Anda di halaman 1dari 44

PERAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAN ASET DAERAH DALAM RANGKA MENIN


GKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PAD
A SAAT PANDEMI COVID-19 DI KOTA TARAK
AN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan


pemerintahan dan syarat penyusunan skripsi pada Program Sarjana
Terapan Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri

oleh
FADEL PRAMDANA HASANUDDIN
NPP. 29.1973

PROGRAM STUDl KEUANGAN PUBLlK


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERlNTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang tumbuh sangat pe

sat dalam mencapai pembangunan nasional Indonesia. Berdasarkan perk

embangan tersebut, untuk mencapai pembangunan diperlukan peran pem

erintah, yang di mulai dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah daerah

untuk mendapatkan dan mewujudkan pemerintahan daerah yang mandiri.

Pembangunan ini tidak hanya terbuka bagi aparat pemerintah yang

mendukung keberhasilan pembangunan daerah, tetapi juga bagi

masyarakat yang akan ikut memperkuat otonomi daerahnya masing-

masing. Berkaitan adanya era reformasi di indonesia bahwa setiap waktu

berjalan telah memberikan perubahan baru yang dapat dinilai adil dan efe

ktif adanya pelaksanaan pembangunan daerah yaitu dengan melalui kebij

akan otonomi daerah serta perimbangan keuangan dari pemerintah pusat.

Adanya kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan dimana

setiap daerah dapat menggali potensi daerah yang dimiliki untuk


mencapai kemandirian daerah yang berguna untuk mengurangi

ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Keterkaita

n hal tersebut, otonomi daerah bahwa sudah diatur dalam Undang-Undan

g Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemeritahan Daerah. Penetapan Undan

g-Undang tersebut dalam mencapai kemandirian daerah maka dibentukla

h Pendapatan Asli Daerah.

Berdasarkan dasar penyelenggaraan pemerintahan daerah

otonom, pemerintah pusat memberdayakan pemerintah daerah untuk

mengatur dan mengelola mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawa

san, pengendalian hingga evaluasi dalam memenuhi kebutuhan di lingkun

gan masyarakat suatu daerah dengan tujuan peningkatan pembangunan

di suatu daerah masing-masing. Pembentukan daerah otonom dan

desentralisasi sebagian kekuasaan dan kewenangan dari pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka mengelola dan mengatur

sebagian kekuasaan dan kewenangan yang ada. Sumber pendapatan dae

rah dibagi beberapa macam yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana p

erimbangan, lain-lain pendapatan yang sah. Menurut Yuliani (2019:64) me

nyatakan bahwa “Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan

yang diperoleh daerah yang diambil berdasarkan pada Peraturan Daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan berguna untuk keperluan

daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatannya”. berkaitan den


gan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan berasal dari pajak

daerah, retribusi daerah laba perusahaan daerah dan pendapatan dari pe

ngelolaan kekayaan daerah tersendiri. Menurut Firdausy (2017:9) menyat

akan bahwa “Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh

dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah d

an lain-lain yang sah”. berdasarkan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) tersebut bahwa merupakan kategori dalam pendapatan struktur An

ggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) suatu daerah.

Berkaitan untuk keuangan daerah dimana telah diatur dnegan

Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah. Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah meliputi segala

hak dan kewajiban daerah sebagai bagian dari rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang berdasarkan dengan nilai uang dan segala be

ntuk kekayaan yang dapat dianggap sebagai milik daerah dengan mempe

rhatikan hak dan kewajiban daerah masing-masing. Pengelolaan

keuangan daerah ini berkaitan dengan perencanaan/penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disesuaikan

dengan kebutuhan pemerintah dan tingkat pendapatan nominal daerah. B

erkaitan dengan mewujudkan pelayanan untuk masyarakat serta

tercapainya tujuan negara bahwa dalam Anggaran Pendapatan dan Belan


ja Daerah (APBD) memiliki beberapa fungsi antara lain otorisasi,

perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Berdasarkan meningkatnya pelayanan kepada masyarakat maka

meningkatnya tuntutan masyarakat dengan tujuan pemerintahan yang

baik sehingga terciptanya pemerintah untuk lebih efisien dan efektif dalam

bekerja khususnya memberikan pelayanan yang optimal kepada

masyarakat. Pemerintah harus memastikan mendapat dukungan dari

sumber penerimaan yang merupakan berasal dari dana perimbangan

yang meliputi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan Lain yang Sah.

Berdasarkan faktor yang sering manjadi penyebab rendahnya Pend

apatan Asli Daerah (PAD) salah satunya adalah sistem hukum dan

administrasi pendapatan yang lemah di setiap daerah, kurangnya untuk

menemukan keunggulan dan potensi daerahnya, tidaknya optimis dalam s

uatu pencapaian, kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

yang sangat kurang, kurangnya pada kesadaran wajib pajak/retribusi dan t

erakhir sering kali pengeluaran suatu biaya yang digunakan untuk

melaksanakan program dinaikkan sejak awal penganggaran. Berkaitan de

ngan faktor-faktor tersebut maka terjadinya tidak efektif dalam penyerapan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga berdampak buruk pada daerah

tersebut. Setiap daerah bahwa dituntut untuk mampu mengupayakan agar


pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencukupi untuk penyelenggaraan

pemerintahannya sehinggga akan mudah dalam melaksanakan urusan

rumah tangganya dan menciptakan kemakmuran masyarakat di daerah

tersebut. Adapun masalah yang dihadapi, pemerintah daerah yang

terkena dampak serius karena adanya keadaan darurat dapat dilihat dari

segi pengelolaan keuangan daerah terutama pada Pendapatan Asli Daera

h (PAD), kontribusinya terhadap APBD terjadi penurunan sangat signifikan

pada beberapa waktu ini. Berkaitan hal ini dikarenakan terjadinya pandemi

virus COVID -19 yang biasanya dikenal dengan virus CORONA. Virus ters

ebut sangat berdampak buruk pada perekonomian nasional sehingga

virus tersebut berdampak pada perekonomian negara khususnya pada

keuangan daerah dengan akibatnya dari pengurangan kegiatan

masyarakat dan perekonomian cenderung penurunan pada Pendapatan A

sli Daerah terutama pendapatan dari pajak dan retribusi daerah. Berdasar

kan laporan penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (AP

BD), pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait komitmen mengenai

pencegahan atau penanganannya dalam tersebarnya virus CORONA.

