Anda di halaman 1dari 208

PROCEEDING

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IPEMI PROVINSI JAWA TENGAH


“FENOMENA KEHAMILAN REMAJA DITINJAU DARI BERBAGAI
PERSPEKTIF”

IKATAN PERAWAT MATERNITAS INDONESIA


PROVINSI JAWA TENGAH
2018
SAMBUTAN KETUA IPEMI JATENG

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia untuk kita semua
sehingga dapat diselenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Perawat Maternitas Indonesia
(IPEMI) Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun-tahun sebelumnya IPEMI telah menyelenggarakan
berbagai kegiatan seminar dan juga desiminasi hasil-hasil penelitian. Mulai tahun ini pertemuan
tersebut kita berikan tagline Pertemuan Ilmiah Tahunan.

PIT merupakan kesempatan berkumpulnya para perawat maternitas se Jawa Tengah dalam
sharing hasil-hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan materi untuk penguatan evidence based
sehingga praktek keperawatan maternits semakin meningkat kualitasnya. PIT juga merupakan bentuk
pengabdian kepada masyarakat dengan transfer pengetahuan kepada masyarakat luas dan juga kepada
sesama komunitas perawat. PIT yang pertama ini berfokus pada kesehatan remaja yang akhir-akhir
ini menjadi trend kesehatan pada area keperawatan maternitas.

Kesehatan reproduksi perempuan memegang peranan penting dalam kesehatan secara


umum. Angka kematian saat ini AKI 305/100.000 kelahiran. Hal yang mengkontribusi salah
satunya kehamilan-kehamilan pada remaja. Peningkatan angka kehamilan pada remaja menjadi
perhatian bagi IPEMI guna meningkatkan pemahaman efek kehamilan pada remaja sehingga
dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya.

Sistem reproduksi dan perkembangan psikologis remaja masih berkembang dan belum
siap untuk hamil. Kehamilan pada remaja akan mempengaruhi kesehatan fisik dan kesehatan
psikologis. Beberapa kasus terjadi pada kehamilan remaja seperti kehamilan tidak diinginkan,
aborsi, prematuritas, kematian bayi baru lahir, depresi postpartum.

Penghargaan setinggi-tingginya kepada panitia yang telah menyiapkan agenda ini


khususnya kepada IPEMI karesidenan Banyumas. Kegiatan ini juga sekaligus sebagai momen
pelantikan pengurus IPEMI tingkat karesidenan Banyumas.
Wassalamu'alaikum wr.wb
Ketua IPEMI Jateng

Dr. Anggorowati, M.Kep., Sp.Mat

i
SAMBUTAN KETUA PANITIA
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Salam sejahtera untuk kita semua,

Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Perawat Maternitas (PIT IPEMI) Provinsi Jawa Tengah yang
pertama ini diselenggarakan pada tanggal 6 Oktober 2018 di Banyumas. Atas nama panitia PIT
IPEMI Provinsi Jawa Tengah, dengan senang hati kami mengundang Anda untuk berpartisipasi
dalam kegiatan ini.

Kegiatan ini terutama ditujukan untuk menyediakan media berbagi informasi terbaru dan
berdiskusi tentang penelitian serta kemajuan klinis dalam bidang kesehatan dan keperawatan
terutama keperawatan maternitas. Akademisi, Klinisi dan Mahasiswa kami undang untuk
berpartisipasi untuk memastikan bahwa PIT IPEMI Provinsi Jawa Tengah adalah pertemuan
ilmiah yang sangat menginspirasi.

Tema PIT IPEMI Provinsi Jawa Tengah kali ini adalah “Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau Dari
Berbagai Perspektif“. Perawat Maternitas sebagai salah satu bagian pelayanan kesehatan di
Indonesia memandang isu ini sebagai masalah krusial dimana prilaku seks bebas seringkali
menjadi penyebab timbulnya masalah kehamilan remaja yang selanjutnya berdampak pada
kehamilan yang tidak di inginkan dan meningkatnya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Banyaknya kasus-kasus yang berkaitan dengan kehamilan remaja seperti kehamilan yang tidak
diinginkan, aborsi, prematuritas, kematian bayi baru lahir, depresi post partum dan sebagainya
menjadi alasan pentingnya peran perawat maternitas sebagai pemberi perawatan yang
komprehensif untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut.

PIT IPEMI Provinsi Jawa Tengah ini terdiri dari sesi pembicara utama dan sesi presentasi oral.
Oleh karena itu, kami mengundang dan menganjurkan semua perawat dan tenaga kesehatan
profesional lainnya untuk bergabung bersama kami dan berkontribusi dalam pertemuan ilmiah
ini. Selain itu, Banyumas yang menjadi tuan rumah diselenggarakannya PIT IPEMI Provinsi Jawa
Tengah merupakan kabupaten dengan Purwokerto sebagai ibu kota Purwokerto merupakan kota
yang menyajikan banyak hal yang dapat ditawarkan kepada pengunjung salah satunya adalah
tempat wisata.

Kami menantikan kehadiran Anda di Purwokerto pada 6 Oktober 2018, dan kami menjanjikan
bahwa PIT IPEMI Provinsi Jawa Tengah akan memberi Anda pengalaman ilmiah dan sosial yang
tak terlupakan.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Ketua Panitia

Atun Raudotul Ma'rifah S.Kep.,Ns.,M.Kep

ii
DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA IPEMI JATENG ........................................................ i

SAMBUTAN KETUA PANITIA ..................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

SUSUNAN PANITIA ........................................................................................ vi

PEMBICARA UTAMA .................................................................................... vii

SUSUNAN ACARA ......................................................................................... viii

ARTIKEL PRESENTASI ORAL

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN STATUS NUTRISI DENGAN


DERAJAT HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL ............. 1

PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER DAN IBU HAMIL MELALUI


PENERAPAN MODUL BERBASIS KONSEP “INSUFFICIENT MILK
SUPPLY“ DI WILAYAH KECAMATAN BATURRADEN ........................ 12

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU SAKU TENTANG MENARCHE


TERHADAP SIKAP DAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA
REMAJA PUTRI DI SEKOLAH DASAR NEGERI PATRAN GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA ............................................................................. 18

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA


SENDIRI (SADARI) DENGAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI
MELAKUKAN SADARI SISWI DI SMK NEGERI 1 GANTIWARNO .... 28

PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL


MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN
PRAKTIK VULVA HYGIENE REMAJA PUTRI PADA SAAT MENSTRUASI
DI SMP KOTA SEMARANG .......................................................................... 36

GAMBARAN BREAST ENGGOGERMENT PADA IBU POST PARTUM DI


RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO ................................................................................................ 42

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN SLOW STROKE BACK MASSASE DAN


ENDORPHINE MASSASE TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI
DISMENORE PADA REMAJA ...................................................................... 48

iii
PENGALAMAN PEMENUHAN NUTRISI SURVIVOR CERVICAL CANCER
: STUDI FENOMENOLOGI ........................................................................... 56

PENGARUH TERAPI KOGNITIF BEHAVIOUR TERHADAP KECEMASAN


IBU BERSALIN DI UPTD RUMAH BERSALIN PATEN KOTA MAGELANG
TAHUN 2018 ..................................................................................................... 65

EFEKTIVITAS PROGRAM MANASIJA TERHADAP PENGETAHUAN


TENTANG MANAJEMEN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA ...... 74

HUBUNGAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA SEKSUAL DENGAN


KECEMASAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS
IIA PURWOKERTO ......................................................................................... 81

AKSES PORNOGRAFI BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE


PADA SISWI SMP NEGERI 10 DI KOTA MAGELANG ........................... 89

APLIKASI MODEL PRECEDE-PROCEED DALAM PERILAKU PILIHAN


PENOLONG PERSALINAN BAGI ISTRI ................................................... 99

RESPON PSIKOLOGIS TERDIAGNOSA HIV/AIDS STUDY


FENOMENOLOGI PADA IBU HAMIL DI KOTA SEMARANG ............. 109

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGANAN GAWAT


DARURAT PERDARAHAN PER VAGINAM DI DESA TUGU JUMANTONO
KARANGANYAR ............................................................................................. 114

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN


IVA PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL DI LOKALISASI SUNAN
KUNING WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEBDOSARI ....................... 121

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN PEER EDUCATION


DAN MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ................................. 130

EFEKTIVITAS KOMPRES KUBIS DAN KUBIS TUMBUK TERHADAP


PENURUNAN PEMBENGKAKAN PAYUDARA IBU POSTPARTUM .. 141

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEKNIK MARMET DENGAN PIJAT


OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN ASI ......................................... 151

PENGARUH KOMPRES KUBIS DINGIN TERHADAP KENYAMANAN IBU


POSTPARTUM DENGAN PEMBENGKAKAN PAYUDARA DI PUSKESMAS
SIBELA SURAKARTA .................................................................................... 163

AROMATERAPI LEMON EFEKTIF MENGATASI INTENSITAS NYERI


POST SECTIO CAESAREA ........................................................................... 173

iv
PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK SANYIANJIAO (SP-6) TERHADAP
INTENSITAS DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI PANTI ASUHAN
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO ......................................................... 182

EFEKTIFITAS PENATALAKSANAAN LOGOTERAPI PADA IBU DENGAN


DEPRESI SETELAH MELAHIRKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SOKARAJA II .................................................................................................. 190

v
SUSUNAN PANITIA

Ketua : Atun Raudotul M., S,Kep.,Ns., M.Kep

Sekretaris : Aprilia Kartikasari, S.Kep.,Ns.,M.Kep


Nina Setiawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Bendahara : Happy Dwi Aprilina, S.Kep.,Ns.,M.Kep


Yuki Oktavia Rahman, S.Kep.,Ns., M.Kep

Sie Acara : Wahyu Ikka S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat


Siti Mulidah, S.Kp.,M.Kes
Devita Elsanti,S.Kep.,Ns.,M.Sc
Dina Indrati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.Mat
Siti Haniah, S.Kep.,M.Kep

Sie Ilmiah : Mekar Dwi Angraeni, Ph.D


Lutfatul Latifah, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Sp.Mat
Hartati, S.Kep., Ns., MM
Priatin Sulistyowati, S.Kp.,M.Kep
Wagiyo S.Kp M.Kep.,Sp.Mat

Sie Dokumentasi : Idwan A.Md Kep

Sie Konsumsi : Siti Nur Khasanah, A.Md Kep


Nurul Hidayati, S.Kep.,Ns
Reni Purwo , S.Kep., Ns., M.Kep

Sie Perlengkapan (IT) : Yudi Naharudin A.Md Kep

vi
PEMBICARA UTAMA

Dr. Yektiningtyastuti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat


(Ditjen Belmawa Kemenristek Dikti,
Wakil Ketua I IPEMI Jateng)

Ns. Mekar Dwi Anggraeni, M.Kep., Ph.D


(Dosen Keperawatan Maternitas UNSOED,
Pengurus IPEMI Banyumas)

Ns. Wahyu Ikka S, M.Kep., Sp.Mat


(Praktisi Klinis Maternitas RSUD Banyumas,
Divisi Pelayanan IPEMI Jateng)

vii
SUSUNAN ACARA

Waktu Kegiatan Pelaksana


08.00-08.10 Pembukaan MC
Membaca ayat suci Al-Quran Evi Yulianti
Dyah Melia
Menyanyikan lagu Indonesia Raya Joana Pascaria
Menyanyikan lagu Mars PPNI Joana Pascaria
08.10-08.20 Sambutan oleh Ketua Panitia Atun Raudotul M., S,Kep.,Ns., M.Kep
08.20-08.30 Sambutan oleh Ketua PPNI Banyumas Fajar Triasih, S.Kep., Ners., MM
08.30-08.40 Sambutan oleh Ketua IPEMI Jawa Dr. Anggorowati, S.Kp.,M.Kep., Sp.Mat
Tengah, sekaligus Pembukaan Acara
dan Pelantikan Pengurus IPEMI
Barlingmascakeb
08.40-08.50 Persembahan Tarian Dancer Saman SMAN 2 Purwokerto
08.50.09.00 Pembacaan doa Ficky Syifa Janani
09.00-09.10 Mulai Acara Inti : Perkenalan dan Devita Elsanti,S.Kep.,Ns.,M.Sc
Pembacaan CV Pembicara oleh
Moderator
09.10-09.40 Materi 1: “Trend issue seputar Dr. Yektiningtyastuti, S.Kp., M.Kep.,
kehamilan remaja, penyebab dan Sp.Mat
dampaknya terhadap kesehatan pasca
persalinan”.
09.40-10.20 Materi II : “Pengaruh Literasi remaja Ns. Mekar Dwi Anggraeni, M.Kep., Ph.D
terhadap kesehatan reproduksi”.
10.20-10.50 Materi III : “Pengalaman Pemberian Ns. Wahyu Ikka S, M.Kep., Sp.Mat
Asuhan Keperawatan pada Remaja
Periode Perinatal”.
10.50-11.30 Diskusi Panel Devita Elsanti,S.Kep.,Ns.,M.Sc
11.30-11.50 Promosi dari Wardah dan Yakult MC
11.50-12.00 Pembagian Doorprise MC
12.00-13.00 ISHOMA MC

viii
Waktu Kegiatan Pelaksana
13.00-16.00 Presentasi Oral Moderator 1 :
Priatin Sulistyowati, S.Kp.,M.Kep
Moderator 2 :
Ns. Lutfatul Latifah, M.Kep., Sp.Mat
Moderator 3 :
Siti Mulidah, S.Kep.,Ns., M.Kes
16.00 Coffee Time & Penutupan MC

v
iix

v
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN STATUS NUTRISI DENGAN DERAJAT
HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL

Anggis Mefrianingsih1), Siti Haniyah2), Atun Raudotul Ma’rifah3)


1
Mahasiswa Ilmu Keperawatan S1, STIKes Harapan Bangsa Purwokerto
2,3
Dosen Keperawatan S1, STIKes Harapan Bangsa Purwokerto
Corresponding author: anggismefrianingsih2@gmail.com

ABSTRACT

Mild nausea and vomiting are common health problems in the beginning period of pregnancy.
Psychological problem and the lack of nutrition intake can worsen the nausea and vomit. This study aimed
to know the correlation between stress level and nutritional status with hyperemesis gravidarum level on
pregnant mother in Community Health Center II Kembaran Banyumas. This study was categorized into
descriptive correlative research with cross sectional approach. The respondents were 55 pregnant mothers
with hyperemesis gravidarum selected using accidental sampling technique. The data was taken using
questionnaire for stress level and hyperemesis gravidarum and observation of LILA measurement. Data
were analyzed using spearman rank statistical test. The result of this study showed that 65.5 % of the
respondents had mild stress and 34.5 % had moderate stress. The respondents having lack of nutrition were
67.3 % and those having good nutrition status were 32.7 %. There were 61.8 % of the respondents who
were categorized into mild hyperemesis level and 38.2 % categorized into moderate hyperemesis level.
Hence, it can be concluded that there is significant correlation between stress level and nutritional status
with hyperemesis gravidarum level on pregnant mothers p value 0,000 rs 0,610** for stress level and p value
0,002 rs −0,409** for nutritional status.

Key words: Stress level, Nutritional status, Hyperemesis Gravidarum

PENDAHULUAN

Mual dan muntah yang ringan merupakan lainnya mencapai 75% termasuk
hal yang sering terjadi dan merupakan hiperemesis gravidarum. Pada tahun
keadaan yang normal pada awal masa 2015 AKI di negara berkembang
kehamilan, walaupun demikian ketika mencapai 239 per 100.000 kelahiran
kedua hal tersebut terjadi secara hidup, sedangkan di negara maju yaitu 12
berlebihan akan terjadi dampak patologis. per 100.000 kelahiran hidup (WHO,
Hiperemesis gravidarum atau muntah 2015).
pernisiosa adalah mual dan muntah yang Menurut profil kesehatan
berlebihan yang menyebabkan Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) di
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per
penurunan berat badan yang nyata, 100.000 kelahiran hidup, namun
asetonuria, dan kekurangan nutrisi demikian SDKI tahun 2012 menunjukan
(Reeder, 2011). peningkatan AKI yang signifikan yaitu
Menurut laporan World Health menjadi 359 kematian ibu per 1000.000
Organization (WHO) tahun 2015 Angka kelahiran hidup. Berdasarkan survey
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu penduduk antar sensus (SUPAS) 2015
303.000 jiwa. Penyebab kematian ibu mengalami penurunan menjadi 305
diantaranya adalah perdarahan, infeksi, kematian ibu per 1 juta kelahiran hidup.
pre eklampsia dan komplikasi kehamilan Target Millenium Development Goals

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 1


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
(MDGs) yaitu menurunkan Angka cross sectional. Penelitian dilakukan pada
Kematian Ibu (AKI) hingga dibawah 70 bulan Desember 2017-Februari 2018.
per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun Populasi dalam penelitian ini
2030 (Depkes RI, 2015). adalah semua ibu hamil yang mengalami
Dengan melihat dampak yang hiperemesis gravidarum yang melakukan
ditimbulkan dari hiperemesis pemeriksaan di Puskesmas Kembaran II
gravidarum, sebagai tenaga kesehatan Banyumas periode Desember sampai
khususnya seorang perawat sangat Februari 2018 yang berjumlah 122 orang.
berperan penting dalam menangani kasus Pengambilan sampel dalam penelitian ini
hiperemesis gravidarum, salah satu cara menggunakan teknik accidental sampling
yang bisa dilakukan adalah dengan sebanyak 55 orang. Instrumen penelitian
memberikan asuhan keperawatan yang yang digunakan adalah PSS-10 untuk
tepat dengan pendekatan yang bersifat tingkat stres dan PUQE-24 untuk
holistik. Perawat juga dituntut untuk hiperemesis gravidarum. Analisa data
memberikan pelayanan keperawatan menggunakan uji spearman rank dengan
profesional melalui perannya sebagai taraf signifikan sebesar 0,05.
praktisi ahli, edukator, peneliti dan
konsultan sehingga dapat menjadi model HASIL DAN PEMBAHASAN
peran, advokat dan pembaharu. Melalui Tabel 1 Distribusi frekuensi tingkat stres
perannya tersebut diharapkan perawat ibu hamil di Puskesmas Kembaran II
dapat membantu mengatasi berbagai Banyumas (n=55)
masalah yang ditimbulkan dari
hiperemesis gravidarum (Runiari 2010). Tingkat stress Frekuensi Persentase %
Berdasarkan studi pendahuluan Ringan 36 65,5
yang dilakukan di Puskesmas Kembaran Sedang 19 34,5
II Banyumas pada tanggal 21 Oktober Total 55 100,0
2017, didapatkan data pada bulan Mei-
Oktober terdapat 375 ibu hamil dengan Berdasarkan tabel 1 di atas maka
rata-rata 75 orang perbulan. Kejadian dapat diketahui dari 55 responden
hiperemesis gravidarum pada bulan Mei- sebagian besar mengalami tingkat stres
Oktober 2017 berjumlah 122 orang. Hasil ringan yaitu 36 orang 65,5%),sedangkan
wawancara dengan 5 orang ibu hamil sebagian kecil mengalami tingkat stres
yang mengalami hIperemesis gravidarum sedang sebanyak 19 orang (34,5%).
diperoleh jawaban sebanyak 3 orang
menyatakan mengalami stress dan 2 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Status
orang mengalami status nutrisi kurang. Nutrisi Ibu Hamil di Puskesmas
Berdasarkan fenomena di atas maka Kembaran II Banyumas (n=55)
peneliti berkeinginan untuk melakukan Status Nutrisi Frekuensi Persentase %
penelitian dengan judul Hubungan Kurang (< 23,5 ) 37 67,3
Tingkat Stres dan Status Nutrisi dengan Baik ( ≥ 23,5 ) 18 32,7
Derajat Hiperemesis Gravidarum Pada Total 55 100,0
Ibu Hamil di Puskesmas II Kembaran
Banyumas. Berdasarkan tabel 2 di atas
menunjukan bahwa status nutrisi
METODE PENELITIAN responden yang dikategorikan status
Lokasi penelitian dilakukan di nutrisi kurang sebanyak 37 orang
Puskesmas Kembaran II Banyumas. (67,3%), dan yang terkategori status
Penelitian ini merupakan penelitian nutrisi baik sebanyak 18 orang (32,7%).
deskriptif korelasi dengan pendekatan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 2


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Derajat penelitian menunjukan ada hubungan
Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas yang signifikan antara tingkat stres
Kembaran II Banyumas, (n=55) dengan derajat hiperemesis gravidarum,
Hiperemesis
Frekuensi Persentase % dengan arah hubungan positif dengan
Gravidarum koefisien korelasi rs 0,610**, sehingga
Derajat Ringan 34 61,8 semakin tinggi tingkat stress ibu maka
Derajat Sedang 21 38,2
Total 55 100,0 semakin tinggi pula derajat hiperemesis
ibu, dengan interprestasi hubungan yang
Berdasarkan tabel 3 di atas kuat.
menunjukan bahwa yang mempunyai
proporsi lebih besar yaitu hiperemesis Tabel 5. Hubungan Status Nutrisi Dengan
gravidarum derajat ringan sebanyak 34 Derajat Hiperemesis Gravidarum Pada
orang (61,8%), sedangkan yang Ibu Hamil di Puskesmas Kembaran II
mengalami hiperemesis gravidarum Banyumas (n=55)
derajat sedang sebanyak 21 orang
Derajat Hiperemesis
(38,2%). Gravidarum
Status Jumlah
Nutrisi Ringan Sedang
Tabel 4. Hubungan Tingkat Stres Dengan
Derajat Hiperemesis Gravidarum Pada N % N % N %
Kurang 28 50,9 9 16,4 37 67,3
Ibu Hamil di Puskesmas Kembaran II
Baik 6 10,9 12 21,8 18 32,7
Banyumas (n=55)
Derajat Hiperemesis Jumlah 34 61,8 21 38,2 55 100
Tingkat Gravidarum Jumlah Pvalue 0,002
Stres Ringan Sedang rs -0,409**
N % N % N %
Ringan 30 54,5 6 10,9 36 65,4 Berdasarkan tabel 5 di atas
Sedang 4 7,3 15 27,3 19 34,6 didapatkan hasil analisis hubungan
Jumlah 34 61,8 21 38,2 55 100 antara status nutrisi ibu hamil dengan
P value 0,000 derajat hiperemesis gravidarum diperoleh
rs 0,610** bahwa ibu hamil yang mengalami status
nutrisi kurang sebagian besar mengalami
Berdasarkan tabel 4 di atas diperoleh derajat hiperemesis ringan (50,9%) dan
hasil analisis hubungan antara tingkat sebagian kecil mengalami derajat
stres ibu hamil dengan derajat hiperemesis sedang (16,4%). Pada
hiperemesis gravidarum diperoleh bahwa kelompok status nutrisi baik sebagian
ibu hamil yang mengalami tingkat stres besar ibu hamil mengalami derajat
ringan sebagian besar mengalami derajat hiperemesis sedang (21,8%) dan sebagian
hiperemesis gravidarum ringan (54,5%), kecil mengalami derajat hiperemesis
dan sebagian kecil yang mengalami ringan (10,9%). Hasil uji statistic
derajat hiperemesis gravidarum sedang spearman rank antara status nutrisi
(10,9%). Sedangkan pada kelompok dengan derajat hiperemesis gravidarum
tingkat stres sedang sebagian besar diperoleh nilai signifikan 0, 002 (nilai p <
mengalami derajat hiperemesis 0,05). Hal ini dapat dikatakan bahwa hasil
gravidarum sedang (27,3%) dan sebagian penelitian menunjukan ada hubungan
kecil mengalami derajat hiperemesis yang signifikan antara status nutrisi
ringan (7,3%). Hasil uji statistic dengan derajat hiperemesis gravidarum,
spearman rank antara tingkat stres dengan dengan arah hubungan negatif (rs -
derajat hiperemesis gravidarum diperoleh 0,409**), sehingga semakin baik status
nilai signifikan 0, 000 (nilai p < 0,05). nutrisi, maka derajat hiperemesis
Hal ini dapat dikatakan bahwa hasil

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 3


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
gravidarum semakin rendah dengan Gambaran status nutrisi ibu hamil di
interprestasi hubungan sedang. Puskesmas Kembaran II Banyumas.
Berdasarkan hasil penelitian yang
PEMBAHASAN dilakukan terhadap 55 ibu hamil di
Gambaran tingkat Stres pada ibu Puskesmas Kembaran II Banyumas
hamil di Puskesmas Kembaran II menunjukan bahwa status nutrisi ibu
Banyumas hamil dikategorikan status nutrisi kurang,
Hasil penelitian yang dilakukan di terbukti sebanyak 37 orang (67,3%) lebih
Puskesmas Kembaran II Banyumas banyak mengalami status nutrisi kurang
kepada 55 ibu hamil dengan hiperemesis dibandingkan ibu hamil yang terkategori
gravidarum menunjukan bahwa tingkat status nutrisi baik sebanyak 18 orang
stres didominasi tingkat stres ringan yaitu (32,7%). Menurut asumsi peneliti terkait
sebanyak 36 ibu hamil (65,5%), status nutrisi yang didominasi kurang
sedangkan tingkat stres sedang sebanyak dikarenakan kebiasaan ibu sejak sebelum
19 ibu hamil (34,5%). Menurut asumsi hamil kurang mengkonsumsi makanan
peneliti hasil temuan dalam penelitian ini yang mengandung nutrisi cukup serta
responden mengalami stres pada pada saat hamil ibu mengalami muntah,
kehamilan meskipun tingkat stres hal ini menyebabkan penurunan asupan
terkategori tingkat stres ringan. Stres kalori dan nutrisi penting lainnya.
didominasi tingkat stres ringan mungkin Sebagian ibu juga tidak menyadari bahwa
dikarenakan sebagian besar responden dia sedang hamil sehingga mereka hanya
adalah ibu rumah tangga dan tidak makan seperti biasa dan tidak
memiliki tekanan pekerjaan sehingga memperhatikan asupan nutrisi untuk
tidak begitu banyak memiliki kesibukan janinnya. Proverawati (2010)
yang menimbulkan stres. Responden juga mengemukakan bahwa wanita hamil
sebagian besar sudah pernah melahirkan membutuhkan sekitar 2.485 kalori
lebih dari 1 kali dan sudah perhari untuk menghindari terjadinya
berpengalaman pada saat hamil komplikasi kehamilan, kalori yang
sebelumnya, hal ini dapat sedikit dibutuhkan yaitu terdiri dari karbohidrat,
mengurangi rasa takut dan gelisah saat lemak, vitamin dan mineral.
kehamilan sekarang. Penelitian ini sejalan dengan
Hal ini dipertegas oleh Mansur penelitian yang dilakukan oleh Putri,
(2011), yang menyatakan bahwa ibu Soesanto & Wahyuni (2013), bahwa
hamil yang bukan wanita karier hanya sebagian besar ibu hamil yang
fokus dengan kehamilannya, mereka mengalami hiperemesis gravidarum
tidak takut kehilangan pekerjaan ketika terkategori status nutrisi kurang (76,7%).
terjadi perubahan fisik saat hamil, Saat hamil seorang wanita memerlukan
sedangkan ibu hamil multipara sudah siap asupan gizi lebih banyak dan nutrisi yang
menjalani kehamilannya dan telah cukup untuk menjaga kondisi tubuh agar
mampu menyesuaikan diri menjadi tetap sehat. Dengan kondisi kesehatan
orangtua dengan tanggung jawab yang yang baik, dan tidak ada gangguan gizi
lebih besar sehingga dapat mengurangi pada masa pra hamil maupun saat hamil
tekanan psikologis saat hamil. Penelitian akan membuat ibu dan janin sehat, bila
yang dilakukan oleh Aksoy (2015) ibu mengalami kekurangan gizi selama
menyimpulkan bahwa, angka kejadian hamil akan menimbulkan masalah, baik
stres pada ibu hamil dengan hiperemesis pada ibu maupun janin yang
gravidarum mencapai 53,9% lebih besar dikandungnya (Waryana, 2013).
dibanding dengan angaka kejadian stress
pada kelompok kontrol sebesar 29,3%.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 4


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Gambaran derajat hiperemesis faktor psikologis stres dan status nutrisi
gravidarum pada ibu hamil di ibu yang kurang. Runiari (2010)
Puskesmas Kembaran II Banyumas. mengatakan bahwa peningkatan kadar
Hasil penelitian yang dilakukan di progesteron, estrogen, dan human
Puskesmas Kembaran II Banyumas choironic gonadotropin (hCG) dapat
menunjukan bahwa sebagian besar ibu menjadi faktor pencetus mual dan
hamil mengalami derajat hiperemesis muntah, hal ini diperberat dengan adanya
ringan sebanyak 34 orang (61,8%), penyebab lain berkaitan dengan faktor
sisanya mengalami derajat sedang endokrin, psikologis, metabolic, spiritual,
sebanyak 21 orang (38,2%). Penelitian lingkungan, dan sosiokultural.
ini sejalan dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Santi (2017), Hubungan antara tingkat stres dengan
mengemukakan bahwa sebagian besar derajat hiperemesis gravidarum pada
ibu hamil mengalami derajat hiperemesis ibu hamil di Puskesmas Kembaran II
ringan (52,5%). Hasil penelitian Fitriana Banyumas.
(2014), di Wilayah Kerja Puskesmas Berdasarkan analisis bivariat pada
Palembayan Jorong Koto Tinggi dari 51 tabel 5 menunjukan bahwa terdapat
orang sebagai responden, didapatkan hubungan antara tingkat stres dengan
bahwa lebih dari separuh responden derajat hiperemesis gravidarum pada ibu
sebanyak 30 responden (58,8%) hamil (p value = 0,000;p <0,05). Arah
mengalami hiperemesis gravidarum. hubungan menunjukan hubungan positif,
Hidayati (2009) mengatakan sampai dengan interpretasi hubungan kuat
saat ini tidak ada kesepakatan mengenai sehingga semakin tinggi tingkat stres ibu
batasan seberapa banyak mual dan maka semakin tinggi pula derajat
muntah yang dikeluarkan pada hiperemesis ibu.
hiperemesis gravidarum. Akan tetapi, Hasil ini memperkuat hasil penelitian
apabila mual dan muntah berpengaruh sebelumnya yang dilakukan oleh
terhadap keadaan umum ibu, sudah Sulistyowati (2013), dengan judul
dianggap sebagai hiperemesis. hubungan tingkat stres dengan kejadian
Hiperemesis gravidarum yang hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
merupakan komplikasi pada hamil muda, trimester I didapatkan bahwa terdapat
bila terjadi terus menerus dapat hubungan antara tingkat stres dengan
menyababkan dehidrasi, hiperemesis gravidarum. Hasil penelitian
ketidakseimbangan elektrolit disertai ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
alkalosis hipokloremik, serta dapat Tiran (2008), faktor psikologis sangat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan terlibat dalam etiologi hiperemesis
lemak habis terpakai untuk keperluan gravidarum serta memengaruhi durasi
energi. dan keparahan gejala yang ada.
Hiperemesis gravidarum yang terjadi Kehamilan yang tidak direncanakan, atau
di Puskesmas Kembaran II Banyumas karena beban pekerjaan atau finansial
sebagian besar yaitu kategori derajat akan menyebabkan penderitaan batin,
ringan. ambivalensi, dan konflik. Respon tubuh
Menurut asumsi peneliti, terhadap stres meliputi reaksi fisik,
hiperemesis yang terjadi dikarenakan mental, emosi, dan kimia. Kejadian yang
responden berada di trimester pertama menakutkan, menyenangkan,
dan awal trimester kedua dimana pada membahayakan dapat menimbulkan
saat itu sedang mengalami peningkatan stres. Stres tertentu merupakan hal yang
kadar hormon hCG yang menyebabkan wajar dan mungkin diperlukan untuk
mual muntah. Disamping itu, mual kehidupan, tetapi stres yang terjadi secara
muntah yang terjadi diperberat oleh terus menerus dalam tingkat yang cukup

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 5


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
tinggi dapat memberi pengaruh buruk Kjeldgaard, Eberhard-Gran, Benth,
pada kesehatan. Pada wanita hamil Vikanes (2017) tentang hiperemesis
diketahui stres dapat memperburuk gravidarum dan resiko gangguan
terjadinya mual muntah (Reeder, Martin, emosional selama dan setelah kehamilan
Koniak-Griffin, 2011). didapatkan bahwa wanita dengan
Menurut hasil penelitian Simsek hiperemesis gravidarum memiliki
(2013) dengan judul penilaian tingkat tekanan emosional yang tinggi
kecemasan dan depresi dari ibu hamil dibandingkan wanita tanpa hiperemesis
dengan hiperemesis gravidarum dalam gravidarum. Mitayani (2009),
studi kasus kontrol didapatkan bahwa mengemukakan bahwa hiperemesis
pasien dengan hiperemesis gravidarum gravidarum disebabkan oleh berbagai
memiliki skor depresi dan kecemasan faktor, salah satunya yaitu faktor
lebih tinggi daripada pasien pada kasus psikologis. Perubahan psikologis yang
kontrol yang tidak mengalami terjadi pada kehamilan diantaranya yaitu,
hiperemesis gravidarum, penelitian ibu merasa tidak sehat dan sering kali
menunjukan bahwa peningkatan membenci kehamilannya. Banyak ibu
kecemasan dan depresi mungkin terlibat yang merasakan kekecewaan, penolakan,
dalam terjadinya hiperemesis gravidarum kecemasan, dan kesedihan. Sering kali
dan dukungan psikologis tambahan biasanya pada awal kehamilannya, ibu
diperlukan selama perawatan dan tindak berharap untuk tidak hamil. Hampir 80%
lanjut pada pasien hiperemesis kecewa, menolak, gelisah, depresi, dan
gravidarum. murung, gangguan jiwa sebesar 15%
Hasil penelitian ini juga sejalan pada ibu hamil. Stres yang terjadi pada
dengan hasil penelitian dari ibu hamil dapat memperberat terjadinya
Bazarganipour (2015), menyimpulkan mual dan muntah (Mansur, 2011).
bahwa terdapat hubungan antara Menurut hasil penelitian
keparahan mual muntah dengan tingkat Topalahmetoğlu et al (2017) tentang
stres, penelitian menunjukan bahwa gangguan depresi, stress dan kecemasan
wanita dengan pengalaman mual muntah dalam hiperemesis gravidarum
berat memiliki tingkat stres yang tinggi. didapatkan bahwa wanita hamil dengan
Proverawati (2009), mengemukakan depresi sedang dan kecemasan berat
bahwa hubungan psikologis ibu sangat memiliki risiko relatif tinggi untuk
erat dengan terjadinya hiperemesis menderita hiperemesis gravidarum.
gravidarum, bila ibu merasa gembira dan Depresi dan kecemasan lebih sering
senang, dalam darahnya akan melepaskan terjadi pada wanita dengan hiperemesis
neo transmitter zat-zat rasa senang gravidarum yang memiliki hubungan
sehingga akan menimbulkan sosial yang lemah, pendidikan rendah dan
kenyamanan dan bayi dalam tingkat pendapatan rendah. Hasil
kandungannya juga akan merasa senang. penelitian lainnya yaitu menurut Chiong
Sebaliknya, bila ibu merasa tertekan, tan (2014) tentang depresi, kecemasan,
terbebani, gelisah, dan stres, akan dan stres dengan hiperemesis gravidarum
melepaskan zat-zat dalam darahnya yang menyimpulkan bahwa banyak tekanan
mengandung rasa yang tidak nyaman psikologis pada wanita yang mengalami
sehingga dapat memperberat terjadinya hiperemesis gravidarum akut, perhatian
mual muntah. pada wanita dengan hiperemesis
Menurut hasil penelitian Senturk gravidarum harus fokus pada relief mual
(2015), terdapat hubungan yang dan muntah. Kondisi stres dapat
signifikan antara faktor psikologis disebabkan oleh berbagai penyebab atau
dengan hiperemesis gravidarum. sumber, dalam istilah yang lebih umum
Penelitian lain yang dilakukan oleh disebut stresor. Stresor adalah keadaan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 6


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
atau situasi, objek atau individu yang memakan-makanan berprotein tinggi
dapat menimbulkan stres. Stresor dapat namun berkarbohidrat dan vitamin B6
dibagi menjadi tiga, yaitu stresor fisik, rendah menjadikan peluang untuk
sosial dan psikologis. Stres selama menderita mual muntah yang hebat.
kehamilan juga dapat dikarenakan adanya Vitamin B6 (piridoksin) adalah salah satu
perubahan hormon yang berdampak bagian dari vitamin B lainnya yang lebih
mempengaruhi mood ibu sehingga ibu sering disebut B kompleks yang bisa
merasa kesal, jenuh atau sedih, dan didapat dari sayuran berwarna hijau,
masalah-masalah lain juga dapat kacang-kacangan, daging merah dan
menyebabkan ibu depresi (Priyoto, buah-buahan. Vitamin B6 merupakan ko-
2014). enzim berbagai jalur metabolisme protein
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada ibu hamil. Vitamin B6 diperlukan
tingkat stres berhubungan dengan derajat untuk sintesa serotonin dari trytophan.
hiperemesis gravidarum, jadi hiperemesis Defisiensi vitamin B6 akan menyebabkan
gravidarum dapat dikurangi dengan kadar serotonin rendah sehingga saraf
menjaga agar kondisi psikologis selalu panca indera akan semakin sensitif yang
stabil, serta berfikir positif dan menerima menyebabkan ibu mudah mual dan
kehamilan sebagai sesuatu hal yang muntah.
sangat membahgiakan agar tidak terjadi Hasil penelitian yang dilakukan oleh
beban psikis saat hamil. Handayani,Suhartatik (2015),
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
Hubungan status nutrisi dengan antara status gizi dan status ekonomi
derajat hiperemesis gravidarum pada dengan hiperemesis gravidarum.
ibu hamil di Puskesmas Kembaran II Menurut Tiran (2008), ada beberapa
Banyumas. anjuran bahwa memakan makanan kaya
Hasil penelitian menunjukan protein dapat membantu mengurangi
terdapat hubungan antara status nutrisi takigastria atau bradigastria gelombang
dengan derajat hiperemesis gravidarum lambat lambung. Protein dimetabolisme
pada ibu hamil di Puskesmas Kembaran menjadi asam amino, dikirim ke hati dan
II Banyuamas (p value = 0,002;p <0,05). diubah menjadi bentuk yang lebih
Arah hubungan menunjukan hubungan berguna oleh asam amino transferase
negatif, dengan interpretasi hubungan dalam suatu proses yang memerlukan
sedang sehingga semakin baik status vitamin B6, akibatnya asupan tinggi
nutrisi ibu maka semakin rendah derajat protein akan memerlukan peningkatan
hiperemesis ibu. asupan vitamin B6. Wanita yang
Hal ini juga sejalan dengan mengalami mual dan muntah ringan
penelitian yang dilakukan oleh Putri, sampai sedang memperlihatkan
Soesanto & Wahyuni (2013), peningkatan insidensi disritmia lambung
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang terbukti berkurang secara signifikan
yang signifikan antara paritas dan status setelah memakan makanan kaya protein
nutrisi dengan hiperemesis gravidarum daripada setelah memakan makanan yang
pada ibu hamil trimester I. Menurut didominasi oleh karbohidrat.
Maulina (2016), didapatkan bahwa ada Namun hasil penelitian ini tidak
hubungan antara status gizi ibu hamil memiliki kesesuaian dengan penelitian
dengan hiperemesis gravidarum. yang dilakukan oleh Santi (2017) tentang
Penelitian ini juga sesuai dengan yang “hubungan antara status gizi ibu hamil
dikemukakan oleh Neil-Rose (2007), dengan hiperemesis gravidarum ” dengan
status nutrisi ibu kurang dapat juga hasil tidak adanya hubungan antara status
mempengaruhi terjadinya hiperemesis gizi dengan hiperemesis gravidarum.
gravidarum dikarenakan ibu yang

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 7


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Perbedaan hasil penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
mungkin disebabkan karena banyaknya Aksoy, H. Et al. 2015. Depression Levels
status gizi ibu yang normal serta besarnya In Patienrs With Hyperemesis
populasi yang diteliti. Sehingga dapat Gravidarum: A Prospective Case-
disimpulkan bahwa status nutrisi Control Study. Springer Open
berhubungan dengan derajat hiperemesis Journal. 4:34.
gravidarum, Menurut peneliti, menjaga Andani. 2014. Faktor Resiko
agar status nutrisi tetap baik sangatlah Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu
penting agar tubuh sehat dan mencegah Hamil di Puskesmas Kapongan
terjadinya komplikasi saat hamil. Kecamatan Kapongan Situbondo.
Skripsi.
KESIMPULAN Andriani. 2015. Gambaran Status Gizi
Ibu hamil yang mengalami tingkat Ibu Hamil Berdasarkan Ukuran
stres ringan sebagian besar mengalami Lingkar Lengan Atas (LILA) Di
derajat hiperemesis gravidarum ringan Kelurahan Sukamaju Kota Depok.
(54,5%), dan sebagian kecil yang Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah
mengalami derajat hiperemesis Jakarta.
gravidarum sedang (10,9%). Sedangkan Bazarganipour, F. et al. 2015. The
pada kelompok tingkat stres sedang Frequency and Severity of Nausea
sebagian besar mengalami derajat and Vomiting during Pregnancy
hiperemesis gravidarum sedang (27,3%) and its Association with
dan sebagian kecil mengalami derajat Psychosocial Health. Journal Of
hiperemesis ringan (7,3%). Ibu hamil Midwwifery & Reproductive
yang mengalami status nutrisi kurang Health. 3(3): 401-407.
sebagian besar mengalami derajat Cohen, S., Kamarck, T., and
hiperemesis ringan (50,9%) dan sebagian Mermelstein, R. 1983. A global
kecil mengalami derajat hiperemesis measure of perceived stress.
sedang (16,4%). Pada kelompok status Journal of Health and Social
nutrisi baik sebagian besar ibu hamil Behavior, 24 (4). 386-396.
mengalami derajat hiperemesis sedang Depkes RI. 2015. Renestra-2015.
(21,8%) dan sebagian kecil mengalami Diambil 20 Oktober 2017, dari
derajat hiperemesis ringan (10,9%). http//www.depkes.go.id.
Terdapat hubungan yang signifikan Dinkes Jateng. 2014. Profil kesehatan
antara tingkat stres dan status nutrisi Provinsi Jawa Tengan Tahun 2014.
dengan derajat hiperemesis gravidarum Diambil 20 Oktober 2017, dari
pada ibu hamil di Puskesmas Kembaran http//www.dinkesjatengprov.go.id
II Banyumas dengan pvalue 0,000 untuk Ebrahimi, N., Maltepe, C., Bournissen,
tingkat stres dan 0,002 untuk status F.G., & Koren, G. 2009. Nausea
nutrisi. and vomiting of pregnancy: Using
the 24-hour Pregnancy Unique
SARAN Quantification of Emesis (PUQE-
Hasil dari penelitian ini diharapkan 24) Scale. J Obstet Gynaecol Can.
menjadi acuan dalam penelitian yang 803–807.
ditunjukan kepada pasien dengan Fitriana, Y. 2014. Hubungan Tingkat
hiperemesis gravidarum. Diharapkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester I
untuk peneliti selanjutnya meneliti Dengan Kejadian Hiperemesis
tentang faktor-faktor lain yang Gravidarum Di Wilayah Kerja
berhubungan dengan hiperemesis Puskesmas Palembayan Jorong
gravidarum seperti umur, paritas, alergi. Koto Tinggi. STIKes YARSI
SUMBAR Bukittinggi.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 8


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Handayani, S, Suhartatik. 2015. Nirwana, B. 2011. Psikologi Ibu, Bayi
Hubungan Status Gizi Dan Status Dan Anak. Nuha Medika.
Ekonomi Dengan Hiperemesis Yogyakarta.
Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi
Rskd Ibu Dan Anak Siti Fatimah Penelitian Kesehatan. Rineka
Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Cipta. Jakarta.
Diagnosis. Volume 5 Nomor 6. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
Hawari, D. 2016. Stres Cemas dan Ilmu Keperawatan Pendekatan
Depresi. FKUI. Jakarta. Praktis Edisi 3. Salemba Medika.
Hidayati, R. 2009. Asuhan Keperawatan Jakarta.
Kehamilan Fisiologis dan Par’i, H. 2016. Penilaian Status Gizi.
Patologis. Salemba Medika. EGC. Jakarta.
Jakarta. Priyoto. 2014. Konsep Manajemen Stres.
Kemenkes RI. (2015). Sdgs-Indonesia Nuha Medika. Yogyakarta.
2015. Diambil 19 Oktober 2017, Proverawati, A. Dan. Asfuah, S. 2009.
dari http//www.sdgsindonesia.or.id. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan.
Koren, G., Boskovic, R., Hard, M., Nuha Medika. Yogyakarta.
Maltepe, C., Navioz, Y., & Putri, Soesanto, Wahyuni. 2013.
Einarson, A. 2002. Motherisk- Hubungan paritas dan status nutrisi
PUQE scoring system for nausea dengan hiperemesis gravidarum
and vomiting of pregnancy. pada ibu hamil trimester i di rb
American Journal of Obstetrics and “nh” kuwaron gubug
Gynecology, 186S (5 suppl), S228 – kab.purwodadi. Semarang.
S231. Fakultas Ilmu Kebidanan
Lacasse, A., Rey, E., Ferreira, E., Morin, Universitas Muhammadiyah
C. & Berard, A. 2008. Validity of a Semarang.
Modified Pregnancy-Unique Reeder, et al. 2011. Keperawatan
Quantification of Emesis and Maternitas. Edisi 18. EGC. Jakarta.
Nausea (PUQE) scoring index to Runiari, N. 2010. Asuhan keperawatan
asses severity of nausea and Pada Klien Dengan Hiperemesis
vomiting of pregnancy. Am J Obstet Gravidarum : Penerapan Konsep
Gynecol. 198 (71). e1– e7. dan Teori Keperawatan. Salemba
Mansur, H. 2011. Psikologi Ibu Dan Medika. Jakarta.
Anak Untuk Kebidanan. Salemba Santi, L. 2017. Hubungan Antara Status
Medika. Jakarta. Gizi Ibu Hamil Dengan
Maulina, Megamaulia, Widia. 2016. Hiperemesis Gravidarum. Jurnal
Hubungan Antara Status Gizi Ibu Darul Azhar. Vol 4, No.1.
Hamil Dengan Hyperemesis Senturk, M. et al. 2015. Hyperemesis
Gravidarum Di Rsia Paradise gravidarum, socio-cultural factors
Kabupaten Tanah Bumbu. Jurnal and maternal short psychiatric
Darul Azhar. Vol 1, No.1. status. Medical Science and
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Discovery. 2(6):323-7.
Maternitas. Salemba Medika. Simsek, Y. et al. Assessment Of Anxiety
Jakarta. And Depression Levels Of Pregnant
Miyata, S. Dan. Proverawati, A. 2010. Women With Hyperemesis
Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Nuha Gravidarum In A Case-Control
Medika. Yogyakarta. Study. J Turkish-German Gynecol
Neil-rose, W. 2007. Panduan Lengkap Assoc. 13: 32-6.
Perawatan Kehamilan. Dian Sugiono. 2010. Statistika Untuk
Rakyat. Jakarta. Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 9


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Sulistyowati, Soesanto, Purwanti. 2013. Tiran, D. 2008. Mual & Muntah
Hubungan tingkat stres dengan Kehamilan. EGC. Jakarta.
kejadain hiperemesis gravidarum Waryana. 2013. Gizi Reproduksi. Pustaka
pada ibu hamil trimester 1. Rihama. Yogyakarta.
Universitas Muhammadiyah WHO. (2015). Maternal Mortality.
Semarang Diambil 21 Oktober 2017, dari
Swarjana, I. 2015. Metodologi Penelitian http//www.who.int.
Kesehatan. ANDI. Yogyakarta

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 10


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER DAN IBU HAMIL MELALUI
PENERAPAN MODUL BERBASIS KONSEP “INSUFFICIENT MILK SUPPLY“
DI WILAYAH KECAMATAN BATURRADEN

Aprilia Kartikasari 1, Mekar Dwi Anggraeni 2 , Lutfatul Latifah3


1, 2, 3
Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman
Corresponding author: aprilia_k19@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kader memiliki peran penting sebagai tangan panjang tenaga kesehatan dalam mempromosikan ASI Eksklusif
terutama di wilayah perdesaan, namun pengetahuan kader tentang ASI masih rendah. Hasil penelitian
menunjukkan modul berbasis konsep “Insufficient Milk Supply” terbukti efektif untuk meningkatkan
meningkatkan persepsi ibu terhadap produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan modul berbasis “Insufficient Milk Supply” terhadap peningkatan pengetahuan pada kader dan ibu
hamil di wilayah Kecamatan Baturaden. Penelitian ini adalah menggunakan metode one group pretest and pos
test design, dengan jumlah sampel sebanyak 68 responden yang tediri dari kader dan ibu hamil di wilayah
kecamatan Baturaden. Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan uji beda berpasangan atau uji
wilcoxon. Mayoritas peserta berusia sekitar 31 sampai dengan 50 tahun (66,2%). Sebagian besar memiliki
tingkat pendidikan SLTA (44,1%), dan mayoritas memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (85,3%). Hasil
analisa data menggunakan Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,00, dan
pengaruh intervensi dapat ditunjukkan dengan peningkatan rerata skor post test. Penerapan modul berbasis
konsep “Insufficient Milk Supply” efektif untuk meningkatkan pengetahuan pada kader dan ibu hamil di
wilayah Kecamatan Baturaden.

Kata kunci: Insufficient Milk Supply, ASI eksklusif, Pengetahuan, Kader, Ibu Hamil

ABSTRACT

Health cadres have an important role as long-term health workers in promoting exclusive breastfeeding,
especially in rural areas, but cadre’s knowledge about breastfeeding is still low. The results of the study showed
that the concept-based module "Insufficient Milk Supply" was proven to be effective in improving maternal
perceptions of breast milk production. This purpose of this study was to determine the effect of the application
of "Insufficient Milk Supply"-based modules on increasing knowledge of cadres and pregnant women in the
Baturaden District. This study was use one group pretest and post test design, with a total sample of 68
respondents consisting of cadres and pregnant women in the Baturaden sub-district. Data analysis techniques
in this study use paired difference test or Wilcoxon test. The majority of participants were around 31 to 50
years old (66.2%). Most have high school education (44.1%), and the majority have jobs as housewives
(85.3%). The results of data analysis using Wilcoxon showed a significant difference with p = 0.00, and the
influence of the intervention can be indicated by an increase in the mean post test score.
The implementation of the module based on the concept of "Insufficient Milk Supply" was effective to increase
knowledge of cadres and pregnant women in the Baturaden District.

Keywords: Insufficient Milk Supply, Exclusive Breastfeeding, Knowledge, Cadre, Pregnant Women

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 11


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN juga terdapat ibu bekerja yang memberikan
Word Health Organization (2014) susu formula pada saat bekerja dan
merekomendasikan agar semua ibu memberikan ASI pada saat ibu berada di
memberikan ASI eksklusif kepada hingga rumah.
bayi berusia 6 bulan, terutama bayi di Peran kader kesehatan sangat
negara berkembang. ASI eksklusif adalah signifikan dalam membantu petugas
ibu hanya memberikan ASI saja kepada kesehatan melakukan upaya pencegahan
bayinya hingga bayi berusia 6 bulan. kematian bayi dan peningkatan kesehatan
Pemerintah telah melakukan upaya melalui promosi pemberian ASI eksklusif
penurunan AKB melalui pencanangan dengan memberikan informasi dan
program pemberian ASI eksklusif sejak mengajarkan manajemen pemberian ASI
tahun 2005. Salah satu perpanjangan eksklusif. Kader kesehatan juga perlu
tangan pemerintah adalah melalui kader mengetahui cara pendekatan yang efektif
kesehatan yang terdapat di masyarakat. terhadap masyarakat setempat sehingga
Berdasarkan survei pendahuluan di memiliki kemampuan melakukan
Wilayah Baturaden pada bulan November komunikasi yang sesuai dengan kondisi
2017 masih terdapat ibu yang tidak masyarakat. Untuk itu kader kesehatan
menyusui bayinya secara eksklusif. harus mempunyai pengetahuan dan
Penyebab ibu tidak memberikan ASI keterampilan yang cukup dalam
eksklusif adalah kurang pengetahuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif
secara mendalam tentang manfaat ASI kepada ibu.
eksklusif bagi ibu dan bayi, budaya Meskipun demikian pada
memberikan makanan pendamping ASI pelaksanaannya kader posyandu masih
sebelum bayi berusia 6 bulan, ibu merasa mengalami banyak kendala dalam
produksi ASI tidak cukup untuk memenuhi mempromosikan ASI eksklusif kepada
kebutuhan bayi, dan ibu bekerja masyarakat secara langsung. Beberapa
mengalami kesulitan menyusui bayi saat faktor yang menjadi kendala diantaranya
ditinggal bekerja.Sedangkan alasan utama keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
ibu - ibu di Wilayah Baturraden tidak kader dalam menyampaikan informasi
memberikan ASI eksklusif adalah ibu pada ibu hamil dan menyusui, serta
memiliki persepsi bahwa produksi ASI keterbatasan jumlah personil mengingat
kurang sehingga ASI saja tidak bisa tugas dan wewenang kader posyandu juga
mencukupi kebutuhan bayi. Ibu cukup banyak pada aspek kesehatan yang
menjelaskan bahwa produksi ASI yang lain.
kurang tersebut ditandai dengan bayi rewel Hasil penelitian yang dilakukan
pada malam hari, menangis meskipun oleh Anggraeni (2015) menunjukkan
sudah disusui, ASI tidak “bancar”, bahwa persepsi terhadap produksi ASI
payudara terasa lembek, payudara kecil, memprediksi lama pemberian ASI
dan ibu bekerja. Sedangkan hasil analisa eksklusif pada ibu di Propinsi Jawa
data terhadap survey pendahuluan yang Tengah. Selanjutnya, hasil penelitian yang
dilakukan terhadap ibu menyusui di dilakukan oleh Latifah, dkk. (2016)
Wilayah Puskesmas 1 Baturraden memberikan hasil bahwa modul berbasis
menunjukkan bahwa 70% ibu memiliki konsep “Insufficient Milk Supply” terbukti
persepsi bahwa produksi ASI mereka efektif untuk meningkatkan meningkatkan
kurang. Produksi ASI yang kurang tersebut persepsi ibu terhadap produksi ASI. Selain
menyebabkan ibu memberikan makanan itu, pengetahuan ibu bekerja tentang
pendamping ASI berupa susu formula, manajemen ASI eksklusif juga
bubur susu, bubur beras, dan pisang kepada memprediksi lama pemberian ASI
bayi sebelum berumur 6 bulan. Selain itu eksklusif pada ibu bekerja Anggraeni

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 12


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
(2015). Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
tersebut, maka perlu diadakan sosialisasi (85,3%).
tentang modul berbasis konsep Tabel 1 Karakteristik peserta
“Insufficient Milk Supply” khususnya ibu Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
hamil dan kader kesehatan. Usia
20-30 13 19,1
31-50 45 66,2
TUJUAN >50 10 14,7
Penelitian ini bertujuan untuk Pekerjaan
mengetahui pengaruh penerapan modul Ibu Rumah 58 85,3
berbasis “Insufficient Milk Supply” Tangga 4 5,9
Swasta 6 8,8
terhadap peningkatan pengetahuan pada Tenaga
kader dan ibu hamil di wilayah Kecamatan Honorer
Baturaden. Pendidikan
SD 11 16,2
METODE PENELITIAN SMP 17 25
SMA 30 44,1
Penelitian ini adalah menggunakan Perguruan 10 14,7
metode one group pretest and pos test Tinggi
design. Lokasi penelitian ini adalah
diwilayah kerja Puskesmas 1 Baturraden. Analisa bivariat
Populasi dan sampel. Populasi pada Uji normalitas data pada penelitian
penelitian ini adalah seluruh kader tindakan berbasis riset ini menunjukkan
posyandu dan ibu hamil diwilayah skor pre test maupun post test tidak
puskesmas 1 Baturraden. Jumah sampel terdistribusi normal (p <0.05), selanjutnya
pada penelitian ini adalah 68 responden. peneliti melakukan transformasi data
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan Log10 sedangkan data
metode cluster sampling dengan menambil masih tidak normal. Perbedaan skor pre
perwakilan responden kader dan ibu hamil test dan post test selanjutnya diuji
di tiap wilayah kerja Puskesmas 1 menggunakan Wilcoxon, dan
Baturaden. Responden yang terlibat dalam menunjukkan hasil bahwa terdapat
penelitian ini mendapatkan undangan perbedaan yang signifikan antara skor pre
untuk mengikuti kegiatan pendidikan test dan post test dengan nilai p=0,00.
kesehatan dan menjadi responden Pengaruh intervensi dapat ditunjukkan
penelitian. Pengumpulan data pada dengan peningkatan rerata skor post test.
penelitian ini melalui pengisian kuesioner Tabel 2 Hasil analisis data penelitian tindakan
pretest dan post test, yang dilakukan berbasis riset
sebelum dan sesudah pendidikan Skor Mean (Min-Max) P
kesehatan. Instumen pada penelitian ini Pre-test 7,45 (3-9) 0,000
dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan Post-test 8,32 (5-10)
teori yang ada. Teknik analisa data pada
penelitian ini menggunakan uji beda PEMBAHASAN
berpasangan atau uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan
mayoritas responden berusia sekitar 31
HASIL PENELITIAN sampai dengan 51 tahun (66,2%). Hasil
Karakteristik responden penelitian ini sesuai dengan penelitian
Mayoritas peserta berusia sekitar 31 Nurayu (2012) yang menyebutkan bahwa
sampai dengan 51 tahun (66,2%), sebagian rata-rata usia kader posyandu berada dalam
besar memiliki tingkat pendidikan SLTA rentang usia 25-60 tahun, dengan rata-rata
(44,1%), dan mayoritas memiliki usia responden adalah 36 tahun.
Karakteristik usia ini termasuk dalam

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 13


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
kategori dewasa madya sampai dengan dari peningkatan rerata skor post test
dewasa akhir. Pada kategori ini seseorang setelah responden mendapatkan
akan semakin matang baik secara fisik, pendidikan kesehatan yang bersumber dari
psikologis dan perilakunya. Semakin modul berbasis konsep “Insufficient Milk
cukup usia, tingkat kematangan seseorang Supply”. Hasil penelitian yang dilakukan
akan lebih matang dalam berfikir dan oleh Latifah, dkk. (2016) memberikan hasil
bekerja. Dari segi kepercayaan bahwa modul berbasis konsep “Insufficient
masyarakat, seseorang yang lebih dewasa Milk Supply” terbukti efektif untuk
akan lebih dipercaya daripada orang yang meningkatkan meningkatkan persepsi ibu
belum cukup kedewasaannya (Nursalam, terhadap produksi ASI. Selain itu,
2016). pengetahuan ibu bekerja tentang
Hasil penelitian menunjukkan sebagian manajemen ASI eksklusif juga
besar memiliki tingkat pendidikan SLTA memprediksi lama pemberian ASI
(44,1%). Hasil ini juga sebanding dengan eksklusif pada ibu bekerja Anggraeni
penelitian Nurayu (2012) yang (2015).
menyebutkan bahwa 68,1% kader Intervensi yang terbukti efektif dalam
posyandu memiliki pendidikan tingkat rangka peningkatan pencapain ASI
lanjut. Tingkat pendidikan dapat eksklusif dapat dilakukan melalui beberapa
menentukan mudah tidaknya seseorang metode seperti ceramah, pendidikan
menyerap dan memahami pengetahuan kelompok sebaya, konseling individu,
yang mereka peroleh, pada umumnya konseling kelompok, serta melalui
semakin tinggi pendidikan seseorang pembentukan kelompok pendukung ASI.
makin semakin baik pula pengetahuan Intervensi dalam meningkatkan angka
yang dimiliki (Hanifah, 2010). pencapaian ASI eksklusif di kalangan
Hasil penelitian menunjukkan masyarakat menengah ke bawah di
mayoritas memiliki pekerjaan sebagai ibu berbagai negara dapat dilakukan secara
rumah tangga (85,3%). Hasil ini sejalan orang per orang, berbasis kebutuhan,
dengan penelitian Kusumawardani (2017) pendidikan kesehatan informal yang
yang menyebutkan mayoritas (63%) diberikan secara umum dan berulang serta
pekerjaan kader posyandu adalah sebagai pendidikan antenatal secara formal
ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga (Dyson, et al., 2008). Hasil ini dapat
dianggap memiliki waktu luang yang lebih didukung oleh penelitian Agbozo et al
banyak dibandingan ibu yang memiki (2016) yang menyebutkan bahwa promosi
status bekerja, sehingga kader dengan kesehatan berbasis komunitas tentang
status ibu rumah tangga diharapkan dapat pemberian makan optimal pada bayi dan
lebih banyak bersosialisasi dan balita efektif meningkatkan pengetahuan
memberikan manfaat pada masyarakat. ibu dan peningkatan pemberian ASI
Menurut penelitiaan Sihombing et al Eksklusif pada bayi 0-24 bulan. Hasil
(2015) kader berperan dalam mengajak ibu penelitian Kazaura (2016) juga
balita datang ke posyandu, dalam kegiatan menyebutkan bahwa maternal edukasi
yasinan, dan arisan ibu-ibu. Hal ini memiliki hubungan dengan pengetahuan
membuat ibu termotivasi hadir untuk dan praktik ibu dalam pemberian ASI
berpartisiasi dalam kegiatan di masyarakat. secara eksklusif.
Hasil penelitian menunjukkan program
penerapan modul berbasis konsep KESIMPULAN
“Insufficient Milk Supply” efektif untuk Penerapan modul berbasis konsep
meningkatkan pengetahuan pada kader dan “Insufficient Milk Supply” efektif untuk
ibu hamil di wilayah Kecamatan meningkatkan pengetahuan pada kader dan
Baturaden. Hal tersebut dapat diketahui

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 14


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
ibu hamil di wilayah Kecamatan Iswarawanti, D.N, 2010, Kader posyandu:
Baturaden. peranan dan tantangan
pemberdayaannya dalam usaha
REFERENSI peningkatan gizi anak di Indonesia,
Agbozo, F., Colecraf, E., Ellahi, B, 2016, Jurnal Manajemen Pelayanan
Impact of type of child growth Kesehatan 13 (04): 169 – 173
intervention program on caregivers’ Kazaura, M, 2016, Exclusive breastfeeding
child feeding knowledge and practices in the Coast region,
practices: a comparative study in Ga Tanzania, Afri Health Sci.
West Municipality, Ghana, Food 2016;16(1): 44-50.
Science & Nutrition 2016; 4(4): http://dx.doi.org/10.4314/ahs.v16i1.
562–572. 6
Anggraeni, M. D., Punthmatharith, B., & Kusumawardani, 2017, Hubungan Sikap
Petpichetchian, W, 2015, A causal Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja
model of breastfeeding duration Kader Posyandu, Skripsi:
among working Muslim mothers in Departemen Sains Komunikasi dan
Central Java Province, Indonesia. Pengembangan Masyarakat
Dissertation. Prince of Songkla Fakultas Ekologi Manusia Institut
University. Thailand. Pertanian Bogor.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Kesehatan Republik
2015, Profil kesehatan provinsi Indonesia, 2016, Data dan
Jawa Tengah. Diambil dari informasi profil kesehatan Indonesia
http://dinkesjatengprov.go.id/v2015 2016.
/dokumen/profil2015/Profil_2015 http://www.depkes.go.id/resources/
_fix.pdf download/pusdatin/lainlain/
Dyson, L, McCormick, F.M,and Renfrew, web.pdf. Diakses tanggal 5
MJ, 2008, Interventions for September 2018.
promoting the initiation of Latifah, L., Susmarini, D., Kartikasari, A.,
breastfeeding(Review). The 2016, Efektivitas Intervensi
Cochrane Library, Issue 2. Berbasis Konsep “Insufficient Milk
Gatti, L 2008, Maternal perception of Supply” terhadap Persepsi Produksi
insufficient milk supply in Asi Ibu Primipara di Wilayah
breastfeeding, Journal of Nursing Perdesaan Kecamatan Sumbang,
Scholarship (40)4: 355-363 Artikel Penelitian: Lembaga
Goyal. 2011, Breastfeeding Practices : Penelitian dan Pengabdian Kepada
Positioning, Attachment (Lact-on), Masyarakat Universitas Jenderal
and effective suckling - A hospital Soedirman.
based study in Libya, Journal of Nurayu, 2013, Hubungan Tingkat
Family and Community Medicine: Pengetahuan, Pendidikan, Usia dan
74 – 79. Lama Menjadi Kader Posyandu
Hanifah, M., 2010, Hubungan Usia dan dengan Kualitas Laporan Bulanan
Tingkat Pendidikan dengan Data Kegiatan Posyandu, Skripsi:
Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Universitas Muhammadiyah
tahun tentang Periksa Payudara Surakarta.
Sendiri (Sadari), Skripsi: Nursalam, 2016, Pendidikan dalam
Universitas Muhammadiyah Keperawatan, Jakarta: Salemba
Surakarta Medika.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 15


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Perinasia, 2015, Bahan Bacaan
Manajemen Laktasi. Jakarta:
Program Manajemen Laktasi
Perkumpulan Peninatologi
Indonesia.
Roesli, U, 2008, Inisiasi Menyusu Dini
Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Arcan
Sihombing et al, 2012, Antenatal Care,
Artikel Ilmiah:
http//:respiratory.usu.ac.id/ Diakses
tanggal 5 September 2018

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 16


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENGARUH PENGGUNAAN BUKU SAKU TENTANG MENARCHE TERHADAP
SIKAP DAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA REMAJA PUTRI
DI SEKOLAH DASAR NEGERI PATRAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Atik Badi’ah1, Ni Ketut Mendri2


1,2
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
Corresponding author : atik.cahyo@yahoo.com

ABSTRAK

Perubahan pada masa remaja meliputi perubahan emosi ditandai perasaan sensitif, mudah menangis, cemas,
frustasi, agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar. Pertumbuhan fisik yang dialami oleh remaja
putri termasuk pertumbuhan organ reproduksi untuk mencapai kematangan. Tanda-tanda seks primer, yaitu
haid pada remaja putri (menarche). Faktor yang mempengaruhi sikap dan kesiapan menghadapi menarche
antara lain informasi sebelum menstruasi, dukungan dari lingkungan, persepsi terhadap dirinya, emosi, media
sosial dan nutrisi. Diketahuinya pengaruh penggunaan buku saku tentang menarche terhadap sikap dan
kesiapan menghadapi menarche pada remaja putri di Sekolah Dasar Negeri Patran Gamping Sleman
Yogyakarta. Design penelitian Quasi eksperiment “Pre test Post test one group design with control group“.
Sampel 40 remaja putri, secara total sampling . Observasi dilakukan untuk mengetahui sikap dan kesiapan
menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan buku saku pada kelompok perlakuan dan kontrol
menggunakan leaflet. Uji hipotesa menggunakan uji wilcoxon dan t-test. Hasil penelitian didapatkan sikap
tentang menarche pre pada kelompok perlakuan dan kontrol nilai p=0,228 (p>0,05). Sikap tentang menarche
post pada kelompok perlakuan dan kontrol nilai p=0,001 (p<0,05). Kesiapan menghadapi menarche pre pada
kelompok perlakuan dan kontrol nilai p=0,097 (p>0,05) dan kesiapan menghadapi menarche post pada
kelompok perlakuan dan kontrol nilai p=0,008 (p<0,05). Ada perbedaan selisih sikap tentang menarche dan
ada perbedaan selisih kesiapan menghadapi menarche pada kelompok perlakuan dan kontrol antara pre test
dan post test. Ada pengaruh penggunaan buku saku tentang menarche terhadap sikap dan kesiapan menghadapi
menarche pada remaja putri di Sekolah Dasar Negeri Patran Gamping Sleman Yogyakarta.

Kata Kunci : Penggunaan buku saku, sikap, kesiapan menghadapi menarche

ABSTRACT

Changes in adolescence include emotional changes marked by sensitive feelings, easy to cry, anxious,
frustrated, aggressive and easy to react to external stimuli. Physical growth experienced by young women
includes the growth of reproductive organs to reach maturity. Signs of primary sex, namely menstruation in
young women (menarche). Factors that influence attitudes and readiness to face menarche include information
before menstruation, support from the environment, perception of himself, emotions, social media and
nutrition. To know the effect of using a pocket book on menarche on attitudes and readiness to face menarche
in young women at the Patran Gamping Sleman Primary School in Yogyakarta. Research design Quasi
experiment "Pre test Post test one group design with control group". Samples 40 young women, in total
sampling. Observations were made to determine the attitude and readiness to face menarche before and after
being given a pocket book in the treatment group and controls using leaflets. Hypothesis testing using Wilcoxon
test and t-test. The results showed that the attitude about pre menarche in the treatment and control groups
was p = 0.228 (p> 0.05). Attitudes about menarche post in the treatment and control groups p value = 0.001
(p <0.05). Readiness to face pre menarche in the treatment and control groups p value = 0.097 (p> 0.05) and
readiness to face menarche post in the treatment and control groups p value = 0.008 (p <0.05). There are
differences in attitude differences about menarche and there is a difference in the difference in readiness to
face menarche in the treatment and control groups between pre-test and post-test. There is an effect of using a
pocket book about menarche on attitudes and readiness to face menarche in young women at the Patran
Gamping Sleman Elementary School in Yogyakarta.

Keywords: Use of a pocket book, attitude, readiness to face menarche

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 17


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN berpikir abstrak, senang memberi kritik
Berdasarkan Keputusan Menteri dan ingin mengetahui hal baru, sehingga
Kesehatan Republik Indonesia Nomor muncul perilaku ingin mencoba-coba (Dep
HK.02.02/ MENKES/52/2015 tentang Kes RI, 2005).
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Pemberian informasi kesehatan
Tahun 2015–2019, salah satu sasaran reproduksi remaja (KRR) khususnya
strategis yang akan dicapai Kementerian tentang menstruasi, diperlukan untuk
Kesehatan adalah pembinaan ketahanan mempersiapkan remaja disamping
remaja. Indikator keberhasilan diukur dari lingkungan yang kondusif, dan
peningkatan persentase pengetahuan dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi remaja (Dirjen Bina Kesga Dep
reproduksi sebesar 75%. Masa remaja akan Kes RI, 2005).
dihadapkan dengan kematangan seksual Pertumbuhan fisik yang dialami
yang disebut dengan fase pubertas. Remaja oleh remaja termasuk pertumbuhan organ-
akan menghadapi perubahan baru dalam organ reproduksi untuk mencapai
hidupnya. Perubahan bentuk tubuh dan kematangan, sehingga dapat melakukan
kematangan seksual akan sangat fungsi reproduksi. Perubahan itu ditandai
berpengaruh pada kehidupan kejiwaan dengan munculnya tanda-tanda seks
remaja. Penolakan biasa terjadi pada fase primer, yaitu yang berhubungan langsung
ini. dengan organ seks yaitu terjadinya haid
Masa remaja merupakan masa yang pada remaja puteri (menarche) dan
sangat penting dalam perkembangan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-
seseorang. Pada umumnya remaja laki (Dep Kes RI, 2005). Menarche adalah
didefinisikan sebagai masa peralihan dari menstruasi pertama yang biasa terjadi pada
masa kanak-kanak ke masa dewasa. masa awal remaja di tengah masa pubertas
Peralihan masa kanak-kanak menjadi sebelum memasuki masa reproduksi
dewasa melibatkan perubahan berbagai (Proverawati, 2009).
aspek seperti biologis, psikologis, dan Sebagian masyarakat merasa tabu
sosial budaya (Sarwono, 2008). membicarakan menstruasi dalam keluarga,
Siklus kehidupan wanita terdiri dari sehingga kenyataan yang terjadi banyak
masa konsepsi, bayi dan balita, remaja, remaja tidak mendapatkan informasi yang
usia subur, dan usia lanjut. Masa remaja tepat tentang kesehatan reproduksi
yaitu usia 10-19 tahun sering disebut masa terutama terkait menstruasi (Proverawati,
pubertas. Masa remaja adalah masa 2009). Survei Badan Kependudukan dan
peralihan dari anak ke dewasa baik secara Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
jasmani maupun rohani. Tahapan ini diketahui bahwa 32% remaja mendapat
sangat menentukan bagi pribadi remaja informasi kesehatan reproduksi dari guru,
karena merupakan periode terjadinya tokoh agama (13%), dokter (9%),
pertumbuhan dan perkembangan pesat bidan/perawat (8%), dan tokoh masyarakat
baik fisik, psikologis maupun intelektual. (7%). Sebagian besar remaja yaitu 83%
Perubahan kejiwaan pada remaja lebih senang membicarakan masalah
berlangsung lebih lambat dibandingkan kesehatan reproduksi dengan teman sebaya
perubahan fisik. Perubahan tersebut (Iswarati, 2006).
meliputi perubahan emosi, yang biasanya Penelitian oleh Gunn (2008)
ditandai dengan perasaan sensitif, mudah menunjukkan dari 639 anak perempuan
menangis, cemas, frustasi, agresif dan terdapat bahwa 120 (18 %) menyatakan
mudah bereaksi terhadap rangsangan luar respon positif yaitu menganggap bahwa
yang berpengaruh. Perkembangan menstruasi sebagai indeks kedewasaan,
intelegensia ditandai dengan mampu sedangkan sisanya menyatakan respon

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 18


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
negatif ditunjukkan dengan respon remaja yang berkaitan dengan menarche pada
putri yang merasa kerepotan membawa siswi. Berdasarkan wawancara juga
pembalut ganti, keterbatasan tingkah laku dilakukan pada 10 siswi kelas IV dan V
dan perubahan emosional. dengan hasil 9 (90%) siswi mengatakan
Kartono (2006) menyebutkan belum tahu dan belum siap jika
reaksi terhadap menarche berbeda setiap mendapatkan menstruasi, reaksi mereka
remaja putri. Remaja yang memiliki diantaranya cemas dan menganggap bahwa
kesiapan akan gembira dan bangga karena menstruasi itu merepotkan / tidak bebas
dirinya telah dewasa. Apabila reaksi bergerak. Faktor yang mempengaruhi
remaja putri pada menarche berupa suatu kesiapan menghadapi menarche
penolakan, yang mengakibatkan gangguan diantaranya informasi sebelum menstruasi,
fungsi psikis dan fisik yang mengalami dukungan dari lingkungan, persepsi
hambatan dan selanjutnya dapat berubah terhadap dirinya, emosi, dan sikap sebelum
menjadi retensi pada menstruasi menarche terhadap menstruasi
(keberhentian haid). Perhatian pemerintah (Notoatmodjo, 2010).
sejak tahun 2005 untuk menanggulangi Pemberian informasi melalui
masalah pada remaja adalah dengan metode menggunakan media buku saku
menggalakkan program Pelayanan mengutamakan kualitas penulisan buku
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang saku dan cara penyampain yang
dilaksanakan di tingkat pelayanan mengutamakan kemandirian siswi untuk
kesehatan dasar yaitu puskesmas. memahaminya, sehingga penguasaan
Perhatian publik selain pemerintah muncul responden terhadap informasi yang
dari berbagai Lembaga Swadaya diberikan menjadi lebih efektif
Masyarakat (LSM) yang melayani dibandingkan dengan penggunaan
kegiatan pendampingan seperti konseling informasi tutorial. Penggunaan waktu buku
dan diskusi (Dirjen Bina Kesga Dep Kes R saku lebih efektif dan siswi dapat
I, 2005). mempelajari buku saku sesuai dengan
Sikap merupakan perasaan positif waktu yang di miliki. Sedangkan bila di
atau negative keadaan mental yang selalu bandingkan dengan leaflet, buku saku
disiapkan, dipelajari dan diatur melalui dapat memberikan informasi yang lengkap
pengalaman yang memberikan pengaruh dan jelas.
khusus pada respon seseorang terhadap Berdasarkan uraian tersebut maka
objek, orang dan keadaan (Azwar, 2007). perlu dilakukan penelitian tentang
Sikap seseorang adalah komponen yang “Pengaruh pengaruh penggunaan buku
sangat penting dalam perilaku saku tentang menarche terhadap sikap dan
kesehatannya, yang kemudian diasumsikan kesiapan menghadapi menarche pada
bahwa adanya hubungan langsung antara remaja putri di Sekolah Dasar Negeri
sikap dan perilaku seseorang. Sikap positif Patran Gamping Sleman Yogyakarta”.
seseorang terhadap kesehatan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kemungkinan tidak otomatis berdampak mengetahui pengaruh penggunaan buku
pada perilaku seorang menjadi positif, saku tentang menarche terhadap sikap dan
tetapi sikap yang negative terhadap kesiapan menghadapi menarche pada
kesehatan hampir pasti dapat berdampak remaja putri di Sekolah Dasar Negeri
negative pada perilakunya. Patran Gamping Sleman Yogyakarta.
Hasil studi pendahuluan pada bulan
September 2017 melalui wawancara
dengan Kepala Sekolah Dasar Negeri
Patran Gamping Sleman diperoleh data
bahwa belum pernah diberikan buku saku

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 19


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
METODE PENELITIAN menarche dengan skala pengukuran
Jenis penelitian ini adalah ordinal yaitu Baik jika (76–100 % benar),
penelitian Quasi eksperiment pre test-post Cukup jika (56–75% benar) dan Kurang
test one group design with control group. jika (< 56% benar) (Arikunto, 2006).
Desain penelitian ini dapat digambarkan Untuk mengetahui pengaruh
seperti berikut : penggunaan buku saku tentang menarche
Pre test Perlakuan Post test terhadap sikap dan kesiapan menghadapi
O1 X1 O2 menarche pada remaja putri di Sekolah
O3 X2 O4
Dasar Negeri Patran Gamping Sleman
Yogyakarta dengan menggunakan
Keterangan:
Wilcoxon dan t-test dengan derajat
X1 : Penggunaan buku saku tentang
kemaknaan p<0,05 artinya ada pengaruh
menarche
yang bermakna antara dua variabel, maka
X2 : Penggunaan leaflet tentang menarche
Ha diterima. Uji statistik yang digunakan
O1 : Pre test sikap dan kesiapan menarche
adalah dengan program SPSS for Windows.
pada kelompok Eksprerimen
(penggunaan buku saku)
HASIL PENELITIAN
O2 : Post test sikap dan kesiapan
Karakteristik Responden
menarche pada kelompok
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
Eksprerimen (penggunaan buku
perlakuan dan pembanding menurut umur
saku)
pada remaja putri di Sekolah Dasar Negeri
O3 : Pre test sikap dan kesiapan
Patran Gamping Sleman Yogyakarta
menarche pada kelompok
Pembanding (leaflet) No Umur Perlakuan Pembanding
O4 : Post test sikap dan kesiapan (tahun) (n) (%) (n) (%)
menarche pada kelompok 1. 10 8 40,0 10 50,0
Pembanding(leaflet) 2. 11 10 50,0 7 35,0
3. 12 2 10,0 3 15,0
Total 20 100 20 100
Penelitian dilaksanakan di Sekolah
Dasar Negeri Patran Gamping Kabupaten
Sleman Yogyakarta selama 12 minggu Dari Tabel 1 Karakteristik responden
atau tiga bulan Mei s.d Juli 2018. Populasi berdasarkan umur pada kelompok
dalam penelitian ini 40 remaja putri kelas perlakuan sebagian besar berumur 11 tahun
IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri Patran (50 %). Pada kelompok pembanding
Gamping Sleman Yogyakarta yang belum sebagian besar berumur 10 tahun (50,0 %).
Menarche. Sampel dalam penelitian
berjumlah 40 dengan cara total sampling. Sikap dan kesiapan menghadapi
Dari jumlah sampel tersebut di bagi dalam menarche kelompok perlakuan pre test
2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan dan post test pada pada remaja putri di
kelompok pembanding masing–masing Sekolah Dasar Negeri Patran Gamping
berjumlah 20 remaja putri. Sleman Yogyakarta
Variabel penelitian ini adalah Tabel 2. Sikap dan kesiapan menghadapi
variabel bebas Penggunaan buku saku menarche kelompok perlakuan pre test dan
tentang menarche dan variabel terikat post test pada remaja putri di Sekolah
sikap dan kesiapan menghadapi menarche. Dasar Negeri Patran Gamping Sleman
Instrumen penelitian yang digunakan Yogyakarta
No Aspek Pre test Post test
dalam penelitian ini adalah buku saku dan (n) (%) (n) (%)
leaflet tentang menarche. Peralatan untuk 1. Sikap
penelitian ini adalah kuesioner. Untuk Baik 2 10,0 13 65,0
mengukur sikap dan kesiapan menghadapi Cukup 12 60,0 6 30,0

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 20


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Kurang 6 30,0 1 5,0 sebagian besar kurang (55,0 %) dan setelah
2. Kesiapan diberikan leaflet pada saat post test
Baik 3 15,0 11 55,0
Cukup 8 40,0 9 45,0
sebagian besar cukup (60,0 %).
Kurang 9 45,0 1 5,0
Total 20 100 20 100 Uji analisa data penggunaan buku saku
terhadap sikap dan kesiapan
Dari Tabel 2 sikap tentang menarche pada menghadapi menarche pada kelompok
kelompok perlakuan sebelum diberikan perlakuan dan pembanding remaja
buku saku tentang menarche pada saat pre putri di Sekolah Dasar Negeri Patran
test sebagian besar kategori cukup (60,0 %) Gamping Sleman Yogyakarta
dan setelah diberikan buku saku pada saat Tabel 4. Uji analisa data penggunaan buku
post test sebagian besar kategori baik (65,0 saku terhadap sikap dan kesiapan
%). Kesiapan menghadapi menarche pada menghadapi menarche pada kelompok
kelompok perlakuan sebelum diberikan perlakuan dan pembanding remaja putri di
buku saku tentang menarche pada saat pre Sekolah Dasar Negeri Patran Gamping
test sebagian besar kurang (45,0 %) dan Sleman Yogyakarta
setelah diberikan buku saku pada saat post
test sebagian besar baik (55,0 %). Variabel Kelompok p (sig)
Sikap Pre Perlakuan 0,228
Pembanding
Sikap dan kesiapan menghadapi Post Perlakuan 0,001
menarche kelompok pembanding pre Pembanding
test dan post test pada pada remaja putri Kesiapan Pre Perlakuan 0,097
di Sekolah Dasar Negeri Patran Pembanding
Gamping Sleman Yogyakarta Post Perlakuan 0,008
Tabel 3. Sikap dan kesiapan menghadapi Pembanding
menarche kelompok pembanding pre test
dan post test pada pada remaja putri di Dari Tabel 4 sikap tentang menarche pre
Sekolah Dasar Negeri Patran Gamping pada kelompok perlakuan dan pembanding
Sleman Yogyakarta nilai p= 0,228 yang ditunjukkan dengan
nilai (p>0,05). Berarti tidak ada pengaruh
No Aspek Pre test Post test penggunaan buku saku tentang menarche
(n) (%) (n) (%) terhadap pre sikap tentang menarche pada
1. Sikap remaja putri di Sekolah Dasar Negeri
Baik 3 15,0 5 25,0 Patran Gamping Sleman, Yogyakarta.
Cukup 8 40,0 9 45,0
Kurang 9 45,0 6 30,0
Sedangkan sikap tentang menarche post
2. Kesiapan pada kelompok perlakuan dan pembanding
Baik 2 10,0 3 15,0 nilai p = 0,001 ditunjukkan dengan nilai
Cukup 7 35,0 12 60,0 (p<0,05). Berarti ada pengaruh
Kurang 11 55,0 9 45,0 penggunaan buku saku tentang menarche
Total 20 100 20 100
terhadap post sikap tentang menarche pada
remaja putri di Sekolah Dasar Negeri
Dari Tabel 3 sikap pada kelompok Patran Gamping Sleman Yogyakarta.
pembanding sebelum diberikan leaflet Kesiapan menghadapi menarche pre pada
tentang menarche pada saat pre test kelompok perlakuan dan pembanding nilai
sebagian besar kategori kurang (45,0 %) p = 0,097 dan kesiapan menghadapi
dan setelah diberikan leaflet pada saat post menarche post pada kelompok perlakuan
test sebagian besar kategori cukup (45,0 dan pembanding nilai p = 0,008
%). Kesiapan menghadapi menarche pada ditunjukkan dengan nilai (p<0,05). Berarti
kelompok pembanding sebelum diberikan ada pengaruh penggunaan buku saku
leaflet tentang menarche pada saat pre test
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 21
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
tentang menarche terhadap pre dan post dan sesudah diberikan buku saku
kesiapan menghadapi menarche pada tentang menarche
remaja putri di Sekolah Dasar Negeri Dari Tabel 4 sikap tentang
Patran Gamping Sleman Yogyakarta. menarche pre pada kelompok perlakuan
dan pembanding nilai p=0,228 ditunjukkan
Hasil uji perbedaan selisih antara sikap dengan nilai (p>0,05). Berarti tidak ada
tentang menarche dan kesiapan pengaruh penggunaan buku saku tentang
menghadapi menarche pre test dan post menarche terhadap pre sikap tentang
test kelompok perlakuan dan menarche pada remaja putri di Sekolah
pembanding pada remaja putri di Dasar Negeri Patran Gamping Sleman
Sekolah Dasar Negeri Patran Gamping Yogyakarta. Sikap tentang menarche post
Sleman Yogyakarta pada kelompok perlakuan dan pembanding
Tabel 5. Hasil uji perbedaan selisih antara nilai p=0,001 ditunjukkan dengan nilai
sikap tentang menarche dan kesiapan (p<0,05). Berarti ada pengaruh
menghadapi menarche pre test dan post penggunaan buku saku tentang menarche
test kelompok perlakuan dan pembanding terhadap post sikap tentang menarche pada
pada remaja putri di Sekolah Dasar Negeri remaja putri di Sekolah Dasar Negeri
Patran Gamping Sleman Yogyakarta Patran Gamping Sleman Yogyakarta.
Dari Tabel 5 hasil uji t-test
Selisih p (sig) independent didapatkan hasil sikap tentang
Sikap 0,022 menarche pada kelompok perlakuan dan
Kesiapan 0,041 pembanding antara pre test dan post test
nilai p= 0,022, ditunjukkan dengan nilai
Dari Tabel 5 hasil uji t-test independent (p<0,05). Berarti ada perbedaan selisih
didapatkan hasil sikap tentang menarche sikap tentang menarche pada kelompok
pada kelompok perlakuan dan pembanding perlakuan dan pembanding antara pre test
antara pre test dan post test nilai p= 0,022 dan post test pada remaja putri di Sekolah
ditunjukkan dengan nilai (p<0,05). Berarti Dasar Negeri Patran Gamping Sleman
ada perbedaan selisih sikap tentang Yogyakarta.
menarche pada kelompok perlakuan dan Peningkatan sikap tentang menarche
pembanding antara pre test dan post test ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
pada remaja putri di Sekolah Dasar Negeri terdapat pada responden, yaitu responden
Patran Gamping Sleman Yogyakarta. sebagian besar yang berusia 10-11 tahun
Hasil uji t-test independent didapatkan dengan rasa keingintahuan mereka yang
hasil kesiapan menghadapi menarche pada tinggi akan hal-hal yang masih asing
kelompok perlakuan dan pembanding pre terlebih lagi akan sesuatu yang berkenaan
test dan post test nilai p= 0,041, dengan langsung dengan mereka yaitu tentang
ditunjukkan dengan nilai (p<0,05). Berarti menarche. Dari hasil penelitian tersebut
ada perbedaan selisih kesiapan sesuai dengan teori Seperti yang
menghadapi menarche pada kelompok disampaikan Menurut Allport dalam
perlakuan dan pembanding pre test dan bukunya Sarwono (2008) bahwa sikap
post test pada remaja putri di Sekolah merupakan suatu proses yang berlangsung
Dasar Negeri Patran Gamping Sleman dalam diri seseorang yang didalamnya
Yogyakarta. terdapat pengalaman individu yang akan
mengarahkan dan menentukan respon
PEMBAHASAN terhadap berbagai objek dan situasi.
Sikap tentang menarche pada remaja Begitupun sikap seseorang, semakin dia
putri di Sekolah Dasar Negeri Patran mendapatkan banyak informasi atau
Gamping Sleman Yogyakarta sebelum pengalaman terhadap suatu hal maka akan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 22


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
seseorang terbut akan memberikan respon penggunaan buku saku tentang menarche
positif terhadap hal tersebut. Pengetahuan terhadap pre kesiapan menghadapi
seseorang tentang sesuatu hal akan menarche pada remaja putri di Sekolah
mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut Dasar Negeri Patran Gamping Sleman
positif maupun negatif tergantung dari Yogyakarta. Kesiapan post pada kelompok
pemahaman individu tentang suatu hal perlakuan dan pembanding nilai p=0,008
tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya ditunjukkan dengan nilai (p<0,05). Berarti
akan mendorong individu melakukan ada pengaruh penggunaan buku saku
perilaku tertentu pada saat dibutuhkan, tentang menarche terhadap post kesiapan
tetapi kalau sikapnya negatif, justru akan menghadapi menarche pada remaja putri di
menghindari untuk melakukan perilaku Sekolah Dasar Negeri Patran Gamping
tersebut. Sleman Yogyakarta.
Anak dan remaja dalam masa Dari Tabel 5 hasil uji t-test
transisi pada umumnya merasa enggan independent didapatkan hasil kesiapan
untuk mencari penjelasan kepada orang tua menghadapi menarche pada kelompok
mengenai permasalahan yang terjadi dalam perlakuan dan pembanding antara pre test
diri mereka yang salah satunya terkait dan post test nilai p= 0,041, ditunjukkan
dengan menarche. Disamping itu pihak dengan nilai (p<0,05). Berarti ada
orang tua selain kurang memiliki sikap perbedaan selisih kesiapan menghadapi
yang memadai tentang aspek-aspek menarche pada kelompok perlakuan dan
perkembangan pada masa remaja terkait pembanding antara pre test dan post test
perkembangan biologis, psikologis dan pada remaja putri di Sekolah Dasar Negeri
permasalahan kesehatan reproduksi Patran Gamping Sleman Yogyakarta.
tersebut juga merasa risih atau segan Pemberian informasi melalui
bahkan tidak mengerti cara yang tepat metode menggunakan media buku saku
untuk menyampaikan. mengutamakan kualitas penulisan buku
Remaja akan lebih mudah saku dan cara penyampaian yang
memahami dan mengerti tentang mengutamakan kemandirian remaja putri
perubahan-perubahan tersebut, jika untuk memahaminya, sehingga
penjelasan dan pengarahan tersebut penguasaan responden terhadap informasi
diberikan dalam suasana yang terbuka dan yang diberikan menjadi lebih efektif.
harmonis dalam keluarga. Sehingga remaja Notoatmodjo (2010) yang
merasa dihargai dan diharapkan menjadi menyatakan bahwa bila seseorang pernah
remaja yang mampu bertanggungjawab mendapat informasi tentang cara-cara
atas dirinya sendiri (Iswarati, 2006). mencapai hidup sehat, akan menimbulkan
Dengan adanya buku saku tentang kesadaran dan akhirnya akan
menarche diharapkan dapat menjadi sarana menyebabkan orang berperilaku sesuai
untuk meningkatkan sikap mereka tentang dengan pengetahuan yang dimilikinya.
menarche. Penguasaan pengetahuan dan informasi
yang baik dan benar tentang menarche
Kesiapan menghadapi menarche pada akan mempengaruhi kesiapan menghadapi
remaja putri di Sekolah Dasar Negeri menarche.
Patran Gamping Sleman Yogyakarta Penelitian Madina (2010)
sebelum dan sesudah diberi buku saku menstruasi merupakan ciri khas
tentang menarche. kedewasaan seorang wanita, terjadi
Dari Tabel 4 Kesiapan pre pada perubahan pada alat reproduksi wanita
kelompok perlakuan dan pembanding nilai sehingga menjadi hal yang penting bagi
p=0,097 ditunjukkan dengan nilai seorang wanita untuk mempersiapkan diri
(p>0,05). Berarti tidak ada pengaruh menghadapi menarche. Anak perempuan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 23


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
yang tidak di ajari tentang pubertas dan usia menarche adalah persentase lemak
menarche dan menstruasi maka akan tubuh, semakin tinggi lemak tubuh
mengalami rasa malu dan kotor atau jijik semakin dini usia menarche siswa dan
sewaktu mendapatkan menstruasi pertama kesiapan menarche.
(menarche). Dari hasil penelitiannya Faktor yang terkait dengan sosial
menunjukkan tidak ada hubungan yang ekonomi adalah keterjangkauan akses
signifikan antara pengetahuan remaja putri informasi seperti melalui media elektronik
terhadap kesiapan dalam menghadapi (TV, radio, internet) dan media cetak
menarche. (majalah, koran), diasumsikan semakin
Tiga faktor yang mempengaruhi tinggi tingkat sosial ekonomi remaja putri
kesiapan dalam menghadapi menarche semakin luas juga akses perolehan
yaitu pemberian informasi, kuantitas teman informasi mengenai menarche dan akan
sebaya yang sudah lama mengalami berpengaruh pada umur menarche dan
menstruasi serta tingkat kematangan diri kesiapan menarche. Lingkungan sosial di
anak. Kesiapan menghadapi menarche sekitar remaja dalam lingkup lingkungan
merupakan kondisi yang memerlukan keluarga, sekolah dan masyarakat akan
penyesuaian fisik dan psikologis maka di mempengaruhi terhadap umur menarche
perlukan berbagai sumber dukugan sosial dan kesiapan menghadapi menarche.
di sekitar remaja putri agar dapat Proverawati (2009) mengungkapkan
meningkatkan kesiapan dalam remaja putri yang tinggal di lingkungan
menghadapai menarche, hasil keluarga yang kurang harmonis cenderung
penelitiannya menyatakan ada hubungan mengalami menarche dini.
antara dukungan sosial dengan kesiapan Faktor lain yang diasumsikan
menghadapi menarche. Wulandari (2010), berpengaruh terhadap kesiapan menarche
menyimpulkan faktor-faktor kesiapan adalah persepsi dan sikap remaja putri
remaja putri dalam menghadapi menarche tentang menarche, emosi, dukungan dari
terdiri dari tingkat mengetahuan yang baik, lingkungan dan informasi yang diperoleh
dukungan keluarga dan dukungan oleh remaja putri melalui berbagai media
kelompok sebaya. seperti melalui media cetak maupun media
Proverawati (2009) mengungkapkan elektronika.
bahwa menarche merupakan menstruasi Survei Badan Kependudukan dan
pertama yang biasa terjadi dalam rentang Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
usia 10-16 tahun atau pada masa awal diketahui bahwa 32% remaja mendapat
remaja di tengah masa pubertas sebelum informasi kesehatan reproduksi dari guru,
memasuki masa reproduksi. Umur tokoh agama (13%), dokter (9%),
menarche dipengaruhi oleh berbagai faktor bidan/perawat (8%), dan tokoh masyarakat
yaitu diantaranya ras dan genetik seperti (7%). Sebagian besar remaja yaitu 83%
yang disampaikan Proverawati (2009) lebih senang membicarakan masalah
yang menyatakan dari beberapa penelitian kesehatan reproduksi dengan teman sebaya
menunjukkan bahwa didapatkan perbedaan (Iswarati, 2006).
rata-rata umur menarche yang dipengaruhi Kesiapan remaja putri menghadapi
oleh ras dan genetik. Faktor sosial ekonomi menarche menunjukkan keadaan remaja
terkait dengan nutrisi juga berpengaruh putri mempersiapkan diri menghadapi
terhadap umur menarche remaja putri, menarche. Kesiapan remaja putri dalam
Aryati (2008) dalam Jurnal Kesehatan menghadapi menarche terbagi dalam tiga
Masyarakat Nasional volume 2 nomor 6 tahapan yaitu pemahaman remaja putri
Juni menyebutkan bahwa rata-rata usia terhadap menarche dalam aspek ini sebatas
menarche adalah 11,61 tahun dan faktor mengetahui tentang menarche, tahap
yang paling dominan berhubungan dengan selanjutnya aspek penghayatan, yaitu

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 24


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
sebuah kondisi psikologis seseorang sebagian besar kategori baik dan pada
merasa siap secara alami, segala hal yang kelompok pembanding sebelum
terjadi secara alami akan dialami oleh diberikan leaflet sebagian besar kategori
hampir semua orang adalah hal yang wajar, kurang dan setelah diberikan leaflet
normal dan tidak perlu dikhawatirkan. sebagian besar kategori cukup.
Tahap yang terakhir aspek kesediaan, 2. Kesiapan menghadapi menarche pada
yaitu suatu kondisi psikologis dimana kelompok perlakuan sebelum diberikan
seseorang sanggup atau rela untuk berbuat buku saku sebagian besar kategori
sesuatu sehingga dapat mengalami secara kurang dan setelah di berikan buku saku
langsung segala hal yang seharusnya sebagian besar kategori baik dan pada
dialami sebagai salah satu proses kelompok pembanding sebelum
kehidupan. Ketidaksiapan menghadapi diberikan leaflet sebagian besar kategori
menarche pada remaja putri bisa diberikan kurang dan setelah diberikan leaflet
dengan cara demonstrasi cara sebagian besar kategori cukup.
menggunakan pembalut wanita dan 3. Ada pengaruh penggunaan buku saku
kebersihan alat reproduksi wanita selama tentang menarche terhadap sikap dan
menstruasi. kesiapan menghadapi menarche pada
remaja putri di Sekolah Dasar Negeri
Kelemahan Penelitian Patran Gamping Sleman Yogyakarta.
1. Faktor yang mempengaruhi kesiapan
menghadapi menstruasi terdiri dari Saran
pengetahuan, persepsi, sikap, emosi, Saran yang dapat diberikan oleh peneliti
dukungan dari keluarga dan dengan adalah :
informasi, tetapi dalam penelitian ini 1. Bagi Kepala Sekolah Dasar Negeri
dengan menggunakan buku saku Patran Gamping Sleman Yogyakarta.
tentang menarche hanya Agar dapat menginformasikan kepada
mempersiapkan dalam hal sikap dan guru Olah Raga (OR), guru Bimbingan
informasi Koseling dan guru Ilmu Pengetahuan
2. Pada saat penelitian berlangsung waktu Alam (IPA) sebagai masukan untuk
bersamaan dengan hari libur sekolah, menambah upaya meningkatkan sikap
jadual pelajaran yang padat, usia anak tentang kesehatan reproduksi wanita
masih senang bermain sehingga untuk dan kesiapan menghadapi menarche
dapat mengikuti arahan dari peneliti pada siswi kelas V Sekolah Dasar. Guru
belum bisa optimal. sebagai sumber utama memberi
3. Pada penelitan ini tidak di dukung pengetahuan siswi hendaknya
metode demonstrasi sehingga bagi memberikan informasi yang akurat dan
remaja putri masih kesulitan untuk aktif dalam menjelaskan masalah
memahami secara baik. kesehatan reproduksi, bila
memungkinkan mengadakan Talk
KESIMPULAN DAN SARAN Show, seminar dan bimbingan yang
Kesimpulan ektra dari guru Bimbingan Konseling
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat (BK).
diambil kesimpulan sebagai berikut : 2. Perawat di Puskesmas Gamping II
1. Sikap tentang menarche pada remaja Sleman Propinsi DIY.
putri di Sekolah Dasar Negeri Patran Sebagai masukan dalam memberikan
Gamping Sleman Yogyakarta pada asuhan keperawatan pada remaja putri
kelompok perlakuan sebelum diberikan
buku saku sebagian besar kategori
cukup dan setelah diberikan buku saku

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 25


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
di Sekolah Dasar Negeri Patran dalam di Puskesmas. Direktorat Kesehatan
menghadapi menarche. Keluarga Dirjen Bina Kesehatan
3. Bagi peneliti selanjutnya. Keluarga Depkes RI: Jakarta
Peneliti selanjutnya di harapkan dapat Gunn. 2008 . Pengalaman Maturasi
mempertimbangkan semua aspek yang (Menstruasi) Responden. Diunduh
mempengaruhi kesiapan menarche, tanggal 20 April 2010.
menggunakan metode pembelajaran http://www.library.upnvj. ac.id/pdf/
yang mendukung seperti demonstrasi S1keperawatan
atau simulasi. 08/204312086/bab6.pdf
Iswarati., Sarbini. 2006. Buku Sumber
DAFTAR PUSTAKA untuk Advokasi Keluarga
Berencana. BKKBN: Jakarta
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Kartono, K. 2006. Psikologi Wanita 1
Suatu Pendekatan Praktek Edisi Refisi Mengenal Gadis dan Remaja dan
VI. Jakarta:PT Asdi Mahasatya. Wanita Dewasa. Mandar Maju:
Aryati, D. 2008. Usia Menarche pada Bandung
Siswi SD dan SLTP di kota Bandung. Madina, NG 2010. Hubungan
Bagian Promosi Kesehatan Pengetahuan Remaja Putri Kelas III-
Puskesmas Ibrahim Adji Bandung. V Terhadap Kesiapan Dalam
Jurnal Kesehatan Masyarakat Menghadapi Menarche di SD Negeri
Nasional. Volume 2, Nomor 6, Juni Mulyorejo I-237, FKM UNAIR
2008 Surabaya
Azwar. 2007. Sikap Manusia, Teori Dan Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Kesehatan
Penggukurannya.Yogyakarta: Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta
Pustaka Pelajar Offset Proverawati, A., Siti, M. 2009. Menarche
Departemen Kesehatan Republik Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Indonesia. 2005. yang Perlu Nuha Medika. Yogyakarta
Diketahui Petugas Kesehatan Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
tentang Kesehatan Reproduksi. PT Bina Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Wulandari W, 2010 Faktor-faktor
Indonesia: Jakarta kesiapan remaja putri dalam
mengahadapi menarche di SMP
Direktorat Kesehatan Keluarga Dirjen Negeri 2 Puring Kabupaten
Bina Kesehatan Keluarga Depkes Kebumen, STIKES Gombong
Republik Indonesia. 2005. Pedoman
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 26


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
(SADARI) DENGAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI
SISWI DI SMK NEGERI 1 GANTIWARNO

Devi Pemata Sari1, Sri Sat Titi Hamranani2, Fitri Handyani3


1,2,3
Stikes Muhammadiyah Klaten
Email : devisari_07@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang : kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian pada kaum
wanita. Kejadian tersebut dikarenakan masih kurangnya kesadaran perempuan untuk segera
memeriksakan diri jika terjadi kelainan pada payudaranya. SADARI merupakan cara untuk
mendeteksi dini kanker payudara. Upaya untuk sosialisasi SADARI salah satunya dengan
penyuluhan. Demonstrasi merupakan metode yang paling efektif untuk penyuluhan karena
melibatkan indra sebanyak mungkin sehingga mempermudah pemahaman. Penyuluhan SADARI
akan meningkatkan pengetahuan yang nantinya akan meningkatkan motivasi dan menentukan
bagaimana mereka menerapkannya dalam bentuk perilaku.
Metode penelitian : penelitian ini menggunakan quasi eksperimen design dengan rancangan pretest-
posttest non-equivalen control group. Populasi adalah seluruh siswi SMK Negeri 1 Gantiwarno
sejumlah 196 siswi. Sampel pada penelitian ini adalah 40 siswi yang dibagi menjadi kelompok
kontrol dan kelompok intervensi dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data
dengan kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji Rank Spearman.
Hasilpenelitian : penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi dalam melakukan
SADARI setelah dilakukan penyuluhan SADARI dengan demonstrasi yang ditunjukkan dengan ρvalue
= 0,017;=0,05.
Kesimpulan : dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan SADARI dengan demonstrasi
berpengaruh terhadap motivasi melakukan SADARI siswi di SMK Negeri 1 Gantiwarno.
ABSTRACT

Background: Breast cancer is one of the main causes of death in women. the incident due to the lack
of awareness of women to immediately see if abnormalities in the breast . SADARI it is one of a way
to detect early the breast cancer. The attempt to socialize SADARI is by counseling. Demonstration
is the most effective method for the extension because it involves the senses as much as possible to
facilitate understanding. The counseling of SADARI will improve knowledge which will increase the
motivation and determine how they apply it in the form of behavior.
Research methods : This research uses quasi-experimental design with pretest-posttest
nonequivalent control group. The population is all of students at SMKN1Gantiwarno which the
number is 196 students. The samples in this study were 40 students were divided into a control group
and the intervention group with purposive sampling technique. method of data collection is by
questionnaire.data analysis techniques using Spearman rank test.
Results ofthe study: This study showed that an increase motivation in doing SADARI after SADARI
counseling with demonstration showed by 𝜌value =0,017; α=0,05.
Conclusions : This research conclude that SADARI counseling with demonstration influence to the
motivation to do SADARI at SMK N 1 Gantiwarno Students.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 27


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri
Kanker adalah pertumbuhan sel yang lebih dikenal dengan SADARI (Joko,
yang tidak normal, sangat cepat, tidak 2010).
terkontrol dan tidak berirama yang dapat SADARI adalah upaya yang
menyusup ke jaringan, tumbuh dan dilakukan seorang wanita untuk
menekan ke jaringan normal sehingga mendeteksi dini kanker payudara melalui
mempengaruhi fungsi tubuh (Nugroho, beberapa tahapan. SADARI dianggap
2012). Kanker payudara adalah segolongan sebagai cara termurah, aman dan
penyakit sebagai akibat pertumbuhan yang sederhana. Pemeriksaan sadari dapat
tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh dimulai sejak remaja, karena pada masa
pada payudara yang bila tidak segera tersebut berlangsung proses-proses
ditangani atau diobati dapat menyebabkan perubahan fisik maupun perubahan
kematian (Dejong, 2006). biologis yang dikontrol hormon-hormon
World Health Organization khusus seperti estrogen dan progesteron.
(WHO) pada tahun 2012 lebih dari 1,2 juta Nita (2008) menjelaskan bahwa remaja
wanita terdiagnosis kanker payudara dan putri seharusnya melakukan (sadari) pada
lebih dari 700.000 meninggal karena hari ke 7-10 setelah haid selesai, karena
kanker payudara. Di Indonesia, pada saat itu payudara terasa lunak.
berdasarkan data Global Burden of Cancer Seorang remaja putri dapat
(Globocan), kanker payudara merupakan memeriksa payudara sendiri (SADARI)
kanker terbanyak pada perempuan (26 per pada saat mandi dengan menggunakan jari-
100.000) diikuti kanker rahim (16 per jari tangan sehingga dapat menentukan
100.000 Data dari Profil Kesehatan benjolan pada lekukan halus payudaranya.
Indonesia Kemenkes tahun 2010, penderita Jika benjolan terlambat ditemukan, maka
kanker payudara terus meningkat sejak seseorang mungkin telah kehilangan waktu
tahun 2004. yang berharga untuk memulai pengobatan
Berdasarkan data yang diperoleh sedini mungkin, jadi jalan paling bijaksana
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten adalah memeriksa payudara secara teratur
pada tahun 2014, jumlah penderita kanker pada selang waktu tertentu pula. Dengan
payudara di Klaten sebanyak 599 cara ini kelainan kecil pun dapat ditemukan
penderita, pada golongan umur 15-44 dan langkah aktif untuk pengobatan dapat
tahun terdapat 35,73% penderita, umur 45- dimulai sedini mungkin (Gilbert, 2005
65 tahun terdapat 57,93% penderita, dan dalam Nazawati, 2012).
pada umur ≥ 65 tahun terdapat 6,34% Upaya atau cara untuk sosialisasi
penderita, dan terdapat 3% kasus kematian SADARI tersebut salah satunya dengan
akibat kanker payudara. Dari data tersebut penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
dapat disimpulkan bahwa kejadian kanker Metode penyuluhan pada dasarnya
payudara terus mengalami peningkatan merupakan pendekatan yang digunakan
setiap tahunnya. Angka kejadian kanker dalam proses pendidikan untuk
payudara yang cukup tinggi tersebut penyampaian pesan kepada sasaran
disebabkan masih kurangnya kesadaran penyuluhan. Ada beberapa macam metode
perempuan untuk segera memeriksakan penyuluhan kesehatan yaitu metode
diri jika terjadi kelainan pada payudara. ceramah, metode diskusi kelompok,
Beberapa cara untuk mendeteksi dini metode panel, metode forum panel, metode
kanker payudara, seperti pemeriksaan permainan peran, metode simposium dan
klinis payudara oleh dokter, pemeriksaan metode demonstrasi (Suliha, 2004).
radiologi (mammografi dan / UGS), biopsi Metode demonstrasi yaitu metode
tanpa pembedahan (fine needle aspiration penyajian pembelajaran dengan
biopsi atau core biopsi) dan salah satunya memperagakan dan mempertunjukkan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 28


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
kepada peserta didik tentang suatu proses, METODE PENELITIAN
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya Desain penelitian ini menggunakan
atau sekedar tiruan (Suliha, 2002). eksperimen semu (Quasy Eksperimen)
Penggunaan metode demonstrasi langsung dengan rancangan Pretest-Posttest Non
bertujuan untuk menggunakan indra Equivalent Control Group Design.
sebanyak mungkin sehingga memudahkan Populasi yang digunakan peneliti adalah
pemahaman. siswi di SMK Negeri 1 Gantiwarno
Penyuluhan mengenai SADARI sebanyak 196 siswi. Besar sampel yang
akan meningkatkan motivasi pada siswa digunakan dalam penelitian sebanyak 20
untuk melakukan SADARI. Setiap orang untuk masing-masing kelompok.
tindakan motivasi seseorang mempunyai Cara mendapatkan sample dengan teknik
tujuan yang akan dicapai, maka semakin pusposive sampling. Instrumen yang
jelas pula bagaimana tindakan memotivasi digunakan berupa leaflet, PPT, phantom
itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan payudara, kuisioner motivasi dan
lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas karakteistik responden.
dan didasari oleh yang dimotivasi. Setiap Pada hari pertama penelitian,
orang yang akan memberikan motivasi peneliti melakukan sosialisasi ke tempat
pada seseorang harus mengenal dan penelitian. Tahap selanjutnya adalah
memahami benar-benar latar belakang menentukan responden penelitian dan
kehidupan, kebutuhan, serta kepribadian menentukan kelompok intervensi dan
orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007). kelompok control. Peneliti membagikan
Berdasarkan studi pendahuluan kuesioner motivasi atau melakukan pretest
yang dilakukan oleh peneliti di SMK kelompok intervensi dan kelompok
Negeri 1 Gantiwarno terdapat 196 siswi, kontrol. Selanjutnya, peneliti memberikan
dengan melakukan wawancara tentang perlakuan pada kelompok intervensi
pengertian dan pernah tidaknya melakukan berupa penyuluhan SADARI. Materi
SADARI terhadap 5 siswi kelas X dan 10 penyuluhan dipaparkan lewat power point
siswi kelas XI didapat data 7,65% siswi dan kemudian didemonstrasikan secara
mengatakan tidak mengerti tentang langsung menggunakan phantom
SADARI dan belum pernah payudara. Pada saat yang bersamaan
melakukannya, serta belum pernah asisten penelitian memberikan leaflet
mendapatkan informasi maupun kepada kelompok kontrol pada hari
penyuluhan tentang SADARI dengan pertama setelah dilakukan pretest.
media apapun di sekolahan tersebut. Kemudian peneliti melakukan posttest
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik pada kedua kelompok
untuk melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Penyuluhan Pemeriksaan HASIL PENELITIAN
Payudara Sendiri (SADARI) dengan Karakteristik Responden
Demonstrasi terhadap Motivasi Melakukan 1. Usia Responden
SADARI pada Siswi di SMK Negeri 1 Tabel 1 Rerata Usia Responden di SMK
Gantiwarno”. Negeri 1 Gantiwarno (n=40)
Usia (tahun)
TUJUAN Kelompok n Min Max Mean Std.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Deviasi
pengaruh penyuluhan SADARI dengan Kontrol 20 15 17 16,05 0,394
Intervensi 20 15 17 15,95 0,605
demonstrasi terhadap motivasi siswi dalam
melakukan SADARI..
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan
bahwa pada kelompok kontrol rata-rata

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 29


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
berusia 16,05±0,394 dan kelompok kontrol mengalami peningkatan menjadi
intervensi rata-rata berusia 15,95±0,605. motivasi kuat sebesar 15%.

2. Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat


Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Motivasi pada Kelompok Intervensi Di
dan Pekerjaan Orang Tua Responden Di SMK Negeri 1 Gantiwarno (n=20)
SMK Negeri 1 Gantiwarno (n=40) Tingkat Kuat Sedang Lemah Total
Kontrol Intervensi Motivas
No. Variabel i f % f % f % f %
f % f %
Pendidikan Orang Tua 3 2 10
Sebelu 6 1 6
1. Tidak Sekolah 2 5 1 2,5 0 1 5 0 0
m 1 3 5
2. SD 10 25 7 17, 9 0 0 2 10
Sesudah 9 1 5
5 5 0 0
3. SMP 3 7,5 7 17, Berdasarkan tabel 4.4
5 menunjukkan bahwa tingkat motivasi pada
4. SMA 5 12,5 5 12, kelompok intervensi mengalami
5
5. Perguruan 0 0 0 0
peningkatan menjadi motivasi kuat sebesar
Tinggi 65%.
Pekerjaan Orang Tua
1. Wiraswasta 2 5 0 0 Uji Bivariat
2. Swasta 2 5 1 2,5 Tabel 5 Hasil Analisa Pengaruh Pemberian
3. PNS 0 0 0 0 Leaflet SADARI terhadap Motivasi
4. Buruh 14 35 19 47,5
Melakukan SADARI Di SMK Negeri 1
5. Tidak Bekerja 2 5 0 0
Gantiwarno (n=20)
Total 20 50 20 50
Motivasi Posttes Ρ
Motivasi r
Lemah Sedang Kuat value
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui Pretest
bahwa pendidikan orang tua pada f % f % f %
kelompok kontrol paling banyak adalah SD Lemah 0 0 2 10 1 5
0,35
Sedang 1 5 10 50 3 15 0,12
yaitu sebesar 25% dan pada kelompok 9
Kuat 0 0 1 5 2 10
intervensi pendidikan orang tua sebagian Total 1 5 13 65 6 30
besar adalah SD dan SMP yaitu sebesar
17,5%. Pekerjaan orang tua pada kelompok Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
kontrol maupun kelompok intervensi yang bahwa tingkat motivasi sebelum diberikan
paling banyak adalah buruh yaitu sebesar leaflet sebesar 15% motivasi sedang menjadi
35% pada kelompok kontrol dan 47,2% motivasi kuat setelah diberikan leaflet dan hasil
pada kelompok intervensi. analisa rank spearman diperoleh angka
3. Tingkat Motivasi ρvalue=0,120;=0,05 dan r=0,359. Hal ini
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat menunjukkan bahwa pemberian leaflet
Motivasi pada kelompok Kontrol Di SMK SADARI tidak berpengaruh terhadap motivasi
Negeri 1 Gantiwarno (n=20) melakukan SADARI dengan koefisiensi
Tingkat Sedan Lema korelasi positif, dengan demikian dapat
Kuat Total disimpulkan bahwa semakin sering diberikan
Motiva g h
si f % f % f % f % leaflet tentang SADARI maka motivasi siswi
Sebelu 1 1 7 2 10 dalam melakukan SADARI akan semakin
m 3 5 4 0 3 15 0 0 meningkat.
Sesuda 6 3 1 6 1 5 2 10
h 0 3 5 0 0

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui


bahwa tingkat motivasi pada kelompok

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 30


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Tabel 6 Hasil Analisa Pengaruh Penyuluhan demikian dapat disimpulkan bahwa
SADARI dengan Demonstrasi terhadap semakin sering diberikan penyuluhan
Motivasi Melakukan SADARI Di SMK Negeri tentang SADARI maka motivasi
1 Gantiwarno (n=20) melakukan SADARI akan semakin
Motivasi Posttes Ρ menurun.
Motivasi r
Lemah Sedang Kuat value
Pretest
f % f % f % PEMBAHASAN
Lemah 0 0 0 0 1 5 - 1. Usia
Sedang 0 0 0 0 13 65 0,02 0,5 Pada tabel 1 menunjukkan bahwa
Kuat 0 0 1 5 5 25 16
usia responden pada kelompok kontrol dan
Total 0 0 1 5 19 95
intervensi paling muda adalah 15 tahun dan
yang paling tua adalah 17 tahun. Usia
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui rerata kelompok kontrol dan intervensi
bahwa tingkat motivasi sebelum adalah 16,05±0,394 dan kelompok
penyuluhan sebesar 65% motivasi sedang intervensi rata-rata berusia 15,95±0,605
menjadi motivasi kuat setelah penyuluhan tahun, jadi responden dalam penelitian ini
dan hasil analisa rank spearman diperoleh termasuk kedalam masa remaja
angka ρvalue = 0,020; =0,05 dan r=-0,516. pertengahan.
Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan DepKes RI (2010) membagi masa
SADARI dengan demonstrasi berpengaruh remaja menjadi tiga yaitu masa remaja
terhadap motivasi melakukan SADARI di awal (10-13 tahun), masa remaja
SMK Negeri 1 Gantiwarno dengan pertengahan (14-16 tahun) dan remaja
koefisiensi korelasi negatif, dengan akhir (17-19 tahun). Masa remaja adalah
demikian dapat disimpulkan bahwa masa yang ditandai dengan berbagai
semakin sering diberikan penyuluhan perubahan tubuh yang cepat, mulai
tentang SADARI maka motivasi bekerjanya organ reproduksi dan juga
melakukan SADARI akan semakin hormon reproduksi. Hormon estrogen dan
menurun. progesteron bertanggung jawab atas proses
evolusi, menstruasi dan juga pertumbuan
Tabel 7 Hasil Analisa PerbedaanPengaruh
payudara. Pertumbuhan organ reproduksi
Penyuluhan SADARI dengan Demonstrasi
dengan Pemberian Leaflet terhadap Motivasi sekunder ini mendorong remaja untuk
Melakukan SADARI Di SMK Negeri 1 selalu menjaga kesehatan payudaranya dan
Gantiwarno (n=20) membutuhkan motivasi untuk melakukan
Motivasi Posttes Ρ SADARI guna mendeteksi dini adanya
Motivasi r kanker maupun tumor payudara
Lemah Sedang Kuat value
Pretest (Suparyanto, 2010).
f % f % f %
Lemah 0 0 0 0 1 5 - 4. Pendidikan Orang Tua
0,01 Pada tabel 2 menunjukkan bahwa
Sedang 0 0 0 0 13 65 0,52
7
Kuat 0 0 1 5 5 25 7 tingkat pendidikan paling banyak adalah
Total 0 0 1 5 19 95 SD sebanyak 25% orang tua responden
pada kelompok kontrol dan 17,5% orang
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan tua responden pada kelompok intervensi.
hasil analisa rank spearman diperoleh Pendidikan sangat erat kaitannya dengan
angka ρvalue =0,017;=0,05 dan r=-0,527. pengetahuan. Latar belakang pendidikan
Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan dasar pada orang tua responden akan
SADARI dengan demonstrasi berpengaruh berdampak pada pengetahuan mengenai
terhadap motivasi melakukan SADARI di kesehatan, akan tetapi perlu ditekankan
SMK Negeri 1 Gantiwarno dengan bahwa orang tua dengan pendidikan rendah
koefisiensi korelasi negatif, dengan tidak mutlak pengetahuannya rendah pula.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 31


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Pengetahuan tidak hanya didapatkan dari belajar, maka dapat dikatakan bahwa
pendidikan formal, akan tetapi pendidikan pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi
juga bisa didapat dari pendidikan motivasi remaja dalam menjaga
nonformal, seseorang juga bisa kesehatannya. Pekerjaan sebagai buruh
mendapatkan informasi melalui media sangat menyita waktu, serta buruh bekerja
massa, misalnya TV, radio maupun surat sebagian besar menggunakan tenaganya
kabar, maka hal itu akan dapat dibandingkan dengan keahliannya. Orang
meningkatkan pengetahuan seseorang tua yang bekerja sebagai buruh setelah
(Nisa, 2006). selesai bekerja mereka hanya
Peran penting pendidikan terhadap menggunakan waktunya untuk beristirahat
pengetahuan dapat mempengaruhi sehingga komunikasi dengan anaknya pun
motivasi seseorang. Salah satu faktor yang berkurang.
mempengaruhi motivasi adalah dukungan 3. Perbedaan Pengaruh Penyuluhan
keluarga, jika keluarga mengetahui tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
dampak menjaga kesehatan yang baik (SADARI) dengan Demonstrasi
maka keluarga atau orang tua tersebut akan dengan Pemberian Leaflet terhadap
memotivasi remaja untuk menjaga Motivasi Melakukan SADARI Siswi
kesehatannya. Didukung penelitian Nisa Di SMK Negeri 1 Gantiwarno
(2006) dalam jurnalnya mengemukakan Hasil penelitian rerata usia
bahwa tingkat pendidikan orang tua responden pada kelompok kontrol adalah
mempengaruhi motivasi anak, semakin 16,05±0,394 dan kelompok intervensi rata-
tinggi tingkat pendidikan orang tua rata berusia 15,95±0,605 tahun, jadi
berbanding lurus dengan tingkat motivasi responden dalam penelitian ini termasuk
anak dalam belajar. Sehingga dapat kedalam masa remaja pertengahan. Remaja
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat merupakan masa transisi antara masa
pendidikan orang tua maka akan semakin kanak-kanak ke masa dewasa, di masa ini
tinggi pula motivasi siswi dalam dapat ditandai dengan berbagai perubahan
melakukan SADARI. Faktor-faktor yang tubuh yang cepat, mulai bekerjanya organ
mempengaruhi pengetahuan yaitu tingkat reproduksi dan juga hormon reproduksi.
pendidikan, informasi, pengalaman dan Pertumbuhan payudara dapat mendorong
sosial ekonomi. Semakin tinggi tingkat remaja untuk berupaya melakukan
pendidikan seseorang akan semakin SADARI (Suparyanto, 2010). Melakukan
berpengaruh terhadap pengetahuan yang deteksi dini kanker payudara dengan
dimilikinya (Soekanto, 2006). pemeriksaan payudara sendiri atau disebut
2. Pekerjaan Orang Tua dengan SADARI dapat menemukan
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa kelainan-kelainan kecil pada payudara dan
35% orang tua responden dari kelompok merupakan langkah aktif untuk melakukan
kontrol dan orang tua dari kelompok pengobatan sedini mungkin (Gilbert, 2005
intervensi 47,5% bekerja sebagai buruh. dalam Nazawati, 2012).
Buruh memiliki status ekonomi yang Upaya mendeteksi mendeteksi dini
rendah, hal ini berkaitan dengan kanker payudara, seperti pemeriksaan
pendidikan, jika status ekonomi cukup atau klinis payudara oleh dokter, pemeriksaan,
tinggi maka kebutuhan pendidikan pun biopsi tanpa pembedahan dan salah
juga akan terpenuhi, sehingga satunya yaitu dengan pemeriksaan
pengetahuannya juga dapat terpenuhi payudara sendiri yang lebih dikenal dengan
(Soekanto, 2006). sadari (Joko, 2010). Pengetahuan tentang
Hasil penelitian Anggi (2013) pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
menjelaskan bahwa latar belakang orang yang baik dapat meningkatkan motivasi
tua mempengaruhi motivasi siswa dalam dan sikap remaja dalam melakukan deteksi

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 32


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
dini kanker payudara. Pada tabel 4.4 melakukan sesuatu sehingga dapat
menunjukkan bahwa pada kelompok memperoleh hasil dan mencapai tujuan
intervensi yang diberikan penyuluhan (Taufik, 2007). Ditegaskan dengan
terdapat sebesar 65% peningkatan motivasi penelitian Masithoh (2015) dalam judulnya
sedang menjadi motivasi kuat. Hal ini motivasi untuk melakukan pemeriksaan
didukung dengan hasil penelitian Hasibuan payudara sendiri (SADARI) sebelum dan
Rosiah (2014) yang menjelaskan bahwa sesudah pendidikan kesehatan tentang
terdapat pengaruh pengetahuan terhadap kanker payudara pada wanita usia subur di
motivasi dan sikap remaja putri yang Desa Sukolilo RW 4 Kabupaten Pati
melakukan pemeriksaan payudara sendiri menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
(SADARI) sebagai upaya deteksi dini motivasi untuk melakukan pemeriksaan
kanker payudara di SMA Negeri 1 Merbau payudara sendiri (SADARI) sebelum dan
Kebupaten Labuhan Batu Utara. sesudah pendidikan kesehatan.
Memberitahukan tentang cara Melalui penyuluhan tentang cara
melakukan pemeriksaan payudara sendiri melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dapat dilakukan dengan cara (SADARI) dapat memberikan tujuan
memberikan pendidikan kesehatan atau kepada remaja untuk melakukan
penyuluhan. Penyuluhan merupakan upaya pemeriksaan secara berkala terhadap organ
menyampaikan pesan kepada individu, reproduksi sekundernya. Remaja yang
kelompok maupun masyarakat dengan mulai sadar akan tujuan dilakukannya
harapan pengetahuan tentang kesehatan SADARI maka akan mengetahui
meningkat atau lebih baik (Notoatmodjo, kebutuhan kesehatan reproduksi yang
2010). Setelah dilakukan penyuluhan diperlukannya. Remaja yang sudah tahu
diharapkan pengetahuan tentang akan kebutuhannya maka akan mendorong
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) remaja untuk selalu melakukan SADARI
meningkat dan mulai sadar akan setiap bulannya (Sardiman, 2014).
pentingnya melakukan deteksi dini kanker Proses penyuluhan membutuhkan
payudara, jika kesadaran akan kebutuhan metode untuk menyampaikan pesan
kesehatan pada seseorang meningkat maka kepada sasaran penyuluhan. Salah satu
dapat memicu motivasi pada diri individu metode dalam penyuluhan yaitu metode
tersebut (Sardiman, 2014). demonstrasi. Penggunaan metode
Penyuluhan dapat meningkatkan demonstrasi bertujuan untuk menggunakan
pengetahuan sehingga mendorong indra sebanyak mungkin sehingga
seseorang untuk melakukan aktivitas demi memudahkan pemahaman peserta
mencapai tujuan (Hariani, 2013). penyuluhan. Kurang lebih 75% sampai
Penyuluhan bukan hanya berhubungan 87% dari pengetahuan manusia diperoleh
dengan komunikasi informasi, tetapi juga atau disalurkan melalui mata (Maulana,
berhubungan dnegan motivasi, 2009). Metode demonstrasi efektif
keterampilan dan kepercayaan diri untuk digunakan untuk penyuluhan tentang
melakukan tindakan memperbaiki pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
kesehatan (Nursalam dan Effendi, 2009). Hasil penelitian pada tabel 4.7
Teori ini didukung dengan hasil penelitian menunjukkan analisa korelasi rank
Milda (2013) yang menjelaskan bahwa spearman posttest pada kelompok kontrol
terdapat hubungan antara pengetahuan dan intervensi didapatkan ρvalue=0,017
terhadap motivasi melakukan pencegahan maka dapat disimpulkan bahwa
kanker payudara. penyuluhan SADARI dengan demonstrasi
Tujuan motivasi adalah untuk memiliki pengaruh terhadap motivasi
menggerakkan atau menggugah seseorang melakukan SADARI. Teori ini didukung
agar timbul keinginan dan kemauan untuk oleh hasil penelitian Dista Ika (2010) yang

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 33


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
menjelaskan bahwa terdapat perbedaan menjadi 65% motivasi kuat. Motivasi
efektivitas metode penyuluhan kelompok kontrol mengalami
demonstrasi dengan alat peraga VCD dan peningkatan 15% menjadi motivasi
phantom terhadap tingkat pengetahuan kuat.
kesehatan gigi dan mulut di SDN 3. Pemberian leaflet SADARI tidak
Kecamatan Sumbersari, Kabupaten berpengaruh terhadap motivasi
jember. Diperkuat dengan hasil penelitian melakukan SADARI
Maharani Chindy (2014) yang 4. Penyuluhan tentang pemeriksaan
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh payudara sendiri (SADARI) dengan
yang signifikan pendidikan kesehatan demonstrasi berpengaruh terhadap
menggunakan metode demonstrasi motivasi melakukan SADARI siswi di
terhadap praktik ibu dalam perawatan tali SMK Negeri 1 Gantiwarno
pusat bayi baru lahir. 5. Penyuluhan tentang pemeriksaan
Sedangkan hasil penelitian pada payudara sendiri (SADARI) dengan
tabel 4.5 menunjukkan analisa korelasi demonstrasi berpengaruh terhadap
rank spearman pretest dan posttest pada motivasi melakukan SADARI siswi di
kelompok kontrol didapatkan ρvalue=0,120 SMK Negeri 1 Gantiwarno
maka dapat disimpulkan bahwa pemberian
leaflet SADARI tidak berpengaruh REFERENSI
terhadap motivai melakukan SADARI. De Jong, W,. R. Sjamsuhidajat. 2006.
Dari pengetahuan yang tinggi maka Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
motivasi melakukan SADARI akan tinggi EGC. Jakarta
pula, namun pengetahuan yang didapat Mardiana, L. 2004. Kanker pada Wanita
dari hasil membaca leaflet sangat terbatas, ;Pencegahan dan Pengobatan
sering terjadinya salah persepsi dan dengan Tanaman Obat. Jakarta :
keinginan untuk membaca cenderung lebih penebar Swadaya
rendah dibandingkan dengan metode- Nugroho, A.E., Hermawan, A., Putri,
metode pembelajaran yang lain, siswi lebih D.D.P., Novika, A., Meiyanto, E.
senang memperhatiakan dan mengamati (2012). Combinational Effects of
secara langsung. Hal ini didukung dengan Hexane Insoluble Fraction of
hasil penelitian Wibowo Imam (2014) Ficus septica Burm. F. and
yang menjelaskan bahwa tidak ada Doxorubicin Chemotherapy on
pengaruh yang signifikan antara pemberian T47D Breast Cancer Cells. Asian
leaflet dengan motivasi melakukan vulva Pacific Journal of Tropical
hygiene di SMA N 1 Bayat. Biomedicine. 2: 1-6.
Purwoastuti, Endang. 2008. Kanker
KESIMPULAN Payudara Yogyakarta :Kanisius
1. Rerata usia responden pada kelompok Putri, Naura. 2009. Deteksi Dini Kanker
kontrol 16,05±0,394 dan 15,95±0,605 Payudara. Yagyakarta :Aura Medika
pada kelompok intervensi. Pendidikan Rasjidi Imam. 2009. Deteksi dini Kanker
orang tua responden sebagian besar Payudara. Jakarta : CV Sugeng Seto
adalah SD dan pekerjaan orang tua Suparyanto. (2010). Pemerikasaan
responden adalah Payudara Sendiri. Jombang:
2. Motivasi kelompok intervensi STIKES ICME.
mengalami peningkatan motivasi

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 34


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN PRAKTIK
VULVA HYGIENE REMAJA PUTRI PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP KOTA
SEMARANG

Erina Dwi Cahayani1, Machmudah²


1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Dosen Pembimbing Universitas Muhammadiyah Semarang
Email : erinadwicahayani@gmail.com

ABSTRAK

Vulva Hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ kewanitaan bagian luar (Vulva)
yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah terjadi infeksi. Informasi mengenai Vulva
Hygiene pada saat menstruasi sangatlah penting diberikan kepada remaja putri supaya terhindar dari infeksi
pada alat reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media
audiovisual terhadap pengetahuan dan kemampuan praktik Vulva Hygiene remaja putri kelas VIII dan XI pada
saat menstruasi di SMP Muhammadiyah 3 Semarang. Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan
pendekatan One Grup Pretest-Posttest Design, populasi 158 responden, teknik sampel dalam penelitian ini
menggunakan Purposive Sampling dengan jumlah responden 61 responden, Intrumen penelitian ini adalah
kuesioner dan lembar observasi. Penelitian ini menunjukkan perhitungan nilai P value sebesar 0,000 atau <0,05
artinya ada perbedaan rerata antara pengetahuan dan kemampuan praktik sebelum dengan pengetahuan dan
kemampuan praktik sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang vulva hygiene pada saat menstruasi. Ada
pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap pengetahuan dan kemampuan praktik
Vulva Hygiene remaja putri pada saat menstruasi di SMP Muhammadiyah 3 Semarang.
Kata kunci : Kemampuan Praktik, Menstruasi, Pengetahuan, Remaja Putri, Vulva Hygiene

ABSTRACT

Vulvar Hygiene is an act to maintain the cleanliness of the external parts of the female organs (Vulva) to
maintain health and prevent infection occurs. Information about Vulvar Hygiene at the time of menstruation
is of utmost importance given to young women in order to avoid infection of the reproductive tool. This research
aims to know the influence of health education with audiovisual media against the knowledge and abilities of
the practice of Vulvar Hygiene young women at the time of menstruation in the Junior High School
Muhammadiyah Semarang 3. This type of research is the Quasy Experiment with the approach of One Group
Pretest-Posttest Design. The sample in this research technique using a Purposive Sampling by the number of
respondens 61 respondens, The data instrument used questionnaires and the observation sheet. This research
shows the calculation of the value of the P value of 0.05 means or < 0.000 there is a difference between
knowledge and the ability of the average practice before with the knowledge and ability to practice after the
given health education about Vulvar Hygiene at the time of menstruation. There is the influence of health
education with audiovisual media against the knowledge and abilities of the practice of Vulvar Hygiene young
women at the time of menstruation in the Junior High School Muhammadiyah Semarang 3.
Keyword : Ability of practices, Menstruation, Knowledge, Young Women, Vulvar Hygiene

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 35


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN Data dari SDKI (2012) KRR
Remaja merupakan masa peralihan dari menunjukkan bahwa pengetahuan remaja
masa anak-anak menuju masa dewasa. dalam kesehatan reproduksi belum
Remaja akan mengalami masa purbetas memadai (Kemenkes RI, 2013). Di
yang ditandai dengan keluarnya darah dari Indonesia, prevalensi terjadi Infeksi
vagina di setiap bulannya yang dinamakan Saluran Reproduksi akibat kurangnya
Menstruasi (Widyastuti, Rahmawati & Personal Hygiene masih cukup tinggi
Purnamaningrum, 2009). Menurut jumlah penderita ISR di Indonesia adalah
kesehatan Dunia, World Health 90-100 kasus per 100.000 penduduk
Organization (WHO) batasan usia remaja pertahun (Depkes RI, 2014). Provinsi Jawa
adalah 12-24 tahun Depkes RI batasan usia Tengah pada tahun 2012, sekitar 65%
remaja 10-19 tahun (Kusminar, 2011). wanita di Jawa Tengah mengalami Fluor
Kesehatan reproduksi remaja Albus yang disebabkan oleh jamur, parasit
merupakan suatu keadaan fisik mental dan Infeksi Trichomonas Vaginalis sebesar
sosial yang utuh bukan hanya terbebas dari 15,1%, Infeksi Cervicitis sekitar infeksi
penyakit serta kecacatan dalam aspek Clamidia sebesar 43,5%, Cervicitis sekitar
terkait fungsi sistem reproduksi (WHO, 32% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2012).
2008). Kebersihan organ reproduksi Data Dinas Kesehatan Kota Semarang
khususnya daerah kewanitaan merupakan penderita penyakit menular seksual dari
area penting untuk mendapatkan perhatian semua golongan umur. Pada tahun 2010
& perawatan lebih ekstra terutama daerah mengalami peningkatan dibandingkan
vagina, hal ini dikarenakan letaknya sangat tahun 2009 diantaranya Trichomonas
tertutup (Proverawati, 2009). Cara Vaginalis dari 9 menjadi 14, Bacteri
menjaga kesehatan reproduksi perempuan Vaginalis dari 0 menjadi 203, Herpes
dengan cara menjaga kebersihan organ Simplek Virus dari 149 menjadi 175,
kewanitaan sejak dini dapat dilakukan Clamidia dari 0 menjadi 4, Cervicitis
dengan membersihkan menggunakan air mengalami kenaikan dari 225 menjadi 232,
yang bersih dari arah depan (Vulva) ke arah Chancroid dari 0 menjadi 1, (NGU) Non
belakang (Anus), dapat mencegah bakteri Gonorre Uretritis dari 25 menjadi 19,
masuk dari arah belakang (Anus) ke arah Candidiasis dari 0 menjadi 308, (Dinkes
depan (Vulva), serta mengganti pembalut Kota Semarang, 2010).
sesering mungkin setelah penuh atau tidak
lebih dari 6 jam (Kusmiran, 2012). TUJUAN PENELITIAN
Kurangnya pengetahuan seseorang Tujuan penelitian ini adalah untuk
orang dalam melakukan Personal Hygiene mengetahui pengaruh pendidikan kehatan
dapat beresiko terhadap tumbuhnya dengan media audiovisual terhadap
mikroba mengakibatkan vagina tersebut pengetahuan dan kemampuan praktik
berbau serta terjadi keputihan, hal ini Vulva Hygiene remaja putri pada saat
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit menstruasi di SMP Muhammadiyah 3
organ reproduksi (Fauziah, 2012). Semarang.
Pendidikan kesehatan tentang kesehatan
reproduksi itu sangat penting karena METODE PENELITIAN
remaja putri supaya mempunyai Metode ini menggunakan metode Quasi
pengetahuan serta informasi dengan benar Eksperimen untuk mengetahui gejala atau
tentang kesehatan reproduksi. Adanya pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari
pendidian kesehatan tentang kesehatan adanya perlakuan tentu atau ekperimen
reproduksi diharapkan dapat memberikan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan
manfaat bagi kesehatan pada remaja putri penelitian ini adalah One Group Pretest
maupun masyarakat (Proverawati, 2009). Posttest. Populasi dalam penelitian ini

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 36


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
yaitu seluruh siswa putri kelas VIII dan IX Pengetahuan 61 90,0
di SMP Muhammadiyah 3 Semarang sesudah penkes
sejumlah 158 siswa. Teknik sampel dalam Uji Wilcoxon, 61 responden pengetahuan
meningkat
penelitian ini Purpose Sampling.
Berdasarkan tabel 3 Karena nilai p ≤ 0,05
maka ada perbedaan rerata antara
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi frekuensi pengetahuan pengetahuan sebelum dengan pengetahuan
tentang Vulva Hygiene remaja putri pada saat sesudah sehingga dapat disimpulkan
menstruasi sebelum diberikan pendidikan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan
kesehatan di SMP Muhammadiyah 3 Semarang terhadap pengetahuan siswa tentang
Pengetahuan Frekuensi Persentase pengetahuan tentang Vulva Hygiene
sebelum (n) (%)
diberikan remaja putri pada saat menstruasi di SMP
penkes Muhammadiyah 3 Semarang.
Baik 24 39,3
Cukup 20 32,8 Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan
Kurang 17 27,9 kategori Kemampuan Praktik tentang Vulva
Total 61 100 Hygiene remaja putri pada saat menstruasi
sebelum diberikan pendidikan kesehatan di
Berdasarkan tabel 1 bahwa frekuensi SMP Muhammadiyah 3 Semarang.
Kemampuan Frekuensi Persentase
pengetahuan tentang Vulva Hygiene praktik (pre) (n) (%)
remaja putri pada saat menstruasi sebelum Baik 20 32,8
diberikan pendidikan kesehatan sebagian
Cukup 29 47,5
besar adalah baik yaitu sebanyak 24 orang
( 39,3 %). Kurang 12 19,7
Total 61 100
Tabel 2 Distribusi frekuensi kategori
pengetahuan tentang Vulva Hygiene remaja
putri pada saat menstruasi sesudah diberikan Berdasarkan tabel 4 bahwa frekuensi
pendidikan kesehatan di SMP Muhammadiyah kategori kemampuan praktik tentang Vulva
3 Semarang Hygiene remaja putri pada saat menstruasi
Pengetahuan Frekuensi Persentase sebelum diberikan pendidikan kesehatan
sesudah (n) (%)
diberikan
sebagian besar adalah cukup yaitu
penkes sebanyak 29 orang (47,5 %).
Baik 56 91,8
Cukup 5 8,2 Tabel 5 Distribusi frekuensi responden
Kurang - - berdasarkan kategori Kemampuan Praktik
Total 61 100 tentang Vulva Hygiene remaja putri pada saat
Berdasarkan tabel 2 bahwa frekuensi menstruasi sesudah diberikan pendidikan
kesehatan di SMP Muhammadiyah 3 Semarang
kategori pengetahuan tentang Vulva Kemampuan Frekuensi Persentase
Hygiene remaja putri pada saat menstruasi praktik (post) (n) (%)
sesudah diberikan pendidikan kesehatan Baik 52 85,2
sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak Cukup 7 11,5
56 orang (91,8 %). Kurang 2 3,3
Total 61 100
Tabel 3 Pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan tentang Vulva Hygiene Berdasarkan tabel 5 bahwa frekuensi
remaja putri pada saat menstruasi di SMP kategori Kemampuan Praktik tentang
Muhammadiyah 3 Semarang
Vulva Hygiene remaja putri pada saat
Variabel N Medi p value
an menstruasi sesudah diberikan pendidikan
Pengetahuan 61 75,0 kesehatan sebagian besar adalah baik yaitu
sebelum penkes 0,000 sebanyak 85,2 orang (85,2%).
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 37
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
responden (32,8%), cukup 29 responden
Tabel 6 Pengaruh pendidikan kesehatan (47,5%) dan kurang 12 responden (19,7%),
terhadap kemampuan praktik tentang Vulva sedangkan kemampuan praktik sesudah
Hygiene remaja putri pada saat menstruasi di
SMP Muhammadiyah 3 Semarang diberikan pendidikan kesehatan baik 52
Variabel N Median p responden (85,2%), cukup7 responden
value (11,5%) dan kurang 2 responden (3,3%).
Kemampuan praktik 61 72,00 Responden yang mengikuti pendidikan
sebelum penkes 0,000 kesehatan minimum berumur 13 tahun,
Kemampuan praktik 61 100
sesudah penkes sedangkan umur maksimum responden
Uji Wilcoxon, 61 responden kemampuan adalah 15 tahun. Umur dapat
praktik meningkat mempengaruhi pengetahuan seseorang,
dengan bertambahnya umur setiap
Berdasarkan tabel 7 Karena nilai p ≤ individu, pola pikir seseorang akan lebih
0,05 maka ada perbedaan rerata antara berkembang, sehingga pengetahuan yang
kemampuan praktik sebelum dengan diperolehnya semakin membaik (Mubarak,
kemampuan praktik sesudah sehingga 2011). Informasi yang diperoleh memberi
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pengaruh tingkat pengetahuan, melalui
pendidikan kesehatan terhadap pendidikan kesehatan merupakan saran
kemampuan praktik tentang Vulva Hygiene penyebaran informasi untuk memberi
remaja putri pada saat menstruasi di SMP pengalaman yang tertanam dalam diri
Muhammadiyah 3 Semarang. seseorang (Kholid, 2015).
Penelitian ini sependapat dengan
PEMBAHASAN penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Kebersihan pada saat menstruasi Rahmawati (2016) bahwa tingkat
sangatlah penting dalam kehidupan setiap pengetahuan siswi terhadap Hygiene pada
wanita. Hal ini bahwa apabila tidak saat menstruasi berada di kategori Baik
melakukan kebersihan pada saat sebanyak 43 responden (64,2%). Hal ini
menstruasi akan menyebabkan penyakit dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
ISK (Infeksi Saluran Kemih). Oleh karena responden yang memiliki pengetahuan
itu remaja perempuan harus memiliki yang baik tentang Hygiene pada saat
pengetahuan vulva hygiene dan menstruasi. Namun hasil penelitian ini
meningkatkan kesadaran mereka akan tidak sejalan dengan penelitian yang
hidup yang sehat. Menanamkan dilakukan oleh Panggabean (2017) bahwa
pengetahuan tentang vulva hygiene untuk pengetahuan awal sebelum diberikan
remaja putri merupakan salah satu langah intervensi berupa pendidikan kesehatan
penting untuk menciptakan kesadaran tentang Hygiene pada saat menstruasi
dalam merubah perilaku. Penilaian tingkat berada di kategori Cukup 29 responden
pengetahuan sebelum mengenai (76,3%). Kurangnya pengetahuan atau
kebersihan menstruasi kalangan remaja informasi merupakan salah satu penyebab
putri mengungkapkan bahwa pengetahuan masalah dalam melakukan hygiene pada
sebelum baik 24 responden (39,3%), cukup saat menstruasi misalnya, remaja sering
20 responden (32,8%) dan kurang 17 salah dalam membasuh organ genitalia dari
responden (27,9%), sedangkan arah belakang ke depan, membersihkan
pengetahuan sesudah diberikan pendidikan organ genitalia menggunakan sabun biasa
kesehatan baik 56 responden (91,8%) dan atau menggunakan cairan pembersih yang
cukup 5 responden (8,2%). tidak jelas komposisi kandungannya, atau
Kemampuan praktik sebelum mengenai menabur bedak, bahkan menyemprotkan
kebersihan menstruasi kalangan remaja parfum di dalam vagina (Wijayanti, 2014).
putri mengungkapkan bahwa yaitu baik 20

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 38


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Penelitian ini sejalan dengan penelitian KESIMPULAN
El-Mowafy, R. Moussa, M. dan El-Ezaby, Berdasarkan analisis hasil penelitian
H. (2014) dan Zulfuastuti, Niken dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa
mengatakan hasil penelitian menunjukkan pengetahuan sesudah diberikan pendidikan
ada perbedaan yang sangat signifikan kesehatan pengetahuan sesudah sebagian
secara statistik antara pengetahuan dan besar adalah baik yaitu sebanyak 56 orang
tindakan setelah diberikan pendidikan (91,8%) dan pengetahuan cukup sebanyak
kesehatan. Hal ini didukung dengan 5 orang (8,2%). Kemampuan praktik
penelitian yang dilakukan oleh Ardiani sesudah diberikan pendidikan kesehatan
(2014) mengatakan bahwa terdapat kemampuan praktik sesudah diberikan
hubungan antara pengetahuan remaja putri sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak
dengan cara pemeliharaan kesehatan 52 orang (85,2%), yang memiliki
reproduksi. Pengetahuan tentang hygiene kemampuan praktik cukup sebanyak 7
kewanitaan sangatlah penting untuk orang (11,5%), dan kemampuan praktik
diketahui oleh sebagian besar wanita, kurang sebanyak 2 orang (3,3%). Ada
karena semua siswa perlu merawat alat pengaruh pendidikan kesehatan dengan
kelamin dengan baik. Hal ini dikarenakan media audiovisual terhadap pengetahuan
pengetahuan remaja putri tentang hygiene dan kemampuan praktik Vulva Hygiene
menstruasi cenderung tidak adekuat, remaja putri pada saat menstruasi di SMP
terlebih berhubungan dengan daerah Muhammadiyah 3 Semarang. Saran
genitalia (Ariyani, 2009). penelitian ini diharapkan sebagai tenaga
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan kesehatan sebaiknya memberikan
oleh peneliti hasilnya terjadi peningkatan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemamampuan praktik pengetahuan dan kemampuan praktik
Vulva Hygiene remaja putri pada saat dalam kesadaran kesehatan terhadap organ
menstruasi, sehingga peran petrugas resproduksi.
kesehatan berperan penting dalam
memberikan pendidikan kesehatan yang REFERENSI
berkaitan cara melakukan Vulva Hygiene Anusree P C, Roy A, Sara A B, Tamrakar
yang baik dan benar pada saat menstruasi, A, Fassela VCM, Babu GP. 2014.
sehingga perlu didukung dengan Knowledge Regarding Menstrual
memberikan informasi serta dapat Hygiene among Adolescent Girls in
membantu remaja putri dalam menjaga selected school, Mangalore with a
Vulva Hygiene. Pemberian informasi View to Develop an Information
dengan media pendidikan kesehatan Booklet. IOSR Journal of Nursing
merupakan suatu proses belajar untuk and Health Science (IOSR-JNHS)
mengembangkan pengertian yang benar Volume 3, Issue 1 Ver, IV.
sehingga terbentuk kemampuan praktik https://pdfs.semanticscholar.org/aa4
Vulva Hygiene yang positif terhadap e/0de73c7769f6a248386803115ac2c
kesehatan. Informasi tentang kemampuan 20bcf00.pdf diakses pada bulan Juli
praktik Vulva Hygiene remaja putri pada 2018.
saat menstruasi yang diperoleh dari Bobak, Lowdermilk, Jensen, (2004). Buku
pengetahuan tentang Vulva Hygiene Ajar Keperawatan
remaja putri pada saat menstruasi akan Maternitas/Maternity Nursing (Edisi
menentukan suatu kemampuan praktik 4), Alih Bahasa Maria A. Wijayanti,
responden. Peter I. Anugerah, Jakarta : EGC.
Chandra, Budiman (2008). Metodelogi
Penelitian kesehatan. Jakarta : EGC.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 39


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Depkes RI, (2014). Profil kesehatan jnhs/papers/vol3-issue6/Version-
indonesia. 1/J03614855.pdf Diakses pada bulan
https://www.google.co.id/url?q=http Juli 2018.
://www.depkes.go.id/resources/dow Kusmiran, E. (2014). Kesehatan
nload/pusdatin/profil-kesehatan- Reproduksi Remaja Dan Wanita.
indonesia/profil-kesehatan- Jakarta : Salemba Medika.
indonesia- Maharani, Kharisma (2017). Pengaruh
2014.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwjw pendidikan kesehatan tentang
yI2f1NjcAhVQZt4KHbwjAiUQFjA personal hygiene genetalia
CegQICRAB&usg=AOvVawOEZY terhadap perilaku hygiene saat
72dKGNXtdl4YhRP08L. Diakses menstruasi pada siswi kelas VII
pada bulan Januari 2018 SMP Negeri 3 Tempel Sleman.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Skripsi dipublikasikan.Yogyakarta
2012. Profil Kesehatan Provinsi : Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Jawa Tengah Tahun 2012. DinKes Notoatmodjo, (2010). Promosi Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah. Teori dan Aplikasinya. Jakarta :
http://www.depkes.go.id/resources/d Rineka Cipta.
ownload/profil/PROFIL_KES_PRO (2010). Metodologi
VINSI_2012/13_profil_kes.Prov.Ja Penelitian Kesehatan. Jakarta :
waTengah_2012.pdf&sa=U&ved=& Rineka Cipta.
usg=AOvVawIYx2vmDGDj8UwJ_ Panggabean, Utari. (2017). Pengaruh
WeM3gjy. Diakses pada bulan Pendidikan Kesehatan Terhadap
Januari 2018. Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2010. Personal Hygiene Saat Menstruasi
Profil kesehatan Kota Semarang Di SMP Negeri 14 Pontianak.
Tahun 2010. DinKes Kota Naskah Skripsi dipublikasikan
Semarang. Pontianak : Universitas Tanjungpura
https://www.google.com/url?sa=t&s Pontianak.
ource=web&rct=j&url=https://dinke Proverawati, A & Misaroh, S, (2009).
skotasemarang.files.wordpress.com/ Menarche : Menstruasi Pertama
2010/10/profil-kesehatan-kota- Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha
semarang- Medika.
2010.pdf&ved=2ahUKEwiH_rHEz9 Sapkota D, Sharma D, Budhathoki SS,
jcAhXEMt4KHTQGAsMQFJAAeg Khanal VK, Pokharel HP. (2013).
QIAxAB&usg=AOvVaw2hKw5vD Knowledge and Practices Regarding
ThjCPIAk0Pi29-1. Diakses pada Menstruation Among School Going
bulan Januari 2018. Adolescents Of Rural Nepal. Journal
El-Mowafy, R. Moussa, M. dan El-Ezaby, of Kathmandu Medical College,
H. (2014). Effect of Health Volume 2, No 3, Issue 5.
Education Program on Knowledge file:///C:/Users/user/Downloads/996
and Practices about Menstrual 2-35052-1-PB%20.pdf diakses pada
Hygiene among Adolescents Girl at bulan agustus 2018.
Orphanage Home. IOSR Journal of Widyastuti, Y, (2009). Kesehatan
Nursing and Health Science (IOSR- Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
JNHS). Volume 3, Issue 6 Ver. I.
http://iosrjournals.org/iosr-

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 40


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
GAMBARAN BREAST ENGGOGERMENT PADA IBU POST PARTUM
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

Happy Dwi Aprilina1, Kris Linggardini2


1,2
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Corresponding author: happydwiaprilina@yahoo.com

ABSTRAK

Nutrisi bagi bayi yang ideal dan yang sesuai pada bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Namun, beberapa ibu tidak
menyusui karena berbagai alasan atau masalah yang dialami. Masalah menyusui pada masa nifas adalah puting
susu nyeri, puting susu lecet, pembengkakan payudara (breast engogerment), dan mastitis. Breast
enggogerment mengakibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan bagi ibu, hal tersebut akan dapat menghentikan
pemberian ASI karena rasa sakit yang tidak tertahankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
breast enggogerment pada ibu post partum. Desain penelitian menggunakan deskriptif. Populasi penelitian
adalah ibu post partum. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan consecutive sampling. Instrument
dalam penelitian menggunakan lembar observasi dan skala pembengkakan payudara menurut Hill and
Humenick’94. Uji Frekuensi sebagai uji dalam menentukan frekuensi karakteristik responden. Karakteristik
ibu yang mengalami breast enggorgement terjadi pada usia 20-35 tahun sebesar 20 ibu (50%) dan <20,>35
tahun sebesar 20 ibu (50%). Karakteristik ibu yang mengalami breast enggorgement mayoritas pada tingkat
pendidikan berpendidikan SMP sebesar 16 ibu (40%), ibu tidak bekerja sebesar 33 ibu (82%), berdasarkan
paritas, sebagian besar multipara sebanyak 27 ibu (67%). Mayoritas ibu yang mengalami breast enggogerment
dengan skala 3 (payudara keras, tetapi tidak nyeri) sebanyak 39 responden (98%). Mayoritas karakteristik ibu
yang mengalami breast enggorgement terjadi pada usia 20-35 dan <20,>35 tahun, berpendidikan SMP, ibu
tidak bekerja serta status paritas yaitu multipara, skala breast enggogerment dengan skala 3 yaitu payudara ibu
keras, tetapi tidak nyeri.

Kata Kunci: Breast Enggogerment, Post Partum

Abstract

Ideal and suitable nutrition for infants is breast milk (ASI). However, some mothers do not breastfeed because
of various reasons or problems experienced. The problem of breastfeeding during childbirth is pain nipple,
sore nipples, breast swelling (breast engogerment), and mastitis. Breast cancer causes pain and discomfort for
the mother, it can stop breastfeeding because of unbearable pain. The aim of this study is to find out the
description of breast cancer in post partum mothers. Descriptive research design was used in this study. The
study population was post partum mothers. Sampling technique using consecutive sampling. Instrument in the
study used observation sheets and breast swelling scale according to Hill and Humenick'94. Frequency Test
as a test in determining the frequency of the respondent's characteristics.Characteristics of mothers with breast
engorgement occurred at 20-35 years of age at 20 mothers (50%) and <20,> 35 years at 20 mothers (50%).
The characteristics of mothers who had a majority of breast engorgement in the education level of junior high
school education were 16 mothers (40%), mothers did not work at 33 mothers (82%), based on parity, most
were multiparous as many as 27 mothers (67%). The majority of mothers who experienced breast cancer with
a scale of 3 (hard breast, but not painful) were 39 respondents (98%).The majority of characteristics of mothers
with breast engorgement occurred at ages 20-35 and <20, >35 years, junior high school education, mothers
did not work and parity status was multiparous, breast engggerer scale with a scale of 3 that is hard mother's
breast, but not painful.

Keywords: Breast Enggogerment, Post Partum

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 41


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN sering terasa penuh, tegang, serta nyeri.
Post partum atau masa nifas Selain itu, breast engogerment dapat
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan mengakibatkan penurunan produksi ASI dan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat penurunan let down (Suradi, 2008).
kandungan yang lamanya 6 minggu. Hormon Penanganan dalam mengatasi
pada masa kehamilan yaitu hormon peramasalahan breast engogerment sangat
progesteron dan estrogen pada saat dibutuhkan bagi ibu menyusui sehingga ibu
kehamilan akan menurun dan berganti dapat menyusui secara nyaman dan bayi
dengan hormon prolaktin sebagai hormon dapat menerima ASI secara eksklusif. Jika
yang memproduksi ASI (Bobak, 2010). breast engogerment ini tidak diatasi dapat
Nutrisi bagi bayi yang ideal dan yang sesuai menyebabkan penayapihan dini dan dapat
pada bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Namun, menyebabkan yang lebih berkembang yaitu
beberapa ibu tidak menyusui karena berbagai mastitis/infeksi kelenjar air susu. Gejala
alasan atau masalah yang dialami. Masalah darimastitis tersebut adalah adanya
tersebut timbul selama masa menyusui dapat peradangan, demam, menggigil, kelelahan,
dimulai sejak pasca persalinan. Salah satu abses payudara hingga septikemia (Snowden,
masalah menyusui pada masa nifas adalah 2007).
puting susu nyeri, puting susu lecet, Berdasarkan studi pendahuluan
pembengkakan payudara (breast yang dilakukan di RS Prof. Dr. Margono
engogerment), dan mastitis (Pramitasari, Soekarjo Purwokerto pada bulan September
2008). 2017, telah diperoleh jumlah ibu post partum
Pada hari pertama melahirkan, ASI baik post partum pada bulan Juli 2017
pada ibu post partum masih keluar sedikit. sebanyak 386 ibu. Pada bulan Juli tersebut,
Pada hari kedua sampai dengan hari ketiga ibu post partum yang mengalami breast
payudara mulai terasa penuh dan keras enggogerment sekitar 65 ibu post partum.
sehingga dapat menimbulkan Berdasarkan latar belakang diatas, maka
pembengkakan payudara (breast peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
enggogerment). Breast enggogerment ini dengan judul “gambaran breast
jika dibiarkan saja dan tidak ditangani, enggogerment pada ibu post partum di Ruang
maka ibu akan menghentikan pemberian Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono
ASI karena rasa sakit yang tidak Soekarjo Purwokerto“.
tertahankan (Novita, 2011).
Breast engogerment terjadi karena TUJUAN PENELITIAN
ASI tidak disusui dengan adekuat, sehingga Mengetahui gambaran breast
sisa ASI terkumpul pada sistem duktus yang enggogerment pada ibu post partum di Ruang
mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono
Penggunaan bra yang ketat dan puting yang Soekarjo Purwokerto.
tidak bersih merupakan salah satu faktor yang
dapat menyebabkan sumbatan pada duktus. METODE PENELITIAN
Breast engogerment umumnya dapat terjadi Rancangan penelitian ini
pada hari kedua sampai keempat sesudah menggunakan deskriptif dengan
melahirkan, tetapi ada juga yang muncul pendekatan rancangan penelitian survey.
lebih awal yaitu pada 48-96 jam setelah Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan post partum RSUD Prof. Dr. Margono
limfe akan mengakibatkan meningkatnya Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah.
tekanan intra kaudal, yang akan Sampel Penelitian dengan kriteria inklusi:
memengaruhi segmen pada payudara, ibu post partum ≥ 1 hari, ibu post partum
sehingga tekanan seluruh payudara yang di rawat di Ruang Flamboyan RSUD
meningkat dan mengakibatkan payudara Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto,

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 42


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
ibu yang menyusui bayinya dan rawat HASIL DAN PEMBAHASAN
gabung dengan bayinya, ibu yang bersedia 1. Karakteristik responden
menjadi responden, ibu post partum yang Tabel 1. Karakteristik Responden
dapat membaca, menulis dan bisa Karakteristik n %
berkomunikasi dengan baik. Kriteria Umur
Eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu a. 20-30 th 20 50
b.<20 dan >35th 20 50
post partum dengan HIV dan HbsAg (+), Total 40 100
ibu yang menerima supresi laktasi, ibu post Pendidikan
partum dengan bayi meninggal serta ibu a. SD 11 28
mengalami infeksi atau abses payudara. b. SMP 16 40
Teknik pengambilan sampel dalam c. SMA 10 25
d. PT 3 7
penelitian ini adalah consecutive sampling
dan jumlah sampel yang didapatkan dalam Total 40 100
penelitian sebesar 40 ibu post partum. Pekerjaan
a. Bekerja 7 18
Instrument dalam penelitian ini
b.Tidak bekerja 33 82
menggunakan lembar obsevasi dan skala
Total 40 100
pembengkakan payudara menurut Hill and Paritas
Humenick’94 yaitu dengan kriteria 1 = a. Primipara 13 33
payudara lembek, tidak ada konsistensi b. Multipara 27 67
pada payudara. 2 = Ada perubahan sedikit
pada payudara. 3 = payudara keras ,tetapi Total 40 100
tidak nyeri. 4 = Payudara keras mulai terasa
nyeri. 5= payudara keras dan nyeri. 6 = Berdasarkan tabel diatas
sangat keras dan sangat nyeri. Instrumen menunjukkan bahwa penelitian ini
penelitian juga dilengkapi dengan data berjumlah 40 responden ibu setelah
demografi responden yang dibuat sendiri melahirkan di ruang Flamboyan di RSUD
oleh peneliti. Bentuk pertanyaan adalah prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
check list, dimana data demografi tersebut yang sesuai kriteria inklusi dan kriteria
berisikan Nama Responden ( inisial), usia, eksklusi penelitian. Karakteristik ibu yang
Pendidikan, Paritas, alamat, pekerjaan. mengalami breast enggorgement terjadi
Variabel bebas (Independent variable) pada usia 20-35 tahun sebanyak 20
dalam penelitian ini adalah breast responden (50%) dan <20,>35 tahun
enggorgement pada ibu post partum. sebanyak 20 responden (50%).
Analisis dalam penelitian ini untuk Karakteristik ibu berdasarkan pendidikan,
mengetahui karakteristik responden dan ibu yang mengalami breast enggorgement
skala pembengkakan payudara dengan sebagian besar berpendidikan SMP
menggunakan uji frekuensi. sebanyak 16 ibu (40%). Karakteristik ibu
berdasarkan pekerjaan, ibu yang
mengalami breast enggorgement sebagian
besar tidak bekerja sebanyak 33 ibu (82%).
Karakteristik ibu berdasarkan paritas, ibu
yang mengalami breast enggorgement
sebagian besar multipara sebanyak 27 ibu
(67%).

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 43


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Skala breast enggogerment pada ibu pencegahannya supaya tidak terjadi
post partum enggorgement tersebut (Desmawati, 2008).
Tabel 2. Skala breast enggogerment pada Umur ibu menurut Rahmawati
ibu post partum (2012) sangat menentukan kesehatan
Skala n % maternal karena berkaitan dengan kondisi
1 0 0 kehamilan, persalinan, dan nifas serta cara
2 0 0 mengasuh bayinya dan menjaga keaadaan
3 39 98 payudaranya. Ibu yang berumur <20 tahun
4 1 2 masih belum matang dan belum siap
5 0 0 jasmani dan sosial menghadapi kehamilan,
6 0 0 persalinan. Sedangkan ibu yang berumur
Total 40 100 20-30 tahun disebut sebagai masa dewasa
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan dan disebut juga masa reproduksi, dimana
bahwa sebagian besar ibu yang mengalami pada masa ini diharapkan orang telah
breast enggogerment dengan skala 3 mampu memecahkan masalah-masalah
(payudara keras, tetapi tidak nyeri) yang dihadapi tenang secara emosional,
sebanyak 39 responden (98%). terutama dalam menghadapi kehamilan,
persalinan, nifas dan merawat bayinya
PEMBAHASAN nanti (Pechilvani et.al, 2005).
Karakteristik responden Usia ibu berpengaruh terhadap
1. Usia Ibu produksi ASI, dimana ibuyang usianya
Berdasarkan penelitian yang muda lebih banyak memproduksi ASI
dilakukan didapatkan hasil bahwa pada dibandingkan dengan ibuyang sudah tua.
karakteristik ibu post partum dalam Payudara sering terasa penuh dan nyeri
penelitian ini meliputi usia, paritas, dikarenakan produksi ASI dalam jumlah
pekerjaan dan pendidikan. Berdasarkan banyak. Bila ibu post partum yang berusia
dari usia, ibu yang mengalami breast 20-30 tahun tidak bisa mengatasi produksi
enggorgement 20-35 tahun dan <20,>35 ASI yang terus berproduksi dan tidak
tahun memiliki jumlah yang sama yaitu diseimbangkan dengan pengeluarannya
masing-masing 50%. dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai
Pada usia <20 dan >30 tahun, pada cara merawat payudaranya maka
usia ini tergolong usia yang beresiko untuk lebihberesiko terjadi pembengkakan pada
melahirkan bagi seorang ibu. Pada usia payudara, sedangkan pada Ibu post partum
tersebut akan meningkatkan kecemasan yang berusia >30 tahun untuk produksi
pada ibu post partum, kecemasan ASI lebih sedikit atau produksi ASI
merupakan salah satu faktor yang dapat menurun dari usia produktif (Soetjiningsih,
menyebabkan terjadinya Breast 2005).
enggorgement. Pada usia tersebut
merupakan usia reproduksi untuk wanita, 2. Pendidikan
dimana wanita lebih dari 25-30 tahun Pada tingkat pendidikan, mayoritas
sangat berinisiatif untuk melakukan ibu dengan berpendidikan SMP yang
kegiatan menyusui dibanding wanita usia mengalami enggorgement. Upaya untuk
40 tahun, sehingga dapat menstimulus memberikan pengetahuan sehingga terjadi
terjadinya pembengkakan payudara perubahan perilaku positif yang meningkat
(Nommsen-Rivers, 2010). Usia tidak serta pendidikan yang tinggi berpengaruh
berpengaruh terhadap Breast pada penerimaan hal-hal baru dan dapat
enggorgement karena yang lebih menyesuaikan diridengan hal baru
berpengaruh adalah tentang pengetahuan tersebut, semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang dalam melakukan seseorang maka akansemakin mudah orang

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 44


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
tersebut dalammenerima informasi peningkatan angka kejadian enggorgement
sehingga semakinbanyak pengetahuan (Brinch, 2005).
yang dimiliki (Notoatmodjo, 2010).
Tingkat pendidikan ibu yang masih 4. Paritas
rendah mengakibatkan kurangnya Pada status kelahiran, mayoritas
pengetahuan ibu dalam menghadapi terjadi pada ibu multipara yang mengalami
masalah, terutama dalam pemberian ASI breast enggogerment. Paritas tidak adanya
kepada bayinya. Pengetahuan ini diperoleh hubungan dengan terjadinya breast
baik secara formal maupun informal. Ibu enggorgement pada ibu post partum
yang mempunyai tingkat pendidikan yang (Indriyani, 2006). Hal ini disebabkan
lebih tinggi, umumunya terbuka menerima karena jumlah anak yang dilahirkan dapat
perubahan atau hal-hal guna pemeliharaan berpengaruh dengan pengalaman yang
kesehatannya. Pendidikan juga akan dimiliki ibu nifas, pengalaman akan
membuat seseorang terdorong untuk ingin mempengaruhi pengetahuan tentang
tahu mencari pengalaman sehingga terjadinya enggorgement (Hastuti, 2013).
informasi yang diterima akan menjadi Pada ibu primipara terjadi
pengetahuan. Tingkat pendidikan dalam peningkatan jumlah ASI secara lambat
keluarga khususnya ibu dapat menjadi dibandingkan multipara, pada menyusui
faktor yang mempengaruhi status gizi anak yang sering diawal laktasi dapat
dalam keluarga (Rahmawati, 2012). merangsang berkembangnya tempat
reseptor prolaktin dalam kelenjar susu.
3. Pekerjaan Hormon prolaktin diperlukan untuk
Pada status pekerjaan, sebagian besar menghasilkan air susu dimana jumlah dari
ibu yang tidak bekerja yang mengalami hormon ini tidak secara langsung
enggorgement. Ibu yang tidak bekerja berhubungan dengan volume air susu yang
lebih mempunyai kemungkinan untuk dihasilkan. Prolaktin dapat menjadi
mampu memberikan ASI pada bayinya. permisif atau melemah dalam fungsinya
Pada ibu yang bekerja, lama cuti hamil dan apabila air susu tidak dikeluarkan (Hale
melahirkan yang singkat mengakibatkan and Hartamann, 2007).
ibu sudah harus kembali bekerja dan
memutuskan untuk tidak menyusui 5. Skala breast enggogerment pada ibu
bayinya lagi. Lain halnya dengan ibu yang post partum
tidak bekerja , ibu tidak bekerja memiliki Penelitian ini menunjukkan bahwa
lebih banyak waktu untuk mengurus rumah sebagian besar ibu yang mengalami breast
tangga karena tidak terikat dengan jadwal enggogerment dengan skala 3 (payudara
kerja dan rutinitas yang padat sehingga keras, tetapi tidak nyeri). Breast
memiliki peluang lebih besar untuk enggogerment adalah ketika produksi air
memperhatikan keadaan payudaranya susu mulai meningkat produksinya, maka
(Amin, 2014). air susu di dalam payudara menempati
Terjadinya enggorgement di kapasitas alveoli untuk di simpan. Bila air
Indonesia terbanyak pada ibu-ibu yang susu tidak bergerak atau keluar dari alveoli
bekerja sebanyak 36% karena makan terjadi overdistensi pada alveoli.
kesibukannya dalam pekerjaan dan Hal ini dapat mengakibatkan air susu
kesibukannya dalam rumah tangga mengeluarkan sel untuk meratakan dinding
(Depkes RI, 2006). Adanya kesibukan alveoli, menyebabkan permeabilitas
keluarga menurunkan tingkat pemberian alveoli meningkat (Novita, 2011).
ASI, perawatan payudara dan perhatian ibu Breast enggogerment
dalam melakukan perawatan payudara menimbulkan ketidaknyaman bagi ibu dan
sehingga akan cenderung mengakibatkan mengakibatkan ketidaklancaran ASI.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 45


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Breast enggorgement biasanya terjadi Nommsen-Rivers (2010). Deleyed onset of
sekitar 2-3 hari setelah melahirkan dengan lactogenesis among first-time mothers
payudara mulai berproduksi lancar dan is related to maternal obesity and
terasa penuh tetapi belum terasa nyeri factors associated with ineffective
(Walker&Werson, 2006). Payudara breastfeending. The American Journal
bengkak ditandai dengan nyeri sekitar Of Clinical Nutrition, 92 (3),
payudara, edema, tegang, dan mengkilat, Novita, VT Regina (2011). Efektifitas
tampak kemerahan, ASI tidak mengalir, paket “ Bunda Ceria” terhadap rasa
dapat ditemui demam selama 24 jam nyeri dan pembengkakan payudara
dengan suhu kurang dari 38 derajat Celcius serta produksi ASI pada ibu post
(WHO, 2006). Tanda lain yang ditemukan partum dijakarta. Tesis keperawatan
adalah bayi tidak dapat menyusui, puting dari indonesia.
lecet, mastitis, ketidaknyamanan pada Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi
aksila, puting datar, nyeri tekan pada Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
payudara (Henning, 2006). Cipta.
Pechlivani F, Vivilaki V. (2012)
KESIMPULAN Breastfeeding and breast cancer.
1. Mayoritas karakteristik ibu yang Health Sci J 2012;6:610–617.
mengalami breast enggorgement terjadi Pramitasari RD, Saryono.
pada usia 20-35 dan <20,>35 tahun, (2008).Perawatan
berpendidikan SMP, ibu tidak bekerja Payudara.Yogyakarta : Mitra
serta status paritas yaitu multipara. Cendekia.
2. Mayoritas ibu yang mengalami breast Pustotina, Olga ( 2015), Management of
enggogerment dengan skala 3 yaitu mastitis and breast enggorgement in
payudara ibu keras, tetapi tidak nyeri breastfeeding women. Jurnal
Keperawatan dari Indonesia.
Rahmawati A, Widyasih H, Suherni
REFERENSI (2008). Perawatan Masa
Al Amin, Muh. (2014). Pengaruh Kualitas Nifas.Yogyakarta: Fitramaya.
informasi dan Kualitas sistem Snowden, HM, Renfrew MJ, Woolridge
Informasi terhadap Kinerja Karyawan MW (2005). Treatment for breast
dengan Mediasi Kepuasan Pengguna engorgement during lactation. The
sistem. jurnal.ummgl.ac.id. Diakses 20 Corbrane Database of Systematic
September 2017 Pukul 08.30 WIB Reviews, issue, Art.
Hale, Thomas W, Hartmann, Peter E ( Soetjiningsih. (2005). Tumbuh kembang
2007). Textbook of human lactation 1 anak. Jakarta: EGC.
edition. Texas : Hale Publishing. Suradi, R (2004). Bahan bacaan
Indriyani, D. (2006). Pengaruh menyusui manajemen laktasi, cetakan ke- 2.
dini dan teratur terhadap produksi ASI Jakarta : Perkumpulan Periantologi
pada ibu post partum dengan sectio Indonesia.
caesarea Di RSUD Dr. Soebandi World Health Organization/Unicef (2011).
Jember dan Dr. H. Koesnadi Pelatihan konseling menyusui
Bondowoso.Tesis. Depok : FIK UI modul 40 jam WHO/UNICEF.
WHO/UNICEF.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 46


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PERBEDAAN KEEFEKTIFAN SLOW STROKE BACK MASSASE DAN
ENDORPHINE MASSASE TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI
DISMENORE PADA REMAJA

Heni Purwaningsih1, Lailatus Syarifah2 , Natalia Devi 3


1,2,3
Universitas Ngudi Waluyo
Corresponding author: bundobian@gmail.com

ABSTRAK

Selama periode menstruasi, tidak jarang seorang perempuan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik
yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Salah satu gangguan yang sering muncul adalah dismenore.
Hal ini dapat dikurangi dengan pijat endorphin (endorphine massage) dan stimulasi kutaneus (slow stroke back
massage). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan keefektifan endorphine massage dan slow
stroke back massase terhadap perubahan intensitas nyeri dismenore pada remaja. Penelitian ini menggunakan
eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan pendekatan two group comparation pre- post
design. Populasi adalah remaja di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang
berjumlah 161 orang. Tehnik sampling menggunakan purposive sampling. Hasil didapatkan intensitas nyeri
dismenore sebelum dilakukan endorphine massage dan slow stroke back massase dalam kategori sedang
61,7% dan 66,7% sedangkan setelah dilakukan endorphine massage dan slow stroke back massase dalam
kategori ringan 67,8% dan 66,7%. Hasil uji t-t independent didapatkan pvalue 0,038<α (0,05) menunjukkan
ada perbedaan keefektifan endorphine massage dan slow stroke back massase terhadap intensitas nyeri
dismenore pada remaja di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Endorphine
massage dan slow stroke back massage dianjurkan untuk dilakukan pada saat remaja mengalami dismenorea

Kata Kunci : endorphin massage, slow stroke back massage, dismenore, remaja.

ABSTRACT

During the menstrual period, it is not uncommon for a woman to experience pain and physical discomfort that
can affect daily activities. One of the most common disorders is dysmenorrhea. This can be reduced by massage
of endorphins (endorphine massage) and cutaneous stimulation (slow stroke back massage). The aim is to find
out the difference in the effectiveness of endorphine massage and slow stroke back massase on changes in the
intensity of dysmenorrhea pain in adolescents. Method: this study uses quasi-experiment using a two group
comparation approach pre-post design The population is adolescents in Candirejo Village, Ungaran Barat
District, Semarang Regency, totaling 161 people. The sampling technique uses purposive sampling. The results
are obtained intensity of dysmenorrhea pain before endorphine massage and slow stroke back massase in the
moderate category 61.7% and 66.7% while after slow stroke back massase and endorphine massage in the
mild category 67.8% and 66.7%. The independent t-t test results obtained p value 0.038 <α (0.05) showed that
there was a difference in the effectiveness of endorphine massage and slow stroke back massase on the intensity
of dysmenorrhea pain in adolescents in Candirejo Village, Ungaran Barat District, Semarang Regency. The
conclusion is endorphine massage and slow stroke back massage are recommended to be done when
adolescents experience dysmenorrhea

Keywords: endorphin massage, slow stroke back massage, dysmenorrhea, adolescents

PENDAHULUAN perempuan cenderung lebih cepat


Masa remaja berlangsung pada dewasa dibandingkan dengan anak laki-
usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun laki, dikarenakan pada remaja putri
bagi wanita, dan 13 tahun sampai dengan organ-organ reproduksi telah mulai
23 tahun bagi pria. Pada masa remaja berfungsi lebih awal dibandingkan
terjadi pertumbuhan dan perkembangan dengan remaja laki-laki (Potter & Perry,
yang sangat pesat, baik fisik maupun 2010). Masa remaja menjadi awal
psikologis (Ansori, 2010). Anak pubertas yang menunjukkan reproduksi
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 47
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
mungkin dapat terjadi (Potter & Perry, prostaglandin. Zat tersebut mempunyai
2010). Menurut Kemenkes RI tahun fungsi untuk membuat dinding rahim
2016, 44 juta jiwa atau 17,9% adalah berkontraksi dan pembuluh sekitarnya
remaja berusia 10 sampai 19 tahun dan terjepit (kontriksi) yang menimbulkan
21 juta jiwa atau 8,43% adalah remaja iskemi jaringan. Prostaglandin juga
perempuan. masa remaja ini akan terjadi merangsang saraf nyeri di rahim
pubertas (Potter & Perry, 2010). sehingga menambah intensitas nyeri
Pubertas merupakan masa awal (Proverawati, 2014).
pematangan seksual, yakni suatu periode Penanganan nyeri Dismenore
dimana seorang remaja mengalami dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
perubahan fisik, hormonal dan seksual farmakologi dan non farmakologi.
serta mampu mengadakan proses Farmakologi yang dapat digunakan
reproduksi. Meskipun akibatnya bersifat untuk mengurangi nyeri dengan terapi
sementara, namun cukup menimbulkan analgesik yang merupakan metode
perubahan dalam kadar hormon LH paling umum untuk menghilangkan
(Lutenizing Hormone) dan FSH (Follicle nyeri yang sudah berlangsung lama dan
Stimulating Hormone) yang akan semakin berat. Terapi ini berdampak
meningkat pada masa awal pubertas, ketagihan dan akan memberikan efek
sehingga merangsang pembentukan samping obat yang berbahaya bagi
hormon seksual. Pada remaja putri, pasien (Judha, 2012). Beberapa upaya
peningkatan hormon tersebut non farmakologi yang dapat dilakukan
menyebabkan pematangan payudara, untuk mengurangi dismenore antara lain
ovarium, rahim dan vagina. Salah satu stimulasi dan masase kutaneus, terapi es
ciri-ciri masa pubertas pada anak dan panas, transecutaneus elektrikal
perempuan adalah terjadinya menstruasi nerve stimulatio, tehnik distraksi dan
(Proverawati dan Misaroh, 2014). relaksasi, guide imagery, endorphine
Menstruasi merupakan proses massase, massase effleurage dan dan
yang dialami tubuh dalam stimulasi kutaneus (slow stoke back
mempersiapkan diri untuk kegiatan massase) (Bare & Smeltzer, 2009; dalam
produktifitas selanjutnya (Rahmawati, Hermawan, 2012).
2012). Panjang siklus menstruasi yang Endorphin massage adalah suatu
normal atau di anggap sebagai siklus metode sentuhan ringan yang pertama
menstruasi yang klasik adalah 28 hari. kali dikembangkan oleh Constance
Panjang siklus yang biasa pada manusia Palinsky dan digunakan untuk
adalah 25-32 hari, dan kira-kira 97% mengelola rasa sakit. Teknik sentuhan
wanita yang berovulasi siklus ringan juga membantu menormalkan
menstruasinya berkisar antara 18-42 hari denyut jantung dan tekanan darah.
(Wiknjosastro, 2009). Dismenore Teknik sentuhan ringan ini mencakup
seringkali dimulai setelah mengalami pemijatan ringan yang bisa membuat
menstruasi pertama (menarche). Nyeri bulu-bulu halus di permukaan kulit
berkurang setelah menstruasi, tetapi berdiri. Sejumlah penelitian
pada beberapa wanita nyeri bisa terus membuktikan bahwa teknik ini
dialami selama periode menstruasi. meningkatkan pelepasan hormon
Penyebab nyeri berasal dari otot rahim, endorphin dan oksitosin yang berfungsi
otot ini bisa berkontraksi dan relaksasi. untuk mengurangi rasa sakit (Aprillia,
Saat menstruasi kontraksi otot rahim 2010). Hasil penelitian Rahayu (2017)
sangat kuat. Kontraksi yang terjadi didapatkan endorphine massage dapat
adalah akibat suatu zat yang namanya menurunkan nyeri dismenore pada
48
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes probability) sampling yaitu purposive
Kemenkes Tasikmalaya. Teknik pijat sampling
lain yang mungkin mengurangi tingkat Pengumpulan data menggunakan
rasa sakit yang disebut slow stroke back data primer. Kelompok 1 (endhorphin
massage - pijatan lembut, lambat, dan massase) pada saat penelitian, peneliti
irama di kembali dengan menutup area 5 memberikan kuesioner skala nyeri
cm di kedua sisi tonjolan tulang kepada responden, kemudian melakukan
belakang dari kepala ke daerah sakrum. endorphine massage kepada responden
Mukhoirotin & Zuliani (2010) yang mengalami dismenore pada hari ke
mengungkapkan stimulus kulit atau 1 atau 2, yang diberikan selama 10
dikenal sebagai slow stroke back pijat menit, dan diberikan sebanyak 1 kali
(SSBS) mampu mengurangi intensitas sehari baik pagi, siang maupun sore
rasa sakit di sekitar 1 atau 2 tingkat. sesuai responden yang mengalami
Berdasarkan latar belakang dismenore. Setelah itu memberikan
tersebut peneliti tertarik untuk kembali kuesioner skala nyeri kepada
melakukan penelitian perbedaan responden untuk mengetahui penurunan
keefektifan slow stroke back massase nyeri yang dirasakan. Hal yang sama
dan endorphine massase terhadap dilakukan pada kelompok 2 (kelompok
perubahan intensitas nyeri dismenore slow stroke back massase).
pada remaja. Instrumen yang digunakan terdiri
dari SOP endhorphine massase menurut
TUJUAN Bourbanis, SOP slow stroke back
Penelitian ini bertujuan untuk massase, Numeric Rating Scale (NRS)
mengetahuan gambaran nyeri dismenore untuk menentukan skala nyeri dismnore,
sebelum dan setelah dilakukan massase lembar hasil pengukuran dan alat tulis.
endorphin dan slow stroke back massase Analisi data menggunakan independen t-
pada remaja dan perbedaan keefektifan test.
slow stroke back massase dan
endorphine massase terhadap perubahan HASIL PENELITIAN
intensitas nyeri dismenore pada remaja. Dari 36 sampel dibagi menjadi 2
kelompok, masing-masing kelompok
METODE PENELITIAN terdiri dari 18 sampel. Kelompok 1
Penelitian ini menggunakan merupakan kelompok yang diberikan
desain eksperimen semu (quasi intervensi endhorphin massase,
experiment) dengan pendekatan two sedangkan kelompok 2 merupakan
group comparation pre post design. kelompok yang diberikan intervensi
Penelitian ini dilakukan pada remaja slow stroke back massase.
putri yang mengalami dismenore di Desa Analisis Univariat
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat 1. Gambaran Intensitas Nyeri
Kabupaten Semarang. Penelitian ini Dismenore Sebelum dan Sesudah
dilakukan pada bulan Mei - Juni 2018. Diberikan endhorphin massase
Populasi pada penelitian ini adalah pada Remaja di Desa Candirejo
semua remaja di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Kabupaten Semarang
Semarang yang berjumlah 161 siswi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Intensitas
dengan sampel berjumlah 36 responden. Nyeri Dismenore Sebelum dan Sesudah
Teknik sampling dalam penelitian ini Diberikan Endhorphin massase pada
menggunakan non random (non
49
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Remaja di Desa Candirejo Kecamatan pada remaja di Desa Candirejo
Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Intensitas
Endhorphin massase Semarang sebagian besar kategori nyeri
Pretest Postest sedang yaitu sebanyak 12 orang
Nyeri
f % f % (66,7%).
Nyeri ringan 1 5,6 4 22,2
Nyeri sedang 12 66,7 11 61,1
Nyeri berat 5 27,8 3 16,7 Analisis Bivariat
Jumlah 18 100,0 18 100,0 1. Keefektifan endhorphin massase
terhadap perubahan nyeri
Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui dismenore pada Remaja di Desa
bahwa intensitas nyeri dismenore Candirejo Kecamatan Ungaran
sebelum dan setelah diberikan Barat Kabupaten Semarang
endhorphin massase pada remaja di Tabel 3 Keefektifan endhorphin
Desa Candirejo Kecamatan Ungaran massase terhadap perubahan intensitas
Barat Kabupaten Semarang sebagian nyeri dismenore pada Remaja di Desa
besar kategori nyeri sedang yaitu Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
sebanyak 12 orang (66,7%) dan 11 orang Kabupaten Semarang
(61,1%). Kelompok intervensi n Mean SD p-
value
Endhorphin Pretest 18 5,28 1,53 0,000
2. Gambaran Intensitas Nyeri massase Postest 18 3,78 1,86
Dismenore Sebelum dan Sesudah
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan pula
Diberikan Stimulasi Kutaneus
bahwa p value (0,000) < α (0,05),
(Slow Stroke Back Massase) pada
sehingga dapat disimpulkan ada
Remaja di Desa Candirejo
perbedaan yang bermakna intensitas
Kecamatan Ungaran Barat
nyeri dismenore sebelum dan sesudah
Kabupaten Semarang
diberikan endhorphin massase pada
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Intensitas
remaja di Desa Candirejo Kecamatan
Nyeri Dismenore Sebelum dan Sesudah
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Diberikan Stimulasi Kutaneus (Slow
Stroke Back Massase) pada Remaja di
Desa Candirejo Kecamatan Ungaran 2. Keefektifan Slow Stroke Back
Barat Kabupaten Semarang Massase terhadap perubahan
nyeri dismenore pada Remaja di
Desa Candirejo Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten
Stimulasi Kutaneus Semarang
(Slow Stroke Back Tabel 4 Keefektifan Slow Stroke Back
Intensitas
Massase) Massase terhadap perubahan nyeri
Nyeri
Pretest Postest dismenore pada Remaja di Desa
f % f % Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
Nyeri ringan 1 5,6 4 22,2
Kabupaten Semarang
Nyeri sedang 1
66,7 12 66,7 Kelompok intervensi n Mean SD p-
2
value
Nyeri berat 5 27,8 2 11,1
Slow stroke Pretest 18 5,39 1,68 0,000
Jumlah 1 100 18 100
back massase Postest 18 3,72 1,77
8
Berdasarkan Tabel 2 di atas diketahui
bahwa intensitas nyeri dismenore Berdasarkan tabel 4 menunjukkan pula
sebelum dan setelah diberikan stimulasi bahwa p value (0,000) < α (0,05),
kutaneus (Slow Stroke Back Massase) sehingga dapat disimpulkan ada
50
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
perbedaan yang bermakna intensitas (66,7%) dan 11 orang (61,1%). Nyeri
nyeri dismenore sebelum dan sesudah haid terjadi pada daerah suprapubis yaitu
diberikan stimulasi kutaneus (Slow bagian perut bawah, punggung dan paha
Stroke Back Massase) pada remaja di dimulai selama 48-72 jam hingga
Desa Candirejo Kecamatan Ungaran disertai dengan kram abdomen yang
Barat Kabupaten Semarang. disebabkan karena gerakan uterus yang
tidak teratur yang berusaha
3. Perbedaan keefektifan endhorphin mengeluarkan darah haid (Reeder, dkk,
massase dan slow stroke back 2011). Hasil penelitian Saguni (2013)
massase terhadap perubahan menunjukkan nyeri dismenore dapat
nyeri dismenore pada remaja di menyebabkan gangguan dalam aktiftas
Desa Candirejo Kecamatan belajar siswa. Selain itu nyeri dismenore
Ungaran Barat Kabupaten juga menurunkan konsentrasi belajar
Semarang yang disebabkan ketidaknyaman yang
Tabel 5 Perbedaan keefektifan dirasakan selama mentruasi. Penelitian
endhorphin massase dan slow stroke Handayani (2011) didapatkan dismenore
back massase terhadap perubahan nyeri merupakan salah satu penyebab utama
dismenore pada remaja di Desa absen sekolah pada remaja putri. Hal
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat tersebut dihubungkan pada pengaruh
Kabupaten Semarang negatif terhadap aktivitas sosial pada
Variabel Metode Mean SD t p- kebanyakan remaja putri. Remaja putri
hitung val yang mengalami dismenore pada saat
ue
menstruasi mempunyai lebih banyak
Massase 2,333 1,188 2,204 0,03
Intensitas endhorph 4 libur sekolah atau absen.
Nyeri in Hasil penelitian menunjukkan ada
Dismeno slow 1,667 0,485 perbedaan yang bermakna intensitas
re stroke nyeri dismenore sebelum dan sesudah
back diberikan endhorphin massase pada
massase remaja di Desa Candirejo Kecamatan
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
bahwa nilai t hitung (2,204) < t tabel Menurut Kartika (2016) masase
(2,045) dan p-value sebesar 0,038 < α endhorpin merupakan terapi sentuhan
(0,05). Hal tersebut menunjukkan ada atau pijatan ringan yang cukup penting
perbedaan keefektifan yang bermakna diberikan pada ibu hamil di waktu
intensitas nyeri dismenore pada remaja menjelang hingga saatnya melahirkan.
yang mengalami dismenore sebelum dan Pijatan ini dapat merangsang tubuh
sesudah diberikan endhorphin massase untuk melepaskan senyawa endorfin
dan stimulasi kutaneus (slow stroke back yang merupakan pereda rasa sakit dan
massase) pada remaja di Desa Candirejo dapat menciptakan perasaan nyaman.
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Endorphin dapat diproduksi secara
Semarang. alami dengan cara melakukan aktivitas
seperti meditasi, melakukan pernafasan
PEMBAHASAN dalam, makan makanan yang pedas, atau
Hasil penelitian menunjukkan melalui acupuncture treatments atau
intensitas nyeri dismenore sebelum dan chiropractic.Endorphin mempengaruhi
setelah diberikan endhorphin massase transmisi impuls yang diinterprestasikan
pada remaja sebagian besar kategori sebagai rasa nyeri.Endorphin dapat
nyeri sedang yaitu sebanyak 12 orang berupa neurotransmitter yang dapat
51
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
menghambat transmisi atau penggiriman Hasil penelitian Kartika (2016) dari total
pesan nyeri. Keberadaan endorphin pada responden remaja yang bersekolah,
sinaps sel saraf menyebabkan penurunan sebanyak 35% menyatakan biasanya
sensasi nyeri. Kadar Endorphin berbeda remaja tersebut tidak datang ke sekolah
antara satu orang dengan orang lain. selama periode dismenorea dan 5%
Orang yang memiliki kadar endorphin menyatakan datang ke sekolah tetapi
tinggi lebih sedikit mengalami nyeri, dan mereka hanya tidur.
sebaliknya orang yang memiliki kadar Stimulasi kutaneus merupakan
endorphin rendah akan mengalami stimulasi kulit yang dilakukan selama 3-
tingkat nyeri yang sangat tinggi. 10 menit untuk menghilangkan nyeri,
Beberapa tindakan pereda nyeri dapat bekerja dengan cara mendorong
bergantung pada endorphin yang dapat pelepasan endorfin, sehingga memblok
dilakukan dengan cara massage (pijatan) transmisi stimulus nyeri. Cara lainnya
di daerah tubuh yang dapat merangsang adalah dengan mengaktifkan transmisi
atau melepaskan hormon Endorphin serabut saraf sensori A-beta yang lebih
untuk mengurangi nyeri (Martin, 2011). besar dan lebih cepat, sehingga
Endorphin massage dapat menurunkan transmisi nyeri melalui
meredakan nyeri pada punggung, dalam serabut C dan Adelta berdiameter kecil
hal ini senyawa endorphin yang sekaligus menutup gerbang sinap untuk
merupakan pereda sakit secara alami. transmisi impuls nyeri (Potter & Perry,
Endorphin massage juga membuat ibu 2010). Menstruasi umumnya disertai
merasa lebih dekat dengan orang yang dengan adanya nyeri akibat kontraksi
merawatnya, sentuhan orang yang peduli uterus. Stimulus nyeri yang mencapai
menolong merupakan sumber kekuatan ambang nyeri akan menyebabkan
saat ibu sakit (Nikmah, 2015). Menurut aktivasi reseptor dan terjadi penjalaran
Tifani (2015) dalam melakukan impuls nyeri oleh serabut saraf A delta
endorphin massage harus dan C. Adanya impuls ini akan
memperhatikan respon ibu, apakah menyebabkan gerbang nyeri di
tekanan yang diberikan sudah tepat.. substansia gelatinosa terbuka. Namun
Endorphin massage merupakan sebuah dengan pemberian stimulasi kutaneus
terapi sentuhan atau pijatan ringan yang (slow stroke back massage), dimana
cukup penting diberikan Sentuhan stimulus ini direspons oleh serabut A
ringan mencakup pijatan sangat ringan beta yang lebih besar, maka stimulus ini
yang bisa membuat bulu-bulu halus mencapai otak lebih dahulu dan menutup
berdiri dengan mengelus permukaan luar gerbang nyeri sehingga persepsi nyeri
lengan ibu, mulai dari tangan sampai tidak timbul (Potter & Perry, 2010).
siku. Hasil penelitian menunjukkan ada
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna intensitas
perbedaan yang bermakna intensitas nyeri dismenore pada remaja yang
nyeri dismenore sebelum dan sesudah mengalami dismenore sebelum dan
diberikan stimulasi kutaneus remaja di sesudah diberikan endhorphin massase
Desa Candirejo Kecamatan Ungaran dan stimulasi kutaneus pada remaja di
Barat Kabupaten Semarang rasa nyeri Desa Candirejo Kecamatan Ungaran
pada saat haid (dismenorea) sangat Barat Kabupaten Semarang. Responden
mengganggu bagi remaja, apabila tidak yang diberikan endorphin massase
diatasi akan mengalami kesulitan sebagian besasr mengalami penurunan
berjalan, kesulitan berkonsentrasi dan skala nyeri. Keadaan responden sebelum
kesulitan beraktifitas (Dewi, 2011). dilakukan endorphin massage
52
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
mengalami nyeri yang hebat atau tidak oleh serabut kecil akan berkurang
tertahankan. Nyeri yang dirasakan bahkan tidak dihantarkan ke otak oleh
tampak dari mimik wajah responden substansia gelatinosa, karenanya tubuh
yang menyeringgai karena menahan tidak dapat merasakan sensasi nyeri.
sakit. Setelah diberikan endorphin Penurunan nyeri haid hampir
massage responden sebagian besar seluruhnya responden (80%) merupakan
mengalami perubahan nyeri, pijatan- efek dari Stimulasi Kutaneus dan
pijatan halus endorphin massage endhorphin massase sehingga terjadi
dilakukan pada bagian-bagian tubuh penutupan mekanisme gerbang dan
yang dapat merangsang hormon responden merasa lebih nyaman dan
endorphin sehingga meningkatnya sebagian kecil nyerinya menetap
hormon endorphin dapat menghambat sebanyak 4 responden (20%), hal ini
penggiriman pesan nyeri. karena responden mengalami nyeri berat
Menurut Setyowati (2015) membuat semakin tegang sehingga
endorphin massage membuat responden konsentrasi responden hanya pada nyeri
merasa nyaman ,relaks dan tertidur saat yang dialaminya.
dilakukan endorphin massage.
Responden merasakan ada perubahan KESIMPULAN
setelah dilakukan massage, mereka Intensitas nyeri dismenore
merasa lebih nyaman dan relaks sebelum dan setelah diberikan stimulasi
walaupun tidak sepenuhnya menurunkan kutaneous dan endhorphin massase
nyeri yang dirasakan secara drastis. sebagian besar kategori nyeri sedang
Nyeri haid biasanya dengan rasa kram (66,7%). Ada perbedaan yang bermakna
dan terpusat di abdomen bawah. intensitas nyeri dismenore sebelum dan
Keluhan nyeri haid terjadi bervariasi sesudah diberikan endhorphin massase
mulai dari yang ringan sampai berat. pada remaja di Desa Candirejo
Dapat dirasakan perut bawah atau Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
pinggang dapat bersifat seperti mules- Semarang, dengan p value (0,000) < α
mules seperti ngilu atau di tusuk-tusuk (0,05). Ada perbedaan yang bermakna
.rasa nyeri itu dapat timbul menjelang, intensitas nyeri dismenore sebelum dan
sewaktu, dan setelah haid selama satu sesudah diberikan stimulasi kutaneus
atau dua hari atau lebih lama pada remaja di Desa Candirejo
(Wiknjosastro, 2009). Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Hasil penelitian Setyawati (2015) Semarang, dengan p value (0,000) < α
tentang pengaruh stimulasi kutaneus (0,05). Ada perbedaan yang bermakna
terhadap penurunan nyeri Haid perubahan intensitas nyeri dismenore
didapatkan ada pengaruh yang signifikan pada remaja yang mengalami dismenore
dari intervensi stimulasi kutaneus sebelum dan sesudah diberikan
terhadap penurunan nyeri haid. Hal ini endhorphin massase dan stimulasi
sesuai dengan teori gate control dimana kutaneus) pada remaja di Desa Candirejo
apabila terdapat impuls yang Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
ditransmisikan oleh serabut berdiameter Semarang, dengan p-value sebesar 0,038
besar karena adanya stimulasi kulit, < α (0,05).
sentuhan, getaran, hangat dan dingin,
serta sentuhan halus, impuls ini akan REFERENSI
menghambat impuls dari serabut Asri Rahayu, Sinar Pertiwi, Siti
berdiameter kecil di area substansia Patimah.2017. Pengaruh
gelatinosa sehingga sensasi yang dibawa endorphine massage terhadap rasa
53
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
sakit dismenore pada mahasiswi Mukhoirotin dan Zulaini. (2010).
jurusan kebidanan poltekkes Pemanfaatan Stimulus Kutaneus
kemenkes tasikmalaya tahun 2017. (Slow Stroke Back Massage)
Dewi Setyowati (2011) pengaruh Terhadap Penurunan Intensitas
endorphin massage terhadap Nyeri Haid (Dismenorea).(The
intensitas nyeri kala i fase aktif Benefit of Kurtaneous Stimulus to
pada persalinan di rsu dr. wahidin decrease the intensity of menstrual
sudiro husodo kota mojokerto pain).
Handayani. Trisna Yuni dan Dewi (http://www.journal.unipdu.ac.id/).
Rokhanawati. 2011. Hubungan Accessed on Oktober 28th 2014.
Dismenorea Terhadap Aktivitas Nyeri Pada Persalinan Kala 1”. KTI D3
Belajar Siswi SMA Kebidanan STIKES
Muhammadiyah 5 Yogyakarta Muhammadiyah Lamongan; 2015
Tahun 2011. Jurnal Lilyana, Tifany. Terapi Endorphin
Kebidanan,(Online).(http://opac.un Massage. Available on:
isayogya.ac.id/1580/), diakses 06 Potter & Perry. 2010. Fundamental
Juni 2017 Keperawatan. Elseiver (Singapore):
Hamdiah1, Ima Syamrotul2, Priyanto2, Salemba Medika
Ihsanti Indri Fajriya (2016) Proverawati, Atikah & Siti Misaroh.
effleurage and slow stroke (2009). Menarche Menstruasi
Hamidah., Syamrotul, I., Priyanto., & Pertama Penuh Makna. (First
Fajriya, I. I. (2016). Effluerage and Menstruation Menache).
Slow Stroke Back Massage Reduce Yogyakarta : Numed
Menstrual Pain Among The Female Rahayu Savitri,, (2015), Gambaran
Students. Skala Nyeri Haid pada Usia
Harris M & Richard K. (2009). The Remaja, Jurnal Keperawatan
physiological and psychological Aisyiyah, Vol 2(2), Hal 26
effects of slow-stroke back massage Saguni, Fersta Cicilia Apriliani,
and hand massage on relaxation in dkk.2013. Hubungan Dismenore
older people. Journal of klinikal dengan Aktivitas Belajar Remaja
nursing, Blackwell Publishing Ltd, Putri di SMA Kristen I
917–926 Tomohon. Jurnal
Judha M, Dkk. 2012. Teori Pengukuran Keperawatan,(Online),1 (1)
Nyeri & Nyeri Persalinan. (https://ejournal.unsrat.ac.id/index.
Jogjakarta: Nuha Medika php/jkp/article/view/2182), diakses
Kartikasari. (2016) Pengaruh endorphin 06 Juni 2017
massage terhadap penurunan Wiknjosastro, Hanifa, (2009), Ilmu
intensitas nyeri punggung ibu hamil Kandungan, Bina Pustaka
Kusmiran E. 2011. Kesehatan Sarwono Prawirohardjo,
Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta
Jakarta: Salemba Medika Zuliani, Mukhoirotin dan Pujiani (2013)
Laila NN. 2011. Buku Pintar Pengaruh Stimulasi Kutaneus
Menstruasi. Jogjakarta: Buku Biru (Slow Stroke Back Massage)
Maryunani, A. (2010). Nyeri Dalam Terhadap Penurunan Nyeri
Persalinan Teknik dan Cara Haid (Dismenorea) Jurnal
Penanganannya. (Pain in Childbirth eduhealth. Volume 3 Nomor 2,
Techniques and The Handling). September 2013
Jakarta : Trans Info Media.
54
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENGALAMAN PEMENUHAN NUTRISI SURVIVOR CERVICAL CANCER :
STUDI FENOMENOLOGI

Hernandia Distinarista1, Apriliani Yulianti Wuriningsih2


1
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
hernandia@unissula.ac.id

ABSTRAK

Kelangsungan hidup pasien kanker telah meningkat beberapa tahun terakhir ini. Penelitian membuktikan
bagi beberapa orang transisi menjadi survivor cancer adalah memotivasi diri sendiri untuk membuat pilihan
dan menjalankan gaya hidup yang positif salah satunya dengan makan makanan yang sehat. Penelitian ini
dirancang untuk mengeksplorasi pengalaman pemenuhan kebutuhan nutrisi pada survivor cancer pada
pasien kanker serviks. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi hermeneutik, melibatkan lima
partisipan di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi
terstruktur yang selanjutnya dilakukan transkipsi data. Analisa data menggunakan content analysis. Pada
penelitian ini kelima partisipan survivor cancer pada pasien kanker serviks menunjukkan bahwa perilaku
hidup sehat dengan makan makanan sehat dapat membantu pasien mendapatkan kembali kekuatannya,
mengurangi resiko kanker kedua atau masalah lain, dan dapat menikmati hidup lebih lama.

Kata Kunci: Pemenuhan nutrisi , cervical cancer, survivor

ABSTRACT

The survival of cancer patients have increased in recent years. Research shows that for some people
transitioning to cancer survivors are motivating themselves to make choices and adopt a positive lifestyle,
one of them are eating healthy foods. This study was designed to explore the experience of meeting the
nutritional needs of cancer survivors in cervical cancer patients. This study hermeneutic phenomenology
method used, involving five participants in the Central Java Province. Data retrieval is done by semi-
structured interviews which are then performed data transcripts. Data analysis using content analysis. In
this study, five cervical cancer survivor participants showed that healthy living behavior by eating healthy
foods can help patients regain their strength, reduce the risk of a second cancer or other problems, and
enjoy a longer life.

Keywords: Nutrition Fulfillment Experience Among Cervical Cancer Survivor: Phenomenology Study

PENDAHULUAN 2016 meningkat menjadi 357 orang. Di


RSUP dr Kariadi Semarang pada tahun
Kanker merupakan penyebab utama 2014 terdapat 141 pasien dengan kanker
morbiditas dan mortalitas di seluruh serviks dan meningkat menjadi 276
dunia (WHO, 2015). Secara nasional pasien pada tahun 2015 (DKK
prevalensi penyakit kanker tahun 2016 Semarang, 2015).
terdapat 17,8 juta jiwa (Subagja, 2017). Survivor merupakan istilah untuk
Pasien dengan kanker serviks di Jawa individu yang telah menyelesaikan
Tengah pada tahun 2013 sebanyak perawatan medis, selama masa reentry,
19.734 pasien (Pusat Data dan Informasi, survivor awal, dan survivor jangka
2015). Di Kota Semarang pada tahun panjang meliputi kesehatan psikologis
2015 terdapat 310 orang, pada tahun dan fisik. Dengan adanya deteksi dini,
55
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
peningkatan teknologi skrining, Populasi dalam penelitian ini adalah
perawatan yang lebih efektif dan cervical cancer survivor di Provinsi
perawatan psikososial yang lebih baik Jawa Tengah yang telah dinyatakan
selama dan setelah pengobatan kanker remisi oleh dokter penanggung jawab
sangat bermanfaat besar, sehingga pasien di RSUP Dr Kariadi Semarang,
menghasilkan prognosis yang lebih baik dan menjalani kontrol pap smear 1-2 kali
dengan peningkatan kesempatan untuk dalam satu tahun.
bertahan lama bagi individu dengan Teknik pengambilan sampel yang
diagnosa kanker (U.S. Department Of digunakan adalah purposive sampling
Health and Human Service National (Afiyanti, 2014). Adapun kriteria inklusi
Institutes of Health). partisipan diantaranya : 1) perempuan
Pada umunya manusia selalu usia ≥20 tahun; 2) Minimal telah atau
menginginkan untuk dapat hidup sehat. belum menikah; 3) Minimal 5 tahun
Kesehatan merupakan hal yang sangat setelah terdiagnosa kanker; 4) Tidak
berharga dan merupakan aspek mengalami gangguan kognitif; 5) telah
terpenting dalam kehidupan manusia. dinyatakan sembuh; 6) Tidak mengalami
Banyak cara yang dilakukan manusia komplikasi, 7) Bersedia dan setuju untuk
agar dirinya selalu tetap sehat mulai dari menjadi partisipan dalam penelitian.
mengkonsumsi makanan yang bergizi, Peneliti mengidentifikasi calon
pola hidup sehat, dan lain-lain. partisipan yang berada di poli klinik
(Sudarma, 2008). onkologi dengan bantuan dari tim
Pada pasien yang dapat survive kesehatan Ruang Onkologi. Setelah
belum ada data yang mendalam calon partisipan teridentifikasi dengan
bagaimana pengalaman pemenuhan memperhatikan kriteria inklusi, peneliti
nutrisi survivor cervical cancer sehingga melakukan pendekatan kepada calon
butuh dieksplorasi. Dengan hasil partisipan untuk membina hubungan
penelitian ini diharapkan pasien kanker saling percaya. Kemudian peneliti
yang sedang menjalani pengobatan menjelaskan kontrak waktu dengan
mendapatkan hasil riset yang partisipan mengenai penelitian yang
mendukung, agar dapat menjalani akan berlangsung. Jika calon partisipan
pengobatan berkualitas dengan setuju, maka peneliti menjelaskan
maksimal dan dapat menjalani tujuan, manfaat serta prosedur penelitian
kehidupan dalam jangka panjang. yang dilakukan.
Peneliti meminta calon partisipan
METODE untuk mengisi informed consent sebagai
Desain penelitian ini adalah bukti bahwa calon partisipan bersedia
penelitian kualitatif dengan pendekatan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan
fenomenologi hermeneutik yang dari pihak manapun untuk berpartisipasi
merupakan pendekatan yang dalam penelitian ini. Pengambilan data
mengasumsikan temuan-temuan riset dilakukan dengan wawancara semi
tidak murni hasil deskripsi tetapi lebih terstruktur serta menuliskan hasil
merupakan intterpretasi peneliti wawancara dan mendokumentasikan ke
(Afiyanti, 2014). Proses metodologi dalam bentuk transkip. Pewawancara
deskriptif fenomenologi meliputi empat adalah peneliti sendiri, pekerjaan sebagai
langkah yaitu bracketing, intuiting, pengajar, jenis kelamin perempuan,
analyzing, dan describing (Polit, D.F., & memiliki sedikit pengalaman merawat
Hungler, 2012). pasien di bangsal onkologi dan telah

56
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
melakukan survey terhadap beberapa P3 berusia 67 tahun, P3 tampak sehat, di
cancer survivor. diagnose kanker serviks stadium 3B,
dinyatakan remisi pada tahun 2008
ANALISA DATA pengobatan kanker yang telah beliau
Hasil wawancara dianalisa jalani yaitu radiasi, bistral dan loading.
menggunakan content analysis Saat ini P3 menunggu jadwal control dan
berdasarkan Elo dan Kyngäs (2008). pap smear pada bulan Desember.
Content analysis terdiri dari transcribing Pendidikan terakhir SD, menikah usia 11
(membuat transkrip percakapan perawat tahun dan memiliki 5 putra dan putri.
dan pasien), menentukan meaning unit P4 berusia 63 tahun, Riwayat pernikahan
untuk mencari hubungan antar kata, menikah usia 14 tahun, memiliki 6 orang
kalimat atau paragraf dan terakhir, putra dan putri. Beliau didiagnosa
melakukan abstraksi data hingga kanker serviks stadium II B, dinyatakan
membentuk beberapa tema. remisi tahun 2012. Pengobatan kanker
yang telah dijalaninya adalah radiasi,
HASIL loading dan kemoterapi. Saat ini pasien
Dalam penelitian ini didapatkan5 menunggu jadwal control dan pap smear.
cervical cancer survivor di Provinsi P5 berusia 62 tahun, Menikah usia
Jawa Tengah (1 partisipan bertempat 22 tahun dan memiliki 4 orang putra dan
tinggal di Demak, 2 partisipan bertempat putri. Beliau di diagnose kanker serviks
tinggal di Jepara, dan 2 partisipan stadium 3B, remisi pada tahun 2004
bertempat tinggal di Kendal). Peneliti pengobatan kanker yang pernah beliau
menggali apa yang partisipan rasakan, jalani adalah radiasi, loading dan
alami, lakukan terkait pengalaman kemoterapi. Pendidikan terakhir SD dan
selama terdiagnosa kanker serviks. dapat berkomunikasi dengan baik. Saat
P1 telah menjalani pengobatan ini beliau menunggu jadwal control dan
kanker dengan kemoterapi, radiasi, pap smear.
loading, dan mengkonsumsi herbal. Saat Beberapa pernyataan partisipan dan
ini P1 menunggu jadwal control dan pap keluarga terkait perilaku hidup sehat
smear yang dijadwalkan pada bulan pada partisipan survivor cancer yaitu:
September. P1 berusia 49 tahun,
mempunyai dua orang putri. Riwayat di 1) Makan makanan sehat
diagnose kanker stadium kanker 3B, a) Makan makanan yang sehat:
remisi pada tahun 2012, pendidikan buah
terakhir SD, dan menikah sejak usia 16 Hasil wawancara menunjukkan bahwa
tahun dan dapat berkomunikasi dengan survivor cancer pada pasien kanker
baik. serviks mengkonsumsi makanan sehat
P2 berusia 55 tahun, memiliki yaitu buah setiap hari seperti pertanyaan-
pengalaman dan menjalani pengobatan pertanyaan berikut ini:
kanker yaitu radiasi, loading, dan “buahnya apel, pir, bengkoang, masing-
kemoterapi. Saat ini P2 menunggu masing 1 buah dijus diminum setiap hari
jadwal control dan pap smear. P2 ditambah anggur merah atau hijau tiga
menikah usia 14 tahun dan memiliki biji, pisang setiap hari satu, kalau tidak
enam putra putri. P2 di diagnose kanker ada ya pepaya.....” (P1)
stadium 3B ,dinyatakan remisi pada
tahun 2008 pendidikan terakhir SD dan “.......ya makan apel atau pisang,
dapat berkomunikasi dengan baik. belimbing, jambu ...” (P2)

57
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
yang dimakan selama ini seringnya
“ Ya makan pisang yang tidak beli, di kangkung, sawi yang hijau-hijau mbak
desa banyak....kalau tidak ada ya makan ya bayam, nasinya sedikit sayurnya
jeruk, apel atau pepaya...kalau tidak ada banyak”. (T5, suami)
buah saya makan tomat yang penting
makan buah.....” (P3) b) Makan makanan yang sehat: sayur
Hal tersebut seperti dapat dilihat
“.....makan buah ya tomat atau jeruk dari pernyataan berikut ini:
seadanya buah apa, yang penting buah “Sayur yang hijau-hijau bayam, sawi,
setiap hari dua biji” (P4) brokoli, seringnya sayur kangkung
sehari 3x sepiring porsi sedengan....”
“ buah saya makan melon sukanya, atau (P1)
minum jus jambu biji paling tidak satu
gelas karena punya pohonnya.....” (P5) “ ya bu saya makan sayur ..... sayur
bayam, kangkung atau sawi....” (P2)
Data ini dikuatkan oleh pernyataan
keluarga partisipan yang “ sayur saya seringnya daun pepaya,
menyampaikan: daun katuk, daun singkong kalau ada
atau sawi ...... sayur sehari 3x porsi
“ .... ibu makan kangkung, kalau piring kecil” (P3)
buahnya apel, pir, bengkoang dijus dan
makan pisang 1 atau pepaya seadanya “ ........ sayur daun pepaya atau daun
kalau ini. ....kata ibu minum air yang singkong, sawi sehari harus makan
micro cluster dan berantioksidan badan sayur, sekali masakan itu saya makan
lebih segar”. (T1, anak) sendiri......” (P4)

“ ...betul mbak, nenek setiap hari makan “ ...... kalau sayur seadanya yang penting
buah tetapi tidak satu macam, .... sayur, misal: bayem, kangkung atau sawi
biasanya ada pisang , apel, pepaya, setiap hari ganti-ganti, sehari tiga kali
tomat, kalau wortel itu setiap hari, jeruk dengan nasi sedikit .....” (P5)
.... kalau sayur biasanya yang hijau-
hijau misal daun pepaya, daun singkong c) Makan makanan yang tidak
yang punya sendiri dikebun, sawi”. (T3, mengandung MSG
anak) “ ....... Sekarang tidak makan makanan
yang ada MSG-nya” (P1)
“... sayur yang biasa dimakan ya daun
pepaya, daun singkong, sawi yang hijau- “ ....... MSG itu tidak mbak sampai
hijau,., betul mbak ibu makan buah juga sekarang ....” (P2)
setiap hari, bisa tomat, jeruk, seadanya
ditukang sayur yang penting makan “ tidak sama mbak, kalau sebelum sakit
buah diusahakan. (T4, anak) saya makannya sembarangan, kalau
sekarang terbatas ..... MSG tidak,
“.... buah itu ibu suka makan melon, masaknya diberi gula garam saja” (P3)
suka sekali walau tiap hari juga tidak
bosan, kalau jambu biji karena punya “ ..... sebelumnya iya, setelah dari
kebunnya sendiri ya tnggal petik, semarang saya tidak makan yang ada
biasanya ibu ngejus jambu. Kalau sayur MSG-nya” (P4)

58
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Pernyataan ini diperkuat oleh “ .... tidak makan makanan yang
keluarga partisipan yang menyampaikan dibakar, singkong dibakar juga tidak
bahwa: boleh ....kalau ayam digoreng boleh,
“ ...... penyedap juga tidak mbak ibuk itu tetapi kalau ayam dibakar tidak boleh “
sudah jera”. (T4, anak) (P4)

d) Makan makanan yang tidak Dalam mendukung pernyataan diatas,


mengandung pengawet pernyataan beberapa keluarga partisipan
Hal ini sesuai dengan pernyataan adalah sebagai berikut:
partisipan berikut ini: “ ..... makanan yang dibakar sudah tidak
“ Ya mbak, dulu kalau makan kadang makan sama sekali walau itu singkong
yang ada pengawet sekarang tidak “ bakar, nenek takut karena pak dokter
(P1) bilang tidak boleh makan makanan yang
dibakar”. (T3, anak)
“ .... setelah sakit semisal ingin bakso
belum tentu sebulan sekali beli, .... “.. ya misal yang di taruh di bara api,
tidak berani ada pengawetnya” (P2) ayam, singkong bakar ibuk tidak makan
mbak”. (T4, anak)
“ .... pengawet, pewarna, pemanis itu
tidak boleh, saya taati ....” (P3)

Data ini didukung oleh PEMBAHASAN


pernyataan keluarga partisipan berikut Pengkajian dan intervensi nutrisi
ini: sangat penting untuk perawatan pasien
“ Makanan yang ada pengawetnya tidak dengan kanker. Pengkajian nutrisi
kami berikan ke nenek misal mie instant. meliputi tinggi badan, berat badan,
Minumpun nenek minum air diberi gula indeks massa tubuh (BMI), perubahan
garam saja, puasa kami minum sirup berat badan yang tidak disengaja,
nenek tidak minum, soalnya ada perubahan nafsu makan, diet, diagnosis,
pengawetnya “. (T3, anak) perubahan dalam mengunyah dan
menelan, kebiasaan buang air besar dan
e) Minum air yang mengandung laboratorium (Grant, 2012).
antioksidan dan micro cluster Tubuh manusia memiliki
Salah satu partisipan kemampuan melawan kanker apabila
menyampaikan bahwa: didukung oleh diet yang sehat, tetap
“......Minumnya air berantioksidan melakukan aktifitas fisik dan
mbak, badan jadi seger” (P1)’ menghindari kelebihan lemak tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan
f) Makan makanan yang tidak dibakar bahwa makan berbagai sayuran, buah,
Pasien dengan kanker dianjurkan untuk biji-bijian utuh, kacang-kacangan dan
tidak mengkonsumsi makanan yang membatasi konsumsi daging olahan
dalam pengolahannya dibakar, dapat melawan kanker. Tujuan
pernyataan yang mendukung dalam pemenuhan nutrisi pada pasien kanker
penelitian ini adalah: yaitu untuk menjaga berat badan yang
“ ya, ikan bakar tidak makan, yang ideal, memenuhi kebutuhan kalori dan
bakar-bakar saya tidak makan” (P3) nutrisi untuk energi, perbaikan kondisi,

59
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
pemulihan dan penyembuhan (Lovincic, ini menunjukkan bahwa hal itu mungkin
2012). terjadi bahwa penambah rasa makanan
Salah satu topik edukasi kepada berpotensi berbahaya. Dari hasil
pasien kanker dalam hal nutrisi yaitu penelitian didapatkan informasi bahwa
edukasi penerapan pola makan yang sitotoksisitas akibat (Monosodium
sehat salah satunya adalah konsumsi Glutamat) MSG sangat tinggi dan
banyak buah. (Society E. colorectal berperan dalam menginduksi gangguan
Cancer, 2014). American Institute for kekebalan tubuh serta menyebabkan
Cancer Research (AICR) berbagai penyakit kronis (Riki, 2017).
merekomendasikan diet rendah lemak, Monosodium Glutamat (MSG) juga
banyak mengkonsumsi buah-buahan, sangat berpengaruh terhadap kesehatan
sayur-sayuran, dan produk whole-grain; dalam jangka panjang seperti hipertensi,
serta memiliki makronutrien yang obesitas, kanker, Alzheimer, gangguan
cukup, vitamin dan mineral untuk spermatogenesis, Parkinson, dan stroke
mempertahankan kesehatan yang baik (Z Desmaniarti, 2012). Menurut
untuk cancer survivor (Wulandari, penelitian lain didapatkan kesimpulan
2013). bahwa penggunaan MSG sesuai anjuran
Kebiasaan makan pasien kanker 5-15 mg/kg BB tidak berbahaya terhadap
tidak hanya dipengaruhi oleh peranan kesehatan. Penggunaan pengawet
dukungan pendamping, tetapi juga natrium benzoat dalam jangka panjang
dipengaruhi oleh karakteristik pasien juga dapat menimbulkan penyakit, salah
kanker. Sebaiknya pasien kanker satunya kanker (Kharisma, 2014).
meningkatkan asupan, terutama asupan Salah satu ibu survivor cancer
buah, sayur, dan susu agar dapat tercapai stadium 4 sembuh dari kanker meyakini
good diet (Aldrat, 2010). Suplemen bahwa mengkonsumsi singkong rebus
multivitamin harian sesuai dengan tanpa bumbu setiap hari berfungsi
Dietary References Intake (DRI) dapat menghambat pertumbuhan sel kanker,
digunakan secara aman sebagai bagian makan kurma, minum air zam-zam
dari nutrisi sehat yang mencakup 5-10 karena kaya akan antioksidan dan
saji buah dan sayur harian (Wulandari, bersifat alkali, minum madu ditaburi
2016). bubuk kayu manis senagai sumber energi
Dalam Riskesdas 2010 dan 2013 dan detox, makan jeruk bali, apel, melon,
melaporkan bahwa penduduk delima atau buah mangga yang kaya
dikategorikan “cukup” mengkonsumsi akan antioksidan. Di Australia dan
sayur dan atau buah apabila makan sayur Amerika biji aprikot digunakan untuk
dan atau buah minimal 5 porsi (400 pengobatan kanker tanpa kemoterapi.
gram) per hari selama 7 hari dalam Dari hasil penelitian biji aprikot
seminggu. Dikategorikan “kurang” memiliki kandungan vitamin B17. Salah
apabila konsumsi sayur dan atau buah seorang dokter Indonesia yang mengidap
kurang dari ketentuan di atas. Hal ini kanker mencari informasi dan
sudah sesuai dengan anjuran WHO mendapatkan data bahwa di singkong
dalam pedoman Gizi Seimbang (Ahimsa mengandung vitamin B17. Beliau rutin
, 2014). mengkonsumsi singkong 10 gr tiga kali
Dalam sebuah studi, Monosodium sehari. Setelah mengkonsumsi satu bulan
Glutamat (MSG) memiliki efek dinyatakan sembuh (Desideria, 2015;
penghambatan atau stimulasi pada siklus Cancer Studies and Research Center,
sel. Pengurangan pembelahan sel mitosis 2017).

60
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Menurut Permenkes RI No: 722/ oksidasi di dalam sel. Dalam proses ini,
Menkes/ Per/IX/88 zat aditif atau sering molekul oksigen eksentrik dapat
disebut bahan tambahan makanan adalah merusak kode genetik dari sel. Masalah
bahan yang biasanya tidak digunakan yang akan timbul, ketika terlalu banyak
sebagai makanan dan biasanya bukan dari molekul-molekul oksigen aktif, atau
merupakan ingredien khas makanan, radikal bebas yang diproduksi dalam
mempunyai atau tidak mempunyai nilai tubuh. Selama 20 tahun ini, perubahan
gizi, yang dengan sengaja ditambahkan dalam terapi dan masyarakat telah
ke dalam makanan pada pembuatan, memacu untuk terjadinya perkembangan
pengolahan, penyediaan, dalam pemecahan masalah dan
perlakuan,pewadahan, pembungkusan, mengevaluasi tujuan dan betapa
penyimpanan atau pengangkutan pentingnya terapi medis yang dapat
makanan untuk menghasilkan atau diberikan.Air alkali merupakan air yang
diharapkan menghasilkan (langsung atau memiliki sifat yang halus dan kuat, serta
tidak langsung) mempengaruhi sifat memiliki kemampuan untuk melakukan
khas makanan (Fatriyah, 2015). pembersihan yang didapat dari
Batas maksimum penggunaan kombinasi karakteristik air yang
natrium benzoat untuk makanan lain unik.Air alkali terionisasi dapat
sebagai bahan tambahan makanan menghilangkan oksigen aktif dan
sebesar 1 g/kg bahan sesuai dengan melindungi DNA dari kerusakan
Permenkes RI No.722/Menkes/ Per/ oksidatif (Putri, 2016).
IX/88 tentang bahan tambahan makanan Makanan yang dibakar seperti sate
(Fatriyah, 2015). umumnya mengandung radikal bebas
Dengan minum air beroksigen dua walaupun dengan konsentrasi yang
liter perhari, dalam jangka waktu tiga relatif rendah. Makanan yang dibumbui
bulan kondisi tubuh berangsur-angsur terlebih dahulu sebelum dibakar
membaik atau bisa dikatakan tubuh mengandung kadar radikal bebas lebih
membaik dengan sendirinya (self rendah daripada makanan bakar tanpa
healing). Kondisi tubuh awalnya bersifat bumbu sehingga disimpulkan bahwa
asam atau positif karena kanker, maka bumbu yang terdiri dari bawang merah,
berangsur-angsur menjadi basa atau bawang putih, jahe, lengkuas dan kunyit
bersifat negatif karena air beroksigen dapat menurunkan kadar radikal bebas.
mampu memperlambat pertumbuhan Dari hasil penelitian yang lain sebanyak
sel-sel kanker (Prayitno, 2015). 381 responden (99,5%) beresiko
Kanker merupakan penyakit yang mengalami kanker serviks karena
disebabkan oleh pertumbuhan sel secara mengkonsumsi makanan yang dibakar
abnormal, yaitu sel nya bertumbuh (Sudarmiati, 2013).
dengan cepat dan tidak terkontrol,
dimana sel tersebut menginfiltrasi dan KESIMPULAN
menekan sel tersebut sehingga ia dapat Hasil penelitian ini menunjukkan
mempengaruhi organ tubuh di sekitarnya bahwa kelima survivor cervical cancer
ataupun yang tidak berada di sekitarnya. menerapkan perilaku hidup sehat dalam
Penyebab terjadinya kanker adalah menghadapi kanker serviks hingga
kombinasi dari faktor genetic dan dinyatakan sembuh, dengan cara: makan
lingkungan, seperti zat karsinogenik. Zat makanan sehat: buah dan sayur, makan
karsinogenik didapatkan dari makanan makanan yang tidak mengandung MSG,
yang bisa mengarahkan pada reaksi makan makanan yang tidak mengandung

61
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
pengawet, minum air yang mengandung Apoptosis Berdasarkan Ekspresi
antioksidan dan micro cluster, makan Gen P53. 2014;53.
makanan yang tidak dibakar Riki; Ambarsari, Laksmi; Nurcholis W.
Potensi Antikanker Nanopartikel
DAFTAR PUSTAKA Kurkumoid Temulawak Terhadap
Subagja I. Kanker Serviks Pembunuh SEl Line Kanker Serviks. Indones
Nomor 1 Perempuan Indonesia Nat Res Pharm J. 2017;2(1).
[Internet]. 2017. Available from: Z, Desmaniarti, Avianti N. Spiritual
https://kumparan.com/indra- Emotional Freedom Technique
subagja/ kanker-serviks-pembunuh- (SEFT) Menurunkan Stres Pasien
nomor-1-perempuan-indonesia Kanker Serviks. Politeknik
Pusat Data dan Informasi. Buletin Kesehatan Kemenkes Bandung;
Jendela Data dan Informasi 2012.
Kesehatan (Situasi Penyakit Fitriyah Q. Implementasi Model
Kanker). Bakti Husada, ISSN 2088- Bimbingan Rohani Islam Penderita
270X. 2015; Kanker Di Rumah Sakit Islam
Semarang DKK. Angka Kejadian Sultan Agung. 2015;
Penyakit Tidak Menular. 2015. Kharisma F. Respon Dan Koping
Society E. Colorectal Cancer What is Keluarga Terhadap Penderita
colorectal cancer ? Let us explain it Kanker Serviks Yang Mendapat
to you . 2014; Kemoterapi di RSUD dr. Moewardi
Polit, D.F., & Hungler B. Nursing: Surakarta. 2014;
generating and assessing vidence Putri AK. Perilaku Kesehatan Ibu
for nursing practice. Eight edition. Rumah Tangga Penderita Prakaner
2012. Serviks. 2016;
Afiyanti, Y & Rachmawati N. Prayitno SH. Doa dan Dzikir sebagai
Metodologi Penelitian Kualitatif Metode Menurunkan Depresi
Dalam Riset Keperawatan. Edisi 1. Penderita dengan Penyakit Kronis.
Jakarta: Rajawali Pers; 2014. 2015;978–9.
U. S. Department Of Health And Human Serviks K, Awal S, Rsup D, Sadikin H.
Service National Institutes of Hubungan antara Dukungan
Health. Support for People With Keluarga dengan. 2012;220–8.
Cancer Coping With Advanced Sudarmiati S, Fithriana NL. Spiritualitas
Cancer. Wanita Dengan Kanker Servik g.
Wulandari F. Pemanfaatan Dau sirsak 2013;168–71.
Sebagai Obat Anti Kanker. WHO. World Cancer Report 2014-2015.
2016;3(1):128–31. Sudarma M. Sosiologi Untuk Kesehatan.
Aldrat H, Hidayatullah S, Islamic S. Indonesia: Salemba Medika; 2008.
Penggunaan Obat Herbal pada Desideria B. Singkong Belum Terbukti
Pasien Kanker Serviks. J Ilmu Sembuhkan Kanker - Health
Kefarmasian Indones. Liputan6. Indonesia; 2015.
2010;Volume 8,(October 2014). Cancer Studies and ResearchCenter. 9
Ahimsa GK. Efektivitas Anti Kanker Khasiat Singkong Rebus Untuk
Ekstrak Ari Daun Kelor (Moringa Kanker Paling Ampuh -
oleifera L) Terhadap Cell Line FaktaKanker. Indonesia; 2017.
Kanker Serviks Hela Dengan Uji Grant, RD, CSO, LD, MS. Nutrition in
Sitotoksisitas, Dan Jalur Induksi Cancer Treatment: Continuum of

62
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Care. 3rd Edition. Revised April
2012.
Lovincic H. A Cancer Nutrition Guide
HEAL Well: A Cancer Nutrition
Guide. American Institute For
Cancer Research. 2012

63
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENGARUH TERAPI KOGNITIF BEHAVIOUR TERHADAP KECEMASAN IBU
BERSALIN DI UPTD RUMAH BERSALIN PATEN
KOTA MAGELANG TAHUN 2018

Suparti1, Heni Setyowati Esti Rahayu2, Kartika Wijayanti3


1,2,3
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang

ABSTRACT

Backgroud: Maternal Mortality Rate (MMR) in indonesia has increased to 359 per 100.000 live births. Women
of birth anxiety is one of the risk factor of labour duration and can be bad for the mother and fetus. One of the
efforts to overcome women of birth anxiety is by giving cognitive behavior theraphy. Objective: To know the
influence of cognitive behavior theraphy for women of birth anxiety at UPTD Rumah Bersalin Paten Kota
Magelang. Methods: The methods used in this research was quasi experiment with the used of two group pretest
and posttest with control. The cognitive behavior theraphy were give many as 1 time with duration of 15 minutes.
The samples used were 52 respondents divided into 2 groups, 26 intervention groups and 26 control groups in a
sample using proporsional random sampling technique. The women of birth anxiety was measured by using
Pregnancy Stresss Rating Scale questionnaire. The statistical test used was Wilcoxon Test and the statistical
Kolmogorov Smirnov Test with significant level of p=<0.05. Results: There was a significant difference of anxiety
between before and after cognitive behavior theraphy with a p value= p=<0.05 and there was a significant
diferrences in the interventions and control group with a p value= 0.000. Conclusion: The cognitive behavior
theraphy was affective in lowering women of birth anxiety.

Keywords: Cognitive behavior theraphy, anxiety, labor

PENDAHULUAN
Persalinan adalah proses karena kontraksi, khawatir, kecemasan
pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan sebagainya (Hidayat, 2015).
dan membran dari dalam rahim melalui Salah satu permasalahan
jalan lahir. Proses ini berawal dari psikologi yang sering terjadi saat
pembukaan dan dilatasi serviks akibat bersalin diantaranya yaitu kecemasan.
kontraksi uterus dengan frekuensi, Kecemasan adalah pengalaman individu
durasi, dan kekuatan yang teratur yang bersifat subyektif yang sering
(Aprillia, 2010). Pada setiap tahap bermanifestasi sebagai perilaku yang
persalinan, ibu akan mengalami disfungsional yang diartikan sebagai
perubahan fisik dan psikologi yang perasaan “kesulitan” dan kesusahan
spesifik sebagai respon dari apa yang terhadap kejadian yang tidak diketahui
dirasakan dari proses persalinananya. dengan pasti (Ramaiah, 2013).
Permasalahan fisik yang ditemukan Kecemasan adalah perasaan tidak
selama proses persalinan diantaranya: nyaman atau kekhawatiran samar
badan terasa sakit, pegal-pegal, lelah, disertai respon autoimun, perasaan takut
nyeri, detakan jantung semakin cepat, yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
dada terasa sesak dan sebagainya. bahaya (Nanda, 2012). Kecemasan
Kemudian permasalahan yang terjadi adalah perasaan takut, ketidakpastian,
selama proses persalinan secara gelisah atau ketakutan terhadap ancaman
psikologi antara lain perasaan tidak enak, yang nyata atau dirasakan (Zahrani,
takut dan ragu-ragu akan persalinan yang 2009). Semua wanita akan mengalami
dihadapi, gelisah, gugup, tidak nyaman kecemasan pada proses persalinan yang
bisa dikarenakan rasa nyeri persalinan.

64
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Perasaan kecemasan dan sikap seorang menegang, terutama otot-otot yang
wanita dalam melahirkan sangat berada di jalan rahim ikut menjadi kaku
bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak dan keras sehingga sulit mengembang.
faktor, diantaranya perbedaan struktur Selain itu, emosi yang tidak stabil dapat
sosial, budaya, agama, kesiapan ibu membuat rasa sakit meningkat. Selama
dalam menghadapi persalinan, proses persalinan dibutuhkan
pengalaman masa lalu, pendampingan ketenangan agar proses persalinan
keluarga, dan lingkungan (Rohani, et al, berjalan lancar (Hidayat, 2015).
2011). Perasaan ketidaksiapan ibu Upaya untuk mengatasi
menghadapi proses persalinan akan kecemasan selama persalinan sangat
menimbulkan kecemasan dan ketakutan bervariasi baik secara farmaka maupun
yang bisa meningkatkan intensitas nyeri non farmaka. Upaya yang dapat
dalam setiap kontraksi dan dilakukan secara farmaka antara lain
meningkatkan ketegangan otot dalam pemberian obat benzodiazepine, obat ini
menghadapi persalinan (Manuaba, di gunakan untuk jangka pendek, dan
2010). tidak dianjurkan untuk jangka panjang
Angka kematian ibu (AKI) akibat karena pengobatan ini menyebabkan
persalinan di Indonesia masih tinggi toleransi dan ketergantungan. Efek
yaitu 359/100.000 kelahiran hidup dan samping bagi ibu dari obat tersebut
angka kematian bayi 26/1.000 kelahiran antara lain: pusing, sakit kepala, kepala
hidup (Kemenkes RI, 2013). Angka terasa ringan, berkeringat, takikardi
kematian ibu untuk provinsi Jawa tetapi jarang, mengantuk dan eksitasi.
Tengah tahun 2012 sebesar 116/100.000 Kemudian efek samping bagi janin
kelahiran hidup, sedangkan angka seperti hiperbilirubinemia dan beresiko
kematian bayi sebesar 12/1.000 kecacatan (Santrock, 2008).
kelahiran hidup. Angka kematian ibu Upaya untuk mengatasi
merupakan salah satu indikator untuk kecemasan secara non farmaka antara
melihat derajat kesejahteraan perempuan lain: distraksi (dengan cara mengalihkan
dan target yang telah ditentukan. perhatian pada hal-hal lain sehingga
Penyebab tingginya angka kematian ibu pasien akan lupa terhadap cemas yang
salah satunya yaitu kecemasan yang ibu dialami), relaksasi, hipnosis (relaksasi
alami selama proses bersalin, yang tidak mendalam dengan menggunakan pola
segera diatasi oleh tenaga kesehatan pernafasan lambat, fokus, tenang dan
sehingga proses persalinan menjadi dalam keadaan sadar sepenuhnya),
lama. Persalinan lama akan berbahaya Terapi Kognitif Behaviour (TKB) dan
bagi ibu dan janin apabila faktor sebagainya (Pantiawati, 2013).
kecemasan tersebut tidak segera Intervensi TKB adalah bentuk
ditangani (Prapto, et al, 2015). psikoterapi yang menekankan
Kecemasan dalam proses persalinan pentingnya peran pikiran dalam
yang tidak segera diatasi akan mengambil keputusan dan tindakan
menimbulkan ketegangan, menghalangi berdasarkan atas kognisi, asumsi,
relaksasi tubuh, menyebabkan keletihan kepercayaan, dan perilaku dengan tujuan
atau bahkan mempengaruhi kondisi janin untuk mempengaruhi emosi yang
dalam kandungan. Kondisi tersebut terganggu (Devkota, 2012).
mengakibatkan otot-otot tubuh

65
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan proporsi. Metode pengumpulan data pada
rancangan penelitian Quasy Experiment penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan rancangan Two Group Pretest And Pregnancy Stress Rating Scale (PSRS), uji
Posttest With Control Group Design, yang validitas kuesioner PSRS dilakukan di
terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok klinik medikal center tainan, southern
intervensi dan kelompok kontrol. taiwan. nilai signifikasi kuesioner 5
Kelompok intervensi diberikan terapi karakteristik responden lebih dari 0.349
kognitif behaviour dan kelompok kontrol sehingga semua pernyataan dinyatakan
tidak diberikan perlakuan. Kemudian akan valid dengn nilai Cronbach’s Alpha
diidentifikasi perbedaan anatara kedua sebesar 0.92 dan reliabilitas sebesar 0.82.
kelompok tersebut. Lokasi dalam Kuesioner PSRS memiliki 36 item
penelitian ini di UPTD Rumah Bersalin pertanyaan dan memilki dimensi faktor
Paten Kota Magelang. Subjek dalam stress selama kehamilan. Kuesioner
penelitian ini adalah ibu bersalin yang diberikan sebelum dan sesudah diberikan
mengalami kecemasan, ibu bersalin yang tindakan terapi kognitif behaviour dan
dalam keadaan sadar dan tidak mengalami tanpa tindakan pada kelompok kontrol.
disorietasi waktu dan tempat, ibu bersalin Analisis terhadap data penelitian
yang memiliki tingkat kecemasan ringan dilakukan setelah semua data yang
dan sedang, ibu bersalin primipara dan diperlukan terkumpul. Langkah
multipara. selanjutnya adalah analisa data yang
Teknik yang digunakan dalam dilakukan sebelum (pretest) dan data
pengambilan subjek penelitian adalah sesudah (postest) diberikannya terapi
dengan menggunakan teknik proportional kognitif behaviour dan kelompok kontrol
random sampling. tanpa tindakan degan menggunakan uji
Populasi dalam penelitian ini ibu statistik Wilcoxon. Kemudian untuk
bersalin yang mengalami kecemasan mengukur perbedaan kecemasan setelah
sejumlah 52 responden di UPTD Rumah terapi kognitif behaviour pada kelompok
Bersalin Paten Kota Magelang, untuk intervensi dan elompok kontrol
pengambilan sampel ada populasi diambil menggunakan uji statistik Kolmogorov
secara proporsional sehingga Smirnov.
pengambilan sampel dapat merata dan

66
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
HASIL DAN PENELITAN
Hasil Penelitian
Karakteristik responden tindakan terapi kognitif behaviour dan kelompok kontrol
terhadap kecemasan ibu bersalin dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Gambaran Karakteristik Responden
Kelompok Terapi Kognitif Kelompok kontrol
Behaviour Homogenitas
n= 26 % n= 26 %
Usia
< 20 tahun 4 15.4 2 7.7
20- 35 tahun 19 73.1 22 84.6 0.696
>35 tahun 3 11.5 2 7.7
Parietas
Primipara 14 53.8 10 38.5 0.815
Multipara 12 46.2 16 61.5
Tingkat
Kecemasan
Sebelum Tindakan
Ringan 12 46.2 20 76.9
Sedang 14 53.8 6 23.1 0.740
Berat 0 0.0 0 0.0

Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan 0.815, yang berarti bahwa nilai tersebut
hasil bahwa usia ibu bersalin paling banyak lebih besar dari nilai signifikasi yaitu
yaitu antara 25-35 tahun sebanyak 19 sebesar 0.05 maka dapat disimpulkan
responden (73.1%) kelompok terapi bahwa kedua kelompok data mempunyai
kognitif behaviour dan 22 responden varian yang sama atau homogen. Tidak ada
(84.6%) kelompok kontrol. Uji perbedaan parietas antara kelompok terapi
homogenitaspada kelompokterapi kognitif kognitif behaviour dan kelompok kontrol
behaviour dan kelompok kontrol sebesar (Riwidikdo, 2013).
0.696, yang berarti bahwa nilai tersebut Tingkat kecemasan kelompok
lebih besar dari nilai signifikasi yaitu terapi kognitif behaviour sebelum
sebesar 0.05 maka dapat disimpulkan intervensi sebanyak 12 responden (46.2%)
bahwa kedua kelompok data mempunyai mengalami kecemasan ringan dan 14
varian yang sama atau homogen. Tidak ada responden (53.8%) mengalami kecemasan
perbedaan usia antara kelompok terapi sedang. Kemudian tingkat kecemasan
kognitif behaviour dan kelompok kontrol kelompok kontrol sebanyak 20 responden
(Riwidikdo, 2013). (76.9%) mengalmai kecemasan ringan dan
Distribusi paritas ibu bersalin 6 responden (23.1%) mengalami
primipara sebanyak 14 responden (53.8%) kecemasan sedang. Uji homogenitas tingkat
kelompok terapi kognitif behaviour dan 10 kecemasan sebelum tindakan pada
responden (38.5%) kelompok kontrol. kelompok terapi kognitif behaviour dan
Kemudian parietas ibu bersalin multipara kelompok kontrol sebesar 0.740, yang
sebanyak 12 responden (46.2%) kelompok berarti bahwa nilai tersebut lebih besar dari
kognitif behaviour dan 16 responden nilai signifikasi yaitu sebesar 0.05 maka
(61.5%) kelompok kontrol. Uji dapat disimpulkan bahwa kelompok data
homogenitaspada kelompokterapi kognitif tersebut mempunyai varian yang sama atau
behaviour dan kelompok kontrol sebesar homogen (Riwidikdo, 2013).
67
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Tabel 3.2 Perbedaan tingkat kecemasan kecemasan sebelum dan sesudah pada
sebelum dan sesudah terapi kognitif kelompok kontrol yang mengalami
behaviour pada kelompok intervensi (n=26) kecemasan ringan sebanyak 20 responden
(76.9%) dan 6 responden (23%) mengalami
Pengukuran Ringan Sedang Berat P kecemasan sedang. Selisih penurunan
value
N % N % N % kecemasan pada kelompok kontrol tidak
Sebelum 12 46.2 14 53.8 0 0.0 0.000 ada dengan nilai p = 1.000 hal ini
Sesudah 26 100 0 0.0 0 0.0 menunjukkan bahwa nilai p >0.05, yang
berarti tidak ada perbedaan yang signifikan
Berdasarkan tabel 3.2 Hasil analisis pada kelompok kontrol.
uji Wilcoxon pada kelompok intervensi Tabel 3.4 Perbedaan tingkat kecemasan
didapatkan data bahwa jumlah responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Kelompok Kelompok
pada kelompok intervensi sebanyak 26 Pengukuran Intervensi kontrol P
responden. Jumlah responden sebelum n= % n= % value
dilakukan intervensi sebanyak 12 26 26
responden (46.2%) mengalami kecemasan Ringan 26 100.0 20 76.9
ringan dan 14 responden (53.8%)
mengalami kecemasan sedang. Setelah Sedang 0 0.0 6 23.0 0.000
dilakukan intervensi ternyata jumlah Berat 0 0.0 0 0.0
responden sebanyak 26 responden (100%)
mengalami kecemasan ringan. Selisih
penurunan tingkat kecemasan antara Berdasarkan tabel 4.4 Hasil analisis
sebelum dan sesudah diberikan terapi Kolmogorov Smirnov didapatkan data
kognitif behaviour pada kelompok bahwa jumlah responden pada kelompok
intervensi adalah 53.8% dengan nilai p= intervensi sebanyak 26 responden dan 26
0.000, hal ini menunjukkan bahwa nilai p responden pada kelompok kontrol sehingga
<0.05 ada perbedaan yang signifikan antara berjumlah 52 responden. Jumlah responden
sebelum dan sesudah diberikan terapi pada kelompok intervensi yang mengalami
kognitif behaviour pada kelompok kecemasan ringan sebanyak 26 responden
intervensi. (100%) dan jumlah responden pada
kelompok kontrol yang mengalami
Tabel 3.3 Perbedaan tingkat kecemasan
kecemasan ringan sebanyak 20 responden
pada kelompok kontrol
Pengukura Ringan Sedang Berat P (76.9%) dan 6 responden (23%) mengalami
n n N % N % valu kecemasan sedang, dengan nilai p = 0.000
% e hal ini menunjukkan bahwa nilai p <0.05
Tingkat yang berarti bahwa terdapat perbedaan
kecemasan yang signifikan pengukuran tingkat
Sebelum 2 76. 6 23. 0 0. 1.00 kecemasan kelompok intervensi dan
0 9 0 0 0
Sesudah 2 76. 6 23. 0 0.
kelompok kontrol sehingga mendapatkan
0 9 0 0 hasil Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan tabel 3.3 Hasil analisis


PEMBAHASAN
uji Wilcoxon pada kelompok kontrol
Kecemasan adalah perasaan was-
didapatkan data bahwa jumlah responden
was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-
pada kelompok kontrol sebanyak 26
akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai
responden. Hasil pengukuran tingkat
ancaman (Ramaiah, 2013). Kecemasan
68
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
adalah emosi yang tidak menyenangkan, pikiran, perilaku, dan emosi (Pedneuault,
yang ditandai dengan kekhawatiran, 2008 dalam Nyumirah, 2012).
keprihatinan, dan rasa takut yang kadang- Terapi kognitif behaviour dalam hal
kadang kita alami dalam tingkat yang ini membimbing klien memiliki perubahan
berbeda (Maimunah, 2011). pikiran dan perilaku positif untuk
Penyebab timbulnya kecemasan mengurangi kecemasan ketika klien
yang terjadi pada ibu bersalin dipengaruhi mengalami relaksasi dimana keadaan
oleh beberapa faktor fisik dan psikologis. tersebut memiliki tingkat tinggi untuk
Faktor fisik yang mempengaruhi yaitu masuknya sugesti. Ketika dalam kondisi
ukuran panggul dan posisi bayi dalam tersugesti, manusia dalam kondisi bawah
kandungan. Sedangkan faktor psikisnya sadar dan percaya, sehingga dapat
yaitu takut mati, trauma kelahiran, mengendalikan pikiran-pikiran tanpa
ketakutan melahirkan dan lainnya (Yuliana, disadari dan dapat mengungkap ide dan
2002 dalam Sari dan Pantiawati, 2013). pikiran sebenarnya jauh diluar pikiran sadar
Kecemasan selama proses persalinan (Elias, 2009).
sangat merugikan bagi Hasil penelitian ini adalah ada
ibu bersalin, karena mempengaruhi hubungan terapi kognitif behaviour dalam
ibu dan janin yang sedang dikandungannya. mengatasi kecemasan pada ibu bersalin.
Sifat-sifat mudah menangis, mudah Terapi kognitif behaviour bekerja
tersinggung dan mudah cemas dapat menstimulasi neurotransmiter yang
menyebabkan kelahiran prematur yang menyebabkan kecemasan sehingga akan
mengakibatkan terjadinya hambatan merangsang sistem saraf otonomik melalui
intelektual, perkembangan motorik, proses Stimulus-Kognisi-Respon (SKR)
perkembangan bicara dan perkembangan yang saling berkaitan dan membentuk
emosi. Calon ibu yang cemas dalam proses sistem jaringan dalam otak, sehingga
bersalin maka harus dicari sumber mekanisme biokimia dalam otak akan jelas
kecemasannya agar tidak membebani (Sukandar, 2009).
(Sutrimo, 2012). Kemudian pada ibu yang bersalin
Dampak kecemasan pada ibu terjadi keseimbangan antara hormon
bersalin dapat menyebabkan peningkatan estrogen dan progesteron, penurunan sistem
kadar katekolamin ibu diatas kadar yang saraf simpatik, dan penurunan hormon
ditemukan sebelum persalinan, resiko CRH (Corticotropin Releasing Hormon)
keterlambatan perkembangan motorik dan yang berhubungan dengan persalinan.
mental janin, meningkatkan intensitas nyeri Kemudian dengan mengenali status
dalam setiap kontraksi, otot-otot menjadi kognitif klien melalui Stimulus-Kognisi-
tegang dan ibu cepat lelah, gelisah, tidak Respon (SKR) kognisi yang negatif
mampu memusatkan perhatian, dan dipersiapkan oleh otak dan pikiran untuk
persalinan lebih lama atau memanjang mencapai keyakinan yang rasional
(Cpad, 2006 dalam Handayani, et al, 2014). sehingga akan merubah kognisi,
Kecemasan pada ibu bersalin dapat kepercayaan, perasaan dan sikap klien pada
diatasi dengan salah satu teknik non tindakan yang rasional (Sukandar, 2009).
farmaka yaitu terapi kognitif behaviour. Penerapan terapi kognitif behaviour
Terapi kognitif behaviour merupakan salah dapat merubah pola pikir negatif menjadi
satu bentuk psikoterapi yang didasarkan positif sehingga perilaku maladaptif yang
pada teori bahwa gejala fisiologis timbul akibat pola pikir yang salah akan
behubungan dengan interaksi antara merubah menjadi perilaku yang adaptif,
sehingga individu memiliki peningkatan
69
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
kemampuan untuk mengendalikan KESIMPULAN
kognitifnya dalam menghadapi masalah, Hipotesis dalam penelitian ini
merubah kepercayaan, perilaku dan emosi terbukti bahwa terdapat hubungan terapi
pada suatu masalah dan kecemasan, serta kognitif behaviour dalam mengatasi
mampu memilih keyakinan yang sesuai kecemasan ibu bersalin. hasil uji statistik
pada individu (Martin, 2010 dalam perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
Nyumirah, 2015). diberikan terapi kognitif behaviour pada
Hasil penelitian ini juga didukung kelompok intervensi dan kelompok kontrol
oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam menghadapi kecemasan pada ibu
oleh Setyaningsih (2011) menyatakan bersalin didapatkan hasil p=0.000 (p< 0.05)
bahwa terapi kognitif behaviour dapat yang artinya bahwa Ho ditolak dan Ha
mengatasi kecemasan yang menimbulkan diterima. Dari hasil tersebut dapat
harga diri pasien gagal ginjal kronik. disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
Demikian juga dengan penelitian Sukandar yang signifikan antara sebelum dan sesudah
(2009) yang menyatakan bahwa terapi diberikan terapi kognitif behaviour pada
kognitif behaviour efektif untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol
mengurangi kecemasan pada ibu hamil dalam menhadapi kecemasan pada ibu
dengan nilai (TMAS scor early 20,900+- bersalin. pada penelitian ini didapatkan
3,796 finaly TMAS scor 15, 450 +- 1,849; t perbedaan kecemasan pada kelompok
= 9,581; p = 0.000). terapi kognitif behaviour dan kelompok
Berdasarkan penelitian Novitasari kontrol. Terapi kognitif behaviour
(2013), menyatakan bahwa terapi kognitif berpengaruh dalam mengatasi kecemasan
behaviour dapat menurunkan kecemasan ibu bersalin dengan nilai p=0.000 (p<0.05).
pada anak usia sekolah. Demikian juga
dengan penelitian Putri (2012) menyatakan REFERENSI
bahwa terapi kognitif behaviour dapat Aprillia, Yessie. (2010). Hipnostetri:
menurunkan kecemasan lansia dengan p Rileks, Nyaman dan Aman Saat Hamil
value 0.001 (p < 0.05). Terapi Kognitif dan Melahirkan. Jakarta: Gagas
Behavior (TKB) merupakan salah satu Media.
bentuk terapi modalitas yang termasuk Devkota, Matrika. (2012). Pusat Pemulihan
aktergori terapi individu. Terapi ini efektif Dan Pelatihan Penderita Gangguan
untuk individu yang mengalami Jiwa / Depresi : Panduan Bagi Pasien,
permsalahan psikiatrik (Singh, 2014). Keluarga, Dan Teman Dekat.
Terapi kognitif juga efektif digunakan Purworejo : Tirtojiwo
untuk ibu post patum yang mengalami Anbu, Vijayalakshmi.2015. The effect of
depresi (Huang, 2018). Terapi kognitif Cognitive Behavior Therapy and Yoga
Behaviour ini juga bisa dikobinaskan Therapy for Pregnant Women.
dengan terapi lain seperti yoga dn Kim, Deborah R.. 2014. MD, Liisa
diterapkan kepada ibu hamil.. Hasil Hantsoo, PhD, Michael E. Thase, MD,
kombinasi kedua terapi ini mampu Mary Sammel, ScD, and C. Neill
membuat ibu hamil lebih siap dengan Epperson. Computer-Assisted
kehamilannya (Anbu, 2015). Modifikasi Cognitive Behavioral Therapy for
TKB sangat berguna bagi ibu hamil untuk Pregnant Women with Major
mengurangi perasanan cemasnya (Kim, Depressive Disorder.
2014). Ibu hamil bisa memanfaatkan terapi Elias, Jack CHT. (2009). Hipnosis dan
kognitif behavior. Hipnoterapi Transpersonal/NLP.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
70
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Handayani, Reska. (2015). Faktor-Faktor Kekhususan Keperawatan Jiwa
Yang Berhubungan Tingkat Universitas Indonesia Depok, Juli
Kecemasan Menjelang Persalinan 2012.
Pada Ibu Primigravida Trimester 3 Di Pantiawati, Ika. Sari, Desy Kartika. (2013).
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Perbandingan Teknik Masasse Dan
Buaya Padang Tahun 2012. Ners Terapi Musik Terhadap Penurunan
Jurnal Keperawatan Vol.2 No. 1 Maret Kecemasan Pada Ibu Bersalin
2015. Stikes Amanah Padang. Primipara Di Kecamatan Brebes.
Hidayat, Syaifurrahman. (2015). Jurnal Ilmu Kebidanan, Vol. 4 No. 1
Kecemasan Ibu Hamil Dalam Edisi Juni 2013. Akbid YLPP
Menghadapi Proses Persalinan. Jurnal Purwokerto
Kesehatan “Wiraraja Medika”. Karamoozian Mahsa, Ghasem
Program Studi Ilmu Keperawtan Askarizadeh. 2015. Impact of Prenatal
UNIJA Sumenep. Cognitive-Behavioral Stress
Huang Lili, 2018 Yunzhi Zhao, Chunfang Management Intervention on Maternal
Qiang, Bozhen Fan, Is cognitive Anxiety and Depression and
behavioral therapy a better choice for Newborns’ Apgar Scores
women with postnatal depression? A Prapto, Dini.A.P. Nashori, H.Fuad.
systematic review and meta- Rumiyani. (2015). Terapi Tadabur Al
analysisID Qur’an Untuk Mengurangi Kecemasan
Kemenkes RI. (2013). Buku Saku FAQ Putri, Maha Decha Dwi. (2012).
(Frequently Asked Questions) BPJS Penggunaan Intervensi Kelompok
Kesehatan. Jakarta: Kementrian Cognitive Behavior Therapy (CBT)
kesehatan RI. Untuk Menurunkan Kecemasan Pada
Maimunah. (2011). Kecemasan Ibu Hamil Lansia. Tesis. Fakultas Psikologi,
Menjelang Persalinan Pertama. Jurnal: Program Studi Psikologi Profesi
Fakultas Psikologi. Universitas Peminatan Klinis Dewasa Universitas
Muhammadiyah Malang. Indonesia Depok.
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Konsep Ramaiyah, Santri. (2013). Kecemasan :
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.
EGC. Jakarta : Pustaka Populer Obor
Nanda. (2012). Diagnosa Keperawatan: Riwidikdo, Handoko. (2013). Statistik
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Kesehatan Dengan Plikasi SPSS dalm
Jakarta: EGC. Prosedur Penelitian. Yogyakarta:
Novitasari, Yomi. (2013). Penerapan Rihama-Rohama.
Cognitive Behaviour Therapy (CBT) Rohani, et al. (2011). Asuhan Kebidanan
Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Pada Masa Persalinan. Jakarta: Medika
Anak Sekolah. Tesis. Program Studi Salemba.
Magister Profesi Psikologi Universitas Santrock, John W. (2008). Adolescence
Indonesia Depok Perkembangan Remaja. Jakarta : EGC.
Nyumirah, Sri. (2012). Pengaruh Terapi Setyaningsih, Tri. (2011). Pengaruh
Perilaku Kognitif Terhadap Cognitive Behavior Theraphy (CBT)
Kemampuan Interaksi Sosial Klien Terhadap Perubahan Harga Diri Pasien
Isolasi Sosial Di RSJ dr Amino Gagal Ginjal Kronik Di Unit
Gondohutomo Semarang. Tesis. Hemodialisa Rumah Sakit Husada
Fakultas Ilmu Keperawatan Program Jakarta 2011. Tesis. Pascasarjana
Mageister Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
71
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Kekhususan Keperawatan Jiwa Kedokteran Jiwa. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Tahun 2011. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Singh Satwant.2014. Delivering Group Sutrimo, A. (2012). Pengaruh Guided
Cognitive Behavioural Therapy. Imagery and Music (GIM) Terhadap
Competencies and Group Processes Kecemasan Pasien Pre Operasi Section
Sukandar, Anis. (2009). Keefektifan Caesarea Di RSUD Banyumas. S1
Kognitif Behaviour Terapi Umtuk Keperawatan, FK Universitas Jenderal
Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Soedirman Purwokerto
Ibu Hamil Di Rumah Sakit PKU Zahrani, Musfir Bin Said. (2009).
Muhammadiyah Surakarta. Tesis. Konseling Terapi. Jakarta: Gema
Program Pendidikan Dokter Spesialis Insani

72
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
EFEKTIVITAS PROGRAM MANASIJA TERHADAP PENGETAHUAN
TENTANG MANAJEMEN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA

Mekar Dwi Anggraeni1, Lutfatul Latifah1, Aprilia Kartikasari1


1
Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman
Corresponding author: mekar.dwi@gmail.com

ABSTRAK

Angka pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Banyumas hanya 52%. Ibu bekerja merupakan salah satu
kelompok masyarakat yang beresiko tinggi tidak memberikan ASI eksklusif. Kurangnya pengetahuan tentang
manajemen ASI eksklusif pada ibu bekerja merupakan penyebab utama ibu bekerja tidak memberikan ASI
eksklusif. Diperlukan suatu program peningkatan pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen ASI eksklusif.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Program MANASIJA (Manajemen ASI Eksklusif pada Ibu
Bekerja) terhadap pengetahuan ibu bekerja tentang ASI eksklusif. Desain dalam penelitian ini adalah quasy
experiment pre and post-test one group only. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bekerja di Unit
Pendidikan Kecamatan Baturraden. Sampel dalam penelitian berjumlah 26 orang. Pengetahuan tentang ASI
eksklusif pada ibu bekerja diukur menggunakan kuesioner. Analisa data penelitian menggunakan uji
Wilcoxon. Responden berusia antara 20-35 tahun (23,1%) dan lebih dari 35 tahun (76,9%), sebagian besar
responden berpendidikan S1 (88,5%) dan bekerja sebagai guru (76,9%). Rerata skor pre-test pengetahuan
tentang ASI eksklusif pada ibu bekerja adalah 5,84 dan rerata skor post-test pengetahuan tentang ASI eksklusif
pada ibu bekerja adalah 7, 61. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan program MANASIJA (Z = 3,88, p<0.001). Program
MANASIJA efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu bekerja tentang ASI eksklusif.
Kata kunci: ibu bekerja, manajemen ASI eksklusif, pengetahuan

ABSTRACT

The number of exclusive breastfeeding in Banyumas Regency is only 52%. Working mother is a high
risk population of non-exclusive breastfeeding practice. Lack of exclusive breastfeeding
management knowledge among working mothers is the main cause of low exclusive breastfeeding
practice among working mothers. Need a program to increase the working mothers knowledge
related to exclusive breastfeeding management. This study aimed to examine the effectiveness of the
MANASIJA Program (Management of Exclusive Breastfeeding on Working Mothers) on the
knowledge of mothers working. Method: The design in this study was a quasy experiment pre and
post-test one group only. The population in this study were working mothers in the Baturraden
District Education Unit. The sample in the study amounted to 26 people. Exclusive breastfeeding
management knowledge was measured using a questionnaire. Data were analyzed using univariate
and bivariate. Wilcoxon test was used to examine the differences of pre and post test data. Results:
Respondents aged ranged between 20-35 years (23.1%) and more than 35 years (76.9%), most of
the respondents had completed a bachelor degree (88.5%) and worked as teachers (76.9%). The
mean of pre-test score was 5.84 and the mean score of post-test score was 7.61. The Wilcoxon test
results showed that there was a significant difference of pre and post-test score (Z = 3.88, p <0.001).
The MANASIJA program is effective in increasing the knowledge of mothers working on exclusive
breastfeeding.
Keywords: exclusive breastfeeding management, knowledge, working mother

73
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN sebelumnya menunjukkan bahwa status
Air Susu Ibu (ASI) memiliki pekerjaan ibu merupakan salah faktor
banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Word yang paling signifikan mempengaruhi
Health Organization (2018) pemberian ASI eksklusif (Anggraeni,
merekomendasikan pemberian ASI 2015). Sebanyak 51,82% perempuan
eksklusif kepada semua ibu di dunia, yang berusia lebih dari 15 tahun di
terutama ibu yang tinggal di negara Kabupaten Banyumas merupakan
berkembang. Manfaat ASI eksklusif bagi pekerja (Biro Pusat Statistik Kabupaten
bayi adalah mencegah infeksi saluran Banyumas, 2013). Sebanyak ..% ibu
nafas atas, infeksi saluran pencernaan, bekerja yang memberikan ASI secara
menurunkan jumlah bayi yang masuk eksklusif di Kabupaten Banyumas. Ibu
rumah sakit (Oddy et al., 2006), bekerja yang tidak memberikan ASI
mencegah diare (Lamberti, Walker, eksklusif memberikan alasan karena ibu
Noiman, Victora, & Black, 2011), hanya memiliki masa cuti 12 minggu dan
infeksi jamur (Kadir, Uygun, & Akyuz, 4 minggu diantaranya harus diambil
2005), eczema (Wang, 2017), dan sebelum ibu melahirkan. Setelah masa
peningkatan intelegensi (Horta, Mola, & cuti selesai maka ibu harus kembali
Victora, 2015). Manfaat memberikan bekerja dan tidak bisa selalu bersama
ASI eksklusif bagi ibu adalah dengan bayi untuk menyusui. Hal ini
menurunkan resiko terjadinya diabetes didukung oleh penelitian yang dilakukan
tipe 1, hipertensi, penyakit jantung, oleh Rejeki (2010) yang menunjukkan
kanker (Binns, Lee, & Low, 2016), bahwa ibu bekerja menghadapi banyak
diabetes tipe 2, obesitas (Binns, Lee, & kendala dalam memberikan ASI
Low, 2016; Horta, Mola, & Victora, eksklusif. Kendala yang dialami ibu
2015). Meskipun demikian, tidak semua bekerja adalah tidak nyaman, air susu
ibu memberikan ASI secara eksklusif. merembes ke baju, payudara bengkak,
Cakupan ASI eksklusif di harus sering memerah ASI, menyita
Indonesia belum sesuai dengan target waktu kerja, sering merasa lapar, dan
yang ditentukan oleh Pemerintah jarak rumah yang jauh sehingga ibu tidak
Republik Indonesia. Data Survey bisa segera pulang saat akan menyusui
Demografi dan Kesehatan Indonesia bayi (Rejeki, 2008).
(2017) menunjukkan bahwa hanya 53% Hasil studi pendahuluan yang
ibu memberikan ASI eksklusif di dilakukan pada 15 guru perempuan yang
Indonesia. Cakupan pemberian ASI memiliki bayi atau balita di UPK
eksklusif di Kabupaten Banyumas tidak Baturraden menunjukkan bahwa semua
berbeda jauh dengan nasional, yaitu guru tersebut tidak menyusui ASI secara
sebesar 52,5% (Dinkes Kabupaten eksklusif. Alasan ibu tidak memberikan
Banyumas, 2017). Berbagai faktor ASI eksklusif adalah susah mengatur
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif waktu antara waktu kerja dan menyusui
di Kabupaten Banyumas yaitu bayi di rumah, jarak rumah dan tempat
pengetahuan tentang ASI eksklusif, kerja jauh, pengasuh bayi memilih
sikap terhadap ASI eksklusif, dukungan memberikan susu formula, dan belum
keluarga, motivasi, dan status pekerjaan tahu cara memerah dan menyimpan ASI
ibu (Anggraeni, 2015). saat bekerja. Menurut informasi dari
Ibu bekerja merupakan salah satu pengurus Dharma Wanita
kelompok masyarakat yang beresiko UPK Baturraden belum pernah ada
tidak memberikan ASI eksklusif. informasi mengenai peningkatan
Penelitian yang telah dilakukan persepsi ibu terkait produksi ASI, pijat
74
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
oksitosin, cara memerah dan menyimpan METODE PENELITIAN
ASI perah, dan manajemen menyusui Desain penelitian ini adalah pra-
eksklusif pada ibu bekerja. experiment pre-posttest one group only.
Berbagai faktor mempengaruhi Penelitian dilakukan di UPK Kecamatan
pemberian ASI eksklusif pada ibu Baturraden, Kabupaten Banyumas,
bekerja. Pengetahuan ibu bekerja tentang Provinsi Jawa Tengah. Populasi pada
manajemen ASI eksklusif penelitian ini adalah semua ibu yang
mempengaruhi lama pemberian ASI bekerja di UPK Kecamatan Baturraden,
eksklusif (Anggraeni, 2015). Literatur Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa
review yang dilakukan oleh Hirani dan Tengah yang berjumlah 26 orang.
Karmaliani (2013) menunjukkan bahwa Jumlah sampel dalam penelitian ini
pengetahuan tentang manajemen adalah 24 orang yang dipilih dengan cara
pemberian ASI eksklusif pada ibu convenient sampling method. Kriteria
bekerja merupakan salah satu faktor inklusi pada penelitian ini adalah 1) ibu
kunci kesuksesan dalam pemberian ASI bekerja, 2) wanita usia subur, 3) sudah
eksklusif oleh ibu bekerja di Pakistan. menikah, dan 4) bersedia menjadi
Menurut Ajzen (1991), pengetahuan responden. Kriteria eksklusi pada
merupakan faktor predisposisi penting penelitian ini adalah 1) menderita kanker
dalam pembentukan perilaku manusia. payudara, (2) memiliki riwayat trauma
Penelitian sebelumnya menunjukkan pada payudara, (3) memiliki riwayat
bahwa edukasi dan promosi manajemen operasi payudara, (4) mengalami
ASI eksklusif yang dilakukan oleh kecacatan, dan (5) mengundurkan diri
tenaga kesehatan mampu meningkatkan saat penelitian berlangsung. Data
pengetahuan dan lama pemberian ASI dikumpulkan menggunakan kuesioner
eksklusif pada ibu bekerja di Amerika data demografi dan kuesioner
Serikat (Balkam & Sara, 2010). pengetahuan manajemen ASI eksklusif
Meskipun telah banyak pada ibu bekerja. Normalitas data
penelitian yang menunjukkan bahwa pengetahuan tentang manajemen ASI
pengetahuan ibu bekerja terhadap eksklusif diuji menggunakan Uji
manajemen ASI eksklusif meningkatkan Saphiro-Wilk. Hasil uji normalitas data
lama pemberian ASI eksklusif dan ASI menunjukkan bahwa data pengetahuan
secara umum. Namun belum pernah ada tentang manajemen ASI eksklusif tidak
penelitian yang mengembangkan terdistribusi normal. Selanjutnya data
program dan menguji efektifitas edukasi pengetahuan tentang manajemen ASI
kesehatan tentang manajemen ASI eksklusif dianalisa menggunakan uji
eksklusif terhadap pengetahuan ibu Wilcoxon karena data tidak terdistribusi
bekerja tentang ASI eksklusif di normal.
Indonesia sebelumnya.

TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektifitas program
MANSIJA terhadap pengetahuan ibu
bekerja tentang manajemen ASI
eksklusif pada ibu bekerja.

75
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
HASIL PENELITIAN sebanyak 66,95%. Wanita pada usia
Karakteristik responden dalam produktif memiliki kemungkinan untuk
penelitian ini disajikan pada tabel 1. hamil dan menyusui anak. Pada
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian penelitian ini sebagian besar responden
Karakteristik f Persentase Mean SD penelitian berusia > 35 tahun karena
Responden (%)
pemerintah RI melakukan moratorium
Usia
20 - 35 6 23,1 43,5 9,79 pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
>35 20 76,9 sejak tahun 2015.
Pendidikan Kesetaraan dalam memperoleh
SD 1 3,8 - - hak dalam bidang pendidikan antara
SMA 2 7,7 perempuan dan laki-laki menyebabkan
S1 23 88,5
Pekerjaan kesetaraan di lapangan pekerjaan.
Guru 20 77 - - Menurut data Badan Pusat Statistik
Administrasi 6 23 (2017), jumlah wanita bekerja
Pendapatan mengalami peningkatan dibandingkan
> UMR 26 100 - - dengan tahun 2012. Saat ini, sebanyak
52% dari populasi wanita di Provinsi
Sebagian besar responden dalam Jawa Tengah bekerja. Salah satu jenis
penelitian ini berusia antara 20-35 tahun pekerjaan dengan presentase terbanyak
(23,1%) dan lebih dari 35 tahun (76,9%), dilakukan oleh wanita adalah tenaga
pendidikan S1 (88,5%), bekerja sebagai profesional (ILO, 2015) dan bekerja di
guru (76,9%), dan pendapatan > UMR sektor pendidikan sebanyak 38,9%
(100%). Rerata skor pre-test (Sakernas, 2016). Hal ini sesuai dengan
pengetahuan tentang ASI eksklusif pada hasil penelitian ini dimana sebagian
ibu bekerja adalah 5,85 dan rerata skor besar responden bekerja sebagai guru
post-test pengetahuan tentang ASI (76,9%). Guru merupakan profesi yang
eksklusif pada ibu bekerja adalah 7,62. diminati oleh banyak perempuan karena
Peneliti melakukan uji normalitas data sesuai dengan insting keibuan dan
sebelum melakukan uji bivariat. Uji memiliki derajat sosial yang tinggi di
normalitas data menggunakan Saphiro- masyarakat. Oleh karena itu, banyak
Wilk menunjukkan bahwa data perempuan yang memilih untuk menjadi
pengetahuan tentang manajemen ASI guru sebagai profesinya. Tingkat
eksklusif tidak terdistribusi normal. pendidikan penduduk Indonesia
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa mengalami peningkatan jika
terdapat perbedaan pengetahuan tentang dibandingkan dengan satu dekade
manajemen ASI eksklusif antara sebelumnya. Pada penelitian ini sebagian
sebelum dan setelah diberikan besar responden berpendidikan S1
pendidikan kesehatan MANASIJA (Z= - (88,5%). Hal ini dikarenakan sebagian
3,88, p<0,001). besar profesi responden penelitian
adalah guru. Sesuai UU Republik
PEMBAHASAN Indonesia No. 12 Tahun 2005, tingkat
Sebagian besar responden dalam pendidikan guru minimal adalah
penelitian ini berusia antara 20-35 tahun sarjana/D4.
(23,1%) dan lebih dari 35 tahun (76,9%). Partisipasi wanita dalam
Menurut data Kementrian Kesehatan pekerjaan meningkatkan pendapatan
Indonesia (2017), presentase wanita usia keluarga. Hal ini sesuai dengan hasil
produktif merupakan penduduk dengan penelitian yang dilakukan oleh
jumlah terbanyak di Indonesia, yaitu Anggraeni (2015) yang menunjukkan
76
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
bahwa sebagian besar ibu bekerja (Dodgson, Chee, & Yap, 2004).
memiliki pendapatan > UMR Kabupaten Dukungan tempat kerja anatara lain
Banyumas. Data Pemerintah Daerah berupa penyediaan fasilitas ruang laktasi
Kabupaten Banyumas menunjukkan di tempat kerja, waktu bekerja yang
bahwa UMR di Kabupaten Banyumas fleksibel untuk memerah ASI atau
saat ini adalah Rp.1.560.000 dan menyusui bayi secara langsung,
pendapatan responden penelitian ini tersedianya tempat penitipan anak,
lebih dari UMR Kabupaten Banyumas. breastfeeding friendly di tempat kerja,
Hal ini dikarenakan pendapatan dan pengaturan pekerjaan yang bisa
pendapatan profesi guru > UMR dikerjakan dirumah atau kerja paruh
Kabupaten Banyumas dan sebagian waktu (part-time) (Hirani & Karmaliani,
besar pendapatan keluarga pada 2013). Penelitian lain menunjukkan
responden penelitian ini bersumber dari bahwa ibu yang bekerja part-time dan
suami dan isteri yang keduanya bekerja. cuti setelah melahirkan lebih lama
Hasil penelitian menunjukkan melakukan inisiasi menyusui dini dan
terdapat edukasi kesehatan MANASIJA menyusui lebih lama daripada ibu yang
efektif untuk meningkatkan pengetahuan bekerja full-time (Mandal, Roe, & Fein,
ibu bekerja tentang ASI eksklusif. 2010). Namun pilihan bekerja part-time
Literatur review dilakukan oleh Hirani belum banyak di Indonesia. Ibu harus
dan Karmalliani (2013) menunjukkan bekerja secara penuh selesai masa cuti
bahwa ibu bekerja yg sukses setelah melahirkan selama 2 bulan.
memberikan ASI eksklusif memiliki Sebagian besar tempat kerja pada
pengetahuan yang baik tentang responden penelitian ini belum memiliki
manajemen ASI eksklusif. Penelitian fasilitas untuk memerah ASI dan
tentang efek pendidikan kesehatan menyimpan ASI perah selama ibu
melalui ceramah terhadap pengetahuan bekerja. Ketersediaan fasilitas memerah
tentang ASI eksklusif pernah dilakukan ASI dan penyimpanan ASI perah
sebelumnya di Amerika Serikat. Hasil mempengarhu lama pemberian ASI
penelitian menunjukkan bahwa eksklusif di tempat kerja (Basrowi,
pendidikan kesehatan tentang ASI 2012).
eksklusif mampu meningkatkan
pengetahuan tentang ASI eksklusif KESIMPULAN
secara signifikan pada ibu bekerja di Pendidikan kesehatan MANASIJA
Amerika Serikat (Balkam & Sara, 2010). yang dikembangkan melalui need based
Hal ini bisa disebabkan karena sebagian assessment dapat meningkatkan
pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen
besar responden dalam penelitian ini
ASI eksklusif. Perawat dapat menggunakan
berpendidikan sarjana dan berprofesi MANASIJA sebagai materi untuk
sebagai guru. Tingkat pendidikan yang memberikan pendidikan kesehatan kepada
tinggi memiliki hubungan yang ibu bekerja tentang manajemen ASI
signifikan dengan perilaku hidup sehat eksklusif.
dan harapan hidup yang lebih lama
(Zajacova & Lawrence, 2018). DAFTAR PUSTAKA
Semua responden dalam Anggraeni, M.D. (2015). A Causal
penelitian ini kembali bekerja secara Model of Breastfeeding Duration
penuh waktu setelah cuti 2 bulan. among Working Muslim Mothers
Dukungan tempat kerja berperan in Central Java Province,
meningkatkan pemberian ASI eksklusif Indonesia. Thesis. Prince of
pada ibu bekerja di Amerika Serikat Songkla University. Thailand.
77
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Agbozo, F., Colecraf, E., & Ellahi, B. and meta-analysis. Acta
(2016). Impact of type of child Paediatrica, 104(467), 14-19.
growth intervention program Kadir, T. Uygun, B., & Akyuz, S.
oncaregivers’ child feeding (2005). Prevalence of Candida
knowledge and practices:a species in Turkish children:
comparative study in Ga West relationship between dietary intake
Municipality, Ghana. Food and carriage. Archieve Oral
Science & Nutrition 2016; 4(4): Biologica. 50(1):33-37.
562–572. Karnadi, A. (2014) Kapasitas lambung
Aqrasada, E., Kylberg, E., & Gustafsson, bayi [Online].
J. (2011). Exclusive breastfeeding http://duniasehat.net/2014/02/15/
of low birth weight infants for the kapasitas-lambung-bayi/.
first six months: infant morbidity [Accessed tanggal 14 April 2015].
and maternal and infant Kazaura, M. (2016). Exclusive
anthropometry. Asia Pacific breastfeeding practices in the
Journal Clinical Nutrition; Coast region, Tanzania. African
20(1):62-8. Health Sciences. 2016;16(1): 44-
Basrowi, R. (2012). Pemberian ASI 50.
eksklusif pada perempuan pekerja http://dx.doi.org/10.4314/ahs.v16i
sektor formal [Exclusive 1.6.
breastfeeding practice among Kementrian Kesehatan Indonesia.
working mothers in formal sector], (2017). Pusat Data dan Informasi
Universitas Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Crory, C. M. & Layte, R. (2011). The Diunduh dari:
effect of breastfeeding on http://www.pusdatin.kemkes.go.id
children’s educational test scores /resources/
at nine years of age: Results of an download/pusdatin/profil-
Irish cohort study. Social Science kesehatan-indonesia/Data-dan-
& Medicine 72, 1515-1521. Informasi_Profil-Kesehatan-
Dyson, L, McCormick, F.M, & Renfrew, Indonesia-2017.pdf.
M.J. (2008). Interventions for Lamberti, L.M., Fischer Walker, C.L.,
promoting the initiation of Noiman, A., Victora, C., & Black,
breastfeeding(Review). The R.E. (2011). Breastfeeding and the
Cochrane Library, Issue 2. risk for diarrhea morbidity and
Dodgson, J.E., Tarrant, M., Fong, mortality. BMC Public Health,
D.Y.T., Peng, X., & Hui, W.C. Suppl 3:S15. doi: 10.1186/1471-
(2003). Breastfeeding patterns of 2458-11-S3-S15.
primiparous mothers in Hong Mandal, B., Roe, B.E., & Fein, S.B.
Kong, Birth. 30 195–202. 2010, The Differential Effects of
Hirani, S.A.A., & Karmaliani, R. (2013). full-time and Part-time Work
Evidence based workplace Status on Breastfeeding. Health
interventions to promote Policy, 97(1): 79-86. doi:
breastfeeding practices among 10.1016/j.healthpol.2010.03.006.
Pakistani working mothers, Epub 2010 Apr 18.
Women and Birth. 26 10–16. Oddy, W.H., Scott, J.A., Graham, K.I., &
Horta, B.L., Loret de Mola C., & Victora Binns, C.W. (2006). Breastfeeding
C.G., (2015). Breastfeeding and influences on growth and health at
intelligence: A systematic review
78
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
one year of age. Breastfeeding
Review. 14(1), 15-23.
Pawestri, N.T. (2011). Efektifitas Peran
Kelompok Pendukung Ibu
terhadap Pemberian Asi Eksklusif
Pada Bayi 0-6 Bulan Di Puskesmas
Pandak I Bantul Yogyakarta 2011.
Skripsi: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ’Aisyiyah Yogyakarta.
Perinasia, (2007). Pelatihan Konseling
Menyusui, Modul 40 Jam Standar
WHO/UNICEF/KEMKES.
Perkumpulan Perinatologi
Indonesia.
Pongkapadang, A., & Wahidudin. 2012.
Faktor Risiko Kejadian Kematian
Perinatal di Rumah Sakit Ibu Dan
Anak Siti Fatimah Kota Makassar
Tahun 2011-2012.Bagian
Epidemiologi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Hasanuddin. Indonesia.
Rejeki, S. (2010). Studi Fenomenologi:
Pengalaman Menyusui Eksklusif
Ibu bekerja di Wilayah Kendal,
Jawa Tengah. Nurse Media
Journal of Nursing. 2(1).
DOI: https://doi.org/10.14710/nmj
n.v2i1.734
Roesli, U. (2005) Mengenal ASI
Eksklusif. Jakarta: Trubus
Agriwidya.
Wang, J., et al (2017). Association
between breastfeeding and eczema
during childhood and adolescence:
A cohort study. PLoS One, 12(9).
Doi: [10.1371/journal.pone.0185
066]
Zajacova, A., & Lawrence, E. M., 2018.
The Relationship Between
Education and Health: Reducing
Disparities Through a Contextual
Approach. Annual Review of
Public Health 2018. 39:273–89.

79
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
HUBUNGAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA SEKSUAL DENGAN
KECEMASAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS
IIA PURWOKERTO

Ririn Isma Sundari


Universitas Harapan Bangsa
Email: ririnismasundari@uhb.ac.id

ABSTRAK

Laki-laki dewasa merupakan kelompok narapidana terbanyak yang tinggal di Lapas. Selama menjalani
masa hukuman, narapidana laki-laki dewasa yang telah menikah tidak dapat memenuhi kebutuhan
seksualnya karena di Lapas Kelas IIA Purwokerto tidak disediakan akomodasi untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut. Seksual merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Tidak adekuatnya pemenuhan kebutuhan dasar
termasuk kebuthan seksual dapat menyebabkan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara ketidakefektifan pola seksual dengan kecemasan pada narapidana laki-laki. Desain
penelitian deskriptif korelasional. Sampel penelitian 56 orang narapidana laki-laki dewasa dan sudah
menikah di Lapas Kelas IIA Purwokerto. Hasil penelitian ditemukan skor rata-rata ketidakefektifan pola
seksual narapidana 79,64 termasuk dalam kategori ketidakefektifan pola seksual sedang dan skor rata-rata
kecemasan narapidana 34,70 termasuk dalam kategori kecemasan berat. Ada hubungan antara
ketidakefektifan pola seksual dengan kecemasan pada narapidana laki-laki dewasa p=0,000 (p value < 0,05)
dengan kekuatan hubungan sedang (r=0,472). Semakin tinggi ketidakefektifan pola seksual maka
kecemasan narapidana akan semakin meningkat. Intervensi keperawatan direkomendasikan untuk
mengatasi masalah psikososial pada narapidana.

Kata kunci: Kecemasan, Ketidakefektifan Pola Seksual, Narapidana

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 80


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN merupakan kebutuhan dasar yang sangat
Kecemasan adalah kekhawatiran yang vital, harus dipenuhi dan turut
tidak jelas dan menyebar, berkaitan membangun konsep diri.
dengan perasaan tidak pasti dan tidak Videbeck (2008) menjelaskan bahwa
berdaya (Stuart, 2013). Kecemasan masalah seksual lebih sering terjadi pada
sebenarnya dapat membantu individu individu yang mengalami perceraian
untuk tetap waspada dan fokus, memacu atau perpisahan dengan pasangan.
untuk melakukan tindakan, dan Perpisahan yang dimaksud dapat berupa
memotivasi individu untuk memecahkan kematian pasangan, tinggal di tempat
masalah (Nasir & Munith, 2011; atau daerah yang berbeda dengan
Videbeck, 2008), akan tetapi jika terjadi pasangan, atau perpisahan yang
secara konstan dan dengan intensitas disebabkan oleh suatu hal dan tidak
yang banyak, maka hal tersebut akan dapat dikontrol oleh individu tersebut.
merugikan. Kelompok yang mengalami perpisahan
Prevalensi kecemasan secara dengan pasangan karena suatu hal salah
keseluruhan sulit diidentifikasi karena satunya adalah narapidana. Susanti &
hampir semua orang pernah mengalami Mustofa (2009) dalam penelitiannya
kecemasan ringan sampai sedang dan menyebutkan bahwa kebutuhan seksual
tidak mencari pertolongan, sehingga narapidana terhambat selama menjalani
yang dapat diidentifikasi hanya masa pidana di lembaga pemasyarakatan
kecemasan berat dan gangguan panik. (Lapas).
NAMI (2014) menunjukan angka Jumlah narapidana di Indonesia pada
prevalensi anxiety disorder atau bulan Februari 2015 sejumlah 110.664
gangguan kecemasan di dunia sebesar orang. Jumlah narapidana di Provinsi
18,1%. Kondisi ini tidak jauh berbeda Jawa Tengah sebanyak 7.388 orang,
dengan masalah kecemasan yang ada di sementara jumlah narapidana di
negara-negara berkembang seperti Kabupaten Banyumas sebanyak 321
Indonesia. orang, terdiri dari 311 narapidana
Kecemasan termasuk ke dalam dewasa laki-laki, 2 narapidana anak laki-
gangguan mental emosional. Riset laki, dan 8 narapidana perempuan yang
kesehatan dasar tahun 2013 yang tersebar di 2 tempat yaitu Lapas Kelas
dilakukan oleh Badan Penelitian IIA Purwokerto dan Rumah Tahanan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kelas IIB Banyumas (Sistem database
Kesehatan, menunjukan data prevalensi pemasyarakatan, 2015). Di Lapas Kelas
penduduk Indonesia yang mengalami IIA Purwokerto terdapat 248 narapidana
gangguan mental emosional secara dewasa laki-laki dan 2 narapidana anak.
nasional adalah 6,0%. Tidak jauh Laki-laki dewasa merupakan kelompok
berbeda dengan prevalensi nasional, mayoritas yang dibina di Lapas Kelas
prevalensi gangguan mental emosional IIA Purwokerto.
di Provinsi Jawa Tengah sebesar 4,7%. Narapidana yang menjalani pidana
Kecemasan dapat disebabkan oleh penjara dituntut untuk mampu
multifaktor, meliputi aspek biologi, beradaptasi dan bersosialisasi dengan
psikologis, dan sosial budaya (Stuart, peraturan penjara yang sangat menekan,
2013). Adanya penyakit fisik dan tidak rutinitas kehidupan di penjara yang
terpenuhinya kebutuhan dasar membosankan, dan kehidupan sosial
merupakan contoh penyebab kecemasan dengan narapidana lainnya yang sering
dari aspek biologis. Salah satu terjadi keributan, pemerasan, kepadatan
kebutuhan dasar manusia adalah lembaga pemasyarakatan dan tindakan
kebutuhan seksual. Seksual bagi kekerasan yang dirasakan sebagai suatu
individu yang sudah menikah penderitaan lain disamping hukuman

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 81


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
pidana sendiri (Atmasasmita, 1995). tertangani dengan baik dapat menjadi
Narapidana yang telah menikah pun kondisi patologi (gangguan jiwa berat).
harus beradaptasi dengan pola Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
kehidupan baru, termasuk dalam hal pada tanggal 6 Januari 2015 didapat
pemenuhan kebutuhan seksual, terutama keterangan bahwa >50% narapidana
dalam menghadapi ketidakefektifan pola dewasa telah menikah. Hasil wawancara
seksual. singkat dengan perawat yang bertugas di
Lamanya ketidakefektifan pola seksual Lapas didapatkan keterangan bahwa
pada narapidana tergantung pada sering ditemukan perilaku menyimpang
lamanya masa hukuman karena berupa masturbasi yang ditunjukan
walaupun narapidana memiliki hak-hak secara terang-terangan di depan
yang diatur dalam UU No. 12 Tahun narapidana lainnya. Selain itu perawat
1995 tentang Cuti Mengunjungi dan petugas Lapas lainnya sering
Keluarga (CMK), program ini tidak mendapat keluhan sulit tidur, sering
berjalan efektif. Hasil penelitian Susanti terbangun di tengah malam dan sulit
dan Mustofa (2009) menunjukan hasil melanjutkan tidur kembali.
bahwa di Lapas Kelas I Cipinang dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir (2004- TUJUAN
2009) belum pernah ada narapidana yang Penelitian ini bertujuan untuk
melaksanakan hak CMK. Bahkan angka mengetahui hubungan antara
nasional pelaksanaan CMK dari tahun ke ketidakefektifan pola seksual dengan
tahun turun, yaitu pada tahun 2005 kecemasan pada narapidana laki-laki di
sebanyak 1.983 narapidana yang Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
mengambil CMK, pada tahun 2009 Purwokerto.
hanya 223 narapidana saja yang
mengambil CMK (Direktorat Jenderal METODE PENELITIAN
Pemasyarakatan, 2009). Desain penelitian yang digunakan dalam
Dampak negatif tidak terpenuhinya penelitian ini adalah analitik
kebutuhan seksual pada narapidana korelasional dengan pendekatan cross
diantaranya yaitu terjadinya kasus-kasus sectional. Populasi dalam penelitian ini
penyimpangan seksual di dalam Lapas adalah narapidana laki-laki di Lembaga
(Ramaswany & Freudenberg, 2010). Pemasyarakatan Kelas IIA Purwokerto
Perilaku penyimpangan seksual erat pada Bulan Februari 2015 yang telah
kaitannya dengan resiko penularan menikah sejumlah 121 narapidana.
penyakit menular seksual dan HIV Teknik sampling dalam penelitian ini
AIDS. Stein et all (2013) menggunakan purposive sampling.
mengemukakan bahwa 20,1% penghuni Responden yang diambil sebanyak 56
Lapas di United States memiliki narapidana yang memenuhi kriteria.
orientasi seksual terhadap sesama jenis Kecemasan diukur dengan
kelamin (homoseksual) saat diteliti di menggunakan instrumen baku Hamilton
dalam Lapas, walaupun tidak diteliti Anxiety Rating Scale (HARS) yang telah
lebih lanjut penyimpangan ini diterjemahkan ke dalam Bahasa
diakibatkan karena menjalani hukuman Indonesia, sementara ketidakefektifan
di Lapas atau preferensi sejak sebelum pola seksual diukur dengan
masuk ke dalam Lapas. Stein et all menggunakan instrumen yang
(2013) juga mengemukakan bahwa 40% dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
penderita HIV di Amerika adalah proses terbentuknya pola perilaku,
narapidana. Depkes (2007) juga batasan karakteristik diagnosis
menegaskan kecemasan yang ketidakefektifan pola seksual pada
berlangsung terus menerus dan tidak NANDA 2015-2017 (Herdman &

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 82


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Kamitsuru), teori seksualitas yang masa hukuman terendah 5 bulan dan
dikemukakan oleh Kelly (1992), Potter tertinggi 120 bulan.
& Perry (2005), dan Stuart (2013) yang
terdiri dari 33 item pernyataan. Uji Tabel 2. Karakteristik Tingkat Pendidikan,
validitas instrumen dilakukan di Rumah Status Pekerjaan Sebelum Menjalani Masa
Tahanan (Rutan) Kelas IIB Banyumas, Hukuman, dan Penghasilan Keluarga
Narapidana Laki-Laki di Lembaga
didapat hasil analisis nilai alpha
Pemasyarakatan Kelas IIA Purwokerto
cronbach’s kuesioner ketidakefektifan Karakteristik n Persentase
pola seksual sebesar 0,624 dan nilai Pendidikan
alpha croanbach’s kuesioner HARS a. Tinggi 8 14,3
sebesar 0,917. Analisis data univariat b. Menengah 26 46,4
menghitung mean, median, standar c. Dasar 20 35,7
d. Tidak tamat 2 3,6
deviasi, dan nilai maksimum minimum sekolah
pada confidence interval 95%, analisis Status Pekerjaan
bivariat dilakukan dengan uji Pearson Sebelum Menjalani
Product Moment. Hukuman 9 16,1
a. Tidak Bekerja 47 83,9
b. Bekerja
HASIL PENELITIAN Penghasilan Keluarga
1. Karakteristik Narapidana Laki- Laki a. Di atas UMK 29 51,8
di Lembaga Pemasyarakatan Kelas b. DI bawah 27 48,2
IIA Purwokerto UMK
Karakteristik yang diteliti meliputi usia, Total 56 100
lama menjalani masa hukuman, jumlah
masa hukuman, tingkat pendidikan, Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
status pekerjaan sebelum menjalani besar narapidana memiliki tingkat
masa hukuman penjara, penghasilan pendidikan menengah (lulus SMP atau
keluarga saat menjalani masa hukuman. lulus SMA) sebanyak 35 orang (62,5%),
Tabel 1. Karakteristik Usia, Lama responden bekerja sebelum masuk ke
Menjalani Hukuman, Jumlah Masa dalam Lapas/Rutan, sebanyak 50 orang
Hukuman Narapidana Laki-Laki di (89,3%), dan responden berpenghasilan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA keluarga di atas UMK sebanyak 29 orang
Purwokerto (51,8%).
Variabel n Mean SD Min-
Maks 2. Gambaran Ketidakefektifan Pola
Usia 56 36,45 8,418 20 – 56 Seksual Narapidana Laki- Laki di
Lama 56 5,32 0,936 2–6
Menjalani Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Hukuman Purwokerto
Jumlah 56 24,29 24,29 5 – 120 Ketidakefektifan pola seksual narapidana
Masa laki-laki di Lapas Kelas IIA Purwokerto
Hukuman adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Ketidakefektifan Pola Seksual
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa Narapidana Laki- Laki di Lembaga
rata-rata usia narapidana 36,45 tahun Pemasyarakatan Kelas IIA Purwokerto
dengan usia termuda 20 tahun dan usia Variabel n Mea SD Min-
n Mak
tertua 56 tahun. Rata-rata lama menjalani s
masa hukuman pada narapidana yaitu Ketidakefektifa 5 79,6 15,4 44 –
5,32 bulan. Rata-rata jumlah masa n pola seksual 6 4 5 115
hukuman pada narapidana sesuai
putusan sidang yaitu 24,29 bulan atau Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata
sekitar dua tahun 1 bulan, dengan jumlah skor ketidakefektifan pola seksual yang
dialami oleh narapidana sebesar 79,64
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 83
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
tergolong ke dalam ketidakefektifan pola kecemasan narapidana akan semakin
seksual sedang, dengan skor terendah 44 meningkat.
dan skor tertinggi 115.

3. Gambaran Kecemasan Narapidana DISKUSI


Laki- Laki di Lembaga Hasil penelitian menunjukkan
Pemasyarakatan Kelas IIA bahwa rata-rata usia narapidana 36,45
Purwokerto tahun, tergolong ke dalam usia dewasa
Kecemasan pada narapidana laki-laki di (Hurlock, 1980). Hal ini sejalan dengan
Lapas Kelas IIA Purwokerto diukur data narapidana per kanwil yang
dengan menggunakan instrumen HARS disajikan oleh Ditjenpas (2015)
yang diterjemahkan ke dalam bahasa menunjukkan bahwa mayoritas
Indonesia dengan hasil sebagai berikut: narapidana merupakan kelompok usia
Tabel 4. Kecemasan Narapidana Laki- Laki dewasa muda. Peneliti berpendapat rata-
di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA rata narapidana berada pada kelompok
Purwokerto usia dewasa muda karena pada usia ini
Variabel n Mean SD Min-Maks individu dituntut untuk mulai bekerja,
Kecemasan 56 34,70 10,49 7 - 55
memilih pasangan hidup, mengasuh dan
membesarkan anak, dan mengambil
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata
tanggung jawab sebagai warga negara.
skor kecemasan yang dialami oleh
Hal ini menjadi stressor bagi dewasa
narapidana sebesar 34,70 tergolong ke
muda. Stuart (2013) menjelaskan bahwa
dalam kecemasan berat, dengan skor
individu yang tidak memiliki sumber
terendah 7 dan skor tertinggi 55.
koping inadekuat akan menunjukkan
respon maladaptif berupa perilaku
4. Hubungan Ketidakefektifan Pola
destruktif termasuk melakukan tindakan
Seksual dengan Kecemasan
kriminal. Dewasa muda juga merupakan
Narapidana Laki- Laki di Lembaga
masa peralihan dari masa remaja menuju
Pemasyarakatan Kelas IIA
masa dewasa yang sebenarnya. Hurlock
Purwokerto
Tabel 5. Hubungan Ketidakefektifan Pola (1980) menjelaskan bahwa pada masa
Seksual dengan Kecemasan Narapidana peralihan ini konsep diri individu belum
Laki- Laki di Lembaga Pemasyarakatan begitu kuat sehingga individu sering
Kelas IIA Purwokerto merasa bingung menentukan sikap dan
Variabel n Me SD Mi Pv r mudah terpengaruh provokasi. Hal ini
an n- sering membawa dewasa muda
Ma berurusan dengan masalah hukum dan
ks
Ketidakef 5 79, 15, 44 0,0 0,4
harus tinggal di Lapas.
ektifan 6 64 45 – 00 72 Tingkat pendidikan narapidana
pola 11 sebagian besar berada pada kategori
seksual 5 pendidika menengah, yaitu lulus Sekolah
Kecemas 5 34, 10, 7- Menengah Pertama (SMP) dan atau
an 6 70 49 55
Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebanyak 35 orang (62,5%). Peneliti
Tabel 5 menunjukkan bahwa ada
berpendapat bahwa individu dengan
hubungan antara ketidakefektifan pola
pendidikan rendah memiliki daya saing
seksual dengan kecemasan pada
yang rendah pula dalam mendapatkan
narapidana laki-laki dewasa p=0,000 (p
atau membuka lapangan pekerjaan
value < 0,05) dengan kekuatan hubungan
sendiri. Pendidikan juga berpengaruh
sedang (r=0,472). Semakin tinggi
terhadap besar kecilnya penghasilan
ketidakefektifan pola seksual maka
yang didapatkan oleh individu.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 84


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Sementara penghasilan sangat menjalani masa hukuman selama 5,32
dibutuhkan oleh individu, terlebih bulan. Stuart (2013) mengemukakan
individu pada usia dewasa muda yang bahwa pengalaman individu terpapar
sedang memulai membina keluarga dan stressor yang sama menjadi kemampuan
menjalankan fungsi reproduksinya. personal individu dalam membentuk
Berbagai macam kebutuhan hidup koping yang adaptif. Oleh karena itu
menuntut individu melakukan sesuatu. peneliti membatasi narapidana yang
Sebagian besar narapidana memiliki diteliti dengan menerapkan kriteria
pekerjaan tetap sebelum masuk ke dalam inklusi yaitu narapidana yang tinggal di
Lapas yaitu sebanyak 47 orang (83,9%). Lapas kurang dari 6 bulan.
Pekerjaan erat kaitannya dengan Hasil penelitian menunjukkan
penghasilan. Memberikan nafkah bahwa rata-rata jumlah masa hukuman
kepada keluarga adalah hal yang sangat narapidana yaitu 24,29 bulan atau sekitar
penting dan merupakan sumber koping 2 tahun, dengan jumlah masa hukuman
bagi laki-laki yang telah menikah terendah 5 bulan dan tertinggi 120 bulan
(Stuart, 2013). Berbeda dengan pendapat atau 10 tahun. Mathew (2003)
tersebut, pada penelitian ini sebagian menjelaskan bahwa kehidupan di Lapas
besar narapidana memiliki pekerjaan penuh dengan aturan yang ketat dan
tetap sebelum masuk ke Lapas tetapi mengekang serta minimnya fasilitas dan
memiliki koping maladaptif dalam aktivitas yang bisa dilakukan
menghadapi stressor sehingga harus narapidana. Hal ini tentu menjadi
berurusan dengan masalah hukum. stressor bagi narapidana. Stuart (2013)
Peneliti berpendapat hal ini disebabkan menjelaskan bahwa banyaknya stressor
karena masalah kriminal yang dilakukan dan lamanya stressor dirasakan dapat
oleh narapidana adalah masalah seputar mempengaruhi mekanisme koping
pelecehan seksual, bukan masalah individu.
pencurian dan sejenisnya yang semata- Salah satu masalah yang terjadi
mata karena kekurangan secara finansial. pada narapidana laki-laki yang telah
Dengan demikian, status pekerjaan menikah adalah tidak efektifnya pola
bukan hal yang menyebabkan seksual. Herdman dan Kamitsuru (2015)
narapidana tersangkut masalah hukum mendefinisikan ketidakefektifan pola
dan harus menjalani masa hukuman di seksual sebagai perubahan perilaku
dalam Lapas. seksual, kesulitan dalam aktivitas
Pengahasilan keluarga narapidana seksual, kesulitan dalam perilaku
sebagian besar diatas UMK (>Rp. seksual, keterlibatan dalam perilaku
1.100.000,-). Semenjak narapidana seksual, dan perubahan hubungan
berada di dalam Lapas, secara otomatis dengan orang yang terdekat. Seksual
narapidana tidak dapat melakukan merupakan kebutuhan dasar manusia
pekerjaan sebagaimana biasanya. Hal ini berupa ekspresi perasaan dua orang
menyebabkan penghasilan keluarga individu secara pribadi yang saling
menurun padahal tuntutan kebutuhan menghargai, memperhatikan, dan
rumah tangga terus ada. Oleh karena itu menyayangi sehingga terjadi sebuah
sebagian besar keluarga narapidana hubungan timbal balik antara kedua
melakukan usaha baru semenjak individu tersebut (Hidayat & Uliyah,
narapidana masuk ke dalam Lapas 2014). Seksualitas merupakan
sehingga sebagian besar penghasilan kebutuhan dasar pada semua tahapan
keluarga narapidana di atas UMK usia. Bagi narapidana laki-laki yang
Banyumas. sudah menikah, pemenuhan kebutuhan
Narapidana yang menjadi seksualitas didapatkan dengan menjalin
responden penelitian rata-rata telah intimasi dengan istrinya.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 85


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Selama menjalankan masa Rata-rata kecemasan narapidana
hukuman di Lapas, secara fisik berada pada kategori kecemasan sedang.
narapidana harus terpisah dengan Videbeck (2008) menjelaskan bahwa
istrinya. Waktu kunjungan keluarga kecemasan sedang memungkinkan
disediakan sebanyak 2 kali dalam satu individu berfokus pada hal penting dan
minggu. Tempat kunjungan keluarga mempersempit lapangan persepsinya,
tidak memberikan privasi bagi mudah tersinggung, kepercayaan diri
narapidana dan keluarga yang goyah, keluhan masalah fisik,
mengunjunginya, termasuk istrinya. peningkatan tanda-tanda vital, dan
Meskipun narapidana dapat bertemu kewaspadaan meningkat. Berdasarkan
dengan istrinya, namun tidak privasinya hasil wawancara dengan perawat yang
ruang kunjungan menghilangkan bertugas di Lapas, gejala tersebut sesuai
intimasi antara narapidana dengan dengan yang sering dialami oleh
istrinya. Tidak hanya itu, komunikasi narapidana di Lapas. Kondisi ini diakui
tidak langsung pun sangat terbatas oleh narapidana menyebabkan perasaan
dikarenakan narapidana tidak yang tidak menentu, tidak nyaman,
diperbolehkan memegang alat menurunkan nafsu makan, sulit
komunikasi pribadi. Alat komunikasi mengawali tidur, tidak bergairah, badan
umum disediakan oleh pihak Lapas dan lemas, pusing, perubahan pola buang air
jumlahnya sangat terbatas. Hal ini besar, dan ketegangan pada otot.
menyebabkan ketidakefektifan pola
seksual pada narapidana. KESIMPULAN
Susanti dan Mustofa (2009) 1. Skor rata-rata ketidakefektifan pola
menjelaskan bahwa pemenuhan seksual narapidana 79,64 termasuk
kebutuhan seksual di Lapas Kelas I dalam kategori ketidakefektifan
Cipinang dilakukan dengan hubungan pola seksual sedang.
sesama jenis kelamin, menggunakan 2. Skor rata-rata kecemasan
media binatang, masturbasi, dan dengan narapidana 34,70 termasuk dalam
lawan jenis dengan memanfaatkan jam kategori kecemasan berat
kunjungan dan akomodasi petugas. 3. Ada hubungan antara
Sedangkan di Lapas Kelas IIA ketidakefektifan pola seksual
Purwokerto petugas tidak menyediakan dengan kecemasan pada narapidana
akomodasi bagi pasangan suami istri laki-laki dewasa p=0,000 (p value <
untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. 0,05) dengan kekuatan hubungan
Hal ini dikarenakan adanya sedang (r=0,472). Semakin tinggi
kekhawatiran penyalahgunaan ketidakefektifan pola seksual maka
akomodasi sebagai media prostitusi. Hak kecemasan narapidana akan
Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK) semakin meningkat. Intervensi
yang merupakan kesempatan narapidana keperawatan direkomendasikan
untuk memenuhi kebutuhan seksual juga untuk mengatasi masalah
belum dimanfaatkan secara maksimal psikososial pada narapidana.
oleh narapidana karena merasa prosedur
pengajuan CMK cukup panjang. Dengan REFERENSI
demikian, masalah ketidakefektifan pola Butler, T. & Allnutt, S. (2003). Mental
seksual sangat dirasakan oleh narapidana Illness Among New South Wales
baik di Lapas Kelas IIA Purwokerto. Prisioners. Australia: Corrections
Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Health Service
dapat menyebabkan kecemasan pada Depkes RI. (2008). Riset kesehatan
narapidana. dasar 2007. Jakarta. Badan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 86


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Penelitian dan Pengembangan Stein, M. S. et. all. (2012). HIV-positive
Kesehatan Republik Indonesia and in jail: race, risk factors, and
Denney, N. W. & Quadagno, D. (1992). prior eccess to care. Journal AIDS
Human sexuality. (2nd Ed). St. Behaviour. 17, 8108-8117
Louis, Mosby Stuart, G.W. (2013). Principles and
Herdman & Kamitsuru. (2014). Nursing practice of psychiatric nursing.
diagnoses: definitions & (10th Ed). Missouri: Mosby
clasification 2015-2017. Elsevier
Philadelphia. USA: NANDA Susanti, L., & Mustofa, M. (2009). Pola
International adaptasi narapidana laki-laki
Hidayat, A. A. A. & Uliyah, M. (2014). dalam pemenuhan kebutuhan
Pengantar kebutuhan dasar seksual di Lembaga
manusia. Edisi kedua. Jakarta: Pemasyarakatan Klas I Cipinang.
Salemba Medika Tesis. Tidak dipublikasikan
Hurlock, E. (1980). Psikologi Tarwoto & Wartonah. (2003).
perkembangan: suatu pendekatan Kebutuhan dasar manusia dan
sepanjang rentang kehidupan. proses keperawatan. (1st Ed).
Jakarta : Erlangga Jakarta: Salemba Medika
Kelly, Gary F. (1992). Sexuality today: UU Republik Indonesia. (1995).
the human perspective. USA: The Undang-undang Republik
Dushkin Publishing Group. Indonesia nomor 12 tahun 1995
Matthew, S., et al (2012). HIV Positive tentang pemasyarakatan.
and in Jail: Race, Risk Factors, and www.hukumonline.com. Diperoleh
Prior Access to Care. Journal of tanggal 30 Desember 2014
AIDS Behavior. 17, 108-117 Videbeck, S. L. (2008). Psychiatric
NAMI. (2014). Mental illness facts and mental helath nursing. (4th Ed).
numbers. www.nami,org. Diperoleh Philadelphia: Lippincott Williams
tanggal 25 November 2014 & Wilkins.
Nasir, A. & Muhith, A. (2011). Dasar-
dasar keperawatan jiwa: pengantar
dan teori. Jakarta: Salemba Medika
Pepinsky, H. (2010). Jails and Jailing in
Monroe Country, Indiana. Journal
of Dialect Antropol. 34:431-435.
Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Buku
ajar fundamental keperawatan:
konsep, proses, dan praktik. Alih
Bahasa : Yasmin Asih. Jakarta:
EGC
Ramaswany, M. & Freudenberg, N.
(2010). Sex partnership, helath, and
social risk of young men leaving
jail: analyzing data from a
randomized controlled trial. Journal
of BMC Public Health. 10, 680
Sistem database pemasyarakatan.
(2015). Data terakhir jumlah
penghuni per-UPT pada Kanwil
Jawa Tengah. www.ditjenpas.go.id.
Diperoleh tanggal 2 Januari 2015

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 87


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
AKSES PORNOGRAFI BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE
PADA SISWI SMP NEGERI 10 DI KOTA MAGELANG

Irma Nur Baity, Rohmayanti, Kartika Wijayanti


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
rohmayanti@ummgl.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang : Menarche adalah perdarahan pertama dari uterus yang terjadi pada wanita dengan
rentang usia 10-16 tahun. Usia menarche saat ini mengalami percepatan salah satu faktor yang diduga
mempengaruhi tejadinya menarche adalah adanya rangsangan yang kuat dari luar, salah satunya adalah
melalui akses media massa yang berkonten pornografi. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan akses
pornografi dengan usia menarche. Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang menggunakan
desain cross sectional, respondennya adalah siswi SMP Negeri 10 Kota Magelang dengan metode
pengambilan sampelnya proportional random sampling yang berjumlah 76 responden dan menggunakan
uji spearman untuk pengolahan data. Hasil : Diperoleh hasil dimana siswi paling banyak terpapar ringan
yaitu 44 siswi (57,9%) dan 33 siswi (43,4%) mengalami menstruasi normal serta nilai r hitung -0,525
dengan p-value 0,000 sehingga terdapat hubungan karena nilai p-value kurang dari signifikansi 0,05.
Simpulan : Terdapat hubungan antara akses pornografi dengan usia menarche. Saran : Agar orang tua,
pihak sekolah bisa memberikan edukasi dan pengawasan siswi dalam penggunaan akses internet sehat serta
dapat membekali anak dengan etika, norma dan agama yang berlaku.

Kata Kunci : Akses Pornografi, Usia Menarche

ABSTRACT

Background : Menarche is the first bleeding from the uterus that occurs in women with an age range of
10-16 years. Menarche age is currently experiencing acceleration, one of the factors suspected to affect the
occurrence of menarche is a strong external stimulus, one of which is through access to mass media contents
of pornography. Purpose : To know the correlation between pornography access and age of menarche.
Method : The type of this research is quantitative using cross sectional design, the respondent is students
of SMP Negeri 10 Magelang City with a method of proportional random sampling in amount of 76
respondents and using spearman test for data processing. Result : The results of the study showed that the
most exposed students were 44 female students (57,9%) and 33 female students (43,4%) had normal
menstruation and r value counted -0,525 with p-value 0.000 so there was a relationship because p-value
less than 0.05 significance. Conclusion : There is a relationship between accessing pornography and
menarche age. Suggestion : For parents and the schools can provide education and supervision of female
students in the use of healthy internet access and can equip children with ethics, norms and religion in force.

Keywords : Pornography Access, Menarche Age

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 88


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN faktor, antara lain faktor gizi, genetik,
Masa remaja merupakan masa sosial, ekonomi, keterpaparan media
peralihan dari kanak-kanak menuju informasi orang dewasa, suku dan lain-
dewasa. Pertumbuhan dan lain (Proverawati & Misaroh, 2009).
perkembangan remaja sangat pesat baik Salah satu faktor yang diduga
fisik maupun psikologis. Pada masa ini mempengaruhi tejadinya menarche
seorang remaja mulai memiliki rasa adalah adanya rangsangan yang kuat dari
ketertarikan terhadap lawan jenis dan luar, salah satunya adalah melalui media
mulai mencapai kematangan organ– massa. Pengaruh informasi global dan
organ reproduksi. Salah satu tanda kemajuan teknologi menyebabkan
kematangan organ reproduksi pada informasi yang makin cepat dalam
perempuan adalah terjadinya menstruasi berbagai bentuk termasuk paparan media
pertama atau menarche (Proverawati & audio visual semakin mudah diakses. Hal
Misaroh, 2009). ini seolah-olah dunia semakin menjadi
Menarche adalah sebuah tanda milik remaja, sehingga akan memancing
dimana seorang remaja putri beranjak anak dan remaja untuk mengadaptasi
dewasa dan sudah siap menjadi seorang kebiasaan-kebiasaan kurang baik.
wanita sesungguhnya diamana semua Misalnya menonton blue film, VCD
organ intim remaja putri tersebut telah porno, akses internet berbau porno, dan
siap untuk suatu sistem reproduksi adegan berbau porno melalui handphone
(menghasilkan keturunan). Bersamaan (Syarif, 2010). Keterpaparan remaja
dengan dimulainya menarche pada akan media massa orang dewasa
remaja putri, maka terjadi pula (pornografi) tersebut memengaruhi usia
perubahan pada organ-organ tubuh yang menarche remaja putri karena memacu
ada, seperti membesarnya payudara, organ reproduksi dan genital lebih cepat.
tumbuhnya rambut ketiak, dan panggul Penelitian yang dilakukan Brown (2005
juga bertambah lebar. Menarche juga dalam Putri 2009) menyatakan bahwa
dapat berarti bahwa untuk organ-organ ada keterkaitan antara paparan media
vital yang ada sudah berfungsi untuk masa dengan percepatan pubertas pada
dibuahi. Apalagi seorang remaja putri remaja yang secara tidak langsung
melakukan hubungan badan dengan menyebabkan percepatan usia menarche
lawan jenis, maka kehamilan dapat pada remaja putri. Survei tersebut
terjadi (Anonim, 2007). menjelaskan bahwa dari media masa
Usia remaja mendapat menarche yang ada kebanyakan informasinya
bervariasi yaitu antara usia 10-16 tahun, berisi tentang pornografi dan remaja
tetapi rata-rata 12,5 tahun. Dikatakan tersebut sering melihat atau
menarche dini jika usianya < 12 tahun, mendengarkannya diruangannya sendiri.
dan dikatakan menarche normal jika Menurut Bustan (2007), kejadian
usianya ≥ 12 tahun (Wiknjosastro, menarche dini yang terjadi dewasa ini,
2008). Sedangkan berdasarkan hasil dapat menjadi suatu faktor resiko
Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, terjadinya penyakit keganasan, seperti
bahwa 5,2% anak-anak di 17 provinsi di kanker payudara. Namun menurut
Indonesia mengalami menarche di Proverawati (2009), menarche dini tidak
bawah usia 12 tahun, sehingga Indonesia hanya sebagai faktor resiko penyakit
menempati urutan ke 15 dari 67 negara kanker payudara tetapi juga sebagai
dengan penurunan usia menarche faktor resiko dari kanker serviks dan
mencapai 0,145 tahun per dekade mioma uteri. Jadi dampak dari usia
(Silvana, 2008). menarche dini tersebut dapat menjadi
Usia untuk mencapai fase terjadinya faktor resiko kejadian kanker payudara,
menarche dipengaruhi oleh banyak kanker ovarium, dan penyakit lainnya.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 89


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Dari penelitian yang dilakukan oleh Menarche Pada Siswi SMP Negeri 10 di
Fildza (2014) di Medan dengan Kota Magelang”.
prevalensi 65,7% mempunyai kebiasaan
menonton TV buruk dan beresiko TUJUAN
mengalami menarche dini. Sedangkan Untuk mengetahui hubungan akses
penelitian Indriyastuti (2015) pada siswi pornografi dengan usia menarche pada
SMP di Kecamatan Kebumen remaja SMPN 10 Kota Magelang.
disimpulkan bahwa sebagian besar siswi
SMP di Kecamatan Kebumen dari 126 METODE PENELITIAN
siswi ( 58,8%) ada riwayat atau pernah Rancangan Penelitian
menonton audio visual dan berpengaruh Penelitian ini menggunakan rancangan
dalam usia menarche pada siswi. Hal ini penelitian cross sectional. Menurut
sejalan dalam penelitian Wulansari Notoatmodjo (2010) dalam penelitian
(2012) di Surakarta menyimpulkan cross sectional, variabel sebab atau
bahwa ada hubungan antara paparan risiko dan akibat atau kasus yang terjadi
informasi dengan usia menarche dini. pada objek penelitian diukur atau
Berdasarkan hasil wawancara dikumpulkan dalam waktu yang
dengan pihak dinas pendidikan Kota bersamaan. Penelitian ini bertujuan
Magelang bahwa ada beberapa sekolah untuk melihat hubungan akses
yang rawan terjadi kenakalan remaja pornografi dengan usia menarche siswi
yang hubungannya dengan pornografi SMP Negeri 10 di Kota Magelang Tahun
salah satunya adalah SMP Negeri 10. 2017.
Untuk itu peneliti melakukan studi
pendahuluan pada 2 sekolah yaitu SMP Populasi dan Sampel
N 10 Kota Magelang dan MTs N Kota Populasi dalam penelitian ini adalah
Magelang dengan masing-masing remaja puteri atau semua siswi kelas 7
sampel yang diambil adalah 1 kelas dan 8 yang berada di SMP Negeri 10 di
sehingga didapatkan hasil bahwa di SMP Kota Magelang sejumlah 215 siswi.
N 10 pada 15 siswi terdapat 11 siswi Sampel pada penelitian ini sebanyak 76
(73,3%) mengalami usia menstruasi dengan teknik pengambilan sampel
normal, 3 siswi (20%) mengalami proportional random sampling.
menstruasi dini, dan 1 siswi (6,6%)
belum menstruasi. Sedangkan di MTs Instrumen Penelitian dan Analisis
Kota Magelang dari 21 siswi terdapat 14 Data
siswi (66,6%) mengalami usia Instrumen penelitian ini menggunakan
menstruasi normal, 1 (4,7%) mengalami kuesioner yang berjumlah 22 pertanyaan
menstruasi dini dan 6 siswi (28,5%) dan analisi data yang digunakan
belum mengalami menstruasi. menggunakan uji korelasi Spearman.
Dari data diatas menunjukkan
bahwa SMP Negeri 10 lebih banyak
siswi yang mengalami menarche lebih
cepat dibandingkan siswi di MTs Negeri.
Menarche yang lebih cepat tersebut
kemungkinan bisa diakibatkan oleh
faktor rangsangan audio visual seperti
tayangan pornografi. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan
Akses Pornografi dengan Usia

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 90


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
HASIL
Analisis Univariat Akses Jumlah %
1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pornografi
Terpapar 44 57.9
Siswi Berdasarkan Usia, Tempat
Ringan
Tinggal, dan Kebiasaan Olahrga di Terpapar Berat 32 42.1
SMP Negeri 10 Kota Magelang Jumlah 76 100.0

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan distribusi akses pornografi


Karakteristik Siswi Berdasarkan Usia, pada tabel 2, diperoleh hasil yang
Tempat Tinggal, dan Kebiasaan Olahrga tertinggi adalah siswi termasuk dalam
di SMP Negeri 10 Kota Magelang
kategori terpapar ringan yaitu sebanyak
Kategori Jumlah %
44 responden dengan prosentase 57,9%.
Usia (12-17)
12 8 10.5 3. Distribusi Usia Menarche Siswi SMP
13 34 44.7 Negeri 10 di Kota Magelang
14 30 39.5
15 4 5.3
Tempat Tabel 3. Distribusi Usia Menarche Siswi
Tinggal SMP Negeri 10 di Kota Magelang
Kota 38 50.0 Usia Jumlah %
Kabupaten 38 50.0 Menarche
Kebiasaan Dini 36 47.4
Olahraga Normal 40 52.6
Tidak Pernah 17 22.4 Jumlah 76 100.0
Jarang 41 53.9
Sering 18 23.7 Berdasarkan distribusi usia menarche
pada tabel 3, diperoleh hasil bahwa siswi
Tabel 1 menunjukkan bahwa usia SMP Negeri 10 di Kota Magelang
responden sebagian besar adalah 13 banyak yang mengalami usia menarche
(44.7%), dari tempat tinggal responden normal dengan jumlah 40 siswi dengan
sama rata yaitu 38 berada di kota dan 38 prosentase 52,6%.
berada di kabupaten dengan posentasi
masing-masing adalah 50.0%. Tabel 4. Rata-Rata Usia Menarche Siswi
Sedangkan berdasarkan distribusi SMP Negeri 10 di Kota Magelang
kebiasaan olahraga frekuensi tertinggi Variabel Mean Median Min Max
adalah responden jarang berolahraga Usia 11.55 12.00 10 14
sebanyak 41 atau 53.9%. Menarche

2. Distribusi Akses Pornografi Siswi Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa


SMP Negeri 10 di Kota Magelang rata-rata usia menarche siswi di SMP
Tabel 2. Distribusi Akses Pornografi Negeri 10 adalah 11,55 tahun, kemudian
Siswi SMP Negeri 10 di Kota Magelang nilai tengahnya adalah 12.00 tahun.
Untuk usia menarche terendah adalah
usia 10 tahun dan usia tertinggi adalah
usia 14 tahun.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 91


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Analisis Bivariat
Tabel 5. Hubungan Akses Pornografi dengan Usia Menarche Siswi SMP Negeri 10 di Kota
Magelang Tahun 2017

Akses Pornografi Usia Menarche Total R P


Dini Normal
n % N % n %
Terpapar Ringan 11 14.5 33 43.4 44 57.9 -0.525 0.000
Terpapar Berat 25 32.9 7 9.2 32 42.1
Total 36 47.4 40 52.6 76 100

Berdasarkan Tabel 5 usia menarche yaitu antara 10-16


menunjukkan bahwa secara garis tahun.
besar, siswi di SMP Negeri 10 di Kota Sedangkan berdasarkan
Magelang sering mengakses tempat tinggal responden sama rata
pornografi dan keterpaparannya yaitu 38 siswi (50,0%) berasal dari
dalam kategori terpapar ringan dan kota dan 38 siswi (50,0%) berasal dari
usia menarche dalam kategori normal kabupaten. Dalam penelitian Ratna
yaitu 33 (43,4%) siswi. Hasil (2012) dikatakan bahwa usia
penelitian ini menunjukkan bahwa menarche anak usia sekolah di kota
nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05, lebih cepat dibandingkan di desa.
ho ditolak dan ha diterima sehingga Dari penelitian lain yaitu penelitian
dapat disimpulkan bahwa ada Burhanuddin (2003) bahwa pada
hubungan yang bermakna antara kelompok Kota Bugis di Sulawesi
akses pornografi dengan usia Selatan lebih cepat mengalami
menarche. menarche dengan rata-rata 12,93
Tabel 5 menyatakan bahwa hasil tahun. Dari kedua penelitian diatas
analisa mengenai keeratan hubungan dapat disimpulkan bahwa kedua
pada penelitian ini diperoleh besarnya penelitian tersebut tidak sejalan
p value 0,000 dan korelasi sebesar - dengan penelitian ini, dimana dalam
0,525. Korelasi berada pada interval penelitian ini siswi yang tinggal di
0,40 – 0,70 dengan arah negative kota lebih banyak yang mengalami
artinya semakin sering siswi menarche normal yatu sejumlah 22
mengakses pornografi, keterpaparan siswi (28,9%) sedangkan yang tinggal
semakin berat maka usia menarche di kabupaten lebih banyak yang
siswi akan semakin dini atau semakin mengalami menarche dini dengan
rendah mengalami menstruasi. jumlah 20 siswi (26,3%). Hal tersebut
bisa dipengaruhi oleh faktor lain
PEMBAHASAN seperti status gizi, aktivitas fisik serta
Karakteristik Siswi SMP Negeri 10 kemajuan teknologi yang semakin
di Kota Magelang pesat baik di kota maupun di desa.
Berdasar penelitian ini Dimana sekarang teknologi sudah
didapatkan usia responden sebagian canggih sehingga tidak menutup
besar adalah usia 13 (44,7%). kemungkinan anak-anak yang berada
Banyaknya usia ini dikarenakan pada di desa juga dapat mengakses
usia tersebut, anak yang sudah berbagai hal baik yang berkonten
mengalami menarche jauh lebih pornografi ataupun tidak.
banyak dibandingkan dengan anak Berdasarkan kebiasaan
pada usia lain. Hal ini sejalan dengan olahraga responden dapat
teori dari Wiknjosastro (2008) bahwa disimpulkan bahwa siswi jarang
berolahraga dengan jumlah 41

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 92


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
(53,9%) siswi dan paling banyak (televisi, komputer, dan internet) serta
mengalami menarche dini sebanyak melalui handphone. Hal ini sejalan
22 siswi (28,9%). Sedangkan dari dengan penelitian Rahmah (2016)
hasil penelitian siswi siswi yang tidak yang berjudul “Gambaran
pernah berolahraga berjumlah 17 Keterpaparan Media Massa
siswi (22,4%) paling banyak Berkonten Pornografi pada Usia
menarche normal berjumlah 15 siswi Menarche di Wilayah Kecamatan
(19,7%), serta siswi yang sering Pancoran Mas-Depok” bahwa, dari
berolahraga berjumlah 18 siswi 106 responden yang menjadi
(23,7%) paling banyak usia menarche responden, seluruhnya telah
dini berjumlah 12 siswi (15,8%). Hal mengalami keterpaparan konten
tersebut membuktikan bahwa siswi pornografi dimana anak dengan
yang sering dan jarang berolahraga keterpaparan berat menagalami
tidak ada perbedaan yaitu sama-sama menarche dini.
banyak yang mengalami menarche
dini serta yang tidak pernah Usia Menarche Siswi SMP Negeri
berolahraga banyak mengalami 10 di Kota Magelang
menstruasi normal. Hal ini sejalan Berdasarkan penelitian ini
dengan penelitian Fildza (2014) bahwa siswi SMP Negeri 10 di Kota
dikatakan tidak ada hubungan yang Magelang paling banyak mengalami
bermakna antara kebiasaan olahraga menstruasi normal yaitu sebayak 40
dengan usia menarche, karena dalam siswi dari 76 siswi atau sebanyak
penelitian tersebut dikatakan bahwa 52,6%. Menurut Manuaba (2007),
siswi yang olahraga baik maupun seseorang dikatakan menarche
buruk sama-sama paling banyak normal jika seseorang mengalami
mengalami menarche dini. menstruasi pada usia 12-13 tahun,
sehingga jika seseorang mengalami
Akses Pornografi Siswi SMP menstruasi sebelum usia 12 tahun
Negeri 10 di Kota Magelang maka orang tersebut dikatakan
Berdasarkan penelitian ini mengalami menarche dini dan apabila
disimpulkan bahwa siswi di SMP seseorang mengalami menstruasi
Negeri 10 termasuk dalam kategori diatas usia 13 tahun, maka orang
terpapar ringan yaitu sebanyak 44 tersebut dikatakan mengalami
siswi atau 57,9%. Keterpaparan siswi menarche terlambat. Dan menurut
tersebut dikarenakan penggunaan Wiknjosastro (2008) dikatakan
media informasi dari berbagai media menarche dini jika usianya kurang
massa yang mudah diakses serta dari 12 tahun dan dikatakan menarche
karakteristik remaja yang labil, rasa normal jika usianya sama dengan atau
ingin taunya lebih tinggi dan mudah lebih dari 12 tahun.
dipengaruhi oleh teman sebayanya Pada penelitian ini bahwa
sehingga mereka bisa melihat, rata-rata usia menarche siswi adalah
mendengar, atau melihat dan 11,55 tahun. Hal ini sejalan dengan
mendengar hal-hal yang berkonten penelitian yang dilakukan Karapanou
pornografi. Mereka dapat mengakses dan Papadimitrou (2010 dalam
konten pornografi melalui media Rahmah, 2016) yang mengungkapkan
cetak (majalah), media elektronik bahwa adanya kecenderungan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 93


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
perubahan usia menarche dalam lebih tinggi akan lebih cepat
rentang waktu tertentu. mengalami menstruasi, hal ini karena
Kecenderungan tersebut dapat dilihat akses berat badan dari faktor nutrisi
dari adanya hasil Riset Kesehatan yang lebih baik. Salah satu faktor
Dasar pada tahun 2010 bahwa rata– yang diduga mempengaruhi tejadinya
rata anak Indonesia mengalami menarche adalah adanya rangsangan
menarche pada usia 13-14 tahun yang kuat dari luar, salah satunya
sedangkan pada penelitian ini rata– adalah melalui akses pornografi.
rata 11,55 tahun. Serta dalam Remaja putri yang menerima
penelitian Indriyastuti (2015) bahwa rangsangan-rangsangan yang kuat
rata-rata usia menarche di Kebumen dari luar berupa akses pornografi,
adalah 11,8 tahun. misalnya berupa tayangan sinetron
yang menampilkan anak-anak
Hubungan Akses Pornografi berperan sebagai orang dewasa, film
dengan Usia Menarche Siswi SMP tentang seks (blue films), buku-buku
Negeri 10 di Kota Magelang Tahun bacaan (novel) dan majalah-majalah
2017 bergambar seks, godaan dan
Berdasarkan hasil penelitian rangsangan dari laki-laki,
yang telah dilakukan, dapat pengamatan secara langsung terhadap
disimpulkan bahwa terdapat perbuatan seksual. Rangsangan
hubungan antara akses pornografi pancaindera diubah di dalam korteks
dengan usia menarche siswi SMP serebri dan melalui nukleus amigdala
Negeri 10 di Kota Magelang. disalurkan menuju ke hipotalamus,
Masa remaja terjadi suatu merangsang pembentukan dalam
pertumbuhan fisik yang cepat disertai bentuk gonadotropin-releasing
banyak perubahan, termasuk hormone (GnRH) yang merangsang
didalamnya pertumbuhan organ- hipofisis anterior dengan sistem
organ reproduksi (organ seksual) portal sehingga kelenjar pituitari yang
sehingga terjadi kematangan yang menghasilkan FSH (follicle-
ditujukan demgan kemampuan stimulating hormone) dan LH
melaksanakan fungsi reproduksi (luteinzing hormone) mengirimkan
(Widiyastuti, 2000). Perubahan yang sinyal melalui gonadotropin (hormon
terjadi pada pertumbuhan tersebut yang merangsang kelenjar seks)
diikuti dengan munculnya tanda- menuju ovarium untuk menghasilkan
tanda sesks primer pada wanita yaitu hormon esterogen. Estrogen dengan
menarche. Menarche dipengaruhi konsentrasi rendah sudah mampu
oleh beberapa faktor yaitu faktor gizi, merangsang pertumbuhan payudara
genetik, sosial, ekonomi, karena organ ini mempunyai reseptor
keterpaparan media informasi orang untuk estrogen, khususnya pada
dewasa, suku dan lain-lain glandulanya. Estrogen juga
(Proverawati & Misaroh, 2009). menimbulkan kematangan organ-
Menurut Castilho (2014) terdapat organ reproduksi dan perubahan
perbedaan usia menarki pada remaja organ-organ seks sekunder,
dengan tingkat sosial ekonomi yang diantaranya : distribusi rambut,
berbeda dimana pada remaja yang deposit jaringan lemak, dan akhirnya
sekolah privat serta tingkat ekonomi perkembangan endometrium di dalam

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 94


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
uterus. Rangsangan estrogen yang hitungnya bernilai negatif yaitu -
cukup lama terhadap endometrium 0,525, sehingga antara akses
akhirnyaa perdarahan lucut pertama pornografi dengan usia menarche
yang disebut menarche (Guyton & berlawanan yang artinya semakin
Hall, 2007). sering siswi mengaskes semakin
Hasil uji korelasi Spearman cepat usia menarche siswi tersebut.
diperoleh hasil r hitung sebesar -0,525 Paparan informasi yang dimaksud
dengan p-value 0,000. Nilai p-value dalam penelitian tersebut adalah
lebih kecil dari 0,05 dengan data 44 intensitas penerimaan media
siswi prevalensi (57,9%) terpapar informasi setiap harinya yaitu 5-6 jam
ringan terdiri dari 33 siswi (43,4%) per hari melalui media cetak, media
mengalami menarche normal dan 11 eletronik dan handphone. Hampir
siswi (14,5%) mengalami menarche sama dengan penelitian ini, namun
dini, serta 32 siswi dengan prevalensi penelitian ini lebih melihat
(42,1%) terpapar berat yang terdiri paparannya melaui akses pornografi.
dari 7 siswi (9,2%) mengalami Dari penelitian lain yaitu
menarche normal dan 25 siswi penelitian Sinaga (2015) yang
(32,9%) mengalami menarche dini, berjudul faktor-faktor yang
sehingga terdapat hubungan akses berhubungan dengan status menarche
pornografi dengan usia menarche. di SMP X di Rangkasbitung,
Hal ini didukung dengan penelitian dikatakan bahwa keterpaparan
Wulansari (2012) bahwa semakin terhadap media dewasa akan 2 kali
tinggi penggunaan informasi yang berpengaruh terhadap status
diterima semakin rendah juga usia menarche. Hasil tersebut ditunjukkan
menarche siswi. Selain itu penelitian dengan analisis regresi dengan
ini juga sejalan dengan penelitian variabel yang dominan yaitu
Sinaga (2015) bahwa terdapat 75 anak keterpaparan media dewasa dengan
(70,8%) dari 106 anak sudah terpapar nilai OR = 2.426. Sama halnya dalam
media. penelitian ini bahwa penelitian ini
melihat hubungan akses pornografi
Dalam penelitian Wulansari dimana pornografi tersebut
(2012) yang berjudul hubungan merupakan media dewasa. Dengan
konsumsi junk food dan media seringnya siswi mengakses
informasi terhadap menarche dini pornografi, maka siswi tersebut akan
pada siswi sekolah dasar di Surakarta, mengalami keterpaparan dalam
didapatkan hasil korelasi Rank kategori ringan ataupun berat yang
Spearman tentang hubungan paparan hal itu dapat berpengaruh pada usia
informasi dengan usia menarche dini menarche mereka.
dengan nilai r hitung -0,457 dengan p- Berdasar penelitian ini dapat
value 0,011. Sehingga dari hasil ditarik kesimpulan bahwa terdapat
tersebut dikatakan bahwa terdapat hubungan akses pornografi dengan
hubungan paparan informasi dengan usia menarche siswi SMP Negeri 10
usia menarche dini dengan arah di Kota Magelang tahun 2017.
negatif dan nilai p-value lebih kecil Dimana semakin sering siswi
dari 0,05. Sama halnya dengan mengakses pornografi maka akan
penelitian ini bahwa nilai dari r semakin terpapar sehingga organ

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 95


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
reproduksi akan lebih cepat aktif yang Pelajar Putri Bugis Kota dan
mengakibatkan semakin dini pula Desa di Sulawesi Selatan.
usia menarche siswi tersebut. Jika Thesis. Universitas Airlangga.
semakin dini usia menarche siswi Bustan Mn. 2007. Epidemiologi
akan beresiko mengalami beberapa Penyakit Tidak Menular.
penyakit seperti kaker payudara, Jakarta : Rineka Cipta.
mioma uteri, kanker ovarium, serta Fildza, R., Dkk. 2014. Analisis Faktor
dapat memperpanjang usia Yang Berhubungan Dengan
menopause. Kejadian Menarche Pada Siswi
Di Smp Swasta Harapan 1 Dan
KESIMPULAN 2 Medan Tahun 2014.
Berdasarkan hasil analisis dan Health Parenting Article (Menarche).
pembahasan yang telah diuraikan 2007. Webmd Medical
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan Reference From Healthwise
sebagai berikut : Article.
1. Berdasarkan karakteristik Indriyastuti, Hastin I, Dkk. 2015.
responden, usia responden sebagian Hubungan Riwayat Menonton
besar berusia 13 tahun, tempat tinggal Audio Visual Dengan
responden antara kota dan kabupaten Menarche Pada Siswi Di SLTP
seimbang, serta kebiasaan olahraga Kecamatan Kebumen
responden sebagian adalah jarang Kabupaten Kebumen Tahun
melakukan olahraga. 2011. Jurnal Ilmiah
2. Distribusi akses pornografi siswi Keperawatan Vol.11 : 79-90.
SMP Negeri 10 di kota Magelang Kusumastuti, F. A. 2010. Hubungan
banyak yang termasuk dalam kategori antara Pengetahuan dengan
terpapar ringan. Sikap Seksual Pranikah
3. Distribusi usia menarche, siswi Remaja. Fakultas Kedokteran
SMP Negeri 10 di Kota Magelang Universitas Sebelas Maret.
banyak yang mengalami menarche Karya Tulis Ilmiah. Surakarta.
normal, dengan rata-rata usia 12 Lestari, N. 2011. Tips Praktis
tahun. Mengetahui Masa Subur.
4. Terdapat hubungan antara akses Yogyakarta : Katahati.
pornografi dengan usia menarche Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007.
siswi SMP Negeri 10 di Kota Pengantar Kuliah Obstetri.
Magelang, dimana semakin berat Jakarta : EGC.
tingkat keterpaparannya akan Proverawati dan Misaroh. 2009.
semakin cepat usia menarche. Menarche Menstruasi Pertama
Penuh Makna. Yogyakarta :
REFERENSI Nuha Medika.
Armando, A. 2004. Mengupas Batas Putri, Anni Kartika. (2009).
Pornografi. Jakarta : Booklet Hubungan Antara Status Gizi,
Kementerian Pemberdayaan Keterpaparan Media
Perempuan Republik Indonesia. Cetak/Elektronik, Status
Burhanuddin, S. 2003. Beberapa Menarche Ibu (Genetik) Dan
Variabel yang Berpengaruh Aktivitas Olahraga Terhadap
Terhadap Usia Menarche Status Menarche Pada Siswi Di

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 96


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Smp Al-Azhar Rawamangun,
Jakarta Timur Tahun 2009.
Rahmah, Ulfah F. 2016. Gambaran
Keterpaparan Media Massa
Berkonten Pornografi Pada
Usia Menarche Di wilayah
Kecamatan Pancoran Mas-
Depok. Skripsi. Progam Studi
Ilmu Keperawatan, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam
Negeri syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Silvana S. 2008. Pemodelan Usia
Menarche Dengan Regresi
Logistik Ordinal Dan Metode
Chaid Pada Siswi Smp Di Kota
Depok. Tesis Institut Pertanian
Bogor.
Syarif, S. (2010) Perkembangan
Organ Reproduksi [Online].
Available:
Http//Www.Halalsehat.Com
(Diakses 02 Februari
2017).Wiknjosastro H. 2008.
Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Yayaan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Silvia D. Castilho, Luciana B. Nucci.
Age at menarche in schoolgirls
with and without excess weight
Jornal de Pediatria (Versão em
Português), Volume 91, Issue
1, January–February 2015,
Pages 75-80
Wulansari, Niken A. 2012. Hubungan
Konsumsi Junk Food Dan
Media Informasi Terhadap
Menarche Dini Pada Siswi
Sekolah Dasar Di Surakarta.
Skripsi Fikes UMS

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 97


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
APLIKASI MODEL PRECEDE-PROCEED DALAM PERILAKU
PILIHAN PENOLONG PERSALINAN BAGI ISTRI

Sodikin1 & Asiandi2


1,2
Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
Corresponding outhor: sodikinpwt21@gmail.com ; asiandiahmad@gmail.com

ABSTRAK

Keputusan ibu memilih penolong persalinan sangat berkaitan dengan, pengetahuan, sikap, akses pelayanan
kesehatan, dukungan suami dan keluarga serta tradisi/budaya setempat. Model perilaku manusia dapat
menganalisis kepercayaan dan sikap tentang perilaku kesehatan hingga perilaku sosial politik, termasuk dalam
pemilihan penolong persalinan bagi istri. Salah satunya adalah model precede-proceed. Model ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi perilaku, termasuk perilaku pemilihan penolong persalinan. Tujuan peneltian
ini adalah mengekplorasi faktor perilaku suami dalam pemilihan penolong persalinan bagi istri. Penelitian ini
menggunakan metode survai dengan rancangan cross-sectional. Lokasi penelitian diwilayah kerja Puskemas
Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, jumlah sampel 110 orang. Faktor predisposisi
pendidikan suami OR= 7,57 (95% CI: 2,11 – 27,15), dan keyakinan suami OR= 0,15 (95% CI: 0,04 – 0,55)
berhubungan secara signifikan dengan pilihan penolong persalinan bagi istri. Suami berpendidikan tinggi
berpeluang 7,5 memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan istri dibandingkan berpendidikan
rendah. Keyakinan suami terhadap penolong persalinan kesehatan berpeluang menurunkan 85% dalam memilih
penolong persalinan tenaga kesehatan dibandingkan dengan yang tidak mempunyai keyakinan terhadap
penolong tenaga kesehatan. Faktor pendukung biaya persalinan mempunyai OR= 6,77 (95% CI: 2,06 -22,28)
berhubugan secara signifkan dengan pilihan penolong persalinan bagi istri. Biaya persalinan yang mahal 6,7
kali akan meningkatkan pemilihan penolong persalinan nakes dibandingkan dengan biaya persalinan murah.
Hal ini dipengaruhi oleh pengeluaran untuk biaya persalinan kepada tenaga kesehatan terdapat beberapa
pengeluaran yang sangat tinggi, sehingga kurva distribusi rata-rata (mean) pembiayaan penolong persalinan
akan miring ke kanan. Pendidikan, biaya dan keyakinan suami merupakan faktor penentu pemilihan penolong
persalinan bagi persalian istri.
Kata kunci : precede-proceed, suami, pimilihan penolong persalinan

ABSTRACT
The decision of mother to choose a birth attendant is closely related to knowledge, attitudes, access to health
services, support of husband and family and local traditions/culture. The human behavior model can analyze
beliefs and attitudes about health behavior to socio-political behavior, including in choice of birth attendantfor
wife. One of model is the precede model. This model can be used to identify behavior, including the behavior
in choice of birth attendant. The aim of this study was to explore the factors of husband's behavior in choice of
birth attendants for wife. This study was used survey method with cross-sectional design. The study location
in the working area of Primary Health Center of Pekuncen District, Banyumas Regency, Central Java, total
sample 110 respondents. The predisposing factors of husband's education OR = 7.57 (95% CI: 2.11 - 27.15),
and husband's confidence OR = 0.15 (95% CI: 0.04 - 0.55) correlated significantly with birth attendant choice
for wife. A highly educated husband has a 7.5 chance of choosing a health worker as a wife's birth attendant
compared to a low education. The husband's confidence in health workers birth attendants has the opportunity
to reduce 85% in choosing a birth attendant from health workers compared to those who do not have confidence
in health workers birth attendant . Supporting factors for delivery costs have OR = 6.77 (95% CI: 2.06 -22.28)
significantly related to the birth attendant options for wife. The cost of expensive delivery 6.7 times will
increase the choice of health workers birth attendant compared to the lower cost delivery. It was influenced
by the expenses for the cost of delivery to health workers there were some very high expenses, so the average
distribution (mean) of the birth attendant financing will have a skewness to the right.
Conclusion: The education, delivery cost, husband's confidence were the determinants for choice of birth
attendant for wife.
Keywords: precede-proceed, husband, choice of birth attendant

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 98


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN pengetahuan, sikap, akses pelayanan,
Model atau teori tentang perilaku dukungan suami dan keluarga serta
manusia dapat diterapkan untuk tradisi/budaya setempat (Parenden, Kandou
menganalisis kepercayaan dan sikap dan Pangemanan, 2015). Zahtamal,
tentang perilaku kesehatan hingga perilaku Restuastuti & Chandra (2011) faktor
sosial politik, termasuk dalam hal ini adalah predisposisi yang berhubungan dengan
pilihan penolong persalinan bagi istri. Salah pelayanan KIA yaitu sikap responden,
satunya adalah model precede-proceed pengaruh orang yang memutuskan
yang dinyatakan sebagai model yang kuat pemilihan pelayanan kesehatan dalam
(Emilia, 2008). Model ini dapat digunakan keluarga, serta pengetahuan responden
untuk berbagai identifikasi perilaku, terkait pelayanan KIA. Masih banyak
termasuk mengembangkan program kepercayaan masyarakat terkait aspek KIA
promosi kesehatan (Emilia, 2008). Model yang belum sesuai dengan nilai-nilai
perencanaan precede-proceed dapat kesehatan. Faktor pemungkin yang
diaplikasikan pada perencanaan program berhubungan dengan pelayanan KIA antara
pemberdayaan masyarakat bidang lain distribusi tenaga kesehatan masih
kesehatan berbasis penilaian kebutuhan belum merata, kualitas ketenagaan pemberi
(Sulaeman, Murti dan Waryana, 2015). pelayanan KIA belum ideal, dan sarana
Salah satu indikator dari program pendukung pelayanan belum memadai.
SDGs dalam rangka mengurangi angka Faktor pendorong yang berhubungan
kematian ibu adalah proporsi kelahiran dengan pelayanan KIA antara lain belum
yang ditolong oleh tenaga kesehatan ada kebijakan daerah sebagai acuan, dana
terampil sebesar 85% (Indonesia RKKR, pendukung pelayanan belum memadai serta
2015). Berdasarkan Perjanjian Kinerja kuantitas kegiatan yang seharusnya
tahun 2016 antara Menteri Kesehatan dilakukan secara lintas sektoral masih
dengan Direktur Jenderal Kesehatan banyak yang belum terealisasi dan belum
Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan optimal.
Masyarakat memiliki 6 IK (Indikator Model precede-proceed
Kinerja), antara lain persentase persalinan mempertimbangkan semua faktor yang
di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) mungkin berpengaruh terhadap status
dengan capaian sebesar 77,3% dengan kesehatan yang diharapkan. Precede-
target 77% (Direktorat Jenderal Kesehatan proceed memberikan langkah-langkah
Masyarakat Kementerain Kesehatan, tambahan untuk mengembangkan
2017). kebijakan dan pelaksanaan serta proses
Tenaga kesehatan yang evaluasi. Green (2005) membedakan 2
berpengaruh terhadap persalinan oleh (dua) hal pokok masalah kesehatan yaitu
tenaga kesehatan adalah rasio bidan/10.000 faktor perilakun (behavioral factors) dan
penduduk dengan memperbaiki akses ke faktor bukan perilaku (non behavioral
fasilitas layanan kesehatan atau puskesmas factors). Sulaeman (2016) menjelasakan
(Hermawan, Prabandari dan Wilopo, faktor perilaku ditentukan oleh faktor
2016). Nurhapipa dan Seprin (2015) faktor kecenderungan atau predisposisi
sikap, keterjangkauan dan dukungan (predisposing factor) disingkat PF.
keluarga, berpengaruh terhadap pemilihan Predisposing factor adalah faktor-faktor
penolong persalinan. Lebih lanjut dapat di yang mempermudah atau kecenderungan
jelaskan bahwa variabel yang paling terjadinya perilaku seseorang. Termasuk
dominan berpengaruh terhadap pemilihan dalam predisposing factor adalah
penolong persalinan adalah keterjangkauan pengetahuan, sikap, kepercayaan,
(jarak tempuh). keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
Keputusan ibu memilih penolong Selanjutnya faktor memungkinkan atau
persalinan sangat berkaitan dengan, pendukung (enabling factors) kemudian di

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 99


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
singkat EF, yaitu faktor-faktor yang merupakan tanggung jawab suami.
menungkinkan atau atau yang Penelitian menunjukkan bahwa lebih tinggi
memfasislitasi perilaku atau tindakan. hasil jawaban suami lebih memilih pasrah
Enabling factor terdiri dari lingkungan dan satu-satunya harapan adalah berdoa
fisik, prasarana dan sarana atau fasilitas kepada Tuhan agar tidak tertimpa bahaya
kesehatan, misalnya sarana prasarana kematian karena hamil dan melahirkan
kesehatan seperti puskesmas, alat daripada mencari pertolongan persalinan
kesehatan dan obat-obatan, serta oleh tenaga kesehatan.
sumberdaya kesehatan, umur , status sosial Partisipasi suami merupakan
ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. strategi untuk mengurangi beban masalah
Terakhir adalah faktor pendorong kesehatan reproduksi yang paling
(reinforcing factor) disingkat RF, yaitu mendesak saat ini. Beberapa upaya yang
faktor-faktor yang mendorong atau ditujukan pada pria sebelum ini masih
memperkuat terjadinya perilaku. Termasuk terlalu lemah atau terlalu singkat, sehingga
dalam renforcing factor adalah contoh dari pemahaman kurang lengkap menyebabkan
tokoh masyarakat yang menjadi panutan, motivasi, interaksi pasangan dalam
perilaku petugas kesehatan atau petugas program kesehatan reproduksi masih sangat
lain yang merupakan kelompok referensi minim. Keterlibatan suami pada masa
atau rujukan dari perilaku masyarakat. kehamilan istrinya masih memiliki
Menurut Siswantoro (2012) variabel tingkatan yang berbeda-beda. Pada
predisposing factors yang terdiri dari program keselamatan ibu, suami menjadi
pengetahuan, keyakinan, nilai terhadap sasaran program kesehatan repoduksi.
manfaat, sikap terhadap penyakit dan niat Suami seringkali menjadi satu-satunya
berobat, semuanya dalam kategori baik. yang memiliki peran sangat penting
Tingginya responden yang tidak memiliki terutama sebagai pengambil keputusan
biaya transportasi menuju Puskesmas atau krusial ketika kondisi istri cukup serius
rumah sakit tempat berobat dan rendahnya untuk mencari pertolongan, serta
ketersediaan transportasi kendaraan memutuskan bagaimana istri hamil akan
bermotor yang digunakan menuju dibawa ke klinik dan dapat mengatasi
Puskesmas atau rumah sakit tempat keterlambatan jika mengetahui gejala-
berobat. Rendahnya dukungan berobat ke gejala yang berhubungan dengan
Puskesmas/rumah sakit dari keluarga dan komplikasi kehamilan dan persalinan,
tokoh masyarakat. Semua variabel sehingga suami perlu diberi motivasi
predisposing factor tidak berpengaruh tentang kesehatan reproduksi. Perempuan
secara signifikan terhadap kepatuhan kurang otonomi pengambilan keputusan
pengobatan. Variabel enabling factor yang mengenai kelahiran anak, ketergantungan
berpengaruh secara signifikan adalah biaya pada suami dan anggota keluarga lainnya
transportasi, jenis transportasi dan jarak untuk keputusan akhir (Sialubanje, et.al,
tempat tinggal penderita. Lebih lanjut 2015).
variabel reinforcing factor yaitu dukungan
berobat berpengaruh secara signifikan TUJUAN
terhadap kepatuhan pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah
Perlindungan dari praktek-praktek mengaplikasikan model precede-proceed
reproduksi yang membahayakan wanita pada perilaku suami dalam pilihan
hamil merupakan suatu keadaan yang tidak penolong persalian bagi istri.
bisa dianggap remeh dalam upaya
tercapainya kesehatan reproduksi selama METODE PENELITIAN
dan sesudah hamil. Melindungi wanita Penelitian ini berjenis survai dengan
hamil dari praktek-praktek dalam proses menggunakan rancangan cross-sectional
reproduksi yang membahayakan adalah yang dilakukan terhadap 110 responden.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 100


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Penelitian cross sectional merupakan kesehatan terlatih dibandingkan memilih
penelitian dimana seluruh variabel diamati dukun bayi dengan alasan keamanan dan
dan diukur pada waktu penelitian keselamatan tersebut.
berlangsung10. Alat yang digunakan dalam Dari hasil penelitian diketahui
penelitian ini adalah angket. Berupa daftar bahwa pendidikan responden masih relatif
pertanyaan untuk mengeksplorasi rendah, yaitu dengan rincian responden
determinan perilaku yang mendorong berpendidikan SLTP kebawah berjumlah
suami untuk memilih pemanfaatan 68(61,8%), sedangkan responden
penolong persalinan, berapa besar berpendidikan tinggi berjumlah 42
dukungan sosial akan mempengaruhi suami (38,2%). Pembagian pendidikan ini
dalam menentukan pilihan penolong didasarkan pada wajib belajar pemerintah 9
persalinan, tingkat pengetahuan yang suami tahun, bahwa pendidikan dasar 9 tahun
miliki terhadap penolong persalinan, diselenggarakan selama 6 tahun di sekolah
keyakinan serta sikap terhadap penolong dasar dan 3 tahun di SLTP ( Departemen
persalinan. Subyek penelitian adalah para Pendidikan dan kebudayaan, 1994).
suami yang istrinya melahirkan satu tahun Tingkat pendidikan merupakan faktor yang
yang tinggal di wilayah kerja Puskemas mendukung atau dapat dikatakan
Kecamatan Pekuncen Daerah Tingkat II pendidikan merupakan suatu strukur sosial
Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Besar yang mendukung kebutuhan suami dalam
sampel minimal 95, untuk mengantisipasi pemanfaatan pelayanan kesehatan dan
missing data maka sampel perlu ditambah dapat digunakan untuk menggambarkan
15%, menjadi 110 responden. Sampel fakta bahwa tiap individu dengan tingkat
penelitian diambil secara purposive pendidikan berbeda mempunyai
sampling. Teknik analisa yang digunakan kecenderungan dalam penggunaan
analisa univariat, analisa bivariat, analisa pelayanan kesehatan berbeda-beda pula.
multivariat. Pada penelitian ini status sosial
ekonomi ditentukan berdasarkan indikator
HASIL PENELITIAN pengeluran per bulan keluarga, dengan
1. Analisis Univariabel asumsi bahwa keluarga dengan
a. Karakteristik Responden pengeluaran tinggi dianggap sebagai
Dari hasil penelitian terhadap keluarga status ekonomi tinggi dan
responden yang berjumlah 110 responden sebaliknya. Berdasarkan penelitian
diketahui bahwa umur paling muda adalah diketahui bahwa total pengeluaran perbulan
29 tahun sedangkan umur paling tua adalah berkisar antara Rp 80.000 sampai dengan
58 tahun, rata-rata kelompok umur 37,77 Rp 3.500.000, rata-rata pengeluaran (mean)
tahun (95% CI; 36,60 – 38,93) dan median Rp 667.4007.73, standar deviasi (SD) Rp
37,00 dengan standar deviasi 5,961 tahun. 556.7888.93.
Dari estimasi interval diketahui bahwa 95% Berdasarkan hasil penelitian
diyakini rata-rata umur responden terletak diketahui bahwa pekerjaan utama
antara 36,60 tahun sampai dengan 38,93 responden adalah PNS/TNI/POLRI,
tahun. Rata-rata umur responden yang swasta, pedagang, petani dan buruh. Jumlah
memilih tenaga kesehatan sebagai terbanyak adalah buruh yaitu 40(36%),
penolong persalinan bagi istrinya lebih tua paling sedikit lain-lain 5(4,5%) yang
dibandingkan dengan responden yang meliputi tukang kayu, tukang ojeg dan
memilih dukun bayi. Usia yang lebih tua pekerja rentenir. Pekerjaan suami
memungkinkan responden lebih bijaksana merupakan suatu tolak ukur keberhasilan
dalam menganalisa keamanan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Mereka
keselamatan persalinan istrinya saat yang bekerja formal diasumsikan bekerja
persalinan, sehingga ada kecenderungan dalam suatu lembaga resmi di luar tempat
suami akan memilih bidan atau tenaga tinggal. dari lingkungan kerja inilah mereka

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 101


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
merndapatkan pengalaman yang lebih luas, Pada pertanyaan tempat yang aman
sehingga diperkirakan akan lebih mudah untuk persalinan, jika responden menjawab
menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai baru rumah sebagai tempat yang aman dengan
yang disampaikan. Ini berarti bahwa jawaban ya maka jawaban tersebut salah,
seseorang yang bekerja pada ssektor formal jika menjawab rumah bersalin dan rumah
(PNS/TNI/POLRI/swasta) akan sakit dengan jawaban ya maka jawabannya
mendapatkan pengalaman atau informasi benar. Berdasarkan jumlah jawaban
dari lingkungannya, termasuk informasi responden yang benar, maka yang termasuk
menganai tenaga penolong persalinan katagori berpengetahuan rendah 90(81,8%)
profesional (tenaga kesehatan) sehingga dan berpengetahuan tinggi 20(18,2%).
orang tersebut akan memilih tenaga
kesehatan sebagai penolong persalinan jika e. Variabel Keyakinan
istrinya akan melahirkan. Penilaian keyakinan responden
b. Variabel Dukungan Sosial terhadap penolong persalinan dalam
Skor dukungan sosial untuk suami penelitian ini, dihitung dari jawaban sangat
saat menentukan pilihan penolong yakin, yakin, tidak yakin dan sangat tidak
persalinan bagi istri yang diperoleh dalam yakin mereka atas 10 pertanyaan mengenai
penelitian ini tertinggi adalah 63(57,3%) keyakinan mereka terhadap masalah
dan rendah 47(42,7%). persalinan dan penolong persalinan.
c. Variabel Biaya Persalinan Berdasarkan hasil penelitian bahwa
Respoden dari hasil penelitian ini jawaban sangat yakin dan yakin tertinggi
melaporkan bahwa biaya yang harus pada pertanyaan mengenai bapak yakin
dikeluarkan dalam persalinan anak terkecil bahwa persalinan dapat mengancam jiwa
berkisar antara Rp 100.000 - 800.000, ibu dan bayi, bapak yakin bahwa terjadinya
standar deviasi Rp 1.125.696. Kemudian perdarahan pada persalinan dapat
dari biaya yang dikeluarkan diketahui menyebabkan kematian, bapak yakin
20(18,2%) berpendapat murah, 90(81,1%) bahwa dengan adanya peralatan dan obat-
menyatakan mahal. obatan yang lengkap pada tenaga kesehatan
d. Variabel Pengetahuan (bidan, dokter umum, dokter kebidanan)
Dalam penelitian ini pengetahuan maka persalinan yang ditolong oleh tenaga
responden dihitung berdasarkan jumlah kesehatan lebih terjamin. Jawaban sangat
jawaban yang benar mereka dari yakin dan yakin tertinggi sebesar
pertanyaan mengenai persalinan dan 103(93,6%) pada pernyataan dengan
penolong persalinan meliputi yang boleh pengetahuannya bidan dapat mengetahui
menolong persalinan, tempat yang aman tanda-tanda bahaya perslinan seperti partus
untuk bersalin, risiko persalinan yang dapat macet (kelahiran lama), perdarahan.
menyebabkan kematian, alasan dukun (non Sedangkan proporsi jawaban sangat yakin
nakes) lebih berisiko, adan alasan tenaga dan yakin terendah ada pertanyaan apakah
kesehatan (bidan, dokter umum, dokter bapak yakin bahwa persalinan yang
kebidanan) lebih menjamin keselamatan. ditolong oleh non nakes (dukun, keluarga)
Pada pertanyaan persalinanan yang lebih berisiko terjadinya perdarahan,
dilakukan oleh non nakes (dukun) lebih infeksi bahkan kematian, apakah bapak
memiliki risiko yang berdampak fatal yakin bahwa keselamatan ibu dan bayi
(kematian) jika jawaban responden tidak tidak terjamin jika persalinan ditolong oleh
maka jawabannya salah, jika menjawab non nakes (dukun, keluarga) apakah bapak
persalinanan yang dilakukan oleh nakes ( percaya bahwa persalinan dirumah lebih
bidan, dokter umum, dokter kebidanan) berisiko karena tidak bersih.
lebih menjamin keselamatan ibu dan bayi f. Variabel Sikap
dengan jawaban ya maka jawabanya benar. Pada penelitian ini sikap responden
terhadap penolong persalinan dihitung dari

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 102


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
jumlah jawaban sangat setuju, setuju, tidak penolong persalinan bagi istri (p= <0,001).
setuju, sangat tidak setuju mereka atas 10 Hasil analisis sikap suami terhadap perilaku
pertanyaan mengenai penolong persalinan. suami memilih penolong persalinan bagi
Berdasarkan penelitian terhadap 110 istri, tidak ada hubungan yang signifikan
responden diketahui bahwa proporsi antara sikap suami terhadap perilaku suami
jawaban sangat setuju dan setuju tertinggi memilih penolong persalinan bagi istri
sebesar 105(95,5%) ada pada pertanyaan (p=0,121).
persalinan dapat mengancam keselamatan 3. Analisis Multivariabel
ibu dan bayi , oleh sebab itu tiap persalinan Analisa multivariat, dilakukan
harus ditolong oleh tenaga kesehatan dengan regresi logistik dengan tujuan untuk
sedangkan proporsi jawaban sangat setuju mengetahui hubungan antara variabel bebas
dan setuju terendah ada pada pertanyaan dengan variabel terikat secara bersama
mengenai bila istri sudah ada tanda-tanda sehingga diperoleh variabel-variabel yang
akan melahirkan, bapak tidak segera paling berperan (bermakna), pada tingkat
menghubungi tenaga kesehatan (bidan, kepercayaan () = 0,05 dan Confidence
dokter umum, dokter kebidanan). Interval (95% CI). Variabel pendidikan
2. Analisis bivariabel suami OR= 7,57 (95% CI: 2,11 – 27,15)
Dari analisis karakteristik suami biaya persalinan mempunyai
dengan pilihan penolong persalinan hanya OR=6,77(95% CI: 2,06 -22,28) dan
faktor pendidikan yang signifikan terhadap keyakinan suami OR= 0,15 (95% CI: 0,04
pilihan penolong persalinan, dimana – 0,55) . Biaya persalinan yang mahal 6,7
diperoleh hasil uji statistk (OR=7,57 : CI kali akan meningkatkan pemilihan
95% 2,11-27,15) dan p=<0,001. Hasil penolong persalinan nakes dibandingkan
analisis bivariabel hubungan antara dengan biaya persalinan murah.
determinan dukungan sosial dengan
perilaku suami dalam memilih penolong
persalinan diperoleh hasil uji statistik nilai
p=0,072 (p0,05). Berarti tidak ada
hubungan signifikan antara determinan
dukungan sosial dengan perilaku suami
dalam memilih penolong persalinan. Dari
hasil analisis bivariabel didapatkan adanya
hubungan yang signifikan antara biaya
persalinan dengan pemilihan penolong
persalinan (OR=4,889 ; CI 95% 1,761-
13,574) dan p0,05. Tinggi biaya persalinan
yang harus dibayar mempengaruhi
kecenderungan responden untuk memilih
tenaga bukan kesehatan biaya murah
dibandingkan dengan tenaga bukan
kesehatan biaya mahal. Dari analisis antara
pengetahuan dengan pemilihan penolong
persalinan, diperoleh tidak ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dengan
pemilihan penolong persalinan (p=0,202).
Hasil analisis keyakinan suami terhadap
perilaku suami memilih penolong
persalinan bagi istri, didapatkan ada
hubungan signifikan antara keyakinan
suami terhadap perilaku suami memilih

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 103


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Tabel Analisa multivariat determinan yang keyakinan suami OR= 0,15 (95% CI: 0,04 -
mempengaruhi perilaku suami dalam 0,55), sedangkan enabling factor yaitu
memilih penolong persalinan bagi istri.a pendidikan suami dengan OR= 7,57 (95%
Variabel Penolong persalinan CI: 2,11-27,15), dari variabel reinforcing
(0=Non nakes, 1=Nakes) factor dalah biaya persalinan dengan
OR (95%CI) p value OR=6,77(95% CI: 2,06-22,28). Varibel
Pendidikan sikap tidaksebagai predisposing factor
1. Rendah 7,57 (2,11 – <0,001* tidak memiliki hubungan signifikan oleh
2. Tinggi 27,15) karena nilai p value 0.121 dan OR= 3,04.
Biaya Dari odds ratio (OR) ditemukan
persalinan bahwa responden yang berpendidikan
1. Murah 6,77 (2,06 - <0,001* tinggi mempunyai peluang 7,5 kali memilih
2. Mahal 22,28) tenaga kesehatan dibandingkan dengan
Sikap suami responden yang berpendidikan rendah.
1.Tidak 3,04 (0,72 - Status pendidikan wanita ditemukan
setuju 12,84) 0.121 menjadi faktor paling signifikan yang
2. Setuju mempengaruhi tempat persalinan (Belay
Keyakinan dan Sendo, 2016 ). Tingkat pendidikan
suami dapat menjadi hambatan dalam penyerapan
1.Tidak 0,15 (0,04 – <0,001* informasi, pendidikan rendah
yakin 0,55) menyebabkan seseorang acuh tak acuh
2. Yakin terhadap masalah kesehatan, sehingga
Ket. mereka tidak mengenali bahaya yang
a
Hasil berdasarkan data dari 110 responden mungkin terjadi, walaupun sarananya ada
(n=110) mereka belum tentu mau menggunakannya.
*signifikan pada p<0.05. Biaya persalinan yang mahal 6,7
kali akan meningkatkan pemilihan
PEMBAHASAN penolong persalinan nakes dibandingkan
Precede-Proceed Dalam Perilaku Pilihan dengan biaya persalinan murah.
Penolong Persalinan Bagi Istri Pendapatan rumah tangga pada akhirnya
Perilaku kesehatan adalah semua merupakan sumber terbesar pembiayaan
aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang kesehatan11. Tingkat pengeluaran rumah
dapat diamati (observable) mapun yang tangga yang ada saat ini sebagian
tidak dapat diamati (unobservable) yang merupakan akibat dari pola pelayanan
berkaitan dengan pemeliharaan dan kesehatan pemerintah yang ada, dan adanya
peningkatkan kesehatan (Albarracin, et.al, keterbatasan untuk dapat menggunakan
2001). Perilaku kesehatan merupakan pelayanan kesehatan pemerintah yang
segala bentuk pengalaman dan interaksi gratis ataupun murah biaya khususnya
individu dengan lingkungannya, khsusunya untuk daerah pedesaan. Masyarakat
yang menyangkut pengetahuan dan sikap berpendapatan rendah cenderung menunda
tentang kesehatan serta tindakannya yang penggunaan pelayanan kesehatan sampai
berhubungan dengan kesehatan (Sarwono, penyakitnya parah, sebagian mereka
2007).Berdasarkan hasil analisa multivariat mempunyai asumsi bahwa mereka
dapat dijelaskan bahwa dari berbagai berusaha menghindarkan pembayaran yang
variabel yang signifikan terhadap tidak terjangkau. Lebih lanjut pembayaran
determinan perilaku suami yang untuk kesehatan cenderung sangat
mempengaruhi pemilihan penolong tergantung kepada pandangan hidup
persalinan bagi istri pada faktor mereka terhadap perlunya suatu kesehatan
kecenderungan atau predisposisi tertentu, serta sejauh mana pemerintah
(predisposing factor) adalah variabel dapat menyediakan pelayanan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 104


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
masyarakatnya sesuai dengan yang mereka ada kecenderungan dan kemungkinan
perlukan. Penggunaan pelayanan responden beranggapan pemilihan
kesehatan tradisional lebih dapat dianggap penolong persalinan adalah masalah pribadi
sebagai cermin kepercayaan masyarakat suami dan istri.
terhadap perawatan yang dianggap sesuai Dalam penelitian ini pengetahuan
oleh masyarakat tersebut, daripada suami tidak mempunyai hubungan yang
kemauan mereka membayar setiap jenis bermakna terhadap pemilihan penolong
pelayanan kesehatan yang disediakan. persalinan bagi istri dimana nilai p0,05
Hambatan utama pemnafaatan layanan (p=0,072). Namun demikian, hasil
antenatal dan intrapartum adalah sumber penelitian ini sejalan dengan kesimpulan
daya rendah, biaya, jarak dan waktu yang Badan Pusat Statistik (BPS) dan ORC
diperlukan untuk mengakses perawatan Macro (2003) yang menegaskan bahwa
(Bhutta, et.al, 2009) ayah di perkotaan dan yang berpendidikan
Menurut Heriyanto (2004)12 suami lebih tingggi sangat cenderung
yang mendapat dukungan dari anggota membicarakan berbagai aspek persalinan
keluarga cenderung memilih bidan (tenaga dengan seseorang daripada ayah di
kesehatan) sebagai penolong persalinan pedesaan atau yang tidak sekolah atau yang
bagi istrinya dibandingkan dengan berpendidikan lebih rendah. Tidak
responden yang tidak mendapatkan signifikannya variabel pengetahuan dapat
dukungan. Menurut WHO (2003)11 berkaitan dengan distribusi responden yang
dukungan sosial dan hubungan sosial yang homogen di mana sebagian besar
baik akan memberikan sumbangan penting berpendidikan rendah. Lebih dari separuh
bagi kesehatan. Dukungan sosial atau 68 responden (61,8%) berpindidikan
membantu dalam pemenuhan sumber- SLTP, SD dan tidak tamat sekolah.
sumber emosional dan praktis seseorang. Pendidikan yang rendah menyebabkan
Dengan adanya dukungan jaringan sosial seseorang acuh tak acuh terhadap program
dalam berkomunikasi dan hubungan saling kesehatan, sehingga mereka tidak
menguntungkan akan membuat seseorang mengenal bahaya yang mungkin terjadi.
merasa diperhatikan, dicintai, berharga dan Dari hasil uji statistik diperoleh
bernilai. Dukungan sosial memiliki efek hasil ada hubungan bermakna antara
perlindungan yang luar biasa terhadap keyakinan dengan pilihan penolong
kesehatan. Hubungan yang saling persalinan oleh suami bagi istri. Keyakinan
mendukung kemungkinan akan terhadap kesehatan (health belief) dapat
memberikan dorongan bagi terbentuknya digolongkan sebagai salah satu dari faktor
pola-pola perilaku yang lebih sehat. predisposing, yaitu faktor yang
Hasil penelitian ini berbeda dengan menggambarkan ciri perseorangan yang
hasil penelitian Heriyanto (2004) tersebut sudah ada sebelum seseorang itu sakit yang
dan penjelasan WHO (2003) tersebut di memberikan variasi dalam memanfaatkan
atas. Hal ini dimungkinkan karena faktor pelayanan kesehatan. Namun kalau kita
sosial dan budaya yang berlaku di suatu menggunakan teori Rosenstock keyakinan,
wilayah memang berbeda satu dengan terutama berkaitan dengan persepsi tentang
lainnya. Dukungan yang hanya bersifat status kesehatannya, dapat mewakili
emosional sangat mungkin tidak cukup kebutuhan (need) akan pelayanan
menguatkan dibandingkan dukungan kesehatan (Hakimi, 1999). Tidak
finansial yang bersifat langsung. Adanya bermaknanya hubungan antara keyakinan
pergeseran nilai di tengah-tengah terhadap pemilihan penolong persalinan
masyarakat yang lebih mementingkan diri jika dikaitkan dengan teori Rosenstock
daripada kebersamaan juga berpengaruh tersebut sangat mungkin disebabkan oleh
terhadap tidak bermaknanya dukungan persepsi yang berbeda-beda pada setiap
sosial. Oleh karena itu pada penelitian ini orang, sehingga ada responden yang

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 105


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
beranggapan istrinya lebih aman dan kecenderungan atau predisposisi
terjamin keselamatannya apabila (predisposing factor) adalah variabel
melahirkan dibantu tenaga profesional keyakinan suami, sedangkan enabling
(nakes) dan sebaliknya ada yang cenderung factor yaitu pendidikan suami, dari
memilih dukun bayi. Hasil penelitian variabel reinforcing factor dalah biaya
diperoleh nilai OR sebesar 0.15 (1-0.5=0.85 persalinan. Sedangkan faktor yang tidak
atau 85%) artinya suami yang memiliki berhubungan dengan pemilihan penolong
keyakinan diri akan menurunkan 85% persalinan oleh suami bagi istri antara lain
dalam memilih penolong persalinan tenaga dukungan sosial (reinforcing factor) ,
kesehatan dibandingkan suamu yang tidak pengetahuan dan sikap (enabling factor ).
memiliki keyakinan diri
Suami yang memiliki sikap yang REFERENSI
baik terhadap penolong persalinan tenaga Albarracin D, et.al. 2001. Theories Of
kesehatan cenderung untuk memilih tenaga Reasoned Action And Planned
kesehatan (bidan) sebagai penolong Behavior As Models Of Condom Use:
persalinan. Namun dalam penelitian ini A Meta-Analysis. Psychological
tidak terdapat hubungan yang bermakna Bulletin; 127 (1), 142-61.
antara sikap responden dengann pemilihan Azwar, S, (1995) Sikap Manusia Teori dan
penolong persalinan (p0,05). Keputusan Pengukurannya, Pustaka Pelajar,
yang dibuat oleh suami atau kerabat Yogyakarta.
menunjukkan hubungan positif yang Bhutta, A. Z. et.al. 2009. Delivering
signifikan dengan pemanfaatan layanan Interventions To Reduce The Global
pengiriman kelembagaan (Fikre and Burden of Stillbirths: Improving
Demissie, 2012). Hasil penelitian ini Service Supply and Community
berbeda dengan penelitian sebelumnya Demand. BMC Pregnancy and
Hakimi (1999), dan Wijayanti (1999) yang Childbirth. 9 (Suppl 1):S7.
menyebutkan bahwa sikap merupakan Badan Pusat Statistik (BPS) dan ORC
salah satu variabel penentu dalam Macro, (2003) Survei Demografi dan
pemilihan penolong persalinan. Perbedaan Kesehatan Indonesia 2002-2003,
dengan penelitian ini diduga karena Calverton, Marylany, USA: ORC
kurangnya anjuran terhadap responden Macro.
tentang pemilihan penolong persalinan Belay, S.A and Sendo, G.E. 2016. Factors
dengan tenaga kesehatan dan kurangnya Determining Choice of Delivery
informasi tentang tanda-tanda bahaya Place Among Women of Child
persalinan. Menurut Azwar, (1995), Bearing Age in Dega Damot District,
menyebutkan bahwa sekalipun sikap North West of Ethiopia: a Community
merupakan predisposisi evaluatif yang Based Cross Sectional Study. BMC
banyak menentukan bagaimana individu Pregnancy and Childbirth. 16:229.
bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat,
nyata seringkali berbeda. Hal ini Direktorat Jenderal Kesehatan
dikarenakan tindakan nyata tidak hanya Masyarakat. 2017. Laporan Kinerja
ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi Direktorat Jenderal Kesehatan
oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Masyarakat Tahun 2016. Kemenkes
KESIMPULAN RI. Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis dan Emilia, O. 2008. Promosi Kesehatan dalam
pembahasan dapat disimpulkan sebagai Lingkup Kesehatan Reproduksi.
berikut variabel yang signifikan terhadap Pustaka Cendekia.Press. Yogyakarta.
determinan perilaku suami yang Fikre, A.A and Demissie, M. 2012.
mempengaruhi pemilihan penolong Prevalence Of Institutional Delivery
persalinan bagi istri pada faktor and Associated Factors In Dodota

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 106


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Woreda (District), Oromia Regional Proceed pada Perencanaan Program
State, Ethiopia. Reproductive Health, Pemberdayaan Masyarakat Bidang
9:33 Kesehatan Berbasis Penilaian
Hakimi, M., (1999) Determinan Pemilihan Kebutuhan Kesehatan Masyarakat.
Penolong dan Tempat Pertolongan Jurnal Kedokteran YARSI Vol. 23,
Persalinan di Kabupaten Purworejo, No.3, pp 149-164.
Lembaga Penelitian Universitas Sialubanje. C.,et.al. 2015. Reasons for
Gadjah Mada, Yogakarta. Home Delivery and Use of
Heriyanto, (2004) “Faktor-faktor Suami Traditional Birth Attendants In Rural
yang Berhubungan dengan Pilihan Zambia: A Qualitative Study. BMC
Penolong Persalinan bagi Istrinya di Pregnancy and Childbirth. 15:216
Wilayah Puskesmas Madukoro Tjiptoherijanto, P., dan Soesetyo, B.,
Kabupaten Lampung Utara Tahun (2005) Ekonomi Kesehatan, Rineka
2004”, Skripsi S-1, Fakultas Cipta, Jakarta.
Kesehatan Masyarakat Universitas Wijayanti, P.M. 1999. “Determinan
Indonesia, Depok. Pemilihan Penolong dan Tempat
Hermawan, A, Prabandari2, A. Y. S dan Pertolongan Persalinan di Kabupaten
Wilopo3, S. A. 2016. Determinan Purworejo”. Tesis S-2, Program Pasca
Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Sarjana UGM, Yogyakarta.
Indonesia. Berita Kedokteran WHO. 2003. Social Determinants of
Masyarakat. Volume 32, No. 7, pp Health: The Solid Facts, 2nd ed.,
231-236. Copenhagen: WHO Regional Office
Nurhapipa dan Seprina, Z. 2015. Faktor for Europe.
Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Zahtamal, Restuastuti, T dan Chandra.
Memilih Penolong Persalinan Di 2011. Analisis Faktor Determinan
Puskesmas XIII Koto Kampar I. Permasalahan Pelayanan Kesehatan
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, Ibu dan Anak. Kesmas, Jurnal
No. 6, pp 283-288. Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.
Indonesia RKKR. 2015. Kesehatan dalam 6, No. 1, pp 9-16.
Kerangka Sustainable Development
Goals (SDGs). Kemenkes RI. Jakarta.
Relik Diana Parenden, G. D. Kandou & J.
M. Pangemanan. 2015. Analisis
Keputusan Ibu Memilih Penolong
Persalinan Di Wilayah Puskesmas
Kabila Bon. JIKMU, Vol. 5, No. 2a,
pp 362- 372.
Sarwono, S. 2007. Sosiologi Kesehatan
Beberapa Konsep Beserta
Aplikasinya. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press.
Siswantoro, Toto. 2012. Analisis Pengaruh
Predisposing, Enabling dan
Reinforcing Factors terhadap
Kepatuhan Pengobatan TB Paru di
Kabupaten Bojonegoro. J. Adm.
Kebijak. Kesehat., Vol. 10, No. 3, pp
152–158.
Sulaeman, E.S, Murti, B dan Waryana.
2015. Aplikasi Model Precede-

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 107


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
RESPON PSIKOLOGIS TERDIAGNOSA HIV/AIDS STUDY FENOMENOLOGI
PADA IBU HAMIL DI KOTA SEMARANG

Ns. Sri Wahyuni, M.Kep., Sp.Kep.Mat; Ns. Tutik Rahayu, M.Kep., Sp.Kep.Mat
Departemen Maternitas, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung
wahyuni@unissula.ac.id

ABSTRAK

Kehamilan yang merupakan proses fisiologis yang diharapkan oleh setiap pasangan yang sudah menikah.
Namun tidak selalu kehamilan tersebut berjalan dengan sehat, ganguuan kehamilan termasuk infeksi pada
kehamilan dapat terjadi sewaktu-waktu. Kondisi ini tentu akan berdampak pada psikologis Ibu, terlebih jika
dalam kehamilannya terdiagnosa HIV/ AIDS. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang makna pengalaman psikologis ibu hamil ketika terdiagnosa HIV positif. Methode penelitian
yang dilakukan menggunakan kualitatif desain dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan 8 orang
yang diambil melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan tehnik wawancara
mendalam ( indepth interview) dan menggunakan pertanyaan semi terstruktur, sementara analisis data
dilakukan menurut langkah-langkah dari Colaizzi. Hasil Penelitian mendapatkan 4 tema meliputi: sedih,
marah, kaget dan putus asa. Kesimpulan: Partisipan mengalami distress psikologis yang ditandai adanya
penolakan berupa respon marah, kaget dan keputusasaan. Saran: Perlu Pemberian dukungan dan support pada
ibu hamil yang terdiagnosa HIV positif agar ibu memiliki semangat hidup, befikir positif dan dapat melalui
kehamilan dengan berbagai konskwensi yang harus dijalankan secara sehat.

Katakunci: respon psikologia,HIV/ AIDS,ibu hamil

PENDAHULUAN kehamilan yang kurang baik seperti


Kehamilan yang merupakan proses resiko lahir meninggal, persalinan
fisiologis yang diharapkan oleh setiap premature dan gangguan pertumbuhan
pasangan yang sudah menikah. Namun intra uterin (Fraser, & Cooper, 2009).
tidak selalu kehamilan tersebut berjalan Dampak cukup serius pada kehamilan
dengan sehat. Berbagai macam ganguan dengan infeksi HIV adalah penularan
dapat terjadi pada ibu hamil termasuk vertikal dari ibu ke janin yang dapat terjadi
infeksi pada kehamilan dapat terjadi pada periode ante partum, intra partum
sewaktu-waktu. Salah satu jenis infeksi dan post partum (Mandal et al., 2008).
yang dapat terjadi adalah infeksi dari virus Penularan HIV dari ibu ke janin dapat
HIV yang menyerang sel darah putih dan terjadi selama periode kehamilan,
mampu merusak kekebalan tubuh persalinan yang disebabkan sekresi
penderitanya (Daili., 2007; Gillespie, & serviks dan darah maupun selama periode
Bamford, 2014). post parturn melalui pemberian ASI
Virus HIV yang menyerang (Kemenkes RI, 2011; Varney’s, 2007).
merusak kekebalan tubuh menyebabkan Jumlah penduduk dunia yang
penderitanya menjadi rentan mengalami tercatat terinfeksi HIV dari 33 negara
berbagai macam penyakit yang dapat menurut data WHO, UNAIDS dan
disebabkan oleh defisiensi imunitas UNICEF tahun 2010 sebanyak 2,9 Juta
seluler. Tubuh penderita yang mengalami jiwa, sedangkan jumlah penderita HIV/
infeksi dan terkena berbagai macam AIDS di Indonesia menurut data dari
penyakit akibat menurunnya kekebalan Ditjen PP dan PL Kemenkes RI tahun
tubuh disebut dengan AIDS (Mandal et 2011 sebanyak 76.879 penderita, 29.879
al., 2008). Kondisi ini merupakan salah diantaranya telah menderita AIDS.
satu penyulit kehamilan yang sering Sebagian besar penderita berada pada
terjadi dan berkaitan dengan prognosa rentang usia 20-29 tahun yaitu sebanyak
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 108
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
13.053 penderita dan sebanyak 8.122 awal yang dialami meliputi rasa sedih,
penderita berjenis kelamin perempuan marah, kaget dan juga putus asa. Berikut
serta terdapat 662 balita positif HIV yang secara rinci uraian pengalaman dari
tertular dari ibunya. partisipan
Jumlah penderita HIV/ AIDS
berdasarkan data dari Balai Kesehatan a. Perasaan sedih
Paru Masyarakat (BKPM) Semarang Respon psikologis berupa perasaan sedih
tahun 2013 terdapat 49 wanita usia subur diungkapkan oleh partisipan yang berusia
yang berada pada rentang usia 20 - 40 32 tahun ini berupa ungkapan kesedihan
tahun dan berada dalam binaan. Penderita dan perasaan dikhiananti ketika pertama
sebagian besar aktif mengikuti program kali mendengar ia dinyatakan oleh dokter
pembinaan berupa konseling, penyuluhan positif terinfeksi HIV. Berikut kutipan
dan program terapi. Sebagian dari mereka pernyataannya
tidak aktif mengikuti program namun .
mereka tetap menjalankan fungsi “……..Perasaan saya itu ya sedih tho
reproduksinya seperti hamil dan mbak, khan suami saya kerjanya supir,
menyusui. selama ini berarti berhubungan sama
Dampak yang dialami oleh orang lain. Perasaan saya oh kok
penderita HIV/AIDS tidak hanya terjadi selingkuh, penghianat gitu lho mba. Tapi
secara fisik, namun juga secara psikologis. kalau soal tato-tato dari dulu memang
Belum banyak penelitian yang sudah tato tapi kalau tato anak saya khan
mengungkap respon psikologis terutama kena anak yang pertama, tapi anak yang
pada ibu hamil saat awal terdiagnosa HIV/ pertama tidak kena, berarti khan kenanya
AIDS. baru-baru itu…….dia kan pernah cerita
kalau dia sering ketempat kayak gitu lha
TUJUAN PENELITIAN terus pas dia kena penyakit TB ketahuan
Tujuan penelitian ini adalah virusnya, khan berarti dia jajan
memperoleh pemahaman yang mendalam juga……(P1).”
tentang makna pengalaman psikologis ibu
hamil ketika terdiagnosa HIV positif Perasaan sedih merupakan ekspresi
emosional yang normal pada saat
METODOLOGI seseorang dinyatakan terdiagnosa
Methode penelitian yang dilakukan penyakit tertentu (Herminioni and
menggunakan kualitatif desain dengan Theodore, 2014). Kesedihan muncul
pendekatan fenomenologi. Jumlah akibat dari diagnosis penyakit kronik atau
partisipan 8 orang yang diambil melalui berbahaya sehingga yang menstimulasi
teknik purposive sampling. Data perasaan cemas (Boris, William, Fapa and
dikumpulkan menggunakan tehnik Rahn, 2011). Kesedihan yang dirasakann
wawancara mendalam ( indepth interview) seseoang tidak hanya terjadi karena
dan menggunakan pertanyaan semi diagnosis penyakit atau prognosa penyakit
terstruktur, sementara analisis data yang tidak baik namun juga akibat dari
dilakukan menurut langkah-langkah dari perasaan di khianati oleh pasangan. Hal ini
Colaizzi. seperti yang dirasakan oleh partisipan.
Perasaan sedih, berduka dan depresi lebih
HASIL DAN DISKUSI dirasakan oleh perempuan dibandingkan
Hasil penelitian memperoleh data bahwa dengan pasien laki-laki (Ramona,
partisipan menceritakan bagaimana Christine, James and Thomas, 2011).
kondisi psikologis mereka saat pertama Miller dan Maner (2008) mengatakan
kali mengetahui terinfeksi HIV. Respon bahwa perempuan menunjukkan respon

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 109


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
kesedihan yang mendalam pada saat hal ini sudah resiko yang harus
dikhianati oleh pasangannya. ditanggungnya, berikut ungkapan hatinya.

b. Marah “…….Waktu itu sempat kaget, nangis, ya


Selain perasaan sedih, respon psikologis orang gimana lagi sudah terjadi mau
yang dirasakan partisipan juga perasaan ngga mau ini ngga bisa hilang ya harus
marah karena infeksi HIV yang diterima, lha gimana dulu khan udah
dialaminya diperoleh dari suaminya, dibilangin orang tua jangan sama orang
namun demi keutuhan rumah tangganya ini ( suami yang pertama) tapi saya yang
akhirnya memaafkan suaminya berikut maksa…….(P4).”
penuturannya.
Kaget merupakan bentuk dari respon
“……..Ya kalau perempuan khan tentunya kecemasan yang dialami oleh individu.
marah to mba, tapi khan namanya rumah Kecemasan erat kaitannya dengan
tangga khan ya saling maafkan lah perasaan yang tidak pasti dan tidak
mba…….(P1).” berdaya. Penderita HIV/ AIDS
mengalami kecemasan lebih tinggi
Marah merupakan respon psikologis yang dibandingkan dengan orang lain. Respon
muncul akibat kehilangan yang dapat kecemasan yang berbentuk kaget
dimunculkan dalam berbagai reaksi baik diperlukan individu untuk tetap
verbal maupun secara fisik ( Mcintosh, mempertahankan hidup (survive) , namun
Hurwitz, Antoni, Gonzales, Seay and tingkat kecemasan yang berlebihan tidak
Schneiderman, 2015) . Pasien yang sejalan dengan kehidupan. Individu
terdiagnosa HIV/ AIDS mengalami dengan rasa cemas, tidak hanya memiliki
kehilangan akan kondisi kesehatannya. kualitas hidup yang rendah, tetapi juga
Imun atau kekebalannya yang rusak akibat memiliki kesulitan dalam menjalani pola
infeksi virus HIV sehingga pasien mudah sehari-harinya untuk meningkatkan
untuk mengalami berbagai penyakit kualitas hidup (Ethel, Sarjana A.S, Sofro,
(Bamford, 2009). Respon kehilangan 2016). Respon kecemasan yang
berupa rasa marah juga terjadi akibat ditunjukkan oleh penderita HIV/ AIDS
kehilangan kepercayaan dan kesetiaan berkaitan dengan stressor terhadap
dari pasangannya. Umumnya perempuan terjadinya penyakit dan gambaran dirinya
memilih untuk mempertahankan keutuhan (Evangeli, Wroe, 2017). Kondisi ini
keluarga dan memaaafkan pasangannya senada dengan yang dirasakan oleh
meskipun pasangannya melakukan partisipan yang menunjukkan respon
kesalahan ( Sa’adah, Hastaning Sakti, kaget pada saat pertama kali dinyatakan
Veronika Sakti, 2012). Hal ini juga terdiagnosa mengalami infeksi HIV.
dialami oleh partisipan yang lebih
memilih untuk memaafkan dan d. Putus Asa
mempertahankan keluarganya daripada Respon psikologis yang dialami oleh
memendam kemarahannya, partisipan yang mengaku tengah hamil 6
bulan ini berupa perasaan putus asa
c. Kaget setelah mengetahui ia terinfeksi HIV.
Respon prikologis dari partisipan dengan Berikut pernyataannya.
dua anak ini berupa perasaan kaget saat
pertama kali mengetahui bahwa ia “……Ya aku sing asli ya putus asa ya
terinfeksi HIV, tetapi akhirnya ia mba( sambil berkaca-kaca),kok kayak gini
menerima kondisinya karena menganggap mending aku rasah urip lah…….. (“......Ya
saya aslinya juga putus asa mba (sambil

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 110


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
berkaca-kaca), kok seperti ini lebih baik jenjang pelayanan kesehatan. Perawat
saya tidak usah hidup saja....(P5)” juga memiliki peran yang penting dalam
upaya motivasi pada setiap ibu hamil
Seorang yang terdiagnosa HIV akan untuk melakukan tes HIV secara sukarela.
mengalami masalah baik fisik, psikologis Pemberian dukungan dan support juga
social dan spiritual. Masalah-masalah sangat penting diberikan pada ibu dengan
psikologis yang dapat timbul diantaranya HIV positif terlebih apabila ibu dalam
yaitu terjadi distress yang ditandai adanya keadaan hamil sehingga hal ini diharapkan
penolakan, marah, depresi dan keinginan dapat membuat ibu memiliki semangat
untuk mati (Nursalam, Kurniawati, 2013). hidup, befikir positif dan dapat melalui
Arriza, Dewi dan Kaloeti (2011) juga kehamilan dengan berbagai konskwensi
menyebutkan bahwa ODHA mengalami yang harus dijalankan secara sehat.
ketakutan dan keputusasaan dikarenakan
adanya ketakutan tentang bagaimana Daftar Pustaka
kehidupan selanjutnya dengan Arriza B.K., Dewi E.K., Kaloeti D.V.S.,
menyandang HIV positif dan kurangnya 2011. Memahami Rekonstruksi
informasi tentang penyakit HIV/ AIDS. Kebahagiaan Pada Orang
Subjek dalam penelitian tersebut Dengan HIV/AIDS (ODHA).
mengalami beberapa gangguan seperti Jurnal Psikologi Universitas
kecemasan akan kehidupannya dimasa Diponegoro Vol. 10 No. 2 Oktober
mendatang, adanya resiko kematian, 2011.
pikiran pesimistis dan akan adanya stigma Boris, William, Fapa and Rahn. (2011).
dan diskriminasi di masyarakat, namun Depression and Chronic
ada ungkapan bahwa akhirnya mereka Diseases: It Is Time for a
dapat menerima kondisinya, hal ini karena Synergistic Mental Health and
semua partisipan memperoleh dukungan Primary Care Approach. Prim
baik dari keluarga maupun petugas Care Companion CNS Disord.
kesehatan yang membantu memberikan 2013; 15(2): PCC.12r01468.
perawatan. Published online 2013 Apr 4.
Keterbatasan penelitian doi: 10.4088/PCC.12r01468
Dalam penelitian ini tentunya masih Daili et al. (2007). Infeksi Menular
banyak kekurangan dan keterbatasan Seksual. Edisi Ketiga. Balai
diantaranya dalam proses pengambilan Penerbit Fakultas Kedokteran
data peneliti belum menggali lebih dalam Universitas Indonesia. Jakarta.
tentang ada tidaknya perlakukan Ethel, Sarjana A.S, Sofro, 2016.
diskriminasi yang didapat partisipan Hubungan Tingkat Kecemasan
karena partisipan belum membuka diri dengan Kualitas Hidup Pasien
pada masyarakat tentang statusnya. HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Jurnal Kedokteran
Kesimpulan dan saran Diponegoro.Volume 5, Nomor 4,
Hasil penelitian dapat memberikan Oktober 2016 Online :
gambaran tentang pengalaman psikologis http://ejournal-
ibu hamil dengan HIV. Perawat s1.undip.ac.id/index.php/medico
mempunyai peran yang penting untuk ISSN Online : 2540-8844
membantu memberikan support kepada Evangeli, Wroe, 2017. HIV Disclosure
responden agar respon psikologis yang Anxiety: A Systematic Review
dialami tidak semakin berlarut. Hal ini and Theoretical Synthesis. AIDS
dapat dilakukan melalui pemberian Behav. 2017; 21(1): 1–11.
konseling, informasi dan edukasi ditiap

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 111


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Published online 2016 Jul 12. Mcintosh, Hurwitz, Antoni, Gonzales,
doi: 10.1007/s10461-016-1453-3 Seay and Schneiderman. (2015.
Fraser, & Cooper,2009), Myles Textbook The ABC’s of Trait Anger,
For Midwives. Edisi 14. Alih Psychological Distress, and
Bahasa Rahayu e Jakarta. EGC, Disease Severity in HIV. Ann
Gillespie, & Bamford. (2014). Behav Med. 2015 Jun; 49(3): 420–
Epidemiology of HIV and AIDS 433. doi: 10.1007/s12160-014-
Among Adolescents. J Acquir 9667-y
Immune Defic Syndr. 2014 Jul Nursalam, Kurniawati N, 2013. Asuhan
1;66 Suppl 2:S144-53 keperawatan pada Pasien
Herminioni and Theodore. (2014). Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta:
Sadness: Diagnosis, Evaluation, Salemba Medika. Edisi Pertama
and Treatment. Prim Care Ramona, Christine, James and Thomas.
Companion CNS Disord. 2014; (2011). Persons Newly Diagnosed
16(6): 10.4088/PCC.14f01709. with HIV Infection are at High
Published online 2014 Nov 20. Risk for Depression and Poor
doi: 10.4088/PCC.14f01709 Linkage to Care: Results from the
Kemenkes RI. (20ll). Pedoman Nasional Steps Study. AIDS Behav. 2011
Tatalaksana “s Infe/mi HIV dan Aug; 15(6): 1161–1170.
Tera tiretrovzral pada Orang doi: 10.1007/s10461-010-9778-9
Dewasf :ntrian Kesehatan Rep. Sa’adah, Hastaning Sakti, Veronika Sakti.
Indonesia. Direktoral Jendral Ii (2012). The Wife’s Forgiveness
an Penyakit dan Pen) Toward Husbands Infidelity.
Lingkungan Jurnal Psikologi. Vol 1. No.1
Mandal et al. (2008). Penyakit Injeksi. 2012
Edisi Keenam. Alih Bahasa USAID. (2010). HIV Stigma and Health
Surapsari. Penerbit Erlangga. Policy. Washington DC.
Jakarta. http://www.Hrhresource center.
Miller dan Maner. (2008). Coping with org/ node/3460, Diunduh tanggal
Romantic Betrayal: Sex 11 Desember 2011.
Differences in Responses to Varney Hellen, Kriebs J.M., Gegor C.L.,
Partner Infidelity. Evolutionary 2007. Buku Ajar Asuhan
Psychology – ISSN 1474-7049 – Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
Volume 6(3). 2008. Kedokteran EGC

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 112


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGANAN
GAWAT DARURAT PERDARAHAN PER VAGINAM
DI DESA TUGU JUMANTONO KARANGANYAR

Tatik Trisnowati1, Sri Lestari2,Fitria Purnamawati3.


1,2,3
Akademi Keperawatan Insan Husada Surakarta
tatiktris@akperinsada.ac.id/082314813288
srilestari@akperinsada.ac.id/081329012626
fitriapurnamawati@akperinsada.ac.id/08562920315

ABSTRAK

Kematian ibu masih menjadi masalah yang urgen harus segera diselesaikan untuk menekan angka tersebut
perlu dilakukan berbagai upaya melalui penyuluhan dan penelitian. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (2014) penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010-2013 yaitu perdarahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Gawat Darurat
Perdarahan Per Vaginam Di Tugu Jumantono Karanganyar. Penelitian ini jenis penelitian deskriptif dengan
desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan satu kali
pengamatan saja. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu – ibu Di Tugu Jumantono Karanganyar sebanyak
185 orang. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dan sampel sebanyak 50
ibu-ibu yang tinggal di desa Tugu. Dari data penelitian didapatkan data faktor usia sebagian besar responden
berusia 46-50 tahun sebanyak 38 orang (70%), faktor pendidikan sebagian besar responden pendidikan terakhir
SD sebanyak 38 orang (70%). distribusi frekuensi sumber informasi sebagian besar responden 31 orang ( 62%)
mendapat informasi dari petugas kesehatan, Distribusi Frekuensi pengetahuan responden tentang penanganan
perdarahan per vaginam di dapatkan mayoritas mempunyai pengetahuan cukup (62 %) dan mendapatkan
informasi dari sumber yang benar yaitu petugas kesehatan ( 75%). Gambaran pengetahuan responden tentang
penanganan perdarahan per vaginam di Tugu Jumantono Karanganyar yang mempunyai tingkat pengetahuan
kurang sebesar 10%, yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup 62% dan yang mempunyai pengetahuan
baik sebesar 28%.

Kata kunci : perdarahan pervaginam, ibu

ABSTRACT

Maternal death is still an urgent problem that must be resolved to reduce the number of efforts that need to be
done through various counseling and research. Based on data from the Indonesian Ministry of Health's Data
and Information Center (2014) the biggest cause of maternal mortality during 2010-2013 was bleeding. This
study aims to determine the description of maternal knowledge about the handling of emergency vaginal
bleeding per vagina in Tugu Jumantono Karanganyar. This research is a descriptive study with the design used
for this study is cross sectional, namely research conducted only once. The population in this study were all
mothers in the Jumantono Karanganyar Tugu as many as 185 people. The sampling technique used was
purposive sampling and a sample of 50 mothers who lived in Tugu village. From the research data, it is found
that the age factor of most respondents aged 46-50 years is 38 people (70%), the education factor is the majority
of respondents of the last elementary school education are 38 people (70%). frequency distribution of
information sources most respondents 31 people (62%) received information from health workers, Distribution
Frequency of respondents' knowledge about handling vaginal bleeding found that the majority had sufficient
knowledge (62%) and obtained information from the correct sources, namely health workers (75 %). A
description of the respondents' knowledge about handling vaginal bleeding in Jumantono Karanganyar
Monument which has a level of knowledge of less than 10%, which has a sufficient level of knowledge 62%
and who have good knowledge of 28%.
Keywords: vaginal bleeding, mother

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 113


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN perdarahan. Kondisi ini umumnya terjadi
pada wanita muda, wanita hamil, dan
Perdarahan pervaginam adalah wanita yang menggunakan alat
keluarnya darah melaui organ intim kontrasepsi berupa pil. Adanya polip
wanita ( vagina) di luar darah haid. serviks atau polip rahim. Umumnya polip
Keluarnya darah melalui organ intim ini jinak. Adanya infeksi penyakit kelamin
wanita, vagina, usai berhubungan seksual (penyakit menular seksual) oleh kuman
sebetulnya bukan hal umum. Hal ini harus klamidia, gonorea, trikomonas, dan jamur.
diwaspadai, sebab darah tersebut bisa Adanya vaginitis atropi yang umum
menandakan sebuah penyakit seperti terjadi karena kekurangan hormon
kanker. Namun tak semua darah yang estrogen, terutama pada wanita yang
keluar dari vagina pasca berhubungan memasuki usia menopause. Kurangnya
seksual disebabkan kanker. Tingginya lendir pada vagina menyebabkan
kasus kematian ibu sebanyak 4912 kasus hubungan seksual menjadi nyeri dan dapat
pada tahun 2016 menunjukan perlunya terjadi perdarahan. Kanker leher rahim.
perhatian khusus terhadap kesehatan ibu Displasia serviks. Perubahan pre-kanker
terutama kesehatan reproduksi. Kematian pada kanker leher rahim. Risiko akan
ibu menggambarkan jumlah wanita yang meningkat bila terdapat riwayat infeksi
meninggal dari suatu penyebab kematian seksual sebelumnya, berhubungan seksual
terkait dengan gangguan kehamilan atau sebelum usia 18 tahun, dan melahirkan
penanganannya (tidak termasuk anak sebelum usia 16 tahun.
kecelakaan atau kasus insidentil) selama Adanya mioma rahim yaitu tumor
kehamilan, melahirkan dan dalam masa jinak yang berasal dari dinding otot rahim.
nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa Apabila perdarahan yang timbul hanya
memperhitungkan lama kehamilan. sedikit dan tidak berlanjut, maka tidak
Adapun penyebab kematian ibu adalah perlu terlalu khawatir. Tetapi lebih baik
komplikasi kehamilan seperti anemia, untuk sementara dan pasangan tidak
hipertensi. Gangguan persalinan langsung melakukan hubungan seksual dulu, sebab
misalnya perdarahan sebesar 28%, infeksi bakteri vagina dapat menginfeksi luka
sebesar 11%, eklampsia sebesar 24%, dan lecet di vagina. Dari uraian diatas
partus macet (lama) sebesar 5%. (Lancet, diperlukan pengetahuan yang cukup bagi
2005). Penyebab terbesar kematian ibu ibu dalam mengenali secara dini kasus
selama tahun 2010-2013 yaitu perdarahan. perdarahan per vaginam dan
Partus lama merupakan penyumbang penaganannya karena kasus yang
kematian ibu terendah. Sementara itu mendukung timbulnya anemia pada ibu
penyebab - penyebab lain adalah yang berkontribusi meningkatkan angka
penyebab kematian ibu secara tidak kematian ibu ( AKI).
langsung, seperti penyakit kanker, ginjal, Tingkat pengetahuan dan usia
jantung, tuberculosis atau penyakit lain seseorang semakin banyak informasi dan
yang diderita ibu. (Pusat Data dan semakin berkembang pula daya tangkap
Informasi Kementerian Kesehatan RI, dan pola pikirnya. Diharapkan semakin
2014). tinggi tingkat pengetahuannya semakin
Terjadi erosi atau lecet pada tepat dalam mengambil setiap keputusan
vagina karena kondisi vagina kurang terhadap masalah yang dihadapi.
pelumas (belum sepenuhnya terangsang),
dan gesekan kuat dari kondom atau penis.
Adanya peradangan pada serviks (leher
rahim), sehingga saat berhubungan
seksual bisa menyebabkan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 114


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
TUJUAN untuk penelitian ini adalah cross sectional
Penelitian ini bertujuan untuk yaitu penelitian yang dilakukan satu kali
mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu pengamatan saja. Populasi dalam
Tentang Penanganan Gawat Darurat penelitian ini adalah seluruh ibu petani di
Perdarahan Per Vaginam Di Desa Tugu desa Tugu Jumantono. Populasi dalam
Jumantono Karanganyar sehingga penulis penelitian ini adalah seluruh ibu – ibu Di
merumuskan masalah penelitian Desa Tugu Jumantono Karanganyar
“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang sebanyak 185 orang. Tehnik pengambilan
Penanganan Gawat Darurat Perdarahan sampel yang digunakan dalam penelitian
Per Vaginam Di Desa Tugu Jumantono ini adalah Purposive Sampling dan sampel
Karanganyar”. sebanyak 50 ibu-ibu yang tinggal di desa
Tugu. Jumlah responden yang terlibat
METODE PENELITIAN dalam penelitian ini sebanyak 50
Penelitian ini jenis penelitian responden.
deskriptif dengan desain yang digunakan

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Penanganan Gawat Darurat Perdarahan Pervaginam Di Desa Tugu Jumantono
Karanganyar. Penelitian ini dilakukan pada tanggal Januari sampai dengan Maret 2017.
Data umum dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang terdiri dari
usia, pendidikan, pengetahuan dan sumber informasi. Penelitian ini dilakukan di Desa
Tugu Jumantono Karanganyar pada ibu - ibu yang memenuhi kriteria inklusi dengan
jumlah 50 responden.
No Karakteristik responden Jumlah responden Prosentase (%)
1. Usia
a. < 45 tahun 10 20%
b. 46 – 50 tahun 35 70%
c. > 51 tahun 5 10%
2. Pendidikan
a. SD 35 70%
b. SMP 10 20%
c. SMA 5 10%
3. Sumber informasi
a. Petugas Kesehatan 31 62%
b. Media Informasi 14 28%
c. Tetangga 5 10%

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 115


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Penanganan Perdarahan Pervaginam
Berdasarkan Distribusi Frekuensi pengetahuan responden tentang penanganan perdarahan per
vaginam di dapatkan mayoritas mempunyai pengetahuan Cukup (70 %) dan mendapatkan
informasi dari sumber yang benar yaitu petugas kesehatan (75%).

