Fragaria - Tugas Pendalaman Materi Suhu Tubuh

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 55

Pengaturan Suhu Tubuh

Mata Kuliah Anatomi Fisiologi


Pengampu : Ibu Arfiana,S. Kep, Ns, M.Kes

Disusun oleh :

1. A’as Riska Anjani (P1337424521001)


2. Devita Permata Fanti (P1337424521002)
3. Syadza Haniy Rabbani (P1337424521003)
4. Widya Hastuti (P1337424521004)
5. Fiodesta Defranclean Salsabila (P1337424521005)
6. Kholifatunnafiyah (P1337424521006)
7. Yustira Agnia (P1337424521007)
8. Avicka Livia Anggraeni (P1337424521009)
9. Lukita Tri Cahyani (P1337424521010)
10. Indri Sulistyaningrum (P1337424521011)
11. Nur Fitri Handayani (P1337424521012)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


2021/2022
PENDAHULUAN
Produksi Panas
 Produksi panas merupakan produk tambahan metabolisme yang utama
 Yang menentukan laju produksi panas disebut laju metabolisme tubuh

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


 Laju metabolisme basal dari semua sel tubuh
Laju cadangan metabolisme yang disebabkan oleh aktifitas otot; kontraksi otot, menggigil.
 Metabolisme tambahan yang disebabkan pengaruh tiroksin
 Metabolisme tambahan yang disebabkan efek epineprin dan norepineprin dan perangsangan
simpatis.
 Metabolisme tambahan yang disebabkan meningkatnya aktifitas kimiawi di dalam sel,
terutama bila temperatur sel meningkat

PENGATURAN SUHU TUBUH


A. HIPOTALAMUS ANTERIOR

 Pusat pengatur suhu terletak di hipotalamus anterior


 Pada area preoptik hipotalamus anterior memiliki kemampuan deteksi termostatik pusat
kontrol suhu
Pengaturan temperatur atau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara kompleks dari
suatu fisiologi dimana terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan (Gabriel,1996).
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus melalui system umpan balik .Hipotalamusmenerima
seluruh impuls dari eferen. Saraf eferen hypotalamus terdiri atas saraf simpatik dan saraf
otonom, karena itu hipotalamus dapat mengatur kegiatan otot, kelenjar keringat, peredaran darah
dan ventilasi paru. Keterangan suhu bagian dalam tubuh diterima oleh reseptor panas di kulit
yang diteruskan melalui sistem aferen ke hipotalamus.Keadaan suhu tubuh diolah oleh
thermostat hipotalamus yang akan mengatur set point hipotalamus.
Hipotalamus anterior merupakan pusat pengatur suhu yang bekerja bila terdapat kenaikan
suhu tubuh, hipotalamus anterior akan mengeluarkan impuls eferen sehingga akan terjadi
vasodilatasi di kulit dan keringat akan dikeluarkan. Selanjutnya panas akan dikeluarkan dari
tubuh.
Hipotalamus posterior merupakan pusat pengaturan suhu tubuh yang bekerja pada keadaan
dimana terdapat penurunan suhu tubuh.Hipotalamus posterior akan mengeluarkan impuls eferen
sehingga pembentukan panas ditingkatkan dengan meningkatnya metabolisme dan aktivitas otot
rangka dengan menggigil (Guyton1995).
Disamping melalui pengaturan dihipotalamus. Proses pemindahan energi panas , baik masuk
kedalam tubuh maupun hilang melalui kulit dan dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu :
konduksi , konveksi , radiasi dan evaporasi
Fungsi utama hipotalamus adalah untuk menjaga keseimbangan tubuh. Contohnya adalah
munculnya sinyal rasa lapar sehingga kita tahu bahwa kita membutuhkan makanan agar tetap
dalam kondisi stabil dan sehat.
Hipotalamus berperan sebagai penghubung antara sistem endokrin dan sistem saraf untuk
memunculnya sinyal tertentu. Area ini berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, mulai dari
melepaskan hormon, menjaga temperatur tubuh, mengontrol rasa lapar maupun haus, detak
jantung, siklus tidur, perilaku seksual, hingga suasana hati seseorang.

B. RESEPTOR KULIT

Untuk meningkatkan suhu tubuh melalui :


 Memberikan rangsangan kuat sehingga menggigil
 Menghambat proses berkeringat
 Meningkatkan vasokonstriksi
Reseptor kulit adalah jenis reseptor sensorik yang ditemukan di dermis atau epidermis.
Mereka adalah bagian dari sistem somatosensori. Reseptor kulit termasuk reseptor mekanik kulit,
nosiseptor (nyeri) dan termoreseptor (suhu).
Hebatnya, reseptor khusus telah berevolusi untuk mengirimkan input sensorik dari masing-
masing sistem sensorik ini. Reseptor sensorik mengkode empat aspek stimulus:
 Modalitas (atau tipe)
 Intensitas
 Lokasi
 Durasi
Reseptor sensitif terhadap rangsangan diskrit dan sering diklasifikasikan berdasarkan fungsi
sistemik dan lokasi reseptor.
Reseptor sensorik ditemukan di seluruh tubuh kita, dan reseptor sensorik yang berbagi lokasi
yang sama sering berbagi fungsi yang sama. Sebagai contoh, reseptor sensorik di retina hampir
seluruhnya merupakan fotoreseptor. Kulit kita termasuk reseptor sentuhan dan suhu, dan telinga
bagian dalam kita mengandung sensor sensorik yang dirancang untuk mendeteksi getaran yang
disebabkan oleh suara atau digunakan untuk menjaga keseimbangan.
Mekanoreseptor peka gaya memberikan contoh bagaimana penempatan reseptor sensorik
berperan dalam cara otak kita memproses input sensorik. Sementara reseptor sentuhan kulit yang
ditemukan di dermis dan epidermis kulit kita dan spindle otot yang mendeteksi peregangan pada
otot rangka keduanya adalah sensor mekanik, keduanya berfungsi sebagai fungsi terpisah.
Dalam kedua kasus, reseptor mekanik mendeteksi kekuatan fisik yang dihasilkan dari
pergerakan jaringan lokal, reseptor sentuhan kulit memberikan informasi ke otak kita tentang
lingkungan eksternal, sementara reseptor spindel otot memberikan informasi tentang lingkungan
internal kita.

Macam-macam reseptor pada kulit adalah sebagai berikut:


1. Korpuskula Pacini : tekanan
Korpuskula Pacini (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak
kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya
bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling
besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus
disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya
pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh
60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan
dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan
tekanan yang dalam.
2. Korpuskula Ruffini : panas
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.
Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang
menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo
golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus
dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas
tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga
untuk menerima rangsangan panas.
3. Korpuskula Krause : dingin
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia
eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis)
dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan
endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi
tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan
berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya
semakin berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor
yang peka terhadap dingin.
4. Korpuskula Meissner : sentuhan
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir,
puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan
berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis
menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah
korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai
setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung
mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang
letaknya berdekatan).
5. Korpuskula ujung saraf terbuka: rasa nyeri
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas padabanyak jaringan
tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit.Serat akhir saraf bebas ini merupakan
serat saraf yang tak bermielin, atau seratsaraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah
kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di
antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin
berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda
mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak
cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermisberhubungan
dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir sarafmembentuk badan akhir seperti
lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap
dengan banyak juluransitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan
antarakeratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan denganjaringan ikat di
bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkelmerespon rangsangan getaran dan
juga resepor terhadap dingin.

C. Reseptor Jaringan Dalam


 Medulla spinalis, organ dalam abdomen, vena besar.
 Berperan mencegah hipotermia
 Mencegah suhu tubuh rendah
Selain reseptor suhu tubuh yang dimiliki kulit, terdapat reseptor suhu lain yaitu reseptor pada
inti tubuh yang merespon terhadap suhu pada organ tubuh bagian dalam, seperti : visera
abdominal, spinal cord, dan lain-lain. Thermoreseptor di hipotalamus lebih sensitif terhadap suhu
inti ini. Hipotalamus integrator sebagai pusat pengaturan suhu inti berada di preoptik area
hipotalamus. Bila sensitif reseptor panas di hipotalamus dirangsang, efektor sistem mengirim
sinyal yang memprakasai pengeluaran keringat dan vasodilatasi perifer.

Hal tersebut dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti menurunkan produksi panas dan
meningkatkan kehilangan panas. Sinyal dari sensitif reseptor dingin di hipotalamus
memprakarsai efektor untuk vasokontriksi, menggigil, serta melepaskan epineprin yang
meningkatkan produksi panas. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi panas
dan menurunkan kehilangan panas. Efektor sytem yang lain adalah sytem saraf somatik. Bila
sytem ini dirangsang, maka seseorang secara sadar membuat penilaian yang 6 cocok, misalnya
menambah baju sebagai respon terhadap dingin, atau mendekati kipas angin bila kepanasan.

Reseptor merupakan suatu molekul protein yang dapat menerima sinyal yang berupa zat
kimia dari luar sel. Saat sinyal tersebut berikatan dengan reseptor, dapat menimbulkan respon
jaringan. Contohnya perubahan aktivitas listrik dari sel reseptor dapat berikatan dengan membran
sel, sitoplasma, atau nukleus. Molekul yang memberikan sinyal melekat pada reseptor yang
disebut dengan ligan. Ligan dapat berupa peptida atau molekul kecil, seperti neurotransmitter,
hormon, obat atau racun. Protein reseptor dapat dibedakan berdasarkan letaknya. Reseptor
transmembrane yaitu reseptor yang terhubung dengan saluran ion, Protein G dan enzim.

Reseptor intraselluler yaitu reseptor yang ditemukan di dalam sel, yang termasuk reseptor
sitoplasma serta reseptor inti. Molekul ditentukan secara endogen untuk reseptor tertentu sering
disebut Ligan endogennya. Setiap reseptor terhubung dengan jalur biokimia seluler spesifik.
Sementara, banyak reseptor yang ditemukan di sebagian besar sel. Tiap-tiap reseptor hanya akan
mengikat demgan ligan struktur tertentu. Seperti kunci hanya akan menerima kunci berbentuk
khusus. Saat ligan berikatan dengan reseptor, ligan tersebut dapat mengaktifkan atau
menghambat jalur bio kimia yang berkaitan dengan reseptor.

D. Hipotalamus Posterior

 Menjumlahkan sinyal sensoris temperatur pusat dan perifer.


 Sinyal dari area preoptik hipotalamus anterior dan sinyal dari perifer tubuh digabung untuk
mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi penyimpanan panas tubuh.
Hipotalamus adalah area kecil seukuran kacang almond di tengah otak. Fungsinya,
memainkan peran penting dalam produksi hormon dan membantu merangsang banyak proses
penting dalam tubuh dan terletak di otak, antara kelenjar pituitari dan talamus. Hipotalamus
Posterior disebut juga dengan area mammillary, yang inti utamanya adalah hipotalamus posterior
dan inti mammillary.
Fungsi dari inti hipotalamus posterior adalah membantu mengatur suhu tubuh dan
merangsang tubuh untuk menimbulkan respons menggigil. Bagian ini juga diperkirakan berperan
dalam fungsi memori otak. Inti mammilarity tidak diketahui secara pasti, tapi peneliti
beranggapan bahwa ini ada kaitannya dengan daya ingat.
Hal-hal tersebut tidak terlepas dari fungsi hipotalamus yang bekerja sama dengan kelenjar
pituitari, dengan menghasilkan hormon-hormon yang penting bagi tubuh. Bakteri dan virus bisa
masuk ke tubuh kita melalui mulut. Setelah itu, mereka akan masuk ke dalam darah dan
mengeluarkan cairan yang membuat kita sakit. Saat cairan itu menyebar di dalam darah,
hipotalamus akan mendapatkan sinyal khusus. Saat mendapat sinyal, hipotalamus akan langsung
menaikkan suhu tubuh kita. Hipotalamus menaikkan suhu tubuh untuk membuat bakteri dan
virus tidak nyaman dan akhirnya keluar dari tubuh. Setelah bakteri dan virus keluar dari tubuh,
hipotalamus akan mengembalikan suhu tubuh ke suhu normal.

Sebagian orang di dunia punya suhu tubuh sekitar 37 derajat celcius. Saat ada bakteri dan
virus, hipotalamus akan menaikannya menjadi 38-39 derajat celcius. Namun, pada beberapa
orang, hipotalamus menaikkan suhu tubuh hingga 40 derajat celcius. Suhu ini bisa menyebabkan
seseorang pingsan.

MASALAH KESEHATAN YANG MEMPENGARUHI HIPOTALAMUS


1) Diabetes Insipidus
Hipotalamus menghasil vasopresin dan kelenjar hipofisis di dekatnya menyimpan vasopresin
dan melepaskannya ke aliran darah ketika tubuh memiliki tingkat cairan yang rendah.
Vasopresin memberi sinyal pada ginjal untuk menyerap lebih sedikit cairan dari aliran darah,
menghasilkan lebih sedikit urine. Jika bagian otak ini tidak memproduksi dan melepaskan cukup
vasopresin, ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak air dalam tubuh. Kondisi ini bisa
menyebabkan seseorang terus buang air kecil, haus, bahkan dehidrasi.

2) Sindrom Prader-Willi
Sindrom Prader-Willi adalah kelainan bawaan yang langka. Sindrom ini menyebabkan
hipotalamus tidak bekerja dengan baik dalam mengatur nafsu makan. Hal ini menyebabkan
orang dengan kondisi ini tidak kenyang setelah makan, sehingga risiko obesitas sangat tinggi,
diikuti dengan gejala metabolisme yang lebih lambat dan penurunan massa otot.

3) Hipopituitarisme
Hipopituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar pituitari tidak menghasilkan cukup hormon.
Meskipun biasanya disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar pituitari, disfungsi hipotalamus
juga dapat menjadi penyebabnya. Orang dengan kondisi ini biasanya akan mengalami gejala
sakit kepala, penglihatan kabur, meningkatnya sensitivitas terhadap cahaya, dan kekakuan pada
leher.

4) Akromegali dan Gigantisme Hipofisis


Akromegali dan gigantisme hipofisis adalah gangguan pertumbuhan langka yang terjadi
karena sekresi hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari secara terus-menerus. Hormon
pertumbuhan berlebih menyebabkan sekresi berlebihan pada faktor pertumbuhan, yang
kemudian merangsang efek pemacu pertumbuhan pada otot rangka, tulang rawan, tulang, hati,
ginjal, saraf, kulit, dan sel paru-paru serta mengatur sintesis DNA seluler. Ciri-ciri lain yang
kurang umum termasuk tangan dan kaki yang besar, makrosefali, fitur wajah yang kasar, dan
keringat berlebih.

5) Hipotiroidisme sentral
Sebagian besar kasus hipotiroidisme disebabkan oleh penyakit tiroid. Namun pada kasus
langka, hipotiroidisme dapat terjadi karena gangguan hipotalamus dan hipofisis akibat cedera
otak traumatis, kanker otak yang mengalami metastatis, stroke, atau infeksi.
Adanya gangguan pada bagian otak ini akhirnya menyebabkan pelepasan hormon pelepas
tirotropin atau hormon perangsang tiroid yang tidak mencukupi, dan dapat menyebabkan
hipotiroidisme sentral. Secara definisi, hipotalamus adalah area kecil seukuran kacang
almond di tengah otak. Fungsinya, memainkan peran penting dalam produksi hormon dan
membantu merangsang banyak proses penting dalam tubuh dan terletak di otak, antara kelenjar
pituitari dan talamus.
Meskipun berukuran kecil, tetapi fungsi hipotalamus sangat penting dalam pengendalian
fungsi tubuh, seperti mengontrol suhu tubuh, rasa lapar, dan haus. Fungsi hipotalamus juga
berperan dalam banyak proses dalam tubuh, termasuk perilaku yang disadari atau tidak disadari,
serta fungsi endokrin, seperti proses metabolisme dan tumbuh kembang.
Fungsi hipotalamus juga berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk mengendalikan
beberapa hal lain, di antaranya :
1. Haus
2. Nafsu makan
3. Temperatur tubuh
4. Mengontrol berat badan
5. Emosi
6. Siklus tidur
7. Dorongan seks
8. Tekanan darah
9. Detak jantung
10. Kelahiran
11. Produksi cairan pencernaan
12. Menyeimbangkan cairan tubuh
13. Produksi air susu pada wanita
E. Mekanisme efektor neural yang menurunkan atau meningkatkan
suhu tubuh

 Sewaktu pusat hipotalamus mendeteksi bahwa temperatur tubuh terlalu panas, pusat akan
memberikan prosedur penurunan suhu
 Sewaktu pusat hipotalamus mendeteksi bahwa temperatur tubuh terlalu dingin, pusat akan
memberikan prosedur peningkatan suhu

1. Suhu tubuh normal


Suhu dari jaringan tubuh dalam, atau suhu tubuh inti hampir selalu konstan. Bila laju
pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas
dalamtubuh dan temperatur tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar,
panastubuh dan temperatur tubuh menurun.

2. Produksi Panas
Produksi panas adalah produk tambahan metabolisme yang utama. Faktor-faktornya adalah
1) Laju metabolisme basal dari seluruh tubuh
2) Laju cadangan metabolisme yang disebabkan oleh akti!itas otot, termasuk kontraksi
ototyang disebabkan oleh menggigil
3) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin terhadap sel.
4) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh efek epinefrin, norepinefrin, dan
perangsangan simpatis terhadap sel.
5) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktifitas kimiawi di dalam
sel itu sendiri, terutama saat temperatur sel meningkat.

3. Kehilangan Panas
Sebagian besar produksi panas di dalam tubuh dihasilkan oleh organ hati, otak, jantung dan
ototrangka selama kerja. Laju hilangnya panas dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
1) Seberapa cepat panas dapat dikonduksi dari tempat panas dihasilkan dalam inti tubuh
kekulit.
2) Seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke sekitarnya.
Sewaktu pusat temperatur mendeteksi bahwa suhu terlalu panas atau terlalu dingin, pusat
akan memberikan prosedur penurunan atau peningkatan suhu yang sesuai.
Sistem pengatur temperatur tersebut menggunakan tiga mekanisme penting untuk
menurunkan panas tubu saat temperatur menjadi sangat tinggi.
a. Vasodilatas
Pembuluh darah kulit berdilatasi sangat kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari
pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan kasokontriksi. Vasodilatasi
penuh ini akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali
lipat.
b. Berkeringat
Efek dari peningkatan temperatur 1⁰C karena mengeluarkan keringat yang besarnya 10
kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan panas tubuh.
c. Penurunan pembentukan panas
Mekanisme yang menyebabkan pembentukan panas berlebihan, seperti menggigil dan
termogenesis kimia, dihambat dengan kuat.

4. Rangsangan hipotalamik terhadap menggigil


Terletak pada bagian dorsomedial dari hipotalamus posterior dekat dinding ventrikel ketiga
adalah suatu area yang disebut pusat motorik primer untuk menggigil. Area ini normalnya
dihambat oleh sinyal dari pusat panas pada area peoptik-hipotalamus anterior tetapi dirangsang
oleh sinyal dingin dari kulit dan medula spinalis. Oleh karena itu, pusat ini akan teraktivasi saat
suhu tubuh turun bahkan hanya sedikit dibawah derajat temperatus kritis. Pusat ini kemudian
meneruskan sinyal yang menyebabkan menggigil melalui traktus bilateral turun ke batang
otak,ke dalam kolumna lateralis medula spinalis, dan akhirnya ke neuron-neuron motorik
anterior. Sinyal tersebut meningkatkan tonus otot rangka di seluruh tubuh. Ketika tonus
meningkat diatas tingkat kritis tertentu, proses menggigil dimulai.

F. Sistem Set Point

 Set point sistem adalah temperatur kritis tubuh, yaitu 37 C


 Jika suhu tubuh tepat 37 C maka terjadi perubahan drastis antara kecepatan kehilangan panas
dan kecepatan produksi panas
 Jika suhu tubuh di atas 37 C maka terjadi kecepatan kehilangan panas lebih besar daripada
kecepatan produksi panas
 Jika suhu tubuh di bawah 37 C maka terjadi kecepatan kehilangan panas lebih kecil daripada
kecepatan produksi panas

Berdasarkan studi yang ada, ditemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terjadi perubahan
kecepatan dan perbandingan antara pembentukan dan kehilangan panas. Contohnya, pada suhu
di atas 37,1 C, panas akan lebih cepat menghilang dari pada terbentuk. Pada kasus ini 37,1 C
disebut suhu kritis, atau pada topik kali ini disebut set-point pada mekanisme pengaturan suhu.
Mekanisme di sini adalah segala segala bentuk mekanisme pengaturan suhu tubuh agar kembali
mendekati set-point. Jika dihubungkan dengan fisiologis tubuh,mekanisme ini terkait dengan
umpan balik negatif. Dalam hal pengaturan suhu tubuh, suhu inti tubuh dijaga agar perubahan
suhu inti seminimal mungkin walaupun suhu lingkungan berubah. Studi menemukan bahwa suhu
tubuh manusia berubah 1 C untuk setiap perubahan 25 C sampai 30 C suhu lingkungan Guyton,
Arthur C., Hall, John E; 2006. Set-point ini bukanlah sesuatu yang tidak dapat diubah. Ia juga
ditentukan oleh derajat aktivitas reseptor suhu panas pada area preoptik-hipotalamus anterior.
Bila suhu kulit tinggi, maka pengeluaran keringat akan dimulai pada set-point yang lebih
rendah. Karena itulah, saat suhu kulit tinggi, maka set-point akan turun dan sebaliknya. Pada saat
kedinginan terjadi apabila set-point pusat pengatur temperatur hipotalamus berubah tiba-tiba dari
tingkat normal ke tingkat lebih tinggi dari nilai normal sebagai akibat dari penghancuran
jaringan, zat pirogen atau dehidrasi, temperatur tubuh biasanya membutuhkan waktu beberapa
jam untuk mencapai set-point temperatur yang baru. Temperatur darah yang lebih rendah dari
set-point hipotalamus akan mengakibatkan reaksi umum yang menyebabkan kenaikan
temperatur tubuh. Selama ini orang akan menggigil dan merasa sangat dingin meski temperatur
tubuhnya di atas normal. Kulit menjadi dingin karena terjadi vasokonstriksi, dan orang tersebut
akan gemetar hingga suhu yang seseuai dengan set-point barunya tercapai. Kemudian orang
tersebut akan merasa panas. Selama faktor yang menyebabkan pengontrol temperatur diatur terus
pada nilai yang tinggi, temperatur tubuh diatur lebih kurang dengan cara normal tetapi pada
tingkat set-point temperatur yang tinggi (Guyton, 2014).
Pada saat krisis atau kemerahan terjadi apabila Set-point pengatur temperatur hipotalamus
akan segera turun saat faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan set-point dihilangkan. Pada
kondisi ini temperatur tubuh masih tinggi, sedangkan hipotalamus berusaha menurunkan suhu
tubuh sesuai dengan set-point yang telah kembali normal. Keadaan ini analog dengan pemanasan
yang berlebihan pada area preoptik-hipotalamus anterior, yang menyebabkan keringat banyak
dan kulit tiba-tiba menjadi panas karena vasodilatasi di semua tempat. Perubahan yang tiba-tiba
ini dalam demam dikenal sebagai “krisis”, atau lebih tepatnya “kemerahan”. Pada masa lampau,
sebelum diberi antibiotika, krisis selalu dinantikan karena saat krisis terjadi dokter dengan segera
akan mengetahui penurunan suhu tubuh kliennya akan terjadi (Guyton, 2014).

_Terima Kasih _
MEKANISME PENURUNAN SUHU TUBUH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampu oleh
Ibu Arfiana ,S.Kep,Ns,S.Tr.Keb.,M.Kes

Disusun oleh   :
Mahasiswi Semester I Program Studi Sarjana Terapan

Anggita Nisa Lutfiana P1337424521013


Fatmawati Dewi Noor Illahi P1337424521014
Virma Riris Shoviana P1337424521015
Thania Nalurita Utami P1337424521016
Veren Rosita Sari P1337424521017
Arfianti Nila Effendi P1337424521018
Farah R. R. Mansur P1337424521019
Sri Ningsih Handayani P1337424521020
Tria Adilla Sari P1337424521021
Refiana Pratiwi Aji P1337424521022
Rosy Renata P1337424521023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KEBIDANAN
SARJANA TERAPAN
2021
MEKANISME PENURUNAN SUHU TUBUH

I. VASODILATASI
A. Pengertian
Vasodilatasi adalah pelebaran pembuluh darah di dalam tubuh akibat
mengendurnya otot polos pada arteri dan vena mayor. Kondisi ini dipicu
oleh rendahnya kadar oksigen atau peningkatan suhu tubuh. Vasodilatasi
juga terjadi secara alami untuk meningkatkan aliran darah dan pengiriman
oksigen ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Zat yang menyebabkan
vasodilatasi disebut vasodilator. Kebalikan dari vasodilatasi adalah
vasokonstriksi, yaitu ketika pembuluh darah menjadi lebih sempit.Kondisi
tersebut dapat memberi efek positif, namun terkadang juga bisa menjadi
masalah kesehatan.

B. Fungsi
Ketika sel-sel otot polos dalam pembuluh darah rileks selama
vasodilatasi, aliran darah meningkat. Ini pada gilirannya memberikan lebih
banyak oksigen ke jaringan tubuh, bersama dengan nutrisi lain seperti
glukosa dan lipid. Vasodilatasi digunakan untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh ketika ada kekurangan nutrisi dalam sel atau aliran
darah yang tidak memadai. Ini juga dapat terjadi sebagai respons terhadap
hormon atau sistem saraf.
Sebagai contoh, sistem saraf parasimpatis aktif selama periode
istirahat dalam tubuh, ketika suatu organisme tidak mengalami respons
“darurat”, dan itu memungkinkan tekanan darah dan denyut jantung
menurun selama waktu ini. Vasodilatasi menurunkan tekanan darah dan
detak jantung karena penurunan resistensi pembuluh darah di pembuluh
darah saat pembuluh itu mengembang.

C. Penyebab
a) Faktor endogen : zat kimiawi yang dihasilkan tubuh, hormon, aktivitas
saraf, peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular, peningkatan oksida
nitrat, ion kalium, ion hydrogen, dan adenosine
b) Faktor eksogen :
1. Konsumsi makan tertentu
Contohnya cabai yang dapat meningkatkan suhu tubuh akibat dari
rasa pedas.
2. Alcohol
Salah satu efek langsung dari mengonsumsi minuman beralkohol
adalah vasodilatasi. Konsumsi alkohol menyebabkan pembuluh
darah melebar sehingga Anda merasa hangat, berkeringat, atau kulit
memerah.
3. Olah raga
Ketika berolahraga, sel otot memakan lebih banyak energi yang
menyebabkan penurunan nutrisi dan peningkatan molekul, seperti
karbon dioksida. Otot yang membutuhkan lebih banyak nutrisi dan
oksigen pun mendorong terjadinya vasodilatasi.
4. Peradangan
Peradangan dapat terjadi akibat cedera, penyakit, atau kondisi
tertentu. Vasodilatasi pun terjadi selama proses peradangan untuk
meningkatkan aliran darah ke area yang terkena. Kondisi inilah yang
menyebabkan rasa panas dan kemerahan pada peradangan.
5. Suhu
Tubuh memiliki termoreseptor yang dapat mendeteksi perubahan
suhu lingkungan. Ketika termoreseptor menangkap jumlah panas
yang lebih tinggi daripada dingin, maka vasodilatasi terjadi. Kondisi
ini mengarahkan aliran darah yang lebih tinggi ke kulit untuk
menghilangkan sensasi hangat berlebih yang Anda rasakan.
6. Zat vasodilator yang diproduksi tubuh
Tubuh memproduksi banyak zat yang dapat menyebabkan
vasodilatasi, misalnya oksida nitrat atau karbon dioksida, serta
hormon asetilkolin, prostaglandin, dan histamin.
7. Obat-obatan vasodilator
Obat vasodilator dapat menyebabkan pembuluh darah melebar yang
bertindak secara langsung pada otot polos pembuluh darah atau
sistem saraf otonom. 

D. Mekanisme
Vasodilatasi merupakan serangkain sebuah rangsang yang diproses
oleh Hiptalamus diteruskan oleh saraf  Eferen (penghubung saraf), hingga
menjadi sebuah respon (Vasodilatasi). Perubahan ukuran pembuluh darah
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak,
dibawah pengaruh hypotalamik bagian anterior sehigga terjadi vasodilatasi.
Saat tubuh dalam keadaan panas maka arteri akan melebar (vasodilatasi)
akan tetapi saat tubuh dalam keadaan dingin maka arteri akan menyempit
(vasokintriksi). Dengan adanya proses Vasodilatasi darah akan mengalir
lancar dan cepat. Sementara itu kekentalan darah tidak disebabkan oleh
suhu. Darah menjadi kental karena kekurangan cairan darah, trombosit (zat
yang berperan dalam pembekuan darah) sehingga mudah lekat satu sama
lain.
Pada hamper semua area tubuh, pembuluh darah kulit berditlatasi
dengan kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat sympatis, pada
hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi. Vasodilatasi penuh
akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas kekulit sebanyak 8 kali
lipat. Vasodilatasi ini merupakan kerja dari sel anterios dari hipotalamus
E. Dampak positif
1. Menjaga suhu tubuh tetap pada angka yang normal.
2. Berguna dalam pengobatan hipertensi dan kondisi lain yang terkait
seperti hipertensi pulmonal, preeklampsia, dan gagal jantung, karena
memiliki efek mengurangi tekanan darah di dalam dinding pembuluh
darah,
3. Meningkatnya aliran darah karena vasodilatasi juga memungkinkan
pengiriman sel kekebalan yang diperlukan untuk pertahanan dan
perbaikan jaringan tubuh yang rusak.
4. Dapat meningkatkan efek obat atau terapi radiasi dengan mendorong
pengiriman obat atau oksigen ke jaringan yang menjadi target
perawatan.

F. Dampak negative / gangguan kesehatan


Secara alami, proses vasodilatasi menyebabkan penurunan tekanan
darah yang dapat mengakibatkan pelebaran pembuluh darah sehingga aliran
darah meningkat. Hal ini menyebabkan berkurangnya tekanan pada dinding
pembuluh darah sehingga penyakit hipotensi lebih rentan menyerang. Tidak
semua orang penderita hipotensi menunjukkan gejala, namun tetap ada yang
bisa merasakannya seperti pusing, lemas, pengelihatan kabur, keingungan,
mual dan pingsan. Pada kasus yang parah, hipotensi bisa mengancam jiwa.
Di sisi lain, orang yang menderita penyakit atau kondisi kronis di mana
sistem kekebalan tubuhnya menyerang sel-sel tubuh yang sehat, seperti
rheumatoid arthritis, lupus, dan IBS, cenderung menunjukkan disfungsi
vasodilatasi. Hal tersebut bisa menyebabkan masalah kardiovaskuler yang
berbahaya.Orang yang memiliki masalah kesehatan akibat vasodilatasi
memerlukan obat vasokonstriktor. Pada penderita hipotensi, obat tersebut
dapat membantu meningkatkan tekanan darah. Sementara, bagi penderita
kondisi peradangan kronis, vasokonstriktor bisa mengurangi peradangan
dengan membatasi aliran darah ke sel dan jaringan tubuh tertentu. Jangan
ragu untuk berkonsultasi dengan dokter seputar masalah vasodilatasi untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.

II. BERKERINGAT
A. Pengertian
Keringat (peluh) adalah cairan yang dibuat oleh kelenjar keringat dan
bekerja untuk menstabilkan suhu inti tubuh. Proses pembentukan keringat
bermula ketika olahraga atau beraktivitas fisik yang menguras tenaga, suhu
tubuh Anda akan meningkat. Pada saat itu, hipotalamus (bagian otak yang
berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh) akan mengirim sinyal kepada sistem
saraf untuk merangsang kelenjar ekrin memproduksi peluh. Nantinya, peluh
yang telah dihasilkan akan keluar melalui pori-pori kulit dan menguap. Suhu
tubuh pun perlahan kembali menjadi normal.
Cairan yang keluar saat tubuh berkeringat itu sebagian besar
diproduksi oleh kelenjar ekrin. Kelenjar ini ditemukan pada hampir seluruh
bagian tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki, dahi, pipi, dan ketiak.
Sementara itu, kelenjar apokrin ditemukan pada area ketiak dan
selangkangan. Peluh yang keluar dari kelenjar ini tak hanya dipicu oleh suhu
tubuh, tapi juga bisa didorong oleh stres, kecemasan, atau hormon yang tak
menentu.
B. Berikut adalah manfaat keringat bagi tubuh, yaitu:
1. Membuang Racun pada Tubuh
Keringat bermanfaat untuk membuang racun dari dalam tubuh.
Keringat dapat membuang berbagai zat keluar dari tubuh, seperti alkohol,
kolesterol, dan garam. Keringat juga dapat menjadi cara potensial untuk
mengeluarkan racun dari tubuh. Para peneliti menyatakan keringat dapat
menjadi metode untuk memantau racun dalam tubuh.
2. Mendorong Hormon Bahagia
Ternyata berkeringat dapat mendorong hormon bahagia yang biasanya
terjadi ketika keringat keluar setelah berolahraga. Gerak badan akan
meningkatkan hormon endorfin yang membuat tubuh menjadi nyaman.
Hormon tersebut dilepaskan oleh tubuh saat melakukan suatu aktivitas
fisik. Hormon tersebut dapat memperbaiki suasana hati dan menurunkan
stres secara alami.
3. Mempercantik Kulit
Salah satu manfaat keringat lainnya yaitu dapat mempercantik kulit.
Ketika seseorang berkeringat, kelenjar keringat akan memproduksi
banyak keringat yang keluar melalui pori-pori kulit. Dengan cara itu,
kotoran yang tersangkut dalam kulit akan keluar bersamaan dengan
keringat, sehingga pori-pori di kulit menjadi bersih. Hal tersebut dapat
terjadi jika kamu tidak berkeringat secara berlebihan. Karena ketika
seseorang berkeringat secara berlebihan atau hiperhidrosis, kondisi
tersebut dapat memicu jamur tumbuh di kulit. Maka dari itu, hindari
meminum minuman yang mengandung kafein, karena dapat memicu
keringat berlebih.
4. Meningkatkan Sirkulasi Darah
Manfaat keringat lainnya adalah dapat meningkatkan sirkulasi darah.
Saat berkeringat tubuh akan mengalami peningkatan detak jantung,
sehingga dapat meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Begitu
pun pada wajah, berkeringat akan dapat membuang racun dan membuat
kulit lebih sehat dibanding sebelumnya.
5. Menurunkan Hormon Kortisol
Keringat juga bermanfaat untuk menurunkan hormon kortisol. Ketika
seseorang mengeluarkan banyak keringat, hal tersebut dapat membantu
tidur seseorang menjadi lebih nyenyak dan lebih bertenaga ketika bangun
tidur. Tidak hanya membuat tubuh menjadi lebih segar, kadar hormon
kortisol yang seimbang dapat membuat kulit wajah lebih cerah.
6. Mengurangi Risiko Batu Ginjal
Dengan berkeringat, otomatis seseorang akan mengurangi risiko
dirinya terkena batu ginjal. Hal tersebut bisa terjadi karena keringat
adalah cara yang efektif untuk mengeluarkan garam dari dalam tubuh dan
mempertahankan kalsium pada tulang. Dengan berkeringat, kamu akan
membatasi akumulasi garam dan kalsium di ginjal dan urine yang
merupakan penyebab batu ginjal. Berkeringat juga dapat membersihkan
tubuh lebih efisien karena tubuh butuh cairan lebih banyak.

C. Kelenjar keringat memiliki beberapa fungsi penting bagi tubuh, yakni:


1. Mempertahankan suhu tubuh
Salah satu fungsi utama kelenjar keringat adalah untuk
mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal dan tidak meningkat
terlalu tinggi. Hal ini karena saat tubuh seseorang mengalami
peningkatan suhu di atas normal (hipertermia), maka ia dapat mengalami
mual, muntah, kram otot, sakit kepala, hingga pingsan.
2. Melumasi kulit dan rambut
Kelenjar keringat memiliki hubungan erat dengan kelenjar minyak di
kulit (kelenjar sebasea). Bersama dengan sebum atau minyak alami kulit,
keringat yang dihasilkan kelenjar keringat berfungsi untuk melumasi dan
melembapkan kulit dan rambut agar tidak kekeringan dan mudah rusak.

Gangguan pada kelenjar keringat biasanya ditandai dengan keringat yang


terlalu banyak atau bahkan tidak berkeringat sama sekali. Beberapa
kondisi atau masalah yang yang dapat menyebabkan tubuh menjadi
banyak berkeringat meliputi:

a) Hiperhidrosis.

b) Hipertiroidisme atau peningkatan hormon tiroid.

c) Gangguan saraf, misalnya cedera saraf tulang belakang, stroke,


dan penyakit Parkinson.

d) Gangguan pada jantung dan paru-paru.


e) Infeksi, seperti tuberkulosis, malaria, dan HIV/AIDS

f) Stroke.

g) Menopause.

h) Diabetes.

Selain itu, sering berkeringat juga bisa disebabkan oleh kehamilan.


Sedangkan tubuh lebih jarang berkeringat atau tidak bisa berkeringat
sama sekali mungkin merupakan tanda dari masalah kesehatan tertentu,
seperti dehidrasi, hipotiroidisme, terbentuknya jaringan parut yang
menutupi kelenjar keringat (misalnya akibat luka bakar berat), kelainan
saraf, hingga kusta.

D. Dampak Berkeringat
Baik setelah olahraga, berada di bawah sinar matahari, ataupun ketika
cuaca sedang panas-panasnya, tubuh kita pasti akan mengeluarkan peluh
atau keringat. Berkeringat merupakan cara alami tubuh untuk menurunkan
temperatur. Berkeringat juga jadi salah satu tanda kalau tubuhmu sehat dan
berfungsi secara normal. Berikut dampak positif dan negatif yang
ditimbulkan dari berkeringat :

E. Dampak Positif Berkeringat


a) Melembabkan kulit
Menurut ahli dermatologi asal New York, Dr. Neal Schultz, MD,
mengungkapkan pada Refinery29 bahwa salah satunya keringat bisa
bekerja sebagai pelembap. Menurut Healthline, keringat terdiri dari dari
zat kimia seperti ammonia, urea, garam, dan gula. Ketika temperatur
tubuhmu meningkat, kelenjar keringat akan melepas air ke permukaan
kulit. Air yang menguap akan mendinginkan kulit dan darah di balik
kulitmu.
b) Membunuh bakteri jahat
Seorang ahli dermatologi bernama Whitney Bowe mengatakan pada
laman The Thirty bahwa keringat gak cuma bantu menurunkan
temperatur tubuh. Selain amonia, urea, garam, dan gula, keringat juga
mengandung dermcidin yang bekerja layaknya
antibiotik. Dermcidin merupakan sejenis peptide antimikroba yang akan
keluar lewat kelenjar keringat dan menyelimuti kulit. Ini menjadi
semacam lapisan perlindungan bagi kulit dari infeksi akibat serangan
mikroba dan kuman berbahaya.

