LANDASAN TEORI
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.
Keadaan normal adalah badan dalam kesehatan yang baik dan
keseimbangan antara konsumsi serta kebutuhan zat gizi yang terjamin,
berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam
keadaan yang abnormal, terhadap dua kemungkinan perkembangan barat
badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari kedaan normal.
Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang
memungkinkan untuk intervensi gizi yang preventif, guna mengatasi
kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang berlebih.
Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan
yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni,
2012).
Pengukuran tinggi badan yang efektif yaitu dengan cara pilihlah bidang
vertikal yang datar misalkan tembok sebagai tempat untuk meletakkan, kemudian
pasang microtois pada bidang sampai lurus di depan muka, lalu luruskan tinggi
badan dengan penggaris yang diletakkan di atas kepala kepada microtoise.
Manfaat dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan adalah untuk
mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) yang
digunakan untuk menilai kandungan gizi pada tubuh seseorang itu, apakah sudah
ideal (BMI < 18-25), kurang gizi / underweight (BMI < 18), berlebih / overweight
(BMI 25-30), atau obesitas (BMI > 30). Dengan cara pengitungan dosis sebagai
berikut: