OLEH
42170100
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
42170100
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Diajukan Oleh :
42170100
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kebaikanNya saya dapat
menyelesaikan penyusunan proposal ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga proposal ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam mempelajari “DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENDPATAN
NELAYAN DI KECAMATAN INSANA UTARA (STUDI KASUS PEDAGANG IKAN DI
KECAMATA INSANA UTARA)” dengan baik.
Rampungan proposal ini, tidak terlepas dari bimbingan dan tuntutan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada lembaran ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Timor, Dr. Ir. Stefanus Sio, M.P atas kesempatan dan fasilitas
yang telah diberikan kepada saya selama mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan sarjana di Universitas Timor Kefamenanu.
2. Dr. Kamilaus K. Oki, SE., ME sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Timor yang memberikan rekomendasi kepada penulis untuk
meyelesaikan proposal ini.
3. Frederick W. Nalle, SE., ME sebagai Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Timor, sekaligus Dosen Pembimbing (1) yang
memberikan rekomendasi dan memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran
kepada penulis hingga terselesainya proposal ini.
4. Maria Yanti Akoit, SE.,ME selaku dosen pembimbing (2) yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran hingga terselesainya proposl
ini.
5. Ayah dan ibu tercinta dan semua rukun keluarga yang senantiasa mendukung dan
memberi dorongan semangat untuk menyelesaikan proposal ini
6. Teman-teman seperjuangan yang telah bersama-sama di bangku kuliah dari awal
semester hingga akhir semester ini
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan dari penulis. Segala saran yang bersifat membangun senantiasa diarapkan demi
sempurnanya proposal ini. Semoga penyusunan proposal ini dapat bermanfaat secara akademis
dan praktis.
Kefamenanu, ……………
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
sebagai sumber daya yang dapat pulih. Kelurahan humusu C merupakan salah satu kelurahan
yang berada di kecamatan insana utara kabupaten timor tengah utara (TTU) yang wilayahnya
berada di pesisir pantai. Karena wilayahnya berada di pesisir pantai maka sebagian masyarakat
memilih untuk bermata pencaharian sebagai nelayan yakni nelayan penuh sebanyak 58 KK,
nelayan Sambilan utama sebanyak 154 KK, dan sambilan tambahan sebanyak 16 KK. Hasil
tangkapan ikan di manfaatkan untuk di jual secara langsung dan juga di konsumsi (Rofinus, A.
Kegiatan usaha penangkapan ikan di kecamatan insana utara meliputi nelayan kecil dengan
teknologi yang sangat sederhana (Muhammad Natsir Kholis dkk, 2020). Alat tangkap yang
digunakan oleh sebagian besar nelayan di kecamatan insana utara adalah jaring insang dengan
berbagai ukuran sesuai dengan musim penangkapan. Jaring insang merupakan alat penangkapan
ikan yang terbuat dari jaring berbentuk 4 persegi panjang dan dilengkapi oleh alat pemberat pada
tali ris bagian bawah dan tali ris bagian atasnya. Pemanfaatan sumber daya perikanan di
kecamatan insana utara, masih didominasi oleh usaha perikanan rakyat ini umumnya memiliki
karakteristik usaha skala kecil hingga menengah, teknologi sederhana, jangkauan daerah
penangkapan yang terbatas, serta produktivitas yang relatif masih rendah. Usaha penangkapan
ikan yang dilakukan oleh nelayan di Kelurahan Humusu C menggunakan alat tangkap perahu
motor tempel dengan memakai pukat ¼ Ins, pukat 1 Ins, pukat 2 Ins, dan pancing dengan ukuran
yang berbeda antara lain motor kecil 5,5 PK, yang beroperasi pada siang hari dan motor besar 9-
28 PK yang beroperasi pada malam hari. Umumnya nelayan di wilayah ini menggunaka perahu
motor tempel dan perahu motor lempara. Cara penangkapan ikan dengan menggunakan motor
lempara adalah melingkar gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk
dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan ke arah horizontal dapat dihalang.
