Anda di halaman 1dari 27

MINI RESEARCH TEORI KOMUNIKASI

“RADIO PESONA CIPTASWARA (RPC) KOTA BINJAI”

DISUSUN OLEH:

Nama : Agape Mangasitua Panjaitan (8206121002)


Wulani Kisty Hasanah (8206121001)
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd
Dr. Dina Ampera, M.Si
Mata Kuliah : Teori Komunikasi dalam Pendidikan

PROGRAM MAGISTER (S2) TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan
rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Research yang berjudul “Radio
Pesona Ciptaswara Kota Binjai”. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Prof.
Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd dan Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku dosen mata kuliah
Teori Komunikasi dalam Pendidikan yang sudah memberikan bimbingan dalam mengerjakan
tugas Mini Research ini.

Penulis juga menyadari bahwa Mini Research ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
menyempurnakan tugas Mini Research ini. Semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan pengetahuan bagi pembaca.

Binjai, 05 Desember 2020

Kelompok Binjai

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

1.4 Manfaat 2

Bab II Tinjauan Pustaka 3

2.1 Radio sebagai Media Komunikasi Massa 3

2.1.1 Komunikasi Massa 3

2.1.2 Radio 6

2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Siaran Radio 8

2.1.4 Radio Edukasi dalam Pendidikan 9

Bab II Pembahasan 10

3.1 Sejarah Singkat Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai 10

3.2 Struktur Organisasi/Gaya Kepemimpinan di Radio Pesona Ciptaswara Binjai 14

3.3 Sarana dan Prasarana Radio Pesona Ciptaswara Binjai 15

Bab III Penutup 17

4.1 Kesimpulan 17

4.2 Saran 17

Daftar Pustaka 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radio merupakan media komunikasi massa yang dapat menjangkau masyarakat luas
namun terbatas. Sifatnya yang unik menjadikan radio selalu diminati masyarakat. Radio
memiliki sifat unik karena radio menyajikan produksinya secara audio saja. Tidak seperti
media cetak yang membutuhkan kemampuan membaca, radio dapat dinikmati oleh semua
kalangan termasuk kalangan buta huruf. Hal ini membuat radio memiliki kedekatan di hati
para pendengarnya sehingga radio bersifat personal karena kita dapat mendengarkannya
sendirian.

Radio mengalami perkembangan yang sangat pesat. Stasiun radio siaran juga telah
banyak menjamur. Tidak hanya di kota-kota besar namun radio juga menjadi teman bagi
orang-orang yang tinggal di pedesaan. Di kota-kota besar industri radio siaran bersaing secara
ketat. Tidak hanya dengan radio-radio lain namun juga dengan media massa lain seperti
televisi. Para pelaku bisnis radio menerapkan berbagai strategi kreatif agar tidak kehilangan
para pendengarnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Singkat Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai?

2. Bagaimana Struktur Organisasi/Gaya Kepemimpinan di Radio Pesona Ciptaswara


Binjai?

3. Bagaimana Sarana dan Prasarana di Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Sejarah Singkat Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai

2. Untuk mengetahui Struktur Organisasi/Gaya Kepemimpinan di Radio Pesona


Ciptaswara Binjai

3. Untuk mengetahui Sarana dan Prasarana di Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai

1
1.4 Manfaat

a. Manfaat Teoritis
Penelitian mini research ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran
pada ilmu komunikasi terutama dalam strategi komunikasi kreatif program radio.

b. Manfaat Praktis
Penelitian mini research ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi dan
pertimbangan bagi stasiun radio dalam membuat program sehingga dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas program.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radio sebagai Media Komunikasi Massa

2.1.1 Komunikasi Massa

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin
communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti
“membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering isebut
sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara
sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk
pada cara berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran”, “Kita
mendiskusikan makna”, dan “Kita mengirim pesan”. (Mulyana, 2009:46)

Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2013:13), dalam karyanya yang berjudul
Social Communication memunculkan istilah science of communication yang didefinisikan
sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-
asas penstramisian informasi serta pembentukan opini dan sikap. Menurut Roger (dalam
Effendy, 2013:15), Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa


komunikasi adalaah proses pengiriman dan penyampaian pesan secara verbal maupun non-
verbal seorang komunikator dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik
langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang disampaikan kepada banyak orang


