Anda di halaman 1dari 81

2014

Penguatan

Standar Terapi Rehabilitasi Sosial


Korban Penyalahgunaan NAPZA
di Lapas/Rutan

Oleh :

TIM PENYUSUN

Oleh :
SUB DIREKTORAT
PENYAKIT MENULAR DAN KETERGANTUNGAN
NARKOTIKA PSIKOTROPIKA DAN
ZAT ADIKTIF LAINNYA
(PMK NAPZA)

Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan


Narapidana dan Tahanan
Direktirat Jenderal Pemastarakatan
Kemenerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Tahun 2014
ii
DAFTAR ISI

Sambutan Direktur Jenderal Pemasyarakatan .................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................... 1
B. Dasar Hukum ........................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................. 2
D. Sasaran ................................................................................. 2
E. Pengertian-pengertian ............................................................ 2

BAB II SISTEM PELAYANAN


A. Metode Pelayanan .................................................................. 4
B. Bentuk Layanan .................................................................... 7
C. Mekanisme Pelaksanaan ......................................................... 9

BAB III SUMBER DAYA MANUSIA


A. Kualifikasi SDM .................................................................... 13
B. Pengetahuan Napza ................................................................ 13
C. Jejaring .................................................................................. 14
D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................................. 14

BAB IV SARANA DAN PRASARANA


A. Sarana dan Prasarana ................................................................. 16
B. Anggaran ................................................................................. 16
C. Estimasi Biaya Biaya Rehabilitasi ............................................... 16

BAB V JEJARING
A. Instansi Pemerintah................................................................ 17
B. Instansi Non Pemerintah ......................................................... 17

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI


A. Monitoring ............................................................................ 18
B. Evaluasi ............................................................................... 18

BAB VII STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


A. SOP Rehabilitasi Medik ......................................................... 19
B. SOP Rehabilitasi Sosial .............................................................. 19

BAB VIII PENUTUP ................................................................................... 20

GLOSARY ................................................................................................. 21

Lampiran I SOP Rehabilitasi Medik

Lampiran II SOP Rehabilitasi Sosial

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peredaran dan perdagangan gelap Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) yang sudah sedemikian meluas telah menimbulkan kerugian dari sisi
ekonomi, kemanusiaan, dan kesehatan. Penyalahgunaan NAPZA telah menjadi
permasalahan dunia, sehingga mayoritas anggota PBB telah menyepakati United
Nation Convention Againts the Illicit Traffic in Narcotics Drugs and Psychotropic
Subtances pada tahun 1988. Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut dengan
UU No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika, yang telah diperbaharui menjadi UU No 35 tahun 2009 tentang
Narkotika.
Telah terjadi peningkatan jumlah korban penyalahgunaan NAPZA, yang menimpa
terhadap semua kelompok umur – tua muda, besar kecil, dewasa remaja dan anak-
anak ---, status sosial, jenis kelamin dan sebagaianya.
Terhadap penanganan masalah korban penyalahgunaan NAPZA tidak hanya
melalui pendekatan dari aspek hukum pidana saja belaka, tetapi kecenderungan
terhadap korban penyalahguna NAPZA ke depan lebih mengutamakan pendekatan
pencegahan dan terapi rehabilitasi medik dan sosial, daripada memenjarakan.
Kemudian, meningkatnya angka kesakitan akibat korban penyalahgunaan NAPZA
di Lapas / Rutan memerlukan terapi Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial.
Untuk kepentingan tersebut diperlukan standar rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) korban penyalahgunaan Napza
di Lapas / Rutan

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
5. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
6. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1999 tentang Syarat
dan Tata Cara pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 Tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat
dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor
Pecandu Narkotika;
11. Peraturan Menteri Soaial RI Nomor 26 Tahun 2012, tentang Standar
Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza;
12. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH.01.PH.02.05 Tahun
2010 tentang Rencana Aksi Nasional Penangggulangan HIV/AIDS dan
Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya
pada Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Tahun 2010 – 2014;
13. Keputusan Menteri Kehakiman RI No M.02 – PK.04.10 tahun 1990 tentang
Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan;
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 432 Tahun 2007 Tentang Pedoman
manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit;
15. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 6 Tahun 2013
Tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara;
16. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 21 Tahun 2013
tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi
Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat;
17. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penempatan
Korban Penyalahgunaan dan Pecandu Narkotika ke dalam Lembaga
Regabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjadi acuan bagi petugas lapas/rutan dalam menyenggarakan pelaksanaan
rehabilitasi sosial terhadap wargabinaanpemasyarakatan korban penyalahgunaan
Napza.

2. Tujuan Khusus
a. menjadi acuan dalam melaksanakan rehabilitasi sosial bagi korban
Penyalahgunaan NAPZA;
b. memberikan perlindungan terhadap korban Penyalahgunaan NAPZA dari
kesalahan praktik;
c. memberikan arah dan pedoman kinerja bagi penyelenggara rehabilitasi
sosial korban Penyalahgunaan NAPZA; dan
d. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan penyelenggara
rehabilitasi sosial korban Penyalahgunaan NAPZA.

3. Sasaran
Standar rehabilitasi sosial korban Penyalahgunaan NAPZA ditujukan untuk :
a. Petugas Lapas/Rutan yang bertugas menyelengarakan rehabilitasi sosial
terhadap penyalahgunaan NAPZA di Lapas/Rutan.
b. Organisasi, yayasan, dan atau mitra yang berpartisipasi dan bekerjasana terhadap
pelaksanaan rehabilitasi sosial di Lapas/Rutan.

4. Pengertian-pengertian
1. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai acuan
dalam melakukan suatu program kegiatan.
2. Rehabilitasi Sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan masyarakat.
3. Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
adalah seseorang yang menggunakan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter.
4. Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya yang
selanjutnya disebut Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakaian NAPZA

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal2


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
dengan maksud bukan untuk pengobatan dan/atau penelitian serta digunakan
tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter.
5. Pencegahan penyalahgunaan NAPZA adalah upaya untuk mencegah semakin
meluasnya penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.
6. Standar Rehabilitasi Sosial adalah spesifikasi teknis yang dibakukan sebagai
acuan dalam melakukan proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan masyarakat
7. Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA, adalah lembaga
yang melaksanakan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA baik
milik pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
8. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat untuk melaksanakan
pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.
9. Rumah Tahanan Negara (Rutan) adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan
selama proses penyidikan, penuntutan dan pemriksaan di sidang Pengadilan.
10. Narapidana adalah Terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di
Lapas.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal3


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
BAB II

SISTEM LAYANAN

A. Metode Pelayanan
Terdapat beberapa metode rehabilitasi sosial ketergantungan NAPZA yang dapat
digunakan. Standar rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA di
Lapas/Rutan menggunakan metode sebagai berikut :

1. Therapeutic Community (TC)


Therapeutic Community (TC) adalah suatu metode rehabilitasi sosial yang
ditujukan kepada korban penyalahgunaan NAPZA, yang merupakan sebuah
“keluarga” terdiri atas orang-orang yang mempunyai masalah yang sama dan
memiliki tujuan yang sama, yaitu menolong diri sendiri dan sesama yang
dipimpin oleh seseorang dari mereka, sehingga terjadi perubahan tingkah laku
dari yang negatif ke arah tingkah laku yang positif. Teori yang mendasari
metode TC adalah pendekatan behavioral dimana berlaku sistem reward
(penghargaan/penguatan) dan punishment (hukuman) dalam mengubah suatu
perilaku. Selain itu digunakan juga pendekatan kelompok, dimana sebuah
kelompok dijadikan suatu media untuk mengubah suatu perilaku.

TC adalah sekelompok orang dengan masalah yang sama, yang berkumpul


untuk saling bantu dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Dengan kata
lain, man helping man to help himself, yaitu seseorang menolong orang lain
untuk menolong dirinya. Dalam program TC kesembuhan diciptakan melalui
perubahan persepsi/pandangan alam (the renewal of worldview) dan penemuan
diri (self discovery) yang mendorong pertumbuhan dan perubahan (growth and
change).

Pelaksanaan TC mencakup unsur-unsur sebagai berikut :


Menggunakan The Creed (Philosophy) sebagai filosofi yang dianut dalam
program
Melaksanakan Unwritten Philosophy sebagai nilai-nilai dasar yang tidak
tertulis, tetapi harus dipahami oleh seluruh residen.
Cardinal Rules menjadi peraturan utama yang harus dipahami dan ditaati
dalam program TC
Menjadikan Four Structure & Five Pillars sebagai struktur dan tonggak
dilaksanakannya program
Tool’s of The House sebagai alat-alat atau instrumen yang ada dalam TC yang
digunakan untuk membentuk perilaku
Terdapat Struktur (Hirarki) Fungsi Kerja dalam program
Memiliki tahapan program yang jelas yaitu induction, primary, re-entry,
aftercare atau minimal ada fase induction dan primary

2. Criminon
Criminon diartikan sebagai no crime, artinya terapi ini bertujuan untuk
membentuk seorang narapidana untuk tidak melakukan kembali kejahatan.
Filosofi dasar dari Criminon menyatakan, bahwa pada dasarnya seseorang

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal4


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
melakukan kejahatan adalah karena kurangnya rasa percaya diri. Ketiadaan
rasa percaya diri ini mengakibatkan seseorang tidak mampu untuk menghadapi
tantangan kehidupan serta tidak mampu menyesuaikan diri dengan sistem nilai
yang berlaku di masyarakat sehingga yang bersangkutan melakukan
pelanggaran hukum.

Secara filosofis, program Criminon ditujukan sebagai pembekalan bagi para


narapidana sebelum kembali kepada lingkungan sosial dimana dia berada
pada awalnya. Seperti diketahui bahwa penjara atau lembaga
pemasyarakatan sering dipahami oleh masyarakat umum sebagai tempat
regenerasi pelaku tindak kriminalitas yang secara tidak langsung terbentuk
sebagai akibat pola kehidupan dalam masyarakat yang penuh dengan
kemiskinan, ketidakacuhan terhadap sesama dan lingkungan sosial sekitar,
diskriminasi, rendahnya kesempatan kerja, serta maraknya penyalahgunaan
napza dan obat-obatan terlarang.

Dalam benak seorang narapidana yang selama ini hidup di penjara telah
tertanam sebuah pola pikir layaknya seorang kriminal yang terbiasa untuk
mengandalkan diri sendiri tanpa ada dukungan dari pihak lain (pola hidup
yang antisosial). Hal inilah yang dikhawatirkan manakala yang
bersangkutan bebas dan kembali hidup dalam masyarakat, ia akan dipaksa
untuk menghadapi berbagai masalah seperti sulitnya mendapatkan
pekerjaan yang halal dan mendapatkan hunian yang layak. Pada akhirnya,
bila hal ini dibiarkan berlangsung terus menerus, maka masyarakatpun
akan terpengaruh dengan pola pikir dan gaya hidup yang antisosial.
Disinilah program Criminon mengambil peranan dalam membentuk
karakter, sikap dan perilaku narapidana melalui pola pendekatan yang
diharapkan mampu mengubah pola orientasi narapidana menjadi lebih
prososial serta membentuk narapidana dengan mental serta kemampuan
berpikir yang terintegrasi dalam tindakan-tindakan nyata yang positif.

Melalui pola pendekatan program Criminon juga diharapkan seorang


narapidana dapat meraih kembali kehormatan dan harga dirinya sehingga
mampu memandang pilihan-pilihan dalam hidup melalui sebuah sudut
pandang atau perspektif yang baru dengan penuh kepercayaan diri.

Kurikulum yang terdapat dalam program Criminon terdiri dari empat modul
utama yaitu :
Kursus Komunikasi dimana didalamnya para partisipan diajarkan untuk
beriniteraksi aktif secara positif dalam lingkungan sosialnya, berkomunikasi
secara efektif melalui penggunaan volume, intonasi dan bahasa tubuh serta
kemampuan untuk memberi respon yang secukupnya dalam sebuah diskusi
baik positif maupun negatif dengan pihak lain.
Kursus Keterampilan untuk Bertahan Hidup yang didalamnya diajarkan faktor-
faktor fundamental yang diperlukan dalam memahami sesuatu melalui proses
identifikasi terhadap hal-hal yang menjadi kendala bagi efektifitas proses
belajar serta menentukan strategi yang diperlukan untuk mengatasi kendala-
kendala tersebut.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal5


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
Kursus Meraih dan Mencapai Kebahagiaan, pada tahap ini narapidana dituntun
menuju pola berpikir baru mengenai dirinya, hubungannya dengan orang lain
serta pola perilaku yang baru dalam kehidupannya.
Kursus Mengenal dan Mengatasi Kebiasaan-Kebiasaan Anti Sosial,
didalamnya narapidana diajarkan untuk mampu mengidentifikasi dan
bernegosiasi dengan bentuk-bentuk kebiasaan yang anti sosial, baik yang ada
didalam dirinya maupun juga yang ada pada orang lain.

3. Narcotics Anonymous (NA)


NA didasarkan pada prinsip 12 Langkah, namun dalam pelaksanaannya
terdapat beberapa perbedaan. Narcotics Anonymous mempunyai konsep dan
tujuan utama membantu pecandu yang masih menderita karena adiksi napza.
Keanggotaaanya terdiri atas pecandu. Tidak ada pemimpin di NA, dan semua
kelompok dijalankan oleh para pecandu itu sendiri tanpa biaya apa pun. Jika
ada biaya untuk sewa ruang pertemuan, kopi, teh, atau literatur, setiap
kelompok secara penuh mendukung diri mereka sendiri untuk semua hal ini.

Pecandu menolong pecandu adalah satu-satunya maksud dan tujuan NA. Juga
NA membantu keluarga pecandu serta keluarga pecandu membantu keluarga
lainnya. NA adalah organisasi yang berlandaskan keluarga dan komunikasi.
Para anggota NA berkumpul bersama, mengadakan pertemuan, berbagi satu
lama lain secara intim, dan membantu serta mendukung satu sama lain (siang
maupun malam, tujuh hari seminggu) tanpa memikirkan imbalan apa pun.

Ini adalah prinsip-prinsip pemulihan dalam NA :


Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita, sehingga hidup
kita menjadi tidak terkendali.
Kita menjadi yakin bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari kita sendiri yang
dapat mengembalikan kita kepada kewarasan.
Kita membuat keputusan untuk menyerahkan kemauan dan arah kehidupan kita
kepada kasih Tuhan sebagaimana kita memahamiNya.
Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh seluruh dan tanpa
rasa gentar.
Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri dan kepada seorang
manusia lainnya, setepat mungkin sifat dari kesalahan-kesalahan kita.
Kita siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan karakter
kita.
Kita dengan rendah hati memintaNya untuk menyingkirkan semua kekurangan-
kekurangan kita.
Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti dan menyiapkan diri
untuk menebusnya kepada mereka semua.
Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-orang tersebut
bilamana memungkinkan, kecuali bila melakukannya akan justru melukai
mereka atau orang lain.
Kita secara terus menerus melakukan inventaris pribadi kita dan bilamana kita
bersalah, segera mengakui kesalahan kita.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal6


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
Kita melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak
sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita memahamiNya, berdoa hanya untuk
mengetahui niatanNya atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya.
Setelah mengalami pencerahan spiritual sebagai hasil dari langkah-langkah ini,
kita mencoba menyampaikan pesan ini kepada para pecandu dan untuk
menerapkan prinsip-prinsip ini dalam segala hal yang kita lakukan.

B. Bentuk Layanan
Dalam rehabilitasi sosial terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan antara
lain :

1. Konseling individu
Konseling individu merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh konselor kepada konseli yang dalam hal ini
adalah warga binaan. Dilakukan melalui kegiatan tatap muka (face to face)
antar konselor dengan residen, yang terjalin dalam hubungan profesional yang
khas.Hubungan konselor-konseli dibangun atas dasar saling percaya diantara
kedua belah pihak, dengan mengedepankan asas confidential (kerahasiaan) atas
segala data tentang konseli yang terungkap dalam proses konseling. Proses
konseling individual dilakukan mengacu pada berbagai teori, prosedur, tahapan
dan teknik tertentu, baik yang bersifat umum maupun khusus.

2. Konseling kelompok
Konseling kelompok merupakan kelompok terapeutik yang dilaksanakan untuk
membantu klien mengatasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Konseling kelompok mengatasi klien dalam keadaan normal, yaitu
tidak sedang mengalami gangguan funsi-fungsi kepribadian. Pada umumnya
konseling diselenggarakan untuk jangka pendek atau menengah.
Konseling kelompok adalah sebagai suatu proses pertalian pribadi
(interpersonal relationship) antara seorang atau beberapa konselor dengan
sekelompok konseli yang dalam proses pertalian itu konselor berupaya
membantu menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan konseli untuk
menghadapi dan mengatasi persoalan atau hal‐al yang menjadi kepedulian
masing‐masing konseli melalui pengembangan pemahaman, sikap, keyakinan,
dan perilaku konseli yang tepat dengan cara memanfaatkan suasana kelompok.

Manfaat konseling kelompok :


1. Konseling dapat mengemukakan hal‐hal yang paling penting bagi dirinya.
2. Mengidentifikasi bersama orang lain yang memiliki permasalahan yang
sama.
3. Meningkatkan kesadaran diri melalui umpan balik yang ikhlas dan jujur
dari orang lain.
4. Belajar menghormati perbedaan individu dan belajar mempelajari
keunikan sendiri. Memperoleh umpan balik yang cepat dari anggota
kelompok dan pimpinan kelompok.
5. Meningkatkan keperayaan diri.

interaksi dalam konseling kelompok mengandung banyak unsur terapi, yang


paling efektif apabila seluruh anggota kelompok memenuhi kriteria berikut ini :
Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal7
Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
1. Memandang kelompoknya sebagai kelompok yang menarik.
2. Merasa diterima oleh kelompoknya.
3. Menyadari apa yang diharapkan dari para anggota kelompok dan apa yang
dapat diharapkannya dari orang lain.
4. Merasa sungguh-sungguh terlibat.
5. Merasa aman sehingga mudah membuka diri.
6. Menerima tanggung jawab.
7. Bersedia membuka diri dan mengubah diri serta membantu konseli lain
untuk berbuat sikap yang sama.
8. Menghayati partisipasinya sebagai anggota kelompok sehingga memiliki
makna dalam dirinya.
9. Berkomunikasi sesuai dengan isi hatinya dan berusaha menghayati isi hati
orang lain.
10. Bersedia menerima umpan balik dari orang lain, sehingga lebih memahami
akan kekuatan dan kelemahannya.
11. Mengalami rasa tidak puas terhadap dirinya sendiri, sehingga mau berubah
dan menghadapi ketegangan batin yang menyertai suatu proses perubahan
diri.
12. Bersedia mentaati norma praktis tertentu yang mengatur interaksi dalam
kelompok.

3. Dinamika kelompok
Dinamika Kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu
atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota
yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan
psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama
(Slamet Santoso, 2004).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan dinamika kelompok:


Adanya rasa memiliki dan dimiliki oleh kelompok yang kuat
Semakin besar daya pikat kelompok, semakin besar pengaruh kelompok itu
pada anggotanya
Semakin relevan kegiatan kelompok dengan sikap dan nilai anggotanya, makin
besar pengaruh kelompok
Semakin berharga seorang anggota di mata anggota lainnya, makin besar
pengaruhnya terhadap anggota lain
Keberhasilan dalam mengubah perilaku sebagian anggota kelompok akan
menyebabkan mereka menyimpang dari norma-norma kelompok da
menimbulkan perlawanan dari anggota lain
Adanya saling berbagi persepsi pada para anggota kelompok akan
menimbulkan kekuatan untuk berubah
Adanya saling berbagi persepsi pada para anggota kelompok mengenai
informasi kebutuhan untuk berubah,rencana perubahan dan akibat perubahan
Perubahan pada sebagian kelompok akan berpengaruh pada bagian lain dan
pengaruh ini hanya dapat dikurangi dengan menghapus perubahan tersebut atau
dengan mengadakan penyesuaian kembali dengan bagian lain

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rehabilitiasi sosial, baik itu metode


TC, Criminon, maupun NA merupakan salah satu bentuk dinamika kelompok.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal8


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
Hal ini karena interaksi yang terjadi antar anggota kelompok dapat
menimbulkan kerja sama, dimana masing-masing anggota kelompok :
Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota
kelompok

4. Simulasi kelompok
Simulasi berasal dari kata Simulate yang berarti "pura-pura" atau dibuat
seolah-olah seperti yang sebenarnya. Simulasi adalah metode penyampaian
materi yang berbentuk permainan atau game yang meniru kondisi tertentu guna
menanamkan materi pembahasan melalui pengalaman peserta. Simulasi dapat
berupa role playing dan permainan dengan keterbatasan tertentu (aturan,
waktu, sumber daya tertentu) dengan suatu tujuan akhir yang spesifik.TC
merupakan suatu wujud kehidupan nyata dalam bentuk simulasi. Simulasi
kelompok juga banyak dilakukan dalam teknik-teknik perubahan perilaku pada
metode Criminon.

C. Mekanisme Pelaksanaan

1. Alur Layanan

Alur Pelaksanaan TC

MAPENALING

PENERIMAAN INDUCTION

ASSESSMENT PRIMARY RE-ENTRY

PERENCANAAN AFTERCARE

DALAM LUAR
LAPAS LAPAS

2. Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan program rehabilitasi sosial ini direncanakan terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu :

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal9


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
a. Penerimaan WBP baru
Penerimaan dilakukan pada saat awal narapidana memasuki lapas.
Penerimaan dilakukan dengan observasi terhadap kondisi narapidana. Pada
saat penerimaan warga binaan baru dapat dilakukan pemeriksaan atau
skrining untuk mengetahui tentang :

1) Identitas warga binaan


Identitas warga binaan dapat diketahui dengan melakukan wawancara
terhadap warga binaan yang baru masuk ke Lapas. Wawancara ini
biasanya dilakukan oleh petugas registrasi pada hari yang pertama
warga binaan masuk ke Lapas.

2) Ciri-ciri fisik
Ciri-ciri fisik warga binaan dapat diketahui dengan melakukan
wawancara dan pemeriksaan seluruh badan terhadap warga binaan
yang baru masuk ke Lapas. Ini biasanya dilakukan oleh petugas
registrasi pada hari yang pertama warga binaan masuk ke Lapas.

3) Tindak Pidana Yang dilakukan


Untuk mengetahui pasal atau putusan yang diterima oleh warga
binaan dapat dilakukan dengan membaca surat putusan pengadilan
dan menanyakan langsung kepada warga binaan. Ini biasanya
dilakukan oleh petugas registrasi pada hari yang pertama warga
binaan masuk ke Lapas.

4) Masa pidana
Untuk mengetahui masa pidana yang harus dijalani oleh warga binaan
dapat dilakukan dengan membaca surat putusan pengadilan dan
menanyakan langsung kepada warga binaan. Ini biasanya dilakukan
oleh petugas registrasi pada hari yang pertama warga binaan masuk ke
Lapas.

5) Status penyalahgunaan napza


Status penyalahgunaan napza dapat diketahui dengan melakukan
wawancara terhadap warga binaan baru. Wawancara dapat dilakukan
dengan menggunakan alat pemeriksaan seperti ASSIST dan ASI-Lite
sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan petugas Lapas. Wawancara
ini biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan dan dilaksanakan
setelah warga binaan selesai menjalani pemeriksaan (roll) petugas
registrasi.

6) Status kesehatan umum


Status kesehatan umum dapat diketahui dengan melakukan
wawancara dan pemeriksaan kesehatan fisik terhadap warga binaan
baru. Pemeriksaan ini dilakukan oleh petugas kesehatan dan
dilaksanakan setelah warga binaan selesai menjalani pemeriksaan
(roll) petugas registrasi.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal10


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
7) Status kesehatan mental
Status kesehatan mental dapat diketahui dengan melakukan
wawancara terhadap warga binaan baru. Wawancara ini dilakukan
dengan menggunakan alat pemeriksaan MINI ICD-10. Wawancara ini
biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu oleh PE dan Kader
Kesehatan terlatih, dilaksanakan setelah warga binaan selesai
menjalani pemeriksaan (roll) petugas registrasi.

8) Status HIV
Pemeriksaan status HIV dilakukan dengan dua tujuan yaitu skrining
dan diagnosis. Untuk tujuan skrining dapat dilakukan pada saat warga
binaan masuk ke dalam Lapas dengan menggunakan alat skrining DC
(Determine Combo). Jika hasil skrining adalah Reaktif maka warga
binaan tersebut diprioritaskan untuk mendapatkan layanan VCT
(Voluntary Counseling and Testing) yang dilakukan oleh konselor.

b. Mappenaling
Mappenaling, atau singkatan dari masa pengamatan, pengenalan dan
penelitian lingkungan merupakan program awal yang harus dijalani oleh
warga binaan setelah mereka masuk ke Lapas. Warga binaan menjalani
program ini selama 2 minggu sampai 1 bulan, dimana selama masa
tersebut warga binaan akan mendapatkan pembekalan tentang kondisi
lapas yang mencakup tata tertib dan peraturan, sosialisasi program
pembinaan, sosialisasi lingkungan dan blok, dan sebagainya.

c. Assessment I
Assessment merupakan proses penggalian informasi mengenai kondisi
fisik dan mental narapidana, selain itu juga untuk mengetahui tingkat
ketergantungan narapidana terhadap napza. Assessment dapat dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan secara lebih mendalam mengenai kondisi
kesehatan (BAP) kesehatan, pemeriksaan kondisi mental dengan MINI
ICD-10, dan pemeriksaan ketergantungan napza dengan ASSIST.
Assessment ini hanya dapat dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih.

d. Perencanaan (Treatment Plan)


Perencaan merupakan tahapan untuk merencanakan program rehabilitasi
yang tepat diberikan bagi narapidana, didasarkan pada data-data yang
diperoleh dari assessment.

e. Terapi dan rehabilitasi


Program rehabilitasi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan (treatment
plan) yang sudah dilakukan sebelumnya. Dapat berupa rehabilitasi medis
maupun sosial sesuai dengan kebutuhan narapidana.

f. Assessment II
Pada tahap ini, Assessment merupakan proses yang ditujukan untuk
mendapatkan informasi mengenai kesiapan peserta program (klien) untuk
mendapatkan program pembinaan lanjutan atau program pasca rehab.
Assessment yang dilakukan dapat berupa tes minat dan bakat.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal11


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
g. Pascarehab (Aftercare)
Program aftercare dilaksanakan setelah narapidana dinyatakan selesai
menjalani program rehabilitasi. Untuk masuk dalam program ini
narapidana perlu menjalani sidang TPP. Bentuk kegiatannya dapat menjadi
tamping di bagian yang sudah ditentutan maupun bekerja di Balai Latihan
Kerja sesuai dengan keahliannya. Selain itu juga dapat menjalani kursus
Bahasa Inggris maupun komputer dengan jadwal yang ditentukan.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal12


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
BAB III

SUMBER DAYA MANUSIA

Pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA merupakan


suatu kegiatan lanjutan dari upaya pemulihan terhadap korban penyalahgunaan NAPZA.
Memulihkan kondisi atau kesehatan fisik mental psikologis dan sosial mereka dari
ketergantungan terhadap narkoba agar mereka dapat melaksanakan kembali fungsi
sosianyal secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
Mengingat kompleknya permasalahan tersebut, maka dalam pelaksanaan pelayanan dan
rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA, diperlukan pengelolaan dan
pelayanan secara professional, dengan tersedianya sumber daya manusia yang terlatih
dan memenuhi kriteria untuk melakukan rehabilitasi sosial.
Dalam bidang administrasi kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial korban
penyalahgunaan NAPZA secara berjenjang meliputi unsur pimpinan, baik ditingkat
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia, maupun Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pemasyarakatan. Adapun untuk
tingkat UPT Pemasyarakatan meliputi Kepala Rutan/Lapas, dan jajaran struktural
dibawahnya.
Dalam bidang teknis diperlukan dokter umum, dokter gigi, perawat, psikolog,
tenaga pekerja social (Sosial Worker), Konselor, Peer Educator dan pembimbing
keagamaan.

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

No. SDM Jumlah Sertifikasi

1 Dokter Umum 1 orang Pelatihan Napza


2 Dokter Gigi 1 orang Pelatihan Napza
3 Perawat 2 orang Pelatihan Napza
4 Psikolog 2 orang Pelatihan Napza
5 Sosial Worker 1 orang Pelatihan Napza
6 Konselor 2 orang Pelatihan Napza
7 Peer Educator 1 orang Pelatihan Napza
8 Petugas Pembinaan 1 orang Pelatihan Napza
9 Pembimbing Keagamaan 1 orang Pelatihan Napza

JUMLAH = 12 orang

B. Pemahaman NAPZA
Sumber Daya Manusia tersebut di atas, selain memiliki sertifikasi sesuai dengan
profesi dapat memahami program penanggulangan Narkotika dan memiliki
kepedulian (awareness) dalam program pemulihan ketergantungan narkotika

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal13


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
serta pernah mengikuti pelatihan keterampilan yang berkaitan dengan terapi dan
rehabilitasi narkotika.