potensi sumber dayaalam, indonesia di kenal sebagai Negara maritim terbesar di dunia karena
memiliki potensi kekayaan sumber daya perikanan yang relatif besar. Sektor perikanan juga
menyerap tenaga kerja, mulai dari kegiatan penangkapan, budidaya, pengolahan, distribusi dan
perdagangan. Oleh Karena itu, pembangunan sektor perikanan tidak dapat di abaikan oleh
seluruh dunia saat ini (Muhammad Natsir Kholis dkk, 2020). Akibat yang di timbulkan dari
adanya pandemi ini adalah berubahnya pola konsumsi dan pekerjaan sehingga menyebabkan
perubahan terjadi pada pasar komoditas pangan yang salah satunya adalah pedagang ikan yang
berada di kecamatan insana utara. Adanya ketidakpastian kondisi dan tingginya kekhawatiran
terkait kesehatan ini terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat, tidak terkecuali pada
masyarakat pedagang ikan. Faktor covid-19 ini diyakini mempengaruhi pendapatan masyarakat
pedagang ikan.
Mubarok dan Fajar (2020) menjelaskan dampak pandemi Covid-19 yang paling dirasakan
oleh pedagang adalah harga ikan yang mengalami penurunan yang sangat drastis hingga
mencapai 50%. Hal ini tidak sebanding dengan usaha dan biaya operasional yang di keluarkan
nelayan saat melakukan penangkapan dilaut. Dampak penyebaran virus corona (Covid-19)
membuat perekonomian menurun, seperti yang di alami para pedagang ikan di kecamatan insana
utara. Para pedagang ikan mengeluh dengan harga ikan yang sangat menurun di pasaran sejak
adanya penyebaran virus corona (Covid-19). Merebaknya wabah virus corona dan di tetapkannya
peraturan tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) membuat menurunnya aktivitas
masyarakat diluar rumah, baik itu pekerjaan, pendidikan bahkan transportasi. Menurunnya
aktivitas tersebut jika berlangsung lama tentunya akan berdampak pada penurunan pendapatan
Selain itu, saat ini pemerintah telah memberlakukan kebijakan mensosialisasikan dan
menerapkan social distancing, physical distancing, work from home (WFH), dan pembatasan
sosial, berskala besar, (PSBB) yang tercantum pada peraturan, pemerintah RI. 21 tahun 2020.
Kebijakan tersebut dirasakan sangat menyulitkan nelayan lokal dan pedagang ikan dalam
kegiatan memasarkan hasil tangkapan mereka. Akibat dari hasil tangkapan nelayan banyak
mengalami harga ikan yang sangat rendah. Covid-19 sangat cepat menyebar dan belum diketahui
sampai kapan berakhirnya wabah ini. Melihat perkembangan situasi saat ini, sangat berpengaruh
Pendapatan nelayan merupakan akumulasi dari hasil usaha nelayan yang tidak berdiri
sendiri, namun di pengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, pendapatan nelayan di
penangkapan ikan (Indara et al., 2017), harga ikan dan jumlah hasil tangkapan (Ridha, 2017).
