Laporan Jembatan Wheat Stone
Laporan Jembatan Wheat Stone
JEMBATAN WHEATSTONE
Disusun Oleh
Nama : Ahmadun
Nim : 1413163049
Kelas : Biologi C / 2
Kelompok : IV (empat)
Asisten : Sutisna
LABORATORIUM BIOLOGI
2014
JEMBATAN WHEATSTONE
A. Tujuan
1. Mampu mengukur dan menentukan besarnya hambatan Resistor
denganmenggunankan prinsip Jembatan Wheatstone.
2. Menentukan nilai suatu hambatan yang tidak diketahui dengan metode
jembatan wheatstone.
3. Mengetahui rumus jembatan wheatstone.
B. Dasar Teori
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu
yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari
rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip
dengan aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu proses menentukan
nilai hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan rangkaian Jembatan
Wheatstone dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui
dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan
disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. Rangkaian
Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana 2
dari hambatan tersebut adalah hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui
besarnya yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya
dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik diagonal lainnya diberikan sumber
tegangan. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan
pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada momen yang berlaku
pada kumparan di dalam magnet. Gambar rangkaian Jembatan Wheatstone yaitu
seperti gambar di bawah ini :
Keterangan :
E : sumber tegangan listrik searah.
S : penghubung arus.
G : galvanometer.
RG : hambatan geser (rheo stat).
R1 dan R2 : hambatan listrik yang diketahui nilainya.
Rb : bangku hambatan.
X : hambatan yang akan ditentukan nilainya.
D. Prosedur Kerja
1. Di rangkai alat yang akan di gunakan dalam percobaan.
2. Sebelum rangkaian di hubungkan dengan sumber tegangan, konsultasikan
pada asisten praktikum apakah susunan rangkaiannya sudah benar atau
belum.
3. Di tentukan nilai pada power supply dengan V = 3 volt dan nilai besic
meter 1 A dan 5 A.
4. Di geser kontak logam yang terhubung dengan kawat kekanan atau kekiri,
sedemikian hingga jarum galvanometer menunjukkan angka nol.
5. Di ukur panjang kawat yang ada di sebelah kiri dan kanan kontak logam,
untuk menentukan L1 dan L2.
6. Di ulangi langkah 3 sampai 5 dengan mengubah nilai V = 6 dan 9 seta
nilai besic meter 1A dan 5 A.
7. Di hitung nilai Rv dan tentukan nilai Rx.
8. Di buat table hasil pengamatan tersebut.
2. Perhitung
Mencari I
nilai max−nilai yang ditunjukkan
nilai BM
100−22
1 A tegangan 3 = =88 A
1A
100−42
1 A tegangan 6 = =58 A
1A
100−62
1 A tegangan 9 = =38 A
1A
100−12
5 A tegangan 3 = =97,6 A
5A
100−14
5 A tegangan 6 = =97,2 A
5A
100−16
5 A tegangan 9 = =96,8 A
5A
Mencari Rx pada tegangan 3 v
Rx pada 1 A
Dik : I = 88
L1 = 0,93
L2 = 0,07
Rv = 0,024
L1
Rx = R v x
L2
0,93
= 0,024 x =0,31885 Ω
0,07
Rx pada 5 A
Dik : I = 97,6
L1 = 0,54
L2 = 0,46
Rv = 0,307
L1
Rx = R v x
L2
0,54
= 0,307 x =0,360 Ω
0,46
Mencari Rx pada tegangan 6 v
Rx pada 1 A
Dik : I = 58
L1 = 0,58
L2 = 0,42
Rv = 0,103
L1
Rx = R v x
L2
0,58
= 0,103 x =0,1423 Ω
0,42
Rx pada 5 A
Dik : I = 97,2
L1 = 0,55
L2 = 0,45
Rv = 0,62
L1
Rx = R v x
L2
0,55
= 0,62 x =0,757 Ω
0,45
Mencari Rx pada tegangan 9 v
Rx pada 1 A
Dik : I = 38
L1 = 0,47
L2 = 0,53
Rv = 0,24
L1
Rx = R v x
L2
0,47
= 0,24 x =0,212 Ω
0,53
Rx pada 5 A
Dik : I = 96,8
L1 = 0,26
L2 = 0,74
Rv = 0,093
L1
Rx = R v x
L2
0,26
= 0,093 x =0,326 Ω
0,74
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan kali ini tentang jembatan wheatstone dengan
tegangan 3 volt, 6 volt dan 9 volt, pada awalnya kita mencari I, L1, L2,melalui
jembatan wheatstone sehingga di dapat awal nol baru kita mendapatkan nilai-nilai
tersebut. Pada percobaan pertama yaitu pada 1 A tegangan 3 volt memiliki I sebesar
88, L1 sebesar 0,93, l2 sebesar 0,07 dan Rv sebesar 0,024 mengahasilkan Rx sebesar
0,31885. pada 5 A tegangan 3 volt memiliki I sebesar 97,6, L1 sebesar 0,54, l2
sebesar 0,46 dan Rv sebesar 0,307 mengahasilkan Rx sebesar 0,360. pada 1 A
tegangan 6 volt memiliki I sebesar 58, L1 sebesar 0,58, l2 sebesar 0,42 dan Rv
sebesar 0,103 mengahasilkan Rx sebesar 0,1423. pada 5 A tegangan 6 volt memiliki I
sebesar 97,2, L1 sebesar 0,55, l2 sebesar 0,45 dan Rv sebesar 0,62 mengahasilkan Rx
sebesar 0,757. pada 1 A tegangan 9 volt memiliki I sebesar 38, L1 sebesar 0,47, l2
sebesar 0,53 dan Rv sebesar 0,24 mengahasilkan Rx sebesar 0,212. pada 5 A
tegangan 9 volt memiliki I sebesar 96,8, L1 sebesar 0,26, l2 sebesar 0,74 dan Rv
sebesar 0,093 mengahasilkan Rx sebesar 0,0326.
Dari data tersebut semakin tinggi volt maka semakin tinggi pula nilai Rx hal ini sama
dengan teori dari hokum faraday yaitu semakin cepat terjadinya perubahan medan
magnetik, ggl yang diinduksi semakin besar. Terbukti dari apa yang di dapat bahwa
sanya teori hokum faraday,hokum ohm, dan hokum kichoff memang sangat berkaitan
dengan materi jembatan wheatstone bahkan di materi jembatan wheatstone ini
mencari I memakai rumus dari hokum ohm yaitu V= I x R dimana v adalah tegangan,
I adalah kuat arus listrik dan R adalah hambatan.
G. Kesimpulan
1. Pada materi jembatan wheatstone banyak teori yang berhubungan seperti
teori hukum faraday,hukum ohm, dan hukum kirchoff.
2. Bahwasanya prinsip dasar wheatstone yaitu keseimbangan
3. Kata wheatstone berasal dari orang yang mengembangkan hokum ini dan iya
memiliki nama wheatstone
4. Perhitungan terhadap nilai hambatan resistor menggunakan prinsip-prinsip
dasar dalam elektronika:
a.Hukum Ohm : “Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka
kekuatan arus tersebut adalah sebanding-lurus dengan tegangan listrik yang
terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi.”
b. Hukum Kirchoff : “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan
sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan.”
c. Hukum Faraday : “Konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh
Michael Faraday, yang melakukan penelitian untuk menentukan faktor yang
memengaruhi besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi
sangat bergantung pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubahan
medan magnetik, ggl yang diinduksi semakin besar”.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.\\http.pelectronicandlife.blogspot.com/psinsip-dasar-jembatan
wheatstone.html diakses pada tanggal 21 april 2014 pukul 00.29 WIB
2013.Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2.Tondano: Jurusan Fisika FMIPAUniversitas
Negeri Manado.
http://marausna.wordpress.com/2010/05/13/jembatan-wheatstone/ diakses pada 20
April 2014 jam 21.13 WIB
Kanginan,Marthen.2006.Fisika Semester 2.Jakarta:Erlangga
Surya,yohanes.2010. Fisika Dasar Listrik dan Magnet. Tanggerang: PT. Kandel
LAMPIRAN
PEER ASSESSMENT
JEMBATAN WHEATSTONE
No Aspek Nama Kelompok
Alkahfi Bangun Desi Rahmi Dwi.N Yuliana Meyca
1 Kerjasama 1 2 3 4 5 6 7
2 Kedisiplinan 7 6 5 4 3 2 1
3 Keterampilan 1 2 3 4 5 6 7
4 Keaktifan 7 6 5 4 3 2 1
Jumlah Nilai 16 16 16 16 16 16 16