak sangat dihargai.
3. Tidak diketahui. .
4. Istri-orientasi pekeljaan; suami-tidak mampu untuk berhasil dalam isularea ini. Nilai konftik antara
pasangan berkaitan dengan etika kelja. Istri adalah pekerja keras dan ia mengharapkan suaminya juga,
dan menjadi provider pencari natkah bagi keluarga, terlepas dari masalah emosionalnya.
5. Diskusi dengan pasangan mengenai keyakinan dan harapan tentang pekerjaan suami (menurut pandangan
baik suami maupun istri). Jika suami merasa bahwa "penderitaan depresi" merupakan masalah yang
mendasari. dorong ia (dan mungkin istri) untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menangani isu ini;.
jika suami dan istri yakin bahwa suami tidak memHiki keterampilan kerja yang dibutuhkan untuk
mencari pekerjaan yang baru. rujukan ke rehabilitasi pekerjaan atau pusat keterampilan tenaga kerja
. mungkin tepat. Diskusikan dengan pasangan kebutuhan bagi suami untuk merasakan bahwa ia dapat
mencari dan mendapat pekerjaan serta bagaimana anggota keluarga dapat secara positif mendorong
upayaini.
6. a, b, dan c 7. b 8. b
9. Empat nilai perubahan utama baru-baru ini:
a. Individualisme. Prioritas yang lebih besar saat ini menempatkan kebebasan memilih dengan turut
menurunnya familisme.·
b. Etika kerja. Suatu perubahan dari melihat bekerja sebagai suatu tujuan akhir menjadi suatu alat untuk
mendapatkan aspirasi yang lebih penting. Menurun dalam keyakinan bahwa kerja keras untuk
mendapat penghasilan dan menurun dalam makna intrinsik pekerjaan bagi banyak individu.
c. Toleransi terhadap perbedaan. Penelitian menunjukkan bahwa orang Amerika menjadi semakin to­
leran terhadap variasi gaya hidup. dan juga perbedaan etnik. Memperlemah mitos "melting pot"
(peleburan dan asimilasi budaya).
d. Persamaan. Egalitarianisme di dalam keluarga dan masyarakat meningkat. Kebebasan wanita
mungkin kekuatan terkuat dalam menyebabkan perubahan ini, namun kelompok yang tertekan juga
memperoleh pembagian sumber-sumber yang lebih adil dan lebih mempertimbangkan hak-hak
. mereka. kelompok ini meliputi anak-anak, orang sakitjiwa, dan kelompok lain yang terstigma.
e. Konsumerisme. Terdapat peningkatan eksploitasi sumber-sumber dan peningkatan dalam kegemaran
terhadap materi yang melibatkan pembuangan dan penggantian barang bukan penghematan.
f. Kesehatan dan kualitas hidup. Peningkatan jumJah kelas menengah Amerika melibatkan perbaikan
gaya hidu merupakan bukti peningkatan yang signifikan dari nilai ini di masyarakat.
10. b, c, dan d 11. a 12. Benar
13. Produktivitas, materialisme, individualisme, etika kerja, kemajuan, dan pendidikan.
14. Empatjawaban yang mana pun:
a. Etnisitas. termasuk latar belakang agamalreJigius.
b. Kelas sosial.
c. Pedesaan versus urban atau suburban (lokasi geografis).
d. Derajat akulturasi Qilai kebudayaan dominan.
e. Tahap siklus kehidupan keluarga.
f. Perbedaan generasi.
15. Benar (a-d) 16. c dan d

PlYJAWABAN BAB 14
1. Ini meIibatkan suatu analisis pola respons-kebutuhan keluarga.
Anggota Keluarga Kebutuhan Afektif yang Kebutuhan yang sudah terpenuhi
Dirasakan Orang tua
John (Ayah) Tidak didiskusikan di • Dari studi, tidak ada bukti bahwa
dalam sketsa. kebutuhan sosioemisional ayah dipenuhi;
perilaku yang tampakadalah bahwa
keluarga tidak memenuhi kebutuhannya
(perilaku menghindar-menjaga jarak dan
mabuk).
APENDIKS E

Ruby (Ibu) Tidak ada keluarga Tidak ada data yang menyiratkan bahwa
yang mengetahui keluarga memenuhi kebutuhannya; pada
perasaan kehilangan kenyataannya. ada bukti bahwa kebutuhan
dan depresi atau emosionalnya tidak terpenuhi (penyakit
kebutuhan ibu (untuk kejiwaan, depresi. dan pikiran bunuh diri).
dapat menjadi orang Priscilla, dulu merupakan orang kepercayaan,
tua yang baik. berfokus pada kebutuhannya sendiri dan tidak
dapat memenuhi kebutuhan hubungan Ruby.
Priscilla (Umur Orang tua mengetahui Sejak Ruby merasa terancarn oleh keberhasilan
13 tahun) kebutuhannya untuk manajemen Priscilla terhadap adiknya yang
mengarnbil peran ibu lebih kecil sementara tidak ada ibu mereka,
dan untuk mandiri. saat ini ia tidak marnpu untuk memperkuat
secara positif upayanya untuk menjadi orang
tua. Tidak ada orang tua yang mendorong dan!
atau memfasilitasi upaya Priscilla untuk
memisahkan diri (menjadi kurang terlibat
dengan keluarga dan lebih terlibat dengan
kelompok teman sebaya).
• Cindy (U mur' Tidak diekspresikan. Tarnpak jelas, ia menjadi rajin dan terlibat
10 tahun) dalarn proyek dan aktivitas sosial di luar
rumah, yang biasa ia lakukan. Keluarga tidak
memenuhi kebutuhan ini. Perilakunya,
terutama menjauh dari rumah dalarn waktu
. yang lama, mungkin karenaketidakmarnpuan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan
sosioemosionalnya. Priscilla berperan sebagai
orang kepercayaan Cindy, yang memberikan
suatu fasilitas untuk memenuhi beberapa
kebutuhan emosionalnya.
John Jr. (Umur • Hanya perlu Tidak ada bukti kebutuhan sosioemosional
6 tahun) dinyatakan bahwa John terpenuhi; kenyataannya, ada bukti
kematian Ann periJaku (fobia sekoJah, melekat ibunya,
mungkin mengancarn prestasi sekoJah yang buruk) bahwa
anak yang lebih kecil kebutuhannya tidak terpenuhi secara adekuat.
dan membuat mereka
merasa bahw~jika
mereka bersikap
nakai, mereka
mungkin akan
diarnbil dari keluarga.
Lisa (Umur4 Orang tua menyadari Kedua orang tua tampak menghabiskan lebih
tahun) masalahnya dengan banyak waktu dengan Lisa, atau berencana
memisahkan untuk memberikannya lebih banyakperhatian.
kecemasan dan Ia menunjukkan perilaku kebutuhan
pengaruh yang sosioemosional yang tidak terpenuhi;
mengancarn akibat menggelayut pada ibunya dan takut jika
kepergian Ann . ibunya pergi, dan mengompol, narnun tampak
menjadi anak yang terpenuhi kebutuhan
afektifnya oleh orang tua.
2. Tidak ada bukti langsung rnengenai apakah terdapat saling hormat menghormati, tetapi orang dapat
menyimpulkan bahwa ada ketidak pekaan yang bermakna sehingga sangat terbatas rasa hormat terhadap
kebutuhan satu sarna lain, karena sedikitnya persepsi dan pengakuan kebutuhan individu. di dalarn
keluarga.
3. Lagi, sepertinya dibatasi. Dua kali dicatat bahwa anggota keluarga tidak membagi perasaan mereka satu
sarna lain diUarn menghadapi kesulitan (ini merupakan cara dukungan emosional yang utama). Lisa
tarnpak disenangi dan diasuh lebih banyak oleh orang tuanya daripada anggota keluarga yang lain.
Priscilla juga memberi asuhan kepada Lisa. .'
APENDIKS E 591
4. Tarnpakhanya tiga set hubungan dalarn keluarga yang menunjukkan sifat ini: Antara Cindy, Priscilla,
Lisa, dan Ruby, serta Lisa dan John. Juga, Priscilla dan Ruby dahulu memiliki hubungan yang dekat.
Perasaan afeksi, menurut orang tua, harns diekspresikan hanya kepada dua anak yang paling ked!.
Derajat kesesuaianlkecocokan sulit untuk dievaluasi dalam sketsa ini. Tidak ada konftik yang terbuka
yang diuraikan antara anak-anak atau antara orang tua kecuali argumen antara Priscilla dan Ruby. John
dan Ruby menunjukkan tanda ketidakcocokan, menanganinya dengan menarik diri (John menjauh dan
mabuk, serta keduanya tidak mendiskusikan isu yang penting). Akan tetapi, bagian kurangnya diskusi
pasangan mengenai isu penting dan perasaan mungkin kaena kelas sosial dan harapan peran kebudayaan
(mis., mereka tidak melihat ini sebagai satu peran yang diharapkan dalarn pernikahan).
5. Ada bukti bahwa hal ini ada: (1) pasangan tinggal bersama (walaupun ikatan pemikahan harus diperkuat);
r
(2) Priscilla meniru perilaku dan peran ibu; dan (3 menyingkirkan kecemasan terhadap dua orang anak
yang paling kedl ketika ibu pergi.
6. Informasi di dalarn area ini terbatas. Akan tetapi, lebih ditekankan pada aspek kebersarnaan dengan
Priscilla dan anak-anak lainnya. Orang tua tidak menekankan pertumbuhan individualitas dan personal
(yang lebih banyak kemewahan dan fenomena kelas menengah)
7. Diagnosis keperawatannya adalah ketidakmampuan menjadi orang tua dari putra, John Jr. dan putri,
Lisa. Definisi karakteristik: Anak-anak melekat pada ibu, menunjukkan menjauhkan kecemasan; fobia
sekolah John Jr.; ibu cemas dan depresi; ayah menjauh hampir setiap saat. Faktor terkait: Hospitalisasi
ibu barn-barn ini, ketegangan pemikahan; kebutuhan psikologis tidak diakui dan dipenuhi; kemiskinan;
kepergian Ann dari keluarga; komunikasi disfungsional-menghindari isu-isu penting.
8. a. Pendidikan kesehatan: Meningkatkan komunikasi terbuka dan berbagi tentang isu-isu penting dalam
keluarga. melaksanakan pertemuan keluarga dan memhahas apa yang terjadi pada Ann, alasan
kepergiannya, dan hal ini tidak akan terjadi lagi pada anak yang lain. Diskusikan masalah kesehatan
ibu:"tanyakan pemaharnan keluarga tentang kedua situasi tersebut dan bagaimana perasaan mereka
saatini.
b. Pemodelan peran: Perawat keluarga berperan sebagai model peran bagi keluarga ketika isu-isusedang
didiskusikan. Model peran komunikasi terbuka, mendorong agar pendapat, persepsi, dan perasaan
keluarga dibagi.
9. a. Pemberian matriks penting bagi individuuntuk bertumbuh dan berkembang dan meningkatkan
kesehatan, fungsional, dan kepuasan orang.
b. Fungsi ini adalah pusat pembentukan dan kontinuitas unit kelul!fga (tanpa fungsi ini dipenuhi,.
c. Tidak ada sistem lain dalam bermasyarakat.(institusi) cukup dilibatkan dalam m~menuhi tugas ini,
dasar untuk melanjutkan sebagai keluarga akan menjadi lemah.
atau
d. Melalui pemenuhan fungsi ini, keluarga mengajari pertumbuhan individu bagaimana untuk
berhubungan dengan hangat dan akrab satu sarna lain.
10. Saling menghormati terhadap kebutuhan dan persoalan anggota keluarga.
11. Semuanya (a-d) ­
12. a. 4 b. 2 c. 1 d. I, 2, dan 3 e. 3 f. 1 g. 1 dan 2 h. 4
13. Tugas orang tua yang terkait dengan keterkaitan dan keterpisahan: (l)memberikin kesempatan bagi
keluarga dan anak untuk bersarna, (2) memiliki rasa memiliki dan kohesivitas kekeluargaan, dan (3)
meningkatkan identifikasi sehingga anak ingin terus bersarna dan berhubungan sebagai sebuah keluarga.
Secara bersamaan, orang tua harns memberikan kesempatan bagi anak untuk memiliki kebebasan dan
otonomi individu, memiliki pengendalian diri, kompeten, dan mandiri di luar keluarga. Keluarga melalui
orang tua, ijarns mencapai keseimbangan yang memuaskan antara keterpisahan dan keterkaitan, liengan
keduanya dihadirkan dan ditekankan secara tepat.
14. b dan c
15. Nilai-nilai atau prioritas (duajawaban manapun):
a. Mereka responsif terhadap ketertarikanlminat dan kebutuhan tertentu dari anggota keluarga .
b. Mereka menghargai individualitas dan keunikan.
c. Mereka memberi rasa hormat dan penerimaan tanpa syarat terhadap anggota.·
d. Anggota didorong untuk mandiri, kreatif, dan inovatif.
e. Keluarga menekankan keterpisahan lebih dari kebanyakan yang dilakukan keluarga.

;;';JAWABAN BAB"1S
1. Disiplin dan hukuman. Ayah memitberikan hukuman; menggunakan cara fisik (badan). Orang tua
menganggap kesalahan anak sebagai refteksi kegagalan orang tua rnereka secara adekuat, sehingga
592 APENDIKS E

mereka merasa teraneam dan malu dengaIl slkap rnereka yangsalai1.Anlikfunllimeras-amalucrmuk


"kehilangan muka" di depan keluarga. Oleh karena itu, hukuman lebih dari fisik, karena anak yang
dihukum juga merasakan sanksi interpersonal, penoJakan, pertidaksetujuan, dan menarik diri dari
penerimaan dan cinta.
Penghargaan. Orang tua tidak mengungkapakan bagaimana mereka memberi penghargaan kepada anak­
anak, keeuali ungkapan verbal Ny. Chin (di depan anak-anak?) kepada anak -anaknya, dengan menghargai
prestasi mereka, memberikan kehormatan yang besar bagi keluarga. Hal ini menunjukkan,suatu pola
pujian dan penerimaan verbal.
Pelatihan Moral. Keluarga sangat terstruktur dan mempunyai batasari yang jelas mengenai apa yang
benar dan salah. Hal ini disimpulkan melalui pengawasan saksama ketika anak-anak masih kecil (diduga)
dan melaui disiplin yang ketat ketika anak-anak sudah eukup besar untuk melakukan perilaku orang
dewasa (menekankan tanggungjawab, kemandirian). Ketika anak-anak masih keeil mereka mendapatkan
lebih banyak cinta dan kasih sayang tanpa syarat dari orang tua.
Otonomi dan ketergantungan. Anak-Anak didorong untuk bertanggung jawab dan otoriomi sejakusia •
sekolah; ketergantungan tidak diperkuat seeara positif seJama tahap perkembangan yang sama ini.
inisiatifdan kreativitas. Tidak disebutkan bagaimana orang tua menangani isu kreativitas dan mengambil
inisiatif.
Memberi dan menerima cinta. Ibu mengutarakan ekspresi kasih sayang yang banyak kepada anak-anak
ketika masih kecil, namun sejak usia prasekolah (bertahap) dan khususnya awal usia sekolah, anak-anak·
seeara afektif dijauhkan dari orang tua. Pada kenyataannya. orang tua berupaya untuk menjaga jarak
pada beberapa area, sehingga mereka dapat mempertahankan posisi rasa hormat dari anak-anak
mereka.
Pelatihan perilaku sesuai usia. Sedikit disebutkan kecuali bahwa tanggung jawab sosial (tugas rumah
tangga) dan prestasi sekolah (perkembangan intelektual) ditekankan dan ditingkatkan di dalam
keluarga.
2. Pendekatan membesarkan anak sangat adaptifuntuk keluarga ini. Orang tua sangat menginginkan anak­
anak mereka untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dari yang mereka miliki. Melalui pola sosialisasi
ini mereka melatih anak-anak untuk mandiri. produktif, dan berorientasi sukses.
3. Ibu mungkin memiliki tanggung jawab untuk masalah sehari-hari, tetapi ayah secara nyata memiliki
tanggung jawab utama untuk: memberikan sanksi terhadap perilaku yang salah, dan dengan demikian
terutama bertanggung jawab terhadap sosialisasi. Fungsi sosialisasi dilihat sebagai tanggung jawab
. utama bagi keluarganya.
4. Terdapat sedikit data yang dapat menyimpulkan tentang bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga
ini, namun satu rasa bahwa anak-anak sangat dihargai merupakan pusat aspirasi dan tujuan hidup orang
tua.
5. Keluarga tidak terakulturasi dengan kebudayaan dominan Amerika. Orang tua merupakan generasi •
pertama orang Cina-Amerika; mereka menganggap diri mereka bagian dari komunitas orang Cina, dan
nilai membesarkan anak mereka digambarkan selaras dengan nilai tradisional orang Cina. (Lihat Bab 20
untuk informasi Jebih banyak. mengenai keluarga Asia-Amerika). Dalam menguraikan praktik
membesarkan anak orang Cina, Sung (1967) membuktikan bahwa pola sosialisasi orang Cina benar­
benar merupakan pola secara kebudayaan.
Disiplin adalah ketat dan hukuman mudah didapatkan dalam rumah tangga orang Cina ... Anak
orang Cina diajarkan hal tersebut ketika mereka salah, hal ini bukanlah persoalan pribadi antara
dirinya dan nuraninya; ia membawa aib dan rasa malu bagi keluarganya dan orang yang didntai ...
Seorang bayi Cina dapat dipeluk dan ditimang, dihujani duman, dan tidur di lengan ibunya, namun
saat ia bertumbuh, ibu menarik ekspresi kasih sayang ...Orang tua orangCina berpikir mereka
dapat memelihara otoritas jika mereka cermat untuk menjaga jarak tertentu dari anak-anak
mereka... Ayah tidak pemah mencoba untuk menjadi teman dari putranya. maupun ibu dengan
putri tertuanya. ..Orang tua merupakan otoritas yang menuntut kepatuhan, dan otoritas harus
mempertahankan martabatnya.
6. Diagnosis keperawatan keluarga (pilih dari tabel dalam bab).
7. Intervensi keperawatan keluarga (pilih dari tabel dalam bab).
8. b
9. Semua jawaban di bawah ini benar:
a. Perkembangan bahasa.
b. Harapan dan norma sosiobudaya (benar dan salah).
c. Peran seksual.
d.Kieatlv1ias diUi.lnlsIaIiTiii·Qlvfdil.
e. Mendapatkan konsep, sikap, dan perilaku kesehatan.
10. Teknik membesarkan anak digunakan dalam suatu masyarakat berdasarkan pola kebudayaan, dan oleh
karena itu serupa dalam kecenderungan,kebudayaan keluarga tertentu untuk membesarkan anak-anak
mereka. Teknik pola kebudayaan ini dalam membesarkan anak berbeda di antara kebudayaan­
kebudayaan, begitu juga dengan ide dan keyakinan tentang kemampuan dan kebutuhan anak-anak
selama tahap pertumbuhan dan perkeinbangan mereka. SeJain itu, karena pola sosialisasi berbeda dari
satu kebudayaan dengan kebudayaan selanjutnya, dan begitu juga dengan norma kepribadian dan
harapan yang luas bagi perilaku personal.
11. a dan b 12. a
13. a. Satah b. Salah c. Benar
14. Beberapa perubahanlisu penting dari masyarakat yang memengaruhi pola membesarkan anak (semua
jawaban di bawah ini benar):
a. Penitipan anak bagi ibu pekerja dan rasa bersalah mereka akan pekerjaan dan ketidak puasan temadap
fasilitas yang tersedia,
b. Pertumbuhan jumlah keluarga orang tua tunggal dan seberapa baik keluarga dapat memenuhi fungsi
sosialisasi.
c. Pertumbullan jumlah keluarga orang-tua tiri dan seberapa kompleks masalah menjadi orang tua yang
dihadapi bentuk keluarga ini.
d. Metode atau pendekatan untuk membantu keluarga, ketika ada pen'ganiayaan atau pengabaian anak.
e. Penekanan atas isu satu jenis kelarnin dan konsekuensinya.
f. Informasi yang berkonflik dari "ahli" mengenai bagaimana cara membesarkan anak.
15. Sikap afuu keyakinan yang membatasi efektivitas meJiputi:
a. Keyakinan kuat bahwa keteraturan, kerapian, kepatuhan, derajat pengekangan, atau ketegasan
diinginkan dan hams penting bagi setiap orang.
b. Nilai dan keyakinan kaku yang dianut bahwa ada suatu cara yang "benar dan tepat" untuk membesarkan
anak.
c. Keyakinan agama menunjukkan bahwa kebiasaan dan teknik tertentu adalah "baik" dan yang lain
adalah "buruk" atau "berdosa",
d. Keyakinan bahwa ibu atau orang tua bertanggung jawab tunggal atas perilaku anak-anak mereka
(menyalahkan orang tua),
e. Sikap keluarga terhadap situasi tidak reJevan, atau kurang signifikan, sementara "apa 'yang terbaik
untuk anak" hams menjadi fokus (menyingkirkan pertimbangan desakan dari lingkungan keluarga).

fJa;JAWABAN BAB 16
1. Praktik diet, tidur dan istirahat, latihan dan rekreasional, penggunaan obat penenang dan terapeutik,
perawatan diri, higiene, penggunaan intervensi berbasis medis jika sakit, dan menggunakan terapi
komplementer dan altematif.
2. Diet yang buruk, kurang latihan, stres terkait pemikahan p\.ltrinya yang mendatang dan keberangkatan
putranya.
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan.
Perilaku sehat.
Ketidakefektifan manajemen program terapeutik individu..
4, Mengubah praktik memasak dengan memasukkan makanan berserat tinggi, rendah lemak, kalori rendah.
Memulai program aktivitas fisik harian (10 menit sehari). Menyingkirkan herba dan obat-obat rumah
ya.."lg mengandung komponen perangsang usus. Jika diare berlanjut, anjurkan Ny. Diaz berkonsultasi
dengan dokter jika uji diagnostik atau skrining lain diperlukan. Anjurkan keluarga mempertimbangkan
untuk menghadiri kelompok dukungan seperti Weight Watchers, atau setidaknya mulai melakukan olah
raga jalan secara teratur bersama-sama atau dengan ternan-ternan.
5. Semua kecuali e. Dokter dan perusahaan asuransi kesehatan memiliki pengendalian total secara praktik
mengenai kapan dan di mana mereka akan dirawat.
6. a. Status sosioekonomi (juga dapat mengidentifikasi tingkat pengetahuan, yang berkaitan dengan status
pendidikan dan sosioekonomi).
b. Perbedaanjenis kelamin.
c. Penyebaran masalah kesehatan di komunitas (gejala prevalensi atau masalah tertentu diterima sebagai
APENOIKS E

bag/im Icehidupandarldengan demlkiin ' dwandaJigseoagru sesiiiluyangtidiKterlliiiiran; fiOaK


terelakan. dan "normal"). "
d. Perbedaan kebudayaan,

7, Orientasi Keiompok Orientasi YQng Lebih Sering disebut

a. Orientasi perasaan·status. a. Pasien kIinik sakh kronik (kelompok sosioekonorni bawah),


b. Orientasi performa. . b. Kedua kelompok.
c. Orientasi gejala. c. Kelpmpok mahasiswa kedokteran (latar belakang kelas
menengah dan kelas atas, lebih muda mengasumsikan dengan
baik).
8. Studi Koo menemukan bahwa saat jenjang kelas sosial menurun. kurangnya pengakuan terhadap gejala.
kurangnya perhatian terhadap gejala penyakit semakin meningkat. Juga. ketika individu gagal mengenali
periIaku sebagai indikasi penyakit yang mungkin. mereka gagaI untuk mencari perawatan medis.
9. Enam faktor afek dan kognisi·perilaku spesifik diidentifikasi dalam model Pratt sebagai mekanisme
. motivasi utama untuk menjalankan prilaku yang meningkatkan kesehatan. Yaitu: (1) manfaat tindakan
yang dirasa, (2) hambatan tindakan yang dirasa, (3) kecakapan diri yang dirasa (self-efficacy), (4) afek
terkait aktivitas (5) pengaruh interpersonal, seperti teman sebaya dan keluarga, dan (6) pengaruh
situasional. Karakteristik dan pengalaman individu (meliputi pengaruh perilaku terkait dan faktor
biologis, psikoIogis. dan sosial·budaya seseorang sebeIumnya) dianggap berperan mengaktifkan enam
perilaku kognisi khusus dan secara langsung memengaruhi periIaku promosi kesehatan. Selain itu,
kemungkinan seseorang menjalankan perilaku promosi kesehatan dianggap dipengaruhi oleh rasa
kornitmen seseorang terhadap rencana tindakan dengan strategi tertentu serta kemampuan seseorang
untuk menyeimbangkan persaingan antara tuntutanlkebutuhan dan pilihan
10. Pratt menyimpulkan bahwa keIuarga-keIuarga Amerika biasanya tidak cukup menyeIesaikan fungsi
pelayanan kesehatan mereka berdasarkan pada pengamatan berikut:
• Banyak rumah yang tidak sesuai untuk memelihara kesehatan, dan mengendaiikan penyakit infeksi
serta keceIakaan (padat. keamanan zat berbahaya, poIusi, kurangnya pengendalian penyakit infeksi).
• MeIuasnya praktik kesehatan individu dan keluarga yang tidak sehat.
• Penyalahgunaan obat yang tersebar luas.
• Anggota keluarga yang bergantunglcacat tidak diasuh secara adekuat.
• Penggunaan layanan kesehatan yang tidak sesuai atau tidak cukup sering ditemukan.
• Tingkat pengelahuan kesehatan yang tidak adekuat.
• Praktik perawatan diri keJuarga tidak memuaskan. Alasan ketidakpuasan ini adalah:
• Struktur dasar sistem pelayanan kesehatan (dorninasi penyedia peIayanan kesehatan; struktur
birokratis).
• Struktur Keluarga sendiri (keluarga perlu untuk lebih secara luas dilibatkan dengan masyarakat
dan suarni·ayah perlu aktif diIibatkan).
• Ketiadaan akses dalam hal ketiadaan asuransi kesehatan.
11. c
12. Pilih empat dari empat berikut ini:
a. Riwayat nutrisi (catatan makanan keluarga selama tiga hari).
b. Mengamati perbedaan kualitas dan kuantitas diet anggota keluarga. Apakah inspeksi visual
menimjukkan tinggi dan beratlbadan yang normal?
c. Identifikasi manapun pi Ii han khusus makanan keluarga (secara kuItural, secara filsafat, atau pola
makan diet berdasarkan tren). .
d. Aspek psikososial waktu makan dan makan (makanan digunakan sebagai suatu penghargaan atau
hukuman)?
e. Karakteristik belanja, perencanaan. dan penyajian makanan.
13. a. Apakah jum1ah jam tidur sesuai dengan usia dari tiap anggota keluarga?
b. Adakah waktu reguler yang ditetapkan untuk anak·anak untuk pergi bangun dan tidur?
c. Apakah ada anggota keluarga yang rnempunyai masalah tidur? Jika dernikian, apa masalahnya?
14~ a. Apa jenis rekreasi keluarga yang melibatkan aktivitas fisik yang keluarga Anda ikuti? .
b. Seberapa sering Anda ikut dalam aktivitas fisik sebagai keluarga? Apakah semua anggota turut
serta?
c. Bagaimana pengaruh aktivitas fisik yang dilakukan keluarga terhadap kesehatan ke1uarga?
15. Semua benar (a-e) .
16. Akupunktur, akupresur, aromaterapi, biofeedback, sentuhan terapeutik, suplemen herba. obat rumah,
hipnoterapi, diet gaya hidup, manipulasi (chiropractic, osteopati), masase, meditasi, megavitamin,
suplemen nutrisi, konseling spiritual, terapi relaksasi.
t7:~ebijliffian-memoenKaniiSu:tiaiiaanpotei'iSrKereganganpemoenastiffiiii; ;
18. Semua sttategi intervensi dapat secara efektif digunakan pada situasi ini.
19. a. Selalu mengikuti aturan manufaktur mengenai larntan pembersih, bedak, atau zat kimia.
b. Menyimpan zat tobik, abrasif, atau korosif dengan baik dan jauh dari jangkauan anak.
c. Jangan menyimpan dan menggunakan ulang obat yang sudah lama.
20. Pilih empat dari jawaban berikut:
a. Pentingnya fluorida untuk meningkatkan ketahanan gigi dari pembusukan.
b. Pentingnya menyikat dan menggunakan benang gigi (dan penggunaan metode menyikat gigi yang
efektif).
c. Peran karbohidrat (tajin dan gula) dalam menyebabkan karies gigi dengan teratur.
d. Pentingnya memerlksakan gigi dan membersihkan gigi.
e. Terapi awal karies gigi dan terapi utama masalah ortodontik.
21. a, b, dan c
22. Menanyakan tentang penyakit khusus (keduanya berdasarkan genetik dan penyakit terkait lingkungan)
anggota keluarga atau orang tua mereka atau kakeklnenek mungkin pernah mengalami.

~-'AWABAN BAB 17
1. Sttesor jangka pendek menyangkut keluarga:
Suami pengangguran
Mendapatbantuan kesehteraan dan kemudian terancam dihentikan
Kehilangan Ann (kepindahan dari rumah)
Penyakit, hospitaiisasi, dan pemulihan Ruby barn-barn ini
Depresi dan pikiran bunuh diri Ruby
Stresor Jangka panJang menyangkut keluarga:
Campur tangan yang dirasa dari ibu John.

Jarak emosional dan kurangnya komunikasi di dalamkeluarga dan terutama di dalam hubungan

pernikahan.

Pergerakan geografis yang terus-menerus, dari satu komunitas ke komunitas berikutnya, sehingga

tidak ada jaringan sosial yang stabil dan cukup untuk dibentuk.

Partisipasi suami yang minimal dalam kehidupan keluarga dan kebiasaan rnabuk suami.

Kekuatan ke1uarga:
Adanya sistem dukungan sosial, walaupun sedikit: Menerima bantuan dari ldinik kese~atan jiwa,

Ny. Law, tetangga.

Ruby peduli dan berkomitmen terhadap anak.

Orang tua tinggal bersama dan minat ayah akan Lisa dan potensi keikutsertaan ayah yang lebih

besar di dalam kehidupan keluarga.

Motivasi orang tua untuk mencari pekeljaan. cukup secara finansial.

Minat dan kemampuan Priscilla mengasuhanak.

2. Kemampuan orang tua untuk bertindak berdasarkan definisi objektif dan realistik terhadap situasi me­
reka terbatas. Dalam hal campur ·tangan ibu John, mereka memersepsikan peristiwa sebagai masalah
yang tidak dapat mereka 'kendalikan. Mereka melihat masalah akibat perilaku ibu John; bukan situasi
yang mereka harus komunikasikan dengan satu sama lain dan dengan ibu John untuk' mendefinisikan
masalah dan mengidentifikasi cara menangani situasi yang menghasilkan kepuasan bersama. Data tidak
mengungkapkan persepsi orang tua tentang mengapa Ann dipindahkan atau mengapa bantuan kese­
jahteraan dihentikan. Ruby secara pribadi menghambat situasi orang tua, merasa bahwa anak-anaknya
akan baik-baik saja tanpa dirinya dan tidak menginkan ia kembali.
3. a. Strategi koping fungsional: . '
Tidakada bukti penggunaan sttategi koping internal terkait sumber internal keluarga seperti semakin
besar ketergantungan keluarga, semakin meningkatkan pembagian perasaan dan pikiran, meningkatkan
aktivitas bersama, dan mengendalikan makna stresor.
Keluarga (Ruby dan kemudian keluarga) mencari sistein dukungan utama ketika masalah menjangkau
sejumlah krisis (klinik kesehatanjiwa). Tetangga, Ny. Law, telah membantu keluarga. Akan tetapi
keluarga, karena terus berpindah, tidak dapat membentukjaringan dukungan sosial yang adekuat.
b. Strategi koping disfungsional:
Pasangan menarik diri-pasangan tidak berkomunikasi terbuka dengan satu sama lain; suami menarik
din secara fisik dan keluarga dan melalui kebiasaan minurnnya.
Menggunakan penyangkalan terhadap masalah nyata keluarga. Mereka melihat campur tangan ibu
APENDIKS E

Jonifseoagar-masatiiIfUtama.Pen-g-gUIfa:an-mitos-keluargnepurar--sumberkonflik-inT1ampakllyata-.
Mitos keluarga, lebih khusus, ditunjukkan oleh ungkapan "kami adalah keluarga bahagia selarna ibu
John menjauh." _ .
4. Tingkat adaptasi keluarga buruk. Proses adaptasi bemlang karni telah membumk karen a stresor bemlang
dan bam serta cara keluarga yang tidak efektif menangani situasi yang penuh stres.
S. Ketidakmarnpuan koping keluarga-ditunjukkan oleh banyaknya penggunaan strategi koping disfung­
sional, seperti suami menjauh adri keluarga dan mabuk, bukan menghadapi masalah; orang tua tid;lk
membahas masalahlkekhawatiran mereka dengan satu sarna lain dan dengan anak-anak (khususnya anak
tertua), dan penggunaan mitos keluarga.
6. Intervensi keperawatan keluarga untuk menangani diagnosis keperawatan ke\uarga di atas meliputi:
• Membantu keluarga mengatasi situasi yang penuh stres secara lebi\:l efektif dengan: Meningkatkan
sistem sosial keluarga (~embawa sosial informal-Ny. Law dan mungkin tetangga, ternan, keluarga
yang Jain~bersarna-sarna dengan orang tua untuk meningkatkan dukungan); mendorong keluarga
atau orang tua untuk terus menemui konselor di klini kesehatan jiwa dan mendorong orang tua untuk
mendiskusikan dengan konselor cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan ayah suami; rujuk orang
tua ke pekerja sosial untuk membahas mengenai kehilangan bantuan kesejahteraan; dan rujuk orang
tua ke layanan perlindungan untuk membahas kepindahan Ann dari rumah.
• Memfasilitasi komunikasi dan kohesi keluarga. Mengajak anggota keluarga (orang tua-anak) ber­
sarna-sarna berbagi perasaan dan pikiran. Mendorong komunikasi yang jujur dan terbuka di antara
anggota keluarga. .
• Membantu orang tua menggali persepsi mereka terhadap situasi yang penuh stres (berbagai stresor
-mereka) dan tindakan apa yang hams mereka lakukan. Membantu mereka untuk melihat kekuatanl
sumber dan membi ngkai ulang masalah dan distres mereka sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
komprehensif, dan lebih realistik dan positif. Terutarna mendorong Tn. Nicholas untuk terlibat
dengan penyelesaian masalah bukan menarik diri.
7. a 8. b, c, dan e
9. a.7 b. 1 c.6 d.3 e. S f.4 g.2
10. Salah 11. Benar 12. Benar 13. b 14. c
IS. Semua memiliki derajat stres yang berbeda (lihat Tabel 17-2).
16. Strategi koping internal (dua):
a. Fleksibilitas peran. Kemarnpuan anggota keluarga untuk beradaptasi dengan pergeseran peran jika
perlu.
b. Ketergantungan kelompok keluarga. Semakin ketatlkaku struktur dan. pengendalian sub-sistem, se­
makin besar derajat keterpaduanlkohesivitas dan keteraturan keluarga
c. Penggunaan humor. Memperbaiki sikap terhadap masalah dan memberi beberapakelonggaran dan
keringanan bagi situasi penuh stres.
d. Semakin sering berbagi bersama-sama. Meningkatkan upaya keluarga untuk membahas tentang
perasaan dan pemikiran, berpartisipasi dalarn aktivitas keluarga.
e. Normalisasi. Ketika dihadapkan dengan stresor jangka panjang, orang tua menormalisasi kehidupan
keluarga untuk meminimalkan gangguan ke\uarga terhadap_stresor.
f. Pengendalian makna masalah. Menafsirkan atim mendefinisikan perubahan atau peristiwa secara
realistik, dan objektif (ketika penguasaan kognitif terlibat). Pembingkaian uiang situasi secara lebih
positif.
g. Memecahkan masalah bersama. Keluarga dapat bersama-sama mendiskusikan suatu masalah, solusi,
dan mencapai konsensus.

Strategi Koping Eksternal (dua)

a. Mencari informasi. Informasi yang bersangkutan dieari untuk mengatasi masalah yang ada.
b. Memelihara hubungan yang aktifdenganmasyarakat yang lebih luas. Hal ini merupakan karakteristik
gaya hidup yang lebih umum, yakni anggota keluarga mempunyai batasan dan secara tems menerus
mengambil bagian dan melibatkan diri mereka di dalam organisasi dan aktivitas masyarakat.
c. Mencari dan menggunakan dukungan sosial. Sistem dukungan sosial befungsi untuk menyediakan
dukungan dan bantuan apapun yang lebih umum atau kebutuhan dasar. Sistem dukungan sosial ini
terdiri dari teman. extendedfamily (keluarga besar), atasan, karyawan, tetangga, kelompok (termasuk
kelompok bantuan), organisasi dan agensi dan profesional.
d. Mencari dukungan spiritual. Jenis dukungan ini meliputi mengikuti kegiatan ibadah, ritual,
kepercayaan kepada Tuhan dan menghadiri gereja, kuil, mesjid, atau fasilitas keagarnaan Jainnya
bersarna-sarna sebagai keluarga.
17. Strategi adaptif disfungsional keluarga (empat):
APENDIKS E 5.97
-a.perTfaK:uke7iiirasaii·jJQSiiiigarvsuamf:iSffi:Dalam-berespons ternaaap'ffifstrlISiyang lerpenOam di
dalam. hubungan pemikahan dan perselisihan pemikahan pasangan. salah seorang pasangan
menyerang pasangannya.
b. Penganiayaan anak. Kekerasan fisiko pada umurnnya oleh satu atau kedua orang tua. terhadap satu
atau lebih anak mereka.
c. Mengambinghitamkan. Pemilihan satu atau lebih anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai
masalah keluarga. Pemberian label negatif dan menimpakan eksploitasi peran tidak sehat pada
korbanlkambing hitam.
d. Penggunaan ancaman. Dengan menggunakan ancaman atau pengasingan dari pergaulan. pengusiran
atau tindakan yang bersifat merusak diri. keluarga menjaga anggotanya di dalam konformitasl
kesesuaian. Tindakan "keterpisahan" individu dengan demikian dibatasi.
e. Triangling. Masuknya pihak ketiga ke dalam hubungan diadik yang penuh stres ketika tingkat stres
mencapai titik di mana penurunan stres terlihat. Hal ini merupakan tindakan eksploitasi pihak ketiga
dan tidak menyelesaikan masalah dalam hubungan.
f. MilOS keluarga. Kepercayaan terbentuk dalam keluarga sendiri tentang pemenuhan keinginan. Hal
ini cenderung untuk menyembunyikan masalah yang nyata dan membatasi altematif dan sumber
pemecahan masalah.
g. Pseudomutualitas. Memelihara suatu keakrabanlkedekatan yang palsu atau pura-pura: Anggota
keluarga mempunyai kesukaran dalam menyatakan afeksi dan keakrabanlkedekatan. Akibatnya.
mereka menciptakan kebiasaan dan ritual yang menyebabkan respons kedekatan dan keakraban yang
patsu.
h. Otoritarianisme. Hal ini merupakan respons adaptifjangka panjang untuk mengatasi perasaan ketidak
berdayaan dan ketergantungan. Salah satu anggota keluarga menjadi dominator dan anggota yang
lain menjadi bawahan lainnya. Semuanya "hi lang" di dalam struktur keluarga jenis ini. karena tidak
ada kesempatan untuk mempelajari nilai negosiasi. diskusi. dan bagaimana berhubungan secara
efektif dengan orang lain tetapi juga menjadi otonomi.
18. b dan d .
19. a. E b. D c. D d. E e. E f. D g. D h. E i. F j. F k. F l. F
20. b. c. dan d 21. Pengabaian lansia.

~JAWABAN BAB 18
1. Walaupun kita ingin memvalidasi siapa yang dianggap "keluarga," jelas bahwa keluarga besar sangat
penting dan mungkin dianggap keluarga itu. Pada keluarga itu kita ketahui bahwa ada ibu dan kedua
. anaknya dan keluarga mereka. Lupe Lopez tampaknya memiliki anak lain mengenai siapa anaknya kita
tidak mendapatkan informasi. Panduan pengkajian etnik pada Tabel 8-6 digunakan untuk mengumpuI­
kan informasi berikut:
• Identitas etniklras: Puerto Riko.
• Bahasa: Lebih menyukai berbicara bahasa Spanyol. Mereka sedikit berbicara Bahasa Inggris.
walaupun putri Jorge belajar berbicara bahasa Inggris dengan cepat di sekolah. Kecakapan bahasa
Lupe Lopez tidak diketahui. walaupun orang mengharapkan bahwa kelancaran penggunaan Bahasa
Inggrisnya terbatas karena merupakan bagian dari generasi yang lebih tua,
• Tempat kelahiran dan riwayat imigrasi: Puerto Riko. Keluarga Jorge Lopez datang dari Puerto Riko
satu tahun yang lalu dan menetap di Kota New York. Tidak diketahui tentang riwayat imigrasi ibu.
• Mobilitas wilayah: Hanya riwayat imigrasi di atas yang diketahui.
• Afili~ilkeanggotaan kelompok etnik. keanggotaan lingkungan sekitar, tampilan rumah. transisi
kehidupan keluarga atau pandangan keluarga mengenai sejauh mana mereka diterima di komunitas
atau dipengaruhi oleh diskriminasi: Tidak ada satu pun diketahui mengenai informasi ini; khasnya
orang Puerto Riko tinggal di Iingkungan padat di Kota New York dan menghadapi diskriminasi
pekerjaan.
• Keyakinan dan praktik kesehatan budaya: Tidak diketahui. namun kita mengetahui bahwa keluarga
besar tidak percaya Lupe terkena diabetes. Mereka percaya Lupe mengalami penyakit "gula". suatu
istilah lain dari diabetes dan penyakit jiwa ("nervios") yang disebabkan kontlik keluarga di rumah.
Apakah ini merupakan ketidakpercayaan atau kesalahpahaman pada pengobatan Barat atau istilah
medis? Jorge menyatakan bahwa keluarga ingin membawa Lupe ke rumah dan mengonsultasikan
keluarga ke yerbero (ahli herba) dan ahli spiritual (espiritista atau santero). Mereka adalah orang
yang mendapat pengetahuan mereka dari roh dan mengobati penyakit berdasarkan instruksi dari roh.
Herba. losion. krim. dan masase juga sering kali digunakan (Spector, 2000).
APENDIKS E

Statussos"fiifKeriiarga,-lCeftiargii Torge"merupakanoagTiili 1feraSoawaIi=lfelUarglf-pelrel';f<rmmon~ .


Kedua orang tua bekelja, namun dengan pekerjaan yang membutuhkan sedikit keterampiJan. Secara
ekonomi, mereka harns berjuang karena Jorke bekeIja dua shift untuk memenuhi kebutuhan.
Pendidikan: Tidak diketahui, kecuali bahwa putri remaja mereka pergi ke. sekolah.
2. Selain melakukan pengkajian pada area yang memiliki data yang hilang, informasi yang harns kita
ketahui meJiputi: Siapa yang menyusun keluarga? Hal ini penting untuk melengkapi genogram keluarga
jika mungkin untuk mendapatkan informasi ini. Dukungan keluarga merupakan eara utama anggota
kelaurga dan keluarga Puerto Riko menghadapi masalah kesehatan. Dleh karena itu, kita harns. menge­
tahui siapa saja anggota keluarga, peran apa yang mereka mainkan (khususnya dalam membuat ke­
putusan), dan dukungan sosial apa yang tersedia. Terutama, sangat penting untuk menanyakan tentang
Iingkungan keluarga-di mana mereka tinggal dan keadekuatan tempat tinggal mereka. Kita juga harns
menggali lebih lanjut keyakinan keluarga ten tang masalah kesehatan Ny. Lopez dan persepsi mereka
tentang gejala dan etiologi masalah. Kita harns memahami perspektif keluarga mengenai mereka pikir
masalah Ny. Lopez adalah nervios bukan diabetes dan apa pendapat mereka tentang penjelasan dokter
untuk mengobati Ny. Lopez.
3. Intervensi keperawatan keluarga berdasarkan kebudayaan meliputi:
• Memelihara interaksi yang saling menghormati, ramah, dan hangat dengan keluarga, menyadari
bahwa Ny. Lopez mungkin merasa terisoJasi di rumah sakit dan memerJukan anggota keluarga untuk
mendukungnya. .
• Peka terhadap struktur keJuarga Latin yang menganggap penting k.eluarga besar dan orang dewasa
biasanya memiliki Jebih banyak otoritas. Jorge Lopez tampak dominan di keluarganya. Hal 1m
berdasarkan interaksi dengan keluarganya dan perawat (ia bertindak sebagai juru bieara keluarga).
• Peka terhadap keyakinan kesehatan keluarga dan penggunaan praktisi tradisional. Menjelaskan
bahwa diabetes juga disebut penyakit "guJa" dLKaribia. Setelah menanyakan pertanyaan lebih lanjut
mengenai keyakinan mereka tentang penyakit Ny. Lopez dan mengapa mereka Ny. Lopez terkena
"gula" dan nervios, serta apa yang mereka pahami ten tang penjelasan dokter mengenai diabetes,
informasi medis yang mereka terima harns diklarifikasi. Perawat juga ingin mendiskusikan persepsi
dan keyakinan keluarga dengan dokter Ny. Lopez. Perawat harns mendorong keluarga untuk tidak
membawa pulang Ny. Lopez, tetapi menunggu dan menemui dokter dan kemudian menanyakan
dokter lebih lanjut untuk mengklarifikasi diagnosis dan rekomendasi terapi. Jika mereka meyakini
bahwastres akibat konflik keJuarga menyebabkan penyakit, maka menggunakan kedua sistem
perawatan secara simultan dapat membantu dan membuat pengobatan Barat lebih dapat diterima oleh
keluarga. Penggunaan herba tertentu mungkin baik dan tidak berbahaya. Penggunaan santero atau
espiritista dapat membantu mengurangi stres Ny. Lopez-yang dapat dipieu oleh penyakit. Dengan
perawat mengakui bahwa hal ini adalah keyakinan dan reneana keluarga, akan dapat inenerima dan
menghormati persepsi dan keinginan keluarga. Jika keluarga memutuskan untuk menggunakan kedua
sistem perawatan, dokter (profesional kesehatan lainnya) perlu memeriksa bersama praktisi tradisional
alau keluarga mengenai apa rencana yang akan dilakukan keluarga. Jika herba direkomendasikan,
salah satu praktisi perlu memastikan obat ini tidak berinteraksi seeara negatif dengan obat diabetes."
Dalam Iiteratur orang Afrika-Amerika, ditemukan penjelasan keyakinan tradisional tentang penyakit
"gula" (diabetes). OJ wilayah Karibia, beberapa keluarga masih memegang keyakinan tradisional
berikutnya tentang "gula" (kita harns memvalidasi apa keyakinan keluarga). Penyakit ini diketahui
terkait dengan keturunan, disebabkanmakan makanan mengandung tepung, berlemak dan kekha­
watiran berIebihan tentang keluarga dan stres terkait pekeljaan. Kebanyakan pasien,. tidak segera
berkonsultasi dengari kokter saat gejala khas diabetes muneul (haus. penurunan berat badan, poliuria).
Mereka akan berupaya mengubah diet dan menggunakan herba dan minuman obat (sering kali
diresepkan oleh praktisi tradisional), serta mengupayakan keharmonisan hubungan dalam keluarga
dan relasi lainnya (Mayhew, J 988). Fishman et aI., (1998) menyatakan bahwa jika penyedia Jayanan
kesehatan menjelaskan kepada keluarga bahwa gula darah pasien terlalu tinggi dan obat diperlukan,
maka pasien dan keluarga dapat lebih siap menerima pengobatan. Dbat dianggap sebagai agens yang
pahit yang menurunkan kandungan gula. Pasien juga dapat menginginkan untuk menggunakan ber­
bagai teh herb a, bawang putih, dan jus lemon sebagai pengobatan altematif di rumah atau tradisional.
Beberapa lansia takut obat akan terlalu kuat bagi mereka dan meneiptakan ketergantungan. Ketakutan
ini diperburuk dengan mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan mengalami diabetes seumur
bidup dan harns mengonsumsi obat selamanya.
4. Orang Meksiko-Amerika (sekitar 60 %), orang Amerika Tengah dan Selatan, Kuba, dan Puerto Rico.
5. Semuajawaban benar (pilih tiga) :
a. Perbedaan Bahasa.
APENDIKS E

iT. Perbedaan-agama:
c. Perbedaan keJas sosial {sejumlah besar pekerja agrikultural dan buruh bermigrasi).
d. Praktik diskriminasi dan pemisahan orang Amerika.
e. Kedekatan orang Meksiko-Amerika dengan Meksiko, sehingga orang Latin dapat menyebrang ma­
suk dan keJuar dengan sering. Akibatnya hal ini memperkuat ikatan mereka dengan Meksiko dan
mengurangi kebutuhan mereka untuk menjadi terJibat dengan beberapa institusi di Amerika Serikat.
6. Salah (Familisme merupakan identifikasi kuat orang Latin dan komitmen mere"ka terhadap keluarga
mereka).
7. Benar.
8. Salah (Bukti memperlihatkan bahwa ayah-suami mungkin tidak pernah memegang kekuasaan absolut
sebagai situasi normatif. Walaupun otoritas utama pria berkurang, kebanyakan keluarga Meksiko­
Amerika masih didominasi pria.)
9. Benar. 10. a, b, dan d
11. Area Nilai tradisi orang Latin
Keluarga Orang Latin lebih rnengutamakan keluarga daripada diri sendiri.
Pekerjaan Pekerjaan tampak sebagai sesuatu yang dibutuhkan agar dapat
hidup. Pengalaman hidup Jainnya (pengalaman sosial dan emosional)
lebih dihargai, daripada pekerjaan.
Materialisme Objek material dipandang penting dan bukan sebagai akhir dari hal
itu sendiri. Status sosial dan prestise lebih mungkin didapat dari
kemampuan untuk mengalami sesuatu secara intelektual dan
emosional. Hubungan sosial dan keluarga lebih penting dari
akurnulasi kekayaan.
Waktu Dan ketetapan waktu Waktu adalah pemberian yang dinikmati. Ketepatan waktu bukan
merupakan nHai moral yang penting seperti yang berlaku pad
amasyarakat AS.
. Hubungan interpersonal Orang Latin menghargai diplomasi, hubungan sosial dan ramah
tamah, serta kebijaksanaan. Mereka peduli tentang menunjukkan
rasa horrnat dan ekspresif sec.ara emosional, lebih detail, dan tidak
langsung dalam komunikasi mereka.
12. Salah (Perubahan yang paling besar adalah berkurangnya otoritas suami-ayah dan peningkatan egalita­
rianismelkesejajaran).
13. Salah (Dua pola membesarkan anak utama adalah bahwa sosialisasi dengan jelas terkait peran gender
dan anak diajarkan untuk menghorrnati ayah, orangyang lebih tua, dan figur otoritas).
14. Salah (Etika resiprositasltimbal balik berkaitan dengan sistem kewajiban, dukungan, dan bantuan ber­
Sama di dalam keluarga besar).
15. 1. a 2. d 3. f 4. b s.c 6.e
16. a. Mal de ojo d. Caida de La mollera
b. Penyakitjiwa e, Mal PUesto

c.Empacho f. Susto

17. a. A b. A c. B d. B e. B f. A
18. Strategi koping keluarga: Mencari dukungan sosial dari keluarga besar dan dukungan spiritual. Implikasi
~~ ,

a. Jika strategi koping ke1uarga yang berasal da,ri kebudayaan tidak digunakan, kaji penggunaan stra­
tegi koping lainnya yang mung kin bagi keluarga.
b. Dukung strategi koping keluarga.
c. Jika keluarga tidak mempunyai strategi koping yang berpola budaya utama yang tersedia.dan kelu­
arga mengalami frustrasi karena hal yersebut, upayakan untuk membantu keluarga mendapat du­
kunganlbantuan yang diperlukan. Juga, keluarga harns diidentifikasi sebagai keluarga yang berisiko
tinggi mengalasi masalah adaptasi.

FIIJAWABAN BAB 19
1. Bentuk keluarga:-extended family (ibu, tiga putrinya, dan nenek) merupakan bentuk keluarga yang
umum di antara kulit hitam Amerika, khususnya jika sumber dan layanan yang langka harns dibagi.
Ann, nenek, dapat mePlenuhi kebutuhan akan pengawasan anak dan mengerjakan pekerjaan rumah,
sementara ibu bekerja puma waktu. Kita tidak tabu apakah keluarga memiliki sumber pendapatan lain
selain gaji ibu, namun, pada semua kasus, pendapatan mungkin margi!1a1/pas-pasan dan bentuk keluarga
APENDIKS E

Inlmemung!<lnfankeftiarga-liiifuJ(· melaIuinya. sel"iiinmemoenKiUi cfiffa:datl au1rungan· yang- mereka


butuhkan. Mungkin terdapat anggota extended family yang tidak tingga[ di rumah tangga yang sarna,
tetapi merupakan anggota extended family. Pola umum lainnya adalah hubungan ayah dengan putri­
putrinya. Pada penelitian terbaru. telah ditemukan bahwa banyak ayah yang tetap berhubungan dengan
anak-anak mereka, meskipun mereka tidak tinggal di satu rumah dan tidak pemah menikah dengan ibu
anak-anaknya. Pola keluarga umum Jainnya berhubungan dengan sosialisasi anak. Anak-anak benar­
benar dicintai dan dihargai. Ibu dan nenekkhawatir bahwa seiring anak semakin besar. mereka akan
kehilangan kendali terhadap anak. Keluarga miskin menemukan bahwa seiring anak semakin besar. akan
semakin sulit menjauhkan anak dari jalanan dan dari model peran dan hubungan yang buruk. Mereka .
semakin merasa tidak berdaya untuk mengubah arah hidup anak. Pola keluarga yang umum lainnya
adalah ketergantungan ibu (dan mungkin nenek) terhadap gereja dan Tuhan. Hal ini merupakan pola .
koping yang penting dan sentral pada keluarga Afrika-Amerika.
2. Li teratur membahas masalah dahulu dan sekarang yang dialami keluarga kulit hitarn. khususnya keluarga
kulit hitarn yang miskin dan hams pergi ke klinik publik (salah satunya klinik sekolah). Pengalaman
sering kali neg ati f: Klinik yang padat dan tergesa-gesa melayani. penyedia layanan kesehatan yang
kurang manusiawi. merendahkan dan kasar. rumah sakit dan klinik kadang kala menolak melayani. dan
mereka merasa tidak dihargai dan tidak penting karena mereka tidak kaya atau memiliki asuransi atau
kulit hitarn. Dengan riwayat ini, dapat dipaharni bahwa oran afrika-Amerika sering kali merasa tidak
nyarnan dan tidak percaya ketika menerima layanan dari fasilitas kesehatan yang tidak pemah mereka
datangi. Mereka benar-benar tidak tahu bagaiinana layanan tersebut dapat mereka peroleh. Merekajuga
merasa bahwa Ny. Evan merasa dicarnpuri ketika perawat menanyakan riwayat keluarga dan extended
family. Mereka khawatir bahwa perawat mungkin menghakimi gaya hidup keluarga mereka. Karena Ny.
Evans dan Ann, nenek, harnpir sarna usia dan generasinya. hal ini mungkin akan membantu mengurangi
jarak rasial.
3. Karena ini adalah klinik berbasis sekolah dan fungsi perawat sebagai perawat sekolah sekaligus praktisi
perawat, perawat memiliki peran yang luas dalarn hal bekerja dengan keluarga. Pertarna, Ny. Evan ingin
mencari tahu mengenai kekhawatiran dan persepsi Martha. Kita tidak mengetahui tentang apa yang ia
pikirkan dan inginkan. Selain itu, Ny. Evan berencana untuk melakukan pengkajian singkat, meliputi
genogram keluarga (untuk mencari tahu siapa saja anggota extended family) dan pengkajian kebudayaan
yang singkat. Karena setingnya adalah sekolah menengah atas, mesalah Martha sering kali terjadi. Selain
melakukan pemeriksaan riwayat dan fisik, uji kehamilan, dan pemberian pit KB jika perlu. salah satu
cara praktisi perawat sekolah membantu keluarga, adalah dengan memiliki kelompok dukungan ternan
sebaya (diarahkan oleh Ny. Evan dan psikolog sekolah) untuk remaja putri yang berjuang dengan
masalah perkembangan dan hubungan seperti yang dialami Martha. Peran lainnya Ny. Evan adalah
bekerja sarna dengan konselor sekolah dan klinik kesehatan jiwa masyarakat. Jika keluarga berminat
untuk membahas bersarna tentang masalah mereka kepada konselor, rujukan ke klinik mungkin tepat.
Mencoba untuk melibatkan ayah ke dalarn garnbaran pengkajian merupakan hal yang tepat. Sering kali,
karena pengasuhan dan pengawasan anak-tarnpak sebagai peran wanita, ayah sering kali tidak dilibatkan,
khususnya ketika mereka tidak tinggal di rumah tangga yang sarna. Akan tetapi, mereka dapat menjadi
sumber yang sangat penting jika diberikan dorongan. Ny. Evan dapat juga merencanakan waktu untuk
Martha (dan keluarga jika ingin) untuk kembali berkunjung dan mengkaji bagaimana koping mereka
terhadap masalah yang mereka alarni. .
4. a. Benar b. Salah c. Benar d. Salah e. Benar f. salah
5. Semuanya (a - d)
6. a. 2 d. 3 g. 1, 2, dan 3 j.4 m.3
b. I e. 1 dan 2 h. 1,2, dan 3 k. 1.2, dan 3
c. 1,2, dan 3 f.3 i. 4 I.l
7. b dan c 8. a, b, c, dan d 9. b
10. Conjure doctor dan dukun beranaklbidan atau nenek.
11. a. Yang palingdasar adaIah mengabaikan stereotipe dan mencari informasi mengenai keluarga Afrika­
Amerika dan latar belakang kebudayaan mereka.
b. Siapa saja anggota keluarga tersebut. Perawat perlu menyertakan anggota keluarga ini ke dalarn inter­
vensi dan pengkajian mereka. ­
c. Karena keluarga Afrika-Amerika biasanya memiliki ikatan yang kuat di antara orang tua dan anak
dan dengan kerabat serta ternan lama, pengkajian karakteristuik jaringan sosial yang penting dianjur­
kan, dan membantu keluarga menggunakan secara efektif sumber dukungan sosial ini.
d. Membantu keluarga miskin dengan menekankan masalah kesehatan terkait dahulu untuk membebas­
kan keluarga untukmengatasi masalah kesehatan mereka.·
APENDIKS E 601
e.. M"eningKlitfanregimeiioanprogramlCesenatanoorpusaTpao:i"lce!uarga.
f. Menyadari makna respons awal klien kulit hitam terhadapfasilitas perawatan kesehatan danlatau

penyedia layanan kesehatan, dan berespons empati, peka, hormat, dan penuh perhatian dalam ber­

interaksi dengan klien.

g. Menekankan kekuatan dan pemberdayaan keluarga.

Pt;.JAWABAN BAB 20
I. Area pengkiijian ( dari Tabel 20-3):
a. Bahasa percakapan: Bahasa Inggris diasumsikan karena keluarga telah tinggal di AS selama beberapa

generasi.

b. Lama waktu tinggal di Amerika Serikat: Ke\uarga tinggal di AS sejak tahun 1924. Seperti kebanyakan

orang Jepang-Amerika, keluarga ini telah pindah ke AS beberapa dekade yang lalu.

c. Identitas etnik: Kita tidak mengetahui bagaimana keluarga mengidentifikasi diri mereka (data hHang).

Kita dapat berasumsi bahwa mungkin ada perbedaan di dalam identifikasi yang bergantung pada

generasi.

d. Penggunaan metode penyembuhan tradisional. Hal ini tidak disebutkan di sketsa. Dikatakan bahwa

informasi diperoleh dengari menanyakan apakah keluarga telah mencoba herba atau cara lain untuk

membantu memulihkanfraktm yang dial ami Helen. Perawat keluarga harns mendekati isu ini dengan

penuh hormat dengan sikap menerima, sehingga keJuarga tidak merasa pengobatan tambahan yang

mereka gunakan tidak dipandang rendah. Perawat juga ingin mencari tahu siapa saja yang menyusun

teluarga. Dari sketsa, tampaknya extendedjamily (y.i. tiga anak Helen dan keluarga inti mereka),

dengan Helen tinggal bersama Bill dan keluarganya serta kakak perempuannya dan keluarga mereka

tinggal di rumah tangga yang terpisah.

2. Strategi koping keluarga yang utama menggunakan dukungan sosial dari extended/amily (dan menarik
bersama-sama-kohesivitas yang lebih besar selama periode kebutuhan dan keragaman). Bukti yang
terlihat: (1) Helen pindah bersama anak laki-Iakinya dan keluarga suaminya setelah suaminya mening­
gal; (pengaturan pemberian asuhan yang dibuat, yakni tiga anak Helen dan istri Bill bersama-sama
mengasuh Helen.
3. a. Familisme: Manfaatdan sentralitas keluarga tampak pada cara keluarga bersama-sama mengasuh
Helen dan cara .
b.. Kepatuhan kepada orangtua: Keluarga Ogawa' memegang nilai yang kuat dan rasa kewajiban ter­

hadap orang tua mereka dan merawatanggota keluarga lansia.

c. Menghormati orang yang lebih tua: Pemberian asuhan oleh anggota keluarga juga menunjukkan rasa

hormat pada orang tua lansia.

d. Saling ketergantungan dan timbalbalik (resiprositas): Etika timbal balikfresiprositas dan kewajiban

bersama tampak pada pola pemberian asuhan keluarga.

e. Etika kerja yang kuat: Semua orang dewasa bekerja. dan Helen sedang bekerja sampai hari ketika ia

mengalami fraktur pinggul.

4. Semua intervensi keperawatan keluarga berikut ini benar:


a. Ketika keluarga harns membuat keputusan kesehatan, peka terhadap siapa pembuat keputusan dan

yang berkomunikasi dengan orang tersebut di dalam extended/amily.

b. Memberikan dukungan emosional kepada anggota keluarga dewasa atas pemberian asuhan mereka;

memberikan pujian atas perhatian dan kasih sayang mereka dalam merawat ibU/ibu mertua mereka.

c. Memberikan pendidikan kesehatanmengenai ADLs, bantuan mobilitas. diet, dan regimen peng­

obatan.

d. Membuat rujukan: Kc\uarga mungkin membutuhkan informasi mengenai sumber komunitas yang

sesuai dengan etnik bagi Helen dan keluarga. Perawat harns memeriksa sumber apa yang tersedia dan

sesuai dengan kebudayaan dan rujuk keluarga jika perlu ..

5: Orang Asia-Amerika, juga disebut Asia dan penduduk Kepulauan Pasifik, adalah orang dari negara dan
kebudayaan di Asia, sUb-benua India, dan kepulauan Samudra Pasifik, meliputi Somoa dan Hawaii. Tiga
kelompok populasi Asia-Amerika di Amerika Serikat adalah orang Cina- Amerika, Filipina-Amerika,
dan Jepang- Amerika (orang Asia India melebihi jumJah orang Korea- dan Vietnam-Amerika).
6. Mengubah pola deinografik: Orang Asia-Amerika secara proporsional merupakan keJompok minoritas
etnik dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat. Gambaran populasi terbarn: Orang Asia­
Amerika menyusun 4% populasi AS.
7. Seinua benar (a-c)
8. Liliat Tabel 20-2. Bergantung pada nilai-nilai tertentu, banyak implikasi praktik dapat diidentifikasi.
APENDIKS E

9. .P~rsilisihan niilli· merupakan perseIiiihananiMa nIfmtridTslOnaf{TfffiiiiTaanmoaei'ii (BaTat);-Jc-onflitc


budaya diamati antara orang tua dan anak-anak. Anak disosialisasikan di sekolah AS untuk maneliri.
individualistik, dan sejajar/egaliter dalam hubungan. Orang tua irnigran disosialisasikan eli negara asal
mereka untuk hormat; saling bergantung. hormat terhadap otoritas dan orang tua, dan farnilistik. Dengan
demikian, konflik sering kali teljacti di antara dua generasi.
10. b dan C 11. a. b. dan c 12. a,c, dan d 13. b, c, d, f, h. dan i 14. d
15. Semuajawaban di bawah ini benar:
• Peka terhadap perim dan harapan keJuarga (mis., hirarki keluarga).
• Melibatkan anggota keluarga terkait di dalam keputusan kesehatan.
• Hindari konfrontasi Jangsung dengan keluarga.
• Peka terhadap kemungkinan stigma dan rasa malu yang dirasakan anggota ke1uarga saat teljadi
gangguan jiwa danlatau penyakit kronik.
• Jangan mencat1.lpuri penggunaan pengobatan Timur oleh ke1uarga kecuali membahayakan atau ber­
ten tang an dengan pengobatan Barat.
• Bantu keluarga dalam menangani stres dan masalah lingkungan, seperti bertindak sebagai advokat,
koordinator, dan agen rujukan untuk layanan yang dibutuhkan.
• Perawatan individu, dan jangan membuat asurnsi awal tentang seperti apa keluarga Asia-Amerika.
GLOSARIUM

Adaptasi Keluarga. Suatu proses ketika keJuarga terlibat dalam posisi, kekuasaanreferen (model peran). kekuasaan sumber.
respons langsung terhadap tumutan stresor yang luas dan kekuasaan ahli. penghargaan, kekuasan memaksa atau domi­
menyadari bahwa perubahan sistemik dibutuhkan dalam unit nansi, kekuasaan informasional. dan kekuasaan afektif.
keluarga. untuk mengembalikan stabilitas dan kesejahteraan Diferensiasi (Pembedaan). Keeenderungan keluarga untuk ber­
keluarga. Juga didefinisikan sebagai suatu hasil atau tingkat kembang dan bertumbu~ sedemikian rupa sehingga pertum­
keluarga memfungsikan keluarga. buhan menyebabkan sistem menjadi lebih kompleks, spesi­
Adaptasi: Suatu proses mengelola tuntutan 'stresor melaJui peng­ fik, dan mendikriminasL
gunaan sumber. koping. dan strategi penyelesaian masalah. Dual earner family. Suatu keluarga inti yang memiliki orang lua
Advokasi pasien. Adeokasi pasien memandang bahwa pasien atau anggota keluarga yang dewasa bekerja baik puma alau
itu seharusnya mengetahui apa yang diharapkan dan apa hak­ paruh waktu. .
hak yang dipunyai. dan kemudian menunjukkan keberanian Empati kebudayaan. Suatu atribut praktisi yang kompeten se­
dan kesediaan untuk melihat bahwa sistem kita tidak eara kebudayaan, yaitu praktisi mampu mengomunikasikan
meneegah pasien mendapatkan hak terse but. suatu pemahaman tentang kebudayaan klien.
Akulturasi. Suatu proses sosial-budaya ketika seseorang ter­ Etnisitas. Kesamaan leluhur, asal kebangsaan dan riwayat kebu­
papar dari satu kelompok kebudayaan ke kebudayaan lainnya dayaan sertil sosial.
membuat perubahan dalam kedua kebudayaan tersebut. wa­ Extendedfamily.. Keluarga inti dan orang lainnya yang memiliki
laupun arah perubahan'lebih besar pada orang yang berpin­ hubungan, yang sering kali merupakan anggota keluarga asal
dah ke kebudayaan tuan rumah. dari satu keluarga inti pasangan. Anggota keluarga ini meru­
Alat ,penilaianbahaya kesehatan. Pada suatu alat penilaian pakan "kerabat" dan dapat meliputi kakek/nenek, paman.
bahaya kesehatan. risiko total terhadap suatu klien diper­ bibi, keponakan, serta sepupu. ,
kirakan dengan mengidentifikasi rerata risiko penyebab Fungsi afektif. Salah satu fungsi keluarga. berhubungan dengan
utama penyakiVkematian menurut usia. jenis kelamin. dan pemenuhan kebutuhan psikologis anggota keluarga.
kelompok ras sendiri. ' Fungsi keluarga. Lima tuju~ keluarga yang harus dipenuhi
Asimilasi. Suatu proses sosiobudaya ketika seseorang dari saW keluarga agar keluarga berfungsi dengan efektif. Lima fungsi
kebudayaan beraJih ke kebudayaan lainnya dan turut meng­ keluarga tersebut adalah fungsi afektif, sosialisasi dan pOsisi
adopsi atribut kebudayaan tuan rumah. sosial, perawatan kesehatan, reproduktif. dan ekonomi.
Aturan keluarga. Peraturan spesifik keluarga'mempertahankan Genogram keluarga. Suatu diagram yang menggambarkan
perilaku apa yang dapat diterima dan apa yang tidak dapat asal-usuJ atau pohon keluarga. yang digunakan 'sebagai alat
diterima. pengkajian utama dalam bekerja dengan keluarga.
Batasan. Alat penghubung atau titik kontak antara satu sistem . Healtl,y People 2000, 2010. Publikasi ini mewakili prakarsa
dan sistem lain, yaitu, antara sistem dan subsistemnya serta bangsa yang dijalankan oleh U:S. Department of Health and
suprasistem. Human Services untuk menetapkan tujuan dan prioritas
Bikultural (dua kebudayaan). Keikutsertaan yang bermakna untuk memperbaiki kesehatan bangsa.
dari oratlg-orang di dalam dua sistem kebudayaan dan sering Holisme atau nonsumativitas. Suatu konsep konfigurasi dasar
kali memerlukan dua set perilaku dan eara pikir. yang menandakan suatu sistem yang memiliki sifat keselu­
Bimbingan antisipatif. Ajaran yang memberiknn keluarga ruhan (atau nonsumavitas) (mis., "keseluruhan adalah lebih
informasi mengenai apa yang diharapkan yang berkaitan besar dari penjumlahan bagian-bagiannya").
dengan peristiwa yang akan datang, masalah/isu potensial, Homeostasis. Mekanisme dan hasil akhir sistem regulasi diri
atau fase perkembangan anak selanjutnya. yang membantu sistem untuk menyeimbangkan dan mengen­
Cohabiting family. Keluarga yang terbentuk ketika pasangan dalikan input serta output melalui Iingkaran umpan balik.
heteroseksual tinggalbersama tanpa menikah . Sistem berada dalam keadaan seimbang. tetap, atau ekuili­
Cultural ililposition. Menindih keyakinan dan praktik kebu­ brium. .
dayaan sendiri di atas kebudayaan orang lain. Hubungan kOinplementer. Hubungan antara dua orang yang
Dasar kekuasaan. Sumber yang menghasiIkan kekuasaan ang­ menunjukkan perilaku yang bl!rlawanan; satu orang memim­
gOla keluarga. Contoh dasar kekuasaan adalah otoritas atau pin, kepribadian dominan dan pembuat keputusan, sedang­
603
604 GLOSARIUM

· kan pasangannya venum! dan pengikui daiarnliu6unganter~ menyefmoll.ng!Cankeh1"ttup'a.nmerekauttellgal'-teflgalrpettr-'


sebut. bahan.
Hubungan paraIel. Hubungan ketika pasangan mengubah anta­ Kelas bawah. Kelas bawah merupakan kelas yang termiskin dari
ra pola interaksi komplementer dan simetris, sesuai tuntutan kelllS yang miskin-sekitar 25% dari kelas bawah. Mereka
situasinya. adalah keluarga yang mengaIami kemiskinan dalam jangka
Hubungan simetris. Hubungan berdasarkan pada persamaan panjang dan ketergantungan kesejahteraan dan hidup di luar
kemitraan, dengan tanpa a,da mitra yang merasa kurang atau po/a umum dan norma perilaku. .
lebih dominan. Kelas etnik. Kelas etnik adalah hasil saling memengaruhi anlara
Hubungan timbal balik. Menguraikan suatu karakteristik sis­ latar belakang etnik dan kelas sosial keluarga.
tem keluarga yang mengungkapkan ditemukannya hubungan Kelas sosial. Kelas sosial, status sosioekonomi, atau status sosial
antar-sistem keluarga yang sangat kompleks terikat bersama (istilah dapat bertukar) merupakan suatu pengelompokan
sehingga perubahan di se~iap bagian menyebabkan perubah­ orang yang secara relatif memiliki pendapatan, jumlah ke­
an yang tak-terelakkan di dalarn sistem. Disebut sebagai riple kayaan, keadaan kehidupan, perubahan dan gaya hidup yang
effect. sarna.
Ikatan. Ikatan emosional yang unik yang secara relatif kekaI di Keluarga Binuklear. Keluarga pascaperceraian yang memiliki
antara dua orang tertentu. anak yang merupakan anggota dari dua keluarga inti (pihak
Dmu sosial keluarga. Suatu keJoropok teori berkembang dan ibu dan ayah). Biasanya, anak-anak tinggal terutarna dengan
sosiologi, psikologi, dan antropologi yang bergerak dalam ibu dan suaminya (ayah tiri anak-anak), namun juga tinggal
studi keluarga. paruh waktu dengan ayah kandung mereka dan keluarganya.
Input. Energi, materi, dan informasi yangditerima sistem. Dengan demikian, anak-anak merupakan anggota dari dua
Instruksi. Di dalam komunikasi, hal ini mengacu pada dimensi keluarga.
komunikasi yang menyampaikan arti pesan yang emosionaI Keluarga etnik. Keluarga yang digolongkan sebagai kelompok
atau kuat. budaya atau etnik selain dan kelompok etnik putih.
Intervensi Model Keluarga Calgary. Suatu pengorganisasilm Keluarga homoseksual. Suatu keluarga yang terdiri dan dua
orang atau lebih memiliki orientasi seks yang sarna atau ada­
,kerangka untuk membentuk konsep hubungan antara ke­
·.Iuarga dan perawat yang membantu perubahan yang terjadi nya paIing sedikit satu orang lesbian atau gay dewasa yang
membesarkan seorang anak.
dan diawalinya penyembuhan. Model ini menyoroti hubung­
Keluarga inti (konjugal). Keluarga hasil pemikahan yang
an keluarga-perawat dengan berfokus pada titik potong
antara fungsi anggota keluarga dan intervensi yang diberikan menghasilkan sistem, orang tua dan anak atau prokreasi.
."oleh perawat. . Keluarga ihi terdiri dari suami, istri, dan anak-kandung,
adopsi, danlatau keduanya.
Inventory WeUness. Suatu jenis alat penilaian risiko yang mem­
KeJuarga orang tua tiri. Suatu keluarga yang memiliki suami
bUIlt. risiko lebih luas teridentifikasi (risiko tidak spesifik
danlatau isteri yang menikah lagi dan satu atau keduanya
· pada masaIah atau penyakit tertentu).
memiliki anak. Keluarga orang tua tiri juga disebut keluarga
lsi. Di dalarn komunikasi, ini mengacu pada apa yang sebenamya carnpuran, keluarga rekonstitusi, atau keJuarga yang menikah
dikatakan, yaitu pesan verbal atau arti harfiah pesan. lagi.
Kebudayaan. Perangkat tinjauan dunia dan perilaku adaptif KeJuarga orang tua tunggaI. Suatu keluarga yang memiliki
bersarna yang berasaI dan keanggotaan dalam variasi konteks satu kepaJa rumah tangga, ibu atau bapak.
(mis., asal kebangsaan, agarna, usia, jenis kelamin, dan status Keluarga orientasi. Unitkeluarga yang merupakan asaI se­
kelas sosial) yang simultan. seorang dilahirkan. Juga disebut seba,gai keluarga asal.
Kekerasan. Penggunaan kekuatan fisik oJeh seseorang terhadap Keluarga transisi. Tugas perkembangan atau tonggak yang di­
orang lain. Sering digunakan secara bersinonim dengan isti­ capai keluarga dalam tahap perkembangan masing-masing
Jahpenganiayaan (abuse) meskipun ada kontroversi tentang siklus kehidupan keJuarga. Transaksi keluarga ini dianggap
definisi dua istilah tersebut. normal dan memberi dampak pada kesejahteraan, dan peru­
Kekerasan keluarga~ "Tindakan atau pengabaian apapun oleh bahan fungsi serta harapan peran anggota individu untuk
. orang yang hidup bersama yang menyebabkan cedera serius memenuhi tugas perkembangan keluarga yang berubah se­
(bahaya emosional atau fisik) pada anggota keluarga lainnya" panjang perjalanan kehidupan keluarga harus dikaji secara
(WaIlece, 1996, him. 3). kritis.
Kekuasaan. Kapasitas untuk memengaruhi, mengendalikan, Keluarga. Dua orang atau lebih yang bergabung oleh ikatan ber­
mendominasi, dan membuat keputusan: kemampuan yang sarna dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi
aktuaI atau potensial dari suatu individu atau golongan untuk diri mereka sebagai bag ian dad keluarga.
mengendalikan,' memengaruhi, atau mengubah orang lain Keperawatan yang kornpeten secara kebudayaan. Melibat­
(anggota keluarga) atau perilaku milik kelompok (keluarga). kan suatu proses kewaspadaan, pengetahuan, keterampilan,
Kekuasaan adalah multidimensional dan tidak secara lang­ interaksi, dan kepekaan secara terus-meneruS dalam bekerja
sung dapat diamati, tetapi sering kali disimpulkan melalui dengan klien. Selain ito, hal ini juga melibatkan adaptasi atau
pengamatan atas proses pengambilan keputusan. mengadopsi perawatan dalam suatu sikap yang sesuai dengan
Kekuatan keluarga. Sumber, sifat, dan kemarnpuan di dalam kebudayaan klien.
keluarga yang membantu keluarga untuk beradaptasi dan Kerabat. Sanak keluarga seseorang. Kerabat primer merupakan
GLOSARIUM 605
..- .-_ .
. ·sanakdarlkelWiigaasHiiiti; orang tuadan anak-anak. -Ke­ perawat dan lceluarga atau antata orang tua dan anak, di­
rabat sekunder terdiri dari bibi, paman. keponakan. dan selesaikan. Kesepakatan meneakup area tujuan pasien. lama
sepupu. koptrak. tanggung jawab pasien (Komitmen). dan angota tim
Kesehatan keluarga. Di dalam literatur keluarga, kesehatan ke­ pelayanan kesehatan, Jangkah-Iangkah terhadap peneapaian
luarga merupakan hal yang sering kali didefinisikan sebagai tujuan. dan penghargaan untuk meneapai tujuan.
pemfungsian atau adaptasi keluarga. Koordinasi. Suatu intervensi yang bertujuan memastikan bahwa
Keterkaitan. Derajat keakraban dan keintiman anggota ke­ tidak ada duplikasi pelayanan pada klien dan bahwa k1ien
luarga. . menerima perawatan komprehensif. bersinambung. dan la­
Keterpisaban. Derajat individualitas anggota keJuarga. yanan tersebut dikomunikasikan dengan baik kepada k1ien
Keyakinan. Sikap, penjelasan, premis, konsepsi. asumsi. piiihan, dan antara semua penyedia perawatan.
dan nilai yang membangun kehidupan kita yang bercampur Koping keluarga. Suatu tiqgkat koping kelompok keluarga;
dengan kehidupan yang lain. proses aktif ketika keluarga menggunakan sumber keluarga
Koalisi. Persekutuan yang bersifat sementara yang berbasis isu, yang ada dan menggunakan eara-cara koping atau membuat
atau persekutuan jangka panjang yang dibuat untuk meng­ perilaku bam untuk menghadapi stresor/tuntutan. .
imbangi dominasi satu atau lebih anggota keluarga. Koping. Upaya penyelesaian masalah kognitif dan perilaku yang
Koherensi keluarga. Suatu sumber pertahanan alami yang dihadapi individu dengan tuntutan yang sangat relevan
utama pada individu dan keluarga; kualitas perubahan atau dengan kesejahteraannya.
orientasi global yang membuat individu dan·keluarga mera­ Krisis keluarga. Suatu kondisi gangguan. disorganisasi (1caeau),
sakan kepercayaan bahwa mereka dapat memenuhi tuntutan atauketidakmarnpuan keluarga yang bersinambung di dalam
yang dihadapi mereka. Rasa ini meningkatbn kesehatan dan sistem keluarga.
kesejahteraan. . Makro sistem. Di dalarn kasus keluarga-keluarga, hal ini
Kolaborasi. Proses berbagi pereneanaan dan tindakan berkali­ mengacu pada seting jaringan sistem yang berinteraksi
kali dengan bersama-sama bertanggung jawab untuk men­ dengan sistem keJuarga (mis., sistem pendidikan. dan sistem
dapatkan hasH akhir dan kemampuan untuk bekeIja bersama­ pekeIjaan).
sarna guna mencapai tujuan umum dengan menggunakan Manajemen kasns. Suatu sistem. suatu· proses pembuatan ke­
. teknik penyelasaian masalah. putrisan k1inis, suatu teknologi; peran, dan pelayanan diguna­
Komunikasi disfungsional. Komunikasi yang. ditandai . oleh kan oleh penyedia peJayanan .kesehatan untuk mengelola
asumsi. ekspresi perasaan yang tidak jelas, dan menghakimi, pasien dan kebutuhan perawatan kesehatan mereka.
ketidakmampuan untuk mendefinisikan kebutuhan. dan ko­ Metaparadigm~ perawatan. Metaparadigma adalah perspektif
munikasi yang tidak sesuai. global suatudisiplin. Empat konsep yang· berisi metapara­
. Komunikasi fungsional. Pengantaran dan penerimaan yang digma keperawatan adalah individu. lingkungan, kesehatan,
. langsung danjelas dari tingkat isi dan instruksi pesan, serta dan perawatan, bersama dengan .proposisVdalil yang menje­
kesesuaian antara tingkat isi dan instruksi. . Jaskan hubungan di·antara empat konsepmetaparadigma.
Komunikasi keluarga. Proses meneiptakan dan membagi Mikro sistem. Di dalam kasus keluarga, hal ini merupakan
makna secara transaksional dan simbolik di dalam keluarga; seting perilaku atau konteks fisik awal dalam pertetnuan
pemrosesan informasi dalam keluarga atau subsistemnya. tatap muka yang teIjadi di antara anggota keluarga.
Komunikasi komplementer. Perilaku satu interaktan (orang Mobilitas kelas sosial. Pergerakan vertikal ke atas atau ke bawah
yang berinteraksi) melengkapi perilaku interaktan lainnya. melalui strata kelas sosial.
Komunikasi simetris. PerilakiI interaktan (orang yang berin­ Modalitas. Seperti.yang digunakan dalam teori komunikasi. hal
teraksi ) mencerminkan perilaku interaktan lain. ini merujuk kepada cara komunikasi teIjadi. Contoh modali­
Komunikasi. Proses mengirirnkan dan menerima pesan antara tas komunikasi meliputi pengueapan (lisan/oral) bahasa,
manusia. Komunikasi meJiputi dimensi isi dan instruksi serta bahasa tulisan, melalui media seperti televisi atau Internet,
lingkaran umpan balik. dan dapat bersifat digital atau atau secara manual (bahasa isyarat).
analog. Model Keyakinan Kesehatan. Model teoretis yang digunakan
Konseling. Suatu proses yang meneari untuk membantu ke­ untuk menjeJaskan tindakan kesehatan preventif/peneegahan,
luarga dan tujuan anggota mereka untuk, menyelesaikan. dan yaitu. strategi. untuk menghin4ari penilaian secara negatif
secaraefektif mengatasi masalah mereka, serta dengan me­ mengenai isu sakit dan I't!nyakit yang dilakukan individu.
manfaatkan lebih banyak kompetensi dan sumber-sumber
MOdel Konsep. Satu set yang relatif abstrak dan konsep umum
lain mereka.
serta proposisi (dalil) yang menjelaskan atau menghubwigkan
Konsep. Suatu kata atau frase yang meringkas kualitas atau
konsep bersama-sama untuk membentuk suatu keseluruhan
karakteristik yang penting dati suatu peristiwa.
konseptual.
Konsultasi. Suatu proses interaksi antara dua orang profesional­
konsultan, siapa yang merupakan spesi~s. dan konsultan, Model Promosi Kesehatan. Model teoretis yang digunakRn
siapa yang meminta bantuan konsultan. Peran konsultan se­ untuk menjelaskan kognisi dan afek perilaku spesifik yang
ring kali memberikan bantuan penyelesaian masalah terha­ berperan sebagai motivator utama perilaku promosi kese­
dap isu-isu klinis. hatan.
Kontrak. Suatu aktivitas intervensi ketika pembuatan kesepa­ NANDA. North American Nursing Diagnosis Association. SuaW
katan dibuat di antara dua pihak atau lebih. seperti antara organisasi keperawatan yang penting dalarn mengembang·
J:

606 GLOSARIUM

kan bahaSaciiagn()sifkbagi perawatguna diiil membenKiin ' . narnunserlngmenJarncaraiiiltuKinemeJi1laraeltooiblnum


nama dan menjelaskan masalah pasien. keluarga.
NIC. Nursing Intervention Clasijication. Suatu taksonomi inter­ Peran. Secara relafif set perilaku yang homogen yang secara

vensi keperawatan yang telah dibentuk dan distandardisasi normatif didefinisikan dan diharapkan mengemban posisi

oleh suatu tim perawat dan Universitas IOWA. sosial yang dihetikan.

Nilai keluarga. Suatu sistem gagasan, sikap, dan keyakinan Perjalanan atau siklus kehidupan keluarga. Perubahan di

tentang harga suatu kesatuan atau konsep yang secara sadar dalam interaksi dan hubungan yang terjadi di antara anggota

atau tidak sadar mengikat anggota keluarga bersama-sama keluarga di sepanjang waktu.

dalam kebudayaan yang umum, . Persepsi keluarga. Penafsiran anggota keluarga secara sendiri

Nilai. Suatu keyakinan yang bertahan lama bahwa model tingkah atau bersarna-sarna terhadap pengalarnan mereka.

laku yang spesifik atau berakh-imya keadaan eksistensi lebih Perspektif ekologis. Pendekatan ini menguraikan sistem yang

disukai daripada model tingkah laku yang berlawanan atau berinteraksi dan hubungan serta pengaruh sistem terse but

berkebalikan atau akhir keadaan eksistensi. terhadap satu sarna lain dan terhadap keseluruhan sistem.

NOC. Nursing Outcomes Clasijication. Suatu klasifikasi hasil Perubahan barisan pertama. Suatu jenis perubahan yang

akhir yang berhubungan dengan diagnosis dan intervensi spesifik, yaitu sistem itu sendiri tetap tidak berubah sementara

keperawatan yang telah diteliti dan dikembangkan oleh tim bagiannya mengalarni beberapa tipe perubahan.

perawat dati Universitas Iowa. Perubahan sasaran kedua. Suatu jenis perubahan yang spesifik.

Norma. Pola petilaku dianggap sebagai kebenaran yang diten­ yaitu ada perubahan nyata di dalam aturan yang mengatur

tukan masyarakat dan sedemikian rupa. yang didasarkan sistem itu (mis.• keluarga) dan. oleh karena itu, sistem diubah

pada sistem nilai keluarga. secara struktural danlatau komunikasi.

Output. Bentuk energi, mateti, atau informasi yang dilepaskan Perubahan siklus kehidupan. Salah satu' dari kerangka

ke dalarn Iingkungan oleh sistem segera setelah diproses perkembangan keluarga yang menggarnbarkan tiga fase

input sistrem diterima. kehidupan keluarga; kemunculan. kesolidan. dan rekonstruksi

Penanda perkembangan keluarga. Uraian peristiwa hidup ter­ keluarga.

,tentu·;(mis., pemikahan, kelahiran anak pertama) di dalam Pola respons-kebutuhan. Konsep ini menjelaskan sejauh mana

keluarga yang memicu masing-masing siklus kehidupan anggota keluarga merasakan kebutuhan anggota keluarga

., 'keluarga, Penanda ini menuntut perubahan dan adaptasi yang yang lain dan berupayauntuk memenuhi kebutuhan anggota

, baru dan keluarga. keluarga.

Pencegahan primer. Promosi kesehatan dan pencegahan spe­ Praktik 'keperawatan keluarga. Pemberian asuhan kepada

sjfik atau tindakan perlindungan kesehatan. Tindakan pence­ kel.uarga dan anggota ke1uarga dalam situasi sehat dan sakit.

gatlan dan perlindungan spesifik juga disebut sebagai pen­ Proposisi/dalil. Pemyataan hubungan yang menjelaskan atau

c~gahan penyakit atau pemeliharaan kesehatan. mengaitkan konsep dalarn suatumodel konseptual atau

Pencegahan sekunder. Deteksi awal. diagnosis, dan pengobatan teori.

masalah kesehatan. Proses keperawatan keluarga. Proses keperawatan yang

Pencegahan tersier. Tahap pemulihan dan rehabilitasi. Tahap dilengkapi dengan pendefinisian keluarga oleh perawat.

'ini dirancang untuk meminimalkan disabilitas klien dan bukan individu sebagai unit asuhan.

memaksimalkan tingkatan fungsi dan kesejahteraannya. Refteksivitas diri. Menguraikan suatu karakteristik sistem
Pendekatan Untas budaya/transkultural. Pendekatan ini pada , keluarga yang menyatakan keluarga memiliki kecenderungan
praktik diadopsi dari antropologi. Pendekatan ini membe­ dan kemarnpuan untuk membuat diri mereka dan petilaku
rikan gambaran perbandingan yang luas dan sifat dan peri­ ,mereka sendiri menjadi fokus pemeriksaan dan sasaran
laku man~sia dan merupakan dasar bagi keperawatan trans­ penjelasan.
kultural. Relativisme kebudayaan. Memiliki perspektif yang dianut

Penerima. Di dalam teori komunikasi, hal ini mengacu pada bahwa satu bibudayaan tidak lebih rendah atau lebih tinggi

sasaran orang (pengirim) yang sedang berupaya untuk mengi­ dari kebudayaan lainnya dan tidak terdapat' skala tunggal

rlmkan suatu pesan kepada orang lain (penerima). untuk mengukur nilai kebudayaan.

Pengirim. Di dalam teorl komunikasi, istilah ini mengacu pada Rencana' pulang. Proses perencanaan dan tindakan implemen­

orang yang sedang mencoba untuk megirimkan suatu pesan tasi yang akan memastikan kelancaran perpindahan klien

kepada orang lain. dari satu lingkungan pelayanan kesehatan ke lingkungan lain

Penurunan risiko/penilaian risiko. Suatu pendekatan pence­ atau rumah.

gahan primer yang digunakan untuk menurunkan peinajanan Saling asuh. Suatu komitmen~ dasar anggota keluarga untuk

seseorang, keluarga, atau komunitas terhadap akibat yang mencapai hubungan keluarga yang akrab memuaskan secara

berbahaya, khususnya masalah kesehatan. Risiko mengacu emosional dan mengasuh.

pada probabilitas kejadian yang akan datang. Saling berhubungan. Karakteristik sistem yang menyatakan

Peran keluarga. Ini merupakan kelompok perilaku yang formal bahwa semua tindakan dan perilaku di dalarn sistem tidaklah

(nyata) dan informal (terselubtmg) karena posisi yang her­ terlsolasi dari lingkungan tempat perilaku tetjadi.

heda di dalam keluarga. Peran formal adalah eksplisit dalam Saluran. Di dalam teori .komu~ikasi. hal in! berhubungan dengan

struktur keluarga dan peran informal sering kali tidak jelas, alur pesan dikomunikasikan.

GLOSARIUM 607
SelJ?illfiliing prophecy. iikalndividudi"beriiabei negatif atau Suprasistem. Di dalam kasus keluarga, dan seperti yang di­
atribut stereotipe. mereka mulai inemereayai tentang tin­ gunakan dalam buku ini. istilah ini merujuk pada konteks
dakan dan diri mereka sendiri yang sesuai dengan harapan sosiopolitik global dan bangsa· guna pemfungsian makro­
tersebut. . sistem dan mikrosistem keluarga.
Sibemetika. Suatu ilmu yang berkaitan dengan teori komunikasi Syok kebudayaan. Suatu kondisi keUka seseorang, dalam
dan pengendalian. berespons terhadap Iingkungan yang sangatberbeda bahwa
Siklus Kehidupan spiral. Suatu model perkembangan yang me­ objek dan pengalaman yang berarti digantikan oleh objek
masukkat;l . tugas perkembangan yang tumpang tindih dari dan pengalaman yang' berasal dari kebudayaan berbeda.
anggota keluarga individu dengan tugas perkembangan merasa bingung dan tersesat.
masing-masing generasi di dalam keluarga. Tahap. keluarga. Suatu interval waktu ketika struktur dan
Sistem Omaha. Suatu sistem klasifikasi diagnosis permasalahan interaksi hubungan peran di dalam keluarga seeara kualitatif
klien yang dikembangkan oleh Visiting Nurse Association of dan kuantitatif berbeda dari periodelain.
Omaha. Ada tiga komponen Sistem Omaha: skema klasifikasi Teori kritis. Suatu perspektif yang berhubungan erat dengan
reneana. skema intervensi. dan skala peringkat masalah paradigma penelitian dan teori feminis yang menyertai.
untuk-hasil akhir. Fokus adalah pada mempertanyakan ideologi terbaru. dan
Sistem perawatan kesehatan tradisional. Sistem perawatan mencari keadilan sosial serta kebebasan dari penindasan bagi
kesehatan orang awam-suatu sistem perawatan kesehatan semua orang. Dasar penelitian dalam teori kritis dapat disebut
yang.ada dalam kebudayaan. Sistem ini merupakan sistem penelitian tindakan sosial.
perawatan kesehatan yang memiliki orientasi non-Barat dan Teori perkembangan. Suatu kerangka yang berfok!lS pada
nonilmiah. perubahan keluarga, sering disebut sebagai poJa kehidupan
Sistem sosial. Suatu model organisasi sosial; merupakan suatu keluarga. Teori ini merupakan pendekatan untuk mencari
sistem hidup yang memiliki keseluruhan unit yang berbeda dan menjelaskan perubahan di dalam sistem keluarga. yang
dari Iingkunganya melalui batasan yang didefinisikan seeara meneakup perubahan dalam interaksi dan hubungan di antara
jelas. anggota keluarga yang terjadi sepanjang waktu.
Sistem terbuka. Karakteristik sistem yang berinteraksi dengan Teori sistem umum. Teori utama yang merupakan suatu eara
·lingkungannya melalui penerimaan input dan pelepasan out­ menjelaskan suatu unit. seperti keluarga .karena unit ini
put. Menurut definisi. semua sistem kehidupan adalah sistem berhubungan dan berinteraksi dengan sistem lain. Teori ini
terbuka. . . merupakan teori organisasi yang menyangkut-pembelajaran
Sistem tertutup. Karakteristik suatu sistem yang menguraikan dan menjelaskan eara suatu isu bersama-sama saling
masing-masing unsur sistem sebagai unit privasi. tidak ber­ . berhubungan bukan dengan menganalisis isu mereka
. gantung pada lingkungan yang terus-menerus bertukar umuk sendiri.
. kelangsungan hidup. Teori.struktural-fungsionaLSuatukerangka utama sosiologi,
Sistem. Suatu unit sasaran yang diarahkan yang tersusun dari yaitu keJuarga dipandang· sebagaisistem sosial terbuka dan
bagian yang saling berinteraksi dan bergantung yang bertahan suatu subsistem dalam masyarakat. memenuhi kebutuhan
selama peri ode waktu tertentu. masyarakat yang lebih luas dan kebutuhan anggota
keluarga. .
SoSialisasi. Suatu proses seumur hidupketika individu seeara
Teoriterapi keluarga. Suatu kelompokteori yangmeneampurkan
bersinambung mengubah perilaku mereka dalam berespons
terhadap pola lingkungan seeara sosial yang mereka alami; teori dan praktik teori Hmu sosial keluarga. Keluarga
proses ketika manusia mendapatkan pala karakteristik seeara menjelaskan dinamika daJam ke!uarga bermasalah untuk
sosial; peran utama kehiarga dalam masyarakat adalah mengubah arah positjf.
sosiaIisasi anak-anak sehingga mereka belajar beiperilaku Teori. Seperti model konseptual, suatu teori adalah juga terdiri
yang dapat diterima dan bagaimana berfungsi sebagai orang atas konsep dengan proposisi yang menjelaskan hubungan di
dewasa dalam masyarakat mereka. antara konsep itu. Akan tetapi, suatu teori biasanya kurang
Streotipe. Kurangnya pengenal an dari perbedaan atau pemberian abstrak dibandingkan suatu model konseptual.
Teritori rumah. Suatu area tempat keluarga seeara relatif
label individu.
Stres. Respons atau keadaan ketegangan yang disebabkan oleh memiliki lebih banyak kebebasan perHaku dan rasa
stresor atau tuntutan yang dirasakanlaktual yang tetap tidak pengendalian serta kekuasaan baik pada area tersebut maupun
terkelola. anggotanya.
Stresor keluarga. Pemieu agen penghasil stres. yaitu peristiwa Tugas perkembangan keluarga. Tanggung jawab pertumbuh­
atau pengalaman interpersonal (di dalam alau di luar kelu­ an yang harus dicapai oleh keluarga. selama tahap per­
arga). ekonomi. atau sosial-budaya. kembangan masing-masing sehingga memenuhi kebutuhan
biologis. desakan kebudayaan, dan aspirasi serta nilainya
Stresor. Agen pemicu atau pemrakarsa yang mengaktifkan pro­
sendiri.
ses stres.
Umpan balik. Proses suatu sistem yang memantau bagian
Struktur keluarga. Bagaimana dimensi bagian dalam keluarga
internal dan respons lingkungan terhadap perilaku (output)
diorganisir. Empat dimensi struktural internal adalah ke­
dan mengakomodasi atau menyesuaikan perilakunya secara
kuasaan dan pembuatan keputusan. peran. nilai, dan komu­
tepat.
nikasi keluarga.
REFERENSI

Aamodt, A. M. (1978). Culture. In A. L. Clark (Ed.), Culture, Ahrons. C. R (1980, November). Redefining the divorced family.
childbearing and health professional·s. Philadelphia: Davis. A conceptual framework. Social Work, 437-441. .
Abernathy, W. J., & Schrems, E. L. (1971). Distance and healthy Ahrons, C. R., & Perlmutter, M. S. (1982). The relationship
services-Issues of utilization and facility choice for between former spouses: A fundamental subsystem in the
demographic strata (Research Paper No. 19). Palo Alto, CA: remarriage family. In J. C. Hansen & L. Messinger· (&Is.),
Stanford University graduate School of Business. Therapy with remarriedfamities. Rockville, MD: Aspen.
Abma, J., Chandra, A., Mosher, W., Peterson, L., & Piccinino, L. Akande, A., Van Wyk. C., & Osagie. 1. (2000). Importance of
(1997). Fertility. family planning and women's health: New. exercise and nutrition in the prevention of illness and the
data from the 1995 health survey offamily growth. Vital and enhancement or health. Education, 120(4). 758-773.
Health Statistics (Series 23, no. 9). Retrieved on August 3, AI-Anon Family Groups. (2000). Alcoholism: Thefamilydisease.
2001, from the World Wide Web. Available at www.cdc.govl Virginia Beach, VA: Author.
nchslfastatslpdflsr23_19.pdf Aldous, 1. (1974). The making offamily.roles and family change.
Ackerman, N. (1996). The psychodynamics offamily life. New Family Coordinator. 23(2), 232-237.
York: Basic Books. Aldous, J. (1978). Family careers: Developmental change in
Ackley. B., & Ladwig, G. (2002). Nursing diagnosis handbook: families. New York: Wiley.
A guide to planning care. St. Louis: Mosby. Aldous, J. (1996). Family careers: Rethinking the developmental
ACP-ASIM. (2001). No Health insurance? Its enough to make perspective. Thousand Oaks, CA: Sage.
you sick. Available at www.acponline.orgluninsured. Alexander. 1. S.• Younger. R E., Cohen. R. M., & Crawford. L.
Adams, B. N. (1971). The Americanfamity. Chicago: Markham V (1988). Effectiveness 'of a nurse-managed program for
Publishing. children with chronic asthma. Journal ofPediatric Nursing.
Adams, B. N. (1980). The family: A sociological interpretation. 3,312-317.
Boston: Houghton Mifflin. Alfaro-leFevre, R (2001). Applying nursing process.
Philadelphia: Lippincott-WilliamslWilkins.
Adams. B., & Adams, D. (1990). Child care and the family. In
Allen, C. E. (1994). Families in poverty. Nursing Clinics ofNorth
National Council on Family Relations, 2001: Preparing
America, 29(3), 277-393.
families for the future (pp. 18-19). Minneapolis, MN: Bolger
Allen, K. R., & Demo, D. H. (1995). The fru:nilies oflesbians and
Publications.
gay men: A new frontier in family research. Journal of
Aday. L. A., & Eich horn, R. (1972). The utilization of health
Marriage and the Family, 57, 111-127.
services: Indices and correlates-A rese~rch bibliography
Allen, K. R, Fine, M. A., Denmo, D. H. (2000). An overview of
(Publication No. [HSMI 73-3003). Washington, DC:
family diversity: Controversies, questions, and values. In D.
Department of Health, Education and Welfare, National
H. Demo, K. R Allen, and M. A. Fine (Eds.), Handbook of
Center for Health Services Research and Development.
family diversity. (pp.l-14). New York: Oxford University
African:American Monitor (1999, November 8). A barometer of Press.
black America. Newsweek, 18. Allen, K. R (1997). Lesbian and gay families. In T. Arendell
Agbayani-Siewert, P., & Revilla. L. (1995). Filipino Americans. (Ed.), Contemporary parenting: Challenges and issues,
In P G. Min (Ed.), Asian Americans: Contemporary trends understanding families, Vol. 9 (pp. 196-218). Thousand
and issues.(pp. 13.1-198). Thousand Oaks, CA: Sage. Oaks, CA: Sage.
Agency for Health Care Policy and Research. (1996). Racial and Allen, K. R and Demo, D. 11.(1995). The families of lesbians
ethnic differences in heaith 1996. Available at www.meps. and gay men: A new frontier in lands research. Journal of
achpr.gov. Marriage and the Family, 57(1), pp. 111-127.
Agnew, R., & Huguley, S. (1989). Adolescent violence toward Allender, J. A., & Spradlev, B. W. (2001). Community health
parents. Journal of Marriage and the Family, 51(3), 699­ nursing: Concepts and practice (5th ed.). Philadelphia:
711. . Lippincott.
609
610 REFERENSI

Alonso-Zaldiver, R., & Fields, R. (2001, March 9). Latino. Asian AmericanNursesAssocbilon.~DivTSIon oil-Mliiernaraiiir Cfiilil
populations rise sharply. Los Angeles Times, pp. A 1. A16. Health Nursing Practice. (1983). Standards of maternal al/d
Alter, J. A. (2001. January IS). A well-timed "traffic" signal. child health nursing practice. Kansas City. MO:Author.
Newsweek. Available at www.aap.orglpolicyI104./ulIll. American Nurses Association. Division on Psychiatric Mental
Amato, P., & Rczac, S. (1994). Contactwith nonresident parents, Health Nursing Practice. (1982). Standards of psychiatric
interparental conflict, and children's behavior. Journal of and mental health nursing practice. Kansas City, MO:
Family/sues, IS, 191-207. Author.
American Academy of Pediatrics (AAP). (1989). Confidentiality American Nurses Association, Task Force on Case Management.
in adolesc~nt health care. AAP News. Retrieved from the (1988). Nursing case managemellt. Kansas City, M0:
World Wide Web on August 3, 200 I ..available at www.aap. Author.
orglpolicylJ 04.html. Ames, K. (1992, March 23). Domesticated bliss: New laws are
American Academy of Pediatrics committee on Infectious making it official for gay and live-in couples.Newsweek. 40.
Diseases. (2001). Recommended childhood immunization Anderson, E.• & Koblinsky. S. (199S). Homeless policy: The
schedule-United States, January-December 200 I. Pediatrics, need to speak to families. Family Relations. 44, 13-J8.
107(1),202-204. Anderson, K. E. (1972). jmroductioll to comilllwication theory
American Academy of Pediatrics. (1995). Ca rillg for your school alld practice. San Jose. CA: Cummings.
age child. Ages S to 12. New York: Bantam Books. Angerson, K.. & Tomlinson. P. (1992). The family health system
American Association of Retired Persons. (1990). A profile of as an emerging paradigmatic view for nursing. image, 23(1).
otder) Americans.J990. Washington, DC: Author. 57-63.
American Association of Retired Persons. (I 993). A profile of Anderson. R., & Carter. I. (1974). HlIlllall behavior in the social
01( 10. fold/ca caos, 1992. Washington, DC.: Author. ellvironment-A social systems approach. Chicago: Aldine.
American Association of Retired Persons. (1999). Sex What's age Andrews, M. M. (l99S). Transcultural nursing care. In M. M.
got to do with it? Retrieved from the World Wide Web on . Andrews & 1. S. Boyle (&is.), Trallsculfl/ral concepts ill
August 3, 2001. Available at www.aarp.orglpresslI9991 nursing care (2nd ed.) (pp. 49-96). Philadelphia: Lippincott.
.. nr080399.html. Andrews, M. M.. & Boyle. 1. S. (&is.). (1995). Trallsclllwral
Americanf\ssociation of Retired Persons. (2000). AARP Survey: concepts illllllrsillg care (2nd ed.). Philadelphia: Lippincott.
'.Grandparents. grandchildren have strong bond. visit often. Aneshensel, C. S.• Pearlin. I.. L, Mullah, J. T., Zarit. S. H.. &
Retrieved from the World Wide Web on August 3. 2001. Whitlatch, C.J. (199S). Profiles illcaregil'ing: The ullexpected
Available at www.aarp.orglpressI2000lnrOl0400.html. career: Sail Diego: Academic Press.
AntericanDental Association. (1988). Seal OIU decay. Chicago: Angel. R. (1-985). The health of the Mexican origin population.
ADA-Division of Communications. In R. De La Garza, et al. (&is.), The Mexican American
Antcric?nNurses Association. (1980). Social policy statement. experience: All il!!erdisciplillary all1hology (pp. 410-426).
Kansas City, MO: Author. Austin, TX: University of Texas Press.
American Nurses Association. (1987). Standards of primary
Annie E. Casey Foundation. (1999). Kids COli/it data book.
health care practitioner: Kansas City, MO: Author.
Baltimore, MD: Author.
American Nurses Association. (1988). Rehabilitation nursing:
Scope ofpractice. Kansas City, MO: author. Antonovsky, A. (1979). Health. stress and coping. San Francisco:
American Nurses Association. (1992). Nursing's agenda for Jossey-Bass.
health care refon/!. Washington. DC: Author. Antonovsky, A. ( 1994). The sense of coherence: An historical
American Nurses Association. (I995a). Nursing's Social Policy and future perspective. In H. I.. McCubbin. E. A. Thompson.
Statements. Kansas City, MO: Author. A. I. Thompson, & 1. E. Fromer (&is.). Sellse ofcoherence.
American Nurses Association. (I 995b). Scope and standards of and resiliency: Stress, Coping, and health (pp. 3-21).
gerol!tologicalnursillg practice. Kansas City, MO: Author. Madison. WI: University of Wisconsin-Madison, System
American Nurses Association. (1996). Statement on the scope Center for Excellence in Family Studies.
and st{ll'uJards ofpediatric clinical nursing practice. Kansas Antonoysky, A. ( 1998). The stmcture and properties of the sense
City, MO: Author. of coherence scale. H. I.. McCubbin, E. A. Thompson, A. I.
American Nurses Association. (1998). Stalldards of clinical Thompson. & 1. E. Fromer (&is.), Sellse of coherence and
nursing practice (2nd ed.). Kansas City, MO: Author. resiliency: Stress, Copillg. and health (Pp. 21-38). Thousand
American Nurses Association. (1999). Standards ofhome health Oaks, GA: Sage.
nursing practice. And Standards of public health Ilursing Antonovsky. A., & Sourani, T. (1988). Fami Iy sense ofcoherence
practice. K~nsas City, MO: Author. and family adaptation. Journal of Marriage alld Family. 50,
American Nurses Association. (2000). Statement all psychiciall­ 79-92.
mental health clinical nursing practice alld standards Arax, M., Cu)'tius, M., & Nelson, S.s. (2000, January 9).
psychiatric-mental health clinical nursing practice. Kansas California income gap grows amid prosperity. Los Angeles
City, MO: Author. . Times, pp. A I, A 16.
American Nurses Association, Council of Community Health Ardell. D. (J 982). Fourteen days to a wellness life-style. Mill
Nurses. (1986). Standards of community health nursing Valley, CA: Wathever Publishers.
practice. Kansas City, MO: Author. Ardell. D., K Ncwntan, :A. (1977). Health Promotion Strategies
REFERENSI 6 11
for planning. Health Values; Alchievillg High Level Welilless, and mothers supportive behavior: The case for physical
1(3), 100. • affection. Journal of Marriage alld the Family. 48(4). 783­
Arizona Department of Health Services. (2000). Injury mortality 794.
among children and adoiescellls, 1988-1998. Phoenix, Baringer, F. (1991, March 11). Census shows profound change
Arizona: Author. in racial make-up of nation. New fork Times, p. I.
Armentrout, G. ( 1993). A comparison of the medical model and Barnard. K. (1986). Nursing child assessment teaching manual.
the well ness model: The importance of knowing the Seattle, Washington: Nursing Child Assessment Satellite
difference. 1I0listic Nursillg Pra(.:tice. 7(4). 51·62. Training. .
ArnetLe. J. K. (1996). Physiological effects on chronic grief: A Barnett, R., z Rivers. C. (1996). She works. he marks: lIow two
biofeedback treatment approach. Death Studies, 20, 59·72. illcome families are happy. healthy alld thrivillg. Cambridge,
Artil)ian, N. T. ( 1989). Family member perceptions of a cardiac MA: Harvard University Press.
surgery event. Focus 011 Critical Care, 16(4),301·308. Arti­ Barnett, R. c.. & Bartich, M. (1987). Determinants of fathers'
nian. N. T. (1994). Selecting a model to guide family participation in family work. Journal of Marriage alld the
assessment. Dimellsions of Critical Care Nllrrsing. 14( I). Family. 49( I), 29-40.
4-16. Barnett, T., Falls. M., Sonnek. D., & Torvinen. J. (1992),
Asch, S .• Leakc. B.. & Gelberg, L. (1994). Does fear of. immi­ Treatment satisfaction with an asthma management program:
gration authorities deter tuberculosis patients from seeking A "five" -year retrospective assessment. Jou/'JICII of Asthma.
care. Westem JOllrnal ofMedicine. 161, 373-376.. 29, Hi9-1 16.
Association for the Care of Children's Health. (1989). Conferellce Barnum. B. J. S. (1994). Nursing theory: Analysis. applicatio/l.
CIII/lOIIllCemellt. Washington. DC: Author. Auger, J. R. and evaluatioll (4th cd.). Philadelphia: Lippincott.
(1976). Behavioral systems alld IIlIrsillg. Englewood Cliffs. Barrick, 1. D. (1997). AsseSSing quality of care in kinship and
NJ: Prentice Hall. foster family care. Family Relalio/lS, 46(3). 273-280.
Auger. 1. R. (1976). Behavioral systems alld IIl1rsing. Englewood Barth, R. P. (200 I). Policy implications of foster rami Iy
Cliffs. NJ: Prentice hall. characteristics. Flimily Relatiolls, 50(1). 16-19.
Austin. R. (1985). Atlitudes toward old age: A hierJrchical study. Bartz. K. AV.• & Levine. B. S. (1978). Childrearing by black
The Gerontologist, 25(4),431-434. parents: A description and comparison to Anglo and Chicano
Avioli. P. S. (1989). The social support functions of siblings in . parents. JOllrtlal of Marriage and iheFamily, 40, 709-720.
later life: A theoretical model. American Behavioral Scielllist, Bass. D., & Noelker, 1,. (1987). The int1uence of family
33,45-57. caregivers on elders' use of in-home services: An expanded
Aylmer, R. C. (1988). The launching of the single young adult. conceptual framework. JOllrnalof Health alld Social
'In B. Carter & M. McGoldrick (Eds.). The ciJimgiJlg famity Behavior, 28, 184- J 96.
.·life cycie(pp. 191-208). Ness York: Gardner Press. Bassuk, K. L.(l990). The problem offamils homclessness. In E
Baca·Zinn, M. (1981). Sociological theory in emergent Chicano L Bassuk, R W. Carmen, L. F. Weinrek. & M. M. Hcrzig
perspectives. Pacific Sociological Review, 24(2). 255-272. (Ells.), COlllmullity care for homeless falllilies (p. 7).
Backett. E. M.. Davies, A. M., & Petros-Barvazian, A. (1984). Washington, DC: Interagency Council on the Homeless.
The risk approach ill health, care. Geneva, Switzerland: Bateson, G. (1958). Naven (2nd ed.). Stantord, CA: Stanford
World Health Organization. University Press ..
Bagley, C. A.• & Carroll, 1. (1995). Healing Forces in African­ Bateson, G. (1972). Steps to 01/ ecology ofthe mind. New York:
American families. In H. J. McCubbin. E. A. Thompson. A. I. Ballantine.
Thompson. & 1. A. Futrell (Eds.), Resiliency' in Africall­ Bateson. G. (1979). Mind alld nature. New York: Bantam
Americanfamities (pp. 117-142). Thousand Oaks. CA: Sage. Books.
Bahnson. C. B. (1987). The impact of life-threatening illness on Bateson. G., Jackson, D. D.. haley, J., & Weakland, K. J. (1963).
the family and the impact of the family on illness: An A nole on the double bind-1962. Famity Process. 2. 15-1­
overview. In M. Leahey & I.. M. Wright (Eds.), Families 16!.
anal life-threateniflg illness (pp. 26-44). Springhouse, PA: Battiste, H. 8. (1975). Family mYlhs. In S. Smoyak (Ed.). 71u'
Springhouse Corporation, psychiatric IIlIrse as afamily tilempi.l't. New York: Wiley:
Baker, T. (1985). Introduction to sleep and sleep disorders. Baumann, B. (l961). Diversities in conceptions of health and
Medical Chairs ofNorth America. 69. 1123·1151 .. physical filness. JOllrnal of Health alld Human B,dllll'ior:
Balswick,1. 0.. & Balswick, J. P. (1995). Gender relations and 2( 1),40.
marital power. In B. B. Ingoldsby & S.Smith (Eds.). Families Baumrind. D. (1978). Parental disciplinary patterns and social
ill multicultural perspectilJe (pp. 297-320). New York: competency in children. Youth and Society, 9, 239·276.
Guilford Press. Baumrind. D. (1985). Familial antec.edents of adolescent drug
Bandura: A. (1977). Social learnillg tlleory. Englewood Cliffs, use: A developmental perspective. InC. Jones & R. Baujes
NJ: Prentice Hall. (Eds.), Etiology of drug abuse: Implicatioll for prevention.
Banks, L. 1. (1992). Counseling. In a. M. Bulechek & J. C. NlDA Research Monograph.' Washington, DC: U.S.
McCloskey (Eds.), Nursing illterventiolls: Esselllialllursing Governmenl Printing Office.
Ireatmel1lS (2nd ed.) (pp. 279-303}. Philadelphia: Saunders. Baumrind. D. (199.1). The social context of child maltreatment.
Barber, B. K., & Thomas, D. L. (1986). Dimensions of fathers Family I<elatiolls. 43,360-368.
I

6 12 REFERENSI
--.---~--~.--.--~-~- --~-- ---~ -_._---
Baumrind. D. ( 1996). Parenting. The discipline controversy Benne,KD:,&:'Sheats, .P.{i948): FuncHonaTrolesof'group
revisited. Family Relations, 45, 405-114. members. Journal of Social Issues. 4 (Spring). 41.
Baxter. K. (1996. September 6). Blazing trails between clashing Berardo, F. M. (1988; December). The American family. Journal
cultures. Los Angeles Times, p. EI. of Family Issues, 8(4).426-428.
Baydar, N., Sc Brooks-Guns, J. (1998). Profiles of grandmothers Berkanovic, E. (1976). Behavioral science and prevention.
who help care for their grandchildren in the United States. Preventive Medicine. 5. 93.
Family Relations, 47(4), 385- 393. Berkey, K. M.• & Hanson, S. M. H. (1991). Pocket guide to
Beavers, W. (1977). Psychotherapy and growth: Afamily systems family assessment and intervention. St. Louis: Mosby.
perspective. New York: BrunnerlMazel. . Bernal. G.• & Shapiro. E. (1996):- Cuban families. In M.
Beavers, W. R., & Hampson, R. B. (1990). Successful families: McGoldrick, J. Giordano. &.1. oK. Pearce (Eds.). Ethnicity
Assessments and intervention. New York: Norton. and family therapy (2nd ed.) (pp. 155-168). New York:
Beavers, W. R., & Hampson, R. B. (1993). Measuring family Guilford Press.
competence. In F. Walsh (Ed.), Normalfamily process (2nd Berriesi. C. M., Ferraro, K. F., & Hobev, L. L. (1984).
ed.) (pp. 73-95). New York: Guilford Press. Enviromental satisfaction, sociability and well-being among
Beck, M. (1990" July 16). Trading places. Newsweek, 48-54. urban eldery. International Journal of Aging and Human
Becker, MI. H. (1972). The health belief model and personal Development. 18(4).277-281.
health behavior. Health Education Monographs, 2, 326-327. Besmer, A. (1967). Economic deprivation and family patterns. In
Becker, M. H. (1974). The health belief model and personal L. M. Ireland (Ed.), Low-income life styles. Washington, DC:
health behavior. Thorofare, NJ: Charles B. Slack. U.S. Department of Health. Education, and Welfare.
Becvar, D. S., & Becvar, R. 1. (1996). Family therapy: A systemic Bianchi. S. M. (1995). The changing demographic and
integration. Boston: Allyn & Bacon. . socioeconomic characteristics of single parent families. In S.
Begley, S. (2000, November 6). The stereotype trap. Newsweek, H. Hanson, M. L. Heims, D. J. Julian, & M. B. Sussman

pp.66-68. (Eds.), Single parent families: Diversity, myths and realities

Begley, S., & Springen, K. (2001. April 23). Are we gettirig (pp. 71 97). New York: Haworth Press.

..smarter'! Newsweek, pp. 53-59. B.iddle, B. 1., Thomas, E. J. ( 1966). Role theory: Concepts and
Bell, J.. M. (1995). Wanted: Family nursing interventions. Journal research. New York: Willey.
.o/Family Nursing, 1(4),355-358. Biegel. D. E., Sales, F., & Schulz, R. (1991). Family caregiving
Bell, J. M. (1996). Advanced practice in family nursing: One . in chronic illness. Newbury Park. CA: Sage.
view. Journal offalflily Nursing, 2(3), 244-248. Bild. B. R.. & Havighurst, R. (1976). Senior citizens in great
Bell, R., & Vogel, E. F. (1968). A modern intrdduction to the cities: The case of Chicago. The Gerontologist, 16(1).63.
family: New York: Free Press. Billing§ley, A. (1968). Black families in white America.
Bellai);R. N., Madsen, L, Sullivan, W. M., Swidler, A., & Tiplon, Englewood Eliffs, NY: Prentice Hall.
S:'M. (1986). Habits of the heart: Individualism and Billingsley. A. (1992). Climbing Jacob's ladder: New York:
commitment in American life. New York: Harper & Row. Simon and Schuster.
Belsky, J. (1995). A nation (still) at risk'! National Forinn, 75(3), Birenbaum, L., Robinson, M. A., Phillips, D., Stewart, B., &
36-38. McCrown. D. (1990). The response of children to the dying
Bemak, F., Chung, R. C., & Bornemann, T. H. (1996). Counseling and death of a sibling. Omega, 20(3), 213-228.
and psychotherapy with refugees. In P. B. Petersen, J. G. Black, B. (1971). Families in crisis: Assessment and Nursing
Braguns, W., 1. Lonner, &.1. E. Trimble (Eds.), Counseling interventions. LOs Angeles, CA: Intercampus Nursing
across cultures (pp. 243-265). Thousand Oaks, CA: Sage. Project, California State University, Los Angeles.
Bempechat, J. (2000). Getting our kids back on track: Educating Blau, P. M. (1977). Heterogenity and inequality: ·A pragmatic
for the future. San Fransisco: Jossey-Bass. theory of social strucure. New York: Free Press.
Benedek, E. (1978, December 8). Spousal abuse. Paper presented Blood, R. O. (1969). Marriage (2nd ed.). Glencoe. IL: Free
at the 1978 Winter Scientific Session of the American Press.
Medical Association, Las Vegas, Nevada. Reported by Blood, R. 0., & Wolfe, D. M. (1960). Husbands and wives: the
Nelson, H.. Abused wives cling to hope, doctors say. Los dynamics ofmarried living. Glencoe, IL.: Free Press.
Angeles Times, pp. I, 18. Bloom. B. S. (1956). Taxonomy of educational· objectives
Bengtson, V. N. (1985). Diversity in symbolism in grandparental handbook: Cognitive domain. New York: David McKay.
roles. In V. Bengtson & T. Robertson (Eds.), Grandparenthood Blum, R. W. (2QOO. December). Connections make a difference
(pp. 11-25). Newbury Park, CA: Sage. . in the lives of youth. National Council on Family Relations
Bengtson, V, & Robertson, T. (Eds.). (1985). Grandparenthood. Report. 45(4), pp. F9-FIO.
Newbury Park, CA: Sage. Blumer, H. (1962). SoCiety as symbolic interaction. In A Rose
Bengtson, V., Mangen, D., & Landry, P. (1987). Intergenerational (Ed.), Human behavior and social processes. Boston:
linkages. In H. Garms, E. M. H.oerning, &. A. Schaeffer Houghtun-Mifflin.
(Eds.); Intergenerational relationships. New York:.Hogrefe. Blumer, H. (1969). Symbolic interaction Ism. Englewood Cliffs,
Benin, M., & Keith, V. M. (1995). The social support ofemployed NY: Prentice·Hall.
African American and Anglo mothers. Journal of Family Blumstein, P. & Schwartz, P. (1983). Am'erican couples. New
Issues, 16(3),275-297. York: Morrow. .
REFERENSI 6 13
- - -- -- -_.
. Bfumstein,~P.;& ·Schwartz.P.~(f99T).~Money and ideology: Bowen, M. (1978). A family therapy in clinical practice. New
Their impact on power and the division of household labor. York: Aronson.
In R. L. Blumberg (Ed.), Gender family, and economy: The Bower. K. (19112). Case monagement by nurses. Washington,
triple overlap (pp. 261-288). Newbury Park, CA: Sage. DC: American Nurses Publishing.
Bobak, 1. M.• Jensen, M. D., & Zalar. M. I). (1989). Maternity Bowers. B. F., & Mvers. B. J. ( 1999). Grandmothers providing
and gynecologic care: The nurse and family (4th ed.). St. care for grandchildren: Consequences of various levels of
Louis: Mosby. caregiving. Family Relations. 48 (3). pp. 303-311.
Bodman. D. A.• & Peterson, G. W. (1995). Parenting processes. Bowlby. J. (1966). Maternal care and mental health. New York:
In R D. Day. K. R. Gilbert. B. H. Settles. & W. R· Burr Schocken.
(Eds.), Research and theory in family science (pp. 205-225). Bowlby, J. (1977). the making and breaking of affectional bonds.
Pacific Grove, CA: BrookS/Cole. British Journal ofPsychiatry, 133,201-210.
Boehm, S. (1992). Patient contracting. In G. M. Bulechek & J. C. Bowling. A., & Windsor, 1. (1995). Death after widow(er)hood:
McCloskey (Eds.), Nursing interventions: Essential nursing An analysis of mortality rates III) to 13 years after
treatments (2nd ed.) (pp. 425-433). Philadelphia: Saunders. bereavement.Omega, 31(1),35-49.
Bolton, F. G., & Bolton. S. R. (1987). Working with violent Boyd-Franklin, N.( 1989). Blackfamilies in therapy. New York:
families. Newbury Park, CA: Sage. Guilford Press.
Bomar. P J. (Ed.). (1996). Nurses andfamily health promotion Boyum.L A.• & Parke. R. D. (1995. August). The role of family
(2nd ed.). Philadelphia: Saunders. emotional expresiveness ill the development of children's
Bomar, P. J., & McNeely, G. (1996). Family health nursing role: social competence. Families and life-threatening illness. 57.
Past, present and future. In P. J. Bomar (Ed.), Nursing and 593-618.
family health promotion (2nd ed.) (pp. 3-21). Philadelphia: Bozell. F. W. (1987). Fami Iy nursing and life-threatening illness.
Saunders. In M. Leahey & L. M. Wright (Eds.), Families and life­
Borders, L. D., Black, L. K.,.& Pasley, B. K. (1998). Are adopted threatening illness. Springhouse. PA: Springhouse
children and their parents at greater' risk for negative Corporation.
outcomes? Family Relations, 47(3),237-241. Bozell. F. W.• & Gibbons, R. (1983). The nursing management
Boss, P. (1988). Family stress management. Newbury Park, CA: offamilies in the critical care nursing. Critical Care Update •
. Sage. 10.22-27.
Boss, P.. (1999). Ambiguous loss. Cambridge, MA: Harvard Braden. C. 1. ( 198 I). The focus and limits ofcommunity health
University Press. nursing. Norwalk. CT: Appleton & Lange.
Boss, P. G., Doherty. W. J., La Rossa. R, Schumm, W. R, & Bradt. J. O. (1988). BecOming parents: Families with y()ung
Steinmetz, S. K. (Eds.). (1993). Source book of family children. InB. Carter & M. McGoldrick (Eds.), The changing
.... theories' and methods:' A contextual approach. New York: family life cycle (2nd ed.) (pp. 235-254). New York: Gardner
Plenum. Press.
Bossard, J. H .• & Boll, E. S. (1956). The large family system: An
Bramiett. M.H. Gueldener, S. H.. · & Sowell. R. R (1990) .
• original study in the sociology of family behavior:
Consumer-comic advocacy: Its connection to nursing
Philadelphia: University of Pensylvania Press.
frameworks. NurSing Science Quarterly 3, 156-161.
Boulding. E. (1976). Familism and the creation of futures. In E.
. Bray. 1.H. Bergcr. S. H. & Boethel, C. L. (1994). Role integration
Eldridge & N. Meredith (Eds.), Environmental issues: Family
and marital adjustment in stepfather families. In K. Pasley &
impact. Minneapolis. MN: Burgess.
M. Ihinger-Tahlmen (Eds.). Steppare(lting: Issues in theory.
Boutin. P., Buchwald, D., Robinson, L., & Collier, A. (2000).
research, and practice. Westport. CT: Greenwood Press.
Use of and attitudes about alternative and complementary
Breakdown on Family Breakdown, The Washington Times. 25,
therapies among outpatients and physicians at a municipal
March 200 I, p. B2.
hospital. Journal of Alternative and Complimentary
Medicine. 6(4),335-343. Bridges, L. 1.. & Conncll, 1. P. ( 1991 ). Consistency and
Bowden, V., Dickey. S., & Greenberg, C. (1998). Childrenn and inconsistency in infant emotional and social interactive
their families: The continuum of care. Philadelphia: W. B. behavior across contexts and caregivers. Infant behaviour
Saunders. and Development. 14(4),471-787.
Bowen, G. L, Desimone, I;. M., & McKay. J. K. (1995). Poverty Briggs. K.. Hubbs-Tait. L.• Culp. R, & B!ankemeyer. M. (1995).
and the single mother family: A macroeconomic perspective. Perceiver bras in expectancies for sexually abused children.
In S. Hanson. M. Heims, D. Julian. & M. Sussman (Eds.). Family Relations, 44, 291-298.
Single parent famili.es: Diversity. myths and realities (pp. Brink, P. (1976). Transcultural nursing. Englewood Cliffs. N 1:
115-142). New York: Haworth Press. Prentice Hall.
Bowen. M. (1960). Family concept of schizophrenia. In D. D. Broderick, C. B. (1971). Behind the live conceptual frameworks:
Jackson (Ed.), Etiology of schizophrenia. New York: Basic A decade of development in family theory. Journal of
Books. . Marriage and the Family, 33, 129-159.
Bowen, M. (1976). Theory in the practice of psychotherapy. In P. Broderick, C. B. (1990). Family process theory: In 1. Spey (Ed.).
J. Guerin (Ed.), Family therapy (pp. 42-90). New York: Fashioningfamity theory (pp. 171-206). Newburv Park, CA:
Gardiner Press. Sage.
I

6 14 REFERENSI

. Broderick: C: ~ir(993). Viuiersiaildlngjulllflyprocess:Bcislcs . ···Broom;l):·L:rrmj:¥arentalsensrriVlly-tl:fi'n1'untnrrd-mtldters


offamily systems theory. Thousand Oaks, CA:' Sage. in dual-corner and sillgle-earner families. Nursing Research.
Brody. E. M. (1985). Parent care as a normative family stress. 47(3), 162-170.
The Gerolltologist, 25, 19-29. Broome, M. E., Knafl. K., Pridham. K., & Feetham. S. (1998).

Brody, E. M. (1995). Prospects for family caregiving: Response Preface. In M. E. Broome, K. Knafl. K. Pridham. & S.

to change, continuity, and diversity. In R. A. Kane &J. I). Feetham (Eds.). Childrel1 and family ill heallh alld ilIlless

Penrod (Eds.). Family caregiving ill an agillg sociel.V: Policy (pp. ix-x). Thousand Oaks. CA: Sage.

perspectives. Thousand Oaks, CA: Sage. Brothers,.J. (1990. June 20). Testing parental philosophies. Los

Brody, E. M.• Litvin, S. J.. Klehen, M. H.• & HolTman. C. (I~90. Allgeles Times. p. E4.

November). DijJc'rential effects of daughters' marital staWs Brown. E. R .. Police. N.. & Rice, T. (2001 J. The stafe o.lheallh

ollthell parent care experiences. Paper presented at the 43rd Insurallce ill Ca/ifomia: l?ecenltl'ellds,fllllll'C' prospects. Lm;

Annual Meeting of the Gerontological Society of America. Angeles: UCLA Center for Health Police Research. Brown.

Boston. MA. S. L. (1978). Functions. tasks. and stresses of parenting:


Brody. E .• & Schoonover, C. B. (1986). Patterns of parent care Implications for guidance. In L. E. Arnold (Ed.). Noll' I'ork:
when adult daughters work and when they do not. 111e Brunner/Maze/. .
Geromologist. 26(4), 372-381. Brownstein. R. (1995. Novemher 6). Why arc so many black men

Brody. E., Litvin, S, Hoffman. C., & Klehan. M. (I 992a). in jail? Numbers in debate equal a paradox, Los angeles

Differential effects of daughter's marital status or their. Times. p. AS.

parental experiences. The Gerolllologist. 32,58-67. Brownstein. R. (1999. October II). Government should work

. Brody. E., Litvin. S .. Hoffman. C., & Kleban, M. (I 992b). On harder to serve legions of working poor. Los All,qeles TinU's.

having a. "significant other" during the parent care years. p.AS.

Journal. of Gorolllology, 14(2), 131-149. Brownstein. R. (2000. May 29). Mupping strategies to help those

Brody, G. H. (1994). Family processes and adole~'Cent len behind by booming economy. Los 'Angeles Tillles. p.

development. An introduction to a special issue. Family AS.

.Re/alions, 43, 359. Brubaker. T. ( 1990). Families in later life: A beginning area of

Broering, J. (1993). The adolescent. health and society: From the research. JOllrllal oj'Marriage (/lid the family, 52(4), 959­
.. perspective of the nurse. 11;1 S. Millstein, A. Petersen, & E. 982.

Nightingale (Eds.). Promotillg the health of adolescents: Brubaker, T. H. (1983). Family j'el£1liol/ship's ill later 1(/('.

New directiolls for the twellty-jirst cel11ury (pp. 151-155). Beverly Hills. CA: Sage.

. ; New York: Oxford University Press. Brubaker. T. H. (1985). Later lij'e families. Beverly llills. CA:

Brolinson. P., Price, J., Ditmever. M., & Rice. I). (200 J). Nurses' Sage.

. perceptions of complementary and alternative medical Buckley. W. (1967). Soci%,!!y, {lI!d mode/'ll systems theory.

therapies. Journal of Community H eallh, 26(3). 175-189. Englewood Clitl<;, NJ: Prentice Hall.

Bronfenbrenner, U. {1969). The changing Mnelican child-A Bulechek, ].. & McCloskes', G. (2000). Nlil'sill.r: ill1erl'('III{oIlS

speculative analysis. In R. L. Coser (Ed.). life cycle and c/assijicatioils (N/C). S1. Louis: Mosby.

achievemelll ill America (pp. 1-20). New York: Harper & Bulger. M. AV.• Wandersman. A., & Goldman. C. R. (1993).

Row. Burdens and gratifications of caregiving: Appraisal of

Bronfenbrenner. U. (1974). The origins of alienation. Sciell1ijic parent~1 care of adu Its with schizophrenia. Americall JOIIl'llal

Americall. 23/, 53. of Orthopsychiatry. 64.255-205.

Bronfcnbrenner. U. (~979). Ule ecology ofhuman development: Bullough. V .. & Bullough, B. (1982). llealth Care/or the OIher

E:r:perimellIs b.Y nalllre alld design. Cambridge. MA: Harvard Americans. Norwalk, CT: Appleton & Lange.

University Press. Bullrich, S. (1989). The process of immigration. In L. Combrinck­

Bronstein. P.• & Cowan, C. P. (1988). Fatherhood today: Men's Graham (Ed.). Children ill family cOlllexts (pp. 482-501) .

changing role ill the family. New York: Wiley. New York: Guilford Press.

Bronstein, P.. Clauson, J.• Stoll. M. E. & Abrams. C. L. (1993).


Bumpass. L., Raley, R., & Sweet. J. (1995). The changing

Parenting behavior and children's social, psychol~gical. and


character of stepfamilies: Implications of cohabitation and

academic adjustment in diverse family structures. Family


nonmantal childbearing. Demography, 32.425-236.

Relations, 42. 468-276,


Burden. D. S. (1986). Single parents and the work setting: The

Brooks-Gunn. S.• & Chase-Lansdale. P. (1995). Adolescent


impact of mUltiple job and homelife responsibilities. Family

. parenthood. In M. H. Bornstein (Ed.). Handbook ofparenting.


Re/ttlio/ls, 35(1), 37-43. .

Vol. 3: Status alld social conditiolls of parenting (pp. 113­


149). Hillsdale, NJ: Erlbaum. Burgess, A. W.. (1978). Nursing: l.Alvels of illtel1.'t'111ioll.

Englewood Cliffs. NJ: Prentice Hall.

Brooks-Gunn. S .• & Paikoff, R. (1993). Sex is a gamble. kiSSing


is a game: Adolescent sexuality. conception. and pregnancies. Burgess, E. We, Locke, H. J.• & Thomas. M. M. (1963). The

In S. P. Alilistein. A. Peterson. & F. O. Nightingale (Eds.), family (3rd ed.). New York: American Book.

Promoting Ihe health ofadolescel11s: New directiolls for the Burns, K. (1996). A new recommendation for physical activity

Iwemy-jirsl celltury (pp. 180-2Q8). New York: Oxford as a means of health promotion. NUl'Se Praclitioner. 2(9), 18­
UniverSity Press. 28.
REFERENsr 6 15
·Blirr,W.~-.lT970r-Satlsrac1jon-willlvarrous -aspectsofmarriage Cfu1ioo:TA.. &SpuriocK. 1: (FJ'fH):ciiltllral(iilii,t!rse chjid~ei,
over the life cycle. JOllmal of Marriage and the Family. and adolescellts: Assessmellfs, diagnosis, and treatmellt.
32( 1),29, New York: Guiltord Press.
Burr, W. R. (1973). Tbeory construclioll and the sociologyoflhe Cantor. M. (1983). Strain among caregivers: A study of
family. New York: Wiley. experience in the United States. 11le Gerontologist, 2.?, 597­
Bufl', W. R. 0995). Using theories in family science. In R. D. 601. .
Day, K. R. Gilbert, B. H. Settles, & W. R. Burr (Eds.), Caplan, G. (1964). Principles of preventive psychiatry. New
Research and theory in family science (pp. 73-90). Pacific York: Basic Books. .
Grove. CA: BrookS/Cole. . Caplan. G. ([970). Do, throw and practice of melllal health
Burr, W., Day, R.. & Bahr, K. (1993). Family sci(!llce. Pacific consultalioll. New York: Basic Books.
Grove. CA: Brooks/Cole. Caplan. G. (1974). Support systems alld community //lelllal
Burr, W., Klein. S., Burr, R., Doxey, C., Harker, B., Holman, T., health. Ncw York: Behavioral Publications.
et al. (1994). Reexamining family stress: New theory and Caplan. G. (1976). The family as a support system. In G. Caplan
research. Thousand Oaks. CA: Sage .. & M.. Killilea (Eds.); Support systems alld mlltllal help. New
Burr, W. R.• Leight. G., Day. R.. & Constantine, J. (1979). York: Grune & Stratton.
Symbolic interaction and the family. In W. R. Burr. R. Hill. Caplan, N .. Choy. M. H.. & Whitmore: J. K. (1992. February).
F. I. Nye. & I. Reiss (Eds). COlllemporary theories abollt the Indochinese refugee families and acade.mic achievement.
family (Vol. 2. pp. 42-111). New York: Free Press. Scientific American, 36-42.
Burrell. N. A. (1995). Communication patterns in stepfamilies. Caplin. M. S.• & Sexton. D. L. (1988). Stresses experienced hy
In M. A. Fitzpatrick & A. L. Vangelisti (Eds.), Explaining spouses of patients in a coronary care unit with myocardial
family illteractiolls (Pl'. 290-309). Thousand Oaks, CA: infarction. Fvcus Of! Critical Care. 15(-"). 31-40.
Sage. Caplow, f. (1968). Two against olle: Coalitiofl.f ill triads.
Burt, C. W .. & Fingerhut, L. A. (1998)./njury visits to hospital Englewood Cliffs. NJ: Prentice Hall.
emergency departlIlents:United Stales, /992-/995. Vital Carey. B. (2001. August 20). When a good death isn't for every
Health Statistics, /3 (131). Hyattsville, MD: National Ce'nter one Los AII,'1e1es Times. pp. S I, S6.
. for Health Statistics. Carey. R. (1989). How values affect the mutual goal. setting
Burton. L. (1992). Black grandparents rearing children of drug­ process with multiproblem families. Journal of Community
addicted parents: Stress, outcomes, and social needs. 171t? HeallhNursing, 6(1), 7-14.
Gerontologist. 32, 744-751. Carlson. D" & Kacmark, K. (2000). Work-family conOict inside
Burton. L.. & Bengtson, V. (1985). Black grandmothers: Issues . organization: Do life role values make a difference? Journal
'of timing and continuity of roles. In V. L. Bengtson &.1. F. ojMallagemellt, 26(5). 1031-1054.
, . Robertson (Eds.). Grandparelllhood (pp.61-78). Newbury . Carmack, B. 1. (I 997).. Balancing .engagement and detachment in
. Park, CA: Sage. caregiving. Jmage ..29(2), 139-143.
Burton. L.. & deVries. C. (1995). Challenges and rewards: Carney. P. (1992). The concept of poverty. Public Health
African-American grandparents as surrogate parents. [n L. Nursillg, 9(2).74-79.
M. Burton (Ed.), Families and aging. Amityville, NY: Carpenito, L. (2000). Nursing diagllosis: Applicalion to clinical
Baywood. practice. Philadelphia: Lippincott-Williams &Wilkins.
Bushy. A. (1990). Rural determinants in family health: Carpenito. L. J. (2000). Nursillg diagnosis: Application to
Considerations torcommunity nurses. Fami/yalld Comllll/nity clillical practice (8th ed). New york: Lippincott Williams &
Health, 12(1),29-38. Wilkins.
Bussell. D. A., & Reiss, D. (1993). Genetic influences on famih Carrington. R. 'W. (1978). The Afro-American. In A. L. Clark
processes: The emergence of a new framework tor family (Ed.), Culture, childbearing. alld health professionah,
research. In F. Walsh (Ed.). Normal family processes (2nd Philadelphia: Davis.
ed.)(pp. 16!-18\). New York: Guiltord Press. Carruth, A. K. (1996). Development and testing of the Caregiver
Butler, R. N., & Lewis, NI. I. (1982). Aging alld mental health: Reciprocity Scale. Nursing Research, 45(2),92-97.
Positive,psychosocial and biomedical approaches. St. Louis: Carter, 8., & McGoldrick, M. (Eds.), (1980). The family life cycle;
Mosby. Aframeworkforfamily therapy. New York: Gardner Press.
Byng-Hal!. J, (1988). Scripts and legends in families and family Carter, B., & McGoldrick, M. (Eds,). (1989). The changillg
therapy. Family Process. 27. 167-179. family life cycle: Aframeworkforfamily therapy. New York:
Byng-Hall, J. (1995). Creating a secure family base: Some Gardner Press.
implications of attachment theory for family therapy. Tammy Cary, A. H. (1996). Case management. In M. Stanhope &.1.
Process. 3-/,45-58. Lancaster (Eds.), Community health nursing. P,:omotillg
Caltie, D. (1994). Going it alone: A closer/ook at gralldparellls health ofaggregates,jamilies, and individllals (pp. 357-373).
parenting grandchildren . . Washington, DC: American St. Louis: Mosby,
Association of Retired Persons. Casas. J. M., & Vasquez, M. J. T. (1996). Counseling !he
Campbell, T. L (2000). Physical illness: Challenges to families. Hispanic. In P. B. Pedersen, J. G. Dragons. W. J. Lonner. &J.
In P.C. McKenry & S. 1. Price tEds.), Families and change E. Trimble (Eds.), Counseling across cultures (4th ed.) (pp.
(Pl'. 151-182). Thousand Oaks, CA: Sage. 146-176). Thousand Oaks, CA: S~lge,
J
6 t 6 REFERENSI

"Casavanfes~-E:'~-I"9{O~Winler)~'Fnae anopreJifdic-e:'"j\-Mexfcan -Cness;-S: (T9S3Y.lJaslc"aaapfal'iolllOsuccesst'ulparenrirrg·;lff-\1.


American dilemma. Civil Rights Digest, 3,22. 1. Sasserath (Eel.). Minimizing high-risk parenting (pp. 5-1
Casey. B. (1996). The family as a system. In P. 1. Bomar (EeL). I). Skillman, NA: Johnson & Johnson Baby Products.
Nurses andfamily health promotion: Concepts, assessment, Children's Defense Fund. (1995). State 01 America's children
and interventions (2nd ed.). Philadelphia: Saunders. 1995 yearbook. Washington, DC: Author.
C~ey. B. A. (1989). The family as a system. In P. J. Roman Chilman. C. S (1978, April). Habitat and American families: A
(Eel.). Nurses and family health promotion (pp. 37-46). social-psychological overview. Family Coordinator. 27,
Baltimore: Williams & Wilkins. 106-109.
Castiglia. P. (1999). Extended families: Social support systems Chilman, C. S. (1988, April). Never-married, single, adolescenct
for children. Journal of Pediatric Health Care, 13(3}. 139­ parents: A social-psychological overview. Variant family
141. ' forni,27. 106-109. Park. CA: Sage.
Castro. E. M. (1978). The Mexican American: How his culture Chilman. C. S., Nunnally, E. W., & Cox, F. M. (1988). Families
affects his mental health. In R. A. Martinez (Eel.). Hispanic in double-Chronic illness and disability. Beverly hHis. CA
culture and health care. S1. Louis: Mosby. Sage.
Choi. N.• & Snyder. L. (1999). Homelessfamities with children:
Castro. J. (1991. November 25). Condition: Critical Time, 32­
A subjective experience. New York: Springer.
42.
Choopoorian, T. J. (1986). Reconceptualizing the environment.
Caudill, W. (1975. April). The individual and his nexus. In L. In P: Moccia (Eel.), New approaches in theory development
Nader & T. W. Maretzi (Eels.). Cultural illness and health. (pp. 39-51). New York: National League for Nursing.
Washington, DC: American Anthropological Association. Chrisman, M., & Fowler. M. D. (1980). The system-inchange
, Caudle, P. (1993). Providing culturally sensitive health care to model for nursing practice. In. J. Riehl & c. Roy (Eds.),
Hispanic. NursePractitioner 18(12}, 40-51. Conceptual models for nursing care (pp. 74-102). New
CDC National Center for Health Statistics (NCHS). (1998). York: Appleton Century-Crofts.
National mortality data, 1997. Hyattsville, MD: NCHS. Chung, D. (1991). Asian cultural commonalities: A comparison
Center. forHealth Economics Research. (1993). Access to health with mainstream American culture. In S. Furato, R. Biswas.
care: Key indicator for policy. Waltham, MA: Author. D. Chung, & F. Ross-Sheriff (Eels.), Social work practice

Centers for Disease Control and Prevention. (200 I). Births: Final with Asian Americans (pp. 27-44). Newbury Park, C A:

data for 1999. Washington, DC: U.S. Government Printing Sage.

Office. Clark, A. L. (1966). Adaptation problems and the expanding


Centers Jor Disease Control and Prevention. (1999). Chronic family_ Nursingtarum, 5, 98.
diseases qnd their risk factors. Atlanta, GA: Department of Clark, C.• & Heidenreich, T. (1995). Spiritual care for the
, 'Health and, Human Services,' Centers for Disease Control critically ill. American Journal of Critical Care. 4(1). 77­
and' 'Prevention. National Center for Chronic Disease 81.
Prevention and Health Promotion. (www.cdc.govlnccdphpl Clark, M. (1970). health in the Mexican. American culture: A
stat booklstatbook.html). community study. Berkeley, CA: University of California
Press.
Chan, S. (1992). Families with Asian roots. In E. W. Lynch & M.
Clark, M. J. (1984). Community nursing: Health care for ioday.
J. Hanson (Eels.). Developing cross-cultural competence: A
and tomorrow. Reston. VA: Reston Publishing Co.
guide for working with' young children and their families (pp.
Clarke, Y., Lovegrove, H., Williams, A., & Machper.son. M.
181-257). Baltimore: Paul H. Brooks.
(2000). Unrealistic optimism and the Health Belief Model.
Chang, K. (1995). Chinese Americans. In J. N. Giger & R. E. Journal of Behavioral Medicine, 23(4). 367-376.
Davidhizar (Eels.). Transcultural nursing: Assessments and Clawson, J. (1996). A child with chronic illness and the process
Interventions (2nd ed.) (pp. 95-414). S1. Louis: Mosby.
of family adaptation. Journal of Pediatric Nursing; 11,52­
Chavez, N. (1 98h). Mental health services delivery to minority 61.
populations: Hispanics perspective. In M. Mirande & H. Clemen, S. (1977). Concepts of culture and value clarification. In
Kitano (E(Is.), Mental health research and practice in S. Clemen & M. Gregerson (Eels.), Family and community

communities. Rockville, M D: National Institute of Mental health nursing: A workbook. Ann Arbor, MI: University of

Health. Michigan Media Library.