Saat ini patut di duga bahwa pandemi covid-19 telah memberikan dampak negatif terhadap
kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi produk ikan. Kondisi ini secara langsung juga sangat
mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian nelayan khususnya pedagang ikan di kecamatan
insana utara. Ada dua dampak yang harus ditanggung oleh keluarga nelayan dan pelaku
perikanan rakyat akibat penyebaran covid-19, pertama tertular covid-19 dengan cepat. Kedua,
lumpuhnya kehidupan ekonomi dalam bentuk menurunnya pendapatan karena terputusnya rantai
dagang (supply chain) ikan dari nelayan sebagai produsen kepada masyarakat luas sebagai
konsumen. “kedua masalah ini yang harus dihadapi oleh nelayan di Indonesia”. Melihat
perkembangan situasi saat ini sangat diperlukan kajian tentang dampak Covid-19 terhadap
Sasaran akhir dari suatu kegiatan usaha perikanan oleh masyarakat bukan hanya pada
produksi, tetapi juga keuntungan. Produksi yang tinggi diharapkan akan meningkatkan
pedagang merapat ke pantai. Selanjutnya menurut Selan dan Nubatonis, (2016) terdapat lima
saluran pemasaran yang terjadi hingga sampai kepada konsumen dengan margin pemasaran yang
Data Pedagang ikan di Kecamatan Insana Utara Sebelum dan Saat COVID-19 (Oktober
2019-Desember 2020)
Berdasarkan pada tabel di atas di lihat bahwa pada bulan Oktober 2019 pedagang ikan
mengalami keuntungan sebesar Rp6.000,00 seperti yang ada pada tabel di atas, pada bulan
November 2019 keuntungan yang di alami oleh pedagang ikan mulai menurun sebesar
Rp5.000,00, pada bulan Desember 2019 keuntungan pedagang ikan sebesar Rp8.000,00, pada
bulan januari 2020 pedagang ikan mengalami keuntungan yang sangat besar hingga mencapai
Rp9.000.00 karena pengunjung datang untuk berekreasi ke tempat wisatawan pada akhir tahun
hingga pada bulan januari 2020 dan pendapatan meningkat pada bulan januari, pada bulan
februari keuntungan pedagang ikan mengalami penurunan hingga mencapai Rp750.000,00, pada
bulan Maret-November 2020 keuntungan pedagang ikan kembali menurun hingga pada bulan
Maret hingga mencapai Rp500.000,00 karena bulan tersebut adalah puncak dari wabah covid-19
dimana semua aktivitas harus berhentikan termasuk rumah makan dan kantor-kantor dan yang
datang berkunjung semakin berkurang sehingga harga ikan yang awalnya baik dan akhirnya
kembali menurun sehingga membuat semua pedagang pengecer yang ada di kecamatan insana
utara merasa mengeluh dengan pendapatan setiap harinya, dan pada bulan Desember harga ikan
kembali Normal hingga mencapai Rp8.000.000,00 seperti pada bulan desember 2019 banyak
yang bekunjung dan harga ikan mulai meningkat, maka dapat disimpulkan bahwa pada bulan
desember 2019 dan desember 2020 harga ikan meningkat hingga mencapai Rp9.000.000,00 dan
harga ikan menurun drastis terjadi pada bulan maret 2020 sebesar Rp500.000,00 karena adanya
pandemi COVID-19.
Pada tingkat pedagang pengecer di kecamatan insana utara melaporkan bahwa keuntungan
harian pedagang secara umum bersifat fluktuatif berkisar antara Rp. 150.000-300.000 dengan
faktor yang berpengaruh karena terjadinya pandemi (covid-19) ini, di bandingkan dengan
sebelum pandemi (covid-19) harga jual ikan sangat stabil dengan keuntungan harga yang sangat
memuaskan bagi para pedagang dengan berkisar Rp. 400.000-500.000 sehingga dapat di
katakankan bahwa harga ikan di saat pandemi ini sangat membuat perekonomian sangat
Data Pendapatan Nelayan di Kecamatan Insana Utara Sebelum dan Sesudah COVD-19
(Oktober 2019-Desember 2020)
No Bulan Total Pendapatan Nelayan Keterangan
(Rp)
1 Okto-19 Rp54.000.000,00 Turun
2 Nove-19 Rp35.700.000,00 Turun
3 Des-19 Rp44.000.000,00 Turun
4 Jan-20 Musim Barat Puncak Penurunan
5 Feb-20 Musim Barat Puncak Penurunan
6 Mar-20 Musim Barat Puncak Penurunan
7 Apr-20 Rp74.100.000,00 Naik
8 Mei-20 Rp83.000.000,00 Naik
9 Jun-20 Rp70.700.000,00 Naik
10 Jul-20 Rp47.750.000,00 Turun
11 Agt-20 Musim Angin Timur Puncak Penurunan
12 Sep-20 Rp32.00.000,00 Turun
13 Okt-20 Rp59.400.000,00 Turun
14 Nov-20 Rp38.400.000,00 Turun
15 Des-20 Rp47.600.000,00 Turun
Data Primer
Keterangan :
Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada bulan Oktober-2019 pendapatan
nelayan mencapai Rp54.000.000,00 dengan memasarkan ikan per kumbang Rp900.000,00 total
