Anda di halaman 1dari 41

9/30/2020

Kuliah Ke 7 - 10: Model-Model


Perumusan Kebijakan dan
Penerapannya

Dr. Riant Nugroho

4 Jenis: (1) Kebijakan Formal-Legal

From primitive to modern era

Mercantilist Era

Welfare State Era


Negara melakukan “intervensi positif” kepada warganegara.

1
9/30/2020

1. Hukum
1. Hukum Pidana
2. Hukum Perdata
3. Hukum Tata Negara
4. Hukum Tata Usaha (Administrasi) Negara
5. Hukum Acara Perdata Indonesia
6. Hukum Acara Pidana Indonesia
7. Hukum Militer
8. Hukum Adat

Ciri khas: pelaksanaannya menggunakan proses peradilan

2. Regulasi (bisnis)
Ketika Negara memberi konsesi kepada masyarakat (swasta) untuk mengeksploatasi
kekayaan Negara, karenanya ia diatur (dengan ketat) agar tidak menjadi jahat. Karena
itu Regulasi dan Deregulasi adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Untuk lisensi
sumberdaya langka dan/atau ada monopoli/oligopolI, dibentuk “Badan Regulasi”.

1. Perijinan/Pemberian Ijin Berusaha/Persyaratan Berusaha


A. Memulai Usaha
B. Melaksanakan Usaha
C. Selesai/berhenti usaha
2. Pelarangan/Pembatasan Berusaha
A. Berkenaan dengan perlindungan konsumen
B. Berkenaan dengan persaingan sehat

2
9/30/2020

3. Undang-Undang

1. Sektor 2. Sektor 3. Khusus

Politik Ekonomi Daerah Perencanaan


Daerah Pembangunan

Pusa
t
Daerah Tata Kelola
Sosial Infrastruktur Daerah Perundangan-
Undag

4 Jenis: (2) COMMON/CONVENSION/TRADITION

Kesepakatan bersama yang tidak harus/selalu tertulis, yang


dianggap baik, sehingga dijalankan, seolah-olah sebagai sebuah
aturan

1. Dari Negara/Pemerintah
2. Dari Rakyat
3. Dari Internasional
4. (Dari Galaksi)

3
9/30/2020

4 Jenis: (3) Pernyataan Pejabat


Publik secara Publik
1. Lisan
2. Tertulis
3. Siaran (Broadcast)

“Test the Water”


➢Lontarkan gagasan kebijakan, tarik kalau publik
tidak suka
➢Keuntungan: (1) mengetahui kelemahan/kekuatan
sebelum dibuat keputusan kebijakan (2)
memininalisir risiko perlawanan
➢Kelemahan : (1) pembuat kebijakan yang lemah,
tidak kompeten (2) menguras enerji publik
➢Saran : sampaikan sepanjang tidak menyentuh
“kelemahan no 2”, karena dapat memicu konfik
antara “Pemerintah vs Publik” dan “Publik vs
Publik” → politik identitas yang memecah belah

4
9/30/2020

4 Jenis: (4) Perilaku


1. Pribadi
2. Kelompok/Golongan
3. Keluarga

10

5
9/30/2020

Bagaimana Memilih Jenis


Kebijakan ?

FACTS Mahal, bisa sangat mahal

Tdak mahal, Murah, tapi tetap


berbayar

VALUES

Herbert Simon Gratis


(1916 – 2001)

11

Legal Formal
Konvensi
Pernyataan
Perilaku

12

6
9/30/2020

Isu Jelas Ambigu

Menang Legal Formal Konvensi

Tidak Pasti
Bisa
Pernyataan Perilaku
Menang

13

Cara Membuat Kebijakan

1 2 3 4

METODOLOGIKAL PROSEDURAL REKAYASA (SOSIAL) MANIPULASIONAL

Sesuai dengan kebutuhan Sesuai dengan aturan resmi Disadarkan, diarahkan, Dihilangkan kesadarannya,
kebijakan dan konteks dari Negara dikendalikan secara diarahkan, dikendalikan
kebijakan sistematis secara sistematis

14

7
9/30/2020

Metodologikal
▪ 15 metode perumusan kebijakan

15

Prosedural
▪ UU 12 tahu 2011

16

8
9/30/2020

3. Rekayasa Sosial
1. Aktoral = yakinkan aktornya
2. Institusional = bentuk lembaganya
3. Kultural = kembangkan (nilai) budayanya
4. Digital = perkuat dengan panggung digital
5. (Kombinasi)

17

4. Manipulasional
1. Keras (hard)
2. Lunak (soft)
3. Cerdas (smart)

18

9
9/30/2020

1. Keras (Hard) Kekayaan


Ketenaran
Personal
1
Kekuasaan
SUAP Kesyahwatan
Kekayaan
Kelompok
Kekuasaan
KERAS
Diri
Personal Orang lain
2
ANCAM Benda milik
Pimpinan
Kelompok kelompok
Milik kelompok

19

2. Lunak (soft)
Data/Informasi
1

DAYA TARIK Pengetahuan/Sains

Nilai/Kepercayaan
LUNAK
2 Kebenaran
HALUSINASI
Ketidakbenaran

20

10
9/30/2020

2. Lunak (soft)

KERAS
CERDAS
LUNAK

21

Outlier: Manipulasi (Sihir), Cara


(teknis)
1. Konvensional (analog)
2. Modern (teknologi)
3. Digital (siber)
4. Tradisional (magi)

22

11
9/30/2020

Entitas Perumusan
Entitas Pelaksanaan

Entitas Evaluasi

23

David Easton

ENVIRONMENT ENVIRONMENT

A
OUTPUT

DEMANDS
INPUT

POLITICAL DECISIONS
SUPPORT OR POLICIES
SYSTEM

FEEDBACK

24

12
9/30/2020

James E. Andersen, David W. Brady, dan Charles Bullock III

The
Effort by the
Those development Development Application of
government to
problems, of pertinent of support for a the policy by
determine
among many, and acceptable specific the
wheter the
which receive proposal proposal so government’s
policy was
the seriuos courses of that policy can administrative
effective and
attention of action for be legitimized machinery to
why, and why
public officer dealing with or authorized problem
not
problem

Stage 1 : policy Stage 2 : policy Stage 3 : policy Stage 4 : policy Stage 5 : policy
agenda formulation adoption implementation evaluation

25

William N. Dunn (2004)

Evaluation Forecasting

Problem
structuring
structuring
structuring

Problem
Problem

Problem
structuring
Monitoring Recomendation

26

13
9/30/2020

Patton dan Sawicki

27

Thomas R. Dye

28

14
9/30/2020

Gerald Meier

29

Merilee Grindle dan John Thomas

30

15
9/30/2020

David Scott

31

Pemerintah Australia

Coordination
Consultation

Decision
Policy
instruments

Implementation

Policy analysis

evaluation
Identify issues

32

16
9/30/2020

Sofian Effendi

33

14 model

34

17
9/30/2020

1. Kelembagaan
▪ tugas membuat kebijakan publik adalah tugas pemerintah.
▪ apapun yang dibuat pemerintah dengan cara apapun
adalah kebijakan publik yang benar
▪ model yang paling sempit dan sederhana di dalam
formulasi kebijakan publik
▪ Dye: pemerintah memang sah membuat kebijakan publik,
fungsi tersebut bersifat universal, dan memang pemerintah
memonopoli fungsi pemaksaan (koersi) dalam kehidupan
bersama.

35

2. Model Proses

Patton-Sawicky

36

18
9/30/2020

Tahap Identifikasi Mengemukakan Tuntutan Agar Pemerintah


Permasalahan Mengambil Tindakan
1 Menata agenda Memutuskan isu apa yang dipilih dan
formulasi kebijakan permasalahan apa yang hendak dikemukakan
2 Perumusan proposal Mengembangkan proposal kebijakan untuk
kebijakan menangani masalah tersebut
3 Legitimasi kebijakan Memilih satu buah proposal yang dinilai terbaik
untuk kemudian mencari dukungan politik agar
dapat diterima sebagai sebuah hukum
4 Implementasi Mengorganisasikan birokrasi, menyediakan
kebijakan pelayanan dan pembayaran, dan pengumpulan
pajak
5 Evaluasi kebijakan Melakukan studi program, melaporkan outputnya,
mengevaluasi pengaruh (impact) dan kelompok
sasaran dan non-sasaran, dan memberikan
rekomendasi penyempurnaan kebijakan

37

Charles O. Jones

Aktivitas … kategori dalam … dan sebagai sistem … dengan output


Fungsional pemerintahan
Persepsi
Definisi
Agregasi Permasalahan ke
Masalah ke pemerintah Identifikasi permasalahan
Organisasi tuntutan penyelesaian
Representasi
Formulasi
Tindakan dalam Pengembangan program/
Legitimasi Proposal ke anggaran
pemerintahan kebijakan
Apropriasi
Organisasi
Implementasi program/ Pelayanan,
Interpretasi Pemerintah ke masalah
kebijakan pembayaran (gaji), dsb
Aplikasi
Spesifikasi Pembenaran
Program/ kebijakan ke Evaluasi program/
Pengukuran (justification),
pemerintah kebijakan
Analisis rekomendasi
Resolusi/ Terminasi Resolusi atau perubahan Terminasi Solusi atau perubahan

38

19
9/30/2020

3. Model Kelompok
Pengaruh
tambahan

Pengaruh
Pengaruh Grup A
Grup B

Kebijakan Publik

Posisi kebijakan
alternatif Perubahan
Kebijakan
Ekuilibrium

Kata kunci dari model ini adalah ‘akses’

39

3. Model pengambilan kebijakan


teori kelompok
• …mengandaikan kebijakan sebagai titik keseimbangan (equilibrium). Inti
gagasanya adalah interaksi di dalam kelompok akan menghasilkan
keseimbangan, dan keseimbangan adalah yang terbaik. …peran dari sistem
politik adalah untuk memanajemeni konflik yang muncul dari adanya
perbedaan tuntutan, melalui:
a. merumuskan aturan main antar kelompok kepentingan
b. menata kompromi dan menyeimbangan kepentingan
c. memungkinkan terbentuknya kompromi di dalam kebijakan publik
(yang akan dibuat)
d. memperkuat kompromi-kompromi tersebut

Kata kunci dari model ini adalah ‘akses’

40

20
9/30/2020

4. Model Elit

41

5. Model Rasionalis (rasional komprehensif)


1. mengetahui preferensi publik dan
kecenderungannya
2. menemukan pilihan-pilihan
3. menilai konsekuensi masing-masing pilihan
4. menilai rasio nilai sosial yang dikorbankan
5. memilih alternatif kebijakan yang paling efisien

42

21
9/30/2020

5. Model Rasionalis (rasional komprehensif)


SYARAT :
1. mengetahui seluruh prefensi nilai dari masyarakat dan bobot
relatif masing-masing
2. mengetahui semua alternatif kebijakan yang ada atau
dimungkinkan
3. mengetahi semua konsekuensi dari setiap alternatif kebijakan
4. Berkemampuan untuk melakukan kajian cost and benefit untuk
setiap alternatif kebijakan
5. Berkemampuan untuk memilih alternatif kebijakan yang paling
baik, terutama dari segi manajemen, dengan ukuran dasar
efisiensi dan efektivitas

43

44

22
9/30/2020

sembilan masalah
1. Tidak mudah mendapatkan profesional dengan kemampuan yang diperlukan
2. Informasi yang dibutuhkan seringkali tidak tersedia secara memadai
3. Tidak mudah membuat perhitungan secara rasional dan komprehensif, khususnya
untuk menerapkan metode cost-and-benefit
4. Para pembuat kebijakan lebih tergoda untuk mendapatkan ‘alternatif baru’
daripada memilih dari alternatif-alternatif yang ada
5. Para pembuat kebijakan lebih tergoda untuk memuaskan hasrat memenuhi
kepentingan pribadi, kelompok, dan konstituennya daripada membuat kebijakan
dengan memilih alternatif yang terbaik
6. Pendekatan ilmu sains yang dijanjikan dari prinsip positivisme yang melekat di
model R-K seringkali tidak membantu seperti yang diharapkan.
7. Birokrasi yang tersegmentasi membuat analisis kebijakan R-K akhirnya terbelenggu
kepentingan sektoral dari masing-masing lembaga
8. Jika pun didapatkan ahli atau analis yang ‘luar biasa’, biasanya kemudian terjebak ke
dalam diskusi akademis yang memakan waktu yang panjang dan perdebatan yang
meletihkan
9. Pada akhirnya elit politik, baik di ekskekutif dan legislatif memilih dan menetapkan
kebijakan dengan cara yang tidak rasional, misalnya dengan cara asal-ambil atau out
of the blue, iseng tanya kepada ‘pembisik’ hingga mencari nasihat kepada cenayang.

45

6. Model Inkremental
model yang menguasai panggung kebijakan
publik tanpa banyak bicara. Kata simboliknya,
it goes without saying

46

23
9/30/2020

Rational Process Incremental Process


The policymaker works directly on agreement on
The analysis of
specific projects, policies, or programs, and not toward
thesituation.
agreement on abstract goals.
End of reduction and The policmaker is concerned with the comparison and
elaboration. evaluation of increments only.
The design of courses of The policymaker considers only a restricted number of
action policy alternatives.
The comparative End are adjusted to means, as well as the other way
evaluation of around. The problem is constantly redefined. Policy
consequences in light of objectives are derived largerly from an inspection of
ends our means
The selection of the Many alternatives are attempted in a series of ‘attacks’
preferable alternative. on the problem of concern.
Assesment relies on experience and feedback because
policy-making is remedial. In linblom’s view: ‘public
The assesment of the
problem solving (proceed) less by aspiration toward a
action taken a light of
well defined future state than by identified social ills
both ends and means
that seem to call for remedy’. In short, ultimate ends
are not of great concern.

47

7. Model Pengamatan Terpadu (Mixed-


Scanning).

• Etzioni memperkenalkan dalam sebuah papernya dalam Public Administration


Review Desember 1967 dengan judul ‘Mixed Scanning: A Third Approach to
Decission Making’.

• Namun, harus diakui, di Indonesia model ini disukai karena merupakan ‘model
kompromi’, meski tidak efektif. Mengkompromikan Rasional dan Inkrementral
dapat dilihat ketika Soekarno menggabungkan antara ‘Nasionalisme’, ‘Agama’,
dan ‘Komunisme’ pada doktrinnya yang disebut sebagai Nasakom.

48

24
9/30/2020

8. Model Demokratis

model aktivis, para


aktivis pun terus
terlibat di dalam
proses perumusannya
sendiri

49

Kata kunci
• Good Governance
• Stakeholders
• Pentahelix
• HAM
• Pemberantasan Korupsi

50

25
9/30/2020

9. Model Strategis.... Berbasis pemikiran


perumusan strategis (Bryson, 2002)

1. memprakarsai dan menyepakati proses perencanaan strategis, yang meliputi


kegiatan
2. memahami manfaat proses perencanaan strategis, mengembangkan
kesepakatan awal,
3. merumuskan panduan proses
4. memperjelas mandat dan misi organisasi, yang meliputi kegiatan perumusan
misi dan mandat organisasi
5. menilai kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman. Proses ini melibatkan
kegiatan perumusan hasil kebijakan yang diinginkan, manfaat-manfaat
kebijakan, analisa SWOT (penilaian lingkungan eksternal dan internal), proses
penilaian, dan panduan proses penilaian itu sendiri.
6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi. Proses ini melibatkan
kegiatan-kegiatan merumuskan hasil dan manfaat yang diinginkan dari
kebijakan, merumuskan contoh-contoh isu strategis, mendeskripsikan isu-isu
strategis.
7. merumuskan strategi untuk mengelola isu.

51

10. Model Permainan

Player A

Alternative A1 Alternative A2

Alternative B1 Effect 1 Effect 2


Player B

Alternative B2 Effect 3 Effect 4

52

26
9/30/2020

Pengembangan

53

11. Model Pilihan Publik


“... rather than providing voters with ‘meaningful alternatives’, parties will become
as much alike as possible, thereby providing an ‘echo rather than a choice’...”

54

27
9/30/2020

Sisi lain
▪ Dennis C. Mueller (1989) “… public choice can be defined as the economic study
of non-market decision making, or simply the application of economics to
political science…The methodology is that economics. The basic behavioral
postulate of public choice, as for economics is that man is an egoistic, rational,
utility maximizer…”

▪ “...politicians are guided by their self-interest rather than by an altruistic


commitment to such goals as stateman’s ship or the national interest. This
should be no surprise because government are made up of individuals, and
individuals operate from self-interest when they are engaged in a system of
exchange, whether this is in the market economy or in politics....” (Buchanan
dalam Anderson, 2011: 25)

▪ Model ‘public choice’ banyak dikritik karena memanfaatkan ketidaktahuan


publik untuk menetapkan kebijakan–information asymmetry. Model ini juga
dikritik karena pendekatannya yang rigid, narrow assumptions, mathematical
equations, abstractations, and remoteness from reality (Anderson, 2011: 26).

55

12. Model Sistem

ENVIRONMENT ENVIRONMENT

A
OUTPUT

DEMANDS
INPUT

POLITICAL DECISIONS
SUPPORT OR POLICIES
SYSTEM

FEEDBACK

56

28
9/30/2020

ENVIRONMENT

INTERFERER

PRODUCT
DEMANDS
Society
INPUT A Public Policies
POLITICAL
State SUPPORT SYSTEM Public Services

BY-PRODUCT
FEEDBACK

FEEDBACK

ENVIRONMENT

57

58

29
9/30/2020

sistem politik yang efektif adalah


sistem politik yang:
1. ‘hemat energi’, dalam arti mempergunakan sumberdaya
pemroses yang lebih sedikit, kalau bisa yang ‘tidak habis pakai’

2. ’material balance’, dalam arti sebisa mungkin produk yang


dihasilkan seimbang dengan input atau ‘material’ yang
dipergunakan.

Jumlah product
Jumlah by product X 100% Input

59

Product
(90%)
Public Policy

By-product Earmarked
(10%) Policy

60

30
9/30/2020

13. Model Deliberatif

erifikasi dan
akuntabilisasi

eputusan ebi akan


Isu ebi akan ialog Publik
Musyawarah Publik

Analisis Pemerintah
ebi akan Administrasi
Publik

61

14. Model Keranjang Sampah


(Garbage Can).

62

31
9/30/2020

Mana model yang paling sesuai?

63

Non Competitive

KLUSTER 2 KLUSTER 1

Autocratic Democratic

KLUSTER 4 KLUSTER 3

Competitive
64

32
9/30/2020

Mana model yang paling sesuai?

Pada kluster pertama, adalah ketika jenis kebijakan publik


yang dibuat bersifat non-kompetitif dan dengan memerlukan
proses yang demokratis. Bentuk kebijakannya misalnya
kebijakan di bidang energi, telekomunikasi, dan irigasi. Untuk
itu pilihan modelnya disarankan:
1. Model rasional komprehensif
2. Model sistem
3. Model proses
4. Model institusional
5. Model mix-scanning

65

Mana model yang paling sesuai?

Pada kluster kedua, adalah ketika jenis kebijakan publik yang


dibuat bersifat non-kompetitif dan dengan memerlukan
proses yang otokratis. Bentuk kebijakannya misalnya
kebijakan di bidang keamanan, pertahanan, ketertiban, dan
kebijakan lain yang bermuara kepada disiplin warga, termasuk
di antaranya penanganan bencana alam. Untuk itu pilihan
modelnya disarankan:
1. Model elite
2. Model institusional
3. Model kelompok

66

33
9/30/2020

Mana model yang paling sesuai?

Pada kluster ketiga, adalah ketika jenis kebijakan publik yang


dibuat bersifat kompetitif dan dengan memerlukan proses
yang demokratis. Kebijakan yang dikembangkan di sini antara
lain kebijakan di bidang sosial, politik, dan perekonomian.
Untuk itu pilihan modelnya disarankan:
1. Model strategis
2. Model demokratis
3. Model pilihan publik
4. Model deliberatik
5. Model proses
6. Model game theory
7. Model mix scanning
8. Model inkremental

67

Mana model yang paling sesuai?


Pada kluster keempat, adalah ketika jenis kebijakan publik yang dibuat
bersifat kompetitif dan dengan memerlukan proses yang otokratik. Tidak
banyak populasi kebijakan di sini, karena karakter kebijakan yang
kontradiktif, antara karakter kompetitif tetapi disandingkan dengan
otoktarik. Jika pun ada, biasanya bersifat khas. Beberapa contoh misalnya
kebijakan berkenaan dengan lisensi pada jenis usaha pelayanan publik
tertentu yang dipertandingkan di antara sejumlah perusahaan, tetapi
penetapannya dilakukan secara arbitrer oleh pemerintah. Misalnya
pengelolaan air bersih, lisensi frekuensi telekomunikasi seluler, dan lisensi
untuk penerbangan komersial. Untuk itu pilihan modelnya disarankan:
1. Model elite
2. Model institusional
3. Model kelompok

68

34
9/30/2020

Mana model yang paling sesuai?

69

Mana model yang paling sesuai?

70

35
9/30/2020

KLUSTER 2 KLUSTER 1
Resources

KLUSTER 4 KLUSTER 3

Complexity

71

Mana model yang paling sesuai?


• Pada kluster pertama, masalah (atau isu) kebijakan sangat kompleks dan
sumberdaya yang tersedia sangat memadai, disarankan menggunakan:
1. model game theory
2. model rasional
3. model deliberatik
4. model proses

72

36
9/30/2020

Mana model yang paling sesuai?


• Pada kluster kedua, masalah (atau isu) kebijakan relatif tidak kompleks dan
sumberdaya yang tersedia sangat memadai, disarankan menggunakan:
1. model demokratik
2. model pilihan publik
3. model institusional
4. model proses

73

Mana model yang paling sesuai?


• Pada kluster ketiga, masalah (atau isu) kebijakan relatif tidak kompleks dan
sumberdaya yang tersedia kurang memadai, disarankan menggunakan:
1. model inkremental
2. model elit
3. model kelompok
4. model sistem
5. mix scanning

74

37
9/30/2020

Mana model yang paling sesuai?


• Pada kluster keempat, masalah (atau isu) kebijakan sangat kompleks dan
sumberdaya yang tersedia relatif kurang memadai, disarankan menggunakan:
1. model strategis
2. model ‘garbage can’
3. model sistem
4. mix scanning

75

76

38
9/30/2020

KONFLIK DAN NON KONFLIK

77

78

39
9/30/2020

kluster kondisi non konflik


1. model inkremental
2. model elit
3. model sistem
4. model proses
5. model strategis
6. model mix scanning
7. model kelompok
8. model kelembagaan
9. model rasional komprehensif
10. model pilihan publik
11. model demokratis

79

kluster kondisi konflik


1. model deliberatik
2. model game
3. model elit
4. model demokratik
5. model rasional komprehensif
6. model pilihan publik

80

40
9/30/2020

TRANSPARANSI & PARTISIPASI

81

82

41

Anda mungkin juga menyukai