ABSTRAK
Peranan sistem informasi untuk akuntansi sangat besar, karena merubah dari pencatatan yang
manual ke pencatatan yang terkomputerisasi sehingga kebutuhan akan perancangan database
yang baik sangat dibutuhkan. Basis data yang memenuhi aturan normalisasi diperlukan untuk
menunjang Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terkomputerisasi. Alat yang biasa digunakan
untuk merancang database adalah Entity Relationship Model (Model E-R). Namun aturan
penggambaran diagram tidak begitu jelas, sehingga mempersulit perancang data untuk
membentuk database yang memenuhi aturan normalisasi. Model REA merupakan
pengembangan dari Model E-R. Model REA pertama kali dikonseptualisasikan sebagai
kerangka kerja untuk membangun sistem akuntansi dalam lingkungan data bersama baik di
dalam perusahaan dan antara perusahaan. Fitur inti model REA adalah pola objek yang terdiri
dari dua cermin gambar yang mewakili semantik komponen input dan output dari suatu proses
bisnis (give-to-get), sehingga mempermudah pembentukan model data.
Kata Kunci: REA, Sistem Informasi Akuntansi
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan informasi pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan,
salah satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi yang didapatkan untuk
kegiatan bisnis adalah sebagai dasar dari pengambilan keputusan. Dengan adanya
sistem informasi, penyajian informasi yang sangat dibutuhkan tersebut bisa dengan
cepat didapat / tepat waktu, akurat, dan relevan.
Peranan sistem informasi untuk akuntansi sangat besar, karena merubah dari
pencatatan yang manual ke pencatatan yang terkomputerisasi. Pada organisasi kecil
yang hanya mengolah data keuangan saja, SIA (sistem informasi akuntansi) hampir
mewakili semua SIM (sistem informasi manajemen). Pada organisasi besar, SIA
merupakan subsistem dari SIM dan merupakan subsistem yang terbesar dari SIM.
Menurut Luki Syaifulloh (2011) dalam penelitiannya yang mengenai
Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Motor Pada PT. Bintang Citra
Motor Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan Microsoft SQL
Server 2000 Berbasis Client Server menyebutkan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah subsistem-subsistem yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
menyediakan informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam proses
pengambilan keputusan di bidang keuangan.
Para pengembang sistem yang telah berpengalaman dalam menggunakan
metodologi pengembangan sistem mengakui keunggulan dari metodologi berorientasi
objek termasuk di dalamnya proses dalam melakukan analisis dan perancangan sistem
informasi, yaitu pemodelan menjadi lebih mudah dan lebih efisien karena dapat
dipergunakan kembali (reusability), dan dapat mengintegrasikan berbagai aplikasi dari
berbagai sumber (interoperability).
Walaupun metode ini masih terhitung baru, tetapi dalam perkembangannya
metode ini telah banyak digunakan untuk kepentingan pembuatan program berbasis
objek. Melihat telah meluasnya program-program aplikasi maupun bahasa
pemrograman yang berbasis objek dan pendekatan pengembangan sistem mempunyai
hubungan yang erat dengan implementasi sistem yang diwujudkan di dalam bentuk
pemrograman, sehingga dipandang perlu untuk memperkenalkan dasar dalam sistem
informasi akuntansi terutama untuk pengelolaan database perusahaan.
Menurut Grace T. Pontoh di artikelnya (2012) yang berjudul Peran Akuntan
Dalam Sistem Informasi Akuntansi menyebutkan bahwa perancangan sistem merupakan
upaya kolaborasi antara akuntan dengan profesional/spesialis sistem. Akuntan
bertanggung jawab untuk sistem konseptualnya sedangkan profesional/spesialis sistem
bertanggung jawab untuk sistem fisiknya. Sebagai contoh: manajer departemen kredit
akan membutuhkan informasi mengenai kredit para pelanggan untuk mendukung
keputusan yang akan dibuatnya. Akuntan menentukan hakikat informasi yang
diperlukan, sumber-sumbernya, tujuannya, dan peraturan akuntansi yang perlu
diterapkan. Profesional/spesialis sistem menentukan teknologi yang paling ekonomis
dan efektif untuk mendapatkan, memproses dan menghasilkan informasi tersebut.
Saat ini banyak usaha yang sudah menggunakan sistem informasi akuntansi yang
menggunakan pengolahan database usaha, salah satunya adalah Bengkel Resmi Eddy
Motor. Bengkel yang bernaung di bawah Yamaha Motor serta bergerak di bidang
penjualan jasa servis dan sparepart motor sudah menerapkan pendekatan yang umum
digunakan dalam pengembangan sistem sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang yaitu
pendekatan yang menekankan pada pengembangan terstruktur dengan menggunakan
alat-alat pembuatan model proses seperti diagram alir (Flowchart), dan diagram arus
data (Data Flow Diagram) yang kemudian berkembang dan bergeser menjadi
pendekatan model data menggunakan diagram hubungan entitas (Entity Relationship
Diagram) dan dilengkapi dengan pembuatan kamus data (Data Dictionary). Namun
dalam penerapannya, Bengkel Resmi Eddy Motor masih menggunakan cara
pengarsipan secara fisik sehingga terkadang mereka menemui masalah seperti rusak
dokumen arsip yang mereka simpan seperti rusaknya dokumen, hilangnya dokumen,
dan lain-lain.
Pendekatan yang umum digunakan dalam pengembangan sistem sejak tahun
1950-an sampai dengan 1970-an adalah pendekatan yang menekankan pada
pengembangan terstruktur dengan menggunakan alat-alat pembuatan model proses
seperti diagram alir (Flowchart), dan diagram arus data (Data Flow Diagram) yang
kemudian berkembang pada tahun 1980-an bergeser menjadi pendekatan model data
menggunakan Diagram hubungan entitas (Entity Relationship Diagram) dan dilengkapi
dengan pembuatan kamus data (Data Dictionary). Namun sejak tahun 1990-an
kecenderungan telah berubah pengembangan sistem melakukan kombinasi antara model
proses dan data menjadi model objek (object oriented). Dapat dikatakan bahwa
metodologi pendekatan objek merupakan hasil evolusi dari banyak metodologi
sebelumnya, seperti metodologi prosedural, sekuensial, konkurensi maupun modular.
Penggunaan model untuk merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai dasar,
yaitu: model Entity Relationship Diagrams, Data Flow Diagrams (DFD), flowchart, dll.
Dimana di masing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dari berbagai
model tersebut tidak satupun yang bisa menangkap data yang bersifat non keuangan.
Pada tahun 1982, McCarthy mengembangkan model REA (Resources Events
Agents) yang digunakan untuk merancang sistem informasi akuntansi. Dimana model
ini dapat menangkap infomasi keuangan, non keuangan, dan relasi antara proses bisnis.
Model REA membantu perusahaan mendesain database yang mendukung manajemen
kegiatan rantai nilai organisasi. Oleh sebab itu, sebagian besar kegiatan dalam model
data REA termasuk dalam satu dari dua kategori, yaitu pertukaran ekonomi atau
komitmen.
Pertukaran ekonomi merupakan kegiatan rantai nilai yang secara langsung
mempengaruhi jumlah sumber daya. Sebagai contoh, kegiatan penjualan perusahaan
akan menurunkan jumlah persediaan, dan kegiatan penerimaan kas akan meningkatkan
jumlah kas. Komitmen mewakili janji untuk melakukan pertukaran ekonomi di masa
mendatang. Sebagai contoh, pesanan customer adalah komitmen yang mengarah pada
penjualan di masa mendatang. Sering kali komitmen semacam ini merupakan awal yang
dibutuhkan untuk adanya pertukaran ekonomi selanjutnya. Manajemen juga perlu
melacak komitmen untuk tujuan perencanaan. Sebagai contoh perusahaan jasa sering
kali menggunakan informasi dari pesanan pelanggan untuk merencanakan kegiatan
perusahaannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2006) “Sistem Informasi
Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.”
Definisi penjualan tunai menurut Soemarso (2004:160) dalam bukunya Akuntansi
Suatu Pengantar adalah: “penjualan barang secara tunai dicatat sebagai debit pada akun
kas dan kredit pada akun penjualan. Dalam praktik, biasanya penjualan secara tunai ini
dicatat dalam buku penerimaan kas.”
Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi penjualan tunai adalah sebuah sistem yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan dan memproses transaksi dari keseluruhan kegiatan usaha yang
terdiri dari penjualan barang atau jasa secara tunai agar dapat mencapai tujuan
organisasi.
Model Resource Event dan Agent
Model Resource Event dan Agent (REA) adalah suatu alat pemodelan konseptual
yang khusus dirancang untuk melengkapi struktur dalam perancangan database SIA.
Dalam model REA ditentukan: entity apa yang harus disertakan dalam database SIA
dan bagaimana susunan relationship antara entity dalam database SIA.
Tipe entity dalam model REA dibedakan dalam tiga kategori, yaitu: Resources,
Events, dan Agents. Resources didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai
ekonomis bagi organisasi tersebut. Contoh resources adalah kas, inventaris, peralatan,
persediaan, gudang, pabrik, dan tanah. Events menunjukkan aktivitas-aktivitas bisnis,
dimana manajemen ingin mengumpulkan informasi untuk tujuan perencanaan atau
pengawasan.
Sebagai contoh, aktivitas penjualan akan mengurangi persediaan dan aktivitas
penerimaan kas akan menambah jumlah kas. SIA harus dirancang untuk memperoleh
dan menyimpan informasi aktivitas tersebut. Sedangkan agents adalah orang dan
organisai yang berpartisipasi dalam aktivitas dan kepada siapa informasi diserahkan
untuk tujuan perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasiaan. Contoh agents adalah
pegawai, pelanggan, dan pemasok.
Jasa Mencatat
Permintaan Pelanggan
Pelaku
Mengarah
SPAREPART
pada SERVICE ADVISOR Pelaku Pelaku
JASA SPAREPART MOTOR COUNTER
Persediaan
Melakukan Penjualan Tunai
Pelaku
Pelaku
MELAKUKAN PENJUALAN TUNAI SPAREPART MOTOR
Penjualan Tunai
Menerima Pembayaran
Pelaku Pelaku
Arus Barang/Stok
KAS
MENERIMA PEMBAYARAN
1:N 1:1
Jasa Mencatat
Permintaan Pelanggan
1:1
0:1 Pelaku
0:N
0:1
MENCATAT PERMINTAAN PELANGGAN
Persediaan
Pelaku
Mencatat Permintaan
1:N
1:N 1:N
1:N 0:N
Mengarah
SPAREPART
pada SERVICE ADVISOR Pelaku Pelaku
JASA SPAREPART MOTOR COUNTER
1:N 0:N
1:N 1:N
1:N
Persediaan
Melakukan Penjualan Tunai
0:1
Pelaku
0:N 0:1
Pelaku
MELAKUKAN PENJUALAN TUNAI SPAREPART MOTOR 1:1 1:1
Penjualan Tunai
Menerima Pembayaran
Pelaku Pelaku
1:N
1:N
MENERIMA PEMBAYARAN
Setelah dibuat model REA, maka dibuatlah database relational dengan cara
membuat tabel sesuai dengan jumlah entity dalam model REA dan relationship N:M.
Setelah keenam belas tabel tersebut dibuat, maka saatnya membuat atribut dari tabel
tersebut yang mewakili tabel tersebut dan atribut tabel (primary key) harus memiliki
nilai yang unik (contoh: tabel sparepart motor, primary key-nya adalah kode nomor
sparepart).
Setelah pembuatan atribut, selanjutnya adalah mengimplementasikan relationship
1:1 dan 1:N dengan memasukkan primary key suatu entity sebagai foreign key pada
entity lain, contoh pengimplementasian 1:N adalah tabel mencatat permintaan
pelanggan dengan tabel sparepart counter, primary key dari kasir yaitu No Pegawai
menjadi foreign key pada tabel mencatat permintaan pelanggan yang ditandai dengan
kata yang ditulis miring. contoh pengimplementasian 1:1 hampir sama dengan 1:N
yakni dengan cara membuat primary key pada suatu entity sebagai foreign key pada
entity lain.
Contoh dari pengimplementasian 1:1 adalah tabel mencatat permintaan pelanggan
dengan tabel kasir dimana primary key pada tabel kasir dijadikan foreign key pada tabel
mencatat permintaan pelanggan yang ditandai dengan kata yang ditulis miring pada
tabel tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil perancangan sistem informasi akuntansi penjualan tunai
menggunakan model REA pada Bengkel Resmi Eddy Motor, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Sistem informasi akuntansi penjualan tunai pada Bengkel Resmi Eddy Motor
masih manual dan belum terkomputerisasi.
2. Perancangan sistem informasi akuntansi penjualan tunai menggunakan model
REA pada Bengkel Resmi Eddy Motor berhasil dilakukan.
Dengan adanya sistem informasi maka dapat membantu pemilik dalam membuat
keputusan karena tepatnya informasi (akurat), relevan, dan tepat waktu. Untuk
penelitian berikutnya, dari database tersebut perlunya dirancang suatu aplikasi yang
dapat menunjang sistem informasi akuntansi penjualan tunai pada Bengkel Eddy Motor
berdasarkan perancangan database yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Dalcı, İlhan, dan Veyis Naci Tanış, “Benefits of Computerized Accounting Information
Systems on the JIT Production Systems”, Review of Social Economic and Business
Studies, Vol.2, hal 45-64.
Kurniadi, Rahmadhan. 2008, Pendekatan Model REA Dalam Perancangan Sistem
Informasi Berdasarkan Proses Bisnis Pabrik Tahu Sumedang Pa Dana Sebagai
Pemasok Kepada Carrefour, Skripsi Sarjana FE Universitas Gunadarma, Depok.
Pontoh, Grace T. Diakses pada tanggal 12 Mei 2012, Peran Akuntan Dalam Sistem
Informasi Akuntansi [Online], http://gracetpontoh.wordpress.com/perkuliahan/
McCarthy, William E. “The REA Modelling Approach to Teaching Accounting
Information System”, Issues in Accounting Education, Vol. 18, No. 4, hal 427-441.
Syaifulloh, Luki. 2011, Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Motor
pada PT. BINTANG CITRA MOTOR dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0
dan Microsoft SQL Server 2000 Berbasiskan Client Server, Tugas Akhir D-III
Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
Yuliana, Oviliani Yenty. “Pendekatan Model REA dalam Perancangan Database Sistem
Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 3, No. 1,
Mei 2001, Universitas Kristen Petra, hal. 67-88.