pendapatan dalam bulan oktober mencapai 60 kumbang dengan beberapa jenis ikan, dan pada
bulan November-2019 pendapatan nelayan masih mengalami penurunan sebesar
Rp35.700.000,00 dengan memasarkan ikan per kumbang Rp850.000,00 total pendapatan dalam
bulan november 42 kumbang, Pada bulan Desember-2019 pendapatan nelayan kembali
meningkat menjadi Rp44.650.000,00 dengan memasarkan ikan per kumbang Rp950.000,00 total
pendapatan dalam bulan desember 47 kumbang, pada bulan Januari-Maret 2020 pendapatan
nelayan tidak mengalami pendapatan sama sekali karena pada bulan Januari sampai Maret selalu
ada musim barat atau yang biasa di sebut oleh para nelayan adalah musim tenggara dan harga
ikan meningkat ketika musim ikan sepi, pada bulan April-Juni harga ikan kembali meningkat
hingga mencapai Rp83.000.000,00 dengan memasarkan ikan dengan harga per kumbang
Rp1.000.000,00 total pendapatan dalam bulan ini 83 kumbang itu pada bulan Mei seperti yang
ada pada tabel di atas karena menurut nelayan pada bulan April sampai Juni musim ikan mulai
meningkat pada bulan-bulan tersebut, pada bulan Agustus pendapatan nelayan mulai rendah
karena nelayan kembali mengalami musim angin timur disitu tidak ada satu nelayan pun yang
masuk untuk mencari di tengah laut maka kapal lempara di berhentikan ketika terjadi musim
angin timur, dan pada bulan September-Desember 2020 nelayan kembali mencari seperti
sebelumnya hingga pendapatan nelayan mengalami penurunan pada bulan September sebesar
Rp30.400.000,00, dengan memasarkan ikan per kumbang Rp950.000,00 total pendapatan dalam
bulan september 32 kumbang, maka dapat di simpulkan bahwa pada tabel di atas pendapatan
nelayan yang sangat meningkat pada bulan Mei-2020 sebesar Rp83.000.000,00 dan yang paling
menurun pada bulan September-2020 sebesar Rp32.000.000,00 dan harga ikan tetap sama seperti
haga sebelum Covid-19 menurut nelayan pendapatan nelayan masih stabil dengan harga ikan
pada saat Covid-19. Menurut salah satu nelayan bahwa harga ikan meningkat ketika musim sepi,
tetapi jika musim ikan meningkat (banjir) maka harga ikan menurun, otomatis akan terjadi
kelebihan ikan maka ikan akan terbuang dan akan menjadi pelelangan di pasaran.
Kecenderungan penurunan pendapatan nelayan secara signifikan (fluktuative conditioan) di
lokasi penelitian, maka diperlukan antisipasi baik oleh nelayan sendiri sebagai pelaku utama
(prime mover) maupun oleh para pengambil kebijakan terkait.
Sebagai pekerjaan yang tergantung kepada sumberdaya alam, pekerjaan sebagai nelayan
merupakan pekerjaan yang paling sensitif terhadap adanya perubahan kebijakan namun juga di
pengaruhi oleh faktor yang tidak dapat di kendalikan oleh manusia seperti faktor alam misalnya
musim. Faktor yang terkendali (uncontrollable factors) ini juga menyebabkan kerentanan
terhadap ekonomi nelayan yang sifatnya berfluktuasi.
1.2. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang diatas, maka penulis mencoba merumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak covid-19 terhadap pendapatan nelayan di kecamatan insana utara
2. Bagaimana dampak covid-19 terhadap pedagang ikan di kecamatan insana utara
3. Bagaimana dampak covid-19 terhadap pendapatan nelayan dan pedagang ikan di
kecamatan insana utara
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dampak covid-19 terhadap pendapatan nelayan di kecamatan insana
utara
2. Untuk mengetahui dampak covid-19 terhadap pedagang ikan di kecamatan insana utara
3. Untuk mengetahui dampak covid-19 terhadap pendapatan nelayan dan pedagang ikan
di kecamatan insana utara
1.4 Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat dan pendidikan secara langsung maupun tidak langsung. Adapun
manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Manfaat yang memberikan sumbangan pemikiran sebagai pijakan dan referensi pada
penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dampak covid-19 terdahap
pendapatan nelayan
2. Manfaat praktis
Usaha untuk memberikan tindakan berupa pemahaman yang tepat kepada masyarakat,
pemerintah tentang pentingnya peran dan tanggung jawab dalam ruang lingkup
pekerjaannya. Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang dampak covid-19
terhadap pendapatan nelayan.
2. Bagi pembaca
Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan dampak covid-19 terhadap pendapatan nelayan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nelayan
2.1.1 Pengertian Nelayan
Nelayan adalah orang yang melakukan penangkapan (budidaya) dilaut dan di tempat yang
masih dipengaruhi pasang surut. Tarigan, (2000: 31). Jadi bila ada yang menangkap ikan di
tempat budidaya ikan seperti tambak, kolam ikan, danau, dan sungai tidak termasuk nelayan
(Sofyan R Indara dkk, 2017)
Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau
biota lainnya yang hidup di dasar, kolam maupun permukaan perairan. Perairan yang menjadi
daerah aktivitas nelayan ini dapat merupakan perairan tawar, payau maupun laut. Jadi dapat di
katakan bahwa nelayan merupakan suatu pekerjaan yang memanfaatkan perairan sebagai sumber
pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Nelayan adalah seseorang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para
nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komonitas nelayan adalah
kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir
(Sastrawidjaya 2002). Nelayan adalah orang yang mata pencahariannnya melakukan
penangkapan ikan (Undang-Undang No.31 Tahun 2004). Menurut dapertemen kelautan dan
perikanan, (2020), Nelayan adalah yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan di
laut. Sedangkan menurut Imron (1999) dalam Subri (2005) nelayan adalah suatu kelompok
masyarakat yang kehidupan tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan
penangkapan ikan ataupun budidaya.
Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan sebagai nelayan
merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas usaha dengan
mendapat penghasilan bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang
secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan. Tingkat kesejahteraan
nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Banyaknya tangkapan tercermin pula
besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan
konsumsi keluarga.
Pendapatan nelayan berasal dari dua sumber yaitu: pendapatan dari usaha penangkapan
ikan dan pendapatan dari luar usaha penangkapan ikan. Sumber pendapatan utama bagi nelayan
yaitu berasal dari usaha penangkapan ikan sedangkan pendapatan dari luar usaha penangkapan
ikan, biasanya lebih rendah (Sajogya 1996).
2.1.2 Nelayan Tangkap
Nelayan tangkap adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia
para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan
adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau
pesisir. Sastrawidjaya, (2002: 25). Ciri komunitas nelayan dapat di lihat dari berbagai segi
sebagai berikut:
1. Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya berkaitan
dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata
pencaharian mereka.
2. Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong. Kebutuhan
gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi
keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar pengerahan tenaga yang banyak, seperti
saat berlayar, membangun rumah atau tanggul penahan gelombang disekitar desa.
3. Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada
umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana. Kebanyakan mereka bekerja
sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari
secara professional (Sofyan R Indara dkk, 2017).
Nelayan umumnya terbagi dua, yaitu nelayan modern dan nelayan tradisional atau
nelayan kecil. Nelayan modern yaitu nelayan yang melakukan kegiatan perikanan dengan alat
dan perlengkapan yang canggih dan modern sehingga hasil tangkapannya banyak. Nelayan
tradisional atau nelayan kecil yaitu nelayan yang melakukan kegiatan perikanan dengan alat dan
perlengkapan yang masih sangat sederhana dan tradisional sehingga hasil tangkapannya lebih
sedikit, hal ini dikarenakan masyarakat nelayan lebih cenderung menjalankan teknik dan
peralatan sederhana yang telah lama mereka lakukan (Ferdi, 2020)
Nelayan tradisional terdiri dari perahu motor tempel dan perahu tanpa motor sedangkan
nelayan modern adalah yang menggunakan kapal motor (Gebremedhin et. al., 2013; Rahim and
Hastuti, 2018), dengan menggunakan teknologi penangkapan berupa mesin tempel (Ele dan
Nkang, 2014) dan alat tangkap yang sederhana (Retnowati, 2011). Nelayan tradisional
merupakan perikanan skala kecil (Lopes dan Begossi, 2011) sedangkan menurut Undang-undang
No. 45 Tahun 2009 tentang perikanan di Indonesia bahwa nelayan tradisional merupakan
nelayan kecil dengan ukuran kapal perikanan yang dimilikinya paling besar 5 grosstonase (GT).
(A. Rahim dkk, 2018)
Pendapatan nelayan dapat di bagi menjadi dua pengertian yaitu : pendapatan kotor adalah
seluruh pendapatan yang di peroleh nelayan dalam usaha melaut selama satu bulan yang di nilai
dalam rupiah berdasarkan harga persatuan jenis tangkapan dan berat pada saat pemungutan hasil.
Pendapatan bersih adalah seluruh pendapatan yang diperoleh nelayan dalam satu bulan dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan melaut. Nelayan yang di definisikan sebagai
orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan (UU Perikanan 45/2009 tentang
Perubahan UU 31/2004,2009).
Tolak ukur pendapatan rumah tangga yang sangat penting untuk melihat kesejahteraan
nelayan adalah pendapatan rumah tangga, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan tergantung
pada tingkat pendapatan nelayan. Besarnya pendapatan nelayan itu sendiri akan mempengaruhi
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu, pangan, sandang, papan, dan kesehatan. Pendapatan
masyarakat nelayan bergantung terhadap pemanfaatan potensi sumber daya perikanan yang
terdapat di lautan. Pendapatan masyarakat nelayan secara langsung maupun tidak akan sangat
mempengaruhi kualitas hidup mereka, karena pendapatan dari hasil berlayar merupakan sumber
pemasukan utama atau bahkan satu-satunya bagi mereka, sehingga besar kecilnya pendapatan
akan sangat memberikan pengaruh terhadap kehidupan mereka, terutama terhadap kemampuan
mereka dalam mengelola lingkungan tempat hidup mereka.
1.2 Pengertian Virus Corona (COVID-19)
2.1.1 COVID-19
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi
saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Virus corona merupakan
zoonosis, sehingga terdapat kemungkinan virus berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia.
Pada COVID-19 belum diketahui dengan pasti proses penularan dari hewan ke manusia, tetapi
data filogenetik memungkinkan COVID-19 juga merupakan zoonosis (Diah Handayani, D. R.
dkk, 2020).
Virus Corona atau servere acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-Cov-2)
adalah virus yang menyerang sistem pernapasan (Ferdi, 2020). Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Infeksi virus corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disiase 2019) dan
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok pada akhir desember 2019. Virus ini menular
sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua Negara, termasuk Indonesia, hanya dalam
waktu beberapa bulan. Virus corona ini menimbulkan kepanikan masyarakat diseluruh dunia.
Hal tersebut membuat beberapa Negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown
dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri diberlakukan kebijakan
besar yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan virus ini. Akibat dari virus
ini membuat perekonomian menjadi menurun bagi kehidupan masyarakat di seluruh dunia
termasuk Indonesia.
2.3 Konsep Dasar Pedagang
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki
peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan bahan pangan
protein, perolehan devisa dan penyediaan lapangan kerja. Penyediaan lapangan kerja yang paling
banyak terserap adalah sebagai nelayan, pengusaha ikan, petani/nelayan budidaya ikan, dan
pedagang ikan (Puti Andiny, 2017)
Pedagang adalah orang yang berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang
atau jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan di dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan
pada tempat-tempat yang di anggap strategis dalam suasana lingkungan yang mendukung Sutojo
(2003: 4) membagi pedagang menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Pedagang distributor (merchant middlemen)
2. Pedagang perantara (agent middlemen)
Pada pemasaran ikan di kecamatan insana utara di temukan 3 jenis pedagang ialah :
Pedagang eceran adalah pedagang yang mejual langsung di pasar ikan dengan mengecer
kepada pembeli secara langsung.
Pedagang ikan keliling merupakan pedagang (muge) yang berjualan secara keliling masuk
kampung dari rumah ke rumah melalui jalan desa yang bisa di lalui.
Pedagang pengumpul dan pemasar (Puti Andiny, 2017).
Pemasaran ikan di tingkat pedagang biasanya di pajang (display) umumnya untuk pedagang meja
(pedagang yang berjualan secara menetap) dengan menggunakan meja yang berukuran 4 persegi
dengan bahan papan kayu yang di pasang di sepanjang jalan penjual. Tidak semua ikan akan di
pajangkan di atas meja sehingga di butuhkan kotak pendingin (box) untuk menyimpan sisa ikan
atau yang tidak habis terjual.
2.4 Dampak Pandemi (Covid-19) Bagi Masyarakat Nelayan
Dampak yang harus ditanggung oleh masyarakat nelayan di kecamatan insana utara akibat
penyebaran COVID-19, antara lain potensi lumpuhnya kehidupan ekonomi dalam bentuk
menurunnya pendapatan kerena terputusnya rantai pemasaran ikan dari nelayan sebagai produsen
kepada masyarakat luas sebagai konsemen. Wabah virus Corona berdampak pada harga ikan
yang menurun drastis hingga 50%. Penurunan harga ikan dikarenakan adanya lockdown sehingga
di beberapa tempat seperti sala satunya di kabupaten timor tengah utara. Dengan adanya
lockdown dapat membuat semua rumah makan di tutup dan sehingga berdampak pada volume
permintaan ekspor ikan menurun, dan aktivitas yang awalnya berjalan lancar di berhentikan dan
pengunjung yang datang berwisatawan di pantai wini kecamatan insana utara sangat menurun
tidak sebanding dengan tahun sebelum terjadinya covid-19. Pandemi Covid-19 berdampak pada
semua sektor, termasuk sektor perikanan seperti nelayan dan pedagang ikan yang berada di
kecamatan insana utara. Munculnya Covid-19 ini membuat pembatasan ruang gerak masyarakat
sangat berimbas pada penurunan salah satu kegiatan atau aktivitas sehari-hari yaitu Pendapatan
Nelayan. Pembatasan ruang gerak membuat nelayan selama beberapa minggu menghentikan
aktivitas melaut karena harus menghindari kerumunan dan keramaian.
Disektor perikanan pandemi covid-19 telah mempengaruhi keberlangsungan aktivitas
produksi dan pemasaran hasil perikanan. Pasar komoditas perikanan terjadi penurunan
permintaan ekspor di indonesia sebesar 10-20 persen. Kondisi ini disebabkan banyak rumah
makan tutup. Pandemi Covid-19 ini termanisfestasi dalam pola resiko yang kompleks bagi para
nelayan. Nelayan yang di definisikan sebagai orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan (UU Perikanan 45/2009 tentang Perubahan UU 31/2004,2009). Secara umum
nelayan tidaklah tunggal terdapat berbagai jenis/karakteristik nelayan berdasarkan atas faktor
sarana penangkapan ikan jenis perairan, teknologi besar kapal/perahu, dan mata pencaharian.
Seluruh jenis nelayan mengalami dampak karena yang paling berpengaruh adalah harga ikan.
2.5. Dampak Covid-19 Terhadap Harga Ikan
Dampak lain yang dirasakan oleh pedagang ikan adalah harga ikan yang menurun drastis
hingga mencapai 50%. Keuntungan harga ikan sebelum pandemi covid-19 seperti yang sudah
tertera pada Bab I dan disitu dapat di lihat bahwa adanya pandemi ini membuat perekonomian
sangat menurun dengan harga ikan,dandapat membuat pedagang ikan merasa resah dan kecewa
dengan usaha yang sudah berapa tahun dilaksanakan namun adanya covid-19 ini membuat semua
usaha macet. Dampak yang dirasakan adalah karena ekspor akan tersendat, sehingga produksi
akan menurun harga. Karena adanya lockdown maka permintaan ikan menurun karena banyak
rumah makan yang ditutup. Disisi lain para nelayan juga butuh berusaha, sehingga kemudian
perlu ada jaminan pasar pada hasil-hasil perikanan supaya nelayan tidak merasa malas melaut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Σy
𝑎= dan,
n
Σ xy
b=
Σ xz