25

20

15 Nakes
Media
10
Tetangga

0
Rendah Cukup Baik

Diagram 1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Penanganan Perdarahan Pervaginam

PEMBAHASAN Deteksi dini tingkat pengetahuan pada ibu


Hasil penelitian ini menunjukkan tentang cara mencegah dan menangani
bahwa mayoritas usia sebagian besar perdarahan yang terjadi pada ibu menjadi
responden berusia 46-50 tahun sebanyak 38 hal penting untuk menurunkan angka
orang (70%). Usia tersebut merupakan usia kematian ibu. Dari penelitian Hazmi
produktif yang berisiko terjadinya didapatkan ada pengaruh antara paritas,
perdarahan yang berkaitan dengan system frekuensi ANC, dan pendidikan dengan
reproduksi. Kejadian perdarahan tidak perdarahan postpartum. (Hazmi, 2015)
diketahui kapan akan terjadi pada seorang Gangguan haid sering terjadi pada wanita
ibu, tetapi dengan pengetahuan yang cukup perimenopause atau post menopause juga
tentang penanganan perdarahan diharapkan pada remaja dan wanita usia reproduksi
dapat mencegah anemia dan kematian. memiliki manifestasi yang banyak sesuai
Sebaiknya setiap ibu dengan keadaan dengan penyebabnya. PUA merupakan
tersebut dikirim ke Rumah sakit, apalagi jika perdarahan yang tidak normal pada uterus
timbul banyak perdarahan. Bila usia menurut waktu, jumlah, dan frekuensi yang
kehamilan 37 minggu, perdarahan sedikit bisa terjadi pada saat tidak haid dan
bisa dipertahankan, apabila perdarahan sementara haid sehingga membuat penderita
banyak bisa diindikasikan untuk segera merasa tidak nyaman dan dapat berpotensi
mengakhiri kehamilan. menggangu aktivitas sehari-hari. Gejalanya
Hasil penelitian Jayanti pada tahun 2015 terjadi bisa karena adanya gangguan
meneliti tentang factor-faktor yang mekanisme dari hipotalamus-hipofisis-
mempengaruhi kematian ibu, didapatkan ovarium-endometrium.(Kandou, 2016)
hasilnya bahwa penyebab kematian ibu di Berdasarkan faktor pendidikan sebagian
kota Surabaya tahun 2015 sebesar besar responden pendidikan terakhir SD
47,4%.(Jayanti, N, & Wibowo, 2016) sebanyak 38 orang (70%). Pendidikan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 116


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
seseorang juga akan mempengaruhi maupun informal akan semakin
pengetahuan yang dimiliki, makin tinggi meningkatkan pengetahuan ibu SMA.
pendidikan seseorang makin mudah orang Terdapat beberapa factor yang
tersebut untuk menerima dan memberikan mempengaruhi pengetahuan, salah satunya
informasi kepada orang lain. Dengan adalah faktor pendidikan, semakin tinggi
pendidikan tinggi maka seseorang akan pendidikan seseorang semakin banyak
cenderung mudah untuk mendapatkan informasi yang diperoleh. Faktor usia juga
informasi, baik dari orang lain maupun dari berperan dalam seseorang memperoleh
media massa. Selain itu faktor usia turut pengetahuan. Semakin tinggi usia
berperan dalam seseorang dalam seseorang, semakin berkembang pula daya
memperoleh pengetahuan Semakin tinggi tangkap dan pola pikirnya sehingga
usia seseorang, semakin berkembang pula memungkinkan ibu SMA memperoleh
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga informasi yang lebih banyak dan bervariasi
pengetahuan yang diterimapun akan sumbernya dibandingkan ibu yang masih
semakin baik dan mudah diterima. muda. (Notoatmodjo, 2007). Masih
(Notoatmodjo, 2007) menurut Notoatmojo (2007) bahwa
Berdasarkan diagram distribusi semakin tinggi tingkat pengetahuan dan
frekuensi sumber informasi sebagian besar usia seseorang semakin banyak informasi
responden 31 orang ( 62%) mendapat dan semakin berkembang pula daya
informasi dari petugas kesehatan. tangkap dan pola pikirnya. Ketidaksesuaian
Berdasarkan teori yang telah diuraikan antara konsep dengan hasil penelitian ini
sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang harus dicari faktor-faktor lain yang turut
mempengaruhi pengetahuan. Informasi mempengaruhi rendahnya pengetahuan ibu
merupakan faktor yang mempengaruhi tentang penanganan perdarahan. Informasi
pengetahuan seseorang. Banyaknya yang diperoleh ibu, sosial budaya dan
informasi yang diperoleh seseorang akan ekonomi, fasilitas, lingkungan, juga
mempengaruhi pengetahuan yang pengalaman akan mempengaruhi individu
dimilikinya. Semakin sering seseorang dalam mengambil keputusan berdasar
menerima dan terpapar informasi maka pengetahuan yang dimiliki.
semakin banyak pula pengetahuan yang Tingkat pendidikan yang tinggi bila
diperolehnya.( Notoatmodjo, 2007) tidak diimbangi dengan informasi yang
Berdasarkan Distribusi Frekuensi cukup dan terpaparnya ibu dengan
pengetahuan responden tentang informasi kesehatan tentang penanganan
penanganan perdarahan per vaginam di perdarahan, baik sumber informasi yang
dapatkan mayoritas mempunyai diperoleh dari petugas kesehatan, tetangga,
pengetahuan cukup (62 %) dan maupun media sosial dapat mengakibatkan
mendapatkan informasi dari sumber yang rendahnya pengetahuan ibu akan hal ini.
benar yaitu petugas kesehatan ( 75%). Faktor budaya yang turut mempengaruhi
Responden penelitian sebelumnya diambil ibu merasa malu dan untuk mencari tahu
secara umum, hasil penelitian pada tingkat berkaitan dengan kesehatan reproduksi
sekolah yang lebih tinggi SMA terkait masalah seksualitas. Faktor budaya
dibandingkan dengan tingkat sekolah yang lainnya yang turut mempengaruhi ibu,
lebih rendah SMP dan SD diperoleh petugas kesehatan, tetangga merasa hal
mayoritas pengetahuan ibu masih rendah, yang biasa terjadi pada seorang wanita dan
persentase pengetahuan rendah lebih tinggi memandang kesehatan reproduksi dalam
pada responden SMA dibandingkan SMP hal ini penanganan perdarahan bukanlah
dan SD . Semestinya tingkat pendidikan sesuatu hal yang bahaya.
yang lebih tinggi pada ibu SMA lebih Hasil-hasil penelitian yang
beragam dibandingkan ibu SMP dan SD. ditemukan ini, harus dicari solusi yang baik
Pendidikan yang diperoleh baik formal untuk memecahkan masalah ini.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 117


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Kesenjangan masalah pengetahuan antara yang sebaya dengan dirinya, dengan
konsep dan teori yang berbeda harus dicari pengetahuan yang menurut mereka sama
faktor- faktor yang mempengaruhi atau sederajat, sehingga ibu lebih banyak
rendahnya pengetahuan ibu dalam hal mengeksplorasi pertanyaan dan
kesehatan reproduksi khususnya mendiskusikan hal tersebut dengan nyaman
pengetahuan mengenai perineal hygiene, tanpa ada rasa malu. Hal ini jelas sekali
faktor motivasi, budaya, sumber informasi pengaruh teman petugas kesehatan sebagai
atau faktor lainnya dapat dilakukan informasi dan saling menukar informasi
penelitian lebih lanjut lagi untuk mencari dapat diberdayakan oleh program kesehatan
tahu penyebab masih rendahnya di pelayanan kesehatan dan tenaga
pengetahuan ibu mengenai penanganan kesehatan sebagai penyuluh bagi ibu
perdarahan. Jika kelainan perdarahan lainnya. Lebih dari setengah (53,3%) ibu
dicurigai sebaiknya dilakukan pemeriksaan tidak berpengetahuan luas (kurang
waktu protrombin dan waktu tromboplastin mengetahui dari tiga tanda-tanda bahaya
parsial teraktivasi (PT dan APTT). Karena obstetric) tentang tanda-tanda bahaya
pemeriksaan ini tidak selalu memberikan selama kehamilan. Di sisi lain, 356 (72,2%)
nilai abnormal pada pasien dengan kelainan dari ibu-ibu itu tidak memiliki pengetahuan
perdarahan sedang. (Wantania, 2016) . tentang tanda-tanda bahaya kebidanan.
Tetapi ada faktor-faktor lain yang mungkin Demikian pula, 363 (73,6%) dari peserta
akan mempengaruhi pengetahuan yang penelitian ditemukan tidak memiliki
dimiliki seseorang seperti tingkat pengetahuan tentang kebidanan tanda-tanda
kecerdasan, minat dan motivasi seseorang bahaya selama periode postpartum.(Bililign
dalam hal tertentu, daya ingat yang dimiliki & Mulatu, 2017)
seseorang yang pasti akan berbeda, faktor Penelitian menemukan bahwa
budaya dimana bagi sebagian orang adalah proporsi HMB di antara peserta adalah lebih
tabu untuk membicarakan hal-hal terkait tinggi dari prevalensi nasional. Namun, ada
fungsi seksual khususnya buat ibu. kesenjangan dalam pengetahuan tentang
Gambaran pengetahuan responden HMB di antara perempuan yang disurvei.
tentang penanganan perdarahan per Temuan penelitian menunjukkan peluang
vaginam yang mempunyai tingkat untuk pendidikan berbasis masyarakat
pengetahuan rendah sebesar 10%, yang meningkatkan kesadaran HMB, presentasi
mempunyai tingkat pengetahuan sedang klinisnya yang terkait, dan modalitas
62% dan yang mempunyai pengetahuan pengobatan yang tersedia.(Marsh, Brocks.
baik sebesar 28%. Notoatmodjo (2007) et all, 2015)
menyatakan terdapat beberapa penyebab Sejumlah faktor sosial termasuk persalinan
masalah kesehatan yaitu faktor yang dilakukan oleh petugas kelahiran yang
predisposisi antara lain dipengaruhi oleh tidak terlatih atau anggota keluarga,
pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri keterlambatan dalam memahami tentang
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan komplikasi ibu, keterlambatan dalam
ekstrinsik, yaitu pengalaman, keyakinan, pengambilan keputusan untuk mentransfer
fasilitas, dan sosiobudaya. (Notoatmodjo , ibu, kurangnya pengetahuan yang tepat,
2007) Pengetahuan ibu tentang penanganan pendidikan dan mitos tradisional
perdarahan pervaginam dipengaruhi oleh mempengaruhi kematian ibu. Masyarakat
pengalaman berdasarkan pengetahuan yang mengidentifikasi masalah mereka sendiri,
diperoleh baik berdasarkan pengajaran berbagi di dalam mereka dan memutuskan
yang diterima maupun informasi yang untuk memperbaiki diri mereka sendiri
didapatkan baik dari petugas kesehatan, untuk pencegahan kematian di masa depan.
tetangga, maupun media massa. Hal ini (Biswas, Halim, Dalal, & Rahman, 2016)
karena ibu merasa nyaman membicarakan Pada penelitian Xu F. et.all tentang
mengenai perineal hygiene dengan orang Kesadaran akan pengetahuan dan praktik

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 118


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
mengenai aktivitas fisik: Berdasarkan reproductive age women in Raya
populasi studi prospektif dan observasional Kobo district of Ethiopia : A
di antara para siswa di Nanjing, Cina tahun community based cross-sectional
2016 menyarankan bahwa pendidikan study, 1–7.
kesehatan dan penyebaran pengetahuan https://doi.org/10.1186/s12884-017-
penting dalam kampanye promosi PA di 1253-4
antara siswa sekolah. Ini adalah publik Biswas, A., Halim, M. A., Dalal, K., &
tertentu implikasi kesehatan bahwa Rahman, F. (2016). Exploration of
disiminasi pengetahuan dan pendidikan social factors associated to maternal
kesehatan mungkin merupakan pendekatan deaths due to haemorrhage and
yang bermanfaat untuk promosi aktivitas convulsions : Analysis of 28 social
fisik berbasis populasi yang bertujuan autopsies in rural Bangladesh. BMC
pencegahan obesitas di China.(Xu et al., Health Services Research, 1–9.
2017). https://doi.org/10.1186/s12913-016-
1912-6
KESIMPULAN Jayanti, K. D., N, H. B., & Wibowo, A.
Pengetahuan responden tentang (2016). ( Studi Kasus Di Kota
penanganan perdarahan per vaginam di Surabaya ) Factor That Influence
Tugu Jumantono Karanganyar didapatkan Maternal Mortality ( Case Study At
mayoritas mempunyai pengetahuan Cukup Surabaya City ) , 46–53.
(70%) dan mendapatkan informasi dari Kandou, P. R. D. (2016). Kejadian
sumber yang benar yaitu petugas kesehatan perdarahan uterus abnormal, 4, 2–5.
(75%). Responden penelitian sebelumnya Marsh, Brocks, A. (2015). NIH Public
diambil secara umum, hasil penelitian pada Access, 125(1), 56–59.
tingkat pendidikan yang lebih tinggi (SMA) https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2013.09.
dibandingkan dengan tingkat sekolah yang 027.Prevalence
lebih rendah (SMP) diperoleh mayoritas Notoatmodjo, S, 2010. Ilmu Perilaku
pengetahuan ibu masih rendah, persentase Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:
pengetahuan rendah lebih tinggi pada PT. Rineka Cipta 2
responden SMA dibandingkan SMP. Xu, F., Wang, X., Xiang, D., Wang, Z.,
Gambaran pengetahuan responden Ye, Q., & Ware, S. (2017).
tentang penanganan perdarahan per Awareness of knowledge and practice
vaginam di Tugu Jumantono Karanganyar regarding physical activity : A
yang mempunyai tingkat pengetahuan population- based prospective ,
rendah sebesar 10%, yang mempunyai observational study among students in
tingkat pengetahuan sedang 62% dan yang Nanjing , China, 1–10.
mempunyai pengetahuan baik sebesar 28%. Wantania,. (2016). Perdarahan Uterus
Abnormal - Menoragia Pada Masa
REFERENSI Remaja. Jurnal Biomedik (JBM),
Bililign, N., & Mulatu, T. (2017). Volume 8, Nomor 3, November 2016,
Knowledge of obstetric danger signs hlm 135-142
and associated factors among

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 119


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN IVA
PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL DI LOKALISASI SUNAN KUNING
WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEBDOSARI

KOTA SEMARANG

Ni Luh Putu Irma Wulandari, Ns. Zumrotul Choiriyah, S.Kep., M.Kes, Ns. Umi
Aniroh, S.Kep., M.Kes.*)
*) Program Studi Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Email : irmawulandari2524@yahoo.co.id
umianiroh3@gmail.coM

ABSTRAK

Setiap wanita beresiko terkena kanker serviks. Wanita pekerja seksual (WPS) adalah kelompok wanita yang
berisiko tinggi terkena kanker serviks. Risiko juga meningkat bila mereka melakukan hubungan seksual pertama
kali sebelum umur 16 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemeriksaan IVA pada wanita pekerja seksual di Lokalisasi Sunan Kuning, wilayah kerja Puskesmas Lebdosari,
Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pekerja seksual di Lokalisasi Sunan Kuning, wilayah
kerja Puskesmas Lebdosari Kota Semarang sebanyak 487 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Simpel
Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 81 orang. Pengumpulan data menggunakan instrumen data
dianalisis menggunakan uji chi square. Tidak ada hubungan umur dengan pemeriksaan IVA pada wanita pekerja
seksual di Lokalisasi Sunan Kuning, wilayah kerja Puskesmas Lebdosari, Kota Semarang dengan p value 0,113.
Ada hubungan antara pendidikan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pekerja seksual dengan p value 0,002,
ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada wanita pekerja seksual dengan
nilai p value 0,031 dan ada hubungan antara motivasi dengan pemeriksaan IVA pada wanita pekerja seksual di
Lokalisasi Sunan Kuning, wilayah kerja Puskesmas Lebdosari, Kota Semarang dengan nilai p value 0,000.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat khususnya warga lokalisasi tentang bahaya
kanker serviks sehingga dapat melakukan pencegahan sejak dini dengan pemeriksaan IVA
Kata kunci : Pemeriksaan IVA, wanita pekerja seksual

ABSTRACT

Every woman is at risk for cervical cancer. Female sex workers (FSW) is a group of women at high risk for cervical
cancer. Risk also increases when they do first sexual intercourse before 16 years old. Our goal of this study was to
determine the factors associated with IVA examination in female sex workers in Sunan Kuning Localization, the
working area of Puskesasmas (Public Health Center) Lebdosari, Semarang. The type of the research was
descriptive correlation with cross sectional approach. The population in this study was all female sex workers in
Sunan Kuning Localization, Puskesmas Lebdosari Semarang as many as 487 people. The sampling technique used
Simple Random Sampling with the total samples of 81 people. Data collecting used instruments. The data were
analyzed by using chi square test. Statistical test results using the chi square test showed no correlation between
age and IVA examination on female sex workers in Sunan Kuning Localization, the working area of Puskesmas
Lebdosari, Semarang with p value 0.113. There was a correlation between education and IVA examination on the
prostitutes with p value of 0.002, there was a correlation between the support of health workers and IVA
examination on the prostitutes with p value of 0.031 and there was a correlation between motivation and IVA
examination on female sex workers in Sunan Kuning Localization, the working area of Puskesmas Lebdosari,
Semarang with p value of 0.000. The results are expected to be an input for the public, especially residents in the
localization about the dangers of cervical cancer so they can do early prevention using IVA examination.
Keywords : IVA examination, female sex workers

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 120


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Setiap wanita beresiko terkena Desain Penelitian
kanker serviks. Diperkirakan 80% wanita Desain penelitian yang digunakan
akan terinfeksi oleh Human Papilloma dalam penelitian ini adalah dekskriptif
Virus (HPV) selama masa hidupnya. korelatif untuk mengetahui hubungan
Sebanyak 50% diantaranya akan terinfeksi antara beberapa faktor. Pendekatan yang
HPV yang dapat menyebabkan kanker dipakai dalam penelitian ini adalah cross
serviks. Salah satu cara mudah dan murah sectional. Populasi pekerja seksual pada
untuk deteksi dini terjadinya kanker bulan Januari tahun 2017 sebanyak 487
serviks yaitu dengan metode IVA orang. Berdasarkan rancangan
(Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). pengambilan sampel dengan simple
Wanita pekerja seksual (WPS) adalah Random Sampling didapatkan sampel
kelompok wanita yang berisiko tinggi sebanyak 81 orang. Penelitian ini
terkena kanker serviks. dilakukan pada wanita pekerja seksual di
Berdasarkan hasil studi yang wilayah kerja Puskesmas Lebdosari
dilakukan oleh peneliti didapatkan data Lokalisasi Sunan Kuning, Kota Semarang.
bahwa di Kota Semarang terdapat Penelitian dilakukan pada tanggal 12
Lokalisasi Sunan Kuning dengan jumlah sampai dengan 16 Januari 2017.
WPS yang terus meningkat. Tahun 2006
terdapat 325 WPS meningkat menjadi HASIL PENELITIAN
487 WPS pada bulan Januari 2017 dan Analisis Univariat
masih memungkinkan adanya Tabel 1 Gambaran Umur Wanita Pekerja
penambahan/pengurangan jumlah WPS Seksual di Lokalisasi Sunan Kuning
dari waktu ke waktu. Wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari Kota
Penelitian ini belum pernah diteliti Semarang
Umur Frekuensi Persentase
sebelumnya dan berdasarkan fenomena
Resiko tinggi (<20
tersebut peneliti tertarik untuk menggali 23 28,4
dan >35)
tentang faktor-faktor yang berhubungan Tidak beresiko (20
58 71,6
dengan pemeriksaan IVA pada wanita – 35)
pekerja seksual di Lokalisasi Sunan Total 81 100.0
Kuning, wilayah kerja Puskesmas
Lebdosari Kota Semarang. Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui
Berdasarkan latar belakang diatas bahwa dari 81 responden sebagian besar
maka rumusan masalah dalam penelitian mempunyai umur dalam kategori tidak
ini adalah : “faktor-faktor apa sajakah beresiko yaitu sejumlah 58 responden
yang berhubungan dengan pemeriksaan (71,6%).
IVA pada wanita pekerja seksual di
Lokalisasi Sunan Kuning, wilayah kerja
Puskesmas Lebdosari Kota Semarang.?”

TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan pemeriksaan
IVA pada wanita pekerja seksual di
Lokalisasi Sunan Kuning, wilayah kerja
Puskesmas Lebdosari, Kota Semarang.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 121


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Tabel 2 Gambaran Pendidikan Wanita Tabel 5 Gambaran Motivasi Wanita
Pekerja Seksual di Lokalisasi Sunan Pekerja Seksual di Lokalisasi Sunan
Kuning Wilayah Kerja Puskesmas Kuning Wilayah Kerja Puskesmas
Lebdosari Kota Semarang Lebdosari Kota Semarang
Pendidikan Frekuensi Persentase Motivasi Frekuensi Persentase
Dasar (SD. SMP) 34 42,0 Rendah 21 25,9
Menengah (SMA) 35 43,2 Sedang 31 38,3
Tinggi (PT/Akademi) 12 14,8 Tinggi 29 35,8
Total 81 100.0 Total 83 100.0

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui


bahwa dari 81 responden sebagian besar bahwa sebagian besar responden
mempunyai pendidikan dalam kategori mempunyai motivasi dalam kategori
menengah yaitu sejumlah 35 responden sedang, yaitu sejumlah 31 responden
(43,2%). (38,3%).

Tabel 3 Gambaran Sikap Wanita Pekerja Tabel 6 Gambaran Pemeriksaan IVA Wanita
Seksual di Lokalisasi Sunan Kuning Pekerja Seksual di Lokalisasi Sunan Kuning
Wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari Kota Wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari Kota
Semarang Semarang
Sikap Frekuensi Persentase Pemeriksaan IVA Frekuensi Persentase
Negatif 31 38,3 Tidak melakukan
38 46,9
Positif 50 61,7 pemeriksaan IVA
Melakukan
Total 81 100.0 43 53,1
pemeriksaan IVA
Total 81 100.0
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui
mempunyai sikap dalam kategori positif, bahwa sebagian besar responden
yaitu sejumlah 50 responden (61,7%). melakukan pemeriksaan IVA yaitu
sejumlah 43 responden (53,1%).
Tabel 4 Gambaran Dukungan Petugas
Kesehatan Wanita Pekerja Seksual di
Analisis Bivariat
Lokalisasi Sunan Kuning Wilayah Kerja
Puskesmas Lebdosari Kota Semarang 1. Hubungan umur dengan
Dukungan tenaga pemeriksaan IVA pada pekerja
Frekuensi Persentase
kesehatan seksual di Lokalisasi Sunan Kuning,
Kurang 18 22,2 Wilayah Kerja Puskesmas
Cukup 30 37,0 Lebdosari, Kota Semarang
Baik 33 40,8 Pemeriksaaan IVA
Total 81 100.0 Umur Melakukan Tidak Total
N % N % N %
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui Resiko tinggi 9 39,1 14 60,9 23 100,0
bahwa sebagian besar responden Tidak beresiko 34 58,6 24 27,2 58 100,0
mempunyai dukungan tenaga kesehatan Total 43 43,0 38 38,0 81 100,0
p value =
dalam kategori baik, yaitu sejumlah 33 0,113
responden (40,8%).
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji Chi Square didapatkan p
value 0,113. Oleh karena itu p-value 0,113
> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan umur dengan
pemeriksaan IVA pada wanita pekerja
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 122
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
seksual di Lokalisasi Sunan Kuning, Lokalisasi Sunan Kuning, Wilayah Kerja
Wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari, Puskesmas Lebdosari, Kota Semarang.
Kota Semarang.
4. Hubungan antara dukungan petugas
2. Hubungan pendidikan dengan kesehatan dengan pemeriksaan IVA
pemeriksaan IVA pada pekerja pada wanita pekerja seksual di
seksual di Lokalisasi Sunan Kuning, Lokalisasi Sunan Kuning, Wilayah
Wilayah Kerja Puskesmas Kerja Puskesmas Lebdosari, Kota
Lebdosari, Kota Semarang Semarang
Dukungan Pemeriksaaan IVA
Pemeriksaaan IVA tenaga Melakukan Tidak Total
Pendidikan Melakukan Tidak Total kesehatan N % N % N %
N % N % N % Kurang 6 33,3 12 66,7 18 100,0
Dasar 11 31,4 24 68,6 35 100,0 Cukup 14 46,7 16 14,1 30 100,0
Menengah 22 64,7 12 35,3 34 100,0 Baik 23 69,7 10 30,3 33 100,0
Tinggi 10 83,3 2 16,7 12 100,0 Total 43 53,1 38 46,9 81 100,0
Total 43 43,0 38 46,9 81 100,0 p value =
p value = 0,031
0,002
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square didapatkan p
dengan menggunakan uji Chi Square value 0,031. Oleh karena itu p value 0,031
didapatkan p-value 0,002. Oleh karena < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada
itu p value 0,022 > 0,05 maka dapat hubungan antara dukungan petugas
disimpulkan bahwa ada hubungan kesehatan dengan pemeriksaan IVA pada
antara pendidikan dengan pemeriksaan wanita pekerja seksual di Lokalisasi
IVA pada wanita pekerja seksual di Sunan Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas
Lokalisasi Sunan Kuning, Wilayah Lebdosari, Kota Semarang.
Kerja Puskesmas Lebdosari, Kota
Semarang. 5. Hubungan antara motivasi dengan
pemeriksaan IVA pada wanita
3. Hubungan hubungan sikap dengan pekerja seksual di Lokalisasi Sunan
pemeriksaan IVA pada wanita Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas
pekerja seksual di Lokalisasi Sunan Lebdosari, Kota Semarang.
Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas Pemeriksaaan IVA
Lebdosari, Kota Semarang Motivasi Melakukan Tidak Total
Pemeriksaaan IVA N % N % N %
Total Rendah 4 19,0 17 81,0 21 100,0
Sikap Melakukan Tidak
N % N % N % Sedang 16 51,6 15 48,4 31 100,0
Negatif 10 32,3 21 67,7 31 100,0 Tinggi 23 79,3 6 20,7 29 100,0
Positif 33 66,0 17 34,0 50 100,0 Total 43 53,1 38 46,9 81 100,0
Total 43 53,1 38 46,9 81 100,0 p value = 0,000
p value =
0,002
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji Chi Square didapatkan
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan p-value 0,000. Oleh karena itu p value
menggunakan uji Chi Square didapatkan p
0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan
value 0,002. Oleh karena itu p value 0,002 bahwa ada hubungan antara motivasi
< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
dengan pemeriksaan IVA pada wanita
ada hubungan antara sikap dengan
pekerja seksual di Lokalisasi Sunan
pemeriksaan IVA pada pekerja seksual di

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 123


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas tersebut. Dengan mengetahui sikap
Lebdosari, Kota Semarang. seseorang akan dapat menduga bagaimana
respon atau tindakan yang akan diambil
terhadap suatu masalah atau keadaan yang
DISKUSI dihadapi. Setelah seseorang mengetahui
Analisis Univariat stimulus atau objek, proses selanjutnya
1. Gambaran Usia Wanita Pekerja akan menilai dan bersikap terhadap
Seksual di Lokalisasi Sunan Kuning stimulus atau objek kesehatan.
Wilayah Kerja Puskesmas 4. Gambaran Dukungan Tenaga
Lebdosari Kota Semarang Kesehatan Wanita Pekerja Seksual
Berdasarkan hasil penelitian dari 81 di Lokalisasi Sunan Kuning
responden diketahui bahwa sebagian besar Wilayah Kerja Puskesmas
mempunyai umur dalam kategori tidak Lebdosari Kota Semarang
beresiko yaitu sejumlah 58 responden Dukungan dari petugas kesehatan
(71,6%). Notoatmodjo (2010) seseorang memiliki peranan dalam meningkatkan
dalam memahami dan menerima sebuah kualitas pelayanan kesehatan yang
informasi baru yang didapat tergantung maksimal kepada masyarakat agar
dari kemampuan berfikir seseorang, masyarakat mampu untuk meningkatkan
sehingga umur mempengaruhi tingkat kesadaran, kemauan, dan kemampuan
pengetahuan seseorang. hidup sehat sehingga akan terwujud
Menurut Huclok dalam Wawan dan Dewi derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
(2011), menyebutkan bahawa semakin 5. Gambaran Motivasi Wanita
cukup umur, tingkat kematangan dan Pekerja Seksual di Lokalisasi
kekuatan seseorang akan lebih matang Sunan Kuning Wilayah Kerja
dalam berfikir dan bekerja Puskesmas Lebdosari Kota
2. Gambaran Pendidikan Wanita Semarang
Pekerja Seksual di Lokalisasi Sunan Motivasi yang rendah dapat dipengaruhi
Kuning Wilayah Kerja Puskesmas oleh beberapa hal, antara lain: pengaruh
Lebdosari Kota Semarang dari orang lain atau lingkungan. Pengaruh
Menurut Notoatmodjo (2012), orang lain yang mempengaruhi motivasi
menyatakan bahwa masyarakat yang dalam melakukan pemeriksaan IVA
berpendidikan rendah akan bersikap masa adalah pengaruh dari teman-teman sekitar
bodoh terhadap perkembangan dari responden, pengaruh orang terdekat
pengetahuan disekitarnya, sehingga dari responden yang beranggapan salah
masyarakat tidak peduli terhadap karena informasi yang salah atau kurang
informasi dan sesuatu dari luar. tepat kepada responden, sehingga dapat
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang menimbulkan motivasi yang rendah dalam
atau masyarakat berpengaruh terhadap melakukan pemeriksaan IVA.
peningkatan derajat kesehatan, oleh 6. Gambaran Pemeriksaan IVA pada
karena sikap masyarakat yang belum pekerja seksual di Lokalisasi Sunan
terbaru dengan hal-hal atau inovasi baru. Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas
3. Gambaran Sikap Wanita Pekerja Lebdosari, Kota Semarang
Seksual di Lokalisasi Sunan Kuning Kunjungan untuk screening
Wilayah Kerja Puskesmas infeksi menular seksual dilakukan WPS
Lebdosari Kota Semarang sejumlah 53,1% karena mereka
Sikap merupakan faktor penting merasakan hal-hal yang tak wajar pada
dalam tingkah laku seseorang. Sikap yang sekitar alat kelaminnya, seperti gatal-
ada pada seseorang akan memberikan gatal, bernanah, dan keputihan. Karena
gambaran corak tingkah laku orang keadaan ini mau tidak mau WPS tentu

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 124


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
akan memeriksakan dirinya dan termotivasi untuk melakukan pemeriksaan
melakukan pemeriksaan IVA, dengan pap smear. Sebagian besar wanita hanya
harapan agar penyakit yang terjadi pada mau melakukan pencegahan dan
dirinya dapat dicegah atau diobati. penanganan beberapa penyakit menular
Namun sejumlah 46,9% WPS tidak seksual yang secara umum mereka ketahui
melakukan pemeriksaan IVA karena tidak seperti gonoroe, sipilis dan keputihan.
adanya keluhan yang dirasakannya, hal ini Ketidaktahuan dan ketidakperdulian serta
sesuai dengan penelitian Jia (2013) yang tanda bahaya yang tidak bisa dirasakan
menyatakan bahwa penghalang utama secara langsung pada kanker serviks
yang menyebabkan responden untuk menyebabkan para wanita enggan dan
melakukan pemeriksaan adalah tidak tidak termotivasi untuk melakukan
adanya gejala. pemeriksaan IVA.
Analisis Bivariat 3. Hubungan sikap dengan
1. Hubungan umur dengan pemeriksaan IVA pada wanita
pemeriksaan IVA pada wanita pekerja seksual di Lokalisasi Sunan
pekerja seksual di Lokalisasi Sunan Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas
Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari, Kota Semarang
Lebdosari, Kota Semarang Sikap adalah penilaian (bisa
Berdasarkan hasil penelitian berupa pendapat) seseorang terhadap
diketahui bahwa sebagian besar responden stimulus atau objek (seperti pemeriksaan
yang menjadi WPS adalah responden IVA). Setelah sesorang mengetahui
yang berada di masa remaja akhir dan stimulus atau objek proses selanjutnya
masuk masa dewasa awal. Semakin cukup akan bernilai atau bersikap terhadap
umur tingkat kematangan dan kekuatan stimulus atau objek kesehatan. WPS yang
seseorang akan lebih matang dalam memiliki sikap negatif terhadap
berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan pemeriksaan IVA disebabkan oleh
masyarakat seseorang yang lebih dewasa kurangnya informasi mengenai
akan lebih dipercaya daripada orang yang pentingnya pemeriksaan IVA dan dari
belum cukup tinggi kedewasaannya sikap negatif itu, WPS menyepelekan
sehingga dapat meningkatkan motivasi pentingnya pemeriksaan IVA.
dari dalam dirinya sendiri atau motivasi 4. Hubungan antara dukungan
intrinsik. Dari segi kepercayaan petugas kesehatan dengan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa pemeriksaan IVA pada wanita
akan lebih dipercaya dari orang pada pekerja seksual di Lokalisasi Sunan
orang yang belum cukup tinggi Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat Lebdosari, Kota Semarang
dari pengalaman dan kematangan Peran dan dukungan tenaga
jiwanya. kesehatan yang baik akan memberikan
2. Hubungan pendidikan dengan pengaruh yang baik pula pada seseorang
pemeriksaan IVA pada wanita atau masyarakat (Depkes RI, 2010). Hal
pekerja seksual di Lokalisasi Sunan tersebut sesuai dengan teori dari
Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas Notoatmodjo (2010) yang menyatakan
Lebdosari, Kota Semarang bahwa penyuluhan kesehatan atau
Tingkat pendidikan juga sangat pendidikan kesehatan merupakan suatu
berpengaruh terhadap pengetahuan WPS upaya atau kegiatan yang ditujukan agar
dalam pembentukan perilaku seseorang. masyarakat menyadari atau mengetahui
Kurangnya pengetahuan akan tanda dan bagaimana cara memelihara kesehatan
gejala kanker serviks tersebut mereka, bagaimana menghindari atau
menyebabkan sebagian besar wanita tidak mencegah hal-hal yang merugikan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 125


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
kesehatan mereka dan orang lain, kemana 5. Ada hubungan antara motivasi dengan
seharusnya mencari pengobatan bila sakit, pemeriksaan IVA pada wanita pekerja
dan sebagainya. seksual di Lokalisasi Sunan Kuning,
5. Hubungan antara motivasi dengan wilayah kerja Puskesmas Lebdosari,
pemeriksaan IVA pada wanita Kota Semarang.
pekerja seksual di Lokalisasi Sunan
Kuning, Wilayah Kerja Puskesmas SARAN
Lebdosari, Kota Semarang 1. Instansi kesehatan
Notoatmodjo (2010), menyatakan Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
bahwa berdasarkan sumber dorongan kesehatan dengan memberikan
terhadap motivasi. Motivasi dapat peningkatan pelayanan kesehatan
dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan reproduksi khususnya tentang penanganan
ekstrinsik. Seorang individu termotivasi dan pencegahan kanker serviks.
mengerjakan suatu aktivitas oleh adanya 2. Masyarakat
dorongan faktor eksternal seperti Menjadi masukan bagi masyarakat
kemudahan metode pemeriksaan IVA, khususnya warga Lokalisasi tentang
pengaruh dan dukungan orang lain atau bahaya kanker serviks sehingga dapat
tenaga kesehatan setempat. Hal lain yang melakukan pencegahan sejak dini dengan
berpengaruh dalam pembentukan pemeriksaan IVA
motivasi antara lain pengalaman pribadi, 3. Peneliti
pengalaman orang lain yang dianggap Memberikan manfaat bagi peneliti dan
penting, media massa, institusi (lembaga sebagai sarana untuk menerapkan ilmu
pendidikan dan lembaga agama) serta dan teori yang telah diperoleh serta untuk
faktor emosi dalam diri individu. membandingkan antara teori dan
kenyataan yang terjadi di lahan.
4. Aspek pengembangan penelitian.
KESIMPULAN Memberikan sumbangan konsep dan teori
1. Ada hubungan antara sikap dengan yang berkaitan dengan tugas utama tenaga
pemeriksaan IVA pada wanita pekerja kesehatan serta dapat digunakan sebagai
seksual di lokalisasi sunan kuning, bahan informasi untuk penelitian
wilayah kerja Puskesmas Lebdosari, selanjutnya terutama difokuskan pada
Kota Semarang bentuk pelayanan di masyarakat.
2. Tidak ada hubungan umur dengan
pemeriksaan IVA pada wanita pekerja REFERENSI
seksual di Lokalisasi Sunan Kuning, Aminati, D. 2013. Cara Bijak
wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari, Menghadapi dan Mencegah
Kota Semarang Kanker Leher Rahim (Serviks).
3. Ada hubungan antara pendidikan Yogyakarta: Brilliant Books
dengan pemeriksaan IVA pada wanita Aziz MF., Julianto W., Imam Rasjidi.
pekerja seksual di Lokalisasi Sunan 2009. Panduan Pelayanan Medik
Kuning, wilayah kerja Puskesmas Model Interdisiplin
Lebdosari, Kota Semarang Penatalaksanaan Kanker Serviks.
4. Ada hubungan antara dukungan EGC: Jakarta.
petugas kesehatan dengan Aziz, M.F. dkk. 2007, Program
pemeriksaan IVA pada wanita pekerja Pencegahan Kanker Serviks See
seksual di Lokalisasi Sunan kuning, and Treat. Jakarta, Buku Panduan
wilayah kerja Puskesmas Lebdosari, Peserta: Female cancer
Kota Semarang. Programme Laiden kerjasama

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 126


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
dengan Fakultas Kedokteran di http://www.com./mmpe.secl8.ch2
Indonesia. 54/html. 20 Oktober 2016
Chosamata,M.S.2015 Determinan of International Agency for Reseaarch of
Cervical Cancer Screening Cancer (IARC)/WHO.2012.
Utilization Among WomanAged Estimated Cancer Incidence,
30-45 Years in Blantyre Mortality and Prevalence World
District,Malawi,Journal of Public Wide in 2012
Health and Development vol.13 Jia,Y.2013.Knowledge About Cervical
No.3 September-Desember 2015 Cancer and Barrier of Screening
Chaowawinit,W.et.al,2010,“Knowledge, Program Among Women
Attitude and Behaviour of Bangkok inWufeng Country,A High
Metropolitan Woman Regarding Incidence Religion of Cervical
Cervical Cancer Screening”. Cancer in China.Plos One Vol.8
Asian Pacific Journal of Cancer issue 7 July 2013
Prevention vol.17,2016 Laila N.2001.Skrining Kanker Serviks
Dean,M.R.2016 HPV and Papanicolaou dengan Metode Skrining Alternatif
(pap) Smear : Compliance Cermin Dunia Kedokteran.
Knowledge and Barriers for Young 133:22-5
Women in Bathurts.International www.kalbe.co.id/files/cdk/.../dk_l
Scolar Journals Vol.4(4) April 33obstetri_dan_ginekologi.pdf. 16
2016 Oktober 2016
Delia, W. 2010. Pembunuh Ganas itu Manuaba, I.B.G. (2007). Pengantar ilmu
Bernama Kanker Serviks. obstetri dan ginekologi. Jakarta :
Yogyakarta: Sinar Kejora EGC.
Depkes. RI. 2008. Skrining Kanker Leher Mubarak . 2011. Perilaku Kesehatan.
Rahim dengan Metode Inspeksi Jakarta: Bina Pustaka
Visual dengan Asam Asetat (IVA). Notoatmodjo,S.2010. Metodologi
Jakarta. Peneitian Kesehatan. Jakarta,
Departemen Kesehatan Republik Rineka Cipta
Indonesia. (2009). Buku Acuan Notoatmodjo, S. 2012. Promosi
Pencegahan Kanker Leher Rahim Kesehatan dan Perilaku
dan Kanker Payudara. Jakarta: Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
DepKes RI. Nugroho . 2010. Deteksi Kanker Serviks
Depkes RI, 2007. Penanggulangan Dengan Metode Iva. Jakarta: Niaga
Kanker Serviks dengan Vaksin Swadaya
HPV, Departemen Kesehatan RI Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
Departemen Kesehatan Republik metodologi penelitian ilmu
Indonesia, 2010. Pusat Data dan keperawatan: pedoman skripsi,
Informasi Departemen Kesehatan tesis, dan instrumen penelitian
RI. Infodatin Kanker. Jakarta : (Edisi pertama). Jakarta: Salemba
DepKes RI. Medika.
Emilia, Ova, dr, Yudha Hananta I Putu, dr. Perry, S.E., Hockenberry, M.J.,
Kusumanto Dhanu dan Freitag Lowdermilk, D.L., & Wilson, D.
Harry, 2010. Bebas Ancaman (2010). Maternal and Child
Kanker Serviks. Yogyakarta : Nursing Care. Vol 1 4th ed.
Media Pressindo. Missouri: Mosby Elsevier.
Gren Henson DM., Ramizez. 2008 Potter & Perry. (2010). Buku Ajar
Cervical Cancer. Fundamental Keperawatan.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 127


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi Susanti, Indi. 2010. Hubungan usia
4. Jakarta : EGC pertama kali berhubungan seksual
Prawiroharjo. (2007). Ilmu Kebidanan. dan jumlah pasangan seksual
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka dengan kejadian lesi prakanker
Sarwono Prawirohardjo leher rahim pada wanita yang
Ramadhan, Hasan. (2010). Langkah Awal melakukan deteksi dini
Mencegah Kanker Serviks. menggunakan metode inspeksi
Available from : visual dengan asam asetat (IVA) di
http://www.jurnalperempuan.org Puskesmas Cikampek, Pedes dan
Rasjidi, A. 2008. Manual Prakanker Kota Baru Kabupaten Karawang
Serviks. Jakarta: CV Sagung Seto tahun 2009 – 2010. Tesis : FKM
Rasjidi, A. 2010 . Epidemiologi Kanker UI
Pada Wanita. Jakarta: CV Sagung Varney, Helen. (2005). Buku Saku Bidan.
Seto Jakarta: EGC.
Rohmawati I. Faktor-faktor yang Wawan dan Dewi. 2011. Teori dan
berhubungan dengan perilaku Pengukuran Pengetahuan, Sikap
wanita usia subur dalam deteksi dan Perilaku Manusia. Yogyakarta
dini kanker serviks dengan metode : Nuha Medika.
IVA (inspeksi visual dengan asam Widyastuti, Anita Rahmawati & Yuliasti
asetat) di wilayah kerja puskesmas Eka Purwaningrum. 2009.
Ngawen I kabupaten Gunung Kesehatan Reproduksi.
Kidul. Jakarta: Fakultas Kesehatan Yogyakarta : Fitra Maya
Masyarakat Universitas Indonesia; Wijaya . 2010. Pembunuh Ganas Itu
2011 Bernama Kanker Serviks.
Romauli, dkk. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Sinar Kejo
Yogyakarta : Nuha Medika; 2009.
Sitorus, Nikson. 2009. Pengaruh Stadium
Klinik Kanker Terhadap
Ketahanan Hidup Lima Tahun
Penderita Kanker Yang Mendapat
Pengobatan Di RS Darmais Jakarta
Tahun 1994 – 2004. Tesis : FKM
UI.
Sukaca . 2009. Kanker Leher Rahim
(Serviks). Yogyakarta : Brilliant
Books
Sugiyono . 2009. Statistik untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sarini, Ni Ketut Manik. 2011. Faktor-
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemeriksaan Papsmear
Pada Wanita Usia Subur Di Desa
Pacung Wilayah Kerja Puskesmas
Tejakula II Kecamatan Tejakula
Kabupaten Buleleng Bali Tahun
2011. Skripsi. Jakarta : FKM UI

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 128


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN PEER EDUCATION DAN
MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Wiwin Lismidiati*, Neni Fidya Santi, Dian Rizki Ramadhani,


Dias Putri Kusumastuti, Ivo Fridina
*Dosen/Staf Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada.
email: wien_ugm@yahoo.com

ABSTRAK

Remaja perlu mendapat perhatian serius karena memasuki usia reproduksi. Remaja sangat rentan terhadap
perilaku berisiko tinggi, terutama yang berhubungan dengan kesehatan seksual dan reproduksi. Upaya promotif
dan preventif terhadap permasalahan remaja telah dilakukan, diantaranya pendidikan kesehatan metode peer
education dan metode booklet di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan metode peer education dan metode booklet terhadap pengetahuan dan sikap tentang kesehatan
reproduksi remaja. Rancangan penelitian adalah kuasi-eksperimen. Sampel penelitian sebanyak 64 siswa yang
dibagi menjadi kelompok intervensi (n=31) dan kelompok kontrol (n=33). Teknik sampling menggunakan
purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sikap tentang
kesehatan reproduksi sebelum dan setelah perlakuan. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan paired t-
test. Pada kelompok intervensi yang diberikan peer education ada peningkatan yang signifikan terhadap
pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,002) tentang kesehatan reproduksi remaja. Sedangkan pada kelompok
kontrol yang diberikan pendidikan kesehatan metode booklet tidak ada peningkatan pengetahuan (p=0, 832)
dan sikap (p=0,499) tentang kesehatan reproduksi remaja. Pendidikan kesehatan metode peer education
berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi remaja namun pendidikan
kesehatan metode booklet tidak berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi
remaja
Kata kunci: peer education, booklet, kesehatan reproduksi, pengetahuan, sikap, remaja

ABSTRACT

Adolescents need to be taken seriously attention because they are entering reproductive age. Teenagers are
particularly vulnerable to high-risk behaviors, especially those related to sexual and reproductive health.
Promotive and preventive efforts on adolescent problems have been carried out, including health education
with peer education method and booklet method at school. The aim of this study is to determine the effect of
peer education method and booklet method on knowledge and attitude about adolescent reproductive health.
The research design was used quasi-experiment. Subjects were 64 students who were divided into intervention
groups (n = 31) and control groups (n = 33). The sampling technique uses purposive sampling. The variables
studied were knowledge and attitude about reproductive health before and after intervention. Data were
analyzed using Wilcoxon test and paired t-test. In the intervention group given peer education, there was a
significant increase in knowledge (p = 0,000) and attitude (p = 0.002) about adolescent reproductive health.
Whereas in the control group given the health education with booklet method, there was no increase in
knowledge (p = 0, 832) and attitude (p = 0.499) about adolescent reproductive health. Health education with
peer education method influences knowledge and attitude about adolescent reproductive health, but health
education with booklet method does not affect knowledge and attitude about adolescent reproductive health
Keywords: peer education, booklet, reproductive health, knowledge, attitude, adolescence

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 129


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN sebagainya (BKKBN 2012). Jumlah
Masa remaja merupakan periode PIK-KRR tahun 2009 secara nasional
perkembangan transisi antara masa anak adalah 900 buah (BKKBN, 2012).
dan masa dewasa (Potter & Perry, 2009). Berdasarkan survei tahun 2014, PIK-
Remaja berada pada krisis identitas diri, R/M di Propinsi Daerah Istimewa
dimana remaja mulai memiliki Yogyakarta berjumlah 288 buah yang
keinginan untuk menonjolkan identitas terbagi menjadi 3 tahap yaitu Tumbuh,
dirinya. Remaja berusaha melepaskan Tegak dan Tegar. Tegar merupakan
diri dari otoritas orang tua dengan tahapan tertinggi dalam PIK-RR. Jumlah
maksud menemukan jati diri. Kondisi ini tersebut menyebar di 5 kabupaten/kota di
membuat remaja sangat rentan terhadap DIY. Menurut data BKKBN DIY tahun
pengaruh teman dalam hal minat, sikap, 2014, jumlah PIK-RR Tegar adalah 38
penampilan dan perilaku (Monks, 2002) buah, sebanyak 8 buah adalah di
Pada proses pencarian jati diri, Kabupaten Bantul.
remaja sering memanifestasikan perilaku Tidak tersedianya sumber
yang mengundang risiko dan berdampak informasi yang benar dapat
negatif bagi dirinya. Selain dari itu, menyebabkan remaja terpaksa
remaja berisiko tinggi terhadap mengeksplorasi informasi tentang
terjadinya kasus yang berhubungan kesehatan reproduksi melalui berbagai
dengan penyimpangan perilaku seksual media, sehingga remaja mendapatkan
(Suryoputro, Ford, & Shaluhiyah, 2006). sumber informasi yang tidak tepat. Salah
Kematangan organ reproduksi dan satu upaya yang dapat dilakukan untuk
perkembangan psikologis remaja yang mengatasi masalah tersebut adalah
mulai menyukai lawan jenisnya serta dengan promosi kesehatan melalui
arus media informasi baik elektronik pendidikan tentang kesehatan reproduksi
maupun non elektronik sangat dengan menggunakan media yang tepat.
berpengaruh terhadap perilaku seksual Pendidikan kesehatan merupakan suatu
remaja. Minimnya pengetahuan dan program yang membawa perubahan
bimbingan tentang kesehatan reproduksi dalam pengetahuan. Pendidikan
telah menyebabkan 72,9% kehamilan kesehatan dapat dilakukan dengan
yang tidak diinginkan, 94,8% aborsi ceramah maupun dengan media dan
yang tidak aman, 5,2% aborsi di fasilitas berbagai strategi. Dalam waktu yang
atau tenaga kesehatan, 32,2% penyakit pendek pendidikan kesehatan hanya
menular seksual, 54,3% terinfeksi menghasilkan perubahan atau
penyakit HIV AIDS dari 200 ribu peningkatan pengetahuan (Notoatmodjo,
penderita se-Indonesia, serta 78,8% 2007).
penggunaan NAPZA dari 3,2 juta jiwa Sekolah yang merupakan bagian
pengguna NAPZA di Indonesia. dari lembaga pendidikan didirikan untuk
Kondisi kesehatan reproduksi membina dan meningkatkan kualitas
yang sangat penting ini mendorong sumber daya manusia, baik fisik, mental,
pemerintah Indonesia membentuk pusat moral maupun intelektual (Notoatmodjo,
informasi dan konseling kesehatan 2010). Dari studi pendahuluan yang
reproduksi remaja (PIK KRR) menjadi dilakukan, di SMA N I Srandakan
program nasional pada tahun 2000. PIK- mempunyai bentuk layanan PIK-KRR
KRR telah didirikan di beberapa daerah seperti peer education, yaitu metode
dalam bentuk pelayanan informasi dan pendidikan kesehatan dengan
konseling maupun dalam bentuk klinik, memanfaatkan teman sebaya sebagai
misalnya informasi KRR di SMP/SMA, pendidik (peer educator) untuk
Klinik Konseling Remaja, Youth Center memberikan edukasi tentang kesehatan
PKBI, Puskesmas Peduli Remaja dan reproduksi. Peer educator yang ada di

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 131


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
sekolah tersebut bahkan telah mengikuti progam PIK-KRR sebagai kelompok
berbagai pelatihan dan kompetisi bahkan studi . 3)Bersedia dijadikan responden.
dalam lingkup nasional. Sedangkan di 4) Tidak berperan sebagai pendidik atau
SMA N 1 Pundong juga telah memiliki konselor sebaya.
PIK KRR, tetapi hanya menggunakan Variabel yang diteliti adalah
media leaflet dalam memberikan edukasi pengetahuan tentang kesehatan
pada siswa remaja. Kondisi demikian reproduksi dan sikap tentang kesehatan
membuat peneliti tertarik untuk reproduksi sebelum dan setelah
mengtahui pengaruh pendidikan intervensi. Kelompok perlakuan
kesehatan melalui peer education dan mendapatkan intervensi pemberian peer
media booklet terhadap pengetahuan dan education pada siswa SMA. Sedangkan
sikap tentang kesehatan reproduksi kelompok kontrol mendapatkan booklet
remaja pada Siswa SMA di Kabupaten sebagai media pendidikan kesehatan.
Bantul. Pada kelompok kontrol, responden
dilakukan pretest kemudian diberikan
TUJUAN booklet tentang kesehatan reproduksi
Mengetahui pengaruh peer remaja. Booklet dibawa pulang oleh
education dan media booklet pada siswa. Setelah 1 minggu, kemudian
pengetahuan dan sikap siswa tentang dilakukan posttest. Pada kelompok
kesehatan reproduksi pada Siswa SMA intervensi, Pretest dilakukan sebelum
di Kabupaten Bantul. intervensi. Intervensi berupa peer
education yang dilaksanakan 3 kali
METODE PENELITIAN dalam 2 minggu. Pada saat peer
Jenis penelitian ini adalah education, kursi/tempat duduk peserta
penelitian eksperimen dengan disusun membentuk huruf “U” untuk
menggunakan rancangan kuasi- memudahkan interaksi antara peer
eksperimen dengan menggunakan educator dan peserta. Peer educator
control group pre post design, dimana berada di tengah-tengah peserta
dalam penelitian ini hanya terdapat satu sehingga dapat menjangkau dan
kelompok intervemsi dan satu kelompok memberikan perhatian kepada seluruh
kontrol. Lokasi penelitian dilakukan di peserta (BKKBN, 2002). Peer education
SMA N 1 Srandakan sebagai kelompok dilaksanakan di ruang perpustakaan
perlakuan dan SMA N 1 Pundong SMA Negeri 1 Srandakan karena
sebagai kelompok kontrol. Populasi ruangan tersebut cukup luas, nyaman,
dalam penelitian ini adalah siswa SMA dan jauh dari jalan raya/ kebisingan
kelas X, XI dan XII yang bersekolah di sehingga diskusi bisa berlangsung tanpa
SMA Negeri 1 Sandrakan dan SMA gangguan. Peer education dilakukan
Negeri 1 Pundong. Sampel penelitian selama 2 jam pada setiap sesi, terdiri dari
dipilih dengan menggunakan teknik penyampaian materi selama 30 menit
purposive sampling dengan jumlah dan diskusi selama 90 menit (BKKBN,
sebanyak 30 orang untuk kelompok 2002). Peer education dipimpin oleh 2
perlakuan dan 30 untuk kelompok orang peer educator. Selama penelitian,
kontrol. Untuk mengantisipasi drop out, peer educator memberikan materi
dilakukan penambahan sampel sebanyak diantaranya: 1) kesehatan reproduksi dan
10% dari jumlah responden yang tumbuh kembang remaja; 2) kehamilan
digunakan. Sampel dipilih sesuai dan persoalan di sekitarnya; 3) penyakit
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria menular seksual dan HIV/AIDS.
inklusi antara lain: 1) Siswa laki-laki dan Referensi pelaksanaan peer education
perempuan SMA kelas X, XI atau XII. adalah dari modul pelatihan pendidik
2)Sebagai anggota/pernah diberikan sebaya oleh BKKBN tahun 2002 dan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 132


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
materi tentang kesehatan reproduksi kontrol setelah mendapatkan booklet.
remaja oleh BKKBN tahun 2014. Analisa yang digunakan adalah analisis
Selanjutnya dilakukan posttest setelah independen t test.
tahapan peer education selesai secara
lengkap.
Instrumen penelitian ini berupa
instrumen karakteristik responden dan
instrument pengetahuan dan sikap
tentang kesehatan reproduksi oleh
Ritonga tahun 2012. Kuesioner tersebut
telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas oleh peneliti sebelumnya
pada 30 siswa SMA Negeri di
Purworejo. Berdasarkan perhitungan uji
validitas tersebut, untuk variabel
pengetahuan nilai r hasil (nilai
Alpha=0,870) lebih besar dari nilai r
tabel, maka variabel tersebut valid.
Untuk variabel sikap nilai r hasil (nilai
Alpha=0,853) lebih besar dari nilai r
tabel, maka variabel tersebut valid.
Analisis data menggunakan
software IBM SPSS Statistics v21.
Analisis univariat digunakan untuk
melihat karakteristik dan distribusi
responden yaitu menggunakan statistik
deskriptif. Analisis bivariat digunakan
Untuk membandingkan hasil
pengukuran pengetahuan dan sikap
siswa pada kelompok intervensi setelah
pemberian intervensi dan kelompok

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 133


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik Responden Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
(n = 31) (n= 33)
n (%) n %
Pendidikan (kelas)
X 15 48,4 17 51,5
XI 16 51,6 11 33,3
XII 0 0 5 15,2
Usia (tahun)
14 0 0 2 6,1
15 9 29 15 45,5
16 17 54,8 8 24,2
17 4 12,9 6 18,2
18 0 0 2 6,1
19 1 3,2 0 0
Jenis kelamin
Laki-laki 8 25,8 15 45,5
Perempuan 23 74,2 18 54,5
Suku
Jawa 28 90,3 33 100
Campuran 2 6,5 0 100
Melayu 1 3,2 0 100
Bahasa
Bahasa Indonesia 4 12,9 2 6,1
Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa 3 9,7 7 21,2
Bahasa Jawa 24 77,4 24 72,7
Tinggal serumah dengan:
Orangtua 28 90,3 32 97
TIdak 3 9,7 1 3
Paparan informasi mengenai peer education:
Pernah 21 67,7 25 75,8
Belum pernah 10 32,3 8 24,2
Informasi kesehatan reproduksi yang pernah diperoleh:
Masa Pubertas 28 90,3 32 97
Infeksi Menular Seksual 18 58,1 19 57,6
Kehamilan Tidak Diinginkan 22 71 22 66,7

Aborsi 11 35,5 9 27,3


Sumber informasi kesehatan reproduksi:
Majalah/Koran 7 22,6 10 30,3
Televisi 13 41,9 12 36,4
Radio 1 3,2 4 12,1
Petugas kesehatan 16 51,6 17 51,5
Internet 17 54,8 19 57,6
Teman sebaya 19 61,3 20 60,6
Guru 26 83,9 25 75,8
Orangtua 12 38,7 11 33,3
Sumber: Data Primer, 2015
karena tidak mendapatkan izin dari sekolah
Berdasarkan tabel 1. Jumlah dikarenakan pada saat pelaksanaan
responden di kelompok kontrol terwakili penelitian, siswa kelas XII akan
oleh kelompok kelas X, XI,XII. Namun hal menghadapi try out menjelang Ujian
ini tidak terjadi di kelompok intervensi. Nasional dan persiapan Ujian Akhir
Siswa kelas XII tidak diikutsertakan dalam Sekolah. Pada penelitian ini, mayoritas
responden penelitian kelompok intervensi responden berada pada rentang usia 15-19
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 134
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
tahun. Meskipun usia 14 tahun masih jenis informasi kesehatan reproduksi yang
ditemukan pada kelompok kontrol. paling banyak diperoleh adalah informasi
Persentase jumlah responden perempuan mengenai masa pubertas.
lebih banyak dibandingkan laki-laki dan Pengetahuan Responden tentang
mayoritas responden merupakan suku Jawa Kesehatan Reproduksi Remaja
dan menggunakan bahasa Jawa sebagai Pengetahuan responden terkait
bahasa sehari-hari. Hampir seluruh kesehatan reproduksi remaja pada
responden tinggal serumah dengan kelompok intervensi dengan peer education
orangtuanya. Mayoritas responden dan pada kelompok kontrol dengan booklet
mengetahui tentang peer education dan ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Median Pengetahuan pada Kelompok Intervensi dan Kontrol


Intervensi Kontrol
(n=31) (n= 33)
Pengetahuan
Median Median
(min-maks) (min-maks)
Pre Test 19 (14-23) 18 (14 -22)
Post Test 20 (15-24) 19 (15 -23)
Sumber: Data Primer, 2015

Tabel 2 menunjukkan terdapat dibandingkan nilai tengah pengetahuan


perbedaan nilai tengah variabel pada saat pretest (Median=18).
pengetahuan pada saat pretest dan posttest. Sikap Responden tentang Kesehatan
Nilai tengah pengetahuan pada saat posttest Reproduksi Remaja
(Median=20) lebih tinggi dibandingkan Sikap responden terkait kesehatan
nilai tengah pengetahuan pada saat pretest reproduksi remaja pada kelompok
(Median=19). Sedangkan pada kelompok intervensi dengan peer education dan pada
kontrol terdapat perbedaan nilai tengah kelompok kontrol dengan booklet
variabel pengetahuan pada saat pretest dan ditunjukkan pada tabel 3.
posttest. Nilai tengah pengetahuan pada
saat posttest (Median=19) lebih tinggi

Tabel 3. Hasil Median Sikap pada Kelompok Intervensi dan Kontrol


Intervensi Kontrol
Sikap (n=31) (n=33)
Median Median
(min-maks) (min-maks)
Pretest 17 (12-19) 17 (9-19)
Posttest 18 (14-20) 17 (13-19)
Sumber: Data Primer (2015)

Berdasarkan tabel 3., terdapat


perbedaan nilai tengah variabel sikap pada Perbedaan Pengetahuan pada Kelompok
saat pretest dan posttest. Nilai tengah sikap Intervensi dan Kontrol
pada saat posttest (Median=18) lebih tinggi Perbedaan pengetahuan terkait
dibandingkan nilai tengah sikap pada saat kesehatan reproduksi pada kelompok
pretest (Median=17). Tetapi pada intervensi dan kontrol dapat dilihat pada
kelompok kontrol memiliki nilai tengah tabel 4.
yang sama pada pretest dan posttest
(Median = 17).

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 135


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Tabel 4. Perbedaan Pengetahuan pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
Intervensi Kontrol
Pengetahuan (n=31) (n=33)
Median Median
P- value
(min-maks) P- value (min-maks)
Pre test 19 (14-23) 18 (14-22)
0.000* 0,832**
Post test 20 (15-24) 19 (15-23)
* Uji Wilcoxon
** Uji Paired T test menilai pengaruh peer education pada
Sumber: Data Primer 2015 pengetahuan siswa. Nilai p = 0.000
menunjukkan peer education memiliki
Berdasarkan tabel 4., terdapat pengaruh pada pengetahuan siswa tentang
perbedaan nilai tengah variabel kesehatan reproduksi remaja. Sedangkan
pengetahuan pada saat pretest dan posttest. pada kelompok intervensi, data
Nilai tengah pengetahuan pada saat pengetahuan terdistribusi normal sehingga
posttest (Median=20) lebih tinggi digunakan uji Paired t test dan didapatkan
dibandingkan nilai tengah pengetahuan hasil p = 0, 832 menunjukkan pendidikan
pada saat pretest (Median=19). Pada kesehatan dengan booklet tidak
kelompok kontrol memiliki nilai tengah berpengaruh pada pengetahuan siswa
pengetahuan pada saat post test (Median = tentang kesehatan reproduksi remaja.
19) lebih tinggi dibandingkan dengan nilai Perbedaan Sikap pada kelompok
tengah pada saat pretest (Median = 18). Intervensi dan Kontrol
Data pengetahuan pada kelompok Perbedaan sikap terkait kesehatan
intervensi tidak terdistribusi normal, reproduksi antara kelompok intervensi dan
sehingga uji Wilcoxon digunakan untuk kontrol dapat ditunjukkan pada tabel 5.

Tabel 5. Perbedaan Sikap pada Kelompok Intervensi dan Kontrol


Intervensi Kontrol
Sikap (n=31) (n=33)
Median P- value Median
P- value
(min-maks) (min-maks)
Pre test 17 (12-19) 17 (9-19)
Post test 18 (14-20) 0,002* 17 (13-19) 0,499*

*Uji Wilcoxon
Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan tabel 5, terdapat peer education berpengaruh pada sikap


perbedaan nilai tengah variabel sikap pada siswa terhadap kesehatan reproduksi
saat pretest dan posttest pada kelompok remaja (p= 0,002). Sedangkan pada
intervensi. Nilai tengah pengetahuan pada kelompok kontrol dengan media booklet
saat posttest (Median= 18) lebih tinggi menunjukkan media booklet tidak
dibandingkan nilai tengah pengetahuan berpengaruh pada sikap siswa tentang
pada saat pretest (Median=17). Pada kesehatan reproduksi remaja (p = 0.499).
kelompok kontrol memiliki nilai tengah
pengetahuan yang sama dengan nilai PEMBAHASAN
tengah pada saat pretest (Median = 18). Perbedaan Pengetahuan pada Kelompok
Data sikap pada kelompok pre test Intervensi dan Kontrol
dan post test tidak terdistribusi normal Berdasarkan tabel 4, didapatkan
sehingga digunakan uji Wilcoxon. Metode bahwa nilai tengah skor pengetahuan pada

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 136


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
saat posttest lebih tinggi dibandingkan Keuntungan dalam pendekatan peer
nilai tengah skor pengetahuan pada saat education yaitu pendidikan sebaya dapat
pretest pada kelompok dengan peer menyampaikan pesan pesan yang sensitif
education. Hal ini menunjukkan ada dan kelompok target lebih merasa nyaman
peningkatan skor pengetahuan. Dan dari berdiskusi dengan teman sebaya mengenai
nilai p= 0.000 menunjukkan peer education masalah pribadi karena menggunakan
memiliki pengaruh pada pengetahuan siswa bahasa yang sama (Sriranganathan et al.,
tentang kesehatan reproduksi remaja. Hasil 2010).
ini sejalan dengan penelitian Desmarnita Hasil penelitian ini juga sejalan
(2014) yang menyebutkan bahwa ada dengan UNFPA (2012) yang menyatakan
peningkatan perbedaan rerata pengetahuan bahwa peer education merupakan strategi
antara sebelum dan setelah perlakuan peer yang paling disukai untuk mengajar remaja
group selama 2 minggu dengan tentang kesehatan reproduksi. Orang-orang
peningkatan skor sebesar 1,55. muda lebih memilih menerima informasi
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa kesehatan reproduksi remaja dari rekan-
faktor diantaranya tingkat pendidikan. rekan, dibandingkan dari orang dewasa atau
Pendidikan kesehatan membawa perubahan dalam lingkungan sekolah. Kelompok
pada pengetahuan (Rao et al., 2008). sebaya memainkan peran kritis dalam
Pengetahuan yang bervariasi dapat kehidupan remaja dengan adanya dukungan
disebabkan oleh kemampuan belajar setiap untuk satu sama lain, sebagai model formal
orang yang berbeda-beda (Notoatmodjo, dan informal dari perilaku, dan sebagai
2010). Pelaksanaan intervensi dapat sumber informasi yang terpercaya (Layzer
menambah informasi pada setiap et al., 2014; Strange et al., 2002).
responden.Di dalam sebuah penelitian, Kelompok sebaya sangat mempengaruhi
peningkatan pengetahuan terjadi karena perilaku sesama rekan-rekan sehingga
salah satu faktor yang mempengaruhi meraka harus dilatih dan menjadi panutan
pengetahuan adalah informasi (Budiman & rekan-rekan mereka untuk membantu
Riyanto, 2013). Pembinaan kesehatan mengadopsi perilaku positif (Sieving et al.,
reproduksi remaja bertujuan untuk 2000; Lee et al., 2006).
memberikan informasi dan pengetahuan Pada penelitian ini didapatkan
yang berhubungan dengan perilaku hidup bahwa nilai tengah skor pengetahuan pada
sehat bagi remaja. Dengan pengetahuan saat posttest lebih tinggi dibandingkan
yang memadai dan adanya motivasi untuk nilai tengah skor pengetahuan pada saat
menjalani masa remaja secara sehat, para pretest pada kelompok dengan booklet. Hal
remaja diharapkan mampu memelihara ini menunjukkan ada peningkatan skor
kesehatan dirinya agar dapat memasuki pengetahuan. Namun didapatkan hasil p =
masa kehidupan berkeluarga dengan 0,832 menunjukkan pendidikan kesehatan
reproduksi yang sehat (Marmi, 2013). dengan booklet tidak berpengaruh pada
Pendidikan kesehatan reproduksi pengetahuan siswa tentang kesehatan
yang melibatkan kelompok sebaya (peer- reproduksi remaja. Media booklet sendiri
based education) merupakan salah satu memiliki keterbatasan, akan tetapi
metode yang berhasil menembus kesulitan memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan
isu permasalahan kesehatan reproduksi booklet diantaranya dapat menimbulkan
remaja (Sun, 2012). Metode ini terbukti tanggungjawab secara mandiri dari setiap
dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap, anak terhadap pengetahuan atas dasar
kepercayaan, serta perilaku remaja. Adanya informasi yang diterima melalui media
kesamaan usia, latar belakang, kegemaran, karena booklet diberikan kepada masing-
bahasa, dan sebagainya akan meningkatkan masing individu untuk dibawa
keefektifan pesan yang disampaikan karena pulang,sehingga dapat dipelajari setiap saat
perasaan yang senasib (Sun, 2012). (Aini, 2010). Informasi yang disajikan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 137


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
booklet lebih lengkap. Booklet dengan Peningkatan sikap mendukung
gambar dan warna yang menarik perhatian penelitian Maulana (2009) yang
menjadikan minat pembaca tinggi untuk menyatakan bahwa efektivitas pendidikan
lebih memahami isinya dan Booklet dapat kesehatan yang diberikan dapat dilihat dari
dibaca berkali-kali dan tahan lama. Namun, adanya perubahan pengetahuan, sikap, dan
booklet juga memiliki kelemahan: 1) ketrampilan individu atau masyarakat
Booklet merupakan media cetak sehingga setelah diberikan pendidikan kesehatan.
tidak dapat menstimulir efek suara dan efek Saputro (2015) juga menyatakan bahwa ada
gerak. 2) Mudah terlipat walaupun sudah pengaruh yang signifikan dengan
dicetak pada kertas yang lebih tebal tetapi dilakukannya pendidikan kesehatan
tetap saja masih dapat terlipat karena terhadap perubahan sikap setelah dilakukan
terbuat dari kertas. 3) Umpan balik kurang pendidikan kesehatan. Dengan mendapat
diketahui dan sulit dinilai hasilnya. 4) informasi kesehatan dari narasumber
Booklet kurang tepat bila digunakan pada seperti petugas kesehatan setidaknya orang
sasaran yang memiliki kemampuan baca akan berpikir mengenai pentingnya
rendah atau buta huruf. 5) Bila tidak kesehatan dan berusaha untuk melakukan
disiapkan secara seksama dan hati-hati tindakan kesehatan (Adisasmoto, 2008).
booklet justru akan kehilangan arti . 6) Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Booklet kurang cepat mencapai sasaran, Wye et al. (2006) yang menunjukkan
apabila dipakai sebagai satu-satunnya bahwa remaja lebih cenderung untuk
teknik untuk menyampai informasi memodifikasi perilaku dan sikap mereka
kesehatan kepada sasaran. 7) Booklet tidak jika mereka menerima pesan kesehatan dari
bisa menyebar ke seluruh masyarakat rekan-rekan yang menghadapi masalah dan
(Notoatmodjo, 2007). tekanan yang sama.
Dari hasil penelitian ini, tidak Berdasarkan tabel 5, booklet tidak
didapatkan pengaruh media booklet berpengaruh pada sikap tentang kesehatan
terhadap pegetahuan remaja tentang reproduksi. Menurut Azwar (2013) faktor -
kesehatan reproduksi dikarenakan booklet faktor yang mempengaruhi sikap manusia
yang diberikan kepada siswa tidak ada terhadap objek antara lain pengalaman
kontrol dari peneliti apakah booklet sudah pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap
benar benar dibaca oleh siswa atau belum penting, kebudayaan, media massa,
serta tidak adanya evaluasi tersendiri terkait lembaga pendidikan dan lembaga agama
media booklet baik dari isi maupun design dan faktor emosional.
booklet.
Perbedaan Sikap pada Kelompok Peer KESIMPULAN
Education dan Booklet Berdasarkan hasil penelitian dan
Pada penelitian ini didapatkan pembahasan, maka dapat ditarik
bahwa nilai tengah skor sikap pada saat kesimpulan bahwa pendidikan kesehatan
posttest lebih tinggi dibandingkan nilai metode peer education berpengaruh
tengah skor sikap pada saat pretest. Hal ini terhadap pengetahuan dan sikap tentang
menunjukkan ada peningkatan skor sikap. kesehatan reproduksi remaja namun
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap pendidikan kesehatan metode booklet tidak
objek, orang, atau peristiwa (Azwar 2013). berpengaruh terhadap pengetahuan dan
Sikap berdampak pada bagaimana sikap tentang kesehatan reproduksi remaja.
seseorang berhadapan dengan objek
tersebut, misalnya menunjukkan REFERENSI
kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau Adisasmoto. (2008). Promosi kesehatan.
tidak suka seseorang terhadap sesuatu Yogyakarta: Gadjah Mada
(Mubarak, 2011). University press.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 138


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Aini, F. (2010). Pengaruh Pendidikan Yogyakarta: Gajah Mada University
Kesehatan Reproduksi Remaja Press.
Melalui Media Booklet Terhadap Mubarak. (2011). Promosi Kesehatan
Perubahan Pengetahuan dan Sikap untuk kebidanan. Jakarta: Salemba
Santri Tentang Kesehatan Medika.
Reproduksi di Pesantren Darul Notoatmodjo S. (2007). Promosi kesehatan
Hikmah Dan Ta’dip Al Syakirin di dan ilmu perilaku manusia. Jakarta:
Kota Medan. Skripsi. Universitas Rineka Cipta.
Sumatra Utara: Fakultas Kesehatan Notoatmodjo S. (2010). Promosi
Masyarakat. kesehatan: Teori dan aplikasi.
Azwar S. (2013). Sikap manusia: teori Jakarta: Rineka Cipta.
dan pengukurannya. Yogyakarta: Potter, P.A., Perry, A.G. Buku Ajar
Pustaka Pelajar. Fundamental Keperawatan : Konsep,
BKKBN. (2002). Modul pelatihan pendidik Proses, Dan Praktik. Edisi 4.Volume
sebaya. Jakarta: Direktorat Bina 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk.
Ketahanan Remaja. Jakarta : EGC.2005
BKKBN. (2011). Kajian Profil Penduduk Rao, R.S.P., et al. (2008). Effectiveness of
Remaja (10 – 24 Thn): Ada Apa Reproductive Health Education Among
Dengan Remaja ?. Policy Brief Rural Adolescent Girls: A School
Puslitbang Kependudukan, 1(6): 1-4. Based Intervention Study in Udupi
BKKBN. (2012). Pedoman pengelolaan Taluk, Karnataka. Indian Journal of
pusat informasi dan konseling Medical Sciences, vol. 62, no. 11, 2008,
remaja dan mahasiswa (PIK p. 439.
remaja/mahasiswa). Jakarta: Ritonga, F. (2012). Faktor-Faktor yang
Direktorat Bina Ketahanan Remaja. Berhubungan dengan Perilaku
Budiman, Riyanto A. (2013). Kapita Kesehatan Reproduksi Remaja di SMA
selekta kuesioner: pengetahuan dan 11 Medan. Tesis. Yogyakarta:
sikap dalam penelitian kesehatan. Universitas Gadjah Mada.
Jakarta: Salemba Medika Saputro, D.N.A.A. (2015). Pengaruh
Desmarnita U., Djuwitaningsih S., & Promosi Kesehatan Tentang Kesehatan
Rochimah. (2014). Pengaruh Reproduksi Terhadap Pengetahuan dan
Pendidikan Kesehatan Metode Peer Sikap Remaja Tentang Seks Pranikah di
Group Terhadap Pengetahuan dan SMA Muhammadiyah 4 Kartasura.
Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan Surakarta: Universitas
Reproduksi. JKep. Vol. 2 No. 3 Muhammadiyah.
November 2014, hlm 55-62. Sieving R., Perry C.L., Williams C.L.
Layzer C., Rosapep L., & Barr S. (2014). (2000). Do Friendships Change
A Peer Education Program: Behaviors, or Do Behaviors Change
Delivering Highly Reliable Sexual Friendships? Examining Paths of
Health Promotion Messages in Influence in Young Adolescents’
Schools. Journal of Adolescent Alcohol Use. Journal of Adolescent
Health, vol. 54. Pp. S70-S77, 2014. Health, vol.26(27), pp. 27– 35, 2000.
Marmi. (2013). Kesehatan reproduksi. Sriranganathan, G., Jaworsky, D.,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Larkin, J., Flicker, S., Campbell, L.,
Maulana. (2009). Promosi kesehatan. Flynn, S., Janssen, F., Erlich, L.
Jakarta: EGC. (2010). Peer Sexual Health
Monks, F.J. (2002). Psikologi Education:Intervention for Effective
perkembangan: pengantar dalam Program Evaluation. Health
berbagai bagiannya. Cet. 14: Education Journal. Vol. 71.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 139


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Strange, V., Forrest, S., Oakley, A. UNFPA. (2012). Adolescents and young
(2002). Peer-Led Sex Education- people ini Sub-Saharan Africa:
Characteristics of Peer Educators opportunities and chanllenges status
and Their Perceptions of The Impact report.
on Them of Participation in A Peer WHO. (2015). Adolescent development.
Education Programme. Health Educ Wye, S.Q, Madden, A., Poeder, F.,
Res,17(3):327–337. McGuckin, S., Shying, K.. (2006). A
Suryoputro, A., Ford, N.J., & Shaluhiyah, framework for peer education by drug-user
Z. (2006). Faktor-Faktor yang organizations. Australia, pp:5–39.
Mempengaruhi Perilaku Seksual
Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya
Terhadap Kebijakan dan Layanan
Kesehatan Seksual dan Reproduksi.
Jurnal Makara Kesehatan 10 (1), Mei
2009.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 140


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
EFEKTIVITAS KOMPRES KUBIS DAN KUBIS TUMBUK TERHADAP
PENURUNAN PEMBENGKAKAN PAYUDARA IBU POSTPARTUM

Yuni Astuti1, Mae Sri Hartati Wahyuningsih2, Elsi Dwi Hapsari2


1
Akper Kesdam IV/Diponegoro Semarang
2
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
2
Program Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Email: yunie.45tuti@gmail.com dan 081325587592

ABSTRAK

Pembengkakan payudara merupakan salah satu masalah yang muncul pada ibu postpartum. Dampak
pembengkakan payudara adalah rasa ketidaknyamanan pada ibu berupa nyeri, payudara menjadi keras, demam,
bayi sulit menghisap payudara, dapat menyebabkan kegagalan dalam proses laktasi, dan mastitis. Kubis dapat
digunakan untuk mengurangi pembengkakan payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
antara kompres kubis dan kubis tumbuk untuk menurunkan pembengkakan payudara ibu postpartum. Penelitian
ini menggunakan rancangan quasi experiment nonequivalent control group dengan pre-post test design. Populasi
penelitian ini semua ibu postpartum yang mengalami pembengkakan payudara di RS Bhakti Wira Tamtama
Semarang. Pemilihan sampel menggunakan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel 62 responden.
Instrument yang penelitian ini menggunakan numeric rating scale (NRS) dan Six point engorgement scale (SPES).
Analisa data bivariate meggunakan uji Wilcoxon dan uji mann whitney test. Hasil penelitian menunjukkan rata-
rata tingkat nyeri pada kelompok kompres kubis tumbuk dan kelompok kompres kubis masing-masing adalah
2,483 vs 1,419; p value 0,000. Rata-rata pembengkakan payudara pada kelompok kompres kubis tumbuk dan
kelompok kompres kubis adalah 2,032 vs 1,290; p value 0,000. Perbandingan efek kompres kubis tumbuk dan
kompres kubis dengan nilai p<0,05. Kompres kubis tumbuk mempunyai efek lebih besar dalam menurunkan
tingkat nyeri dan pembengkakan payudara pada ibu postpartum dibandingkan kompres kubis.
Kata kunci: kompres kubis, nyeri, pembengkakan payudara, postpartum

ABSTRACT

Breast engorgement is a problems happens on post mothers after delivering their babies. The effect of such
swelling would make discomfort upon the mothers with pain, stiffness of the breast, fever, difficulty for the baby
to suckle on, and failure of lactation, also with mastitis. Cabbage may reduce the swelling of the breast. Aim of
this study is to know the effectiveness of cabbage compression and mashed cabbage to decrease breast
engorgement of post baby delivery mothers at Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang. This study was used a
quasi experimental nonequivalent control group design with pre-post test design. The study population was
postpartum with breast engorgement at Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang. Sample selection using
consecutive sampling method with 62 respondens. This research instrument uses numeric rating scale (NRS) and
Six point engorgement scale (SPES). Bivariate data analysis uses Wilcoxon test and mann whitney test. The results
showed that the average level of pain in the group with mashed cabbage compression and cabbage compression
at room temperature is respectively 2.483 vs 1.419; p value 0.000. The average engorgement in the group with
compression of mashed cabbage and cabbage compression at room temperature group was 2.032 vs 1.290; p value
0.000. The comparison of the effects of mashed cabbage compression and cabbage compression at room
temperature was conducted with a value of p <0.05. Compression with mashed cabbage has a greater effect in
reducing pain and breast engorgement in postpartum than the one with cabbage compression at room temperature.
Keywords: Cabbage compression, mashed cabbage pain, breast engorgement, postpartum.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 141


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN akan terganggu aktivitas sehari-hari,
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan merasa tersiksa, dan juga menderita (Boi
terbaik bagi bayi. Komposisi ASI ekslusif B1, Koh S, 2012). Rasa nyeri yang dialami
mengandung beberapa mikronutrein yang oleh ibu postpartum yang mengalami
dapat membantu memperkuat daya tahan pembengkakan payudara sebagian besar
tubuh bayi(Wiji, 2013). ASI eksklusif diberikan obat anti iflamasi, obat analgetik
merupakan pemberian ASI pada bayi 0-6 dan obat antibiotik (Berens, P., Charles,
bulan tanpa diberikan makanan atau J.L., dan Kristen, 2015).
minuman tambahan (Maryunani A., 2012). Ibu postpartum dengan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi yang pembengkakan payudara dapat diberikan
terbaik bagi bayi karena mengandung zat- intervensi non farmakologi dengan
zat kekebalan tubuh yang cocok untuk bayi, menggunakan kompres kubis. Kubis
melindungi bayi dari penyakit, dan zat mengandung asam amino metionin yang
gizinya mengandung komposisi sesuai berfungsi sebagai antibiotic dan sinigrin
kebutuhan bayi (Wong, 2008). (allylisothiocyanate) rapine, minyak
Pemberian ASI di Indonesia masih mustard, magnesium, dan sulfur oxylate
kurang efektif hal ini dibuktikan oleh Data heteroside yang membantu memperlebar
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pembuluh darah kapiler yang ada
(SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa dipayudara. Daun kubis ini dapat
sebanyak 27% bayi di Indonesia membantu menurunkan pembengkakan
mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 4- payudara dalam waktu relative cepat yaitu
5 bulan (Badan Pusat Statistik, 2012), 1-2 jam dan penggunaanya juga sederhana
sedangkan hasil Rikesdas (2013) sebanyak dengan ditempelkan pada payudara yang
30,2% bayi dengan usia 0-6 bulan bengkak (Davis, 2014).
mendapat ASI pada 24 jam terakhir (Badan Penelitian tentang uji coba pada
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, pembengkakan payudara dengan tiga studi
2013). Penyebab ibu tidak dapat yang berbeda yaitu daun kubis atau ekstrak
memberikan ASI secara efektif adalah daun kubis, terapi ultrasound dan
posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah, penggunaan obat anti inflamasi
produksi ASI yang berlebih, terlambat diidentifikasi bahwa ketiga studi tersebut
menyusui, pengeluaran ASI yang jarang, secara efektif dapat memberikan manfaat
waktu menyusui yang terbatas (Marmi, untuk penanganan pembengkakan
2011). Salah satu masalah yang timbul payudara. Banyak ibu yang menggunakan
akibat menyusui pada masa nifas adalah kompres kubis dingin karena merasa
pembengkakan payudara. nyaman (Mangesi & Zakarija-Grkovic,
Pembengkakan payudara 2016).
merupakan pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktiferus atau oleh TUJUAN
kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan Mengetahui efektifitas antara kompres
secara sempurna (Riordan & Wambach, kubis dan kubis tumbuk untuk menurunkan
2010). Pembengkakan payudara dapat pembengkakan payudara ibu postpartum.
menyebabkan kegagalan dalam proses
laktasi (JA, Noe, Thelma, & Villarreal, METODE PENELITIAN
2007). Pembengkakan payudara tidak Penelitian ini menggunakan
mendapatkan penanganan dengan baik rancangan quasi experiment non equivalent
dapat menyebabkan mastitis (Walker, control group dengan pretest-posttest
2011). Dampak yang timbul akibat design. Penelitian ini dilakukan di RS
pembengkakan payudara yaitu rasa nyeri. Bhakti Wira Tamtama Semarang. Populasi
Rasa nyeri dapat menyebabkan rasa dalam penelitian ini adalah ibu post partum
ketidaknyaman pada ibu baik sehingga ibu yang mengalami pembengkakan payudara

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 142


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. brassica oleracea L. Var. Capitata L. Kubis
Pengambilan sampel penelitian terlebih dahulu dilakukan determinasi
menggunakan tehnik non probability tanaman di laboratorium biologi farmasi
sampling dengan metode consecutive Fakultas Farmasi UGM. Penelitian ini
sampling. Adapun kriteria inklusi dalam sudah mendapatkan surat kelaikan etik
penelitian ini adalah ibu yang memberikan penelitian dari Komite Etik Penelitian
ASI eksklusif secara on demand, bayi rawat Biomedis pada Manusia dari Fakultas
gabung, ibu postpartum yang mengalami Kedokteran UGM dengan nomor Ref:
pembengkakan payudara pada hari kedua KE/FK/736/EC/2016 tanggal 29 Juni 2016.
sampai kelima dengan skala pembengkakan Instrumen yang digunkan dalam
minimal skala 2, tidak mengalami penelitian ini berupa kuesioner yang berisi
komplikasi penyakit yang dapat skala nyeri menggunakan numeric rating
mengancam ibu, dan ibu tidak mempunyai scale (NSR) dan untuk pembengkakan
alergi terhadap sulfa. payudara menggunakan Six Point
Pengambilan sampel dilakukan Engorgement Scale (SPES) dengan skala 1-
dengan memilih semua individu yang ada 6. Sedangkan lembar observasi untuk
dan memenuhi kriteria sampai jumlah mengetahui hasil tingkat nyeri dan
sampel terpenuhi. Jumlah sampel 62 pembengkakan payudara dari masing-
responden. yang terbagi dalam kelompok masing responden selama 3 hari. Data
kompres kubis dan kelompok kubis karakteristik responden dianalisis secara
tumbuk. Masing-masing kelompok adalah deskriptif dan uji chi kuadrat untuk menguji
31 responden. Tindakan dimulai dengan homogenitas responden sehingga dapat
pemberian kompres kubis pada responden dibandingkan. Perbedaan tingkat nyeri dan
sampai jumlah sampel terpenuhi yaitu 31 pembengkakan payudara sebelum dan
responden. Kemudian dilanjutkan dengan sesudah intervensi pada masing-masing
pemberian kompres dengan kubis tumbuk kelompok menggunakan uji wilcoxon.
pada responden yang berbeda sampai Sedangkan untuk membandingkan antara
jumlah sampel terpenuhi yaitu 31 kelompok kompres kubis dan kubis tumbuk
responden menggunakan uji mann whitney.
Penelitian ini menggunakan kubis
segar dengan suhu ruangan dan spesies

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 143


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, jenis persalinan,
dan hari intervensi di ruang Bougenville RS Bhakti Wira Tamtama Semarang Juni-Agustus, 2016

Kelompok Kompres Kubis (n=31) Kelompok Kompres Kubis Tumbu (n=31)


n (%) Mean±SD n (%) Mean±SD P
Karakteristik (Min-max) (Min-max) Value
Usia 29,03±5,250 29,29±5,809 0,921
(20-39) (21-41)
Pendidikan
SMP 10 (32,3%) 8 (25,8%)
SLTA 20 (64,5%) 19 (61,3%) 0,359
Perguruan Tinggi 1 (3,2%) 4 (12,9%)
Pekerjaan
Bekerja 8 (25,8%) 13 (41,9%) 0,180
Tidak Bekerja 23 (74,2%) 18 (58,1%)
Paritas
Primipara 11 (35,5%) 14 (45,2%) 0,437
Multipara 20 (64,5%) 17 (54,8%)
Jenis Persalinan
Spontan 7 (22,6%) 8 (25,8%) 0,767
Sectio Caesarea 24 (77,4%) 23 (74,2%)

Berdasarkan tabel 1, tidak ada perbedaan bermakna pada karakteristik


responden antara kelompok kompres kubis dan kelompok kompres kubis tumbuk. Rata-rata
usia responden pada kelompok kompres kubis adalah 29,03±5,250 dan untuk kelompok kubis
tumbuk 29,29±5,809. Berdasarkan pendidikan pada kedua kelompok mayoritas berpendidikan
SMA. Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan, menunjukkan bahwa sebagian besar
ibu tidak bekerja. Responden dalam penelitian ini mayoritas multipara. Untuk jenis persalinan
sebagian besar responden bersalin dengan SC yaitu kelompok kompres kubis sebanyak 77,4%
dan kelompok kubis tumbuk sebanyak 74,2%. Distribusi responden untuk hari dilakukannya
intervensi pada kelompok kompres kubis rata-rata 2,39±0,558 dan kelompok kubis tumbuk
rata-rata 2,52±0,826. Responden sebagian besar mempunyai riwayat menyusui dengan
memberikan ASI ekslusif. Pada kelompok kompres kubis yang memberikan ASI Ekslusif
sebanyak 25,8% dan kelompok kubis tumbuk sebanyak 17,7%.

2. Tingkat nyeri dan skala pembengkakan payudara ibu post partum sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kompres kubis

Tabel 2. Perbandingan tingkat nyeri dan skala pembengkakan payudara pada


kelompok kompres kubis sebelum dan sesudah Intervensi di Ruang Bougenville RS
Bhakti Wira Tamtama Semarang Juni-Agustus, 2016

Sebelum intervensi Sesudah intervensi P Value


Mean±SD Median Mean±SD Median
(Min-Max) (Min-Max)
4,10±0,908 4,00 2,68±0,702 3,00 0,001
Tingkat nyeri
(3-6) (2-5)
Skala pembengkakan 3,87±0,718 4,00 2,58±0,564 3,00 0,001
payudara (3-5) (2-4)

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon sebagaimana


ditampilkan pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 2


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
tingkat nyeri dan skala pembengkakan payudara sebelum dan sesudah diberikan
intervensi pada kelompok kompres kubis dengan p value 0,001 (<0,05).

3. Tingkat nyeri dan skala pembengkakan payudara ibu post partum sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kompres kubis tumbuk

Tabel 3. Perbandingan tingkat nyeri dan skala pembengkakan payudara pada kelompok
kompres kubis tumbuk sebelum dan sesudah intervensi di Ruang Bougenville RS Bhakti Wira
Tamtama Semarang Juni-Agustus, 2016
Sebelum intervensi Sesudah intervensi P
Mean±SD Median Mean±SD Median Value
(Min-Max) (Min-Max)
3,81±0,980 4,00 1,32±0,702 1,00 0,001
Tingkat nyeri
(2-6) (0-2)
Skala pembengkakan 3,61±0,885 3,00 1,58±0,564 2,00 0,001
payudara (2-5) (1-3)

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik wilcoxon sebagaimana


ditampilkan pada tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk
tingkat nyeri dan skala pembengkakan payudara sebelum dan sesudah diberikan
intervensi kompres kubis tumbuk.
4. Perbandingan tingkat nyeri dan pembengkakan payudara setelah diberikan kompres
kubis dan kubis tumbuk

Tabel 4. Perbandingan tingkat nyeri dan skala pembengkakan payudara sesudah diberikan
intervensi pada kelompok kompres kubis dan kelompok kubis tumbuk di Ruang Bougenville
RS Bhakti Wira Tamtama Semarang Juni-Agustus, 2016
Kelompok kompres kubis Kelompok kompres P Value
kubis tumbuk
Mean±SD Median Mean±SD Median
(min-max) (min-max)
Tingkat nyeri 3,00 1,00
2,68±0,702 1,32±0,702 0,001
(2-5) (0-2)
Skala pembengkakan 3,00 2,00
2,58±0,564 1,58±0,564 0,001
payudara (2-4) (1-3)

Hasil analisis dengan menggunakan uji mann whitney pada tabel 4 didapatkan
hasil bahwa rata-rata tingkat nyeri pada kelompok kompres kubis setelah dilakukan
intervensi sebesar 2,68 lebih besar dari kelompok kompres kubis tumbuk yang
mempunyai rata-rata sebesar 1,32 dengan p value 0,001 yang berarti ada perbedaan yang
bermakna pada tingkat nyeri antara kelompok kompres kubis dan kelompok kompres
kubis tumbuk.

PEMBAHASAN (2007) menyatakan bahwa usia ibu


Hasil penelitian yang didapatkan mempengaruhi untuk memproduksi ASI
bahwa rata-rata usia responden pada (Orshan, 2007). Ibu post partum yang
kelompok kompres kubis 29,03 dan 29,29 mempunyai usia lebih muda akan
pada kelompok kompres kubis tumbuk. memproduksi ASI lebih banyak
Usia 20-35 tahun merupakan kurun waktu dibandingkan dengan ibu post partum yang
yang aman untuk kehamilan, persalinan, usianya lebih tua atau muda. Hasil
dan menyusui (Soetjiningsih, 2012). penelitian didukung oleh penelitian
Menurut Biancuzzo (2003) dalam Orshan Mursyida dan Wadud (2013) menunjukkan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 144


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
hasil ada hubungan yang bermakna antara dibandingkan dengan primipara. Jumlah
usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif produksi ASI pada wanita dengan
pada bayi 0-6 bulan p value sebesar 0,026 multipara cenderung lebih banyak
(Wadud, 2013). dibandingkan primipara meskipun kadar
Tingkat pendidikan responden yang prolaktin pada wanita multipara dan
paling banyak adalah SMA. Kelompok primipara cenderung sama pada hari
kompres kubis suhu ruangan sebanyak keempat post partum (Hale & Hartmann,
64,5% dan kelompok kompres kubis 2007). Hal ini menyebabkan wanita dengan
tumbuk 61,3%. Lewin (dalam Kimin, 2013) multipara cenderung lebih cepat terjadi
menjelaskan pendidikan formal seseorang pembengkakan payudara dibandingkan
akan mempengaruhi kemampuan seseorang dengan primipara (Riordan & Wambach,
untuk memahami sesuatu sehingga 2010).
berpengaruh juga pada sikap dan tindakan Jenis persalinan yang paling banyak
dalam kehidupannya karena tingkat dalam penelitian ini adalah SC. Jumlah
pendidikan seseorang berkaitan dengan responden yang bersalin dengan SC pada
kemampuan dalam menerima informasi kelompok kompres kubis sebanyak 77,4%
(Kimin, 2013). Hasil penelitian ini dan pada kelompok kompres kubis tumbuk
mendukung penelitian Sartini, et al. (2012) sebanyak 74,2%. Wanita dengan riwayat
menyatakan bahwa ada hubungan kelahiran SC yang mengalami kesulitan
pengetahuan dengan ibu menyusui dalam pada awal periode laktasi dapat
mengatasi bendungan ASI dengan hasil mempengaruhi keberhasilan menyusui
statistik diperoleh p value 0,000 (Sartini, (Riordan & Wambach, 2010). Rasa sakit
Widya, & Rahmalia, 2012). dari luka operasi SC dan kecemasan ibu
Penelitian ini menunjukkan hasil dapat menekan sekresi prolaktin. Evans et
bahwa kelompok kompres kubis al. (2003) dalam Chia-Fen Hsien et al.
respondennya sebagian besar tidak bekerja (2015) menjelaskan bahwa hari kedua
sebanyak 74,2% dan untuk kelompok sampai hari kelima setelah persalinan
kompres kubis tumbuk sebanyak 54,8%. sekresi ASI pada ibu dengan SC berkurang
Wanita yang tidak bekerja akan cenderung dibandingkan ibu yang melahirkan
menyusui secara eksklusif dibandingkan pervaginam. Penyesuaian psikologis
dengan wanita yang bekerja, sehingga setelah operasi SC juga mengganggu ibu
kelangsungan menyusui dapat belajar merawat bayi dan menjadikan ibu
dipertahankan (Nommsen-Rivers et al., tidak kompeten dalam menyusui (Chia,
2007). Hasil penelitian ini Tan (2011) yang 2011).
menjelaskan bahwa ibu yang tidak bekerja Hasil penelitian pada kelompok
mempunyai kesempatan 3,5 kali untuk kompres kubis antara sebelum dan sesudah
menyusui secara eksklusif dibandingkan intervensi untuk tingkat nyeri didapatkan p
ibu yang bekerja(Kok Leong, 2011). value 0,001 (<0,05) dan skala
Hasil penelitian menunjukkan pembengkakan payudara p value 0,001
bahwa sebagian besar paritas pada (<0,05). Artinya terdapat perbedaan yang
kelompok kompres kubis adalah multipara signifikan tingkat nyeri dan skala
(64,5%) dan pada kelompok kompres kubis pembengkakan payudara antara sebelum
tumbuk responden untuk multipara dan sesudah dilakukan intervensi.
sebanyak 54,8%. Paritas sangat Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
berpengaruh terhadap proses laktogenesis dilakukan Roberts et al. (1995) yang
II. Menurut Hale dan Hartmann (2007) ibu menunjukkan bahwa terdapat penurunan
dengan primipara terjadi peningkatan signifikan untuk tingkat nyeri pada
jumlah ASI secara lambat dibandingkan kompres kubis suhu kamar 2,0 poin (37%)
multipara. Wanita multipara memiliki dan daun kubis dingin 2,1 poin (38%) (p =
reseptor prolaktin lebih banyak 0,0001) (Roberts, Reiter, & Schuster,

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 145


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
1995). Hal ini berarti kompres kubis suhu sedangkan kompres panas dingin lebih
ruangan sama efektifnya dengan kompres efektif daripada kompres kubis dingin
kubis dingin dalam menurunkan rasa nyeri untuk mengurangi rasa nyeri akibat
dan pembengkakan payudara. Kompres pembengkakan payudara (p value≤0,001).
daun kubis suhu ruangan dan kompres Hasil penelitian pada kelompok
kubis dingin sama-sama mengurangi nyeri. kompres kubis yang ditumbuk sebelum dan
Guna menghindari terjadinya thermal sesudah intervensi untuk tingkat nyeri
injury, penggunaan kompres daun kubis didapatkan p value 0,001 (<0,05) dan skala
lebih dianjurkan dengan suhu ruangan. pembengkakan payudara p value 0,001
Kubis merupakan sejenis tanaman (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan
yang mudah ditemui oleh masyarakat yang signifikan tingkat nyeri dan skala
dengan harga yang murah. Tanaman kubis pembengkakan payudara antara sebelum
dapat digunakan untuk terapi dan sesudah dilakukan intervensi. Hal ini
komplementer karena kandungan fitokimia sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dan sifat farmakologi dari tanaman ini oleh Lim et al. (2015) yang menunjukkan
bermanfaat bagi manusia. Penggunaan adanya perbedaan yang signifikan
tanaman kubis untuk pembengkakan pembengkakan payudara antara kelompok
payudara pada ibu post partum dilakukan yang diberikan kompres kubis sebelum
dengan cara dikompres. Daun kubis dilakukan perawatan payudara, perawatan
mengandung asam amino methionine, payudara pada nyeri payudara, dan
sinigrin (Allylisothiocyanate), rapine, perawatan payudara secara umum pada
minyak mustard, magnesium dan sulfur. wanita primipara yang melahirkan secara
Daun kubis dapat digunakan sebagai zat SC (Lim, Song, Hur, Lee, & Lee, 2015).
antibiotik, anti inflamasi, anti edema dan Pada kelompok kompres kubis sebelum
iritasi. Kandungan yang ada di dalam kubis dilakukan perawatan payudara
dapat menurunkan jaringan yang menunjukkan tingkat pembengkakan
mengalami pembengkakan dengan payudara lebih rendah termasuk suhu tubuh
membantu memperlebar pembuluh darah atau suhu kulit payudara dibandingkan
kapiler sehingga dapat meningkatkan aliran kedua kelompok yang lainnya.
darah untuk keluar masuk pada daerah Penggunaan tanaman kubis untuk
tersebut dan memungkinkan tubuh mengurangi pembengkakan payudara
menyerap kembali cairan yang terbendung adalah daunnya. Daun merupakan jenis
dalam payudara tersebut (Brigitte & simplisia tumbuhan yang paling banyak
Chrystle, 2011; Davis, 2014). Ballering digunakan sebagai obat tradisional. Daun
(2007) menjelaskan bahwa kubis dapat yang digunakan bisa berupa daun segar atau
menurunkan rasa nyeri akibat daun kering dan dapat berupa pucuk daun.
pembengkakan payudara pada ibu post Daun umumnya berstruktur lunak,
partum (Ballering & Elizabeth, 2007). Hal mempunyai kandungan air yang tinggi (79-
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan 80%). Selain itu, daun merupakan tempat
oleh Arora et al (2008) tentang efektivitas akumulasi fotosintesis yang mengandung
kompres kubis dengan kompres hangat dan unsur-unsur yang banyak khasiatnya untuk
dingin dalam mengurangi pembengkakan pengobatan. Zat yang banyak terkandung
payudara ibu post partum di India. Hasilnya dalam daun adalah minyak atsiri, fenol,
kedua intervensi tersebut efektif untuk senyawa kalium dan klorofil. Bagian daun
mengurangi pembengkakan payudara dan banyak digunakan karena banyak
nyeri pada ibu post partum (p value ≤0,001) ditemukan jenis-jenis senyawa kimia yang
(Arora, Vatsa, & Dadhwal, 2008). Daun berkhasiat obat, seperti flavonoid, tannin,
kubis dingin dan kompres panas dingin saponin, fenol, dan alkoloid (Dalimartha &
sama-sama efektif untuk mengurangi Adrian, 2013.; Green, 2015).
pembengkakan payudara (p value=0,07),

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 146


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Pemanfaatan kubis untuk kompres nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
pada kelompok kontrol dilakukan dengan dengan menghambat proses inflamasi
cara ditumbuk kemudian ditempelkan pada (Kozier & Erb, 2010). Menurut Winarno
payudara yang mengalami pembengkakan (1980) dalam Widya, dkk (2013)
akibat bendungan ASI. Kubis yang menjelaskan daun segar yang ditumbuk
digunakan untuk kompres pada payudara memiliki kandungan air masih tinggi
yang bengkak harus segar daunnya, sedikit sehingga kandungan cairan dalam daun
dilumatkan (ditumbuk) menggunakan alat masih banyak dan membuat tekstur daun
penumbuk sehingga ketika ditempelkan menjadi halus dan lembab. Daun juga tidak
daun kubis tersebut bisa menyerap panas mengalami proses pengolahan lebih lanjut
dan peradangan (Room, 2014). Hal tersebut yang dapat menyebabkan perubahan secara
sama seperti yang disampaikan oleh fisik misalnya pigmen warna rusak dan
Poedjiadi dan Supriyanti (2006) bahwa berkurang (Selawa, Runtuwene, &
tananam yang ditumbuk atau gerakan Citraningtyas, 2013). Daun kubis
mekanik dapat menyebabkan protein mengandung asam amino glutamine yang
membran mengalami denaturasi. diyakini untuk mengobati semua jenis
Disamping oleh pH, suhu tinggi, dan ion peradangan, salah satunya radang
logam berat, denaturasi dapat terjadi oleh payudara. Untuk pemakaian luar daun
adanya gerakan mekanik, aseton, alkohol, kubis dapat digunakan untuk mencuci luka,
eter, dan deterjen. Kandungan senyawa menyembuhkan jamur di kulit dan kepala
aktif pada tumbuhan kubis yang ditumbuk (dengan cara dioleskan), serta mengompres
akan bereaksi lebih cepat apabila sudah bagian tubuh yang memar, membengkak,
menempel pada bagian tubuh sehingga atau nyeri sendi. Asam amino ini sangat
daun tersebut menjadi hangat dan berubah penting untuk respon imunitas, pengaturan
warna (Habibah, 2014). metabolisme, antiinflamasi, dan reaksi
Berdasarkan hasil uji statistik pada antioksidatif (Dalimartha & Adrian, 2013;
tabel 9, pada kelompok kompres kubis Nareswati, 2012). Sebagai salah satu
tumbuk rata-rata penurunan tingkat nyeri tumbuhan yang memiliki kandungan asam
lebih besar dibandingkan kelompok amino glutamine, daun kubis terbukti
kompres kubis (2,483 vs 1,419; p value mengurangi pembengkakan pada payudara
0,001). Sedangkan hasil rata-rata (Ren et al., 2013).
penurunan pembengkakan payudara untuk
kelompok kompres kubis tumbuk lebih KESIMPULAN
besar dibandingkan hasil rata-rata Kompres kubis dan kubis tumbuk dapat
penurunan pada kelompok kompres kubis menurunkan tingkat nyeri dan
(2,032 vs 1,290; p value 0,001). Respoden pembengkakan payudara akibat bendungan
juga mengalami perubahan respon dan ASI pada ibu postpartum. Kompres kubis
penurunan skala nyeri setelah diberikan tumbuk mempunyai efek yang lebih besar
kompres kubis tumbuk. Sebagian besar dalam menurunkan tingkat nyeri dan skala
respoden menyatakan nyeri berkurang, pe pembengkakan payudara pada ibu
nyaman, dan terasa dingin. Peneliti postpartum dibandingkan dengan kompres
berasumsi bahwa rasa dingin dari kubis kubis.
tumbuk berpengaruh terhadap penurunan
rasa nyeri akibat pembengkakan payudara. DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian ini sejalan dengan Arora, S., Vatsa, M., & Dadhwal, V.
pernyataan Kozier (2010) yaitu rasa dingin (2008). A Comparison of Cabbage
dapat menurunkan nyeri dan merelaksasi Leaves vs. Hot and Cold Compresses
otot serta menurunkan kontraktilitas otot in the Treatment of Breast
dengan cara menurunkan prostatglandin, Engorgement. Indian Journal of
yang memperkuat sensitivitas reseptor Community Medicine : Official

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 147


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Publication of Indian Association of 5CE8EF7663410E2011950C4EC0
Preventive & Social Medicine, 33(3), Chia, F. (2011). Factors Influencing Breast
160–162. Symptoms in Breastfeeding Women
https://doi.org/10.4103/0970- After Cesarean Section Delivery.
0218.42053 Asian Nursing Research, 5(2), 88–98.
Badan Penelitian dan Pengembangan https://doi.org/https://doi.org/10.1016
Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan /S1976-1317(11)60017-0
Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Dalimartha, S., & Adrian, F. (n.d.). Fakta
Nasional 2013. Jakarta: Kementerian ilmiah buah dan sayur. Jakarta:
Kesehatan RI. https://doi.org/1 Penebar Swadaya Grup.
Desember 2013 Davis, M. (2014). Engorgement: the
Badan Pusat Statistik. (2012). Survei cabbage cure. Retrieved from
demografi kesehatan Indonesia 2012. http://www.breastfeedingonline.com/
Jakarta: Badan Pusat Statistik. articles.shtml#sthash.Ykv7d43m.dpbs
Retrieved from Green, W. (2015). The New Parents’
http://www.depkes.go.id/resources/do Survival Guide: The First Three
wnload/pusdatin/profil-kesehatan- Months. Chicester: Summersdale
indonesia/profil-kesehatan-indonesia- Publishers LTD – ROW.
2012.pdf Habibah, S. (2014). Etnoboni tumbuhan
Ballering, & Elizabeth. (2007). Cabbage obat oleh masyarakat Kecamatan
leaves for breast engogement. Sreseh Kabupaten Sampang Madura.
Retrieved from Universitas Islam Negeri Maulana
http://midwifeinfo.com/articles/cabba Ibrahim Malang.
ge-leaves-for-breast-engorgement Hale, T. ., & Hartmann, P. . (2007).
Berens, P., Charles, J.L., dan Kristen, E. Textbook of human lactation (1 st
(2015). Overview of postpartum care. editi). Texas: Hale Publishing.
Retrieved from JA, V., Noe, L., Thelma, L., & Villarreal,
http://www.uptodate.com.ezproxy.ug Y. (2007). Composition and methode
m.ac.id/contents/overview-of- for reducing symptoms of breast
postpartum- engorgement, 1(60), 11.
care?source=preview&language=en- https://doi.org/10.1016/j.micromeso.2
US&anchor=H11&selectedTitle=2~1 003.09.025
7#H11 Kimin, E. (2013). Kajian Pemberian ASI
Boi B1, Koh S, G. D. (2012). The Eksklusif Kaitannya dengan
effectiveness of cabbage leaf Pendidikan dan Pekerjaan Ibu
application (treatment) on pain and Menyusui di Puskesmas Nanggalo
hardness in breast engorgement and its Padang. Journal Of Mercubaktijaya’s
effect on the duration of breastfeeding. Nursing and Midwifery, 1(1), 16.
JBI Libr Syst Rev., 10(20), 1185– Retrieved from
1213. Retrieved from http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Se
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme arch.html?act=tampil&id=55195&idc
d/27820535 =45
Brigitte, M., & Chrystle, F. (2011). The Kok Leong, T. (2011). Factors associated
Country Almanac of Home Remedies: with exclusive breastfeeding among
Time-Tested & Almost Forgotten infants under six months of age in
Wisdom for Treating Hundreds of peninsular malaysia. Int Breastfeed J.,
Common Ailments, Aches & Pains 6(2). https://doi.org/10.1186/1746-
Quickly and Naturally. Beverly: Fair 4358-6-2
Winds Press. Retrieved from Kozier, B., & Erb, G. (2010). Buku Ajar
http://libgen.io/ads.php?md5=092560 Fundamental Keperawatan : Konsep,

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 148


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Proses, dan Praktik (Edisi 7 Vo). in Treating Breast Engorgement.
Jakarta: EGC. Journal of Human Lactation, 11(3),
Lim, A. R., Song, J. A., Hur, M. H., Lee, M. 191–194.
K., & Lee, M. S. (2015). Cabbage https://doi.org/10.1177/08903344950
compression early breast care on 1100319
breast engorgement in primiparous Room, A. (2014). Botanical for women’s
women after cesarean birth: A health.
controlled clinical trial. International Sartini, Widya, L., & Rahmalia, S. (2012).
Journal of Clinical and Experimental Hubungan tingkat pengetahuan
Medicine, 8(11), 21335–21342. dengan sikap ibu menyusui mengatasi
Retrieved from bendungan ASI di Puskesmas Sentajo.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme Retrieved from
d/26885074 https://repository.unri.ac.id/bitstream/
Mangesi, L., & Zakarija-Grkovic, I. (2016). handle/123456789/1875/MANUSKR
Treatments for breast engorgement IP SARTINI
during lactation. Cochrane Database .pdf?sequence=1&isAllowed=y
of Systematic Reviews, 2016(6). Selawa, W., Runtuwene, M. R. J., &
https://doi.org/10.1002/14651858.CD Citraningtyas, G. (2013). Kandungan
006946.pub3 flavonoid dan kapasitas antioksidan
Marmi, S. (2011). Asuhan kebidanan pada total ekstrak etanol daun binahong
masa nifas “peuperium care” [Anredera cordifolia(Ten.)Steenis.].
(Pertama). Yogyakarta: Pustaka Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi -
Pelajar. UNSRAT, 2(01), 18–23. Retrieved
Maryunani A. (2012). Inisiasi menyusu from
dini,asi ekslusif dan manajemen http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
laktasi. (Maftuhin TA, Ed.) (Pertama). pharmacon/article/view/1018
Jakarta: Trans Info Media. soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang
Orshan, A. . (2007). Maternity, newborn, anak. Jakarta: EGC.
and women’s health nursing Wadud, M. (2013). HUbungan umur dan
comprehensive care across the like paritas dengan pemberian asi eksklusif
span. Philadelphia: Lippincot pada bayi berusia 0-6 bulan di
Williams & Wilkins. Puskesmas Pembina Palembang
Ren, W. K., Yin, J., Zhu, X. P., Liu, G., Li, Tahun 2013. Jurnal Poltekes
N. G., Peng, Y. Y., & Yin, Y. . (2013). Palembang. Retrieved from
Glutamine Glutamine on Intestinal http://www.academia.edu/9755086/H
Inflammation: A Mechanistic UBUNGAN_UMUR_IBU_DAN_PA
Perspective. Europ J Inflamm, 11(2), RITAS_DENGAN_PEMBERIAN_A
315–326. SI_EKSKLUSIF_PADA_BAYI_BE
Riordan, J., & Wambach, K. (2010). RUSIA_0-
Breastfeeding And Human Lactation 6_BULAN_DI_PUSKESMAS_PEM
[Monograph on the internet] (Fourth BINA_PALEMBANG_TAHUN_201
Edi). Massachusetts: Jones and 3
Bartlett Publisher. Retrieved from Walker, M. (2011). Breastfeeding
//docs.google.com/ Management for the Clinician: Using
document/d/1TMX4XJlSFl1G3qsjaF the Evidence (2nd ed.).
OAMZk5yOqnb2Flewm4bCxjC3c/ed Massachussets: Jones and Barlett
it Publisher.
Roberts, K. L., Reiter, M., & Schuster, D. Wiji, R. (2013). ASI dan panduan ibu
(1995). A Comparison of Chilled and menyusui (1 st). Yogyakarta: Nuha
Room Temperature Cabbage Leaves Medika.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 149


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Wong, D. L. (2008). Buku ajar
keperawatan pediatrik volume 1.
Jakarta: EGC.

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEKNIK MARMET DENGAN PIJAT OKSITOSIN


TERHADAP KELANCARAN ASI

Azqia Nurul Fatma1), Yuni Puji Widiastuti2), Istioningsih3)


123
Sprogram Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Corresponding Author: widi_ardana@yahoo.com

ABSTRAK

Pemberian ASI eksklusif pada bayi bardampak positif untuk ibu dan bayi, sehingga mampu mencegah kesakitan
dan kematian ibu dan bayi, akan tetapi tidak semua ibu mampu memberikan ASI eksklusive kepada bayinya, hal
ini produksi ASI yang tidak lancar. Kelancaran produksi ASI dapat distimuli dengan memberikan teknik marmet
dan pijat oksitosin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas teknik marmet dengan pijat
oksitosin terhadap kelancaran produksi ASI. Desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan rancangan
pre-test post-test (Pretest-Postest)..Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang melakukan persalinan di
Wilayah Kerja Puskesmas Cepiring dan Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu. Teknik sampling menggunakan
purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
pemberian teknik marmet terhadap kelancaran ASI (ρ=0,025), ada pengaruh pemberian pijat oksitosin
terhadapkelancaran ASI (ρ=0,025), dan tidak ada perbedaan efektifitas teknik marmet dengan pijat oksitosin
terhadap kelancaran ASI (ρ=0,429). Petugas kesehatan dapat meningkatkan kesehatan ibu postpartum dengan
tindakan berupa teknik marmet maupun pijat oksitosin sebagai bentuk terapi komplementer untuk meningkatkan
kelancaran ASI.
Kata Kunci:Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kelancaran ASI

ABSTRACT

Breast milk is liquid produced by mothers as a result of breast tissue secretion which is easily digested and has
antibody which is important to prevent the newborn from child illnesses. One of the factors for a mother’s inability
to breastfeed exclusively is her inability to pump enough milk to meet supply. The inability to express milk can be
stimulated by Marmet technique and oxytocin massage. The objective of the research is to see the effectivity
difference between Marmet technique and oxytocin massage toward milk ejection reflex. This research used
quasi-experimental pretest–posttest designs. The population of this reseach were nifas mothers in Cepiring and
Kaliwungu Community Health Centres. The samples of this research were 36 respondents. The result of the study
showed that there is an influence of the use of Marmet technique toward milk ejection reflex (ρ=0,025), oxytocin
massage toward milk ejection reflex (ρ=0,025), and no effectivity difference between the effectivity of Marmet

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 150


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
technique and oxytocin massage toward milk ejection reflex (ρ=0,429). It is suggested through the research that
the health care providers are able to improve postpartum mothers’ health through Marmet technique with
oxytocin massage as a complementary therapy to improve milk ejection reflex.
Key words: Marmet technique, oxytocin massage, milk ejection reflex.

PENDAHULUAN
Sustainable Development Goals pengeluaran ASI. Hormon oksitosin akan
(SDGs) merupakan lanjutan dan keluar dari rangsangan puting susu melalui
penyempurnaan dari MDGs yang telah isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada
berakhir pada tahun 2015. Salah satu dari tulang belakang sehingga neurotransmitter
17 tujuan SDGs menyangkut kesehatan akan merangsang medulla oblongata dan
yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mengirim pesan ke hypothalamus di
mendorong kesejahteraan bagi semua orang hypofise posterior untuk mengeluarkan
di segala usia (Sustainable Development, oksitosin sehingga menyebabkan buah dada
2016). Menyusui merupakan salah satu mengeluarkan air susunya. Selain itu
aspek yang sangat penting dalam dengan dilakukannya pemijatan didaerah
mensukseskan program Sustainable tulang belakang ini juga akan merileksasi
Development Goals (SDGs) yang ketegangan, menghilangkan stress dan
dicanangkan oleh WHO. ASI eksklusif meningkatkan ambang rasa nyeri (Cit.
menurut World Health Organization Endah, 2011). Hormon prolaktin dan
(WHO, 2011) yaitu memberikan ASI saja hormon oksitosin yang tercukupi akan
tanpa memberikan makanan dan minuman mempengaruhi ketersediaan ASI pada ibu
tambahan kepada bayi sejak lahir sampai menyusui sehingga membantu tercapainya
berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
Pemberian ASI eksklusif selama enam sesuai rekomendasi dari WHO (Ferial,
bulan dengan cara menyusui merupakan 2013).
suatu proses alamiah yang dapat Ketidakmampuan ibu menyusui dapat
memberikan dampak yang baik bagi bayi dicegah dengan mengajarkan teknik yang
maupun bagi ibu.Menurut data WHO sesuai untuk memperlancar pengeluaran
(2016)cakupan ASI eksklusif di seluruh ASI maupun meningkatkan produksi
dunia hanya sekitar 36% selama periode ASI.Salah satu teknik yang digunakan
2007-2014.Angka kejadian proses mulai untuk mengeluarkan ASI yaitu teknik
menyusui di Indonesia menurut Kemeskes marmet. Teknik marmet merupakan
RI (2017) pada tahun 2016 persentase bayi kombinasi cara memerah ASI dan memijat
mendapat ASI eksklusif sampai 6 bulan payudara sehingga refleks ASI dapat
sebanyak 29,5 %. Sedangkan di Jawa optimal (Roesli, 2009). Teknik memerah
Tengah persentase bayi mendapat ASI ASI dengan cara marmet bertujuan untuk
eksklusif sampai 6 bulan sebanyak 42,7 %. mengosongkan ASI dari sinus laktiferus
Menurut profil kesehatan kabupaten yang terletak di bawah areola sehingga
Kendal tahun 2015 persentase pemberian diharapkan dengan mengosongkan ASI
ASI eksklusif kabupaten Kendal sebanyak pada sinus laktiferiusakan merangsang
71,53 %.Berdasarkan Peraturan Pemerintah pengeluaran prolaktin. Pengeluaran
nomor 33 tahun 2012 target capaian ASI hormon prolaktin diharapkan akan
eksklusif di Indonesia adalah 100% merangsang mammary alveoli untuk
sedangkan targetpencapaian pemberian memproduksi ASI. Semakin banyak ASI
ASI eksklusif di kapubaten Kendal sekitar yang dikeluarkan atau dikosongkan maka
71,53 %. semakin banyak produksi ASI di payudara.
Pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua Teknik ini memberikan efek relaks dan
hormon yaitu hormon prolaktin untuk juga mengaktifkan kembali reflex
produksi ASIdan hormon oksitosin untuk keluarnya air susu atau milk ejection reflex

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 151


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
(MER) (William& William, 2007). Teknik Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas
marmet dilakukan dengan cara memijat Kaliwungu di dapatkan dari jumlah 10 ibu
bagian payudara menggunakan dua jari, nifas hanya 2 (20%) ibu yang memberikan
dengan demikian ASI dapat keluar dengan ASI sedangkan 8 (80%) ibu lainnya tidak
lancar dalam waktu masing-masing memberikan ASI kepada bayinya. Hal
payudara sekitar 15 menit (Rahayu, 2008). tersebut dikarena rerata ibu nifas di wilayah
Berbagai macam cara dapat dilakukan Kaliwungu sebagai ibu bekerja sehingga
untuk menstimulasi kelancaran ASI, selain cenderung mengganti ASI dengan susu
dengan menggunakan teknik marmet formula ketika ibu sedang bekerja. Selain
terdapat cara yang bisa dilakukan yaitu itu ibu kurang mendapatkan informasi serta
dengan menggunakan pijat oksitosin. Pijat pendidikan kesehatan tentang proses
oksitosin merupakan salah satu solusi yang menyusui saat masa kehamilan. Informasi
tepat untuk mempercepat dan yang benar terkait menyusui serta beberapa
memperlancar produksi serta pengeluaran intervensi yang dilakukan sangat
ASI, dengan cara pemijatan sepanjang menentukan keberhasilan menyusui.
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang Pendidikan kesehatan tentang menyusui
costae kelima atau keenam. Pemijatan ini dan intervensi yang tepat dapat dilakukan
akan memberikan rasa nyaman dan rileks ketika proses menyusui yang diberikan
pada ibu setelah mengalami proses kepada ibu pada saat masa kehamilan dapat
persalinan sehingga tidak menghambat membantu ibu untuk mempunyai
sekresi hormon prolaktin dan oksitosin. keyakinan bahwa dia akan berhasil dalam
Pijat oksitosin ini bisa dilakukan segera proses menyusui.
setelah ibu melahirkan bayinya selama 2-3 Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa
menit, dengan frekuensi pemberian pijatan tertarik untuk melakukan penelitian
2 kali sehari (Roesli, 2009). tentang perbedaan efektifitas teknik
Studi pendahuluan yang telah marmet dan pijat oksitosin terhadap
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 kelancaran ASI di wilayah kerja
Oktober 2017 di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Cepiring dan Kaliwungu.
Cepiring di dapatkan jumlah rerata ibu yang TUJUAN
melahirkan setiap bulannya dari data Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah
selama 3 bulan terakhir sebanyak 50 orang, untuk mengetahui perbedaan efektifitas
dari jumlah ibu nifas hanya 20 (40%) ibu teknik marmet dan pijat oksitosin terhadap
yang memberikan ASI sedangkan 30 (60%) kelancaran ASI di wilayah kerja
ibu lainnya tidak memberikan ASI kepada Puskesmas Cepiring dan Kaliwungu.
bayinya. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan ditemukan bahwa 7 (70%) ibu METODE
yang menyusui ASI nya kurang lancar dan Penelitian ini merupakan penelitian
jumlah ASI nya sedikit menyebabkan Quasi Eksperimen dengan rancangan pre-
bayinya sering menangis dan puting susu test post-test (Pretest-Postest).Populasi
ibu menjadi lecet. Sedangkan 3 (30%) ibu dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang
lainnya mengatakan produksi ASI nya melakukan persalinan dengan jumlah 36
normal. Ibu menyusui mengatakan orang di Wilayah Kerja Puskesmas
kurangnya informasi yang di dapatkan Cepiring dan Wilayah Kerja Puskesmas
tentang cara untuk meningkatkan Kaliwungu. Teknik sampling dalam
kelancaran produksi ASI, makanan yang penelitian ini adalah purposive sampling.
dapat meningkatkan produksi ASI dan Penelitian ini telah lulus uji etik STIKES
tidak mengetahui bahwa terdapat teknik Kendal.
marmet dan pijat oksitosin untuk
membantu kelancaran produksi ASI.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 152


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
HASIL
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik RespondenBerdasarkan Usia
Tabel.1 Ukuran Pemusatan Karakteristik Responden BerdasarkanUsia (N=36)
Min Max Mean Median CI
21 37 27,9444 26,00 26,39-29,50

Berdasarkan tabel di atas didapatkan dari 36 responden nilai mean pada usia 27,9444 tahun
atau 28 tahun dengan usia terendah yaitu 21 tahun dan usia tertinggi 37 tahun.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 1


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Tabel.5 Distribusi Frekuensi
2. Karakteristik Responden Karakteristik Responden Berdasarkan
Berdasarkan Pendidikan Terakhir Paritas (N=36)
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristi Karakteristik f %
k Responden Berdasarkan Pendidikan Responden
Terakhir (N=36) Kehamilan ke-1 17 47,2%
Kehamilan ke 2-4 18 50,0%
Karakteristik Responden f % Kehamilan ke >5 1 2,8%
SMP 5 13,9% Total 36 100,0%
SMA 29 80,6%
Pendidikan Tinggi 2 5,6%
Total 36 100,0% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
dari 36 responden sebagian besar dari
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui responden berada pada kehamilan ke 2-
dari 36 responden sebagian besar dari 4 dengan jumlah 18 responden dengan
responden menempuh pendidikan persentase 50,0%.
terakhir ditingkat SMA dengan jumlah
29 responden dengan persentase 80,6%. 6. Kelancaran ASI Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Intervensi Teknik
3. Karakteristik Responden Marmet
Berdasarkan Pekerjaan Tabel.6 Distribusi Frekuensi Kelancaran
Tabel 3 Distribusi Frekuensi ASI Sebelum dan Sesudah Diberikan
Karakteristik Responden Berdasarkan Intervensi Teknik Marmet (N=18)
Kelancaran Sebelum Sesudah
Pekerjaan (N=36)
ASI Intervensi Intervensi
Karakteristik f %
f % f %
Responden
Tidak Bekerja 22 61,1% Tidak Lancar 8 44,4% 3 16,7%
Bekerja 14 38,9% Lancar 10 55,6% 15 83,3%
Total 36 100,0% Total 18 100,0% 18 100,0%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui Sebelum diberikan tindakan responden


dari 36 responden sebagian besar dari yang mengalami ketidaklancaran ASI
responden tidak bekerja dengan jumlah berjumlah 8 responden (44,4%) dan
22 responden (61,1%). responden dengan kategori lancar
sejumlah 10 responden (55,6%).
4. Karakteristik Responden
Berdasarkan Penghasilan Keluarga 7. Kelancaran ASI Sebelum Dan
Tabel.4 Distribusi Frekuensi Sesudah Diberikan Intervensi Pijat
Karakteristik Responden Berdasarkan Oksitosin
Penghasilan Keluarga (N=36) Tabel.7 0Distribusi Frekuensi
Karakteristik f % Kelancaran ASI Sebelum dan Sesudah
Responden Diberikan Intervensi Pijat Oksitosin
<1.774.867 20 55,6% (N=18)
≥1.774.867 16 44,4%
Kelancaran Sebelum Sesudah
Total 36 100,0% ASI Intervensi Intervensi
f % f %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
Tidak Lancar 10 55,6% 5 27,8%
dari 36 responden sebagian besar dari Lancar 8 44,4% 13 72,2%
responden berpenghasilan <1.774.867 Total 18 100,0% 18 100,0%
dengan jumlah 20 responden (55,6%).
Hasil analisa data tingkat kelancaran
5. Karakteristik Responden ASI responden sebelum diberikan
Berdasarkan Paritas intervensi pijat oksitosin mayoritas

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 154


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
responden mengalami ketidaklancaran ASI 3. Perbedaan Efektifitas Kelancaran
dengan jumlah 10 responden (55,6%). ASI Sesudah Diberikan Intervensi
Sesudah diberikan intervensi berupa pijat Teknik Marmet dengan Pijat
oksitosin mayoritas responden dengan Oksitosin
kategori lancar dengan jumlah 13 Tabel 10 Perbedaan Efektifitas
responden (72,2%). Tingkat Kelancaran ASI Sesudah
Diberikan Intervensi Teknik Marmet
B. Analisa Bivariat dengan Pijat Oksitosin (N=36)
Variabel N Median P value
1. Kelancaran ASI Sebelum dan
(Mann-Whitney U)
Sesudah Diberikan Intervensi Teknik Marmet 36 12,00
Teknik Marmet Postest 0,429
Tabel.8 Kelancaran ASI Sebelum dan Pijat Oksitosin 36 12,00
Sesudah Diberikan Intervensi Teknik Postest
Marmet (N=18)
Variabel N Median P value Hasil analisa data penelitian dengan
Teknik Marmet (Wilcoxon)
Pretest 18 8,00
menggunakan uji Mann-Whitney
Postest 18 12,00 0,025 menunjukkan tingkat kelancaran ASI
sesudah diberikan intervensi teknik marmet
Hasil analisa data penelitian dan pijat oksitosin didapatkan hasil nilai p
menunjukkan tingkat kelancaran ASI value = 0,429 > 0,05 sehingga Ha ditolak.
sebelum dan sesudah diberikan intervensi Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil
teknik marmet dengan menggunakan uji
kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan
statistik Wilcoxon didapatkan hasil nilai p
value = 0,025 yang berarti ada pengaruh teknik marmet dengan pijat oksitosin
pemberian teknik marmet terhadap terhadap kelancaran ASI di Wilayah Kerja
kelancaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Cepiring dan Kaliwungu.
Puskesmas Cepiring dan Kaliwungu.
PEMBAHASAN
2. Kelancaran ASI Sebelum dan
Sesudah Diberikan Intervensi Pijat A. Karakteristik Responden
Oksitosin 1. Usia
Tabel.9 Kelancaran ASI Sebelum dan Berdasarkan hasil penelitian yang
Sesudah Diberikan Intervensi Pijat didapatkan, rata-rata usia responden yaitu
Oksitosin (N=18) 28 tahun. Responden dalam penelitian ini
adalah ibu post partum di Wilayah Kerja
Variabel N Median P value Puskesmas Cepiring dan Kaliwungu
Pijat Oksitosin (Wilcoxon)
dengan usia terendah 21 tahun dan usia
Pretest 18 6,00
Postest 18 12,00 0,025 tertinggi 37 tahun. Usia 23-51 tahun
merupakan fase dimana seseorang berada
pada taraf dewasa sehingga matang dalam
Hasil analisa data penelitian
segala hal. Semakin bertambah usia
menunjukkan tingkat kelancaran ASI seseorang semakin meningkat pula tingkat
sebelum dan sesudah diberikan intervensi psikologis dan kematangan jiwanya
pijat oksitosin dengan menggunakan uji (Robbins, 2010).
statistik Wilcoxon didapatkan hasil nilai p Ibu yang memilki usia matang dengan
value = 0,025 yang berarti ada pengaruh gizi yang baik akan memberikan
pemberian pijat oksitosin terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang baik
kelancaran ASI di Wilayah Kerja untuk bayi (Kodrat, 2010). Hal ini
Puskesmas Cepiring Dan Kaliwungu. didukung dengan penelitian Nurjanah
(2015) dimana usia mempengaruhi

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 155


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
pemberian ASI kepada bayinya yaitu ibu (3,7%) yang tidak memberikan ASI
yang berusia 20-40 tahun. Pada usia eksklusif dan 26 (51,9%) ibu yang
tersebut ibu sudah siap dalam segi fisik memberikan ASI eksklusif pada anaknya.
maupun psikologis sehingga dapat Hasil perhitungan diperoleh p-value =
mempengaruhi perilaku ibu dalam 0,000 <Level of Significant = 0,05.
memberikan ASI pada bayi. Kesimpulannya ada hubungan yang
signifikan antara status pekerjaan ibu
2. Pendidikan Terakhir dengan pemberian ASI eksklusif.
Karakteristik responden berdasarkan
pendidikan terakhir didapatkan dari 36 4. Penghasilan Keluarga
responden sebagian besar dari responden Karakteristik responden berdasarkan
menempuh pendidikan terakhir ditingkat penghasilan keluarga didapatkan dari 36
SMA dengan jumlah 29 responden dengan responden sebagian besar responden
persentase 80,6%. Responden dengan mempunyai penghasilan keluarga
pendidikan terakhir SMP berjumlah 5 <1.774.867 dengan jumlah 20 responden
responden (13,9%) dan responden dengan dengan persentase 55,6% dan responden
pendidikan terakhir pendidikan tinggi yang mempunyai penghasilan ≥1.774.867
berjumlah 2 responden (5,6%). sejumlah 16 responden dengan persentase
Notoadmodjo (2010) menjelaskan bahwa 44,4%.
melalui pendidikan seseorang dapat Hasil yang sama juga terdapat dalam
meningkatkan kematangan intelektual penelitian Fatmawati (2013) menunjukan
sehingga seseorang mampu dalam bahwa dari 95 responden (100%), 41
memberikan keputusan dan bertindak responden (43,2%) memiliki status
dengan benar. ekonomi rendah, 33 responden (34,7%)
Berbeda dengan penelitian Titisari memiliki status ekonomi sedang,
(2016) bahwa tingkat pendidikan seseorang sedangkan 21 responden (22,1%) memiliki
tidak dapat dijadikan pedoman seseorang status ekonomi tinggi. Pemberian ASI
akan berhasil pada saat proses menyusui, secara eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan
akan tetapi informasi yang benar tentang dapat dipengaruhi oleh status ekonomi atau
proses menyusui akan menentukan penghasilan keluarga. Status ekonomi
keberhasilan proses menyusui. orangtua yang rendah mendorong ibu untuk
bekerja diluar rumah guna membantu
3. Pekerjaan memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga
Karakteristik responden berdasarkan ibu cenderung tidak mempunyai waktu
pekerjaan didapatkan dari 36 responden yang cukup untuk memberikan ASI secara
sebagian besar responden tidak bekerja eksklusif kepada anaknya (Fatmawati,
dengan jumlah 22 responden dengan 2013).
persentase 61,1% dan responden yang
bekerja sejumlah 14 responden dengan 5. Paritas
persentase 38,9%. Karakteristik responden berdasarkan
Penelitian yang dilakukan Okawary paritas didapatkan dari 36 responden
(2015) terhadap ibu yang memiliki status sebagian besar dari responden berada pada
bekerja diwilayah kerja Puskesmas kehamilan ke 2-4 dengan jumlah 18
Seyegan Sleman Yogyakarta tahun 2015 responden dengan persentase 50,0%.
sebanyak 24 orang (44,4%) terdiri dari 14 Responden dengan kehamilan ke 1
orang (25,9%) tidak memberikan ASI berjumlah 17 responden (47,2%) dan
Eksklusif dan 10 orang (18,5%) ibu responden pada kehamilan ke >5 berjumlah
memberikan ASI eksklusif sedangkan pada 1 responden (2,8%). Pada ibu yang
ibu yang statusnya tidak bekerja sebanyak melahirkan lebih dari satu kali, produksi
30 orang (55,6%), terdiri dari 2 orang ASI pada hari keempat setelah melahirkan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 156


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
akan lebih tinggi dibandingkan ibu yang menunjukkan bahwa semua responden
melahirkan pertama kali (Kodrat, 2010). sebelum dilakukan teknik marmet
Hasil yang sama juga terdapat dalam pengeluaran ASInya tidak lancar, sesudah
penelitian Mabud (2014) menunjukan dilakukan teknik marmet sebagian besar
bahwa distribusi paritas responden responden pengeluaran ASInya lancar.
terbanyak pada kelompok paritas >1 anak Dengan menggunakan uji Wilxocon
berjumlah 48 (57.1%) dan terkecil pada diperoleh P Value=0,000 dimana nilai
kelompok paritas 1 anak berjumlah 36 0,000 < α (0.05), sehingga menunjukkan
(42.9%). Paritas sangat berpengaruh sekali bahwa terdapat pengaruh teknik marmet
terhadap penerimaan seseorang terhadap terhadap pengeluaran ASI pada ibu post
pengetahuan, semakin banyak pengalaman partum.
seorang ibu maka penerimaan akan Ningrum (2017) dalam penelitiannya
pengetahuan akan semakin mudah. Dimana menjelaskan bahwa dari 26 responden ibu
sesuatu yang dialami seseorang akan post partum diketahui bahwa seluruh
menambah pengetahuan yang didapat. responden (13 responden) yang diberi
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan teknik marmet produksi ASInya cukup,
adalah suatu cara untuk memperoleh sedangkan 7 responden yang tidak diberi
kebenaran pengetahuan dengan cara teknik marmet produksi ASInya cukup dan
mengulang kembali pengetahuan yang 6 orang responden produksi ASInya tidak
diperoleh dalam memecahkan masalah cukup. Hasil uji Fisher Exact test
yang dihadapi dimasa lalu. didapatkan hasil p hitung = 0,0074< = 0,05
yang artinya ada pengaruh pemberian
B. Efektifitas Teknik Marmet teknik marmet terhadap produksi ASI pada
Terhadap Kelancaran ASI ibu post partum.
Hasil analisa data dari 18 responden Teknik marmet merupakan pijitan
tingkat kelancaran ASI sebelum diberikan dengan menggunakan dua jari, ASI bisa
intervensi teknik marmet didapatkan bahwa keluar lancar dan membutuhkan waktu
responden dengan kategori lancar sejumlah sekitar masing-masing payudara 15
10 responden (55,6%). Sesudah diberikan menit.Cara ini sering disebut juga dengan
intervensi didapatkan bahwa responden back to nature karena caranya sederhana
dengan kategori lancar sejumlah 15 dan tidak membutuhkan biaya. Teknik ini
responden (83,3%). Hasil penelitian merupakan salah satu cara yang aman yang
menunjukkan bahwa pengukuran tingkat dapat dilakukan untuk merangsang
kelancaran ASI sebelum dan sesudah payudara untuk memproduksi ASI lebih
diberikan intervensi teknik marmet banyak (Rahayu, 2008; Nurdiansyah,
mengalami peningkatan dari 10 responden 2011).
menjadi 15 responden, sehingga dapat Teknik marmet ini pada prinsipnya
disimpulkan bahwa intervensi teknik bertujuan untuk mengosongkan ASI dari
marmet dapat meningkatkan kelancaran sinus laktiferus yang terletak dibawah
ASI pada ibu post partum. areola sehingga diharapkan dengan
Hasil analisa data penelitian pengosongan ASI pada daerah sinus
menunjukkan tingkat kelancaran ASI laktiferus ini akan merangsang pengeluaran
sebelum dan sesudah diberikan intervensi hormon prolaktin. Pengeluaran hormon
teknik marmet dengan menggunakan uji prolaktin ini selanjutnya akan merangsang
statistik Wilcoxon didapatkan nilai p value mammary alveoli untuk memproduksi ASI.
= 0,025 yang berarti terdapat pengaruh Makin banyak ASI dikeluarkan atau
pemberian intervensi teknik marmet dikosongkan dari payudara maka semakin
terhadap kelancaran ASI. banyak pula ASI yang akan diproduksi
Hasil yang sama juga disampaikan oleh (Roesli, 2009). Teknik marmet terhadap
Astuti (2016) berdasarkan penelitiannya kelancaran ASI merupakan suatu cara

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 157


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
untuk memperlancar pengeluaran ASI yang bayi pada hari ke-15 rata-rata 400 gram dari
efektif, efisien, lebih nyaman, aman dan berat lahir.Hasil uji statististik
mudah dilakukan. Dalam hal ini teknik menggunakan uji Chi-Square diperoleh p
marmet merupakan intervensi value = 0,032 (p value < 0,05). Hal tersebut
nonfarmakologi yang mampu untuk menunjukkan bahwa ada pengaruh pijat
memperlancar ASI pada ibu post partum. oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
postpartum.
C. Efektifitas Pijat Oksitosin Terhadap Pijat oksitosin merupakan salah satu
Kelancaran ASI solusi untuk mengatasi ketidaklancaran
Hasil analisa data dari 18 responden produksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan
tingkat kelancaran ASI sebelum diberikan dengan cara memijatan pada sepanjang
intervensi pijat oksitosin didapatkan bahwa tulang belakang (vertebrae) sampai tulang
responden dengan kategori lancar sejumlah costae kelima-keenam dan merupakan
8 responden (44,4%). Sesudah diberikan usaha untuk merangsang hormon oksitosin
intervensi pijat oksitosin didapatkan bahwa setelah melahirkan (Roesli & Yohwi,
responden dengan kategori lancar sejumlah 2010). Pijatan atau rangsangan yang
13 responden (72,2%). Hasil penelitian dilakukan pada tulang belakang akan
menunjukkan bahwa pengukuran tingkat mempengaruhi neurotransmitter untuk
kelancaran ASI sebelum dan sesudah merangsang medulla oblongata dalam
diberikan intervensi pijat oksitosin mengirim pesan ke hypothalamus di
mengalami peningkatan dari 8 responden hypofise posterior untuk mengeluarkan
menjadi 13 responden, sehingga dapat oksitosin. Oksitosin mempengaruhi sel-sel
disimpulkan bahwa intervensi pijat mioepitel yang mengelilingi alveoli
oksitosin dapat meningkatkan kelancaran mammae sehingga alveoli berkontraksi dan
ASI pada ibu post partum. mengeluarkan air susu yang sudah
Hasil analisa data penelitian disekresikan oleh kelenjar mammae.Pijatan
menunjukkan tingkat kelancaran ASI di daerah tulang belakang ini juga
sebelum dan sesudah diberikan intervensi akanmemberikan kenyamanan pada ibu dan
pijat oksitosin dengan menggunakan uji menghilangkan stress, mengurangi
statistik Wilcoxon didapatkan nilai p value bengkak (engorgement), mengurangi
= 0,025 yang berarti terdapat pengaruh sumbatan ASI. Dengan begitu hormon
pemberian intervensi pijat oksitosin oksitosoin keluar dan akan membantu
terhadap kelancaran ASI. Hasil penelitian kelancaran air susu ibu post partum
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Mayasari, 2017).
Mayasari (2017) yang menunjukkan Berdasarkan hasil observasi tingkat
pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi kelancaran ASI dilihat dari indikator
ASI ibu menyusui sebelum diberikan pijat frekuensi buang air kecil, didapatkan
oksitosin, sebagian besar produksi ASI seluruh responden frekuensi buang air
kurang, sedangkan jumlah produksi ASI kecilnya ≥ 6 kali dalam sehari.Berdasarkan
sesudah pijat oksitosin pada sebagian besar frekuensi bayi menyusu didapatkan seluruh
cukup. Hasil analisa bivariat menunjukkan responden bayinya menyusu lebih dari 10
nilai p value = 0.000<(0,05), menunjukan kali dalam sehari.Sedangkan berdasarkan
bahwa ada pengaruh pijat oksitosin berat badan bayi, sebagian besar responden
terhadap produksi ASI ibu menyusui. didapatkan hasil berat badan bayi
Hasil yang sama juga disampaikan oleh meningkat dari berat badan saat lahir, 4
Wijayanti (2014) bahwa dari 15 responden responden mendapatkan berat badan yang
yang diberikan intervensi pijat oksitosin tetap dari berat badan saat lahir.Pencapaian
semuanya mempunyai produksi ASI dalam dari produksi ASI yang banyak dari seluruh
kategori cukup. Dari hasil observasi responden ini kemungkinan dapat
didapatkan bahwa peningkatan berat badan dipengaruhi oleh pemberian teknik marmet

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 158


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
dan pijat oksitosin yang dilakukan oleh alveoli berkontraksi dan mengeluarkan air
peneliti kepada responden 2 kali dalam susu yang sudah disekresikan oleh kelenjar
sehari selama 3 hari. mammae (Kodrat, 2010).Dalam hal ini
kedua tehnik tersebut sama-sama dapat
D. Perbedaan Efektifitas Teknik melancarkan produksi ASI yaitu teknik
Marmet Dengan Pijat Oksitosin marmet akan mempengaruhi hormon
Terhadap Kelancaran ASI prolaktin sedangkan pijat oksitosin akan
Hasil analisa data penelitian dengan mempengaruhi hormon oksitosin. Kedua
menggunakan uji Mann-Whitney teknik tersebut dapat dikombinasikan untuk
menunjukkan tingkat kelancaran ASI mengoptimalkan produksi dan pengeluaran
sebelum dan sesudah diberikan intervensi ASI, dimana produksi ASI dipengaruhi
tehnik marmet serta sebelum dan sesudah oleh hormon prolaktinsedangkan
diberikan intervensi pijat oksitosin pengeluaran dipengaruhi oleh hormon
didapatkan hasil nilai p value = 0,429 > oksitosin.
0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat Hal ini didukung dengan penelitian yang
diambil kesimpulan bahwa Ha ditolak yang dilakukan oleh Titisari (2016) produksi ASI
berarti tidak terdapat perbedaan pemberian pada ibu post partum kelompok yang
intervensi tehnik marmet dengan dilakukan kombinasi pijat oksitosin dan
pemberian intervensi pijat oksitosin teknik marmet semua 15 orang responden
terhadap kelancaran ASI.Namun, keduanya produksi ASInya banyak (100 %). Hasil
sama-sama dapat mempengaruhi penelitian ini menunjukkan bahwa
kelancaran ASI.Pemberian intervensi pemberian kombinasi teknik marmet dan
teknik marmet dan pijat oksitosin sangat oksitosin mempengaruhi produksi ASI ibu
bermanfaat untuk memperlancar produksi post partum yang dapat dicapai oleh seluruh
ASI. responden perlakuan. Pada sebagian ibu
Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi oleh post partum dapat terjadi hambatan
dua faktor yaitu produksi dan pengeluaran ASI pada hari pertama setelah
pengeluaran.Produksi ASI dipengaruhi persalinan sehingga terjadi perubahan
oleh hormon prolaktin sedangkan perilaku dalam masyarakat khususnya ibu-
pengeluaran dipengaruhi oleh hormon ibu yang cenderung menolak menyusui
oksitosin. Teknik marmet membantu dalam bayinya sendiri dan lebih memilih
mengosongkan ASI dari sinus laktiferus menggunakan susu formula dengan alasan
yang terletak dibawah areola sehingga produksi ASInya hanya sedikit atau tidak
diharapkan dengan pengosongan ASI pada keluar sama sekali.
daerah sinus laktiferus ini akan merangsang Mardiyaningsih (2010) dalam
pengeluaran hormon prolaktin. penelitiannya menjelaskan bahwa
Pengeluaran hormon prolaktin ini kombinasi teknik marmet dan pijat
selanjutnya akan merangsang mammary oksitosin efektif dalam meningkatkan
alveoli untuk memproduksi ASI. Makin produksi ASI ibu post seksio sesarea. Ibu
banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan post seksio saesarea yang produksi ASI nya
dari payudara maka akan semakin banyak lancar meningkat dibandingkan yaitu 23
ASI akan diproduksi (Roesli, 2009). orang (85,2%), pada kelompok kontrol
Sedangkan pijat oksitosin yang dilakukan hanya 9 orang (33,3%) yang produksi ASI
pada tulang belakang akan mempengaruhi nya lancar. Hasil uji statistik diperoleh p
neurotransmitter untuk merangsang value = 0,000 yang artinya ada perbedaan
medulla oblongata dalam mengirim pesan proporsi kelancaran produksi ASI antara
ke hypothalamus di hypofise posterior kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
untuk mengeluarkan oksitosin. Oksitosin Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=
mempengaruhi sel-sel mioepitel yang 11,500 yang berarti dimana ibu post seksio
mengelilingi alveoli mammae sehingga sesarea yang mendapatkan intervensi

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 159


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
kombinasi teknik marmet dan pijat dengan pijat oksitosin menggunakan uji
oksitosin berpeluang 11,5 kali lebih besar statistik Mann-Whitney didapatkan hasil
produksi ASI nya lancar dibandingkan p value = 0,429 yang berarti tidak
dengan kelompok kontrol. terdapat perbedaan intervensi teknik
marmet dengan pijat oksitosin terhadap
SIMPULAN DAN SARAN kelancaran ASI di Wilayah Kerja
A. Simpulan Puskesmas Cepiring dan Kaliwungu.
1. Berdasarkan usia responden, mayoritas B. Saran
responden berusia 28 tahun; 1. Bagi Responden
Berdasarkan pendidikan terakhir, Diharapkan bagi ibu post partum dapat
responden yang menempuh pendidikan menggunakan tindakan intervensi teknik
hingga bangku SMP sebesar 13,9%, marmet maupun tindakan intervensi pijat
responden yang menempuh pendidikan oksitosin yang dibantu oleh suami ataupun
hingga bangku SMA sebesar 80,6% dan keluarga dalam meningkatkan kelancaran
responden yang menempuh pendidikan ASI pada ibu post partum, karena sudah
hingga pendidikan tiinggi sebesar 5,6%; terbukti secara statistik mampu
Berdasarkan pekerjaan, responden yang meningkatkan kelancaran ASI pada ibu
bekerja sebesar 38,9% sedangkan post partum.
responden yang tidak bekerja sebesar 2. Bagi Profesi Kesehatan
61,1%; Berdasarkan penghasilan Hasil studi ini diharapkan dapat
keluarga, keluarga yang berpenghasilan dijadikanupaya dalam mengembangkan
<1.774.867 sebesar 55,6% sedangkan program dalam rangka meningkatkan
keluaraga yang berpenghasilan kesehatan ibu post partum dengan tindakan
≥1.774.867 sebesar 44,4%; Berdasarkan berupa teknik marmet maupun pijat
paritas, responden yang berada pada oksitosin sebagai bentuk terapi
kehamilan ke 1 sebesar 47,2%, komplementer untuk meningkatkan
responden yang berada pada kehamilan kelancaran ASI. Selain itu perawat
ke 2-4 sebesar 50,0% dan responden diharapkan dapat menggunakan dan
yang berada pada kehamilan ke >5 memberikan edukasi tentang teknik marmet
sebesar 2,8%. ataupun pijat oksitosin terutama pada ibu
2. Tingkat kelancaran ASI sebelum dan primipara sebagai alternatif intervensi
sesudah diberikan intervensi teknik apabila menemukan kasus dengan ibu post
marmet dengan menggunakan uji partum yang mengalami ketidaklancaran
statistik Wilcoxon didapatkan hasil p ASI.
value = 0,025 yang berarti terdapat
pengaruh pemberian intervensi teknik
marmet terhadap kelancaran ASI di 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Wilayah Kerja Puskesmas Cepiring dan Hasil studi ini diharapkan dapat dijadikan
Kaliwungu. sumber informasi dalam penelitian
3. Tingkat kelancaran ASI sebelum dan selanjutnya. Peneliti selanjutnya
sesudah diberikan intervensi pijat diharapkan melakukan penelitian dengan
oksitosin dengan menggunakan uji menggunakan variabel lain atau baru yang
statistik Wilcoxon didapatkan hasil p relevan terkait dengan teknik marmet
value = 0,025 yang berarti terdapat ataupun pijat oksitosin terhadap kelancaran
pengaruh pemberian intervensi pijat ASI pada ibu post partum. Selain itu dapat
oksitosin terhadap kelancaran ASI di juga mengkombinasikan kedua teknik
Wilayah Kerja Puskesmas Cepiring dan tersebut atau salah satu dari teknik marmet
Kaliwungu. dan pijat oksitosin dengan teknik yang
4. Tingkat kelancaran ASI sesudah lainnya.Penambahan jumlah sampel yang
diberikan intervensi teknik marmet lebih besar dan metode yang berbeda dapat

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 160


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
meningkatkan hasil penelitian yang lebih Ibu Menyusui. Kendal: Jurnal
optimal.Selain itu perlu diperhatikan dalam Keperawatan.
mengkaji status hidrasi dan nutrisi ibu Ningrum, Dwi. (2017). Pengaruh
untuk mengurangi bias. Pemberian Teknik Marmet
Terhadap Produksi Asi Pada Ibu
DAFTAR PUSTAKA Post Partum Di Bpm Wilayah Kerja
Astuti, Lestari. (2016). Pengaruh tehnik Puskesmas Sukorame Kota Kediri.
marmet terhadap pengeluaran ASI Kediri: Jurnal Ilmu Kesehatan.
pada Ibu Post Partum Di Wilayah Notoatmodjo, S. (2010).Ilmu Perilaku
Kerja Puskesmas Kota Semarang. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Nurdiyansyah, Nia. (2011). Buku Pintar
(2015). Profil Kesehatan Provinsi Ibu & Bayi. Jakarta: Bukune.
Jawa Tengah Tahun 2015. Nurjanah, Siti. (2015). ASI Eksklusif
Semarang: Dinkes Jateng. Meningkatkan Perkembangan Bayi
Ditjen Kesehatan Masyarakat. (2017). Usia 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja
Pemantauan Status Gizi Tahun Puskesmas Banyu Urip Surabaya.
2016. Jakarta: Kemenkes RI. Surabaya: Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Endah, S.N. & Masdinarsah, I. Okawary, Ory. (2015). Hubungan Status
(2011).Pengaruh pijat oksitosin Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian
terhadap pengeluaran kolostrum ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja
pada Ibu post partum di ruang Puskesmas Seyegan Sleman
kebidanan rumah sakit Yogyakarta. Yogyakarta: STIKES
muhammadiyah Bandung. Aisyiyah.
Bandung. Rahayu, S. (2008).Keperawatan Keluarga.
Fatmawati, Putri. (2013). Hubungan Status Yogyakarta : Graha Ilmu.
Ekonomi Orangtua Dengan Robbins & Judge.(2010). Perilaku
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Organisasi. Edisi Duabelas. Salemba
Usia 0-6 Bulan Di Baki Sukoharjo. Medika
Surakarta: Universitas Roesli, U.& Yohwi E (2010). Manajemen
Muhammadiyah Surakarta. Laktasi. Jakarta: IDAI.
Ferial EW.(2013). Biologi Reproduksi. Roesli, U. (2009). Inisiasi Menyusu Dini
Jakarta: Erlangga. Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Kodrat, Laksono. (2010). Dahsyatnya ASI Bunda.
& Laktasi. Yogyakarta: Media Roesli, Utami. (2009).Mengenal ASI
Baca. Eksklusif.Jakarta: Trubus
Mabud, Nurma (2014). Hubungan Agriwidya.
Pengetahuan, Pendidikan, Paritas Titisari, Ira. (2016). Perbandingan
Dengan Pemberian ASI Eksklusif Efektifitas Kombinasi Teknik
Di Puskesmas Bahu Kecamatan Marmet Dan Pijat Oksitosin
Malalayang Kota Manado. Dengan Breast Care Terhadap
Manado: jurnal Ilmiah Bidan. Produksi ASI Pada Ibu Post
Mardiningsih, Eko (2010). Efektifitas Partum. Kediri.
kombinasi teknik marmet dan pijat WHO.(2016). Sustainable Development
oxytocin terhadap produksi ASI ibu Global solutions Network
post section caesaria di wilayah (SDGs).Jakarta: United Nation.
rumah sakit wilayah jawa tengah. Wijayanti, Lilis (2014). Pengaruh Pijat
Tesis. Universitas Indonesia: Oksitosin Terhadap Produksi ASI
Jakarta. Pada Ibu Post Partum Di
Mayasari, Wulan. (2017). Pengaruh Pijat Puskesmas Mergangsan
Oksitosin Terhadap Produksi ASI

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 161


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Yogyakarta.Yogyakarta: STIKES William dan Martha. (2007). The baby
Aisyiyah. book. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 162


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENGARUH KOMPRES KUBIS DINGIN TERHADAP KENYAMANAN IBU
POSTPARTUM DENGAN PEMBENGKAKAN PAYUDARA
DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

YunitaWulandari1) NianAndianaWulanFitri. A2),NurRakhmawati3)


Program StudiSarjanaKeperawatanSTIKesKusumaHusada Surakarta
yunitastikeskh@gmail.com

ABSTRAK

Masalah kenyamanan adalah hal yang sangat penting diperhatikan bagi ibu post partum. Bendungan ASI atau
pembengkakan payudara menyebabkan masalah pada ibu postpartum yang sangat mengganggu kenyamanan ibu
karena adanya nyeri. Salah satu tindakan yang dapat meringankan nyeri adalah dengan mengurangi terjadinya
pembengkakan payudara yaitu dengan kompres kubis dingin. Kubis dingin memiliki kandungan asam amino
dalam sulfurnya yang diyakini dapat mengurangi pembengkakan payudara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kompres kubis dingin terhadap kenyamanan ibu postpartum pembengkakan payudara. Pada
penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment dengan pendekatan pre test and post test non
equivalent control group. Penelitian dilakukan di Puskesmas Sibela Surakarta. Sampel menggunakan tehnik non
probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Jumlah sampel 48 responden, dibagi menjadi 2
kelompok 24 perlakuan dan 24 kontrol. Analisis data dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney.
Hasil uji Wilxocon terdapat peningkatan kenyamanan dengan rata-rata nilai post test kelompok perlakuan dengan
nilai p-value 0,000 dan hasil uji Mann Whitney bahwa ada perbedaan tingkat kenyamanan pada kelompok
perlakuan 45,46 dan kelompok control 36,63 dengan rata-rata kelompok perlakuan lebih tinggi dengan p-value
0,000. Kesimpulan terdapat pengaruh kompres kubis dingin terhadap kenyamanan ibu postpartum dengan
pembengkakan payudara di Puskesmas Sibela Surakarta.

Kata Kunci: Ibupostpartum, pembengkakanpayudara, kompres kubis dingin.

ABSTRACT

One of the problems frequently encountered by postpartum mothers is discomfort. It may due to pain, breast milk
blockage, and breast swelling. One of the interventions which is able to reduce the breast swelling is cold cabbage
compress. Cold cabbage contains amino acid in its sulfuric content which is believed to reduce the breast swelling.
The objective of this research is to investigate the effect of the administration of cold c abbage compress on the
comfort of the postpartum mothers with breast swelling problem.This research used the quasi experimental
research method with pre-test and post-test nonequivalent control group design. It was conducted at Community
Health Center of Sibela, Surakarta. Non-probability sampling with purposive sampling was used to determine its
samples. They consisted of 48 postpartum mothers, and they were divided into two groups: 24 in the treatment
group and 24 in the control group. The data of the research were analyzed by using the Wilcoxon’s Test and the
Mann Whitney’s Test. The result of the Wilcoxon’s Test shows that comfort of the treatment group increased as
indicated by their post-test average score of comfort and the p-value = 0.000, and that of the Mann Whitney’s
Test shows that there was a difference of comfort level between the treatment group and the control group in
which the post-test average score of the treatment group was higher than that of the control group as indicated
by the p-value = 0.000. The administration of cold cabbage compress had an effect on the comfort of the
postpartum mothers with breast swelling problem at Community Health Center of Sibela, Surakarta.

Keywords: Postpartum mothers, breast swelling problem, cold cabbage compress

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 163


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN menjadi layu.Kompres dingin harus
Proses melahirkan merupakan proses dilakukan pada kedua payudara dan
yang akan dialami oleh setiap ibu setelah dapat dilakukan 2 kali dalam sehari (pagi
masa kehamilan, Postpartum adalah dan sore) (Lowdermilk dan Perry, 2013).
sebagai masa persalinan selama dan Pembengkakan payudara merupakan
segera setelah kelahiran, masa ini juga hambatan dalam pemberian ASI,
meliputi minggu-minggu berikutnya pembengkakan merupakan respon yang
pada waktu saluran reproduktif kembali umum pada payudara terhadap
ke keadaan tidak hamil yang normal, perubahan mendadak dalam hormon dan
masa postpartum umumnya berlangsung onset meningkatnya volume ASI secara
6 minggu. Selama masa ini ibu bermakna.Ketika pembengkakan terjadi
postpartum, mengalami kondisi dimana hal ini merupakan kondisi sementara
anatomi saluran reproduktif kembali yang biasa membaik dalam 24 jam.
kekeadaan tidak hamil, yang meliputi Masalah pada ibu nifas sering terjadi,
perubahan struktur permanen serviks, akan tetapi dianggap oleh masyarakat
vagina dan perineum sebagai akibat sebagai hal yang biasa, padahal masalah
persalinan (Heryani, 2010). tersebut dapat menimbulkan
Masalah yang sering muncul pada ibu ketidaknyamanan. Salah satu intervensi
postpartum yang menyebabkan non-farmakologi untuk meredakan
ketidaknyamanan pada ibu postpartum pembengkakan bisa dilakukan dengan
salah satunya yaitu pembengkakan pemberian kompres kubis dingin untuk
payudara, ketidaknyamanan yang memberikan rasa nyaman dan
dialami ibu postpartum biasanya terjadi meredakan pembengkakan pada
karena nyeri, bendungan ASI atau payudara ibu (Lowdermilk dan Perry,
pembengkakan payudara.Bendungan 2013).
payudara adalah bendungan yang terjadi Sejauh ini penelitian Astutik E (2016)
pada kelenjar payudara oleh karena dengan judul Pengaruh Pemberian
ekspansi dan tekanan dari produksi dan Kompres Daun Kubis Dingin terhadap
penampungan ASI (WHO, 2013). Skala Pembengkakan Payudara pada Ibu
Angka morbiditas pada ibu nifas salah Postpartum dengan Engorgement, hasil
satunya disebabkan oleh bendungan penelitian menunjukkan bahwa ada
ASI, di Jawa Tengah ditemukan ibu pengaruh pemberian kompres daun
nifas dengan bendungan ASI sebanyak kubis dingin terhadap skala
1-3% kejadian bendungan ASI dari 100 pembengkakan payudara pada ibu
ibu nifas di perkotaan dan 2-13% postpartum dengan engorgement.
kejadian bendungan ASI dari 100 ibu Sejalan dengan penelitiannya El-Saidy
nifas di pedesaan, penelitian terjadinya (2016) dengan judul Effect of two
bendungan ASI adalah pada ibu dengan different nursing care approaches on
pekerjadari 16% ibu yang menyusui reduction of breast engorgement among
(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, postnatal women, hasil dari penelitian
2009). ini menunjukan bahwa ada pengaruh
Pembengkakan payudara dapat diatasi dari dua intervensi antara kompres
dengan kompres dingin, dan dapat hangat dengan kubis dingin. Akan tetapi,
dilakukan dengan cara menempelkan belum banyak peneliti yang fokus pada
kubis dingin pada puting susu yang kenyamanan ibu postpartum dengan
mengalami nyeri dan pembengkakan, masalah pembengkakan payudara.
oleh karena pembengkakan jaringan Berdasarkan uraian diatas peneliti
payudara disekitar duktus susu, kompres tertarik untuk melakukan penelitian
dingin direkomendasikan dalam 15 tentang “Pengaruh pemberian kompres
hingga 20 menit atau hingga kubis kubis dingin terhadap kenyamanan ibu

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 164


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
postpartum dengan masalah yang berisi 28 item pertanyaan. Analisa
pembengkakan payudara” data menggunakan uji Wilxocon dan uji
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 20 Mann Whitney.
November 2017 Di Kota Surakarta,
didapatkan jumlah ibu postpartum di HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Surakarta sebanyak 9.851. Data ibu a. Karakteristik Responden berdasarkan
postpartum di wilayah kerja Puskesmas umur
Sibela sebanyak 935, tertinggi di Tabel 1. Distribusi frekuensi
Puskesmas Sibela, data yang didapat responden menurut umur (n = 48)
dari Puskesmas Sibela selama tiga bulan Umur Perlakuan Kontrol
n % n %
terakhir mulai dari bulan September
18-20 tahun 3 12,5 5 20,8
sebanyak 13 ibu postpartum, Oktober 21-30 tahun 15 62,5 16 66,7
sebanyak 9 ibu postpartum, dan pada >31tahun 6 25,0 3 12,5
bulan November sebanyak 5 ibu Total 24 100 24 100
postpartum. Hasil wawancara dengan
salah satu bidan di Puskesmas Sibela Berdasarkan hasil penelitian yang
mengatakan di Puskesmas Sibela dilakukan di Puskesmas Sibela
intervensi untuk perawatan payudara Surakarta yang berjumlah 48 responden,
pada ibu postpartum masih kurang. didapatkan hasil bahwa distribusi
frekuensi menurut umur diketahui
TUJUAN responden pada kelompok perlakuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk maupun kelompok kontrol adalah umur
mengetahui pengaruh pemberian 21-30 tahun yaitu kelompok perlakuan
kompres kubis dingin terhadap sebanyak 15 ibu postpartum (62,5%)
kenyamanan ibu postpartum dengan dan kelompok kontrol sebanyak 16 ibu
masalah pembengkakan payudara di postpartum (66,7%).
Puskesmas Sibela Surakarta. Pada umur 20-35 tahun ini merupakan
umur produktif atau umur reproduksi
METODE PENELITIAN sehat untuk seorang ibu mengalami
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas kehamilan dan melahirkan serta
Sibela Surakarta pada bulan Maret-April menyusui karena sistem reproduksinya
2018. Jenis penelitian ini menggunakan sudah matang (Solang, 2012).Hal ini
desain Quasi eksperimen dengan dapat menunjukkan bahwa kesadaran
pendekatan pre test and post test masyarakat untuk mempersiapkan
nonequivalent control group. Populasi kehamilan pada umur produktif cukup
dalam penelitian ini adalah ibu baik dimana pada masa ini berkaitan
postpartum ang mengalami dengan kesiapan ibu pada rahim dan
masalahpembengkakan payudara di mental ibu itu sendiri. Menurut
Puskesmas Sibela Surakarta sebanyak Nursalam dan Pariani (2001) dalam
78 ibu postpartum. Jumlah sempel Sutarni dan pertiwi (2014), menjelaskan
dalam penelitian ini adalah 48 responden bahwa semakin banyak usia seseorang
yang memenuhi kriteria inklusi dan semakin banyak pula pengalaman yang
eksklusi.Tehnik pengambilan sampel diperolehnya. Semakin cukup umur,
menggunakan tehnik non probability tingkat kematangan dan kekuatan
sampling dengan pendekatan purposive seseorang akan lebih matang dalam
sampling.Alat ukur yang digunakan berfikir dan bekerja. Semakin tua usia
dalam penelitian ini yaitu kuesioner seseorang semakin konstruktif dalam
yang diambil dari General Comfort menerima informasi yang didapat
Questionnaire kuesioner kenyamanan sehingga semakin banyak pengetahuan
ini penilaian menggunakan skala likert yang dimiliki.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 165


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Peneliti berpendapat bahwa responden menjadi kurang berpengalaman dalam
ibu postpartum di Puskesmas Sibela melakukan perawatan terhadap diri
Surakarta menunjukkan berada pada sendiri, khususnya perawatan payudara.
umur 21-30 tahun sehingga umur Sedangkan pada multipara dapat
tersebut merupakan umur produktif atau melakukan tindakan perawatan
umur reproduksi sehat untuk seseorang payudara karena sudah mengetahui
mengalami kehamilan sampai menyusui manfaat dan cara perawatannya.
karena sistem reproduksinya sudah Berdasarkan hasil observasi yang
matang, peneliti juga berpendapat bahwa dilakukan peneliti mayoritas responden
umur berpengaruh terhadap kejadian dengan paritas primipara karena, ibu
pembengkakan payudara. Hal ini postpartum dengan paritas primipara
dibuktikan dengan banyaknya kejadian akan memiliki peluang lebih besar dalam
pembengkakan payudara pada terjadinya pembengkakan payudara
kelompok umur 21-30 tahun kurangnya disebabkan karena ibu
pengalaman, pemahaman tentang postpartumdengan paritas primipara
masalah pembengkakan payudara dan belum pernah memiliki pengalaman
informasi tentang masalah sebelumnya tentang melahirkan dan
pembengkakan payudara karena umur menyusui bayinya. Sehingga
yang masih muda menyebabkan menyebabkan ibu postpartumtidak
banyaknya kejadian pembengkakan mengetahui bagaimana pencegahan
payudara di Puskesmas Sibela pembengkakan payudara. Kurangnya
Surakarta. pengalaman tentang perawatan payudara
pada ibu postpartum sering terjadi
b. Karakteristik responden berdasarkan pembengkakan payudara seperti terasa
paritas penuh dan nyeri pada payudara.
Tabel 2. Distribusi frekuensi
responden menurut paritas (n = 48) c. Karakterisrik responden berdasarkan
Paritas Perlakuan Kontrol tingkat pendidikan
n % n % Tabel 3. Distribusi frekuensi
1 12 50,0 15 62,5
responden menurut tingkat
2 9 37,5 8 33,3
pendidikan (n = 48)
3 3 12,5 1 4,2
Tingkat Pendidikan Perlakuan Kontrol
Lain-lain - - - -
n % n %
Total 24 100 24 100
SD 2 8,3 6 25,0
SLTP 6 25,0 7 29,2
Berdasarkan hasil penelitian yang SLTA 16 66,7 9 37,5
dilakukan di Puskesmas Sibela D3 - - 2 8,3
Surakarta mayoritas yang mengalami S1 - - - -
pembengkakan payudara pada ibu Lain-lain - - - -
postpartum menurut paritas diketahui Total 24 100 24 100
responden pada kelompok perlakuan
maupun kelompok kontrol adalah Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan paritas primipara yaitu dilakukan di Puskesmas Sibela
kelompok perlakuan sebanyak 12 ibu Surakarta mayoritas yang mengalami
postpartum (50,0%) dan kelompok pembengkakan payudara pada ibu
kontrol sebanyak 15 ibu postpartum postpartum menurut tingkat pendidikan
(62,5%). diketahui responden pada kelompok
Menurut penelitian Santoso dkk (2011) perlakuan maupun kelompok kontrol
menyatakan bahwa ibu dengan adalah dengan tingkat pendidikan SLTA
kehamilan primipara belum mempunyai yaitu kelompok perlakuan sebanyak 16
pengalaman melahirkan sebelumnya ibu postpartum (66,7%) dan kelompok

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 166


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
kontrol sebanyak 9 ibu postpartum Berdasarkan hasil penelitian yang
(37,5%). dilakukan di Puskesmas Sibela
Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan Surakarta mayoritas yang mengalami
Mubarak (2012) dalam Fitrianingsih pembengkakan payudara pada ibu
(2015), menjelaskan bahwa pendidikan postpartum menurut pekerjaan diketahui
berarti bimbingan yang diberikan responden pada kelompok perlakuan
seseorang kepada orang lain agar dapat maupun kelompok kontrol adalah
memahami sesuatu hal. Tidak dapat dengan pekerjaan IRT yaitu sama-sama
dipungkiri bahwa semakin tinggi berjumlah 13 ibu postpartum (54,2%).
pendidikan seseorang, semakin mudah Menurut penelitian Impartina (2017)
pula mereka menerima informasi, dan menyatakan bahwa pembengkakan
pada akhirnya pengetahuan yang payudara pada ibu nifas kemungkinan
dimilikinya akan semakin banyak. dipengaruhi oleh pekerjaan responden.
Sebaliknya jika seseorang memiliki Mayoritas ibu nifas dengan pekerjaan
tingkat pendidikan rendah, maka akan IRT memiliki peluang yang lebih besar
menghambat perkembangan sikap orang dalam pembengkakan payudara, hal ini
tersebut terhadap penerimaan informasi disebabkan karena kurang tindakan
dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. untuk melakukan upaya pencegahan
Peneliti berpendapat bahwa tingginya terhadap pembengkakan payudara
tingkat pendidikan akan berpengaruh seperti misalnya melakukan perawatan
terhadap kejadian pembengkakan payudara dan jarangnya frekuensi
payudara, dibuktikan bahwa banyaknya menyusui bayinya dan teknik menyusui
kejadian pembengkakan payudara pada yang kurang benar dikarenakan
ibu postpartum terdapat pada tingkat kurangnya informasi tentang teknik
pendidikan SLTA. Hal ini disebabkan menyusui dan banyaknya aktivitas yang
karena seseorang dengan tingkat dilakukan oleh ibu dalam keluarga
pendidikan yang tinggi akan lebih sehingga membuat ibu merasa lebih
banyak mengetahui informasi dan lelah dan menurunkan perhatian ibu
wawasan yang luas serta pola pikir yang terhadap dirinya sendiri. Hal ini
lebih baik sehingga dapat mempunyai dibuktikan dengan banyaknya ibu nifas
peluang untuk mengetahui informasi dengan pekerjaan IRT yang terdapat
tentang pembengkakan payudara dan pembengkakan payudara.
mengatasi pembengkakan payudara. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan
Peneliti juga mendapat keterbukaan Nursalam dan Pariani (2001) dalam
informasi karena pengetahuan tidak Sutarni dan Pertiwi (2014) menjelaskan
hanya dipengaruhi oleh pendidikan saja bahwa pembengkakan payudara pada
namun lingkungan juga. ibu nifas kemungkinan dipengaruhi oleh
pekerjaan responden. Mayoritas ibu
d. Karakterisrik responden berdasarkan nifas dengan pekerjaan IRT pekerjaan
pekerjaan umumnya kegiatan yang menyita waktu,
Tabel 4. Distribusi frekuensi makin giat seseorang bekerja makin
responden menurut pekerjaan (n = 48) besar dan luas kemungkinan
Pekerjaan Perlakuan Kontrol mendapatkan informasi yang didapat
n % n %
dari pada seseorang yang tidak bekerja
Tidak bekerja - - - -
Buruh 2 8,3 1 4,2 karena dengan bekerja seseorang akan
IRT 13 54,2 13 54,2 mempunyai banyak informasi, sedikit
Swasta 8 33,3 5 20,8 tingkat pengetahuan yang dimiliki. Ibu
Wiraswasta - - 4 16,7 dengan pekerjaan IRT akan kurang
PNS - - 1 4,2 mendapatkan informasi dari pihak lain,
Lain-lain 1 4,2 - - dari penelitian didapatkan sebagian
Total 24 100 24 100

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 167


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
besar ibu dengan pekerjaan IRT Berdasarkan hasil penelitian yang
sehingga informasi dan pengetahuan ibu dilakukan di Puskesmas Sibela
tentang perawatan payudara kurang. Surakarta diketahui bahwa tingkat
Menurut peneliti mayoritas responden kenyamanan pada post test yang paling
IRT sebagai ibu rumah tangga banyak didapatkan dalam tingkat
dikarenakan umur responden berada kenyamanan sedang sebanyak 14 ibu
pada umur 21-30 tahun yang masih postpartum (58,3%).
produktif dan masih ingin melihat tubuh Kubis dapat digunakan untuk terapi
kembang bayinya serta IRT pekerjaan pembengkakan. Kubis (Brassica
yang umumnya menyita waktu sehingga Oleracea Var. Capitata) diketahui
ibu postpartum kurang dalam perawatan mengandung asam amino metionin yang
payudara kemungkinan besar dapat berfungsi sebagai antibiotic dan
terjadi pembengkakan payudara. kandungan lain seperti sinigrin
(Allylisothiocyanate), minyak mustard,
e. Tingkat kenyamanan pada ibu magnesium, Oxylate heterosides
postpartumpre dan post pada belerang, hal ini dapat membantu
kelompok perlakuan memperlebar pembuluh darah kapiler
Tabel 5. Distribusi frekuensi tingkat sehingga meningkatkan aliran darah
kenyamanan pada ibu postpartum pre untuk keluar masuk dari daerah tersebut,
dan post (n = 48) sehingga memungkinkan tubuh untuk
Tingkat Kenyamanan Pre Test Post Test menyerap kembali cairan yang
n % n % terbendung dalam payudara tersebut
Baik 6 25,0 8 33,3
Sedang 15 62,5 14 58,3
(Disha, Amarjeet & Vanita 2015).
Rendah 3 12,5 2 8,3 Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa tingkat
Berdasarkan hasil penelitian yang kenyamanan pada pre test dan post test
dilakukan di Puskesmas Sibela yang paling banyak sama-sama
Surakarta diketahui bahwa tingkat didapatkan dalam tingkat kenyamanan
kenyamanan pada pre test yang paling sedang. Tingkat kenyamanan pada ibu
banyak di dapatkan dalam tingkat postpartum masuk pada kategori sedang,
kenyamanan sedang sebanyak 15 ibu hal ini didasari karena responden belum
postpartum (62,5%). sepenuhnya mengetahui bagaimana cara
Masalah yang sering muncul pada ibu mengatasi masalah pembengkakan
postpartum yang menyebabkan payudara pada ibu postpartumdengan
ketidaknyamanan pada ibu postpartum benar dan baik. Ada juga responden
yaitu pembengkakan payudara. yang sudah mengetahui tentang
Payudara penuh akan terasa berat di pemberian kompres kubis dingin
payudara serta panas dan keras, apabila terhadap masalah pada payudara ibu
diperiksa ASI keluar dan tidak ada postpartumnamun, mereka masih
demam, maka payudara akan bengkak, kurang yakin untuk melakukan
sakit, puting kencang, apabila diperiksa penanganan. Dari penelitian didapatkan
ASI tidak keluar. Pembengkakan pada sebagian responden menjawab benar
payudara disebabkan oleh karena bahwa mengatasi masalah
menyusui yang kurang sering atau tidak pembengkakan payudara pada ibu
lama, produksi ASI berlebih, terlambat postpatrum yaitu dibiarkan saja dan
menyusukan dini, pengeluaran ASI yang hanya dikompres hangat serta dianggap
jarang, hal ini biasa terjadi pada ibu yang oleh responden sebagai hal yang biasa
sibuk, bayi tidur pada malam hari, selama tidak menimbulkan tanda-tanda
perubahan rutinitas (Ambarwati dan yang mencurigakan.
Wulandari, 2010).

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 168


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
f. Pengaruh pemberian kompres kubis bagian perawatan yang penting untuk
dingin terhadap kenyamanan ibu diperhatikan.
postpartum Rasa nyaman adalah status yang
Tabel 6. Pengaruh pemberian kompres diungkapkan atau dirasakan responden
kubis dingin terhadap kenyamanan ibu terhadap intervensi kenyamanan yang
postpartum sudah didapatkan. Hal ini merupakan
P pengalaman yang holistik memberikan
Variabel Fase Mean
Value
Pre kekuatan ketika seseorang
29,33 membutuhkannya yang terdiri dari tiga
Test
Kenyamanan 0,000
Post 45,46 bentuk kenyamanan (relief, ease dan
test transcendence) dalam empat konteks
(fisik, psikospiritual, sosiokulturaldan
Berdasarkan hasil penelitian yang lingkungan). Kenyamanan merupakan
dilakukan di Puskesmas Sibela hasil holistik yang ingin dicapai oleh
Surakarta diketahui hasil uji Wilxocon setiap individu dan erat kaitannya
bahwa terdapat peningkatan dengan disiplin
kenyamanan dengan rata-rata nilai post keperawatan.Kenyamanan adalah suatu
test kelompok perlakuan 45,46 dengan kebutuhan dasar manusia yang
nilai P value 0,000 < 0,05 sehingga dibutuhkan yang harus dipenuhi oleh
terdapat pengaruh kenyamanan sebelum setiap individu. Konteks dimana
dan setelah diberikan kompres kubis kenyamanan terjadi dibagi menjadi
dingin pada kelompok perlakuan. empat konteks yaitu: fisik yaitu
Penelitian ini juga sejalan dengan berhubungan dengan sensasi-sensasi
penelitian Astutik dkk (2016) dalam jasmaniah, psikospiritual yaitu
penelitiannya ada pengaruh pemberian berhubungan dengan kesadaran akan diri
kompres daun kubis dingin terhadap sendiri, termasuk harga diri, konsep diri,
pembengkakan payudara pada ibu seksualitas, dan makna dalam hubungan
postpartum dengan engorgement dengan seseorang dengan tatanan atau
p-value 0,000 (α=0,05). keberadaan yang lebih tinggi,
Kubis mentah dan segar yang diletakkan sosiokultural yaitu berhubungan dengan
pada payudara pada saat tidak menyusui hubungan-hubungan interpersonal,
dapat membantu mengurangi keluarga dan sosial, lingkungan yaitu
pembengkakan selain itu kubis juga berhubungan dengan lingkungan
mengeluarkan rasa dingin yang dapat eksternal, kondisi-kondisi dan pengaruh
menyerap panas dan pembengkakan di sekitarnya (Alligood Martha 2017).
yang ditandai dari klien merasa lebih Peneliti menyimpulkan bahwa kompres
nyaman dan daun kubis menjadi layu kubis dingin secara tepat dapat
setelah 15 hingga 20 menit penempelan, mengatasi rasa ketidaknyamanan pada
pemakaian kubis dingin secara rutin masalah pembengkakan payudara dan
dapat mengurangi suplai susu, daun kompres kubis mudah dilakukan pada
kubis sering kali sangat efektif pada ibu- ibu postpartum yang mengalami
ibu yang memberikan susu formula yang pembengkakan payudara, kubis
mengiginkan untuk mengeringkan ASI- merupakan sayuran ekonomis yang
nya. Kubis tidak boleh digunakan bila sangat mudah ditemukan
ibu alergi terhadap kubis atau terjadi disekitar.Berdasarkan hasil penelitian
ruam kulit (Lowdermilk dan Perry, yang didapatkan bahwa tingkat
2013).Intervensi yang paling membantu kenyamanan sedang dikarenakan
dalam meningkatkan kenyamanan yaitu sebagian besar responden tingkat
pendekatan perawatan yang penuh pendidikan SLTA dan pekerjaan IRT,
perhatian.Rasa nyaman merupakan ibu postpartum yang menjadi responden

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 169


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
dalam penelitian memiliki pengetahuan antibiotik dan anti-iritasi, yang pada
cukup dapat menjawab sebagian dasarnya akan menarik aliran tambahan
pertanyaan dengan baik serta memiliki darah ke daerah tersebut. Hal ini dapat
keyakinan dapat melakukan cara melebarkan pembuluh kapiler dan
mengatasi masalah pembengkakan bertindak sebagai iritan counter,
payudara. sehingga menghilangkan pembengkakan
dan peradangan serta memungkinkan
g. Perbedaan pengaruh tingkat ASI keluar dengan lancar (Zuhana,
kenyamanan pada ibu postpartum 2017).
kelompok perlakuan dan kelompok Kesimpulan dalam penelitian ini peneliti
kontrol menyimpulkan bahwa kompres kubis
Tabel 7. Perbedaan pengaruh tingkat dingin lebih berpengaruh terhadap
kenyamanan pada ibu postpartum tingkat kenyamanan pada ibu
kelompok perlakuan dan kelompok postpartum yang mengalami
kontrol pembengkakan payudara hal ini
Variabel Kelompok Mean P Value
dikarenakan kompres kubis dingin
Kenyama Perlakuan 45,46
0,000 merupakan tindakan non farmakologi
nan Kontrol 36,63
yang dapat diberikan kepada responden
Berdasarkan hasil penelitian yang tanpa memiliki efek samping untuk
dilakukan di Puskesmas Sibela mengatasi masalah pembengkakan
Surakarta diketahui hasil uji Mann payudara pada ibu postpartum.
Whitney bahwa ada perbedaan tingkat
kenyamanan pada kelompok perlakuan KESIMPULAN
dan kelompok kontrol dengan rata-rata a. Tingkat kenyamanan sebelum
kelompok perlakuan lebih tinggi dengan tindakan pada kelompok perlakuan
nilai 45,46 dengan P value 0,000 < 0,05 adalah berada pada tingkat
yang artinya ada perbedaan antara kenyamanan sedang memiliki
tingkat kenyamanan kelompok prosentase 62,5%.
perlakuan dan kelompok kontrol. b. Tingkat kenyamanan setelah
Kubis mentah dan segar dapat digunakan tindakan pada kelompok perlakuan
sebagai pengobatan pembengkakan pada adalah berada pada tingkat
payudara karena kubis kaya akan air, kenyamanan sedang memiliki
protein, serat, karbohidrat, dan berbagai prosentase 58,3%.
vitamin seperti vitamin A, C, E dan c. Terdapat pengaruh kompres kubis
kandungan glukosinolate mempunyai dingin terhadap tingkat kenyamanan
aktivitas antikanker serta kubis ibu postpartum dengan P value
merupakan sayuran ekonomis yang 0,000 < 0,05.
sangat mudah ditemukan disekitar d. Ada perbedaan tingkat kenyamanan
(Dalimartha dan Adrian, 2011). Kubis antara kelompok perlakuan dan
juga kaya akan kandungan asam amino kelompok kontrol dengan P value
dalam sulfurnya yang diyakini dapat 0,000 < 0,05.
mengurangi pembengkakan payudara
(Dalimartha dan Adrian, 2013). Kubis SARAN
juga mengandung sumber yang baik dari a. Perawat perlu memberikan kompres
asam amino glutamine dan diyakini kubis dingin pada ibu postpartum
untuk mengobati semua jenis untuk mengurangi masalah
peradangan salah satunya radang pembengkakan payudara yang
payudara.Selain itu kubis berisi minyak memberikan rasa nyaman pada
mustard, magnesium dan sulfur payudara.
heterosides. Asam metionin sebagai

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 170


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
b. Peneliti selanjutnya dapat meneliti Practice.Vol. 6, No. 9.ISSN 1925-
tentang pemberian kompres kubis 4040.
dingin dengan menggunakan
kuesioner General Comfort Fitrianingsih, E (2015). Tingkat
Questionnaire, bukan hanya Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
kuesioner Childbirth Comfort Bendungan ASI di BPS Al-Firdaus
Questionnaire. Kismoyoso Ngemplak Boyolali.
Heryani, R (2010). Asuhan Kebidanan
Ibu Nifas dan Menyusui.Jakarta :
DAFTAR PUSTAKA Trans Info Media.
Alligood, M. R (2017).Pakar Teori
Keperawatan dan Karya Impartina, A (2017). Hubungan
Mereka.Edisi Indonesia Ke-8 Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Volume 2 Yang Diterjemahkan. Teknik Menyusui Dengan Kejadian
Singapore: Elsevier. Bendungan ASI. Jurnal Ilmiah Ilmu-
ilmu Kesehatan.Vol 15.No. 3.
Ambarwati, E. R dan Wulandari, D
(2010).Asuhan Kebidanan Nifas. Lowdermilk, L. D & Perry, E. S
Jogjakarta : Nuha Medika. (2013).Keperawatan
Maternitas.Edisi 8 Buku 1.
Astutik, Endah Z, Aini F, & Yudanari Singapore: Elsevier.
Yunita G (2016).Pengaruh
Pemberian Kompres Daun Kubis Lowdermilk, L. D & Perry, E. S
Dingin Terhadap Skala (2013).Keperawatan
Pembengkakan Payudara pada Ibu Maternitas.Edisi 8 Buku 2.
Postpartum dengan Engorgement Singapore: Elsevier.
di Kecamatan Bergas. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
(2009).
Dalimartha, S dan Adrian, F http://indonesiasehat1.files.wordpr
(2011).Khasiat Buah dan ess.com/2011/02/profil_2009br3.p
Sayur.Jakarta : Penebar Swadaya df
Grup.
Dalimartha, S dan Adrian, F (2013).Fakta Santoso, Sinta D. H, Kusmiyati Y, &
Ilmiah Buah & Sayur.Jakarta : Margono (2011).Hubungan Tingkat
Penebar Swadaya Grup. Pengetahuan Tentang Perawatan
Payudara Dengan Kejadian
Disha, A. R, Singh A, Suri V Payudara Bengkak Pada Ibu Nifas.
(2015).Effect of chilled cabbage
leaves vs. hot compression on Solang, S, Lohoraung A, & Purwandari A
breast engorgement among post (2012).Hubungan Kepuasan
natal mothers admitted in a tertiary Pelayanan Antenatal Care Dengan
care hospital. Nursing and Frekuensi Kunjungan Ibu Hamil di
Midwifery Research. 11 (1): 24. Puskesmas Kombos Kecamatan
Singkil Kota Manado.GIZIDO.Vol
El-Saidy, T. M. K & Aboushady, R. M 4.No. 1.
(2016).Effect of two different
nursing care approaches on Sutarni dan Pertiwi, Herdini W
reduction of breast engorgement (2014).Hubungan Antara Post
among postnatal women.Journal of Natal Breast Care Dengan
Nursing Education and Terjadinya Bendungan ASI di

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 171


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Bidan Praktek Swasta
(BPS)Wilayah Kerja Puskesmas
Wuryantoro Wonogiri. Jurnal
Kebidanan. Vol VI, No. 01.

World Health Organization


(2013).Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan.

Zuhana, N (2017). Perbedaan Efektifitas


Daun Kubis Dingin (Brassica
Oleracea Var.Capitata) Dengan
Perawatan Payudara Dalam
Mengurangi Pembengkakan
Payudara (Breast Engorgement) di
Kabupaten Pekalongan. Vol II. No.
2.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 172


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
AROMATERAPI LEMON EFEKTIF MENGATASI INTENSITAS NYERI
POST SECTIO CAESAREA

Dewi Siti Nurkhasanah Umaryani1, Heni Setyowati Esti Rahayu2, Kartika Wijayanti,3
1,2,3 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang
Corresponding author:henisetyowati@ummgl.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan, persalinan dengan sectio caesarea di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Masalah
utama yang muncul setelah sectio caesarea adalah nyeri. Relaksasi genggam jari adalah terapi yang dapat
mengurangi nyeri, mengontrol diri menenangkan pikiran dan mengontrol emosi. Aromaterapi lemon
merupakan salah satu jenis aromaterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas dengan
kandungan linalool. Tujuan, untuk menganalisis efektivitas relaksasi gengam jari dan aromaterapi lemon
terhadap intensitas nyeri post sectio caesarea. Metode, Design penelitian ini adalah Quasi Eksperimental
dengan non randomized pre- test and post-test with control group design. Jumlah sampel pada penelitian ini
adalah 40 responden, 20 kelompok relaksasi genggam jari dan 20 kelompok aromaterapi lemon. Teknik
pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Relaksasi genggam jari dan aromaterapi lemon
diberikan selama 2 hari, yaitu pada hari ke-0 dan hari ke-1. Alat ukur yang digunakan yaitu universal pain
assisment tool. Hasil, relaksasi genggam jari dan aromaterapi lemon efektif untuk menurunkan skala nyeri
post sectio caesarea dengan p value 0,000 (p < 0,05). Kesimpulan, Relaksasi genggam jari dan
aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan skala nyeri post sectio caesarea, namun aromaterapi lemon
lebih efektif dalam mengatasi nyeri post sectio caesarea. Saran, Kedua terapi tersebut dapat dijadikan terapi
alternatif untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea.

Kata Kunci: Nyeri, Post Sectio Caesarea, Relaksasi genggam jari, Aromaterapi Lemon.

Abstract

Background, cesarean births in Indonesia each year undergoes enhancement. The main problem that often
arises after the cesarean section is pain. Finger-grips relaxation is a therapy that can reduce pain and self-
control when there is an uncomfortable feeling. It is also calming the mind and controling the emotions.
Lemon aromatherapy is one type of aromatherapy that can be used to overcome the pain and anxiety with
linalool content. Objective, This study aims to analyze the effectiveness of finger gries relaxation and lemon
aromatherapy on the pain intensity of post-sectio caesarea. Method, This research design used a Quasi
Experimental with non randomized pre-test and post-test with control group design. The number of samples
in this study were 40 respondents, 20 groups of hand-held relaxation fingers and 20 groups of lemon
aromatherapy. The sampling technique used consecutive sampling. Relaxation of finger grips and lemon
aromatherapy were given for 2 days, ie on day-0 and day-1. The measuring tool used was the universal
pain assisment tool. Results, finger gries and lemon aromatherapy were effective in reducing post-sectio
caesarea pain scale by p value 0,000 (p <0.05). Conclusion, Finger-grips relaxation of finger and lemon
aromatherapy is effective in decreasing the scale of post-sectio caesarea pain, but lemon aromatherapy is
more effective. Suggestions, Both lemon aromatherapy and finger-grips relaxation can be used as an
alternative therapy to reduce pain of post-cesarean section.

Keywords: Pain, Post Sectio Caesarea, Finger-Grips Relaxation, Lemon Aromatherapy

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 173


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN tahun terakhir persalinan dengan sectio
Sectio caesarea merupakan tindakan caesarea terus meningkat setiap tahunnya,
insisi pada dinding perut dan dinding dengan puncak tertinggi pada tahun 2017
rahim untuk mengeluarkan janin dengan sebesar 60% yaitu sejumlah 1.229 dari
syarat berat janin diatas 500 gram serta 2.049 persalinan. Dari hasil observasi dan
rahim dalam keadaan utuh (Prawirohardjo, wawancara pada 5 pasien di bangsal Lili
2010). Menurut studi The SEA ORCHID RSUD Tidar Magelang, mengatakan
(South East Asia Optimising Reproductive bahwa merasakan nyeri setelah 2 - 3 jam
and Child Health in Developing pasca operasi, dan setelah hilangnya efek
Countries) dengan sumber data dari dari anastesi. Berdasarkan hasil
fasilitas kesehatan, proporsi tindakan wawancara dengan perawat bangsal Lili di
operasi caesarea di Asia yang diwakili 9 RSUD Tidar Magelang, meskipun telah
negara sebesar 27,3% dan di Asia diberi terapi farmaka (analgetik) dan terapi
Tenggara sebesar 27%. Menurut WHO non farmaka (teknik nafas dalam), nyeri
terjadi peningkatan persalinan dengan pada pasien post sectio caesarea masih
sectio caesarea di seluruh Negara selama belum bisa teratasi, dibuktikan dengan
tahun 2007-2008 yaitu 110.000 per nyeri yang dirasakan pasien berkisar
kelahiran di seluruh Asia (Gibbons, 2010). antara skala 5 - 7.
Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan Masalah utama dan pertama yang
kelahiran dengan metode sectio caesarea dikeluhkan ibu post sectio caesarea adalah
sebesar 9,8% dari total 49.603 kelahiran nyeri pada daerah insisi, dimana nyeri
sepanjang tahun 2010 sampai dengan yang dirasakan unik, universal dan bersifat
2013, dengan porposi tertinggi di DKI individual yang membuat seseorang
Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi merasa tidak nyaman. Tindakan
Tenggara (3,3%). Di Jawa Tengah sectio caesarea, mengakibatkan
persalinan dengan Sectio Caesarea pada terjadinya kerusakan jaringan karena
tahun 2013 sebesar 10% (Riskesdas, robekan dari proses pembedahan yang
2013). Meskipun angka kejadian sectio dapat menimbulkan nyeri (Asmadi, 2008).
caesarea di Jawa Tengah masih tergolong Selama proses pembedahan pasien akan
rendah, namun perlu diwaspadai karena diberi anastesi, namun ketika efek anastesi
sectio caesarea tetap merupakan prosedur berakhir maka pasien akan merasakan
pembedahan disertai dengan sayatan di nyeri yang sangat mengganggu.
dinding perut dan rahim, yang dapat Penanganan nyeri yang digunakan
mengakibatkan timbulnya jaringan parut pada post sectio caesarea berupa
dan perlengketan pada bekas lukanya. penanganan farmaka. Namun demikian
Beberapa studi membuktikan adanya pemberian terapi farmaka tidak dapat
peluang terjadinya peningkatan masalah meningkatkan kemampuan pasien untuk
pada kehamilan berikutnya baik untuk ibu mengontrol nyerinya sendiri (Van Kooten,
ataupun bayinya (Suryati, 2012). 1999 dalam Anggorowati dkk, 2007).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Sehingga perlunya kombinasi tindakan
yang diperoleh dari rekam medik bangsal manajemen non farmaka untuk
Lili di RSUD Tidar Magelang, didapatkan mengurangi sensori nyeri tersebut. Salah
data ibu melahirkan melalui sectio satu terapi nonfarmaka yang dapat
caesarea pada tahun 2013 sebesar 5,2%, digunakan yaitu relaksasi genggam jari.
pada tahun 2014 sebesar 7,3%, pada Relaksasi genggam jari adalah terapi
tahun 2015 sebesar 8,2%, pada tahun yang berhubungan dengan pengelolaan dan
2016 sebesar 10,7% dan pada tahun mengembangkan emosional, dimana
2017 sebesar 11,1%. Angka persalinan emosi merupakan gelombang energi yang
dengan sectio caesarea di RSUD Tidar mengalir dalam tubuh, pikiran dan jiwa.
Magelang pada 5 tahun terakhir sebesar Relaksasi genggam jari dapat mengurangi
4.712 dari total 11.044 persalinan. Pada 5 nyeri dan mengontrol diri ketika terjadi
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 174
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
perasaan yang tidak nyaman juga dapat sebanyak 3 tetes. Dilakukan 3 kali sehari
menenangkan pikiran dan mengontrol selama 10 menit dalam 30 kali hirupan,
emosi (Liana, 2008). pada pagi, siang dan malam selama 2 hari,
Terapi nonfarmaka lain yang dapat yaitu H0 dan H+1.
digunakan adalah aromaterapi, dimana Dalam penelitian ini alat ukur yang
Aromaterapi terdiri dari minyak esensial digunakan dalam mengukur skala nyeri
dan senyawa aromatik yang mudah post sectio caesarea adalah universal pain
menguap. Aromaterapi dapat digunakan asessment tool.
untuk mempengaruhi jiwa, emosi, fungsi
kognitif dan kesehatan (Nurgiwiati, 2015). HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu jenis aromaterapi, yaitu a. Hasil
aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon
merupakan salah satu jenis aromaterapi
yang dapat digunakan untuk mengatasi
nyeri dan cemas. Zat yang terkandung
dalam lemon salah satunya adalah linalool
yang dapat berguna untuk menstabilkan
sistem syaraf sehingga dapat
menimbulkan efek tenang bagi yang
menghirupnya (Wong, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas,
peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat
efektifitas terapi relaksasi genggam jari bahwa rata-rata usia responden pada
dan aromaterapi lemon terhadap intensitas kelompok relaksasi genggam jari adalah
nyeri pada pasien post sectio caesarea? 25,80 dengan standar deviasi 6,288.
Sedangkan pada kelompok aromaterapi
METODE PENELITIAN lemon, rata-rata usia responden adalah
Design penelitian ini menggunakan 26,05 dengan standar deviasi 6,613. Uji
Quasi Eksperimental dengan non homogenitas pada kelompok relaksasi
randomized pre-test and post-test with genggam jari dan aromaterapi lemon
control group Design.. Subjek yang sebesar 0,468.
berpartisipasi dalam penelitian ini adalah Tingkat pendidikan responden pada
ibu post sectio caesarea, dimana subjek kelompok relaksasi genggam jari
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sebagian besar adalah SMP sebanyak 10
kelompok intervensi dan kelompok orang (50%). Sedangkan pada kelompok
kontrol. Kelompok intervensi diberi aromaterapi lemon, sebagian besar pada
perlakuan berupa pemberian aromaterapi, tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak
sedangkan kelompok kontrol diberi 11 orang (55%). Uji homogenitas pada
perlakuan berupa pemberiaan relaksasi kedua kelompok tersebut sebesar 0,299.
genggam jari. Pekerjaan responden pada
Relaksasi genggam jari ini dilakukan kelompok relaksasi genggam jari dan
selama 3 menit di setiap jari dengan aromaterapi lemon sebagian besar
mengatur pernafasan dan konsentrasi, bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT).
ketika menghembuskan nafas genggaman Pada kelompok relaksasi genggam jari
perlahan dilepaskan. Relaksasi genggam yang bekerja sebagai ibu rumah tangga
jari dilakukan sebanyak 3 kali sehari pagi, (IRT) yaitu sebanyak 15 orang (75%)
siang dan malam selama 2 hari yaitu H0 dan pada kelompok aromaterapi lemon
dan H+1. sebanyak 12 orang (60%). Uji
Pemberian minyak aroma lemon homogenitas pada kedua kelompok
dengan cara dihirup melalui hidung tersebut adalah 0,575.
dengan menggunakan tissu atau kassa
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 175
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Rata-rata gambaran nyeri sebelum < 0,05 yang menunjukkan bahwa ada
dilakukan relaksasi genggam jari adalah perbedaan yang signifikan antara
5,80 dengan standar deviasi 0,833. sebelum dan sesudah diberikan terapi
Sedangkan pada kelompok aromaterapi relaksasi genggam jari.
lemon, rata-rata gambaran nyeri
sebelum tindakan adalah 5,65 dengan
standar deviasi 0,988. Uji homogenitas
pada kelompok relaksasi genggam jari
dan aromaterapi lemon sebesar 0,237.

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan


adanya penurunan skala nyeri post sectio
caesarea sebelum dan sesudah diberikan
terapi relaksasi genggam jari pada
tindakan hari ke-0 dan hari ke-1. Pada
tindakan pertama yang diberikan pada
hari ke-0, didapatkan selisih antara
sebelum dan sesudah diberikan tindakan
relaksasi genggam jari adalah 0,45
dengan p = 0,003.
Selisih antara sebelum dan sesudah
diberikan tindakan relaksasi genggam
jari pada tindakan kedua adalah 1,00
dengan p = 0,000. Selisih antara sebelum
dan sesudah diberikan tindakan relaksasi
genggam jari pada tindakan ketiga
adalah 0,75 dengan p = 0,000. Selisih
antara sebelum dan sesudah diberikan
tindakan relaksasi genggam jari pada
tindakan keempat adalah 0,80 dengan p
= 0,000. Selisih antara sebelum dan
sesudah diberikan tindakan relaksasi
genggam jari pada tindakan kelima Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan
adalah 0,95 dengan p = 0,000. adanya penurunan skala nyeri post sectio
Tindakan keenam pada hari ke-1 caesarea sebelum dan sesudah diberikan
menunjukkan bahwa adanya penurunan aromaterapi lemon pada tindakan hari
skala nyeri sebelum dan sesudah di ke- 0 dan hari ke-1. Pada tindakan
berikan terapi relaksasi genggam jari. pertama yang diberikan pada hari ke-0,
Selisih antara sebelum dan sesudah didapatkan selisih antara sebelum dan
diberikan tindakan relaksasi genggam sesudah diberikan aromaterapi lemon
jari pada tindakan keenam adalah 0,25 adalah 1,95 dengan p = 0,000. Tindakan
dengan p = 0,025. Hal ini berarti nilai p kedua pada hari ke-0 juga menunjukkan
adanya penurunan skala nyeri sebelum
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 176
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
dan sesudah di berikan aromaterapi efektif dalam mengatasi nyeri post sectio
lemon. Selisih antara sebelum dan caesarea yaitu aromaterapi lemon.
sesudah diberikan tindakan aromaterapi b. Pembahasan Karakteristik
lemon pada tindakan kedua adalah 1,55 Responden
dengan p = 0,000. Selisih antara sebelum Hasil penelitian ini menunjukkan
dan sesudah diberikan tindakan bahwa rata-rata usia pada kelompok
aromaterapi lemon pada tindakan ketiga relaksasi genggam jari adalah 25 tahun
adalah 1,10 dengan p = 0,000. . Selisih dan pada kelompok aromaterapi lemon
antara sebelum dan sesudah diberikan adalah berusia 26 tahun. Hasil
aromaterapi lemon pada tindakan penelitian ini sejalan oleh penelitian
keempat adalah 1,00 dengan p = 0,000. yang dilakukan oleh Astutik (2017)
Selisih antara sebelum dan sesudah yang menunjukkan bahwa rata-rata
diberikan tindakan aromaterapi lemon usia responden post sectio caesarea
pada tindakan kelima adalah 0,85 adalah 21-30 tahun. Usia merupakan
dengan p = 0,000. Selisih antara sebelum variabel penting yang mempengaruhi
dan sesudah diberikan tindakan relaksasi nyeri. Perbedaan perkembangan yang
genggam jari pada tindakan keenam ditemukan di antara kelompok usia
adalah 0,75 dengan p = 0,000. Hal ini dapat mempengaruhi cara bereaksi
berarti nilai p < 0,05 yang menunjukkan terhadap nyeri (misalnya, anak- anak
bahwa ada perbedaan yang signifikan dan lansia) (Potter dan Perry, 2010).
antara sebelum dan sesudah diberikan Tingkat pendidikan pada kelompok
aromaterapi lemon. relaksasi genggam jari adalah tingkat
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan pendidikan SMP sebanyak 10 orang
bahwa sebelum dan setelah dilakukan (50%) dan pada kelompok aromaterapi
relaksasi genggam jari dan aromaterapi lemon pada tingkat pendidikan SMA
lemon pada hari ke-0, tindakan pertama sebanyak 11 orang (55%). Menurut
didapatan p = 0,000 (p value < 0,05). Yaeni (2013), respon terhadap
Tindakan kedua didapatkan p = 0,000 (p stimulus dari luar dipengaruhi oleh
value < 0,05). Tindakan ketiga pada hari tingkat pendidikan dimana
ke-0 didapatkan p = 0,005 (p value < seseorang dengan pendidikan lebih
0,05). Tindakan keempat pada hari ke-1 tinggi akan memberikan respon lebih
didapatkan data p = 0,037 (p value < rasional daripada seorang dengan
0,05). Tindakan kelima didapatkan p = pendidikan yang rendah. Hal ini
0,298, dan pada tindakan keenam p = selanjutnya menunjukkan kesadaran
0,002 (p value < 0,05). dan pada dan usaha pencapaian atau
tindakan keenam p = 0,002 (p value < peningkatan derajat kesehatan yang
0,05) yang artinya terdapat perbedaan lebih baik pada yang berpendidikan
yang signifikan pada skala nyeri post tinggi daripada yang
sectio caesarea setelah diberikan berpendidikan yang lebih rendah.
tindakan relaksasi genggam jari dan Hasil penelitian ini menunjukkan
aromaterapi lemon. bahwa sebagian besar pekerjan pada
Dari hasil tersebut didapatkan kelompok relaksasi genggam jari dan
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kelompok aromaterapi lemon adalah
yang signifikan antara relaksasi ibu rumah tangga (IRT). Hasil
genggam jari dengan aromaterapi lemon penelitian yang dilakukan oleh
terhadap intensitas nyeri post sectio Rahmawati (2016) menunjukkan
caesarea. Dengan demikian kedua bahwa sebagian besar status pekerjaan
terapi tersebut efektif dalam pada responden post sectio caesarea
menurunkan intensitas nyeri post sectio adalah ibu rumah tangga (IRT) yaitu
caesarea. Namun terapi yang lebih sebesar 64,3%. Menurut penelitian
Yaeni (2013) didapatkan hasil bahwa
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 177
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
terdapat hubungan yang signifikan lavender dengan nilai perbedaan rata-
antara status pekerjaan dengan tindakan rata sebanyak 4 pada tindakan
sectio caesarea, dengan analisis chi- aromaterapi lemon dan perbedaan rata-
square p = 0,000. rata pada tindakan aromaterapi lavender
yaitu 2,15.
c. Perbedaan Intensitas Nyeri
Sebelum dan Setelah Dilakukan e. Perbedaan Intensitas Nyeri
Relaksasi Genggam Jari Sebelum dan Setelah Dilakukan
Pada hasil analisis menunjukkan Relaksasi Genggam Jari dan
bahwa ada perbedaan rata-rata yang Aromaterapi Lemon
signifikan antara sebelum dan setelah Dari hasil penelitian ini
dilakukan tindakan relaksasi genggam menunjukkan bahwa kedua tindakan ini
jari dengan p value = 0,003. Penelitian efektif dalam menurunkan intensitas
ini didukung oleh penelitian lainnya, nyeri pada pasien post sectio caesarea.
yaitu penelitian Pinandhita (2012) yang Namun aromaterapi lemon lebih efektif
menyatakan bahwa ada pengaruh teknik dalam mengatasi nyeri post sectio
relaksasi genggam jari terhadap caesarea.
penurunan intensitas nyeri pasien post Hasil penelitian ini sejalan dengan
operasi laparatomi dengan p value penelitian yang dilakukan oleh
sebesar 0,000 (p<α). Penelitian dari Purwandi, Fadila, dkk (2014), dengan
Astutik, Puji dan Kurlinawati, Eka judul Efektifitas terapi aroma lemon
(2017) juga menyatakan bahwa terdapat terhadap penuruan skala nyeri pada
pengaruh relaksasi genggam jari pasien post laparatomi. Pada penelitian
terhadap penurunan nyeri pada pasien tersebut menyatakan bahwa terdapat
post sectio caesarea dengan kombinasi penurunan skala nyeri setelah diberikan
hipnopuntur dan didapatkan P value terapi aroma lemon dengan p value =
0,001 ≤ α = 0,05. 0,000 (p<0,05). Penelitian ini juga
didukung oleh penelitan yang
d. Perbedaan Intensitas Nyeri dilakukan Suwanti, Susi, dkk (2018),
Sebelum dan Setelah Dilakukan dengan judul penelitian Pengaruh
Pemberian Aromaterapi Lemon aromaterapi lemon (cytrus) terhadap
Pada hasil analisis menunjukkan penurunan nyeri menstruasi pada
bahwa ada perbedaan rata-rata yang mahasiswi di Universitas Respati
signifikan antara sebelum dan setelah Yogyakarta dengan hasil bahwa
diberikan aromaterapi lemon dengan p terdapat pengaruh aromaterapi lemon
value = 0,000. Penelitian ini didukung (cytrus) terhadap penurunan nyeri
oleh penelitian dari Khasani, Isa dan menstruasi dengan p value = 0,000
Amriyah, Nisa (2012) yang menyatakan (p<0,05).
bahwa terdapat pengaruh pemberian Aromaterapi lemon lebih efektif
aromaterapi terhadap nyeri pada pasien dalam menurunkan intensitas nyeri post
post sectio caesarea dengan p value = sectio caesarea karena aromaterapi
0,001 ≤ α = 0,05. lemon memiliki efek positif, dengan
Hasil penelitian ini juga didukung aroma segarnya dan harum dapat
oleh penelitian Rahmawati, Ina (2016) merangsang sensori dan akhirnya
yang meneliti efektifitas aromaterapi mempengaruhi organ lainnya sehingga
lavender dan aromaterapi lemon dapat menimbulkan efek yang kuat
terhadap penurunan intensitas nyeri terhadap emosi. Aromaterapi lemon
pasien post sectio caesarea, dan merupakan salah satu jenis aromaterapi
menyatakan bahwa aromaterapi lemon yang dapat digunakan untuk mengatasi
lebih efektif dalam menangani nyeri post nyeri dan cemas. Zat yang terkandung
sectio caesarea daripada aromaterapi dalam lemon salah satunya adalah
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 178
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
linalool yang dapat berguna untuk lainnya yaitu kekuatan pada
menstabilkan sistem syaraf sehingga genggaman seorang individu yang
dapat menimbulkan efek tenang bagi berbeda-beda.
yang menghirupnya (Wong, 2010).
Menurut Indah (2013) pengaruh KESIMPULAN
minyak lemon terhadap perasaan Tingkat nyeri post sectio caesarea
tenang disebabkan oleh kandungan sebelum dilakukan pemberian
kimia utama minyak lemon adalah aromaterapi lemon yaitu 5,65 atau dalam
linalool yang dapat meningkatkan rentang skala sedang. Tingkat nyeri post
sirkulasi dan menghantarkan pesan sectio caesarea setelah dilakukan
elektrokimia ke susunan saraf pusat. pemberian aromaterapi lemon yaitu 0,15
Selanjutnya linalool ini akan atau dalam rentang skala ringan.
menyebabkan spasmolitik serta Terdapat perbedaan tingkat nyeri post
menurunkan aliran impuls saraf yang sectio caesarea sebelum dan setelah
mentransmisikan nyeri. dilakukan pemberian aromaterapi lemon
Menurut Namazi, dkk (2014), dengan p value = 0,000. Terdapat
kandungan senyawa kimia lain yang perbedaan tingkat nyeri post sectio
ada pada minyak aromaterapi lemon caesarea pada kedua kelompok tersebut.
adalah limeone. Limeone adalah Terdapat perbedaan yang signifikan
komponen yang dapat menghambat antara tindakan relaksasi genggam jari
sistem kerja prostaglandin sehingga dan aromaterapi lemon dalam
menyebabkan nyeri berkurang. Selain menurunkan intensitas nyeri pada ibu
itu, limeone akan mengontrol post sectio caesarea. Aromaterapi lemon
siklogienase I dan II, mencegah lebih efektif dalam mengurangi intensitas
aktifitas prostaglandin dan mengurangi nyeri post sectio caesarea dibandingkan
rasa sakit. Aromaterapi lemon juga ini dengan relaksasi genggam jari.
bermanfaat untuk mengurangi
ketegangan otot yang dapat REFERENSI
mempengaruhi intensitas nyeri. Dalam A.A, Citra Hutri. (2014). Faktor-faktor
pemberian tindakan aromaterapi yang Mempengaruhi Intensitas
didapatkan penurunan nyeri pada Nyeri Pasien Pasca Bedah
responden sampai responden tidak Abdomen di Rumah Sakit Umum
merasakan nyeri, ini karena Daerah dr. Pirngadi Medan. Medan
aromaterapi yang diolah dan : Universitas Sumatra Utara.
dikonversikan oleh tubuh menjadi Mandagi, Cynthya, dkk. (2017).
suatu aksi dengan pelepasan substansi Karakteristik yang Berhubungan
neurokimia berupa zat endorpin dan dengan Tingkat Nyeri pada Pasien
serotonim. Sehingga berpengaruh Fraktur di Ruang Bedah Rumah
langsung pada organ penciuman dan Sakit Umum GMIM Bethesda
dipersepsikan oleh otak untuk Tohomon. E- journal Keperawatan
memberikan reaksi yang membuat (e-Kp), Volume 5. No. 1. Tomohon
perubahan fisiologis pada tubuh, : Universitas Sam Ratulangi
pikiran, jiwa dan menghasilkan Andarmoyo,Sulistyo. (2013).
menenangkan (Koensoemardiyah, Konsep dan
2009). Proses Keperawatan
Kelemahan dari relaksasi genggam Nyeri. Yogyakarta:
jari dalam mengatasi nyeri pada post Ar-Ruzz Media
sectio caesarea adalah membutuhkan Anggorowati,dkk. (2007). Efektifitas
waktu yang cukup lama untuk pemberian intervensi spiritual
konsentrasi dan memfokuskan pikiran “spirit ibu” terhadap nyeri post
pada genggaman jari. Kelemahan sectio caesarea (SC) pada RS sultan
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 179
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Agung dan RS Roemani Prostate di Rumah Sakit Umum
Semarang.Journal Media Ners, Pusat Fatmawati. (Thesis).
Vol.8 No.2, Universitas Indonesia
Aprianto. (2012). Perbedaan Imajinasi Gibbons, L . et all. (2010). The Global
Terpimpin Dengan Mendengarkan Numbers and Costs of Additionally
Musik Keroncong Terhadap Needed and Unne cessary
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Caesarean Sections Performed per
Operasi Hernia Di RSUD Wilayah Year: Overase as a Barter to
Kabupaten Pekalongan. Eskripsi. Universal Coverage. World
Pekalongan Health Report
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Haniyah, Siti, dkk. (2016). Efektifitas
Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Teknik Relaksasi Genggam Jari
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Terhadap Nyeri Post Sectio
Salemba Medika Caesarea di RSUD Ajibarang.
Astutik Puji dan Kurlinawati Jurnal Muswil Ipemi. Purwokerto :
Eka.(2017).Pengaruh Relaksasi STIKes Harapan Bangsa
Genggam Jari Terhadap Penurunan Hidayat, A.A.A & Uliyah, M. (2008).
Nyeri Pada Pasien Post Sectio Keterampilan Dasar Praktik
Caesarea Di Ruang Delima Rsud Klinik untuk Kebidanan.
Kertosono:Stikes Satria Bhakti Jakarta:Salemba Medika
Nganjuk Jaelani. (2009). Aromterapi. Jakarta:
Aticeh, Kurningsih. (2016). Lemon Pustaka Populer Obor
Aromatherapy Oils Effectively Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W.
Lowering Labor Pain Active Phase (2010). Asuhan Keperawatan Post
I Jakarta : Department Midwifery of Operasi. Yogyakarta : Nuha
the Ministri of Medika
Health Polytechnic. Pinandita, Iin, dkk. (2012). Pengaruh
Aulia, Dian, dkk. (2016). Akupresur Teknik Relaksasi Genggam Jari
Efektif Mengatasi Intensitas Nyeri Terhadap Penurunan Intensitas
Post Sectio Caesarea.Skripsi : Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Magelang Laparatomi. Jurnal Ilmiah
Baradero, Dayrit & Siswadi. (2009). Kesehatan Keperwatan, Volume 8,
Keperawatan Perioperatif : No.1. Gombong : Stikes
Prinsip dan Praktik.Jakarta : EGC Muhammadiyah Gombong
Batbual, B.(2010). Potter, P.A, and Perry, A.G. (2010).
Hypnosis Fundamentals of Nursing,
Hypnobrithing : Nyeri Persalinan Fundamental Keperawatan buku
dan berbagai 1 Edisi 8. Jakarta : Salemba
Metode Medika
Penanggulangannya. Yogyakarta : Prasetyo,SN. (2010). Konsep dan Proses
Gosyen Publishing Keperawatan Nyeri. Yogyakarta.
Cane,PM. (2013). Hidup Sehat dan Graha Ilmu
Selaras : Penyembuhan Trauma. Pratiwi, A. (2011). Buku Ajar
Alih Bahasa: Maria,S & Keperawatan Transkultural. Edisi
Emmy,L.D. Yogyakarta: Pertama, Yogyakarta : Gosyen
Capacitar International. INC Publishing.
Datak, G. (2008). Perbedaan Rileksasi Prawirohardjo,S. (2010). Ilmu Bedah
Benson Terhadap Nyeri Pasca Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Bedah Pada Profil Dinas Kesehatan Magelang. (2010).
Pasien Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Transurethral Resection of The Tengah
Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 180
“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
Purwandari, Fadila, dkk. (2013). Sulung, Neila dan R.D. Sarah. (2017).
Efektifitas Terapi Aroma Lemon Teknik Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Terhadap Intensitas Nyeri pada
Pada Pasien Post Laparatomi. Pasien Post Appendiktomi.
Riau : Universitas Riau Jurnal Endurance 2(3).
Rahman Aditya T.R,(2015). Analisis Bukittinggi : Stikes Keperawatan
Statistik Fort De Kock
Penelit Suryati, Tati. (2012). Analisis Lanjut
ian Kesehatan.Bogor:In Media Data Riskesdas 2010:Persentase
Rahmawati, Ina,dkk. (2016). Efektifitas Operasi Caesaria Di Indonesia
Aromaterapi Lavender dan Melebihi Standard Maksimal,
Aromaterapi Lemon terhadap Apakah Sesuai Indikasi
Intensitas Nyeri Post Sectio Medis?.Buletin Penelitian Sistem
Caesarea (SC) di Rumah sakit Kesehatan – Vol. 15 No. 4
Budi Rahayu Kota Magelang. Oktober 2012
Skripsi: Magelang Suwanti, Susi, dkk. (2018). Pengaruh
Riskesdas. (2010). Riset Kesehatan Aromaterapi Lemon (cytrus)
Dasar. Badan Penelitian Dan terhadap Penurunan Nyeri
Pengembangan Menstruasi pada Mahasiswi di
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.
Dasar. Badan Penelitian Dan Jurnal Keperawatan Respati
Pengembangan Kesehatan Yogyakarta,5(1). Depok :
Kementerian Kesehatan RI. Bakti Universitas Respati Yogyakarta
Husada. Swarjana, K. (2015). Metodologi
Rustam,M. (2008). Sinopsis Obstetri. Penelitian Kesehatan (Edisi
Jakarta: EGC Revisi). Yogyakarta: Andi Offset
Saryono & Anggraeni, M. (2013). Tamsuri, Anas. (2007). Konsep dan
Metodologi Penelitian Kualitatif Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta:
dan Kuantitatif dalam Bidang EGC
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Virgona, A & Nur’aeni, S. (2013).
Medika Pengaruh Aromaterapi Lavender
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2010). Terhadap Intensitas Nyeri pada
Dasar-dasar Metodologi Pasien Pasca Operasi di RS
Penelitian Klinis. Jakarta: CV Dustira Cimahi. Jurnal
Sagung Seto Keperawatan Soedirman (The
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2014). Soedirman Jurnal of Nursing),
Dasar-dasar Metodologi Volume 8, No. 2
Penelitian Klinis Ed. 5. Jakarta: Vianney, Lwebuga. (2016). Experiences
CV Sagung Seto of patients during postoperative
Solehati, Tetti dan Kosasih, Cecep Ali. pain management- Challenges for
(2015).Konsep dan Aplikasi nurses when providing evidence
Relaksasi dalam Keperawatan based care to patients in a
Maternitas.Edisi 1. Bandung: multicultural setting. A
Refika Aditama qualitative study. Yakeshoskolan
Sujarweni. (2015). Statistik untuk
Kesehatan. Yogyakarta: Gava
Media

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 181


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK SANYIANJIAO (SP-6) TERHADAP
INTENSITAS DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI PANTI ASUHAN
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Putri Nur Indah Sari1), Siti Haniyah2), Maria Paulina Irma3)


1
Mahasiswa Ilmu Keperawatan S1, Universitas Harapan Bangsa Purwokerto
2,3
Dosen Keperawatan S1, Universitas Harapan Bangsa Purwokerto
Email : pisputri@gmail.com

ABSTRACT

Dysmenorrhea pain occurs cause the endometrium has a high amount of prostaglandin F2
alpha which increases the contraction of endometrial cells in the firm uterus and is able to
constrict blood vessels. The symptoms that occur in dysmenorrhea are mood changes, nausea,
vomiting, diarrhea dizziness, headache, sweating, tachycardia, and even syncope. Acupressure
can help to decrease pain using touch or pressure at a specific point to balance vital energy in
the body Sanyinjiao poins is one acupoint or meeting point of spleen, liver, and kidney channels
located in the spleen meridian. That is four fingers above in the ankle behind the posterior edge
of the tibia. The purpose to analyse effectiveness of acupressure to pain intensity, this research
used was experimental with One Group Pretest And Posttest design. The sample used
Purposive Sampling.Respondents in this study were 21 people who suffered from
dysmenorrhea. The data was taken by observating pain scale before and after acupressure
used Numeric Rating Scale observation sheet. The result used statistical was Wilcoxon pain
scale before and after doing showed p-value 0,000 (P<0,05). Then it was concluded that the
acupressure given affect reduce pain dysmenorrhea in female teenegers in the orphanage
Muhammadiyah Purwokerto.
Keywords : Acupressure Sanyinjiao Point, Dysmenorrhea Pain, Female Teenegers.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 182


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PENDAHULUAN dengan desain Pra Eksperimental Pre
Nyeri dismenore terjadi karena Test and Post Test One Group Design.
endometrium mengalami peningkatan Dimana suatu kelompok
prostaglandin F2 alfa dalam jumlah tinggi diobservasi sebelum diberikan perlakuan
sehingga meningkatkan kontraksi sel kemudian diberikan perlakuan lalu
endometrium di uterus yang kuat dan diobservasi kembali setelah diberikan
mampu menyempitkan pembuluh darah. perlakuan, sehingga hasil dari perlakuan
Gejala yang muncu pada dismenore dapat diketahui lebih akurat karena dapat
adalah perubahan mood, mual dan dibandingkan dengan hasil sebelum
muntah, diare, sakit kepala, pusing, diberikan perlakuan (Sugiyono, 2012).
berkeringat, takikardi, bahkan pingsan. Jenis penelitian ini merupakan cara
Untuk membantu mengurangi nyeri pengukuran dengan melakukan satu kali
dismenore dapat dilakukan dengan tehnik pengukuran didepan (pretest) sebelum
akupresur yaitu melakukan penekanan adanya perlakuan dan setelah itu
pada titik tertentu untuk dilakukan pengukuran lagi (posttest)
menyeimbangkan energi vital ditubuh. (Sugiyono, 2012).
Sanyinjiao merupakan salah satu acupoint Lokasi penelitian ini akan
atau titik pertemuan limpa, hati, dan dilakukan di Panti Asuhan
saluran ginjal yang terletak di limpa Muhammadiyah Purwokerto Penelitian
meridian, yaitu empat jari diatas dalam ini akan dilakukan pada bulan Desember
pergelangan kaki belakang tepi posterior 2017 sampai April 2018. Pengambilan
tibia. data akan dilakukan pada bulan Maret
Di indonesia angka kejadian 2018.
dismenore pada remaja sebesar 64,25%
yang terdiri dari 54,89% mengalami Populasi Dan Sample
dismenore primer dan 9,36% mengalami Populasi pada penelitian ini adalah
dismenore sekunder (Purba, 2013). semua remaja putri di Panti Asuhan
Hasil pra survey yang dilakukan di Muhammadiyah Purwokerto sebanyak 40
panti asuhan Muhammadiyah Purwokerto responden. Sampel dalam penelitian ini
pada bulan Maret 2018, total jumah adalah remaja putri di Panti Asuhan
remaja putri yang sudah mengalami Muhammadiyah Purwokerto sebanyak
menstruasi sebanyak 40 orang, dengan 21 21 responden. Teknik pengambilan
orang mengalami nyeri dismenorhe sampel yang akan digunakan dalam
sedang dan 15 orang mengalami penelitian ini adalah Purposive Sampling
dismenorhe ringan. Berdasarkan jumlah . Pengambilan sampel secara Purposive
40 remaja putri yang mengalami nyeri sampling yaitu Purposive Sampling yaitu
dismenorhe terdapat 28 anak yang teknik penetapan sampel dengan cara
mengatasi nyeri dismenorhe dengan memilih sampel diantara populasi sesuai
beristirahat, 10 anak tidak mengatasi yang dikehendaki peneliti, sehingga
dengan cara apapun, 2 anak mengatasi sampel tersebut dapat mewakili
dengan meminum obat analgetik. karakteristik populasi yang telah
dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008).
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian hasil akhir
dari suatu tahap keputusan yang dibuat
oleh peneliti berhubungan dengan
bagaimana suatu penelitian bisa
diterapkan (Nursalam, 2008). Penelitian
ini mengunakan rancangan penelitian

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 183


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
HASIL Tabel 4.3 hasil pengukuran
1. Karakteristik umum responden kualitas nyeri dismenore
Karakteristik berdasarkan usia responden
Tabel 4.1 karakteristik umum
responden berdasarkan usia

Berdasarkan tabel 4.3


Didapatkan hasil pengukuran kualitas
nyeri diketahui sebelum diberikan
terapi Akupresur pada 21 responden
mempunyai skor rata-rata 4,33 dengan
Std. Deviation 1,238 dan skor terendah
Berdasarkan tabel 4.1 Didapatkan 3, tertinggi 8. Sedangkan setelah
bahwa karakteristik responden dilakukan terapi Akupresur pada 21
berdasarkan usia dalam penelitian ini responden skala nyeri responden
terdiri dari 21 responden yang terbagi mempunyai nilai rata-rata 3,29 dengan
menjadi dua kategori usia remaja awal Std. Deviation 1,056 dan skor terendah
(usia 12-16 tahun) sebanyak 15 orang 2, tertinggi adalah 6.
(71,4%) dan kategori usia remaja akhir Analisis yang digunakan adalah
(usia 17-25 tahun) sebanyak 6 orang uji komparatif t-test dependent jika data
(28,6%). tidak terdistribusi normal maka
menggunakan uji alternatif lain yang
Karakteristik berdasarkan usia menarche digunakan dari Paired Sample t-test
Tabel 4.2 karakteristik responden yaitu wilcoxon. Hasil uji normalitas
berdsarkan usia menarche didapatkan data terdistribusi normal
Usia Frequen Perce Mean jika nilai p>0,05, maka uji normalitas
cy nt data yang digunakan adalah Saphiro-
Menarc (F) (%) (Std.Devia
he si) Wilk, uji ini digunakan untuk sample
11 2 9.5 kecil (Saryono,2010).
12 10 47.6 12.48
(0,873) 3. Pengaruh Akupresur
13 6 28.6 Tabel 4.4 pengaruh pemberian
14 3 14.3 Akupresur
Total 21 100.0

Berdasarkan tabel 4.2


Didapatkan bahwa karakteristik
responden berdsarkan usia menarche
dalam penelitian ini terdiri dari 21
Berdasarkan Tabel 4.4. dapat
responden didapat hasil usia menarche
diketahui bahwa hasil korelasi dengan
termuda adalah pada usia 11 tahun
uji wilcoxon skala nyeri sebelum dan
(9.5%) dan usia tertua pada usia 14
sesudah dilakukan Akupresur diperoleh
tahun (14.3%) dengan nilai median
nilai p-value 0,000 atau lebih kecil dari
12.00.
nilai alpha 0,05, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada pengaruh
2. Pengukuran skala nyeri dengan
pemberian terapi Akupresur terhadap
pemberian Akupresur
intensitas nyeri dismenore.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 184


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PEMBAHASAN dapat dipengaruhi oleh pengalaman.
1. Karakteristik responden Semakin banyak pengalaman maka
a. Karakteristik berdasarkan usia akan mudah dalam menangani
Pada tabel 4.1 Didapatkan kecemasan atau ansietas terhadap nyeri.
bahwa karakteristik responden
berdasarkan usia dalam penelitian ini b. Karakteristik responden berdasarkan
terdiri dari 21 responden yang terbagi usia menarche
menjadi dua kategori usia remaja awal Berdasarkan tabel 4.2
(usia 12-16 tahun) sebanyak 15 orang Didapatkan bahwa karakteristik
(71,4%) dan kategori usia remaja akhir responden berdsarkan usia menarche
(usia 17-25 tahun) sebanyak 6 orang dalam penelitian ini terdiri dari 21
(28,6%). responden didapat hasil usia menarche
Responden dalam penelitian ini termuda adalah pada usia 11 tahun
berjumlah 21 orang dengan kategori (9.5%) dan usia tertua pada usia 14
usia remaja yang terdiri dari usia 13 tahun (14.3%) dengan nilai median
tahun- 20 tahun. Sesuai dengan kategori 12.00.
usia menurut Depkes RI (2009) yaitu Pubertas adalah masa saat anak
usia 12-16 tahun termasuk dalam anak mulai tumbuh menjadi remaja
kategori usia remaja awal dan usia 17- yang dipengaruhi oleh faktor yang
25 tahun termasuk usia remaja akhir. berkaitan dengan pertumbuhan dan
Sejalan dengan penelitian yang perkembangan organ reproduksi.
dilakukan oleh Julianti (2011) di SMA Seperti yang kita tahu salah satu tanda
Muhammadiyah 2 Pekanbaru sebagian memasuki masa pubertas adalah
besar berusia 16-18 tahun, didapatkan terjadinya menarche , yang pada
sebagia besar mendapatka nyeri umumnya dialami remaja pada usia 13-
dismenore 1-2 tahun setelah menarche. 14 tahun. Namun, pada saat ini usia
Hal ini sesuai dengan teori Reeder et al menarche banyak terjadi pada usia <12
(2012) dismenore merupakan salah satu tahun . Pada usia menarche yang masih
masalah ginekologi yang paling sering muda organ reproduksi belum
terjadi, dismenore terjadi setelah 6 berkembang secara maksimal dan
bulan sampai 2 tahun setelah menarche. masih terjadi penyempitan pada leher
Dismenore dapat terjadi pada rahim, sehingga akan timbul rasa sakit
semua usia dengan atau tanpa penyakit pada saat menstruasi yang disebabkan
penyerta. Pada dismenore primer akan karena organ reproduksi belum
terjadi penurunan nyeri pada usia 30-35 berfungsi secara maksimal (Sophia et
tahun sedangkan dismenore sekunder al, 2013).
umumnya terjadi pada usia lebih tua Berdasarkan penelitian
dari penderita dismenore primer, selain sebelumnya yang dijelaskan oleh
itu respon terjadinya nyeri juga banyak sophia et al (2013) menyatakan bahwa
dipengaruhi oleh faktor lainnya yaitu usia ideal seorang wanita yang
faktor usia, jenis kelamin, kebudayaan, mengalami menarche <12 tahun maka
perhatian, keletihan, ansietas, gaya memiliki kemungkinan 1,6 kali lebih
koping, pengalamanya sebelumnya dan besar mengalami nyeri dismenore
dukungan sosial dan keluarga. Usia dibanding mereka yang mengalami
juga merupakan faktor penting dalam menarche 13-14 tahun.
penyampaian nyeri karena pada usia Terjadinya menarche akan
anak belum dapat menyampaikan dipengaruhi oleh asupan nutrisi, dengan
respon nyerinya. Sehingga pengaruh apabila semakin baik asupan
semakin tua persepsi nyeri juga nutrisi anak maka semakin cepat usia

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 185


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
menarche semakin lambat juga jantung dan ginjal melalui saluran
terjadinya menopause sampai batas khusus, serta suplai darah pada hati
tertentu sehingga mengakibatkan nyeri disuplai kerahim. Apabila suplai darah
ketika menstruasi (Proverawati & ke hati sedikit, maka darah yang
Misaroh, 2009). disuplai ke rahim juga sedikit, hal inilah
yang dianggap sebagai nyeri dismenore
2. Skala nyeri dismenore sebelum (Wong, 2010).
dilakukan akupresur pada remaja
putri di panti asuhan 3. Skala nyeri dismenore sesudah
Muhammadiyah Purwokerto dilakukan terapi akupresur pada
Berdasarkan penelitian yang remaja putri dipanti asuhan
dilakukan oleh peneliti, sebelum Muhammadiyah Purwokerto.
diberikan terapi Akupresur pada 21 Hasil penelitian menunjukan
responden mempunyai skor rata-rata setelah dilakukan terapi Akupresur
nilai meannya 4,33 dengan Std. pada 21 responden skala nyeri
Deviation 1,238 dan skor terendah 3, responden mempunyai nilai rata-rata
tertinggi 8. (tabel 4.1). 3,29 dengan Std. Deviation 1,056 dan
Hasil ini sejalan dengan skor terendah 2, tertinggi adalah 6 (tabel
penelitian Efriyanthi dan Wayan (2015) 4.1).
tentang penurunan nyeri pada wanita Setelah dilakukan terapi
yang mengalami nyeri dismenore akupresur pada titik sanyinjiao (SP-6)
pemberian terapi akupresur yang remaja putri di panti asuhan
dilakukan kepada 30 responden Muhammadiyah Purwokerto, skala
didapatkan rata-rata skala nyeri nyeri responden tampak mengalami
sebelum terapi adalah 5,73. Sama penurunan nyeri dismenore. Hasil
halnya dengan penelitian ini bahwa penelitian sesudah dilakukan akupresur
semua responden mengalami sejalan dengan penelitian Efriyanthi
dismenorea dan dengan skala pretest dan Wayan (2015) bahwa penurunan
sedang. nyeri pada wanita dismenore pemberian
Hal ini mungkin terjadi karena akupresur yang dilakuka kepada 30
endometrium mengalami peningkatan responden didapatkan niai rata-rata dari
prostaglandin dalam jumlah tinggi hasil posttest yaitu 2,73. Hal tersebut
sehingga meningkatkan kontraksi menunjukan adanya penurunan skala
myometrium yang kuat dan mampu nyeri setelah diberikan terapi akupresur.
menyempitkan pembuluh darah Hal ini disebabkan karena efek
sehingga menyebabkan nyeri. Beberapa penekanan di titik akupresur terkait
faktor yang dapat menyebabkan dengan dampaknya terhadap produksi
dismenore yaitu faktor psikis, dan endhorpine dalam tubuh. Endhorpine
faktor edokrin. Dimana setiap faktor adalah pembunuh rasa nyeri yang
mempunyai peran sendiri sebagai dihasilkan sendiri oleh tubuh. Pelepasan
penyebab nyeri dismenore endhorpine dikontrol oleh sistem saraf,
(Kusmiran,2012). saraf sensitif dengan nyeri rangsangan
Selain itu penelitian lain yang dari luar dan begitu dipicu dengan
berjudul “Effect Of Sp6 Acupressure menggunakan teknik akupresur, akan
On Pain And Menstrual Distress In mengintruksikan sistem endokrin untuk
Young Women With Dysmenorrhea” melepas sejumlah endhorpine sesuai
menjelaskan bahwa menurut kebutuhan tubuh (Hasanah,2010).
pengobatan Cina, rahim merupakan Pada penelitian Khasanah,
salah satu organ yang terhubung dengan 2017. Dismenore dapat ditangani

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 186


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
dengan stimulus dari titik akupresur meskipun penekanan yang diberikan
yang melepaskan endorphine, sebanyak 100 putaran bila terlalu lama
serotonin, nepopinephrin yang mampu terasa sakit.
mengurangi nyeri, selain mengeluarkan Titik sanyinjiao adalah salah
endorphine stimulasi penekanan pada satu akupoint atau titik pertemuan
titik akupresur akan mengeluarkan limpa, hati, dan saluran ginjal yang
adrecorticotoprin (ACTH), beta terletak dilimpa meridian, yaitu empat
endorphine dan chemoreceptor trigger jari diatas dalam pergelangan kaki
zone (CTZ) yang dapat menghambat belakang tepi posterior tibia. Titik ini
stimulasi nyeri (Syarif, 2011). mudah diakses serta dapat diberikan
Penekanan pada titik akupresur tanpa bantuan dari staf medis
dapat memberikan asupan energipada (Charandabi, 2011). Sanyinjiao ini
organ reproduksi dan mengurangi skala merupakan titik yang digunakan untuk
nyeri (Widyawati, 2013). Pada saat memperkuat limpa, mengembalikan
mengalami nyeri dismenore pemijatan keseimbangan Yin dan Yang, darah,
dapat merilekskan otot yang kaku, hati, serta ginjal, dan memperlancar
akupresur digunakan untuk merangsang peredaran darah serta suplai darah
titik- titik yang ada ditubuh, menekan (Wong, 2010).
hingga masuk ke sistem saraf, prinsip Berdasarkan penelitian Nevy
dari akupresur ini dikenal sebagai 2017, mengemukakan akupresur dapat
adanya aliran energi vital di tubuh meningkatkan kaadar endorphin yang
dikenal dengan nama Chi atau Qi (Cina) berguna untuk pereda nyeri yang
dan Ki (Jepang). Aliran energi ini diproduksi tubuh dalam darah dan
sangat mempengaruhi kesehatan, suplai opioid peptida endogeneus di dalam
dan aliran energi vital berjalan di susunan syaraf pusat. Jaringan syaraf
saluran listrik tubuh yang tidak akan memberikan stimulus pada sistem
kelihatan yang disebut meridian endokrin untuk melepaskan endorphine
(Mardiatun, 2013). sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
diharapkan dapat menurunkan rasa
4. Perbedaan skala nyeri nyeri saat menstruasi. (Widyaningrum,
sebelum dan sesudah dilakukan 2013).
akupresur Hasil penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian menggunakan oleh Sriwahyuni 2015, menunjukan
uji wilcoxon skala nyeri sebelum dan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri
sesudah dilakukan Akupresur diperoleh yang signifikan atara sebelum dan
nilai p-value 0,000 atau lebih kecil dari sesudah intervensi pada kelompok
nilai alpha 0,05, maka dapat ditarik akupresur dengan p value 0,0001.
kesimpulan bahwa ada pengaruh Berdasarkan analisis univariat bahwa
pemberian terapi Akupresur (tabel 4.2). nilai-nilai rerata skala intensitas nyeri
Setelah dilakukan tindakan sebelum akupresur adalah sebesar 3,81
terapi akupresur, keluhan nyeri klien dan sesudah intervensi 1,67. Dapat
tampak mengalami penurunan, disimpulkan bahwa akupresur dapat
berdasarkan tindakan yang dilakukan menurunkan intensitas nyeri dismenore.
kepada 21 responden menunjukan
adanya perubahan yang dialami oleh KESIMPULAN
setiap individu rata rata menunjukan Karakteristik usia responden
penurunan intensitas nyeri, selain itu berdasarkan usia dalam penelitian ini
responden mengatakan pemberian terdiri dari 21 responden yang terbagi
akupresur memberikan rasa nyaman menjadi dua kategori usia remaja awal

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 187


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
(usia 12-16 tahun) sebanyak 15 orang serta waktu pengukuran yang sama
dan kategori usia remaja akhir (usia 17- pada setiap responden.
25 tahun) sebanyak 6 orang ,
karakteristik usia menarche responden DAFTAR PUSTAKA
termuda 11 tahun dan tertua 14 tahun Purba, EPN (2013). Hubunga
dengan nilai median 12.00 serta rata- Pengetahuan Dengan Perilaku
rata usia 12 tahun. Penanganan Dismenore Di SMA 7
Skala nyeri dismenore sebelum Manado. Diakses tanggal 3
dilakukan terapi akupresur berada pada November 2017, pukul 22.00.
skala minimal 3 maksimal 8 dengan Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
nilai rata-rata 4,33 dan setelah diberikan Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
terapi akupresur berada pada skala Cetakan Kedelapan. Bandung:
minimal 2 dan maksimal 6 denagn nilai Alfabeta.
rata-rata 3,29. Saryono. (2010). Metodologi Penelitian
Hasil uji wilcoxon menunjukan Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
adanya pengaruh dan perbedaan yang Pemula. Yogyakarta: Mitra
signifikan skala nyeri sesudah terapi Cendekia Press.
akupresur pada remaja putri di panti Nursalam. (2008). Konsep Dan
asuhan Muhammadiyah Purwokerto. Penerapan Metodologi Penelitian
Keperawaatan. Jakarta.
SARAN Reeder, M & Koniak, G. (2012).
Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Maternitas:
Penelitian ini dapat dijadikan Kesehatan Wanita, Bayi, dan
sumber pembeajaran, memperkaya Keluarga.ed.18. Vol 1. Jakarta:
ilmu pengetahuan atau referensi EGC.
tambahan dalam terapi non- Sophia, et all. (2013). Faktor-Faktor
farmakologi dalam ilmu keperawatan Yang Berhubungan Dengan
terhadap nyeri dismenore Dismenore Pada Siswi
Bagi remaja putri panti asuhan Smk Negeri 10 Medan Tahun
Muhammadiyah Purwokerto 2013. Vol 2
Disarankan untuk dapat No. 5 (2013)>Purba.
menerapkan terapi akupresur untuk http://jurnal.usu.ac.id/index.php/g
mengurangi nyeri dismenore yang tidak kre/ article/view/4060. Diakses
menimbukan efek samping dalam tanggal 6 Agustus 2018
menurunkan kejadian nyeri dismenore. Proverawati, A. & Misaroh, S. (2009).
Peneliti selanjutnya Menarche Menstruasi Penuh
Diharapkan untuk dapat Makna. Yogyakarta: Muha
mengembangkan penelitian dengan Medika
menggunakan penggabungan metode Kusmiran, E. (2012). Kesehatan
yang berbeda semisal akupresur dengan Reproduksi Remaja dan Wanita.
yoga, akupresur dengan exercise Jakarta: Salemba Medika
dengan Menggunakan kelompok Efriyanthi, IGGA Sri & Wayan,
kontrol sebagai pembanding. Serta Suardhana. (2015). Pengaruh
dapat mengembangkan dengan Terapi Akupresur Sanyinjiao
mengontrol faktor lain yang Point Terhadap Intensitas Nyeri
mempengaruhi nyeri dismenore seperti Dismenore Primer Pada
pengalaman sebelumnya, riwayat Mahasiswi Semester VIII
keluarga, dukungan sosial dan keluarga, Program Studi Keperawatan.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 188


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
http://ojs.unud,ac.id>issues>view Tabriz.Complementary Nursing
Diakses tanggal 6 Agustus 2018. journal, 16: 1-19.
Mardiatun.(2013). Pengaruh Akupresur http://www.ncbi.nlm.nij.gov>pub
Dalam Meminimalisir Dismenore med Diakses tanggal 6 Agustus
Primer Pada Remaja Putri 2018.
DiJurusan Keperawatan Poltekkes Widyaningrum, H.(2013).Pijat Refleksi
Kemenkes Mataram Tahun & Terapi Alternatif Lainya.
2013. Jakarta : Media Pressindo.
http://www.ejurnal.ung.ac.id Wong,C.L. (2010). Effect Of SP-6
Diakses tanggal 1 Agustus 2018. Acupressure On Pain And
Chrandabi,S.M. (2010). The Effect Of Menstrual Distress In Young
Acupressure At The Sanyinjiao Women With Dysmenorrhea.
Point (SP-6) On Primary Complementary Therapies in
Dysmenorrhea In Student critical practice, 16: 64-69.
Resident In Dormitories Of

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 189


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
EFEKTIFITAS PENATALAKSANAAN LOGOTERAPI PADA IBU DENGAN
DEPRESI SETELAH MELAHIRKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SOKARAJA II

Devita Elsanti1, Nurul Fatwati Fitriana2


1,2
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRAK

Perubahan psikologis setelah melahirkan adalah hal normal terjadi tetapi jika muncul gejala depresi seperti
menangis, kesedihan yang berkepanjangan maka akan menimbulkan dampak negatif baik bagi ibu maupun
bayi serta pasangannya bahwa depresi setelah melahirkan berawal dari masa prenatal dan berefek terhadap
berat bayi lahir rendah juga gestasi yang lambat. Logotherapi merupakan salah satu intervensi untuk
mengurangi depresi setelah melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas logotherapi
terhadap kejadian depresi setelah melahirkan pada ibu post partum pada ibu di Wilayah Puskesmas Sokaraja
II. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sample sebanyak 40 responden. Instrument yang
digunakan yaitu EPDS untuk mengukur tingkat depresi dan dilakukan observasi chart pelaksanaan logotherapi
sebelum dan sesudahnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden sebagian besar responden
berumur 20 – 35 tahun sebanyak 32 orang (80,0%), berpendidikan SD sebanyak 17 orang (42,5%), dan
pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 38 orang (9,5%). Kejadian depresi melahirkan sebanyak
25 ibu nifas dan efektif digunakan logoterapi dengan OR 6,333/ dan signifikan dilihat nilai p value dari uji
0.00. Logotherapi efektif untuk digunakan sebagai salah satu intervensi untuk menurunkan kejadian depresi
setelah melahirkan. Petugas kesehatan diberikan pealtihan kemudian dilakukan skreening depresi melahirkan
melahirkan persdalinan normal.

Keywords: logotherapi, depresi setelah melahirkan

PENDAHULUAN Di Indonesia, berdasarkan


Masa pasca bersalin adalah masa RISKESDAS 2013, kejadian depresi
dimana wanita mengalami perubahan baik setelah melahirkan dikategori salah satu
secara fisik maupun psikologis. Pada masa problem jiwa dan harus diatasi. Penelitian
inilah terjadi kembalinya organ reproduksi di Surabaya menemukan bahwa faktor
serta psikologis yang jika tidak ditangani penyebabnya adalah permasalahan
dengan baik akan berdampak negatif. keluarga, kekurangan support material
Salah satunya yaitu depresi setelah dan ditemukan prevalensi sebanyak 22,35
melahirkan merupakan perubahan mood % dari 100 responden.(Andajani-Sutjahto,
yang dapat menyebabkan dampak negatif 2010)
baik ibu maupun bayi serta pasangannya Intervensi yang dilakukan oleh
(America Psychological Association, beberapa penelitian untuk menurunkan
2004). Beberapa penelitian menyebutkan depresi setelah melahirkan banyak
bahwa depresi setelah melahirkan berawal ditemukan mulai dari teknik relaksasi,
dari masa prenatal dan berefek terhadap forum diskusi, bahkan sampai dengan
berat bayi lahir rendah juga gestasi yang teknik hynosis dan aromaterapi. Selain
lambat (Filed, 2006, Patel dan Prince, melakukan beberapa intervensi diatas,
2006). Depresi setelah melahirkan di Asia ditemukan pula terapi musik yang terbukti
menjadi sebuah problem karena mampu mengurangi dampak negatif
membebani biaya pengobatan dan rata terhadap kejadian depresi setelah
rata angka kejadian berkisar 3.5% sampai melahirkan. Logotherapi merupakan salah
63, 3% dimana Malaysia dan Pakistan satu alternatif untuk menurunkan depresi
dengan kejadian yang rendah dan yant setelah melahirkan dan belum banyak
tertinggi (Klainin dan Arthur, 2009). penelitian terhadap efektifitas penggunaan

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 190


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
logotherapi. Penelitian logotherapi yang Setelah Melahirkan di Wilayah Kerja
dilakukan pada tahun 2011 oleh Widiati Puskesmas Sokaraja II”.
diberikan kepada remaja yang harus
menjalani masa masa hukuman akibat METODE PENELITIAN
tindakan kriminal yang pernah dilakukan Desain yang digunakan dalam
rentan mengakibatkan ansietas dan terapi penelitian ini adalah “:Quasi experimental
logo diberikan untuk mengurangi serta pre dan post test with control group.”
membantu menyelesaikan kejadian Dengan intervensi logoterapi. Penelitian
ansietas (Widiati, 2011). Teknik logo ini untuk mengetahui perbedaan skala
terapi adalah relaksasi untuk mengurangi depresi setelah melahirkan sebelum dan
kecemasan serta depres dengan sesudah dilakukan pemberian logoterapi.
menganalogikan dimensi kerohanian pada Populasi dalam penelitian ini adalah
manusia di samping dimensi ragawi dan seluruh ibu melahirkan 6 minggu yang
kejiwaan, serta beranggapan bahwa tinggal di wilayah kerja Puskesmas
makna hidup (the meaning of life) dan Sokaraja II sebanyak 150 orang.
hasrat untuk hidup bermakna (the will of Penghitungan jumlah sampel yang
meaning) merupakan motivasi utama diambil berdasarkan Slovin sebanyak 40
manusia guna meraih taraf kehidupan responden. Teknik pengambilan sampel
bermakna (the meaningful life) yang yang digunakan adalah purposive
didambakannya. Teknik ini sangat sampling dengan, berdasarkan kriteria
sederhana dan terbukti efektif serta efisien inklusi ibu nifas 6 minggu kelahiran, ibu
dalam aplikasinya. Teknik logo therapi ini bisa membaca dan menulis, dan bersedia
sangat bermanfaat tidak hanya mengatasi menjadi responden pada saat penelitian
ansietas tapi merupakan terapi yang ekslusi dalam penelitian ini adalah sakit
mengurangi depresi khususnya pada ibu pada saat penelitian, dan mempunyai
setelah melahirkan. Dampak negatif ibu komplikasi pada saat persalinan.
setelah melahirkan tidak hanya Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
menyebabkan efek ke ibu seperti bunuh Sokaraja II yang akan dilaksanakan
diri sampai dengan bayi yang mengalami selama kurang lebih 3 bulan untuk
keterlambat dalam perkembangan bisa pengambilan data. Instrumen penelitian
teratasi dengan melakukan teknik menggunakan EPDS dan lembar observasi
logotherapi. logotherapi.
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti pada 3 bulan HASIL PENELITIAN
terakhir (Juli-Septembet) 2016 di wilayah Setelah dilakukan pengumpulan
kerja Puskesmas II Sokaraja Banyumas data sesuai dengan kriteria inklusi
terdapat jumlah ibu postpartum sebanyak diperoleh sebanyak 40 orang yang
150 orang. Dari jumlah ibu postpartum di bersedia menjadi responden, 5 orang
wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja menyatakan tidak bersedia menjadi
Banyumas ditemukan 17 mengalami responden karena pindah alamat dan
depresi postpartum. Berdasarkan tinggal di luar wilayah penelitian. Berikut
fenomena yang terjadi di wilayah kerja ini adalah hasil penelitian dapat dijelaskan
Puskesmas II Sokaraja mendorong sebagai berikut:
peneliti untuk melakukan penelitian
terhadap intervensi untuk menanggulangi
adanya depresi setelah melahirkan yang
berjudul” Efektivitas Penatalaksanaan
Logoterapi pada Ibu dengan Depresi

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 191


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
1. Analisa Univariat Tabel 4.2 Hasil Skala EPDS Pada Ibu
a. Karakteristik Responden Nifas di Puskesmas Sokaraja II
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Kabupaten Banyumas.
Karakteristik n Persentase
Responden (%)
Umur Tingkat Stres n Persentase
< 20 tahun 3 7,5 (%)
20 – 35 tahun 32 80,0 Ringan 10
> 35 tahun 5 12,5 Sedang 25
Total 40 100,0 Berat 5
Pendidikan Total 40 100,0
SD 17 42,5
SMP 13 32,5 Berdasarkan tabel 4.2dapat
SMA 9 22,5
PT 1 2,5
dijelaskan bahwa sebagian besar
Total 40 100,0 responden mengalami tingkat depresi
Pekerjaan sedang sebanyak 25 orang (90,0%).
IRT 38 9,5
Pegawai Swasta 1 2,5 3. Kejadian Depresi Setelah Melahirkan
Wiraswasta 1 2,5
Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Sokaraja
Total 40 100,0
II Kabupaten Banyumas.
Tabel 4.3 Kejadian Depresi Setelah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
Melahirkan Pada Ibu Nifas Di
dijelaskan bahwa sebagian besar
Puskesmas Sokaraja II Kabupaten
responden berumur 20 – 35 tahun
Banyumas.
sebanyak 32 orang (80,0%), n Persentase
berpendidikan SD sebanyak 17 orang (%)
(42,5%), dan pekerjaan sebagai Ibu Tidak Mengalami 10 25%
Rumah Tangga (IRT) sebanyak 38 Mengalami 30 75%
orang (9,5%). Total 40 100,0

2. Hasil EPDS Pada Ibu Nifas di Berdasarkan tabel 4.3 dapat


Puskesmas Sokaraja II Kabupaten dijelaskan bahwa sebagian besar
Banyumas. responden mengalami kejadian
depresi setelah melahirkan sebanyak
30 orang (75%).

4. Efektifitas Pemberian Logotherapi


Tabel 4.4. Efektifitas Pemberian Logotherapi

Logotherapi
Tingkat Kasus Kontrol p OR CI95%
Depresi N % N %
Sedang 10 67 12 80 0,000 6,333 3,551-15,722
Berat 5 33 3 20
Jumlah 15 100,0 15 100,0

Nilai OR sebesar 6,333 artinya ibu yang memiliki tingkat depresi sedang
mengalami penurunan setelah diberikan logotherapi 6,333 kali lebih tinggi dibandingkan
ibu yang tidak diberikan logotherapi.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 192


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
PEMBAHASAN rumah tangga yang retak, kehilangan
Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
bahwa sebagian besar responden persalinan, takut terhadap tanggung jawab
mengalami kejadian depresi sebanyak 30 sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
orang dan yang tidak mengalami sebanyak mental yang dapat memperberat kondisi
10 orang Setiap wanita nifas akan (Mitayani, 2009).
mengalami proses penyesuaian tubuh Intervensi logotherapi
terhadap kehamilan sesuai pada tahap merupakan bentuk melepaskan beban dan
trimester yang sedang dijalani. Sebanyak hal ini membuat kondisi psikologis ibu
50%-75% ibu nifas akan mengalami yang menjalani proses nifas dapat
gejala sedihbahkan menangis serta tidak membaik. (Guyton, 2007). Hasil
mampu merawat bayi di awal minggu penelitian ini sejalan dengan hasil
pertama atau minggu ke tiga nifas penelitian Sulistyowati (2012) bahwa
merupakan hal yang wajar (Bobak, hasil uji statistik non parametric dengan
Lowdermilk & Jensen, 2005). uji Fisher’s exact didapatkan nilai p value
Penelitian lain yang dilakukan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf
oleh Hanny (2012), tentang hubungan signifikan (0,05). Hal tersebut
antara status gravida dengan kejadian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
depresi setelah melahirkan didapatkan yang bermakna antara intervensi kognitif
bahwa dari 40 responden sebagian besar terapi dengan kejadian depresi pada ibu
mengalami emesis gravidarum ≤ 3x sehari hamil nifas di BPS Ny. Sayidah Kendal.
yaitu 23 responden (57,50%) dan hampir Hasil penelitian mendapatkan nilai OR
setengahnya tidak mengalami emesis sebesar 0,007 yang berarti bahwa
gravidarum yaitu 17 responden (42,5%). responden yang memiliki depresi sedang
Secara fisik primigravida belum mampu 0,007 kali berpeluang menurun
beradaptasi dengan hormon estrogen dan depresinya.
koreonik gonadotropin sehingga lebih
sering terjadi depresi setelah melahirkan . DAFTAR PUSTAKA
Penelitian lain yang sejalan dilakukan American Psychological Association.
oleh Hasil penelitian yang dilakukan oleh (2004). Diagnostic and statistical
Luvlyna (2011) di RB Ibunda Desa manual of mental disorders (4th
Sembon Kecamatan Karangrejo Ed.).Text Revision. Washington,
Kabupaten Tulungagung didapatkan 40 D.C
responden ibu hamil trimester I sebagian Andajani-Sutjahjo, S., Manderson, L., &
besar responden mengalami depresi yaitu Astbury, J. (2007). Complex
23 responden (57,50%). Secara psikologis emotions, complex problems:
setiap orang memiliki respon yang understanding the experiences of
berbeda terhadap diagnosis kehamilan perinatal depression among new
Ibu di Wilayah Kerja mothers in urban Indonesia. Culture,
Puskesmas 2 Sokaraja setelah diberikan Medicine and Psychiatry, 31(1),
logotherapi terdapa hasil bahwa nilai OR 101-122.
sebesar 6,333 artinya ibu yang memiliki Andreozzi.L, P, F., R, S., S, B., & Lester,
tingkat depresi sedang mengalami B. (2002). Attachment clasifications
penurunan setelah diberikan logotherapi among 18-months-olds children of
6,333 kali lebih tinggi dibandingkan ibu adolescent mothers. Archieves of
yang tidak diberikan logotherapi. Depresi Pediatric and Adolescent Medicine,
setelah melahirkan merupakan bentuk 156, 20-26.
psikologik yang memegang peranan yang Bagner, D. M., Pettit, J. W., Lewinsohn,
penting pada pada masa nifas. Kondisi P. M., Seeley, J. R., & Jaccard, J.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 193


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”
(2013). Disentangling the temporal survey in primary health services.
relationship between parental Journal of Affective Disorders,
depressive symptoms and early child 142(1), 219-224.
behavior problems: A transactional Chen CH, Tseng YF, Wang SY,
framework. Journal of Clinical et.al,(1994). The prevalence and
Child & Adolescent Psychology, predictors of postpartum depression.
42(1), 78-90. J Nurs Res.(2), 263-274
Beck, C. T. (2001). Predictors of Elsanti, Sumarmi.(2016). The Effect of
Postpartum Depression: An Update. Stress and Social Support Among
Nursing Research Society and The Postpatum Depression Women in
Western Institute of Nursing, 50(5), Indonesia., GSTF Vol.II, 16-20
275-285. Widianti, E. F. R. I. (2011). Pengaruh
Bottino, M. N., Nadanovsky, P., Moraes, terapi logo dan terapi suportif
C. L., Reichenheim, M. E., & kelompok terhadap ansietas remaja
Lobato, G. (2012). Reappraising the di rumah tahanan dan lembaga
relationship between maternal age pemasyarakatan wilayah provinsi
and postpartum depression Jawa Barat. Depok: Universitas
according to the evolutionary Indonesia.
theory: Empirical evidence from a

Pertemuan Ilmiah Tahunan IPEMI Provinsi Jawa Tengah 2018 194


“Fenomena Kehamilan Remaja Ditinjau dari Berbagai Perspektif”

Anda mungkin juga menyukai