Anda di halaman 1dari 84

*"

1"
38B.0,7I
ivr I
T,,\l
I

REKAYASA LALU LINTAS

Oleh:
G.R. Wells

Penerjemah
Ir. Suwardjoko Warpani

1993

PENERBIT BHRATARA JAKARTA


-
lu

q-
r

PRAKATA
Lalu lintas di kota-kota besar di Indonesia sudah menunjukkan akibat
Judul Asli Traffic Engineering, an Introduction yang sering tidak diinginkan, baik oleh anggota masyarakat luas mau-
pun oleh para perencana dan penentu kebijaksanaan (pemerintah).
G.R. Wells Oleh karena itu, penanganan masalah itu sudah tidak dapat ditunda-
C. Eng. M.I.C.E., M.I.H.E., F.S.S. tunda lagi.
Dalam rangka membina calon-calon tenaga ahli di bidang perlalu-
lintasan maupun ahli perangkutan diperlukan bahan pokok berupa
O 1969, Griffin, London
buku-buku pelajaran yang memadai jumlah dan mutunya. Namun,
Hak cipta edisi bahasa Indonesia yang dilindungi Undang-undang buku-buku yang dibutuhkan itu belum banyak yang bersumber dari
pada Pt Bhrlara Niaga Media
dalam negeri. Yang barangkali sudah agak banyak adalah hasil pene-
Ilak penerbitan padapT Bhratara Niaga Media, Jakarta
litian dan laporanJaporan yang tidak tersebar luas.
isBN 979-410-034_X Untuk menambah khasanah ilmu yang mudah dicerna dan di-
harapkan lebih dapat tersebar luas, maka saya memberanikan diri me-
Cetakan pertama l9g5
nerjemahkan buku ini yang saya pandang sebagai bahan pokok bagi
Cetakan kedua lggg
para peneliti. Mudah-mudahan usaha ini mempunyai arti.
cetakan Ketiqa I 1993
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada G.R. Wells yang te-
lah mengijinkan bukunya saya terjemahkan ke dalam bahasa Indo-
nesia. Ucapan terima kasih saya sampaikan pula kepada Nona Mia
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian terjemahan buku
ini; demikian pula kepada Saudara Heri dan Saudara Dedi, dari jurus-
$13lrolPl?S an Teknik Planologi - ITB.
Dalam menggunakan buku ini tak boleh dilupakan bahwa banyak
hal yang hanya sesuai bagi negara beriklim empat musim, dan belum
tentu sesuai bagi Indonesia yang beriklim dua musim. perbedaan ini
Dilarang memperbanyak dan atau menyebarluaskan buku ini seluruh atau sebagian jelas berpengaruh atas pola perlalulintasannya.
dengan cara menjiprak, mencetak, memfotokopi dan membajak atau dengan
cara laih
tanpa izin tertulis dari penerbit Bhratara.
Bagi yang melakukan pelanggaran ini akan dikenakan hukuman sesuai dengan Un-
dang-Undang yang berlaku.
Suwardjoko Warpani

iv

I
.t
_rr
*'r
I

vI. Pengaturan Lalu Lintas - pada Persimpangan 7t


Dilarang belok kanan. Semboyan lalu lintas. Lampu
lalu lintas waktu tetap. Lampu lalu lintas diatur ken-
,daraan. Beberapa definisi. Lalu lintas membelok.
Tata kerja semboyan lain. Penghitungan semboyan
lalu lintas. Contoh. Tundaan pada lampu lalu lintas.
Lampu lalu lintas terpadu. Ringkasan.
DAFTAR ISI VIIt Pengendalian Lalu Lintas - Parkir 86
-' Parkir menyudut atau sejajar? Biaya parkir. Di ma-
Kata Pengantar na parkir diatur? Metode pengaturan parkir. Pemba-
tasan waktu. Meteran parkir. Piringan parkir. Ring-
I. Pendahuluan
kasan.
Apakah teknik lalu lintas itu? Peisoalan lalu lintas.
Tiga kemungkinan penanggulangan. Aspek-aspek VIII. Rancangan Lalu Lintas - Arus Lalu Lintas 94
persoalan. Penanggulangan persoalan. Dua puluh tahun ke depan. Identifikasi lalu lintas al-
II. Survei Lalu Lintas - Arus Lalu Lintas
ternatif. Pembebanan lalu lintas. Teknik pembeban-
an. Penghitungan pembebanan. Penghitungan per-
Penghitungan tangan. Penghitungan mekanis. Tek- tumbuhan. Lalu Iintas bangkitan. Model lalu lintas.
nik pemasangan (instalasi). Fluktuasi lalu lintas. Ma- Rancangan geometri penJajaran horisontal. penja-
cam perhitungan. Survei asal dan tujuan. Wawanca-
iaran vertikal. Sistem jalan baru. Ringkasan.
ra pinggir jalan. Survei kartu pos. Pengamatan no-
IX. Rancangan Lalu Lintas - pada Persimpangan I 14
mor kendaraan. Sistem tempel. Wawancara rumah
tangga. Penyajian. Satuan mobil penumpang. Ring- Pulau lalu lintas. Bundaran lalu lintas. Perhitungan
bundaran. Jalan silang layang. Rancangan simpang-
kasan.
an susun. Terminal keluar. Terminal masuk. Landai_
III. Survei Lalu Lintas - Kecepatan dan Pertundaan 32 an atau jalan selipan. Bundaran bertingkat. Ringkas_
Kecepatan yang mana? Pengukuran kecepatan sesa- an.
at. Pengukuran kecepatan perjalanan dan kecepatan ,iJ Rancangan Lalu Lintas - Parkir 128
gerak. Cara pengamat bergerak. Pertundaan. Peng-
hitungan gerak belok. Ringkasan. Parkir oleh pelanggan atau petugas parkir dan pe-
markir? Pelataran parkir atau garasi susun? Daerah
IVi
, ->) Survei Lalu Lintas - Parkir 47 fasilitas parkir. Bangunan parkir bersusun. Ruang
Akibat parkir. Inventarisasi pelataran parkir. Teiaah cadangan. Penempatan fasilitas parkir. Ringkasan.
penggunaan parkir. Alasan kebutuhan parkir. Me-
nentukan kebutuhan parkir. Penilaian persentase xI. Keselamatan Lalu Lintas - Kecelakaan t35
kebutuhan parkir. Ringkasan.
Faktor-faktor kecelakaan. Kecelakaan karena ran-
cangan jalan. Pencatatan kecelakaan. Laju kecela-
V. Pengendalian Lalu Lintas - Arus Lalu Lintas 59 kaan. Ringkasan.
Kapasitas. Derajat pelayanan. Pengelolaan lalu lin-
tas. Sistem satu arah dan arus pasang. Peraturan XII. Elemen Statistik dalam Teknik Lalu Lintas l+q
parkir. Tanda-tanda jalan. Rambu-rambu. Ringkas- Menggarap kumpulan data. Angka rata-rata. Pe-
an.

vr vlr

7l
standar.
nyimpangan baku. Pembakuan deviasi
lalu lintas. Pengujian
P"ngujian makna Perbaikan
"Chi - kuadrat". Ringkasan'
155
Indeks
BAB I
PENDAHULUAN

Apakah Teknik Lalu Lintqs Itu?

Teknik lalu lintas adalah suatu disiplin yang relatif baru dalam bidang
teknik sipil. Apakah makna istilah ini? "Induk" kelembagaan teknik
sipil mendefinisikanteknik lalu Iintas sebagai berikut.
Bagian teknik yang terdiri atas perencanaan lalu lintas dan ran-
canganjalan, pengembangan sisi jalan - bagian depan bangunan
yang berbatasan dengan jalan (pen.)- fasilitas parkii, pengen-
dalian lalu lintas agar aman dan nyaman serta murah bagi gerak
pejalan maupun kendaraan.
Di Amerika, tempat persoalan lalu lintas lebih menonjol daripada
di Inggris, "teknik lalu lintas" telah digunakan sejak 1920-an dan
suatu Lembaga perlalulintasan (Institute of Traffic Engineers) telah
didirikan pada awal tahun 1930-an. Di Inggris, Lembaga Insinyur
Sipil baru menerima definisi teknik lalu lintas itu pada tahun 1959.
Sebelum tahun-tahun itu, baik di Amerika maupun di Inggris, tek-
nik lalu lintas adalah teknik "agak-agako' (role-of-thumb). Tenfi sa-
ja, disiplin ini masih baru sehingga metode dan konsep masih ber-
kembang sebagaimana hampiran pun menjadi lebih ilmiah.

Persoalan lalu lintas


Disiplin masih baru, tetapi persoalannya telah meluas dan berkem-
bang pesat. Di Inggris, pada tahun 1919, hampir 330.000 kendaraan
berada di jalanan. Angka-angka berikutnya, yang merupakan ciri per-
soalan, menunjukkan pertumbuhan yang menakjubkan sejak akhir
perang dunia I:

Rekayasa Lalu Lintas (2)

vlll

L.
1925 . . 1.510.000 beda tataran peningkatan lalu
lintasnya. pada suatu saat sebuah nega-
1935 . . 2.570.000 ra hanya memiliki sedikir;uf""
1945 . 2.552.000
Ou.-iilr*'Ui n,Ouo relatif ,,rendah,,,
. permintaan atau kebutuhan
akan O"rmotor pun masih ren_
1955 . 6.409.000 dah, dan tidak ada persoalan
1965 .
.

12.329.000
"rrnri". ,ruru. Begitu
lar, r*i?]i""g negara ter_
. buka karena suatu sistem jalan,
tingt<* iiirp dan kebutuhan
Ini adalah laju pertumbuhan lebih dari 590 per tahun selama 4 angkutan bermotor akan
dasawarsa (Gambar l.l).
meningkat.'
Akibatnya -- dan naal talao iri
I;il r;;, meraju. perkembangan
akan mobil, bus, dan truk harus
i..irtJlerdebatan __ permintaan
I
alp"nrii. iut up ini dikenal sebagai
tataran pemenuhan atau. kecukun"",
25
I perkembangan penduduk ,";;l;rkembang "' sesuai dengan
I
I
(Gambar i.;;."'
zzo ad
o.
Tingkat kejenuhan

!
6 r!
(n
?l
o0
a
d lJ
ad

I d
o o
o0
z
6
€10 o I 965
c
o. Banyak kendaraan tiap
c! oo
I 100 penduduk

d
dq
India 0,1
v Jepang 1,7
Inggris 15,9
1900 t9t5 1925 r935 t945 1955 1965 1980 II AS 3i,4

Tahun
Gombar l.l Tahun -------r
Pertambahan penggunaan kendaraan di lnggris Combar 1.2
Sumber: British Road Federation & Road Research laboratory Pemilikan kendaraan

Agar merrgerti persoalan dalam keadaan sehari-hari, yang diperlu.


Namun perkembangan pemilikan
kan adalah mengamati jalan utama setempat, di mana saja. Selama 20 kendaraan hanyalah sebagian
daripada
tahun lalu lintas hampir dua kali lipat, jalan utama perlu dibangun
keset uruhan persoatan ra,
memiliki panjang dan lebar jar",
liriur. ] J;;il;;il
r*;T:Ju*
atau dikembangkan menjadi sekurang-kurangnya 6 atau barangkali 8 iia"r.',i.batas,
"n.rrrumaka persoalan lalu
lintas tidak akan timbul.
jalur lintasan; dan hal itu berarti Iebar jalan 24 meter dari sisi ke sisi Tidak ,rr, i"" dapat menjangkau
tuntutan ini' tentu saja satu dan
(daerah manfaat jalan). lain tut tu..ru tidak ekonomis.lng-
gris daram tahun r965h-v,
Persoalan lalu lintas tidak hanya terbatas di Amerika dan Inggris.
*.-iliti r"j"i:"r"n 28 meter bagi setiap
kendaraan yang menggunakan jalan. gi;pembangunan
Ini adalah persoalan dunia, walaupun di lain negara tentu saja ber- jalan dilak_

rl
Ii
t!
sekarang dan pemilikan ken- dak disukai. Dan kendaraan pribadi, walaupun menimbulkan per-
sanakan dengan laju yang sama sampai
daraan mengikuti p"ttitl
n perkembangan angka data' maka pada soalan lalu lintas, masih merupakan alat transpor pribadi yang paling
luwes. Kendaraan urnum mengalami kesulitan bersaing dengan ken-
tahunlg85akanterdapatSatukendaraansetiap14meterjalan-satu
daraan pribadi, kendaraan yang melayani pergerakan "dari pintu ke
mobil tiap dePan rumah'
pintu". Oleh karena itu, dalam berbagai hal, kompromi adalah pe-
nanggulangan yang terbaik.
,r/ riga kemungkinan penanggulangan
Adalah juga dalam rangka usaha penanggulangan yang bersifat
yakni terlalu ba-
Persoalan dasar lalu lintas sebenarnya sederhana' kompromi bahwa teknik lalu lintas bercampur tangan. Teknik lalu
nyakkendaruu,yungmenggunakandanterlalusedikit/sempitjalan. lintas menjamin sarana tidak didesain berlebihan. Ia digunakan sam-
Penanggulangan peioalan pun tidak terlalu sulit dipilih dari tiga ke- pai batas kemungkinan dan pada tempat semestinya. Pada saat yang
mungkinan berikut. sama seperti jaminan bahwa jalan digunakan sepenuhnfa, pengen-
(a) Membangun jalan secukupnya dengan ukuran sesuai de- dalian atas peningkatan permintaan adalah usaha terbaik dengan me-
ngan kebutuhan' ningkatkan dan memperbaiki atau menyempurnakan angkutan
(b) Batasi permintaan akan jalan dengan membatasi jumlah umum, sehingga penggunaan jaringan jalan menjadi lebih baik (ban-
kendaraan yang bisa menggunakan
jalan' dingkan Gambar 1.3).
jalan
(c) CaUungan-antara 1a) dan (b)' yakni membangun jalan
jaringan
tamUalian, menggunakan jalan itu serta
pada saat
yang ,udah ada sampai batas maksimum' dan
yang sama melakukan peng&dalian perkembangan per- . Bus
0.75 m2 tiap
penumpang
mintaan sejauh mungkin dapat dilakukan'
dengan biaya pem-
Dengan permintaan yang tidak terbatas dan
poundsterling per kilo-
bangunan jalan modern Vung berkisar Yz iuta
mencukupi ke-
meter, biaya pembangunan lalan di Inggris untuk
terlalu mahal' Lebih dari
butuhan yang tidak terbatas akan menjadi Kendaraan pribadi
suatu ja-
itu, p..rgg,r.raan lahan secara besar-besaran (kolosal) untuk
dipertanggung-
lan di daerah yang sudah padat sungguh tidak dapat 1.7 m2 tiap penumpang 3,3 m2 tiap penumpang
jawabkan. Di Loi Angelos, kota -yang dibangun.untuk kendaraan
yang ada diperuntukkan bagi
bermotor, t u*pit ,.i"igah dari lahan Gombar L3
gerak J<endaraan dan pelataran parkir' Kota-kota kita umumnya su-
Luas jalan yang digunakan tiap penumpang
pun mau merusak peranannya de-
dah dibangun-dan tak seorang
ngan meratakannya dengan lahan dan membangun
kembali di seke-
penanggulangan perta- Aspek-aspek persoalon
liiing mobil. Itulah sebabnya, kemungkinan
ma "ditingkatkan". Bertolak dari definisi lalu lintas, sebagai awal bab ini, persoalan lalu
Pada saat ini, pada jaman kemewahan
di dunia barat' kendaraan lintas dapat dipandang dari berbagai aspek yang saling berkaitan. Is-
lambang kemuliaan'
bermotor, setiaai-tiJalnya, masih menjadi tilah yang digunakan dalam definisi: "... pergerakan aman, nyaman,
sebuah dan demikian peng- murah, ..." Kita dapat membayangkan kata-kata ini meliputi arus
Keluarga menabung untul membelinya
meningk-at, maka dibelinya sebuah
lagi Setiap usaha pem- lalu lintas, kecepatan lalu lintas (kendaraan), keamanan lalu lintas,
hasilannya
batasanpembeliandanpenggunaankendaraanpribadiakansangatti- dan kenyamanan lalu lintas, yang menjalin aspek ekonomi lalu lintas.

4
Lalu lintas mengalir sepanjang jalan-jalan, dan dapat dimengerti
Setiap proyek pembangunan jalan harus diteliti agar
bahwa volume lalu lintas yang dapat bergerak tergantung atas lebar diperoleh
penggunaan uang yang sebesar-besarnya
dan kelurusan jalan itu. Demikian pula lalu lintas akan tergantung untuk pembangunan serta
penggunaan jalan. pembakuan biaya,
atas kecepatan aliran lalu lintas. Kecepatan lalu lintas bukan sekedar bagaimana pun ke=cilnya, dan
kemanfaatan yang diperoleh oleh masyarakat dari proyek,hendaknya
berarti kecepatan gerak, melainkan sangat bergantung atas lamanya
diperhitungkan pula. Di samping itu, nilai pengembalia
lalu lintas terhambat, pada umumnya pada persimpangan. Definisi i-'ii-
menyebutkan "pergerakan aman ...." menunjukkan kepada kita un- turn) modal yang ditanam hendaknya dibandingkan dengan " rrot"proyef
lain' oleh karena itu, hanya dengan mengecat garis-garis
tuk memperhatikan keamanan lalu lintas -- apa sebab kecelakaan, di lajur di jaran
bisa berarti penghematan yang besar atasbiry" y"ng aiteluart<an oteh
mana terjadi, bagaimana kita mencegahnya? (Gambar 1.4).
pemakai jalan. Barangkali secara ekonomi
tiaat uisa auenarr.an
membangun jalan elak baru. perhitungan ekonomi
meliputi ,"-uu ur-
bo
o0 400.000 pek teknik lalu lintas.

!
d Pe na n g gu lo ng a n pers oa la
(g 300.000 n
d Dengan mengetahui persoalan secara terperinci dalam segenap
(! aspek_
-seUaiaimara
nya, kita akan dapat mengatasinya. Ada tiga tahap,
cd 200.000 umumnya menanggulangi setiap persoalan, yaitu penelillan (investi_
CB

(B gasi), tindakan segera, dan perancangan untuk kemudian.


o Tahapan
o 100.000 ini dapat dilaksanakan baik terhadap persoalan lalu lintas secara
ke-
d seluruhan, maupun terhadap persoalan lalu lintas tertentu yung
E jadi perhatian para ahli teknik umumnya. -.n_

1930 1940 1950 1960 1970 Sebelum kita dapat mengurangi atau meringankan persoalan lalu
Gambar 1.4 lintas tertentu, misalnya: di seluruh kota, pada jalan padat, atau ha_
Kecelakaan di Inggris nya kemacetan pada persimpangan, kita perlu melakukan survei
ter-
(Gawat: mati atau luka) perinci dan harus mampu menerjemahkan semua keterangan yang
di_
Sumber: British Road Federation, Bosic Road Statistics. peroleh. Dalam teknik lalu lintas digunakan berbagai tet<nii
survei
dan metode statistik untuk kepentingan itu.
Sungguh tidak ada artinya merencanakan dan membangun jalan
Setelah meneliti persoalan secara terperinci, sangat jarang ada ke-
hanya sekedar memenuhi kebutuhan untuk memungkinkan kendara-
mungkinan membangun kembali, mengubah, atau menyesuaikan
an sampai di tempat tujuan dan ternyata tidak dapat berhenti di sana.
suatu jalan dalam waktu dekat, dan nyatanya hal itu mungkin sekali
Fasilitas parkir harus tersedia dan tentu saja harus ditempatkan secara
tidak perlu. Namun seringkali sangat perlu segera mengurangi per_
tepat dan berhati-hati. Sama halnya, dalam menanggulangi persoalan
soalan dengan beberapa tindakan, baik dengan teknik pengeloiaan
lalu lintas secara menyeluruh adalah sangat penting diingat bahwa
maupun kontrol lalu lintas. Sebagaimana telah dikemukakan, yang
faktor manusia tetap menjadi "tuan" dan bukan menjadi ,,budak',
dibutuhkan barangkali hanya sekareng cat putih, atau sedikii pe-
kendaraan. Dalam mengatur lalu lintas sepanjang jalan yang ada pe-
nyempurnaan lampu lalu lintas. Tentu saja, penanggulangan ini ha_
ngaruh manusia atas lingkungan hendaknya diperhatikan, atau kita
nya bersifat jangka pendek dan kita tetap harus melihat ke masa de-
menghadapi "ketidaknikmatan". *pan serta merencanakan jaringan jalan baru, persimpangan_persim_

6
pangan, dan tata kota, agar tercapai perlalulintasan yang baik di ke-
mudian hari.
Pada masa lalu, keputusan atas jalur jalan, lebar jalan, desain per-
simpangan, dan sebagainya, didasarkan atas metode rule'o/-thumb,
warisan pengalaman yang cukup lama. Cara ini benar, seringkali be-
nar, tetapi tidak selalu benar. Dengan mekarnya persoalan lalu lintas,
kita tidak dapat mendesain terus-menerus (to design 'offahe-cuff').
Oleh sebab itu, teori teknik lalu lintas telah dikembangkan berdasar- BAB II
kan penilaian ilmiah atas pengalaman yang telah terbukti di Inggris SURVEI LALU LINTAS
dan Amerika.
Disadari bahwa persoalan lalu lintas umumnya melanda daerah Arus Lalu Linlas
pertokoan. Jalan-jalan di pedesaan umumnya dengan mudah dapat
dilebarkan; lebih dari itu, lalu lintas di pedesaan atau antarkota ter- Pertama kita perhatikan arus lalu lintas, yaitu gerak kendaraan sepan-
bagi lebih merata sepanjang hari, yang berakibat lebih merendahkan jang jalan. Kita dapat membandingkan lalu lintas sepanjang jalan de-
kongesi pada jam puncak. Buku ini menitikberatkan persoalan dan ngan listrik sepanjang seutas kawat atau aliran air sepanjang sebatang
teknik lalu lintas di daerah perkotaan, sedangkan lalu lintas pede- pipa. Seperti halnya kita mengukur arus listrik atau air, kita perlu me-
saan dilihat sekedarnya saja. ngukur arus lalu lintas. Hanya dengan pengukuran ini kita dapat me-
nentukan ukuran kawat, pipa, atau jalan yang diperlukan untuk me-
nampung arus itu. Mengikuti analogi selanjutnya, seperti halnya air
yang mengalir dalam kuantitas yang berbeda-beda yang tergantung
atas tekanan pada berbagai titik pada suatu waktu, maka demikian
pula arus lalu lintas berfluktuasi.
Oleh karena itu, kita perlu menghitung arus kendaraan sepanjang
tahun. Pada dasarnya ada dua cara untuk melakukannya, yaitu:
a. penghitungan tangan (manual),
b. penghitunganmekanik.
Kedua cara itu masing-masing mengandung kelebihan atau keuntung-
an serta kekurangan atau kerugian, seperti dapat dilihat pada tabel
berikut; dan cara lain yang mungkin dipilih hendaknya mengingat hal
ini.

Penghitungon tangon
Penghitungan lalu lintas dengan cara ini secara sederhana menghi-
tung setiap kendaraan yang melalui setiap titik tertentu pada jalan.
Pada umumnya penghitungan menggunakan pena atau pensil dan
kertas dengan membuat tanda batang dalam kelompok lima seperti
berikut.
Cara pencatatan yang baik seyogyanya menggunakan formulir seperti
Penghitungan contoh pada Gambar 2.1.
Lalu Lintas Tangan Mekanik

Keuntungan Luwes, dapat dipindahkan Tidak pernah "mengikuti", SURVEI LALU-LINTAS


- ARUS LALU-LINTAS
dari satu lokasi ke loka- dapat dilakukan dalam se-
si lain sesuai dengan ke- gala cuaca untuk waktu WILAYAH KOTA NEWTOWN
inginan yang lama dengan tingkat
ketepatan yang tinggi KLASIFIKASI PENCHITUNCAN LALU LINTAS
Sederhana dan cepat: tidak
Jalan No.:,49i2
memerlukan pengatur-
an serta keterampilan Pengamat: Biil Bloggs. Ctaca: Mendung, cerah. Tanggal: 22 Juni'69
khusus
Dapat "mengelompokkan" Tepat bila terpelihara secara
lalu lintas menurut jenis teratur Kendaraan pribadi Kendaraan Berat

Kerugian Mahal untuk periode Peng- Biaya pemasangan menjadi


hitungan yang Iama mahal untuk penggunaan wlff lflt lfltfill lflfiill ltt
atau di luar jam kerja yang singkat
misalnya malam hari Menuntut tenaga terlatih atau
terdidik
Klasifikasi tetap dilakukan de-
ngan tangan (manual)
Peralatan mungkin mahal se-
kali

Oleh perbedaan jenis kendaraan menggunakan luas jalan yang Gambar 2.1
berbeda (sebuah bus lebih besar daripada mobil kecil), maka peng- Lembar pencatatan klasifikasi
hitungan tangan pada umumnya mengelompokkan kendaraan atas
dasaijenisnya. Pada umumnya klasifikasi itu adalah sebagai berikut Pertanyaan tentang berapa lama, dan periode pencatatan atau
penghitungan lalu lintas, memerlukan pertimbangan yang Iebih jauh
Mobil mencakup sedan, taksi, sepeda motor dengan gan- dan akan dibahas kemudian. Di samping itu, ada pula cara peng-
dengan samping, kendaraan komersial kecil - semua hitungan lain yang nonmekanis, yang dikenal sebagai "Pengamat
kendaraan beroda empat dengan berat kosong sam- Bergerak" (Moving Observer Method) yang akan ditinjau lebih jauh
pai lebih kurang lYz ton.
dalam hubungan dengan survei kecepatan dan waktu perjalanan.
HGY (Heavy - Kendaraan barang berat, yaitu lebih berat dari lYz
Good Vechicle) tondan biasanya dengan enam roda atau lebih.
Penghitungan mekanis
PSV (Public - mencakup bus, tram, bus panjang.
Service Vechicle) Penghitungan mekanis terdiri atas dua elemen, yaitu sebuah detektor

10 ll

:xre
SURVAI LALU LINTAS ARUS LALU LINTAS
dan sebuah penghitung. Pada umumnya ada lima macam detektor, -
yaitu seperti berikut. Roda kendaraan
Diafr4gpg

(a) Detektor hubungan positif (Positive contact detector)- R}da


kendaraan akan menyebabkan dua metal bersinggungan dan Penghitung
terjadilah sirkuit listrik. Jenis detektor ini sulit pemeliharaan-

tb)
nya.
Detektor pneumatik (pneumatic detector). Roda kendaraan me-
T
Sumbat berlubang kecil un- Desakan udara Kontak tekan hilang
nyengkelang (crossing) tabung, menyebabkan impul dalam ta- tuk menghilangkan impul
balik
bung. Pemeliharaan relatif mudah.
(c) Detector hidrolik (hydraulic detector). Sama dengan jenis pneu- Gambar 2.2
matik, tetapi tabungnya diisi suatu cairan. Pemeliharaan sulit Detektor tabung tekan
(penggantian cairan, dan lainJain).
(d) Detektor magnetik (magnetic detector). Sebuah kumparan ka- Alat penghitung atau pencatat yang dipasang pada detektor ini
wat dibenamkan (dikubur) di bawah muka jalan' Bila kendara- dapat bervafiasi dari yang paling sederhana, yang hanya mencatat
an lewat di atasnya, medan magnit akan terganggu. Sangat ber- satu unit untuk tiap dua impul (l mobil - 2 poros) pada pitq mili-
guna untuk instalasi tetap, namun jelas tidak mudah bagi kepen- meter, sampai alat penghitung mutakhir yang mencatat arus kendara-
tingan survei acak. an per jam dan waktu pada interval yang dikehendaki, mencatat atau
(e) Mata foto-listrik (photo-elektric eyes), radar, infra merah, atau mencetak fakta pada pita kertas, piringan kertas, atau melubangi pita
sinar ultrasonik. Seberkas sinar melintang jalan dan akan terpu- kertas untuk bisa digunakan langsung ke komputer.
tus bila kendaraan melewatinya. Sangat rumit dan karenanya Untuk jenis penghitung sederhana, SYX - RRL adalah yang ter-
sulit pemeliharaannya serta menuntut pekerja yang terlatih, sa- kenal di Inggris. Catatannya harus dibaca langsung (manually pada
ngat mahal. waktu-waktu tertentu, tergantung pada kebutuhan survei. Dengan
penghitung yang lebih mutakhir seperti Streter-Amet RCH, Elliot
Untuk survei lalu lintas pada umumnya, yang pada dasarnya ada-
lah instalasi nonpermanen dan dilaksanakan atau dipasang oleh tena- tconomite, atau pita rekam Fischer Porter, pembacaan dapat dila-
ga setengah terdidik, jenis detektor yang paling disukai adalah detek-
kukan lebih santai dan diamati kemudian.
tor pneumatik. Detektor ini terdiri atas sebuah tabung karet berdin- Walaupun demikian harus diingat bahwa semua penghitung oto*
ding tebal (kira-kira 12 mm atau Yz in), garis tengah 3 mm atau l/8 in matis hanya mencatat setengah daripada semua roda yang menggilas
yang dipasang atau ditempelkan pada muka jalan dengan kanvas yang tabung. Alat penghitung tidak mampu menggolongkan lalu lintas, ti-
kuat dipaku pada interval kira-kira I meter (3 ft). Salah satu ujung ta- dak pula bisa membedakan kendaraan yang mempunyai poros lebih
bung ini dihubunekan dengan penghitung. sedangkan uiung lainnya dari dua seperti truk gandengan, dan sebagainya. Oleh karena itu,
disumbat berlubang kecil untuk menghilangkan impul balik. Bila roda selalu masih diperlukan penghitungan survei Ialu lintas langsung
kendaraan menyengkelang atau menggilas, maka tabung tertekan dan (manual counling).
tekanan ini menyebabkan desakan udara ke kedua ujung tabung. Ti-
upan udara yang menuju alat penghitung secara sederhana menyebab- Tek nik pe mosa ngan (insta las i)
kan "tekan hilang" (make-and-break) melalui alat diafragma, se-
Daftar periksa (checi-list) untuk pemasangan tabung detekto,r pneu-
dangkan tiupan udara ke ujung lain dibuang melalui lubang pada
rhatik dan hal-hal yang harus diamati adalah:
sumbat (Gambar 2.2).

t2 rx

,I j-
(a) Posisi tabung harus melintang tegak lurus terhadap aliran lalu- Fluktuasi lslu lintos
lintas, sedapat mungkin terletak pada jalan lurus cukup jauh
dari simpangan. (Bila tabung bisa disengkelang tidak tegak lu- Telah dimaklumi bahwa arus lalu lintas di jalanan tidaklah tetap.
rus, maka akan dicatat banyaknya roda yang menyengkelang Apabila kita menghitung banyaknya kendaraan yang lewat pada
suatu tempat atau titik sepanjang sore hari dan mengulanginya pada
dan bukan banyaknya poros).
(b) tengah malam, hasilnya akan sangat berbeda. Kenyataannya, arus
Posisi tabung sebaiknya pada bagian jalan aspal bukan pada Ja-
lalu lintas selalu berubah sepanjang hari, sepanjang minggu, dan se-
lan beton, karena memudahkan pemakuan.
panjang tahun.
(c) Regangkan tabung lebih kurang l09o agar menempel dengan
baik pada jalan. Pola lalu lintas per jam (Gambar 2.3) selama 24 jam dalam sehari
(d) Lekatkan tabung pada jalan pada tiap meter (3 ft). semalam menggambarkan pola hidup masyarakat. Ada ,,puncak,'pa_
(e) Hindari perhentian bis, mungkin sekali sebuah bis berhenti de- da saat kita pergi bekerja di pagi hari, ,'mendatar,, setelah itu sampai
ngan menggilas tabung dan dengan demikian pada saat itu ken- menjelang siang hari, dengan penurunan secara tajam pada saat ma-
daraan lain yang lewat tidak bisa dicatat. kan siang. Pada saat sekolah usai terdapat peningkatan lalu lintas dan
(f) Kuncilah alat penghitung pada sebatang pohon atau tiang lampu meningkat lagi sampai suatu puncaknya (crescendo) pada saat jam
untuk menghindari gangguan anak-anak (dan gangguan lain). pulang kerja lebih kurang pukul 17.30, dan kemudian turun tajam
(g) Periksalah tabung secara teratur, mungkin tersumbat atau bo- sampai sangat sepi di malam hari, kecuali sedikit peningkatan pada
cor, dan bila masih baru, mungkin sebutir kapur/bedak me- jam tutup rumah minum.
nyumbat tabung. Seperti halnya lalu lintas berfluktuasi sepanjang hari, demikian
(h) Periksalah seluruh instalasi secara teratur dari kemungkinan pula terjadi fluktuasi harian sepanjang minggu (Gambar 2.4). Tentu
tidak menempel ke alat penghitung, hilang, tabung penyok, dan saja akan terdapat lebih sedikit lalu lintas sepanjang jalan di kawasan
sebagainya. perbelanjaan pada hari tutup toko dibandingkan hari lainnya. Sama
(i) Ujilah dengan menghitung langsung (monual counting) dengan halnya dalam musim panas akan lebih banyak lalu lintas menuju pan-
singkat secara berkala. tai pada hari Minggu (libur) daripada hari kerja.
2200/o

20Oo/o

18090

l600/o
tA
(B
l40Vo
120V0
Rata-rata
10090
(B 1200 14006001800
tiap jarr
o 8090
qt
6OVo
o
o tPola
vra rrrurrrrr
musim urrrtsrrr
dingin
4090
& Pola musim panas
200/o ---1
0 Gambor 2.4
Pola lalu lintas*epanjang minggu
Pola lalu lintas sepanjang hari (data Nasional pada musim panas)

l5
Namun akan terbukti pola mingguan yang sangat berbeda dalam cara ini dipergunakan pada sensus beberapa jalan utama, tetapi bagi
musim panas dan dalam musim dingin, jadi musim pun mempenga- penelitian yang biasa, tidak perlu dilakukan dengan cara selama ini.
ruhi arus lalu lintas. Hendaknya diingat bahwa fluktuasi harian sela- Dari kurva pola lalu lintas tahunan, jelaslah pada tiap kurun waktu,
ina Senin sampai dengan Jumat adalah kecil, perbedaan pokok arus tiap 5 bulan rata-rata dari kedua perhitungan itu mendekati rata-rata
lalu lintas harian terbatas pada akhir minggu. Perlu diingat pula bah- tahunan. Dan sama saja apakah kita menghitung dalam bulan Januari
wa pola arus lalu lintas yang disajikan di sini didasarkan pada keada- dan Juli, atau dalam bulan Maret dan September. prinsip ini berlaku
an rata-rata di negara Inggris. Oleh karena itu, tidak terlihat variasi pula baik untuk daerah pedbsaan maupun untuk daerah perkotaan.
hari pendek Rabu dan Kamis (early-closing-day-variation). Dengan menghitung dalam bulan Januari dan Juli kita ,'meng-
Tidak hanya musim sepanjang tahun yang mempengaruhi arus hilangkan" fluktuasi bulanan; tetapi untuk menghilangkan fluktuasi
lalu lintas, melainkan neraca bulanan pun menunjukkan variasi se- yang telah kita ketahui tiap hari sepanjang minggu dan tiap jam se-
panjang tahun, dan perhatikan pula kondisi antara kota dan desa. panjang hari, kita perlu menghitung selama satu minggu penuh pada
Dari pola lalu lintas tahunan dalam Gambar 2.5 jelaslah bahwa ben- dua kesempatan, selama 24 jam atau 16 jam penting (06.00 - 22.W)
tuk fluktuasi adalah mirip kurva sinus, dengan panjang siklus l2 bu- yang mencakup hampir 9390 daripada arus lalu lintas selama 24 jam.
lan. Setiap kurun enam bulan, atau setengah siklus, kurva berada Dari perhitungan selama 24 jam per hari selama tujuh hari dalam
pada sebelah-menyebelah garis rata-rata, dengan puncak dan lembah bulan Januari dan tujuh hari dalam bulan Juli kita dapat menghitung
berjarak lebih kurang sama terhadap garis rata-rata. arus lalu lintas harian rata-rata (LHR) dalam tahun itu, yaitu:

14090 l/14 (arus seminggu dalam Januari + arus seminggu dalam Juli).
I 3090 Tentu saja kita seringkali tidak dapat menunggu 6 bulan untuk peng-
hitungan kedua, dan kurang tertarik pada LHR daripada lalu lintas
l2Ao/o
, .a puncak tertinggi (maksimum), untuk mendesain jalan-jalan kota guna
l-J menampung arus lalu lintas pada jam puncak, jam sibuk (padat). De-
I l09o ngan mengetahui pola lalu lintas pada kawasan tertentu, kita dapat
Rata-rata
menghitung lalu lintas mingguan, katakan bulan Juni, dan mengu-
tiap bulan bahnya, dengan faktor, ke bulan Agustus, bulan sibuk. Tanpa me-
ngetahui pola lalu lintas kita sendiri, suatu hampiran (approximation)
90Yo dapat dilakukan dengan menggunakan keadaan rata-rata wilayah (na-
8090
tion-wide average figures,/, walaupun tentu saja hasilnya kurang tepat.
Dengan masih tetap kurang tepat, yang masih dapat diterima da-
7Oolo lam beberpa hal, penggunaan faktor masih bisa digunakan pada ke-
adaan yang lebih luas. Misalnya, untuk suatu proyek kecil kita perlu
Cambar 2.5
Pola lalu lintas sepanjang tahun segera mengetahui LHR, katakan minggu ,depan. Sekarang bulan
Juni. Dengan dasar bahwa dari Senin sampai Jumat LHR tetap sama,
Bila kita hendak menentukan arus lalu lintas rata-rata sepanjang kita dapat menghitung untuk 16 jam per hari pada hari Jumat, Sabtu,
satu ruas jalan, selama setahun penuh, mungkin saja kita menghi- dan Minggu.
tung jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan itu selama 365 hari, Pertama kita peroleh arus lalu lintas selama seminggu, sebagai be-
dan kemudian jumlahnya kita bagi dengan 365. Pada kenyataannya rikut.

l6
Rakayasa Lalu Lintas (3)
Anggaplah penghitungan selama l6 jam: Jalan-jalan di pedesaan didesain berdasarkan LHR (16 jam) dalam
Jumat 10.000 kendaraan bulan Agustus, bulan sibuk. Volume lalu lintas bagi proyek pedesaan,
Sabtu 9.000 kendaraan dengan menggunakan cara sama seperti di atas, dapat dihitung selama
Minggu 7.500 kendaraan 16 jam per hari pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Perhitungan se-
yogyanya terbatas pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September, ka-
Senin sampai Jumat dianggap sama, maka arus lalu lintas seminggu
rena kesibukan yang lebih mempengaruhi lalu lintas pedesaan. Peng-
(LHR) adalah:
hitungan dalam bulan Juli, pada sepenggal jalan memberikan:
5 x 10.000 + I x 9.000 + I x 7.500 : 66.500
Jumat 15.500
Namun perhitungan l6 jam adalah kurang lebih 9390 daripada selu- Sabtu 14.000 selama kurun l6 jam.
ruh arus lalu lintas. Minggu 15.000
Jadi, lalu lintas mingguzrn : 66.500 x l0O/93 : + 72.000 ken-
akan diubah ke dalam LHR Agustus sebagai berikut:
daraan.
Dengan mengetahui arus lalu lintas bulanan rata-rata (LBR) dapat di-
5 x 12.500 + 14.000 + 15.000
x 136/127 kendaraan per l6jam sehari
hitung arus lalu lintas tahunan rata-rata (LTR).
: 14.000 kendaraan per l6 jam sehari dalam bulan Agustus.
Apabila LBR suatu kawasan atau area tidak diketahui, data rata-
rata daerah atau negara seperti dalam Tabel 2.1 dapat digunakan.
Macam perhitungan
Misalnya, kita menggunakan perhitungan bulan Juni yang LMR-nya
adalah 72.M kendaraan itu. / Sejauh ini kita telah meninjau teknik dan cara menghitung dan pen-
Penghitungan dalam bulan Juni adalah I l09o dari LTR. Maka: jabaran (derivasi) data yang lebih berguna dari perhitungan kita. Na-
LHRI : 72.OOO/7 x l00/ll0 :
9.300kendaraan per hari. mun apa yang sebenarnya dihitung? Kendaraan, tentu saja, tetapi
bagaimana arahnya?
LHR, adalah LHR dalam tahun yang bersangkutan.
Ada tiga macam penghitungan yang biasa digunakan bila kita ber_
bicara soal arus lalu lintas:
Tabel 2.1 LBR sebagai persentase lalu lintas bulanansetahun
(a) Penghitungan tidak langsung, misalnya penghitungan lalu lintas
Bulan Kota Desa
yang lewat suatu titik, dengan mengabaikan ke mana bergerak.
Ini adalah penghitungan dasar, dari mana peta guna jalan dapat
dibuat.
Januari 8l 7t (b) Penghitungan langsung, sama dengan (a) tetapi lebih terperinci.
Februari 89 77 Hal ini adalah bentuk umum perhitungan terperinci, dengan
Maret 94 86
maksud menyajikan arah arus lalu lintas; hal ini akan mempu_
Aprit 99 91
Mei 104 t07 nyai kegunaan khusus, misalnya ingin menerapkan sistem jalan
Juni ll0 t2l satu arah.
Juli llt 12^7 (c) Penghitungan klasdikasi, yang telah dikemukakan sebagai kom_
Agustus ll2 136 plemen (pelengkap) dan perlu bagi semua bentuk survei lalu lin_
September 109 n7 tas. Perlu diketahui penjabaran lalu lintas untuk tujuan desain;
Oktober 102 96
November 96 85
misalnya, ketebalan perkiraan jalan ditentukan sambungan de_
Desember 92 79 ngan banyaknya kendaraan berat per jam.

l8 l9
Sebagai tambahan atas ketiga macam cara penghitungan di atas ada- Pada dasarnya, suatu penghitungan banyaknya kendaraan dengan
lah penghitungan gerak belok di persimpangan, yang akan dibahas survei A-T diklasifikasikan oleh titik asal mula perjalanan dan titik
kemudian. akhir perjalanan, yaitu asalnya dan tujuannya. Survei A-T sering pula
Walaupun telah dipaparkan empat (tiga yang diutarakan) dasar dicoba untuk mengelompokkan alason setiap perjalanan dagang, san-
cara penghitungan lalu lintas, tentu saja ada cara-cara lain. Kadang- tai, sosial, dan sebagainya.
kadang kita perlu menghitung pejalan, misalnya menghitung banyak- Adalah jelas bahwa survei A-T tidak sesederhana cara penghitung-
nya pejalan yang menggunakan suatu ruas jalan setapak atau pelin-
an yang telah diutarakan sebelumnya. Banyak cara dapat dilakukan
tangan pejalan (pedestrisn crossing). Jenis penghitungan ini adalah dalam survei A-T:
manual dan dimudahkan dengan menggunakan alat penghitung (hand (a) wawancara pinggir jalan
tollies). (b) survei kartu pos
Penghitungan pejalan sering pula diperlukan dalam hubungan de- (c) penilikan nomor registrasi (pendaftaran)
ngan studi transportasi seluruh wilayah kota. Demikian pula halnya (d) sistem kartu tempel (vehicle tag system)
dengan penghitungan penumpang kendaraan. Dalam penghitungan (e) wawancara rumah tangga
yang terakhir dihitung banyaknya penumpang suatu kendaraan yang
Pertama kali yang diperlukan pada setiap cara survei A-T adalah
melewati pos penghitung. Dari penghitungan ini akan diketahui ba-
membagi wilayah kota yang disurvei menjadi beberapa zone, atau me-
nyaknya rata-rata penumpang (yaitu jumlah penumpang dibagi jum-
nentukan titik gerbang. Marilah kita perhatikan jaringan jalan suatu
lah kendaraan) per kendaraan. Kendaraan umum dihitung tersendiri.
kota kecil seperti dalam Gambar 2.7. Kita dapat melihat dari sketsa
Sebagai catatan bahwa rata-rata penumpang mobil dan taksi di Ing- peta bahwa apabila kita menghitung semua kendaraan yang masuk
gris adalah hanya 1,89 orang per kendaraan.
Newtown pada titik A 93 dari arah barat pada posisi a, kita akan mu-
Survei asol dsn tujuon dah membuat kesalahan.
Macam penghitungan lain, yang merupakan dasar atau pokok studi
transportasi, adalah survei Asal-Tujuan (survei A-T). Ini.mtmberi-
kan gagasan pembuatan peta arah arus lalu lintas dan rnenghasilkan
apa yang dikenal dengan "garis keinginan". Garis keinginan menun-
jukkan garis lurus langsung (seperti "gagak terbang'i) perjalanan da-
ri A ke B yang dikehendaki tanpa memperhatikan letak dan pola ja-
ringan jalan (Gambar 2.6). d Ag:l

Perjalanan yang harus


ditempuh

Titik A
+
Lokasi perumahan
Titik B
k
-]!_aris.
menunjuk
einei nrn,.
kan U.rrrnyu
iuilT" u
p.riin,run
+
+
Titik sensus utama
Titik sensus cabatrg
Titik sensus salah

Gambar 2.6
Garis keinginan Gombar 2.7
Newtown: jaringan jalan kota

20
2t
Berikut ini adalah cara-cara survei.
Hal ini karena kendaraan yang mungkin membelok ke kanan sebelum
titik a, dan tetap mencapai pusat kota atau hanya sekedar lewat tidak Wawancara pinggir jalan
pada titik
dihituilg. Keadaan yang sama juga terjadi pada jalan masuk
b. - c.. Jun .,. Jadi ielaslah bahwa kita harus menghitung kendaraan- Sebutan wawancara pinggir jalan dan survei A-T itu sendiri telah
yang menjelaskan artinya. Kendaraan-kendaraan dihentikan begitu masuk
rlndfraan ying masut ke atau keluar dari Newtown pada posisi
titik c, d, e' Untuk survei skala ke- wilayah kota dan kepada pengendaranya diajukan beberapa pertanya-
sedikit ugu[ d iuar, yaitu a, b, dan
cil, titik-iitik ini dapat dianggap sebagai asal dan tujuan perjalanan' an sederhana sebelum diijinkan meneruskan perjalanannya. Per-
Dalam hal ini, asal dan tujuan sebenarnya diabaikan. Bagi kepen- tanyaan-pertanyaan pada umumnya mengikuti bentuk berikut ini.
tingan survei daerah yang lebih luas, asal dan tujuan harus ditetap- (l) Di mana awal perjalanan hari ini?
t<an teultr spesifik. Dalam hal ini zoning kota dan lingkungannya
per- (2) Ke mana tujuan perjalanan?
lu dilakukan lebih terperinci (Gambar 2'8); penghitungan yang aktu- (3) Apa tujuan perjalanan?
al, atau survei posisi, tentu saja harus tetap tak berubah' Apabila jawaban atas pertanyaan kedua adalah kota yang sedang di-
survei, maka diajukan pertanyaan selanjutnya.
(4) Bagian mana atau zone mana yang dituju?
(5) Berapa lama akan berhenti?
(6) Setelah itu, akan ke mana?
Apabila jawaban atas pertanyaan kedua adalah kota berikutnya dari
kota yang disurvei, kendaraan akan dipersilakan meneruskan perja_
lanan setelah pertanyaan ketiga diajukan.
Tentu harus drhormati beberapa pengendara yang tidak senang di-
fientikan dan diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Para pe-
laksana survei A-T tidak mempunyai hak dan wewenang menghenti-
kan kendaraan. Oleh karena itu, diperlukan bantuan polisi untuk ke-
pentingan ini. Lebih dari itu, sebelum survei dilaksanakan, perlu dise-
barluaskan publikasi survei, tujuan, dan apa yang diharapkan dari
masyarakat.
Tenaga pelaksana untuk tiap pos wawancara adalah sebagai beri-
kut.
- Seorang Pengawas: penanggung jawab pos.
- Dua orang penghitung,/pencatat: melakukan pencatatan manual
dan mekanik, serta mengklasifikasi.
- Tidak lebih dari 6 pewawancara: bekerja bergiliran dalam kurun le-
bih dari 16 jam. Setiap pewawancara dapat mewawancarai 50-100
\ t"London kendaraan per jam.
- Dua orang pemegang bendera (pengatur lalu lintas): mengatur lalu
lintas keluar masuk pos.
Gambar 2-8
Lingkungan Newtown dengan zoning A-T
- Dua orang polisi agar kegiatan survei dapat dianggap legal/sah.

22 23
Survei kartu pos

:a-/l
Caris yang dibuat pada jalan

---.. Survei A-T dengan cara wawancara pinggir jalan, yang sangat mahal
\_ biayanya tidak selalu dapat dilaksanakan. Satu cara yang telah be-
berapa kali berhasil di USA adalah survei kartu pos. Setiap pengen-
Pewawancaraffio> dara (atau sebanyak prosentasi yang ditentukan) yang memasuki
kota, dihentikan dan diberi kartu pos untuk balasan. Pada kartu pos
& tercantum beberapa pertanyaan sederhana, yang pada dasarnya sama
Pencatat dengan apa yang ditarlyakan dalam cara survei pinggir jalan. Pada
Kerucut lalu lintas
saat itu tak ada tindak lebih jauh, dan pengendara dipersilakan me-
Gambar 2.9
neruskan perjalanan dan diharapkan mengisi jawaban pada kartu pos
Rancangan pos wawancara pinggir jalan
serta mengirimkan kembali ke kantor pusat sttrvei. Sayang sekali, ten-
R4ncangan pos survei pada jalan yang cukup lebar, kurang lebih se, tunya responden sering tidak dapat dipercaya dalam beberapa hal dan
perti tertera pada Gambar 2.9. jawaban yang kembali jarang sekali melebihi 5090. Sampai 5090 dari
Dengan mengabaikan pengaruh asal dan tujuan di luar batas ko- semua kendaraan yang memasuki kota sungguh sangat bagus, dan
ta, hasil wawancara pinggir jalan dapat digambarkan sebagai garis 5090 daripadanya dapat diterima atau diperca.ya, tetapi dari kenyata-
tujuan seperti pada Cambar 2.10, makin lebar garis. makin banyak an bahwa responden bukanlah contoh acak, mereka akan "bias"-
perjalanhn (lalu lintas). Namun Gambar 2.10 bukanlah gambar pola Hanya pengendara-pengendara atau pengerrudi-pengemudi tertentu,
yang cermat, yang akan mengirim kembali jawaban, dan itu bukanlah
lalu lintas sebenarnya di Newtown, sebagaimana akan dijelaskan ke-
mudian. Dalam hal ini gambaran sebenarnya akan diperoleh dengan model yang baik yang mewakili seluruh populasi pengendara. Oleh
karena itu survei kartu pos tidak dianjurkan.
kombinasi antara wawancara pinggir jalan dengan wawancara ru-
mah tangga.
Pengamo tan nomor kendaraan

Jauh lebih cocok dan jauh lebih murah daripada survei kartu pos, dan
sering dilakukan dalam survei yang lebih kecil di Inggris dan di mana-
mana, adalah survei A-T nomor kendaraon. Caraini sangat sesuai un-
tuk survei kota-kota kecil dengan beberapa jalan masuk yang perlu di-
laksanakan serentak.
Pengamat, ditempatkan pada tiap jalan masuk atau keluar kota.
Mereka mencatat semua nomor kendaraan, atau sampel yang telah di-
tentukan yang lewat, dan waktu. Kemudian setiap kendaraan yang ke-
luar dicatat pula waktunya. Di kantor, kendaraan yang masuk dan ke-
luar dicocokkan dan selang waktunya dicatat. Dengan membanding-
kan selang waktu dengan waktu rata-rata untuk lewat kota itu, dapat-
lah dinilai apakah kendaraan itu mempunyai kepentingan di dalam
kota atau tidak, dan apakah telah berhenti di dalam kota.
Gambar 2.10
Apabila dengan mencatat semua nomor kendaraan pekerjaan ini
Garis tujuan scrnu
menyangkut jumlah yang amat besar, suatu sampel dapat dilakukan.

24 25
Cara yang paling umum adalah dengan mencatat semua nomor ken-
daraan yang berakhir dengan angka 2 dan 7 saja. Misalnya:

GPN 165 A diabaikan


GUF 162 C dicatat
PAX 797 dicatat
AP 6542 dicatat
PBY 793 diabaikan

Cara ini menghasilkan 20 persen sampel dari semua kendaraan dan


sedikit lebih tepat daripada yang kadapg-kadang digunakan '100-
199 dan 700-799', karena kemungkinan bahwa seri 700 mungkin saja
tidak ada dalam daftar nomor kendaraan.
Cara ini mempunyai keuntungan karena sangat mudah dilaksana- Gambor 2.I I
kan, tidak memerlukan pengumuman sebelumnya, dan tidak meng- Garis tujuan semu (2)
hambat perjalanan siapa pun. Pengadaan stafyang diperlukan cukup
mudah, kendaraan-kendaraan yang terpilih (disurvei) dapat diikuti j,
h, dan pada peta jaringan Newtown. Hal ini tentu saja, menuntut
melalui persimpangan-persimpangan penting di dalam kota, dan ti-
dua kali banyaknya staf dan pekerjaan mencocokkan nomor-nolnor,
dak memerlukan pelataran parkir; segalanya tanpa ketidaknyaman- jika bekerja dengan cara ini. Bila hal itu dilaksanakan, peta garis tuju-
an bagi masyarakat. Kerugian terbesar dari cara ini adalah kebutuhan
an menghasilkan gambar yang berbeda, seperti Gambar 2.12, yang
staf pelaksana yang relatif banyak untuk survei dan untuk pekerjaan
kelihatannya adalah lalu lintas Newtown sebenarnya.
di kantor untuk mencocokkan nomor-nomor, yang mungkin menjadi
satuan tugas yang monumental. Oleh karena itu, cara ini terbatas
untuk kota-kota kecil yang banyak jumlahnya!

Peta garis tujuan yang dihasilkan dari pencatatan nomor kendara-


an ini kurang lebih akan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 l;
dan tampaknya berbeda dengan peta garis tujuan yang dihasilkan
dari wawancara pinggir jalan. Sebabnya sulit diketahui, tidak ada
penghitungan lalu lintas yang datang dari luar kota ke arah utara
dan diharapkan belok ke kanan menuju kawasan industri. Dengan
hanya mencatat nomor kendaraan pada pintu-pintu masuk dan kelu-
ar, kita telah menggabungkan areal industri dengan pupat kota. Daerah permukiman

Namun kita tahu, dari pengetahuan kita sendiri atas kota yang ber
sangkutan, bahwa ada areal perumahan dalam zone 2 dari mana
orang akan datang ke pusat kota dan pergi bekerja pada kawasan in-
dustri. Untuk koreksi survei A-T nomor kendaraan, kita perlu me- Gambar 2.12
Caris tujuan sebenarnya
nempatkan penyelia lagi pada empat pos, yaitu yang diberi tanda f, g,

26 27
Sistem tempel langsung sebelum survei, dan setiap usaha - dengan surat maupun
hubungan langsung - harus dilakukan untuk mengumpulkan seku-
Cara yang hampir sama dengan survei nomor kendaraan adalah sis- rang-kurangnya 9090 tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan.
tem tempel, yang juga perlu menghentikan kendaraan, namun hanya
untuk saat pendek. Kendaraan dihentikan pada jalan masuk dan ke- Survei wawancara rumah tangga pada umumnya berkaitan dengan
Iuar; dan pada saat masuk, tempelan berwarna atau label ditempelkan survei wawancara pinggir jalan, seperti telah diterangkan. Data wa-
pada kaca depan atau pada pegangan pintu (untuk Indonesia di sebe- wanqara rumah tangga, pada umumnya terdiri atas perjalanan inter-
lah kiri). warna tempelan ini menunjukkan dari titik mana kendaraan nal, dapat mengisi kesenjangan yang terjadi pada wawancara pinggir
tersebut masuk dan ditandai jam masuk. pada saat meninggalkan ko-
jalan, yang ditunjukkan bila kita lihat pada cara survei nomor ken-
ta, tempelan diambil dan jam keluar dibubuhkan di atasnya. Setiap daraan.
asal kendaraan, tujuan, dan waktu perjalanan melewati kota dapat di-
ketahui. Sekali lagi, waktu perjalanan dapat diketahui untuk meya-
kinkan apakah kendaraan-kendaraan berhenti atau tanpa berhenti di Penyajian
dalam kota. Waktu penghitungan dengan cara ini lebih pendek dari-
pada survei nomor kendaraan tetapi biayanya jauh lebih besar, baik Ilmu perlalulintasan adalah suatu subjek yang harus disebarkan kepa-
dalam persiapan dan pengadaan material, maupun dalam penundaan da masyarakat pada umumnya (dan para anggota dewan kota, pada
gerak kendaraan-kendaraan. umumnya) agar mereka mudah mengerti persoalannya dan tanggap
atas penanggulangan yang diadakan. Oleh karenanya cara menyaji-
lV'a w a ncu ra ru mo h ta ng 8,a kan menjadi teramat penting. Kita telah mengetahui bagaimana hasil
survei A-T disajikan dalam bentuk peta garis tujuan, yang tebal ga-
Barangkali jenis survei A-T yang paling rumit dan paling mudah serta risnya sesuai dengan skalanya, menunjukkan besarnya lalu lintas.
paling banyak memakan waktu dan membutuhkan tenaga adalah wa-
Penghitungan lalu lintas yang lebih umum digambarkan dengan cara
wancara rumah tangga, tetapi bila terorganisasi dengan baik survei ini
akan memberikan hasil yang sangat berguna. Suatu sampel yang re-
,u-u, ,.p.rti ditunjukkan pada Gambar 2.13. Sekali lagi, ketebalan
garis menunjukkan volume lalu lintas.
presentatif dipilih secara acak - misalnya dengan mengambil rumah
kesepuluh dari sekelompok rumah dalam suatu kota (berarti l09o
sampel) dan setiap anggota rumah tinggal diminta menyebutkan
setiap perjalanan yang mereka lakukan secara terperinci pada hari Skala
tertentu dengan tidak mengindahkan apakah menggunakan bus, mo-
bil, atau berjalan, dan sebagainya. Dari data ini dapat dibuat suatu
gambaran kebutuhan transpor seluruh kota.
Susunan daftar pertanyaan yang baik adalah sangat penting, dan
daftar pertanyaan ini hendaknya diperiksa pula oleh seorang ahli so-
siologi dan seorang ahli statistik, untuk menghindarkdn pertanyaan
%!;
yang tidak terarah dan sebagainya. Para pewawancara perlu menyam-
paikan, menerangkan, membantu melengkapi, dan akhirnya me- Gambar 2.13
meriksa daftar pertanyaan, dan banyak pekerjaan statistik dalam Peta arus lalu lintas: Jalan Smith
penggarapan data. Publikasi yang sangat luas perlu dilaksanal(an

28 29

L
Untuk memberi ilustrasi "pembentuk" lalu lintas sepanjang suatu Peta arus lalu lintas seperti tersebut sebelumnya dapat dibuat ber-
ruas jalan, misalnya klasifikasi sering digunakan sebuah pei chart dasarkan smp,/jam.
(Gambar 2.14).
Unit ukuran ini, smp,/jam, akan menjadi pertimbangan dalam
rencana (desain) jalan: tidak sekedar hanya sebagai unit "presentasi".

Ringkasan
Gombor 2- l4
Pie Chart klasifikasi lalu lintas
(l) Penghitungan lalu lintas dapat secara otomatis atau dengan
tangan.
(2) Penghitung otomatis memerlukan pemeriksaan dan penghitung-
an klasifikasi.
(3) Arus lalu lintas berfluktuasi (naik turun) sepanjang hari, sepan-
Satuan mobil penumpang (smp) jang minggu, sepanjang tahun, dan selalu mengikuti pola ber-
Cara lain untuk membilangkan klasifikasi arus lalu lintas adalah de- aturan.
ngan menyatakan lalu lintas bukan dalam jumlah kendaraan per jam (4) Survei asal dan tujuan yang terbaik disertai dengan wawancara
melainkan dalam satuan mobil penumpang (smp) per jam. Telah di- pinggir jalan yang dikombinasikan dengan wawancara rumah
sebutkan (dengan sangat jelas) bahwa sebuah bus besar menyita jauh tangga; atau untuk kota kecil dengan survei nomor kendaraan.
lebih luas permukaan jalan dibandingkan dengan apa yang disita oleh (5) Hasil survei lalu lintas harus disajikan sedemikian rupa agar da-
sebuah mobil pribadi (sedan). Metode satuan mobil penumpang mem- pat mudah dipadukan.
perhitungkan hal ini dengan memandang sebuah bus, misalnya, ada-
lah ekuivalen, pada sebuah.jalan di dalam kota, dengan tiga mobil,
dan satuan yang lain adalah sebagai berikut:

jalan di jalan di
luar kota dalam kota

Mobil pribadi, taksi, kendaraan barang kecil


(KBK) dan lain-lain 1,0 1,0
Kendaraan barang besar (KBB) 3,0 2,0
Kendaraan Pelayanan umum (KPU) 3,0 3,0

Pada jalan di dalam kota yang volume lalu lintasnya sebanyak 300
kendaraan terdiri atas 240 mobil penumpang, 45 KBB dan l5 KPU,
dinyatakan membawa smp,/jam sebagai berikut.
24Ox I :240
45x2= 90
15x3:45
Arus lalu lintas : 375 smp/jam

30 3l
rupakan ukuran kemacetan sepanjang jalan tetapi hal ini jangan di-
kacaukan dengan hambatan pada persimpangan jalan. Kecepatan ini
disebut kecepatan gerak (running speed).
Dengan demikian kecepatan perjalanan dan kecepatan gerak da-
pat didefinisikan sebagai berikut:
jauh perjalanan
BAB III Kecepatan perjalanan =
waktu tempuh
SURVEI LALU LINTAS
jauh perjalanan
Kecepatan gerak =
waktu tempuh dikurangi waktu berhenti
Kecepa tan da n Pe rtundqa n
Sejauh ini telah dihitung banyaknya kendaraan yang melalui sebuah Kita dapat mengetahui bahwa suatu kecepatan gerak yang tinggi de-
jalan. Adalah jelas bahwa perhatian harus dicurahkan pula pada ke- ngan suatu kecepatan perjalanan yang rendah akan berarti jalan tan-
cepatan kendaraan bergerak. Namun kecepatan berapakah yang me_ pa hambatan, selain dengan hambatan banyak sekali atau luar biasa
narik untuk diperhatikan? pada persimpangan. Sebuah contoh yang baik adalah jalan minor
yang sepi yang banyak menolong jalan utama atau jalan major de-
Kecepatan yang mana? ngan banyak lalu lintas. Demikianlah, bila kecepatan perjalanan ham-
pir sama dengan kecepatan gerak menandakan sebuah jalan yang
Mungkin kita mengira bahwa hanya ada satu kecepatan gerak sepan- baik bebas hambatan, perjalanan yang nyaman. Kecepatan perjalan-
jang sebuah jalan atau setidak-tidaknya satu kecepatan rata-rata. Na- an dan kecepatan gerak berguna pula untuk memilih cara atas dasar
mun sebenarnya tidak demikian. Petunjuk kecepatan (speedometer) penilaian ekonomi.
pada kendaraan menunjukkan kecepatan gerak kendaraan hanya
Walaupun telah dikatakan bahwa kecepatan sesaat adalah yang
pada saat tertentu, dan kecepatan akan berubah-ubah dari waktu ke menjadi perhatian polisi, namun itu juga berguna bagi ahli perlalulin-
waktu sepanjang jalan. Itulah kecepatan yang diukur oleh polisi dan tasan. (Dan lebih mudah diukur daripada kecepatan perjalanan). Ke-
kita sebut "kecepatan sesaat" (short speed). cepatan ini menunjukkan kecepatan pada titik tertentu pada jalan dan
Bila seseorang berkendaraan dari rumah ke tempat kerja, sese- dapat digunakan untuk mengukur pengaruh pembatasan kecepatan,
orang lebih memperhatikan waktu keseluruhan untuk menyelesaikan atau untuk mengukur peningkatan kecepatan sebagai akibat usaha pe-
perjalanannya; karena itu, seseorang lebih memperhatikan kecepatan ngelolaan lalu lintas seperti larangan parkir atau pengadaan perhenti-
rata-rata selama perjalanannya, termasuk setiap hambatan karena ke- an bus'(Dus lay-bys).
macetan, dan sebagainya. Inilah kecepatan yang didefinisikan sebagai Lalu bagaimana kecepatan sesaat dan kecepatan perjalanan atau
"kecepatan perjalanan", yang sangat berguna bagi ahli perlalulintas- gerak diukur? Ada lima cara untuk mengukur kecepatan sesaat dan ti-
an. Sebagian daripada kerja atau usaha ahli perlalulintasan adalah ga cara untuk mengukur waktu perjalanan atau waktu tempuh dan
meningkatkan kecepatan perj alanan. dengan sendirinya kecepatan perjalanan.
Agar "kecepatan perjalanan" itu dapat lebih bermanfaat artinya,
dapatlah lebih diperinci menjadi kecepatan rata-rata pada sepenggal Pe n gu ku ra n' kecepa ta n ses oo t
jalan, dalam hal ini tidak diperhitungkan hambatan pada persimpang-
an dan penyeberangan pejalan kaki. Kecepatan itu masih tetap me- Bila kita berpikir kembali pada penjelasan sebelumnya tentang pe-
rangkap kecepatan, metode pertama pengukuran kecepatan sesaat ini

32
33
Rekayasa Lalu Lintas (4)
cukup jelas. Dua orang pengamat berdiri di pinggir jalan pada jarak nya 2 atau 3 detik saja, akan bisa membawa akibat yang sangat besar
tertentu. Pada saat sebuah kendaraan lewat, pengamat pertama me- dalam menghitung kecepatan. Di samping itu, setiap pengendara yang
lambaikan tangannya dan pengamat kedua menekan tombol slop berhati-hati yang melihat dua orang berdiri di pinggir jalan dengan
wacth, yang akan dihentikan pada saat kendaraan yang bersangkut- stop wotch di tangan akan segera memperlambat kendaraannya - se-
an melewatinya. Jika para pengamat mengambil jarak 27.8 m (247 kedar berhati-hati. Oleh karena itu kecepatan yang dihasilkan tidak
ft) dan mengukur waktu dalam detik (t), maka kecepatan kendaraan bisa mewakili kecepatan rata-rata sepanjang ruas jalan yang diukur.
(s) dalam km/jam (mil per jam) diperoleh dari:
s = 100/t Penyempurnaan cara mengukur kecepatan oleh pengamat adalah
dengan menggunakan enoskope (enoscope). Enoskope adalah nama
Namun cara ini tidak tepat guna (efisien); saat kendaraan melewati yang sedap didengar untuk menyebut kotak cermin. Dua kotak de-
pengamat tidak bebas dari kesalahan pengamat, dan bila melintas ha- ngan seorang pengamat dapat mengganti pekerjaan yang dilakukan
oleh dua orang pengamat seperti cara sebelumnya (Gambar 3.1). Dua
enoskope diletakkan pada jarak rertentu sepanjang pinggir jalan, dan
seorang pengamat dengan stop watch berada di antaranya. pada saat
sebuah kendaraan berkilat melintasi enoskope pertama, ia menekan
stop watch dan menghentikannya pada saat kendaraan itu berkilat pa-
da enoskope kedua. Cara ini mempunyai kebutuhan yang sama de-
ngan cara sebelumnya yang dilakukan oleh dua orang pengamat, teta-
pi dengan penggunaan cermin yang lebih kecil hasilnya akan lebih
tepat, 3 sampai 5 persen. Jarak enoskope yang dianjurkan adalah se-
bagai berikut.

Kecepatan rota-rala Jarak Enoskope Kecepotan


I

I
Kendaraan sampai 40 km/jam 25m 90/rkm/jam
,lO - 65 km,zjam 50m 180,/t km,/jam
lebih dari 65 km,zjam 100 m 36O/tkm/jam
sampai 25 mil/jam 88 ft 60/t mil/ jam
25 -4Omil/1am 176 ft l2O/tmil/ jam
lebih dari 40 mil/ jam 352 ft 240/tmil/ jam
(/ diukur dalam detik)

Enoskope Cara pengukuran kecepatan sesaat yang lebih tepat dan lebih po-
Pengamat puler adalah dengan alat elektronik. Alat pengukur Venner, meng-

Gambar 3l
Enoskope dan carC pemak'aian

34 35

tr
I
gunakan dua detektor tabung pneumatik melintang jalan dan alat pencakar langit, resultante kecepatan yang diukur bukannya kecepat-
transistor pengukur waktu yang mencatat waktu antara pulsa pada ta- an perjalanan melainkan kecepatan sesaat. Dua cara pengukuran ke_
bung pertama dan kedua. Pada alat pengukur Venter, tabung pneu- cepatan perjalanan berikut lebih banyak dipergunakan. Kegunaan
matik dilekatkan pada permukaan jalan pada jarak tertentu (2 meter). kedua cara ini telah disinggung secara umum.
Kecepatan akan segera dapat diketahui dari meteran dengan men-
Pertama, yaitu mencatat nomor kendaraan yang digunakan dalam
cocokkan pada tabel yang disertakan pabrik.
studi asal dan tujuan. Cara yang sama dapat digunakan untuk menen-
Cara paling mutakhir dan tepat adalah dengan radar. Sebuah ko- tukan waktu perjalanan. Para pengamat di setiap akhir suatu ruas ja-
tak hitam diletakkan di pinggir jalan dan sinar radar halus dipancar- lan mencatat nomor kendaraan dan waktu tiba suatu kendaraan. Ke-
tan dan akan dipantulkan kembali ke kotak oleh kendaraan yang mudian waktu dan nomor kendaraan dicocokkan serta waktu per-
akan diukur kecepatannya. Dari sinar ini meteran langsung menun- jalanan rata-rata dapat ditentukan. Metode dengan versi yang sedikit
jukkan kecepatan. Menurut pabrik radar ini, kecepatan mencapai + lebih rumit, yang telah dipakai dengan berhasil di beberapa propinsi
2 sampai 3 km/jam (2 mil per jam). (county) di Inggris, memperlengkapi kedua pengamat dengan radio
Terakhir, di antara cara pengukuran kecepatan sesaat yang lebih walki talki, karena itu menghilangkan pengamanan pada pasangan
umum adalah dengan cara pemotretan. Dengan menggunakan cons- p os -su rv e i yang menj emukan.
tant time exposures, kendaraan yang melintas sepanjang jarak terten- Apabila penelaahan dilakukan pada jaringan jalan yang luas atau
tu dapat diketahui, waktunya dapat diukur secara tepat, dan dari- ruas jalan yang panjang, maka metode ,'ikut arus', (floating vechile)
padanya dapat dijabarkan kecepatannya. Cara ini, bagi penggunaan lebih sesuai digunakan. Dalam cara ini, kendaraan pengamat mondar-
nonpolisi (misalnya riset), mengandung keuntungan karena tidak mandir sepanjang jalan yang diamati dan sopir diharuskan mengikuti
bias. (Ientu saja tidak tepat bagi kepentingan polisi karena mereka ti- arus lalu lintas, misalnya mendahului kendaraan lain bila ia sendiri.
dak dapat menunggu pemrosesan film). Dengan demikian, pengamat di dalam kendaraan akan dengan mudah
Setelah pengukuran kecepatan sesaat sepanjang ruas jalan, data mencatat waktu sepanjang ruas jalan itu dan dapat mengukur waktu_
yang dikumpulkan harus diproses ke dalam bentuk yang mempunyai waktu berhenti sepanjang lintasan. Dengan demikian, terukur pulalah
'arti. Ini adalah pekerjaan statistik elementer dan kita berkepentingan kecepatan gerak.
dengannya, yang akan disajikan secara sederhana dalam bab akhir. Laboratorium Penelitian Jalan Raya (The Road Research Labo-
Tanpa memperhatikan kebutuhan jumlah data yang harus diamati, ratory) telah mengembangkan pemakaian cara ikut arus guna meng-
sejumlah sekurang-kurangnya 100 kecepatan, kendaraan harus di- ukur kecepatan perjalanan, yang kemudian lebih dikenal sebagai cara
amati sedapat mungkin. Mungkin saja dltentukan besarnya jumlah "pengamat bergerak" (moving observer). Cara ini dapat mengukur
pengamatan sesuai dengan derajat ketepatan yang dikehendaki, tetapi sekaligus kecepatan dan arus (speed andflow), pada saat ini diguna-
hal ini di luar lingkup buku ini. kan secara luas.

Cara pengamat bergerak


Pengukuran kecepatan perjalanan dan kecepatan gerak
Tiga orang &rtambah seorang sopir dibutuhkan sebagai pengamat
Satu cara pcngukuran kecepatan perjalanan adalah pengembangan bergerak guna penyelidikan kecepatan dan arus lalu lintas. Seperti
cara pengukuran kecepatan sesaat, namun cara ini jarang dilaksana- halnya dengan cara ikut arus, kendaraan digerakkan ulang alik sepan-
kan pada kebanyakan negara. Cara ini dikenal sebagai teknik elevated jang satu atau beberapa ruas jalan mengikuti gerak arus lalu lintas, te-
observer. Seorang pengamat berada di puncak sebuah gedung tinggi, tapi sopir tidak perlu mendahului kendaraan lain sebanyak ia di-
atau naik helikopter, dan kendaraan diukur waktunya sepanjang ruas dahuluinya. Ia hanya menjalankan kendaraannya pada kecepatan
jalan. Jika titik pengamatan tidak sangat tinggi, seperti halnya pada rata-rata kendaraan-kendaraan lainnya. Seorang pengamat di ken-

36
37
daraan itu menghitung banyaknya kendaraan yang didahului dan ken- q : arus kendaraan dalam satu arah;
daraan lain yang mendahului kendaraan uji. Selisih jumlah kendaraan x: jumlah rata-rata kendaraan terhitung dalam arah itu ketika
yang didahului dan mendahului, bisa positif atau negatif, dinyatakan kendaraan uji bergerak dalam arah berlawanan;
dengan notasi y. y- selisih jumlah kendaraan yang mendahului dan didahului oteh
Pada saat yang sama seorang pengamat lain menghitung banyak- kendaraan uji ketika kendaiaan uji bergerak searah q;
nya kendaraan yang berpaposan, sepanjang waktu kendaraan uji me- w: waktu rata-rata perjalanan ketika kendaraan uji bergerak se-
liput suatu arus jalan. Bila perlu, pengamat yang sama mengklasifi- arah q;
kasikan kendaraan-kendaraan yang dihitungnya, misalnya mobil pe- a: waktu rata-rata perjalanan ketika kendaraan uji bergerak da-
numpang, kendaraan umum, dan kendaraan barang. Hitungan ini di- lam arah berlawanan dengan q;
beri notasi x. t: waktu rata-rata perjalanan seluruh lalu lintas searah q.
Sementara itu, pengamat ketiga mencatat waktu sejak berangkat Maka q :*++
dan berakhir pada tiap ruas jalan. Dengan menggunakan jenis split se-
cond stop watch (stop watch ganda), yang satu jarumnya dapat di-' dant=w-y/q
hentikan sementara jarum lainnya bergerak terus, tundaan pada per-
(Jelaslah, bila sopir kendaraan uji mampu mengikuti arus dengan te-
simpangan-persimpangan sepanjang lintas yang diamati pun dapat di-
pat, maka Y : 0, dan dengan demikian t = w).
catat. Hal yang juga menjadi tugas pengamat ketiga adalah mencatat
perhtungan x dan y (Gambar 3.2). Sebagai contoh penerapan metode pengamat bergerak, misalnya
tujuh uji jalan yang telah dilakukan dalam tiap arah pada sebuah ruas
Barat Waktu kendaraan pengamat jurusan timur = a Timur jalan sepanjang64 km (Iabel 3.1).
- kendaraanl pengamat fiurusan timur!

,ffi",
Dari catatan itu, dirata-ratakan dari 7 jalan, dapat dihitung arus
dan waktu perjalanan: Lalu lintas ke arah timur,
Arus jurusan timur dihitung kemudian-
ketika kendaraan pengamat
^_ 27 .7 - 2.7 kendaraan per menit
ke jurpsan timur
'{ -'
jurusan barat : x T.!7 + 2lo (: 6. 18 kpm)
Kf 25.0 x 60 kendaraanperjam
(saat kendaraan pengamat ke arah barat; 1
-_ 4"07 - = 370 kpj
=j!j!.ll
^9u--a*w 'l

(w = waktu kendaraan pengamatjurusan barat) lalu lintas ke arah barat,


38.8 - l.l kendaraan per mertit
Gambar 3.2
Teknik pengamat bergerak
q : --+.07=-_ (: 9.25 kpm)
Yang ideal, lebih kurang dua belas jalan (runs) harus dilakukan _ 37.7 x @ kendaraan per jam
pada tiap arah dalam tiap ruas untuk memperoleh hasil rata-rata. 4.07 : 555 kpj
Tentu saja akan sangat ekonomis, karena itu masuk akal, melaksana- Ke arah timur,
kan pengkajian ini pada beberapa ruas jalan yang bersambungan pa- t : r.97 -#: 2.41 menit
da satu waktu, berkendaraan sepanjang seluruh ruas pada satu arah
dan kembali lagi lewat semua ruas, bukannya melaksanakannya pada
Ke arah barat,
satu ruas jalan pada satu waktu. Kemudian, dengan simbol-simbol
berikut, arus lalu lintas dan waktu perjalanan pada ruas-ruas jalan itu t :2.10-##= 2.22menit
dapat ditentukan.

38 39
Maka, kecepatan rata-rata: Di kawasan perkotaan, waktu perjalanan lebih umum dinyatakan
dalam menit per kilometer (menit per mil), ruas jalan biasanya di-
Kearahtimur : 1.64 x 4C.8km/jam ambil ruas antara dua persimpangan utama (penting). Pada akhir
#r= suatu ruas, waktu tunda (berhenti) pada persimpangan, yang juga di-
Ke arah barat : amati dalam teknik pengamat bergerak, hendaknya juga diukur da-
t.64 x
# = 44.3 km/ jam lam satuan menit. Dengan mengurangi waktu tunda pada persim-
atau: 2.41 pangan dari kecepatan perjalanan sepanjang ruas yang diamati, seca-
m = l.47menit,/km dan ra langsung dapat diperoleh kecepatan gerak antara dua persimpang-
))1 an. Kecepatan dan pertundaan sepanjang satu bentang jalan kota da-
mf : l'35menit/km. pat disajikan seperti dalam Gambar 3.3.

Tabel 3.1 Catatan pengamat bergerak


Ke arah timur
Waktu perjalanan Penghi- Kendaraan Kendaraan yang jalan XYZ
menit detik tungan x yang menda- didahului kenda-
hului kenda- raan uji
raan uii
I 50 38 I 4
2 02 422 3
a 00 4Al 5
I 56 38 I 4
jalan
40
I 58 38 I 4 D
p0 waktu harian
i 48 35 l 6 waktu perjalanan 6
20 detik
2 l3 4t2 ) per mil )
l0
Jumlah l3 47 272 9 28 menit 2
Rara-rata I 58 38,8 (e-18) : -19 -2.7
: 1.97 menit waktu tunda d r*rrr*!{#!{liu'n u.".ru,"n rerjalananl
Ke oroh barat
2 05 27 3 4
7 00
Pertundosn (delays)
26 2 4
t
10 28 .1 4 Jelaslah bahwa dalam daerah perkotaan (dan tidak jarang pula di dae-
2 l0 28 4 4 rah pedesaan) pertundaan merupakan bagian penting dari waktu per-
I 58 ,< )
)
5 jalanan. Pertundaan pada suatu perjalanan terbagi dalam dua kate-
l5 30 4 J
2 07 28 3 3
gori, yaitu pertundaan gerak (tunda gerak) dan pertundoon tetap
) 10 3l ) 5 (tunda tetap).
Jumlah 14 45 195 20 28 Lebar jalan yang mempengaruhi kapasitas jalan dan volume lalu
Rata-rata 2 06 27.7 (20-28) - -8 -l.l lintas yang menggunakan jalan itu merupakan faktor utama dalam
= 2.10 menit kecepatan gerak. Kesendatan (congestion) ini, yang disebabkan oleh
lalu lintas yang terlalu berat, dapat digolongkan sebagai tunda gerak
di sebuah jalan, bukan suatu elemen pokok kecepatan perjalanan.

40 4t
Tunda tetap pada hakikatnya "termasuk" (built-intb) sebuah ja- pertundaan = lM kendaraan masing-masing 15 detik
Jumlah
lan tertentu dalam bentuk penu4daan pada lampu lalu iintas, pada
simpangan prioritas (semboyan ,,BERHENTI,, (stop) dan ,iBERI
= l.560detik
Pertundaan r ata-r atate.raaraan berhenti = lJ!.O : 27.8 detik
JALAN" (give way), pada penyeberangan pejalan dan silang kereta 56
api, dan sebagainya. walaupun daram arah utama arus laru lintas per- Persentase kendaraan tertunda = 56/93 x l0O : 60.2
tundaan ini dapat diketahui selama pengamatan, namun masih sering
diperlukan mengetahui perincian semua pertundaan pada tiap persim-
Yang terpenting adalah,
Rata-rata pertundaan semua kendaraan = 1560/93 : 16.8 detik'
pangan dan penyebrangan.

Untuk memperoleh tunda tetap pada suatu persimpangan di- Angka terakhir ini, dengan memperhatikan keempat jalan menuju
butuhkan dua orang pengamat, dan informasi yang tepat dapat de_ p"rri-prngun, adalah angka yang akan digunakan bagi analisis eko-
ngan cepat diperoleh. nomi suatu persimpangan atau usulan perbaikan persimpangan yang
bersangkutan.
Dengan satu jalan mengarah ke persimpangan, seorang pengamat
menghitung semua kendaraan selama lima menit, mengttasirit*iLun
lalu lintas dalam "berhenti,' (stopping) dan ',tidak *rhenti,, (not_ Penghitungon gerak belok
stopping). Sementara itu, pengamat kedua, dalam kurun (interval) 15 Kita telah mengetahui bahwa sebagian pertundaan yang dapat diukur
detik, menghitung jumlah kendaraan yang menun g1v (stotionary) se_ pada jariqgan jalan terjadi pada persimpangan-persimpangan. Be-
belum persimpangan. Dari hasil ini pertundaan rata_rata ti"p i""_ berapa menit pengamatan pada suatu persimpangan yang sibuk akan
daraan dapat dihitung. Misalnya sebagai berikut.
memperlihatkan bahwa pertundaan ini disebabkan oleh kendaraan-
kendaraan yang keluar dari arus lalu lintas langsung (membelok).
Kendaraan yang belok kiri sedikit menimbulkan gangguan, namun
Volume kendaraan mendekati persimpangan kendaraan yang belok kanan harus menunggu kesempatan atau me-
Berhenti Tidak berhenti nyebabkan penundaan bagi kendaraan lain. Karena itu gerak belok ini
56 37 perlu diperhatikan dan diketahui banyaknya kendaraan yang berbe-
Jumlah 93 Iok (dan jenisnya).

Kendaraan menunggu Keterangan itu diperoleh dengan penghitungan gerak belok. Se-
Menit,/Detik orang pengamat pada tiap cabang jalan menuju persimpangan berdiri
l5
menghadap persimpangan dengan selembar formulir atau memasang
alat penghitung yang menghitung kendaraan-kendaraan yang belok
0 0 ) 7 9
kiri, terus, dan belok kanan. Sering diperlukan, seperti halnya dalam
I 4 0 0 3 penghitungan lalu lintas langsung, menghitung lalu lintas menurut
) 9 l6 t4 6 jenisnya, misalnya mobil penumpang, kendaraan barang ringan, ken-
3 I 4 9 l3 daraan umum, dan kendaraan barang berat. Sebuah lembar khusus
4 5 0 0 ) bagi kepentingan perhitungan kendaraan belok adalah seperti Gam-
bar 3.4.
Jumlah l9 = 104

42 43

Il
I
Lampu lalu Bundaran lolu
lintas lintas
PENGHITUNGAN GERAKAN BELOK Mobil pribadi,zpenumpang, kendaraan
Barang ringan 1.0 1.0
Kenddraan pelayanan umum (KPU) 2.25 2.80
Lokasi: Simpanc Smith Street dan North Road Pukul: 10.30 sampai I1.00 Kendaraan barang berat (KBB) 1.7 5 2.80

Pengamat: Bill Blosgs Cuaca: terik Tanggal: 30 July 69

p.
\,z
vo
)A
I
FA
North Road (barot) Eq
v
Kendaren .o
o
"Barang
B€rat
MobittKBB KPU Kend.SMP
!1tf lilt 35 l0 5 50 77
170 t7 l3 200 254
iltf l#l 150 40 l0 2N
.lill lltt
$tl *il
tu
A
za
Gambar 3.4
Formulir pencatatan kendaraan yang membelok o
V
0.
l.
E
V
Dari bentuk itu, dengan menghitung arus lalu lintas dalam periode ,o
yang lebih pendek daripada dalam arus per jam, baik dalam satuan
2
kendaraan maupun setiap mobil penumpang, data lebih mudah di-
kumpulkan dalam diagram, seperti Gambar 3.5. Apabila penghitung-
an gerak belok dilakukan dengan tujuan pemasangan lampu lalu lin- Gambar 3.5
tas pada persimpangan yang bersangkutan atau konstruksi bundaran Cerak belok: diagram angka @undaran smp/jam)
lalu lintas (construction of a roundobout), faktor yang dipakai untuk
memperoleh smp akan berbeda dengan yang sudah diterangkan ter-
dahulu; yakni sebagai berikut.

L
Bagi gambaran kasar suatu arus lalu lintas dan bagi penyajian data
terhadap komite dan sebagainya, penghitungan gerak belok biasanya
ditunjukkan dalam bentuk diagram, dengan penggunaan warna untuk
membedakan arus pergerakan (Gambar 3.6).

BAB IY
SURVEI LALU LINTAS

Parkir

Setelah menelaah persoalan lalu lintas bergerak, baik yang bergerak


lurus maupun yang membelok, masih ada satu keadaan lalu lintas
r'L::..,.a yang harus diselidiki, yakni lalu lintas berhenti. Setiap perjalanan
i;i;:it akan sampai ke tujuan dan bila itu terjadi bagaimana halnya dengan
kendaraan? Kendaraan akan diparkir, bahkan kadang-kadang dalam
hal tertentu ditinggalkan, tetapi bagaimanapun hal ini adalah persoal-
an teknik lalu lintas.
Gambor 3.6 Sudah semenjak permulaan abad ke-19 dibuat peraturan berke-
Gerak belok: diagram arus kuatan hukum bahwa jalan raya milik raja tidak diperkenankan
Tiap arah panah mempunyai penafsiran yang berbeda. untuk digunakan sebagai lapangan kuda. Kemudian, secara hukum,
setiap kendaraan yang berhenti dengan sendirinya merupakan ham-
Ringkasan batan lalu lintas dan pemiliknya dapat dituntut. Namun sebuah ken-
daraan tidak dapat berjalan atau bergerak terus-menerus bila ia telah
(l) Kecepatan di jalan dapat berarti ,'kecepatan sesaat,, atau ,,ke_
sampai ke tujuan dan hafus diparkir, dan pada umumnya, pinggir
cepatan D€rialanan,,. jalan (kerb side) adalah pilihan terdekat. Semakin besar volume lalu
@ Pengukuran terbaik atas kecepatan sesaat adalah dengan
meng- lintas di jalan, semakin besar pula kebutuhan pelataran parkir.
gunakan radar.
(3) Pengukuran terbaik atas kecepatan perjalanan adarah dengan Akibat parkir
teknik "pengamat bergerak" yang sekaligus memperoleh aius
lalu lintas pada jalan yang bersangkutan. Sekalipun hanya beberapa kendaraan yang diparkir sepanjang ruas
(4) Pertundaan pada persimpangan adalah sangat penting dan se_ jalan, kendaraan-kendaraan itu secara efektif mengurangi lebar jalan
bagian besar disebabkan oleh gerak belok kanan. dan hal itu berarti mengurangi kemampuan tampung arus lalu lintas.
(5) Gerak.belok sebaiknya disajikan dalam bentuk gambar Kita katakan kapasitasnya dikurangi. Hanya tiga buah kendaraan
agar di- mobil yang diparkir pada ruas jalan sepanjang satu kilometer akan se-
peroleh lesan terkuat.
cara efektif mengurangi lebar jalan 5.5 m (18 ft) menjadi tinggal 4.6 m
(15 ft), yaitu dari jalan yang dibangun untuk standar lalu lintas dua

46
arah turun menjadi satu arah. penumpang/sopir pribadi menghendaki parkir bebas, nya-
Kementerian perhubungan (The Ministry of Transporl menyusun man bagi kepentingan berbelanja.
tabel parkir sebagai berikut. pemilik toko menginginkan mudah bongkar
muat dan parkir yang menyenang-
kan bagi pelanggan.
Parkir kendaraan per km 60 120 300 operator kendaraan umum menghendaki jalur bebas,/khusus
(dua sisi jalan)
untuk bus agar dapat menepati
(kendaraan per mil dalam (5) (r0) (50) (100) (200) (500) jadwal waktu.
tanda kurung)
sopir mobil komersial menginginkan mudah bongkar
muat, dan bila pelataran parkir ti-
Pengurangan lebar 0.9 t.2 z.l 2.5 3.0 3.7 dak memadai, mereka akan "par-
dalam meter (kaki dalam kurung) (3) (4) (7) (8%) (10) (12) kir ganda".
lalu lintas langsung menghendaki tidak ada kemacet-
an.
Pengurangan kapasitas 27s 47s 67s 800 petugas parkir menghendaki parkir bebas di mana
pada24km/jam
(15 mil,zjam)
_:7s saja.
(dalam smp/jam) ahli perlalulintasan ingin menyenangkan setiap orang
dan tetap menjaga kelancaran lalu
Sumber: Urban Tra,ffic Engineering Techniques, Tabel
lintas.
7.

Memang, ada beberapa jalur utama yang hanya selebar 4% m (15


Adalah tugas ahli perlalulintasan mencari keseimbangan antara ke-
pentingan-kepentingan yang berbenturan ini sejauh mungkin. Hal ini
ft) yang menembus kota tua yang sudah lama dibangun. Sebuah mo-
dilakukannya dengan menyeimbangkan parkir wakt'r lama dan parkir
bil barang yang berhenti di luar sebuah toko ketika menurunkan
muatan secara efektif mengubah jalan sempit menjadi satu jalur, waktu pendek. Akan diperhatikannya imbalan parkir di jalan (yakni
pada kerb atau pinggiran) dan parkir di luar jalan di bawah tanah
mengakibatkan satu alur lalu lintas terhenti, dan menyebabkan kema-
atau bangunan parkir bertingkat, dan menyediakan sesuatu bagi seti-
cetan pada areal yang sangat luas.
ap orang.
Oleh karena itu, jelaslah bahwa parkir pada jalan raya harus di-
atur dan dibatasi. Namun kendaraan harus dimungkinkan untuk ber-
I nve nta risqsi pela toran parkir
henti pada suatu tempat di akhir perjalanannya. Oleh karena itu, sela-
lu sebelum usaha mencari suatu penyelesaian, sebuah survei harus di- Mula-mula kita perlu menelaah sarana parkir yang telah tersedia di
lakukan baik terhadap sumber-sumber parkir maupun terhadap kebu- dalam kawasan yang bersangkutan. Pada kebanyakan kota telah di-
tuhan parkir. Hanya dengan demikian suatu tindakan dapat dilaku- berlakukan pembatasan-pembatasan parkir pada beberapa jalan. Bi-
kan. dang parkir pada pinggiran (kerb) jalan di suatu kawasan tertentu
hendaknya disurvei. Survei ini menyangkut:
Sebelum kita berpikir tentang survei parkir secara terperinci, mari-
lah kita perhatikan berbagai "permintaan,' parkir yang cenderung sa-
(a) jalan-jalan yang secara resmi diijinkan untuk parkir (dengan
atau tanpa batasan waktu).
ling berbenturan:
(b) tempat-tempat yang secara resmi menerapkan parkir meteran.

48
Rekayasa Lalu Lintas (5)
49
*{'

(c) jalan-jalan parkir bebas (yang boleh untuk parkir secara bebas).
(a) Pelataran parkir bagi masyarakat luas:
jahn_jalan yang bebas terbatas atau bebas parkir sama sekali. i). bebas atau membayar;
ial ii) satu tingkat atau bersusun;
Dalam menentukan besarnya bidang tempat kendaraan-kendara- iii) milik pemerintah atau swasta.
jalan yang ber-
an dapat diparkir, selain daripada dalam teluk-teluk
tanda, setiap enam meter (20 ft) panjang pinggir ialan (kerb) hendak-
(b) Pelataran parkir bagi orang-orang tertentu:
nya bebas parkir, seperti tempat pemberhentian bus, jalan masuk Parkir untuk pegawai suatu kantor atau perusahaan, parkir
jalan. Parkir di luar jalan khusus bagi pembelanja pada suatu toko tertentu.
atau keluar kendaraan, dan dekat pojok
pun harus dicatat. Hal-hal itu dapat terdiri atas dua tipe yang harus Tentu saja perlu diketahui berapa banyaknya bidang atau petak par-
tetap terpilih. kir dalam pelataran yang bersangkutan.
Apabila inventarisasi pelataran parkir telah selesai, yong terbaik
adalah menyajikannya secara diagramatis pada sebuah peta atau sket-
sa. Salah satu cara yang dimaksudkan itu disajikan pada Gambar 4.1.

z
o
o Telaa h penggunaan parkir
Setelah ditentukan banyaknya bidang parkir yang dapat digunakan

!D
g,
,I dalam suatu areal kemudian kita perlu menentukan kebutuhan bidang
parkir dan sebab-sebab kebutuhan itu. pertama, penghitungan kenda-
i'Pelataran raan yang diparkir di dalam area dapat dilakukan.
v) A'
:'?..-. '-.E
I D l. oarkir '''. Antara pukul 8.00 dan 18.00, pada kurun (interval) setengahan jam,
I ,l ,'ici'65'6a;t;^
sebuah sirkuit dibuat sekeliling blok seluruh area dibagi-bagi men-
l! ,:-ttlaslii, t l'F -

Jalan Rose
zl L jadi blok-blok dengan ukuran yang serasi agar memungkinkan jalan
berkeliling dalam waktu kurang dari setengah jam -- untuk mencatat
jumlah semua kendaraan. Hanya angka-angka dalam ,,nomor,' pen-
30min/2jam
daftaran (nomor kendaraan) yang perlu dicatat, karena tidak seharus-
30min,/2jam
nya dua kendaraan dalam area yang kecil akan diberi nomor sama.
?
Penghitungan melalui nomor registrasi (nomor kendaraan) akan di-
6Y catat pada formulir seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Ruang parkir terbatas di luar jalan Perluasan survei ini pada area parkir adalah dengan menggunakan
Ruang bebas parkir pita rekaman (tape recc"der) dengan cara si pengamat bergerak pela-
_ yang sudah ada T-l parkir komersial
Jumlah ruang: 25 : hanJahan sekeliling zone dengan mobil/kendaraan. Daflar nomor
---f-
pintu masuk | | parkir vang diwajibkan
Di!1"19..19ut!$t"' kendaraan yang sudah direkam harus segera dicatat pada sore hari-
sama sekali tidak memadai nya. Nomor kendaraan tidak selalu mudah dilihat dari tempat kenda-
raan pengamat. Oleh karena itu, yang terbaik adalah melakukan sur-
Gambor 4.1
vei dengan jalan kaki, tanpa kerumitan!
Inventarisasi pelataran Parkir
Selanjutnya yang diperlukan adalah "mengolah" data yang telah
direkam dalam lembar pencatatan itu. Setiap kendaraan dianggap

50 5l
pat dilihat jam puncak parkir (Gambar
4.3). Gambaran pada grafik
ini diperoleh hanya dengan menghitung jr-tat, yang
dicatat dalam se-
tiap setengahan jam. Dengan jumlah,
-in.o"Jkkrn
sa menghitung saat setiap kendaraan
t<ita mungtin Ui-
WILAYAH KOTA NEWTON tetap dipart<ir aal"*
diukur dalam satuan setengahan jam. Selanjutnya, tita "."i,'r"f,,
aapat,me_
SURVAI PENGCUNAAN PARKIR nyusun berapa kali kendaraan diparkir
("paling umum,'dalam contoh ini; lamanya purf.lr. -6vs! Jit"iutri
dan dari sini aapat urA!Lsr

Hari : Se/asa Blok : CJ Lebih dari itu, masih dari berkas survei yang sama dapat
jumlah kendaraan yang diparkir per jam, dihitung
Pengamat: Bill Bloggs C]uaca: Cerah Tanggal: l0 luli69 angta yang sangat penting
apabila diketahui penerapan biaya parkir secara
komersial.
Waktu:

lll0
.bulasi
-Penghitungan-penghitungan
dan sebagainya
seyogyanya ditunjukkan dengan [a_
o8ooo I o8lo 0900 0er0 | I00o 1030 I 100 r 130 1200 1230 1300 dengan formulii-thusus pencatatan survei.
Mo-
763
I80
lt763
I
542
I 180 i$l
-il*l 73e
s6t
250
I

I
HI
250 I
719
s6r
l4 86r l4 21512 i4r I 541 l2
I
,r< I 802 | 802 I 802l 6
:so lq ioi I 64012 l:r lr 84lll
542 Eeo xoz I 802 eol 7821r 84r I qurl,
12 I
r*l |

8ml8
"'l' 278
&21
I
278 13
8eo
t4l
I
I
890
,r,
I

lo r6tlr 'mll Jam puncak parkir


34r I @214 nrlt set I t26l
5s8 I 34r I 56r ezs I 82511
I
82s 333 I r3r
ln
l2I I rll I
rzr I t2rI
I

650 I i2elr e27 13 I


s27 I 650 t2
rr4 I snl .: l5
l14 l2 I
d
o.

2 3
"l ,rl ;:l ,:i :l aI
I

d
El0
Cambar 4.2 o

Bentuk pencatatan survei penggunaan parkir d


E

hanya diparkir sekali selama setengah jam penuh; apabila dua kali, vr(ru ruIJ I 100 1200 1300
berarti satu jam penuh, dan seterusnya. Mungkin sekali terjadi keti- 1400
Waktu
daktepatan karena kendaraan yang diparkir 5 menit atau 25 menit
akan dianggap parkir setengah jam, namun hal ini tidak mengurangi
Gombar 4.3
arti tujuan utama. Survei parkir: kendaraan diparkir/waktu per hari
Hasil pertama daripada survei data ini adalah grafik jumlah ken-
daraan yang diparkir setiap jam sepanjang hari dan daripadanya da-

52 53
pukul 08'00' tercatat Penghitungan yang lebih bermanfaat kini dapat dilakukan dari da-
bil 763, misalnya, keberadaannya dtcatat pada ra terkumpul, bersama-sama dengan hasil inventarisasi pelataran par-
yang terakh!' De-
tagi Ot.:0, 09.00, dan @'30. Yang keempat adalah kir. Ini adalah jumlah kendaraan yang diparkir dibagi dengan jumlah
sekali' dua kali' tiga
,g-"" -Lf"""k pada daftar.ut"tun, 763 ditandai petak pelataran parkir yang tersedia, dinyatakan dalam persentasi,
tlti a"r, angka bukannya ditandai melainkan dimasukkan dalam
"4" yang dikenal sebagai indeks parkir.
tofotn 09.30. Sama halnya, kendaraan 183 yang telah
diikuti selama
"3"' Anggaplah bahwa terhitung ada 14 petak parkir di blok C.5.
0g.00, 08.30 dan berakhir pada 09'00 ditandai dengan

Hasil tabulasi yang direkam pada Gambar 4'2 disajikan


seperti Jumlah kendaraan yang diparkir dapat dinyatakan sebagai persentasi sebagai berikut:

Gambar 4.4, yaitu ..*uu kendaraan yang tergolong "1" dicatat di


parkir tercatat 1", kendaraan golongan "2" di - waktu 8.00 8.30 9.00 9.30 10.00 10.30 11.00 ll.30drt.
bawah "banyaknya - Jumlah kendaraan
seperti telah dijelas- 913
bawah kolom "2;', dart seterusnya' Kemudian, parkirdiblokC.S 2 3 6 6 8
golongan par-
kan setiap kendaraan yang "tampak" dianggap masuk - Indeks parkir
14.3 2l'5 43 $ g 93
kir setengah jam. oaii sini ditritung lamanya kendaraan diparkir
se- berdasarkan ka- 57 tgV
terakhir "jam kendaraan parkir" pasitas 14 ken-
p.rtl t"rr"Urridi Penghitungan
"tur. lama par- daraan
(parked vehicle-hours) adalah hanya menggandakan angka
kir dengan jumlah kendaraan- Alasan kebutuhan parkir
Kita dapat dengan cepat membuat penilaian kasar atas alasan-alasan
kebutuhan parkir, dengan menggunakan telaah kegunaan parkir se-
Tobulasi perti yang telah dipaparkan. Bila sebuah survei dilakukan pada hari
kerja biasa, Jumat barangkali hari terbaik'|puncak kebutuhan parkir
Banyaknya parkir t,'7 | lYz 2 2\h 3 3tA 4
secara umum dapat dinilai. Telaah lebih lanjut dilakukan pada kawas-
yang tercatat
an yang sama pada pukul 18.00. Dengan survei ini akan diketahui ke-
Lama(iam) I 2 3 4 5 6 'l 8
butuhan ruang parkir nyata pada kawasan permukiman. Penggunaan
Jumlahkendaraan 5 ? '1 1 t I 0 ?
parkir yang dihitung pada awal akhir hari kerja (early closins day)
Jam kendaraan 2Y, "l l}Y, l4 2'/z 3 0 8
akan menjadi ukuran kebutuhan parkir perumahan dan pekerjaan,
parkir
sementara penghitungan pada sore hari Sabtu (di Indonesia hari
Jumlah4T/z jam kendaraan Parkir'
Minggu) akan memberikan gagasan yang beralasan atas kebutuhan
parkir pada kawasan permukiman dan perbelanjaan. Dengan proses
47 % jamkendaraan x l,/ - per jam = f 2'7'fpendapatan
(hampir tidak cu-
kup untuk membangun bangunan parkir bertingkat seharga t 100'000,- tetapi' penambahan dan pengurangan berbagai angka ini, setiap alasan kebu-
penggunaan tuhan perorangan dapat dinilai.
tentu saja, hal ini tidak diharapkan. Tabulasi hanya menunjukkan
Cambar 4.3).
ber4rti parkir "sementara"
Penilaian yang lebih tepat atas alasan kebutuhan parkir tentu saja
Lama puncak parkir =I sampai 2 jamyang
dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung. Begitu kendaraan
(peak parking duration).
* Arti indeks 107 persen adalah bahwa satu kendaraan telah diparku dua kali
Gambor4.4 atau diparkir pada bidang yang tidak cukup untuk parkir, barangkali pada
Tabulasi: kegunaan survei Parkir bagian "dilarang parkir"
* r Untuk Indonesia, pemilihan hari Jumat tentu kurang tepat; yang terbaik barangkali
hari Kamis (pen.).

55
54
rlrpl11[11 rlr kirwrrslrt yang diteliti, pewawancara segera mengajukan Ukuran lingkaran menunjukkan skala (pendekatan) jumlah kebutuh-
lrrlrt'rupir pcrlirtlyalttl yang relevan. Namun cara ini sangat memakan an parkir di zone yang bersangkutan.
wirhtu (lirrr tttrrltal. I'ilihan lain, sebuah kartu pos berperangko yang
lrcrrri lrcrtanyaan singkat dimasukkan ke dalam setiap kendaraan
virrrp, rliptrkir. Tanggapan yang diperoleh biasanya sangat sedikit, dan
scpcrl i tclah dibahas dalam survei A-T, barangkali sangat kabur.
I*-
M t ne n I u k a n kebutu ha n parkir
@
Walaupun kita telah menghitung jumlah kendaraan yang diparkir
pada suatu kawasan, hal ini bukanlah indikasi kebutuhan ruang par-
kir yang sesungguhnya. Banyak orang ternyata parkir kendaraannya
jauh dari tempat yang mereka ingin hanya karena kesulitan memper-
-l ['-
oleh tempat parkir. Yang lain mungkin menggunakan kendaraah
umum hanya karena ketiadaan fasilitas parkir yang memadai. Lalu
_l L-
bagaimana kita menentukan kebutuhan ruang parkir yang sebenar-
nya?
Walaupun beberapa ukuran kebutuhan sesungguhnya atas ruang
parkir dapat diperoleh dengan menghitung jumlah kendaraan yang
memasuki suatu kawasan atau dengan wawasan wawancara langsung
dengan pengemudi kendaraan yang diparkir, cara-cara ini sangat me-
I
---l
L
makan waktu, mahal, dan sukar disimpulkan. Barangkali cara yang Kunci permintaan parkir
terbaik, dalam beberapa keadaan, adalah menggunakan angka kebu- ruang parkir tak terpenuhi
tuhan yang sudah ditabulasi untuk lahan yang berbeda-beda. Tabel tersedia (ruang yang dibutuhkan)

berikut telah disarankan sebagai dasar perkiraan kebutuhan parkir


Gambar 4.5
pada kota-kota di Inggris.
Persentasi kebutuhan Parkir
I petak parkir per
Penilaian persentose kebutuhon porkir
Guna lahon Karyawan + pengunjung atau luas lantoi
Industri 2 pada saat kebutuhan parkir telah dinilai dan inventarisasi ruang par-
Gudang ) kir telah dilakukan, hasilnya, seperti biasa, harus disajikan dalam ra-
Toko U., (250 sq. ft) luas kawasan gam yang sudah dipadu. Salah satu cara adalah membagi suatu ka-
Kantor ) ^'
Hotel ) tidur
wasan kota dalam blok-blok atau distrik dan memperlihatkan kebu-
3 tempat
Biro perjalanan I tempat duduk tuhan dan "sediaan" dengan skema perbelanjaan (Gambar 4.5). Cara
Motel I kamar lain, indeks parkir rata-ratatiap zone dapat dihitung dan peta kota di-
Rumah makan ; 6 tempat duduk warnai untuk menunjukkan indeks-indeks' Namun cara ini, walaupun
Bioskop
)
l0 tempat duduk berguna bagi ahli perlalulintasan, tidak Legitu berarti bagi orang
Rumah sakit 2 tempat tidur
Rumah I rumah tinggal
awam.

56 51
Dari data yang telah dikumpulkan mungkin saja kita sampai pada
satu kebijaksanaan parkir di suatu kota; kita akan membahasnya re-
bih terperinci.

Ringkasan,

(l) Parkir tidak terkendali secara langsung mengurangi kapasitas


suatu jalan. BAB V
a) Inventarisasi ruang parkir yang dapat digunakan harus dilaku_
PENGENDALIAN LALU LINTAS
kan.
(3) Penggunaan ruang parkir hendaknya diukur dan cara terbaik
adalah dengan menggunakan indeks parkir.
(4) Arus Lalu Lintos
Kebutuhan atas ruang parkir tidak sama dengan penggunaan
atas ruang parkir. penilaian terbaik adarah merarui penelaahan
guna lahan. Dengan telah dilaksanakannya survei dan pengukuran arus lalu lintas,
(5) Penyajian dengan skema perbelanjaan (pie-chart)
adalah cara
kita harus memperhatikan apa yang dapat dilakukan untuk mening-
terbaik untuk menunjukkan kenyataan katkan kondisi bagi pemakai jalan. Seperti telah diketahui, tugas para
kepada panitia. ahli perlalulintasan adalah meningkatkan arus lalu lintas dalam ke-
adaan paling nyanian, aman, dan murah. Untuk mengerti prinsip-
prinsip yang ada di dalamnya, kita pertama kali harus mengenal kon-
sep kapasitas.

Kapasitas
Kapasitas suatu mangkuk pengukur (misalnya yang berukuran kecil
atau seperempat) adalah satu ukuran botol bir. Kapasitas suatu pela-
taran atau taman parkir sungguh sangat mudah diukur. Kapasitas se-
buah pipa penyalur air yang menyalurkan bir masuk mangkuk agak
lebih sulit mengukurnya; hal ini tergantung tidak hanya pada ukuran
pipa, tetapi juga kekuatan yang kita gunakan untuk memompa atau
mendorong bir melalui pipa itu. Dan bisa dicatat bahwa kapasitas di
sini diukur tidak sekedar dalam pengertian kuantitas, tetapi kualitas
per jam atau per menit (lama waktu yang dibutuhkan untuk meme-
nuhi mangkuk). Sama halnya seperti di atas, kapasitas suatu jalan
tergantung pada lebarnya (ukuran pipa) dan juga pada kecepatan la-
lu lintds (kekuatan menekan pipa).
Bayangkanlah seruas jalan yang tertutup bagi semua kendaraan
kecuali sebuah. Kendaraan ini dapat dipacu sepanjang ruas jalan itu
secepat yang diingini oleh pengemudi. Sekarang kita bayangkan eks-

s8
59
trem yang lain, yaitu seruas jalan yang dipadati oleh kendaraan. Mere_
ka hanya bisa maju sangat lamban, memacetkan lalu lintas. Kapasitas Derojat pelayanan
optimum suatu jalan jelas berada di antara dua ekstrem itu.
Di Amerika berbagai macam hubungan kurva kecepatan arus diklasi-
Dengan demikian, kapasitas praktis suatu jalan dapat dinyatakan
fikasikan sebagai "derajat pelayanan". Jelasnya, pada jalur jalan
sebagai: jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati sebuah ti-
yang baik, dengan kapasitas tinggi dan digunakan hanya oleh sedikit
tik (menyeberangi sebuah seksi) pada jalan dengan kondisi yang ada jalan
kendaraan, kendaraan-kendaraan ini akan merasakan kondisi
dalam satu jam, tanpa kepadatan lalu lintas yang sedemikian besar se-
sangat baik. Ini adalah derajat pelayanan tertinggi, A. Begitu lalu lin-
hingga menyebabkan hambatan, bahaya, atau halangan terhadap pe-
tas meningkat, kecepatan akan menurun' para pengemudi akan mera-
ngemudi. Diakui, kriteria ini sangat kabur dan tidak tepat.
sakan jalan semakin berjubel, dan frustrasi kemudian meningkat.
Oleh karena kita mengukur kapasitas dalam unit kendaraan (smp) Akhirnya, begitu suatu volume lalu lintas mencapai -- dan diharapkan
per jam, maka dengan mengingat kembali kondisi kemacetan
lalu lin- tetap dapat lewat -- kapasitas jalan, derajat pelayanan jatuh pada de-
tas, kita dapat mengerti bahwa arus kendaraan sepanjang suatu jaran rajat terendah, F, atau kondisi "arus seret" (forced flow) (Gambar
akan berkurang begitu kecepatan menurun dikarenakan lalu lintas s.2).
berkelebihan. Hal ini digambarkan dengan baik melalui grafik (Gam-
bar 5.1) hubungan kecepatan arus.

-.!--rr:\
ilastl emperis
o

ad
a
o
o
t
kecepatan
kondisi goyah

kemungkinan
)),lrI

R
Arus
Gambor 5.1
+

Kecepatan - hubungan arus lalu lintas


lampu laluJintas
----------------f
(Arus)

Gambqr 5.2
Tingkat Pelayanan
lalu-lintas berat

,,Derajat pelayanan" menawarkan kondisi seruas jalan sebagai se-


potong jatan, tetapi hendaknya diingat bahwa contoh-contoh khusus
jalan luar kota
ini berlaku bagi jalan kendaraan bermotor di kota dan
60
6t
dan bukan untuk jalan-jalan di dalam kota atau jalan lokal. Adalah tugas para ahli perlalulintasan untuk menjamin agar jalan-
Di Inggris, kapasitas praktis diusulkan oleh Menteri perhubungan jalan yang tersedia dipergunakan pada kapasitas yang tertinggi dan
(The Ministry of Transport), dengan menggunakan patokan yang ber- dengan tingkat pelayanan tertinggi pula. Jelaslah, bila suatu jalan
beda untuk kondisi kota dan desa. Kapasitas jalan kota dinyatakan baru dirancang, maka lalu lintas yang diharapkan terjadi menjadi
dalam arus lalu lintas pada jam puncak atau jam sibuk, sementara un- ukuran utama untuk menetapkan lebar jalan, kesejajaran, dan seba-
tuk jalan pedesaan digunakan terminologi rata-rata arus hari-hari da- gainya. Namun pada umumnya jalan, baik di luar maupun di dalam
lam bulan Agustus (hari yang digunakan adalah selama l6 jam sejak kota, tumbuh "begitu saja", seperti Topsy. Lebar jalan pada bebera-
pukul 06.00 sampai pukul 22.00, yang meliputig3s/o dari arus ?A jam). pa kota tua ditentukan bukan oleh lalu lintas yang diperkirakan
menggunakannya melainkan oleh batas-batas tanah milik pribadi di
kanan kirinya. Lebar jalan pada masa lalu, bila dispesifikasikan sama
Derajal pelayanan Kondisi arus lalu lintas Kecepatan kendoroan sekali, telah ditentukan berdasarkan standar tanpa tempat untuk ja-
lan mobil. Beberapa jalan dirancang khusus dan "cukup lebar untuk
A bebas hambatan 95 km,zjam ( 60 mil,zjam) prajurit berkuda yang membawa tombaknya melintang di atas pela-
B arus stabil 90 - 95 km,/jam (55 - 60 mpj) na". Jalan lain dikhususkan agar cukup lebar bagi kuda dan kereta
C arus stabil 80 - 90 km/jam (50 - 55 mpj) ditambah jalur bagi para petani perempuan berjalan tanpa terkotori
D arus stabil 65 - 80 km/jam (40 - 50 mpj) bajunya. Dan karena garis bangunan pada saat itu adalah juga sisi ja-
E arus tidak stabil km/jam (30 mpj)
lan (tidak ada jarak antara jalan dan bangunan), mengakibatkan ja-
50
F
lan di kota-kota masa kini terasa sempit dan hal ini menyulitkan para
arus seret di bawah 50 km/jam
(di bawah 30 mpj) ahli perlalulintasan.

Pengeloloan lalu lintas


Kita akan membahas usaha merancang jalan baru bagi lalu lintas ke-
Angka kapasitas yang sekarang digunakan di Inggris adalah: mudian dalam buku ini. Pada tahap ini kita akan membahas bagaima-
(a) Jalan motor d kota, 2 x i .1 (24 ft)
na penggunaan yang terbaik atas jalan yang ada. Kita lakukan ini de-
3.0(n smp/jaml
jalur lintasan, 65 km,/jam,(40 mpj) satu arah ngan pengelolaun lalu lintas.
(b) 7 .3 m (24 ft) lebar jalan untuk guna l.200smp/jam/
ganda, 50 km/jam (30 mpj) bebas arus dua arah
Teknik utama pengelolaan lalu lintas relatif tidak mahal. Banyak
parkir, persimpangan baik. di antaranya adalah dengan cara "garis cat putih pada jalan" dengan
(c) Jalan kota yang ada,7 .3 (Vl ft) 600 - 750 smp/jaml tujuan menuntun para pengemudi, mengarahkan, dan mencegahnya
lebar, bebas hambatan, 30 km,/jam arus dua arah agar tidak menjadi gangguan bagi pengendara lain.
(20 mPj).
(a) Jalan motor luar kota, 2 x 7.3 m 33.000 smp,zjam,z
Cara-caraumum yang biasa dilakukan adalah:
(24 ft) jalur lintasan, I l0 km/jam arus dua arah (a) sistem jalan satu arah,
(b)
(70 mPj).
(b) arus pasang,
Jalan desa, 7.3 m (24 ft) lebar,
80 km/jam (50 mpj;, kesejajaran baik,
9.000 smp/jam,/
arus dua arah
(c) peraturanPerParkiran,
pandangan baik. (d) tanda-tanda jalan dan teknik kanalisasi,
(c) Jalandesa yangada;1.3m(24ft) 6.000 smp/jaml (e) rambu-rambu jalan,
lebar, tanpa peningkatan pada per- arus dua arah (0 semboyan-semboYan lalu lintas,
simpangan, 65 km,zjam(40 mpj). (g) minor, misalnya: peningkatan penjajaran jalan.
62 63

i,
(Rambu-rambu lalu lintas pada persimpangan akan dibahas secara lah tempat kemungkinan terjadi kecelakaan. Titik potong ini disebut
terperinci dalam bab berikutnya, sedangkan teknik kanalisasi dan pe- titik konflik Dengan mengurangi sebuah jalan dua arah berpotong-
ningkatan penjajaran jalan lebih baik dimasukkan sebagai bagian an dengan sebuah jalan satu arah, jimlah titik konflik berkurang da-
subjek rancangan lalu lintas, bukan bagian pengendalian lalu lintas). ri 20 menjadi hanya 5 titik, seperti digambarkan pada Gambar 5.3.
Sudah barang tentu, bila kita dapat memperluas sistem jalan satu
Sistem sotu arah dan arus pasong arah lebih jauh, seperti pada persimpangan tersebut di atas, jumlah
Salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kapasitas titik konflik akan berkurang lagi menjadi hanya sebuah (Gambar
suatu jalan adalah membuatnya menjadi jalan satu arah. Telah dibuk- 5.4). Tidak hanya jumlah kecelakaan yang dikurangi, melainkan
tikan bahwa jalan satu arah paling tidak mampu menampung 5090 la- juga mengurangi hambatan pergerakan pada persimpangan, dan ka-
lu lintas lebih daripada apabila jalan itu beroperasi lalu lintas dua rena itu arus lalu lintas ditingkatkan. Kita akan kembali membahas
arah. Dengan mengambil dua jalan sejajar dan menggunakannya titik konflik dalam pasal persimpangan.
masing-masing untuk lalu lintas satu arah (dalam arah yang berla-
wanan) kapasitas kedua jalan itu meningkat sangat tinggi. Dengan
mengadakan cukup jalan simpang, dan kedua jalan satu arah tidak
terlalu jauh terpisah, waktu perjalanan seringkali dapat dipersingkat,
arus lalu lintas akan ditingkatkan, dan dampak tambahan lain ada-
lah bahwa kecelakaan jadi berkurang.
Untuk melihat sebab terjadinya pengurangan kecelakaan ini, kita
harus memperhatikan apa yang terjadi di persimpangan-persimpang-

l
an. Di mana pun arus lalu lintas memotong arus yang lain, di sana-

Gombar 5.4
Titik kontlik: 2x I alur jalan, satu titik konflik

Secara ringkas keuntungan dan kerugian jalan satu arah adalah


sebagai berikut.
Keuntungan Kerugian

(i) Meningkatkan kapasitas (i) Mungkin kurang menyenangkan


bagi lingkungan permukiman.
(ii) Kendaraan bergerak lebih cepat. (iD Jarak perjalanan lebih jauh - tetapi
\.2x2 alur jalan, 20 titik konflik B.l x2aturjalan/ I x I jalur, 5 ritik konflik sering lebih cepat.
(iii) Mengurangi jumlah titik konflik. (iii) Mungkin sedikit mengurangi ang-
Cambar 5.3 ka penjualan pada kegiatan perda-
gangan sepanjang lintasan.
Titik konllik

64 65
Rekayasa Lalu Lintas (6)
(iv) Gangguan oleh kendaraan yang keluar (iv) Bus kadang-kadang jadi kurang hari. Pada ruas jalan yang lebih panjang dan lebih lebar, proses yang
masuk parkir pada pinggiran jalan nyaman dan perjalanan lebih jauh
sama dapat diterapkan, tetapi kemudian ada persoalan dalam per_,
berkurang. ltetapi diimbangi dengan Pening-
gantian saat
katan keteraturan). [djur yang diperuntukkan bagi perubahan arah arus lalu
lintas ini harus dapat dibebaskan atau dikosongkan sebelum arus ba-
(v) Terbuka kemungkinan menggunakan 1v; Pejalan tidak harus searah dengan lik diberlakukan. Perkembangan cara ini bisa diterapkan pada jem-
hmpu lalu lintas bersambung (ganda) lalu lintas kendaraan bila berjalan batan-jembatan kecil dengan menyediakan jembatan itu sepenuhnya
( linked t raffic s i g ns ). di luar kerb.
(vi)
bagi arus pasang atau lalu lintas puncak satu arah; misalnya: semua
Tidak mahal untuk dilaksanakan dan
secara cepat akan terbayar dengan lajur untuk satu arah, perubahan arah arus dilakukan pada waktu
sendirinya karena penghematan wak- yang berbeda; tetapi hal ini dapat dilaksanakan apabila ada jembatan
tu. lain yang berdekatan untuk arus lawan (Gambar 5.5).

Keuntungan-keuntungan jelas lebih banyak daripada kerugian-keru- Peraturon parkir


giannya.
Kita telah mengetahui, pada bab sebelum ini, bagaimana kendaraan-
Teknik yang sama dapat diterapkan bagi lalu lintas ulang alik. Pa- kendaraan yang diparkir sepanjang sebuah jalan dapat mengurangi
da banyak kota besar akan terjadi arus lalu lintas masuk yang jauh le- daya tampung atau kapasitas jalan itu. Guna meningkatkan kapasitas
bih besar pada pagi hari dan arus lalu lintas keluar pada sore hari' jalan yang bersangkutan, maka suatu metode yang berdaya guna ting-
Sebuah jembatan berlajur tiga dapat menampung karakter lalu lintas gi adalah melarang parkir atau bebas parkir. Tentu saja hal yang sa_
seperti ini dengan menyediakan dua lajur bagi arus. lalu lintas masuk ngat penting dalam setiap pembatasan parkir adalah memperhitung_
pada pagi hari dan dua lajur bagi arus lalu lintas keluar pada sore kan kebutuhan waktu tunggu sementara, sebagai ganti parkir, bagi
kendaraan-kendaraan barang untuk bongkar muat. Hanya pada ja_
rl tr lan-jalan yang sangat sempit di dalam kota kendaraan dilarang ber_
lr
I
I
I I ll henti, karena hal ini akan mengganggu operasi perdagangan secara
lr I I
Ir wajar. (Periksa pula ulasan pada jalan bebas hambatan pada Bab 7).
tl I I l1
I
.lt
titir lrll
I

t:r t i I,i I Tondo-tonda jalan


tl tl Setiap orang yang pernah memperhatikan arus lalu lintas ulang-alik
ll
.t
rl
tl
I

I
tt
ll
selama jam puncak dan membandingkannya dengan arus lalu lintas
pada jam sepi tentu sadar akan pehingkatan arus lalu lintas yang da-
tl I rl pat diturunkan dari pengetahuannya atas lintas yang bersangkutan.
Para pengulang alik tahu kapan harus bergeser dari lajur tengah ke
Pagi hari $ang hari Malam hari
2lajur masuk I lajur masuk 2 lajur keluar sisi pinggiran agar berada pada lajur yang benar untuk mencapai
I lajur keluar I lajur keluar I lajur masuk bundaran (roundabout); mereka tahu sisi jalan mana yang akan ber-
I lajur dua arah untuk mendahului potongan di sudut jalan; mereka tahu lintas yang lebih jauh namun
Gombar 5.5 lebih cepat untuk menghindari kemacetan pada kawasan pertokoan.
Arus puncak pada jembatan tiga lajur tsila ahli perlalulintasan dapat setidak-tidaknya mengarahkan lalu

66
61

d
{"

Iintas bukan ulang-alik dengan cara itu - jelas dan mudah dimengerti Demikian pula bus, karena geraknya yang lamban dan kebiasaan
sementara perjalanan berlangsung - maka arus lintas akan lebih baik. "berhenti berangkat" selama perjalanannya pada jalan-jalan yang
Mula-mula dan cara yang paling jelas untuk melakukan ini adalah de- macet di kota, menghasilkan pengaruh yang sama seperti yang dihasil-
ngan menggambarkan jalur belok pada ruas jalan mendekati persim- kan oleh kendaraan-kendaraan berat atas arus lalu lintas. Ini semua
pangan (Gambar 5.6). tidak akan kurang dari ukuran minim seperti ditunjukkan pada
Gambar 5.8. Walaupun demikian, pada banyak jalan yang ada seka-

_l [[1:L
rang tidaklah mungkin mengadakan ruang khusus untuk bus. Pada
banyak kota suatu alternatif percobaan telah dilakukan, yaitu mem-
buat jalur khusus untuk bus, misalnya dengan membuat tanda yang
melarang penggunaannya selain bus. Jalur khusus bus, walaupun
mempersempit atau mengurangi lebar lintasan, tetapi mencegah bus

r
memasuki lajur lalu lintas utama, kecuali untuk keperluan menyiap-
kan kendaraan yang diparkir di tepi jalan.

--l-11 ?0 r, (64')
---*[*,, O.rf-
," 20 m (64')

,^^0,-,.^^o^?^!^?,!{^i)f, .,,irnpungun

Pada jalan-jalan yang lebar, dan juga pada bundaran, peningkat-


Garis putih putus-putus I m marlqg. I mputus
an arus yang banyak dilakukan adalah dengan membuat tanda garis
putus-putus, misalnya boleh menyeberang namun menunjuk arah
optimum. Mengingat kendaraan-kendaraan besar yang berjalan lam- p..u.rt ., tiuf, ffirD,o,l*i"., .inr * urn
bat akan memperlambat gerak seluruh lalu lintas, terutama pada
tanjakan atau turunan, pembuatan garis putih atau tanda-tanda pa-
da jalan-jalan yang naik turun sangat diperlukan. Tanda-tanda itu Rambu-rambu
juga diperlukan pada setiap jalan yang sempit, lajur "siput" (craw-
ter lane) untuk kendaraan-kendaraan berat' lajur cepat, dan lajur Pada kenyataannya rambu-rambu adalah pengembangan sistem tan-
khusus atau tungga, r;.T"lI ,ur"n (Gambar 5.7). da-tanda jalan. Telah disebutkan bahwa jalan terbaik untuk berken-
], daraan memasuki suatu kota adalah naik kendaraan umum atau
mengajak teman yang tahu segala sesuatu perihal "geografi" kota
lajur "siput" yang bersangkutan. Rambu-rambu baru memberi tahu prada penge-
lajur cepat mudi perihal tempat atau kota yang bersangkutan. Rambu-rambu pa-
da masa kini cukup besar, mudah dibaca, tanpa pengemudi perlu me-
lajur tunggal menurun
malingkan perhatiannya dari jalan, dan pada hakikatnya menghin-
Gombor 5.7 darkan salah pengertian. Di Inggris, Kementerian Perhubungan (fhe
Marka jalan untuk lajur "siput" Ministry of Tronspor, mengeluarkan peraturan dan panduan ukur-

68 69
an rambu-rambu, penempatan, ukuran huruf, dan sebagainya, yang
didasarkan pada perhitungan yang logis terhadap kecepatan kenda-
raan, waktu baca, dan lainJain.

Ringkasan

l. Kapasitas jalan adalah fungsi kecepatan dan lebar jalan.


2. Arus yang bermacam-macam sepanjang sebuah jalan dilayani BAB VI
pada "tingkat pelayanan"yang berbeda pula. PENGATURAN LALU LINTAS
3. Kapasitas dapat ditingkatkan dengan teknik pengelolaan lalu lin-
tas.
4. Sistem jalan satu arah dapat meningkatkan kapasitas sampai 5090 Pada Persimpangan
dan mengurangi kecelakaan.
5. Cat putih pada jalan (tanda-tanda jalan) mengubah tabiat penge- Telah jelas dari bab-bab sebelumnya bahwa persimpangan menempati
mudi untuk membiasakan diri seperti kebiasaan para pengulang proporsi utama dalam hal hambatan perjalanan. Oleh karena itu, per-
aiit<. baikan persimpangan akan mengurangi hambatan dan meningkatkan
kapasitas dan tentu saja akan mengurangi banyaknya kecelakaan.

Dilorong belok kanan

Periksalah kembali diagram yang memperlihatkan konflik bila lalu


lintas dua arah berpotongan (Gambar 5.3). Bila semua yang belok ka-
nan dilarang, banyaknya titik konflik berkurang sangat banyak, ting-
gal empat buah (Gambar 6.1). Titik-titik tidak hanya berarti potensi
tempat terjadinya hambatan.

Gombor6. I
Titik-titik konflik dcngan larangan belok kanan 4 titik konflik (ingkaran)

70 71

fl
oleh penggunaan semboyan, tetapi pada umumnya hambatannya le-
bih singkat daripada tanpa semboyan.
%
Semboyan lalu lintas dapat pula dilakukan oleh polisi lalu lintas
dengan semboyan tangan, tetapi cara ini tidak ekonomis dalam pe-
ngertian tenaga manusia. Pengaturan lalu lintas adalah suatu pekerja-
an untuk setiap saat, yang sebaiknya dapat dilakukan dengan mesin.

% Semboyan lalu lintas pertama di dunia - jenis semboyan bendera


berhenti atau jalan, dengan lampu gas merah dan hijau di waktu ma-
lam - dipasang di London pada tahun 1868. LampuJampu ini mele-
dak beberapa bulan setelah pemasangan dan hal itu terjadi bertahun-
tahun sebelum jenis semboyan lain dioperasikan. Lampu lalu Iintas
merah, kuning, hijau yang kita ketahui sekarang, yang dikembangkan
dari sistem Amerika, dipasang pertama kali di Eropa di kota London
pada tahun 1932. Sebelumnya, lampu lalu lintas otomatis Amerika di-
Berbelok yang dilarang
. Kemunskinan saris edar kendaraan
pasang dengan sistem waktu yang tetap, sementara di Inggris lampu
lalu lintas menggunakan sistem diatur oleh kendaraan. Perbedaan sis-
Gambar 6.2 tem ini masih tetap ada, Amerika tetap menyukai sistem waktu tetap
Larangan belok kanan dengan cara tiga kali belok kiri dan Inggris lebih luwes tergantung pada kendaraan.

Ada dua atau tiga kemungkinan cara penerapan larangan belok


kanan dan tetap memenuhi atau sesuai dengan kebutuhan lalu lintas. Agar berhasil guna atau efektif, sistem semboyan lalu lintas harus
memenuhi empat tuntutan pokok, yaitu:
Tiap-tiap cara mempunyai faedah dalam keadaan-keadaan tertentu-
Barangkali cara yang paling efektif, bila keadaan memungkinkan,
adalah dengan cara tiga kali langsung belok kiri, seperti penggunaan
(i) Perhatian : semboyan harus merangsang atau menarik perhatian: be-
berapa kali ulangan semboyan mungkin sekali diperlukan
jembatan Semanggi bagi jalan kendaraan bermotor. Pada banyak ka- dan semboyan barangkali perlu dilatarbelakangi dengan
wasan kota dengan jalan-jalan kecil dapat digunakan pola semanggi warna hitam atau hitam dan kuning agar menyolok.
(Gambar 6.2) (ii) Bermakna : makna atau arti semboyan harus cuktrp jelas dan tidak me-
nimbulkan keraguan. Merah untuk semboyan berhenti dan
hijau untuk semboyan jalan telah dipahami secara univer-
sal (kecuali di Cina).
Semboyan lalu lintas (iii) Waktu tanggap : di Inggris (iuga di Indonesia) hal ini dilakukan dengan sem-
boyan warna kuning.
Titik-titik konflik pada suatu persimpangan dapat lebih banyak diku- (iv) Patuh : semboyan-semboyan harus dipatuhi oleh para pemakai ja-
rangi lagi dengan menggunakan semboyan-semboyan lalu lintas. Lalu lan.
lintas dipisah-pisahkan berdasarkan waktu, seperti penggunaan jem-
batan layang atau jalan silang bukan ruang. Hambatan disebabkan

72 73
Di Inggris makna lampu lalu lintas dan kepatuhan padanya diper- Lompu lalu lintas diatur kendorsan
tinggi dengan pembakuan rancangan dan urutan. Pembakuan urutan
Seperti sebutannya, semboyan-semboyan diatur langsung berdasar-
dan maknanya adalah sebagai berikut:*
kan kebutuhan lalu lintas. Setiap kendaraan berjalan melewati bantal-
Merah berarti berhenti. an detektor yang memberitahukan "kebutuhan" ini ke kotak "peng-
Merah/Kuning masih berarti "berhenti" tetapi mengan- atur". Apabila tidak ada kendaraan pada jalan simpangan, pengatur
jurkan "siapjalan"
Hijau jalon, setelah aman untuk melakukannya. Bantalan detektor
Kuning berhenti, kecuali bila berbahaya untuk G
melakukannya.
Bantalan bergerak
sebagai tambahan, kurun merah/kuning pada saat ini telah ditetap-
kan selama 2 detik dan kurun kuning selama 3 detik. l
-ala Jumlah kendaraan datang;
Lompu lalu lintas waktu tetap Kendaraan meminta berjarak lalu lintas
kepada pengamat Pengamat menerima permintaan
Seperti telah dikemukakan, lampu lalu lintas waktu tetap tidak terlalu tanpa tundaan
banyak digunakan di Inggris (dan itu adalah kebijaksanaan resmi un-
tuk memberlakukan secara menyeluruh), meskipun cara itu sangat
populer di negara lain. Pada dasarnya, kurun waktu ditetapkan ber-
dasarkan telaah arus lalu lintas, bagi setiap tenggang (phose) siklus lampu berubah ka-
R,/A
rena permintaan
semboyan, dan lampuJampu diatur agar bekerja berdasarkan urutan
kendaraan
waktu tetap itu tanpa memperhatikan naik turunnya (fluktuasi) arus
lalu lintas. Tentu saja, urutan tetap itu dapat diatur secara otomatis,
dengan jam pengatur atau sakelar biasa.

Keuntungan Kerugian
Murah - Kaku menyebabkan hambat-
an,/penundaan yang tidak per-
lu.
- Mudah pemeliharaannya - Karena itu, persimpangan ti-
dak dimanfaatkan sesuai de-
ngan kemampuannya pada Lalu-lintas jalan raya berhenti untuk memberi kesempatan lalu-lintas jalan kecil me-
saat sepi. nyeberang.
- Dapat disesuaikan ke dalam Bila hanya ada satu kendaraan (permintaan) dari jalan kecil, lampu akan tetap hijau
jaringan persemboyanan. selama kurun hijau minimum. Bila kendaraan kedua masuk dalam kurun tersebut,
akan ada tambahan waktubagi setiap permintaan. Bila permintaan ini berjalan terus,
* Di Indonesia (pen): lampu jalan kecil akan tetap hijau sampai ada permintaan dari jalan raya, setelah itu
permintaan kurun hijau maksimum akan berlalu sebelum lampu jalan raya menyala hi-
Merah - berhenti
jau.
Kuning berhenti, kecuali bila berbahaya untuk melakukannya
Hijau - jalan, setelah aman untuk melakukdnnya. Gambar 6.3
Letak dan ukuran masih belum dibakukan. Cara kerja lampu lalu lintas diatur kendaraan

74 15
lampu akan menyalakan warna "hijau" bagi kendaraan yang sedang /dt/dt dt dr dt dr dt dt dt
mendekati persimpangan, dan pada saat yang sama lampu merah me- Tahap
nyala untuk lalu lintas dari arah yang berpotongan. Lampu ,,hijau,, (r)
kemudian akan tetap menyala bagi kendaraan yang akan melewati
persimpangan sampai ada permintaan atau kebutuhan dari arah lain. 4 detik peralihan hijau
Sekalipun demikian, bila lalu lintas atau kendaraan telah lewat, peng-
(2)
atur melayani permintaan, menunggu tenggang waktu bagi kendaraan
atau lalu lintas dari arah lain, dan baru kemudian nyala lampu ber- kelap-kelip kuning
ubah warna. Apabila ada kendaraan kedua yang mengikuti kendara-
an pertama, kendaraan kedua tetap mendapat giliran melintas dan
pengatur tetap menyalakan lampu hijau hanya cukup waktu bagi ken-
daraan kedua itu untuk melintas. Bila lalu lintas cukup banyak me- peralihan hijau 5 detik peralihan hijau
!-
minta "hijau" pada kedua jalur jalan, seperti misalnya pada jam si-
buk, pengatur akan menyalakan "tenggang waktu hijau maksimum,,
pada setiap jalur. Dengan demikian, semboyan akan bekerja menurut
waktu tetap dengan efektif, dan seperti kita ketahui, pengaturan lam- kuning
pu lalu lintas dan penundaan berdasarkan hal itu (Gambar 6.3).

Beberapa definisi

implikasi sistem ini lebih lanjut, dan untuk mengerti istilah yang digu- peralihan
- hiiau 8 detik peralihan hijau
merah
nakan dalam sistem itu, definisi berikut akan digunakan: 3 detik kurun merah

Kurun Hijau Minimum: kurun waktu tersingkat bagi kendaraan boleh berjalan yang
cukup lama bagi kendaraan yang berhenti pada garis berhenti, untuk mulai ber-
gerak dan melintas persimpangan. kurun "merah" kunci
Kurun Perpanjangan: setiap kendaraan lain setelah yang pertama melintas bantalan de-
merah l:::::--l
tektor mencatatkan kebutuhan tambahan waktu dan seringkali kecepatan ken- t-
--_ _-t
k-.==rJ
daraan itu pun tercatat. Alat pengamat kemudian menambah kurun hijau mini- kuning
mal selama waktu cukup (tergantung pada kecepatan kendaraan yang bersang-
kutan) bagi kendaraan itu melewati persimpangan.
Kurun Hijau Maksimum: diawali sejak kurun hijau sementara kendaraan dari arah lain
Gambar 6.4
hijau
W
menunggu atau diawali sejak kendaraan pertama selama tahap menunggu.
Urutan nyala lampu lalu lintar
Kurun Antara: selang waktu antara lampu hijau mati sampai menyala kembali.

Lolu lintas membelok


Agar suatu persimpangan bebas dari lalu lintas, baik dalam sistem.
Lampu lalu lintas lurus jangan mengacaukan lalu lintas belok dan se-
"waktu tetap" maupun dalam sistem "diatur kendaraan,,, mungkin
saja mengubah kurun antara, yang biasanya minimum 4 menit, sam-
mua persoalan yang menyertainya. Lalu lintas belok kanan tetap da-
pai termasuk kurun "semua merah", seperti diagram pada Gambar pat "memacetkan" Ialu lintas pada persimpangan walaupun ada
6.4.
lampu lalu lintas, jika taidak disesuaikan dengan kebutuhan perge-

76 77
rakan. Ada dua cara penanggulangan bagi lalu lintas belok dan satu digunakan untuk mengijinkan lalu lintas belok kiri, misalnya pada
cara lagi sebagai perkembangan kedua cara dasar, yakni: simpang T, tetapi pada saat ini lebih banyak digunakan untuk meng-
(a) berangkat lambat (late start), ijinkan lalu lintas yang bergerak lurus atau belok kanan.
(b) pemutusan lebih awal (early cut-off), dan Lampu penyeberangon pejalon. Percobaan "jalan X" (X-woy) te-
(c) penggunaan kurun "semua merah,, lah dikembangkan menjadi penyeberangan "pilihan" yang menggu-
(the "oll red" periode evolves) nakan lampu kedip sebagai tahap peralihan pada saat para pejalan
Bila perlu, cara pertama dan kedua dapat digabung, tetapi bila harus mendapat prioritas tetapi dengan peringatan bahwa waktu hampir
memilih salah satu, maka cara kedualah yang terbaik. Untuk lebih "habist'.
jelas, dinyatakan dengan diagram Gambar 6.5.
Penghitungan semboyan lalu lintas

It t[r- lt ,li- Sebagaimana telah dijelaskan, penghitungan membutuhkan instalasi


lampu lalu lintas pada persimpangan yang didasarkan pada tata kerja

rllr- drr 2
,II^IF
3
waktu tetap. Alasannya adalah bahwa pada keadaan arus lalu lintas
maksimum sistem semboyan apa pun akan mengikuti tata kerja waktu
tetap.

berangkat lambat Salah satu faktor penting dalam menghitung semboyan adalah
orus jenuh menjelang persimpangan. Arus jenuh adalah arus maksi-
mum yang dapat melewati persimpangan dari satu arah tanpa ganggu-
an semboyan. Arus jenuh dari suatu arah ditentukan oleh penghitung-
an, misalnya, selama 5 detik setelah seorang polisi atau semboyan

.J
--+l
lc
U- Cl'E- iJ iL
-r, l-
yang ada mengijinkan lalu lintas atau kendaraan berhenti untuk maju
ftarena itu waktu terhambat diabaikan) dan melanjutkan penghitung-

Tl l= rt l-
L- f4 an sampai saat kendaraan "lepas buntut".
-7l
cl
Bila, oleh sesuatu sebab, arus jenuh tidak dapat diukur, maka
l=" persimpangan biasa dapat dinilai dengan pedoman yang dikeluarkan
pemutusan lebih awal
- oleh Kementerian Perhubungan sebagai berikut.
Lebar mendekati persimpangan melampaui 5.20 m (17 ft) | 525 smp/jamlmeter lebar
Gambar 6.5
160 smp/jamlft lebar
Kerja lalu lintas pada persimpangan sibuk
Lebar jalan mendekati persimpangan sampai dengan 5.20 m (17 ft):

Tato kerja semboyan lain Lebar(m) 3.05 3.35 3.65 3.95 4.25 4.ffi 4.% 5.20
(f0 lo ll t2 13 t4 15 t6 tj
Berbeda dengan tata kerja semboyan umumnya, yang menggunakan
Arus Jenuh
variabel kurun hijau untuk membebaskan kendaraan belok kanan, (smp/jam) 1850 1875 1900 1950 2075 2250 2475 2700
ada beberapa penggunaan dan tata kerja semboyan lain. Berikut ini
Khusus untuk persimpangan-persimpangan yang baik (bebas pandangan, dan sebagai-
adalah yang terpenting:
nya), angka-angka itu hendaknya ditambah 2090. Untuk persimpangan buruk (tanjak-
Panah penyaring. Cara ini yang biasanya menggunakan"panah hijau, an, pandangan kurang bebas, dan sebagainya) angka-angka itu hendaknya dikurangi
l59o.