Wilayah kota Tarakan merupakan daerah yang salah satu daerah

otonomnya mengalami kemajuan yang begitu pesat sehingga pemerintah

membutuhkan modal yang besar untuk membiayai penyelenggaraan dan

pembangunan pemerintah yang sebagian besar bersumber dari


Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut. Hal tersebut menjadikan

terhambatnya pengurangan pendapatan pajak dan retribusi yang

disebabkan keberadaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh

pemerintah serta pengelolaan dan penyerapan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang terhambat oleh keberadaan masyarakat sebagai wajib pajak

dimana tidak tertib melakukan pembayaran pajak dan kurangnya pada

fasilitas atau sarana prasarana yang menunjang pengelolaan pajak dan

retribusi itu sendiri. Terkait hal tersebut, terlihat pada Laporan Realisasi

Anggaran (LRA) pada tahun 2018- 2021 dimana pencapaian Pendapatan

Asli Daerah masih jauh dari target.

Berkaitan dalam berbagai cara program dan pengelolaan telah dila

ksanakan sehingga dapat memberikan hasil yang cukup baik dengan m

elihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota Tar

akan bahwa tahun 2018 hingga 2021 bertumbuh tidak konsisten per

tahunnya. Berdasarkan hal tersebut dalam pertumbuhan bahwa memberik

an efek pada pertumbuhan pembangunan yang dapat menunjang efektif

dan efisiennya kegiatan perekonomian kota Tarakan.

Hubungan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Produk Dosme

tik Regional Bruto (PDRB) bahwa memiliki suatu hubungan yang

fungsional dalam peningkatan pada Produk Dosmetik Regional Bruto (PD


RB) akan menambah pada penerimaan pemerintah dan meningkatnya

pelayanan kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan

produktivitasnya dan memberikan peningkatan yang signifikan pada

pertumbuhan ekonomi. Bertumbuhnya ekonomi akan memberikan

kemampuan pada masyarakat dalam membayar pajak dan pungutan

lainnya bahwa pada Pemerintah daerah melalui Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) harus melakukan pengawasan terh

adap proses penanganan bencana sesuai dengan Peraturan Pemerintah

dan Peraturan Daerahnya masing-masing.

Berkaitan tersebut terlihat pada Tabel 1.1 mengenai target dan real

isasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2018 sampai denga

n 2021 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran

2018-2021

Kontribusi Pen
Target Pendapatan Asli Daera Realisasi Pendapatan Asli
dapatan Asli D
Tahun h (PAD) Daerah (PAD)
aerah (PAD)
(Rp) (Rp)
(%)
1 2 3 4
2018 134.000.000.000 72.401.576.597 54,03

2019 132.680.780.685 73.230.451.033 55,19

2020 110.515.206.500 107.850.263.521 97,59

2021 90.293.602.012 62.285.225.305 68,98

Sumber : Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tarakan Tahu
n 2018-2021

Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut bahwa target dan realisasi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Tarakan pada beberapa tahun

belakangan ini mengalami tidak konsisten, dimana pada tahun 2018-2019

terjadi kenaikan sekitar 1 % dan pada tahun 2019-2020 terjadi kenaikan

drastis sekitar 42% dan pada tahun 2020-2021 terjadi penurunan secara d

rastis sekitar 30%. berkaitan hal ini disebabkan karena ada beberapa keja

dian pada pengurangan pendapatan dari beberapa sumber pada

penerimaan daerah terutama pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berda

sarkan pajak dan retribusi daerah, ini pada dasarnya adalah sumber

penerimaan yang sering dibutuhkan oleh daerah tetapi adanya pandemi C

OVID-19 maka pemerintah mengambil keputusan pada pembatasan

aktivitas masyarakat seperti keberadaan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) yang menyebabkan beberapa tempat hiburan, warung, toko dan

restoran di kota Tarakan mengalami bangkrut maupun sampai tutup


sehingga dilihat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam indikator

keberhasilan pelaksanaan otonomi di Kota Tarakan dengan hasil masih

belum cukup memuaskan. Adapun mengenai hal tersebut dibutuhkan

komitmen oleh pemerintah dan masyarakat untuk bagaimana selaku pera

n Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dalam

menetapkan kebijakan agar dapat meningkatkan pada Pendapatan Asli D

aerah (PAD) di tengah pandemi COVID-19 ini.

Berdasarkan pembahasan tersebut, peneliti ingin menggunakan

judul proposal skripsi ini tentang "PERAN BADAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASET DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN P

ENDAPATAN ASLI DAERAH PADA SAAT PANDEMI COVID-19 DI KOTA

TARAKAN"

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, selaku peneliti membuat

sebuah rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana target Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap realisasi P

endapatan Asli Daerah (PAD) pada saat pandemi COVID-19 di Kota

Tarakan?
2. Apa saja faktor-faktor yang dapat menjadikan penghambat dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada saat pandemi CO

VID-19 di Kota Tarakan?

3. Bagaimana peran yang dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan

Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Tarakan dalam

mengatasi hambatan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pad

a saat pandemi COVID-19?

1.3. Tujuan Penelitian

Berkaitan rumusan masalah yang disimpulkan di atas, bahwa peneliti

dapat menyimpulkan dari tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pada target Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhada

p realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada saat pandemi COVID-

19 di Kota Tarakan.

2. Untuk mengetahui pada faktor-faktor yang dapat menjadikan

penghambat dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pad

a saat pandemi COVID-19 di Kota Tarakan.

3. Untuk mengetahui peran yang dilakukan oleh Badan Pengelola

Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Tarakan


dalam mengatasi hambatan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daer

ah pada saat pandemi COVID-19.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disimpulkan di atas, bahwa

peneliti dapat memberikan terhadap kegunaan penelitian ini dengan dibagi

menjadi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis sebagai berikut :

1. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam mengetahui siklus peng

elolaan keuangan daerah yaitu perencanaan, pelaksanaan, penatausa

haan, pertanggungjawaban hingga pemeriksaan terutama pada Pend

apatan Asli Daerah (PAD).

2. Sebagai bahan masukan bagi praja Institut Pemerintahan Dalam Neg

eri (IPDN) sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkualitas agar

lebih memahami mengenai pengelolaan keuangan yang baik.

3. Sebagai bahan masukan dan referensi bagi praja angkatan 30 hingga

angkatan selanjutnya dan juga peneliti lain yang ingin melanjutkan pe

nelitian lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Penelitian Sebelumnya

Berkaitan menunjang proposal skripsi, peneliti menentukan

beberapa penelitian sebagai patokan dalam proses pembuatan proposal s

kripsi atau melanjutkan dari penelitian sebelumnya sesuai dengan judul pr

oposal skripsi. Adapun perbandingan yang ada antara 4 (empat) jurnal pe

nelitian sebelumnya dapat disajikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Sebelumnya

Nama dan Perbandiangan


Judul Metode
Tahun Hasil Penelitian antara Peneltian dari
Penelitian Penelitian
Penelitian Sebelumnya
1 2 3 4 5
Abdulaziz, Analisis Deskriptif Hasil dari dari penelitian Perbedaan penelitian
N.S., 2021 Kontribusi Dan kuantitatif ini yaitu Kota Surabaya dari sebelumnya adal
Efektivitas diketahui telah mampu ah peneliti memfokus
Pendapatan melaksanakan otonomi kan pada peran Bada
Asli Daerah daerah dengan baik, n Pengelolaan Keuan
Terhadap kontribusi PAD terhadap gan dan Aset Daerah
Pendapatan pendapatan daerah Kota (BPKAD) dalam rang
Daerah Kota Surabaya berada di rata- ka meningkatkan
Surabaya rata 61,47% yang masuk
kategori sangat baik, hal
ini berarti bahwa Pemerintah Pendapatan Asli Daera
telah mampu meningkatkan h (PAD) pada saat pan
PAD hingga melampaui demi COVID-19 sedan
anggaran dana pendapatan gkan penelitian sebelu
asli daerah Kota Surabaya, mnya memfokuskan pa
selain itu Pemerintah telah da kontibusi dan efektiv
mengupayakan dalam itas Pendapatan Asli D
pemanfaatan sumber daya aerah (PAD) terhadap
yang ada sehingga dari Pendapatan Daerah
tahun ke tahun Kota
Surabaya selalu maksimal
dalam pemungutan
pendapatan asli daerah
seperti pajak daerah,
retribusi daerah dan lain-lain
pendapatan yang sah.
Sedangkan tingkat
efektivitas PAD terhadap
pendapatan daerah Kota
Surabaya tahun 2015-2019
menunjukkan kategori
sangat efektif, selama lima
tahun berturut
turut nilai efektivitas selalu
diatas 100% yang berada di
rata-rata 109,6% hal ini
menunjukkan bahwa
pemerintah telah berhasil
mencapai bahkan
melampaui target PAD.
SATRIA, Kontribusi deskriptif Hasil penelitian Perbedaan penelitian d
M.A., Pendapatan kausalitas menunjukkan bahwa ari sebelumnya adalah
2021 Asli Daerah kuantitatif Pendapatan Asli Daerah peneliti memfokuskan p
Terhadap (PAD) Kota Sungai Penuh ada peran Badan Peng
Belanja Modal pada tahun 2016-2019 terus elolaan Keuangan dan
Pemerintah meningkat dari tahun ke Aset Daerah (BPKAD)
Kota Sungai tahun sedangkan Belanja dalam rangka meningk
Penuh 2016- Modal Pemerintah Sungai atkan
2019 Penuh 2016-2019 Pendapatan Asli Daera
bergejolak. Hal ini sesuai h (PAD) pada saat pan
dengan hasil uji regresi linier demi COVID-19
sederhana yang sedangkan penelitian s
menunjukkan bahwa PAD ebelumnya memfokusk
berpengaruh negatif belanja an pada kontibusi Pend
modal selama periode 2016- apatan Asli Daerah (PA
2019. Selanjutnya D) terhadap Belanja M
berdasarkan hasil uji t odal Pemerintah
diketahui nilai t hitung
sebesar 3,692 > t tabel
2,919 sehingga dapat
diartikan bahwa untuk
hipotesis pertama H0 ditolak
dan Hipotesis H1 diterima
dengan kesimpulan bahwa
ada merupakan kontribusi
signifikan PAD terhadap
Belanja Modal Pemerintah
Kota Sungai Kota Penuh
Tahun 2016 - 2019. Variabel
PAD (X) Terhadap Kinerja
Belanja Modal (Y)
Pemerintah Kota Sungai
Penuh tahun 2016-2019
sebesar 87,20%. Sisanya
(100% - 87,20%. = 12,80%)
dipengaruhi oleh variabel
lain di luar model yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Sema, Analisis Kuantitatif Hasil penelitian ini Perbedaan penelitian d
L.J. dan Flypaper Effect ditunjukan bahwa ari sebelumnya adalah
Riduwan, Pendapatan Pendapatan Asli Daerah peneliti memfokuskan p
A., 2021 Asli Daerah, (PAD), Dana Alokasi ada peran Badan Peng
Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana elolaan Keuangan dan
Umum, Dan Alokasi Khusus (DAK) Aset Daerah (BPKAD)
Dana Alokasi berpengaruh terhadap dalam rangka meningk
Khusus Belanja Modal. Kemudian atkan
Terhadap tidak terjadi Flypaper Effect Pendapatan Asli Daera
Belanja Modal pada Pemerintah h (PAD) pada saat pan
Kabupaten/Kota Se-Jawa demi COVID-19 Sedan
Timur Tahun 2016-2019. gkan penelitian sebelu
mnya memfokuskan pa
daanalisis Dana
Alokasi Umum, Dan
Dana Alokasi Khusus
Terhadap Belanja
Modal dengan analisis
Flypaper Effect
Soengkow Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian ini Perbedaan penelitian d
o, B., Belanja Modal membuktikan bahwa secara ari sebelumnya adalah
2020 Dan simultan dan parsial Belanja peneliti memfokuskan p
Pendapatan Modal dan ada peran Badan Peng
Asli Daerah (P Pendapatan Asli Daerah elolaan Keuangan dan
AD) Terhadap (PAD) berpengaruh Aset Daerah (BPKAD)
Pertumbuhan terhadap Pertumbuhan dalam rangka meningk
Ekonomi (Studi Ekonomi Daerah di atkan
Pada Kabupaten/Kota di Pendapatan Asli Daera
Kabupaten Sumatera Utara. Secara h (PAD) pada saat pan
Dan Kota Di parsial Pendapatan Asli demi COVID-19
Sumatera Daerah (PAD) sedangkan penelitian s
Utara) berpengaruh secara ebelumnya memfokusk
signifikan terhadap besarnya an pada kontibusi Pend
Pertumbuhan Ekonomi, apatan Asli Daerah (PA
sedangkan D) terhadap Belanja M
Belanja Modal tidak odal Pemerintah terhad
berpengaruh secara ap Pengaruh Belanja
signifikan terhadap besarnya Modal Dan Pendapatan
Pertumbuhan Asli Daerah (PAD)
Ekonomi. Dengan demikian Terhadap
bagi pemerintah Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota diharapkan
penelitian ini
dapat bermanfaat dalam
menyusun kebijakan dan
strategi yang efektif dan
efisien untuk
kegiatan terhadap stimulus
Pertumbuhan Ekonomi
Daerah di Sumatera Utara.
Sumber : Diolah oleh penulis, 2021
2.2. Landasan Teoritis dan Legalistik

2.2.1. Landasan Teoritik

2.2.1.1. Peran

Menurut Sarlito (2015:215) bahwa menyatakan dalam pengertian p

eran yaitu :

Peran merupakan kombinasi dari banyak teori, orientasi atau bidan


g yang berbeda bahwa akan dipergunakan dalam dunia sosiolgi. P
eran merupakan salah satu istilah yang umum digunakan dalam d
unia teater di mana seorang aktor harus memerankan karakter
serta membawakan perilaku tertentu, dalam hal ini posisi aktor ters
ebut akan disamakan dengan posisi seorang masyarakat dan kedu
a-duanya memiliki posisi yang sama.

Berkaitan pengertian peran menurut Soekanto (2012:212) menyebu

tkan bahwa “peran merupakan suatu aspek dinamis kedudukan atau statu

s. Peran ialah pekerjaan yang dilakukan seseorang sesuai dengan status

dimilikinya. Meskipun setiap tindakan yang dilakukan untuk mewakili suatu

peran didasarkan pada status yang dipegangnya tetapi tetap dalam korido

r peraturan yang berbeda bahwa hasil dari peran setiap orang akan

memiliki hasil yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil yang disimpulkan pada pengertian peran merupa

kan suatu kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang atau sekelompok or

ang dengan tujuan untuk meciptakan dan mewujudkan perubahan yang dii
nginkan oleh masyarakat dengan berdasarkan pada kedudukan atau jabat

an yang ditempati oleh seseorang atau sekelompok orang tersebut.

2.2.1.2. Pendapatan Asli Daerah

Adapun defini pada Pendapatan Asli Daerah Menurut Yuliani (2019:

64) menyatakan bahwa “Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan suatu

pendapatan yang diperoleh dari daerah yang diambil berdasarkan pada P

eraturan Daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

berfungsi untuk keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai k

egiatannya”. Menurut Firdausy (2017:9) menyatakan bahwa “Pendapatan

Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari penerimaan pajak dae

rah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah dan lain-lain yang sah”.

Berdasarkan beberapa argumen yang dikemukakan dan dapat

ditarik kesimpulan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah suatu

sumber pendapatan daerah dan memegang peranan penting dalam suatu

pembangunan, maka untuk melaksanakan Otonomi Daerah tersebut men

genai peranannya selaku Pendapatan Asli Daerah diharapkan dan berusa

ha untuk menjadi suatu penyangga yang penting berdasarkan pada pembi

ayaan dalam kegiatan pembangunan di wilayah tersebut. Berdasarkan hal


tersebut pemerintah daerah harus melakukan upaya dalam meningkatan p

endapatan daerah masing-masing.

2.2.1.3. COVID-19

Defini COVID-19 menurut World Health Organization (2020) bahwa

“COVID-19 merupakan penyakit yang menular dan disebabkan oleh infeks

i virus coronavirus jenis baru. Diketahui penyakit itu pertama kali muncul di

Wuhan, Cina pada Desember 2019”.

Berdasarkan menurut Erlich (2020) bahwa “COVID-19 adalah suatu

penyakit pernapasan yang akut dan telah menjadi pandemi global serta di

sebabkan oleh novel coronavirus atau SAR-Cov-2”.

Menurut dari argumen di atas bahwa dapat ditarik kesimpulan bahw

a COVID-19 merupakan suatu penyakit pernapasan akut yang diakibatkan

oleh virus baru yang menular yaitu novel coronavirus atau SAR-Cov-2 yan

g telah menularkan hingga pandemi seluruh dunia.


2.2.2. Landasan Legalistik

2.2.2.1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan


Daerah

Berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah terutama kandungan di dalamnya pada pasal 1 aya

t 32 dimana Angggaran Pendapat dan Belanja Daerah (APBD) merupakan

rencana keuangan daerah tahunan yang telah ditetapkan dengan peratura

n daerah. Berdasarkan kebijakan umum Angggaran Pendapat dan Belanja

Daerah (APBD) dimana mengandung dokumen-dokumen bahwa di dalam

nya memuat beberapa kebijakan yaitu terdiri dari bidang pendapatan, bela

nja dan pembiayaan dalam kurun waktu 1 tahun.

2.2.2.2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan

Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam

Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan

Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini disusun untuk

menyempurnakan dari pengaturan perimbangan keuangan antara pemeri

ntah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatur otonomi daerah dan P

emerintah Daerah yang dimana sebelumnya diatur pada Undang-Undang


Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerinta

h Pusat dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan hal tersebut disebabkan ole

h pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dimana secara signifik

an menggangu kegiatan ekonomi dan berdampak besar pada

perekonomian sebagian besar negara di dunia. Pertumbuhan ekonomi

global diperkirakan akan menurun dari 3% (tiga persen) menjadi hanya

1,5% (satu koma lima persen) atau bahkan kurang.

Terhentinya kegiatan ekonomi akan mengakibatkan perubahan situ

asi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran

2020, baik sisi Pendapatan Negara, Sisi Belanja Negara, maupun sisi

Pembiayaan. Potensi perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nega

ra (APBN) tahun anggaran 2020 diakibatkan oleh terganggunya kegiatan

ekonomi atau sebaliknya. Terganggunya kegiatan ekonomi berpotensi

mengganggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun

anggaran 2020 dari sisi Pendapatan Negara.

Berkaitan hadirnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Unda

ng tersebut diharapkan perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) dapat ditingkatkan sehingga stabil meskipun menghadapi

pandemi COVID-19.
2.2.2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan pemerintah ini dirancang untuk menyempurnakan peratu

ran Pengelolaan Keuangan Daerah yang sebelumnya diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, berdasarkan mengidentifikasi permasalahan

pengelolaan keuangan daerah yang selama ini muncul pada proses pelak

sanaanya. Regulasi pada pengaturan tersebut dilakukan untuk menjaga 3

(tiga) pilar tata Pengelolaan Keuangan Daerah yang baik, yaitu

Transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada peraturan

pemerintah di atas, Peraturan Pemerintah ini mencakup ketentuan-ketentu

an yang berkaitan dengan siklus pengelolaan keuangan seperti

perencenaan dan penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, dan

pertanggungjawaban keuangan Daerah.


2.2.2.4. Peraturan Menteri Dalam Negeri 19 Tahun 2020 Tentang
Pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah.

Berkaitan dengan Peraturan Dalam Negeri ini berisikan mengenai

teknis pengukuran indeks pengelolaan keuangan daerah dimana

bertujuan untuk :

a. Mengukur kinerja tata kelola keuangan daerah yang efektif,

efisien, transparan dan akuntabel dalam jangka waktu tertentu.

b. Mendorong dan memotivasi pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota untuk meningkatkan efisiensi Pengelolaan

Keuangan Daerah.

c. Hasil dari pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah haru

s diketahui dengan cara publikasi.

2.2.2.5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020


Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah

Berkaitan Peraturan Menteri Dalam Negeri ini, dijelaskan bahwa

pengelolaan keuangan daerah adalah seperangkat kegiatan yang meliputi

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Maka

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri ini menjadikan sebuah


pedoman dalam teknis pengelolaan keuangan daerah sebagaimana terdiri

dari :

a. Pengelola keuangan daerah

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

c. Penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daera

h (APBD)

d. Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

e. Pelaksanaan dan penatausahaan

f. Laporan realisasi semester pertama Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) dan perubahan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD)

g. Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah

h. Penyusunan rancangan pertanggungjawaban pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

i. Kekayaan daerah dan utang daerah

j. Badan layanan umum daerah

k. Penyelesaian kerugian keuangan daerah

l. Informasi keuangan daerah

m. Pembinaan dan pengawasan.


2.2.2.6. Peraturan Walikota Kota Tarakan Nomor 20 Tahun 2019
Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
Kota Tarakan

Berdasarkan dari Peraturan Walikota Kota Tarakan Nomor 20 Tahu

n 2019 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kot

a Tarakan ini mengandung penjelasan mengenai pedoman pada sistem

dan prosedur pengelolaan keuangan daerah seperti halnya pada

penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/ Kuasa Pengguna Barang

(KPB) dan mengenai Pedoman Penunjukan Pejabat Pelaksana Teknis

Kegiatan (PPTK).

2.3. Kerangka Pemikiran

Berkaitan menentukan alur proses penelitian proposal skripsi ini

akan dijelaskan berupa bagan-bagan. Berikut bagan kerangka pemikiran y

aitu sebagai berikut yaitu:

Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran Dalam Penelitian

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah

Hasil Data Target dan Realisasi Penda


patan Asli Daerah (PAD) Kota Tarakan
pada Tahun Anggaran 2018-2021

Adanya Kesenjangan antara Target dan Realisasi Pendapata


n Asli Daerah (PAD) Kota Tarakan Tahun Anggaran 2018-202
1

Peran
Soekanto (2015:212)

Terciptanya Hak dan Kewajiban sebagai per


an Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Tujuan Peneliti
Daerah (BPKAD) dalam meningkatkan Pend an
apatan Asli Daerah (PAD) pada saat Pande
mi COVID-19 di Kota Tarakan

Sumber : Diolah oleh penulis, 2021.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Berkaitan bagian dari penelitian ini, peneliti mengambil pendekatan

penelitian untuk mengumpulkan data secara ilmiah dan dapat menentukan

motode yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono

(2018:2) dalam pengertian metode penelitian menyatakan bahwa “metode

penelitian adalah metode penelitian yang pada dasarnya merupakan

metode ilmiah dalam mengumpulkan data dengan maksud dan tujuan

serta kegunaan tertentu”. Sehubungan dengan itu, metode dan

pendekatan penelitian yang akan dipergunakan pada penelitian ini yaitu

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif.

Berdasarkan menurut Sugiyono (2017:9) bahwa menyatakan

“metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang didasarkan

pada filosofi postpositivisme yang digunakan atau digunakan secara

interpretif untuk mengkaji kondisi objek-objek alamiah”. peran pada

peneliti merupakan alat yang penting, teknik untuk pengumpulan data


yang dilakukan secara triangulasi, data yang diperoleh cenderung data

kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian

kualitatif adalah memahami makna, memahami keunikan krontruksi

fenomena dan menemukan hipotesis.

Berikutnya menurut Sugiyono (2017:59) dalam definisi metode

deskriptif bahwa “metode deskriptif merupakan penelitian yang

menggambarkan keadaan objek yang diteliti sebagaimana adanya”.

Selanjutnya menurut Sugiyono (2017:53) menyatakan bahwa “pendekatan

kualitatif adalah mekanisme penelitian yang didasarkan pada suatu

penilaian yang subjektif non-statistik atau penilaian yang non-matematis,

dimana ukuran nilai yang akan dipergunakan pada penelitian ini bukanlah

skor, akan tetapi melainkan klasifikasi atau kualitasnya”.

Pemilihan metode pendekatan kualitatif pada penelitian ini pada

dasarnya untuk menggambarkan dengan sistematis, faktual dan akurat

maka dapat mudah untuk diterima atau dipelajari. Berdasarkan penelitian

ini juga menggunakan situasi dan kondisi secara deskriptif yang

berdasarkan objek penelitian, permasalahan-permasalahan yang ada dan

cara pemecahan terhadap suatu masalah dalam situasi dan kondisi

penelitian.
3.2. Operasionalisasi Peran

Berkaitan dengan penelitian ini bahwa diperlukannya ketentuan opera

sional konsep penelitian bertujuan untuk membatasi dari ruang lingkup ma

salah. Berdasarkan bagian operasional konsep penelitian yaitu Peran. Ber

ikut Tabel 3.1 yang dimana akan menjelaskan operasional penulisan pada

konsep sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasional Penulisan Pada Konsep

Konsep Sub Konsep Indikator

1 2 3

Anggaran

Hak Sarana dan Prasarana

Kepegawaian

Visi dan Misi


Peran Menurut Soekanto
(2015:212) Tupoksi dan Wewenang

Kewajiban Tujuan dan Sasaran

Program dan Kegiatan

Koordinasi

Sumber : Diolah oleh penulis, 2021


3.3. Sumber Data dan Informan

3.3.1. Sumber Data

Berdasarkan sumber data yang akan dipergunakan pada penelitian

ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut

Sugiyono (2018:213) bahwa menyatakan “data primer merupakan suatu

sumber data yang diperoleh langsung kepada pengumpul data”. Berkaitan

dengan data primer ini dapat diambil dari angket dimana akan dibagikan

ke setiap responden.

Adapun menurut Sugiyono (2018:213) bahwa menyatakan “data

sekunder merupakan data yang tidak diberikan secara langsung kepada

pengumpul data”. Terkait dalam data sekunder ini seringkali berupa yang

berbentuk file, dokumen atau melalui orang lain misalnya dari jurnal

online, buku, berita, artikel hingga menggunakan penelitian sebelumnya.

Berkaitan dengan sumber data yang digunakan pada penelitian ini,

sumber data primer dan sekunder adalah :

1. Data Primer

Berdasarkan penelitian ini, sumber data primer yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara atau dialog dengan narasumber

yaitu pegawai di lembaga Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) sesuai dengan data informan yang telah ditetapkan peneliti.


2. Data Sekunder

Berdasarkan penelitian ini, sumber data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini dikumpulkan dari arsip, dokumen, buku literatur dan

media alternatif dimana sesuai dengan masalah terkait pada penelitian ini.

3.3.2. Informan

Berdasarkan informan penelitian ini, menurut Djam’an Satori dan Aan

Komariah (2017:94) bahwa menyatakan “informan merupakan seseorang

dalam latar penelitian”. berkaitan dengan informan ini bahwa

mendapatkan informasi tentang situasi serta kondisi latar penelitan.

Menurut Sugiyono (2016:300) menyatakana bahwa “Identifikasi

informan yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

purposive sampling”. Berdasarkan purposive sampling ini adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan mempertimbangkan tujuan

tertentu, dimana sumber data yang telah dianggap penting pada orang

yang dianggap penting sesuai dengan permasalahan pada penelitian ini.

Berkaitan dengan penelitian ini bahwa yang dapat dijadikan sebagai

informan pada penelitian ini adalah Kepala Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset daerah (BPKAD) Kota Tarakan, Kepala Bidang Pengelola


Pendapatan dan Unit Pelaksana Teknis. Berikut Tabel 3.2 data informan

yang dipilih peneliti untuk mendapatkan informasi kepada Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Tarakan

berdasarkan permasalahan penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 3.2

Data Informan

NO. INFORMAN JUMLAH

1 2 3

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan d


1 1 Orang
an Aset Daerah

2 Kepala Bidang Pengelola Pendapatan 1 Orang Sumber :


Diol ah oleh p
enul is, 2021
3 Unit Pelaksana Teknis 3 Orang

JUMLAH 4 Orang Berkait

an dengan

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

suatu metode identifikasi informan yang sengaja diidentifikasi berdasarkan

pada kriteria atau pertimbangan yang tertentu. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti bertujuan untuk memperoleh hasil dari wawancara yang diperoleh

dan didapat dari informan yang terkait serta bertanggung jawab langsung
untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah pada penelitian. Berkaitan d

engan hal ini, peneliti telah menentukan informan sebagai berikut :

1. Kepala Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah

bertanggung jawab membantu kepala daerah di bidang pengelolaan keua

ngan, pendapatan dan aset daerah serta menjadi kepala dan penanggung

jawab seluruh struktur organisasi BPKPAD di kota Tarakan.

2. Kepala Bidang Pengelola Pendapatan.

Kepala Bidang Pengelola Pendapatan bertanggung jawab

melaksanakan sejumlah fungsi Kepala Badan di bidang pendapatan yang

terkait dengan pendataan, pendaftaran/identifikasi, penelitian dan

pengembangan serta legalisasi surat-surat berharga, pajak dan retribusi

daerah, dana perimbangan/bagi hasil/dana transfer, dan penerimaan

lainnya serta penanganan keberatan pajak daerah.

3. Unit Pelaksana Teknis

Unit Pelaksana Teknis sebagai unit yang melaksanakan

pemungutan dilapangan sesuai Peraturan Walikota tentang Kedudukan,

Susunan, Organisasi, Tugas, dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan

Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Kota Tarakan.


3.4. Instrumen Penelitian

Berkaitan instrumen penelitian ini, menurut Sugiyono (2017:102)

menyatakan bahwa “instrumen penelitian merupakan alat yang

dipergunakan dalam mengukur fenomena alam dan sosial yang akan

diamati”. Sesuai dengan penelitian kualitatif dalam pengumpulkan data

dalam penelitian ini bahwa sebagai alat untuk pengumpul data yaitu

peneliti sendiri. Selaku peneliti sebagai pengumpul data harus

mengembangkan data tersebut menjadi instrumen pengumpulan data

sederhana sesuai dengan kelengkapan data, kemudian data tersebut

dibandingkan terhadap data yang telah dikumpul yang telah dilakukan

dengan melalui observasi. Instrumen penelitian ini pada dasarnya dibutuh

kannya alat ukur untuk digunakan sebagai alat pembantu dalam proses

pengumpulan data agar selaku peneliti dapat memudahkan mendapatkan

data dan terhindar dari kelupaan. Berkaitan hal tersebut maka

diperlukanya alat bantuan sebagai berikut :

1. Buku cacatan

Sebagai alat untuk mencatat segala sumber data terkhususnya

pada saat percakapan antara peneliti dengan narasumber langsung.


2. Tape recorder atau alat sejenisnya

Sebagai alat untuk merekam segala sumber data dari

percakapan pembicaraan pada saat pelaksanaan wawancara dengan

ketentuan sebelumnya dari pihak narasumber berkenan

menggunakan alat perekam.

3. kamera

Sebagai alat untuk memotret pada saat sedang melakukan

pembicaraan antara peneliti dengan informan.

Berdasarkan hal tersebut instrumen penelitian ini menggunakan

human Instrument dimana selaku peniliti harus menetapkan fokus

peneltian, memilih informan, menilai kualitas data, analisis data hingga

peneliti menentukan kesimpulan sesuai dengan temuan di lokasi

penelitian yang didapatkan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan penelitian ini, teknik dalam pengambilan dan

pengumpulan data sangat penting dikarenakan teknik pengumpulan data

ini merupakan metode yang dipergunakan dalam memperoleh data serta


informasi yang diperlukan dalam penelitian tersebut. Mengenai istilah-

istilah tersebut, teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut yaitu:

1. Wawancara

Adapun pengumpulan data dengan wawancara, menurut Sugiyono

(2016:317) bahwa menyatakan “wawancara merupakan pertemuan untuk

2 (dua) orang yang akan bertukar informasi serta gagasan melalui kalimat

tanya jawab, sehingga memberikan hasil kesimpulan yang dapat dibangun

makna dalam suatu topik tertentu”.

Berkaitan hal tersebut peneliti mengambil jenis wawancara terstruktur.

Menurut Sugiyono (2018:138) dalam pengertian wawancara terstruktur ad

alah sebagai berikut :

Wawancara testruktur yang digunakan sebagai salah satu teknik pe


ngumpulan data ketika peneliti dan pengumpul data sudah m
emahami secara pasti mengenai informasi apa saja yang akan diper
oleh atau didapatkan. Oleh sebab itu, pada saat melaksanakan waw
ancara, pewawancara menyiapkan suatu instrumen dalam penelitia
n berupa sebuah pertanyaan yang sudah tertulis dan tercatat diman
a sebelumnya sudah menyiapkan jawaban alternatif. Pada wawanca
ra tertruktur, setiap orang akan diwawancarai ditanyai pertanyaan ya
ng sama dan pewawancara membuat catatan.
Adapun dalam penelitian bahwa selaku peneliti menggunakan jenis w

awancara terstruktur dimana penulis mendapatkan informasi sesuai denga


n pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti maka pengu

mpulan informasinya konsisten dengan apa yang peneliti tanyakan.

2. Dokumentasi

Berdasarkan dengan dokumentasi ini, menurut Sugiyono (2016:32

9) menyatakan bahwa “Dokumentasi merupakan dokumen yang be

rbentuk gambar seperti foto, gambar hidup, dan sketsa serta sejenis lainn

ya”.

Berkaitan dengan menunjang penelitian ini, peneliti mengambil dan

mengumpulkan data dengan cara dokumentasi dengan tujuan mendapatk

an suatu data yang melalui dokumen, peraturan-peraturan, catatan ataupu

n buku-buku yang sesuai dengan keterkaitan permasalahan dalam peneliti

an ini.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan teknik pengumpulan data yang

telah diolah dan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan dan informasi

guna memecahkan masalah di lokasi penelitian. Penulis harus men

ganalisis data yang diperoleh sehingga penulis dapat memilah dan


mengklasifikasi data-data yang dapat dijadikan suatu pemecahan masalah

dalam magang tersebut.

Berdasarkan menurut Sugiyono (2018:482) “teknik analisis data me

rupakan proses metode sistematis meneliti dan menyusun serta

menyatukan data yang telah diperoleh dari wawancara, catatan

dokumentasi dan lapangan, mengorganisasikan data ke dalam kategori, p

emilihan menjadi unit, sintesis, kompilasi menjadi model, pemilihan data

yang penting dan apa yang akan dipelajari dan dipahami serta dapat men

arik suatu kesimpulan sehingga dapat dengan mudah dimengerti dan

dipahami oleh diri sendiri ataupun dengan orang lain.

Keakuratan dan kebenaran data yang dikumpulkan sangat penting,

tetapi tidak bisa disangkal bahwa suatu sumber informasi yang berbeda

akan memberikan hasil informasi yang berbeda. Pekerjaan analisis data m

embutuhkan upaya terfokus dan aktivasi tenaga fisik serta mental seseora

ng. Selain menganalisis suatu data, peneliti pun harus menggali literatur u

ntuk mengkonfirmasi teori tersebut.

Data penelitian kualitatif, data yang dihasilkan dari berbagai

sumber, menggunakan suatu teknik pengumpulan dan pengambilan data

yang berbeda (triangulasi) dan dilaksanakan secara berkesinambungan m

enghasilkan variasi data yang sangat tinggi. Menurut Sugiyono (2018:246)

“analisis data pada penelitian kualitatif dilaksanakan selama dalam


pengumpulan data hingga selesai pengumpulan data selama periode wakt

u tertentu”. Kegiatan pada analisis data kualitatif yang dilaksanakan dan

dilakukan secara interaktif serta terus menerus sampai selesai, sehingga

datanya telah atau sudah jenuh. Miles dan Huberman mengusulkan pola

umum suatu analisis dengan mengikuti model interaktif sebagai berikut

yaitu:

Gambar 3.1

Komponen Dalam Analisis Data

Pengumpulan Data Display Data

Reduksi Data

Kesimpulan/ Verifikasi

Sumber : Sugiyono (2018:246)


1. Reduksi Data.

Menurut Sugiyono (2018:247-249) “Reduksi data merupakan merin

gkas, memilih faktor kunci, memfokuskan pada faktor yang relavan

dengan mencari tema, topik penelitian dan pola dan terakhir memberikan

gambaran yang lebih jelas dan memudahkan pengumpulan data


selanjutnya”. Berkaitan mengurangi data sesuai dengan tujuan yang

ditentukan dari sebelumnya. Reduksi data juga adalah suatu cara berpikir

yang kritis dengan membutuhkan ilmu yang tinggi beserta pengetahuan m

endalam.

2. Penyajian Data.

Tahapan setelah mereduksi data adalah menyajikan data. Berkaita

n dengan penelitian kualitatif, penyajian data bersumber berupa tabel,

grafik, flowchart, pictogram dan keterkaitan sejenis. Penggunaan

penyajian data dapat disusun berupa suatu hubungan, sehingga dapat me

mudahkan untuk dipahami. Berdasarkan menurut Sugiyono (2018:249)

“Penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, grafik, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Berkait

an yang biasa digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah bersifat kalimat deklaratif”. Berdasarkan penyajian data, maka data

terorganisasikan dan terstruktur dapat lebih rapi dan lebih untuk dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan.
Tahapan setelah menyajikan data adalah penarikan kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2018:252-253) “kesimpulan dalam penelitian kualitatif

dapat menjawab masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin jug

a tidak karena seperti yang dikatakan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif selalu bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian dilapangan”. Tahapan ini dalam penelitian

kualitatif adalah sesuatu hal yang baru yang belum pernah terlihat sebelu

mnya. Hasilnya dapat berupa gambaran suatu objek yang sebelumnya tid

ak jelas sehingga menjadi jelas setelah dilakukan penelitian.

3.7. Jadwal Dan Lokasi Penelitian

3.7.1. Jadwal Penelitian

Berkaitan dengan waktu penelitian bahwa akan dilaksanakan sesua

i pada kalender akademik bagi praja utama angkatan XXIX oleh Institut Pe

merintah Dalam Negeri (IPDN) yang terdapat pada Tabel 3.3 dibawah beri

kut :

Tabel 3.3

Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi Praja Utama Tah

un Ajaran 2021/2022
Tahun 2020 Tahun 2021
No. Jenis AGS SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN
Kegiatan
3 4 1 2 3 41 23 4 1 2 3 4 12 3 4 12 3 4 12 3 4 1 23 4123 4 1 2 3 4 1 234

Pengajuan Judul,
Bimbingan dan
1. Penyusunan
Proposal Skripsi

Pengumpulan
2.
Proposal Skripsi

Ujian Proposal
3.
Skripsi

Perbaikan Proposal
4.
Skripsi

Persiapan dan
5. Pembekalan
Penelitian

Penelitian dan
6. Pengumpulan Data
Skripsi

Bimbingan dan
7.
Penyusunan Skripsi

8. Ujian Skripsi

Perbaikan dan
9. Pengumpulan
Skripsi

Keterangan : = Kegiatan yang dilaksanakan


Sumber: Diolah Berdasarkan Kalender Akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Tahun Ajaran 2021/2021

3.7.2. Lokasi Penelitian

Berdasarkan permasalahan di latar belakang, peneliti menetapkan lok


asi penelitian dan dilaksanakan di lembaga Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Anda mungkin juga menyukai