Anda di halaman 1dari 11

socia Vol. 11 No.

2 September 2014 : 140-150

September 2014, Vol. 11, No. 2 , 140-150

Posisi IPS, Tantangan Masa Depan, dan


Alternatif Baru
Sardiman AM
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
sardiman@uny.ac.id

Abstrak
Berbicara soal pendidikan IPS di Indonesia memang menarik tetapi kadang juga melelah-
kan. Perdebatan panjang sejak tahun 1975 sampai sekarang belum mampu merumuskan hakikat
pendidikan IPS di sekolah secara memuaskan, baik menyangkut substansi kajian maupun model
pembelajarannya. Pada hal IPS di sekolah ini memiliki peran yang strategis dalam mengantarkan
peserta didik untuk berlatih berpikir kritis dan kemampuan serta keterampilan untuk ikut ber-
partisipasi dalam memecahkan masalah sosial kebangsaan. Dengan demikian posisi pendidikan
IPS di sekolah ini menjadi semakin strategis untuk masa-masa ke depan.Oleh karena itu, diperlu-
kan pemikiran dan alternatif baru dalam pengembangan substansi kajian atau standar isi IPS di
sekolah. Terutama untuk jenjang SMP dan yang sederajat.
Kata kunci: hakikat IPS, memecahkan masalah, alternatif baru

Abstract
The discussion about social sciences education issues in Indonesia is interesting but it is also
tiring. A long debate from 1975 to now cannot formulate the essence of social sciences education
at schools satisfactorily concerning its substance and learning model. Whereas, social sciences at
schools has played a strategic role in bringing students to have critical thinking, competence, and
skill to participate in solving social-nationality problems. Thus, the position of social sciences edu-
cation at schools becomes more strategic for future times. Therefore, it needs new alternatives and
thinkings in developing the substance or standard contents of social sciences at schools, especially
for junior school level and its equal level.
Keywords: essence of social sciences, solving problems, new alternatives.

140
Sardiman AM Posisi IPS, Tantangan Masa Depan dan Alternatif Baru

PENDAHULUAN tahun 1989 di Jakarta yang mempertemukan


Mengkaji kembali posisi IPS untuk masa berbagai pakar dari berbagai disiplin untuk
depan merupakan sesuatu yang menarik dan merumuskan karakter masyarakat Indonesia
mendesak untuk segera dilakukan. Pasalnya, Baru menapaki kehidupan di abad XXI. Da-
di Indonesia tidak banyak para ahli apalalagi lam diskusi itu disimpulkan suatu gambaran
masyarakat umum yang secara khusus terta- nonmatif teoritis-ideal manusia baru Indo-
rik untuk berbicara soal IPS. IPS dipandang nesia yang berintikan tiga ciri utama yakni:
bukanlah sebuah instrument kemajuan dan manusia sadar IPTEKS, manusia kreatif, dan
apalagi dikaitkan dengan kemakmuran ma- manusia beretika solidaritas (I Gde Wid-
teriil. Bahkan masih ada ilmuwan kita yang ja, 1991:3). Mampukan pembelajaran IPS
memandang IPS dan atau pendidikan Ilmu- mengiringi dan memberi andil terhadap ke-
ilmu Sosial merupakan substansi kajian yang hidupan masyarakat Indonesia dengan tiga
tidak penting dan tidak memiliki value added ciri utama tersebut? Pertanyaan ini menarik
bagi kehidupan masyarakat. untuk dicari jawabnya.
Kalau begitu masih perlukah kita berbi-
cara soal “ Social Studies in the Era of AFTA Problematika Teknologis
2015?” masih relevankah kita mengkaji IPS Memasuki abad XXI kehidupan umat
menghadapi tantangan tahun 2015 bahkan manusia di dunia mulai memasuki tahapan
untuk tahun-tahun berikutnya Tentu dari globalisasi yang semakin kompleks. Dunia
yang sedikit para para pemerhati IPS, teru- berkembang tanpa batas ruang dan waktu,
tama yang konsen pada pendidikan kema- penuh ketidakpastian,, IPTEK berkembang
nusiaan justru semakin tertantang untuk secara berlipat tiap tahunnya, terutama tek-
mengkaji IPS. Apalagi dikaitkan dengan per- nologi informasi. Format kehidupan ekonomi
nyataan Albert Eistein bahwa kegalan pem- juga tergantung kepada perkembangan tek-
belajaran IPS ( politik dan yang sejenisnya) nologi. Kebutuhan manusia tentang sesuatu
akan dapat merusak sendi-sendi kehidupan akan dapat secara cepat terpenuhi. Semen-
berbangsa dan bernegara (Zamroni, 2011). tara dilihat dari dimensi kebudayaan, ke-
Oleh karena itu, membahas IPS dan tanta- hidupan manusia akan ditandai dengan em-
ngan masa depan menjadi topik yang sangat pat kultur: reifikasi, manipulasi, fragmentasi,
penting dan mendesak. dan individualisasi (Lih. (I Gde Widja, 1991.).
Berbicara soal IPS dan tantangan masa Implikasi dari empat kultur itu akan mela-
depan, mengingatkan kita kepada beberapa hirkan pola kehidupan masyarakat Indonesia
kajian dari para futuurolog. Misalnya tentang yang cenderung materialistis, legalistis, dan
“Future Shock” dan juga The Third Wave-nya formalistis. Semua fenomena dan realitas ke-
dari Alvin Toffler (tahun 1980-an), Megat- hidupan harus dimanifestasikan dalam ben-
reds 2000-nya dari John Naisbitt. Intinya ber- tuk simbol-simbol fisik yang bisa diobsevasi
bagai perubahan mendasar telah terjadi begi- dan diukur, diwujudkan dalam angka-angka.
tu cepat karena pertambahan penduduk dan Yang bersifat teknis menjadi tujuan dan yang
kemajuan IPTEK. Manusia harus mengikuti hakikat terabaikan. Teknologi yang sebenar-
irama perubahan tersebut. Terjadilah peru- nya menjadi fasilitas kehidupan tetapi tidak
bahan karakter di setiap manusia dan setiap jarang telah merendahkan martabat diri
bangsa. IPTEKS, berkembang super cepat dan merampas kemerdekaan manusia yang
dengan berbagai perubahan yang kadang ti- berakal dan bernuarni. Dengan demikian
dak mampu dikendalikan oleh manusia pen- perkembangan IPTEK di abad XXI itu dalam
dukungnya. Itulah perkiraan-perkiraan yang konteks kehidupan sosial, di satu sisi untuk
diduga bakal terjadi dalam kehidupan umat mengangkat martabat manusia karena ber-
manusia di dunia abad XXI. bagai kemudahan yang diberikan teknologi
Bagaimana manusia Indonesia merespon sehinagga manusia lebih banyak berkarya,
itu semua? Sebagai contoh ada sebuah disku- tetapi di sisi lain teknologi telah melindas ha-
si yang disponsori Harian Kompas pada akhir kikat kemanusiaan manusia itu sendiri.

141
socia Vol. 11 No. 2 September 2014 : 140-150

Berbagai bentuk instrumentalia kehidu- mampu membendung pengaruh negatif dari


pan mungkin dapat kita saksikan bagaimana teknologi. Bahkan dengan pengaruh tekno-
kemampuan teknologi memanipulasi realitas logi pendidikan juga cenderung pragmatis
kehidupan. Sebagai contoh kecanggihan tek- dan inteletualistik. Akibatnya aspek kepriba-
nologi menyuguhkan reklame media elektro- dian dan karakter manusia kurang mendapat
nik yang mampu dengan cepat “membius” perhatian. Lahirnya pendidikan karakter di
para pelanggan. Reklame media elektronik Indonesia menunjukkan bahwa pelaksanaan
inilah salah satu faktor dominan yang meru- pendidikan selama ini gagal menciptakan ke-
bah karakter dan kultur masyarakat Indone- pribadian bangsa yang luhur. Dari uraian ter-
sia dari pekerja keras menjadi lebih konsum- sebut menunjukkan bahwa masalah-masalah
tif. Kultur inilah yang menjadi teman akrab sosial kebangsaan di Indonesia masih begitu
dari materialisme. Pada dimensi yang lain ke- kompleks.
majuan teknologi juga telah membawa spe-
sialisasi dan deferensiasi dalam kehidupan. Ide Pemikiran Integratif /Bagaimana Pe-
Manusia menjadi menonjol karena keahlian ran IPS ?
dan spesialisasnya. Hal ini sangat kuat karena Mampukan pembelajaran IPS memberi-
pengaruh pandangan monodisiplin yang ka- kan kontribusi untuk ikut mengatasi berbagai
lau dibedah menjadi bagian-bagian akan me- masalah sosial yang ada di Indonesia? Kalau
lahirkan spesialisasi. Kalau perkembangan kita melakukan komparasi dengan negara-
ini tidak dikontrol tentu akan melahirkan ka- negara lain akan mendapatkan pengalaman
rakter kehidupan manusia yang cenderung bagaimana pelajaran IPS di negara-negara
terpecah atau terbagi-bagi, tidak utuh lagi lain juga dapat memberikan kontribusi da-
(I Gde Widja, 1991: 3). Akibatnya akan me- lam memecahkan masalah kehidupan sosial
lahirkan manusia-manusia yang individualis, di negaranya. Sebagai contoh dapat dilihat di
merenggangkan tali silaturahmi antarsesama Inggris. Pertama kali IPS yang dikenal dengan
(bisa dirasakan dalam kehidupan sekarang). social studies ini diperkenalkan di kota Rugby,
Bahkan lebih jauh akan melahirkan manusia Inggris sekitar tahun 1827. Oleh Thomas Ar-
yang egois. Kalau ini berkepanjangan tentu nold social studies ini kemudian dimasukkan
tidak akan mampu melahirkan kekuatan in- dalam kurikulum sekolah yang dipimpinnya.
san pembangunan keindonesiaan yang ko- Social studies ini dimaksudkan sebagai pela-
koh. Bahkan sebaliknya dapat melahirkan jaran untuk memperbaiki kehidupan remaja
berbagai konflik sosial-politik yang semakin dan masyarakat yang sedang kacau seperti
meningkat, intoleransi terus menggejala, tindak diskriminasi, dekadensi moral, anar-
penyimpangan sosial kian meningkat baik khisme dan kekerasan dari si kaya kepada si
dalam jenis dan bentuknya, krisis identitas, papa dan miskin. Kehidupan ini terjadi sete-
dan lain-lain. lah sekitar setengah abad terjadinya revolusi
Di samping itu perkembagan teknologi industri Di benak Thomas Arnold social stu-
yang tidak terkontrol juga berdampak pada dies merupakan salah satu instrumen penting
dekadensi moral dan anarkhisme. Naroka, untuk mengatasi kebobrokan kehidupan ma-
pornogfafi dan pornoaksi, serta tidak keke- syarakat di Inggris. Dengan social studies ini
rasan dalam berbagi bentuk. Tidak hanya Thomas Arnold ingin melakukan rehumani-
itu dengan teknologi ini juga bisa mendorong sasi anak-anak yang fisik dan jiwanya masih
orang berlaku tidak jujur yang dapat mendo- lentur. Secara bertahap eksperimen Thomas
rong bertindak korup. Budaya asing juga se- Arnold ini membuahkan hasil. (Esterlita Pra-
makin digandrungi oleh sebagian masyara- tiwi, 2011). Dimulai dari perbaikan perilaku
kat kita, sehingga menunjukkan tanda-tanda para peserta didik dengan lingkungannya
lunturnya jati diri keindonesiaan. Begitu juga kemudian ditiru oleh sekolah-sekolah dan
dengan AFTA tahun 2015 bagaimana sumber guru-guru yang lain. Terjadi proses normali-
daya insani kita mampu survive. Nampaknya sasi kehidupan bermasyarakat di Inggris.
pelaksanaan pendidikan nasional kita belum Kemudian di Amerika Serikat muncul

142
Sardiman AM Posisi IPS, Tantangan Masa Depan dan Alternatif Baru

permasalahan kehidupan bermasyarakat cana perlunya mata pelajaran social studies


dan berbangsa setelah terjadi Perang Sau- di Indonesia didorong oleh kondisi sosial ke-
dara (1861-1865) (lih. NCSS.1994). Masyara- bangsaan terutama setelah peristiwa G. 30.S/
kat menjadi trauma dan bersifat pasif, tidak PKI. Trauma karena kekerasan dan hilangnya
partisipatif. Kondisi ini sangat tidak mengun- trust antarsesama komponen bangsa, harus
tungkan bagi negara yang sangat menghidup- segera diatasi. Persatuan dan kebersamaan
hidupkan demokrasi. Kondisi multi ras juga harus dikembangkan di tengah-tengah dila-
menjadi permasalahan penting dalam rang- rangnya ideologi komunis di Indonesia. Tole-
ka memajukan Amerika yang satu. Para ahli ransi harus dibangun di tengah-tengah kebe-
berpikir bagaimana menciptakan kehidupan ragaman ideologi, budaya dan agama. Dengan
yang lebih harmoni di Amerika Serikat. Dirin- realitas itu Indonesia ingin mengembangkan
tislah oleh sekolah-sekolah di negara bagian pembelajaran social studies di sekolah. Tahun
Wisconsin yang membelajarkan social stu- 1972/1973, social studies yang diberi nama
dies sejak tahun 1892 (Pargito,2010). Nilai- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah
nilai seperti toleransi, transparansi, tanggung satu mata pelajaran pada Kurikulum Proyek
jawab, kebersamaan untuk menciptakan satu Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Ke-
Amerika merupakan nilai-nilai diperjuang- mudian sejak tahun 1975 secara resmi mata
kan untuk ditanamkan kepada peserta didik. pelajaran IPS menjadi salah satu mata pela-
Pada tahun 1916 Panitia Nasional Pendidi- jaran di sekolah.
kan Menengah menyetujui untuk memasuk- IPS dapat dikatakan sebagai studi menge-
kan social studies ke dalam kurikulum seko- nai interrelasi ilmu-ilmu sosial dan humanio-
lah. Secara umum Amerika Serikat berhasil ra dalam menelaah gejala dan masalah sosial
mengembangkan pembelajaran social studies yang terpadu di masyarakat (Nursid Sumaat-
di sekolah. Hal ini semakin mantap setelah madja, 1980). Bahan kajiannya menyangkut
terbentuknya National Council for The Social peristiwa, seperangkat fakta, konsep dan ge-
Studies (NCSS). NCSS kemudian merumuskan neralisasi yang berkait dengan isu-isu aktual
konsep social studies sebagaimana dirintis dan masalah-masalah sosial. Sementara itu,
Edgar Bruce Wesley dengan cara melaku- National Council for Social Studies (NCSS)
kan seleksi, penyederhanaan, adaptasi, yang menegaskan bahwa, “Social studies are the
kemudian merumuskan serta memadukan integrated study of the social sciences and hu-
aspek-aspek dari cabang-cabang ilmu-ilmu manities to promote civic competence. Within
sosial dan humaniora. Pada akhir tahun 1960 the school program, social studies provides
secara eksplisit sudah ada pemisahan dalam coordinated, systematic study drawing upon
konteks kajian akademik antara substansi such disciplines as anthropology, archaeology,
kajian social sciences dengan social studies. economics, geography, history, law, philoso-
Social studies semakin memantapkan diri phy, political science, psychology, religion, and
dengan ciri terpadu dan interdisipliner. Se- sociology, as well as appropriate content from
lama kurun waktu 1937-1970-an pembelaja- the humanities, mathematics, and the natural
ran social studies dinilai berhasil membantu sciences “ (1994). Terkait dengan pengertian
memecahkan berbagai problem sosio ke- ini, M. Numan Somantri (2001) menegaskan
bangsaan di Amerika Serikat. bahwa program pendidikan IPS merupakan
Berdasarkan pengalaman dua negara perpaduan cabang-cabang Ilmu-ilmu sosial
maju itu, Indonesia juga merencanakan per- dan humaniora termasuk di dalamnya aga-
lunya mata pelajaran social studies di Indo- ma, filsafat, dan pendidikan. Bahkan IPS juga
nesia. Para ahli pendidikan di Indonesia me- dapat mengambil aspek-aspek tertentu dan
mandang keberhasilan pembelajaran social Ilmu-ilmu kealaman dan teknologi. Dengan
studies di Amerika dan Inggris itu, menunjuk- pengertian itu berarti IPS merupakan pelaja-
kan bahwa mata pelajaran social studies me- ran yang cukup komprehensif untuk menyi-
rupakan instrumen penting dalam mengatasi kapi dan memecahkan masalah-masalah so-
permasalahan sosial di suatu negara. Ren- sio-kebangsaan di Indonesia. Oleh karena itu

143
socia Vol. 11 No. 2 September 2014 : 140-150

S. Hamid Hasan (2010) menegaskan bahwa Makna dan tujuan pendidikan IPS yang
IPS adalah studi integratif tentang kehidupan demikian itu kalau dlaksanakan secara sung-
manusia dalam berbagai dimensi ruang dan guh-sunguh tentu akan memberi andil dan
waktu dengan segala aktivitasnya. Konsep survive dalan menghadapi masa depan.
seperti ini terutama untuk pengembangan
materi (isi) IPS di tingkat pendidikan dasar Problem yang Dihadapi
(SD dan SMP dan sederajat). Secara konseptual, arah dan tujuan IPS
Bagaimana arah dan tujuan pendidikan itu sudah sangat jelas. Namun dalam praktik
IPS? Melalui pendidikan dan pembelajaran pebelajaran di lapangan sejak secara resmi
IPS peserta didik diarahkan, dibimbing dan tahun 1975 dikembangkan, dengan berba-
dibelajarkan agar menjadi warga negara gai perubahan kurikulum sampai KTSP dan
yang memiliki kepekaan, dan kemampuan Kurikulum 2013, masih menghadapi pro-
memahami, menelaah dan ikut memeca- blem klasik yang belum pernah terselesai-
hkan masalah-masalah sosial kemasyara- kan.. Pertama, soal substansi isi dan kedua,
katan dan kebangsaan, serta mewarisi dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Sesuai
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya dengan pengertian IPS di atas ciri utamanya
bangsa. Terkait dengan ini, maka tujuan pen- adalah terpadu. Tetapi dalam kenyataannya
didikan dan pembelajaran IPS adalah agar memang belum ada substansi isi mata pe-
peserta didik : (1) mengembangkan ke- lajaran IPS yang dikatakan terpadu. Semua
mampuan berpikir untuk dapat memahami, ahli dan pemangku kepentingan yang terkait
menyikapi, beradaptasi dan memecahkan dengan IPS. Desain isi/materi IPS masih be-
masalah sosial; (2) serta memahami, memo- rangkat dari empat bidang keilmuan: geogra-
rial dan melanjutkan kebudayaan bangsa. fi, sejarah, ekonomi dan sosiologi. Belum ada
Dengan arah dan tujuan ini diharapkan ter- pemikiran yang mendasar (bahkan mungkin
cipta warga negara yang baik dan bijaksana, radikal) untuk keluar dari keempat bidang
kritis dan kreatif, demokratis dan tanggung keilmuan dan menyusun substansi yang baru
jawab, menumbuhkan semangat kebangsaan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
dan memperkokoh jati diri bangsa, serta masyarakat. Di atas sudah dipaparkan berba-
membangun kesadaran dan menumbuhkan gai masalah sosial kebangsaan dengan segala
kepedulian terhadap lingkungan. Oleh ka- latar belakang mengapa timbul masalah itu.
rena itu melalui pembelajaran IPS, peserta Dalam konteks ini artinya masyarakat me-
didik diharapkan memiliki beberapa kompe- merlukan agar masalahan sosial kebangsaan
tensi antara lain: itu dapat diatasi. Untuk dapat mengatasi
1. Memahamikehidupan masyarakat dalam masalah sosial materi atau substansi kajian
berbagai aspek dan lingkungannya apa yang harus dibelajarkan kepada peserta
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpi- didik. Jawaban ini yang jarang muncul dalam
kir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri desain kurikulum di Indonesia. Senyampang
(learning skills), memecahkan masalah, dengan pemecahan masalah tersebut peserta
memiliki kesadaran dan keterampilan so- didik diharapkan juga menjadi sadar IPTEKS,
sial (social skills) dalam kehidupan ber- kreatif dan beretika.
masyarakat Sementara dalam pelaksanaan pembela-
3. Memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai jaran di sekolah umumnya sangat sulit terjadi
sosial-budaya, kebangsaan, dan kemanu- perubahan kearah pembelajaran yang yang
siaan serta kepribadian yang didasarkan mengarah kepada pembelajaran yang kon-
pada nilai-nilai tersebut tekstual, kreatif dan mampu memecahkan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, masalah. Berbagai bentuk pelatihan tingkat
bekerjasama dan berkompetisi dalam nasional sudah dilakukan. Misalnya ada P3G,
masyarakat yang majemuk, di tingkat lo- pelatihan terintegrasi, pelatihan pembelaja-
kal, nasional, dan global. ran terpadu. Kendala yang muncul adalah su-
litnya bagi para guru dalam merubah mind-

144
Sardiman AM Posisi IPS, Tantangan Masa Depan dan Alternatif Baru

set. Berikutnya guru-guru menjadi trauma ingin thu, kreatif dan inovatif.
karena mengajar IPS itu beban materinya 2. kemampuan inkuiri dan pemecahan ma-
sangat berat/banyak, terutama periode KTSP. salah sosial
Karena IPS diterjemahkan kumpulan dari 3. kemampuan berkomunikasi dan mem-
materi geografi, ditambah sejarah, ditambah bangun jejaring
sosiologi dan juga ekonomi. Pada Kurikulum 4. keterampilan mengambil keputusan
2013 berusaha kesan gabungan materi IPS dengan tepat dan bijak.
yang merupakan akumulasi materi geografi, 5. kepedulian terhadap lingkungan.
sejarah, sosiologi dan ekonomi sudah di dea- 6. menghargai dan menyayangi antar se-
sin agak mencair agar terasa terpadu, tetapi sama
nuansa gabungan keempat bidang keilmuan 7. cinta bangsa dan tanah air
itu masih kental (belum berani keluar dari je- 8. meneladani para tokoh dan pahlawan
ratan empat bidang itu). 9. menghargai, mencintai budaya dan pro-
duk bangsa sendiri
Sebuah Alternatif 10. jujur dan cinta kebenaran,
Berangkat dari uraian di atas nampaknya 11. disiplin dan kerja keras,
perlu langkah baru sebagai aternatif dengan 12. toleransi dan menghargai keberagaman
mengembangkan standar isi untuk pembela- 13. kemampuan berorganisasi, kerja sama,
jaran IPS di Indonesia, terutama untuk jen- dan cinta damai
jang SMP dan yang sederajat. Pada Kurikulum 14. melaksanakan kewajiban dan menggu-
2013 sudah dicoba dikembangkan, namun nakan hak secara proporsional
nuansa materi masih terasa berlapis dari em- 15. demokratis, adil dan tanggung jawab
pat bidang ilmu (geografi, sejarag, sosiologi, 16. bertindak efektif dan efisien
dan ekonomi). Kalau dikaitkan dengan kajian 17. mandiri dan berani mengambil resiko
konseptual dan tujuan pembelajaran IPS, ma-
sih perlu dikembakan atau dimodifikasi yang Pencapaian kemapuan atau untuk mewu-
lebih komprehensif, terpadu.dan kotekstual judkan performance standards, diperlukan
tetapi juga lebih efisien. standar isi/materi. Ruang lingkup stan-
Pada tahun 2010 Prof S. Hamid Hassan, dar isi/materi IPS, tentu terkait erat dengan
pernah menjelaskan bahwa untuk merumus- bidang kajian yang termasuk dalam unsur-
kan Standar Kompetensi Lulusan untuk IPS unsur IPS. Di dalam UU no. 20 th. 2003 ten-
perlu memperhatikan dua hal, yakni perfor- tang Sisdiknas pasal 37 dijelaskan bahwa
mance standards dan content standards (S. ilmu pengetahuan sosial merupakan bahan
Hamid Hassan, 2010). Performance stan- kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum
dards IPS merupakan nilai dan kemampuan pendidikan dasar dan menengah yang antara
unjuk kerja/perilaku yang harus dikuasai lain mencakup ilmu bumi, sejarah, ekonomi,
atau dimiliki oleh peserta didik setelah mela- kesehatan , (sosiologi) dan lain sebagainya.
kukan proses pembelajaran IPS. Perpadu- Terkait dengan kata-kata dan lain sebagai-
an interaksional antara Content standards nya, sebenarnya materi kajian IPS tidak ter-
merupakan materi kajian yang mengandung batas pada geografi, sejarah, sosiologi, dan
berbagai pesan yang diperlukan untuk men- kesehatan, tetapi juga bisa disipilin dan ka-
capai kompetensi. Dengan demikian dalam jian yang lain seperti ilmu-ilmu dalam rum-
SKL, antara standar unjuk kerja dengan stan- pun humaniora, teknologi, bahkan ilmu-ilmu
dar materi tidak dapat dipisah-pisahkan. kealaman dan agama yang memang terkait
Sesuai dengan konsep dan tujuan pem- dengan kehidupan sosial kemasyarakatan
belajaran IPS, maka dapat dirumuskan nilai (lih. M. Numan Soemantri, 2001). Terkait
dan kemampuan unjuk kerja (performance dengan itu berikut disajikan bebera contoh
standards) pada mata pelajaran IPS, misal- tema-tema utama yang relevan dengan IPS di
nya: Indonesia.
1. kemampuan berpikir logis, kritis, rasa 1. Manusia, individu, dan Tuhan