78 79

I
(L
dapat pula didefinisikan sebagai jumlah kurun waktu hijau
Perlu diingatkan bahwa arus jenuh dinyatakan dalam satuan
smp/jam. Nilai smp bagi semboyan lalu lintas hendaknya seperti yang dikurangi satu detik setiap hijau (intergreen).
telah dinyatakan dalam Bab 3, seperti:
Dari faktor itu, Laboratorium Penelitian Jalan di Inggris telah
menentukan bahwa waktu siklus optimum Soadalah sebagai berikut.
Mobil penumpang dan kendaraan barang ringan . . . . . l,0O
Kendaraan barang berat . 1,75 l'5 + 5 o.tik
Kendaraan angkutan umum 2,25 So:-
I -Y
Apabila terdapat cukup banyak lalu lintas belok kanan, lajur kira-
kira selebar 2,5 m (8 ft) untuk belok kanan akan mengurangi besarnya
(Waktu siklus optimum terjadi karena jumlah hambatan minimum).
arus jenuh.
Kemudian, pengaturan semboyan hijau akan dibuat proporsionai
Lalu lintas yang benar-benar menggunakan persimpangan, sepan-
terhadap nilaiy pada setiap arah, dengan waktu hilang yang diperke-
jang waktu, jelas sedikit kurang daripada arus jenuh s. Apabila arus
nankan-
normal q telah diketahui, juga dalam smp/jam, maka angka banding {:r,*,
(ratio) arus normal dengan arus jenuh dapat diturunkan sebagai nilai 12 82+ |
y, yaitu:
y:q/s Waktu hijau diperoleh langsung dari rumus berikut:
Nilai y yang lebih besar, misalnya, dari arah utara dan selatan ditam- v,(c - L)
bahkan pada nilai maksimum dari dua arah yang lain (pada persim- o. =-!-
olY - r detik
pangan empat biasa) mana akan didapat nilai I, yakni: v^C -L)
y:
(ymaks c2=:4- - I detik
Pada kenyataannya akan terlihat bahwa nilai )/ adalah ukuran (me-
nunjukkan) kemacetan pada persimpangan.
Contoh
Satu-satunya faktor lain yang diperlukan untuk menghitung siklus
Dengan mengetahui bagaimana penghitungan pengaturan lampu lalu
waktu maksimum (the optimum cyclelime setting) untuk memasang
lintas dibuat, marilah kita lihat contoh khusus. Perhatikan suatu sim-
semboyan adalah "wqktu hilang" (L), yaitu lama waktu satu siklus
pang empat seperti dalam Gambar 6.6. Tanpa mengukur arus jenuh
penuh pada saat tidak ada kendaraan. Hal ini dilakukan tidak hanya
nyata, hal ini dapat dinilai dari lebar dan data di muka. Arus lalu lin-
waktu merah semua dan waktu merah,/merah,/kuning tetapi juga se-
bagian waktu persiapan jalan (starting-up) dan persiapan berhenti
tas dari keempat arah telah diketahui dan dinyatakan dalam
smp,/jam.
(tailing-off) yang terjadi pada saat perubahan warna lampu. Waktu
yang terbuang dihitung dari rumus: Anggaplah bahwa lampu lalu lintas diatur dalam 5 detik hijau
pada satu fase dan 6 detik hijau pada fase yang lain, maka 2 detik plus
3 detik waktu hilang pada merah,/merah,/kuning. Jadi:
L =2n 4 R
fase (misalnya: pada simpang empat yang se-
L:2n +R:2x2+(2+3)
= banyaknya = 9 detik
derhana US, BT : 2 fase)
= waktu semua merah atau waktu merah/merah/kuning
atau (5 - l) + (6 - l) = 9 detik yang berasal dari jumlah setiap kurun
hijau yang dikurangi satu.
dalam detik

80
8l
Rekayasa Lalu Lintas (7)
Utara
; l.5L + 5
ll.osm co
L.os* l-Y
b*,?'-
o 1.5(9)+5
1-
7.30 m
:
t4.74 - oE-:
13.5+5 18.5

o.26
I = 70 detik
Barat Timur
t Pengaturan semboyan:
7.30 m

- ,L-
.6sm63.65m- trC - t1 0.35 (70 - 9)
:
81 -
'l_

Y
-I
-
- I 28 detik (US)
0.74

l"',Y:1 v2(c-L) 0.3e (70 _ e)


82= -l : -l = 3l detik (BT)
Y o.74
Utara

_
__l ,l L_
1500 lzt0o -.tmur arus lalu lintas
Pengaturan ini, secara diagram, ditunjukkan dengan Gambar 6.7.
--

-l1[-
Barat ------) <__ I
(smp) Siklus penuh 70 detik
Hijau 28 dt Kuning 3 dt Merah 37 dt M/K2dt

Utara - Selatan
6dr
Selatan
Merah34dt(+ 2d0
h-{t 5dt
Hijau M,zK 2 dt Hijau 3l dt Hijau K 3 dt M 2 dt
Gombar 6.6
Contoh penghitungan semboyan lalu lintas

Barat - Timur
Pendekaton U T B Kunci

s (smp) 650 600 1400 1500


Merah
Kuning
s (smp) I 850 1900 7.30 x 525
Hijau
= 3850 3850
Q/s=Y 0.35 0.315 0.365 0.39 Gambor 6-7
Maks. y 0.35 0.39 Contoh pengaturan lampu lalu lintas
Y 0.35+0.39:0.74

82
83
Tundaan pada lampu lalu lintas
Penghitungan yang sama dapat dilakukan untuk tundaan pada
Laboratorium Penelitian jalan telah menghitung bahwa hambatan persimpangan dari arah lain. Hasil angka-angka ini sangat dibutuh-
atau tundaan yang diakibatkan lalu lintas terhadap kendaraan, dalam kan untuk dipergunakan dalam penilaian ekonomis guna mendukung
detik, kurang ialah: anggaran perencanaan persimpangan.
s(c -g)2 l80O qcz
d = 0"9-
zc(s-q)ss(cssc) Lampu lalu lintos terpadu
d: tundaan per kendaraan dalam detik Pada jalan searah, bila semboyan lalu lintas waktu tetap diperguna-
c: waktu siklus dalam detik kan, mungkin sekali dipasang lampuJampu lalu lintas sedemikian
c = kurun waktu hijau rupa sehingga memungkinkan kendaraan-kendaraan yang bergerak
q = iuus kendaraan dalam kpi (kendaraan per jam) dengan kecepatan yang ditetapkan akan tepat lampu hijau pada tiap
s = arus jenuh dalam kpj persimpangan. Kejadian ini disebut "gelombang hijau". Usaha
Perlu diingat bahwa dalam rumus tundaan baik q maupun s diukur mengatur gelombang hijau bagi kedua arah pada jalan dua arah akan
dalam satuan kpj bukan smp/j. Oleh karena q akan khusus dihitung menemui beberapa kesulitan. Sekalipun demikian, dalam hal tertentu,
pada persimpangan yang bersangkutan, maka tidak ada kesukaran gelombang hijau dua arah masih mungkin dilakukan pada semboyan
untuk memperoleh angka kpj. Apabila kemudian nilai q dalam smp/j waktu tetap, dengan beberapa penyesuaian.
dibagi dengan nilai q dalam kpj hasilnya adalah apa yang disebut/ak- Perkembangan terakhir dari lampu lalu lintas terpadu, misalnya
tor smp dan akan berkisar antara angka 1.10 dan 1.35. Arus jenuh s yang fleksibel penuh, ditentukan kendaraan dan semboyan lalu lintas
dalam satuan kpj dapat diperoleh dengan membagi nilai s dalam komputer (sekarang ini digunakan di London Barat), yang dikendali-
smp/j dengan faktor smp. kan dengan komputer dari New Scotland Yard. Sebagaimana yang
Jadi, dengan menganggap faktor smp sebesar 1.2, q dari arah uta- pernah terjadi dengan semboyan lalu lintas yang pertama, West Lon-
ra persimpangan sebesar 580 kpj dan s sebesar 1650 kpj, tundaan di don Area Control System ini pun adalah jenis yang pertama di dunia,
arah utara persimpangan adalah: (Amerika mempunyai banyak jenis yang serupa, tetapi tidak sebuah
pun yang diatur kendaraan, jadi agak kurang maju).
t6s0 (70 - 28)2 1800 x 580 x702
6l- 0.9 Ringkasan
2 x 70 (1650 - 580) 28 x 1650 (28 x 1650 - 580 X

'l l.
a
Tundaan dan kecelakaan dikurangi serta daya tampung atau ka-
pasitas ditingkatkan dengan larangan belok kanan.
Lampu lalu lintas
x 1800x580x4900 - yang diperkenalkan di Inggris tahun 1868 -
l
1650 1700
=0e dapat merupakan semboyan waktu tetap atau ditentukan kenda-
t 150,000 46,000 x 54O0 raan. Polisi Inggris hanya mengenakan semboyan yang ditentu-
kan kendaraan.
3. Lalu lintas belok dikendalikan dengan sistem lampu lalu lintas
= 0.9 (19.4 + 20.6) "pemutusan lebih awal" (early cut-off) dan "berangkat lambat"
:0.9x40 (ate start).
= 36 detik 4. Perkembangan terakhir persemboyanan lalu lintas adalah kawas-
an pengendalian komputer (areo computer control) - yang digu-
nakan di London.

84
85
Secara ekonomis pun permukaan jalan yang tidak dapat diguna-
kan untuk parkir menyudut ternyata lebih luas daripada parkir sejajar
kurang lebih 5090. Jadi, dengan telah diyakininya bahwa parkir se-
-
jajar akan mengurangi kapasitas jalan, jelaslah bahwa parkir menyu-
dut mengurangi kapasitas lebih banyak lagi (Gambar 7.1). Parkir me-
nyudut, bila diproyeksikan ke permukaan jalan akan menyita jalan
selebar 4Yz m (15 kaki), sedangkan parkir sejajar menyita 2 m (6-7
BAB VII kaki). Parkir menyudut hanya memberi keuntungan waktu bila ber-
PENGENDALIAN I,ALU LINTAS ada di tengah-tengah pelataran luas, jalan yang sepi lalu lintas, atau
mungkin di dalam alun-alun (city-square). Namun jalan-jalan yang
Parkir cukup lebar memungkintan parkir menyudut, dengan lalu lintas sedi-
Dengan mengetahui (menghitung) besarnya kebutuhan ruang parkir. kit tanpa menyebabkan banyak kecelakaan, jumlahnya sangat sedi-
di pusat kota, maka perlu ditentukan bagaimana caranya menyedia- kit.
kan atau mengadakan ruang parkir itu. Pada dasarnya fasilitas parkir
y' tuang terbuang
dapat berada:
\:::::'::jz \+i:!:7 \j.;i:ir'./
di jalan,
*- di luar jalan.
Berbicara parkir di luar jalan mengandung pengertian pelataran atau
taman parkir, dengan persoalan tata letaknya, dan bangunan parkir
bertingkat. Kedua macam parkir, pelataran dan bangunan bertingkat,
menyangkut penanaman modal yang cukup besar (walaupun dalam 17.5 m (58')
kasus pelataran parkir hanya menyangkut nilai tanah), maka kita
akan membahas parkir di luar jalan pada Bab Perancangan Lalu Lin- PARKIR MENYUDUT 6 kendaraan pada kerb sepanjang 17,5 m
tas Parkir. Parkir di jalan atau pada bahu jalan menyangkut anggaran namun membutuhkan 4,5 m dari lebar jalan
yang relatif kecil dan pada bagian terbesar adalah masalah pengatur-
an lalu lintas, dan akan kita bahas berikut ini. 4 -72m(6;) 2

Parkir menyudut atau sejajar? 22m(72')

Di Inggris, parkir pada bahu jalan pada umumnya sejajar, walaupun


di negara lain, parkir menyudut 45" pada bahu jalan telah diijinkan. eARKTR sE JAJAR - i*111'tr1,::1Xffi*Til1X?,1?#.,r*
Walaupun demikian, kini disadari bahwa parkir menyudut lebih nya- Gambar 7.1
man bagi para pengemudi, membutuhkan lebih sedikit ruang untuk Parkir di jalan: menyudut dan sejajar
gerak keluar masuk, namun tampaknya menyebabkan lebih banyak
kecelakaan. Di Chicago, bbberapa tahun lalu, parkir menyudut dila- Biaya porkir
rang dan parkir sejajar telah dilembagakan. Laju kecelakaan ternyata
Parkir di jalan disukai oleh para pemilik toko dan pengemudi. Tidak
menurun 6390.
demikian halnya parkir yang jauh terpisah dari pusat pembelanjaan.

85
87
Meskipun demikian, parkir di jalan perlu dilihat dari sudut pandang- Metode pengaturon parkir
an ekonomi. Apabila dipandang perlu memperlebar jalan di dalam
kota untuk menyediakan pelataran parkir, jumlah biaya, termasuk Selain dengan melarang sama sekali, perparkiran dapat diatur dengan
harga tanah, penanaman modal, dan peningkatan biaya pemelihara- tiga cara, yakni:
an, akan meliputi lima sampai enam kali biaya yang dibutuhkan bila
(a)dengan pembatasan waktu (misalnya 20 menit)
dibandingkan dengan menyediakan pelataran parkir dengan luas yang
(b)dengan meteran parkir
sama dalam bangunan parkir bersusun. (Faktor ini didasarkan atas te-
(c)dengan menggunakan cakram (piringan) parkir, atau kar-
laah di Pitsburg, USA, namun tidak ada alasan untuk menganggap tu parkir
bahwa nisbah biaya akan berbeda-beda di negeri ini).
Pembatasan waktu
Jadi dapatlah diinsafi, dari hal-hal yang telah disinggung di atas
maupun sebelumnya, bahwa parkir di bahu jalan tidak perlu ditiada- Apabila pada penggal jalan yang sepi serta dekat pertokoan ditentu-
kan melainkan dikendalikan. Namun bagaimana caranya? kan sebagai tempat parkir, dan tidak ada pembatasan waktu parkii
kendaraan di situ, maka ruang parkir yang tersedia akan segera dikua-
sai oleh para peparkir @ara karyawan toko) yang menggunakan wak-
Di mana parkir diatur? tu relatif lama dengan kerugian bagi toko-toko di kedua sisi jalan,
yang memerlukan penggantian cepat, dan bagi para pembeli yang ha-
Keputusan pertama yang harus diambil di mana dan kapan parkir di- nya perlu parkir sebentar untuk berbelanja. Jelaslah kemudian, perlu
ijinkan. Pilihannya yakni: adanya pembatasan waktu parkir pada jalan-jalan yang berdekatan
(a) di mana dan kapan kendaraan tidak diijinkan menunggu Kurunbebas hambatan,
Kapasitas jalan bebas parkir
(kecuali hanya menaikkan dan menurunkan penumpang);
Dilarang parkir
O) di mana dan kapan kendaraan diijinkan memuat dan me- Kapasitas jalan
nurunkan barang;
meningkat dari 600
(c) di mana dan kapan parkir kendaraan diijinkan, bila perlu, meningkat 2O00
diatur biaya dan waktunya. kapasitas jalan dengan parkir diijinkan
Pada kawasan pertokoan atau perbelanjaan yang menghadap ja- cB

lan sempit, lalu lintas padat dan jalan masuk atau akses yang sempit o
o.
untuk bongkar muat, maka harus diberlakukan larangan kendaraan a.
menunggu. Dengan demikian, kapasitas jalan akan ditingkatkan wa-
lau karena itu kenyamanan bagi kegiatan perdagangan dikurangi. Bila d
ad
pada jalan yang sama tidak memiliki akses untuk bongkar muat se- 0200 0400 0600 1000 1200 1400 1600 1800 2000
dangkan untuk memberlakukan larangan kendaraan menunggu di- xd(!
pandang tidak praktis, maka hanya pilihan kedua O) yane jelas dapat cn

co
diterima. Pada jalan-jalan, di depan pertokoan, yang lebarnya l0/z
m (35 ft), parkir di salah satu sisi atau kedua sisi bisa saja diijinkan. (d
Pola arus lalu lintas
Pada jalan yang sedikit lebih kecil namun lalu lintas cukup sepi parkir 0i
harian pada jalan tertentu
di salah satu sisi atau kedua sisi bisa diijinkan. (Di Inggris, Kemente-
rian Perhubungan mengeluarkan petunjuk perparkiran dan pemba-
tasan waktu menunggu di jalan-jalan dalam kota). Gambar 7.2
Penggunaan diagram arus lalu lintas untuk menentukan kurun waktu larangan parkir

88 89
f
dengan kawasan pembelanjaan. Kendaraan parkir lama (peparkir la- petunjuk/ketentuan di dalamnya menyebutkan bahwa kelebihan
ma) sebaiknya ditempatkan pada taman parkir yang agak jauh, tetapi penghasilan dari meteran akan dipergunakan untuk membangun pe-
peparkir sebentar, dapat saja akan tertarik memenuhi keperluannya lataran parkir di luar jalan.
di tempat lain bila mereka tidak mendapatkan ruang parkir dekat to- London adalah kota pertama di Inggris yang menggunakan me-
ko yang dituju. teran parkir - sebanyak 650 buah meteran parkir telah dipasang da-
Di beberapa lokasi dapat saja diijinkan parkir di pinggir jalan sela- lam daerah kecil di West End dan mulai dipergunakan pada bulan
ma waktu tertentu dalam sehari namun tidak dibenarkan parkir sela- Juli 1958. Ternyata percobaan ini sangat berhasil guna, sehingga ke-
ma kurun lalu lintas sibuk. Kita telah mengetahui bahwa lalu lintas mudian penggunaan meteran diperhihs. Pada tahun 1963, 14.000
dalam kota mencapai puncak kesibukannya sekitar jam 5.30 sore. meteran telah dipasang di Central London.
Kita telah mengetahui pula bahwa parkir di jalan akan mengurangi Meteran-meteran, bagi yang belum terbiasa dengannya, adalah
daya tampung jalan itu. Oleh karena itu maka parkir dapat diijinkan
satu bentuk pengawasan parkir yang sangat sederhana. Suatu ka-
sampai menjelang saat lalu lintas sibuk untuk kemudian dilarang sela-
wasan di dalam kota dinyatakan sebagai "zone meteran,, tempat se-
ma satu jam atau lebih untuk menyediakan daya tampung maksimum
gala jenis parkir dilarang kecuali pada bagian yang bertanda dan ada
selama waktu sibuk. Prinsip ini telah diterapkan di London dan bebe-
meterannya. Sisi-sisi jalan tempat parkir meteran ditandai pada per-
rapa kota lain dalam urban clearway (Gambar 7.2).
mukaannya, yang pada umumnya sepanjang 6 meter (20 kaki) untuk
Sejalan dengan prinsip parkir terbatas tersebut di atas adalah al- memberi akses yang mudah tanpa banyak mengganggu lalu lintas.
ternatif larangan parkir sepanjang jalan pada kawasan pertokoan un- Tepat pada bibir jalan untuk pejalan (footpath), di tengah kedua
tuk menghindarkan kerugian perdagangan di satu sisi jalan lebih be- ujung tanda, ditempatkan meteran. Pengemudi yang memarkir ken-
sar daripada sisi yang lain. daraannya segera memasukkan uang logam tertentu yang berarti
"membeli" kurun waktu tertentu pula di tempat itu. Bila waktunya
Satu kelemahan penerapan batas waktu parkir adalah mahal bia-
habis, sebuah semboyan/tanda akan terlihat yang menunjukkan
yanya dan sulitnya pelaksanaan. Jika tidak ada pengawas yang men-
bahwa biaya lain, semacam pajak tambahan, harus dibayar. (pajak
catat waktu datang dan pergi kendaraan-kendaraan pada jalan de-
tambahan ini, walaupun relatif kecil, selalu berlipat ganda daripada
ngan parkir terbatas, maka usaha pelarangan jadi kurang berarti.
biaya jam-jaman). Pengawas lalu lintas berpatroli dalam zone meter-
Pada masa silam di Inggris polisi yang bertanggung jawab atas hal ini.
an, memeriksa dan mencatat meteran, meninggalkan selembar ,,ti-
Namtin, sekarang tanggung jawab itu dialihkan kepada pengawas La_
ket" , yang biasanya dijepitkan pada pengayun kaca depan, dan me-
lu Lintas (Traffic Wardens). Siapa pun yang akan melaksanakan peni-
megang tindasannya. Hanya apabila kendaraan tetap diparkir me-
likan lamanya parkir, gaji harus dibayar ada pemasukan dari
- tanpa
kendaraan yang diparkir. Kerugian ekonomis ini telah diatasi dengan
lampaui waktu yang diijinkan maka waktu tambahan dianggap pe-
langgaran dan "pemilik" kendaraan tidak bebas dari tuntutan hu-
meteran parkir.
kum. Biaya, dalam bentuk pajak tambahan, harus dibayar. pajak
tambahan ini, walaupun menggunakan meteran, pada umumnya ber-
beda-beda tergantung zone, tetapi biaya dasar tetap sama.
Meteran parkir
Bagaimanapun juga, di balik kerugian penggunaan meteran yang
Meteran parkir yang pertama kali dipergunakan di Amerika, yaitu
yang dipergunakan di Oklahoma City pada tahun 1935, secara ber- mahal (harganya lebih kurang 40 f per buah), parkir meteran mempu-
nyai banyak keuntungan dalam sistem pengendalian parkir.
tahap telah dipergunakan pula di banyak kota di dunia yang lalu
Keuntungan-keuntungan itu adalah sebagai berikut.
lintasnya berat. Penggunaannya di Inggris ditunjang oleh parlemen
melalui undang-undang The Road Traffic Act 1956, salah satu usul/ (a) Tempat-tempat parkir ditunjuk secara jelas dan para pe-

90 91
p
r"
meniadakan patok-patok tidak indah di jalanan. Sebaliknya, inilah
ngendara selalu diperingati agar tidak parkir di semba- kerugian-kerugiannya :
rang tempat (a) Tidak diperoleh pendapatan;
O) Parkir mudah diawasi, ada tanda lewat waktu parkir (b) Sejumlah besar pengawas parkir dibutuhkan sebagai "po-
yang bekerja otomatis, dan dengan demikian tenaga lisi" di kawasan yang bersangkutan atas biaya dari pen-
pengawas dapat ditekan sampai jumlah minimum. -
dapatan (untuk sederhananya, pengawasan pembatasan
(c) Pada umumnya terjadi pengurangan lama waktu parkir waktu parkir); dan
dan dengan demikian kapasitas parkir ditingkatkan. Aki- (c) Kendaraan dari daerah lain mungkin mendapat kesulitan
batnya para pengendara lebih mudah mendapatkan tem- untuk mendapatkan piringan parkir.
pat parkir daripada sebelum ada meteran.
(d) Pembayaran parkir yang tinggi pada bahu jalan mendo- Variasi sistem piringan parkir telah dicoba di salah satu bagian
rong usaha swasta untuk membiayai pembangunan pela- kota London untuk mengatasi parkir jangka lama oleh para penghu-
taran parkir di luar jalan, ini berarti penanaman modal
ni. Lembaran yang telah dicap dipasang di dalam kendaraan bila
kendaraan akan diparkir sepanjang hari. Kartu-kartu ini hanya dibe-
masyarakat.
rikan kepada penghuni dan biaya parkir harian relatif tidak mahal.
(e) Usaha perparkiran mampu berswasembada dan tentu saja
Dalam pemakaian terbatas, tampaknya cara ini cukup berhasil.
I keuntungan yang diperoleh kemudian dapat dipergunakan
untuk membangun pelataran parkir lain. Di waktu mendatang dimungkinkan pula bahwa dari meteran par-
(O Tempat parkir ditandai secara jelas untuk menjamin daya kir yang dapat dibawa ini, pengemudi membayar ruang parkir secara
guna pemakaian ruang, tidak mengganggu jalan masuk, borongan dan memasang meterannya bila berada dalam zone parkir.
penyeberangan, hidran, dan lainJain. Meskipun demikian, pada saat ini belum ada usaha ke arah sana.
(g) Dengan perbedaan biaya, suatu tempat dapat dibuat lebih
atau kurang menarik bagi peparkir.
Ringkasan

(1) Parkir di jalan seyogyanya sejajar dengan jalan, bukan menyu-


Piringon parkir
dut.

Piringan parkir adalah alternatif utama untuk meteran parkir. Piring-


@ Parkir dapat dikendalikan dengan pembatasan waktu (yang me-
merlukan pengawasan), dengan meteran (yang harus berswada-
an parkir, seperti yang digunakan "Zone Biru" di Paris, menyedia- ya dan menghasilkan sisa pendapatan), atau dengan piringan
kan parkir bebas, sepanjang bahu jalan yang tidak ditentukan batas- (yang pengadaannya dapat dikenakan kepada pemilik kendara-
batasnya, untuk kurun waktu tertentu. Pengemudi yang memasukkan
an).
kendaraannya ke dalam "Zone Biru" di Paris, mencari sendiri ruang
parkir, dan memasang piringan di bagian dalam kaca mobil. Piringan
disetel untuk menunjukkan waktu kedatangan
- dan secara
tis, apabila waktu habis kendaraan harus meninggalkail
otoma-
tempat, Ke-
dua petuniuk waktu dapat dilihat jelas oleh patroli pengawas parkir
yang akan menarik denda bagi peparkir lewat waktu atau peparkir
yang diketahui salah menyetel pada saat kedatangan. Keuntungan pi-
ringan parkir
ham - yang telah dicoba pula di Inggris, yaitu di Chelten-
adalah meniadakan biaya pemasangan alat yang mahal dan
-
93
92
r tanggung" kepemilikan kendaraan (seperti yang ditunjukkan dengan
Gambar 1.2 tetapi menentukan bagi negeri ini), dan data rata_rata ja-
rak tempuh kendaraan per tahun. Di luar Inggris, faktor pertumbuh-
an yang sama mungkin dapat digunakan atau bisa jadi harus dihi-
tung tersendiri.
(Catatan: laju tumbuh "Tanner" seyogyanya digunakan untuk pre-
diksi lalu lintas pedesaan dan untuk prediksi lalu lintas perkotaan opa-
BAB VIII bila tidsk oda informosi setempat yang lebih berorti).
RANCANGAN LALU LINTAS TABEL PERTUMBUHAN''TANNER''

Berdasarkan taksiran jarak tempuh kendaraan dalam Forecasts of vechicle Dimen-


Arus Lalu Lintas ship in Great Britain oleh J.C. Tanner, M.A., F.S.S., dalam Roads ond Road Con-
st ruction, Nov.,zDec. I 965).

Pada Bab 2 kita telah mengetahui bagaimana caranya menghitung


mil s.m.p per tohun
lalu lintas hari ini dan bagaimana menentukan tujuan arus lalu lintas rd
dari satu tempat ke lain tempat dengan teknik survei A-T. Namun 1965 98 130
membangun jalan sangat memakan waktu, sementara lalu lintas ber- 1970 136 173
tambah terus-menerus. Oleh karena itu tidaklah dapat dibenarkan 1975 174 216
membangun jalan hanya untuk mampu menampung lalu lintas pada 1980 20s 251
1985 230
saat pembukaannya. Jalan harus dirancang untuk suatu umur eko- 280
1990 250 303
nomi tertentu setelah selesai dibangun. r 995 267 324
2W 283 343

Dua puluh tahun ke depan (Angka-angka di atas dikutip oleh Tanner dalam mil-kendaraan per tahun tetapi di-
gunakannya sebagai indeks; karena itu belum diubah ke dalam km-kendaraan per
Pada saat ini banyak dipraktekkan merancang jalan dengan tujuan tahun).
penggunaan waktu selama 20 tahun. Kurun waktu 20 tahun terpe- Atas dasar anggapan bahwa mil-per kendaraan per tahun tetap, angka di atas da-
pat dipergunakan untuk menaksir keadaan lalu lintas keseluruhan. Misalnya, dengan
rinci di atas rata-rata waktu perancangan, tawar-menawar pembiaya-
mengetahui keadaan lalu lintas tahun 1970 dan mengubahnya ke dalam smp, dapat di-
an, pembangunan selama lima tahun, ditambah umur pakai selama peroleh gambaran lalu lintas tahun 1990 dengan menggandakan dengan faktor smp
lima belas tahun. (Pada daerah perkotaan tertentu
kegiatan kota
- misalnya pusat
suatu bangunan yang sangat mahal mungkin meng-
"Tanner" 1990. Dalam kasus ini "Tanner,, faktor adalah smp 1990/smp 1970 =
303/173 = 1.75. Jadi, 1.000 smp/jam sepanjang jalan dalam 1970 dapat diharapkan
-
halangi pembangunan jalan baru, merancang jalan, dan memba- menjadi 1.750 smp,/jam dalam 1990.
ngunnya kembali, sulit dilaksanakan dalam kurun 20 tahun). Angka pertumbuhan biasanya akan sama untuk semua jalan di da-
Lalu bagaimana kita menentukan gambaran, semacam bola kris- lam kota yang bersangkutan (kecuali terjadi perubahan guna lahan
tal, lalu lintas dua puluh tahun yang akan datang? Di Inggris, J.C. yang mempengaruhi arus lalu lintas). Jadi, untuk tahap pertama
Tanner dari Laboratorium Penelitian Jalan, telah mengembangkan dalam merancang jalan, kita dapat menggunakan data survei jalan
metode prediksi atau taksiran lalu lintas. Metode Tenner berdasarkan yang ada. Cara termudah untuk menjelaskan langkahJangkah peran-
penggabungan proyeksi pertumbuhan penduduk, kurva proyeksi ,'s cangan lalu lintas (dalam bentuk paling sederhana) akan ditunjukkan.

94 95
t
Untuk tujuan ini akan digunakan kota Newtown yang telah disebut
dalam Bab 2.
I dentifi k asi la lu lint as o lt erna t if
Telah kita ketahui dari peta garis keinginan bahwa arus lalu lintas ter-
penting adalah dari utara ke selatan langsung menembus kota, dari
bagian utara menuju kawasan pabrik, dari kawasan perumahan me-
nuju pabrik, dan dari kawasan perumahan menuju pusat perbelanja-
an. Arus lalu lintas yang lain (sebagaimana ditunjukkan dengan lebar-
nya garis keinginan) kurang begitu penting. Dengan demikian, per-
mintaan utama terhadap lalu lintas ditunjukkan pada Gambar 8.1,
dan agar soal ini mudah dipahami, akan kita nyatakan banyaknya
pada diagram berikut.

1050 smp/jam
r",,u nrri nuX'frXli liin, .,*,o*n

900 smp/jam
Sekarang kita tinggal memutuskan ke mana yang terbaik, jalan
elak atau-dengan maksud memperbaiki keadaan-jalan tembus pu-
sat kota untuk menampung lalu lintas. Kendaraan mana yang akan
disalurkan dari jalan yang sudah ada ke jalan baru yang mana? Proses
ini kita sebut "pembebanan lalu lintas".

Pembebanan lalu lintas


angka lalu lintas = arus puncak satu arah
Kendaraan yang dikendarai dari tempat A ke tempat B pada umum-
Dari diagram jelas terlihat bahwa sebuah jalan elak di sebelah ba- nya mempunyai tujuan tertentu, misalnya: pemakainya ingin sampai
rat pusat perbelanjaan, agak dekat melintasi kawasan industri, akan pada akhir perjalanannya. (Prinsip ini tidak selalu berlaku terhadap
bertemu dengan lalu lintas dari utara menuju pabrik (AB dan AD da- lalu lintas akhir minggu pada jalan-jalan luar kota tempat orang-
lam diagram). Bila kita mengikutsertakan C ke B orang mungkin melakukan perjalanan hanya sekedar menikmati pe-
jalan - di sana sudah ada
dan jalan elak berhenti di B, akan bertemu pula lalu lintas mandangan). Berdasarkan prinsip bahwa waktu adalah uang, masuk
-
dari perumahan ke kawasan pabrik. Akan lebih baik pula dibangun akal bila kendaraan yang bergerak sehari-hari dari A ke B menghen-
jalan pendek dan ditatar jalan yang ada untuk menyediakan lintasan daki waktu yang terpendek. Oleh karena itu, kita perlu menentukan
langsung dari kawasan perumahan ke pabrik dan pusat perbelanjaan. seluruh waktu perjalanan agar bisa membagi-bagi lalu lintas. Cara un-
Jadi terdapat dua kemungkinan sebagaimana terlihat pada Gam- tuk menentukan kecepatan dan waktu perjalanan telah dijelaskan pa-
bar 8.2. da Bab 3.

96 91
Rekayasa Lalu Lintas (8)
1
Dengan contoh kota Newtown yang telah kita sebutkan, arus lalu
lintas dari rumah ke tempat kerja, dari rumah ke toko, dari luar kota 1,0 + 1,5 + 1,0 + 2,5 : 6menit, dan
Newtown ke kawasan pabrik, darr lalu lintas lewat, dari peta, (Gam- CHBFD
bar 2.7 Bab 2) kita dapat memilih lintasan mana yang kiranya akan 1,0 + 1,0 + 1,5 + 2,5 : 6menit
"disukai" oleh lalu lintas dan menentukan waktu perjalanan pada ja-
Oleh karena waktunya sama, maka dalam hal ini, tampaknya, perja-
lan-jalan itu. Gambar 8.3 menunjukkan secara diagram jalan-jalan
yang terpilih, jalur baru yang diusulkan, serta waktu yang diperlukan
lanan antara C dan D terbagi sama banyak pada kedua lintas. Hal ini
perlu ditilik dari perhitungan numerik berdasarkan survei A-T. Kita
dalam menit antara tiap-tiap persimpangan. Pada diagram, huruf-hu-
anggap bahwa tilikan telah ditakukan dan anggapan kita terima, mi-
ruf menunjukkan persimpangan atau kawasan, sebagai berikut.
salnya bahwa terdapat 450 smp per jam dalam tahun 1970 pada tiap
lintas.
A gerbang masuk kota
B gerbang masuk kota
Kini kita perhatikan alternatif jalan baru. Dari C ke D dapat me-
C kawasan perumahan
milih CGFD atau CHBD, tergantung pada jalan mana yang sudah di-
D kawasan pabrik
bangun. Waktu perjalanan yang baru pada lintas-lintas ini (dengan
E persimpangan
perhitungan bahwa waktu perjalanan akan dipersingkat pada ruas-
F kawasan perbelanj aan,/pertokoan
ruas jalan yang ditatar) barangkali menjadi 4 menit atau 5 menit.
G persimpangan
H persimpangan

Sementara kecepatan perjalanan tentu juga waktu perja-


lanan - dan
pada jalan-jalan yang ada mudah ditentukan, bagaimanakah
-
waktu perjalanan padajalan baru yang belum terbangun, dapat diper-
kirakan? Hal ini setidak-tidaknya membutuhkan pengalaman, namun
dalam hal jalan-elak baru bebas hambatan jalan-jalan khusus da-
lam kota, bisa saja diterapkan kecepatan 55 - 65 km/jam (35 - 40
mpj), dan 32 - 40 km/jam (20 - 25 mpj) pada jalan-jatan dengan limit
50 km/jam (30 mpj). Untuk jalan-jalan di luar kota kecepatannya
lebih mudah ditentukan dan di Inggris dikeluarkan oleh Menteri per-
hubungan. Dari kecepatan maka waktu perjalanan dapat dihitung. 2.5/2.O
Dari waktu perjalanan yang sudah ditetapkan bagi tiap ruas jalan
dalam seluruh jaringan, maka dapat dihitung seluruh waktu perjalan-
an, yang dapat dibandingkan dengan yang diperoleh dari survei A-T.
Kemudian, untuk perjalanan ke dan dari tempat kerja
dari C ke D dalam Gambar 8.3 - yaitu
ada dua pilihan lintasan pada jalan
yang ada, yaitu CHGFD dan-CHBFD. Jumlah waktu perjalanan Gambar 8.3
CHGFD adalah: Pembebanan jaringan
angka-angka = waktu perjalanan dalam menit
(2,5/2,0 : jalanlama/ jalan yang sudah ditatar)

98
99
fl

Teknik pembebanan Teknik ini jelas mengandung rangkaian perhitungan yang benar-be-
nar sulit (umumnya hanya dilakukan dengan komputer) dikenal se-
Atas dasar bahwa lalu lintas selalu mencari lintasan yang lebih cepat, bagai teknik "kekang kapasitas" (capasity restraint).
maka kita dapat menganggap bahwa seluruh lalu lintas 900 smp/jam Di antara kedua metode ini ada penyederhanaan dan penerapan
pada jaringan lama akan bergeser atau berpindah ke kedua lintasan
langsung teknik kekang kapasitas dengan menggunakan kurva pe-
yang baru. Secara ekstrem hal ini berarti bahwa jalan lama akan dibi-
nyimpangan seperti bentuk yang ditunjukkan pada Gambar 8.4. Me-
arkan kosong, namun ini sulit dipercaya. Beberapa pembebananlalu tode ini telah dikembangkan di Amerika dan ditertibkan di lrlggris
lintas dilakukan dengan cara ini
- yang dikenal sebagai teknik 'se-
mua atau tidak sama sekali' (oll-or-nothing). oleh Laboratorium Penelitian Jalan (Road Research Laboratory),
membebankan lalu lintas kepada lintas lama atau lintas baru atas da-
Adalah lebih masuk akal untuk menganggap bahwa demikian ter- sar nisbah waktu perjalanan antara lintas lama dan lintas baru.
jadi perpindahan lalu lintas ke jalan baru, secara bertahap jalan baru
dipergunakan semakin dekat pada daya tampungnya, sehingga meng- Penghitungan pembebanan
akibatkan lalu lintas bergerak semakin lambat dan kemudian terjadi
Kembali pada waktu perjalanan antara tempat C dan D di Newtown.
perpindahan balik ke jalan lama, yang kemacetannya sudah berku-
Waktu perjalanan lama adalah 6 menit dan waktu perjalanan baru
rang. Dalam teori, proses ini berlangsung terus sampai tercapai kese-
CGFD adalah 4 menit. Dengan teknik kurva penyimpangan, nisbah
imbangan tak tentu antara lalu lintas pada jalan baru dan ialan lama.
waktu adalah 4/6 - 0,66. Dari Gambar 8.4 dapat ditentukan bahwa
100 8890 lalu lintas akan beralih ke lintas baru, jadi 0,88 x 900 : 792
srnp/jam pada jalan baru, sisa 900 -792 : 108 smp/jam terbebankan
pada kedua lintas yang ada, jadi masing-masing, 54 smp/jam.
Sekarang kita bandingkan dua kemungkinan lintas baru. Pada lin-
tas CHBD nisbah waktu adalah 5/6 :0,83, yang menunjuk penyim-
(B
o0
pangan 72s/0, diandaikan 650 smp/jam pada lintas baru dan 125
860
p.
smp/jam pada tiap lintas lama.
Dengan cara yang sama, dapat dihitung pembebanan untuk garis
o keinginan yang lain C ke F, A ke B, dan A ke D sebagai berikut.
o.
o40 -
d Perjolanon belanja
o (lama) CHBF waktu = 3,5 menit :
dari6O0smp/jam = 300smp/jam
5090
o
o- (lama) CHCF waktu : 3,5 menit ! 600lsmp/jam = 300 smp/jam
5090 dari
(baru) CGFwaktu = 2,0menit. Nisbah waktu 2,/3,J : 0,56
20

Dari sini diperoleh penyimpangan 960/o : O,96 x 1.050 : 1.008 smp/jam, sisa 42lsmp/
jam pada lintas lama (CHBF,zCHGF).
0.6 0.8 1.0 t.2 1.4
Perjalanan lewat
waktu pada lintas baru
Nisbah waktu = (lama) AEFB waktu : 6,5 menit; 1,050 menit/jam
waktu pada lintas loma
(baru) ABD waktu = 5,5 menit. Nisbah waktu 5,5/6,5 : 0,85
Gambar 8.4 Dari sini diperoleh penyimpangan 6990 = 0,69 x 1.050 : '125 smp/ jam, sisa 325 smp/
Kurva penyimpangan guna pembebanan lalu lintas jam pada lintas lama (AEFB).

100 101

i
I
i
L I
f t1

Angkutan ke kawasan Pabrik Dalam praktek, lintas ini dan kemungkinan-kemungkinan lain akan
(lama) AED waktu : 3,5 menit; 1.000 smpljam diperbandingkan pula guna memperoleh pembenaran ekonomis
@aru) AD waktu
: 2,5 menit' Nisbah 2,5/3,5 = 0,69 untuk menjamin bahwa itu semua pempunyai ,'nilai uang,' -
i".i rinl diperoleh penyimpangan 8590 : 0,85 x 1'000 = 850 smp/jam' 150 smp/jam
penghitungan-penghitungan itu di luar liputan buku ini. - tetapi
pada lintas lama (AED)
Peng hitungan pertumbuhan
lintasan
Guna mengetahui dampak pembebanan ini atas alternatif Selanjutnya, dengan telah ditentukannya bahwa lintas jalan-elak
jalan' Cara
dalam seluruh jaringan, perlu dihitung pada tiap ruas adalah cara terbaik kuntuk meringankan beban lalu lintas Newtown,
yurrg t".*rrdan aAaUn dengan menggunakan diagram seperti Gambar maka yang diperlukan sekarang adalah menentukan ukuran jalan
it.S.-p"tu* kasus ini, jelaslah dari perhitungan pada diagram bahwa itu. Hal ini ditetapkan atas dasar lalu lintas yang akan mengguna-
jalan ADB -".prry"i pengaruh terbesar untuk mengurangi kema- nakannya di kemudian hari. Kita telah membebani jalan dengan lalu
cetan talu lintas baik lalu lintas dalam kota maupun lalu
lintas lewat' lintas atas dasar survei tahunan, dan pada awal bab ini J.C. Taneer
telah menggunakan faktor pertumbuhan.

1050 + 450 +
325+125+3OO

t9'75
t990/1990
+ l59o bangkitan
Gambar 8.5
jaringan yang ada dan baru' Semua
Pembebanan arus lalu lintas tahun 1970 pada Cambar 8.6
ka adalah arus puncak tahun 1970 dalam smp/jam' Proyeksi lalu lintas untuk keperluan rancangan

ro2 r03
I
Pada diagram lain (Gambar 8.6) dapat kita lihat jaringan baru dan cukup meyakinkan. Sama halnya bila jalan yang diusulkan diperpan-
pembebanan lalu lintas 1970 pada jaringan itu. Dengan menggunakan jang, dengan demikian menjadi lebih mahal, maka diperlukan meto-
faktor Tanner l97O:1975 dan untuk 1970 : 1990, yakni 1,25 dan 1,75, de yang lebih dapat diandalkan guna memperoleh bantuan finansial
maka pada jaringan yang baru dapat diketahui arus lalu lintas tahun dari pemerintah.
1975 dan 1990 (1990 adalah "tahun rancangan", akhir umur pakai l5
tahun, dan 1975 adalah tahun pembukaan, yang menggunakan peni-
Buku ini tidak memuat metode-metode yang lebih diandalkan
(sophistiaated/ untuk menentukan volume lalu lintas di masa depan,
laian ekonomi).
namun pembaca hendaknya menyadari bahwa teknik-teknik dasar
Lalu-lintss bangkiton tentu saja akan dibahas secara sepintas.
Teknik analisis regresi barangkali adalah suatu metode yang sa-
Sejauh ini, dengan kemampuan yang ada, kita telah menghitung lalu- ngat logis, tergantung pada penurunan rumus hubungan antar ber-
lintas yang kita taksir akan menggunakan jalan baru di kemudian ha- bagai faktor, seperti zone penduduk, guna lahan, fasilitas kerja, dan
ri lalu-lintas yang dialihkan/ditarik dari jalan lain dan telah tum-. sebagainya, menguji terhadap lalu lintas yang ada, perkiraan guna la-
-
buh berkembang sesuai rata-rata nasional berdasarkan pertumbuhan han, perubahan kependudukan, dan sebagainya. Dengan menerapkan
jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan, (misalnya naiknya perumusan itu, diturunkanlah-model lalu lintas di masa depan' Peru-
tingkat hidup). Tentu saja ada sementara orang yang memiliki kenda- musan itu kurang lebih sebagai berikut.
raan tetapi sangat memperhatikan kemacetan di kawasan kota dan X=
gian dekat; atau karena tak cukup tersedia pelataran parkir di tempat' Bepergian ke tempat kerja dari zone
- 10.89
nya bekerja, mereka memilih sepeda. Bila suatu jalan baru telah diba'
ngun biasanya menarik sebagian orang-orang ini untuk mengguna-
+ 2.445x jumlah pekerja yang tinggal di zone X
+ 0.235 x jumlah penghuni di zone X x waktu perjalanan ke
kannya dikatakan bahwa jalan baru "membangkitkan" laluJintas.
- pusat kota (menit)
Taksiran lalulintas bangkit sukar sekali dilakukan dan umumnya - 0.46 x jumlah pekerja yang tinggal di zone Xx waktu perja-
berkisar pada nilai 5 sampai 25 persen, berdasarkan pertimbangan lanan ke pusat kota.
teknik (kerekayasaan). (Pada MI, jalan mobil pertama di Inggris, di-
perhitungkan hampir 3090 lalu-lintas bangkitan; meskipun demikian, Dari perumusan seperti ini (yang didasarkan atas rumus yang diturun-
kannya) susunan garis keinginan lalu lintas tahun 1990 dapat dibuat
berbeda daripada jalan-jalan mobil di luar kota, angka ini jarang ter-
dan pembebanan arus lalu lintas kemudian dapat dilakukan dengan
wujud). Pada contoh yang lain, pada jalan elak Newtown diperkira-
teknik yang telah dibahas sebelumnya.
kan laluJintas bangkitan sebesar l5 persen.
Teknis dasar atau model yang lain adalah proses bertahap Frator,
yang didasarkan atas faktor pertumbuhan zone, dan metode model
Model lalu lintos grovitasi yang didasarkan faktor penarik pada tiap-tiap zone dan fak-
tor "friksi" pada setiap lintas. Kedua metode ini tidak dipaparkan da-
Dalam contoh Newtown, sesuai dengan tujuan buku ini, kita telah lam buku ini, dan uraian terperinci dapat ditemui pada buku selan-
membahas teknik sederhana untuk menentukan volume lalu lintas jutnya.
yang kita harapkan pada jalan baru yang relatif mahal itu. Apabila Dengan metode apa pun yang telah diturunkan, kita telah menge-
kota itu berubah sifatnya dengan memperluas industri atau karena tahui gambaran arus lalu lintas yang kita perkirakan akan mengguna-
mengalirnya penduduk ke dalam kota, metode itu bisa jadi tidak lagi kan jalan baru. Usaha selanjutnya adalah menyediakan atau memba-
ngun jalan yang mampu menampung lalu lintas itu.

l(x 105
Y
II
I

Dalam contoh kota Newtown telah ditentukan bahwa pada 1990, Kecepotan km/jam (mil/jam) Kecepatan km/jam (mil/jam)
rancang rala-rota
termasuk tambahan lalu lintas meningkat, lebih dari 3.000 smp/jam
yang akan menggunakan jalan baru pada ruas kritis dari A menuju D. 120 (70) 88 (52)
Ini adalah jalur satu arah (seperti ditunjukkan pada Gambar 8.1), 100 (60) 74 (44)
karena itu kita dapat mengantisipasi arus dua arah yang menampung 80 (50) 59 (37)
60 (40) 44 (2e)
lebih kurang 6.000 smp/jam. Jalan-jalan di daerah perkotaan menun-
50 (30) 3'7 (23)
jukkan penggunaan seperti itu, yakni dua jalur lintas dibangun sesuar
atau Kecepatan r ata-r ata = Kecepatan rancang / 1.36
dengan pembakuan jalan mobil di perkotaan. Jalan mobil yang baku
itu bebas sepeda (sepeda motor), bebas simpangan (alan masuk), dan (Di Amerika 'kecepatan 85 persentil'
menggunakan jalan layang. Kita ketahui bahwa lalu lintas langsung - yaitu kecepatan yang dilam-
paui hanya oleh l59o dari pengendara yang menggunakan jalan itu
pada jalan elak hanya lebih kurang separuhnya yang menggunakan sering digunakan untuk menetapkan batas kebepatan; hubungan anta-
-
jalan elak (karena selebihnya menuju ke pabrik di kawasan D). Oleh ra kecepatan rata-rata dan kecepatan 85 persentil adalah:
karena itu, penggunaan jalan layang pada persimpangan sangat dian- kecepatan 85 persentil : 1.23 x kecepatan rata-rata).
jurkan. Konsekuensinya, kita menentukan bahwa jalan dua jalur gan-
da adalah jawaban terbaik untuk memecahkan persoalan Newtown Dengan mengetahui kecepatan yang dikehendaki pada suatu jalan,
(Gambar 8.7). jelas bahwa kemiringan jalan dan radius tikungan harus sesuai dengan
kecepatan yang ditetapkan, agar kendaraan tidak melesat ke luar ja-
lan atau terpaksa mengurangi kecepatan.
300 mm
( r') Sama halnya, waktu dan jarak yang diperlukan oleh sebuah ken-
daraan untuk berhenti dalam keadaan darurat @ahaya) sangat tergan-
.30 m I l.0o m r, -- I 7.30 m
04' 16',\ J.6',-t-
,l '
/) m,300 mm (24 tung pada kecepatan kendaraan dan waktu rem ditambah daya yang
dibutuhkan oleh pengemudi. (Dalam teknik lalu lintas, daya reaksi
jalur lalu-lintas | | jalur lalu
tt dikenal sebagai waktu PIEV, yaitu P : Perception atau noticing,
I = Intellection atau comprehension, E : Emotion atau thinking,
Y : Volition atav action, yang pada umumnya berkisar pada 2.5
detik).
[dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan dalam 4 T yaitu:
Gombor 8.7
Tahu : noticing; Tanggap : comprehension; Timbang :
Penampang lintang: jalan raya di kota thinking; Tindak = actionl.
Dengan mengikuti konsep waktu berhenti dan tentu saja jarak
Rancangan geometri - penjajaran horisontul
berhenti
-
harus pula kita perhatikan "jarak pandang", atau jarak
-
penglihatan minimum. Jelas sekali bahwa seorang pengemudi harus
Untuk melengkapi suatu rancangan terperinci suatu jalan modern ti-
daklah cukup hanya mengetahui lebar jalan dan persimpangan saja. dapat melihat sejauh tidak kurang dari jarak ia dapat berhenti. Jarak
pandang lain, berkaitan juga dengan kecepatan kendaraan di jalan,
Jalan dirancang untuk menampung kecepatan gerak tertentu kendara-
an, yang disebut "kecepatan rancang" (design speed). Hubungan an- adalah jarak pandang salip (overtoking sight distancel, yaitu jarak
tara kecepatan rancang dan kecepatan rata-rata pada suatu jalan ku- yang dibutuhkan bagi sebuah kendaraan rntuk keluar dari alurnya,
rang lebih sebagai berikut. menyalip atau mendahului kendaraan lain dan kembali ke alurnya.
Jarak ini, sebagaimana halnya faktor rancangan yang lain yang diper-

106 107
\

BE. TB
" E+BEisrEEsE$a rIEiESEFEiHi$EEF11

ErAE

EFSIEggIiEEg*
E;;sge Egsis u==g
eEErES Eg

EgB[[EiiiE*A;EE =;

:egsFF EEEEE
HFFE ?; XEE [e
d

FAKTOR RANCANGAN GEOME RIK INGGRIS UNIT KERAJAAN


-
Kecepatan Pemisahan
Jenis Rancangan Lebar Lebar Kapasitas JarakPandang Jarak Pandang
Jari-jari Simpangan
Jalan Kota yang Jalur Lintas Jalur Dua Arah Penyalipan Minimum Tikungan yang
Diusulkan Berhenti Minimum Dianjurkan
mph smp/jam ft fr ft ft

Distributor dua jalur t2 6.000 1.200 1.800


utama: M/W berganda

Distributor dua jalur t2 4.800 300 490


utama: jalan berganda
serba guna

Distributor dua jalur t2 3.000/ '700 190 240 700


distrik berganda t.2N
atau tunggal

Distributor dua jalur 1.200 700 190 240 300


lokal tunggal
iil.
Jalan akses 30-20 dua jalur 9-12 600 480 120
tunggal

l2 perindustrian
* I I perdagangan
\o l0 pemukiman
\

O FAKTOR RANCANGAN GEOMETRIK INGGRIS _ UNIT METRIK

Pemisahan
KecePatan
Jarak Pandang Jarak Pandang Jari-jari SimPangan
Jenis Rancangan Lebar Lebar Kapasitas
yang Jalur Lintas Jalur Dua Arah Penyalipan Minimum Tikungan Yang
JalanKota
Berhenti Minimum Dianjurkan
Diusulkan
km/jam m m smP/jam m m mm

berganda 7.30 6.000 140


Distributor
utama: M/W

berganda 7.30 4.800 130


Distributor
utama: jalan
serba guna

berganda 7.30 3.000 225 70


Distributor
distrik atau
tunggal '7.30 r.2N

Distributor 50 tunggal:
lokal perindustrian 7.30
perdagangan 6.75 1.200
perumahan 6.00

600 135 30 90
Jalan akses tunggal 4.00
7.00

B8'9. a6 G 6'6T83 ;'n'


K^=9v-vv-xh^eF

-t
iE+
-6;E
EP
gB P.
? F$F*CSfS
s -odpoa p,

F F
r+ r Hg: Ig's'g'q;EEF
go ,l
DF ir
tr.
It
J.S ll
m*
=\
5co
'i
zf"J.eP<J!v
elt I isIEiE g
!o r- HS+ F9--eNe-
=.
F
riggs E
Fot H<L. 3;.1-EX'
s€B -

o
iFe E*{r}HiE$Ef E $
<H
6 3$g F$Et=tgEEEE.I, E
c E.: ;ii E e 9=+FS+[ErEs E
-<-p
=i?c
!"i5 H+;ig1g*lEEs B
I aiE i gH$ =iFEEggfrs:--E,E I
:s€ 8+ 3 ggfrEEi i
ti il EiP gE E EEg"A,jB_a d
E;* EE * EI'iibH E
iEH f- B g gTEE g
f r
bahwa sangat jarang suatu kota menganut salah satu pola itu secara dalam daerah permukiman karena kecepatan gerak kendaraan dengan
tepat sama. Rancangan seharusnya logis dan akan dibuat agar sesuai sendirinya dibatasi, jalan buntu lebih aman daripada jalan tembus.
atau cocok dengan daerah pinggiran, bukannya dipaksakan atas dae- Rancangan perumahan yang populer, salah satu daripada metode pe-
rah itu. misahan pejalan/kendaraan yang paling awal, adalah "rancangan
Distributor distrik, di kota yang lebih kecil menggantikan peran- Radburn", di mana rumah-rumah menghadap ke jalan setapak dan
an distributor utama, adalah jenjang kedua. Jalan-jalan ini membagi- lapangan di dalam (tengah) jalan melingkar. Tipikal rancangan Rad-
kan/menyalurkan, pada interval tidak tentu, lalu lintas dari distribu- burn ditunjukkan pada Gambar 8.9.
to, trtu*u dan menghubungkan bagian-bagian kota satu sama lain'
Dari distributor distrik, distributor lokal-jalan utama dalam kawas-
an kecil perumahan, jalan utama perbelanjaan, sering pula lintas bus Ringkasan
biasanya memutar kembali masuk ke jaringan distri-
-menyalurkan, l. Barangkali metode yang paling logis untuk menaksir pertumbuh-
butor distrik.
Dari distributor lokal, jalan akses menghubungkan bangunan-ba- an lalu lintas, karena ketiadaan informasi yang lebih baik, adalah
ngunan. Di permukaan jalan-jalan akses seringkali berbentuk jalan tabel pertumbuhan Tanner. (Gunakan Tanner selalu untuk jalan
buntu (cul-de-sac,/, suatu bentuk akses paling ekonomis, sejumlah ge- luar kota dan pengganti informasi lokal pada jalan kota).
dung dapat dilayani per unit panjang jalan. Jalan buntu juga ideal 2. Pembebanan lalu lintas pada umumnya dibuat dengan dasar wak-
tu tempuh, tetapi hendaknya dipilih bukan atas dasar ,,semua
atau tidak sama sekali" (all-or-nothing). Kurva penyimpangan se-
ring merupakan metode pembebanan yang lebih mudah dan baik.
jalan setapak 3. Pertumbuhan lalu lintas dapat diperbesar dengan lalu lintas he-
ke unit lain ningkat, misalnya "perpindahan perjalanan', dari suatu angkut-
Akses jalan bantu
an lain.
4. Model lalu lintas adalah metode lain untuk menaksir arus lalu lin-
Jalan lingkar tas di masa yang akan datang dan lebih ampuh.
5. Rancangan geometris jalan sangat tergantung pada rancangan ke_
cepatan.
6. Sistem jalan baru
- dan peningkatan jaringan yang ada, bila
mungkin seharusnya mempunyai struktur tata jenjang.
Rumah-rumah meng-
-
hadap ke jalan setapak
dan membelakangi jalan
buntu yang menjadi
akses kendaraan

Kunct
jalan setapak
1- jalan

Gambor 8'9

Tipikal rancang an Radbu rn : pemisahan pejalan/kendaraan

tt2 Rekayasa Lalu Lintas (9) 113

a
f q

maksud belok kanan;


(v) menyediakan ruang lindung bagi para pejalan;
(vD satu "keuntungan" lam adalah bahwa pulau lalu lintas se-
ringkali merupakan tempat yang ideal untuk menempat-
kan pengatur lalu lintas dan rambu-rambu pengarah, dan
lain sebagainya.
BAB IX
RANCANGAN LALU LINTAS Pulau lalu lintas harus dengan mudah terlihat, oleh karena itu ha.
rus diterangi di malam hari, atau sekurang-kurangnya diberi peman-
tul agar mudah terlihat; sering pula dibuat gambar ',tengkorak,, pada
Pada PersimPangan permukaan jalan menjelang pulau-pulau lalu lintas.

Walaupun lampu lalu lintas adalah alat yang sangat baik untuk me- Pada suatu jaringan jalan baru diusahakan agar meniadakan seba-
ngendalikan lalu lintas pada persimpangan-persimpangan yang ada nyak mungkin persimpangan-persimpangan, apabila tidak mungkin
seluruhnya dan membatasi semua persimpangan minor dalam bentuk
sekarang, namun dalam perancangan persimpangan-persimpangan
simpang T. Suatu simpang T yang modern dilengkapi dengan berba-
baru selalu diusahakan agar lampu lalu lintas tidak lagi diperlukan.
gai teknik penyalur, sebagaimana ditunjukkan - pada Gambar 9.1.
Dengan pemikiran ini, kehendak untuk meniadakan atau mengurangi
secara besar-besaran jumlah titik-titik konflik dapat dilakukan mela-
lui tiga cara:
(i) membuat pulau-pulau penyalur pada persimpangan-per-
simpangan yang diprioritaskan;
(ii) membuat bundaran lalu lintas;
(iii) membangun jalan silang (persimpangan bertingkat).

Pulou lalu lintas

Bentuk yang paling sederhana untuk menyalurkan lalu lintas adalah


dengan menggunakan cat putih pada jalan dan kita semua sudah me- ripikal simpang r *.nun5uk?:fifli;'r*"" orlau-putau talu lintas
ngetahui seberapa jauh hasil guna yang dapat dicapai. Pulau lalu lin-
tas hanyalah perkembangan garis-garis cat tadi dan fungsi utamanya,
sebagaimana halnya tanda-tanda garis, adalah: Bundaran lalu lintas
(i) memisahkan arus lalu lintas secara terarah (dan kadang- Suatu bundaran hanyalah wujud lain daripada pulau lalu lintas se-
sungguhnya hanya satu elaborasi saja. Ada dua sikap berpikir- atas
kadang juga kecePatannYa);
(iD mengarahkan pengemudi ke jalur yang benar dengan sese- rancangan bundaran lalu lintas: di Inggris bundaran lalu lintas relatif
dikit mungkin pengemudi menentuk4n keputusan pilihan;
kecil dan diharapkan memperlambat laju lalu lintas, sedangkan di
(iii) menghindarkan pengemudi melakukan gerakan-gerakan
Amerika bundaran-bundaran jauh lebih besar, dengan kecepatan le-
terlarang;
bih tinggi. Imbangan waktu dan rancangan bundaran hat ini
(iv) melindungi (memberi keamanan) pengemudi yang ber-
adalah waktu tundaan - dalam
pada hakikatnya sama saja pada kedua ran-
-
tt4
ll5
F q

Perhitungan bundaran
cangan itq, yakni:
kecepatan tinggi x jarak panjang : kecepatan rendah x jarak pen- Rumus untuk menghitung kapasitas praktis pada ruas ambing suatu
dek
bundaran lalu lintas telah ditentukan oleh Laboratorium Penelitian
Pada kawasan-kawasan yang dibangun yang harga tanahnya criktp Jalan dengan percobaan terarah. Kapasitas praktis suatu bundaran te-
tinggi, lebih banyak dianut cara berpikir orang Inggris. lah ditetapkan 8090 dari kapasitas maksimum dan dinyatakan dengan
Bundaran secara khusus dibutuhkan bila: rumus:
(i) arus lalu lintas dari dua jalan atau lebih (tidak berlawanan) yang
masuk simpangan sama besar pada saat yang sama; Qprak.
28.2w (l + e/w) (l -p/3)
=, smp/j.
(ii) lalu lintas belok kanan cukup besar; (l + w/l)
(iii) simpangan lebih dari empat (simpang lima atau lebih);
(iv) pada ujung jalur jalan cepat, apabila diperlukan untuk me- (semua dimensi dalam meter)
ngurangi kecepatan lalu lintas sebelum tersebar memasuki ja'
ringan jalan tempat lalu lintas bercampur fialan serba guna). --)[ 86w (l + e/w)(l -pl3)
Kemampuan suatu bundaran melayani besarnya lalu lintas yang atau Qprak. : smp/j.
(t + w/l)
menggunakannya tergantung pada tersedianya uang untuk beram-
bing (weaving),yaitv lalu lintas yang memotong dari satu alur pada
(semua dimensi dalam kaki/feet)
bundaran ke alur lain. Kapasitas "ruas ambing" suatu bundaran ada- Makna lambang:
lah fungsi luas dari "proporsi lalu lintas ambing". Proporsi ini, p, di-
peroleh dengan menambahkan arus ambing, b dan c, dan membagi- O = arus ruas ambing
w -- lebar ruas ambing
nyadenganjumlahseluruhlalulintas,a + b + c + d(lihatGambar e = VA(er+ e2): lebarrata-ratajalanmasuk
e.2).
/ :
panjang ruas ambing
p :
proporsi lalu lintas ambing
Seperti telah dinyatakan, perumusan ini diperoleh sebagai hasil perco-
baan. Oleh alasan ini, nilai-nilai yang dimasukkan ke dalamnya pada
umumnya akan berlaisar pada angka limit berikut:
w = 6.0 m (20 ft) sampai 18.0 m (60 ft)
e/w = 0.4 sampai 1.0
w/l : 0.12 sampai 0.40
p= 0.4 sampai 1.0
/: 18.0 m (60ft) sampai 90 m (300ft)
Hendaklah diingat bahwa Q adalah dalam satuan smp,/jam pada
-------- arus lalu lintas
bundaran lalu lintas, yang nilai-nilai untuk itu telah diberikan pada
akhir Bab 3 (Cataton. Rumus di atas diturunkan sebelum mengenal
Gambar 9.2
Lalu lintas ambing dan dimensi ruas ambing aturan "Beri jalan" pada bundaran, yang tentu saja akan mening-
katkan kapasitas, walaupun tentang ini belum ditentukan secara ter-
perinci).
i
I

i
ll6 tt7
!
I
I
f
Adalah sangat umum dilakukan penentuan ukuran suatu bundar-
an dan berubah kemudian menilik apakah dalam rancangan tersedia
kapasitas yang cukup. Sebagai satu contoh, perhitungan bundaran
akan dilakukan dalam hubungan dengan pencacahan kendaraan be-
lok sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3.4 dan 3.5, dari gam-
bar itu angka-angka smp diulangi pada Gambar 9.3. Dari angka-ang-
ka ini diagram ambing digambar (Gambar 9.3) yang memungkinkan
hasil proporsi ambing dan lainJain dihitung dengan mudah. Angka-
angka yang diperoleh dimasukkan ke dalam diagram ambing hanya
dengan mengikuti aliran jalur kendaraan. Sebagai contoh, 322 smp
yang "dilingkari" dari arah selatan memotong alur tengah.pada ruas
Pencacahan kendaraan belok ambingan pertama, dan masih tetap pada ruas ambingan berikutnya,
(Cotatan: semua angka dolam smp/j. bundaran)
melintas alur luar pada ruas ambingan berikutnya lagi, dan keluar ke
arah timur. Sekarang perlu, dan dimungkinkan, menghitung nilai p
bagi keempat ruas ambing:
@

PBU = 989+106+490+538
+
jo\
989 + 106 + 490 + 538 + 354 + 322 ffi= o.',e
+

Pur 989+322+254+77 1642


= = 0.81
989 + 322 + 254 + 77 + 290 + 105 2038
54+989+106 -
PTS : 736+538+254+fi6 1634
= 0.91
736+538+254+106+77+75 1786
-
736+77+490+322 1625
735+77+t2S 75+736+538 PSB : = 0.71
736 + 77 + 490 + 322 + 125 + 538 2288

Sebagai usaha permulaan, sekarang kita akan menganggap lebar


sebuah jalan, w, 12 m yang juga akan menjadi er. Jalan masuk e,
akan dianggap 6 m; dengan demikian kombinasi e menjadi % (12 +
:
6) 9 m. Dengan demikian e,/w akan menjadi 9/12 = 0.75. Bagi usa-
ha permulaan ini kita juga akan mencoba menganggap panjang I ada-
lah 60 m, yang nilainya barangkali disebabkan oleh kondisi tapak
(tempat), barangkali sebuah gedung terlalu indah untuk dibongkar.
Gambar 9.3 Perhitungan sekarang sebaiknya dilakukan dalam format tabel seba.
Pencacahan kendaraan belok dan diagram ambing
gai berikut.

118
lt9
7 I
Cadangan lah ketupat, dan bundaran. Sistem daun semanggi, populer di Ameri-
28.2 w Arus
l-p/3 I +e/w tlwU Qp Qr-f ka, memerlukan lahan yang cukup luas dan mahal, sangat jarang dite-
slst ut /l e/w p p/3 r nyata
f
(a) (b) (e) (abc) (f) rapkan di Inggris, sangat sedikit di semua kawasan kota. Bentuk be-
(persen)
lah ketupat, walaupun sangat baik pada pertemuan jalan kecil (minor)
BL 60 o.75
0.2 7C 0.25 0.75 75 2880 3780 2799 36 dan jalan besar (mayor), tidak menghilangkan beberapa titik konflik;
U'I 60 0.75
0.2 8l 0.2'7 0.'13 75 2880 3670 2038 81 yang muncul bila jalan "selipan" bertemu jalan kecil dan belok kanan
TS 60 0., 0.75 9l 0.30 0.70 75 2880 3520 1786 98 maupun kiridiijinkan.
SB 60 a.i 0.75 7l 0.24 0.76 75 2880 3820 2288 66

Kapasitas cadangan yang tersedia pada sisi BU rendah barang-


kali terlalu rendah dan dengan berdalih rancangannya mungkin di-
-
ubah untuk memperbaiki ruas itu. -
Salah satu kemungkinan perubah.
an adalah mengubah bentuk bundaran guna menambah panjang sisi
ini.
Mungkin pula membuat perhitungan rancangan bundaran de-
ngan menambahkan grafik yang dapat diperoleh dari publikasi-pu-
blikasi Kementerian Perhubungan. Semuanya ini didasarkan atas pe-
rumusan yang digunakan di atas.
...--:-
Apabila suatu bundaran harus menanggung volume lalu lintas
yang lebih besar daripada kapasitasnya, maka terjadilah "kemacet- I belah ketupat

an" (lock up), yait]u lalu lintas berhenti bergerak. Kecenderungan de-
mikian pada umumnya diatasi dengan aturan baru "Beri jalan" sebe-
lum masuk bundaran. Meskipun demikian, masih ada batas jumlah
lalu lintas yang dapat ditampung oleh suatu bundaran dan Kemen-
terian Perhubungan menetapkan bahwa pada volume
-
ambing sebesar
3.500 smp/j (b + c dalam Gambar 9.2) pemisah tingkat (lalan silang/
layang) perlu diteliti.

Jolon silang (layons) Gambar 9.4


Jalan silang/layang
Munculnya jalan silang adalah untuk menghindarkan bahaya belok
kanan yang menghambat lalu lintas terus; persimpangan-persimpang- Jalan silang yang didasarkan atas penggunaan bundaran pada ja-
an ini seringkali menggunakan cara "belok kiri terus jalan" dan jem- lan yang lebih kecil seringkali merupakan rancangan yang tepat, seti-
batan di atas dan di bawah arus lalu lintas utama. Dua konflik gerak dak-tidaknya bagi Inggris yang harga tanahnya sangat mahal. Cara
terhapus, se- ini mampu menampung arus yang lebih besar daripada tipe belah ke-
utama
- lalu lintas terus dan belok kanan - seluruhnya
Iama lalu lintas bergerak pada jalur silang (berbeda tingkat). tupat sebagaimana telah ditunjukkan, yang dalam hal itu menghi-
Tiga cara yang paling umum, dan dasar, daripada jalan silang ada- langkan semua titik konflik; lebih dari itu, adalah rancangan yang
Iah seperti terlihat pada Gambar 9.4, yang disebut daun semanggi, be- ideal bagi tahap pembangunan. Bundaran dapat dibangun saat ini,

120 t2l
r- q

bagi lalu lintas saat ini, tetapi dirancang untuk memungkinkan jalan Terminal keluar
Dengan alur perlambatan yang dirancang dengan baik yakni alur
utama "menyengkelang" (flyoverl di kemudian hari, bila perkem-
bangan lalu lintas sudah memerlukannya.
"di samping" lintas cepat sepanjang jarak tertentu yang -lalu lintasnya
keluar dari alur cepat ke jalan cabang
Meskipun demikian, mungkin saja cukup beralasan bila lalu lintas - kapasitas sampai dengan
1200 smp/j dapat ditampung pada setiap alur keluar. Awal alur per-
sangat padatnya, atau tidak mungkin merombak sistem jaringan jalan lambatan seyogyanya meruncing ke lintas terus (lintas cepat), dianjur-
secara drastis, untuk itu suatu persimpangan yang rumit harus diba- kan sepanjang tidak kurang dari 46 m (150 ft). Panjang alur perlam-
ngun. Yang sering terjadi adalah kombinasi sejumlah tipe, dasar per- batan akan tergantung atas kecepatan pada jalan terus. Tabel berikut
simpangan dalam bentuk "jalinan (anyaman)" persimpangan (Gam- ini menganggap jalan terus dengan derajat kemiringan + 3 persen
bar 9.5) misalnya semua gerak kendaraan perlu dipisah. (dan sepanjang Kementerian Perhubungan di Inggris menyarankan
tanjakan maksimum 4 persen, hal di atas hanyalah merupakan suatu
kasus).

Jalan Alur perlambatan,


kecepatan panjang
km/j (mpi) m (f0
80 (50) e2 (300)
60 (40) 72 (2so\
Dengan menganggap jalan motor di daerah perkotaan distributor
utama (seperti dalam Bab 8) dengan kecepatan rancangan 80 km/j,
terminal keluar akan menyangkut 46 m runcingan ditambah 46 m (1a-
di seluruh alur perlambatan adalah 92 m) alur perlambatan dengan le-
bar penuh. Terminal keluar ini, seperti digambarkan pada Gambar
9.6, akan melayani 1200 smp/j lalu lintas balik.
,,prr,9,!#bf^i,!;tu^,,
92 m (300 ft) alur perlambatan
(simpang susun)
46 m (150 ft) alur perlambatan
Rancangan simpang susun
dengan lebar penuh
46 m (150 ft) runcingan
Simpang susun dapat dipilih, untuk kepentingan rancangan, menjadi lebar mencapai 4.3 m (14 ft)
tiga elemen pokok, yakni sebagai berikut.
(a) Terminal keluar ... titik keluar dari jalan ter\s (through rood).
(b) Landaian (ramp) ... yang pada simpang susun berupa jalan se-
7:.* * fu, KKIT,=ffi--T:r=:
arah m'enuju jalan terus yang baru, namun
dalam tipe persimpangan bundaran terma-
' sukpulabundarannYasendiri.
(c)Terminalmasuk... titik masuk untuk bergabung dengan jaian Gambor 9,6
Alur perlambatan
terus.

t22 t23
{
H

Terminal masuk jakan sebesar 8 persen, namun dipititr tidak lebih dari 5 persen. Bila
jalan selipan harus berbentuk kurva seperti pada jalinan simpang
Kapasitas dan rancangan sebuah terminal masuk, atau alur percepat- layang atau simpang daun semanggi
- jari-jari minimum, kecepatan
an, tidak sedemikian langsung. Lalu lintas yang "meninggalkan" -
rancangan, dan jarak pandang berhenti ditunjukkan pada tabel ber-
atau keluar dari jalan selipan dan akan bergabung dengan arus lalu ikut.
lintas cepat pada jalan utama hanya bisa mengisi kesenjangan-kesen-
jangan arus lalu lintas pada jalan utama. Dengan demikian kapasitas Jalan utama, Jalan selipan, selipan, Jalan selipan,
Jalan
kecepatan kecepatan jari-jari jarak pandang
suatu alur percepatan tergantung pada arus bagian hulu jalan utama, rancangan rancangan minimum berhenti
atau "sebelum" titik pertemuan dengan jalan babang. km/j (mpj) km/j (mpj) m (f0 m (f0
Pada dua alur lintasan ganda jalan utama, dengan satu alur "hu- 80 60 (?.m)
(50) 40-50 (25-30) 4s (150)
lu" arus lalu-lintas Q smp/i, kapasitas terminal masuk q smp/j di- 60 (40) 3040 (20-2s) 4s (150) 33 (l l0)
peroleh dari:
Tentu saja jalan selipan sedapat mungkin harus langsung menghu-
Q: lO2O -0.18 O
bungkan jalan utama yang satu kepada yang lain, tergantung pada
untuk tiga alur lintasan ganda jalan utama diperoleh hubrnrgan yang tuntutan rancangan geometrik. Walaupun demikian, sebuah jalan se-
ekuivalen, yaitu: lipan pada suatu simpang susun yang padat lalu lintas hendaknya ja-
4= 1080 -0.12Q ngan terlalu pendek. Hal ini mengingatkan bahwa jalan selipan mung-
Sebagaimana halnya pada alur perlambatan, alur percepatan pun kin saja harus menjadi jalan cadangan pada jam puncak untuk mem-
dibuat bergabung secara meruncing, dan memerlukan jarak yang bantu menampung arus lalu lintas pada jalan utama. Dalam keadaan
sama. Jumlah panjang alur percepatan akan tergantung atas kece- demikian dapat dianjurkan memperpanjang jalan selipan seb'agai ja-
patan pada jalan utama dan tanjakan. Bila jalan motor adalah dua lan cadangan.
alur ganda dengan 2000 smp/j arus satu arah, alur percepatan akan
berkapasitas 1020 - 0.18 x 2000 = 660 smp/jam. Terminal masuk Bundarqn bertingkat
biasanya bersambung dengan terminal keluar sepanjang jalan utama.
Untuk menghindarkan gangguan satu terhadap yang lain, maka ha- Seperti telah dijelaskan, bundaran bertingkat pada persimpangan
rus tersedia jarak sekurang-kurangnya 180 meter (600 f0 antara titik adalah ideal bagi tahap pembangunan, bundaran itu dirancang seba-
akhir alur perlambatan dan titik awal alur percepatan. gaimana halnya bundaran sebidang seperti yang telah kita kenal. Ran-
cangan didasarkan paling tidak atas dua syarat: tahun rancangan
Landaian atau jolan seliPan tahap pertama, bundaran sebidang; dan tahun rancangan tahap
akhir, bundaran bertingkat. Pada tahun rancangan tahap akhir, jalan
Suatu landaian, atau jalan selipan, YanB menghubungkan akhir alur utama bagi lalu lintas lurus dipisahkan dari rancangan bundaran; de-
perlambatan,/percepatan ke suatu bundaran sebelum jalan utama, ngan demikian, bundaran dirancang untuk melayani seluruh lalu lin-
atau langsung ke jalan utama yang lain, barangkali lurus atau belok- tas kecuali lalu lintas terus pada jalan utama. Rancangan ini kemudi-
an. Seringkali pula, karena suatu sebab, mempunyai tanjakan tidak an ditilik/dicoba terhadap seluruh arus lalu lintas pada tahun ran-
seperti yang dianjurkan bagi suatu jalan utama. Kapasitas maksimum cangan tahap pertama dan bila ternyata cukup memadai, kemudian
yang dianjurkan bagi jalan selipan adalah 1200 smp/j per alur. dibangun pada bakuan (standar) itu, tanpajalan layang.
Jala.n selipan, yang pada umumnya hanya selebar alur tunggal, Dalam Gambar 9.7 secara diagram arus lalu lintas pada suatu per-
hendaknya dirancang dengan lebar 4.30 m (14 ft) dan maksimum tan- simpangan ditunjukkan, untuk mudahnya, dengan menganggap

I?A t25
r u
Dengan alasan yang jelas, lalu lintas bisa jadi masuk ke jalur pada
bahwa lalu lintas dalam waktu sepuluh tahun, ditunjukkan dalam dia-
suatu persimpangan berikutnya, barangkali bahkan perlu berambing
gram A. Dalam 25-30 tahun sejak sekarang lalu lintas pada persim-
dari satu alur ke alur lain. Oleh karena itu, persimpangan-persim-
pangan, dianggap, akan menjadi dua kali lipat keadaan sepuluh ta-
pangan seharusnya dibangun tidak terlalu berdekatan. Jarak yang ti-
hun. Pada saat itu persimpangan akan dibuat bundaran bertingkat,
dak cukup akan menyebabkan pengurangan kecepatan gerak arus lalu
jadi arus lalu lintas pada rancangan bundaran yang diusulkan ditun-
jukkan seperti diagram B. Sementara lalu lintas lurus (terus) akan di-
lintas utama
- dan itu berarti mengurangi arti peranan distributor
utama. Oleh karena itu disarankan agar jarak antara dua persimpang-
layani oleh jalan layang sebagai ditunjukkan oleh diagram C. Dengan
an berurutan tidak kurang dari I km (% mil), iarak pusat ke pusat;
demikian kita merancang bundaran untuk keadaan seperti diagram
namun, celakanya, hal ini seringkali sangat tidak mungkin diterapkan
B, meniliknya untuk keadaan A, dan membangunnya untuk menam-
di kota. Di Inggris jarak minimum dari pusat ke pusat persimpangan
pung lalu lintas sampai l0 tahun, sampai pada keadaan A. Dalam
pada jalan raya (motor) ditetapkan 540 m (1g00 f0 clengan cataian
jangka waktu l0 tahun, konstruksi diselesaikan dengan menyediakan
180 m (600 ft) masing-masing untuk percepatan dan perlambatan
jalan layang (dua alur ganda). Persimpangan kemudian akan mampu
dan 180 m (600 ft) untuk berambing antara dua persimparga.r.
melayani lalu lintas l5-20 tahun sampai mencapai proporsi seperti di-
oambarkan dengan diagram B dan C.
Tahap I: laluJintas sebidang Ringkosan

'yN"L- (l) Persimpangan prioritas yang terbaik diubah menjadi dua sim_
pang T berambing dengan penyaluran yang memadai.
100 300 ,\ (2\ "Peningkatan" selanjutnya adalah lampu lalu lintas atau bun-

-lvr-
daran, khususnya pada persimpangan dengan lalu lintas belok
yang besar.
(3) Rancangan bundaran tergantung atas arus ambing dan panjang
yang cukup untu.k berambing.
(4\ Rancangan simpang layang terbagi menjadi tiga bagian: keluar,
pergerakan, dan masuk.

L
(s) Bundaran bertingkat adalah salah satu yang paling penting, di_
.yN-t_.__l pergunakan pada tahap pembangunan.

._l2N 600 300 1800


____*_-+
+
2000

-l,,{1-i* tt
tt
tt
Tahap II: lalulintas tak sebidang

Gambar 9.7
Tahap pembangunan bundaran bertingkat - arus lalu lintas

126 t27
F' r
Peminta parkir tidaklah tetap sepanjang hari, meskipun pada
umumnya terdapat jumlah besar kendaraan datang pada pagi hari
dan jumlah besar keluar pada malam hari. Semuanya dengan meng-
harap dapat parkir dan "lepas parkir" dengan cepat. Parkir oleh pe-
tugas berarti jumlah besar petugas bertugas pada jam padat (sibuk)
saja (yang pada umumnya sangat sulit mengaturnya) atau penundaan
parkiran, yang akan cenderung memerosotkan usaha. Dalam hal de-
mikian, jelas parkir oleh pengemudi lebih menguntungkan, dan keun-
BAB X
tungan ini akan bertambah dengan tidak keberatannya pemilik mobil
RANCANGAN LALU LINTAS menyerahkan kunci mobilnya.
Jadi pemilihan antara parkir oleh pelanggan atau petugas tergan-
tung pada keadaan. Di tempat yang harga tanahnya tinggi, barangkali
Porkir
diperlukan bangunan tinggi yang memungkinkan pemanfaatan parkir
atas fasili- secara maksimum dan pada umumnya mengarah pada parkir oleh pe-
Pada Bab 7 kita ketahui bahwa fasilitas parkir, dibedakan
jalan atau di luar jalan dan kita telah meninjaunya agak terpe- tugas. Di kota kecil yang harga tanah lebih murah, bangunan bisa le-
ias di
serta keuntungan-keuntungan parkir di bih rendah dan bidang tanah untuk pelataran parkir dapat disedia-
rinci persoalan-persoalan
jalan. Sekarang marilah kita bahas parkir di luar jalan' kan; di sini parkir oleh pelanggan (parkir sendiri) barangkali adalah
jawabannya. Namun, setiap kasus perlu dilihat secara terpisah dan di-
Parkirdiluarjalandibagilagiatasduajenis,yaitupelataranpar- garap secara tersendiri.
kir dan garasi susun. Keduanya menyangkut modal yang besar'
pertimbangan ekonomi
karena itu harus ditempatkan dingan cukup
pengerjaan staf' dan sekali
-uuprn operasinya' Iajuga menyangkut Pelataran parkir otau garasi susun?
lagi, fasilitas dibedakan atas dua kelompok, yakni fasilitas untuk
pe-ngemudi (peparkir) memarkir sendiri kendaraannya' dan fasilitas
Sekali lagi, pilihan antara penyedia pelataran parkir dan parkir bersu-
untuk petugas atau pemarkir yang memarkirkan kendaraan' sun akan sangat tergantung pada harga tanah. Suatu taman parkir
yang beroperasl di pusat kota London, dengan harga tanah setinggi
pemarkir?
Parkir oleh pelanggan atou petugas porkir dan awan, tidak perlu dipersoalkan lagi, kecuali dalam hal penggunaan ta-
nah jangka pendek selama pembangunan. Sama halnya, sebuah ba-
Rata-ratapengemudibukanlahahliparkir'Merekasering'secarati- ngunan parkir bersusun di sebuah desa kecil jelas tidak dapat "diteri-
anta-
O"t ,uOur, -enyisakan ruang lebih banyak daripada seperluhya ma"; tanah sangat murah, kebutuhan relatif sangat rendah, dan
ra mobilnya dengan mobil di sebelah, di depan, atau belakangnya'
tanah mudah diperoleh. Setiap kas0s harus ditinjau terpisah, dengan
Seorang pltug", parkir, yang tidak mengerjakan hal
lain selain-me- pertimbangan keuntungan ekonomis.
markir kendaraan, akan selalu menjejalkan lebih banyak mobil ke
halnya dengan parkir oleh petu-
dalam tempat yang tersedia. Sama Denohfasilitas parkir
gas, selama pengemudi meninggalkan kuncinya di mobil' mobil itu
iapat diparkir saling berdekatan, dan petugas tentu saja dapat
Bergantung pada denah kendaraan, suatu bidang parkir seluas 1000
lain dapat keluar' Se-
-.ngg"r.inya bila diperlukan agar kendaraan kendaraan per
m2 dapat menampung 37 kendaraan (150 kendaraan per are). Denah
kali Ggi, parkir oleh petugas berarti lebih banyak yang paling ekonomis pada setiap bidang parkir atau garasi bersusun
ruang tersedia.

129
128 Rekayasa Lalu Lintas (10)

I
7- 1

(90') terhadap ga lantai-lantai bertingkat di kedua sisi lorong akses utama; lorong-lo-
adalah memarkir kendaraan-kendaraan tegak lurus rong ini dapat langsung berada pada lantai yang bersangkutan, atau
m (8 ft x
ris sumbu dan menyediakan petak berukuran 2'45 m x 5'50 berpilin dan di luar terpisah dari lantai parkir. Pilihan antara jenis-
gang selebar 5'50 m (18 ft) un-
ia i i. o"ntun parkir 9090, dibutuhkan jenis rancangan akan cenderung tergantung pada denah tapak ma-
ft) untuk lorong satu arah agar
tut fo.onglua arah atau 3.65 m (12
sing-masing dan harga bangunan. Suatu garasi lantai miring barang-
masuk petak parkir'
kendaraan dapat dengan mudah keluar kali yang terbaik karena sepanjang Iorong pun dapat ditempatkan
Tidak semua pengemudi kendaraan dapat dengan mudah keluar parkir. Kemiringan lantai, atau tanjakan, hendaknya tidak lebih dari
pula di-
daripetak parkir. OIeh karena itu, pada bidang parkir dapat 5 persen, sementara pada garasi bertingkat satu tanjakan pendek (ti-
p"tf,ii 45o mengikuti pola tulang ikan' Secara keseluruhan bi- dak lebih panjang dari l5 m (50 ft) dapat miring sampai 15 persen.
"ur
O*g Vurg diperlukan lebih luas, namun hanya l2 persen' Apabila ta- Carasi mekanis bukan menggunakan tanjakan melainkan meng-
nan tiaat .uh"l, maka pola ini lebih banyak digunakan' Pada ba- gunakan peralatan mekanis, yang mempunyai keuntungan karena da-
ngunan parkir bersusun denah parkir akan selalu bersudut 90" dan pat menjejalkan kendaraan lebih banyak pada tempat yang ada. Le-
pelataran
aiabila mungkin didasarkan pada lorong satu arah' Pada bih dari itu, garasi dapat dirancang dalam ukuran tinggi kendaraan
parkir, denah pada umumnya ditentukan oleh bentuk dan posisi tem-
(mobil) bukannya dalam ukuran tinggi orang berdiri. Walaupun de-
pat; namun yang disukai adalah lorong searah'
mikian karena prasangka pengemudi, garasi mekanis telah terbukti
kurang populer di Inggris dibandingkan garasi tanjak.

Bangunan Porkir bersusun Ruong cadangan

Persoalan lalu lintas adalah persoalan yang lebih


banyak terjadi di
Pada pintu masuk maupun keluar dari setiap bangunan parkir ber-
kita
kota; dan pada kawasan kota yang lebih luas, sebagaimana telah tingkat, dan setiap taman parkir sangat perlu tersedia ruang cadang-
untuk kurun
ketahui, pelataran parkir akan tidak ekonomis kecuali an;
p.nd"k, dan rancangan parkir pada umumnya berupa bangun-
waktu (a)
dalam dua je- untuk memungut biaya parkir dan mengumpulkan kartu
un pu.ki. bersusun. Garasiiusun dapat dikelompokkan
"waktu',;
nis yakni: (b) untuk menunggu seorang petugas yang akan mengambil
kendaraan;
(a) garasi tanjak (rumped garoges)'
(b) garasi mekanik.
(c) untuk menunggu kemacetan lalu lintas di jalan di luar ba-
ngunan pada saat jam sibuk, yang memungkinkan pepar-
kir dapat pergi ke mana saja.
Parkir garasi tanjak seringkali oleh pengemudi, tetapi untuk
alasan
sistem parkir oleh Tidaklah cukup hanya mengetahui bahwa ruang cadangan itu diperlu-
,"r,.n,r-, garasi mekanik hampir selalu merupakan
petugas. kan; kita harus dapat memperhitungkan berapa luas kebutuhan itu.
rancangan Guna menghitung itu kita perlu mengetahui:
Suatu garasi tanjak dapat dibangun dengan berbagai
dasar, n"*,rn dalam banyak kasus, teruta.ma bila parkir oleh penge- (i) laju rata-rata kedatangan kendaraan pada jam sibuk (ken-
pudi diberlakukan, makiimum hanya 5 tingkat. Sebagai tambahan, daraan per jam) : Rei
pengalaman di Amerika menunjukkan bahwa kapasitas keseluruhan (ii) waktu rata-rata untuk "menyimpan', kendaraan (bagi se-
petak parkir' Pada da- orang petugas untuk mengambil kendaraan, memarkir-
seUuat, garasi hendaknya dibatasi sampai 500
sarnya, jenis rancang"nryu adalah lantai bertingkat dan lantai miring' nya, dan membawa.ke ruang cadangan) = T menit;
carasi-lantai bertingkat dapat terdiri atas lantai-lantai "biasa".
atau (iii) jumlah petugas parkir yang bertugas = N.

130 t3t
j "t

Jadi R : laju penyimpanan : 60 N/T kendaraan per jam. (Untuk


parkir sendiri, R hendaknya didasarkan atas angka laju tempat kartu A =2.4W
"masuk" dapat dibayar atau diberikan pada pintu masuk). A adalah jumlah lebih dari rata_rata kendaraan yang
datang.
Apabila kita telah mengetahui bahwa kendaraan-kendaraan akan Jadi, apabila R = R7 (ini berarti bahwa kita menyesuaikan
masuk garasi pada kecenderungan tetap, kita dapat mengatur jumlah jum_
lah penyimpanan dengan rata-rata kendaraan
petugas atau fasilitas pelayanan kartu, sehingga jumlah kendaraan masuk), kapasrtas ca-
dangan akan sama dengan A (Gb. l0.l).
masuk sama dengan jumlah penyimpanan dan menghapus kebutuhan
Rancangan fasilitas keluar dari bangunan garasi bertingkat
ruang cadangan. Namun hal ini tidak mungkin. Kendaraan datang tidak
pada interval yang tidak sama sepanjang hari. Hal itu telah ditunjuk-
terlalu rumit, tetapi ruang cadangan yang diperhitungkarisama
de-
ngan fasilitas masuk harus tersedia pula uita aiuututrt-an
kan bahwa pola kedatangan kendaraan mengikuti pola statistik yang oren p.p"r-
sangat terkenal "distribusi Poisson", yang memungkinkan kita mem-
kir' Pada pintu masuk maupun keluar dari garasi bertingkat uJ"run
ideal apabila jalan umum di luar dapat berupa jalan
perkirakannya secara tepat. Kita memperkirakan terminal-terminal samping dan ja_
lan satu arah. Hal ini akan sangat menyederhanat
parkir dengan kesalahan I persen, yang berarti kita menerima bahwa a, pengg"atrrgu,
-'
lalu lintas, khususnya pada saat sibuk parkir dan jam ,,t
I persen waktu akan hilang. Dengan menggunakan teknik statistik da-
pat disebutkan bahwa: "t"ul.,,.
Pe ne mpa ta n fosi I i tas pa rk ir

Secara ideal, bangunan garasi bertingkat tidak


dibangun terlalu jauh
dari tempat yang ingin dituju oleh piparkir, kurang lebih
300 _ 400
-aiung_
meter (yard) adalah jarak berjalan yang pada
umumryu -urit
gap dekat; bila lebih dari itu, maka ia
,kun ."rr."ri aiternatif t..put
parkir lain, karena berkeberatan atas berjalan ,,jauh,,.
// 1S Untuk menda_
patkan titik ideal bagi bangunan garasi
.: bertinikat, p.i-ino"n-p"r-
d mintaan dari berbagai kawasan tecit aitatit"rrl"ng"n ja.at.r,a
d)
(g satu titik tertentu, seperti dalam perhitungan ,'momJn,,.-Juai,
iari
€d _.n"n_
a)o tukan "pusat parkir" yang teoretis adalah lokasi
ideal. Namun, sebu_
ah bangunan garasi harus dibangun di tempat yang
memungkinkan.
a. Dengan demikian, "pusat parkir,' hanyalah sebagai petunjuk
(! umum,
barangkali untuk menentukan pilihan;i antara
aua iempat y".rg *._
mungkinkan.

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 Ringkason
{rl
Lajur masuk jalan puncak RA (kP)
(l) oleh karena harga tanah mahar, parkir di luar jalan pada
daerah
Cambar l0:l perkotaan (persoalan pokok) pada umumnya
KaPasitas ruang cadangan
dilalukan pada
bangunan garasi bertingkat.

t32
r33
=t
r"

di garasi bertingkat yang ti-


(2) Pengemudi memilih parkir sendiri
dengan. kapasitas 500 kenda-
dak lebih tinggi dari ti*a tingtcat'
gaiasi iecil daripada sebuah yang be-
raan. Lebih baik beberapa
;;;;;* jauh dari pusat parkir (parkir centroid)'
d"ngu' akses satu arah'
(3) ;;.'kt.6;
'nr".g uaur"rt puiing txo"ornii'
kemacetan
(4) t"a*ga., ha'us Iersedia guna menghindarkan
jalan satu arah'
Ji :rf"" luar, sebaiknya dibuat BAB XI
KESELAMATAN LALU LINTAS

Kecelakaan

Kita telah membahas, kadang-kadang terperinci, kadang-kadang Ie-


bih umum, semua aspek tgknik perlalulintasan yang terkandung da-
lam definisi yang telah dikutip pada awal buku ini, yaitu keselamatan
lalu lintas. Hal ini mungkin yang terpenting, mengingat nilai kecela-
kaan di Inggris, dalam istilah ekonomi, menelan jumlah lebih dari 250
juta pound setiap tahun. Sudah barang tentu kita tidak dapat meng-
abaikan aspek keselamatan. Semua yang telah dilakukan sejauh ini di-
dasari atas kebutuhan mengurangi kecelakaan sampai batas mini-
mum.

Fa k to r-fa k t or kece lu kaa n

Kecelakaan disebabkan oleh banyak faktor, tidak sekedar.oleh penge-


mudi yang buruk, atau pejalan yang tidak berhati-hati. Di antara fak-
tor-faktor pokok penyebab kecelakaan adalah:
(a) kerusakan kendaraan,
(b) rancangan kendaraan,
(c) cacat pengemudi,
(d) permukaan jalan, dan
(e) rancangan jalan.
Hampir 10 persen dari semua kecelakaan yang terjadi di Inggris setiap
tahun disebabkan oleh kerusakan mekanis pada salah satu atau bebe-
rapa kendaraan yang tersangkut kecelakaan. Kerusakan rem, keru-
sakan kemudi, ban pecah, adalah sebab-sebab yang paling sering ter-

135
t34
Fl

jadi. Di Inggris dan di beberapa negara Eropa, pemeriksaan tahunan


Rekor sosial Pengulang Belum pernah
kendaraan secara teratur telah dilembagakan. Pemeriksaan ini adalah
kecelakaan kecelakaan
cara terbaik untuk mengurangi faktor-faktor penyebab kecelakaan 0/o olo
itu. Usaha lebih lanjut untuk mengurangi jumlah kecelakaan bisa pula
dicapai melalui propaganda, seperti dilaksanakan di Inggris dalam Pernah tersangkut perkara pengadilan anak_
kampanye tapak ban; "You know it makes sense." anak 1',l a
Pernah 1g152ntkut perkara pengadilan ,,de-
Rancangan kendaraan dapat merupakan faktor yang besar saham- wasa" (selain pelanggaran Ialu lintas) 34 I
nya bagi kedahsyatan suatu kecelakaan. Sebagai misal, tombol yang Pernah terkena penyakir kelamin 14 0
menonjol pada kaca depan mobil dapat membahayakan dan menye-
babkan cedera atas penumpang yang terlontar pada saat tubrukan,
atau batang kemudi dapat menembus dada pengemudi. penyempur- Kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan-kesarahan pengemudi
naan yang mungkin dilakukan dalam kaitan dengan sebab-sebab ke'- dapat dikurangi dengan berbagai cara seperti berikut ini.
celakaan sebagian terbesar ada di tangan pabrik mobil. Tentu saja pe-
merintah dapat mengarahkan pabrik-pabrik, seperti telah berlaku di (a) Pembatasan umur dalam pemberian SIM (di Inggris mem_
Amerika Serikat dengan peraturan-peraturan keamanan atas kenda- punyai batas usia lebih muda namun tidak ada batas usia
raan-kendaraan bermotor. tua).
Adalah jelas bahwa kesalahan pengemudi merupakan faktor uta-
(b) Undang-undang yang melindungi para pengemudi jarak
jauh (undang-undang melarang para pengemudi truk gan-
ma dalam banyak kejadian kecelakaan. Banyak penelitian atas aspek
dengan untuk tidak berada di belakang kemudi lebih dari
yang lebih sosiologis pada teknik lalu lintas, yang dilakukan di Ameri-
kurun waktu tertentu, dan ini mengurangi apa yang kita
ka Serikat, telah menemukan, misalnya, kelelaharl pengemudi, keje-
ketahui sebagai faktor kelelahan).
muan, atau cacat tubuh tercatat hampir 6 persen daripada seluruh ke-
celakaan fatal. Sama halnya, alkohol adalah faktor utama dalam ggo
(c) Ujian pengemudi.
kecelakaan fatal. Ditemukan pula bahwa faktor usia pun berperan
(d) Peraturan pengamanan (misalnya, ketentuan adanya sa_
buk pengaman pada semua kendaraan; menyatakan suatu
dalam kecelakaan; pengemudi di bawah usia 25 tahun lebih banyak
tindakan melanggar hukum bagi pengemudi yang ternyata
tersangkut kecelakaan dibandingkan dengan pengemudi yang lebih
dalam darahnya mengandung sejumlah alkohol dalam per-
tua.
sentase tertentu, Britain's'breothalyser').
Penemuan yang menarik selanjutnya telah diketahui pula dalam (e) Publikasi atau propaganda [kampanye di lnggl;is, Keep
kecenderungan kecelakaan, yaitu adanya "pengulang kecelakaan". death of the roads (Hindarkan kematian di jalan); Don't
Dalam tingkat tertentu, hal ini ditunjukkan dalam tabel berikut yang. ask a man to drink and drive (Jangan minum dan menge_
menunjukkan persentase antara dua kelompok pengemudi taksi, da- mudi); Check your tyres before the Law does (periksa_
lam hal ini mereka adalah pengulang kecelakaan dan yang belum lah ban, sebelum Hukum -melakukannya), semuanya telah
pernah kecelakaan (sekali lagi ini adalah data di Amerika). menunjukkan pengaruhnya dalam mengurangi kecelaka_
an'
Dari tabel berikut ini barangkali dapat ditarik kesimpulan bahwa
para pengulang kecelakaan seringkali adalah para pelanggar norma-. Satu di antara lima kecelakaan adalah karena kendaraan selip
norma sosial dan cenderung agresif; tentunya mereka adalah orang- pada permukaan jalan yang licin, basah, atau berlapis es. Selip dapat
orang yang menderita satu atau beberapa persoalan sosial. dikurangi dengan cara memberikan perhatian khusus atas susunan la-

136
t37
f, r
pisan perkerasan jalan, dan (apa yang kadang-kadang dilupakan) jadi lebih besar. Dengan demikian para pengemudi lebih berhati-hati
membuat fasilitas drainase untuk mengalirkan air dari permukaan ja- dan kecelakaan menurun. Telah terbukti bahwa jumlah kecelakaan
lan, yang dengan demikian mencegah timbulnya lapisan es. Juga da- dengan cara itu berkurang dengan kira-kira 70 persen daripada jum-
lam rancangan geometrik jalan, hal-hal seperti selip dapat dikurangi lah kecelakaan pada dua simpang T yang digunakan kedua-duanya.
dengan menghindarkan belokan tiba-tiba atau belokan tajam yang Cara lain yang jelas mengurangi jumlah kecelakaan adalah memi-
dapat menimbulkan selip, dengan lapisan permukaan yang terbaik' sahkan para pejalan dengan kendaraan, pejalan dan kendaraan terpi-
sah. Cara yang umum digunakan adalah dengan membangun rel atau
Kecelokoan karena rancangon jolan pagar pemisah sepanjang sisi jalur pejalan pada simpangan yang ra-
Kecelakaan-kecelakaan sebagian atau seluruhnya, disebabkan oleh mai. Pagar hendaknya dipancangkan lebih kurang 0.5 meter atau 18
rancangan jalan, seperti tikungan-tikungan, penjajaran, persimpang- inci agak mundur dari garis sisi jalan (kerb) agar pejalan yang berbuat
an, dan tanda-tanda, dan teknik lalu lintas adalah bagian daripada- kekeliruan masih bisa menyelamatkan diri. Pagar pemisah menuntun
nya. para pejalan ke garis sebra, yang merupakan cara aman untuk menye-
berang; namun sungguh menqrik untuk dicatat bahwa pada jarak
Kurang lebih 16 persen dari seluruh kecelakaan, baik di perkotaan
maupun di pedesaan, tetapi di persimpangan-persimpangan; dan di 45 meter (50 yard) dari garis sebra justru adalah tempat yang lebih
berbahaya daripada tempat lain di sepanjang jalan.
daerah metropolitan jumlah itu jauh tebih banyak. oleh karena itu,
banyak teknik-teknik perlalulintasan guna mengurangi kecelakaan di- Pemisahan pejalan dan kendaraan telah diusahakan lebih jauh de-
pusatkan pada persimpangan-persimpangan. Dalam Bab 5 (Gambar ngan menyediakan jembatan atau terowongan penyeberangan, tetapi
5.3) telah kita ketahui bahwa dalam satu persimpangan yang sederha- para pejalan kurang senang menuruni tangga terowongan atau mena-
na telah terdapat 20 "titik konflik" atau titik potensi kecelakaan. iki tangga jembatan penyeberang, apabila mereka dapat menyeberang
Penempatan lampu lalu lintas pada persimpangan-persimpangan.itu begitu saja. Terowongan ternyata lebih disukai oleh para pejalan, te-
mengurangi jumlah kecelakaan sampai lebih kurang 40 persen, atau tapi biaya pembangunan terowongan jauh lebih mahal daripada biaya
pengadaan bundaran telah mengurangi jumlah kecelakaan kira-kira pembangunan jembatan penyeberangan. Bagaimanapun Laboratori-
50 persen. Namun yang jauh lebih aman dari kecelakaan dicapai de- um Penelitian Jalan telah menemukan bahwa para pejalan akan mau
ngan cara mengatur pergiliran pada jalan yang berpotongan. Giliran menggunakan terowongan atau jembatan apabila waktu perjalanan
belok kiri kanan adalah yang terbaik, telah mampu mengurangi kece- dapat dipersingkat; jadi penggunaan pagar pemisah untuk menunjuk-
lakaan sebanyak 60 persen. Cara-cara itu adalah: kan bahwa tanpa terowongan atau jembatan justru akan memerlukan
waktu lebih lama.
Peningkotan Pe nu ru na n j u m I o h kece I a k aan
Pada kota-kota dan kawasan perumahan yang baru dirancang,
Larangan "dilarang menunggu" 30 Persen
Penjajaran tikungan 80 Persen
prinsip pemisahan pejalan dan kendaraan diterapkan lebih jauh. Mi-
Jalur ganda 30 Persen salnya, di Cumberland Newtown di Scotland, dibangun dua jaringan
Pandangan bebas pada persimpangan 30 Persen jalan lengkap, yang terpisah satu sama lain satu untuk kendaraan
dan satu untuk para pejalan. Mungkin ini -
adalah kelanjutan dari ran-
Jelaslah pula, apahila jumlah persimpangan sepanjdng jalan dapat cangan Radburn.
dikurangi maka kemungkinan kecelakaan akan dikurangi dan yang le-
bih penting kecelakaan pun akan menurun. Hal ini menyebabkan pa. Meskipun demikian, bagi semua prinsip umum maupun rancang-
ra pengemudi menjadi lebih berhati-hati. Dengan penggabungan an baru, selalu tetap ada "titik hitam kecelakaan" pada sistem jalan
daya simpang T menjadi satu, lalu lintas pada suatu jalan dialihkan yang ada. Kesemuanya ini hanya bisa dilokalisasi dengan mencatat se-
ke jalan lain sehingga arus lalu lintas pada jalan itu belakangan men- cara teliti sebab-sebab terjadinya kecelakaan; dan kemudian diketahui

138 139
,l

i,
T

*
?
f F

cara tertentu untuk menghindarkan persoalan. Jadi perlu dilakukan (hal ini menunjukkan bahwa permukaan jalan patut diperiksa), maka
pencatatan kecelakaan secara luas dan terus-menerus. S dapat ditambahkan di samping lingkaran.
Dengan demikian suatu kecelakaan tertentu dengan warna ling-
Pencataton kecelukaan karan biru dengan warna merah setengah, dan huruf S, mengandung
arti kecelakaan pejalan yang berakibat fatal pada siang
Pencatatan kecelakaan hendaknya dilakukan bagi setiap kota dan
hari karena kendaraan selip. Keterangan lebih lanjut
daerah sekelilingnya. Pencatatan ini dilakukan dalam dua bentuk: (l)
peta kecelakaan (pada skala l/2500) yang menunjukkan setiap kecela- ada pada tartu SFEI
kaan, dan (2)peta khusus "persimpangan hitam" dengan skala lebih Pada peta kecelakaan yang terperinci titik-titik hitam kecelakaan
besar (barangkali l/500), yang memuat sebab-sebab kecelakaan seca- pada umumnya menggambarkan jejak kendaraan dan pejalan bersa-
ra lebih terperinci. Untuk melengkapi peta-peta diperlukan pula bebe- ma-sama, sekali lagi, dengan nomor pencatatan. Model ini ditunjuk-
rapa bentuk kartu pencatatan kecelakaan, disesuaikan namanya de- kan pada Gambar I l.l.
ngan yang ada, pada peta (komputer digunakan pula dalam pencata-
tan dan analisis data kecelakaan).
Cara yang baik untuk mencatat kecelakaan pada peta kota (dan
ada beberapa cara yang sejenis, dalam beberapa kasus) menunjuk-
kan setiap kecelakaan dengan angka-angka yang dilengkapi, misal-
nya:

fl![menunjukkan kecelakan ke-32 pada bulan ke-7


r{,,4
*
Lingkaran-lingkaran dapat dibuat berbeda warna untuk menunjuk-
kan perbedaan derajat kecelakaan, seperti:
| 14,36 wN
Jalan Smith

.
Fatal ....merah
Berat,/Gawat..... ...biru '(fP-r<--k-
Ringan .... hijau
Hanyakerusakan ...... hitam
(Catatan: "hanya kerusakan", di Inggris tidak harus dicatat)
Bidang dalam lingkaran dapat pula diberi warna untuk menunjukkan Jalan Brown
jenis kecelakaan, seperti:
Pejalan .....merah
+
Kunci
W
Sepeda/sepedamotor .......biru jejak kendaraan : Hujan

Kendaraan penumpang . hijau O meninggal D :siang


Kendaraanberhenti . . kuning O luka-luka N :malam
Penumpangturunatau naik kendaraan. . . . . jingga A kend. Parkir 7/30: Nomor acuan
kend. tak terkendali
^.a. "menyodok" (tubrukanhidung-pantat)
pewarnaan bidang dalam lingkaran dilakukan hanya setengahnya ba- -?ts
gi kecelakaan pada siang hari dan penuh bagi kecelakaan pada malam Gombar I l.l
Peta kecelakaan di perempatan
hari. Demikian pula apabila dalam kecelakaan terdapat unsur selip.

140 141
,H

Kartu pencatatan, seperti yang telah disebutkan dapat berupa kar- Ada gunanya menampangkan laju kecelakaan di ruas-ruas jalan
tu berlubang seperti yang sudah diketahui sebagai kartt Cope-chat; pada peta. Lebar peta padajalan menunjukkan ukuran laju kecelaka-
atau, bagi daerah kota yang luas, digunakan kartu komputer. Yang an. Dengan demikian secara sepintas dapat dilihat atau diketahui ruas
penting adalah agar dapat menyelidiki semua kecelakaan berdasarkan jalan yang mempunyai perbedaan menyolok dalam suatu kawasan
dan mengamatinya.
-
sebab atau setiap kecelakaan pada lokasi tertentu.

Loju kecelokaan Ringkoson

Statistik kecelakaan yang juga berguna adalah laju kecelakaan yang (l) Kecelakaan tidak semata-mata disebabkan oleh pengemudi;
berakibat lukaJuka, (PI : personal injuring), yang memungkinkan kendaraan sendiri dapat menyebabkan kecelakaan, demikian
kita membandingkan frekuensi kecelakaan di satu tempat dengan pula dengan rancangan jalan yang jelek.
tempat lain. Guna membakukan laju kecelakaan PI diperhitungkan (2) Orang-orang dengan persoalan sosial tertentu cenderung menja-
jumlah kecelakaan per juta kilometer kendaraan, misalnya: di "pengulang kecelakaan".
3000 n .. 1.000.000 n (3) Mengurangi jumlah persimpangan berarti mengurangi jumlah
Laju PI = atau lebln pasn kecelakaan; karena itu, gabungkanlah persimpangan-persim-
VL 365 VL
pangan sebelum masuk ke jalan utama.
a: jumlah kecelakaan pada suatu ruas jalan per tahun
(4) Pemisahan pejalan dan kendaraan adalah rancangan yang ideal.
Z: arus lalu lintas (dua arah) dalam jumlah kendaraan per hari (5) Pencatatan kecelakaan hendaknya selalu dilakukan agar dapat
1, : panjang ruas jalan dalam kilometer dilokalisasi daerah "titik hitam".

Ciri-ciri laju PI adalah:

Pusat kota 5 sampai 13 PI kecelakaan/


juga kilometer kendaraan
(8 samPai 20 Pl kecelakaan/
juta unit kendaraan)

Kawasan perumahan .. . 2.5 sampai 4.5 PI kecelakaan/


juta kilometer kendaraan
(4 sampai 7 PI kecelakaan/
juta unit kendaraan)

Jalanluarkota..... 1.0 PI kecelakaan/


(alur ganda) juta kilometer kendaraan
(l.6 PI kecelakaan,/
juta unit kendaraan)

Jalurmotor..... 0.4 PI kecelakaan/


juta kilometer kendaraan
(0.6 PI kecelakaan/
juta unit kendaraan)

142 143
f

Kemudian kita menghitung banyaknya catatan kecepatan yang tergo-


long ke dalam kelompok-kelompok kecepatan, dan dengan membagi
banyaknya catatan kecepatan dalam satu kelompok dengan jumla.h
seluruh pencatatan yang dilakukan, diperoleh persentase kecepatan
dalam kelompok itu.

Misalnya, dalam Tabel 12.1, kita mempunyai l6l data dan 20 da-
ripadanyaberada dalam kelompok kecepatan 24 - 26. Dengan demiki-
BAB XII an persentase data adalah 20 x IOO/16| : 12.4 : 12 sebagai angka
ELEMEN STATISTIK DALAM TEKNIK LALU LINTAS bulat terdekat. Persentase komulatif diperoleh dengan menambahkan
persentase kecepatan kelompok berturut-turut, yang hasilnya selalu
lebih kecil daripada persentase yang tertinggi. Demikianlah ada 2 data
Perlu diingatkan bahwa dalam bab ini kita akan kembali melihat ke- dalam kelompok pertama,6 dalam kelompok kedua, l2 dalam kelom-
cepatan sebagai suatu angka murni terlepas dari ukuran mpj, me- pok ketiga, dan 20 dalam kelompok keempat, yang meliputi kecepat-
terldetik atau km/jam, karena hanya akan bersangkut-paut dengan an lebih dari23Yz sampai26Yz. Jadi ada 40 data yang menunjukkan
metode, dan dalam hal ini satuan-satuan tidaklah penting. Dalam ke- kecepatan di bawah 26V2. Perbandingan 40 terhadap 16l adalah25Vo
nyataan praktek, hal ini harus selalu dispesifikasi secara hati-hati. (angka ini dalam tabel diperoleh dengan menjumlahkan tiap-tiap per_
Dalam bab-bab sebelumnya kita telah membahas metode pengum- sentase bukannya data).
pulan data pergerakan lalu lintas dan tingkah lakunya, tetapi sejauh
Angka
ini kita belum membahas bagaimana menggarap data itu. Pada saat
Kelompok Tengah Banyaknya
Persentase
Kelompok
Angka
Persentase Tengah x
pengamatan, misalnya kecepatan saat lalu lintas sepanjang sebuah ja- Kecepatan Kelompok Data Kecepatan Kumulatif Jumlah
lan, lebih kurang 100 atau lebih catatan kecepatan dikumpulkan: Data
fx lr-)
33; 29;30; 28; 15; 32;40.' . . . dan seterusnva
Bagaimana akan dinyatakan, dalam bentuk umum dan mudah dipa- 15- 17 l6 1 I I 32 5t2
hami, angka-angka tersebut di atas?
18-20 l9 6 4 5 tt4 2,166
2t -23 22 t2 8 l3 264 5,808
24-26 25 20 t2 ,( 500 tz,s$
Menggorap kumPulon dato 27 -29 28 30 t9 44 840 23.520
30-32 3l 12 20 64 992 30,752
Pertama, agar angka-angka lebih mudah dikelola dan juga menghin-
33-35 34 28 t7 8l 9s2 32,368
36-38 37 l5 ,9 m 555 20,535
darkan ketepatan semu catatan kecepatan tidak 100 per-
-mengingat
hanya diperlukan ketepatan waktu da-
39-41 40 l0 6 96 400 16,000
sen tepat karena setiap kasus 42-44 43 6 4 100 258 11,094
lam detik-angka-angka dikelompokkan, misalnya dalam tiga detik-
an: Jumlah I 55,255

Kelompok kecepatan I5-l':., 18-20, 2l -23, 24-26, 27 -29, 30-32, 33 -35,


36-38,3941. 4907
(Yang berarti: l4/z + sampai 17V2, l7Y2 + sampai 20Vz,20Vz + Rata-rata =- =30.48
l6l Gambar 12.1
23 Vz, dan selanj utnYa)' Tabulasi data kecepatan

144 145
Rekayasa Lalu Lintas (11l)
digambarkan seba- Angka rata-rata
Persentase kumulatif yang diperoleh kemudian
gai grafik, berbentuk sebagaimana terlihat pada Gambar
l2'2' yang
Kecepatan tengah, seperti tersebut di atas, adalah angka tunggal yang
grafik ini dapat dicari "harga- te-
aitenat sebagai lengkung s. Dari menunjukkan kecepatan semua kendaraan di jalan. Walaupun demi_
y"itu k"ecepatan yang dicapai oleh 50 persen da.ri se-
ns;;;; n kian, angka yang lebih banyak digunakan untuk menunjukkan kece-
""olt"rr,
luruhkendaraandansop".'""yangtaintidakmencapainya.Titikini patan umum adalah kecepatan rota-rata.
tengah median'
dinamakan kecepatan pirsentil ke-50 atau kecepatan Kita semua tahu bahwa untuk mendapatkan rata-ratadari sekum-
garis mendatar sejajar sumbu 1:.ndu-
dan diketahui dengan irenarik pulan angka adalah dengan menjumlahkan seluruh angka itu dan
tardarititik50persen*"*otorrgkurva.Darititikpotonginidipro- membaginya dengan banyaknya angka dalam kumpulan itu. Dengan
diperoleh titik kecepatan
v.trit "n kepada sumbu kecepatan, dan kecepatan yang ditempuh seratus data atau lebih pengerjaannya akan sangat menjemukan,
30%. Ukuran lain v"ng u".guna adalah maka digunakanlah kelompok data. Jadi, dalam tabel, baris pertama
kendaraan yang da-
oi"t, p"ir"t,it te-85; tran'ya lipersen dari seluruh menunjukkan angka tengah 16, berasal dari kelompok kecepatan ber-
justru sering digunakan untuk me-
pat mencapai kecepatan ini, yang
anggota dua. Untuk mendapatkan angka rata-rata kita harus menam-
jalan' Dalam kasus di atas per-
nentukan kecepatan ,un.utgun sebuah bahkan angka 16 ini dua kali . . . atau2 x 16 = 32. Baris berikutnya
sentil ke-85 adalah 36.7. haruskitatambahkan lgenamkali... atau6 x 19 = ll4, dansete-
rusnya. Jumlah seluruhnya yang diperoleh adalah 49O7 yangharus di-
bagi dengan banyaknya data, l6l. Hasilnya adalah 30.4g, yang me-
nunj ukkan kecepatan rata-rata.
persentil ke 85 Jadt jelas tidak sulit untuk menunjukkan besarnya kecepatan rata-
85 rata. Namun di atas itu semua, apa sebenarnya arti angka itu untuk
kita? Mungkin saja di sepanjang jalan kondisinya berbeda-beda dan
I
pada semua kondisi kira-kira didapatkan kecepatan rata-rata yang
I
sama. Semua kendaraan dapat bergerak pada kecepatan yang kira-ki-
I ra sama, sangat berdekatan dengan kecepatan rata-rata; atau kenda-
€oo
bo
tengah median raan-kendaraan dapat bergerak pada kecepatan yang sangat beragam,
I
d
namun tetap diimbangi dengan yang bergerak dengan kecepatan seki-
x tar rata-rata dan dengan sendirinya saling menyeimbangkan. Atau
o I
(,
ada suatu kasus keadaan umum seperti ditunjukkan pada contoh di
o I
atas. Guna mendapatkan gambaran yang berguna dan realistis, kemu-
o
o. I dian kita perlu mengetahui bukan hanya kecepatan rata-rata melain-
kan juga pencaran variasi kecepatan sekitar harga rata-rata.
l
Sebaran kecepatan di sekitar kecepatan rata-rata dapat saja ditu-
I
runkan hanya dengan mencatat selunth data, sebagai contoh adalah
lru I dari kecepatan terendah sampai tertinggi. Dalam kasus yang sedang
4lV, M% kita amati, sebarannya atau bentongannya adalah dari l4Vz sampai
17% 20Vz 23Y2 26Vz 291/2 32t/, 35v'z 38%
kecePatal
4% di sekitar 30. Ini adalah ukuran kecepatan yang berguna, tetapi
Gambar 12.2
adalah lebih mudah membayangkan bahwa data itu sangat berdekat-
an dengan pusat sebarannya, dengan sangat sedikit tersebar di kedua
Lengkung S kecePatan

t6 r47
menyajikan gagasan yang baik untuk
: fi6$r-szsn4
ekstrem. Jadi bentangan tidak
melihat angka aktual' : v 35.28
standard deviation)
Penyimpongan baku (deviosi standor = s.94
fungsi
sekelompok data adalah dengan
Biasanya mengukur sebaran standar Pembokuan dev iasi standar
deviasi standar' Deviasi
("statistik") Vung ait"Iui-t"i"gui
-dari di-
rata-rata angka-angka yang
adalah penyimpangun iuiu-'utu langsrmg me- Sekarang kita mengetahui bahwa dengan kecepatan rata-rata 30, 48,
peroleh, tetapi angka iffita itu diPeroleh
tidak secara
penyimpangan' atau seperti-ka- sebaran data sekitar angka rata-rata adalah 5.94. Namun, deviasi
lainkan akar rata-rata dari kuadrat
kuadrat deviasi' Hal itu ditunjuk- standar 6 sekitar kecepatan rata-rata 30 mempunyai arti yang berbeda
dang-kadang disebut;;^;";;-;"ta daripada deviasi standar 6 sekitar kecepatan rata-rata 15 atau 50. De-
sebagai berikut'
kan dalam persamaan matematik ngan deviasi standar 6 sekitar kecepatan rata-rata l5 menunjukkan se-
tf., -\t7l
,f / r/-r Y baran yang relatif luas sekali, sedangkan pada kecepatan rata-rata 50
.9 -,
V tI sebarannya relatif sempit. Jalan terbaik untuk diperhatikan dalam
statistik adalah membakukan sebaran, misalnya dengan menyajikan-
dengans = deviasistandar nya dalam persentase nilai rata-rata. Sebaran yang telah dibakukan di-
f : freruffi l;i;, halini adalah banyaknya datakece- namakan koefisien variosi, yakni:
tertentu :
Patan dalam kelomPok CV l00s/x
;ffi rtuttt l"i adalah nilai tengah setiap ke-
x = nilai, dengan s adalah deviasi standar dan x adalah kecepatan rata-rata.
Iompok kecePatan
Koefisien variasi (CV) dalam contoh di atas adalah:
menyele-
cara yang paling cepat untuk lN x 5.94/30.48 : 1990. Jika kecepatan rata-ratanya 15, CV adalah
Pada kasus yang kita hadapi' di-
t;bel (Gambar 12'l)' Kolom fx2
saikan perhitungan ua'tun at'gan x' Seba-
400/o dan bila kecepatan rata-ratanya adalah 50, maka CV adalah
sebelumnva dengan l2olo. Di sini dapat dilihat bahwa CV memberikan kesan yang jelas,
peroleh hanya o"ngun?-'ln;;if;; torgm
bahwa nilai tengah ke-
gai contoh, puau u"'i' pJtii-" itr"n bukan hanya sebaran data kecepatan, melainkan juga arti dari pe-
diketahui
mem-
fx) adalah 32' Untuk
lompok dikalikan b"";"k;;; dall 01itu. nyebarannya.
lagi dengan nilai tengahnya' 16;
peroleh fx2, nilai taai fia'us'aikalikan Sekarang, dengan mengerti arti dan kegunaan deviasi standar serta.
jt'gu halnya dengan baris kedua'
jadi fx2 : 32 x f o : Sf i-n"-ikiu' koefisien variasi, kita akan mampu memahami data yang disajikan
fx2:ll4x 19 =2166.
jumlahkan ko-
dalam bentuk di atas. Namun, bagaimana dengan orang awam yang
deviasi standar' kita tidak mengenal deviasi standar atau koefisien variasi? Sebagaimana
Kemudian untuk menghitung dengan jumlah fre-
lom fx2 yang hasilnv i'iii,isi'Ian.membaginva oi samping itu' kita telah dijelaskan, penyajian informasi kepada orang-orang awam ha-
yuttni]oi' ruslah dalam bentuk yang mudah diterima.
kuensi yang nilainyu ini
Nilai rata-rata
juga menget"t"i "iun'ii[*at'ui'
2i*ili,;;i;' niiai rata+ata'
pada hasil sebelumnya' Jadi'
harus dikuadratkan i"t-'iiri"*gkan Pengujian mokno perbaikan lalu lintas
J.ri"ti standar dalam contoh ini adalah: Ada penggunaan lain yang lebih penting dari angka deviasi standar.
Dalam teknik lalu lintas, penggunaan yang utama adalah untuk me-
trJ'LJr
155,255 nentukan apakah kecepatan rata-rata bertambah secara berarti (siqni-
- (30.48)2
l6l
149
148
yang diakibatkan kebijaksanaan di atas, atau perubahan itu cukup
lain, apakah variasi dalam kecepatan
ficance)atau tidak; dengan kata berarti. (Pernyataan ini hanya benar bila cukup banyak data, kata-
perbaikan yang dilaku-
rata-rata disebabkan oieh adanya beberapa kanlah lebih dari 120, digunakan. Bila data lebih sedikit, dipeilukan.
kanataudisebabkanolehturunnaik(fluktuasi)aliranlaluJintas?Te. faktor lain dari L96).
luar bahasan kita'
ori yang melatarbelakangi teknik pengujian ini di Perbedaanangka rata-rata: l.4}dan 1.96 x SE : 1.96 x 0.63
kita hanya akan menkaji penggunaannya' : l.23,lebih kecil dari perbedaan antara rata-rata (1.23<1.96). De_
jalan diukur dan diperoleh
Setelah data kecepatan kendaraan di ngan demikian dapat dikatakan, dengan kemungkinan benar
95g0,
hasilnya, kita anggap sekarang ada larangan parkir di jalan serta la- bahwa usaha-usaha pengaturan lalu lintas yang telah dilaksanakan
,ungunmembelokkekananmemotongaruslalulintas'Daripeng- mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kecepatan arus lalu lin_
alamankitatentangpengaturantekniklalulintas,kitaberpendapat tas.
bahwahaliniakanmemp_ercepataruslalulintas.Benarkahdemikian?
Dengan menggu- "
Sekali lagi, kita ambil data kecepatan 150 semuanya' Penguj ian "C hi-Kuadrot
sebelumnya' kita tentukan kece-
nutun tJt<nit< yang telah dijabarkan
puiun *tu*ata sebetumnya. Namun, lihatlah pada data kecepatan
Cara lain untuk menilai keberhasilan suatu pengelolaan lalu lintas di-
dalam rangkaian sebelumnya' ada banyak
iang telah dikelompokkan tandai dengan berkurangnya kecelakaan. Hal ini memerlukan kajian
L.niu.uun berjalan dengan kecepatan antara 29Vz dat 3lVz ' dan khusus dari segi statistik untuk menjamin bahwa segala perbaikan
sampai 3l '90'
hanya beberapa yang mencapai kecepatan antara 30'48 pada kenyataannya memang disebabkan suatu usaha bukan sekedar
cukup
Untuk menentukan apakah pertambahan kecepatan I '42 fluktuasi belaka. Dalam analisis ini digunakan cara lain, yaitu diten-
baku
berarti atau hanya suatu variasi, perlu kita hitung kesalahan tukan bilangan statistik 1z lQhi-kuadrat). Latar belakang teori ini,
(standar error,/ perbedaan rata-rata dat.l: sekali lagi, berada di luar lipatan bahasan kita, yang diperlukan ada-
f;f-{
i, . -t
lah pemahaman teknik penentuan dan perbandingan statistik. Misal-
sE=v nya: kita berniat membangun pagar pengamanan bagi pejalan kaki
di suatu persimpangan jalan yang sibuk di pusat kota. Kita perlu me-
data dan
dengan s, dan s, adalah deviasi standar dari dua kumpulan ngetahui
n, dan nraaaUi\anyaknya data pada setiap kumpulan'
- dan tentu saja, bila pencatatan kecelakaan dilakukan
cara cermat, kita akan segera dapat memanfaatkannya
se-
banyaknya
yakni 5'21' kecelakaan pada persimpangan itu, katakanlah selama dua - tahun ter-
Kita ambil deviasi standar dari kumpulan data berikutnya,
Telah diketahui bahwa 52, adalah 35.28 dan s2, adalah (S'ZDz : akhir. Kita perlu mengetahui pula banyaknya kecelakaan pada bagian
lain pusat kota (seluruh pusat kota kecuali persimpangan tersebut di
27 .l4.Dengan demikian
SE= 35.28 27 .14 atas) dalam kurun waktu yang sama. Beberapa lama setelah selesai
161 150 pembangunan pagar pengaman kita mencatat banyaknya kecelakaan
pada persimpangan itu dan kecelakaan pada bagian lain pusat kota

\6;,.
r*
-" atau sisi kota. Dengan demikian, kita mengetahui data banyaknya ke-
celakaan "sebelum" dan "sesudah" adanya pagar pengaman itu dan
j \ i 0.400 kita dapat membandingkannya.
V Misalnya angka-angka kecelakaan yang kita peroleh adalah:
0.63
Sisa kota (kawasan kontrol)... 200 180
Adalahkenyataanstatistikbahwabilaperbedaanantararata-rataitu Simpangan berpagar (kawasan uji)... 24 l0
bahwa 9590 perbeda-
Iebih dari 1.96 kali SE, maka ada kemungkinan
tetapi oleh perubahan Kelihatannya pagar pengaman dapat mengurangi laju kecelakaan di
an rata-rata tidak diseLabkan oleh kesempatan

150 t5l
r
di kawasan
persimpangan lebih dari setengahnya, dan laju kecelakaan Nilai ini lebih besar daripada nilai standar 3.84 dan dengan demikian
disebabkan adanya beberapa
sisa pun cenderung menurun' barangkali dapat dikatakan, dengan tingkat kepercayaan 9590, telah terjadi per-
pemagaran persimpangan jalan
p"iuiu.un pemerintah pusat. Apakah baikan keadaan sebagai akibat daripada pembangunan pagar peng-
berarti atau hanya se-
menyeUaUt an berkurangnya kecelakaan secara aman. Apabila didapat angka lebih kecil daripada 3.84 maka perbaik-
dikiimengurangi untuk kemudian naik lagi tahun berikutnya' an keadaan hanyalah penambahan fluktuasi saja, bukan karena pem-
dari keja-
Dalam kasus ini kita perlu menguji derajat kepercayaan bangunan pagar pengaman.
membandingkan hasil-hasil di-
dian ini. Kita melakutan.ya dengan Kurun waktu dalam pengamatan "sebelum" dan "sesudah" ada-
p.rotet dengan metod; khi:kuadrat, yang dalam kasus ini dan dengan
nya pagar pengaman tidaklah perlu sama untuk kedua tempat peng-
derajat 9590 adalah sama dengan 3'84' ujian itu, yaitu kawasan uji dan kawasan kontrol. Apabila kita mene-
Caratermudahuntukmenentukankhi-kuadratsuatukumpulan liti hanya kecelakaan para pejalan pada persimpangan, maka peneli-
rumus berikut'
terdiri dari empat data adalah dengan menggunakan tian di seluruh kawasan kontrol pun harus hanya mengenai kecelaka-
kata-kata sebagai suaiu cara termudah un- an pejalan.
yang diungt uplun dengan
tuk mengingatnya' Kesemuanya ini adalah teknik statistik dasar yang digunakan da-
(selisih perkalian silangT2 x jumlah keseluruhan lam teknik perlalulintasan. Hendaknya selalu ingat bahwa kita hanya
X2= mempertimbangkan mekanisme penggunaan teknik-teknik itu, dan
Perkalian dari semua subjumlah bahwa metode mekanis ini hanya berlaku (valid) dalam jenis peneliti-
an yang telah diuraikan dan hanya tingkat kepercayaan 9590.

Jadi dalam contoh, kita susun sebagai berikut:

Sebelum Sesudah Jumlah Ringkasan


Kawasan
t. Data kecepatan hendaknya dikelompokkan guna mempermudah
uji 24 l0 34
pengerjaan dan jika persentasi kumulatif telah dihitung, kecepat-
Kontrol 2N 180 t90
an dapat digambarkan seperti sebuah busur (garis lengkung =
ogive).
414 Salin ungkapan yang paling mewakili untuk menyatakan sekum-
Jumlah 224 190 2.
pulan data adalah angka roto-rota, dan sebaran data di sekitar ti-
Chi-kuadrat statistik adalah :
tik pemusat (central poinl ditunjukkan oleh deviasi standar/koe-
fisien variasi.
(24 x 180-l0 x 200)2 x 414 3. Untuk menetapkan apakah kecepatan sebenarnya lebih besar, hi-
224 \. 190 x 34 x 380 tunglah kesalahan standar perbedaan angka rata-rata dan ban-
dingkanlah dengan perbedaan sebenarnya dari angka-angka rata-
= _(4329A0oP_" 4ry* rata itu.
x 12,920
42,560 4. Untuk menentukan apakah laju kecelakaan benar-benar menurun
dengan tindakan pengelolaan lalu lintas, hitunglah khi-kuadrat
_ 5,382,400 x 414* dan bandingkanlah dengan angka 3.84 dari derajat kepercayaan
549.875.200
950/0.
: 4.05

153
152
T

INDUKS

Alinyemen horisontar, ICI


Alinyemen, horisontal, 103
* vertikal, 105
Alur percepatan, l2l
siput, 66
- perlambatan, l2O
*- marka, tanda-tanda jalan, 65
Ambing, ruas, I 14
lalu lintas, I l4
Analisis Regresi, 102
Arus pasang,6l,62
Arus, seret, 59
jenuh,76
- 58,
-kecepatan,/kaitan,
stabil, 59
-pasang,62
Belah ketupat, simpang, I l8
Bentangan, 143
Berangkgt lambat, 75
Bundaran laluJintas, I l2
Bus alur, 66
pemberhentian, 66
-
Cacat pengemudi, 132
Cara pengamatan bergerak dalam mengukur
kecepatan dan arus laluJintas, 37
Chi - kuadrat, 147
Data, menggarap, 140
Detektor tabung pneumatik, l2
Eneskope, 34,35
Faktor kecelakaan, l3l
- smp, 8l
*penggunaan, dalam penghitungan laluJintas, 17, lg
Garasi mekanik, 127
penghitungan lalu-lintas, 9, I I
-
Garasi - tanjak, 127
Garis keinginan,2O,24
Gerak belok, penghitungan, 43
Cuna lahan, permintaan parkir sebagai fungsi, 54, 55
Ikut arus, 37
_ . - metode pengukuran waktu perjalanan, 37
Jalan silang fialan layang), ll7, t i8, j t9, tZj
Jembatan atau terowongan, 135

155
Kapasitas cadangan, I 17 menyudut, 84
Kapasitas, 57, 60, ll3, l2l
-
Parkir, menyudut, 84
ll7 pemakir, 125
-cadangan, -
- kekang, 198
Kecelakaan, angka dan biaya di Britania, 6, l3l
- pemusat, 130
metode pengawasan, 87
pengaruh rancangan jalan, I34
- biaya, 85
- faktor-faktor, 131 - penyajian data, 55, 56
- -
Kecepatan median, 142
Kecepatan perjalanan, 32
- penentuan kebutuhan, 53, 54
-piringan,90 terhadap kapasitas jalan, 46
Kecepatan rata-rata, 104, 143
Kendaraan cacat, rusak, 13l
- pengaruh
penempatan fasilitas, 130
- bahu jalan, 84
- rancangan,132
tambahan, 7l
- meteran,
- kurun
kepemilikan di lnggris, 3
- bangunan 88bertingkat, 126,127
- Pejalan, 109
- di luarjalary 125, l3O
-/pemisahan
survai temPelan, 28
- rancangan,126
- semboYan diattr, 2
- di jalan, 84
Kendaraan, 7

Kepemilikan kendaraan di Inggris,


- peparkir,
Konflik, titik,62,68
3
- peraturan,12586
Kurun antara,72
- ruang cadangan, 128
Kurun hijau, maksimum, 72
- lapangan, pembatasan, 87
-
- minimum, T2
perpanjangan, kendaraan, 72
- inventarisasi,
pelataran, 126
48, 49
Kurun - penggunaan, 50
Kurva penyimpangan, 98
Laju kecelakaan, 138
- telaah parkir,
Pembatasan 87
laluJintas bangkitan, l0l Pembebanan lalu-lintas, 95
penghitungan l0
Lampu lalu-lintas terPadu, 82
Lambu penyeberangan Pejalan, 76 10, - lltangan,9,
kendaraan, 109, 135
-mekanik, faktor, 17
-penggunaan
Landaian, ll9,l2l
-/pemisahan teknik definisi, I
Larangan belok kanan, 68 data, rata-rata,3,4
Lengkungan S, 142 laju, 2
Marka, jalur, 66 *- (Tanner), 93
jalan, 65 pengelolaan,6l
- parkir, 88
Meteran pola: jam-jam-an, harian, bulanan, 14, 15, l6
Model laluJintas, 102 Pemberhentian, bus, 103
Model penyajian, 29,41,44,49,56, 138, 145 Penampang lintang jalan, 103
Pagar pemisah, guna, 135,147,148
Pencatatan kecelakaan, 136
Parkir di jalan, 84 proses, 147
Parkir di bahu jalan, 84 -
Pencegahan kecelakaan, l3l, 139
Parkir di luar jalan, 86, 125,130
Pengamat bergerak, cara, 37
Parkir bertingkat/bersusun, 126, 127 Pengemudi, cacat, 132
Parkir mobil, lihat Parkir
Parkir pamusatan, 130 - kendaraan, l3l
Pengelolaan, lalu-lintas, 6l
Parkir, ongkos, 85 Penghitung, cara pemasangan, l3
Parkir, 84

156 157
1
I

Penghitung lalu-lintas otomatis (mekanis), 9, I I Simpang susun, I l9


daun semanggi, I 18
Penghitung lalu-lintas tangan (manual),9, 10 -
Pengukuran kecepatan-dan arus, 36, 37 -belahketupat, ll8
jarak, 124
Pengulang kecelakaan, I 32 - susu, I l9
Simpang
Piringan parkir, 90
Percepatan Alur, l2l - bundaranbertingkat,
Simpang Semanggi, ll7
l18, 123

-ujihasil,147
laju, 138 Simpang T,ll2
- pencatatan, 136 Siklus, waktu optimum, 78
- pengulang, 132, 133 Sistem satu arah, 62
-
Perlambatan, alur, 120 Siput, alur,66
Persentase kumulatif, l4l, 142 Survei Asal - Tujuan, 20
Persentil, 142 Survei,23
kartu pos, 25
Persimpangan, f03 - penyajian informasi, 23,24,29
Pertambahan, laju pertambahan lalu-lintas, 2 - nomor kendaraan,
1925 di Inggris, 2 - sistem tempel, 28 25
- sejak
faktor Tasnner, 93 -
Tanjakan, alur (lihat alur siput)
- lalulintas, 61, 111
Pulau Tanjakan, jarak tanjak kritis, 105
Radar,36 Tanjakan maksimum, 105, l2l, l27,lZB
Rancangan, geometrik, 103, 106, 107 Tanner, J C, laju pertumbuhan, 93
kecepatan, 103 Terminal, -jalan masuk, l2l
- kendaraan,132 keluar, 120
-Rancanganjalan, 105 -jalan
Titik konflik ,62,69
terhadap kecelakaan, I 34
- pengaruh
marka, 65
Variasi, koefisen, 145
Venner, meteran kecepatan, 35, 36
- semboyan, 67 Waktu hilang,78
- Waktu tanggap, Iihat Waktu 4 T
Rancangan parkir di luar ialan,126 Waktu 4T,lO4
jalan,
105 Wawancara rutnah tangga, 28
- pengaruh terhadap kecelakaan, I 34 tepi jalan,23
-
Rancangan Radburn, 109, 135 -
Y, nilai,77
Ruang cadangan, 128
Rumah tangga, wawancara, 28
Satuan Mobil Penumpang (SMP), 30, 31, 44,45,81
Semboyan pemutusan lebih awal, 75
Semboyan lalu-lintas, 69, dst
tundaan, 8l
- operasi waktu tetap, 7l
- terpadu, 82
- faktor smp,76,71
- penyeberangan, 76
- permirltaan,72,73
- urutan, 70,74
- pemasangan, 74, 80
- diatur kendaraan, 12, dst.
-
t58

Anda mungkin juga menyukai