Cherlin. A., & Furstenberg, F. F, (1985). Styles and strategies of Cleveland, E. J., & Longaker, W. D. (1972). Neurotic patterns in
grandparenting. In Y. Bengtson &, J. F. Robertson (E ds.,) the family. In G. Handel (Ed.), The psychosocial inferior of
Grandparenthood (pp. 97-116). Beverly Hills, CA: Sage. the family (2nd ed.) (pp. 159-185). Chicago: AJdine­
Cherlin.:A.. & Ftlrstenherg, F. F. (1986). The new American Atherton.
grandparents: A place in the family a life appart. New York: Clinton, B. (1995, October t 7). We are one nation, one family
Basic Books. indivisible. Los Angeles Times, p. A12.
Cherlin, A. J. (1996). Public & private families: An introduction. Clinton, H. R. (1996). It takes a village. New York: Simon &
New York: McGraw-HilI. Schuster.
Chesler, M. A.. & Barbariin. D. A. (1987). Childhood cancer Coates, J. F. (1996). Five major forces of change. FuturiSt, 30(5).
and thefamity. New York: BrunnerlMazel. l~ .
REFERENSI 6 17
-COaay;lf. ng15).-ThetnerapJsCwasa· gringa: fl1·S.Smoyak . Corales, R. G. (1975). Power and satisfaction in early marriage.
(Ed.), The Psychiatric as a family therapist. New York: In R. F. Cromwell &-0. H. Olson (Eds.), Power infamities
Wiley. (pp. 196-215). New York: Sage.
Cody, W. K. (2000). Nursing frameworks to guide practice and Cose, E. (1999, June 7). The good new's about black America.
research with families: Introductory remarks. Nursing Newsweek, 29-10. . .
Science Qurterly, 13(4),277-284. Courtney, R. (1995). Community partnership primary care: A
Cohen, S., & Syme, S. L. (1985). Issues in the study of social new paradigm for primary care. Public Health Nursing.
support. In S. Cohen & L. S. Syme (Eds.), Social support and J2(6), 366-373.
health (pp. 3-20). NewYork: Academic Press. Cousins. S. (2000). "My heart couldn't take it": Older women's
Cohn, H. D.; & Lieberman, E. 1. (1974). Family pJanningand beliefs about exercise benefits and risks. Journal of
health. American Journal ofPublic Health, 3, 226-230. Gerontology. Series' B: Psychological Sciences and Social
Coleman, M., Ganong, L., & Fine, M. (2001). Reinvestigating
Sciences, 5513(5). 283-294.
remaniage: another decade of progress. In R. Milardo (Ed.),
Cowan. C. P., Cowan, P. A., Hetning, G., & Miller, N. B. (1991).
Understanding families into the new millennium: A decade
Becoming a family: Marriage, parenting, and family
in reznezo (pp. 507-522). Minneapolis, MN: National Council
development. In P. A. Cowan & M. Hetherington (Eds.).
on Family Relations.
Family Transition. Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Coleman, M., Ganong. L. H., & Goodwin, C. (1994). The
Cowan. C., & Cowan, P. (1995). Interventions to case, the
presentation of stepfamil ies in marriage and family textbooks:
transition to parenthood: Why are they needed and what they
A reexamination. Family Relations, 43, 289-297.
can do. Family Relations, 44, 412-423.
Coleman. M., Ganong, L, & Fine. M. (2000). Reinvestigating
Cowley, G. (1995, March 27). It's time to rethink nature and
remaniage: Another decade of progress. Journal ofMarriage
nurture. Newsweek. 52.
and the Family, 62(4), 1288-1307.
Cox, M., & Paley, B. (1997). Families as systems. Annuql Review
Colley, K. D. (1978). Growing up together: The mutual respect
of Psychology, 48,243-267.
balance. In L. E. Arnold (Ed.), helping parents help their
Craig, S. J., & Chmer, R. (2000). Racial residentjal segregation
children. New York: Brunner/Mazel.
. by level of socioeconomic status. Social Science Quarterly,
Coltrane, B. (1997). Families and Gender Equity. National
8/(3).701-715.
forum, 77(2), 31-3-1.
Creed, G. (2000). "Family values" and domestic economics.
Combrinck-Graham. L. (1985). A developmental model for
Annual Review ofAnthropology, 29,329-355. .
. family systems. Family Process, 24(2), 1,39-150.
Cromwell, R. E., & Olson, D. H. (1975). I nurocluction. In R. E:
Combrinck-Graham, L. (1990). Developments in family system Cromwell & D. H.Olson.(Eds.),·Power itlAuthorities (pp.
··and theory research. Journal of the American Academy of 2-3). New York: Sage .
. Child adolescence Psyhciatry, 29(4), 501-512: Cromwell, R. E., & Ruiz., R.A. .(1979). The myth of macho
Coner-Edwards, A. F., & F. Edward, H. E. (l988).Jnlroduction. -dominance ill decision~making.within Mexican and Chicano
In A. F. Loner-Edwards & J. H. Spurlock (Gds.), Black families. Hispanic Journal of Behavioral Science, 1(4).355­
families ill crisis: The middle class, New York: Brunner! 373.
Maze!. Cromwell, V. L., & Cromwell, R. F. (1978. November). Perceived
Connery, D. S. (1968). The Irish. New York: Simon & dominance in decision-making and conflict resolution among
Schuster. Anglo, Black and Chicano couples. Journal ofMarriage and
Connors, H. R: t 1988, April). Nurse case management. NAMFE: the Family, 40, 749-759.
A three year perspective. Kansas Nurse, Practice. Crooks. C. E., Lammarino, N. K.,& Weinberg, A. I). (1987).
Conover. T. (1993, September 19). THE united States of asylum. . The family's role in health promotion. Healthfamities 11(2),
New York Times Magazines, 56-58, 74-18. 7-12.
Constantine, L. L. (1986). Family paradigms: The practice of Crosbie-Burnett. M. (1994). Remarriage and recoupling. In P. C.
theory infamity therapy. New York: Guilford Press. McHenry & S. J. Price (ads.), Families and change: Coping
Coontz, S. (1995). The way we weren't. Thc myth and reality of with stressful events. Thousand Oaks. CA: Sage.
the "traditional" family. National Forum, 75(3), ] 1-14. Crotty, aM. (1998). Thefoundations ofsocial research: Meaning
Coontz, S. (1996, May-June). Where are the good old days. and perspective in the research process. London: Sage.
Modern Maturity, 36-53. Cunningham, W., Levan, R., Brown, E. R, & Wyn, R. (1999).
Coontz, S. (I997).The way we really are: Coming to term with African Americans remain uninsured at higher rates thall
America's changingfamities. New York: Basic Books. white despite their increasing job-based coverage: Policy
Coontz, S., Parson, M., & Raley. G. (1999). Americanfamities. brief Los Angeles, CA: UCLA Center for Health Policy
New York: Roulledge. Research.
Corles, I., Germino. B., & Pittman. M. (Eds.). (1994). Dying, Curran, D. (l983). Traits of a healthy family. Minneapolis, MN:
death, and bereavement: Theoretical perspectives. Boston: Winston Press.
Jones & Bartlett. Curran, D. J., & Renzetti. D. M. (2000). So~ial problems: SoCiety
Comille. T. A. (2001, June). Helping families deal with change. in crisis (Sill ed.). Boston: Allyn & B~con.
Sometimes helping means waiting to be asked. Family Focus, Curtin, L. (1979). The nurse as advocate: A philosophicai founda­
pp. F3, F5. tion for nursing. Advances in Nursing Science. I, 1-10.
6 1 8 REFERENSI

. iYAntonlo:~W:V:-(T98-3}FamjTy,Jrfe~l~cHgioii~an(fsociefar &' '1Vf. ~S.~GiliOorisTEQs:) . Fi.iiiii(y-riiterveilliiiiis 1h,;ougTfu/lf


. values and structure. In W. V. D' Antonio & J. Aldous (Eds.). chronic illness and disability (pp. 265-284). New York:
Families and religions. Beverly Hills. CA: Sage. Springer.
D'Antonio. W. V., & Aldous, J. (1983). Introduction. W. V. Demos. J. (1970). A liule commollwealth: Family lije'in Plymoll1h
D'Antonio & J. Aldous (Eds.), Families and religions Beverly ColollY· New York: Oxford University Press.
Hills. CA:Sage. Demos. V. (1990, August). Black family studies in the Journal of
Dadds. M. R. (1995). Families, children and developmellf of Marriage alld the Fallli(v and the issue of distortion. A trend
dysfullction. Thousand Oaks, CA: Sage. analysis. Journal of Marriage ((lid the fatllily. 52(3).603­
Daka-Mulwanda, V., Thornburg, K. R., Filbert L.• & Klein, T. 612. .
(1995). Collaboration of service for children and families. A de Souza, P., & Guaida, D. (2000, July). The family health care:
sy.nthesis of recent research and recommendations. Family A responsibility of the women living ill a Shlltll. Presentation
Relations, 44, 219-223. . made at the 5th International Family Nursing Conference,
Dalgas-Pelish, P. L. (1993). The impact of the first child on Chicago. Illinois.
marital happiness. Journal ofadvance nursing, 18, 437-441. Detzner, D. F. (1992). Life histories: Conflict in Southeast Asian
Daly. K. (1996). Families & tillle: Keeping pace ill a hurried refugee families. In J. F. Gilgun, K. Duly, & G. Handel
cllltllre. Thousand Oaks, CA: Sage. (Eds.). Qualitative methods illfatllity research (pp. 85-102).
Daly. K. (2000). It keep getting faster: Challgillg pattem oftime Newbury Park, CA: Sage.
illfamities. Ontario, Canada: Vanier Institute of the Family. Detzner. D. E, Xiong, B., & Eliason, P. (1999). Helpillg yOllr
Danesco, E. R.. & Holden. L. W. (1998). Are there different sllcceed: Bicu/fllral parellfillg for SOlltheast Asiall families.
types of homeless family'! A typology of homeless family St. Paul, MN: University of Minnesota Extension.
based on cluster analysis. Family Relations, 47, 159-165. Diaz-Guerrero. R. (1975). Psychology of Mexican cllltllre alld
Daniel. J,.. (1986). Family assessment. In B. B. Logan & C. E. persollality. Austin. TX: University of Texas Press.
Dawkins (Eds.), Family-celltered nursing ill the commullity Dickinson. O. E., & Leming, M. R. (1995). Ullderstalldill.'1
(pp. 183-208). Menlo Park, CA: Addison-Wesley. families. Diversity,' cOlllillllity and challge (2nd ed.). Fort
Davidhizar. R.• & Bechtel. G. ;A. (1999). Health and quality of Worth. TX: Harcourt Brace College.
life 'within colonias settlements along the United States and Diekelinann, N. (1977). Primary health care of the well adult.
MeXICO holder. Public health. Nursing, 16(4). 301~3(l6. New York: McGraw-Hili.
Davies. B. (1995). Sibling bereavement research. In I. Corless et Dietrich, K. T. (1975). A re-examination of the myth or black
al. (Eds), A challellge for livlllg (pp. 173-202). Boston: Jones matriarchy. Journal of M(frriage alld the Family, 37(2). 367­
& Bllrtlett. 374.
Davies. 'IL Spinetta, 1.. Martinson, L, McClowry, S., & Dilworth-Anderson, P.. & McAdoo, H. P. (1988. July). The
Kuleiikamp, E. ( 1986). Manifestations oflevels offunctioning study of ethnic minority families: Implications for prdCtitio­
. ill· grieving families. Journal of Family Iss lies, 7(3), 297­ ners and policy makers. Family Relations, 37(3).265-267.
313. Dilworth-Anderson, ·P.. Burton, L.. & Johnson. L. (1993).
Davis. F. (1963). Passage through crisis: Polio victims and their 'Refraining theories for understanding race, cthnicity, and
families. New York: Bobbs-Merrill. families. In P. Boss, W. Doherty. R. La Rossa, W. Schumm.
Davis. O. S. (1978). Nursing approach to tile postpartum family. & S. Steinmetz (Eds.). Sourcebook of family theories alld
In M. L. Moore (Ed.). Realities ill childbearing. Philadelphia: methods (pp. 627-(49). New York: Plemum Press.
Saunders. . Dinger. M. (1999). Physical activity: An update ror health
Davis. R.. & Voegtle. K. (1991). Culturally competent health educators. The illlernatiollal Electrollic JOllfllal of Health
care for adolescelllS. Chicago: American Medical Edllcation, 81-83 (www.ijhe.org). '
Associations. Dobson, J. (1999). Family News Frolll Dr. James Dobson,
Day. A.IT.• & Day, L. H. (1993, September). Living alTangements November: Foclls Oil the family. Colorado Springs, DO.
and successful aging among never malTied American white Minneapolis, MN: National Council on Family Relations.
women 77-87 yeal's of age. Aging and Society. 13(3). 365 Dobson, J. (2001). The family in crisis. Forts 011 the Family,
187. . 25(8).2-4.
Deatrick, J. A .. Knafl. K. A., Murphy-Moore, C. (1999). Dodson, J. (1988). Conceptualizations of black families. In H. P.
Clarifying the concept of normalization. Image. 3(3). 209­ McAdoo (Ed.), Blackfamities (2nd ed.) (pp. 77-88). Newbury
213. Park, CA: Sage.
DeFrain, J.• Le Masters. E. E., & Schroff, J. A. (1991). Doenges. AI.. Moorhouse. M .. & Burley, J. (2000). Applicatiol/
Environment and fatherhood: Rural and urban influence. In of nursing process and IIl1l'sillg diagnosis. Philadelphia:
F. W. Bozett & S. M. Hanson (Eds.), Fatherhood and Davis.
families ill cullllral cOllle.>:t (pp. 162-186). New York: Doherty, W. J., (1992). Linkages between family theories and
Springe I. . primary health care. In K. Sawn (Ed.),jcullily health care (pp.
Delgado, M. (1997). Puerto Rican natural support systems. 30-39). Newbury Park, GAL: Sage.
Urban ddllcation. 32( 1),81-98. Doherty, W. J. (I995).Boundaries between parent and family
Dell Orto, A. E. (1988). Respite care: A vehiCle for hope, the education and family therapy. Family relatiollS, 44. 353·
buffer against desperation. In P. W. Power, A. E. Dell Orto. 358.
REFERENSI 6 19
Doherty, W. J., & Baird, M. A. (1983). Family therapy alld East, P. L (1999). The first teenage pregnancy in the family: Does
family medicine. New York: Guilford Press. it affect mothers' parenting, altiLUdes, or mother-adolescent
Doherty. W. J., & Baird, M. A. (Eds.). (1987). Family-cellIered communication? Jotlrnal Marriage and the Family. 61(2).
medical care: A clinical casebook. New York: Gui1l'ord 306-319.
Press. Doherty. W. J., & Campbell, T. L. (1988). Families Edelman, C., & Mandie. C. L. (1986). Health promotion
alld health. NewburyPark CA: Sage. throughout the life span. St. Louis: Mosby.
Doherty, W. J., Boss, P. G .. LaRossa, R., Schumm, W. R., & Edelman. M. W. (1997). An advocacy agenda for black families
Steinmetz, S. K. (1993). Family theories and methods: A and children. In H. P. McAdoo (Ed.). BLackfamities (3rd ed.)
contextual approach. In P. G. Boss, W.. J. Doherty,. R. (pp. 323-333). Thousand Oaks. CA: Sage.
LaRossa, AV'. R. Schumm, & S. K. Steinmetz (Eds.), Edelman. M. W. (1987). Families ill peril. Cambridge, MA:
Sourcebooks of family theories aid methods-A contextual Harvard University Press.
approach (pp. 3-30). New York: Plennum. Ehrenberg, M. F.• Gearing-Small. M .. Hunter, M. A.• & Small,
Donaldson, M., Yordy, K., & Vanselow, N. (1994). Defining Bj (2001). Childcare task division and shared parenting
primary care: An interim report. Washington, DC National attitudes in dual-earner families with young children. Family
Academic Press. Relations. 50(2).143-153.
Donaldson, S. K.. & Crowley. D. M. (1978). The discipline of Ehrenreich, B. (200 I. August 5). America's torrent of need. Los
nursing. Nursing Omlook. 26. II 3-120. Angeles Times, p. M-I.
Donnelly, E. (1990). Health promotion, families and the Elias, M. (1987, November). Role stmined couples. Americall
'diagnostic process. Family and Community Health. 12(4). Health, 58-60.
12-20. Eliason, M. (1996). Lesbian and gay family issues. Journal of
Dorfman, L.. & Rubenstein, L. ( 1993). Paid and unpaid activities ramily Nursing 2(1), 10-29.
and retirement satisfaction among rural seniors. Physical and Elkind. D. (1988). The hurried child. Reading. MA: Addison
Occupational Therapy in Geriatrics, 12(1). 15-63. Wesley.
Dorsey, R. R., &.Jackson., J. O. (1976). Cultural health traditions: Elkind. D. (1994). Ties that stress: The new family imbalance.
The Latino/Chicano perspective. lis M.. Branch (FA.), Cambridge, MA: Harvard University Press.
Providing safe care to ethnic paper of color (pp. 11-79). Elkins, C. P. () 984). Community health nursing-skills alld
New York: Appleton-Century-Crofts. strategies. Bowie, MD: Brady.
Dougherty, M. C. (1975). A cultural approach to the nurse's role Ell, K., & Northen, H. (1990). Families and health care. New
in health planning. In B. E. Spradley (Ed.) Contemporary York: Aldine de Gruyter.
. community nursing (pp. 439-445). Boston: Lithe, Brown. Elliott-Binns. D. P. (1973). An analysis of lay medicine. Journal
Draguns, 1. G. (1996). Humanly universal and culturally ofthe Royal College of General Practice, 23. 255 .
. distinctive. In P. B. Pedersen, J. G. Draguns. W,J. Louver, & Ellis. A., & Gtieger, R. (1977). Handbook of rational emotion
J. E. Trimble (Eds.), Counseling acrosscullllres (4th ed.) tl,erapy. New York: Springer.
(pp. 1-20).Thousand Oaks. CA: Sage. Ellis. V (1995, March I). Report finds California children's
Drevdahl, D .. (1999). Sailing beyond: Nursing theory and the quality of life in decline. Los Angeles limes, pp. A3. A 19.
person. Advances in nursing science. 2/(4), 1-13. Ellison, C. G. (1990). Family lies, friendships. and subjectivc
Drotar, D., Crtwfbr. P., & Bush. NI. (1084). The family context wel.l-being among black Americans. Journal ofMarriage aid
of childhood chronic illness: Implications for psychosocial lhe Family, 52(3), 298-310. •
intervention. In M. C. Eisenberg, L. C. Sutkin. & M. A. Ellman, B., & Taggart. M. (1993). Changing gender norms. In P.
Jansen (&Is.). Chronic illness and disability through the life Walsh (Ed.), Normal family process (pp. 377-404). New
span. Effects all self and family (pp. 103-) 32). New York: York: Guilford Press. . .
Springer. Elmer-Dewitt. P. (1990, Fall). The great experiment. Newsweek.
Duncan. D. P., & Gold, R. S. (\ 986, MaylJune). Reflections: 73- 75.
Health promotion. What is it? Health Illness. 10(3),47-49. Engebretson. J. (1994). Folk healing and biomedicine: Culture
Dunn, H. L. (1961). High-level well ness. Arlington, VA: clash or complementary approach: Journal of Holistic
Beatty. Nursing 12(3), 2-10-250.
Dunn, K. (2001). Lesbian parenting: an unpublished paper. Epstein, N. B., Bishop,D. S. & Baldwin. L. M. (1982). McMaster
Dunphy, L. (2001). Families on the brink. on the edge. In P. L. model of family functioning: A view of the normal family. In
Munhall & V. M. Fitzsimons (Eds.). The emergellce offamily P. Walsh (Ed.), NormalfamiLy processes (pp. 115-141). New
imo the 21st century (pp. 3-15). New York: The National York: Guilford Press. . .
League for Nursing. Epstein. N. B., Bishop. D., Ryan. c.. Miller. I., & Keitner. G .
Duvall, E. M.• & Miller. B. L. (1985). Marriage and family .(1993). McMaster model: View of healthy family functioning.
development (6th ed.). New York: Harper & Row. In F. Walsh (Ed.). Normal j(uniLy proceses (2nd ed.) (pp.
Dyer, W. (1973). Working with groups. In A. Reinhardt & M. 138-160). New York: Guilford Press.
Quinn (Eds.). Family-centered commullity nursing. SL. Louis: . Epstein. Y. M. (1981). Crowding and human behavior. JQumal
Mosby. ofSocial Issues. 37(1), 120-131.
Easley, M .• & Epstein, N. (1991). Coping with stress in a family Erickson, R. 1.. & Gegas. V. (1991). Sucial class and fatherhood.
with an alcoholic parent. Family Relations. 40,218-224. In P. W. Bozell & S. M. H. Hanson (Eds.), Fatherhood alld
620 REFERENSI

families ill cufwral COli/ext (pp. 114-137). New York: F~liows. D. K, (197i).A J/1osaic;;FA/II~;ricas etll/liclIl{llorities.
Springer. New York: Wiley.
Erikson. E. H, (1950).' Childhood and society. New York: Fenwick, E .. & Smith. T. (1994). Adolescel/ce: The survival
Norton. guide or parellts and teel/tlgers. New York: Dorling
Eshleman. J. K. (1974). The family: All illlroduction. Boston: Kindersley.
Allyn & Bacon. Ferguson-Marshalleck. E. G .. & Miller. J. K. (200 I). Sociocultural
Evans, C. J. (1991). Description of a roll ow-up program for influences on family health. In S. M. H. Hanson (Ed.),fami/y
childbearing families. JOllrnal of Obsthefric, Gynecologic, health rare lIursing Theory, practice, and research (2nd ed.)
and Neonatal Nursing. 20(2). 113-118. (pp. 10 1- 12 J). Philadelphia: Davis.
Falco, S. M., & Lobo. M. L. (1995). Chapter 14: Martha F. Ferreira. A. J. (1963). Family myth and homeostasis. Archieves
Rogers. In J. B. George (Ed.). Nursing theories: The base for afGeneral Psychiatry. 9. 457.
. professiollal nllrsing practice (4th ed.) (pp. 229-2.48). Fields, R. (2001, August 6). '90's' saw a tide of new people. Los
Norwalk, C T ; Appleton & Lange. Angeles Lanes, pp. AI. A 13.
Falicov. C. J. (1982). Mexican families. In M. McGoldrick. J. Fields. R. (200 I. May 15). Married with children still fading as a
Pierce. &.1. Giordano (Eds.). Hal1dbook alldfamily therapy. model. Los Allgeles Times. pp. AI. A 16,
New York: Guilford Press.'
Piese. B. (2000. June). Routines and rituals help families cope
Falicov. C. J. ( 1988). Learning to think culturally. In D. C.
with stress. Family focus. p. 18.
Breunlin & R. C. Schwartz (Eds.). Halldbook of family
Fife. B. L. (1985), A model for predicting the adaptation or
therapy', training. and supervision. New York: Guilford
families to medical crisis: An analysis of role integration.
Press.•
'Image, 17(4). 108-112.
Falicov, C. J. (\996). Mexican families. In M. McGoldrick. J.
Giordano. & J. K. Pearce (Eds.). Emichily alldfamity therapy Figley. C. (Ed.). (1995). Compassioll fatiguel Copillg wilil
(2nd ed.) (pp. 169-182). New York: Guilford Press. Falicov. secondary traumatized stress disorder ill those who real tlze
C. ,J. (1998). Latino families ill therapy: A gllide 10 traumatized. New York: Brunner/Maze!.
'mll/licullllral practice. New York: The Guilford Press. Figley, C. R. ( 1989). Helping tTallmaliz.edfamilies. San Francisc():
Falloon. I. R. H. (1991). Behavioral Family therapy. In A. S. Jossey-Bass. '
Gurman & D. P. Kniskern (Fds.). Halldbook of family Fine. M. ( 1992). Families in the United States: Their current
therapy. New York: Brunner/Maze!. stasis and future prospects. Family Relations. 41, 430-435.
Family Service: America. (1981). The state of families, 1984· Fine. M. A., Donnely. B. W .. & Voydanol'f. P. (1986). Adjustment
1995. New York: Family Service of America. and satisfaction of parents: A comparison of intact, single
Farberow. N. L.. Gallagher-Thompson. D.• Gilewski. M .. & parent and stepparent families. JOllmal of Family Isslles. 7.
, Thompson. L. (J 992). Changes in grief and mental health of 391-40~.
,bereaved spouses of older adult suicides. Jouinat of Fingerman. K. L. (1998). The good, the bad. and the worrisome:
GerolZto[ogy, 47(6), 357-366. Emotional complexities grandparents experiences with
Farge. E. J. (1975). La virla Chicallo: Health care attitudes and indi vidual grandchildren . Family Re lat ions, 47(4) 403-414.
behaviors of HOl/ston Chicallos, San Francisco: R & E Finley: G. E, (2000. ,June. Adoptive families: DralTiatic changcs
Research Associates. across generations. Falllily focus. pp. FlO. F12.
Faux, S. A. (1998). Historical overview of responses of children
Finley. N. J. (1989). Theories of family labor as applied to gender
and their families to chronic Illness. In M. F. Broome, K.
differences in caregiving for elderly parents: Jot/mal of
Knafl, K. Pridham, & S. Feetham (Eds.), Children alld
Marriage alld the Famity. 51 (I). 79-86.
families ill healtllh and illness (pp. 179·195). Thousand
Fischer, J..& Wampler. R. (1994). Abusive drinking in young
Oaks, CA: Sage.
adults: Personality type and family role as moderators of
Fawcett. J., & Downs. F, S. (\992). The relationship of theory
family-of'origin influences. Journal ofMarriage and Family.
and research, Philadelphia: Davis.
56,469-479.
Fawcett, J. (1999). The reiatiomhip oftheory and research (3rd
ed.). Philadelphia: Davis. Fisher. L.. & Ransom. D. C. (1995). An empirically derived
Feeley, N .• & Gottlieb. L. N. (2000). Nursing approaches for typology of families: In Relationships with adult health.
working with family strengths and resources. Journal of FG/;lily Process, 34, 161·181.
Family Nursing, 6( I}. 9-24. Fishman, B. M. bobo. L.. Kosub, K., Womeodu. R. (1998),
Feiring, c.. & Lewis. C. (1984). Changing characteristics of the Cultural issues in serving minority populations: Emphasis on
U.S. family. In M. Lewis (Ed.), Beyolld the dyad (pp. 59-89). Mexican Americans and African Americans. Ameriwn
New York: Plenum. ' Journal ofmedical Sciences, 306(3). 160- 166.
Feldman, H. (1961). 'The development of ·the husband-wife Fishman, H. C. (1985). Diagnosis and conlext An :Alexandrian
relationship. Unpublished study supported in parL by the quarteL III R.L. Zipper (Ed.), Adjullctive technique infamily
National Institute of Mental Health. therapy. New York: Grune & Stratton,
Feldman, H. (1971). The effects of children on the family. III A. Fitting, M., Rabins, P .. Lucas. M. 1.. & Eastham, J. (1986).
, Michel (Ed.), Family issues of employed worsen in Europe Caregivers for demented patients: A comparison of husbands
and America (pp. 107-125). Leiden. Netherlands: E. J. Brill. and wives. The GerontoLogists. 26,248·252.
REFERENSI 62 1
Fitzgerald, B. (1999). Children of lesbian and gay parents: A organization. Thousand Oaks, CA: Sage.
review of the literature. A Marriage & Family Review,29(1) Friedman, D. B. (1957). Parent development. California
57-75. Medicine, 86. 25.
Fitzpatrick. M. A., & Ritchie. L. D. (1993). Communication Friedman, M. (1985). Family stress alld coping among Anglo
theory and the family. In p, G. Boss. W. 1. Doherty, LaRossa, and wlino families with childhood cancer: Unpublished
W. R. Schumm. & S. K. Steinmetz (Eds.). Sourcebook of PhD dissertation, University of Southern California.
family theories and methods: A cOllfextual"approach (pp. Friedman, M. (1987). Intervening with families of schooJaged
565-585). New York: Plenum. children with cancer. In M. Leahey & I.. M. Wright (Eds.).
Fitzpatrick, S. B. Conghlin. S. S., & Chamberline. 1. (1992). A Families and life-threatel!ing iilness (pp. 219-234).
novel asthma camp interventions for childhood asthma Springhouse. PA: Springhouse Publishing.
'among urban blacks. JOllrnal of the National Medical Friedman. M. (1990). Transcultural family nurSing: Application
Associations, 54(3),233-237. to Latino and black families. JO/ll'/lai o/Pediatric Nursing,
Flannery. R., Perry. C., Penk. W. & Flannery. G. (1994). 5(3). 214-~22.
Validating Antonovsky sense of coherence scale. Joumal of Friedman, M. M. (1992). Family /III/sing: Theory and practice
Medical Psychology. 50. 575-577. (3rd ed.). Norwalk, CT: Appleton & Lange.
Flaskerud. J. (1984 September). Mental health-The culture Friedman, M. M.• & Ferguson-Marshalleck. E. (1996).
component. California Nllrse, 4. Sociocultural influences on family health. In S. Hanson & S.
Foley. V. D. (1986). AI! introdllctiOli offamily Therapy (2nd cd.). Boyd (Eds.). Family health care nllrsillg: Theory, practice
Orlando. FL: Grune & Stratton. research (pp. 81-98). Phi ladelphia: Davis.
Folkman. S .• Lazarus. R. S.. Dunkel-Schetter. C;.. De Longis. A .• Frye. B. A. (/995). Use of cultural themes in promoting health
& Gruen, R. J. (1986). The dynamics of a stressful encounter: among Southeast Asian refl/gees. American joumal of
Cognitive appraisal. coping and encounteroutcomes. JOlmwl Health Promotion. 9. 269-280.
of Personality and Social Psychology, 50, 992-1003. Fulwood. S. (1996, September 27). Income shows 1st rise since
Follen, M. A., Johnson, D., & Kronenwetter, S. (1994). Family 1989 as poverty falls. Los Allgeles Times. pp. AI. A16.
interventions in a critical care setting. In Program and Furstenberg. F. F.. & Nord, C. W. (1985). Parenting apart:
Abstracts of tlte Third Imernational' Family Nursing Patterns of childrearing after marital disruption. Journal of
Conference. Montreal. Canada, May 25-28. 1994. Marriage and theFamily. 47(4),593-90 I.
Ford. L. (1979). The development of family nursing. In D. P. Gable. S., t?rnic. K., & Belsky. J. (1994). Co-pru:enting within the
Hymovich & M. U.Barnard (Eds.), Familyheailh care. New family system. Influences on children's development. Family
York: McGraw-Hili. Relations. 43.380-384.
Foreman, 1. (2001. July 16). Cancer's toll on marriage. Los Gadow, S. (1980), Existential> advocacy: Philosophical
Angeles Times. pp. SI. S5. foundations of nursing: In S. Spieker & S.Gadow (Eds.).
FQrrest. J.(l981). The family. The foc'us for health behavior Nursing images alldideals. New York: Springer.
generation. Health Values: Achieving High Level Welllless. Gagne, P. (1992). Appalachian women: Violence and social
5(4).138-144. control [Special issue]. Joumal of COl!/emporary
Foster. D., Phillips. R .. Hamel. M. & Eisenberg. D. (2000). Ethllography. 20.387-413.
Alternative medicine use in older Americans. Journ,!1 qf the Gallegos. J. S. (1991). Culturally relevant services for Hispanic
Americall Geriatrics Society. 48( 12). 1560-1565. elderly. In M. Sotomayor (Ed.), Empowering Hispanic
Fraley, A. M. (1992). Nursing and the disabled: Across the life families: A critical issue for Ihe 90's '(pp. 173-190).
span. Boston: J~nes and Bartlett. Milwaukee, WI: Family Service America.
Francis. G. M., &. Munjas, B. A. (1976). Mallual of social Galvin. K. M., & Brommel, B.'J, (1986). Familycommllllicatiou:
psychologic assessmellt. New York: Appleton-Century­ Cohesioll and challge (2nd cd,). Glenview. IL: Scot!.
Crofts. Foresman.
Freeman, D. S. (1992). MlliligeneratimlOl jamily therapy. New Ganong. L.. Coleman, M .• & Fine M. (1995). RemalTiage and
York: Haworth Press. stepfamilies. In R. D. Day. K. R. Gilbert. B. H. Settles. & W.
Frey, M.;& Sieloff, C. (Eds.). (1995). Advancing Killg's systems R. Blur (Eds,). Research alld theOl)! ill jamily sciellce (pp.
framework alld theory ofnursing. London: Sage. 287-303). Pacific Grove, CA: Brouks/Cole.
Friedemann, M. L. (1989, February). Closing the gap between Garcia-Preto. N. (1996). Latino families: An overview. In M.
grand theory and mental health practice with families. Part I. McGoldrick. J. Giordano. & 1. K. Pearce (Eds.), Etilnicity
Archives of Psychiatric Nursillg. 11/, 10-19. and Family Therapy (2nd ed.) (pp. I-I I-lSI). New York:
Friedemann, M. L. (1993a). Closing the gap between grand Guilford Press.
theory and mental health practice with families. In G. Wegner Gardner. R. W.• Robey. B., & Smith, P. C. (1985). Asian,
& R. Alexander (Eds.), Readings illfamity nursing (pp. 41­ Americans: Growth, change, and diversity. Population
56). Philadelphia: Lippincott. Bulletin. 40 (4). Washington, DC: Popu!Ution Reference
Friedemann. M. L. (I 993b). The concept o(family nursing. In G. Bureau.
D, Wegner & R. J. Alexander (Eds.). Readings ill family Garner. M. K. (1978). Our values are showing: Inadequate
nursillg (pp. 13-22). Philadelphia: Lippincott. childhood immunization. Health Values: Ac/tieving High
Friedemann, M. L.' (1995). The framework of systemic Level Welness. 2(3), 129.
I

622 REFERENSI

Gavazzi, s. M.. & Schock. A. M. (2000). 'Mental illness and In


Gershwin, M, & Nji~cn, J. (1959). He~lthy f~miljes. c:oiliiss,­
families. In P. C. McKenry & S. J. Price (Eds.), Families and B. Highley , B. Roberts, & I. Martinson (Ed.), Toward a

change (pp. 229-249). Thousand Oaks. CA: Sage. science of family lIursing (pp. 77·91). Menlo Park. CA:

Gay and Lesbian Medical Association (GLMA). (2000). Healthy Addison-Wesley.

People 2010: Companioll Document for lesbian. gay. Gerson, W. M. (1960). Leisure and marital satisfaction of college
bisexual and transgender (LGBT) health. San Francisco: married couples. Marriage and Family Living, 22,360-361.
Author (www.glma.org). Gibbs, N. (200 I, August 6), Shifting the balance of power in
Geba, B. (1985). Being at leisure. play at life. La Mesa, CA: Times Magazine, 10-46.
Leisure Science Systems International. Giger. L. N.. & Davidhizar, R. E. (1999). Tranculturaillursing:

Gebbie. E., & Gebbie, K. M. (200 I). Families, nursing and social Assessmellt and intervention (3rd ed.). Sl. Louis: Mosby.

policy. In S. M. H. Hanson (Ed.), Family health care lIursing Gilbert. D., & Kahl, J. A. (1993). The American class structllre.

(2nd ed.) (pp. 365-385). Philadelphia: Davis. Belmont, CA: Wadsworth.


Gecas, V. (1979). The influence of social class on socialization. Giles-Sims. J., Straus, M. A., & Sugarman, D. B. (1995). Child.
In W. R. Burr, R. Hill, F. I. Nye, & I. L. Reiss (Eds.), maternal, and family characteristics associated with spank­
Contemporary theories about family (Vol. I. pp. 365-404). ing. Family Relations, 44. 170-176,
New York: Free Press. . Gilford. R. (1954). Contacts in marital satisfaction till throughout
Gecas. V., & Sell, M. A. (1991). Families and adolescents: A old age: An exchange theory analysis. JOllmal ofGerontology.
review of the 1980's. In A. Booth (Ed.), Contemporary 39, 325-333.
families: Looking forward. looking back (pp. 208-225). Gilligan. C. ( 1982). In a different voice. Cambridge: Harvard
Minneapolis, MN: National Council on Family Relations. university Press.
Gelcer. E. (1986). Dealing with loss in the family context Gilliss. C. L. (1984). Reducing family stress during and after
Journal of Family Issues. 7(3), 315-335. coronary artery bypass surgery. Nursing Clinics of North
Gelles, R. 1. (1980). Violence in the family: A review of research America. 19(1), 103·111.
.ontheseventies. Journal ofMarriage and the Family. 42(4), Gilliss. C. L. & Davis L.L. (1993). Does family intervention
·873-885. make a difference? An integrative review and meta-analysis.
Gelles;R 1. (1990). Methodological issues in the study of family· In S. L. Feetham, S. B. Meister, J. M. Bell, & c. L. Gilliss
. violence. In G. R. Patterson (Ed.), Family social illteractio/!: (Eds.), The Ilursing families: Theory. research, education.
Content and methodology issues in the study of aggression alld practice (pp. 259-265). Newbury Park, CA: Sage.
alld depression (pp. 49-74). Hillsdale, NY: Erlbanm. Gilliss, C. L., Rose. D. B., Hallburrg, J. C.. & Martinson, I. M.
Gelles, R.J. (2000). Violence. abuse & neglect in families. In P. (1989). The family and chronic illness. In C. L. Gilliss, B. L.
C. McKenry & S. J. Price (Eds.). Pamilies· and challge. Highley. B. M. Roberts, & I. M. Martinson (Eds.), Toward a
.: Coping with stressful events and transitiolls (pp. 183-228). science offamily lIursing (pp. 287-299). Menlo Park. CA:
Thousand Oaks, CA: Sage. Addison-Wesley.
Gelles, R. 1.. & Maynard, P. E. (1987). A struc~ural family Gilliss. C. L., Sparacino, P. S. A., Gartner, S. R.• & Kenneth. H.
systems approach to intervention in cases of family violence. Y. ( 1985). Events leading to the treatment of coronary artery

Family Relations. 36(3), 270-275. disease: Implications fin nursing care. Heart & Lung. 14(4),

Gelman. D., et al. (1985, July 15). Playing both mother and 350-356.

father. Newsweek, 42-50. . Gilliss. C. L., & Knafl K. A. (1999). Nursing care of families in
Gelman, D., et a!. (1988. March 7). Black and white ill America. non-normative transitions. The state of science and practice.
Newsweek, 18-23. In A. S. Hinshaw, S. L. Feetha\n, & 1. :L. F. Shaver (Eds.).
Geltman, P. L., & Meyers, A. F. (f999). Immigration legal status Handbook of clinical nursing research (pp. 231·2-15).
and use of public programs and prenatal care. Journal of Thousand Oaks. CA: Sage.
Immigrant Health. 1(2),91-97.
Giovannetti de Jesus. J., & R. B. Bergamasco. (1995). When the
Gendell, M., & Siege, 1. S. (1996). Trends in retirement age in
housewife is missing. Joumal of Family, Nursing, 4(4), 387­
the United States, 1955-1993 by sex and race. Journal of
393.
Gerontology, 51B, 3.
George, J. B. (1995). Margaret Newman. In J. B. George (Ed.), Gladding, S. T. (1995). Family therapy: history. theory, and
Nursing theories (4th ed.) Norwalk, CT: Appleton & practice. Englewood Clift's. NJ: Prentice Hall.
Lange. Glanz., K., Lewis. F. M., & Rimer. B. K (Eds.) (1997): Health
George, L. & Gwyther, L. (1986). Caregiver well-being: A behaviour and education: Theory research and practice. San
multidimensional examination of family caregivers of Fransisco: Jossey-Bass.
demented adults. The Gerontologist, 26(3), 253-259. Glasser, P., & Glasser, L. (1970). Families ill crisis. New York:
Germain. C. P.(l992). Cultural care: A bridge between sickness, Ha~r& Row.

illness, and disease. Holistic Nursing Practice. 6(3). J-9. Glenn. M. L. (1987). Collaborative health rare: A familY­
Gershon, T. D., Tschann, J. M., & Jemerin, J. M. (1999). orielUed model. New York: Praeger.
Stigmatization, self-esteem, and coping among the adolescent Glick, P. C. (1997). Demographic pictures of African American
children of lesbian mothers. Jourllal of Adolescent Health. families. In H, P. McAdoo (Ed.),l3lackfamilies (3rd cd.) (pp.

24(6),437-445. 1/8-138). Thousand Oaks, CA: Sage.

REFERENSI 623
Glick. P. C. (l988b). Fifty years of family demography: A record Center for Education in Maternal and Child Health,
of social change. Journal ofMarriage and the Family. 50(4), Green. M. (2001). Bright futures: Guidelines for health super­
861-873. • vision of infants. children and adolescents. Arlington. VA:
Glick, P. C. (1989). Thefamily life cycle and social change. National Center for Education in Maternal and Child
Family Relations. 38(2), 123-129. Health.
Glick, P. C. (1994). American families: As they are and were. In Greene, B. (l995). African American families. Nationalforum.
A. S. Skolnick & J. H. Skolnick (Ed's.), Family in transition 75(3).29-32.
(8th ed.) (pp. 91-104). New York: Harper Collins College. Greiner, D. S.• & Demi. A. S. (l995). Family therapy. In B. S.
Godwin, D. D., & Scanzoni. J. (1989). Couple consensus during Johnson (Ed.). Child, adolescence, and family psychiatric
marital joint decision-making: A context, process, outcome nursing (pp. 358-368). Philadelphia: Lippincott.
model. Journal of Marriage and the Family. 51(4), 943- . Greydanus. D. E: (Ed.). (l991). Caring for your adolescent. New
956. .
Goldenberg; L, & Goldenberg, H. (2000). Family therapy: An
York: Bantam Books. .
Griffin. J. L. (1991. February 14). Black health risks unique. The
overview (5th ed.}.Belmont. CA: Wadsworth. Oregan ian, p. A2.
Goldenberg, L. & Goldenberg, H: (2002). Counseling today's Grimes, M. L,. (1996). Middle class morality: Postures toward
familes (4th ed.). Pacific Grove, CA: Brooks/Cole. the poor. National Forrum, 76(3). 3-4.
Goldner, V. (1985). Feminism and family therapy. Family Grubbs. L., & Tabano, M. (2000). Use of sunscreen in health
Process, 24.31-47. care professionals: The Health Belief Model. Cancer
Gonzalcs, E. (1976). The role of Chicano folk beliefs and Nursing. 23(3), 1.64- 167.
practices in mental health. In C. A. Hernandez. M. J. Haug. Grzywacz, J. (2000). Socioeconomic status and health behaviors
& N. N. Wagner (Eds.). Chicanos-Social and psychological among Californians. Research in the Sociology of Health
perspectives (2nd ed.). St. Louis: Mosby. Care, 18, 121-149.
Gonzales. G. (1991). Hispanics in the past two decades, Latinos Gudykunst. AA. B. (1991). Bridging 4ifferences: Effective
in the next two: Handsight and foresight. In M. Sotomavor intergroup communication. Newbury Park, CA: Sage.
(Ed.), Empowering Hispanic families: A critical issue for 'he Gurian, M. (2000). The good son: Shaping the moral development
'90s (pp. 1-19). Milwaukee, WI: Family Service America. '. ofour young men. New York: Putnam..
Goode, W. J. (1964). Thefamity. Glencoe,IL: Free Press. Gurin, J. (1985, October). Families:' A personal way to get
Gordon, M. (2000). Manual of nUrsing diagnosis. St. Louis: unstuck. American Health, 39-41.
Mosby. Hagestad. G. O. (1988). Demographic change and the life eourse:
Gordon, .M. M. (1964). Assimilation in Americann life. New ,Some emerging trends in the family realm. Family Relations.
York: Oxford University Press. 37(4),405-410.
Gordon, T. (I 970}. Parent effectiveness training. New York: Haglund, K. .(2000).. Parenting a second lime around: An
Wyden. ethnography of African American grandmothers parenting
Gorman, G. (l975). New families, new marriages. In S. Smovak grandchildren due to parental cocaine abuse. Journal of
(Ed.), The psychiatric nurse as afamity therapist. New York: family nursing. 6(2), 120-135.
Wiley. Hajal. F. ( 1990). Family scapegoating in the life and works of
Gottfried, A. E., & Gottfried, A. W. (l994). Redefining families: Karen Blixen. Journal of the Ammerican Academy of
Implications for children's development. New York: Plenum. Psychoanalysis, 18,626-613.
Gottman, 1. (1995, November). Predictors of divorce: Narrow Haley, J. (l976). Problem-solving therapy. San Francisco:
therapy. Presentation made at the annual convention of the Jossey-Bass.
National Council on Family Relations, Portland, Oregon. Haley, J, (1980). LeaVing home. New York: McGraw-HilI.
Gottman, 1. M.• & Levenson, R. W. (I 999}. How stable is marital
Hall, A.. & Wellman, B. (1985). Social networks and social
interaction over time? Family Process, 38, 159-166.
support. In S. Cohen & S. L. Syme (Eds.), Social support and
Gottman, 1., Notarius, C, Gonso, J., & Marknian. H. (1977). A
Health (pp. 23-41). New York: Academic PresS'.
couples guide to communication. Champagne, IL: Research
Press. Hall. 1., & Weaver, B. (1974). Crisis: A conceptual approach to
Graedon, T. F. (1985). A transcultural approach to nursing family nursing. In J. Hall & B. Weaver (Eds.), Nursing of
practice. In J. F. Hall & B. R. Werner (Eds.). Distributive famities in crisis (pp. 3-9). Philadelphia: Lippincott.
nursing practice: Systems approach to communily health Hallberg. L. R~M. (1996). Occupational hearing loss: Coping
(3rd ed.) (pp. 315-331). Philadelphia: Lippincott. and family life. Scandanian Audiology, 25(Supplement 43},
Gray, V. (1996). Family self-care. In P. 1. Bomar (Ed.), Nurses 233.
and family health promotion: Concepts, assessments. and Hammer, T. 1., & Turner. P. H. (1985). Parenting in contemporary .
intervention (2nd ed.). Philadelphia: Saunders. .' society. Englewood Cliffs, NY: ,Prentice Hall.
Grebler, L., Moore;, J. W.• & Guzman. R. C. (1970). The Handel, G. (1972). The psychosocial interior of the family (2nd
Mexican-American People: The nation's second largest ed.). Chicago: Aldine Atherton. .
minority. New York: Free Press. Ha~na. D. R.. & Roy, Sr. C (200l). Roy Adaptation Model and
Green. M. (1994). Bright futures: Guidelines for health super­ perspectives on the family. Nursing Science Quarterly" J4( I},
vision oj. children and adolescents. Arlington. VA: National 9-13.
J

624 REFERENSI

Hanson,S. M. H., & Boyd, T. (Eds.). (I996a): Falllilyheali/l andihe]tiiiiily(pp:TT5:r99j:Ne\\TYOfl(: Macmman.·~


care nursing: Theory, practice avid research. Philadelphia: Hartman, A. (\978). Diagrammatic assessment of family
Davis. relationships. Social Casework, 59,456-476.
Hanson, S. M. H., & Boyd, S. T. (Eds.). (1996b). Family nursing: Hartman, A., & Laird, 1. (1983). Family-centered social work
An overview. In S. M. H. Hanson & S. T. Boyd (Eds.), practice. New York: Free Press.
Family health care nursing: Theory, practice and research Hartrick, G. (1997) Relational capacity: The foundation for
(pp. 5-37). Philadelphia: Davis. interpersonal nursing practice. JOllmal ofAdvanced Nursill,S:
Hanson, S. M. H., & Bozctt, F. H. (Eds.). (1985). DimelZsions of 26. 523-528.
fatherhood. Newbury Park. CA: Sage. Hartrick, G. (1997). Beyond a service model of care. Jot/mal of
Hanson, S. M. H., & Bozett, F. H. (Eds.). (1987). ~atherhood and Family Nursing. 3(1), 57-69.
changing family roles. Family and Commtmity Health, 9(4). Hartrick, G., Lindsey, A. E., & Hills, M. (1994). Family nursing
9-21. assessment: Meeting the challenge of· health promotion.
Hanson, S. M. H., & Kaakinen. J. R. (1996). Family health JOllmal ofAdvanced Nllrsillg 20, 85-91.
assessment. In M. Stanhope & J. Lancaster (Eds.), Community Harvarth, T. A., Stewart, B. J., & Archibold, P. G. (1994). Third
health nursing (pp. 497-520). St. Louis: Mosby. International Family Nursing Conference, Program and
Hanson, S. M. H., & Mischke. K. (1996): Family health Abstracts, May 25-28, Montreal, Canada.
assessment and intervention. In P. J. Bomar (Ed.), Nurses Harvey-Walker, S. (1998). Can complementary and alternative
and family healtlz promotion (2nd ed:) (pp. 165-202). therapies playa role in the emergency department? Australiall
Philadelphia: Saunders. Emergellcy Nursillg Journal. 1(5),29-32.
Hanson, S. H. (2001 a); Families and family nursing in the twenty­ Harwood, A. (1981). Guidelines for cultulrally appropriate
first century. In S. H. Hanson (Ed.), Family health care health care. In A. Harwood (Ed.), Ethnicity and medical care
Ilursing: Theory, practice and research (2nd ed.) (pp. 387­ (pp. 482-507). Cambridge, MA: Harvard Press,
404). Philadelphia: Davis. Haug, M., Belgrove, L.. & Jones. S. (1992). Partner's health and
Hanson, S. II. (200lb). Family health care nursing. An Intro­ retirement adaptation of women and their husbands. Joumal
duction. In S. H. Hanson (Ed.). Family health care nursing: of Women dnd Agillg. 4(3) 5-29.
Theory. practice and research (2nd ed.). (pp. 3-35). Haveman, M., van Berkum, .0.. Reijnders, R., & Heller. T.
Philadelp'hia: Davis. (1997). Differences in service needs .. time demands, and
Harburg, E., Erfurt. J. C., Chape, G., & Havenstein. L. S. (1973). caregiYing burden among parents of persons with mental
Socioecological stressor areas and black-white blood retardation across the life cycle. Family Relatiolls 46(4),417­
. pressure. Detroit. Joumal of Chronic Diseases. 26, 595-611. 425.
"-. ~
HardwickiP. (1991). Families and the professional network: An Hawkes, G. R., & Taylor, M. (1975, November). Power structure
• . .attempted classification of professional network actions wich in Mexican and Mexican-American farm labor fasilities .
which can hinder change. Joumal of Family Therapy, 13. Joumal ofMarriage and the Family. 37(4),807-811.
187-205. Hawkins, A. J., Marshall, C. M., & Meiners, K. M. (1995).
Hardy, Af. E., & Hardy, W. L. (1988). Role stress and role strain. Exploring wi ves' sense of fairness about family work. Joumal
Managing role strain, In AI. E. Hardy & M. Conssac (Fds.), of Family Issues. 16(6).693-721.
Role theory: Perspectives health professionals (pp. 159­ Hawkins, J., Weisberg, C., & Ray, D. (1980). Spousediffererices
255). Norwalk, CT: Appleton & Lange. in communication style. Preference, perception, behavior.
Harley, W. (1994). His needS, her needs. Grand Rapids, MI: Journal ofMarriage and the Family, 42(3), 585~593.
Fleeting H. Revell. Hawks, B. L. (1996). Barriers to health improvement for Asian
Americans. Asian American alld Pacific Islander Journal of
Harris, L.. cl al. (1975), The myths and reality of aging in
Health, 4( 1-3), 50-54. .
American. Washington, DC: National Council on Aging.
Hawley, D., & Geske, S. (2000). The use of theory in family
Harris. R. (1990, Juh 10). Blacks: Grim statistics considered.
therapy research: A content analysis of family therapy
threat to race. Los, Angels Times. pp. A I , A25.
journals. Joumal afMarital and Family Therapy, 26(1),17­
Harris. R. (1991, May 14). A generation of innocents carries 22.
drug abuse scars. Los Angels Times, pp. AI, A 18, A 19. Hayes-Battista, D., & Chapa, J. (1987). Latin terminology:
Harris, S. E. (1975). Negativity its it major communication Conceptual bases for standardized terminology. Americall
pattern in a family. In S. Smoyak (Ed.). The psychiatric lIurse JOllrnal of Public Health, 77,61-68.
. as afamily therapist (pp. 210-216). New York: Wiley. Hayes-Battista, D. (1990, April 26). Creating health policy ill
Harris. T. G. (1984). Front hedonism to health. American Health, mlllti-cultural California. Paper presented at a statewide
3(2), 54-56. conference of the California Coalition for the Future of
Harrison, A. 0., et all. (1994). Family ecologics of ethnic Public Health, Los Angeles, CA.
minority children. In 0. Handel & G. G. Whitchurch (Eds.). Hayward, M. D., Crimmins, E. M., Miles, T. P.• & Yang, Y
The psyicllOsocial interior of the family (4th ed.) (pp. 187­ (2000). The significane of socioeconomiC status in explaining
209). New York: Aldine de Gruyter. the racial gap in chronjc health conditions. American
Harrison, I. E.• & Harrison, D. S. (1971 ). The black. family Sociological Review, 65(6),910-930. .
experience and health behavior. In C. Crawford (Ed.), Health
REFERENSI625

Haywood, M. D., & Liu. M. C. (1992). Men and women in their college freshman. National Coullcil on Family Relations
retirement years: A demographic profile. In M. Snizovzcz, D. Report pp. 12-13.
J. Ekerdt, & D. H. Vinick (Eds.). Families alld retirement Hilgenberg, C., Liddy, K. G., Standerfer, J., & Schraeder. C.
(Sage Focus cd.). Newbury Park, CA: Sage. (1992). Changes in funny patterns six months after a
Hazzard, M. (1971). An overview of systems theory. Nursing myocardial infarction. JOllmal of Cardiovasclliar Nursing.
Clinics ofNorth America, 6. 38.5-393. 6(2), 46-56.
Heady. M. (1996. May 15). Holistic plan urged to aid black Hill. M. S. (1988). Marital stability and spouses' shared time.
males. Los Angeles Times, p. A 12. Joumal offamily issues, 9(4).427-15 \.
Healy. A .• Keesee. P. D., & Smith, B. S. (1985). early services Hill, R. (1919). Families under stress. New York: Harper &
for children with special needs: Trallsactions for family Row.
support. Iowa City, IA. Division of Developmental Hill, R (1958). Social stresses on the family: Generic features of
Disabilities, University Hospital School, Dept. of Pediatrics. family under stress. Social Casework. 39, 139-150.
Healy, J., Malley, J., & Stewart, A. (1990). Children and their Hill, R. (1965). Challenges and resollrces fOlJamily developmellt:
fathers afte'r separation. American journal of Ortlwpsychia­ Family mobility in au/' dynamic society. Ames. IA: Iowa
try. 60,531-543. State University.
Heath, D. H. (1976). Competent fathers: Their personalities and Hill, R. (1970). IllIerdependellce amollg the generatiolls: Family
marriages. Humall Development. /9(1),26-39. development ill three gellerations (Chap. 2). Cambridge,
Heinrich, K. (1996). Family sexuality. In P. J. Bomar (Ed.) MA: Schenkman.
Nurses andfamity health promotioll (2nd ed.) (pp. 284-302). Hill, R. (1986). Life cycle stages for types of single parent
Philadelphia: Saunders. families: Of family development theory. Family Relations.
Heller, P. L. (1976). Familism scale: Revalidation and revision. 35(1),19-29.
JOllmal of Marriage and the Family. 38(2),423-429. Hill, R. B. (1971). The strength of black families. New York:
Henderson, A. A.. & Browse, A. J. (1991). The experiences of Emerson-Hall.
news fathers during the first three weeks of life. Journal of Hill, R. B., Billingsley, A .. Engram, E .. et al. (1993). Research
Advence Nursing, 18,291-298. on tlw African American family:.A holistic perspective.
Henderson, G. (1989). A practitioner's gllide to IInderst(lIIding Westport, CT: Auburn House.
indigenolls alld foreign cultures. Springfield, IL: Charles C Himmelstein, D., & Woolhandlcr, S.(I994). The natiollal health
Thomas.. program book: A source guide for advocates. Monroe, ME:
Henderson. G. (2000). Race in America. Phi Kappa Phi Journal, Common Courage Press.
80(2).12-16. Hines, P. M., & Boyd Franklin, N.·(1996). African American
Herberg, P. J. (I99x). I'll torctical foundations of transcultural families. In M. McGoldrick, J. Giordano, & J. K. Pearce
nUrsing. In M.M.Andrews&. LS. Boyle (Eds.), Transcultural (Eds.), Ethnicity andIamily therapy.(2nded.) (pp. 66-84).
cOllcepts ill lIursing care (2nd ed.) (pp. 3-96).Philadelphia: New York: Guilford Press.
l.ippincott. Hisama, H. K. (2000). Japanese theory and practice: Carrying
Herbst. P. G. ( 1954). Conceptual framework for studying the your own lamp. Reflections on Nursing Leadership, 26(1),
family: Family living regions and pathways, family-living 30-32.
patterns of interaction. In O. A. Oeser & S. B. Hammond Ho, M. K. (1987). Family therapy with ethnic millorities.
(Eds.), Social struCfllre and personality ill a city. New York: Newbury Park, CA Sage.
Macmillan. Ho, M. K. (1992). Mitwrity children and adolescents in therapy..
.Hernandez. M.. (1996). Central American families. In M. Springfield, IL: Charles C Thomas .
McGoldrick, J. Giordano, & J. K. Pearce (Eds.), Ethnicity Hobart. C.( 1987). Parent-child relations in remarried families.
and family therapy (2nd cd.) (pp. 214-223). New York: Journal of Family Issues, 8(3),259-277.
Guiltord Press. Hobbes, T. (1947). Leviath.an. New York: MacMillan (Original
Herrera T., & Wagner, N. N. (1974). Behavioral approaches to work published in 1651).
delivering health services in a Chicano community. In A. Hobbs, D. F., & Cole, S. P. (1976, March). Transition to
Reinhardt & M. Quint (Eds.). Family-centered community parenthood: A decade replication. Journal of Marriage alld
Ilursing. St. Louis: Mosby. the Family. 38, 723-731.
Hetherington. F. (1993). An overview of the Virginia longitudinal Hoffer. J. (1996). Family communication. In P. J. Bomar (Ed.).
study of divorce and remarriage with a foots of early Nurses and family health promotion (2nd cd.) (pp. 94-106).
adolescence. Journal of Family Psychology, 7, 39-56. Philadelphia: Saunders.
Hetherington, E. M, & Stanley-Hagen, M. (2000). Diversity Hofferth, S. L.. & Phillips, D. A. (1987). Child care in the U.S ..
among stepfamilies. In D. H. Demo, K. Allen, & M. Fine 1970-1995. Journal ofMarriage and ihe Family, 49(3). 559­
(Eds.). Handbook offamily diversity (pp. 173- \96). New 571.
York: Oxford University Press. Hoffman, L. (1981). Foundations offamily therapy: A conceptual
Hickey, T. ( 1988). Self-care behavior of older adults. Family framework for system change. New York: Basic Books.
and Community health, 11(3),23-32. Hoffman, L. W. (1977. August). Changes in family roles,
Hickman. G. P. & Starr. M. K. (2001, June). The influence of socialization. and sex differences. Americall Psychologist.
family on the development of humorous coping skills of­ 32,644.
626 REFERENSI

Hogan, M. J., Buchler, C., & Robinson, B. (1984). Single & Row.
parenting: Transitioning alone. In H. I. McCuhbin & C. R. Horner, M. J. (1998). National family and illtimate partner
Figley (&is.), Stress and time family, Vol. I: Coping' with violence prevention initiative. US. Department of Health and
normative transitions. New York: Brunner/Mazel. Human Services, Health Resources & Services Adminis­
Hogue, C. G. (1977). Support systems for health promotion. In J. tration, Office of Minority Health.
Hall & B. Weaver (&is.), Distributive nursing practice: A Horwitz, A. (1993). Adult siblings as sources of social support
systems approach to community heallh. Philadelphia: for the severely mentally ill: A test of the serial model.
Lippincott. Journal of Marriage and the Family, 54, 233-241.
Hollingshead, A. B. (1949). Elmstown's youth. New York: House, J. S., & Kahn, R. L. (1985). Measures and concepts of
Wiley. social support. In S. Cohen & S. L. Syme (&is.), Social
Holman, A. M. (1979). Finding families. Beverly Hills, CA: suppon and health (pp. 83-108). Orlando, FL: Academic
Sage. Press.
Holman, A. M. (1983). Family assessment: Tools for House, J. S., Landis, K. R., and Umberson. D. (1988). Social
understanding and intervention. Beverly Hills, CA: Sage. relationships and health. Science. 241(4865), 540-545.
Holmes, T. H., & Rahe, R. H. (1967). The social readjustment Houseknecht, S. K. (1987). Voluntary childlessness. In M. B.
rating scale. Journal of Psychosomatic Research, I, 213­ Sussman & S. K. Steinmetz (&is.), Handbook of marriage
218. and thefamity. New York: Plenum Press.
Holt, J. L, & Johnson. S. D. (1991). Developmental tasks: A key Hsu, F. L. K. (1971). The challenge ofthe American dream: The
to reducing teenage pregnancy. Journal ofPediatric Nursing: Chinese inn the U. S. Belmont, CA: Wadsworth.
6(3), 191-193. Huang, L. N:, & Ping, Y W. (1989). Chinese American children
Hong, G. K. (1988), A general Family practitioner approach for and adolescents. In J. T. Gibbs, L. N. Huang, et al. (&is.).
Asian American mental health services. Professional Color of color: Psychological interve/ltiO/iS with minority
Psychology: Research and Practice, 19,600-605. children (pp. 30-66). San Francisco: Jossey-Bass.
Hong.. G. K. (1989). Application of cultural and environmemal Huff, R. M., & Kline, M. V. (1999). Promotillg health ill
issues in family therapy with immigrant Chinese :Americans. multicultural populations. Thousand Oaks, CA: Sage.
Journal ofStrategic and Systemic Therapies, 8, 11-21. Humes, K., & McKinnon, J. (2000). The Asiall and Pacific
Hong.G. K. (1993). Synthesizing Eastern and Western Islander Population ill the United States: Current Population
psychotherapeutic approaches. In 1. L Chin, J. H~ Liem, M. Reports. Washington, DC: U.S. Bureau of the Census.
D. Ham & G. K. Hong (&is.), Transference and empathy in Humphreys, J. (2000). ,Spirituality and distress in sheltered
Asian American Psychotherapy: Cultural values alld battered women. Image: Journal of Nursing Scholarship.
trealltlent needs. Westport, CT: Praeger. Third quarter, 273~278.
Hong, G .. K. (1995). Cultural considerations in rehabilitation Humphreys, J. C. (2001). Turnings and adaptations in resilient
co~nseling for Asian Americans. National Association of daughters ofbattered women. J 011 mal ofNu rsi118 Scholarship,
Rehabilitation Professionals in the Private Sector Journal, 33(3), 245-25 J.
10(2), 59-65. Hunter, A. G., Pearson, J. L.• lalongo, N. S., & Kellam, S. G .
Hong, G. K. (1996). Culture ~nd empowerment: Counseling . (1998). Parenting alone to mUltiple caregivers: Childcare and
services for Chinese American families. Journal for the parenting arrangements in black and white urban families.
Professional Conselor, JJ(I), 69-80. Family Relations, 47(4), 343-353.
Hong.. G. K & Ham, M. D. (1992). Impact of immigration on the Hunter, J. D. (1994). The family and the culture war. In A. S.
family Tile cycle: Clinical implications for Chinese Skolnick & J. H. Skolnick (&is.), Family in transition (8th
Americans. Journal of Family Psychotherapy, 3(3),27-40. ed.) (pp. 537-547). New York: Harper Collins College.
Hong, G. K. & Ham, M. D. (1994). Psychotherapy and counseling Hunter, K., & Bryant, B. (1994). Pharmacist provided education
for Chinese Americans: Curriculum and training issues. and counseling for managing pediatric asthma. Patient
Bulletin of the Hong Kong Psychological Society, 32133, Educatioll and Counseling, 24, 127-134.
5-19. Hupcey, J., & Morse, J. (1995). Family and social support:
Hong, G. K., & Hong, L. K. (1991). Comparative perspectives Application to the critically ill patient. Journal of Family
on child abuse and neglect: Chinese versus Hispanics and Nursing, J, 257-280.
Whites. Child Welfare, LXX(4), 463-475. Hutchinson, E. (1988, February 28). Black America: Tale of two
Hong, G. K., Lee, B. S., & Lorenzo; M. K. (1995): Somatization nations. Los Angeles Times, Part IV, pp. 3,6.
in Chinese American clients: Implications for psychothe­ Hymovich, D. (1983). The chronicity impact and coping instru­
rapeutic services. Journal of Contemporary Psychotherapy, . ment: Parent questionnaire. Nursing Research, 32,275-281.
25(2), 89-10-1. Hymovich, D. P., & Barnard, M. U. (1979). Family health care.
Hong, P. T., Dickerson, M., & Cleeland, N. (2002, May 15). New York: McGraw-Hill.
Southland average family income dropped in the 1990's. Los Ingoldsby, B. B. (I995a). Family origin and universality. In B. B.
Angeles Times, pp. AI . A 16. Ingo\dsby & S. Smith (&is.), Families in multicultural
Honig, M (1996). Retirement expectations: Differences by race, perspective (pp. 83-96). New York: Guilford Press.
ethnicity, and gender. The Geronlologist, 36(3),173-382. Ingoldsby, B. B. (1995h). Poverty and patriarchy in Latin
Honigman,·J. I. (1967). Personality ill culture. New York: Harper America. In B. B. Ingoldsby & S. Smith (Eds.), Families in
REFERENSI 627
I1Il1lticulwralperspective (pp. 335-351). New York: Guilford
C. McCloskey (Eds.), Nursing imervellliOlls: Treatmelll for
Press.
nursing diagnoses (pp. 92-98). Philadelphia: Saunders.
Ingrasia. M. (1993. August 30). Endangered family. Newsweek.
Jiang, S. (1995. Summer). Recognizing Asian communities:
17-25.
Differences key to providing care. National Health Service
Inkeles, A. (1977). Paper presented to the American Sociological
Corps in TOllch (Newsletter) (p. 3). Chest Chase, MD: U.S.
. Association, Washington, DC, in September 1977. Cited in
Public Health Service.
Los Angeles Times. September 20, 1977, Part I, pp. I, to.
John; D.• Shelton, B. A., & Luschen, K. (1995). Race. ethnicity,
Inouye, J. (1999). Asian American health and disease. An and perceptions of fairness. Journal of Family Issues, 16(3),
overview of the issues. In R. M. Huff & M. V. Kline (Eds.), 357-379.
Promoting health in nllllticulllIral populations: A handbook Johnson, C. L. (1975). Authority and power in JapaneseAmerican
for practitioners (pp. 337-356). Thousand Oaks, CA Sage. marriage. In R. E. Cromwell & D. H. Olson (Eds.). Power ill
Institute of Medicine. (2000). Illforming the fUlllre: Critical
families (pp. 182-196). New York: Sage. ,
Tones ill health. Washington. DC: Institute of Medicine.
Johnson, L. B. (1997). Three decades of black family empirical
Irelan. L. M. (1972). Low income life styles. U.S. Department of
research: Challenges for the 21 st century. In H. P. McAdoo
HEW. Social and Rehabilitation Services. Washington. DC: (Ed.), Blackfamitiel' (3rd ed.) (pp. 94-113). Thousand Oaks,
L.S. Government Printing Office. CA: Sage.
Isaacson, W. (2000, January). Our centers-and the next time. Johnson, M., Bulechek. G., Dochterman. J. M., Maas, M., &
Special Issue of Time Magazine. Moorhead, S. (200 I). Nursing diagnosel', outcomes alld
Ishida. D. N. (1999). Promoting health among Asian American illlervelllions: NANDA. NOG. & NIC linkages. S1. Louis:
population groups: A case study from the field. In R. Huff & Mosby.
M. Mine (Eds.), Promotil~g health ill multicllllllral Johnson, M., Maas, M .. & Moorhead, S. (2QOO). Nursillg
populatiolls (pp. 375-382). Thousand Oaks. CA: Sage. olltcollles classification (NOC'). SL Louis: Moshy.
Ishii-Kuntz. M. (2000). Diversity with Asian-American families. Johnson, M. A. (1998). Who is the family? In B. Vaughan Colc.
In D. H. Demo. K. R, Allen, & M. A. Fine (Eds.). Handbook M. A. Johnson, J. A. Malone, & B. L. Walker. (Eds.). Family
offamity diversity (pp. 274-290). New York: Oxford Press. lIursing practice (pp. 3-18). Philadelphia: Saunders.
Jackson. D. (Ed.). (1969). Communication, marriage, alld the Johnson, R. (1984). Promoting the health of families in the
family. Palo Alto. CA: Science and Behavior Books. community. In M. Stanhope & J. Lancaster (Eds.).
Jackson. J. (1966). A conceptual and measurement model for Community health nursing (pp. 330-360). S1. Louis: Mosby.
norms and roles. Pacific Sociological Review, 9, 35-38. Johnson, S. (1998). Who moved Illy cheese? New York: G. P.
Jackson, M. P., & McSwane, D. Z. (1996). Homelessness as a Putnam's Sons.
.. determinant of health. Public Health Nursing, 9(3), 185- .: Johnson, S. (200 I). Helping children to eat right. Nutrition.
192. 'health and safety; Journal of Early Education and Family
Jacob,S. (1999). Support for family caregivers in thecommu­ Review,B(3),30-31.
nily. In V. D. Wegner & R. J. Alexander (Eds.), Readings in Johnson. S. H. (1986). Introduction and role theory strategies. In
Family Nursing (2nd ed.) (pp. 373-390). Philadelphia: S. H. johnson (Ed.), Nursing assessmelll alld strategies for
Lippincott. the family at risk: High-risk parenting (2nd ed.) (pp.l- I 2,
Jacoh, T. (1992). Family studies of alcoholism. Joumal ofFamily 388-401). Philadelphia: Lippincoll.
Psychologi, 5, 319-338. Johnson, S. K., Craft, M., Titler, M., Hahn, M., Kleiber. c.,
Jacob. T., & Tenneuhaum, I). L. (1988). Family assessmell1: Montgomery, L. A.• et al. (1995). Perceived changes in adult
Rationals, methods. and fllwre directions. New York: family members' roles and responsibilities during critical
Plenunt Press. illness. Image, 27(30), 238-243.
Jahoda. M. (1958). Currell1 concepts of positive mental health. Joint Commission on Accreditation on Comunily Mental heallil
Joint Commission on Mental Illness and Health,Monograph Service Programs. (1976). Standards for cOllullunity !/lellIal
No. I. New York: Basic Books. health callIers: Balance service system. Chicago: Joint
Janosik. E. H., & Green, E. (1992). Family life Boston: Jones & Commission oil the Accreditation of Hospitals.
Bartlett. Jones. E. (1995). Deaf and hearing parents' perceptions of lantils
Janosik. E. H., & Miller, J. R. (1980). Family-focused care. New funclionning. Journal of Pediatric NurSing, III 1),45-51.
York: McGrow-HiIl. Jones. E., K Badger, T. A. (1991). Deaf children's knowledge or
Jaramillo. P. T., & Zapata, J. T. (1987). Roles and alliances with internal human anatomy. Journal of Special Education.
Mexican-American and Anglo families. Journal ofMarriage 25(2), 252-260.
and the Family, 49(4), 727-735. Jones, E., & Topmil1er, A-L (1946). Deaf fathers' interactions
Jayaratne, S. (1978). Behavioral intervention and family decision­ ssith healing infants and toddlcrs. NCAST Na{ional News.
making. Social Work, 23, 24. 12(3), 1-6.
Jenkins, K. W. (1995). Communication in families. In R. Day, K. Jones, E. C. (1996). Deaf and hearing parents' perceptiolls 0 r
R. Gilbert, B. H. Settles. & W. R. Burr (Eds.), Research alld family functioning. Nursing Research, 44(2). 102-105.
theory ill family science (pp. 171-185). Pacific Grove, .CA: Jones, K. C., & Donnas, K. F. (1996). Deaf and heating par(,lils'
BrookS/Cole. interactions with eldest hearing children. American All/wl.1 !J['
Jensen, D. P. (1985). Patient contracting. In G. M. Bulechek & J. the Deaf 141(1),278-283.
628 REFERENSI

Jones, K. c. ( 1994). Managed care: The coming revolution in Kamrowilt, B., & Wingert, P. (1990, Winter/Spring). Step hy
home health care. Journal of 1I0me Healtlt Care Practice. step. Newsweek (Special Issue), 24-37.
6(2). I-II. Kaplan, M. S., Adamek, M., &Johnson. S. (1994). Trends in
Jones. S. L. (1980). Family Therapy: A comparisoll approaches. firearm suicide among older American males: 1979-1988.
Bowie. MD: Brach. The Gemmologist, 34( 1),59-65.
Jones, S. L., & Dimond. NI. (1982). Famil, theory and fans its Kardiner, A. (1945). Thepsychologicalfrolltiersofsociety. New
therapy models. Comparative review with implications for York: Columbia University Press.
nursing practice. Journal Psychosocial Nursillg alld Melltal
Kastenbaum. R. (1994). Alternatives to suicide. In D. Lester &
Health Service. 12-19. M. Tallmer (Bds.), Now I lay Me down: Sllicidc' in the elderly.
Jordan. J., Kaplan, A .• Miller. J. B.. Sliver. I.. & Sulrey. J. (1991).
Philadelphia: Charles Press.
WOl/le/l's growth ill cOllllectioll: Writillg from the stolle
Kaufmari, G. & Unlenbcrg, P. (2000). The influence of parenthood
center. New York: Guillord Press.
on the work effort on married men and women. Sodal
Judge. S. L. ( 1998). Parental coping strategies and strengths in
Forces, 78(3).931-947.
families of sound children with disabilities. Family Relations.
47(3).263-268. Kaufman, G .• & Uhlenberg. P. (1998). Effects of life course
Julian. T. W .. McKenry, P. c.. & McKelvey. W. (1994). Cultural transitions on the quality of relationships hctween adult
variations in parenting: Perceptions of Catcasian. African­ children and their parents. JOl/mal of Marriage alld l/7e
Ameri~an. Hispanic & Asian-American parents. Family
family. 60(4), 924-939.
Relations, 43( 1).30-37. Kay. M. A. (1978). The Mexican American. In A. L. Clark (Ed.l.
Juni. S. (1995). Triangulation as spliuing in the service of Cullllre, childbearillg and health professiollals. Philadelphia:
ambivalence. Current Psychology: Developmellt, Leaming Davis.
Persollality, Social,14. 91- III. Kearney. 1. A., & Yurick, C. M. (1996). Nurse to nurse referral
JWK Intemational Corporation. (1978). Summaryalld recommell­ The role of the child psychiatric nurse consultant. Journal oJ
datiolls of conferellce Pacific and Asiall Americall families Pediatric Health Care, 10(3), 115-120.
and Hew-related issues. Annandale, V A: Author. Keating, N., & Cole, P. (1980). What do I do with him 24 hours
Kahana. ·,E.• Kahana. B.. Johnson. J. K., Hannnand. R. J, & a day? The Gero1l1010.r:ist, 20, 84-89.
J<psher; K. (1994). Developmental challenges and family Keefe, S. E. (1981). Folk medicine among urban Mexican­
caregiving: Bridging concepts and research. In E. Kahana, D. Americans: Cultural persistence, change and displacement.
F. Biegel, & M. L. Wykle (Eds.). Family care giV/llg across Hispanic Journal of Behavioral" Science, J( I ),41-48.
t/7~ lifespan. Thousand Oaks. CA: Sage. Keefe. S. E. (1984). Real and ideal extended familism among
Kahti",A.';M. (1990). Coping with tear and grieving. In I. M. Mexican Americans and Anglo Americans: On the.meaning
Lubldn (Ed.), Chronic illness: Impact all intervelltion. (pp. of "close" family ties: Human Organizalion. 43, 65-70.
119'-199). Boston: Jones & Bartlett.
Keete. S. E., Padilla, A. M.. & Carlos. M. L. (1978). The.
Kalil, .A., Spencer; M. Spieker. S., & Gilchrist, L (1998). Effects
Mexican-American extended family as an emotional. Casas
of grandmother coresidence and quality of family relation­
& S. E. Keefe (Eds.), Family and melllal health' in tlte
ships on depressive symptoms in adolescent mothers. Family
Mexican-American community. Los Angeles: Spanish­
Relations, 47(4), 433-441.
speaking Mental Health Research Center. UCLA.
Kandzari. J. H.. & Howard, J. R. (1981). The well family: A
Kelleher, K. (1996, January 10). Who's minding the kids? J...os
developmental approach 10 assessment. Boston: Little.
Brown.
Angeles Times, p. E3.
Kane. R. L., Kasteler, J. M., & Gray, R. M. (1976). The health Kelley, B. R. (1997). Cultural diversity in clinical practice. In 1.
gap. New York: Springer. A. Fox (Ed.), Primary health care ofchildren (pp. 32-10). St.
Kang, K. c., & Fields, R. (2001, May 15). Asian population in Louis: Mosby,
U.S. surges, but unevenly. Los AI/geles Times, p. A 16. Kelly, J. R (1978). Family leisure in three conununitics. Journal
Kang, K. C. (1997, June 29). Chinese in the Southland: A of Leisure Research, 10(1),47-60.
changing picture. Los Angeles Times. pp, AI, A32. Kelly, K. C., McClelland, E., & Day, J. M. (1992). Discharge
Kang, K. C. (2001, April 25). Study finds persistent negative per­ planning. In G. M. Bulechek &. J. C. McCloskey (Eds.).
ceptions of Chinese Americans. Los Angeles Times, p. A18. Nursing intaventiollS: Essential nursing treatlllents (2nd
Kang, R.• Barnard, K., & Oshio, S. (1994). Description of the ed.) (pp. 265-273). Philadelphia: Saunders.
clinical practice of advanced practice nurses in family­
Kendall, J. H. (1971). Maternal behavior one year after early and
centered early intervention in two rural settings. Public
extended postpartmn contact. Developmental Medicine (Iud
Health Nursing, i 1(6), 376-384.
Neurology ,16, 172.
Kanter, R. M. (1978). Jobs and Families: Impact of working roles
on lite. Children Today, 7, 13. Kennedy, C. E. (1989). Involving students in participat,)I'Y
Kantor, D ... & Lehr. W. (1975). inside the fami(y: Toward a research on fatherhood. A case study. Family Relatiolls.35( 4 t,
theory offamily process. San Francisco: Jossey-Bass. 363-37.
Kantrowitz, B., & Wingert, P. (2001, May 28). Unmarried with Kerckhoff, R. K. (1976). Marriage and middle age. FClmily
children. Newsweek, 46-54. . Coordinator; 25( I), 7-10.
REFERENSI629

Kerr,--M.E.:- '&- Bowen,M.~(Ei88).Fal~iiY~·~~-;;I~;-;;tion: All


Mindel, R. W. 'Habenstein, & R. Wright, Jr. (Eds.), Ethnic
approach based 011 Bowell Theory. New York: Norton.
families ill America (pp. 258·275). New York: Elsevier.
Kick, I. (1996). Sleep and the family. In.P. J. Bomar (Ed.), Nurses
Kitano, H. H.. & Maki, M. T. (1996). Continuity. change and diver­
alld family health proll/otioll (2nd ed.) (pp. 215-263). sity: Counseling Asian Americans. In P. B. Pedersen, J. G.
Baltimore, MD:. Williams & Wilkins. Draguns, W. J. Lonner, & J. E. Trimble (Eds.), Counseling across
Kidweell, J.. Fischer, L.. Dunham. R. M.• & Baranowski. M. cllitures (4th ed.) (pp. 124-145). Thousand Oaks. CA: Sage.
(1983). Parents and adolescents: Push and pull of change. In Kitson, G. C., Babri, F. B.• Roach, M. J.., & Placidi. K. S. (1989).
H. I. McCl.,bbin & C. R. Figlev (Eds.). Stress and thefamity: Adjustment to widowhood and divorce. Journal of Family
G'oping with normative transitioll. New York: Brunnerl Issues. 10(1),5-32.
Mazel Klaus, M. 14., & Kendall, J. H. (1976). Maternal·infallt bonding.
Kiecoh-Glaser. J. K.. & Glaser. R. (1989). Caregiving. mental Sl. Louis: Mosby.
health and immune function. In E. Light & B. Lebowitz Kleffel, D. (1991). Rethinking the environment as a domain of
(Fds.). Alzleimer's disease treatmellt alld family stress nursing knowledge. Adv(l/Ices in Nursing Science. 14( I). 40­
(DHHS Publication No. 89-1569)(pp. 310-320). Washington, 45.
DC: U.S. Government Printing Office. Klein. D. M. (1983). Family problem-solving and family stress.
Kievit MB. B. (1968). Family roles. In R/ltgers School of In H. L McCuhhim. M. B. Sussman, & J. M. Patterson (Eds.),
Nursing, Parell1-child relationships-Role of the nurse. Social stress and the family (Special Issue). Marriage alld
Newark. N.I: Rutgers Univerrsily. Family Review 6(1/2).85-112.
Kileen. M. R. (1995). Problems in parenting. In B. S. Johnson Klein. D. M.. & White. J. M. (1996). !'amity theories: All
(Ed.). Child, adolescell1 alldfamity, psychiatric nursing (pp. illtrodllctioll. Thousand Oaks. CA: S'lge.
32-14). Philadelphia: Lippincott. Kleinman, A. (1980). Patients and healers in the context of
Killien. M. G. (1985). An environmental approach to nursing culture: An exploration of the borderland between
practice. In J. E. Hall & B. R. Weaver (Eds.). Distributive anthropology, medicine, and psychiatry. Berkeley. CA:
nursing practice systems approach /0 COllllllllllily health (2nd University of California Press.
ed.) (pp. 259-277). Philadelphia: Lippincott. Kleinman. A. ( 1988). The illness narratives: Suffering, healill:~.
Kim, M. .I., McFarland. G. K.• & McFarlane, A. M. (1995). alld the Imlllan condition. New York: Basic Books.
Pocket· gil ide to IIl1rsing diagnoses (6th ed.). St. Louis: Kleinman. A., Eisenberg, L., & Good. B. (1978). Culture. illness
Mosby. and care. Clinical lessons fromanthropologic and cross­
Kindig, D. (1975). Interdisciplinary education for primary health cultural research. Annals of Internal Medicine, 88. 251-258.
care team delivery. Journal of Medical Education, 50, 102. Klose, D; (1995). M. Scott Peck's analysis of human evil: A criti­
King. I: (1981). Family. therapy: A comparison of approaches. cal review. Journal of Humanistic psychology. 35(3).37-66.
Bowie, MD: Brady. Kluckholm, F. R. (1976). Dominant and variant value orienta­
King. I. (1983). King's theory. of nursing. In 1. W. Clements & J. . tions. In P. Brink.{lad.), .TralisculturalllllrsiIl8. Englewood
B. Roberls (Eds.), Family health: A theoretical approach to Cliffs, NJ; Prentice Hall.
nursillg (pp. 177·187). New York: Wiley. Knafl. K. A. ( 1998). Meeting the challenge of chronic illness for
King, I. (1987. May). King's theory. Paper presented at Nursing childem and families: Research implications and future
Theories Conference. Pittsburgh. PA (cassette recording). directions. In M. E. Broome. K. A. Knall, K. Pridhanr. & S.
King, K.B., Parrinelo, K. M.• &Baggs,.I. B. (1996). Collaboration Feetham (Eds.), Childrell alld families ill helllth and illness
and advanced practice nursing; In .I. V. Hickey. R. M. (pp. 236-246). Thousand Oaks: Sage.
Ovimette, & S. L. Venegoni (Eds.), Advanced practice Knafl, K A., & Deatrick, J. A. (1986). Concept analysis: An
lIursing (pp. 146-162). Philadelphia: Lippincott analysis of the concept of normalization. Research-ill Nllrsillg
Kingsbury, N.. & Scanzoni. J. (1993). Strucluralfunctional-ism. alld Health. 9(3).215-222.
In P. G. Boss, W. 1. Doherty. R.. LaRossa, W. R. Schumm, & Knafl, K A., Deatrick. J. A.. & Kirby. A. (2001). Normalization
S. K. Steinmetz (Eds.), Sourcebook offamily theories alld promotion. In M. Craft· Rosenberg & J. .Denehy (Eds.).
methods: A cOlltextual approach (pp. 195-217). New York: Nursing intervelllion for infallts. children. and families (pp.
Plenum Press. 373-388). Thousand Oaks: Sage.
Kingson, E. R., Hirshorn, B. A., & C }ornman, J. M. (1.986). Ties Knapp, D. A., Knapp, D. E., & Eng'e. 1. (1966). The public. the
that hilld: The interdependence of generations. Washington, pharmacist and self medication. JOllrnal of the Americall
DC: Seven LOCks Press. Pharmacology Associatioll, 56, 460.
Kirschenbaum, H. ( 1977). Advanced value clarificatioll. La Jolla, Knapp, M. (1951). Interpersonal cOlllmunication alld /zuman
CA: University Associates. relationships. Boston: Allyn & Bacon. .
Kirschling • .I., & Gill iss, C. (1989). -Persons who describe Knesek. G. (1992). Early versus regular retirement: Differences
themselves as family nurses: Why they are, where they in measures of life satisfaction. Journal of Gerolltology
Practice and what they do. Handout at presentation by the Social Work, 19(1).3-34.
Special Interest Group, Fami Iy Nursing Continuing Education Knutsen, S. F., & Knutsen, K. ( 1991). The Tromso survey: The
Project, Oregon Health Sciences University, at the National family Intervention study: The effect of intervention on some
Family Nursing Conference, September 1989. Portland. coronary risk factors and dietary habits, a 6 year tollow-lIp.
Kitano, H. H. L. (1988). The.lapanese American family. InC. H, Preventive Medicine. 20, 197-212.
I
630 REFERENSI

K6enenn.r:-(P}t)T,Marc1'll6T-tWilig1egattosAngeresTmles. -­ - --(1'9'82)~-POlTtlcs ancnoClerymllfeSomnwesCBoli1uer:--CO:­


p. E2. Westsview Press.
Koerner. B. L. & Armstrong. D. M. (1984). Collaboration prac­ Kuhn. M. (196). Major ~fends ill symbolic interaction theory in
tice cuts cost of patient care: Study. Hospitals, 58. 52-54. the past twenty-five years. Sociological Quarter/y. 5. 61-84.
Koester. L. S. (1992). Intuitive parenting as it model for under­ Kuipers. J. Mexican Americans. In 1. N. ttiger& R. F. Davidhiztar
standing parent-infant interactions when one partner is deaf. (Eds.). Transcultural nllrsing; Assessment and inter"elllioll
American Annals of the Deaf 137(4),362-369. (2nd ed.) (pp. 2( 15-24-1). St. Louis: Mosby.
Kohlberg. L. (I 1970). Education for justice: A modern statement Kunst- Wilson. W .• & Crqnenaett, L. (1981). Nursing care for the
of the platonic view. In Moral education: Five lectures. emerging family: Promoting paternal behavior. Research ill
Cambridge, MA: Harvard University. Nllrsing Health. 4. 201-211.
Kohn, M. L. (1969). Social class and parent-child relationships: Kus. R. J. (1992). Crisis intervention. In G. M. Bulechcck & J. C.
An interpretation. In R. L. Coser (Ed.). Life cycle and McCloskes (Eds.). Nursing illtervellliolls; Esselllillinursin8
achievement in America (pp. 21-42kNew York: Harper treatmellts (2nd ed.) (pp. 179-190). Philadelphia: Saunders.
Torch books. Kyle. M. (1995). Collaboration. In M. Snyder & M. P. Mirr
Kohn. M. L. (1977). Class and conformity: A study of values (Eds.). Advanced practice Ilursillg (pp. 1699-181). New
(2nd ed). Chicago: University of Chicago Press. York: Spinger.
Kohnke. M. F. (1982). Advocacy: Risk' alld reality. SL Louis: Labonte. R. (1989). Community and professional empowerment.
Mosby . Canadian nurse. 3.23-30.
. Koin. D. (1989). The effects of caregiver stress on physical Lavey. K. (1989). Nutrition. In P. Swinford & .J. Webster (Eds.).
health status. In E. Light & B. Lebowitz (Eds.). Alzheimer's Promoting wel/nes: A nurse's handbook. Rockville. MD:
disease treatment andfamily stress (DHHS Publication No. Aspen.
89-1569) (pp. 245-266). Washington. DC: U.S. Government Lackey. C. A Williams. K. (1995). Social handing and the
Printing Office. emotion of partner violence across generations. Journal of
Kollack. P.. Blumstein. P., & Schwartz. P. (1985). Sex and power Marriage alld the Family, 57.295:305.
in inte'raction: Conversational privileges and ditties. American Laird. J. (1993). Lesbian and gay families. In F. Walsh (Ed.). A
'Sociological Review, 50, 34- 46. Normalfamily processes (2nd ed.) (pp. 282-328). New York:
Komarovsky. M. (1964). Blue-collar marriage. New York: Guilford Press. .
Random House. Lamb; G. S. & Napadatto. R. J. (1984). Physician-nurse
Koos. E. (1954). The health of region ville. New York: Columbia practitioner interaction patterns in primary care practices.
University Press. American Journal of Public Health. 74.26-29.
Kosik.' S: H. (1972). Patient advocacy or fighting the system. Lamb. M. E. (1987).-711e father'S role; Cross-clIllUral perspective.
American JOllrnal of Nursillg, 72. 694. Hillsdale, M: Eribaum.
Kosten~"T.. R .• Jacobs. S. c.. & Kasl. S. V. (1985). Terminal Lange. S. (1970). Transactio~al analysis and nursing intervention.
illness. bereavement and the family. In D. C. Turk & R. D. In C. Carlson (Ed.). Behavioral concepts alld nllrsillg
Karns (Eds.). Health, iIIlless and families; A life span intervention. Philadelphia: Lippincoll.
perspective (pp. 311-334). New York: Wiley. Langman. L. (1987). Social stratification. In M. B. Sussman & S.
Koten. J. (1987. March 9). A once tightly knit middle class finds K. Steinmetz (Eds.). Handbook of marriage and the fall/ily
itself divided and uncertain. Wall Street Joumal. Section 2. (pp. 211-249). New York: Plenum Press.
p. 25. . Larmer. B. (1999. July 12). Latino America. Newsweek. A18­
Kozol. J. (1990. Winter/Spring). The new untouchables. 58.
Newsweek (Special Issue on the 21 st Century Family), 48­ LaRoccua. S. (1978). An introduction to role theory for nurses.
53. SlIpervisor Nllrse. 9( 12).-11-45.
Kozol. J. (2000). Kids count. New York: Annie Casey LaRos~. R.. & La Rossa. M. M. (1981 ). Transition to
Foundation. parenthood: How in/allts change families. Newbury Park.
Kramer. L.. & Houston. D. (1998). Supporting families as they CA: Sage.
adopt children with special needs. Family' Relations, 47(4). Larrabee. E. (1973). Comments to Lorella Ford's research. An
423-432. ethllic perspective. Community nursillg research; Col/auo­
Kranichfield. M. L. (1987). Rethinking family power. Journal of ration and completion. Denver. CO: Western Institute of
Family Isslles, 8(1). 42-56. Higher Education Commission.
Kroska. R. A. (1985). Ethnographic research method. A Larsen. D. (I 989, February 5). Elder abuse. Los Angeles Times.
qualitative example to discover role of granny midwives in Part IV. p. I.
health services. In M. Leininger (Ed.). Qualitative research Lasch. C. (1977). Haven in a heartless world: The family
methods in nursillg. New York: Grime & Stratton. besieged. New York: Basic Books. .
Krozy. R. E. (1996). Community health promotion. Assessment Lasky. E. M.. & Martz. C. H. (1993). The Asian Pacific Islander
and intervention. In S. H. Rankin & K. D. Stallings (Eds.). population in the U.S.: Cultural perspectives and their
Patient educatioll; Issues, principles. practices (pp. 245­ relationship to cancer prevention and early detection. In M.
271). Philadelphia: Lippincott. Frank-Stromberg & S. Olson (Eds.), Callcer prevention in
Kruzewski. A .• Anthom. R.•Hough. I.. & Ornstein-Galicia. J. minority populations. St. Louis: Mosby.
REFERENSI 63 1
Lauver, D. (1980). Recognizing alternatives: A process for client Leininger, M. (1995). Teaching Transcultural nursing to
centered health care. Health Values: Achieving High Level transform nursing for the 21st century. JOllr/utl of Tmns­
W.ellness, 4(3), 134-138. cultural Nursing, 6(2),2-3.
Lawton, M. P. (1980). Envirolllllellf alld aging. Monterey, CA: Leininger, M: (2001). Theory of culture care diversity and
BrookS/Cole. universality. In M. Parker (Ed.). Nursing theories and nursing
Lawton, M. P. (1'985). Housing and the living environment of practice (pp. 361-376). Philadelphia: Davis.
older persons. In R. Binstock & E. Shanas (Eds.), Handbook leMasters, E. E. (1957). Parenthood a~ crisis. Marriage and
of aging and the social sciences (pp. 450-478). New York: family living, 19(2),352.
Van Nostrand Reinhold. . leMasters, E. E. (1971). Parents without partners. In A. Skolnick
Lazarus, R.,Averill,J. R.,&Opton. E. M. (1974). The psychology & J. H. Skolnick (Eds.), /Illimacyjamily and society. Boston:
of coping: Issues in research and assessment. In G. R. Little Brown.
Coelho, D. A. Harburg, & J. E. Adams (Eds.). Coping and Leppa, J. (1999). Transcultural communication within the health
adaptatioll. New York: Basic Books. care subcultures. In J. Luckman (Ed.). Transcultural comlllll­
Lazlo, E. (1972). Tlte systems view of the world. New York: nication in lIursing (pp. 80-93). Albany. NY: Delmar.
George Braziller. LeShan, E. J. (1973). The wonderflll crisis of middle age. NeW'
Leahey, M., .& Harper Jaques. S. (1996). Family-nurse
York: McKay.
relationships: Core assumptions and clinical practice. Journal
Leslie. G. R., & Korman, S. K. (1989). The family ill social
of family Nursing, 2(2). 133-151.
cOllfext (7th ed.). New York: Oxford University Press.
Lel.!bey, K., Cobb, M., & Jones, M. (1977). Community health
nursing (3rd ed.). New York: McGraw-hilI. Lester. P. A. (1986). Teaching strategies. In S. H. Johnson (Ed.).
Leavel/, H .• Clark, E. G., Gurney, B., et al. (1965). Preventive Nursing assessment and strategies for the family at risk:
medicine for tlte doctor in his comwlity:' In epidemiologic High-risk parenting (2nd ed.) (pp. 415-433). Philadelphia:
approach (3rd ed.) (pp. 19-28). New York: McGraw-HilI. Lippincott.
Leavitt, M. B. (1982). Families at risk: Primary prevemion ill Lesthaeghe, R. (1983, September). A century of demographic
lIursillg practice. Boston: Little, Brown. and cultural change in Western Europe. Population and
LeBey, B.. (2001). American families are drifting apart. USA development review. 411-435.
. Today, 130(2676),20-22. Letiecq, B. L. Anderson. E. A. & Koblinsky. S. A. (1998). Social
Leddy, S., & Pepper, 1. M. (1985). COllceplllal basis of sUPP9rt of homeless and housed mothers: A Comparison of
professional nursing. Philadelphia: Lippincott. temporary and permanent housing arrangements. Family
Lederer, W. J., & Jackson, D. D. (1968). Mirages of marriage. Relations. 47. 415-421.
>"New York: Norton. Levac. A. M., Wright, L. M., & Leahey, M. (2002). Family
Lee, E. (1996).. Asian American families: An overview. In M. assessment and intervention. In S. A. Fox (Ed.). Primary
McGoldrick, 1. Giordano, & J. K. Pierce (Eds.), Etllnicity 'health care of infams, children & adolescellls. St Louis: .
and family therapy (2nd ed.) (pp. 227-248). New York: • Mosby.
Guilford Press. Levan, R., Brown, E. R.. Hayes, N., & Wyn, R. (1999, April).
Lee. G. R. (1978). Marriage and morale in later life. Journal of Disparity ill job-based health coverage places California's
Marriage and the family, 40( I), 13 I. Latinos at risk ofbeillg uninsured. Los Angeles, CA: UCLA
Lee, G., & Lancaster, J. (1988). Conceptual models for Cent~r for Health Policy.
community health nursing. In M. Stanhope &.1. Lancaster Levin. L. S. (1977). Forces and issues in the !;evival of interest in
(Eds.), Community health nursing (2nd ed.) (pp. 131-148). self-care: Impetus for reduction in health care. Issues in Selj~
St. Louis: Mosby. care (Health Education Monographs), 5(2), 116.
Lee, J.L., & Cohen, J. l. (1995). Collaboration: A concept
Levin, L. S.• Katz, A., & Holst, E. (1916). Self-cwe-Lay initiatives
analysis. Journal ofAdvanced Nursing, 21, 103-109.
in health. New York: Prodist Press.
Lee. R., Choe. J., Kim, G., & Ngo, V. (2000). Construction of the
Levin, R .1., & Levin, A. (1975, September). Sexual pleasure:
Asian-American family conflicts scale. Journal ofCounseling
The surprising preferences of 100,000 women. Redbook. 51­
Psychology, 47(2), 211- 222.
58.
Leeds. J. (1790, June 3). Poverty on rise for children of working
poor. Los Allgeles Times. pp. B I, B6. Levine, B. (1999, October 13). Little boys lost. Los Angeles
Leininger; M. (1970). Nursi1lg and amrhropology: Two worlds Times. pp. EL. E4.
to blend. New York: Wiley. Levine. C., & Zuckerman, C. (2000). Hands on/hands off: Why
Leininger, M. (1974). Transcultural nursing: A promising . health care professionals depend on families but keep them at
subfield of study for nurses. In A. Reinhardt & M. Quinn arm's length. Journal of Law, Medicine & Bthics, 280).
(Eds.). Family celllered community nursing (pp. 7-11). St. . 5-18.
Louis: Mosby. Levine. E .. M. (1988). The realities of day care tor children.
Leininger, M. (1976). Transcultural health care issues and Journal of Family Issues, 8(4),451-454.
condition. Philadelphia: Davis. Lewis, A., & Levy, J. S. (1982). Psychiatric liaisollllursing: The
Leiningcr, M. ( 1978). Transculturaillursing: COllcepts, theories, theory and clinical practice. Restore, VA: Reston
and practice. New York: Wiley. Publishing.
632 REFERENSI
------

Lewis, F. M .. Behar. L. C., Anderson. K. H .. Shards, M. E.. Locke. D. C. (1992). Increasing 1II/titicIIlwrai understanding.
Zahlis. E. H., Darby, E.• et al. (2000). Blowing away the Newburry Park. CA: Sage.
myths about the child's experience with the mother's breast Loe. H. ( 1988). Americans are smiling at fewer cavities: Fuod
cancer: In L. Baider. c.L. Cooper. & A. Kaplan (&Is.). insiglu reports. Washington. DC: International Food
Callcer alld the family (2nd cd.). New York: Wiley. Information Council.
Lewis, 1. I. Beavers. W. R .. Gosselt. 1. T., & Phillips. V. A. Los Angeles Times Editorial (1996, August II). Some revisionist
(1976). No sillgle. thread: Psychological health ill family thinking in the family values season. Los Angl'lesTimes. p.
systems. New York: Brunner/MazeL M-4.' .
Lewis. 0.0%1). Childrell ofSailchez. New York: Random House. Los Angeles Times. (2001. January 3). Rising medicare costs still
Libman. J. (1988. August 9). Growing up) too fast. Los Allgeles burden the poorest, study says. p. AS.
Times, Part V. p. L Loveland-Cherry. C. (1988). Issues ill kindly health promotion.
Lidz. T. (1963). The family and Ilumall adaptatioll. New York: In M. Stanhope. & 1. Lancaster (&Is.). Comlllllll;ty health
International Universities Press. lIursing. (2nd ed.). SI. Louis: Moshy.
Lin. C. C .• & Fit. V. R. (1990). A comparison of child-rearing Loveland-Cherry. C. (1996). Family health promotion and health
'\. practices among Chinese, immigrant Chinese, and Caucasian protection. In P. J. Bomar (&I.), Nurses and family health
America~ parents. Child Development. 61.429-433. . promotion (2nd ed.) (pp. 22-35). Philadelphia: Saunders.
Lindahl. K., & Malik, N. M. (1999). Observations of marital Lum. M. R. (1995). Environmental puhlic health: Future
conflict and power: Relations with parenting in the triad. direction. tutors skills. Family alld Community Health, 18( I),
Journal of Marriage alld the Family. 61(2), 320-330. 21-25.
Lindgren, C. L. (1993, Spring). The caregiver career. Image. Lum. M. R. Hibbs. B. F.. Phillips. L.. & Narkunas. D. M. (1996).
25(3).214-219. . Environmental health. In M. Stanhope & J. Lancaster (&Is.).
Lindsey. E. (1998). The impact of hQmelessness and shelter life Comllll/nity health nursing (4th ed.) (pp. 115-154). SI. Louis:
on family relationships. Family Relatiolls. 47,243-352. Mosby.
Lindsey, E. W. (2001). Foster family characteristics and Lund. M. ( 1987). The non"custodial father: Common challenges
< behavioral and emotional problems of foster chi Idren. Family. in parenting alier divorce. In C. Lewis (Ed.), Reassessing
Relations. 50(1), 19-22. fatherhood: New observatiolls 011 fathers alld the //Iodem
Lin-Fu;J. (1994). Ethnocultural barriers to health care: A major family (pp. 212-224). London: Sage.
problem for Asian American and Pacific Islander Americans . Lustig. M. W. (1988). Value. differences ill intercultural
. Journal of Health, 2(4),290-299. . communication. In L. A. Samovar & R. E. Porter (&Is.).
Link•.B.• & Dohrenwend, B. P. (1980). Formulation of hypotheses Imercullllral commllllicatiOl!: A reader (pp. 55-61). Belmont.
. llbout .the true prevalence of demoralization. In B. P. CA: Wadsworth.
Do.hrenwend (Ed.), Mentalillness ill the U.S.: Epidemiological Lyman. S. (1974). Chillese Americans. New York: Random
-estimates (pp. 114-1.12). New York: Praeger. House. '
Linnet!. M. (1970). Prescribing habits in general practice. Lynch. S. H. (1997). Elder abuse. What to look for. how to
Proceedings of the Royal Society ofMedicille. 61,613-615. intervene. American JOllrnal of Nursing. 97( I). 27-33.
Lipson. J. G. (1996). Culturally competent nursing care. In 1. G. Macia. E. P.. & Morales. L S. (200 I). Crossing the border for
Lipson, S. L. Dibble. & P. A. Minarik (Eds.). ClIltural alld health care. Journal of Health Care for the Poor alld
Ilursing care. San Francisco: University of California. San Underserved. 12(1),77-87.
Francisco Nursing Press. Macklin. E. I). (J 988). Nontraditional family forms. In M. B.
Lipson. J. G .. & Meleis. A. 1. (1999). Research with immigrants Sussman & S. K. Stcinmetz (Eds.). Halldbook of marriage
and refugees. In A. S. Hinshaw. S. F. Feetham, & J. Shaver and the family (pp. 317-353). New York: Plenum Press.
(Eds.). Handbook of clinical nursing research (pp. 87-106). MacPhee. M .• & Hoffenberg, E. (1996). Nursing case management
Thousand Oaks: Sage..
tor children with failure to thrive. JOIIl'/lal ofPe£iialric Health
Litman, T. l. (197-1). Health care and the family: A three Care, 10,63-73.
generatiollal study. Washington. DC: Division ofCommunity
Madanes, C. (1991). Strategic family therapy. In A. S. Gurmall
Health Services and Medical Care Administration, U.S.
& D. P. Kniskern (Eds.), Handbook of Family Therapy (Vol.
Public Health Service.
II). New York: Brunner/Maze!.
Litwak. E. (1972). Occupational mobility and extended family
cohesion. In I. L. Reiss (Ed.). Readings Oil/he faillily system Madsen, W. (1964). The Mexican-American of Sow!! Te_ws.
(pp. 413-131). New York: Holt. Rinehart & Winston. New York: Holt-Reinhart & Winston.
Litwak. R. Jessop, D. J., & Moulton. H. J. (199.4). Optimal use Maffeo, R. (1997). Helping families cope. Alllericall Journal of
of formal and informal systems over the life course. In F. Nursing, 97(6), 36-39.
Kahana. D. E. Biegel. & M. L. Wykle (Eds.). Family Mahon. M .. & Page. M. (1995). Childhood bereavement after thc
'caregivillg across the lifespan. Thousand Oaks, CA: Sage. death of a sibling. Holistic Nursing Practice. 9(3).15-26.
Liu. Ai. T. (1986). Health services for Asian elderly. Research Malinski, V. M. (1987). Nursing scicnce within the science or
011 Agillg. 8( I). 156-175. unitary human beings. In V. M. Malinski (Ed.). Erplorati()lIs
Lobo. M. L. (1995). Florence Nightingale. In J. B. George (Ed.), on Martha Rogers' science (~rllnitary nursing beings (pp. 25­
Nursing theories. Norwalk. CT: Appleton & Lange. 32). Norwalk. CT: Appleton & Lange.
REFERENSI 633
MaIlnSKf.V:--~i[ {20"OOY:Nurnngtheory:based research with Matsui. W. T. (1996). Japanese families. In M. McGoldrick. J.
families: State of the an. Nursing Science Quarferly, 13(4), Giordano. & J. K. Pearce (Eds.). Ethllicity alldfami/.\' Iherapy
285-290. (pp. 268-280). New York; Guilford Press.
Mancini, J. A., & Orthner, 1). K. (1988). The context and Mattessicht. P.• & Hill, R. (1987). Lifecyclc and family
consequences of family change. Family Relatiolls, 37( I). developmental. In M. B. Sussman & S. K. Steinmetz (&Is.),
363-366. Halldbook of marriage alld the family (pp. 137-169). New
Manley, M. (1996). Tobacco use. In S. Woolf. S. Jonas, & R. York: Plenum Press.
Lawrence (&Is.), Health promotion alld disease preventiofl Matthews. H. F. (1987). Rootwork: Descliption of an ethno­
in clinical practice (pp. 163-175). Baltimore: Williams & medical system in the American South. Southern Medical
Wilkins. Journal, 80•. 885-891 . .
Maneds, W. (1988). Supponive roles of significant others in Matthews. H. F. (1988). Sweet blood can give you sugar: Black
black families. In H. P. McAdoo (Ed.), Blackfamities (2nd American folk belicfs about diabetes. City Medidlle. 2, 14­
cd.) (pp. 270-283). Newbury Park, CA: Sage. 16.
Maneds. W. (1997). Supponive roles or significant others in Maturana, H. (1978). Biology of language: The epistemology or
African American families. In H. P. McAdoo (Ed.). Black reality. In G. Millar & E. Lenneberg (Eds.), Psychology and
families (3rd ed.) (pp. 198-213). Thousand Oaks. CA: Sage. biology of language alld ihollghi (pp. 27-63). New York:
Mares. M. L. (1995). The aging family. In M. A. Fitzpatrick & A. Academic Press.
L. Vangelisti (Eds.). uplaillillg family interactions (pp. Maturana, H. K., & Varela, E, J. (1992). The tree ofhlOwledge:
310-343). Thousand Oaks, CA: Sage. 11le biological roots of humall IInderstandiflg (rcv. ed.).
Marin, G .• & Marin. B. V. (1991 ). Research with Hispanic Boston: Shambhala.
populatiolls. Newbury Park. CA: SagE. McAdoo. H. P. (1993). Ethnic familics: Strengths that are found
Marks. M. A (2000. February 20). Outside the ethnic box. Los in diversity. In H. P. McAdoo (Ed.), Family ethllicily:
Angeles Times Magazine. 14-17.36. Strellgth ii/ diversity (pp. 3-14). Newbury Park, CA: Sage.
Marosy. J. P. (1994). Collaboration: A key to future success in McAdoo, H. P. (1995). African-American families: Strengths·
long terms care. Journal of Home Health Practice, 6(2), 42­ and realities. In H. 1. McCubbin, E; A. Thompson, A. I.
48. Thompson. & J. P. Futrell (Eds.). Resiliellcy ill elhllic
Marquis. J. (2000•. Match 14). Men tend to avoid health care, minority families; African Americall falllilie.r (pp. 17 c30).
study says. Los Angeles Tunes. pp. AI. A 18. Madison. WI: University of Wisconsin.
Marsa. L. (200 I. May 7). Demanding overhaul of U. S. health McAdoo, H. P. (2000, June). Transference of values of African
care. Los Angeles Times. p. 53. American families and children. Family Focl/s,F5. F7.
Marsella. A. (1993). Conseling ang psychotherapy with Japanese . McAdoo, H. P. (1978). Minority families. In J. H. Stcvens& M.
Americans: Cross-cultural considerations. Americall JOllmal .Mathew (&Is.). Mother/child, Fatherlchild relatiollships (pp.
of Orthopsychimry. 63, 200-208. 178-180). WashiQgton. DC: The National Association for the
Marshall, R. (1991). The state offamilies, 3: Losing directioll. Education of Young Children.
Mihwaukee. WI: Family Service AmeJica. McApoo, J. L. (I 988b). The roles of black fathers in the
Manell. L. L.. & Imle. M. (1990). Family nursing with socialization of black children. In H. P. McAdoo (&I.), Black
childbearing families. In S. M. H. Hanson & S . .To Boyd families (2nd ed.) (pp. 258-268). Newbury Park. CA: Sage.
(Ed.), Family health care nl/rsillg: TheolY, practice and McAdoo, J. L. (1997). The roles of African American fathers in
research (pp. 215.-236). Philadelphia: Davis. the socialization of their children. In H. P. McAdoo (Ed.).
Manin. K. (1994). How can the quality of nursing practice be Blackfamilies (3rd ed.) (pp. 183-195). Thousand Oaks. CA:
measured? In J. C. McCloskey & H. K. Grace (&Is.), Current Sage.
issues in nursing (4th ed.) (pp. 342-349). St. Louis: Mosby. McAiley. L.. Hudson-Barr, D., Gunning, K., & Rowbottorn, L.
Manin, K., & Schecl. N. (1992). The Omaha system: Application (2000). The use of advance directives with adolescents.
for community health lIursing. Philadelphia: Saunders. Pediatric Nursing, 26(5). 471-480.
Martinez, C. (1976). Community mental health and the Chicano
McBride. B. A., & Mills, G. (1993) A comparison of mother and
movement. InC. A. Hernandez, M. J. Haug, & N. N. Wagner
father involvement with their preschool age children. Early
(Lets,), Chicanos-Social alld psychological perspectives
Childhood Research Quarterly, 8(4),457-477.
(2nd ed.). St. houis: Mosby.
Maninez, E. A. (1988). Child behavior in Mexican American of McBridge. V. M. (1995). Strengths and resiliency of black
Chicano families. Maternal teaching and children rearing families. lmplicatiolls for practitioners. Paper presented at
. practices. Family Relations, .17(3),275-280. the National Council for. Family Relations Conferencc.
November 16, Portland, Oregon.
Martinez. E. A. (1993). Parenting young children in Mexican
American, Chicano families. In H. P. McAdoo (I:d.). Family McCall. T. (1996, July/August). The best of both worlds.
emicity: Strellgth in diversity (pp. 184-195). Newbury Park. American Health, 53.
CA: Sage. McCallion, P., Janicki. M .. & Grant-Gri nino L. (1997). Exploring
Masselam. A. S.. & Marcus, P. R. (1990) Parent-adolescent the impact of culture and acculturation on older families
communication, family functioning and school performance. caregiving for persons with developmental disabililies.
Adolescence, 25(99). 725. Family Relatiolls, 46(4),347-357.
634 REFERENSI

project: Nursing intervention classification (N[C) (2nd ed.). McCubbin;-H--:-C~iccubbhl~rvr::'Tr;ompson,JCL&'Thompson.-­


SL Louis: Mosby. E. A. (1998). Resiliency in ethnic familes. In H. I. McCubbin.
McClowry, S., Gilliss, C. L., & Martinson. I. M. (1989). The E. A. Thompson. A. I. Thompson, & J. E. Fromer (Eels.),
process of grief in the bereaved family. In C. L. Gilliss, B. I.. Resiliency in Native American and imigrallls families (pp.
Highley. B. M. Roberts, & I. M. Martinson (Eds.), Toward a 3-48). Thousand Oaks. CA: Sage.
science of family nursing (pp. 216~225). Reading, MA: McCubbin. H. I McCubbin. H. I., Olson, D. H., & Larsen. A. S.
Addison-Wesley. (1987). F-COPES: Family crisis oriented personal evaluation
McCown, D. E. (1996). Family recreation and exercise. In P. 1. scales. In H. J. McCubbin & A. I. Thompson (Eds.), Family
Bomar (Ed.), Nurses andfamily health promotion (2nd ed.) assessment inventories for research and practice (pp. 203­
(pp. 264-253). Philadelphia: Saunders. 216). Madison. WI: University of Wisconsin, Family stress
McCown, D., & Davies, B. (1995). Patterns of grief in young coping and health project.
siblings. Journal of Death Studies, 19,41-53. McCubbin, H. I.. Thompson, F .. A.• Thompson, A. I.. & Fronter,
McCreery, A. (1981). Scapegoating. A survival phenomenon. In J. E. (1998). Stress, coping. and health infamities: Sense of
C. Getty & W. Humphreys (Eds.), Understanding the family coherence ami resiliency. Thousand Oaks, CA: Sage.

(pp. 479-487). New York: Applelon-Century Crofts. McCubbin, H. I.• Thompson, E. A., Thompson. A. I.. & Fromer.

McCrone. W. P. (1990) A summary of the Americans with J. E. (1999). The dynamics of resilient families. Thousand
Disabilities: Act arid its specific implications for hearing Oaks, CA: Sage.
impaired people. ADARA, 23:3, 60-63. McCubbin, M. A., & McCubbin. H. I. (1991). Family stress

McCubbin, H. I. (1979). Integrating coping behavior ill Family theory and assessment: The resiliency model of family stress.

stress theory. Journal of Marriage and the family, 41, 237­ adjustment, and adaptation. In H. I. McCubbin & A.

241. Thompson (Eds.). Family assessment inventories for

McCubbin, H. t & Dahl, B. B. ( 1985). Marriage and family: research and Practice (pp. 3-32). Madison. WI: University

Individuals and life cycles. New York: Wiley. of Wisconsin· Madison.

McCubbin. H. I., & McCubbin, M. A. (1988). Typologies of McCubbin, M. A., & McCubbin, H. I. (1993). Families coping

· resilient· families: Emerging roles of social class and ethnicity. with iIlne'ss: The resiliency model offamily stress. adjustment

Faf!lily Relations. 37,247-25.1. and adaptation. In C. Danielson, B. Hammel-Bissel, & P.

McCub~in. H. t, & McCubbin, M. A. (1996). Resiliency in Winstead-Fry (Eds.). Families, health. and illness:

· families: A conceptual model of family adjustment and Perspectives on coping and interventioll (pp. 21-63). S1.

adaptation in responses to stress and crisis. In H. I. McCubbin. Louis: Harcourt Health Services.

A.,Thompson. & M. McCubbin (Eds.). Family asseSsmelU: McCullough, P. G.. & Ruttenberg. S. K. (1988). Launching
· Resiliency. coping and adaptation-[nvetories for research children and moving on. In B. Carter & M. McGoldrick
and practice (pp. 1-64). Madison. WI: University of (Eds.). The changing family life cycle (pp. 285·308). New
Wi8consin System. York: Gardner Press.
McCubbin. H. I., & Patterson, J. M. (I 983a). The family stress McDonald, G. W. (1977). Fami Iy power, reflection and direction.
process: The double ABCX model of adjustlT!ent and Pacific Sociological Review, 20.609-614.
adaptation. In H. I. McCubbin, M. B. Sussuran, & J. M. McDonald. G. W. (1980. November). Family power: The
Patterson (Eds.) I Social stress and the family (Special Issue). assessment of a decade of theory and research, 1970-1979.
Marriageandfamily review, 6(112),7-27. Journal ofMarriage and the Family, 42(4). 841-854.
McCubbin, H. I., McCubbin, H. I.. & Patterson, 1. AI. (l983b). McDonnell, P. G. (2001, MayiO). Mexicans change face of U.S.

Family transitions: Adaptation to stress. In H. I. McCubbin demographics. Los Angeles Times. pp. AI, A28.

& C. R. Figley (Eds.). Stress and the family: Coping With McEwen, B. S. (1998) Protective and damaging effects of stress

normative transition (pp. 5-25). New York: Brunner/Maze!. mediators. New England Journal of Medicine. 338(3), 171­
McCubbin, H. I.. & Patterson, 1.. M. (1991). FILE: Family 179.
inventory of life events and changes. In H. l. McCubbin & A. McFarland, G., & McFarland, E. (1997). Nursing diagnosis and
Thompson (Eds.), Family assessment inventoriesfor research intervention. St. Louis: Mosby.
and practice (pp. 81-110).. Madison. WI: University of McGoldrick, M. (1989). Women and the family life cycle. In B.
Wisconsin-Madison. . ,Carter & M. McGoldrick (Eds.). The changing family life
McCubbin. H. J.• McCubbin. M .. Nevin; R.S .• & Cauble, E. cycle (2nd ed.) (pp. 29-68). Boston: Allyn & Bacon.
(1981). Coping health inventory for parents (CHIP). In H. I. McGoldrick, M. (1988). Thejoiningoffamilies through marriage:

McCubbin,& J. M Patterson (Eds.), Systematic assessmelll of The new couple. In·B. Carter & M. McGoldrick (Eds.), The

family stres resource and coping. St. Paul, MN: Family changingfamity life cycle (pp. 209-233). New York: Gardner

Social Sciences Department, University of Minnesota. . Press.

McCubbin, H. I.• & Patterson 1. M, & Wilson. L. (I983). FILE: McGoldrick, M. (1993). Ethnicity. cultural diversity and
Family inventory of life evellls. Madison, WI: University of normality. In F. Walsh (Ed.), Normal faniily process (2nd
Wisconsin-Madison. . ed.) (pp. 331-360). New York: Guilford Press.
McCubbin, H. I McCubbin. H. t & Figles, D. (Eds.) (1983). McGoldrick, M. (1996). Irish families. In McGoldrick, 1.
Stress and the family: Vol. 1. Coping with normative Giardano, & J. K. Pierce (Eds.), Ethnicity and family therapy
transitions. New York: Wiley. (2nd ed.) (pp. 54-1-566). NeswYork: Guilford Press.
REFERENSI 635
- 1dCGoTclnck~~:~-&Ocrson~ -R-:--( 19S5f-Genogramslri famili -vaJues.-IOsAngdes Times-,pp:Ef, ES.-------­
assessment. New York: W. W. Norton. Meisenhelder, J. B. (1982). Boundaries of personal space. Image,
McGoldrick, M., & Giordano, J. (1996). Overview: Ethnicity 14(1),16-19.
and family therapy. In McGoldrick. M., 1. Giordano, & J. K. Meisler, S., & Fulwood, S. (1989,. July 17). Number of innercity
Pearce (Eds.), Ethnicity andfamily therapy (pp. 1-30). New single parents on rise. Los Angels Times, p. A14.
York: Guilford Press. Meleis, A. 1. (1975). Role insufficiency and role supplementation.
McGoldrick, M .• Heiman. M .• & Carter, B. The changing family NursingResearrh, 24(2).264.
life cycle: A perspective of normalcy. In F. WlIlsh (Ed.). Meleis. A. I.. & Swendsen. L. A. (1978). Role supplementa­
Normal family process (pp. 405-443). New York: Guliford tionan empirical test of a nursing intervention. Nursing
Press. Research. 27(1). 11.
McHale, S. M., S. & Crouiter, A. C. (1992). You can't always get Meleis. A. 1. (1997). Theoretical nursing. Philadelphia:
what you want: Incongruence between sex-role 'attitudes and Lippincott.
family work roles and its implication for marriage. Journal Melson, G. F. (1983). Family adaptation to environmental
ofMarriage and the Famity, 46, 357-361. demands. In H. I. McCubbin & C. R. Figlev (Eds.). Stress
McKinley, D. (1961). Social class andfamily life. Glencoe, IL: and the family. Vol 1: Coping with normative transitions (pp.
Free Press. 149-162). New York: BrunnerlMazel.
McKinney, E., Ashwill, J., Murray, S., James, S., Gorrie, T., & Menaghan. E. G. (1983). Individual coping efforts and family
Droske, S. (2000). Maternal-child nursing. Philadelphia: studies. Conceptual and methodological issues. In H. I.
Saunders. MCCubbin, M. B. Sussman, & J. M. Patterson (Eds.). Social
Mclachlan, 1. M. (1958). Cultural factors in health and disease. stress and the family (Special Issue). Marriage and Family
In E. G. Jaco (Ed.), Patients, physicians, and illness. New Review. 6(1/2), II3-i35. .
York: Free Press. Mendes. H. A. (1988). Single-parent families: A typologi of life­
Mclean, B., & Dworkin, A. S. (2001). Understanding Chinese styles. In J. G. Wells (Ed.), Current issues in marriage and
medicine. Sacramento, CA: Continuing Medical Education the family (4th ed.) (pp. 247-259). New York: Macmillan.
. Resources. . Mercer. R. T. (1989). Theoretical perspectives on the family. In
Mclemore, S. D., & Room, R. '(1985). The origins and C. L. Gill iss, B. L.Highley,· B. M. Roberts, &- I. NI.
development of the Mexican-American people. In R. D. De Martinson (Eds.), Toward a science of family nursing (pp.
La Garza, et at. (Eds.), The Mexican-American experience: 9-36). Menlo Park,CA: Addison-Wesley.
An interdisiplin.ary anthology. Austin, TX: University of Meredith, W. H., & Abbott, D. A. (1995). Chinese families in
Texas Press. later life. In B. B. Ingoldsby & S, Smith (Eds.), Families in
Mcleod, D: L., & Wright, L. M. (2001 ). Conversation of 'multicultural perspective (pp. 213~230). New York: Guilford
" spirituality: Spirituality in family system nursing-Making Press.
the case with four clinical vignettes. Journal of Family Mertensmeyer, C., & Fine, M. (2000) ParentLink: A model of
Nursing. 7(4),391-415. integration and support for parents. Family Relations, 49,
Mcleod H., & Cooper, J. (1996, July 28). Generation X is active 257-265.
locally. How about nationally? Los Angeles Times, pp. M2, Merton, R. K. (1957). Social theory and social structure. New
M6. York: Free Press.
McRae. M. E. (1991). Holding death at bay: The experience of Messer, A. (1970). The individual in hi;; family: An adaptational
the spouses of patients undergoing cardiovascular surgery: study. Springfield. IL: Charles C Thomas.
Canadian Journal of Cardiovascular Nursing. 2(2),14-20. Messias, D. K. (1997). Exploring the concept of
McSeewney,1. C., Allan., J. D., & Mayo. K. (1997). Exploring undocumentedness: The meaning of a person's imigration
the use of explanatory models in nursing research and' status to nursing care. In A. G. Gift (Ed.). Clarifying conce.pts
practice. Image.' Journal ofNursing Scholarship, 29(3),243­ in nursing research (pp. 53-69). New York: Springer
248. Publishing Company.
Meacham, 1. (2000, September. .IS). The new face of race. Mikhail, B. I. (1994). Hispanic motlier's beliefs and practices
Newsweek, 38-46. regarding selected children·s· health problems. Western
Mead, G. ( 1934). Mind, selfand society. Chicago: University of Journal of Nursing. 16(6), 623-638.
Chicago Press. Milardo. R. AI. (1988). Families and social networks. Newbury
Meadows, M. (1999, OctoberlNovember). Improving the quality . Park. CA: Sage. •
of life for minorities with disabilities. Closing the Gap: A Miller. B. G., & Myers-Wall. 1. A. ( 1983). Parenthood: Stress
newsletter ofthe Office of Minority Health. u.s Department and the family. Vol I. Coping with normative..rransitions (pp.
ofHealth and Human Services, p. I. 54-73). New York: Brunner/Maze!.
Mechanfc, D.' (1964). Influences of mothers on their children'S Miller. D. (1989). Famiiy violence and the helping system. In L.
health attitudes and behavior. Pediatrics, 33, 445. Combrinek-Graham (Ed.), Children infamity contexts (pp.
Mederer, R, & Hill, R. (1983). Critical transitions over the 413-434). New York: Guilford Press.
family life span: Theory and research. Marriage and Family Miller, F. (1986). The people. In B. Coyne & B. Holland (Eds.),
Review, 6(1/2), 39-60. Encyclopedia Americana (pp. 819-830). Danbury, CT:
Mehren, E. (1996, October 11). Parents want safety, not family Grolier.
636 REFERENSI

- Mmer~rK. (2000). ReHglon anafammesoVerTIle~rrfecoi.irse~ln . ··fVIi1chen~KA.. WiSier, A:Y. &~ult:h~TK(T9lS9lTfieTafiliTY


S. J. Price. P. C. McKenry, & M. F. Murphy (Eds.). Families environment and leaving the parental home. JOl/mal oj
across times (pp. 173-186). Los Angeles. CA: Roxbury. Marriage alld the Family. 51(3), 605-613.
Miller, J. F. (2000). Inspiring hope. In J. F. Miller (Ed.). Coping Mitchell, V. (1996). Two moms: Contribution of the planned
with chronic illness (pp. 523-546). Philadelphia: Davis. lesbian family to the deconstruction of gendered parenting.
Miller, S. R.. & Winstead-f:;"ry. P. (1982). Family systems theory In 1. Laird & R. J. Green (Eds.). Lesbians and gays ill couples
. in nursing practice. Reston Publishing. alld families: Handbooks for therapists (pp. 343-357). San
Miller. S., & Katz, G. (1992). The educational needs of mental FranCisco. CA: Jossey-Bass.
health self-help group. Psychosociall?ehabililation Journal, Moffitt. P. (2001). The impact ~)f a child's death on the extended
16, 160-163. family. Joumal of Child and Family Nllrsing, 4(2), 152-155.
Millington. M. J.• & Zieball, C. W. (1986). Financial strategies. Monmaney. T. (1997, December 25). Study links poor health to
In S. H. Johnson (Ed.). Nursing assessment alld strategies for poverty. Los Angeles Times, p. A3.
lhe family at risk. High risk parellling (2nd ed.) (pp. 473­ Monroe, L. D. (1989. August 19). Culture shock hits health care.
487). Philadelphia: Lippincott. Los AI/geles Times, Part I, pp. 1,30.
Milner. J., & Murphy, W. (1995). Assessment of child physical Monroe, L. D. (1990, November 22). Programs tailor tips on
and sexual abuse offenders. Family Relatiolls. 44, 478-488. health to Latinos. Los Angeles Tillles. pp. E I, E6.
Min, P. G. (1988). The Korean American family in C. H. Mindel. Montgomery, R. (1989). Investigating caregiver burden. In K. S.
R. W ..Habenstein, & R. Wright. Jr. (Eds.), Ethnicfamities ill Markides & C. C. Cooper (Eds.). Aging, stress, alld health.
America (pp. 199-299). New York: Elsevier. New York: Wiley.
Min, P. G. (1995a). An overview of Asian Americans. In P.G. Montgomery, R.• & Kosloski, K. (1994). Outcomes Family care­
Min (Ed.). Asian Americans: Contemporary trellds alld giving: Lessons from the past and challenges tor the futl,lre. In
issues (pp. 10-37). Thousand Oaks. CA: Sage. M. H. Cantor (Ed.). Family caregil'illg agel/da for tile f1Ullre
Min, P. G. (Ed.). (1995b). Asian Americans: COllIemporary (pp. 123-136). Chicago: American Society on Aging.
tfends alld issues. Thousand Oaks, CA: Sage. Moore, J. W. (1970). Mexican Americans. Englewood Cliffs, NJ:
Min,P. G. (1995c). Korean Americans. In P. G. Min (ed.), Asiall . Prentice Hall.
·A;ne.ricans: COlllemporary trends alld issues (pp. 199-231). Moorek. K.. Spain. D., & Bianchi, S. (1984). Working wives and
Thousand Oaks, CA: Sage. mothers. Marriage alld Family Review, 7(3/4),77-98.
Mi~kler, M., & Roe. K. (1995 Spring). Grandparents as sun-ogate Morrow. R. (1987). Cultural.differences-Be aware. Academic
parents. Generatiolls. XX(I). 34-38. Therapy, 23(2), 113-1 19.
Minkler, M.• & Stone. R. (1985). The faminization of poverty Moules. N.. & Amundson, J. (1997). Grief-An' invitation to
indolder women. 771e Gerollrologisl, 25.351-357. inertia: A narrative approach to working with grief. Journal
Minuchin, S (1974). Families alld Family Therapy. Cambrige. of Family Nursing .. 3( 1).378-393.
MA. Harvard University Press. Moules, N. J. (2000). Funerals, families, and family nursing.:
Minuchin. S., & Fishman. H. G. Family therapy techniques. Lessons of love and practice. JOllmal of Family Nursillg. 6
Cambridge, MA: Harvard University Press. (I). 3-8.
Minuchin. S:. & Nichols, M. P. (1998). Structural family therapy. Moynihan. D. P. ( 1965). The Negro/amity: A case for natiol1al
In E. M. Dattilio (Ed.). Case sllldies ill couple and family action. Washington. DC: U.S. Government Printing Office.
therapy: Systemic and cognitive perspectives. New York: Mueller D. P.• Cooper, P. W. (1986). Children of single parent
Guilford Press. . families: How they fare as young adults. Family Relatiolls,
Minuchin, S .. Rosman, B. L., & Baker, L. (1978). Psychosomatic 35(1),169-176.
families: Anorexia Ilervosa in colllext. Cambridge, MA: Mullins, L. C.. & Mushel. M. (1992). The existence and emotional
Harvard University Press. closeness of relationships with children. friends, and spouses.
Mirande, A. (1979, October). A reinterpretation of male dominance Research 011 Aging, 14,448-470.
in the Chicano family. The Family Coordinator, 473-479. Mumford, E. Schlesinger. H. J., & Class. G. V. (1982). The
Mirande, A. (1985). The Chicano experience: An ailemative pers­ affects of psychological intervention in recovery front
pective. Notre Dame, IN: University 01' Notre Dame Press. surgery and healt attacks: Analysis oftlle literature. Americall
Mirande, A. (1991). Ethnicity and fatherhood. In F. W. Bozett & JOllmal ofPublic Health, 72, 141-151.
S. M. H. Hanson (Eds.), Fatherhood alldfamilies in cultural Murata. 1. E. ( 1995). Family stress. mothers social support:
con/ext (pp. 53-82). New York: Springer. depression, and sons behavior problems: Modeling nursing
Mirowsky, J .• & Ross. C. E. (1984). Mexican culture and its intervention for low income inner city families. Journal of'
emotional contradictions. Journal 0/ Health and Social Family Nllrsing'/( 1),41-62. .
Behavior, 25 (I) • 2- I 3. Murdock. c.P. (1949). Sodal stmcllIre. New York: MacMillan.
Mishel. M. Ii. (1974). Patiell1 problems ill self-esteem alld Murillo, N. (1976). The Mexican-American funnily. hI C. A.
Ilursing illlervell1ion. Los Angeles: California State Hernandez, M. J. Haug, & N. N. Wagner (Ed.), Chical1o:;:
University, Los Angeles. Trident Shop. Social alld psychological perspectives (2nd ed.) (pp. J 5-25).
Mishel, M. H., & Murdatigh. C. L. (1987). Family adjustment to ·St. Lou'is: Mosby.
heart transplantation: Redesigning the dream. Nursing Murray, C. L. & Leigh, G. K. (1995). Families and sexuality. In
Research. 36(6). 332-338. R. D. Day. K. R. Gilbert. B. H. Settles, & W. R. Burr (6ds.),
REFERENSI637

· Researc:hallcTiheory in family- science (pp. 186-204). Pacific Nishi. S. M. (1995). Japanese Americans. In P. G. Min (Ed.).·
Grove. CA: Brooks/Cole. Asian Americans: Comemporarv trends and isstles (pp. 95­
Murray, C. I. (2000). Coping wilh death, dying, and grief in 133). Thousand Oaks. CA: Sage.
families. In P. C. McKenry & S. J. Price (Eds.). Families alld Niska, K., Snyder, M., & Lia-Hoagberg, B. (1999). The meaning
change (pp. 120-153). Thousand Oaks, CA: Sage. of Family health among Mexican American mOlh~rs and
Mun-ay, R., & Zentner, J. (1993). Nursing concepts for health fathers. Journal of Family Nursing, 5(2), 218-233. J
promotion (4th ed.). Engelwood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Nock. S. (198 I). Family life-cycle transitions: Longitudinal
Naisbilt. J. (1984). Megatrends. New York: Warner Commu­ effects on family members. Journal of Marriage alld the
nications. Family, 43(3), 703-713.
Nail. F. c.. & Spcilherg. J. S. (1978). New York social and Nock, S. I.. (1988). The family and hierarchy. Joumal oj'
cultural factors' in the responses of Mexican Americans to Marriage and Ihe Family. 50(4).957-966.
medical treatment. In R. A. Martinez. (Ed.). Hispanic culture Norbeck, J. S., & Tilden. V. P. (1983, March). Life stress, social
and health care. St. Louis: Mosby . ./ support, and emotional disequilibrium in complications of
National Center for Health Slatistics. (1989, September 26). pregnancy: A prospective, multivariate sludies. Journal oj'
Momhly vital statistics report. Washinglon. DC: U.S. Health and Social Behavior, 24( I ), 30-46.
Government Printing Office.
Non-is. D. M., & Hover, P. J. (1993). Dynamism in practice;
National Coalition for the Homeless (1999). NCH Fact Sheet #7:
Parenting within King's Framework. Nursing Science
Homeless families with children. Available at www. Qllarlerly, 6(2), 79-84
n(l{iollalhomeless.org/families.html.
Nortan, A. J., & Glick, P. G. (1986). One-parent families: A
National Council for Family Relations. (1993). Visioll 2010:
social and economic profile. Family Relations. 35(1),177­
Families alld Ilealtll care. Minnepolis. M N: National Council
181
for Family Relations. •
Neal, M. B., Chapman. N. J., Ingersoll-Dayton, B .. & Emlen, A. North American Nursing Diagnosis Association (NANDA).
C. (1993). Balallcing work and caregivillg for children, (2001). Nursing diagllosis: Definitio/l alld classification
adults. and elders. Thousand Oaks, CA: Sage. 2001 -2002. Philadelphia: Author. .
Neff J. A.• & Hoppe. S. K. (1993). Race/ethnicity, acculturation. Nyamathi. A. M. (I 987a). The coping responses of female
and psychological distress: Fatalism and religiosity as spouses of patients with myocardial infarction. Heart &
cultural resources. Journal ofComlllltllity ofpsychology, 21, Lllllg, 16(1),86-92.
3-20. Nyamathi. A. M. (i987b). Coping responscs of spouses of
Neimeyer, R. A. (1988). Death anxiety. In H. Wass, F. M. patients and of hemodialysis patients as measured by the
Berardo, & R. A. Neimeyer (Eds.), Dyillg- Facillg the facts Jalowiec Coping Scale. JOllrnal of Cardiovaswlar Nursing.
(2nd ed.) (pp. 97-136). Washington. DC: Hemisphere. 2(1),67-7-1.
Nelson,M. A. (1994). Economic .impoverishment and health Nyc. F. I. & Gecas. V. (1976). The role concept: Review and
risk: Methodologic and conceptual issues. Advances in delineation. In F. J. Nye (Ed.). Roles structure and analysis
Nursing Science, 16(3). 1-12. ofthe family (Vol. 21). Beverly Hills. CA; Sage.'
Newman. B. (1982). The Newman systems model: Application to Nye, F. I. (Ed.). (1976). Role structure and analysis ofthe famil.Y
nursing education and practice. Not walk, CT: Appleton­ (Vol. 24). Beverly Hills. CA: Sage.
Century-Crofts. Nye. F. I., & Berardo, F. (Eds.). (1981). Emerging conceptual
Newman, B. (1983). Family intervention using the Betty Newman frameworks in family analysis. New York: Prlleger.
health care systems model. In I. W. Clements & F. B. Robe11s
Ogburn. W. F. (1933). The family (lnd its fUllction: Recellf social
(Eds.), Family heallh: A medical approach 10 lIursing care.
tends in theUllited States. New York: McGraw-HilI.
New York; Wiley.
Okin. S. M. (1989). Justice, gel/der, alld the family. New York:
Newman, M. (1979). Theory developmelll in IIIlrs/IIl;.
Philadeiphia; Davis. . Basic Books.
Newman, M. (1994). Health as expandillg cOllsciousness (Pub. Olive, D. B. (1998. May 25). Coping with loss: Advice for
No. 14-2626). New York: National League for Nursing seniors and their childr~n. Los Angeles Times. p. S8.
Press. Olson, D., & McCubbin, H. (1982). Circumflex model of marilal
Newman. M. (1995). A developing discipline (Pub. No. 14­ and family system: Application to family stress and crisis
2671). New York: National League for Nursing Press. intervention. In H. McCubbin, A. Cauble. & J. Pauerson
Nightingale, F. N. (1992). Notes on nursing: What it is and whal (Eds.), Family stress. coping, and social supporl (pp. 48-68).
it is 1I0t (Com. Ed.). Philadelphia: Lippincott (Original Springfield. IL: Charles C Thomas.
publication 1859). Olson, D. (1993). Circumtlex· model of marital and family
Nightingale, F. (1859). Notes ollllllrsing Whal it is and whal il is system: Assessing family functioning. In F. Walsh (Ed.),
1I0t. LOl)don:- Hal)'ison (Reprinted 1946. Philadelphia: Normal family process (pp. 104-137). New York: Guilford
Lippincott). Press.
Nightingale, F. (1949). Sick nursing and health musing. In I. Olson. D. H. & Cromwell, R: E. (1975). Methodological issues
Hampton et al. (Eds.), Nursing o.fti1e sick: 1893. New York: in family power. In R. E. Cromwell & D. H. Olson (Eds.).
McGraw-HilI. Power ill families (pp. 142-145). New York: Sage.
638 REFERENSI

panlagua:F. A. (1994).XssessillgalldTreat;,igciiltllra17Yalvirse
--

. Olson, D. H, & Cromwell, R. E & Klcin, D. M. (1975). Beyond


family power. In R. E. Cromwell & D. H. Olson (Eds.), clients. Thousand Oaks, CA: Sage.
Power infamities (pp. 236-239). New York: Sage. Parachini, A. (1987, June 9). New guidelines for physical exams.
Olson, D., McCubbin, H., Bames, H., Larsen, A., Muxem, M:, ~ Los Angeles Times, Part V. pp. 1-2.
Wilson, M. (1983). Families: What makes them work? Los Parad, H. J., & Caplan, G. (1965). A framework for studying
Angeles: Sage. families in crisis. In H. J. Parad (Ed.), Crisis interventioll:
O'Neal, D. P. & Kenny. E. K. (1998). Spirituality and chronic Selected readings (pp. 55-60). New York: Family Service of
illness. Image: Journal of Nursing Scholarship. 30(3), 275­ America.
280. Parascandola. M. (2000). Clinical research and alternative
Orem, D. (I 983a). The family coping with a medical illness: medicine. Research Practitioner; 1(6), 187-197.
Analysis and application of Orem's theory. In I. Clements & Parker. K.. Calhoun, T., & Weaver. G. (2000). Variables as­
F. Roheris (Eds.), Family health: A theoretical approach to sociated with adolescent alcohol use: A multiethnic com­
nursing care. New York: Wiles. parison. The Journal ofSocial Psychology, 140( I), 51-62.
Orem, D. (1 983b). The family experiencing emotional crisis: Parker. M. (2000). Domestic violence and its effect on children.
Analysis and application of Orem's self-care deficit theory. National Council oil Family Relations Report. Family Focus.
In I. Clements & F. Roberts (Eds.), Family health: A 45(4), F6. \.
theoretical approach to nursing care. New York: Wiley. Parra. P. A., & Guarnaccia, P. (1998). Ethnicity, culture, aM
Orem, D. (I 985). Nursing: Concep.ts and practice (3rd ed.). New resiliency in caregivers of a serious mentally ill family
York: McGraw-Hili. member. In H. I. McCubbin, F. A. Thompson, A. I.
Orem, D. E. (1971). Nursing: Concepts of practice. New York: Thompson, & J. E. Fromer (Eds.), Resilieny ill Nativ€'
McGraw-Hili. American and immigrant families (pp. 431-450). Thousand
Orem, D. E. (1991). Nursing: Concepts ofpractice (4th ed.). SI. Oaks. CA: Sage..
Louis: Mosby. Parsons, R .. Bales, R. F., & Shits. E. A. (1953). Working papers
Orthner, D. (1995). Families in transition: Changing values and on the theory ofaction. Glencoe, IL: Free Press.
rrorms. In R. D. Day, K. R. Gilbert, B. H. Settles, & W. R. Parsons, T. (1951). The social system. Glencoe, IL: Free Press.
.Burr (Eds.), Research and theory infamity science (pp. 3-19). Parsons. T .• & Roles. R. F. (1955). Family socialization and
Pacific Grove, CA: Brooks/Cole. interaction process. New York: Free Press.
Ortiz, V. ( 1995). The diversity of Latino Families, In R. E. Pascual, C (2000. September 14). Why more elderly Asian
Zambrana (Ed.), Understanding Latino families: Scholar­ women kill themselves. Las Angeles Times. pp. EL E4.
. -ship. policy and practice (pp. 18-38). Thousand Oaks, CA: Pasquali, E. A, Arnold, H. M.. De Basio. N., & Alesi. E. G .
. Sage. ­ (1985). Mental health nursing (2nd ed.). SI. Louis: Mosby .
Osborne,P. ,(1995). The parenting experts. In R. D. Day, K. R. Pate. R., Pratt, M .• Blair, S., Haskell. W., Macera, C, Bouchard,
_ Gilbert, B. H. Settles, & W. R. Burr (Eds.). Research and C., et al. (1995). Physical activity and public health: A
theory in family science (pp. 320-333). Pacific Grove, CA: recommendation from the Centers for Disease Control and
BrookS/Cole. . Prevention and the American College of Sports Medicine.
Osmond, M. W. (1978). Reciprocity: A dynamic model and a Journal of the American, Medical Association. 27/(5).402­
method to study family power. Journal of Marriage and the 407.
Family. 40(1), 51. Patterson, J. M. (1988). Chronic illness in children and the impact
Otto, H. (1973). A framework for assessing family strengths. In on families. In C S. Chilman, F. AW. Nunally, & F. M. Cox
A. Reinhardt & M. Quinn (Eds.), Family-centered community (Eds.), Chronic illness and disability (pp. 69-107). Newbury
nursing (pp. 87-93). SI. Louis: Mosby. Park, CA: Sage. .
Oftolini, M., Hamburger, E., Loprieato, J., Coleman. R., Sachs, Patterson,1. M. (1988). Families experiencing stress. The family
H., Madden, R., et al. (2001). Complementary and alternative adjustment and adaptation response model. Family Systems
medicine use among children in the Washington DC area. Medicine. 6(2), 202-237. .
Ambulatory Pediatrics. /(2),122-125. Patterson,1. M., & Zderad, L. (1976). Humallistic nursing. New
Padilla, E. R. (1976). The relationship between psychology and York: Wiles.
Chicanos: Failures and possibilities. In (I. A. Hernandez, M. Pavalko. R. M. (1999). Problem gambing. Natiollal Fomm.
J. Hang, & N. N. Wagner (Eds.),Chi~anos-Social and 79(1).28-32. .
psychological perspectives (2nd ed.) (pp. 282-290). St­ Paz. O. (1973). The sons of La Ma Lenche. In L. I. Duran &. H.
Louis.: Mosby .. R. Bernard (Eds.). Introduction to Chicano study. New York:
Paffenbarger, R., Hyde, R.. Wing, A., Lee, I., Jung, D, & Kampert, Mamillan.
J. (1993). The association ofchanges' in physical-activity level Pearlin. L., & Schooler, C. (1978). The structure of coping.
and other lifestyle characteristics with mortality among men. Journal of Health and Social Behavior. /9, 19-21.
New England Journal of Medicine, 328(8), 538-545. Pearlin. L. & Turner H. A. (1987). The family as a context of the
Pagelow, M. D. (1984). Family violence. New York: Praeger. stress process. In S. V. Kasl & C. L. Cooper (&Is.). Stress and
Pallett, P. J. (1990). A conceptual framework for studying family health: Issues in research methodology. New York: Wiley.
caregiver bur~n in- Alzheimer's~type dementias. Image. Pearson. R. F. (1990). Coullseling and social support:
22(1), 52-58. Perspectives and practice. Newbury Park, CA: Sage.
REFERENS1639

pecID:S.~ 8ClWnocnanan:, JR. (T988):-Divorceisthechanglng Peterson, G. W. (l995). A\.Itonomy and connectedness in


family life cycle. In B. Carter & McGoldrick (Ed•.). The families. In R. Dav. K. Gilbert, B. Settles. & W. Burr (Eds.).
changingfamity life cycle (pp. 335-369). New York Gardner Researceh and theory in family social science (pp. 20-11).
Press. Pacific Grove. CA: BrookS/Cole.
Pedersen, F., & Robson, K. (1969). Father participation in infan­ Peterson, G. W., & Rollins, B. C. ( 1987). Parent-child
cy. American Journal of Orthopsychiatry. 39(3),466-472. socialization. In M. B. Sussman & S. K. Steinnuetz (Eds.),
Pedersen, P. B., Draguns, J. G., Lonner, W. J., & Trimble, J. E. Handbook of Marriage and the Family (pp. 471-507). New
(1996). Introduction. In P. B. Pedersen, J. G. Draguns, V;I. 1. York: Plenunt Press.
Loaner, &J. E. Trimble (Eds.), Counseling across cultures Peterson, J., & Zill, N. (1986). Marital disruption. parent.child
(4th ed.) (pp. vii-xvii). Thousand Oaks, CA: Sage. relationships, and behavior problems in children. Journal of
Pederson, P. (1976, August 2). Varighed fra sygdoms begyndelse Marriage and the FamilY,,48. 295-307.
tit henvendelse il prakliserende laege. Ugekr laeg, I~8, 3 2. Pew Health Professions Commission. (1991). Healthy America:
Pelletier, K. (1979). Holistic medicine. New York: Delta! Practitionerfor 2005. San Francisco: Pew Health Professions
Seymour Lawrence. Comission.
Pender, N.• Murdaugh, C, & Parsons, M. (2001). Health Phillips. L. R. (1996). Elder abuse and the identification dilemma.
promotion in nursing. Stamford. CT: Appleton & Lange. Advance in bioethics 1.3-39.
Pender, N. J. (1986). Health promotion: Implementing strategies. Phillips. L. R. (2000). Domestic violence and aging women.
In B. B. Logan & C. E. Dawkins (Eds.), Family centered Geriatric Nursing, 21(4). 188· 195.
nursing in the community (pp. 296-334). Reading, MA: Phillips. S., & ~bar, S. (1990). Literature summary of some
Addison-Wesley. Navajo child health beliefs and rearing practices within a
Pender, N. J. (1996). Health promotion in nursing practice (3rd transcultural nursing framework. Journal of Transcultural
ed). Stamford, CT: Appleton & Lange. Nursing; 1(2). 13-20.
Penning, M., & Strain, L. (1994). Gender difference in disability, Picker. L. (1996, May). Herbal medicine goes mainstream.
assistance, and subjective well-being in later life. Journal of American Health. 68-75.
Gerontology, 46(4), S202-S208. Pifer. A.. & Bronte. L. (1986). Introduction: Squaring iliJ
Peplau. H. (1952). Interpersonat relations in nursing. New York: pyramid. In A. Pifer & L. Bronte (Fds.), Our aging society.
Putnam. New York: Norton.
Perkins, E. J. (1973). Screening for ophthalmic conditions.. Pilisuk. M. & Parks, S. H. (1983). Social support and family
Practitioner; 211.171-177. stress. In H. I. McCubbin. M. B. Sussman, & JM. Patterson
Perkins, H. W., & Harris, L. B.{l990). Familial bereavement (Eds.). Social stress and the family {Special Issue). Marriage
. 'and health in adult life course perspective. Journal of and the Family Review, 6{fl2). 137-156.
Marriage and the Family, 52(1),233-241. Pillari, V. ( 992): Famih myths among female adolescenst in a
Perry, S .. E. (1983). Attachment theory. In·I. W. Clements & F. residential setting. Child and Adolescent Social Worker, 9.
B. Roberts (Eds.), Family health: A theoretical approach to 71-88.
nursing care (pp. 109-122). New York: Wiley. Pillemer. K.. & Finkelhor, D. (1988). The prevalence of elder'
Perry-Jenkins, M., & Crouter, A. C. (1990). Men's provider role abuse: A random sample survey. The Gerontologist, 281. 51­
attitudes: Implications for household work and marital 57.
satisfaction. Journal of Family Issues; 11, 136-156, Pinsof. W. M (1995). Integrative problem-centers therapy: A
Perry-Jenkins, M .• & Folk, K. (1994). Class, couples, and synthesis offamily. individual, and biological therapies. New
conflicts. Effects of the division of labor on assessments of York: Basic Books.
marriage in dual-eamer families. Journal of Marriage and Piotrkowski. C. S .. , Hughes, D. (1993). Dual-earner families in
the Family. 56, 165-180. convett. In F. Walsh (Ed.). Normal family processes (2nd
Peters. L. R. (1974). Family team or myth. In J. E. Hall & B. R. ed.) (pp. 185-208). New York: Guilford Press.
Weaver (Eds.), Nursing offamilies in crisis (pp. 226-237). Pipes. W H. (1997). Old-time religion: Benches cant say ·'amen."
Philadelphia: Lippincott. In H. P. McAdoo (Ed.), Blackfamities (3rd ed.) (pp. 11-66).
Peters, M. F. (1981). "Making it" black family style: Building on Thousand Oaks, CA: Sage.
the strengths of black families. In N. Stinnett, J. Dc Frain, K. Pleck, J. H. (1985). Working wiveslworking husbands. Beverly
King, et al. (Eds.), Family strengths: Roots of wellbeing (pp. Hills. CA: Sage.
73-91). Lincoln, NE: University of Nebraska Press. ' Pollack, W. S. (1999) Real boys: Rescuing our sons from the
Peters, M. F. (1997). Historical note: Parenting of young children myths of boyhood. First Owl Books Edition, originally
in black families. In H. P. McAdoo (Ed.),Blackfamilies (3rd published by Random House, Inc., New York.
ed.)(pp. 167-181). ThousandOaks:CA: Sage. Pollock, S. E. (1994) Contributions to nursing sCience: Synthesis
Peters, M. F., & Massey, G. (1983). Mundane extreme offindings from adaptation model research. Scholarly Inquiry
enviromental stress in family stress theories: The case of for Nursing Practice: An International Journal. 8(4). 361­
black families in white Amcrica. In H. I. McCubbin, M. B. 374. '
Sussmann, &' J. M. Patterson (Eds.), Social stress and the Popenoe. p.. & Whitehead, B. (1999). Should we live togethl'r?
family (Special Issue). Marriage "and Family Review. 6(1 2), New Brunswick, NJ: The National Marriage Project, Rutgers
195-218. ·University. .
640 REFERENSI

Popelloe;D:'Tf99 5).-TliiiA"ze.rri:an Iiiiizl1y crisis. Ndtuiitat ine--fitrertrdTiiJ1iatEhrctronrc--joW'rcaf'ofHealth-Edut"atimt...


Forum, 75(3), 15-19. 2(3), 120-126.
Popenoe, D., & Whitehead, B. (2000). The slate of our unions Rainwater. L. (1972). Fear and house as haven in the lower class.
2000. New Brunswick, NJ: The National Marriage 'Project, In R. Gutman (Ed.). People and buildings. NewYort: Basic
Rutgers University. (See http://marriage.rutgers.edu.). Books.
Power. P. W., & Dell Orto. A. E. (1988). Approaches to family Rainwater. L. (1971). Crucible of identity: The Negro lower
intervention. In P. W. Power. A. E. Dell Orto, & M. Gibbons class family: In J. H. Bracey, A. Meier, & E. Rudwick (Eds.).
(Eds.), . Role of the family in the rehabilitation of thee .Black matriarchy: Myth or reality? (pp. 76- 109). Belmont.
physically disabled (pp. 321-330). Baltimore: University CA: Wadsworth.
Park Press. Ramirez. 0.. & Arce, C. (1981). Die contemporary Chicano
Prater. L. P. (1995). Never marriedlbiological teen mother headed fQJTlily: All empirically-based review. In A. Baron (Ed.).
household. In S. Hanson, M. Heims, D. Julian, & M. Sussinan Explorations in Chicano psychology. New York: Praeger.
(Eds.), Single parelltfamilies: Diversity, myths, and realities Rando, T. (Ed.). (1986). Loss and anticipatory grief Lexington.
(pp. 305-323). New York: Haworth Press. NIA: Lexington Books.
Pratt, L. (1976). Family structure and effective health behavior: Rankin. S. (1986). Family transitions. expected and unexpected.
The energizedfamity. Boston: Houghton-Miffin. In Gillis & Lynch. (&Is.). Toward a science infamilYliursillg.
Pratt, L. (1977). Changes in health care ideology in relation to Upper Saddle Riser, NJ: Pearson Education, Inc.
soil-care by families. Health Education Monograph, 5(2). Rankin, S. H., & Stallings, K. I). (200 I). Patient Education:
121-122. Principles and practice (4th ed.). Philadelphia: Lippincott.
Pratt. L. (1982). Fatuity structure and health work: Copingill the Raths. L. E., Harmin, M .. & Simon. S. B. (1978). Values alld
context of social change. In H. I. McCubbin, A. E. Cauble. & teaching: Workillg with values ill the classroom (2nd ed.).
1. .M. Patterson (Eds.). Family stress. coping, and social Columbus, OH: Charles E. Merrill. '
support (pp. 73-89). Springfield. IL: Charles C Thomas. Rauckhorst, L. M.. Stokes. S. A., & Melc\, NI. D. (1982).
Prattes. O. (1973). Beliefs of the Mexican American family. In Community and home assessment. In B. W. Spradley.
. 0: Hymovich & NI. V. Barnard (Eds.). Family health care Readillgs ill community health nUrsing (2nd ed.) (pp. 154­
,{pp..131-137). New York: McGraw-Hili. 165). Boston: Little. Brown.
Pi'avikoff, D. (1985). Family coping alld perception of the Raven. B. H.• Center, R .. & Rodrigues, A. (1975). The bases of
situation in families with acllIal or suspected myocardial conjugal power. In R. E. Cromwell & D. H. Olson (Eds.).
infarction. Unpublished master's thesis, California State Power families (pp. 217-232). New York: Sage.
University, Los Angeles. Rayner. 1. F. (1970). Socioeconomic status and factors influencing
Preto, N. G. (1988). Transformation of the family system in the dental health practices of mothers. American Journal of
,adolescence. In R. Carter & M. McGoldrick (Eds.). The Public Health. 60, 1250.
·'chO.izgillg family life cycle (2nd ed.) (pp. 255-283). New Redding. c., Rossi. i., Rossi, S .• Velicer; W., & Prochaska, J.
'York: Gardner Press. (2000). Health behavior models. Internatiollal Electronic
Price, R. (1990). Borderline disorders of the self Toward a Journal of Health Education, 3 (Special Issue), 180-193.
reconceptualization. Transactional Analysis Journal, 20, Reed. P. G. (1995). A treatise on nursing knowledge development
128-134. in the 21 st century: Beyond postmodernism. Advances in
Pruchno, R A., & Resch, N. L. (1989). Husbands and wives as Nursing Science, 17(3). 70-84.
caregivers: Antecedents of depression and burden. The
Rehrn, R, S. (1999). Religious faith in Mexican-American
Gerontologist, 29, 159-165.
families dealing with chronic' childhood illness. Image:
Purnell, L. D.• & Paulanka, B.J. (1998). Transcultural health
Joumal of Nursing Scholarship, 31(1). 33-38.
care. Philadelphia: Davis.
Queen, S. A., & Haherstein, R. W. (1974). Thefamily in variolls Reinhard. S. c.. & Horwitz, A. V (1995). Caregiver burden:
cultures. Philadelphia; Lippincott. Differentiating the content and consequences of family
Quinn, P. (1995). Gender interactions ill families. In R. D. Day, caregiving. Journal of Marriage and the Family. 57, 741­
H. R. Gilbert, B. H. Settles. & W. R. Burr (Eds.). Research 750.
and theory in framily, science (pp. 42-53). Pacific Grove, Reinhardt, A., & Quinn, M. (Eds.). (1973). Current practices ill
CA: Brooks, Cole, family-centered community Ilursing. St. Louis: Mosby.
Quinn. W. H. (1993). Personal and family adjustment in later Reiss, D. (1981). The family's COllstruction ofreality. Cambridge.
life. Journal of Marriage and the Family; 51, 581-591. MA: Harvard University Press.
Radin. N. (1981). Childrearing fathers ill intact families: I. Some Reiss, D., Stelnglass, P., & Howe, G. (1993). The family's
antecedents and consequences. Merrill·Palmer Quarterly, organization around the illness. In R. Cole & D. Reiss, (Eds.).
27(4),489-514. How do families cope with chronic illness? (pp. 173-213).
Rafael, A. R. ( 1995). Advocacy and empowerment: Dichotomous Hillsdale, NJ: Erlbaum. .
or synchronous concepts? Advances in Nursing science, Reiss. I. L. (1965). The universality of the family: A oonceptual
18(2).25-32. analy.sis. Journal ofMarriage and the Family. 27,443.
Ragon. B., & Mouton, L. (1999). Attitudes and beliefS of Reiss. I.· L. (1976). Family systems ill America (2nd ed.).
adolescents toward the use of tobacco: A l6-year follow up. Hinsdale, IL: Dryden Press.
REFERENSI 641
Richards, B. S. (1996). Gerontological family nursing. In S. M. Rodman. H., & Sidden, J. (1992). A critique of pessimistic views
H. Hanson & S. T. Boyd (Eds.), Family health care nursing: about U.s. families. Family Relations, 41,436-439.
Theory. practice. and research. Philadelphia: Davis. Rodriquez. G. (1996). The emerging /.,Atino middle class. Malibu,
Richards. E .• Ifc. Lansherry. C. R. (1995). A national suivey of CA: Pepperdine University Institute for Public Policy.
graduate family nursing educators. Journal of Family Rodwell, C. M. (1996). An analysis of the concept of
Nursing. 1(4).382-396. empowerment. Journal ofAdvallced Nursing. 23.305-313.
Richardson. L.. & MacGregor. H. E. (2001. April 30). To be Rogers. C. (195 I). Client-elite red ,therapy: Implication'S alld
Chinese in America. Los Angeles Times, pp. EI, E4. theory. Boston: Houghton Mifflin.
Richardson. W. (1970). Measuring the urban poor's use of Rogers, M. (1990). Nursing: Science of unitary, irreducible,
physicians' services in response to illness episodes. Medical human beings: Update, 1900. In F. Barret (Ed.), Visions of
Care, 8. 132. Rogers' science-based nursing (pp. 5-11). New York: Na­
Ridley, C. R., & Lingle, D. W. (1996). Cultural empathy in tional League for Nursing.
multicultural counseling. In P. B. Pedersen. J. G. Draguns, Rogers, M. (1970). Introduction t(7 the theoretical basis 011
W. J. Lonner. &1. E. Trimble (Eds.), Counseling across nursing. Philadelphia: Davis;
cultures (4th ed.) (pp. 21-46). Thousand Oaks. CA: Sage. Rogers. M. (1986). Science of unitary human beings. In V.
Rienza. B. M. (1990). Influence and adaptability in families with Malinski (Ed.), Explorations 011 Martha Rogers science of
deaf parents and hearing children. American Annals of the unitary human beings (pp. 3-8). Norwalk, CT: Appleton
Deaf, 135(5).402-408. Century-CiOftS.
Roack. A. C. J 1988. July 24). Parenting: Fads, theories change Rohner, R. P., & Britner, P. A., (2000). Mental health correlates
with the years. Los Angeles Times, pp. AI, A24. of perceived parental rejection, Family Focus 45(4), F5,
Roan, S. (1995, July 9). Who's to blame for teenage pregnancy? Minnepolis. MN: National Council on Family Relations.
Los Angeles Times, p. E3. Rokeach, M. (1973). The nature of human vt;llues. New York:
Roberto, K. A. (1993). Family caregivers of aging adults with Free Press.
disabilities: A review of the caregiving literature. In K. A. Rolland, 1. (1988). Model of chronic and life-threatening illness.
Roberto (Ed.), The elderly caregiver: Caring for adults with In C. S. Chilman, E. W. Nunnally, & F. M. Cox, (Eds.).
developmental disabilities. Newbury Park. CA: Sage. Chronic illness disability (pp. 17-68). Newbury Park. CA:
Roberts. L. (2000). Fire and ice both detrimental in marital Sage.
communication. Journal of Marriage and Falnily. News Rolland, 1. (1993). Serious illness and disability. InP. Walsh
Release of the National Council for Family Relations, (Ed.), Normalfamily processes (2nd ed.) (pp. 444-473). New
Spring. York: Guilford Press.
Roberts, R. H. (1975). Perceptual views of family members of Rolland, 1. S. (1993). Mastering family challenges in serious
the identified patient. In S. Smoyak (Ed.), The psychiatric illness and . disability. ·In F. Walsh (Ed.), Normal family
nurse as a family therapist (pp. 153-163). New York: processes (pp. 444-473). New York: Guilford Press.
Wiley.
Rolland, J. S. (1994). Families. illness, & disability: An
Robinson, C. A. (1994). Nursing interventions with families: A imegrative treatment model. New York: Basic Books.
demand or an invitation to change? Journal of Advanced
Rollins. B. c., & Feldman, H. (1970). Marital satisfaction over
Nursing. 19, 897-904.
the family life cycle. Journal of Marriage and the Family,
Robinson. C. A. (1995). Unifying distinctions for nursing
32(1),20-25.
research with persons and families. Journal of Advanced
Nursing. 1(1), 8-29. Rollins, B. c., & Thomas, D. L. (1979). Parental support, power
Robinson. C. A. (1996). Health care relationships revisited. and control techniques in the socialization of children. In W.
. Journal of Family Nursing. 2(2). 152-173. R. Burr, R. Hill, F. 1. Nye, & I. L. Reiss (Eds.), Comemporary
Robinson. C. A., & Wright, L. M. (1995). Family nursing theories about the family (Vol. 1). New York: Free Press.
interventions: What families say makes a difference. Journal Roney, R. G., & Nail, M. L. (1966). Medicatioll practices ill a
of Family Nursing. 1(3),327-345. commullity: An exploratory study. Menlo Park, CA: Stanford
Robinson, C. A. (1998). Women, families, chronic illness, and Research Institute.
nursing interventions: Front burden to balance. Journal of Ropers, R. H. (1991). Persistem poverty. New York: Plenum
Family Nursing. 4(3),271-290. Press.
Rodgers. H. R.• Jr. ( 1990). Poor women. poor families, and Rose, A. M. (1962). Human behavior and social processes.
theEconomic plight ofAmerica'sfemale-headed households Boston: Houghton Mifflin.
(rev. ed.). Almonk. NY: M. F. Sharpe. Rosenblatt, R. A. (1996, March 4). Latinos, Asians to lead rise in
Rodgers, 1. (1993). Higher education: Preparing the postreform U.S. population. Los Angeles:Times, pp. AI, A4.
nurse. The American Nurse, 6. Rosenbloom. C. A., & Whittington, F. J. (1993). The effects of
Rodgers. R.'H. (1973). Family interaction and transaction: The bereavement on eating behavior and nutrient intake in elderly
developmental approach, Englewood Cliffs, NJ: Prentice widowed persons. Joumal of Gerontology; Social Sciences.
Hall. 48(4),223- 229.
Rodman. H. (1965). Marriage, family and society. New York: Rosenstock, I. M. (1974). Historical origins of the health belief
Random House. . model. In M. Becker (Ed.), The health belief model and
642 REFERENSI

personal health behavior (pp. 1-8). Thorofare, NI: Charles Rushton. A. ( 1989). Annotation: Post-placement services for
Slack. . foster and adoptive parents: Counseling or therapy'? Journal
Ross, B., & Cobb, K. H. (l990). Family nursing: A nursing of Family Nursing, 30. 197-204.
Process approach. Redwood City, CA: Addison-Wesley. Rusell, G, (1977. August 29). The: American underclass. Time,
Ross, C. E., Mirowsky, I., & Goldstein, K. (1990). The impact of 16-19. •
the family on health: The decade in review. Journal of Rustia. J. G .• & Abbott, D. (1993). Father·inolventent in infant
Marriage and the Family, 52(4), 1059-1078. care: Two longitudinal studies. International Journal of
Ross, C. E., Mirowsky, I., & Goldstein, K. (1991). The impact of Nursing Studies, 30(6), 467·476.
the family on health. The decade in review. In A. Booth Ryan. M. C., & Knslin. A. L. (1989). Social supports and social
(Ed.), Contempora'ry families: Looking forward, looking networks in the aged. Image, 21(3),'176-179.
back (pp. 341-360). Minneapolis, MN: National Council for Ryan. S. (1999). Management by stress: The reorganization of
Family Relations. work hits home in the 1990's. In S. Coontz, M. Parson, & G.
Ross, A. S. (1986). Sex and gender in the aging society. In A. Rake (Eds.). American Families (pp. 332-341). New York:
Pifer & L. Bronte (Eds.), Our aging society (pp. 111-139). Routledge.
New York: Norton. Sabatelli. R. M.. & Chadwiek, J.J. (2000). Marital distress. In P.
Rossi, P., & Berk, R. (1985). Varieties of normative consensus. McKenry& S. J. Price (Eds.). Family and change (pp. 22­
American Sociological Review, 50, 333- 347. 44). Thonsand Oaks, CA: Sage.
Roth, P. (l989). Family social support. In P. J'! Bomar (Ed.). Safilios-Rothschild, C. (l976a). A macro and micro-examination
Nurses andfamily health promotion (pp. 90-102). Baltimore, of family power and love: An exchange model. Journal of
MD: Williams & Wilkins. Marriage and the Family, 38(2), 355-362.
Roth, P. (l996a). Family health promotion during transitions. In Safilios-Rothschild, C. (I 976b). The dimensions of power
P .1. Bommar (Ed.). Nurses and family health promotion distribution in the family. In H. Grunebaum & 1. Christ
(2nd ed.) (pp. 365-394). Philadelphia: Saunders. (Eds.), Contemporary marriage: Structure, dynamics and
Roth,.R (1 996b). Family social support. In P. I. Bomar (Ed.), therapy. Boston: Little, Brown.
~..t{ut'ses.andfamily health pr01flotion (2nd ed.) (pp. 90-102). Salem, D. A., Zinmnmerman, M. A., & Notaro, P. C. (1998).
. P.hiladelphia: Saunder. Effects of family structure, family process, and father
Rowe;.G.{l981). The development conceptual framework to the involvement on psychosocial outcomes among African
study ofthe family. In F. Nye & L. Bernardo (Eds.), Emerging American adolescents. Family Relations, 47(4). 331-341.
conceptual frameworks in family analysis (pp. 198~222). Samuelson. R. J. (1986, October 20). The discovery of money:
New York: Praser. Newsweek, 58.
Roy~C. '(1976). Intoduction to nursing: An adaptation model. San Migl,lel, S. K.. Morrison. G. M., & Weissglass, T. (1999).
Englewood Cliffs. M: Prentice HalJ. The relationship of sources of support and service needs. In
Roy•.C;& Roberts. S. (1981). Theory construction in nursing: H. 1. McCubbin, E. A. Thompson. A. I. Thompson, & J. E.
An adaptation model. Prentice Hall. Fromer (Eds.), Resiliency in Native American and immig rant
Rubin. L. ( 1999). Excerpts from families on the fault line. In S. families (pp. 385-400). Thousand Oaks, CA: Sage.
Coontz. M. Parson, & G. Raley (Eds.), American families Santi, L. L. (1987). Changes in the structure and size of American
(pp. 274-286). New York: Routledge. households: 1970 to 1985. Journal of Marriage and the
Rubin. L. (1976). Worlds of pain: Life in the working class Family, 49(4), 833-837.
family. New York: Basic Books. Santiago, A. M., & Muschkin, C. G .. (\996). Disentangling the
Rubin. L. B. (1991). Families on the fault line: America's effects of disability status and gender on the labor supply of
working clas~ speak about the family. The economy, race and Anglo, Black, and Latino older workers. The Gerontologist.
ethnicity. New York: Harper Collins. 36(3),299-310.
Rubin, R (1967). Attainment of the maternal role. I. Process. Satir, V. (1972). Peoplemaking. Palo Alto, CA: Science and
Nursing Research. 16,237. Behavior Books.
Rubin, R. (1967). Attainment of the maternal role. 2. Models and Satir, V. (1975). Intervention for congruence. In V. Sabr, 1. S.
refferant. Nursing Research. 6, 342. Stachowiak, & H. A. Taschman (Eds.), Helping families to
Rubin. R & Neiswiadomy, M. (1995, December). Economic change (pp. 79-104). New York: Aronson.
adjustments of households on entry into retirement. Journal Satir. V. (1982). The therapist and family therapy: Process model.
ofApplied Gerontology. J4( 4),467-482. In A. M. Home & M. M.. Ohlsen (Eds.)./amily counseling
Ruesch, H., Barry, W.; Herzel, R, & Swain, M. (1974). Commu­ and therapy (pp. 12-42). Itasca, IL: Peacock.
nication conflict and marriage. San Francisco: Josey-Bass. Satir, V. (1983). Conjoint family therapy (3rd cd.). Palo Alto,
Rumbaut, R C. (1995). Vietnamese, Laotian, and Cambodian CA: Science and Behavior Books.
Americans. In P. G: Mill (Ed.), Asian Americans: Satir, V., Barmen, 1., Gerber, J., & Gomori, M. (1991). The Salin
Contemporary bends and issues (pp. 232-270). Thol,lsand Model: Family therapy and beyond. Palo Alto. CA: Sci~nce
Oaks, CA: Sage. and Behaviour Books.
Rungreangkulkij. S., & GiIliss. C. (2000). Conceptual approaches Saunders, L. (1954). Cultural differences & medical care: Th~
to studying family caregiving for persons with severe mental case of the Spanish-speaking people of the Southwest. New
illness. Journal of Family Nursing. 6(4), 341-366. York: Sage Foundation.
.. ,

REFERENSI 643
Siivage-;--D:~(r.(T996. SeptemberfS):-Clintonnoitoblamefor ~eeman, I. -E. (1996), Socialities and health~ The benefits of

rise in teen drug use. experts say. Los Angeles Times. p. A5. social integration. Annals ofEpidemiology, 6/5,442-451.

Savin-Willianis. R.. C.• & Esterberg, K. G. (2000) Lesbian, gay Segrin. C. (2001). Interpersonal processes in psychologfcal

and bisexual families. In D. H. Demo & K. R. Allen (Eds.), problems. New York: Guilford Press.
Handbook of family diversity (pp. 197-215). New York: Sells, 1. W. ( 197 3). Seven steps to effective communication,
Oxford Press. Atlanta: Forum House.
Scanzoni, J. (1971). the blackfamity in modem society. Boston: Seltzer, M. M. Litchfield. L. c., Lowy. L., & Levin. R. J. ( 1989).
Allyn & Bacon. Families as case managers: A longitudinal stuck. Family
Scanzoni,1. (1987). Families ill the 1990's. Journal of Faintly Relations, 38(3).332-336.
Issues, 8(4), 394-421. Shanas, E. (1980). Older people and their families. The new
Scanzoni, J., & Marsiglio. W. (1993). New action theory and pioneers. Journal ofMarriage and the Family, 42(1), 9-15.
contemporary families. Journal ofFamily Issues, 14(1), 105­ Shanas, E .• et al. (1968). Old people in three industrial societies.
132. New York: Athe~n.
Scanzoni. 1., & Szinovacz. M. (1980). Family decision making; Shapiro. E. (1994). Griefas afamity process. New York: Guilford
A developmental sex role model. Newbury Park, CA: Sage. Press.
Scarpitti, F. R .• Andersen, M. L.. & O'Toole. L. L. (1997). Social Shapiro. J. (1989). Stress, depression and support group par­
problems. New York: Longman. ticipation in mothers of <1evelopmentally delayed children.
Scarr, S. (1995). The two worlds of child care. National Forum, Family Relations, 38(2), 169-173.
75(3),39-41. Shaw, S. M. (1988). Gender differences in the definition and
Scelfo, J .• Springen, K., Figueroa: A., Brant. 1.1., & Abrahms. S. perception of household labor. Family Relations, 37(3), 333­
(2001, May 28). Is it healthy for the kids? Newsweek, 51­ 337.
55. Shelov, S. P. (Ed.). (1991). Caring for your baby and young
Schmall, V. L. (1994). A training and education perspective oil child. New York: Bantam Books.
family caregiving. In V. L. Schnlall (Ed.), Family c:aregiver; Shelton, T .• & Stepanek, 1. (1995). Excerpts from family centered
· Agenda for the future. Chicago: American Society on care for children needing specialized health and develop­
Aging. mental services. Pediatric Nursing, 21(4).362-364.
Schnittger, SL, & Bird. G. (1990). Coping among dual career Shepard, M. P., & Mahon. M. M' (1996). Chronic conditions in
men and women across the family life cycle. Families the family. In P.'L. Jackson &.1. A. Vessey (Eds.), Primary
Relations, 39, 199-205. care of the child with a chronic condition (2nd ed.) (pp. 41­
Schonfield, D. (1982). Who is stereotyping whom and why? The 46). St. Louis: Mosby.
· Gerontologist. 22. 267-272. Sheppard, H. (1990, February 5). How Hispanic cultural patterns
Schorr. E. L. (Ed.). (1995). Caring for your school-agechild. affect caregivers. The Nurse's Newspaper. 15-16.
· Americanacademyof Pediatrics Publication}. New York: Shon. S .• & Ja, D. (1982) .. Asian famiiies. In M. McGoldrick, J.
Bantam Books. Pierce. &, J. Giordano (Eds.). Ethnicityand family therapy
Schorr, A. L. (1970). Housing and its effects. In H. M. Proshansky (pp. 208-229). New York: Guilford Press.
et al. (Eds.), Enviromental psychology. New York: Holt, Shrestha, L. B., & Rosenwaike. I. (1996). Can data from the
Rinehart & Winston. decennial census measure trends in mobility limitation
among the aged? The Gerontologist, 36(1), 106-109.
Schraneveldt, J. D., &Young, M. H. (1992). Strengthening
Sillars, A. L. (1995). Communication and family culture. In M.
families: New horizons in family life education. Family
A. Fitzpatrick & A. L. Vangelisti (Eds.). Explaining family
Relations, 41. 385-389.
interactions (pp. 375-399). Thousand Oaks. CA: Sage.
Schreiber, K. (1992). The adolescent crack dealer: A failure in
Silverstein. S. (1996, March 20). Study finds gap growing be­
the development of empathy. Journal of the American
tween rich and poor in U.S. Los Angeles Times. pp. AI-AI 6.
Academy of Psychoanalysis, 20. 211- 249.
Simmel, G. (1955). Conflict and the web of group affiliations.
Schulte, B. (1995, February 23). Black families, income Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
unchanged since 1969. Daily News, p. 13. Singer, B., & Rvff. C. (2001). New horizons in health: An
Schultz, D. A. (1972). The changing family. Englessood Cliffs, integrative approach. Washington, DC: National Academy
NJ: Prentice Hall. Press.
Schwartz, P. (1987). The family as a changed institution. Journal Singer, B. H., & Ryff, C. D. (2001). New horizons in health: An
of Family Issues, 8(4), 455-459. integrative approach. Washington, DC: National Academy
Schwartz, S. H. (1990). Individualism-collectivism: Critique and Press. '
proposed refineiments. Journal ofCross-Cultural Psychology. Sirles, A. T .• & Selleck, C. S. (1989). Cardiac disease and the
21, 139-157. family: Impact, assessment. and implications. Journal of
Seccombe, IV (2001). Families in poverty in the 1990's: Trends. Cardiovascular Nursing, 3(2), 23-32.
causes, consequences. and lessons learned. In R. M. Mlilardo Sistler. A. (1989). Adaptive coping of older caregiving spouses.
(Ed.), Understanding families into the new millenium: A Social Work, 34(5).415-420.
· decade in review (pp. 313-332) Minneapolis. MN: National Sitelman. F. G .• & SiteJman. R. (2001). Isolating the phenomenon
Council on Family Relations. of family. In P. L. Munhall & V. M. Fitzsimons (Eds.). The
644 REFERENSI

-emergence(jffiiiiiilj'iiiTinne 27SfceiUiiryTpp.1T-25}:NeW SOOel,P;-u:;--&"Robtsc1f(m;I):-(-~J:-1i'OlflitY~IC/lrsifr8:A'stTcdy-' .


York: National League for Nursing. guide. St. Louis. Mosby.
Skinner. D. (1984). Dual-career families: Strains of sharing. In Sorofman. B. (1986). Research in cultural.diversity: Defining
H. I. McCubbin & c. R. Figley (Eds.). Stress and the family. diversity. Westem Journal ofNursing Research, 8, 121-123.
Vol. 1: Coping with normative trallsitions. New York: Sotomayor. M. (1991). Introduction. In M. Sotomavor (Ed.).
Brunner/M aze I. Empowering Hispallic families: A critical issue for- the 90's
Slack. M. K., & McEwen, M. M. (1999). The impact of (pp. xi-xxiii). Milwaukee, WI: Family Servi<;e America.
interdisciplinary case management on client outcomes. Spector. R. E. (200(). Cultllral diversity ill health and illness
Family and Community Health, 22(3).30-48. (5th ed.). Upper Saddle River, NJ:'Prentice Hall Health.
Slater. P. ( 1970. July). Culture in collision. Psychology Today. Spencer. J. (200 I. April 12). Questions & answers: Bush needs
31-33.66-68. to take the politics out of A IDS Prevention. Newsweek.
Slater. S. ( 1995). The lesbian family life cycle. New York: Free Spinetta, J. J•• & Deasy-Spinetta. P. (1981). Living with childhood
Press.. .
Sloan. M .• & Schommer. B. (1975). The process of contracting
cancer: St. Louis: Mosby .
Spitze. G. (1988). Women's employment and family relations: A
in community nursing. In B. Spradley (Ed.). Colltemporary review. Joumal of Marriage and the Family, 50(3), 595­
conmlUnity nursing (pp. 221-229). Boston: Little. Brown. 618.
Smelzer. N. J.• & Halpern, S. (1978). The historical triangulations Sprey 1.. & Matthews, S. (1982). Contemporary grandparent hood .
of family, economy and education. In 1. Demos & S. S. A systematic transition. Annals of the American Academy of
Boocock (Eds.). Turning poillts: flistorical and sociological Political and Social Science, 464. 91-103.
essays Oil the family. Chicago: The University of Chicago Stachowiak. 1. (1975). Family structure and intervention
Press. strategies. In V. Satir, J. Stachowiak. & H. A. Taschman
Smerglia, V. L.. Deimling. G. T., & Baresi, C. M. (1988). Blackl (Eds.), Helping families to challge (pp. 105-131). New York:
white family comparisons in helping and decision making Aronson.
network of impaired elderly. Familly Relatiolls. 37. 305­ Staight, P. R., & Harvey. S. M. (1990). Caregiver burden: A
.3Q9. comparison between elderly women as primary and secondary
SmiJh,., G. (1993). Hospital-based case mallagemellt: Reforming caregiver to their spouses. Joumal of Gerolltological Social
health care for the 21st cel/lury. Sacramento, CA: CME Work, 15(112), 89- 104.
. Resources. Stanhope. M .• & Lancaster, J. (2001). Commwzity health lIursing
Smith, G. R .• & Wesley, R. L. (1993). Health promotion: Public (5th ed.). St. Louis: Mosby.
policy goals. In R. N. Knollmueler (Ed.), Prevelllion across Stanley, M. J. B.• & Frantz, R. A. (1988). Adjustment problems
·(he'/ifespan. Kansas City, MO: American Nurses. Association of spouses of patients undergoing coronary artery bypass
. Cohncil of Community Health. graft surgery during early convalescence. Heart Long 17(6),
SmiiO:. H. (1985). What' research is telling us about family 677~682.
recreation: Perspectives on family recreation and leisure. Staples. R. (1985). Changes. in black family structure: The
Centennial National Conference American Alliance for conflict between family ideology and structural conditions.
Health, Physical Education and Dance (ERIC Document Journal ofMarriage and the Family, 47(4).1005-1013.
Reproduction Service. No. ED 263-1061). Staples. R. (1989). Family life in the 21 st century. In C. L. Gilliss.
Smith, L. (1995. January 18). Can we really legislate good. B. L. Highley, B. M. Roberts, & I. M. Martinson (Eds.),
parenting? Los Angeles Tillles. pp. El. E8. Toward a science of family nursillg (pp. 156-170). Menlo
Smith. L. ( 1998). Concept analysis: Culture competence. Journal Park, CA: Addison-Wesley.
of Cultural Diversity. 5( 1).4-10. Starr, B. D. (J985): Sexuality and aging. In C.EisdorFer (Ed.).
Smith. L. (1999). Developing culturally appropriate nursing Annual review of gerontology and geriatrics (Vol. 5). New
diagnoses. In J. Luckman (Ed.), Transcultural co,wllullication York: Springer.
in nursing (pp. 210-228). A lbany, NY: Delmar Publishers. Starrels, M. E.• Bould. S.• A Nicholas. L. J. (1994). The
Smith. S. (1995). Family theory and multicultural family studies. feminization of poverty in the United States. Journal of
In B. B. Ingoldsby & S. Smith (Eds.). Families in cultural Family Issues, 15(4).590-607. .
perspectives (pp. 5-35). New York: Guilford Press. Stauffer, R. Y. (1995). Vietnamese Americans. In J. N. Giger R.
Smith. T. E., & Graham, P. B. (1994. November). Socioeconomic E. Davidhizar (Eds.), Transcultural nursing: Assessment and
stratification i'n family research. Journal ofMarr(age and the intervention (pp. 44 J-172). St. Louis: Mosby.
family, 57. 930-940. Steen. S., & Schmaltz, P. (l9Q5). Communica~ion and gender.
Smoyak..S. (19119). Threat: A recUtTing family-dynamic. In M. A. Fitzpatrick & A. L. Vangelisti (Eds.), Explaining
Perspectives in in Psychiatric care, 7.267-268. family interactions (pp. 310-343). Thousand Oaks. CA:
Smoyak. S. (1975). Introducing families to family therapy. In S. Sage.
Smovak (Ed.), The psychiatric nurse as a family therapist. Steiger. N. J. & Lipson, 1. G. (1985). Self care nursing: Theory
New York: Wiley. alld practice. Bowie, MD: Bitch.
Snarey, J. (1993). flow fathers care for the next generation~ A Stein, R. (Ed.) (1997). Health care for childrell: What's right,
four decade study. Cambridge. MA: Harvai'd University what's wrong, what's next. New York: Hospital Fund of New
Press. , York.
REFERENSI 645
---~-.-.----.~--.- --­

- . Steinberg; K1V1.8fCanet.-G.-W:-(J1J8J': L:Qsiinanagenieiifa/l(I- - ·Suchman;E.X. (1965, Fall). Stages of illness and medical care
the elderly. Lexington. MA: Lexington Books. Joumal of Health alld Human Behavior 6, 114·128.
Steinglass. P. (.1978). the conceptualiztuion of marriage from a Sugishita, C. (1999). Development of family nursing. In Japan·
systems theory perspectives. In T. J. Paolillo B. S. McCraddy Present and fUlUre perspectives. Joumal of Family Nursing.
(Eds.). Marriage cold marital therapy: PsycllOanalitic. 5(2). 239-244.
behavioral, and systems theory perspectives. New York: Sung, S. L. (1967). The story of the Chinese in America. New
Brunner/Maze!. York: Collier.
SteingJass, R. Bennet, L. A.• Wolin. S. J., & Reiss. D. ( 1987). Sussman, D. (2000, July 17). A new partnership. Newsweek, 30.
Thealcoholicfamily. New York: Basic Books. Sussman. M. B. (1974). Family systems in the 1970s: Analysis,
Steinmetz. S. ( 1995). Violence in families. In R. D. Day, K. R. policies. and ptograms. In A. Skolnick & J. H. Skolnick
Gilbert, & B. H. Settles, & W. R. Bun' (Eds.). Research and (Eds.), IlItilllacy, family and society (pp. 579-598). Boston:
theory in family science (pp. 255-267). Pacific Grove, CA: Little. Brown.
BrooksCole. Sussman, M. B., & Slater, S. B. (1963, August 28). Reappraisal
Steinmetz, S. K. ( 1987). Family violence. Past, present and of Urban Kin Networks-Empirical Evidence. Paper presented
future. In M. B. Sussman & S. K. Steinmetz (Eds.), Handbook at the Annual Meeting of the American Sociological
ofmarr{age and thefamity (pp. 725-765). New York: Plenum Association, Los Angeles, CA.
Press. Suzuki, B. H. (1985). Asian American families. In J. H. Henslin
Stewart, C. T. (1998). Inequality alld equity. Westport, C T: (Ed.), Marriage and family in changillg society (pp. 104­
Greenwood Press. 119). New York: Macmillan.
Stewart M. J., E. c., & Bennett, M. J. (1991). American cllitural Syme, S .. Hyman, M., & Enterline. P. (1964). Some social and
paltems. Yarmouth. ME: Intercultural Press. . cultural factors associated with the occurrence of coronary
Stewart M. 1.(1993). Integrating social SUpport in nursing. heart disease. Journal ofChronic Disease. 17,277.
Newbl!rry Park, CA: Sage. Szafran, K. K. (1996). Family health protective behaviors. In P.
Stinnett. N. (1979). In search of strong families. In N. Stinnett, B. 1. Boma,r (Ed.), Nurses and family health promotion (2nd
. Chesser, & J. De Frain (Eds.), Building family ed.) (pp. 306·338). Philadelphia: Saunders.
strengtlJs-bluepr;llfs for actioll. Lincoln, NE: University of Szinovacz, M. E. (\ 987). Family power. In M. B. Sussman & S.
Nebraska Press. K. Steinmetz ·(Eds.), Handbook of marriage and the family
Stokes,· L. G. (1974). Delivering health services ·in a black (pp. 651-693). New York: Plenum Press.
community. In A. Reinhardt & M. Quinn (Eds.). Family Szinovacz, M, & Egley,.L. (1995). Comparing one-partner and
elltered·community nursing. St. Louis: Mosby. couple data· on sensitive marital behaviors: The case of
Stolberg.S; (l996a, June 16). Fathers try to learn what it takes. marital violence. Journal of Marriage and the Family. 57,
Los Angeles Times. pp. AI. A16. 995-1010.
Stolberg. S. (l996a, June 16). No longer missing in action. Los Tadych, R. (1985). Nursing in multiperson units: The family. In
Angeles Times, pp. AI, A5. 1. Riehl Sisca (Ed.), The science and art ofselfcare (pp. 49­
Stone. R. Cafferata, G. L., & Sangle, J. (1987). Caregivers of the 55), Norwalk, CL: Appleton & Lange.
frail elderly: A national profile. The Gerontologist. 27,616- Taggart. S. (1994). Livillg is if Belief systems in mental health
626. practice. San Francisco: Jossey-Bass.
Strang, V. R., & Haughes, M. (1998). Factors influencing the Tanners, D. (1-990). Youjusl dOIl't understand: Women ana men
caregiver's ability to experience respite. Journal of Family ill conversation. New York: Ballantine.
Nursillg. 4(3),231-254. Tapp. D. (1995). Impact of ischemic heart disease: Family
Straus, M. A. (1968). Communication. creativity and problem- nursing research. 1984-1993. Journal of Family Nursing,
solving ability of middle and working class families in three I (I), 79-101.
societies. Americanjoumal ofSociology. 73,417-430. Taylor, C. W. (1995). Homeless families. In B. S. Johnson (Ed.),
Straus, M. A., & Gelles, K. (1990). Physical violence in American Child, adolescelll alld family psychiatric nursing (pp. ISO-
families: Risk factors alld adaptations to violence in 8,145 . 198). Philadelphia: Lippincott.
families. New Brunswick, NJ: Transaction. Taylor, R. J., Chatters, C. M, Tucker, M. B., & Lewis, E. (1990).
Straws, M. A., Gelles, R.J., & Steinmetz, S. K. (1980). Behind Development in research on black families: A decade review,
closed doors: Violence in the American family. New York: Journal of Marriage alld the family. 52(4), 993-1014.
Anchor Press. Taylor. R. J., Chatters. C. M., & Mays. FM. (1988). Parents;
Strayhorn, J. M., lr. (1977). Talking it out: Guide to effective children, siblings, infants. and non-kin as sources of
communication. Champagne, IL: Research Press. emergenes assistance to black Americans. Family Relations.
Strickland, B. K. (l9~5). Research on sexual orientation and 57(3),298-304.
human development: A Commentary. Developnental Taylor, R. L. (2000). Diversity within African American families.
Psychology, 31(1), 137-140. [n D. H. Denio, K. R. Allen, & M. A. Fine (Eds.), Handbook
Suarez, L., & Ramirez, A.G. (1999). Hispanic/Latino health and of family diversity (pp. 232-25[). New York: Oxford
disease. An overview. In K. M. Hull & M. V. Mine (Eds.), University Press.
Promoting health ill multicultural poplllations (pp. 115- J 36). Teachman, J. D. (2000). Diversity of family structure economic
Thousand Oaks, CA: Sage. . and social influences. In D. H. Demo, K. R. Allen, & M. A.
646 REFERENSI

"Fine-(EdsTHandboi:ikoffami1Ydive-rsi7YijfrC:n::58r "New" w/thouTKfcKiilg lneifiTrOfil"Oe1rilfll.-San-~Frarrcrsco~nfussey~


York: Oxford University Press. Bass.
Teach man, J. D., Polonko, K. A., & Scanioni, J. (1987). Toman, W. (1961). Family constellation: Its effects 011 persollalily
Demography of the families In M. B. Sussman & S. Steininei, and social behavior. New York: Springer.
(Eds.). Handbook ofMarriage and the Family (pp. 435-465). Tomlinson, p" & Anderson, K. (1995). Family health and the
New York: Plenum Press. Newman systems model In B. Newman (Ed.), The: Newman
Teachman. J. D., Tedrow. L. M., & Crowder. K. D. (2001). The systems model (3rd ed.). Stamford, CT: Appleton & Lange.
changing demography of the family. In R. M. Milardo (Ed.). Torsch, V. L., & Ma, G. X. (2000). Cross-cultural comparison of
Understalldillg families info the lIew millenium:A decade in health perceptions, concerns, and coping strategies among
review (pp. 453-465). Minneapolis, MN: National Council Asian and Pacific Islander American elders. Qualitative
on Family Relations. Health Research. 10(4),471-489.
The Family Connection. (I 996, June 25). How California can Touliatos, J., Permlmutter, B. F., & Stras, M. (1990). Handbook
fight teen pregnancy. Los Angeles Times. p. A21. of family measurement Techniques, Newburry Park. CA:
Thoits. P. A. ( 1982). Conceptual, methodological and theore­ Sage.
tical problems in studying social support as a buffer against Toynbee, A. J. (1955, March). We must pay forfreedom. Women's
life stress. Journal of Health and Social Behavior, 23. 115­ Home Companion, 52·53.
159. Trainor, M. G. (1983). Self-help groups as a resource for
Thompson, L., A Walker, A. J. (1991 ). Gender in families: individual clients and families. In I. W. Clements & F. B.
Women and men in marriage, soak. and parenthood. In A. Roberts (Eds.), Family healTh: A Theoretical approach TO
Booth (Ed.), Comemporer families: Looking forward, nUrsing care (pp. 45-56). New York: Wiley.
lookillg back (pp. 76- 102). Minneapolis, MN: National Tran, T. V. (1988). The Vietnamese American family. In C. H.
Council on Family Relations. . Mindel, R. W. Habenstein, & R. Wright, Jr. (Eds.), Ethnic
Thome, S. E., & Robinson, C. A. (1989). Guarded alliance: families in America (pp. 276-299). New York: Elsevier.
. Health care relationships in chronic illness. Image, 21, 153­ Trevino. J., Weber. T., Reza, H. G., & Reyes, D. (1999, May 25) .
157.. Care: 'Many immigrants distrust U.S. health systems. Los
Thorne, S., Canam. C. Dahinten, S., Hall. W.o Henderson, A .. & Angeles Times. pp. A I, A 18.
Reimer, S. (1998). Nursing's' In metaparadigm concepts: Tripp. S. L., & Stachowiak. B. ( 1992). Health maintenance,
Disimpacting the debates. Journal ofAdvanced Nursing; 27, health promotion. Is there a difference? Public Health
1257-1268­ Nursing 9(3), 155-161.
Thorn~on, A.• Orbuch, T., & Axinn. W. (1995). Parent-child Tripp-Reimer, T., & Lauer, G. M. (1987). Ethnicily and fautilies
. relationships during the transition to adulthood. Journal of with chronic illness. In L. M. Wriglit K M. Leahey (Eds.),
Fgmily Issues, 16.538-564. Families and chronic illness (pp. 77-(00). Springhouse, PA:
Thornton. M. C. (1995). Indigenous resources and strategies of Springhouse Corporation.
resistance. In H. I. McCubbin. E. A. Thompson, A. r. Tripp-Reimer, T., S. Lively, S. (1988). Cultural considerations in
Thompson. & J. A. Futrell (Eds.), Resiliency ill African therapy. In C. K. Beck, R. P. Rawkins, S. Williams (Eds.).
Americallfamities (pp. 49-66). Thousand Oaks, CA: Sage. Mental health and psychiatric nursing (pp. 18: 199). St.
Tiedje. L. B., & Darling-Fisher. E. (1996) Fatherhood Louis: Mosby.
reconsidered: A critical review. Research in Nursing allc/ Troll. L. (1971). The family of later life: A decade review.
Health 19, 471-484. Journal of Marriage and the Family, 33, 203-275.
Tierney. AJ. (1998). Nursing models: Extant or extinct? Journal Truax. c., & Carkhuff. R. (1967). Toward effective coullseling
ofAdvanced Nursing, 28(1),77-85. and psychoteraphy. Chicago: Aldine.
Tiesel, J. W., & Olson; D. H. (1992). Preventing family problems: Tschann. J. M. Flores, E., Pasch. L. A., K Malin. B. V. (1999).
Troubling trends and promising opportunities. Family Assessing interparental conllict: Reports of parents and
Relations, 41, 398-403. adolescents in European American and Mexicon American
Tiller, C. M. (1995). Fathers parenting attitudes daring a child's Families. Journal of Marriage and ihe Family, 61(2). 219­
first year. Journal of Obstetric, Gynecologic, alld Neonatal 282. .
Nursing, 24(6),508-514. Turner. J. (1991). The struct/!.re ofsociological. theory, (5th ed.).
Times Wire Services (1999. October 14). France legalizes same­ Belmont, CA: Wadsworth:
sex unions. Los Angeles Times. p. A6. Tumer, R, H. ( 1962). Role taking: Process vs. conformity. In A.
Tinkham, G., & Voorhies, E. (1977). Community health nursing: M. Rose (Ed.), Human behavior and social processes (pp.
Evolution and process. New York: Appleton Century­ 20-40). Boston: Houghton·Mifflin.
Crofts. Turner, R. H. (1970). Family InteraCTion. New York: Wiley.
Toffler, A. (1970). Future shock. New York: Warner Commu­ Turner. V. (1990. Winter). A look at methamphetamine. People
nications. . reaching out newsletler. New York: Youth and Family
Toflier, A. (1990, October 15). Power shift. Knowledge, wealth, Center for Substance Abuse Counseling and Information.
and violence at the edge of the 21 st century. Newsweek, 85­ Tye-Murray, N., & Witt., S. (1997). Comunication strategies
92. training. Seminars in Hearing, 18(2), 153-165.
Tofler, I. & DiGeronimo, T. (2000). Keeping your kids out front U.S. Bureau of the Census. (1980). Sta1istical abstract ofthe US.
REFERENSI 647
~(1 Osf"'ed.J~- --WasJitngton~ ~ lx;-: U.S. Gov"ernme-nt Printing (DHHS Publication No. [PHS] 89-3443). Washington, DC:
Office. U.S. Government Printing Office. '
U. S. Bureau of the Census. (1988). Statistical abstract of the U.S. Department of Health and Human Services. (1989b). Child
U.S, (l08th ed.). Washington, DC: U.S. Government Printing health USA '89. Office of Maternal and Child Health. HRS­
Office. M-CH 8915, October, 1989.
U.s. Bureau of the Census. (1990, January). How we're changing. U.S. Department of Health and Human Services. (1991). Healthy
Current popuLation reports. Series No. 164, p. 23. people 2000: National health promotion and disease
Washington. DC: U.S. Government Printing Office. prevention objectives (DHHS Publication No. [PHS] 91­
U.S. Bureau of the Census. (l991a). CenSus & you, 26(2) &(4). 502]3). Washington. DC: U.S. Government Printing Office.
Washington, DC: U.S. Government Printing Office. U.S. Department of Health and Human Services. (1993). Toward
U.s. Bureau of the census. (1991b. August). Poverty in the equility of well-being: Strategies for improving minority
United States 1990. Current population reports. P-60, No. health. Strategies planning and coordination process (PHS
175. Washington, DC: U.s. Government Printing Office. publication No. 93-502]7). Washington,' DC: U.S.
U. S. Bureau of the Census. ( 1992): Household and family Government Printing Office.
characteristic. current population reports. Series P-20. U.s. Department of Health and Human Services. (1995).
No. 458. Washington. DC; U.S. Government Printing Nutrition and your health: Dietary guidelines for Americans
Office. (4th ed.). U.s. Department of Agriculture. (Horne & Garden
U.S. Bureau of the Census. (l993a). 1990 census ofpopulation, Bulletin No. 232.
Asian and Pacific Islanders in the United States (C.P-35). U.S. Department of Health and Human Services. (1996). Preli­
Washington. DC: U.S. Government Printing Office. minary estimates from the 1995 national household survey
U.S. Bureau of the Census. (I 993b). 1990 census ofpopulation, on drug abuse. Substance Abuse and Mental Health Ser­
general population characteristic in United States (CP-)-I). vices Administration, Office of Applied Studies. Advanced
Washington. DC: U.S. Government Printing Office. Report No. 18. (DDHS Publication No. [SMA] 99-3107).
U.s. Bureau of the Census. (1994). 1990 census o/population, Washington. DC: U.S. Government Printing Office.
general social and economic characteristic, the United States U.S. Departnent of Health and Human Services. (2000). Healty
(CP-2-1). Wash.ington. DC; U.S. Government Printing people 2010 (Vol. I). Washington. DC: U.S. Government
Office. Printing Office.
U.S. Bureau of the Census. (1995). Sixty five plus in the United U.s. Department of Health and Human Services. (2000).
States. Retrieved from the World Wide Web on August 3, Substance abuse national challenge prevention, treatment
2001. Available at www.census.gov.ftplpublsocdemolwwwl and research atHHS. Available at www.hhs.govlnewsl
agebrief html. presl2000preslOOfsmtfhtml.
U.S. Bureau of the Census. (1996). Household and family U.S. Department of Health and Human Services. (2000a). 10th
'characteristic.. Living arrangements o/children: Household Special report to the U.S. Congress on alcohol and health.
economic studies. Current population reports. Wash.ington U.S. Department of Health and Human Services. Public
DC: U.S. Government Printing Office. Health Service. National Institutes of Health, National
U.S. Bureau ofthe Census. (1998). Marital status and living . In!;titute on Alcohol Abuse and Alcoholism. Available at
www.niaaa.nih.govlpublicationS/l0report.
arrangements. Current population reports, Series P20-5J4.
Washington, DC: U.~. Government Printing Office. U.s. Department of Health and Human Services. (2001). Health
U.S. Bureau of the Census. (1999a). Income and poverty 1999­ People 20/0. Available at www.healthgovlhealthypeople.
Press briefing. www.census.govlhheS/incomelincome99, U. S, Enviromental Protection: Agency. (1988). The inside story:
A guide to indoor pollution quality. United States Consumer
U.S. Bureau of the Census. (I999b). Poverty, 1999. www.census.
Product Safety Commission. EPA 40011-88; 004,
govlhhes/pove rtylpoverty99.
Washington, DC: U.S. Government Printing Office.,
U.S. Bureau of the Census. (2000c). www.census.gov. U.s. Public Health Service. (1979). Healthy people: The surgeon
U.S. Bureau of the Census. (2000a). Americanfamities and living general's report on heallth promotion and disease prevention
arrangements. Retrieved from the World Wide Web on (DHEW [PHS] No. 79-55071). Washington. DC: U. S.
August 3, 200). Available at www.census.gov. Government Printing Office.
U.S. Bureau of the Census. (2000b). Poverty 2000. Retrieved U.s. Public Health Service. (1980). Promoting health preventing
from the World Wide Web on August 3, 2001. Available at disease: Objectives for the nation. USDHEW (PHS).
www.census.govlpovertyltreshldlthresOO.himl. Washington. DC: U.S. Government Printing Office.
U.S. Department of Health and Human Services, Centers for U.S. Public Health Service. (1990). Healtlty peop(e 2000:
Disease Control. (1985, July )2). Diphtheria, tetanus, and National health promotion and disease preveution objectives.
pertussis: Guidelines for vaccine prophylaxis and other Washington. DC: U.S. Government Printing Office.
preventive measures. Atlanta. Morbidity and Mortality U.s. Public Health Service. (1991). Healthy people 2000
Weekly Report, 405-426. National health promotion and disease prevention objectives.
U.s. Department of Health and Human Services. (1989a). A (DIIHS Publication No. [PHS] 91-50213). Washington, DC:
profile of uninsured Americans. ~ational Center for Health U.S. Government Printing Office.
Services Research and Health Care Technology Assessment U.S. Public Health Service. (1991). Put prevention into practice
648 REFERENSI

nedl/clitTon ana acmmk1r.~Wasnifigrofi;OC:l:1$:u6vemmeflT ­ ~ Vis1rer;-C:-J>.;-&--visner;--:J.S: -(1<)9(j).-oyrrami"Cs~otsuc~s~sfo1-­


