Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TERBUKA
Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan 15418
Telepon: 021-7490941 (Hunting)
Faksimile: 021-7490147 (Bagian Umum), 021 – 7434290 (Sekertaris Rektor)
Laman: www.ut.ac.id

TUGAS.1
Kode/Mata Kuliah : EKSI4203/Teori Portofolio dan Analisis Investasi
Pengembang : Donny Iskandarsyah, S.E., M.Acc., Ak., CA

1. Mengapa individu atau lembaga perlu melakukan investasi? (Skor 20 poin)

2. Dalam melakukan suatu investasi, investor dihadapkan dengan sebuah risiko sesuai dengan jenis
instrumen investasi yang dipilih. Risiko dapat diukur untuk dapat memberikan gambaran berapa
return yang diharapkan di masa depan. Apa yang harus dilakukan seorang investor dalam
menghadapi risiko nonsistematis? Jelaskan! (Skor 20 poin)

Sertakan contohnya sebagai gambaran! (Skor 10 poin)

3. Sebutkan asumsi yang berlaku pada Teori Harga Arbitrasi (Arbitrage Pricing Theory) yang
memengaruhi tingkat pengembalian! (Skor 20 Poin)

4. Sebuah saham memiliki nilai beta 1,5 dengan tingkat pembelian bebas risiko sebesar 8,5% dan
tingkat pengembalian pasar sebesar 15%. Hitunglah:
a) Berapa tingkat pengembalian yang diharapkan? (Skor 10 poin)
b) Jika beta bernilai 0,95, berapa tingkat pengembaliannya? (Skor 10 poin)
c) Jika tingkat pengembaliannya 12 %, berapa nilai betanya? (Skor 10 poin)
JAWABAN TUGAS I
MATA KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI (EKSI4203)

Nama : PRASETYA ARIF


NIM : 031207141

1. Mengapa individu/lembaga perlu melakukan investasi.


Seseorang atau lembaga melakukan investasi untuk melakukan proteksi atas aset dari kenaikan
harga-harga atau inflasi. Myers (1977) menyatakan bahwa investasi adalah konsumsi yang ditunda
dengan harapan konsumsi lebih besar di masa yang akan datang. Ada tiga alasan utama mengapa atau
untuk apa seseorang atau lembaga melakukan investasi, yaitu:
1) melakukan proteksi atas aset dari kenaikan harga-harga atau inflasi;
2) adanya kenaikan konsumsi di masa yang akan datang; dan
3) adanya ketidakpastian pembayaran di masa yang akan datang.

Mengapa kita perlu berinvestasi?


1. Inflasi
Kita perlu berinvestasi karena adanya inflasi atau penurunan nilai mata uang. Selama ada kenaikan
harga nilai mata uang akan terus merosot. Bahkan orang kaya sekalipun wajib berinvestasi untuk
melindungi asetnya dari inflasi. Nah agar nilai mata uang kita tidak tergerus inflasi maka
berinvestasilah.

2. Keuntungan yang besar dan kebebasan finansial


Setiap orang pasti ingin kaya atau menginginkan hasil yang besar. Mungkin cara yang akan ditempuh
adalah dengan berinvestasi. Banyak jenis investasi yang menawarkan keuntungan yang menarik.
Akan tetapi sebelum kita berinvestasi sebaiknya kita perlu mengetahui tujuan dan profil risiko kita
karena keduanya juga berpengaruh pada hasil investasi.

Dan juga kita harus waspada dengan investasi bodong yang menawarkan return yang sangat tinggi.
Anda bisa mendapatkan hasil investasi yang besar apabila anda mulai berinvestasi sejak muda. Jika
kita berinvestasi sejak usia muda bila kita gagal berinvestasi kita masih punya waktu banyak untuk
memulainya lagi.

3. Untuk masa depan


Pendidikan adalah salah satu kebutuhan masa depan yang harus direncanakan dengan matang. Biaya
pendidikan setiap tahun mengalami kenaikan sampai 20% per tahun,terutama biaya masuk perguruan
tinggi semakin lama semakin mahal. Jadi cara bijaksana untuk memenuhi biaya pendidikan adalah
berinvestasi dengan instrument yang tepat.

2. Risiko Non-Sistematis.
Risiko non sistematis sering disebut dengan istilah risiko spesifik, risiko perusahaan atau un-
systematic risk. Risiko non sistematis pada umumnya dapat dikelola dengan menggunakan
portofolio. Contoh risiko non sistematis adalah: risiko likuiditas (liquidity risk), risiko kebangkrutan
(financial / credit risk) dan risiko tuntutan hukum (operational risk).
Risiko Likuiditas yaitu risiko yang dihadapi oleh investor dalam rangka dapat menjual kembali aset
investasi tersebut di pasar dalam rangka mendapatkan nilai tunai. Ukuran dari likuiditas dapat
diperhatikan dari selisih antara nilai beli dan jual dari obligasi tersebut.
Risiko Kebangkrutan adalah risiko yang dimiliki perusahaan ketika tidak mampu lagi melanjutkan
kegiatan operasionalnya karena kondisi keuangan yang dimiliki mengalami penurunan dan jumlah
kewajiban atau utang yang nilainya lebih besar dari jumlah aktivanya.
Risiko Tuntutan Hukum adalah risiko yang timbul karena ketidakmampuan manajemen perusahaan
dalam mengelola munculnya permasalahan hukum yang dapat menimbulkan kerugian atau
kebangkrutan bagi perusahaan. Risiko hukum antara lain dapat bersumber daripada operasional,
perjanjian dengan pihak ketiga, ketidakpastian hukum dan kelalaian penerapan hukum, hambatan
dalam proses litigasi untuk penyelesaian klaim, serta masalah yurisdiksi antar negara.

Contoh portofolio investasi dalam rangka meminimalisir risiko non-sistematis adalah reksadana.
Reksadana pada umumnya terdiri dari beberapa jenis saham, obligasi atau produk-produk keuangan
lainnya. Istilah kerennya adalah diversifikasi. Risiko non sistematis dapat dikelola dengan
menggunakan diversifikasi. Diversifikasi merupakan sebuah istilah yang sudah sangat dikenal oleh
para investor dan peribahasa yang paling cocok untuk menggambarkan diversifikasi adalah jangan
meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang. Artinya adalah adanya keragaman dalam investasi
yang dibuat oleh para investor. Pada dasarnya investor menciptakan sebuah portfolio yang beragam
demi menghindari kerugian.

3. Asumsi pada Teori Harga Arbitrasi


Teori Harga Arbitrasi diperkenalkan oleh Ross (1976) merupakan kritik atas teori harga aset (CAPM)
yang sangat terkenal itu. Teori harga aset menyatakan bahwa hanya ada satu variabel yang
mempengaruhi tingkat pengembalian saham yang dikenal dengan risiko pasar saham. Akan tetapi,
kenyataannya tidak dijelaskan oleh teori harga aset. Teori Harga Arbitrasi ini mempunyai asumsi
(Farrell, 1977) sebagai berikut.
1) investor mempunyia kepercayaan yang homogen;
2) investor adalah penghindari risiko yang memaksimumkan utilitas; dan
3) pasar adalah sempurna.

4. Diketahui:
Nilai beta saham (β) = 1.5
Tingkat pembelian bebas risiko (α) = 8.5%
Tingkat pengembalian pasar (Rm) = 15%
a) Tingkat pengembalian yang diharapkan (Rj).
Rj = α + β.Rm
Rj = 8.5% + (1.5 x 15%)
Rj = 31 %
b) Tingkat Pengembalian jika beta bernilai 0.95.
Rj = α + β.Rm
Rj = 8.5% + (0.95 x 15%)
Rj = 22.75 %

c) Nilai beta jika tingkat pengembaliannya 12%.


Rj = α + β.Rm
12% = 8.5% + (β.15%)
12% = 8.5% + 15%β
15%β = 12% - 8.5%
15%β = 3.5%
3.5 %
β =
15 %
β = 0.23
Daftar Pustaka

AAM, M. E., & Partners. (2019, Oktober 20). finance.detik.com. Diambil kembali dari Detik Finance:
https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-3838243/mengapa-kita-perlu-berinvestasi

Finansialku. (2019, Oktober 20). Finansialku.com. Diambil kembali dari Website Finansialku:
https://www.finansialku.com/risiko-sistematis-dan-risiko-non-sistematis/

Manurung, A. H. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Ed. 2). Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Noviyanto. (2019, Oktober 20). KoinWorks. Diambil kembali dari Website KoinWorks:
https://koinworks.com/blog/diversifikasi-strategi-investasi-yang-masih-direkomendasikan-para-
pakar/

Wikipedia. (2019, Oktober 20). id.wikipedia.org. Diambil kembali dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas:
https://id.wikipedia.org/wiki/Risiko_hukum

Anda mungkin juga menyukai