Anda di halaman 1dari 2

II.

LANDASAN TEORI
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.
Keadaan normal adalah badan dalam kesehatan yang baik dan
keseimbangan antara konsumsi serta kebutuhan zat gizi yang terjamin,
berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam
keadaan yang abnormal, terhadap dua kemungkinan perkembangan barat
badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari kedaan normal.
Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang
memungkinkan untuk intervensi gizi yang preventif, guna mengatasi
kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang berlebih.
Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan
yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni,
2012).

Tinggi Badan Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang


dapat melihat keadaan status gizi sekaran dan keadaan yang telah lalu.
Pertumbuhan tinggi/panjang badan tidak seperti berat badan, relatif kurang
sensitif pada masalah kekurangan gizi pada waktu singkat (Anggraeni,
2012). Tinggi badan merupakan salah satu bagian dari komposisi tubuh
yang dimiliki oleh seseorang (Adiatmika IPG dan Santika IGPNA, 2016)

Indeks Massa Tubuh (IMP) merupakan pengukuran yang


membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang. Formula IMT
digunakan di seluruh dunia sebagai alat diagnosa untuk mengetahui berat
badan yang underweight, normal, overweight dan obesitas. Mengukur
lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai penggantinya
dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu
untuk melakukan perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan
kuadrat tinggi badan (dalam meter).
IX. KESIMPULAN

Cara menimbang berat badan yang benar yaitu dengan meminimaliskan


barang-barang menempel pada badan contohnya seperti jam, sepatu, jaket, dan
barang-barang lainnya yang memungkinkan barang tersebut dapat menambah
berat badan. Tujuan dilakukan peminimalisan barang yang menempel pada badan
yaitu agar penimbangan berat badan mendapatkan hasil yang murni. Pengukuran
berat badan dapat menggunakan alat ukur timbangan, Langkah pertama yaitu
menyiapkan alat ukur timbangan, kemudian melepas barang-barang yang kiranya
berbobot yang menempel pada badan, setelah itu pengukuran berat badan.

Pengukuran tinggi badan yang efektif yaitu dengan cara pilihlah bidang
vertikal yang datar misalkan tembok sebagai tempat untuk meletakkan, kemudian
pasang microtois pada bidang sampai lurus di depan muka, lalu luruskan tinggi
badan dengan penggaris yang diletakkan di atas kepala kepada microtoise.

Manfaat dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan adalah untuk
mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) yang
digunakan untuk menilai kandungan gizi pada tubuh seseorang itu, apakah sudah
ideal (BMI < 18-25), kurang gizi / underweight (BMI < 18), berlebih / overweight
(BMI 25-30), atau obesitas (BMI > 30). Dengan cara pengitungan dosis sebagai
berikut:

a. Anak < 12 tahun


D osis anak=dosis dewasa× umur ( th ) ÷ umur+12
b. Dewasa 70 Kg
Dosis anak=dosis dewasa × BB ( Kg ) ÷ 70
c. LPT dewasa 1,73
Dosis anak=dosis dewasa ×luas permukaantubuh ( m2 ) ÷ 1,73

Anda mungkin juga menyukai