Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN BIOLOGI

MENGUJI KANDUNGAN URINE SESEORANG

Disusun Oleh :
1.Alfiananda Pusitasari (01)
2.Erni Hidhayatur Rohmah (13)
3.Haniatul Mudawamah (15)
4.Sulistianingsih (30)
XI MIPA 6

SMA NEGERI 1 GEGER


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan biologi tentang
menguji kandungan urine seseorang.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapat bimbingan dari Ibu Ninik Tri Hadi
Palupi S. Pd selaku guru biologi SMAN 1 GEGER dan juga teman-teman XI 6 yang juga ikut
membantu serta mendukung kami.

Diharapkan laporan biologi ini dapat memberikan kita informasi yang berguna dan bermanfaat.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada ALLAH SWT. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha yang sudah saya lakukan. Aamiin.

Madiun, 29 April 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 5
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Urinalisa 6

BAB III LAPORAN PENGAMATAN

- Judul Kegiatan....................................................................................................................9
- Tujuan Pengamatan............................................................................................................9
- Waktu dan Tempat.............................................................................................................9
- Alat dan Bahan...................................................................................................................9
- Cara Kerja...........................................................................................................................9
- Tabel Pengamatan ............................................................................................................10
- Hasil Pengamatan ............................................................................................................11
- Pertanyaan dan Jawaban....................................................................................................13

BAB IV : PENUTUP

- Saran..................................................................................................................................15
- Kesimpulan........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh.
Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa
dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses
pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.
Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-
zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-
paru dan colon.

Pada uji praktikum kali ini kami lebih khusus membahas tentang alat ekskresi pada
ginjal dimana yang dihasilkan ginjal adalah urin. Urin atau air seni atau air kencing
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga hemeostasis
cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting,
karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin.

Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya:
karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.Zat sisa
metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena
bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.

Dalam praktikum uji urin, kita dapat mengetahui kandungan apa yang ada dalam urin.
Begitu pula dapat mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin.
Apabila zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka kita dapat
mengetahui secara lebih cepat.

B. RUMUSAN MASALAH
membuktikan bahwa urin yangakan diuji mengandung berbagai zat amonia, glukosa,
protein, dan kandungan klorida.
C. TUJUAN
Tujuan dilakukan pengamatan ini adalah untuk :
1. Mengamati karakteristik urine
2. Mengamati kandungan amonia, kandungan glukosa, kandungan klorida, dan
kandungan protein dalam urine.

D. MANFAAT PENELITIAN
Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari pengamatan yang kita lakukan yaitu
sebagai berikut :
a.Bagi siswa → Manfaat bagi siswa dengan adanya pengamatan/penelitian ini yaitu
siswa dapat mengetahui tentang kandungan amonia, glukosa, protein
dan kandungan klorida dalam urine.
b. Bagi guru → Manfaat bagi guru yaitu guru dapat mengetahui tingkat
pemahaman siswa mengenai cara melakukan praktikum dalam
menguji kandungan urine seseorang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. URINALISA
1. Pengertian urine
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal. Kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis
cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung
kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Risna,2014).
Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran
urine, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh seperti : hati, saluran
empedu, pancreas, cortex adrenal, dll. Urin normal berwarna jernih transparan, warna
kuning muda pada urin berasal dari zat bilirubin dan biliverdin. Urin normal manusia
terdiri dari air, urea, asam urat, ammonia, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam
sulfat, klorida,dan garam, sedangkan pada kondisi tertentu dapat ditemukan zat-zat yang
belebihan misalnya vitamin C, obat-obatan (Ma’rufah, 2011).

2. Proses pembentukan urine


Ginjal merupakan tempat yang digunakan untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme
dalam bentuk urine. Proses pembentukan urine melalui tiga tahapan yaitu melalui
mekanisme filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.
a. Filtrasi (penyaringan)
Proses pertama dalam pembentukan urine adalah proses filtrasi yaitu proses
perpindahan cairan dari glomerulus menuju ke kapsula bowman dengan menembus
membrane filtrasi.
b. Rabsorpsi (Penyerapan kembali)
Reabsorpsi merupakan proses yang kedua setelah terjadi filtrasi di glomerulus.
Reabsorpsi merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju ke
pembuluh darah yang mengelilinginya yaitu kapiler peitubuler.
c. Sekresi
Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir
menuju tubulus kontortus distal.
3. Komposisi Urine
Komposisi urine yang paling utama adalah terdiri dari air, urine pada kondisi normal
umumnya mengandung 90% air. Kandungan lainnya urea, asam urat dan ammonia yang
merupakan zat sisa dari pembongkaran protein, zat warna empedu yang membuat warna
urine kita menjadi kuning, bermacam-macam garam / NaCl, dan terdapat beberapa zat
yang beracun (Rahmat, 2015).

4. Ciri-ciri Urine Normal


Jumlah urin normal rata-rata 1 sampai 2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai jumlah
cairan yang dimasukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein yang
dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan urea. Urin
normal berwarna bening orange pucat tanpa endapan, Baunya tajam, reaksinya sedikit
asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, berat jenisnya berkisar dari 1.010 sampai
1.025 (Pearce. E. C, 2009).

5. Sifat Fisik Urin


Secara umum, sifat fisik urine yang tampak dan relatif mudah diobservasi meliputi :
warna, bau, pH (alkalinitas), berat jenis, dan volume rata-ratanya
1.  Warna
Urine normal berwujud encer berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah
dengan jumlah dan konsentrasi urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih
dan menjadi keruh jika didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga
terdapat sejumlah kecil urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi pemekatan
urine, urine menjadi kuning tua hingga kecoklatan.
2.  Bau
Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini
dapat bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus
memberikan bau metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton.
3.  Alkalinitas (pH)
Urine normal cenderung asam dengan pH antara 4,8 – 7,5
4.  Berat jenis
Berkisar antara 1,003–1,030 dan bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut
dalam urine.
5.    Volume
Pada orang dewasa normal, 600–2500 ml urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini
tergantung pada konsumsi air, suhu luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume urine
berkurang saat musim panas karena pengeluaran urine berbanding terbalik dengan
pengeluaran keringat. Urine yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah dari
jumlah urine yang dibentuk selama aktivitas.
BAB III

LAPORAN PENGAMATAN

Judul Kegiatan : Menguji kandungan urine seseorang

Tujuan : Mengetahui kandungan apa saja yang ada dalam urine seseorang

Waktu dan Tempat : Pada pengamatan/penelitian kali ini kami melakukannya pada
hari Selasa, 24 April 2018 di Laboratorium Biologi SMAN 1 Geger.

Alat dan Bahan : 1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi


3. Penjepit tabung reaksi
4. Pembakar spiritus
5. Korek api
6. Urine
7. Larutan Biuret
8. Larutan Benedict
9. Larutan AgNO3

Cara Kerja :
1. Mengidentifikasi kandingan amonia dalam urine
a. Masukkan 1 ml urine ke tabung reaksi
b. Panaskan urine dalam tabung reaksi tersebut menggunakan pembakar spiritus. Berhati
hatilah saat memanaskan urine. Jauhkan barang barang yang mudah terbakar dari api .
c. Identifikasi bau yang timbul dari percobaan tersebut
d. Catatlah hasilnya pada tabel pengamatan
2. Mengidentifikasi kandingan klorida dalam urine
a. Masukkan 2 ml urine ke tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes Larutan AgNO3 5%
c. Cermati apa yang terjadi pada larutan tersebut
d. Catatlah hasilnya pada tabel pengamatan
3. Menguji kandungan protein
a. Masukkan 2 ml urine ke tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes larutan Biuret, diamkan selama 5 menit
c. Amati secara teliti perubahan warna yang terjadi
d. Catatlah hasilnya pada tabel pengamatan
4. Menguji kandungan glukosa
a. Isilah tabung reaksi dengan 2 ml urine
b. Tambahkan 5 tetes larutan Benedict
c. Catatlah perubahan warna yang terjadi.
d.

Tabel Pengamatan :

No Perlakuan Sebelum Setelah Keterangan


. Perlakuan Perlakuan
1. Pemanasan Urine berwarna Urine berwarna PH yang dihasilkan dari urine
urine kuning kuning lebih pekat murni adalah 5
2. Penambahan Urine berwarna Urine berwarna putih Normal, adanya endapan
Larutan AgNO3 kuning keruh (endapan putih) mengindi-kasikan adanya klorida
3. Penambahan Urine berwarna Urine berwarna biru Normal, tidak terdapat protein
larutan biuret kuning
4. Penambahan Urine berwarna Urine berwarna biru Tidak terdapat glukosa
larutan Benedict kuning kehijauan
Hasil Pengamatan :

 Sebelum direaksikan

            
 Setelah direaksikan
 Dari data diatas, diketahui ada beberapa jenis kandungan yang telah di uji, yaitu uji
amonia, uji klorida, uji protein dan uji glukosa. Sifat fisik urine yang diamati yaitu kuning,
berbau pesing dan tidak terdapat endapan. Ini menunjukkan bahwa urine tersebut secara
fisik normal.
Menguji kadar pH dalam urine dengan menggunakan indikator universal. Setelah urine
dimasukkan dalam urine kemudian warnanya dicocokan dengan standar pH, menunjukkan
bahwa urine tersebut memiliki pH 5. Berarti urine yang diuji tersebut memiliki pH yang
normal karena pH urine tersebut berada antara 5-8
Menguji bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin. Yaitu dengan memanaskan
terlebih dahulu sampai mendidih kemudian diketahui bagaimana baunya, ternyata setelah
dilakukan uji, urin tersebut berbau pesing, hal ini dikarenakan billirubin dan billiverdin 
bekerja. Amonia terdapat di dalam urin karena berasal dari deaminasi asam amino yang
terjadi terutama di dalam hati, tetapi di dalam ginjal juga terjadi pula proses deaminasi
amonia (NH3) dapat juga berasal dari pembongkaran protein dan berbahaya bagi sel. Oleh
karena itu ammonia harus dikeluarkan dari tubuh namun sebelum dikeluarkan harus
dirombak dahulu menjadi urea.
Menguji kandungan protein dalam urin, dengan menggunakan larutan biuret 5 tetes dan
membiarkan selama 5 menit, semula warna pada urin yaitu kuning setelah di beri biuret dan
di biarkan selama 5 menit ternyata perubahan warna yang terjadi yaitu biru dan tidak terjadi
endapan , berarti dapat diketahui bahwa urine tersebut tidak mengandung protein. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ginjal dalam keadaan baik sehingga dapat mernyaring protein
(albumin) dalam urine. Apabila terbentuk cincin putih dalam tabung reaksi menandakan
terdapat kerusakan pada glomerulus ginjal sehingga tidak dapat menyaring protein dalam
urine. Atau kerusakan pada membran kapsul endothelium/karena iritasi sel-sel ginjal akibat
masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat
Kemudian kami menguji kandungan glukosa dalam urin, dengan menambahkan 5 tetes
larutan benedict. Warna mula-mula pada urin yaitu kuning dan setelah di diamkan beberapa
saat warna urin berubah menjadi biru, dan tidak terjadi endapan dalam urine tersebut, dari
hal itu dapat diketahui bahwa urin tersebut tidak mengandung glukosa
Dan uji yang terakhir yaitu menguji kandunga klorida dalam urin, dilakukan dengan
menambahkan 5 tetes larutan AgNO3 , kemudian melihat hasilnya, dan hasil yang diperoleh
yaitu bahwa warna urin berubah dari kuning menjadi putih keruh, disebabkan karena urin
tersebut mengandung garam. Dan terjadi endapan putih tipis, endapan itu
adalah endapan AgCl yang terbentuk dari reaksi:
AgNO3 + Cl- → AgCl + NO3-
Adanya kandungan klorida dalam urin berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam
tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai
menjadi ion-ion. Klorida akan selalu ada di dalam urin seseorang, hal ini karena pada filtrasi
molekul-molekulkecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport
aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam
bentuk ion Cl 

Pertanyaan dan Jawaban :

1. Bau apakah yang timbul dari hasil pemanasan urine? Mengapa demikian?
setelah dibakar urine tersebut berbau pesing dari amoniak hasil penguraian urea dan urin, hal
ini dikarenakan bilirubin dan biliverdin bekerja. Amoniaterdapat dalam urine karena berasal
dari deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati, tetapi di dalam ginjal juga
terdapat deaminasi ammonia yang berasal dari pembongkaran protein yang berbahaya bagi
sel. Oleh karena itu, ammonia harus dikeluarkan dari tubuh namun sebelum dikeluarkan
harus dirombak dahulu menjadi urea. Faktor bau tersebut dapat berasal dari makanan atau
minuman yang dikonsumsi.

2. Apakah yang terjadi setelah penambahan AgNO3 pada urine? Mengapa demikian?
Urine akan berwarna putih keruh dan terdapat endapan putih tipis karena urine tersebut
mengandung garam. Adanya kandungan garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan. Klorida akan selalu ada dalam urine seseorang, hal ini karena pada filtrasi molekul-
molekul kecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif.
Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam
bentuk ion Cl.

3. Warna apakah yang tampak pada urine setelah ditambah larutan Biuret? Mengapa
demikian?
setelah ditambah larutan Biuret, urine berwarna kuning seperti warna urine sebelum ditambah
larutan Biuret dan tidak terjadi endapan. Hal itu terjadi karena pada urine tersebut tidak
mengandung protein.
4. Warna apakah yang tampak pada urine orang sehat dan penderita diabetes melitus
setelah penambahan larutan Benedict dan dipanaskan?
setelah penambahan larutan Benedict, warna urine orang sehat akan berubah menjadi biru.
Dan setelah dipanaskan warna urine berubah menjadi hijau dan tidak terjadi endapan. Hal itu
membuktikan bahwa pada urine orang sehat tidak mengandung glukosa. Sedangkan pada
urine penderita diabetes melitus, warna urine akan berubah warna menjadi merah bata setelah
ditetesi larutan Benedict.

5. Apa kesimpulan Anda dari kegiatan ini?


di dalam urine mengandung klorida dan amonia namun tidak mengandung protein dan
glukosa, berarti urin tersebut sehat.
BAB IV
PENUTUP

SARAN
Setiap melakukan praktikum kita perlu memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan
keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan
kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.

KESIMPULAN
Bedasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang teah kami lakukan dapat di tarik
kesimpulan bahwa urine orang normal mengandung amonia (NH3), clor, dan memiliki pH 5
(asam). Warna kuning dalam urine berasal dari bilirubin. Pucat atau kuatnya warna kuning pada
urin normal tergantung pada konsumsi air. perubahan warna dari yang normal itu bisa terjadi
karena pengaruh makanan, obat, atau kondisi kesehatan. pH urine normal berkisar antara 5-8.
Urine dikatakan normal jika warna urine pada tabung reaksi setelah ditambahkan  larutan
benedict kemudian dipanaskan adalah kuning keputihan. Jika terdapat kandungan protein dalam
urine, maka ginjal mengalami kelainan atau gangguan akibat terdapat kebocoran
pada ginjal bagian glomerulus yang berfungsi sebagai penyerapan senyawa yang dibutuhkan
oleh tubuh, termasuk protein. Jika pada urine terdapat glukosa, maka ginjal bagian tubulus tidak
berfungsi. Pada ginjal normal, glukosa dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi pada
daerah tubulus.
DAFTAR PUSTAKA

Freeideable, 2017. Praktikum biologi uji kandungan urine (https://freeideable.com.


Diakses pada tanggal 28 April 2018)
Wisanggeni, Adi, 2013. Uji urine (http://cuk-ing.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal
28 April 2018)
Krismon, Dandi, 2016. Uji kandungan urine (https://danditsekolah.blogspot.co.id.
Diakses pada tanggal 28 April 2018)
Sholikah, 2014. Laporan urine (http://hanyqbalabala.blogspot.co.id. Diakses pada
tanggal 29 April 2018)
Zuwannita, Risma, 2017. Urinalisa (http://repository.unimus.ac.id. Diakses pada tanggal
29 April 2018)
Pratiwi, Dewi, 2017. Laporan praktikum uji kandungan urine (http://www.fulvom.com.
Diakses pada tanggal 29 April 2018)
Himmatin, Anna, 2014. Praktikum biologi uji urine
(http://annahimmatin.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 29 April 2018)

Anda mungkin juga menyukai