C. Jejaring
Apabila tidak tersedia Sumber Daaya Mamunusia yang dimaksud, maka
Lapas/Rutan dapat melakukan dan bekerjasama dengan Jejaring.

D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Kesehatan
Dalam menjalankan tugas rehabilitasi sosial para petugas mendapat jaminan
kesehatan.

2. Keselamatan kerja
Para petugas rehabilitasi sosial dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan
jaminan keamanan.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal14


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
BAB IV

SARANA DAN PRASARANA

A. Sarana dan Prasarana


Beberapa sarana yang diperlukan dalam rangka menunjang pelaksanaan
rehabilitasi adalah:
1. Ruang pemeriksaan dokter.
2. Ruang konseling / pemeriksaan psikologi.
3. Ruang terapi kelompok.
4. Ruang perawatan.
5. Ruang Hunian / Blok / Kamar Khusus Peserta Program.
6. Kendaraan operasional.
7. Sarana pendukung seperti ; fasilitas pengembangan minat dan bakat, ruang
kantor, ruang kelas, fasilitas keterampilan, aula, sarana olah raga dan tempat
ibadah.

B. Anggaran (DIPA/non DIPA)


Untuk terlaksananya rehabilitasi sosial perlu di dukung biaya yang cukup, yaitu :
1. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
2. Sumber pendanaan yang sah sesuai dengan ketentuan dan perundang-
undangan.

C. Estimasi Biaya Biaya Rehabilitasi

1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan rehabilitasi selama 3 bulan (90hari).


SUB TOTAL JUMLAH
NO KETERANGAN
(Rp) TOTAL (Rp)
1 Biaya Langsung Personil 28.800.000 28.800.000
2 Biaya Perlengkapan 36.120.000 36.120.000
3 Biaya Lainnya 46.800.000 46.800.000
JUMLAH = 111.720.000 111.720.000

2. Rincian Biaya Kegiatan rehabilitasi

a. Biaya Langsung Personil


Uraian Orang/ Harga Jumlah
NO Volume Satuan
Kegiatan Hari Satuan Harga
Tenaga 8.00 orang 90.00 30.00 21.600.000
Fasilitator
1
1 Team
Fasilitator
Tenaga 4.00 orang 90.00 20.00 7.200.000
Teknis
2 Pendukung
1 Team Co
Fasilitator
Jumlah = 28.800.000
Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal15
Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
b. Biaya Perlengkapan

Uraian Orang Harga Jumlah


NO Volume Satuan
Kegiatan / Hari Satuan Harga
Alat Stik
1 52.00 set 1.00 50.000 2.600.000
Tes Urine
2 Handscoon 1.00 kotak - 50.000 50.000
Tabung
3 1.00 kotak - 75.000 75.000
Urine
4 Buku Tulis 5.00 lusin - 50.000 250.000
5 Ballpoint 5.00 lusin - 20.000 100.000
6 White board 2.00 set - 250.000 500.000
7 FC modul
8 Spidol 2.00 kotak - 30.000 60.000
9 Hekter 5.00 kotak - 15.000 45.000
Anak 10.00 kotak - 2.000 20.000
10
Hekter
Baju Kaos 52.00 Potong - 35.000 1.820.000
11
@2 potong
Celana 26.00 Potong - 95.000 2.470.000
12
Panjang
Celana 26.00 Potong - 30.000 780.000
13
Pendek
14 Komputer 1.00 Set - - 6.000.000
15 Laptop 1.00 Set - - 8.000.000
16 Printer 1.00 Set - - 500.000
17 Infokus 1.00 Set - - 8.000.000
18 Kamera 1.00 Set - - 4.000.000
Ketam 1.00 Set - - 200.000
19
rambut
Alat Tulis 26.00 kotak - 25.000 650.000
20 Kantor
(ATK)
Jumlah = 36.120.000

c. Biaya Lainnya

Uraian Orang/ Harga Jumlah


NO Volume Satuan
Kegiatan Hari Satuan Harga
Snak 52.00 orang 90.00 5.000 46.800.000
1
Pagi/Sore X2
Jumlah = 46.800.000

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal16


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
BAB V

JEJARING

Jejaring merupakan mitra yang dapat membantu dan bekerjasama dalam upaya
melaksanakan rehabilitasi soasial di Lapas/Rutan, meliputi :

A. Instansi Pemerintah
Yakni kementerian atau lembaga pemerintah baik yang langsung maupun tidak
langsung berhubungan dengan program rehabilitasi sosial.

B. Instansi Non Pemerintah


Yakni yayasan-yayasan, lembaga-lembaga sosial, atau perkumpulan-perkumpulan
lainnya yang bergerak di bidang rehabilitasi sosial atau ada hubungannya dengan
pelaksanaan rehabilitasi sosial.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal17


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring

1. Monitoring Langsung
Monitoring langsung dilakukan secara berkala oleh Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan

2. Monitoring tidak langsung


Monitoring tidak langsung adalah melakukan pelaporan dari UPT kepada
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan meliputi :
a. Pelaporan bulanan.
b. Pelaporan triwulan.
c. Pelaporan tahunan.

B. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan rehabilitasi sosial di Lapas / Rutan
dilakkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sesuai dengan kewenangannya.

Hasil evaluasi program dan kegiatan rehabilitasi sosial di Lapas / Rutan digunakan
sebagai bahan masukan penyusunan kegiatan berikutnya

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal18


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
BAB VII

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP)

A. SOP Rehabilitasi Medik (terlampir)

1. SOP Pemeriksaan Kesehatan Awal


2. SOP Pelayanan Detoksifikasi Simtomatis
3. SOP Pemberian ARV
4. SOP Penerimaan PTRM
5. SOP Pemberian Metadon
6. SOP Rujukan Keluar
7. SOP Rawat Inap
8. SOP Rawat Jalan

B. SOP Rehabilitasi Sosial (terlampir)

1. SOP Persiapan Pelaksanaan TC


2. SOP Seleksi Peserta TC
3. SOP Pelaksanaan Kegiatan TC
4. SOP Persiapan Pelaksanaan Criminon
5. SOP Seleksi Peserfta Criminon
6. SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon
7. SOP Persiapan Pelaksanaan Pendidik Sebaya
8. SOP Seleksi Peserta Pendidik Sebaya
9. SOP Pelaksanaan Pelatihan Pendidik Sebaya
10. SOP Pelaksanaan Kegiatan Pendidik Sebaya
11. SOP Pelaksanaan Kegiatan KDS
12. SOP Pelaksanaan Konseling
13. SOP Pelaksanaan Terapi Psikologi
14. SOP Pelaksanaan Pre Release

BAB VIII

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal19


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
PENUTUP

Standar rehabilitasi sosial ini dibuat sebagai norma, standar, prosedur dan kriteria yang
mengatur mengenai standar rehabilitasi sosial di Lapas / Rutan menjadi acuan bagi para
petugas.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal20


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
GLOSARRY

1. Adiksi adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika atau psikotropika


secara terus-menerus, memerlukan jumlah yang makin bertambah (toleransi), dan
menimbulkan gejala putus zat (withdrawal) jika pemakaiannya dikurangi atau
dihentikan
2. AIDS adalah Acquired Immuno Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala
penyakit yang timbul akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang disebabkan
oleh virus HIV
3. ASI (Addiction Severity Index) adalah wawancara semi-terstruktur yang
dirancang untuk mengatasi tujuh masalah potensial pada pasien dengan
penyalahgunaan zat, yang meliputi status kesehatan, pekerjaan dan dukungan,
penggunaan narkoba, penggunaan alkohol, status hukum, keluarga / status sosial,
dan status psikiatri.
4. Assesment adalah Sebuah proses yg berlangsung dimana konselor berkolaborasi
dgn klien dan pihak lainnya dgn tujuan utk mengumpulkan dan menyajikan
informasi yg dibutuhkan dalam membuat rancangan rawatan dan mengevaluasi
perkembangan klien.
5. ASSIST (The Alcohol, Smoking and Substance Involvement Screening Test)
adalah …………………
6. BAPAS adalah Balai Pemasyarakatan merupakan pranata untuk melaksanakan
bimbingan kemasyarakatan.
7. BLK adalah Balai Latihan Kerja
8. BNN adalah Badan Narkotika Nasional yang merupakan lembaga pemerintah non
kementerian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden
khusus menangani masalah Peredaran Gelap Narkotika dan segala akibatnya.
9. Case Conference adalah pertemuan yang melibatkan berbagai profesi dalam
layanan rehabilitasi narkotika untuk membahas hasil asesmen terhadap klien
sebagai bahan untuk menyusun perencanaan terapi atas permasalahan klien
10. Case Management adalah Suatu cara dari pengelolaan kasus-kasus secara sistematis
berkolaborasi bersama-sama dengan klien.
11. CBT adalah singkatan dari Cognitive Behavioral Therapy
12. CD4 adalah Jenis sel darah putih, dimana sel ini merupakan bagian penting dari
system kekebalan tubuh
13. Client Education adalah Informasi, pendidikan, serta input-input positif yang harus
didapat seorang klien demi mendapatkan rawatan yang efektif
14. Counseling adalah Suatu proses kolaborasi yang bersifat mutualisme demi
objektivitas hasil dan tujuan perawatan. Konseling meliputi metoda yg peka
terhadap karakteristik individu klien dan pengaruh dari pihak lain, seperti halnya
budaya dan konteks sosial klien.
15. Criminon adalah suatu metode yang dapat membantu warga binaan mampu
mengendalikan diri dari ketergantungan narkoba dan tindak kriminal sehingga
dapat berintergrasi kembali dengan baik di masyarakat.
16. Crisis Intervention adalah Layanan yang diberikan atau yang timbul atas kebutuhan
klien yang sedang berada dalam keadaan krisis emosi dan/atau fisik
17. Detoksifikasi adalah suatu proses pelepasan ketergantungan fisik terhadap zat
psikoaktif dengan metode pemberhentian total tanpa menggunakan obat pengganti
(cold turkey) atau dengan metode pemberian obat pengganti (substitusi) secara
simptomatis

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal21


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
18. Ditjenpas adalah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan merupakan salah satu
Direktorat dibawah Kementerian Hukum dan HAM yang mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang
Pemasyarakatan.
19. Documentation / Record Keeping adalah penyimpanan arsip dan berkas klien yang
dilakukan oleh SDM terkait secara terorganisir dengan baik.
20. HIV adalah Human Immunodeficency Virus merupakanVirus yang menyerang
system kekebalan tubuh Manusia.
21. IDU adalah singkatan dari Injecting Drugs Users atau Pecandu Narkotika Suntik.
22. Informed Consent adalah persetujuan yang telah disepakati antara dokter/lembaga
dan pasien atau keluarga terdekat atau penanggung jawab pasien setelah
mendapatkan penjelasan atau informasi
23. Intake adalah Serangkaian tindakan administratif dan pelaksanaan asesmen awal
bagi klien pada saat masuk dalam program rehabilitasi.
24. Joint family adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menandai bahwa seorang
residen sudah secara sah masuk ke dalam fase primary dan mulai mengikuti setiap
peraturan yang berlaku dalam program TC.
25. Ketergantungan Napza adalah suatu pola maladaptif dari penggunaan Napza,
menimbulkan dampak klinis seperti timbulnya toleransi dan gejala putus zat.
26. Komplikasi adalah akibat atau dampak fisik (komplikasi medis) dan mental
(komorbiditas psikiatri) penggunaan zat psikoaktif atau Narkotika pada berbagai
system tubuh manusia
27. LAPAS adalah Lembaga Pemasyarakatan merupakan Tempat untuk melaksanakan
pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.
28. Mappenaling adalah singkatan dari masa pengamatan, pengenalan dan penelitian
lingkungan merupakan program awal yang harus dijalani oleh warga binaan setelah
mereka masuk ke Lapas.
29. MINI-ICD 10 (Mini International Neuropsychiatric Interview – ICD 10)
merupakan instrument yang dirancang sebagai suatu wawancara terstruktur yang
sangat singkat untuk mendiagnosis gangguan psikiatrik utama dari International
Classification of Diseases.
30. Mutual Self Help adalah kelompok bantu diri yang diadakan oleh komunitas secara
sukarela dengan tujuan untuk saling membantu permasalahan yang dialami oleh
tiap individu
31. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
32. NA (Narcotics Anonymous) merupakan kelompok bantu diri dalam upaya
pemulihan dari ketergantungan napza.
33. OSC (One Stop Centre) adalah layanan terapi dan rehabilitasi terpadu bagi korban
penyalahgunaan Napza, dimana layanan terapi medis, rehabilitasi sosial dan paska
rehabilitasi yang dilaksanakan oleh satu institusi rehabilitasi.
34. Overdosis adalah gejala terjadinya keracunan akibat obat yang melebihi dosis yang
bisa di terima oleh tubuh.
35. PB (Pembebasan Bersyarat) adalah proses pembinaan Narapidana dan Anak Pidana
di luar Lembaga Pemasyarakatan setelah menjalani sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) masa pidananya minimal 9 (sembilan) bulan.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal22


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
36. PC (Peer Counselor) adalah para residen yang telah selesai menjalani program
primary TC dan mendapat pelatihan sebagai konselor sebaya untuk dapat
membantu petugas dalam menjalankan program TC.
37. PE (Peer Educator) atau Pendidik Sebaya adalah orang yang menjadi narasumber
bagi kelompok sebayanya.
38. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan
narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika baik secara fisik
maupun psikis.
39. Penyalahguna adalah orang yang menggunakan narkotika atau psikotropika tanpa
indikasi medis dan tidak dalam pengawasan dokter
40. Privileges adalah hak istimewa yang dimiliki atau didapat oleh klien baik
berdasarkan fase atau berdasarkan peningkatan performa klien dalam menjalankan
program rehabilitasi.
41. Psikososial adalah salah satu bentuk penerapan terapi yang dapat menggambarkan
hubungan antara kondisi social seorang klien dengan kesehatan mental atau
emosinya.
42. Psikotropika adalah zat atau obat yang bukan termasuk golongan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
43. PTRM adalah singkatan dari Program Terapi Rumatan Metadon merupakan
program yang bertujuan untuk membantu pecandu agar dapat berhenti dari heroin
dan mampu mengatasi kecanduannya.
44. Recovery merupakan proses pemulihan dari ketergantungan napza.
45. Rehabilitasi adiksi adalah suatu proses pemulihan atas gangguan ketergantungan
penyalahgunaan Napza baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang
yang bertujuan mengubah perilaku dan mengembalikan fungsi individu di
masyarakat.
46. Rehabilitasi medis adalah suatu proses pemulihan meliputi aspek fisik dan psikis
agar korban penyalahgunaan Napza dapat kembali melaksanakan program
rehabilitasi sosial.
47. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses pemulihan secara terpadu meliputi aspek
fisik, mental, sosial, dan vokasional agar penyalah guna dapat kembali
melaksanakan fungsi sosialnya dalam masyarakat.
48. Residen / Klien / Warga Binaan adalah tiap individu yang masuk dalam layanan
program rehabilitasi karena permasalahan adiksi narkotika dalam durasi waktu
tertentu
49. Rutan adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan disidang pengadilan di Indonesia. Rumah Tahanan
Negara merupakan unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
50. Sanction adalah sanksi dalam bentuk verbal atau non verbal yang diberikan kepada
residen atas pelanggaran regulasi atau timbulnya perilaku negatif residen dalam
kesehariannya.
51. Self Help Group adalah kelompok dukungan yang dibentuk secara sukarela,
dilakukan oleh residen dan ditujukan untuk membantu seluruh residen baik secara
kelompok dan/atau secara individual.
52. Skrining adalah kegiatan pemeriksaan, mulai dari kesehatan, kondisi fisik, mental
hingga pemeriksaan barang yang dibawa masuk ke dalam tempat rehabilitasi.

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal23


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
53. Terapi adalah suatu proses pemulihan atas gangguan ketergantungan
penyalahgunaan Napza dengan memberikan intervensi secara fisik, psikologis
maupun sosial.
54. Terapi Complementer merupakan program bertujuan untuk menjaga stamina dan
kekebalan tubuh, serta dapat mengatasi keluhan penyakit.
55. Therapeutic Community adalah salah satu metode rehabilitasi yang terdiri dari
kumpulan klien-klien yang memiliki masalah yang sama, tinggal bersama, dan
mencari jalan keluar dari permasalahannya secara bersama sesuai dengan nilai dan
norma yang disepakati bersama.
56. TPP adalah Tim Pengamat Pemasyarakatan yaitu tim yang bertugas memberikan
saran mengenai program pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan.
57. Treatment Plan adalah Dokumen tertulis yang Mengidentifikasi tujuan
utama/terpenting terapi Penjelasan hal yang dapat diukur, durasi waktu serta
langkah-langkah dalam mencapai tujuan terapi tersebut serta Gambaran
kesepakatan lisan antara Counselor dengan Klien
58. VCT adalah Voluntary Counseling Test merupakan Proses Konseling sebelum tes,
Konseling sesudah tes, dan tes HIV secara sukarela yang bersifat rahasia dan secara
lebih dini membantu orang mengetahui status HIV
59. Zat Adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan/atau psikis
60. Zat Psikoaktif adalah zat/bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia
berkhasiat mempengaruhi susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan
aktifitas mental emosional dan perilaku pengguna dan seringkali menyebabkan
ketagihan atau ketergantungan terhadap zat tersebut

Penguatan Standar Terapi Rehabilitasl Hal24


Direktorat Bina Keswat Napi/Tah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI
STANDAR OPRESIONAL PROSEDUR
(SOP)
REHABILITASI MEDIK
SOP Pemeriksaan Awal Kesehatan Narapidana dan Tahanan
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Pemeriksaan Awal Kesehatan Narapidana dan Tahanan
Lapas dan Rutan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika Petugas Kesehatan
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan Petugas Keamanan
3. Undang-undang Kesehatan

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. Formulir BAP kesehatan
2. tensimeter
3. Stetoskop
4. Timbangan badan
5. termometer
6. Senter

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika tidak dilakukan maka tidak akan mengetahui kondisi
kesehatan awal narapidana baru secara fisik dan psikis
SOP Pemeriksaan Awal Kesehatan Narapidana dan Tahanan
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Staf KPLP Rupam Perawat Dokter Psikolog KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

1 Membawa narapidana baru ke poliklinik Daftar nama narapidana baru 10 menit Narapidana baru sampai ke
klinik

Diketahuinya jumlah
Menerima narapidana/tahanan dan andik pas
2 Daftar nama narapidana baru 5 menit narapidana baru yang akan
baru di poliklinik
melakukan pemeriksaan
kesehatan awal
Menanyakan keluhan dan riwayat penyakit saat Diketahuinya keluhan dan
3 Formulir BAP Kesehatan 5 menit
ini dan terdahulu riwayat penyakit
Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital Tensimeter, stetoskop, timbangan Diketahuinya kondisi fisik
4 10 menit
secara umum dan khusus badan, termometer, senter narapidana baru
Diketahuinya riwayat
6 Menanyakan riwayat penggunaan zat Formulir BAP Kesehatan 10 menit
penggunaan zat
T
5 Mendiagnosis kesehatan fisik narapidana baru 3 menit Diagnosa kesehatan fisik
Y Terdokumentasikannya
Mengisi BAP kesehatan awal sesuai dengan
7 Formulir BAP Kesehatan 5 menit data kesehatan fisik
kondisi kesehatan fisik narapidana baru
narapidana baru

8 Melakukan pemeriksaan psikologis Formulir BAP Kesehatan 10 menit Diketahuinya kondisi


Y psikologis narapidana baru
T
9 Mendiagnosis kesehatan psikis narapidana baru 3 menit
Diagnosa kesehatan psikis
Terdokumentasikannya
Mengisi BAP kesehatan psikis awal sesuai
10 Formulir BAP Kesehatan 5 menit data kesehatan psikis
dengan kondisi psikis narapidana baru
narapidana baru
Narapidana baru sampai di
11 Mengembalikan narapidana baru ke blok Daftar nama narapidana baru 10 menit
blok

SOP Pemeriksaan Kesehatan Awal


Jumlah : 11
Waktu : 1 jam 16 menit
SOP Detoksifikasi Simtomatik
Nomor SOP
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP


SOP Detoksifikasi Simtomatik
Lembaga Pemasyarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Memiliki pemahaman tentang adiksi
2. Berlatar belakang medis dan psikologi

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Rujukan 1. Ruang Pemeriksaan
2. Meja Pemeriksaan dan Kursi
3. Stetoskop
4. senter
5. tensimeter
6. Instrumen penilaian
7. ATK

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilakukan maka penanganan terhadap narapidana
yang putus zat tidak terlaksana dengan baik
SOP Detoksifikasi Simtomatik
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN Petugas Petugas KETERANGAN
Perawat Dokter KELENGKAPAN WAKTU(Menit) OUTPUT
rehabilitasi pengamanan

Menerima dan mencatat narapidana


1 Medical Record Pasien 5 Pasien Terdaftar
dalam kondisi putus zat
Kondisi fisik saat ini
Melakukan anamnesa dan pemeriksaan dan tingkah laku yang
2 Medical Record , Tensimeter, stetoskop,
5 senter
awal ( vital sign) mencurigakan terkait
putus zat
Pasien diketahui
Melakukan penilaian dan pemeriksaan Form Withdrawl Assist/Opiat
3 5 berat/ringannya gejala
berat ringannya akibat putus zat Scale
putus zat
Pasien mendapatkan
Melakukan penanganan nyeri dengan
4 obat-obatan standar 5 penanganan sesuai
obat-obatan
keluhan
Melakukan pengawasan dan Pasien mampu
5 pemeriksaan lanjutan fisik dan psikis Medical Record Pasien 10 hari mengatasi gejala putus
selama proses detoksifikasi zat
Tidak ada perbaikan
6 Merujuk bila diperlukan Medical Record Pasien 15 setelah dilakukan terkait dengan SOP
pengawasan Rujukan

Membuat catatan mengenai proses Tercatatnya proses


7 Medical Record Pasien 5
detoksifikasi yang telah dilakukan detoksifikikasi

Membuat rangkuman dan resume


Tercatatnya hasil
tertulis dari setiap sesi detoksifikasi
proses kegiatan
8 yang dilaksanakan untuk melakukan Medical Record Pasien 5
penanganan
evaluasi (kemajuan/kemunduran pada
detoksifikasi simtom.
klien bersangkutan)
Tidak ketetapan dokter
Menetapkan perlu tidaknya intervensi Catatan hasil kegiatan
9 5 tentang perlu tidaknya
lanjutan detoksifikasi simtomatik
Ya intervensi
Memastikan proses
Melakukan pencatatan kasus dan
10 Medical Record Pasien 5 detoksifikasi telah
penyimpanan file sebagai arsip
selesai

SOP detosifikasi simtomatik


Jumlah : 10
Waktu : 10 hari 1 jam
SOP Pemberian Obat ARV (Anti Retroviral) Untuk Pasien HIV Positif

Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP


SOP Pemberian Obat ARV (Anti Retroviral) Untuk Pasien HIV Positif
Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 1. Mempunyai kompetensi pemberian ARV
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 2. Mempunyai kompetensi memberikan konseling kepatuhan berobat
3. Undang-undang Kesehatan

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Rujukan Ke Rumah Sakit 1. Medical Record 10. Senter
2. SOP Pelaksanaan Pre-Release Bagi Narapidana HIV Positif 2. Ikhtisar Perawatan 11. Tensimeter
3. Brosur 12. Termometer
4. Formulir Informed Consent 13. Obat-obatan sesuai gejala
5. Kertas Resep 14. Formulir laboratorium
6. Pot Obat 15. Formulir rujukan rumah sakit
7. Obat ARV 16. Formulir rujukan bebas
8. Register ART
9. Stetoskop

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika tidak dilakukan maka pasien HIV Positif tidak akan dapat
meminum obat ARV dengan tepat yang akan menyebabkan
menurunnya kondisi kesehatan dan berakibat fatal
SOP Pemberian Obat ARV (Anti Retroviral) Untuk Pasien HIV Positif
PELAKSANA MUTU BAKU

NO KEGIATAN Petugas Pre KETERANGAN


Perawat Dokter Konselor KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Release

1 Menerima pasien HIV positif Medical Record, Ikhtisar perawatan 1 menit Pasien terdaftar

Menentukan obat ARV yang sesuai kondisi Obat ARV sesuai dengan
2 Medical Record, Ikhtisar Perawatan 1 menit
pasien kondisi pasien
Pasien memahami tentang
3 Memberikan konseling ARV Medical Record, Brosur 5 menit
pengobatan ARV

Meminta pasien menyiapkan PMO (Pengawas


4 1 menit Keteraturan minum obat
Minum Obat) dan weker
Memberikan konseling kepatuhan kepada
5 Medical Record, Brosur 5 menit Kepatuhan berobat
pasien dan PMO
Meminta pasien menandatangani informed
6 Formulir Informed Consent 1 menit Pasien setuju minum ARV
consent
Pasien mendapatkan resep
7 Menuliskan resep ARV Kertas Resep, Medical Record 1 menit
ARV

8 Memberikan obat ARV Pot obat, Obat ARV 2 menit Pasien menerima obat ARV

Melakukan pencatatan di Ikhtisar Perawatan Tercatatnya pengobatan


9 Ikhtisar Perawatan, Register ART 2 menit
dan register ART pasien
Medical Record, Ikhtisar Perawatan,
Diketahuinya efek samping Dilakukan kurang lebih
10 Mengawasi efek samping yang timbul stetoskop, senter, tensimeter, 5 menit
yang timbul selama 1 - 3 bulan
termometer
Mengobati dan menangani gejala-gejala yang Medical Record, obat-obatan sesuai Pasien tertangani dengan
11 2 menit Bila ditemukan gejala
timbul gejala baik
Medical Record, Ikhtisar Perawatan, Diketahuinya kemajuan Sebagai pemeriksaan follow
12 Mem-follow up kemajuan pengobatan 5 menit
Register ART pengobatan ARV up

Tanda tangan blanko


13 Merekomendasikan pemeriksaan laboratorium Formulir Laboratorium 1 menit permintaan pemeriksaan
laboratorium

14 Merekomendasikan rujukan ke Rumah Sakit Formulir rujukan rumah Sakit 3 menit Pasien terdiagnosa

SOP Rujukan Ke Rumah Sakit


PELAKSANA MUTU BAKU

NO KEGIATAN Petugas Pre KETERANGAN


Perawat Dokter Konselor KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Release

Diketahuinya stadium klinis


15 Merujuk ke layanan lain bila bebas Formulir rujukan bebas 5 menit
pasien

Pasien menerima
SOP Pelaksanaan Pre-
Melakukan konseling pre release sebelum pemahaman dan informasi
16 Materi pre-release 20 menit Release Bagi Narapidana HIV
pasien bebas pengobatan HIV/AIDS di
Positif
luar lapas

SOP Pemberian Obat ARV (Anti Retroviral) Untuk Pasien HIV Positif
Jumlah : 16
Waktu : 1 jam 1 menit
SOP Penerimaan Awal Pasien PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Penerimaan Awal Pasien PTRM (Program Terapi
Lapas / Rutan Rumatan Metadon)

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 1. Mempunyai kompetensi di bidang adiksi
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 2. Terlatih di bidang metadon (dosing)
3. Undang-undang Kesehatan 3. Mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. Formulir berobat 10. Brosur
2. Formulir assesment 11. Leaflet
3. Timbangan berat badan 12. Formulir Informed Consent
4. Tensimeter 13. Gelas
5. Stetoskop 14. Sirup
6. Termometer 15. Air minum
7. Senter 16. Alat dispensing
8. Narco test 17. Formulir catatan obat
9. Pot urine 18. Formulir catatn harian
Peringatan Pencatatan dan pendataan
Apabila tidak dilakukan maka akan terjadi kesalahan dalam
menentukan peserta program metadon dan kesalahan dalam
memberikan dosis metadon
SOP Penerimaan Awal Pasien Program Terapi Rumatan Methadon (PTRM)
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Perawat Dokter Psikolog KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Pasien terdaftar di
1 Menerima pendaftaran pasien baru Formulir berobat 1 menit
poliklinik
Keluhan dan riwayat
2 Melakukan anamnesa (assessment) Formulir assessment metadon 10 menit pemakaian narkoba
sebelumnya
Timbangan, tensimeter, stetoskop, Kondisi fisik pasien
3 Melakukan pemeriksaan fisik 5 menit
senter, termometer diketahui
Mengetahui pemakaian zat
4 Melakukan test urine bila diperlukan Narco Test, Pot urine 5 menit Tidak selalu dilakukan
saat ini
Pasien memahami terapi
5 Melakukan konseling metadon Brosur, Leaflet 10 menit rumatan metoden dengan
baik
Memutuskan pasien yang memenuhi kriteria Keputusan pasien untuk
6 Formulir assessment metadon 1 menit Kesepakatan tim
inklusi mengikuti terapi
Memberikan informed consent untuk Persetujuan pasien
7 Formulir Informed Consent 1 menit
ditandatangani calon peserta terapi mengikuti terapi

Pasien mendapatkan dosis


8 Menentukan dosis awal metadon Resep dokter 1 menit
sesuai neuroadaptasinya

Gelas, sirup, air minum, alat Pasien meminum metadon


9 Memberikan metadon (dosing) sesuai dosis 1 menit
dispensing, metadon sesuai dosis
Mengamati dan memastikan pasien menelan
Pasien menelan metadon
10 metadon dengan meminta pasien membuka 1 menit
dengan benar
mulut setelah meminum metadon

Kepastian pasien selesai


11 Menandatangani formulir catatan harian pasien Formulir obat 1 menit
minum metadon
Melakukan pencatatan harian pada buku Tercatatnya dosis pasien
12 Formulir catatan harian 1 menit
pencatatan metadon hari itu

SOP Penerimaan Awal Pasien PTRM


Jumlah : 12
Waktu : 38 menit
SOP Pemberian Metadon Untuk Pasien
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP


SOP Pemberian Metadon Untuk Pasien
Lapas Klas I

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 1. Terlatih dalam pemberian metadon (dosing)
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 2. Mempunyai kompetensi di bidang adiksi
3. Undang-undang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik
4. Memiliki ketelitian dan kecermatan yang baik

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. Medical Record 10. Formulir catatan harian
2. Stetoskop 11. Alat dispensing
3. Tensimeter 12. Air minum
4. Termometer 13. Gelas
5. Senter 14. Sirup
6. Timbangan berat badan 15. Buku harian
7. Reflek hammer 16. Kartu stok
8. Resep dokter 17. Formulir laporan bulanan
9. Formulir catatan obat
Peringatan Pencatatan dan pendataan
Apabila tidak dilakukan akan menimbulkan kesalahan dalam
mendiagnosa pasien dan kesalahan dalam memberikan
metadon
SOP Pemberian Metadon Untuk Pasien
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Perawat Dokter Konselor KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Menerima pendaftaran peserta PTRM terkait dengan SOP pengeluaran
1 Buku kunjungan layanan PTRM 5 menit Pasien terdaftar
narapidana dari blok
Menanyakan dan mengamati kondisi Kondisi fisik saat ini
fisik dan tingkah laku terkait dan tingkah laku yang
2 penggunaan zat Medical Record pasien 10 menit mencurigakan terkait
penggunaan zat dapat
diketahui
Menentukan perlu tidaknya konsultasi Pasien mendapatkan
3 kepada pemberi dosis (dokter) Medical Record pasien 3 menit penanganan sesuai
keluhan
Melakukan anamnesa dan
Medical Record, stetoskop, Mengetahui penyakit,
pemeriksaan fisik
4 senter, tensimeter, termometer, 5 menit efek samping dan
timbangan, reflek hammer penyalahgunaan zat
Menegakkan diagnosa Memastikan kondisi
5 Medical Record pasien 2 menit
pasien saat ini
Menentukan dosis metadon saat itu Dosis metadon sesuai
6 Medical Record, resep dokter 2 menit
kondisi pasien
Memberikan pengobatan sesuai
Pasien mendapat
7
indikasi
Medical Record, resep dokter 5 menit pengobatan sesuai
indikasi indikasi medis
Memberikan konseling Pasien mampu
8 Medical Record 10 menit mengatasi masalah Jika diperlukan
psikisnya
Memeriksa kembali dosis yang akan Mengetahui secara
9 diberikan Formulir obat 1 menit pasti dosis metadon
yang akan diberikan
Memberikan metadon (dosing) sesuai Gelas, sirup, air minum, alat Pasien meminum
10 2 menit
dosis dispensing metadon sesuai dosis
Mengamati dan memastikan pasien Pasien menelan obat
11 1 menit
menelan metadon dengan benar
Mengembalikan narapidana ke dalam Narapidan kembali ke Terkait SOP Pengembalian
12 blok Daftar nama narapidana 5 menit
dalam blok narapidana ke dalam blok
Membuat atau menghitung Tercatatnya jumlah
13 rekapitulasi dosis hari itu Buku harian, kartu stok 5 menit dosis metadon yang
digunakan hari itu
Membuat dan menandatangani Tercatatnya dosis
14 Formulir catatan harian 5 menit
laporan harian pelaksanaan PTRM pasien hari itu

SOP Pemberian Metadon Untuk Pasien


Jumlah : 14
Waktu : 61 menit
SOP Rujukan Pasien Ke Rumah Sakit di Luar Lapas
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP


SOP Rujukan Pasien Ke Rumah Sakit di Luar Lapas
Lapas

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
3. Undang-undang Kesehatan

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. Medical Record
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Senter
5. Palu reflek
6. Timbangan
7. Ambulance
8. Borgol
Peringatan Catatan
Apabila tidak dilakukan akan menyebabkan pasien tidak tertangani Kriteria Rujukan :
yang dapat berakibat pada peningkatan angka kematian 1. Sarana dan prasarana (penunjang diagnostik) tidak memadai
2. Tidak ada tenaga ahli (spesialis)
3. Riwayat penyakit berat (jantung, stroke, kanker, cedera kepala berat, patah tulang,
gangguan jiwa, ODHA stadium 4)
4. Berobat lanjutan dari dokter luar
5. Riwayat penyakit kegawatdaruratan (acut appendicitis, perdarahan masif, gagal nafas,
gagal jantung, hernia)
SOP Rujukan Pasien Ke Rumah Sakit di Luar Lapas
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN Kasi Staf KETERANGAN
Perawat Dokter Kalapas KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Binadik Keamanan

1 Menerima pasien baru Buku pendaftaran pasien 1 menit Pasien terdaftar

Kartu rekam medis


2 Mengambil rekam medis Kartu rekam medis 5 menit
diperoleh

Diperoleh gambaran
3 Melakukan anamnesa terhadap keadaan pasien Kartu rekam medis 1 menit
subjektif pasien

Tensimeter, stetoskop, termometer, Diperoleh keadaan umum


4 Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda vital 5 menit
jam, timbangan, senter, palu reflek pasien

Diperoleh diagnosa yang


5 Menetapkan diagnosa Kartu rekam medis 5 menit
tepat
T Y
6 Membuat keputusan merujuk sesuai kriteria Kartu rekam medis 1 menit Keputusan rujukan

7 Membuat surat rujukan Komputer, printer, kertas 10 menit Surat rujukan tersedia

Surat rujukan
8 Menandatangani surat rujukan Kertas resep, kartu rekam medis 1 menit
tertandatangani
Melaporkan dan meminta tanda tangan Pasien mendapatkan
9 Surat rujukan 2 menit
persetujuan surat keterangan rujukan tindakan yang tepat

Memeriksa dan menandatangani surat


10 Surat rujukan 5 menit Persetujuan rujukan
keterangan rujukan

Menghubungi pihak pengamanan untuk


11 Surat rujukan 5 menit Persetujuan pengawalan
pengawalanan

12 Mempersiapkan pengawalan Surat pengawalan, buku ekspedisi 10 menit Pengawalan siap

Medical Record
13 Menyertakan medical record Medical record 1 menit
terlampirkan

Ambulance, kartu rujukan, rekam Pasien sampai di rumah


14 Membawa pasien rujukan ke rumah sakit 30 menit
medis, borgol sakit
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN Kasi Staf KETERANGAN
Perawat Dokter Kalapas KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Binadik Keamanan

Pasien diterima oleh pihak


15 Menyerahkan pasien kepada pihak rumah sakit Medical record, surat rujukan 30 menit
rumah sakit

Sesuai dengan lamanya


Menunggu pasien selama menjalani perawatan Pasien terawasi dengan
16 Borgol perawatan pasien di rumah
di rumah sakit baik
sakit

Pasien telah diberikan


17 Membawa pasien pulang kembali ke lapas Buku ekspedisi, jawaban surat rujukan 30 menit penanganan sesuai dengan
kondisi penyakit

SOP Rujukan Pasien Ke Rumah Sakit


Jumlah : 17
Waktu : 2 jam 22 menit
SOP Rawat Inap
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP


SOP Rawat Inap
Lapas / Rutan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk merawat pasien
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
3. Undang-undang Kesehatan

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Apabila tidak dilakukan maka akan memperparah penyakitnya dan
dapat meningkatkan angka kematian
SOP Rawat Inap
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU

NO KEGIATAN Kasubsie KETERANGAN


Kasie
Perawat Dokter Bimkemas Rupam Staf Dapur KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Binadik
wat
1 Menerima pasien rawat jalan Kartu Rekam Medis 1 menit Pasien terdaftar

Melakukan diagnosa dan memutuskan pasien


2 2 menit Pasien terdiagnosa
untuk dirawat inap

3 Mengisi rekam medis pasien rawat inap Kartu Rekam Medis 1 menit Kartu Rekam Medis terisi

Tensimeter, stetoskop, termometer, Diketahuinya suhu badan,


4 Melakukan pemeriksaan tanda vital 5 menit
jam TD, nadi, RR pasien

Mendapatkan pengobatan
5 Memberikan pengobatan Obat-obatan 1 menit
yang tepat
Mendapatkan diet yang
6 Menentukan diet makanan Daftar makanan 1 menit
tepat
Surat keterangan rawat
7 Mengisi form surat keterangan rawat inap Form surat keterangan rawat inap 2 menit
inap
Surat keterangan rawat
Memeriksa dan menandatangani surat
8 Surat keterangan rawat inap 5 menit inap tertandatangani
keterangan rawat inap
dengan baik

Melaporkan dan meminta tanda tangan Rawat inap diketahui


9 Surat keterangan rawat inap 2 menit
persetujuan surat keterangan rawat inap pejabat yang berwenang

Memeriksa dan menandatangani surat


10 Surat keterangan rawat inap 1 menit Persetujuan rawat inap
keterangan rawat inap

Melaporkan kepada petugas pengamanan Pengalihan tanggung jawab


11 Surat keterangan dirawat inap 1 menit
bahwa pasien menjalani rawat inap pengamanan

Melaporkan kepada petugas dapur bahwa Petugas dapur mengetahui


12 Surat keterangan rawat inap 1 menit
pasien menjalani rawat inap adanya pasien rawat inap

Mencocokkan menu makanan sesuai dengan Daftar menu sesuai diet


13 Daftar makanan 2 menit
kebutuhan diet makanan makanan

Mempersiapkan tempat tidur dan keperluan Bed rawat inap, sprei, sarung bantal, Tempat tidur siap
14 5 menit
rawat inap selimut digunakan

Pasien tiba di ruang rawat


15 Membawa pasien ke ruang rawat inap Kursi roda 3 menit
inap

Memberikan instruksi untuk melakukan Pengobatan dan tindakan


16 1 menit
tindakan dan pengobatan dapat dilaksanakan
PELAKSANA MUTU BAKU

NO KEGIATAN Kasubsie KETERANGAN


Kasie
Perawat Dokter Bimkemas Rupam Staf Dapur KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Binadik
wat
Memberikan obat dan melakukan tindakan yang
diperlukan sesuai instruksi doktek (misalnya :
Obat-obatan, cairan infus, selang
pemasangan infus, tindakan penyuntikan, Pengobatan dan tindakan Dilakukan sesuai dengan indikasi dan
17 infus, suntikan, perban, kantung 10 menit
penggantian balut luka, pemberian transfusi terlaksana dengan baik kondisi penyakit
darah, tabung urine, pot dahak
darah, pengambilan sample darah/urin/sputum,
dll)
Melakukan pencatatan jadwal pemberian obat Jadwal minum obat
18 Kartu rekam medis 1 menit
di kartu rekam medis terpantau
Melakukan pencatatan tindakan keperawatan Kondisi perkembangan
19 Kartu rekam medis 1 menit
yang telah dilakukan pasien terpantau
Melakukan visite (pemeriksaan pasien) secara Tensimeter, stetoskop, senter, palu Mendapatkan gambaran
20 5 menit
berkala reflek fisik pasien
Mengkonsultasikan status perkembangan Mendapatkan masukan Sesuai dengan indikasi dan kondisi
21 Kartu rekam medis 5 menit
pasien kepada dokter dari dokter pasien
Memberikan konsultasi tentang status
22 Kartu Rekam Medis 5 menit Saran dan masukan
perkembangan pasien
Melakukan pencatatan data pasien ke dalam Mengetahui jumlah pasien
23 Buku register rawat inap 1 menit
buku register rawat inap rawat inap
Melakukan timbang terima setiap pergantian Pengalihan tugas dan
24 Buku laporan keperawatan 1 menit
petugas jaga klinik tanggung jawab
Menentukan kondisi pasien sudah membaik
25 Kartu rekam medis 2 menit Pasien siap kembali ke blok
dan siap kembali ke blok
Rawat inap dinyatakan
26 Menyatakan untuk mengakhiri rawat inap Kartu rekam medis 1 menit
selesai
Mengisi form surat keterangan selesai menjalani Form surat keterangan selesai Surat keterangan selesai
27 5 menit
rawat inap menjalani rawat inap rawat inap
Memeriksa dan menandatangani surat Surat keterangan selesai
28 Surat keterangan selesai rawat inap 5 menit
keterangan selesai menjalani rawat inap rawat inap tertandatangani

Melaporkan dan meminta tanda tangan Pejabat berwenang


29 persetujuan surat keterangan selesai menjalani Surat keterangan selesai rawat inap 2 menit mengetahui bahwa rawat
rawat inap inap sudah berakhir

Memeriksa dan menandatangani surat Persetujuan selesai


30 Surat keterangan selesai rawat inap 1 menit
keterangan selesai menjalani rawat inap menjalani rawat inap

Melaporkan kepada petugas pengamanan Pengalihan tanggung jawab


31 Surat keterangan selesai rawat inap 1 menit
bahwa pasien selesai menjalani rawat inap pengamanan

32 Mengembalikan pasien ke blok Surat keterangan selesai rawat inap 5 menit Pasien kembali ke blok

Melakukan pencatatan di buku register rawat Rawat inap terdokumentasi


33 Buku register rawat inap 2 menit
inap dengan baik

SOP Rawat Inap


Jumlah : 33
Waktu : 1 jam 27 menit
SOP Rawat Jalan
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP


SOP Rawat Jalan
Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 1. Memiliki kompetenis melakukan pengobatan dan perawatan pasien
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
3. Undang-undang Kesehatan

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. Medical Record
2. Obat
3. Stetoskop
4. Tensimeter
5. Senter
6. Palu reflek
7. Timbangan

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Apabila tidak dilakukan akan menyebabkan pasien tidak terobati
yang dapat berakibat pada peningkatan angka kematian
SOP Rawat Jalan
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Perawat Dokter KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

1 Menerima pendaftaran pasien baru Buku pendaftaran pasien 1 menit Pasien terdaftar

Kartu rekam medis


2 Mengambil rekam medis pasien Kartu rekam medis 5 menit
diperoleh
Melakukan anamnesa terhadap keadaan umum Diperoleh gambaran
3 1 menit
pasien subjektif pasien
Melakukan pemeriksaan tanda vital dan berat Tensimeter, stetoskop, termometer, Diperoleh hasil
4 5 menit
badan jam, timbangan pemeriksaan tanda vital
Diperoleh gambaran
5 Melakukan pemeriksaan fisik Stetoskop, senter, palu reflek 5 menit
objektif pasien

Diperoleh hasil Sesuai dengan indikasi dan


6 Menganjurkan pemeriksaan laboratorium Formulir laboratorium 1 menit
pemeriksaan laboratorium kondisi penyakit

7 Menetapkan diagnosis 1 menit Diagnosis dapat ditegakkan


diperoleh resep
8 Memberikan resep obat sesuai kebutuhan Kertas resep, kartu rekam medis 1 menit
pengobatan
Memutuskan dan memberikan instruksi untuk T
Pasien mendapatkan Sesuai dengan indikasi dan
9 melakukan tindakan pengobatan ( misal : suntik, 1 menit
tindakan yang tepat kondisi penyakit
pembersihan luka, menjahit luka, dsb)
Y
Minor set, perban, cairan antiseptik, Pasien tertangani dengan Sesuai dengan indikasi dan
10 Melakukan tindakan sesuai instruksi dokter 10 menit
alat suntik, dll baik kondisi penyakit
11 Menulis copy resep Kertas, ballpoint 1 menit Diperoleh copy resep
Menyiapkan obat yang akan diberikan kepada
12 Obat-obatan 5 menit Obat-obatan siap diberikan
pasien

13 Memberikan obat kepada pasien Obat-obatan 1 menit Pasien menerima obat


PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Perawat Dokter KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

Menuliskan obat yang telah diberikan ke dalam Jumlah pemakaian obat


14 Buku stok obat 1 menit
buku stok obat setiap hari diketahui

Jumlah pasien berobat


Memasukkan data pasien ke dalam buku
15 Buku register G 1 menit setiap hari dan jenis
register G
penyaktit diketahui

SOP Rawat Jalan


Jumlah : 15
Waktu : 40 menit
STANDAR OPRESIONAL PROSEDUR
(SOP)
REHABILITASI SOSIAL
SOP Persiapan Kegiatan TC
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Persiapan Kegiatan TC


Lembaga Pemayarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
1. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika2. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program TC
3. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. PP No 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan 4. Pendidikan Minimal SLTA
Pembimbingan WBP

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan narapidana dari dalam blok
2. SOP Seleksi calon peserta TC
3. SOP Pemindahan Kamar
4. SOP Pelaksanaan Kegiatan TC

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan
terapi sosial bagi narapidana tidak efektif
SOP Persiapan Kegiatan TC
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Tim TC Rupam Paste Blok Ka. KPLP KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Membuat informasi/pengumuman
1 Kertas, spidol, komputer 10 menit Brosur/lembar
tentang pembukaan Kegiatan TC pengumuman
Informasi diketahui oleh
Brosur, lembar informasi, papan
2 Menyebarkan informasi ke blok 30 menit narapidana di seluruh
pengumuman blok
Mencatat nama-nama narapidana
Adanya daftar calon
3 yang mendaftar untuk mengikuti Blanko pendaftaran, ATK 30 menit
peserta TC
kegiatan TC
Daftar nama narapidana
Menerima nama-nama narapidana
4 daftar calon peserta TC 2 menit yang akan mengikuti
yang ingin mengikuti kegiatan TC kegiatan TC
Melengkapi biodata calon peserta Form biodata terisi
5 Form biodata 10 menit
dengan baik
Melakukan seleksi terhadap calon Form Tes Kemampuan Mental Kemampuan mental
6
peserta Novis calon peserta diketahui SOP Seleksi Calon peserta TC
Memangggil calon peserta yang sudah
7 Daftar nama peserta 10 menit Calon peserta terkumpul SOP Pemanggilan narapidana dari
terseleksi untuk mengikuti briefing dan ke dalam blok
Membuat surat pengajuan
pemindahan bagi calon peserta Surat pengajuan
8 Komputer, kertas, printer 10 menit
TCuntuk menempati kamar program pemindahan kamar
rehabilitasi
Surat pengajuan
Mengajukan pemindahan kamar bagi Surat pengajuan pemindahan
9 10 menit pemindahan kamar
calon peserta TC narapidana diterima kepala KPLP
Calon peserta
Memindahkan calon peserta kegiatan Surat pengajuan pemindahan
10 30 menit menempati kamar khusus
ke dalam kamar program rehabilitasi narapidana program SOP Pemindahan kamar narapidana
Menyusun jadwal pelaksanaan Kertas, kalender, ballpoint,
11 20 menit Jadwal kegiatan tersusun
kegiatan TC komputer, printer
Modul TC, ATK, meja, kursi,
12 melaksanakan kegiatan TC papan tulis 170 menit Terlaksananya kegiatan Terkait SOP Pelaksanaan Kegiatan
TC TC

SOP Persiapan Kegiatan TC


Jumlah : 12
Waktu :
SOP Seleksi Peserta Kegiatan TC
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Seleksi Peserta Kegiatan TC


Lembaga Pemayarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
1. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika2. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program TC
3. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. PP No 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan 4. Pendidikan Minimal SLTA
Pembimbingan WBP

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan narapidana dari dalam blok
2. SOP Seleksi calon peserta TC
3. SOP Pemindahan Kamar
4. SOP Pelaksanaan Kegiatan TC

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan
terapi sosial bagi narapidana tidak efektif
SOP Seleksi Peserta Kegiatan TC
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Rupam Tim Kriminon Kalapas KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Memanggil narapidana yang akan
1 Buku bon anarapidana 10 menit
mengikuti seleksi peserta TC Peserta terkumpul
Melakukan serah terima narapidana
2 yangakan mengikuti seleksi calon
peserta TC
Mempersiapkan kelengkapan dan Pedoman wawancara,
3 10 menit Seleksi siap
materi seleksi ATK, meja kursi dilaksanakan
Tes wawancara, ATK,
4 Melakukan tes wawancara 5 menit
meja kursi
Menetapkan peserta seleksi yang
5 5 menit
lulus tes seleksi
Melakukan serah terima narapidana
6 yang sudah mengikuti seleksi calon
peserta TC
Mengembalikan peserta seleksi ke Pesera tes kembali ke
7 Daftar nama peserta 10 menit
dalam blok blok
Membuat daftar nama peserta yang Daftar peserta yang
8 ATK 15 menit lulus seleksi
lulus seleksi
Daftar nama narapidana
9 Membuat laporan hasil seleksi 20 menit Laporan hasil seleksi
yang lulus seleksi, ATK
Tidak
Menetapkan narapidana peserta Laporan hasil seleksi
10 Laporan hasil seleksi 10 menit
kegiatan TC Ya diketahui Kalapas

Menerima ketetepan Kalapas akan


11
peserta kegiatan TC

SOP Persiapan Kegiatan TC


Jumlah : 12
Waktu : 80 Menit
SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon


Lembaga Pemasyarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
1. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika2. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program Criminon
3. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. PP No 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan 4. Pendidikan Minimal SLTA
Pembimbingan WBP
5. Permenkumham No. M.HH.01.
Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan narapidana dari dalam blok 1. ATK
2. SOP Pemulangan narapidana ke dalam blok 2. Modul Criminon
3. SOP Pembuatan Laporan Pelaksanaan TC 3. Alat Peraga
4. Meja dan Kursi
5. Papan Tulis

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan
terapi sosial bagi narapidana tidak efektif
SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
Kasubsie
NO KEGIATAN Petugas Bimkemas Kasie KETERANGAN
rehab paste Blok wat Binadik KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

Memanggil peserta untuk mengikuti Terkait SOP


1 Daftar nama peserta 15 menit Peserta terkumpul Pemanggilan narapidana
kegiatan TC
dari dalam blok

Melakukan serah terima narapidana yang Peserta siap untuk


2 5 menit
akan mengikuti kegiatan TC melakukan kegiatan TC
Jalannya kegiatan dapat
Modul TC, ATK, Meja, termonitor dan berjalan Sesuai dengan panduan
3 Melaksanakan kegiatan TC 120 menit
kursi dengan baik pelaksanaan TC

Melakukan serah terima narapidana yang


4
sudah mengikuti kegiatan TC
Terkait SOP
pengembalian
Mengembalikan narapidana yang sudah Peserta kegiatan kembali
5 Daftar nama peserta 15 menit narapidana ke dalam
selesai menjalani kegiatan TC ke blok ke blok
blok
Tim TC merujuk
Peserta mendapatkan narapidana yang
Merujuk Peserta Kegiatan TC ke layanan
Formulir rujukan,ATK 15 menit layanan sesuai dengan membutuhkan layanan
lainnya sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan lanjutan lainnya
Membuat dan menandatangani laporan Laporan harian kegiatan
6 Buku besar, ballpoint 10 menit
harian kegiatan TC tersusun
Melaporkan dan meminta tanda tangan Laporan harian kegiatan
7 Laporan harian kegiatan 5 menit
kepada Kasubsie diketahui oleh Kasubsie
Memeriksa dan menandatangani laporan Buku Laporan harian Laporan harian kegiatan Terkait SOP pembuatan
8 harian kegiatan TC yang dibuat oleh Tim kegiatan 5 menit tertandatangani oleh laporan TC
TC Kasie

SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon


Jumlah : 6
Waktu : 170 menit
SOP Persiapan Kegiatan Criminon
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Persiapan Kegiatan Criminon


Lembaga Pemayarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
1. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika2. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program Criminon
3. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. PP No 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan 4. Pendidikan Minimal SLTA
Pembimbingan WBP

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan narapidana dari dalam blok
2. SOP Seleksi calon peserta criminon
3. SOP Pemindahan Kamar
4. SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan
terapi sosial bagi narapidana tidak efektif
SOP Persiapan Kegiatan Criminon
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN Petugas KETERANGAN
Rupam Paste Blok Ka. KPLP KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
rehab
Membuat informasi/pengumuman
1 tentang pembukaan program Kertas, spidol, komputer 10 menit Brosur/lembar
Criminon pengumuman
Informasi diketahui
Brosur, lembar informasi,
2 Menyebarkan informasi ke blok 30 menit oleh narapidana di
papan pengumuman seluruh blok
Mencatat nama-nama narapidana
Adanya daftar calon
3 yang mendaftar untuk mengikuti Blanko pendaftaran, ATK 30 menit
peserta criminon
kegiatan criminon
Daftar nama
Menerima nama-nama narapidana narapidana yang akan
daftar calon peserta
4 yang ingin mengikuti kegiatan 2 menit
criminon mengikuti kegiatan
Criminon Criminon
Melengkapi biodata calon peserta Form biodata terisi
5 Form biodata 10 menit
dengan baik
Melakukan seleksi terhadap calon Form Tes Kemampuan Kemampuan mental SOP Seleksi Calon peserta
6
peserta Mental Novis calon peserta diketahui criminon
Memangggil calon peserta yang
Calon peserta SOP Pemanggilan narapidana
7 sudah terseleksi untuk mengikuti Daftar nama peserta 10 menit
terkumpul
briefing dari dan ke dalam blok
Membuat surat pengajuan
pemindahan bagi calon peserta Surat pengajuan
8 Komputer, kertas, printer 10 menit
Criminon untuk menempati kamar pemindahan kamar
program rehabilitasi

Mengajukan pemindahan kamar bagi Surat pengajuan Surat pengajuan


9 10 menit pemindahan kamar
calon peserta Criminon pemindahan narapidana
diterima kepala KPLP
Calon peserta
Memindahkan calon peserta kegiatan Surat pengajuan
10 30 menit menempati kamar SOP Pemindahan kamar
ke dalam kamar program rehabilitasi pemindahan narapidana
khusus program narapidana
Menyusun jadwal pelaksanaan Kertas, kalender, ballpoint, Jadwal kegiatan
11 20 menit
kegiatan Criminon komputer, printer tersusun
Modul criminon, ATK, meja,
12 melaksanakan kegiatan criminon kursi, papan tulis 170 menit Terlaksananya Terkait SOP Pelaksanaan
kegiatan criminon Kegiatan Crimminon

SOP Persiapan Kegiatan Criminon


Jumlah : 12
Waktu :
SOP Seleksi Peserta Kegiatan Criminon
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Seleksi Peserta Kegiatan Criminon


Lembaga Pemayarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 1. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 2. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program Criminon
3. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. PP No 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan 4. Pendidikan Minimal SLTA
Pembimbingan WBP

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan narapidana dari dalam blok
2. SOP Seleksi calon peserta criminon
3. SOP Pemindahan Kamar
4. SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan terapi sosial bagi
narapidana tidak efektif
SOP Seleksi Peserta Kegiatan Criminon
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Rupam Tim
Criminon Kalapas KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Memanggil narapidana yang akan
1 Buku bon anarapidana 10 menit
mengikuti seleksi peserta Criminon
Peserta terkumpul
Melakukan serah terima narapidana
2 yangakan mengikuti seleksi calon
peserta criminon
Mempersiapkan kelengkapan dan Tes kemampuan mental Seleksi siap
3 10 menit
materi seleksi Novis, ATK, meja kursi dilaksanakan

Membagikan lembar seleksi berupa Tes kemampuan mental Kelengkapan tes


4 5 menit
Tes Mental Novis Novis, ATK, meja kursi diterima peserta

Tes kemampuan mental


5 Mengawasi jalannya pelaksanaan tes 10 menit Pelaksnaan tes
Novis, ATK, meja kursi
berjalan dengan baik

6 Mengumpulkan jawaban hasil seleksi 5 menit Hasil tes terkumpul

Melakukan serah terima narapidana Diserahkannya


7 yang sudah mengikuti seleksi calon narapidana kepada
peserta criminon rupam
Mengembalikan peserta seleksi ke Pesera tes kembali ke
8 Daftar nama peserta 10 menit
dalam blok blok

9 Mengoreksi hasil tes Kunci jawaban, ATK 30 menit Hasil tes terkoreksi

Membuat daftar nama peserta yang


10 ATK 15 menit Daftar peserta yang
lulus seleksi lulus seleksi
Daftar nama narapidana
11 Membuat laporan hasil seleksi 20 menit Laporan hasil seleksi
yang lulus seleksi, ATK
Menetapkan narapidana peserta Tidak Laporan hasil seleksi
12 Laporan hasil seleksi 10 menit
kegiatan criminon ya diketahui Kalapas
Menerima ketetepan Kalapas akan
13
peserta kegiatan Criminon

SOP Persiapan Kegiatan Criminon


Jumlah : 12
Waktu :
SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon
Nomor SOP
KEMENNTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon


Lembaga Pemasyarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
1. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika2. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program Criminon
3. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. PP No 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan 4. Pendidikan Minimal SLTA
Pembimbingan WBP
5. Permenkumham No. M.HH.01.
Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan narapidana dari dalam blok 1. ATK
2. SOP Pemulangan narapidana ke dalam blok 2. Modul Criminon
3. SOP Pembuatan Laporan Pelaksanaan Criminon 3. Alat Peraga
4. Meja dan Kursi
5. Papan Tulis

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan
terapi sosial bagi narapidana tidak efektif
SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
Kasubsie
NO KEGIATAN KETERANGAN
Petugas Bimkemas Kasie
rehab Rupam wat Binadik KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

Memanggil peserta untuk mengikuti


1 Daftar nama peserta 15 menit Peserta terkumpul Terkait SOP Pemanggilan
kegiatan Criminon
narapidana dari dalam blok
Buku 1, Buku 3, Buku 5, Jalannya kegiatan dapat
Buku 8, buku tulis, kertas, termonitor dan berjalan Sesuai dengan panduan
2 Melaksanakan kegiatan Criminon 120 menit
ballpoint, alat peraga, buku dengan baik pelaksanaan Criminon
panduan
Mengembalikan narapidana yang sudah
Peserta kegiatan kembali
3 selesai menjalani kegiatan Criminon ke Daftar nama peserta 15 menit Terkait SOP pengembalian
ke blok
blok narapidana ke dalam blok
Membuat dan menandatangani laporan Laporan harian kegiatan
4 Buku besar, ballpoint 10 menit
harian kegiatan Criminon tersusun
Melaporkan dan meminta tanda tangan Laporan harian kegiatan
5 Laporan harian kegiatan 5 menit
kepada Kasubsie diketahui oleh Kasubsie
Memeriksa dan menandatangani laporan Buku Laporan harian Laporan harian kegiatan Terkait SOP pembuatan
6 harian kegiatan Criminon yang dibuat kegiatan 5 menit tertandatangani oleh laporan criminon
oleh petugas rehab Kasie

SOP Pelaksanaan Kegiatan Criminon


Jumlah : 6
Waktu : 170 menit
SOP Persiapan pelatihan Pendidik sebaya
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Persiapan pelatihan Pendidik sebaya


Lembaga Pemayarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
1. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika2. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program pendidik sebaya
3. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. PP No 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan 4. Pendidikan Minimal SLTA
Pembimbingan WBP
5. Permenkumham No. M.HH.01.PH.02.05 tahun 2010

Tentang RAN Penanggulangan HIV-AIDS dan


Penyalahgunaan NAPZA pada UPT Pemasyarakatan
Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan narapidana dari dalam blok Materi penyuluhan
2. SOP Seleksi calon peserta pendidik sebaya ATK
3. SOP Pelaksanaan Kegiatan pendidik sebaya Buku Bon Napi
Buku Kegiatan
Formulir peserta

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan
terapi sosial bagi narapidana tidak efektif
SOP Persiapan pelatihan Pendidik sebaya
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
Petugas pelatih
NO KEGIATAN KETERANGAN
Wali Napi Paste Blok
pendidik sebaya KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Membuat informasi/pengumuman
1 tentang pembukaan kegiatan Kertas, spidol, komputer 10 menit Brosur/lembar
pendidik sebaya pengumuman
Menyebarkan informasi ke blok Informasi diketahui
Brosur, lembar informasi,
2 30 menit oleh narapidana di
papan pengumuman
seluruh blok
Mencatat nama-nama narapidana Adanya daftar calon
3 yang mendaftar untuk mengikuti Blanko pendaftaran, ATK 30 menit peserta pendidik
kegiatan pendidik sebaya sebaya
Menerima nama-nama narapidana
yang ingin mengikuti kegiatan Daftar nama
daftar calon peserta narapidana yang akan
4 pendidik sebaya 2 menit
pendidik sebaya mengikuti kegiatan
pendidik sebaya
Melengkapi biodata calon peserta Form biodata terisi
5 Form biodata 10 menit
dengan baik
Melakukan seleksi terhadap calon SOP Seleksi Calon
peserta Form Tes Kemampuan Diketahui kesiapan
6 peserta pendidik
Mental Novis mental calon peserta
sebaya
Memangggil calon peserta yang SOP Pemanggilan
Calon peserta
7 sudah terseleksi untuk mengikuti Daftar nama peserta 10 menit narapidana dari dan
terkumpul
briefing ke dalam blok
Menyusun jadwal pelaksanaan Kertas, kalender, ballpoint, Jadwal kegiatan
8 20 menit
pelatihan pendidik sebaya komputer, printer tersusun
melaksanakan pelatihan pendidik Modul pendidik sebaya, Terlaksananya Terkait SOP
9 sebaya ATK, meja, kursi, papan kegiatan pendidik Pelaksanaan
tulis sebaya Kegiatan pendidik

SOP Persiapan kegiatan pendidik sebaya


Jumlah : 12
Waktu :
SOP Seleksi Peserta Pendidik Sebaya
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Seleksi Peserta Pendidkan Sebaya


Lembaga Pemayarakatan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
1. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika2. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program PS
3. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
4. PP No 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan 4. Pendidikan Minimal SLTA
Pembimbingan WBP

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan narapidana dari dalam blok
2. SOP Seleksi calon peserta PS
3. SOP Pemindahan Kamar
4. SOP Pelaksanaan Kegiatan PS

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan
terapi sosial bagi narapidana tidak efektif
SOP Seleksi Peserta Pendidik Sebaya
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN Tim Anggota KETERANGAN
Rupam Criminon Sidang TPP Kalapas KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Memanggil narapidana yang akan
1 mengikuti seleksi peserta Pendidik Buku bon anarapidana 10 menit
Sebaya (PS) Peserta terkumpul
Melakukan serah terima narapidana
2 yangakan mengikuti seleksi calon
peserta PS
Mempersiapkan kelengkapan dan Pedoman wawancara,
3 10 menit Seleksi siap
materi seleksi ATK, meja kursi dilaksanakan
Tes wawancara, ATK, meja
4 Melakukan tes wawancara 5 menit
kursi
Menetapkan peserta seleksi yang
5 5 menit
lulus tes seleksi
Melakukan serah terima narapidana
6 yang sudah mengikuti seleksi calon
peserta PS
Mengembalikan peserta seleksi ke Pesera tes kembali ke
7 Daftar nama peserta 10 menit
dalam blok blok
Membuat daftar nama peserta yang
8 ATK 15 menit Daftar peserta yang
lulus seleksi
lulus seleksi
Daftar nama narapidana
9 Membuat laporan hasil seleksi 20 menit Laporan hasil seleksi
yang lulus seleksi, ATK
Menyerahkan nama calon peserta
pelatihan pendidik sebaya kepada Terkait SOP Sidang
sidang TPP TPP
Menetapkan peserta pelatihan
Laporan hasil seleksi
12 pendidik sebaya sesuai rekomendas Laporan hasil seleksi 10 menit
diketahui Kalapas
sidang TPP Tidak Ya
Menerima ketetepan Kalapas untuk Terkait SOP
pelaksanaan pelatihan pendidik Pelaksanaan
sebaya Pelatihan Pendidik

SOP Persiapan Kegiatan Criminon


Jumlah : 12
Waktu :
SOP Pelaksanaan Pendidikan Sebaya
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Pelaksanaan Pendidikan Sebaya


Lapas

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


UU NO. 23 Tahun 1992 1. Tim Pendidik sebaya adalah petugas lapas yang terlatih untuk
UU NO. 12 TAHUN 1995 menjadi pendidik sebaya
UU NO. 39 TAHUN 1999 2. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
KEPRES RI NO. 36 TAHUN 1994 3. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program pendidik sebaya
PERMENKUMHAN NO. M.HH.01.PH.02.05 TAHUN 4. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
5. Pendidikan Minimal SLTA
Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan Narapidana Dari Blok Materi penyuluhan
2. SOP Pencatatan dan Pelaporan ATK
Buku Bon Napi
Buku Kegiatan
Formulir peserta
Formulir rujukan

Peringatan Pencatatan dan pendataan


SOP Pelaksanaan Pendidikan Sebaya
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU

NO KEGIATAN Tim KETERANGAN


Petugas KPLPKalapas
Pendidik KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Sebaya

Melakukan koordinasi dengan petugas


Terkumpulnya peserta
1 pengamanan sebelum kegiatan Buku ekspedisi 1 menit
KDS
pelatihan pendidik sebaya dilakukan

Absensi, Buku Kegiatan, Peserta dapat


Menyiapkan peralatan kegiatan
2 Formulir Peserta KDS, ATK, 5 menit melaksanakan
pelatihanpendidik sebaya
Materi Penyuluhan kegiatan KDS
Terkait dengan SOP
Memanggil peserta pelatihan pendidik Terkumpulnya peserta Pemangilan
3 Daftar nama peserta 10 menit
sebaya pelatihan pendidik narapidana dari
sebaya dalam blok
dibukanya kegiatan
Membuka kegiatan pelatihan pendidik
4 meja, kursi, sound system 15 menit pelatihanpendidikan
sebaya
pendidik sebaya Kegiatan dilakukan
Modul Pelatihan pendidik oleh pendidik yang
Melaksanakan kegiatan pelatihan Kegiatan terlaksana
5 sebaya, ATK, meja, kursi, 60 menit berasal dari Napi
pendidik sebaya dengan baik
infocus, laptop yang sudah dilatih
Menutup kegiatan pelatihan pendidik Kegiatan selesai tepat
6 Jam waktu 1 menit waktu
sebaya
Terkait SOP
Mengarahkan peserta kembali ke blok Peserta kembali ke pengembalian
7 5 menit
masing-masing blok dengan tertib narapidana ke blok

SOP Pelaksanaan Pendidikan Sebaya


Jumlah : 11
Waktu : 2 jam 3 menit
SOP Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Sebaya
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

SOP Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan


Unit Kerja Nama SOP Sebaya
Lapas

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


UU NO. 23 Tahun 1992 1. Tim Pendidik sebaya adalah petugas lapas yang terlatih untuk
UU NO. 12 TAHUN 1995 menjadi pendidik sebaya
UU NO. 39 TAHUN 1999 2. Memiliki pemahaman yang baik tentang adiksi dan karakteristiknya
KEPRES RI NO. 36 TAHUN 1994 3. Pernah mengikuti pelatihan/magang dalam program pendidik sebaya
PERMENKUMHAN NO. M.HH.01.PH.02.05 TAHUN 4. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
5. Pendidikan Minimal SLTA
Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan Narapidana Dari Blok 1. Materi penyuluhan
2. SOP Pengembalian Narapidana ke dalam blok 2. ATK
3. Buku Bon Napi
4. Buku Kegiatan
5. Formulir peserta
6. Formulir rujukan

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP tidak dilaksanakan maka penyebaran
Informasi perubahan perilaku kurang optimal
SOP Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Sebaya
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
Tim
NO KEGIATAN Petugas KETERANGAN
Pendidik Kalapas KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
KPLP
Sebaya
Melakukan koordinasi dengan petugas Terkoordinasinya
1 pengamanan sebelum kegiatan Buku Ekspedisi 10 menit kegiatan pendidikan
dilakukan sebaya

Menyiapkan daftar nama peserta Adanya daftar nama


2 buku, ATK, 5 menit peserta kegiatan
kegiatan pendidikan sebaya
pendidikan sebaya
Terkait SOP
Melakukan pemanggilan peserta terkumpulnya peserta Pemangilan
3 daftara nama peserta 15 menit
kegiatan pendidikan sebaya kegiatan pendidikan Narapidana dari
sebaya dalam blok
Absensi, Buku Kegiatan, Peserta dapat
Menyiapkan peralatan kegiatan pendidik
4 Formulir Peserta KDS, ATK, 5 menit melaksanakan kegiatan
sebaya
Materi Penyuluhan pendidikan sebaya
Kegiatan dilakukan
Kegiatan terlaksana oleh pendidik sebaya
5 Mengawasi pelaksanaan kegiatan 60 menit yang berasal dari Napi
dengan baik
yang sudah dilatih
Mengingatkan waktu pelaksanaan Kegiatan selesai tepat
6 Jam waktu 1 menit
kegiatan telah selesai waktu
Tim pendidik sebaya
Merujuk Peserta pendidik sebaya Peserta mendapatkan merujuk narapidana
7 tertentu ke layanan lainnya sesuai Formulir rujukan,ATK 15 menit layanan sesuai dengan yang membutuhkan
dengan kebutuhan kebutuhan layanan lanjutan
Terkait dengan SOP
Mengarahkan peserta kembali ke blok Peserta kembali ke pengembalian
8 5 menit
masing-masing blok dengan tertib narapidana ke dalam
blok
Terdokumentasinya
9 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Buku pencatatan dan pelaporan 20 menit kegiatan
Diketahuinya
Menerima dan menandatangani laporan
10 Laporan kegiatan 5 menit pelaksanaan pendidik
pelaksanaan kegiatan pendidikan sebaya
sebaya oleh Kalapas

