Anda di halaman 1dari 2

OFTALMOPLEGIA INTERNUKLEAR

 Oftalmoplegia internuklear adalah gangguan pergerakan okular yang ditandai dengan


ketidakmampuan untuk melakukan tatapan lateral konjugasi dan oftalmoplegia karena
kerusakan interneuron antara dua inti saraf kranial VI dan III
Penyebab :
 multiple sclerosis
 stroke
 infeksi
 trauma
 neoplasma dan inflamasi
Gejala:
 penglihatan kabur
 diplopia (penglihatan ganda)
 pusing pada pandangan lateral
TETANUS
 Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani ditandai dengan kekakuan otot dan spasme yang periodik dan
berat
 Clostridium tetani adalah bakteri Gram positif anaerob yang ditemukan di tanah dan
kotoran binatang. C. tetani berbentuk batang seperti stik drum dan memproduksi spora
 Jika bakteri ini menginfeksi luka  bakteri ini akan memasuki tubuh, lalu
mengeluarkan toksin “tetanospasmin/neurotoksin”
 Cara masuknya bakteri yaitu melalui luka yang terkontaminasi antara lain luka tusuk
oleh besi/paku, luka bakar, luka lecet, otitis media, infeksi gigi, dan tali pusat

Diagnosis Tetanus
Gejala :
- Masa inkubasi 5-14 hari
- Sulit membuka mulut (trismus) karena spasme otot masetter.
- Badan kaku dan melengkung seperti busur (opistotonus, nuchal rigidity )  pada
anak dapat terjadi fraktur collumna vertebralis
- Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas,
sudut mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat
- Kejang

Derajat keparahan berdasarkan pada sistem pembagian oleh Ablett :


• Derajat I (ringan): trismus ringan sampai sedang, spastisitas generalisata,tanpa
gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit atau tanpa disfagia.
• Derajat II (sedang): trismus sedang, rigiditas jelas, spasme singkat ringan sampai
sedang, gangguan pernafasan sedang dengan frekuensi nafas > 30 x/menit, disfagia
ringan.
• Derajat III (berat): trismus berat, spastisitas generalisata, spasme refleks
berkepanjangan, frekuensi nafas > 40 kali/ menit, serangan apnea, disfagia berat dan
takikardia (nadi > 120 x/menit).
• Derajat IV (sangat berat): derajat tiga dengan gangguan otonomik berat melibatkan
sistem kardiovaskuler. Hipertensi berat dan takikardia terjadi berselingan dengan
hipotensi dan bradikardia, salah satunya dapat menetap.
 Bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni :
1. Localited tetanus (tetanus lokal)
 Bentuk tetanus ini berupa nyeri, kekakuan otot pada bagian proksimal dari
tempat luka.
2. Cephalic tetanus
 Dapat terjadi bila luka mengenai daerah mata, kulit kepala, muka dan telinga
 Gejala berupa disfungsi saraf kranial antara lain N. III, IV, VII, IX, X, XI
 Cephalic Tetanus dapat berkembang menjadi tetanus umum
3. Generalized tetanus (tetanus umum)
 Dimulai dengan trismus dan risus sardonikus, lalu terjadi spasme umum dan
opistotonus
4. Tetanus neonatal
 Tetanus neonatal, bisa terjadi karena proses melahirkan yang tidak bersih
 Ditandai dengan kelemahan dan ketidakmampuan menyusu, kadang disertai
opistotonus

Terapi Tetanus
• Umum:
 penderita ditempatkan pada area yang sedikit/minimal dari berbagai stimulus,
 gangguan obstruksi jalan nafas harus ditangani,
 pemantauan kardiopulmoner,
 luka segera dieksplorasi dan dilakukan debridemen.

1.Netralisasi toksin: TIG (tetanus immune globulin), dosis 3000-10000 unit intramuskuler,
dibagi tiga dosis yang sama dan diinjeksikan di tiga tempat berbeda

2.Bila TIG tidak tersedia maka diberikan ATS dengan dosis 100.000-200.000 unit :
 hari pertama 50.000 unit intramuskuler dan 50.000 unit intravena.
 Hari kedua 60.000 unit intramuskuler dan
 hari ketiga 40.000 unit intramuskuler
Kalau terapi dr.Tobroni,Sp.B(alm) Inj.ATS 7 Amp IM di Igd

3.Untuk mengatasi spasme otot dan rigiditas, diazepam masih efektif, dosis 0,1-0,3
mg/kgBB/kali dengan interval 2-4 jam sesuai gejala klinis

4.Mengobati sumber infeksi: - Metronidazole diberikan secara intravena dengan dosis inisial
15 mg/kgBB dilanjutkan dosis 30 mg/kgBB/hari setiap 6 jam selama 7-10.
Selebihnya Simtomatis.

Terapi Tetanus Neonatorum


 Pasang infus, beri cairan rumatan. Berikan diazepam 10 mg/kgBB/hari IV dalam 24
jam atau bolus IV setiap 3 jam (0.5 mL per kali pemberian), maksimum 40
mg/kgBB/hari.
 beri human tetanus immunoglobulin 500 IU secara intramuskular (IM) atau tetanus
antitoksin 5000 IU secara IM
 Metronidazol IV selama 10 hari
 Selebihnya Simtomatis

Anda mungkin juga menyukai