Printing Office. stepfamilies. Journal of Divorce alld Remarriage. 14,3-11.
U.S. Public Service Task Force. (1989). A glliae to clinical Visher. E. B., & Visher, J. S. (1993). Remarriage families and
preventive service:An assessmellt of the effectiveness of 169 stepparenting. In F. Walsh (Ed.). Normalfamily process (pp.
Intervelltions. Baltimore, MD: Williams and Wilkins. 23,)-253). New York: Guilford Press.
U.S. Public Services Task Force. (1995). A guide to clinical Visher, E. 8., & Visher, J. S. (1996). Therapy with stepfainilies.
preventive service: An assessment ofthe effectiveness of 169 New York: Brunner/Maze!.
IllIervelllions. Baltimore, MD: Williams & Wilkins. Visiting Nurse Association of Omaha. (198(3). Client
U.S. Senate Special Commiltee on Aging in conjunction wilh the mallag'emenf information system for community health
American Association of Retired Persons, the Federal nursing agencies: An implememation manual. Bethesda.
Council oil Aging and the U.S. Administration on Aging. MD: USD HHS, Division of Nursing. Pub. No. NT IS IIRp·
(1987·1988). Aging America: TreJIds and projections. 0907023. For sale by the National Technical Information
Washington, DC: U.S. Govemment Printing Office. Service. 5285 Port Rocal Rd" Springfield, VA 22161.
Uba, L. (1994). Asiall Americans: Personality pattern, identity. Vogel, E., & Bell. N. (19(30j. The emotionally disturbed child
anlimentalhealth. New York: Guilford Press. . as a family scapegoat. In N. Bell & E. Vogel (Eds.). A modern
Valentine, P. E. B. (2001). A gender perspective on conllict introduction to family. New York: Free Press.
management strategies of nurses. Journal of Nursing Volling. B., Notaro, P.. & Larsen. J. (1998). Adult attachment
Scholaship. 33(1), 69·74. styles: Relations with emotional well·Jjeing, marriage and
Vandewater, E. Q., & Ransford, J. E. (1998).l!lfluences offamily parenting. Family Relations. 47(4),355-367.
structure and parental conllict on children's well being. von Bertalanffy, L. (1950). The theory of open systems in physics
Family Relations, 47(4), 323·330. and biology. Sciellce, 1 II. 23-29.
Vannoy· Hiller, D .. & Philliber, W. W. (1992). Wife's employment von Bertalanffy, L. (1966). General system theory and psychiatry.
and quality of marriage. Journal ofMarriage and the Fami/y, In S. Arieti (Ed.). American handbook of psychiatry (Vol. 3)
54.387·398. (pp. 705-72 I). New York: Basic Books,
Vaux, A. (1990). An ecological approach to understanding and von Bertalanffy, L. (1993). General system's theory. New York:
"Tacilitating support. Joumal of Social and Personal George Braziller.
Reio.tionships, 7(4),507-518. von Bertalanffy, L. (l968a), General system theory: A critical
Vega, W. A. (1995). The study of Latino families. In R. E. review. (n W Buckley (Ed.), Modem systems research for
Zambrana (Ed.), Uilderstandillg Latinofamilies: Scholarship, 1he behavioral scielltist. Chicago: Aldine.
policy ana practice (pp. 3-17). Thousand Oaks, CA: Sage. Vosburgh. D., & Simpson. P. (1993). Linking family theory and
Vega,W. A., & Amaro, H. (1994). Latino outlook: Good health, practice: A family nursing program. Image, 25(3),231-234.
uncertain prognosis. Annual Review of Public Health, /5. 39­ Voydanoff. P. (1991). Economic distress and family relations: A
67. review in the eighties. In A. Booth (Ed.), Contemporary
Vega, W. A., Hough, R. L., & Romero, A. (1983). Family life families: Laoking forward, looking back. Minneapolis. AM:
patterns of Mexican Americans. In A. J. Powell (Ed.), The National Council for Family Relations.
psychological development of minority chilaren (pp. 194- .. Voydanoff, P., & Donnely, B. AP. (1938). Economic distress,
215). New York: Brunner/hazel. family coping and.and quality of family lire. In P. Voydanoff
& L. C. LeMajka (Eds.), Families alld eco,lIomicdistress (pp.
Velez-Ibanez, C. (996). Border visions. Tucson: University of
97-115), Newburry Park. CA: Sage.
Arizona Press.
Vuchinich, S. (1987). Starting and stopping spontaneous family
Venegoni,S. L. (1995). Primary care: Improving health
conflicts. Joumal of Marriage alld the Family, 49(3), 591­
promotion and disease prevention. In J. V Hickey, R. M,
601.
Ouimette, & S, L. Venegoni (Eds.), Advanced practice
Wade, C Howell, F., & Wells, J. G. (1994), Turning to family,
nursing. Changing roles alld clinicaJ applications (pp. 255­
friends, or others: A model of social network usage during
256). Philadelphia: Lippincott.
stressful events. Sociological Spectru,m. 14,385-407.
Ventura, J. N. (1987). The stresses of parenthood reexamined. W{llker, .A. J., Pratt. C. C, & Oppy, N, C (1992). Perceived
Family Relations, 36(1),26-29. reciprocity in family·caregiving. Family Relatiolls, 41, 82­
Ventura, J. N. (1989). First births to older mothers, 1970-1986. 85. .
Americall JOImlal of Public Health, 79(12), 1675-1677. Wallace, H. ( 1996). Faf1.lily violallce: Legal, medical alld social
Ventura, S., Mosher, W., Curtin, S., & Abina, J. (2001). Trends perspectives. Boston: Allyn & Bacon.
in pregnancy rates for the United States, 1976-97: An Update. Waller, W, (1938). The family; A dYllamic interpretation. New
National Vital Statistics Reports, 49(4), 1-10. York: Dryden Press.
Vernez, G., Burnam, M. A., McGlynn, E. A., Trude, S., & Wallerstein. J., & Kelly, J. B. ( 1980). Surviving the break-np:
Mitfman, B. S" (1988, February). Review of California's How children ,and parents cope with divorce. New York:
program for the homeless mentally disabled. Santa Monica, Basic Books.
CA: Rand Corporation. Walsh, F. (1989). (1998). Strengthening family resilience. New
Vincent, J., & Ransford, H. E. (1980). Social stratificatioll. York: The Guilford Press.
Boston: Allen & Bacon. Walsh, F. (1989). The family' ill later life. In B. Carter & M.
INDEKS 655
Tritervenslkeperawa.tiin dan, 362~366
Identifikasi, 355-356

komponen, 352-360
Ikatan, 355-356 .

Orang Asia-Amerika dan, 528


IImu tentang manusia (Roger). 63

pengkajian, 361-362
Imigran,

pentingnya, 86, 352


Orang Latin sebagai, 478-479

tekanan dan. 360-361 ..


perawatan kesehatan untuk, yang tidak

Fungsi ekonomi, 86, 88


terdokumentasi.238

Fungsi reproduksi, 86, 88


Imigrasi,

Fungsi sosialisasi/status sosial, 87-88


pengalaman.203-204

peran,86 peningkatan pada, 201-202

Fungsi.
Imunisasi, 415

pada teori struktural-fungsional, 86-88


. anak-anak. 415

perubahan pada, 88-89, 90-91


In a Different Voice (Gilligan). 106

Individualisme, sebagai suatu nilai. 331

Gangguan kesehatan,
Informasional. kekuasaan, 275

komunikasi dan, 263


. Inhalan, 411

peran dan, 311-314


Input. 147-148

strategi koping dan. 457


Intervensi ekonomi. 224

Gaya hidup,
Intervensi keperawatan,

kesehatan dan, 44
daftar. 179, 181

pedoman untut<; memodifikasi, 423


definisi, 174

Geja\a, penilaian keluarga terhadap, 7


. ekonomi.224

Genogram, 165,215-216
fungsi afektif dan. 362-366

Gerakan kesejahteraan, 45-46


fungsi perawatan kesehatan dan. 422-423

Gilligan. Carol, 106


hambatan implementasi. 190

Globalisasi;41
indikasi untuk, 175

Guideline for discipline, 391


jenis. 179

advokasi, 186-187

Ha\usinogen, 410
bimbingan antisipatif, 180

Haven in a Heartless World (Lasch), 89


kolaborasi, 188-189

Healthy People 2000, 44,403


konseling. 180-184, 189

Healthy People 2010, 44, 232, 234, 237. 384. 403.


koordinasi, 187

407
manajemen kasus, J 84-187

Healthy People. 44
membuat kontrak, 184

Heroin, 410
model peran, 180

Hill. Reuben. 69-70. 432-433


pemberdayaan, 189-190, 191

Holisme.
perencanaan pulang, 188-189

definisi, 146
strategi pendidikan kesehatan, 178-179, 182

Orang Asia-Amerika dan, 529


kekuasaan dan, 290-291

pada teori sistem (umum), 144~ 145


komunikasi dan, 264-266

pada teori sistem, 150


masalah lingkungan dan, 241-242

Homeostasis, 148
nilai dan, 344-345

Hospitalisasi, perubahan peran seJama, 313c 314


Orang Afrika-Amerikadan. 512-513

Hubungan komplementer, pernikahan, 301


Orang Asia-Amerika dan, 534-535

Hubungan manusia-alam, 334


Orang Latin dan, 491-492 .

HUDungan paralel, pernikahan, 302


pedoman untuk, 176-177

Hubungan simetris, pemikahan, 302


peran dan, 316-319

Hubungan.
siklus kehidupan dan, 135

akrab, membina, 353


sistemlmodel,175-176

membina rasa percaya dalam, 168


sosial-bidaya, 221-224

pemikahan,301-302

sosialisasi dan, 387, 388-391

strategi koping, 439-442

stres dan, 462-466

Humor, sebagai suatu strategi koping, 444

teori perkembangan, 135

(bu,
Intervensi sosial-budaya, 221-224

gejala dinilai oleh. 7 .


Inventoris, 165

kelahiran pertama pada ibu berusia lanjut, 14


Inventory of Family Feelings (IFF), 167

pefan, 311 .
Iowa Intervention Project, 387

656 INDEKS

Jaringan sosial,
.manaTemenketegangan,Z7S·
definisi, 445
memaksaldominan, 275

penggunaan yang tidak adekuat, 447


Orang Asia-Amerika dan, 526-527

Journal of Family Nursing, The, 34


Orang Latin dan, 482-485

penghargaan, 275

Kakek, sebagai orang tua asuh. 20


pengkajian, 288-290

Kakeklnenek, peran, 303-305


pentingnya, 272

Keadaan stabil, 148


sumber, 274

Keakraban, 353-354" 364-365


Kekuatan keluarga, 169

Kebutuhan,
Kelas atas, 209

dasar, dalam hubungan pemikahan, 353


Orang Afrika-Amerika, 508

ketidakmampuan untuk mendefinisikan, 253


Kelas bawah, 210-211,213-214,280-281,308

respons, pol a, 358, 360, 363


Orang Afrika-Amerika, 509-511

Kecanduan,454-455
Kelas menengah, 209-210, 281, 308-309

Kecenderungan demografi, 12-13


Orang Afrika-Amerika, 508

Kecenderungan ekonomi, pengaruh, 11-12


Kelas pekerja, 210, 281, 308-309

Kegagalan,
Orang Afrika-Amerika, 508-509

mendengarkan, 254
Kelas .sosial,

peran, 319
definisi,207-211

untuk memvalidasi pesan, 254


.etnisitas dan, 209

Keharmonisan, Orang Asia-Amerika dan, 526


istilah lain untuk, 207

Kekerabatan, Afrika-Amerika, 502-503


kekuasaan dan, 280-281

Kekerasan,
kelas atas, 209

melindungi anggota keJuarga yang mengalami,


kelas bawah, 210-211,213-214

465
kelas menengah. 209-210

penganiayaan anak, 286-287,455


kelas pekerja. 210

penganiayaan homoseksual, 456


mobilitas. 214-215, 219

. penganiayaan lansia, 287-288, 456


nilaidan,338

penganiayaan orang tua, 287,456


Orang Afrika-Amerika dan, 507-511

penganiayaan pasangan, 455


Orang Latin dan, 479-480

,periganiayaan suami/istri/pasangan, 284-286


pengkajian, 219

saudarasekandung,287
peran dan, 308-309

'teori,283-284
perilaku sehat dan, 397-398

Kekuasaan ahli, 274-275


sosialisasi dan, 382-383

Kekuasaan,
taksonomi, 208

afektif, 275
Kelompok etnik,

ahJi,274-275
generalisasi berlebihan, 207

definisi, 272-273
keragaman, 201-202

diagnosis keperawatan dan, 290


pengkajian, 217-219

faktor yang memengaruhi,


perubahan komposisi pada, 13

bentuk keluarga, 278


variasi di dalam, 203, 206-207

hierarki, 257, 277-278


Kelompok saling bantu, 447-448

kelas sosial, 280-281


Kelompok swa-bantu, 447-448, 464

koalisi, 278
Keluarga, .

komunikasi, 278-279
alasan untuk bekerja dengan, 5

perbedaan etnik dan agama, 280


definisi,9, 149

perbedaan gender, 279-280


interaksi sehatlsakit dengan, 6-9

siklus kehidupan, 280


pengaruh masyarakat-, 4, 5-6

hasH,275-276
perubahan sosialyang memengaruhi, 11-16

informasional, 275
sebagai klien, 35-36

intervensi keperawatan dan, 290-291


sebagai komponen masyarakat, 36

istilah terkait, 273


sebagai konteks, 34-35

keluarga, 273
sebagai kumpulan dari anggotanya, 35

kesehatan dan, 282-283 .


subsistem, 35, 153-t54

klasifikasi,281-282
tujuan, 4-5

konsep, terkait dengan keluarga, 272-277


Keluargaadopsi, 18-19

Iandasan , 273-275
Kehiarga asuh, 20

legitimasi, 273-274
Keluarga berencana, 12

INDEKS 657
- ---~

Keluarga binuklear, 26
Kesehatan, indikator. 403

Keluarga homoseksual.
Keseimbangan saling menghormati. 354-355

deskripsi bentuk keluarga. 27


Keteraturan, sebagai suatu nilai. 335

penganiayaan pada. 456


Keterbukaan diri. 256

sosialisasi dan, 384-386


keterkaitan.356-358

tahapan riwayat pada, 129-131, 134


keterpisahan~ 356-358

Keluarga inti,
Ketidaksesuaian komunikasi. 253

definisi,9.16-18
Keyakinan, definisi. 327

dual-earner, 17
King, Imogene. 61

riwayat dan siklus kehidupan. 105-127


Klasifikasi Hasil Keperawatan (NOC. Nursing

tanpa anak, 17-18


Outcomes Classification). 173

Keluarga orang tua tiri. 24-26


Klasifikasi Intervensi Keperawatan (NIC. Nursing

karakteristik kesuksesan. 26
Interventions Classification), 173. 175.

keuntungan, 25
241.316

peran pada. 309-310


Kleinman. Arthur. 398

riwayat dan siklus kehidupan pada. 129


Koalisi, 278

sosialisasi dan, 383-384


Koherensi.431

stres dan. 25
Kohesi. kekuatan, 440-442

Keluarga orang tua-tunggal. 503


Kokain.410

gaya hidup. 22-23


Kolaborasi.188-189

ibu usia remaja yang tidak menikah. 24


Komplementer. komunikasi, 249

kecenderungan demografi, 21-24


Komplementer. peran; 299

Orang Afrika-Amerika dan. 499


Komprorni, 276-277

peningkatan pada. 14-15


Komunikasi disfungsional.

peran pada, 309


faktor yang memengaruhi, 259-263

sosialisasi dan, 383


pola. 258-259

Keluarga pasangan baru. tahap siklus kehidupan,


proses. 252-255

107-108
Komunikasi fungsional.

Keluarga pascamodem. 16
faktor yang memengaruhi. 259-263

Keluarga tanpa anak, 17-18


pe~erima. 251-252

Keluarga tunawisma. 235-236. 238. 242


pengirim, 2~-251

Keluarga yang bercerai. riwayat dan siklus


pola. 255-258

. kehidupan dalam keluarga yang bercerai,


proses. 250-252

127-129
Komunikasi.

Kematian. respons terhadap. 361. 365-366


area yang tertutup dalam, 259

Kerniskinan.
bentuk keluarga dan perbedaan dalam. 262

alam. di Amerika.211-214
definisi. 246-247

budaya.207
diagnosis keperawatan dan. 264

dampak pada keluarga, 212


digital versus analogik, 248

dampak pada kesehatan, 214


emosional, 255-256

keluaga orang tua-tunggal dan. 23


gangguan kesehatan dan. 263

statistik pada. 12,212


intervensi keperawatan dan, 264-266

tunawisma, 235, 238, 242


isi versus konstruksi, 247

Kendali diri. tuntutan umum terhadap, 45


jelas dan selaras. 255

Kepatuhan anak, 526


kekuasaan dan. 278-279

Keperawatan keluarga.
minibudaya dan perbedaan dalam, 262-263

definisi,34-37
Orang Latin dan. 485

isu terbaru dalam, 40-42


paralel, 254

perbedaan spesialisasi lain dengan, 36-37


pengk~ian.263-264
sejarah.39
peran.246

tujuan. 42-43
perbeda!Ul etnik, 260-261

Keperawatan orang tua-anak, 39


perbedaan gender. 262

Kepraktisan, sebagai suatu nilai. 335


prinsip redundansi. 248

Kerr, Michael. 74
prinsip.247-249

Kesehatan keluarga,
saluran. 249-250

ahIi.7
siklus kehidupan dan. 261-262

definisi. 10
simetris versus komplementer, 249

karakteristik, 10-11
teoti, 145

658 INDEKS

.. terbuki·danketerbUkaandli1:Z.)6 .
·&fa:rrragean(fFanul}i·DevelopmenrtDuvam~-67
umpan balik, 248
Materialisme, 332

unsur, 247
Mead, George Herbert, 68

yang tidak sesual, 253


Membingkal ulang kognitif. 442-443

Komunitas, Iingkungan,
Membuat kontrak, sebagal suatu intervensi. 184

karakteristik, 236-237
Membuat res pons yang menghakirni, 253

pengkajian, 239-241
Memelihara saling asuh, 352-353

Konftik,
Mendengarkan,

nilal dan, 328


fungsional, 251

Orang Asia-Amerika dan penghindaran dari,


gagal,254

526
Menetapkan tujuan, 172-173

peran, 299-300, 319


Mengakhiri hubungan perawat-keluarga. 192-193

resolusi, 257
Mengambinghitamkan, 450-451

Konfrontasi diri, 422


Menikah lagi.

Konfusianisme, 523-524
angka.14,24

Konseling,
keluarga, 24-26

definisi, 180-183 ..
Menikah, membentuk yang memuaskan, 107-108

komunikasi dan, 264


Meningkatkan saling asuh, 363-364

krisis, 183-184
Menjaga nama balk. Orang Asia-Amerika dan, 526

lintas budaya, 345


Mental Research Institute (MRI), 72

. Konsensus, 276
Merokok, 411

Konsep struktur, 85-86


Mind, Selfand Society (Mead), 68

Konsultasi, 189
Mitos, keluarga, 452

Koordinasi, 187
Model ABCX ganda, 70

Koping, definisi, 430


Model ABCX, 70, 432-433

Krisis,
Model adaptasi (Roy), 61-62

.. kehiarga, definisi. 430


Model IntervensiKeluarga'Calgary (CFIM).

konseling, 183-184
. 76-77.175; 177,178

Kualitas hidup. sebagal suatu nilal. 336


Model Intervensi Pengkajian Keluarga, 62. 76

Kuesioner, 165
Calgary. 76-77

Kunjungan rumah, 168-169


Friedman. 77

ModeJ keyakinan kesehatan. 398-400

Lansia, 456 .
Modellingkungan (Nightingale), 60-61, 230

kehilangan yang biasa pada, 123-124


Model pengembangan kesadaran (Newman). 64

Orang Asia hormat kepada, 525


Model Pengkajian I(eluarga Calgary (CFAM),

penganiayaan, 287-288
76-77

populasi.12-13
Model pengkajian keluarga Friedman, 77.165

sikap masyarakat terhadap, 123


bentuk panjang, 539

tahapan sildus kehidupan, 122-127


format singkat, 549

Lasch. Christopher. 89
Model pengkajian,

Latarbelakang kebudayaan, pengkajian, 216-217


Calgary, 76:77. 175, 177, 178

Legitiinasi, kekuasaan, 273-274


Friedman,77,165

Letak geografi, nilal dan, 341-342


Model Intervensi Pengk~jian Keluarga. 76

. Lewis. Oscar, 208


Model Penjelasan Sehat dan Sakit, 398

Lingkungan,
Model perawatan diri (Orem), 62-63

. diagnosis keperawatan dan, 241


Model promosi kesehatan, 399-400

intervensi keperawatan dan, 241-242


Model Resiliency, 70, 432, 433-438

karakteristik kOIDUnitas, 236-237


Model Respons Penyesualan dan Adaptasi

kesehatan dan. 230-231


Keluarga (FAAR), 433

komunitas, pengkajian, 239-241


Model self-care (perawatan diri) Orem, 10

rumah,
Model Sistem Beavers, 10-11

karakteristik,231-236
Model sistem kekuatan-stresor keluarga, 76

pengkajian,239-241
Model sistem perawatan kesehtan (Neuman). 62

sosiopolitik, 237-239
Modifikasi,191-192

Moynihan, Daniel P., 501

Manajemen kasus, 184-187

Manajemen ketegangan, kekuasaan, 275


National Center on Child Abuse and Neglect

Marijuana, 410
(NCCAN). 286

INDEKS 659
Nationallntitutes of Health (NIH), 46
Orang Afrika-Amerika,

National Organization of Nurse Practitioner


bentuk keluarga, 498, 502-503

Faculties (NONPF), 37, 38


fungsi perawatan kesehatan, 506-507

Newman, Betty, 62
fungsi sosialisasi, 505-506

Newman, Margaret, 64
intervensi keperawatan dan, 512-513

Nightingale, Florence, 39, 60-61,230


kelas sosial, 507-511

Nilai,326
kerentanan dan resilience, 500

aturan, 327-328
kritik literatur pada, 501-502

diagnosis keperawatan dan, 344


nilai, 503-505

faktor yang memengaruhi, 338-342


pengkajian, 511-512

intervensi keperawatan dan, 344-345


, pola demografik, 498-500

jenis,
stres dan strategi koping. 503-505

efisiensi, keteraturan, dan kepraktisan, 335


Orang Asia-Amerika.

etika kerja, 332-333


akulturasi, 531 ~ 532

individualisme, 331
Cina-Amerika, 518-519

ke1uarga, 337-338
Filipina-Amerika, 521

kualitas hidup dan kesehatan, 336


fungsi afektif. 528

materialismeletika konsumsi, 332


fungsi perawatan kesehatan, 529-530

orientasi masa depan, 335


fungsi sosialisasi, 528-529

pendidikan, 333-334
intervensi keperawatan dan, 534-535

perkembangan dan penguasaan Iingkungan,


Jepang-Amerika, 519-520

334-335
komunikasi dan, 527-528

persamaan, 334
Korea-Amerika, 520-521

produktivitaslpencapaian individu, 330-331


nilai dan; 523-526

rasionalitas, 335-336
pengkajian, 532-533

toleransi terhadap perbedaan, 336


peran dan kekuasaan, 526-527

keluarga, 327
, persamaan,dan perbedaan di antara; 522-523

keyakinan, 327
pola demografik, 518-522

klarifikasi, ,344-345
strategi stres dan koping, 530-531

konfiik, 328
Vietnam-Amerika, 521-522

letak geografi dan, 341-342


Orang Latin,

norma, 327 '


akulturasi, 479

Orang Afrika-Amerika dan, 503-505 '


bentuk keluarga, 480-481

Orang Asia-Amerika dan, 523-526


di Amerika Tengah, 478

Orang Latin dan, 482


fungsi perawatan kesehatan, 485-488

pengkajian, 342-344
fungsi sosialisasi, 485

pengkajian, 343
intervensi keperawatan dan, 491-492

perbedaan etnik dan, 328, 338-341


komunikasi, 485

perbedaan generasi dan, 342


nilai,482

perubahan di masyarakat Amerika, 329-330


Orang Kuba, 478

status sosioekonomi dan, 338


Orang Meksiko-Amerika, 477-478,486-487

Nonkumulatif, 146, 150


Orang Puerto Rik~, 478

Norma, definisi, 327


pengkajian, 490-491

Normalisasi, sebagai suatu strategi koping, 442


peran dan' kekuasaan, 482-485

North American Nursing Diagnosis Association


pola demografik, 476-477

(NANDA),
sebagai iinigran, 478-479

diagnosis keperawatan dan, 135, 170, 172,


status sosioekonomi, 479-480

219-221,241
stres dan strategi koping, 489-490

fungsi afektifdan, 362,364


Orang tua,

fungsi perawatan kesehatan dan, 421-422


penganiayaan, 287, 456

komunikasi dan, 264


teori dukungan dan pengendalian, 380

peran dan, 315-316


teori perkembangan, 379

sosialisasi dan, 386-387


Orang tua-anak, subsist~m, 154

stres dan, 459-462


Orang Vietnam-Amerika, 521-522

Orem,Dorothea, 10, 62

Observasi, 165
Orlentasi'waktu, 335

Olahraga, 407-408
Otoritarianisme, sebagai suatu strategi koping,

Operant conditioning, 423


453-454 ._'

660 INDEKS

'Otorltiiiprrmer~273-274 ,.
-'Pengaruh;273

Otoritas,
Pengasuhan dari keluarga asuh, 20

definisi, 273
Pengendalian stimulus. 423

Orang Asia hormat pada, 525


Penggunaan alkohol. 454-455

Output, 148
Penggunaan obat. 410-411

Penghargaan. kekuasaan.275

Paksaan, membuat keputusan dan, 277


Pengirim.

Paralel, komunikasi, 254


disfungsional,252-253

Parent Effective Training (PET), 388


fungsional,250-251

Pasangan. subsistem. 154


Pengkajian Iingkungan rumah, 239-241

Pelayanan kesehatan jiwa-psikiatri. 39


kepadatan, pengaruh, 233

Pelayanan kesehatan masyarakat, 39


sumber di, 234-235

Pelekatan, 355-356
Pengkajian model, Model Intervensi Pengkajian

Pemaksaan. kekuasaan.275
KeJuarga, 62

Pembelajaran,jenis. 179, 182


Pengkajian,

Pemberdayaan, 189-190, 191


alat, 166-167.215-216

Pembingkaian ulang kognitif, 422


data. sumber, 165-168

Pembuatan keputusan de facto, 277


etniklagama, 217-219

Pembuatan keputusan. kekuasaan dan. 276-277


kekuasaan dan, 288-290

Pemecahan masalah, sebagai suatu strategi koping,


komposisi keluarga, 215-216

443
komunikasi, 263-264

Pemeriksaan fisik, 413


latarbelakang kebudayaan, 216-217

Pemeriksaan pendengaran, 413-415


lingkungan komunitas. 239-241 '

Pemeriksaan penglihatan, 413-415


lingkungan rumah, 239-241

Pemodelan peran, 422


membina hubungan rasa percaya, 168

Pemutusan emosional, 74, 75


nilai. 342-344

PenaksiranlPenurunan risiko, 48
pada fungsi afektif, 361-362

. Penanda tahap, 102, 104


pada fungsi perawatan kesehatan, 417-421

Pencapaian individu, sebagai suatu nilai, 330-331


pada Orang Afrika-Amerika, 511-512

Pencapaian tujuan, teori (King), 61


pada Orang Asia-Amerika, 532-533

Pencegahan penyakit, 47
pada Orang Latin, 490-491

Pencegahan primer,
peran,3.14-315 I

(jefinisi, 43 .
persiapan wawancara dan kunjungan rumah,

faktor keluarga penyebab peningkatan minat


168-169

dalam.43
riwayat dan tahapan ~iklus kehidupan dan,

hambatan, 47-48
131-135

penaksiranlpenurunan risiko, 48
sosialisasi, 386

peran keluarga pada, 49


status ekonomi dan kelas sosial, 2 J 9

promosi kesehatan dan, 47


stres, 457-459

tindakan spesifik, 48
tujuan, 164-165

Pencegahan sekunder, 42, 49-50


Pengobatan altematif, 46, 416-417

Pencegahan tersier, 42,50-51,


Pengobatan tradisional, 506-507

Pendekatan lintas budaya, terminologi, 202-206


Pengobatan, penggunaan obat yang dijuaJ bebas

Pendidikan kesehatan,
dan obat resep, 408-409

faktor yang memengaruhi, 183


Penilaianlpenerimaan pasif, 443, 489-490

informal, 179-180
Penjarakan emosional, 453

strategi, 178-179, 182


Peny~it, tugas perkembangandipengaruhi oleh,

Pendidikan,
131

nilai,333-334
Penyalahgunaan alkohol, 411

Orang Asia-Amerika dan, 526


Penyalahgunaan obat, 454-455

Penerima,
Penyangkalan masalah, 449

fungsional,251-252
Penyembuh tradisional, 487-488

disfungsional,253-254
Peran gender,

Penganiayaan anak, 286-287, 455


pengaruh, 15

Penganiayaan pasangan, 284-286, 455


Orang Asia-Amerika dan, 532

Penganiayaan saudara sekandung, 287, 455-456


Peran pemberian asuhan, 311-313

Penganiayaan suami/istri, 284-286, 455


Peran si sakit, 8

Pengaruh masyarakat-keluarga, 4, 5-6


Peran terapeutik, 358-360

INDEKS 661
Peran,
perilaku sehat dan, 398

bentuk keluarga dan, 309-310


sosialisasi dan, 380-382

definisi, 298
strategi koping dan, 456

diagnosis keperawatan dan, 316


Perbedaan gender,

gangguan kesehatan dan, 311-314


kekuasaan dan, 279-280

intervensi keperawatan dan, 316-319


komunikasi dan, 262

kegagalan, 319 .
peran pemikahan dan, 302-303

kesehatan, 311
perilaku sehat dan, 396-397

ketegangan, 317-318
. sosialisasi dan, 376-377

komplementer/timbal-balik, 299
·strategi koping dan, 456

konflik, 299-300, 319


Perbedaan generasi, nilai dan, 342

latihan, 317
Perbedaan, toleransi, 336-337

model, 180, 264


Perencanaan pulang, 187-188

pembagian, 299
Perhatian kesehatan,

pengambilan, 299
pada childbearing families, III

pengkajian, 314-315
pada dewasa muda, 1 19

peningkatan, 316-317
pada keluarga dengan anak prasekolah, 113-114

perbedaan etnik dan, 310


pada keluarga dengan anak usia sekolah,

perbedaan kelas sosial, 308-309


114-115

perilaku, performa, dan pengukuhan, 298


pada keluarga dengan remaja, 117

preposisi tentang, keluarga, 300


pada keluarga pasangan baru, 108

stres, 299-300
pada keluarga transisional, 106-107

yang tidak"adekuat, 318-319


pada lansia, 127

Peran., keluarga,
pada paruh bay a, 122

faktor yang memengaruhi, 308-310


perbedaan etnik, 398

informal, 305-308
perbedaan gender, 396-397

kakeklnenek, 303-305
perbedaan kelas sosial, 397-398

Orang Afrika-Amerika dan, 504-505


Perilaku kekerasan, nature of, 283

Orang Asia-Amerika dan, 526-527


Permukiman, kesehatan dipengaruhi oleh, 231-234

Orang Latin dan, 482-485


Pemikahan,

perbedaan gender, 302-303


interaksi di dalam, 257-258

pemikahan, 301-302
kebutuhan dasar dalam, 353

perubahan pada, 305


Orang Afrika"Amerika dan, 499-500

terapeutik, 358-360
peran dan hubungan, 301~302

Perasaan, mengekspresikari secara tidak jelas,


Perpisahan, 364-365

252-253
Persamaan, nilai, 334

Peraturan keluarga, 257


Perubahan sosial yang memengaruhi keluarga,

Perawat praktisi, 39, 40


11-16

Perawatan gigi, 415-416


Pesan,

Perawatan kesehatanlfungsi perawatan kesehatan,


mengkiarifikasi,250-251

6-9
gagal memvalidasi, 254

diagnosis keperawatan dan, 421-422


Pola komunikasi,

intervensi keperawatan dan, 422-423 .


disfungsional, 258-259

kesehatan keluarga, 400-403


fak~or yang memengaruhi, 259-263

Orang Afrika-Amerika dan, 506-507


fungsional,255-258

Orang Asia-Amerika dan, 529-530


Orang Asia-Amerika dan, 527-528

Orang Latin dan, 485-488


Polusi udara, 234,

pengkajian, 417-421
Populasi,

peran, 86, 88
lansia, 12-13

perbedaan konsep, 396-.398


pertumbuhan, 12

tradisional, 206
Posisi saudara sekandung, 75·

Perawatan, standar, karir, 37-39


Praktik diet, 404-406

Perbedaan etnik,
Praktik higiene, 412-413

kekuasaan dan, 280


Praktik keperawatan keluarga, de"finisi, 36

komunikasi dan, 260-261


Praktik kesehatan, 416-417

konseling untuk; 345


diet, 404-406

nilai dan, 328, 338-341


higiene, 412-413

peran dan, 310


konsumsi alkohol, 411

662 INDEKS

meroJ<OIC;4rr .·-Respons Yang-mengIlakliTU, memouat,-2-,j··

obat/pengobatan, 408-411
Ripple effect, 5, 149-150

olahraga, 407-408
Rogers, Martha, 63

pencegahan, 413-416
Roy, Callista, 61

perawatan diri, 412

tidur dan istirahat, 406-407


Sakit,

Praktik perawatan diri keluarga, 412


perbedaan konsep, 396-398

Praktik tidur dan istirahat, 406-407


perubahan peran selama, 313-314

Prasekolah, anak, tahap siklus kehidupan pada


Saling berhubungan, 146

keluarga dengan, 111-114


Satir, Virginia, 72, 73, 264, 265

Pria,
Saudara sekandung, subsistem, 154

Afrika-Amerika yang bennasalah, 500


Self-fulfilling prophecy, 207

peran, 303
Sibernetika, 145

sebagai pemberi asuhan, 3 13


Siklus kehidupan,

Prinsip redundansi, 248


anak prasekolah, keluarga dengan, 111-114

Produktivitas, sebagai suatu nilai, 330-331


anak usia sekolah, keluarga dengan, 114-115

Program menjadi orang tua, 388


childbearing families, 108-111

Promosi kesehatan, peran keluarga dalam, 6-7, 47


dalam keluarga yang bercerai, 127-129

Promoting HealthlPreventing Disease: Objectives


intervensi keperawatan, 135

for the Nation, 44


kekuasaan dan, 280

Proses keperawatan,
keluarga pasangan baru, 107-108

diagnosis keperawatan, 169-172


kerangka, 102, 104

evaluasi dan modifikasi rencana perawatan,


komunikasi dan, 261-262

190-192
lansia, 122-127

/intervensi keperawatan, 174-190


melepaskan anak dewasa muda, 117-119

mengakhiri, 192-193
pada keluarga hornoseksual, 131, 134

pengk~ian, 164-169
pada keluarga inti (dua orang tua), 105-127

perencanaan, 172-174
pada keluarga orang tua tiri, 129

tinjauan, 164
... paruh baya, ·119-122

Proses komunikasi,
penggunaan istilah, 99-100

disfungsional,252-255
remaja, keluarga dengan, 115-117

fungsional,250-252
transisional, 105-107

Proses perencanaan,
tugas dan transisi, 102, 103

menetapkan tujuan bersarna, 172-173


variasi, 100, 102

membuat pendekatan dan mengidentifikasi


Simetris, komunikasi, 249

sumber, 173-174
Simmel, George, )57

Proses proyeksi keluarga, 75


Sistem acak, 151

Proses transmisi multigenerasi, 74


Sistem fokus, 147, 150-151

. Pseudomutualitas, 453
Sistem Omaha, 170, 239

Pulang, perencanaan, 187-188


Sistem pencarian tujuan, 150

Put Prevention into Practice Education and Action


Sistem perawatan kesehatan tradisional, 206

Kit, 49
Sistem sosial, 146-147/

Sistem target, 147

Radon,234
Sistem terbuka, 147

Ras, definisi, ·203


keluarga, 151

Rasionalitaslalasan, sebagai suatu nilai, 335-336


Sistem tertutup, 147

Reconstituting families, 102, 103 .


keluarga, 151

Refleksivitas diri, 150


Sistem,

Regresi sosial, 75
definisi, 146

Regulasi diri, 148


hierarki, 147, 150-151

Relativisme kebudayaan, 205


keluarga, 150-151

Remaja,
Solidifying families, 102, 103

Afrika-Amerika, 499
Sosiaiisasilpenernpatan sosial,

kecenderungan demografi, 21
bentuk keluarga dan, 383-386

kehamilan, 404, 499


definisi, 372-373

tahapan siklus kehidupan keluarga dengan,


diagnosis keperawatan dan, 386-387, 389

115-117 ..
intervensi keperawatan dan, 387, 388-391

tidak menikah, 24
istilah lain untuk, 372

INDEKS 663
TSii1ahTatn-WltUk~372- --­ definisi, 429

Orang Afrika-Amerika dan, 505-506


mengidentifikasi, 459

.orang Asia-Amerika dan, 528-529


Structural Family Interaction Scale (SFIS), 167

Orang Latin dan, 485


Subsistem orang tua-anak, 154

pengkajian, 386
Subsistem pasangan, 153-154

perbedaan budaya, 380-382


Subsistem saudara sekandung, 154

perbedaan gender, 376-377


anak, 154

perbedaan kelas sosial, 382-383


Subsistem,

perubahan harapan bagi anak dan remaja,


definisi, 147

377-378
keluarga, 35, 153-154

perubahan tinjauan, 375


Sumber, kekuasaan, 274

perundang-undangan yang memengaruhi


Syok kebudayaan, 206

pengasuhan anak, 378

tempat penitipan anak dan perawatan setelah


Tahap mencari perawatan, 7

sekolah,377
Tahap merujuk dan mendapatkan perawatan, 8

teori, 378-380
Tahap perkembangan,

SosiopoIitik, Iingkungan, 237-239


pandangan para ahIi, 101

Spiral kehidupan, variasi, 102


peran dan, 310

Standar perawatan, 37
Tahap respons akut, 8

pada keluarga homoseksual, 129-131, 134


Tahap siklus kehidupan transisional, 105-107

pada keluarga inti (dua orang tua), 105-127


Tahapan,penggunaanistilah,98

riwayat, pada keluarga orang tua tiri, 129


Taoisme, 524

riwayat, pada keluarga yang bercerai, 127-129


Tawar menawar, 277

riwayat, penggunaan istilah, 99-100


Tekanan, fungsi afektif dan, 360-361

riwayat, variasi, 100, 101


Teknik interpersonal, kekuasaan dan, 274

Status ekonomi, 214, 219


Teknologi, pengaruh, 12

Stereotipe, 204
Tempat penitipan anak, 377, 378

Strategi dukungan sosial, koping, 441, 444-448


Teori berubah, 70-71

Strategi kognitif, koping, 441, 442-444


Teori dan model,

Strategi komunikasi, koping, 441, 444


daftar,59

Strategi komunitas, koping, 441, 444


deskripsi, 60-65

Strategi spiritual, koping, 441, 448-449


kekerasan, .283-284

Orang Latin dan, 489


peran,58-60

Stres finansial, 224


sosialisasi, 378-380

Stres,
stres, 69-70, 432-438

dampak,155
Teori ilmu sosial,

definisi, 429
daftar,59

diagnosis keperawatan dan, '459-462


deskripsi, 65-71

fase, 431
perbedaan antara teori lain dan, 61

intervensi keperawatan dan, 462-466


Teori interaksional, 68-69

konsep dasar, 429-431


Teori keperawatan,

koping keluarga, 428-429


daftar,59

Iingkungan duniawi yang ekstrem, 500


deskripsi, 60-65

pengkajian, 457-459
evolusi, 64-65

peran, 299-300
model integrasi, 76

strategi koping,
perbedaan antara teori lain dan, 61

disfungsional keluarga, 449-456


Teori model sosial, 379-380

eksternal, 441, 444-449


Teori perkembangan,

gangguan kesehatan, dampak, 457


area pengkajian, 131-135

internal, 439-444
dampak penyakit dan disabilitas pada, 131

Orang Afrika-Amerika dan, 503-505


deskripsi, 67-68

Orang Asia-Amerika dan, 530-531


diagnosis keperawatan, 135, 136

Orang Latin dan, 489-490


intervensi keperawatan, 135

, perbedaan etnik, 456


orang tua, 379 .

perbedaan gender, 456


riwayat dan siklus kehidupan pada keluarga

teori, 69-70, 432-438


homoseksual, 129-131, 134

Stresor,
riwayat dan siklus kehidupan keluarga (dua

dampak,438
orang tua), 105-127

664 INDEKS

. nwaYii.fOiiii-iiI<lUslrefiiaupan-padilCJuarga _.. . . ·untuk oriufgAsIa~Amenka,-5rg:522 .


orang tua tiri, 129 untuk Orang Latin, 476-477
riwayat dan siklus kehidupan pada keluarga Triangling, sebagai suatu strategi koping, 452-453
yang bercerai, 127-129 TrianguJasi, 75
riwayat dan siklus kehidupan, 99·104 Tugas perkembangan, 100 .
tinjauan, 98-99 dipengaruhi oleh penyakit. 131, 134
Teori sistem, . pada childbearing families, 109-111
deskripsi, 10,66-67,74-75 pada dewasa muda, 118-119
hubungan antara teori struktural-fungsional pada keluarga dengan anak prasekolah, 111-114
dan, 145-146 pada keluarga dengan anak usia sekolah. 114
karakteristik utarna. 146 pada keluarga dengan remaja, 116
keterbatasan, 155-156 pada keluarga pasangan baru, 107
konsep, 146-149 pada keluarga transisioilal, 106
terkait dengan keluarga, 149-154 pada lansia, 124-127
teori terkait, 144-146 pada paruh baya, 119-122
Teori struktural-fungsional, 65-66
hubungan antara teori sistem dan, 145-146 u.s. Department of Health Human Services, 44
konsep fungsi, 86-88 U.S. Public Health Service, 44, 49
konsep struktur. 85 Udara, polusi, 234
perkembangan,84 UIruran rumah tangga, penurunan pada, 13
perubahan pada fungsi keJuarga, 88-89 Umpan balik. ~48, 171
Teori terapi interaksionaJ/komunikasi, 72-73 lingkaran. 248
Teori terapi keluarga struktural. 73-74 negatif,248
Teori terapi. penerima fungsional dan, 251-252
·daftar,59 pengirim fungsional dan, 252
deskripsi, 72·77 positif, 248
perbedaan antara teori lain dan, 61 Usia sekolah, anak, tahap siklus kehidupan dengan
Timbal-balik, peran, 299 anak usia sekolah, II+- 11 5
Timbal, pajanan terhadap, 234 Validasi, memberikan, 252
Tingkatpencegahan, 42-43 Visiting Nurses Association (VNA), 170,239
primer, 42,43-49
sekunder, 42, 49-50 Wanita.
tersier, 42, SO-51 dual-earner family, 17
TipekeJuarga regeneratif, 436 pertumbuhan jumlah pekerja. 15-16
Tipe keluarga resilient, 436 Wawancara, 165, 168-169
Tipe keluarga ritmik, 436 World Health Organization, 10
Transisi,99
Tren demografik. Yerbero(a), 488
untuk ~g Afrika-Amerika. 498-500 Yin-yang, 529
,.j

.!
· ~­
I

I
FORMULIR PEMESANAN
I

r
Yang terhormat

Bagian Pemasaran

Penerbit Buku Kedokteran EGC

JI. Agung Timur 4 Blok 01 No. 39

Sunter Agung Podomoro, Jakarta 14350

Telepon (021) 6530 6283, 6530 6712 • Fax. (021) 6518178

................................. , 20 .........

Mohon dikirimkan: [J Informasi buku baru [J Daftar harga/katalog

Untukbuku: [J Kedokteran Umum. [J Kedokteran Gigi


[J Keperawatan [J Arcan
[J FKM [J Farmasi

Kami pun memesan buku berjudul

L ______________________ ~ ________________________________________

2. ________________________________________________________________

3.---------------------------------------------------------------­
4.--~-----------------------------------------------------------­

5.--------~----------------------~------------------------------

Pembayaran sebesar Rp .......... ........... telah kami kirimkan melalui

[J Wesel pos, dla CV EGC


JI. Agung Timur 4 B 10k 01 No.39
Sunter Agung Podomoro,
Jakarta 14350

X Formulir ini dapat diperbanyak dengan fotokapi

Anda mungkin juga menyukai