Fragaria - Tugas Pendalaman Materi Suhu Tubuh
Fragaria - Tugas Pendalaman Materi Suhu Tubuh
Fragaria - Tugas Pendalaman Materi Suhu Tubuh
Disusun oleh :
B. RESEPTOR KULIT
Hal tersebut dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti menurunkan produksi panas dan
meningkatkan kehilangan panas. Sinyal dari sensitif reseptor dingin di hipotalamus
memprakarsai efektor untuk vasokontriksi, menggigil, serta melepaskan epineprin yang
meningkatkan produksi panas. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi panas
dan menurunkan kehilangan panas. Efektor sytem yang lain adalah sytem saraf somatik. Bila
sytem ini dirangsang, maka seseorang secara sadar membuat penilaian yang 6 cocok, misalnya
menambah baju sebagai respon terhadap dingin, atau mendekati kipas angin bila kepanasan.
Reseptor merupakan suatu molekul protein yang dapat menerima sinyal yang berupa zat
kimia dari luar sel. Saat sinyal tersebut berikatan dengan reseptor, dapat menimbulkan respon
jaringan. Contohnya perubahan aktivitas listrik dari sel reseptor dapat berikatan dengan membran
sel, sitoplasma, atau nukleus. Molekul yang memberikan sinyal melekat pada reseptor yang
disebut dengan ligan. Ligan dapat berupa peptida atau molekul kecil, seperti neurotransmitter,
hormon, obat atau racun. Protein reseptor dapat dibedakan berdasarkan letaknya. Reseptor
transmembrane yaitu reseptor yang terhubung dengan saluran ion, Protein G dan enzim.
Reseptor intraselluler yaitu reseptor yang ditemukan di dalam sel, yang termasuk reseptor
sitoplasma serta reseptor inti. Molekul ditentukan secara endogen untuk reseptor tertentu sering
disebut Ligan endogennya. Setiap reseptor terhubung dengan jalur biokimia seluler spesifik.
Sementara, banyak reseptor yang ditemukan di sebagian besar sel. Tiap-tiap reseptor hanya akan
mengikat demgan ligan struktur tertentu. Seperti kunci hanya akan menerima kunci berbentuk
khusus. Saat ligan berikatan dengan reseptor, ligan tersebut dapat mengaktifkan atau
menghambat jalur bio kimia yang berkaitan dengan reseptor.
D. Hipotalamus Posterior
Sebagian orang di dunia punya suhu tubuh sekitar 37 derajat celcius. Saat ada bakteri dan
virus, hipotalamus akan menaikannya menjadi 38-39 derajat celcius. Namun, pada beberapa
orang, hipotalamus menaikkan suhu tubuh hingga 40 derajat celcius. Suhu ini bisa menyebabkan
seseorang pingsan.
2) Sindrom Prader-Willi
Sindrom Prader-Willi adalah kelainan bawaan yang langka. Sindrom ini menyebabkan
hipotalamus tidak bekerja dengan baik dalam mengatur nafsu makan. Hal ini menyebabkan
orang dengan kondisi ini tidak kenyang setelah makan, sehingga risiko obesitas sangat tinggi,
diikuti dengan gejala metabolisme yang lebih lambat dan penurunan massa otot.
3) Hipopituitarisme
Hipopituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar pituitari tidak menghasilkan cukup hormon.
Meskipun biasanya disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar pituitari, disfungsi hipotalamus
juga dapat menjadi penyebabnya. Orang dengan kondisi ini biasanya akan mengalami gejala
sakit kepala, penglihatan kabur, meningkatnya sensitivitas terhadap cahaya, dan kekakuan pada
leher.
5) Hipotiroidisme sentral
Sebagian besar kasus hipotiroidisme disebabkan oleh penyakit tiroid. Namun pada kasus
langka, hipotiroidisme dapat terjadi karena gangguan hipotalamus dan hipofisis akibat cedera
otak traumatis, kanker otak yang mengalami metastatis, stroke, atau infeksi.
Adanya gangguan pada bagian otak ini akhirnya menyebabkan pelepasan hormon pelepas
tirotropin atau hormon perangsang tiroid yang tidak mencukupi, dan dapat menyebabkan
hipotiroidisme sentral. Secara definisi, hipotalamus adalah area kecil seukuran kacang
almond di tengah otak. Fungsinya, memainkan peran penting dalam produksi hormon dan
membantu merangsang banyak proses penting dalam tubuh dan terletak di otak, antara kelenjar
pituitari dan talamus.
Meskipun berukuran kecil, tetapi fungsi hipotalamus sangat penting dalam pengendalian
fungsi tubuh, seperti mengontrol suhu tubuh, rasa lapar, dan haus. Fungsi hipotalamus juga
berperan dalam banyak proses dalam tubuh, termasuk perilaku yang disadari atau tidak disadari,
serta fungsi endokrin, seperti proses metabolisme dan tumbuh kembang.
Fungsi hipotalamus juga berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk mengendalikan
beberapa hal lain, di antaranya :
1. Haus
2. Nafsu makan
3. Temperatur tubuh
4. Mengontrol berat badan
5. Emosi
6. Siklus tidur
7. Dorongan seks
8. Tekanan darah
9. Detak jantung
10. Kelahiran
11. Produksi cairan pencernaan
12. Menyeimbangkan cairan tubuh
13. Produksi air susu pada wanita
E. Mekanisme efektor neural yang menurunkan atau meningkatkan
suhu tubuh
Sewaktu pusat hipotalamus mendeteksi bahwa temperatur tubuh terlalu panas, pusat akan
memberikan prosedur penurunan suhu
Sewaktu pusat hipotalamus mendeteksi bahwa temperatur tubuh terlalu dingin, pusat akan
memberikan prosedur peningkatan suhu
2. Produksi Panas
Produksi panas adalah produk tambahan metabolisme yang utama. Faktor-faktornya adalah
1) Laju metabolisme basal dari seluruh tubuh
2) Laju cadangan metabolisme yang disebabkan oleh akti!itas otot, termasuk kontraksi
ototyang disebabkan oleh menggigil
3) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin terhadap sel.
4) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh efek epinefrin, norepinefrin, dan
perangsangan simpatis terhadap sel.
5) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktifitas kimiawi di dalam
sel itu sendiri, terutama saat temperatur sel meningkat.
3. Kehilangan Panas
Sebagian besar produksi panas di dalam tubuh dihasilkan oleh organ hati, otak, jantung dan
ototrangka selama kerja. Laju hilangnya panas dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
1) Seberapa cepat panas dapat dikonduksi dari tempat panas dihasilkan dalam inti tubuh
kekulit.
2) Seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke sekitarnya.
Sewaktu pusat temperatur mendeteksi bahwa suhu terlalu panas atau terlalu dingin, pusat
akan memberikan prosedur penurunan atau peningkatan suhu yang sesuai.
Sistem pengatur temperatur tersebut menggunakan tiga mekanisme penting untuk
menurunkan panas tubu saat temperatur menjadi sangat tinggi.
a. Vasodilatas
Pembuluh darah kulit berdilatasi sangat kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari
pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan kasokontriksi. Vasodilatasi
penuh ini akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali
lipat.
b. Berkeringat
Efek dari peningkatan temperatur 1⁰C karena mengeluarkan keringat yang besarnya 10
kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan panas tubuh.
c. Penurunan pembentukan panas
Mekanisme yang menyebabkan pembentukan panas berlebihan, seperti menggigil dan
termogenesis kimia, dihambat dengan kuat.
Berdasarkan studi yang ada, ditemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terjadi perubahan
kecepatan dan perbandingan antara pembentukan dan kehilangan panas. Contohnya, pada suhu
di atas 37,1 C, panas akan lebih cepat menghilang dari pada terbentuk. Pada kasus ini 37,1 C
disebut suhu kritis, atau pada topik kali ini disebut set-point pada mekanisme pengaturan suhu.
Mekanisme di sini adalah segala segala bentuk mekanisme pengaturan suhu tubuh agar kembali
mendekati set-point. Jika dihubungkan dengan fisiologis tubuh,mekanisme ini terkait dengan
umpan balik negatif. Dalam hal pengaturan suhu tubuh, suhu inti tubuh dijaga agar perubahan
suhu inti seminimal mungkin walaupun suhu lingkungan berubah. Studi menemukan bahwa suhu
tubuh manusia berubah 1 C untuk setiap perubahan 25 C sampai 30 C suhu lingkungan Guyton,
Arthur C., Hall, John E; 2006. Set-point ini bukanlah sesuatu yang tidak dapat diubah. Ia juga
ditentukan oleh derajat aktivitas reseptor suhu panas pada area preoptik-hipotalamus anterior.
Bila suhu kulit tinggi, maka pengeluaran keringat akan dimulai pada set-point yang lebih
rendah. Karena itulah, saat suhu kulit tinggi, maka set-point akan turun dan sebaliknya. Pada saat
kedinginan terjadi apabila set-point pusat pengatur temperatur hipotalamus berubah tiba-tiba dari
tingkat normal ke tingkat lebih tinggi dari nilai normal sebagai akibat dari penghancuran
jaringan, zat pirogen atau dehidrasi, temperatur tubuh biasanya membutuhkan waktu beberapa
jam untuk mencapai set-point temperatur yang baru. Temperatur darah yang lebih rendah dari
set-point hipotalamus akan mengakibatkan reaksi umum yang menyebabkan kenaikan
temperatur tubuh. Selama ini orang akan menggigil dan merasa sangat dingin meski temperatur
tubuhnya di atas normal. Kulit menjadi dingin karena terjadi vasokonstriksi, dan orang tersebut
akan gemetar hingga suhu yang seseuai dengan set-point barunya tercapai. Kemudian orang
tersebut akan merasa panas. Selama faktor yang menyebabkan pengontrol temperatur diatur terus
pada nilai yang tinggi, temperatur tubuh diatur lebih kurang dengan cara normal tetapi pada
tingkat set-point temperatur yang tinggi (Guyton, 2014).
Pada saat krisis atau kemerahan terjadi apabila Set-point pengatur temperatur hipotalamus
akan segera turun saat faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan set-point dihilangkan. Pada
kondisi ini temperatur tubuh masih tinggi, sedangkan hipotalamus berusaha menurunkan suhu
tubuh sesuai dengan set-point yang telah kembali normal. Keadaan ini analog dengan pemanasan
yang berlebihan pada area preoptik-hipotalamus anterior, yang menyebabkan keringat banyak
dan kulit tiba-tiba menjadi panas karena vasodilatasi di semua tempat. Perubahan yang tiba-tiba
ini dalam demam dikenal sebagai “krisis”, atau lebih tepatnya “kemerahan”. Pada masa lampau,
sebelum diberi antibiotika, krisis selalu dinantikan karena saat krisis terjadi dokter dengan segera
akan mengetahui penurunan suhu tubuh kliennya akan terjadi (Guyton, 2014).
_Terima Kasih _
MEKANISME PENURUNAN SUHU TUBUH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampu oleh
Ibu Arfiana ,S.Kep,Ns,S.Tr.Keb.,M.Kes
Disusun oleh :
Mahasiswi Semester I Program Studi Sarjana Terapan
I. VASODILATASI
A. Pengertian
Vasodilatasi adalah pelebaran pembuluh darah di dalam tubuh akibat
mengendurnya otot polos pada arteri dan vena mayor. Kondisi ini dipicu
oleh rendahnya kadar oksigen atau peningkatan suhu tubuh. Vasodilatasi
juga terjadi secara alami untuk meningkatkan aliran darah dan pengiriman
oksigen ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Zat yang menyebabkan
vasodilatasi disebut vasodilator. Kebalikan dari vasodilatasi adalah
vasokonstriksi, yaitu ketika pembuluh darah menjadi lebih sempit.Kondisi
tersebut dapat memberi efek positif, namun terkadang juga bisa menjadi
masalah kesehatan.
B. Fungsi
Ketika sel-sel otot polos dalam pembuluh darah rileks selama
vasodilatasi, aliran darah meningkat. Ini pada gilirannya memberikan lebih
banyak oksigen ke jaringan tubuh, bersama dengan nutrisi lain seperti
glukosa dan lipid. Vasodilatasi digunakan untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh ketika ada kekurangan nutrisi dalam sel atau aliran
darah yang tidak memadai. Ini juga dapat terjadi sebagai respons terhadap
hormon atau sistem saraf.
Sebagai contoh, sistem saraf parasimpatis aktif selama periode
istirahat dalam tubuh, ketika suatu organisme tidak mengalami respons
“darurat”, dan itu memungkinkan tekanan darah dan denyut jantung
menurun selama waktu ini. Vasodilatasi menurunkan tekanan darah dan
detak jantung karena penurunan resistensi pembuluh darah di pembuluh
darah saat pembuluh itu mengembang.
C. Penyebab
a) Faktor endogen : zat kimiawi yang dihasilkan tubuh, hormon, aktivitas
saraf, peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular, peningkatan oksida
nitrat, ion kalium, ion hydrogen, dan adenosine
b) Faktor eksogen :
1. Konsumsi makan tertentu
Contohnya cabai yang dapat meningkatkan suhu tubuh akibat dari
rasa pedas.
2. Alcohol
Salah satu efek langsung dari mengonsumsi minuman beralkohol
adalah vasodilatasi. Konsumsi alkohol menyebabkan pembuluh
darah melebar sehingga Anda merasa hangat, berkeringat, atau kulit
memerah.
3. Olah raga
Ketika berolahraga, sel otot memakan lebih banyak energi yang
menyebabkan penurunan nutrisi dan peningkatan molekul, seperti
karbon dioksida. Otot yang membutuhkan lebih banyak nutrisi dan
oksigen pun mendorong terjadinya vasodilatasi.
4. Peradangan
Peradangan dapat terjadi akibat cedera, penyakit, atau kondisi
tertentu. Vasodilatasi pun terjadi selama proses peradangan untuk
meningkatkan aliran darah ke area yang terkena. Kondisi inilah yang
menyebabkan rasa panas dan kemerahan pada peradangan.
5. Suhu
Tubuh memiliki termoreseptor yang dapat mendeteksi perubahan
suhu lingkungan. Ketika termoreseptor menangkap jumlah panas
yang lebih tinggi daripada dingin, maka vasodilatasi terjadi. Kondisi
ini mengarahkan aliran darah yang lebih tinggi ke kulit untuk
menghilangkan sensasi hangat berlebih yang Anda rasakan.
6. Zat vasodilator yang diproduksi tubuh
Tubuh memproduksi banyak zat yang dapat menyebabkan
vasodilatasi, misalnya oksida nitrat atau karbon dioksida, serta
hormon asetilkolin, prostaglandin, dan histamin.
7. Obat-obatan vasodilator
Obat vasodilator dapat menyebabkan pembuluh darah melebar yang
bertindak secara langsung pada otot polos pembuluh darah atau
sistem saraf otonom.
D. Mekanisme
Vasodilatasi merupakan serangkain sebuah rangsang yang diproses
oleh Hiptalamus diteruskan oleh saraf Eferen (penghubung saraf), hingga
menjadi sebuah respon (Vasodilatasi). Perubahan ukuran pembuluh darah
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak,
dibawah pengaruh hypotalamik bagian anterior sehigga terjadi vasodilatasi.
Saat tubuh dalam keadaan panas maka arteri akan melebar (vasodilatasi)
akan tetapi saat tubuh dalam keadaan dingin maka arteri akan menyempit
(vasokintriksi). Dengan adanya proses Vasodilatasi darah akan mengalir
lancar dan cepat. Sementara itu kekentalan darah tidak disebabkan oleh
suhu. Darah menjadi kental karena kekurangan cairan darah, trombosit (zat
yang berperan dalam pembekuan darah) sehingga mudah lekat satu sama
lain.
Pada hamper semua area tubuh, pembuluh darah kulit berditlatasi
dengan kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat sympatis, pada
hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi. Vasodilatasi penuh
akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas kekulit sebanyak 8 kali
lipat. Vasodilatasi ini merupakan kerja dari sel anterios dari hipotalamus
E. Dampak positif
1. Menjaga suhu tubuh tetap pada angka yang normal.
2. Berguna dalam pengobatan hipertensi dan kondisi lain yang terkait
seperti hipertensi pulmonal, preeklampsia, dan gagal jantung, karena
memiliki efek mengurangi tekanan darah di dalam dinding pembuluh
darah,
3. Meningkatnya aliran darah karena vasodilatasi juga memungkinkan
pengiriman sel kekebalan yang diperlukan untuk pertahanan dan
perbaikan jaringan tubuh yang rusak.
4. Dapat meningkatkan efek obat atau terapi radiasi dengan mendorong
pengiriman obat atau oksigen ke jaringan yang menjadi target
perawatan.
II. BERKERINGAT
A. Pengertian
Keringat (peluh) adalah cairan yang dibuat oleh kelenjar keringat dan
bekerja untuk menstabilkan suhu inti tubuh. Proses pembentukan keringat
bermula ketika olahraga atau beraktivitas fisik yang menguras tenaga, suhu
tubuh Anda akan meningkat. Pada saat itu, hipotalamus (bagian otak yang
berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh) akan mengirim sinyal kepada sistem
saraf untuk merangsang kelenjar ekrin memproduksi peluh. Nantinya, peluh
yang telah dihasilkan akan keluar melalui pori-pori kulit dan menguap. Suhu
tubuh pun perlahan kembali menjadi normal.
Cairan yang keluar saat tubuh berkeringat itu sebagian besar
diproduksi oleh kelenjar ekrin. Kelenjar ini ditemukan pada hampir seluruh
bagian tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki, dahi, pipi, dan ketiak.
Sementara itu, kelenjar apokrin ditemukan pada area ketiak dan
selangkangan. Peluh yang keluar dari kelenjar ini tak hanya dipicu oleh suhu
tubuh, tapi juga bisa didorong oleh stres, kecemasan, atau hormon yang tak
menentu.
B. Berikut adalah manfaat keringat bagi tubuh, yaitu:
1. Membuang Racun pada Tubuh
Keringat bermanfaat untuk membuang racun dari dalam tubuh.
Keringat dapat membuang berbagai zat keluar dari tubuh, seperti alkohol,
kolesterol, dan garam. Keringat juga dapat menjadi cara potensial untuk
mengeluarkan racun dari tubuh. Para peneliti menyatakan keringat dapat
menjadi metode untuk memantau racun dalam tubuh.
2. Mendorong Hormon Bahagia
Ternyata berkeringat dapat mendorong hormon bahagia yang biasanya
terjadi ketika keringat keluar setelah berolahraga. Gerak badan akan
meningkatkan hormon endorfin yang membuat tubuh menjadi nyaman.
Hormon tersebut dilepaskan oleh tubuh saat melakukan suatu aktivitas
fisik. Hormon tersebut dapat memperbaiki suasana hati dan menurunkan
stres secara alami.
3. Mempercantik Kulit
Salah satu manfaat keringat lainnya yaitu dapat mempercantik kulit.
Ketika seseorang berkeringat, kelenjar keringat akan memproduksi
banyak keringat yang keluar melalui pori-pori kulit. Dengan cara itu,
kotoran yang tersangkut dalam kulit akan keluar bersamaan dengan
keringat, sehingga pori-pori di kulit menjadi bersih. Hal tersebut dapat
terjadi jika kamu tidak berkeringat secara berlebihan. Karena ketika
seseorang berkeringat secara berlebihan atau hiperhidrosis, kondisi
tersebut dapat memicu jamur tumbuh di kulit. Maka dari itu, hindari
meminum minuman yang mengandung kafein, karena dapat memicu
keringat berlebih.
4. Meningkatkan Sirkulasi Darah
Manfaat keringat lainnya adalah dapat meningkatkan sirkulasi darah.
Saat berkeringat tubuh akan mengalami peningkatan detak jantung,
sehingga dapat meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Begitu
pun pada wajah, berkeringat akan dapat membuang racun dan membuat
kulit lebih sehat dibanding sebelumnya.
5. Menurunkan Hormon Kortisol
Keringat juga bermanfaat untuk menurunkan hormon kortisol. Ketika
seseorang mengeluarkan banyak keringat, hal tersebut dapat membantu
tidur seseorang menjadi lebih nyenyak dan lebih bertenaga ketika bangun
tidur. Tidak hanya membuat tubuh menjadi lebih segar, kadar hormon
kortisol yang seimbang dapat membuat kulit wajah lebih cerah.
6. Mengurangi Risiko Batu Ginjal
Dengan berkeringat, otomatis seseorang akan mengurangi risiko
dirinya terkena batu ginjal. Hal tersebut bisa terjadi karena keringat
adalah cara yang efektif untuk mengeluarkan garam dari dalam tubuh dan
mempertahankan kalsium pada tulang. Dengan berkeringat, kamu akan
membatasi akumulasi garam dan kalsium di ginjal dan urine yang
merupakan penyebab batu ginjal. Berkeringat juga dapat membersihkan
tubuh lebih efisien karena tubuh butuh cairan lebih banyak.
a) Hiperhidrosis.
f) Stroke.
g) Menopause.
h) Diabetes.
D. Dampak Berkeringat
Baik setelah olahraga, berada di bawah sinar matahari, ataupun ketika
cuaca sedang panas-panasnya, tubuh kita pasti akan mengeluarkan peluh
atau keringat. Berkeringat merupakan cara alami tubuh untuk menurunkan
temperatur. Berkeringat juga jadi salah satu tanda kalau tubuhmu sehat dan
berfungsi secara normal. Berikut dampak positif dan negatif yang
ditimbulkan dari berkeringat :
IV. HIPOTERMI
A. Definisi
Guyton mengatakan pengaturan suhu tubuh hampir seluruhnya
dilakukan oleh mekanisme umpan balik saraf, dan hampir semua mekanisme
ini bekerja melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hipotalamus.
Mekanisme umpan balik ini akan bekerja membutuhkan detector suhu,
untuk menentukan bila suhu tubuh terlalu panas atau dingin. Panas akan
terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil sampingan metabolisme
dan panas tubuh juga secara terus menerus dibuang ke lingkungan sekitar
(Mubarokah, 2017).
Hipotermi terjadi karena terpapar dengan lingkungan yang dingin
(suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah) (Depkes RI,
2009). Hipotermi adalah suatu keadaan suhu tubuh dibawah 36.6 oC (Majid,
Judha & Istianah, 2011). Hipotermi juga terjadi karena kombinasi dari
tindakan anestesi dan tindakan operasi yang dapat menyebabkan gangguan
fungsi dari pengaturan suhu tubuh yang akan menyebabkan penurunan suhu
inti tubuh (core temperature) (Yulianto & Budiono, 2011).
B. Batasan suhu
Batasan suhu normal menurut Tamsuri (2007) adalah sebagai berikut
(Mubarokah, 2017) :
1. Bayi: 37,5 oC
2. Anak: 36,7-37 oC
3. Dewasa: 36,4 oC
4. >70 tahun 36 oC
C. Klasifikasi hipotermi
Menurut O’Connel et al. (2011), hipotermi dapat diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu:
1) Ringan
Suhu antara 32-35°C, kebanyakan orang bila berada pada suhu ini
akan menggigil secara hebat, terutama di seluruh ekstremitas. Bila suhu
lebih turun lagi, pasien mungkin akan mengalami amnesia dan disartria.
Peningkatan kecepatan nafas juga mungkin terjadi.
2) Sedang
Suhu antara 28–32°C, terjadi penurunan konsumsi oksigen oleh
sistem saraf secara besar yang mengakibatkan terjadinya hiporefleks,
hipoventilasi, dan penurunan aliran darah ke ginjal. Bila suhu tubuh
semakin menurun, kesadaran pasien bisa menjadi stupor, tubuh
kehilangan kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh, dan adanya risiko
timbul aritmia.
3) Berat
Suhu <28°C, pasien rentan mengalami fibrilasi ventrikular, dan
penurunan kontraksi miokardium, pasien juga rentan untuk menjadi
koma, nadi sulit ditemukan, tidak ada refleks, apnea, dan oliguria. ar obat
anestesi benar-benar hiperbarik pada semua pasien maka baritas paling
rendah harus 1,0015 gr/ml. pada suhu 37o C, contoh : Bupivacain 0,5 %.
DOSEN PEMBIMBING
Arfina, S. Kep. Ns., S. Tr. Keb., M. Kes
Disusun Oleh:
1. Reza Rezita Ayu Fitriyani (P1337424521024)
2. Dina Ratih Pramesti Nur Aisya (P1337424521025)
3. Irma Melinda (P1337424521026)
4. Ashiila Fauziyyah Sadiida (P1337424521027)
5. Delta Mawardi (P1337424521029)
6. Silwi Kusuma Juwitasari (P1337424521030)
7. Nafisa Yasmin Suseno (P1337424521031)
8. Fatimatul Tazkia Ika Dewi (P1337424521032)
9. Ferlin Afrilia (P1337424521033)
10. Puji Lestari (P1337424521034)
11. Ulfa Estriana Salsabila (P1337424521035)
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG DAN PROFESI
BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
KAMPUS V MAGELANG
2021/2022
Pada demam, peningkatan suhu tubuh dipicu oleh zat pirogen yang menyebabkan pelepasan
prostaglandin E2 (PGE2) yang pada gilirannya memicu respon balik sistemik keseluruh tubuh
menyebabkan efek terciptanya panas guna menyesuaikan dengan tingkat suhu yang baru. Jadi
pusat pengatur suhu yang letaknya di hipotalamus sesungguhnya seperti termostat. Jika titik
pengatur dinaikkan, maka tubuh menaikkan suhu dengan cara memproduksi panas dan
menahannya di dalam tubuh. Panas ditahan dalam tubuh dengan cara vasokonstriksi pembuluh
darah. Jika dengan cara di atas suhu darah di dalam otak tidak cukup untuk menyesuaikan
dengan pengaturan baru yang ada di hipotalamus, maka tubuh akan menggigil dalam rangka
untuk memproduksi panas lebih banyak lagi. Ketika demam berhenti dan pusat pengaturan suhu
di hipotalamus disetel lebih rendah, maka berlaku proses sebaliknya dimana pembuluh darah
akan bervasodilatasi sehingga banyak dikeluarkan keringat. Panas badan selanjutnya dilepas
bersama dengan penguapan keringat.
Pada hipertermia, pusat pengaturan suhu dalam batas normal yang berarti bahwa tidak ada upaya
hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh. Akan tetapi, tubuh kelebihan panas akibat dari
retensi dan produksi panas yang tidak diinginkan.
Penyebab dari suhu tubuh meningkat tergantung dari jenisnya. Pada demam, penyebab yang
paling sering adalah infeksi bakteri atau virus seperti influenza, pilek, HIV, malaria,
gastroenteritis; berbagai radang kulit seperti borok, jerawat, abses; penyakit-penyakit imunologi
seperti lupus eritematosus, sarkoidosis; kerusakan jaringan yang dapat terjadi pada pembedahan,
hemolisis, perdarahan serebral; obat-obatan baik secara langsung seperti obat-obat progesteron,
kemoterapi atau sebagai efek samping obat seperti obat antibiotik, atau akibat penghentian obat
seperti pada orang yang ketagihan heroin; kanker seperti penyakit hodgkin; penyakit metabolik
seperti gout, forforia; serta proses tromboemboli seperti emboli paru dan trombosis vena dalam
(DVT).
Sementara itu, pada hipertermia peningkatan suhu tubuh disebabkan karena paparan panas
lingkungan (heat stroke), obat-obatan, dan pemakaian alat proteksi diri. Heat stroke dapat terjadi
akibat dari regangan fisik pada hari yang sangat panas. Minum terlalu sedikit, minum alkohol
dan kondisi AC yang kurang juga dapat menyebabkan Heat stroke. Penyebab Heat
stroke lainnya adalah medikasi, yaitu obat-obat yang dapat mengurangi vasodilatasi, keringat
dan mekanisme-mekanisme kehilangan panas lainnya seperti obat-obat antikolinergi,
antihistamin dan deuretik.
Hipertermia juga dapat disebabkan karena obat-obat yang menyebabkan produksi panas internal
berlebihan. Berbagai macam medikasi psikotropik seperti selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRIs), monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), dan tricyclic antidepressants.
Berbagai obat terlarang seperti amfetamin, kokain, PCP, LSD dan MDMA dapat menyebabkan
hipertermia sebagai efek samping. Obat-obat anestesi seperti halotane atau reaksi terhadap obat
paralitik (succinylcholine) dapat menyebabkan hipertermia malignan yaitu satu hipertermia yang
jarang terjadi akibat kondisi genetik tapi dapat berakibat fatal.
Pemakaian alat proteksi diri pada pekerja industri, personel militer dan petugas pertolongan
pertama juga dapat menyebabkan hipertermi. Pada kondisi tersebut, hipertermi terjadi karena
penguapan yang terganggu serta meningkatnya tahanan panas di dalam alat proteksi diri.
Pengaturan termoregulasi yang normal (berkeringat) pada saat mereka menjalankan aktivitasnya
menjadi tidak efektif karena pada waktu yang sama mereka terus melakukan aktivitas fisik.
Kondisi ini diperparah dengan peningkatan lama waktu bekerja, peningkatan suhu dan kadar
kelembaban lingkungan serta paparan langsung dengan sinar matahari.
Penyebab lain hipertermi tetapi sangat jarang adalah tirotoksikosis, dan adanya tumor kelenjar
adrenal yang disebut pheochromocytoma, keduanya dapat menyebabkan produksi panas.
Kerusakan sistem saraf pusat seperti pendarahan otak, status epileptikus dan berbagai kerusakan
hiotalamus juga dapat menyebabkan hipertermi.
Dampak Peningkatan Suhu Tubuh
Akibat suhu tubuh meningkat, seseorang akan mengalami kelesuhan (lethargy), mengantuk, dan
depresi. Bisa juga timbul kebingungan, rasa bermusuhan atau gejala intoksikasi. Apabila terjadi
dehidrasi dapat menyebabkan mual, muntah, pusing kepala dan tekanan darah menurun. Hal ini
berakibat pusing atau bahkan pingsan. Dapat juga ditemukan takikardia dan takipneu. Pada anak-
anak sering mengalami kejang. Pada akhirnya organ tubuh dapat gagal sehingga berakibat tidak
sadar bahkan kematian
Manfaat
Terlepas dari dampak yang ditimbulkan, peningkatan suhu tubuh sesungguhnya bermanfaat bagi
pertahanan tubuh manusia terutama bila diketahui bahwa penyebab dari peningkatan suhu tubuh
adalah infeksi. Meskipun masih kontroversial, ada keyakinan bahwa suhu dapat mempercepat
reaksi immunologis sehingga akan menghambat beberapa kuman patogen. Disamping itu, suhu
yang tinggi juga menyebabkan lingkungan yang tidak kondusif bagi kuman. Sel darah putih juga
berproliferasi lebih cepat sehingga membantu melawan kuman-kuman patogen dan mikroba
yang masuk ke dalam tubuh.
Manajemen
Peningkatan suhu tubuh karena demam, tidak harus ditangani. Demam sebenarnya merupakan
sinyal penting yang mengindikasikan bahwa di dalam tubuh ada masalah, apalagi bila
disebabkan karena infeksi. Namun bila suhu terus meningkat (di atas 42 °C), kerusakan sel dapat
terjadi. Pada kondisi demikian, suhu tubuh harus diturunkan untuk mencegah terjadinya
penurunan kesadaran atau kematian.
Untuk mencegah terjadinya kondisi yang membahayakan akibat suhu tubuh yang tinggi perlu
diperhatikan faktor penyebabnya. Bila penyebabnya infeksi, penggunaan antibiotik akan sangat
efektif untuk menurunkan suhu tubuh. Bila penyebabnya obat, pemberian harus dihentikan dan
perlu diberikan obat lain yang memiliki aksi berlawanan.
Disamping mengatasi faktor penyebab, prinsip-prinsip pelepasan kelebihan panas tubuh melalui
mekanisme konduksi, konveksi, radiasi, atau evaporasi perlu dilakukan. Pada lingkungan yang
panas, tindakan pendinginan pasif seperti istirahat ditempat yang teduh dan sejuk dapat
mengurangi panas tubuh. Demikin juga penggunaan AC dapat sangat membantu. Tindakan
pendinginan aktif seperti melakukan kompres dingin di beberapa bagian tubuh seperti dahi,
leher, dan ketiak juga dapat memperbaiki suhu tubuh ke rentang normal. Banyak minum dan
menghidupkan kipas angin atau AC kering dapat mengefektifkan evaporasi keringat. Berendam
air hangat (tepid water) atau air dingin (cool water) dapat membuang panas dengan segera. Tapi
jangan menggunakan air yang sangat dingin (cold water) karena justeru menyebabkan
vasokonstriksi di kulit yang justeru menghambat pembuangan panas.
Medikasi
Untuk medikasi, antipiretik ibuprofen cukup efektif dalam mengurangi demam pada anak-anak.
Obat ini lebih efektif dibanding dengan parasetamol (asetaminofen) maupun aspirin. Oleh
karena itu kedua obat ini tidak dianjurkan sebagai antipiretik pada anak-anak atau para remaja,
terlebih keduanya berhubungan dengan Reye’s Syndroma yang dapat menyebabkan kerusakan
otak dan hati, dan bahkan kematian
1. VASOKONSTRIKSI
Mekanisme vasokonstriksi :
Pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, sehingga keringat hampir
dihentikan dan hilangnya panas dibatasi. Dengan pengendalian ini pelepasan panas ditambah
atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pengaturan suhu pada kulit serta pelepasan panas
ditentukan oleh aliran darah yang terdapat pada kulit. arteri dapat kontruksi(mengerut) dan
dilatasi(membesar) untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah.
2. PILOEREKSI
Rambut berdiri pada akarnya. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erector pili yang melekat
ke folikel rambut berkontraksi, yang menyebabkan rambut berdiri tegak. Berdirinya rambut
memungkinkan untuk membentuk lapisan tebal isolator udara bersebelahan dengan kulit
sehingga pemindahan panas ke lingkungan sangat ditekan.
Mekanisme piloereksi:
Semua itu adalah situasi tidak normal yang memicu pelepasan hormon stres yang disebut
adrenalin, di bawah sadar. Adrenalin diproduksi di dalam dua kelenjar kecil seperti kacang yang
berada di atas ginjal.
Fungsi adrenalin ini tidak hanya menyebabkan kontraksi otot kulit, tetapi juga mempengaruhi
banyak reaksi tubuh lainnya.Adrenalin dilepaskan saat kita merasa kedinginan atau takut, tetapi
juga saat kita sedang stres dan merasakan emosi yang kuat, seperti marah atau gembira.
Tanda-tanda pelepasan adrenalin lainnya adalah keluarnya air mata, telapak tangan berkeringat,
tangan gemetar, tekanan darah meningkat, jantung berdebar kencang, atau perasaan seperti kupu-
kupu berterbangan di perut.
Ilmuwan Harvard menemukan alasan di balik merinding ini lebih jauh lagi. Jenis sel yang
menyebabkan merinding ternyata juga penting untuk mengatur sel induk yang meregenerasi
folikel rambut dan rambut.
Di bawah kulit, otot yang berkontraksi untuk membuat merinding diperlukan untuk
menjembatani koneksi saraf simpatis ke sel induk folikel rambut. Saraf simpatis bereaksi
terhadap dingin dengan mengontrak otot dan menyebabkan merinding dalam jangka pendek.
Dengan mendorong aktivasi sel induk folikel rambut, akan memicu pertumbuhan rambut baru
dalam jangka panjang.
a. Menggigil
b. Rangsang simpatis pembentukan panas
c. Sekresi tiroksin
DosenPengajar
Arfiana,S.Kep.Ns.,S.Tr.Keb.,M.Kes
Disusun oleh
Anisah Muna Almas P1337424521045
Anisa Nur Chasanah P1337424521037
Dewi Patriotul Kamal P1337424521043
Indri Raflesia P1337424521040
IzfinaMaliyya P1337424521042
Laila Rizkiasari P1337424521039
Putri Hamidah P1337424521044
Revita Sinta Dewi P1337424521038
Syafira Maharani P1337424521041
Tiara Larasati Nandito P1337424521046
Wulandari P1337424521036
1.Radiasi ion
Radiasi ion dapat mempengaruhi atom yang terdapat dalam makhluk hidup, sehingga paparan
radiasi ion ini dapat menimbulkan risiko kesehatan dengan merusak jaringan dan DNA dalam
gen. Dengan cara merusak DNA dalam sel tubuh inilah bagaimana radiasi ion dapat
menyebabkan kanker.
Radiasi ion dapat menyebabkan kematian atau kelainan pada sel, dalam waktu sementara
maupun permanen. Paparan radiasi dalam jumlah besar dapat menyebabkan penyakit bahkan
kematian dalam hitungan jam atau hari. Tanda-tanda Anda terkena penyakit akibat radiasi adalah
mual, lemas, rambut rontok, kulit terbakar, dan berkurangnya fungsi organ. Radiasi ion juga
dapat menyebabkan mutasi pada gen Anda, sehingga Anda dapat menurunkannya kepada anak
Anda. Radiasi ion ini dapat ditemukan dalam unsur-unsur radioaktif, partikel kosmik dari luar
angkasa, dan mesin sinar-x.
2.Radiasi non-ion
Berbeda dengan radiasi ion, radiasi non-ion tidak mampu untuk memindahkan elektron atau
mengionisasi atom atau molekul, sehingga radiasi ini tidak sebahaya radiasi ion. Radiasi ini juga
memiliki frekuensi yang jauh lebih rendah dari radiasi ion, sehingga mungkin tidak dapat
membahayakan kesehatan. Namun, teori lain mengatakan bahwa paparan radiasi non-ion dalam
frekuensi tinggi dan cukup kuat juga dapat menyebabkan masalah yang serius.
Hipotermi merupakan suatu keadaan dimana tubuh bayi mengalami penurunan suhu tubuh
dibawah 36oC Celsius yang pada akhirnya menyebabkan trauma dingin pada bayi baru lahir dan
mengakibatkan kesakitan bahkan kematian. Hipotermi berkaitan erat dengan proses metabolisme
dan pertambahan pemakaian energi. Suhu normal bayi baru lahir adalah 36oC-37oC (suhu
aksila) dan 36,5oC-37,5oC (suhu rectal).Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena
terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau
basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian.
Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah, waktu timbulnya kurang dari 2 hari, suhu tubuh
<32oC, tanda lain hipotermi sedang, kulit teraba keras dan nafas pelan serta dalam.
Tidak terpapar dengan dingin atau panas yang berlebihan, suhu tubuh berfluktuasi antara 36oC –
39oC meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil dan fluktuasi terjadi sesudah periode suhu
stabil.
Manajemen hipotermi berat terdiri dari : segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang
telah dinyalakan sebelumnya, bila mungkin. Gunakan inkubator atau ruangan hangat bila perlu.
Bila menggunakan cara lain untuk menghangatkan bayi (misalnya botol air panas), pastikan kulit
bayi tidak menyentuh langsung karena bisa menyebabkan luka bakar. Pastikan juga sumber
panas sudah diganti sebelum mulai dingin. Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri
pakaian yang hangat, pakai topi dan selimut hangat. Hindari paparan panas yang berlebihan.
Bila bayi dengan gangguan nafas (frekuensi nafas lebih dari 60 atau kurang dari 30 kali
permenit), penanganan berbeda. Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rawatan
dan pipa infus tetap terpasang di bawah pemancar panas untuk menghangatkan cairan. Periksa
kadar glukose darah, bila kadar glukose darah kurang 45 mg/dL, tangani hipoglikemia. Nilai
tanda kegawatan pada bayi (misalnya gangguan nafas, kejang atau tidak sadar) setiap jam dan
nilai juga kemampuan minum tiap 4 jam sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal.
Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai dengan yang disebutkan dalam penanganan
kemungkinan besar sepsis. Anjurkan ibu menyusui bayi segera setelah bayi siap, bila bayi tidak
dapat menyusu, beri ASI perah dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian
minum. Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI perah
begitu suhu bayi mencapai 35oC. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak
0,5oC/ jam, berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu
bayi setiap 2 jam. Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan
setiap jam.Setelah suhu tubuh bayi normal, lakukan perawatan lanjutan untuk bayi, pantau bayi
selama 12 jam dan ukur suhu tubuhnya setiap 3 jam. Pantau bayi selama 24 jam setelah
penghentian antibiotika. Bila suhu bayi tetap dalam batas normal dan bayi minum dengan baik
dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan dan beri penkes
kepada ibu bagaimana cara menjaga bayi agar tetap hangat selama di rumah…
Seberapa parah dampak yang dapat Anda alami dari radiasi adalah tergantung dari seberapa
banyak tubuh Anda menyerap radiasi dari sumbernya. Berikut ini merupakan hal yang dapat
Anda kontrol untuk meminimalkan paparan radiasi.
Semakin Anda dekat dengan sumber radiasi, maka paparan radiasi yang dapat Anda terima
semakin besar. Sebaliknya, jika jarak Anda semakin jauh dari sumber radiasi, maka radiasi yang
Anda terima jauh lebih sedikit.
Sama seperti jarak, waktu Anda yang semakin lama saat terpapar radiasi, memungkinkan tubuh
Anda menyerap radiasi yang lebih banyak. Sehingga, waktu Anda terpapar radiasi harus dibatasi
seminimal mungkin.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi kalium iodida (KI) segera setelah terpapar
radiasi. Kalium iodida ini dapat membantu melindungi tiroid dari radiasi. Mengapa tiroid?
Radiasi berdampak langsung pada kelenjar tiroid, sehingga merusak kemampuan kelenjar tiroid
untuk memproduksi iodium, di mana iodium sebagai zat yang sangat dibutuhkan untuk
membentuk DNA yang sehat, fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, keseimbangan hormon,
serta kesehatan jantung.
Sehingga, konsumsi kalium iodida dapat membantu melawan dampak radioaktif iodium. Kalium
iodida mungkin efektif dalam membantu mengurangi paparan radiasi dengan cara mengurangi
akumulasi dan simpanan racun radioaktif dalam tiroid. Konsumsi kalium iodida juga dapat
mengurangi risiko berkembangnya kanker tiroid.