145
socia Vol. 11 No. 2 September 2014 : 140-150

2. Tempat, ruang, lingkungan, dan kebenca- kan dg. Kondisi Indonesia), sebagai berikut.
naan 1. Kelas satu : Pengenalan Tuhan Yang Maha
3. Waktu, keberlanjutan, perkembangan Pencipta, Individu, keluarga dan ling-
dan perubahan kungannya.
4. Sistem sosial dan budaya, struktur sosial, 2. Kelas dua: Pengenalan Keluarga, teta-
interaksi sosial ngga, dan sekolah
5. Kekuasaan, kewenangan, dan pemerinta- 3. Kelas tiga : Kehidupan masyarakat di wi-
han. layahnya
6. Pemenuhan kebutuhan, kesejahteraan, 4. Kelas empat : Keragaman keadaan alam
kelangkaan, ketergantungan. dan kehidupanmasyarakat di berbagai
7. Masyarakat, ilmu pengetahuan dan tek- wilayah
nologi. 5. Kelas lima: Penyatuan wilayah dan ide
8. Globalisasi, dan kerjasama internasio- wilayah KesatuanIndonesia
nal. 6. Kelas enam: Perkembangan Wilayah, ek-
sistensi bangsa Indonesia
Setelah mengetahui nilai dan kemam- 7. Kelas tujuh: Perubahan Kehidupan
puan unjuk kerja (performance standards) Berbangsa Indonesia
dan tema-tema utama (content standards), 8. Kelas delapan: Dinamika Kehidupan
kemudian dapat dirumuskan SKL.dapat juga Berbangsa dan Bernegaradi Indone-
dengan meminjam format Kurikulum 2013 sia.
untuk dirumuskan Kompetensi Inti (KI) dan 9. Kelas sembilan: Memperkuat jati diri
Kompetensi Dasar (KD)-nya. Sebagai ba- bangsa di Tengah Dunia Global.
han referensi untuk membuat urutan dapat
diperhatikan apa yang pernah dilakukan Sa- Dari nilai-nilai dan kemapuan unjuk kerja
vage dan Amstrong dalam menyusun tema- kemudian dipadukan dengan tema-tema uta-
tema umum pelajaran social stuidies dengan ma dapat dirumuskan SKL dari kelas I sam-
tiga sasaran pembelajaran: pengetahuan, pai dengan IX. Berikut diberi contoh untuk
keterampilan dan nilai yang disesuaikan kelas VII, VIII dan IX.
dengan tingkat perkembangan peserta didik. 1. Kelas tujuh: Memahami perkembangan
kehidupan penduduk/bangsa Indone-
1. Pra sekolah : Kesadaran diri di tengah sia, untuk menambah pengetahuannya
masyarakat mengenai latar belakang kondisi alam
2. Kelas satu: Lingkungan keluarga dan se- dan kehidupan masyarakat sampai ter-
kolah jadinya perubahan kehidupan berbangsa
3. Kelas dua: Kehidupan bertetangga dan terwujudnya NKRI, kemudian da-
4. Kelas tiga: Berbagi kehidupan dalam ma- pat mengatualisasikan dan mengkomu-
syarakat nikasikan lewat berbagai media, dalam
5. Kelas empat: Keragaman kehidupan da- rangka meningkatkan keimanan dan
lam masyarakat dalam suatu wilayah rasa syukur atas anugerah Tuhan YME,
6. Kelas lima: Penduduk Amerika dan ne- mengembangkan berpikir kritis, faktu-
gara sekitar al, menghargai dan mencintai kekayaan
7. Kelas enam: Manusia dan kebudayaan di alam dan budaya Indonesia, menghargai
suatu wilayah kemajemukan dan toleransi, menumbuh-
8. Kelas tujuh: Perubahan kehidupan ber- kembangkan semangat kebangsaan dan
bangsa cinta tanah air, menghargai kemerdeka-
9. Kelas delapan: Membangun bangsa yang an secara bertanggung jawab, demokra-
kuat dan merdeka. tis, menyadari dan mengambil pelajaran
Dengan referensi tersebut dapat diru- dari berbagai perubahan yang terjadi,
muskan tema-tema umum mata pelajaran disiplin, tertib, mandiri, rela berkorban,
IPS dari kelas I sampai dengan IX (disesuai- kerja keras, membangun kebersamaan

146
Sardiman AM Posisi IPS, Tantangan Masa Depan dan Alternatif Baru

untuk memperkokoh NKRI atas dasar mudian dapat mengatualisasikan dan


nilai-nilai Pancasila. mengkomunikasikan lewat berbagai me-
2. Kelas delapan: Menganlisis dinamika dia, dalam rangkan meningkatkan keima-
kehidupan berbangsa dan bernegara nan dan rasa syukur kepada Tuhan YME
dengan menganalisis sistem dan kebija- atas karunia-Nya, untuk mengembang-
kan pembangunan di bidang politik dan kan berpikir kritis, kreatif, inovatif, me-
ekonomi serta masalah-masalah sosio- nelaah secara kritis berbagai bentuk dan
kebangsaan (masalah-masalah sosial, usaha pembangunan serta praktek ke-
ekonomi, politik dan budaya bangsa In- hidupan demokrasi, memperkokoh ideo-
donesia), kemudian dapat mengaktuali- logi Negara termasuk menghargai dan
sasikan dan mengkomunikasikan lewat menghormati lambang atau simbol-sim-
berbagai media, dalam rangka mening- bol negara, meneladani perjuangan para
katkan keimanan dan rasa syukur kepada tokoh pemimpin bangsa, membangun
Tuhan YME atas karunia-Nya, untuk me- kemandirian, mencintai dan ikut men-
latih berpikir kritis, inovatif, mengambil jaga/melestarikan budaya serta produk
pelajaran dari berbagai masalah sosial bangsa sendiri, memhamai globalisasi,
dan kemudian ikut berpartipasi dalam mencintai perdamaian, menghargai dan
pemecacahan maasalah-masalah itu, se- menelaah berbagai karya dan pengaruh
hingga menghindari berbagai bentuk budaya manca secara kritis dan selektif
pelanggaran, melaksanakan hidup tertib, untuk memperkokoh eksistensi dan jati
disiplin sesuai dengan aturan, dan norma diri bangsa.
yang berlaku, kepedulian terhadap ling-
kungan dan kebencanaan, kedewasaan Dengan perpaduan interaksional antara
berpolitik dan saling menghormati ter- performance standards dan content stan-
masuk menghargai simbol dan lambang- dard, maka dari SKL (dengan meminjam for-
lambang Negara. mat Kurikulum 2013) akan diturunkan men-
3. Kelas Sembilan: Menganalisis dan ikut jadi Kompetensi Inti (KI) tetapi subtansi isi
berpartisipasi dalam membangun jati diri berbeda, dari KI dapat dijabarkan menjadi
bangsa di tengah-tengah dunia global, ke- kompetensi dasar.
Kelas Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
VII Memahami Latar Belakang 1. Menganalisis keberagaman kondisi alam dan batas-batas Wilayah
Kehidupan Bangsa Kepulauan Indonesia untuk berlatih berpikir kritis, menumbuhkan
Indonesia dan implikasinya rasa syukur dan meningkatkan keimanan, rasa bangga terhadap
bagi kehidupan kekayaan dan keindahan alam Indonesia, sehingga menumbuhkan
bermasyarakat, berbangsa rasa percaya diri dan terdorong untuk melestarikan.
dan bernegara
2. Mendeskripsikan keragaman penduduk dan mata pecahariannya.,
untuk berlatih berpikir logis, arif. menumbuhkan rasa syukur ke-
pada Tuhan, saling menghargai, kerja sama, toleransi, percaya diri
dan saling berbagi.
3. Mendeskripsikan latar belakang kehidupan sosial politik,
pemerintahan; dan keragaman sosial budaya, untuk berlatih
berpikir kritis, faktual; sikap patriotik mengembangkan toleransi
dan saling menghargai, menumbuhkan kecerdasan emosional
melalui kearifan lokal, dan bangga terhadap karya budaya bangsa.

147
socia Vol. 11 No. 2 September 2014 : 140-150

Memahami terwujudnya 1. Menganalis kemajemukan dalam kehidupan masyarakat (suku, go-


Integrasi Nasional longan, organisasi), dalam rangka menumbuhkan rasa syukur, me-
untuk mengembangkan latih berpikir logis, kritis, kemampuan memecahkan masalah, me-
rasa persatuan dan numbuhkan rasa saling menghargai, toleransi, berbagi/memberi,
memperkokoh identitas dan menyadari pentingnya kemajemukan sebagai kekuatan bangsa.
nasional
2. Menganalisis terwujudnya Integrasi Nasional, lahirnya bangsa In-
donesia dan Perubahan Kehidupan Berbangsa, untuk meningkatkan
rasa syukur dan keimanan, berlatih berpikir kritis, menumbuhkan
rasa syukur, semangat kebangsaan dan rasa persatuan, menyadari
pentingnya kemerdekaan dan perubahan untuk kemajuan, disiplin,
kerja keras, menumbuhkan semangat untuk mempertahankan
NKRI
3. Mengembangkan kehidupan yang demokratis dan bertanggung ja-
wab, untuk melatih berpikir kritis, kemampuan memecahkan ma-
salah, kerjasama dan senang bermusyawarah. saling menghormati,
menghargai perbedaan, mengembangkan kemampuan berkomuni-
kasi dan menyampaikan pendapat.
4.  Mendeskripsikan kepemimpinan lokal dan nasional, untuk melatih
berpikir kritis, kreatif-inovatif, menumbuhkan jiwa kepemimpinan
dan tanggung jawab, membangun kecerdasan emosional dan spiri-
tual dengan meningkatkan rasa syukur melalui kearifan lokal
VIII Menganalisis sistem dan 1. Menganalisis sistem dan kegiatan pembangunan di bidang po-
kebijakan pembangunan litik dan pemerintahan, untuk berlatih berpikir kritis, kreatif,
di bidang politik, ekonomi membangun kesadaran berpolitik dan berorganisasi, secara ber-
dan sosial budaya untuk tanggung jawab, dan sikap yang demokratis, mengembangkan etos
menumbuhkan rasa syukur, kerja keras.
dan semangat juang untuk
mencapai kesejahteraan
2. Menganalisis sistem dan kegiatan pembangunan di bidang ekonomi
dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi yang bermoral
dan bertanggung jawab, untuk berlatih berpikir kritis, analistis, ker-
jasama, kemauan untuk berbagi, membangun kejujuran, keikhlasan
dan kesyukuran
3.  Mendeskripsikan kegiatan pembangunan di bidang transportasi,
komunikasi dan informasi dalam rangka berlatih berpikir kritis dan
inovatif, mengembangkan etika dan kesiplinan dalam berlalu lintas,
penggunaan alat komunikasi dan pemanfaatan informasi secara
bertanggung jawab.
4.  Menganalisis arti pentingnya keamanan dan ketertiban masyara-
kat dalam kegiatan pembangunan , untuk berlatih berpikir kritis,
membangun kesadaran sosial untuk selalu bergotong royong, saling
membantu, hidup tertib sesuai dengan ketentuan yang ada, tang-
gung jawab
Memahami dan 1.  Menganalisis masalah kependudukan untuk berlatih berpikir kritis
menumbuhkebangkan faktual, keterampilan memecahkan masalah yang terkait dengan
kepedulian terhadap penyebaran penduduk, ketenagakerjaan, dan kesehatan masyara-
masalah-masalah sosio- kat
kebangsaan

148
Sardiman AM Posisi IPS, Tantangan Masa Depan dan Alternatif Baru

2.  Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap Masalah Lingkungan


untuk menyelamatkan lingkungan demi keselamatan makhluk cip-
taan Tuhan
3.  Menganalisis Masalah Penyimpangan sosial untuk mengambil pe-
lajaran agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan ketentuan dan
norma yang ada, meingkatkan keimanan.
4.  Mendeskripsikan masalah yang terkait dengan berbagai penyakit
sosial, agar dapat mengambil pelajaran untuk kemudian hidup ter-
tib, tidak menyimpang dan tidak melakukan hal-hal yang memba-
hayakan bagi dirinya dan masyarakat
5.  Menganalisis berbagai masalah sosio-kebangsaan untuk menjadi
pelajaran, sehingga menjadi warga negara yang baik, warga negara
yang tidak merugikan negara dan masyarakat, tidak mengancam
keutuhan bangsa, dan berbuat disiplin, lurus untuk meneguhkan
citra Indonesia sebagai negara hukum
IX Memahami usaha 1.  Menganalisis Penguatan kehidupan demokrasi untuk berlatih ber-
Penguatan jati diri bangsa pikir kritis-analitis, bersikap jujur dan saling menghormati, berusa-
dalam rangka membangun ha menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa melalui kehidu-
kemandirian dan kejayaan pan demokrasi yang bertanggung jawab.
negara di tengah dunia
global
2.  Mendeskripsikan pembangunan bidang IPTEK dan sosial budaya
untukmeningkatkan rasa syukur, berlatih berpikir kritis, kreatif dan
inovatif, membangun kearifan dan toleransi, kemampuan memberi-
kan penilaian dan memecahkan masalah untuk kemaslahatan orang
banyak, membangun kemandirian dan menghargai karya bangsa
sendiri
3. Menganalisis pembangunan di bidang SDM untuk berlatih berpi-
kir kritis, kreatif, menyadari pentingnya peran pendidikan dalam
menciptakan SDM yang berkualitas, menyadari bahwa SDM yang
berkualitas menjadi modal dasar untuk mencapai kemandirian dan
keunggulan bangsa
4. Menganalisis Peran Pancasila dan simbol-simbol negara dalam
pengembangan karakter bangsa.
Memahami perspektif 1.  Mengenali perkemabangan negara-negara lain dan pengaruhnya
Global dalam meneguhkan bagi kehidupan bangsa Indonesia untuk berlatih berpikir kritis,
identitas nasional dan bersikap arif dan saling menghargai, belajar cerdas dari bangsa lain
kehidupan berbangsa untuk meneguhkan kemandirian bangsa
bernegara
2.  Mendiskripsikan kerja sama internasional, untuk berlatih berpikir
kritis, kreatif, menyadari pentingnya kerja sama dan saling meng-
hormati, saling ketergantungan dan kemauan untuk mengambil pe-
lajaran demi kemajuan dirinya dan masyarakat secara nasional.
3.  Menganalisis isu-isuGlobal, untuk melatih berpikir kritis, bersikap
arif, dan mengambil pelajaran untuk kepentingan bangsa
4.  Memahami perspektif Global dalam meneguhkan identitas
nasional dan kehidupan berbangsa bernegara Memahami
perspektif Global dalam meneguhkan identitas nasional dan
kehidupan berbangsa bernegara Mendeskripsikan tentang
perdamaian dunia, untuk berlatih berpikir kritis, kreatif, menyadari
pentingnya perdamaian, , bangga terhadap bangsa dan negara In-
donesia yang telah ikut berperan dalam mewujudkan perdamaian
dunia
149
socia Vol. 11 No. 2 September 2014 : 140-150

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Masalah-masalah sosial kebangsaan yang Esterlita Pratiwi. 2012. Dalam http://esterli-
begitu kompleks di Indonesia sudah semesti- tapratiwi, blogspot.com/2011, diunduh 9
nya menjadi fokus perhatian bagi pendidikan September 2012.
dan pembelajaran IPS, mengingat IPS memi- Fogarty, Robin. 1991. The Mindful School:
How to Integrated the Curricula, Palatine,
liki materi kajian yang luas dan terpadu. Ha-
Illinois: Skylight Publishing, Inc.
rus diakui bahwa pendidikan IPS selama ini Hassan, S. Hamid. 2010. “Pendidikan IPS
belum mampu memberikan kontribusi yang (Definisi,Tujuan, SKL, Konten, Proses dan
signifikan dalam ikut memecahkan masalah Asesmen)” Panduan. Yogyakarta: HISPISI.
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. NCSS. 1994. Curriculum Standars for the
Pasalnya, secara interen dalam pendidikan Social Studies. Washington D.C.: National
IPS masih menghadapi persoalan antara lain Council for the Social Studies.
dari segi konsep isi dan pelaksanaan pembe- Pargito. 2010. Dalam http://haslindafadi-
lajaran. Dari segi isi sesuai dengan konsep lah.blogspot.com/2010, diunduh pada 10
IPS jelas memiliki unsur-unsur yang lebih September 2012 .
Sardiman AM. 2011. “Gagasan Standar Isi
komprehensif, tidak cuku hanya aspek-aspek
IPS” Bahan Rapat, Yogyakarta.
geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi te- ------------------.2012. “IPS dan Tantangan
tapi lebih luas dari itu dan ini sesuai dengan Masa Depan”. Makalah Orasi Ilmiah, Dies
masalah-masalah yang dihadapi di Indonesia. Natalis FIS UNY, 15 September, 2012.
Oleh karena itu, pada tingkat jenjang pendi- Somantri, M. Numan. 2001. Menggagas Pem-
dikan dasar, terutama di SMP dikembangkan baharuan Pendidikan IPS. Bandung:Rosda
pendidikan IPS yang integrated baik disain Karya.
substansi kajian maupun model pembelaja- Widja, I Gde. 1991. “ Pendidikan Sejarah dan
rannya (Fogarty, 1991) Tantangan Masa Depan,” Makalah Orasi
Ilmiah, Disampaikan pada pengukuhan
Guru Besar Tetap pada Ilmu Pendidikan
Sejarah FKIP Universitas Udayana. 19 Ja-
nuari 1991.
Zamroni. 2011.“Transformasi Pembelajaran
IPS Guna Memantapkan Peran Nilai-nilai-
nya Dalam Pembangunan Karakter Bang-
sa”, Makalah, disampaikan di UHAMKA
pada Kongres HISPISI XIII, 7-9 Oktober.

150

Anda mungkin juga menyukai