SOP Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Sebaya


Jumlah : 10
Waktu :
SOP Pelaksanaan KDS
Nomor SOP
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Pelaksanaan KDS


Lapas Klas I

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


UU NO. 23 Tahun 1992 Petugas Terlatih KDS Yang Memahami
UU NO. 12 TAHUN 1995
UU NO. 39 TAHUN 1999
KEPRES RI NO. 36 TAHUN 1994
PERMENKUMHAN NO. M.HH.01.PH.02.05 TAHUN

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
1. SOP Pemanggilan Narapidana Dari Blok 1. Ruangan
2. SOP Pencatatan dan Pelaporan 2. ATK
3. Buku Bon Napi
4. Buku Kegiatan
5. Formulir peserta
6. Formulir rujukan

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika SOP tidak dilaksanakan , maka ODHA kurang
mendapatkan dukungan yang optimal
SOP Pelaksanaan KDS
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN Petugas KETERANGAN
Tim KDS KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
KPLP
Mengarahkan narapidana yang akan Peserta KDS siap
1 mengikuti kegiatan KDS kepada petugas daftar nama napi 1 menit mengikuti kegiatan
KDS KDS

Melakukan serah terima narapidana Terkumpulnya peserta


2 Buku serah terima 1 menit
yang akan mengikuti kegiatan KDS KDS

Kegiatan terlaksana
3 Mengawasi pelaksanaan kegiatan KDS 60 menit
dengan baik
Mengingatkan waktu pelaksanaan Kegiatan selesai tepat
4 jam waktu 1 menit
kegiatan telah selesai waktu

Melakukan serah terima narapidana Peserta kembali ke


5 Buku serah terima 5 menit
yang sudah mengikuti kegiatan KDS blok dengan tertib

6 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Buku pencatatan dan pelaporan 20 menit Terdokumentasinya
kegiatan KDS

SOP Pelaksanaan KDS


Jumlah : 8
Waktu : 1 jam 48 menit
SOP Konseling Psikologi
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP


SOP Konseling Psikologi
Lapas /Rutan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 1. Memiliki kompetensi pendidikan psikolog
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 2. Memiliki kemampuan melakukan konseling dan menguasai teknik konseling
3. Undang-undang Kesehatan

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika tidak dilakukan maka permasalahan psikologis yang dialami
narapidana tidak akan tertangani dengan tepat
SOP Konseling Psikologi
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN Petugas Petugas KETERANGAN
Psikolog Dokter KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
rehabilitasi pengamanan
Menerima narapidana yang memiliki keluhan Rujukan bisa berasal dari dokter,
1 psikologis, baik yang datang sendiri maupun 2 menit Mengetahui klien petugas rehabilitasi, maupun
berdasarkan rujukan petugas pengamanan
Tercipta hubungan baik
dan terbangun
2 Membangun rapport dengan klien 10 menit
kepercayaan dalam
konseling

Melakukan kontrak waktu pelaksanaan Kesepakatan waktu dalam


3 3 menit
konseling pelaksanaan konseling

Melakukan wawancara awal yang sifatnya


Identitas dan latar
4 sederhana mengenai identitas dan latar Kertas, ballpoint 5 menit
belakang kasus diketahui
belakang kasus
Melakukan anamnese terkait dengan Penggunaan zat dapat
5 Kertas, ballpoint, formulir ASI-Lite 15 menit
penggunaan zat teridentifikasi
Melakukan observasi mengenai kondisi fisik dan Kondisi fisik dan perilaku
6 5 menit
perilaku klien klien teridentifikasi

Melakukan konseling dengan menerapkan Permasalahan klien


7 teknik konseling yang sesuai dengan kebutuhan Tissu 60 menit tertangani sesuai dengan
klien kebutuhan

8 Menutup sesi konseling 3 menit Sesi konseling telah selesai

Merencanakan jadwal konseling lanjutan sesuai Jadwal konseling lanjutan


9 Kalender 3 menit
dengan kebutuhan ditetapkan

Membuat catatan mengenai proses konseling Kertas, ballpoint, buku catatan Hasil konseling tercatat
10 10 menit
yang telah dilakukan konseling dengan baik

Melakukan diskusi dan penggalian informasi


tentang klien kepada pihak yang mengirim, Mengetahui
11 20 menit
seperti dokter, petugas rehabilitasi, atau perkembangan kasus klien
petugas lapas yang lain
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN Petugas Petugas KETERANGAN
Psikolog Dokter KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
rehabilitasi pengamanan

Klien dapat memperoleh


Memutuskan intervensi psikologis lebih lanjut
12 3 menit penanganan psikologis SOP Terapi Psikologi
sesuai dengan kebutuhan
lebih lanjut

Menutup dan menyatakan bahwa proses Seluruh proses konseling


13 3 menit
konseling telah selesai dinyatakan selesai
Melakukan pencatatan kasus dan penyimpanan Buku catatan konseling, komputer, Data konseling tersimpan
14 10 menit
file sebagai arsip printer, ballpoint dengan baik

SOP Konseling Psikologi


Jumlah : 14
Waktu : 2 jam 32 menit
SOP Terapi Psikologi
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP


SOP Terapi Psikologi
Lapas / Rutan

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 1. Memiliki kompetensi pendidikan psikolog
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 2. Memiliki kemampuan melakukan terapi dan menguasai teknik-teknik psikoterapi
3. Undang-undang Kesehatan 3. Memiliki keterampilan menggunakan alat tes psikologi
4. Memiliki kemampuan melakukan interpretasi dan analisis hasil tes psikologi
5. Memiliki kemampuan melakukan diagnosis multiaksial

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Jika tidak dilakukan maka gangguan psikologis yang dialami
narapidana tidak akan teridentifikasi dan tertangani dengan tepat
SOP Terapi Psikologi
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Psikolog Dokter Perawat KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

Menerima rujukan mengenai narapidana yang


1 2 menit Mengetahui klien
mengalami gangguan psikologis
Rujukan bisa berasal dari dokter atau psikolog lain
Mengetahui dan
2 Mempelajari kasus 10 menit
memahami kasus

3 Memanggil klien 2 menit Bertemu dengan klien

Tercipta hubungan baik


dan terbangun
4 Membangun rapport dengan klien 10 menit
kepercayaan dalam
konseling

Kesepakatan waktu dalam


5 Melakukan kontrak waktu pelaksanaan terapi 3 menit
pelaksanaan konseling

Melakukan wawancara awal yang sifatnya


Identitas dan latar
6 sederhana mengenai identitas dan latar Kertas, ballpoint 5 menit
belakang kasus diketahui
belakang kasus

Melakukan observasi mengenai kondisi fisik Kondisi fisik dan perilaku


7 5 menit
dan perilaku klien klien teridentifikasi

Alat-alat tes psikologi, ballpoint,


Melakukan tes psikologi sesuai dengan Permasalahan klien sesuai Waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan jenis alat tes yang
8 pensil, kertas, stopwatch, tape 60 menit
kebutuhan dengan kebutuhan digunakan
recorder, kaset

Melakukan anamnese terkait penggunaan zat Kerta, ballpoin, formulir ASI-Lite, Penggunaan zat dapat Penggunaan formulir ASI sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhan
9 30 menit
sesuai dengan kebutuhan Formulir ASI 3.0 teridentifikasi kasus

Melakukan wawancara mendalam berkaitan Kasus dapat dipahami lebih


10 30 menit
gangguan psikologis yang dialami klien mendalam
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN KETERANGAN
Psikolog Dokter Perawat KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

Menentukan diagnosis multiaksial berdasarkan Teridentifikasinya


11 DSM-IV 15 menit
DSM-IV gangguan psikologi klien

Gangguan psikologi yang


Melakukan terapi dengan menerapkan teknik Kelengkapan yang dibutuhkan menyesuakian dengan teknik yang
12 60 menit ada dapat tertangani
psikoterapi yang sesuai dengan kebutuhan klien digunakan
dengan tepat

13 Menutup sesi terapi 3 menit Sesi terapi telah selesai

Merencanakan jadwal terapi lanjutan sesuai Jadwal terapi lanjutan


14 Kalender 3 menit
dengan kebutuhan ditetapkan SOP Terapi Psikologi
Membuat catatan mengenai proses terapi yang Buku catatan konseling, komputer, Hasil terapi tercatat
15 10 menit
telah dilakukan printer, ballpoint dengan baik

Melakukan diskusi dan penggalian informasi


pendukung tentang klien kepada pihak yang Mengetahui
16 20 menit
memberi rujukan, seperti dokter atau psikolog perkembangan kasus klien
lain
Mendapat informasi dan
Melakukan case conference terkait kasus-kasus
laptop, slide proyektor, kertas masukan mengenai kasus
17 sulit dengan berbagai disiplin ilmu terkait, 60 menit Dilakukan sesuai dengan kebutuhan kasus
flipchart, spidol sulit dari berbagai disiplin
seperti dokter, perawat, pekerja sosial, dsb
ilmu terkait
Memutuskan melakukan terapi lebih lanjut Klien dapat memperoleh
18 3 menit
sesuai dengan kebutuhan terapi lebih lanjut
Merujuk kepada psikolog lain atau psikiater di Surat rujukan untuk
19 Formulir rujukan 3 menit
luar lapas jika diperlukan penanganan lebih lanjut

Menutup dan menyatakan bahwa proses terapi Seluruh proses terapi


20 3 menit
telah selesai dinyatakan selesai
Melakukan pencatatan kasus dan penyimpanan Buku catatan konseling, komputer, Data terapi tersimpan
21 10 menit
file sebagai arsip printer, ballpoint dengan baik

SOP Terapi Psikologi


Jumlah : 21
Waktu : 5 jam 47 menit
SOP Pelaksanaan Pre-Release Bagi Narapidana HIV Positif
Nomor SOP
SATUAN KERJA Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

Unit Kerja Nama SOP SOP Pelaksanaan Pre-Release Bagi Narapidana HIV
Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta Positif

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Undang-undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 1. Memiliki pengetahuan mengenai HIV
2. Undang-undang No 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan 2. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
3. Undang-undang Kesehatan 3. Memiliki kemampuan melakukan konseling

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Apabila tidak dilakukan dapat menyebabkan narapidana HIV positif
yang sudah bebas tidak dapat mengakses layanan pengobatan di
Layanan Kesehatan di luar lapas
SOP Pelaksanaan Pre-Release Bagi Narapidana HIV Positif
PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU
Petugas Staf
NO KEGIATAN Staf KETERANGAN
Pre Bimkemas Rupam Dokter KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Registrasi
Release wat

Pemberitahuan permintaan
Meminta data narapidana yang akan bebas,
1 5 menit data narapidana yang akan
baik bebas murni
bebas

Memberikan data narapidana yang akan bebas Buku Register narapidana yang akan Diperoleh data narapidana
2 2 menit
murni bebas yang akan bebas murni

Pemberitahuan permintaan
Meminta data narapidana yang akan bebas,
3 5 menit data narapidana yang akan
baik bebas PB, CB, dan CMB
bebas PB, CB, dan CMB

Memberikan data narapidana yang akan bebas Daftar nama narapidana yang akan Data narapidana yang akan
4 2 menit
PB, CB, dan CMB bebas PB, CB, dan CMB bebas PB, CB, dan CMB

Diperoleh data narapidana


Menerima data narapidana yang akan bebas, Daftar nama narapidana yang akan
5 2 menit yang akan bebas murni, PB,
baik bebas murni, PB, CB, dan CMB bebas
CB, dan CMB

Melakukan seleksi dan memisahkan data Daftar nama narapidana yang akan
6 10 menit Data narapidana terseleksi
narapidana yang HIV Positif bebas
Tanggal ekspirasi
Mendata tanggal ekspirasi narapidana HIV Data narapidana beserta tanggal
7 15 menit narapidana HIV Positif
Positif ekspirasi
diketahui

8 Membuat daftar absen Kertas, komputer, printer 10 menit Daftar absen tersusun

9 Memanggil narapidana yang akan bebas Daftar nama narapidana 10 menit Narapidana diketahui

Diperoleh informasi
10 Melakukan anamnesa Ikhtisar perawatan, medical record 10 menit
mengenai narapidana

Data narapidana HIV Positif


11 Merangkum data narapidana HIV Positif Ikhtisar perawatan, medical record 5 menit
terangkum

Melengkapi data kesehatan narapidana HIV Data kesehatan


12 Positif yang akan bebas untuk kelengkapan Ikhtisar perawatan, medical record 10 menit kelengkapan medical
medical record record
PELAKSANA MUTU BAKU

NO KEGIATAN Petugas Staf KETERANGAN


Staf
Pre Bimkemas Rupam Dokter KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Registrasi
Release wat

Melakukan konseling Pre-Release dan Narapidana mendapatkan


13 Absensi, materi pre-Release 20 menit
memberikan dukungan kepatuhan berobat konseling Pre-Release

Memberikan edukasi pola hidup sehat bagi


14 Materi pre-release 15 menit Informasi tersampaikan
ODHA
Memberikan informasi dan masukan mengenai
Rumah Sakit rujukan, mengingatkan untuk Daftar rumah sakit rujukan, medical
15 10 menit Informasi tersampaikan
kontrol rumah sakit dan mengingatkan record
profilaksis

16 Mengisi form surat rujukan Form surat rujukan 3 menit Form surat rujukan terisi

Surat rujukan
17 Memeriksa dan menandatangani surat rujukan Surat rujukan 3 menit
tertandatangani

Memberikan surat rujukan kepada narapidana


18 Surat rujukan 3 menit
atau keluarga bila ada Surat rujukan diterima
klien atau keluarga

Membekali narapidana dengan sisa obat ARV


19 Obat-obatan ARV 3 menit Klien menerima obat ARV
(bila ada)

Pelaksanaan konseling Pre-


20 Mencatat pelaksanaan konseling Pre-Release Buku catatan konseling pre-release 5 menit
Release terdokumentasi
dengan baik

Menandatangani absensi narapidana yang


21 Absensi, materi pre-Release 2 menit Absensi tertandatangani
mengikuti kegiatan Pre-Release

Menyimpan file arsip copy Medical Record


22 Lemari arsip 2 menit File arsip tersimpan rapi
narapidana HIV Positif yang bebas

SOP Pelaksanaan Pre-Release Bagi Narapidana HIV Positif


Jumlah : 22
Waktu : 2 jam 32 menit

Anda mungkin juga menyukai