(massa) dengan menggunakan sarana media. Istilah massa yaitu penerima pesan yang
berkaitan dengan media massa contohnya khalayak, audiens, penonton, pemirsa atau
pembaca. Sementara komunikasi mengacu pada pemberian dan penerimaan pesan. Menurut
Effendy (1991), komunikasi massa ialah komunikasi yang menggunakan media massa
dalam hal ini media massa modern yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio, televisi, dan
film. Dapat dikatakan media massa apabila khalayak secara serempak memperhatikan pesan
yang disampaikan media itu pada saat yang sama. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik) (Mulyana,
3
2005: 83).

Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology: An Introduction to the Study of


communication, menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa dengan lebih tegas
(Effendy, 2013: 21), yakni sebagai berikut:

“First, mass communication is communication addressed to the masses, to an


extremely large audience. This does not mean that the audience includes all
people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it
means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second,
mass communication is communication mediated by audio an/or visual
transmitters. Mass communication is perhaps most easily and most logically
defined by its forms: television, radio, newspapers, magazines, films, books, and
tapes.”
Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh
penduduk atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu
besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa
barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi,
radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.

Komunikasi massa sebenarnya penyederhanaan dari komunikasi media massa; jadi


dari sifat eksplisit diimplisitkan, media tidak disebut, cukup komunikasi massa saja
(Effendy, 1991: 13). Pengertian dari komunikasi massa tetap media massa walaupun kata
media tidak disebut. Komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan
media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab, tidak ada
komunikasi massa tanpa adanya media massa (Nurudin, 2013: 63).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa


komunikasi massa adalah proses penggunaan sebuah media massa untuk mengirim pesan
kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk.

Studi komunikasi massa secara umum membahas dua hal pokok yaitu: Pertama, studi
komunikasi massa yang melihat peran media massa terhadap masyarakat luas beserta
institusi-institusinya. Pandangan ini menggambarkan keterkaitan antara media dengan
berbagai institusi lain seperti institusi politik, ekonomi, pendidikan, agama, dan sebagainya.
Teori-teori yang berkenaan dengan hal ini berupaya menjelaskan posisi atau kedudukan
media massa dalam masyarakat dan terjadinya saling memengaruhi antara berbagai struktur

4
kemasyarakatan dengan media. Kedua, studi komunikasi massa yang melihat hubungan
antara media dengan audiennya, baik secara kelompok maupun individual. Teori-teori
mengenai hubungan antara media audien terutama menekankan pada efek-efek individu dan
kelompok sebagai hasil interaksi dengan media (Morissan, 2015: 14).

Komunikasi massa ditujukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan
dengan jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang
disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri- cirinya adalah sebagai berikut (Effendi,
2013: 22)

1) Komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik
dari komunikan kepada komunikator, dengan kata lain perkataan komunikator tidak
mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan.

2) Komunikasi pada komunikasi massa melembaga, yakni suatu institusi atau


organisasi, oleh karena itu komunikatornya melembaga, mempunyai lebih banyak
kebebasan.

3) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, media ditujukan kepada umum dan
mengenai kepentingan umum, tidak ditujukan kepada sekelompok orang tertentu.
Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut
kepentingan umum.

4) Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, ciri ini merupakan yang


paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.

Komunikasi massa bersifat heterogen, komunikasi adalah khalayak yang merupakan


kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran
yang dituju komunikator bersifat heterogen dalam keberadaannya secara terpecah-pecah,
dimana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-
masing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelaminnya, usia, agama, ideology, pekerjaan,
pendidikan, pengalaman hidup, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan
sebagainya. Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan
pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup
seseorang.

2.1.2 Radio

5
Media dalam komunikasi massa dibagi atas dua jenis yaitu, media cetak dan
elektronik. Media massa mampu menimbulkan keserempakan di antara khalayak yang
sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut (Effendy, 2013:26),
salah satunya media elektronik yaitu radio. Menurut Riswandi (2009:1), penyiaran radio
adalah media komunikasi masa dengan yang menyalurkan gagasan informasi dalam bentuk
suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Radio
berasal dari kata Radios yang berarti benda-benda elektronika yang menciptakan suara
untuk berkomunikasi (Wahyudi, 1992:277). Radio merupakan alat menyampaikan informasi
dengan memanfaatkan adanya gelombang elektromagnetik.

Radio adalah media elektronik yang bersifat khas sebagai media audio, oleh karena itu
ketika khalayak menerima pesan dari radio, khalayak pada tatanan mental yang pasif dan
bergantung pada jelas tidaknya kata-kata yang diucapkan penyiar. (Nasution, 2016:53)

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang


dimaksud dengan istilah radio bukan hanya bentuk fisiknya saja, tetapi bentuk fisik dengan
kegiatan radio adalah saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena
itu apabila pengertian radio tersebut dipisahkan satu persatu ataupun diperinci secara fisik,
maka yang dimaksud dengan radio adalah keseluruhan daripada pemancar, studio, pesawat
penerima sekaligus.

Radio sebagai media massa komunikasi elektronik tentunya ada beberapa kekuatan
yang dimiliki oleh radio itu sendiri diantaranya:

1) Radio dapat didengarkan di berbagai aktifitas dan keberadaannya tidak mengganggu


Informasi tercepat, dibandingkan media lain, informasi yang disiarkan melalui radio
dapat menyebar seketika dan lebih murah dalam operasionalnya.

2) Auditif, meskipun hanya memproduksi suara bukan visual, tetapi komunikasi suara
mempunyai kelebihan dalam pendekatan kepada pendengar. Dengan demikian
karena sifatnya yang auditif ini mendorong masyarakat lebih menyukainya sebagai
salah satu media massa yang cepat digemari dengan kemudahan penerimaan tanpa
memerlukan keahlian khusus.

3) Menciptakan theatre of mind, produksi radio hanya berupa suara tanpa gambar,
justru mampu menciptakan imajinasi yang membuat penasaran pendengar.

4) Komunikasi personal, sifat radio dengan komunikasi personalnya sangat

6
menguntungkan untuk menciptakan keakraban antara radio dan pendengar sehingga
ikatan kebutuhan dan saling menguntungkan menjadi kuat.

5) Murah, murah karena pendengar tidak perlu membayar untuk mendengarkan radio.
Beda dengan media cetak yang harus dibeli.

Radio memiliki sifat dan ciri yang berbeda dengan media massa lainnya. Berbeda
karena radio bersifat audial. Penyampaian pesan melalui radio menggunakan lisan atau kata-
kata. Daya ikat untuk dapat melancarkan pesan ini penting, artinya dalam proses
komunikasi, terutama melalui media massa, disebabkan sifatnya yang satu arah (one way
traffic communication). hanya dari komunikator kepada komunikan. Komunikator tidak
mengetahui tanggapan komunikan (Effendy, 1991: 19).

Komunikasi yang terdapat dalam radio sama halnya dengan komunikasi massa yang
lain karena radio merupakan salah satu media massa, oleh karena itu radio juga memiliki
beberapa sifat dari media massa (Effendy, 2013: 79), yakni meliputi:

a. Publisitas, disebarkan kepada publik, khalayak umum dan orang banyak, tidak
adanya batasan yang ingin mendengarkan radio, semuanya tinggal audience yang
menentukan sikapnya sendiri apakah akan mendengarkan atau tidak ada unsur
pemaksaan.

b. Universal, yang bersifat umum yang membahas tentang aspek-aspek kehidupan yang
dialami oleh masyarakat umum, baik yang berkenaan dengan dunia bisnis, hubungan
sosial, mengenai pesona hayati dan lain sebagainya.

c. Periodisitas, yakni radio bersifat berskala atau tetap, misalkan Jawa Pos harian atau
mingguan, disebuah media radio pesan disampaikan hanya pada saat radio
mengudara (On-Air)

d. Kontinuitas, keseimbangan atau terus-menerus sesuai dengan jadwal mengudaranya


suatu radio, dan juga sebuah program siaran dari sebuah radio di setiap harinya.
Walaupun ada sebuah yang baru tapi program tersebut juga akan diulang sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.

Aktualitas, selalu berisi hal yang baru, seperti halnya sebuah informasi atau laporan
dari sebuah peristiwa yang terbaru, tips-tips baru dengan berbagai macam bidang dan juga
sebagainya. Disisi lain aktualitas juga mencapai titik kecepatan dari penyampaian sebuah

7
informasi kepada khalayak luas.

Radio dapat dikelompokkan sebagai media massa elektronik yang mampu menguasai
ruang, artinya siaran radio dari suatu media radio yang dapat diterima dimana saja dalam
jangkauan pancarannya atau menguasai ruang, tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali,
tidak menguasai waktu (Ahmad, 2015: 252). Melalui radio suatu komunikasi yang akan
disampaikan oleh komunikator kepada khalayak banyak dapat berlangsung dalam waktu
yang singkat dan komunikan akan menerima komunikasi secara bersamaan walaupun di
tempat yang berbeda. Menurut Biagi (2013: 95), Radio is unique in both its portability and
its ability to reach us while we do different things or even while consuming other media.
Khalayak dapat mendengarkan radio dimana dan kapan saja. Radio bersifat santai sehingga
khalayak dapat menikmati acara pada radio sambil makan, sambil tiduran, sambil bekerja,
bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak demikian dengan media massa lainnya
(Effendy, 1991: 19).

2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Siaran Radio

Radio siaran memiliki beberapa kelebihan. Hal tersebut dikarenakan terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran. Faktor-faktor tersebut yakni: 1) Daya
Langsung, pesan yang disampaikan oleh radio siaran dapat langsung diterima oleh
pendengar. 2) Daya Tembus, radio siaran memiliki kekuatan daya tembus, yang artinya
dapat mencapai khalayak yang berada dimana saja tanpa mengenal jarak dan waktu. 3) Daya
Tarik, disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni:
musik, kata-kata, dan efek suara (sound effect) (Effendy, 1991: 139).

Menurut Riswandi (2009:4), keunggulan radio sebagai media penyiaran, antara lain:

a. Cepat dan langsung: Radio adalah sarana tercepat, bahkan lebih cepat dari surat
kabar atau televisi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat tanpa lewat
proses yang kompleks dan butuh waktu yang lama seperti TV dan media cetak.

b. Akrab: Radio adalah alat yang “mendekatkan” atau mengakrabkan


pendengar/khalayak dengan penyiar bahkan dengan pemiliknya. Orang cenderung
jarang mendengarkan siaran radio secara berkelompok akan tetapi justru orang
seringkali mendengar radio secara sendirian.

c. Hangat: Perpaduan antara katakata, musik dan efek suara dalam siaran radio mampu

8
mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara
penyiar dan seringkali pendengar berpikir bahwa penyiar adalah teman bagi mereka.

d. Tanpa batas: Siaran radio mampu menembus batas-batas geografis dan kultural serta
kelas sosial. Bahkan hanya orang “tunarungu” yang tidak mampu menikmati sebuah
siaran radio.

e. Murah: Harga dari pesawat radio sekaligus mendengarkan siarannya relatif jauh
lebih murah dibandingkan dnegan harga sebuah televisi atau berlangganan media
cetak. Bahkan pendengar siaran radio pun tidak dipungut iuran sepersen pun.

f. Fleksibel: Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa
mengganggu aktifitas lain seperti belajar, memasak, mengemudi, membaca surat
kabar dan sebagainya.

Sedangkan kelemahan radio sebagai media penyiaran menurut Riswandi (2009:5)


antara lain:

a. Selintas: Siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa
mengulang apa yang didengarnya, tidak seperti pembaca surat kabar yang bisa
mengulang bacaan dari awal tulisan.

b. Batasan waktu: waktu siaran radio relatif terbatas hanya 24 jam sehari, berbeda
dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas.

c. Beralur linear: Program disajikan dan didengar oleh khalayak berdasarkan urutan
yang sudah ada (rundown).

2.1.4 Radio Edukasi (RE) Dalam Pendidikan

Menurut Degeng (dalam Rayandra, 2012:65), mengemukakan bahwa media


audio/radio merupakan media pendidikan yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
sumber belajar (learning resources). Lebih jauh dikemukakan bahwa sumber belajar adalah
semua sumber yang dapat digunakan oleh peserta didik sehingga memungkinkan terjadinya
perilaku belajar. Berdasarkan berbagai pemikiran yang telah dikemukakan, penulis tergugah
untuk melakukan kajian tentang Radio Edukasi sebagai salah satu sumber belajar. Kajian ini
didasarkan atas pengalaman penulis selama ini dalam merancang, mengembangkan, dan
merintis pemanfaatan siaran radio pendidikan, baik untuk kepentingan penataran guru

9
sekolah dasar, maupun untuk peserta didik pendidikan dasar dan menengah. Pokok
permasalahan yang dibahas di dalam kajian ini adalah (1) peran Radio Edukasi sebagai
radio pendidikan, (2) kriteria yang menjadikan Radio Edukasi sebagai sumber belajar, dan
(3) konten siaran Radio Edukasi yang menjadi sumber belajar. Tujuan dari kajian ini adalah
untuk mengetahui (1) peran Radio Edukasi sebagai radio pendidikan, (2) kriteria yang
menjadikan Radio Edukasi sebagai sumber belajar, dan (3) konten siaran Radio Edukasi
sebagai sumber belajar.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai

Radio Pesona Ciptaswara Binjai adalah salah satu radio yang mengusung musik
dangdut secara total di Kota Binjai. Untuk daerah Sumatera Utara, berada di tiga wilayah
yaitu Radio Pesona Ciptaswara berada di Kota Binjai, Radio Bonita Jaya berada di Kota
Medan, dan radio Gelora Remaja Sibolga berada di Sibolga.

Selain di Sumatera Utara, radio ini juga memiliki cabang di luar daerah Sumatera utara
yaitu radio Mercy berada di Jakarta dan radio Musi berada di Palembang. Walaupun berada
di beberapa wilayah di Indonesia, radio ini dimiliki oleh satu orang yaitu bapak Yongki
Manalu. Radio Pesona Ciptaswara didirikan di binjai pada tanggal 1 Oktober 1991 dan
merupakan cabang dari Radio Bonita Jaya Suara Medan yang didirikan di Sibolga pada
tanggal 29 Maret 1990. Kemudian juga didirikan di kota Medan pada tanggal 26 februari
2000.

Radio Pesona Ciptaswara didirikan oleh Bapak Yongki Manalu sekaligus sebagai
owner (pemilik) radio Bonita Jaya Suara Medan. Pada dasarnya, Radio Pesona Ciptaswara
didirikan untuk mengembangkan indutri musik dangdut dan memberikan hiburan kepada
masyarakat Indonesia pada umumnya dan Sumatera Utara pada khususnya dan didirikan
dengan tujuan komersil. Sasaran utama pendengar radio ini adalah masyarakat kalangan
menengah ke bawah. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk kalangan
menengah ke atas.

Radio ini didirikan karena kecintaan Bapak Yongki Manalu akan musik dangdut dan
berniat untuk mendirikan sebuah media yang dapat menyampaikan musik dangdut tersebut
kepada masyarakat. selain cinta akan musik dangdut, beliau juga melihat kesempatan
komersil bahwa di kota Medan belum ada radio yang secara khusus mengusung program
utamanya musik dangdut. Selain alasan tersebut, musik dangdut dipilih untuk menjadikan
radio ini berbeda dari radio lain sehingga memiliki target pendengar. Hal ini membuat Bapak
Yongki Manalu selaku owner memilih musik dangdut sebagai program utama siarannya
sehingga sejak berdiri pada tahun 1991 musik dangdut sudah menjadi program utama siaran
Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai.

11
Radio Pesona Ciptaswara (RPC) menjadi radio pertama di Kota Binjai yang mengusung
musik dangdut secara total untuk program siarnya. Berdirinya radio ini mendapat sambutan
yang hangat dari pendengarnya. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penelpon yang
bertambah setiap hari dan banyaknya produsen yang mempercayakan radio ini menjadi
sarana untuk beriklan. Radio ini juga merupakan salah satu radio swasta yang berdiri sendiri
tanpa ada kerjasama dengan pihak lain.

Adapun lokasi penelitian yang dipilih penulis dalam mengumpulkan data dalam
penulisan ini adalah Radio Pesona Ciptaswara yang beralamat di Jalan Mesjid Baiturrahman
No.8, Berngam, Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara 20732. Namun, untuk
mendukung data-data yang dibutuhkan, penulis mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan dari orang-orang yang mengetahui tentang Radio Pesona Ciptaswara yaitu orang
yang berada di sekitar radio atau penyiar radio.

Dalam stasiun radio ini juga memiliki sebuah format penyajian program atau musik
yang memiliki ciri-ciri tertentu dalam siaran radionya. Format stasiun radio dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu: format musik (hiburan), format informasi
dan format khusus (speciality). Format musik adalah format yang paling banyak digunakan
radio dan lebih banyak digemari karena sifatnya yang menghibur. Radio Pesona Ciptaswara
(RPC) ini juga digolongkan dalam format musik (hiburan) dengan menampilkan musik
dangdut sebagai program utama siaran musik dengan target pendengar masyarakat kelas
menengah kebawah dari semua jenis usia.

Gambar 3.1 Pesona Siar/Penyiar saat sedang on-air

12
Gambar 3.2 Wawancara dengan penyiar

Gambar 3.3 Halaman depan Radio Pesona Ciptaswara Binjai

13
3.2 Struktur Organisasi/Gaya Kepemimpinan di Radio Pesona Ciptasawara
(RPC) Binjai

Struktur (susunan) organisasi Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai memiliki sistem
yang dibangun sejak awal. Sistem yang dimaksudkan pada bagian ini adalah pola kerja yang
sudah teratur yang dimiliki oleh Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai. Sistem organisasi ini
diisi oleh individu-individu yang dapat berubah setiap saat. Sedangkan sistemnya lebih
cenderung tetap. Struktur organisasi dalam Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai yaitu
meliputi 1) Komisaris, 2) Direktur, 3) Komite Iklan dan Komite Produksi, 4) General
Manajer (manajer keuangan, pemasaran dan produksi), 5) Kepala Studio.

Di dalam manajemen radio, komisaris tidak terlalu memiliki tugas dan wewenang
secara khusus. Komisaris hanyalah orang yang memiliki dan pemegang saham di radio.
Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh komisaris adalah melakukan pengawasan secara
umum dan khusus, memberikan nasihat atas segala pekerjaan dari setiap sub-sub bagian dari
organisasi yang dianggap kurang oleh komisaris. Selanjutnya, hal yang dilakukakan
komisaris adalah menerima laporan tahunan dan bulanan dari direktur. Sedangkan tugas dari
Direktur yaitu membuat dan menyampaikan pertanggungjawaban kepada Dewan Komisaris
secara periodik tentang keadaan/posisi perusahaan, kebijakan operasional, pencapaian target
usaha dan hal-hal lain yang perlu diketahui oleh Dewan Komisaris.

Bandar Dangdut Group adalah penyebutan untuk 3 radio yang terdiri atas radio Pesona
Ciptaswara Binjai radio Bonita Jaya Suara Medan, dan radio Gelora Remaja Sibolga.
Komisaris (pemilik/owner) adalah Yongki Manalu. Sebagai pemilik, Yongki Manalu adalah
orang yang mendirikan Bandar Dangdut Group dan menjadi orang yang mendanai kegiatan
yang berlangsung di radio selain dana yang didapatkan berasal dari iklan. Yongki Manalu
pada saat ini berkedudukan di Jakarta dan semua urusan radio di limpahkan kepada Direktur.
Pengelola pusat atau yang didalam manajemen Bandar Dangdut Group disebut Direktur yang
menangani tiga radio di Sumatera Utara adalah bapak Haris Nasution. Bapak Yongki Manalu
hanya menerima laporan bulanan mengenai perkembangan radio baik itu manajemen, iklan,
dan hal-hal yang berkaitan dengan ketiga radio ini yang berasal dari Bapak Haris Nasution.
Sedangkan untuk Kepala Studionya di Binjai ditangani oleh Bapak Sahman Ismail.

