Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER

PEMIKIRAN MODRASI MUHAMMADIYAH

Dosen pengampu : Fandi Akhmad, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok 13
1. Adetiyah Syahputri Hermawati (1900031332)
2. Joko Purwanto (1900031295)
3. Bayu Candra (1900031319)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
membantu kami dalam mengerjakan tugas ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa mengembangkan pengetahuan para


penulis dan pembaca. Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan saran serta keritik yang bersifat
membangun demi tercapainya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 21 Desember 2020

Penulis
Daftar isi
Cover.............................................................................................................................................. i

Kata pengantar...............................................................................................................................ii

Daftar isi......................................................................................................................................iii

BAB 1....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

A. Latar belakang...........................................................................................................................1

B. Rumusan masalah......................................................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................................................1

BAB II...................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

A. Pengertian moderasi...................................................................................................................2

B. Lahirnya pemikiran moderasi....................................................................................................3

C. Moderasi Islam sebagai pilihan Muhammadiyah.......................................................................4

BAB III..................................................................................................................................................5

PENUTUP.............................................................................................................................................5

A. Kesimpulan................................................................................................................................5

B. Saran dan kritikan......................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................6
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Di Indonesia, ada beberapa organisasi muslim salah satunya organisasi islam


terbesar diindonesia, yakni, Muhammadiyah.

Muhammadiyah sering dikategorikan sebagai organisasi yang berorientasi


kemodernan dan moderat. Namun dua kecenderungan yang tampak bertentangan itu
menarik untuk dilihat dalam konteks fikih hubungan antarumat beragama. Sikap terhadap
hubungan tersebut ditentukan oleh cara pandang keagamaan, khususnya produk hukum
yang dilahirkan oleh lembaga resmi, yaitu Majelis Tarjih dan Tajdid. Produk hukum ini
tidak dapat dilepaskan dari pendekatan dan metode dalam melakukan penggalian hukum
karena kemenarikan produk hukum dipengaruhi oleh cara bagaimana hukum Islam itu
dipahami.

Moderasi Islam hadir sebagai wacana atau teori ilmu pengetahuan baru terhadap
pemahaman keislaman yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, plural dan
persaudaraan, Islam yang mengedepankan persatuan dan kesatuan umat, dan Islam yang
membangun peradaban dan kemanusiaan.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian moderasi?
2. Kapan lahirnya pemikiran moderasi?
3. Apa konsepnya?
4. Siapa tokohnya?

C. Tujuan

Dalam penulisan makalah ini penulis berupaya menyajikan kembali bahasan


tentang moderatisme agama dan bagaimana yang diaplikasikan oleh organisasi Muslim
terbesar di Indonesia, yaitu muhammadiyah. Yang dijadikan salah satu organisasi muslim
yang moderatisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian moderasi

Moderat (moderate), yang berasal dari bahasa Latin ‘moderare’, diartikan


dengan tidak ekstrim, sedang dan bertentangan dengan sesuatu yang radikal. Ibarat seutas
tali, pilihan moderasi itu berada diantara dua kutub ekstim yang saling berlawanan yakni
satu sisinya ekstrim kanan dan kutub ekstrim kiri pada sisi yang lain.     

Ketika kata moderat ini digandengkan  idhofahkan dengan kata Islam, ada dua makna


pokok yang tidak dapat dipisahkan, karena pemisahan keduanya akan menghasilkan
pemahaman yang bertolak belakang.

1. Islam moderat yang dipilih Muhammadiyah harus berangkat dari keyakinan


bahwa Islam adalah agama moderat. Islam merupakan moderasi atau antitesis dari
ekstrimitas agama sebelumnya, di mana ada Yahudi yang sangat “membumi” dan
Nasrani yang terlalu “melangit”. Islam merupakan jalan tengah dari dua versi
ekstrim di atas dan memadukan “kehidupan bumi” dan “kehidupan langit”. Itulah
makna dari ummatan wasathan (umat pertengahan, pilihan dan adil).
2. Moderasi Islam yang dipilih Muhammadiyah di atas harus ditindaklanjuti dalam
memahami dan menjalankan Islam dengan menjauhi sikap ‘tatharruf’ (ekstrim).
Moderasi dalam Islam bermain di antara dua kutub ekstrim,
yaitu overtekstualis dan overrasionalis. Pendekatan Overtekstualis akan
mengerdilkan ruang ijtihad dan rasio sehingga menghasilkan kejumudan dan
pengebirian akal, yang notabene merupakan karunia terbesar Allah. Sikap ini akan
menyulitkan dinamisme-interaktif Islam dengan dunia yang terus berkembang dan
modern.  Pendekatan over-rasionalis juga akan berbuah pahit karena akan
melahirkan ‘kenakalan rasio’ terhadap teks dalam upaya “penyelarasan” Islam
dengan dinamisme zaman. Dari rahim pendekatan semacam ini telah melahirkan
liberalisme pemikiran yang dahsyat yang sering kali bukan hanya tidak sesuai
dengan teks, namun juga berisi gugatan-gugatan yang tidak perlu dan hanya
membuang energi.
B. Lahirnya pemikiran moderasi

Lahirnya pemikiran modern di awal abad keduapuluh tidak dapat dilepaskan dari
situasi sosial, politik dan keagamaan yang umumnya dihadapi umat Islam saat itu.
Pemikiran-pemikiran yang dicetuskan mencoba untuk menjawab tantangan yang dihadapi
sesuai dengan kemampuan para tokoh dan pemikir membaca dan memahami situasi yang
ada.

Pemikiran Muhammadiyahpun, nampaknya lahir dari tuntutan situasi keagamaan


yang melingkupinya ketika itu. KH. Ahmad Dahlan (Allahu yarhamhu) adalah tokoh
yang pertama yang mencoba untuk memenuhi tuntutan tersebut dengan meletakkan dasar-
dasar pemikiran Islam moderat yang kemudian di praktekkannya dalam misi mulia
melalui organisasi yang diberi nama Persyarikatan Muhammadiyah. Muhammadiyah
lahir sebagai perwujudan gagasan kritis dan pemurnian dari pengamalan ajaran Islam.
Muhammadiyah lahir sebagai hasil evaluasi keadaan umat Islam di kala itu (awal abad
keduapuluhan).

Meminjam istilah Pak Djarnawi (KH. Djarnawi Hadikusumo) kelahiran


Muhammadiyah diliputi oleh suasana krisis total akan pemahaman dan pelaksanaan
ajaran Islam saat itu. Keinginan dan cita-cita luhur KH.Dahlan untuk mengangkat
martabat kaum muslimin,  meluruskan pemahaman dan pelaksanaan ajaran agama Islam
seperti yang dituntunkan oleh Allah swt dan rasul-Nya.    

Muhammadiyah pada awal kelahirannya, mendapat tantangan yang cukup  berat


sebagai salah satu alternatif “versi” Islam waktu itu.  Karena trend kala itu, dalam
memahami ajaran Islam cenderung tradisional, jumud dan cenderung lebih senang nguri-
uri (Jawa: mempertahankan) praktik -praktik yang berbau bid’ah, Tahayyul dan khurafat.
Satu  contoh, ijtihad KH.A.Dahlan saat itu hanya untuk membetulkan arah kiblat, betapa
membuat beliau harus diusir dari kampung kelahirannya Kauman Yogyakarta. Kendati,
kini setelah melewati satu abad usia Muhammadiyah baru mendapat respon dari berbagai
kalangan, termasuk kelompok yang dahulu  ‘mengunci mati’  dan tidak mau mendengar
bahkan mencaci makinya dengan cacian yang teramat keras kepada beliau.
C. Moderasi Islam sebagai pilihan Muhammadiyah

Konsep Islam moderat Muhammadiyah [wasathiyah} merujuk pada


makna ummatan wasathan (QS al-Baqarah [2]: 143) . Kata wasath dalam ayat tersebut
berarti khiyâr (terbaik, paling sempurna) dan ‘âdil (adil). Dengan demikian, makna
ungkapan ummatan wasathan berarti umat terbaik dan adil, tentu  dalam koridor yang luas
pemaknaannya. 

Dalam praktiknya, Islam moderat pilihan Muhammadiyah, selalu mencari jalan


tengah dalam menyelesaikan persoalan. “Perbedaan” dalam bentuk apa pun dengan
sesama umat beragama diselesaikan lewat kompromi yang menjunjung tinggi toleransi
dan keadilan sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak. Melalui cara itu pula,
masalah yang dihadapi dapat dipecahkan tanpa jalan kekerasan.

Dialog-dialog keagamaan yang pernah dilakukan KH.A.Dahlan bersama sejumlah


kalangan termasuk dengan tokoh-tokoh non Islam; pastur dan pendeta misionaris
Kristen yang mengarah pada konsep ketuhanan, tatanan yang damai, toleran, dan
berkeadilan merupakan indikasi bahwa Muhammadiyah sejak awal kemunculannya ingin
menawarkan model berislam secara moderat sebagai pilihan. Dan gagasan dan praktik
beliau tentang moderatisme Islam juga dinilai paling kondusif di masa kini.

Moderasi Islam hadir sebagai wacana atau teori ilmu pengetahuan baru terhadap
pemahaman keislaman yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, plural dan
persaudaraan, Islam yang mengedepankan persatuan dan kesatuan umat, dan Islam yang
membangun peradaban dan kemanusiaan. Sebagaimana yang diterangkan dalam beberapa
ayat al-Qur’an, salah satunya, QS. Al-Furqan : 67 :

َ ِ‫ َولَ ْم يَ ْقتُرُوا َو َكانَ بَ ْينَ ٰ َذل‬c‫ْرفُوا‬


‫ك قَ َوا ًما‬ ِ ‫َوالَّ ِذينَ إِ َذا أَ ْنفَقُوا لَ ْم يُس‬

Artinya : Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas, dapat kita simpulan Moderasi
Islam hadir sebagai wacana atau teori ilmu pengetahuan baru terhadap pemahaman
keislaman yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, plural dan persaudaraan, Islam
yang mengedepankan persatuan dan kesatuan umat, dan Islam yang membangun
peradaban dan kemanusiaan. Sebagaimana yang diterangkan dalam beberapa ayat al-
Qur’an.

B. Saran dan kritikan

Jadikanlah makalah ini sebagai media untuk memahami pemikiran moderasi


muhammadiyah kami sadar, dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan demi
kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Shahih, (2017). Moderasi Pemikiran Fikih Hubungan Antarumat Beragama di Majelis
Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Surakata.

Hayula, (2017). Muhammadiyah dan nu: penjaga moderatisme islam di indonesia.


Jakarta.

Ahmad agis mubarok, diaz gandara rustam, (2018). Islam nusantara: moderasi islam
diindonesia. Yogyakarta.

Muhammad thohri fahrurrozi, (2019). Media dan dakwah moderasi: Melacak peran
strategis dalam menyebarkan faham moderasi di situs nahdlatul wathan on-line
situs kalangan netizen muslim-santri. Mataram.
Almu’tasim amru, (2019). Berkaca nu dan muhammadiyah dalam mewujudkan nilai-nilai
moderasi islam di indonesia. Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai