Anda di halaman 1dari 5

Teori Keuangan Negara

Negara yang berdaulat memiliki keuangan yang dijalankan untuk

menyelenggarakan pemerintahan. Negara yang tidak memiliki uang, baik dalam

bentuk anggaran dan belanja akan kesulitan untuk menyelenggarakan

pemerintahan. Keuangan negara diatur dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip

kesejahteraan rakyat. Dalam konsep ini, keuangan negara diatur dan dikelola

dengan baik agar penyelenggaraan negara dapat terkendali dan terarah

berdasarkan cita-cita negara. Kekeliruan dalam mengatur sistem keuangan negara

akan menimbulkan kerumitan dalam mengelola keuangan untuk kepentingan

sirkulasi penyelenggaraan negara.

Ada tiga istilah yang berkembang dalam hal ini, yaitu sistem keuangan

negara, hukum keuangan negara, dan pengelolaan keuangan negara. Tiga istilah

ini berkembang sesuai dengan disiplin keilmuan. Tiga istilah ini berkembang

sesuai dengan disiplin keilmuan yang melingkupinya. Sistem keuangan negara

merupakan kumpulan dari unit-unit penyelenggaraan keuangan negara, yang

meliputi aspek hukum, kebijakan, politik, dan budaya. Dalam konteks ini, sistem

keuangan negara lebih luas daripada hukum keuangan negara dan pengelolaan

negara. Sedangkan hukum keuangan negara membicarakan aspek hukum yang

terkait dengan keuangan negara , sementara pengelolaan keuangan negara hanya

membicarakan aspek teknis yang terkait dengan pengelolaan keuangan negara.1

Dalam Fikih Siyasah, keuangan negara diletakan dalam terminologi

siyasah maliyah, yaitu pengaturan keuangan negara. Pengaturan keuangan negara

1
Jimly Asshiddique, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi, (Jakarta:
BIP, 2007), hlm. 807.
dalam tradisi Fikih Siyasah mencakup sistem keuangan, hukum keuangan, dan

pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itu, Fikih Siyasah membahas secara

rinci sumber pendapatan dan belanja negara. Dalam konteks inilah Abdul Wahhab

Khallaf mendefinisikan Siyasah Maliyah sebagai pengaturan sumber-sumber

penerimaan dan pendayagunaan keuangan untuk memenuhi pembiayaan

kepentingan umumtanpa harus mengorbankan kepentingan individu atau

kepentingan yang sifatnya khusus. Ada dua prinsip dalam penggunaan keuangan

yang diusulkan Abdul Wahab Khallaf. Pertama, negara harus memperhatikan dan

menjaga prinsip keadilan dan asas persamaan dalam memperoleh penerimaan

keuangan. Artinya, negara tidak boleh memaksawarga negaranya untuk

membayar melebihi apa yang telah ditetapkan dalam undang-undnag dan juga

negara tidak diperbolehkan untuk memaksa warga negaranya untuk membayar di

luar kemampuannya. Kedua, negara harus mempertimbangkan manfaat kepada

seluruh warga negara dalam membelanjakan keuangan negara.2

Dari sudut moneter, sistem keuangan didefinisikan sebagai sesuatu sistem


3
yang terdiri dari sistem moneter dan di luar moneter. selain sistem moneter,

lemabag keuangan bukan bank juga merupakan bagian dari sistem keuangan.

Lembaga keuangan bukan bank ini adalah semua badan yang melakukan kegiatan

di bidang keuangan secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana

terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya ke

dalam masyarakat, terutama guna membiayai investasi perusahaan-perusahaan.4

2
Abdul Wahhab Khallaf, al-Siyasah al Syar’iyyah, hlm. 127.
3
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2003),
hlm.21.
4
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indoensia, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 2.
Sistem keuangan negara di definisikan Achwan, Harry Tjahyono, dan Totok

Subjakto sebagai suatu sistem yang terdiri dari:

1. Lembaga keuangan, lembaga intermediasi yang menghubungkan unit yang

surplus dan unit yang defisit dalam suatu ekonomi;

2. Instrumen-instrumen keuangan, dikeluarkan oleh lembaga-lembaga

tersebut;

3. Pasar tempat instrumen-instrumen tersebut diperdagangkan.5

Pengelolaan keuangan negara merupakan bagian dari pelaksanaan

pemerintahan negara. Pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan

penjabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan

kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

pertanggungjawaban keuangan negara.6 Dalam pengertian ini, terkandung pokok-

pokok dan alur pengelolaan negara yang dilakukan oleh penjabat negara sesuai

dengan kewenangannya.

Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

pasal 1 disebutkan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban

negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang

maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dalam pengertian ini keuangan negara

meliputi penerimaan dan belanja negara yang terdiri dari uang dan barang yang

dikelola oleh negara untuk kepentingan penyelenggaraan negara. Dalam konteks

inilah, ruang lingkup keuangan negara meliputi:

5
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, hlm.21.
6
Muhammad Djafar Saidi, Hukum Keuangan Negara, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 15.
1. Hak negara untuk memunggut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan

uang, dan melakukan pinjaman;

2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum

pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

3. Penerimaaan negara;

4. Pengeluaran negara;

5. Penerimaan daerah;

6. Pengeluaran daerah;

7. Kekayaan negara/ kekayaan daerah yang di kelola sendiri atau oleh pihak

lain berupa uang, surat berharga , piutang, barang, serta hak-hak lainnya

yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada

perusahaan negara/ perusahaan daerah;

8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan atau kepentingan umum, dan

9. Kekayaan pihak lain yang di peroleh dengan menggunakan fasilitas yang

diberikan pemerintah.

Keuangan negara ini dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip dasar ini menegaskan bahwa

pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara seksama dan bertanggung

jawab. Karena itu, pengelolaan keuangan negara tidak boleh bertentangan dengan

aturan hukum. Keuangan negara di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada BAB VIII, Hal Keuangan dalam
bentuk anggaran pendapatan dan belanja negara yang ditetapkan setiap tahun

dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Rancangan undang-undang anggaran

pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama

Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan

Perwakilan Daerah. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui

rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden,

Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang

lalu. Dalam ketentuan ini, terkandung maksud bahwa pokok dari keuangan negara

adalah anggaran dan belanja, yang dalam mekanisme pengaturannya dilakukan

oleh Presiden dan DPR. Adapun lembaga negara yang bertugas memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara adalah Badan Pemeriksa

Keuangan yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara

diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai