Makalah Toksikologi
Makalah Toksikologi
PENDAHULUAN
Toksikologi sering dianggap sebagai ilmu yang mempelajari tentang racun atau
cabang ilmu yang mempelajari segala hal yang berkaitan dengan zat-zat
kimia(racun), tidak hanya berkaitan dengan sifat-sifat zat kimia saja namun juga
1995,Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia.Selain
mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek
tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap
organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila
ekotoksikologi.
Racun adalah setiap zat, termasuk obat yang memiliki kapasitas membahayakan
mendefinisikan istilah racun dengan sebuah pertanyaan "Apa ada yang bukan
termasuk racun?, pada dasarnya semua hal/zat adalah racun dan tidak ada satu zat
fisiologis yang merusak akibat paparan zat atau obat tertentu. Jadi secara umum
dapat dinyatakan bahwa semua obat adalah racun yang potensial, dosis, kondisi
individu, lingkungan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan gen yang akan
berkontribusi menentukan apakah obat tersebut memberikan efek racun atau tidak.
Beberapa senyawa kimia secara inheren dapat menjadi racun, seperti timah,
yang tidak diketahui bagaimana peran fisiologisnya dalam tubuh namun dapat
menyebabkan cedera neural bahkan pada tingkat paparan yang sangat rendah.
Kebanyakan obat-obatan adalah racun pada ambang batas tertentu, pada dosis terapi
obat memberikan efek yang menguntungkan, tetapi pada dosis yang lebih tinggi
penting untuk sintesis heme dan berbagai fungsi fisiologis enzim, tetapi over dosis
besi sulfat dapat menyebabkan disfungsi berbagai organ yang mengancam jiwa.
BAB II
ISI
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang
hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap
makhluk hidup dan system biologik lainnya. Ia dapat juga membahas penilaian
kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut sehubungan dengan terpejannya
(exposed) makhluk tadi. Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak
diinginkan dari zatzat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas
tentang penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang
serta efek yang di timbulkannya. Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam
sistem biologis tidak akan dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut
atau produk biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada
konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor
(pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh, jangka
percobaan biasanya dibagi dalam empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik.
Untuk manusia pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja,
dan pemaparan kronik dialami oleh para pekerja terutama di lingkungan industri-
industri kimia. Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan
efek dari dua atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan
menghasilkan suatu respons yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan
zat kimia dikatakan berracun (toksik), maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang
suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi
racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem
a. Self poisoning
Pada keadaan ini pasien memakan obat dengan dosis yang berlebih tetapi dengan
pengetahuan bahwa dosis ini tak membahayakan. Pasien tidak bermaksud bunuh diri
b. Attempted Suicide
Pada keadaan ini pasien bermaksud untuk bunuh diri, bisa berakhir dengan kematian
atau pasien dapat sembuh bila salah tafsir dengan dosis yang dipakai
c. Accidental poisoning
d. Homicidal poisoning
Keracunan akibat tindakan kriminal yaitu seseorang dengan sengaja meracuni orang
lain.
a. Keracunan kronik
Keracunan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah pajanan. Gejala dapat
timbul secara akut setalah pemajanan brkali-kali dalam dosis relative kecil cirri khasnya
adalah zat penyebab diekskresikan 24 jam lebih lama dan waktu paruh lebih panjang
b. Keracunan akut
Biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu, sering mengenai banyak orang (pada
Pada jenis ini, keracunan digolongkan berdasarkan orang yang terkena contohnya racun
Golongan bahan kimia tertentu biasanya memperlihatkan sifat toksis yang sama,
1. Logam/metalloid
bersifat asam, seperti air tomat, air buah, minuman kola, air apel dan asinan dapat
pada manusia. Kasus sporadis keracunan Pb bersumber dari Pb dalam mainan; debu
ditempat latihan menembak; pipa ledeng; pigmen cat para artis; abu dan asap dari
pembakaran kayu yang dicat; limbah tukang emas atau perhiasan, industri rumah,
baterai dan percetakan (huruf cetak dari Pb). Keracunan pada anak cukup sering
karena termakannyaseripahan cat yang berasal dari bangunan tua atau karena
kebiasaan menggerogoti lis dan kerangka jendela yang dicat Pb . cat tersebut
sebanyak 5-40%.
melalui usus pada orang dewasa kira-kira 10%, pada anak kira-kira 40%.Akumulasi
Pb dalam tulang mirip dengan akumulasi kalsium, tetapi sebagai Pb fosfat tersier.
Garam Pb di tulang (fosfat karbonat) tidak menyebabkan efek toksik. Pada pajanan
yang baru terjadi, kadar Pb lebih tinggi dalam tulang pipih dari pada tulang panjang,
Kadnium merupakan logam toksik yang penting saat ini. Dalam alam kadnium
tercampur dengan Pb dan seng; ekskresi dan pengolahan kedua logam terakhir ini
secara luas dalam electroplating dan galvanisasi, dalam pembuatan plastik,warna cat
mengandung kadnium kurang dari 0.05 µg per gram berat basah,dan jumlah asupan
rata rata perhari kira-kira 50 µg. Setiap satu batang rokok mengandung 1 sampai 2
µg kadnium. Kerang serta hati dan ginjal hewan mengandung kadnium melebihi
0.05 µg.
FARMAKOKINETIK
Kadium sukar diabsorpsi dari saluran cerna. Absorpsinya pada hewan coba kira-kira
1.5% dan pada manusia kira-kira 5%. Selanjutnya kadnium diangkut dalam darah
,sebagian besar terikat oleh eritrosit dan albumin. Setelah distribusi kira – kira 50%
kadnium dalam tubuh ditemukan pada hati dan ginjal. Eliminasi kadnium melalui
Keracunan awal biasanya terjadi karena menghisap debu dan asap yang
Paru. Sesak napas merupakan keluhan yang paling sering terjadi karena emfisema
Testis. Nekrosis testikular terjadi dengan hewan coba dengan pajan akut
Setelah penghirupan akut, pasien harus dipindah dari sumber kadnium dan ventilasi
paru harus dipantau dengan cermat. Napas buatan dan terapi steroid mungkin
- Merkuri
diuretik, antibakteri, antiseptik, salep kulit, dan laksan. Sekarang ini obat yang lebih
efektif dan spesifik telah menggantikan Hg, sehingga keracunan merkuri dari obat
menonjol ini dikarenakan dari penggunanan bahan bakar fosil yang mengandung
(HgCl2). HgCl2 yang dahulu diindikasi sebagai obat cacing dan masih terdapat
dalam sejumlah krim kulit sebagai antiseptik. Garam Hg merupakan bahaya iritan
Garam ini biasanya digunakan sebagai fungsida dan dapat menimbulkan efek toksik
pada manusia.
- Arsen: Iritasi kanker
Arsen (As) digunaka dari 2400 tahun yang lampau di Yunani dan Roma
sebagai racun dan pengobatan. Arsen dijumpai dalam tanah, air dan udara. Unsur As
ditemukan sebagai hasil sampingan dari peleburan tembaga, timah, seng dan logam
lainnya. Jumlah As yang dikonsumsi manusia rata-rata perhari ialah 300 µg. Hampir
MEKANISME KERJA
FARMAKOKINETIK
dari lama pemberian dan jenis As. Sebagian besr disimpan dalam hati,ginjal,jantung dan
paru. Arsen dieliminasi melalui tinja, urin, keringan , ASI, rambut, kulit dan paru.
Dosis lebih besar menyebabkan dilatasi kapiler dan meningkatnya permeabilitas kapiler
glomeluri.
Kulit . secara akut, As bersifat vesikan mengakibtkan nekrosis dan pengelupasan kulit.
Sistem Saraf. Pajanan kronis terhadap As anorganik bisa menyebabkan neuritis perifer.
Darah . arsen anorganik mempengaruhi sumsum tulang dan mengubah komposisi sel
darah merah.
Hati . arsen organik dan sejumlah As anorganik sangat toksik terhadap hati dan
KERACUNAN ARSEN
Gejala awal keracunan As adalah rasa tidak enak dalam perut, bibir rasa
terbakar, penyempitan tenggorokan dan susah menelan, disusul oleh nyeri lambung
Gejala kronis yang paling umum ialah kelemahan dan nyeri otot, pigmentasi
- Besi
Meskipun besi bukan suatu racun lingkungan, garam besi yang digunakan
pembangkit listrik tenaga nuklir, senjata nuklir, riset laboratorium, industri dan
radiasi ion, maka pengobatan bukan saja ditujukan pada kelasi logam tersebut,
tetapi juga untuk mengeluarkan logam dari tubuh secepat dan sesempurna
2. Bahan pelarut
3. Gas beracun
pingsan
4. Karsinogenik
- Benzene:Leukemia
- Asbes:Paru-paru
- Bensidin:Kandungkencing
- Krom:Paru-paru
- Naftilamin:Paru-paru
5. Pestisida
- Organoklorin:Pusing,kejang,hilang
- Karbamat:kematian
- Arsenik
Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen
Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida
(SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3),
Stibin (SbH3).
Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As),
Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).
Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena, Vinil
Klorida, Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan masih banyak bahan
kimia beracun lain yang dapat meracuni setiap saat, khususnya masyarakat pekerja
industri.
TERHADAP TUBUH
Pengaruh efek racun terhadap badan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk padat/cair),
debu (partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume (kondensasi partikel padat),
awan (partikel cair kondensasi dari fase gas), asap (partikel zat karbon).
4. Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan tubuh, jenis
pelarut.
5. Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan, kulit serta
selaput lendir.
6. Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh, daya
Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia
Racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, misal pada jalan
pencernaan, pernapasan atau mata. Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat
terkena racun adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan darah.
Efek racun pada tubuh juga akan memberikan efek local seperti iritasi, reaksi
alergi, dermatitis, ulkus, jerawat, dan gejala lain. Gejala-gejala keracunan sistematik
didalam hati oleh fungsi hati (hepar). Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa
lain yang sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun yang masuk
kedalam tubuh relatif kecil/sedikit dan fungsi detoksikasi hati (hepar) baik, dalam tubuh
kita tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun apabila racun yang masuk jumlahnya
sebagainya.
- Gejala spesifik: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut,
gangguan mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air liur berlebihan, nyeri otot,
berdasarkan:
dari satu macam klasifikasi saja, tetapi dapat pula ditinjau dari beberapa kombinasi dan
beberapa faktor lain. Klasifikasi bahan toksik dapat dibagi secara kimiawi, biologi, dan
- Sumber alamiah/buatan : klasifikasi ini membedakan racun asli yang berasalkan fauna
dan flora, dan kontaminasi organisme dengan berbagai racun berasalkan lingkungan
seperti bahan baku industri yang beracun ataupun buangan beracun dan bahan sintetis
beracun.
- Sumber berbentuk titik, area, dan bergerak. Klasifikasi ini biasanya digunakan untuk
orang yang berminat dalam melakukan pengendalian. Tentunya sumber titik lebih
- Sumber domestik, komersial, dan industri, yang lokasi sumbernya. Sifat, dan jenisnya
Klasifikasi atas dasar wujud sangat bermanfaat dalam memahami efek yang mungkin
- Wujud pencemar dapat bersifat padat, cair, dan gas. Racun dapat dibedakan atas
dasar wujudnya ini terutama karena efeknya yang berbeda. Gas dapat berdifusi,
sehingga menyebar lebih cepat daripada cairan dan zat padat. Efek terhadap masyarakat
tentunya akan sangat berbeda. Gasa dan padatan yang sangat halus akan cepat
menimbulkan efek, dan apabila konsentrasi masyarakat di tempat tersebut padat, maka
erat hubungannya dengan wujud. Hal ini akan memberikan petunjuk mudah tidaknya
sesuatu pencemar memasuki tubuh host dan cepat tidaknya menimbulkan efek dan
sampai seberapa jauh efeknya. Padatan halus dengan sifat-sifat tersebut dapat berbentuk
Klasifikasi ini sering digunakan untuk bahan beracun (B3), dan pengelompokan
- Korosif
- Radioaktif
- Evaporatif
- Eksplosif
Pencemar yang terbentuk dan keluar dari sumber disebut pencemar prmer. Selanjutnya,
kemudian dapat menjadi pencemar tersier, dan seterusnya. Klasifikasi ini menjadi
penting jika kita melakukan pengukuran ataupun pemantuan pencemar. Lokasi, jarak,
dari sumber, dan sifat reaktifitasnya dengan zat yang ada di media lingkungan akan
Racun dapat dikelompokkan atas dasar organ yang diserangnya. Klasifikasi ini
digunakan oleh para ahli superspesialis organ target tersebut. Dalam klasifikasi ini,
Klasifikasi atas dasar organ target ini sering digunakan karena sifat kimia-fisika racun
Klasifikasi atas dasar hidup/motinya racun atau yang bersifat biotis dan abiotis dibuat,
karena bahaya yang terjadi akan beda. Zat yang hidup dapat berkembang biak bila
lingkungannya mengizinkan, sedangkan yang abiotis dapat berubah menjadi berbagai
Untuk mengerahkan efek toksik, agen harus dapat mencapai jaringan rentan,
organ, sel, atau kompartemen selular sub atau struktur dalam konsentrasi yang cukup
pada waktu yang memadai pula. Artinya, suatu paparan atau dosis yang tepat
diperlukan. Dosis kecil alkohol tidak akan ada pengaruhnya, tetapi dosis besar selama
waktu yang lama dapat mempengaruhi organ rentan seperti hati dan akhirnya
menyebabkan sirosis. Dosis optimal dari parasetamol akan menghilangkan rasa sakit,
tetapi dosis yang melebihi jumlah ini dapat menyebabkan kerusakan hati. Di sisi lain,
jumlah yang jauh lebih rendah daripada dosis yang optimal tidak akan memberikan
berpengaruh sama sekali. Gangguan toksik (keracunan) dari bahan kimia terhadap tubuh
berbeda-beda. Misalnya CCL4 dan benzene dapat menimbulkan kerusakan pada hati ;
metal isosianat dapat menyebabkan kebutaan dan kematian ; senyawa merkuri dapat
menimbulkan kelainan genetic atau keturunan ; dan banyak senyawa organic yang
mengandung cincin benzene, senyawa nikel dan krom dapat bersifat karsinogenik atau
kesehatan orang yang terpaparnya. Kondisi badan yang sehat dan makan yang bergizi
akan mudah mengganti kerusakan sel-sel akibat keracunan. Sebaliknya kondisi badan
Dalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun
a) Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya
fatal pada otak, paru-paru, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium,
dogitalis, dll.
c) Racun yang melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf
dapat lumpuh dan menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba.
berakibat fatal bagi kesehatan secara perlahan. Contohnya bismut putih, asap
timbal, merkuri, dan arsenic. Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan
gizi yang buruk paling sering ditemui pada balita penyebabnya antara lain
Marasmus sering dijumpai pada anak berusia 0 - 2 tahun dengan gambaran sbb:
berat badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh bisa
rendah karena lapisan penahan panas hilang, dinding perut hipotonus dan
kulitnya melonggar hingga hanya tampak bagai tulang terbungkus kulit, tulang
rusuk tampak lebih jelas atau tulang rusuk terlihat menonjol, anak menjadi
berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old man face)), Otot-otot melemah,
perut cekung sering disertai diare kronik (terus menerus) atau susah buang air
kecil.
e) Racun yang menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan
yang pada keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus
Klasifikasi ini digunakan oleh para ahli superspesialis organ target tersebut.
Klasifikasi atas dasar organ target ini sering digunakan karena sifat
kimia-fisika racun yang berbeda dengan racun biologis ataupun kuman patogen.
kerusakan irreversible dari saraf pusat. Substansi itu antara lain : Etanol,
jantung.
Racun Hati Hepatotoksik menyebabkan manifestasi nekrosis
lokal
tubuh lebih rentan terhadap aksi biologi senyawa lain. Kelainan hati lain
metabolisme anaerobik juga kecil, dan ion bergerak dengan cepat melalui
pembelahan sel.
Penyebaran
Saluran napas dan kulit merupakan organ sasaran bagi toksikan yang
Berdasarkan satuan berat, volume darah di hati dan ginjal paling tinggi.
metabolisme dan ekskresi pada kedua organ ini lebih besar, sehingga
tertentu. Contohnya, pada saluran napas, sel-sel epitel alveolus tipe I dan
secara oral.
Biotransformasi
Akibat bioaktivasi, terbentuk metabolit yang reaktif. Proses ini biasanya
macam toksikan.
Untuk beberapa toksikan, bioaktivasi pada tempat-tempat tertentu
dekat tempat sasaran yang kritis, yakni sinaps, manifestasi toksik yang
paling menonjol dalam kelompok toksikan ini tampak pada sistem saraf.
Mekanisme pemulihan
Suatu toksikan dapat mempengaruhi organ tertentu akibat tidak adanya
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian
secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang di
timbulkannya.
Efek merugikan/ toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia
yang mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk menimbulkan
keadaan toksik
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik
dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin
mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang timbul
dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan sasarannya.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Alifia, U, 2008. Apa Itu Narkotika dan Napza. Semarang: PT Bengawan Ilmu.
Mun’im Idries. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bina Rupa Aksara
KATA PENGANTAR
Puji syukur kamiucapkan ke khadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judulJenis – Jenis
Zat Toksik ini dengan baik.
Karya ilmiah ini di ambil dari berbagai sumber-sumber terpercaya dan sudah
banyak di kenal masyarakat yang kami rangkum menjadi satu kesatuan. Karya ini di
harapkan mampu membantu kami dan anda sekalian yang membacanya untuk
memperdalam pemahaman tentang zat toksik dan segala yang bersangkutan dengannya.
Selain itu, karya ini juga di harapkan dapat menjadi bacaan dan bahan ajaran para
pembaca sekalian.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih pada para pembaca yang berkenan untuk
membaca makalah ini dan untuk dosen pembimbing kami. Sebagai penyusun kami
begitu berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran selalu kami
nantikan untuk pengembangan dan kesempurnaan karya ilmiah ini agar menjadi layak
untuk di pelajari.
Pekanbaru, September 2016
Penyusun
Makalah
Jenis – Jenis Zat Toksik
DOSEN
Mira Febrina,M.Sc.Pharm,Apt
DISUSUN OLEH:
2016
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang............................................................................................1
I.2Rumusan Masalah........................................................................................2
I.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
II.1.Pengertian Toksikologi..............................................................................3
II.2 Jenis – Jenis Toksikologi...........................................................................4
II.3 Bahan – Bahan Yang Mengandung Toksik..............................................5
II.3.1 Bahan Kimia Umum Yang Menimbulkan Keracunan...........................13
II.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Keracunan Toksik Terhadap
Tubuh.....................................................................................................14
II.3.3 Proses Fisiologi.....................................................................................14.
II.3.4 Gejala – Gejala Keracunan.....................................................................15
II.4. Klasifikasi dan Karakteristik Toksikan(Bahan Toksik).........................16
11.5. Sasaran Organ Yang Diserang...............................................................19