Anda di halaman 1dari 6

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

DISUSUN OLEH:
FAHILLA RIZKI MESFER
202183167

DOSEN PENGAMPUH:
DR. dr. Bertha Jean Que, Sp.S, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
Saya bersumpah demi Apollo bahwa:

 saya akan memenuhi sesuai dengan kemampuan saya dan penilaian saya guna memenuhi
sumpah dan perjanjian ini.
 Memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu (kedokteran) ini kepada saya seperti orang tua
saya sendiri dan menjalankan hidup ini bermitra dengannya, dan apabila ia membutuhkan
uang, saya akan memberikan, dan menganggap keturunannya seperti saudara saya sendiri dan
akan mengajarkan kepada mereka ilmu ini bila mereka berkehendak, tanpa biaya atau
perjanjian, memberikan persepsi dan instruksi saya dalam pembelajaran kepada anak saya dan
anak guru saya, dan murid-murid yang sudah membuat perjanjian dan mengucapkan sumpah
ini sesuai dengan hukum kedokteran, dan tidak kepada orang lain.
 Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang sakit sesuai kemampuan dan
penilaian saya, tetapi tidak akan pernah untuk mencelakai atau berbuat salah dengan sengaja.
Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila diminta dan juga tak akan saya
sarankan hal seperti itu.
 Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk menggugurkan kandungannya, dan saya
akan memegang teguh kemurnian dan kesucian hidup saya maupun ilmu saya. Saya tak akan
menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dr batu pada penderita(untuk percobaan), akan
tetapi saya akan menyerahkan kepada ahlinya.
 Ke dalam rumah siapa pun yang saya masuki, saya akan masuk untuk menolong yang sakit
dan saya tidak akan berbuat suatu kesalahan dengan sengaja dan merugikannya, terutama
menyalahgunakan tubuh laki-laki atau perempuan, hamba atau bebas.
 Dan apa pun yang saya lihat dan dengar dalam proses profesi saya, ataupun di luar profesi
saya dalam hubungan saya dengan masyarakat, apabila tidak diperkenankan untuk
dipublikasikan, maka saya tak akan membuka rahasia, dan akan menjaganya seperti rahasia
yang suci.
 Apabila saya menjalankan sumpah ini, dan tidak melanggarnya, semoga saya bertambah
reputasi di masyarakat untuk hidup dan ilmu saya, akan tetapi bila saya melanggarnya,
semoga yang berlawanan yang terjadi.
PEMBAHASAN
I. STANDAR KOMPETENSI DOKTER
1. Mengenali dan menjelaskan.
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lususan
dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Contoh Penyakit :
- Amyotrophic lateral sclerosis (ALS)
- Sklerosis multipel
- Polimiositis
- Perdarahan Vitreous
- Korioretinitis
 Keterampilan klinis
- Kompetensi inti:
Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan menerapkan
prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan keselamatan orang lain.
- Lulusan Dokter Mampu
1. Melakukan prosedur diagnosis:
a. Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dan khusus sesuai dengan masalah pasien
b. Melakukan menginterpretasi pemeriksaan penunjang dasar dan mengusulkan pemeriksaan
penunjang lainnya yang rasional
2. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistic dan komprehensif
a. Melakukan edukasi dan konseling
b. Melaksanakan promosi kesehatan

2. Mendiagnosis dan merujuk


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah rujukan.
Contoh penyakit:
- Ablasio retina
- Skotoma
- Edema papil
- Neuritis optik
- Labirintitis
Mendiagnosis melakukan penatalaksanaan awal dan merujuk.
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan yang bukan gawat darurat, lulusan dokter mampu menetukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
Contoh penyakit:
- Mastoiditis
- Presbiakusis
- Rhinitis kronik
- Sinusitis kronik
- Sinusitis

3B. Gawat darurat


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan teraapi pendahuluan pada keadaan
gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien.
Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat nagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan
Contoh penyakit:
- Difteria (THT)
- Trauma aurikular
- Pneumonia aspirasi
- Edema paru
- Haematothorax

3. Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit
tersebut secara mandiri tuntas.

4A. kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter:


Contoh penyakit:
- pneumonia
- Asma bronkial
- Influenza
- Pertusis
- Epistaksis
4B. Profesiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai intersip dan/atau Pendidikan Kedokteran
berkelanjutan (PKB)
II. Kasus Malpraktek
- Bayi 6 Bulan kehilangan satu bola matanya akibat operasi di salah satu Rumah
Sakit.

Anak pertama pasangan suami isteri Nharushidup tanpa satu bola mata yaitu mata sebelah
kanan. Balita berjenis kelamin laki-laki malang ini kehilangan indera penglihatannya setelah
sebelumnya menjalani operasi disalah satu Rumah Sakit diSumenep.Karena keluarga merasa
putus asa dengan penanganan rumah sakit,ayah korban membawa pulang anaknya sejak satu
bulan yang lalu. Ayah korban mengaku lelah memperjuangkan nasib anaknya di Sumenep,
namun sampai saat ini ia belum mendapatkan keadilan. “Saya hanya bisa menunggu hasil dari
penanganan kasus ini oleh pengacara saya, yang berjanji memberikan bantuan hukum secara
gratis,” ungkap ayah korban. Masih kata ayah korban, melalui pesan singkat dari pengacaranya
dijelaskan bahwa kasus tersebut sudah dilaporkan kepada Dewan Kehormatan Kedokteran. Sebab
hingga saat ini pihak keluarga meyakini jika lepasnya bola mata kiri anaknya saat dirawat di
rumah sakit di Sumenep akibat dugaan malpraktek medis. Ayah korban menjelaskan, peristiwa
memilukan yang menimpa buah hatinya bermula dari kedatangannya bersama sang istri ke salah
satu rumah sakit di Sumenep pada 12 Oktober 2009 lalu. Saat itu istrinya hendak melahirkan.
Setelah ditangani secara medis, bayi lahir secara normal. Namun, karena berat badan bayi di
bawah normal, sehingga harus dirawat dalam inkubator. Sedangkan, ibunya diperbolehkan
pulang. Bayi ditunggui secara bergantian oleh keluarganya, karena ayah korban berprofesi
sebagai buruh angkut maka harus bekerja mencari uang untuk biaya perawatan anaknya. Pada
tanggal 22 Oktober, atau tepatnya hari ke-9 setelah kelahirannya, bayi ditunggui oleh neneknya.
Petaka itu pun datang, saat nenek korban harus beli obat ke apotek rumah sakit, bayi dijaga oleh
tetangganya. “Saat itu tiba-tiba datang salah seorang perawat menyodorkan surat pernyataan
kepada tetangga saya bahwa mata bayi saya harus dioperasi karena terkena penyakit yang
berbahaya, kalau tidak akan menjalar ke otak. Tetangga saya pun membubuhi tanda tangannya
dan bayi saya akhirnya dioperasi,” demikian kata ayah korban. Keesokan harinya, pada tanggal
23 Oktober 2009, ayah korban mendapat surat dari rumah sakit, dia diminta datang. “Tiba-tiba
saya diberi bola mata anak saya dan disuruh menguburkan karena mengandung penyakit yang
berbahaya. Tentu saja saya shock, karena saat lahir mata anak saya normal,” masih cerita ayah
korban. Apalagi, isteri saya seakan tak percaya bahwa bola mata bayinya telah dikeluarkan dari
kelopaknya. Karena tidak terima, kemudian keluarga mendatangi rumah sakit, untuk menuntut
agar mengembalikan bola mata bayinya. Namun, orang tua korban malah mendapat bentak-
bentakan dari petugas medis Tepat pada tanggal 12 November 2009, keluarga memutuskan untuk
lapor ke polisi. Namun, meski sempat diproses, namun akhirnya kasus itu dihentikan oleh pihak
kepolisian karena tidak ditemukanalat bukti baru dugaan malpraktek

Anda mungkin juga menyukai