4. Menggunakan pelindung
Pelindung yang dimaksud di sini adalah menggunakan bahan penyerap untuk menutupi reaktor
atau sumber radiasi lainnya, sehingga pancaran radiasi ke lingkungan dapat berkurang.
Pelindung biologis ini bervariasi efektivitasnya, tergantung dari materi yang digunakan untuk
menghamburkan dan menyerap radiasi.
B. KONDUKSI
Konduksi /merambat
Konduksi adalah kehilangan panas pada tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, timbangan, tempat tidur yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi
diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh:
- Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL
C. KONVEKSI
Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara dingin dari
kipas angin, hembusan udara dingin melalui ventilasi / pendingin ruangan.
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
- Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin
D. EVAPORASI
Evaporasi adalah proses perubahan di dalam benda cair menjadi gas (penguapan). Evaporasi
terjadi karena proses perubahan molekul dalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Hal
tersebut bisa dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas
dengan volume yang signifikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), evaporasi adalah proses yang terjadi apabila
jumlah molekul yang keluar dari permukaan lebih besar daripada jumlah yang kembali ke
permukaan air. Sedangkan dalam kimia, evaporasi merupakan proses perubahan zat cair menjadi
gas atau uap air (penguapan).
Menurut Lakitan (1994), evaporasi adalah suatu proses penguapan air yang berasal dari
permukaan bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air.
Menurut Robert B. long (1995), evaporasi adalah sebagai proses penguapan daripada liquid
(cairan) dengan penambahan panas.
Proses evaporasi ini selalu terjadi setiap hari karena merupakan siklus bumi yang akan terus
berjalan. Misalnya saja dari air di danau, sungai, genangan, tetesan air, air laut, dan sebagainya.
Hal yang mempengaruhi proses ini adalah sinar matahari. Saat terkena sinar matahari, air yang
ada di bumi akan mengalami penguapan dan berkumpul di atmosfer bumi. Itulah beberapa arti
dari evaporasi jika dijabarkan.
2. Suhu Udara
Laju emisi dari molekul air dipengaruhi oleh perubahan suhu. Suhu yang tinggi akan membuat
energi dari molekul semakin membesar dan laju emisi juga akan ikut membesar. Hal tersebut
bisa dibuktikan dengan percobaan memanaskan air dengan hasil evaporasi akan meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu di permukaan air. Evaporasi pada dasarnya memerlukan
energi panas yang diperoleh dari radiasi matahari.
3. Angin
Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap lahu evaporasi. Semakin tinggi kecepatan angin
maka laju erosi juga semakin besar pula.
4. Tekanan Atmosfer
Jumlah molekul udara per-satuan volume meningkat seiring dengan adanya perubahan tekanan.
Semakin tinggi tekanan akan memudahkan molekul air masuk ke dalam air. Oleh karena itu
evaporasi menurun seiiring dengan meningkatnya tekanan udara.
5. Kualitas Air
Laju evaporasi air garam umumnya lebih kecil dibandingkan wilayah air tawar, hal ini juga
berkaitan dengan kenaikan massa beberapa jenis air.
Selain penjabaran di atas, contoh sederhana dalam proses evaporasi ini adalah terjadinya hujan.
Dalam siklus sebelum terjadi hujan, ada proses evaporasi yang turut berperan di dalamnya.
Pertama, air yang ada di bumi akan mengalami penguapan atau evaporasi, kemudian
mengumpullah menjadi awan. Setelah itu, barulah awan ini akan menjatuhkan tetes-tetes air
berupa hujan tersebut ke bumi. Begitu seterusnya.
2. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan dan usahakan ke dua bahu bayi menempel di
dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit
lebih rendah dari puting payudara ibu.
1. DEMAM
A. Pengertian
Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh yang lebih dari 37,5 derajat
celcius yang menandakan adanya penyakit atau kondisi lain dalam tubuh. Demam ini
adalah suatu proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
Infeksi atau kondisi lain yang dimaksud ini seperti bakteri, virus, jamur atau parasit,
penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-obatan. Demam dapat terjadi pada bayi,
anak-anak, atupun orang dewasa.
B. Gejala
Demam biasanya ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga 38 derajat
celcius. Beberapa gejala demam yaitu :
Sakit kepala
Berkeringat
Menggigil
Lemas
Nyeri otot
Nyeri tenggorokan
Nyeri telinga
Kehilangan nafsu makan
Dehidrasi
Batuk
Diare
Muntah-muntah
Kelelahan
C. Penyebab
Demam biasa disebabkan karena infeksi, namun dapat juga disebabkan oleh
keadaan toksemia, keganasan, ataupun reaksi terhadap pemakaian obat tertentu.
Infeksi, seperti bakteri, virus, jamur, parasit.
Peradangan kronis, seperti reumathoid arthritis dan hipertiroidisme (kelenjar
tiroid yang terlalu aktif).
Imunisasi, seperti difteri dan tetanus.
Konsumsi obat-obatan tertentu.
Kanker, misalnya laukimia, kanker hati, atau kanker paru-paru.
Penyakit akibat gigitan nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan
chikungunya.
Berdiri terlalu lama di bawah sinar matahari.
D. Cara mengobati
E. Pencegahan
Pencegahan demam dapat dilakukan dengan cara menerapkan pola hidup bersih,
seperti :
Rajin memcuci tangan
Menjaga kebersihan rumah
Tidak berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain
Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti handuk dan pakaian
dengan orang lain
Menjaga dan menningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan istirahat cukup,
makan makanan bergizi dan sehat, olahraga dan aktivitas fisik teratur, serta
konsumsi air putih dengan jumlah yang cukup
2. HIPERTERMIA
A. Pengertian
Secara Umum Hipertermia adalah suatu kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi.
Pada seseorang yang tidak menderita hipertermia, suhu tubuh berkisar antara 35,5°C
hingga 37,5°C pada siang hari. Menurut Wilkinson(2006) hipertermia merupakan
keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya. Menurut
Potter & Perry (2010) hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi
produksi panas. Menurut Dorland (2006) hipertermia/febris/demam adalah
peningkatan suhu tubuh diatas normal. Hal ini dapat diakibatkan oleh stress fisiologik
seperti ovulasi, sekresi hormon thyroid berlebihan, olah raga berat, sampai lesi sistem
syaraf pusat atau infeksi oleh mikroorganisme atau ada penjamu proses noninfeksi
seperti radang atau pelepasan bahan-bahan tertentu seperti leukemia.
B. Gejala Hipertermia
Gejala hipertermia berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan jenis hipertermia
yang dialami.Meskipun demikian, ada beberapa gejala umum hipertermia, yaitu :
1. Suhu tubuh lebih dari 38.5oC,
2. Rasa gerah, haus,
3. lelah,
4. Pusing,
5. Lemah,
6. Mual,
7. Sakit kepala.
Selain gejala-gejala umum di atas, berikut adalah beberapa gejala khusus yang
dapat dibagi berdasarkan jenis hipertermia yang dialami:
1. Heat stress
Kondisi ini dapat terjadi ketika proses pengaturan suhu tubuh mulai
terganggu, saat keringat tidak bisa keluar akibat pakaian terlalu ketat atau karena
bekerja di tempat yang panas dan lembap. Gejala yang bisa timbul di antaranya,
pusing, lemas, haus, mual, dan sakit kepala.
2. Heat fatigue
Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di tempat
yang panas, sehingga muncul lemas, haus, rasa tidak nyaman, kehilangan
konsentrasi, bahkan kehilangan koordinasi.
3. Heat syncope
Kondisi ini terjadi ketika seseorang terlalu memaksakan diri tetap berada
di lingkungan yang panas, sehingga memicu kurangnya aliran darah ke otak.
Akibatnya akan muncul gejala, seperti pusing, berkunang-kunang, dan pingsan.
4. Heat cramps
Kondisi ini terjadi ketika penderita sedang berolahraga dengan intensitas
yang berat atau bekerja di tempat yang panas. Gejalanya berupa kejang otot yang
disertai rasa nyeri atau kram di otot betis, paha, bahu, lengan dan perut.
5. Heat edema
Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada tangan, kaki, dan tumit
akibat penumpukan cairan. Heat edema terjadi akibat terlalu lama duduk atau
berdiri di tempat yang panas yang selanjutnya memicu ketidakseimbangan
elektrolit.
6. Heat rash
Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam pada kulit akibat berada di
tempat yang panas dan lembab pada waktu yang lama.