14
3.3 Sarana dan Prasarana di Radio Pesona Ciptaswara Binjai

Radio ini menggunakan pembawa acara yang disebut dengan pesona siar dan
menggunakan istilah jaga dara sejangkau siar sebagai sebutan untuk pendengarnya. Radio
ini menggunakan format take and give (meminta dan memberi) dimana pendengar membuat
permintaan (request) kepada penyiar dengan cara mengirim sms atau menelepon secara
langsung ke nomor 061-8824-656. Sms yang dibaca dan ditanggapi secara langsung oleh
penyiar. Untuk lebih mendekatkan diri kepada pendengarnya, penyiar membawakan acara
dengan bahasa yang ringan, dan tidak terlalu formal, yang bersifat ramah dan bertujuan untuk
menarik perhatian pendengar.

Musik sebagai sasaran utama dari radio Bonita Jaya Suara Medan memiliki persentase
paling banyak mencapai 70%. Musik yang ditampilkan adalah musik dangdut, baik itu
dangdut Konvensional (dangdut asli, yang bunyi gendang dan cengkok lagunya masih sangat
kental) dan dangdut kreatif (dangdut yang sudah kreasi, yang tidak kedengaran bunyi
gendangnya) disamping musik dan lagu-lagu daerah.

Radio Pesona Ciptaswara Binjai menggunakan teknologi penyiaran diantaranya


frekuensi, modulasi, jangakuan siar, ukuran studio, audio system, tower tinggi, dan jam
siaran. Selain itu, siaran radio ini juga diselingi dengan memberikan informasi atau edukasi
seperti tentang budaya, kesehatan dan agama. Contoh dalam hal budaya bisa berbentuk
pantun-pantun yang diungkapkan tiap siaran, sedangkan contoh informasi edukasi kesehatan
sendiri seperti anjuran memakai masker, menjaga jarak selama pandemic Covid-19,
membudayakan kebiasaan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer setelah
menyentuh barang/benda di luar rumah atau ditempat umum. Informasi melalui radio ini
dilakukan sebagai sarana penyampaian edukasi dari penyiar untuk berkomunikasi dengan
pendengarnya. Tidak hanya itu, siaran radio ini juga diselingi dengan berita-berita actual
yang sedang terjadi di Indonesia atau binjai pada khususnya. Penyiar juga tidak jarang
memberikan quiz berupa tebakan-tebakan kepada pendengarnya. Tebakan-tebakan yang
diberikan berupa tebakan-tebakan jenaka yang dapat ditanggapi pendengar dengan memberi
jawaban melalui sms atau telpon langsung ke radio.

Radio Pesona Ciptaswara (RPC) Binjai adalah salah satu radio yang digolongkan ke
dalam klasifikasi radio komersial yang sifanya mencari keuntungan. Untuk itu, iklan adalah
salah satu sumber pembiayaan dari radio ini. Sejak awal berdiri, radio Pesona Ciptaswara
(RPC) Binjai sudah mendapatkan kepercayaan dari costumer untuk mempromosikan iklan
15
mereka. Menurut wawancara penulis dengan salah seorang penyiar radio, melalui iklan yang
masuk inilah pihak radio dapat membiayai kebutuhan radio misalnya untuk gaji karyawan,
dan biaya operasional lainya. Iklan yang disiarkan terkadang juga disajikan dengan
menggunakan lagu dan musik dangdut. Dalam melayani costumer dalam berpromosi, radio
menyediakan paket on-air dan off-air. Paket on-air adalah promosi iklan kepada masyarakat
yang disampaikan lewat siaran radio. Paket off-air adalah promosi iklan kepada masyarakat
yang disampaikan lewat kegiatan secara langsung tanpa siaran.

Untuk lebih dikenal pendengar, maka radio mengadakan pemasaran dengan


mempromosikan radio ketika on-air. Disini, dipromosikan hal-hal yang berkaitan dengan
radio, mengenai apa yang disajikan sehingga orang tertarik untuk mendengar dan tertarik
untuk beriklan di radio ini. Selain ketika on-air, kegiatan off-air adalah salah satu cara yang
digunakan oleh radio sebagai ajang untuk memasarkan radio. Pemasaran radio juga dilakukan
di media jejaring sosial seperti facebook, Instagram dan Twitter dengan nama RPC Binjai, di
jejaring sosial ini, pendengar RPC Binjai bergabung sebagai anggota group dan pihak radio
dengan mudah memberikan info-info yang berhubungan dengan radio, baik kegiatan yang
akan dilaksanakan, info mengenai siaran radio yang sedang berlangsung dan banyak hal yang
berkaitan dengan radio sehingga pendengar tidak ketinggalan info yang diinginkan.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Radio sebagai media massa elektronik tentunya lebih memudahkan sarana informasi.
Disinilah urgensinya teknologi informasi dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
termasuk dapat digunakan sebagai penyampai pesan-pesan edukasi/berita. Selain radio juga
dapat digunakan sebagai media yang dapat menyapa ke semua lapisan masyarakat. Radio
memiliki jangkauan yang cukup luas, terlebih bila menggunakan teknologi streaming,
Sehingga informasi juga dapat menyentuh ke semua khalayak umum seluruh dunia. Radio
juga mampu memberikan manfaat yang sangat luas. Keunggulannya mencapai efisiensi
ruang, sehingga mampu menghasilkan informasi dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu
media radio sangat praktis dan efisien untuk suatu sarana media massa yang bersifat
informasi dan ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi.

4.2 Saran

Setelah melihat semua kegiatan yang dilakukan oleh Radio Pesona Ciptaswara Binjai,
maka radio ini sudah masuk kedalam kategori radio yang sudah memberikan sumbangsih
sebagai sebuah sarana yang ikut melestarikan musik dangdut dengan mengadakan kegiatan-
kegiatan didalam penyiaran dan kegiatankegiatan diluar jadwal siar yang berhubungan
dengan musik dangdut dan sudah menyiarkan musik dangdut baik itu dangdut lama maupun
dangdut baru. Dalam hal ini, radio bisa dikatakan sebagai sebuah sarana untuk memberikan
informasi musik dangdut kepada masyarakat pendengar. Namun demikian, masih ada
kekurangan yang dilihat oleh penulis dalam struktur organisasi radio ini karena adanya tugas
ganda yang dilakukan oleh satu orang untuk dua atau lebih jabatan. Oleh sebab itu, penulis
menyaran kan agar struktur organisasi lebih teratur dan profesional, setiap satu orang diberi
tugas untuk memegang satu jabatan untuk satu bidang.

Sebaiknya penerapan sumber daya manusia (SDM) perlu mendapat perhatian terutama
di bidang pemasaran iklan karena kurangnya SDM dapat menghambat kegiatan dari strategi
komunikasi pemasaran itu sendiri. Selain itu, Sebaiknya perusahaan memilih karyawan yang
memenuhi kualifikasi. Mengingat persaingan dengan radio lain terkait dengan penerapan
strategi komunikasi pemasaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jamaluddin. 2015. Metode Penelitian Administrasi Publik Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gava Media
Biagi, Shirley. 2010. Media/Impact: An Introduction to Mass Media, 9th. Penerjemah
Mochammad Irfan dan Wulung Wira M. Jakarta: Salemba Humanika
Effendy, O.U. 1991. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV Mandar
Effendy, O.U. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2009. Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT
Rosda Karya Bandung
Morissan. 2015. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta:
Kencana
Nasution, Nurhasanah. 2017. Eksistensi M-Radio Terhadap Perkembangan Teknologi
Komunikasi dan Informasi. Jurnal Interaksi, 1 (2): 174-183
Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.
Riswandi. 2009. Dasar Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wahyudi, J.B. 1992. Komunikasi Jurnalistik, Pengetahuan Praktis. Bidang Kewartawanan,
Surat Kabar – Majalah, Radio dan. Televisi. Bandung : Penerbit Alumni

18
LAMPIRAN

19
20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai