Anda di halaman 1dari 5

Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja

Implementasi nilai-nilai Kristiani dalam Pendidikan


Agama Kristen pada SDN.297 Inpres Kambuno dan
Sekolah Minggu Jemaat Kambuno

Resi Mangampa
Institut Agama Kristen Negeri Toraja
Email: resimangampa187@gmail.com

Abstrak:
Pendidikan Agama Kristen sangat penting bagi anak-anak SDN. 297 Inpres
Kambuno maupun anak-anak sekolah yang lain yang beragama Kristen juga kepada
Sekolah Minggu Jemaat Kambuno. Pendidikan Agama Kristen ini merupakan
pemupukan untuk orang-orang yang mau mengenal Firman Allah dan bimbingan Roh
Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan di Gereja atau di
sekolah, dengan tujuan untuk mengenal akan Allah, dimana Sekolah Mingu adalah
sekelompok anak yang dimuridkan untuk mengenal Yesus Kristus. Dengan mengarkan
mengenai Pendidikan Agama Kristen anak-anak mulai mengerti akan nilai-nilai
Kristiani.

Kata kunci: Nilai-nilai Kristiani, Pendidikan Agama Kristen, Implementasi, Sekolah


Minggu.

1. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu proses diimana kita belajar tidak hanya di sekolah tetapi
dimana pun kita berada. Pendidikan Agama Kristen merupakan sebuah pendidikan
yang berdasar pada ajaran Alkitab yang mengajarkan bagaimana kita harus berbuat
baik dengan sesama dan saling menolong bagi sesama kita. Pendidikan Agama Kristen
ini berfungsi untuk menumbuhkan sikap dan perilaku manusia berdasarkan iman
Kristen dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun dalam masyarakat, serta
menyampaikan pengajaran Alkitab juga tentang pendidikan Kristen dan nilai-nilai
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, dan keyakinan kita pada Tuhan.
Agama mengajarkan tentang isi Alkitab dan nilai-nilai kekristenan, kebaikan dan pesan
moral supaya tercipta suatu kerukunan dalam hidup bersesama.

Di SDN 297 Inpres Kambuno merupakan salah satu sekolah yang dimana siswa-
siswinya menganut banyak agama Islam. Tetapi itu tidak mempengaruhi siswa-siswi
yang beragama Kristen untuk tidak taat kepada ajaran Alkitab, meskipun beda agama
tetapi keyakina dan kepercayaan tetaplah sama yaitu hanya pada Allah saja atau Kitab
Suci. Sekolah minggu Jemaat Kambuno juga harus dibimbing dengan baik supaya
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja

mereka tidak salah dalam mengartikan nilai-nilai kristiani tersebut. Dalam kitab Matius
19:14 “biarkan anak-anak itu, jangan menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku;
sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga”.

Masalah utama yang hendak dikaji yaitu bagaimana siswa-siswi SDN. 297
Inpres Kambuno dan Sekolah Minggu Jemaat Kambuno itu mengimplementasikan
nilai-nilai kristiani dalam Pendidikan Agama Kristen, dan cara mereka menerimanya
serta mempraktekan nilai-nilai kristiani tersebut dalam kehidupannya sebagai anak-
anak Tuhan.

2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan implementasi ini yaitu untuk menemukan dan menerapkan serta
mengimplementasikan nilai-nilai Kristiani Dalam Pendidikan Agama Kristen pada SDN.
297 Inpres Kambuno dan Sekolah Minggu Jemaat Kambuno, sehingga mereka yang
beragama Kristen dapat mengenal dan memahami nilai-nilai kristiani dengan benar
sehingga mereka boleh menerapkannya di dalam kehidupannya. Dan manfaatnya ialah
ketika mereka telah menerapkan dalam kehidupannya mereka, mereka boleh mengajarkan
nilai-nilai kristiani tersebut ke pada sesama umat Kristen, sehingga nilai-nilai Kristen dapat
tersebar dan semakin berkembang bahwa nilai-nilai Kristen itu sangat penting di dalam
kehidupan umat Kristen.

3. Pembahasan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Pendidikan
tidak hanya diterima di sekolah saja tetapi juga di lingkungan masyarakat, apalagi
belajar merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan sepanjang hayat.

Pendidikan Agama Kristen


Pendidikan Agama Kristen merupakan akal orang-orang percaya dan anak-anak
mereka dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah
pengalaman belajar yang dilaksanakan di gereja, sehingga dalam diri mereka
dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang diejewantahkan semakin
mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa
tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya.1
Dalam Alkitab dituliskan bahwa rasul Paulus dalam pemberitaan Kabar Baik
kepada kaum tersapa dalam berbagai konteks selalu berpedoman pada tiga prinsip:
pertama, tujuan pemberitaan Kabar Baik yaitu untuk menuntun sebanyak mungkin
kaum tersapa kepada Kristus; kedua, cara pewartaan Kabar Baik harus disesuaikan
atau menggunakan budaya setempat dan ketiga, Kabar Baik yang diterima oleh kaum
tersapa haruslah tetap murni (I Korintus 9:19-23). 2

1
Robert R. Boehlke, Ph,D, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen (Jakarta:
Gunung Mulia, 2005), 413
2
Soleman Kawangmani, “Pola Apologetika Kontekstual Untuk Memberitakan Kabar Baik Kepada Suku Jawa
Wong Cilik”, Jurnal Gamaliel, 1 no 2, (September 2019): 60
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja

Ajara Alkitab yang didalamnya membahas Pendidikan Agama kristen merupakan


Kabar Baik bagi setiap orang yang percaya pada Kristus. Kabar baik tersebut akan
berdampak luar biasa jika diterima dengan tulus dan terbuka. Ternyata Injil tidak sekadar
berdampak pada keadaan spiritual kepada manusia, namun juga memberikan dampak bagi
perubahan sosial manusia.3 Apologetika merupakan Ilmu pengetahuan yang mengajarkan
tentang bagaimana cara memberikan pemahaman dari apa yang dipercayai/diyakini
seseorang secara efektif serta mampu mempertahankan dan
mempertanggungjawabkannya. (McGrath, 2017). Apologetika itu adalah ilmu yang
mengajar orang Kristen dalam memberi pertanggungjawaban tentang pengharapannya
sehingga berfokus pada pribadi apologis yang bersangkutan erat. Apologetika Kristen
merupakan sebuah usaha untuk memberikan pemahaman mengenai bukti-bukti untuk
membuktikan bahwa apa yang terdapat dalam kitab suci itu benar adanya. (Tanudjaja,
2018). Apologetika merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki orang percaya untuk
mengomunikasikan imannya ke dalam berbagai aspek kehidupannya. Apologetika dapat
digunakan sebagai prapenginjilan dalam rangka mengomunikasikan Kristus ke dalam
berbagai budaya ataupun konteks yang dihadapi.4
Yesus sering disebut sebagai “sahabat orang berdosa.” Bagi Moltmann, kata
“sahabat” di sini harus ditambahkan pada ketiga gelar Yesus yang diberikan oleh gereja
yaitu nabi, imam dan raja. Hanya dengan cara inilah Yesus sungguh-sungguh dihadirkan
sebagai sahabat dalam persekutuan orang-orang kudus (the communion of the saints),
suatu persekutuan persahabatan yang benar-benar terbuka. (Slade, 2009). Jadi saat
Yohanes berkata, “Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu
berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang
berdosa” (Luk. 7:34).5 Disini kita melihat bahwa Tuhan sendiri tidak membeda-bedakan
umat-Nya, Ia adalah sahabat semua orang. Jadi kita sebagai anak-anak Tuhan harus sama
seperti Yesus yang tidak membeda-bedakan dan tidak memandang fisik.

Sekolah Minggu
Sekolah Minggu adalah salah satu bentuk pelayanan pembinaan warga gereja
terhadap anak-anak. Dimana tujuannya adalah untuk mengenalkan mereka kepada Yesus,
hingga mereka menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi. 6
Guru Sekolah Minggu di Gereja Toraja Jemaat Kambuno menggunakan metode
ceramah dan Tanya jawab sesuai dengan metode-metode ya g dilakukan oleh Yesus sendiri.
Dimana dengan metode ini, Tuhan Yesus menyampaikan pengetahuan kepada murid-
murid-Nya. Melalui ceramah Yesus juga mengajarkan serta membimbing murid-murid-Nya.
Dari kecil kita di ajar tentang nilai-nilai kistiani bahkan kita ketika pergi ke
sekolah minggu atau mengajar sekolah minggu juga mengajarkan mengenai nilai-nilai

3
David Eko Setiawan, “Dampak Injil Transformasi Spiritual dan Sosial bagi,”BIA’: Jurnal Teologi dan
Pendidikan Kristen Kontekstual 2, No.1, (2019): 89
4
Daniel Fajar Panuntun, Jimmi Pindan Pute, Lisdayanti Anita Mangalik, “Model Dialog Imajiner Entas-Entas
Untuk Mengkomunikasikan Kristus Kepada Masyarakat Tengger,”Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen 2 no.1, (2020):
91-92
5
Yohanes Krismantyo Susanta, “Gereja Sebagai Persekutuan Persahabatan Yang Terbuka Menurut Jürgen
Moltmann,” Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen, 2 no 1, (2020): 118-119
6
Kezia Yamima and Sarah Stefani, “Khotbah Eksposisi Narasi Yang Kreatif Dan Kontekstual Bagi Anak-anak
Generasi,” Gamaliel: Teologi dan Praktika 1, no.2 (2019):72.
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja

kristiani. Jadi mengajarkan nilai-nilai kekristenan itu tidak hanya di lingkungan sekolah
saja tetapi juga bisa kita ajarkan di mana pun kita berada. Relasionalitas didasarkan pada
persekutuan antara Bapa, Anak, dan Roh dalam hubungan timbal balik satu sama lain, yang
secara tradisional dinamakan perichoresis mutual interpenetration. Tidak pernah menjadi
lingkaran “tertutup”, relasionalitas ilahi meliputi dan mengundang gereja dan kemanusiaan
untuk berpartisipasi.7

Cara SDN. 297 Inpres Kambuno dan Sekolah Minggu Jemaat Kambuno
mengimplementasikan nilai-nilai kristiani dalam Pendidikan Agama Kristen yaitu
menerima ajaran-ajaran Yesus sesuai yang ada di dalam Alkitab juga mengenai nilai-nilai
Kristiani itu dengan sungguh-sungguh serta mengembangkannya dalam kehidupannya sehari-
hari, juga mereka harus mengabarkan Injil. Bukan hanya pelayan-pelayan Tuhan yang
meberitakan Injil tetapi siapa saja yang mau memberitakannya. Dengan dimulainya dari anak-
anak maka itu lebih bagus karena ketika menginjak kedewasaan nanti mereka sudah tahu
bagaimana cara dalam bersaksi.

Misi Kristen harus berkembang dan harus dapat bertahan di era disrupsi.
Pengembangan misi perlu untuk terus dilakukan sehingga karya keselamatan Kristus terus
dapat dinyatakan. Misi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pertanggungjawaban iman
atau disebut dengan apologetika. Apolgetika merupakan sautu kesempatan untuk
mempertanggungjawabkan iman ditengah-tengah berbagai tuduhan yang diberikan
kepada kekristenan.8

4. Kesimpulan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Pendidikan tidak
hanya diterima di sekolah saja tetapi juga di lingkungan masyarakat, apalagi belajar
merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan sepanjang hayat.
Nilai-nilai Kristiani yang terdapat dalam Alkitab sangat berperan penting bagi anak
yang beragama Kristen karena didalamnya itu terdapat kekuatan mengenai iman kita pada
Tuhan. Dalam menempuh pendidikan diajarkan bagaimana menerapkan sikap dan perilaku
yang baik serta mempraktekan nilai kristiani.
Siswa-siswi SDN 297 inpres Kambuno selain mendapatkan pengajaran dari guru
agama maupun dalam Gereja juga mendapatkan pengajaran dari orang tuanya, kerena
orang tuanyalah yang terlebih dahulu membimbing dan mengarahkan anaknya kearah
yang lebih baik.

Referensi

7
Yohanes Krismantyo Susanta, “Gereja Sebagai Persekutuan Persahabatan Yang Terbuka Menurut Jürgen
Moltmann,” Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No.1, (2020): 112
8
Daniel Fajar Panuntun, “Misi Apologetika Kristen Online Di Era Diruspsi,” Apostolos 2, no. 1 (2019).
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja

Boehlke, Robert R. 2005. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen. Jakarta:Gunung Mulia

Kawangmani, Soleman. “Pola Apologetika Kontekstual Untuk Memberitakan Kabar Baik


Kepada Suku Jawa Wong Cilik,” Jurnal Gamaliel: Teologi dan Praktika 1, no. 2 (2019): 60

Panuntun, Daniel Fajar. “Misi Apologetika Kristen Online Di Era Diruspsi.” Apostolos 2, no. 1
(2019).

Panuntun, Daniel Fajar, Jimmi Pindan Pute, Lisdayanti Anita Mangalik. “Model Dialog Imajiner
Entas-Entas Untuk Mengkomunikasikan Kristus Kepada Masyarakat Tengger,”Visio Dei:
Jurnal Teologi Kristen 2 no. 1, (2020): 91-92.

Setiawan, David Eko. “Dampak Injil Transformasi Spiritual dan Sosial bagi,”BIA’: Jurnal
Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 2, No.1, (2019): 89.

Susanta, Yohanes Krismantyo. “Gereja Sebagai Persekutuan Persahabatan Yang Terbuka


Menurut Jürgen Moltmann,” Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen, 2 no 1, (2020): 118-119.

Yamima, Kezia and Sarah Stefani, “Khotbah Eksposisi Narasi Yang Kreatif Dan Kontekstual Bagi
Anak-anak Generasi,” Gamaliel: Teologi dan Praktika 1, no.2 (2019):72.

Anda mungkin juga menyukai