C. Penyebab Hipertermia
Pada umumnya, hipertermia disebabkan oleh paparan suhu panas yang berlebihan
dari luar tubuh serta kegagalan sistem regulasi suhu tubuh untuk mendinginkan tubuh.
Menurut Nelson (2000) hipertermia disebabkan oleh hal berikut :
1. mekanisme pengatur panas hipotalamus yang disebabkan oleh meningkatnya
produksi panas endogen (olah raga berat, hipertermia maligna, sindrom
neuroleptik maligna, hipertiroidisme),
2. pengurangan kehilangan panas (memakai selimut berlapis-lapis, keracunan
atropine), atau terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas).
Ada juga yang menyebutkan bahwa hipertermia atau demam pada anak terjadi
karena reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi , dan juga karena adanya
pengaruh obat. Menurut Sari Pediatri (2008) tiga penyebab terbanyak demam pada
anak yaitu penyakit infeksi (60%-70%), penyakit kolagen-vaskular, dan keganasan.
Walaupun infeksi virus sangat jarang menjadi penyebab demam berkepanjangan,
tetapi 20% penyebab adalah infeksi virus. Sebagian besar penyebab demam pada
anak terjadi akibat perubahan titik pengaturan hipotalamus yang disebabkan adanya
pirogen seperti bakteri atau virus yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Terkadang
demam juga disebabkan oleh adanya bentuk hipersensitivitas terhadap obat.
D. Cara Mengobati
Penanganan utama pada hipertermia adalah dengan mendinginkan suhu tubuh saat
muncul gejala. Jika Anda mengalami hipertermia, langkah pendinginan tubuh yang
dapat Anda lakukan antara lain:
1. Beristirahat dari aktivitas yang sedang dilakukan
2. Berteduh agar terhindar dari sengatan panas, seperti berteduh di ruangan yang
sejuk dan memiliki aliran udara yang baik
3. Minum air putih atau minuman elektrolit, namun hindari mengonsumsi minuman
terlalu dingin karena dapat menimbulkan kram perut
4. Mengompres kepala, leher, muka, dan bagian tubuh yang mengalami kram
menggunakan air dingin
5. Melonggarkan pakaian yang ketat, termasuk kaus kaki dan sepatu
E. Pencegahan Hipertemia
Langkah terbaik untuk mencegah hipertermia adalah menghindari paparan sinar
matahari atau cuaca panas dalam jangka waktu cukup lama. Jika Anda harus bekerja
atau beraktivitas di tempat yang panas, berikut adalah langkah pencegahan
hipertermia yang bisa Anda lakukan:
1. Jangan menggunakan pakaian tebal, namun gunakan pakaian yang tipis namun
mampu melindungi area tubuh ketika berada di luar ruangan.
2. Gunakan topi dan tabir surya yang dapat melindungi kulit dari sengatan sinar
matahari.
3. Konsumsi air dalam jumlah yang banyak, setidaknya 2–4 gelas air setiap jam.
4. Hindari minuman mengandung kafein dan alkohol saat beraktivitas di tempat
yang panas karena mengakibatkan cairan tubuh makin berkurang.
3. HEAT EXHAUSTION
A. Pengertian
Heat exhaustion adalah penyakit yang terkait dengan panas yang dapat muncul setelah
Anda terekspos dengan suhu yang tinggi, dan sering kali disertai dengan dehidrasi.
B. Gejala :
1. Kebingungan
2. Urine berwarna gelap (tanda dari dehidrasi)
3. Pusing
4. Pingsan
5. Kelelahan
6. Sakit kepala
7. Kram otot atau perut
8. Mual,diare, atau muntah
9. Warna kulit pucat
10. Berkeringat berlebihan
11. Detak jantung cepat
C. Penyebab :
1. Penyebab pertamanya adalah cuaca yang panas dan aktivitas berat
2. Dehidrasi, yang mengurangi kemampuan tubuh untuk berkeringat dan menjaga suhu
normal
3. Konsumsi alkohol, yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur
suhu tubuh
4. Berpakaian berlebih, terutama pakaian yang tidak membiarkan keringat meluap
dengan mudah
4. HEAT STROKE
A. Pengertian Heat Stroke
Heat stroke atau sengatan panas merupakan kondisi emergensi atau gawat darurat, dan
bentuk paling serius dari serangan panas. Kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan
suhu tubuh secara dramatis dalam waktu cepat, dan Anda tidak dapat mendinginkan
tubuh. Heat stroke dapat menyebabkan kerusakan pada organ penting seperti organ dalam
dan otak. Heat stroke juga dapat menyebabkan kematian. Heat stroke terjadi ketika suhu
tubuh mencapai suhu lebih dari 40 derajat Celsius dan adanya komplikasi yang
melibatkan sistem saraf tubuh akibat suhu tinggi tersebut. Heat stroke biasanya menyerang
orang paruh baya di atas 50 tahun, namun juga bisa menyerang atlet olahraga muda.
sebelumnya, seperti kelelahan.
Serangan panas dapat menyebabkan serangan progresif dari heat cramps, heat syncope
(pingsan), dan heat exhaustion. Heat stroke merupakan tipe yang paling serius dan paling
akhir dari serangan panas. Namun, serangan ini bisa saja muncul tanpa serangan panas
lainnya yang lebih ringan.
D. Pencegahan
Serangan heat stroke dapat dicegah dengan cara seperti di bawah ini:
1. berada di lingkungan yang sejuk ketika cuaca sedang panas
2. memiliki sirkulasi udara yang baik pada rumah
3. menggunakan pakaian yang tidak terlalu tebal, berwarna cerah, tidak ketat
4. menggunakan tabir surya
5. mengonsumsi lebih banyak air putih agar terhindar dari dehidrasi
6. ketika berolahraga, mengonsumsi 700 mililiter air dua jam sebelum berolahraga dan
tambahan 250 mililiter sebelum berolahraga. Ketika sedang berolahraga, Anda dapat
minum 250 mililiter setiap 20 menit walau tidak merasa haus.
E. Penanganan
1. Angkat korban ke tempat yang teduh.
2. Sejukkan korban secepatnya menggunakan metode apapun yang kamu bisa.
Contohnya; celupkan korban ke dalam bak yang berisi air sejuk, tempatkan korban di
shower dengan air yang sejuk, semprot korban dengan air sejuk yang berasal dari
taman, apabila kelembapan rendah, selimuti korban dengan kain yang sejuk atau
basah.
3. Amati temperatur tubuh, lanjutkan untuk membuat tubuh sejuk hingga temperatur
tubuh menurun sebesar 101-102⁰ F.
4. Jika tindakan medis terlambat dilakukan, hubungi rumah sakit bagian. emergency
untuk langkah selanjutnya.
5. Jangan berikan korban cairan untuk diminum.
6. Dapatkan penanganan medis secepat mungkin.
5. HIPOTERMIA
A. Pengertian Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35oC.
Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37oC), fungsi sistem saraf dan organ
tubuh lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat
menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.
Saat suhu tubuh turun dengan drastis, jantung, otak dan organ penting lainnya tidak
dapat bekerja optimal. Akibatnya akan terjadi berbagai gangguan kerja organ dan fungsi
tubuh secara keseluruhan pun ikut menurun.
Terdapat orang-orang yang lebih berisiko mengalami hipotermia dibandingkan
dengan orang lainnya. Beberapa di antaranya seperti:
Orang lanjut usia, bayi, dan anak- anak
Orang dengan gangguan mental
Orang yang banyak beraktivitas di luar ruangan dalam waktu lama
Orang yang tidak sadarkan diri akibat pengaruh alkohol atau obat-obatan
Berada di ruangan terbuka
B. Gejala Hipotermia
Gejala awal yang muncul ketika seseorang mengalami hipotermia adalah menggigil.
Menggigil ini sebenarnya merupakan mekanisme ‘perlawanan’ tubuh menghadapi suhu
ekstrem. Dengan menggigil, panas tubuh yang dihasilkan melalui gerakan otot akan
meningkat. Tujuannya agar suhu dalam tubuh tetap terjaga normal.
Gejala hipotermia bervariasi, tergantung kepada tingkat keparahannya. Berikut ini
merupakan gejala hipotermia dari yang ringan hingga berat:
Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh
Napas pendek dan lambat
Mati rasa
Menggigil
Respons menurun
Nadi lemah
Gangguan bicara, misalnya meracau
Kaku dan sulit bergerak
Penurunan kesadaran
Sesak napas hingga napas melambat
Jantung berdebar hingga denyut jantung melamba
Pada bayi, hipotermia ditandai dengan kulit yang terasa dingin dan terlihat kemerahan.
Bayi juga terlihat diam, lemas, dan tidak mau menyusu atau makan.
C. Penyebab Hipotermia
Penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam
waktu yang lama tanpa perlindungan yang cukup. Hipotermia terjadi ketika panas
yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang. Sejumlah kondisi yang
berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan menyebabkan hipotermia, yaitu:
Terlalu lama berada di tempat dingin.
Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.
Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan lansia.
Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung.
Hipotermia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotermia, yaitu:
Usia. Hipotermia rentan dialami oleh bayi dan lansia. Pada bayi, suhu yang
terlalu dingin bisa membuat bayi mengalami keringat dingin akibat
hipotermia.
Kelelahan.
Gangguan mental, misalnya demensia.
Konsumsi alkohol dan NAPZA.
Konsumsi obat-obatan untuk depresi dan obat penenang.
Hipotiroidisme, radang sendi, stroke, diabetes, dan penyakit Parkinson.
D. Pengobatan Hipotermia
Bila orang tersebut masih bernapas dan denyut nadinya masih ada, tindakan yang
dilakukan untuk membuat suhu tubuhnya kembali normal, yaitu:
Pindahkan ke tempat yang lebih kering dan hangat. Pindahkan secara hati-
hati karena gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya
berhenti.
Jika pakaian yang dikenakannya basah, maka gantilah dengan pakaian yang
kering.
Gunakan beberapa lapis selimut atau jaket untuk menghangatkan tubuh.
Berikan minuman hangat yang tidak mengandung kafein.
Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu menghangatkan
tubuhnya. Letakkan kompres di leher, dada, dan selangkangan. Hindari
meletakkan kompres di lengan atau tungkai karena malah menyebabkan darah
yang dingin mengalir kembali ke jantung, paru-paru, dan otak.
Hindari paparan angin dan udara.
Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk
menghangatkan penderita hipotermia. Panas yang belebihan dapat merusak
kulit dan menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur.
Temani dan pantau terus kondisi orang tersebut, hingga bantuan medis tiba.
E. Pencegahan Hipotermia
Jagalah tubuh agar tetap kering. Hindari mengenakan pakaian basah dalam
jangka waktu lama karena dapat menyerap panas tubuh.
Gunakan pakaian sesuai dengan kondisi cuaca dan kegiatan yang akan
dilakukan, terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di tempat
yang dingin. Kenakan jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga.
Gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot ketika akan
beraktivitas di luar rumah.
Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh.
Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah
minuman dan makanan hangat.
Konsumsi kalori dan cairan yang cukup.
Sedangkan untuk mencegah hipotermia pada bayi dan anak-anak, cara yang dapat
dilakukan adalah:
Pakaikan jaket atau pakaian yang tebal, ketika anak akan beraktivitas di luar
rumah saat suhu udara dingin.
Segera bawa ke ruangan yang hangat, jika mereka tampak mulai menggigil.
6. FROSBITE
A. Pengertian
Frostbite adalah kondisi di mana jaringan tubuh membeku dan rusak oleh paparan
suhu rendah. Frostbite adalah kondisi yang sering disebut juga sebagai radang dingin
dan umumnya terjadi pada tangan, kaki, hidung, dan telinga.
Frostbite bisa menjadi luka yang sangat serius. Penyakit ini dapat memakan waktu
beberapa minggu untuk pulih. Pasien dapat kehilangan kulit, jari, dan kaki serta cacat
dan berubah warna pada kulit. Frostbite bisa berkembang menjadi hipotermia.
B. Gejala
Gejala frostbite tergantung pada tingkat keparahannya yang terdiri dari tiga fase
berikut:
1) Frostnip
Ini merupakan bentuk frostbite yang paling ringan. Kerusakan pada kulit
tidak terjadi secara permanen. Secara umum, gejala frostnip meliputi: Kulit
bewarna kemerahan dan terasa dingin.Kulit terasa nyeri seperti ditusuk oleh
jarum-jarum. Gejala ini paling terasa ketika kulit dihangatkan.Jika dibiarkan,
kulit akan terasa kebas.
2) Superficial frostbite
Frostnip yang dibiarkan akan berkembang menjadi superficial frostbite.
Pada tahap ini, kerusakan kulit semakin serius dengan gejala-gejala berikut:
Kulit menjadi pucat, kemerahan, atau kebiruan. Kulit terasa kasar dan keras
karena kristal-kristal es mulai terbentuk di kulit. Kulit kemudian menjadi
hangat dan membengkak. Gejala ini menandakan jaringan yang mulai rusak.
Bila dihangatkan, kulit akan terasa nyeri seperti terbakar serta muncul kantung
berisi cairan pada permukaan kulit.
3) Deep severe frostbite
Deep frostbite merupakan tingkat yang paling parah. Pada kondisi ini,
kerusakan sudah terjadi pada seluruh lapisan kulit serta jaringan di bawahnya.
Beberapa gejalanya bisa meliputi: Kulit tampak putih pucat atau abu-abu
kebiruan. Kulit yang mati rasa. Otot atau sendi pada area frostbite yang tidak
dapat digerakkan. Jika dihangatkan, bisa terbentuk kantung besar berisi cairan
di permukaan kulit pada dalam waktu 24 hingga 48 jam. Kulit menjadi keras
dan hitam. Gejala ini menandakan kematian jaringan (gangrene).
C. Penyebab
Penyebab radang dingin yang paling umum adalah paparan kondisi cuaca dingin,
karena kontak langsung dengan es, logam dingin, atau cairan yang sangat
dingin.Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab tertentu yang menyebabkan frostbite
adalah:
1) Memakai pakaian yang tidak sesuai untuk udara dingin
2) Tidak melindungi tubuh untuk melawan dingin, angin atau air.
3) Terpapar angin dingin dan kuat terlalu lama.
4) Risiko luka karena frostbite akan naik ketika suhu udara turun di bawah
-15ºC, bahkan walaupun angin tidak kuat.
5) Paparan bahan seperti es, bahan-bahan beku, atau logam beku.
D. Cara Pengobatan
Penanganan frostbite tergantung pada tingkat keparahannya. Sederet langkah yang
mungkin disarankan oleh dokter meliputi:
a) Penghangatan kulit
Proses penghangatan dilakukan dengan merendam area yang mengalami
frostbite dalam air hangat selama 15 hingga 30 menit. Kulit yang dihangatkan
akan memiliki tekstur lembut dengan warna merah atau ungu.
b) Obat pereda nyeri
Proses penghangatan dapat menimbulkan rasa nyeri. Oleh karena itu,
dokter bisa meresepkan obat pereda nyeri.
c) Pembalutan
Area frostbite mudah terinfeksi. Untuk mencegahnya, kulit yang sudah
dihangatkkan akan dibalut dengan perban steril atau handuk.Pasien juga akan
diminta untuk mengatur agar posisi area forstbite berada lebih tinggi dari
jantung. Langkah ini dapat membantu dalam meredakan pembengkakan.
d) Pengangkatan jaringan yang rusak
Pasien akan pulih lebih cepat jika dokter mengangkat kulit atau jaringan
yang telah rusak. Pengangkatan jaringan atau debridement mungkin akan
dilakukan satu hingga tiga minggu setelah konsultasi. Melalui prosedur
pengangkatan ini, dokter juga dapat mengindetifikasi jaringan yang rusak
dengan lebih baik.
e) Antibiotik
Dokter akan meresepkan antibiotik jika kulit pasien mengalami infeksi
bakteri.
f) Obat pengencer darah
Pada frostbite yang parah, dokter bisa memberikan obat pengecer darah.
Contohnya, tissue plasminogen activator (TPA).TPA diberikan dengan cara
disuntikkan ke pembuluh darah. Tujuannya adalah menurunkan risiko
amputasi. Namun obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa
perdarahan.
g) Operasi
Kasus frostbite yang parah terkadang memerlukan operasi amputasi untuk
mengangkat bagian tubuh dengan jaringan yang sudah mati.
h) Terapi oksigen hiperbarik
Terapi ini melibatkan pemberian oksigen murni di dalam ruangan
bertekanan udara tinggi.
E. Pencegahan
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari frosbite
1. Mengenakan pakaian sesuai dengan cuaca, khususnya saat udara dingin
2. Apabila sedang mengenakan pakaian basah, segera mengganti dengan pakaian
kering
3. Mengkonsumsi air putih secukupnya
4. Menerapkan Pola makan sehat dan seimbang
5. Menghindari konsumsi alkoho;
6. Tidak menggunakan sepatu yang sempit dikarenakan sepatu sempit dapat
membatasi aliran darah
7. Mengenali dan segera mengatasu gejala awal frosbite, seperti kulit merah, atau
pucat, dan mati rasa