F. Dampak Negatif Berkeringat


Kalau tubuh dibiarkan berkeringat terlalu lama, dampaknya bisa
negatif. Selengkapnya, yuk ikuti infonya di bawah ini.
1. Muncul Ruam-Ruam di Kulit
Keringat berlebih di kulit bisa menyebabkan iritasi. Sehingga
bisa memicu munculnya ruam-ruam kulit dan gatal. Kalau keringat
tak segera dibersihkan, bakteri dan jamur bisa bersarang dan
berkembang baik sehingga menyebabkan alergi pada kulit.
2. Memicu Munculnya Jerawat
Memakai baju kotor yang penuh keringat terlalu lama, kotoran
akan makin banyak menumpuk di kulit. Dampaknya bisa menutup
pori-pori kulit. Kalau pori-pori tersumbat, kulit jadi rentan
mengalami jerawat.
3. Bisa Menyebabkan Keputihan
Tidak segera mengganti celana dalam atau celana olahraga
setelah berkeringat, maka kamu bisa berisiko mengalami keputihan.
Tapi tenang saja, hal ini bisa disiasati dengan memilih celana dalam
atau celana yang longgar dari bahan yang bisa menyerap keringat
dengan baik.
4. Menyebabkan Bau Kaki
Wah, kalau pakai sepatu pastikan kakimu masih dalam keadaan
bersih ya. Kaki yang berkeringat dalam waktu lama bisa
menyebabkan bau yang tak sedap. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh
infeksi jamur di jari-jari kaki.
5. Bau Badan
Dampak yang satu ini termasuk yang paling umum. Keringat
berlebih bisa jadi tempat bersarang dan berkembang biaknya bakteri.
Akibatnya, badan jadi menimbulkan bau yang tidak sedap.
6. Kulit Jadi Lecet
Perhatikan area paha, ketiak, dan di bawah payudara. Jangan
sampai keringat berlebih dibiarkan terlalu lama di area tersebut.
karena bisa membuat area kulit tersebut jadi lecet atau teksturnya
berubah jadi kasar.

III. PROSES PENURUNAN PEMBENTUKAN PANAS


Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan
panas yang dikeluarkan oleh tubuh. Suhu tubuh normal pada manusia adalah 36o C
- 37o C. Suhu tubuh sedikit bervariasi dalam olahraga dan pada suhu lingkungan
yang ekstrim, karena mekanisme pengaturan suhu tidak 100% efektif. Suhu
ruangan juga sangat mempengarui penurunan suhu tubuh dan proses hilangnya
panas pada tubuh. Apabila ruangan / lingkungan yang panas maka proses radiasi
dan konduksi menurun serta evaporasi tidak terjadi sebab evaporasi sangat di
pengaruhi oleh faktor kelembaban udara. Apabila kelembaban udara meningkat
maka evaporasi berkurang selain itu emosi yang tinggi dan stress dapat
mempengaruhi suhu tubuh stimulasi sistem saraf simpatis dapat memproduksi
epinephrin dan norepinephrin yang akan meningkatkan aktifitas metabolik dan
produksi panas (Potter,2005).
Pembentukan panas dalam tubuh, panas secara terus menerus dibentuk
sebagai hasil metabolism dan dilepaskan ke lingkungan. Jika kecepetana
pembentukan panas sama dengan kehilangan panas maka terjadilah keseimbangan
panas. Jika pembentukan atau kehilangan panas melewati keseimbangan maka
akan terjadi peningkatan atau penurunan suhu tubuh.
Pada pembuangan panas tubuh yang mengakibatkan adanya penurunan suhu tubuh
sebagi berikut;
1. Radiasi
Kehilangan dalam bentuk gelombang panas infra merah, suatu jenis
gelombang elektromagnetik. Gelombang panas juga dipancarkan dari
dinding dan benda-benda lain ke tubuh. Jika suhu tubuh lebih besar dari
suhu lingkungan, kuantitas panas yang dipancarkan keluar dari tubuh lebih
besar dari yang dipancarkan ke tubuh.
2. Konduksi
Pada konduksi di mana pemindahan panas secara langsung dari satu
objek ke objek lain. Agar terjadi konduksi, kedua objek harus berbeda suhu
dan saling kontak, seperti permukaan tubuh kehilangan atau memperoleh
panas melalui kontak langsung dengan air atau udara.
3. Konveksi
Pada konveksi di mana pemindahan panas melalui gas atau cairan
yang bergerak seperti, udara sejuk dekat tubuh dipanasi kemudian dibawa
pergi oleh aliran udara sedangkan tempat yang ditinggalkan diisi udara sejuk
lagi dan seterusnya berulang.
4. Evaporasi
Pada evaporasi di mana proses ini adalah penguapan, setiap 1 gr air
yang berevaporasi maka 0,58 kalori hilang dari permukaan tubuh. Air
berevaporasi secara insensible dari kulit dan paru dengan kecepatan 600
ml/hr atau dengan kata lain terjadi kehilangan panas secara terus menerus
dengan kecepatan 16 kalori/jam.

Mekanisme Penurunan Suhu:


1. Vasodilatasi
Disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus
posterior, pada vasodilatasi penuh akan meningkatkan kecepatan
pemindahan panas ke kulit 8x lipat.
2. Penuruan pembentukan panas
Mekanisme yang menyebabkan pembentukan panas berlebihan,
seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat dengan kuat (Anochie,
2013).

Mekanisme Peningkatan Suhu:


1. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh disebabkan oleh rangsangan pusat
simpatis hipotalamus post.
2. Piloereksi adalah rangsangan simpatis menyebabkan otot erector pili
berkontraksi sehingga terbentuk lapisan tebal (isolator udara) sehingga
terjadi pemindahan panas ke lingkungan lebih ditekan.

IV. HIPOTERMI
A. Definisi
Guyton mengatakan pengaturan suhu tubuh hampir seluruhnya
dilakukan oleh mekanisme umpan balik saraf, dan hampir semua mekanisme
ini bekerja melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hipotalamus.
Mekanisme umpan balik ini akan bekerja membutuhkan detector suhu,
untuk menentukan bila suhu tubuh terlalu panas atau dingin. Panas akan
terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil sampingan metabolisme
dan panas tubuh juga secara terus menerus dibuang ke lingkungan sekitar
(Mubarokah, 2017).
Hipotermi terjadi karena terpapar dengan lingkungan yang dingin
(suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah) (Depkes RI,
2009). Hipotermi adalah suatu keadaan suhu tubuh dibawah 36.6 oC (Majid,
Judha & Istianah, 2011). Hipotermi juga terjadi karena kombinasi dari
tindakan anestesi dan tindakan operasi yang dapat menyebabkan gangguan
fungsi dari pengaturan suhu tubuh yang akan menyebabkan penurunan suhu
inti tubuh (core temperature) (Yulianto & Budiono, 2011).

B. Batasan suhu
Batasan suhu normal menurut Tamsuri (2007) adalah sebagai berikut
(Mubarokah, 2017) :
1. Bayi: 37,5 oC
2. Anak: 36,7-37 oC
3. Dewasa: 36,4 oC
4. >70 tahun 36 oC

C. Klasifikasi hipotermi
Menurut O’Connel et al. (2011), hipotermi dapat diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu:
1) Ringan
Suhu antara 32-35°C, kebanyakan orang bila berada pada suhu ini
akan menggigil secara hebat, terutama di seluruh ekstremitas. Bila suhu
lebih turun lagi, pasien mungkin akan mengalami amnesia dan disartria.
Peningkatan kecepatan nafas juga mungkin terjadi.
2) Sedang
Suhu antara 28–32°C, terjadi penurunan konsumsi oksigen oleh
sistem saraf secara besar yang mengakibatkan terjadinya hiporefleks,
hipoventilasi, dan penurunan aliran darah ke ginjal. Bila suhu tubuh
semakin menurun, kesadaran pasien bisa menjadi stupor, tubuh
kehilangan kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh, dan adanya risiko
timbul aritmia.
3) Berat
Suhu <28°C, pasien rentan mengalami fibrilasi ventrikular, dan
penurunan kontraksi miokardium, pasien juga rentan untuk menjadi
koma, nadi sulit ditemukan, tidak ada refleks, apnea, dan oliguria. ar obat
anestesi benar-benar hiperbarik pada semua pasien maka baritas paling
rendah harus 1,0015 gr/ml. pada suhu 37o C, contoh : Bupivacain 0,5 %.

V. FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN SUHU TUBUH


Inilah beberapa penyebab suhu tubuh rendah, antara lain:
1. Terlalu lama berada di tempat yang sangat dingin
2. Menggunakan pakaian yang tipis saat cuaca dingin
3. Terlalu lama berada di dalam air
4. Terlalu lama menggunakan pakaian yang basah
5. Faktor usia, biasanya suhu badan rendah atau hipotermia sering dialami oleh
bayi dan lansia.
Faktor Risiko Hipotermia :
1. Beraktivitas terlalu lama di tempat yang dingin, seperti mendaki gunung
atau berenang.
2. Mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kedua kebiasaan
tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga tubuh akan
melepaskan panas yang tinggi dari permukaan kulit.
3. Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan.
4. Pengaruh penyakit tertentu yang memengaruhi pengendali suhu tubuh,
seperti anoreksia nervosa, stroke, dan hipotiroidisme.
5. Penyakit yang memengaruhi memori, misalnya penyakit Alzheimer, karena
tidak sadar sedang kedinginan atau tidak paham apa yang harus dilakukan.
6. Usia bayi dan manula, akibat kemampuan mengendalikan temperatur tubuh
yang belum sempurna pada bayi dan menurun pada manula.
Penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam
waktu yang lama tanpa perlindungan yang cukup, misalnya akibat:
1. Berada terlalu lama di tempat dingin.
2. Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama.
3. Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu cukup lama.
4. Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan lansia.
5. Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung.

VI. USAHA MENINGKATKAN SUHU TUBUH YG TURUN


Mekanisme kehilangan panas adalah vasodilatasi, keringat dan hambatan
produksi panas. Jika hipotalamus mendetaksi adanya penurunan suhu tubuh
dibawah titik pengaturan, tubuh akan memulai mekanisme konversi panas yaitu
dengan cara vasokontriksi untuk mengurangi aliran darah ke kulit dan ekstrimitas.
Mekanisme pengeluaran panas termasuk berkeringat, vasodilatasi
(pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi
kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas.
Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set-point,
mekanisme konservasi panas bekerja. Vasokontriksi (penyempitan) pembuluh
darah mengurangi aliran darah ke kulit dan ekstremitas. Kompensasi produksi
panas distimulasi melalui kontraksi otot volunteer dan getaran (menggigil) pada
otot. Bila vasokontriksi tidak efektif dalam pencegahan tambahan pengeluaran
panas, tubuh mulai menggigil. Lesi atau trauma pada hipotalamus atau korda
spinalis, yang membawa pesan hipotalamus, dapat menyebabkan perubahan yang
serius pada kontrol suhu
Hipotalamus posterior merupakan pusat pengaturan suhu tubuh yang bekerja
pada keadaan dimana terdapat penurunan suhu tubuh.Hipotalamus posterior akan
mengeluarkan impuls eferen sehingga pembentukan panas ditingkatkan dengan
meningkatnya metabolisme dan aktivitas otot rangka dengan menggigil.
Disamping melalui pengaturan dihipotalamus. Proses pemindahan energi panas ,
baik masuk kedalam tubuh maupun hilang melalui kulit dan dapat terjadi dengan
beberapa cara yaitu : konduksi , konveksi , radiasi dan evaporasi
1. Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya lebih
tinggi ke obyek lain dengan jalan kontak langsung. Panas yang dibuang
dengan cara konduksi ini yaitu dari permukaan tubuh ke obyek lain .
2. Konveksi adalah pergerakan udara dalam jumlah kecil, konveksi hampir
selalu terjadi disekitar tubuh dikarenakan oleh kecenderungan udara yang
dekat dengan kulit bergerak ke atas waktu udara tersebut dipanasi .
3. Radiasi adalah pemindahan panas melalui radiasi elektromagnetik
inframerah dari suatu benda yang lain dengan suhu yang berbeda tanpa
mengalami kontak ke dua.
4. Evaporasi adalah pengalihan panas dari bentuk cair menjadi uap . Manusia
kehilangan sekitar 9 x 10 kalori / gram melalui penguapan paru-paru.
Penguapan air melalui kulit paru-paru disebut penguapan insisibel karna
dapat terkontrol
TUGAS ANATOMI FISIOLOGI
“Mekanisme Peningkatan Suhu Tubuh”

DOSEN PEMBIMBING
Arfina, S. Kep. Ns., S. Tr. Keb., M. Kes

Disusun Oleh:
1. Reza Rezita Ayu Fitriyani (P1337424521024)
2. Dina Ratih Pramesti Nur Aisya (P1337424521025)
3. Irma Melinda (P1337424521026)
4. Ashiila Fauziyyah Sadiida (P1337424521027)
5. Delta Mawardi (P1337424521029)
6. Silwi Kusuma Juwitasari (P1337424521030)
7. Nafisa Yasmin Suseno (P1337424521031)
8. Fatimatul Tazkia Ika Dewi (P1337424521032)
9. Ferlin Afrilia (P1337424521033)
10. Puji Lestari (P1337424521034)
11. Ulfa Estriana Salsabila (P1337424521035)
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG DAN PROFESI
BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
KAMPUS V MAGELANG
2021/2022

Bagaimana Proses  Terjadinya Peningkatan suhu Tubuh?

Pada demam, peningkatan suhu tubuh dipicu oleh zat pirogen yang menyebabkan pelepasan
prostaglandin E2 (PGE2) yang pada gilirannya memicu respon balik sistemik keseluruh tubuh
menyebabkan efek terciptanya panas guna menyesuaikan dengan tingkat suhu yang baru. Jadi
pusat pengatur suhu yang letaknya di hipotalamus sesungguhnya seperti termostat. Jika titik
pengatur dinaikkan, maka tubuh menaikkan suhu dengan cara memproduksi panas dan
menahannya di dalam tubuh. Panas ditahan dalam tubuh dengan cara vasokonstriksi pembuluh
darah. Jika dengan cara di atas suhu darah di dalam otak tidak cukup untuk menyesuaikan
dengan pengaturan baru yang ada di hipotalamus, maka tubuh akan menggigil dalam rangka
untuk memproduksi panas lebih banyak lagi. Ketika demam berhenti dan pusat pengaturan suhu
di hipotalamus disetel lebih rendah, maka berlaku proses sebaliknya dimana pembuluh darah
akan bervasodilatasi sehingga banyak dikeluarkan keringat. Panas badan selanjutnya dilepas
bersama dengan penguapan keringat.

