0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
151 tayangan4 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang Mastery Learning (Belajar Tuntas) yang merupakan filsafat belajar dan teknik implementasi pembelajaran agar semua peserta didik dapat belajar dengan baik.
2) Karakteristik Mastery Learning meliputi penggunaan tujuan pembelajaran, memperhatikan perbedaan individu, belajar aktif, satuan pelajaran terkecil, dan evaluasi kontinyu berdasarkan kriteria.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang Mastery Learning (Belajar Tuntas) yang merupakan filsafat belajar dan teknik implementasi pembelajaran agar semua peserta didik dapat belajar dengan baik.
2) Karakteristik Mastery Learning meliputi penggunaan tujuan pembelajaran, memperhatikan perbedaan individu, belajar aktif, satuan pelajaran terkecil, dan evaluasi kontinyu berdasarkan kriteria.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang Mastery Learning (Belajar Tuntas) yang merupakan filsafat belajar dan teknik implementasi pembelajaran agar semua peserta didik dapat belajar dengan baik.
2) Karakteristik Mastery Learning meliputi penggunaan tujuan pembelajaran, memperhatikan perbedaan individu, belajar aktif, satuan pelajaran terkecil, dan evaluasi kontinyu berdasarkan kriteria.
Mastery Learning (Belajar Tuntas) adalah Belajar Tuntas merupakan sebuah
filsafat tentang kegiatan belajar peserta didik dan seperangkat teknik implementasi pembelajaran “ ( Burns , 1987). Menurut Suryo Subroto (1997 :96) “ Belajar Tuntas adalah suatu filsafat yang menyatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat semua peserta didik dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Moh. Uzer dan Lilis S mengatakan bahwa “ belajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga apa yang dipelajari peserta didik dapat tercapai semua .
Mastery Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menganut azas
ketuntasan belajar , dengan tolok ukur yang digunakan pada pencapaian hasil belajar, yakni tingkat kemampuan peserta didik orang perorang, bukan perkelas dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Karakteristik Mastery Learning (Belajar Tuntas)
Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik mastery learning adalah sebagai berikut :
1) Pada dasarnya strategi mastery learning adalah jika kepada para peserta didik diberikan waktu yang cukup , dan mereka diperlukan secara tepat , maka mereka akan mampu dan dapat belajar sesuai dengan kebutuhan kompetensi yang diharapkan ( Kusyairy, 2014) 2) Belajar atas tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yang ditentukan terlebih dahulu. Tujuan pembelajaran memberi arah balik kepada pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, ini berarti bahwa tujuan strategi pembelajaran adalah agar hampir atau semua peserta didik dapat mencapai tingkat penguasaan tujuan pendidikan. Jadi , baik sarana, metode , materi pelajaran maupun evaluasi yang digunakan untuk keberhasilan peserta didik berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 3) Memperhatikan perbedaan individu ( individual difference). Suatu kenyataan bahwa individu mempunyai perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. perbedaan-perbedaan itu disebabkan karena faktor-faktor intern maupun ekstern. Terutama faktor ekstern melalui indra dan kecepatan belajar peserta didik. Untuk itu pelaksanaan pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kepekaan indra peserta didik. Jadi , proses pembelajaran yang tepat adalah menggunakan multimedia dan multi metode yang sesuai dengan tujuan dan keadaan individu peserta didik ( Suryosubroto, 2009). 4) Menggunakan prinsip peserta didik belajar aktif ( active learning). Belajar aktif ( active learning) memungkinkan para peserta didik memperoleh pengetahuan dan mengembangkan keterampilan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri. Cara belajar yang demikian memungkinkan peserta didik bertanya apabila mengalami kesulitan dalam mencari buku-buku atau sumber- sumber lain dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya (Kusyairy, 2014). 5) Menggunakan satuan pelajaran terkecil ( RPP). Satuan-satuan pelajaran dengan unit terkecil disusun secara sistematis, berurutan dari yang mudah ke yang sukar. Pembagian unit pelajaran menjadi yang kecil-kecil (cremental units) sangat diperlukan guna memperoleh umpan balik( feedback) secapat mungkin , sehingga perbaikan dapat segera dilakukan sedini mungkin dan untuk memberikan layanan terbaik. 6) Menggunakan sistem evaluasi yang kontinyu dan berdasar atas kriteria. Evaluasi secara kontinu berarti evaluasi dilaksanakan terus menerus yaitu pada awal, selama dan pada akhir proses belajar mengajar. Evaluasi ini dilakukan agar pendidik memperoleh umpan balik dengan segera, sering dan sistematis. Sedang evaluasi berdasar atas kriteria berarti evaluasi berdasar keberhasilan belajar peserta didik.
Kelebihan Mastery Learning
Pembelajaran tuntas lebih efektif daripada pembelajaran yang tidak menganut paham pembelajaran tuntas. Keunggulan pembelajaran tuntas termasuk juga pencapaian siswa dan retensi (daya tahan konsep yang dipelajari) lebih tahan lama. Efisiensi belajar siswa secara keseluruhan lebih tinggi pada pembelajaran tuntas . siswa yang tergolong lambat dalam menguasai standar kompetensi secara tuntas dapat belajar hamper sama dengan siswa yang mempunyai kemampuan lebih tinggi. Sikap yang ditimbulkan akibat siswa yang mengikuti pembelajaran tuntas positif. Adanya sikap positif dan rasa keingintahuan yang besar terhadap suatu materi subjek yang dipelajarinya. Sikap psitif lainnya misalnya adanya rasa percaya diri, kemauan belajar secara kooperatif satu dengan yang lainnya, dan sikap positif terhadap pembelajaran dengan memberikan perhatian yang besar. Strategi belajar tuntas memungkinkan siswa dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri. Strategi belajar tuntas mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individual
Kekurangan Mastery Learning
Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan teknik lama, sulit beradaptasi.
Memerlukan berbagai fasilitas dan dana yang cukup besar, sehingga kebanyakan sekolah tidak mampu memenuhinya karena keterbatasan dana dan kemampuan. Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar yang ditetapkan. Diberlakukan system ujian UAS dan UAN yang menuntut penyelenggaraan program bidang studi pada waktu yang telah ditetapkan dan usaha persiapan siswa untuk menempuh ujian. Strategi ini sangat menyita waktu guru sebab guru harus selalu mengecek penyusunan program belajar baik satuan pelajaran maupun program caturwulan.