Anda di halaman 1dari 5

JURNAL DINAMIKA REKASATWA, Vol. 4 No.

1, 10 Pebruari 2021

KOMPARASI FENOTIPE KUANTITATIF PEJANTAN DAN INDUK


KAMBING PERANAKAN ETAWAH UNGGUL DENGAN PETERNAKAN
RAKYAT
(ARTICLE REVIEW)

Nabila Latifa Haeˡ, Mudawamah², Sumartono²


ˡProgram S1 Peternakan, ² Dosen Peternakan Universitas Islam Malang
Email : haelatifa@gmail

Abstrak

Komparasi fenotipe kuantitatif menggunakan nilai komparasi dan chi-square yang


bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kambing PE unggul dengan peternakan rakyat. Hasil
komparasi (%) sifat kuantitatif pejantan di desa Karangwuni (bobot badan=14,71%), Sidomulyo
(lingkar dada=2,82%), Tandasura (bobot badan=78,68% ) dan Banda Aceh (lingkar
skrotum=14,76%) dimana sifat dimasing-masing daerah tersebut lebih unggul dibandingkan SNI
umur 12-18. Sedangkan umur 18-24 bulan dimasing-masing desa tersebut kecuali Sidomulyo,
lebih unggul pada sifat tinggi pundak=3,21%, bobot badan=44,64% serta lingkar skrotum=14,78%
dibandingkan pejantan unggul berdasarkan SNI. Pada induk yang berumur 12-18 bulan, sifat bobot
badan adalah sifat unggul yang dimiliki yaitu di desa Karangwuni (53,85%), Sidomulyo (59,46%)
dan Tandasura (27,08%). Sedangkan umur 18-24 bulan di masing-masing desa tersebut lebih
unggul pada sifat bobot badan=17,65%, bobot badan=21,95% dan panjang badan=10,31%.
Berdasarkan nilai komparasi disimpulkan bahwa sifat kuantitatif pejantan di peternakan rakyat
75% sama dan 25% lebih unggul dibandingkan dengan pejantan SNI pada umur 12-18 dan 18-24
bulan. Sedangkan nilai komparasi sifat kuantitatif induk di peternakan rakyat 33,3% sama dan
66,7% lebih unggul dibandingkan induk unggul berdasarkan SNI 12-18 bulan, tetapi 100% sama
dengan induk unggul berdasarkan SNI 18-24 bulan.

Kata kunci : Kambing, PE, Fenotipe kuantitatif

COMPARATIVE OF PHENOTYPES QUANTITATIVE FROM BUCK AND


DOE PE GOATS SUPERIOR WITH COMMUNITY FARM
Abstract

Phenotypic (quantitative) by chi-square and comparison value was used to know the
difference between buck and doe goat PE superior from Indonesia’s National Standards or SNI
with community farm. The results of quantitative properties from buck are superior to SNI at the
ages 12-18 months in some village like Karangwuni (body weight=14.71%), Sidomulyo (chest
girth=2.82%), Tandasura (body weigh=78.68%) and Banda Aceh (scrotum
circumference=14.76%). At the ages 18-24 months at some of those villages except sidomulyo
there are quantitative properties superior to SNI like shoulder height, body weight and scrotum
circumference there are 3.21% each, 44.64% and 14.78%. For Doe at the ages 12-18 months has
body weight that superior to SNI in some village like Karangwuni (53.85%), Sidomulyo (59.46%)
and Tandasura (27.08%). Whereas the comparison value at the ages 18-24 months from all those
village be found quantitative prorperties that superior to SNI such as body weight (17.5%), body
weight (21.95 %) and body length (10.31%). Based on comparative values, the phenotype
(quantitative) of buck on community farm is 75% equal and 25% superior to that of sni buck at the
age of 12-18 and 18-24 months. While the value of comparative quantitative traits in community
farm is 33.3% equal and 66.7% superior to doe based on 12-18 months and 100% equal to doe
based on 18-24 months.

Key words : goat, PE, phenotype quantitative

Jurnal Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang 171


JURNAL DINAMIKA REKASATWA, Vol. 4 No. 1, 10 Pebruari 2021

PENDAHULUAN berhubungan erat dengan potensi genetik.


Dimana potensi genetik dari induk dan
Salah satu rumpun kambing lokal pejantan akan diturunkan kepada
yang tersebar hampir di seluruh wilayah keturunannya. Penampilan genetik akan
Indonesia yaitu kambing Peranakan Etawah muncul dengan jelas ketika kondisi di
(PE). Kambing PE merupakan persilangan lingkungan sesuai dengan kriteria yang
antara kambing Etawah dengan kambing dibutuhkan. Sehingga penampilan ternak
Kacang. Batu Bara (2016) menyatakan kambing PE bibit unggul menjadi suatu hal
bahwa ciri khas telinga panjang, terkulai 18- yang mutlak untuk meningkatkan daya
30 cm, dengan warna bulu yang bervariasi produksi ternak yang selanjutnya (Faozi dkk,
dari coklat muda sampai hitam, bulu pada 2013).
leher, lebih tebal dan agak panjang pada Untuk mengetahui potensi
pundak pada kambing PE jantan, sedangkan keunggulan ternak kambing PE di
pada betina bagian bulu yang panjang hanya peternakan rakyat perlu dilakukan kajian
pada paha. Umur adalah standarisasi untuk komparasi fenotipe kuantitatif dengan ternak
menilai kualitas kambing jantan maupun PE unggul berdasarkan SNI sebagai dasar
betina, sedangkan untuk penentuan umur seleksi. Oleh karena itu dilakukan penelitian
kambing PE yaitu dengan melihat gigi studi literatur kambing untuk mengkaji sifat-
serinya (Seftiarini, 2011). sifat kuantitatif dari pejantan dan induk
Dibandingkan dengan jenis kambing PE pada peternakan rakyat yang
kambing lokal lainnya, proporsi tubuh diambil dari jurnal nasional maupun
kambing PE lebih besar. Sehingga sering internasional yang telah dipublikasikan
dipakai dalam program perbaikan mutu bibit dengan kambing PE Unggul berdasarkan
kambing. Namun ternak kambing lokal tidak Standar Nasional IndonesiaNo. 7352 tahun
selalu menunjukan produktivitas yang 2015.
bagus, mutu genetik kambing yang rendah
adalah salah satu penyebabnya. Untuk MATERI DAN METODE
meningkatkan produktivitas ternak melalui
peningkatan mutu genetik dapat dilakukan Penelitian ini dilakukan pada 28
melalui program pemulian ternak dengan November 2020 sampai dengan 31 Januari
seleksi ternak. Seleksi harus didasarkan pada 2021. Dengan metode studi literatur yang
pertimbangan keunggulan fenotipe ternak. diambil dari jurnal nasional maupun
Karena keunggulan fenotipe ternak adalah internasional. Cara pengambilan data
langkah dasar dalam melakukan seleksi ditentukan dengan purposive sampling
ternak (Mudawamah et al., 2017). (dengan kriteria pejantan dan induk kambing
Keunggulan fenotipe adalah PE). data yang diperoleh diuji dengan chi-
keunggulan penampilan luar yang sangat square dan komparasi (%) selanjutnya
dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan dianalisis secara deskriptif. Data diolah
(Warmadewi dkk, 2015). Selain genetik, menggunakan program Microsoft Excel
lingkungan merupakan sesuatu yang sangat 2010. Materi yang digunakan adalah data
luas dan dapat mempengaruhi kesehatan dan olahan pejantan dan induk kambing PE.
produktivitas seekor ternak (Maupa, 2010). Materi yang digunakan adalah
Jika kondisi lingkungan tidak mampu data olahan pejantan dan induk kambing PE
disediakan dengan baik maka akan dari berbagai jurnal nasional dan
menyebabkan penderitaan serta rasa sakit internasional yang telah dipublikasikan yaitu
yang bisa berdampak pada fisik dan diantaranya pejantan dan induk kambing PE
psikologis ternak (Yulianti, 2019) sesuai yang dipelihara di desa Karangwuni,
dengan pendapat Opi (2016) bahwa Kecamatan Wates mewakili daerah pantai
kambing akan mengalami stress. Kumar et dan peternak di desa Sidomulyo, Kecamatan
al. (2007) juga menyatakan bahwa jenis Pengasih mewakili daerah pegunungan
kelamin merupakan salah satu faktor yang (Rasminati, 2013), 2 ekor pejantan dan 75
berpengaruh pada pertumbuhan kambing. ekor induk yang dipelihara di desa
Faruque et al. (2010) menyatakan Tandasura, distrik Limboro Polman
pertumbuhan kambing jantan biasanya lebih (Polewali Mandar), Sulawesi Barat (Rahim,
cepat dibandingkan dengan pada kambing 2020) dan 10 ekor kambing yang dibagi ke
betina. dalam dua kelompok umur yaitu kelompok I
Fenotipe kuantitatif sendiri umur 1-1,5 tahun dan kelompok II umur 2-4
merupakan sifat ekonomis yang tahun yang dilakukan di Laboratorium

Jurnal Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang 172


JURNAL DINAMIKA REKASATWA, Vol. 4 No. 1, 10 Pebruari 2021

Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan,


Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Tabel 2. Nilai komparasi (%) sifat
(Hendri dkk, 2017). kuantitatif pejantan kambing PE
Variabel yang digunakan yaitu di peternakan rakyat dan unggul.
bobot badan (BB), panjang badan (PB),
lingkar dada (LD), tinggi pundak (TP), Nilai Komparasi (%)
panjang telinga (PT), dan lingkar skrotum Lok SNI umur 18-24 bulan*
(LS) untuk pejantan dan bobot badan (BB), asi
panjang badan (PB), lingkar dada (LD), T PB LD PT BB LS
tinggi pundak (TP) dan panjang telinga (PT) P
untuk induk. - -
3. 22.9 7.0 - -
HASIL DAN PEMBAHADAN 1 21 7 5 8.33 7.14 -
**
Nilai Komparasi (%) - - - - -
17.5 6.4 17.7 17.4
8.
Tabel 1. Nilai komparasi (%) sifat 2 7 1 7 5 -
*** 97
kuantitatif pejantan kambing PE
di peternakan rakyat dan unggul. 3 22.3 13. 44.6
9.
*** 0 46 - 4 -
62
Nilai Komparasi (%) *
Lok 4 14.
SNI umur 12-18 bulan*
asi *** - - - - - 78
**
TP PB LD PT BB LS

- Keterangan:
10. 2.1 5.7 14. * : (SNI 7352: 2015)
1 13.6 -
** 27 1 7 71 ** : Desa Karangwuni (Rasminati, 2013)
4
*** : Desa Sidomulyo (Rasminati, 2013)
- - **** : Desa Tandasura (Rahim, 2020)
2 - 2.8 1.9 ***** : Banda Aceh (Hendri dkk, 2017)
2.7 5.1 -
*** 7.58 2 7
4 2
Pada umur 18-24 bulan hanya sifat
17. 37.1 24. 78. TP yang lebih unggul pada pejantan PE di
3 - -
12 2 65 68 desa Karangwuni ika dibandingkan dengan
****
pejantan unggul berdasarkan SNI.
4 14.
**** - - - - - Tabel 3. Nilai Chi-square hitung sifat
76
* kuantitatif pejantan kambing PE
Keterangan: di peternakan rakyat dan unggul.
* : (SNI 7352: 2015)
** : Desa Karangwuni (Rasminati, 2013) Nilai Chi-square hitung
*** : Desa Sidomulyo (Rasminati,
2013) Lokasi
SNI umur SNI umur
**** : Desa Tandasura (Rahim, 2020) 12-18 bulan 18-24 bulan
***** : Banda Aceh (Hendri dkk, 2017)
Desa
Hasil komparasi (%) umur 12-18 Karangwu 2,85tn 4,80tn
bulan menunjukkan bahwa pejantan PE di ni
desa Karangwuni lebih unggul dibandingkan
SNI pada sifat TP, LD, PT dan BB. Pejantan Desa
PE di desa Sidomulyo lebih unggul pada Sidomuly 0,57tn 5,46tn
sifat LD dan BB dibandingkan pejantan o
unggul SNI. Pejantan PE di desa Tandasura
menunjukkan sifat kuantitatif yang lebih Desa
unggul dibandingkan dengan pejantan PE Tandasura 36,59∗∗ 14,18∗∗
unggul berdasarkan SNI .

Jurnal Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang 173


JURNAL DINAMIKA REKASATWA, Vol. 4 No. 1, 10 Pebruari 2021

Banda
0,46tn 0,50tn
Aceh
Tabel 5. Nilai Chi-square hitung sifat
Berdasarkan analisis chi-square sifat kuantitatif induk kambing PE
kuantitatif (TP, PB, LD, PT dan BB) di peternakan rakyat dan
pejantan PE di desa Karangwuni dan unggul.
Sidomulyo tidak berbeda nyata (P>0,05)
dengan pejantan unggul berdasarkan SNI,
Nilai Komparasi (%)
maka pejantan kambing PE di desa
Karangwuni dan Sidomulyo sesuai dengan Lokasi SNI umur 12-18 bulan*
standar SNI pada umur 12-18 dan 18-24
bulan. TP PB LD PT BB
Tabel 4. Nilai komparasi(%) sifat kuantitatif Desa
induk kambing PE di peternakan -
Karangw 14. 7.8 17. 53.
rakyat dan unggul. 12.2
uni 80 2 24 85
3
**
Nilai Komparasi (%) Desa
Lokasi SNI umur 18-24 bulan* Sidomul 11. 3.4 20. 59.
0.50
yo 35 5 56 46
PB LD PT BB
***
Desa Desa
Karangwun - 17.6 Tandasur 4.5 15. 9.3 27.
2.85 7.47 -
i 12.23 5 a 8 65 8 08
** ****
Desa
Sidomulyo 10.5 21.9
-1.32 0.50 Induk PE di desa Karangwuni dan
*** 1 4
Sidomulyo (Rasminati, 2013) hasil analisis
Desa chi-square nya nyata lebih unggul (P<0,05)
Tandasura 10.3
0.26 - -2.82 dibandingkan dengan induk PE unggul
**** 1
berdasarkan SNI umur 12-18 bulan. Tetapi
Sumber: tidak berbeda nyata (P>0,05) atau sama
* : (SNI 7352: 2015) dengan induk unggul berdasarkan SNI umur
** : (Rasminati, 2013) 12-18 bulan. Sedangkan induk PE di desa
*** : (Rasminati, 2013) Tandasura (Rahim, 2020) tidak berbeda
**** : (Rahim, 2020) dengan induk PE unggul berdasarkan SNI
umur 12-18 dan 18-24 bulan.
Hasil komparasi (%) sifat kuantitatif
induk PE di desa Karangwuni (Rasminati,
2013) lebih unggul dibandingkan SNI umur KESIMPULAN
12-18 dan 18-24 bulan pada sifat TP, PB,
LD dan BB. Nilai komparasi sifat kuantitatif
Induk PE di desa Sidomulyo pejantan di peternakan rakyat 75% sama dan
(Rasminati, 2013) lebih unggul pada semua 25 % lebih unggul dibandingkan dengan
sifat (TP, PB, LD, PT dan BB) dibandingkan pejantan SNI pada umur 12-18 dan 18-24
induk unggul berdasarkan SNI pada umur bulan. Sedangkan nilai komparasi sifat
12-18 bulan. Jika dibandingkan dengan kuantitatif induk di peternakan rakyat 33,3%
induk unggul berumur 18-24 bulan sama dan 66,7% lebih unggul dibandingkan
berdasarkan SNI, maka induk PE di desa induk unggul berdasarkan SNI 12-18 bulan,
Sidomulyo (Rasminati, 2013) lebih unggul tetapi 100% sama dengan induk unggul
pada semua sifat kecuali PT. berdasarkan SNI 18-24 bulan.
Induk PE di desa Tandasura (Rahim,
DAFTAR PUSTAKA
2020) lebih unggul dibandingkan SNI umur
12-18 bulan pada sifat TP, PB, LD dan BB.
Batubara .A, Saddat .N, Subandriyo, Ismeth
Jika dibandingkan dengan induk unggul
.I, B. Tiesnamurti, Anneke A. 2016.
berdasarkan SNI umur 18-24 bulan maka
Kambing Peranakan Etawah.
induk PE di desa Tandasurai lebih unggul
Jakarta: IAARD Press.
pada sifat PB dan LD.

Jurnal Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang 174


JURNAL DINAMIKA REKASATWA, Vol. 4 No. 1, 10 Pebruari 2021

Opi, A. K. N. 2016. Perbedaan Ketinggian


Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak. Tempat Terhadap Pertambahan
2015. Kambing Peranakan Etawah. Bobot Badan Kambing Peranakan
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Etawa (Pe) Jantan Lepas Sapih.
Hewan, Jakarta. Jurnal Aves: 10(2). Hal: 58.

Rahim, L. 2020. Phenotypic characterization


Faozi, A.N., Priyono, A. dan Yuwono, P. of local Peranakan Etawa goat
2013. Ukuran vital tubuh cempe reared in Polman regency, West
bobot tubuh berdasarkan tipe Sulawesi. IOP Conference Series:
kelahiran pada kambing peranakan Earth and Environmental Science
etawah. Fakultas Peternakan 492 (2020) 012102.
Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto. Jurnal Ilmiah
Peternakan 1(1):184-194. Rasminati, N. 2013. Body Weight and Body
Measurement Characteristics of
Seven Goat Breeds in Indonesia.
Faruque S, Chowdhury SA, Siddiquee NU, Jurnal Sains Peternakan. 11 (1): 43-
Afroz MA. 2010. Performance and 48.
genetic parameters of economically
important traits of Black Bengal
goat. J Bangladesh Agril Univ. S. Yuliati Wahyu. 2019. Penerapan Prinsip
8:67-78. Animal Welfare dalam Manajemen
Pembibitan Ternak di BBPTUHPT
Baturraden
Kumar A, Singh U, Tomar A. 2007. Early (http://bbptusapiperah.ditjenpkh.per
growth paramether of Kutchi goats tanian.go.id/?p=2964). Diakses
under organizae farm. India Vet J. pada 5 Januari 2021
83:105-106.

Septiarini, N. 2011. Studi Komparasi


M. Hendri, Ginta Riady, Razali Daud. 2017. Pengelolaan Peternakan Kambing
Hubungan Lingkar Skrotum Dan Etawah (PE) di Dusun Nganggring
Konsentrasi Spermatozoa Pada dan Dusun Kebonan di Kabupaten
Kambing Peranakan Ettawa (PE) Slemaan. Skripsi. Progrsm Studi
Jantan. Jurnal Pendidikan Dokter Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu
Hewan. 2(1) : 41-50. Sosial Universitas Negeri
Yogyakarta.

Maupa, Z. 2010. Pengaruh Lingkungan Warmadewi .D.A, I G.L. Oka, N.P Sarini, I
Terhadap Produktivitas Kambing N. Ardika, Made Dewantari. 2015.
Peranakan Etawa (PE). Denpasar: Fakultas Peternakan
Universitas Udayana.
Mudawamah. 2017. Ilmu Pemuliaan Ternak.
Malang:Intimedia.

Mudawamah , I.D. Retnaningtyas, M.F.


Wadjdi, Badriyah, S. Susilowati,
Aulanni’am, dan Gatot Ciptadi.
2014. Analisis Kemiripan Genetika
Antara Kambing Peranakan Ettawa
Hasil Kawin Alam Dengan
Inseminasi Buatan Berdasarkan
Rapd. Jurnal Kedokteran Hewan.
8(2).

Jurnal Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang 175

Anda mungkin juga menyukai