Pada hipertermia, pusat pengaturan suhu dalam batas normal yang berarti bahwa tidak ada upaya
hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh. Akan tetapi, tubuh kelebihan panas akibat dari
retensi dan produksi panas yang tidak diinginkan.

Penyebab Peningkatan Suhu Tubuh

Penyebab dari suhu tubuh meningkat tergantung dari jenisnya. Pada demam, penyebab yang
paling sering adalah infeksi bakteri atau virus seperti influenza, pilek, HIV, malaria,
gastroenteritis; berbagai radang kulit seperti borok, jerawat, abses; penyakit-penyakit imunologi
seperti lupus eritematosus, sarkoidosis; kerusakan jaringan yang dapat terjadi pada pembedahan,
hemolisis, perdarahan serebral; obat-obatan baik secara langsung seperti obat-obat progesteron,
kemoterapi atau sebagai efek samping obat seperti obat antibiotik, atau akibat penghentian obat
seperti pada orang yang ketagihan heroin; kanker seperti penyakit hodgkin; penyakit metabolik
seperti gout, forforia; serta proses tromboemboli seperti emboli paru dan trombosis vena dalam
(DVT).

Sementara itu, pada hipertermia peningkatan suhu tubuh disebabkan karena paparan panas
lingkungan (heat stroke), obat-obatan, dan pemakaian alat proteksi diri. Heat stroke dapat terjadi
akibat dari regangan fisik pada hari yang sangat panas. Minum terlalu sedikit, minum alkohol
dan kondisi AC yang kurang juga dapat menyebabkan Heat stroke. Penyebab Heat
stroke lainnya adalah medikasi, yaitu obat-obat yang dapat mengurangi vasodilatasi, keringat
dan mekanisme-mekanisme kehilangan panas lainnya seperti obat-obat antikolinergi,
antihistamin dan deuretik.

Hipertermia juga dapat disebabkan karena obat-obat yang menyebabkan produksi panas internal
berlebihan. Berbagai macam medikasi psikotropik seperti selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRIs), monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), dan tricyclic antidepressants.
Berbagai obat terlarang seperti amfetamin, kokain, PCP, LSD dan MDMA dapat menyebabkan
hipertermia sebagai efek samping. Obat-obat anestesi seperti halotane atau reaksi terhadap obat
paralitik (succinylcholine) dapat menyebabkan hipertermia malignan yaitu satu hipertermia yang
jarang terjadi akibat kondisi genetik tapi dapat berakibat fatal.

Pemakaian alat proteksi diri pada pekerja industri, personel militer dan petugas pertolongan
pertama juga dapat menyebabkan hipertermi. Pada kondisi tersebut, hipertermi terjadi karena
penguapan yang terganggu serta meningkatnya tahanan panas di dalam alat proteksi diri.
Pengaturan termoregulasi yang normal (berkeringat) pada saat mereka menjalankan aktivitasnya
menjadi tidak efektif karena pada waktu yang sama mereka terus melakukan aktivitas fisik.
Kondisi ini diperparah dengan peningkatan lama waktu bekerja, peningkatan suhu dan kadar
kelembaban lingkungan serta paparan langsung dengan sinar matahari.

Penyebab lain hipertermi tetapi sangat jarang adalah tirotoksikosis, dan adanya tumor kelenjar
adrenal yang disebut pheochromocytoma, keduanya dapat menyebabkan produksi panas.
Kerusakan sistem saraf pusat seperti pendarahan otak, status epileptikus dan berbagai kerusakan
hiotalamus juga dapat menyebabkan hipertermi.
Dampak Peningkatan Suhu Tubuh

Akibat suhu tubuh meningkat, seseorang akan mengalami kelesuhan (lethargy), mengantuk, dan
depresi. Bisa juga timbul kebingungan, rasa bermusuhan atau gejala intoksikasi. Apabila terjadi
dehidrasi dapat menyebabkan mual, muntah, pusing kepala dan tekanan darah menurun. Hal ini
berakibat pusing atau bahkan pingsan. Dapat juga ditemukan takikardia dan takipneu. Pada anak-
anak sering mengalami kejang. Pada akhirnya organ tubuh dapat gagal sehingga berakibat tidak
sadar bahkan kematian

Manfaat

Terlepas dari dampak yang ditimbulkan, peningkatan suhu tubuh sesungguhnya bermanfaat bagi
pertahanan tubuh manusia terutama bila diketahui bahwa penyebab dari peningkatan suhu tubuh
adalah infeksi. Meskipun masih kontroversial, ada keyakinan bahwa suhu dapat mempercepat
reaksi immunologis sehingga akan menghambat beberapa kuman patogen. Disamping itu, suhu
yang tinggi juga menyebabkan lingkungan yang tidak kondusif bagi kuman. Sel darah putih juga
berproliferasi lebih cepat sehingga membantu melawan kuman-kuman patogen dan mikroba
yang masuk ke dalam tubuh.

Manajemen

Peningkatan suhu tubuh karena demam, tidak harus ditangani. Demam sebenarnya merupakan
sinyal penting yang mengindikasikan bahwa di dalam tubuh ada masalah, apalagi bila
disebabkan karena infeksi. Namun bila suhu terus meningkat (di atas 42 °C), kerusakan sel dapat
terjadi. Pada kondisi demikian, suhu tubuh harus diturunkan untuk mencegah terjadinya
penurunan kesadaran atau kematian.

Untuk mencegah terjadinya kondisi yang membahayakan akibat suhu tubuh yang tinggi perlu
diperhatikan faktor penyebabnya. Bila penyebabnya infeksi, penggunaan antibiotik akan sangat
efektif untuk menurunkan suhu tubuh. Bila penyebabnya obat, pemberian harus dihentikan dan
perlu diberikan obat lain yang memiliki aksi berlawanan.
Disamping mengatasi faktor penyebab, prinsip-prinsip pelepasan kelebihan panas tubuh melalui
mekanisme konduksi, konveksi, radiasi, atau evaporasi perlu dilakukan. Pada lingkungan yang
panas, tindakan pendinginan pasif seperti istirahat ditempat yang teduh dan sejuk dapat
mengurangi panas tubuh. Demikin juga penggunaan AC dapat sangat membantu. Tindakan
pendinginan aktif seperti melakukan kompres dingin di beberapa bagian tubuh seperti dahi,
leher, dan ketiak juga dapat memperbaiki suhu tubuh ke rentang normal. Banyak minum dan
menghidupkan kipas angin atau AC kering dapat mengefektifkan evaporasi keringat. Berendam
air hangat (tepid water) atau air dingin (cool water) dapat membuang panas dengan segera. Tapi
jangan menggunakan air yang sangat dingin (cold water) karena justeru menyebabkan
vasokonstriksi di kulit yang justeru menghambat pembuangan panas.

Medikasi

Untuk medikasi, antipiretik ibuprofen cukup efektif dalam mengurangi demam pada anak-anak.
Obat ini lebih efektif dibanding dengan parasetamol (asetaminofen) maupun aspirin. Oleh
karena itu kedua obat ini tidak dianjurkan sebagai antipiretik pada anak-anak atau para remaja,
terlebih keduanya berhubungan dengan Reye’s Syndroma yang dapat menyebabkan kerusakan
otak dan hati, dan bahkan kematian

1. VASOKONSTRIKSI

Vasokonstriksi (disebut juga vasospasme) adalah pengecilan lumen pembuluh darah.


Vasokonstriksi adalah mekanisme normal pembuluh darah. Vasokonstriksi terjadi pada kondisi
penurunan tekanan darah, berkurangnya panas tubuh pada suhu dingin dan untuk melindungi
tubuh dari kehilangan darah atau cairan. Meskipun begitu, ada kondisi vasokonstriksi bukan lagi
kondisi fisiologis sehangga menyebabkan peningkatan tekanan darah dan nyeri kepala,
Disebabkan oleh rangsangan pusat simpatis hipotalamus posterior.

Mekanisme vasokonstriksi :

Pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, sehingga keringat hampir
dihentikan dan hilangnya panas dibatasi. Dengan pengendalian ini pelepasan panas ditambah
atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pengaturan suhu pada kulit serta pelepasan panas
ditentukan oleh aliran darah yang terdapat pada kulit. arteri dapat kontruksi(mengerut) dan
dilatasi(membesar) untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah.

2. PILOEREKSI

Rambut berdiri pada akarnya. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erector pili yang melekat
ke folikel rambut berkontraksi, yang menyebabkan rambut berdiri tegak. Berdirinya rambut
memungkinkan untuk membentuk lapisan tebal isolator udara bersebelahan dengan kulit
sehingga pemindahan panas ke lingkungan sangat ditekan.

Mekanisme piloereksi:

Orang-orang cenderung merinding selama situasi emosional, seperti berjalan sendiri di


kegelapan, berdiri di podium mendengarkan lagu kebangsaan setelah menang dalam olahraga,
atau bahkan hanya menonton film horor di televisi.

Semua itu adalah situasi tidak normal yang memicu pelepasan hormon stres yang disebut
adrenalin, di bawah sadar. Adrenalin diproduksi di dalam dua kelenjar kecil seperti kacang yang
berada di atas ginjal.

Fungsi adrenalin ini tidak hanya menyebabkan kontraksi otot kulit, tetapi juga mempengaruhi
banyak reaksi tubuh lainnya.Adrenalin dilepaskan saat kita merasa kedinginan atau takut, tetapi
juga saat kita sedang stres dan merasakan emosi yang kuat, seperti marah atau gembira.

Tanda-tanda pelepasan adrenalin lainnya adalah keluarnya air mata, telapak tangan berkeringat,
tangan gemetar, tekanan darah meningkat, jantung berdebar kencang, atau perasaan seperti kupu-
kupu berterbangan di perut.

Ilmuwan Harvard menemukan alasan di balik merinding ini lebih jauh lagi. Jenis sel yang
menyebabkan merinding ternyata juga penting untuk mengatur sel induk yang meregenerasi
folikel rambut dan rambut.

Di bawah kulit, otot yang berkontraksi untuk membuat merinding diperlukan untuk
menjembatani koneksi saraf simpatis ke sel induk folikel rambut. Saraf simpatis bereaksi
terhadap dingin dengan mengontrak otot dan menyebabkan merinding dalam jangka pendek.
Dengan mendorong aktivasi sel induk folikel rambut, akan memicu pertumbuhan rambut baru
dalam jangka panjang.

3. PENINGKATAN PEMBENTUKAN PANAS

Pembentukan panas oleh sistem metabolism meningkatkan dengan:

a. Menggigil
b. Rangsang simpatis pembentukan panas
c. Sekresi tiroksin

MEKANISME KEHILANGAN PANAS TUBUH

DosenPengajar
Arfiana,S.Kep.Ns.,S.Tr.Keb.,M.Kes

Disusun oleh
Anisah Muna Almas P1337424521045
Anisa Nur Chasanah P1337424521037
Dewi Patriotul Kamal P1337424521043
Indri Raflesia P1337424521040
IzfinaMaliyya P1337424521042
Laila Rizkiasari P1337424521039
Putri Hamidah P1337424521044
Revita Sinta Dewi P1337424521038
Syafira Maharani P1337424521041
Tiara Larasati Nandito P1337424521046
Wulandari P1337424521036

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


TAHUN 2021/2022

Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh


A. RADIASI
Radiasi adalah energi yang bergerak dalam bentuk gelombang atau partikel kecil dengan
kecepatan tinggi. Secara alami, radiasi ada pada sinar matahari. Sedangkan, radiasi yang dibuat
manusia berada dalam bentuk sinar-x, senjata nuklir, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan
pengobatan kanker.

Radiasi ada dua jenis:

1.Radiasi ion

Radiasi ion dapat mempengaruhi atom yang terdapat dalam makhluk hidup, sehingga paparan
radiasi ion ini dapat menimbulkan risiko kesehatan dengan merusak jaringan dan DNA dalam
gen. Dengan cara merusak DNA dalam sel tubuh inilah bagaimana radiasi ion dapat
menyebabkan kanker.
Radiasi ion dapat menyebabkan kematian atau kelainan pada sel, dalam waktu sementara
maupun permanen. Paparan radiasi dalam jumlah besar dapat menyebabkan penyakit bahkan
kematian dalam hitungan jam atau hari. Tanda-tanda Anda terkena penyakit akibat radiasi adalah
mual, lemas, rambut rontok, kulit terbakar, dan berkurangnya fungsi organ. Radiasi ion juga
dapat menyebabkan mutasi pada gen Anda, sehingga Anda dapat menurunkannya kepada anak
Anda. Radiasi ion ini dapat ditemukan dalam unsur-unsur radioaktif, partikel kosmik dari luar
angkasa, dan mesin sinar-x.

2.Radiasi non-ion

Berbeda dengan radiasi ion, radiasi non-ion tidak mampu untuk memindahkan elektron atau
mengionisasi atom atau molekul, sehingga radiasi ini tidak sebahaya radiasi ion. Radiasi ini juga
memiliki frekuensi yang jauh lebih rendah dari radiasi ion, sehingga mungkin tidak dapat
membahayakan kesehatan. Namun, teori lain mengatakan bahwa paparan radiasi non-ion dalam
frekuensi tinggi dan cukup kuat juga dapat menyebabkan masalah yang serius.
Hipotermi merupakan suatu keadaan dimana tubuh bayi mengalami penurunan suhu tubuh
dibawah 36oC Celsius yang pada akhirnya menyebabkan trauma dingin pada bayi baru lahir dan
mengakibatkan kesakitan bahkan kematian. Hipotermi berkaitan erat dengan proses metabolisme
dan pertambahan pemakaian energi. Suhu normal bayi baru lahir adalah 36oC-37oC (suhu
aksila) dan 36,5oC-37,5oC (suhu rectal).Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena
terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau
basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian.

a. Tanda-tanda hipotermi sedang (stress dingin)


Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah, waktu timbulnya kurang dari 2 hari, suhu tubuh
32oC – 36,4oC, gangguan nafas, denyut jantung kurang dari 100 kali permenit, malas minum
dan letargi.

b. Tanda-tanda hipotermi berat (cedera dingin)

Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah, waktu timbulnya kurang dari 2 hari, suhu tubuh
<32oC, tanda lain hipotermi sedang, kulit teraba keras dan nafas pelan serta dalam.

c. Tanda-tanda suhu tubuh tidak stabil (dugaan sepsis)

Tidak terpapar dengan dingin atau panas yang berlebihan, suhu tubuh berfluktuasi antara 36oC –
39oC meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil dan fluktuasi terjadi sesudah periode suhu
stabil.

Manajemen hipotermi berat terdiri dari : segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang
telah dinyalakan sebelumnya, bila mungkin. Gunakan inkubator atau ruangan hangat bila perlu.
Bila menggunakan cara lain untuk menghangatkan bayi (misalnya botol air panas), pastikan kulit
bayi tidak menyentuh langsung karena bisa menyebabkan luka bakar. Pastikan juga sumber
panas sudah diganti sebelum mulai dingin. Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri
pakaian yang hangat, pakai topi dan selimut hangat. Hindari paparan panas yang berlebihan.

Bila bayi dengan gangguan nafas (frekuensi nafas lebih dari 60 atau kurang dari 30 kali
permenit), penanganan berbeda. Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rawatan
dan pipa infus tetap terpasang di bawah pemancar panas untuk menghangatkan cairan. Periksa
kadar glukose darah, bila kadar glukose darah kurang 45 mg/dL, tangani hipoglikemia. Nilai
tanda kegawatan pada bayi (misalnya gangguan nafas, kejang atau tidak sadar) setiap jam dan
nilai juga kemampuan minum tiap 4 jam sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal.

Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai dengan yang disebutkan dalam penanganan
kemungkinan besar sepsis. Anjurkan ibu menyusui bayi segera setelah bayi siap, bila bayi tidak
dapat menyusu, beri ASI perah dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian
minum. Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI perah
begitu suhu bayi mencapai 35oC. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak
0,5oC/ jam, berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu
bayi setiap 2 jam. Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan
setiap jam.Setelah suhu tubuh bayi normal, lakukan perawatan lanjutan untuk bayi, pantau bayi
selama 12 jam dan ukur suhu tubuhnya setiap 3 jam. Pantau bayi selama 24 jam setelah
penghentian antibiotika. Bila suhu bayi tetap dalam batas normal dan bayi minum dengan baik
dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan dan beri penkes
kepada ibu bagaimana cara menjaga bayi agar tetap hangat selama di rumah…

Seberapa parah dampak yang dapat Anda alami dari radiasi adalah tergantung dari seberapa
banyak tubuh Anda menyerap radiasi dari sumbernya. Berikut ini merupakan hal yang dapat
Anda kontrol untuk meminimalkan paparan radiasi.

1. Jaga jarak dari sumber radiasi

Semakin Anda dekat dengan sumber radiasi, maka paparan radiasi yang dapat Anda terima
semakin besar. Sebaliknya, jika jarak Anda semakin jauh dari sumber radiasi, maka radiasi yang
Anda terima jauh lebih sedikit.

2. Mengurangi durasi terhadap paparan radiasi

Sama seperti jarak, waktu Anda yang semakin lama saat terpapar radiasi, memungkinkan tubuh
Anda menyerap radiasi yang lebih banyak. Sehingga, waktu Anda terpapar radiasi harus dibatasi
seminimal mungkin.

3. Mengurangi kesempatan ion radiasi untuk bergabung ke dalam tubuh

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi kalium iodida (KI) segera setelah terpapar
radiasi. Kalium iodida ini dapat membantu melindungi tiroid dari radiasi. Mengapa tiroid?
Radiasi berdampak langsung pada kelenjar tiroid, sehingga merusak kemampuan kelenjar tiroid
untuk memproduksi iodium, di mana iodium sebagai zat yang sangat dibutuhkan untuk
membentuk DNA yang sehat, fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, keseimbangan hormon,
serta kesehatan jantung.
Sehingga, konsumsi kalium iodida dapat membantu melawan dampak radioaktif iodium. Kalium
iodida mungkin efektif dalam membantu mengurangi paparan radiasi dengan cara mengurangi
akumulasi dan simpanan racun radioaktif dalam tiroid. Konsumsi kalium iodida juga dapat
mengurangi risiko berkembangnya kanker tiroid.

4. Menggunakan pelindung

Pelindung yang dimaksud di sini adalah menggunakan bahan penyerap untuk menutupi reaktor
atau sumber radiasi lainnya, sehingga pancaran radiasi ke lingkungan dapat berkurang.
Pelindung biologis ini bervariasi efektivitasnya, tergantung dari materi yang digunakan untuk
menghamburkan dan menyerap radiasi.

B. KONDUKSI

Konduksi /merambat
Konduksi adalah kehilangan panas pada tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, timbangan, tempat tidur yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi
diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh:
- Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL

C. KONVEKSI

Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara dingin dari
kipas angin, hembusan udara dingin melalui ventilasi / pendingin ruangan.

Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
- Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin

D. EVAPORASI
Evaporasi adalah proses perubahan di dalam benda cair menjadi gas (penguapan). Evaporasi
terjadi karena proses perubahan molekul dalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Hal
tersebut bisa dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas
dengan volume yang signifikan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), evaporasi adalah proses yang terjadi apabila
jumlah molekul yang keluar dari permukaan lebih besar daripada jumlah yang kembali ke
permukaan air. Sedangkan dalam kimia, evaporasi merupakan proses perubahan zat cair menjadi
gas atau uap air (penguapan).

Pengertian Evaporasi Menurut Para Ahli:

Menurut Lakitan (1994), evaporasi adalah suatu proses penguapan air yang berasal dari
permukaan bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air.
Menurut Robert B. long (1995), evaporasi adalah sebagai proses penguapan daripada liquid
(cairan) dengan penambahan panas.

Menurut Warren L. Mc Cabe (1999), evaporasi (penguapan) adalah perpindahan kalor ke


dalam zat cair yang dapat mendidih. Panas tersebut dapat disuplai dengan macam-macam cara,
baik secara alami dan penambahan steam.

Proses evaporasi ini selalu terjadi setiap hari karena merupakan siklus bumi yang akan terus
berjalan. Misalnya saja dari air di danau, sungai, genangan, tetesan air, air laut, dan sebagainya.
Hal yang mempengaruhi proses ini adalah sinar matahari. Saat terkena sinar matahari, air yang
ada di bumi akan mengalami penguapan dan berkumpul di atmosfer bumi. Itulah beberapa arti
dari evaporasi jika dijabarkan.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya proses evaporasi:

1. Perbedaan tekanan uap


Laju molekul air meninggalkan permukaan air akan tergantung pada tekanan uap dari zat cair,
begitu juga dengan laju molekul air yang bergantung pada tekanan uap di udara. Dengan
demikian, evaporasi tergantung pada perbedaan antara tekanan uap air dan zat cair dengan
tekanan uap air dari udara d atas permukaan air.

2. Suhu Udara
Laju emisi dari molekul air dipengaruhi oleh perubahan suhu. Suhu yang tinggi akan membuat
energi dari molekul semakin membesar dan laju emisi juga akan ikut membesar. Hal tersebut
bisa dibuktikan dengan percobaan memanaskan air dengan hasil evaporasi akan meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu di permukaan air. Evaporasi pada dasarnya memerlukan
energi panas yang diperoleh dari radiasi matahari.

3. Angin
Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap lahu evaporasi. Semakin tinggi kecepatan angin
maka laju erosi juga semakin besar pula.

4. Tekanan Atmosfer
Jumlah molekul udara per-satuan volume meningkat seiring dengan adanya perubahan tekanan.
Semakin tinggi tekanan akan memudahkan molekul air masuk ke dalam air. Oleh karena itu
evaporasi menurun seiiring dengan meningkatnya tekanan udara.

5. Kualitas Air
Laju evaporasi air garam umumnya lebih kecil dibandingkan wilayah air tawar, hal ini juga
berkaitan dengan kenaikan massa beberapa jenis air.

6. Permukaan Bidang Evaporasi


Faktor yang telah disebutkan diatas merupakan faktor yang mempengaruhi evaporasi dari
permukaan air bebas (free water surface). Sedangkan evaporasi tanah vegetasinya dipengaruhi
oleh faktor yang sama tapi ada pertimbangan khusus, yaitu keadaan tanah dan vegetasi.
Proses terjadinya evaporasi

Selain penjabaran di atas, contoh sederhana dalam proses evaporasi ini adalah terjadinya hujan.
Dalam siklus sebelum terjadi hujan, ada proses evaporasi yang turut berperan di dalamnya.
Pertama, air yang ada di bumi akan mengalami penguapan atau evaporasi, kemudian
mengumpullah menjadi awan. Setelah itu, barulah awan ini akan menjatuhkan tetes-tetes air
berupa hujan tersebut ke bumi. Begitu seterusnya.

Mencegah Kehilangan Panas

1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks


Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk
basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di atas perrut ibu.

2. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan dan usahakan ke dua bahu bayi menempel di
dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit
lebih rendah dari puting payudara ibu.

3. Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi


Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala
bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas
jika bagian tersebut tidak tertutup.

4. Jangan segera memandikan bayi baru lahir


Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak kurang dari 6 jam setelah lahir dan
setelah kondisi stabil. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat
menyebabkan hipotermi yang sangat membahayakan kesehatan BBL

5. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat


Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya BBL ditempat tidur yang sama dengan
ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu
agar segera menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi
Suhu bayi normal adalah 36,5 0C – 36.5 0C. Hipotermia adalah kondisi saat suhu bayi dibawah
normal. Hipotermia merupakan masalah yang penting yang sering terjadi. Hipotermia penyebab
utama kesakitan dan kematian bayi baru lahir di negara berkembang. Suhu bayi yang rendah
mengakibatkan proses metabolic dan fisiologis melambat. Kecepatatan pernafasan, jantung
melambat, tekanan darah rendah dan kesadaran hilang sehingga jika tidak ditangani dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu WHO merekomendasikan asuhan untuk
mempertahankan panas dalam asuhan bayi baru lahir.

Mengapa Bayi perlu dijaga supaya tetap hangat?


Bayi baru lahir kehilangan panas 4x lebih besar daripada orang dewasa. Kehilangan panas ini
menyebabkan penurunan suhu. Pada 30 menit I penurunan suhu antara 3 – 4 derajat celcius.
Selain itu pusat pengaturan panas tubuh belum berfungsi sempurna dan bayi belum mampu
mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak kedinginan.
MAKALAH
Dosen pengampu Arfiana, S.Kep, Ns, M.Kes

“KELAINAN PERUBAHAN SUHU TUBUH”

Disusun oleh : Kelompok 5


Nuril Auliya Khanifah (P1337424521048)
Aisyah Inas Sajida (P1337424521049)
Hindin Attayalisi Aisyah Mada (P1337424521050)
Mayvica Diva Puspitasari (P1337424521051)
Hastutik Humayah (P1337424521052)
Galuh Nia Febriansih (P1337424521054)
Dwi Putri Cahyaningsih (P1337424521055)
Salsabilla Aci Laura Hani Putri (P1337424521056)
Nurrona Aflakhul Aslam (P1337424521057)
Ghina Rohadatul Aisy (P1337424521058)
Arindra Salma (P1337424521059)

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang


Prodi D IV Kebidanan Magelang dan Profesi Bidan
Angkatan 2021/2022
KELAINAN PERUBAHAN SUHU TUBUH

1. DEMAM
A. Pengertian
Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh yang lebih dari 37,5 derajat
celcius yang menandakan adanya penyakit atau kondisi lain dalam tubuh. Demam ini
adalah suatu proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
Infeksi atau kondisi lain yang dimaksud ini seperti bakteri, virus, jamur atau parasit,
penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-obatan. Demam dapat terjadi pada bayi,
anak-anak, atupun orang dewasa.

B. Gejala
Demam biasanya ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga 38 derajat
celcius. Beberapa gejala demam yaitu :
 Sakit kepala
 Berkeringat
 Menggigil
 Lemas
 Nyeri otot
 Nyeri tenggorokan
 Nyeri telinga
 Kehilangan nafsu makan
 Dehidrasi
 Batuk
 Diare
 Muntah-muntah
 Kelelahan

Gejala demam yang perlu diwaspadai :


 Leher kaku
 Mata sangat sensitif terhadap cahaya
 Muntah secara terus-menerus
 Timbul bercak-bercak kemerahan pada kulit
 Sesak napas
 Mengantuk terus menerus
 Nyeri dan tampak kesakitan
 Tidak minum dan frekuensi buang air kecil berkurang

C. Penyebab

Demam biasa disebabkan karena infeksi, namun dapat juga disebabkan oleh
keadaan toksemia, keganasan, ataupun reaksi terhadap pemakaian obat tertentu.
 Infeksi, seperti bakteri, virus, jamur, parasit.
 Peradangan kronis, seperti reumathoid arthritis dan hipertiroidisme (kelenjar
tiroid yang terlalu aktif).
 Imunisasi, seperti difteri dan tetanus.
 Konsumsi obat-obatan tertentu.
 Kanker, misalnya laukimia, kanker hati, atau kanker paru-paru.
 Penyakit akibat gigitan nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan
chikungunya.
 Berdiri terlalu lama di bawah sinar matahari.

D. Cara mengobati

Demam dapat dikurangi dengan mengomsumsi obat antibiotik untuk membantu


melawan virus atau bakteri obat pereda nyeri untuk mengurangi gejalanya. Namun,
demam ringan sebaiknya tidak perlu diobati.
Cara mengobati demam di rumah :
 Istirahat yang cukup
 Memakai pakaian tipis dan nyaman
 Tinggal di ruangan yang sejuk atau bersuhu normal
 Banyak minum
 Kompres dengan air hangat
 Memberi obat-obatan, seperti penurun demam

E. Pencegahan

Pencegahan demam dapat dilakukan dengan cara menerapkan pola hidup bersih,
seperti :
 Rajin memcuci tangan
 Menjaga kebersihan rumah
 Tidak berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain
 Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti handuk dan pakaian
dengan orang lain
 Menjaga dan menningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan istirahat cukup,
makan makanan bergizi dan sehat, olahraga dan aktivitas fisik teratur, serta
konsumsi air putih dengan jumlah yang cukup

2. HIPERTERMIA
A. Pengertian
Secara Umum Hipertermia adalah suatu kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi.
Pada seseorang yang tidak menderita hipertermia, suhu tubuh berkisar antara 35,5°C
hingga 37,5°C pada siang hari. Menurut Wilkinson(2006) hipertermia merupakan
keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya. Menurut
Potter & Perry (2010) hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi
produksi panas. Menurut Dorland (2006) hipertermia/febris/demam adalah
peningkatan suhu tubuh diatas normal. Hal ini dapat diakibatkan oleh stress fisiologik
seperti ovulasi, sekresi hormon thyroid berlebihan, olah raga berat, sampai lesi sistem
syaraf pusat atau infeksi oleh mikroorganisme atau ada penjamu proses noninfeksi
seperti radang atau pelepasan bahan-bahan tertentu seperti leukemia.

B. Gejala Hipertermia
Gejala hipertermia berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan jenis hipertermia
yang dialami.Meskipun demikian, ada beberapa gejala umum hipertermia, yaitu :
1. Suhu tubuh lebih dari 38.5oC,
2. Rasa gerah, haus,
3. lelah,
4. Pusing,
5. Lemah,
6. Mual,
7. Sakit kepala.

Selain gejala-gejala umum di atas, berikut adalah beberapa gejala khusus yang
dapat dibagi berdasarkan jenis hipertermia yang dialami:

1. Heat stress
Kondisi ini dapat terjadi ketika proses pengaturan suhu tubuh mulai
terganggu, saat keringat tidak bisa keluar akibat pakaian terlalu ketat atau karena
bekerja di tempat yang panas dan lembap. Gejala yang bisa timbul di antaranya,
pusing, lemas, haus, mual, dan sakit kepala.
2. Heat fatigue
Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di tempat
yang panas, sehingga muncul lemas, haus, rasa tidak nyaman, kehilangan
konsentrasi, bahkan kehilangan koordinasi.
3. Heat syncope
Kondisi ini terjadi ketika seseorang terlalu memaksakan diri tetap berada
di lingkungan yang panas, sehingga memicu kurangnya aliran darah ke otak.
Akibatnya akan muncul gejala, seperti pusing, berkunang-kunang, dan pingsan.
4. Heat cramps
Kondisi ini terjadi ketika penderita sedang berolahraga dengan intensitas
yang berat atau bekerja di tempat yang panas. Gejalanya berupa kejang otot yang
disertai rasa nyeri atau kram di otot betis, paha, bahu, lengan dan perut.
5. Heat edema
Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada tangan, kaki, dan tumit
akibat penumpukan cairan. Heat edema terjadi akibat terlalu lama duduk atau
berdiri di tempat yang panas yang selanjutnya memicu ketidakseimbangan
elektrolit.
6. Heat rash
Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam pada kulit akibat berada di
tempat yang panas dan lembab pada waktu yang lama.

C. Penyebab Hipertermia
Pada umumnya, hipertermia disebabkan oleh paparan suhu panas yang berlebihan
dari luar tubuh serta kegagalan sistem regulasi suhu tubuh untuk mendinginkan tubuh.
Menurut Nelson (2000) hipertermia disebabkan oleh hal berikut :
1. mekanisme pengatur panas hipotalamus yang disebabkan oleh meningkatnya
produksi panas endogen (olah raga berat, hipertermia maligna, sindrom
neuroleptik maligna, hipertiroidisme),
2. pengurangan kehilangan panas (memakai selimut berlapis-lapis, keracunan
atropine), atau terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas).

Ada juga yang menyebutkan bahwa hipertermia atau demam pada anak terjadi
karena reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi , dan juga karena adanya
pengaruh obat. Menurut Sari Pediatri (2008) tiga penyebab terbanyak demam pada
anak yaitu penyakit infeksi (60%-70%), penyakit kolagen-vaskular, dan keganasan.
Walaupun infeksi virus sangat jarang menjadi penyebab demam berkepanjangan,
tetapi 20% penyebab adalah infeksi virus. Sebagian besar penyebab demam pada
anak terjadi akibat perubahan titik pengaturan hipotalamus yang disebabkan adanya
pirogen seperti bakteri atau virus yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Terkadang
demam juga disebabkan oleh adanya bentuk hipersensitivitas terhadap obat.

Dari beberapa penyebab hipertermia diatas, dapat disimpulkan bahwa hipertermia


disebabkan karena adanya faktor endogen, pengurangan kehilangan panas, akibat
terpajang lama lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas), ada juga yang
menyebutkan bahwa hipertermia atau demam pada anak terjadi karena reaksi
transfusi, imunisasi, dehidrasi, adanya penyakit, adanya pirogen seperti bakteri atau
virus dan juga karena adanya pengaruh obat.

D. Cara Mengobati
Penanganan utama pada hipertermia adalah dengan mendinginkan suhu tubuh saat
muncul gejala. Jika Anda mengalami hipertermia, langkah pendinginan tubuh yang
dapat Anda lakukan antara lain:
1. Beristirahat dari aktivitas yang sedang dilakukan
2. Berteduh agar terhindar dari sengatan panas, seperti berteduh di ruangan yang
sejuk dan memiliki aliran udara yang baik
3. Minum air putih atau minuman elektrolit, namun hindari mengonsumsi minuman
terlalu dingin karena dapat menimbulkan kram perut
4. Mengompres kepala, leher, muka, dan bagian tubuh yang mengalami kram
menggunakan air dingin
5. Melonggarkan pakaian yang ketat, termasuk kaus kaki dan sepatu

E. Pencegahan Hipertemia
Langkah terbaik untuk mencegah hipertermia adalah menghindari paparan sinar
matahari atau cuaca panas dalam jangka waktu cukup lama. Jika Anda harus bekerja
atau beraktivitas di tempat yang panas, berikut adalah langkah pencegahan
hipertermia yang bisa Anda lakukan:
1. Jangan menggunakan pakaian tebal, namun gunakan pakaian yang tipis namun
mampu melindungi area tubuh ketika berada di luar ruangan.
2. Gunakan topi dan tabir surya yang dapat melindungi kulit dari sengatan sinar
matahari.
3. Konsumsi air dalam jumlah yang banyak, setidaknya 2–4 gelas air setiap jam.
4. Hindari minuman mengandung kafein dan alkohol saat beraktivitas di tempat
yang panas karena mengakibatkan cairan tubuh makin berkurang.

3. HEAT EXHAUSTION
A. Pengertian
Heat exhaustion adalah penyakit yang terkait dengan panas yang dapat muncul setelah
Anda terekspos dengan suhu yang tinggi, dan sering kali disertai dengan dehidrasi.

B. Gejala :
1. Kebingungan
2. Urine berwarna gelap (tanda dari dehidrasi)
3. Pusing
4. Pingsan
5. Kelelahan
6. Sakit kepala
7. Kram otot atau perut
8. Mual,diare, atau muntah
9. Warna kulit pucat
10. Berkeringat berlebihan
11. Detak jantung cepat

C. Penyebab :
1. Penyebab pertamanya adalah cuaca yang panas dan aktivitas berat
2. Dehidrasi, yang mengurangi kemampuan tubuh untuk berkeringat dan menjaga suhu
normal
3. Konsumsi alkohol, yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur
suhu tubuh
4. Berpakaian berlebih, terutama pakaian yang tidak membiarkan keringat meluap
dengan mudah

D. Cara Pengobatan Heat Exhaustion


Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi
heat exhaustion :
1. Beristirahat di tempat yang sejuk. Berada di gedung yang ber-AC adalah cara yang
terbaik, namun setidaknya, carilah tempat yang teduh atau duduk di depan kipas.
Istirahatkan kepala anda dengan kaki diangkat lebih tinggi dari level jantung.
2. Minum minuman dingin. Hanya konsumsi air atau minuman berenergi. Jangan
minum minuman beralkohol, yang dapat berkontribusi terhadap dehidrasi.
3. Lakukan pendinginan. Jika memungkinkan, mandi dengan air dingin, berendam di air
dingin atau letakkan handuk yang direndam dengan air dingin pada kulit.
4. Longgarkan pakaian. Lepas pakaian yang tidak diperlukan dan pastikan pakaian
ringan dan tidak mengikat.

E. Pencegahan Terjadinya Heat Exhaustion


Serangan Heat Exhaustion dapat dicegah dengan cara seperti dibawah ini :
1. Gunakan pakaian yang longgar, berwarna terang, dan berbahan ringan saat ingin
keluar rumah.
2. Kenakan juga topi dengan tepian yang lebar.
3. Oleskan tabir surya ke kulit. Pilih tabir surya dengan SPF minimal 30.
4. Cukupi asupan cairan, untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
5. Bijaklah dalam memilih waktu untuk beraktivitas di luar ruangan. Jika
memungkinkan, tunda aktivitas berat di luar ruangan saat cuaca sedang panas terik.
Ganti jadwal aktivitas tersebut ke pagi atau sore hari.

4. HEAT STROKE
A. Pengertian Heat Stroke
Heat stroke atau sengatan panas merupakan kondisi emergensi atau gawat darurat, dan
bentuk paling serius dari serangan panas. Kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan
suhu tubuh secara dramatis dalam waktu cepat, dan Anda tidak dapat mendinginkan
tubuh. Heat stroke dapat menyebabkan kerusakan pada organ penting seperti organ dalam
dan otak. Heat stroke juga dapat menyebabkan kematian. Heat stroke terjadi ketika suhu
tubuh mencapai suhu lebih dari 40 derajat Celsius dan adanya komplikasi yang
melibatkan sistem saraf tubuh akibat suhu tinggi tersebut. Heat stroke biasanya menyerang
orang paruh baya di atas 50 tahun, namun juga bisa menyerang atlet olahraga muda.
sebelumnya, seperti kelelahan.

B. Penyebab Heat Stroke


Heat stroke disebabkan oleh serangan panas bersuhu tinggi dan cukup lama. Biasanya
kondisi ini juga disertai oleh dehidrasi. Sehingga sistem kendali tubuh akan temperatur
atau suhu hilang atau gagal.
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan heat stroke:
 Usia. Heat stroke lebih mudah terjadi pada orang tua di atas 65 tahun, dan anak di
bawah 4 tahun.
 kondisi lingkungan dan gaya hidup. Heat stroke sering terjadi pada lingkungan
yang aliran udaranya kurang baik. Kondisi ini juga lebih mudah terjadi pada orang
yang jarang minum air dan memiliki penyakit kronis. Pecandu alkohol atau
peminum alkohol dalam jumlah banyak juga lebih mudah terserang heat stroke.
 Kondisi kesehatan. Beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan demam
–seperti penyakit jantung, paru, ginjal, obesitas, berat badan rendah, tekanan darah
tinggi, diabetes, kesehatan mental, dan kelainan sel darah.
 Obat-obatan. Obat-obatan seperti antihistamin, diuretik, sedatif, antikonvulsan,
obat darah tinggi dan jantung, antidepresan dan antipsikotik, kokain dan
metamphetamin meningkatkan risiko serangan heat stroke.

Serangan panas dapat menyebabkan serangan progresif dari heat cramps, heat syncope
(pingsan), dan heat exhaustion. Heat stroke merupakan tipe yang paling serius dan paling
akhir dari serangan panas. Namun, serangan ini bisa saja muncul tanpa serangan panas
lainnya yang lebih ringan.

C. Gejala Heat Stroke


Gejala heat stroke meliputi suhu tinggi di atas 40 derajat Celsius dan gejala lain seperti
di bawah ini:
 Pingsan
 sakit kepala berdenyut
 pusing kepala
 kurang berkeringat
 kulit merah, panas, dan kering
 mual dan muntah
 otot lemah atau keram
 detak jantung yang cepat yang bisa saja lemah atau kuat
 pernapasan yang cepat dan dangkal
 perubahan perilaku seperti kebingungan, disorientasi
 kejang
 penurunan kesadaran atau koma

D. Pencegahan
Serangan heat stroke dapat dicegah dengan cara seperti di bawah ini: 
1. berada di lingkungan yang sejuk ketika cuaca sedang panas
2. memiliki sirkulasi udara yang baik pada rumah
3. menggunakan pakaian yang tidak terlalu tebal, berwarna cerah, tidak ketat
4. menggunakan tabir surya
5. mengonsumsi lebih banyak air putih agar terhindar dari dehidrasi
6. ketika berolahraga, mengonsumsi 700 mililiter air dua jam sebelum berolahraga dan
tambahan 250 mililiter sebelum berolahraga. Ketika sedang berolahraga, Anda dapat
minum 250 mililiter setiap 20 menit walau tidak merasa haus.

E. Penanganan
1. Angkat korban ke tempat yang teduh.
2. Sejukkan korban secepatnya menggunakan metode apapun yang kamu bisa.
Contohnya; celupkan korban ke dalam bak yang berisi air sejuk, tempatkan korban di
shower dengan air yang sejuk, semprot korban dengan air sejuk yang berasal dari
taman, apabila kelembapan rendah, selimuti korban dengan kain yang sejuk atau
basah.
3. Amati temperatur tubuh, lanjutkan untuk membuat tubuh sejuk hingga temperatur
tubuh menurun sebesar 101-102⁰ F.
4. Jika tindakan medis terlambat dilakukan, hubungi rumah sakit bagian. emergency
untuk langkah selanjutnya.
5. Jangan berikan korban cairan untuk diminum.
6. Dapatkan penanganan medis secepat mungkin.

5. HIPOTERMIA
A. Pengertian Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35oC.
Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37oC), fungsi sistem saraf dan organ
tubuh lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat
menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.
Saat suhu tubuh turun dengan drastis, jantung, otak dan organ penting lainnya tidak
dapat bekerja optimal. Akibatnya akan terjadi berbagai gangguan kerja organ dan fungsi
tubuh secara keseluruhan pun ikut menurun.
Terdapat orang-orang yang lebih berisiko mengalami hipotermia dibandingkan
dengan orang lainnya. Beberapa di antaranya seperti:
 Orang lanjut usia, bayi, dan anak- anak
 Orang dengan gangguan mental
 Orang yang banyak beraktivitas di luar ruangan dalam waktu lama
 Orang yang tidak sadarkan diri akibat pengaruh alkohol atau obat-obatan
 Berada di ruangan terbuka

B. Gejala Hipotermia
Gejala awal yang muncul ketika seseorang mengalami hipotermia adalah menggigil.
Menggigil ini sebenarnya merupakan mekanisme ‘perlawanan’ tubuh menghadapi suhu
ekstrem. Dengan menggigil, panas tubuh yang dihasilkan melalui gerakan otot akan
meningkat. Tujuannya agar suhu dalam tubuh tetap terjaga normal.
Gejala hipotermia bervariasi, tergantung kepada tingkat keparahannya. Berikut ini
merupakan gejala hipotermia dari yang ringan hingga berat:
 Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh
 Napas pendek dan lambat
 Mati rasa
 Menggigil
 Respons menurun
 Nadi lemah
 Gangguan bicara, misalnya meracau
 Kaku dan sulit bergerak
 Penurunan kesadaran
 Sesak napas hingga napas melambat
 Jantung berdebar hingga denyut jantung melamba
Pada bayi, hipotermia ditandai dengan kulit yang terasa dingin dan terlihat kemerahan.
Bayi juga terlihat diam, lemas, dan tidak mau menyusu atau makan.

C. Penyebab Hipotermia
Penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam
waktu yang lama tanpa perlindungan yang cukup. Hipotermia terjadi ketika panas
yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang. Sejumlah kondisi yang
berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan menyebabkan hipotermia, yaitu:
 Terlalu lama berada di tempat dingin.
 Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
 Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
 Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.
 Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan lansia.
 Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung.

Hipotermia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotermia, yaitu:

 Usia. Hipotermia rentan dialami oleh bayi dan lansia. Pada bayi, suhu yang
terlalu dingin bisa membuat bayi mengalami keringat dingin akibat
hipotermia.
 Kelelahan.
 Gangguan mental, misalnya demensia.
 Konsumsi alkohol dan NAPZA.
 Konsumsi obat-obatan untuk depresi dan obat penenang.
 Hipotiroidisme, radang sendi, stroke, diabetes, dan penyakit Parkinson.

D. Pengobatan Hipotermia

Hipotermia merupakan kondisi darurat yang harus segera mendapatkan


penanganan. Tindakan awal yang perlu dilakukan ketika bertemu dengan orang yang
memiliki gejala hipotermia adalah mencari ada tidaknya denyut nadi dan pernapasan.
Jika denyut nadi dan pernapasan sudah berhenti, maka lakukanlah tindakan resusitasi
jantung paru (CPR) dan cari bantuan medis.

Bila orang tersebut masih bernapas dan denyut nadinya masih ada, tindakan yang
dilakukan untuk membuat suhu tubuhnya kembali normal, yaitu:

 Pindahkan ke tempat yang lebih kering dan hangat. Pindahkan secara hati-
hati karena gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya
berhenti.
 Jika pakaian yang dikenakannya basah, maka gantilah dengan pakaian yang
kering.
 Gunakan beberapa lapis selimut atau jaket untuk menghangatkan tubuh.
 Berikan minuman hangat yang tidak mengandung kafein.
 Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu menghangatkan
tubuhnya. Letakkan kompres di leher, dada, dan selangkangan. Hindari
meletakkan kompres di lengan atau tungkai karena malah menyebabkan darah
yang dingin mengalir kembali ke jantung, paru-paru, dan otak.
 Hindari paparan angin dan udara.
 Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk
menghangatkan penderita hipotermia. Panas yang belebihan dapat merusak
kulit dan menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur.
 Temani dan pantau terus kondisi orang tersebut, hingga bantuan medis tiba.

Setelah tiba di rumah sakit, penderita hipotermia akan menerima serangkaian


tindakan medis, berupa:

 Pemberian oksigen yang telah dilembapkan melalui masker atau selang


hidung, untuk menghangatkan saluran pernapasan dan membantu
meningkatkan suhu tubuh.
 Pemberian cairan infus yang telah dihangatkan.
 Penyedotan dan penghangatan darah, untuk kemudian dialirkan kembali ke
dalam tubuh. Proses ini menggunakan mesin cuci darah.
 Pemberian cairan steril yang telah dihangatkan. Cairan steril ini dimasukkan
ke dalam rongga perut menggunakan selang khusus.

E. Pencegahan Hipotermia

Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah


hipotermia, yaitu:

 Jagalah tubuh agar tetap kering. Hindari mengenakan pakaian basah dalam
jangka waktu lama karena dapat menyerap panas tubuh.
 Gunakan pakaian sesuai dengan kondisi cuaca dan kegiatan yang akan
dilakukan, terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di tempat
yang dingin. Kenakan jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga.
 Gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot ketika akan
beraktivitas di luar rumah.
 Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh.
 Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah
minuman dan makanan hangat.
 Konsumsi kalori dan cairan yang cukup.
Sedangkan untuk mencegah hipotermia pada bayi dan anak-anak, cara yang dapat
dilakukan adalah:

 Jaga suhu kamar agar selalu hangat.

 Pakaikan jaket atau pakaian yang tebal, ketika anak akan beraktivitas di luar
rumah saat suhu udara dingin.

 Segera bawa ke ruangan yang hangat, jika mereka tampak mulai menggigil.

6. FROSBITE
A. Pengertian
Frostbite adalah kondisi di mana jaringan tubuh membeku dan rusak oleh paparan
suhu rendah. Frostbite adalah kondisi yang sering disebut juga sebagai radang dingin
dan umumnya terjadi pada tangan, kaki, hidung, dan telinga.
Frostbite bisa menjadi luka yang sangat serius. Penyakit ini dapat memakan waktu
beberapa minggu untuk pulih. Pasien dapat kehilangan kulit, jari, dan kaki serta cacat
dan berubah warna pada kulit. Frostbite bisa berkembang menjadi hipotermia.

B. Gejala
Gejala frostbite tergantung pada tingkat keparahannya yang terdiri dari tiga fase
berikut:
1) Frostnip
Ini merupakan bentuk frostbite yang paling ringan. Kerusakan pada kulit
tidak terjadi secara permanen. Secara umum, gejala frostnip meliputi: Kulit
bewarna kemerahan dan terasa dingin.Kulit terasa nyeri seperti ditusuk oleh
jarum-jarum. Gejala ini paling terasa ketika kulit dihangatkan.Jika dibiarkan,
kulit akan terasa kebas.
2) Superficial frostbite
Frostnip yang dibiarkan akan berkembang menjadi superficial frostbite.
Pada tahap ini, kerusakan kulit semakin serius dengan gejala-gejala berikut:
Kulit menjadi pucat, kemerahan, atau kebiruan. Kulit terasa kasar dan keras
karena kristal-kristal es mulai terbentuk di kulit. Kulit kemudian menjadi
hangat dan membengkak. Gejala ini menandakan jaringan yang mulai rusak.
Bila dihangatkan, kulit akan terasa nyeri seperti terbakar serta muncul kantung
berisi cairan pada permukaan kulit.
3) Deep severe frostbite
Deep frostbite merupakan tingkat yang paling parah. Pada kondisi ini,
kerusakan sudah terjadi pada seluruh lapisan kulit serta jaringan di bawahnya.
Beberapa gejalanya bisa meliputi: Kulit tampak putih pucat atau abu-abu
kebiruan. Kulit yang mati rasa. Otot atau sendi pada area frostbite yang tidak
dapat digerakkan. Jika dihangatkan, bisa terbentuk kantung besar berisi cairan
di permukaan kulit pada dalam waktu 24 hingga 48 jam. Kulit menjadi keras
dan hitam. Gejala ini menandakan kematian jaringan (gangrene).

C. Penyebab
Penyebab radang dingin yang paling umum adalah paparan kondisi cuaca dingin,
karena kontak langsung dengan es, logam dingin, atau cairan yang sangat
dingin.Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab tertentu yang menyebabkan frostbite
adalah:
1) Memakai pakaian yang tidak sesuai untuk udara dingin
2) Tidak melindungi tubuh untuk melawan dingin, angin atau air.
3) Terpapar angin dingin dan kuat terlalu lama.
4) Risiko luka karena frostbite akan naik ketika suhu udara turun di bawah
-15ºC, bahkan walaupun angin tidak kuat.
5) Paparan bahan seperti es, bahan-bahan beku, atau logam beku.

D. Cara Pengobatan
Penanganan frostbite tergantung pada tingkat keparahannya. Sederet langkah yang
mungkin disarankan oleh dokter meliputi:
a) Penghangatan kulit
Proses penghangatan dilakukan dengan merendam area yang mengalami
frostbite dalam air hangat selama 15 hingga 30 menit. Kulit yang dihangatkan
akan memiliki tekstur lembut dengan warna merah atau ungu.
b) Obat pereda nyeri
Proses penghangatan dapat menimbulkan rasa nyeri. Oleh karena itu,
dokter bisa meresepkan obat pereda nyeri.
c) Pembalutan
Area frostbite mudah terinfeksi. Untuk mencegahnya, kulit yang sudah
dihangatkkan akan dibalut dengan perban steril atau handuk.Pasien juga akan
diminta untuk mengatur agar posisi area forstbite berada lebih tinggi dari
jantung. Langkah ini dapat membantu dalam meredakan pembengkakan.
d) Pengangkatan jaringan yang rusak
Pasien akan pulih lebih cepat jika dokter mengangkat kulit atau jaringan
yang telah rusak. Pengangkatan jaringan atau debridement mungkin akan
dilakukan satu hingga tiga minggu setelah konsultasi. Melalui prosedur
pengangkatan ini, dokter juga dapat mengindetifikasi jaringan yang rusak
dengan lebih baik.
e) Antibiotik
Dokter akan meresepkan antibiotik jika kulit pasien mengalami infeksi
bakteri.
f) Obat pengencer darah
Pada frostbite yang parah, dokter bisa memberikan obat pengecer darah.
Contohnya, tissue plasminogen activator (TPA).TPA diberikan dengan cara
disuntikkan ke pembuluh darah. Tujuannya adalah menurunkan risiko
amputasi. Namun obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa
perdarahan.
g) Operasi
Kasus frostbite yang parah terkadang memerlukan operasi amputasi untuk
mengangkat bagian tubuh dengan jaringan yang sudah mati.
h) Terapi oksigen hiperbarik
Terapi ini melibatkan pemberian oksigen murni di dalam ruangan
bertekanan udara tinggi.

E. Pencegahan
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari frosbite
1. Mengenakan pakaian sesuai dengan cuaca, khususnya saat udara dingin
2. Apabila sedang mengenakan pakaian basah, segera mengganti dengan pakaian
kering
3. Mengkonsumsi air putih secukupnya
4. Menerapkan Pola makan sehat dan seimbang
5. Menghindari konsumsi alkoho;
6. Tidak menggunakan sepatu yang sempit dikarenakan sepatu sempit dapat
membatasi aliran darah
7. Mengenali dan segera mengatasu gejala awal frosbite, seperti kulit merah, atau
pucat, dan mati rasa

Anda mungkin juga menyukai